PENGARUH KEGIATAN EKSTRAKURIKULER TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA MTs. NEGERI PAGEDANGAN Skripsi Diajukan dalam rangka penyelesaian studi Strata 1 Untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
Oleh:
Ahmad Nasehuddin NIM: 106011000059
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432 H./2010 M.
ABSTRAK Nama NIM Fak/Jur Judul
: Ahmad Nasehuddin : 106011000059 : Ilmu Tarbiyah dan Keguruan / Pendidikan Agama Islam : “Pengaruh Kegiatan Ekstrakurikuler Terhadap Prestasi Belajar Siswa MTs. Negeri Pagedangan Tangerang.”
MTs. Negeri Pagedangan adalah satu-satunya sekolah tingkat tsanawiyah yang berstatus negeri di Kec. Pagedangan. Madrasah ini juga begitu aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler, hal ini dapat dilihat dari begitu banyaknya kegiatan yang ditawarkan oleh madrasah kepada siswanya. Melihat begitu banyaknya kegiatan ekstrakurikuler yang ditawarkan, mendorong penulis untuk meneliti apakah kegiatan ekstrakurikuler yang ditawarkan tersebut memiliki kontribusi terhadap prestasi belajar siswa. Karena sejatinya kegiatan ekstrakurikuler ditujukan agar diharapkan membantu siswa untuk mengembangkan kreatifitas, menambah wawasan pengetahuan dan pengalaman yang kemungkinan besar tidak mereka dapatkan dari kegiatan kurikuler, sehingga dapat dicapai prestasi seoptimal mungkin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh kegiatan ekstrakurikuler terhadap prestasi belajar siswa MTs. Negeri Pagedangan Kabupaten Tangerang. Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kuantitatif. Populasi penelitian adalah seluruh siswa MTs. Negeri Pagedangan Tangerang tahun pelajaran 2010/2011. Teknik sampel yang digunakan adalah Stratified Random Sampling, teknik ini digunakan karena populasi yang menjadi objek penelitian terdiri atas tingkatan-tingkatan kelas. Sampel yang dipergunakan dalam penelitian ini sebanyak 15% dari populasi. Data penelitian dikumpulkan melalui metode observasi, wawancara, angket, dan studi dokumentasi. Metode analisis data digunakan analisis statistik, karena data yang diperoleh berupa angka-angka dan bersifat kuantitatif. Teknik analisis yang digunakan adalah korelasi product moment. Uji analisis data dengan korelasi product moment menghasilkan “r” hitung sebesar 0,59. Harga “r” hitung lebih besar dari pada “r” tabel pada taraf signifikan 5 % sebesar 0,250, maupun pada taraf signifikansi 1% yaitu sebesar 0,325. Sehingga pengajuan hipotesis hipotesis diterima. Berdasarkan uji analisis data di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa ada hubungan yang bersifat positif antara kegiatan ekstrakurikuler dengan prestasi belajar siswa MTs. Negeri Pagedangan Kabupaten Tangerang. Karena kegiatan ekstrakurikuler mempunyai peranan dalam meningkatkan prestasi belajar siswa di kelas, disarankan kepara siswa untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler yang ada di sekolah. Kepada seluruh pihak yang berkecimpung dalam kegiatan ekstrakurikuler diharapkan untuk terus melakukan inovasi dalam memberikan materi dan dalam melaksanakan latihan agar dapat meningkatkan minat dan untuk mengurangi kebosanan dalam berlatih siswa. Sekolah harus memberi perhatian yang lebih dan memberi dukungan untuk terselenggaranya kegiatan ekstrakurikuler. i
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil’alamiin, Puji serta syukur bagi Allah swt. Tuhan semesta alam, yang telah memberikan rahmat, taufiq, dan hidayah sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Hanya kepada-Nya kami memohom pertolongan dan kemudahan dalam segala urusan. Allahumma salli ‘ ala Muhammad, shalawat serta salam semoga tetap dicurahkan kepada junjungan dan suri tauladan kita nabi Muhammad saw. yang telah membimbing kita pada jalan yang diridhai Allah swt. Skripsi ini berjudul Pengaruh Kegiatan Ekstrakurikuler Terhadap Prestasi Belajar Siswa MTs. Negeri Pagedangan Tangerang, merupakan tugas akhir yang harus dipenuhi untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan Islam. Atas selesainya skripsi ini, tidak terlepas dari upaya berbagai pihak yang telah memberikan kontribusinya dalam rangka penyusunan dan penulisan skripsi ini, untuk itu penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu: 1. Kedua Orang Tua Zainuddin, S.Pd.I dan Ating Suryati yang telah merawat dan mendidik penulis dengan penuh kasih sayang secara tulus, mendo’akan dan mencukupi moril dan materil kepada penulis sejak kecil sampai sekarang dan seterusnya (kasih sayang mereka tidak pernah terputus sepanjang hayat). 2. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta bapak Prof. Dr. H. Dede Rosyada, M. A, beserta seluruh staffnya. 3. Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam
bapak Bahrissalim, M.Ag dan
seketaris Jurusan Pendidikan Agama Islam bapak Drs. Sapiuddin Shidiq, MA beserta seluruh staffnya. 4. Bapak Drs. Abdul Haris, M.Ag. yang telah sabar dan meluangkan waktunya untuk membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 5. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan yang telah memberikan ilmunya kepada penulis, semoga bapak dan ibu dosen selalu dalam rahmat dan lindungan Allah SWT. Sehingga ilmu yang telah diajarkan dapat bermanfaat dikemudian hari. ii
6. Prof. Dr. H. Abdurrahman Ghazali, M.A sebagai penasehat akademik, yang memberikan dukungan dan bimbingan kepada penulis, untuk menyelesaikan studi tepat waktu. 7. Bapak pimpinan beserta para staff Perpustakaan Utama, Perpustakaan Fakulatas Tarbiyah dan Keguruan, atas segala kemudahan yang diberikan kepada penulis untuk mendapatkan referensi yang mendukung penyelesaian skripsi ini. 8. Kakak tercinta Asip Sopiyan, kedua adik kembarku Ahmad Jalaluddin dan Ahmad Kamaluddin serta tak lupa kepada adinda Yunawati yang selalu memberikan semangat serta mendorong penulis agar skripsi ini dapat segera diselesaikan. 9. Bapak Mulyadi, S.Ag., M.Pd. sebagai kepala Madrasah Tsanawiyah Negeri Pagedangan, serta Bapak Robit Nasucha, S.Pd. yang telah bersedia membantu penulis melakukan penelitian di madrasah. 10. Teman-temanku (Ajiz, S.Pd.I, Goni, S.Pd.I, Ansori “Kacong” , Mas Arif, Deden RB. S.Pd.I, Roni Gojel, Yoedi, Ikank, Abbaz, Dilah) dan semua Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Jurusan PAI angkatan 2006 khususnya kelas B yang senantiasa memberikan support dan motivasi kepada penulis. 11. Segenap dewan guru MIS Nurus Shobah Kp. Baru yang selalu memberi bantuan, masukkan, dan nasehat, serta dukungannya dalam menyelesaikan skripsi ini. Akhirnya penulis berharap semoga amal baik dari semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini mendapatkan balasan pahala dari rahmat Allah SWT. Semoga apa yang telah ditulis dalam skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Amin ya Rabbal alamin.
Jakarta, 03 Desember 2010
Ahmad Nasehuddin
iii
DAFTAR ISI
COVER LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING LEMBAR PENGESAHAN UJIAN MUNAQASYAH SURAT PERNYATAAN ABSTRAK .............................................................................................................................. i KATA PENGANTAR .......................................................................................................... iv DAFTAR ISI ......................................................................................................................... vi DAFTAR TABEL .............................................................................................................. xiii DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................................... xvi
BAB I
PENDAHULUAN ................................................................................................1 A. Latar Belakang Masalah ...................................................................................1 B. Identifikasi Masalah ..........................................................................................4 C. Pembatasan dan Perumusan Masalah ...............................................................5 D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..........................................................................6
BAB II
KAJIAN TEORITIS, KERANGKA BERFIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS ........................................................................................................... 8 A. Kajian Teoritis ................................................................................................... 8 1. Kegiatan Ekstrakrikuler ............................................................................... 8 a. Pengertian ekstrakurikuler ................................................................... 8 b. Tujuan ruang lingkup kegiatan ekstrakurikuler ................................. 11 c. Fungsi kegiatan ekstrakurikuler .......................................................... 13 d. Prinsip kegiatan ekstrakurikuler .......................................................... 15 e. Materi dan jenis kegiatan ekstrakurikuler ........................................... 16 f.
Kegiatan ekstrakurikuler di MTs. Negeri Pagedangan ....................... 18
2. Prestasi Belajar .......................................................................................... 22 a. Pengertian belajar ................................................................................ 22
iii
b. Prinsip-prinsip belajar ......................................................................... 24 c. Prestasi belajar .................................................................................... 25 d. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar ............... 27 B. Kerangka Berfikir ............................................................................................ 38 C. Pengajuan Hipotesis......................................................................................... 39
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .......................................................................40 A. Pendekatan Penelitian .....................................................................................40 B. Populasi............................................................................................................40 C. Teknik Sampling ..............................................................................................41 D. Variabel Penelitian...........................................................................................44 E. Metode Pengumpulan Data .............................................................................45 F. Teknik Analisis Data ......................................................................................48
BAB IV HASIL PENELITIAN .......................................................................................52 A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ...............................................................52 1.
Letak Geografis MTs. Negeri Pagedangan ..............................................52
2.
Visi dan Misi MTs. Negeri Pagedangan ..................................................51
3.
Keadaan Siswa dan Tenaga Pengajar MTs. Negeri Pagedangan .............54
4.
Keadaan Sarana dan Prasarana.................................................................55
5.
Kegiatan Ekstrakurikuler di MTs. Negeri Pagedangan ............................55
B. Deskripsi Data..................................................................................................57 1.
Kegiatan Ekstrakurikuler yang diikuti Siswa ...........................................57
2.
Prestasi Belajar Siswa ..............................................................................81
C. Analisis Korelasional .......................................................................................82 D. Interpretasi Data ...............................................................................................85
BAB V
PENUTUP ...........................................................................................................89 A. Kesimpulan .....................................................................................................89 B. Saran ...............................................................................................................90
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................................91 LAMPIRAN-LAMPIRAN
iv
DAFTAR TABEL
Tabel 1
Populasi Penelitian ..................................................................................... 41
Tabel 2
Sampel Penelitian ....................................................................................... 44
Tabel 3
Kisi-kisi Variabel Kegiatan Ekstrakurikuler .............................................. 47
Tabel 4
Ketentuan Pemberian Skor ......................................................................... 48
Tabel 5
Skala Persentase ......................................................................................... 49
Tabel 6
Interpretasi Angka Indeks Korelasi “r” Product Moment .......................... 50
Tabel 7
Keadaan Sarana Dan Prasarana MTs. Negeri Pagedangan ........................ 55
Tabel 8
Kegiata Ekstrakurikuler MTs. Negeri Pagedangan Tahun Pelajaran 2010 – 2011 ..................................................................... 56
Tabel 9
Sangat Senang Mengikuti Kegitan Ekstrakurikuler ................................... 58
Tabel 10 Aktif dalam Kegiatan Ekstrakurikuler Berdasarkan Keinginan Sendiri .... 58 Tabel 11 Aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler karena takut diberi sanksi ............... 59 Tabel 12 Tidak Bersemangat Mengikuti Kegiatan Ekstrakurikuler di Sekolah ........ 60 Tabel 13 Mengikuti Kegiatan Ekstrakurikuler karena hanya Ingin Mendapatkan Nilai dari Guru ..................................................................... 60 Tabel 14 Kegiatan Ekstrakurikuler yang diikuti Dilaksanakan di Luar Waktu Belajar ............................................................................................. 61 Tabel 15 Kegiatan Belajar Terganggu karena Mengikuti Kegiatan Ekstrakurikuler ........................................................................................... 62 Tabel 16 Aktif Mengikuti Kegiatan Ekstrakurikuler di Sekolah ............................... 63 Tabel 17 Tidak Aktif Mengikuti Kegiatan Ekstrakurikuler di Sekolah .................... 63
v
Tabel 18 Pembimbing Ekstrakurikuler Membimbing dan Mengajarkan Kegiatan dengan Sabar ............................................................................... 64 Tabel 19 Dalam Kegiatan Ekstrakurikuler, Kakak Pembimbing Masa Bodoh dan tidak Memberikan Arahan ................................................................... 64 Tabel 20 Pembimbing Ekstrakurikuler banyak Memberi Nasehat yang Baik Kepada Siswanya ........................................................................................ 65 Tabel 21 Pembibing Ekstrakurikuler di Sekolah Membiarkan Saya Bercanda dalam Kegiatan ........................................................................................... 66 Tabel 22 Pembimbing Mengarahkan Kegiatan Ekstrakurikuler Sehingga Berjalan dengan Baik.................................................................................. 66 Tabel 23 Pembimbing Ekstrakurikuler Memberi Motivasi Agar Giat Berlatih ........ 67 Tabel 24 Pembimbing Ekstrakurikuler Memberi tahu Kesalahan dalam Kegiatan dengan Kasar (Membentak-bentak) ............................................ 67 Tabel 25 Mendengarkan dan Memperhatikan Arahan Guru/ Kaka Pembimbing ketika Menjelaskan Materi Ekstrakurikuler .......................... 68 Tabel 26 Pembimbing Ekstrakurikuiler kurang Menguasai Materi yang Diajarkan Pada Saat Kegiatan Berlangsung ............................................... 69 Tabel 27 Materi yang Diberikan Dalam Kegiatan Ekstrakurikuler dapat Menambah Pengetahuan ............................................................................. 69 Tabel 28 Pengetahuan yang Saya Peroleh dalam Kegiatan Ekstrakurikuler dapat Menunjang Pelajaran di Kelas .......................................................... 70 Tabel 29 Menurut Saya Materi yang Disampaikan dalam Kegiatan Ekstrakurikuler Tidak Menarik .................................................................. 70 Tabel 30 Menurut Saya Mengikuti Kegiatan Ekstrakurikuler Meningkatkan Prestasi Belajar di Kelas ............................................................................. 71 Tabel 31 Mengikuti Kegiatan Ekstrakurikuler Membuat Saya Semakin Rajin Belajar ............................................................................................... 72 vi
Tabel 32 Sejak Saya Mengikuti Kegiatan Ekstrakurikuler, Pergaulan Saya Menjadi tidak Baik ..................................................................................... 72 Tabel 33 Pengetahuan Saya Bertambah Setelah Mengikuti Kegiatan Ekstrakurikuler ........................................................................................... 73 Tabel 34 Setelah Mengikuti Kegiatan Ekstrakurikuler, Bakat yang Saya Miliki Mulai Berkembang .......................................................................... 74 Tabel 35 Mengikuti Kegiatan Ekstrakurikuler di Sekolah Membuat Malas untuk Belajar di Rumah ................................................................... 74 Tabel 36 Saya Menaati Peraturan dalam Mengikuti Kegiatan Ekstrakurikuler di Sekolah ................................................................................................... 75 Tabel 37 Saya diberikan Teguran Ketika Tidak Mematuhi Aturan dalam Kegiatan Ekstrakurikuler ............................................................................ 75 Tabel 38 Siswa yang Lalai dalam Kegiatan Ekstrakurikuler diberikan Sanksi ......... 76 Tabel 39 Analisa Item untuk Skor Angket Kegiatan Ekstrakurikuler ....................... 77 Tabel 40 Distribusi Frekuensi Tentang Kegiatan Ekstrakurikuler siswa (variabel X) dari Sejumlah 63 Orang Siswa ............................................... 80 Tabel 41 Distribusi Frekuensi Tentang Hasil Belajar yang Dicapai oleh 63 Orang Siswa (Responden) Pada Mid Semester Pertama ....................... 81 Tabel 42 Analisis Korelasi antara Variabel X (Kegiatan Ekstrakurikuler) dengan variabel Y (nilai hasil belajar siswa) .............................................. 83
vii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Bimbingan skripsi dari fakultas.
Lampiran 2
Surat permohonan izin penelitian dari fakultas.
Lampiran 3
Surat izin mengadakan riset dan wawancara dari fakultas.
Lampiran 4
Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian dari Sekolah.
Lampiran 5
Pedoman wawancara dengan Kepala Sekolah dan Pembimbing Ekstrakurikuler.
Lampiran 6
Berita wawancara dari Kepala MTs. Negeri Pagedangan.
Lampiran 7
Berita wawancara dari Kepala Sekolah dan Pembina Ekstra Kurikuler.
Lampiran 8
Pengantar Angket Penelitian.
Lampiran 9
Petunjuk Pengisian Angket Penelitian.
Lampiran 10
Angket penelitian variabel kegiatan ekstrakurikuler.
Lampiran 11
Data variabel nilai rata-rata mid semester pertama.
Lampiran 12
Kegiatan ekstrakurikuler Madrasah Tsanawiyah Negeri Pagedangan Tahun Pelajaran 2010/2011.
viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan yang sangat strategis dalam menentukan kualitas suatu bangsa. Karena proses pendidikan adalah membentuk, membina dan mengembangkan manusia, sehingga secara kualitatif memiliki kemampuan untuk membangun rakyat dan negara. Hal ini sejalan dengan tujuan pendidikan nasional, berdasarkan UndangUndang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS), Bab II Pasal 3, dinyatakan bahwa. 1. Pendidikan berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. 2. Pendidikan bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.1
1
Undang-Undang SISDIKNAS (UU RI No. 20 Tahun 2003), (Jakarta: Sinar Grafika, 2009), Cet. II, h.7
1
2
Sekolah sebagai penyelenggara pendidikan formal mempunyai tanggung jawab yang besar terhadap berlangsungnnya proses pendidikan, Zurinal Z dan Wahdi Sayuti membagi tanggung jawab sekolah kedalam tiga kategori, yaitu: 1. Tanggung jawab formal. Sesuai dengan fungsinya, lembaga pendidikan bertugas untuk mencapai tujuan pendidikan berdasarkan undang-undang yang berlaku. 2. Tanggung jawab keilmuan. Berdasarkan bentuk, isi, dan tujuan, serta jenjang pendidikan yang dipercayakan kepadanya oleh masyarakat. 3. Tanggung jawab fungsional. Tanggung jawab yang diterima sebagai pengelola fungsional dalam melaksanakan pendidikan oleh para pendidik dan pelaksanaannya berdasarkan kurikulum.2 Dalam proses pendidikan diperlukan pembinaan secara terkoordinasi dan terarah. Dengan demikian siswa diharapkan dapat memiliki kemampuan, kecerdasan dan keterampilan, sehingga mencapai prestasi belajar yang maksimal. Untuk mencapai prestasi belajar yang optimal, peserta didik tidak cukup diberikan materi pelajaran yang terdapat dalam materi kurikulum yang ada dan berlaku di sekolah, melainkan juga perlu adanya kegiatan-kegiatan tambahan di luar kurikulum pelajaran. Kegiatan tambahan di luar kurikulum pelajaran tersebut dikemas dalam sebuah wadah atau program yang ditujukan demi menunjang proses pendidikan yang kemudian dapat meningkatkan kemampuan keterampilan siswa kearah yang lebih maju. Salah satu wadah pembinaan siswa di sekolah adalah kegiatan ekstrakurikuler. Ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang dilakukan di luar jam pelajaran (tatap muka) baik dilaksanakan di sekolah maupun di luar sekolah dengan maksud untuk mengembangkan salah satu bidang pelajaran yang diminati oleh sekelompok siswa, misalnya olah raga, kesenian, berbagai macam keterampilan dan kepramukaan.3
2
Zurinal Z dan Wahdi Sayuti, Ilmu Pendidikan: Pengantar dan Dasar-dasar Pelaksanaan Pendidikan (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), Cet.-I, h. 77. 3 B. Suryo Subroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), Ed. Rev. h. 287
3
MTs. Negeri Pagedangan merupakan salah satu instansi pendidikan formal yang memegang peranan penting dalam mencetak generasi penerus yang berkualitas, baik secara fisik maupun mental. Hal ini dikarenakan madrasah ini adalah satu-satunya madrasah tingkat tsanawiyah di Kecamatan Pagedangan Kabupaten Tangerang. Dalam upaya menumbuh kembagkan potensi sumber daya anak didiknya, MTs. Negeri Pagedangan memfasilitasi siswa/siswinya dengan berbagai bentuk kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan ekstrakurikuler tersebut meliputi: Paduan Suara, Pencak Silat, Pramuka, Paskibra, Marawis, UKS (Usaha Kesehatan Sekolah), Futsal/Sepak Bola, Qira’ah, Kaligrafi, dan Drum Band. Dalam pelaksanaannya, kegiatan ekstrakurikuler tidak lepas dari arahan/tuntunan para bembina yang menguasai atau ahli pada bidang kegiatan, sehingga waktu pelaksanaan berjalan dengan baik. Kegiatan-kegiatan yang diadakan dalam program ekstrakurikuler didasari atas tujuan dari kurikulum sekolah. Melalui kegiatan ekstrakurikuler yang beragam, siswa dapat mengembangkan bakat, minat dan kemampuannya. Dalam kegiatan ekstrakurikuler yang terdapat di MTs.Negeri Pagedangan sekarang, peserta didik selain diharapkan dilatih untuk berpikir, berani mengambil resiko dan disiplin, juga dirangsang untuk menemukan hal-hal baru untuk memperoleh keterampilan yang menjurus pada suatu tujuan yaitu menunjang prestasi belajar. Dengan kata lain ekstrakurikuler menjadi salah satu unsur penting dalam membangun kepribadian murid. Seperti yang tersebut dalam tujuan pelaksanaan ekstrakurikuler di sekolah menurut Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan (1987) sebagai berikut: 1. Kegiatan ekstrakurikuler harus meningkatkan kemampuan siswa beraspek kognitif, afektif dan psikomotor.
4
2. Mengembangkan bakat dan minat siswa dalam upaya pembinaan pribadi menuju pembinaan manusia seutuhnya yang positif. 3. Dapat mengetahui, mengenal serta membedakan antara hubungan satu pelajaran dengan pelajaran lainnya.4 Dengan demikian, kegiatan ekstrakurikuler diharapkan dapat membantu mengembangkan kreatifitas, menambah wawasan pengetahuan dan pengalaman yang kemungkinan besar tidak mereka dapatkan dari kegiatan kurikuler sehingga dapat dicapai prestasi seoptimal mungkin. Dari tujuan ekstrakurikuler di atas dapat diambil kesimpulan bahwa ekstrakurikuler erat hubungannya dengan prestasi belajar siswa. Melalui kegiatan ekstrakurikuler siswa diharapkan dapat bertambah wawasan mengenai materi yang erat kaitannya dengan pelajaran di ruang kelas. Melalui kegiatan ekstrakurikuler juga siswa dapat menyalurkan bakat, minat dan potensi yang dimiliki. Akan tetapi, tidak seseluruh kegiatan ekstrakurikuler berjalan berbanding lurus dengan tujuan awalnya, yaitu mengarahkan peserta didik untuk mencapai prestasi seoptimal mungkin. Karena pada kenyataannya pada beberapa kasus, kegiatan ekstrakurikuler justru menjadi salah satu faktor yang menjadi penyebab menurunnya prestasi dalam bidang akademik siswa. Dari pemikiran diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut dengan menuangkannya kedalam bentuk karya ilmiah berupa skripsi dengan judul “Pengaruh Kegiatan Ekstrakurikuler Terhadap Prestasi Belajar Siswa MTs. Negeri Pagedangan”.
4
B. Suryo Subroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah… h. 287
5
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka dapat diidentifikasi masalah yang terkait dengan prestasi belajar siswa adalah sebagai berikut: 1. Apakah siswa memiliki disiplin diri dalam mengatur waktu belajar untuk menunjang prestasi belajar? 2. Apakah lingkungan sekolah memiliki hubungan yang positif dengan pencapaian prestasi belajar siswa? 3. Apakah pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler berpengaruh positif terhadap prestasi belajar siswa? 4. Apakah siswa memiliki motivasi yang tinggi untuk mencapai prestasi belajar yang baik? 5. Apakah siswa memiliki minat dan bakat yang tinggi untuk mencapai prestasi belajar? 6. Apakah profesionalitas mengajar guru berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa? C. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah Berpijak pada identifikasi masalah yang telah dipaparkan diatas, dapat diketahui bahwa prestasi belajar siswa bukanlah masalah yang berdiri sendiri, banyak masalah lain yang berkorelasi atau diduga kuat berkorelasi secara timbal balik dengan prestasi belajar. Penulis tidak mungkin menjelaskan dan membahas keseluruhan masalah, maka
hanya
dibatasi
pada
hubungan
antara
ekstrakurikuler dengan prestasi belajar siswa, yaitu:
pelaksanaan
program
6
a. Program ekstrakurikuler yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kegiatan ekstrakurikuler yang ada di MTs. Negeri Pagedangan, meliputi: Paduan Suara, Pencak Silat, Pramuka, Paskibra, Marawis, Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), Futsal/ Sepak Bola, Pesantren Kilat, Qira’ah, Kaligrafi, dan Drum Band. b. Adapun yang dimaksud dengan prestasi belajar siswa dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa MTs. Negeri Pagedangan yang berwujud nilai rata-rata mid semester pertama. c. Hubungan antara kegiatan ekstrakurikuler pada MTs. Negeri Pagedangan terhadap prestasi belajar siswa. 2. Perumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah yang telah dipaparkan maka masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah: a. Bagaimana pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler di MTs.Negeri Pagedangan? b. Bagaimana prestasi belajar siswa MTs. Negeri Pagedangan? c. Bagaimana hubungan antara pelaksanaan program ekstrakurikuler dengan prestasi belajar siswa MTs. Negeri Pagedangan? D. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan penelitian Dari perumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian adalah: a. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler di MTs. Negeri Pagedangan. b. Untuk mengetahui bagaimana prestasi belajas siswa MTs. Negeri Pagedangan. c. Untuk mengetahui apakah kegiatan ekstrakurikuler berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa MTs. Negeri Pagedangan.
7
2. Manfaat penelitian Adapun dari hasil penelitian ini adalah: a. Memberikan sumbangan pemikiran bagi pengemban pendidikan yaitu para guru khususnya dalam bidang ekstrakurikuler disekolah. b. Memberikan masukan bagi sekolah dalam meningkatkan mutu pembelajaran, khususnya mengenai ekstrakurikuler dan dalam meningkatkan prestasi belajar siswa.
BAB II KAJIAN TEORITIS, KERANGKA BERFIKIR, DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. KAJIAN TEORITIS 1. Kegiatan Ekstrakurikuler a. Pengertian ekstrakurikuler Di setiap sekolah biasanya ada sederet daftar kegiatan tambahan yang biasa disebut dengan kegiatan ekstrakurikuler atau yang disingkat dengan sebutan ekskul. Pengertian ekstrakurikuler secara umum mengandung pengertian segala sesuatu yang mempunyai makna berbeda dan mempunyai nilai lebih dari yang biasa. Searah dengan pengertian tersebut, ekstrakurikuler di sekolah merupakan kegiatan yang bernilai tambah yang diberikan sebagai pendamping pelajaran kurikuler. Dengan adanya kegiatan yang dilakukan di luar sekolah maka siswa dapat menyalurkan, memaksimalkan, dan mengembangkan kemampuan beserta bakatnya yang terpendam di dalam dirinya masing masing. Melalui kegiatan ekstrakurikuler siswa dapat benar-benar menjadi manusia yang intensif. Siswa
8
9
dapat belajar untuk menghormati keberhasilan orang lain, bersikap sportif, dan berjuang intuk mencapai prestasi yang terbaik. Ekstrakurikuler adalah kegiatan yang diselenggarakan di luar jam pelajaran yang tercantum dalam susunan program sesuai dengan keadaan dan kebutuhan sekolah. Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan yang diselenggarakan di luar jam pembelajaran yang tercantum dalam susunan program sesuai dengan keadaan dan kebutuhan madrasah, baik berupa kegiatan pengayaan ataupun kegiatan perbaikan yang berkaitan dengan program kurikuler. Ekstrakurikuler menurut Hadari Nawawi adalah suatu kegiatan yang dilaksanakan di luar pelajaran (kegiatan kurikulum) sifat kegiatan pendidikan non formal digunakan untuk membantu siswa mengisi waktu senggang secara terarah disamping memberikan berbagai pengetahuan dan keterampilan melalui pengalaman langsung yang bersifat praktis.1 Ada pula yang mendefinisikan bahwa kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan di luar jam pelajaran biasa (termasuk kegiatan pada waktu libur) yang dilakukan di sekolah/ madrasah ataupun di luar dengan tujuan antara lain untuk memperluas pengetahuan dan keterampilan siswa serta melengkapi upaya pembinaan manusia Indonesia seutuhnya.2 Sedangkan menurut
Suryosubroto,
ekstrakurikuler adalah kegiatan
tambahan di luar struktur program, dilaksanakan di luar jam pelajaran biasa agar memperluas wawasan pengetahuan dan kemampuan siswa.3 Dalam buku Kegiatan Ekstrakurikuler Pendidikan Agama Islam pada Sekolah Umum dan Madrasah, dijelaskan bahwa kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang dilakukan di luar kelas dan di luar jam pelajaran 1
Uun Kurniasih, “Pelaksanaan Program Ekstrakurikuler dan Hubungannya dengan Prestasi Belajar Siswa MIN Kampung Tengah Kramat Jati (Skripsi S1 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Jakarta, 2006), h.16. 2 Departemen Agama RI. Panduan Pengembangan: UKS (Usaha Kesehatan Sekolah) di Madrasah (Jakarta: Direktorat Jendral Kelambagaan Agama Islam, 2005), h. 45. 3 B. Suryo Subroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), ed. Rev., h. 287.
10
(kurikulum) untuk menumbuh kembangkan potensi Sumber Daya Manusia (SDM) yang dimiliki peserta didik baik berkaitan dengan aplikasi ilmu pengetahuan yang didapatkannya maupun dalam pengertian khusus untuk membimbing siswa dalam mengembangkan potensi dan bakat yang ada dalam dirinya melalui kegiatan-kegiatan yang wajib maupun pilihan.4 Dalam buku Petunjuk Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar di Madrasah Ibtidaiyah, kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan belajar yang dilakukan di luar jam pelajaran tatap muka, dilaksanakan di madrasah atau di luar madrasah untuk lebih memperluas wawasan atau kemampuan, peningkatan dan penerapan nilai pengetahuan serta kemampuan yang telah dipelajari dari berbagai mata pelajaran.5 Berdasarkan
definisi-definisi
tersebut,
dapat
disimpulkan
bahwa
ekstrakurikuler adalah kegiatan pengayaan yang diselenggarakan di luar jam pelajaran agar dapat memperkaya dan memperluas wawasan pengetahuan dan kemampuan yang telah dipelajari siswa dari berbagai mata pelajaran. Kegiatan ekstrakurikuler ini dimaksudkan untuk mengembangkan salah satu atau beberapa bidang pelajaran yang diminati oleh sekelompok siswa sesuai dengan minat, bakat, serta kreativitasnya masing-masing, misalnya olah raga, kesenian, berbagai macam keterampilan dan kepramukaan. Karena kebutuhan peserta didik bukan hanya pada kegiatan belajar saja, melainkan kegiatan-kegiatan yang ada di luar jam pelajaran seperti kegiatan ekstrakurikuler, agar minat, bakat serta kreativitasnya dapat berkembang dan tersalurkan dengan baik sesuai dengan potensinya masing-masing. Karena fungsi sekolah bukan hanya sebagai pelengkap suatu proses belajar mengajar saja, melainkan sebagai sarana agar siswa memiliki nilai plus selain dari pelajaran akademis maupun non akademis yang bermanfaat bagi kehidupannya bermasyarakat.
4
Departemen Agama RI,. Ekstra Kurikuler Pendidikan Agamaa Islam pada Sekolah Umum dan Madrasah, (Jakarta: Ditjen Kelembagaan Agama Islam: 2004), h. 13-14 5 Departemen Agama RI., Petunjuk Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar di Madrasah Ibtidaiyah (Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam Departemen Agama R.I: 1995), h.6.
11
b. Tujuan dan ruang lingkup kegiatan ekstrakurikuler 1. Tujuan kegiatan ekstrakurikuler Berdasarkan
uraian
diatas
sangatlah
jelas
bahwa
kegiatan
ekstrakurikuler di sekolah adalah sebagai wadah untuk mengembangkan potensi diri dan memperluas wawasan, sehingga dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam berbagai aspek, guna menghantarkan para pesertanya mencapai prestasi pembelajaran yang optimal. Hal ini sejalan dengan tujuan pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler di sekolah menurut Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan adalah: a) Kegiatan ekstrakurikuler harus dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. b) Mengembangkan bakat dan minat siswa dalam upaya pembinaan pribadi menuju pembinaan manusia seutuhnya yang positif. c) Dapat mengetahui, mengenal, serta membedakan hubungan suatu pelajaran dengan pelajaran lainnya.6
antara
Adapun tujuan ekstrakurikuler di sekolah umum dan madrasah adalah sebagai berikut: a) Meningkatkan pemahaman terhadap agama sehingga mampu mengembangkan dirinya sejalan dengan norma-norma agama dan mampu mengamalkan dalam perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan budaya; b) Meningkatkan kemampuan siswa sebagai anggota masyarakat dalam mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial, budaya, dan alam semesta; c) Menyalurkan dan mengembangkan potensi dan bakat siswa agar dapat menjadi manusia yang berkreativitas tinggi dan penuh karya; d) Melatih sikap disiplin, kejujuran, kepercayaan, dan tanggung jawab dalam menjalankan tugas; e) Menumbuh kembangkan akhlak Islami yang mengintegrasikan hubungan dengan Allah, Rasul, manusia, alam semesta, bahkan diri sendiri; 6
B. Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah…, h. 288
12
f) Mengembangkan sensitifitas siswa dalam melihat persoalanpersoalan sosial keagamaan sehingga menjadi insan yang proaktif terhadap permasalahan-permasalahan sosial dan dakwah, g) Memberikan bimbingan dan arahan serta pelatihan kepada siswa agar memiliki fisik yang sehat, bugar, kuat, cekatan, dan terampil; h) Memberi peluang siswa agar memiliki kemampuan untuk berkomunikasi (human relation) dengan baik, secara verbal dan non verbal; i) Melatih kemampuan siswa untuk bekerja dengan sebaik-baiknya, secara mandiri maupun dalam kelompok, menumbuh kembangkan kemampuan siswa untuk memecahkan masalah sehari-hari.7 Dari tujuan ekstrakurikuler diatas dapat diambil kesimpulan bahwa ekstrakurikuler erat hubungannya dengan prestasi belajar siswa, karena selain ditujukan mengembangkan bakat, minat, dan keterampilan siswa, kegiatan
ekstrakurikuler
juga
harus
mampu
meningkatkan
dan
memantapkan pengetahuan siswa baik dalam aspek kognitif, afektif, maupun psikomotorik. 2. Ruang lingkup kegiatan ekstrakurikuler Ruang lingkup kegiatan pembinaan kesiswaan jalur ekstrakurikuler adalah seluruh kegiatan yang direncanakan dan dilaksanakan di luar program kurikuler untuk menunjang pencapaian tujuan pendidikan. Menurut Direktorat Jenderal Pendidikan, ruang lingkup kegiatan ekstrakurikuler harus mencakup semua kegiatan yang dapat menunjang serta mendukung program dan kegiatan kurikuler, dengan ciri: a) Lebih memperluas wawasan b) Mengandung penerapan berbagai mata pelajaran yang pernah dipelajari, c) Memerlukan pengorganisasian tersendiri mengingat tugas dan kegiatan yang kompleks, 7
Departemen Agama RI. Kegiatan Ekstrakurikuler Pendidikan Agama Islam pada Sekolah Umum dan Madrasah..., h. 15-16.
13
d) Dilakukan di luar jam pelajaran.8 Jadi, ruang lingkup kegiatan ekstrakurikuler adalah berupa kegiatan-kegiatan yang dapat menunjang dan mendukung program intrakurikuler, yaitu mengembangkan keterampilan, pengetahuan, dan kemampuan penalaran siswa melalui penyaluran hobi, minat, serta pengembangan sikap. Contohnya dalam kegiatan pramuka. Dalam kegiatan pramuka, siswa dilatih agar mempunyai rasa disiplin, tanggung jawab, sopan, dan santun. Kegiatan olah raga, dengan mengikuti kegiatan ini diharapkan memberikan dampak bagi fisik dan kesehatan bagi siswa, sehingga mampu menyerap pelajaran dengan baik tanpa adanya gangguan kesehatan. c. Fungsi Kegiatan Ekstrakurikuler Dalam melaksanakan atau menyelenggarakan suatu kegiatan, alangkah baiknya memperhatikan fungsi dari suatu kegiatan tersebut, karena jika suatu kegiatan tidak mempunyai fungsi, maka kegiatan tersebut akan sia-sia. Seperti halnya
dengan
kegiatan
ekstrakurikuler,
sekolah
sebagai
lembaga
penyelenggara kegiatan tersebut harus menyadari bahwa betapa besar fungsi dari kegiatan ekstrakurikuler. Adapun fungsi dari kegiatan ekstrakurikuler adalah: 1) Pengembangan, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk mengembangkan kemampuan dan kreativitas murid sesuai dengan potensi, bakat dan minat mereka. 2) Sosial, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk mengembangkan kemampuan dan rasa tanggung jawab sosial murid. 3) Rekreatif, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk mengembangkan suasana rileks, mengembirakan dan menyenangkan bagi murid yang menunjang proses perkembangan. 4) Persiapan karier, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk mengembangkan kesiapan karir murid.9 8
Departemen Agama RI., Petunjuk Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar di Madrasah Ibtidaiyah..., h.6.
14
Sedangkan menurut Millier, Mayer, dan Patrick seperti yang dikutip Siti Memah dalam buku Administrasi Pendidikan, yang menunjukkan berbagai macam fungsi kegiatan ekstra kelas, yang didalamnya ialah kegiatan ekstrakurikuler dan kegiatan ko-kurikuler. Secara rinci mereka menyebutkan: 1) Sumbangan terhadap murid/ siswa a) Memberi kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan minat dan menemukan minat-minat baru. b) Menanamkan rasa tanggung jawab warga negara melalui pengalaman-pengalaman dan pandangan-pandangan, terutama pengalaman kepemimpinan, kesetiakawanan, kerjasama, dan kegiatan-kegiatan mandiri. c) Dalam kegiatan ekstra kelas dapat dikembangkan semangat dan moral sekolah, d) Memberi kesempatan kepada anak-anak dan remaja untuk memperoleh kepuasan kerjasama dalam kelompok, e) Meningkatkan kekuatan mental dan jasmani, f) Mengenal lingkungan secara lebih baik, g) Memperluas hubungan dan pergaulan, h) Memberi kesempatan kepada mereka untuk berlatih mengembangkan kemampuan kreatifitasnya secara lebih baik. 2) Sumbangan terhadap kurikulum a) Untuk melengkapi dan memperkaya pengalaman kelas, b) Untuk menggali pengalaman-pengalaman belajar baru yang mungkin dapat dipadukan secara tepat dalam kurikulum, c) Untuk memberikan kesempatan tambahan bagi bimbingan individu atau bimbingan kelompok, d) Untuk memotivasi pengajaran kelas. 3) Sumbangan terhadap efektifitas penyelenggaraan sekolah a) Untuk meningkatkan efektivitas kerjasama antara para siswa, guruguru (faculty), staf administrasi dan supervisi, b) Untuk lebih mempersatupadukan berbagai bagian dalam sekolah, c) Untuk memberikan sedikit pengetahuan dalam rangka membantu para remaja dalam menggunakan waktu senggangnya, d) Untuk memberi kesempatan yang lebih baik kepada para guru agar lebih memahami kekuatan-kekuatan yang dapat memotivasi para siswa dalam memberikan respon terhadap berbagai situasi problematik yang mereka hadapi. 9
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan untuk Sekolah Menengah Pertama dan Madrasah Tsanawiyah (Jakarta: PT. Binatama Raya, 2007), h. 1848.
15
4) Sumbangan terhadap masyarakat a) Untuk meningkatkan hubungan sekolah dengan masyarakat secara lebih baik. b) Untuk mendorong perhatian yang lebih besar dari masyarakat dalam membantu sekolah.10 Begitu banyak fungsi dan makna kegiatan ekstrakurikuler dalam menunjang tercapainya tujuan pendidikan. Terutama manfaat ekstrakurikuler bagi siswa yang seyogyanya dapat memberikan berbagai pengalaman dalam segala hal, memperluas hubungan dan pergaulan, menguatkan kesehatan mental dan jasmani, dan yang terutama memberikan kesempatan kepada mereka untuk berlatih mengembangkan kemampuan kreatifitasnya secara baik sehingga secara tidak langsung memberikan dampak positif bagi prestasinya di dalam kelas. d. Prinsip kegiatan ekstrakurikuler Kegiatan ekstrakurikuler secara umum dapat diartikan sebagai satu kegiatan di luar kelas dan di luar jam pelajaran yang bertujuan memperluas wawasan siswa, sehingga dapat meningkatkan kemampuan dalam berbagai aspek. Untuk mencapai suatu tujuan kegiatan yang baik perlu didukung oleh prinsip-prinsip kegiatan yang
mendasarinya. Yang dimaksud prinsip
ekstrakurikuler disini adalah aturan-aturan dalam kegiatan ekstrakurikuler, adapun prinsip-prinsip kegiatan ekstrakurikuler tersebut adalah:
1) Individual, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang sesuai dengan potensi, bakat dan minat peserta didik secara individual. 2) Pilihan, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang sesuai dengan keinginan dan diikuti secara sukarela oleh peserta didik. 3) Keterlibatan aktif, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang menuntut keikut sertaan peserta didik secara penuh.
10
Siti Memah, “Minat Siswa Terhadap Kegiatan Ekstrakurikuler di MTs al-Jauharotunnaqiyyah Jerang Barat Cilegon Banten” (Skripsi S1 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Jakarta, 2009), h.25.
16
4) Menyenangkan, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler dalam suasana yang menggembirakan dan menimbulkan kepuasan peserta didik. 5) Kemanfaatan sosial, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan untuk kepentingan masyarakat.11 Berdasarkan prinsip-prinsip diatas jelaslah bahwa kegiatan ekstrakurikuler haruslah membuat pesertanya memiliki rasa gembira, menimbulkan kepuasan dan keaktifan secara penuh, sehingga mampu mengembangkan bakat, minat, dan keterampilan siswa, yang akan memberikan manfaat bagi dirinya, masyarakat, dan negara. e. Materi dan jenis ekstrakurikuler Begitu banyak kegiatan di luar kelas yang temasuk kedalam kegiatan ekstrakurikuler, adapun materi dan jenis-jenis ekstrakurikuler adalah: 1) Kegiatan pembinaan ketaqwaan terhadap TuhanYang Maha Esa Jenis kegiatannya adalah : (a) melaksanakan peribadatan sesuai dengan agamanya masing-masing, (b) memperingati hari-hari besar agama, (c) membina kegiatan toleransi antar umat beragama, (d) mengadakan lomba yang bersifat keagamaan, (e) menyelenggarakan kegiatan seni yang bernafaskan keagamaan. 2) Kegiatan pembinaan kehidupan berbangsa dan bernegara Jenis kegiatanya adalah : (a) melaksanakan upacara bendera pada hari Senin, serta hari-hari besar nasional, (b) melaksanakan bakti sosial, (c) melaksanakan lomba karya tulis, (d) melaksanakan pertukaran pelajar antar propinsi, (f) menghayati dan mampu menyanyikan lagu-lagu nasional. 3) Kegiatan pembinaan Pendidikan Pendahuluan Bela Negara Jenis kegiatannya adalah: (a) melaksanakan tata tertib sekolah, (b) melaksanakan baris-berbaris, (c) mempelajari dan menghayati sejarah 11
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan untuk Sekolah Menengah Pertama dan Madrasah Tsanawiyah…, h. 1849.
17
pejuangan bangsa, (d) melaksanakan wisata siswa dan kelestarian lingkungan alam, (e) mempelajari dan menghayati semangat perjuangn para pahlawan bangsa. 4) Kegiatan pembinaan kepribadian dan budi pekerti luhur Jenis kegiatannya adalah: (a) melaksanakan Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila, (b) melaksanakan tata krama pergaulan, (c) menumbuhkan dan meningkatkan kesadaran rela berkorban dengan perbuatan amal, (d) meningkatkan sikap hormat siswa terhadap orangtua, guru, dan sesama teman di lingkungan masyarakat. 5) Kegiatan
pembinaan
berorganisasi,
pendidikan
politik
dan
kepemimpinan Jenis kegiatannya adalah: (a) mengembangkan peran siswa dalam Organisasi Siswa Intra
Sekolah (OSIS), (b) melaksanakan latihan
kepemimpinan siswa, (c) mengadakan forum diskusi ilmiah, (d) mengadakan media komunikasi OSIS, (e) mengorganisir suatu pementasan atau bazar. 6) Kegiatan pembinaan keterampilan dan kewiraswastaan Jenis kegiatannya adalah: (a) meningkatkan keterampilan dalam menciptakan sesuatu lebih berguna, (b) meningkatkan keterampilan di bidang teknik, elektronik, pertanian dan peternakan, (c) meningkatkan usaha-usaha keterampilan tangan, (d) meningkatkan usaha koperasi sekolah, (e) meningkatkan penyelenggaraan perpustakaan sekolah. 7) Kegiatan pembinaan kesegaran jasmani dan daya kreasi. Jenis kegiatannya adalah : (a) meningkatkan usaha kesehatan sekolah, (b) meningkatkan kesehatan mental, (c) menyelenggarakan kantin sehat, (d) menyelenggarakan lomba berbagai macam olahraga.
18
8) Kegiatan pembinaan persepsi, apersepsi dan kreasi seni Jenis kegiatanya adalah : (a) meningkatkan
wawasan
dan
keterampilan siswa di bidang seni, (b) menyelenggarakan sanggar belajar semacam seni, (c) meningkatkan daya cipta seni, (d) mementaskan, memamerkan hasil berbagai cabang seni. f. Kegiatan ekstrakurikuler di MTs. Negeri Pagedangan Begitu banyaknya jenis-jenis kegiatan ekstrakurikuler yang ada di sekolah, adapun jenis kegiatan ekstrakurikuler yang penulis angkat adalah kegiatan ekstrakurikuler yang ada pada sekolah MTs. Negeri Pagedangan, yaitu: 1) Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) Pembinaan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) adalah upaya pendidikan dan kesehatan yang dilaksanakan secara terpadu, sadar, terencana, terarah, dan bertanggung jawab. Secara definitif, Usaha Kesehatan Sekolah adalah segala usaha yang dilakukan untuk meningkatkan kesehatan anak usia sekolah pada setiap jalur, jenis, dan jenjang pendidikan mulai dari TK/ RA sampai SMU/ SMK/ MA.12 Tujuan Usaha Kesehatan Sekolah adalah untuk meningkatkan mutu pendidikan dan prestasi belajar peserta didik dengan meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat, menciptakan lingkungan yang sehat sehingga memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan yang harmonis dan optimal. Sedangkan dalam buku Panduan Pengembangan: UKS (Usaha Kesehatan Sekolah) di Madrasah secara khusus tujuan UKS adalah untuk memupuk kebiasaan hidup sehat dan mempertinggi derajat kesehatan peserta didik yang didalamnya mencakup: 12
Departemen Agama RI., Panduan Pengembangan: UKS (Usaha Kesehatan Sekolah) di Madrasah (Jakarta: Direktorat Jendral Kelambagaan Agama Islam, 2005) h. 7.
19
a. Memiliki
pengetahuan,
sikap,
dan
keterampilan
untuk
melaksanakan prinsip hidup sehat, serta berpartisipasi aktif di dalam
usaha
peningkatan
usaha
sekolah,
madrasah
dan
diperguruan agama lainnya, dirumah tangga maupun di lingkungan masyarakat. b. Sehat, baik dalam arti fisik, mental, sosial, maupun lingkungan; dan c. Memiliki daya hayat dan daya tangkal terhadap pengaruh buruk, penyalahgunaan narkoba, alkohol, dan kebiasaan merokok. Serta hal-hal yang berkaitan dengan masalah pornografi, pornoaksi, dan masalah-masalah sosial lainnya.13 2) Pramuka Pramuka merupakan proses pendidikan dalam bentuk kegiatan yang menyenangkan bagi pesertanya, kegiatan ini lebih difokuskan bagaimana berteman dengan alam. Sebagaimana yang dikutip M.Alimron dari buku BPS Out Look, karya Lord Baden Powell yang mendefinisikan bahwa kepramukaan,14 adalah: ”Scouting is not Science to be solemly, not is it collection of doctrines and texs. No. It is a jolly game in the doors, and younger brothers picking uphealth and happines, handicraft and fullness.” Kepramukaan bukanlah suatu ilmu yang dipelajari secara tekun, bukan pula merupakan suatu kumpulan dari ajaran-ajaran dan naskah buku. Bukan! Kepramukaan adalah suatu permainan menyenangkan di alam terbuka, tempat orang dewasa dan anak-anak pergi bersama-sama
13
Departemen Agama RI., Panduan Pengembangan: UKS (Usaha Kesehatan Sekolah) di Madrasah…, h. 8. 14 M. Alimron, “Peran Kegiatan Ekstrakurikuler Kepramukaan dalam Pengembangan Bakat Kepemimpinan Siswa SLTP Dahlia, (Skripsi S1 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Jakarta, 2008), h.17.
20
mengadakan pengembaraan seperti kakak beradik, membina kesehatan dan kebahagiaan, keterampilan, dan kesediaan memberi petolongan. Tujuan kegiatan pramuka menurut Muhaimin adalah: a. Sebagai wahana bagi peserta didik untuk berlatih berorganisasi b. Melatih peserta didik untuk terampil dan mandiri.15 Dengan demikian tujuan dari pramuka adalah sarana untuk melatih kepribadian manusia agar berwatak dan berbudi luhur, tinggi mental, moral, berbudi pekerti serta kuat keyakinan agamanya, tinggi kecerdasan keterampilannya, serta kuat dan sehat jasmaninya. 3) Pesantren Kilat Pesantren kilat merupakan salah satu upaya “penggemblengan” siswa untuk memahami, menghayati, dan mengamalkan ajaran islam. Secara umum Pesantren Kilat terdiri dari dua kata kunci, yaitu Pesantren dan Kilat. Kata pertama disebut “pesantren”, yang berasal dari asal kata “santri”, yaitu istilah yang digunakan bagi orang-orang yang menuntut ilmu. Penggunaan istilah pesantren karena sistem yang dipakai cenderung menggunakan ciri khusus keislaman, yaitu suatu lembaga pendidikan Islam yang didalamnya terdapat seorang pendidik atau yang disebut Kyai (guru). Sedangkan “Kilat” mempunyai arti makna cepat atau singkat. Jadi kegiatan pesantren tersebut dilaksanakan dalam waktu yang relatif singkat. Kegiatan ini biasanya dapat dilakukan saat libur sekolah atau pada bulan suci Ramadhan. Dengan demikian Pesantren Kilat adalah kegiatan pendidikan agama Islam yang diikuti oleh pelajar, mahasiswa, remaja, pemuda yang
15
Muhaimin, dkk., Pengembangan Model Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada Sekolah & Madrasah (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008), h. 314.
21
dilaksanakan oleh sekolah, madrasah, kampus, maupun masjid, TPA, majlis ta’lim, lembaga dakwah dalam waktu relatif singkat pada waktu libur atau pada saat Ramadhan.16 Pesantren
kilat
bertujuan
untuk
memberikan
pengetahuan,
pemahaman ajaran Islam pada peserta didik, sehingga mereka dapat menjadi manusia muslim yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT, serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, masyarakat, berbangsa, dan bernegara. Dalam buku Paduan Penyelenggaraan Pesantren Kilat dijelaskan bahwa tujuan dari diadakannya pesantren kilat yaitu: a. Agar mampu meningkatkan, memperdalam dan memantapkan serta meningkatkan penghayatan siswa mengenai ajaran Islam, khususnya tentang keimanan, ibadah, akhlak, dan pemahaman isi al-Quran. b. Agar siswa mampu mengimplementasikan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari, sehingga perilakunya sesuai dengan ajaran Islam. Sinkronisasi antara pemahaman dan amalan yang seiring akan membentuk mental spiritual yang tangguh, memiliki kepribadian
yang
kokoh
dan
mampu
mengadapi
proses
modernisasi dan globalisasi.17 4) Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra) Paskibra merupakan singkatan dari Pasukan Pengibar Bendera. Kegiatan ekstrakurikuler Paskibra merupakan suatu kegiatan atau aktifitas di sekolah atau lembaga pendidikan yang dilaksanakan di luar jam pelajaran yang bertugas sebagai pengibar bendera.
16
Departemen Agama RI, Panduan Penyelenggaraan Pesantren Kilat (Jakarta: Direktorat Jenderal Kelembagaan Islam, 2005) h. 2. 17 Departemen Agama RI, Panduan Penyelenggaraan Pesantren Kilat …, h. 4.
22
5) Pencak Silat Pencak silat adalah ilmu bela diri asli Indonesia. Pencak silat merupakansalah satu
seni
budaya
yang di wariskan oleh nenek
moyang bangsa Indonesia. Olahraga pencak silat mengandung unsur keterampilan budi pekerti, pembentukan kepribadian yang kuat, dan semangat kebangsaan yang berguna untuk membentuk dan membina manusia pembangunan yang diperlukan oleh masyarakat, bangsa dan negara. 2. Prestasi Belajar a. Pengertian belajar Pendapat tentang pengertian belajar ada bermacam-macam, pendapatpendapat tersebut lahir berdasarkan sudut pandang yang berbeda-beda. Menurut Slameto, belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalamanya sendiri dalam interaksi dengan lingkunganya.18 Menurut
Witting
dalam
bukunya
Psychology
of
Learning
mendefinisikan belajar adalah perubahan yang relatif menetap yang terjadi dalam segala macam/keseluruhan tingkah laku suatu organisme sebagai hasil pengalaman.19 Witherington mendefinisikan belajar adalah suatu perubahan dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru daripada reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian atau suatu pengertian.20 Ada juga yang menafsirkan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interkasi dengan lingkungan.21
18
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya (Jakarta: Rineka Cipta, 1995), ed. Revisi, cet-V, h.2. 19 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001), cet. VI, h. 90. 20 M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan (Bandung: Remaja Rosdakarya, t.t), h.84. 21 Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), Cet-IX, h. 37.
23
Menurut Alisuf Sabri, belajar adalah proses perubahan tingkah laku sebagai akibat pengalaman atau latihan.22 Dengan kata lain, seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika ia dapat mewujudkan dalam bentuk tingkah lakunya.23 Uzer Usman mensyaratkan bahwa perubahan tingkah laku tersebut haruslah melalui interaksi antara individu dan individu dengan kelompoknya.24 Hal ini sejalan dengan pendapat Hilgard yang menyatakan bahwa belajar adalah proses yang melahirkkan atau merubah suatu kegiatan melalui jalan latihan baik dalam labolatorium ataupun dalam lingkungan alamiah.25 Rahman Abror yang dikutip Nashar berpendapat, bahwa belajar itu menimbulkan perubahan yang relatif tetap yang membedakan antara keadaan sebelum individu berada dalam situasi belajar dan sesudah diperlakukan belajar.26 Syaiful Bahri Djamarah berpendapat bahwa belajar dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang dilakukan dengan melibatkan dua unsur, yaitu jiwa dan raga. Gerak raga yang ditunjukan harus sejalan dengan proses jiwa untuk mendapatkan perubahan. Tentu saja perubahan yang didapatkan itu bukan perubahan fisik, tetapi perubahan jiwa dengan sebab masuknya kesan-kesan yang baru. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar adalah perubahan yang mempengaruhi tingkah laku seseorang.27 Dari definisi-definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa belajar merupakan suatu usaha atau kegiatan yang bertujuan mengadakan perubahan perubahan dalam tingkah laku, sikap, kebiasaan, ilmu pengetahuan sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya. Sedangkan prestasi belajar dapat disimpulkan sebagai hasil yang telah dicapai 22
M. Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 2007), Cet-III,
h.55. 23
Asri Budiningsih, Belajar dan Pembelajaran (Jakarta: Rineka Cipta: 2005), cet-I, h.20. Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Professional (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2001), cet-XIII, h.5. 25 S. Nasution, Didaktik Asas-asas Mengajar (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), Cet.I, h.35. 26 Nashar, Peranan Motivasi dan Kemampuan Awal dalam Kegiatan Pembelajaran (Jakarta: Delia Press, 2004), cet-II, h. 50. 27 Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar …, h.13. 24
24
dari aktifitas yang menghasilkan perubahan pada diri individu, baik aktual maupun potensial. b. Prinsip-prinsip belajar Belajar secara umum dapat diartikan sebagai satu proses perubahan tingkah laku akibat interaksi individu dengan lingkungannya. Belajar juga dapat diartikan sebagai suatu interaksi antara siswa dengan sumber belajar dalam hal ini guru, buku-buku maupun lingkungan. Untuk mencapai suatu tujuan pengajaran yang baik perlu didukung oleh prinsip-prinsip belajar yang mendasarinya. Yang dimaksud prinsip belajar disini adalah aturan-aturan tentang belajar. Prinsip-prinsip umum belajar dibedakan menjadi dua yaitu prinsip-prinsip umum yang memandang belajar sebagai suatu proses dan prinsip umumnya memandang belajar sebagai suatu hasil atau produk. Adapun prinsip-prinsip umum
belajar sebagai proses memandang
bahwa : 1) Proses belajar adalah mengalami, berbuat, mengadakan reaksi, tujuan memperoleh pola yang dipelajari, dituntut partisipasi aktif para siswa, 2) Respon individu diubah selama belajar, 3) Situasi belajar ditentukan oleh tujuan belajar oleh siswa, 4) Proses belajar diawali oleh suatu kebutuhan dan tujuan, 5) Proses belajar akan berlangsung efektif bila materi dan hasil yang diperoleh disesuaikan dengan pengalaman siswa, 6) Proses belajar akan baik dan efektif bila siswa dapat melihat hasil yang dicapainya dan memahami makna belajar, 7) Proses belajar dan hasilnya dipergunakan untuk tingkat aspirasi siswa 8) Siswa akan mengalami kesukaran, hambatan dan situasi yang tidak menyenangkan dalam mencapai tujuan belajar, 9) Proses belajar akan berlangsung baik jika disertai bimbingan pengajaran,
25
10) Proses belajar dan hasil individu ada kaitannya dengan perbedaan individu kemampuan dan latar belakang siswa. Sedangkan prinsip umum mengenai belajar sebagaimana hasil atau produk disebutkan bahwa hasil belajar berupa sikap dan tingkah laku dan perubahan langsung bagi diri siswa. c. Prestasi Belajar Secara etimologi, prestasi berarti; pencapaian, penampilan, dan kemampuan.28 Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata prestasi diartikan hasil yang telah dicapai (dari yang telah dilakukan, dikerjakan).29 Arif Gunarso mengemukakan bahwa prestasi belajar adalah usaha maksimal yang dicapai oleh seseorang setelah melaksanakan usaha-usaha belajar.30 Nana Sudjana, dalam bukunya yang berjudul Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, memberi pengertian tentang prestasi belajar sebagai kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.31 Dari pengertian hasil belajar yang sebagaimana telah diuraikan diatas, maka dapat difahami bahwa yang dimaksud dengan prestasi belajar adalah hasil yang dicapai setelah seseorang melakukan kegiatan-kegiatan belajar yang optimal berupa pengetahuan, keterampilan dan sikap yang berguna bagi perkembangan diri selanjutnya. Prestasi belajar menurut Benyamin Bloom secara garis besar dibagi 3 ranah, yakni ranah kognitif, ranah afektif, ranah psikomotorik.32 Ketiga ranah tersebutlah yang menjadi objek penilain, Nana Sudjana merinci ketiga aspek tersebut:
28
Mohamad Ngajenan, Kamus Etimologi Bahasa Indonesia (Semarang: Dahara Prize, 1986), h. 143. 29 Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 2007), ed-III, cet-IV, h. 895. 30 Sunarto, “Pengertian Prestasi Belajar,” Artikel diakses pada 06 Nopember 2010 dari http://sunartombs.wordpress.com/2009/01/05/pengertian-prestasi-belajar/ 31 Nana Sudjana, Penilaian Proses Hasil Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1992), cet.-IV, h. 22. 32 Nana Sudjana, Penilaian Proses Hasil Belajar Mengajar…,cet.-XIV, hal. 22.
26
1)
Ranah kognitif. Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang
terdiri dari enam aspek, yaitu : a) Pengetahuan (knowledge) b) Pemahaman (comprehension) c) Penerapan (application) d) Penguraian (analysis) e) Pemanduan (syntesis) f) Penilaian (evaluatif) Perubahan yang terjadi pada ranah kognitif ini tergantung pada tingkat kedalaman belajar yang dialami oleh siswa. Dengan pengertian bahwa perubahan yang terjadi pada ranah diharapkan seorang siswa mampu melakukan pemecahan terhadap masalah-masalah yang dihadapinya sesuai dengan bidang studi yang dihadapinya. 2)
Ranah afektif. Ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Menurut Nana
Sudjana, tipe hasil belajar afektif tampak pada siswa dalam berbagai tingkah laku seperti perhatiannya terhadap pelajaran, disiplin, motivasi belajar, menghargai guru dan teman kelas, kebiasaan belajar dan hubungan sosial.33 Adapun jenis katagori dalam ranah ini adalah sebagai hasil dari belajar yang mulai dari tingkat dasar sampai yang kompleks, yaitu : a) Menerima rangsangan (receving) b) Merespon rangsangan (responding) c) Menilai sesuatu (valuing) d) Mengorganisasi nilai (organization) e) Menginternalisasikan (mewujudkan) nilai-nilai (characteazion by value or value compleks)
33
Nana Sudjana, Penilaian Proses Hasil Belajar Mengajar …, h. 30
27
Pada ranah afektif ini harapkan siswa mampu lebih peka terhadap nilai dan etika yang berlaku, dalam bidang ilmunya perubahan yang terjadi cukup mendasar, maka siswa tidak hanya menerimanya dan memperhatikan saja, melainkan mampu melakukan satu sistem nilai yang berlaku dalam bidang ilmunya. 3) Ranah
Psikomotorik.
Ranah psikomotorik ini erat sekali dengan ketrampilan yang bersifat konkret, walaupun demikian tidak terlepas dari kegiatan belajar yang bersifat mental (pengetahuan dan sikap). Dalam hal ini belajar merupakan tingkah laku yang nyata dan dapat dialami.
d. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar Menurut Slameto, faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi dapat digolongkan kedalam dua golongan yaitu faktor intern yang bersumber pada diri siswa dan faktor ekstern yang bersumber dari luar diri siswa. Faktor intern terdiri dari kecerdasan atau intelegensi, perhatian, bakat, minat, motivasi, kematangan, kesiapan dan kelelahan. Sedangkan faktor ekstern terdiri dari lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat. Bahruddin merinci faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut:34 1) Faktor intern (faktor dalam diri manusia) Faktor ini meliputi: a) Faktor fisiologi (yang bersifat fisik) yang meliputi: 1. Karena sakit Seorang yang sakit akan mengalami kelemahan fisiknya, sehingga saraf sensoris dan motorisnya lemah. Akibatnya rangsangan yang diterima melalui inderanya lama, sarafnya akan bertambah lemah, sehingga ia tidak
34
Bahruddin dan Ersa Nur Wahyuni, Teori Belajar & Pembelajaran (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2009), cet-II, h. 19-28.
28
dapat masuk sekolah untuk beberapa hari, yang mengakibatkan ia tertinggal dalam pelajarannya. 2. Karena kurang sehat Anak yang kurang sehat dapat mengalami kesulitan belajar, sebab ia mudah capek, mengantuk, pusing, daya konsentrasinya hilang, kurang semangat, dan pikirannya terganggu. Karena hal-hal tersebut penerimaan dan respon terhadap pelajaran berkurang, saraf otak tidak mampu bekerja secara optimal dalam memproses, mengelola, meng-interprestasi dan mengorganisasi materi pelajaran melalui inderanya sehingga ia tidak dapat memahami makna materi yang dipelajarinya. 3. Karena cacat tubuh Cacat tubuh dibedakan atas dua golongan, yaitu : a. Cacat tubuh yang ringan seperti kurang pendengaran, kurang penglihatan, dan gangguan psikomotor. b. Cacat tubuh yang tetap (serius) seperti buta, tuli, bisu dan sebagainya. Bagi seseorang yang memiliki cacat tubuh ringan masih dapat mengikuti pendidikan umum, dengan syarat guru memperhatikan
dan
memperlakukan
siswa
dengan
wajar.
Sedangkan bagi orang yang memiliki cacat tubuh serius harus mengikuti pendidikan di tempat khusus seperti Sekolah Luar Biasa (SLB). b) Faktor psikologi (faktor yang bersifat rohani) Faktor psikologi meliputi: 1. Intelegensi Menurut Reber, intelegensi adalah kemampuan psiko-fisik untuk mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan cara yang cepat.35 Sedangkan menurut Wechler, intelegensi adalah suatu kecakapan global atau rangkuman kecakapan untuk dapat bertindak 35
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru…, h.133-134.
29
secara terarah, berfikir secara baik, dan bergaul dengan lingkungan secara efisien.36 Setiap orang memiliki tingkat IQ yang berbeda-beda. Seseorang yang memiliki IQ 110-140 dapat digolongkan cerdas, dan yang memiliki IQ 140 keatas tergolong jenius. Golongan ini mempunyai potensi untuk dapat menyelesaikan pendidikan di Perguruan Tinggi. Seseorang yang memiliki IQ kurang dari 90 tergolong lemah mental, mereka inilah yang banyak mengalami kesulitan belajar. 2. Bakat Menurut Chaplin dan Reber, bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang.37 Dengan demikian bakat adalah potensi atau kecakapan dasar yang dibawa sejak lahir. Setiap individu mempunyai bakat yang berbeda-beda. Seseorang akan lebih mudah mempelajari sesuatu yang sesuai dengan bakatnya. Apabila seseorang harus mempelajari sesuatu yang tidak sesuai dengan bakatnya, ia akan cepat bosan, mudah putus asa dan tidak senang. Halhal tersebut akan tampak pada anak suka mengganggu kelas, berbuat gaduh, tidak mau pelajaran sehingga nialinya rendah. 3. Minat Menurut Muhibbin, minat adalah kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu.38 Minat dapat mempengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar siswa dalam bidangbidang studi tertentu, tidak adanya minat seorang anak terhadap suatu pelajaran akan timbul kesulitan belajar. Belajar yang tidak ada minatnya mungkin 36
tidak
sesuai
dengan
bakatnya,
tidak
sesuai
Dimyati dan Mudjiono Belajar dan Pembelajaran (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), Cet.
IV, h.245 37 38
dengan
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru…, h135 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru…, h.136
30
kebutuhanya, tidak sesuai dengan kecakapan dan akan menimbulkan problema pada diri anak. Ada tidaknya minat terhadap suatu pelajaran dapat dilihat dari cara anak mengikuti pelajaran, lengkap tidaknya catatan dan aktif tidaknya dalam proses pembelajaran. 4. Motivasi Motivasi adalah kekuatan-kekuatan dari dalam individu yang menggerakkan individu untuk berbuat.39 Motivasi belajar merupakan kekuatan mental yang mendorong terjadinya proses belajar. Motivasi dapat menentukan baik tidaknya dalam mencapai tujuan, sehingga semakin besar motivasinya akan semakin besar kesuksesan belajarnya. Seorang yang besar motivasinya akan giat berusaha, tampak gigih, tidak mau menyerah dan giat membaca buku-buku untuk meningkatkan prestasinya. Sebaliknya mereka yang motivasinya lemah, tampak acuh tak acuh, mudah putus asa, perhatianya tidak tertuju pada pelajaran, suka menggangu kelas dan sering meninggalkan pelajaran. Selanjutnya, mutu hasil belajar akan menjadi rendah. Oleh karena itu, motivasi belajar pada diri siswa perlu diperkuat terus menerus. Agar siswa memiliki motivasi yang
kuat,
pada
tempatnya
diciptakan
susana
belajar
yang
menggembirakan. 2) Faktor Ekstern Faktor ekstern merupakan faktor yang berasal dari luar diri siswa, faktor ini meliputi : a) Lingkungan keluarga Keluarga merupakan pusat pendidikan yang utama dan pertama. Yang termasuk faktor ini antara lain :
39
Abu Ahmadi, Sosiologi Pendidikan (Jakarta: Rineka Cipta, 2007), Cet.II, h. 160
31
1. Perhatian orang tua Dalam lingkungan keluarga setiap individu atau siswa memerlukan perhatian orang tua dalam mencapai prestasi belajarnya. Karena perhatian orang tua ini akan menentukan seseorang siswa dapat mencapai prestasi belajar yang tinggi. Perhatian orang tua diwujudkan dalam hal kasih sayang, memberi nasihat-nasihat dan sebagainya. 2. Keadaan ekonomi orang tua Keadaan ekonomi keluarga juga mempengaruhi prestasi belajar siswa, kadang kala siswa merasa kurang percaya diri dengan keadaan ekonomi keluarganya. Akan tetapi ada juga siswa yang keadaan ekonominya baik, tetapi prestasi belajarnya rendah atau sebaliknya siswa yang keadaan ekonominya rendah malah mendapat prestasi belajar yang tinggi. 3. Hubungan antara anggota keluarga Dalam keluarga harus terjadi hubungan yang harmonis antar personil yang ada. Dengan adanya hubungan yang harmonis antara anggota keluarga akan mendapat kedamaian, ketenangan dan ketentraman. Hal ini dapat menciptakan kondisi belajar yang baik, sehingga prestasi belajar siswa dapat tercapai dengan baik pula. b) Lingkungan sekolah Yang dimaksud sekolah, antara lain :
1. Guru, yang meliputi : Guru merupakan salah satu faktor lingkungan sekolah yang berperan penting dalam mencapai prestasi belajar siswa. Guru sebagai subjek dalam pendidikan yang bertugas untuk mentransfer ilmu kepada siswa, maka seorang guru harus dapat menguasai bahan pelajaran yang akan ditransfer dan dapat menyampaikan dengan baik serta dapat menguasai dan mengontrol kondisi kelas siswa.
32
2. Faktor alat Alat pelajaran yang kurang lengkap membuat penyajian kurang efektif. Terutama pelajaran yang bersifat praktikum, kurangnya alat laboratotium akan banyak menimbulkan kesulitan siswa dalam belajar dan guru cenderung menggunakan metode ceramah yang menimbulkan kepasifan bagi siswa sehingga tidak menutup kemungkinan akan menghambat prestasi belajar siswa. 3. Kondisi gedung Kondisi gedung terutama ditunjukkan pada ruang kelas atau ruang tempat proses belajar mengajar. Ruang harus memenuhi syarat kesehatan seperti; a. Ruang harus berjendela, ventilasi cukup, udara segar dan sinar dapat masuk ruangan b. Dinding harus bersih, putih, tidak terlihat kotor c. Lantai tidak becek, licin atau kotor d. Keadaan gedung yang jauh dari keramaian seperti pasar, bengkel, pabrik, dan lain-lain, sehingga siswa mudah konsentrasi dalam belajar Apabila beberapa hal diatas tidak terpenuhi maka situasi belajar akan kurang baik. 4. Kegiatan-kegiatan penunjang Pelajaran teoritis di dalam kelas dapat diaktualisasikan dalam kegiatan-kegiatan belajar di luar kelas. Kegiatan pembelajaran ini biasa disebut dengan ekstrakurikuler. Manfaat kegiatan ekstrakurikuler dapat menunjang kegiatan kurikuler. Jamal Ma’mun Asnawi menyatakan bahwa
kegiatan
ekstrakurikuler
sangat
menunjang
kegiatan
intrakurikuler, misalnya siswa yang aktif mengikuti ekstrakurikuler
33
latihan berpidato bahasa Arab, dengan sendirinya akan sangat membantu kegiatan belajar mata pelajaran bahasa Arabnya di dalam kelas.40 Adapun hasil belajar atau manfaat yang dapat diperoleh siswa dari kegiatan ekstrakurikuler secara rinci adalah sebagai berikut: a) Pramuka/Kepramukaan. Begitu banyaknya manfaat yang bisa diambil dari kegiatan pramuka, diantaranya: 1) Melatih kedisiplinan. Seorang siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pramuka pastilah akan berusaha untuk belajar disiplin karena kedisiplinan adalah hal mutlak yang harus dimiliki oleh setiap anggota pramuka. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa siswa yang aktif mengikuti ekstrakurikuler pramuka sudah pasti akan selalu menerapkan sikap disiplin dalam segala hal, tanpa terkecuali dalam hal belajar. Kegiatan pembelajaran tanpa adanya kedisiplinan kemungkinan besar akan jauh dari keberhasilan. Dalam hal ini kedisiplinan akan menjadi faktor yang menentukan keberhasilan dalam belajar. Salah satu bentuk kedisiplinan yang tercermin dalam perilaku belajar ialah melaksanakan tugas-tugas sekolah dengan baik dan tepat waktu. 2) Motivasi. Setiap kegiatan kepramukaan selalu memberikan motivasi bagi pesertanya sehingga dengan mengikuti kegiatan kepramukaan siswa akan memiliki bekal motivasi yang cukup bagi dirinya untuk melakukan segala hal terutama dalam belajar. 40
Jamal Ma’mun Asnawi, Jurus-jurus Belajar Efektif untuk SMP dan SMA (Jogjakarta: Diva Press, 2009), h. 164
34
Kegiatan
pembelajaran
tanpa
adanya
motivasi
bisa
diperkirakan tidak akan berhasil. Dalam hal ini motivasi sebagai daya penggerak yang menimbulkan kegiatan belajar, sehingga tujuan belajar diharapkan dapat tercapai. b) Usaha Kesehatan Sekolah Tujuan UKS adalah membentuk sebuah wadah di sekolah yang siap dan terampil dalam melakukan pelayanan kesehatan dan medis terhadap masyarakat khususnya untuk teman-teman di sekolahnya. Kegiatan UKS berhubungan erat dengan mata pelajaran yang berkaitan dengan alam, lingkungan dan sekitarnya, seperti pelajaran IPA/biologi. Dengan kata lain, siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler UKS secara tidak langsung akan menambah pengetahuan yang berkenaan dengan pelajaran IPA/biologinya. c) Manfaat mengikuti kegiatan ekstrakurikuler olah raga. Sebagaimana yang telah dijelaskan diatas, anak yang kurang sehat dapat mengalami kesulitan belajar, sebab ia mudah capek, mengantuk, pusing, daya konsentrasinya hilang, kurang semangat, dan pikirannya terganggu. Dampaknya, siswa yang kurang sehat tidak dapat menyerap materi yang dipelajarinya secara optimal. Dengan mengikuti kegiatan olah raga selain dapat menyalurkan hobi, minat dan bakat, juga dapat memberikan dampak bagi fisik dan kesehatan siswa. Kesehatan merupakan kebutuhan pokok bagi setiap siswa dan sebagai modal utama untuk mengikuti kegiatan belajar di kelas. d) Pesantren kilat Beberapa tujuan dan manfaat dari kegiatan ekstrakurikuler pesantren kilat adalah:
35
1. Memberi pemahaman yang menyeluruh tentang pentingnya menghidupkan hari-hari dan malam-malam Ramadhan dengan kegiatan-kegiatan positif (ibadah) 2. Meningkatkan amal ibadah siswa dan guru atau yang lainnya pada bulan Ramadhan yang arahnya mendorong pembentukan kepribadian siswa baik secara rohani maupun secara jasmani dengan melakukan penghayatan terhadap ibadah puasa dan amalamal lainnya yang ia kerjakan. 3. Memberikan pemahaman yang mendalam kepada para siswa tentang ajaran agama dan bagaimana mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. 4. Meningkatkan syiar Islam baik untuk tujuan persuasif rekrutmen siswa dalam partisipasi kegiatan keagamaan maupun untuk tujuan pembangunan opini dan citra positif dan semarak di bulan puasa. 5. Mengisi waktu luang dengan lebih memaknai dan memperdalam iman dan takwa. Begitu banyaknya tujuan dari penyelenggaraan pesantren kilat diatas, salah satu diantaranya ialah memberikan pemahaman-pemahaman agama yang mendalam kepada siswa. Sehingga sangat jelas bahwa dengan mengikuti kegiatan pesantren kilat, dapat membantu siswa dalam pemahaman mata pelajaran agama di kelasnya, diantaranya; al-Quran Hadis, Fiqih, Aqidah Akhlak, Sejarah Kebudayaan Islam, dan Bahasa Arab. Itulah beberapa manfaat, jenis kegiatan, dan hasil belajar dari kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan di sekolah, tujuan utama kegiatan ekstrakurikuler adalah memperluas kemampuan dan pengetahuan sehingga mampu meningkatkan prestasi akademik siswa.
36
c) Faktor Mass Media dan Lingkungan Sosial (Masyarakat) 1. Faktor mas media meliputi; bioskop, tv, surat kabar, majalah, bukubuku komik yang ada disekeliling kita. Hal-hal itu yang akan menghambat
belajar
apabila
terlalu
banyak
waktu
yang
dipergunakan, hingga lupa tugas belajar. 2. Lingkungan sosial a. Teman bergaul berpengaruh sangat besar bagi anak-anak. Maka kewajiban orang tua adalah mengawasi dan memberi pengertian untuk mengurangi pergaulan yang dapat memberikan dampak negatif bagi anak tersebut. b. Lingkungan tetangga dapat memberi motivasi bagi anak untuk belajar apabila terdiri dari pelajar, mahasiswa, dokter. Begitu juga sebaliknya, apabila lingkungan tetangga adalah orang yang tidak sekolah, menganggur, akan sangat berpengaruh bagi anak. c. Aktivitas dalam masyarakat juga dapat berpengaruh dalam belajar anak. Peran orang tua disini adalah memberikan pengarahan kepada anak agar kegiatan di luar belajar dapat diikuti tanpa melupakan tugas belajarnya. Berdasarkan teori-teori belajar diatas, begitu banyak faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa. Namun secara umum hasil belajar siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama, yaitu faktor yang datang dari dalam diri siswa sendiri (faktor internal) dan faktor dari luar diri siswa (faktor eksternal). Kedua faktor tersebut akan selalu berinteraksi, sehingga secara langsung maupun tidak langsung faktor-faktor tersebut dapat mempengaruhi berhasil atau tidaknya belajar seseorang. Diantara faktor eksternal yang sangat vital dalam menentukan berhasil atau tidaknya proses belajar seseorang ialah faktor lingkungan.41 Faktor lingkungan tersebut ialah lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.
41
M. Alisuf Sabri, Ilmu Pendidikan (Jakarta: CV Pedoman Ilmu Jaya, 1999), h. 52.
37
Pendidikan sekolah menjadi salah satu faktor penting dalam proses belajar seseorang. Fuad Hasan dalam bukunya Dasar-dasar Kependidikan, mendefinisikan pendidikan sekolah adalah pendidikan di sekolah, yang teratur, sistematis, mempunyai jenjang dan yang dibagi dalam waktuwaktu tertentu yang berlangsung dari taman kanak-kanak sampai perguruan tinggi.42 Pada hakikatnya, sekolah adalah lingkungan pendidikan kedua setelah lingkungan keluarga. Dikarenakan keterbatasan orang tua dalam hal perkembangan ilmu dan teknologi, maka lingkungan keluarga tidak mampu lagi mendidik anaknya. Amir Daien mengutarakan bahwa tidak semua tugas mendidik dapat dilaksanakan oleh orang tua dalam keluarga terutama dalam hal ilmu pengetahuan dan berbagai macam keterampilan.43 Untuk menjalankan tugas-tugas tersebut diperlukan orang-orang yang lebih ahli, sehingga sekolah-lah selaku lembaga pendidikan formal yang mendapat kepercayaan dari pemerintah untuk menjalankan tugas-tugas tersebut.44 Tugas sekolah sangat penting dalam menyiapkan anak-anak untuk kehidupan masyarakat. Sekolah bukan semata-mata sebagai konsumen, tetapi juga sebagai produsen dan pemberi jasa yang sangat erat hubungannya dengan pembangunan. Pembangunan tidak mungkin berhasil dengan baik tanpa didukung oleh tenaga kerja yang memadai sebagai produk dari pendidikan. Karena itu sekolah perlu dirancang dan dikelola dengan baik. Akhir dari proses pendidikan di sekolah adalah kemampuan anak yang memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Atas dasar itu sekolah 42
Fuad Hasan, Dasar-dasar Kependidikan (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), h. 42. Amir Daien Indrakusuma, Pengantar Ilmu Pendidikan (Surabaya: Usaha Nasional, 1973), h. 110. 44 Fuad Hasan, Dasar-dasar Kependidikan …, h. 20. 43
38
memerlukan strategi dan pendekatan dalam operasional pengajaran dan pendidikan. Adapun salah satu pendekatan yang besar kemungkinannya akan mendukung proses belajar siswa diantaranya adalah melalui kegiatan ekstrakurikuler. Ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang dilakukan di luar jam pelajaran (tatap muka) baik dilaksanakan di dalam maupun di luar kelas dengan maksud untuk lebih memperkaya dan memperluas wawasan pengetahuan dan kemampuan yang telah dimilikinya dari berbagai bidang studi. Ekstrakurikuler di sekolah merupakan kegiatan yang bernilai tambah yang diberikan sebagai pendamping pelajaran yang diberikan secara intrakulikuler. Kegiatan ekstrakurikuler sangat besar manfaatnya bagi siswa dan guru dimana hal tersebut sebagai wujud manifestasi sarana penting dalam penunjang dan menopang tercapainya misi pembangunan yang dilakukan di luar jadwal akademis sekolah. B. Kerangka Berfikir Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang menampung dan membina peserta didik agar menjadi manusia seutuhnya. Melalui pendidikan di sekolah, siswa diharapkan mengalami perubahan-perubahan yang positif dalam tingkah laku, dan sikap pada diri mereka. Selain bertujuan menciptakan manusia-manusia berpendidikan dalam bidang teori dan praktek, pendidikan di sekolah juga bertujuan untuk menyiapkan peserta didik yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi luhur, bermoral, dan peka terhadap lingkungannya, sehingga menjadikan mereka manusia yang seutuhnya. Untuk mengoptimalisasikan kegiatan belajar-mengajar, sekolah tidak hanya bertumpu pada kegiatan kurikuler dan intrakurikuler, tetapi sekolah memfasilitasi siswa-siswinya dengan kegiatan-kegiatan di luar kelas yang mengedepankan
39
pengembangan-pengembangan kepribadian siswa yang matang, berkaitan dengan aspek-aspek rasionalitas, intelektualitas, dan emosi dalam dirinya. Karena kegiatan tersebut diselenggarakan di luar program kurikuler maka dinamakan ekstrakurikuler. Kegiatan ekstrakurikuler adalah salah satu kegiatan penunjang proses pendidikan yang berada di luar kurikulum pelajaran sekolah. Dengan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler, siswa diharapkan mampu mengembangkan potensi yang mereka miliki, baik dalam mengembangkan potensi dan bakat yang ada dalam diri mereka, maupun yang berkaitan dengan aplikasi ilmu pengetahuan yang didapatkannya di dalam kelas, sehingga diharapkan dapat membantu siswa untuk mencapai prestasi belajar yang maksimal. Dengan demikian diduga terdapat hubungan (korelasi) antara kegiatan ekstrakurikuler terhadap prestasi belajar siswa. Semakin intensif siswa mengikuti kegiatan ekstrakurikuler maka akan semakin baik prastasi belajarnya. Sebaliknya semakin sedikit siswa mengikuti kegiatan ekstrakurikuler, semakin rendah prastasi belajarnya. C. Pengajuan Hipotesis Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul.45 Berdasarkan kerangka berfikir di atas maka peneliti mengajukan hipotesis sebagai berikut : Ha
: Ada hubungan antara kegiatan ekstrakurikuler dengan prestasi belajar siswa MTs. Negeri Pagedangan.
45
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006), Ed. Revisi, cet.-XIII, h. 65.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Karena penelitian ini banyak menggunakan angka-angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran data, serta penampilan dari hasilnya. Analisis data
dalam penelitian ini juga dilakukan
sesudah semua data terkumpul dengan langkah-langkah penelitian yang jelas. B. Populasi Populasi adalah keseluruhan subjek dalam penelitian.1 Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa MTs. Negeri Pagedangan Kab. Tangerang tahun ajaran 2010/2011 yang berjumlah 530 siswa. Atas dasar pertimbangan belum mendapatkan bimbingan ekstrakurikuler yang terlalu lama di sekolah, kelas VII tidak masuk kedalam objek penelitian. Sehingga peneliti hanya mengambil sampel dari kelas VIII dan kelas IX yang berjumlah 420 orang yang tersebar pada 12 kelas.
1
SuharsimiArikunto, ProsedurPenelitianSuatuPendekatanPraktik(Jakarta: RinekaCipta, 2006), cet.-XIII, h.130.
40
PT.
41
Tabel 1. Rekapitulasi Data Kelas VIII dan IX Siswa MTs. Negeri Pagedangan No
Kelas
L
P
Jumlah
1
VIII 1
9
16
25
2
VIII 2
20
15
35
3
VIII 3
15
20
35
4
VIII 4
14
20
34
5
VIII 5
16
18
34
6
VIII 6
16
18
34
7
IX 1
15
9
24
8
IX 2
25
14
39
9
IX 3
22
18
40
10
IX 4
22
18
40
11
IX 5
22
18
40
12
IX 6
20
20
40
Jumlah
420
Sumber : Tata Usaha MTs Negeri Pagedangan Berdasarkan data diatas, diketahui bahwa jumlah siswa kelas VIII dan siswa kelas IX adalah 420. C. Teknik Sampling Menurut Sukardi, sampel adalah sebagian dari jumlah populasi yang dipilih untuk sumber data.2 Dalam menentukan sumber data, peneliti harus memutuskan siapa dan berapa jumlah orang. Teknik sampling yang digunakan
adalah
Stratified Random Sampling. Teknik ini digunakan bila populasi yang menjadi
2
Sukardi, MetodologiPenelitianPendidikan, BumiAksara, 2003), Cet.-I, h.54.
KompetensidanPraktiknya(Jakarta: PT
42
anggota atau unsur terdiri atas tingkatan-tingakatan atau strata. Jumlah sampel yang diambil harus mewakili seluruh strata secara proporsional.3 Menurut Suharsimi, untuk menentukan sampel yang populasinya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya menjadi penelitian populasi. Tetapi, jika jumlah populasinya besar, dapat diambil antara 10 – 15% atau 20 – 25% atau lebih.4 Populasi yang dituju pada penelitian ini adalah kelas VIII dan IX yang berjumlah 420 orang siswa, atas dasar pertimbangan waktu, tenaga, dan dana, maka peneliti menetapkan jumlah sampel 15% dari populasi, yaitu 0,15 x 420 = 63. Karena teknik pengambilan sampel menggunakan Stratified Random Sampling, maka jumlah sampel harus proporsional sesuai dengan populasi. Jika jumlah 63 responden tersebar di dua belas kelas (kelas VIII sampai kelasIX), maka dari dua belas kelas tersebut harus diambil sampel secara acak proporsional sesuai dengan populasi. Berikut ini adalah cara menentukan ukuran sampel dari tiap kelas: 1. Kelas VIII 1 jumlah populasinya 25. Maka ukuran sampel untuk kelas VIII 1 adalah:
63 = 6.
2. Kelas VIII 2 jumlah populasinya 35. Maka ukuran sampel untuk kelas VIII 2 adalah:
63 = 5.
3. Kelas VIII 3 jumlah populasinya 35. Maka ukuran sampel untuk kelas VIII 3 adalah:
63 = 5.
4. Kelas VIII 4 jumlah populasinya 34. Maka ukuran sampel untuk kelas VIII 4 adalah: 3
63 = 5.
Consuelo G. Sevilla, dkk. PengantarMetodePenelitian.PenerjemahAlimuddinTuwu (Jakarta: UI-Press, 1993), h. 166. 4 SuharsimiArikunto, ProsedurPenelitianSuatuPendekatanPraktik(Jakarta: PT. RinekaCipta, 2006), cet.-XIII, h.134.
43
5. Kelas VIII 5 jumlah populasinya 34. Maka ukuran sampel untuk kelas VIII 5 adalah:
63 = 5.
6. Kelas VIII 6 jumlah populasinya 34. Maka ukuran sampel untuk kelas VIII 6 adalah:
63 = 5.
7. Kelas IX 1 jumlah populasinya 24. Maka ukuran sampel untuk kelas IX 1 adalah:
63 = 3.
8. Kelas IX 2 jumlah populasinya 39. Maka ukuran sampel untuk kelas IX 2 adalah:
63 = 5.
9. Kelas IX 3 jumlah populasinya 40. Maka ukuran sampel untuk kelas IX 3 adalah:
63 = 6.
10. Kelas IX 4 jumlah populasinya 40. Maka ukuran sampel untuk kelas IX 4 adalah:
63 = 6.
11. Kelas IX 5 jumlah populasinya 40. Maka ukuran sampel untuk kelas IX 5 adalah:
63 = 6.
12. Kelas IX 6 jumlah populasinya 40. Maka ukuran sampel untuk kelas IX 6 adalah:
63 = 6.
Jadi, jumlah seluruhnya 6 + 5 + 5 + 5 + 5 + 5 + 3 + 5 + 6 + 6 + 6 + 6 = 63
44
Tabel 2 Sampel Penelitian JUMLAH
NO
KELAS
1
VIII 1
6
Siswa MTs. Negeri
2
VIII 2
5
Pagedangan Tangerang
3
VIII 3
5
4
VIII 4
5
5
VIII 5
5
6
VIII 6
5
7
IX 1
3
8
IX 2
5
9
IX 3
6
10
IX 4
6
11
IX 5
6
12
IX 6
6
Jumlah
RESPONDEN
KETERANGAN
63
D. Variabel Penelitian Menurut Direktoret Pendidikan Tinggi Depdikbud, variabel penelitian adalah segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan penelitian. 5Dalam penelitian ini, agar suatu teori dapat dioperasionalkan dan dapat diteliti secara empiris maka diubah menjadi Variabel, yakni “karakter dari unit observasi yang mempunyai variasi”. Atau segala sesuatu yang dijadikan objek pengamatan penelitian. Variabel-variabel penelitian ini adalah sebagai berikut:
5
CholidNarbukodan Abu Achmadi, MetodologiPenelitian (Jakarta: PT BumiAksara, 1999), Cet.-II, h. 118
45
1. Variabel Bebas Variabel bebas adalah kondisi-kondisi atau karakteristik-karakteristik yang oleh peneliti dimanipulasi dalam rangka untuk menerangkan hubungannya dengan fenomena-fenomena yang diobservasi. Variabel bebas atau variabel (x) dalam penelitian ini adalah kegiatan ekstrakurikuler. 2. Variabel Terikat Variabel terikat adalah kondisi-kondisi atau karakteristik-karakteristik yang berubah atau muncul ketika peneliti mengintroduksi, mengubah, atau mengganti variabel bebas.Variabel terikat atau variabel (y) dalam penelitian ini adalah prestasi siswa yang digambarkan dalam bentuk nilai mid semester pertama. E. Metode Pengumpulan Data Menurut Suharsimi, metode pengumpulan data adalah cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data.6Untuk memperoleh data-data yang diperlukan dalam penelitian ini digunakan berbagai metode antara lain: 1. Observasi, observasi merupakan teknik mengumpulkan data dengan cara mengamati setiap kejadian yang sedang berlangsung dan mencatatnya dengan alat observasi tentang hal-hal yang akan diamati atau diteliti.7 Dalam hal ini penulis mengunjungi langsung sekolah yang menjadi objek penelitian, yaitu MTs. Negeri Pagedangan Tangerang, untuk mengamati kondisi sekolah, guru, karyawan, sarana, dan prasarana serta prestasi belajar siswa. 2. Wawancara, wawancara atau interviu dapat diartikan sebagai teknik mengumpulkan data dengan melakukan tanya jawab lisan secara sepihak, berhadapan muka, dan dengan arah dan tujuan yang telah ditentukan.8 6
SuharsimiArikunto, ManajemenPenelitian(Jakarta: RinekaCipta, 2007) Cet.-IX, h.100. WinaSanjaya, PenelitianTindakanKelas (Jakarta: Kencana: 2009), h. 86. 8 AnasSudijono, PengantarEvaluasiPendidikan, (Jakarta: Raja GrafindoPersada, 2008), 7
h. 82.
46
Wawancara dilakukan dalam bentuk dialog
langsung dengan Kepala
Madrasah Tsanawiyah untuk melengkapi data-data yang diperlukan dalamp enelitian. 3. Studi dokumentasi, dalam melaksanakan metode dokumentasi peneliti menyelidiki benda-benda seperti buku, majalah, dokumen, peraturan, notulen, catatan harian dan lain-lain9. Dokumen merupakan bahan tertulis atau bahan yang berkaitan dengan suatu peristiwa atau aktivitas tertentu. Dalam penelitian ini dokumen yang diambil antara lain: daftar nama siswa yang menjadi populasi dalam penelitian, jadwal kegiatan ekstrakurikuler, daftar prestasi sekolah dalam bidang ekstrakurikuler, dan foto-foto kegiatan yang mendukung, serta data tentang prestasi belajar siswa diperoleh dari nilai mid semester pertama tahun pelajaran 2010/1011. 4. Angket, angket adalah kumpulan dari pertanyaan yang diajukan secara tertulis kepada seseorang (yang dalam hal ini disebut responden), dan cara menjawab dilakukan dengan tertulis.10 Jadi metode angket dapat dikatakan sebagai suatu metode
pengumpulan data dengan cara memberikan
pertanyaan secara tertulis kepada
responden yang dikenai penelitian.
Angket dalam penelitian ini adalah angket tertutup yaitu berisi pertanyaan yang disertai jawaban-jawaban yang telah tersedia dan harus dipilih oleh responden. Dalam penelitan ini data yang diambil melalui angket adalah melalui seperangkat instrumen pertanyaan yang akan diberikan kepada seluruh siswa yang menjadi sampel penelitian. Di bawah ini pembagian indikator dan sub indikator kegiatan ekstrakurikuler.
9
SuharsimiArikunto, ProsedurPenelitianSuatuPendekatanPraktik…, h.158. SuharsimiArikunto, ManajemenPenelitian(Jakarta: RinekaCipta, 2007), h. 101.
10
47
Tabel 3 Kisi-kisi Variabel Kegiatan Ekstrakurikuler No Item Variabel
Kegiatan ekstrakurikuler
Indikator
1. Peminatan siswa terhadap
Jumlah Positif
Negatif
1, dan 2
8, 13, dan
kegiatan ekstrakurikuler 2. Waktu kegiatan
5
17 18
3
2
14
27
2
4, 15, 24,
9, 19, dan
7
dan 29
30
5. Arahan pembimbing dalam
5, 20, dan
10, dan 25
5
kegiatan ekstrakurikuler
21
6. Materi yang diberikan dalam
6, 11, dan
16, dan 28
5
kegiatan ekstrakurikuler
22
7. Manfaat mengikuti kegiatan
7, dan 12,
23
6
ekstrakurikuler 3. Intensitas siswa mengikuti ekstrakurikuler 4. Peraturan dalam kegiatan ekstrakurikuler
ekstrakurikuler
26
Alat ukur yang digunakan berupa pertanyaan yang diajukan dalam skala sikap ada dua kategori yaitu pertanyaan positif dan pertanyaan negatif, model skala sikap yang dijadikan dalam penyusunan adalah skala sikap Likert.
48
Jumlah pertanyaan dalam angket ini dibuat tiga puluh pertanyaan dengan empat alternatif jawaban, selalu, sering, kadang-kadang, dan tidak pernah. Ketentuan yang digunakan dalam pemberian skor angket ini adalah : Tabel 4 Ketentuan Pemberian Skor Alternatif jawaban
Skor Positif
Negatif
Selalu
4
1
Sering
3
2
Kadang-kadang
2
3
Tidak pernah
1
4
F. Teknik Analisis Data 1. Untuk menganalisa data-data yang berhasil dikumpulkan, penulis menggunakan rumus persentase sebagai berikut: P=
𝑓 𝑋 100 𝑁
Keterangan: P = Angka persentase F = Frekuensi jawaban responden N = Jumlah responden Adapun skala yang digunakan dalam prosentase ini adalah:
49
Tabel 5 Skala Persentase NO
Persentase %
Penafsiran
1
100%
Seluruhnya
2
90% - 99%
Hampir seluruhnya
3
60% - 89%
Sebagian besar
4
51% - 59%
Lebih dari setengahnya
5
50%
Setengahnya
6
40% - 49%
Hampir setengahnya
7
10% - 39%
Sebagian kecil
8
1% - 9%
Sedikit sekali
9
0%
Tidak ada sama sekali
2. Mencari angka korelasi Dalam menguji pengaruh kegiatan ekstrakurikuler terhadap prestasi siswa, digunakan statistik “r” korelasi
product moment. Berikut rumus yang akan
digunakan: 𝑟𝑥𝑦 =
∑𝑋𝑌 − ∑𝑋 ∑𝑌 𝑁 ∑ 𝑋2 − ∑ 𝑋
2
𝑁 ∑ 𝑌2 − ∑ 𝑌
Keterangan: rxy
: Koefisien korelasi antara variabel X dan Y
X2
: Kuadrat dari X
Y2
: Kuadrat dari X
∑XY
: Jumlah perkalian X dan Y
N
: Jumlah subjek
2
50
Setelah diperoleh nilai “r“, kemudian dinterpretasikan dengan dua cara, yaitu: 1. Interpretasi kasar atau sederhana, yaitu dengan mencocokkan hasil perhitungan dengan angka indeks korelasi “r” product moment dibawah ini. Tabel 6 Interpretasi Angka Indeks Korelasi “r” Product Moment11 Besarnya “r” product moment (r)
Interpretasi
0,00 – 0,20
Antara variabel x dan variabel y memang terdapat korelasi akan tetapi korelasi tersebut sangat lemah/sangat rendah
0,20 – 0,40
Antara variabel x dan variabel y terdapat korelasi yang lemah/rendah
0,40 – 0,70
Antara variabel x dan variabel y terdapat korelasi yang sedang atau cukup
0,70 – 0,90
Antara variabel x dan variabel y terdapat korelasi yang kuat atau tinggi
0,90 – 1,00
Antara variabel x dan variabel y terdapat korelasi yang sangat tinggi atau sangat kuat
11
AnasSudijono, PengantarStatistikPendidikan (Jakarta: PT. Raja GrafindoPersada, 2008) Ed. I, h. 193
51
2. Interpretasi nilai “r” dengan rumus: Df = N – nr Keterangan: Df = Derajat bebas N = Banyaknya responden yang diteliti Nr = benyaknya variabel yang dikorelasikan
Setelah itu hasilnya dicocokkan dengan tabel koefisiensi korelasi “r” product moment dari pearson untuk berbagai df, baik pada taraf signifikansi 1% maupun pada taraf signifikansi 5%. Selanjutnya untuk mencari dan mengetahui seberapa besar kontribusi variabel x terhadap variabel y, dipergunakan rumus sebagai berikut: KD = r2 x 100% Keterangan: KD = Koefisien Determination (kontribusi variabel x terhadap variabel y) R
= Koefisien korelasi antara variabel x dan variabel y
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Letak Geografis MTs. Negeri Pagedangan Madrasah Tsanawiyah Negeri Pagedangan berdiri pada tahun 2003, dan menempati diatas lahan seluas 4.000m2. Madrasah Tsanawiyah Negeri Pagedangan terletak di kecamatan pagedangan yang merupakan pemekaran dari kecamatan Legok. Tepatnya beralamat di Jl. Gn. Batu Desa Cijantra Kecamatan Pagedangan Kabupaten Tangerang, sehingga letak geografisnya sangat strategis karena berada di wilayah Kabupaten Tangerang sebelah Selatan, berbatasan dengan Kecamatan Tangsel di sebelah Timur, Kecamatan Kelapa Dua di sebelah Utara, Kecamatan Curug di sebelah Barat dan Kecamatan Legok di sebelah Selatan. 2. Visi dan Misi MTs. Negeri Pagedangan Visi Madrasah Tsanawiyah Negeri Pagedangan adalah “Menjadi Mitra Terbaik bagi Masyarakat dalam Membentuk Anak-anak yang Saleh”. Pernyataan anak saleh dalam visi tersebut memiliki kualifikasi sebagai berikut: a. Anak yang memiliki keimanan dan ketakwaan yang kokoh terhadap Allah swt. Hal ini penting, sebab bisa mengantisipasi adanya kekeringan spiritual akibat dari pengaruh modernisasi dan industrialisasi. Keimanan dan ketakwaan juga merupakan petunjuk sehingga orientasi hidup siswa menjadi jelas dan bermakna. 52
53
b. Anak yang memancarkan akhlak yang mulia. Akhlak yang mulia perlu dibina dan dikembangkan terus guna mengantisipasi adanya krisis moral akibat modernisasi dan industrialisasi yang cenderung menggiring manusia kearah kehidupan yang materialistik dan hedonistik. c. Anak yang memiliki wawasan sains dan teknologi yang luas dan mendalam. Wawasan ini menjadi sangat penting sehingga seseorang tidak buta dan tertinggal terhadap kemajuan sains dan teknologi. d. Anak yang memiliki prestasi dan skill yang dibutuhkan oleh masyarakat. Prestasi dan skill sangat penting sebagai bekal hidup siswa, guna mendapatkan pengakuan dan sekaligus penghargaan dari masyarakat. Prestasi dan skill juga merupakan akan membekali siswa untuk terjun di masyarakat. sehingga ada sesuatu yang bisa disumbangkan bagi masyarakatnya. e. Anak yang memiliki kemandirian. Modernisasi dan industrialisasi menuntut adanya kemandirian. Seseorang tidak bisa lagi menggantungkan sesuatunya kepada orang lain. Pengakuan kepada seseorang tidak lagi didasarkan pada koncoisme dan kharismatisme, melainkan pada sejauh mana seseorang bisa memiliki kualitas-kualitas personal yang dibutuhkan masyarakat setempat. f. Anak yang memiliki rasa kebangsaan yang utuh. Bangsa ini berdiri atas perjuangan dan pengorbanan yang tidak ternilai harganya. Dalam sejarahnya umat islam banyak yang berperan dan berjuang dalam mewujudkan bangsa ini. Oleh karena itu sudah seharusnya generasi muda islam berkewajiban membangun bangsa ini. Sedangkan misi MTs. Negeri Pagedangan antara lain : a. Menggali dan mengamalkan nilai-nilai Islam di lingkungan madrasah b. Mengembangkan semangat kebangsaan dengan cara memupuk dan menumbuhkan cinta dan bangga terhadap tanah air
54
c. Membangun budaya ilmiah di lingkungan madrasah, khususnya budaya membaca, menulis dan berdiskusi d. Membudayakan keteladanan akhlak, ilmu pengetahuan , dan teknologi. e. Membangun budaya berprestasi bagi seluruh elemen personalia madrasah. f. Membangun budaya kemandirian dan demokrasi. g. Mendorong siswa untuk memiliki skill sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakat modern dan industri yang berkembang di sekitar Pagedangan 3. Keadaan Siswa dan Tenaga Pengajar MTs. Negeri Pagedangan Keseluruhan siswa-siswi MTs Negeri Pagedangan berjumlah 530 orang, dengan jumlah rombel sebanyak 18 rombongan belajar yang tersebar pada beberapa kelas yaitu: Kelas VII (tujuh) terdiri dari enam kelas: kelas VII 1, VII 2, VII 3, VII 4, VII 5, dan VII 6. Kelas VIII (delapan) terdiri dari enam kelas: kelas VIII 1, VIII 2, VIII 3, VIII 4, VIII 5, dan VIII 6. Dan kelas IX (sembilan) terdiri dari enam kelas: kelas IX 1, IX 2, IX 3, IX 4, IX 5, dan IX 6. Tenaga pengajar dan pengelola sekolah MTs Negeri Pagedangan Tangerang secara keseluruhan berjumlah 38 orang dengan klasifikasi sebagai berikut: a. Jenis Kelamin 1) Laki-laki
: 21 orang.
2) Perempuan : 17 orang. b. Tingkat Pendidikan 1) S2
: 2 orang.
2) S1
: 36 orang.
55
4. Keadaan Sarana dan Prasarana MTs. Negeri Pagedangan Madrasah Tsanawiyah Negeri Pagedangan memiliki sarana dan prasarana yang cukup lengkap sehingga dapat menunjang kegiatan belajar mengajar dengan baik, sarana dan prasarana tersebut diantaranya mulai dari ruang sekolah yang memadai maupun sarana lain seperti pada tabel berikut ini: Tabel 7 Keadaan Sarana Dan Prasarana Madrasah Tsanawiyah Negeri Pagedangan No
Sarana / Prasarana
Jumlah
Kondisi
1
Ruang Kepala Sekolah
1
Baik
2
Ruang Tata Usaha
1
Baik
3
Ruang Guru
1
Baik
4
Labolatorium MIPA
1
Baik
5
Labolatorium Komputer
1
Baik
6
Ruang Menjahit
1
Baik
7
Musholla
1
Baik
8
Toilet
4
Baik
9
Lapangan Olah Raga
2.000m
Baik
5. Kegiatan Ekstrakurikuler MTs. Negeri Pagedangan Sebagaimana sekolah pada umumnya, MTs. Negeri Pagedangan juga memfasilitasi
siswa-siswinya
dengan
kegiatan
ekstrakurikuler.
Tujuan
diadakannya ekstrakurikuler di sekolah ini sebagaimana yang dijelaskan oleh kepala madrasah adalah untuk menyalurkan dan mengambangkan minat dan bakat siswa.1 Kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler tersebut diantaranya adalah:
1
Mulyadi, Wawancara, Tangerang, 12 Nopember 2010
56
Tabel 8 Kegiata Ekstrakurikuler Madrasah Tsanawiyah Negeri Pagedangan Tahun Pelajaran 2010 - 20112 NO
Jenis Kegiatan Ekstrakurikuler
Nama Pembina
Hari
Waktu
1
Paduan Suara
Didi Wahyudi, M.Pd Sri Wahyudaningsih, S.Pd.
Selasa
14.00 – 16.30
2
Pencak Silat
Robit Nasucha, S.Pd. Dody Saputra
Kamis
14.00 – 16.30
3
Pramuka
Abdul Karim, S.Pd.I A Saepudin
Jumat
14.00 – 16.30
4
Paskibra
A Alfan Handoko
Sabtu
14.00 – 16.30
5
Marawis
Mimi Mulyani, S.Ag. Uniroh, S.Pd
Sabtu
14.00 – 16.30
6
UKS (Usaha Kesehatan Sekolah)
Marwanih, S.Pd. Maria Ulfa
Rabu
14.00 – 16.30
7
Futsal/ Sepak Bola
Yanto Risyanto, S.Pd. Kamaludin Canggih
Sabtu
14.00 – 16.30
8
Qiroah
Ahmad Firdaus, S.Ag.
Senin
14.00 – 16.30
9
Kaligrafi
Abu Ahmadi
Selasa
14.00 – 16.30
10
Drum Band
Ir. Iskandar
Kamis
14.00 – 16.30
Didalam
pelaksanaannya,
yang
menjadi
pembimbing
kegiatan
ekstrakurikuler ini adalah orang-orang yang ahli di bidangnnya masing-masing. Karena perekrutan pembina ekstrakurikuler tidak terpenuhi hanya dari guru-guru yang ada di sekolah, maka untuk memenuhi hal tersebut selain mengambil dari kalangan guru sekolah, pembina kegiatan ekstrakurikulerpun diambil dari luar sekolah. Misalnya dalam kegiatan marawis dan drum band seluruh pembinanya diambil dari luar sekolah. Pramuka, pembinanya dari guru satu orang dan dari luar
2
Sumber: Dokumentasi MTs. Negeri Pagedangan
57
sekolah satu orang. Kegiatan ekstrakurikuler pencak silat, pembimbingnya diambil dari guru satu orang dan dari luar sekolah satu orang. Kegiatan ekstrakurikuler di sekolah ini dilaksanakan di luar jam pelajaran, yakni setelah pulang sekolah tepatnya pada pukul 14.00 sampai jam 16.30, ini bertujuan agar tidak menggangu waktu belajar para siswa sewaktu di kelas. Untuk menunjang kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler yang ada, sekolah melengkapinya dengan fasilitas yang cukup lengkap, yaitu: a. Ruang Osis b. Ruang UKS c. Perlengkapan Pramuka dan Paskibra d. Peralatan Drum Band dan Marawis e. Lapangan olah raga yang luas, dan f. Sarana olah raga futsal, bulutangkis, basket, volley, catur, dan tenis meja.3 B. Deskripsi Data Data utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Kegiatan ekstrakurikuler yang dilakukan oleh siswa Untuk memperoleh data kegiatan ekstrakurikuler, penulis membuat angket yang terdiri dari 30 pertanyaan yang harus dijawab oleh siswa yang berisi seputar kegiatan ekstrakurikuler yang dilakukan. Penelitian dilakukan pada sampel sebanyak 63 orang siswa yang terdiri dari siswa kelas VIII dan kelas IX MTs Negeri Pagedangan sebagai responden, dan dalam waktu 45 menit responden dapat mengisi angket tersebut dengan baik. Mengingat tugas responden hanya memberikan tanda check list ( √ ) pada salah satu jawaban “selalu”, “sering”, “kadang-kadang”, dan “tidak pernah”. Data-data tersebut diolah dalam bentuk tabel dan kemudian dianalisis sebagai berikut: a. Minat siswa terhadap kegiatan ekstrakurikuler Ada tidaknya minat siswa dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler dapat dilihat dari indikator-indikator minat. Petunjuk yang pertama adalah 3
Mulyadi, Wawancara, Tangerang, 12 Nopember 2010.
58
perasaan yang timbul dari diri siswa ketika mengikuti kegiatan ini. Perasaan senang merupakan ekspresi dari adanya minat maka sebaliknya perasaan tidak senang menandakan tidak ada minat. Tabel 9 Sangat senang mengikuti kegitan ekstrakurikuler No 1
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Persentase
Selalu
40
63%
Sering
18
29%
Kadang-kadang
5
8%
Tidak Pernah
0
0%
63
100%
N
Dapat dilihat bahwa mayoritas siswa senang dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler, hal ini dapat diketahui dari jawaban siswa sebesar 63% menjawab selalu senang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler, sebagian lagi menjawab sering sebesar 29%, dan yang menjawab kadangkadang sebanyak 8%, serta tidak ada siswa yang menjawab tidak pernah senang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler di sekolah. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa mayoritas siswa merasa senang dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler yang ada di sekolah. Tabel 10 Aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler berdasarkan keinginan sendiri No 1
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Persentase
Selalu
44
70%
Sering
9
14%
Kadang-kadang
10
16%
Tidak Pernah
0
0%
63
100%
N
59
Selanjutnya, ketika ditanya apakah mereka aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler berdasarkan keinginan sendiri, sebanyak 70% responden menjawab selalu, 14% menjawab sering, 16% menjawab kadang-kadang, dan tidak ada responden yang menjawab tidak pernah. Dengan demikian berarti kebanyakan siswa aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler berdasarkan keinginan sendiri. Tabel 11 Aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler karena takut diberi sanksi No 1
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Persentase
Selalu
10
16%
Sering
7
11%
Kadang-kadang
10
16%
Tidak Pernah
36
57%
63
100%
N
Selanjutnya ketika ditanya apakah keaktifan mereka tersebut disebabkan takut diberi sanksi, 57% menjawab tidak pernah, 16% menjawab kadang-kadang, 11% menjawab sering, dan 16% menjawab selalu. Dengan demikian dapat ditafsirkan meskipun ada siswa yang aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler dikarenakan takut diberikan sanksi tetapi mayoritas aktif karena berdasarkan kesadaran dan keinginan mereka sendiri.
60
Tabel 12 Tidak bersemangat mengikuti kegiatan ekstrakurikuler di sekolah No 1
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Persentase
Selalu
3
5%
Sering
2
3%
Kadang-kadang
23
36%
Tidak Pernah
35
55%
63
100%
N
Selnjutnya, ada tidaknya minat siswa pada kegiatan ekstrakurikuler dapat terlihat dari semagat mereka ketika melakukan kegiatan. Ketika diajukan pertanyaan apakah tidak bersemangat mengikuti kegiatan ekstrakurikuler di sekolah, hanya 5% yang menjawab selalu tidak bersemangat, selainnya menjawab sering sebanyak 3%, kadang-kadang 36%, dan tidak pernah menjawab 55%. Berdasarkan persentase diatas dapat disimpulkan hanya sedikit siswa yang tidak bersemangat dan selebihnya bersemangat mengikuti kegiatan ekstrakurikuler di sekolah. Tabel 13 Mengikuti kegiatan ekstrakurikuler karena hanya ingin mendapatkan nilai dari guru No 1
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Persentase
Selalu
12
19%
Sering
5
8%
Kadang-kadang
12
19%
Tidak Pernah
34
54%
63
100%
N
Karena mengikuti kegiatan ekstrakurikuler merupakan keinginan sendiri maka tidak heran ketika ditanya mengikuti kegiatan ekstrakurikuler hanya ingin mendapatkan nilai dari guru, maka mayoritas responden atau
61
sekitar 54% menjawab tidak pernah, 19% menjawab kadang-kadang, hanya 8% menjawab sering, dan 19% menjawab selalu. Dengan demikian dapat diketahui bahwa mendapatkan nilai dari guru bukanlah tujuan dari mayotitas siswa mengikuti kegiatan ekstrakurikuler. Berdasarkan jawaban dari beberapa indikator pertanyaan diatas, dapat
ditarik
kesimpulan
bahwa
minat
siswa
kepada
kegiatan
ekstrakurikuler di sekolah sangatlah tinggi. Hal ini berdasarkan bahwa mayoritas siswa mengikuti kegiatan ekstrakurikuler bukan karena takut diberikan sanksi ataupun ingin mendapat kan nilai dari guru. Hal diatas sejalan dengan apa yang diungkapkan oleh wakil kepala sekolah bidang kesiswaan Robit Nasucha, S.Pd, yang juga selaku pembina ekstrakurikuler pencak silat, beliau menyatakan bahwa minat siswa terhadap kegiatan ekstrakurikuler sangatlah besar, yaitu sekitar 80% siswa MTs. Negeri Pagedangan ikut aktif melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler yang ada di sekolah. Dan tidak ada siswa yang mengikuti kegiatan dikarenakan ingin mendapatkan nilai, hal ini dikarenakan bahwa kegiatan ekstrakurikuler tidak menjadi pertimbangan guru dalam memberikan nilai mata pelajaran tertentu di dalam kelas, tetapi penilaian tetaplah objektif berdasarkan hasil belajar mereka.4 b. Waktu kegiatan ekstrakurikuler Tabel 14 Kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti dilaksanakan diluar waktu belajar No 1
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Persentase
Selalu
46
73%
Sering
5
8%
Kadang-kadang
9
14%
Tidak Pernah
3
5%
63
100%
N 4
Robit Nasucha, Wawancara, Tangerang, 12 Nopember 2010.
62
Ketika ditanya apakah Kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti dilaksanakan diluar waktu belajar, 73% menjawab selalu, 8% menjawab sering, 14% menjawab kadang-kadang, dan 5% menjawab tidak pernah. Hal ini berarti kegiatan ekstrakurikuler yang diadakan di sekolah dilaksanakan diluar waktu belajar. Tabel 15 Kegiatan belajar terganggu karena mengikuti kegiatan ekstrakurikuler No 1
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Persentase
Selalu
0
0%
Sering
4
6%
Kadang-kadang
19
30%
Tidak Pernah
40
63%
30
100%
N
Jadi tidaklah heran ketika siswa ditanya apakah kegiatan belajar mereka terganggu karena mengikuti kegiatan ekstrakurikuler tidak ada yang menjawab selalu terganggu atau 0%, hanya sebagian kecil yaitu 6% yang menjawab sering, dan sisanya sekitar 30% menjawab kadangkadang, serta 63% menjawab kegiatan belajar mereka tidak pernah terganggu karena mengikuti kegiatan ekstrakurikuler. Dalam pelaksanaannya, kegiatan ekstrakurikuler dilaksanakan pada waktu senggang, dan memang kebijakan sekolah mewajibkan bahwa kegiatan ekstrakurikuler harus dilaksanakan di luar jam pelajaran. Sekolah telah mengalokasikan waktu tersendiri untuk pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler, yaitu pada pukul 14.00 sampai pukul 16.30. Dengan demikian kegiatan ekstrakurikuler dilaksanakan setelah pulang sekolah,
63
dengan demikian kegiatan tersebut tidak mengganggu aktivitas belajar siswa di dalam kelas.5 c. Intensitas siswa mengikuti kegiatan ekstrakurikuler Tabel 16 Aktif mengikuti kegiatan ekstrakurikuler disekolah No 1
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Persentase
Selalu
34
54%
Sering
21
33%
Kadang-kadang
8
13%
Tidak Pernah
0
0%
63
100%
N Ketika
ditanya
apakah
mereka
aktif
mengikuti
kegiatan
ekstrakurikuler, 54% menjawab selalu, 33% menjawab sering, 13% menjawab kadang-kadang, dan tidak ada siswa yang menjawab tidak pernah aktif mengikuti kegiatan ekstrakurikuler. Hal ini menandakan bahwa mayoritas siswa aktif ketika mengikuti kegiatan ekstrakurikuler. Tabel 17 Tidak aktif mengikuti kegiatan ekstrakurikuler disekolah No 1
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Persentase
Selalu
1
2%
Sering
2
3%
Kadang-kadang
19
30%
Tidak Pernah
41
65%
30
100%
N
Ketika ditanya tidak aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler, 65% atau sebagian besar siswa menjawab tidak pernah, 30% menjawab kadang-
5
Mulyadi, Wawancara, Tangerang, 12 Nopember 2010.
64
kadang, hanya 3% menjawab sering, dan 2% menjawab tidak aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ketika kegiatan ekstrakurikuler berlangsung, hampir seluruh siswa berpartisipasi dan aktif. d. Arahan pembimbing dalam kegiatan ekstrakurikuler Tabel 18 Pembimbing ekstrakurikuler membimbing dan mengajarkan kegiatan dengan sabar. No 1
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Persentase
Selalu
30
48%
Sering
15
23%
Kadang-kadang
18
29%
Tidak Pernah
0
0%
30
100%
N Ketika
ditanya
apakah
pembina
kegiatan
ekstrakurikuler
membimbing dan mengajarkan kegiatan dengan sabar, 48% siswa menjawab selalu, 23% menjawab sering, 29% menjawab kadang-kadang, dan tidak ada atau 0% siswa yang menjawab tidak pernah. Ini menunjukkan para bembimbing dengan sabar mengarahkan para siswanya ketika kegiatan berlangsung. Tabel 19 Dalam kegiatan ekstrakurikuler, kakak pembimbing masa bodoh dan tidak memberikan arahan No 1
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Persentase
Selalu
0
0%
Sering
4
6%
Kadang-kadang
6
9%
Tidak Pernah
53
85%
30
100%
N
65
Dan ketika ditanya apakah dalam kegiatan kakak pembimbing belaku masabodoh dan tidak memberikan arahan, 85% menjawab tidak pernah, 9% menjawab kadang-kadang, 6% menjawab sering, dan tidak ada siswa yang menjawab selalu. Ini menunjukkan bahwa pembimbing ekstrakurikuler selalu memberikan arahan dan tidak pernah berbuat lalai dalam melaksanakan tugasnya.
Tabel 20 Pembimbing ekstrakurikuler banyak memberi nasehat yang baik kepada siswanya No 1
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Persentase
Selalu
41
65%
Sering
19
30%
Kadang-kadang
2
3%
Tidak Pernah
1
2%
30
100%
N
Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa 65% siswa menyatakan bahwa pembimbing ekstrakurikuler banyak memberi nasehat baik kepada siswanya, 30% menyatakan sering, dan hanya sebagian kecil yaitu 3% menjawab kadang-kadang, serta hanya 2% menjawab pembimbing tidak pernah memberikan nasehat baik ketika kegiatan. Ini menunjukkan bahwa selain menjalankan tugasnya sebagai pembina, para pembimbing memberikan nasehat-nasehat yang baik kepada siswanya.
66
Tabel 21 Pembibing ekstrakurikuler di sekolah membiarkan saya bercanda dalam kegiatan No 1
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Persentase
Selalu
0
0%
Sering
3
5%
Kadang-kadang
15
24%
Tidak Pernah
45
71%
30
100%
N
Kemudian, ketika ditanya apakah pembimbing ekstrakurikuler membiarkan bercanda pada saat kegiatan berlangsung, 71% siswa menjawab tidak pernah, 24% menjawab kadang-kadang, 5% menjawab selalu, dan 0% atau tidak ada sama sekali siswa yang menjawab pembimbing membiarkan bercanda dalam kegiatan. Hal ini menunjukkan bahwa kedisiplinan sangat diperhatikan ketika kegiatan berlangsung, sehingga kegiatan berlangsung dengan baik dan tidak ada waktu yang siasia terbuang . Tabel 22 Pembimbing mengarahkan kegiatan ekstrakurikuler sehingga berjalan dengan baik No 1
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Persentase
Selalu
42
67%
Sering
16
25%
Kadang-kadang
5
8%
Tidak Pernah
0
0%
63
100%
N
Pembimbing ekstrakurikuler tidak pernah lalai dan selalu memperhatikan anak didiknya. Hal ini terlihat pada tabel diatas, sekitar
67
67% siswa menjawab bahwa pembimbing selalu mengarahkan kegiatan, 25% menjawab sering, 8% menjawab kadang-kadang, dan tidak ada atau 0% siswa yang menyatakan bahwa pembimbing bertindak masa bodoh tidak mengarahkan siswanya. Tabel 23 Pembimbing ekstrakurikuler memberi motivasi agar giat berlatih No 1
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Persentase
Selalu
38
60%
Sering
22
35%
Kadang-kadang
2
3%
Tidak Pernah
1
2%
63
100%
N
Kemudian ketika ditanya apakah Pembimbing ekstrakurikuler memberi motivasi agar giat berlatih, 60% siswa menjawab selalu, 35% menjawab sering, dan hanya 3% menjawab kadang-kadang, 2% menjawab tidak pernah. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa selain membimbing, para pembina juga memberikan dorongan motivasi kepada siswanya agar giat berlatih. Tabel 24 Pembimbing ekstrakurikuler memberi tahu kesalahan dalam kegiatan dengan kasar (membentak-bentak) No 1
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Persentase
Selalu
4
6%
Sering
5
8%
Kadang-kadang
27
43%
Tidak Pernah
27
43%
63
100%
N
68
Dari tabel diatas terlihat bahwa 43% siswa menyatakan bahwa pembina ekstrakurikuler tidak pernah memberi tahu kesalahan dalam kegiatan dengan membentak-bentak, 43% menjawab kadang-kadang, 8% menjawab sering, dan hanya 6% yang menjawab selalu. Hal ini berarti pembimbing mengajarkan kegiatan dengan sabar dan tidak emosional. Dari jawaban beberapa pertanyaan diatas, dapat disimpulkan bahwa para pembina ekstrakurikuler begitu sangat antusias dalam mengajarkan kegiatan, hal ini dikarenakan para pembina ekstrakurikuler adalah orang yang ahli di bidangnya. Memang dalam perekrutan pembina sekolah mengambil pembimbing yang ahli di bidangnya masing-masing, sehingga apabila tidak terpenuhi oleh internal guru, maka sekolah mengambil pembina dari luar sekolah.6 e. Materi yang diberikan dalam kegiatan ekstrakurikuler Tabel 25 Mendengarkan dan memperhatikan arahan guru/ kaka pembimbing ketika menjelaskan materi ekstrakurikuler No 1
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Persentase
Selalu
36
57%
Sering
19
30%
Kadang-kadang
8
13%
Tidak Pernah
0
0%
63
100%
N
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa 57% siswa selalu memperhatikan materi yang diberikan pembimbing, 30% menyatakan sering, 13% menyatakan kadang-kadang, dan tidak ada responden yang menjawab tidak pernah memperhatikan materi yang diberikan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa siswa sangat antusias dengan materi yang diberikan dalam kegiatan ekstrakurikuler. 6
Mulyadi, Wawancara, Tangerang, 12 Nopember 2010.
69
Tabel 26 Pembimbing ekstrakurikuiler kurang menguasai materi yang diajarkan pada saat kegiatan berlangsung No 1
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Persentase
Selalu
2
3%
Sering
3
5%
Kadang-kadang
17
27%
Tidak Pernah
41
65%
63
100%
N
Dan ketika ditanya apakah pembimbing ekstrakurikuiler kurang menguasai materi yang diajarkan pada saat kegiatan berlangsung, sebanyak 65% menjawab tidak pernah, 27% menjawab kadang-kadang, dan hanya 5% menjawab sering, serta 3% menjawab selalu. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sekolah mengangkat pembina ekstrakurikuler yang profesional dan sesuai dengan keahliannya sehingga mampu menguasai materi dengan baik. Tabel 27 Materi yang diberikan dalam kegiatan ekstrakurikuler dapat menambah pengetahuan No 1
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Persentase
Selalu
33
52%
Sering
24
38%
Kadang-kadang
5
8%
Tidak Pernah
1
2%
63
100%
N
Mayoritas siswa ternyata menyatakan bahwa materi yang diberikan dalam kegiatan ekstrakurikuler dapat menambah pengetahuan mereka. Hal
70
ini dapat dilihat pada tabel diatas, responden yang menjawab selalu sebanyak 52%, yang menjawab sering 38%, dan hanya 8% menjawab kadang-kadang, dan 2% menjawab tidak pernah. Dapat disimpulkan bahwa materi yang diberikan dalam kegiatan ekstrakurikuler dapat menambah wawasan dan pengetahuan siswa. Tabel 28 Pengetahuan yang saya peroleh dalam kegiatan ekstrakurikuler dapat menunjang pelajaran di kelas No 1
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Persentase
Selalu
11
17%
Sering
21
33%
Kadang-kadang
23
37%
Tidak Pernah
8
13%
63
100%
N
Kemudian ketika ditanya apakah materi yang didapat tersebut dapat menunjang pelajaran di kelas, sebanyak 17% responden menjawab selalu, 33% menjawab sering, 37% menjawab kadang-kadang, dan hanya 13% menjawab tidak pernah. Ini berarti materi yang didapat dalam kegiatan ekstrakurikuler dapat menunjang pelajaran siswa di dalam kelas. Tabel 29 Menurut saya materi yang disampaikan dalam kegiatan ekstrakurikuler tidak menarik No 1
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Persentase
Selalu
4
6%
Sering
2
3%
Kadang-kadang
16
26%
Tidak Pernah
41
65%
63
100%
N
71
1. Kemudian ketika ditanya apakah materi yang disampaikan dalam kegiatan ekstrakurikuler tidak menarik, sebanyak 65% menjwab tidak pernah, 26% menjawab kadang-kadang, dan hanya 3% menjawab sering, serta hanya 6% menjawab selalu. Sehingga dapat disimpulkan bahwa materi yang disampaikan dalam kegiatan ekstrakurikuler belum mampu menarik 100% perhatian dari pesertanya. Sehingga para pembina dituntut untuk selalu melakukan inovasi dalam memberikan materi agar dapat meningkatkan minat pesertanya. f. Manfaat mengikuti kegiatan ekstrakurikuler Tabel 30 Menurut saya mengikuti kegiatan ekstrakurikuler meningkatkan prestasi belajar di kelas No 1
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Persentase
Selalu
24
38%
Sering
16
25%
Kadang-kadang
21
33%
Tidak Pernah
2
3%
63
100%
N
Pertanyaan selanjutnya apakah kegiatan ekstrakurikuler dapat meningkatkan prestasi belajar dikelas, 38% responden menjawab selalu, 25% menjawab sering, dan 33% menjawab kadang-kadang, dan hanya 3% yang menjawab tidak pernah. Dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa berpendapat bahwa dengan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler akan mampu meningkatkan prestasi belajar mereka didalam kelas.
72
Tabel 31 Mengikuti kegiatan ekstrakurikuler membuat saya semakin rajin belajar No 1
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Persentase
Selalu
13
21%
Sering
16
25%
Kadang-kadang
29
46%
Tidak Pernah
5
8%
63
100%
N
Kemudian ketika ditanya apakah dengan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler membuat semakin rajin belajar, sebanyak 21% siswa menjawab selalu, 25% menjawab sering, 46% menjawab kadang-kadang, dan 8% menjawab tidak pernah. Dapat disimpulkan bahwa kegiatan ekstrakurikuler tidak begitu mempengaruhi kerajinan siswa dalam belajar. Tabel 32 Sejak saya mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pergaulan saya menjadi tidak baik No 1
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Persentase
Selalu
0
0%
Sering
1
2%
Kadang-kadang
5
8%
Tidak Pernah
57
90%
63
100%
N Dan
ketika
ditanya
apakah
dengan
mengikuti
kegiatan
ekstrakurikuler membuat pergaulan mereka menjadi tidak baik, hampir seluruh responden (sekitar 90%) menjawab tidak pernah, dan hanya 8% yang menjawab kadang-kadang, 2% menjawab sering, dan tidak ada responden yang menjawab selalu. Hal ini menandakan bahwa kegiatan ekstrakurikuler tidaklah membuat pergaulan siswa menjadi tidak baik.
73
Tabel 33 Pengetahuan saya bertambah setelah mengikuti kegiatan ekstrakurikuler No 1
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Persentase
Selalu
22
35%
Sering
25
40%
Kadang-kadang
13
20%
Tidak Pernah
3
5%
63
100%
N
Ketika ditanya apakah pengetahuan mereka bertambah setelah mengikuti kegiatan ekstrakurikuler, 35% responden menjawab selalu, 40% menjawab sering, 20% menjawab kadang-kadang, dan hanya 5% responden atau sebagian kecil responden menjawab pengetahuan mereka tidak pernah bertambah setelah mengikuti kegiatan ekstrakurikuler. Dapat disimpulkan bahwa dengan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler dapat menambah pengetahuan dan wawasan para siswa. Keikut sertaan siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler, baik secara langsung ataupun tidak langsung dapat membantu kegiatan belajarnya didalam kelas. Sebagaimana yang dinyatakan oleh Kepala Madrasah MTs. Negeri Pagedangan, beliau menjelaskan bahwa dengan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler dapat merangsang siswa untuk aktif, membuat mereka merasa percaya diri, terampil, dan kedisiplinan yang ada didalam kegiatan ekstrakurikuler diharapkan mampu ditularkan dalam kegiatan belajarnya sewaktu di kelas. Dengan demikian, kegiatan ekstrakurikuler diharapkan mampu meningkatkan prestasi siswa didalam kelas.7
7
Mulyadi, Wawancara, Tangerang, 12 Nopember 2010.
74
Tabel 34 Setelah mengikuti kegiatan ekstrakurikuler, bakat yang saya miliki mulai berkembang No 1
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Persentase
Selalu
35
55%
Sering
17
27%
Kadang-kadang
10
16%
Tidak Pernah
1
2%
63
100%
N
Kemudian keetika ditanya apakah setelah mengikuti kegiatan ekstrakurikuler, bakat yang mereka miliki mulai berkembang, sebanyak 55% responden menjawab selalu, 27% menjawab sering, 16% menjawab kadang-kadang, dan hanya 2% menjawab tidak pernah. Dapat disimpulkan bahwa kegiatan ekstrakurikuler disekolah ini sesuai dengan tujuan utamanya, yaitu mengembangkan bakat pesertanya. Tabel 35 Mengikuti kegiatan ekstrakurikuler di sekolah membuat saya malas untuk belajar dirumah No 1
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Persentase
Selalu
0
0%
Sering
3
5%
Kadang-kadang
17
27%
Tidak Pernah
43
68%
63
100%
N Dari
tabel
diatas
dapat
dilihat
bahwa
mengikuti
kegiatan
ekstrakurikuler di sekolah, tidak membuat siswa malas untuk belajar dirumah. Sebanyak 68% responden menjawab tidak pernah, 27%
75
responden menjawab sering, hanya 5% menjawab sering, dan tidak ada yang menjawab selalu. g. Peraturan dalam kegiatan ekstrakurikuler Tabel 36 Saya menaati peraturan dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler di sekolah No 1
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Persentase
Selalu
35
55%
Sering
15
24%
Kadang-kadang
12
19%
Tidak Pernah
1
2%
63
100%
N
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa 55% responden selalu mematuhi kegiatan ekstrakurikuler di sekolahnya, 24% menyatakan sering, dan hanya 19% menyatakan kadang-kadang, 2% menyatakan tidak pernah menaati peraturan kegiatan ekstrakurikuler di sekolah. Dengan demikian mayoritas siswa menaati peraturan dalam kegiatan ekstrakurikuler yang diselenggarakan oleh sekolah. Tabel 37 Saya diberikan teguran ketika tidak mematuhi aturan dalam kegiatan ekstrakurikuler No 1
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Persentase
Selalu
13
20%
Sering
17
27%
Kadang-kadang
18
29%
Tidak Pernah
15
24%
63
100%
N
Namaun ketika mereka tidak mematuhi peraturan dalam kegiatan ekstrakurikuler 24% responden menyatakan tidak pernah diberikan
76
teguran, 29% menyatakan kadang-kadang, 27% menyatakan sering ditegur dan 20% menyatakan selalu ditegur apabila tidak mematuhi peraturan dalam kegiatan. Hal ini menandakan bahwa pembimbing kurang tegas dalam memberikan teguran kepada para siswa yang melanggar peraturan dalam kegiatan ekstarakurikuler. Tabel 38 Siswa yang lalai dalam kegiatan ekstrakurikuler diberikan sanksi No 1
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Persentase
Selalu
16
25%
Sering
11
18%
Kadang-kadang
17
27%
Tidak Pernah
19
30%
63
100%
N
Selanjutnya 30% dari responden menyatakan bahwa mereka tidak pernah diberikan sanksi jika merka lalai/malas-malasan ketika kegiatan ekstrakurikuler berlangsung, 27% menjawab kadang-kadang diberi sanksi, 18% menjawab sering, dan 25% menjawab selalu diberikan sanksi ketika mereka malas-malasan dalam kegiatan. Dapat disimpilkan bahwa para pembina ekstrakurikuler kurang tegas dalam hal memberi teguran maupun memberi sanksi kepada para siswa yang berbuat lalai/malas-malasan dan kegiatan ekstrakurikuler. Selanjutnya tabel mengenai perhitungan analisis butir soal yang diperoleh melalui hasil perhitungan angket, masing-masing jawaban diberi skor, kemudian skor-skor tersebut dijumlahkan.Setelah melakukan tabulasi data angket minat maka perlu dilakukan analisa item untuk skor angket kegiatan ekstrakurikuler di sekolah (variabel X) yaitu:
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
No
1 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 2 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 2 4 4 4
2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 2
3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4
4 4 4 4 3 2 4 4 3 4 4 3 4 4 2 3 4 3 3 4 4 3 4 4 3 4 3 4 3 2 4
5 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 2 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4
6 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 2 2 4 4 3 3 3 4 2 2 3 2 2 4 4 2 4 3 4 3
7 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 2 3 4 2 4 4 4 2 4 3 4 4 4 4 4
8 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 1 4 1 4 4 4 2 4 4 4 3 4 1 3 1 4 4 2
9 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 2 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
BUTIR SOAL Jumlah 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 116 4 2 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 115 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 3 113 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 2 111 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 1 3 4 4 4 4 4 4 111 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 3 4 4 4 4 110 3 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 3 4 4 4 4 110 4 4 1 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 109 1 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 3 108 3 4 3 4 4 3 4 1 4 4 3 4 4 1 2 4 4 4 4 4 4 108 4 3 1 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 1 3 4 4 4 4 3 4 107 4 3 2 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 3 3 107 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 4 3 4 3 4 3 3 3 105 4 4 3 3 4 2 4 4 4 4 4 1 4 3 4 4 4 4 4 4 3 105 3 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 2 4 4 4 3 4 3 3 4 1 104 4 3 2 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 3 3 104 3 2 1 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 103 4 2 4 3 4 4 2 4 4 3 3 3 3 2 4 4 4 4 3 4 3 103 4 2 3 3 3 4 4 4 2 4 3 3 3 4 4 4 3 4 4 3 2 103 4 2 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 3 4 4 4 103 4 2 2 4 4 4 4 3 4 3 3 2 4 1 4 4 4 2 4 4 3 103 4 4 1 4 4 4 4 4 2 4 3 3 3 1 4 4 2 4 4 3 3 102 4 1 3 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 1 2 4 4 4 4 1 4 102 4 2 2 4 4 3 4 4 4 3 4 1 4 1 4 4 4 4 4 4 4 102 4 2 2 3 4 4 4 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 102 4 3 3 4 4 4 4 1 4 3 3 3 4 3 4 4 4 3 3 3 3 101 4 2 3 4 4 3 4 2 4 4 4 3 3 2 3 4 3 4 4 3 3 101 4 3 3 4 3 4 3 1 4 4 3 4 3 4 3 4 4 3 4 3 3 101 4 2 2 1 3 4 4 4 4 4 4 2 4 1 4 3 3 3 4 4 4 101 4 4 3 3 2 4 4 4 4 4 4 1 2 1 4 3 2 4 4 3 4 100 4 2 1 4 3 4 4 4 4 4 4 1 1 2 4 4 4 3 4 4 4
Tabel 29 Analisa Item Untuk Skor Angket Kegiatan Ekstrakurikuler
77
31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63
3 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 2 3 3 3 4 2 4 4 4 3 3 4 4 3 3 3 4 2 4
3 2 4 3 2 3 4 4 2 4 4 4 4 4 2 2 4 2 4 3 4 4 4 3 3 4 3 4 2 2 4 3 4
3 4 3 4 4 2 2 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 2 3 4 4 3 3 2 4 3 3 3 3 4 4 4
4 2 2 3 2 4 4 3 2 4 2 2 2 3 4 3 2 4 4 3 4 2 2 4 2 2 2 4 2 4 4 4 2
4 4 4 4 3 4 4 2 2 4 4 4 3 4 4 3 3 3 4 4 4 3 4 2 2 3 2 4 2 3 3 3 2
2 2 2 3 4 3 3 4 4 2 2 4 2 4 3 2 2 3 4 4 4 2 1 3 2 2 3 2 2 2 4 3 1
3 4 3 4 3 3 4 3 4 2 3 4 4 3 1 3 4 4 4 3 4 2 4 2 4 2 2 2 2 2 4 3 2
4 4 3 3 4 4 4 2 4 4 1 4 4 1 3 2 4 1 3 4 4 4 1 4 3 2 4 1 2 3 1 2 4
4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 2 4 4 2 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 3
3 4 4 3 4 4 3 3 4 4 3 4 4 3 3 3 4 4 2 1 2 4 4 3 4 4 3 4 4 4 2 4 3
2 3 3 4 4 2 2 4 2 2 3 2 3 4 2 2 2 2 4 3 3 2 2 2 2 1 2 2 2 2 4 1 1
1 1 2 2 2 3 2 3 1 2 1 2 1 4 4 4 2 2 4 3 1 2 2 3 4 1 2 1 1 3 3 1 2
4 4 4 4 3 3 3 4 3 4 4 4 3 2 3 2 3 3 3 3 1 4 4 3 3 4 3 3 3 3 1 4 3
3 4 3 4 3 3 3 4 2 4 4 3 4 3 2 3 2 3 4 2 4 4 3 3 2 4 4 2 3 3 4 2 2
4 3 3 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 2 3 4 3 4 4 3 3 3 4 4 3 3 4 3 4 1 3
4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4
4 4 4 1 3 4 4 2 4 1 2 1 3 4 2 3 3 3 1 2 1 4 4 3 1 1 3 3 4 3 1 4 4
4 4 3 1 2 2 2 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 2 3 1 1 2 4 4 4 3 4 4 2 4 4 4
4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 2 4 4 4 4 4 2 3 4 4 4 3 3 4 3 4 3 3 3 3 4 2
3 3 4 4 3 3 3 3 1 4 4 3 4 3 3 4 2 4 3 4 4 4 3 3 3 4 3 2 2 2 3 2 3
2 2 3 2 2 3 3 4 3 2 2 2 2 2 4 3 2 2 4 3 2 2 3 2 2 1 2 1 3 2 1 1 2
4 3 3 3 3 3 2 2 4 2 4 4 2 3 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 1 1 4
2 1 3 2 3 2 4 2 1 1 3 1 2 4 4 4 2 4 1 3 1 2 3 2 2 4 3 2 1 2 3 1 1
4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 3 3 4 4 2 2 2
4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 1 4 3 4 3 1 2 2 4 4 3 3 4 3 4 4 4 1 1 3
4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 2 2 3 3 2 4 4 1 2 2 4 2 4 2 3 3 2 3 3 4
4 4 3 4 3 4 3 4 4 3 4 2 3 3 4 4 3 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 1 4 3
2 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 2 4 4 4 3 3 3 2 3 4 3 3 4 4 3
4 4 3 4 3 3 4 3 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 1 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 2 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 3 2 4 3 2 4 4 3 3 1 3 3 3 4 4 4 3 3 3 2 3 4 2 1 Jumlah
100 99 99 99 99 99 99 98 98 98 98 97 97 97 96 96 96 95 94 94 93 93 93 92 90 90 88 88 88 85 84 83 82 6267
78
79
Dengan melakukan penjumlahan skor jawaban terhadap beberapa pertanyaan yang diajukan kepada siswa kelas dua tersebut, maka diperoleh nilai yang paling rendah adalah 82 dan nilai yang paling tinggi adalah 116. Tabulasi distribusi frekuensi tentang skor kegiatan ekstrakurikuler dengan cara membuat tabel distribusi data tunggal. Hal ini dilakukan karena penyebaran skor atau nilai yang akan penulis sajikan tidak terlalu luas. Untuk membuat tabel distribusi frekuensi, penulis menggunakan tabel distribusi frekuensi data tunggal yang sebagian atau seluruh skornya berfrekuensi lebih dari satu. Adapun langkah yang perlu ditempuh adalah sebagai berikut: 1. Mencari nilai tertinggi (Highest Score=H) dan nilai terendah (Lowest Score=L) dari nilai yang diperoleh dapat dilihat bahwa H=116 dan L=82. Setelah diketahui H dan L, maka kita dapat menyusun nilai atau skor tentang kegiatan ekstrakurikuler tersebut dari atas ke bawah, mulai dari nilai yang tertinggi 116 berturut-turut ke bawah sampai nilai yang terendah 82 pada kolom 1 dari tabel distribusi frekuensi.
2. Menghitung frekuensi masing-masing nilai atau skor yang diperoleh, kemudian hasilnya dimasukkan dalam kolom 2 dari tabel distribusi frekuensi yang telah kita persiapkan, kemudian nilai yang diperoleh dijumlahkan, sehingga diperoleh jumlah frekuensi ( ΣF) atau (N). Untuk lebih jelasnya penyebaran data kegiatan ekstrakurikuler siswa dapat dilihat melalui tabel berikut ini:
80
Tabel 40 Distribusi Frekuensi Tentang kegiatan ekstrakurikuler siswa (variabel X) dari Sejumlah 63 Orang Siswa Skor
Frekuensi
Persentase
116 115 113 111 110 109 108 107 105 104 103 102 101 100 99 98 97 96 95 94 93 92 90 88 85 84 83 82
1 1 1 2 2 1 2 2 2 2 5 4 4 2 6 4 3 3 1 2 3 1 2 3 1 1 1 1
1.59% 1.59% 1.59% 3.17% 3.17% 1.59% 3.17% 3.17% 3.17% 3.17% 7.94% 6.35% 6.35% 3.17% 9.52% 6.35% 4.76% 4.76% 1.59% 3.17% 4.76% 1.59% 3.17% 4.76% 1.59% 1.59% 1.59% 1.59%
2.780
63
100%
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa yang memperoleh nilai tertinggi 116 hanya 1 orang atau 1,59% dan yang memperoleh nilai terendah 82 juga sama yaitu hanya 1 orang atau 1,59%, sedangkan selebihnya yang memperoleh nilai 115, 113, 109, 95, 92, 85, 84, dan 82 berjumlah 1 orang atau 1,59%, dan yang mendapat nilai 111, 110, 108, 107, 105, 104, 100, 94, dan 90 masing-masing berjumlah 2 orang atau 3.17%, yang memperoleh nilai 97, 96, 93,
81
dan 88 masing-masing sebanyak 3 orang atau 4.76%, dan yang mendapat nilai 102, 101, dan 98 berjumlah 4 orang atau 6.35%, yang memperoleh nilai 103 sebanyak 5 orang atau 7.94%, serta yang memperoleh nilai 99 sebanyak 6 orang siswa atau sekitar 9.52%. B. Prestasi Belajar Siswa Sedangkan untuk mengetahui data mengenai prestasi belajar siswa, penulis mengambil dari nilai mid semester pertama tahun pelajaran 2010/2011. Adapun nilai mid semester yang dicapai responden pada mid semester pertama tahun pelajaran 2010/2011 berada antara nilai 39-89. Berikut ini adalah tabel distribusi frekuensinya. Tabel 41 Distribusi Frekuensi Tentang Hasil Belajar yang Dicapai oleh 63 Orang Siswa (Responden) Pada Mid Semester Pertama Nilai Prestasi Belajar
Frekuensi
Frekuensi
89 87 86 84 83 82 81 80 79 77 76 75 74 73 72 71 70 69 68 67 66 65
1 2 1 1 1 2 2 6 1 1 1 1 2 5 1 2 3 2 2 1 2 1
1.59% 3.17% 1.59% 1.59% 1.59% 3.17% 3.17% 9.52% 1.59% 1.59% 1.59% 1.59% 3.17% 7.94% 1.59% 3.17% 4.76% 3.17% 3.17% 1.59% 3.17% 1.59%
82
64 63 62 61 60 59 56 55 54 53 51 50 48 45 39
3 3 3 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
4.76% 4.76% 4.76% 1.59% 3.17% 1.59% 1.59% 1.59% 1.59% 1.59% 1.59% 1.59% 1.59% 1.59% 1.59%
Dari tabel diatas kita lihat nilai mid semester pertama tahun pelajaran 2010/2011 dengan nilai tertinggi adalah 89 dan nilai terendah 39 masing-masing sebanyak 1 orang atau sekitar 1,59%, sedangkan nilai yang paling banyak adalah nilai 80 sebanyak 6 orang atau sekitar 9,52%, siswa yang memperoleh nilai 73 sebanyak 5 orang atau sekitar 7,94%, siswa yang memperoleh nilai 62, 63, 64, dan 70 sebanyak 3 orang atau sekitar 4,76%, kemudian siswa yang memperoleh nilai 60, 66, 68, 69, 71, 74, 81, 82, dan 87 sebanyak 2 orang atau sekitar 3,17%, dan siswa yang mendapat nilai 39, 45, 48, 50, 51, 53, 54, 55, 56, 59, 61, 65, 67, 72, 75, 76, 77, 79, 83, 84, 86, dan 89 masing-masing sebanyak 1 orang atau sekitar 1,59% C. Analisis Korelasional Data statistik yang akan dianalisa adalah nilai-nilai dari penyebaran angket mengenai kegiatan ekstrakurikuler terhadap prestasi belajar siswa. Untuk itu dibawah ini akan dijelaskan perhitungan untuk memperoleh koefisien korelasi antara kegiatan ekstrakurikuler terhadap prestasi belajar siswa, sehingga dapat diambil interpretasi data.
83
Tabel 42 Analisis Korelasi antara Variabel X (Kegiatan Ekstrakurikuler) dengan variabel Y (nilai hasil belajar siswa) Responden
X
Y
XY
X2
Y2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
104 107 96 115 102 94 116 103 103 103 99 102 100 110 97 99 103 98 96 96 101 88 98 101 98 99 85 101 111 103 97 105 101 102 88 84 93 99 100 94
70 80 60 68 73 69 86 73 73 80 59 74 73 63 45 64 80 48 50 55 76 62 63 77 64 56 68 80 75 70 64 80 72 80 71 39 54 60 82 51
7280 8560 5760 7820 7446 6486 9976 7519 7519 8240 5841 7548 7300 6930 4365 6336 8240 4704 4800 5280 7676 5456 6174 7777 6272 5544 5780 8080 8325 7210 6208 8400 7272 8160 6248 3276 5022 5940 8200 4794
10816 11449 9216 13225 10404 8836 13456 10609 10609 10609 9801 10404 10000 12100 9409 9801 10609 9604 9216 9216 10201 7744 9604 10201 9604 9801 7225 10201 12321 10609 9409 11025 10201 10404 7744 7056 8649 9801 10000 8836
4900 6400 3600 4624 5329 4761 7396 5329 5329 6400 3481 5476 5329 3969 2025 4096 6400 2304 2500 3025 5776 3844 3969 5929 4096 3136 4624 6400 5625 4900 4096 6400 5184 6400 5041 1521 2916 3600 6724 2601
84
41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63
111 109 82 108 98 90 93 99 92 95 97 88 105 99 107 93 90 104 108 113 83 102 110
87 70 62 83 65 71 66 81 61 63 69 67 89 62 87 73 66 79 81 74 53 84 82
9657 7630 5084 8964 6370 6390 6138 8019 5612 5985 6693 5896 9345 6138 9309 6789 5940 8216 8748 8362 4399 8568 9020
12321 11881 6724 11664 9604 8100 8649 9801 8464 9025 9409 7744 11025 9801 11449 8649 8100 10816 11664 12769 6889 10404 12100
7569 4900 3844 6889 4225 5041 4356 6561 3721 3969 4761 4489 7921 3844 7569 5329 4356 6241 6561 5476 2809 7056 6724
N=63
Σ 6.267
Σ 4.362
Σ 437.036
Σ 627,077
Σ 309.666
Dari hasil diatas diperoleh nilai ΣX
= 6.267
ΣY
= 4.362
ΣXY = 437.036 ΣX2
= 627.077
ΣY2
= 309.666 Nilai-nilai tersebut kemudian dimasukkan kedalam rumus korelasi product
moment person :
Diketahui: N: 63 ΣX= 6.267 ΣY= 4.362 ΣXY= 437.036 ΣX2= 627,077 ΣY2= 309.666 Ditanya... rxy? Jawab:
85
C. Interpretasi Data Berdasarkan hasil dari data perhitungan dan analisia data yang telah dilakukan, penulis menginterpretasikan hasil perhitungan diatas dengan menggunakan: 1. Interpretasi Secara Kasar / Sederhana Dari hasil perhitungan di atas diperoleh nilai koefisien korelasi rxy yaitu 0,59. Jika diperhatikan maka angka indeks korelasi yang diperoleh tidak bertanda negatif, ini berarti korelasi antara variabel X (kegiatan ekstra-kurikuler) dan variabel Y (prestasi belajar siswa) terdapat hubungan yang searah, dengan istilah lain terdapat korelasi yang positif. Kemudian nilai tersebut diinterpretasikan dengan cara sederhana yaitu dengan memberikan interpretasi terhadap angka koefisien Korelasi Product Moment. Apabila diperhatikan besarnya rxy yang telah diperoleh (0,59) ternyata terletak antara 0,40 – 0,70, berarti antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang sedang atau cukup.
86
2. Interpretasi dengan menggunakan tabel nilai “r” Product Moment Pertama: merumuskan hipotesa alternatif (Ha) yaitu; Ada atau terdapat korelasi positif yang signifikan atau meyakinkan antara variabel X dan variabel Y. Kedua : mencari degree of freedom (df) atau derajat bebas (db) adapun rumusnya sebagai berikut: df = N-nr keterangan: df
: degree of freedom
N
: Number of cases
nr
: Banyaknya variabel yang dikorelasikan
Penelitian ini mengambil sampel 63 orang siswa yang diambil secara acak dari kelas VIII dan IX. Variabel yang dikorelasikan sebanyak dua buah yaitu kegiatan ekstrakurikuler dengan hasil belajar siswa, jadi nr = 2. Dengan rumus diatas, maka diperoleh nilai df = 63 – 2 = 61. Ketiga : berkonsultasi pada tabel r product moment. Apabila rxy sama besar atau lebih besar dari pada r tabel atau rt, maka hipotesa alternatif (Ha) diterima, karena teruji kebenarannya. Namun apabila rxy lebih kecil dari pada r tabel atau rt, maka hipotesa alternatif (Ha) ditolak karena tidak teruji kebenarannya. Dengan melihat tabel r Product Moment, maka dapat diketahui bahwa dengan df sebesar 61 diperoleh “r tabel” pada taraf signifikansi 5% = 0,250 dan pada taraf signifikansi 1% = 0,325. Keempat : membandingkan besarnya rxy dengan rtabel. Nilai rxy yang diperoleh adalah 0,59 , sedangkan nilai rtabel masing-masing pada taraf signifikansi 5%= 0,250, dan pada taraf signifikansi 1%= 0,325. Ternyata nilai “r hitung” 0,59 lebih besar daripada nilai r tabel, baik pada taraf signifikansi 5% maupun pada taraf signifikansi 1%. Maka hipotesa alternatif (Ha) diterima. Sehingga dapat disimpulkan kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti oleh siswa berpengaruh terhadap prastasi belajar mereka didalam kelas.
87
Selanjutnya untuk mencari dan mengetahui seberapa besar kontribusi variabel (kegiatan ekstrakurikuler) terhadap variabel y (prestasi belajar siswa), maka dipergunakan rumus sebagai berikut: KD = r2 x 100% Keterangan: KD = Koefisien Determination (kontribusi variabel x terhadap variabel y) R
= Koefisien korelasi antara variabel x dan variabel y
KD = r2 x 100% KD = 0.592 x 100% KD = 0.35 x 100% KD = 35% Dengan melakukan perhitungan diatas maka dapat di ketahui bahwa variabel X (kegiatan ekstrakurikuler) tersebut berpengaruh terhadap variabel Y (prestasi belajar siswa) sebesar 35%. Dengan demikian dapat diketahui, walaupun kegiatan ekstrakurikuler yang ada pada MTs. Negeri Pagedangan tergolong aktif, akan tetapi kegiatan ekstrakurikuler tersebut tidak berpengaruh signifikan terhadap peningkatan prestasi belajar siswa di dalam kelas. Rendahnya kontribusi kegiatan ekstrakurikuler terhadap prestasi belajar siswa dikarenakan materi yang diberikan dalam kegiatan ekstrakurikuler kurang atau bahkan tidak menarik sehingga mereka merasa jenuh dan tidak tertarik mengikuti materi yang diberikan (lihat tabel 30). Sehingga berdampak kurangnya kontribusi materi yang diberikan kepada kegiatan belajar mereka di dalam kelas. Hal ini dapat diketahui dari sebagian
responden
yang
menyatakan
bahwa
materi
dalam
kegiatan
ekstrakurikuler jarang menunjang materi pelajaran di dalam kelas (lihat tabel 28). Selain faktor materi yang diberikan, ternyata kegiatan ekstrakurikuler tidak mampu meningkatkan intensitas belajar siswa, hal ini dapat diketahui lebih dari
88
setengah responden menyatakan bahwa mengikuti kegiatan ekstrakurikuler tidak membuat mereka semakin rajin belajar (lihat tabel 31). Selain kedua faktor diatas, rendahnya pengawasan dari pembina juga dianggap berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Lemahnya kontrol dari pembina kegiatan dapat dilihat dari jawaban responden yang sebagian besar menyatakan bahwa jarang sekali pembina ekstrakurikuler memberikan teguran kepada peserta kegiatan yang tidak mematuhi aturan ketika kegiatan berlangsung (lihat tabel 37). Hal ini dapat menyebabkan kurang efektifnya kegiatan ekstrakurikuler dalam menjalankan fungsinya yaitu sebagai kegiatan penunjang yang diharapkan mampu memberikan kontribusi terhadap perkembangan akademik pesertanya. Dengan demikian ada banyak faktor yang membuat kegiatan ekstrakurikuler di MTs. Negeri Pagedangan tidak berjalan optimal sebagaimana tujuan awalnya, yaitu sebagai kegiatan tambahan yang diharapkan dapat menyalurkan bakat, minat dan potensi yang dimiliki, juga diharapkan mampu menambah wawasan pengetahuan mengenai materi yang erat kaitannya dengan pelajaran di dalam kelas sehingga dapat dicapai prestasi seoptimal mungkin. Faktor-faktor tersebut diantaranya adalah: a. Kurang menariknya pengemasan materi yang diberikan oleh pembina kegiatan, sehingga membuat para pesertanya merasa jenuh dalam kegiatan. Kemudian berdampak pada kurangnya kontribusi materi yang diberikan kepada kegiatan belajar mereka di dalam kelas, b. Kegiatan ekstrakurikuler yang diberikan tidak mampu merangsang dan menjadikan para pesertanya untuk lebih giat belajar terutama di rumah. c. Lemahnya kontrol dan kurang tegasnya para pembina kegiatan dalam memberikan sanksi kepada para peserta yang lalai sewaktu kegiatan berlangsung, maksimal.
sehingga
membuat
kegiatan
ekstrakurikuler
kurang
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan dari hasil penelitian dan analisa yang telah penulis uraikan dalam Bab IV mengenai pengaruh kegiatan ekstrakurikuler terhadap prestasi belajar siswa MTs. Negeri Pagedangan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa MTs. Negeri Pagedangan tergolong aktif dalam melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler, hal ini berdasarkan begitu banyaknya kegiatan yang ada, yaitu: Paduan Suara, Pencak Silat, Pramuka, Paskibra, Marawis, UKS (Usaha Kesehatan Sekolah), Futsal/Sepak Bola, Qira’ah, Kaligrafi, dan Drum Band. Kegiatan ini dibimbing oleh pembina yang ahli di bidangnya, dan dilaksanakan diluar waktu belajar siswa. Sedangkan prestasi belajar siswa MTs. Negeri Pagedangan tergolong dalam kategori cukup baik, hal ini dilihat dari nilai rata-rata sebesar 70. Walaupun kegiatan ekstrakurikuler tergolong aktif di MTs. Negeri Pagedangan, akan tetapi pengaruh kegiatan ekstrakurikuler terhadap prestasi belajar siswa hanya dalam kategori cukup atau sedang atau hanya berpengaruh sebesar 35%, sedangkan 65% lainnya dipengaruhi oleh faktor lain. Hal ini disebabkan oleh: 1. Kurang menariknya pengemasan materi yang diberikan.
89
90
2. Kegiatan ekstrakurikuler yang diberikan tidak mampu merangsang dan menjadikan para pesertanya untuk lebih giat belajar terutama di rumah. 3. Lemahnya kontrol dan kurang tegasnya para pembina kegiatan dalam memberikan sanksi kepada para peserta yang lalai sewaktu kegiatan berlangsung. B. Saran Terdorong oleh rasa tanggung jawab penulis sebagai calon guru, penulis mencoba memberikan saran kepada pihak sekolah ditempat penelitian yang sekiranya berguna, saran tersebut adalah: 1. Karena kegiatan ekstrakurikuler mempunyai peranan dalam meningkatkan prestasi belajar siswa di kelas, disarankan kepada siswa untuk berpartisipasi aktif dalam setiap kegiatan ekstrakurikuler yang ada di sekolah. 2. Bagi pembina ekstrakurikuler, hendaknya selalu memberikan suport (semangat) kepada siswa untuk aktif dalam mengikuti kegiatan. Serta bertindak tegas dalam menjalankan kegiatan ekstrakurikuler. Dan hendaknya untuk terus melakukan inovasi dalam memberikan materi dan dalam melaksanakan latihan agar dapat meningkatkan minat dan mengurangi kebosanan dalam berlatih siswa. 3. Kegiatan ekstrakurikuler dapat berjalan lancar dan sesui fungsinya, yaitu sebagai kegiatan penunjang belajar sisiwa diluar kelas, apabila didukung faktor pembina yang berkualitas dan memiliki kecakapan di bidangnya, kelengkapan sarana dan prasarana yang memadai, dana yang cukup untuk berbagai kegiatan serta peserta didik yang memiliki minat yang tinggi untuk berlatih. Jadi hendaknya sekolah mengadakan pendidikan pelatihan bagi pembina agar kemampuan, kecakapan bidang kegiatan masingmasing tidak tertinggal dan dapat mengikuti perkembangan zaman.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu. Sosiologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta, 2007. Alimron,
M.
Peran
Kegiatan
Ekstrakurikuler
Kepramukaan
dalam
Pengembangan Bakat Kepemimpinan Siswa SLTP Dahlia, Pondok Pucung-Pondok Aren (2008) Arikunto, Suharsimi. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta, 2007. Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006. Asnawi, Jamal Ma’mun. Jurus-jurus Belajar Efektif untuk SMP dan SMA. Jogjakarta: Diva Press, 2009. Bahruddin dan Ersa Nur Wahyuni. Teori Belajar & Pembelajaran. Jogjakarta: ArRuzz Media, 2009. Budiningsih, Asri. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta: 2005. Departemen Agama RI, Panduan Penyelenggaraan Pesantren Kilat. Jakarta: Direktorat Jenderal Kelembagaan Islam, 2005 Departemen Agama RI. Ekstra Kurikuler Pendidikan Agamaa Islam pada Sekolah Umum dan Madrasah. Jakarta: Ditjen Kelembagaan Agama Islam: 2004. Departemen Agama RI. Panduan Pengembangan: UKS (Usaha Kesehatan Sekolah) di Madrasah. Jakarta: Direktorat Jendral Kelambagaan Agama Islam, 2005.
91
92
Departemen Agama RI. Petunjuk Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar di Madrasah Ibtidaiyah. Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam Departemen Agama R.I: 1995. Dimyati dan Mudjiono. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta, 2009. Djamarah, Syaiful Bahri. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta, 2008. Hamalik, Oemar. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara, 2009. Hasan, Fuad. Dasar-dasar Kependidikan. Jakarta: Rineka Cipta, 2008. Indrakusuma, Amir Daien. Pengantar Ilmu Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional, 1973. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan untuk Sekolah Menengah Pertama dan Madrasah Tsanawiyah. Jakarta: PT. Binatama Raya, 2007. Kurniasih, Uun. “Pelaksanaan Program Ekstrakurikuler dan Hubungannya dengan Prestasi Belajar Siswa MIN Kampung Tengah Kramat Jat”.i Skripsi S1 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Jakarta, 2006 Muhaimin dkk. Pengembangan Model Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada Sekolah & Madrasah. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008. Narbuko, Cholid. dan Abu Achmadi. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT Bumi Aksara, 1999. Nashar. Peranan Motivasi dan Kemampuan Awal dalam Kegiatan Pembelajaran. Jakarta: Delia Press, 2004. Nasution, S. Didaktik Asas-asas Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara, 1995.
93
Ngajenan, Mohamad. Kamus Etimologi Bahasa Indonesia. Semarang: Dahara Prize, 1986. Purwanto, M. Ngalim. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya, t.t. Sabri, M. Alisuf. Ilmu Pendidikan. Jakarta: CV Pedoman Ilmu Jaya, 1999. Sanjaya, Wina. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana: 2009. Sevilla, Consuelo G., dkk. Pengantar Metode Penelitian. Penerjemah Alimuddin Tuwu. Jakarta: UI-Press, 1993. Siti Memah. “Minat Siswa Terhadap Kegiatan Ekstrakurikuler di MTs alJauharotun-naqiyyah Jerang Barat Cilegon Banten.” Skripsi S1 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Jakarta, 2009. Slameto. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta, 1995. Sudijono, Anas. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2008. Sudijono, Anas. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2008. Sudjana, Nana. Penilaian Proses Hasil Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1992. Sukardi. Metodologi Penelitian Pendidikan; Kompetensi dan Praktinya. Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2003 Sunarto, “Pengertian Prestasi Belajar,” Artikel diakses pada 06 Nopember 2010 dari http://sunartombs.wordpress.com/2009/01/05/pengertian-prestasi-belajar/ Suryosubroto, B. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta, 2009.
94
Syah, Muhibbin. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001. Undang-Undang SISDIKNAS (UU RI No. 20 Tahun 2003). Jakarta: Sinar Grafika, 2009. Usman, Moh. Uzer. Menjadi Guru Professional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2001. Z, Zurinal dan Wahdi Sayuti. Ilmu Pendidikan: Pengantar dan Dasar-dasar Pelaksanaan Pendidikan. Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006.
ANGKET PENELITIAN “Pengaruh Kegiatan Ekstrakurikuler Terhadap Prestasi Belajar Siswa MTs. Negeri Pagedangan-Tangerang” Nama
: ……………………………………….
Nomor Induk Siswa
: ……………………………………….
Kelas / Semester
: ……………….…. / I (satu).
Sekolah
: MTs. Negeri Pagedangan-Tangerang.
Tahun Pelajaran
: 2010/2011.
Alternatif Jawaban No
Pertanyaan Selalu
1
Saya sangat senang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler di sekolah.
2
Saya aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler berdasarkan keinginan sendiri.
3
Kegiatan belajar saya terganggu karena mengikuti kegiatan ekstrakurikuler
4
Pembimbing ekstrakurikuler membimbing dan mengajarkan kegiatan dengan sabar.
5
Saya mendengarkan dan memperhatikan arahan guru/ kaka pembimbing ketika menjelaskan materi ekstrakurikuler
6
Menurut saya mengikuti kegiatan ekstrakurikuler meningkatkan prestasi belajar di kelas
7
Saya menaati peratutan dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler di sekolah
8
Saya aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler karena takut diberi sanksi.
9
Dalam kegiatan ekstrakurikuler, kakak pembimbing masa bodoh dan tidak memberikan arahan.
10
Pembimbing ekstrakurikuiler kurang menguasai materi yang diajarkan pada saat kegiatan berlangsung.
11
Mengikuti kegiatan ekstrakurikuler membuat saya semakin rajin belajar
12
Saya diberikan teguran ketika tidak mematuhi aturan dalam kegiatan ekstrakurikuler
13
Saya tidak bersemangat mengikuti kegiatan ekstrakurikuler di sekolah.
Sering
Kadangkadang
Tidak Pernah
Alternatif Jawaban No
Pertanyaan Selalu
14
Saya aktif mengikuti kegiatan ekstrakurikuler di sekolah
15
Pembimbing ekstrakurikuler banyak memberi nasehat yang baik kepada siswanya
16
Sejak saya mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pergaulan saya menjadi tidak baik
17
Saya mengikuti kegiatan ekstrakurikuler karena ingin mendapatkan nilai dari guru
18
Kegiatan ekstrakurikuler yang saya ikuti dilakukan diluar waktu belajar.
19
Pembibing ekstrakurikuler di sekolah membiarkan saya bercanda dalam kegiatan.
20
Materi yang diberikan dalam kegiatan ekstrakurikuler dapat menambah pengetahuan
21
Pengetahuan yang saya peroleh dalam kegiatan ekstrakurikuler dapat menunjang pelajaran di kelas.
22
Pengetahuan saya bertambah setelah mengikuti kegiatan ekstrakurikuler
23
Siswa yang lalai dalam kegiatan ekstrakurikuler diberikan sanksi
24
Pembimbing mengarahkan kegiatan ekstrakurikuler sehingga berjalan dengan baik
25
Menurut saya materi yang disampaikan dalam kegiatan ekstrakurikuler tidak menarik.
26
Setelah mengikuti kegiatan ekstrakurikuler, bakat yang saya miliki mulai berkembang
27
Saya tidak aktif mengikuti kegiatan di sekolah
28
Mengikuti kegiatan ekstrakurikuler di sekolah membuat saya malas untuk belajar dirumah.
29
Pembimbing ekstrakurikuler memberi motivasi agar giat berlatih
30
Pembimbing ekstrakurikuler memberi tahu kesalahan dalam kegiatan dengan kasar (membentak-bentak)
Sering
Kadangkadang
Tidak Pernah