Analisis Pemberian Kredit Pada Program Kemitraan) PT. Telkom (Studi Pada Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Sektor Industri Binaan PT. Telkom Malang Regional V Jawa Timur Oleh : Intan Nuraini Dosen Pembimbing : Dra. Juni Herawati, MM.
Since 2010, the growth rate of SMEs are increase significantly so it can decrease unemployment and is able to improve the Indonesian economy. However, there are some problems of SMEs there are capital, resources, promotion and raw materials. To respond to these problems, the government established the Corporate Social Responsibility (CSR) which is conducted by the State Owned Enterprises (SOEs), and it call as Partnership Program and Community Development that provide credit and assistance to SMEs in developing their business. This study aimed to examine the differences before and after crediting Partnership Program PT. Telkom Malang and sales turnover for the development of SMEs. Business development here projected by profitability of SMEs. The population was assisted partner SMEs PT. Telkom Malang in 2010-2013. Sampling technique is purposive sampling and obtained 7 SMEs for research samples. The analysis technique used is t test average difference and calculate the average profitability ratios such as the ratio of net profit margin (NPM) and Return On Investment (ROI). Confidence level (α) used in this study was 0.05. The results using the t test average difference indicates that there is a difference before and after the provision of credit and an increase in profitability of SMEs. The increase in this ratio indicate that lending Partnership effect on the development of SMEs Keywords: Corporate Social Responsibilty, Partnership Program and Community Development, PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk., Credit, Sales turnover, profitability, business development, Micro, Small and Medium Enterprises (SMEs). PENDAHULUAN UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) merupakan salah satu yang dapat bertahan pada krisis moneter pada tahun 1997. UMKM dapat bertahan pada keadaan krisis tersebut dikarenakan modal usaha yang digunakan adalah modal sendiri sehingga UMKM tidak bergantung pada hutang. Namun UMKM menjadi
sulit berkembang karena modal yang kecil tersebut. Selain masalah modal, UMKM juga memiliki masalah seperti sumberdaya, promosi dan bahan baku yang membuat UMKM sulit berkembang. Dengan keterbatasan yang dimiliki oleh UMKM dan tantangan yang harus
1
dihadapi maka UMKM harus memiliki solusi yang tepat dan cepat. Dilain pihak, potensi yang dimiliki oleh UMKM sangatlah besar. UMKM dapat menyerap tenaga kerja yang lebih banyak dibanding dengan lapangan kerja yang lain. UMKM dapat menyerap tenaga kerja sekitar 97,8% dari lapangan kerja baru yang diciptakan. elain itu, UMKM juga memberikan kontribusi yang cukup tinggi dalam pembentukan PDB (Product Domestic Bruto). Kontribusi ini mampu menggerakkan dan memacu percepatan pertumbuhan perekonomian di Indonesia yang mengalami penurunan. Pada tahun 2012 perkembangan Usaha Mikro mengalami peningkatan yang cukup baik diantara sektor usaha yang lain yaitu sebanyak 1.296.207 unit usaha mikro baru yang terbentuk. Secara keseluruhan, perkembangan UMKM selama 2011-2012 mengalami peningkatan yaitu sebesar 1.328.147 dan sebanyak 2,41% terhadap perkembangan perekonomian Indonesia. Berdasarkan publikasi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Jawa Timur, UMKM Jawa Timur merupakan salah satu penyumbng terbesar pertumbuhan perekonomian Jawa Timur tahun 2011 mencapai 7,12%, di atas pertumbuhan rata-rata nasional. Dan pada tahun 2012 berdasarkan publikasi Media Jawa Timur, angka ini mengalami peningkatan menjadi 7,22% yang masih di dukung oleh sektor UMKM. Bahkan dari PDRB Jawa Timur yang mampu mencapai Rp 1.000 triluin, sebesar 54% diperoleh dari 4,2 juta UMKM yang tumbuh dan berkembang di Jawa Timur. Untuk lebih mengembangkan dari potensi yang dimiliki oleh UMKM,
pemerintah melalui Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 316/KMK.06/1994 tentang Pedoman Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi mengadakan suatu program pemanfaatan dana dari bagian laba Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Dan melalui Kementrian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menetapkan Keputusan Menteri BUMN Nomor Keputusan 236/MBU/2003 tentang Program Kemitraan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan. Dalam Keputusan Menteri ini diharapkan partisipasi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk memberdayakan dan mengembangkan kondisi ekonomi, kondisi sosial masyarakat dan lingkungan sekitarnya, melalui Program Kemitraan BUMN dengan usaha kecil dan Program Bina Lingkungan. Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) ini merupakan program Corporate Social Responsibility (CSR) dari BUMN sebagai bentuk tanggung jawab sosial dan kepedulian perusahaan kepada masyarakat dan lingkungan sekitar perusahaan. Sehingga diharapkan dengan menerapkan program ini, selain akan meningkatkan citra perusahaan juga akan mengembangkan usaha UMKM dimana ini merupakan tujuan dari PKBL. Salah satu BUMN yang giat melaksanakan PKBL adalah PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk (TELKOM). Berdasarkan realisasi PT. Telkom, sejak Tahun 2001 sampai dengan 31 Desember 2012 Program Kemitraan TELKOM telah menyalurkan bantuan pinjaman kepada 89.773 Mitra Binaan di
2
seluruh Indonesia dengan total penyaluran sebesar Rp1,88 triliun. Sedangkan dari Tahun 2003 sampai dengan 2012, PT. Telkom telah menyalurkan dana bantuan Program Bina Lingkungan sebesar Rp 288,8 miliar. Berdasarkan data realisasi PKBL PT. Telkom pada tahun 2013, terdapat 3.975 mitra binaan Telkom yang tersebar di seluruh provinsi di Indonesia. Wilayah yang memiliki mitra binaan yang terbanyak yaitu Jawa Barat dengan 732 mitra binaan, Jawa Timur dengan 595 dan di Jawa Tengah 308 mitra binaan. Realisasi penyaluran pinjaman bagi mitra binaan pada tahun 2013 mencapai Rp 118,19 miliar. Terdapat beberapa penelitian yang menguji pengaruh PKBL terhadap UMKM, diantaranya adalah Lambok Tampubolon (2006), Afnar Meilyna (2008), Noni Bahannoer (2009), Lukytawati A dan Aji Muhammad (2010), dan Bagus A dan Achma Hendra S (2013) yang menunjukkan bahwa pemberian kredit berpengaruh atau berdampak pada perkembangan usaha UMKM. Pemberian dana kredit Program Kemitraan ini diharapkan dapat mengembangkan usaha dari UMKM. Selain melalui dana kredit yang diberikan, pengembangan UMKM juga melalui kegiatan pembinaan yang diberikan oleh PT. Telkom. Pembinaan ini bertujuan untuk mengembangkan kemampuan manajerial, produksi, promosi dan teknologi sehingga dapat mengembangkan usaha UMKM. Selain diberikan pelatihan, UMKM dengan prestasi yang baik akan diberikan kesempatan untuk mengikuti pameran yang diadakan dalam berbagai acara PT. Telkom. Prestasi UMKM dapat dilihat dari
proses pengembalian dana kredit. Jika UMKM dapat mengembalikan dana tersebut tepat waktu bahkan sebelum periode peminjaman habis maka dapa dikatakan bahwa UMKM tersebut memiliki prestasi yang baik. Oleh karena itu, pada penelitian ini akan menguji mengenai pengaruh pemberian kredit dan omzet penjualan kepada tingkat profitabilitas UMKM. Omzet penjualan mempengaruhi tingkat profitabilitas UMKM karena semakin tinggi omzet penjualan maka akan semakin tinggi pula profitabilitas yang dimiliki UMKM. Sedangkan pemberian kredit akan mempengaruhi kemampuan UMKM dalam menjalankan usahanya. Menurut Sartono (2010:122), profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva, maupun modal sendiri. Rasio yang akan digunakan adalah Net Profit Margin (NPM), dan Return On Investment (ROI).
TINJAUAN PUSTAKA Corporate Social Responsibility (CSR) Tanggung jawab perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR) diatur secara tegas dalam pasal 15 huruf b Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal yang menyebutkan “Setiap penanam modal berkewajiban melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan”, dan dalam penjelasan pasal tersebut menyebutkan bahwa: “Yang dimaksud dengan tanggung jawab sosial perusahaan adalah tanggung jawab yang melekat pada setiap perusahaan penanaman modal untuk tetap menciptakan hubungan yang serasi, seimbang, dan sesuai
3
dengan lingkungan, nilai, norma, dan budaya masyarakat setempat”. Menurut Untung (2009:1), pengertian Corporate Social Responsibility (CSR) adalah komitmen perusahaan datau dunia bisnis untuk berkontribusi dalam pengembangan ekonomi yang berkelanjutan dengan memperhatikan tanggung jawab sosial perusahaan dan menitikberatkan pada keseimbangan antara perhatian terhadap aspek ekonomi, sosial dan lingkungan. Pelaksanaan CSR diharapkan dapat memberdayakan masyarakat, dan bagi perusahaan proses operasional perusahaan berjalan dengan lancar. Jika hubungan perusaahaan dan masyarakat baik maka dipastikan kegiatan operasional perusahaan tidak akan bermasalah. Menurut Untung (2009:6), terdapat beberapa manfaat akan pelaksanaan program CSR bagi perusahaan, diantaranya: 1. Mempertahankan dan mendongkrak reputasi serta citra merk perusahaan. 2. Mendapatkan lisensi untuk beroperasi secara sosial. 3. Mereduksi resiko bisnis perusahaan. 4. Melebarkan akses sumber daya bagi operasional usaha. 5. Membuka peluang pasar yang lebih luas. 6. Mereduksi biaya, misalnya dampak pembuangan limbah. 7. Memperbaiki hubungan dengan stakeholders. 8. Memperbaiki hubungan dengan regulator. 9. Meningkatkan semangat dan produktivitas karyawan. 10. Peluang mendapatkan penghargaan.
Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) merupakan bagian CSR dari perusahaan BUMN. Program Kemitraan, perusahaan menerapkannya pada sektor-sektor perekonomian yaitu sektor industri, sektor perdangangan, sektor jasa, sektor perkebunan, sektor pertanian, sektor peternakan, dan sektor perikanan. Sedangkan untuk Program Bina Lingkungan dilakukan melalui program korban bencana alam, pendidikan dan atau pelatihan, peningkatan kesehatan masyarakat, pengembangan sarana dan prasarana umum, dan bantuan sarana ibadah. Menurut Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 Pasal 2 tentang Badan Usaha Milik Negara, salah satu maksud dan tujuan pendirian BUMN adalah turut aktif memberikan bimbingan dan bantuan kepada pengusaha golongan ekonomi lemah, koperasi dan masyarakat. Implementasi Undang-Undang ini adalah dengan terbentuknya Program Kemitraan dan Bina Lingkungan yang dilaksanakan oleh seluruh perusahan BUMN. Dari pandangan bisnis, PKBL merupakan wujud kepedulian sosial terhadap masyarakat dan lingkungan sekitarnya atau lebih dikenal dengan Corporate Social Responsibility (CSR). Program Kemitraan Program Kemitraan merupakan pemberdayaan kondisi lingkungan oleh perusahaan BUMN melalui pemanfaatan dana dari bagian laba yang diperoleh BUMN. Jumlah dana yang disisihkan oleh BUMN untuk terlaksananya Program Kemitraan adalah maksimal sebesar 2% (dua persen) dari laba bersih. Jangka waktu yang dimiliki oleh mitra binaan untuk
4
menikmati pinjaman Program Kemitraan ini adalah selama 24 bulan atau selama 2 tahun. Tipe pinjaman tersebut merupakan dana bergilir yang digunakan oleh mitra binaan dan calon mitra binaan pada periode setelahnya. Dengan bunga flat yaitu 6% (enam persen) yang relatif lebih rendah dengan pinjaman bank. Berikut merupakan tujuan dari Program Kemitraan yang di lakukan oleh BUMN adalah: a. Meningkatkan pendapatan usaha kecil dan masyarakat. b. Meingkatkan perolehan nilai tambah bagi pelaku program kemitraan. c. Meningkatkan pemerataan dan pemberdayaan masyarakat. d. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi pedesaan, wilayah dan nasional. e. Memperluas kesempatan kerja. Meningkatkan ketahanan ekonomi nasional
yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi criteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam UndangUndang ini. 3. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini. UMKM memiliki beberapa peranan penting bagi perekonomian Indonesia. Salah satunya adalah sektor UMKM mampu menyerap tenaga kerja yang tidak sedikit jika dibandingkan dengan sektor usaha yang lainnya. Tingkat penyerapan tenaga kerja UMKM mencapai sekitar 96%. Selain dapat mengurangi tingkat pengangguran, UMKM juga memberikan kontribusi yang cukup tinggi dalam pembentukan PDB (Product Domestic Bruto). Dengan naiknya nilai PDB, akan mampu menggerakkan dan memacu percepatan pertumbuhan perekonomi di Indonesia. UMKM juga meningkatkan tingkat ekspor Indonesia. Produkproduk yang lebih banyak di ekspor adalah produk lokal yang menjadi ciri khas dari Indonesia. Hal ini juga
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), pengertian dari Usaha Mikro, Kecil dan Menengah adalah: 1. Usaha Mikro, adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini. 2. Usaha Kecil, adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan
5
dapat sebagai kampanye, sehingga dunia luar akan semakin mengenal produk-produk dan budaya Indonesia. Dalam menghadapi persaingan bisnis yang semakin ketat, UMKM harus selalu berusaha mengembangkan bisnisnya. Beberapa masalah yang dihadapi UMKM dalam hal pengembangan usahanya, yaitu masalah pendanaan, promosi, sumber daya manusia, dan bahan baku.
5. Kredit sebagai alat untuk stabilitas ekonomi. 6. Kredit sebagai jembatan untuk meningkatkan pendapatan nasional. 7. Kredit sebagai alat untuk meningkatkan hubungan ekonomi internasional. METODOLOGI PENELITIAN Jenis dan Sifat Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Penelitian ini merupakan penelitian yang mempelajari beberapa permasalahan yang sedang terjadi dan berkembang di masyarakat, tata cara yang berlaku, termasuk tentang hubungan, kegiatankegiatan, sikap dan pengaruh dari suatu fenomena. Menurut Sekaran (2011:158), studi deskriptif dilakukan untuk mengetahui dan menjelaskan karakteristik variabel yang diteliti dalam suatu situasi. Sifat penelitian yang dilakukan merupakan penelitian replikasi, yaitu suatu penelitian pengulangan dari penelitian yang serupa namun dengan menggunakan sampel, variabel, dan periode yang berbeda. Penelitian repilakasi digunakan untuk menjawab masalah penelitian yang sama, namun dengan kondisi dan obyek penelitian yang berbeda dan bertujuan untuk melihat keabsahan teori dan penelitian yang telah ada sebelumnya.
Kredit Menurut Rivai (2004:4), pengertian kredit yaitu penyerahan barang, jasa, atau uang dari satu pihak (kreditur atau pemberi pinjaman) atas dasar kepercayaan kepada pihak lain (nasabah atau pengutang) dengan janji membayar dari penerima kredit kepada pemberi kredit pada tanggal yang telah disepakati kedua belah pihak. Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh para kreditur untuk menentukan keputusan kredit. Prinsip yang digunakan untuk keputusan pemberian kredit adalah dengan menggunakan analisis 5C dan 3R. 5C yaitu Character, Capacity, Capital, Condition, dan Collateral. Sedangkan analisis 3R diantaranya Rate of Return, Risk bearing ability, dan Repayment capacity. Fungsi kredit dalam kehidupan perekonomian, perdagangan dan keuangan berdasarkan penjelasan Sinungan (1993:5) meliputi hal yang utama sebagai berikut: 1. Kredit dapat meningkatkan utility dari modal atau uang. 2. Kredit dapat meningkatkan daya guna (utility) dan peredaran barang. 3. Kredit dapat meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang. 4. Kredit menimbulkan kegairahan berusaha pegawai (masyarakat).
Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini bertempat di PT. Telkom Malang regional V Jawa Timur dan pembatasan obyek penelitian adalah mengarah pada Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) mitra binaan PT. Telkom yang menjadi sampel penelitian.
6
data kuantitatif berupa angka-angka yang diperoleh berdasarkan pengukuran atau situs resmi yang dipublikasikan. Data kuantitatif tersebut dapat diolah secara matematis atau dengan menggunakan teknik statistika dan bersifat nyata dan bertujuan untuk mengetahui jumlah dan sifat dari obyek yang diteliti. Data yang digunakan dalam penelitian adalah data sekunder. Menurut Sekaran (2006:60), data sekunder adalah data yang mengacu pada informasi yang telah dikumpulkan dari sumber yang telah ada. dimana data sekunder yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah berupa data laporan keuangan UMKM yang diserahkan kepada PT. Telkom Malang.
Metode penentuan sampel Menurut Sugiyono (2005:90), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas; obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Sedangkan menurut Sekaran (2006:121), populasi mengacu pada keseluruhan kelompok orang, kejadian-kejadian atau hal minat yang ingin diteliti. Populasi dalam penelitian ini adalah Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang merupakan mitra binaan PT. Telkom Malang regional V Jawa Timur pada tahun 2010-2013 yaitu terdapat sebanyak 669 UMKM mitra binaan. Pengertian sampel menurut Sugiyono (2005:91) adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sekaran (2006:123) menyatakan bahwa sampel adalah sebagian dari populasi. Teknik sampling yang digunakan adalah Purposive sampling. Purposive sampling merupakan teknik penentuan sampel dengan menggunakan pertimbangan tertentu (Sugiyono,2005:96). Terdapat beberapa kriteria yang digunakan yaitu: 1. UMKM yang melakukan pengajuan pinjaman sebanyak dua kali selama periode tahun 2010-2013. 2. Besar pinjaman adalah ≥ Rp 20.000.000,-. 3. Sektor bisnis UMKM adalah sektor industri. Berdasarkan kriteria tersebut, maka terdapat tujuh UMKM yang menjadi sampel penelitian.
Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan adalah dokumentasi. Indriantoro dan Supomo (2000:146) menyatakan bahwa metode dokumentasi merupakan metode yang menggunakan data yang memuat kejadian di masa lalu dan dapat berupa faktur, jurnal, surat-surat notulen hasil rapat, memo atau dalam bentuk laporan program. Data yang digunakan yaitu laporan keuangan UMKM yang diserahkan kepada PT. Telkom Malang. Operasional Variabel Penelitian Sugiono (2010:2) menyatakan bahwa variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang telah ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Jenis dan sumber data Jenis data yang digunakan merupakan data kuantitatif. Dimana
7
1. Profitabilitas (Y) Menurut Sartono (2010:122), profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva, maupun modal sendiri. Tingkat profitabilitas perusahaan merupakan salah satu alat untuk mengukur kinerja perusahaan.
Metode Analisis Data Metode Analisis Statistik Uji t Beda Dua Rata-Rata Pengujian ini dilakukan untuk menguji hipotesis komparatif rata-rata dua sampel yang berkolerasi. Rumus yang digunakan dalam uji t beda dua rata-rata adalah sebagai berikut (Sugiyono, 2010:121): ̅̅̅ ̅̅̅ √
2. Pemberian kredit (X1) Kredit merupakan tambahan modal bagi usaha yang dijalankan UMKM. Dengan adanya tambahan modal ini dapat digunakan bagi para pemilik UMKM untuk mengembangkan usahanya. Diharapkan semakin besar kredit yang diterima akan semakin besar tingkat perkembangan usaha, namun hal ini harus dibarengi dengan pengelolaan modal yang baik. Sehingga tambahan modal tersebut harus benarbenar dialokasikan pada pos yang tepat dalam tujuan mengembangkan usaha UMKM.
(
√
)( √
)
Dimana: X1 : rata-rata sampel 1 X2 : rata-rata sampel 2 s1 : simpangan baku sampel 1 s2 : simpangan baku sampel 2 n1 : jumlah sampel 1 n2 : jumlah sampel 2 r : korelasi antara dua sampel tingkat kepercayaan ( : 0,05 derajat kebebasan (df) : n-1 Analisis Rasio Profitabilitas Sartono (2010:122) menyatakan bahwa profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva, maupun modal sendiri. Dalam melihat tingkat profitabilitas dilakukan dengan penghitungan rasio Net Profit Margin (NPM) dan Return Of Investment (ROI). 1. Net Profit Margin (NPM) NPM merupakan rasio yang mengukur seberapa besar laba yang diperoleh dari setiap rupiah penjualan. NPM dikaitkan dengan kemampuan perusahaan mengelola biayabiaya yang digunakan untuk menghasilkan laba. Rumus yang digunakan adalah:
3. Omzet Penjualan (X2) Adalah jumlah total hasil penjualan yang telah diperoleh UMKM. Besar nilai omzet penjualan ini diharapkan dapat mempengaruhi tingkat profitabilitas perusahaan. Semakin nilai omzet penjualan yang diperoleh maka semakin besar kemungkinan laba yang diperoleh.
8
2. Return On Investment (ROI) ROI adalah rasio yang digunakan untuk melihat kemampuan aktiva yang digunakan atau diinvestasikan dalam memperoleh laba perusahaan. Penilaian ROI merupakan alat analisa yang bersifat menyeluruh. Rumus yang digunakan yaitu:
Uji t Beda Dua Rata-Rata pada Pemberian Kredit (X1) Mitra binaan yang menjadi sampel penelitian ini merupakan mitra binaan yang telah mendapatkan dua kali kredit yang telah menyelesaikan kewajiban kreditnya di periode sebelumnya. Berikut hasil pengujian mengenai sebelum dan sesudah pemberian kredit PT. Telkom Malang: Tabel 4.1 Hasil Uji t beda rata-rata terhadap Pemberian Kredit (X1)
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Analisis Statistik Uji t Beda Dua Rata-Rata Rumusan hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Ha : Terdapat perbedaan sebelum dan sesudah pemberian kredit Program Kemitraan PT. Telkom Malang kepada perkembangan usaha UMKM mitra binaan. H0 : Tidak terdapat perbedaan sebelum dan sesudah pemberian kredit Program Kemitraan PT. Telkom Malang kepada perkembangan usaha UMKM mitra binaan. Kriteria pengambilan keputusan hipotesis : Terima H0 jika thitung < ttabel atau – thitung > -ttabel , Tolak H0 jika thitung ≥ ttabel atau – thitung < - ttabel. atau pengambilan keputusan hipotesis dapat dilihat berdasarkan nilai sig (2-tailed) dan yaitu : Terima H0 jika nilai sig (2-tailed) > 0,05 (α). Tolak H0 jika nilai sig (2-tailed) < 0,05 (α).
Pair 1
Sebelum sesudah
ttabel 2,447
t -5.447
Berdasarkan pengujian SPSS, nilai sig (2-tailed) yaitu sebesar 0,002. Nilai derajat kebebasan (α) yang digunakan adalah 0,05. Karena nilai sig (2–tailed) < α (0,002 < 0,05) sehingga Ho ditolak dan Ha diterima. Sedangkan dilihat dari ttabel dan thitung yaitu 2,447 dan -5,447, dimana nilai - thitung > -ttabel maka H0 ditolak dan Ha diterima. Nilai thitung yang negatif menandakan adanya hubungan negatif dari variabel pemberian kredit terhadap profitabilitas. Uji t Beda Dua Rata-Rata pada Omzet Penjualan (X2) Omzet penjualan sebelum merupakan besar omzet penjualan UMKM ketika mengajukan kredit pada saat pertama kali mengajukan kredit sedangkan sesudah merupakan besar omzet penjualan ketika akan mengajukan kredit kedua atau omzet penjualan setelah mendapatkan kredit pertama. Berikut hasil pengujian pada X2:
9
df 6
Sig (2tailed) .002
Terdapat satu sampel yang mengalami penurunan NPM yaitu Emanuel Nawa Sukrisna, tiga sampel tidak mengalami perubahan NPM dan tiga sampel yang lain mengalami peningkatan rasio NPM. Dalam penilaian rasio NPM, semakin besar rasio NPM maka tingkat efisiensi perusahaan dalam mengeluarkan beban-beban operasional untuk memperoleh laba semakin tinggi.
Tabel 4.2 Hasil Uji t beda rata-rata terhadap Omzet Penjualan (X2) Pair 1
Sebelum sesudah
ttabel 2,447
t
df
-6.616
6
Sig (2tailed) .001
Dengan melihat hasil sig (2-tailed) yaitu 0,001 dimana nilai ini < dari nilai α (0,05) maka Ho ditolak dan Ha diterima. Dan melihat hasil ttabel dan thitung dimana ttabel 2,447 dan thitung sebesar -6,616. Karena nilai thitung > ttabel (-6,616 > 2,447), maka H0 ditolak dan Ha diterima. Nilai thitung yang memiliki nilai negatif berarti bahwa omzet penjualan berpengaruh negatif kepada profitabilitas UMKM.
Return of Investment (ROI) Penghitungan ROI dilakukan dengan menggunakan data sebelum dan sesudah. Dimana data sebelum merupakan keadaan dimana UMKM mendapatkan kredit pertama kali sedangkan sesudah merupakan ketika UMKM mendapatkan kredit kedua dalam Program Kemitraan PT. Telkom Malang. Berikut hasil penghitungan ROI: Tabel 4.4 Hasil penghitungan rasio Return of Investment (ROI)
Analisis Rasio Profitabilitas Net Profit Margin (NPM) Nilai NPM sebelum merupakan nilai NPM ketika UMKM pertama kali mendapatkan kredit Program Kemitraan sedangkan NPM setelah merupakan nilai NPM UMKM setelah mendapatkan kredit kedua dari Program Kemitraan PT. Telkom Malang. Berikut hasil penghitungan rasio NPM UMKM: Tabel 4.3 Hasil penghitungan rasio Net Profit Margin (NPM)
No 1. 2. 3.
No 1. 2. 3. 4. 5.
6. 7.
Nama Didid Supramono Abdul Mukmin Su'ut Sulistyono H.Muhamm ad Rofi'i Anisati Emanuel Nawa Sukrisna Pinasti
NPM (%) Sebelum Sesudah
Perubahan (%)
38
39
1
31
33
2
28
28
-
19
20
1
27
27
-
31
29
(2)
15
15
-
4. 5.
6. 7.
Nama Didid Supramono Abdul Mukmin Su'ut Sulistyono H.Muhamm ad Rofi'i Anisati Emanuel Nawa Sukrisna Pinasti
ROI (%) Sebelum Sesudah 19
20
1
17
19
2
15
16
1
18
19
1
24
24
-
24
25
1
17
18
1
Berdasarkan hasil penghitungan pada tabel diatas, enam UMKM mengalami peningkatan nilai ROI dengan peningkatan terbesar yaitu sebannyak 2% sedangkan hanya satu UMKM yang tidak mengalami
10
Perubahan (%)
peningkatan atau penurunan nilai ROI.
tidak terlalu besar karena dana yang diterima tidak dialokasikan secara maksimal untuk mengembangkan usaha UMKM. Omzet penjualan juga mempengaruhi tingkat profitabilitas UMKM karena semakin tinggi omzet penjualan maka akan semakin tinggi pula profitabilitas yang dimiliki UMKM. Omzet penjualan berpengaruh negatif karena biaya baham baku dan biaya operasional yang digunakan dalam proses produksi dan penjualan mengalami kenaikan. Dengan naiknya biaya yang digunakan tersebut maka walaupun omzet mengalami kenaikan, namun nilai tersebut berpengaruh negatif pada profitabilitas. Pengukuran profitabiltas melalui pengukuran rasio Net Profit Margin (NPM) yang mencerminkan tingkat keuntungan atau laba yang dapat diperoleh dalam setiap rupiah penjualan. Semakin tinggi nilai NPM maka semakin tinggi pula laba yang diperoleh, sehingga dapat dikatakan jika efisiensi UMKM dalam mengelola biaya-biaya baik. Adanya sampel yang mengalami peningkatan rasio NPM menunjukkan bahwa dengan adanya kredit yang diperoleh maka tingkat keuntungan atau laba bersih yang diperoleh mengalami peningkatan sedangkan biaya-biaya operasional cenderung tetap. Sampel yang tidak mengalami perubahan NPM dapat dikarenakan biaya yang digunakan dan laba bersih mengalami peningkatan yang hampir sama. Sedangkan untuk UMKM yang mengalami penurunan NPM dapat disebabkan biaya yang digunakan mengalami peningkatan yang lebih besar dibandingkan dengan peningkatan laba. Sedangkan nilai Return On Invesment (ROI) mencerminkan
Implikasi Hasil Penelitian Pemberian kredit Program Kemitraan PT. Telkom Malang merupakan salah satu peluang bagi UMKM untuk dapat mengembangkan usahanya. Dana yang diterima harus dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya hingga dapat memberikan kontribusi yang maksimal pada penerimaan laba UMKM sehingga usahanya semakin berkembang. Kredit dapat dialokasikan pada pembelian asset perusahaan, kegiatan promosi, meningkatkan kualitas produk,dsb. Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba berhubungan dengan keadaan aset, omzet dan tingkat modal yang dimiliki dalam suatu kurun waktu tertentu. Profitabilitas merupakan gambaran dari baik atau tidak kinerja perusahaan. Semakin tinggi laba bersih yang diperoleh, maka profitabilitas perusahaan juga tinggi. Begitu juga dengan kinerja perusahaan, semakin tinggi profitabilitas perusahaan maka kinerja perusahaan dikatakan baik. Berdasarkan hasil analisis, pemberian kredit PT. Telkom Malang berpengaruh pada tingkat profitabilitas UMKM karena terdapat perbedaan sebelum dan sesudah pemberian kredit. Namun, pemberian kredit pada penelitian ini berpengaruh negatif. Pengaruh ini dapat dikarenakan kredit yang diterima tidak digunakan hanya untuk mengembangkan usaha namun digunakan untuk kepentingan pribadi. Dengan begitu, tidak terjadi peningkatan profitabilitas ataupun jika terjadi peningkatan, nilai tersebut
11
tingkat kemamampuan aktiva yang diinvestasikan dalam memperoleh laba. Semakin tinggi nilai ROI maka semakin tinggi pula tingkat kemampuan atau tingkat keefektivitasan aktiva dalam memperoleh laba. Pada hasil penelitian enam sampel penelitian mengalami peningkatan ROI, sedangkan satu UMKM tidak mengalami perubahan rasio. Dengan adanya peningkatan nilai ROI maka dengan adanya pemberian kredit dapat meningkatkan laba yang diperoleh oleh UMKM. Namun pada UMKM yang tidak mengalami peningkatan ROI dapat dikarenakan adanya beban bunga pinjaman yang dapat mengurangi laba bersih UMKM dan tingkat kenaikan efektivitas aktiva tidak terlalu besar dibandingkan dengan sebelumnya. Selain itu, adanya bunga pinjaman tersebut dapat menyebabkan peningkatan ROI yang belum cukup signifikan. UMKM yang menjadi mitra binaan PKBL mendapatkan kesempatan untuk mengikuti pelatihan yang diberikan oleh PT. Telkom Malang. Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan usaha UMKM dalam menghadapi persaingan bisnis. Pelatihan ini mengenai perkembangan teknologi yang dapat digunakan dan juga promosi yang sebaiknya digunakan oleh UMKM. Dengan mengerti dan memahami makna dari setiap pelatihan tersebut, maka UMKM dapat meningkatkan kemampuannya dalam menjalankan usahanya sehingga laba yang diperoleh akan meningkat. Manfaat yang diberikan oleh pelatihan ini dapat dilihat melalui rasio ROI. Peningkatan yang tidak signifikan pada rasio ROI dapat mencerminkan bahwa manfaat
pelatihan belum direalisasikan dengan baik oleh UMKM.
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan beberapa pengujian yang telah dilakukan, kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Berdasarkan hasil analis pengujian uji beda rata-rata, pemberian kredit Program Kemitraan PT. Telkom Malang dan omzet penjualan yang telah mendapatkan kredit Program Kemitraan PT. Telkom Malang berpengaruh pada perkembangan UMKM mitra binaan. 2. Berdasarkan pengukuran rasio profitabilitas yaitu NPM dan ROI, UMKM cenderung mengalami peningkatan rasio profitabilitas. Sehingga kredit Program Kemitraan PT. Telkom Malang berpengaruh pada tingkat profitabilitas UMKM. Saran Berdasarkan hasil kesimpulan yang telah didapatkan, untuk lebih memberikan dampak yang lebih baik bagi semua pihak, terdapat beberapa saran yang dapat digunakan untuk proses kedepan, diantaranya: 1. PT. Telkom Malang harus lebih meningkatkan penyaluran kredit Program Kemitraan kepada UMKMUMKM yang belum pernah mendapatkan kredit dari Program Kemitraan ini. Karena dengan adanya kredit Program Kemitraan ini terlihat bahwa UMKM mempunyai
12
kesempatan berkembang lebih banyak. 2. Untuk memberikan manfaat jangka panjang dari pemberian kredit kepada UMKM, maka PT. Telkom Malang khususnya divisi Community Development Center (CDC) dapat memberikan pelatihan mengenai sistem manajemen keuangan. Sehingaa UMKM mengenai bagaimana melakukan merencanakan anggaran, mengatur pengeluaran, melakukan pembiayaan dan mengontrol dana. Pelatihan ini dilakukan agar laba yang diperoleh UMKM lebih maksimal dan mengalami peningkatan. Selain itu, agar UMKM dapat mandiri ketika tidak menerima bantuan kredit dari Program Kemitraan ini. 3. PT. Telkom Malang dapat melakukan monitoring dan pembinaan mengenai penggunaan dana kredit yang telah diterima oleh UMKM dan mengenai perencanaan bisnis. Dengan mengetahui perencanaan bisnis yang baik, maka dana yang diperoleh akan digunakan untuk hal yang lebih tepat yaitu untuk mengembangkan usaha. Tidak sedikit UMKM yang menggunakan dana kredit untuk mengembangkan usaha UMKM namun hanya digunakan untuk keperluan usaha sehari-hari. 4. Untuk semakin meningkatkan profitabilitas dari UMKM, PT. Telkom Malang harus lebih sering melakukan evaluasi mengenai pengaruh pemberian kredit dan perkembangan
usaha yang dirasakan oleh UMKM. Dengan adanya evaluasi rutin, apabila UMKM merasa mempunyai masalah atau kendala dalam mengembangkan usahanya maka PT. Telkom dapat merespon dengan cepat dan menanganinya dengan solusi yang tepat. DAFTAR PUSTAKA Indriantoro, Bambang dan Supomo, Nur. 2002. Metode Penelitian Bisnis Untuk Akuntasnsi & Manajemen. Edisi Pertama. Cetakan Kedua. BPFE, Yogyakarta. Rivai,. et all. 2006. Credit Management handbook: Teori, Konsep, Prosedur, dan Aplikasi Panduan Praktis Mahasiswa, Bankir, dan Nasabah. Jakarta : Rajawali Pers. Sartono, Agus. 2010. Manajemen Keuangan: Teori dan Aplikasi. BPFE-Yogyakarta, Yogyakarta. Sekaran, Uma. 2006. Research Methods For Business : Metodologi Penelitian untuk Bisnis, jilid 2. Salemba Empat, Jakarta. Sinungan, Muchdarsyah. 1995. Dasar-Dasar dan Teknik Manajemen Kredit. Sinar Grafika Offset, Jakarta. Sugiyono. 2005. Metode Penelitian Administrasi. Alfabeta, Bandung. Sugiyono. 2010. Statistika untuk Penelitian. Alfabeta, Bandung. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha
13
Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 Pasal 15 Huruf b tentang Penanaman Modal. Untung, Budi Hendrik. 2009. Corporate Social Responsibility. Sinar Grafika Offset, Jakarta.
14