Ari Setiawan, MM DOSEN STAIN SALATIGA
NOTA PEMBIMBING Lamp
: 3 Eksemplar
Hal
: Naskah skripsi Saudara Sri Winarsih Kepada Yth. Ketua STAIN Salatiga Di Salatiga Assalamu’alaikum Wr. Wb. Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini kami kirimkan naskah skripsi saudara: Nama
: Sri Winarsih
NIM
: 11408069
Jurusan
: Tarbiyah
Program Studi : Pendidikan Agama Islam Judul
: UPAYA MENINGKATKAN NILAI HASIL BELAJAR SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS IV POKOK BAHASAN ISRO’ MI’ROJ NABI MUHAMMAD SAW DENGAN READING ALOUD MI TARBIYATUL BANIN TEGALWATON
KEMBANG
AMPEL
BOYOLALI
TAHUN PELAJARAN 2009/2010 Dengan ini kami mohon agar naskah skripsi tersebut dapat segera dimunaqosahkan Demikian agar menjadi perhatian. Wassalamu’alaikum Wr.Wb. Salatiga,
Agustus 2010
Pembimbing
ARI SETIAWAN, MM NIP.197510042003121002
KEMENTERIAN AGAMA RI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAIN) SALATIGA Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. 0298-323706 Fax. 0298-32433 Kode Pos 50721 Salatiga http//www.salatiga.ac.id e-mail: akademi@stain salatiga.ac.id
PENGESAHAN KELULUSAN Skripsi saudara Sri Winarsih dengan Nomor Induk Mahasiswa 11408069 yang berjudul UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS
IV
DENGAN
READING
ALOUD
MI
TARBIYATUL
BANIN
TEGALWATON KEMBANG AMPEL BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2009/2010 telah dimunaqosahkan dalam Sidang Panitia Ujian Jurusan Tarbiyah, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga pada tanggal 28 Agustus 2010 dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I.)
Salatiga, 19 Ramadhan 1431 28 Agustus 2010 Panitia Ujian Ketua Sidang
Sekretaris Sidang,
Dr. Imam Sutomo, M.Ag.
Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd.
NIP. 19580827 198303 1 002
NIP. 19670112 199203 1 005
Penguji I
Penguji II
Prof. Dr. H. Budiharjo, M.Ag.
Muh. Hafidz, M.Ag
NIP. 19541002 198403 1 001
NIP. 19730801 200312 1 002
Pembimbing,
Ari Setiawan, MM NIP. 19751004 200312 1 002
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: Sri Winarsih
NIM
: 11408069
Jurusan
: Tarbiyah
Program Studi
: Pendidikan Agama Islam (PAI)
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiyah. Salatiga,05 Agustus 2010 Yang menyatakan
Sri Winarsih NIM 11408069
MOTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO Kejujuran adalah segala-galanya. Tegakkan kebenaran walau penuh perjuangan. Pekerjaan yang diberikan bukan pada ahlinya tunggu kehancurannya. Ambisi boleh tapi jangan ambisius. Kepercayaan diri dan keyakinan akan pertolongan Allah adalah kunci keberhasilan. Ambil hak mu sesuai kewajiban yang kau kerjakan.
PERSEMBAHAN Ayah dan ibu yang telah membesarkan dan mendidik hingga berhasil. Suami dan anak yang telah memberi dukungan. Para dosen, teman-teman serta saudara-saudara semuanya.
ABSTRAK Penelitian ini merupakan upaya untuk meningkatkan nilai hasil belajar siswa pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam kelas IV pokok bahasan Isro’ Mi’roj Nabi Muhammad SAW dengan strategi pembelajaran Reading Aloud MI Tarbiyatul Banin Tegalwaton Kembang Ampel Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2009/2010 dengan tujuan (1) Untuk meningkatkan Pemahaman materi Sejarah Kebudayaan Islam sehingga nilai hasil belajar siswa juga meningkat. (2) Memberikan pengetahuan tentang Sejarah Kebudayaan Islam kepada siswa sehingga siswa dapat mengambil teladan dan menjadikannya Way Of Life.
Penelitian ini menunjukan bahwa siswa kelas IV MI Tarbiyatul Banin Tegalwaton Kembang nilai hasil belajar Sejarah Kebudayaan Islam masih rendah dan dengan adanya strategi pembelajaran Reading Aloud yang diterapkan nilai hasil belajar siswa kelas IV mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam dapat meningkat.
Dari hasil penelitian ini didapat informasi tentang adanya manfaat dari penggunaan strategi pembelajaran Reading Aloud dalam kegiata belajar mengajar untuk meningkatkan kualitas anak didik yang dilakukan di MI Tarbiyatul Banin Tegalwaton Kembang Ampel Kabupaten Boyolali.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena dengan petunjuk-Nya penulis mampu menyelesaikan skripsi yang berjudul: UPAYA MENINGKATKAN NILAI HASIL BELAJAR SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS IV POKOK BAHASAN ISRO’ MI’ROJ NABI MUHAMMAD SAW DENGAN READING ALOUD MI TARBIYATUL BANIN TEGALWATON KEMBANG AMPEL KABUPATEN BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2009/2010. Dalam menyusun laporan ini tidak lepas dari kesulitan dan berbagai hambatan, namun berkat bimbingan, arahan, dan bantuan dari berbagai pihak, laporan ini dapat terselesaikan. Pada kesempatan ini pula, penulis menyampaikan rasa hormat dan ucapan terima kasih kepada: 1. Dr. Iman Sutomo, M.Ag selaku Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga. 2. Ketua Jurusan, dosen, dan para karyawan Fakultas Tarbiyah STAIN Salatiga. 3. Dr. Ari Setiawan, MM selaku pembimbing dalam penyusunan skripsi ini. 4. Kepala Madrasah serta Dewan guru MI Tarbiyatul Banin Tegalwaton Kembang Ampel Kabupaten Boyolali. 5. Teman sejawat yang telah membantu, mengamati, dan memberi saran. 6. Siswa MI Tarbiyatul Banin Tegalwaton Kembang Ampel Kabupaten Boyolali.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat, terutama bagi dunia pendidikan. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyususan skripsi ini masih banyak
kekurangan. Oleh karena itu, segala saran dan kritik dari para pendidik, pemerhati, dan pembaca selalu kami harapkan guna perbaikan dan sempurnanya skripsi ini.
Salatiga,
Agustus 2009
Penulis
Sri Winarsih
DAFTAR ISI Halaman Sampul……………………………………………………………..
i
Lebar Logo…………………………………………………………………...
ii
Halaman Judul……………………………………………………………….
iii
Lembar persetujuan………………………………………………………….
iv
Lembar Pengesahan………………………………………………………….
v
Pernyataan Keaslian Tulisan…………………………………………………
vi
Motto dan Persembahan……………………………………………………...
vii
Abstrak……………………………………………………………………….
viii
Kata Pengantar……………………………………………………………….
ix
Daftar Isi……………………………………………………………………..
xi
Dafar Tabel………………………………………………………………......
xiv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang…………………………………………………………….
1
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………
3
C. Tujuan Penelitian ………………………………………………………...
4
D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan………………………….
4
E. Manfaat Penelitian….……………………………………………………..
6
F. Definisi Istilah…………………………………………………………….. 7 G. Metode Penelitian…………………………………………………………
9
H. Sistematika Penulisan.…………………………………………………….
15
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Belajar Mengajar…………………………………………………………
17
B. Penelitian Hasil Belajar…………………………………………………..
23
C. Mata Pelajaran SKI di Madrasah Ibtidaiyah……………………………..
27
D. Strategi Pembelajaran Aktif Reading Aloud……………………………..
30
E. Peranan Metode Reanding Aloud Terhadap Nilai Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam………………………….
32
BAB III PELAKSANAAN TINDAKAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian………………………………………
33
B. Pelaksanaan Penelitian……………………………………………………
36
C. Diskripsi Pelaksanaan Tindakan………………………………………….
37
Siklus I……………………………………………………………………
37
Siklus II…………………………………………………………………..
39
Siklus III………………………………………………………………….
41
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Tes Sebelum Siklus………………………………………………..
44
B. Hasil Penelitian dan Pembahasan………………………………………..
45
1. Hasil Siklus I………………………………………………………...
45
2. Hasil Siklus II……………………………………………………….
49
3. Hasil Siklus III………………………………………………………
52
4. Analisis Antar Siklus I, II, dan III…………………………………..
56
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan……………………………………………………………….
58
B. Saran……………………………………………………………………...
58
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………..
60
Lampiran-Lampiran
DAFTAR TABEL Tabel 1.1 Kondisi Awal dan Indikator yang ingin dicapai pada akhir siklus…
5
Tabel 1.2 Rencana Kegatan Penelitian………………………………………..
10
Tabel 1.3 Jadwal Pelaksanaan Penelitian dan Penyusunan Laporan Hasil…..
11
Tabel 3.1 Daftar Guru MI Tarbiyatul Banin Tegawaton……………………...
35
Tabel 3.2 Daftar Guru Bimbingan Belajar MI Tarbiyatul Banin Tegawaton….
35
Tabel 4.1 Nilai Awal Sebelum Siklus………………………………………….
44
Tabel 4.2 Analisis Ketuntasan Belajar Siswa Sebelum Siklus………………..
45
Tabel 4.3 Kegiatan Siswa Pada Siklus I……………………………………….
46
Tabel 4.4 Hasil Ulangan Formatif Siklus I…………………………………….
47
Tabel 4.5 Analisis Hasil Siklus I……………………………………………....
48
Tabel 4.6 Kegiatan Siswa Pada Siklus II………………………………………
49
Tabel 4.7 Hasil Ulangan Formatif Siklus II……………………………………
50
Tabel 4.8 Analisis Hasil Siklus II………………………………………….......
51
Tabel 4.9 Kegiatan Siswa Pada Siklus III……………………………………..
53
Tabel 4.10 Hasil Ulangan Formatif Siklus III………………………………….
54
Tabel 4.11 Analisis Hasil Siklus III……………………………………………
55
Tabel 4.12 Indikator dan Analisis Antar Siklus I, II, dan III………………….
56
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam merupakan mata pelajaran yang merupakan rincian bidang PAI yang diajarkan di Madrasah Ibtidaiyah berisikan tentang sejarah agama Islam dan penyebarannya di mulai dari sejarah Islam dan penyebaran agama Islam sejak zaman Nabi Muhammad SAW, sahabat/Khulafaurrosidin bahkan perkembangan Islam dan penyabaran agama Islam di Indonesia. Materi sejarah kebuayaan Islam merupakan materi pelajaran yang disajikan dengan teks buku karena sejarah kebudayaan Islam bermuatan sejarah yang sudah terjadi ratusan tahun bahkan ribuan tahun yang lalu sehingga materi yang abstrak. Sejarah kebudayaan Islam diajarakan di Madrasah Ibtidaiyah dengan tujuan supaya siswa mengetahui Islam dan pekembangan Islam dimasa lalu yaitu masa Nabi Muhammad, Khulafaur Rosidin bahkan sampai walisongo di Indonesia, yang akhirnya siswa diharapkan dapat memperoleh hikmah dan meneladani sifat-sifat baik dari para pemimpin Islam dimasa lalu. Pada kenyataannya nilai sejarah kebudayaan Islam yang diperoleh siswa kelas IV MI Tarbiyatul Banin masih jauh dengan yang diharapkan karena dengan KKM yang ditentukan oleh sekolah yaitu 7,00 hanya 25 % anak yang memperoleh nilai diatas KKM, 50% sama dengan KKM dan 25% dibawah KKM. Hal ini jelas menimbulkan keprihatinan dan kehawatiran bagi sekolah
1
karena Sejarah Kebudayaan Islam merupakan mata pelajaran yang di UAMBNkan mulai tahun pelajaran 2009/2010 terlebih lagi tujuan utama supaya siswa mengambi hikmah dan teladan dari materi pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam tidak mungkin tercapai. Rendahnya nilai yang diperoleh siswa kelas IV MI Tarbiyatul Banin Kembang Ampel Boyolali pada bidang mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam disebabkan karena mereka kurang tertarik dengan materi yang teks book, abtrak dan metode guru yang membosankan dan tidak menimbulkan keaktifan siswa, biasanya guru menggunakan metode ceramah sehingga anak kurang konsentrasi
bahkan
tidak
menghiraukan
guru
yang
dianggap
hanya
membicarakan sesuatu yang tidak penting bahkan kadang mereka tidak paham karena banyak istilah arab yang sama sekali mereka tidak tahu. Untuk mengatasi kebosanan siswa dengan metode ceramah dan mengakibatkan
rendahnya
nilai
maka
peneliti
menggunakan
strategi
pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa dan partisipasi siswa yaitu Reading Aloud dimana siswa secara bergantian membaca teks dan guru memberikan penjelasan terhadap hal-hal yang penting. Dengan siswa membaca dengan keras/ Reading Aloud diharapkan siswa lebih paham dan dapat meningkatkan nilai hasil belajar.
Reading Aloud (membaca keras) kegiatan ini merupakan sebuah tehnik hebat untuk merangsang diskusi dan mendapat pemahaman yang lebih mendalam tentang berbagai isu kompleks (Silberman, 2009: 13).
2
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut perlu kiranya diadakan penelitian dengan judul : UPAYA
PENINGKATAN
NILAI
HASIL
BELAJAR
SEJARAH
KEBUDAYAAN ISLAM KELAS IV POKOK BAHASAN ISRO’ MI’ROJ NABI
MUHAMMMAD
SAW
DENGAN
READING
ALOUD
MI
TARBIYATUL BANIN TEGALWATON KEMBANG AMPEL BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2009/2010.
B. Rumusan Masalah Dari judul penelitian Upaya Peningkatan Nilai Hasil Belajar Sejarah Kebudayaan Islam Kelas IV Pokok Bahasan Isro’ Mi’roj Nabi Muhammad SAW Dengan Reading Aloud MI Tarbiyatul Banin Tegalwaton Kembang Ampel Boyolali Tahun Pelajaran 2009/2010 dapat dibuat rumusan masalah sebagai berikut : 1. Apakah strategi pembelajaran Reading Aloud dapat meningkatkan nilai hasil belajar siswa pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam pokok bahasan Isro’ Mi’roj Nabi Muhammad SAW siswa kelas IV MI Tarbiyatul Banin Tegalwaton Kembang Ampel Boyolali? 2. Apakah strategi pembelajaran Reading Aloud dapat
meningkatkan
pemahaman materi Isro’ Mi’roj Nabi Muhammad SAW siswa kelas IV MI Tarbiyatul Banin Tegalwaton Kembang Ampel Boyolali? 3. Apakah strategi pembelajaran Reading Aloud dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam belajar pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam pokok bahasan
3
Isro’ Mi’roj Nabi Muhammad SAW siswa kelas IV MI Tarbiyatul Banin Tegalwaton Kembang Ampel Boyolali?
C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk: 1.
Meningkatkan nilai hasil belajar Sejarah Kebudayaan Islam pokok bahasan Isro’ Mi’roj Nabi Muhammad SAW dengan strategi pembelajaran Reading Aloud.
2.
Meningkatkan pemahaman materi pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam dengan strategi pembelajaran Reading Aloud.
3.
Meningkatkan keaktifan siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar (KBM) mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam pokok bahasan Isro’ Mi’roj Nabi Muhammad SAW.
D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan Hipotesis penelitian adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang kebenarannya masih harus diuji secara empiris. Dalam rangka bab ini hipotesis itu merupakan rangkuman dari kesimpulan –kesimpulan teoritis yang diperoleh dari penelaahan kepustakaan. Hipotesis merupakan jawaban terhadap masalah penelitian yang secara teoritis dianggap paling mungkin dan paling tinggi tingkat kebenarannya. (Suryabrata, 2009: 21). Pemilihan Strategi pembelajaran Reading Aloud yang digunakan dalam proses belajar mengajar mata pelajaran sejarah kebudayaan Islam pokok bahasan Isro’ Mi’roj nabi Muhammad SAW kelas IV MI Tarbiyatul Banin Tegalwaton
4
Kembang Ampel Boyolali dapat meningkatkan nilai hasil belajar dan meningkatkan pemahaman materi. Indikator PTK = Tolak ukur keberhasilan atau target yang ingin dicapai dalam penerapan tindakan (pada siklus terakhir) (Farikah, 2009: 9) Pada penelitian ini, peneliti menetapkan indikator yang ingin dicapai pada sikulus tindakan terakhir sekurang-kurang sebagai berikut: 1. 75% siswa menunjukan peningkatan hasil belajar setelah mengikuti pelajaran dengan strategi pembelajaran Reading Aloud. 2. 100% siswa mencapai nilai sesuai Kriteria Ketuntasan Minimal yang ditetapkan sekolah untuk mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam yaitu 7,00.
Tabel I.1 Kondisi awal dan indikator yang akan dicapai pada akhir siklus Keterangan
Kondisi awal
No 1
2
Indicator yang akan dicapai
Nilai 16 siswa dengan KKM
Mencapai
7,00 adalah
KKM= 75%
100%
4 siswa=25%
0 siswa = 0%
KKM
8 siswa=50%
4 siswa = 25%
Diatas KKM
4 siswa=25%
12 siswa= 75%
Lebih renah dari KKM Sama dengan
5
E. Manfaat Penelitian Dari hasil penelitian ini, diharapkan mendapat informasi yang jelas tentang ada tidaknya manfaat menggunakan strategi pembelajaran
Reading Aloud
dalam kegiatan belajar mengajar untuk meningkatkan nilai hasil belajar mata pelajaran sejarah kebudayaan Islam siswa kelas IV MI Tarbiyatul Banin Tegalwaton Kembang Ampel Boyolali Tahun Pelajaran 2009/2010. 1. Manfaat teoritis Secara teoritis apabila ada peningkatan penguasaan materi dan nilai hasil belajar Sejarah Kebudayaan Islam bagi siswa Kelas IV MI Tarbiyatul Banin Tegalwaton Kembang Ampel Boyolali Tahun Pelajaran 2009/2010 dapat memperoleh ilmu, pengertian, pemahaman tentang manfaat penggunaan strategi pembelajaran Reading Aloud.
2. Manfaat praktis a. Bagi siswa Menjadikan peserta didik kelas IV MI Tarbiyatul Banin Tegalwaton Kembang Ampel Boyolali lebih mudah dalam mempelajari, memahami, dan lebih menguasai materi Sejarah Kebudayaan Islam pokok bahasan Isro’ Mi’roj Nabi Muhammad SAW sehingga meningkatkan nilai hasil belajar.
b. Bagi guru / peneliti Dapat membantu guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam pokok bahasan Isro’ Mi’raj pada
6
siswa kelas IV MI Tarbiyatul Banin Tegalwaton Kembang Ampel Boyolali sehingga dapat membantu siswa memahami materi Sejarah Kebudayaan Islam pokok bahasan Isro’ Mi’roj Nabi Muhammad SAW dengan menyenangkan.
c. Bagi Instansi / Lembaga Dapat menambah masukan tentang strategi pembelajaran dalam proses belajar mengajar pada peserta didik MI Tarbiyatul Banin Tegalwaton Kembang Ampel Boyolali khususnya penggunaan strategi pembelajaran Reading Alaud pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam.
F. Definisi Istilah Agar tidak terjadi penafsiran istilah , maka istilah-istilah dalam penelitian ini didefinisikan sebagai berikut: 1. Nilai hasil belajar Nilai hasil belajar adalah suatu hasil yang didapatkan siswa dalam mengerjakan tugas tes setelah proses belajar mengajar. Nilai hasil belajar di Madrasah Ibtidaiyah dilambangkan dengan angka antara 1 sampai 10, siswa akan mendapat nilai tersebut dengan perhitungan skor soal yang dapat dikerjakan. Sedangkan kriteria kelulusan minimal ditentukan oleh setiap sekolah berdasarkan hasil rapat dewan guru dan pertimbangan kualitas sekolah yang ingin dicapai sekolah tersebut.
7
Dengan ujian pengajar dapat menilai hasil pengajaran yang dilalukan. Dengan ujian ia juga dapat mengukur hasil yang disebut sebagai nilai hasil. Fungsi penilaian adalah mengikat sampai dimana siswa berhasil untuk mengerti (Rooijakker, 1991: 140). 2. Isro’ Mi’roj Isro’ adalah perjalanan Nabi Muhammad pada malam hari dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqso. Firman Allah:
ﺳﺑﺣﻦﺁﻠﺬﻯﺃﺳﺮﻱﺑﻌﺑﺪﻟﻴﻼﻣﻥﺁﻠﻤﺴﺠﺪﺍﻠﺤﺭﺍﻡﺇﻠﻰﺍﻠﻤﺴﺠﺪﺍﻻﻗﺼﺎ ﺍﻠﺬﻯﺒﺮﻜﻧﺎﺣﻮﻠﻪ ﻭﻠﻧﺮﻳﻪﻭ ﻣﻦﺀﺍﻳﺗﻧﺂﺇﻧﻪ ﻭﻫﻮﺍﻠﺴﻣﻳﻊﺍﻟﺒﺻﻳﺭ Artinya: Maha suci Allah yang telah memperjalankan hambanya pada suatu malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqso yang telah kami berkahi sekelilingnya agar kami perlihatkan kepadanya sebagai tandatanda (kebesaran) kami sesungguhnya Dia maha mendengar lagi maha melihat. (Q.S Al isro’: 1). Mi’roj adalah perjalanan Nabi dari Masjdil Aqso ke Sidrotul Muntaha.
3. Strategi pembelajaran Reading Aloud (Membaca keras) Strategi pembelajaran Reading Aloud adalah metode dalam kegiatan belajar mengajar dengan cara membaca keras suatu bacaan oleh siswa secara bergantian sedangkan guru dapat menghentikan pada hal-hal yang perlu penjelasan.
8
Strategi pembelajaran Reading Alound dilakukan dengan langkahlangkah sebagai berikut: a. Guru memilih teks yang cukup menarik untuk dibaca dengan keras. b. Guru menjelaskan teks itu kepada peserta didik dengan singkat. c. Guru membagi teks itu dengan alenia-alenia atau cara lain. d. Ketika bacaan-bacaan tersebut berjalan guru menghentikan untuk menekankan poin-poin tertentu kemudian memberi pertanyaan atau contoh-contoh. e. Guru membuat kesimpulan, klarifikasi dan tindak lanjut (Ismail, 2008: 76)
G. Metode penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research). Penelitian tindakan bertujuan mengembangkan keterampilan-keterampilan atau cara pendekatan baru dan untuk memecahkan masalah dengan penerapan langsung di dunia pendidikan atau dunia actual yang lain (Suryabrata, 1995: 35). 1. Lokasi dan waktu penelitian a. Lokasi penelitian Penelitian ini bertempat di MI Tarbiyatul Banin Tegalwaton Kembang Ampel Boyolali kelas IV.
b. Waktu penelitian Penelitian ini dilaksanakan antara tanggal 10 Mei sampai 11 Juni 2010 semester II Tahun Pelajaran 2009/2010.
9
2. Subjek penelitian a. Siswa-siswi kelas IV MI Tarbiyatul Banin Tegalwaton kembang Ampel Boyolali yang berjumlah 16 siswa terdiri dari 5 perempuan dan 11 lakilaki. Peneliti yang bertindak sebagai guru. b. Proses pembelajaran
3. Rencana penelitian Sesuai dengan jenis penelitian tindakan kelas maka dalam penelitian akan melalui tiga siklus. Setiap siklus meliputi rencana, tindakan pengamatan dan refleksi dimana masing-masing siklus dikenai perlakuan yang sama dan membahas satu bahasan yang diakhiri dengan tes tertulis. Siklus akan dihentikan jika sesuai kebutuhan atau dirasa sudah cukup.
Tabel I.2 Rencana kegiatan penelitian
No
keterangan
Rencana waktu pelaksanaan
1
PBM bab Isro’ Mi’roj
April
2
Siklus I
Sabtu 8 Mei 2010
3
Sukilus II
Sabtu 15 Mei 2010
4
Siklus III
Sabtu 22 Mei 2010
5
Pembuatan laporan
Bulan Juni-Juli 2010
10
Tabel I.3 Jadwal pelaksanaan penelitian dan penyusunan laporan hasil Bulan No
Kegiatan
April
Mei
Juni
Juli
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 1
Persiapan
2
Siklus I
3
Siklus II
4
Siklus III
5
Penyusunan
x
x x x x
hasil
x x x x x x x
laporan
4. Langkah-langkah siklus penelitian Secara terperinci tahapan dalam rancangan penelitian yang akan peneliti lakukan dalam tindakan kelas dengan 3 siklus adalah: a. Siklus I 1) Persiapan-persiapan Persiapan siklus I adalah Peniliti membuat rencana pelaksanaan Pembelajaran, lembar Obserfasi soal tes, dan teks yang berisi materi Isro’ Mi’roj. 2) Pelaksanaan tindakan Guru menjalankan KBM sesuai RPP yang telah dibuat dengan menggunakan strategi pembelajaran Reading aloud dengan cara sebagai berikut:
11
Guru menjelaskan standar kopetensi dan kopetensi dasar yang akan dicapai dengan arahan dan bimbingan guru siswa membaca materi secara bergantian setiap siswa membaca 1 alenia, siswa yang tidak mendapat giliran menyimak bacaan teman sambil memberi tanda bagian mana yang belum mereka pahami pada teks masing-masing. Setiap satu siswa selesai membaca 1 alenia guru menghentikan dan meminta siswa menanyakan hal-hal yang belum paham, guru memberi penjelasan pada kata-kata atau bacaan yang penting dan perlu penjelasan. Setelah semua materi terbaca dan seluruh siswa sudah mendapat giliran membaca, guru membuka diskusi dan mempersilahkan siswa menanyakan kembali apabila ada hal-hal yang belum dipahami. Guru memberikan jawaban dan kesimpulan tentang yang dibahas. 3) Pengumpulan data Setelah selesai KBM peneliti mengumpulkan data dengan mengisi lembar observasi dan mengadakan tes tertulis sebagai post tes. 4) Refleksi Peneliti mengadakan refleksi dengan menganalisa lembar obserfasi mengoreksi dan meneliti hasil tes tertulis kemudian merencanakan perbaikan untuk siklus II. b. Siklus II 1) Persiapan-persiapan Persiapan siklus II adalah Peniliti membuat rencana pelaksanaan Pembelajaran, lembar Obserfasi soal tes, dan teks yang berisi materi Isro’ Mi’roj
12
2) Pelaksanaan tindakan Melaksanakan KBM tetap dengan strategi pembelajaran Reading Aloud tetapi dengan perbaikan-perbaikan terhadap kelemahan pada siklus I berdasarkan lembar obserfasi yang telah dianalisis 3) Pengumpulan data Setelah selesai KBM peneliti mengumpulkan data dengan mengisi lembar observasi dan mengadakan tes tertukis sebagai pos tes. 4) Refleksi Peneliti mengadakan refleksi dengan menganalisa lembar obserfasi mengoreksi dan meneliti hasil tes tertulis kemudian merencanakan perbaikan untuk siklus III.
c. Siklus III 1) Persiapan-persiapan Persiapan siklus III adalah Peniliti membuat rencana pelaksanaan Pembelajaran, lembar Obserfasi soal tes, dan teks yang berisi materi Isro’ Mi’roj. 2) Pelaksanaan tindakan Melaksanakan KBM tetap dengan strategi pembelajaran Reading Aloud tetapi dengan perbaikan-perbaikan terhadap kelemahan pada siklus II berdasarkan lembar obserfasi yang telah dianalisis. 3) Pengumpulan data Setelah selesai KBM peneliti mengumpulkan data dengan mengisi lembar observasi dan mengadakan tes tertukis sebagai pos tes.
13
4) Refleksi Peniliti menganalisis hasil obserfasi, mengoreksi dan menilai hasil tes tertulis kemudian membuat laporan pelaksanaan tindakan 5. Instrumen penelitian a
Lembar Obserfasi / lembar pengamatan
b
Tes formatif
6. Pengumpulan data a
Pengamatan Di pandu dengan lembar pengamatan yang dilakukan langsung oleh peneliti untuk memeperoleh data penelitian dan aktifitas siswa dan guru selama KBM.
b. Tes Memberi soal-soal yang harus diselesaikan siswa yang telah disusun sesuai dengan kandungan materi baik berupa tes awal atau tes akhir dan sebelum tes akhir dilaksanakan guru dan siswa mengadakan Tanya jawab. 7. Analisa data Analisa data dilaksanakan dengan beberapa tahap sebagai berikut: a
Tahap diskripsi yaitu suatu tahap dimana peneliti mendiskripsikan atau memaparkan data yang telah diperoleh.
b
Tahap klasifikasi yaitu tahap pengelompokan data yang telah di diskripsikan sesuai dengan permasalahan.
c
Tahap analisi yaitu tahap menganalisis data-data berdasarkan teori yang ada. Dalam tahap ini membahas tentang data primer, kendala-kendala yang muncul selama maupun cara mengatasi kendala tersebut .
14
d
Tahap interprestasi yaitu tahap pemahaman dan penafsiran terhadap analisis dan penelitian.
e
Tahap evaluasi yaitu tahap menilai/mengevaluasi terhadap hasil prestasi.
H. Sistematika Penulisan Secara garis besar laporan kegiatan tindakan kelas ini terdiri dari tiga bagian utama, yaitu: 1. Bagian awal skripsi terdiri dari halaman sampul, lembar logo, halaman judul: lembar persetujuan, lembar persetujuan pembimbing, lembar persetujuan dan pengesahan, pernyataan keaslian tertulis, abstrak, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, daftar lampiran, dan daftar lainnya. 2. Bagian inti skripsi terdiri dari lima bab yaitu: Bab I. Pendahuluan, yang meliputi: Latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis
tindakan dan indikator
keberhasilan, manfaat penelitian, definisi istilah, metode penelitian, sitematika penulisan. Bab II.
Kajian pustaka meliputi: Belajar mengajar, penilaian hasil belajar, kurikulum sejarah kebuayaan Islam MI Kelas IV, dan strategi pembelajaran Reading Aloud, peranan metode Reading aloud terhadap nilai hasil belajar Sejarah Kebudayaan Islam kelas IV pokok bahasan Nabi Muhammad SAW.
15
Bab III. Pelaksanaan penelitian yang berisi gambaran umum lokasi penelitian dan subjek penelitian, Diskripsi pelaksanaan siklus I, diskripsi pelaksanaan siklus II, dan diskripsi pelaksanaan siklus III. Bab IV.Hasil penelitian dan pembahasan yaitu bab yang menguraikan tentang: hasil penelitian siklus I dan pembahasan siklus I, hasil penelitian siklus II dan pembahasan siklus II, dan hasil penelitian siklus III dan pembahasan siklus III. Bab V. Penutup, yang berisi tentang kesimpulan dan saran terhadap hasil penelitian.
3. Bagian akhir yang terdiri dari: Daftar pustaka, Lampiran-lampiran, dan Riwayat hidup penulis
16
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. BELAJAR MENGAJAR 1. Belajar 1.1. Pengertian Belajar Belajar merupakan kegiatan seseorang untuk mendapatkan ilmu, pengetahuan, kecakapan, yang bermanfat bagi kehidupannya menuju perubahan yang lebih baik. Belajar dimulai sejak manusia masih dalam buaian ibu hingga akhir hayatnya supaya manusia tersebut dapat hidup lebih baik dimasa yang akan datang dan selamat sampai akhirat. Bagi umat Islam menuntut ilmu / belajar hukumnya wajib. Ilmu yang dipelajari harus seimbang antara ilmu agama dan ilmu umum. Belajar ilmu agama untuk keselamatan hidup didunia sampai di akhirat sedangkan belajar ilmu umum untuk kepentingan dunia yang lebih baik. Adapun pengertian belajar menurut para ahli antara lain sebagai berikut: Belajar bukan hanya sekedar penguasaan bahan tetapi terjadinya perubahan tigkah laku anak sehingga terbentuk suatu kepribadian yang baik (Usman, 2002: 21). Belajar adalah suatu proses mengkonstruksi pengetahuan baik yang alami maupun manusiawi (Muliawan, 2004: 39). Belajar adalah penambahan ilmu pengetahuan yang nampak disekolah (Dahar, 1989: 11). Belajar adalah suatu proses yang komplek yang terjadi pada semua orang dan berlansung seumur hidup sejak dia masih bayi hingga keliang lahat nanti. (Sadiman, 1993: 1)
17
Setelah seseorang belajar akan nampak perubahan perilakunya baik berupa perubahan penegtahuan, keterampilan maupun nilai dan sikap. Perubahan-perubahan tersebut diharapkan perubahan yang lebih baik sehingga terjadilah peningkatan kwualitas hidup seseorang. Dari pengertian-pengertian belajar yang dikemukakan diatas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses kegiatan manusia untuk memeperoleh ilmu, pengetahuan, pengalaman, dan proses memakai ilmu, pengetahuan, pengalaman yang menimbulkan perubahan perilaku seseorang, belajar berlangsung sepanjang hidup manusia. Dalam arti sempit belajar dapat diartikan usaha seseorang atau siswa disekolah untuk menguasai dan memahami materi pelajaran. Dalam memahami materi pelajaran itu bertujuan untuk mendapatkan nilai hasi belajar dan dalam jangka panjang akan mempengaruhi pola pikir dan tingkah laku siswa tersebut sehingga terjadi perubahan. 1.2. Bentuk-Bentuk Belajar Dalam belajar seseorang memiliki ciri-ciri tersendiri tergantung tahap kematangan perkembangan psikomotor dan kematangan inteljensinya hal ini disebut bentuk-bentuk belajar. Menurut Gage dalam buku Dahar (1982: 12) mengemukakan bahwa ada lima bentuk belajar yaitu: 1. Belajar respoden 2. Belajar kontiguitas 3. Belajar operant 4. Belajar obserfasional 5. Belajar kongkrit
18
Adapun yang dimaksud dengan 1. Belajar respoden adalah dalam belajar responden suatu responden dikeluarkan oleh suatu stimulus yang telah dikenal. 2. Belajar kontigulitas adalah bentuk belajar dimana respon diberikan sebelum stimulus selesai dinyatakan. 3. Belajar operant adalah prilaku timbul secara sepontan tanpa adanya stimulus apapun. 4. Belajar obserfasional adalah belajar berdasarkan pengamatan. 5. Belajar kongkrit adalah belajar terhadap benda-benda yang nyata. Dalam belajar dikelas bentuk-bentuk belajar ini banyak dipakai oleh siswa, biasanya siswa kelas rendah antara kelas 1-3 MI menggunakan bentuk belajar kongrit, bentuk belajar kontigulitas dan bentuk belajar responden, sedangkan bentuk belajar operant dan obserfasional sudah mulai dilakukan oleh siswa kelas 4-6 disamping juga belajar bentuk kongrit, kontigulitas, dan responden.
2.
Mengajar Pengertian mengajar Mengajar
merupakan kegiatan seseorang untuk memberi tahu ,
mengarahkan, membimbing orang lain untuk memperoleh pengetahuan, ilmu, pengalaman yang menyebabkan seseorang berubah perilakunya., dengan kata lain mengajar adalah membantu orang lain dalam belajar. Sehingga mengajar membutuhkan keterampilan, kesabaran, dan wawasan yang luas.
19
Ada beberapa pengertian mengajar antara lain: 1. S. Nasution merumuskan pengertian mengajar sebagai berikut: 1. Mengajar ialah menanamkan pengetahuan kepada murid ; 2. Mengajar ialah menyampaikan kebudayaan kepada anak; 3. mengajar adalah aktifitas mengorganisasi atau mengatur lingkungan dengan sebaik-baiknya dan menghubungkan dengan anak sehingga terjadi proses belajar mengajar (Usman, 2002: 19). 2. Menurut Engkoswara (Engkosworo, 1988: 1) pengertian mengajar tergantung pada orang yang mengemukakannya, sebagai contoh: 1) Mengajar adalah menyampaikan pengetahuan atau ilmu pengetahuan dari seorang guru kepada murid-murid. 2) Mengajar adalah menanamkan sikap dan nilai-nilai pengetahuan dan keterampilan dasar dari seseorang yang telah mengetahui dan menguasainya kepada seseorang. 3) Mengajar adalah membimbing seseorang atau sekelompok orang supaya belajar berhasil. 3. Mengajar adalah suatu proses membantu seseorang untuk membentuk pengetahuannya sendiri (Muliawan, 2005: 132). Dari pendapat ini dapat dipahami bahwa mengajar bukanlah memberikan ilmu pengetahuan dari seseorang yang memiliki ilmu pengetahuan tersebut kepada seseorang yang tidak memiliki ilmu pengetahuan tetapi lebih pada upaya seseorang membantu orang lain untuk menemukan pengetahuannya sendiri. 4. Raflis Kosasi mengemukakan pendapatnya mengajar ialah suatu usaha untuk membuat siswa dapat belajar, yaitu suatu usaha yang dilakukan oleh guru
20
sehingga menyebabkan terjadinya perubahan tingkah laku pada diri anak (Usman, 2002: 21). Dari definisi-definisi diatas nampaknya ada perbedaan istilah mengajar yang terjadi akibat dari sudut pandang yang berbeda tergantung siapa yang mengatakan. Dari definisi diatas dapat dikolompokkan mengenai definisi mengajar memnjadi dua bagian pokok dilihat dari dimana terjadinya kegiatan mengajar. 1. Mengajar dalam arti kegiatan yang terjadi didalam lembaga pendidikan formal dan non formal dapat diartikan sebagaimana pendapat S. Nasution yaitu mengajar adalah menanamkan pengetahuan kepada murid. Pendapat Enkos Woro mengajar adalah menyampaikan pengetahuan atau ilmu pengetahuan dari seorang guru kepada murid-murid. Dalam hal ini mengajar sudah pasti dilakukan oleh seorang guru, dosen, dan ustadz. 2. Mengajar dalam arti luas dapat diartikan seperti halnya dikemukakan oleh Jasa Ungguh Muriawan bahwa mengajar adalah membantu seseorang untuk mengkonstruksikan pengetahuannya lewat kegiatannya terhadap fenomena dan objek yang ingin diketahui; atau pendapat S. Nasution yang mengatakan mengajar adalah menyampaikan kebudayaan kepada anak; dan menurut Engkos Warsa yaitu mengajar adalah menanamkan sikap dan nilai-nilai pengetahuan dasar dan keterampilan dasar dari seseorang yang telah mengetahui dan menguasai kepada seseorang, sehingga mengajar dapat dilakukan siapapun yang memiliki pengetahuan, keterampilan , dan orang yang mengetahui nilai dan budaya lebih dulu dibanding orang lain, mengajar
21
dapat dilakukan orang tua, tokoh masyarakat, agamawan, ilmuwan dan mengajar dapat dilakukan dimanapun.
Tujuan Mengajar Tujuan mengajar tidak lain adalah supaya siswa bisa mendapatkan ilmu pengetahuan atau mencapai tujuan belajar sesuai dengan yang telah ditetapkan dalam standar kopetensi. Menurut Nasution; 1988: 35 tujuan guru mengajar adalah agar bahan yang disampaikan dikuasai sepenuhnya oleh semua murid bukan hanya oleh beberapa orang saja yang diberikan angka tertinggi. Seseorang guru yang mengajar disekolah supaya mencapai tujuan mengajar diatas harus memiliki beberapa kemampuan: 1.
Kemampuan Prosedural
seperti: Membuat RPP, mengelola
pengajaran, menyampaikan materi dan mengolah hasil evaluasi belajar siswa hingga menjadi nilai. 2.
kemampuan intelektual seperti menguasai materi yang diajarkan, menguasai metode mengajar.
3.
kemampuan
keterampilan
seperti
keterampilan
memotifasi,
kemampauan menghadapi siswa, kemampuan melaksanakan metode, menggunakan media dan alat pembelajaran.
22
3. Proses Belajar Mengajar Pendidikan dalam pengertian operasional sistematis adalah proses belajar mengajar (Muliwarman, 2004: 131) proses belajat mengajar
adalah
kegiatan bersama antara pengajar dan murid untuk mendapatkan tujuan belajar. Pengertian interaksi ini kita hubungkan dengan proses belajar mengajar di dalam interaksi belajar mengajar, hubungan timbal balik antara guru (pengajar) dan anak (murid) harus menunjukkan adanya hubungan yang bersifat edukatif (mendidik) hal mana interaksi itu harus diarahkan pada suatu tujuan tertentu yang bersifat mendidik yaitu adanya perubahan tingkah laku anak didik kearah kedewasaan (Suetomo, 1993: 10). Unsur-unsur proses belajar mengajar adalah (1) anak didik. (2) materi pendidikan (ilmu pengetahuan). (3) Tujuan pendidikan. (4) pendidik atau guru dan (5) lingkungan. Unsur lingkungan atau unsur lain-lain meliputi (1) metode, (2) Alat, (3) Lingkungan manusia dan (4) perkembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi. Dua unsur pertama terlibat langsung dalam proses pembelajaran dan dua unsur
berikutnya tidak terlibat langsung namun ikut mempengaruhi
pembentukan hasil proses belajar mengajar.
B. Penilaian Hasil Belajar Untuk mengetahui nilai hasil belajar siswa diperlukan penilaian atau evaluasi. Dengan adanya evaluasi guru akan mendapatkan informasi tentang keberhasilan proses belajar mengajar dan dapat mengetahui tingkat penguasaan materi yang sudah diajarkan guru dan dipelajari murid juga akan diketahui nilai hasil belajar siswa.
23
Pada pembahasan ini tidak akan membicarakan penilaian hasil belajar mengajar yang bersifat pengukuran namun akan membicarakan penilaian hasil belajar siswa yang berkaitan dengan penguasaan materi oleh siswa. 1. Penilaian hasil belajar Istilah penilaian dalam proses belajar mengajar disamakan pengertian berikut penilaian (evaluation) adalah suatu tindakan atau langkah untuk menentukan mutu atau kualitas dari sesuatu (Sutomo, 1985: 1). Stufflebebeam et al memberikan batasan evaluasi sebagai berikut, “Evaluation is the process of delineating, obtaining, and providing useful information for judging decision alternatives”(pxxu) Evaluasi merupakan proses mengambarkan, memperoleh dan menyajikan informasi yang berguna untuk menilai alternative keputusan.(Silverius, 1991: 4). Menurut Conny Semiawah stamboel yang dimaksud dengan penilaian disini adalah tehnik untuk memperoleh keterangan tentang kemajuan disekolah (Stamboel, 1990: 51). 2. Pendekatan dalam penilaian Dua pendekatan penilaian adalah pendekatan ukuran mutlak yang dalam bahasa Ingris disebut “Referenced test”dan pendekatan ukuran normal atau ukuran relative yang dalam bahasa Inggris disebut Referenced test”(Soetomo, 1985: 14). 1) Pendekatan ukuran mutlak Pendekatan ukuran mutlak ini digunakan oleh guru apabila guru-guru ingin mengetahui sejauh mana penguasaan murid terhadap materi yang telah diberikan atau dengan perkataan lain sejauh mana TIK yang telah
24
dicapai, sehingga guru harus membuat suatu ketentuan atau kriteria minimum yang harus dicapai oleh setiap anak untuk dapat dikatakan berhasil mencapai TIK (Suetomo, 1985: 15). Pendekatan penilaian yang digunakan di MI adalah pendekatan ukuran
mutlak dimana guru
menentukan kriteria minimal yang disebut Kriteria Kelulusan Minimal (KKM) sedang KKM tiap mata pelajaran berbeda dan di tetapkan berdasarkan keputusan rapat dewan guru. Berdasarkan KKM tiap-tiap MI juga berbeda-beda, adapun KKM mata pelajaran SKI kelas IV MI Tarbiyatul Banin Tegalwaton Kembang Ampel Boyolali adalah 7,00 dimana rumus nilai anak adalah Angka yang diperoleh Nilai anak=
X 10 Angka tertinggi Perbedaan penilaian mutlak lebih adil dibandingkan pendekatan penilaian relatif, mengingat kemampuan anak berbeda-beda. Pendekatan penilaian mutlak memiliki kelebihan supaya anak berusaha mendapatkan nilai minimal sama dengan KKM bahkan memacu siswa untuk memperoleh nilai lebih dari KKM sedangkan penilaian relatif akan sangat merugikan karena dari jumlah anak pasti ada yang tidak lulus dan penilaian relatif cenderung tidak menghargai perbedaan kemampuan siswa.
2) Penilaian ukuran normal Dengan pendekatan ukuran normal seorang guru tidak membuat kriteria yang harus dicapai oleh setiap anak melainkan menggunakan ukuran ukuran relatif yaitu mencari nilai rata-rata dari setiap pengikut tes.
25
Sehingga nilai tes setiap anak dibandingkan dengan nilai rata-rata apabila skor anak sama atau lebih dari rata-rata maka anak dianggap berhasil, tetapi sebaliknya apabila Skor anak dibawah nilai rata-rata maka anak tersebut belum berhasil atau belum lulus (Suetomo, 1985: 7) 3) Jenis penilaian Ada jenis penilaian yang dapat digunakan dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan disekolah yaitu penilaian formatif, penilaian sumatif, penilaian penempatan, dan penilaian diagonstik. (Suetomo, 185: 18). Jenis penilaian dalam penelitian upaya peningkatan nilai hasil belajar SKI kelas IV pokok bahasan Isro’ Mi’roj Nabi Muhammad SAW MI Tarbiyatul Banin Tegalwaton Kembang Ampel Boyolali ini adalah jenis penilaian formatif. Fungsi dan tujuan penilaian formatif adalah untuk mengetahui sejauh mana siswa menguasai sejauh mana TIK yang telah ditetapkan guru dan juga sebagai umpan balik bagi guru (Feed Back) untuk memperbaiki proses belajar mengajar (Remedial teaching). Aspek yang dinilai dalam tes formatif adalah kemampuan hasil belajar yang meliputi pengetahuan (Kognitif) dan segi keterampilan (Psikomotor). (Sutomo, 1985: 19). 4) Alat penilaian Jenis penilaian tes dan jenis penilaian non tes (Sutomo, 1985: 45). Jenisjenis tes objektif antara lain bentuk salah-benar pilihan ganda, menjodohkan dan soal mengurutkan.
26
5) Cara penilaian Ada dua cara penilaian yaitu: 1. Cara penilaian kualitatif yaitu cara penilaian yang diberikan dengan menggunakan kreteria baik, cukup, sedang, dan kurang. 2. Cara penilaian kuantitatif yaitu cara penilaian yang diberikan dengan menggunakan kriteria angka yang terdiri dari: Skala
1-10
Skala
1-5
Skala
10-10. ( Sutomo, 1985: 47)
Cara penilaian kuantitatif di MI menggunakan skala 1-10.
C. Mata Pelajaran SKI di Madrasah Ibtidaiyah Sejarah Kebudayaan Islam berasal dari kata sejarah, kebudayaan dan Islam. Sejarah berarti asal-usul , silsilah (Setiawan: 292). Budaya berarti budi atau akal (Widakdo, 1994: 18). Islam berasal dari bahasa arab Salamma yang berarti selamat sentosa (Muliawan, 2005: 11). Kebudayaan Islam adalah hasil fikir dan karya manusia yang didasarkan kepada pemahaman Islam yang beragam (Ahmad, 1985: 164). Dari pengertian di atas Sejarah Kebudayaan Islam dapat diartikan asal usul tindakan pola dalam masyarakat dari hasil pemikiran, kelakuan dan ciptaan manusia yang berdasarkan wahyu Al-Qur’an yang diajarkan Islam yang di bawa oleh seorang rosul yaitu Nabi Muhammad SAW.
27
Mata pelajaran SKI di Madrasah Ibtiaiyah adalah salah satu bagian mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang diarahkan untuk menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati sejarah Islam yang kemudian menjadi dasar pandangan hidup (Way Of Life) melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan keteladanan, penggunaan pengalaman dan pembiasaan. (Depag, 2006: 45) Untuk menjadikan mata pelajaran SKI menjadi panangan Hidup (Way Of Life) bagi siswa MI ternyata masih banyak kendala yang dihadapi baik bagi guru maupun bagi siswa itu sediri, karena untuk menjadikan pengetahuan menjadi pandangan hidup diperlukan pemahaman yang matang, pembiasaan dan teladan dari guru. Untuk mewujudkan hal tersebut ternyata mata pelajaran SKI di Madrasah Ibtidaiyah memiliki kendala antara lain: wktu yang disediakan untuk mata pelajaran SKI sangat terbatas yaitu hanya 2 jam pelajaran per Minggu sedangkan materi begitu padat dan memang penting. Menuntut pemantapan pengetahuan hingga terbentuk watak dan kepribadian. Materi SKI lebih terfokus pada pengayaan pengetahuan (Koknitif) dan kurang dalam pembentukan sikap (Afektif)
serta pembiasaan (Psikomotorik).
Lemahnya sumber daya guru dalam pengembangan pendekatan dan metode yang variatif, rendahnya peran orang tua dan guru-guru mata pelajaran lain. Materi mata pelajaran SKI di Madrasah Ibtidaiyah meliputi: Sejarah Arab pra Islam; Sejarah Rosulallah SAW yang meliputi: Masa remaja Rosulullah, diutusnya Nabi Muhammad SAW, dakwah Nabi Muhammad SAW, kepribadian Nabi Muhammad SAW, Isro’ mi’roj Nabi Muhammad SAW, Hijrah Nabi Muhammad SAW, Hijrah Nabi Muhammad SAW ke
28
Madinah, kewiraan Nabi Muhammad SAW, fathul Makkah, wafatnya Rosulullah; khulafaurrosidin meliputi: kholifah Abu Bakar As Sidiq, kholifah Umar Bin Khotob, kholifah Usman Bin Affan, dan Ali Bin Abi Tholib (Depag, 2006: 45). Tokoh-tokoh Islam di Indonesia meliputi kisah wali songo, KH. Agus Salim, KH Ahmad Dahlan, Muhammad Arsad Albanjari, Sulatan Alaudin (Sugiharto, 2007: 93). Tujuan pembelajaran SKI di madrasah Ibtidaiyah sebagai berikut: 1. Pemberian pengetahuan tentang sejarah Islam dan kebudayaan kepada peserta didik. 2. Mengambil nilai dan makna yang terdapat dalam sejarah. 3. menanamkan penghayatan dan kemauan yang kuat untuk berakhlaq mulia berdasarkan pencermatan atas fakta sejarah yang ada. 4. Membekali peserta didik untuk membentuk kepribadiannya berdasarkan tokoh-tokoh teladan sehingga terbentuk kepribadian yang luhur (Depag, 2006: 46). Fungsi pembelajaran SKI di Madrasah Ibtidaiyah antara lain: 1. Fungsi Edukatif Sejarah menegaskan kepada peserta didik tentang keharusan menegakkan prinsip, sikap hidup yang luhur dan Islami dalam kehidupan sehari-hari. 2. Fungsi Keilmuan Melalui sejarah peserta didik memperoleh pengetahuan yang memadai tentang Islam dan kebudayaannya.
29
3. Fungsi tranformasi Sejarah merupakan salah satu sumber yang sangat penting dalam rancang tranformasi masyarakat (Depag, 2006: 46). Mata pelajaran SKI di Madrasah Ibtidaiyah memiliki kedudukan yang sangat penting untuk membentuk kepribadian siswa yang kelak menjadi kepribadian masyarakat yang Islami sehingga seorang guru dengan perhatian penuh supaya tujuan SKI membentuk pandangan hidup (Way Of Life) masyarakat dapat tercapai menjadi masyarakat yang beriman, berbudaya hidup harmonis dengan sesama masyarakat dan hidup secara Islami.
D. Strategi Pembelajaran Aktif Reading Alaud Strategi belajar mengajar merupakan pola umum perbuatan guru dan siswa dalam mewujudkan kegiatan belajar mengajar (Usman, 2002: 22). Strategi belajar mengajar dapat berarti kegiatan guru dan siswa dalam belajar mengajar yang digunakan untuk berlangsungnya belajar mengajar itu sendiri. Agar dapat memilih strategi pembelajaran secara efektif dalam proses kegiatan belajar siswa salah satunya adalah diterapkanya penekatan cara belajar siswa aktif (Usman, 2002: 32). Strategi pembelajaran aktif Reading Alaud merupakan salah satu strategi pembelajaran aktif karena menuntut keaktifan siswa dalam pembelajaran yaitu dengan membaca teks dari bacaan-bacaan tersebut akan menimbukan pertanyaan-pertanyaan
pada
hal-hal
yang
belum
di
pahami,
bahkan
menimbulkan diskusi. Reading Alaud (membaca keras) strategi ini dapat
30
membantu mahasiswa dalam berkosentrasi, mengajukan pertanyaan dan menggugah diskusi (Zaini, 2002: 42).
Prosedur dari strategi Reading Alaud adalah sebagai berikut: 1) Guru memilih sebuah teks yang cukup menarik untuk dibaca dengan keras. 2) Guru menjelaskan teks itu pada peserta didik secara singkat, guru menjelaskan poin-poin kunci atau masalah-masalah pokok yang dapat diangkat. 3) Guru membagi bacaan teks itu dengan alenia-alenia atau beberapa cara lainya. Guru menyuruh sukarealawan untuk membaca keras baian-bagian yang berbeda. 4) Ketika bacaan-bacaan tersebut berjalan, guru menghentikan di beberapa tempat untuk menekankan poin-poin tertentu, kemudian guru memunculkan beberapa pertanyaan atau contoh-contoh. Guru membuat diskusi jika para peserta menunjukkan minat pada bagian tertentu kemudian guru melanjutkan dengan menguji apa yang ada dalam teks tersebut. 5) Guru melakukan kesimpulan, klarifikasi dan tindak lajut.(Ismail, 2008: 76) Dari pernyataan-pernyataan diatas menunjukkan adanya hubungan strategi pembelajaran Reading Alaud dengan metode Tanya jawab dan diskusi. Namun disini penerapan pembelajaran Reading Alaud ini diterapkan pada siswa MI kelas IV sehingga yang terjadi hanyalah Tanya jawab karena untuk berdiskusi anak usia kelas IV Madrasah Ibtiaiyah masih sulit.
31
E. Peran Metode Reading Aloud Terhadap Nilai Hasil Belajar siswa Pada Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Materi Sejarah Kebudayaan Islam merupakan materi pelajaran yang cukup menarik untuk di baca, dengan membaca bacaan yang menarik dengan keras secara bergantian akan menimbulkan konsentrasi bagi siswa sehingga apabila ada kata-kata yang belum jelas atau belum dimengerti siswa akan mendapatkan kesempatan bertanya, dengan demikian siswa akan mendapatkan pemahaman yang tuntas sehingga dapat dipastikan nilai hasil belajar siswa akan meningkat. Reading Aloud merupakan sebuah tehnik hebat untuk merangsang diskusi dan mendapatkan pemahaman lebih mendalam tentang berbagai isu kompleks (Silbermen, 2009: 139). Membaca suatu teks dengan keras dapat membantu peserta didik memfokuskan perhatian secara mental menimbulkan pertanyaan-pertanyaan dan merangsang diskusi. Strategi tersebut mempunyai efek pada saat memusatkan dan membuat satu kelompok yang Kohesif (Ismail, 2002: 76). Dari dua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa Reading Aloud dapat
meningkatkan keaktifan siswa, siswa dapat
berkonsentrasi dan
mendapatkan pemahaman yang mendalam terhadap apa yang dibacanya, sehingga dalam ulangan dengan pemahaman yang mendalam akan dapat menjawab dengan tepat dan mendapat nilai yang baik.
32
BAB III PELAKSANAAN TINDAKAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1.
Sejarah singkat berdirinya MI Tarbiyatul Banin Tegalwaton MI Tarbiyatul Banin Tegalwaton didirikan pada tanggal 17 Agustus tahun 1962. Berdirinya MI Tarbyatul Banin Tegalwaton diprakasai oleh tokoh agama dusun Tegalwaton yaitu bapak Muh. Jahuri dibantu oleh masyarakat dukuh Tegalwaton, Tempel dan Sidodadi yang tergabung dalam paguyuban yayasan umat Islam. MI Tarbiyatul Banin didirikan dengan tujuan supaya putra-putri masyarakat Tegalwaton, Tempel, Sidodadi dan sekitarnya bisa bersekolah dengan jarak yang tidak jauh, mengingat SR saat itu dikelurahan Kembang baru ada 1 dan jaraknya sekitar 7 Km dari dusun tersebut. Selain itu sekolahan MI Tarbiyatul Banin juga bertujuan untuk mendidik anak mengenal dan menjalankan agama Islam. Berdasarkan surat dari Kepala Kantor Departemen Agama propinsi Jawa Tengah nomor Wk/5.b/383/Pgm/1222/1990 Tanggal 22 November 1990, sekolah ini diberi nama Madrasah Ibtidaiyah Tarbiyatul Banin yang dikelola oleh lembaga masyarakat yaitu yayasan umat Islam. Setelah beberapa tahun kemudian pemerintah memberikan bantuan gedung sehingga lokasi MI Tarbiyatul Banin Tegalwaton pindah yang semula berada dirumah bapak Muh. Jahuri Tegawaton pindah ke desa Tegalsari tidak jauh dari lokasi semula tepatnya disebidang tanah milik kraton Jogjakarta yang diberikan kepada Kelurahan Kembang. Sekarang
33
Madrasah Ibtidaiyah Tarbiyatul Banin Tegalwaton tepatnya berada di Tegalsari Kembang Ampel Boyolali. Lokasi Madrasah Ibtidaiyah Tarbiyatul Banin Tegalwaton sangat strategis dan cocok untuk kegiatan belajar mengajar, karena lokasi ini terletak di jalur utama kelurahan Kembang dan berada diantara dua dusun yaitu dusun Wates dan dusun Tegalsari sehingga mudah dijangkau. Luas Madrasah ini kurang lebih 1.400 m2. Berasarkan piagam
akreditasi
Madrasah
Ibtidaiyah
nomor:
Kw.11.4/4/PP.03.2
/623.9.35/2006 madrasah ini terakreditasi C atau cukup. Jumlah siswa MI Tarbiyatul Banin Tegalwaton Tahun Pelajaran 2009/2010 adalah 85 siswa. Kelas 1 berjumlah 15 siswa, kelas 2 berjumlah 14 siswa, kelas 3 berjumlah 17 siswa, kelas 4 berjumlah 16 siswa, kelas 5 berjumlah 14 siswa dan kelas 6 berjumlah 9 siswa. 2. Struktur Organisasi MI Tarbiyatul Banin Tegalwaton tahun pelajaran 2009/2010 Dalam melaksanakan proses belajar mengajar di madrasah terdapat struktur organisasi yang berfungsi untuk mengelola sekolah sehingga visi misi Madrasah dapat terwujud. Kepala Ashab, A.Ma
Komite Madrasah Suyut Ahmadi
Wakil Kepala Sri Kemi, S.Pd
Sekretaris Yuni Purwanti, S.PdI
Si. BP Yuni. P, S.PdI
Bendahara Uswatun Hasanah
Wk. Kesiswaan M. Muzaki
Si. Kesenian M. Hidayat
Si. Tilawah Yuni P, S.PdI
Si. Tari Uswatun H
Si. Pramuka Sri Wahyuni
34
3. Keadaan Guru dan Karyawan Madrasah ini mempunyai 7 guru yang semuanya merupakan guru wiyata bakti (WB) dan bertugas sebagai guru kelas. Tabel 3.1 Daftar Guru MI Tarbiyatul Banin No
Nama Guru
Tugas
1
Yuni Purwanti, S.Pd I
Guru Kelas I dan Bahasa Arab
2
Sri Wahyuni
Guru Kelas II
3
Ahmad Muzaki, A.Ma
Guru Kelas II Mapel Agama
4
M. Hidayat, A.Ma
Guru Kelas III
5
Uswatun Hasanah, A.Ma
Guru Kelas IV
6
Sri Kemi, S.Pd
Guru Kelas V
7
Ashab, A.Ma
Guru Kelas VI
Selain proses belajar mengajar di jam intra sekolah MI Tarbiyatul Banin mengadakan bimbingan belajar di luar jam belajar untuk menunjang keberhasilan UAS-BN dan UAM-BN serta untuk meningkatkan dan menambah pengetahuan agama siswa. Selain dilaksanakan oleh guru, bimbingan belajar juga di bantu oleh masyarakat sekitar yang kompeten di bidangnya atau guru dari madrasah lain yang bertempat tinggal di sekitar MI Tarbiyatul Banin Tegalwaton. Tabel 3.2 Daftar Guru Tambahan Bertugas Untuk Bimbingan Belajar No
Nama Guru
Tugas
1
Puji Mulyati, A.Md
Guru Pembimbing Matematika
2
Sri Winarsih, A.Ma
Guru Pembimbing UAS-BN
35
3
Iin Inayah Sulistyani, A.Ma
Guru Pembimbing Agama
4
M. Imam Sofadi
Guru Pembimbing BTQ
5
Ahmadi
Guru Pembimbing Tilawah
4. Fasilitas MI Tarbiyatul Banin Tegalwaton Dalam Proses belajar Mengajar MI Tarbiyatul Banin memiliki bangunan gedung yang terdiri dari 6 ruang kelas, 1 ruang kepala sekolah, 1 ruang guru, 2 kamar mandi, juga ditunjang dengan perpustakaan yang berada disetiap kelas, lapangan badminton, halaman yang luas serta ditunjang dengan alat peraga IPA, IPS, Olah Raga, dan media audio visual serta akses internet. B. Pelaksanaan Penelitian Penelitian dilakasanakan di kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Tarbiyatul Banin Tegalwaton Kembang Ampel Kabupaten Boyolali. Penelitian tindakan dilaksanakan pada semester II Tanggal 10 April – 30 Mei 2010. Sabjek penelitian adalah siswa kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Tarbiyatul Banin Tegalwaton Kembang Ampel Boyolali pada Tahun Pelajaran 2009/2010 yang berjumlah 16 anak yang terdiri dari laki-laki 11 siswa dan 5 siswi perempuan. Dalam pelaksanaan penelitian ini peneliti bertindak sebagai guru yang mengajar mata pelajaran SKI kelas IV pokok bahasan Isro’ Mi’roj Nabi Muhammad SAW. Dalam penelitian kopetensi yang akan dicapai adalah peningkatan keaktifan siswa dan peningkatan nilai hasil belajar siswa mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam pokok bahasan Isro’ Mi’roj Nabi Muhammad SAW.
36
C. Diskripsi Pelaksanaan Tindakan Penelitian ini dilaksanakan dalam tiga siklus, setiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai seperti apa yang telah direncanakan dalam faktor yang akan di teliti. Kekurangan-kekurangan pada siklus pertama akan diperbaiki pada siklus kedua dan selanjunya kekurangan pada siklus kedua akan diperbaiki pada siklus ketiga. Untuk melihat peningkatan nilai hasil belajar siswa dilaksanakan pos tes pada siklus I, siklus II dan siklus III. Sedangkan untuk melihat ada tidaknya keaktifan siswa terhadap pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam pokok bahasan Isro’ Mi’roj Nabi Muhammad SAW digunakan lembar observasi. Prosedur dalam penelitian ini antara lain perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi 1. Siklus I a.
Perencanaan 1) Mempersiapkan Materi Sejarah Kebudayaan Islam pokok bahasan Isro, Mi’roj Nabi Muhammad SAW 2) Membuat lembar observasi untuk mengamati aktifitas siswa selama proses pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran aktif Reading Aloud (Membaca Keras). 3) Membuat lembar soal ulangan untuk megetahui peningkatan nilai hasil belajar siswa mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam pokok bahasan Isro’ Mi’roj Nabi Muhammad SAW. 4) Pada siklus I membuat RPP untuk pelaksanaan pembelajaran.
37
b. Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan pada siklus ini dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 8 Mei 2010, tiap 1 kali tatap muka 2 kali 35 menit dan kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah melaksanakan proses belajar mengajar sesuai RPP yang sudah dibuat meliputi: 1) Kegiatan Awal a.
Membuka pelajaran dengan salam dan doa.
b.
Menjelaskan kegiatan belajar yang akan dilaksanakan.
c.
Menjelaskan kopetensi dasar (KD) yang akan dicapai.
d.
Membuat apresiasi dengan bertanya jawab tentang Isro’ Mi’roj.
2) Kegiatan Inti Pada kegiatan ini guru menjelaskan secara singkat tentang materi Isro’ Mi’roj Nabi Muhammad SAW kemudian melaksanakan PBM dengan strategi Reading Aloud ( membaca keras) dimana siswa bergantian membaca, siswa yang tidak membaca, menyimak bacaan teman dan mencatat kata-kata sulit.
Guru
menghentikan
mempersilahkan siswa
bacaan
pada
setiap
akhir
menanyakan kata-kata sulit
alenia
dan
kemudian guru
memberikan penjelasan. 3)
Kegiatan Akhir Pada kegiatan akhir pembelajaran, guru menjelaskan kembali isi pelajaran secara singkat, siswa mengerjakan soal ulangan, dan guru menutup pelajaran dengan do’a dan salam.
38
c. Observasi Pada tahap ini dilaksanakan proses observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran untuk mengetahui sikap guru, keaktifan siswa dan nilai hasil belajar siswa tentang Isro’ Mi’roj Nabi Muhammad SAW. d. Refleksi Hasil yang di dapat dalam tahap observasi dikumpulkan dan di analisis pada tahap ini. Dari hasil Observasi yang dilakukan guru dapat merefleksi diri dengan melihat hasil baik dari lembar observasi maupun lembar ulangan siswa. Hasil analisi data yang dilaksanakan dalam tahap ini akan dipergunakan sebagai acuan untuk merencanakan siklus berikutnya.
2. Siklus II a. Perencanaan 1) Mempersiapkan Materi Sejarah Kebudayaan Islam pokok bahasan Isro, Mi’roj Nabi Muhammad SAW 2) Membuat lembar observasi untuk mengamati aktifitas siswa selama proses pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran aktif Reading Aloud (Membaca Keras). 3) Membuat lembar soal ulangan untuk megetahui peningkatan nilai hasil belajar siswa mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam pokok bahasan Isro’ Mi’roj Nabi Muhammad SAW. 4) Membuat RPP untuk pelaksanaan pembelajaran pada siklus II
39
b. Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan pada siklus ini dilaksanakan pada hari sabtu tanggal 15 Mei 2010 berdasarkan perencanaan kegiatan yang dilaksanakan yaitu: 1)
Kegiatan Awal a. Membuka pelajaran dengan salam dan doa. b. Menjelaskan kegiatan belajar yang akan dilaksanakan. c. Menjelaskan kopetensi dasar (KD) yang akan dicapai. d. Membuat apresiasi dengan bertanya jawab tentang Isro’ Mi’roj
2) Kegiatan inti Pada kegiatan ini guru menjelaskan kembali secara singkat tentang Isro’ Mi’roj Nabi Muhammad SAW. Kemudian melaksanakan PBM dengan strategi Reading Aloud (membaca keras). Siswa secara bergantian membaca teks 1 anak 1 alenia. Guru menghentikan bacaan tiap-tiap siswa berganti membaca untuk memberi kesempatan siswa menanyakan hal-hal yang belum dipahami, apabila tidak ada siswa yang bertanya, guru memberi pertanyaan untuk menekankan isi bacaan siswa menjawab pertanyaan guru.
3)
Kegiatan akhir Guru menjelaskan inti dari pelajaran kemudian siswa mengerjakan soal ulangan. Pada akhir pembelajaran guru menutup pelajaran dengan doa dan salam.
40
c. Obserfasi Pada tahap ini dilaksnakan prose observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran tentang Isro’ Mi’roj Nabi Muhammad SAW. Pada siklus ini kegiatan siswa yang diamati adalah keaktifan siswa selama proses belajar mengajar berlangsung. Selain observasi juga diadakan ulangan untuk mengetahui peningkatan nilai hasil belajar siswa.
d. Refleksi Hasil yang didapat dalam tahap observasi dikumpulkan serta di analisis pada tahap ini. Dari hasil observasi peneliti dapat merefleksi diri dengan melihat data observasi baik dari lember observasi maupun hasil ulangan siswa. Hasil analisis data yang dilaksanakan dalam siklus II ini akan dipergunakan sebagai acuan untuk merencanakan siklus III
3. Siklus III a. Perencanaan 1) Mempersiapkan Materi Sejarah Kebudayaan Islam pokok bahasan Isro, Mi’roj Nabi Muhammad SAW 2) Membuat lembar observasi untuk mengamati aktifitas siswa selama proses pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran aktif Reading Aloud (Membaca Keras). 3) Membuat lembar soal ulangan untuk megetahui peningkatan nilai hasil belajar siswa mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam pokok bahasan Isro’ Mi’roj Nabi Muhammad SAW.
41
4) Membuat RPP untuk pelaksanaan pembelajaran pada siklus III
b. Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan pada siklus ini dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 22 Mei 2010 berdasarkan perencanaan kegiatan yang dilaksanakan yaitu: 1)
Kegiatan Awal a. Membuka pelajaran dengan salam dan doa. b. Menjelaskan kegiatan belajar yang akan dilaksanakan. c. Menjelaskan kopetensi dasar (KD) yang akan dicapai. d. Membuat apresiasi dengan bertanya jawab tentang Isro’ Mi’roj
2)
Kegiatan inti Guru menjelaskan kembali secara singkat materi Isro’ Mi’roj Nabi Muhammad SAW selanjutnya siswa membaca teks secara bergantian kemudian setelah seluruh teks terbaca guru mengadakan tanya jawab soal untuk memantapkan penguasaan materi oleh siswa.
3) Kegiatan penutup Guru menjelaskan secara singkat tentang materi Isro’ mi’roj Nabi Muhammad
SAW.
Siswa
mengerjakan
soal
ulangan.
Guru
mengumpulkan hasil pekerjaan siswa kemudian menutup KBM dengan do’a dan salam.
c. Observasi Pada tahap ini dilaksankan pengamatan terhadap siswa tentang keaktifan siswa melaksanakan kegiatan belajar dan ulangan untuk mengetahui
42
peningkatan nilai hasil belajar siswa mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam pokok bahasan Isro’ Mi’roj Nabi Muhammad SAW.
d. Refleksi Hasil yang di dapat dalam tahap observasi dikumpulkan serta di analisis dalam tahap ini. Dari hasil observasi peneliti dapat merefleksi diri dengan melihat data obserfasi siswa serta hasil tes prestasi belajar siswa. Hasil analisis data yang dilaksanakan dalam tahap ini akan dipergunakan sebagai acuan untuk menarik suatu kesimpulan apakah strategi Reading Aloud (membaca keras) dapat meningkatkan nilai hasil belajar siswa pada mata pelajaran SKI kelas IV pokok bahasan Isro’ Mi’roj Nabi Muhammad SAW.
43
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Tes Sebelum Siklus Berdasarkan daftar nilai ulangan harian yang dilakukan oleh guru kelas IV MI Tarbiyatul Banin Tegalwaton mata pelajaran SKI pokok bahasan Isro’ Mi’roj Nabi Muhammmad SAW dengan KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) 7,00 hasil yang diperoleh 16 siswa adalah sebagai berikut:
Tabel 4.1 Nilai Awal Sebelum Siklus No
Nama
Nilai
1
Atika Husnayati
7
2
Nurul Azizah
7
3
Adi Darmawan
8
4
Putri Rahayu
6
5
Sulastri
7
6
Solahuddin
6
7
Zaenal Arifin
6.5
8
Arif Mustofa
7
9
Danang Setiawan
10
Farkhurrozak
11
Irwanto
12
Mubin Febriyanto
7.5 7 7.5 7
44
13
Nurul Kholifah
8
14
Muh. Sholeh
6
15
Safa’at
7
16
Ahmad Riyadi
6.5
Sumber: Hasil survei nilai SKI kelas 4 (2010) Tabel 4.2 Analisis Ketuntasan Belajar Siswa No
Nilai
Jumlah Siswa
Prosentase
1
Di bawah KKM
4 siswa
25%
2
Sama dengan KKM
8 siswa
50%
3
Di atas KKM
4 siswa
25%
Dari tabel 4.2 di atas dapat disampaikan bahwa nilai hasil ulangan siswa masih ada yang di bawah KKM, Nilai sama dengan KKM masih banyak dan Nilai di atas KKM masih sedikit, artinya nilai hasil belajar mata pelajaran SKI belum memenuhi kriteria standar mutlak dan masih rendah sehingga perlu ditingkatkan
B. Hasil Penelitian dan Pembahasan 1. Hasil dari siklus I a. Hasil obserfasi terhadap keaktifan siswa Berdasarkan analisis hasil pengamatan terhadap keaktifan siswa ketika pembelajaran berlangsung pada siklus I dapat di lihat pada tabel berikut ini:
45
Tabel 4.3 Kegiatan siswa pada Siklus I
No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Nama
Atika Husnayati Nurul Azizah Adi Darmawan Putri Rahayu Sulastri Solahuddin Zaenal Arifin Arif Mustofa Danang Setiawan Farkhurrozak Irwanto Mubin Febriyanto Nurul Kholifah Muh. Sholeh Safa’at Ahmad Riyadi
Membaca
Menyimak
Perhatian
Ya
Ya
Ya
Tdk
Tdk
Tdk
Mencatat Ya
Tdk
Bertanya/ Menjawab Ya
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Tdk
√
√ √
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√ √
√ √
√
√ √ √
√
√
Ket : ►5 kegiatan dilaksanakan dengan baik = sangat aktif=A ►3-4 kegiatan dilaksanakan dengan baik = cukup aktif=B ►1-2 kegiatan dilaksanakan dengan baik = kurang aktif=C
Dari tabel di atas terlihat bahwa hasil keaktifan 16 siswa terhadap kegiatan pembelajaran pokok bahasan Isro’ Mi’roj Nabi Muhammad SAW dengan strategi pembelajaran Reading Aloud menunjukan bahwa 11 siswa
46
sangat aktif dan 5 siswa menunjukan aktif hal ini disebabkan karena mereka baru pertama menemukan strategi belajar Reading Aloud pada mata pelajaran SKI sehingga sangat tertarik dengan strategi tersebut.
b
Hasil Belajar Siswa Dari data hasil ulangan formatif siswa pada akhir siklus I diperoleh hasil nilai sebagai berikut:
Tabel 4.4 Hasil Ulangan Formatif Siklus I
No
Nama Siswa
1
Atika Husnayati
2
Nurul Azizah
3
Adi Darmawan
4
Putri Rahayu
5
Sulastri
6
Solahuddin
7
Zaenal Arifin
8
Arif Mustofa
9
Danang Setiawan
10
Farkhurrozak
11
Irwanto
12
Mubin Febriyanto
Nilai 80 85 90 85 95 90 60 90 100 95 85 70
47
13
Nurul Kholifah
14
Muh. Sholeh
15
Safa’at
16
Ahmad Riyadi
95 90 85 70
Sumber: Data penulis (2010) c. Analisis Siklus I Tabel 4.5 Hasil Analisis Nilai siklus I No
Kriteria Nilai
Jumlah Siswa
Prosentase
1
Di bawah KKM
1 siswa
6,25%
2
Sama dengan KKM
2 siswa
12,5%
3
Diatas KKM
13 siswa
81,25%
Berdasarkan perolehan nilai hasil ulangan siswa pada siklus I dapat diketahui bahwa penerapan strategi Reading Aloud pada mata pelajaran SKI pokok bahasan Isro’ Mi’roj Nabi Muhammad SAW belum berhasil karena masih ada siswa yang mendapatkan nilai di bawah KKM, hal ini disebabkan karena peneliti atau guru belum bisa memfokuskan perhatian terhadap siswa yang kurang bisa beradaptasi dengan strategi Reading Aloud yang diterapkan.
d. Refleksi Dalam pelaksanaan siklus I diperoleh informasi sebagai berikut: 1. Guru belum bisa menguasai kelas untuk menerapkan metode Reading Alaud karena masih ada siswa yang menunjukkan sikap kurang aktif. 2. Masih ada siswa yang belum menunjukkan peningkatan nilai.
48
e. Revisi 1. Guru lebih mengarahkan siswa untuk melaksanakan kegiatan menyimak bacaan teman. 2. Mengadakan tanya jawab sebelum ulangan akhir siklus.
2. Hasil Dari Siklus II a. Hasil Obserfasi Terhadap Siklus II Berdasarkan analisi hasil pengamatan keaktifan siswa pada siklus II diperoleh data seperti pada tabel berikut:
Tabel 4.6 Kegiatan Siswa Siklus II N Nama
Membaca
Menyimak
Perhatian
Ya
Ya
Ya
Mencatat
o 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Tdk
Tdk
Tdk
Ya
Tdk
Bertanya/ Menjawab Ya
Atika Husnayati
√
√
√
√
√
Nurul Azizah
√
√
√
√
√
Adi Darmawan
√
√
√
√
√
Putri Rahayu
√
√
√
√
√
Sulastri
√
√
√
√
√
Solahuddin
√
√
√
√
√
Zaenal Arifin
√
√
√
Arif Mustofa
√
√
√
√
√
Danang Setiawan
√
√
√
√
√
Farkhurrozak
√
√
√
√
√
Irwanto
√
√
√
√
√
√
49
√
Tdk
12 13 14 15 16
Mubin Febriyanto
√
Nurul Kholifah
√
Muh. Sholeh
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Safa’at
√
√
√
√
Ahmad Riyadi
√
√
√
√ √
√
Ket : ►5 kegiatan dilaksanakan dengan baik = sangat aktif=A ►3-4 kegiatan dilaksanakan dengan baik = cukup aktif=B ►1-2 kegiatan dilaksanakan dengan baik = kurang aktif=C Terlihat hasil keaktifan siswa, 12 siswa sangat aktif dan 4 siswa cukup aktif hal ini disebabkan karena siswa masih sangat tertarik dengan metode Reading Aloud dan masih banyak kata-kata yang kurang dipahami siswa sehingga siswa sangat antusias untuk menanyakan.
b
Nilai Hasil Belajar Siswa Dari data hasil ulangan formatif siswa pada siklus II diperoleh hasil nilai di bawah ini. Tabel 4.7 Hasil Ulangan Formatif Siklus II No
Nama Siswa
1
Atika Husnayati
2
Nurul Azizah
3
Adi Darmawan
4
Putri Rahayu
5
Sulastri
6
Solahuddin
7
Zaenal Arifin
Nilai 90 90 95 95 100 100 65
50
8
Arif Mustofa
9
Danang Setiawan
10
Farkhurrozak
11
Irwanto
12
Mubin Febriyanto
13
Nurul Kholifah
14
Muh. Sholeh
15
Safa’at
16
Ahmad Riyadi
95 100 100 100 75 100 95 90 90
Sumber: Data penulis (2010)
c. Analisis Siklus II
Tabel 4.8 Tabel Analisis Keberhasilan Siklus II
No
Kriteria Nilai
Jumlah Siswa
Prosentase
1
Di bawah KKM
1 siswa
6,25%
2
Sama dengan KKM
0 siswa
0%
3
Di atas KKM
15 siswa
93,75%
Berdasarkan perolehan nilai hasil ulangan siswa pada siklus II dapat diketahui strategi Reading Aloud pada mata pelajaran SKI pokok bahasan Isro’
51
Mi’roj Nabi Muhammad SAW dapat meningkatkan nilai hasil belajar siswa, namun belum berhasil mencapai indikator yang diinginkan. Setelah selesai siklus penelitian karena masih ada 1 siswa yang belum mencapai KKM hal ini disebabkan karena guru belum bisa mengarahkan 1 siswa tersebut yang memang kurang memperhatikan saat kegiatan belajar mengajar.
d. Refleksi Dari pelaksanaan kegiatan belajar pada siklus II diperoleh informasi sebagai berikut: 1. Masih ada siswa yang kurang antusias terhadap strategi Redaing Aloud. 2. Masih ada siswa yang nilainya lebih rendah dari KKM.
e. Revisi 1. Guru lebih mengfokuskan perhatian kepada siswa yang kurang aktif dengan cara memberikan kesempatan untuk membaca terlebih dahulu. 2. Mengadakan tanya jawab soal sebelum ulangan.
3. Hasil dari Siklus III a. Hasil Obserfasi terhadap siklus III Berdasarkan analisi hasil pengamatan keaktifan siswa pada siklus III diperoleh data seperti pada tabel berikut:
52
Tabel 4.9 Kegiatan Siswa Siklus III N Nama
Membaca
Menyimak
Perhatian
Ya
Ya
Ya
Mencatat
Bertanya/ Menjawab
o 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Atika Husnayati Nurul Azizah Adi Darmawan Putri Rahayu Sulastri Solahuddin Zaenal Arifin Arif Mustofa Danang Setiawan Farkhurrozak Irwanto Mubin Febriyanto Nurul Kholifah Muh. Sholeh Safa’at Ahmad Riyadi
Tdk
Tdk
Tdk
Ya
Tdk
Ya
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Tdk
Ket : ►5 kegiatan dilaksanakan dengan baik = sangat aktif=A ►3-4 kegiatan dilaksanakan dengan baik = cukup aktif=B ►1-2 kegiatan dilaksanakan dengan baik = kurang aktif=C
Dari tabel di atas diperoleh data 16 siswa menunjukkan sikap cukup aktif jika dibandingkan dengan siklus II keaktifan siswa pada kegiatan pembelajaran siklus III mengalami penurunan karena sudah tidak ada siswa yang
53
mencatat kata-kata sulit dari bacaan, juga sudah tidak ada yang bertanya tetapi masih antusias menjawab pertanyaan guru. Hal ini disebabkan karena siswa sudah memahami semua teks bacaan yang sudah berulang kali dibaca dan dijelaskan guru.
b. Hasil Belajar Siswa Dari data hasil ulangan formatif siswa pada siklus III diperoleh hasil nilai sebagai berikut:
Tabel 4.10 Hasil Ulangan Formatif Siklus III No
Nama Siswa
1
Atika Husnayati
2
Nurul Azizah
3
Adi Darmawan
4
Putri Rahayu
5
Sulastri
6
Solahuddin
7
Zaenal Arifin
8
Arif Mustofa
9
Danang Setiawan
10
Farkhurrozak
11
Irwanto
12
Mubin Febriyanto
Nilai 100 95 100 90 100 95 75 100 100 100 100 90
54
13
Nurul Kholifah
14
Muh. Sholeh
15
Safa’at
16
Ahmad Riyadi
90 100 100 80
Sumber: Data penulis (2010)
c. Analisis Data Siklus III Tabel 4.11 Analisis Keberhasilan Siklus III No
Kriteria Nilai
Jumlah Siswa
Prosentase
1
Di bawah KKM
0 siswa
0%
2
Sama dengan KKM
0 siswa
0%
3
Di atas KKM
16 siswa
100%
Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa jika dibandingkan dengan siklus II nilai 9 siswa mengalami peningkatan, 4 siswa tetap dan 3 siswa mengalami penurunan. Hal ini disebabkan karena konsentrasi belajar siswa sudah terfokus pada pelaksanaan UUS II yang akan dilaksanakan 4 hari yang akan datang yaitu tanggal 26 Mei 2010. Bila dibandingkan dengan siklus I 15 siswa mengalami peningkatan dan 1 siswa tetap.
d. Refleksi Dari hasil ulangan pada siklus III sudah menunjukan tercapainya indikator pencapaian target peningkatan nilai SKI kelas IV MI Tarbiyatul Banin
55
Tegalwaton Kembang sehingga penelitian sudah berhasil dan siklus sudah cukup dan dihentikan pada siklus III. Pada siklus III ini mencapai indikator keberhasilan penelitian dimana indikator menetapkan 100% siswa mengalami peningkatan nilai jika di banding sebelum pelaksanaan siklus, dengan indikator keberhasilan 25% nilai sama KKM dan 75% di atas KKM namun hasil yang diperoleh lebih dari itu yaitu 100% mengalami peningkatan nilai dan 100% mendapat nilai di atas KKM.
4. Analisis Antar Siklus I, II dan III Tabel 4.12 Indikator dan Analisis Antar Siklus No Kriteria
Indikator Awal
Siklus I
Siklus II
Siklus III
1
Di bawah KKM
0%
25%
6,25%
6,25%
0%
2
Sama dengan KKM
25%
50%
12,5%
0%
0%
3
Diatas KKM
75%
25%
81,25%
93,75%
100%
Dari Tabel di atas terlihat pada siklus I belum mencapai indikator yang diinginkan karena masih ada nilai di bawah KKM yang ditentukan yaitu sebanyak 1 siswa (6,25%) memiliki nilai 6,00 bahkan nilai ini lebih rendah jika dibandingkan dengan nilai siswa tersebut sebelum siklus, hal ini disebabkan karena guru belum bisa memandu pelajaran dengan baik karena guru baru sekali menggunakan strategi pembelajaran Reading Aloud sehingga masih ada anak yang kurang mememperhatikan, hal ini dijadikan acuan untuk memperbaiki pembelajaran pada siklus II yaitu guru harus bisa menguasai keadaan kelas.
56
Pada siklus II masih ada 1 siswa (6,25%) yang nilainya dibawah KKM hal ini menunjukkan proses belajar mengajar pada siklus II masih belum berhasil yang disebabkan guru belum bisa mengaktifkan siswa yang kurang tertarik dengan strategi pembelajaran Reading Aloud. Hal ini dijadikan acuan untuk pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siklus III yaitu dengan guru lebih memperhatikan dan memberi kesempatan pada siswa yang kurang tertarik dengan strategi pembelajaran Reading Aloud untuk membaca dan mengadakan tanya jawab sebelum tes dilaksanakan sehingga akan memperkuat ingatan siswa terhadap materi yang dipelajari. Pada siklus III indikator yang akan dicapai sudah dapat tercapai, dengan tidak adanya siswa yang nilainya dibawah KKM namun semua siswa mendapat nilai di atas KKM, hal ini menunjukkan bahwa strategi Reading Aloud dapat meningkatkan nilai belajar siswa mata pelajaran SKI kelas IV pokok bahasan Isro’ Mi’roj Nabi Muhammad SAW. Keberhasilan ini disebabkan karena siswa lebih aktif dan langsung membaca materi serta segera menanyakan kata-kata yang belum dipahami sehingga lebih menguasi materi. Dengan penguasaan materi maka siswa akan dapat mengerjakan soal dengan benar. Keberhasilan pada siklus III ini maka penelitian dianggap cukup.
57
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Dari hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan selama tiga siklus dan berdasarkan pembahasan serta analisis yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Strategi pembelajaran Reading Aloud dapat meningkatkan nilai hasil belajar siswa pada mata pelajaran SKI pokok bahasan Isro’ Mi’roj Nabi Muhammad SAW siswa kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Tarbiyatul Banin Tegalwaton Kembang Ampel Boyolali. 2. Strategi Pembelajaran Reading Aloud dapat meningkatkan pemahaman materi Isro’ Mi’roj Nabi Muhammad SAW siswa kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Tarbiyatul Banin Tegalwaton Kembang Ampel Boyolali. 3. Strategi Pembelajaran Reading Aloud dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam belajar Sejarah Kebudayaan Islam pokok bahasan Isro’ Mi’roj Nabi Muhammad SAW siswa kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Tarbiyatul Banin Tegalwaton Kembang Ampel Boyolali.
B. Saran Berdasarkan hasil penelitian ini ada beberapa saran yang dapat digunakan untuk meningkatkan nilai hasil belajar siswa mata pelajaran Sejarah
58
Kebudayaan Islam kelas IV utamanya pokok bahasan Isro’ Mi’roj Nabi Muhammad SAW yaitu: 1. Strategi Pembelajaran Reading Aloud sangat cocok untuk kegiatan belajar mengajar mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam yang bersifat teks book sehingga dapat memusatkan perhatian siswa. 2. Dalam menggunakan strategi pembelajaran Reading Aloud hendaknya guru dapat menguasai dan mengendalikan kegiatan belajar mengajar agar tidak ada siswa yang tidak memperhatikan bacaan teman. 3. Dalam menggunakan strategi pembelajaran Reading Aloud hendaknya guru tidak mengulangi materi lebih dari 2 kali pertemuan karena akan menimbulkan kejenuhan siswa.
59
Daftar Pustaka Ahmad, Muhammad Abdul Qodir, Dkk. 1985. Metodologi Pengajaran Pendidikan Agam Islam. Jakarta: Proyek Pembinaan Prasarana PTA/IAIN. Dahar, Ratna Wilis. 1989. Teori-teori Belajar.Jakarta: Erlangga. Depag. 2006. Standar Isi Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta: Dirjen Pendais. Engkoswara. 1988. Dasar-Dasar Metodologi Pengajaran. Jakarta: Bina Aksara. Farikhah, Siti. 2009. Penelitian tindakan kelas. Makalah disajikan dalam perkuliahan. Ismail. 2008. Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis P.A.I.K.E.M. Semarang: Rasail Media group. Nasution S. 1988. Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar dan Mengajar. Jakarta: Bina Aksara. Panuju, Redi. 1996. Ilmu Budaya Dasar dan Kebudayaan. Jakarta: Ara Media Pustaka Utama . Rooijakkers. 1997. Mengajar Dengan Sukses. Jakarta: Grasindo. Sadiman, Arif S. Media Pendidikan Pengertian Pengembangan dan Pemanfaatan. Jakarta: Raja Grasindo Persada. Setiawan, Heri. ___. Kamus Bahasa Indonesia. Surabaya: Karya Gemilang Utama. Silbermen, Mel. 2009. Aktif learning 101 strategi pembelajaran aktif. Jakarta: Pustaka Insan Madani. Soetabol, Canny Setiawan. 1990. Prinsip dan Tehnik Pengukuran dan penilaian dalam Dunia Pendidikan. Jakarta: Mutiara Sumber Widya. Silverius, Suke. 1991. Evaluasi Hasil Belajar dan Umpan Balik.Jakarta: Grasindo. Soetomo. Dasar-dasar Interaksi Belajar Mengajar, Usaha Nasional, Surabaya 1993. Soetomo. 1993. Dasar-Dasar Interaksi Belajar Mengajar. Surabaya: Usaha Nasional. ______. 1985. Tehnik Penilaian Pendidikan. Surabaya: Bina Ilmu. Sugiharto, Sugeng. 2008. Bingkai Sejarah Kebudayaan Islam 4. Solo: Tiga Serangkai.
60
Surakhmad, Winarno. 1994. Pengantar Interaksi Mengajar Belajar. Bandung: Trasinto. Suryabrata, Sumadi. 1995. Metodologi penelitian. Jakarta: Grafindo persada. _______. 2009. Metodologi penelitian. Jakarta: Grafindo Persada. Syalabi. 1990. Sejarah dan Kebudayaan Islam. Jakarta: Pustaka Alhusnah. Muliawan, Jasa Ungguh. 2004. Pendidikan Islam Integratif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Usman, Basyiruddin. 2002. Metodologi Pembelajaran Agama Islam. Jakarta: Ciputat Pers. Widakdho, Joko. 1994. Ilmu Budaya Dasar. Jakarta: Bumi Aksara. Yatim, Badri. 1993. Sejarah Peradapan Islam. Jakarta: Grasindo Persada. Zaini, Hasim, dkk. Strategi Pembelajaran Aktif di pergururan Tinggi. Yogyakarta: CTSD.
61