DIKLAT UJIAN DINAS TINGKAT I
MODUL RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH TAHUN 2010—2014
OLEH: TIM PUSDIKLAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN PUSDIKLAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
JAKARTA 2014
KATA PENGANTAR KEPALA PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
Berdasarkan Surat Tugas Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pengembangan Sumber Daya Manusia, Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan, Kementerian Keuangan Nomor: ST-059/PP.2/2010 tanggal 8 April 2010 tentang Penyusunan kembali Modul Ujian Dinas Tk. I, Sdr. Sampurna Budi Utama ditunjuk untuk menyusun kembali/memutakhirkan modul Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM). Penunjukan ini sangat beralasan karena penyusun memiliki pengalaman mengajar cukup lama yang memungkinkan penyusun memilih materi yang diharapkan memenuhi kebutuhan belajar bagi peserta Diklat Ujian Dinas Tk. I. Hasil Penyusunan modul ini telah dipresentasikan di hadapan para Widyaiswara serta pejabat struktural terkait di lingkungan Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia pada Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan (BPPK), Kementerian Keuangan. Kami menyetujui modul ini digunakan sebagai bahan ajar bagi peserta Diklat Ujian Dinas Tk. I. Akan tetapi, mengingat modul Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) sebagai bahan studi yang terus berkembang, penyempurnaan perlu selalu diupayakan agar tetap memenuhi kriteria kemutakhiran dan kualitas. Pada kesempatan ini, kami mengharapkan saran atau kritik dari semua pihak (termasuk peserta diklat) untuk penyempurnaan modul ini. Setiap saran dan kritik yang membangun akan sangat dihargai. Atas perhatian dan peran semua pihak, kami ucapkan terima kasih.
Jakarta, Oktober 2014 Kepala Pusat, Ttd Safuadi NIP 196909051996031001
i
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR KEPALA PUSDIKLAT ......................................................................
i
DAFTAR ISI ..................................................................................................................
ii
PETA KONSEP .............................................................................................................
iv
PENDAHULUAN A. DESKRIPSI SINGKAT ...............................................................................................
1
B. PRASYARAT KOMPETENSI .....................................................................................
3
C. STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR ..............................................
3
D. RELEVANSI MODUL ...............................................................................................
4
KEGIATAN BELAJAR 1 PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL A. URAIAN DAN CONTOH ..........................................................................................
6
1. Program Pembangunan Nasional dari Masa ke Masa ....................................
8
2. Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional ................................................
13
a. Pengertian dan ruang lingkup sistem perencanaan pembangunan nasional ....................................................................................................
13
b. Asas dan tujuan perencanaan pembangunan nasional ...........................
15
c. Tahapan perencanaan pembangunan nasional .......................................
17
3. Perencanaan Pembangunan Nasional Jangka Panjang ..................................
19
B. LATIHAN ................................................................................................................
19
C. RANGKUMAN ........................................................................................................
20
D. TES FORMATIF........................................................................................................
20
E. UMPAN BALIK .......................................................................................................
24
KEGIATAN BELAJAR 2 PERENCANAAN PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH NASIONAL A. INDIKATOR ............................................................................................................
25
B. URAIAN DAN CONTOH ..........................................................................................
25
ii
1. Perumusan dan pelaksanaan RPJM ................................................................
26
a. Proses penyusunan dan penetapan RPJM ...............................................
26
b. Pengendalian dan evaluasi pelaksanaan rencana ...................................
28
c. Kaidah pelaksanaan RPJM .......................................................................
29
2. Permasalahan dan Visi-Misi Pembangunan Jangka Menengah .....................
30
a. Permasalahan bangsa indonesia dalam jangka menengah .....................
30
b. Visi dan misi pembangunan jangka menengah periode tahun 20102014 ..........................................................................................................
34
C. LATIHAN ................................................................................................................
38
D. RANGKUMAN ........................................................................................................
38
E. TES FORMATIF .......................................................................................................
39
F. UMPAN BALIK .......................................................................................................
42
KEGIATAN BELAJAR 3 AGENDA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH (RPJM) KE-II PERIODE 2010-2014 A. INDIKATOR ............................................................................................................
43
B. URAIAN DAN CONTOH ..........................................................................................
43
1. Arah Kebijakan Umum Pembangunan Nasional Jangka Menengah ..............
44
2. Agenda Utama Pembangunan Nasional Jangka Menengah ...........................
45
3. Sasaran Pembangunan dalam RPJM 2010-2014 ............................................
49
4. Prioritas Nasional dalam RPJM 2010-2014 ....................................................
53
5. Arah Kebijakan Bidang-Bidang Pembangunan dalam RPJM 2010-2014 ........
56
C. LATIHAN ................................................................................................................
57
D. RANGKUMAN ........................................................................................................
57
E. TES FORMATIF .......................................................................................................
58
F. UMPAN BALIK .......................................................................................................
61
TES SUMATIF ..............................................................................................................
62
UMPAN BALIK .............................................................................................................
67
KUNCI JAWABAN ........................................................................................................
68
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................
69
iii
Peta konsep
Kegiatan Belajar 1 Perencanaan Pembangunan Nasional Program Pembangunan dari masa ke masa Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional Perencanaan Pembangunan Nasional Jangka Panjang
Kegiatan Belajar 2 Perencanaan Pembangunan Jangka Menengah Nasional Perumusan dan Pelaksanaan RPJM Permasalahan dan visivisi pembangunan jangka menengah
RENCANA PEMBANGUNAN NASIONAL JANGKA MENENGAH PERIODE II TAHUN 2010-2014
Kegiatan Belajar 3 Agenda Pembangunan Jangka Menengah II (2010-2014) Arah Kebijakan Umum Sasaran Pembangunan Prioritas Nasional Arah kebijakan bidangbidang pembangunan
iv
PENDAHULUAN
A. Deskripsi Singkat Reformasi sistem politik di Indonesia baik yang bersifat kelembagaan maupun perundangan memunculkan model perencanaan dan kebijakan pembangunan nasional yang baru menggantikan model perencanaan dan kebijakan lama. Muara dari reformasi ini adalah keinginan untuk melakukan perbaikan-perbaikan atas kelemahan-kelemahan yang timbul dari praktik perencanaan pembangunan maupun kebijakan pembangunan yang sebelumnya pernah diterapkan demi pencapaian tujuan kesejahteraan rakyat sebagaimana di amanatkan oleh konstitusi. Dalam konteks ini, Pemerintah dan DPR menyepakati pengundangan UU Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional sebagai landasan bagi proses perumusan program pembangunan baik dalam jangka panjang, menengah maupun tahunan. Berkaitan dengan program pembangunan jangka menengah, pemerintah telah mengeluarkan Peraturan Presiden Nomor 7 tahun 2004 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Tahun 2004-2009 dan Peraturan Presiden Nomor 5 tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Tahun 2010-2014 sebagai pedoman bagi penyusunan rencana kerja tahunan pemerintah. Judul modul ini adalah Rencana Pembangunan Nasional Jangka Menengah Tahun 2010-2014 yang terdiri dari tiga kegiatan belajar yang bertujuan mengantar para peserta Diklat Ujian Dinas I memahami perubahan yang
terjadi
dalam
sistem
perencanaan
pembangunan
nasional
serta
permasalahan dan agenda pembangunan yang direncanakan untuk kurun waktu tahun 2010-2014.
1
Secara singkat, model perencanaan pembangunan sebagaimana diatur dalam UU Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dapat digambarkan dalam diagram berikut ini.
SISTEM PERENCANAAN 5 TH 1 TH
20 TH
UU RPJP Nas
VISI MISI ARAH
PERPRES
M U S R E N B A N G
RPJM Nas PENJABARAN RPJP Arah Kebijakan Keuangan Strategi Pembangunan Kebijakan Umum Program Kerja
PEMBANGUNAN
M U S R E N B A N G
RKP Nas Rancangan Kerangka Ekonomi
Prioritas Pembangunan
Rencana Kerja dan Pendanaan
Rencana Kerja (Kerangka Regulasi) Rencana Kerja (Kerangka Pendanaan)
Sedangkan alur perencanaan dan kaitan tiap-tiap dokumen perencanaan baik untuk level pemerintah pusat dan pemerintah daerah dapat digambarkan sebagai berikut:
2
ALUR PERENCANAAN
PEDOMAN
Acuan
PEDOMAN
RENJA K/L
RPJM NASIONAL
DIJABARKAN
RKP
Memperhatikan
PEDOMAN
Diserasikan via Musrenbang
RPJM DAERAH
DIJABARKAN
RKPD
RENSTRA-SKPD
PEDOMAN
RENJA-SKPD
PEMERINTAH DAERAH
RPJP DAERAH
PEMERINTAH PUSAT
RPJP NASIONAL
RENSTRA K/L
UU NO 24/2004 TTG SPPN
B. Prasyarat Kompetensi Peserta yang akan ditunjuk untuk mengikuti Diklat Ujian Dinas adalah PNS yang telah menduduki golongan II/d paling kurang selama dua tahun serta memenuhi persyaratan pengangkatan untuk menjadi PNS gol III/a. Titik berat materi pada pemahaman, aplikasi, analisis dan kesimpulan berkaitan dengan pelaksanaan tugas sehari-hari peserta diklat sebagai pegawai Kementerian Keuangan.
C. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar 1. Standar Kompetensi
Standar Kompetensi merupakan kecakapan untuk hidup dan belajar yang diperoleh melalui pengalaman belajar. Dengan pengertian tersebut, maka standar kompetensi untuk peserta diklat setelah mempelajari modul ini adalah
meningkatnya
pemahaman
peserta
diklat
tentang
sistem
perencanaan pembangunan nasional dan dokumen rencana pembangunan.
3
Selain itu, peserta diklat diharapkan memahami dan dapat menjelaskan konsep rencana pembangunan jangka menengah berikut agenda dan prioritas pembangunannya. 2. Kompetensi Dasar Kompetensi
dasar
adalah
tujuan
yang
ingin
dicapai
setelah
mempelajari modul yang merupakan penjabaran dari standar kompetensi. Kompetensi dasar yang diharapkan setelah mempelajari modul ini adalah para peserta diklat diharapkan dapat: a.
menjelaskan alasan penetapan sistem perencanaan pembangunan nasional sebagai landasan program pembangunan.
b.
menguraikan paradigma-paradigma pembangunan yang pernah dan tengah diterapkan di Indonesia.
c.
menyebutkan pengertian dan ruang lingkup sistem perencanaan pembangunan nasional.
d.
menguraikan asas-asas yang dipakai dalam pembangunan nasional.
e.
menyebutkan tujuan penerapan sistem perencanaan pembangunan nasional
f.
menguraikan tahapan perencanaan pembangunan nasional.
g.
menyebutkan fungsi RPJM.
h.
menguraikan proses penyusunan dan penetapan RPJM.
i.
menguraikan proses pengendalian dan evaluasi atas pelaksanaan RPJM.
j.
mengetahui permasalahan yang dihadapi Bangsa Indonesia dalam jangka menengah.
k.
menyebutkan visi dan misi pembangunan nasional dalam jangka menengah;
l.
mengetahui agenda pembangunan nasional dalam jangka menengah berikut sasaran pembangunannya.
D. Relevansi Modul Dengan mempelajari materi modul ini, diharapkan peserta diklat dapat memperoleh manfaat berupa pengetahuan yang berkaitan dengan sistem
4
perencanaan pembangunan nasional, paradigma pembangunan, dan rencana pembangunan jangka menengah periode 2010-2014 beserta agenda dan sasaran pembangunannya.
Selaku unsur aparatur pemerintahan, Pegawai Negeri Sipil (PNS) Kementerian Keuangan merupakan salah satu pelaku pembangunan yang terikat dengan kaidah pelaksanaan rencana pembangunan nasional sehingga peranannya dalam konteks pencapaian tujuan pembangunan nasional tidak bisa diabaikan. Oleh karenanya, pemahaman setiap PNS Kementerian Keuangan terhadap sistem perencanaan pembangunan nasional dan isu-isu rencana pembangunan yang terkait menjadi penting untuk ditingkatkan. Selain itu, sikap mental setiap PNS Kementerian Keuangan berkaitan dengan tanggung jawab untuk turut mensukseskan agenda pembangunan nasional harus ditumbuhkembangkan. Diharapkan, melalui pengetahuan dan sikap mental tersebut, PNS Kementerian Keuangan akan dapat memainkan perannya sebagai pelaku aktif pembangunan dan dapat berfungsi sebagai katalis atas permasalahan dan hambatan pembangunan yang muncul.
Agar pemahaman tersebut menjadi lebih maksimal, peserta diklat dianjurkan untuk mempelajari literatur dan ketentuan perundangan yang tersebut dalam daftar pustaka modul ini.
5
KEGIATAN BELAJAR 1
PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
A. Indikator Indikator adalah kompetensi dasar secara spesifik yang dapat dijadikan dasar untuk menilai ketercapaian hasil pembelajaran. Berdasarkan pengertian tersebut, setelah mempelajari kegiatan belajar satu ini, para peserta diklat diharapkan dapat: 1. menyebutkan alasan yang mendasari sistem perencanaan pembangunan nasional; 2. menjelaskan sejarah pembangunan nasional berikut dokumen pembangunan yang digunakan dalam perencanaan pembangunan nasional; 3. menerangkan
paradigma
pembangunan
yang
pernah
digunakan
di
Indonesia; 4. menjelaskan
tentang
sistem
perencanaan
pembangunan
nasional
sebagaimana diatur dalam UU Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional; 5. menjelaskan asas-asas yang digunakan dalam perencanaan pembangunan nasional; 6. menyebutkan tujuan dari perencanaan pembangunan nasional; 7. menjelaskan tahapan yang digunakan dalam perencanaan pembangunan nasional; dan 8. menjelaskan hakekat dan fungsi Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Nasional.
B. Uraian dan Contoh Sejalan dengan amandemen UUD 1945 ketiga tahun 2001, Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) tidak lagi memegang kedaulatan negara
6
tertinggi. Selain itu, MPR juga tidak lagi memiliki kewajiban untuk menetapkan GBHN. Dengan berlakunya amandemen Undang-Undang Dasar 1945 hingga amandemen
keempat,
telah
terjadi
perubahan
dalam
pengelolaan
pembangunan, yaitu: 1.
penguatan kedudukan lembaga legislatif dalam penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN);
2.
ditiadakannya Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN) sebagai pedoman penyusunan rencana pembangunan nasional; dan
3.
diperkuatnya otonomi daerah dan desentralisasi pemerintahan dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pemilihan presiden secara langsung sebagai hasil perubahan UUD 1945
dan ditiadakannya GBHN sebagai pedoman presiden untuk menyusun rencana pembangunan serta pemberlakuan UU Nomor 32 tahun 2004 sebagai amandemen UU Nomor 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah yang memungkinkan penyelenggaraan otonomi daerah dengan kewenangan yang lebih luas, nyata dan bertanggung jawab kepada daerah menjadi landasan perlunya sistem perencanaan pembangunan nasional. Pemberian kewenangan yang luas kepada daerah juga membawa konsekuensi diperlukannya langkah koordinasi dan pengaturan untuk lebih mengharmoniskan dan menyelaraskan pembangunan, baik pembangunan nasional, pembangunan daerah, maupun pembangunan antardaerah. Untuk menjawab kebutuhan-kebutuhan di atas, pada tanggal 5 Oktober 2004 pemerintah dengan persetujuan DPR menerbitkan Undang-Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. Melalui UU Nomor 25 tahun 2004, Bangsa Indonesia memasuki era baru dalam sejarah pembangunan nasional untuk menjamin kegiatan pembangunan yang berjalan secara efektif, efisien, dan bersasaran dalam rangka mewujudkan tujuan negara sebagaimana diamanahkan oleh Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.
7
1. Program Pembangunan Nasional dari Masa ke Masa
Sepanjang sejarahnya, Bangsa Indonesia mengalami pasang surut dalam upaya mewujudkan tujuan nasional sebagaimana termaktub dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, yaitu melindungi segenap Bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut serta melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
Berikut ini disajikan secara ringkas, upaya pemerintah mewujudkan tujuan nasional melalui serangkaian program pembangunan nasional. Garis-Garis
Besar
Haluan
Negara
sebagai
Landasan
Perencanaan
Pembangunan Nasional.
Dalam konteks pemerintahan di masa lalu, Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) merupakan lembaga tertinggi negara yang mempunyai tugas menetapkan Garis-Garis Besar Haluan Negara.
Garis-Garis Besar Haluan Negara tersebut merupakan haluan negara tentang pembangunan nasional dalam garis-garis besar sebagai pernyataan dari kehendak rakyat yang ditetapkan oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat setiap lima tahun. Dengan demikian, GBHN pada masa lalu berfungsi sebagai landasan perencanaan
pembangunan
nasional.
Sebagai
ketetapan
Majelis
Permusyawaratan Rakyat, GBHN menjadi landasan hukum bagi presiden untuk dijabarkan dalam bentuk rencana pembangunan lima tahun (Repelita) dengan memperhatikan secara sungguh-sungguh saran Dewan Perwakilan Rakyat, yang selanjutnya pemerintah bersama Dewan Perwakilan Rakyat menyusun APBN sebagai rencana kerja para penyelenggara negara untuk kurun waktu satu tahun.
Pelaksanaan Garis-Garis Besar Haluan Negara
sebagai landasan
pembangunan nasional, dalam perjalanan sejarah selama berlakunya UUD 1945 dapat dirangkum sebagai berikut:
8
a. Periode tahun 1945-1959 Pada kurun waktu tersebut, situasi dan kondisi perjuangan revolusi untuk mempertahankan dan menegakkan kedaulatan bangsa sebagai wujud kemerdekaan yang telah diproklamasikan menyebabkan Garis-Garis Besar Haluan Negara belum dapat dibuat.
b. Periode tahun 1959-1966 Pada tanggal 17 Agustus 1959, Presiden Soekarno menyampaikan pidato manifesto politik. Pidato ini, kemudian oleh MPRS melalui Ketetapan MPRS Nomor I/MPRS/1960, dinyatakan sebagai GBHN yang pertama.
Melalui ketetapan Nomor II/MPRS/1960, MPRS menugaskan Dewan Perancang Nasional (Depernas), yang diketuai oleh Mr. Moh. Yamin, untuk menyusun garis besar haluan pembangunan. Hasil kerja Dewan Perancang Nasional berhasil merumuskan dokumen pembangunan nasional yang disebut
Garis Besar Pola Pembangunan Nasional Semesta Berencana
Tahap I (1961-1969)
c. Periode tahun 1966-1968 Pada masa ini, Orde Baru lahir sebagai koreksi atas penyimpangan yang dilakukan Orde Lama. Sidang Umum MPRS yang dilaksanakan pada tahun 1966 tidak menghasilkan GBHN dan hanya menetapkan Tap MPRS Nomor XXII/MPRS/1966 tentang Landasan Pembaruan Kebijakan Ekonomi, Keuangan, dan Pembangunan serta Tap MPRS Nomor XII/MPRS/1966 tentang Pembaharuan Kebijakan Politik Luar Negeri.
Sidang Umum MPRS yang diselenggarakan pada tahun 1968 juga tidak menghasilkan GBHN,
akan tetapi menetapkan Tap
MPRS
Nomor
XLI/MPRS/1968 tentang Tugas Pokok Kabinet Pembangunan yang menjadi landasan penyusunan dan pelaksanaan Repelita I.
d. Periode tahun 1971-1998 Secara periodik, MPR pada periode ini berhasil merumuskan dan menetapkan GBHN melalui berbagai Tap MPR. GBHN sebagai landasan
9
program pembangunan dilaksanakan secara berkesinambungan. Pada Sidang Umum MPR tahun 1998, MPR hasil pemilu 1997 menghasilkan GBHN dengan ketetapan MPR Nomor II/MPR/1998.
e. Periode tahun 1998-2004 Krisis ekonomi yang berpuncak pada krisis politik pada tahun 1998 berdampak pada tumbangnya Orde Baru. Perubahan ini berdampak pada perubahan arah kebijakan politik yang dilakukan oleh Orde Reformasi. Keputusan rapat paripurna ke-4 tanggal 13 November 1998 pada Sidang Istimewa MPR menghasilkan Tap MPR Nomor IX/MPR/1998 tentang pencabutan Tap MPR Nomor II/MPR/1998 tentang GBHN.
Rapat tersebut juga menghasilkan Tap MPR Nomor X/MPR/1998 tentang
Pokok-Pokok
Reformasi
Pembangunan
dalam
Rangka
Penyelamatan dan Normalisasi Kehidupan Nasional sebagai haluan negara. Tap tersebut mengatur tata urut, kondisi umum, tujuan, kebijakan, dan pelaksanaan reformasi yang berlaku sampai terselenggarakannya sidang umum hasil Pemilu tahun 1999.
Sidang Umum tahun 1999 menghasilkan Tap MPR Nomor IV/MPR/1999 tentang Garis-Garis Besar Haluan Negara tahun 1999-2004. GBHN ini dalam pelaksanaannya dituangkan dalam Program Pembangunan Nasional lima tahun (PROPENAS) yang memuat uraian kebijakan secara rinci dan terukur yang ditetapkan oleh presiden bersama DPR dalam bentuk undangundang. PROPENAS dirinci dalam bentuk Rencana Pembangunan Tahunan (REPETA) yang memuat Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.
Untuk mewujudkan tujuan nasional sebagaimana termaktub dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, pemerintah telah menyusun strategi program pembangunan nasional yang didasarkan pada paradigma pembangunan yang terus dikembangkan. Paradigma pembangunan adalah cara pandang terhadap suatu persoalan pembangunan yang dipergunakan dalam penyelenggaraan pembangunan dalam arti pembangunan, baik
10
sebagai proses maupun sebagai metode, untuk mencapai peningkatan kualitas hidup manusia dan kesejahteraan rakyat.
Dalam perkembangannya, Indonesia pernah menerapkan beberapa paradigma pembangunan berikut ini:
a. Paradigma Pertumbuhan (Growth paradigm)
Merupakan paradigma pembangunan yang menekankan pada upaya peningkatan
pendapatan
masyarakat
dan
pertumbuhan
pendapatan
nasional. Dalam paradigma ini, peran pemerintah sangat besar dalam menyusun perencanaan dan menciptakan pertumbuhan ekonomi yang diinginkan dengan unsur utama pertumbuhan Gross National Produk (GNP) serta pertumbuhan tingkat penanaman modal. Perencanaan pembangunannya bersifat top-down dan banyak ditentukan oleh perencana di tingkat pemerintah pusat. Akibatnya semua aspirasi masyarakat cenderung diabaikan serta memunculkan kecenderungan elitisme. Dalam praktiknya, penerapan paradigma pertumbuhan yang berorientasi pada pertumbuhan ekonomi mengabaikan masalah distribusi pendapatan nasional
sehingga
timbul
masalah
kemiskinan,
pengangguran
dan
kesenjangan pembagian pendapatan, urbanisasi dan kerusakan lingkungan. Dalam paradigma pertumbuhan, pertumbuhan ekonomi yang dicapai pada gilirannya diyakini akan menciptakan perembesan ke bawah yang disebut dengan trickle down effect. Efek perembesan inilah yang diharapkan mampu membawa kesejahteraan masyarakat. Namun fakta empiris di Brazil, Chili dan Indonesia menunjukkan tidak terjadinya efek tersebut. Justru yang timbul adalah ketimpangan antara pelaku ekonomi yang menguasai kue ekonomi di Indonesia dengan masyarakat sebagai pemangku kepentingan yang paling utama. Di satu sisi, sebagian kecil anggota masyarakat yang memiliki
akses
terhadap
pertumbuhan
11
perekonomian
menikmati
pertumbuhan kesejahteraan yang memadai namun kemiskinan justru dirasakan oleh kelompok terbesar dari masyarakat.
Para ekonom mengkritik hal tersebut karena pertumbuhan saja bukan berarti pembangunan. Pembangunan harus juga berarti pemenuhan kebutuhan pokok seperti kesempatan kerja dan berusaha, pemberantasan kelaparan dan kekurangan gizi, pemeliharaan kesehatan, penyediaan air bersih dan perumahan dsb. b. Paradigma Kesejahteraan (Welfare Paradigm)
Dalam paradigma ini, pembangunan diarahkan pada upaya peningkatan kesejahteraan melalui pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat. Selain berorientasi pada pemenuhan kebutuhan di bidang pelayanan publik, paradigma ini juga menekankan penciptaan kondisi tertentu untuk memberikan akses yang sama kepada setiap warga negara dalam memperoleh pelayanan publik. Terciptanya akses pelayanan yang terbuka dan sama kepada lapisan masyarakat diperlukan bagi pemerataan hasilhasil pembangunan dan pelayanan publik. Dengan demikian, hasil-hasil pembangunan diupayakan untuk dapat dirasakan secara merata oleh masyarakat.
Namun yang terjadi adalah pelayanan publik, seperti sektor pendidikan, kesehatan, listrik dan air minum yang tersedia belum dapat dinikmati oleh masyarakat secara merata dan lebih banyak dinikmati oleh masyarakat kota dan golongan ekonomi kaya. Kondisi yang ada menunjukkan bahwa pemerintah telah mampu menyediakan pelayanan publik yang dibutuhkan, hanya pelayanan publik tersebut belum dapat menjangkau setiap warga negara yang membutuhkan.
c. Paradigma Pembangunan Berpusat pada Manusia (people centered development paradigm)
12
Merupakan model pembangunan yang berorientasi pada pembangunan kualitas manusia. Asumsi dasarnya adalah bahwa pembangunan itu harus sunguh-sunguh ditujukan pada upaya memberi manfaat bagi manusia, baik dalam
upayanya
maupun
dalam
menikmati
hasil-hasil
dari
upaya
pembangunan.
Paradigma ini memungkinkan masyarakat untuk memiliki kesempatan guna mengembangkan kepandaian kreatif bagi masa depannya sendiri dan masa depan masyarakat pada umumnya. Fokus pembangunannya adalah pembangunan
manusia
(human-growth),
kesejahteraan
(well-being),
keadilan (equity), dan keberlanjutan (sustainability).
Sumber pembangunan dalam paradigma ini adalah informasi dan prakarsa yang kreatif dengan tujuan utama yaitu aktualisasi yang optimal dari potensi manusia. (Korten, 1984:300)
Dalam paradigma pembangunan manusia yang mendapat perhatian dalam proses pembangunan adalah pelayanan sosial, pembelajaran sosial, pemberdayaan, kemampuan dan kelembagaan (Suryono dalam Surjadi, 2000) 2. Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
a. Pengertian dan Ruang Lingkup Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
Sebelumnya telah diuraikan tujuan nasional sebagaimana tercantum dalam alinea keempat Pembukaan UUD 1945 yang diwujudkan melalui pelaksanaan penyelenggaraan negara yang berkedaulatan rakyat dan demokratis dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa berdasarkan
Pancasila
dan
UUD
1945.
Penyelenggaraan
negara
dilaksanakan melalui pembangunan nasional dalam segala aspek kehidupan bangsa.
13
Pembangunan itu sendiri merupakan pada hakekatnya adalah suatu proses perubahan yang terus menerus dan merupakan usaha untuk lebih maju dan terjadi perbaikan guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam UU Nomor 25 tahun 2004, pembangunan nasional didefinisikan sebagai upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa dalam rangka mencapai tujuan negara.
Dengan demikian pembangunan nasional sesungguhnya merupakan rangkaian upaya pembangunan berkesinambungan yang meliputi seluruh kehidupan masyarakat, bangsa dan negara untuk melaksanakan tugas melindungi segenap Bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah dan untuk mewujudkan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
Agar tujuan nasional tersebut dapat tercapai, pembangunan nasional harus direncanakan melalui suatu sistem perencanaan pembangunan nasional. Bapak Manajemen Modern, Henry Fayol (1949), mendefinisikan perencanaan sebagai suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat, melalui urutan pilihan dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia. Sedangkan menurut Robin dan Coulter (2005), perencanaan merupakan sebuah proses yang mencakup mendefinisikan sasaran, menetapkan strategi menyeluruh untuk mencapai sasaran tersebut, dan menyusun serangkaian rencana yang menyeluruh untuk mengintegrasikan dan mengoordinasikan pekerjaan. Setidaknya, terdapat empat manfaat dari sebuah perencanaan yaitu: 1) perencanaan menghasilkan usaha yang terkoordinasi; 2) perencanaan mengurangi ketidakpastian dan mendorong para pimpinan untuk melihat ke depan, mengantisipasi perubahan, mempertimbangkan dampak perubahan, dan menyusun tanggapan yang tepat; 3) perencanaan meminimalkan pemborosan dan tindakan yang tumpang tindih; dan 4) perencanaan dapat digunakan sebagai standar atau sasaran dalam kegiatan pengendalian.
14
UU Nomor 25 tahun 2004 menyatakan bahwa yang dimaksud dengan Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional adalah suatu kesatuan tata cara perencanaan pembangunan untuk menghasilkan rencana-rencana pembangunan dalam jangka panjang, jangka menengah, dan tahunan yang dilaksanakan oleh unsur penyelenggara negara dan masyarakat di tingkat pusat dan daerah.
Pengertian ini menjelaskan bahwa ruang lingkup sistem perencanaan pembangunan nasional meliputi perencanaan pembangunan baik yang dilakukan oleh pemerintah pusat melalui perencanaan pembangunan yang disusun secara terpadu oleh kementerian/lembaga maupun perencanaan pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah daerah. Bidang cakupan perencanaan
pembangunan
nasional
menyangkut
masalah-masalah
penyelenggaraan perencanaan makro semua fungsi pemerintahan, yang meliputi semua bidang kehidupan secara terpadu dalam wilayah Negara Republik Indonesia.
Perencanaan
pembangunan
nasional
yang
disusun
oleh
kementerian/lembaga maupun perencanaan pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah daerah akan menghasilkan: a. Rencana pembangunan jangka panjang; b. Rencana pembangunan jangka menengah; c. Rencana pembangunan tahunan.
b. Asas dan Tujuan Perencanaan Pembangunan Nasional
Pembangunan
nasional
diselenggarakan
berdasarkan
demokrasi
dengan prinsip-prinsip kebersaman, berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, serta kemandirian dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan nasional. Sistem berdasarkan
perencanaan asas-asas
pembangunan umum
nasional
penyelenggaraan
15
diselenggarakan negara
sebagai
pencerminan penerapan kaidah-kaidah yang baik dalam penyelenggaraan negara. Asas-asas umum penyelenggaraan negara tersebut meliputi: 1) Kepastian
Hukum,
yakni
asas
dalam
negara
hukum
yang
mengutamakan landasan peraturan perundang-undangan, kepatutan, dan keadilan dalam setiap kebijakan penyelenggara negara; 2) Tertib Penyelenggaraan Negara, yaitu asas yang menjadi landasan keteraturan,
keserasian,
dan
keseimbangan
dalam
pengendalian
penyelenggaraan negara; 3) Kepentingan Umum, yang bermakna mendahulukan kesejahteraan umum dengan cara yang aspiratif, akomodatif, dan selektif; 4) Keterbukaan, yaitu asas yang membuka diri terhadap hak masyarakat untuk memperoleh informasi yang benar, jujur, dan tidak diskriminatif tentang
penyelenggaraan
negara
dengan
tetap
memperhatikan
perlindungan atas hak-hak asasi pribadi, golongan, dan rahasia negara; 5) Proporsionalitas, yakni asas yang mengutamakan keseimbangan antara hak dan kewajiban penyelenggara negara; 6) Profesionalitas,
yang
berarti
mengutamakan
keahlian
yang
berlandaskan kode etik dan ketentuan perundang-undangan, dan 7) Akuntabilitas, yaitu asas yang menentukan bahwa setiap kegiatan dan hasil
akhir
dari
kegiatan
dipertanggungjawabkan
penyelenggara
kepada
masyarakat
negara atau
harus rakyat
dapat sebagai
pemegang kedaulatan tertinggi negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Sistem perencanaan pembangunan nasional bertujuan untuk: 1) mendukung koordinasi antarpelaku pembangunan; 2) menjamin
terciptanya
integrasi,
sinkronisasi,
dan
sinergi
baik
antardaerah, antarruang, antarwaktu, antarfungsi pemerintah maupun antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah; 3) menjamin
keterkaitan
dan
konsistensi
antara
perencanaan,
penganggaran, pelaksanaan, dan pengawasan; 4) mengoptimalkan partisipasi masyarakat, dan 5) menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara efisien, efektif, berkeadilan dan berkelanjutan.
16
c. Tahapan Perencanaan Pembangunan Nasional
Perumusan sistem perencanaan pembangunan nasional sebagai landasan
perencanaan
pembangunan
nasional
dilakukan
dengan
menggunakan lima pendekatan dalam seluruh rangkaian perencanaan yang mencakup pendekatan politik, teknokratik, partisipatif, atas-bawah (topdown), dan bawah-atas (bottom-up). Pendekatan politik memandang bahwa pemilihan presiden adalah proses penyusunan rencana karena rakyat menentukan pilihannya dalam pilpres
berdasarkan
program-program
pembangunan/platform
yang
ditawarkan masing-masing calon presiden. Oleh karenanya, rencana pembangunan adalah penjabaran dari agenda-agenda pembangunan yang ditawarkan presiden terpilih pada saat kampanye ke dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM). Penjabaran
RPJM tersebut
dilakukan oleh pemerintahan baru di bawah koordinasi Kementerian Perencanaan/Kepala Bappenas. Perencanaan dengan pendekatan teknokratik dilaksanakan dengan menggunakan metode dan kerangka berpikir ilmiah oleh lembaga atau satuan kerja yang secara fungsional bertugas untuk itu yaitu Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas). Perencanaan dengan pendekatan partisipatif dilaksanakan dengan melibatkan semua pihak yang berkepentingan (stakeholders) terhadap pembangunan. Pelibatan semua pihak yang berkepentingan diharapkan mampu meningkatkan timbulnya partisipasi dan rasa memiliki (sense of belonging) terhadap rencana pembangunan sehingga dapat turut serta menyukseskan program pembangunan yang telah dirancang tersebut. Sedangkan
pendekatan
atas-bawah
dan
bawah-atas
dalam
perencanaan dilaksanakan menurut jenjang pemerintahan. Rencana hasil proses atas-bawah dan bawah-atas tersebut kemudian diselaraskan melalui musyawarah yang dilaksanakan dalam bentuk Musyawarah Perencanaan
17
Pembangunan
(Musrenbang)
baik
di
tingkat
nasional,
provinsi,
kabupaten/kota, kecamatan, dan desa. Musrenbang merupakan forum antarpelaku dalam menyusun rencana pembangunan nasional dan rencana pembangunan daerah.
Perencanaan diselenggarakan
pembangunan
secara
terdiri
berkelanjutan
dari
empat
sehingga
tahap
secara
yang
keseluruhan
membentuk satu siklus perencanaan yang utuh, meliputi: 1) penyusunan rencana; 2) penetapan rencana; 3) pengendalian pelaksanaan rencana, dan 4) evaluasi pelaksanaan rencana.
Tahap
penyusunan
rencana
dilaksanakan
untuk
menghasilkan
rancangan lengkap suatu rencana yang telah disiapkan untuk ditetapkan yang terdiri dari empat langkah berikut: 1) penyiapan rancangan rencana pembangunan yang bersifat teknokratik, menyeluruh dan terukur. 2) masing-masing instansi pemerintah menyiapkan rancangan rencana kerja dengan berpedoman pada rancangan rencana pembangunan yang telah disiapkan. 3) melibatkan masyarakat (stakeholders) dan menyelaraskan rencana pembangunan yang dihasilkan masing-masing jenjang pemerintahan melalui musyawarah perencanaan pembangunan (Musrenbang). 4) Penyusunan rancangan akhir rencana pembangunan.
Tahapan penetapan rencana menjadi produk hukum dimaksudkan sebagai upaya mengikat semua pihak untuk melaksanakan rencana pembangunan yang telah disusun. Menurut UU Nomor 25 tahun 2004, Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Nasional/Daerah ditetapkan dengan Undang-Undang/Peraturan Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah
(RPJM)
Presiden/Kepala
Nasional/Daerah
Daerah,
Rencana
ditetapkan
Pembangunan
ditetapkan dengan Peraturan Presiden/Kepala Daerah.
18
dengan
Peraturan
Nasional/Daerah
3. Perencanaan Pembangunan Nasional Jangka Panjang Rencana pembangunan nasional memerlukan cetak biru/blue print tentang rencana pembangunan yang akan dilaksanakan dalam jangka panjang sehingga dapat dijadikan pedoman bagi penyusunan rencana pembangunan baik dalam jangka menengah maupun jangka pendek/tahunan. Dalam konteks ini, Indonesia memiliki Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Nasional.
RPJP Nasional merupakan dokumen perencanaan pembangunan nasional yang merupakan penjabaran dari tujuan dibentuknya Pemerintahan Negara Indonesia sebagaimana tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 dalam bentuk visi, misi dan arah pembangunan nasional untuk masa tahun 2005 hingga masa tahun 2025.
RPJP Nasional ditetapkan sebagai arah sekaligus acuan bagi seluruh komponen bangsa (pemerintah, masyarakat, dan dunia usaha) dalam upaya mewujudkan cita-cita dan tujuan nasional melalui visi, misi, dan arah pembangunan yang telah disepakati bersama sehingga seluruh upaya yang dilakukan oleh masing-masing pelaku pembangunan bersifat sinergis, koordinatif, dan melengkapi satu sama lain dalam satu pola sikap dan pola tindak.
C. Latihan Jawablah soal-soal latihan di bawah ini dan diskusikanlah dengan peserta diklat lainnya atau tutor Anda untuk memantapkan pemahaman Anda! 1. Apa saja landasan program pembangunan yang pernah diterapkan di Indonesia? 2. Menurut Saudara, mengapa pemerintah sekarang perlu menerbitkan UU Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional sebagai landasan program pembangunan? 3. Apa yang dimaksud dengan sistem perencanaan pembangunan nasional itu? 4. Apa saja tujuan dari penerapan sistem perencanaan pembangunan nasional? 5. Jelaskan tahapan-tahapan dalam perencanaan pembangunan nasional yang saat ini kita gunakan!
19
D. Rangkuman Pemilihan presiden secara langsung sebagai hasil amandemen UUD 45 dan ditiadakannya GBHN sebagai pedoman presiden untuk menyusun rencana pembangunan serta pemberlakuan UU Nomor 32 tahun 2004 sebagai perubahan UU Nomor 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah yang memungkinkan penyelenggaraan otonomi daerah dengan kewenangan yang lebih luas, nyata dan bertanggung jawab kepada daerah menjadi landasan perlunya sistem perencanaan pembangunan nasional. Pada tanggal 5 Oktober 2004, pemerintah dengan persetujuan DPR menerbitkan Undang-Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang
Sistem
Perencanaan
Pembangunan
Nasional
untuk
menjawab
kebutuhan tersebut.
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional adalah suatu kesatuan tata cara
perencanaan
pembangunan
untuk
menghasilkan
rencana-rencana
pembangunan dalam jangka panjang, jangka menengah, dan tahunan yang dilaksanakan oleh unsur penyelenggara negara dan masyarakat di tingkat pusat dan daerah.
Dalam
penyusunan
rencana
pembangunan,
agar
terjadi
sinergi,
keterpaduan dan koordinasi antara rencana pembangunan untuk tiap level pemerintahan, digunakan RPJP sebagai pedoman dan arah pembangunan yang bersifat jangka panjang sehingga dapat dijadikan pedoman bagi penyusunan rencana
pembangunan
baik
dalam
jangka
menengah
maupun
jangka
pendek/tahunan.
E. Test Formatif Benar-Salah Pilih B bila pernyataan di bawah ini benar dan S bila pernyataan tersebut salah. 1. Dengan adanya amandemen kedua UUD 1945, MPR tidak lagi memegang kekuasaan tertinggi. 2. Dewan Perencanaan Nasional (Depernas) diketuai oleh M. Yamin.
20
3. Dalam UU Nomor 25 Tahun 2004, pembangunan nasional didefinisikan sebagai upaya peningkatan kualitas hidup masyarakat Indonesia yang dilaksanakan secara terus menerus oleh semua komponen bangsa. 4. Janji presiden yang diucapkan ketika kampanye merupakan salah satu bentuk penyusunan rencana pembangunan menurut pendekatan top-down. 5. Trickle down effect (efek perembesan ke bawah) adalah kondisi yang diharapkan dengan penerapan paradigma kesejahteraan (welfare paradigm.)
Pilihan ganda Pilihlah salah satu jawaban yang tepat dari pilihan jawaban di bawah ini! 1. Amandemen UUD 1945 mengubah sementara pola pengelolaan negara. Berikut ini adalah perubahan-perubahan yang disebabkan oleh amandemen UUD 1945, kecuali …. a. Dihapusnya
GBHN
sebagai
pedoman
penyusunan
rencana
pembangunan nasional b. Presiden berkedudukan setingkat dengan Majelis Permusyawaratan Rakyat c. Asas desentralisasi tidak lagi digunakan d. Kedudukan Legislatif dalam penyusunan APBN menjadi semakin kuat
2. Berikut ini adalah landasan pokok pikiran perlunya sistem perencanaan pembangunan, kecuali …. a. Otonomi daerah dan kewenangan daerah yang lebih luas b. Ditiadakannya GBHN c. Pemilihan presiden secara langsung d. Undang-Undang Nomor 32 tahun 2009
3. Pada periode tahun 1998-2004, pemerintah menetapkan PROPENAS yang berisi …. a. tata urut, kondisi umum, tujuan, kebijakan, dan pelaksanaan reformasi yang berlaku sampai terselenggarakannya sidang umum hasil Pemilu b. uraian kebijakan secara terperinci dan terukur dan ditetapkan oleh presiden bersama DPR dalam undang-undang
21
c. cara
pandang
dipergunakan
terhadap dalam
suatu
persoalan
penyelenggaraan
pembangunan
pembangunan
yang
dalam
arti
pembangunan, baik sebagai proses maupun sebagai metode d. pokok-pokok pikiran pembangunan yang telah ditetapkan pemerintah.
4. Terabaikannya masalah distribusi pendapatan nasional sehingga timbul masalah
kemiskinan,
pengangguran
dan
kesenjangan
pembagian
pendapatan, urbanisasi dan kerusakan lingkungan, adalah kelemahan dari .... a. Paradigma pertumbuhan b. Paradigma pendapatan c. Paradigma kesejahteraan d. Paradima pembangunan berpusat pada manusia
5. Paradigma pembangunan berpusat pada manusia lebih memusatkan fokus pembangunannya pada, kecuali …. a. pembangunan manusia (human-growth), b. kesejahteraan (well-being), c. keberlanjutan (sustainability). d. kestabilan (stability),
6. Berikut ini adalah asas-asas umum penyelenggaraan negara, yaitu…. a. Asas transparansi b. Asas kepentingan umum c. Asas kesejahteraan rakyat d. Asas kepedulian
7. Membuka diri terhadap hak masyarakat untuk memperoleh informasi yang benar, jujur, dan tidak diskriminatif tentang penyelenggaraan negara dengan tetap memperhatikan perlindungan atas hak-hak asasi pribadi, golongan, dan rahasia negara, adalah definisi …. a. asas kepentingan umum b. asas transparansi c. asas keterbukaan d. asas kepastian hukum
22
8. Perhatikan tahapan berikut: 1) masing-masing instansi pemerintah menyiapkan rancangan rencana kerja dengan berpedoman pada rancangan rencana pembangunan yang telah disiapkan 2) melibatkan masyarakat (stakeholders) dan menyelaraskan rencana pembangunan yang dihasilkan masing-masing jenjang pemerintahan melalui musyawarah perencanaan pembangunan (Musrenbang) 3) penyiapan rancangan rencana pembangunan yang bersifat teknokratik, menyeluruh dan terukur 4) Penyusunan rancangan akhir rencana pembangunan Urutan tahap penyusunan rencana pembangunan yang benar adalah …. a. 1-2-3-4 b. 1-3-2-4 c. 3-2-1-4 d. 3-1-2-4 9. Pernyataan berikut ini salah terkait dengan RPJP, yaitu …. a. RPJP Indonesia ditetapkan untuk waktu 2004-2024 b. pedoman bagi penyusunan rencana pembangunan c. merupakan acuan bagi program pembangunan jangka menengah maupun jangka pendek/tahunan d. RPJP Indonesia disusun untuk jangka waktu 20 tahun
10. Pendekatan perencanaan pembangunan dengan menggunakan metode dan kerangka berpikir ilmiah oleh lembaga atau satuan kerja yang secara fungsional bertugas untuk itu, adalah pendekatan …. a. Pendekatan politik b. Pendekatan teknokratif c. Pendekatan partisipatif d. Pendekatan ilmiah
23
F. Umpan Balik / Tindak Lanjut Cocokkan hasil jawaban dengan kunci jawaban. Hitunglah jawaban Anda yang benar. Kemudian gunakan rumus untuk mengetahui tingkat pemahaman terhadap materi.
Apabila tingkat pemahaman Saudara dalam memahami materi yang sudah dipelajari mencapai : TP
=
Jumlah jawaban yang benar Jumlah keseluruhan soal
x
100%
91 %
s.d. 100%
:
Amat Baik
81 %
s.d.
90,99 %
:
Baik
71 %
s.d.
80,99 %
:
Cukup
61 %
s.d.
70,99 %
:
Kurang
Bila Tingkat Pemahaman belum mencapai 81 % ke atas (kategori Baik), maka disarankan mengulang materi.
24
KEGIATAN BELAJAR 2
PERENCANAAN PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH NASIONAL
A. Indikator Indikator adalah kompetensi dasar secara spesifik yang dapat dijadikan dasar untuk menilai ketercapaian hasil pembelajaran. Berdasarkan pengertian tersebut, setelah mempelajari kegiatan belajar satu ini para peserta diklat diharapkan dapat: 1. menjelaskan proses penyusunan dan penetapan RPJM; 2. menyebutkan kaidah pelaksanaan berkaitan dengan RPJM; 3. menerangkan permasalahan jangka menengah untuk periode 2010-2014 yang dihadapi Indonesia; 4. menyebutkan dan menjelaskan visi pembangunan jangka menengah untuk periode 2010-2014; dan 5. menyebutkan dan menjelaskan masing-masing misi pembangunan jangka menengah untuk periode 2010-2014. B. Uraian dan Contoh Pada kegiatan belajar sebelumnya telah dijelaskan bahwa Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional sesungguhnya merupakan bagian dari Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. Landasan hukum RPJM sebagaimana telah disinggung pada modul sebelumnya adalah peraturan presiden. Untuk RPJM periode II tahun 20102014, landasan hukum tersebut tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 5 tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Tahun 20102014. RPJM berfungsi sebagai dokumen perencanaan untuk periode lima tahun yang
merupakan
penjabaran
visi,
misi,
25
dan
program
presiden
yang
penyusunannya berpedoman pada RPJP Nasional, yang memuat strategi pembangunan nasional, kebijakan umum, program kementerian/lembaga dan lintas kementerian/lembaga, kewilayahan dan lintas kewilayahan, serta kerangka ekonomi makro yang mencakup gambaran perekonomian secara menyeluruh termasuk arah kebijkan fiskal dalam rencana kerja yang berupa kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif. Proses
manajemen
atas
RPJM
melibatkan
serangkaian
kegiatan
penyusunan, penetapan rencana, pengendalian dan evaluasi atas pelaksanaan RPJM serta kaidah pelaksanaan yang harus diikuti demi tercapainya programprogram dalam RPJM.
1. Perumusan dan Pelaksanaan RPJM a. Proses Penyusunan dan Penetapan RPJM. Rencana Pembangunan Jangka Menengah berisikan penjabaran visi, misi, dan program presiden selama lima tahun ditempuh melalui strategi pokok yang dijabarkan dalam agenda pembangunan nasional yang memuat sasaran-sasaran pokok yang harus dicapai, arah kebijakan dan programprogram pembangunan. Penyusunan RJPM dilakukan melalui serangkaian urutan kegiatan yang meliputi: 1) penyiapan rancangan awal rencana pembangunan; 2) penyiapan rancangan rencana kerja; 3) musyawarah perencanaan pembangunan; dan 4) penyusunan rancangan akhir rencana pembangunan. Rancangan awal RPJM dipersiapkan oleh Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas. Materi rancangan awal RPJM berisi penjabaran dari visi, misi, dan program presiden ke dalam strategi pembangunan nasional serta kerangka ekonomi makro yang mencakup gambaran perekonomian secara menyeluruh termasuk arah kebijakan fiskal.
26
Berdasarkan rancangan awal RPJM tersebut, para menteri/pimpinan lembaga menyiapkan rancangan Rencana Strategis Kementerian/Lembaga (renstra-KL) sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. Rancangan RenstraKL, nantinya setelah disahkan, akan menjadi Renstra-KL yang berfungsi sebagai
dokumen
perencanaan
pembangunan
kementerian/lembaga
tersebut untuk periode lima tahun. Rancangan
Renstra
Kementerian/Lembaga
disampaikan
kepada
Menteri Perencanaan/Kepala Bappenas sebagai bahan bagi menteri untuk menyusun
rancangan
RPJM
dengan
berpedoman
pada
Rencana
Pembangunan Jangka Panjang (RPJP). Rancangan RPJM yang sudah mengakomodasi rencana strategis masing-masing kementerian/lembaga dan RPJP ini merupakan bahan pembahasan dalam Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrembang) Jangka Menengah yang akan diikuti oleh unsur-unsur penyelenggara negara dan mengikutsertakan masyarakat. Musrembang Jangka Menengah menurut aturan undang-undang dilaksanakan selambat-lambatnya dua bulan setelah presiden terpilih dilantik. Bertindak selaku penyelenggara Musrembang Jangka Menengah adalah Menteri Perencanaan/Kepala Bappenas. Berdasar hasil pembahasan rancangan RPJM dalam Musrembang, Menteri Perencanaan/Kepala Bappenas menyusun Rancangan Akhir RPJM. Menurut pasal 19 ayat (1) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, dinyatakan bahwa RPJM ditetapkan dengan Peraturan Presiden paling lambat 3 (tiga) bulan setelah presiden dilantik. Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa Rancangan Awal RPJM yang disusun oleh Kementerian Perencanaan/Bappenas ini menggambarkan pola pendekatan teknokratik dan atas-bawah (top-down) dalam penyusunan RPJM. Sementara penggunaan Rancangan Renstra-KL dalam penyusunan Rancangan
RPJM
oleh
Kementerian
Perencanaan/Bappenas
memperlihatkan pola pendekatan bawah-atas (bottom-up).
27
Pendekatan partisipatif digunakan dengan keterlibatan masyarakat untuk menyampaikan aspirasi dalam Musrembang sehingga diharapkan hasil akhir yang tertuang dalam dokumen RPJM sudah menyerap masukanmasukan
dari
masyarakat.
Dengan
demikian,
kepentingan
seluruh
stakeholders dapat tertampung dalam RPJM.
b. Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pengendalian dan evaluasi merupakan fungsi-fungsi manajemen yang dipakai sebagai alat deteksi dan tindakan koreksi atas penyimpangan yang terjadi dari standar yang telah ditetapkan. Menurut Robins dan Coulter (2005), pengendalian diartikan sebagai proses memantau kegiatan untuk memastikan bahwa kegiatan telah diselesaikan seperti yang telah direncanakan dan proses mengoreksi setiap penyimpangan yang berarti. Dengan demikian, tindakan pengendalian diarahkan untuk memastikan bahwa suatu kegiatan telah dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan, instruksi yang diberikan dan prinsip yang telah ditentukan. Tujuan pengendalian adalah untuk menemukan kelemahan dan kesalahan sehingga dapat diambil tindakan korektif dan mencegah terulangnya kelemahan dan kesalahan tersebut. Pengendalian menjadi penting karena menjadi satu-satunya cara bagi seorang pemimpin untuk mengetahui apakah sasaran organisasi telah tercapai atau tidak, berikut alasan-alasannya. Pengendalian dalam pelaksanaan rencana pembangunan dimaksudkan untuk menjamin tercapainya tujuan dan sasaran pembangunan yang tertuang dalam rencana melalui kegiatan-kegiatan koreksi dan penyesuaian selama pelaksanaan rencana tersebut oleh pimpinan menteri/lembaga. Selanjutnya, Menteri Perencanaan/Kepala Bappenas menghimpun dan menganalisis hasil pemantauan pelaksanaan rencana pembangunan dari masing-masing pimpinan kementerian/lembaga sesuai dengan tugas dan kewenangannya. Evaluasi pelaksanaan rencana pembangunan adalah bagian dari kegiatan perencanaan pembangunan yang secara sistematis mengumpulkan
28
dan menganalisis data dan informasi untuk menilai pencapaian sasaran, tujuan dan kinerja pembangunan. Evaluasi dilaksanakan berdasarkan indikator dan sasaran kerja yang tercantum dalam dokumen rencana pembangunan. Indikator dan sasaran kerja mencakup masukan (input), keluaran (output), hasil (result), manfaat (benefit), dan dampak (impact). Dalam rangka perencanaan pembangunan, setiap kementerian/lembaga berkewajiban untuk melaksanakan evaluasi kinerja pembangunan yang merupakan dan atau terkait dengan fungsi dan tanggung
jawabnya.
Dalam
melaksanakan
evaluasi
kinerja
proyek
pembangunan, menteri/pimpinan lembaga mengikuti pedoman dan petunjuk pelaksanaan evaluasi kerja untuk menjamin keseragaman metode, materi, dan ukuran yang sesuai untuk masing-masing jangka waktu rencana pembangunan. c. Kaidah Pelaksanaan RPJM RPJM yang telah diundang melalui peraturan presiden merupakan dokumen perencanaan pembangunan untuk jangka waktu lima tahun dan menjadi pedoman bagi penyelenggara negara dalam menyusun rencana strategis untuk masing-masing tingkatan penyelenggara negara. Agar tujuan tersebut dapat dicapai, RPJM dilaksanakan dengan menggunakan kaidah-kaidah berikut: 1) Kementerian, pemerintah
departemen, daerah,
serta
lembaga
pemerintah
masyarakat
non
termasuk
departemen, dunia
usaha
berkewajiban untuk melaksanakan program-program dalam RPJM dengan sebaik-baiknya. 2) Kementerian,
departemen,
lembaga
pemerintah
non
departemen
berkewajiban untuk menyusun rencana strategis yang memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program dan kegiatan pokok pembangunan sesuai dengan tugas dan fungsi kementerian/lembaga yang disusun dengan berpedoman pada RPJM yang nantinya akan menjadi pedoman dalam menyusun Rencana Kerja Kementerian/Lembaga.
29
3) Pemerintah daerah berkewajiban menyusun RPJM Daerah yang menjabarkan visi, misi dan program kepala daerah yang nantinya akan menjadi pedoman dalam menyusun Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah dengan memperhatikan RPJM Nasional. 4) Kementerian, departemen, lembaga pemerintah non departemen, dan pemerintah daerah berkewajiban menjamin konsistensi antara RPJM dengan Rencana Strategis Kementerian/Lembaga dan RPJM Daerah. 5) Dalam rangka meningkatkan efektivitas pelaksanaan RPJM, Kementerian Perencanaan/Bappenas berkewajiban melakukan pemantauan terhadap penjabaran RPJM ke dalam Rencana Strategis Kementerian/Lembaga dan RPJM Daerah. 2. Permasalahan dan Visi-Misi Pembangunan Jangka Menengah a. Permasalahan Bangsa Indonesia dalam Jangka Menengah Terdapat
beberapa
tantangan
yang
dihadapi
untuk
mencapai
perwujudan masyarakat Indonesia yang sejahtera di tengah persaingan global yang meningkat, yaitu: Pertama, capaian laju pertumbuhan ekonomi sekitar 6% selama periode 2004-2008 belum cukup untuk mewujudkan tujuan masyarakat Indonesia yang sejahtera. Masih banyak masyarakat Indonesia yang tertinggal dan tidak dapat menikmati buah dari pertumbuhan ekonomi jika laju pertumbuhan hanya mencapai 6% per tahun. Teknologi yang makin maju telah mengurangi jumlah
tenaga
pembangunan
kerja yang
dalam inklusif,
kegiatan
produksi.
pembangunan
Untuk
memerlukan
menciptakan percepatan
pertumbuhan ekonomi menuju di atas 6,5 persen per tahun dalam lima tahun mendatang. Kedua,
percepatan
pertumbuhan
ekonomi
yang
diinginkan
adalah
pertumbuhan ekonomi yang mengikutsertakan sebanyak mungkin penduduk Indonesia (inclusive growth). Hal ini untuk mempercepat penurunan jumlah penduduk di bawah garis kemiskinan serta memperkuat kapasitas keluarga Indonesia dalam menghadapi berbagai goncangan. Pengurangan kemiskinan tidak sepenuhnya dapat mengandalkan pertumbuhan ekonomi, tetapi juga
30
memerlukan berbagai intervensi yang efektif. Pola pertumbuhan yang inklusif memerlukan intervensi pemerintah yang tepat memihak (afirmatif) kepada kelompok
yang
terpinggirkan,
untuk
memastikan
semua
kelompok
masyarakat memiliki kapasitas yang memadai dan akses yang sama terhadap kesempatan ekonomi yang muncul. Mengingat peningkatan kapasitas ini memerlukan waktu, maka program afirmatif perlu dilakukan dengan secara konsisten dan kontinyu dengan sasaran yang terarah, jelas, dan tepat. Ketiga, untuk mengurangi kesenjangan antardaerah, pertumbuhan ekonomi harus tersebar ke seluruh wilayah Indonesia, terutama daerah-daerah yang masih memiliki tingkat kemiskinan yang cukup tinggi. Pertumbuhan di seluruh wilayah perlu memperhatikan keterkaitan terhadap pelaku dan sumber daya lokal sehingga masyarakat lebih banyak berperan di dalamnya dan ikut menikmati hasil pertumbuhan sekaligus nilai tambah yang dinikmati di daerah-daerah. Keempat, untuk mengurangi kesenjangan antarpelaku usaha, pertumbuhan ekonomi yang tercipta harus dapat memberikan kesempatan kerja seluasluasnya dan lebih merata ke sektor-sektor pembangunan yang banyak menyediakan lapangan kerja. Pertumbuhan ekonomi melalui investasi diharapkan dapat menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar. Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) diharapkan juga dapat tumbuh dan berkembang dengan sehat agar dapat meningkatkan produktivitas dan daya saing yang lebih baik. Harapan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dapat dicapai jika para pekerja tersebut dilengkapi dengan keahlian, kompetensi, kemampuan untuk bekerja (employable) dan disiapkan untuk menghadapi persaingan global dalam pasar kerja. Pendidikan saja tidak cukup karena banyak para pekerja masih belum siap untuk memasuki pasar kerja. Kelima, pertumbuhan ekonomi tidak boleh merusak lingkungan hidup. Kerusakan lingkungan hidup akan menyebabkan pertumbuhan ekonomi tidak berkelanjutan. Pengelolaan lingkungan dan sumber daya alam yang tidak tepat akan mengakibatkan sumber daya menyusut lebih cepat dan dengan
31
mudah mengembalikan krisis pangan dan energi seperti yang terjadi tahun 2007-2008 yang lalu. Kerusakan lingkungan hidup mengakibatkan biaya hidup meningkat yang pada gilirannya menurunkan kualitas hidup. Dimensi lingkungan hidup pun makin luas berkaitan dengan perubahan iklim yang mempunyai keterkaitan kuat dengan kerusakan lingkungan hidup dan pembangunan yang tidak ramah lingkungan. Ancaman perubahan iklim ini bukan hanya meningkatkan kemungkinan terjadinya goncangan yang tidak terduga seperti bencana alam, tetapi juga dapat mengancam produktivitas dari sumber daya alam. Jika hal ini terjadi, krisis pangan pun dapat kembali terjadi setiap saat. Keenam, pembangunan infrastruktur makin penting jika dilihat dari berbagai dimensi. Percepatan pertumbuhan ekonomi jelas membutuhkan tambahan kuantitas dan perbaikan kualitas infrastruktur. Revitalisasi pertanian tidak mungkin berhasil tanpa infrastruktur yang memadai, mengingat biaya pemasaran makin dominan dalam struktur biaya akhir suatu komoditas pertanian. Keluarga miskin tidak akan mampu ikut dalam gelombang pertumbuhan ekonomi jika terisolasi akibat ketiadaan infrastruktur. Masalah lingkungan hidup seperti polusi air, udara dan tanah, atau banjir di lingkungan perkotaan memiliki keterkaitan yang kuat dengan ketiadaan infrastruktur yang memadai.
Walaupun
pengeluaran
dalam
bidang
infrastruktur
telah
ditingkatkan, kesenjangan infrastruktur masih terasa, baik di tingkat nasional maupun antardaerah. Karena itu, pembangunan infrastruktur dasar harus menjadi prioritas pembangunan. Ketujuh, sumber pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dan berkelanjutan harus berasal dari peningkatan produktivitas. Peningkatan produktivitas sangat ditentukan oleh peningkatan kualitas sumber daya manusia, utamanya dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sumber daya manusia bukan hanya sebagai faktor produksi melainkan ikut berfungsi mengoordinasi faktor produksi lain dalam kegiatan ekonomi. Karenanya, peningkatan kualitas manusia Indonesia, khususnya dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi faktor penentu dalam mencapai pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan. Peningkatan sumber daya
32
manusia di Indonesia dalam lima tahun ke depan harus terfokus pada peningkatan
kualitas
manusia
Indonesia
secara
keseluruhan
dan
memperbaiki kesenjangan kualitas manusia, baik dilihat dari status golongan pendapatan, gender maupun antardaerah. Kedelapan, keberhasilan proses pembangunan ekonomi tergantung pada kualitas birokrasi. Pada saat ini kualitas birokrasi Indonesia perlu ditingkatkan untuk menghadapi persaingan di era globalisasi. Ekonomi biaya tinggi yang terjadi hingga dewasa ini tidak terlepas dari rendahnya kualitas birokrasi. Oleh karena itu, keberhasilan reformasi birokrasi merupakan kunci utama yang membawa Indonesia dalam kancah persaingan di pasar global dan meningkatkan daya saing nasional. Kesembilan, demokrasi telah diputuskan sebagai dasar hidup berbangsa. Dewasa ini, pelaksanaan demokrasi telah mengalami kemajuan. Harus diakui, sebagian masih demokrasi prosedural. Masih banyak esensi demokrasi yang substansial yang belum mampu dijalankan sepenuhnya. Oleh karena itu, konsolidasi demokrasi harus terus diperkuat. Selanjutnya, terkait erat dengan demokrasi adalah desentralisasi. Desentralisasi sejak hampir 10 tahun lalu telah berhasil dijalankan. Proses transformasi sistem pemerintahan
ini
belum
berjalan
sempurna.
Pemantapan
proses
desentralisasi melalui penguatan sinergi pusat-daerah dan antardaerah merupakan agenda penting dalam rangka memperoleh manfaat yang optimal dari integrasi dengan ekonomi global. Dalam kaitan itu, salah satu langkah strategis yang harus dilakukan adalah peningkatan kapasitas pemerintah daerah. Kesepuluh, dalam sistem yang demokratis, hukum harus menjadi panglima. Penegakan hukum secara konsisten, termasuk pemberantasan korupsi, dapat memberikan rasa aman, adil, dan kepastian berusaha. Banyak upaya perbaikan sistem hukum yang sudah dibenahi. Namun¸ saat ini fungsi hukum untuk menuntun perilaku berkehidupan Bangsa Indonesia sehari-hari masih harus banyak diperbaiki.
33
b. Visi dan Misi Pembangunan Jangka Menengah Periode Tahun 20102014 Permasalahan-permasalahan
yang
telah
diuraikan
tersebut
membutuhkan penanganan secara sistemik dan berkelanjutan agar tidak menimbulkan masalah baru. Terkadang proses mengatasi permasalahan tersebut membutuhkan jangka waktu yang panjang. Oleh karenanya, upaya pemecahan masalah yang bersifat mendesak harus dirancang dengan menggunakan perspektif dan konsistensi kebijakan dengan upaya jangka panjang. Berlandaskan pelaksanaan, pencapaian, dan sebagai keberlanjutan RPJM ke-1 dan RPJM ke-2 ditujukan untuk lebih memantapkan penataan kembali Indonesia di segala bidang dengan menekankan upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia termasuk pengembangan kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta penguatan daya saing perekonomian. Berdasarkan permasalahan serta mencermati tantangan ke depan untuk jangka menengah periode 2010-2014, pemerintah telah menetapkan visi pembangunan nasional, yaitu: “TERWUJUDNYA INDONESIA YANG SEJAHTERA, DEMOKRATIS, DAN BERKEADILAN”, dengan penjelasan sebagai berikut: Kesejahteraan Rakyat. Tolok ukur dari kesejahteraan rakyat adalah terwujudnya peningkatan kesejahteraan rakyat
melalui pembangunan
ekonomi yang berlandaskan pada keunggulan daya saing, kekayaan sumber daya alam, sumber daya manusia dan budaya bangsa. Tujuan penting ini dikelola melalui kemajuan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Demokrasi. Tolok ukur dari kesejahteraan rakyat adalah terwujudnya masyarakat, bangsa dan negara yang demokratis, berbudaya, bermartabat dan menjunjung tinggi kebebasan yang bertanggung jawab serta hak asasi manusia.
34
Keadilan. Tolok ukur dari kesejahteraan rakyat adalah terwujudnya pembangunan yang adil dan merata, yang dilakukan oleh seluruh masyarakat secara aktif, yang hasilnya dapat dinikmati oleh seluruh Bangsa Indonesia.
Atas dasar visi pembangunan jangka menengah tersebut, pemerintah menetapkan misi pembangunan indonesia 2010-2014 sebagai bagian awal dari proses menuju cita-cita tersebut. Misi pembangunan 2010-2014 adalah rumusan dari usaha-usaha yang diperlukan untuk mencapai visi Indonesia 2014, tetapi tidak dapat terlepas dari kondisi dan tantangan lingkungan global dan domestik pada kurun waktu 2010-2014 yang mempengaruhinya.
Misi pemerintah dalam periode 2010-2014 diarahkan untuk mewujudkan Indonesia yang lebih sejahtera, aman dan damai, serta meletakkan fondasi yang lebih kuat bagi Indonesia yang adil dan demokratis. Usaha-usaha Perwujudan visi Indonesia 2014 akan dijabarkan dalam misi pemerintah tahun 2010-2014 sebagai berikut.
Misi 1: Melanjutkan Pembangunan Menuju Indonesia yang Sejahtera Pembangunan
menuju
Indonesia
yang
sejahtera
mengandung
pengertian yang dalam dan luas mencakup keadaan yang mencukupi dan memiliki kemampuan bertahan dalam mengatasi gejolak yang terjadi baik dari luar maupun dari dalam negeri. Ancaman krisis energi dan pangan yang terjadi pada periode 2005-2008 dengan harga komoditas pangan dan energi mengalami gejolak naik dan turun secara amat tajam dalam kurun waktu yang sangat cepat, telah mengakibatkan banyak rakyat merasa terancam kesejahteraanya
meskipun
pemerintah
telah
berupaya
melindungi
masyarakat melalui kebijakan subsidi pangan dan energi yang sangat besar. Dengan demikian, membangun dan mempertahankan ketahanan pangan (food security) dan ketahanan energi (energy security) secara berkelanjutan merupakan salah satu elemen penting dalam misi mencapai kesejahteraan rakyat Indonesia.
35
Tuntutan perbaikan kesejahteraan telah memasuki tahapan baru. Lapangan kerja yang tercipta harus mampu memberikan nilai tambah yang tinggi, baik secara ekonomis maupun harkat hidup manusia (decent jobs). Rakyat berhak mendapatkan pekerjaan dan penghidupan yang layak. Hal ini hanya dapat diciptakan bila ekonomi tumbuh secara cukup tinggi, sehat, dan dibangun di atas prinsip tata kelola yang baik, efisisen, dan terus menjaga keadilan. Kemajuan ekonomi juga telah mendorong perubahan struktural dalam banyak
elemen
Bangsa
Indonesia.
Pembangunan
ekonomi,
yang
terkonsentrasi di perkotaan, dan mengakibatkan tingginya urbanisasi dari wilayah perdesaan ke wilayah perkotaan serta menyebabkan kesenjangan kesejahteraan antara pedesaan-perkotaan, memerlukan perhatian tidak saja diberikan kepada perkotaan, namun juga perlu diberikan kepada pedesaan dengan menciptakan daya tarik wilayah pedesaan serta keterkaitan pembangunan ekonomi antara desa-kota. Pembangunan perkotaan yang difokuskan kepada sarana prasarana pelayanan publik perkotaan, harus memperhatikan pembangunan potensi sosial budaya heterogen khususnya di kota-kota metropolitan dan kota besar. Dalam hal keterkaitan desa-kota yang dibutuhkan
dalam
mengurangi
kesenjangan
kesejahteraan,
maka
pembangunan perkotaan harus memperhatikan pembangunan kota-kota menengah dan kota-kota kecil di sekitarnya. Misi 2: Memperkuat Pilar-Pilar Demokrasi Indonesia telah tumbuh sebagai salah satu negara demokrasi terbesar di dunia. Proses demokrasi yang berjalan dalam lima tahun terakhir ini menunjukkan proses demokrasi yang makin matang dan makin dewasa. Meskipun demikian, masih diperlukan penyempurnaan struktur politik yang dititikberatkan pada proses pelembagaan demokrasi dengan menata hubungan antara kelembagaan politik dan kelembagaan pertahanan keamanan dalam kehidupan bernegara. Penyempurnaan struktur politik, juga harus dititik-beratkan pada peningkatan kinerja lembaga-lembaga.
36
Misi 3: Memperkuat Dimensi Keadilan di Semua Bidang Pembangunan yang adil dan merata serta dapat dinikmati oleh seluruh komponen bangsa di berbagai wilayah Indonesia akan meningkatkan partisipasi aktif masyarakat dalam pembangunan, mengurangi gangguan keamanan, serta menghapuskan potensi konflik sosial untuk tercapainya Indonesia yang maju, mandiri dan adil. Keadilan
dalam
pembangunan
juga
perlu
ditunjukkan
dengan
pembangunan yang merata di semua bidang baik pembangunan antara kotakota metropolitan, besar, menengah, dan kecil yang diseimbangkan pertumbuhannya
baik
dengan
mengacu
pada
sistem
pembangunan
perkotaan nasional maupun pembangunan di berbagai bidang yang terkait dengan peningkatan kesejahteraan rakyat. Keadilan dalam pemerataan pembangunan diperlukan untuk mencegah terjadinya pertumbuhan fisik kota yang tidak terkendali serta untuk mengendalikan arus migrasi langsung dari desa ke kota-kota besar dan metropolitan dengan cara menciptakan kesempatan kerja dan peluang usaha di kota-kota menengah dan kecil terutama di luar Pulau Jawa. Oleh karena itu, harus dilakukan peningkatan keterkaitan kegiatan ekonomi sejak tahap awal. Dalam rangka pembangunan berkeadilan, pembangunan kesejahteraan sosial juga dilakukan dengan memberi perhatian yang lebih besar pada kelompok masyarakat yang kurang beruntung termasuk masyarakat miskin dan masyarakat yang tinggal di wilayah terpencil, tertinggal, dan wilayah bencana. Pembangunan kesejahteraan sosial dalam rangka memberikan perlindungan
pada
kelompok
masyarakat
yang
kurang
beruntung
disempurnakan melalui penguatan lembaga jaminan sosial yang didukung oleh peraturan-peraturan perundang-undangan, pendanaan, serta penerapan sistem Nomor Induk Kependudukan (NIK) tunggal. Pemberian jaminan sosial dilaksanakan dengan mempertimbangkan budaya dan kelembagaan yang sudah berakar di masyarakat.
37
Untuk mewujudkan keadilan dan kesetaraan gender, peningkatan akses dan partisipasi perempuan dalam pembangunan harus dilanjutkan. Demikian pula, peningkatan kualitas perlindungan perempuan dan anak dilanjutkan. Untuk
mewujudkan
peningkatan
peran
kaum
perempuan
dalam
pembangunan, peran kaum perempuan di sektor publik harus terus ditingkatkan. Untuk itu, harus terus diperluas ruang untuk meningkatnya peran, keterlibatan aktif dan bahkan kepemimpinan kaum perempuan di luar pemerintahan, di dunia usaha dan organisasi sosial. C. Latihan Jawablah soal-soal latihan dibawah ini dan diskusikanlah dengan peserta diklat lainnya atau tutor Anda untuk memantapkan pemahaman Anda! 1. Bagaimanakah proses penyusunan dan penetapan RPJM dilakukan? 2. Apa yang dimaksud dengan pengendalian dan evaluasi atas pelaksanaan RPJM? 3. Apa saja permasalahan yang dihadapi Bangsa Indonesia dalam jangka menengah yang Saudara ketahui? 4. Sebutkan visi pembangunan jangka menengah untuk periode 2010-2014 dan jelaskan makna yang terkandung dalam visi tersebut? 5. Terangkan masing-masing butir misi pembangunan jangka menengah untuk periode 2010-2014. D. Rangkuman RPJM Nasional merupakan dokumen rencana pembangunan yang menjabar RPJP Nasional ke dalam rencana-rencana pembangunan yang bersifat jangka menengah. Dalam perumusannya terdapat empat tahapan penyusunan yang meliputi: penyiapan rancangan awal rencana pembangunan; penyiapan rancangan rencana kerja; musyawarah perencanaan pembangunan; dan penyusunan rancangan akhir rencana pembangunan. Sebagai dokumen perencanaan pembangunan, RPJM Nasional disusun untuk menjawab agenda permasalahan jangka menengah yang dihadapi oleh Bangsa
Indonesia.
Diharapkan
melalui
RPJM
Nasional,
permasalahan-
permasalahan yang dihadapi Bangsa Indonesia dapat diatasi. Berkenaan
38
dengan itu, Pemerintah telah menetapkan Visi dan Misi Pembangunan Nasional Tahun 2010-2014 dalam upaya untuk mewujudkan tujuan pembangunan yang diharapkan. E. Test Formatif Benar-salah Pilihlah B bila pernyataan berikut Saudara anggap benar, dan pilihlah S bila pernyataan berikut Saudara anggap salah. 1. Landasan hukum RPJM adalah undang-undang. 2. Proses manajemen atas RPJM melibatkan serangkaian kegiatan penyusunan,
penetapan
rencana,
pengendalian,
evaluasi
yaitu dan
pertanggungjawaban atas pelaksanaan RPJM. 3. Musrembang Jangka Menengah dilaksanakan selambat-lambatnya 2 bulan setelah presiden dilantik. 4. Pengendalian diarahkan untuk memastikan bahwa suatu kegiatan telah dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan, instruksi yang diberikan prinsip yang telah ditentukan. 5. Dengan pertumbuhan ekonomi global yang semakin pesat, kerusakan lingkungan hidup adalah hal yang tidak dapat dihindarkan dan merupakan kewajaran. Pilihan Ganda Pilihlah salah satu jawaban yang Saudara anggap paling tepat dari empat alternatif jawaban berikut. 1. RPJM periode II di Indonesia dilaksanakan untuk selang waktu…. a. 2004-2009 b. 2005-2010 c. 2009-2014 d. 2010-2014
2. Kegiatan penyusunan RJPM meliputi: 1) penyiapan rancangan rencana kerja 2) penyiapan rancangan awal rencana pembangunan 3) penyusunan rancangan akhir rencana pembangunan
39
4) musyawarah perencanaan pembangunan Urutan yang benar adalah…. a. 2-1-3-4 b. 2-1-4-3 c. 1-2-3-4 d. 1-2-4-3 3. Rancanangan awal RPJM berisi materi berikut ini, kecuali …. a. Visi, misi, dan program pembangunan presiden b. Kebijakan ekonomi makro c. Kebijakan moneter d. Kebijakan fiskal
4. Dalam undang-undang diatur bahwa Musrembang jangka menengah dilaksanakan selambat-lambatnya …. a. 1 bulan sejak presiden terpilih b. 1 bulan sejak presiden dilantik c. 2 bulan sejak presiden dilantik d. 3 bulan sejak presiden dilantik
5. Gambaran pola pendekatan partisipatif pada penyusunan rancangan awal RPJM terlihat pada …. a. Keterlibatan
masyarakat
untuk
menyampaikankan
aspirasi
dalam
menteri/pimpinan
lembaga
untuk
Musrembang b. Diberikannya
kesempatan
pada
menyusun rencana strategis kementerian/lembaga yang akan menjadi pedoman bagi Kepala Bappenas dalam menyusun rancangan RPJM c. Penugasan Bappenas untuk menyusun Rancangan Awal RPJM d. Diberikannya kesempatan kepada badan pengawas independen untuk menghimpun dan menganalisis hasil pemantauan pelaksanaan rencana pembangunan dari masing-masing pimpinan kementerian lembaga
6. Diberikannya kesempatan pada menteri/pimpinan lembaga untuk menyusun rencana strategis kementerian/lembaga yang akan menjadi pedoman bagi
40
Kepala Bappenas dalam menyusun rancangan RPJM adalah gambaran bahwa dalam perumusan sistem perencanaan pembangunan diterapkan …. a. Pendekatan Partisipatif b. Pendekatan politik c. Pendekatan top-down d. Pendekatan bottom-up
7. Menemukan kelemahan dan kesalahan sehingga dapat diambil tindakan korektif dan mencegah terulangnya kelemahan dan kesalahan tersebut, adalah …. a. pengertian pengendalian b. tujuan pengendalian c. arah pengendalian d. maksud pengendalian
8. Menghimpun dan menganalisis hasil pemantauan pelaksanaan rencana pembangunan
dari
masing-masing
pimpinan
kementerian/lembaga,
dilaksanakan oleh …. a. Bappenas b. BPK c. BPKP d. KPK
9. Dalam
pelaksanaan
rencana
pembangunan,
bagian
dari
kegiatan
perencanaan pembangunan yang secara sistematis mengumpulkan dan menganalisis data dan informasi untuk menilai pencapaian sasaran, tujuan dan kinerja pembangunan, adalah pengertian dari …. a. Pengendalian b. Evaluasi c. Penilaian d. Kaidah pelaksanaan
10. Terwujudnya Indonesia yang sejahtera, demokratis, dan berkeadilan merupakan ….
41
a. Tujuan pembangunan nasional b. Misi pembangunan nasional c. Standar pembangunan nasional d. Visi pembangunan nasional
F. Umpan Balik / Tindak Lanjut Cocokkan hasil jawaban dengan kunci jawaban. Hitunglah jawaban Anda yang benar. Kemudian gunakan rumus untuk mengetahui tingkat pemahaman terhadap materi. Apabila tingkat pemahaman Saudara dalam memahami materi yang sudah dipelajari mencapai :
TP
=
Jumlah jawaban yang benar x 100% Jumlah keseluruhan soal
91 %
s.d.
100 %
: Amat Baik
81 %
s.d.
90,99 %
: Baik
71 %
s.d.
80,99 %
: Cukup
61 %
s.d.
70,99 %
: Kurang
Bila tingkat pemahaman belum mencapai 81% ke atas (kategori Baik), maka disarankan mengulang materi.
42
KEGIATAN BELAJAR 3 AGENDA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH II PERIODE 2010-2014
A. Indikator Indikator adalah kompetensi dasar secara spesifik yang dapat dijadikan dasar untuk menilai ketercapaian hasil pembelajaran. Berdasarkan pengertian tersebut, setelah mempelajari kegiatan belajar satu ini para peserta diklat diharapkan dapat: 1. menyebutkan arah kebijakan umum pembangunan nasional; 2. menyebutkan agenda utama pembangunan nasional jangka menengah dan menjelaskan masing-masing agenda tersebut; 3. menjelaskan sasaran-sasaran pembangunan dalam RPJM tahun 2010-2014; 4. mengenali prioritas-prioritas pembangunan nasional dalam RPJM tahun 2010-2014. B. Uraian dan Contoh RPJM Nasional 2010-2014 merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program presiden yang penyusunannya berpedoman pada RPJP Nasional 20052025. Dalam visi, misi dan programnya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Boediono dengan tegas menyatakan keinginan dan keyakinannya untuk mewujudkan Bangsa Indonesia yang lebih maju dan sejahtera, lebih mandiri, lebih aman dan damai, serta lebih demokratis dan adil. Penyelenggaraan pembangunan dalam kurun waktu 2004-2009 (RPJM I), telah membuahkan hasil yang menggembirakan, tetapi tetap menyisakan tugas ke depan. Bangsa Indonesia bertekad teguh, melangkah pasti secara strategis pada periode 2010-2014 untuk bersama-sama mengatasi permasalahan dan tantangan yang dihadapi serta memanfaatkan semua potensi dan peluang yang ada. Semua ini dilakukan Bangsa Indonesia untuk mencapai cita-cita luhurnya yaitu:
43
1. terwujudnya peningkatan kesejahteraan rakyat, melalui pembangunan ekonomi yang berlandaskan pada keunggulan daya saing, kekayaan sumber daya alam, sumber daya manusia dan budaya bangsa, yang didukung sepenuhnya oleh kemajuan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi; 2. terwujudnya masyarakat, bangsa dan negara yang demokratis, berbudaya, bermartabat dan menjunjung tinggi kebebasan yang bertanggung jawab serta hak asasi manusia; dan 3. terwujudnya pembangunan yang adil dan merata yang dilakukan oleh seluruh masyarakat secara aktif, yang hasilnya dapat dinikmati oleh seluruh Bangsa Indonesia.
1. Arah Kebijakan Umum Pembangunan Nasional Jangka Menengah Mengacu pada permasalahan dan tantangan yang dihadapi Bangsa dan Negara Indonesia baik dewasa ini maupun dalam lima tahun mendatang, arah kebijakan umum pembangunan nasional 2010-2014 ditetapkan sebagai berikut:
a. Arah kebijakan umum untuk melanjutkan pembangunan mencapai Indonesia yang sejahtera. Indonesia yang sejahtera tercermin dari peningkatan tingkat kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan dalam bentuk percepatan pertumbuhan ekonomi yang didukung oleh penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, pengurangan kemiskinan, pengurangan tingkat pengangguran yang diwujudkan dengan bertumpu pada program perbaikan kualitas sumber daya
manusia,
perbaikan
infrastruktur
dasar,
serta
terjaganya
dan
terpeliharanya lingkungan hidup secara berkelanjutan. b. Arah kebijakan umum untuk memperkuat pilar-pilar demokrasi dengan penguatan yang bersifat kelembagaan dan mengarah pada tegaknya ketertiban umum, penghapusan segala macam diskriminasi, pengakuan dan penerapan hak asasi manusia serta kebebasan yang bertanggung jawab. c. Arah kebijakan umum untuk memperkuat dimensi keadilan dalam semua bidang termasuk pengurangan kesenjangan pendapatan, pengurangan
44
kesenjangan
pembangunan
antardaerah
(termasuk
desa-kota),
dan
kesenjangan gender. Keadilan juga hanya dapat diwujudkan bila sistem hukum berfungsi secara kredibel, bersih, adil dan tidak pandang bulu. Demikian pula kebijakan pemberantasan korupsi secara konsisten diperlukan agar tercapai rasa keadilan dan pemerintahan yang bersih.
2. Agenda Utama Pembangunan Nasional Jangka Menengah Dalam mewujudkan visi dan misi pembangunan nasional 2010-2014 telah ditetapkan lima agenda utama pembangunan nasional tahun 2010-2014, sebagai berikut:
a. Agenda I
: Pembangunan
Ekonomi
dan
Peningkatan
Kesejahteraan
Rakyat b. Agenda II
: Perbaikan Tata Kelola Pemerintahan
c. Agenda III : Penegakan Pilar Demokrasi d. Agenda IV : Penegakkan Hukum dan Pemberantasan Korupsi e. Agenda V : Pembangunan yang Inklusif Dan Berkeadilan
Penjelasan singkat tentang agenda pembangunan nasional tersebut disajikan sebagai berikut.
Agenda I: Pembangunan Ekonomi dan Peningkatan Kesejahteraan Rakyat Agenda peningkatan kesejahteraan rakyat tetap menjadi prioritas dari pemerintah. Wujud akhir dari perbaikan kesejahteraan akan tercermin pada peningkatan pendapatan, penurunan tingkat pengangguran dan perbaikan kualitas hidup rakyat. Perbaikan kesejahteraan rakyat dapat diwujudkan melalui sejumlah program pembangunan untuk penanggulangan kemiskinan dan penciptaan kesempatan kerja termasuk peningkatan program di bidang pendidikan, kesehatan, dan percepatan pembangunan infrastruktur dasar.
45
Penyelenggaraan
program
peningkatan
kesejahteraan
rakyat
akan
dilaksanakan seiring dengan upaya peningkatan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Peningkatan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi akan mendukung terciptanya penyelenggaraan program pembangunan ekonomi yang makin berkualitas yaitu pembangunan ekonomi yang berlandaskan pada peningkatan produktivitas dan daya saing serta makin memacu terciptanya kreativitas dan inovasi. Penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi juga akan mempercepat tercapainya tataran pembangunan ekonomi yang makin mandiri. Penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi diarahkan untuk tercapainya peningkatan kapasitas dan kemampuan bangsa dalam memadukan sumber daya alam (resource based), sumber daya pengetahuan (knowledge based) dan sumber daya yang berasal dari warisan tradisi budaya bangsa (culture based). Dengan cara itu, akan diperoleh ranah pembangunan ekonomi produktif yang makin luas antara lain ekonomi kreatif (creative economy) yang dapat memberikan peran konstruktif untuk mendukung peningkatan pertumbuhan ekonomi. Program peningkatan kesejahteraan dilakukan melalui mendorong sektor riil dan pemihakan kepada usaha kecil menengah dan koperasi serta terus menjaga stabilitas ekonomi makro. Upaya-upaya menggerakkan sektor riil telah dan akan terus dilakukan melalui berbagai intervensi pemerintah yang konstruktif dan terukur. Sedangkan pelaksanaan kebijakan ekonomi makro (fiskal dan moneter) dilakukan selaras dengan tujuan mengelola ekonomi secara sehat dan berkelanjutan. Kebijakan tersebut dapat membuahkan hasil apabila didukung oleh birokrasi yang efektif, efisien dan bebas dari konflik kepentingan. Agenda II: Perbaikan Tata Kelola Pemerintahan Perbaikan tata kelola pemerintahan yang baik menjadi isu yang penting dalam konteks nasional dan internasional. Krisis ekonomi yang lalu tidak terlepas dari buruknya tata kelola pemerintahan, baik di sektor pemerintahan maupun swasta. Wujud dari perbaikan tata kelola pemerintahan ini antara lain dapat
46
dilihat dari penurunan tingkat korupsi, perbaikan pelayanan publik, dan pengurangan ekonomi biaya tinggi. Pembangunan birokrasi yang kuat merupakan elemen penting untuk menjaga agar kelangsungan pembangunan tetap berkelanjutan. Untuk itu, reformasi birokrasi akan dilaksanakan di seluruh kementerian/lembaga untuk selanjutnya diteruskan di pemerintah daerah. Selanjutnya dalam penyusunan perencanaan dan anggaran akan diterapkan sistem anggaran berbasis kinerja secara menyeluruh. Reformasi ini diharapkan dapat membuahkan hasil yang positif khususnya dalam perbaikan kualitas pelayanan publik, efektivitas dan akuntabilitas kegiatan kementerian/lembaga dan penanggulangan korupsi. Agenda III: Penegakan Pilar Demokrasi Transisi dari kehidupan demokrasi masa lalu dengan segala keberhasilan dan kegagalannya menuju Indonesia masa depan yang lebih sejahtera, demokratis, dan adil menuntut penegakan pilar-pilar demokrasi yang lebih konsisten. Oleh karena itu, agenda penegakan pilar demokrasi merupakan agenda yang tetap penting dalam periode 2010-2014. Wujud dari Indonesia yang demokratis adalah penghargaan terhadap hak asasi manusia, terjaminnya kebebasan berpendapat, adanya checks and balances,
jaminan akan keberagaman yang
tercermin dengan adanya
perlindungan terhadap segenap warga negara tanpa membedakan paham, asalusul, golongan, dan gender. Agenda IV: Penegakan Hukum Sistem yang demokratis juga harus disertai tegaknya ”rule of law”. Oleh karena itu, agenda penegakan hukum masih merupakan agenda yang penting dalam periode 2010-2014. Wujud dari penegakan hukum adalah munculnya kepastian hukum bagi seluruh rakyat Indonesia. Kepastian hukum akan memberikan rasa aman, rasa adil dan kepastian berusaha bagi masyarakat. Terkait dengan kepastian usaha, salah satu persoalan yang dianggap kerap menganggu masuknya investasi ke Indonesia adalah lemahnya kepastian
47
hukum. Karenanya, penegakan hukum akan membawa dampak
yang positif
bagi perbaikan iklim investasi yang pada gilirannya akan memberi dampak positif bagi perekonomian Indonesia. Agenda dalam bidang hukum juga mencakup proses pembuatan undang– undang, proses penjabarannya, proses pengawasan, dan juga penegakan aturan hukum. Selain itu, wujud dari agenda hukum adalah menjamin proses peradilan yang bebas. Hal ini semua akan membantu dalam upaya konsolidasi demokrasi. Penegakan hukum merupakan elemen yang sangat penting di dalam pemberantasan korupsi. Permasalahan terkait dengan struktur hukum akan diatasi dengan peningkatan independensi dan akuntabilitas kelembagaan hukum, peningkatan kemampuan sumber daya manusia di bidang hukum, serta mendorong berlakunya sistem peradilan yang transparan dan terbuka. Oleh karena itu, semua pihak baik pemerintah, pengusaha, maupun aparat penegak hukum mulai dari polisi dan jaksa sampai kepada hakim dan pengacara benar-benar harus menegakkan aturan main dan tatanan hukum yang pasti agar hukum semakin tegak dan pasti. Agenda V: Pembangunan yang Inklusif dan Berkeadilan Peningkatan kualitas pembangunan yang inklusif dan berkeadilan terus menjadi
agenda
prioritas
dalam
pemerintahan
2010-2014
mengingat
pelaksanaan agenda keadilan sampai saat ini belum mampu mewujudkan sepenuhnya
hasil
yang
diinginkan.
Penyebabnya
antara
lain
proses
pembangunan yang partisipatif belum banyak diterapkan sehinga keadilan dan keikutsertaan secara luas belum diterapkan. Perwujudan keadilan keikutsertaan dapat diwujudkan dalam berbagai dimensi. Dalam bidang ekonomi, keadilan dapat diwujudkan dalam bentuk perbaikan, atau terjadinya proses afirmasi terhadap kelompok yang tertinggal, orang cacat, dan terpinggirkan. Dalam bidang sosial-politik, perwujudan keadilan keikutsertaan (inklusif) dapat berupa perbaikan akses semua kelompok terhadap
48
kebebasan berpolitik, kesetaraan gender dalam politik dan penghapusan segala macam bentuk diskriminasi. Proses perencanaan yang bersifat bottom up dan inklusif telah dipraktikkan dalam beberapa program, misalnya PNPM. Masyarakat dilibatkan sejak proses perencanaan, pemilihan proyek hingga evaluasi. Di sini, pelibatan masyarakat dalam proses pembangunan menjadi komponen yang amat penting. Dengan pola ini, masyarakat akan merasa lebih memiliki dan secara sukarela akan menjalankannya dan sekaligus mendapatkan manfaat dari program tersebut. Dalam lima tahun ke depan, penguatan dimensi keadilan dan keikutsertaan akan dilakukan untuk setiap kegiatan atau program pembangunan. Misalnya melalui Program Keluarga Harapan (PKH), bagi masyarakat sangat miskin akan diberikan bantuan tunai bersyarat dalam bentuk dukungan biaya pendidikan dan kesehatan. Langkah ini diharapkan dalam jangka pendek akan memberikan penghasilan
tambahan
bagi
keluarga
tersebut
(memperbaiki
distribusi
pendapatan) dan dalam jangka panjang akan dihasilkan generasi baru yang lebih baik tingkat pendidikan dan kesehatannya. Disamping itu, pemerintah akan mempertajam kualitas program perlindungan dan bantuan sosial dalam gugus (cluster) 1 untuk menjadi bantuan sosial berbasis keluarga. Program lain yang akan dilanjutkan untuk memperbaiki distribusi pendapatan adalah program aksi penguatan usaha mikro, kecil, dan menengah. Perluasan cakupan program PNPM meliputi seluruh kecamatan per tahun 2009 diharapkan meningkatkan keterlibatan masyarakat dalam proses pembangunan di tingkat perdesaaan dan kecamatan. Diharapkan modal sosial masyarakat ini meningkatkan mutu proses perencanaan bottom-up yang akan menjalar pada tingkat kabupaten dan propinsi dan seterusnya pada periode berikutnya. 3. Sasaran Pembangunan dalam RPJM 2010-2014 a. Sasaran Pembangunan Ekonomi dan Kesejahteraan Sesuai dengan persoalan utama yang dihadapi oleh Bangsa Indonesia, pemerintah bertekad untuk melanjutkan proses percepatan pembangunan ekonomi selama lima tahun ke depan. Dengan pulihnya
49
perekonomian global dalam 1-2 tahun mendatang, capaian tertinggi yang pernah dicapai oleh laju pertumbuhan perekonomian Indonesia sebelum krisis sekitar 7 persen sudah dapat dipenuhi sebelum tahun terakhir masa 2010-2014. Percepatan laju pertumbuhan ekonomi ini diharapkan mampu menurunkan tingkat pengangguran terbuka hingga di sekitar 5-6 persen pada akhir tahun 2014, dan kesempatan kerja yang tercipta antara 9,6 juta-10,7 juta pekerja selama periode 2010-2014. Kombinasi antara percepatan pertumbuhan ekonomi dan berbagai kebijakan intervensi pemerintah yang terarah diharapkan dapat mempercepat penurunan tingkat kemiskinan menjadi sekitar 8-10 persen pada akhir 2014. Untuk memenuhi sasaran percepatan pertumbuhan ekonomi tersebut, pemerintah akan terus melanjutkan kebijakan makro ekonomi yang terukur dan berhati-hati sehingga inflasi dapat dikendalikan pada tingkat rendah yang sebanding dengan negara-negara setaraf dengan Indonesia yaitu sekitar 4-6 persen per tahun. Inflasi yang terkendali memungkinkan nilai tukar dan suku bunga yang kompetitif sehingga mendorong sektor riil bergerak dan berkembang dengan sehat. Dalam bidang pendidikan, sasaran pembangunan ditujukan untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap pendidikan dan meningkatnya mutu pendidikan, yang antara lain ditandai oleh menurunnya jumlah penduduk buta huruf; meningkatnya secara nyata persentase penduduk yang dapat menyelesaikan program wajib belajar 9 tahun dan pendidikan lanjutan dan berkembangnya pendidikan kejuruan yang ditandai oleh meningkatnya jumlah tenaga terampil. Sementara itu, di bidang kesehatan peningkatan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan antara lain ditandai oleh meningkatnya angka harapan hidup, menurunnya tingkat kematian bayi, dan kematian ibu melahirkan.
50
Dalam bidang pangan, terciptanya kemandirian dalam bidang pangan pada akhir tahun 2014 ditandai dengan meningkatnya ketahanan pangan rakyat, berupa perbaikan status gizi ibu dan anak pada golongan masyarakat yang rawan pangan, membaiknya akses rumah tangga golongan miskin terhadap
pangan,
terpelihara
dan
terus
meningkatnya
kemampuan
swasembada beras dan komoditas pangan utama lainnya, menjaga harga pangan yang terjangkau bagi masyarakat kelompok pendapatan menengah bawah, menjaga nilai tukar petani agar dapat menikmati kemakmuran, dan meningkatkan daya tawar komoditas Indonesia dan keunggulan komparatif (comparative advantage) dari sektor pertanian Indonesia di kawasan regional Asia dan Global. Bidang energi membangun ketahanan energi dengan mencapai diversifikasi energi yang menjamin keberlangsungan dan jumlah pasokan energi di seluruh Indonesia dan untuk seluruh penduduk Indonesia dengan tingkat pendapatan yang berbeda-beda, meningkatkan penggunaan energi terbarukan (renewable energy) dan berpartispasi aktif dan memanfaatkan berkembangnya perdagangan karbon secara global, meningkatkan efisisensi konsumsi dan penghematan energi baik di lingkungan rumah tangga maupun industri dan sektor transportasi, dan memproduksi energi yang bersih dan ekonomis. Dalam bidang lingkungan hidup, sasaran yang hendak dicapai adalah perbaikan mutu lingkungan hidup dan pengelolaan sumber daya alam di perkotaan dan pedesaan, penahanan laju kerusakan lingkungan dengan peningkatan daya dukung dan daya tampung lingkungan, peningkatan kapasitas adaptasi dan mitigasi perubahan iklim. Selain itu, terus dilakukan program
reboisasi,
penghutanan
kembali
(reforestasi)
dan
program
pembangunan
dan
pasokan
pengurangan emisi karbon. Bidang
infrastruktur
meneruskan
infrastruktur yang ditunjukkan oleh meningkatnya kuantitas dan kualitas berbagai prasarana penunjang pembangunan seperti jalan raya, jalan kereta api, pelabuhan laut, pelabuhan udara, listrik, irigasi, air bersih dan sanitasi serta pos dan telekomunikasi.
51
Dalam bidang usaha kecil dan menengah langkah-langkah yang dilakukan adalah meningkatkan dan memajukan usaha kecil menengah dengan menambah akses terhadap modal termasuk perluasan Kredit Usaha Rakyat (KUR), meningkatkan bantuan teknis dalam aspek pengembangan produk
dan
pemasaran,
melaksanakan
kebijakan
pemihakan
untuk
memberikan ruang usaha bagi pengusaha kecil dan menengah, serta menjaga fungsi, keberadaan serta efisiensi pasar tradisional. b. Sasaran Perkuatan Pembangunan Demokrasi Sasaran penegakan pilar demokrasi adalah membangun dan semakin memantapkan sistem demokrasi di Indonesia yang dapat menghasilkan pemerintahan dan lembaga legistatif yang kredibel, bermutu, efektif, dan mampu menyelenggarakan amanah dan tugas serta tanggung jawabnya secara baik, seimbang dengan peningkatan kepatuhan terhadap pranata hukum. Dengan demikian, fungsi checks and balances dapat dilakukan secara santun, beretika, dan efektif sehingga penyelenggaraan negara tidak terhambat oleh mekanisme dan sistem demokrasi, namun sebaliknya akan makin meningkat kualitas hasil dan akuntabilitasnya. Sasaran di bidang ini juga adalah untuk menjamin setiap lima tahun terselenggaranuya proses pemilu yang memenuhi asas-asas demokrasi yang baik, yaitu jujur, adil, dan menjamin seluruh warga negara pemilih dapat melaksanakan hak memilihnya secara bebas dan bertanggung jawab. c. Sasaran Penegakan Hukum Penegakan Hukum merupakan elemen yang tidak dapat dipisahkan dan sangat penting dalam menjaga sistem demokrasi yang berkualitas dan juga mendukung iklim berusaha yang baik agar kegiatan ekonomi dapat berjalan dengan pasti, aman dan efisisen, dalam rangka mencapai kesejahteraan
rakyat.
Sasaran
reformasi
penegakan
hukum
adalah
tercapainya suasana dan kepastian keadilan melalui penegakan hukum (rule of law) dan terjaganya ketertiban umum.
52
Sasaran tersebut tercermin dari persepsi masyarakat pencari keadilan untuk merasakan kenyamanan, kepastian, keadilan dan keamanan dalam berinteraksi dan mendapat pelayanan dari para penegak hukum (kepolisian dan kejaksaaan). Dengan demikian, reformasi kepolisian dan kejaksaan, dan lembaga peradilan harus dilakukan untuk dapat menghasilkan sasaran berupa muncul dan tumbuhnya kepercayaan dan penghormatan publik kepada aparat dan lembaga penegak hukum karena mereka dipercaya akan selalu melindungi masyarakat berdasarkan asas keadilan dan kepatuhan pada aturan dan hukum tanpa pembedaan dan diskriminasi. Selain berbagai bidang yang telah disebutkan di atas, pemerintah tetap mengembangkan sektor-sektor pembangunan lainnya secara konsisten, terkoordinasi dan terintegrasi. Dengan demikian, pada akhir RPJMN 20102014 Indonesia berhasil mencapai berbagai sasaran pembangunan nasional untuk mewujudkan Indonesia yang sejahtera, demokratis, dan berkeadilan.
4. Prioritas Nasional dalam RPJM 2010-2014 Visi dan misi pemerintah 2010-2014, perlu dirumuskan dan dijabarkan lebih operasional ke dalam sejumlah program prioritas sehingga lebih mudah diimplementasikan dan diukur tingkat keberhasilannya. Sebelas prioritas nasional di bawah ini bertujuan untuk sejumlah tantangan yang dihadapi oleh bangsa dan negara di masa mendatang. Sebagian besar sumber daya dan kebijakan akan diprioritaskan untuk menjamin implementasi dari 11 prioritas nasional yaitu: (1) reformasi birokrasi dan tata kelola; (2) pendidikan; (3) kesehatan; (4) penanggulangan kemiskinan; (5) ketahanan pangan; (6) infrastruktur; (7) iklim investasi dan usaha; (8) energi; (9) lingkungan hidup dan bencana; (10) daerah tertinggal, terdepan, terluar, dan pascakonflik; serta (11) kebudayaan, kreativitas, dan inovasi teknologi. Prioritas 1: Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola. Diarahkan kepada upaya pemantapan tata kelola pemerintahan yang lebih baik melalui terobosan kinerja secara terpadu, penuh integritas, akuntabel, taat kepada hukum yang berwibawa, dan transparan. Peningkatan kualitas pelayanan
53
publik yang ditopang oleh efisiensi struktur pemerintah di pusat dan di daerah, kapasitas pegawai pemerintah yang memadai, dan data kependudukan yang baik. Prioritas 2: Pendidikan. Diarahkan kepada upaya peningkatan akses pendidikan yang berkualitas, terjangkau, relevan, dan efisien menuju terangkatnya kesejahteraan hidup rakyat, kemandirian, keluhuran budi pekerti, dan karakter bangsa yang kuat. Pembangunan bidang pendidikan diarahkan demi tercapainya pertumbuhan ekonomi yang didukung keselarasan antara ketersediaan tenaga terdidik dengan kemampuan: 1) menciptakan lapangan kerja atau kewirausahaan dan 2) menjawab tantangan kebutuhan tenaga kerja. Prioritas 3: Kesehatan. Diarahkan kepada upaya penitikberatan pembangunan bidang kesehatan melalui pendekatan preventif, tidak hanya kuratif, melalui peningkatan kesehatan masyarakat dan lingkungan di antaranya dengan perluasan penyediaan air bersih, pengurangan wilayah kumuh sehingga secara keseluruhan dapat meningkatkan angka harapan hidup dari 70,7 tahun pada 2009 menjadi 72,0 tahun pada 2014, dan pencapaian keseluruhan sasaran Millenium Development Goals (MDGs) tahun 2015. Prioritas 4: Penanggulangan Kemiskinan. Diarahkan kepada upaya penurunan tingkat kemiskinan absolut dari 14,1% pada 2009 menjadi 8-10% pada 2014 dan perbaikan distribusi pendapatan dengan perlindungan sosial yang berbasis keluarga, pemberdayaan masyarakat dan perluasan kesempatan ekonomi masyarakat yang berpendapatan rendah. Prioritas 5: Ketahanan Pangan. Diarahkan kepada upaya peningkatan ketahanan pangan dan lanjutan revitalisasi pertanian untuk mewujudkan kemandirian pangan, peningkatan daya saing produk pertanian, peningkatan pendapatan petani, serta kelestarian lingkungan dan sumber daya alam. Peningkatan pertumbuhan PDB sektor pertanian sebesar 3,7% per tahun dan Indeks Nilai Tukar Petani sebesar 115120 pada 2014.
54
Prioritas 6: Infrastruktur. Diarahkan kepada upaya pembangunan infrastruktur nasional yang memiliki daya dukung dan daya gerak terhadap pertumbuhan ekonomi dan sosial yang berkeadilan dan mengutamakan kepentingan masyarakat umum di seluruh bagian negara kepulauan Republik Indonesia dengan mendorong partisipasi masyarakat. Prioritas 7: Iklim Investasi dan Iklim Usaha. Diarahkan kepada upaya peningkatan investasi melalui perbaikan kepastian hukum,
penyederhanaan
prosedur,
perbaikan
sistem
informasi,
dan
pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK). Prioritas 8: Energi. Diarahkan kepada upaya pencapaian ketahanan energi nasional yang menjamin kelangsungan pertumbuhan nasional melalui restrukturisasi kelembagaan dan optimalisasi pemanfaatan energi alternatif seluas-luasnya. Prioritas 9: Lingkungan Hidup dan Pengelolaan Bencana. Diarahkan kepada upaya konservasi dan pemanfaatan lingkungan hidup mendukung pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan yang keberlanjutan, disertai penguasaan dan pengelolaan risiko bencana untuk mengantisipasi perubahan iklim. Prioritas 10: Daerah Tertinggal, Terdepan, Terluar, dan Pasca-Konflik. Diarahkan kepada upaya program aksi untuk daerah tertinggal, terdepan, terluar, dan pascakonflik ditujukan untuk pengutamaan dan penjaminan pertumbuhan di daerah tertinggal, terdepan, terluar serta keberlangsungan kehidupan damai di wilayah pascakonflik. Prioritas 11: Kebudayaan, Kreativitas, dan Inovasi Teknologi. Pengembangan dan perlindungan kebhinekaan budaya, karya seni, dan ilmu serta apresiasinya, untuk memperkaya khazanah artistik dan intelektual bagi tumbuh mapannya jati diri dan kemampuan adaptif kompetitif bangsa yang disertai pengembangan inovasi, ilmu pengetahuan, dan teknologi yang dilandasi oleh keunggulan Indonesia sebagai negara maritim dan kepulauan.
55
5. Arah Kebijakan Bidang-Bidang Pembangunan dalam RPJM 2010-2014 Pembangunan Nasional dilakukan secara menyeluruh di berbagai bidang kehidupan
masyarakat.
Untuk
itu,
perencanaan
pembangunan nasional
dikelompokkan ke dalam sembilan bidang pembangunan menurut Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Nasional 2005-2025, yaitu: a. Bidang Sosial Budaya dan Kehidupan Beragama b. Bidang Ekonomi c. Bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi d. Bidang Sarana dan Prasarana e. Bidang Politik f.
Bidang Pertahanan dan Keamanan
g. Bidang Hukum dan Aparatur h. Bidang Wilayah dan Tata Ruang i.
Bidang Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup Sinergi antarbidang pembangunan sangat penting untuk kelancaran
pelaksanaan dan tercapainya berbagai sasaran dalam RPJMN 2010-2014. Pada dasarnya pembangunan di setiap bidang untuk mencapai keberhasilan tidak dapat berdiri sendiri, tetapi saling terkait dengan pembangunan di bidang lainnya. Dengan pembiayaan yang terbatas, untuk mencapai efektifitas, efisiensi dan hasil yang maksimal dalam mencapai sasaran pembangunan, harus dilakukan sinkronisasi pembangunan di setiap bidang sehingga kegiatan di setiap bidang saling terpadu, mendukung dan saling memperkuat. Selanjutnya, di dalam melaksanakan pembangunan yang tertuang dalam RPJMN terdapat prinsip pengarusutamaan yang menjadi landasan operasional bagi seluruh pelaksanaan pembangunan. Prinsip-prinsip pengarusutamaan ini diarahkan
untuk
pembangunan,
dapat yang
tercermin
mencakup:
di (1)
dalam
keluaran
pengarusutamaan
pada
kebijakan
pembangunan
berkelanjutan; (2) pengarusutamaan tata kelola pemerintahan yang baik; dan (3) pengarusutamaan gender. Prinsip-prinsip pengarusutamaan ini akan menjadi jiwa dan semangat yang mewarnai berbagai kebijakan pembangunan di setiap bidang pembangunan. Dengan dijiwainya prinsip-prinsip pengarustamaan ini,
56
pembangunan jangka menengah ini akan memperkuat upaya mengatasi berbagai permasalahan yang ada. RPJMN 2010-2014 ini juga diarahkan untuk menjadi sebuah rencana kerja jangka menengah yang bersifat menyeluruh. Persoalan yang bersifat lintas bidang harus ditangani secara holistik dan tidak terfragmentasi sehingga dapat menyelesaikan persoalan yang sebenarnya. Pencapaian kinerja pembangunan tersebut menjadi komitmen semua pihak khususnya instansi pemerintah untuk dapat merealisasikannya secara sungguh-sungguh untuk kepentingan rakyat dan Bangsa Indonesia. Oleh karena itu, disusun pula rencana kerja yang bersifat lintas bidang meliputi (1) penanggulangan kemiskinan; (2) perubahan iklim global; (3) pembangunan kelautan berdimensi kepulauan, dan (4) perlindungan anak. Kebijakan lintas bidang ini akan menjadi sebuah rangkaian kebijakan antarbidang yang terpadu meliputi prioritas, fokus prioritas serta kegiatan prioritas lintas bidang untuk menyelesaikan permasalahan pembangunan yang semakin kompleks.
C. Latihan Jawablah soal-soal latihan dibawah ini dan diskusikanlah dengan peserta diklat lainnya atau tutor Anda untuk memantapkan pemahaman Anda! 1. Sebutkan arah kebijakan umum pembangunan nasional? 2. Sebutkan agenda utama pembangunan nasional jangka menengah dan jelaskan masing-masing agenda tersebut? 3. Uraikan sasaran-sasaran pembangunan dalam RPJM tahun 2010-2014? 4. Jelaskan prioritas-prioritas pembangunan nasional dalam RPJM tahun 20102014? 5. Perencanaan pembangunan nasional dikelompokkan ke dalam sembilan bidang pembangunan menurut Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Nasional 2005-2025. Sebut dan jelaskan bidang-bidang tersebut! D. Rangkuman Sebagai RPJM II, RPJM Nasional 2010-2014 merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program presiden yang penyusunannya berpedoman pada RPJP Nasional 2005-2025. Untuk menjamin pencapaian tujuan pembangunan yang
57
berkelanjutan, arah kebijakan umum pembangunan nasional 2010-2014 ditetapkan untuk: (1) melanjutkan pembangunan mencapai Indonesia yang sejahtera, (2) memperkuat pilar-pilar demokrasi; dan (3) memperkuat dimensi keadilan dalam semua bidang.
Dalam mewujudkan visi dan misi pembangunan nasional, telah ditetapkan lima agenda utama pembangunan nasional tahun 2010-2014 yang meliputi: (1) agenda pembangunan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan rakyat, (2) agenda perbaikan tata kelola pemerintahan, (3) agenda penegakan pilar demokrasi, (4) agenda penegakkan hukum dan pemberantasan korupsi, dan (5) agenda pembangunan yang inklusif dan berkeadilan. Selain itu, RPJM 20102014
memuat
pula
sasaran
yang
hendak
dicapai
berikut
prioritas
pembangunannya. E. Test Formatif Benar-Salah Pilihlah B bila pernyataan berikut Saudara anggap benar, dan pilihlah S bila pernyataan berikut Saudara anggap salah. 1. Arah Kebijakan Umum Pembangunan Jangka Menengah yaitu melanjutkan pembangunan mencapai Indonesia yang sejahtera, memperkuat pilar-pilar demokrasi, dan memperkuat dimensi keadilan. 2. Agenda I Pembangunan Nasional Jangka Menengah adalah perbaikan tata kelola pemerintahan. 3. Pembangunan yang diagendakan pemerintah adalah pembangunan yang inklusif dan berkeadilan. 4. Salah satu agenda pemerintah di bidang hukum adalah mencakup proses pembuatan undang-undang. 5. Dalam RPJM 2010-2014, Prioritas 1 Nasional adalah peningkatan mutu pendidikan.
58
Pilihan Ganda Pilihlah salah satu jawaban yang Saudara anggap paling tepat dari empat alternatif jawaban berikut. 1. RPJM Nasional 2010-2014 merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program presiden yang penyusunannya berpedoman pada a. UUD 1945 b. RPJP Nasional (2005-2025) c. RPJM I (2004-2009) d. Program kampanye presiden terpilih
2. Berikut ini tidak termasuk agenda utama pembangunan nasional jangka menengah, yaitu …. a. Penegakan pilar demokrasi b. Pemberantasan korupsi c. Swasembada pangan d. Pembangunan yang berkeadilan
3. Arah kebijakan umum pembangunan jangka menengah ditetapkan ke dalam 3 arah. Pengakuan dan penerapan hak asasi manusia, penghapusan segala macam diskriminasi dan tegaknya ketertiban umum termasuk kebijakan yang mengarah kepada …. a. memperkuat pilar-pilar demokrasi b. melanjutkan pembangunan c. menegakkan hukum d. memperbaiki tata kelola pemerintahan
4. Prioritas Nasional dalam RPJM 2010-2014 adalah seperti disebutkan di bawah ini, kecuali …. a. infrastruktur b. energi c. daerah tertinggal d. otonomi daerah
59
5. Perluasan penyediaan air bersih dan pengurangan wilayah kumuh adalah contoh tindakan yang diambil pemerintah sejalan dengan prioritas nasional yakni bidang …. a. kesehatan b. infrastruktur c. penanggulangan kemiskinan d. lingkungan hidup dan penanggulangan bencana
Pilihan Ganda Asosiasi Kerjakan soal berikut dengan pilihan alternatif jawaban sebagai berikut:
Jawablah A, bila pernyataan 1, 2, dan 3 dianggap benar.
Jawablah B, bila pernyataan 1, dan 3 dianggap benar.
Jawablah C, bila pernyataan 2, dan 4 dianggap benar.
Jawablah D, bila pernyataan 1, 2, 3, dan 4 dianggap benar.
1. Penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi diarahkan untuk tercapainya peningkatan kapasitas dan kemampuan bangsa dalam memadukan …. 1) Resource based 2) Knowledge based 3) Culture based 4) Technology based 2. Arah kebijakan umum pembangunan jangka menengah adalah …. 1) Menegakkan hukum 2) Memperkuat demokrasi 3) Menjalin hubungan diplomasi 4) Memperkuat dimensi keadilan 3. Wujud Indonesia yang demokratis adalah …. 1) Penghargaan atas HAM 2) Adanya check and balances 3) Terjaminnya kebebasan berpendapat 4) Perlindungan terhadap seluruh warga negara
60
4. Prioritas Nasional dalam RPJM 2010-2014 adalah …. 1) Penanggulangan kemiskinan 2) Penanggulangan gempa 3) Ketahanan pangan 4) Pertahanan keamanan
5. Dalam pelaksanaan RPJMN dikenal prinsip pengarusutamaan yang menjadi landasan operasional yaitu …. 1) Pengarusutamaan gender 2) Pengarusutamaan hukum 3) Pengarusutamaan pembangunan berkelanjutan 4) Pengarusutamaan kesejahteraan rakyat F. Umpan Balik / Tindak Lanjut Cocokkan hasil jawaban dengan kunci jawaban. Hitunglah jawaban Anda yang benar. Kemudian gunakan rumus untuk mengetahui tingkat pemahaman terhadap materi. Apabila Tingkat Pemahaman Saudara dalam memahami materi yang sudah dipelajari mencapai :
TP
Jumlah jawaban yang benar x 100% Jumlah keseluruhan soal
=
91 %
s.d. 100%
:
Amat Baik
81 %
s.d.
90,99 %
:
Baik
71 %
s.d.
80,99 %
:
Cukup
61 %
s.d.
70,99 %
:
Kurang
Bila Tingkat Pemahaman belum mencapai 81 % ke atas (kategori Baik), maka disarankan mengulang materi.
61
TEST SUMATIF A. Pernyataan Benar - Salah Pilihlah B bila pernyataan berikut Saudara anggap benar, dan pilihlah S bila pernyataan berikut Saudara anggap salah. 1. Sebelum adanya amandemen UUD 1945, perencanaan pembangunan nasional adalah mengacu kepada GBHN, sedangkan GBHN itu sendiri ditetapkan oleh MPR. 2. Paradigma kesejahteraan (welfare paradigm) menekankan pada upaya peningkatan pendapatan masyarakat dan distribusi pendapatan. 3. Sistem
perencanaan
pembangunan
nasional
adalah
perencanaan
pembangunan yang dilaksanakan oleh pemerintah pusat dan pemerintah daerah, sementara perencanaan pembangunan itu sendiri disusun oleh kementerian/lembaga. 4. Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Daerah ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah. 5. Rancangan awal dan rancangan akhir RPJM disusun oleh Kepala Bappenas. 6. Periode Rencana Pembangunan Jangka Menengah adalah selama 5 tahun sedangkan Rencana Pembangunan Jangka Panjang adalah selama 25 tahun. 7. Pemerintah
daerah
berkewajiban
menyusun
RPJM
Daerah
yang
menjabarkan visi, misi dan program presiden. 8. Percepatan pertumbuhan ekonomi yang diharapkan adalah exclusive growth yaitu pertumbuhan ekonomi yang mengikutsertakan sebanyak mungkin penduduk Indonesia. 9. Pertumbuhan ekonomi yang efektif mengharuskan adanya intervensi pemerintah. 10. Solusi utama untuk mengatasi kesenjangan antarpelaku usaha adalah melalui pendidikan.
62
B. Pilihan Ganda Pilihlah salah satu jawaban yang Saudara anggap paling tepat dari empat alternatif jawaban berikut. 11. Tujuan nasional sebagaimana tertulis dalam Pembukaan UUD 1945, adalah …. a. melindungi seluruh tumpah darah Indonesia b. memajukan kesejahteraan rakyat c. mencerdaskan generasi bangsa d. melaksanakan ketertiban nasional
12. Dalam perjalanan sejarahnya, pelaksanaan GBHN meliputi beberapa periode. Periode yang
ditandai dengan adanya penugasan Dewan
Perancang Nasional untuk merumuskan dokumen pembangunan nasional yang disebut Garis Besar Pola Pembangunan Nasional Semesta Berencana Tahap 1 adalah …. a. periode tahun 1945-1959 b. periode tahun 1959-1966 c. periode tahun 1966-1968 d. perioide tahun 1998-2004
13. Pelaksanaan GBHN meliputi beberapa periode. Periode yang ditandai dengan ditetapkannya Program pembangunan Nasional (PROPENAS), yaitu …. a. Periode tahun 1959-1966 b. Periode tahun 1966-1968 c. Periode 1971-1998 d. Periode 1998-2004
14. Dalam
perkembangannya,
pemerintah
pernah
paradigma pembangunan. Berikut ini yang tidak pembangunan tersebut adalah…. a. Income Paradigm b. Growth Paradigm c. Welfare Paradigm
63
menerapkan
beberapa
termasuk paradigma
d. People Centered Development Paradigm
15. Perencanaan pembangunan dilakukan dengan mengacu pada 5 pendekatan, antara lain …. a. Partisipatif, politik, dan ekonomi b. Bottom up, top down,dan horizontal c. Partisipatif, hubungan internasional, dan politik d. Politik, teknokratif, dan top down
16. Trickle down effect (efek perembesan ke bawah) pernah dilaksanakan di negara ini dan tidak berhasil, kecuali …. a. Korea Selatan b. Brazil c. Chili d. Indonesia
17. Proses manajemen atas RPJM melibatkan serangkaian kegiatan berikut, kecuali …. a. Penyusunan dan penetapan rencana b. Pengendalian dan Evaluasi pelaksanaan c. Pertanggungjawaban pelaksanaan d. Kaidah pelaksanaan
18. Setelah RPJM dibahas dalam Musrembang, RPJM tersebut harus ditetapkan paling lambat …. a. 3 bulan sejak presiden dilantik b. 3 bulan sejak presiden dilantik c. 2 bulan sejak tanggal dimulainya Musrembang d. 2 bulan sejak tanggal berakhirnya Musrembang
19. Dalam pelaksanaan rencana pembangunan, menjamin tercapainya tujuan dan sasaran pembangunan yang tertuang dalam rencana melalui kegiatankegiatan koreksi dan penyesuaian selama pelaksanaan rencana tersebut oleh pimpinan menteri/lembaga, adalah ….
64
a. pengertian pengendalian b. tujuan pengendalian c. arah pengendalian d. maksud pengendalian
20. Terwujudnya masyarakat, bangsa dan negara yang demokratis, berbudaya, bermartabat, dan menjunjung tinggi kebebasan yang bertanggung jawab serta hak asasi manusia, adalah tolak ukur kesejahteraan rakyat dilihat dari aspek …. a. Demokrasi b. Politik c. Sosial Budaya d. Keadilan 21. Berikut ini tidak termasuk kaidah pelaksanaan RPJM, adalah …. a. RPJM harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya b. Pemerintah daerah menyusun RPJM Daerah dengan memperhatikan RPJM Nasional c. Adanya penjaminan konsistensi antara RPJM dengan Renstra KL d. Pemantauan terhadap penjabaran RPJM ke dalam Renstra KL dan RPJM daerah oleh BPKP
22. Berikut ini bukan merupakan penjabaran misi pemerintah tahun 2010-2014, yaitu …. a. Melanjutkan pembangunan Indonesia yang sejahtera b. Memperkuat pilar demokrasi c. Meningkatkan kepastian hukum bagi masyarakat d. Memperkuat dimensi keadilan di semua bidang
23. Program-program yang telah dan sedang dilaksanakan pemerintah sebagai komitmen pembangunan yang inklusif dan berkeadilan adalah seperti di bawah ini, kecuali …. a. PNPM b. KUR
65
c. PKH d. PHK
24. Pelaksanaan RPJMN memegang prinsip pengarusutamaan yang menjadi landasan
operasional.
Di
bawah
ini
bukan
merupakan
pengarusutamaan yang dimaksud, yaitu …. a. Pengarusutamaan hukum b. Pengarusutamaan pembangunan berkelanjutan c. Pengarusutamaan tata pemerintahan yang baik d. Pengarusutamaan gender
25. Yang termasuk prioritas nasional dalam RPJM 2010-2014 a. Pendidikan, kesehatan, penanggulangan perang b. Reformasi birokrasi, hubungan internasional, inovasi teknologi c. Ketahanan pangan, daerah tertinggal, lingkungan hidup d. Politik, kebudayaan, infrastruktur
66
prinsip
UMPAN BALIK / TINDAK LANJUT
Cocokkan hasil jawaban dengan kunci jawaban. Hitunglah jawaban Anda yang benar. Kemudian gunakan rumus untuk mengetahui Tingkat Pemahaman terhadap materi.
Apabila Tingkat Pemahaman Saudara dalam memahami materi yang sudah dipelajari mencapai :
TP
Jumlah jawaban yang benar x 100% Jumlah keseluruhan soal
=
91 %
s.d. 100%
:
Amat Baik
81 %
s.d.
90,99 %
:
Baik
71 %
s.d.
80,99 %
:
Cukup
61 %
s.d.
70,99 %
:
Kurang
Bila Tingkat Pemahaman belum mencapai 81 % ke atas (kategori Baik), maka disarankan mengulang materi.
67
KUNCI JAWABAN FORMATIF
1. 2. 3. 4. 5.
Kegiatan Belajar 1 B-S P-G S 1. C B 2. D S 3. B S 4. A S 5. D 6. B 7. C 8. D 9. A 10. B
1. 2. 3. 4. 5.
Kegiatan Belajar 2 B-S P-G S 1. D S 2. B B 3. C B 4. C S 5. A 6. D 7. B 8. A 9. B 10. D
SUMATIF Kegiatan Belajar 1 B-S P-G 1. B 1. A 2. S 2. B 3. B 3. D 4. S 4. A 5. B 5. D 6. B 6. A 7. S 7. C 8. S 8. B 9. B 9. D 10.S 10. A 11. D 12. C 13. D 14. A 15. C
68
Kegiatan Belajar 3 B-S P-G Asosiasi 1. B 1. B 1. A 2. S 2. C 2. C 3. B 3. A 3. D 4. B 4. D 4. A 5. S 5. A 5. B
DAFTAR PUSTAKA
Achmad Kurnia dan Unggul Kusalawan R, 2004. Garis-Garis Besar Haluan Negara, Bahan Diklat Ujian Dinas Tingkat I. Jakarta: Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pegawai. Billy E. Goetz. 1949. Management Planning and Control. New York: McGraw-Hill Book Company. Henry Fayol. 1949. General and Industrial Management. New York: Pitman Publishing Corporation. Koontz, O’Donnel and Weihrich. 1984. Management. Eight Edition. McGraw-Hill, Inc. Robbins, Stephen dan Mary Coulter. 2005. Management, Eight Edition. Pearson Education Inc. T. Hani Handoko. 1990. Manajemen. Yogyakarta: BPFE. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. MPR RI, 1999. Ketetapan-Ketetapan MPR-RI Hasil Sidang Istimewa Tahun 1998. Surakarta. PT Pabelan. ----------, . Ketetapan-Ketetapan MPR-RI Sidang Istimewa Tahun 1-10 Agustus 2002. Jakarta: CV Eko Jaya. ----------, . Piagam Jakarta, UUD 1945, UUD 1945 Amandemen Pertama, Kedua, Ketiga, dan keempat. Bandung: Citra Umbara. Peraturan Presiden Nomor 07 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Tahun 2004-2009. Peraturan Presiden Nomor 05 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Tahun 2010-2014.
69