Dialog Mingguan, 10 Agustus 2015 Kepala Badan Penelitian, Pengembangan dan Inovasi
BADAN LITBANG DAN INOVASI MENJAWAB TANTANGAN TERKINI
Badan Penelitian, Pengembangan, dan Inovasi mempunyai tugas menyelenggarakan penelitian, pengembangan, dan inovasi di bidang lingkungan hidup dan kehutanan (Perpres 16 /2015)
• Mendukung Pelaksanaan Kegiatan Eselon I yang lain, • Mengembangkan IPTEK • Mendukung Pemerintah Daerah
Agar dukungan yang diberikan dapat sesuai yang dibutuhkan: 1. Pertemuan Bilateral 2. Diseminasi Hasil dengan thema yang sesuai 3. Publikasi Hasil Penelitian 4. Kegiatan Pengembangan dan Inovasi dengan melibatkan calon pengguna 5. Jejaring kerja dengan calon pengguna
Beberapa Dukungan untuk Menjawab Tantangan Terkini: 1. IPTEK untuk mitigasi dan adaptasi dampak El Nino 2. Metode Perhitungan Karbon dengan INCAS (Indonesia Carbon Accounting System) 3. Pengembangan Bioenergi dari tanaman hutan 4. Pengembangan Sutera Alam 5. Pengembangan Gaharu 6. Pengembangan Masyarakat Pelestari Hutan dengan Mikrohidro 7. Hasil Kajian Data Pemantauan Kualitas Udara, Sungai, Danau dan Limbah B3 dan Laboratorium Rujukan Nasional 8. Metode dan Pengembangan Parameter IKLH (Indeks kualitas Ling.Hidup), Indeks Pembangunan Berkelanjutan, serta Pola Produksi dan Konsumsi berkelanjutan.
1. IPTEK untuk mitigasi dan adaptasi dampak El Nino: •
Teknologi penyiapan lahan tanpa bakar yang dapat didorong untuk diterapkan pada sektor kehutanan dan perkebunan guna meminimalisir terjadinya kebakaran lahan
•
Penggunaan jenis unggul hasil litbang yang tahan kekeringan baik jenis kayu pertukangan/ penghasil pulp antara lain Akasia, Jati, dan Tembesu, maupun HHBK seperti Murbei.
•
Hasil penelitian pemetaan kerawanan kekeringan di beberapa kawasan hutan dapat diperluas untuk memetakan kerawanan kekeringan pada daerah terdampak El nino.
•
Pemantauan kualitas udara dan sumber air pada daerah rawan dampak el nino dapat dilakukan oleh Puslitbang Kualitas dan Laboratorium Lingkungan
2. Metode Perhitungan Karbon dengan INCAS (Indonesia Carbon Accounting System): • Dilaunching oleh Menteri LHK pada 27 Maret 2015 di Jakarta • INCAS merupakan sistem yang dikembangkan untuk mendukung persyaratan pelaporan emisi dari hutan, termasuk MRV untuk REDD+ yang merupakan syarat utama pelaksanaan program penurunan emisi GRK adalah tersusunnya sistem MRV (pengukuran, pelaporan dan verifikasi) yang kredibel dan transparan.
• Salah satu persyaratan mendasar dan untuk menurunkan emisi gas rumah kaca (GRK) sebesar 26% pada tahun 2020 dengan upaya sendiri dan mencapai 41% dengan bantuan internasional dari kondisi tanpa adanya rencana aksi (business as usual)
3. Pengembangan Bioenergi dari tanaman hutan: BIODIESEL: • Teknologi Pembuatan Biodiesel dari Jarak Pagar, Nyamplung, Kesambi, Kepuh, Malapari, Bintaro, dan Kemiri Sunan • Teknologi pembuatan, bioetanol, biokerosin dan biooil dari tanaman hutan
BIOMAS : • Teknologi pembuatan wood pellet dan nano carbon untuk energi (batrei mobil listrik) • Teknologi budidaya tanaman kayu energi dan jenis unggul kayu penghasil energi: Kaliandra dan AKOR
4. Pengembangan Sutera Alam: • Benih Unggul Murbei Hibrid Suli 01 yang telah dilepas oleh Menteri Kehutanan, memiliki produktifitas tinggi dan tahan keringan • Benih Unggul Ulat Sutera PS 01 yang telah dilepas oleh Menteri Kehutanan, menghasilkan bahan sutera yang lebih baik.
• Pengembangan ulat sutera dan murbei oleh Pemkot Tomohon , Ditjen BPDASPS , PT Sarongge, Perum Perhutani KPH Pati dan Temanggung
5. Pengembangan Gaharu: • Isolat 23 jamur pembentuk jenis gaharu, koleksi dari 17 provinsi di Indonesia (ujicoba pd berbagai jenis tanaman penghasil gaharu di P. Bangka, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Jawa Barat, dan Banten. • Telah terpilih 4 isolat jamur yg teruji sangat efektif dlm menginfeksi pohon penghasil gaharu (dari Jambi, Gorontalo, Sumatera Barat dan Kalimantan Barat) • Keberhasilan inokulasi di Kalimantan Barat (548 pohon) dan Jawa Barat (80 pohon) sebesar 90% s/d 100%. • Pelatihan inokulasi jamur gaharu dan inokulasi gaharu dan supporting pembentukan asosiasi-asosiasi petani gaharu
6. Pengembangan Masyarakat Pelestari Hutan dengan Mikrohidro: • Model Kelembagaan DAS dengan insentif mikrohidro • Pada Prinsipnya: Pengembangan Masyarakat untuk melestarikan hutan dengan pembangunan Mikrohidro di hilir DAS • Sinergi dengan pembiayaan pengelolaan hutan (RHL, pemberdayaan masyarakat) disertai peningkatan persepsi masyarakat terhadap hutan dan kehutanan • Penggalangan partisipasi dalam perencanaan dan pelaksanaan (masyarakat, PEMDA,Politisi)
• Telah diterapkan pada beberapa Taman Nasional
7. Hasil Kajian Data Pemantauan Kualitas Udara, Sungai, Danau dan Limbah B3 dan Laboratorium Rujukan Nasional •
Data dan informasi hasil pemantauan kualitas udara, sungai, danau dan limbah B3
•
Memberikan pelayanan laboratorium lingkungan untuk tingkat nasional, dan memberikan pembinaan laboratorium lingkungan di daerah
8. Metode dan Pengembangan Parameter IKLH (Indeks kualitas Ling.Hidup), Indeks Pembangunan Berkelanjutan, serta Pola Produksi dan Konsumsi berkelanjutan.
On going research a) Penyempurnaan metode perhitungan IKLH dan Indonesia Standard Testing Method for Environment b) Menentukan parameter Lingkungan untuk Indeks Pembangunan Berkelanjutan c) Parameter Pola Produksi dan Konsumsi Berkelanjutan d) Kajian kewilayahan smelter industri pertambangan
Terima kasih