DEWAN REDAKSI JURNAL KEPERAWATAN 'AISYIYAH (JKA) Volume 1 | Nomor 2 | Desember 2014
Pelindung : Ketua STIKes 'Aisyiyah Bandung Pelindung : Ketua STIKes Aisyiyah Bandung Penanggung Jawab : Reyni Purnama Raya, SKM., M.Epid. Ketua : Sajodin, S.Kep., M.Kes., AIFO. Sekretaris/Setting/Layout : Aef Herosandiana, S.T., M.Kom. Bendahara : Riza Garini, A.Md. Penyunting/Editor : Perla Yualita, S.Pd., M.Pd. Triana Dewi S, S.Kp., M.Kep Pemasaran dan Sirkulasi : Nandang JN., S.Kp., M.Kep.,Ns., Sp.Kep., Kom. Mitra Bestari : Dewi Irawati, MA., Ph.D. Suryani, S.Kp., MHSc., Ph.D. DR. Kusnanto, S.Kp., M.Kes. Iyus Yusep, S.Kp., M.Si., MN. Irna Nursanti, M.Kep., Sp. Mat. Erna Rochmawati, SKp., MNSc., M.Med.Ed. PhD. Mohammad Afandi, S.Kep., Ns., MAN. Alamat Redaksi: Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan 'Aisyiyah Jl. KH. Ahmad Dahlan Dalam No. 6, Bandung Telp. (022) 7305269, 7312423 - Fax. (022) 7305269 E-mail:
[email protected]
DAFTAR ISI 1. Penyedap Rasa sebagai Salah Satu Faktor yang Diduga Berkontribusi dengan Kejadian Kanker Payudara Elmi Nuryati, Rita Sari ........................................................................................................ 103-107 2. Hubungan Tingkat Pendidikan Perawat Dengan Kompetensi Perawat Melakukan Evidence Based Practice Dame Elysabeth, Gita Libranty, Siska Natalia ....................................................... 109-116 3. Evaluasi Pelatihan Penanggulangan Tuberkulosis oleh Pimpinan Wilayah 'Aisyiyah Jawa Barat: Studi Kasus di Kota Bandung, Kabupaten Bandung Barat dan Kabupaten Garut Hendra Gunawan ................................................................................................................... 117-129 4. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Komitmen Pencegahan Tersier Penyakit Hipertensi pada Masyarakat di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Metro Tahun 2014 Janu Purwono .......................................................................................................................... 131-142 5. Korelasi Perilaku Hand Hygiene dengan Kejadian Diare pada Anak Usia Sekolah di SDIT Salsabila Bekasi Timur Tahun 2012 Lisna Nuryanti ......................................................................................................................... 143-156 6. Analisis Implementasi Manajemen Strategik Uji Kompetensi Metode OSCE pada Program Studi Keperawatan Fr. Maria Susila Sumartiningsih, Yakobus Siswadi, Sedia Simbolon ........ 157-167 7. Pengaruh Kualitas Pelayanan Antenatal terhadap Kejadian BBLR di Kabupaten Indramayu The In luence of Antenatal Service Quality on Low Birth Weight Phenomena in Indramayu Minarni, Alm. Avip Saefullah, Hadi Susiarno, Insi Farisa Desy Arya ........ 169-181 8. Keberhasilan Penatalaksanaan Perdarahan Postpartum Karena Atonia Uteri dengan KBI dan KBE Pratiwi Puji Lestari ............................................................................................................... 183-189 9. Hubungan Karakteristik Lansia dengan Kemandirian Akti itas Sehari-hari di Banjar Den-Yeh Wilayah Kerja Puskesmas III Denpasar Utara Ns. I Wayan Suardana, S.Kep.M.Kep, Yopi Ariesta, Taruma Wijaya, SKM. 191-208 10. Terapi Aktivitas Olahraga untuk Mengatasi Fatigue selama Menjalani Kemoterapi Popy Siti Aisyah, Yanti Hermayanti, Hana Rismadewi Agustina ................ 209-216
JKA. 2014;1(2): 169-181
ARTIKEL PENELITIAN
PENGARUH KUALITAS PELAYANAN ANTENATAL TERHADAP KEJADIAN BBLR DI KABUPATEN INDRAMAYU Minarni (Alm.) Avip Saefullah, Hadi Susiarno, Insi Farisa Desy Arya* ABSTRAK Berat Badan Lahir Rendah merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap kematian neonatal. Angka Kematian Neonatus di Kabupaten Indamayu tertinggi kedua seJawa Barat, dengan penyebab utama BBLR. Sampai saat ini program penanganan BBLR sudah banyak dilakukan, bahkan cakupan K1, K4, pertolongan persalinan, Kunjungan Neonatus melebihi target. Namun hasilnya belum memuaskan. Hal ini perlu ditekankan bukan hanya pencapain kuantitas pelayanan tetapi kualitaspun harus diperhatikan, salah satunya kualitas pelayanan antenatal sebagai tindakan preventif. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh kualitas pelayanan antenatal terhadap kejadian BBLR dengan pendekatan teori Servqual (Parasuraman, Zeithaml, dan Berry; 1988). Penelitian ini menggunakan desain kasus kontrol, menggunakan data primer dan sekunder dari data Puskesmas. Populasi penelitian ibu yang memiliki bayi periode waktu Januari–September 2014. Pengambilan sampel dilakukan dengan kluster sampling. Analisis univariat, dimana faktor usia dilakukan matching. Analisis bivariat dengan uji chi square/uji Fisher Exact; sedangkan analisis multivariat dengan uji regresi logistik. Hasil penelitian menunjukan bahwa semua variabel perancu berpengaruh terhadap kejadian BBLR, kecuali faktor usia. Dan variabel pendidikan, pekerjaan, frekeunsi ANC memiliki p=0,004 (p<0,05), paritas p= 0,001 serta K1 nilai p= 0,002. Hasil uji bivariat yang berpengaruh adalah dimensi keandalan (X2) nilai p = 0,013 (OR= 0,211), dimensi ketanggapan (X3) nilai p= 0,0001 (OR= 0,043), dimensi jaminan (X4) nilai p= 0,0001 (OR=2,538), dan dimensi kesepahaman (X5) nilai p=0,0001 (OR 2,622). Hasil uji regresi logitik dimensi jaminan yang paling bermakna p=0,0001 (P<0,05). Saran agar petugas kesehatan meningkatkan kemampuan/keterampilan dalam Komunikasi, Informasi, Edukasi (KIE) kesehatan, menekankan pentingnya pelayanan antenatal yang cepat, tanggap, sabar dan penuh keramahan, serta perhatian/peduli pada ibu hamil. Ibu hamil diharapkan segera melakukan pelayanan antenatal seawal mungkin dan teratur. Terakhir perlu pengawasan dan pembinaan dari dinas terkait dalam menjamin kualitas pelayanan antenatal. Kata kunci: Kualitas Pelayanan (Servqual), Pelayanan Antenatal, BBLR.
ABSTRACT Low birth weight (LBW) is a phenomena which affects neonatal mortality. Neonatal mortality in Indramayu is the second highest in West Java, in which the main factor is LBR. Many attempts were made to address this issue. However, the results were not as expected yet. Thus, there should be emphasis on preventive efforts during the pregnancy through high-quality antenatal service by using servqual theory approach (Parasuraman, Zeithaml and Berry;1988). This study aims to investigate the in luence of antenatal service quality on LBR phenomena. This study employed control case design by using primary and secondary data from Puskesmas. The population of this study was women who have infants within January – September 2014. Samples were taken by using cluster sampling. Bivariate analysis with chi square/Fisher Exact test and multivariate analysis with logistic regression test were used to analyze the obtained data. The results showed that
169
170
Jurnal Keperawatan ‘Aisyiyah
counfounding variable that did not affect LBW phenomena was age (20 - >35 years old), while factors that affected LBW were educational background, occupation, parity, ANC and K1 frequency with p <0,05. Independent variables that affected LBW were dimension of reliability (X2) with p=0,0001 (OR=0,043), dimension of responsiveness (X3) with p=0,0001 (OR=0,043), dimension of assurance (X4) with p=0,0001 (OR=2,538), and dimension of understanding (X5) with p=0,0001 (OR=2,622). Through multivariate analysis, it was found that variable that highly affected LBR was inadequate dimension of guarantee (X4) with p=0,0001 (p<0,05). It is recommended that health workers improve their skills in giving medical communication, information and education (CIE), and focus on fast, responsive, patient, attentive and hospitable antenatal service. Pregnant women are expected to do antenatal service as early and regular as possible. Supervision and guidance are also needed in assuring the quality of antenatal service. Keywords: Antenatal Service, Low Birth Weight, Service Quality (Servqual)
*Program Magister, Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat, Universitas Padjadjaran
PENDAHULUAN
dan kematian bayi sebesar 4650,4 namun data
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS)
tersebut masih jauh dari target MPS.5 Data
tahun
angka
tersebut menunjukan Program Kesehatan Ibu
kematian bayi (AKB) mengalami penuruan
dan Anak (KIA) di Jawa Barat belum berhasil.
walaupun
signi ikan.1Munculnya
Hal ini terlihat dari data AKB tahun 2012
fenomena masih tingginya angka kematian
sebesar 30/1000 KH, lebih tinggi dari data
bayi di daerah, mendorong Pemerintah
tingkat nasional sebesar 19/1000 KH.
mengeluarkan kebijakan strategi Making
Pregnancy Safer (MPS). Strategi tersebut
satu wilayah AKB tertinggi di Jawa Barat. Data
dilaksanakan oleh pemerintah pusat, provinsi,
AKB di Kabupaten Indramayu meningkat dari
kabupaten/kota, dengan target penurunan
tahun 2012 (438 kasus), dan terus mengalami
angka kematian bayi menjadi 15/1000 KH.
peningkatan pada tahun 2013 (441 kasus),
Di Indonesia, Provinsi dengan Angka
serta meningkat setiap bulan di tahun 2014.4
Kematian Bayi tertinggi yaitu Provinsi Jawa
Dengan penyebab utama Berat Badan Lahir
Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera
Rendah (BBLR) sejumlah 97 (27,7%).6 Secara
Utara, dan Sulawesi Selatan. Dan di Jawa
teoritis
Barat sendiri, AKB tertinggi berada di
diantisipasi selama proses kehamilan. Hal
Kabupaten Cirebon, Kabupaten Indramayu,
tersebut menunjukan bahwa program KIA di
Kabupaten Bandung, Karawang, dan Bogor.
Indramayu khususnya belum berhasil.
1971-2010, tidak
menunjukan
Secara empiris, tahun 2012 AKB di Jawa
Kabupaten Indramayu merupakan salah
BBLR
mampu
dideteksi
dan
Ketidakberhasilan program KIA, diduga
Barat cenderung mengalami penurunan,
berhubungan dengan faktor quality of care
dengan data kematian neonatus sebesar 3624
dan faktor quality of service (management
JKA | Volume 1 | Nomor 2 | Desember 2014
Pengaruh Kualitas Pelayanan Antenatal Terhadap Kejadian BBLR di Kabupaten Indramayu
171
support system),8 yang berdampak terhadap
persalinan (93,42%), KN (99,53%) melebihi
kualitas pelayanan KIA, terutama ditingkat
target yang ditetapkan. Namun demikian,
pelayanan primer yaitu Puskesmas. Kualitas
kejadian AKN tetap tinggi dan angkanya terus
pelayanan
naik sampai tahun 2014 dengan penyebab
KIA
pemantauan
dilihat
dari
indikator
pelayanan
KIA
meliputi
utama
BBLR
sesuai
yang
dijelaskan
pelayanan Pemeriksaan pertama kehamilan
sebelumnya.
(K1), frekeunsi ANC minimal 4 kali (K4),
pertolongan
persalinan
bayi akibat BBLR di Indramayu diduga adanya
kesehatan,
penjaringan
kehamilan,
serta
oleh
pelayanan
tenaga
Fenomena peningkatan kejadian kematian
komplikasi
kesenjangan
kunjungan
(kuantitas
pencapaian pelayanan)
cakupan/target dengan
kualitas
neonatus (KN).
pelayanan, dengan asumsi bahwa tenaga
kesehatan
Data SDKI menunjukan cakupan kunjungan
lebih
berorientasi
terhadap
kehamilan pertama (K1) di Jawa Barat 95%,
pencapaian target, tanpa diimbangi dengan
tetapi mayoritas Ibu hamil melakukan K1
kualitas pelayanan. Asumsi ini sesuai dengan
pada trimester kedua (usia kehamilan > 4
data ringkasan kajian KIA di Indonesia yang
bulan) sebanyak 80%, hanya 3% yang
menunjukan bahwa hanya 20% ibu hamil
5
melakukan K1 tepat waktu. Indikator lain
yang mendapatkan intervesi lengkap ANC,
dari kualitas pelayanan KIA adalah data
sekitar 38% mendapatkan TT lengkap selama
pencapaian K4 dan pertolongan persalinan. Di
kehamilan, dan hanya 31% pelayanan
Jawa Barat K4 melampaui target (95,2%),
antenatal tepat waktu.12 Rendahnya kualitas
tetapi data pertolongan persalinan oleh
pelayanan asuhan antenatal tersebut sesuai
tenaga kesehatan hanya 86,9%. Ilustrasi data
dengan hasil Studi yang mengungkapkan
tersebut menunjukan adanya kesenjangan
buruknya
8,3%, yang berarti ada 8-9 dalam 100 orang
sebagai faktor penyebab 60% kematian ibu
ibu hamil yang memeriksakan kehamilan ke
dan anak.
tenaga kesehatan secara rutin sampai K4,
tetap memilih pertolongan persalinan di
mengeluarkan kebijakan yaitu Program
tenaga non kesehatan. Dan data KN di Jawa
EMAS (Expanding Maternal and Neonatal
Barat mencapai 93,92% di atas angka nasional
Survival)3 yaitu suatu program percepatan
sebesar 93,34%.
penurunaan AKI dan AKB. Dimana program
Begitu pula data di Kabupaten Indramayu
ini lebih ditekankan pada tindakan kuratif
pada tahun 2012 tidak jauh berbeda dengan
dan rehabilitatif, yang dilakukan secara
data di Jawa Barat. Data Kunjungan ibu hamil
menyeluruh
pertama/K1 (88%), dimana kunjungan tepat
kegawatdaruratan
waktu hanya 30%. Frekeunsi pemeriksaan
ditingkat pelayanan primer dan pelaksanaan
kehamilan/K4
rujukan ke fasilitas pelayanan kesehatan
(93,4%),
pertolongan
kualitas
pelayanan
antenatal
Dalam hal ini, Pemerintah kembali
melalui obstetri
penanganan neonatologi
JKA | Volume 1 | Nomor 2 | Desember 2014
172
Jurnal Keperawatan ‘Aisyiyah
yang lebih tinggi. Dalam rangka mengatasi
Puskesmas di wilayah Barat, 4 Puskesmas di
tingginya kejadian BBLR yang berdampak
wilayah Kota, dan 4 Puskesmas di wilayah
terhadap kematian neoantus, diperlukan
Timur),
penanganan
Penanganan
desa/kelurahan. Data yang digunakan dalam
holistik bukan hanya kuratif dan rehabilitatif,
penelitian adalah data primer dan data
tetapi perlu penanganan promotif dan
sekunder. Data primer berupa kuesioner,
preventif
dan
sedangkan data sekunder diambil dari data
berkesinambungan, salah satunya pelayanan
Puskesmas yaitu data persalinan, khohort ibu
antenatal berkualitas.
serta PWS KIA.
yang
secara
holistik.
seimbang
Tujuan penelitian untuk mencari pengaruh
kualitas
pelayanan
antenatal
(sevqual)
tiap
Puskesmas
diambil
3-5
Pendekatan yang digunakan sesuai konsep
teori
kualitas
pelayanan
(SERVQUAL)
terhadap kejadian BBLR.14 Dimana hasilnya
berdasarkan teori Parasuraman, Zeithml, and
digunakan sebagai bahan kajian dalam
Berry, 1988.14 Dimana kualitas pelayanan
pengambilan keputusan yang menyangkut
antenatal
kebijakan
Keberwujudan
mengenai
peningkatan
mutu
ditinjua
dari
(X1),
dimensi
Keandalan
Ketanggapan
Kesehatan dalam memberikan pelayanan
Kesepahaman (X5). Variabel yang diteliti yaitu
antenatal,
kelainan/komplikasi
variabel independent (X) adalah kualitas
kehamilan akan lebih cepat teridenti ikasi dan
pelayanan antenatal dengan menggunakan
mendapat intervensi sesegera mungkin.
data skala likert, variabel dependent (Y) adalah
kejadian
Jaminan
(X2),
pelayanan KIA, serta bahan evaluasi bagi SDM sehingga
(X3),
lima
BBLR,
(X4)
dan
dan
variabel
METODOLOGI
confounding adalah karakteristik ibu (usia,
Penelitian ini merupakan penelitian analitik
pendidikan,
observasional dengan menggunakan desain
Perawatan kehamilan (K1, dan K4).
kasus kontrol. Penelitian dilakukan di
Puskesmas Kabupaten Indramayu. Populasi
analisis
penelitian ini semua ibu yang memiliki bayi
multivariat.16,17 Analisis bivariat dengan
pada periode waktu bulan Januari s/d
menggunakan uji chi square dan jika tidak
September 2014, serta memenuhi kriteria
memenuhi syarat dengan uji isher exact.
inkusi dan eksklusi. Penentuan jumlah sampel
Analisis multivariat dengan uji regresi
didapatkan hasil 1: 1 (Lemeshow; 1990)15
logistik dimana variabel dependent berupa
yaitu 60 sampel sebagai kasus (ibu bayi BBLR)
data kategori dan variabel independent
dan 60 sampel sebagai kontrol (ibu bayi
berupa skala likert yang harus dirubah
BBLN), serta dilakukan proses matching dari
terlebih dahulu menjadi data interval dengan
usia responden. Pengambilan sampel dengan
menggunakan method sussesive interval
kluster sampling didapatkan 12 Puskesmas (4
(MSI).
JKA | Volume 1 | Nomor 2 | Desember 2014
pekerjaan,
paritas)
serta
Analisis data yang digunakan adalah univariat,
bivariat
dan
Pengaruh Kualitas Pelayanan Antenatal Terhadap Kejadian BBLR di Kabupaten Indramayu
HASIL
(mean=3,512),dan
Dimensi kualitas pelayanan antenatal ditinjau
(mean= 3,406). Dimensi kualitas pelayanana
dari tanggapan jawaban responden bahwa
antenatal yang bernilai cukup adalah dimensi
yang memiliki nilai baik adalah dimensi
kesepahaman dan dimensi jaminan (mean=
keberwujudan
3,39).18 (dapat dilihat di tabel.1)
(mean=3,524),
keandalan
dimensi
173
ketanggapan
Tabel 1. Data Distribusi Frekuensi Dimensi Kualitas Pelayanan Antenatal
Indiktor Dimensi Kualitas Pelayanan Antenatal Dimensi keberwujudan Lokasi pelayanan Media komunikasi Alat alat medis Prosedur administrasi Penampilan petugas Gabungan Dimensi Keandalan Kecepatan pelayanan Urutan nomor pelayanan Waktu pelayanan Ketepatan kehadiran petugas Ketepatan diagnosa Gabungan Dimensi Ketanggapan Kemampuan petugas Kesabarab petugas Kenyamanan ibu hamil Ketelatenan petugas Ketanggapan terhadap penyulit Gabungan Dimensi Jaminan Pengetahuan petugas Keramahan petugas Jaminan pelayanan Kemampuan penyuluhan Mampu memberikan solusi Gabungan Dimensi Kesepahaman Pelayanan yang sama Pemberian informasi Perhatian petugas Memahami ibu hamil Menghargai ibu hamil Gabungan
Skor jawaban responden 1 2 3 4 5 5 28 64 23 1 25 80 14 2 5 48 61 4 2 4 28 73 13 2 27 71 20
Total skor 467 307 420 451 469
Rata-rata 3.89 2,56 3,5 3,76 3.91 17.62/5 = 3,524 3,24 3,7 3,6 3,35
2
22 2 4 18
48 37 44 52
41 66 64 40
7 13 8 10
389 444 436 402
2
7
31
69
11
440
2 3 2
8 9 11 14 11
50 59 60 50 48
49 43 44 51 49
11 6 5 5 10
419 400 403 407 414
3.67 17,56/5 = 3,512 3,50 3,33 3,36 3,39 3.45
2 2 5
11 9 11 21 6
48 62 57 43 52
49 39 45 45 54
10 8 7 6 8
414 402 408 386 424
17.03/5 = 3,406 3,45 3,35 3,4 3,22 3.53
2 3 1
6 18 11 7 8
56 39 62 56 60
48 53 40 55 43
8 7 6 2 9
406 403 339 412 413
16,95/5 = 3,39 3.38 3,36 3,33 3,43 3.44 16,94/5 = 3,39
JKA | Volume 1 | Nomor 2 | Desember 2014
174
Jurnal Keperawatan ‘Aisyiyah
Tabel 2. Pengaruh Karakteristik Subjek Penelitian (Usia saat hamil, Pendidikan, Pekerjaan, Paritas), Frekuensi ANC dan Kunjungan pertama pemeriksaan kehamilan (K1) dengan Kejadian BBLR
No
Karakteristik Responden
1 2 3 4 5 6
Umur 20 - < 30 tahun >30 – 35 tahun Pendidikan Tamat SD/SMP Tamat SMA/PT Pekerjaan Tidak bekerja Bekerja Paritas 1-3 anak =4 anak ANC < 4 kali =4 kali K1 0-3 bulan >3 bulan
Kejadian BBLR Kasus Kontrol N N 37 37 23 23 45 28 15 32 43 24 17 36 38 54 22 6 12 2 48 58 37 52 23 8
P Value
OR (CI 95%)
1.000 0.004 0.004 0.001 0.004 0.002
1.00 (0.479 – 2.088) 3.429 (1.582 – 7.433) 3.794 (1.769 – 8.137) 0.192 (0.071 – 0.518) 7.250 (1.546 – 33.989) 0.247 (0.100 – 0.614)
Tabel 3. Pengaruh Dimensi Kualitas Pelayanan Antenatal terhadap BBLR
No
1 2 3 4 5
Dimensi kualitas pelayanan antenatal Keberwujudan Kurang memadai (<3) Memadai (>3) Keandalan Kurang memadai (<3) Memadai (>3) Ketanggapan Kurang memadai (<3) Memadai (>3) Jaminan Kurang memadai (<3) Memadai (>3) Kesepahaman Kurang memadai (<3) Memadai (>3)
JKA | Volume 1 | Nomor 2 | Desember 2014
Kejadian BBLR Kasus Kontrol N (60) N (60) 2 0 58 60 12 3 48 57 17 1 43 59 21 0 39 60 23 0 37 60
P Value
OR (CI 95%)
0.495 0.013 0.0001 0.0001 0.0001
2.034 (1.693 - 2.444) 0.211 (0.056 – 0.790) 0.043 (0.005 – 0.335) 2.538 (1.988 – 3.241) 2.622 (2.035 – 3.378)
175
Pengaruh Kualitas Pelayanan Antenatal Terhadap Kejadian BBLR di Kabupaten Indramayu
Dari keenam karakteristik responden
dimensi tangible (keberwujudan) yang tidak
(variabel luar), hanya karakterisik responden
memiliki pengaruh yang bermakna terhadap
berdasarkan usia yang tidak memiliki nilai
kejadian BBLR dengan nilai p= 0,495 (p<0,05),
yang bermakna dengan hasil p value 1.000 (p<
sedangkan dimensi lainnya memiliki p < 0,05.
0.05),
dilakukan
Dan Kualitas pelayanan antenatal berpengaruh
Sedangkan
sangat signi ikan terhadap kejadian BBLR
berdasarkan
dengan nilai p=0,0001 (p<0,05); OR=2,395
dimana
faktor
usia
perpadanan
(matching).
karakteristik
repsonden
pendidikan, pekerjaan, paritas, frekuensi
(dapat dilihat pada tabel 4).
pemeriksaan kehamilan (K4) serta kunjungan
pertama
(K1)
multivariat menunjukan dimensi jaminan (X4)
bermakna
dengan nilai p = 0,0001 (p< 0,05) merupakan
terhadap kejadian BBLR dengan nilai p< 0.05.
dimensi kualitas pelayanan antenatal yang
(dapat dilihat pada tabel 2).
paling besar/kuat pengaruhnya terhadap
kejadian BBLR.
pemeriksaan
menunjukan
kehamilan
pengaruh
yang
Berdasarkan tabel 3 dapat diamati hanya
Tabel 5 menunjukan bahwa hasil analisis
Tabel 4. Pengaruh Kualitas Pelayanan Antenatal terhadap Kejadian BBLR
No
1 2
Kualitas Pelayanan Antenatal
Kejadian BBLR P Value Kasus Kontrol N (60) % N(60) % Kurang memadai (<3) 17 28,3 0 0 Memadai (>3) 43 71,6 60 100 0.0001
OR (CI 95%)
2.395 (1.907 - 2.009)
Tabel 5. Hasil Uji Regresi Logistik
Dimensi Kualitas
95,0% C.I.for EXP(B) B S.E. Wald df Sig. Exp(B) Lower Upper X4 3.990 1.131 12.451 1 .000 54.080 5.894 496.183 X5 1.517 .718 4.461 1 .035 4.560 1.116 18.644 Constant -20.054 3.895 26.505 1 .000 .000
Step 1a
Variable(s) entered on step 1: X4, X5.
PEMBAHASAN Karakteristik
karakteristik responden berdasarkan usia responden
terhadap
kejadian BBLR Hasil
uji
statistik
(>20 - < 35 tahun). Secara teori bahwa Kehamilan yang tidak berisiko adalah
menunjukan
semua
kehamilan pada umur 20 sampai dengan 34
karakteristik responden memiliki pengaruh
tahun. Pada umur tersebut ibu berada pada
yang bermakna (pengaruh positif) terhadap
status reproduksi yang sehat dan aman.19
kejadian BBLR dengan nilai P<0,05, kecuali
Kehamilan
usia
<
20
tahun
dapat
JKA | Volume 1 | Nomor 2 | Desember 2014
176
Jurnal Keperawatan ‘Aisyiyah
menimbulkan banyak permasalahan karena
BBLR dengan nilai p= 0,001 (OR= 0,192). Hal
bisa mempengaruhi organ tubuh seperti
tersebut sesuai dengan penelitian So ie R
rahim, bayi prematur bahkan terjadi BBLR.
Krisnadi (2009) bahwa persalinan BBLR lebih
Hal ini disebabkan karena wanita yang hamil
sering terjadi pada kehamilan pertama
muda belum bisa memberikan suplay
(primigravida), kejadiannya akan berkurang
makanan dengan baik untuk janin didalam
dengan meningkatnya jumlah paritas yang
rahimnya. Begitu pula wanita usia > 35 tahun
cukup
juga meningkatkan risiko untuk mengalami
keempat.21 Tetapi secara teoritis bahwa
persalinan prematur yang erat kaitannya
kehamilan ≥ 4 kali merupakan kehamilan
dengan kejadian BBLR
berisiko yang berdampak terhadap kesakitan,
kematian ibu dan anak serta gangguan
Pendidikan responden merupakan salah
satu
faktor
yang
berpengaruh
secara
bulan
sampai
dengan
paritas
pertumbuhan janin.
bermakna terhadap kejadian BBLR dengan
nilai p = 0,004 (OR = 3,429). Ibu yang
kehamilan pertama (primigravida) lebih
berpendidikan tinggi lebih memahami dan
berisiko terhadap kejadian BBLR. Kehamilan
lebih
pertama mengindikasikan ibu hamil belum
peduli
terhadap
kehamilannya
Hasil
penelitian
menunjukan
dibanding dengan ibu yang pendidikannya
memahami
rendah. Pada umumnya wanita yang tidak
kehamilan, dimana dibutuhkan informasi
bependidikan/pendidikan
sulit
tentang perawatan kehamilan yang benar dan
mengambil keputusan, termasuk menyangkut
adequat terutama dari petugas kesehatan
kesehatan dan keselamatan dirinya.
yang memeriksa kehamilannya.
rendah
Pekerjaan berpengaruh terhadap kejadian
benar
tentang
bahwa
perawatan
Frekuensi ANC <4 kali berpengaruh
BBLR dengan p = 0,004 (OR = 3,794). Hal ini
terhadap kejadian BBLR dengan p=0,004
diindikasikan
(OR=7,250). Data tersebut sesuai dengan
ibu
bekerja
mampu
meningkatkan pendapatan keluarga secara inansial untuk kesejahteraan keluarga, selain
kebijakan
program
pemerintah
bahwa
kunjungan antenatal sebaiknya paling sedikit
itu juga keluarga tersebut mudah mengakses
4 kali selama kehamilan.
informasi baik dari rekan kerjanya atau
jejaringan akses informasi yg lain untuk
yaitu
memperoleh informasi lebih luas dan
dilakukan oleh tenaga kesehatan untuk ibu
memungkinkan keterjangkauan pelayanan
selama
kesehatan lebih optimal, sehingga ibu lebih
dengan standar pelayanan asuhan antental
mengerti dan memahami tentang pentingnya
yang
perawatan kehamilan untuk kesehatan dirinya
pelayanan kebidanan (SPK),22 yaitu meliputi
dan janin yang dikandungnya.
7 T mencakup (1) Timbang berat badan dan
ukur tinggi badan, (2) Ukur tekanan darah, (3)
Paritas 1-3 berpengaruh terhadap kejadian
JKA | Volume 1 | Nomor 2 | Desember 2014
Secara umum pemeriksaan kehamilan sebagai
asuhan
kehamilannya, telah
ditetapkan
kesehatan dilakukan dalam
yang sesuai
standar
177
Pengaruh Kualitas Pelayanan Antenatal Terhadap Kejadian BBLR di Kabupaten Indramayu
Ukur tinggi fundus uteri, (4) pemberian
dimensi tersebut lebih dititik beratkan pada
imunisasi TT (Tetanus Toxoid) lengkap, (5)
kemampuan SDM kesehatan sebagai pelaku
pemberian tablet zat besi, minimal 90 tablet
dalam menerapkan dimensi keberwujudan
selama kehamilan (6) tes terhadap penyakit
dalam mencapai kualitas pelayanan antenatal.
menular, (7) temu wicara/konseling termasuk
dalam
rujukan.9
36 bahwa setiap orang yang mengabdikan diri
Pemeriksaan kehamilan > 4 kali selama
dalam bidang kesehatan serta memiliki
kehamilan
pengetahuan/keterampilan
rangka
persiapan
memungkinkan
faktor
risiko
SDM kesehatan menurut UU kesehatan no.
kehamilan diketahui lebih dini dan lebih cepat
pendidikan
mendapatkan intervensi.
kewenangannya. Petugas kesehatan yang
Kunjungan
pertama
pemeriksaan
dibidang
melalui
diberi
kewenangan
kehamilan (K1) terhadap kejadian BBLR
mampu/kompeten
didapatkan
kesehatan.
p=0,002
(OR=0,247).
K1
kesehatan
dianggap
melakukan
Kompetensi
sesuai
pelayanan
pada
dasarnya
hendaknya dimulai sedini mungkin, yaitu
memiliki 3 domain yaitu aspek kognitif,
segera setelah tidak mengalami haid selama
afektif, dan psikomotor.24 Dan 3 aspek
dua
ini
tersebut
dimaksudkan untuk memantau pertumbuhan
terhadap
dan perkembangan janin, sehingga deteksi
melakukan peran dan tugasnya.
dini terhadap risiko tinggi dapat segera
diketahui (DepKes; 1993).
ketanggapan, jaminan dan kesepahaman
bulan
berturut-turut.23
Hal
secara
simultan
kemampuan
berpengaruh
petugas
dalam
Berdasarkan uji statistik bahwa dimensi
memilki pengaruh yang sangkat signi ikan Pengaruh Dimensi Kualitas Pelayanan
(p=0,0001) terhadap kejadian BBLR. Dimana
Antenatal
Keandalan,
dimensi tersebut menekankan eksplorasi
Kesepahaman)
aspek afektif SDM kesehatan yaitu kecepatan
(Keberwujudan,
Ketanggapan,
Jaminan,
terhadap Kejadian BBLR.
pelayanan,
membina
Dimensi keberwujudan secara statsistik tidak
kemampuan
memberikan
berpengaruh terhadap kejadian BBLR, hal
keramahan, kepedulian/perhatian kepada
tersebut mengindikasikan bahwa walaupaun
pelanggan (ibu hamil). Hal tersebut akan
sarana
memadai,
terwujud jika petugas kesehatan memberikan
prosedur administrasi pelayanan antenatal
pelayanan yang cepat, tepat waktu, tanggap,
baik, penampilan isik petugas memadai, dan
ramah, dan peduli kepada ibu hamil. Dari
lokasi
perhatian/kepedulian
prasarana
pelayanan
kesehatan
yang
relatif
mudah
akan
kepercayaan, informasi,
menimbulkan
terjangkau bukan merupakan ukuran mutlak
kepercayaan (trust) ibu hamil terhadap
bahwa kualitas pelayanan antenatal itu
petugas kesehatan, dengan ibu hamil mampu
berkualitas, karena justru dimensi keempat
mengungkapkan permasalahan yang dialami
lainnya memegang peranan, dimana keempat
terkait kehamilannya. Sehingga pelayanaan
JKA | Volume 1 | Nomor 2 | Desember 2014
178
Jurnal Keperawatan ‘Aisyiyah
antenatal yang diberikan sesuai dengan
keseimbangan
antara
kognitif,
kebutuhan ibu hamil, yang pada akhirnya ibu
(sikap/perilaku)
hamil mampu mengaplikasikan perawatan
(keterampilan). Hal tersebut sesuai teori (W
kehamilan yang baik dan benar yang didapat
Edward Deming ) bahwa managemen
dari pelayanan antenatal tersebut.
pelayanan menekankan pada manusia, yang
Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian
mana mengembangkan SDM adalah alat
bahwa paritas 1-3 memiliki pengaruh sangat
terbaik untuk mencapai dan memperbaiki
signi ikan (p=0,0001) terhadap kejadian
mutu produk/layanan.
dan
afektif
psikomotor
BBLR. serta sejalan dengan teori (So ie R Kisnadi) bahwa BBLR lebih sering terjadi pada
KESIMPULAN DAN SARAN
primigravida. Hal tersebut mengindikasikan
Kualitas pelayanan antenatal diukur melalui
bahwa
merupakan
lima dimensi (servqual). Dari kelima dimensi
pengalaman baru bagi ibu hamil, dimana
tersebut hanya dimensi keberwujudan yang
sangat membutuhkan informasi yang benar
memadai, sedangkan keempat dimensi yang
dan akurat tentang perawatan kehamilan yang
lain (keandalan, ketanggapan, jaminan dan
baik dan benar. Hal tersebut berdampak
kesepahaman) kurang memadai, terutama
terhadap kemampuan ibu hamil dalam
dimensi jaminan. Keempat dimensi tersebut
merawat kehamilannya, serta kemampuan
lebih dititikberatkan pada peran SDM
mengambil keputusan berkaitan dengan
kesehatan sebagai pelaksana pelayanan
kehamilannya.
antenatal. Dari keempat dimensi tersebut
kehamilan
pertama
Kualitas pelayanan menekankan proses
yang perlu ditekankan adalah kecepatan
penyampaian jasa, hal tersebut diperlukan
pelayanan, ketepatan kehadiran petugas,
komunikasi yang efektif antara petugas
pelayanan yang tanggap, kesabaran dan
kesehatan dengan ibu hamil. Informasi
keramahan petugas serta kepedulian terhadap
tentang kehamilan penting bagi ibu hamil agar
masalah yang dihadapi ibu hamil. Pelayanan
memiliki pengetahuan, kesadaran, sikap dan
tersebut bisa meningkatkan kepercayaan/
perilaku yang sehat dan bertanggung jawab
trust dan keyakinan terhadap petugas, dengan
terhadap kehamilannya melalui tindakan
pelayanan yang diberikan sesuai kebutuhan
promosi kesehatan, pelaksanaan komunikasi,
ibu hamil. Dan pada akhirnya ibu hamil
informasi dan edukasi (KIE) kesehatan,
mampu
konseling, serta pelayanan yang lainnya.
kehamilan yang baik dan benar sesuai anjuran
petugas saat pemeriksaan kehamilan sebagai
Hal tersebut sesuai dengan penelitian
mengaplikasikan
perawatan
Ronald Hutapean bahwa secara keseluruhan
tindakan preventif terhadap kejadian BBLR.
kompetensi
bidan
memadai.24
tetapi
Tindakan preventif terhadap kejadian BBLR
kompetensi bidan bukan hanya aspek kognitif
lebih ditekankan pada pelayanan antenatal
(pengetahuan berpikir), diharapkan ada
yang
JKA | Volume 1 | Nomor 2 | Desember 2014
berkualitas,
dengan
pemeriksaan
Pengaruh Kualitas Pelayanan Antenatal Terhadap Kejadian BBLR di Kabupaten Indramayu
179
kehamilan sejak dini dan teratur. Hal tersebut
MPS di Indonesia 2001– 2010. Jakarta:
perlu peran SDM Kesehatan sebagai pelaku
Departemen Kesehatan RI. 2001
pemberi pelayanan dalam meningkatkan
Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu. Pro il
kemampuan KIE (Komunikasi, Edukasi, dan
Kesehatan Kabupaten Indramayu tahun
Informasi),
memberikan
2012. Diunduh dari www. Pro il Dinkes
pelayanan yang cepat, tanggap, sabar, ramah
Kabupaten Indramayu. Diakses tanggal 2
dan memiliki kepedulian. Hal tersebut perlu
Desember 2013
serta
mampu
Pengawasan dan Pembinaan dinas terkait
Dinas Kesehatan Provinsi Jabar. Pro il
untuk meningkatkan mutu pelayanan KIA,
Kesehatan Jawa Barat tahun 2012. Diunduh
terutama
dari www. DinKes Jabar. Diakses tanggal 2
pelayanan
antenatal
sebagai
tindakan preventif terhadap kejadian BBLR.
Desember 2013 Dorothea Wahyu Ariani. Managemen Kualitas;
UCAPAN TERIMAKASIH
Pendekatan sisi Kualitatif: Jakarta: Ghalia
Pada Kesempatan ini penulis sampaikan rasa
Indonesia; 2001
hormat dan ucapan terimakasih yang sebesar-
Dyah Kunthi Nugrahaeni, Novie Elvianty
besarnya kepada Yayasan Widya Utama
Mauliku. Editor Suhat. Metode Penelitian
Indramayu, Pemerintah Daerah Kabupaten
Kesehatan. Bandung: Stikes A. Yani Press;
Indramayu, Universitas Padjadjaran, Dr. Elsa
2011
Pudji Setiawati, dr., MM dan Dr. Vita M.T, dr.,
Eny Kusmiarni. Kesehatan Reproduksi Remaja
SpOG., M.Kes., SH., AIFO, serta pihak yang
dan Wanita. Penerbit Salemba Medika.
tidak
Jakarta; 2011
dapat
disebutkan
satu
persatu
membantu pelaksanaan penelitian ini.
Fandi Tjiptono, Gregorius Chandra. Service, Quality & Satisfaction. Edisi ketiga: Yogyakarta: Penerbit Andi; 2011
DAFTAR PUSTAKA Badan Pusat Statistik. Data kematian bayi
Fandy Tjiptono. Prinsip-prinsip Total Quality
tahun 1971-2010. Diunnduh dari www.
Service (TQS). Penerbit Andi Yogyakarta.
BPS.com. Diakses tanggal 3 Januari 2014.
Yogyakarta; 2011
Coltri Sistriarani. Faktor Maternal dan Kualitas Pelayanan Antenatal yang berisiko terhadap
Furqon. Statistik Terapan untuk Penelitian. Al habeta. Bandung; 2004
kejadian BBLR di RSUD Banyumas tahun
Heni Djuhaeni dan Sharon Gondrodiputro.
2008. Universitas Dipenogoro. Semarang;
Ilmu Ekonomi Kesehatan Suatu Pengantar.
2011
Program
Departemen
Kesehatan
RI.
Pedoman
Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak (PWS-KIA): Jakarta; 1995 Departemen Kesehatan RI. Rencana Strategis
Pasca
Sarjana
Fakultas
Kedokteran Universitas Padjadjaran; 2012 Kemenkes RI. Pedoman pelayanan antenatal terpadu. edisi kedua. Direktorat Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak:
JKA | Volume 1 | Nomor 2 | Desember 2014
180
Jurnal Keperawatan ‘Aisyiyah
Jakarta: Direktorat Bina Kesehatan Ibu;
neonatal. Yayasan Bina Pustaka Sarwono
2012
Prawirohardjo: JNPKKR-POGI; 2001
Kementerian
Kesehatan
RI.
Expanding
So ie R. Krisnadi, dkk. Prematuritas. Fakultas
Maternal Neonatal Survival. Jakarta: Dirjen
Kedokteran Universitas Padjadjaran. RS Dr
Bina Gizi dan KIA. 2012
Hasan Sadikin. Bandung; 2009
Kementerian Kesehatan RI. Kebijakan Program
Sugiyono. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed
KIA. Jakarta: Dirjen Bina Gizi dan KIA
Methods). Bandung. PT. Al habetha; 2011.
Kementerian Kesehatan; 2001
hal 51 – 196
Kementerian
Kesehatan
RI.
Ringkasan
Survey Demogra i Kesehatan Indonesia. Data
eksekutif data dan informasi kesehatan
Kematian Bayi tahun 2012. Tahun 2012.
Provinsi Jawa Barat. Jakarta: Direktorat
Measure DHS ICF International. Agustus
Jendral Bina Kesehatan Ibu dan Anak. 2012
2013
M. Sopyan Dahlan. Metode Pengolahan
Departemen
Kesehatan
RI.
Pedoman
Statistik. Edisi Keempat. Penerbit Kepala
Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan
Dua Wetan Ciracas. Jakarta Timur. Juni;
Ibu dan Anak (PWS-KIA): Jakarta; 1995
2009
Nelson Richard E.B, dkk. Ilmu Kesehatan anak.
Nelson Richard E.B, dkk. Ilmu Kesehatan anak. Edisi I. Jakarta: EGC; 1992
Fandi Tjiptono, Gregorius Chandra. Service,
Ronald Hutapea. Determinan kinerja dan kompetensi bidan di Provinsi Sumatera Utara, Nusa tenggara Timur, Kalimanatan Barat
dan
Sulawesi
Edisi I. Jakarta: EGC; 1992
Selatan.
Quality & Satisfaction. Edisi ketiga: Yogyakarta: Penerbit Andi; 2011 Dyah Kunthi Nugrahaeni, Novie Elvianty
Jurnal
Mauliku. Editor Suhat. Metode Penelitian
Kesehatan Masyarakat Vol. 6. No. 1 Agustus
Kesehatan. Bandung: Stikes A. Yani Press;
2011.
2011
Roxanne Beauclair, et all. The Assosiation between timing of initiation of antenatal
Furqon. Statistik Terapan untuk Penelitian. Al habeta. Bandung; 2004
care and stillbirth: aretrospective cohort
M. Sopyan Dahlan. Metode Pengolahan
study of pregnant women in Cape Town
Statistik. Edisi Keempat. Penerbit Kepala
South Afrika. BMC Pregnancy & Childbirth.
Dua Wetan Ciracas. Jakarta Timur. Juni;
http//: biomedcentral.com/147-2393/14/
2009
2014.
Sugiyono. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed
Rusman Mochtar. Sinopsis Obstetri Fisiologi dan Patologi. Edisi 2. Penerbit EGC. Jakarta; 1998
hal 51 – 196 Rusman Mochtar. Sinopsis Obstetri Fisiologi
Sarwono Prawirohardjo. Buku acuan neonatal pelayanan
Methods). Bandung. PT. Al habetha; 2011.
kesehatan
maternal
JKA | Volume 1 | Nomor 2 | Desember 2014
dan
dan Patologi. Edisi 2. Penerbit EGC. Jakarta; 1998
181
Pengaruh Kualitas Pelayanan Antenatal Terhadap Kejadian BBLR di Kabupaten Indramayu
Coltri Sistriarani. Faktor Maternal dan Kualitas
Ronald Hutapea. Determinan kinerja dan
Pelayanan Antenatal yang berisiko terhadap
kompetensi bidan di Provinsi Sumatera Utara,
kejadian BBLR di RSUD Banyumas tahun
Nusa tenggara Timur, Kalimanatan Barat dan
2008. Universitas Dipenogoro. Semarang;
Sulawesi
2011
Masyarakat Vol. 6. No. 1 Agustus 2011.
Selatan.
Jurnal
Kesehatan
So ie R. Krisnadi, dkk. Prematuritas. Fakultas
Fandy Tjiptono. Prinsip-prinsip Total Quality
Kedokteran Universitas Padjadjaran. RS Dr
Service (TQS). Penerbit Andi Yogyakarta.
Hasan Sadikin. Bandung; 2009
Yogyakarta; 2011
Roxanne Beauclair, et all. The Assosiation
Eny Kusmiarni. Kesehatan Reproduksi Remaja
between timing of initiation of antenatal
dan Wanita. Penerbit Salemba Medika.
care and stillbirth: aretrospective cohort
Jakarta; 2011
study of pregnant women in Cape Town
Heni Djuhaeni dan Sharon Gondrodiputro.
South Afrika. BMC Pregnancy & Childbirth.
Ilmu Ekonomi Kesehatan Suatu Pengantar.
http//:biomedcentral.com/147-2393/14/
Program
2014.
Kedokteran Universitas Padjadjaran; 2012
Pasca
Sarjana
Fakultas
JKA | Volume 1 | Nomor 2 | Desember 2014