DEWAN REDAKSI JURNAL KEPERAWATAN 'AISYIYAH (JKA) Volume 1 | Nomor 1 | Juni 2014
Pelindung : Ketua STIKes 'Aisyiyah Bandung Penanggung Jawab: Reyni Purnama Raya, SKM., M.Epid Ketua Dewan Redaksi : Sajodin, S.Kep., M.Kes., AIFO Sekretaris : Perla Yualita, S.Pd., M.Pd Bendahara: Riza Garini, A.Md. Mitra Bastari: Dewi Irawati, MA., Ph.D. Suryani, S.Kp., MHSc., Ph.D. DR.Kusnanto, S.Kp., M.Kes. Iyus Yosef, S.Kp., MSi., MN. Irma Nursanti, M.Kep., Sp. Mat. Penyunting/Editor: Perla Yualita, S.Pd., M.Pd. (Editor Bahasa) Triana Dewi S, S.Kp., M.Kep. (Editor Keperawatan) Setting/Layout: F. Mugia Mukti, S.Sn. Pemasaran dan Sirkulasi: Nandang JN., S.Kp., M.Kep., Ns., Sp.Kep.Kom.
Alamat Redaksi: Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan 'Aisyiyah Jl. KH. Ahmad Dahlan Dalam No. 6, Bandung Telp. (022) 7305269, 7312423 - Fax. (022) 7305269 email:
[email protected] [email protected]
DAFTAR ISI
1. Pengaruh Terapi Relaksasi Autogenik terhadap Penurunan Tekanan Darah pada Lansia dengan Hipertensi Popy Irawati, Salami, Irma Halimatus Sadiah .......................................................
1-6
2. Efektivitas Akupuntur terhadap Mual pada Pasien yang sedang Menjalani Pengobatan TB Yayat Hidayat ...........................................................................................................................
7-17
3. Hubungan Antara Pengetahuan, Sikap Dan Manajemen Waktu Perawat Dengan Pendokumentasian Keperawatan Inggriane Puspita Dewi ......................................................................................................
19-27
4. Pengaruh Biblioterapi Versi Islam Terhadap Kesejahteraan Spiritual pada Pasien Penyakit Jantung Koroner Triana Dewi Safariah ...........................................................................................................
29-46
5. Pengaruh Supervisi Klinik Ketua Tim Model 4S terhadap Kinerja Perawat Pelaksana dalam Metode Asuhan Keperawatan Tim Dewi Mustikaningsih ...........................................................................................................
47-55
6. Pengaruh Pemberian Edukasi Batuk Efektif Terhadap Kemampuan Pengeluaran Sekret Paska Narkose Umum Elizabeth Ari, Yustina Suparni .......................................................................................
57-67
7. Perilaku Seksual Mahasiswa Akademi Keperawatan dan Akademi Kebidanan ‘Aisyiyah Bandung Tahun Akademik 2011-2012 Angga Wilandika, Popy Siti Aisyiyah, Yulianti ......................................................
69-76
8. Manajemen Pemberdayaan Kader dengan Pendekatan Intervensi Berjenjang dalam Pelayanan Keperawatan Komunitas pada Lansia dengan Gangguan Mobilisasi Nandang Jamiat ......................................................................................................................
77-85
9. Tingkat Pengetahuan Siswi Kelas XI Sekolah Menengah Kejuruan tentang Pengaruh Seks Dini terhadap Kesehatan Reproduksi Sajodin .........................................................................................................................................
87-92
10. Pengetahuan Jargon Proses Keperawatan HIV-AIDS pada Mahasiswa Tingkat I Tahun Akademik 2013/2014 STIKes ‘Aisyiyah Bandung Perla Yualita ............................................................................................................................. 93-101
JKA. 2014;1(1): 93-101
ARTIKEL PENELITIAN
PENGETAHUAN JARGON PROSES KEPERAWATAN HIV-AIDS PADA MAHASISWA TK. I TA. 2013/2014 STIKES ‘AISYIYAH BANDUNG Perla Yualita STIKes ‘Aisyiyah Bandung
[email protected] ABSTRAK Penelitian ini dilatarbelakangi oleh perkembangan penyakit HIV-AIDS yang harus diimbangi dengan upaya penanggulangannya. Calon perawat sebagai salah satu tenaga medis harus mampu mengikuti fenomena ini. Langkah awal untuk mempelajari HIV-AIDS melalui peristilahan (jargon) yang digunakannya. Metoda penelitian yang digunakan deskriptif kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan tingkat pengetahuan mahasiswa tingkat I STIKes Aisyiyah Bandung TA 2013-2014 mengenai gambaran jargon proses keperawatan lingkup HIV-AIDS rata-rata menguasai 4 jargon. Walaupun demikian, permasalahan ini dapat diatasi melalui beberapa faktor yang dapat ditingkatkan dalam proses pembelajaran lanjutan. ABSTRACT This research is motivated by the growing HIV-AIDS, treatment should continue to evolve. The nurses candidates are also required must keep abreast of dealing with HIV-AIDS. As a irst step to study HIV-AIDS should be known terminology (jargon) within the scope of the HIV-AIDS. This study is to examine how knowledge of the nursing process jargon of HIV-AIDS on the student level 1 STIKes Aisyiyah Bandung (2013-2014). The method used descriptive qualitative. The results showed that the knowledge of students in the jargon of the nursing process HIV-AIDS is only a maximum of 4 jargon. However, this can be followed up since there are many other contributing factors that can be overcome. PENDAHULUAN
ditemukan satu atau dua kasus AIDS, tapi
Jumlah penderita HIV-AIDS di dunia semakin
hanya dalam waktu tujuh tahun, yaitu pada
hari semakin bertambah. Laporan WHO
1990, telah mencapai 300.000 kasus (Amir,
menyatakan, penjalaran penyakit mulai 1980
2008: 12).
sampai selanjutnya setelah tahun 2000 akan
meningkat luar biasa di Asia, melebihi kasus
Komunikasi
di Amerika dan Eropa. Bahkan, Asia
Departemen Kesehatan yang dilakukan oleh
diperkirakan menjadi benua dengan kasus
Pengendalian
AIDS
Lingkungan
terbanyak
kedua
setelah
Afrika.
Begitu pun di Indonesia, berdasarkan Pusat Publik,
Sekretariat
Penyakit (PP&PL)
dan
Jenderal
Penyehatan
Depkes.
(http://
Pengamatan secara spesi ik menunjukkan
www.depkes.go.id/) secara kumulatif jumlah
terjadinya perkembangan mencolok dari
kasus AIDS di Indonesia sampai dengan 30
kasus AIDS di Thailand. Pada 1983 baru
September 2009 sebanyak 18.442 kasus.
93
94
Jurnal Keperawatan ‘Aisyiyah
Selama periode Juli - September 2009 kasus
AIDS bertambah sebesar 743 kasus yang
epidemi HIV di Indonesia tahun 2010-2025
tersebar di 32 Propinsi di Indonesia. Jumlah
yang dikutip dari Komisi Penanggulangan
kasus AIDS selama tahun 2009 (Januari-
AIDS
September) sebanyak 2.332 kasus. Penularan
prevalensi HIV pada populasi usia 15-49
kasus
melalui
tahun dari 0,21% pada tahun 2008 menjadi
heteroseksual (49,7%), melalui pengguna
0,4% di tahun 2014. Peningkatan jumlah
napza
dan
infeksi baru HIV pada perempuan, sehingga
homoseksual (3,4%). Proporsi penderita paling
akan berdampak meningkatnya jumlah infeksi
banyak ditemukan pada kelompok umur 20-29
HIV pada anak. Peningkatan jumlah ODHA
tahun (49,57%), disusul kelompok umur 30-39
(Orang dengan HIV-AIDS) dari sekitar 404.600
tahun (29,84%), dan kelompok umur 40-49
pada tahun 2010 menjadi 813.720 pada tahun
tahun
2014.
AIDS
tertinggi
terjadi
suntik/Penasun
(8,71%).
(40,7%),
Sedangkan
berdasarkan
Berdasarkan
pemodelan
Indonesia
(2014)
matematik
peningkatan
Propinsi yang melaporkan, kasus AIDS lebih
banyak di Jawa Barat, Jawa Timur, DKI Jakarta,
medis yang dapat turut membantu penanganan
Papua, Bali, Kalimantan Barat, Jawa Tengah,
penyakit perlu dibekali banyak pengetahuan
Sumatera Utara, Riau, Kepulauan Riau. Jumlah
tentang HIV-AIDS. Hal ini sejalan dengan
penderita AIDS yang meninggal sekitar 3.708
strategi
orang (20,1%). Berdasarkan penelusuran, dari
diungkapkan oleh Komisi Penanggulangan HIV-
jumlah 18.442 kasus AIDS di Indonesia
AIDS Indonesia (2014), yaitu: 1) meningkatkan
diketahui
jenis
dan memperluas cakupan seluruh pencegahan,
kelamin yaitu 74% Laki-laki (13.654 orang),
2) meningkatkan dan memperluas cakupan
25,5% Perempuan (4701 orang) dan 0,5% (87
perawatan, dukungan dan pengobatan, 3)
orang) kasus tidak diketahui jenis kelaminnya.
mengurangi dampak negatif dari epidemi
Dalam Kompas.com disebutkan bahwa Data
dengan meningkatkan akses program mitigasi
Kementerian Kesehatan pada Oktober 2013
sosial, 4) penguatan kemitraan, sistem
menunjukkan, dari Juli sampai dengan
kesehatan dan masyarakat, 5) meningkatkan
September 2013 jumlah infeksi HIV baru yang
koordinasi antara pemangku kepentingan dan
dilaporkan sebanyak 10.203 kasus, sedangkan
mobilisasi penggunaan sumber daya di semua
jumlah kasus baru AIDS yang dilaporkan
tingkat,
sebanyak 1.983 kasus. Dari jumlah tersebut,
struktural, 7) penerapan perencanaan, prioritas
kalangan remaja adalah salah satu kelompok
dan implementasi program berbasis data.
dengan porsi cukup besar. Persentase
kumulatif kasus di kalangan remaja memang
Aisyiyah Bandung selaku calon perawat harus
tidak sebesar kelompok usia lainnya, namun
mengetahui mengenai HIV-AIDS untuk bekal
tetap memerlukan perhatian besar.
pada saat praktik dan bekerja di rumah sakit.
persentase
berdasarkan
JKA | Volume 1 | Nomor 1 | Juni 2014
Tenaga perawat sebagai salah satu tenaga
Tidak
penanganan
6)
HIV-AIDS
mengembangkan
terkecuali
yang
intervensi
mahasiswa
STIKes
Pengetahuan Jargon Proses Keperawatan HIV-AIDS pada Mahasiswa Tk. I TA. 2013/2014 STIKes ‘Aisyiyah Bandung
95
Atas dasar pemikiran itulah, peneliti
penelitian ini adalah mahasiswa Tk. IB TA
merasa tertarik untuk mengadakan penelitian
2013/2014 di STIKes Aisyiyah Bandung
dengan judul: “Pengetahuan Jargon Proses
sebanyak
Keperawatan HIV-AIDS pada Mahasiswa Tk. I
digunakan dalam penelitian ini adalah angket
TA. 2013/2014 STIKes Aisyiyah Bandung.”
terbuka dan pedoman wawancara. Dalam
penelitian ini, penulis menggunakan beberapa
Adapun
penelitian
rumusan ini
masalah
adalah:
dalam
“Bagaimana
34
orang.
Instrumen
teknik untuk mengumpulkan data, yaitu:
pengetahuan jargon proses keperawatan HIV-
1. Penyebaran angket terbuka
AIDS pada mahasiswa Tk. I TA 2013/2014
2. Pelaksanaan wawancara
STIKes Aisyiyah Bandung?
Tujuan
penelitian
untuk
mengetahui
yang
Adapun teknik pengolahan dan analisis
data, yaitu teknik yang digunakan untuk
pengetahuan jargon proses keperawatan HIV-
mengolah,
AIDS pada mahaiswa Tk. I TA 2013/2014
menganalisis data agar dapat menjawab
STIKes Aisyiyah Bandung.
pertanyaan peneliti dan menulis kesimpulan.
Penelitian ini pun dapat bermanfaat:
1. Dari segi keilmuan, hasil penelitian
peneliti melakukan pengolahan data. Data
diharapkan
dapat
menafsirkan
dan
Setelah peneliti memperoleh data, maka
dan
yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
keilmuan
hasil angket terbuka dan wawancara yang
khususnya jargon proses keperawatan HIV-
peneliti dapatkan dengan langkah-langkah
AIDS. Hasil penelitian diharapkan dapat
sebagai berikut:
bermanfaat sebagai sumber informasi
1. Penyebaran angket terbuka
tentang adanya penggunaan jargon proses
2. Pelaksanaan wawancara
keperawatan guna komunikasi terapeutik
3. Pengelompokan data
pada pasien, khususnya pasien HIV-AIDS.
4. Pemberian makna
memperluas
menambah
menyusun,
khasanah
2. Dari segi praktis, hasil penelitian ini dapat dijadikan titik awal untuk menggali jargon
HASIL PENELITIAN
yang dikuasai mahasiswa dalam lingkup
Berdasarkan hasil penyebaran angket terbuka
HIV-AIDS.
terhadap 34 orang mahasiswa tingkat IB dan
3. Hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan
bagi
pengembangan
pembelajaran peristilahan keperawatan
hasil wawancara terhadap sampel mahasiswa temuan di lapangan diperoleh data sebagai berikut.
khususnya lingkup HIV-AIDS. 1. Pengetahuan METODOLOGI
deskriptif.
dalam
menyebutkan pengertian HIV-AIDS
Metode yang digunakan penulis adalah
metode
mahasiswa
Sumber
data
dari
Dari indikator “menyebutkan pengertian HIV-AIDS”, hampir seluruh mahasiswa telah
JKA | Volume 1 | Nomor 1 | Juni 2014
96
Jurnal Keperawatan ‘Aisyiyah
mengenal HIV-AIDS. Hal ini ditunjukkan dari
benar, terdapata pada tabel 2.
berbagai jawaban yang diberikan tetap mengarah pada aspek-aspek yang terdapat pada tabel 1.
3. Pengetahuan
mahasiswa
dalam
jargon
proses
mengaplikasikan
keperawatan HIV-AIDS 2. Pengetahuan
mahasiswa
dalam
menjelaskan jargon HIV-AIDS
Dari proses
indikator
“mengaplikasikan
keperawatan
HIV-AIDS”,
jargon hampir
Dari indikator “menjelaskan jargon HIV-AIDS”,
seluruh mahasiswa siap mengaplikasikan
hampir seluruh mahasiswa rata-rata mengenal
jargon proses keperawatan HIV-AIDS dalam
2 jargon maksimal 4 jargon HIV-AIDS. Hal ini
praktek keperawatan di lapangan. Hal ini
ditunjukkan dari berbagai jawaban 34 orang
ditunjukkan dari berbagai jawaban 34 orang
mahasiswa hanya terkumpul 6 jargon proses
mahasiswa mengarah pada jawaban/alasan
keperawatan HIV-AIDS yang dijawab dengan
yang sama, terdapat pada tabel 3.
Tabel 1. Pengetahuan Mahasiswa dalam Menyebutkan Pengertian HIV-AIDS Indikator
Kecenderungan jawaban 1. 2. 3. 4.
HIV merupakan jenis virus AIDS merupakan penyakit yang ditimbulkannya Penyakit berbahaya/mematikan/belum ada obatnya Kekebalan tubuh menurun drastis sehingga tubuh rentan penyakit 5. Dapat ditularkan melalui sex bebas, transfusi darah, keringat, ibu penderita AIDS ditularkan pada anak yang dilahirkannya, dan pengguna obat terlarang. 6. Gejala dapat dirasakan setelah 5 tahun lebih. Penyakit ini dapat mengganggu kestabilan psikologis.
Pengertian HIV-AIDS
Tabel 2. Pengetahuan Mahasiswa dalam Menjelaskan Jargon HIV-AIDS Indikator Pemaknaan HIV-AIDS
Kecenderungan jawaban 1. 2. 3. 4. 5.
ODHA artinya orang dengan HIV-AIDS (penderita) Asimtomatik artinya keadaan tanpa gejala Pita merah sebagai lambang HIV-AIDS Tanggal 1 Desember sebagai hari AIDS Antibodi artinya zat yang dibentuk dalam darah untuk memusnahkan bakteri, virus, atau toksin lain. 6. Antiretroviral (ARV) artinya zat atau obat yang digunakan untuk menghambat perkembangan virus.
JKA | Volume 1 | Nomor 1 | Juni 2014
Pengetahuan Jargon Proses Keperawatan HIV-AIDS pada Mahasiswa Tk. I TA. 2013/2014 STIKes ‘Aisyiyah Bandung
97
Tabel 3. Pengetahuan mahasiswa dalam mengaplikasikan jargon proses keperawatan HIVAIDS Indikator
Kecenderungan jawaban
Pengaplikasian jargon HIV-AIDS untuk di lapangan
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Untuk mencapai standar keperawatan Untuk mencegah tertular penyakit/jaga diri Untuk menambah pengetahuan Untuk kebaikan pasien Untuk tuntutan tugas Untuk lebih mengenal pasien Untuk tidak menyinggung pasien karena pasien tidak mengerti Untuk kesiapan mental jika ditempatkan di ruang HIV-AIDS
Tabel 4. Pengetahuan mahasiswa dalam menganalisis keuntungan mempelajari jargon proses keperawatan HIV-AIDS Indikator Penganalisisan keuntungan mempelajari jargon proses keperawatan HIV-AIDS
Kecenderungan jawaban 1. 2. 3. 4. 5.
Menyiapkan diri untuk siaga dan berhati-hati agar tidak tertular Mengartikan lebih dalam agar mudah menggunakannya Merangkul penderita Membedakan orang sehat dan penderita HIV-AIDS Mengerti ketika dokter/perawat/paramedis lain menggunakan jargon proses keperawatan HIV-AIDS
Tabel 5. Pengetahuan mahasiswa dalam menyintesis keuntungan mempelajari jargon proses keperawatan HIV-AIDS Indikator Penyintesisan keuntungan mempelajari jargon proses keperawatan HIV-AIDS 4. Pengetahuan
Kecenderungan jawaban 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Berguna di lapangan kerja Berhati-hati Bermanfaat untuk menjaga diri Berguna menghambat penularan Bermanfaat menambah ilmu Bermanfaat mencari arti peristilahan
mahasiswa
dalam
mampu
menganalisis
keuntungan
menganalisis keuntungan mempelajari
mempelajari jargon proses keperawatan
jargon proses keperawatan HIV-AIDS
HIV-AIDS. Hal ini ditunjukkan dari berbagai
Dari indikator “menganalisis keuntungan
jawaban 34 orang mahasiswa mengarah
mempelajari jargon proses keperawatan
pada jawaban/alasan yang sama, terdapat
HIV-AIDS”, hampir seluruh mahasiswa
pada tabel 4.
JKA | Volume 1 | Nomor 1 | Juni 2014
98
Jurnal Keperawatan ‘Aisyiyah
Tabel 6. Pengetahuan mahasiswa dalam menyintesis keuntungan mempelajari jargon proses keperawatan HIV-AIDS Indikator
Kecenderungan jawaban
Penilaian mempelajari 1. Sangat penting agar tidak ceroboh dalam melakukan asuhan keperawatan jargon proses 2. Sangat penting agar dapat melakukan penyuluhan keperawatan HIV-AIDS 3. Sangat penting agar siap jika ditempatkan di ruang HIV-AIDS. 4. Sangat penting agar lebih berhati-hati dalam bergaul 5. Sangat penting karena jargon HIV-AIDS adalah dasar dari mempelajari HIV-AIDS 5. Pengetahuan
mahasiswa
dalam
pengetahuan mahasiswa dalam menyebutkan
menyintesis keuntungan mempelajari
pengertian HIV-AIDS hampir seluruh
jargon proses keperawatan HIV-AIDS
mahasiwa dapat menjawab dengan benar dan
Dari indikator “menyintesis keuntungan
lengkap.
mempelajari jargon proses keperawatan HIV-
pengertian jargon proses keperawatan telah
AIDS”, hampir seluruh mahasiswa mampu
familiar di telinga mahasiswa secara umum.
menyintesis keuntungan mempelajari jargon
Bila dikaitkan dengan pendapat Notoatmodjo
proses keperawatan HIV-AIDS. Hal ini
(2010),
ditunjukkan dari berbagai jawaban 34 orang
dipengaruhi
mahasiswa mengarah pada jawaban/alasan
pendidikan, keyakinan, fasilitas, dan sosial
yang sama, terdapat pada tabel 5.
budaya.
6. Pengetahuan mahasiswa dalam menilai mempelajari
jargon
proses
Hal
ini
menunjukkan
pengetahuan oleh
Pengetahuan
seseorang
pengalaman,
mahasiswa
bahwa
dapat tingkat
dalam
menjelaskan jargon HIV-AIDS rata-rata sekitar dua sampai tiga, maksimal 4 jargon dijawab dengan benar. Hal ini menunjukkan masih
keperawatan HIV-AIDS Dari indikator “menilai mempelajari jargon
diperlukan
proses
seluruh
pengetahuan mahasiswa untuk mengenal
mahasiswa mampu menilai mempelajari
jargon proses keperawatan, khususnya HIV-
jargon proses keperawatan HIV-AIDS adalah
AIDS.
sangat penting. Hal ini ditunjukkan dari
merupakan langkah awal untuk mendalami
seluruh jawaban 34 orang mahasiswa
suatu ilmu, khususnya keperawatan. Hal ini
mengarah pada jawaban/alasan yang sama,
akan berpengaruh ketika mahasiswa praktik
terdapat pada tabel 6.
di lahan praktik. Dengan mengetahui berbagai
keperawatan
HIV-AIDS”,
adanya
Penguasaan
peningkatan
suatu
dalam
peristilahan
peristilahan tentu akan menjadi bekal PEMBAHASAN
kepercayaan diri mahasiswa pada saat terjun
Berdasarkan data hasil penelitian ternyata
ke lahan praktik.
JKA | Volume 1 | Nomor 1 | Juni 2014
Pengetahuan Jargon Proses Keperawatan HIV-AIDS pada Mahasiswa Tk. I TA. 2013/2014 STIKes ‘Aisyiyah Bandung
Pengetahuan
mahasiswa
dalam
99
SIMPULAN DAN SARAN
mengaplikasikan jargon proses keperawatan
Berdasarkan hasil penelitian dapat ditarik
HIV-AIDS menunjukkan kesiapan mereka
simpulan sebagai berikut.
dalam
1. Pengetahuan
mempelajari
jargon
proses
mahasiswa
dalam
keperawatan sebagai bekal di dunia kerja.
menyebutkan pengertian HIV-AIDS hampir
Walaupun penguasaan jargon masih minim,
seluruh mahasiwa dapat menjawab dengan
namun semangat mahasiswa tampak dari
benar dan lengkap.
jawaban-jawaban yang diberikan. Seperti:
2. Pengetahuan
mahasiswa
dalam
“Saya siap untuk menghafal peristilahan
menjelaskan jargon HIV-AIDS rata-rata
keperawatan untuk bekal saya di lahan
sekitar dua sampai tiga, maksimal 4 jargon
praktik”.
untuk
dijawab dengan benar. Hal ini menandakan
memudahkan saya berkomunikasi dengan
masih dibutuhkan pembelajaran jargon
dokter.”
proses keperawatan, khususnya HIV-AIDS
“Peristilahan
Pengetahuan
berguna
mahasiswa
dalam
menganalisis keuntungan mempelajari jargon
perlu dikenalkan sejak tingkat I. 3. Pengetahuan
mahasiswa
dalam
jargon
proses
proses keperawatan HIV-AIDS menunjukkan
mengaplikasikan
analisis yang baik, yaitu: menyiapkan diri
keperawatan
untuk siaga dan berhati-hati agar tidak
kesiapan mereka dalam mempelajari
tertular, mengartikan lebih dalam agar mudah
jargon proses keperawatan sebagai bekal
menggunakannya,
penderita,
di dunia kerja.
membedakan orang sehat dan penderita HIV-
4. Pengetahuan
AIDS,
mengerti
merangkul ketika
dokter/perawat/
menganalisis
HIV-AIDS
menunjukkan
mahasiswa keuntungan
dalam
mempelajari
paramedis lain menggunakan jargon proses
jargon proses keperawatan HIV-AIDS
keperawatan HIV-AIDS.
menunjukkan analisis yang baik, yaitu:
Pengetahuan
mahasiswa
dalam
menyiapkan diri untuk siaga dan berhati-
menyintesis keuntungan mempelajari jargon
hati agar tidak tertular, mengartikan lebih
proses keperawatan HIV-AIDS menunjukkan
dalam agar mudah menggunakannya,
daya sintesis menyeluruh yaitu menjaga diri
merangkul penderita, membedakan orang
dan lingkungannya serta menambah ilmu.
sehat dan penderita HIV-AIDS, mengerti
ketika
Pengetahuan mahasiswa dalam menilai
dokter/perawat/paramedis
lain
mempelajari jargon proses keperawatan HIV-
menggunakan jargon proses keperawatan
AIDS
HIV-AIDS.
menunjukkan
seluruh
mahasiswa
menyatakan sangat penting karena jargon
5. Pengetahuan
mahasiswa keuntungan
dalam
proses keperawatan HIV-AIDS merupakan
menyintesis
mempelajari
dasar dalam memperdalam lebih jauh tentang
jargon proses keperawatan HIV-AIDS
HIV-AIDS.
menunjukkan daya sintesis menyeluruh
JKA | Volume 1 | Nomor 1 | Juni 2014
100
Jurnal Keperawatan ‘Aisyiyah
yaitu menjaga diri dan lingkungannya serta
DAFTAR PUSTAKA
menambah ilmu.
Alwasilah, AC. 1993. Pengantar Sosiologi
6. Pengetahuan mahasiswa dalam menilai mempelajari jargon proses keperawatan
Bahasa. Bandung: Angkasa. Amir, Syafruddin. 2008. HIV/AIDS dalam Solusi
HIV-AIDS menunjukkan seluruh mahasiswa
Islam.
menyatakan sangat penting karena jargon
Lintasmedia.
proses keperawatan HIV-AIDS merupakan dasar dalam memperdalam lebih jauh tentang HIV-AIDS.
Bandung:
Idea
Spektrum
Ari in, Z. 2009. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek.. Jakarta: Rineka Cipta.
Dari keenam indikator di atas indikator ke-2 yang memerlukan tindak lanjut karena penguasaan mahasiswa terhadap jargon
Asmadi. 2008. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: EGC. Brown, H. D. 1994. Teaching by Principles An
proses keperawatan HIV-AIDS rata-rata 2
Interactive
Approach
maksimal 4 jargon. Hal ini optimis dapat
Francisco State University.
to
Language.
diatasi mengingat kelima indikator yang lain
Cermin. 2009. Sosiolinguistik Suatu Perkenalan
sangat mendukung untuk proses tindak lanjut
Awal untuk Mahasiswa. [Online]. Tersedia:
dalam pembelajaran.
h t t p : / / v 3 a m i l i a . b l o g s p o t . c o m / . [ 8
Dari penelitian ini dapat diberikan saran:
Desember 2009].
1. Bagi para dosen mengenalkan jargon proses keperawatan
perlu
dilakukan
kepada
mahasiswa sejak tingkat I karena akan
Chaer, A dan Leonie Agustina. 1995. Sosioinguistik Perkenalan Awal. Jakarta: Rineka Cipta.
menjadi dasar pada tingkat selanjutnya.
Darsono, Max dkk. 2000. Belajar dan
Terutama jargon yang sering digunakan di
Pembelajaran. Semarang: IKIP Semarang
rumah sakit, sehingga ketika mahasiswa
Press.
praktik di lapangan memiliki cukup bekal peristilahan keperawatan yang dimilikinya. 2. Bagi mahasiswa perlu banyak membaca
Direktorat Tenaga Kependidikan Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga
Kependidikan
Departemen
dan bertanya mengenai jargon proses
Pendidikan Nasional. 2008. Pendekatan,
keperawatan untuk memperkaya diri
Jenis, dan Metode Penelitian Pendidikan.
dengan ilmu.
[Online].Tersedia:http://lpmpjogja.
3. Bagi peneliti selanjutnya penelitian tentang
diknas.go.id.[ 13 Desember 2009].
jargon proses keperawatan dan aplikasinya
Fischbach, F.T. 1991. Documenting Care
dalam pembelajaran, sebaiknya tidak
Communication, the Nursing Process and
hanya dalam lingkup HIV-AIDS tetapi
Documentation Standards. Philadelphia:
dalam lingkup penyakit-penyakit lainnya.
F.A. Davis Company.
JKA | Volume 1 | Nomor 1 | Juni 2014
Pengetahuan Jargon Proses Keperawatan HIV-AIDS pada Mahasiswa Tk. I TA. 2013/2014 STIKes ‘Aisyiyah Bandung
Fraenkel dan Wallen. 2007. How to Design and Evaluate
Research
in
Education.San
Fransisco: Mc Graw-Hill
101
Metode Penelitian Survai. Jakarta: LP3ES Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Komisi Penanggulangan AIDS Indonesia
Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia.
(KPAI). 2014. Strategi dan Program.
2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat
[Online]
Bahasa Edisi Ke Empat. Jakarta: PT.
Tersedia:
http://www.
aidsindonesia.or.id/contents/13/69/#sthash.BlR4lfdl.dpuf [10 Maret 2014].
Gramedia. Unggul, E. 2009. Pengantar Metodologi
Kompas.Com. 2014. Fakta HIV-AIDS ini Wajib
Penelitian. [Online]. Tersedia: http://www.
Diketahui Remaja. [Online] Tersedia:. [20
poltektegal.ac.id/ iles/download/Erni.../
Maret 2014].
Peng_Metopen.pdf. [13 Desember 2009].
Nurgiyantoro, B. 2009. Penilaian Dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra. Yogyakarta: BPFE Notoatmodjo.
Soekidjo.
2010.
Metode
Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Ohoiwutun, Memahami
Paul.
2007.
Bahasa
Sosiolinguistik
dalam
Konteks
Masyarakat dan Kebudayaan. Jakarta: Visipro Potter
dan
Perry.
2005.
Fundamental
Keperawatan Konsep, Proses, dan Praktik. Ed. 4. Jakarta: EGC. Pusat Komunikasi Publik, Sekretariat Jenderal Departemen Kesehatan. 2014. Jumlah Kumulatif Penderita AIDS di Indonesia 18.442 Kasus. [Online]. Tersedia: http:// www.depkes.go.id/index.php?vw=2&id=4 49 [20 Maret 2014] Saragih, F. 2008 . Masyarakat Bahasa, Bahasa Sebagai
Komunikasi
Sosial.[Online].
Tersedia:
http://sigodang.blogspot.com/
2008_10_01_archive.html. [8 Desember 2009]. Singarimbun, M dan So ian Effendi. 1989.
JKA | Volume 1 | Nomor 1 | Juni 2014