DEWAN REDAKSI. Pelindung : Ketua STIKes 'Aisyiyah Bandung. Pelindung : Ketua STIKes Aisyiyah Bandung

DEWAN REDAKSI JURNAL KEPERAWATAN 'AISYIYAH (JKA) Volume 1 | Nomor 2 | Desember 2014

Pelindung : Ketua STIKes 'Aisyiyah Bandung Pelindung : Ketua STIKes Aisyiyah Bandung Penanggung Jawab : Reyni Purnama Raya, SKM., M.Epid. Ketua : Sajodin, S.Kep., M.Kes., AIFO. Sekretaris/Setting/Layout : Aef Herosandiana, S.T., M.Kom. Bendahara : Riza Garini, A.Md. Penyunting/Editor : Perla Yualita, S.Pd., M.Pd. Triana Dewi S, S.Kp., M.Kep Pemasaran dan Sirkulasi : Nandang JN., S.Kp., M.Kep.,Ns., Sp.Kep., Kom. Mitra Bestari : Dewi Irawati, MA., Ph.D. Suryani, S.Kp., MHSc., Ph.D. DR. Kusnanto, S.Kp., M.Kes. Iyus Yusep, S.Kp., M.Si., MN. Irna Nursanti, M.Kep., Sp. Mat. Erna Rochmawati, SKp., MNSc., M.Med.Ed. PhD. Mohammad Afandi, S.Kep., Ns., MAN. Alamat Redaksi: Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan 'Aisyiyah Jl. KH. Ahmad Dahlan Dalam No. 6, Bandung Telp. (022) 7305269, 7312423 - Fax. (022) 7305269 E-mail: [email protected]

DAFTAR ISI 1. Penyedap Rasa sebagai Salah Satu Faktor yang Diduga Berkontribusi dengan Kejadian Kanker Payudara Elmi Nuryati, Rita Sari ........................................................................................................ 103-107 2. Hubungan Tingkat Pendidikan Perawat Dengan Kompetensi Perawat Melakukan Evidence Based Practice Dame Elysabeth, Gita Libranty, Siska Natalia ....................................................... 109-116 3. Evaluasi Pelatihan Penanggulangan Tuberkulosis oleh Pimpinan Wilayah 'Aisyiyah Jawa Barat: Studi Kasus di Kota Bandung, Kabupaten Bandung Barat dan Kabupaten Garut Hendra Gunawan ................................................................................................................... 117-129 4. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Komitmen Pencegahan Tersier Penyakit Hipertensi pada Masyarakat di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Metro Tahun 2014 Janu Purwono .......................................................................................................................... 131-142 5. Korelasi Perilaku Hand Hygiene dengan Kejadian Diare pada Anak Usia Sekolah di SDIT Salsabila Bekasi Timur Tahun 2012 Lisna Nuryanti ......................................................................................................................... 143-156 6. Analisis Implementasi Manajemen Strategik Uji Kompetensi Metode OSCE pada Program Studi Keperawatan Fr. Maria Susila Sumartiningsih, Yakobus Siswadi, Sedia Simbolon ........ 157-167 7. Pengaruh Kualitas Pelayanan Antenatal terhadap Kejadian BBLR di Kabupaten Indramayu The In luence of Antenatal Service Quality on Low Birth Weight Phenomena in Indramayu Minarni, Alm. Avip Saefullah, Hadi Susiarno, Insi Farisa Desy Arya ........ 169-181 8. Keberhasilan Penatalaksanaan Perdarahan Postpartum Karena Atonia Uteri dengan KBI dan KBE Pratiwi Puji Lestari ............................................................................................................... 183-189 9. Hubungan Karakteristik Lansia dengan Kemandirian Akti itas Sehari-hari di Banjar Den-Yeh Wilayah Kerja Puskesmas III Denpasar Utara Ns. I Wayan Suardana, S.Kep.M.Kep, Yopi Ariesta, Taruma Wijaya, SKM. 191-208 10. Terapi Aktivitas Olahraga untuk Mengatasi Fatigue selama Menjalani Kemoterapi Popy Siti Aisyah, Yanti Hermayanti, Hana Rismadewi Agustina ................ 209-216

JKA. 2014;1(2): 109-116

ARTIKEL PENELITIAN

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN PERAWAT DENGAN KOMPETENSI PERAWAT MELAKUKAN EVIDENCE BASED PRACTICE Dame Elysabeth*, Gita Libranty**, Siska Natalia* ABSTRAK Perawat dituntut bukan hanya memiliki peran sebagai care giver, client advocate, counsellor, educator, collaborator, coordinator, change agent dan consultant, namun juga harus mau meningkatkan kesadaran profesional dalam belajar, mengetahui dan menerapkan praktik berbasis bukti dalam keperawatan atau Evidence Based Practice (EBP). Penggunaan kompetensi Evidence-based Practice (EBP) masih belum terlaksana dengan baik. Masih ditemukannya intervensi keperawatan yang berdasarkan “kebiasaan”. Perawat harus secara sistematis, penuh kesadaran dan kehati-hatian, menggunakan bukti-bukti terbaik yang aktual dalam membuat keputusan mengenai cara menangani seseorang. Tujuan penelitian ini untuk mengidenti ikasi hubungan tingkat pendidikan perawat dengan kompetensi dalam melakukan EBP. Penelitian kuantitatif korelasional dengan pendekatan Cross-sectional pada Oktober 2012 dilakukan di Siloam Hospitals Kebun Jeruk. Sampel pada penelitian ini adalah perawat yang bekerja di Siloam Hospitals sejumlah 105 yang terjaring melalui proporsional strati ied random sampling. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner Evidence Based Practice Questionnaire (EBPQ) Upton D Upton terdiri dari 24 pertanyaan mencakup aspek pengetahuan, sikap perawat, perilaku perawat dalam melakukan EBP yang diberi skala 1- 7. Terdapat 20 perawat (19,1%) memiliki kompetensi kurang baik, 56 perawat (53,3%) memiliki kompetensi cukup baik dan 29 perawat (27,6%) memiliki kompetensi baik. Ada hubungan yang signi ikan antara pendidikan dengan kompetensi perawat dalam melakukan EBP di Siloam Hospitals Kebon Jeruk yang dibuktikan dengan p Value = 0,006 (< α = 0,05). Diharapkan agar setiap perawat dapat meningkatkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi, karena terbukti bahwa pendidikan dapat menuntun seseorang terampil dalam mencari sumber penelitian, berorganisasi dan bersikap profesional dalam bekerja, meningkatkan akses-akses untuk meningkatkan dan menerapkan praktik berdasarkan bukti (EBP). Kata Kunci: Tingkat pendidikan, Evidence Based Practice (EBP), kompetensi, perawat ABSTRACT Nurses are required not only have a role as a care giver, client advocate, counselor, educator, collaborator, coordinator, change agent and consultant, but must also be willing to increase professional awareness in learning , knowing and applying evidence-based practice in nursing or Evidence Based Practice (EBP). The application of EBP competency has not been well conducted yet. Nurses still conducted practices and intervention based on “customs” The nurses should make decisions systematically, in full awareness and prudence, the best evidence about the actual way of addressing someone. The purpose of this study was to identify the relationship of nurses with the education level of competence Descriptive correlation study with cross - sectional approach in October 2012 in Siloam Hospitals Kebun Jeruk . The sampel of this research are the nurses of Siloam Hospitals Kebun Jeruk through proportional strati ied random sampling totally 105 nurses. The instrument used in this research was Evidence Based Practice Questionnaire (EBPQ) D Upton Upton which consists 24 questions to identify knowledge, skills and nurse attitude towards evidence-based

109

110

Jurnal Keperawatan ‘Aisyiyah

practice (Scale 1-7). There are 20 nurses (19.1%) have a poor competence, 56 nurses (53.3%) have a moderate competence and 29 nurses (27.6%) have a good competence. The result showed that there was a signi icant correlation between level of education with competence to do the EBP (p value = 0.006) (< α = 0.05) . It is expected that each nurse can improve their education to a higher level, as it proves that education can lead one skilled in inding the source of research, organize and be professional in their work, improving accesses to improve and implement EBP. Keywords: level of education , Evidence Based Practice (EBP), competence , nurses

*Lecturer, Faculty of Nursing Universitas Pelita Harapan Tangerang **Graduate Student, Faculty of Nursing Universitas Pelita Harapan Tangerang

PENDAHULUAN

EBP dalam tindakan keperawatan, dan

Perawat sangat berperan penting dalam

mengevaluasi,

pelayanan rumah sakit, karena perawat

menggunakan bukti terbaik yang telah

berada dengan pasien selama 24 jam. Hal

tersedia

tersebut menuntut perawat tidak hanya

keperawatan.

memiliki peran sebagai care giver, client

Melnyk, 2004).

advocate, counsellor, educator, collaborator,

coordinator, change agent dan consultant

(2011) menyatakan tujuan EBP memberikan

(Doheny dalam Kusnanto, 2003) namun

data pada perawat praktisi berdasarkan bukti

perawat juga harus mau meningkatkan

ilmiah agar dapat memberikan perawatan

kesadaran profesional kesehatan dalam

secara efektif dengan menggunakan hasil

belajar, mengetahui dan menerapkan praktik

penelitian

berbasis bukti dalam keperawatan atau

masalah yang ada di tempat pemberian

rd

mengintegrasikan

untuk

meningkatkan

(Rycroft-Malone,

dan praktik

Bucknall,

Grinspun, Vinari & Bajnok dalam Hapsari

yang

terbaik,

menyelesaikan

disebut Evidence Based Pratice (EBP) , (3

pelayanan

International Nursing Conference, 2012 ).

kesempurnaan dalam pemberian asuhan

keperawatan dan jaminan standar kualitas

Dalam Evidence-Based Nursing Position

terhadap

Statement (2005), mengatakan bahwa EBP

dan memicu inovasi.

telah

menjadi

isu

menonjol

dalam

pasien,

mencapai

Centre Evidence-Based Medicine Toronto,

keperawatan kesehatan internasional, biaya

(2011) melaporkan negara-negara seperti

kesehatan meningkat, prinsip manajemen

Inggris, Kanada, Jerman dan lainnya telah

dalam melakukan praktik keperawatan yang

membuat pusat untuk EBP, untuk mendidik

tepat dan keinginan perbaikan kualitas EBP.

perawat melalui lokakarya melalui pendidikan

Untuk itu keperawatan menjadi terlibat dalam

dan penelitian dan menyebarluaskan temuan-

gerakan untuk mendefenisikan EBP dalam

temuan penelitian kepada perawat lain

setiap praktik keperawatan, yang jelas adalah

sedangkan profesi nursing di Indonesia yang

tanggung jawab perawat untuk melaksanakan

tergolong masih muda bila dibandingkan

JKA | Volume 1 | Nomor 2 | Desember 2014

111

Hubungan Tingkat Pendidikan Perawat dengan Kompetensi Perawat Melakukan Evidence Based Practice

dengan negara Barat dan masih tertinggal

No: 20 pasal 35 ayat 1 tahun 2003 Tentang

jauh, begitu juga dalam pemahaman EBP. Hal

Sistem Pendidikan Nasional mengatakan

ini terlihat dari belum adanya pusat EBP

Kompetensi

untuk memahami EBP, mengevaluasi dan

kemampuan lulusan yang mencakup sikap,

menjadi

pengetahuan

acuan

bagi

perawat

dalam

merupakan dan

kuali ikasi

keterampilan

sesuai

melaksanakan praktik keperawatan.

standard nasional yang telah disepakati.

EBP merupakan pendekatan yang dapat

digunakan

dalam

keperawatan

mudah, dibutuhkan pengetahuan yang cukup,

kesehatan, yang berdasarkan evidence atau

sikap yang baik dan perilaku yang profesional.

fakta ( Evidence-Based Nursing, 2008).

Faktor- faktor diatas juga tidak luput dari

Jurnal Introduction to Evidence-based

pengaruh karakteristik seseorang yang dapat

nursing Dicenso; Bostrom, Suter, Luker,

mendukung kemampuan pengetahuan, sikap

Kenrick

dan

(2011),

praktik

Kompetensi dalam aplikasi EBP tidaklah

mengatakan

proses

perilakunya

terhadap

EBP

yakni

menggabungkan temuan kualitas penelitian

pendidikan.

yang baik dalam praktik keperawatan adalah

tidak mudah. Selama ini seringkali ditemui

merupakan

praktik-praktik

yang

keberhasilan pemberian perawatan. Senada

berdasarkan “biasanya juga begitu” sebagai

dengan pernyataan tersebut Nursalam (2008)

contoh, sewaktu di pendidikan, cairan yang

mengungkapkan

digunakan dalam perawatan luka adalah

merupakan bagian paling mendasar dalam

Povidone-iodine 10%. Praktik ini dipakai

pengembangan Sumber Daya Manusia.

“over and over” meskipun yang bersangkutan

menjelang pensiun bila diberi masukan,

(2006) menyatakan bahwa tingkat pendidikan

kadang-kadang jawaban yang ucapkan adalah

seseorang akan mempengaruhi motivasi

“biasanya juga begitu, pasien juga sembuh

kerjanya, hal ini didukung dengan pendapat

kok, kok repot... “ padahal menurut penelitian

Gillies

baru air matang juga bisa di gunakan untuk

mengemukakan

perawatan luka (Evidence-Based Nursing,

mempunyai pendidikan tinggi akan memiliki

2008).

kemampuan kerja yang tinggi.

Gruendemann

atau

intervensi

(2006),

mengatakan

Bastable (2002) mengatakan pendidikan bagian

terpenting

bahwa

dari

pendidikan

Siagian (1995) yang dikutip Maryani

(1994)

dalam bahwa

Maryani perawat

(2006) yang

Menurut Bastable (2002), pendidikan

Kompetensi merupakan suatu proses yang

berperan

intens dan berkesinambungan, Kompetensi

mempengaruhi perilaku perawat dengan

adalah

melakukan perubahan pada pengetahuan,

pengetahuan,

keterampilan

dan

sebagai

nilai

dan

proses

keterampilan

untuk

kemampuan yang telah ditetapkan, yang

sikap,

yang

diperlukan untuk memenuhi peran perawat

diperlukan untuk mempertahankan dan

professional sesuai bidang praktiknya. UU. RI

meningkatkan kompetensi mereka agar


112


dapat memberikan perawatan yang bermutu

terbaik, untuk mencegah, mendeteksi dan

terhadap klien.

menangani gangguan kesehatan artinya dalam

Cook

(2001)

dalam

(2011),

memilih suatu pendekatan pengobatan kita

mengatakan perawat dalam penggunaan EBP

hendaknya secara empiris melihat kajian

dapat menilai Evidence dan merumuskan

penelitian yang menunjukkan keefektifan

solusi berdasarkan bukti-bukti terbaik yang

suatu pendekatan terapi tertentu pada diri

tersedia,

individu tertentu.

untuk

itu

AIPNI

perawat

perlu

diperkenalkan kurikulum pendidikan seperti

pelatihan-pelatihan

membangun

tentang Implementation of Evidence-Based

kompetensi perawat untuk mempersiapkan

Nursing Practice didapatkan hubungan yang

mereka untuk memiliki pemahaman yang

signi ikan antara pendidikan dengan praktik

lebih besar dan pengendalian peristiwa yang

keperawatan hal ini didukung dengan

mungkin terjadi selama situasi.

penelitian Maryani (2006), yang menunjukkan

Majid et al (2011), mengatakan bahwa EBP

terdapat hubungan yang signi ikan antara

adalah salah satu tehnik yang cepat untuk

tingkat pendidikan dengan motivasi kerja.

perkembangan keperawatan karena EBP

Perawat dengan pendidikan tinggi mempunyai

efektif dalam penanganan masalah-masalah

kecenderungan

klinis dan memberikan perawatan-perawatan

motivasi kerja tinggi disbanding dengan

yang lebih baik melalui hasil-hasil penelitian.

perawat yang berpendidikan rendah.

yang

Sackett et al di dalam Gerrish et al (2006),

Dalam penelitian Eizenberg (2010),

3,912

kali

mempunyai

Pendapat Gibson 1985 yang dikutip

EBP adalah segala tindakan yang berbasis

Maryani (2006), juga menyatakan bahwa

bukti, baik dalam pengobatan, eksplisit dan

tingkat pendidikan yang lebih tinggi umumnya

bijaksana dalam penggunaan EBP untuk

akan menyebabkan seseorang lebih mampu

mengambil keputusan dalam perawatan

dan bersedia menerima posisi dan tanggung

pasien.

jawab. Penulis berpendapat bahwa perawat

Proses Evidence Based Nursing Practice

yang mempunyai pendidikan tinggi akan

menurut Eizenberg (2010) ada lima tahap: (1)

mempunyai kompetensi yang lebih tinggi

Merumuskan pertanyaan, (2) Mengumpulkan

dalam bidang keperawatan, lebih mudah

informasi yang paling relevan, (3) Melakukan

memahami tentang penilaian angka kredit

evaluasi kritis terhadap bukti dan validitas,

sehingga perawat termotivasi dan berusaha

relevan dan kelayakan, (4) Mengintegrasikan

untuk menampilkan kinerja lebih baik.

bukti penelitian dengan pengalamannklinis,

pasien, nilai-nilai dan (5) Menilai hasil.

mengidenti ikasi kompetensi perawat dalam

melakukan EBP dan juga mengidenti ikasi

Menurut Stout & Hayes (2005) dalam

Tujuan

dari

penelitian

hubungan

memberi

kompetensi perawat dalam aplikasi EBP.

berdasarkan


bukti-bukti

pendidikan

adalah

Aryani (2008), EBP bertujuan untuk alat,

tingkat

ini

dengan


113

METODE PENELITIAN

responden (39%) dan pendidikan SPK

Penelitian kuantitatif korelasional dengan

terdapat 4 responden (3,8%).

pendekatan Cross-sectional dilakukan pada bulan Desember 2012 di Siloam Hospitals

Tabel 2. Kompetensi

Perawat

Siloam

Kebun Jeruk. Populasi dalam penelitian ini

Hospitals Kebon Jeruk Dalam

adalah perawat Siloam Hospitals Kebon Jeruk

Melakukan EBP, Desember 2012

berjumlah 265 perawat, dengan jenjang

(N=105)

pendidikan SPK, D-3 Keperawatan, dan S-1

Kategori Frekuensi Persentase (%) (n) KompeKurang 20 19,1 tensi EBP Cukup 56 53,3 Baik 29 27,6 Total 105 100 Variabel

Keperawatan, (Divisi Keperawatan SHKJ, 2012). Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik

Proporsional

strati ied

random

sampling sebanyak 265 perawat. Sehingga sampel terkumpul sebanyak 132 perawat.

Instrumen yang digunakan yakni Evidence

Based Practice Questionnaire (EBPQ) Upton (2006) terdiri dari 24 pertanyaan yang mencakup aspek pengetahuan, sikap dan perilaku perawat dalam melakukan EBP yang di beri skala dari tidak pernah melakukan EBP di SHKJ dimulai angka 1 - 7 hingga sering.

Berdasarkan tabel 2 diatas, dapat dilihat kompetensi responden dalam melakukan EBP di SHKJ terdapat 29 (27.6%) perawat memiliki kompetensi yang baik, 56 (53.3%) kompetensi EBP cukup dan 20 (19.1%) perawat memiliki kompetensi EBP yang kurang.

Tabel 3. Hubungan Tingkat Pendidikan Tabel 1. Karakteristik Tingkat Pendidikan,

dengan

Kompetensi

Individu Perawat Siloam Hospitals

Dalam Melakukan EBP Siloam

Kebon Jeruk Desember 2012

Hospitals Kebon Jeruk Desember

(N=105)

2012 (N=105)

Pendidikan SPK D-III S-1 Total

Perawat

Frekuensi (n) 4 60 41 105

Persentase (%) 3,8 57,2 39,0 100

Dari tabel 1 menggambarkan dari 105

Pendidikan SPK DIII S1 Total

Kompetensi EBP Kurang Cukup Baik Total P value n % n % n % 4 100 0 0 0 0 4 39 65 12 20 9 15 60 0.006 11 26.8 13 31.7 17 41.5 41 56 58.8 29 29.2 105 20 21

Pada tabel 3 terlihat bahwa sebanyak 20

perawat SHKJ, jenjang pendidikan D-III

(19,1%) perawat memiliki kompetensi EBP

Keperawatan

dengan

kurang baik, sebanyak 56 (53,3%) perawat

persentase 57,2%, sedangkan responden

memiliki kompetensi EBP cukup baik dan

dengan pendidikan Sarjana Keperawatan 41

terdapat 29 (27,6%) perawat memiliki

mendominasi


114


kompetensi EBP baik di Siloam Hospitals

Kebon Jeruk.

Maryani (2006), yang menunjukkan terdapat

Kategori cukup baik tertinggi didominasi

hubungan yang signi ikan antara tingkat

oleh perawat dengan pendidikan D-III

pendidikan dengan motivasi kerja. Perawat

Keperawatan memiliki jumlah yang yaitu 39

dengan

responden (65%) sementara pendidikan SPK

kecenderungan

4 responden (100%) dan S-1 Keperawatan

motivasi kerja tinggi disbanding dengan

13 responden (31,7%). Sedangkan pada

perawat yang berpendidikan rendah.

kategori baik didominasi oleh perawat dengan

pendidikan S-1 Keperawatan yaitu 17

Maryani (2006), juga menyatakan bahwa

responden (41,5%) , pendidikan SPK 0% dan

tingkat pendidikan yang lebih tinggi umumnya

D-III

12

akan menyebabkan seseorang lebih mampu

responden (20%). Sama hal nya dengan

dan bersedia menerima posisi dan tanggung

kategori kurang baik, S-1 Keperawatan

jawab. Penulis berpendapat bahwa perawat

mendominasi dengan 11 responden (26,8%),

yang mempunyai pendidikan tinggi akan

SPK 0% dan D-III Keperawatan 9 responden

mempunyai kompetensi yang lebih tinggi

(15%).

dalam bidang keperawatan, lebih mudah

Keperawatan

Pada

hasil

dengan

korelasi

jumlah

pendidikan

tinggi

mempunyai

kali

mempunyai

3,912

Pendapat Gibson 1985 yang dikutip

tingkat

memahami tentang penilaian angka kredit

pendidikan dengan kompetensi perawat

sehingga perawat termotivasi dan berusaha

dalam melakukan EBP di Siloam Hospitals

untuk menampilkan kinerja lebih baik.

Kebon Jeruk didapatkan hasil dengan p value

= 0,006 < α = 0,05. Dari hasil ini menunjukkan

dapat memberikan gambaran, menambah

adanya hubungan yang signi ikan antara

pengetahuan,

pendidikan

mahasiswa perawat, dan perawat menerapkan

dengan

antara

Hal ini juga didukung dengan penelitian

kompetensi

dalam

Diharapkan bahwa hasil dari penelitian ini serta

mempersiapkan

melakukan EBP.

Evidence Based Practice dalam setiap praktik

klinis.

Dalam penelitian Eizenberg (2010),

tentang Implementation of Evidence-Based

Nursing Practice didapatkan hubungan yang

institusi kesehatan seperti rumah sakit ,

signi ikan antara pendidikan dengan praktik

klinik,

keperawatan, menurut Eizenberg (2010) hal

mendukung pengembangan jenjang karir

ini menunjukkan bahwa pendidikan Mampu

perawat

menuntun seseorang terampil dalam mencari

peningkatan tingkat pendidikan, yang dimana

sumber penelitian, berorganisasi dan bersikap

telah terbukti mendukung perawat dalam

profesional dalam bekerja, meningkatkan

mengaplikasikan

akses-akses

professional yang berkualitas dan teruji.

untuk

meningkatkan

dan

menerapkan praktik berdasarkan bukti (EBP).


Hasil penelitian ini juga mendorong agar dan

praktek

dimana

mandiri

salah

praktek

perawat

satunya

lewat

keperawatan

115


REFERENSI

Hapsari, E. D. (2011). Evidence based practice

Aryani, F. (2008). Pendekatan Evidence-based

science: Unique, diversity, and innovation.

Practice (EBP) Bagi Helping Professionals.

Diunduh 8 agustus 2012 dari Fakultas

Diunduh pada tanggal 3 september 2012,

Kedokteran Universitas Gadjah Mada.

Universitas Negeri Makasar.

Indonesia.

Bastable, S. B. (2002). Perawat Sebagai

Kusnanto. (2003). Pengantar Profesi dan

Pendidik. Jakarta: EGC.

Praktik Keperawatan Profesional. Jakarta:

Bostrom J, Suter WN, Luker KA, Kenrick M

EGC

dalam Introduction to Evidence-based

Majid, S. et al. (2011). Adopting evidence-

nursing. (2011). Diunduh 8 agustus 2012

based practice in clinical decision making :

dari

nurses' perceptions, knowledge, and

ktclearinghouse.ca/cebm/syllabi/

nursing/intro.

barriers. Journal of The Medical Library

Dicenso, A. et al dalam Introduction to

Association,

Evidence-based nursing. (2011). Diunduh 8 agustus 2012 dari ktclearinghouse.ca/

Evidence

Doi:

Maryani, S., Sumartini, M., Raenah, E. (2006). Jurnal Hubungan Penilaian Angka Kredit

Eizenberg., M., M. ( September, 2010). of

229-236.

10.3163/1536-5050.99.3.010

cebm/syllabi/nursing/intro. Implementation

99(3),

Jabatan Fungsional Perawat, Karakteristik

–based

Karakteristik

dengan

Motivasi

Kerja

nursing practice: nurses' personal and

Perawat di RS Persahabatan dan RS

professional factors? Diunduh 8 agustus

Fatmawati Jakarta tahun 2006. Diunduh

2012 dari Department of Health System

pada tanggal 12 agustus 2012, dari situs :

Management Yezreel Valley College, Israel.

isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/21062538

“Evidence-Based Nursing Position Statement” Honor Society of Nursing. (2005).. Diunduh

.pdf. Nursalam.

pada tanggal 9 juli 2012, dari situs : www.nursingsociety.org/aboutus/PositionPap

dalam

Rycroft-Malone, J., Bucknall, T., Melnyk, BM, (2004). Editorial. Worldviews on Evidence-

Gerrish, K. , Ashworth, P. , Lacey, A. & Bailey, J . Developing

Pendidikan

Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

ers/Pages/EBN_positionpaper.aspx (2008)

(2008).

Based

evidence-based

Nursing.

1(1),

1-2.

www.blackwellpublishing.com/wvn.

practice: experiences of senior and junior

Upton, D. (2006). Methodological Issues In

clinical nurses. Journal of Advanced Nursing

Nursing Reasearch Development of an

62(1),

evidence-based practice questionnaire for

62–73doi:

10.1111/

j.13652648.2007.04579.x

nurses. Di unduh pada tanggal 8 agustus

Gruendemann. J. B., Ernsebner. B. (2006).

2012 dari Head of psychology Division,

Buku Ajar Keperawatan Perioperatif, Vol. 1 Prinsip. Jakarta : EGC.

University of Worcester, Worcester UK. rd

3 International Nursing Conference 2012.


116


(2012). “Bringing Current Research Into

Yeni, C., K. (2008). Evidence-Based Nursing.

Nursing Practice For Improving Quality of

Diunduh pada tanggal, 9 juli 2012, dari :

Care”. Diunduh pada tanggal 9 juli 2012,

yenibeth.wordpress.com/2008/03/05/evi

dari: blogs. kep.unpad.ac.id/inc2012/.

dence-based-nursing/


DEWAN REDAKSI. Pelindung : Ketua STIKes 'Aisyiyah Bandung. Pelindung : Ketua STIKes Aisyiyah Bandung

Recommend Documents