PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS, UKURAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK, DAN KOMITE AUDIT TERHADAP AUDIT DELAY PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEI PERIODE 2009-2012 Dea Shashi Nindyta ; Murtedjo Universitas Bina Nusantara, Jl. Kebon jeruk raya No.27, (021) 53696969
[email protected]
ABSTRACT This research aims to obtain empirical evidence on the influence of the firm size, profitability, size of public accounting firm, and the committe audit toward audit delay. This research method uses multiple regression analysis. This research using the 2009-2012 data from Indonesia Stock Exchange, there are 107 manufacturing companies with 428 of financial statement. The result indicates the profitability, size of public accounting firm, and committe audit has an influence toward audit delay, while firm size has no influence. The conclusion of this research is (DSN) Keyword: audit delay, firm size, profitability, size of public accounting firm, and
committe audit.
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan bukti empiris mengenai pengaruh faktor ukuran perusahaan, profitabilitas, ukuran kantor akuntan publik, dan komite audit terhadap audit delay. Metode penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda. Sampel dalam penelitian ini adalah 107 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2009 sampai dengan tahun 2012 dengan total data penelitian sejumlah 428 laporan keuangan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor profitabilitas, ukuran kantor akuntan publik, dan komite audit berpengaruh signifikan terhadap audit delay. Sedangkan ukuran perusahaan tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap audit delay. Faktor profitabilitas, ukuran kantor akuntan publik, dan komite audit memiliki pengaruh negatif terhadap audit delay. Kesimpulan dari penelitian ini adalah dari empat variabel independen dalam penelitian ini, hanya variabel ukuran perusahaan saja yang tidak berpengaruh signifikan terhadap audit delay. (DSN) Kata kunci: audit delay, ukuran perusahaan, profitabilitas, ukuran kantor akuntan publik, dan komite audit.
PENDAHULUAN Laporan keuangan merupakan hal yang paling penting untuk melihat bagaimana kondisi keuangan sebuah perusahaan. Laporan keuangan merupakan suatu wahana bagi perusahaan untuk mengkomunikasikan berbagai informasi dan pengukuran secara ekonomis mengenai sumber daya yang di miliki serta kinerjanya kepada berbagai pihak yang mempunyai kepentingan atas informasi tersebut. Para pengguna laporan keuangan menggunakan informasi yang terkandung dalam laporan keuangan sebagai sumber informasi dalam proses pengambilan keputusan. Informasi dikatakan berguna apabila disajikan tepat waktu atau ada pada saat dibutuhkan oleh penggunanya. Oleh karena itu, sangat penting untuk menyampaikan laporan keuangan dengan tepat waktu agar informasi yang terkandung dalam laporan keuangan dapat dijadikan dasar untuk pengambilan keputusan ekonomi.
Di samping itu, ketepatan waktu dalam menyampaikan laporan keuangan merupakan kewajiban bagi perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia untuk menyampaikan laporan keuangan secara berkala. Tuntutan akan kepatuhan terhadap ketepatan waktu (timeliness) dalam penyajian laporan keuangan kepada publik di Indonesia telah diatur dalam UU No.8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal dan Keputusan Ketua Bapepam Nomor KEP-36/PM/2003 tentang Kewajiban Penyampaian Laporan Keuangan Berkala, Bapepam mewajibkan setiap perusahaan publik yang terdaftar di Pasar Modal wajib menyampaikan laporan keuangan tahunan yang disertai dengan laporan auditor independen selambat-lambatnya pada akhir bulan ketiga atau 90 hari setelah tanggal tutup buku. Laporan keuangan yang disusun oleh perusahaan harus terlebih dahulu diaudit agar dapat dipercayainya informasi keuangan serta meyakinkan bahwa laporan keuangan tersebut disajikan secara wajar dan sesuai dengan standar yang berlaku. Sementara dalam melakukan proses audit terhadap laporan keuangan memerlukan waktu yang tidak singkat atau sebentar sehingga dengan pelaksanaan audit yang memakan cukup waktu dapat menyebabkan terlambatkan laporan keuangan dipublikasikan kepada masyarakat. Pelaksanaan audit harus dilakukan dengan cermat dan seksama serta sesuai dengan standar audit. Menurut Kartika (2009), pemenuhan standar audit dapat berdampak pada lamanya waktu penyelesaian audit tetapi juga berdampak pada peningkatan hasil kualitas audit. Lamanya waktu penyelesain audit yang diukur dari tanggal tutup buku sampe tanggal laporan auditor independen dikeluarkan didefinisikan sebagai audit delay. Menurut Aryati (2005) dalam Iskandar dan Trisnawati (2010), rentang waktu pelaksanaan audit laporan keuangan tahunan, diukur berdasarkan lamanya hari yang dibutuhkan untuk memperoleh laporan auditor independen, sejak tanggal tutup buku perusahaan yaitu 31 Desember sampai tanggal yang tertera dalam laporan auditor independen didefinisikan sebagai audit delay. Audit delay disebabkan oleh beberapa faktor. Carslaw dan Kaplan (1991) dalam Kartika (2009) yang melakukan penelitian mengenai audit delay pada perusahaan publik di New Zealand. Variabel yang digunakan adalah ukuran perusahaan, jenis opini akuntan publik, auditor, tahun buku perusahaan, kepemilikan perusahaan, perusahaan yang melaporkan kerugian, dan proporsi hutang terhadap total asset. Variabel yang berpengaruh adalah ukuran perusahaan dan perusahaan melaporkan kerugian. Hasil yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan memiliki pengaruh terhadap audit delay juga terjadi d alam penelitian yang dilakukan Kartika (2009) dan Santoso (2012). Hal tersebut bertolak belakang dengan penelitian yang dilakukan oleh Lestari (2010) menunjukan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap audit delay. Penelitian yang dilakukan oleh Lestari (2010) menunjukan hasil bahwa faktor profitabilitas dan solvabilitas berpengaruh pada audit delay. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Rachmawati (2008) yang menunjukan bahwa faktor profitabilitas dan solvabilitas tidak memiliki pengaruh terhadap audit delay. Berdasarkan hasil penelitian dari peneliti terdahulu, banyak keberagaman dan ketidakkonsistenan hasil penelitian. Oleh karena itu penelitian ini akan menguji kembali variabel ukuran perusahaan, profitabilitas, ukuran Kantor Akuntan Publik (KAP) dan menambahkan variabel komite audit. Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mendapatkan bukti empiris mengenai pengaruh ukuran perusahaan, profitabilitas, ukuran KAP, dan komite audit terhadap audit delay. Ukuran perusahaan merupakan gambaran besar kecilnya perusahaan yang ditentukan berdasarkan ukuran nominal misalnya jumlah kekayaan dan total penjualan perusahaan dalam satu periode penjualan (Rahayu, 2011). Keputusan Ketua Bapepam-LK No. Kep. 11/PM/1997 menyebutkan perusahaan kecil dan menengah berdasarkan aktiva (kekayaan) adalah badan hukum yang memiliki total aktiva tidak lebih dari seratus milyar, sedangkan perusahaan besar adalah badan hukum yang total aktivanya diatas seratus milyar. Besar kecilnya ukuran perusahaan juga dipengaruhi oleh beberapa hal seperti kompleksitas operasionalnyal, variabilitas, dan intensitas transaksi perusahaan tersebut yang tentunya akan berpengaruh terhadap kecepatan dalam menyajikan laporan keuangan. Dyer dan McHugh (1975) dalam Rachmawati (2008) menyatakan bahwa manajemen perusahaan besar memiliki dorongan untuk mengurangi penundaan audit (audit delay) dan penundaan laporan keuangan yang disebabkan karena perusahaan besar senantiasa diawasi secara ketat oleh para investor, asosiasi perdagangan, dan agen regulator. Di samping itu ukuran perusahaan juga memiliki alokasi dana yang lebih besar untuk membayar biaya audit (audit fees), hal ini menyebabkan perusahaan yang memiliki ukuran perusahaan yang lebih besar cenderung memiliki audit delay yang lebih pendek bila dibandingkan dengan perusahaan yang memiliki ukuran perusahaan yang lebih kecil.
Menurut Setiawan (2012:5), profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba bagi perusahaan selama satu periode. Profitabilitas mengacu pada keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan, maka profitabilitas dapat dikatakan sebagai berita baik. Dengan demikian, perusahaan memiliki kecenderungan untuk mempublikasikan berita baik tersebut kepada publik secepat mungkin. Oleh karena itu dapat disimpulkan dengan pemikiran logis bahwa tingkat profitabilitas mempengaruhi audit delay. Penelitian yang dilakukan oleh Lestari (2010) menunjukan bahwa profitabilitas memiliki pengaruh pada audit delay. Givoly & Palmon (1982) yang diambil dari Rachmawati (2008) bahwa ketepatan waktu dan keterlambatan pengumuman laba tahunan dipengaruhi oleh isi laporan keuangan. Jika pengumuman laba berisi berita baik maka pihak manajemen akan cenderung melaporkan tepat waktu dan jika pengumuman laba berisi berita buruk, maka pihak manajemen cenderung melaporkan tidak tepat waktu. Kantor Akuntan Publik (KAP) adalah suatu bentuk organisasi akuntan publik yang memperoleh izin sesuai dengan peraturan perundang-undangan,yang berusaha di bidang pemberian jasa profesional dalam praktek akuntan publik. Terdapat empat kategori ukuran KAP, yaitu: KAP Internasional, KAP Nasional, KAP lokal, dan KAP lokal kecil. Untuk meningkatkan kredibilitas dari laporan keuangannya, perusahaan cenderung memilih kantor akuntan publik yang memiliki reputasi yang baik. Hal ini biasa dilakukan dengan memilih kantor akuntan publik terbesar didunia atau yang biasa dikenal dengan big four untuk melakukan audit terhadap laporan keuangannya. Hal ini didasarkan karena kantor akuntan publik besar, yang dalam hal ini adalah big four cenderung lebih cepat dalam melaksanakan tugas auditnya karena reputasi mereka yang harus dijaga. The big four juga dinilai lebih berkompeten dalam melakukan audit dibandingkan oleh kantor akuntan publik yang non-big four. Komite audit adalah komite yang dibentuk oleh dewan komisaris untuk membantu dewan komisaris dalam memastikan efektifitas sistem pengendalian intern, efektivitas pelaksanaan tugas auditor eksternal dan auditor internal. Komite audit juga dapat bertindak sebagai penghubung antara auditor dan manajemen. Tugas pokok dari komite audit pada prinsipnya adalah membantu Dewan Komisaris dalam melakukan fungsi pengawasan atas kinerja perusahaan. Hal tersebut terutama berkaitan dengan mereview sistem pengendalian intern perusahaan, memastikan kualitas laporan keuangan, dan meningkatkan efektivitas fungsi audit.
METODE PENELITIAN Penelitian ini adalah replikasi dari penelitian sebelumnya yaitu penelitian Rachmawati (2008), Kartika (2009), Lestari (2010) dan Lianto dan Kusuma (2010). Penelitian terdahulu menghasilkan hasil penelitian yang beragam dan tidak konsisten untuk variabel ukuran perusahaan, profitabilitas, dan ukuran KAP. Oleh karena itu, penelitian ini akan menguji tiga variabel tersebut dan memperluas sampel penelitian serta menambahkan variabel komite audit untuk diteliti pengaruhnya terhadap audit delay. Ukuran perusahaan dalam penelitian ini diukur dari total aset yang dimiliki perusahaan. Menurut Kartika (2009) perusahaan dengan skala besar cenderung diberikan insentif untuk mempercepat penerbitan laporan keuangan auditan disebabkan perusahaan berskala besar dimonitor secara ketat oleh investor, pengawas permodalan, dan pemerintah sehingga cenderung menghadapi tekanan eksternal yang lebih tinggi untuk mengumumkan laporan keuangan auditan lebih awal. Berdasarkan hal tersebut maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut: Ha1: Ukuran perusahaan memiliki pengaruh negatif terhadap audit delay. Profitabilitas dalam penelitian ini diproksikan melalui return on asset (ROA). Menurut Wirakusuma (2004) dalam Lianto dan Kusuma (2010), perusahaan yang mengalami kerugian mungkin akan meminta auditor untuk mengatur waktu auditnya lebih lama dibandingkan biasanya. Sebaliknya, jika perusahaan mengalami keuntungan yang tinggi maka perusahaan berharap laporan keuangan auditan dapat diselesaikan secepatnya sehingga berita baik tersebut segera dapat disampaikan kepada investor dan pihak-pihak yang berkepentingan lainnya. Berdasarkan hal tersebut maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut Ha2: Profitabilitas memiliki pengaruh negatif terhadap audit delay. Ukuran KAP dalam penelitian ini menggunakan skala nominal dengan memberikan kode: 0 untuk perusahaan yang diaudit oleh KAP non-big four dan kode: 1 untuk perusahaan yang diaudit oleh KAP big four. Dalam melakukan audit laporan keuangan, big four harus menjaga reputasi atau
nama baiknya sehingga mendorong untuk lebih cepat dalam menyelesaikan audit. Jika KAP big four tidak menyelesaikan pelaksanaan audit dengan tepat waktu, reputasi mereka akan menjadi buruk dimata klien. Berdasarkan hal-hal tersebut maka dapat diambil pemikiran bahwa perusahaan yang diaudit oleh KAP besar cenderung lebih pendek audit delay-nya. Oleh karena itu, proses audit yang dilakukan oleh KAP big four berpeluang mengurangi audit delay. Hal serupa juga ditunjukan oleh penelitian yang dilakukan oleh Widosari (2012) dan Lestari (2010) bahwa kualitas auditor dalam KAP berpengaruh terhadap audit delay. Berdasarkan hal tersebut maka dirumuskan hipotesis sebgai berikut: Ha3: Ukuran KAP memiliki pengaruh negatif terhadap audit delay. Variabel komite audit dalam penelitian ini di ukur berdasarkan jumlah anggota komite audit yang dimiliki oleh perusahaan sampel. Keberadaan komite audit dalam sebuah perusahaan dapat meningkatkan integritas dan kredibilitas dalam hal pelaporan keuangan. Perusahaan yang memiliki komite audit diduga memiliki pengendalian internal yang baik sehingga dapat mengurangi pengukuran akuntansi yang tidak tepat, mengurangi pengungkapan akuntansi yang tidak tepat, dan mengurangi tindakan kecurangan manajemen dan tindakan ilegal sehingga dapat meringankan tugas auditor independen dalam melaksanakan audit laporan keuangan. Hal-hal tersebut menimbulkan pendapat bahwa keberadaan komite audit dapat mengurangi jarak audit delay. Berdasarkan hal tersebut maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut: Ha4 : Komite audit memiliki pengaruh negatif terhadap audit delay. Data penelitian ini mencakup ukuran perusahaan, profitabilitas, ukuran KAP, dan komite audit sebagai variabel bebas yang dapat mempengaruhi audit delay. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder yang diambil adalah data sekunder eksternal, yaitu yang disusun oleh organisasi yang bersangkutan berupa laporan keuangan perusahaan dan laporan auditor independen. Data sekunder utama didapatkan dari situs resmi Bursa Efek Indonesia yaitu www.idx.co.id. Penelitian ini menggunakan 107 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia empat tahun berturut-turut, yaitu 2009, 2010, 2011, dan 2012. Oleh karena itu total sampel keseluruhan adalah 428 laporan keuangan. Tabel 1 berikut adalah rincian proses pengambilan sampel. Tabel 1 Proses Pengambilan Sampel Kriteria Jumlah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI berturut-turut periode 2009-2012 Perusahaan manufaktur yang tidak menyajikan laporan keuangan auditan secara lengkap untuk periode tahun 2009-2012 Perusahaan yang datanya dianggap outlier
125
16 2
Jumlah Perusahaan Sampel
107
Tahun Pengamatan (Tahun)
3
Jumlah observasi total periode penelitian
428
Pemilihan sampel penelitian menggunakan metode purposive sampling yaitu dengan menetapkan kriteria-kriteria tertentu (Sugiyono, 2010:122). Kriteria tersebut adalah perusahaan yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia pada tahun 2009, 2010, 2011, dan 2012 secara berturut turut; perusahaan memiliki tahun tutup buku 31 Desember dan mengeluarkan laporan keuangannya untuk tahun 2009 sampai dengan 2012; laporan keuangan perusahaan yang menjadi sampel sudah diaudit olek Kantor Akuntan Publik dan dipublikasikan; perusahaan menerbitkan laporan keuangan yang menampilkan data yang mendukung analisis faktor-faktor yang mempengaruhi audit delay. Dalam penelitian ini, analisis data yang digunakan adalah analisa pengujian statistik deskriptif, analisa pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji t atau uji signifikansi parameter individual. Uji t digunakan untuk menguji hipotesis secara parsial guna
menunjukkan pengaruh tiap variabel independen secara individu terhadap variabel dependen. Uji t dalam penelitian ini dilakukan dengan menetapkan taraf 5%. Variabel independen dalam penelitian ini adalah ukuran perusahaan, profitabilitas, ukuran KAP, dan komite audit. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah audit delay. Definisi operasionalisasi dan pengukuran variabel dalam penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut: Tabel 2 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Variabel
Indikator
Skala
Sumber Data
Selisih hari antara tanggal penutupan tahun buku sampai dengan tanggal dikeluarkannya laporan hasil audit.
Rasio
Sekunder
Ukuran Perusahaan
Total aset yang di miliki perusahaan
Rasio
Sekunder
Profitabilitas
Net income dibagi dengan total asset
Rasio
Sekunder
Ukuran KAP
diaudit oleh big four = 1 diaudit oleh non-big four = 0
Nominal
Sekunder
Komite Audit
Dinyatakan dengan jumlah anggota komite audit yang dimiliki perusahaan
Rasio
Sekunder
Variabel Dependen
Audit Delay Variabel Independen
HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis deskriptif bertujuan untuk memberikan gambaran terhadap sampel yang diambil secara deskriptif yang dapat dilihat dari nilai rata-rata (mean), deviasi standar (standar deviation), nilai maksimum (maximum) dan minimum (minimum). Hasil dari statistika deskriptif dapat dilihat pada Tabel 3 sebagai berikut: Tabel 3 Statistika Deskriptif
Variabel
n
Minimum
Maksimum
Mean
Std. Deviation
Audit Delay Ukuran Perusahaan
428
31
151
77,73
16,937
428
13173
18227400
5485223,9
1,72794
Profitabilitas
428
-74,16
116,4
6,8692
13,10297
Komite Audit
428
0
5
1,91
1,558
Dari hasil pengujian statistik deskriptif diketahui bahwa nilai minimum dari variabel audit delay sebesar 31 hari atau jarak audit delay terpendek dalam penelitian ini adalah 31 hari, sedangkan nilai maksimum yang dihasilkan sebesar 151 hari atau jarak audit delay paling lama dalam penelitian ini adalah 151 hari. Rata-rata audit delay pada tahun 2009, 2010, 2011, dan 2012
sebesar 77,73 hari, dimana standar deviasi yang diperkenankan adalah 16,937. Berdasarkan nilai rata-rata tersebut tampak bahwa rata-rata audit delay perusahaan sampel masih di bawah 90 hari kalender yang merupakan batas yang ditetapkan oleh Bapepam-LK dalam penyampaian laporan keuangan. Variabel ukuran perusahaan memiliki nilai maksimum sebesar Rp 13.173 dan nilai minimum sebesar Rp 182.274.000. Nilai rata-rata dari ukuran perusahaan adalah Rp 5.485.223,91 dan nilai standar deviasi adalah 1,72794. Variabel profitabilitas berkisar antara -74,16 sampai 116,40 dengan nilai rata-rata sebesar 6,86 dan standar deviasi sebesar 13,10. Variabel komite audit diukur menggunakan skala rasio dengan meneliti data jumlah komite audit yang dimiliki oleh maisngmasing perusahaan sampel. Variabel komite audit memiliki nilai maksimum 5 anggota komite audit dan nilai minimum 0 anggota komite audit. Hasil tersebut menunjukkan bahwa masih ada perusahaan yang belum memiliki komite audit walaupun sudah ada peraturan pemerintah yang mensyaratkan setiap perusahaan go public di indonesia wajib membentuk komite audit. Variabel ukuran kantor akuntan Publik (KAP) menggunakan dummy dengan skala pengukuran nominal sehingga pengujian statistik deskriptifnya harus dilakukan sendiri. Pengukuran variabel ukuran KAP dengan membedakan perusahaan yang diaudit oleh KAP yang terkategori big four dengan memberikan nilai dummy 1 dan memberikan nilai dummy 0 untuk perusahaan yang diaudit oleh KAP non-big four.
Tabel 4 Analisis Statistik Deskriptif Variabel Dummy Ukuran KAP
Ket:
Mean
Std. Deviation
0
Audit Delay
79.376
15.3
1
Audit Delay
74.272
15.6
0) KAP Non-Big four 1) KAP Big four
Dari data yang tersaji dalam tabel 4.2 menunjukkan bahwa rata-rata audit delay yang menggunakan jasa KAP non-big four (kode: 0) sebesar 79,37 dan nilai standar deviasi sebesar 15,3. Rata-rata audit delay yang menggunakan jasa KAP big four (kode: 1) sebesar 74,27 dan nilai standar deviasi sebesar 15,6. Hasil pengujian hipotesis dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 5 Hasil Pengujian Hipotesis Variabel B Sig Konstanta 79,009 0,000 Ukuran Perusahaan 0,289 0,544 Profitabilitas -0,160 0,006 Ukuran KAP -4,076 0,016 Komite Audit -1,566 0,001 R 0,260 ; R square 0,068 ; Adjusted R square 0,059 Nilai B pada variabel ukuran perusahaan adalah 0,289 yang menunjukkan bahwa variabel ukuran perusahaan memiliki pengaruh positif terhadap audit delay. Semakin besar ukuran perusahaan, maka jarak audit delay juga akan semakin panjang. Menurut Halim dalam Kartika (2009), semakin besar ukuran perusahaan, semakin panjang jarak audit delay karena sampel yang diambil semakin banyak dan prosedur audit yang ditempuh semakin luas. Nilai Signifikansi dari variabel ukuran perusahaan sebesar 0,544. Nilai tersebut lebih besar dari taraf α yang ditetapkan yaitu 0,05 (0,544 > 0,06). Hal tersebut menunjukkan bahwa variabel ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap audit delay. Menurut Santoso (2012) tidak berpengaruhnya variabel ukuran perusahaan dalam penelitian ini mungkin disebabkan karena tekanan dari pihak eksternal agar perusahaan mempublikasikan laporan keuangannya tepat waktu bukan hanya kepada perusahaan besar atau dengan kata lain, pihak eksternal menginginkan perusahaan besar maupun perusahaan kecil tepat
waktu dalam mempublikasikan laporan keuangannya. Terlebih lagi sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di BEI yang sama-sama di awasi oleh investor, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), pemerintah, dan pihak eksternal lainnya. Dengan demikian hipotesis Ha1 dalam penelitian ini yang menyatakan bahwa “Ukuran perusahaan memiliki pengaruh negatif terhadap audit delay” ditolak. Variabel profitabilitas memiliki nilai B sebesar -0,160, nilai negatif tersebut menunjukkan bahwa profitabilitas memiliki pengaruh negatif terhadap audit delay. Pengaruh negatif tersebut mengindikasikan bahwa semakin tingga tingkat profitabilitas perusahaan, maka jarak audit delay perusahaan akan semakin pendek. Menurut Lianto dan Kusuma (2010), semakin tinggi tingkat profitabilitas perusahaan maka akan menyebabkan semakin rendah audit delay. Perusahaan dengan profitabilitas tinggi cenderung membutuhkan waktu pengauditan laporan keuangan yang lebih cepat karena adanya tuntutan untuk menyampaikan kabar baik tersebut secepatnya kepada publik. Nilai signifikansi dari variabel profitabilitas adalah 0,006 dimana nilai tersebut lebih kecil dari taraf α yang ditetapkan (0,006 < 0,05) sehingga dapat disimpulkan profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap audit delay. Profitabilitas memiliki pengaruh signifikan terhadap audit delay menunjukkan bahwa profitabilitas yang dimiliki perusahaan adalah salah satu faktor yang menjadi penilaian para stockholder dalam pengambilan keputusan ekonomi sehingga perusahaan yang mendapatkan profitabilitas tinggi akan berusaha mempublikasikan laporan keuangannya secepat mungkin agar berita baik (good news) tersebut dapat segera diketahui oleh publik. Dengan demikian hipotesis Ha2 dalam penelitian ini yang menyatakan bahwa “Profitabilitas berpengaruh negatif terhadap audit delay” diterima. Variabel ukuran KAP memiliki nilai B sebesar -4,076, nilai tersebut menunjukkan bahwa variabel ukuran KAP memiliki pengaruh negatif terhadap audit delay. Pengaruh negatif tersebut mengindikasikan bahwa perusahaan yang diaudit oleh KAP big four berpeluang untuk menurunkan jarak audit delay. Nilai signifikansi dari variabel ukuran KAP lebih kecil dari taraf α yang ditetapkan (0,016 < 0,05), hal ini menunjukkan bahwa ukuran KAP berpengaruh signifikan terhadap audit delay. Hasil ini serupa dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Santoso (2012), Pranajaya (2011), Shukeri dan Nelson (2011), dan Muhammad dan Shukeri (2008). KAP big four menjaga reputasinya dengan menjaga kualitas audit dan penyelesaian audit sesuai dengan jangka waktu yang telah ditentukan karena apabila auditor tidak tepat waktu dalam melaksanakan audit, reputasi KAP akan buruk di mata klien. KAP yang berafiliasi dengan big four memiliki sumber daya yang besar, baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Oleh karena itu, perusahaan yang diaudit oleh KAP yang berafiliasi dengan big four berpeluang untuk menurunkan jarak audit delay. Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian yang menunjukkan hasil ukuran KAP memiliki pengaruh negatif terhadap audit delay. Menurut Iskandar dan Trisnawati (2010), KAP big four memperoleh insentif lebih tinggi untuk menyelesaikan pekerjaan audit lebih cepat dibandingkan KAP lainnya. Waktu audit yang cepat juga merupakan cara KAP big four mempertahankan reputasinya. KAP big four biasanya juga didukung oleh kualitas dan kuantitas sumber daya manusia yang lebih baik sehingga akan berpengaruh terhadap kualitas audit yang dihasilkan. Apabila terjadi keterlambatan publikasi, biasanya lebih banyak disebabkan oleh pihak manajemen yang justru menunda publikasi laporannya dengan pertimbangan tertentu (Yanti dalam Wirakusuma dan Cindrawati, 2011). Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan hasil penelitian Kartika (2009). Menurut Kartika (2009), perbedaan hasil penelitian yang dilakukan Kartika dengan peneliti sebelumnya yang hasil penelitian menunjukan hasil ukuran KAP berpengaruh signifikan karena adanya perubahaan pengelompokan. Peneliti sebelum Kartika (2009) menggunakan bigsix, sedangkan penelitian yang dilakukan Kartika memakai pengelompokkan bigfive.
Variabel komite audit memiliki nilai B sebesar -1,566, nilai tersebut menunjukkan bahwa komite audit memiliki pengaruh negatif terhadap audit delay. Pengaruh negatif tersebut menunjukkan jika anggota komite audit semakin banyak, maka jarak audit delay yang ditimbulkan semakin rendah. Hal tersebut ditenggarai karena keberadaan komite audit yang sangat membantu bagi auditor independen dalam hal pemeriksaan. Selain melakukan pemeriksaan terhadap objek pemeriksaan, auditor independen juga dibantu dengan mengadakan konsultasi dengan komite audit karena menurut keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor: Kep-117/M-MBU/2002 menjelaskan bahwa tujuan dari komite audit adalah membantu Dewan Komisaris atau Dewan Pengawas dalam memastikan efektivitas sistem pengendalian internal dan efektivitas pelaksanaan tugas auditor eksternal dan internal. Dengan adanya komite audit diharapkan dapat mengurangi
kesalahan dalam pengukuran akuntansi, kesalahan dalam pengungkapan akuntansi, dan mengurangi tindak kecurangan yang mungkin dilakukan oleh manajemen sehingga auditor independen dapat terbantu dalam melaksanakan pekerjaan audit. Jika pengendalian internal perusahaan baik, maka auditor dapat memperkecil jumlah sampel sehingga jarak audit delay dapat menjadi lebih pendek. Nilai signifikansi dari hasil uji t variabel komite audit lebih kecil dari taraf α yang ditetapkan (0,001 < 0,05). Nilai tersebt menunjukkan bahwa variabel komite audit berpengaruh signifikan terhadap audit delay. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Ika dan Ghozali (2012) yang hasil penelitiannya menunjukkan bahwa efektivitas komite audit mampu mengurangi lead time pelaporan keuangan. Hasil yang berbeda ada pada penelitian yang dilakukan oleh Shukeri dan Nelson (2011) yang hasil penelitiannya menunjukkan bahwa ukuran komite audit tidak memiliki pengaruh terhadap audit delay.
SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitisn yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa variabel profitabilitas, ukuran KAP, dan komite audit memiliki pengaruh signifikan terhadap audit delay. Variabel ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap audit delay. Penelitian ini hanya menggunakan empat variabel independen dan dengan melihat nilai dari koefisien determinasi hasil penelitian yang rendah, maka hal ini menunjukkan masih banyak variabel independen lainnya yang berpengaruh terhadap audit delay. Peneliti selanjutnya dapat menambahkan variabel lain seperti luasnya lingkup pemeriksaan, kompleksitas perusahaan, dan besarnya audit fee.
REFERENSI Ika, Siti R. dan Ghazali, N.A. (2012). Audit Committee Effectiveness and Timeliness of Reporting: Indonesian Evidence. Managerial Auditing Journal. 27(4): 403-424. Iskandar, Meylisa J. dan Trisnawati, E. (2010). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit Report Lag pada Perusahaan yang Terdaftar di BEI. Jurnal Bisnis dan Akuntansi. 12(3): 175-186. Kartika, A. (2009). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay Di Indonesia (Studi Empiris Pada Perusahaan-Perusahaan LQ 45 Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta). Jurnal Bisnis dan Ekonomi. 16(1): 1-17. Lestari, D. (2010). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit Delay: Studi Empiris pada Perusahaan Consumer Goods yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Skripsi. Semarang: Program Strata 1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Diponegoro. Lianto, N. dan Kusuma, Budi H. (2010). Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Audit Report Lag. Jurnal Bisnis dan Akuntansi. 12(2): 97-106. Rachmawati, S. (2008). Pengaruh Faktor Internal dan Eksternal Perusahaan Terhadap Audit Delay dan Timeliness. Jurnal Akuntansi dan Keuangan. 10(1): 1-10. Rahayu, M. (2011). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit Delay pada Perusahaan NonKeuangan di Bursa Efek Indonesia Tahun 2006-2008. Skripsi. Semarang: Program Strata 1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Diponegoro. Santoso, Felisiane K. (2012). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit Delay pada Perusahaan di Sektor Keuangan. Berkala Ilmiah Mahasiswa Akuntansi. 1(2): 89-95. Setiawan, T. (2012). Mahir Akuntansi. (Edisi Revisi). Jakarta: Bhuana Ilmu Populer. Shukeri, Siti. N. dan Nelson, Sherliza, P. (2012). Timeliness of Annual Audit Report: Some Empirical Evidence from Malaysia. Retrieved/Diperoleh 01/23/2014 from/dari http://www.emeraldinsight.com. Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Bisnis. (Jilid-15). Bandung: Alfabeta.
Widosari, Shinta A. (2012). Analisis Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Aaudit Delay pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2010. Skripsi. Semarang: Program Strata 1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Diponegoro. Wirakusuma, Made G, dan Cindrawati, Putu M. (2011). Pengaruh Profitabilitas, Solvabilitas, Reputasi Auditor, Ukuran Perusahaan, Kandungan Laba, dan Jenis Industri Terhadap, Ketidak Tepatan Publikasi Laporan Keuangan di PT Bursa Efek Indonesia Periode 2007-2009. Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Bisnis. Vol. 6, No. 2. Retrieved/Diperoleh 01/23/2014 from/dari http://www.scholar.google.com
RIWAYAT PENULIS Dea Shashi Nindyta lahir di kota Jakarta tanggal 2 Juni 1992. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Akuntansi pada tahun 2014.