ANALISIS PENGARUH INDEPENDENSI, AKUNTABILITAS, PENGALAMAN, DAN DUE PROFESSIONAL CARE TERHADAP KUALITAS AUDIT (STUDI PADA AUDITOR DI KANTOR AKUNTAN PUBLIK NON BIG FOUR DI JAKARTA)
RISCA AMALIA SHADRINA GEN NORMAN THOMAS Universitas Bina Nusantara, Jl. Kebon jeruk Raya No 27, Telp: (021) 53696969 Email:
[email protected]
ABSTRAK Tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui, menganalisis, dan mendapatkan bukti empiris mengenai pengaruh independensi, akuntabilitas, pengalaman, dan due professional care terhadap kualitas audit yang dilakukan oleh auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik Non Big Four di Jakarta. Metode pengumpulan data digunakan dengan cara menyebarkan kuesioner secara langsung ke KAP di Jakarta untuk diisi oleh auditor yang bekerja di KAP tersebut. Metode analisis yang digunakan untuk pengujian hipotesis dalam penelitian ini adalah regresi berganda dengan menggunakan software SPSS. Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa independensi, akuntabilitas, pengalaman, dan due professional care secara bersama-sama berpengaruh terhadap kualitas audit dan secara parsial tidak berpengaruh terhadap kualitas audit. Kata kunci: Independensi, Akuntabilitas, Pengalaman, Due Professional Care, Kualitas Audit, Auditor, Kantor Akuntan Publik
ABSTRACT The purpose of this research is to investigate, analyze and to obtain empirical evidence about the influence of the independence, accountability, experience, and due professional care auditor’s audit quality who work in public accounting firm non big four in city of Jakarta. The method of collecting of the data used in this study is distributing questionnaries directly to public accounting firms in Jakarta. The method of analysis used in this research is a multiple regression by using software named SPSS. The results in this study stated that the independence, accountability, experience, and due professional care effect together, yet not partially has effect on audit quality. Keywords: Independency, Accountability, Experience, Due Professional Care, Audit Quality, Auditor, Public Accounting Firm
PENDAHULUAN Laporan keuangan memiliki informasi berupa ringkasan proses pencatatan atas transaksi keuangan yang terjadi selama tahun berjalan, yang digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan oleh perusahaan. Oleh karena itu laporan keuangan yang berkualitas sangat penting. Untuk mendapatkan laporan keuangan yang berkualitas dibutuhkan jasa pihak ketiga yaitu auditor untuk menjamin bahwa
laporan keuangan yang ada sudah berkualitas dengan mengacu pada PSAK. Auditor dibutuhkan karena auditor adalah pihak profesional yang tidak memihak baik kepada pihak internal maupun eksternal perusahaan. Ada beberapa sifat yang wajib dimiliki oleh auditor diantaranya adalah independensi, akuntabilitas, pengalaman, dan due professional care. Dalam Standar Profesional Akuntan Publik 2011 SA seksi 220 dijelaskan bahwa auditor yang bersikap independen adalah auditor yang tidak mudah dipengaruhi karena ia melaksanakan pekerjaannya untuk kepentingan umum. Menurut Tetclock (1987) dalam Achmat Badjuri (2011), akuntabilitas merupakan dorongan psikologi sosial yang dimiliki oleh seseorang untuk mempertanggungjawabkan kewajiban yang diselesaikannya. Singgih dan Bawono (2010) mengatakan bahwa pengalaman akan membentuk keahlian seseorang baik secara teknis maupun secara psikis. Due Professional Care memiliki arti sikap profesional yang cermat dan seksama. Agustin (2008) dalam penelitiannya mengatakan bahwa penggunaan sikap cermat dan seksama menekankan tanggung jawab setiap profesional yang bekerja dalam organisasi auditor. Rumusan masalah dalam penlitian ini adalah apakah independensi berpengaruh terhadap kualitas audit, apakah akuntabilitas berpengaruh terhadap kualitas audit, apakah pengalaman berpengaruh terhadap kualitas audit, apakah due professional care berpengaruh terhadap kualitas audit, apakah independensi, akuntabilitas, pengalaman dan due professional care secara bersama-sama atau simultan berpengaruh terhadap kualitas audit. Adapun hipotesis dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut. H1
: Independensi berpengaruh terhadap kualitas audit.
H2
: Akuntabilitas berpengaruh terhadap kualitas audit.
H3
: Pengalaman audit berpengaruh terhadap kualitas audit.
H4
: Due professional care berpengaruh terhadap kualitas audit.
H5
: Independensi, akuntabilitas, pengalaman audit, dan due professional care berpengaruh
secara simultan terhadap kualitas audit.
METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data primer . Menurut Kuncoro (2009: 148) data primer biasanya diperoleh dengan survei lapangan yang menggunakan semua metode pengumpulan data orisinal. Data dalam penelitian ini diperoleh dengan cara membagikan daftar pertanyaan yang telah dibuat sebelumnya dengan terstruktur yang berpacu pada penelitian terdahulu kepada auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik yang merupakan responden dalam penelitian ini. Kuesioner ini menggunakan skala Likert untuk mengukur persepsi auditor pada setiap pertanyaannya. Skala Likert adalah metode yang mengukur sikap responden dengan menyatakan setuju atau tidak setuju terhadap subjek, objek, dan kejadian tertentu. Kuncoro (2009: 126) dalam bukunya menuliskan pedoman yang dianjurkan adalah Untuk studi deskriptif, sampel 10% dari populasi dianggap merupakan jumlah amat minimal. Untuk populasi yang lebih kecil, setidaknya 20% mungkin diperlukan, Untuk studi korelasional, dibutuhkan minimal 30 sampel untuk menguji ada/tidaknya hubungan, Untuk studi kausal-komparatif, minimal 30 subjek per grup umumnya dianjurkan, Untuk studi eksperimen, minimal 15 subjek per grup umumnya dianjurkan. Sampel dalam penelitian ini adalah auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik di Jakarta yaitu sebanyak 100 auditor. Jumlah Akuntan Publik yang aktif dari daftar yang tertera di PPAJP adalah sebanyak 438. Karena untuk studi korelasional dibutuhkan minimal 30 sampel, maka 100 sampel di asumsikan sudah mewakili populasi secara keseluruhan. Metoda yang digunakan dalam menganalisa pengaruh independensi, akuntabilitas, pengalaman, dan due professional care terhadap kualitas audit auditor yang bekerja di KAP non big four di Jakarta adalah regresi linier berganda. Teknik analisis statistik yang digunakan dalam penelitian ini antara lain; statistik deskriptif, uji asumsi klasik yaitu, uji multikolenieritas, uji autokorelasi, uji heteroskedastisitas, dan uji normalitas serta Goodness of Fit yaitu uji koefisien determinasi, uji signifikansi simultan (uji statistik F), dan uji signifikansi parameter individual (uji statistik t) dengan menggunakan program IBM SPSS.
HASIL DAN BAHASAN Descriptive Statistics N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
Independensi
100
24
40
35,00
2,590
Akuntabilitas
100
19
25
22,03
1,660
Pengalaman
100
17
25
21,56
1,945
DueProfessionalCare
100
17
25
21,72
1,897
KualitasAudit
100
37
50
44,08
3,051
Valid N (listwise)
100
Sumber : Hasil Pengolahan Data Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat hasil dari statistik deskriptif variabel independensi memiliki nilai minimum (terendah) sebesar 24 dan nilai maksimumnya (tertinggi) sebesar 40 dengan nilai ratarata (mean) sebesar 35,00 dan nilai standar deviasinya adalah 2,590. Pada variabel akuntabilitas memiliki nilai minimum (terendah) sebesar 19 dan nilai maksimumnya (tertinggi) sebesar 25 dengan nilai rata-rata (mean) sebesar 22,03 dan nilai standar deviasinya adalah 1,660. Pada variabel pengalaman memiliki nilai minimum (terendah) sebesar 17 dan nilai maksimumnya (tertinggi) sebesar 25 dengan nilai rata-rata (mean) sebesar 21,56 dan nilai standar deviasinya adalah 1,985. Pada variabel due professional care memiliki nilai minimum (terendah) sebesar 17 dan nilai maksimumnya (tertinggi) sebesar 25 dengan nilai rata-rata (mean) sebesar 21,72 dan nilai standar deviasinya adalah 1,897. Variabel kualitas audit memiliki nilai minimum (terendah) sebesar 37 dan nilai maksimumnya (tertinggi) sebesar 50 dengan nilai rata-rata (mean) sebesar 44,08 dan standar deviasinya adalah 3,051.
Berdasarkan tabel normalitas kolmogorov – smirnov (K-S) dibawah, menunjukkan bahwa besarnya nilai signifikansi sebesar 0,90. Karena nilai signifikansi KS-Z sebesar 0,90 > 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak dan dapat disimpulkan distribusi dari error normal. Dengan demikian asumsi normalitas terpenuhi.
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Standardized Residual N Normal Parameters
100 a,b
Mean Std. Deviation
Most Extreme Differences
,0000000 ,97958969
Absolute
,082
Positive
,082
Negative
-,055
Test Statistic Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. c. Lilliefors Significance Correction.
Sumber: Hasil Pengolahan Data
,082 c
,090
Multikolonieritas Collinearity Statistics Model 1
Tolerance
VIF
Independensi
,775
1,291
Akuntabilitas
,638
1,566
Pengalaman
,559
1,788
DueProfessionalCare
,582
1,719
(Constant)
a. Dependent Variable: KualitasAudit
Sumber: Hasil Pengolahan Data Dari tabel diatas dapat dilihat hasil uji multikolenieritas menunjukkan bahwa keempat variabel independen memiliki nilai tolerance lebih dari 0,10 dan nilai VIF kurang dari 10, maka Ho diterima dan Ha ditolak. Maka dapat disimpulkan bahwa model regresi ini terbebas dari multikolenieritas. Autokorelasi
Model 1
R
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
R Square a
,312
,098
,059
2,973
Durbin-Watson 2,207
a. Predictors: (Constant), DueProfessionalCare, Independensi, Akuntabilitas, Pengalaman b. Dependent Variable: KualitasAudit
Sumber: Hasil Pengolahan Data Tabel diatas menunjukkan bahwa dengan jumlah 100 sampel dan jumlah variabel independennya adalah 4, didapat nilai dL = 1,60, dU = 1,76, 4 - dL = 2,40, 4 - dU = 2,24 dan nilai Durbin Watson = 2,354. Maka nilai Durbin Watson berada pada kriteria dU < DW < 4 - dU, yaitu 1,76 < 2,20 < 2,24. Hal ini menunjukkan bahwa model dalam penelitian ini terbebas dari autokorelasi.
Sumber: Hasil Pengolahan Data Berdasarkan gambar diatas, dapat dilihat dari hasil pengujian diatas diketahui bahwa titik-titik tidak membentuk pola yang jelas, dan titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi masalah heteroskedastisitas dalam model regresi.
Dengan ini model regresi linier berganda yang ada dalam penelitian ini dapat disebut dengan model yang baik karena telah memenuhi asumsi normalitas dan telah bebas dari semua asumsi klasik statistik yaitu multikolinieritas, autokorelasi, dan heteroskedastisitas.
b
Model Summary
Adjusted R Model
R
R Square a
1
,312
Std. Error of the
Square
,098
Estimate ,059
2,973
a. Predictors: (Constant), DueProfessionalCare, Independensi, Akuntabilitas, Pengalaman b. Dependent Variable: KualitasAudit
Sumber : Hasil Pengolahan Data Dari tabel diatas, diketahui nilai Adjusted R Square adalah 0,059 menggambarkan variabel dependen yang artinya kemampuan variabel independen dalam menjelaskan perilaku variabel dependen sebesar 0,059 atau 5,90% dan sisanya digambarkan oleh variabel lainnya diluar penelitian ini.
a
ANOVA Model 1
Sum of Squares Regression
df
Mean Square
89,889
4
22,472
Residual
830,616
94
8,836
Total
920,505
98
F
Sig. b
2,543
,045
a. Dependent Variable: KualitasAudit b. Predictors: (Constant), DueProfessionalCare, Independensi, Akuntabilitas, Pengalaman
Sumber: Hasil Pengolahan Data Berdasarkan hasil uji statistik diketahui bahwa nilai F hasil = 2,543, dan F tabel = 2,46 (probabilitas 5%, df1 = 99, dan df2 = 4). Karena F hasil lebih tinggi daripada F tabel, yaitu 2,543 > 2,46 maka dengan ini variabel independen independensi, akuntabilitas, pengalaman, dan due professional care berpengaruh secara simultan dan signifikan terhadap variabel dependen (kualitas audit). Coefficientsa Standardized Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant)
Std. Error 31,788
5,102
Independensi
,242
,132
Akuntabilitas
-,058
Pengalaman DueProfessionalCare
Coefficients Beta
T
Sig.
6,230
,000
,204
1,833
,070
,229
-,031
-,252
,802
-,147
,207
-,093
-,710
,479
,380
,207
,236
1,838
,069
a. Dependent Variable: KualitasAudit
Sumber : Hasil Pengolahan Data Variabel independensi memiliki t hasil sebesar 1,833 dan t tabel sebesar 1,985 (probabilitas 5%, df = 95 ). Karena t hasil lebih kecil daripada t tabel, yaitu 1,833 < 1,985 maka dengan ini penulis menolak H1, bahwa independensi tidak berpengaruh secara parsial dan signifikan terhadap kualitas audit. Variabel akuntabilitas memiliki t hasil sebesar -0,252. Karena t hasil lebih kecil daripada t tabel, yaitu
-0,252 < 1,985 maka dengan ini penulis menolak H2 yaitu bahwa akuntabilitas tidak berpengaruh secara parsial dan signifikan terhadap kualitas audit. Pengalaman memiliki t hasil sebesar -0,710 dan t tabel sebesar 1,985. Karena t hasil lebih kecil daripada t tabel (-0,710 < 1,985) maka dengan ini penulis menolak H3 yaitu bahwa pengalaman tidak berpengaruh secara parsial dan signifikan terhadap kualitas audit. Due professional care memiliki t hasil sebesar 1,838 dan t tabel sebesar 1,985. Karena t hasil lebih kecil daripada t tabel yaitu 1,838 < 1,985 maka dengan ini penulis menolak H4 yaitu due professional care tidak berpengaruh secara parsial dan signifikan terhadap kualitas audit. Selain dilihat dari t hasil, pengujian ini juga dapat di analisis dari nilai signifikansi yaitu apabila nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka secara parsial variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
SIMPULAN DAN SARAN SIMPULAN Penelitian ini menguji untuk mengetahui pengaruh dari independensi, akuntabilitas, pengalaman, dan due professional care terhadap kualitas audit di Kantor Akuntan Publik Non Big Four di Jakarta. Berdasarkan hasil penelitian, penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Independensi tidak mempengaruhi kualitas audit. Independensi adalah sikap yang harus dimiliki oleh auditor karena independensi berarti tidak dapat terpengaruh dari pihak manapun. Namun karena dari hasil pengujian ini disebutkan tidak ada pengaruh signifikan terhadap kualitas audit, maka tinggi ataupun rendahnya sikap independensi tidak mempengaruhi kualitas audit (1,833 < 1,985). 2. Akuntabilitas tidak mempengaruhi kualitas audit. Akuntabilitas adalah melakukan pekerjaan dengan sungguh-sungguh agar terhindar dari kesalahan dengan keyakinan bahwa pekerjaannya nanti akan diperiksa oleh atasan, dan sebagainya. Dari hasil pengujian ini disebutkan bahwa tidak ada pengaruh signifikan terhadap kualitas audit, oleh karena ini tinggi rendahnya sikap akuntabilitas pada auditor tidak mempengaruhi kualitas audit yang dihasilkan (-0,252 < 1,985). 3. Pengalaman tidak mempengaruhi kualitas audit. Pengalaman kerja dipahami bahwa jika seseorang sudah memiliki pengalaman maka ia akan belajar dari kesalahan yang ada sehingga tidak akan mengulangi kesalahan yang sama. Dalam penelitian ini, pengalaman tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Oleh karena itu banyak atau sedikitnya pengalaman yang dimiliki tidak mempengaruhi kualitas audit yang dihasilkan auditor (-0,710 < 1,985). 4. Due professional care tidak mempengaruhi kualitas audit. Due professional care adalah menggunakan kemahiran profesional dengan cermat dan seksama yaitu dengan melakukan dan memperhatikan pekerjaannya dengan selalu mengevaluasi hasil pekerjaannya dengan teliti. Dari pengujian yang dilakukan tidak ditemukan adanya pengaruh due professional care terhadap kualitas audit. Oleh karena itu tinggi rendahnya sikap due professional care tidak mempengaruhi kualitas audit seorang auditor (1,838 < 1,985). 5. Independensi, akuntabilitas, pengalaman, dan due professional care secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Oleh karena itu jika seorang auditor meningkatkan sikap independensi, akuntabilitas, dan due professional care ditambah jika ia meningkatkan pengalaman kerjanya maka kualitas audit yang dihasilkan pun akan mengalami peningkatan (2,543 > 2,46).
SARAN Dari hasil penelitian yang telah dilakukan ada beberapa saran yang dapat diberikan untuk beberapa pihak. Diantaranya adalah: 1. Bagi auditor Untuk selalu meningkatkan kualitas audit mereka dengan menanamkan sikap-sikap positif karena seorang auditor memiliki tanggung jawab yang sangat besar tidak hanya kepada klien tapi juga kepada kalangan-kalangan lain yang berhubungan. Kualitas audit yang dihasilkan juga dapat mempengaruhi pandangan terhadap auditor atau Kantor Akuntan Publik tempat auditor bekerja. 2. Bagi peneliti selanjutnya
Untuk penelitian selanjutnya sebaiknya dalam penelitian menekankan juga jabatan responden agar tidak didominasi oleh auditor junior. Penelitian selanjutnya juga dapat mengubah pengumpulan data tidak hanya dengan menggunakan kuesioner tapi bisa juga dengan cara lain seperti wawancara atau melakukan pengisian kuesioner dengan online agar waktu penelitian tidak terhambat dan data dapat diperoleh dengan lebih akurat.
REFERENSI Agoes, Sukrisno. (2004). Auditing (Pemeriksaan Akuntan) Oleh Kantor Akuntan Publik. Jakarta: FEUI Elder, Randal J., Beasley, Mark S., & Arens, Alvin A. (2010). Auditing and assurance services, an integrated approach (14th ed.). New Jersey: Pearson Education, Inc. Ikatan Akuntan Publik Indonesia. (2011). Standar Profesional Akuntan Publik. Jakarta : Salemba Empat. Kuncoro, Mudrajad. (2009). Metode Riset Untuk Bisnis & Ekonomi. Jakarta: Erlangga. Mulyadi. (2002). Auditing. Jakarta: Salemba Empat Pusat Pembinaan Akuntan dan Jasa Penilai. http://www.ppajp.depkeu.go.id Singgih, Muliani Elisha & Bawono, Icuk Rangga. (2010). Pengaruh Independensi, Pengalaman, Due Professional Care, dan Akuntabilitas Terhadap Kualitas Audit (Studi pada Auditor di KAP “Big Four” di Indonesia) Singleton, Hall. (2007). Information Technology Auditing and Assurance. Jakarta: Salemba Empat Sunyoto, Danang. (2009). Analisis Regresi dan Uji Hipotesis. Yogyakarta: Media Pressindo Tunggal, Amin Widjaja. (2013). Pokok-Pokok Auditing & Jasa Asurans. Jakarta: Harvarindo Wines, Graeme. (2012). Auditor Independence : Shared Meaning Between The Demand And Supply Sides of The Audit Services Market?. Managerial Auditing Journal. 27 (1): 5-40 Whittington, O. R. & Pany, K. (2010). Principles of Auditing & Other Assurance Services (18th ed.). New York: McGraw-Hill Companies, Inc.
RIWAYAT PENULIS Risca Amalia Shadrina, lahir di Jakarta, 5 September 1992. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Akuntansi pada tahun 2015.