ANALISIS PELAPORAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) PADA PERUSAHAAN SEKTOR PERTAMBANGAN DAN SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2011 BERDASARKAN GRI G3.1 ALVIONITA, ROSINTA RIA PANGGABEAN Universitas Bina Nusantara, Jl. Kebon jeruk raya No.27, (021) 53696969,
[email protected]
ABSTRACT This research was conducted to determine the level of CSR reporting on mining companies and consumer goods companies. The measurement of CSR reporting was conducted using the standard of the GRI G3.1 guidelines. This research using content analysis. From the data processing, it was continued with verification of the VG, MA, PI in each item CSR to determine the completeness of CSR reporting. The results of this research revealed that the level of company reporting still too low. Most of the companies do not give information about the vision of the company, the act of to support the purpose, and information related to amount of support relating to CSR for each item. Suggestions for further research are conducting research for any sector companies and other countries. (AR) Keywords: Corporate Social Responsibility, CSR, Global Reporting Initiative, GRI 3.1 ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat pelaporan CSR pada perusahaan sektor pertambangan dan sektor industri barang konsumsi. Pengukuran pelaporan CSR dilakukan menggunakan standar dari pedoman GRI G3.1. Penelitian ini menggunakan metode content analysis. Dari hasil pengolahan data, dilanjutkan dengan melakukan verifikasi mengenai VG, MA, PI dalam setiap item CSR untuk mengetahui kelengkapan pelaporan. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa tingkat pelaporan kedua sektor perusahaan masih cukup rendah. Sebagian besar perusahaan tidak memberikan informasi mengenai visi perusahaan, tindakan untuk mendukung tujuan, dan informasi terkait jumlah pendukung yang berkaitan dengan tanggung jawab sosial perusahaan untuk setiap item CSR. Saran untuk penelitian selanjutnya adalah melakukan penelitian untuk setiap sektor perusahaan di Indonesia maupun negara lain. (AR) Kata Kunci: Tanggung jawab sosial perusahaan, CSR, Global Reporting Initiative, GRI 3.1
PENDAHULUAN
Dunia bisnis kini semakin merasakan pentingnya berbagi dan memiliki kepedulian. Tujuan bisnis tidak hanya berpusat untuk memaksimalkan keuntungan. Menurut John Elkington, dunia bisnis dituntut menyelaraskan pencapaian kinerja ekonomi (profit), kinerja sosial (people), dan kinerja lingkungan (planet) atau disebut konsep triple bottom line (Sudiana, 2011). Meningkatnya kepedulian masyarakat terhadap lingkungan menjadi aspek penting bagi perusahaan untuk menjaga kelestarian lingkungan sekitar. Banyak masyarakat yang beralih ke produk ramah lingkungan sehingga menyebabkan permintaan yang tinggi terhadap produk tersebut. Hal tersebut menyebabkan perusahaan menjadi sadar akan pentingnya pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR). Misalnya, beberapa perusahaan seperti Grup Agung Podomoro, Grup Ciputra, Grup Pakuwon, dan PT Taman Impian Jaya Ancol Tbk, berpartisipasi untuk menggali endapan selokan. Hal ini bertujuan untuk mengurangi risiko banjir dan sebagai bagian dari program CSR. Aktivitas semacam ini memberikan manfaat besar bagi masyarakat agar tidak merasakan dampak negatif dari hasil aktivitas perusahaan (Sanda, 2013). Beberapa penelitian telah dilakukan sebelumnya untuk mengetahui bagaimana pelaporan CSR di berbagai negara. Seperti penelitian yang dilakukan oleh Lies Bouten, dkk (2011) yang berjudul “Corporate social responsibility reporting: A comprehensive picture?”, peneliti ingin menganalisis pelaporan CSR perusahaan-perusahaan yang terdaftar di bursa saham Belgia. Penelitian yang lain dilakukan oleh Habib-UzZaman (2010) yang berjudul “The effect of corporate elements on corporate social responsibility reporting”, penelitian ini bertujuan untuk menguji tingkat pelaporan CSR dalam laporan tahunan bank swasta di Bangladesh. Penelitian juga dilakukan oleh Peter Mcgraw dan Suzanna Dabski (2010) yang berjudul “CSR reporting in Australia’s Largest Companies”, peneliti ingin menguji pelaporan dari 100 perusahaan yang terdaftar di bursa saham Australia. Selain itu, penelitian dilakukan oleh Kate Grosser dan Jeremy Moon yang berjudul “Gender Mainstreaming and Corporate Social Responsibility: Reporting Workplace Issues”, penelitian ini membahas bagaimana kesetaraan jenis kelamin dimasukkan ke dalam pelaporan CSR perusahaan. Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah (1) Bagaimana gambaran dari pelaporan CSR berdasarkan pedoman GRI G3.1?; (2) Bagaimana tingkat pelaporan Corporate Social Responsibility yang komprehensif pada perusahaan sektor pertambangan dan sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di BEI berdasarkan GRI G3.1?; (3) Apakah penyebab perbedaan tingkat pelaporan antara perusahaan sektor pertambangan dan sektor industri barang konsumsi? Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menganalisis tingkat pelaporan Corporate Social Responsibility yang komprehensif pada perusahaan sektor pertambangan dan sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di BEI berdasarkan GRI G3.1; untuk mengetahui penyebab perbedaan tingkat pelaporan antara perusahaan sektor pertambangan dan sektor industri barang konsumsi; dan untuk memperoleh gambaran dari pelaporan CSR berdasarkan pedoman GRI G3.1.
METODE PENELITIAN Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan sektor pertambangan dan sektor industri barang konsumsi yang menerbitkan laporan keuangan (LK) dan laporan tahunan (LT) berdasarkan data pada BEI periode 2011 (per 20 Maret 2011). Keseluruhan perusahaan berjumlah 66, tetapi perusahaaan yang dijadikan sampel berjumlah 55 karena 11 perusahaan lainnya tidak memiliki laporan keuangan dan/atau laporan tahunan. Jumlah sektor pertambangan sebanyak 34 perusahaan, dan jumlah sektor industri barang konsumsi sebanyak 21 perusahaan. Penelitian ini menggunakan metode content analysis, tujuannya adalah untuk menilai tingkatan dari pelaporan yang komprehensif. Content analysis dapat diartikan sebagai metode untuk menyusun data kedalam grup yang berbeda tergantung pada kriteria yang dipilih. Metode ini sering digunakan untuk menjelaskan dan menggambarkan pola pada pelaporan CSR. Dalam penelitian ini, pembagian struktur dibagi menjadi dua dimensi, yaitu content dan tipe informasi. Dimensi pertama dibagi menjadi dua level yaitu area dan item. Yang termasuk bagian area adalah indikator dalam GRI, seperti ekonomi, lingkungan, tenaga kerja, hak asasi manusia, masyarakat, dan tanggung jawab produk. Sedangkan yang termasuk bagian item adalah aspek dari indikator GRI. Penelitian ini menggunakan pedoman GRI G3.1 untuk menganalisis pelaporan CSR berdasarkan 84 indikator. Dari 84
indikator tersebut terdapat enam indikator yaitu ekonomi, lingkungan, tenaga kerja, hak asasi manusia, masyarakat, dan tanggung jawab produk.
HASIL DAN BAHASAN Langkah awal dalam penelitian ini adalah mengetahui karakteristik utama dari pelaporan CSR perusahaan sektor pertambangan dan sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di BEI tahun 2011. Penelitian ini ingin menunjukkan bagaimana setiap perusahaan menguraikan setidaknya satu item dalam setiap area informasi pengungkapan. Seperti yang sudah dijelaskan pada bab 3, yang termasuk bagian area informasi adalah indikator dalam GRI, seperti ekonomi, lingkungan, tenaga kerja, hak asasi manusia, masyarakat, dan tanggung jawab produk. Sedangkan yang termasuk bagian item adalah aspek dari indikator GRI, seperti kinerja ekonomi, material, pekerjaan, praktik investasi, komunitas lokal, kesehatan & keselamatan pelanggan, dan sebagainya. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa perusahaan menginfomasikan minimal satu item untuk masing-masing area informasi dalam pelaporan CSR mereka. Penyajian penelitian ini akan dibagi per kategori sektor perusahaan dan kemudian akan dilakukan perbandingan diantara keduanya. Sebelumnya telah dilakukan verifikasi pada laporan keuangan dan laporan tahunan perusahaan sektor pertambangan dan sektor industri barang konsumsi. Verifikasi tersebut berguna untuk mengetahui pelaporan CSR yang dilakukan oleh setiap perusahaan.
Tabel 1 Karakteristik Utama Pelaporan CSR Perusahaan Sektor Pertambangan Panel A Area Informasi Pengungkapan Ekonomi Lingkungan Tenaga Kerja Hak Asasi Manusia Masyarakat Tanggung Jawab Produk
A n 34 14 30 4 25 10
B % 100 41.17 88.24 11.76 73.53 29.41
n
C %
0 20 4 30 9 24
0 58.83 11.76 88.24 26.47 70.59
n
Panel B Tipe Informasi
D E n % n % Vision and goals 182 70.8 75 29.2 Management approach 206 80.2 51 19.8 Performance Indicators 180 70.0 77 30.0 Sumber: Hasil pengolahan data untuk menentukan karakteristik utama pelaporan CSR Keterangan: A = Jumlah perusahaan yang mengungkapkan per area B = Jumlah perusahaan yang tidak mengungkapkan per area C = Total perusahaan D = Jumlah item yang diungkapkan E = Jumlah item yang tidak diungkapkan F = Total item
% 100 100 100 100 100 100
34 34 34 34 34 34
F n 257 257 257
% 100 100 100
Pada tabel 1 terdapat hasil analisis untuk menentukan karakteristik utama pelaporan CSR perusahaan sektor pertambangan. Tabel tersebut menggambarkan bahwa 34 perusahaan sektor pertambangan secara keseluruhan mengungkapkan informasi pada area ekonomi. Sebagian besar perusahaan memberikan beberapa informasi pada area tenaga kerja (88,24% atau 30 perusahaan) dan area masyarakat (73.53% atau 25 perusahaan). Lebih dari sepertiga perusahaan (41,17% atau 14 perusahaan) menguraikan setidaknya satu item
pada area lingkungan. Dan kurang dari sepertiga perusahaan (29,41% atau 10 perusahaan) mengungkapkan informasi tanggung jawab produk. Dan hanya sedikit perusahaan (11.76% atau 4 perusahaan) menguraikan setidaknya satu item hak asasi manusia. Pada panel B menunjukkan bahwa secara total 257 item yang diungkapkan dari 34 perusahaan sektor pertambangan. Panel B ini menggambarkan bahwa jumlah pengungkapan MA sebanyak 206, sedangkan jumlah pengungkapan VG sebanyak 182, dan jumlah pengungkapan PI hanya sebanyak 180. Hal ini menyatakan bahwa 80,02% dari total pengungkapan menyajikan informasi mengenai tindakan untuk mendukung tujuan perusahaan (Management Approach), dan 70,8% dari total pengungkapan menyajikan informasi mengenai visi dan tujuan perusahaan (Vision and Goals), sedangkan 70,0% dari total pengungkapan menyajikan informasi mengenai informasi terkait jumlah pendukung (Performance Indicators).
Tabel 2 Karakteristik Utama Pelaporan CSR Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi A B C Area Informasi Pengungkapan n % n % n % Ekonomi 21 100 0 0 21 100 Lingkungan 10 47.62 11 52.38 21 100 Tenaga Kerja 20 95.24 1 4.76 21 100 Hak Asasi Manusia 2 9.52 19 90.48 21 100 Masyarakat 13 61.90 8 38.10 21 100 Tanggung Jawab Produk 16 76.19 5 23.81 21 100
Panel B Tipe Informasi
D E n % n % Vision and goals 99 73.3 36 26.7 Management approach 101 74.8 34 25.2 Performance Indicators 84 62.3 51 37.7 Sumber: Hasil pengolahan data untuk menentukan karakteristik utama pelaporan CSR Keterangan: A = Jumlah perusahaan yang mengungkapkan per area B = Jumlah perusahaan yang tidak mengungkapkan per area C = Total perusahaan D = Jumlah item yang diungkapkan E = Jumlah item yang tidak diungkapkan F = Total item
F n 135 135 135
% 100 100 100
Sedangkan, pada tabel 2 terdapat hasil analisis untuk menentukan karakteristik utama pelaporan CSR perusahaan sektor industri barang konsumsi. Tabel tersebut menggambarkan bahwa perusahaan pertambangan secara keseluruhan mengungkapkan informasi pada area ekonomi. Hampir seluruh perusahaan (95,24% atau 20 perusahaan) menguraikan informasi setidaknya satu item pada area tenaga kerja. Dan lebih dari setengah perusahaan sektor pertambangan memberikan informasi tanggung jawab produk (76,19% atau 16 perusahaan) dan masyarakat (61,9% atau 13 perusahaan). Hampir setengah perusahaan (47,62% atau 10 perusahaan) mengungkapkan informasi pada area lingkungan. Dan hanya sedikit perusahaan (9,52% atau 2 perusahaan) yang mengungkapkan informasi hak asasi manusia. Pada panel B menunjukkan bahwa secara total 135 item yang diungkapkan dari 21 perusahaan sektor industri barang konsumsi. Panel B ini menggambarkan bahwa jumlah pengungkapan MA sebanyak 101, sedangkan jumlah pengungkapan VG sebanyak 99, dan jumlah pengungkapan PI hanya sebanyak 84. Hal ini menyatakan bahwa 74,8% dari total pengungkapan menyajikan informasi mengenai tindakan untuk mendukung tujuan perusahaan (Management Approach), dan 73,3% dari total pengungkapan menyajikan
informasi mengenai visi dan tujuan perusahaan (Vision and Goals), sedangkan 62,3% dari total pengungkapan menyajikan informasi mengenai informasi terkait jumlah pendukung (Performance Indicators). Penelitian ini akan membandingkan karakteristik utama perusahaan sektor pertambangan dan sektor industri barang konsumsi. Antara perusahaan sektor pertambangan dan sektor industri barang konsumsi terdapat persamaan yaitu keseluruhan perusahaan mengungkapkan informasi pada area ekonomi. Dan sebagian besar perusahaan sektor pertambangan dan sektor industri barang konsumsi mengungkapkan informasi tenaga kerja dan masyarakat. Kurang dari sebagian perusahaan kedua sektor memberikan informasi lingkungan. Hanya sebagian kecil perusahaan kedua sektor tersebut mengungkapkan informasi hak asasi manusia. Perusahaan sektor pertambangan dan sektor industri barang konsumsi didominasi oleh pengungkapan MA. Perbedaan yang signifikan terdapat pada informasi tanggung jawab produk. Kurang dari sepertiga perusahaan sektor pertambangan yang mengungkapkan informasi tanggung jawab produk. Jumlah tersebut lebih sedikit jika dibandingkan dengan sektor industri barang konsumsi, lebih dari sebagian perusahaan sektor industri barang konsumsi mengungkapkan informasi tersebut. Penyebab perbedaan tersebut adalah produk yang dihasilkan oleh perusahaan sektor industri barang konsumsi langsung digunakan oleh konsumen akhir, sedangkan produk dari perusahaan sektor pertambangan tidak langsung digunakan oleh konsumen akhir (artinya produk tersebut diolah oleh perusahaan lain, setelah itu digunakan oleh konsumen). Contohnya adalah PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk (PTBA) menjual produk batubara nya kepada PT PLN (Persero) yang digunakan sebagai sumber energi Pembangkit Listrik Tenaga Uap, yang hasilnya (listrik) akan digunakan oleh konsumen akhir. Jika dibandingkan dengan perusahaan sektor industri barang konsumsi yaitu PT Ultra Jaya Milk Industry Tbk yang menjual produknya dalam bentuk minuman (susu, teh, dsb) yang dikonsumsi langsung oleh konsumen. Karena itu, perusahaan sektor industri barang konsumsi lebih banyak mengungkapkan tanggung jawab produk.
Level of Comprehensif Reporting Untuk menilai kelengkapan pelaporan CSR, maka perlu melakukan verifikasi apakah perusahaan mengungkapkan informasi mengenai VG, MA, dan PI mengenai item CSR tertentu. Penelitian yang akan dilakukan selanjutnya adalah menghitung tingkat komprehensif pelaporan CSR, dengan rumus: Level of Comprehensive Reporting = number of items for which all 3 information types (VG,MA,PI) are disclosed / number of items reported by the company Tingkat pelaporan yang komprehensif dapat menunjukkan apakah perusahaan memberikan informasi secara lengkap mengenai visi perusahaan, tindakan untuk mendukung tujuan, dan informasi terkait jumlah pendukung dalam setiap item. Kemudian perlu dilakukan perhitungan jumlah pengungkapan dari keseluruhan item. Dari pengungkapan setiap perusahaan dihitung jumlah pengungkapan yang terdiri dari ketiga jenis informasi (VG, MA, PI) secara lengkap. Untuk mendapatkan tingkat pelaporan yang komprehensif dilakukan dengan cara jumlah pengungkapan yang terdiri dari ketiga jenis informasi dibagi dengan total seluruh pengungkapan untuk setiap perusahaan. Tingkat pelaporan yang komprehensif tertinggi berada pada tingkat 1, artinya seluruh pengungkapan setiap perusahaan menyajikan VG, MA, dan PI. Sedangkan tingkat pelaporan yang komprehensif terendah berada pada tingkat 0, artinya dari keseluruhan pengungkapan, perusahaan tidak mengungkapkan satu item pun yang menyajikan VG, MA, dan PI secara lengkap.
Tabel 3 Gambaran Level of Comprehensif Reporting Perusahaan Sektor Pertambangan VG, MA, PI VG dan MA Level of cooccurance (x) n % n % x=0 4 11.77 12 35.29 0<x≤0.1 1 2.94 0.1<x≤0.2 1 2.94 9 26.47 0.2<x≤0.3 5 14.71 6 17.66 0.3<x≤0.4 7 20.58 2 5.88 04<x≤0.5 6 17.66 1 2.94 x=0.5 3 8.82 2 5.88 0.5<x≤0.6 1 2.94
06<x≤0.7 4 11.76 1 2.94 0.7<x≤0.8 2 5.88 0.8<x≤0.9 0.9<x≤1 x=1 1 2.94 Total 34 100 31 100 Sumber: Hasil pengolahan data untuk menentukan Level of Comprehensif Reporting pada perusahaan sektor pertambangan
Pada tabel 3 terdapat hasil perhitungan untuk mengetahui tingkat pelaporan yang komprehensif dari perusahaan sektor pertambangan. Tingkat komprehensif tertinggi bernilai 1, dan hanya ada satu perusahaan (2,94%) yang mengungkapkan pelaporan CSR secara komprehensif yaitu TINS (PT Timah Tbk). TINS mengungkapkan pelaporan berdasarkan pedoman GRI dan mengungkapkan ketiga jenis informasi untuk setiap item. Dari tabel tersebut menyatakan bahwa terdapat 4 perusahaan (11,77%) yang tidak mengungkapkan ketiga jenis informasi untuk setidaknya satu item pada pelaporan. Tingkat komprehensif dengan perusahaan paling banyak berada pada tingkat 0,3-0,5, pada tingkat ini terdapat 16 perusahaan, artinya sebanyak 47,05% dari total perusahaan sektor pertambangan mengungkapkan ketiga jenis informasi pada hampir sebagian dari total pengungkapan. Dari hasil tersebut juga dapat diketahui bahwa terdapat 3 perusahaan yang setengah dari pengungkapannya memberikan ketiga jenis informasi. Dan 2 perusahaan yang mencapai tingkat 0,7-0,8 untuk tingkat pelaporan yang komprehensif. Tingkat pelaporan komprehensif juga dilihat dari bagaimana perusahaan mengungkapkan kedua informasi (VG dan MA). Hal tersebut untuk membuktikan bahwa perusahaan memberikan penjelasan terhadap tanggung jawab perusahaan. Pada tabel 3, hanya 3 perusahaan (9,68%) yang mengungkapkan kedua jenis informasi setengah lebih dari total keseluruhan pelaporan setiap perusahaan. Dan 12 perusahaan (35,29%) tidak mengungkapkan kedua informasi dalam pelaporan mereka. Ini membuktikan tingkat yang rendah pelaporan komprehensif perusahaan sektor pertambangan. Secara keseluruhan terdapat lebih banyak perusahaan yang mengungkapkan ketiga ataupun kedua jenis informasi dalam item CSR kurang dari setengah pelaporan, yang mengakibatkan rendahnya tingkat komprehensif pelaporan perusahaan sektor pertambangan.
Tabel 4 Gambaran Level of Comprehensif Reporting Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi VG, MA, PI VG dan MA Level of cooccurance (x) n % n % x=0 5 23.81 12 57.14 0<x≤0.1 0.1<x≤0.2 1 4.76 5 23.81 0.2<x≤0.3 1 4.76 3 14.28 0.3<x≤0.4 4 19.05 1 4.76 04<x≤0.5 4 19.05 x=0.5 3 14.29 0.5<x≤0.6 1 4.76 06<x≤0.7 1 4.76 0.7<x≤0.8 0.8<x≤0.9 0.9<x≤1 x=1 1 4.76 Total 21 100 21 100 Sumber: Hasil pengolahan data untuk menentukan Level of Comprehensif Reporting pada perusahaan sektor industri barang konsumsi
Pada tabel 4 terdapat hasil perhitungan untuk mengetahui tingkat pelaporan yang komprehensif dari perusahaan sektor industri barang konsumsi. Terdapat 5 perusahaan (23,81%) yang tidak mengungkapkan ketiga jenis informasi dalam pelaporan. Pada tingkat 0,3 sampai dengan 0,5 terdapat 8 perusahaan (38,1%) yang melaporkan ketiga jenis informasi secara lengkap sekurang-kurangnya setengah dari item dalam keseluruhan pengungkapan. Terdapat 1 perusahaan (4,76%) yang mampu mencapai tingkat 1, tetapi perusahaan tersebut tidak dapat dikatakan memiliki tingkat komprehensif yang tinggi karena perusahaan tersebut hanya melaporkan 1 item saja dan dari item tersebut memberikan ketiga jenis informasi CSR, sehingga perusahaan tersebut berada pada tingkat 1. Jika tingkat komprehensif dihitung dari pengungkapan kedua jenis informasi, perusahaan sektor industri barang konsumsi masih dikatakan cukup rendah, karena lebih dari setengah perusahaan (57,14% atau 12 perusahaan) tingkat mengungkapkan kedua jenis informasi setidaknya dalam 1 item CSR. Dan secara keseluruhan tingkat komprehensif perusahaan sektor industri barang konsumsi masih sangat rendah. Jika dikompilasi antara perusahaan sektor pertambangan dan sektor industri barang konsumsi, secara keseluruhan tingkat komprehensif pelaporan masih cukup rendah. Hal ini membuktikan bahwa kedua sektor perusahaan belum secara komprehensif memberikan penjelasan mengenai CSR masing-masing perusahaan. Dari sektor pertambangan terdapat perusahaan yang mencapai tingkat 1 yaitu PT Timah Tbk, artinya perusahaan tersebut mengungkapkan seluruh item CSR dan setiap pengungkapan menginformasikan mengenai VG, MA, dan PI. Dari sektor industri barang konsumsi juga terdapat perusahaan yang mencapai tingkat 1, yaitu PT Kedaung Indah Can Tbk. Tetapi perusahaan tersebut tidak dapat dikatakan memiliki tingkat komprehensif yang tinggi karena perusahaan tersebut hanya melaporkan satu item saja yaitu kinerja ekonomi, dan dari item tersebut memberikan ketiga jenis informasi CSR. Sehingga jika dihitung, maka perusahaan tersebut memiliki tingkat 1 untuk pelaporan yang komprehensif.
Praktik Pelaporan Komprehensif dan Variasi Item CSR Penelitian ini akan menunjukkan bahwa tingkat pelaporan yang komprehensif berbeda di setiap area GRI. Pada tabel-tabel dibawah ini menggambarkan frekuensi ketiga jenis informasi dan kombinasi yang berbeda. Penelitian ini juga akan menunjukkan bagaimana perusahaan-perusahaan mengungkapkan ketiga jenis informasi (VG, MA, dan PI), kedua jenis informasi (VG dan MA, VG dan PI, MA dan PI), atau hanya satu jenis informasi (VG atau MA atau PI) pada setiap item CSR. Untuk mengetahuinya perlu dilihat jenis informasi apa saja yang diungkapan dalam satu item. Kemudian jumlah pengungkapan tersebut dikelompokkan per item untuk perusahaan sektor yang berbeda. Penelitian ini juga melakukan pengelompokkan berbagai kombinasi sesuai area informasi pengungkapan.
Tabel 5 Gambaran Tipe Informasi dan Kombinasi per Item Pada Pelaporan Perusahaan Pertambangan B C D E F G H A n % n % n % n % n % n % n % Ekonomi Kinerja Ekonomi 34 23 68 0 0 10 29 1 3 0 0 0 0 0 0 Kehadiran Pasar 20 1 5 0 0 0 0 2 10 0 0 1 5 16 80 Akibat Tidak 12 5 42 1 8 1 8 1 8 1 8 0 0 3 28 Langsung Lingkungan Material 1 1 100 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Energi 8 2 25 1 13 1 13 0 0 1 13 3 38 0 0 Air 8 1 13 0 0 0 0 0 0 0 0 7 88 0 0 Biodiversitas 8 2 25 0 0 1 13 0 0 1 13 4 50 0 0 Emisi,Efluen,Limbah 9 2 22 1 11 1 11 0 0 0 0 5 56 0 0 Produk & Jasa 2 1 50 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 50 Kepatuhan 1 1 100 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Transportasi 1 1 100 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Menyeluruh 2 1 50 0 0 1 50 0 0 0 0 0 0 0 0
A
B n
C %
n
D %
n
E %
n
F %
n
G %
n
H %
Tenaga Kerja Pekerjaan 30 16 53 2 7 0 0 3 10 3 10 2 7 Hub Manajemen 5 1 20 2 40 1 20 0 0 0 0 1 20 Kesehatan & 21 7 33 13 62 0 0 1 5 0 0 0 0 Keselamatan Pelatihan&Pendidikan 22 16 73 4 18 1 5 0 0 0 0 0 0 Keberagaman 2 1 50 1 50 0 0 0 0 0 0 0 0 Remunerasi Setara 3 1 33 1 33 0 0 0 0 0 0 1 33 Hak Asasi Manusia Praktik Investasi 2 1 50 0 0 0 0 0 0 0 0 1 50 Non Diskriminasi 1 1 100 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Kebebasan Berserikat 2 1 50 0 0 0 0 0 0 0 0 1 50 Pekerja Anak 1 1 100 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Kerja Paksa 1 1 100 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Praktik Pengamanan 1 1 100 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Hak Penduduk Asli 1 1 100 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Penilaian 1 1 100 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Remediasi 2 2 100 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Masyarakat Komunitas Lokal 25 14 56 5 20 0 0 0 0 5 20 0 0 Korupsi 2 1 50 0 0 0 0 0 0 0 0 1 50 Kebijakan Publik 1 1 100 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Kelakuan Tidak 1 1 100 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Bersaing Kepatuhan 2 1 50 0 0 0 0 0 0 0 0 1 50 Tanggung Jawab Produk Kesehatan & 8 1 13 3 38 0 0 0 0 3 38 1 13 Keselamatan Pemasangan Label 4 1 25 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Komunikasi 1 1 100 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Pemasaran Keleluasaan 1 1 100 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Kepatuhan 1 1 100 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Sumber: Hasil pengolahan data pada pelaporan perusahaan sektor pertambangan berdasarkan tipe informasi dan kombinasi per item Keterangan: A = Total B = VG dan MA dan PI C = VG dan MA D = MA dan PI E = VG dan PI F = Hanya VG G = Hanya MA H = Hanya PI
n
%
4 0
13 0
0
0
1 0 0
5 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0
1 0 0
4 0 0
0
0
0
0
0
0
3
75
0
0
0 0
0 0
Pada tabel 5 menunjukkan pelaporan perusahaan sektor pertambangan berdasarkan tipe informasi dan kombinasi per item. Pada area ekonomi, seluruh perusahaan mengungkapkan item kinerja ekonomi dengan presentase sebesar 68% atau 23 perusahaan untuk ketiga jenis informasi, item kehadiran pasar didominasi oleh pengungkapan PI yaitu sebanyak 16 atau 80%, dan sebanyak 5 atau 42% didominasi pada
pengungkapan MA untuk item akibat tidak langsung. Pada area lingkungan, jumlah perusahaan yang mengungkapkan cukup sedikit untuk setiap itemnya. Hanya 1 pengungkapan yang terdapat pada item material, kepatuhan, dan transportasi. Terdapat 8 perusahaan dari 34 perusahaan yang mengungkapkan item energi, air, dan item emisi, efluen, limbah. Pengungkapan MA paling banyak pada item air yaitu sebesar 88% atau 7 perusahaan. Pada area tenaga kerja, pengungkapan ketiga jenis informasi paling banyak pada item pekerjaan yaitu sebesar 53% (16 perusahaan) dari 30 perusahaan yang mengungkapkan item pekerjaan. Pada item kesehatan dan keselamatan didominasi oleh pengungkapan VG dan MA yaitu sebanyak 13 atau 62%. Untuk item pelatihan dan pendidikan, pengungkapan ketiga jenis informasi dengan presentase 73% atau sebanyak 16 perusahaan. Dari hasil yang paling kecil berada pada area hak asasi manusia, sangat sedikit perusahaan yang mengungkapkan pada setiap item dalam area tersebut. Hanya 2 perusahaan yang mengungkapkan item praktik investasi, kebebasan berserikat, dan remediasi. Dan untuk item non diskriminasi, pekerja anak, kerja paksa, praktik pengamanan, hak penduduk asli, dan penilaian hanya diungkapkan oleh 1 perusahaan pada masing-masing item. Pada area masyarakat, terdapat sebanyak 56% atau 14 perusahaan yang mengungkapkan ketiga jenis informasi pada item komunitas lokal. Terdapat 2 perusahaan yang mengungkapkan masing-masing item korupsi dan kepatuhan. Untuk item kebijakan publik dan kelakuan tidak bersaing hanyak diungkapkan oleh 1 perusahaan untuk masing-masing item. Sedangkan pada area tanggung jawab produk, hanya 8 perusahaan yang mengungkapkan item kesehatan dan keselamatan pelanggan, 4 perusahaan yang mengungkapkan item pemasangan label, serta 1 perusahaan yang mengungkapkan untuk masing-masing item komunikasi pemasaran, keleluasaan, dan kepatuhan.
Tabel 6 Gambaran Tipe Informasi dan Kombinasi Total per Area Pada Pelaporan Perusahaan Sektor Pertambangan A B C D E F G n % n % n % n % n % n % n % VG,MA,PI 126 49.0 29 38.3 12 30.0 42 50.6 10 83.3 18 58.1 5 33.3 VG dan MA 34 13.2 1 1.3 2 5.0 23 27.7 0 0 5 16.1 3 20.0 MA dan PI 17 6.6 11 14.5 4 10.0 2 2.4 0 0 0 0 0 0 VG dan PI 8 3.1 4 5.3 0 0 4 4.8 0 0 0 0 0 0 Hanya VG 14 5.4 1 1.3 2 5.0 3 3.6 0 0 5 16.1 3 20.0 Hanya MA 29 11.3 1 1.3 19 47.5 4 4.8 2 16.7 2 6.5 1 6.7 HAnya PI 29 11.3 19 25.0 1 2.5 5 6.0 0 0 1 3.2 3 20 Sumber: Hasil pengolahan data pada pelaporan perusahaan sektor pertambangan berdasarkan tipe informasi dan kombinasi total per area Keterangan: A = Total (n=257) B = Ekonomi (n=76) C = Lingkungan (n=40) D = Tenaga Kerja (n=83) E = Hak Asasi Manusia (n=12) F = Masyarakat (n=31) G = Tanggung Jawab Produk (n=15)
Pada tabel 6 menunjukkan pelaporan perusahaan sektor pertambangan berdasarkan tipe informasi dan kombinasi total per area. Total pengungkapan yang dilakukan oleh perusahaan sektor pertambangan sebanyak 257. Dari keseluruhan pengungkapan paling banyak pengungkapan ketiga jenis informasi yaitu sebanyak 126 atau 49,0%. Pengungkapan VG, MA, PI juga paling banyak disajikan pada setiap item untuk area ekonomi (sebanyak 29 atau 38,3%), area tenaga kerja (42 atau 50,6%), area hak asasi manusia (10 atau 83,3%), area masyarakat (18 atau 58,1%), dan area tanggung jawab produk (5 atau 33,3%). Ini mengungkapkan bahwa perusahaan sektor pertambangan menyediakan cukup banyak informasi mengenai visi perusahaan, tindakan untuk mendukung tujuan, dan informasi terkait jumlah pendukung pada setiap area. Pada area lingkungan didominasi oleh pengungkapan MA yaitu sebanyak 19 atau 47,5%.
Tabel 7 Gambaran Tipe Informasi dan Kombinasi per Item Pada Pelaporan Perusahaan Industri Barang Konsumsi B C D E F G H A n % n % n % n % n % n % n % Ekonomi Kinerja Ekonomi 21 11 52 0 0 4 19 3 14 0 0 1 5 2 10 Kehadiran Pasar 4 0 0 0 0 0 0 1 25 0 0 2 50 1 25 Akibat Tidak 10 2 20 0 0 2 20 2 20 0 0 1 10 3 30 Langsung Lingkungan Material 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 100 0 0 Energi 4 2 50 1 25 0 0 0 0 0 0 1 25 0 0 Air 3 0 0 3 100 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Biodiversitas 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Emisi,Efluen,Limbah 7 1 14 2 29 0 0 0 0 0 0 2 29 2 29 Produk & Jasa 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 100 0 0 Kepatuhan 2 1 50 1 50 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Transportasi 1 0 0 1 100 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Menyeluruh 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Tenaga Kerja Pekerjaan 20 6 30 1 5 3 15 3 15 1 5 0 0 6 30 Hub Manajemen 3 1 33 1 33 0 0 0 0 0 0 1 33 0 0 Kesehatan & 4 3 75 0 0 0 0 0 0 1 75 0 0 0 0 Keselamatan Pelatihan&Pendidikan 13 6 46 1 8 1 8 0 0 2 15 3 23 0 0 Keberagaman 1 0 0 1 100 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Remunerasi Setara 1 0 0 1 100 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Hak Asasi Manusia Praktik Investasi 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Non Diskriminasi 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Kebebasan Berserikat 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Pekerja Anak 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Kerja Paksa 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Praktik Pengamanan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Hak Penduduk Asli 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Penilaian 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Remediasi 2 1 50 0 0 0 0 0 0 1 50 0 0 0 0 Masyarakat Komunitas Lokal 13 8 62 0 0 1 8 0 0 2 15 1 8 1 8 Korupsi 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Kebijakan Publik 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Kelakuan Tidak 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Bersaing Kepatuhan 1 1 100 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Tanggung Jawab Produk Kesehatan & 14 2 14 1 7 0 0 0 0 10 71 1 7 0 0 Keselamatan Pemasangan Label 1 1 100 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Komunikasi 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 100 0 0 0 0 Pemasaran Keleluasaan 1 0 0 0 0 1 100 0 0 0 0 0 0 0 0 Kepatuhan 2 1 50 1 50 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Sumber: Hasil pengolahan data pada pelaporan perusahaan sektor industri barang konsumsi berdasarkan tipe informasi dan kombinasi per item Keterangan: A = Total B = VG dan MA dan PI C = VG dan MA D = MA dan PI E = VG dan PI F = Hanya VG G = Hanya MA H = Hanya PI
Pada tabel 7 menunjukkan pelaporan perusahaan sektor industri barang konsumsi berdasarkan tipe informasi dan kombinasi per item. Pada area ekonomi, seluruh perusahaan mengungkapkan item kinerja ekonomi, dengan mengungkapkan ketiga jenis informasi sebanyak 11 perusahaan atau 52%. Untuk item kehadiran pasar terdapat 4 perusahaan yang mengungkapkannya, sedangkan 10 perusahaan mengungkapkan item akibat tidak langsung. Pada area lingkungan, tidak ada perusahaan yang mengungkapkan jenis informasi pada item biodiversitas dan item menyeluruh. Perusahaan paling banyak mengungkapkan pada item emisi, efluen, dan limbah, dimana pengungkapan disajikan oleh 7 perusahaan. Pada item material dan item air terdapat 3 perusahaan untuk masing-masing item. Dan 4 perusahaan yang mengungkapkan item energi. Pada item pekerjaan dalam area tenaga kerja, pengungkapan ketiga jenis informasi dan pengungkapan PI disajikan oleh masing-masing 6 perusahaan atau 30%. 13 perusahaan yang mengungkapkan item pelatihan dan pendidikan, dan pada item ini didominasi pengungkapan VG, MA, dan PI yaitu sebanyak 6 atau 46%. Untuk item hubungan manajemen terdapat 3 perusahaan yang mengungkapkannya. Dan 4 perusahaan yang mengungkapkan item kesehatan dan keselamatan. Hasil paling sedikit terdapat pada area hak asasi manusia. Pada area tersebut hanya terdapat 2 perusahaan yang mengungkapkan item remediasi. Sedangkan pada item komunitas lokal dalam area masyarakat, 8 perusahaan atau 62% dari 13 perusahaan mengungkapkan ketiga jenis informasi secara lengkap. Pada area tanggung jawab produk, banyak perusahaan yang memperhatikan kesehatan & keselamatan pelanggan atau dengan jumlah sebanyak 10 perusahaan atau 71% yang mengungkapkan visi perusahaan mengenai kesehatan dan keselamatan pelanggan.
Tabel 8 Gambaran Tipe Informasi dan Kombinasi Total per Area Pada Pelaporan Perusahaan Industri Barang Konsumsi A B C D E F G n % n % n % n % n % n % n % VG,MA,PI 47 32.6 13 37.2 4 19 16 38.2 1 50 9 64.3 4 20 VG dan MA 25 17.4 0 0 8 38.1 5 11.9 0 0 0 0 2 10 MA dan PI 12 8.3 6 17.1 0 0 4 9.5 0 0 1 7.1 1 5 VG dan PI 9 6.3 6 17.1 0 0 3 7.1 0 0 0 0 0 0 Hanya VG 18 12.5 0 0 0 0 4 9.5 1 50 2 14.3 11 55 Hanya MA 17 11.8 4 11.5 7 33.3 4 9.5 0 0 1 7.1 1 5 HAnya PI 16 11.1 6 17.1 2 9.5 6 14.3 0 0 1 7.1 1 5 Sumber: Hasil pengolahan data pada pelaporan perusahaan sektor industri barang konsumsi berdasarkan tipe informasi dan kombinasi total per area Keterangan: A = Total (n=135) B = Ekonomi (n=35) C = Lingkungan (n=21) D = Tenaga Kerja (n=42) E = Hak Asasi Manusia (n=2) F = Masyarakat (n=14)
G = Tanggung Jawab Produk (n=20)
Pada tabel 8 menunjukkan pelaporan perusahaan sektor industri barang konsumsi berdasarkan tipe informasi dan kombinasi total per area. Total pengungkapan yang dilakukan oleh perusahaan sektor industri barang konsumsi sebanyak 135. Dari total keseluruhan pengungkapan, sebanyak 47 atau 32,6% yang mengungkapkan ketiga jenis informasi. Pengungkapan VG, MA, dan PI paling banyak disajikan dalam area ekonomi (sebanyak 13 atau 37,2%), area tenaga kerja (16 atau 38,2%), dan area masyarakat(9 atau 64,3%). Pada area lingkungan, jumlah pengungkapan VG dan MA adalah sebanyak 8 atau 38,1%. Karena hanya ada 2 pengukapan yang terdapat dia area hak asasi manusia, maka disimpulkan bahwa sangat sedikit perusahaan yang memberikan informasi mengenai hak asasi manusia. Pengungkapan VG paling banyak terjadi dalam area tanggung jawab produk yaitu sebanyak 11 atau 55%. Jika dibandingkan antara kedua sektor perusahaan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa setengah dari total pengungkapan (sebanyak 114 atau 50%) perusahaan sektor pertambangan adalah pengungkapan ketiga jenis informasi, sedangkan perusahaan sektor industri barang konsumsi paling banyak menyajikan pengungkapan ketiga jenis informasi dengan jumlah sebanyak 47 atau 32,6%. Perusahaan sektor pertambangan dan sektor industri barang konsumsi hanya sedikit mengungkapkan informasi mengenai hak asasi manusia. Mengenai tanggung jawab produk, dikarenakan perusahaan sektor industri barang konsumsi menyediakan produk yang langsung dikonsumsi oleh pelanggan, maka perusahaan sektor ini lebih banyak mengungkapkan informasi mengenai tanggung jawab perusahaan terhadap kesehatan & keselamatan pelanggan jika dibandingkan dengan sektor pertambangan. Perusahaan sektor pertambangan memiliki risiko yang lebih tinggi mengenai keselamatan dan kesehatan pekerja, maka perusahaan sektor ini memiliki tanggung jawab yang lebih besar kepada pekerja dan mengungkapkan informasi lebih banyak mengenai kesehatan & keselamatan tenaga kerja jika dibandingkan dengan sektor industri barang konsumsi. Banyak perusahaan sektor pertambangan yang menyadari hal tersebut. Salah satu nya PT Aneka Tambang (Persero) menyatakan dalam laporan tahunan bahwa salah satu risiko yang mungkin dihadapi adalah risiko operasi, artinya risiko keselamatan kerja saat menjalankan tugas. Hal ini disebabkan oleh lokasi pertambangan yang berbahaya dan membutuhkan proteksi keselamatan yang baik.
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Dari hasil penelitian yang didapatkan, maka simpulan yang didapatkan, yaitu: 1.
2.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran dari pelaporan CSR, maka pelaporan perusahaan disajikan berdasarkan tipe informasi dan kombinasi per item dan per area. Jika dibandingkan antara kedua sektor perusahaan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa sebagian dari total pengungkapan perusahaan sektor pertambangan adalah pengungkapan ketiga jenis informasi sebanyak 114 atau 50%, sedangkan perusahaan sektor industri barang konsumsi menyajikan pengungkapan ketiga jenis informasi dengan jumlah sebanyak 47 atau 32,6%. Perusahaan sektor pertambangan dan sektor industri barang konsumsi hanya sedikit mengungkapkan informasi mengenai hak asasi manusia. Mengenai tanggung jawab produk, perusahaan sektor industri barang konsumsi lebih banyak mengungkapkan informasi mengenai tanggung jawab perusahaan terhadap kesehatan & keselamatan pelanggan jika dibandingkan dengan sektor pertambangan. Perusahaan sektor pertambangan memiliki risiko yang lebih tinggi mengenai keselamatan dan kesehatan pekerja, maka perusahaan sektor ini memiliki tanggung jawab yang lebih besar kepada pekerja dan mengungkapkan informasi lebih banyak mengenai kesehatan & keselamatan tenaga kerja jika dibandingkan dengan sektor industri barang konsumsi. Dan hasil dari kedua sektor cukup tinggi untuk pengungkapan pada area ekonomi. Sebagian besar kedua sektor perusahaan mengungkapkan pelaporan mengenai area lingkungan, tetapi informasi tidak mendasar pada setiap item dalam area lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pelaporan yang komprehensif pada perusahaan sektor pertambangan dan perusahaan sektor industri barang konsumsi. Setelah melakukan
3.
pengolahan data terhadap laporan keuangan dan laporan tahunan kedua sektor perusahaan, maka perlu melakukan verifikasi apakah perusahaan mengungkapkan informasi mengenai VG, MA, dan PI mengenai item CSR tertentu. Tingkat pelaporan yang komprehensif mengungkapkan sejauh mana sebuah perusahaan mengungkapkan ketiga jenis informasi untuk item yang dilaporkan. Untuk sektor pertambangan terdapat satu perusahaan yang mencapai tingkat 1 yang merupakan tingkat tertinggi, yaitu TINS (PT Timah Tbk). TINS mengungkapkan pelaporan berdasarkan pedoman GRI dan mengungkapkan ketiga jenis informasi untuk setiap item pada semua area. Namun, ada juga 4 perusahaan yang tidak mengungkapkan ketiga jenis informasi untuk setidaknya satu item pada pelaporan. Tingkat pelaporan komprehensif juga dilihat dari bagaimana perusahaan mengungkapkan kedua informasi (VG dan MA). Hal tersebut untuk membuktikan bahwa perusahaan memberikan penjelasan terhadap tanggung jawab perusahaan. Terdapat 3 perusahaan yang lebih dari setengah pengungkapannya memberikan informasi mengenai VG dan MA. Untuk sektor industri barang konsumsi, hasil penelitian menyatakan bahwa terdapat 5 perusahaan yang tidak mengungkapkan ketiga jenis informasi dalam pelaporan CSR. Terdapat 1 perusahaan yang mampu mencapai tingkat 1, tetapi perusahaan tersebut tidak dapat dikatakan memiliki tingkat komprehensif yang tinggi karena perusahaan tersebut hanya melaporkan 1 item saja dan dari item tersebut memberikan ketiga jenis informasi CSR, sehingga perusahaan tersebut berada pada tingkat 1. Jika tingkat komprehensif dihitung dari pengungkapan kedua jenis informasi, perusahaan sektor industri barang konsumsi masih dikatakan cukup rendah, karena lebih dari setengah perusahaan (12 perusahaan) tingkat mengungkapkan kedua jenis informasi setidaknya dalam 1 item CSR. Dikarenakan perhitungan untuk mengetahui tingkat komprehensif dihasilkan dari jumlah keseluruhan pengungkapan item CSR, maka dapat disimpulkan bahwa total pengungkapan untuk perusahaan sektor pertambangan dan sektor industri barang konsumsi masih sangat rendah. Dan masih cukup banyak perusahaan yang tidak memberikan informasi mengenai visi perusahaan, tindakan untuk mendukung tujuan, dan informasi terkait jumlah pendukung yang berkaitan dengan tanggung jawab sosial perusahaan. Penelitian juga bertujuan untuk mengetahui penyebab perbedaan tingkat pelaporan antara perusahaan sektor pertambangan dan sektor industri barang konsumsi. Jumlah pengungkapan pada area tanggung jawab produk perusahaan sektor perusahaan barang konsumsi lebih banyak daripada sektor pertambangan. Hal ini disebabkan karena produk yang dihasilkan oleh perusahaan sektor industri barang konsumsi langsung digunakan oleh konsumen akhir, sedangkan produk dari perusahaan sektor pertambangan tidak langsung digunakan oleh konsumen akhir (artinya produk tersebut diolah oleh perusahaan lain, setelah itu digunakan oleh konsumen). Contohnya adalah PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk (PTBA) menjual produk batubara nya kepada PT PLN (Persero) yang digunakan sebagai sumber energi Pembangkit Listrik Tenaga Uap, yang hasilnya (listrik) akan digunakan oleh konsumen akhir. Jika dibandingkan dengan perusahaan sektor industri barang konsumsi yaitu PT Ultra Jaya Milk Industry Tbk yang menjual produknya dalam bentuk minuman (susu, teh, dsb) yang dikonsumsi langsung oleh konsumen. Karena itu, perusahaan sektor industri barang konsumsi lebih banyak mengungkapkan tanggung jawab produk. Perbedaan lainnya antara kedua sektor perusahaan ini adalah perusahaan sektor pertambangan memiliki risiko yang lebih tinggi mengenai keselamatan dan kesehatan pekerja, maka perusahaan sektor ini memiliki tanggung jawab yang lebih besar kepada pekerja dan mengungkapkan informasi lebih banyak mengenai kesehatan & keselamatan tenaga kerja jika dibandingkan dengan sektor industri barang konsumsi. Banyak perusahaan sektor pertambangan yang menyadari hal tersebut. Salah satu nya PT Aneka Tambang (Persero) menyatakan dalam laporan tahunan bahwa salah satu risiko yang mungkin dihadapi adalah risiko operasi, artinya risiko keselamatan kerja saat menjalankan tugas. Hal ini disebabkan oleh lokasi pertambangan yang berbahaya dan membutuhkan proteksi keselamatan yang baik.
Saran 1.
Dari hasil simpulan yang didapatkan, maka saran dari penelitian ini adalah: Perusahaan harus memberikan lebih banyak informasi dalam pelaporan mengenai tanggung jawab sosial perusahaan, khususnya untuk kegiatan-kegiatan perusahaan yang berdampak negatif bagi
2. 3.
pemangku perusahaan. Perusahaan setidaknya menjelaskan tindakan perusahaan untuk mencegah dan memperbaiki dampak yang ditimbulkan dari operasi perusahaan. Saran juga ditujukan kepada Bapepam untuk melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap perusahaan yang melakukan operasinya agar berjalan sesuai peraturan yang ada. Untuk penelitian selanjutnya, saran yang diberikan adalah penelitian dilakukan untuk semua sektor perusahaan yang terdaftar di BEI dan membandingkan semua sektor perusahaan agar didapatkan hasil mengenai pelaporan CSR perusahaan di Indonesia secara menyeluruh. Dan penelitian selanjutnya dapat membandingkan pelaporan CSR di Indonesia dan di negara lain.
REFERENSI
Doupnik, Timothy, and Hector Perera. (2011). International Accounting, 3rd Edition. Amerika: McGraw-Hill Higher Education. Godfrey, Jayne, and friends. (2006). Accounting Theory, 6th. Australia: John Wiley & Sons, Inc. Hadi, N. (2011). Corporate Social Responsibility. Yogyakarta: Graha Ilmu. Kartini, Dwi. (2009). Corporate Social Responsibility Transformasi Konsep Sustainability Management dan Implementasi di Indonesia. Bandung: Refika Aditama Lako, Andreas. (2011). Dekontruksi CSR & Reformasi Paradigma Bisnis & Akuntansi. Jakarta: Erlangga. Mursitama, Tirta dkk. (2011). Corporate Social Responsibility (CSR) di Indonesia. Jakarta: INDEF. Solihin, Ismail. (2009). Corporate Social Responsibility. Jakarta: Salemba Empat. Suharto, Edi. (2010). CSR & Comdev: Investasi Kreatif Perusahaan di Era Globalisasi. Bandung: Alfabeta. Sukandarrumidi. (2012). Corporate Social Responsibility (CSR): Usaha Meredam Unjukrasa Akibat Gangguan Lingkungan. Yogyakarta: Bajawa Press.
Jurnal Asongu, JJ. (2007). The History of Corporate Social Responsibility. Journal of Business and Public Policy. Bouten, Lies dkk. (2011). Corporate Social Responsibility Reporting: A Comprehensive Picture? Grosser, Kate & Moon, Jeremy. (2005). Gender Mainstreaming and Corporate Social Responsibility: Reporting Workplace Issues. Mcgraw, Peter & Dabski, Suzanna. (2010). CSR Reportingin Australia’s Largest Company. Santy. (2012). Analisis Pelaporan CSR pada Perusahaan-Perusahaan Pertambangan Batubara di Indonesia dan Australia yang Tercatat di Bursa Saham Masing-Masing Negara. Thesis S1 Tidak Dipublikasikan. Universitas Bina Nusantara, Jakarta. Zaman, Habib Uz. (2010). The Effect of Corporate Elements on Corporate Social Responsibility Reporting
Internet www.accountability.org, diakses tanggal 3 April 2013 www.wbcsd.org, diakses tanggal 3 April 2013 www.csrindonesia.com, diakses tanggal 3 April 2013 www.globalreporting.com, diakses 23 Maret 2013 www.iso.org, diakses tanggal 3 April 2013 RIWAYAT PENULIS Alvionita Rachman lahir di kota Palembang tanggal 9 November 1991. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Akuntansi pada tahun 2013