ANALISIS PENGARUH OPINI AUDIT, PERUBAHAN STRUKTUR DEWAN KOMISARIS, KEPEMILIKAN SAHAM PUBLIK SERTA PERTUMBUHAN PERUSAHAAN KLIEN TERHADAP PERGANTIAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK SECARA VOLUNTARY Lanny Wijaya Stefanus Ariyanto Universitas Bina Nusantara Jl. Kebon Jeruk Raya No. 27, Jakarta 11530 (021) 53696969
[email protected]
ABSTRACT This study aimed to get empirical evidence about the influence of the audit opinion, changes in board of commissioner structure, public ownership and the growth of the client company to the company's decision to make the turn Public Accounting Firm (KAP) is voluntary. The study was conducted by using the companies other than financial sector companies listed on the Indonesian Stock Exchange (BEI), the observation period 2009 to 2013. The total number of sample observations is 215 by using purposive sampling. Analysis of the data used in this research is the analysis of descriptive statistics and analytical testing of hypothesis testing, with test equipment such statistical logistic regression analysis (logistic regression) and using SPSS version 20. Results from this study is the audit opinion, changes in board structure, ownership public shares as well as the growth of the client company does not significantly influence the KAP voluntary turnover.
Keywords : audit opinion, changes in board structure, public ownership, growth of the client company, changes of public accounting firms
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris mengenai pengaruh opini audit, perubahan struktur dewan komisaris, kepemilikan saham publik serta pertumbuhan perusahaan klien terhadap keputusan perusahaan untuk melakukan pergantian Kantor Akuntan Publik (KAP) secara voluntary. Penelitian dilakukan dengan menggunakan perusahaan-perusahaan selain perusahaan bidang keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), dengan periode pengamatan tahun 2009 sampai 2013. Total jumlah sampel pengamatan adalah 215 dengan menggunakan purposive sampling. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa pengujian statistik deskriptif dan analisa pengujian hipotesis, dengan alat uji statistik berupa analisis regresi logistik (logistic regression) serta menggunakan program SPSS versi 20. Hasil dari penelitian ini adalah opini audit, perubahan struktur dewan komisaris, kepemilikan saham publik serta pertumbuhan perusahaan klien tidak berpengaruh signifikan terhadap pergantian KAP secara voluntary.
Kata kunci: pergantian KAP, opini audit, dewan komisaris, saham publik, pertumbuhan perusahaan
PENDAHULUAN Laporan keuangan yang dijadikan dasar bagi para stakeholders untuk mengambil keputusan haruslah dapat dipercaya serta memiliki keandalan. Hal ini menyebabkan manajemen sebagai penyaji laporan keuangan memerlukan jasa pihak ketiga, yaitu akuntan publik untuk meyakinkan stakeholders bahwa laporan keuangan telah disajikan secara wajar. Namun, karena adanya skandal akuntansi, seperti kasus Enron maka profesi auditor mendapatkan banyak kritik karena dinilai tidak mampu memberikan keyakinan. Keprihatinan akan kurangnya independensi auditor menyebabkan adanya perdebatan tentang kewajiban rotasi Kantor Akuntan Publik (KAP), karena rotasi KAP diyakini dapat meningkatkan keyakinan akan jasa yang diberikan. Menteri Keuangan RI pada tanggal 5 Februari 2008 menerbitkan Peraturan Menteri Keuangan No. 17/PMK.01/2008 pasal 3 yang berisi tentang pembatasan masa pemberian jasa bagi akuntan publik. Di luar peraturan tersebut, perusahaan juga diperbolehkan untuk melakukan pergantian akuntan publik. Saat perusahaan melakukan pergantian KAP secara mandatory, maka perusahaan dianggap berbuat hal yang wajar, namun ketika sebuah perusahaan melakukan pergantian KAP secara voluntary maka akan menimbulkan pertanyaan mengapa perusahaan tersebut melakukan pergantian KAP sebelum batas masa perikatannya berakhir. Suparlan dan Andayani (2010) pernah melakukan penelitian untuk menguji pengaruh kepemilikan institusional, kepemilikan saham publik, pertumbuhan saham, pergantian dewan komisaris, pergantian dewan direksi, leverage, ROE, ukuran perusahaan terhadap pergantian KAP dan menemukan bahwa variabel kepemilikan saham publik, pertumbuhan saham, serta ukuran perusahaan berpengaruh terhadap pergantian KAP. Selain itu, Banimahd dan Vafaei (2012) juga telah melakukan penelitian untuk menguji pengaruh ukuran perusahaan klien, unqualified report, kepemilikan saham, financial leverage, profitabilitas yang diproksikan dengan rasio Return on Assets (ROA) terhadap pergantian KAP dan menemukan bahwa variabel ukuran perusahaan klien, unqualified report, kepemilikan saham, dan profitabilitas yang diproksikan dengan rasio Return on Assets (ROA) berpengaruh terhadap pergantian KAP. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris mengenai pengaruh opini audit, perubahan struktur dewan komisaris, kepemilikan saham publik serta pertumbuhan perusahaan klien terhadap pergantian KAP secara voluntary. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan selain perusahaan bidang keuangan yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia dengan periode penelitian tahun 2009-2013. Opini audit dianggap berpengaruh terhadap pergantian KAP karena saat perusahaan mendapatkan opini selain unqualified, maka perusahaan akan mengganti KAP nya dengan KAP baru yang diharapkan dapat memberi opini unqualified. Perubahan struktur dewan komisaris dianggap berpengaruh terhadap pergantian KAP karena dengan adanya pergantian komisaris akan secara langsung atau tidak langsung mendorong terjadinya pergantian KAP karena manajemen perusahaan yang baru cenderung akan mencari KAP yang selaras dalam pelaporan dan kebijakan akuntansinya. Kepemilikan saham publik dianggap berpengaruh terhadap pergantian KAP karena semakin besar kepemilikan saham publik maka akan semakin besar mekanisme pengendalian terhadap perilaku manajemen, yang pada akhirnya akan membuat manajer bertindak sesuai dengan kepentingan pemegang saham, seperti memilih KAP yang berkualitas agar dapat meyakinkan para pihak yang berkepentingan. Sedangkan pertumbuhan perusahaan klien dianggap berpengaruh terhadap pergantian KAP karena jika perusahaan menganggap KAP yang lama tidak dapat memenuhi tuntutan yang ada, maka perusahaan akan mencari KAP yang lebih berkualitas dan dianggap mampu memenuhi tuntutan yang disebabkan karena pertumbuhan perusahaan tersebut.
METODE PENELITIAN Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu laporan keuangan auditan serta laporan tahunan perusahaan non-keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan periode pengamatan tahun 2009 sampai 2013. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data panel, karena menggunakan data dari beberapa perusahaan untuk beberapa periode. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan purposive sampling, yaitu pengambilan sampel secara sengaja sesuai dengan persyaratan sampel yang
diperlukan. Berikut ini merupakan persyaratan yang digunakan untuk memilih sampel, yaitu perusahaan selain yang bergerak pada bidang keuangan, seperti perusahaan selain bank, lembaga pembiayaan, perusahaan efek, dan perusahaan asuransi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama tahun 2008 sampai 2013, memberikan informasi yang lengkap seperti nama KAP, opini audit, nama dewan komisaris perusahaan, persentase kepemilikan saham publik, total aset, serta net income, serta melakukan pergantian KAP lebih dari satu kali selama periode pengamatan. Berikut ini merupakan proses seleksi sampel yang dilakukan berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan.
Tabel 1 Proses Seleksi Sampel berdasarkan Kriteria Semua perusahaan yang terdaftar di BEI pada tahun 2014
507
Initial Public Offering (IPO) setelah tahun 2008
(137)
Perusahaan yang bergerak di sektor keuangan
(64)
Perusahaan yang datanya tidak lengkap dan melakukan pergantian KAP kurang
(263)
dari 2 kali Jumlah perusahaan sampel
43
Jumlah tahun pengamatan
5
Total sampel pengamatan
215
Analisis data yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah pengujian statistik deskriptif dan pengujian hipotesis. Alat analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini adalah analisis regresi logistik (logistic regression), karena variabel dependen bersifat dikotomi (melakukan pergantian KAP dan tidak melakukan pergantian KAP). Pengujian dilakukan dengan menggunakan SPSS versi 20. Tahapan dalam pengujian dengan menggunakan uji regresi logistik (logistic regression) adalah sebagai berikut: 1. menilai kelayakan model regresi (Goodness of Fit Test), 2. menilai keseluruhan model (Overall Model Fit), 3. menguji koefisien determinasi (Nagelkerke R Square), 4. menguji matriks klasifikasi, dan 5. menguji koefisien regresi.
HASIL DAN BAHASAN Berdasarkan hasil uji statistik deskriptif, maka diperoleh hasil sebagai berikut ini: 1. Pergantian Kantor Akuntan Publik (KAP)
Tabel 2 Hasil Uji Statistik Deskriptif Pergantian KAP
Berdasarkan frequency table, diperoleh 113 (52,6%) sampel perusahaan yang tidak melakukan pergantian KAP dan 102 (47,4%) sampel perusahaan yang melakukan pergantian KAP. 2.
Opini Audit
Tabel 3 Hasil Uji Statistik Deskriptif Opini Audit
Berdasarkan frequency table, diperoleh 207 (96,3%) sampel perusahaan yang mendapatkan unqualified opinion dan 8 (3,7%) sampel perusahaan yang mendapatkan opini selain unqualified opinion. 3.
Perubahan Struktur Dewan Komisaris
Tabel 4 Hasil Uji Statistik Deskriptif Perubahan Struktur Dewan Komisaris
Berdasarkan frequency table, diperoleh 103 (47,9%) sampel perusahaan yang tidak melakukan perubahan struktur dewan komisarisnya dan 112 (52,1%) sampel perusahaan yang melakukan perubahan struktur dewan komisarisnya. 4.
Kepemilikan Saham Publik
Tabel 5 Hasil Uji Statistik Deskriptif Kepemilikan Saham Publik
Berdasarkan frequency table, diperoleh 175 (81,4%) sampel perusahaan yang memiliki kepemilikan saham publik kurang dari 50% dan 40 (18,6%) sampel perusahaan yang memiliki kepemilikan saham publik lebih dari 50%.
5.
Pertumbuhan Perusahan Klien
Tabel 6 Hasil Uji Statistik Deskriptif Pertumbuhan Perusahan Klien
Berdasarkan descriptive tersebut maka diperoleh bahwa nilai pertumbuhan perusahaan klien yang diproksikan menggunakan rasio ROA memiliki nilai paling rendah yaitu sebesar 131,86, nilai ROA tertinggi yaitu 4517,93 dan nilai rata-rata ROA yaitu 19,81. Pengujian regresi logistik dilakukan dengan beberapa pengujian, sebagai berikut: 1.
Menilai Kelayakan Model Regresi (Goodness of Fit Test)
Tabel 7 Hasil Uji Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test
Berdasarkan tabel 7, nilai signifikansi adalah 0,08, yang berarti lebih besar dari 0,05 sehingga dapat dikatakan bahwa model fit dengan data observasi atau model mampu memprediksi nilai observasi karena cocok dengan data observasinya. Hal ini menunjukkan model dinyatakan layak dan boleh diinterpretasikan. 2.
Menilai Keseluruhan Model (Overall Model Fit)
Tabel 8 Hasil Uji Keseluruhan Model (Overall Model Fit)
Berdasarkan tabel 8, terjadi penurunan nilai -2 Log Likelihood antara iterasi pada block 0 dengan iterasi pada block 1, yaitu dengan nilai -2 Log Likelihood awal sebesar 297,490 menjadi 294,147. Hal ini menunjukkan indikasi adanya model yang baik. 3.
Koefisien Determinasi (Nagelkerke R Square)
Tabel 9 Hasil Uji Koefisien Determinasi (Nagelkerke R Square)
Berdasarkan tabel 9, nilai Nagelkerke R Square adalah 0,021, yang berarti hanya 2,1% variasi dari variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variasi variabel independen dalam model ini. 4.
Matriks Klasifikasi
Tabel 10 Hasil Uji Matriks Klasifikasi
Kekuatan prediksi dari model regresi untuk memprediksi kemungkinan perusahaan melakukan pergantian KAP adalah sebesar 50%. Hal ini menunjukkan bahwa dengan menggunakan model regresi yang digunakan pada penelitian ini, terdapat 51 sampel perusahaan (50%) yang diprediksi akan melakukan pergantian KAP dari total 102 sampel perusahaan yang melakukan pergantian KAP. Kekuatan prediksi dari model regresi untuk memprediksi kemungkinan perusahaan tidak melakukan pergantian KAP adalah sebesar 58,4%. Hal ini menunjukkan bahwa dengan menggunakan model regresi yang digunakan pada penelitian ini, terdapat 66 sampel perusahaan (58,4%) yang diprediksi tidak akan melakukan pergantian KAP dari total 113 sampel perusahaan yang tidak melakukan pergantian KAP. 5.
Menguji Koefisien Regresi Pengujian koefisien regresi logistik dalam penelitian ini menggunakan tingkat signifikansi (α) sebesar 0,05 (5%). Dengan menguji koefisien regresi, maka dapat diketahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.
Tabel 11 Hasil Uji Koefisien Regresi Logistik
Berdasarkan tabel 11, maka dapat diperoleh hasil sebagai berikut ini: Hipotesis 1: Opini audit berpengaruh terhadap pergantian KAP. Variabel opini audit memiliki nilai signifikansi sebesar 0,545, yang berarti lebih besar dari nilai signifikansi yang ditetapkan yaitu α sebesar 0,05 (5%), sehingga dapat disimpulkan bahwa pada penelitian ini opini audit tidak berpengaruh terhadap pergantian KAP. Tiurma (2013) menyatakan bahwa kemungkinan dilakukannya pergantian KAP adalah untuk menghindari pemberian opini selain unqualified opinion oleh auditor. Hal ini dapat memicu perusahaan melakukan pemutusan kontrak dengan auditor lama sebelum mereka mengeluarkan opini untuk menghindari pemberian opini yang tidak diinginkan oleh manajemen perusahaan. Hipotesis 2: Perubahan struktur dewan komisaris berpengaruh terhadap pergantian KAP. Variabel perubahan struktur dewan komisaris memiliki nilai signifikansi sebesar 0,169, yang berarti lebih besar dari nilai signifikansi yang ditetapkan yaitu α sebesar 0,05 (5%), sehingga dapat disimpulkan bahwa pada penelitian ini perubahan struktur dewan komisaris tidak berpengaruh terhadap pergantian KAP. Perubahan struktur dewan komisaris tidak selalu diikuti dengan pergantian kebijakan perusahaan dalam menggunakan jasa KAP yang baru. Menurut Wijayanti (2010), kebijakan dan pelaporan akuntansi tetap dapat mengunakan KAP yang lama yaitu dengan menyelaraskan kebijakan manajemen baru dengan KAP lama, salah satunya dengan cara melakukan negosiasi ulang antara kedua belah pihak. Hipotesis 3: Kepemilikan saham publik berpengaruh terhadap pergantian KAP. Variabel kepemilikan saham publik memiliki nilai signifikansi sebesar 0,900, yang berarti lebih besar dari nilai signifikansi yang ditetapkan yaitu α sebesar 0,05 (5%), sehingga dapat disimpulkan bahwa pada penelitian ini kepemilikan saham publik tidak berpengaruh terhadap pergantian KAP. Persentase kepemilikan saham publik yang lebih besar dari 50% tidak menjamin perusahaan akan melakukan pergantian KAP, seperti perusahaan-perusahaan yang telah menggunakan jasa KAP Big Four akan tetap mempertimbangkan reputasi perusahaannya terkait dengan ukuran KAP yang digunakannya. Hipotesis 4: Pertumbuhan perusahaan klien berpengaruh terhadap pergantian KAP. Variabel pertumbuhan perusahaan klien yang diproksikan dengan rasio ROA memiliki nilai signifikansi sebesar 0,533, yang berarti lebih besar dari nilai signifikansi yang ditetapkan yaitu α sebesar 0,05 (5%), sehingga dapat disimpulkan bahwa pada penelitian ini pertumbuhan perusahaan klien yang diproksikan dengan rasio ROA tidak berpengaruh signifikan terhadap pergantian KAP. Perusahaan yang sedang bertumbuh biasanya lebih memilih mempertahankan KAP lama karena biaya yang digunakan untuk membayar KAP baru dianggap akan lebih besar dan menggunakan uang yang ada untuk biaya pengembangan perusahaannya.
SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil pengujian dan pembahasan, maka diperoleh simpulan sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
Opini audit tidak berpengaruh terhadap pergantian KAP. Hal ini berarti dalam penelitian ini, opini audit tidak mempengaruhi keputusan semua perusahaan selain perusahaan bidang keuangan di Indonesia pada periode 2009 sampai 2013 untuk melakukan pergantian KAP secara voluntary. Perubahan struktur dewan komisaris tidak berpengaruh terhadap pergantian KAP. Hal ini berarti dalam penelitian ini, perubahan struktur dewan komisaris tidak mempengaruhi keputusan semua perusahaan selain perusahaan bidang keuangan di Indonesia pada periode 2009 sampai 2013 untuk melakukan pergantian KAP secara voluntary. Kepemilikan saham publik tidak berpengaruh terhadap pergantian KAP. Hal ini berarti dalam penelitian ini, kepemilikan saham publik tidak mempengaruhi keputusan semua perusahaan selain perusahaan bidang keuangan di Indonesia pada periode 2009 sampai 2013 untuk melakukan pergantian KAP secara voluntary. Pertumbuhan perusahaan klien tidak berpengaruh terhadap pergantian KAP. Hal ini berarti dalam penelitian ini, pertumbuhan perusahaan klien tidak mempengaruhi keputusan semua perusahaan selain perusahaan bidang keuangan di Indonesia pada periode 2009 sampai 2013 untuk melakukan pergantian KAP secara voluntary.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka saran yang diberikan oleh penulis adalah sebagai berikut: 1. Bagi Kantor Akuntan Publik Sebaiknya para akuntan publik terus mengembangkan dirinya dan mempertahankan sikap professional serta independensinya agar dapat memenuhi tanggungjawab yang ada. 2.
Bagi Regulator Diharapkan regulator tidak hanya membuat peraturan terkait dengan pembatasan masa pemberian jasa bagi akuntan publik, tetapi juga ikut memperhatikan Kantor Akuntan Publik (KAP) yang masih melanggar peraturan tersebut dan memberikan sanksi yang tegas agar pelanggaran yang terjadi tidak terulang kembali. Karena dengan semakin ketatnya peraturan yang dijalankan, maka diharapkan laporan keuangan yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) dapat memberikan keyakinan serta keandalan bagi para penggunanya salah satunya agar para investor dapat melakukan investasi dengan tenang.
3.
Bagi Peneliti Selanjutnya a) Diharapkan penelitian dapat dilakukan dengan menggunakan variabel independen yang lebih banyak dan tidak terbatas dengan variabel-variabel yang sudah sering digunakan dalam penelitian sejenis. Variabel-variabel lain seperti audit fee serta peluang untuk memanipulasi income dapat digunakan dalam penelitian selanjutnya. b) Diharapkan penelitian dapat menggunakan objek penelitian lainnya yang fokus pada satu industry tertentu agar industrial effect tidak terjadi, namun sebaiknya tidak menggunakan industri manufaktur karena sudah sering digunakan dalam penelitian sejenis. c) Diharapkan peneliti dapat memperpanjang tahun pengamatan, agar dapat memberikan sebaran data yang lebih luas. d) Diharapkan jika peneliti menggunakan variabel opini audit sebagai faktor yang mempengaruhi perusahaan dalam melakukan pergantian Kantor Akuntan Publik, sebaiknya pendapat wajar tanpa pengecualian dengan tambahan bahan penjelasan (Unqualified opinion with explanatory language) dimasukkan ke dalam kategori selain unqualifed opinion. Hal ini karena sebagian besar perusahaan di Indonesia tidak mendapatkan opini seperti pendapat wajar dengan pengecualian (Qualified opinion), pendapat tidak wajar (Adverse opinion) dan tidak memberikan pendapat (Disclaimer of opinion). Masih banyak KAP yang memberikan opini berupa pendapat wajar tanpa pengecualian dengan tambahan bahan penjelasan (Unqualified opinion with explanatory language), sehingga mungkin saja hal tersebut dapat mempengaruhi hasil dari penelitian selanjutnya. e) Diharapkan jika penelitian selanjutnya menggunakan variabel perubahan struktur dewan komisaris maka sebaiknya lebih memperhatikan apakah perubahan tersebut terjadi pada komisaris utama atau komisaris independen, karena suatu keputusan dalam RUPS misalnya keputusan untuk mengganti Kantor Akuntan Publik (KAP)
dapat dianggap sah apabila RUPS tersebut dihadiri oleh 2/3 dari anggota komisaris yaitu komisaris utama dan komisaris independen. Namun, jika perubahan tersebut hanya terjadi kepada anggota komisaris umum maka perubahan tersebut kurang akan menimbulkan dampak. f) Diharapkan peneliti dapat menggunakan ukuran baru dalam menggambarkan adanya pertumbuhan perusahaan, yang dalam penelitian ini hanya menggunakan pertumbuhan rasio ROA sebagai proksi pertumbuhan perusahaan klien. g) Diharapkan peneliti selanjutnya dapat memperhatikan pergantian pada tingkat akuntan publik (auditor), tidak hanya terbatas pada pergantian Kantor Akuntan Publik (KAP).
REFERENSI Banimahd, B. dan Vafaei, E. (2012). The Effect of Client Size, Audit Report, State Ownership, Financial Leverage and Profitability on Auditor Selection: Evidence from Iran. African Journal of Business Management, 6 (11): 4100-4105 Bursa Efek Indonesia. (www.idx.co.id) Republik Indonesia. 2008. Peraturan Menteri Keuangan No. 17 Tahun 2008 tentang Jasa Akuntan Publik. Jakarta: Sekretariat Negara Suparlan dan Andayani, W. (2010). Analisis Empiris Pergantian Kantor Akuntan Publik Setelah ada Kewajiban Rotasi Audit. Simposium Nasional Akuntansi XIII, pp 1-24 Tiurma, G. (2013). Analisis Pengaruh Audit Fee, Opini Audit, Ukuran Perusahaan, Financial Distress, dan Perubahan Dewan Direksi terhadap Auditor Switching serta Pengaruhnya pada Return Saham, Skripsi. Jakarta. Program Studi Akuntansi Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya Wijayanti, M.P. (2010). Analisis Hubungan Auditor-Klien: Faktor-faktor yang Mempengaruhi Auditor Switching di Indonesia, Skripsi. Semarang. Program Sarjana Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro RIWAYAT HIDUP Lanny Wijaya lahir di kota Tangerang pada 16 November 1993. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Akuntansi pada tahun 2015.