KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat dan rahmat-Nya penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Bima Tahun 2013-2018 dapat diselesaikan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. Sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang No. 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) merupakan bagian tahapan pencapaian visi Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) 2008-2028. RPJMD merumuskan tantangan serta strategi kebijakan dan target yang akan diambil untuk menjawab permasalahan dalam 5 tahun ke depan. Dengan demikian, RPJMD merupakan pedoman bagi seluruh komponen baik itu pemerintah, masyarakat dan dunia usaha, dalam mewujudkan cita-cita dan tujuan secara sinergis, koordinatif, dan saling melengkapi. Undang-Undang No. 17 tahun
2003 tentang Keuangan Negara,
mengamanatkan reformasi penganggaran dilakukan melalui penerapan Anggaran Berbasis
Kinerja
yang
pada
akhirnya
menghendaki
struktur
program
pembangunan yang berbasiskan pada capaian hasil. Penerapannya dalam perencanaan jangka menengah menghendaki adanya perumusan permasalahan, sasaran serta arah kebijakan pembangunan yang sistematis dan terstruktur. RPJMD Kota Bima Tahun 2013-2018 dimaksudkan untuk memberikan petunjuk penyusunan dokumen Rencana Strategis bagi Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra-SKPD), sehingga dapat dihasilkan suatu produk dokumen yang tersusun Kota Bima | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2013-2018
i
dengan alur logika yang strategis, konsisten dan koheren. Dengan demikian, dokumen perencanaan tersebut akan lebih mudah untuk dipahami serta siap untuk dapat dievaluasi capaiannya. Arah kebijakan dan strategi pembangunan yang terukur kinerjanya akan lebih menjamin keberhasilan pencapaiannya. RPJMD Kota Bima Tahun 2013-2018 merupakan penjabaran visi dan misi Kepala Daerah terpilih yang bersinergi dengan visi, misi Provinsi NTB dan Nasional serta hasil evaluasi terhadap pelaksanaan RPJMD periode sebelumnya dengan tetap memperhatikan dinamika kondisi daerah. Secara umum materi RPJMD berisi tentang visi, misi, tujuan, sasaran, dan program kepala daerah. Adapun aspek pembangunan yang dijabarkan meliputi urusan wajib dan urusan pilihan. Terima kasih yang tak terhingga kepada DPRD dan semua pihak yang telah bersama-sama membantu menyusun dokumen RPJMD Kota Bima Tahun 20132018 dan selanjutnya pemerintah daerah berharap agar Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Bima Tahun 2013-2018 ini hendaknya dapat dilaksanakan secara konsisten, jujur, transparan, profesional, partisipatif, dan penuh tanggung jawab.
Kota Bima,
Desember 2013
WALIKOTA BIMA ttd M. QURAIS H. ABIDIN
Kota Bima | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2013-2018
ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Gambar Daftar Tabel BAB I
:
PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Dasar Hukum Penyusunan 1.3. Hubungan Antar Dokumen 1.4. Sistematika Penyusunan RPJMD 1.5. Maksud dan Tujuan
1 1 5 11 13 15
BAB II
:
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2.1. Aspek Geografi Dan Demografi 2.1.1. Aspek Geografis 2.1.2. Aspek Demografis 2.2. Aspek Kesejahteraan Masyarakat 2.2.1. Pertumbuhan ekonomi 2.2.2. PDRB Per Kapita 2.2.3. Inflasi 2.2.4. Kesejahteraan Sosial 2.3. Aspek Pelayanan Umum 2.3.1. Fokus layanan urusan wajib 2.4. Aspek Daya Saing Daerah 2.4.1. Kemampuan Ekonomi Daerah 2.4.2. Fasilitas Wilayah/Infrastruktur 2.4.3. Iklim Investasi 2.4.4. Sumber Daya Manusia
17 17 17 27 33 33 35 37 38 45 46 73 73 77 86 89
BAB III
: GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN 3.1. Kinerja Keuangan Masa Lalu Periode 2008-2012 3.1.1. Kinerja Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah 3.1.2. Neraca Daerah 3.2. Kebijakan Pengelolaan Keuangan Masa Lalu Periode 2008-2012 2.3. Kerangka Pendanaan
BAB IV
:
ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS 4.1. Permasalahan Pembangunan 4.2. Isu Strategis
Kota Bima | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2013-2018
91 91 92 96 117 126 131 131 137
iii
BAB V
:
PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1. Visi 5.2. Misi 5.3. Tujuan dan Sasaran
139 140 143 149
BAB VI
:
STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN 6.1. Strategi Umum 6.2. Arah Kebijakan Pembangunan
152 152 153
BAB VII :
KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH
160
BAB VIII :
INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN
171
BAB IX
:
PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH
182
BAB X
:
PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN 10.1. Pedoman Transisi 10.2. Kaidah Pelaksanaan
191 192 194
Kota Bima | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2013-2018
iv
DAFTAR TABEL
Tabel
Tabel 2.1 Tabel 2.2 Tabel 2.3 Tabel 2.4 Tabel 2.5 Tabel 2.6 Tabel 2.7 Tabel 2.8 Tabel 2.9 Tabel 2.10 Tabel 2.11 Tabel 2.12 Tabel 2.13 Tabel 2.14 Tabel 2.15 Tabel 2.16 Tabel 2.17 Tabel 2.18 Tabel 2.19 Tabel 2.20 Tabel 2.21 Tabel 2.22
URAIAN
Hal
Luas Wilayah Kota Bima dirinci per Kecamatan Tahun 2012 Jenis Sifat Fisik Batuan dan Sistem Pergerakan Air Tanah Wilayah Bima Jenis dan Luas Penggunaan lahan Kota Bima Tahun 2012 Jumlah Penduduk Kota Bima dirinci menurut Kecamatan Kota Bima Tahun 2008 – 2012 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur Di Kota Bima Tahun 2010 – 2012 Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan di Kota Bima Tahun 2008 – 2012 Jumlah Rumah Tangga dan Rata-Rata Jumlah Anggota Rumah Tangga Menurut Kecamatan di Kota Bima Tahun 2012 Jumlah Angkatan Kerja dan Bukan Angkatan Kerja di Kota Bima Tahun 2008 – 2012 Jumlah Penduduk (Jiwa) Usia 15 Tahun Ke Atas Yang BekerjaMenurut Lapangan Pekerjaan Utama di Kota Bima Tahun 2008 – 2012 Pertumbuhan Ekonomi Per-Sektor di Kota Bima Tahun 2007 – 2012 Prosentase Pertumbuhan PDRB Perkapita Kota Bima Tahun 2007 – 2012 Nilai PDRB dan PDRB Perkapita di Kota Bima Tahun 2008 2012 Kontribusi Sektor Menurut Lapangan Usaha di Kota Bima Tahun 2007–2012 (%) Inflasi di Kota Bima Tahun 2008 - 2012 Kinerja Pembangunan Kesejahteraan Sosial Berdasarkan Indikator Pendidikan di Kota Bima Tahun 2008-2012 Kinerja Pembangunan Kesejahteraan Sosial Berdasarkan Indikator Kesehatan di Kota Bima Tahun 2008-2012 Perkembangan Jumlah Penduduk Miskin dan Tingkat Kemiskinan Di Kota Bima Tahun 2008 - 2012 Tingkat Kemiskinan Menurut Kecamatan di Kota Bima Tahun 2012 Luas Lahan Bersertifikat di Kota Bima Tahun 2008 - 2012 (dalam m2) Jumlah Angkatan Kerja Menurut Kelompok Umur Kota Bima Tahun 2012 Angka Kriminalitas Kota Bima Tahun 2012*) Jumlah Grup, Gedung dan Dewan Kesenian di Kota Bima Tahun 2008 - 2012
17
Kota Bima | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2013-2018
19 21 28 29 30 30 31 33 34 35 35 37 38 39 40 40 41 42 43 44 45
v
Tabel
URAIAN
Tabel 2.23
Kondisi Pelayanan Umum Urusan Pendidikan di Kota Bima Tahun 2008-2012 Kondisi Pelayanan Umum Urusan Kesehatan di Kota Bima Tahun 2008-2012 Kondisi Pelayanan Umum Urusan Pekerjaan Umum di Kota Bima Tahun 2008-2012 Kondisi Pelayanan Umum Urusan Lingkungan Hidup di Kota Bima Tahun 2008-2012 Kondisi Pelayanan Umum Urusan Penataan Ruang di Kota Bima Tahun 2008-2012 Keadaan Pelayanan Umum Urusan Perencanaan Pembangunan di Kota Bima Tahun 2008-2012 Keadaan Pelayanan Umum Urusan Perumahan di Kota Bima Tahun 2008-2012 Keadaan Pelayanan Umum Urusan Perhubungan di Kota Bima Tahun 2008-2012 Kondisi Pelayanan Umum Bidang Komunikasi dan Informatika di Kota Bima Tahun 2008-2012 Keadaan Pelayanan Umum Urusan Kependudukan dan Catatan Sipil di Kota Bima Tahun 2008-2012 Kondisi Pelayanan Umum Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak di Kota Bima Tahun 2008-2012 Kondisi Pelayanan Umum Urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera di Kota Bima Tahun 2008-2012 Kondisi Pelayanan Umum Urusan Sosial di Kota Bima Tahun 2008-2012 Keadaan Pelayanan Umum Urusan Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah di Kota Bima Tahun 2008-2012 Kondisi Pelayanan Umum Urusan Kebudayaan di Kota Bima Tahun 2008-2012 Kondisi Pelayanan Umum Urusan Pemuda dan Olah Raga di Kota Bima Tahun 2008-2012 Keadaan Pelayanan Umum Urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri di Kota Bima Tahun 2008-2012 Kondisi Pelayanan Umum Urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, dan Perangkat Daerah di Kota Bima Tahun 2008-2012 Aspek Pelayanan Umum Urusan Bidang Pemberdayaan Masyarakat di Kota Bima Tahun 2008-2012 Kondisi Pelayanan Umum Urusan Statistik di Kota Bima Tahun 2008-2012 Kondisi Pelayanan Umum Urusan Perpustakaan di Kota Bima Tahun 2008-2012 Kondisi Pelayanan Umum Urusan Ketahanan Pangan di Kota Bima Tahun 2008-2012 Kondisi Pelayanan Umum Urusan Pilihan Pertanian di Kota Bima Tahun 2008-2012 Kondisi Pelayanan Umum Urusan Bidang Energi dan Sumber Daya Mineral di Kota Bima Tahun 2008-2012 Kondisi Pelayanan Umum Urusan Pariwisata di Kota Bima Tahun 2008-2012 Kondisi Pelayanan Umum Urusan Pilihan Kelautan dan Perikanan Kota Bima Tahun 2008-2012
Tabel 2.24 Tabel 2.25 Tabel 2.26 Tabel 2.27 Tabel 2.28 Tabel 2.29 Tabel 2.30 Tabel 2.31 Tabel 2.32 Tabel 2.33 Tabel 2.34 Tabel 2.35 Tabel 2.36 Tabel 2.37 Tabel 2.38 Tabel 2.39 Tabel 2.40 Tabel 2.41 Tabel 2.42 Tabel 2.43 Tabel 2.44 Tabel 2.45 Tabel 2.46 Tabel 2.47 Tabel 2.48
Kota Bima | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2013-2018
Hal 47 49 51 52 53 54 55 55 56 57 58 59 60 61 62 62 63 64 64 65 65 66 67 68 69 70
vi
Tabel
URAIAN
Tabel 2.49
Tabel 2.58
Kondisi Pelayanan Umum Urusan Pilihan Perdagangan di Kota Bima Tahun 2008-2012 Kondisi Pelayanan Umum Urusan Pilihan Perindustrian di Kota Bima Tahun 2008-2012 Pengeluaran Rumah Tangga di Kota Bima Tahun 2008 - 2012 Pengeluaran Rumah Tangga non-Pangan di Kota Bima Tahun 2008-2012 Produktivitas Per Sektor Di Kota Bima Tahun 2008-2012 (ribu Rupiah) Rasio Panjang Jalan per Jumlah Kendaraan Kota Bima Tahun 2008-2012 Jumlah Orang/Barang yang Terangkut Angkutan Umum Kota Bima Tahun 2008-2012 Jumlah Orang/Barang yang Terangkut Melalui Dermaga/Terminal di Kota Bima Tahun 2008-2012(dalam jiwa dan ton) Rasio Ketaatan Terhadap RTRW di Kota Bima Tahun 20082012 Rasio Luas Wilayah Produktif di Kota Bima Tahun 2008-2012
Tabel 2.59
Rasio Luas Wilayah Industri Tahun di Kota Bima 2008- 2012
80
Tabel 2.60
Rasio Luas Wilayah Kebanjiran di Kota Bima Tahun 2008-2012
81
Tabel 2.61
Luas Wilayah Kekeringan di Kota Bima Tahun 2008- 2012
81
Tabel 2.62
Rasio Luas Wilayah Perkotaan di Kota Bima Tahun 2008-2012
82
Tabel 2.63 Tabel 2.64
83 83
Tabel 2.68
Jenis dan Jumlah Bank di Kota Bima Tahun 2008-2012 Jenis dan Jumlah Perusahaan Asuransi di Kota Bima Tahun 2012 Persentase Rumah Tangga yang Menggunakan Air Bersih Di Kota Bima Tahun 2008-2012 Prakiraan Kebutuhan Beban Tenaga Listrik Kota Bima Tahun 2008-2012 Persentase Rumah Tangga yang Menggunakan Listrik Kota Bima Tahun 2008-2012 Jenis, Kelas dan Jumlah Restoran Kota Bima Tahun 2012
Tabel 2.69
Kelas dan Jumlah Penginapan/Hotel di Kota Bima Tahun 2012
86
Tabel 2.70
Angka Kriminalitas di Kota Bima Tahun 2008-2012
87
Tabel 2.71 Tabel 2.72
Lama Proses Perijinan Kota Bima Jumlah dan Macam Insentif Pajak dan Retribusi Daerah Yang Mendukung Iklim Investasi Kota Bima (dalam Rupiah) Jumlah Perda yang Mendukung Iklim Usaha di Kota Bima Tahun 2008-2012 Jumlah Kelurahan Swasembada Kota Bima Tahun 2007-2011 Jumlah Lulusan S1/S2/S3 Tahun 2008-2012 Kota Bima (Data Sistem Informasi Administrasi Kependudukan) Rasio Ketergantungan di Kota Bima Tahun 2008-2012 Rata-rata Pertumbuhan Realisasi Pendapatan Daerah Kota Bima Tahun 2008-2012
87 88
Tabel 2.50 Tabel 2.51 Tabel 2.52 Tabel 2.53 Tabel 2.54 Tabel 2.55 Tabel 2.56 Tabel 2.57
Tabel 2.65 Tabel 2.66 Tabel 2.67
Tabel 2.73 Tabel 2.74 Tabel 2.75 Tabel 2.76 Tabel 3.1
Kota Bima | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2013-2018
Hal 71 72 74 74 76 78 78 79 79 80
84 84 85 85
88 89 90 90 93
vii
Tabel Tabel 3.2
URAIAN
Hal
Tabel 3.3
Proporsi Realisasi Belanja Terhadap Anggaran Belanja Daerah Kota Bima Tahun 2010 - 2012. Aset Pemerintah Kota Bima Tahun 2007 - 2012
100
Tabel 3.4
Jumlah Kewajiban Pemerintah Kota Bima Tahun 2007 – 2012
105
Tabel 3.5 Tabel 3.6
Jumlah Ekuitas Dana Pemerintah Kota Bima Tahun 2007 – 2012 Ratio Likuiditas Neraca Pemerintah Kota Bima Tahun 2008 – 2012 Ratio Solvabilitas Neraca Pemerintah Kota Bima Tahun 2008-2012 Ratio Aktivitas Neraca Pemerintah Kota Bima Tahun 2008-2012 Analisis Proporsi Belanja Pemenuhan Kebutuhan Aparatur Pemerintah Kota Bima Pengeluaran Wajib dan Mengikat serta Prioritas Utama Pemerintah Kota Bima Proyeksi Pendapatan, Belanja dan Pembiayaan Pemerintah Kota Bima Tahun 2013-2018 Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Kota Bima 2013 - 2018 Strategi, Arah dan Kebijakan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Bima Tahun 2013 – 2018 Kebijakan Umum dan Program Pembangunan Indikasi Rencana Program Prioritas yang disertai Kebutuhan Pendanaan Kota Bima 2014-2018 Penetapan Indikator Kinerja Daerah
108 111
Tabel 3.7 Tabel 3.8 Tabel 3.9 Tabel 3.10 Tabel 3.11 Tabel 5.1 Tabel 6.1 Tabel 7.1 Tabel 8.1 Tabel 9.1
Kota Bima | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2013-2018
95
113 116 119 119 128 149 154 161 172 183
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar
URAIAN
Hal
Gambar 1.1
Hubungan antara dokumen RPJMD dengan Renstra SKPD
12
Gambar 2.1
28
Gambar 2.4
Perkembangan Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kota Bima Tahun 2007-2012 Perkembangan Tingkat Pengangguran Terbuka Kota Bima Tahun 2008-2012 Pertumbuhan Ekonomi Per Sektor di Kota Bima Tahun 2007-2012 PDRB Per Kapita Tahun 2007-2012
Gambar 2.5
Pertumbuhan PDRB Per Kapita Tahun 2007-2012
36
Gambar 2.6
Inflasi Kota Bima dan Provinsi NTB Tahun 2007-2012
38
Gambar 3.1
Jumlah Aset Lancar Pemerintah Kota Bima 2007-2012
97
Gambar 3.2
Persentase Pertambahan Aset Lancar Pemerintah Kota Bima 2007-2012 Jumlah Kewajiban Pemerintah Kota Bima 2007-2012
97
Gambar 2.2 Gambar 2.3
Gambar 3.3 Gambar 3.4
Perkembangan Jumlah Ekuitas Dana Pemerintah Kota Bima 2007-2012
Kota Bima | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2013-2018
32 34 36
104 106
ix
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Pemerintah Kota Bima yang baru memasuki usia sebelas tahun senantiasa berupaya untuk melakukan perbaikan dan pembenahan pembangunan di segala bidang dengan tujuanagar masyarakat merasa lebih aman, nyaman, dan tentram dalam menjalani kehidupannya serta dapat berkarya nyata dalam membangun daerah.Titik awal pelaksanaan pembangunan yang baik tentunya harus dimulai dengan penyusunan perencanaan yang baik, aspiratif dan integratif serta berjenjang. Mengacu pada Undang-Undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dengan jelas menyebutkan bahwa untuk menjamin terselenggaranya otonomi daerah maka diperlukan suatu sistem perencanaan pembangunan nasional dan sistem perencanaan pembangunan daerah yang mengacu pada penyelenggaraan pembangunan nasional.Perencanaan pembangunan daerah yang dilakukan harus berdasarkan pada azas demokrasi yang di dalamnya terkandung asas kebersamaan, berkeadilan, berkelanjutan, partisipasi, berwawasan lingkungan serta kemandirian dengan menjaga kesatuan nasional. Berkaitan dengan penyelenggaraan otonomi daerah berupa pemilihan Kepala Daerah sebagaimana diamanatkan Undang-Undang No. 32 Tahun 2004, maka diperlukan adanya penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD).
Proses
penyusunan
rencana
Kota Bima | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2013-2018
jangka
menengah
ini
1
mendeskripsikan visi, misi dan program Kepala Daerah terpilih, secara politis diakui sebagai program prioritas pembangunan jangka menengah daerah. Dengan telah terpilihnya pasangan Bapak H.M. Qurais H. Abidin dan Bapak H. Arahman H. Abidin, SE., sebagai Walikota dan Wakil Walikota Bima periode jabatan 2013-2018,
maka RPJMD Kota Bima harus disusun sebagai
penjabaran dari visi, misi, dan program Kepala Daerah terpilih untuk kurun waktu lima tahun yang penyusunannya berpedoman pada RPJP Daerah, RTRW Daerah dan memperhatikan RPJM Nasional. RPJMD Kota Bima yang disusun mencakup analisis permasalahan pembangunan dan isu-isu strategis daerah, tujuan dan sasaran pembangunan daerah, strategi dan arah kebijakan pembangunan daerah, indikator sasaran dan target pencapaian pembangunan daerah yang bertumpu pada program pembangunan daerah lengkap dengan kerangka pendanaan serta kaidah pelaksanaannya. Penyusunan RPJMD Kota Bima 2013–2018 tersebut dilaksanakan dengan tahapan sebagai berikut : a.
Persiapan penyusunan RPJMD. Persiapan penyusunan dilakukan dengan membentuk tim, menyusun jadwal/agenda pelaksanaan.
b.
Penyusunan rancangan awal RPJMD Penyusunan rancangan awal dilakukan melalui tahap-tahap penelaahan dokumen-dokumen terkait, analisis gambaran umum, analisis pengelolaan keuangan, perumusan permasalahan dan isu-isu strategis, perumusan visi dan misi, perumusan tujuan dan sasaran, perumusan strategi dan arah kebijakan, hingga penyusunan program SKPD dan lintas SKPD dalam bentuk kerangka regulasi dan kerangka pendanaan indikatif.
c.
Penyusunan rancangan RPJMD. Penyusunan rancangan dilakukan berdasarkan verifikasi dan integrasi seluruh Renstra SKPD dengan rancangan awal RPJMD menjadi rancangan RPJMD.
Kota Bima | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2013-2018
2
d.
Pelaksanaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) RPJMD merupakan forum musyawarah antara para pemangku kepentingan untuk membahas dan
menyepakati
rancangan RPJMD Kota
Bima. Tujuan
Musrenbang RPJMD untuk mendapatkan masukan dan komitmen para pemangku kepentingan pembangunan daerah sebagai bahan penyempurnaan rancangan RPJMD Kota Bima menjadi rancangan akhir RPJMD Kota Bima. e.
Perumusan rancangan akhir RPJMD Perumusan rancangan akhir dilakukan berdasarkan berita acara kesepakatan hasil Musrenbang RPJMD. Rancangan akhir RPJMD yang telah disempurnakan berdasarkan kesepakatan hasil Musrenbang RPJMD, selanjutnya dibahas dengan seluruh kepala SKPD untuk memastikan bahwa program pembangunan jangka menengah terkait dengan tugas pokok dan fungsi masing-masing telah disempurnakan dengan kesepakatan hasil Musrenbang dan ditampung dalam rancangan akhir RPJMD. Rancangan akhir RPJMD Kota Bima diajukan dan dikonsultasikan kepada Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Barat.
f.
Penetapan peraturan daerah tentang RPJMD melalui Mekanisme pembahasan dan penetapan rancangan peraturan daerah tentang RPJMD Kota Bima 2013– 2018 dengan DPRD sesuai dengan ketentuan perundang-undangan menjadi peraturan daerah tentang RPJMD Kota Bima 2013–2018.
Adapun pendekatan yang digunakan dalam penyusunan RPJMD Kota Bima 2013–2018 adalah sebagai berikut : a.
Pendekatan
Teknokratis.
Pendekatan
teknokratis
dalam
perencanaan
pembangunan daerah menggunakan metoda dan kerangka berpikir ilmiah untuk mencapai tujuan dan sasaran pembangunan daerah. Metode ini Kota Bima | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2013-2018
3
merupakan proses keilmuan untuk memperoleh pengetahuan secara sistematis berdasarkan data dan informasi yang akurat, serta dapat dipertanggungjawabkan dengan kerangka manajemen strategis dan berbasis kinerja. b.
Pendekatan
Politis. Pendekatan
politis merupakan
pendekatan
yang
ditawarkan oleh calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah terpilih pada saat kampanye melalui penerjemahan yang tepat dan sistematis atas visi, misi, dan program pembangunan serta pembahasan dengan DPRD dalam penetapan peraturan daerah tentang RPJMD Kota Bima 2013–2018. c.
Pendekatan Top Down dan Bottom Up. Hasil dari pendekatan bottom up melalui
penjaringan
aspirasi
masyarakat
bersama
stakeholder
dan
Musrenbang RPJMD serta pendekatan top down dengan penyelarasan pada dokumen perencanaan Provinsi dan Nasional sehingga tercipta sinkronisasi dan sinergi pencapaian sasaran rencana pembangunan Nasional (dan provinsi) dengan rencana pembangunan daerah Kota Bima.
RPJMD ini akan menjadi pedoman dan acuan dasar dalam pemecahan permasalahan daerah. Juga sebagai tolak ukur keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan daerah dibawah kepemimpinan Walikota dan WakilWalikota periode 2013-2018.Disamping itu, RPJMD juga
sebagai pedoman seluruh
pemangku kepentingan dalam melaksanakan pembangunan di wilayah Kota Bima untuk mendukung upaya pencapaian kesejahteraan bersama melalui sinergisitas, koordinasi dan sinkronisasi oleh masing-masing pelaku pembangunan di dalam satu pola sikap dan pola tindak.
Kota Bima | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2013-2018
4
1.2. Dasar Hukum Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah(RPJMD) Kota Bima Tahun 2013-2018disusun dengan mengacu pada beberapa peraturan perundangundangansebagai landasan hukum penyusunannya, yaitu: 1)
Undang – Undang Nomor 64 Tahun 1958 Tentang Pembentukan Daerah – Daerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 115, Tambahan Lembaran Negara republik Indonesia Nomor 1649);
2)
Undang – Undang Nomor 28 Tahun 1999 Tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih Dan Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara republic Indonesia Nomor 3851) ;
3)
Undang-undang Nomor 13 Tahun 2002 tentang Pembentukan Kota Bima di Provinsi Nusa Tenggara Barat (Lembaran Negara Tahun 2002 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4118);
4)
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
5)
Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4421);
6)
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun
Kota Bima | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2013-2018
5
2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia
Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 7)
Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);
8)
Undang – Undang Nomor 17 Tahun 2007 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005 – 2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia nomor 4700) ;
9)
Undang – Undang Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);
10) Undang – Undang Nomor 14 Tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 61, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4846); 11) Undang – Undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5038); 12) Undang – Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Hidup
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009
Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5059);
Kota Bima | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2013-2018
6
13) Undang – Undang Nomor 12 Tahun 2011 Tentang Pembentukan Peraturan Perundang – Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 81, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5233); 14) Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1988 Tentang Koordinasi Kegiatan Instansi Vertikal Didaerah (Lembaran Negara Rebublik Indonesia Tahun 1988 Nomor 10, Tambahan Lembaran Negara Rebublik Indonesia Nomor 3373); 15) Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578); 16) Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Stándar Pelayanan Minimal(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4585); 17) Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 Tentang Pedoman Pembinaan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593); 18) Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan rencana Pembangunan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4603); 19) Peraturan
Pemerintah
Nomor
3
Tahun
2007
tentang
Laporan
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah Kepada DPRD, dan Kota Bima | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2013-2018
7
Informasi
Laporan
Penyelenggaraan
Pemerintahan
Daerah
Kepada
Masyarakat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4693); 20) Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan
Daerah
Kabupaten/Kota
(Lembaran
Negara
Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 21) Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 Tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2007 Nomor 83,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor4741); 22) Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4815); 23) Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817); 24) Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 Tentang Penyelengaaran Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741); 25) Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2010-2014;
Kota Bima | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2013-2018
8
26) Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 517); 27) Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2013 tentang Pedoman Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2014 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 471); 28) Peraturan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat Nomor 3 Tahun 2008 tentang
Rencana
Pembangunan
Jangka
Panjang
Daerah
Provinsi
NusaTenggara Barat Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2008 Nomor 3); 29) Peraturan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat Nomor 1 Tahun 2009 tentang
Rencana
Pembangunan
Jangka
Menengah
Daerah
Provinsi
NusaTenggara Barat Tahun 2009-2013 (Lembaran Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2009 Nomor 14); 30) Peraturan Daerah Propinsi Nusa Tenggara Barat Nomor 3 Tahun 2010 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2009-2029 (Lembaran Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2010 Nomor26, Tambahan Lembaran Daerah provinsi Nusa Tenggara Barat Nomor 56); 31) Peraturan Daerah Kota Bima Nomor 4 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Bima Tahun 2011 -2031 (Lembaran Daerah Kota Bima Tahun 2012 Nomor 130); Kota Bima | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2013-2018
9
32) Peraturan Daerah Kota Bima Nomor 6 Tahun 2003 tentang Kewenangan Kota Bima (Lembaran Daerah Kota Bima Tahun 2003 Nomor 6); 33) Peraturan Daerah Kota Bima Nomor 9 Tahun 2003 tentang Kedudukan Keuangan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah (Lembaran Daerah Kota Bima Tahun 2003 Nomor 9); 34) Peraturan
Daerah
RencanaPembangunan
Kota
Bima
Jangka
Nomor
Panjang
9
Tahun
Daerah
2008
(RPJPD)
tentang
Kota
Bima
Tahun 2008-2028 ( Lembaran Daerah Kota Bima Tahun 2008 Nomor 9); 35) Peraturan Daerah Kota Bima Nomor 2 Tahun 2010 tentang Perubahan Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2008 tentang Pembentukan, Susunan, Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi Sekretariat Daerah dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Bima serta Staf Ahli Walikota (Lembaran Daerah Kota Bima Tahun 2010 Nomor 99); 36) Peraturan Daerah Kota Bima Nomor 3 Tahun 2010 tentang Perubahan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008 tentang Pembentukan, Susunan, Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi Dinas-Dinas Daerah Kota Bima (Lembaran Daerah Kota Bima Tahun 2010 Nomor 100); 37) Peraturan Daerah Kota Bima Nomor 4 Tahun 2010 tentang Perubahan Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2008 tentang Pembentukan, Susunan, Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi Lembaga Teknis Daerah Kota Bima (Lembaran Daerah Kota Bima Tahun 2010 Nomor 101); 38) Peraturan Daerah Kota Bima Nomor 5 Tahun 2010 tentang Perubahan Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2008 tentang Pembentukan, Susunan, Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi Kecamatan dan Kelurahan (Lembaran Daerah Kota Bima Tahun 2010 Nomor 102); Kota Bima | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2013-2018
10
39) Peraturan Daerah Kota Bima Nomor 6 Tahun 2010 tentang Perubahan Peraturan daerah Nomor 6 Tahun 2007 tetang Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan Daerah Kota Bima (Lembaran Daerah Kota Bima Tahun 2010 Nomor 103); 1.3 Hubungan Antar Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Bima 2013–2018 dengan dokumen perencanaan lainnya memiliki keterkaitan vertikal dan horisontal sebagai berikut: a.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Bima 2013 2018 merupakan satu kesatuan dalam sistem perencanaan pembangunan nasional dengan memperhatikan RPJM Nasional Tahun 2010-2014 dengan visi Terwujudnya Indonesia yang Sejahtera, Demokratis dan Berkeadilan serta
memperhatikan pula
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2014–2018 yang sedang disusun, namun melalui konsultasi teknis juga dilakukan penyelarasan dengan visi jangka menengah Propinsi NTB yaitu Mewujudkan Masyarakat Nusa Tenggara Barat Yang Beriman, Berbudaya, Berdaya Saing dan Sejahtera. b.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Bima Tahun 2013-2018 disusun dengan berpedoman pada RPJPD Kota Bima 2008–2028 dengan visi Mewujudkan Kota Bima yang Sejahtera, Maju dan Mandiri pada tahun 2028serta Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Bima Tahun 20112031 yang bertujuan untuk mewujudkan ruang wilayah kota yang aman, nyaman, produktif dan berkelanjutan dalam rangka mendorong perkembangan wilayah kota sebagai kawasan perdagangan dan jasa, serta pendidikan.
Kota Bima | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2013-2018
11
c.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Bima 2013-2018 menjadi pedoman dalam penyusunan Rencana Strategis (Renstra) SKPD untuk jangka waktu lima tahun dan RencanaKerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kota Bima yang merupakan rencana kerja tahunan. Berikut ini diagram alur yang memperlihatkan hubungan antara
perencanaan makro, perencanaan regional, dan spasial. Gambar 1.1 Hubungan antara dokumen RPJMD dengan Renstra SKPD
RPJP Nasional Diacu
RPJP Daerah Propinsi
Pedoman
Dijabarkan
RPJM Nasional
Diperhatikan
Pedoman
20 tahun
RKP
Diperhatikan
RPJM Daerah Propinsi
Dijabarkan
5 Tahun Pedoman
Pedoman Penyusunan RAPBD Propinsi
RKP Daerah Propinsi 1 Tahun
Pedoman
Diperhatikan
Diacu
RPJP Daerah Kab/Kota 20 tahun
Diperhatikan
Pedoman
Renstra SKPD 5 Tahun Propinsi
RPJM Daerah Kab/Kota
Pedoman
5 Tahun
Renja SKPD Propinsi 1 Tahun RKP Daerah Kab/Kota
Diperhatikan
Pedoman
Diperhatikan
Pedoman Penyusunan RAPBD Kab/Kota
Pedoman Renstra SKPD Kab/Kota 5 Tahun UU Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
Kota Bima | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2013-2018
Pedoman
Renja SKPD Kab/Kota 1 Tahun
UU Keuangan Negara
12
RPJMD Kota Bima diterjemahkan dari visi dan misi kepala daerah terpilih periode 2013-2018 yang dalam penyusunannya berpedoman pada RPJPD Kota Bima 2008-2028 dengan memperhatikan RPJM Nasional. Penyelarasan dilakukan dengan mensinkronkan tujuan dan sasaran RPJMD. Selanjutnya, RPJMD akan dijabarkan dalam perencanaan pembangunan tahunan atau Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) dan RPJMD menjadi pedoman penyusunan Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra SKPD) yang pada akhirnya akan menjadi pedoman dalam penyusunan Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja SKPD). Sebagai dokumen perencanaan kebijakan pembangunan 5 (lima) tahun kedepan, RPJMD Kota Bima Tahun 2013 -2018 juga mempedomani dokumen RTRW Pemerintah Daerah Kota Bima dan mengarah pada terwujudnya ketentuan yang telah ditetapkan dalam kebijakan pemanfaatan ruang, baik kebijakan struktur tata ruang maupun kebijakan pola tataruang.;
1.4. Sistematika Penyusunan RPJMD Rancangan awal RPJMD Kota Bima Tahun 2013-2018 disusun dengan sistematika sebagai berikut: BAB I
: PENDAHULUAN Bab Ini berisi tentang gambaran umum penyusunan rancangan RPJMD terdiri dari latar belakang penyusunan, dasar hukum penyusunan, hubungan antar dokumen, sistematika penulisan serta maksud dan tujuan.
Kota Bima | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2013-2018
13
BAB II : GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH Menjelaskan dan menyajikan secara logis dasar-dasar analisis, gambaran umum kondisi daerah yang meliputi aspek geografi dan demografi, aspek kesejahteraan masyarakat, aspek pelayanan umum dan aspek daya saing daerah. BAB III : GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN Bab ini menyajikan gambaran hasil pengolahan data dan analisis terhadappengelolaan keuangan daerah yang terdiri dari Kinerja Keuangan Masa Lalu, Kebijakan Pengelolaan Keuangan Masa Lalu, dan Kerangka Pendanaan. BAB IV : ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS Bab ini berisi penyajian isu-isu strategis yang meliputi permasalahan pembangunan dan isu strategis. BAB V : PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN Bab ini berisi penjelasan visi, misi, tujuan dan sasaran pembangunan. BAB VI : STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Bab ini berisi strategi yang dipilih dalam mencapai tujuan dan sasaran dari masing masing misi serta arah kebijakan dari setiap strategi terpilih. BAB VII : KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH Bab ini menguraikan hubungan antara kebijakan umum yang berisi arah kebijakan pembangunan berdasarkan strategi yang dipilih dengan target capaian indikator kinerja serta penjelasan tentang hubungan
Kota Bima | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2013-2018
14
antara program pembangunan daerah dengan indikator kinerja yang dipilih. BAB VIII : INDIKASI
RENCANA
PROGRAM
PRIORITAS
YANG
DISERTAI
KEBUTUHAN PENDANAAN Bab ini menguraikan hubungan urusan pemerintah dengan SKPD terkait beserta program yang menjadi tanggung jawab SKPD serta pencapaian target indikator kinerja pada akhir periode perencanaan yang dibandingkan dengan pencapaian indikator kinerja pada awal periode perencanaan. BAB IX : PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH Bab ini berisikan penetapan indikator kinerja daerah. BAB X : PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN
1.5. Maksud dan Tujuan RPJMD
Kota
Bima
2013-2018
disusun
dengan
maksuduntuk
mensinergikan program pembangunan di daerah dalam rangka pelaksanaan RPJPD Kota Bima Tahun 2008-2028 dan memberikan arah sekaligus menjadi pedoman bagi seluruh pemangku kepentingan baik pemerintah, masyarakat dan dunia usaha di dalam mewujudkan cita-cita dan tujuan pembangunan daerah yang berkesinambungan . Tujuan penyusunan RPJMD Kota Bima ini adalah: a. Disusun sebagai acuan dalam penyusunan Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra SKPD), Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja SKPD) dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) sesuai dengan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Kota Bima | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2013-2018
15
Pembangunan Nasional, dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. b. Menyediakan satu acuan resmi bagi seluruh jajaran pemerintah daerah danDPRD dalam menentukan prioritas program dan kegiatan tahunan yangakan dibiayai dari APBD Kota, APBD Provinsi maupun APBN c. Menyediakan tolak ukur sebagai standar dalam mengevaluasi kinerja tahunan setiap satuan kerja perangkat daerah; d. Menjabarkan gambaran tentang kondisi umum daerah sekarang dalam konstelasi regional dan nasional sekaligus memahami arah dan tujuan yang ingin dicapai dalam rangka mewujudkan visi dan misi daerah; e. Menjabarkan visi, misi, dan program prioritas kepala daerah terpilih. f. Mendukung koordinasi antar pelaku pembangunan serta mewujudkan perencanaan pembangunan daerah yang sinergis dan terpadu dengan perencanaan pembangunan nasional. g. Menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, dan pengawasan.
Kota Bima | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2013-2018
16
BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
2.1.
Aspek Geografi Dan Demografi
2.1.1.
Aspek Geografis Secara geografis Kota Bima berada pada bagian timur Pulau Sumbawa
dengan titik koordinat pada posisi 1180 41’ 00” - 1180 48’ 00” Bujur Timur dan 80 30’ 00” - 80 20’ 00” Lintang Selatan. Sedangkan secara administratif Kota Bima berbatasan dengan wilayah-wilayah berikut : -
Sebelah Utara
:
Kecamatan Ambalawi Kabupaten Bima
-
Sebelah Timur
:
Kecamatan Wawo Kabupaten Bima
-
Sebelah Selatan
:
Palibelo Kabupaten Bima
-
Sebelah Barat
:
Teluk Bima
Kota Bima memiliki luas wilayah sebesar 222,25 Km2 mencakup 5 (lima) kecamatan dan 38 (tiga puluh delapan) kelurahan, dengan wilayah kecamatan paling luas adalah Kecamatan Asakota yaitu 60,03 km2 dan kecamatan dengan luas wilayah paling kecil adalah Kecamatan Rasanae Barat yaitu 10,14 km2. Tabel 2.1 Luas Wilayah Kota Bima dirinci per Kecamatan Tahun 2012 NO 1. 2. 3. 4. 5.
KECAMATAN Rasanae Barat Mpunda Rasanae Timur Raba Asakota JUMLAH
LUAS WILAYAH (Km2) 10,14 15,28 64,07 63,73 69,03 222,25
JUMLAH KELURAHAN 6 10 7 11 4 38
Sumber: BPS Kota Bima (DDA Kota Bima 2012)
Kota Bima | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2013-2018
17
a.
Kondisi Geomorfologi Geologi di Kota Bima disusun oleh batuan dari tua ke muda, yaitu batuan gunung api tua, batuan hasil gunung api batu gamping dan aluvium (Ratman dan Yasin, 1978). Batuan-batuan tersebut mempunyai umur mulai dari Miosen Awal sampai Holosen seperti berikut ini: 1) Batuan gunung api tua (Tlmv), meliputi: bagian Selatan dan merupakan daerah pegunungan terjal yang mengitari Teluk Kota Bima di bagian Selatan seperti Doro Parewa dan sekitarnya. Batuan gunung api tua ini penyusun utamanya adalah lava dan breksi berkomposisi andesit dan basalt, mengandung sisipan tufa bersifat andesit dan batu gamping, sedangkan lavanya sebagian berstruktur bantal dan bersisipan rijang merah. Umur batuan ini diperkirakan Miosen Awal. 2) Batuan gunung api(Tmv), meliputi: bagian Utara, penyusun utama batuan ini adalah lava dan breksi bersifat dasit umumnya berwarna kelabu tua, pejal dan setempat-setempat mengandung banyak urat kuarsa, batuannya termineralisasikan. 3) Batu gamping (Tlml), meliputi: bagian Selatan dan bagian Barat, penyusun utama batuan ini adalah batu gamping berlapis berwarna kelabu, pejal, mengandung sisipan-sisipan batu gamping tufaan, batupasir kuarsa, umur dari batuan ini Miosen Tengah. 4) Endapan Permukaan berupa Aluvium dan Endapan Pantai (Qa), meliputi: bagian teluk yang cukup luas. Penyusun utama terdiri dari kerikil dan pasir. Struktur geologi yang terdapat di Kota Bima adalah struktur sesar/patahan (fault) dan kekar (join).Struktur patahan dapat memicu
Kota Bima | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2013-2018
18
terjadinya bencana alam geologi.Potensi pertambangan bahan galian yang terdapat di Kota Bima antara lain: galena, marmer, batu gamping, andesit dan pasir. b. Kondisi hidrologi Kondisi Hidrologi Kota Bima dapat ditunjukkan oleh pola pengaliran sungai besar yang mengalir di Kota Bima yang masuk kategori sungai musiman. Pada musim hujan beberapa sungai mengalir dengan debit yang cukup besar, seperti: Sungai Lampe yang mengalir dan mengairi daratan persawahan di lembah wilayah Kota Bima dan bermuara di teluk Bima, sering terjadi banjir pada musim hujan. Kondisi Hidrogeologisistem pergerakan air tanah di daerah Kota Bima dapat ditelaah dari sifat perlakuan air tanah terhadap sifat fisik batuan (litologi). Dari pengamatan sifat fisik batuan dari peta geologi regional dapat dibedakan, menjadi 4 satuan sifat fisik batuan yang berkaitan dengan sifat pergerakan air tanah seperti yang dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 2.2 Jenis Sifat Fisik Batuan dan Sistem Pergerakan Air Tanah Wilayah Bima Sifat Fisik
Litologi Aluvial daratan/ endapan pantai Batu gamping
Sangat lepas Agak kompak
Tufa, dasitan, batuan vulkanik dan breksi
Kompak
Batuan vulkanik tua yaitu lava dan breksi
Sangat kompak
Sistem Pergerakan
Kelulusan
Melalui ruang antar butir
Tinggi
Melalui celah/rekah
Sedang–Tinggi
Melalui celah/rekah, zona antar butir pada zona lapuk pada bagian lembah Melalui celah/rekah, zona antar butir pada zona lapuk pada bagian lembah
Rendah
Sangat Rendah
Sumber : Sembiring, dkk, 1993
Kota Bima | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2013-2018
19
Pemunculan mata air dijumpai pada litologi batu gamping dan breksi dari kelompok batuan hasil gunung api tua. Pada umumnya debit mata air di Kota Bima berdebit kecil, tetapi ada sebagian mata air yang memiliki debit yang besar seperti mata air Nungga dimanfaatkan sebagi sumber air bersih oleh PDAM Bima. Disamping mata air Nungga, dulu PDAM sebenarnya memanfaatkan mata air Oi Sii juga tapi kondisi sekarang mata air Oi Sii sudah mengalami kekeringan. c.
Kondisi Klimatologi Kota Bima beriklim tropis dengan curah hujan rata-rata 130,43 mm dan hari hujan rata-rata 9,00 hari/bulan, puncaknya sekitar Bulan DesemberJanuari dengan temperatur berkisar 27,50 °C sampai dengan 34,50 °C. Matahari bersinar terik sepanjang musim dengan rata-rata intensitas penyinaran tertinggi pada Bulan Juni.
d. Penggunaan Lahan Penggunaan lahan di Kota Bima sampai 2012meliputi
kawasan
pertanian (10,13%), kawasan terbangun (5,89%), perkebunan dan tegalan (18,30%), ladang (5,82%), hutan (54,68%). Dalam perkembangannya selama kurun waktu 2008–2012 terjadi konversi lahan yang cukup besar mencapai sekitar ±2.1 Ha/tahun untuk fungsi perumahan, perkantoran, pendidikan, serta untuk pertokoan. Hal ini terjadi sebagai akibat pertumbuhan penduduk dan semakin pesatnya dinamika pertumbuhan kota yang berimplikasi pada penyesuaian terhadap kebutuhan lahan untuk pengembangannya. Secara rinci jenis dan luas penggunaan lahan di Kota Bima dapat dilihat pada tabel berikut.
Kota Bima | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2013-2018
20
Tabel 2.3 Jenis dan Luas Penggunaan lahan Kota Bima Tahun 2012 No
Jenis Penggunaan
Luas (Ha) 1.310
%
1
Tanah bangunan dan pekarangan
2
Sawah
2.251
10,13
3
Tegalan/kebun
4.069
18,31
4
Ladang/Huma
1.294
5,82
5.
Padang rumput/penggembalaan
6
0,03
6.
Hutan rakyat
2.830
12,73
7.
Hutan Negara
9.324
41,95
8.
Perkebunan
10
0,04
9
Kolam/empang
3
0.01
10
Tanah sementara tidak diusahakan
148
0,66
11
Lain-lain
795
3,58
22.225
100
Jumlah
5,89
Sumber: BPS Kota Bima (DDA Kota Bima, 2012)
e.
Potensi Pengembangan Wilayah Dalam RTRW Nasional, Kota Bima ditetapkan sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN) yang berfungsi sebagai pintu gerbang dan simpul utama transportasi Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu (KAPET) Bima. Sementara, dalam RTRW Provinsi NTB, Kota Bima ditetapkan sebagai Kawasan Strategis Provinsi (KSP) Teluk Bima di bidang pertumbuhan ekonomi khususnya dengan fokus pengembangan sektor Pariwisata, Industri, dan Perikanan. Keberadaan Kota Bima sebagai PKN dan KSP memiliki potensi yang sangat strategis dalam pengembangan wilayahkota. Secara kewilayahan Kota Bima dibagi menjadi beberapa pusat pelayanan dalam kerangka
rencana struktur ruang dengan maksud untuk
meningkatkan fungsi dan peran pusat-pusat pelayanan serta meningkatkan Kota Bima | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2013-2018
21
kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan prasarana wilayah kota. Adapun pusat-pusat pelayanan yang dimaksud sebagaimana tertuang dalam Perda Nomor 4 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Bima Tahun 2011-2031 adalah sebagai berikut: 1) Pusat pelayanan kota meliputi : Pusat pelayanan Kota Bima di Kecamatan Rasanae Barat, sebagian Kecamatan Asakota dan sebagian Kecamatan Mpunda yang berfungsi sebagai pusat perdagangan dan jasa skala nasional serta pariwisata skala regional. 2) Sub pusat pelayanan kota meliputi: a) Sub pusat pelayanan kota di Kecamatan Mpunda yang meliputi Kelurahan Penatoi, Kelurahan Sadia dan Kelurahan Sambinae dan berfungsi sebagai pusat kegiatan pemerintahan, administrasi umum, dan pendidikan skala regional; b) Sub pusat pelayanan kota di Kecamatan Raba yang meliputi Kelurahan Rabangodu Utara, Kelurahan Rabadompu Timur, dan Kelurahan Rabadompu Barat dan berfungsi sebagai pusat kegiatan industri kecil dan kerajinan serta pusat pelayanan kesehatan skala regional; dan c) Sub pusat pelayanan kota di Kelurahan Oi Fo'o dan Kelurahan Nitu Kecamatan Rasanae Timur yang berfungsi sebagai pusat peruntukan industri. 3) Pusat lingkungan meliputi: a) Kelurahan Jatiwangi yang berfungsi sebagai pusat perdagangan dan jasa skala lokal, dan pusat pelayanan kesehatan skala lokal;
Kota Bima | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2013-2018
22
b) Kelurahan Mande yang berfungsi sebagai pusat pendidikan dan pusat perdagangan jasa skala regional; c) Kelurahan Manggemaci yang berfungsi sebagai pusat perdagangan dan jasa skala lokal serta sebagai pusat pelayanan umum; d) Kelurahan Santi yang berfungsi sebagai pusat perdagangan dan jasa skala lokal; e) Kelurahan Kodo dan sekitarnya yang berfungsi sebagai pusat pengembangan pertanian tanaman pangan dan hortikultura, pusat perdagangan dan jasa skala lokal, pusat pelayanan kesehatan skala lokal, dan simpul transportasi skala lokal; f)
Kelurahan Kolo yang berfungsi sebagai pusat pariwisata bahari, pusat perdagangan dan jasa skala lokal, dan pusat pelayanan kesehatan skala lokal.
Pusat-pusat pelayanan tersebut di atas dikembangkan sebagai pusat aktifitas skala kota dan regional, karena memiliki daya tarik yang tinggi terhadap perkembangan dan pertumbuhan kota. Disamping penetapan pusat-pusat pelayanan, dalam RTRW Kota Bima juga
ditetapkan
beberapa
kawasan
strategis.Kawasan
strategis
ini
dikembangkan dalam rangka mengakselerasi pertumbuhan wilayah dengan memanfaatkan potensi dan sumberdaya yang ada dengan secara berdaya guna dan berkelanjutan. Kawasan strategis juga menjadi wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan, karena mempunyai pengaruh signifikan dalam lingkup kota maupun regional di bidang ekonomi, sosial-budaya, dan/atau lingkungan.
Kota Bima | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2013-2018
23
Fungsi kawasan strategis kota dalam pembangunan berbasis spasial adalah : 1) Mendorong keterpaduan pembangunan nilai strategis kawasan yang bersangkutan dalam mendukung penataan ruang wilayah kota secara berkelanjutan; 2) Alokasi ruang untuk berbagai kegiatan pertumbuhan ekonomi, sosial dan budaya, serta fungsi dan daya dukung lingkungan hidup dalam wilayah kota yang dinilai mempunyai pengaruh sangat penting terhadap wilayah kota bersangkutan; 3) Sebagai pertimbangan dalam penyusunan indikasi program utama RTRW kota; dan penyusunan rencana rinci tata ruang kota. Kawasan Strategis Kota meliputi Kawasan Strategis berdasarkan Kepentingan
Pertumbuhan
Ekonomi,
Kawasan
Strategis
berdasarkan
Kepentingan Sosial Budaya, dan Kawasan Strategis berdasarkan Kepentingan Fungsi dan Daya Dukung Lingkungan Hidup. Adapun wilayah kawasan strategis dimaksud adalah meliputi: 1) Kawasan strategis kota berdasarkan kepentingan pertumbuhan ekonomi: a.
Kawasan Pantai Amahami – Ni’u di Kelurahan Dara, dan Pantai Kolo di Kelurahan Kolo dengan sektor unggulan pariwisata.
b.
Kawasan Perkotaan yang meliputi di Kelurahan Sarae, kelurahan Tanjung, Kelurahan Dara, dan Kelurahan Paruga dengan sektor unggulan perdagangan dan jasa.
c.
Kawasan Kelurahan Oi Fo’o, Kelurahan Nitu, Kelurahan Rontu, Kelurahan Panggi dengan sektor unggulan industri marmer.
Kota Bima | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2013-2018
24
2) Kawasan strategis kota berdasarkan kepentingan sosial budaya meliputi; Kawasan Istana Kesultanan Bima dan sekitarnya meliputi Kelurahan Paruga, Kelurahan Sarae, Kelurahan Melayu dan Kelurahan Dara. 3) Kawasan strategis kota berdasarkan kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup adalah Kawasan Hutan Lampe-Maria di Kelurahan Lampe dan Kawasan Nanga Nae Kapenta di
Kelurahan Jatibaru dan
Kelurahan Kolo yang berfungsi konservasi. f.
Kerentanan Kota Bima terhadap Bencana Secara umum Kota Bima memiliki potensi rawan terhadap bencana, baik bencana alam maupun bencana lainnya. 1) Banjir Posisi kawasan perkotaan yang dikelilingi oleh perbukitan yang memiliki kelerengan curam sampai landai
dan dilalui oleh tiga sungai besar,
menyebabkan tiap daerah aliran sungai tersebut menjadi daerah rawan banjir terutama di musim penghujan. Genangan air ini, selain disebabkan oleh kondisi topografi dan morfologi juga disebabkan oleh banyaknya saluran drainase yang tidak berfungsi secara optimal, serta beralihnya fungsi saluran irigasi menjadi drainase/air buangan. 2) Longsor Berdasarkan karakter litologi kawasannya, terdapat beberapa wilayah di Kota Bima yang merupakan daerah rawan longsor, yaitu : sebagian wilayah Kelurahan Penatoi, Kelurahan Penanae. Disamping itu, juga terdapat beberapa kawasan rawan longsor yang diakibatkan oleh kegiatan dan aktifitas manusia yaitu di Kelurahan Lampe, Kelurahan Rontu, Kelurahan Panggi, dan Kelurahan Sambinae.
Kota Bima | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2013-2018
25
3) Gelombang Pasang dan Tsunami Wilayah-wilayah yang rentan terkena bencana gelombang pasang dan tsunami adalah wilayah yang dekat dengan pantai Teluk Bima
atau
dengan kata lain adalah kawasan pesisir. Wilayah-wilayah yang masuk dalam kawasan rawan gelombang pasang dan tsunami adalah Kelurahan Kolo, Kelurahan Melayu, Kelurahan Tanjung, Kelurahan Paruga dan Kelurahan Dara. 4) Abrasi Pantai Abrasi pantai terjadi karena tergerusnya pantai oleh gelombang atau ombak tinggi pada waktu tertentu yang terus menerus. Hal ini dikarenakan pantai tidak memiliki penahan gelombang, sehingga mempercepat proses terjadinya abrasi pantai. Kawasan yang rawan abrasi pantai di Kota Bima adalah wilayah pesisir yang telah disebutkan di atas.Salah satu dampak abrasi pantai adalah terjadinya intrusi air laut yang dapat mempengaruhi kondisi air tanah di wilayah Kota Bima. 5) Gempa Bumi Gempa bumi merupakan fenomena alam yang waktu kejadiannya tidak bisa diprediksi.Kondisi tektonik di wilayah Provinsi NTB, termasuk didalamnya adalah Kota Bima merupakan jalur tumbukan lempeng Hindia-Australia dengan lempeng Euro-Asia menyebabkan wilayah ini memiliki ancaman kegempaan yang potensial.Selain ini terdapat juga ancaman dari utara berupa patahan busur belakang.Kedalaman pusat gempa di wilayah Kota Bima dan sekitarnya adalah sekitar 50 km.
Kota Bima | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2013-2018
26
2.1.2 a.
Aspek Demografis
Jumlah Penduduk Kota Bima Jumlah penduduk Kota Bima selama periode tahun 2008-2012 terus mengalami
peningkatan
yang
cukup
berarti,
dengan
rata-rata
laju
pertumbuhan penduduk tiap tahunnya sebesar 3,06%. Berdasarkan data hasil publikasi BPS Kota Bima tahun 2008-2012, jumlah penduduk Kota Bima pada tahun 2008 adalah sebanyak 129.843 jiwa yang terdiri dari 64.821 jiwa penduduk laki-laki dan 65.022 jiwa penduduk perempuan. Pada tahun 2009 jumlah penduduk Kota Bima mengalami peningkatan sebesar 1,89% dari jumlah penduduk Kota Bima pada tahun sebelumnya. Jumlah penduduk pada tahun 2009 sebesar 132.292 jiwa yang terdiri dari jumlah penduduk laki-laki sebesar 66.044 jiwa dan 66.248 jiwa penduduk perempuan. Pada tahun 2010 jumlah penduduk Kota Bima kembali mengalami peningkatan sebesar 7,78% sehingga mencapai 142.579 jiwa, yang terdiri dari jumlah penduduk laki-laki sebesar 70.009 jiwa dan penduduk perempuan sebesar 72.570 jiwa. Kemudian pada tahun 2011 jumlah penduduk Kota Bima meningkat menjadi 144.018 jiwa, terjadi peningkatan jumlah penduduk sebesar 1,01% jika dibandingkan dengan jumlah penduduk pada tahun sebelumnya. Jumlah penduduk tahun 2011 terbagi menjadi penduduk laki-laki sebesar 70.761 jiwa dan sebanyak 73.257 jiwa penduduk perempuan.Pada tahun 2012, penduduk Kota Bima telah mencapai 146.308 jiwa, dengan tingkat kepadatan 658 jiwa/km2.Jumlah penduduk ini terdiri atas 71.911 jiwa penduduk laki-laki dan 74.397 jiwa penduduk perempuan, dengan kenaikan sebesar 1,59%.
Kota Bima | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2013-2018
27
Gambar 2.1 Perkembangan Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kota Bima Tahun 2007-2012 150.000
680 146.308 142.579
140.000
144.018
660 658 640
648
642
620 135.000
132.292
600
129.843 130.000
595
127.373
580
584 125.000
573
560
120.000
Kepadatan Penduduk (jiwa/km2)
Jumlah Penduduk (Jiwa)
145.000
540
115.000
520 2007
2008
2009
2010
2011
Jumlah Penduduk (jiwa)
2012
Kepadatan
Berdasarkan distribusi penduduk tiap kecamatan, maka Kecamatan Raba memiliki jumlah penduduk terbesar, yaitu 35.755 jiwa pada tahun 2012. Sedangkan distribusi terendah terdapat pada Kecamatan RasanaE Timur yaitu sebanyak 16.630 jiwa sebagaimana terinci pada table berikut. Tabel 2.4. Jumlah Penduduk Kota Bima dirinci menurut Kecamatan Kota Bima Tahun 2008 – 2012 Kecamatan
Jumlah Penduduk (jiwa) 2008
2009
RasanaE Barat
29.075
29.624
31.126
31.440
31.940
Mpunda
25.983
26.474
32.498
32.826
33.347
RasanaE Timur
16.316
16.623
16.205
16.369
16.630
Raba
34.448
35.097
34.845
35.196
35.755
Asakota
24.021
24.474
27.905
28.187
28.635
129.843
132.292
Kota Bima
2010
142.579
2011
144.018
2012
146.308
Sumber :BPS Kota Bima (DDA Kota Bima 2008-2012)
Kota Bima | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2013-2018
28
Struktur penduduk Kota Bima didominasi oleh penduduk usia muda, hal ini dapat dilihat dari perkembangan penduduk usia 20-29 tahun yang jumlahnya lebih besar jika dibandingkan dengan kelompok penduduk usia yang lebih tua ataupun anak-anak. Sementara berdasarkan jumlah penduduk menurut jenis kelamin pada tahun 2012 menunjukan bahwa jumlah penduduk perempuan lebih sedikit daripada jumlah penduduk laki-laki. Hal ini berbeda dengan komposisi penduduk menurut jenis kelamin pada tahun 2011 dimana jumlah penduduk perempuan lebih banyak dibandingkan dengan jumlah penduduk laki-laki. Komposisi penduduk Kota Bima menurut jenis kelamin dan kelompok umur dapat diihat pada tabel berikut. Tabel 2.5 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur Di Kota Bima Tahun 2010 – 2012 Kelompok Umur
2010
2011
2012
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
0–4
7.358
6.835
14.193
7.470
6.997
14.467
7.591
7.106
14.697
5–9
7.099
6.811
13.910
7.138
6.781
13.919
7.254
6.886
14.140
10 – 14
7.075
6.818
13.893
6.911
6.600
13.511
7.023
6.703
13.726
15 – 19
7.391
7.872
15.263
7.329
7.491
14.820
7.448
7.608
15.056
20 – 24
7.282
8.546
15.828
7.181
8.616
15.797
7.298
8.750
16.048
25 – 29
6.426
6.685
13.111
6.588
6.874
13.462
6.695
6.981
13.676
30 – 34
5.562
5.826
11.388
5.583
5.909
11.492
5.674
6.001
11.675
35 – 39
4.959
4.930
9.889
5.096
5.156
10.252
5.179
5.236
10.415
40 – 44
4.139
4.567
8.706
4.214
4.457
8.671
4.283
4.526
8.809
45 – 49
3.459
3.582
7.041
3.607
3.877
7.484
3.666
3.937
7.603
50 – 54
2.900
2.972
5.872
2.982
3.071
6.053
3.030
3.119
6.149
55 – 59
2.004
2.044
4.048
2.149
2.226
4.375
2.184
2.261
4.445
60 – 64
1.440
1.658
3.098
1.491
1.617
3.108
1.515
1.642
3.157
65 – 69
1.100
1.172
2.272
1.172
1.296
2.468
1.191
1.316
2.507
70 – 74
806
928
1.734
782
918
1.700
795
932
1.727
75 <
1.009
1.324
2.333
1.068
1.371
2.439
1.085
1.392
Jumlah 70.009 72.570 142.579 70.761 73.257 144.018 Sumber : BPS Kota Bima (DDA Kota Bima Tahun 2010 – 2012)
81.630 81.531
2.477 146.308
Pada tahun 2012 kepadatan penduduk di Kota Bima adalah sebesar 658 jiwa/km², dengan kepadatan tertinggi berada di Kecamatan RasanaE Barat
Kota Bima | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2013-2018
29
dengan kepadatan sebesar 3.150 Jiwa/km². Sedangkan kepadatan penduduk paling rendah berada pada kecamatan Rasanae Timur dengan tingkat kepadatan 260 jiwa/km². Tabel 2.6 Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan di Kota Bima Tahun 2008 – 2012 Jumlah Penduduk (jiwa/ km2)
Kecamatan
2008
2009
2010
2011
2012
RasanaE Barat
2.867
2.921
3.069
3.101
3.150
Mpunda
1.700
1.773
2.127
2.148
2.182
RasanaE Timur
255
259
253
255
260
Raba
541
551
547
552
561
Asakota
348
355
404
408
415
Kota Bima
584
595
642
648
658
Sumber :BPS Kota Bima (DDA Kota Bima 2008-2012)
Sedangkan ditinjau dari rata-rata jumlah anggota rumah tangga di Kota Bima, menunjukan angka yang masih cukup stabildimana satu rumah tangga rata-rata terdapat 4 jiwa.Pada tahun 2012 jumlah rumah tangga di Kota Bima mencapai 36.362 rumah tangga. Kecamatan Raba merupakan kecamatan dengan jumlah rumah tangga terbanyak dengan jumlah 8.976 rumah tangga, sedangkan kecamatan RasanaE Timur merupakan kecamatan dengan jumlah rumah tangga yang paling sedikit yaitu sebanyak 4.207 rumah tangga. Tabel 2.7 Jumlah Rumah Tangga dan Rata-Rata Jumlah Anggota Rumah Tangga Menurut Kecamatan di Kota Bima Tahun 2012 Luas Wilayah (Km2)
Jumlah Rumah Tangga
Jumlah Penduduk
Kepadatan Penduduk
Rata-Rata Jumlah Anggota Rumah Tangga
RasanaE Barat
10,14
7.663
31.940
3.150
4,16
Mpunda
15,28
8.687
33.347
2.182
3,84
RasanaE Timur
64,07
4.207
16.630
260
3,95
Raba
63,73
8.976
35.755
561
3,98
Asakota
69,03
6.829
28.635
415
4,19
222,25
36.362
146.308
658
4,02
Kecamatan
Kota Bima
Sumber :BPS Kota Bima 2012
Kota Bima | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2013-2018
30
b. Mata Pencaharian Utama Penduduk/Ketenagakerjaan Keadaan ketenagakerjaan di Kota Bima selama periode 2008 - 2012 menunjukkan adanya
perbaikan yang digambarkan dengan adanya
penurunan tingkat pengangguran. Jumlah penduduk yang tidak bekerja atau menganggur selama periode 2008-2012 terus mengalami penurunan.Pada tahun 2012 terjadi penurunan angka pengangguran sekitar 2.485 orang jika dibanding keadaan pada tahun 2010. Tabel 2.8 Jumlah Angkatan Kerja dan Bukan Angkatan Kerja di Kota Bima Tahun 2008 – 2012
Kegiatan Utama
2008
2009
2010
2011
2012
Angkatan Kerja
57.341
61.438
69.636
66.177
60.405
- Bekerja
51.803
55.606
63.092
61.969
56.346
- Menganggur
5.538
5.833
6.544
4.208
4.059
Bkn Angk. Kerja
33.666
31.303
30.947
35.944
32.001
- Sekolah
11.976
11.521
11.676
9.677
9.842
- Urus Rumah Tangga
16.504
15.368
15.379
20.750
18.078
- Lainnya
5.186
4.414
3.891
5.517
10.081
Tingkat Partisipasi Angk. Kerja (%)
63,01
66,25
69,23
64,80
65,37
Tingkat Pengangguran Terbuka (%)
9,66
9,49
9,40
6,36
6,72
Sumber : BPS Kota Bima – Data Dalam Angka Kota Bima (data diolah)
Tingkat partisipasi angkatan kerja terus mengalami peningkatan yang signifikan selama periode 2008-2012 dari 63,01% pada tahun 2008 menjadi 66,25% pada tahun 2009 dan naik menjadi 69,23% tahun 2010, kembali mengalami penurunan hingga mencapai 64,80% pada tahun 2011, dan kembali meningkat hingga 65,37% pada tahun 2012.
Kota Bima | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2013-2018
31
Gambar 2.2 Perkembangan Tingkat Pengangguran Terbuka Kota Bima Tahun 2008-2012 12
Tingkat Pengangguran Terbuka (%)
10 9,66
9,49
9,4
8
6
6,36
6,72
4
2
0 2008
2009
2010
2011
2012
Mata pencaharian penduduk di Kota Bima cukup bervariasi. Selama periode tahun 2008-2012 sektor utama mata pencaharian penduduk Kota Bima masih di dominasi oleh sektor jasa kemasyarakatan, disusul dengan sektor perdagangan, kemudian sektor industri pengolahan dan sektor pertanian, perkebunan,
kehutanan dan perikanan. Hal ini antara lain
disebabkan karena sektor pertanian sudah mulai ditinggalkan seiring dengan semakin terus berkurangnya lahan pertanian sebagai dampak pesatnya pembangunan baik untuk pusat perdagangan, bangunan tempat tinggal maupun untuk keperluan perkantoran dan lain-lain. Sehingga penduduk perkotaan khususnya penduduk Kota Bima lebih tertarik untuk bekerja di sektor jasa (perkantoran, termasuk instansi pemerintahan) dan perdagangan.
Kota Bima | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2013-2018
32
Tabel 2.9 Jumlah Penduduk (Jiwa) Usia 15 Tahun Ke Atas Yang BekerjaMenurut Lapangan Pekerjaan Utama di Kota Bima Tahun 2008 – 2012
No
Lapangan Pekerjaan Utama
2008
2009
2010
2011
2012
1
Pertanian, Perkebunan, Kehutanan dan Perikanan
8.149
8.305
8.872
9.034
7.351
2
Pertambangan dan Penggalian
1.162
1.114
1.108
1.358
1.629
3
Industri Pengolahan
4.833
6.553
9.088
8.674
11.106
4
Listrik, Gas dan Air Bersih
559
462
369
0
79
5
Bangunan
2.352
2.615
3.016
3.414
4.221
6
Perdagangan, Hotel dan Restoran
12.324
12.953
14.521
12.676
14.425
7.154
7.696
8.624
5.825
6.238
771
805
886
1.373
1.631
14.498
15.101
16.608
19.615
23.417
7 8 9
Pengangkutan, Penggudangan dan Komunikasi Keuangan, Asuransi, Persewaan Bangunan dan Jasa Perusahaan Jasa Kemasyarakatan
Sumber : BPS Kota Bima Dalam Angka (data diolah).
2.2.
Aspek Kesejahteraan Masyarakat Kinerja pembangunan pada aspek kesejahteraan masyarakat merupakan
gambaran dan hasil dari pelaksanaan pembangunan selama periode tertentu terhadap kondisi kesejahteraan masyarakat yang mencakup pertumbuhan ekonomi, kesejahteraan sosial, seni budaya dan olahraga. Hasil evaluasi pelaksanaan pembangunan pada aspek kesejahteraan masyarakat selama periode 2008-2012 diuraikan sebagai berikut:
2.2.1.
Pertumbuhan ekonomi Kinerja
perekonomian
Kota
Bima
selama
periode
2007–2012
menunjukkan perkembangan yang fluktuatif. Namun secara umum menunjukkan tren yang positif. Fluktuasi perkembangan ekonomi dalam kurun waktu tersebut antara lain disebabkan oleh karena lonjakan inflasi sebagai dampak kenaikan harga BBM serta gagal panen hasil pertanian akibat cuaca ekstrem.
Kota Bima | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2013-2018
33
Tabel 2.10 Pertumbuhan Ekonomi Per-Sektor di Kota Bima Tahun 2007 – 2012 No
Sektor
A
2007 2008 2009 2010 2011
2012
Sektor Primer
B
- Pertanian
6,34
3,36
3,68
1,82
3,96
4,26
- Pertambangan dan Penggalian
7,69
1,33
4,33
5,71
6,23
5,58
- Indstr. Pengolahan
4,01
3,74
3,90
4,16
5,16
5,45
- Listrik, dan Air Bersih
12,95
1,67
3,82
8,57
5,79
5,98
- Bangunan
6,02
5,21
6,97
8,31
7,88
9,33
- Perdagangan. Hotel & Restoran
6,80
5,12
6,10
7,30
7,32
8,12
- Pengangkutan dan Komunikasi
7,36
4,69
5,85
6,25
5,00
4,56
- Bank & lemb. Keuangan Lainnya
7,09
7,22
7,68
7,60
6,29
6,19
- Jasa-Jasa
3,95
4,17
9,20
6,43
4,27
5,08
5,97
4,46
6,39
5,74
5,33
5,82
Sektor Sekunder
C
Sektor Tersier
Laju Pertumbuhan
Sumber : BPS Kota Bima (DDA Kota Bima Tahun 2008 – 2012)
Gambar 2.3 Pertumbuhan Ekonomi Per Sektor di Kota Bima Tahun 2007-2012 14 Pertanian
Pertumbuhan Ekonomi Per Sektor
12 Pertambangan dan Penggalian
10
Indstr. Pengolahan
8
Listrik, dan Air Bersih
6,39
5,82
6
5,97 4
5,74
5,33
Bangunan Perdagangan. Hotel & Restoran
4,46
Pengangkutan dan Komunikasi
2 Bank & lemb. Keuangan Lainnya
0 2007
2008
2009
2010
2011
2012
Kota Bima | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2013-2018
34
2.2.2.
PDRB Per Kapita
PDRB perkapita atas dasar harga berlaku Kota Bima selama periode 20072012 tumbuh rata-rata sebesar 10,01% per tahun, sedangkan pertumbuhan ratarata PDRB perkapita atas dasar harga konstan dalam periode yang sama sebesar 2,69% per tahun. Tabel 2.11 Prosentase Pertumbuhan PDRB Perkapita Kota Bima Tahun 2007 – 2012 Atas Dasar Harga Berlaku
Atas Dasar Harga Konstan 2000
Tahun
PDRB Perkapita (Juta Rp)
Pertumbuhan (%)
PDRB Perkapita (Juta Rp)
Pertumbuhan (%)
2007
5,313
-
3,080
-
2008
5,943
11,84%
3,156
2,47%
2009
6,702
12,78%
3,295
4,43%
2010
7,016
4,68%
3,234
-1,86%
2011
7,822
11,49%
3,372
4,26%
2012
8,546
9,26%
3,512
4,16%
Sumber : BPS Kota Bima (DDA Kota Bima Tahun 2007 – 2012)
Tabel 2.12 Nilai PDRB dan PDRB Perkapita di Kota Bima Tahun 2008 - 2012 Uraian
2008
2009
2010
2011
2012
Nilai PDRB Atas Dasar Harga Konstan (Juta Rp)
409.737,63
435.961,34
460.999,33
485.578,99
513.825,11
Nilai PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (Juta Rp)
771.598,92
886.646,62
1.000.121,69
1.126.503,11
1.250.380,48
129.843
132.292
142.579
144.018
146.308
PDRB perkapita Atas Dasar Harga Konstan (Juta Rp/jiwa)
3,156
3,295
3,234
3,372
3.512
PDRB perkapita Atas Dasar Harga Berlaku (Juta Rp/jiwa)
5,943
6,702
7,016
7,822
8,546
Jumlah Penduduk (jiwa)
Sumber : BPS Kota Bima
Kota Bima | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2013-2018
35
Gambar 2.4 PDRB Per Kapita Tahun 2007-2012
8,546
9 7,822
8
7,016
6,702
7
5,943
6
5,313
5 4
3,295
3,156
3,079
3,512
3,372
3,234
3 2 1 0 2007
2008
2009
2010
Atas Dasar Harga Konstan
2011
2012
Atas Dasar Harga Berlaku
Gambar 2.5 Pertumbuhan PDRB Per Kapita Tahun 2007-2012 14,000% 0,13%
12,000%
0,11%
0,12%
10,000%
0,09%
8,000% 6,000%
0,04%
4,000%
0,02%
0,04%
0,04%
2011
2012
0,05%
2,000% ,000% -0,02%
-2,000% -4,000% 2007
2008
Atas Dasar Harga Berlaku
2009
2010
Atas Dasar Harga Konstan 2000
Kota Bima | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2013-2018
36
Dari perkembangan kontribusi sektor terhadap perekonomian Kota Bima, sektor yang menyumbangkan andil paling besar dalam penciptaan nilai tambah pada tahun 2012 masih tetap dari sektor jasa-jasa yaitu sebesar 29,20%. Sektor dominan lainnya adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 20,66% dan sektor pertanian sebesar 17,55% serta sektor pengangkutan dan komunikasi sebesar 16,87% seperti terinci pada tabel berikut ini. Oleh karena itu, sejauh ini struktur perekonomian Kota Bima masih bersifat kota jasa dan perdagangan.
Tabel 2.13 Kontribusi Sektor Menurut Lapangan Usaha di Kota Bima Tahun 2007–2012 (%) No
Lapangan Usaha
2007
2008
2009
2010
2011
2012
1
Pertanian
19,78
18,62
17,78
17,00
17,55
17,11
2
Pertambangan dan Penggalian
0,12
0,13
0,13
0,13
0,13
0,13
3
Industri Pengolahan
2,82
2,97
2,86
2,79
2,71
2,73
4
Listrik, Gas dan Air Bersih
1,08
0,98
0,92
0,95
0,93
0,88
5
Bangunan
6,64
6,52
6,57
6,77
6,83
7,05
6
Perdagangan, Hotel &Restoran
18,88
19,60
19,81
20,27
20,66
21,42
7
Pengangkutan dan Komunikasi
19,85
20,11
18,37
17,84
16,87
15,98
8
Keuangan, Persw dan Jasa Prsh
4,74
5,04
5,06
5,16
5,12
5,15
9
Jasa – Jasa
26,07
26,02
28,49
29,10
29,20
29,55
PDRB
100
100
100
100
100
100
Sumber : BPS Kota Bima (DDA Kota Bima Tahun 2007 – 2012)
2.2.3.
Inflasi
Laju
inflasi
merupakan
ukuran
yang
dapat
menggambarkan
kenaikan/penurunan harga dari sekelompok barang dan jasa yang berpengaruh terhadap kemampuan daya beli masyarakat. Inflasi di Kota Bima pada tahun 2012 adalah sebesar 3,61. Angka ini sedikit lebih rendah dibandingkan dengan inflasi propinsi NTB sebesar 3,99 per tahun.
Kota Bima | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2013-2018
37
Tabel 2.14 Inflasi di Kota Bima Tahun 2008 - 2012 Uraian
2008
2009
2010
2011
2012
Provinsi NTB
13,29
3,34
10,08
6,55
3,99
Inflasi Kota Bima
14,36
4,09
6,35
7,19
3,61
Sumber : BPS Kota Bima
Gambar 2.6 Inflasi Kota Bima dan Provinsi NTB Tahun 2007-2012 16 14,36
14
NIlai Inflasi Rata-Rata
12
13,29
Inflasi Provinsi NTB
10,08 10
Inflasi Kota Bima 8 7,19
Rata-rata Pertumbuhan Inflasi Prov. NTB
6,35
6
6,55 4,09
4
3,99
3,61
Rata-rata Pertumbuhan Inflasi Kota Bima
3,34
2 0
2008
2.2.4.
2009
2010
2011
2012
Kesejahteraan Sosial Pembangunan kesejahteraan sosial meliputi indikator angka melek huruf,
angka rata-rata lama sekolah, angka partisipasi kasar, angka pendidikan yang ditamatkan, angka partisipasi murni, angka kelangsungan hidup bayi, angka usia harapan hidup, persentase penduduk yang memiliki lahan, dan rasio penduduk yang bekerja. Kinerja pembangunan kesejahteraan sosial Kota Bima periode 20082012 pada masing-masing indikator sebagai berikut:
Kota Bima | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2013-2018
38
a)
Pendidikan Pembangunan pendidikan bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui peningkatan mutu pendidikan, perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan bagi seluruh warga kota dan masyarakat, terciptanya efektivitas dan efisiensi penyelenggaraan pendidikan, serta tercukupinya sarana dan prasarana pendidikan. Beberapa indikator keberhasilan pembangunan bidang pendidikan dapat dilihat dari Rata-rata Lama Sekolah, Angka Partisipasi Kasar (APK), Angka Partisipasi Murni (APM) dan Angka Pendidikan yang ditamatkan (APT). Tabel 2.15 Kinerja Pembangunan Kesejahteraan Sosial Berdasarkan Indikator Pendidikan di Kota Bima Tahun 2008-2012 No
Pendidikan
2008
2009
2010
2011
2012
1
Angka melek huruf (%)
92,6
92,8
93,7
100
100
9,24
9,25
9,39
9,71
10,22
108,85
108,87
108,89
108,91
108,93
- APK SD/MI
103,54
103,56
95,60
95,60
108,52
- APK SMP/MTs
90,54
90,52
98,87
98,76
114,34
- APK SMA/MA
97,90
97,88
118,18
121,20
124,95
7,05
7,28
7,17
7,30
7,15
- APT SD/MI (%)
97,33
98,21
98,10
100
99,74
- APT SMP/MTs (%)
88,83
94,34
97,70
99,96
99,58
- APT SMA/MA (%)
94,29
87,58
98,40
98,62
100,00
Angka Partisipasi Murni (APM) (%)
108,47
108,45
108,43
108,41
108,39
- APM SD/MI
96,91
97,14
98,88
98,57
92,49
- APM SMP/MTs
82,46
89,86
94,85
94,92
87,40
- APM SMA/SMK/MA
85,55
90,79
95,68
87,21
90,03
2 3
4
5
Angka rata-rata lama sekolah (tahun) Angka Partisipasi Kasar (APK) (jiwa)
Angka pendidikan yang ditamatkan (APT)
Sumber: Dinas Dikpora Kota Bima, 2013
Kota Bima | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2013-2018
39
b)
Kesehatan Derajat
kesehatan
masyarakat
selama
lima
tahun
terakhir
menunjukkan adanya peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari beberapa indikator bidang kesehatan, antara lain: angka kematian bayi, umur harapan hidup, dan prevalensi gizi buruk. Tabel 2.16 Kinerja Pembangunan Kesejahteraan Sosial Berdasarkan Indikator Kesehatan di Kota Bima Tahun 2008-2012 No 1 2 3
Kesehatan Angka usia harapan hidup (tahun) Angka kematian bayi (AKB)/1000 kelahiran hidup Persentase balita gizi buruk (%)
2008
2009
2010
2011
2012
62,70
62,90
62,98
63,1
63,22
22
43
36
58
28
2,11
2,10
5,16
5,16
5,16
Sumber: BPS Kota Bima (Data di Olah)
c)
Kemiskinan Jumlah penduduk miskin di Kota Bima selama periode 2008-2012 mengalami kecenderungan fluktuatif. Berdasarkan hasil rekapitulasi Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (TKPKD) NTB, jumlah penduduk miskin di Kota Bima dapat ditunjukkan dalam tabel berikut.
Tabel 2.17 Perkembangan Jumlah Penduduk Miskin dan Tingkat Kemiskinan Di Kota Bima Tahun 2008 - 2012
Uraian
2008
2009
2010
2011
2012
Jumlah Penduduk Miskin (jiwa)
18.671
18.058
18.264
18.146
18.069
Tingkat Kemiskinan (%)
14,38
13,65
12,81
12,60
12,35
Sumber : Bappeda Kota Bima
Kota Bima | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2013-2018
40
Perkembangan jumlah penduduk miskin di Kota Bima perlu juga dilihat berdasarkan distribusinya pada setiap kecamatan.Hal ini penting untuk mempertajam program pembangunan di bidang penanggulangan kemiskikan yang berbasis pada wilayah atau yang dikenal dengan penanggulangan kemiskinan berbasis spasial.Adapun sebaran tingkat kemiskinan menurut kecamatan di Kota Bima pada tahun 2012 sebagaimana ditunjukan dalam tabel berikut. Tabel 2.18 Tingkat Kemiskinan Menurut Kecamatan di Kota Bima Tahun 2012
Kecamatan
Tingkat Kemiskinan (%)
Kecamatan Rasanae Barat
5,27
Kecamatan Mpunda
9,24
Kecamatan Rasanae Timur
18,54
Kecamatan Raba
14,08
Kecamatan Asakota
17,36
Kota Bima
12,35
Sumber : Bappeda Kota Bima
d)
Kepemilikan tanah Prosentase
luas
lahan
bersertifikat
menggambarkan
tingkat
ketertiban administrasi kepemilikan tanah di daerah.Semakin besar prosentase luas lahan bersertifikat menggambarkan semakin besar tingkat ketertiban administrasi kepemilikan lahan di suatu daerah.Penerbitan sertifikat tanah di Kota Bima dalam perkembangannya mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun.Hal ini nampak dipengaruhi oleh aktifitas pembangunan yang dilakukan baik oleh individu masyarakat maupun oleh lembaga
Kota Bima | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2013-2018
41
pemerintah dan swasta. Adapun luas lahan yang diterbitkan sertifikat pada tahun 2008 adalah sebesar 0,92% dari total luas daratan wilayah Kota Bima, kemudian pada tahun 2009 sebesar 11, 58% dan pada tahun 2012 hanya mencapai 0,84%. Secara jelas kepemilikan lahan di Kota Bima dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2.19 Luas Lahan Bersertifikat di Kota Bima Tahun 2008 - 2012 (dalam m2) No
Uraian
2008
2009
2010
2011
2012
1.
Luas wilayah daratan
222.250.000
222.250.000
222.250.000
222.250.000
222.250.000
2.
Luas tanah bersertifikat HGB
-
289.891
303.895
-
-
3.
Luas tanah bersertifikat HM
1.995.234
24.451.636
23.924.394
5.615.254
1.830.495
4.
Luas tanah bersertifikat HPL
417.237
222.022
5.
Total luas tanah bersertifikat
1.995.234
25.158.764
24.450.311
5.615.254
1.830.495
6.
Prosentase HGB dibanding luas daratan
-
0,13
0,14
-
-
7.
Prosentase HM dibanding luas daratan
0,92
11,25
11,01
2,58
0,84
8.
Prosentase HGPL dibanding luas daratan
-
0,19
0,10
-
-
9.
Prosentase total luas lahan bersertifikat
0,92
11,58
11,25
2,58
0,84
Sumber : BPN Kota Bima
Kota Bima | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2013-2018
42
e)
Kesempatan Kerja Rasio penduduk yang bekerja adalah perbandingan jumlah penduduk yang bekerja terhadap jumlah angkatan kerja. Jika yang tersedia adalah angka pengangguran, maka angka yang digunakan adalah = (1 dikurangi dengan angka pengangguran).Dengan demikian rasio penduduk yang bekerja di Kota Bima dapat ditunjukan dari perhitungan berikut ini. Rasio penduduk ang ekerja
.346 0, 3 60.405
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa 93,28% dari angkatan kerja yang ada memperoleh kesempatan kerja, sedangkan 6,72% nya masih mencari kerja atau pengangguran. Adapun jumlah angkatan kerja menurut kelompok umur di Kota Bima pada tahun 2012 dapat dilihat pada table berikut ini. Tabel 2.20 Jumlah Angkatan Kerja Menurut Kelompok Umur Kota Bima Tahun 2012 Angkatan Kerja Golongan umur Jumlah Mencari Bekerja Pekerjaan 15-19
9.032
656
9.688
20-24
9.650
676
10.326
25-29
8.147
654
8.801
30-34
7.000
512
7.512
35-39
6.322
470
6.702
40-44
5.313
355
5.668
45-49
4.584
308
4.892
50-54
3.707
249
3.956
55-59
2.681
179
2.860
Jumlah
56.346
4.059
60.405
Sumber : Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Bima
Kota Bima | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2013-2018
43
f)
Angka Kriminalitas Keamanan, ketertiban dan penanggulangan kriminalitas merupakan salah
satu
prioritas
pembangunan
dalam
mewujudkan
stabilitas
penyelenggaraan pemerintahan terutama di daerah. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan rasa aman kepada masyarakat, menjaga ketertiban dalam pergaulan masyarakat, serta menanggulangi kriminalitas sehingga kuantitas dan kualitas kriminalitas dapat dikurangi. Angka kriminalitas yang tertangani adalah penanganan kriminal oleh aparat penegak hukum (polisi/kejaksaan).Angka kriminalitas yang ditangani merupakan jumlah tindak kriminal yang ditangani selama 1 tahun terhadap 10.000 penduduk. Tabel 2.21 Angka Kriminalitas Kota Bima Tahun 2012*) Kasus
Kejadian
Pembunuhan
4
Penganiayaan Berat
17
Penculikan Pencurian dengan Kekerasan
15
Pencurian dengan Pemberatan
61
Pencurian Ranmor
350
Pencurian Kawat Telepon
-
Pemerkosaan
4
Pembakaran
2
Senpi/Handak
0
Pemerasan
14
Penyelundupan Kejahatan Terhadap Kepala Negara Jumlah
0 467
Sumber : Kepolisian Resor Bima Kota *) Hanya tersedia data tahun terakhir 2012, data tahun sebelumnya tidak tersedia
Kota Bima | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2013-2018
44
g)
Seni Budaya Pembangunan kesejahteraan sosial pada aspek seni budaya di Kota Bima tahun 2008 sampai dengan tahun 2012 menunjukan perkembangan yang tidak terlalu signifikan sebagaimana ditunjukan dalam table berikut.
Tabel 2.22 Jumlah Grup, Gedung dan Dewan Kesenian di Kota Bima Tahun 2008 - 2012 No. 1. 2. 3.
Uraian Jumlah grup kesenian per 10.000 penduduk. Jumlah gedung kesenian per 10.000 penduduk.
2008
2009
2010
2011
2012
1,19
1,32
1,66
1,66
2,52
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
Dewan kesenian
Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Sementara dari perkembangan pelayanan bidang olah raga berdasarkan data tahun 2012 menunjukan bahwa jumlah organisasi pemuda sebanyak 9 lembaga, jumlah organisasi olah raga sebanyak 17 induk organisasi cabang olah raga, jumlah gelanggang olah raga 3 unit dan jumlah lapangan olah raga sebanyak 9 unit.
2.3.
Aspek Pelayanan Umum Pelayanan umum merupakan segala bentuk jasa pelayanan umum
dalam bentuk barang publik yang menjadi tanggungjawab pemerintah daerah dalam upaya memenuhi kebutuhan masyarakat sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.
Kota Bima | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2013-2018
45
2.3.1. Fokus layanan urusan wajib a)
Pendidikan Pembangunan pendidikan menjadi fokus utama di Kota Bima untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia dan daya saing masyarakat Kota Bima.Berbagai program dan kegiatan yang telah dilaksanakan sampai dengan 2012 telah memberikan hasil yang menggembirakan. Selama kurun waktu 2008 – 2012 upaya penyediaan layanan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan pendidikan menengah telah menunjukkan peningkatan. Hal ini dapat ditunjukan oleh kondisi pelayanan umum urusan pendidikan di Kota Bima yang telah dicapai selama kurun waktu 5 tahun terakhir. Pada jenjang pendidikan dasar, angka partisipasi sekolah (APS) di tingkat SD/MI pada tahun 2012 sebesar 924,98 dan APS SMP/MTs sebesar 874,05. Sedangkan dari aspek Angka Partisipasi Kasar (APK) tingkat SD/MI A pada tahun 2012 sebesar 108,52% dan APK tingkat SMP/MTs/ sebesar 114,34%. Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2012 menunjukan trend menurun, dimana pada tahun 2008 APM SD/MI sebesar 96,91% turun menjadi 92,49% pada tahun 2012. Dari aspek rasio guru dan murid, baik untuk SD/MI maupun untuk SMP/MTs telah menunjukkan angka yang cukup baik dan mengalami peningkatan dari tahun 2008 sebesar 110,59% (SD/MI) dan 109,23 (SMP/MTs) dan pada tahun 2012 menjadi sebesar 123,09 (SD/MI) dan 128,31 (SMP/MTs). Sementara pada jenjang pendidikan menengah dapat ditunjukkan bahwa APS pada tahun 2008 sebesar 855,56 dan pada tahun 2012 naik menjadi 900,34. APM pada tahun 2008 sebesar 85,55 naik menjadi 90,03 pada tahun 2012. Sedangkan APK pada tahun 2012 sebesar 128,89. Rasio
Kota Bima | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2013-2018
46
guru/murid pada jenjang pendidikan menengah pada tahun 2008 sebesar 134,89menjadi 55,00
pada tahun 2012. Secara rinci gambaran kondisi
pelayanan umum urusan pendidikan di Kota Bima tahun 2008-2012 dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 2.23 Kondisi Pelayanan Umum Urusan Pendidikan di Kota Bima Tahun 2008-2012 No 1
Uraian
Tahun 2008
2010
2011
2012
Pendidikan Dasar a.
b.
c.
d.
Angka Partisipasi Sekolah APS SD/MI
969,13 971,42 988,81 985,74 924,98
APS SMP/MTs
824,59 897,75 948,48 949,24 874,05
APK SD/MI
103,54 103,56
95,60
95,60 108,52
APM SD/MI
96,91
97,14
98,88
98,57
APK SMP/MTs
90,54
90,52
98,87
98,76 114,34
APM SMP/MTs
82,46
89,86
94,85
94,92
87,40
92,49
SD/MI
52,13
53,28
53,18
51,22
52,65
SMP/MTs
25,82
29,49
31,56
32,75
37,98
Rasio Ketersediaan sekolah terhadap penduduk usia sekolah :
Rasio Guru/Murid SD/MI
110,59 119,12 118,20 122,76 123,09
SMP/MTs
109,23 108,27 110,65 132,69 128,31
Rasio guru/murid per kelas rata-rata pendidikan dasar (SD/MI, SMP/MTs)
52,39
52,37
52,35
52,33
52,31
Jumlah ruang kelas jenjang SD/MI
485
490
495
502
512
Jumlah ruang kelas jenjang SMP/MTs
318
422
426
430
434
Jumlah guru pada jenjang pendidikan dasar (PNS)
1.020
1.091
1.116
1.104
1.104
-
-
-
-
- 108,00 108,91 108,93
Jumlah murid pendidikan dasar 2
2009
- 43.996
Pendidikan Menengah a.
Angka Partisipasi Sekolah APS SMA/MA/SMK APK SMA/MA/SMK
b.
128,81 128,83 128,85 128,87 128,89
APM SMA/MA/SMK
85,55
90,79
95,68
87,21
90,03
Rasio Ketersediaan sekolah terhadap penduduk usia sekolah jenjang pendidikan menengah
22,26
23,24
33,17
23,75
31,17
Kota Bima | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2013-2018
47
No
Tahun
Uraian c.
2008
Rasio Guru/Murid
4
5
6 7
2011
2012
98,50
79,30
66,74
55,00
-
-
-
-
65
Jumlah ruang kelas
1.300
1.310
1.335
1.352
1.370
Jumlah guru
2.120
2.220
2.320
2.420
2.420
Jumlah murid
3
2010
134,89
Rasio Guru/Murid per kelas rata-rata jenjang pendidikan menengah
d.
2009
15.716 22.516 29.256 36.256 43.996
Jumlah Penduduk usia lebih dari 15 tahun yang buta huruf
1,38
1,36
1,34
1,24
1,14
Bangunan SD dalam kondisi baik
491
491
502
508
513
Bangunan SMP dalam kondisi baik
201
205
209
213
217
Bangunan SMA/SMK dalam kondisi baik
174
176
180
184
188
Jumlah siswa TK/RA
-
-
-
-
5092
APK PAUD
-
-
-
-
79,32
-
-
-
-
SD/MI
1,40
1,80
1,30
1,50
1
SMP/MTs
1,60
1,12
1,60
1,60
1
SMA/MA/SMK
1,15
1,20
1,00
1,70
1
96,00
96,20
-
-
Fasilitas Pendidikan
PAUD
Angka Putus Sekolah
Guru yang memenuhi kualifikasi S1/D4 (SD/MI-SMA/MK/MA) Guru bersertifikasi
98,30
99,10
-
99,10
760
1.174
Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga
b)
Kesehatan Upaya
pembangunan
kesehatan
yang
dilakukan
ditujukan
untukmeningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui penurunan angkakematian ibu dan bayi, menekan tingkat kesakitan penyakit menular,meningkatkan status gizi masyarakat terutama bayi dan balita sertameningkatkan
peran
serta
masyarakat
dalam
pembangunan
kesehatan.Kondisi pelayanan umum pada urusan kesehatan di Kota Bima selama periode 2008-2012 sebagaimanaditunjukan dalam tabel berikut.
Kota Bima | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2013-2018
48
Tabel 2.24 Kondisi Pelayanan Umum Urusan Kesehatan di Kota Bima Tahun 2008-2012 No
Uraian
Tahun 2008
2009
2010
2011
2012
94
96,73
93,38
94,55
13,09
12,09
10,52
10,41
11,69
3,85
3,77
3,50
3,47
3,07
1
Rasio Posyandu per satuan balita
2
Rasio Pustu per 100.000 penduduk
3
Rasio puskesmas per satuan penduduk
4
Rasio tenaga medis per 100.000 penduduk
18
23
23
28
24
5
Jumlah praktek dokter
15
19
29
44
55
6
Rasio dokter per satuan penduduk
1:4
1:5
1:4916
1:3273
1:2660
7
Rasio tenaga medis per 1.000 penduduk
2,24
2,75
3,18
3,68
3,23
176
256
370
550
695
2863
2794
2559
3113
3010
39
41
10
37
32
326
115
212
89
632
-
-
471
89
632
3337
3421
3575
3934
3271
8 9 10
Jumlah komplikasi kebidanan yang ditangani Jumlah pertolongan persalinan yang dilakukan oleh tenaga persalinan (bidan) Jumlah kasusgizi buruk mendapat penangangan
11
Penemuan dan penanganan penyakit TBC/TBA
12
Jumlah pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin
13
Jumlah kunjungan bayi ke posyandu
Sumber : Dinas Kesehatan Kota Bima
Dilihat dari berbagai indikator aspek pelayanan pada urusan kesehatan tersebut diatas, ada upaya penyediaan fasilitas kesehatan diarahkan untuk dapat meningkatkan jangkauan dan mutu pelayanan kesehatan masyarakat Kota Bima yangbelum merata. Meskipun dari trend menunjukkan adanya peningkatan penyediaan sarana dan prasarana kesehatan seperti jumlah dokter dan tenaga medis, namun sampai pada
Kota Bima | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2013-2018
49
tahun 2012 rasio dokter per satuan penduduk yang sebesar 1:2.660 belum sesuai dengan standar minimum yaitu 1:2.500 penduduk. Demikian juga dengan penanganan penyakit TBC/TBA pada tahun 2008 sebanyak 326 kasus dan pada tahun 2012 terjadi peningkatan yang cukup tinggi yaitu 632 kasus.
c)
Pekerjaan Umum Pekerjaan umum dan pembangunan infrastruktur mempunyai peran vital dalam mewujudkan pemenuhan hak dasar rakyat seperti pangan, sandang,
papan,
rasa
aman,
pendidikan,
kesehatan
dan
lain-lain.
Infrastruktur, yang sering disebut pula prasarana dan sarana fisik, di samping memiliki keterkaitan yang sangat kuat dengan kesejahteraan sosial dan kualitas lingkungan juga terhadap proses pertumbuhan ekonomi suatu wilayah atau region. Hal tersebut dapat ditunjukkan dengan indikasi bahwa wilayah yang memiliki kelengkapan sistem infrastruktur yang berfungsi lebih baik dibandingkan dengan wilayah lainnya mempunyai tingkat kesejahteraan sosial dan kualitas lingkungan serta pertumbuhan ekonomi yang lebih baik pula.Sebaliknya, keberadaan infrastruktur yang kurang berfungsi dengan baik mengakibatkan problem sosial dan lingkungan. Secara tidak langsung, pembangunan infrastruktur PU dan permukiman akan mendukung produktivitas sektor ekonomi lainnya sehingga mendorong pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kondisi sosialbudaya kehidupan masyarakat melalui efek berganda. Sedangkan secara langsung terkait sektor konstruksi, infrastruktur PU juga akan menciptakan kesempatan kerja dan usaha. Oleh karena itu, keberadaan infrastruktur yang
Kota Bima | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2013-2018
50
baik akan dapat mendorong terciptanya stabilitas berbagai aspek dalam masyarakat guna menunjang laju pembangunan . Kondisi pelayanan umum pada urusan pekerjaan umum di Kota Bima selama periode 2008-2012
sebagaimana ditunjukan dalam tabel
berikut: Tabel 2.25 Kondisi Pelayanan Umum Urusan Pekerjaan Umum di Kota Bima Tahun 2008-2012 No 1 2 3 4 5
Uraian Total panjang jalan (km) Panjang jalan dalam kondisi baik (km) Panjang jalan dalam kondisi sedang (km) Panjang jalan dalam kondisi rusak (km) Panjang jalan dalam kondisi rusak berat (km)
Tahun 2008
2009
2010
2011
2012
369,49
369,49
369,49
369,49
258,50
186,93
196,75
220,47
230,99
108,03
11,48
8,44
13,52
6,52
34,51
22,90
20,36
16,01
12,48
19,63
80,56
76,33
56,67
56,67
33,96
6
Rasio jaringan irigasi
45,57
7
Pasok irigasi per area
0,68
8
Pasok irigasi relative
5348,75
9
Rancangan luas areal
1667,00
10 11
Persentase rumah tinggal bersanitasi Rasio tempat ibadah per satuan penduduk
59,21
59,23
60,04
63,19
74,92 398,44
12
Rasio TPU per satuan penduduk
0,0006
13
Rasio daya tampung TPS terhadap jumlah penduduk
0,25 ton per 1000 penduduk
14
Rasio TPS terhadap jumlah penduduk
0,258998
15
Jumlah rumah layak huni
40.002
Rasio rumah layak huni terhadap jumlah penduduk Rasio permukiman layak huni 17 terhadap luas wilayah pemukiman Sumber : Dinas Pekerjaan Umum dan Pertambangan 16
Kota Bima | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2013-2018
0,273 97,46
51
Berdasarkan tabel tersebut diatas nampak bahwa pelayanan umum bidang pekerjaan umum menunjukan perkembangan yang positif ditandai dengan semakin berkurangnya panjang jalan dalam kondisi rusak berat dan kondisi rusak. Pada tahun 2008 panjang jalan dalam kondisi rusak berat sepanjang 80,56 km berkurang pada tahun 2012 menjadi hanya 33,96 km. Sedangkan jalan dalam kondisi rusak pada tahun 2008 sepanjang 22,90 km berkurang pada tahun 2012 menjadi 19,63 km. Sementara berdasarkan rasio pelayanan jaringan irigasi pada tahun 2012 baru mencapai 45,57. Lebih lanjut merujuk pada data table tersebut diatas, pelayanan bidang pekerjaan umum masih dihadapkan pada beberapa tantangan yaitu antara lain rasio rumah layak huni terhadap jumlah penduduk yang masih rendah yaitu hanya sebesar
0,24serta
prosentase
rumah
bersanitasi
yang
baru
mencapai 74,92%. d)
Lingkungan Hidup Kondisi pelayanan umum pada urusan lingkungan hidup di Kota Bima selama periode 2008-2012 dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 2.26 Kondisi Pelayanan Umum Urusan Lingkungan Hidup di Kota Bima Tahun 2008-2012 Tahun No
Uraian
2008
2009 2010 2011
2012
1
Jumlah sampah yang ditangani (ton)
9,6
11,2
8,7
31,98
33,21
2
Jumlah volume produksi sampah (ton)
48
56
58
156
162
3
Prosentase sampah yang ditangani (%)
20
20
15
20,5
20,5
65,70
67,83
68,50
73,78
78,51
74,65
78,61
81,91
83,24
85,05
Prosentase penduduk berakses air minum (%) Prosentase luas permukiman yang 5 tertata (%) Sumber : Badan Lingukungan Hidup 4
Kota Bima | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2013-2018
52
Dalam urusan lingkungan hidup, sampai dengan akhir tahun 2012 cakupan penanganan persampahan baru mencapai 20,5% dari 38 kelurahan. Adapun di bidang pelayanan air minum, penduduk yang memiliki akses air minum pada 2012 mencapai78,51%. e)
Penataan Ruang Pada pelayanan urusan penataan ruang, persentase luas kawasan kumuh pada tahun 2012 mencapai 0,67% dari keseluruhan luas wilayah Kota Bima. Sedangkan berkaitan dengan dokumen penataan ruang, Kota Bima telah memiliki dokumen Perda RTRW Kota Bima sejak tahun 2007 dan direvisi pada tahun 2012 sesuai dengan arahan Undang-UndangNomor 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang. Tabel 2.27 Kondisi Pelayanan Umum Urusan Penataan Ruang di Kota Bima Tahun 2008-2012
No
Persentase luas kawasan kumuh (%) Tersedianya dokumen RTRW 2 yang telah ditetapkan dengan PERDA Tersedianya dokumen RDTRK 3 Kawasan Strategis yang telah ditetapkan dengan PERDA Sumber :Bappeda Kota Bima 1
f)
Tahun
Uraian 2008
2009
2010
2011
2012
0,78
0,78
0,78
0,70
0,67
Ada
Ada
Ada
ada
Ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Perencanaan Pembangunan Kondisi pelayann umum urusan perencanaan pembangunan di Kota Bima selama periode 2008-2012 telah mengacu pada ketentuan Undangundang nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanan Pembangunan Nasional serta Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Kota Bima | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2013-2018
53
Daerah. Dalam hal ini Kota Bima telah memiliki dokumen perencanaan jangka panjang berupa RPJPD yang ditetapkan dengan Perda 9 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kota Bima Tahun 2008-2028. Kemudian dokumen Rencana pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Bima tahun 2008-2013 ditetapkan dengan Perda nomor 10 Tahun 2008. Sedangkan dokumen rencana pembangunan tahunan berupa RKPD setiap tahunnya ditetapkan dengan peraturan walikota.Adapun kondisi pelayanan umum pada urusan perencanaan pembangunan di Kota Bima Tahun 2008-2012 sebagaimana ditunjukan dalam table berikut ini.
Tabel 2.28 Keadaan Pelayanan Umum Urusan Perencanaan Pembangunan di Kota Bima Tahun 2008-2012 Tahun No
Uraian 2009
2010
2011
2012
1
Teresedianya dokumen RPJPD yang telah ditetapkan dengan PERDA
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
2
Teresedianya dokumen RPJMD yang telah ditetapkan dengan PERDA
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Teresedianya dokumen RKPD yang telah ditetapkan dengan PERWALI Sumber : Bappeda Kota Bima 3
g)
2008
Perumahan Adapun kondisi pembangunan pada pelayanan umum urusan perumahan di Kota Bima selama periode 2008-2012 secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut:
Kota Bima | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2013-2018
54
Tabel 2.29 Keadaan Pelayanan Umum Urusan Perumahan di Kota Bima Tahun 2008-2012 Tahun No Uraian 2008 2009 2010 2011 2012 1
Luas Ruang Terbuka Hijau (ha)
Rasio ruang terbuka hijau per satuan luas wilayah ber HPL/HGB Rasio bangunan ber IMB per 3 satuan bangunan Sumber : Dinas Tata Kota dan Perumahan 2
4.161
4.161
4.161
4.161
4.161
18,71
18,71
18,71
18,71
18,71
1,03
0,85
1,14
0,93
0,97
Berdasarkan tabel tersebut di atas nampak bahwa luas ruang terbuka hijau di Kota Bima pada tahun 2012 mencapai 4.161 ha, dengan rasio persatuan luas wilayah ber HPL/HGB sebesar 18,71%. Sedangkan rasio penerbitan IMB bangunan dari tahun ke tahun selama periode 5 tahun terakhir mengalami jumlah yang bervariasi. Tantangan pembangunan bidang perumahan adalah bahwa rasio bangunan ber IMB per satuan bangunan yang masih
cukup
rendah
dimana
sampai
pada
tahun
2012
hanya
mencapai 0,97%. h)
Perhubungan Pelayanan umum pada urusan perhubungan di Kota Bima selama periode 2008-2012 sebagaimana ditunjukan dalam tabel berikut. Tabel 2.30 Keadaan Pelayanan Umum Urusan Perhubungan di Kota Bima Tahun 2008-2012 Tahun No Uraian 2008 2009 2010 2011 2012 1
Jumlah terminal Bis 3 Jumlah pelabuhan 2 1 laut 3 Rasio ijin trayek (%) 0,07 Jumlah angkutan 4 295 umum Jumlah penumpang 5 866.844 (Bis dan Kapal laut) Jumlah uji KIR 6 406 kendaraan umum Sumber : Dishubkominfo Kota Bima
3
3
3
3
1
1
1
1
0,06
0,05
0,04
0,04
406
430
601
646
875.600
884.000
981.600
1.117.80 0
430
663
712
799
Kota Bima | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2013-2018
55
Secara umum pelayanan umum pada urusan perhubungan selama lima tahun terakhir,
belum menunjukkan perubahan yang berarti. Hal
tersebut terkait dengan tidak terjadinya perubahan yang sangat drastis pada penyediaan prasarana perhubungan. Kondisi yang nampak terjadi perubahan yang menonjol adalah hanya pada perkembangan jumlah penumpang (Bus dan Kapal Laut) yang pada tahun 2008 mencapai 866.844 orang mengalami kenaikan yang cukup berarti pada tahun 2012 menjadi 1.177.800 orang. Hal ini menunjukkan mobilitas dan pergerakan penduduk yang keluar masuk wilayah Kota Bima semakin meningkat dari tahun ke tahunnya.
i)
Komunikasi dan Informatika Adapun kondisi pelayanan umum pada urusan komunikasi dan informatika di Kota Bima selama periode 2008-2012 sebagaimana ditunjukkan dalam tabel berikut. Tabel 2.31 Kondisi Pelayanan Umum Bidang Komunikasi dan Informatika di Kota Bima Tahun 2008-2012 Tahun No
Uraian 2008
2009
2010
2011
2012
15
15
15
31
31
1
Jumlah jaringan telepon genggam (BTS)
2
Rasio warnet (%)
0,04
0,04
0,04
0,16
0,16
3
Rasio wartel (%)
0,09
0,09
0,09
0,02
0,02
4
Jumlah surat kabar (media)
9
9
9
11
11
26
26
Jumlah penyiaran radio/TV 26 26 26 lokal (pemancar) Sumber: Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kota Bima 5
Kota Bima | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2013-2018
56
Berdasarkan
tabel
tersebut
diatas
menunjukkan
adanya
perkembangan kinerja pelayanan umum bidang komunikasi dan informatika dari tahun 2008 ke tahun 2012. Pada tahun 2008 jumlah BTS sebanyak 15 unit naik menjadi 31 unit pada tahun 2012. Demikian juga dengan jumlah surat kabar, pada tahun 2008 terdapat 9 perusahaan penerbitan naik menjadi 11 perusahaan pada tahun 2012. j)
Kependudukan dan Catatan Sipil Pembangunan bidang kependudukan mengalami peningkatan terkait dengan peningkatan kualitas, pengendalian pertumbuhan dan kuantitas, pengarahan mobilitas dan persebaran penduduk yang serasi dengan daya dukung alam dan daya tampung lingkungan, serta pengembangan informasi dan administrasi kependudukan. Kinerja pembangunan pada pelayanan urusan kependudukan dan catatan sipil di Kota Bima selama periode 2008-2012 sebagaimanadapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 2.32 Keadaan Pelayanan Umum Urusan Kependudukan dan Catatan Sipil di Kota Bima Tahun 2008-2012
No 1 2 3
Uraian Rasio penduduk ber KTP per satuan penduduk (%) Jumlah penduduk ber akte kelahiran (jiwa) Rasio pasangan berakte nikah (%)
Tahun 2008
2009
2010
2011
2012
-
-
-
-
43,75
-
-
-
-
71.775
-
-
-
-
81,92
Sumber : Dinas Dukcapil Kota Bima
Berdasarkan tabel tersebut diatas nampak bahwa data yang tersedia untuk tahun 2012 menunjukan rasio penduduk ber KTP per satuan
Kota Bima | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2013-2018
57
penduduk sebesar 43,75%, jumlah penduduk berakte kelahiran mencapai 71.775 jiwa, dan rasio pasangan berakte nikah sebesar 81,92%.Sementara data tahun-tahun sebelumnya tidak dapat disajikan disebabkan oleh updating server kependudukan yang dilakukan setiap tahunnya. k)
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Pembangunan
pada
urusan
pemberdayaan
perempuan
dan
perlindungan anak selama lima tahun terakhir mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat dengan semakin meningkatnya upaya pertisipasi perempuan yang bekerja di lembaga pemerintah sebesar 11,43% dan perempuan yang bekerja di lembaga swasta sebesar 46,86%. Disamping itu perlindungan perempuan dan anak dari tindakan kekerasan (KDRT) juga meningkat dengan semakin kecilnya angka rasio KDRT serta rendahnya angka tenaga kerja di bawah umur yang hanya mencapai 0,06. Kondisi pelayanan umum dalam urusan pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak di Kota Bima selama periode 2008 - 2012 dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 2.33 Kondisi Pelayanan Umum Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak di Kota Bima Tahun 2008-2012 Tahun No 1 2
Uraian Persentase partisipasi perempuan di lembaga pemerintah (%) Persentase partisipasi perempuan di lembaga swasta (%)
3
Jumlah pekerja perempuan (jiwa)
4
Rasio KDRT (%)
2008
2009
2010
2011
2012
10,34
10,43
11,61
11,87
11,43
39,18
40,63
43,04
44,18
46,86
20.126
19.977
20.239
20.576
20.943
-
-
-
-
0,65
-
-
0,06
Persentase jumlah tenaga kerja di bawah umur (%) Sumber : Badan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak 5
Kota Bima | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2013-2018
58
l)
Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera Pelayanan umum urusan keluarga berencana dan keluarga sejahtera diupayakan melalui pemberdayaan dan ketahanan keluarga secara menyeluruh,
terutama
dalam
kemampuan
pengasuhan
dan
penumbuhkembangan anak dan peningkatan kualitas lingkungan keluarga. Peningkatan kualitas lingkungan keluarga dilakukan melalui pengembangan akses terhadap kualitas hidup keluarga: ekonomi, kesehatan, dan pendidikan. Oleh karena itu, pada aspek ini penting untuk melihat jumlah keluarga pra sejahtera dan sejahtera 1, akseptor KB serta rata-rata anak per keluarga. Kondisi
pelayananumum pada urusan keluarga berencana dan
keluarga sejahtera di Kota Bima selama periode 2008-2012 sebagaimana ditunjukan dalam tabel berikut. Tabel 2.34 Kondisi Pelayanan Umum Urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera di Kota Bima Tahun 2008-2012
No
Tahun
Uraian 2008
2009
2010
2011
2012
1
Rata-rata jumlah anak per keluarga(jiwa)
1,26
1,31
1,35
1,43
1,78
2
Rasio akseptor KB (%)
82,89
79,27
83,97
83,86
84,44
3
Jumlah keluarga Pra Sejahtera (KK)
8.905
8.824
8.839
8.728
8.285
4
Jumlah keluarga Sejahtera 1 (KK)
6.541
6.654
6.669
6.573
6.660
Sumber : Badan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Berdasarkan tabel tersebut diatas rata-rata jumlah anak per keluarga mengalami peningkatan dari tahun 2008 dengan rata-rata anak perkeluarga 1,26 anak, naik menjadi 1,78 anak per keluarga pada tahun 2012. Sebaliknya pada kurun waktu tahun 2008 – 2012 rasio akseptor KB terus mengalami
Kota Bima | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2013-2018
59
kenaikan setiap tahunnya. Pada tahun 2008 rasio akseptor KB sebesar 82,89% naik menjadi 84,44% pada tahun 2012. Sedangkan jumlah keluarga Pra Sejahtera terjadi trend menurun dari 8.905 KK pada tahun 2008 turun menjadi 8.285 KK pada tahun 2012. Sedangkan keluarga sejahtera 1 terjadi kenaikan jumlah dari 6.541 KK pada tahun 2008 naik menjadi 6.660 pada tahun 2012. m)
Sosial Kondisi pelayanan umum pada urusan sosial di Kota Bima selama periode 2008-2012 sebagaimana ditunjukan dalam tabel berikut. Tabel 2.35 Kondisi Pelayanan Umum Urusan Sosial di Kota Bima Tahun 2008-2012
No 1 2 3
Uraian Jumlah sarana sosial (Panti jompo, panti asuhan, panti rehabilitasi) (unit) Persentase PMKS yang memperoleh bantuan social (%) Jumlah penyandang cacat (jiwa)
Tahun 2008 2009
2010
2011
2012
26
26
26
26
26
8
8
17
11
14
-
-
-
960
960
-
-
9.334
9.334
Jumlah penyandang masalah sosial (jiwa) Sumber :Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi 4
Berdasarkan tabel tersebut di atas dapat dijelaskan bahwa sarana sosial di Kota Bima dari tahun 2008 sampai tahun 2012 tidak mengalami perubahan yaitu sebanyak 26 unit. Sedangkan PMKS yang memperoleh bantuan mengalami peningkatan meskipun tidak terlalu signifikan, dimana pada tahun 2008 sebesar 8% naik menjadi 14% pada tahun 2012. Dengan demikian jumlah PMKS yang memperoleh bantuan dalam kurun waktu tersebut masih relatif kecil.
Kota Bima | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2013-2018
60
n)
Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Keadaan
pelayananumum urusan koperasi, usaha kecil dan
menengah di Kota Bima selama periode 2008-2012 sebagaimana ditunjukan dalam tabel berikut. Tabel 2.36 Keadaan Pelayanan Umum Urusan Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah di Kota Bima Tahun 2008-2012 No
Uraian
Tahun 2008
2009
2010
2011
2012
1
Jumlah koperasi aktif
-
104
97
97
97
2
Jumlah koperasi
-
135
137
142
142
3
Persentase koperasi aktif (%)
-
77,00
71,00
68,31
68,31
4
Jumlah UMKM
-
338
660
784
1874
5
Jumlah UKM non BPR/LKM
-
-
-
-
760
Sumber : Dinas Koperindag Kota Bima
Jumlah koperasi aktif di Kota Bima periode 2008-2012 belum mengalami perkembangan yang berarti.Pada 2011 dan tahun 2012 jumlah koperasi aktif tercatat 97 unit. Selama kurun waktu lima tahun jumlah Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) mengalami peningkatan yang signifikan, dimana pada 2011 tercatat 784 unit menjadi 1874 unit pada 2012.Sedangkan jumlah UKM non BPR/LKM sejumlah 760 unit. o)
Penanaman Modal Pelayanan umum urusan penanaman modal pada dasarnya mencakup keadaan jumlah investasi di daerah baik yang berupa penanaman modal dalam negeri (PMDN) maupun penanaman modal asing (PMA).Sampai saat ini Pemerintah Kota Bima terus mengupayakan peningkatan pelayanan bidang penanaman modal.
Kota Bima | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2013-2018
61
p)
Kebudayaan Kondisi pelayananumum pada urusan kebudayaan di Kota Bima sampai saat ini hanya bisa dilihat berdasarkan jumlah grup atau sanggar kesenian sebagaimana ditunjukkan pada tabel berikut : Tabel 2.37 Kondisi Pelayanan Umum Urusan Kebudayaan di Kota Bima Tahun 2008-2012 Tahun No Uraian 2008 2009 2010 2011 2012 1
Jumlah sanggar kesenian
18
20
25
25
38
2
Jumlah situs bersejarah
8
8
8
8
8
3
Dewan Kesenian
-
-
-
-
1
1
1
1
Jumlah gedung kesenian per 1 1 1000 jumlah penduduk Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bima 4
Berdasarkan tabel tersebut di atas nampak bahwa intensitas kegiatan kebudayaan di Kota Bima menunjukkan perkembangan yang positif selama kurun waktu tahun 2008-2012. q)
Pemuda dan Olahraga Pelayanan umum pada urusan pemuda dan olah raga di Kota Bima sebagaimana ditunjukkan dalam tabel berikut : Tabel 2.38 Kondisi Pelayanan Umum Urusan Pemuda dan Olah Raga di Kota Bima Tahun 2008-2012 Tahun No
Uraian
2008
2009
2010
2011
2012
1
Jumlah organisasi pemuda
8
8
9
9
9
2
Jumlah organisasi olah raga
15
17
17
17
17
3
Jumlah kegiatan kepemudaan
2
2
2
2
2
9
9
9
9
9
3
3
3
3
3
7
7
7
8
9
4
Jumlah kegiatan olah raga Jumlah gelanggang olah raga 5 (non private) 6 Jumlah lapangan olah raga Sumber: Dinas Dikpora Kota Bima
Kota Bima | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2013-2018
62
Berdasarkan tabel tersebut di atas nampak bahwa kegiatan kepemudaan masih relatif minim dan dibutuhkan perhatian yang lebih lagi untuk masa yang akan datang. Hal ini dapat ditunjukan dengan jumlah kegiatan kepemudaan yang hanya 2 kali dalam tahun 2012.Sementara jumlah lapangan olah raga baru tersedia 9 unit saja.
r)
Penyelenggaraan Keamanan dan Ketertiban Masyarakat Kondisi pelayanan urusan pada urusan penyelenggaraan keamanan dan ketertiban masyarakat di Kota Bima selama periode 2008-2012 sebagaimana ditunjukan dalam tabel berikut : Tabel 2.39 Keadaan Pelayanan Umum Urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri di Kota Bima Tahun 2008-2012 No 1 2
Uraian Rasio jumlah Pol PP per 10.000 penduduk Rasio jumlah linmas per 10.000 penduduk
Tahun 2008
2009
2010 2011
2012
3,69
3,47
3,23
4,03
3,57
5,29
5,29
4,91
4,86
4,31
160
160
160
162
165
3
Jumlah pos kamling
4
Jumlah Yayasan
2
2
1
3
3
5
Jumlah organisasi profesi
2
2
2
2
1
6
Jumlah ORMAS
5
5
8
9
5
Sumber: Badan Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat
s)
Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian. Kondisi
pelayanan
umum
pada
urusan
otonomi
daerah,
pemerintahan umum, dan perangkat daerah di Kota Bima selama periode 2008-2012 sebagaimana ditunjukkan dalam tabel berikut.
Kota Bima | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2013-2018
63
Tabel 2.40 Kondisi Pelayanan Umum Urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, dan Perangkat Daerah di Kota Bima Tahun 2008-2012 No
Tahun
Uraian
1
Ketersediaan SIMDA
2
Ketersediaan SIMPEG
Sistem Informasi Pelayanan Perijinan dan administrasi pemerintahan 4 Penegakan PERDA Sumber :Bappeda Kota Bima
2008
2009
2010
2011
2012
Tidak ada Tidak ada
Tidak ada
ada
ada
Ada
Ada
ada
ada
Ada
ada
Ada
ada
ada
Ada
100%
100%
100%
100%
100%
3
t)
Pemberdayaan Masyarakat Gambaran kondisi
pelayanan umum pada urusan pemberdayaan
masyarakat di Kota Bima selama periode 2008-2012 sebagaimana ditunjukan dalam tabel berikut: Tabel 2.41 Aspek Pelayanan Umum Urusan Bidang Pemberdayaan Masyarakat di Kota Bima Tahun 2008-2012 Tahun No Uraian 2008 2009 2010 2011 2012 1
Jumlah kelompok binaan TTG dan ekonomi
38
38
38
38
38
2
Kelurahan berprestasi
3
3
2
3
3
3
Jumlah LPM
38
38
38
38
38
4
PKK aktif
100%
100%
100%
100%
100%
5
Jumlah posyandu aktif
38
38
42
42
42
6
Swadaya masyarakat terhadap program pemberdayaan masyarakat
Ada
ada
Ada
ada
Ada
7
Jumlah LSM aktif
1
1
8
13
9
Sumber :BPMPK Kota Bima
Dalam lima tahun terakhir, rata-rata jumlah kelompok binaan tidak mengalami peningkatan yang berarti. Kelompok binaan di Kota Bima terdiri dari dua jenis, menyangkut bidang ekonomi yang diutamakan untuk pedagang bakulan dan bidang teknologi tepat guna yang difokuskan untuk
Kota Bima | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2013-2018
64
peningkatan keterampilan masyarakat. Terkait dengan kelembagaan, sejak 2008 Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) yang ada berjumlah 38 sesuai dengan jumlah kelurahan yang ada di Kota Bima. Untuk menggerakkan potensi kaum perempuan maka organisasi Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) bergerak secara aktif di setiap kelurahan yang ada. u)
Statistik Pelayanan umum
urusan statistik di Kota Bima selama periode
2008-2012 menunjukkan bahwa setiap tahun dokumen Daerah Dalam Angka (DDA) dan buku PDRB selalu disusun dan dijadikan sumber informasi pembangunan Kota Bima. Tabel 2.42 Kondisi Pelayanan Umum Urusan Statistik di Kota Bima Tahun 2008-2012 Tahun No Uraian 2008 2009 2010 2011 2012 Buku DDA (Kota Bima Dalam Angka) 2 Buku PDRB Sumber :Bappeda Kota Bima 1
v)
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Perpustakaan Kondisi pelayanan umum urusan perpustakaan di Kota Bima selama periode 2008-2012 sebagaimanaditunjukkan dalam tabel berikut. Tabel 2.43 Kondisi Pelayanan Umum Urusan Perpustakaan di Kota Bima Tahun 2008-2012 No
Uraian
Tahun 2008 2009
2010
2011
2012
1
Jumlah perpustakaan
1
1
1
1
1
2
Jumlah pengunjung perpustakaan
-
320
855
3481
2304
Sumber : Kantor Arsip dan Perpustakaan Kota Bima Kota Bima | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2013-2018
65
Pelayanan Umum urusan perpustakaan pada tabel tersebut di atas menggambarkan bahwa jumlah pengunjung perpustakaan mengalami perkembangan dari tahun ke tahun. Meskipun terjadi peningkatan pengunjung, namun jumlah tersebut masih cukup rendah dilihat dari jumlah penduduk kota. Hal ini bisa menjadi indikasi akan kurangnya minat baca masyarakat. w)
Ketahanan Pangan Kondisi pelayanan umum urusan ketahanan pangan
di Kota Bima
selama periode 2008-2012 ditunjukkan dalam sebagaimana tabel berikut. Tabel 2.44 Kondisi Pelayanan Umum Urusan Ketahanan Pangan di Kota Bima Tahun 2008-2012 Tahun No Uraian 2008 2009 2010 2011
1
Regulasi ketahanan pangan
2
Ketersediaan pangan nabati (ton)
2012
Belum ada regulasi dalam bentuk Perda maupun Perwali
Belum ada regulasi dalam bentuk Perda maupun Perwali
Belum ada regulasi dalam bentuk Perda maupun Perwali
Belum ada regulasi dalam bentuk Perda maupun Perwali
Belum ada regulasi dalam bentuk Perda maupun Perwali
84.089
85.561
71.072
74.568
99.818
17.416
20.474
14.434
Ketersediaan pangan hewani 15.884 19.541 (ton) Sumber: Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Kota Bima 3
Berdasarkan tabel tersebut diatas nampak bahwa ketersediaaan bahan pangan nabati dan hewani mengalami fluktuasi dalam periode tahun 2008-2012. Ketersediaan pangan nabati pada tahun 2008 sebesar 84.089 ton kemudian naik pada tahun 2009 menjadi 85.561 ton, namun pada tahun 2010 ketersediaan pangan nabati mengalami penurunan menjadi 71.072 ton. Pada tahun 2011 kembali naik menjadi 74.568 ton dan pada tahun 2012 naik lagi menjadi 99.818 ton.
Kota Bima | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2013-2018
66
Ketersediaan pangan hewani juga mengalami yang sama, dimana pada tahun 2008 tersedia sebanyak 15.884 ton mengalami kenaikan menjadi 19.541 pada tahun 2009, namun mengalami penurunan pada tahun 2010 menjdi 17.416 ton. Tahun 2011 ketersediaan pangan hewani kembali mengalami kenaikan menjadi 20.474 ton tapi menurun kembali di tahun 2012 menjadi 14.434 ton. x)
Pertanian Kondisi pelayanan umum pada urusan pilihan pertanian di Kota Bima selama periode2008-2012 sebagaimana tabel berikut. Tabel 2.45 Kondisi Pelayanan Umum Urusan Pilihan Pertanian di Kota Bima Tahun 2008-2012 No
Uraian
Tahun 2008 2009
2010
2011
2012
1
Luas Panen (Ha)
7.529
7.096
7.761
2
Produksi Padi (ton)
36.685
36.139
38.018
14,10 16,64
13,43 15,89
14,05 15,63
13,59 15,32
0,18 0,21 0,18 0,19 2,66 2,97
0,18 0,20 0,17 0,18 2,55 2,96
0,17 0,19 0,15 0,17 2,49 2,99
0,16 0,18 0,14 0,16 2,57 2,99
Kontribusi sektor pertanian HB: tanaman pangan terhadap PDRB HK: (%) Kontribusi sektor perkebunan HB: 4 HK: terhadap PDRB (%) Kontribusi sektor kehutanan HB: 5 HK: terhadap PDRB (%) Kontribusi sektor peternakan HB: 6 HK: terhadap PDRB (%) Sumber :Dinas Pertanian dan Peternakan Kota Bima 3
Berdasarkan tabel tersebut diatas menunjukan bahwa luas panen dan jumlah produksi padi mengalami peningkatan.Pada tahun 2009 luas panen padi sebanyak 7.529 Ha naik menjadi 7.761 Ha pada tahun 2011.Kenaikan luas panen ini juga diikuti dengan peningkatan produksi padi, dimana pada tahun 2009 jumlah produksi sebanyak 36.685 ton naik menjadi 38.018 ton pada tahun 2011. Adapun kontribusi sektor pertanian tanaman
Kota Bima | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2013-2018
67
pangan terhadap PDRB berdasarkan harga berlaku dan harga konstan mengalami penurunan. Pada tahun 2009 kontribusi sektor pertanian tanaman pangan terhadap PDRB berdasarkan harga berlaku sebesar 14,10%,kemudian turun menjadi 13,59% pada tahun 2012. Sedangkan berdasarkan harga konstan pada tahun 2009 sebesar 16,64 turun menjadi 15,32% pada tahun 2012. Trend penurunan kontribusi sektor pada kurun waktu tahun 2008 – 2012 tersebut juga terjadi untuk sektor perkebunan dan sektor kehutanan. Sedangkan sektor peternakan berdasarkan harga konstan pada tahun 2009 sebesar 2,97% mengalami peningkatan menjadi 2,99% pada tahun 2012.
y)
Energi dan Sumber Daya Mineral Kondisi pelayanan umum urusan energi dan sumberdaya mineral di Kota Bima selama periode 2008-2012 menunjukan bahwa kontribusi sektor pertambangan dari tahun ke tahun adalah konstan sebagaimana ditunjukan pada tabel berikut ini. Tabel 2.46 Kondisi Pelayanan Umum Urusan Bidang Energi dan Sumber Daya Mineral di Kota Bima Tahun 2008-2012 No
Uraian
Kontribusi sektor pertambangan terhadap PDRB berdasarkan harga berlaku (%) Kontribusi sektor pertambangan 2. terhadap PDRB berdasarkan harga konstan (%) Sumber :BPS Kota Bima (Data diolah) Keterangan: *) tidak ada data 1.
Tahun 2008
2009
2010
2011
2012
-*)
0,13
0,13
0,13
0,13
-*)
0,13
0,13
0,13
0,13
Kota Bima | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2013-2018
68
z)
Pariwisata Kondisi pelayanan umum urusan pilihan pariwisata di Kota Bima selama periode 2008-2012 menunjukkan bahwa jumlah kunjungan wisata di Kota Bima dari tahun ke tahun mengalami penurunan yang cukup berarti. Pada tahun 2008 jumlah kunjungan wisatawan baik domestik maupun mancanegara mencapai 12.101 wisatawan turun menjadi hanya 1456 kunjungan wisatawan saja pada tahun 2011, meskipun kembali mengalami kenaikan pada tahun 2012 menjadi 7785 wisatawan
sebagaimana tabel
berikut. Tabel 2.47 Kondisi Pelayanan Umum Urusan Pariwisata di Kota Bima Tahun 2008-2012 No
Uraian
1
Jumlah kunjungan wisatawan
Tahun 2008
2009
12.101
5268
2010 2011 4710
1456
2012 7785
Sumber: Dinas kebudayaan dan Pariwisata Kota Bima
Berdasarkan tabel tersebut di atas nampak bahwa kinerja bidang kepariwisataan masih dihadapkan pada tantangan terutama dalam hal menciptakan iklim pariwisata yang memiliki daya tarik yang baik bagi Kota Bima.
aa) Kelautan dan Perikanan Gambaran kondisi pelayanan umum urusan pilihan kelautan dan perikanan di Kota Bima selama periode 2008-2012
sebagaimana tabel
berikut.
Kota Bima | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2013-2018
69
Tabel 2.48 Kondisi Pelayanan Umum Urusan Pilihan Kelautan dan Perikanan Kota Bima Tahun 2008-2012 No
1 2
3
Tahun
Uraian Produksi perikanan budidaya (ton) Produksi perikanan penangkapan (ton) Kontribusi sektor perikanan dan kelautan terhadap PDRB berdasarkan HB/HK (%)
2008
2009
2010
2011
2012
-*)
-*)
487,84
479,27
614,12
1.053,10
1.308,10
1.373,50
1.507,10
1.517,80
-*)
0,66/ 0,80
0,80/ 0,80
0,70/ 0,79
0,64/ 0,83
Sumber: BPS Kota Bima (Data diolah) Keterangan: *) tidak ada data
Berdasarkan tabel tersebut diatas menunjukan bahwa pada tahun 2012 produksi perikanan budidaya sebanyak 479,27 ton dan produksi perikanan penangkapan sebanyak 1.507,10 ton. Sedangkan kontribusi sektor perikanan dan kelautan terhadap PDRB atas dasar harga berlaku adalah sebesar 0,66% pada tahun 2009 dan menjadi sebesar 0,64% pada tahun 2012. Sedangkan berdasarkan harga konstan 0,80% pada tahun 2009 naik sedikit menjadi 0,83% pada tahun 2012.
bb) Perdagangan Kondisi pelayananumum urusan pilihan perdagangan di Kota Bima selama periode 2008-2012 sebagaimana tabel berikut.
Kota Bima | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2013-2018
70
Tabel 2.49 Kondisi Pelayanan Umum Urusan Pilihan Perdagangan di Kota Bima Tahun 2008-2012 Tahun No
Uraian
Jumlah perusahan perdagangan besar Jumlah perusahan 2 perdagangan menengah Jumlah perusahaan 3 perdagangan kecil Kontribusi sektor perdagangan 4 terhadap PDRB (HB/HK) (%) Sumber: BPS Kota Bima Keterangan:*) tidak ada data 1
200 8
2009
2010
2011
2012
9
21
37
40
55
62
86
113
133
156
650
969
1252
1.510
1.988
-*)
16,66/ 15,29
17,12/ 15,55
17,56/ 15,91
18,31/ 16,32
Berdasarkan tabel tersebut di atas menunjukan bahwa pedagang kecil merupakan usaha perdagangan yang jumlahnya paling besar yaitu sebanyak 1.988 unit pada tahun 2012 dibandingkan jumlah pedagang besar sebanyak 55 unit dan jumlah pedagang menengah 156 unit. Namun kalau dilihat dari pertumbuhan jumlah perusahaan perdagangan selama periode tahun 2008-2012 menunjukkan pertumbuhan yang positif dari tahun ke tahun. Pada tahun 2008 jumlah pedagang besar hanya sejumlah 9 perusahaan, mengalami kenaikan yang cukup signifikan pada tahun 2012 menjadi sebanyak 55 perusahaan. Demikian juga dengan perusahaan perdagangan
menengah
yang
pada
tahun
2008
hanya
berjumlah
62 perusahaan naik menjadi 156 perusahaan pada tahun 2012. Dan jumlah perusahaan perdagangan kecil pada tahun 2008 sejumlah 650 berkembang sedemikian pesat menjadi 1.988 perusahaan.Sementara kontribusi sektor perdagangan terhadap PDRB berdasarkan harga berlaku dan harga konstan menunjukkan perkembangan selama kurun waktu tahun 2008 – 2012. Berdasarkan harga berlaku kontribusi sektor perdagangan sebesar 16,66%
Kota Bima | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2013-2018
71
naik menjadi 18,31% pada tahun 2012. Sedangkan berdasarkan harga konstan kontribusinya sebesar 15,29%
pada tahun 2009 naik menjadi
16,32% pada tahun 2012.
cc)
Perindustrian Pelayanan umum urusan pilihan perindustrian di KotaBima selama tahun 2008-2012 dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 2.50 Kondisi Pelayanan Umum Urusan Pilihan Perindustrian di Kota Bima Tahun 2008-2012 No
Uraian
Jumlah Industri kelompok bidang 1 IKAHH (Industri Kimia Argo dan hasil hutan) Jumlah industri kelompok bidang 2 ILMEA (Industri logam, mesin, elektronika dan Aneka) Kontribusi sektor perindustrian 3 terhadap PDRB (HB)/(HK)/(%) Sumber: Dinas Koperindag Kota Bima, 2013 Keterangan: *) tidak ada data
Tahun 2008 2009 2010 2011
2012
452
495
562
601
633
349
425
420
524
536
-*)
2,86/ 3,27
2,79/ 3,22
2,71/ 3,22
2,73/ 3,21
Jumlah industri kelompok bidang IKAHH menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2008 berjumlah 452 unit usaha naik pada tahun 2012 menjadi 633 unit usaha. Sedangkan jumlah industri kelompok ILMEA juga mengalami peningkatan jumlah.Pada tahun 2008 sebanyak 349 unit usaha dan naik menjadi 536 pada tahun 2012. Kontribusi sektor perindustrian dalam kurun waktu tahun 2008 – 2012 mengalami sedikit penurunan. Kontribusi sektor perdagangan berdasarkan harga berlaku pada tahun 2009 sebesar 2, 86% turun pada tahun 2012
Kota Bima | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2013-2018
72
menjadi 2,73. Sedangkan berdasarkan harga konstan kontribusinya pada tahun 2009 sebesar 3,27% turun pada tahun 2012 menjadi 3,21%.
dd) Transmigrasi Kondisi pelayanan urusan pilihan transmigrasi di KotaBima selama periode 2008-2012hanya diukur dari jumlah transmigran.Namun di Kota Bima tidak ada transmigran selama kurun waktu tahun 2008-2012.
2.4. Aspek Daya Saing Daerah Daya saing daerah merupakan salah satu aspek tujuan penyelenggaraan otonomi daerah sesuai dengan potensi, kekhasan, dan unggulan daerah dan menjadi faktor kunci keberhasilan pembangunan ekonomi dalam mencapai tingkat kesejahteraan yang tinggi dan berkelanjutan.
2.4.1. Kemampuan Ekonomi Daerah Kemampuan ekonomi daerah berkaitan dengan
kapasitas ekonomi
daerah yang harus memiliki daya tarik (attractiveness) bagi pelaku ekonomi yang telah berada dan akan masuk ke suatu daerah untuk menciptakan multiplier effect. a)
Pengeluaran konsumsi rumah tangga per kapita Indikator
pengeluaran
konsumsi
rumah
tangga
per
kapita
dimaksudkan untuk mengetahui tingkat konsumsi rumah tangga yang menjelaskan seberapa atraktif tingkat pengeluaran rumah tangga. Semakin besar rasio atau angka konsumsi RT semakin atraktif bagi peningkatan kemampuan ekonomi daerah.Angka konsumsi rumah tangga per kapita tahun 2008 – 2012 di Kota Bima sebagaimana ditunjukkan dalam tabel.
Kota Bima | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2013-2018
73
Tabel 2.51 Pengeluaran Rumah Tangga di Kota Bima Tahun 2008 - 2012 No.
Uraian
2008
2009
2010
2011 2012*)
1.
Total Pengeluaran RT
506.372
595.773 513.138 558.009
-
2.
Jumlah RT
31.683
33.073
35.606
35.930
-
3.
Rasio (1/2)
15,98
18,01
14,41
15,53
-
Sumber :BPS Kota Bima Keterangan: *) tidak ada data
Berdasarkan tabel tersebut diatas menunjukan bahwa total pengeluaran rumah tangga menunjukkan peningkatan dari tahun 2008 sebesar Rp.506.372,- dan pada tahun 2011 naik menjadi Rp.558.009. Adapun rasio konsumsi rumah tangga per kapita mengalami fluktuasi. Pada tahun 2008 sebanyak 15,98% naik pada thun 2009 menjadi 18,01%, kemudian turun lagi pada tahun 2010 menjadi 14,41% dan naik kembali pada tahun 2011 menjadi 15,53%. b)
Pengeluaran konsumsi non pangan per kapita Pengeluaran konsumsi non pangan perkapita dibuat untuk mengetahui pola konsumsi rumah tangga di luar pangan. Prosentase pengeluaran konsumsi non pangan per kapita di Kota Bima pada tahun 2008–2012 sebagaimana ditunjukkan dalam tabel berikut. Tabel 2.52 Pengeluaran Rumah Tangga non-Pangan di Kota Bima Tahun 2008-2012 No.
Uraian
2008
2009
2010
2011 2012*)
1.
Total Pengeluaran RT non Pangan
268.034
303.201
228.048
283.354
-
2.
Total Pengeluaran
506.372
595.773
513.138
558.009
-
3.
Rasio
52,93 %
50,89 %
44,44 %
50,78 %
-
Sumber :BPS Kota Bima Keterangan: *)tidak ada data
Kota Bima | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2013-2018
74
Tabel tersebut diatas menunjukan bahwa rasio konsumsi rumah tangga non pangan cenderung mengalami fluktuasi. Pada tahun 2008 rasio konsumsi rumah tangga non pangan sebesar 52,93% kemudian turun pada tahun 2009 menjadi 50,89% dan turun lagi pada tahun 2010 menjadi 44,44%. Selanjutnya kembali naik pada tahun 2011 menjadi 50,78%. c)
Produktivitas total daerah Produktivitas total daerah dihitung untuk mengetahui tingkat produktivitas tiap sektor per angkatan kerja yang menunjukkan seberapa produktif tiap angkatan kerja dalam mendorong ekonomi daerah per sektor. Produktifitas total daerah menurut sektor di Kota Bima pada tahun 2008 – 2012 sebagaimana ditunjukan tabel berikut.
Kota Bima | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2013-2018
75
Tabel 2.53 Produktivitas Per Sektor Di Kota Bima Tahun 2008-2012 (ribu Rupiah)
2008 NO
2009
2010
2011
2012
Sektor (Rp)
1.
PDRB
1.1
Pertanian
1.2
Pertambangan & Penggalian
1.3
Industri Pengolahan
1.4
Listrik,Gas & Air bersih
1.5
%
(Rp)
%
(Rp)
%
(Rp)
%
(Rp)
%
87.464.795
21,34
90.687.216
20,8
92.341.037
20,04
95.996.980
19,77
100.090.840
19,48
541.258
0,13
564.708
0,13
596.950
0,13
634.140
0,13
669.550
0,13
13.739.907
3,35
14.275.763
3,27
14.869.635
3,23
15.636.910
3,22
16.489.070
3,21
3.455.225
0,84
3.536.988
0,81
3.710.520
0,81
4.226.500
0,87
4.336.240
0,85
Konstruksi
28.826.315
7,11
31.160.834
7,15
33.749.364
7,32
36.407.710
7,50
39.804.470
7,75
1.6
Perdagangan, Hotel & Restoran
76.311.996
18,68
81.222.120
18,63
87.155.038
18,91
93.536.190
19,26
101.118.460
19,68
1.7
Pengangkutan & Komunikasi
71.918.950
17,41
75.497.055
17,32
80.216.835
17,41
84.227.340
17,34
88.066.070
17,14
1.8
Keuangan, sewa, & Js. Perusahaan
22.381.812
5,49
24.204.056
5,55
26.043.153
5,65
27.649.550
5,69
29.395.360
5,72
1.9
Jasa-jasa
26,33 122.143.870
26,51
127.307.000
26,22
133.825.060
26,04
2.
Jumlah Angkatan Kerja
105.097.369
25,65 114.762.429
69,64
Sumber :BPS Kota Bima
Kota Bima | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2013-2018
76
65,37
60,41
Berdasarkan tabel tersebut diatas menunjukan bahwa sektor pertanian mengalami penurunan selama kurun waktu 2008 -2012. Pada tahun 2008 kontribusi sektor pertanian sebesar 21,34% terus mengalami penurunan sampai tahun 2012 menjadi 19,48%. Sedangkan sektor yang mengalami peningkatan yang cukup signifikan adalah sektor perdagangan, hotel & restoran serta sektor jasa-jasa. Pada tahun 2008 sektor perdagangan 18,68% kemudian naik pada tahun 2012 menjadi 19,68%. Sektor jasa-jasa pada tahun 2008 sebesar 25,65% dan naik pada tahun 2012 menjadi 26,04%. Sektor jasa juga merupakan sektor yang memberikan kontribusi terbesar terhadap PDRB Kota Bima selama kurun waktu tersebut. Sedangkan jumlah angkatan kerja pada tahun 2010 tercatat sebesar 69,64% kemudian turun pada tahun 2010 menjadi 65,37% dan turun lagi pada tahun 2012 menjadi 60,41%.
2.4.2. Fasilitas Wilayah/Infrastruktur Suatu fasilitas wilayah atau infrastruktur menunjang daya saing daerah dalam hubungannya dengan ketersediaannya (availability) dalam mendukung aktivitas ekonomi daerah. a)
Aksesibilitas daerah 1.
Rasio panjang jalan per jumlah kendaraan Rasio panjang jalan per jumlah kendaraan di Kota Bima pada tahun 2008-2012 mengalami penurunan disebabkan oleh terus meningkatnya jumlah kendaraan roda 2 (dua) dan roda 4 (empat) setiap tahunnya. Disamping itu juga terjadi perubahan volume panjang pada tahun 2012 yang hanya menjadi 204,34 km saja untuk Jalan Kota
Kota Bima | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2013-2018
77
sesuai dengan SK Walikota Nomor 482 Tahun 2012 tentang Penetapan Status Ruas Jalan di Kota Bima. Sedangkan data yang ada pada tahun 2008 – 2011 adalah merupakan data bawaan dari Kabupaten induk pada saat dilakukan pemekaran/pembentukan Kota Bima. Tabel 2.54 Rasio Panjang Jalan per Jumlah Kendaraan Kota Bima Tahun 2008-2012 No.
Uraian
2008
2009
2010
2011
2012
1.
Panjang Jalan *)
369,49
369,49
369,49
369,49
258,60
2.
Jumlah Kendaraan (roda 2 + roda 4)
22.836
27.624
29.973
37.265
40.421
3.
Rasio
1,62
1,34
1,23
0,99
0,64
Sumber: Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kota Bima Keterangan: *)panjang jalan tahun 2012 disesuaikan dengan Ketetapan baru.
2.
Jumlah orang/barang yang terangkut angkutan umum Jumlah orang/barang yang terangkut angkutan umum dalam periode 1 (satu) tahun. Tabel 2.55 Jumlah Orang/Barang yang Terangkut Angkutan Umum Kota Bima Tahun 2008-2012 No.
Uraian
Satuan
1.
Jumlah orang
Orang
2.
Jumlah Barang
Ton
2008
2009
2010
2011
2012
810.000 810.000 875.000 973.000 1.081.800 -
-
-
-
-
Sumber :Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika
3.
Jumlah orang/barang melalui dermaga/ terminal per tahun Adapun Jumlah orang/barang yang melalui dermaga/terminal selama kurun waktu tahun 2008 – 2012 terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2008 jumlah orang yang terangkut melalui dermaga dan
Kota Bima | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2013-2018
78
terminal sebanyak 810.000 mengalami kenaikan pada tahun 2012 menjadi 972.267 jiwa. Sedangkan barang yang terangkut pada dermaga pada tahun 2011 sebanyak 190.518 ton dan pada tahun 2012 turun menjadi 99.176 ton sebagaimana ditunjukan dalam tabel berikut. Tabel 2.56 Jumlah Orang/Barang yang Terangkut Melalui Dermaga/Terminal di Kota Bima Tahun 2008-2012(dalam jiwa dan ton) 2008 No
2009
2010*)
2011
2012
Uraian Orang Brng Orang Brng Orang Brng Orang Brng Orang Brng
1.
Dermaga
10.000
2.
Terminal 800.000 Jumlah
-
810.000
33.453
-
47.523
-
63.553 190.518
72.915 99.176
- 800.000
- 899.352
- 899.352
- 899.352
- 833.453
- 946.875
- 962.905 190.518 972.267 99.176
Sumber :Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi Keterangan: *) Data jumlah barang yang terangkut tidak ada.
b)
Penataan wilayah 1.
Ketaatan terhadap Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Ketaatan terhadap RTRW merupakan kesesuaian implementasi tataruang
hasil
perencanaan
tata
ruang
berdasarkan
aspek
administratif dan atau aspek fungsional dengan peruntukkan yang direncanakan sesuai dengan RTRW. Pada tahun 2012 rasio ketaatan terhadap RTRW adalah sebesar 70,001 sebagaimana ditunjukan dalam tabel berikut. Tabel 2.57 Rasio Ketaatan Terhadap RTRW di Kota Bima Tahun 2008- 2012 No
Uraian
2008
2009
2010
2011
2012
1.
Realisasi RTRW (Ha)
13.899
14.722
14.999,7
15.332
15.557,7
2.
Rencana Peruntukan RTRW (Ha)
22.225
22.225
22.225
22.225
22.225
3.
Rasio (1/2)
62,54
66,24
67,49
68,99
70,001
Sumber :Bappeda Kota Bima
Kota Bima | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2013-2018
79
-
2.
Luas wilayah produktif Luas wilayah produktif adalah persentase realisasi luas wilayah produktif terhadap luas rencana kawasan budidaya sesuai dengan RTRW. Rasio luas wilayah produktif di Kota Bima tahun 2008 sebesar 68,94 mengalami kenaikan yang cukup signifikan pada tahun 2012 menjadi 93,48. Adapun rincian rasio luas wilayah produktif tahun 2008-2012 dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 2.58 Rasio Luas Wilayah Produktif di Kota Bima Tahun 2008-2012 No
Uraian Luas Wilayah produktif (Ha) Luas Seluruh Wilayah Budidaya (Ha)
1. 2. 3.
Rasio (1/2)
2008
2009
2010
2011
2012
8.044,31
7.722
10.909
10.909
10.909
11.669
11.669
11.669
11.669
11.669
68,94
66,18
93,48
93,48
93,48
Sumber :Bappeda Kota Bima
3.
Luas Wilayah Industri Luas wilayah industri adalah persentase realisasi luas kawasan Industri terhadap luas
kawasan budidaya sesuai dengan RTRW.
Adapun rasio luas wilayah industri di Kota Bima pada tahun 2012 adalah sebesar 0,52. Tabel 2.59 Rasio Luas Wilayah Industri Tahun di Kota Bima 2008- 2012 No 1. 2. 3.
Uraian Luas Wilayah Industri (Ha) Luas Seluruh Wilayah Budidaya (Ha) Rasio (1/2)
2008
2009
2010
2011
2012
18,72
18,72
18,72
18,63
60,94
11.669
11.669
11.669
11.669
11.669
0,16
0,16
0,16
0,16
0,52
Sumber :Bappeda Kota Bima
Kota Bima | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2013-2018
80
Berdasarkan tabel tersebut di atas, nampak bahwa pada tahun 2012 luas wilayah industri meningkat cukup pesat yang disebabkan oleh adanya alokasi rencana peruntukan pengembangan industri marmer di Oi Foo dan industri pengolahan hasil pertanian dan perikanan di kawasan pesisir Kota Bima.
4.
Luas Wilayah Kebanjiran Luas wilayah kebanjiran adalah persentase luas wilayah banjir terhadap luas rencana kawasan budidaya sesuai dengan RTRW. Tabel 2.60 Rasio Luas Wilayah Kebanjiran di Kota Bima Tahun 2008-2012 No 1. 2. 3.
Uraian Luas Wilayah Kebanjiran (Ha) Luas Seluruh Wil. Budidaya (Ha) Rasio (1/2)
2008
2009 2010
2011
2012
4.186
4.186
3.203
3.203
11.669
11.669 11.669 11.669
11.669
0,359
0,359
0,275
4.186
0,359
0,275
Sumber :BPBD Kota Bima
5.
Luas Wilayah Kekeringan/Kritis Luas wilayah kekeringan adalah luas wilayah kekeringan terhadap luas rencana kawasan budidaya sesuai dengan RTRW. Adapun luas luas wilayah kekeringan di Kota Bima pada tahun 2011 adalah sebesar 38,65%. Tabel 2.61 Luas Wilayah Kekeringan di Kota Bima Tahun 2008- 2012 No 1. 2. 3.
Uraian Luas Wilayah Kekeringan/Kritis (ha) Luas Seluruh Wilayah Budidaya (ha)
2008 11.669
Persentase (%)
-
2009 2010 2011 5.034
2012
5.378
4.811
4.511
11.669 11.669
11.669
11.669
41,23
38,65
43,14
46,09
Sumber : Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kota Bima | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2013-2018
81
6.
Luas Wilayah Perkotaan Luas wilayah perkotaan adalah persentase realisasi luas wilayah perkotaan terhadap luas rencana wilayah budidaya sesuai dengan RTRW.Adapun luas wilayah perkotaan di Kota Bima selama kurun waktu tahun 2008-2012 terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2008 rasio luas wilayah perkotaan sebesar 12,16 kemudian naik pada tahun 2012 menjadi 16,40. Rasio luas wilayah perkotaan di Kota Bima secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 2.62 Rasio Luas Wilayah Perkotaan di Kota Bima Tahun 2008-2012 No 1. 2. 3.
Uraian Luas Wilayah Perkotaan (ha) Luas Seluruh Wil. Budidaya (ha) Rasio (1/2)
2008
2009 2010 2011 1.757
2012
1.418,5
1.525,2
1.914
1.914
11.669
11.669 11.669 11.669
11.669
12,16
13,07
16,40
15,06
16,40
Sumber :Bappeda Kota Bima
c)
Fasilitas bank dan non bank Fasilitas bank dan non bank diukur dengan jenis dan jumlah bank dan cabang-cabangnya, dan jenis dan jumlah perusahaan asuransi dan cabang-cabangnya 1.
Jenis dan jumlah bank dan cabang-cabangnya Jumlah bank di Kota Bima adalah sebanyak 13 unit. Adapun secara rinci fasilitas bank dan non bank dapat dilihat pada tabel berikut.
Kota Bima | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2013-2018
82
Tabel 2.63 Jenis dan Jumlah Bank di Kota Bima Tahun 2008-2012 Jumlah No
Sektor 2008
2009
2010
2011
2012
1.
Bank Umum
4
4
5
6
7
2.
Bank Syariah
-
-
-
1
1
3.
BPR
3
3
4
5
5
7
7
9
12
13
Jumlah
Sumber: Bagian Ekonomi Setda Kota Bima
2.
Jenis dan jumlah perusahaan asuransi dan cabang-cabangnya Jumlah asuransi di Kota Bima pada tahun 2012 adalah sebanyak 4 unit sebagaimana ditunjukan dalam tabel berikut ini. Tabel 2.64 Jenis dan Jumlah Perusahaan Asuransi di Kota Bima Tahun 2012 Jumlah No
Sektor 2008
2009
2010
2011
2012
1.
Perusahaan Asuransi Jiwa
1.1
Konvensional
4
4
4
4
4
1.2
Syariah
-
-
-
-
-
4
4
4
4
4
Jumlah Sumber: BPS Kota Bima
d)
Ketersediaan air bersih Adapun prosentase rumah tangga yang menggunakan air bersih adalah sebanyak 78,51% sebagaimana ditunjukkan dalam tabel berikut.
Kota Bima | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2013-2018
83
Tabel 2.65 Persentase Rumah Tangga yang Menggunakan Air Bersih Di Kota Bima Tahun 2008-2012 No
2008
2009 2010
2011 2012
1.
Leding (Perpipaan)
7.088
7.088
7.151
5.836
9.373
2.
Sumur Terlindung
1.108
2.142
2.178
3.006
1.470
3.
Sumur Tidak Terlindung
-
-
-
-
13
4.
Mata Air Terlindung
28
52
52
52
39
5.
Air Hujan (PAH)
-
-
-
14
14
6.
Air Kemasan
-
4
19
19
19
7. 8.
e)
Sumber Air Bersih
Total Jumlah Rumah Tangga yang 20.464 21.640 21.856 26.269 23.152 menggunakan air bersih Persentase Rumah Tangga yang 65,70 67,83 68,50 73,78 78,51 menggunakan air bersih Sumber: Dinas Pekerjaan Umum Pertambangan dan Energi Kota Bima
Fasilitas listrik dan telepon 1.
Ketersediaan daya listrik Ketersediaan daya listrik di Kota Bima selama periode tahun 2008-2012 sebagaimana ditunjukkan dalam table berikut. Tabel 2.66 Prakiraan Kebutuhan Beban Tenaga Listrik Kota Bima Tahun 2008-2012
No
Uraian
Satuan
2008
2009
2010
2011
2012
1.
Susut Pemakaian Sendiri
kWH
1.748.384
1.814.957
1.800,419
977.307
88.439
2.
Produksi
kWH
88.699.935
97.066.896
111.387.134
125.669.002
10.564.147
3.
Beban Puncak
kw
14.910,42
15.183,33
18.609,58
22.318,75
22.745,00
95.025.877
35.387.082
38.049.853
41.737.068
47.542.517
Kapasitas Terpasang kWH (Existing) Sumber: BPS, Kota Bima Dalam Angka 4.
Kota Bima | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2013-2018
84
2.
Persentase rumah tangga yang menggunakan listrik Rasio rumah tangga yang menggunakan listrik selama 2008-2012 tidak beubah banyak, hanya meningkat sekitar 2 % per tahun sebagaimana tabel berikut. Tabel 2.67 Persentase Rumah Tangga yang Menggunakan Listrik Kota Bima Tahun 2008-2012 No
Uraian
2008
2009
2010
2011
2012
1.
Total Jumlah Rumah Tangga menggunakan listrik
17.927
18.033
18.828
22.672
25.107
2.
Jumlah Rumah Tangga
31.683
33.073
35.606
35.930
36.362
56,58
54,52
52,88
63,10
69,05
Persentase Rumah Tangga yang menggunakan listrik (%) Sumber: BPS, Bima Dalam Angka 8.
f)
Ketersediaan restoran Ketersediaan restoran pada suatu daerah menunjukan tingkat daya tarik investasi suatu daerah.Banyaknya restoran dan rumah makan menunjukan perkembangan kegiatan ekonomi suatu daerah dan peluangpeluang yang ditimbulkannya. Di Kota Bima pada tahun 2012 masih didominasi oleh rumah makan dan rumah makan kelas D. Jumlah rumah makan tahun 2012 adalah sebanyak 11 unit sedangkan rumah makan kelas D sebanyak 175. Sedangkan restoran hanya terdapat 1 unit usaha. Perkembangan jumlah usaha restoran pada tahun 2008 dan tahun 2012 di Kota Bima sebagaimana ditunjukan dalam tabel berikut. Tabel 2.68 Jenis, Kelas dan Jumlah Restoran Kota Bima Tahun 2012 2008 No
Uraian
2012
Jumlah Usaha
Jumlah Kursi
Jumlah Usaha
Jumlah Kursi
1.
Usaha rumah makan kelas D
166
664
175
700
2.
Usaha rumah makan
10
40
11
44
3.
Jenis Usaha Restoran
-
-
1
4
Sumber :DPPKAD Kota Bima Kota Bima | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2013-2018
85
g)
Ketersediaan penginapan Ketersediaan penginapan/hotel merupakan salah satu aspek yang penting dalam meningkatkan daya saing daerah, terutama dalam menerima dan melayani jumlah kunjungan dari luar daerah.Semakin berkembangnya investasi ekonomi daerah akan meningkatkan daya tarik kunjungan ke daerah tersebut. Dengan semakin banyaknya jumlah kunjungan orang dan wisatawan
ke
suatu
daerah
perlu
didukung
oleh
ketersediaan
penginapan/hotel. Di Kota Bima pada tahun 2008 terdapat 14 unit hotel dengan 282 kamar dan pada tahun 2012 menjadi 17 unit dengan jumlah kamar sebanyak 393 kamar. Secara rinci jenis, kelas dan jumlah penginapan di Kota Bima dapat dilhat pada tabel berikut.
Tabel 2.69 Kelas dan Jumlah Penginapan/Hotel di Kota Bima Tahun 2012 2008 No
Jenis Penginapan/Hotel
Jumlah Hotel
Jumlah Kamar
2012 Jumlah Tempat Tidur
Hotel Non Bintang (hotel melati dan 14 282 322 penginapan lainnya) Total Jumlah 2. 14 282 322 penginapan/Hotel Sumber :Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bima 1.
2.4.3. a)
Jumlah Hotel
Jumlah Kamar
Jumlah Tempat Tidur
17
393
674
17
393
674
Iklim Investasi
Angka kriminalitas Adapun rasio angka kriminalitas di Kota Bima pada tahun 2012 adalah sebesar 0,0023. Secara rinci angka kriminalitas di kota Bima dapat di lihat pada tabel berikut.
Kota Bima | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2013-2018
86
Tabel 2.70 Angka Kriminalitas di Kota Bima Tahun 2008-2012 No
Jenis Kriminal
2008*) 2009*) 2010*) 2011*)
1.
Jumlah kasus Narkoba
-
2.
Jumlah kasus Pembunuhan
4
3.
Jumlah Kejahatan Seksual
4
4.
Jumlah kasus Penganiayaan
192
5.
Jumlah kasus Pencurian
147
6.
Jumlah kasus Penipuan Jumlah kasus Pemalsuan uang Total Jumlah Tindak Kriminal Selama 1 Tahun Jumlah Penduduk
26
7. 8. 9.
372 129.843
132.292
142.579
144.018
10. Angka Kriminalitas (8)/(9) Sumber :Kepolisian Resor Bima Kota Keterangan: *) data tindak kriminal tahun 2008-2011 tidak tersedia
b)
2012
162.511 0,0023
Jumlah Demonstrasi Adapun jumlah demonstrasi yang terjadi selama kurun waktu 2008 – 2012 belum diperoleh data yang pasti dari Badan Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat.
c)
Kemudahan perijinan Dalam rangka menciptakan iklim investasi yang baik, jangka waktu pengurusan perijinan di Kota Bima dan biaya resmi yang berlaku dalam kemudahan perijinan sebagaimana ditampilkan dalam tabel berikut. Tabel 2.71 Lama Proses Perijinan Kota Bima
1.
SIUP
Lama mengurus (hari) 1-3
2.
TDP
1-3
3
Gratis
3.
IUI
1-3
3
Gratis
4.
TDI
1-2
3
5.
IMB
1-2
4 dokumen
Gratis Disesuaikan dengan kelas jalan serta fungsi dan luas bangunan Rp.510.000,-
No
Uraian
Jumlah persyaratan (dokumen) 3
6. HO 1-4 12 Sumber: Kantor Perijinan dan Pelayanan Terpadu
Kota Bima | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2013-2018
Biaya resmi (rata-rata maks Rph) Gratis
87
d)
Pengenaan Pajak Daerah (Jumlah dan macam pajak dan retribusi daerah) Jumlah dan macam serta retribusi daerah selama kurun waktu tahun 2008-2012 sebagaimana ditampilkan dalam tabel berikut. Tabel 2.72 Jumlah dan Macam Insentif Pajak dan Retribusi Daerah Yang Mendukung Iklim Investasi Kota Bima (dalam Rupiah) No
Uraian
2008
2009
2010
2011
2012
Jumlah Pajak yang 2.737.949.760 3.042.166.400 3.042.166.400 4.563.757.400 4.772.740.000 dikeluarkan Jumlah Insentif Pajak yang 2. mendukung 152.108.320 487.442.405 iklim investasi*) Jumlah 3. Retribusi yang 3.332.219.128 2.307.228.721 1.198.485.058 4.452.797.300 6.652.797.300 dikeluarkan Jumlah Pajak yang 4. 2.737.949.760 3.042.166.400 3.042.166.400 4.563.757.400 4.772.740.000 mendukung iklim investasi Sumber :DPPKAD Kota Bima Keterangan:*) data jumlah insentif pajak yang mendukung iklim investasi tahun 2008-2010 tidak tersedia 1.
e)
Peraturan Daerah (Perda) yang mendukung iklim usaha Perda merupakan sebuah instrumen kebijakan daerah yang sifatnya formal, melalui perda inilah dapat diindikasikan adanya insentif maupun disinsentif sebuah kebijakan di daerah terhadap aktivitas perekonomian. Tabel 2.73 Jumlah Perda yang Mendukung Iklim Usaha di Kota Bima Tahun 2008-2012 No
Uraian
2008 2009 2010 2011 2012
1.
Jumlah Perda terkait perijinan
-
-
1
3
3
2.
Jumlah Perda terkait lalu lintas barang &jasa
-
-
2
-
3
3.
Jumlah Perda terkait ketenagakerjaan
-
-
-
-
-
Sumber: Bagian hukum Setda Kota Bima
Kota Bima | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2013-2018
88
f)
Status Kelurahan (Persentase desa berstatus swasembada terhadap total desa) Adapun jumlah kelurahan swasembada di kota Bima selama kurun waktu tahun 2008-2012 sebagaimana ditampilkan dalam tabel berikut. Tabel 2.74 Jumlah Kelurahan Swasembada Kota Bima Tahun 2007-2011 No
Uraian
2007
2008
2009
2010
2011
1.
Jumlah Keluarahan Swakarya
14
14
14
14
14
2.
Jumlah Keluarahan Swasembada
24
24
24
24
24
3.
Jumlah Kelurahan (1)+(2)+(3)
38
38
38
38
38
63,16%
63,16%
63,16%
63,16%
63,16%
Persentase Desa berstatus swasemda dibagi jumlah desa/kelurahan (3)/(4) (%) Sumber :BPS Kota Bima 4.
2.4.4.
Sumber Daya Manusia Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan kunci
keberhasilan pembangunan nasional dan daerah.Hal ini dapat disadari oleh karena manusia sebagai subyek dan obyek dalam pembangunan.Mengingat hal tersebut, maka pembangunan SDM diarahkan agar benar-benar mampu dan memiliki etos kerja yang produktif, terampil, kreatif, disiplin dan profesional.Disamping itu juga mampu memanfaatkan, mengembangkan dan menguasai ilmu dan teknologi yang inovatif dalam rangka memacu pelaksanaan pembangunan nasional. Kualitas sumberdaya manusia juga memiliki peranan penting dalam meningkatkan daya saing daerah dan perkembangan investasi di daerah.Indikator kualitas sumberdaya manusia dalam rangka peningkatan daya saing daerah dapat dilihat dari kualitas tenaga kerja dan tingkat ketergantungan penduduk untuk melihat sejauhmana beban ketergantungan penduduk.
Kota Bima | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2013-2018
89
a)
Kualitas tenaga kerja (lulusan S1/S2/S3) Adapun jumlah lulusan berdasarkan jenjang pendidikan tinggi di Kota Bima selama kurun waktu tahun 2008-2012 sebagaimana ditunjukan dalam tabel berikut. Tabel 2.75 Jumlah Lulusan S1/S2/S3 Tahun 2008-2012 Kota Bima (Data Sistem Informasi Administrasi Kependudukan) No
Uraian
2008 2009
2010
2011
2012
10.299 10.085
10.561
11.044
11.073
1.
Jumlah lulusan S1
2.
Jumlah lulusan S2
387
417
446
475
480
3.
Jumlah lulusan S3
-*)
-*)
-*)
13
13
4.
Jumlah lulusan S1/S2/S3
11.041
11.532
11.566
10.686 10.502
Sumber :Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Keterangan: *) Data tidak tersedia
b)
Tingkat ketergantungan Adapun tingkat ketergantungan penduduk di Kota Bima sampai dengan tahun 2012 sebagaimana ditunjukan dalam tabel berikut ini. Tabel 2.76 Rasio Ketergantungan di Kota Bima Tahun 2008-2012 No 1. 2. 3. 4. 5.
Uraian Jumlah Penduduk Usia < 15 tahun (jiwa) Jumlah Penduduk usia > 64 tahun (jiwa) Jumlah Penduduk Usia Tidak Produktif (1) &(2) (jiwa) Jumlah Penduduk Usia 15-64 tahun (jiwa0 Rasio ketergantungan (3) / (4) (%)
2008
2009
2010
2011
2012
37.511
38.810
39.551
41.996
41.897
6.509
5.207
5.322
6.339
6.607
44.020
44.017
44.873
48.335
48.504
83.353
85.826
87.419
94.244
95.514
52,81
51,29
51,33
51,29
50,78
Sumber :BPS Kota Bima, diolah
Kota Bima | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2013-2018
90
BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN
Keuangan Pemerintah Kota Bima dikelola berdasarkan ketentuan peraturan yang berlakudiantaranya Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Undang-Undang Nomor1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentangPengelolaan Keuangan Daerah, Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 sebagaimanatelah diubah dengan Permendagri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan KeuanganDaerah, serta peraturan perundangundangan lain yang terkait.
3.1 Kinerja Keuangan Masa Lalu Periode 2008-2012 Kinerja keuangan masa lalu dimaksudkan untuk mengetahui kondisi keuangan dimasa lalu.Analisis terhadap kinerja keuangan Kota Bima mencakup kinerja pelaksanaan APBD dan neraca daerah.Keuangan daerah meliputi penerimaan atau pendapatan daerah, pengeluaran daerah atau belanja daerah dan pembiayaan daerah. Keuangan daerah dikelola dengan menganut azas-azas: tertib, taat pada peraturan perundang-undangan, efisien, ekonomis, efektif, transparan, dan bertanggung jawab dengan memperhatikan rasa keadilan, kepatutan dan manfaat untuk masyarakat. Kemampuan keuangan daerah dapat dilihat dari anggaran pendapatan dan belanja daerah. Ditinjau dari sisi APBD, keuangan daerah dipergunakan untuk
Kota Bima | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2013-2018
91
membiayai program/kegiatan dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dari tahun ke tahun diperkirakan akan terus meningkat, dimana peningkatan ini menyesuaikan dengan perkembangan kebutuhan pembangunan, baik secara fisik maupun non fisik. Kinerja keuangan masa lalu dapat diukur dari kinerja pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) dan Neraca Daerah sebagaimana dibawah ini.
3.1.1 Kinerja Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Struktur APBD terdiri dari Pendapatan Daerah, Belanja Daerah dan Pembiayaan Daerah. Asumsi dasar sebagai bahan penyusunan APBD dari tahun 2008 sampai dengan 2012 yaitu dengan memperkirakan faktor ekonomi makro antara lain; 1) pertumbuhan ekonomi; 2) tingkat inflasi; 3) stabilitas harga minyak; dan juga asumsi perkembangan PDRB maupun asumsi-asumsi lain yang berkaitan dengan Anggaran dan Pendapatan Belanja Daerah. Kinerja pelaksanaan APBD dapat diukur dari perkembangan pertumbuhan pendapatan daerah dan proporsi realisasi belanja daerah.Rata-rata pertumbuhan realisasi pendapatan daerah Kota Bima dapat dilihat pada tabel 3.1 di bawah ini.
Kota Bima | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2013-2018
92
Tabel 3.1. Rata-rata Pertumbuhan Realisasi Pendapatan Daerah Kota Bima Tahun 2008-2012 No.
Komponen
2008 Realisasi
2009 Realisasi
2010 Realisasi
2011 Realisasi
2012 Realisasi
Rata-rata Pertumbuhan (%)
1 PENDAPATAN 327,015,110,534.00 348,892,271,376.59 389,357,217,145.58 437,892,704,225.00 481,175,010,405.00 1.1 PENDAPATAN ASLI DAERAH 6,271,131,482.00 7,225,339,807.00 8,423,778,850.20 10,997,844,891.00 14,166,203,707.00 1.1.1. Pajak Daerah 2,459,256,399 2,385,609,965 2,862,829,096 4,025,453,214.00 5,751,229,532.00 1.1.2. Retribusi daerah 1,902,060,312 2,574,090,496 2,011,219,985 2,555,713,487.00 4,316,851,474.00 1.1.3. Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan 17,007,747 295,402,136 501,084,594 555,411,161.00 570,375,790.00 1.1.4. Lain-lain PAD yang Sah 1,892,807,024 1,970,237,210 3,048,645,175 3,861,267,029.00 3,527,746,911.00
9.92 21.76 25.12 27.36 46.43 19.21
1.2 DANA PERIMBANGAN 1.2.1. Dana Bagi hasil pajak dan bukan pajak 1.2.2. Dana Alokasi Umum 1.2.3. Dana Alokasi Khusus 1.2.4. Dana Infrastruktur
7.39 7.64 6.66 14.88 0.00 0.00 72.38 -17.99
1.3 LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH
307,277,132,095.00 300,437,056,403.00 305,272,880,965.00 25,385,347,992.00 24,410,976,403.00 35,225,894,965.00 231,013,860,000.00 234,244,080,000.00 246,392,786,000.00 37,702,924,103.00 41,782,000,000.00 23,654,200,000.00 13,175,000,000.00
401,808,857,086.00 31,797,200,086.00 329,098,457,000.00 40,913,200,000.00
13,466,846,957.00
41,229,875,166.59 3,095,604,000.00
75,660,557,330.38 868,575,500.00
103,591,745,433.00
65,199,949,612.00
8,966,846,957.00
12,648,394,166.59
12,413,731,173.38
11,090,595,953.00
13,150,925,612.00
8.08
25,485,877,000.00
62,378,250,657.00
91,748,749,480.00
47,049,024,000.00
35.78
752,400,000.00
5,000,000,000.00
120.32
1.3.1. Pendapatan Hibah
1.3.3. Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya 1.3.4. Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus 1.3.5. Bantuan Keuangan dari Provinsi/Kabupaten/Kota Lainnya
323,303,113,901.00 32,438,396,901.00 267,829,417,000.00 23,035,300,000.00
4,500,000,000.00
Sumber : Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Bima, 2013
Berdasarkan tabel di atas bahwa rata-rata pertumbuhan realisasi pendapatan Kota Bima dari tahun 2008 sampai tahun 2012 mengalami peningkatan sebesar 9,92 %, dimana komponen lain-lain pendapatan daerah yang sah yang paling tinggi dengan rata-rata realisasi sebesar 72,38%, kemudian pendapatan asli daerah dengan rata-rata 21,76% dan dana perimbangan dengan rata-rata 7,39%. Meskipun demikian kontribusi pendapatan daerah terbesar berasal dari dana perimbangan dengan rata-rata sebesar 83,316%, lain-lain pendapatan daerah yang sah dengan rata-rata 14,51% dan pendapatan asli daerah memberikan kontribusi yang sangat kecil terhadapat pendapatan daerah Kota Bima yaitu rata-rata 2,32 %. Dengan demikian Pemerintah Kota Bima belum memiliki kemadirian yang cukup atas pendapatan daerah karena masih sumber pendapatan daerah mengharap banyak dari dana perimbangan.
Kota Bima | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2013-2018
93
a.
Pendapatan Asli Daerah Pendapatan Asli Daerah (PAD) merupakan pendapatan yang diperoleh daerah dari sumber-sumber dalam daerahnya sendiri, yang terdiri dari penerimaan dari Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan dan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah.
b.
Dana Perimbangan Berdasarkan Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah, Dana Perimbangan terdiri dari: 1) Dana Bagi Hasil, 2) Dana Alokasi Umum; dan 3) Dana Alokasi Khusus; dan 4) Dana Infrastruktur. 1) Dana Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak,bersumber dari Pajak terdiri dari Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB); dan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 25 dan Pasal 29 Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri dan PPh Pasal 21. 2) Dana Alokasi Umum, dana transfer dari pusat yang dialokasikan untuk memenuhi kebutuhan pokok belanja pegawai sebagai prioritas. 3) Dana Alokasi Khusus, sama halnya dengan DAU, merupakan dana transfer dari
pusat
atas
beberapa
kegiatan
yang
sudah
ditentukan
pembidangannya. 4) Dana Infrastruktur sama dengan dana DAK merupakan dana transfer dari pusat atas beberapa kegiatan yang sudah ditentukan pembidangannya. c.
Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah terdiri dari pendapatan Hibah, Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya, Dana
Kota Bima | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2013-2018
94
Penyesuaian
dan
Otonomi
Khusus,
dan
Bantuan
Keuangan
dari
Provinsi/Kabupaten/Kota Lainnya.
Selain mengukur kinerja APBD dari sumber pendapatan, juga dilakukan pada sisi realisasi belanja pemerintah daerah.Hal ini dikarenakan pengukuran kinerja suatu daerah juga dapat dilihat dari seberapa besar realisasi belanja yang telah terserap.Semakin banyak belanja yang terserap semakin bagus kinerja suatu daerah. Tabel 3.2. Proporsi Realisasi Belanja Terhadap Anggaran Belanja Daerah Kota Bima Tahun 2010 - 2012 No (1) A 1 2 3 4 5 B 1 2 3
Uraian
2010 (%)
2011 (%)
2012 (%)
(2) BELANJA TIDAK LANGSUNG Belanja Pegawai Belanja Hibah Belanja Bantuan Sosial Belanja Bantuan Keuangan Belanja Tidak Terduga
(3) 65.379 60.058 2.358 2.857 0.106 0.000
(4) 57.840 53.769 1.567 2.288 0.000 0.216
(5) 62.327 59.199 0.886 2.062 0.000 0.179
BELANJA LANGSUNG Belanja Pegawai Belanja Barang dan Jasa Belanja Modal
34.621 3.668 12.570 18.383
42.160 3.921 15.574 22.666
37.673 3.655 17.007 17.011
Sumber : Data Sekunder setelah diolah, 2013.
Berdasarkan table di atas, bahwa kontribusi realisasi belanja tidak langsung terhadap APBD Kota Bima selama 3 (tiga) tahun dari tahun 2010 s/d tahun 2012 terjadi fluktuasi dimana pada tahun 2010 kontribusi realisasi belanjanya sebesar 65,37% menurun menjadi 57,84% pada tahun 2011 dan meningkat lagi pada tahun 2012 menjadi 62,32%. Kontribusi realisasi belanja langsung juga terjadi fluktuasi, namun sebaliknya pada tahun 2010 kontribusi
Kota Bima | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2013-2018
95
realisasinya sebesar 34,62% mengalami peningkatan pada tahun 2011 menjadi 42,16% dan menurun lagi pada tahun 2012 menjadi 37,67%. Kontribusi terbesar realisasi belanja terhadap APBD Kota Bima adalah belanja pegawai pada belanja tidak langsung yaitu sebesar 53 % sampai 60 % per tahun.
3.1.2 Neraca Daerah 1. ASET Aset lancar Pemerintah Kota Bima mengalami trend menurun sampai pada tahun 2010 yang cukup besar dari 14 % tahun 2008 menjadi 51% pada tahun 2009 dan 2,63% tahun 2010 dan mengalami kenaikan pada tahun 2011 secara perlahan sebesar 10,83%, 2012 sebesar 16,50% dengan rata-rata penurunan dalam 5 tahun terakhir sebesar 8,08%. Penurunan harta lancar terbesar disebabkan oleh hilangnya saldo hutang lancar tuntutan ganti rugi dari
Rp.
66,847,200,061.21 menjadi Rp. 32,716,633,524.09 pada tahun 2009 dan tahun 2012 kembali mengalami peningkatan menjadi Rp. 41,129,936,608.40, dan hal ini di disebabkan oleh meningkatnya piutang dana bagi hasil dan saldo kas daerah dan untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik dibawah ini.
Kota Bima | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2013-2018
96
Grafik 3.1. Jumlah Aset Lancar Pemerintah Kota Bima 2007-2012 90.000.000.000,00 80.000.000.000,00 70.000.000.000,00 60.000.000.000,00 50.000.000.000,00 40.000.000.000,00 30.000.000.000,00 20.000.000.000,00 10.000.000.000,00 0,00
2007
2008
2009
2010
2011
2012
JUMLAH ASET…
Grafik 3.2. Persentase Pertambahan Aset Lancar Pemerintah Kota Bima Tahun 2007-2012 20,00 10,00 0,00 (10,00)
2007
2008
2009
2010
2011
2012
(20,00) (30,00) (40,00) (50,00) (60,00)
PERSENTASE PERTAMBAHAN ASET LANCAR
Kota Bima | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2013-2018
97
Apabila dilihat secara lebih mendetail, kas mengalami penurunan rata-rata sebesar 4,69% sejak tahun 2007 sampai dengan tahun 2012 sedangkan kas dibendarahara pengeluaran mengalami
trend penurunan rata rata sebesar
32,74% sejak tahun 2007 sampai dengan tahun 2012,
kas dibendahara
penerimaan tidak dapat dilakukan analisis karena hanya muncul pada tahun 2008 dan 2012, kas lainnya di bendahara pengeluaran juga tidak dapat dianalisis trend perkembangannya karena hanya muncul ttahun 2011 dan 2012 serta deposit tidak dapat dilakukan analisis trend pertumbuhan dan penurunannya karena tahun 2011 sampai dengan tahun 2012 tidak lagi muncul nilanya. Sedangkan piutang pajak , piutang retribusi masing-masing mengalami pertumbuhan sebesar 98,66% dan 39,52 sejak tahun 2007 sampai dengan tahun 2012 serta persediaan mengalami pertumbuhan sebesar 28,84%. Investasi jangka panjang Pemerintah Kota Bima terdiri atas investasi permanen dan investasi non permanen, dimana investasi non permanen tidak dapat dianalisis karena pada tahun 2009 , investasi ini tidak muncul dalam neraca Pemerintah Kota Bima sedangkan investasi permanen mengalami trend penurunan sebesar 21, 12 %. Aset tetap dalam Neraca Pemerintah Kota Bima mengalami rata-rata pertumbuhan sebesar 20,7% selama kurun waktu 5 tahun sejak tahun 2007 sampai dengan tahun 2012. Pada tahun 2007 aset tetap pemerintah Kota Bima sebesar Rp. 351,333,609,592.87 menjadi Rp. 389,525,374,091.45 pada tahun 2008 dengan peningkatan sekitar 10, 9 %, tahun 2009 menjadi Rp. 494,589,373,083.77 dengan peningkatan sebesar 27 %, tahun 2010 menjadi Rp. 559,706,844,433.21 atau naik pertumbuhannya sebesar 13,2 %, selanjutnya tahun 2011 (42,2%), 2012 (10,4 %). Pertumbuhan asset tetap ini didorong oleh berbagai factor diantaranya
Kota Bima | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2013-2018
98
kegiatan inventarisasi, klasifikas dan penilaian asset tetap sesuai dengan aturan yang berlaku. Pertumbuhan asset terbesar berasal dari konstruksi dalam pengerjaan yang mengalami rata-rata pertumbuhan selama 5 tahun sebesar 168,40% dikuti dengan pertumbuhan asset tetap lainnya (27,42%), jalan/jaringan dan instalasi (24, 52%), Gedung dan Bangunan (24,32%), Peralatan dan Mesin (14,80%) serta asset tetap berupa tanah dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 1, 62%. Asset lainnya mengalami rata-rata pertumbuhan yang cukup signifikan selama 2007 – 2012 yaitu sebesar 99,507.66 %. Lonjakan terbesar terjadi pada tahun 2010 dengan pertumbuhan sebesar 497,473.31 % dari tahun sebelumnya walaupun pada tahun sebelumnya terjai penurunan namun pada tahun 2011 (42.49 %) terjadi peningkatan sampai pada tahun 2012 (122.36 % ) dari pos-pos yang lainnya pada asset lainnya yang mengalami pertumbuhan namun hanya muncul
pada
tahun
2010
yaitu
tagihan
tuntutan
ganti
rugi
sebesar
Rp.29,854,398,559.49 (2010), mengalami pertumbuhan pada tahun 2011 sebesar Rp. 25,575,195,946.49 dan selanjutnya tahun 2012 sebesar Rp. 26,068,944,472.40. hal ini dapat berarti bahwa sebagian besar tagihan tuntutan ganti rugi sudah dapat diselesaikan hingga tahun 2012. Secara keseluruhan , Aset pemerintah Kota Bima mengalami rata-rata pertumbuhan sebesar 1,64%. Dimana pada tahun 2008 (6.14 %), 2009 (0.14%), 2010 (0.18 %), 2011 (0.40%), 2012 (0.16 %). Dan pertumbuhan asset pemerintah Kota Bima ini didorong oleh beberapa factor diantaranya kegiatan inventarisasi asset, klasifikasi dan penilaian asset yang semakin gencar dilakukan oleh Pemerintah Kota Bima sesuai dengan peraturan yang berlaku.Data Jumlahaset pemerintah Kota Bima dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Kota Bima | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2013-2018
99
Tabel 3.3 Data Jumlah Aset Pemerintah Kota Bima Tahun 2007 s/d Tahun 2012 NO 1.1
URAIAN ASET
TAHUN 2007
2008
2009
2010
2011
2012
ASET LANCAR Kas Di kas daerah kas Di Bendahara Pengeluaran Kas Di Bendahara Penerimaan Kas Lainnya di Bendahara Pengeluaran Deposit Belanja Dibayar Dimuka Piutang Pajak Piutang Retribusi Bagian Lancar Tuntutan Ganti Rugi Piutang Dana Bagi Hasil Piutang Dana Alokasi Umum Piutang Dana Alokasi Khusus Piutang Deviden Piutang Lainnya Piutang Transfer dari Pemerintah Provinsi Persediaan
52,270,947,804.43
22,298,471,772.33
25,186,756,081.97
26,839,962,580.55
24,116,460,877.78
30,032,466,660.14
15,407,570,822
6,233,923,502.00
1,881,754,770.00
119,502,676.00
73,071,436.62
144,807,210.00
17,287,500.00
0.00
0.00
3,010,000.00
104,718,642.00
392,559,650.00
9,123,520.00
JUMLAH ASSET LANCAR PERTAMBAHAN ASSET LANCAR (%)
2,850,000,000.00
850,000,000.00
850,000,000.00
850,000,000.00
0.00
779,755,031.83
0.00
0.00
0.00
0.00
43,479,557.00
70,109,330.00
86,774,400.00
251,913,335.00
924,799,532.00
470,579,520.00
152,297,750.00
211,588,791.00
401,540,500.67
428,801,836.00
638,135,081.00
723,039,571.00
3,493,245,595.16
32,038,050,123.00
0.00
0.00 6,160,667,741.00
6,897,177,586.26
926,883,779.03
0.00 323,152,223.00
405,733,420.00
332,322,131.00
20,642,000.00
3,398,578,750.00
338,175,000.00
282,150,000.00
282,150,000.00
4,523,365,949.39
0.00
0.00
825,445,630.00
583,761,093.00
911,229,021.45
1,777,160,324.00
2,309,580,021.00
2,133,549,748.00
77,776,154,214.42
66,847,200,061.21
32,716,633,524.09
31,855,551,753.58
35,306,167,759.40
41,129,934,588.40
(14.05)
(51.06)
(2.63)
10.83
16.50
1,953,412,024.00
Kota Bima | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2013-2018
100
NO 1.2
URAIAN ASET
2007
INVESTASI JANGKA PANJANG Investasi Non Permanen
2,533,456,299.00
Investasi Permanen
2,511,565,350.75
JUMLAH INVESTASI JANGKA PANJANG PERT. INVESTASI JANGKA PANJANG %) 1.3
TAHUN
5,045,021,649.75
ASSET TETAP Tanah
58,305,831,353.00
Peralatan dan Mesin
70,313,988,950.51
Gedung dan Bangunan Jalan, Jaringan dan Instalasi Aset Tetap Lainnya Konstruksi Dalam Pengerjaan
152,115,447,722.69 95,240,215,263.94 7,555,042,407.00 13,632,036,400.00
Akumulasi Penyusutan
-45,828,952,504.27
JUMLAH ASET TETAP PERTAMBAHAN ASSET TETAP (%)
351,333,609,592.87
2008
2009
2010
2011
2012
2,695,689,848.00 (0.06) 1,954,713,015.00 0.22
0.00 1.00 3,138,029,044.00 (0.61)
3,208,727,909.00 #DIV/0! 1,843,280,000.00 0.41
3,528,529,518.00 (0.10) 1,843,280,000.00 0.00
3,859,104,714.00 (0.09) 3,843,280,000.00 (1.09)
4,650,402,863.00
3,138,029,044.00
5,052,007,909.00
5,371,809,518.00
7,702,384,714.00
(7.82)
(32.52)
60.99
6.33
43.39
61,170,756,353.00 4.91 84,577,379,686.51 20.29 178,376,419,446.69 17.26 122,069,187,241.94 28.17 7,874,077,407.69 4.22 10,043,846,600.00 (26.32) -74,586,292,644.38 (62.75) 389,525,374,139.98
65,431,054,353.00 6.96 97,183,743,539.75 14.91 196,394,816,335.04 10.10 131,833,023,779.46 8.00 7,194,317,560.57 (8.63) 20,721,891,208.95 106.31 -24,169,473,693.00 67.60 494,589,373,083.77
67,301,582,773.00 2.86 111,242,625,177.10 14.47 165,036,517,176.20 (15.97) 196,938,293,236.30 49.38 17,000,599,070.61 136.31 2,187,227,000.00 89.44 0.00 100.00 559,706,844,709.70
68,024,459,773.00 1.07 124,911,978,338.79 12.29 327,128,995,116.35 98.22 237,663,084,949.94 20.68 21,582,113,516.61 26.95 16,871,433,605.00 671.36
62,789,014,923.00 (7.70) 139,969,251,767.29 12.05 366,333,997,516.87 11.98 276,551,629,881.80 16.36 16,893,876,152.61 (21.72) 16,669,857,813.00 1.19
796,182,066,130.26
879,207,628,054.57
10.9
27.0
13.2
42.2
10.4
Kota Bima | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2013-2018
101
NO 1.4
URAIAN ASET
TAHUN 2007
2008
2009
2010
2011
2012
ASSET LAINNYA Tagihan Penjualan Angsuran Tagihan Tuntutan Ganti Kerugian Daerah Kemitraan Dengan Pihak Ketiga
0.00
0.00
0.00
29,854,398,559.49
0.00
0.00
Aset Tidak Berwujud
0.00
Aset Lain-lain JUMLAH ASET LAINNYA
26,068,944,472.40
0.00
99,350,000.00
99,350,000.00
3,749,561,130.63
3,749,561,130.63
6,000,000.00
0.00
16,863,784,611.67
68,418,534,813
3,749,561,130.63
3,749,561,130.63
6,000,000.00
29,854,398,559.49
42,538,330,558.16
94,586,829,285.25
0.00
(99.84)
497,473.31
42.49
122.36
464,772,538,194.82
530,450,035,651.86
626,468,802,931.77
879,398,373,965.82
1,022,626,776,642.22
6.14
0.14
0.18
0.40
0.16
PERT.ASSET LAINYA JUMLAH ASSET PERT.JUMLAH ASSET
25,575,195,946.49
437,904,346,587.67
Sumber : DPPKAD Kota Bima 2012.
Kota Bima | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2013-2018
102
2. KEWAJIBAN Kewajiban jangka pendek Pemerintah Kota Bima selama periode 2007 sampai dengan 2012 terjadi pertumbuhan yang fluktuatif dimana terjadi kenaikan dan juga penurunan. Pada awal periode tahun 2007 kewajiban jangka pendek berjumlah sebesar Rp. 41,533,479,108.00, kemudian disusul penurunan kewajiban jangka pendek tahun 2008 ( Rp.12,142,945,292.28), 2009 dan 2010 (0 %), tahun 2011 terjadi kembali kewajiban jangka pendek sebesar Rp. 649,251,331.82 dan pada akhir priode 2012 mengalami penurunan sebesar Rp.
122,963,520.00.
dengan rata-rata penurunan kewajiban jangka pendek sebesar 50,36%. Terjadinya penurunan dalam kewajiban jangka pendek merupakan sebuah prestasi yang mengembirakan karena kewajiban jangka pendek ini terjadi penurunan setiap tahunnya sehingga menjadi indikator bahwa selama 5 tahun terakhir terjadi peningkatan
kinerja pembayaran / pelunasan kewajiban
dan efektifitas
penggunaan kewajiban jangka pendek oleh Pemerintah Kota Bima. Faktor utama penyebab terjadinya pembayaran kewajiban jangka pendek meliputi bagian lancar utang dalam negeri – utang pemerintah pusat pada tahun 2007 sebesar Rp. 11,518,408,000.00 dan tahun 2008 sudah terbayar. Utang jangka pendek lainnya juga mengalami penurunan sedikit demi sedikit setiap tahunnya, Kewajiban jangka pendek ini menunjukkan penurunan yang fositif dimana terjadi pertumbuhan yang negatif atau penurunan kewajiban jangka pendek. Kewajiban jangka panjang dalam Pemerintah Kota Bima sejak tahun 2007 sampai dengan 2012 tidak pernah dilakukan dan untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik 3 dibawah ini.
Kota Bima | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2013-2018
103
Grafik 3.3. Jumlah kewajiban pemerintah kota bima 2007-2012 45.000.000.000,00 40.000.000.000,00 35.000.000.000,00 30.000.000.000,00 25.000.000.000,00 20.000.000.000,00 15.000.000.000,00 10.000.000.000,00 5.000.000.000,00 0,00
2007
2008
2009
2010
2011
2012
JUMLAH KEWAJIBAN
Secara keseluruhan persentase pertumbuhan kewajiban Pemerintah Kota Bima selama priode 2007 sampai dengan 2012 mengikuti perkembangan dari kewajiban jangka pendek karena memang Pemerintah Kota Bima tidak memiliki kewajiban jangka panjang. Walaupun demikian Pemerintah Kota Bima seharusnya melakukan pengelolaan kewajiban jangka pendek yang efektif dalam rangka meingkatkan kinerja pengelolaan keuangan.Rinciankewajiban pemerintah Kota Bima dapat dilihat pada table di bawah ini.
Kota Bima | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2013-2018
104
Tabel 3.4. Data Jumlah Kewajiban Pemerintah Kota Bima Tahun 2007 s/d Tahun 2012 TAHUN NO
URAIAN KEWAJIBAN 2007
1.1
2008
2010
2011
2012
KEWAJIBAN JANGKA PENDEK Utang Perhitungan fihak Ketiga (PFK) utang pemotongan Pajak Pusat - PPN/PPh Bagian Lancar Utang Dalam Negeri Pemerintah Pusat Utang Konstruksi Dalam Pekerjaan Utang Jangka Pendek Lainnya
JUMLAH KEWAJIBAN JANGKA PENDEK
896,466.00
3,777,774,485.28
0.00
0.00
10,394,848.62
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
392,559,650.00
9,123,520.00
11,518,408,000.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
30,014,174,642.00
8,365,170,807.00
0.00
0.00
246,296,833.20
113,840,000.00
41,533,479,108.00
12,142,945,292.28
0.00
0.00
649,251,331.82
122,963,520.00
(70.76)
(100.00)
0.00
0.00
(81.06)
PERT. KEWAJIBAN JANGKA PENDEK
1.2
2009
KEWAJIBAN JANGKA PANJANG Utang Dalam Negeri - Pemerintah Pusat
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
Utang Jangka Panjang Lainnya
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
JUMLAH KEWAJIBAN JANGKA PANJANG
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
12,142,945,221.52
0.00
0.00
649,251,331.82
122,963,520.00
(70.76)
(100.00)
0.00
0.00
(81.06)
PERT. KEWAJIBAN JANGKA PANJANG JUMAH KEWAJIBAN
41,533,479,108.00
PERT. KEWAJIBAN Sumber : DPPKAD Kota Bima Tahun 2012
Kota Bima | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2013-2018
105
3. EKUITAS DANA Pertumbuhan ekuitas dana Pemerintah Daerah Kota Bima selama kurun waktu 2009 sampai dengan 2012 dengan rata-rata pertumbuhan 21,22% pertahun meskipun komponen-komponen tertentu mengalami penurunan. Secara lebih rinci, pada tahun 2008 pertumbuhannya naik secara signifikan sebesar 50,94%, dan pada tahun 2009 mengalami penurunan sebesar 40,19%, 2010 (2,63%), kemudian terjadi pertumbuhan pada tahun 2011 sebesar 8,79% dan tahun 2012 (18,32%). Adapun ekuitas dana Pemerintah Kota Bima adalah ekuitas dana lancar, ekuitas dana investasi serta ekuitas dana cadangan. Dimana setiap komponen terdiri atas pos-pos yang turut andil dalam naik dan turunnya pertumbuhan ekuitas dana Pemerintah Kota Bima. Untuk lebih jelasnya tentang
trend
perkembangan ekuitas dana pada Pemerintah Kota Bima dapat dilihat pada grafik 4 . GRAFIK 3.4. Perkembangan Jumlah Ekuitas Dana Pemerintah Kota Bima 2007-2012 1.200.000.000.000,00
1.000.000.000.000,00
800.000.000.000,00
600.000.000.000,00
400.000.000.000,00
200.000.000.000,00
0,00
2007
2008
2009
2010
2011
2012
JUMLAH EKUITAS DANA
Kota Bima | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2013-2018
106
Ekuitas dana lancar yang terdiri dari Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SILPA), pendapatan yang ditangguhkan, cadangan piutang, cadangan persediaan, dana yang harus disediakan untuk pembayaran utang jangka pendek. Ekuitas dana lancar mengalami rata-rata pertumbuhan sebesar 7,05% dan pertumbuhan terbesar pada item cadangan piutang dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 123.43 % dan penurunan terbesar pada item Dana yang Harus Disediakan untuk Pembayaran Utang Jangka Pendek dengan rata-rata sebesar 77,88%, kemudian disusul oleh cadangan persediaan dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 28,84%, namun demikian peningkatan cadangan piutang memberikan sumbangsih terbesar pada ekiutas dana lancar sehingga ekiutas dana lancar ini mengalami pertumbuhan walaupun tidak secara signifikan. Untuk ekuitas dana investasi yang terdiri dari diinvestasikan dalam investasi jangka panjang, diinvestasikan dalam investasi asset tetap, diinvestasikan dalam investasi asset lainnya dan dana yang harus disediakan untuk pembayaran utang jangka panjang. Pada awal priode 2008 terjadi trend pertumbuhan sebesar 50,94%, disusul tahun 2009 terjadi penurunan sebesar 40,94%, tahun 2010 juga terjadi penurunan sebesar 2,63% dan pertumbuhan terjadi pada tahun 2011 sebesar 8,79% ,2012 (8,79%).Equitas Dana Pemerintah Kota Bima dapat dilihat pada table di bawah ini.
Kota Bima | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2013-2018
107
Tabel 3.5. Data Jumlah Ekuitas Dana Pemerintah Kota Bima Tahun 2007 s/d Tahun 2012 TAHUN NO
URAIAN KEWAJIBAN 2007
1.1
2008
2010
2011
2012
EKUITAS DANA LANCAR Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SILPA)
70,527,622,160.43
25,604,620,789.05
27,918,510,851.97
27,809,465,256.55
24,179,137,465.78
30,177,273,870.14
17,287,500.00
0.00
0.00
3,010,000.00
104,718,642.00
6,422,189,957.99
36,863,756,193.88
3,886,893,650.67
2,268,926,173.03
8,411,485,774.00
8,705,268,808.26
Pendapatan yang Ditangguhkan Cadangan Piutang Cadangan Persediaan
825,445,630.00
583,761,093.00
911,229,021.45
1,777,160,324.00
2,309,580,021.00
2,133,549,748.00
Dana yang Harus Disediakan untuk Pembayaran Utang Jangka Pendek
-41,532,582,642.00
-8,365,170,807.00
0.00
0.00
-246,296,833.20
-113,840,000.00
Jumlah Ekuitas Dana Lancar
36,242,675,106.42
54,704,254,768.93
32,716,633,524.09
31,855,551,753.58
34,656,916,427.58
41,006,971,068.40
50.94
(40.19)
(2.63)
8.79
18.32
5,045,021,649.75
4,650,402,863.00
3,138,029,044.00
5,052,007,909.00
5,371,809,518.00
7,702,384,714.00
351,333,609,592.87
389,525,374,091.45
494,589,373,083.77
559,706,844,433.21
796,182,065,299.69
879,207,628,054.57
3,749,561,130.63
3,749,561,130.63
6,000,000.00
29,854,398,559.49
42,538,330,558.16
94,586,829,285.25
0.00
0.00
397,925,338,085.08
497,733,402,127.77
594,613,250,901.70
844,092,205,375.85
981,496,842,053.82
10.50
25.08
19.46
41.96
16.28
PERT. EKUITAS DANA LANCAR (%) 1.2
2009
EKUITAS DANA INVESTASI Diinvestasikan Dalam Investasi Jangka Panjang Diinvestasikan Dalam Investasi Aset Tetap Diinvestasikan Dalam Investasi Aset Lainnya Dana Yang Harus Disediakan Untuk Pembayaran Utang Jangka Panjang JUMLAH EKUITAS DANA INVESTASI
360,128,192,373.25
PERT. EKUITAS DANA INVESTASI
Kota Bima | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2013-2018
108
TAHUN NO
URAIAN KEWAJIBAN 2007
1.3
2008
2009
2010
2011
2012
EKUITAS DANA CADANGAN Diinvestasikan Dalam Dana Cadangan
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
JUMLAH EKUITAS DANA CADANGAN
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
452,629,592,854.01
530,450,035,651.86
626,468,802,655.28
878,749,121,803.43
1,022,503,813,122.22
14.19
17.19
18.10
40.27
16.36
PERT. EKUITAS DANA CADANGAN
JUMLAH EKUITAS DANA
396,370,867,479.67
PERT. EKUITAS DANA (%)
Sumber : DPPKAD Kota Bima Tahun 2012
Kota Bima | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2013-2018
109
Analisa lebih lanjut terhadap neraca Pemerintah Daerah Kota Bima untuk mengetahui kemampuan keuangan Pemerintah daerah dalam membiayai pembangunan akan digunakan metode analisis ratio likuiditas, ratio aktivitas dan ratio sovabilitas dan penjelasan lebih lanjjut terhadap analisis tersebut sebagai berikut. 4. RATIO LIKUIDITAS Dalam mencermati neraca keuangan Pemerintah Daerah, Ratio likuiditas yang digunakan adalah ratio lancar dan ratio quick (cepat).Ratio likuiditas adalah ratio yang menunjukkan kemampuan Pemerintah Daerah dalam menyelesaikan kewajiban jangka pendek yang dimilikinya. Untuk memperoleh ratio lancar, rumusan yang digunakan adalah dengan membagi asset lancar dengan kewajiban jangka pendek sedangkan rato quick (cepat) diperoleh dengan mengurangkan asset lancar dengan persediaan kemudian dibagi dengan kewajiban jangka pendek, dengan rumus sebagai berikut:
Dengan hasil perhitungan ratio likuiditas Pemerintah Daerah Kota Bima untuk tahun 2007 – 2012 berdasarkan formulasi yang diatas dapat dilihat pada tabel 3.6.
Kota Bima | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2013-2018
110
Tabel 3.6. Ratio Likuiditas Neraca Pemerintah Kota Bima Tahun 2008 – 2012 Ratio Likuiditas
2008
2009
2010
2011
2012
Ratio Lancar
1.87
0
0
54.38
334.49
Ratio Quick
1.85
0
0
50.82
317.14
Sumber : DPPKA Kota Bima, 2012
a.
Ratio Lancar Ratio lancar adalah ratio yang digunakan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan Pemerintah Kota Bima untuk melunasi kewajiban/hutang jangka pendek atau mengetahui seberapa jauh jumlah asset lancar dapat menjamin hutang lancarnya. Semakin tinggi ratio berarti hutang-hutang yang ada akan semakin terjamin. Menurut criteria yang dibuat oleh Dun dan Bradstreet (D&B), angka ratio mengindikasikan besarnya kemampuan Pemerintah Daerah untuk mencairkan asset lancarnya untuk melunasi tagihan jangka pendeknya adalah lebih dari 4,0. Namun apabila ratio yang diperoleh adalah lebih kecil dari 1,5 maka diindikasikan Pemerintah Daerah akan mengalami kesulitan dalam membayar kewajiban jangka pendeknya. Dari hasil perhitungan diperoleh ratio lancar pemerintah Kota Bima tahun 2008 adalah sebesar 1.87 tahun 2009 adalah sebesar 0, Tahun 2010 sebesar 0, Tahun 2011 sebesar 54,38 dan tahun 2012 sebesar 334,49. Nilai ini mengindikasikan bahwa ada perkembangan yang besar dalam ratio lancar mulai tahun 2008 - 2010 yang pernah mengalami kesulitan dalam hutang jangka pendeknya dan tahun 2011 – 2012 pada akhirnya Pemerintah Kota Bima akhirnya tidak mengalami kesulitan dalam melunasi hutang-hutang
Kota Bima | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2013-2018
111
jangka pendek yang dialaminya. Sehingga hal ini merupakan prestasi sangat baik dari Pemerintah Kota Bima yang harus dipertahankan.
b. Ratio Cepat (Quick) Ratio quick digunakan untuk mengukur kemampuan pemerintah daerah dalam memenuhi kewajiban -kewajiban jangka pendek yang dimiliki tanpa memperhitungkan persediaan. Ratio ini dinilai lebih valid dari ratio lancar karena asset lancar yang nantinya akan dicairkan untuk menutup tagihan jangka pendek sudah dikurangkan dengan jumlah persediaan, yang dinilai kurang liquid untuk membayar hutang, ratio ini sebaiknya tidak kurang dari satu atau 100% karena apabila kurang dari 1 maka berarti bahwa pemerintah daerah tidak mampu untuk melunasi kewajiban jangka pendeknya. Dari perhitungan ratio quick yang dilakukan, Pemerintah Kota Bima diperoleh ratio sebesar 1,85 pada tahun 2008, tahun 2009 (0), tahun 2010 (0), tahun 2011 sebesar 50,82 dan tahun 2012 sebesar 317,14. Nilai ratio tersebut menunjukkan bahwa kemampuan asset lancar Pemerintah Kota Bima setelah dikurangi persediaan yang dimiliki pernah tidak liquid pada tahun 2008 - 2010 dan kemudian tahun 2011 - 2012 kemampuan asset lancar Pemerintah Kota Bima sangat likuid. Berdasarkan analisi ratio lancar dan ratio quick tersebut diatas, maka diperoleh kesimpulan bahwa berdasarkan perhitungan terhadap ratio lancar dan ratio quick pada pemerintah Kota Bima pada tahun 2011 - 2012 diperoleh nilai yang tinggi.
Kota Bima | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2013-2018
112
5. RASIO SOLVABILITAS Ratio solvabilitas adalah ratio yang digunakan untuk mengukur kemampuan pemerintah daerah dalam memenuhi seluruh kewajibannnya baik kewajiban jangka pendek maupun jangka panjang.Ratio solvabilitas juga merupakan ratio untuk mengukur seberapa besar beban hutang yang ditanggung pemerintah daerah dibandingkan dengan asset yang dimiliki atau untuk mengukur sejauh mana asset pemerintah daerah dibiayai oleh hutang. Rumus solvabilitas yang digunakan untuk pemerintah daerah adalah
Ratio hutang terhadap total asset =
Ratio hutang terhadap modal =
Berdasarkan rumusan tersebut diatas dapat dihitung tingkat solvabilitas pemerintah daerah Kota Bima yang ditunjukkan pada tabel sebagai berikut : Tabel 3.7. Ratio Sovabilitas Neraca Pemerintah Kota Bima Tahun 2008-2012 Ratio Solvabilitas
2008
2009
2010
2011
2012
Ratio Total Hutang terhadap asset
0.0261
0
0
0.000738
0.00012
Ratio Total Hutan terhadap Modal
0.0268
0
0
0.000739
0.00012
Sumber : DPPKA Kota Bima, 2012
a.
Ratio Total Hutang terhadap Total Aset Ratio ini dipakai untuk menunjukkan besarnya bagian dari seluruh asset yang dibiayai hutang. Formulasi yang dipakai adalah total hutang dibagi dengan total asset. Semakin kecil nilai yang didapat dari perhitungan berarti
Kota Bima | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2013-2018
113
semakin baik ratio hutang terhadap total asset.Ratio ini juga dapat mengukur besarnya kemampuan pemerintah daerah dalam membayarkan hutangnya terhadap kreditur. Dari hasil perhitungan didapat ratio hutang terhadap total asset pemerintah daerah Kota Bima adalah sebesar 0,0261 untuk tahun 20098 kemudian semakin menurun hingga tahun 2011 sebesar 0,000739 dan tahun 2012 sebesar 0,00012. Dari kecilnya nilai ratio yang diperoleh tahun 2011 dan 2012 dapat disimpulkan bahwa pemerintah daerah Kota Bima sangat solvable dan tidak bergantung kepada hutang untuk memenuhi asetnya. b. Ratio Total Hutang terhadap Modal Ratio total hutang terhadap modal diformulasikan dengan membagi antara total hutang dengan total modal. Ratio ini merupakan perbandingan antara hutang dan ekuitas dalam pendanaan Pemerintah daerah dan menunjukkan kemampuan modal pemerintah daerah untuk memenuhi seluruh kewajiban yang dimiliki.Semakin kecil ratio ini maka semakin sehat kondisi/keadaan keuangan Pemerintah daerah. Dari hasil perhitungan dari neraca pemerintah daerah Kota Bima tahun 2011 sebesar 0,000739 dan 2012 sebesar 0,00012 menunjukkan bahwa
Pemerintah Kota Bima tidak akan
kesulitan dalam memenuhi kewajibannya jika memutuskan untuk mengajukan pinjaman kepada kreditur. 6. RASIO AKTIVITAS Untuk mengukur sejauh mana aktivitas pemerintah daerah dalam menggunakan dana secara efektif dan efisien, digunakan ratio aktivitas. Karena perhitungan ratio ini berdasarkan pada perbandingan antara pendapatan daerah dengan pengeluaran pada satu periode tertentu, maka ratio ini di yakini dapat
Kota Bima | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2013-2018
114
mengukur tingkat efesiensi kegiatan operasional pemerintahan pemerintah daerah.Ratio akttivitas yang digunakan adalah ratio rata-rata umur piutang dan ratio rata-rata umur persediaan. Rata-rata umur piutang adalah ratio untuk melihat berapa lama, hari yang diperlukan untuk melunasi piutang (merubah piutang menjadi kas), dihitung dengan formula sebagai berikut :
Rata-rata umur piutang =
Perputaran piutang =
Rata-rata piutang pendapatan daerah =
Rata-rata umur persediaan adalah ratio untuk melihat berapa lama dana tertanam dalam bentuk persediaan (menggunakan persediaan untuk memberikan pelayanan public , dihitung dengan formula sebagai berikut:
Rata-rata umur persediaan =
Perputaran piutang = nilai persediaan yang digunakan dalam satu tahun: rata-rata nilai persediaan
Rata-rata nilai persediaan =
Berdasarkan formulasi diatas, ratio aktivitas pemerintah daerah Kota Bima untuk tahun 2008 - 2012 adalah sebagai berikut :
Kota Bima | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2013-2018
115
Tabel 3.8. Ratio Aktivitas Neraca Pemerintah Kota Bima Tahun 2008-2012 Ratio Aktivitas Rata-rata Umur Piutang
2008
2009
2010
2011
2012
23.72
21.32
1.82
3.51
6.60
0.79
0.78
1.26
1.70
6.49
Rata-rata umur persediaan Sumber : DPPKA Kota Bima, 2012
a.
Ratio Rata-rata Umur Piutang Ratio ini dipakai untuk mengukur lamanya umur rata-rata piutang atau lamanya waktu yang diperlukan mulai dari proses sampai dengan pembayaran tunai. Bila ratio rata-rata umur piutang besar maka kemungkinan piutang tak tertagih juga akan menjadi semakin tinggi. Perhitungan ratio ini diperoleh dengan cara membagi jumlah hari dalam satu tahun yaitu 365 hari dengan perputaran piutang yang mana perputaran piutang didapat dengan menjumlahkan saldo awal dengan saldo akhir kemudian dibagi dua. Dari proses`perhitungan yang dilakukan didapat ratio 23,72 untuk tahun 2008, , kemudian tahun 2009 diperoleh ratio 21,32, tahun 2010 (1,82), tahun 2011 sebesar 3,51 dan tahun 2012 menjadi sebesar 6,60 sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa tingkat umur piutang Pemerintahan Kota Bima sudah cukup baik karena rata-rata tingkat umur piutang dari tahun ketahun memperlihatkan penurunan walaupun
untuk tahun 2011 dan 2012
mengalami kenaikan. b. Ratio Rata-rata Umur Persediaan Ratio ini dipakai untuk mengukur lamanya umur rata-rata persediaan atau lamanya waktu yang diperlukan mulai dari proses persediaan sampai dengan kas. Bila ratio rata-rata umur persediaan besar maka kemungkinan besar Kota Bima | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2013-2018
116
persediaan untuk menjadi kas menjadi semakin rendah. Perhitungan ratio ini diperoleh dengan cara membagi jumlah hari dalam satu tahun yaitu 365 hari dengan perputaran persediaan yang mana perputaran persediaan didapat dengan menjumlahkan saldo awal dengan saldo akhir kemudian dibagi dua. Dari proses`perhitungan yang dilakukan didapat ratio 0,79 untuk tahun 2008, , kemudian tahun 2009 diperoleh ratio 0,78, tahun 2010 (1,76), tahun 2011 sebesar 1,70 dan tahun 2012 menjadi sebesar 6,49 sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa tingkat umur persediaan Pemerintahan Kota Bima sudah cukup baik karena rata-rata tingkat umur persediaan dari tahun ketahun memperlihatkan kenaikan.
3.2. Kebijakan Pengelolaan Keuangan Masa Lalu Periode 2008-2012 Keuangan daerah merupakan komponen yang sangat penting dalam perencanaan pembangunan, sehingga analisis mengenai kondisi dan proyeksi keuangan daerah perlu dilakukan untuk mengetahui kemampuan daerah dalam mendanai rencana pembangunan dan kesadaran untuk secara efektif memberikan perhatian kepada isu dan permasalahan strategis secara tepat. Dengan melakukan analisis keuangan daerah yang tepat akan menghasilkan kebijakan yang efektif dalam pengelolaan keuangan daerah. Kebijakan
pengelolaan
keuangan
yang
dilakukan
adalah
dengan
memprioritaskan pemenuhan belanja yang bersifat wajib dan mengikat serta berdasarkan skala prioritas yang memenuhi kriteria realistis, terukur, penting dan mendesak sehingga anggaran yang terbatas tersebut dapat berdampak langsung kepada peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Kota Bima | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2013-2018
117
3.2.1. Proporsi Penggunaan Anggaran Proporsi penggunaan anggaran Kota Bima periode tahun 2008-2012 di dominasi oleh pemenuhan belanja pegawai atau belanja aparatur yang terdiri atas: a.
Belanja Tidak Langsung 1) Belanja gaji dan tunjangan 2) Belanja tambahan penghasilan 3) Belanja penerimaan anggota dan pimpinan DPRD serta operasional KDH/WKDH
b.
Belanja Langsung 1) Belanja honorarium PNS 2) Belanja uang lembur 3) Belanja beasiswa pendidikan PNS 4) Belanja kursus, pelatihan, sosialisasi dan bimbingan teknis PNS 5) Belanja premi asuransi kesehatan 6) Belanja makanan dan minuman pegawai 7) Belanja pakaian dinas dan atributnya 8) Belanja pakaian khusus dan hari-hari tertentu 9) Belanja perjalanan dinas 10) Belanja perjalanan pindah tugas 11) Belanja pemulangan pegawai 12) Belanja Modal Modal (Kantor, Mobil Dinas, Meubelair, peralatan dan perlengkapan dll)
Kota Bima | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2013-2018
118
Tabel 3.9. Analisis Proporsi Belanja Pemenuhan Kebutuhan Aparatur Pemerintah Kota Bima
No
Uraian
Total belanja untuk pemenuhan kebutuhan aparatur (Rp)
Total pengeluaran (Belanja + Pembiayaan Pengeluaran) (Rp)
Prosentase
(a)
(b)
(a) / (b) x 100%
1
Tahun anggaran 2010
345,375,778,299
362,965,795,367
95,15
2
Tahun anggaran 2011
419,907,179,942
422,178,617,392
99,46
3
Tahun anggaran 2012
458,058,835,787
460,558,835,787
99,46
Tabel 3.10 Pengeluaran Wajib dan Mengikat serta Prioritas Utama Pemerintah Kota Bima No
A.
Uraian
2011
2012
219,084,307,376
235,360,133,087
279,922,459,801
219,084,307,376
235,360,133,087
279,922,459,801
126,291,470,923
184,547,046,855
178,136,375,986
Belanja Pegawai
13,381,818,433
17,161,904,350
17,284,553,159
Belanja Barang Jasa
45,852,505,947
68,171,468,319
80,416,429,159
Belanja Modal
67,057,146,543
99,213,674,186
80,435,393,668
17,590,017,068
2,271,437,450
2,500,000,000
Pembentukan Dana Cadangan
0
0
0
Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintah Daerah
250,000,000
510,000,000
2,500,000,000
17,340,017,068
1,761,437,450
0
Penyelesaian Kegiatan DPA-L
0
0
0
Pembayaran Kewajiban Tahun Lalu Yang Blm Terselesaikan
0
0
0
Belanja Tidak Langsung Belanja Pegawai
B.
C.
Belanja Langsung
Pengeluaran Pembiayaan
Pembayaran Pokok Utang
2010
Berdasarkan tabel di atas, maka ada beberapa kesimpulan terkait dengan kebijakan pengelolaan keuangan masa lalu periode 2010 – 2012 Pemerintah Kota Bima antara lain : Kota Bima | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2013-2018
119
1.
Adanya kesenjangan antara pendapatan dan kebutuhan belanja setiap tahunnya, hal ini tercermin dari selisih antara jumlah usulan anggaran pada setiap musrenbang dengan pagu indikatif yang ada.
2.
Adanya ketergantungan yang besar terhadap pemerintah provinsi dan pusat, yang tercermin dari perbedaan yang mencolok antara pendapatan yang berasal dari transfer pemerintah provinsi dan pusat dengan pendapatan yang berasal dari pendapatan asli daerah (PAD).
3.
Keterbatasan sumberdaya manusia aparatur yang mampu mengelola perencanaan anggaran, pelaksanaan dan penatausahaan keuangan sesuai dengan stándar akuntansi pemerintah.
4.
Belanja daerah masih didominasi oleh belanja pegawai, sehingga dana yang tersedia untuk alokasi belanja pembangunan menjadi terbatas.
5.
Belanja daerah belum mampu menggerakan ekonomi lokal dan sekaligus memperbaiki
kesejahteraan
masyarakat
melalui pertumbuhan
output
perekonomian, penciptaan lapangan kerja dan perbaikan pendapatan masyarakat. 6.
Pengeluaran belanja daerah belum berorientasi pada kinerja dan kepentingan publik.
Adapun opini BPK atas hasil pemeriksaan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) Kota Bima untuk Tahun 2008 – 2012 adalah sebagai berikut : 1.
LKPD Kota Bima tahun 2008 dengan opini tidak menyatakan suatu pendapat atas keseluruhan kepatutan terhadap peraturan perundangundangan. BPK menemukan adanya ketidakpatuhan, kecurangan dan
Kota Bima | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2013-2018
120
ketidakpatutan dalam pengujian kepatuhan terhadap peraturan perundangundangan pada Pemerintah Kota Bima. Pokok-pokok temuan ketidakpatutan terhadap peraturan perundangundangan dalam pelaporan keuangan yang ditemukan BPK RI adalah sebagai berikut : a.
Pengeluaran kas daerah pada tahun anggaran 2008 ada yang dilakukan tidak melalui mekanisme APBD;
b.
Dana Alokasi Khusus pada Dinas Kesehatan dan Dinas Pekerjaan Umum dicairkan pada akhir TA. 2008 melalui Rekening Penampungan;
c.
Kas daerah Pemerintah Kota Bima yang disimpan pada 14 rekening PT BNI 46 tidak memperoleh jasa giro;
d.
Realisasi belanja penunjang operasional Walikota dan Wakil Walikota Bima melebihi jumlah yang seharusnya dan pemberian tambahan penghasilan kepada Walikota dan Wakil Walikota;
e.
Ada sebagian Pendapatan daerah yang terlambat disetor dan belum disetor ke kas daerah;
f.
Pendapatan jasa giro kas daerah TA 2008 yang dikenakan pajak penghasilan;
g.
Realisasi pembayaran uang lembur dan biaya perjalanan dinas lebih besar dari pada yang seharusnya;
h.
Realisasi pemberian pinjaman kepada UD Siar Poultry lebih besar dari pada nilai dalam perjanjian;
i.
Pekerjaan pada Dinas Kesehatan, Dinas Pekerjaan Umum, Dinas Perhubungan dan Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Pemakaman TA 2008 terlambat diselesaikan dan belum dikenakan denda keterlambatan
Kota Bima | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2013-2018
121
serta pekerjaan pada Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Pemakaman kurang diselesaikan. 2.
LKPD Kota Bima tahun 2009 dengan opini tidak menyatakan suatu pendapat atas keseluruhan kepatutan terhadap peraturan perundangundangan. BPK menemukan adanya ketidakpatuhan, kecurangan dan ketidakpatutan dalam pengujian kepatuhan terhadap peraturan perundangundangan pada Pemerintah Kota Bima. Pokok-pokok temuan ketidakpatutan terhadap peraturan perundangundangan dalam pelaporan keuangan yang ditemukan BPK RI adalah sebagai berikut : a.
Sertifikat deposito milik Pemerintah Kota Bima dikuasai oleh pihak lain;
b.
Belanja barang dan jasa pada dua SKPD direalisasikan sebagai belanja modal;
c.
Proposal bantuan tahun 2008 digunakan sebagai dasar pencairan bantuan sosial tahun 2009;
d.
Pembayaran belanja jasa konsultansi pengawasan yang dilakukan sebelum pekerjaan selesai;
e.
Pelaksanaan pekerjaan rehabilitasi gedung TK tidak sesuai ketentuan;
f.
Pembentukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah tidak berdasarkan peraturan daerah;
g. Pelaksanaan pekerjaan swakelola sebesar tidak sesuai dengan ketentuan; h.
Pembayaran honorarium kepada Muspida dilakukan secara rutin setiap bulan tanpa didukung bukti pelaksanaan kegiatan;
i.
Realisasi belanja pada Dinas Kebersihan, Pertamanan, dan Pemakaman tidak didasarkan pada dokumen yang sah;
Kota Bima | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2013-2018
122
j.
Denda atas pinjaman pendanaan usaha mikro dan menengah belum dikenakan;
k.
Pendapatan jasa giro dikenakan pajak penghasilan dan tidak disetor ke kas daerah;
l.
Pelaksanaan perjalanan dinas anggota DPRD direalisasikan pada jadwal yang bersamaan dengan pelaksanaan sidang paripurna;
m. Dana perhitungan pihak ketiga disimpan dalam rekening tabungan atas nama pribadi bendahara gaji; n.
Laporan pembayaran dana tambahan penghasilan bagi guru PNS Daerah terlambat disampaikan dan sisa dana tambahan bagi guru PNS Daerah belum disetor ke kas negara;
o.
Pembayaran kepada pihak ketiga pada dua SKPD dilakukan melalui, rekening bendahara pengeluaran;
p.
Kontrak pekerjaan mendahului penetapan anggaran dan keterlambatan penyelesaian pekerjaan pada tujuh SKPD belum.
3.
LKPD Kota Bima tahun 2010 dengan opini tidak menyatakan suatu pendapat atas keseluruhan kepatutan terhadap peraturan perundangundangan. BPK menemukan adanya ketidakpatuhan, kecurangan dan ketidakpatutan dalam pengujian kepatuhan terhadap peraturan perundangundangan pada Pemerintah Kota Bima. Pokok-pokok temuan ketidakpatutan terhadap peraturan perundangundangan dalam pelaporan keuangan yang ditemukan BPK RI adalah sebagai berikut : a.
Biaya penunjang operasional kepala daerah tidak dikenakan pajak penghasilan;
Kota Bima | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2013-2018
123
b.
Realisasi pembagian insentif pemungutan PBB melebihi ketentuan;
c.
Pembayaran honorarium dan uang lembur tidak didukung dengan bukti pelaksanaan kegiatan;
d.
Belanja makanan dan minuman pimpinan daerah dan sekretaris daerah serta belanja premi jaminan kesehatan dibayarkan secara tunai;
e.
Pengadaan software dilaksanakan tidak sesuai dengan Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;
f.
Realisasi belanja honor pada Badan Kepegawaian Daerah Kota Bima tidak sesuai peruntukannya;
g.
Perjalanan dinas dilaksanakan pada waktu yang sama dengan rapat paripurna;
h.
Penerimaan Pengembalian Dana Bergulir tidak disetor ke kas daerah;
i.
Penerimaan dana pembinaan dari PD BPR-LKP digunakan langsung tanpa melalui mekanisme APBD;
j.
Pendapatan Asli Daerah Tahun Anggaran 2010 pada dua SKPD disetor ke kas daerah tidak tepat waktu.
4.
LKPD Kota Bima tahun 2011 dengan opini tidak menyatakan suatu pendapat atas keseluruhan kepatutan terhadap peraturan perundangundangan. BPK menemukan adanya ketidakpatuhan, kecurangan dan ketidakpatutan dalam pengujian kepatuhan terhadap peraturan perundangundangan pada Pemerintah Kota Bima. Pokok-pokok temuan ketidakpatutan terhadap peraturan perundangundangan dalam pelaporan keuangan yang ditemukan BPK RI adalah sebagai berikut :
Kota Bima | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2013-2018
124
a.
Realisasi Pendapatan Retribusi Daerah atas Dana Jamkesmas dan Jampersal Pusat TA 2011 pada Dinas Kesehatan disetor ke Kas Daerah tidak tepat waktu;
b.
Alokasi Dana Kapitasi Askes Semester I Tahun 2011 untuk pengadaan obat disimpan di rekening pribadi;
c.
Penerimaan Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah pada Bagian Umum dan Perlengkapan Sekretariat Daerah TA 2011 digunakan untuk kepentingan pribadi;
d.
Pemberian insentif pajak daerah tidak sesuai ketentuan;
e.
Realisasi Tunjangan Perumahan Pimpinan DPRD Kota Bima TA 2011 melebihi Tunjangan Perumahan Pimpinan DPRD Provinsi NTB;
f.
Kelebihan pembayaran biaya Perjalanan Dinas dan Uang Lembur;
g.
Biaya Langsung Personil Konsultan Perencanaan dan Pengawasan dibayarkan melebihi ketentuan;
h.
Realisasi Perjalanan Dinas TA 2011 di Bappeda dan Sekretariat DPRD melebihi standar harga;
i.
Pemecahan paket pekerjaan Belanja Modal atas satu ruas jalan pada Dinas PU dan pengadaan meubelair pada Sekretariat DPRD;
j.
Keterlambatan penyelesaian paket pekerjaan pengadaan bagan perahu berlistrik 5-10 GT pada Dinas Kelautan dan Perikanan belum dikenakan denda;
k.
Realisasi Belanja Modal pada Dinas Pekerjaan Umum tidak sesuai ketentuan dan belum dikenakan denda keterlambatan;
Kota Bima | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2013-2018
125
l.
Penggunaan
dana
Hibah
dan
Bantuan
Sosial
belum
dipertanggungjawabkan. Biaya penunjang operasional kepala daerah tidak dikenakan pajak penghasilan; 5.
LKPD Kota Bima tahun 2012 dengan opini Wajar Dengan Pengecualian (WDP) atas keseluruhan kepatutan terhadap peraturan perundang-undangan. BPK menemukan adanya ketidakpatuhan, kecurangan, dan ketidakpatutan dalam pengujian kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan pada Pemerintah Kota Bima. Pokok-pokok temuan ketidakpatuhan, kecurangan dan ketidakpatutan yang signifikan adalah sisa kas di bendahara pengeluaran pada 11 (sebelas) SKPD terlambat disetor dan kelebihan pembayaran perjalanan dinas pada Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Bappeda, Sekretariat DPRD, dan Sekretariat Daerah.
3.3. Kerangka Pendanaan 3.3.1. Penghitungan Kerangka Pendanaan Kerangka pendanaan keuangan daerah meliputi penerimaan atau pendapatan daerah, pengeluaran daerah atau belanja daerah dan pembiayaan daerah. Kerangka pendanaankeuangan daerah dikelola dengan menganut azasazas: tertib, taat pada peraturan perundang-undangan, efisien, ekonomis, efektif, transparan, dan bertanggung jawab dengan memperhatikan rasa keadilan, kepatutan dan manfaat untuk masyarakat. Kemampuan kerangka pendanaan keuangan daerah dapat dilihat dari anggaran pendapatan dan belanja daerah.Keuangan daerah dalam APBD Kota Bima yang dipergunakan untuk membiayai program/kegiatan dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan Kota Bima dari tahun ke tahun
Kota Bima | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2013-2018
126
terus meningkat.Peningkatan ini menyesuaikan dengan perkembangan kebutuhan pembangunan. Pendanaan program kegiatan yang akan diakomodir dalam periode tahun 2014-2018 ini sangatlah penting untuk dikaji. Dari dasar analisis gambaran umum pengelolaankeuangan daerah pada periode tahun 2008-2012, maka dapat disusun suatu analisis dalam rangka pendanaan program kegiatan pada periode tahun 2014-2018. Berdasarkan kecenderungan yang ditunjukan oleh hasil analisa terhadap rata-rata laju pertumbuhanpendapatan, belanja dan pembiayaan daerah Kota Bima tahun 2008-2012, maka didapat angka proyeksi/prediksi pendapatan, belanja dan pembiayaan daerahtahun 2014-2018 sebagaimana tersaji dalam tabel berikut:
Kota Bima | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2013-2018
127
Tabel 3.11. Proyeksi Pendapatan, Belanja dan Pembiayaan Pemerintah Kota Bima Tahun 2014-2018 No.
Komponen
1
PENDAPATAN
1.1
PENDAPATAN ASLI DAERAH
1.2
Rata-rata Pertumbuhan (%)
Tahun 2013 (N-0)
N+1
N+2
N+3
N+4
N+5
539,961,294,100
9.92
593,503,747,365
652,355,459,521
717,042,895,611
788,144,724,847
866,296,997,162
17,275,702,000
21.76
21,034,617,650
25,611,413,052
31,184,045,721
37,969,193,873
46,230,681,427
1.1.1.
Pajak Daerah
5,076,301,000
25.12
6,351,620,517
7,947,338,660
9,943,949,203
12,442,168,377
15,568,015,359
1.1.2.
Retribusi daerah
8,184,181,000
27.36
9,678,667,666
11,379,517,015
13,281,324,797
15,355,628,209
17,536,147,599
1.1.3.
Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan
800,000,000
46.43
1,171,439,280
1,715,337,482
2,511,767,131
3,677,978,348
5,385,660,382
1.1.4.
Lain-lain PAD yang Sah
3,215,220,000
19.21
3,832,890,187
4,569,219,894
5,447,004,590
6,493,418,940
7,740,858,087
445,015,447,103
7.39
477,915,697,310
513,248,282,103
551,193,025,391
591,943,045,565
635,705,738,375
26,758,175,103
7.64
28,803,524,299
31,005,216,493
33,375,202,278
35,926,345,727
38,672,494,224
DANA PERIMBANGAN 1.2.1.
Dana Bagi hasil pajak dan bukan pajak
1.2.2.
Dana Alokasi Umum
377,377,812,000
6.66
402,497,251,850
429,288,719,674
457,863,510,849
488,340,328,920
520,845,778,706
1.2.3.
Dana Alokasi Khusus
40,879,460,000
14.88
46,614,921,161
52,954,345,936
59,954,312,263
67,676,370,919
76,187,465,445
1.2.4.
Dana Infrastruktur
-
-
-
-
-
-
-
Kota Bima | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2013-2018
128
No. 1.3
Komponen LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH
2.1
-
N+1
N+2
N+3
N+4
N+5
94,553,432,405
113,495,764,366
134,665,824,500
158,232,485,410
184,360,577,360
-
-
-
-
-
-
1.3.1.
Pendapatan Hibah
1.3.3.
Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya
15,028,133,997
8.08
16,242,622,592
17,555,259,271
18,973,975,805
20,507,344,966
22,164,632,331
1.3.4.
Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus
62,642,011,000
35.78
78,310,809,812
95,940,505,095
115,691,848,695
137,725,140,443
162,195,945,029
1.3.5.
Bantuan Keuangan dari Provinsi/Kabupaten/Kota Lainnya
Tahun 2013 (N-0)
Rata-rata Pertumbuhan (%)
N+1
N+2
N+3
N+4
N+5
BELANJA
568.486.580.689
10.27
626,866,433,054
691,241,514,291
762,227,495,181
840,503,271,863
926,817,458,672
BELANJA TIDAK LANGSUNG
348,785,244,266
11.86
390,139,384,349
436,396,727,565
488,138,628,063
546,015,368,943
610,754,334,901
323,835,749,566
11.13
360,933,151,099
400,638,920,172
442,636,478,832
486,297,789,313
530,533,295,431
No. 2
77,670,144,997
Rata-rata Pertumbuhan (%) 22.38
Tahun 2013 (N-0)
Komponen
2.1.1.
Belanja Pegawai
2.1.2.
Belanja Hibah
12,458,494,700
41.77
17,661,810,411
25,038,301,537
35,495,599,221
50,320,408,603
71,336,829,846
2.1.3.
Belanja Bantuan Sosial
10,603,500,000
-10.16
9,526,164,387
8,558,288,106
7,688,749,882
6,907,558,383
6,205,737,414
2.1.4.
Belanja Bantuan Keuangan
487,500,000
13.84
554,980,601
631,801,985
719,257,119
818,817,946
932,160,156
2.1.5.
Belanja Tidak Terduga
1,400,000,000
4.52
1,463,277,851
1,529,415,763
1,598,543,008
1,670,794,698
1,746,312,054
Kota Bima | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2013-2018
129
No. 2.2
Komponen
3.1.
N+1
N+2
N+3
N+4
N+5
236,727,048,705
254,844,786,726
274,088,867,118
294,487,902,921
316,063,123,771
219,701,336,423
2.2.1. Belanja Pegawai
23,169,811,400
4.51
24,215,370,705
25,308,111,847
26,450,163,950
27,643,752,217
28,891,202,266
2.2.2. Belanja Barang dan Jasa
81,709,489,136
21.60
91,761,903,451
102,553,139,526
111,099,586,336
118,459,515,292
127,001,873,719
114,822,035,887
5.16
120,749,774,548
126,983,535,353
136,539,116,832
148,384,635,411
160,170,047,786
PEMBIAYAAN DAERAH PENERIMAAN PEMBIAYAAN
30,177,273,870
13.38
34,214,983,364
38,792,937,083
43,983,419,530
49,868,386,852
56,540,760,900
3.1.1. Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran Sebelumnya
30,177,273,870
13.38
34,214,983,364
38,792,937,083
43,983,419,530
49,868,386,852
56,540,760,900
-
-11.00
-
-
-
-
-
PENGELUARAN PEMBIAYAAN
1,700,000,000
-26.78
1,244,674,938
911,303,354
667,221,438
488,514,001
357,671,256
3.2.2. Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintah Daerah
1,700,000,000
-26.78
1,244,674,938
911,303,354
667,221,438
488,514,001
357,671,256
-
-
-
-
-
-
-
3.1.5. Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman
3.2.
Rata-rata Pertumbuhan (%) 10.16
BELANJA LANGSUNG
2.2.3. Belanja Modal
3
Tahun 2013 (N-0)
3.2.3. Pembayaran Pokok Utang
Kota Bima | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2013-2018
130
BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS
4.1.
Permasalahan Pembangunan Laju pembangunan Kota Bima selam periode 2008 -2012 telah mencapai
berbagai keberhasilan yang cukup berarti diberbagai sektor dan bidang pembanguan seperti pembangunan infrastruktur fisik, pembangunan ekonomi, pembangunan social budaya dan keagaaman, maupun tata kelola pemerintahan daerah dan kelembagaan. Pada sisi lain, Pemerintah Kota Bima juga dihadapkan pada berbagai tantangan dan permasalahan yang menyebabkan target kinerja pembangunan dalam kurun waktu tersebut belum dapat mencapai tujuan dan hasil yang diharapkan. Tantangan dan permasalahan pembangunan tersebut perlu dijadikan bahan untuk melakukan kilas balik untuk dijadikan batu loncatan untuk mencapai keberhasilan pada periode berikutnya. Oleh karena itu, berikut akan disajikan permasalahan pembangunan yang dihadapi pada periode sebelumnya dan yang diperkirakan masih dihadapi pada tahun-tahun berikutnya untuk ditangani dan selesaikan
selama kurun waktu
tahun 2013-2018 yang akan datang. Permasalahan-permasalahan tersebut, antara lain adalah: A. Bidang Infrastruktur, Sumberdaya Alam dan Lingkungan Hidup 1) Pertumbuhan kawasan yang tidak terkendali dan tertata dengan baik telah menimbulkan kawasan-kawasan kumuh (slump area) disamping hunian liar (squatter settlement) yang pada umumnya menempati lokasi di daerah pesisir pantai dan bantaran sungai. Kawasan-kawasan ini pada dasarnya Kota Bima | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2013-2018
131
juga merupakan kantong-kantong kemiskinan Kota yang memiliki akses yang sangat baik dengan kawasan perdagangan dan jasa pada pusat Kota. 2) Penyediaan air bersih melalui jaringan perpipaan di Kota Bima masih dilaksanakan oleh PDAM Kabupaten Bima. Hingga saat ini tingkat pelayanan PDAM baru mencapai 29,95 persen (Kota Bima Dalam Angka Tahun 2012), bahkan menunjukan indikasi makin menurun pencapaianya yang antara lain disebabkan oleh masih kurang baiknya manajemen pengelolaanya. Hal ini berdampak pada terjadinya eksploitasi air tanah secara masif oleh masyarakat secara mandiri untuk memenuhi kebutuhan air bersih. 3) Akibat penggundulan hutan dimasa lalu dan masih rendahnya upaya-upaya rehabilitasi hutan dan lahan pada saat ini menyebabkan daerah tangkapan hujan di hulu dapat mengganggu daur hidrologi kota. Hal ini menyebabkan jika terjadi intensitas hujan yang tinggi di daerah hulu dalam beberapa saat menyebabkan banjir kiriman pada daerah hilir Kota yang bermuara di sungai Padolo (kelurahan Paruga dan Dara) dan sungai Melayu (Kelurahan Melayu). 4) Beberapa wilayah yang berlokasi di dataran tinggi seperti Kelurahan Oi Fo'O dan Nitu justru mengalami kekeringan dan kesulitan air baku baik untuk memenuhi kebutuhan air minum maupun irigasi. 5) Pengembangan Kawasan Pesisir Kota Bima dimulai dari Pintu gerbang Ni'u (kelurahan Dara) hingga pantai Kolo/So Ati (Kelurahan Kolo) dengan konsep Kota Tepian Air (waterfront city) Kota Bima perlu mendapat dukungan yang berarti baik dalam hal perencanaan maupun dalam implementasi melalui pembiayaan APBD maupun APBN. Kota Bima | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2013-2018
132
6) Parkir merupakan permasalahan tersendiri yang telah terjadi cukup lama tanpa ada penyelesaian yang berarti. Permasalahan parkir kota yang masih semrawut terutama pada sepanjang koridor jalan utama kawasan pusat perdagangan dan jasa telah menyebabkan kemacetan pada jam-jam tertentu yang menjadi puncak kesibukan masyarakat kota. Manajemen pengelolaan parkir belum tertata dengan baik, khusus pada aspek finansial juga memiliki permasalahan yang sama dimana pendapatan asli daerah dari sektor parkir masih jauh dari potensi yang dimilikinya. 7) Kebutuhan wilayah akan tersedianya terminal AKAP type A sudah semakin mendesak. Pembangunan terminal AKAP tipe A tersebut direncanakan pada kawasan Ni'U dengan melakukan reklamasi pantai secara terbatas. Pada tahun 2013, pemerintah Kota Bima telah mempersiapkan anggaran untuk pelaksanaan reklamasi serta dokumen teknis pendukungnya baik berupa DED dan kajian AMDAL. Oleh karena itu, pembangunan terminal AKAP type A tersebut diharapkan dapat segera terlaksana dengan pembiayaan APBN. 8) Optimalisasi fungsi jaringan irigasi pada daerah irigasi yang ada belum menjadi perhatian yang sungguh-sungguh dalam rangka penciptaan ketahanan pangan daerah. 9) Pembukaan jalan ekonomi dan atau jalan usaha tani dengan dukungan pemeliharaan jalan dan jembatan Kota Bima sangat dibutuhkan untuk memberikan akses kegiatan ekonomi masyarakat. 10) Tingginya pertumbuhan fasilitas perumahan di Kota Bima baik secara swadaya mandiri maupun oleh pengembang (developer) perumahan. hal ini diindikasikan peningkatan guna lahan tanah bangunan dan pekarangan Kota Bima | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2013-2018
133
sebesar 36,71% pada kurun waktu tahun 2011-2012 (Kota Bima Dalam Angka Tahun 2012). Pertumbuhan yang pesat tersebut diatas belum di dukung dengan dokumen master plan perumahan yang memadai serta belum ditindaklanjuti dengan Peraturan Daerah yang mengatur tentang ijin dan persyaratan pengadaan perumahan oleh masyarakat dan swasta. 11) Sejalan dengan diselesaikannya PERDA No. 04 tahun 2012 tentang RTRW Kota Bima Tahun 2011-2031, maka perlu diikuti segera dengan percepatan penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kota (RDTRK) pada tiap Kecamatan maupun kawasan strategis sehingga dapat menjadi dasar bagi pemanfaatan tata ruang dan pengendaliannya. 12) Upaya perbaikan pelayanan pemberian ijin mendirikan bangunan (IMB) sebagai salah satu instrumen pengendalian pemanfaatan ruang sangat diperlukan mengingat Kota Bima termasuk salah satu dari 16 Kota se Indonesia dengan pelayanan publik paling rendah, termasuk diantaranya adalah belum optimalnya pelayanan pemberian IMB. 13) Masih rendahnya kondisi sanitasi lingkungan dan perumahan, diindikasikan oleh prosentase penanganan sampah masih sebesar 20,50%, jumlah rumah tinggal bersanitasi masih sebesar 74,92% dan cakupan rumah tangga yang memanfaatkan air bersih masih sebesar 78,51%.
B. Bidang Ekonomi 1) Angka pengangguran yang masih relatif tinggi, yakni sebesar 30,30% dan pengurangan jumlah penduduk miskin belum terjadi secara signifikan (Strategi Penanggulangan Kemisinan Daerah Tahun 2012).
Kota Bima | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2013-2018
134
2) Tumbuhnya wirausaha baru belum didukung oleh penguatan kapasitas yang memadai baik dari aspek lokasi usaha, permodalan, ketrampilan, maupun jaringan dan informasi pemasaran; 3) Masih rendahnya pemanfaatan sumber daya lokal dalam pengembangan industri rumah tangga dan industri kecil menengah; 4) Alih fungsi lahan pertanian menjadi lahan penggunaan lainnya dalam kawasan perkotaan belum diantisipasi dengan program intensifikasi pada lahan-lahan pertanian berkelanjutan; 5) Pengelolaan jaringan irigasi tersier dalam rangka ketahanan pangan belum dikelola secara optimal; 6) Pengembangan industri olahan berbasis pertanian dan perikanan masih kurang diperhatikan baik perencanaan maupun pendanaannya; 7) Bantuan modal usaha bagi masyarakat berpenghasilan rendah belum merata akibat tersendatnya pergerakan dana bergulir pada masyarakat. 8) Keberadaan Pedagangan Kaki Lima (Lima) belum dikelola dan ditata secara optimal. 9) Prasarana dan sarana ekonomi masih terbatas dalam rangka mendukung peran dan fungsi
Kota Bima sebagai kawasan strategis nasional dan
kawasan strategis Propinsi NTB.
C. Bidang Sosial Budaya 1) Pelayanan kesehatan masih sangat terbatas sehingga banyak sekali pasien dan masyarakat yang harus dirujuk ke Kota Mataram maupun Denpasar. Hal ini disebabkan oleh minimnya ketersediaan sarana dan prasarana
Kota Bima | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2013-2018
135
maupun fasilitas pelayanan kesehatan yang baik serta kurang tersedianya tenaga medis khususnya dokter spesialis yang memadai di Kota Bima; 2) Rendahnya mutu pelayanan kesehatan terhadap masyarakat yang terasuransi kesehatan (Jamkesmas, Jamkesda dan ASKES); maupun perlu diberikan perhatian pelayanan kesehatan gratis bagi masyarakat yang belum terasuransi; 3) Pemerataan pelayanan kesehatan belum menjangkau ke seluruh wilayah Kota Bima terutama pada pelayanan penyakit tertentu antara lain HIV AIDS, gangguan kejiwaan dan TB Paru; 4) Advokasi terhadap perilaku hidup sehat masih cukup lemah sehingga PHBS belum menjadi budaya hidup warga Kota Bima; 5) Angka/prosentase jumlah rumah sehat di Kota Bima masih cukup rendah yang diindikasikan dengan masih tingginya prosentase masyarakat yang tidak memiliki sanitasi rumahtangga dan sumber air bersih; 6) Partisipasi masyarakat dalam berbagai kegiatan pembangunan dan pelayanan publik masih rendah; 7) Akses dan layanan pendidikan yang bermutu dalam berbagai jenjang pendidikan masih belum optimal; 8) Masih rendahnya pengarusutamaan gender (PUG) dalam pembangunan dan upaya perlindungan terhadap perempuan dan anak; 9) Pengembangan dan pemanfaatan potensi pariwisata dan budaya lokal belum optimal; 10) Masih adanya konflik sosial, kenakalan remaja dan penyakit masyakat seperti minuman keras; 11) Belum optimalnya reformasi birokrasi dan tatakelola pemerintahan. Kota Bima | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2013-2018
136
4.2.
Isu Strategis Adapun isu-isu strategis pembangunan Kota Bima yang perlu menjadi
perhatian dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) tahun 2013-2018 : a.
Pembentukan karakter masyarakat yang religius dan pelestarian nilai-nilai budaya lokal. 1) Peningkatan kerukunan beragama, dan pengamalan keagamaan; 2) Peningkatan kualitas sarana prasarana Ibadah dan Penguatan lembaga dan petugas Keagamaan; 3) Peningkatan upaya pemberantasan penyakit sosial dan kenakalan remaja; 4) Pelestarian nilai nilai budaya lokal;
b.
Peningkatan kualitas sumber daya manusia yang didukung tingkat kesehatan jasmani, rohani dan mental-spiritual yang berdaya saing, dan menguasai teknologi. 1) Peningkatan mutu dan manajemen pelayanan pendidikan baik formal maupun non formal; 2) Peningkatan mutu dan akses layanan kesehatan pada semua unit pelayanan kesehatan; 3) Peningkatan Partisipasi dan Peran Aktif Pemuda dalam Berbagai Bidang Pembangunan;
c.
Pembangunan yang merata dan adil dengan pelayanan pemerintahan yang prima. 1) Peningkatan kualitas SDM dan sarana prasarana aparatur
untuk
peningkatan kualitas administrasi pemerintahan dan pelayanan publik. 2) Jaminan perlindungan sosial bagi kelompok masyarakat miskin. Kota Bima | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2013-2018
137
3)
Jaminan Perlindungan dan Bantuan Hukum bagi Masyarakat Miskin.
4) Penguatan Kapasitas Kelembagaan PUG dan, Pemberdayaan Perempuan dan perlindungan anak. 5) Peningkatan pengelolaan dan pendayagunaan aset daerah. 6) Peningkatan pengelolaan dan pemeliharaan arsip daerah.
d.
Penyediaan infrastruktur untuk mendukung pembangunan ekonomi lokal yang berdaya saing serta perwujudan kawasan perdagangan dan jasa 1) Peningkatan pertumbuhan ekonomi yang berbasis pemanfaatan sumber daya lokal melalui penguatan infrastruktur fisik, ekonomi dan sosial dengan dukungan pemanfaatan teknologi komunikasi dan informasi. 2) Peningkatan pemanfaatan sumber daya pertanian, pesisir dan kelautan secara produktif dan berkelanjutan. 3) Peningkatan produksi dan ketahanan pangan. 4) Peningkatan layanan air bersih yang merata dan terjangkau. 5) Optimalisasi pemanfaatan ruang dalam rangka pemanfaatan dan pelestarian sumber daya hutan tanah dan air. 6) Peningkatan kondisi lingkungan yang bersih, sehat dan nyaman. 7) Menajamen pengelolaan perparkiran. 8) Pengembangan berbagai potensi pariwisata. 9) Optimalisasi upaya penanggulangan bencana dan kesiapsiagaan bencana. 10) Penguatan stabilitas sosial, politik dan keamanan.
Kota Bima | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2013-2018
138
BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN
Perumusan visi dan misi jangka menengah daerah yang dituangkan dalam dokumen RPJMD adalah merupakan penjabaran dari visi misi Walikota/Wakil Walikota terpilih. Sejalan dengan hal tersebut, maka keberlanjutan rencana pembangunan daerah jangka panjang sebagaimana tertuang dalam RPJPD Kota Bima Tahun 2008-2028 adalah sesuatu yang sangat penting untuk diperhatikan. Beberapa arah kebijakan RPJPD Kota Bima 2008-2028 untuk penyusunan RPJMD tahap II (2013-2018) adalah : a.
Memantapkan kembali pencapaian sampai sejauh ini disegala bidang/urusan kepemerintahan dengan menekankan upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia dan peningkatan kesejahteraan rakyat.
b.
Peningkatan kesejahteraan
rakyat dapat ditunjukkan
oleh
membaiknya
berbagai indikator pembangunan sumber daya manusia, antara lain meningkatnya pendapatan perkapita; menurunnya angka kemiskinan dan tingkat
pengangguran
sejalan
dengan
pertumbuhan ekonomi
yang
berkualitas disertai dengan berkembangnya lembaga jaminan sosial; meningkatnya tingkat pendidikan masyarakat yang didukung dengan pelaksanaan sistem pendidikan nasional yang mantap; meningkatnya derajat kesehatan dan status gizi masyarakat; meningkatnya kesetaraan gender; meningkatnya kesejahteraan dan perlindungan anak. c.
Dalam kerangka pencapaian pembangunan yang berkelanjutan, pengelolaan sumber daya alam
dan
pelestarian
fungsi
Kota Bima | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2013-2018
lingkungan
hidup
makin 139
berkembang melalui penguatan kelembagaan dan peningkatan kesadaran masyarakat yang ditandai dengan berkembangnya proses rehabilitasi dan konservasi sumber daya alam dan lingkungan hidup yang disertai dengan menguatnya partisipasi aktif masyarakat. Kondisi itu didukung dengan meningkatnya
kualitas
perencanaan
tata
ruang
serta
konsistensi
pemanfaatan ruang dengan mengintegrasikannya ke dalam dokumen perencanaan pembangunan terkait dan penegakan peraturan dalam rangka pengendalian pemanfaatan ruang.
5.1
Visi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Bima
Tahun 2013 - 2018 merupakan bagian dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kota BimaTahun 2008-2028. Oleh karena itu perlu perhatian yang tidak hanya untuk menghadapi permasalahan yang belum terselesaikan, namun juga untuk mengantisipasi perubahan yang muncul di masa yang akan datang sebagaimana tertuang dalam visi misi Walikota/Wakil Walikota Bima yang terpilih. Berdasarkan permasalahan serta isu
strategis yang ada, maka visi
Pemerintah Kota Bima Tahun 2013-2018 adalah: “TERWUJUDNYA KOTA BIMA SEBAGAI KOTA PERDAGANGAN DAN JASA YANG BERIMAN, MAJU, ADIL DAN SEJAHTERA”. Visi tersebut di atas mengandung makna dan arti sebagai berikut: a. Kota Perdagangan dan Jasa memiliki makna sebuah
Kota yang bentuk
aktivitasnya pada pengembangan ekonomi yang lebih menitikberatkan pada aspek perniagaan sesuai dengan karakteristik masyarakat kota, yang Kota Bima | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2013-2018
140
didalamnya melekat penyelenggaraan fungsi jasa dalam rangka mewujudkan kesejahteraan masyarakat dengan tidak meninggalkan potensi lainnya. Pengembangan kota perdagangan diarahkan pada upaya untuk lebih meningkatkan produktifitas, sehingga mampu mendorong pertumbuhan ekonomi kota secara keseluruhan. Kota Jasa lebih menekankan pada fungsi kota dalam pelayanan publik di berbagai bidang yang menunjang sebagai pusat transaksi dan distribusi. b. Beriman memiliki makna masyarakat Kota Bima yang selalu mengamalkan nilai-nilai keagamaan dalam membangun karakter pelaku pembangunan yang religius. SDM yang berkualitas dan berlandaskan iman merupakan salah satu tolok ukur menuju keberhasilan pembangunan Kota Bima. Landasan moral dan etika manusia yang terbentuk tidak hanya memiliki muatan spiritual, tetapi juga muatan sosial, sehingga pada prakteknya tidak saja ditunjukan dengan ketaatan ritual individu, tetapi juga harus diaplikasikan dalam kehidupan sosial, sehingga tercipta kesalehan kolektif yang religius untuk mewujudkan kehidupan bersama dalam melestarikan nilai-nilai budaya lokal. Nilai religius sosial sebagai perwujudan sifat masyarakat Kota Bima yang bertaqwa
merupakan
kesatuan
utuh
dari sikap serta nilai-nilai yang
mempengaruhi cara berfikir dan bertindak. Dalam perspektif agama, keimanan dan ketakwaan merupakan syarat mutlak bagi tercapainya kesejahteraan. c. Maju memiliki makna kualitas sumber daya manusia yang baik yang ditandai dengan terus membaiknya angka IPM Kota Bima, ketersediaan sarana dan prasarana yang memadai serta daya saing dan daya tarik daerah yang terus membaik. Upaya secara terus menerus untuk menciptakan SDM yang berkualitas, baik dari aspek pendidikan maupun aspek kesehatan, yang Kota Bima | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2013-2018
141
berlandaskan iman menjadi hal yang sangat penting. Disamping itu, Masyarakat Kota Bima harus mempunyai kepercayaan diri dan kemandirian untuk berperan maksimal dalam pembangunan di Kota Bima dimasa yang akan datang. Sektor pendidikan mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam menentukan tingkat kualitas sumber daya manusia. Sumber daya manusia yang diharapkan yaitu yang mampu melakukan inovasi, kreasi serta memiliki karakter dan budi pekerti. Beberapa peningkatan dan akselerasi program
diperlukan
dalam
mengatasi
belum
optimalnya
partisipasi
masyarakat yang mampu secara ekonomi untuk mengakses layanan pendidikan, belum memadainya kualitas dan kuantitas sarana prasarana pendidikan, belum memadainya jumlah guru tetap dan jumlah guru yang berpendidikan keguruan, masih kurang baiknya distribusi tenaga pengajar. d. Adil memiliki makna bahwa Pelayanan pemerintahan yang prima merupakan syarat penting untuk dapat mendorong proses pembangunan daerah secara cepat, adil dan merata. Hal ini sesuai dengan harapan seluruh masyarakat. Dalam kondisi demikian, tata pemerintahan berjalan secara demokratis, taat hukum, transparan, menerapkan sistem perencanaan, penganggaran dan pengawasan secara terpadu yang berlandaskan pada partisipasi masyarakat serta bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotime (KKN). Dengan cara demikian diharapkan akan dapat diwujudkan pola pemerintahan daerah yang efektif, efisien, bersih dan berwibawa serta didukung oleh partisipasi aktif masyarakat secara keseluruhan. Disamping itu, pentingnya juga menekankan agar hasilhasil pembangunan dapat dinikmati oleh seluruh warga Kota Bima terutama membaiknya aksesibilitas masyarakat miskin terhadap sarana dan prasarana publik yang baik serta berkembangnya wilayah-wilayah terisolir dan terpencil Kota Bima | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2013-2018
142
menjadi lebih terbuk dengan tersedianya infrastruktur perkotaan dan pedesaan yang baik. e. Sejahtera memiliki makna masyarakat Kota Bima memiliki pendapatan per kapita yang baik, angka kemiskinan yang terus berkurang, pemenuhan kebutuhan dasar yang membaik serta daya beli masyarakat yang terus meningkat. Oleh karena itu, pembangunan diarahkan pada peningkatan kesejahteraan masyarakat yang memiliki kehidupan yang layak dan bermartabat serta terpenuhinya kebutuhan dasar manusia dengan titik berat pada
penanggulangan
kemiskinan,
penanganan
penyandang
masalah
kesejahteraan sosial dan kerawanan sosial, mendorong pertumbuhan investasi dan pemberdayaan masyarakat.
Memperhatikan visi tersebut di atas, serta perubahan paradigma dan kondisi yang akan dihadapi pada masa yang akan datang, diharapkan Kota Bima dapat lebih berperan dalam perubahan yang terjadi di lingkup regional, nasional maupun global.
Agar
visi
tersebut
dapat
diwujudkan
dan
mendorong
efektivitas dan efisiensi pemanfaatan potensi yang dimiliki, maka ditetapkan misi RPJMD Kota Bima tahun 2013-2018 yang didalamnya mengandung gambaran tujuan serta sasaran yang ingin dicapai.
5.2
Misi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Bima
tahun 2013-2018, berorientasi
pada
pembangunan
dan
peningkatan
kompetensi segenap sumber daya yang terdapat di Kota Bima dalam segala bidang, guna menyiapkan kemajuan, kemandirian dan kemampuan bersaing. Kota Bima | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2013-2018
143
Dengan memperhatikan isu dan pencapaian visi Kota Bima yang beriman, maju, adil dan sejahtera tersebut, maka dirumuskan 4 (empat) misi Kota Bima dalam rangka pencapaian visi Kota Bima 2013 – 2018 sebagai kota perdagangan yang mengandung arti dimana kota yang mendasarkan bentuk aktivitasnya pada pengembangan ekonomi yang lebih menitikberatkan pada aspek perniagaan sesuai dengan karakteristik masyarakat kota, yang didalamnya melekat penyelenggaraan fungsi jasa yang menjadi tulang punggung pembangunan dalam rangka mewujudkan kesejahteraan masyarakat dengan tidak meninggalkan potensi lainnya. Pengembangan kota perdagangan diarahkan pada upaya untuk lebih meningkatkan produktifitas, sehingga mampu mendorong pertumbuhan ekonomi kota secara keseluruhan, serta sebutan sebagai kota jasa sebenarnya tidak lepas dari status kota perdagangan, karena perdagangan akan selalu terkait dengan persoalan perniagaan atau proses transaksi dan distribusi barang dan jasa. Kota Jasa lebih menekankan pada fungsi kota dalam pelayanan publik di berbagai bidang. Membangun kota perdagangan tidak bisa lepas dari pengembangan potensi ekonomi lokal. Untuk menunjang terwujudnya Kota Bima sebagai pusat transaksi dan distribusi, maka salah satu faktor penting adalah bagaimana mengembangkan potensi lokal agar memiliki nilai tambah ekonomi, yang diharapkan menjadi ikon Kota Bima. Misi Pertama
: “Membentuk manusia yang BERIMAN melalui penguatan serta peningkatan nilai-nilai ajaran agama untuk membentuk karakter manusia yang religius sehingga dapat membendung dan membentengi dari nilai-nilai yang merusak moral dan
Kota Bima | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2013-2018
144
aqidah serta tetap mengembangkan dan melestarikan nilainilai budaya lokal”. Sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas dan berlandaskan iman merupakan salah satu tolok ukur menuju keberhasilan pembangunan kota bima yang “berteman”. Landasan moral dan etika manusia yang terbentuk tidak hanya memiliki muatan spiritual, tetapi juga muatan sosial, sehingga pada prakteknya tidak saja ditunjukan dengan ketaatan ritual individu, tetapi juga dapat diaplikasikan dalam kehidupan sosial, sehingga tercipta kesalehan kolektif
yang religius untuk
mewujudkan
kehidupan bersama dalam
melestarikan nilai-nilai budaya lokal. Nilai religius sosial sebagai perwujudan sifat masyarakat kota bima yang bertaqwa merupakan kesatuan utuh dari sikap serta nilai-nilai yang mempengaruhi cara berfikir dan bertindak. Program bima berzakat dan maghrib mengaji dalam rangka membumikan al qur'an
sehingga terbentuk karakter
komunitas yang Qur’ani, ditunjukkan oleh sikap sebagai penyebar salam perdamaian, penyambung silaturrahim, penyantun yang lemah, pengucap yang sejuk, dan pengasah kecerdasan spiritual. Wujud dari nilai-nilai religius ini dilaksanakan dengan cara memberikan bantuan kepada lembaga dan kegiatan keagamaan seperti MTQ tingkat kelurahan sampai nasional. Beberapa kegiatan peningkatan kemampuan dan ketrampilan seni baca Al-Qur'an, juga mendatangkan qori dan qori'ah internasional. Indikator keberhasilannya adalah Kota Bima memiliki qori dan qori'ah yang meraih juara di tingkat propinsi dan tingkat nasional. Upaya peningkatan dan dukungan ini terus dilaksanakan pemerintah Kota Bima, seperti pembangunan rumah ibadah umat beragama, masjid, mushalla dan Kota Bima | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2013-2018
145
TPQ sebagai sarana peningkatan dan penguatan nilai-nilai religius masyarakat, insentif bagi petugas agama, imam masjid, marbot/bilal, guru ngaji yang memegang peranan penting dalam membentuk ketahanan aqidah ummat. Dalam perspektif agama, keimanan dan ketakwaan merupakan syarat mutlak bagi tercapainya kesejahteraan.
Misi Kedua
: “Mewujudkan manusia yang MAJU melalui peningkatan kualitas sumberdaya manusia sehingga mempunyai tingkat intelektualitas yang tinggi, memiliki daya saing, dan menguasai teknologi, didukung oleh tingkat kesehatan baik jasmani maupun rohani, mental-spiritual”.
Dalam rangka mencapai tujuan misi tersebut, diperlukan upaya secara terus menerus untuk menciptakan SDM yang berkualitas, baik dari aspek pendidikan maupun aspek kesehatan, yang berlandaskan iman. Masyarakat Kota Bima harus mempunyai kepercayaan diri dan kemandirian untuk berperan maksimal dalam pembangunan di Kota Bima pada masa yang akan datang. Sektor pendidikan mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam menentukan tingkat kualitas sumber daya manusia. Sumber daya manusia yang diharapkan yaitu yang mampu melakukan inovasi, kreasi serta memiliki karakter dan budi pekerti. Beberapa peningkatan dan akselerasi program diperlukan dalam mengatasi belum optimalnya partisipasi masyarakat yang mampu secara ekonomi untuk mengakses layanan pendidikan, belum memadainya kualitas dan kuantitas sarana prasarana pendidikan, belum memadainya jumlah guru tetap dan jumlah
Kota Bima | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2013-2018
146
guru yang berpendidikan keguruan, dan masih kurang baiknya distribusi tenaga pengajar. Pemerintah Kota Bima dalam hal ini terus melakukan terobosan sebagai upaya penciptaan masyarakat Kota Bima yang “MAJU” seperti : pemberian beasiswa bagi siswa berprestasi yang memungkinkan warga miskin dan berprestasi mendapat peluang sampai tingkat pendidikan tinggi, program wajib belajar 12 tahun dengan program aksi bebas biaya pendidikan sampai tingkat SMU, SMK, dan sederajat. Sektor kesehatan juga tidak lepas dari upaya yang dilaksanakan oleh pemerintah Kota Bima, antara lain : program aksi bebas biaya kesehatan dasar, persalinan dan uang jaminan perawatan di rumah sakit, pembangunan rumah sakit type D untuk memberikan layanan kesehatan yang lebih bermutu dan terjangkau, serta bebas biaya ambulance, santunan kematian dan pemakaman.
Misi Ketiga
: “Mewujudkan masyarakat yang ADIL melalui pembangunan yang merata dimana masyarakat memiliki akses dan tingkat pelayanan pemerintahan yang prima”.
Misi mewujudkan pelayanan pemerintahan yang prima merupakan perwujudan dari pemerintahan yang baik, bersih dan profesional. Pelayanan pemerintahan yang prima merupakan syarat penting untuk dapat mendorong proses pembangunan daerah secara cepat, adil dan merata. Hal ini sesuai dengan harapan seluruh masyarakat. Dalam kondisi demikian, tata pemerintahan berjalan secara demokratis, taat hukum, transparan, menerapkan sistem perencanaan, penganggaran dan pengawasan secara terpadu yang berlandaskan pada partisipasi masyarakat serta bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotime (KKN). Kota Bima | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2013-2018
147
Dengan cara demikian diharapkan akan dapat diwujudkan pola pemerintahan daerah yang efektif, efisien, bersih dan berwibawa serta didukung oleh partisipasi aktif masyarakat secara keseluruhan.
Misi Keempat : “Menjadikan
masyarakat
SEJAHTERA
berbasiskan
pembangunan ekonomi lokal dengan penyediaan infrastruktur yang memadai dan diikuti perluasan akses ekonomi dalam upaya penguatan struktur ekonomi lokal yang berdaya saing dengan dukungan stabilitas sosial politik dan keamanan”. Pembangunan
yang
diarahkan
pada
peningkatan
kesejahteraan
masyarakat yang memiliki kehidupan yang layak dan bermartabat adalah terpenuhinya kebutuhan dasar manusia dengan titik berat pada penanggulangan kemiskinan, penanganan penyandang masalah kesejahteraan sosial, mendorong pertumbuhan investasi dan pemberdayaan masyarakat. Peningkatan layanan bisnis dan investasi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan mengurangi pengangguran sebagai upaya peningkatan kesempatan kerja dan perlindungan tanaga kerja yang berdaya saing. Daya dukung berupa bantuan modal dan teknologi serta ketersediaan infrastruktur menjadi katalisator pencapaian pembangunan pada bidang lainnya. Salah
satu
upaya
untuk meningkatkan
ketersediaan
infrastruktur
dan
keterpaduan tata ruang wilayah adalah peningkatan kualitas dan kuantitas infrastruktur dasar wilayah dengan cara pengaturan pola penggunaan lahan pada wilayah yang berkembang pesat serta dengan meningkatkan peran maupun aspirasi masyarakat dalam perencanaan tata ruang wilayah berupa
Kota Bima | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2013-2018
148
penyediaan dokumen rencana tata ruang sesuai kebutuhan ataupun peningkatan pelayanan pengendalian pemanfaatan ruang kepada masyarakat.
5.3
Tujuan dan Sasaran Dalam
mewujudkan
visi
melalui
pelaksanaan
misi
yang
telah
ditetapkan tersebut di atas, diperlukan adanya kerangka yang jelas pada setiap misi, menyangkut tujuan dan sasaran yang hendak dicapai. Tujuan dan sasaran pada setiap misi yang akan dijalankan, akan memberikan arah bagi pelaksanaan setiap urusan pemerintahan daerah baik urusan terkait aspek kesejahteraan masyarakat, aspek pelayanan umum maupun aspek daya saing daerah. Tujuan dan sasaran pada pelaksanaan masing-masing misi dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 5.1 Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Kota Bima 2013 - 2018 VISI / MISI
TUJUAN
SASARAN
VISI : TERWUJUDNYA KOTA BIMA SEBAGAI KOTA PERDAGANGAN DAN JASA YANG BERIMAN, MAJU, ADIL DAN SEJAHTERA" 1) Membentuk manusia yang BERIMAN melalui penguatan serta peningkatan nilai-nilai ajaran agama untuk membentuk karakter manusia yang religius sehingga dapat membendung dan membentengi dari nilainilai yang merusak moral dan aqidah serta tetap mengembangkan dan melestarikan nilai-nilai budaya local.
1 Mewujudkan kehidupan . sosial masyarakat yang religius
a. Terwujudnya kerukunan hidup antar umat beragama, toleransi dan saling hormat menghormati. b. Terwujudnya masyarakat yang taat beragama, bermental spiritual dan religius.
2 Meningkatkan citra . daerah dan menjamin keberlangsungan kearifan lokal
Kota Bima | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2013-2018
c. Tercegah semakin meluasnya penyebaran dan penggunaan narkoba a. Terwujudnya masyarakat yang berbudaya dan beretika. b. Teraktualisasinya adat budaya dan kearifan lokal
149
VISI / MISI 2) Menciptakan manusia yang MAJU melalui peningkatan kualitas sumberdaya manusia sehingga mempunyai tingkat intelektualitas yang tinggi, memiliki daya saing, dan menguasai teknologi, didukung oleh tingkat kesehatan baik jasmani maupun rohani, mentalspiritual
TUJUAN
SASARAN
1 Menciptakan manusia . yang memiliki daya saing dan menguasai teknologi.
a. Terwujudnya pelayanan pendidikan dasar yang bermutu, merata dan terjangkau dengan dukungan sarana dan prasarana pelayanan pendidikan yang berkualitas b. Terwujudnya tenaga pendidikan yang memadai dan berkompeten c. Terwujudnya masyarakat yang gemar membaca d. Terwujudnya kualitas sumber daya manusia yang terampil dengan kemampuan kreatifitas dan inovasi yang berdaya saing
2 Meningkatkan kualitas . kehidupan manusia melalui peningkatan kualitas sumber daya manusia.
a. Terwujudnya pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau. b. Tersedianya sarana dan prasarana pelayanan Kesehatan yang merata dan berkualitas c. Terwujudnya masyarakat dan lingkugan yang sehat
3) Mewujudkan masyarakat yang ADIL melalui pembangunan yang merata dimana masyarakat memiliki akses dan tingkat pelayanan pemerintahan yang prima.
1 Mengurangi kesenjangan . antar manusia dan antar kawasan/wilayah sehingga hasil pembangunan dapat dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat 2 Mewujudkan . pengelolaan pemerintah yang transparan dan akuntabel
Kota Bima | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2013-2018
a. Terwujudnya perencanaan dan pelayanan sosial yang bermutu, merata antar masyarakat dan wilayah. b. Tercapainya kesejahteraan dan taraf hidup yang memadai.
a. Tersedianya Standar Pelayanan Minimum (SPM) dan SOP penyelenggaraan pemerintahan daerah. b. Tersedianya aturan hukum yang efektif dan kepastian hukum dalam penyelenggaraan pemerintahan yang baik c. Terwujudnya pendayagunaan aparatur pemerintah daerah yang berkualitas. d. Terwujudnya rencana pembangunan daerah yang berkualitas dan partisipatif e. Terwujudnya tata kelola keuangan daerah yang tertib, akuntabel dan transparan f. Terwujudnya pengawasan yang professional g. Tersedianya data dan layanan informasi daerah berbasis teknologi informasi dan komunikasi h. Tertatanya administrasi kependudukan yang berkualitas i. Terselamatkannya dokumen/ arsip daerah
150
VISI / MISI 4) Menjadikan masyarakat SEJAHTERA berbasiskan pembangunan ekonomi lokal dengan penyediaan infrastruktur yang memadai dan diikuti perluasan akses ekonomi dalam upaya penguatan struktur ekonomi lokal yang berdaya saing dengan dukungan stabilitas sosial politik dan keamanan
TUJUAN
SASARAN
1 Mengoptimalkan potensi . ekonomi domestik dalam upaya memperkuat struktur ekonomi melalui pengembangan kewirausahaan, penataan kelembangan dan investasi dengan dukungan infrastruktur yang memadai
a. Terwujudnya rencana pembangunan bidang Ekonomi yang berkualitas b. Tersedianya sarana dan prasarana perekonomian yang memadai c. Tersedianya pelaku usaha yang professional d. Terwujudnya rencana pembangunan infrastruktur dan SDA yang berkualitas e. Tersedianya sarana dan prasarana wilayah yang merata dan seimbang f. Terwujudnya perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian tata ruang kota dan kawasan g. Terwujudnya Wilayah Kota Sebagai Kota Adipura
2 Menjamin ketersediaan . lapangan kerja dengan meningkatkan kualitas dan kreatifitas tenaga kerja 3 Meningkatkan pangsa . pasar produksi unggulan lokal
4 Meningkatkan ketahanan . masyarakat dan daya dukung lingkungan
h. Terwujudnya pengembangan destinasi wisata dan promosi pariwisata. i. Terwujudnya pelayanan investasi satu pintu secara terpadu (one stop services). Terbukanya kesempatan kerja dan perlindungan tenaga kerja
a. Terwujudnya perekonomian daerah yang kuat dengan dukungan hasil SDA yang berkualitas. b. Tersedianya data dan informasi lingkungan hidup daerah a. Terwujudnya pengelolaan DAS yang memadai b. Tereksploitasinya SDA sesuai dengan daya dukung lingkungan dan tata ruang c. Terlindunginya kawasan sumber mata air d. Tersedianya SOP penanggulangan bencana e. Terciptanya stabilitas daerah f.
Kota Bima | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2013-2018
Terwujudnya suasana politik yang santun dan bertanggungjawab
151
BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
6.1. Strategi Umum Strategi
merupakan
rumusan
perencanaan
komprehensif
tentang
bagaimana Pemerintah Daerah mencapai tujuan dan sasaran RPJMD dengan efektif dan efisien. Dengan pendekatan yang komprehensif, strategi juga dapat digunakan sebagai sarana untuk melakukan transformasi, reformasi dan perbaikan kinerja birokrasi.
Perencanaan
strategik
tidak
saja
mengagendakan
aktivitas
pembangunan, tetapi juga segala program yang mendukung dan menciptakan layanan masyarakat dapat dilakukan dengan baik, termasuk didalamnya upaya memperbaiki kinerja dan kapasitas Pemerintahan, sistem manajemen dan pemanfaatan teknologi informasi. Strategi juga
dapat diartikan sebagai langkah-langkah yang berisikan
program indikatif untuk mewujudkan visi dan misi, yang dirumuskan dengan kriterianya mencakup : (a) hubungan yang rasional antara visi dan misi dengan prioritas program kepala daerah terpilih, (b) hubungan yang kuat dengan analisis sumber daya daerah dan isu-isu strategik, (c) pernyataan yang umum guna memandu pengembangan program pembangunan tahunan selama lima tahun, dan (d) dikembangkan dalam suatu pemetaan strategi daerah. Strategi diperlukan untuk memperjelas arah pengembangan program prioritas kepala daerah.
Kota Bima | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2013-2018
152
6.2 Arah Kebijakan Pembangunan Arah kebijakan merupakan pedoman untuk mengarahkan rumusan strategi yang ditetapkan agar lebih terarah dalam mencapai tujuan dan sasaran selama 5 tahun kedepan. Rumusan arah kebijakan merasionalkan pilihan strategi agar memiliki fokus dan sesuai dengan pengaturan pelaksanaannya. Arah kebijakan pembangunan Kota Bima masih menitik beratkan pada upaya peningkatan sarana dan prasarana infrastruktur perkotaan yang berkualitas, merata dan seimbang didukung dengan peningkatan kualitas sumberdaya manusia dan pendayagunaan kondisi dan potensi yang dimiliki secara optimal guna peningkatan kesejahteraan masyarakat. Dalam rangka percepatan pembangunan diperlukan adanya Fokus Strategi Daerah yang kemudian akan menjadi arah kebijakan pembangunan selama 5 (lima) tahun ke depan. Arah Kebijakan pembangunan Pemerintah Kota Bima tetap memperhatikan Arah Kebijakan Pembangunan
Provinsi
Nusa
Tenggara
Barat
(RPJMD
Provinsi)
serta
memperhatikan Arah Kebijakan Pembangunan Nasional (RPJM Nasional) dengan mempertimbangkan potensi sumberdaya yang dimiliki dan kearifan lokal masyarakat Kota Bima. Secara garis besar, strategi dan arah kebijakan umum pembangunan Pemerintah Kota Bima periode tahun 2013-2018 adalah sebagaimana diuraikan dalam tabel 6.1 berikut.
Kota Bima | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2013-2018
153
Tabel 6.1. Strategi, Arah dan Kebijakan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Bima Tahun 2013 – 2018 VISI : Terwujudnya Kota Bima Sebagai Kota Perdagangan Dan Jasa Yang Beriman, Maju, Adil dan Sejahtera TUJUAN
SASARAN
STRATEGI
ARAH KEBIJAKAN
Misi 1 : Membentuk manusia yang BERIMAN melalui penguatan serta peningkatan nilai-nilai ajaran agama untuk membentuk karakter manusia yang religius sehingga dapat membendung dan membentengi dari nilai-nilai yang merusak moral dan aqidah serta tetap mengembangkan dan melestarikan nilai-nilai budaya lokal. 1. Mewujudkan kehidupan sosial masyarakat yang religius
a. Terwujudnya kerukunan hidup antar umat beragama, toleransi dan saling hormat menghormati.
Fasilitasi, Sosialsasi, Mediasi dan Koordinasi
Pemberdayaan forum kerukunan antar umat beragama dan etnis.
b. Terwujudnya masyarakat yang taat beragama, bermental spiritual dan religius.
Edukasi, Fasilitasi, Koordinasi dan Sosialisasi
Peningkatan kualitas rumah ibadah serta sarana prasarana keagamaan dan Pemberdayaan lembaga-lembaga keagamaan, tokoh agama, tuan guru, kiyai, ulama dan petugas keagamaan.
c. Tercegah semakin meluasnya penyebaran Sosialisasi bahaya narkoba dan dan penggunaan narkoba rehabilitasi korban narkoba a. Terwujudnya masyarakat yang berbudaya Fasilitasi, Inventarisasi, 2. Meningkatkan citra dan beretika. dokumentasi, publikasi dan daerah dan menjamin revitalisasi. keberlangsungan kearifan lokal b. Teraktualisasinya adat budaya dan kearifan lokal
Kota Bima | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2013-2018
Fasilitasi dan promosi adat budaya
154
Peningkatan penyebarluasan informasi bahaya Narkoba dan pencegahan meluasnya peredaran Narkoba dan penyakit sosial lainnya. Pemberdayaan sanggar seni dan Organisasi budaya
Pameran dan festival budaya
TUJUAN
SASARAN
STRATEGI
ARAH KEBIJAKAN
Misi 2 : Mewujudkan manusia yang MAJU melalui peningkatan kualitas sumberdaya manusia sehingga mempunyai tingkat intelektualitas yang tinggi, memiliki daya saing, dan menguasai teknologi, didukung oleh tingkat kesehatan baik jasmani maupun rohani, mental-spiritual 1. Menciptakan manusia a. yang memiliki daya saing dan menguasai teknologi.
b.
Terwujudnya pelayanan pendidikan dasar yang bermutu, merata dan terjangkau dengan dukungan sarana dan prasarana pelayanan pendidikan yang berkualitas. Terwujudnya tenaga pendidikan yang memadai dan berkompeten.
Perencanaan dan penataan pelayanan pendidikan dasar serta Fasilitasi penyusunan rencana induk pengembangan pendidikan. Fasilitasi pengembangan kapasitas individu dan ketrampilan tenaga fungsional pendidikan.
Peningkatan sistem penyelenggaraan pendidikan dan Penyediaan sarana prasarana pendidikan yang berkualitas Peningkatan keahlian dan ketrampilan guru dan tenaga kependidikan
c.
Terwujudnya masyarakat yang gemar membaca.
Fasilitasi dan sosialisasi.
d.
Terwujudnya kualitas sumber daya manusia yang terampil dengan kemampuan kreatifitas dan inovasi yang berdaya saing.
Fasilitasi dan revitalisasi sarana dan a. prasarana kepemudaan, olahraga, bimbingan dan latihan kerja. b.
2. Meningkatkan kualitas kehidupan manusia melalui a. peningkatan kualitas sumber daya manusia. b.
Pembinaan perpustakaan dan Peningkatan minat baca masyarakat
a. Terwujudnya pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau.
Koordinasi dan Optimalisasi pelayanan kesehatan.
b. c.
Tersedianya sarana dan prasarana pelayanan Kesehatan yang merata dan berkualitas.
Fasilitasi penyediaan dan Revitalisasi sarana prasarana kesehatan.
Terwujudnya masyarakat dan lingkugan yang sehat
Fasilitasi dan mobilisasi
b. c.
Kota Bima | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2013-2018
155
Peningkatan akses Pelayanan Keluarga Berencana
Penyediaan sarana prasarana kesehatan dan kefarmasian. a.
c.
Peningkatan kemandirian dan produktifitas generasi muda di berbagai bidang pembangunan. Peningkatan kualitas pencari kerja sesuai dengan kebutuhan pasar. Penyediaan akses layanan kesehatan yang berkualitas, merata dan terjangkau Penyediaan subsidi layanan kesehatan bagi masyarakat miskin
Pengendalian penyebaran penyakit menular dan tidak menular. Peningkatan peran serta masyarakat di bidang kesehatan menuju keluarga siaga dan terciptanya PHBS. Pengawasan dan pembinaan kesehatan lingkungan.
TUJUAN
SASARAN
STRATEGI
ARAH KEBIJAKAN
Misi 3 : Mewujudkan masyarakat yang ADIL melalui pembangunan yang merata dimana masyarakat memiliki akses dan tingkat pelayanan pemerintahan yang prima. 1. Mengurangi kesenjangan antar manusia dan antar kawasan/wilayah sehingga hasil pembangunan dapat dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat
2. Mewujudkan pengelolaan pemerintah yang transparan dan akuntabel
a. Terwujudnya perencanaan dan pelayanan 1. sosial yang bermutu, merata antar masyarakat dan wilayah. 2.
Koordinasi, Sosialisasi, Fasilitasi Sinergi kegiatan pembangunan sosial kewenangan pusat, dan Konsultasi provinsi dan kabupaten/kota Revitalisasi pelaksanaan program perlindungan sosial .
a. Peningkatan layanan sosial, latihan kerja dan kesempatan kerja bagi penyandang masalah kesejahteraan sosial dan disabilitas. b. Rehabilitasi penyandang masalah kesejahteraan sosial dan disabilitas
a. Tersedianya Standar Pelayanan Minimum Memfasilitasi proses pengembangan (SPM) dan SOP penyelenggaraan SOP dan SPM penyelenggaran pemerintahan daerah. pelayanan pemerintahan daerah
a. Peningkatan kemampuan dan pendapatan keluarga miskin serta upaya pemberdayaan masyarakat yang berkelanjutan. b. Peningkatkan pemberdayaan, kualitas hidup serta perlindungan perempuan dan anak a. Penyediaan dokumen SOP dan SPM penyelenggaran pelayanan pemerintahan daerah b. Peningkatan kualitas dan kompetensi pelayanan publik
b. Tersedianya aturan hukum yang efektif dan kepastian hukum dalam penyelenggaraan pemerintahan yang baik c. Terwujudnya pendayagunaan aparatur pemerintah daerah yang berkualitas.
Penyelenggaraan tugas belajar, diklat struktural dan diklat fungsional
b.
Tercapainya kesejahteraan dan taraf hidup yang memadai.
Pemberdayaan masyarakat dan kesetaraan gender.
Koordinasi, konsultasi, legislasi dan Menyebarluaskan dan meningkatkan pemahaman Sosialisasi masyarakat terhadap produk hukum daerah
Fasilitasi pengembangan kapasitas dan disiplin kerja pegawai d. Terwujudnya rencana pembangunan Koordinasi/Regulasi/ Sosialisasi/ daerah yang berkualitas dan partisipatif fasilitasi dan Konsultasi yang diarahkan pada program/kegiatan pembangunan. e. Terwujudnya tata kelola keuangan daerah Mengembangkan SOP pengelolaan yang tertib, akuntabel dan transparan keuangan dan manajemen asset
Kota Bima | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2013-2018
156
Penyediaan dan penyebarluasan peraturan dan kerangka normatif perencanaan pembangunan daerah Peningkatan penatausahaan pendapatan dan belanja daerah serta manajemen asset
TUJUAN
SASARAN f. Terwujudnya pengawasan yang professional g. Tersedianya data dan layanan informasi daerah berbasis teknologi informasi dan komunikasi h. Tertatanya administrasi kependudukan yang berkualitas i. Terselamatkannya dokumen/ arsip daerah
STRATEGI Fasilitasi, koordinasi penguatan pengawasan internal yang efektif dan profesional.
ARAH KEBIJAKAN Pengembangan SOP pengawasan dan TPTGR
Fasilitasi/ Sosialisasi/ Publikasi dan Penyediaan data dan informasi pembangunan yang berbasis adopsi teknologi IT IT Fasilitasi E-KTP
Pengembangan metode pendataan kependudukan
Sosialisasi/ Inventarisasi / Fasilitasi Pengembangan digital arsip dan pengelolaan arsip secara / Duplikasi baku
Misi 4 : Menjadikan masyarakat SEJAHTERA berbasiskan pembangunan ekonomi lokal dengan penyediaan infrastruktur yang memadai dan diikuti perluasan akses ekonomi dalam upaya penguatan struktur ekonomi lokal yang berdaya saing dengan dukungan stabilitas sosial politik dan keamanan. TUJUAN
1. Mengoptimalkan potensi ekonomi domestik dalam upaya memperkuat struktur ekonomi melalui pengembangan kewirausahaan, penataan kelembangan dan investasi dengan dukungan infrastruktur yang memadai.
SASARAN a. Terwujudnya rencana pembangunan bidang Ekonomi yang berkualitas
b. Tersedianya sarana dan prasarana perekonomian yang memadai
c. Tersedianya pelaku usaha yang professional
Kota Bima | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2013-2018
STRATEGI Koordinasi/ Konsultasi yang diarahkan pada sinergi kegiatan pembangunan Ekonomi kewenangan pusat, provinsi dan kabupaten/kota 1. Fasilitasi perencanaan kawasan perdagangan dan jasa serta revitalisasi sarana dan prasarana 2. Fasilitasi pengembangan usaha bagi pedagang kaki lima /usaha informal Fasilitasi permodalan, promosi, kerjasama usaha, ketrampilan dan informasi usaha
157
ARAH KEBIJAKAN
Pengembangan perencanaan Ekonomi yang partisipatif
Pembangunan pasar baru dan pengembangan serta penataan sarana dan prasarana perdagangan pada kawasan strategis ekonomi. Pembangunan lapak dan penataan kawasan kaki lima
Pemberian dana bergulir dan kredit lunak bagi UMKM
TUJUAN
SASARAN d. Terwujudnya rencana pembangunan infrastruktur dan SDA yang berkualitas
e. Tersedianya sarana dan prasarana wilayah yang merata dan seimbang
STRATEGI Koordinasi/Fasilitasi/ Konsultasi yang diarahkan padasinergi kegiatan pembangunan infrastruktur dan SDA kewenangan pusat, provinsi dan kabupaten/kota Fasilitasi, Revitalisasi/Konstruksi jalan, Jembatan, terminal, Pelabuhan, sumber air baku dan air bersih
ARAH KEBIJAKAN Pengembangan perencanaan infrastruktur dan SDA yang partisipatif a. b. c.
f. Terwujudnya perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian tata ruang kota dan kawasan
Integrasi dan sinkronisasi perencanaan tata ruang
g. Terwujudnya Wilayah Kota Sebagai Kota Adipura
1. Revitalisasi kawasan pertokoan, kawasan kaki lima dan kawasan a. kumuh b.
Pemantapan dan peningkatan kualitas jalan, jembatan dan utilitas lainnya Pengembangan dan revitalisasi terminal dan pelabuhan laut Peningkatan kuantitas dan kualitas sarana prasarana perkotaan
a.
Penyediaan dokumen perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian penataan ruang
b.
Penertiban bangunan tanpa ijin Penataan dan revitalisasi kawasan pusat perdagangan dan jasa Penataan kawasan kumuh dan lingkungan wilayah pesisir
2. Regulasi dan perbaikan pengelolaan sampah
Pengembangan sistem pengelolaan sampah Pengembangan daya tarik obyek wisata
h.
Terwujudnya pengembangan destinasi wisata dan promosi pariwisata.
Fasilitasi dan promosi pengembangan destinasi wisata
i.
Terwujudnya pelayanan investasi satu pintu secara terpadu (one stop services).
Edukasi, Sinkronisasi dan koordinasi pelayanan investasi satu pintu Peningkatan pelayanan perijinan satu pintu secara terpadu
2 Menjamin ketersediaan lapangan kerja dengan Terbukanya kesempatan kerja dan meningkatkan kualitas perlindungan tenaga kerja dan kreatifitas tenaga kerja.
Kota Bima | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2013-2018
Fasilitasi dan Edukasi yang di arahkan pada peningkatan kompetensi, kreatifitas, kemandirian, dan kewirausahaan.
158
Peningkatkan kesempatan kerja serta mendorong mobilitas tenaga kerja dalam rangka mengurangi pengangguran
TUJUAN
SASARAN
STRATEGI
ARAH KEBIJAKAN
3 Meningkatkan pangsa a. Terwujudnya perekonomian daerah yang Pengembangan potensi ekonomi kuat dengan dukungan hasil SDA yang daerah melalui Intensifikasi dan pasar produksi berkualitas. ekstensifikasi unggulan lokal
Peningkatan produksi pertanian, perkebunan, kehutanan, perikanan/kelautan
4. Meningkatkan ketahanan masyarakat dan daya dukung lingkungan
b. Tersedianya data dan informasi lingkungan hidup daerah
Inventarisasi dan dokumentasi data lingkungan hidup daerah
Pemantapan penyajian data dan informasi lingkungan hidup yang akurat
a. Terwujudnya pengelolaan DAS yang memadai
Sinkronisasi dan integrasi pengelolaan sungai
Peningkatan fungsi sungai sebagai saluran drainase primer dan penataan Daerah Aliran Sungai
b.
Tereksploitasinya SDA sesuai dengan daya dukung lingkungan dan tata ruang
Regulasi/Inventarisasi/ sosialisasi/ fasilitasi/ reklamasi yang diarahkan pada Pengendalian dampak Pelaksanaan pengendalian pengelolaan dan eksploitasi SDA pemanfaatan SDA khususnya daerah pertambangan
Invetarisasi kawasan dan regulasi c. Terlindunginya kawasan sumber mata air pemanfaatan areal sekitar kawasan sumber mata air d.
Tersedianya SOP penanggulangan bencana
e. Terciptanya stabilitas daerah
f.
Regulasi dan advokasi SOP penanggulangan bencana
Penyediaan RPB dan penyebarluasan SOP penanggulangan bencana
Advokasi, edukasi, promosi dan sosialisasi pentingnya stabilitas daerah.
Pemberdayaan kawasan dan kelompok masyarakat yang rawan konflik
Edukasi / Matrikulasi / Fasilitasi Terwujudnya suasana politik yang santun yang diarahkan pada Pendidikan dan bertanggungjawab politik
Kota Bima | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2013-2018
Pelestarian dan perlindungan kawasan sumber mata air
159
Pengembangan pola rekrutmen dan kaderisasi Orpol dan Ormas
BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH
Dalam mewujudkan capaian keberhasilan pembangunan, Pemerintah Daerah Kota Bima menetapkan rangkaian program sesuai dengan Urusan Wajib dan Urusan Pilihan yang dilaksanakan oleh SKPD di lingkungan Pemerintah Daerah Kota Bima. Penetapan program pembangunan dan penanganan urusan pembangunan yang disesuaikan dengan misi pembangunan daerah adalah sebagaimana di tuangkan dalam tabel 7.1 berikut.
Kota Bima | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2013-2018
160
Tabel 7.1 Kebijakan Umum dan Program Pembangunan
SASARAN
STRATEGI
INDIKATOR KINERJA (Outcomes)
ARAH KEBIJAKAN
CAPAIAN KINERJA KONDISI AWAL
KONDISI AKHIR
PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH
BIDANG URUSAN
SKPD PENANGGUNG JAWAB
VISI : Terwujudnya Kota Bima Sebagai Kota Perdagangan Dan Jasa Yang Beriman, Maju, Adil dan Sejahtera Misi 1 : Membentuk manusia yang BERIMAN melalui penguatan serta peningkatan nilai-nilai ajaran agama untuk membentuk karakter manusia yang religius sehingga dapat membendung dan membentengi dari nilai-nilai yang merusak moral dan aqidah serta tetap mengembangkan dan melestarikan nilai-nilai budaya lokal a.
b.
c.
d.
e.
Terwujudnya kerukunan hidup antar umat beragama, toleransi dan saling hormat menghormati. Terwujudnya masyarakat yang taat beragama, bermental spiritual dan religius.
Fasilitasi, Sosialisasi, Mediasi dan Koordinasi
Pemberdayaan forum kerukunan antar umat beragama dan etnis
Edukasi, Fasilitasi, Koordinasi dan Sosialisasi
Tercegah semakin meluasnya penyebaran dan penggunaan narkoba
Sosialisasi bahaya narkoba dan rehabilitasi korban narkoba
Terwujudnya masyarakat yang berbudaya dan beretika. Teraktualisasinya adat budaya dan kearifan lokal
Fasilitasi, Inventarisasi, dokumentasi, publikasi dan revitalisasi.
Peningkatan kualitas rumah ibadah serta sarana prasarana keagamaan dan Pemberdayaan lembagalembaga keagamaan, tokoh agama, tuan guru, kiyai, ulama dan petugas keagamaan Peningkatan penyebarluasan informasi bahaya Narkoba dan pencegahan meluasnya peredaran Narkoba dan penyakit sosial lainnya Pemberdayaan sanggar seni dan organisasi budaya
Fasilitasi dan promosi adat budaya
Pameran dan festival budaya
Konflik yang berlatar belakang SARA
7 Kasus
2 Kasus
Program Pengembangan Wawasan Kebangsaan
Urusan Wajib Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
Bakesbanglinmas
Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian, dan Persandian
SETDA (Bag. Kesra); DPPKAD; Kecamatan; Kelurahan
Urusan Wajib Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
Bakesbanglinmas; SatPol PP; BPPKB
Cakupan bantuan untuk lembaga keagamaan dan petugas keagamaan
80%
100%
Program Pembinaan dan Peningkatan Pelayanan Keagamaan dan Sosial Kemasyarakatan
Penyakit sosial masyarakat yang ditangani (NAPZA, Judi dan WTS)
10,32
3,03
Program Peningkatan Pemberantasan Penyakit Masyarakat (PEKAT)
Jumlah grup kesenian (sanggar seni) per 10.000 Penduduk
0,14
1,52
Program Pengembangan Nilai Budaya
Urusan Wajib Kebudayaan
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Penyelenggaraan festival seni dan budaya
1 kali setahun
2 kali setahun
Program Pengelolaan Keragaman Budaya
Urusan Wajib Kebudayaan
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Kota Bima | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2013-2018
161
SASARAN
STRATEGI
INDIKATOR KINERJA (Outcomes)
ARAH KEBIJAKAN
CAPAIAN KINERJA KONDISI AWAL
KONDISI AKHIR
PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH
BIDANG URUSAN
SKPD PENANGGUNG JAWAB
Misi 2 : Mewujudkan manusia yang MAJU melalui peningkatan kualitas sumberdaya manusia sehingga mempunyai tingkat intelektualitas yang tinggi, memiliki daya saing, dan menguasai teknologi, didukung oleh tingkat kesehatan baik jasmani maupun rohani, mental-spiritual a.
b
c.
Terwujudnya pelayanan pendidikan dasar yang bermutu, merata dan terjangkau dengan dukungan sarana prasarana pelayanan pendidikan yang berkualitas
Perencanaan dan penataan pelayanan pendidikan dasar serta Fasilitasi penyusunan rencana induk pengembangan pendidikan
Peningkatan sistem penyelenggaraan pendidikan dan Penyediaan sarana prasarana pendidikan yang berkualitas
Terwujudnya tenaga pendidikan yang memadai dan berkompeten
Fasilitasi pengembangan kapasitas individu dan ketrampilan tenaga fungsional pendidikan
Peningkatan keahlian dan ketrampilan guru dan tenaga kependidikan
Terwujudnya masyarakat yang gemar membaca
Fasilitasi dan sosialisasi
Pembinaan perpustakaan dan Peningkatan minat baca masyarakat
Penduduk yang berusia >15 Tahun tidak melek huruf (buta aksara)
1,14%
0,94%
Program Pendidikan Non Formal
Urusan Wajib Pendidikan
Dikpora
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
79,32%
91,31%
Program Pendidikan Anak Usia Dini
Urusan Wajib Pendidikan
Dikpora
Angka Partisipasi Sekolah (APS) per 1.000 Penduduk jenjang Dikdas
908,27
943,07
Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun
Urusan Wajib Pendidikan
Dikpora
Angka partisipasi sekolah (APS) per 1.000 jenjang Pendidikan Menengah
900,34
922,18
Program Pendidikan Menengah
Urusan Wajib Pendidikan
Dikpora
Rata-rata lama sekolah
10,22 Thn
12 Thn
Program Manajemen Pelayanan Pendidikan
Urusan Wajib Pendidikan
Dikpora
Guru yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV
90,93%
95,93%
Program Peningkatan Mutu Pendidik Dan Tenaga Kependidikan
Urusan Wajib Pendidikan
Dikpora
Jumlah Taman Bacaan Masyarakat (TBM) yang ditangani
2 TBM
12 TBM
Program Pengembangan Budaya Baca Dan Pembinaan Perpustakaan
Urusan Wajib Perpustakaan
Kantor Arsip dan Perpustakaan
Kota Bima | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2013-2018
162
SASARAN d.
e.
Terwujudnya kualitas sumber daya manusia yang terampil dengan kemampuan kreatifitas dan inovasi yang berdaya saing Terwujudnya pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau.
STRATEGI Fasilitasi dan revitalisasi sarana dan prasarana kepemudaan, olahraga, bimbingan dan latihan kerja
ARAH KEBIJAKAN a.
b.
Koordinasi dan Optimalisasi pelayanan kesehatan
INDIKATOR KINERJA (Outcomes)
a.
b.
c.
Peningkatkan kemandirian dan produktifitas generasi muda di berbagai bidang pembangunan Peningkatan kualitas pencari kerja sesuai dengan kebutuhan pasar. Penyediaan akses layanan kesehatan yang berkualitas, merata dan terjangkau
Penyediaan subsidi layanan kesehatan bagi masyarakat miskin Peningkatan akses Pelayanan Keluarga Berencana
CAPAIAN KINERJA
PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH
BIDANG URUSAN
SKPD PENANGGUNG JAWAB
Program Peningkatan Peran Serta Kepemudaan
Urusan Wajib Kepemudaan dan Olahraga
Dikpora
Program Peningkatan Kualitas Dan Produktivitas Tenaga Kerja
Urusan Wajib Ketenagakerjaan
Disosnakertrans
Program Upaya Kesehatan Masyarakat
Urusan Wajib Kesehatan
Dinas Kesehatan
Program Perbaikan Gizi Masyarakat
Urusan Wajib Kesehatan
Dinas Kesehatan
Program Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak
Urusan Wajib Kesehatan
Dinas Kesehatan
Urusan Wajib Kesehatan
Dinas Kesehatan
Urusan Wajib Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera
BPPKB
KONDISI AWAL
KONDISI AKHIR
Jumlah kegiatan olahraga dan kepemudaan
11
18
Tingkat pengangguran terbuka
6,36%
3,80%
Angka usia harapan hidup
63,70 Tahun
67,17 Tahun
Cakupan Pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin
62%
90%
Presentase Balita Gizi Buruk
0,22%
0,01%
Angka Kematian Bayi (AKB)
9,27 / 1.000 KH
0,59 / 1.000 KH
Angka Kematian Ibu (AKI)
198,7 / 100.000 KH
75 / 100.000 KH
84,91%
92,00%
75,00%
100,00%
Program Kemitraan Peningkatan Pelayanan Kesehatan
84,44%
99,69%
Program Keluarga Berencana
Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan Penerima kartu jaminan kesehatan seperti: jamkesmas, jamkesda, jampersal (BPJS) Cakupan peserta KB aktif
Kota Bima | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2013-2018
163
SASARAN f.
g.
Tersedianya sarana dan prasarana pelayanan kesehatan yang merata dan berkualitas
Terwujudnya masyarakat dan lingkugan yang sehat
STRATEGI Fasilitasi penyediaan dan Revitalisasi sarana prasarana kesehatan
Fasilitasi dan mobilisasi
INDIKATOR KINERJA (Outcomes)
ARAH KEBIJAKAN Penyediaan sarana prasarana kesehatan dan kefarmasian
a.
b.
c.
Pengendalian penyebaran penyakit menular dan tidak menular Peningkatan peran serta masyarakat di bidang kesehatan menuju keluarga siaga dan terciptanya PHBS Pengawasan dan pembinaan kesehatan lingkungan
CAPAIAN KINERJA KONDISI AWAL
KONDISI AKHIR
PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH
BIDANG URUSAN
SKPD PENANGGUNG JAWAB
Urusan Wajib Kesehatan
Dinas Kesehatan
Urusan Wajib Kesehatan
Dinas Kesehatan
Program Pencegahan Dan Penanggulangan Penyakit Menular
Urusan Wajib Kesehatan
Dinas Kesehatan
Program Pengadaan, Peningkatan Sarana Dan Prasarana Rumah Sakit/Rumah Sakit Jiwa/Rumah Sakit ParuParu/Rumah Sakit Mata Program Pengadaan, Peningkatan Dan Perbaikan Sarana Dan Prasarana Puskesmas/Puskesmas Pembantu Dan Jaringannya.
Ketersediaan Rumah sakit type D
Tidak Ada
Ada
Rasio puskesmas, poliklinik, pustu per 10.000 penduduk
1,64
1,46
Cakupan Desa/kelurahan Universal Child Immunization (UCI)
89,47%
100%
% Rumah Tangga yang melaksanakan PHBS
54,50%
58,50%
Program Promosi Kesehatan Dan Pemberdayaan Masyarakat.
Urusan Wajib Kesehatan
Dinas Kesehatan
Cakupan Jamban Keluarga
58,00%
83,00%
Program Pengembangan Lingkungan Sehat
Urusan Wajib Kesehatan
Dinas Kesehatan
Kota Bima | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2013-2018
164
SASARAN
STRATEGI
INDIKATOR KINERJA (Outcomes)
ARAH KEBIJAKAN
CAPAIAN KINERJA KONDISI AWAL
KONDISI AKHIR
PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH
BIDANG URUSAN
SKPD PENANGGUNG JAWAB
Misi 3 : Mewujudkan masyarakat yang ADIL melalui pembangunan yang merata dimana masyarakat memiliki akses dan tingkat pelayanan pemerintahan yang prima. a.
b.
Terwujudnya perencanaan dan pelayanan sosial yang bermutu, merata antar masyarakat dan wilayah.
Tercapainya kesejahteraan dan peningkatan taraf hidup yang memadai.
1.
2.
Koordinasi, Sosialisasi, Fasilitasi dan Konsultasi Perencanaan sosial Revitalisasi pelaksanaan program perlindungan sosial .
Pemberdayaan masyarakat dan kesetaraan gender
Sinergi kegiatan pembangunan sosial kewenangan pusat, provinsi dan kabupaten/kota a. Peningkatan layanan sosial, latihan kerja dan kesempatan kerja bagi penyandang masalah kesejahteraan sosial dan disabilitas. b. Rehabilitasi penyandang masalah kesejahteraan sosial dan disabilitas a. Peningkatan kemampuan dan pendapatan keluarga miskin serta upaya pemberdayaan masyarakat yang berkelanjutan. b.
Angka IPM
69,83
74,83
Program perencanaan sosial budaya
Urusan Wajib Perencanaan Daerah
Bappeda
Urusan Wajib Sosial
Dinsosnakertrans
Penanganan penyandang masalah kesejahteraan sosial
7,97%
18,68%
Program pemberdayaan fakir miskin, komunitas adat terpencil (KAT) dan penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) lainnya
PMKS yg memperoleh bantuan sosial
14,00%
28,18%
Program pelayanan dan rehabilitasi kesejahteraan sosial
Urusan Wajib Sosial
Dinsosnakertrans
Angka kemiskinan
12,35%
7,45%
Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Pedesaan/Kelurahan
Urusan Wajib Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
BPMPK; 38 Kelurahan
Rasio KDRT
0,56
0,35
Urusan Wajib Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
BPPKB
Peningkatkan pemberdayaan, kualitas hidup serta perlindungan perempuan dan anak
Kota Bima | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2013-2018
165
Program peningkatan kualitas hidup dan perlindungan perempuan
SASARAN c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
Tersedianya Standar Pelayanan Minimum (SPM) dan SOP penyelenggaraan pemerintahan daerah
STRATEGI Memfasilitasi proses pengembangan SOP dan SPM penyelenggaran pelayanan pemerintahan daerah
INDIKATOR KINERJA (Outcomes)
ARAH KEBIJAKAN
Tersedianya aturan hukum yang efektif dan kepastian hukum dalam penyelenggaraan pemerintahan yang baik Terwujudnya pendayagunaan aparatur pemerintah daerah yang berkualitas.
Koordinasi, konsultasi, legislasi dan Sosialisasi
Fasilitasi pengembangan kapasitas dan disiplin kerja pegawai
Penyediaan dokumen SOP dan SPM penyelenggaran pelayanan pemerintahan daerah b. Peningkatan kualitas dan kompetensi pelayanan publik Menyebarluaskan dan meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap produk hukum daerah Penyelenggaraan tugas belajar, diklat struktural dan diklat fungsional
Terwujudnya rencana pembangunan daerah yang berkualitas dan partisipatif
Koordinasi/Regulasi/ Sosialisasi/ fasilitasi dan Konsultasi yang diarahkan pada program/kegiatan pembangunan.
Penyediaan dan penyebarluasan peraturan dan kerangka normatif perencanaan pembangunan daerah
Terwujudnya tata kelola keuangan daerah yang tertib, akuntabel dan transparan
Mengembangkan SOP pengelolaan keuangan dan manajemen asset
Peningkatan penatausahaan pendapatan dan belanja daerah serta manajemen asset
Terwujudnya pengawasan yang professional
Fasilitasi, koordinasi penguatan pengawasan internal yang efektif dan profesional.
Pengembangan SOP pengawasan dan TPTGR
Tersedianya data dan layanan informasi daerah berbasis teknologi informasi dan komunikasi
Fasilitasi/ Sosialisasi/ Publikasi dan adopsi teknologi IT
Penyediaan data dan informasi pembangunan yang berbasis IT
CAPAIAN KINERJA KONDISI AWAL
KONDISI AKHIR
Dokumen SPM, dokumen SOP, Informasi alur pelayanan publik
Tidak Ada
Ada
Tingkat penyelesaian aduan pelayanan publik
55,00%
85,00%
Cakupan Produk Hukum yang di sosialisasikan
100%
100%
998 PNS
1.671 PNS
Ada
Ada
a.
Pegawai yang telah mengikuti diklat teknis dan penjejangan struktural Dokumen RPJPD dan RPJMD yg telah ditetapkan dgn PERDA Dokumen RKPD yg telah ditetapkan dgn PERWALI Peingkatan Opini Pengelolaan Keuangan dari BPK
PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH
Program pembinaan dan peningkatan pelayanan Publik
Ada
Ada
WDP
WTP
Program Penataan Peraturan Perundang-undangan
Program Pendidikan Kedinasan
Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian, dan Persandian
SETDA
Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian, dan Persandian
Urusan Wajib Perencanaan Daerah
Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah
Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian, dan Persandian
21,76%
31,24%
Jumlah temuan auditor yang ditindaklanjuti dan diselesaikan
70%
100%
Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan KDH
Ketersediaan Website
Ada
Aktif
Program pengembangan komunikasi, informasi dan Media Massa
166
SKPD PENANGGUNG JAWAB
Program perencanaan pembangunan daerah
Pertumbuhan PAD
Kota Bima | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2013-2018
BIDANG URUSAN
Urusan Wajib Komunikasi dan Informatika
SETDA
BKD
Bappeda
DPPKAD
Inspektorat
SETDA (Bag. Humas); Bappeda
SASARAN j.
k.
STRATEGI
Tertatanya administrasi kependudukan yang berkualitas
Fasilitasi E-KTP
Terselamatkannya dokumen/ arsip daerah
Sosialisasi/ Inventarisasi / Fasilitasi / Duplikasi
INDIKATOR KINERJA (Outcomes)
ARAH KEBIJAKAN
CAPAIAN KINERJA KONDISI AWAL
KONDISI AKHIR
PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH
BIDANG URUSAN
SKPD PENANGGUNG JAWAB
Pengembangan metode pendataan kependudukan
Rasio penduduk berKTP per satuan penduduk
69,93%
72,93%
Program Penataan Administrasi Kependudukan
Urusan Wajib Kependudukan dan Catatan Sipil
Disdukcapil
Pengembangan digital arsip dan pengelolaan arsip secara baku
SKPD yang sudah menerapkan pengelolaan arsip secara baku
16,67%
100,00%
Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Informasi Kearsipan
Urusan Wajib Kearsipan
Kantor Arsip dan Perpustakaan
Misi 4 : Menjadikan masyarakat SEJAHTERA berbasiskan pembangunan ekonomi lokal dengan penyediaan infrastruktur yang memadai dan diikuti perluasan akses ekonomi dalam upaya penguatan struktur ekonomi lokal yang berdaya saing dengan dukungan stabilitas sosial politik dan keamanan a.
b.
Terwujudnya rencana pembangunan bidang Ekonomi yang berkualitas
Tersedianya sarana dan prasarana perekonomian yang memadai
Koordinasi/Sosialisasi/fasilitasi/ Konsultasi yang diarahkan pada sinergi kegiatan pembangunan Ekonomi kewenangan pusat, provinsi dan kabupaten/kota 1.
2.
c.
Tersedianya pelaku usaha yang professional
Fasilitasi perencanaan kawasan perdagangan dan jasa serta revitalisasi sarana dan prasarana Fasilitasi pengembangan usaha bagi pedagang kaki lima /usaha informal
Fasilitasi permodalan, promosi, kerjasama usaha, ketrampilan dan informasi usaha
Pengembangan perencanaan Eonomi yang partisipatif
Pembangunan pasar baru dan pengembangan serta penataan sarana dan prasarana perdagangan pada kawasan strategis ekonomi. Pembangunan lapak dan penataan kawasan kaki lima Pemberian dana bergulir dan kredit lunak bagi UMKM
Pertumbuhan Ekonomi
5,82%
7,02%
Laju inflasi
3,61%
2,96%
PDRB perkapita ADHK
Rp. 3,51 Juta/Jiwa
Rp. 4,25 Juta/Jiwa
Pasar tradisional modern
Tidak tersedia
Tersedia
Cakupan Pedagang Kaki Lima Dan Asongan yang ditangani
232 orang
UMKM yang mendapat bantuan modal
5,34%
Kota Bima | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2013-2018
Urusan Wajib Perencanaan Daerah
Bappeda
Program Peningkatan Efisiensi Perdagangan Dalam Negri
Urusan Pilihan Perdagangan
Diskoperindag
1450 orang
Program Pembinaan Pedagang Kaki Lima Dan Asongan
Urusan Pilihan Perdagangan
Diskoperindag
21,52%
Program Pengembangan Sistem Pendukung Usaha Bagi Usaha Mikro Kecil Menengah
Koperasi dan Usaha Kecil Menengah
Diskoperindag; SETDA (Bag. Ekonomi)
167
Program perencanaan pembangunan ekonomi
SASARAN d.
e.
Terwujudnya rencana pembangunan infrastruktur dan SDA yang berkualitas Tersedianya sarana dan prasarana wilayah yang merata dan seimbang
STRATEGI Koordinasi/Sosialisasi/fasilitasi/ Konsultasi yang diarahkan pada sinergi kegiatan pembangunan infrastruktur dan SDA kewenangan pusat, provinsi dan kabupaten/kota Fasilitasi, Revitalisasi/Konstruksi jalan, Jembatan, terminal, Pelabuhan, sumber air baku dan air bersih
ARAH KEBIJAKAN
Pengembangan perencanaan infrastruktur dan SDA yang partisipatif a.
b. c.
f.
g.
Terwujudnya perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian tata ruang kota dan kawasan
Terwujudnya Wilayah Kota Sebagai Kota Adipura
Integrasi dan sinkronisasi perencanaan tata ruang
1.
2.
Revitalisasi pasar, kawasan pertokoan, kawasan kaki lima dan kawasan kumuh
Regulasi dan perbaikan pengelolaan sampah
INDIKATOR KINERJA (Outcomes)
Pemantapan dan peningkatan kualitas jalan, jembatan dan utilitas lainnya Pengembangan dan revitalisasi terminal dan pelabuhan laut Peningkatan kuantitas dan kualitas sarana prasarana perkotaan
CAPAIAN KINERJA
PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH
BIDANG URUSAN
SKPD PENANGGUNG JAWAB
KONDISI AWAL
KONDISI AKHIR
Master plan infrastruktur skala kawasan dan skala kota
10%
75%
Program perencanaan prasarana wilayah dan sumber daya alam
Urusan Wajib Perencanaan Daerah
Bappeda
Proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi baik
41,79%
51,64%
Program Rehabilitasi/Pemeliharaan Jalan dan Jembatan
Pekerjaan Umum
Dinas PU dan Tamben
Ketersediaan Terminal AKAP type A
0%
100%
Program Pembangunan Sarana dan Prasarana Perhubungan
Perhubungan
Dishubkominfo
Cakupan Rumah tangga pengguna air bersih
78,51%
86,21%
Program Penyediaan dan Pengolahan Air Baku
Pekerjaan Umum
Dinas PU dan Tamben
Persentase rumah tangga yang menggunakan listrik (Rasio Elektrifikasi)
69,05%
77,89%
Program Pembinaan dan pengembangan bidang ketenaga listrikan
Urusan Pilihan Energi dan Sumberdaya Mineral
Dinas PU dan Tamben
1 Dok
5 Dok
Penataan Ruang
Dinas Tata Kota dan perumahan
0,97
1,08
Penataan Ruang
Dinas Tata Kota dan perumahan
Tidak ada
Ada
Urusan Wajib Perencanaan Daerah
Bappeda
18,71
18,93
Program Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau
Urusan Lingkungan Hidup
BLH; DKPP
0,67%
0,46%
Program Pengembangan Perumahan
Perumahan
Dinas Tata Kota dan perumahan
20,50%
73,22%
Lingkungan Hidup
DKPP; BLH; 38 Kantor Kelurahan
a.
Penyediaan dokumen perencanaan, pemanfaatan dan Dokumen RDTRK pengendalian penataan ruang b. Penertiban bangunan Rasio bangunan ber- IMB tanpa ijin per satuan bangunan a. Penataan dan revitalisasi kawasan Dokumen RTBL pusat perdagangan dan jasa Rasio Ruang Terbuka Hijau per Satuan Luas Wilayah ber HPL/HGB b. Penataan kawasan Lingkungan pemukiman kumuh dan lingkungan kumuh wilayah pesisir Pengembangan sistem Persentase penanganan pengelolaan sampah sampah
Kota Bima | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2013-2018
168
Program Perencanaan Tata Ruang Program Pengendalian Pemanfaatan Ruang Program perencanaan pengembangan kota-kota menengah dan besar
Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan
SASARAN h.
i.
j.
k.
l.
m.
n.
Terwujudnya pengembangan destinasi wisata dan promosi pariwisata. Terwujudnya pelayanan investasi satu pintu secara terpadu (one stop services). Terbukanya kesempatan kerja dan perlindungan tenaga kerja Terwujudnya perekonomian daerah yang kuat dengan dukungan hasil SDA yang berkualitas.
STRATEGI
ARAH KEBIJAKAN
Fasilitasi dan promosi pengembangan destinasi wisata
Pengembangan daya tarik obyek wisata
Edukasi, Sinkronisasi dan koordinasi pelayanan investasi satu pintu secara terpadu
Peningkatan pelayanan perijinan satu pintu
Fasilitasi dan Edukasi yang di arahkan pada peningkatan kompetensi, kreatifitas, kemandirian, dan kewirausahaan Pengembangan potensi ekonomi daerah melalui Intensifikasi dan ekstensifikasi
Tersedianya data dan informasi lingkungan hidup daerah
Inventarisasi dan dokumentasi data lingkungan hidup daerah
Terwujudnya pengelolaan DAS yang memadai
Sinkronisasi dan integrasi pengelolaan sungai
Tereksploitasinya SDA sesuai dengan daya dukung lingkungan dan tata ruang
Regulasi/Inventarisasi/ sosialisasi/ fasilitasi/ reklamasi yang diarahkan pada Pengendalian dampak pemanfaatan SDA khususnya daerah pertambangan
Peningkatkan kesempatan kerja serta mendorong mobilitas tenaga kerja dalam rangka mengurangi pengangguran Peningkatan produksi pertanian, perkebunan, kehutanan, perikanan/kelautan
Pemantapan penyajian data dan informasi lingkungan hidup yang akurat Peningkatan fungsi sungai sebagai saluran drainase primer dan penataan Daerah Aliran Sungai Pelaksanaan pengendalian pengelolaan dan eksploitasi SDA
INDIKATOR KINERJA (Outcomes)
CAPAIAN KINERJA
PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH
BIDANG URUSAN
SKPD PENANGGUNG JAWAB
Urusan Pilihan Pariwisata
Disbudpar
Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum
KPPT
Urusan Wajib Ketenagakerjaan
Disosnakertrans
KONDISI AWAL
KONDISI AKHIR
Jumlah Kunjungan wisatawan
7.785 Org
12.685 Org
Program Pengembangan pemasaran pariwisata
Lama proses perijinan
1-4 hari
1-2 hari
ProgramPeningkatan Pelayanan Perizinan
Angka partisipasi angkatan kerja
67,79
72,89
Program peningkatan kesempatan kerja
Ketersediaan pangan utama
23.960 ton
26.356 ton
Program Peningkatan Ketahanan Pangan (Pertanian/Perkebunan)
Urusan Wajib Ketahanan Pangan
Dispertanak; Dishutbun; BKPP
Tingkat Pendapatan petani
8%
13%
Program Peningkatan Kesejahteraan Petani
Urusan Wajib Ketahanan Pangan
BKPP; Dispertanak; Dishutbun
Cakupan bina kelompok industri hasil perikanan dan kelautan
4 Klpk
20 Klpk
Program Industrialisasi Hasil Perikanan dan Kelautan
Urusan Pilihan Kelautan dan Perikanan
Dinas Kelautan dan Perikanan
Dokumen KLHS Dokumen AMDAL
60%
100%
Program Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi SDA dan Lingkungan Hidup
Lingkungan Hidup
BLH
Program Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa dan Jaringan Pengairan Lainnya
Pekerjaan Umum
Dinas PU dan Tamben
Rasio Jaringan Irigasi
45,57
47,48
% Pertambangan tanpa ijin yang ditertibkan
13,20%
25,00%
Program pengawasan dan penertiban kegiatan rakyat yang berpotensi merusak lingkungan
Urusan Pilihan Energi dan Sumberdaya Mineral
SETDA (Bag. Ekonomi) Dinas PU dan Tamben
Kontribusi sektor pertambangan dan penggalian terhadap PDRB
5,58%
5,99%
Program Pemberdayaan masyarakat lingkar tambang
Urusan Pilihan Energi dan Sumberdaya Mineral
Dinas PU dan Tamben
Kota Bima | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2013-2018
169
SASARAN o.
p.
q.
r.
Terlindunginya kawasan sumber mata air
STRATEGI
INDIKATOR KINERJA (Outcomes)
ARAH KEBIJAKAN
CAPAIAN KINERJA KONDISI AWAL
KONDISI AKHIR
Sumber mata air Terlindungi
60%
90%
Luas Lahan Kritis
4.690 Ha
2.190 Ha
PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH
BIDANG URUSAN
SKPD PENANGGUNG JAWAB
Urusan Lingkungan Hidup
BLH
Urusan Pilihan Kehutanan
Dishutbun
Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum
BPBD
Invetarisasi kawasan dan regulasi pemanfaatan areal sekitar kawasan sumber mata air
Pelestarian dan perlindungan kawasan sumber mata air
Tersedianya SOP penanggulangan bencana
Regulasi dan advokasi SOP penanggulangan bencana
Penyediaan RPB dan penyebarluasan SOP penanggulangan bencana
Perda RPB dan SOP Penanggulangan Bencana
Tidak Ada
Ada
Program Penyuluhan dan Penanggulangan Bencana
Terciptanya stabilitas daerah
Advokasi, edukasi, promosi dan sosialisasi pentingnya stabilitas daerah.
Pemberdayaan kawasan dan kelompok masyarakat yang rawan konflik
Rasio Pos Siskamling per jumlah Kelurahan
4,34
6,00
Program pemberdayaan masyarakat untuk menjaga ketertiban dan keamanan
Urusan Wajib Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
Bakesbanglinmas; Kecamatan; Kelurahan
Penegakan Perda
100,00%
100,00%
Program peningkatan keamanan dan kenyamanan lingkungan
Urusan Wajib Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
Kesbanglinmas; Satpol PP
Angka kriminalitas dan gangguan keamanan per 10.000 penduduk
31,92
7,89
Program pemeliharaan kantrantibmas dan pencegahan tindak kriminal
Urusan Wajib Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
Kesbanglinmas; Satpol PP
Tingkat partisipasi masyarakat dalam politik
76,12%
85%
Program pendidikan politik masyarakat
Urusan Wajib Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
Bakesbanglinmas
Terwujudnya suasana politik yang santun dan bertanggungjawab
Edukasi / Matrikulasi / Fasilitasi yang diarahkan pada Pendidikan politik
Pengembangan pola rekrutmen dan kaderisasi Orpol dan Ormas
Kota Bima | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2013-2018
170
Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam Program Rehabilitasi Hutan Dan Lahan
BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN
Indikasi rencana program prioritas Pemerintah Kota Bima berisi programprogram baik untuk mencapai visi dan misi pembangunan jangka menengah maupun untuk pemenuhan layanan SKPD dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan daerah. Adapun pagu indikatif sebagai wujud kebutuhan pendanaan adalah jumlah dana yang tersedia untuk penyusunan program dan kegiatan tahunan. Programprogram prioritas yang telah disertai kebutuhan pendanaan atau pagu indikatif selanjutnya dijadikan sebagai acuan bagi SKPD dalam penyusunan Rencana Strategis (RENSTRA) SKPD, termasuk menjabarkannya ke dalam kegiatan prioritas beserta kebutuhan pendanaannya. Pencapaian target kinerja program (outcome) di masing-masing urusan sesungguhnya tidak hanya didukung oleh pendanaan yang bersumber dari APBD Pemerintah Kota Bima namun juga oleh sumber pendanaan lainnya (APBN, APBD Provinsi, dan Sumber-sumber pendanaan lainnya). Namun demikian, pencantuman pendanaan di dalam Tabel 8.1 hanya yang bersumber dari APBD Pemerintah Kota Bima.
Kota Bima | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2013 - 2018
171
Tabel 8.1. Indikasi Rencana Program Prioritas yang disertai Kebutuhan Pendanaan Kota Bima 2013-2018 (dalam jutaan rupiah )
KODE Bidang Urusan Pemerintahan dan Program REKENING Prioritas Pembangunan
(1)
x
xx
(2)
INDIKATOR KINERJA PROGRAM (Outcomes)
(3)
Kondisi Kinerja pada Awal RPJMD (Thn 0) 2013
Target
Rp.
Target
Rp.
Target
Rp.
Target
Rp.
Target
Rp.
Target
Rp.
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
318.696
Semua SKPD
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Tahun-1 (2014)
Lintas Urusan
Tahun-2 (2015)
54.817
Tahun-3 (2016)
59.013
Tahun-4 (2017)
63.474
Tahun-5 (2018)
68.197
Kondisi Kinerja pada akhir periode RPJMD
73.196
SKPD PENANGGUNG JAWAB
x
xx 01
Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
x
xx 02
Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
% Penyediaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana aparatur
60%
65%
17.300
70%
18.625
80%
20.033
85%
21.523
90%
23.101
100%
100.582
Semua SKPD
x
xx 03
Program Peningkatan Disiplin Aparatur
% Meningkatnya disiplin aparatur
85%
87%
1.628
90%
1.753
92%
1.885
94%
2.025
95%
2.174
95%
9.465
Semua SKPD
x
xx 05
Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
% Jumlah PNS yang terlayani untuk ikut pendidikan dan pelatihan
65%
70%
615
75%
662
80%
712
85%
765
90%
821
90%
3.575
Semua SKPD
x
xx 06
Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan
% Terlaksananya pelaporan capaian kinerja dan keuangan tepat waktu
100%
100%
2.426
100%
2.611
100%
2.809
100%
3.018
100%
3.239
100%
14.103
Semua SKPD
1 01
%Terlayaninya kebutuhan administrasi perkantoran
100%
100%
32.848
100%
35.362
100%
38.036
100%
40.865
100%
43.861
100%
190.972
Semua SKPD
URUSAN WAJIB
129.333
139.481
148.837
160.133
172.170
Pendidikan
22.562
24.290
26.127
28.071
30.128
1
01 15
Program Pendidikan Anak Usia Dini
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
79,32%
79,32%
1
01 16
1
Program wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun
Angka Partisipasi Sekolah (APS) per 1.000 Penduduk jenjang Dikdas
908,27
915,12
14.000
922,02
15.073
929,01
16.213
936,02
17.419
943,07
18.696
01 17
Program pendidikan menengah
Angka partisipasi sekolah (APS) per 1.000 Penduduk Jenjang Dikmen
900,34
904,73
8.083
908,94
8.702
913,36
9.360
917,71
10.056
922,18
1
01 18
Program pendidikan non formal
Penduduk yang berusia >15 Tahun tidak melek huruf (buta aksara)
1,14%
1,10%
97
1,06%
105
1,02%
113
0,98%
121
1
01 20
Program peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan
Guru yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV
90,93%
91,93%
128
92,93%
138
93,93%
149
94,93%
1
01 22
Program manajemen pelayanan pendidikan
10,71 Thn
153
11,19 Thn
165
11,62 Thn
177
12 Thn
Rata-rata lama sekolah
Kota Bima - Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2013-2018
10,22 Thn
100
82,31%
108
85,31%
116
88,31%
124
91,31%
134
749.954
131.177 91,31%
581
Dikpora
943,07
81.401
Dikpora
10.793
922,18
46.994
Dikpora
0,94%
130
0,94%
566
Dikpora
160
95,93%
171
95,93%
746
Dikpora
190
12 Thn
204
12 Thn
889
Dikpora
172
KODE Bidang Urusan Pemerintahan dan Program REKENING Prioritas Pembangunan
(1)
1 02
(2)
INDIKATOR KINERJA PROGRAM (Outcomes)
(3)
Kondisi Kinerja pada Awal RPJMD (Thn 0) 2013
Target
Rp.
Target
Rp.
Target
Rp.
Target
Rp.
Target
Rp.
Target
Rp.
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Tahun-1 (2014)
Kesehatan
1
02 15
Program obat dan perbekalan kesehatan
1
02 16
Program Upaya Kesehatan Masyarakat
Tahun-2 (2015)
16.650
Tahun-3 (2016)
17.924
Tahun-4 (2017)
19.279
Tahun-5 (2018)
20.714
Kondisi Kinerja pada akhir periode RPJMD
22.232
SKPD PENANGGUNG JAWAB
(17)
96.800
% Ketersediaan Obat Esensial Generik di Fasyankes dasar
97%
97,60%
Angka usia harapan hidup
63,22 Tahun
64,07 Tahun
Cakupan Pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin
62%
70%
% Rumah Tangga yang melaksanakan PHBS
55%
55,70%
345
56,40%
372
57,10%
400
57,80%
429
58,50%
461
58,50%
2.006 Dinas Kesehatan: SETDA
Presentase Balita Gizi Buruk
5,16%
5,02%
585
4,87%
630
4,49%
677
4,12%
728
4,00%
781
4,00%
3.401
Dinas Kesehatan
1.528
7.982
98,20% 64,32 Tahun
1.645
8.593
75%
98,80% 65,27 Tahun
1.769
9.243
80%
99,40% 66,22 Tahun
1.901
9.931
85%
100% 67,17 Tahun
2.040
100%
8.883
Dinas Kesehatan
46.408
Dinas Kesehatan
67,17 Tahun 10.659
90%
90%
1
02 19
Program promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat.
1
02 20
Program Perbaikan Gizi Masyarakat
1
02 21
Program pengembangan lingkungan sehat
Cakupan Jamban Keluarga
58,00%
63,00%
244
68,00%
263
73,00%
283
78,00%
304
83,00%
326
83,00%
1.421
Dinas Kesehatan
1
02 22
Program pencegahan dan penanggulangan penyakit menular
Cakupan Desa/kelurahan Universal Child Immunization (UCI)
89,47%
94,74%
333
100,00%
358
100,00%
386
100%
414
100%
445
100%
1.936
Dinas Kesehatan
1
02 25
Rasio puskesmas, poliklinik, pustu per 10.000 penduduk
1,64
#REF!
2.657
#REF!
2.860
#REF!
3.077
1,49
3.306
1,46
3.548
1,46
15.447
Dinas Kesehatan
1
02 26
Ketersediaan Rumah sakit type D
Tidak Ada
30%
2.000
60%
2.153
80%
2.316
100%
2.488
100%
2.671
Ada
11.628
Dinas Kesehatan
1
02 28
Penerima kartu jaminan kesehatan seperti: jamkesmas, jamkesda, jampersal (BPJS)
75%
80%
583
85%
628
90%
676
95%
726
100%
779
100%
3.392
Dinas Kesehatan
Angka Kematian Bayi (AKB)
9,27 / 1.000 KH
7,02 / 1.000 KH
2.276
Dinas Kesehatan
1
02 32
Program pengadaan, peningkatan dan perbaikan sarana dan prasarana puskesmas/puskesmas pembantu dan jaringannya. Program pengadaan, peningkatan sarana dan prasarana rumah sakit/rumah sakit jiwa/rumah sakit paru-paru/rumah sakit mata. Program kemitraan peningkatan pelayanan kesehatan
Program peningkatan keselamatan ibu melahirkan dan anak
Angka Kematian Ibu (AKI) Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan
1 03
198,7 / 150/ 100.000 KH 100.000 KH 84,91%
5,81 / 1.000 KH 120/ 392 100.000 KH
85,62%
Pekerjaan Umum
3,60 / 1.000 KH 100/ 422 100.000 KH
90,00%
36.885
2,39 / 1.000 KH 80/ 453 100.000 KH
90,43%
39.714
0,59 / 1.000 KH 75/ 487 100.000 KH
90,89%
42.699
0,59 / 1.000 KH 523
92,00%
45.883
75/ 100.000 KH 92,00%
49.246
214.427
1
03 15
Jalan Penghubung dari ibukota Program Pembangunan Jalan dan Jembatan kecamatan ke kawasan pemukiman penduduk (minimal dilalui roda 4)
92,04%
93,63%
25.412
95,22%
27.357
96,81%
29.403
98,40%
31.591
100,00%
33.896
100%
147.660
Dinas PU dan Tamben
1
03 18
Program Rehabilitasi/Pemeliharaan Jalan dan Jembatan
41,79%
43,60%
4.910
45,48%
5.286
47,45%
5.685
49,50%
6.108
51,64%
6.556
51,64%
28.546
Dinas PU dan Tamben
Proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi baik
Kota Bima - Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2013-2018
173
KODE Bidang Urusan Pemerintahan dan Program REKENING Prioritas Pembangunan
(1) 1
03 24
1
03 25
1
03 27
1 04
(2) Program Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa dan Jaringan Pengairan Lainnya dan Pengolahan Air Program Penyediaan Baku Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Air Limbah
INDIKATOR KINERJA PROGRAM (Outcomes)
Kondisi Kinerja pada Awal RPJMD (Thn 0) 2013
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Tahun-1 (2014) Target
Rp. (6)
(3)
(4)
(5)
Rasio Jaringan Irigasi
45,57
45,94
Cakupan Rumah tangga pengguna air bersih
78,51%
79,01%
Persentase rumah tinggal bersanitasi
74,92%
78,53%
Persentase Penduduk berakses air minum
2.584 250
Tahun-2 (2015) Target
Rp.
(7)
(8)
46,32 80,76%
80,25%
Perumahan
275
82,31% 3.728
78,51%
2.782
Tahun-3 (2016) Target
Rp.
(9)
(10)
46,70 82,54%
2.993 300
86,28% 4.014
85,82%
913
Tahun-4 (2017) Target
Rp.
(11)
(12)
47,09 84,35%
90,00%
995
3.215 330
90,44% 4.317
Target
Rp.
(13)
(14)
47,48 86,21%
3.451 365
94,80% 4.638
92,60%
1.110
Kondisi Kinerja pada akhir periode RPJMD
Tahun-5 (2018)
Target
Rp.
(15)
(16)
(17)
47,48
15.025
Dinas PU dan Tamben
86,21%
1.520
Dinas PU dan Tamben
21.676
Dinas PU dan Tamben
94,80% 4.978
94,85%
1.212
SKPD PENANGGUNG JAWAB
94,85%
1.302
5.532
1
04 15
Program Pengembangan Perumahan
Lingkungan pemukiman kumuh
0,67%
0,62%
200
0,58%
228
0,53%
300
0,49%
325
0,46%
350
0,46%
1.403
Dinas Tata Kota dan perumahan
1
04 19
Program Peningkatan Kesiagaan dan Pencegahan Bahaya Kebakaran
Cakupan pelayanan bencana kebakaran
80%
84,50%
713
89,00%
767
95,20%
810
98,00%
887
100%
952
100%
4.129
BPBD
1 05
Penataan Ruang
1
05 15
Program Perencanaan Tata Ruang
1
05 17
Program Pengendalian Pemanfaatan Ruang
1 06 1
06 19
1
06 20
Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Perencanaan Pembangunan Daerah
1
06 21
Program Perencanaan Pembangunan Daerah
06 22
Program Perencanaan Pembangunan Ekonomi
1
06 23
Program Perencanaan Sosial Budaya
1
06 24
Program Perencanaan Prasarana Wilayah dan Sumber Daya Alam
1.638
Dokumen RDTRK
1 Dok
2 Dok
1.182
2 Dok
1.273
Rasio bangunan ber- IMB per satuan bangunan
0,97
0,99
339
1,01
365
Perencanaan Pembangunan Program Perencanaan Pengembangan Kotakota menengah dan besar
1
1.521
2.809
392 0 1,03
3.024
0 392
421 0 1,06
3.252
0 421
452 0 1,08
3.494
0 452
4.424 5 Dok
2.455
Dinas Tata Kota dan perumahan
1,08
1.969
Dinas Tata Kota dan perumahan
3.751
16.330
Dokumen RTBL
Tidak Ada
Ada
306
Ada
330
Ada
354
Ada
381
Ada
409
Ada
1.780
Bappeda
% Aparat perencana yang sudah mengikuti diklat
0%
5%
250
10%
269
15%
289
20%
311
25%
334
25%
1.453
Bappeda
Dokumen RPJPD dan RPJMD yg telah ditetapkan dgn PERDA
Ada
Ada
Dokumen RKPD yg telah ditetapkan dgn PERWALI
7.801
Bappeda
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Pertumbuhan Ekonomi
5,82%
6,21%
6,52%
6,75%
6,92%
7,02%
7,02% 1.808
Bappeda
Ada 1.342
Ada 1.445
3,61%
3,51%
PDRB per kapita (ADHK)
Rp. 3,63 Juta/Jiwa
Angka IPM
69,83
70,83
350
71,83
377
72,83
405
73,83
435
74,83
467
74,83
2.035
Bappeda
Master plan infrastruktur skala kawasan dan skala kota
10,00%
25,00%
250
40,00%
269
60,00%
289
65,00%
311
75,00%
334
75,00%
1.453
Bappeda
Kota Bima - Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2013-2018
335
360
Rp. 3,91 Juta/Jiwa
3,11%
Ada 1.792
Rp. 3,51 Juta/Jiwa
Rp. 3,76 Juta/Jiwa
3,26%
Ada 1.669
Laju inflasi
311
3,41%
Ada 1.554
387
Rp. 4,08 Juta/Jiwa
2,96%
415
Rp. 4,25 Juta/Jiwa
2,96% Rp. 4,25 Juta/Jiwa
174
KODE Bidang Urusan Pemerintahan dan Program REKENING Prioritas Pembangunan
(1)
1 07
(2)
(3)
Target
Rp.
Target
Rp.
Target
Rp.
Target
Rp.
Target
Rp.
Target
Rp.
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Tahun-1 (2014)
Perhubungan
1
07 15
Program Pembangunan Prasarana dan Fasilitas Perhubungan
1
07 18
Program Pembangunan Sarana dan Prasarana Perhubungan
1 08
INDIKATOR KINERJA PROGRAM (Outcomes)
Kondisi Kinerja pada Awal RPJMD (Thn 0) 2013
Tahun-2 (2015)
2.564 Jumlah orang/barang melalui dermaga/terminal Ketersediaan Terminal AKAP type A
972.267 120.000 orang dan org dan 99.176 ton 14.964 ton barang barang 0%
20%
Lingkungan Hidup
600
1.964
Tahun-3 (2016)
2.761 120.000 org dan 14.965 ton barang 50%
2.617
646
2.114
Tahun-4 (2017)
2.969 120.000 org dan 14.965 ton barang 80%
2.840
695
2.274
Tahun-5 (2018)
3.190 120.000 org dan 14.965 ton barang 100%
3.103
747
2.443
3.424 120.000 org dan 14.965 ton barang 100%
3.346
08 15
Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan
Persentase penanganan sampah
20,50%
25,66%
1
08 17
Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam
% Sumber mata air terlindungi
60%
66%
225
72%
250
78%
280
84%
300
90%
1
08 19
Program Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi SDA dan Lingkungan Hidup
Dokumen KLHS dan Dokumen AMDAL
60%
68%
175
76%
200
84%
230
92%
250
1
08 24
Program Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau
Rasio Ruang Terbuka Hijau per Satuan Luas Wilayah ber HPL/HGB
18,71
18,73
275
18,77
300
18,82
345
18,89
380
1 09 1
09 16
Pertanahan Program Penataan Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan dan Pemanfaatan Tanah
33,71%
4.478 Cakupan lahan pemerintahan daerah yang bersertifikat
0,85%
0,92%
4.478
2.090
52,29%
4.821 1,00%
4.821
2.248
64,19%
5.185 1,08%
5.185
2.416
5.571
2.622
(17)
14.909
3.491
Dishubkominfo
100%
11.418
Dishubkominfo
15.548 73,22%
11.288
DKPP; BLH; 38 Kantor Kelurahan
350
90%
1.405
BLH
100%
275
100%
1.130
BLH
18,93
425
18,93
1.725
BLH;DKPP
73,22%
5.571 1,17%
802
SKPD PENANGGUNG JAWAB
120.000 org dan 14.965 ton barang
3.643
1
1.942
Kondisi Kinerja pada akhir periode RPJMD
2.593
5.979 1,27%
5.979
26.034 1,27%
26.034
SETDA
0
1 10 1
10 15
1 11
Kependudukan dan Catatan Sipil Program Penataan Administrasi Kependudukan
1.400 Rasio penduduk berKTP per satuan penduduk
69,93%
70,95%
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
1
11 16
Program Penguatan Kelembagaan Pengarusutamaan Gender dan Anak
1
11 17
Program Peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindungan Perempuan
1.400
1.507 71,49%
300
1.507
1.621 72,03%
350
1.621
1.742 72,58%
405
1.742
1.869 72,93%
474
1.869
8.139 73%
575
Disdukcapil
2.104
Cakupan pembinaan terhadap organisasi perempuan
70,83%
72,66%
175
74,49%
200
76,32%
225
78,16%
250
80,00%
325
80,00%
Rasio KDRT
0,56
0,52
125
0,47
150
0,43
180
0,39
224
0,35
250
0,35
Kota Bima - Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2013-2018
8.139
1.175
BPPKB
929
BPPKB
175
KODE Bidang Urusan Pemerintahan dan Program REKENING Prioritas Pembangunan
(1)
1 12
(2)
12 15
Program Keluarga Berencana
1
12 17
Program Pelayanan Kontrasepsi
1
12 20
Program Peningkatan Penanggulangan Narkoba, PMS Termasuk HV/AIDS
1
13 15
1
13 16
1 14
(3)
Target
Rp.
Target
Rp.
Target
Rp.
Target
Rp.
Target
Rp.
Target
Rp.
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Tahun-1 (2014)
Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera
1
1 13
INDIKATOR KINERJA PROGRAM (Outcomes)
Kondisi Kinerja pada Awal RPJMD (Thn 0) 2013
1.201
Kesejahteraan Sosial
Tahun-3 (2016)
1.319
Tahun-4 (2017)
1.422
Tahun-5 (2018)
1.551
1.664
91,32%
300
94,97%
320
98,77%
350
99,69%
375
99,69%
1.600
BPPKB; DIKES
Cakupan Penduduk yang menggunakan alat kontrasepsi
66,12%
66,81%
684
67,50%
737
68,19%
792
68,88%
851
69,57%
914
69,57%
3.978
BPPKB
Korban Penyalahgunaan NAPZA per satuan penduduk
17,37
14,63
262
13,67
282
12,30
310
11,62
350
10,31
375
10,31
1.579
BPPKB
820
900
955
1.025
1.150
4.850
Penanganan penyandang masalah kesejahteraan sosial
7,97%
10,11%
470
12,26%
500
14,40%
530
16,54%
575
18,68%
650
18,68%
PMKS yg memperoleh bantuan sosial
14,00%
16,10%
350
18,52%
400
21,30%
425
24,50%
450
28,18%
500
28,18%
Ketenagakerjaan
420
460
500
550
600
1
14 16
Program Peningkatan Kesempatan Kerja
1
15
1
15 16
Program Pengembangan Kewirausahaan Dan Keunggulan Kompetitif UKM
Usaha Mikro dan Kecil /UMKM
1.874 UMKM
1.956 UMKM
200
2.042 UMKM
215
2.132 UMKM
225
2.226 UMKM
250
2.323 UMKM
1
15 17
Program Pengembangan Sistem Pendukung Usaha Bagi Usaha Mikro Kecil Menengah
UMKM yang mendapat bantuan modal
5,34%
7,67%
1.030
9,79%
1.109
14,07%
1.193
17,97%
1.282
21,52%
2.725 2.125
Dinsosnakertrans Dinsosnakertrans
2.530
Tingkat pengangguran terbuka
6,36%
5,74%
225
5,18%
250
4,67%
275
4,22%
300
3,80%
325
3,80%
1.375
Disosnakertrans
Angka partisipasi angkatan kerja
67,79
68,76
195
69,77
210
70,80
225
71,84
250
72,89
275
72,89
371
Disosnakertrans
Koperasi dan Usaha Kecil Menengah
1.230
Penanaman Modal Daerah Program Penyiapan Potensi Sumberdaya, Sarana Dan Prasarana Daerah
7.157
255
Program Peningkatan Kualitas Dan Produktivitas Tenaga Kerja
16 17
(17)
87,82%
14 15
1
SKPD PENANGGUNG JAWAB
84,44%
1
1 16
Kondisi Kinerja pada akhir periode RPJMD
Cakupan peserta KB aktif
Sosial Program Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas Adat Terpencil (KAT) Dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (Pmks) ProgramLainnya Pelayanan Dan Rehabilitasi
Tahun-2 (2015)
1.324
151 Database Potensi SDA dan Investasi
Kota Bima - Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2013-2018
Tidak ada
Tersedia
151
1.418
162 Tersedia
162
1.532
174 Tersedia
174
1.676
187 Tersedia
187
7.179
300 2.323 UMKM
1.376
21,52%
201 Tersedia
201
1.190
5.989
Diskoperindag Diskoperindag; SETDA (Bag. Ekonomi)
875 Tersedia
875
Bappeda
176
KODE Bidang Urusan Pemerintahan dan Program REKENING Prioritas Pembangunan
(1)
1 17
(2)
17 15
Program Pengembangan Nilai Budaya
1
17 17
Program Pengelolaan Keragaman Budaya
1
17
Program Penngembangan Lembaga Adat/Budaya
1
18 16
1 19
(3)
Target
Rp.
Target
Rp.
Target
Rp.
Target
Rp.
Target
Rp.
Target
Rp.
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Tahun-1 (2014)
Kebudayaan
1
1 18
INDIKATOR KINERJA PROGRAM (Outcomes)
Kondisi Kinerja pada Awal RPJMD (Thn 0) 2013
825
19 15
Program Peningkatan Keamanan Dan Kenyamanan Lingkungan
1
19 16
Program Pemeliharaan Kantrantibmas Dan Pencegahan Tindak Kriminal
1
19 17
Program Pengembangan Wawasan Kebangsaan
1
19 19
1
1
981
Tahun-4 (2017)
1.113
Tahun-5 (2018)
1.198
Kondisi Kinerja pada akhir periode RPJMD
1.334
SKPD PENANGGUNG JAWAB
(17)
5.451
0,14
0,33
275
0,65
350
0,95
425
1,24
450
1,52
500
1,52
2.000
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Penyelenggaraan festival seni dan budaya
1 Kali Setahun
1 Kali Setahun
400
2 Kali Setahun
431
2 Kali Setahun
463
2 Kali Setahun
498
2 Kali Setahun
534
2 Kali Setahun
2.326
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Cakupan lembaga adat/budaya yang ditangani
10%
20%
150
40%
200
50%
225
60%
250
70%
300
70%
1.125
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
532 Jumlah kegiatan kepemudaan
2 Keg
2 Keg
573 2 Keg
532 Jumlah kegiatan olahraga
9 Keg
2 Keg
Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
1
Tahun-3 (2016)
Jumlah grup kesenian (sanggar seni) per 10.000 Penduduk
Kepemudaan dan Olahraga Program Peningkatan Peran Serta Kepemudaan
Tahun-2 (2015)
616 2 Keg
573 2 Keg
2.168
662 2 Keg
616 3 Keg
2.365
710 3 Keg
662 3 Keg
2.546
3.092 13 Keg
710 4 Keg
2.736
3.092
2.936
12.752
Penegakan Perda
100%
100%
476
100%
513
100%
551
100%
592
100%
636
100,00%
Angka kriminalitas dan gangguan keamanan per 10.000 penduduk
31,92
26,69
132
20,85
142
15,91
153
12,42
164
7,89
176
Jumlah konflik yang berlatar belakang SARA
7 Kasus
6 Kasus
153
5 Kasus
165
4 Kasus
177
3 Kasus
191
2 Kasus
Program Pemberdayaan Masyarakat Untuk Menjaga Ketertiban Dan Keamanan
Rasio Pos Siskamling per jumlah desa/kelurahan
4,34
4,61
714
4,74
769
5,13
827
5,26
888
19 20
Program Peningkatan Pemberantasan Penyakit Masyarakat (PEKAT)
Penyakit sosial masyarakat yang ditangani (Miras, Judi dan WTS)
10,32
8,68
250
7,17
300
5,73
325
4,35
19 21
Program Pendidikan Politik Masyarakat
Tingkat partisipasi masyarakat dalam politik
76,12%
77,87%
443
79,65%
477
81,43%
513
83,21%
Kota Bima - Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2013-2018
Dikpora
23 Keg
2.768
Satpol PP
7,89
766
Satpol PP
205
2 Kasus
891
Bakesbanglinmas
6,00
953
6,00
4.150
Bakesbanglinmas; Kecamatan; Kelurahan
350
3,03
375
3,03
1.600
Bakesbanglinmas; Satuan Pol PP
552
85,00%
592
85,00%
2.578
Bakesbanglinmas
177
KODE Bidang Urusan Pemerintahan dan Program REKENING Prioritas Pembangunan
(1)
1 20
1
20 17
(2)
INDIKATOR KINERJA PROGRAM (Outcomes)
(3)
Kondisi Kinerja pada Awal RPJMD (Thn 0) 2013
Target
Rp.
Target
Rp.
Target
Rp.
Target
Rp.
Target
Rp.
Target
Rp.
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Tahun-1 (2014)
Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian, dan Persandian Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah
Tahun-2 (2015)
16.345 Peingkatan Opini Pengelolaan Keuangan dari BPK
WDP
Pertumbuhan PAD
21,76%
23,39%
WTP
Tahun-3 (2016)
17.611
WTP 6.281
18.960
WTP 6.762
25,15%
Tahun-4 (2017)
20.405
WTP 7.273
27,03%
Tahun-5 (2018)
21.921
WTP 7.814
29,06%
Kondisi Kinerja pada akhir periode RPJMD
SKPD PENANGGUNG JAWAB
(17)
95.242
WTP 8.387
31,24%
36.516
DPPKAD; SETDA
31,24%
1
20 20
Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan KDH
Jumlah temuan auditor yang ditindaklanjuti dan diselesaikan
70%
76%
641
82%
690
88%
742
94%
797
100%
856
100%
3.727
Inspektorat
1
20 26
Program Penataan Peraturan Perundangundangan
Cakupan Produk Hukum yang di sosialisasikan
100%
100%
1.955
100%
2.105
100%
2.264
100%
2.433
100%
2.611
100%
11.368
SETDA, Dikpora, PU, Tata Kota, Bappeda, Dishub, DPPKAD, KPPT, BPBD
20 28
Program Pembinaan dan Peningkatan Pelayanan Publik
2.731
SETDA
1
Dokumen SPM, dokumen SOP, Informasi alur pelayanan publik
Tidak Ada
Tidak Ada
Ada 470
Tingkat penyelesaian aduan pelayanan publik
55%
60,55%
Ada 506
70%
Ada 544
73%
Ada 584
80%
Ada 627
85%
85%
1
20 30
Program Penyuluhan dan Penanggulangan Bencana
Perda RPB dan SOP Penanggulangan Bencana
Tidak Tersedia
Ada
305
Ada
329
Ada
354
Ada
380
Ada
408
Ada
1.775
BPBD
1
20 45
Program Pendidikan Kedinasan
Pegawai yang telah mengikuti diklat teknis dan penjejangan struktural
998 PNS
1160
929
1280
1.000
1400
1.075
1556
1.155
1672
1.240
1672
5.398
BKD
1
20 46
Program Peningkatan Kapasitas Sumberdaya Aparatur
Jumlah Pegawai yang telah mengikuti Diklat Prajabatan dan diklat teknis lainnya
1.476 CPNS
100 CPNS
673
150 CPNS
220 CPNS
3.912
BKD; SETDA
1
20 50
Program Pembinaan dan Peningkatan Pelayanan Keagamaan dan Sosial Kemasyarakatan
Cakupan Lembaga keagamaan, petugas keagamaan dan kegiatan keagamaan yang ditangani
80%
85%
1
20 51
Program Peningkatan Pelayanan Perizinan
Lama proses perijinan
1-4 hari
1-3 hari
1 21
Ketahanan Pangan
4.827
265
90%
1-2,5 hari
5.174
1
21 15
Program Peningkatan Kesejahteraan Petani
Tingkat Pendapatan petani
1
21 16
Program Peningkatan Ketahanan Pangan (Pertanian/Perkebunan)
Ketersediaan pangan utama
1
21 18
Program Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian/Perkebunan
% Adopsi Teknologi pertanian/perkebunan yang dimanfaatkan petani
Kota Bima - Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2013-2018
8,00%
9%
23.960 ton 24.430 ton 80%
83%
400 4.200 574
724
5.196
300
220 CPNS
95%
1-2,5 hari
5.532 10% 24.905 ton 86%
425 4.490 617
779
220 CPNS
25.385 ton 90%
220 CPNS
898
5.589
100%
6.005
100%
6.445
100%
28.061
SETDA; Kecamatan; Kelurahan;
340
1 hari
400
1 hari
450
1 hari
1.755
KPPT
5.939 11%
837
475 4.800 664
6.414 12% 25.869 ton 94%
500 5.200 714
6.866 13% 26.356 ton 100%
550 5.550 766
29.924 13%
2.350
BKPP; Dispertanak; Dishutbun
26.356 ton
24.240
BKPP; Dispertanak; Dishutbun;
100%
3.334
BKPP
178
KODE Bidang Urusan Pemerintahan dan Program REKENING Prioritas Pembangunan
(1)
1 22
(2)
22 15
Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Pedesaan/Kelurahan
1
22 17
Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan
1
23 15
1 24 1
24 18
1 25
(3)
Target
Rp.
Target
Rp.
Target
Rp.
Target
Rp.
Target
Rp.
Target
Rp.
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Tahun-1 (2014)
Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
1
1 23
INDIKATOR KINERJA PROGRAM (Outcomes)
Kondisi Kinerja pada Awal RPJMD (Thn 0) 2013
4.563
4.909
Tahun-4 (2017)
5.280
Tahun-5 (2018)
5.673
Kondisi Kinerja pada akhir periode RPJMD
6.089
SKPD PENANGGUNG JAWAB
(17)
26.513
12,35%
11,45%
1.829
10,45%
1.969
9,45%
2.118
8,45%
2.275
7,45%
2.442
7%
10.634
BPMPK; 38 Kelurahan
Swadaya Masyarakat terhadap Program pemberdayaan masyarakat
30%
45%
2.734
50%
2.940
65%
3.162
80%
3.397
90%
3.646
90%
15.880
BPMPK; SETDA; 5Kecamatan; 38 Kelurahan
Data Daerah dalam angka
100%
100%
Buku PDRB
Ada
Ada
250
Kearsipan Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Informasi Kearsipan
Tahun-3 (2016)
Angka Kemiskinan
Statistik Program Pengembangan Data/Informasi /Statistik Daerah
Tahun-2 (2015)
250
269 100% Ada
225 SKPD yang sudah menerapkan pengelolaan arsip secara baku
16,67%
33,33%
Komunikasi dan Informatika
225
269
289 100% Ada
242 50,00%
2.531
242
289
311 100% Ada
261 66,67%
2.740
261
311
334 100% Ada
280 83,33%
2.961
280
334
1.453 100% Ada
300 100,00%
3.193
300
1.453
Bappeda
1.308 100%
3.437
1.308
Kantor Arsip dan Perpustakaan
14.862
1
25 15
Program Pengembangan Komunikasi, Informasi dan Media Massa
Web site milik pemerintah daerah
Ada
Aktif
125
Aktif
150
Aktif
175
Aktif
200
Aktif
225
Aktif
875
Dishubkominfo; SETDA; Bappeda
1
25 18
Program Kerjasama Informasi Dan Media Massa
%Penyebarluasan informasi pembangunan dan penyelenggaran pemerintah daerah
100%
100%
2.406
100%
2.590
100%
2.786
100%
2.993
100%
3.212
100%
13.987
SETDA; Dishubkominfo
1 26
Perpustakaan
1
Program Pengembangan Budaya Baca dan Pembinaan Perpustakaan
26 01
200 Jumlah Taman Bacaan Masyarakat (TBM) yang ditangani
2 TBM
Jumlah pengunjung perpustakaan per tahun
2.304 Org
Kota Bima - Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2013-2018
2 TBM
230 2 TBM
200 260 Org
260 2 TBM
230 260 Org
300 2 TBM
260 300 Org
350 2 TBM
300 300 Org
1.340 12 TBM
350 400 Org
1.340 3.824 Org
Kantor Arsip dan Perpustakaan
179
KODE Bidang Urusan Pemerintahan dan Program REKENING Prioritas Pembangunan
(1)
(2)
INDIKATOR KINERJA PROGRAM (Outcomes)
(3)
Kondisi Kinerja pada Awal RPJMD (Thn 0) 2013
Target
Rp.
Target
Rp.
Target
Rp.
Target
Rp.
Target
Rp.
Target
Rp.
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Tahun-1 (2014)
Tahun-2 (2015)
Tahun-3 (2016)
Tahun-4 (2017)
Tahun-5 (2018)
Kondisi Kinerja pada akhir periode RPJMD
2
URUSAN PILIHAN
11.010
11.955
12.959
13.926
15.005
64.855
2 01
Pertanian
1.315
1.476
1.679
1.815
1.955
8.241
2
01 17
Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian/Perkebunan
2
01 19
Program Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan
2
01 22
Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan
2 02
Kontribusi sektor pertanian/perkebunan terhadap PDRB Produktivitas padi atau bahan pangan utama lokal lainnya per hektar Jumlah populasi ternak besar dan kecil
SKPD PENANGGUNG JAWAB
(17)
17,11%
17,33%
250
17,48%
306
17,65%
350
17,86%
400
18,00%
450
18,00%
1.756
Dispertanak, BKPP
39.289,64 Ton
39.969,20 Ton
350
40.660,51 Ton
400
41.363,78 Ton
500
42.079,21 Ton
525
42.807,02 Ton
550
42.807,02 Ton
2.325
Dispertanak; Dishutbun
32.672 Ekor
33.078 Ekor
715
33.489 Ekor
770
33.905 Ekor
828
34.326 Ekor
890
34.753 Ekor
955
34.753 Ekor
4.160
Dispertanak
Kehutanan
1.054
1.125
1.211
1.300
1.398
6.088
2
02 16
Program Rehabilitasi Hutan Dan Lahan
Luas Lahan Kritis
4690 Ha
4.190 Ha
520
3.690 Ha
550
3.190 Ha
592
2.690 Ha
635
2.190 Ha
685
2.190 Ha
2.982
Dishutbun
2
02 17
Program Perlindungan Dan Konservasi Sumber Daya Hutan
Luas Kerusakan kawasan hutan
1630 Ha
1530 Ha
534
1.430 Ha
575
1.330 Ha
619
1.230 Ha
665
1.130 Ha
713
1.130 Ha
3.106
Dishutbun
2 03
Energi dan Sumberdaya Mineral
2
03 16
Program Pengawasan Dan Penertiban Kegiatan Rakyat Yang Berpotensi Merusak Lingkungan
2
03 17
Program Pembinaan dan pengembangan bidang ketenaga listrikan
2
03 18
Program Pemberdayaan masyarakat lingkar tambang
2 04 2
04 15
1.231
1.393
1.473
1.576
6.990
% Pertambangan rakyat tanpa ijin yang ditertibkan
13,20%
15,26%
506
17,38%
545
19,68%
586
22,24%
630
25,00%
676
25%
Persentase rumah tangga yang menggunakan listrik (Rasio Elektrifikasi)
69,05%
70,73%
75
72,46%
81
74,22%
87
76,03%
93
77,89%
100
77,89%
436
Dinas PU dan Tamben
Kontribusi sektor pertambangan dan penggalian terhadap PDRB
5,58%
5,78%
650
5,87%
690
5,90%
720
5,96%
750
5,99%
800
5,99%
3.610
Dinas PU dan Tamben
Pariwisata Program Pengembangan Pemasaran Pariwisata
1.316
200 Jumlah Kunjungan wisatawan
Kota Bima - Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2013-2018
7.785 Org
8.583 Org
200
260 9.464 Org
260
300 10.434 Org
300
350 11.505 Org
350
400 12.685 Org
400
2.944
SETDA (Bag. Ekonomi); Dinas PU dan Tamben
1.510 12.685 Org
1.510
Disbudpar
180
KODE Bidang Urusan Pemerintahan dan Program REKENING Prioritas Pembangunan
(1)
2 05
(2)
INDIKATOR KINERJA PROGRAM (Outcomes)
(3)
Kondisi Kinerja pada Awal RPJMD (Thn 0) 2013
Target
Rp.
Target
Rp.
Target
Rp.
Target
Rp.
Target
Rp.
Target
Rp.
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Tahun-1 (2014)
Kelautan Perikanan
Tahun-2 (2015)
4.134
Tahun-3 (2016)
4.469
Tahun-4 (2017)
4.817
Tahun-5 (2018)
5.164
5.570
2
05 20
Program Pengembangan Budidaya Perikanan
Produksi perikanan budi daya
2
05 21
Program Pengembangan Perikanan Tangkap
Jumlah produksi perikanan tangkap
1.517,80 Ton
1.569,19 Ton
2.488
1.622,33 Ton
2.678
1.677,26 Ton
2.881
1.734,05 Ton
3.095
1.792,77 Ton
2
05 23
Program Optimalisasi Pengelolaan Dan Pemasaran Produksi Perikanan
Konsumsi ikan per kapita/Tahun
21 Kg
21,35 Kg
572
21,75 Kg
616
22,21 Kg
663
22,69 Kg
712
23,19 Kg
764
2
05
Program Industrialisasi Hasil Perikanan dan Kelautan
Cakupan bina kelompok industri hasil perikanan dan kelautan
4 Klpk
7 Klkp
225
10 Klpk
260
12 Klpk
290
15 Klpk
300
20 Klpk
350
2 06
Perdagangan
2
06 18
Program Peningkatan Efisiensi Perdagangan Dalam Negri
2
06 19
Program Pembinaan Pedagang Kaki Lima Dan Asongan
2 07
2
07 16
2 08 2
08 16
614,12 Ton 663,10 Ton
2.091 Pasar tradisional modern Cakupan Pedagang Kaki Lima Dan Asongan yang ditangani
Tidak tersedia
Tersedia
232 orang
204 orang
Perindustrian Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengah
1.891
Jumlah industri Kecil Menengah (IKM)
354 IKM
Tersedia
200 224 orang
Pertumbuhan Industri
3,91%
310 IKM 4,25%
Jumlah
Kota Bima - Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2013-2018
100 Org
195.159
210.449
2.525
249 282 orang
267
431 IKM
5,16%
145 225.271
242.256
Dislutkan
23,19 Kg
3.328
Dislutkan
20 Klpk
1.425
Dislutkan
12.156 Tersedia
10.994
Diskoperindag
1450 orang
1.163
Diskoperindag
4.988 2201 IKM
5,46%
156
14.465
1.146
156 140 Org
Dislutkan
1.146
1.067
4.988
Diskoperindag
5,46%
167 150 Org
(17)
4.936
901,32 Ton
3.322 1.792,77 Ton
Tersedia
400 IKM
145 130 Org
2.353
1.134
SKPD PENANGGUNG JAWAB
24.154
2.792
1.067
994 4,86%
135
Tersedia
232 264 orang
368 IKM
135 120 Org
2.190
1.056 901,32 Ton
2.601
994
924 4,56%
125
Tersedia
215 244 orang
338 IKM 858
70 Org
2.036
983 834,75 Ton
2.421
924
125 Transmigran swakarsa
914 773,09 Ton
2.251
858
Ketransmigrasian Program Transmigrasi Lokal
849 715,98 Ton
Kondisi Kinerja pada akhir periode RPJMD
167
727 150 Org
727
Disosnakertrans
260.370
181
BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH
Penetapan indikator kinerja daerah dilakukan untuk menjamin pencapaian tujuan dan sasaran dari visi dan misi Walikota/Wakil Walikota terpilih yang telah dijabarkan ke dalam program prioritas pembangunan daerah Pemerintah Kota Bima lima tahun mendatang. Indikator kinerja daerah ini disusun secara kuantitatif dan/atau kualitatif untuk memperjelas gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kebijakan/program/kegiatan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi yang telah ditetapkan. Indikator kinerja ini merupakan kunci dalam pelaksanaan pemantauan dan evaluasi kinerja daerah. Dalam hal ini, indikator kinerja digunakan untuk mengetahui apakah kemajuan pelaksanaan program dan kegiatan yang telah dilakukan bila dibandingkan terhadap hasil perencanaan yang hendak dicapai dapat terpenuhi. Dalam hal tersebut, indikator kinerja daerah sebagai gambaran tentang ukuran keberhasilan pencapaian visi dan misi kepala daerah/wakil kepala daerah pada akhir periode masa jabatannya, yang ditunjukkan dari akumulasi pencapaian indikator outcome program pembangunan daerah setiap tahun atau indikator capaian yang bersifat mandiri setiap tahun dengan target yang telah ditetapkan. Indikator Kinerja Daerah Pemerintah Kota Bima periode Tahun 2013-2018 ditetapkan berdasarkan uraian program pada masing-masing misi, sebagaimana dijabarkan dalam tabel 9.1 sebagai berikut.
Kota Bima | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2013-2018
182
BAB X PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN
Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Pemerintah Kota Bima Tahun 2013-2018 ini pada dasarnya menjabarkan suatu perencanaan strategis yang erat kaitannya dengan proses menetapkan ke mana daerah Kota Bima akan diarahkan perkembangannya, dan apa yang hendak dicapai dalam lima tahun mendatang (2013-2018); bagaimana mencapainya; dan langkahlangkah strategis apa yang perlu dilakukan agar tujuan tercapai sesuai visi, misi, dan program kepala daerah terpilih. Periodesasi RPJMD Pemerintah Kota Bima ini disesuaikan dengan masa jabatan kepala daerah, yakni 2013-2018. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Bima Tahun 2013-2018 ini disusun dengan mempertimbangkan hasil kajian dan konsepsi Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Pemerintah Kota Bima Tahun 2008-2028, dan memperhatikan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2010-2014 yang tertuang dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2010. Selain itu juga mempertimbangkan asas kesinambungan dengan program-program pembangunan yang termuat dalam RPJMD Pemerintah Kota Bima
Tahun 2008-2013, serta mempertimbangkan arah pembangunan
kewilayahan sebagaimana dimuat dalam Rencana Tata Ruang Wilayah daerah Kota Bima. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Pemerintah Kota Bima Tahun 2013-2018 ini menjadi landasan dan rujukan dalam penyusunan Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra-SKPD) Pemerintah Kota Bima. Selanjutnya RPJMD Kota Bima Tahun 2013-2018 ini akan dijabarkan ke dalam Kota Bima | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2013-2018
191
rencana pembangunan tahunan daerah, yakni Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kota Bima, yang merupakan dokumen perencanaan daerah Pemerintah Kota Bima untuk periode satu tahun.
10.1. Pedoman Transisi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Bima Tahun 2013 2018 ini selanjutnya menjadi pedoman bagi penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) mulai tahun 2014 hingga 2018. Perencanaan pembangunan untuk penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Tahun 2019 berpedoman pada arah kebijakan dan sasaran pokok RPJPD 2008 2028 Pemerintah Kota Bima dan mengacu pada Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2019. Hal ini didasarkan karena pada tahun 2019 merupakan masa transisi antara periodesasi RPJMD 2013-2018 dengan RPJMD periode 2018-2023, dimana dalam tahun 2018 masih dalam proses penyusunan. Dalam RPJMD Pemerintah Kota Bima Tahun 2013-2018 telah ditetapkan agenda pembangunan prioritas yang akan dilaksanakan Pemerintah Daerah Kota Bima selama kurun waktu kepemimpinan kepala daerah terpilih adalah sebagai berikut: a.
Mewujudkan pendidikan gratis yang berkualitas dan terakses serta merata;
b.
Menjamin dan meningkatkan kesehatan masyarakat yang merata dan mudah dijangkau dengan pembebasan biaya kesehatan.
c.
Pembangunan dan peningkatan infrastruktur yang menjangkau kantongkantong pemukiman penduduk dan memfasilitasi pembangunan ekonomi rakyat.
d.
Pengembangan dan penguatan ekonomi Kerakyatan yang saling bersinergi dan berkelanjutan dalam rangka mempercepat penanggulangan kemiskinan;
e.
Pelembagaan sistem penguatan kapasitas SDM masyarakat dan pemerintah.
Kota Bima | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2013-2018
192
f.
Terciptanya kerukunan dan kedamaian serta sinergitas dan harmonisasi kehidupan bermasyarakat di daerah Kota Bima;
g.
Sinergi dan harmonisasi pembangunan kewilayahan Pemerintahah Daerah Kota Bima melalui pemantapan rencana detail penataan ruang (RDTRK) secara berkelanjutan dengan memperhatikan kesejahteraan rakyat dan lingkungan hidup. Selama kurun waktu lima tahun ke depan, diasumsikan berbagai program
dan kegiatan pembangunan yang dirumuskan dalam RPJMD Pemerintah Kota Bima Tahun 2013-2018 ini telah dilaksanakan dengan konsisten oleh lembaga perangkat daerah, yang didukung peran aktif seluruh stakeholders dan partisipasi masyarakat. Hasil yang diperoleh diharapkan dapat menjadi fondasi bagi kesinambungan pelaksanaan program-program pembangunan daerah Kota Bima. Secara garis besar, pembangunan yang berlangsung lima tahun ke depan bukan saja diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat, meningkatkan kualitas layanan publik, terutama di bidang pendidikan, dan kesehatan, perekonomian rakyat yang semakin berdaya, makin berkurangnya jumlah penduduk dan keluarga miskin, dan berkurangnya jumlah pengangguran, tetapi sekaligus mampu mewujudkan masyarakat Kota Bima sebagai masyarakat kota perdagangan dan jasa yang BERIMAN, MAJU, ADIL dan SEJAHTERA yang memiliki kepedulian terhadap sesama, berkualitas dan beriman serta bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Disamping itu, dalam periode lima tahun ke depan, diharapkan kesenjangan atau disparitas antara wilayah yang tertinggal dan wilayah yang sudah maju dapat terkurangi secara signifikan, dan berbagai fasilitas layanan publik yang ada di Pemerintah Kota Bima juga diharapkan dapat berjalan dengan baik, karena didukung kinerja aparat pemerintahan yang bersih, kreatif, inovatif, disiplin, dan akuntabel. Kota Bima | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2013-2018
193
Program transisi tahun 2019 sudah barang tentu akan dirumuskan dengan tetap berusaha menjamin keberlanjutan dari apa yang telah dilaksanakan dan dicapai pada tahun-tahun sebelumnya. Untuk periode selanjutnya, program pembangunan yang dikembangkan dapat lebih banyak berorientasi pada upaya memfasilitasi dan memberi berbagai kemudahan ekonomi (economic facilities) yang benar-benar nyata, dan peluang-peluang sosial (social opportunities) yang adil kepada masyarakat. Kemudahan ekonomi adalah kesempatan dan makin terbukanya akses masyarakat terhadap berbagai sumber-sumber produksi dan pasar. Sedangkan peluang-peluang sosial adalah upaya meningkatkan kesempatan masyarakat melakukan mobilitas sosial-ekonomi secara vertikal didukung kualitas pendidikan dan kesehatan yang baik, serta makin meningkatnya partisipasi aktif masyarakat dalam berbagai sendi kehidupan.
10.2. Kaidah Pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Bima Tahun 2013-2018 ini hendaknya dapat dilaksanakan secara konsisten, jujur, transparan, profesional, partisipatif, dan penuh tanggung jawab, dengan kaidahkaidah pelaksanaan, sebagai berikut : a.
Badan/Dinas/Unit Satuan Kerja di lingkungan Pemerintah Daerah Kota Bima, serta masyarakat, termasuk dunia usaha, agar melaksanakan programprogram dalam RPJMD Tahun 2013-2018 ini dengan sebaik baiknya;
b.
Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Bima Tahun 2013-2018 ini selanjutnya dijabarkan dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) mulai tahun 2014 hingga 2018;
c.
Badan/Dinas/Unit Satuan Kerja di lingkungan Pemerintah Daerah Kota Bima, berkewajiban menyusun Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra-SKPD) yang memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program, dan kegiatan pembangunan sesuai tugas dan fungsi Badan/Dinas/Unit Satuan Kerja masing-masing, yang berpedoman pada RPJMD Pemerintah Kota Bima
Kota Bima | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2013-2018
194
Tahun 2013-2018, yang nantinya akan menjadi pedoman dalam penyusunan Rencana Kerja Badan/Dinas/Unit Satuan Kerja (Renja-SKPD); d.
Badan/Dinas/Unit Satuan Kerja di lingkungan Pemerintah Daerah Kota Bima, berkewajiban menjamin konsistensi antara RPJMD Pemerintah Kota Bima Tahun 2013-2018 dengan Rencana Strategis (Renstra) Badan/Dinas/Unit Satuan Kerja masing-masing;
e.
Konsepsi prioritas dalam dokumen RPJMD Pemerintah Daerah Kota Bima Tahun 2013-2018 ini baik mengenai aspek program maupun wilayah, hanya mempunyai implikasi terhadap konsentrasi intervensi terhadap program dan wilayah prioritas, baik dalam kerangka anggaran maupun kegiatan, dan tidak berimplikasi terhadap peniadaan program maupun wilayah non-prioritas;
f.
Konsepsi deskripsi program prioritas dan program penunjang beserta kegiatan pokoknya tidak berimplikasi pada besaran pengalokasian belanja, tetapi lebih pada logika alur berpikir mengenai skala prioritas pentingnya sebuah program beserta kegiatan pokoknya dalam mewujudkan sasaran pembangunan yang diagendakan.
Dalam rangka meningkatkan efektivitas pelaksanaan RPJMD Pemerintah Kota Bima Tahun 2013-2018, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Pemerintah Kota Bima berkewajiban untuk melakukan fasilitasi, monitoring dan evaluasi terhadap penjabaran RPJMD Pemerintah Kota Bima Tahun 2013-2018 ke dalam Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra-SKPD).
WALIKOTA BIMA
M. QURAIS H. ABIDIN
Kota Bima | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2013-2018
195