eJournal Hubungan Internasional, 2013, 1 (3):633 -644 ISSN 0000-0000 , ejournal.pin.or.id © Copyright 2013
DAMPAK PENGHENTIAN DANA IURAN AMERIKA SERIKAT TERHADAP KEGIATAN UNESCO DI AFGHANISTAN
Resti Bina Mustika 1 Nim. 0802045242
Abstract United States. fund termination fees is a policy in the United States take the entry relating to the membership of Palestine in UNESCO, the United States policy in landasi by the United States Constitution prohibit the contribution of funds to the International Organization of any country or group members receive conflicting or attributes that do not have a legitimate state in international law. As a result of the termination of the fund dues the United States, UNESCO underfunded by 22% of the funds are in need annually to run its programs with a variety of other members, especially programs related to education issues, one of the programs that require the attention of UNESCO in funding is a UNESCO program in Afghanistan, UNESCO programs in Afghanistan are engaged in programs of education and development in postwar areas. Keywords: Palestine, United States, UNESCO's activities in Afghanistan
Pendahuluan United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO), yang merupakan badan PBB yang bergerak di bidang pendidikan, sains dan kebudayaan nasional. Lembaga ini didirikan di Paris, Perancis, tahun 1946. Saat ini UNESCO memiliki 195 negara anggota. Amerika Serikat bersama dengan 39 negara lainnya meratifikasi kesepakatan UNESCO dengah menandatangani perjanjian UNESCO, pada tanggal 4 November 1946 di Paris, Perancis. Dalam perkembangannya, keberadaan Amerika Serikat dalam keanggotaan UNESCO tidak berlangsung lama. Meski berperan sebagai salah satu founding father di UNESCO, pada perjalanan selanjutnya, Amerika Serikat yang lebih mengedepankan kepentingan nasionalnya 1
Mahasiswa Program S1 Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman. Email:
[email protected]
633
eJournal Hubungan Internasional. 2013, 1 (3) : 633-644.
dari pada kepentingan organisasi dan tujuan UNESCO, serta ketidakpuasan dengan praktik manajemen dan prioritas program yang efektif. Maka pada tahun 1984 AS menyatakan keluar dari keanggotaan UNESCO. (http://majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/1984/01/07/LN/mbm.19840107.LN4 2576.id.html,) Setelah absen hampir dua puluh tahun dari UNESCO, Amerika Serikat kembali bergabung dalam keanggotan UNESCO pada 1 Oktober 2003. Dalam pidatonya di depan negara anggota-anggota UNESCO di Paris, Perancis, Presiden AS, George W. Bush menyatakan: (Tentang AS dan UNESCO, Dalam http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en%7Cid&u=http://www.st ate.gov/p/io/unesco/usunesco/index.htm,) "Sebagai simbol dari komitmen kami untuk martabat manusia, Amerika Serikat akan kembali ke UNESCO. Organisasi ini telah direformasi dan Amerika akan berpartisipasi penuh dalam misinya untuk memajukan hak asasi manusia dan toleransi dan pendidikan.” Sejak kembali dalam keanggotan UNESCO, AS berperan aktif dalam bekerjasama dengan negara-negara sesama anggota. AS ikut berperan dalam pelestarian budaya, meningkatkan pendidikan, meningkatkan kerjasama ilmiah, mendorong kebebasan informasi, dan mempromosikan nilai-nilai demokrasi yang baik. Keseriusan AS dalam mendukung kegiatan-kegiatan UNESCO dapat dilihat dengan besarnya dana iuran yang dikeluarkan AS untuk kegiatan UNESCO. Hingga saat ini besarnya sumbangan AS tidak dipungkiri dapat mempercepat berjalannya kegiatan-kegiatan UNESCO. AS merupakan salah satu negara anggota sekaligus mitra UNESCO yang sangat penting. Hal ini kemudian menjadi salah satu kekuatan bagi AS untuk menentang negara-negara yang tidak sejalan dengan kepentingan nasional AS untuk bergabung dalam keanggotaan UNESCO. Pada tanggal 1 November 2011 Palestina Secara sah di terima menjadi anggota United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO), pasca masuknya Palestina dalam keanggotaan UNESCO, Organisasi ini mengalami suatu dilemma hal ini berkaitan dengan dana yang di perlukan dalam menjalankan kegiatan-kegiatan UNESCO yang telah di rencanakan sebelumnya, di karenakan salah satu negara anggota UNESCO yaitu, Amerika Serikat sebagai pendonor dana iuran terbesar untuk UNESCO menyatakan untuk menghentikan dana iurannya yang di berikan sebesar 22% dari dana pertahun UNESCO. Penghentian dana tersebut beralasan di karenakan masuknya Palestina dalam keanggotaan UNESCO bertentangan dengan Undang-Undang Amerika Serikat yang menyatakan bahwa tidak akan memberikan iuran kepada Organisasi yang menerima negara yang secara hukum belum memiliki atribut dan sah secara hukum internasional dan mendapat pengakuan yang sah dari berbagai negara sebagai sebuah negara. Dan benar saja pasca di hentikan dana iuran Amerika Serikat, UNESCO mengalami kekurangan dana dalam menjalankan program peningkatan pendidikan di Afghanistan. 634
Dampak Penghentian Dana Iuran A.S Terhadap Kegiatan UNESCO di Afghanistan (Resti Bina Mustika)
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk menjelaskan bagaimana dampak dari dihentikannya aliran dana iuran Amerika Serikat terhadap program pendidikan UNESCO di Afganistan pasca masuknya Palestina sebagai Anggota Tetap pada tahun 2011. Kerangka Dasar Teori Teori Kebijakan Secara umum istilah “kebijakan” atau “policy” digunakan untuk menunjuk perilaku seorang aktor (misalnya seorang pejabat, suatu kelompok, maupun suatu lembaga pemerintah) atau sejumlah aktor dalam suatu bidang kegiatan tertentu. Pengertian kebijakan seperti ini dapat kita gunakan dan relatif memadai untuk pembicaraan-pembicaraan yang lebih bersifat ilmiah dan sistematis menyangkut analisis kebijakan publik. Oleh karena itu, kita memerlukan batasan atau konsep kebijakan publik yang lebih tepat. (Dye. Thomas.2002:21) Kebijakan juga mengandung kompenen tindakan, yakni hal yang dilakukan pemerintah kepada pihak lain untuk menghasilkan orientasi, memenuhi peran atau mencapai dan mempertahankan tujuan tertentu. Tindakan pada dasarnya merupakan satu bentuk komunikasi yang dimaksudkan untuk mengubah atau mendukung perilaku pemerintah negara lain yang sangat berperan untuk menentukan berhasil tidaknya pencapaiaan tujuan pemerintah yang bersangkutan. Teori Pembuatan Keputusan Teori yang digunakan dalam penulisan ini adalah teori pembuatan keputusan, berdasarkan model proses aktor rasional Allison dalam buku Mohtar Mas‟oed. Ada tiga model teori pembuatan keputusan yang diutarakan oleh Allison, yang pertama adalah model aktor rasional, kedua proses organisasi dan yang ketiga politik birokratik.( Mas‟oed, Mohtar.1990:275) a. Actor Rasional Dalam model ini digambarkan bahwa dalam melakukan pilihan atas alternative alternatif itu, para pembuat keputusan menggunakan kriteria “optimalisasi hasil” peran pembuat keputusan itu digambarkan sebagai selalu siap untuk melakukan perubahan dan penyesuaian dalam kebijaksanaannya. b. Proses Organisasi Dalam model ini di gambarkan dalam tiga element yaitu: Pertama, suatu pemerintah terdiri dari sekumpulan organisasi-organisasi yang secara longgar bersekutu dalam struktur hubungan yang mirip struktur feodal. Kedua, keputusan dan perilaku pemeritah bukanlah hasil dari proses penetapan pilihan secara rasional, tetapi sebagai output atau hasil kerja organisasi-organisasi besar yang bekerja menurut suatu pola perilaku baku. Ketiga, setiap organisasi, yang memiliki prosedur kerja baku dan program, serta bekerja secara rutin, umumnya akan berperilaku sama seperti perilakunya di masa sebelumnya. Proses yang semimekanistis ini mempengaruhi keputusan yang dibuat maupun penerapan keputusan itu. c. Politik Birokratik Model ini menggambarkan suatu proses di mana masing-masing pemain berusaha bertindak secara rasional. Setiap pemain, seperti presiden, para menteri, 635
eJournal Hubungan Internasional. 2013, 1 (3) : 633-644.
penasehat, jenderal, anggota parlemen dan lain-lainnya, berusaha menetapkan tujuan, menilai berbagai alternatif sarana dan menetapkan pilihan melalui suatu proses intelektual. Dan tidak ada pemain yang bisa memperoleh semua yang diingini dalam proses bargaining ini.. masing-masing memiliki pamrih yang berbeda terhadap isyu yang diperdebatkan. Konsep Cashbox Diplomacy Nicholson, seorang pakar diplomasi modern, pernah menyatakan bahwa diplomasi merupakan alat untuk mencapai kebutuhan nasional. Jika kebijakan luar negeri merupakan substansi, maka diplomasi merupakan metode. Diplomasi berasal dari kata Yunani “diploma”, yang secara harfiah berarti „dilipat dua‟. Menurut tradisi Yunani kuno, „diploma‟ merupakan sertifikat kelulusan dari suatu program studi, biasanya dilipat dua. Pada era Imperium Romawi, kata “diploma” digunakan untuk mnggambarkan dokumen resmi perjalanan, seperti paspor dan izin perjalanan di wilayah kerajaan, yang distempel pada dua lempengan logam.( Demokratisasi,Diplomasi,“http://paramadina.ac.id/downloads/Jurnal%20Univers itas%20Paramadina/Jurnal%20UPM%20Vol-1%20No-3,%2005-2002/1-37bima.pdf.) Cashbox Diplomasi secara umum di kenal dengan istilah diplomasi kotak uang. KM Panikkar, diplomasi terutama digunakan untuk “forwarding one’s interest in relations to other states” (mengedepankan kepentingan nasional sebuah negara dalam hubungan internasional). Dalam mengedepankan kepentingan nasionalnya, sebuah negara akan memilih cara-cara diplomatis lebih dulu, khususnya menjalankan pengaruh dengan berbagai sarana. Diplomasi lalu menjadi “a means by which a state directly influences another.” Sebagai sebuah sarana atau alat, maka diplomasi bisa memanfaatkan instrumen apa saja, apakah itu uang, minyak, bahkan sampai pada militer. Dengan menggunakan uang, minyak, atau apapun sebagai alat, sebuah negara bisa secara langsung mempengaruhi negara atau organisasi lain untuk menjalankan keinginannya. (Beberapa istilah diplomasi, terdapat di ”istayn.staff.uns.ac.id/files/2011/09/beberapa-istilah-diplomasi.doc”) Konsep Organisasi Internasional Organisasi internasional adalah wadah atau forum untuk menggalang kerjasama serta untuk mengurangi atau mencegah intensitas konflik sesama anggota. Organisasi internasional juga sebagai sarana untuk perundingan dan menghasilkan keputusan bersama yang saling menguntungkan dan adakalanya bertindak sebagai lembaga yang mandiri untuk melaksanakan kegiatan yang diperlukan, antara lain kegiatan sosial kemanusiaan.( Thomas L.Karnes, the Failure of Union, Central America. 1824-1960. Durham 1961.2003: 61) Organisasi Internasional dilihat sebagai suatu pengaturan formal yang melintasi atas-atas nasional dan menciptakan suatu kondisi bagi pembentukan perangkat instusional guna mendukung kerjasama di antara anggota-anggotanya dalam bidang keamanan, ekonomi, dan bidang-bidang lainnya. Kerjasama antar negara tidak hanya berfungsi untuk saling menguatkan dalam menghadapi masalah ekonomi, dan sosial, seperti kemiskinan, kebodohan, dan bencana alam, tetapi 636
Dampak Penghentian Dana Iuran A.S Terhadap Kegiatan UNESCO di Afghanistan (Resti Bina Mustika)
juga saling meneguhkan dalam menjaga keamanan dan perdamaian. Idealisme yang hendak di wujudkan oleh organisasi internasional menurut pemikiranpemikiran yang kuat, sistematis, dan lengkap. Selain perspektif tersebut ada pula perspektif-perspektif lain yaitu, perspektif institusional, struktural, fungsional, dan kadang-kadang cultural.( Situmorang.Mangadar.1999: Parahyangan Centre For International Studies (PACIS) Metode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analitik dimana penulis menggambarkan atau menganalisa apa dampak penghentian dana iuran AS terhadap kegiatan pendidikan UNESCO di Afghanistan.Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui kombinasi antara riset kepustakaan (library research) dan pengamatan tidak langsung melalui telaah pustaka dari berbagai literatur yang ada seperti buku, majalah, internet, koran atau jurnal yang berhubungan dengan dampak penghentian dana iuran AS bagi kegiatan UNESCO di Afghanistan. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder yaitu data yang diperoleh dari buku, internet, majalah, artikel, serta surat kabar yang berkaitan dengan dampak penghentian dana iuran AS terhadap kegiatan pendidikan UNESCO di Afghanistan. Penulis menggunakan teknik kualitatif yaitu dengan menjelaskan dan menganalisis data dari berbagai sumber serta semua informasi yang berhubungan dengan dampak penghentian dana iuran AS terhadap kegiatan pendidikan UNESCO di Afghanistan. Hasil Penelitian United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO), merupakan badan khusus PBB yang didirikan pada 1945. Tujuan organisasi adalah mendukung perdamaian dan keamanan dengan mempromosikan kerja sama antar negara melalui pendidikan, ilmu pengetahuan, dan budaya dalam rangka meningkatkan rasa saling menghormati yang berlandaskan kepada keadilan, peraturan hukum, HAM, dan kebebasan hakiki. UNESCO memiliki anggota 195 negara dan delapan Anggota Asosiasi. Untuk menjalankan programnya setiap negara wajib memberikan iurannya sesuai dengan kemampuan membayar dari masing-masing negara yang diukur dengan Pendapatan Nasional Bruto (PNB) setiap negara. Pemberi dana iuran teresar adalah Amerika Serikat. Di bawah ini daftar pemberi dana iuran terbesar untuk UNESCO: Tabel 1.1 8 Negara terbesar dalam Iuran Dana UNESCO 2011 No 1 2 3 4 5 6 7 8
Negara Amerika Serikat Jepang Italia China Spanyol Mexico Brazil Belgia
% 22.000 12.531 5.000 3.190 3.177 2.356 1.611 1.075
Donor ($) 71.830.000 25.889.499 15.315.062` 10.274.370 9.808.300 3.799.192 5.259.915 3.050.327
637
eJournal Hubungan Internasional. 2013, 1 (3) : 633-644.
Besarnya Iuran yang di berikan Amerika Serikat menjadikan negara ini bagian terpenting UNESCO. AS selalu mendukung kegiatan yang ada di UNESCO salah satunya kegiatan UNESCO di Afghanistan. Afghanistan merupakan salah satu negara anggota UNESCO termiskin dengan angka pendidikan yang relative rendah dari negara - negara anggota UNESCO lainnya. Yang di sebabkan oleh konflik sosial yang berkepanjangan. negara yang sarat akan konflik menjadikan Afghanistan menjadi perhatian Khusus dalam pembangunan nasional, hal ini mencakup, kesenjangan akses terhadap produktif aset dan status layanan, kesehatan, pendidikan dan gizi sosial, lemah sosial sistem proteksi, kerentanan terhadap makro dan risiko tingkat mikro - alam serta manusia dipicu, perpindahan manusia, Gender dan ketidaksetaraan politik marginalisasi. Dampaknya adalah hilangnya sumber daya manusia karena emigrasi paksa, isolasi dari masyarakat internasional selama beberapa tahun dan kesenjangan besar dalam pengetahuan dan teknologi. Ribuan masyarakat tidak memiliki akses yang mudah ke sekolah-sekolah dan setengah dari anak-anak usia sekolah diperkirakan keluar dari sekolah. Menurut Laporan Millenium Development Goals Afghanistan (2005), Tingkat melek huruf di perkiraan yang berusia 15 tahun ke atas adalah 34% pada tahun 2004 (50% untuk laki-laki dan 18% untuk perempuan). Di daerah pedesaan di mana 74 persen dari semua warga Afghanistan hidup. Diperkirakan 90 persen wanita dan 63 persen pria tidak bisa membaca, menulis dan melakukan perhitungan matematika sederhana (MRRD 2003). Hal inilah yang menjadi perhatian UNESCO bagaimana mengatasi rendahnya pendidikan di Afghanistan Khususnya daerah-daerah pasca perang, namun kegiatan tersebut terhambat di keranakan pada November 2011 Palestina bergabung dalam keanggotaan, yang menyebabkan AS mengambil kebijakan menghentikan dana iurannya. Dampak yang di timbulkan pasca Amerika Serikat mengambil kebijakan untuk menghentikan dana iuran untuk UNESCO, yang di latar belakangi dengan bergabungnya Palestina dalam keanggotaan UNESCO adalah: Dampak yang paling besar adalah UNESCO harus melakukan langkah penghematan pada dana pengeluaran personil, biaya perjalanan dan komunikasi, serta pengurangan biaya pada beberapa kontrak. Diharapkan, dengan cara ini UNESCO dapat menghemat hingga US$35 juta (Rp314 miliar) untuk anggaran tahun ini. Sementara untuk menutupi kekurangan anggaran, UNESCO akan menggunakan dana modal sebesar US$30 juta (Rp269 miliar). UNESCO juga akan memberikan prioritas anggaran hanya kepada program yang penting dan mengurangi biaya operasional. Hal ini sebenarnya pernah terjadi antara tahun 1984 dan 2003, saat UNESCO harus melaksanakan tugasnya tanpa dana Amerika Serikat. Di bawah pimpinan Presiden Ronald Reagan, AS bahkan langsung keluar dari organisasi PBB UNESCO. Tapi saat ini tampaknya bobot di dalam UNESCO mengalami pergeseran. Negara-negara yang turun tangan pada saat kas organisasi itu menipis, selain Arab Saudi dan Norwegia, ada pula Cina,
638
Dampak Penghentian Dana Iuran A.S Terhadap Kegiatan UNESCO di Afghanistan (Resti Bina Mustika)
Malaysia, Korea Selatan juga Indonesia, Qatar dan Aljazair. Bahkan Gabon dan Chad turut menyumbang semampunya. Meski beberapa negara kaya telah membantu krisis ini, Dirjen UNESCO, Irina Bokova mengakui bahwa proyek-proyek UNESCO yang berada dalam tahap perencanaan berakhir gagal diwujudkan, sementara program lainnya dihentikan atau dibekukan. Dia menambahkan bahwa tidak ada program yang tidak terkena dampaknya. Dan bahwa kemungkinan untuk meraih dunia Muslim dan membahas pembangunan demokrasi di negara-negara Arab, dengan dihentikannya pembayaran iuran, menjadi semakin berkurang. Keputusan General Conference ke-36 UNESCO di Paris yang menerima Palestina sebagai anggota penuh, memaksa pemerintah Presiden Barack Obama untuk mengumumkan bahwa Amerika Serikat akan memangkas dan bahkan menghentikan kontribusi kepada UNESCO. Ini didasarkan pada Undang-undang yang dibuat Kongres Amerika Serikat yang melarang Washington memberi kontribusi kepada PBB, dan setiap organnya, yang memberi Palestina hak layaknya sebuah negara berdaulat. Seperti yang telah diketahui, kontribusi Amerika Serikat mencapai US$80 juta per tahun, atau sekitar 22 persen dari total anggaran UNESCO. Penghentian dana sebesar itu tak diragukan lagi akan mengganggu kinerja UNESCO di seluruh dunia. Salah satu yang paling besar dampaknya adalah Proyek yang disponsori UNESCO di Afganistan termasuk program baca-tulis, pelatihan guru; program ilmu Pengetahuan. 1. Program Baca Tulis Program baca tulis diberikan kepada warga Afganistan karena sesuai dengan program UNIESCO yaitu memberikan pendidikan yang setara dengan masyarakat Internasional tentang pengetahuan keaksaraan. Tabel 1.2 Pendanaan Program Pendidikan di Afganistan Pasca AS Menghentikan Iuran Dana ke UNESCO Program Detail Hak Azasi manusia dan kebijakan pemerintahan dan sosial
Aktifitas UNESCO Memperbaiki konstitusional Memperbaiki hak azasi manusia Dan mempromosik an kekayaan alam
Indikator Keberhasilan Kebijakan Publik dan pemerintahan Mendapatkan program perbaikan nilai budaya Mendapatkan jaminan adanya program pembangunan
Dana yang tersalurkan $ 700.000
Target dana Awal $2.200.000
639
eJournal Hubungan Internasional. 2013, 1 (3) : 633-644.
Program Hak Azasi Manusia dan program pendidikan serta pembangunan sekolah untuk umum
Pembangunan terhadap kepemerintahan dan memberikan bentuk-bentuk konstitusional kepada lembaga negara dalam bidang politik
Perbaikan terhadap institusi dipemerintahan Perbaikan terhadap datadata tentang masyarakat Pengajaran terhadap wanta dipemerintahan
Memperbaiki sarana dan prasana publik dan sosial
Menyiapkan pengajar pendidikan yang berkualitas Mengembang kan kekuatan jurnalis ( koran, radio bahkan TV ) untuk meningkatkan kepercayaan publik
Memberikan pengajaran tentang hak azasi manusia Pendidikan tentang kurikulum yang akan diberikan Memberikan traning untuk guru dan masyarakat lokal Memperbaiki institusi kepemerintahan Perbaikan terhadap data-data pemerintahan Memberi pengarahan pembuatan rencana-renacan masa depan yang strategis untuk negara
$ 60.000
$ 200.000
$ 3.157.900
$ 500.000
$ 66.560
-
$250.000
$ 1.100.000
Memproduksi 104V dan 6 radio untuk menambah pengetahuan masyarakat sosial. Mentraining tentang programprogram yang akan dihadirkan oleh TV, Radio maupun koran
$ 1.632.500
$1.110.638
Sumber :http://unesdoc.unesco.org/images/0018/001875/187584E.pdf, “UNESCO country programming document (UCPD): Afghanistan, 2010-2011; 2010, "Country Programming; Economic And Social Development; International Cooperation; Afghanistan" Pada program hak azasi manusia dan kebijakan pemerintahan dan sosial, pembangunan kebijkan publik dan pemerintah, perbaikan program budaya dan jaminan adanya program pembangunan target dana awal mencapai $ 2.200.000 sedangkan dana yang tersalurkan hanya $ 700.000, dari sekian banyak program 640
Dampak Penghentian Dana Iuran A.S Terhadap Kegiatan UNESCO di Afghanistan (Resti Bina Mustika)
yang dapat tersalurkan kurang dari dana awal sehingga selisih $ 1.500.000 dana yang tidak mampu disalurkan oleh UNESCO. Hal ini berkaitan dengan kurangnya dana anggota UNESCO dari Amerika Serikat. Sedangkan program pengajaran hak azasi manusia yang mencakup pembangunan sekolah, memberikan pengajaran hak azasi manusia, pendidikan tentang kurikulum dan memberikan training pada guru dan masyarakat lokal, target dana awal mencapai $ 200.000 sedangkan yang tersalurkan hanya $ 60.000, hal ini membuat banyaknya guru pengajar asing dan lokal tidak mendapatkan gaji penuh sebagai pengajar. Dalam perbaikan pembangunan terhadap kepemerintahan dan bentuk bentuk konstitusi negara di pemerintahan, dari dana awal sekitar $ 500.000 membengkak menjadi $ 3.157.900 dikarenakan rusaknya semua database yang dimiliki oleh pemerintah Afganistan, sehingga harus perbaikan dari awal dan pemanggilan tenaga khusus IT untuk pelatihan perbaikan-perbaikan data dan konstitusi. Tetapi dilain pihak terdapatnya penghematan pada program pemberian pengarahan pada pembuatan rencana-rencana masa depan untuk dari dana yang di anggarkan mencapai $ 1.100.000 hanya tersalurkan $ 250.000. Para program memperbaikan saranan dan prasarana publik dan sosial terdapat pengembangkan dan penyiapan pengajar pendidikan yang berkualitas untuk masyarakat melalui media TV dan Radio dari anggaran semula $ 1.110.638 hingga naik menjadi $ 1.632.500, hal ini dikarenakan banyaknya media TV yang rusak akibat perang melawan AS sebelumnya, sehingga media Elektronik dan media cetak mendapatkan bantuan dari awal lagi. 2. Program Pelatihan guru dan pendidikan untuk pemerintah Program pelatihan guru dan pendidikan untuk pemerintah masih sangat erat dengan pendidikan yang akan diberikan oleh UNESCO kepada Afganistan. Amerika memiliki peranan penting dalam program pendidikan pelatihan guru dan pendidikan untuk pemerintah khususnya kepolisian. Hal –hal yang di latih adalah antara lain : a. Bahasa Asing Bahasa asing wajib menjadi pelatihan khusus untuk guru dan pihak kepolisian, karena dengan bahasalah mereka dapat berkomunikasi antara warga asing yang membantu pelatihan dan pemulihan di Afganistan. Bahas asing yang diberikan bukan hanya bahasa Inggris, tetapi juga bahasa Jerman. b. Budaya dan sosial Pelatihan yang diajarkan oleh UNESCO yaitu dengan adanya pelatihan tentang budaya dan sosial diberbagai negara. Dengan mengenal budaya dan sosial negara sendiri dahkan negara luar akan semakin membuka pintu untuk terbuka dengan hal-hal yang terjadi di negara mana saja. Sejak Amerika menghentikan Iuran dananya maka beberapa program ada yang harus dihentikan dan ada yang tidak dapat berjalan lagi. Hal ini dapat dilihat dalam tabel 4.2 berikut ini:
641
eJournal Hubungan Internasional. 2013, 1 (3) : 633-644.
Tabel 1.3 Program Pelatihan untuk Afganistan No
Program
1
Pengenalan program ETA dan kegiatan Negara Pembangunan pendidikan yang berkualitas Suport pendidikan Pelatihan untuk kepemimpinan kepolisian dan ketentaraan
2 3 4
Dana yang disetujui ($) 52.558.900
Dana yang ditargetkan ($) 41.993.400
16.598.000
37.967.900
13.150.700 14.613.700
31.138.800 6.448.400
Pada program-program di Afganistan terdapat pelatihan Program ETA dan kegiatan kenegaraan yang melingkupi kegiatan kegiatan untuk budaya sosial dan pemerintahan menggunakan anggaran dari $ 41.993.400 menjadi $ 52.558.900, hal ini berkebang menjadi lebih besar dari pada yang dianggarkan karena perbaikan tempat-tempat bersejerah di Afganistan. Sedangkan untuk program pendidikan yang berkualitas hanya tersalurkan $ 16.598.000 dari $ 37.967.900 hal ini karena terbatasnya dana utama UNESCO untuk program pendidikan. Untuk suport pendidikan juga mengalami dampak dari pengehentian dana AS untuk UNESCO dari dana yang ditargetnya $ 31.138.800 hanya $ 13.150.700 yang dapat tersalurkan, sehingga pembangunan untuk program pendidikan tersendat dan mengalami pengehematan besar-besaran. Untuk pelatihan dan kepemimpinan kepolisian dan ketentaraan membengkak dari dana yang ditargetkan sebesar $ 6.448.400 menjadi $ 14.613.700. Kesimpulan AS merupakan salah satu negara yang memiliki peran penting dalam pendirian UNESCO. Pada dasarnya berdirinya UNESCO merupakan ide AS beserta anggota UNESCO yang lainnya untuk menciptakan dan perlindungan bagi generasi selanjutnya dalam menjaga sejarah dunia dan menciptakan perdamian yang sesungguhnya. Kegiatan UNESCO adalah kegiatan yang bergerak dalam bidang, pendidikan, social dan budaya. Sebelum masuknya Palestina ke dalam keanggotaan UNESCO, UNESCO tidak memiliki kendala yang signifikan. Bagi UNESCO tujuannya tujuan memperbesar perdamaian dan keamanan dengan memajukan kerja sama di antara bangsabangsa melalui pendidikan, ilmu pengetahuan dan kebudayaan untuk melanjutkan penghormatan yang besifat universal terhadap keadilan, untuk berlakunya hukum dan untuk hak-hak asasi manusia dan kebebasan mendasar yang ditegaskan untuk keperluan bangsa di dunia, tanpa membedakan ras, kelamin, bahasa atau agama, melalui Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa. Sedangkan bagi AS menjadi anggota UNESCO merupakan upaya untuk bergabung berkerjasama dengan negara-negara lain dalam mewujudkan tujuan dan prinsif UNESCO. Dampak yang ditimbulkan pasca masuknya Palestina dalam keanggotaan UNESCO adalah dihentikannya dana iuran AS untuk UNESCO sebesar 22% dari 642
Dampak Penghentian Dana Iuran A.S Terhadap Kegiatan UNESCO di Afghanistan (Resti Bina Mustika)
dana yang diperlukan UNESCO setiap tahunnya, di karenakan keberadaan Palestina di dunia internasional belum sah sebagai negara yang berdaulat. Karena penghentian dana iuran AS, maka UNESCO mengalami kekuranagan dana dalam peningkatan pendidikan di Afghanistan. Hal itu menyebabkan UNESCO mengambil tindakan untuk melakukanpertemuan dengan AS karena jika dua tahun berturut-turut tidak memberikan iuran maka AS akan di keluarkan dari keanggotaan UNESCO. Palestina menjadi ganjalan tersendiri bagi anggotaanggota UNESCO sehingga apabila Palestina ingin keberadaannya di sambut baik di UNESCO maka Palestina harus berdamai dengan Israel dan harus secepatnya mencari cara agar dapat menjadi negara yang berdaulat. Saran UNESCO harus dapat mempertahankan keanggotaan AS di UNESCO. Karena AS merupakan anggota penting UNESCO yang memberikan dukungan dana iuran terbesar dalam kegiatan-kegiatan UNESCO. AS seharusya dapat memahami posisi UNESCO dan menghargai setiap keputusan negara anggota yang lain untuk menerima Palestina dalam keanggotaan UNESCO. Palestina harus mengikuti nasehat dari negara anggota UNESCO yang lainya, untuk berdamai dengan Israel sehingga Palestina dapat secepatnya dapat pengakuan dari dunia internasional sebagai negara yang berdaulat di mata dunia dan hukum internasional, agar AS tetap menjadi anggota dan UNESCO tidak mengalami kekurangan dana dalam menjalankan kegiatannya. DAFTAR PUSTAKA Buku: Dye. Thomas.2002. Understanding Public Policy.Dalam kebijakan public.Jakarta: Yayasan Pancur Siwah Mas‟oed, Mohtar “Imu Hubungan Internasional Disiplin dan Metodelogi”LP3ES.1990. Jakarta Situmorang.Mangadar.1999. Organisasi Internasioal: Sebuah Imperatif Struktural. Perubahan Global dan Perkemangan Studi Hubungan Internasional. Bandung: Parahyangan Centre For International Studies (PACIS) Thomas L.Karnes, the Failure of Union, Central America. 1824-1960. Durham 1961. Dikutip dari Ade Maman Suherman, Organisasi Internasioanaldan Integrasi Ekonomi Regional Dalam Perspektif Hukum dan Global, Ghalia Indonesia.Jakarta.2003.hal 61. Internet: Beberapa istilah diplomasi, terdapat di ”istayn.staff.uns.ac.id/files/2011/09/beberapa-istilah-diplomasi.doc” Demokratisasi,Diplomasi,“http://paramadina.ac.id/downloads/Jurnal%20Univers itas%20Paramadina/Jurnal%20UPM%20Vol-1%20No-3,%2005-2002/1-37bima.pdf. http://majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/1984/01/07/LN/mbm.19840107.LN42 576.id.html
643
eJournal Hubungan Internasional. 2013, 1 (3) : 633-644.
http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en%7Cid&u=http://www.st ate.gov/p/io/unesco/usunesco/index.htm http://unesdoc.unesco.org/images/0018/001875/187584E.pdf, “UNESCO country programming document (UCPD): Afghanistan, 2010-2011; 2010, "Country Programming; Economic And Social Development; International Cooperation; Afghanistan" http://unesdoc.unesco.org/images/0018/001875/187584E.pdf, “UNESCO country programming document (UCPD): Afghanistan, 2010-2011; 2010,
644