1
KERJASAMA AMERIKA SERIKAT-TAIWAN DALAM PERSENJATAAN MILITER DAN IMPLIKASINYA TERHADAP HUBUNGAN AMERIKA SERIKAT–CHINA
SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Menempuh Ujian Sarjana Program Strata Satu Pada Jurusan Hubungan Internasional
Oleh : Ipan Saputra Winata NRP.062030084
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS PASUNDAN BANDUNG 2010
i
2
LEMBAR PENGESAHAN
KERJASAMA AMERIKA SERIKAT-TAIWAN DALAM PERSENJATAAN MILITER DAN IMPLIKASINYA TERHADAP HUBUNGAN AMERIKA SERIKAT–CHINA
Oleh : Ipan Saputra Winata NRP.062030084
Telah diujikan tanggal 20 Oktober 2010
Menyetujui : Pembimbing,
M. Budiana S.Ip, M.Si. NIP 151 102 58
Mengetahui,
Dekan Sosial dan Ilmu Politik
Ketua Jurusan Ilmu Hubungan Internasional
Drs. H. Aswan Haryadi, M.Si NIP 131.687.153
Drs. Iwan Gunawan, M.Si NIP 151.101.37
ii
3
PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama
: Ipan Saputra Winata
NRP
: 062030084
Jur/Prog.Studi
: Hubungan Internasional
Judul Skripsi
: Kerjasama Amerika Serikat-Taiwan dalam Persenjataan Militer dan Implikasinya terhadap hubungan Amerika Serikat-China.
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini adalah benar-benar hasil pekerjaan saya sendiri. Adapun semua referensi/kutipan (baik kutipan langsung maupun tidak langsung) dari hasil karya ilmiah orang lain tiap-tiap satunya telah saya sebutkan sumbernya sesuai etika ilmiah. Apabila dikemudian hari Skripsi ini terbukti hasil meniru/plagiat dan terbukti mencantumkan kutipan karya orang lain tanpa menyebut sumbernya, saya bersedia menerima sanksi dari lembaga yang berwenang.
Bandung, 10 Oktober 2010 Ipan Saputra Winata Nrp 062030084
iii
4
Berjuang di atas jalan kebenaran adalah keselamatan dan berkorban demi kebajikan adalah ibadah dan pengabdian sejati (KH. Ahmad Tajuddin AS. M.Sc)
Tindakan tanpa Visi sama artinya dengan terjebak dalam kegelapan dan Visi tanpa tindakan adalah seperti puisi yang meratapi kemiskinan . (Warren Bennis)
Ku Persembahkan Buat : o Kedua Orang tuaku Yang selalu menjadi malikat dalam kehidupanku Yang selalu menjadi matahari dalam kegelapanku Dan yang selalu mengajarkan hitam putih dalam kehidupanku o Almarhum Bpk Oman Heryaman S.ip M.Si Sosok Dosen HI Unpas sekaligus Rakanda yang selalu mengajarkan bagaimana menghargai pengetahuan sekaligus mencontohkan bahwa menuntut ilmu itu tiada hentinya hingga ajal mengakhirinya
iv
5
ABSTRAK Pasca perang dingin dengan runtuhnya Uni Soviet, AS menjadi satusatunya kekuatan Negara super power di dunia (Unipolar), namun seiring dengan bergulirnya waktu momen Unipolar telah membuka jalan bagi struktur ”unimultipolar” dengan alasan tersebut AS merasa perlu untuk mejaga dominasinya di dunia sebagai satu Negara adidaya, hal tersebut tersebut tercermin dengan kerjasama-kerjasama AS dengan Negara-negara sekutunya, diantaranya kerjasama AS Taiwan dalam Persenjataan Militer sebagai upaya menjaga dominasinya di Asia Timur sebab AS merasa China sebagai kekuatan baru yang tumbuh pesat sebagai ancaman bagi dominasi AS baik di kawasan maupun didunia Internasional sehingga AS memandang perlu adanya pembangunan militer di Taiwan, dan hal tersebut sangat di respon baik oleh Taiwan yang sedang membutuhkan modernisasi militer akibat ketegangan antara dirinya dan China mengenai status Taiwan. Hal yang menarik perhatian penulis untuk meneliti adalah : Bagaimana sikap atau kebijakan China terhadap kerjasama Penjualan Persenjataan Militer Amerika Serikat–Taiwan? Bagaimana dampak hubungan bilateral Amerika Serikat–China selama berlangsungnya kerjasama antara Amerika Serikat dan Taiwan dalam Persenjataan Militer? Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui, mengeksplorasi dan mendeskripsikan sikap dan kebijakan China terhadap kerjasama Penjualan Persenjataan Militer antara AS – Taiwan, serta ingin mengetahui dan mengeksplorasi hubungan bilateral AS - China setelah terjadinya kerjasama antara AS dan Taiwan dalam Persenjataan Militer. Sedangkan manfaat dan penelitian ini adalah secara teoritis, penelitian ini diharapkan berguna untuk menambah khasanah pengembangan ilmu Hubungan Internasional khususnya yang menyangkut Politik Luar Negri dan Politik Internasional. Selanjutnya secara peraktis penelitian ini diharapkan berguna dan bagi para pembuat keputusan dan kalangan pendidikan serta kalangan masyarakat pada umumnya. Metode yang digunakan dalam melakukan penelitian ini adalah deskriptif yang bertujuan menggambarkan suatu fenomena Dalam hal ini menggambarkan dan menganalisis mengenai kerjasama AS-Taiwan dalam persenjataan militer dan implikasinya terhadap hubungan bilateral antara AS dan China. Deskriptif adalah upaya untuk menjawab pertanyaan siapa, apa, dimana, kapan atau berapa, jadi merupakan upaya melaporkan apa yang terjadi. Hasil dari penelitian ini adalah : Adanya Modernisasi di Taiwan Setelah kerjasama AS-Taiwan dalam Penjualan Persenjataan Militer dengan terealisasinya penjualan senilai 6,4 miliar dolar antara lain sejumlah alat utama sistim senjata (Alutsista), termasuk misil Patriot, helikopter Black Hawk dan perangkat komunikasi bagi pesawat tempur F-16 ke Taiwan, yang secara keseluruhan berjumlah 6,5. Hal tersebut membuat China bersikap keras mengecam kerjasama tersebut yang mengakibatkan hubungan AS-China memanas bahkan China memutuskan untuk menghentikan kontak militernya dengan AS. Kata kunci : Kebijakan Luar Negeri AS, Kebijakan Luar Negeri Taiwan, Kebijakan Luar Negeri China, Kerjasama Internasional.
v
6
ABSTRAC Post-cold war with the Soviet Union collapsed, the U.S. became the sole superpower of State power in the world (unipolar), but as time went unipolar moment has opened the way for the structure of "uni-multipolar" with the reason the U.S. feels the need to preserve its dominance in the world as a superpower country, it is reflected with the cooperation of State-U.S. cooperation with its allies, including Taiwan in a joint U.S. military armament as an effort to maintain its dominance in East Asia because the U.S. feels that China as a new force to grow rapidly as a threat to U.S. domination both in the region and international world that the U.S. sees the need of military development in Taiwan, and it is so in response either by Taiwan's military modernization is needed due to tension between him and China about the status of Taiwan. Things that attract the attention of authors to investigate is: What is the attitude or policies of China on cooperation Sales Military Weapons United States-Taiwan? How can impact bilateral relations United States-China during the cooperation between the United States and Taiwan in the Military Armament? The purpose of this study is to investigate, explore and describe attitudes and policies of China on cooperation between the U.S. Military Weapons Sales Taiwan, and want to know and explore bilateral relations U.S. - China after the occurrence of cooperation between the U.S. and Taiwan in military armament. While the benefits and this research is theoretically, this research will be useful to increase the repertoire of the development of science, especially concerning the International Relations Foreign Politics and International Politics. Further research is expected in peraktis useful and for decision makers and the education community and society in general. Method used in conducting this research is descriptive research describes a phenomenon in this case describe and analyze the US-Taiwan cooperation in military weapons and their implications for bilateral relations between the U.S. and China. Descriptive is to attempt to answer the questions who, what, where, when or how, so it is an effort to report what had happened. The results of this study are: The Modernization in Taiwan After the USTaiwan cooperation in military weapons sales to the realization of sales worth 6.4 billion dollars, among others, a number of major equipment of weapons systems (Alutsista), including Patriot missiles, Black Hawk helicopters and communications devices for F-16 fighter aircraft to Taiwan, which as a whole amounted to 6.5. This makes China be harsh denounced the agreement that resulted in US-China relations heat up even the China decides to stop its military contacts with the United States. Key words: U.S. Foreign Policy, Foreign Policy of Taiwan, Chinese Foreign Policy, International Cooperation.
vi
7
ABSTRAK Pasca perang tiis kalayan runtuhnya Uni Sovyét, AS jadi hiji-hijina kakuatan Nagara super power di dunya (Unipolar), tapi seiring kalayan ngagulundungna wayah momen Unipolar geus muka jalan pikeun struktur ”unimultipolar” jeung ékol kasebut AS ngarasa perlu mejaga dominasinya di dunya minangka hiji Nagara adidaya, hal kasebut kasebut tercermin kalayan kerjasamakerjasama AS jeung Nagara-nagara sekutunya, diantarana gawé babarengan AS Taiwan dina Persenjataan Militer minangka usaha ngajaga dominasinya di Asia Wétan sabab AS ngarasa China minangka kakuatan anyar anu tumuwuh pesat minangka anceman pikeun dominasi AS boh di wewengkon boh didunya Internasional ku kituna AS melong perlu ayana pangwangunan militer di Taiwan, sarta hal kasebut pohara di respon alus ku Taiwan anu keur merlukeun modernisasi militer alatan ketegangan antara dirina sarta China ngeunaan status Taiwan. Hal anu metot perhatian nu nulis pikeun nalungtik nyaéta: Kumaha dangong atawa kawijakan China ka gawé babarengan Penjualan Persenjataan Militer Amérika Sarikat–Taiwan? Kumaha akibat hubungan bilateral Amérika Sarikat–China salila lumangsungna gawé babarengan antara Amérika Sarikat sarta Taiwan dina Persenjataan Militer? Sedengkeun tujuan panalungtikan ieu téh pikeun nyaho, mengeksplorasi sarta mendeskripsikan dangong sarta kawijakan China ka gawé babarengan Penjualan Persenjataan Militer antara AS – Taiwan, sarta hayang nyaho sarta mengeksplorasi hubungan bilateral AS - China sanggeus lumangsungna gawé babarengan antara AS sarta Taiwan dina Persenjataan Militer. Sedengkeun mangpaat sarta panalungtikan ieu téh sacara teoritis, panalungtikan ieu diharepkeun kapaké pikeun nambahan khasanah pengembangan élmu Hubungan Internasional hususna anu ngait Pulitik Luar Negri sarta Pulitik Internasional. Saterusna sacara peraktis panalungtikan ieu diharepkeun kapaké sarta pikeun para nu nyieun kaputusan sarta golongan atikan sarta golongan masarakat umumna. Metode yang digunakan dalam melakukan penelitian ini adalah deskriptif yang bertujuan menggambarkan suatu fenomena Dalam hal ini menggambarkan dan menganalisis mengenai kerjasama AS-Taiwan dalam persenjataan militer dan implikasinya terhadap hubungan bilateral antara AS dan China. Deskriptif adalah upaya untuk menjawab pertanyaan siapa, apa, dimana, kapan atau berapa, jadi merupakan upaya melaporkan apa yang terjadi. Hasil ti panalungtikan ieu téh: Ayana Modernisasi di Taiwan Sanggeus gawé babarengan AS-TAIWAN dina Penjualan Persenjataan Militer kalayan terealisasinya penjualan sajumlah 6,4 milyar dolar antara séjén sajumlah pakakas utama sistim pakarang (Alutsista), kaasup misil Patriot, helikopter Black Hawk sarta pakakas komunikasi pikeun pesawat tempur F-16 ka Taiwan, anu sacara sakabéh berjumlah 6,5. Hal kasebut nyieun China bersikap teuas mengecam gawé babarengan kasebut anu ngabalukarkeun hubungan AS-CHINA memanas komo China megatkeun pikeun ngeureunkeun kontak militerna kalayan AS. Kecap konci: Kawijakan Luar Nagari AS, Kawijakan Luar Nagari Taiwan, Kawijakan Luar Nagari China, Gawé babarengan Internasional.
vii
8
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbil’alamin, Maha Besar Allah, yang karena izin dan ridho-Nyalah penulisan Skripsi yang berjudul : KERJASAMA AMERIKA SERIKAT-TAIWAN IMPLIKASINYA
DALAM
TERHADAP
PERSENJATAAN HUBUNGAN
MILITER
AMERIKA
DAN
SERIKAT–
CHINA. Ini pun dapat diselesaikan setelah melalui proses yang cukup panjang dan berliku. Adapun maksud dan tujuan dari penulisan skripsi ini, selain untuk mengetahui sikap dan kebijakan China terhadap kerjasama persenjataan militer
antara AS – Taiwan dan untuk mengetahui hubungan bilateral AS - China setelah terjadinya kerjasama antara AS dan Taiwan dalam Persenjataan Militer. Juga untuk memenuhi salah satu syarat dalam menempuh ujian Sidang Strata 1 (S1) pada jurusan Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan ilmu Politik Universitas Pasundan. Saya menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, namun paling tidak atas bantuan, dukungan, dan bimbingan dari Bapak M. Budiana S.Ip. M.Si, selaku Pembimbing yang telah dengan ikhlas membantu dan menuntun saya dalam proses penyelesaian skripsi ini hingga dapat mewujud seperti sekarang. Untuk itu saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak M. Budiana S.Ip. M.Si, atas bimbingan dan ilmu nya.
viii
9
Seiring dengan itu, skripsi ini tidak akan seperti sekarang ini tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karenanya saya akan mengucapkan terima kasih yang setulusnya kepada : 1. Bapak Prof. DR. HM. Didi Turmudzi, M.Si, selaku Rektor Universitas Pasundan. 2. Bapak Drs. H. Aswan Haryadi, M.Si, selaku Dekan Fakulta Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pasundan. 3. Bapak Dr. Thomas Bustomi, M.Si, selaku Pembantu Dekan I Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pasundan. 4. Bapak M. Budiana. S.Ip. M.Si, selaku Pembantu Dekan II Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pasundan. 5. Bapak Drs. Deden Ramadhan, M.Si, selaku Pembantu Dekan III Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pasundan. 6. Bapak Drs. Iwan Gunawan, M.Si, selaku Ketua Jurusan Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pasundan. 7. Bapak Drs. Ade Priangani, M.Si, selaku Ketua Jurusan Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pasundan. 8. Bapak Drs. Iwan Gunawan, M.Si, dan Ibu Dra. Hj. Rini Afriantara, M.Si, selaku penguji skripsi ini. 9. Bapak (ALM) Oman Heryaman, S.Ip, M.Si, Bapak Drs. Awang Munawar. M.Si, Bapak Drs. Sigid Harimurti M.Si, Bapak Drs. Bulbul Abdurahman, M.Si, Bapak Drs. Kunkunrat M.Si, Bapak Dr. Anton Minardi, S.Ip, M.Si, Bapak Andreas, S.Ip, M.Si, Bapak Drs. Agus Herlambang, M.Si, Bapak
ix
10
H.Abdul hadi Adnan, Ph.D, Bapak Drs. H. Ch. Faurozi, M.Si, Bapak Drs. Fahremi Imri, M.Si, Ibu Dra Dewi Astuti Mudji, M.Si, Ibu Dra. Hj. Ottih Rostoyati, M.Si, dan seluruh staff dosen Jurusan Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pasundan. 10. Tidak lupa Bapak Jajang Rohidin S.Ip dan Ibu Sri, terima kasih untuk semua bantuannya terutama pada masa-masa penyusunan skripsi dan seluruh staf Tata Usaha dan staf Perpustakaan yang telah banyak membantu penulis untuk kelancaran skripsi ini.
x
11
Ucapan terimakasihku yang tak terhingga buat : v Allah SWT, yang maha kuasa dialam semesta dan yang telah memberikan serta melimpahkan Rahman dan Rahimnya kepadaku selama ini. v Segenap rasa terimakasihku dan Cintaku yang sebesar-besarnya kepada Papah dan Mamah yang telah menghantarkan anakmu ini kejenjang pendidikan sarjana, semangat, motivasi tak hentihentinya kau berikan, bahkan disaat ipan terpuruk dengan kesibukan kuliah dan aktivitas-aktivitas yang ada kau hadir bagaikan malaikat yang selalu memberikan kekuatan bagiku untuk melangkah dengan pasti dan percaya serta yakin bahwa segala sesuatu itu ada solusinya dan mampu menggapai cita-cita yang ipan inginkan. v Kakakku Riu Andri Saputra S.Sos dan adikku tercinta Dafit Saputra Wijaya CS.pt yang selalu memberikan semangat, motivasi, hiburan-hiburan baik disaat sedih maupun senang (walau setiap kita maen PS ka riu dan dafit selalu kalah, hhohoo) dan akhirnya ipan bisa nyelesaian pendidikan ini (makasiii). Buat ka Riu, ayo semangat dalam kerjanya, jangan lupa gajinya bagi2 ke kita, kan kalau udah punya istri mah gak mungkin juga kita mau mencicipin uang gajinya, heehee !!. Dan buat Dafit go go goo untuk kuliahnya jangan males-malesan, jangan sampai wisudanya molor dan harus bisa lebih baik dari ka Riu dan ka Ipan karena kakak yakin dapit pasti bisaaaa !! v Buat Emak, Ua Iis Ua Eka, Om Uwoh, Om Entang, ka Dadan, The Ela, Yuk Iis, Yuk Eka, Te2h, De2k, Ajiz, Feni, ipan ucapin makasi yang sebesar-besarnya atas nasehat-nasehat, motivasi dan semangatnya yang selalu menjadi sumber utuk ipan tegar dan melangkah jadi yang lebih dan lebih baik lagi ..!!
xi
12
v For my soul, makasii atas kasih saying dan semangatnya disaat ipan sedang gundah dalam proses penyelesaian skripsi hingga akhirnya wisuda, dan memberikan warna dalam hidupku, walau akhirnya Allah memberikan jalan masing2 tuk kita, tapi kita berdua sama2 menerimanya, akan ipan ingat semuanya Tanamkan Allah dihati maka Allah akan memberikan buminya untuk kita v B-denk alias Arie Firmansyah Calon Sarjana, heehe. Lo unik banget. Lo ibaratkan saudara sekandung gw yang selalu bikin gw seneng, ketawa bahkan bikin gw pusiiing ama tingkah lo yang selalu nyusahin diri lo sendiri karena lo terlalu friendly ama temen2 lo, sampai2 urusan yang sangat vital buat masa depan lo aja terbengkalai, tapii gw yakin lo pasti bisa untuk ngebenerin itu semua karena gw dan temen2 yakin lo mampu dan bisa karena lo gak cupuuu, (kayak lo selalu ngingetin gw dengan candaan itu, hingga gw bisa survaip ketika gw lagi bingung ngehadapin segudang masalah). Lo yang selalu jadi contoh bagi gw dalam urusan no profil dan luwes kesiapapun. Thanks so much cupuuu, heheee v Andi+Wilan tanks bangeet atas kebersamaan kita dari pertama kali masuk kuliah sampai kita lulus bareng, dan yang gak mungkin terlupakan kita satu kosan bertiga selama 2 tahun, hahahha di pikir2 sih unik banget karena waktu 2 tahun itu gak lama, apalagi inget gak waktu kita patungan 50 ribu2 untuk biaya satu bulan keperluan kosan, sampe2 belanjanya ke Yogya juga kita harus bertiga, beli mangkok, gula, kopi, teh, tisu, sabun and anything alse sebuah kekeluargaan yang indah dalam persahabatan yang gak mungkin terlupakan I will Remember Forever !! v Jawa alias Temulawak alias Dwi ariwibowo lo bagaikan siluman sob dari semenjak kita kenal,lo kadang muncul dan kadang
xii
13
ngilang ( kayak jalangkung ajja hahaa) tapi untungnya pas kita mau lulus kita bisa melewatinya dengan bareng2, artinya lo g jadi siluman lagi disaat kelulusan dan wisuda kita datang, hee + Adel alias Santi yang galak, yang gak pernah akur ama gw hahaa, pinter sich soalnya jadi salah satu pesaing kuliah walau yang cerdas itu tetap gw, (hahaa PD) + kunyit alias ima thanks atas kebersamaan di akhir2 kuliah kita, kadang sempat terpikir kenapa dulu dari awal kuliah kita gak se-seru di akhir kuliah yaa ..!! + bonek alias boni, maavin gw ya yang kadang bikin kesel padahal itu Cuma candaan, hohohoo v Goib Rudi Irfan Muntaha pengingat
dalam
keislaman,
Ustad
sosok yang menjadi
sukron
kasiron
stad
atas
tausiayahnya,semangat dan pembelajarannya, tapi jangan lupa kapan ni kita tanding lagi, membuktikan MU atau Chelsea yang paling hebat, heheee + Goib Rizal
Iejal
+ Goib Irmanda
boo + Goib Ronal+ Goib Handi+ Goib Bass+ Goib Rendi+Goib Idam, gimana dengan saham-saham di luar negeri sana (swiss, jerman, itali dll) heheee v Kawan-kawan seperjuangan HMI Kom Isip Unpas Periode 09-10 yang selalu ingin meraih ridho Allah SWT : Ayu, Geida, Agus, Hendra, Reka, Aros, Maekel, Ado, Sulfi, Ajat, Alan, Bayu, Bokir,
Haya,
Senna.
Makasi
atas
semuanya
yaa
dan
kebersamaannya selama ini, Jangan pernah berhenti meraih mimpi ..!!! v Tak lupa pendahulu dalam mengarungi Hijau Hitam Awit, Kenit, Adnan, Gilbert, Bandi, Faisal, Emon, Bagir, Afriadi, Anggi, Bambang, Gilang,Marbun, Hapipi, Asep, Leti, lena, tongge, Anto yang udah banyak ngasih sumbangsi pemikiran maupun yang lainnya, thanks so much kandoo . Juga buat para penerus hijau hitam Adeng, Frans, Feri, Febi, Rustan, Ragil, Giet-giet,
xiii
14
Eka, Arif. Saudi, Zae, Toha, Daenk, Ajiz, Putri, Fio dan seluruh kader HMI Kom Isip Unpas yang gak bisa tertuliskan namanya disini Teruskan perjuangan, jangan pernah berhenti dan menyerah untuk mewujudkan Cita-cita, Yakin Usaha Sampai .!! v Juga kawan2 HIMHI Periode 07-08 yang gak bisa di sebutin namanya, thanks guys udah bersama2 membangun HIMHI, semoga hasil karya kita selama kepengurusan kita pada saat itu, menggoreskan karya dan sejarah di HIMHI Unpas. v Anak-anak HI 06 : Anoen. Nica, Risma, Wika, Kika, Vivi, Piyu, Bimo, Padang, Rian dll, juga buat Isma (HI 05), Pahat (HI 04) makasii semua, terus berjuang !! v Juga thanks so much buat anak2 kosan TisnaSanjaya : Robi, Ihsan, Jebi, Riki, Dilson, Hadi, Roy, Rico, Didin dll, jangan pernah berhenti buat jalinan kekeluargaannya, terutama setiap 1 0r 2 bulan sekali bersih-bersih kosan, hehee v Teman-teman Ponpes Daaruttaqwa Bogor : Ridwan, BT, Ipul, Puput, Dikdik, Endang, Uki, Izul, Irwan, Yadi, Permana, Mara, Santi, Neng, Suci, Elsa, Sophie, Nisa, Nurul, Nung, Nadia dll, Mustakun jiddan ilaikum, kapan reuni lg?? v Yang terakhir tapi gak kalah pentingnya, terimakasih kepada orang-orang
yang
telah
membantu
maupun
tidak
dalam
pengerjaan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu, mengingat jumlah yang yaa
begitu banyaknya,..heheee, thanks
... !! Bandung, Oktober 2010 Penulis
xiv
15
Daftar Riwayat Hidup Daftar Pribadi : Nama
: Ipan Saputra Winata
Jenis Kelamin
: Laki-Laki
Tempat/tanggal lahir
: Kayuagung, 29 Januari 1987
Anak ke-
: 2 dari 3 saudara
Orang tua
: Jejen Zaenal Sp dan Nurailah
Agama
: Islam
Alamat
: Jl. Depati Umar Desa Anyar Kec : Kayugung Kab : Ogan Komering Ilir Palembang (Sum-sel). Kode Pos (30651)
Telpon (HP)
: 085697585868
E-mail
:
[email protected]
Pendidikan Formal : Tahun 2006-2010
: Universitas Pasundan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan Hubungan Internasional
Tahun 2002-2005
: SMA Daaruttaqwa Boarding school Bogor
Tahun 1999-2002
: SMP Daaruttaqwa Boarding school Bogor
Tahun 1993-1999
: SDN Anyar Kayuangung (Sumsel)
xv
16
DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN .........................................................................
ii
LEMBAR PERNYATAAN ........................................................................
iii
MOTTO/DEDIKASI ..................................................................................
iv
ABSTRAK BAHASA INDONESIA ...........................................................
v
ABSTRAK (Terjemahan Abstrak Bahasa Inggris) ...................................
vi
ABSTRAK (Terjemahan Abstrak Bahasa Sunda) ....................................
vii
KATA PENGANTAR .................................................................................
viii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS ..................................................
xv
DAFTAR ISI ...............................................................................................
xvi
DAFTAR TABEL .......................................................................................
xx
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................
xxi
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xxii BAB I
PENDAHULUAN .....................................................................
1
A. Latar Belakang Masalah ........................................................
1
B. Identifikasi Masalah ..............................................................
15
1. Pembatasan Masalah ........................................................
15
2. Perumusan Masalah .........................................................
16
C. Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian ......................
16
1. Tujuan Penelitian .............................................................
16
2. Kegunaan Penelitian ........................................................
17
D. Kerangka Teoritis dan Hipotesis ............................................
18
1. Kerangka Teoritis ............................................................
18
xvi
17
2. Hipotesis ..........................................................................
39
3. Operasional Variabel dan Indikator ..................................
40
4. Skema Kerangka Permikiran ............................................
42
E. Tingkat
BAB II
Analisis,
Metode
Penelitian
dan
Teknik
Pengumpulan Data ................................................................
43
1. Tingkat Analisis..............................................................
43
2. Metode Penelitian ............................................................
43
3. Teknik Pengumpulan Data ...............................................
44
F. Lokasi dan Lama Penelitian...................................................
45
1. Lokasi Penelitian .............................................................
45
2. Lama Penelitian ...............................................................
45
G. Sistematika Penulisan. ...........................................................
47
KERJASAMA AMERIKA SERIKAT-TAIWAN DALAM PERSENJATAAN MILITER ..................................................
48
A. Latar Belakang Hubungan Amerika Serikat-Taiwan ..............
48
B. Kebijakan Luar Negeri Taiwan ..............................................
51
C. Kebijakan Luar Negeri Amerika Serikat ................................
54
1. The Shanghai Communique (February 1972) ...................
58
2. Taiwan Relation Act (April 1976) ....................................
58
3. The Six Assurances (Juli 1982) ........................................
62
D. Kerjasama Amerika Serikat dan Taiwan ................................
65
1. Kerjasama Ekonomi.........................................................
65
2. Kerjasama Politik-Keamanan ...........................................
68
xvii
18
BAB III
HUBUNGAN
BILATERAL
AMERIKA
SERIKAT-
CHINA ......................................................................................
71
A. Sejarah singkat awal mulanya terjalin hubungan Amerika Serikat dan china ...................................................................
71
1. Amerika Serikat mendukung Pemerintah Kuomintang .....
72
2. Dasar-dasar hubungan Amerika-China .............................
73
3. Normalisasi hubungan Amerika-China.............................
77
B. Hubunga Amerika-China dalam aspek Ekonomi....................
80
1. Cina sebagai kekuatan baru ..............................................
89
2. Melemahnya perekonomian di Amerika Serikat secara bertahap ...........................................................................
92
C. Hubunga Amerika Serikat-China dalam aspek Pertahanan Keamanan .............................................................................
95
1. Hubungan Amerika Serikat terhadap China dalam perspektif Amerika Serikat...............................................
97
2. Hubungan China terhadap Amerika Serikat dalam perspektif Amerika Serikat............................................... 100 BAB IV
KAITAN KERJASAMA AMERIKA SERIKAT-TAIWAN DALAM
PERSENJATAAN
MILITER
DAN
IMPLIKASINYA TERHADAP HUBUNGAN AMERIKA SERIKAT-CHINA .................................................................... 104 A. Implimentasi Kerjasama Amerika Serikat-Taiwan dalam Persenjataan Militer............................................................... 104
xviii
19
1. Penjualan Senjata Amerika Serikat ke Taiwan ................. 104 2. Indikator adanya Penjualan Senjata .................................. 106 B. Sikap dan Kebijakan China terhadap kerjasama Amerika Serikat ke Taiwan dalam bidang Persenjataan Militer ............ 110 1. Sikap China terhadap Penjualan senjata Amerika Serikat ke Taiwan ........................................................................ 110 2. Pengembangan kapabilitas militer China .......................... 114 C. Konstalasi Hubungan Taiwan-Amerika Serikat-China ........... 118 D. Implikasi Hubungan Bilateral Amerika Serikat-China pasca kerjasama Amerika Serikat-Taiwan dalam Persenjataan Militer ................................................................................... 130 BAB V
KESIMPULAN ......................................................................... 144
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 152 LAMPIRAN
xix
20
DAFTAR TABEL
Tabel. 1 : Tabel Operasional Variabel dan indikator ...................................... .... 37 Tabel. 2 : Jadwal Kegiatan Penelitian ............................................................ .... 44 Tabel. 3 : Indikator adanya Penjualan Senjata ............................................... .. 104
xx
21
DAFTAR GAMBAR Gambar. 1 : Skema Kerangka Pemikiran .......................................................
xxi
40
22
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1
Taiwan Relations Act January 1, 1979. (TAIWAN RELATIONS ACT Public Law 96-8 96th Congress)
Lampiran 2
Joint Communique of the United States of America and the People's Republic of China (the 1982 Communique). August 17, 1982
Lampiran 3
Joint Communique of the United States of America and the People's Republic of China (Normalization Communique). January 1, 1979
Lampiran 4
Joint Communique of the United States of America and the People's Republic of China (Shanghai Communique) . February 28, 1972
xxii
1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Politikus Charles Krauthammer menyatakan dalam tulisannya kehadiran yang disebutnya ”momen unipolar” sebuah periode dimana ada satu negara adidaya, Amerika Serikat, yang jelas-jelas berdiri di atas seluruh komunitas internasional 1. Kemudian pada tahun-tahun berikutnya pun Uni Soviet runtuh, ekonomi dan mileter Rusia merosot tajam dan Jepang mendesak serta Amerika mengalami perluasan ekonomi yang terlama dan merupakan salah satu yang terkuat sepanjang sejarah. Kemudian menjelang berakhirnya abad ini ilmuan politik Samuel Hantington berpendapat bahwa unipolaritas telah membuka jalan bagi struktur ”uni-multipolar” yang pada gilirannya akan segera menjadi multipolar yang sesungguhnya . Di dalam Jejak pendapat menunjukkan bahwa lebih dari 40 persen penduduk Amerika Serikat2 ,setuju dengan anggapan bahwa Amerika sekarang ini hanya satu dari beberapa kekuatan yang memimpin. Mengapa argumen Unipolaritas tampak kurang mengikat bagi banyak orang bahkan ketika kekuatan Amerika Serikat terlihat sedang membesar ?, secara umum karena tujuan telah bergeser. Definisi Krauthammer tentang unipolaritas sebagai sebuah sistem dengan satu kutub, masuk akal dengan waktu – waktu awal berakhir-nya perang dingin yang jelas-jelas terbentuk oleh keberadaan dua kutub. Sacara naluriah masyarakat merasa bahwa sebuah dunia akan menjadi sangat
1
. Parenom, A Yusi dan Ropiki, A Zaim, Amerika dan Dunia ( Jakarta 2005 : Yayasan Obor Indonesia). 2 . ibid hlm : 268
2
berbeda dalam berbagai hal penting tanpa adanya negara besar yang sanggup mempertahankan persaingan kuatnya terhadap Amerika Serikat Namun sepuluh tahun kemudian yang semakin jelas terlihat bukanlah tidak adanya pesaing sebanding melainkan sejumlah masalah di dunia yang terus berlangsung yang tak mampu diselesaikan sendiri oleh Washington. Ini adalah konteks dari definsi baru Huntington tentang unipolaritas, sebagai sebuah sistem dengan ”satu adidaya, tanpa kekuatan-kekuatan besar yang signifikan dan banyak kekuatan kecil. ”Menurut Huntington, kekuatan dominan dalam sistem yang seperti itu akan mampu ”secara efektif menyelesaikan sendiri persoalan-persoalan internasional dan tidak ada gabungan kekuatan dari negara-negara lain yang dapat mencegahnya melakukan hal tersebut.”3 dengan kata lain Amerika Serikat tidak memiliki kemampuan itu sehingga dengan demikian tidak memenuhi syarat jadi adidaya dalam konteks ini. Dalam hal ini Huntington mencontohkan serangan teroris pada musim gugur lalu bagi sebagin pihak nampak memperkuat pandangan ini dan menyingkap tidak hanya berapa rentannya Amerika, melainkan juga kebencian global anti-Amerika yang begitu kuat. Tiba-tiba saja dunia terlihat mengerikan dengan bahaya yang mingintai setiap sudut dan kewaspadan abadi menjadi harga yang harus di bayar untuk kebebasan. Namun seperti yang ditunjukkan oeh keberhasilan serangan militer di Afganistan, kerapuhan terhadap teror tidak banyak pegaruhnya pada kekuatan Amerika dalam urusan antar negara yang lebih biasa. Bahkan sebaliknya, reaksi Amerika tehadap berbagai serangan tersebut
3
. ibid
3
yang memperlihatkan kemampuannya untuk menggelar kekuatan di beberapa di dunia secara bersamaan dan pada dasarnya bersifat unilateral, meski dengan demikin mendokrak belanja pertahanan sampai $50 miliar hanya mempertegas keunikan posisinya Untuk memahami bebarapa dominan Amerika, kita perlu melihat setiap komponen standar kekuatan nasional secara berturutan. Di bidang militer pada tahun 2003 Amerika Serikat dengan encer mengucurkan belanja pertahanan yang jumlahnya lebih besar dari pada gabungan 15-20 negara pembelanja terbesar. Amerika Serikat memiliki keunggulan nuklir yang luar basa, angkatan udara yang paling dominan di dunia, angkatan paling tangguh, dan kemampuan yang unik untuk menebar kekuasaan ke seantero dunia. Keunggulan militernya bahkan lebih terlihat lagi dalam perkara kualitas daripada kuantitas. Amerika Serikat memimpin dunia dalam memanfaatkan penerapan militer dari teknologi komunikasi dan informasi yang canggih, dan memperlihatkan kemampuan yang tak tertandingi dalam mengkordinasi dan memproses informasi tentang medan peperangan, dan menghancurkan sasaran jarak jauh dengan ketepatan yang sangat menakjupkan. Washington tidak akan gampang di saingi negara-negara lain, mengingat adanya jurang yang sangat lebar dalam anggaran riset dan pengembangan militer, dimana Amerika Serikat mengeluarkan dana tiga kali lipat lebih besar daripada gabungan enam negara. Tidak ada negara dari sejarah poltik politik internasional modern yang mampu mendekati nominasi militer yang di tunjukkan angka-angka ini, dan biaya yang harus dikeluarkan Amerika Serikat untuk mendapatkan keunggulan ini hanyalah 3,5 perseb dari PDB-nya. Seperti
4
yang di catat sejarawan Paul Kennedy, ”Menjadi nomor satu dengan biaya yang besar adalah satu hal; menjadinya satu-satunya adidaya dengan murah merupakan hal yang sangat mencengangkan.”4 Meskipun demikian, banyak pihak yang mengakui besarnya kekuatan Amerika memandang hal ini sebagai sesuatu yang pada dasarnya menyadari diri sendiri, menurut mereka, negara – negara ini biasanya akan bergabung untuk membendung calon pemegang kekuasaan tertinggi dan kali ini tidak akan ada bedanya. Sebagaimana kata pengamat politik Jerman Josef Joffe, ” buku – buku sejarah menyebutkan bahwa tuan besar selalu mengundang keruntuhannya sendiri. No 2,3,4 akan bergabung melawannya, membangun aliansi tandingan dan merencanakan kejatuhannya. Hal itu terjadi pada Napoleon, sama seperti yang menimpa Louis XIV dan hapsburgs yang sangat kuat, juga Hitler serta Stalin. Kekuasaan selalu memicu kekuasaan tandingan yang kuat ; inilah aturan tertua politik dunia.”5 Dan tampaknya sekarang ini Amerika Serikat telah menyadari, pendapatpendapat seperti yang diungkapkan Huntington bahwa unipolaritas telah membuka jalan bagi struktur ”uni-multipolar” yang pada gilirannya akan segera menjadi multipolar yang sesungguhnya. 6 dan Josef Joffe yang menyebutkan bahwa kekuasaan selalu memicu kekuasaan tandingan yang kuat”7, dimana momen Unipolar yang dipegang dan di jalankan Amerika Serikat akhir – akhir ini
4
.ibid hlm 270 . ibid hlm : 272 6 .Op. Cit hlm :267 7 . Op. Cit: hlm 268 5
5
telah membuka pintu selebar selebarnya terhadap negara – negara lain untuk memberikan perlawanan terhadap kekuatan Amerika Serikat,. Maka dengan mengedepankan kebijakan politik luar negrinya Containmen dan Engagmend, Amerika melakukan beberapa langkah dengan melakukan kerjasama - kerjasama yang selaras dengan tujuan kebijakan poltik luar negrinya seperti melakukan kerjasama dengan Taiwan (Taipei), baik di bidang ekonomi, poltik, Pertahanan dan Keamanan (Militer). Juga yang menjadi titik temu kenapa Amerika tertarik berkerjasama dengan Taiwan karena Taiwan memiliki sistem politik yang berbeda dengan sitem politik di Republik Rakyet China (RRC), yaitu menggunakan asas demokrasi dan liberalisme yang umum digunakan negara negara barat yang di pelopori oleh Amerika Serikat hal ini pun yang menyebabkan hubungan Taiwan dan RRC sampai sekarang belum terselesaikan, sejarah mencatat bahwa Taiwan yang berawal dari pemerintahan nasionalis Kuomintang berpindah dari Tiongkok karena kalah perang terhadap pasukan komunis, maka Chiang Kai Shek menerapkan sistem pemerintahan darurat dengan asas tunggal satu partai Kuomintang (KMT). Keadaan darurat ini guna mempersiapkan diri dalam merebut kembali daratan Tiongkok. Dalam situasi ini, terjadi pembatasan kegiatan pers politik dan pembungkaman kaum oposisi yang justru banyak berpengaruh di kalangan penduduk Taiwan asli. Keadaan ini berlaku sampai Chiang Kai Shek wafat. Pemerintahan kepresidenan digantikan oleh putranya Chiang Ching Kuo sampai beliau wafat pada tahun 1980-an akhir. Pada masa ini kran kebebasan pers, politik dan mengemukakan pendapat dibuka secara perlahan-lahan. Meskipun masih terobsesi dengan upaya menguasai kembali
6
Tiongkok daratan. Chiang Ching Kuo berusaha bersikap realistis dengan situasi yang ada. Dia tidak ingin mewarisi pemerintahan yang otoriter. Pada pemilu yang pertama, terpilihlah Lee Teng Hui yang juga dari kalangan partai KMT, Pada masa pemerintahan Lee Teng Hui, hubungan dengan Tiongkok daratan mulai memanas karena mulai diwacanakannya kemerdekaan bagi Taiwan dengan nama Taiwan (Selama ini sebagian diplomat selalu tertukar dalam menggunakan nama Republik Cina dengan Republik Rakyat Cina), dalam kondisi taiwan yang mengalami hubungan serius antara Taiwan dan RRC8, Tentu hal tersebut menimbulkan reaksi dari China mengenai kemerdekaan yang di inginkan oleh taiwan kemudian Cina mengambil langkah dengan kebijakan Cina terhadap Taiwan pada masa Deng Xiaoping yaitu dengan dibuatnya One China Policy yang artinya adalah prinsip yang menyatakan bahwa hanya ada satu Cina termasuk mainland Cina, Tibet, Hong Kong, Macao, Xinjiang, dan Taiwan. Hubungan diplomatis dengan Cina hanya dapat dilakukan apabila ada pengakuan atas One China Policy. One China Policy ini diformulasikan oleh pemerintahan Republik Cina sebelum tahun 1990.9 Namun kemudian Taiwan tetap melanjutkan hubungannya dengan AS. Yang telah berjalan hampir 70 tahun memainkan peran penting baik dalam transformasi pertahanan Taiwan dan dalam strategi AS di Asia Timur. Karena Taiwan dapat dilihat sebagai sebuah pulau kecil yang dekat ke benua Cina yang dapat berguna di papan catur grand kekuatan besar. Tapi ini merupakan mercusuar untuk masa depan Cina demokratis, dan juga merupakan bagian yang penting 8
. Sejarah Taiwan R.O.C.K MinistriesTaiwan, dalam http://gbirocktaiwan.wordpress.com/category/taiwan/sejarah/ di akses 9 April 2010 9 . www.Chinaembassy-indonesia.or.id
7
dalam struktur keamanan kawasan Asia-Pasifik. Meskipun ukurannya relatif kecil, Taiwan adalah layak untuk melindungi dan harus dipertahankan. Oleh karena itu Amerika Serikat telah lama menjadi penjamin keamanan Taiwan, dan akan terus memainkan peran penting dalam transformasi pertahanan Taiwan di abad ke-21. Hubungan keamanan antara Republik cina (Taiwan ) dan Amerika Serikat di bangun di atas pondasi yang kuat dengan sejarah panjang mencapai kembali pada awal Perang Dunia II. Relawan Amerika Group (Flying Tigers merayakan) yang dipimpin oleh Jenderal Claire Chennault, Angkatan Laut Amerika Serikat Grup China (Sino-Amerika Koperasi Organisasi, Saco) yang dipimpin oleh Laksamana Milton Miles, dan kerja sama dalam operasi darat antara Cina, pasukan Inggris dan Amerika di Asia Selatan melawan jepang di China-Burma-India (CBI) theater diawal 1940-an adalah episode yang paling terkenal dan peringatan kerjasama atara kedua negara. Enam puluh tahun kemudian, ketika layanan Koordinasi Divisi (kantor atase pertahanan) di Institut Amerika di Taiwan (AIT) Taipei Kantor kombinasi patch "CBI" dan harimau "terbang" grafis sebagai logo, warisan dari US-ROC keamanan kerja sama ini dipandang sebagai dihidupkan kembali dan konsolidasi, dan hubungan militer dengan militer yang tahan lama antara Taiwan dan Amerika Serikat di beri semangat baru selain keterkaitan historis yang membentang ari perang dunia kedua, kerjasama keamanan AS-Taiwan telah di bangun atas konvergensi kepentingan strategis : yaitu, dalam mengandung ekspansi komunis di Asia-Pasifik selama era Perang Dingin. Penandatanganan US-ROC Mutual Perjanjian Pertahanan tahun 1954 akhir, dan pendirian sebelumnya bahwa dekade Bantuan Militer AS Advisory Group (maag) di Taipei
8
tidak hanya menjamin keamanan dan kelangsungan pemerintah ROC di Taiwan, tapi juga memungkinkan suatu lebih lengkap jaringan aliansi militer antara AS dan Demokrasi Asia-Pasifik. Di bawah perjanjian pertahanan bersama, yang tetap berlaku sampai 1 Januari 1980, kedalaman dan lebar perjanjian kerjasama sangat membantu militer Taiwan di jalan ke arah modernisasi. Selain pasokan sistem senjata canggih, Amerika Serikat memberikan Taiwan dengan dukungan perangkat lunak yang cukup besar, dari kesempatan untuk belajar di Amerika dan staf perguruan tingi untuk mereformasi doktrinal perang melalui pelatihan bersama dan latihan. Namun keputusan Washington untuk mulai menormalisasi hubungan dengan Republik Rakyat Cina, pada saat kunjungan Presiden Richard Nixon ke Beijing, dan komunike bersama di Shanghai pada tahun 1972 sangat berubah persamaan strategis di Asia-Pasifik, dan menggerogoti hubungan diplomatik antara Washington dan Taipei. Meskipun kerjasama militer dengan militer yang terus berlanjut di tahun 1970-an, besar dan kedalaman hubungan secara bertahap memburuk. Pemerintahan Carter resmi hubungan diplomatik dengan RRC pada bulan Januari 1979, US-ROC Mutual Defense Treaty dihentikan satu tahun kemudian, dan hubungan keamanan antara Amerika Serikat dan taiwan sehinga berubah menjadi unik dan tidak resmi.
Hubungan keamanan AS-Taiwan ditemukan dasar hukumnya baru ketika Kongres AS mengesahkan undang-undang domestik - Taiwan Relations Act (TRA) - yang mengatur hubungan AS-Taiwan setelah 1979. Menurut TRA, AS akan "mempertimbangkan upaya untuk menentukan masa depan Taiwan dengan
9
cara lain selain damai, termasuk dengan boikot atau embargo, ancaman bagi perdamaian dan keamanan kawasan Pasifik Barat dan keprihatinan ke Amerika Serikat ;. . . Amerika Serikat akan membuat tersedia untuk artikel pertahanan Taiwan dan layanan pertahanan dalam jumlah yang dianggap perlu untuk memungkinkan Taiwan untuk mempertahankan kemampuan pertahanan diri yang cukup.10 Amerika mau melakukan kerjasama di bidang pertahanan keamanan dengan Taiwan dipengaruhi oleh faktor kepentingan keamanan. Karena pengembangan HAM yang berlandaskan pada Demokratisasi ke seluruh dunia sebagai pijakan utamanya. Pengurangan dan peninjauan kembali kehadiran militer Amerika dikawasan Asia Pasifik dilakukan setelah Uni Soviet tidak ada lagi, namun ancaman baru terhadap stabilitas dan keamanan Asia Pasifik Pasca Perang Dingin ada beberapa argumentasi mengapa Amerika untuk tetap mempertahankan kehadiran militer di kawasan ini. Di antaranya melihat meningkatnya angaran pertahanan keamanan china dan secara otomatis membuat peningkatan terhadap kekuatan militer China yang sangat signifikan. Pengeluaran belanja militer negara 'Tirai Bambu' itu pada tahun 2007 dianggarkan hampir 18 % menjadi 350,92 miliar yuan (sekitar hampir 45 miliar dolar), atau naik 52,99 miliar yuan dari tahun 2006, bahkan pada Mei 2008 China akan meningkatkan lagi anggaran militernya sebesar 17,6% menjadi 417 miliar Yuan atau sekitar $58,76 miliar US11. Hubungannya
Taiwan dengan Amerika terus melanjutkan bahkan Taiwan menikmati hubungan khusus dengan Amerika Serikat. Pada masa pemerintahan George W. Bush,
10 . “Taiwan Relations Act: Public Law 96-8, 96th Congress,” January 1, 1979, full text available on the website of the American Institute in Taiwan (AIT), http://www.ait.org.tw/en/about_ait/tra/ accessed February 8, 2010. 11 . Militer China Kian Mengancam, Harian Kompas, Beijing, 5 Maret 2008, hlm.VIII.
10
Taiwan kembali dianggap penting oleh AS dalam usahanya membendung pengaruh Republik Rakyat Cina, sehingga pemerintah AS memiliki kesepakatan dengan Taiwan untuk melakukan penjualan senjata militer ke Taiwan guna untuk stabilitas keamanan di kawasan in khususnya di selat Taiwan. Adapun Hubungan Amerika dan Taiwan berlanjut sampai sekarang walau satu tahun belakangan Amerika menjalani teransisi kekuasaan negaranya dengan berlangsungnya pergantian puncak kursi kekuasaan Amerika Serikat yang dihasilkan dari Pemilu Presiden yang dilangsungkan pada penghujung tahun 2008, yaitu dengan terpilihnya
Barakc
Husein
Obama
sebagai
Presiden
Amerika
Serikat
menggantikan George W. Bush. Namun kerjasama di bidang pertahanan keamanan khususnya Persenjataan Militer dengan Taiwan tetap berjalan dan tidak berubah, Pemerintah AS tetap melanjutkan kesepakatan penjualan senjata antara AS ke Taiwan, dengan melakukan pernjualan senjata militer ke Taiwan, mencakup 114 peluncur rudal patriot. 60 helikopter tempur Black Hawk, kapal penyapu ranjau dan teknologi komunikasi untuk pesawat tempur F-16. Kesepakatan itu tidak mencakup penjualan pesawat tempur F-16, yang selama ini diinginkan Taiwan. Kontrak penjualan itu merupakan bagian kesepakatan Amerika-Taiwan pada 2001 lalu, pada pemerintahan Presiden George W. Bush12. Kemudian Taiwan menyambut keputusan Amerika Serikat untuk menjual persenjataan senilai 6,4 miliar dolar AS kepada pulau itu, dan mengatakan bahwa hal itu akan mendorong terwujudnya stabilitas dan perdamaian di Selatan Taiwan. "Kementerian pertahanan menyambut dan berterimakasih kepada keputusan AS
12
. http://bataviase.co.id/detailberita-10580304.html di akses 9 April 2010
11
tersebut ... dan ini akan meningkatkan percaya diri Taiwan dalam mengupayakan rekonsiliasi dengan China, dan dalam membantu stabilitas dan perdamaian di selat Taiwan "Berbagai senjata defensif diberikan oleh AS, yang juga menfasilitasi transformasi dan modernisasi di empat pertahanan nasional kami," katanya dalam satu pernyataan.13
Masalah penjualan senjata-senjata canggih AS kepada Taiwan pada bulan ini menjadi isu hangat media-media regional dan internasional khususnya kantorkantor berita AS. Publikasi berita-berita seperti ini memicu reaksi keras pemerintah Cina. AS mengklaim bahwa perlu ditempuh langkah-langkah baru di Taiwan sebagai upaya membela demokrasi dan ekonomi bebas. Tentunya tidak hanya Presiden Barak Obama yang punya ide semacam ini, namun sebelum Obama, pendahulu-pendahulunya terlebih dari partai Demokrat memainkan peran penting dalam mencetuskan lahirnya pemikiran ini. Pada tahun 1953, Mantan Presiden AS dari partai Demokrat Harry Truman menilai kebijakan membela eksistensi Taiwan sebagai bagian dari strategi Washington dalam menghadapi Cina yang bermazhab Komunis. Meski kebijakan itu diterapkan lebih dari setengah abad lalu ditambah dengan berbagai transformasi regional dan hubungan AS dengan Cina, tapi hingga kini Negeri Paman Sam ini bersikeras mempersenjatai Taiwan. Cina memandang kebijakan penjualan senjata canggih kepada Taiwan dan pemberian dukungan politik dan militer terhadap kepulauan itu sebagai bentuk pengakuan adanya kedaulatan independen di Taiwan. Padahal 13
. Taiwan Sambut penjualan senjata AS http://www.waspada.co.id/index.php?option=com_content&view=article&id=86106:taiwansambut-penjualan-senjata-as&catid=16&Itemid=29 di akses 10 April 2010
12
menurut pengakuan Beijing, Washington dengan menandatangani tiga buah komunike pada tahun 1972, 1978, dan 1983, harus menghentikan penjualan senjata ke Taiwan dan memperlakukan Taiwan dalam kerangka hubungan tidak resmi.14 Dalam hal ini Cina menegaskan kembali kepada AS dengan mengingat kembali isi Joint Communique of the United States of America and the People's Republic of China (Shanghai Communique II) pada tahun 1978 dalam pragraf ke 6, yaitu : ” Having in mind the foregoing statements of both sides, the United States Government states that it does not seek to carry out a longterm policy of arms sales to Taiwan, that its arms sales to Taiwan will not exceed, either in qualitative or in quantitative terms, the level of those supplied in recent years since the establishment of diplomatic relations between the United States and China, and that it intends to reduce gradually its sales of arms to Taiwan, leading over a period of time to a final resolution. In so stating, the United States acknowledges China's consistent position regarding the thorough settlement of this issue.”15
Di mana dalam hal ini AS menyatakan bahwa mereka tidak berupaya untuk melaksanakan kebijakan jangka panjang penjualan senjata ke Taiwan, bahwa yang penjualan senjata ketaiwan tidak akan melebihi, baik dari segi kualitatif atau kuantitatif, tingkat yang di sediakan dalam beberapa tahun terakhir 14
.Taiwan, senjata AS menekan Cina, http://indonesian.irib.ir/index.php?option=com_content&view=article&id=18744:taiwan-senjataas-menekan-cina&catid=59:perspektif&Itemid=101 di akses pada 15 April2010 15 . US – PRC Joint Communique dalam, http://beijing.usembassychina.org.cn/uploads/images/QjyEUD4z2TG3AW9PIy5tRA/1982_Joint_Communique.pdf di akses pada 15 April 2010
13
sejak pembentukan hubungan diplomatik antara AS dan daratan Cina, dan bahwa hal itu di maksudkan untuk mengurangi penjualan senjata ke Taiwan secara bertahap, terkemuka selama periode waktu tertentu untuk sebuah resolution.
Melalui Menteri Luar negrinya Cina menolak dengan tegas penjualan senjata AS ke Taiwan karena itu adalah pelanggaran, di dalam pidato nya di pembukaan Konferensi Keamanan Munich di kota Jerman Menlu China Yang Jiechi mengatakan, bahwa penjualan senjata AS ke Taiwan merupakan pelanggaran atas standar hubungan internasional dan akan memicu reaksi Beijing. "Ini tentu saja pelanggaran atas tata cara hubungan di antara negara-negara," karna katanya Taiwan ”bagian dari China” kemudian ia melanjutkan, "Tentu saja pemerintah dan rakyat China harus bereaksi. Tak lebih dari hak kedaulatan kami untuk melakukan apa yang perlu ... saya kira rakyat dan pemerintah China di setiap wilayah akan merasa marah mengenai hal ini," menteri itu menambahkan. "Kami telah mendekati pihak AS dan membuat gambaran dengan sangat serius, pada banyak kesempatan, tapi AS masih meneruskan penjualan itu,"16
Berdasarkan uraian diatas, maka permasalahan yang akan penulis ketengahkan dalam penelitian ini lebih menekankan kepada pengaruh kerjasama Amerika Serikat -Taiwan dalam persenjataan Militer terhadap Hubungan Bilateral antara Amerika Serikat – China.
16 .http://www.harianglobal.com/index.php?option=com_content&view=article&id=30696:menluchina-penjualan-senjata-as-ke-taiwan-pelanggaran&catid=30:dunia&Itemid=55 di akses pada 15 april 2010
14
Dengan demikian, maka penulis tertarik untuk mengkaji, mencermati, dan mempelajari fenomena tersebut sebagai bahan penelitian dengan mendeskripsikan kepada judul: KERJASAMA AMERIKA SERIKAT-TAIWAN DALAM PERSENJATAAN
MILITER
DAN
IMPLIKASINYA
HUBUNGAN AMERIKA SERIKAT–CHINA.
TERHADAP
15
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian latar belakang diatas penulis mencoba untuk mengidentifikasikan masalah yang sedang diteliti, yaitu: 1.
Bagaimana mekenisme kerjasama Amerika Serikat -Taiwan dalam persenjataan Militer ?
2.
Bagaimana Hubungan China-Taiwan setelah kerjasama Amerika Serikat-Taiwan dalam Persenjataan Militer ?
3.
Bagaimana sikap atau kebijakan China terhadap kerjasama persenjataan militer Amerika Serikat–Taiwan?
4.
Bagaimana dampak hubungan bilateral Amerika Serikat–China selama berlangsungnya kerjasama antara Amerika Serikat dan Taiwan dalam Persenjataan Militer?
1. Pembatasan Masalah Mengingat begitu kompleks dan luasnya masalah yang akan diteliti maka penulis akan membatasi pembahasan penelitian ini dengan lebih menekankan pada Kerjasama AS-Taiwan dalam bidang Militer yaitu perdagangan senjata yang dilakukan antar keduanya dan Sikap atau kebijakan China terhadap kerjasama ASTaiwan serta Implikasinya terhadap hubungan bilateral AS – China. Adapun periode yang akan diteliti dari tahun 1999 sampai dengan 2010 dalam upaya yang dilakukan dalam kerjasama bidang milier antara AS-Taiwan, karena terbukti AS sebagai penyandang persenjataan terbesar ke Taiwan.
16
2. Perumusan Masalah Guna memudahkan dalam menganalisa permasalahan diatas yang berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah, maka diperlukan perumusan masalah yang menunjukkan: “Sejauhmana implikasi kerjasama Militer Amerika Serikat – Taiwan terhadap hubungan bilateral Amerika Serikat – China ?
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian
Penelitian ilmiah adalah operasionalisasi dari berpikir ilmiah yang dituangkan kedalam bentuk tulisan atau benda dengan menggunakan metode ilmiah yang harus menjadi ciri dan integritas dirinya sehingga dapat dibedakan dengan kelompok lain. Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar peran AS terhadap kondisi Taiwan saat ini, serta posisi AS sebagai pemasok kekuatan militer ke Taiwan sebagai upaya untuk mengamankan kekuatan nya sebagai negara super power terhadap ancaman timbulnya kekuatan besar baru oleh China yang tertuang dalam ”Containment and angagment policy” serta sebagai upaya untuk mengamankan stabilitas keamanan di kawasan asia timur khusunya konflik Selat taiwan, dimana tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
17
a. Untuk mengetahui latar belakang kebijakan AS, melakukan kerjasama dengan
Taiwan dalam persenjataan militer. b. Untuk mengetahui sajauhmana hubungan kerjasama AS-Taiwan dalam persenjataan militer. c. Untuk mengetahui sikap dan kebijakan China terhadap kerjasama persenjataan militer antara AS – Taiwan. d. Untuk mengetahui hubungan bilateral AS - China setelah terjadinya kerjasama antara AS dan Taiwan dalam Persenjataan Militer.
2. Kegunaan Penelitian Adapun kegunaan penelitian ini adalah: a.
Diharapkan agar hasil penelitian ini dapat dipergunakan sebagai bahan komperatif bagi penelitian sejenis, dan aspek-aspek yang belum terungkap di dalam penelitian ini dapat dikembangkan lebih lanjut.
b.
Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi penelitian-penelitian selanjutnya tentang kerjasama AS – Taiwan dalam persenjataan
Militer dan implikasinya terhadap hubungan AS – China. c.
Sebagai laporan skripsi tugas akhir studi Hubungan Internasional Strata-1 (S1) Jurusan Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Pasundan Bandung
18
D. Kerangka Pemikiran dan Hipotesis 1. Kerangka Pemikiran
Untuk lebih mempermudah proses penelitian dan pembahasan, penulis mengemukakan dasar pemikiran yang diperoleh dari teori-teori atau pendapat para ahli yang mempunyai kaitan dengan objek penelitian dimana teori-teori dan konsep-konsep dari para ahli tersebut akan digunakan sebagai landasan berpijak penulis dalam mengemukakan kerangka pemikiran, yang diharapkan hasilnya tidak jauh dari sifat ilmiah dan dapat dipertanggungjawabkan secara akademis. Kerangka pemikiran yang digunakan sesuai dengan masalah yang akan diteliti yaitu kerjasama AS terhadap hubungan AS
Taiwan dalam persenjataan Militer dan implikasinya China. Sesuai dengan masalah tersebut diatas, maka
diperlukan teori-teori dan konsep-konsep ilmiah yang mampu mengarahkan penulis menemukan hasil penelitian yang tidak mengalami kekeliruan persepsi dan interpretasi nantinya. Fenomena yang terjadi di dunia ini telah menegaskan bahwa bagianbagian dunia –negara-negara– ini telah terhubung antara satu dengan yang lainnya, interaksi yang terjadi melahirkan sebuah konsepsi baru bahwa tidak mungkin satu negara mampu mencukupi kebutuhan dan kepentingannya seorang diri. Hakikat negara sama halnya dengan manusia, dimana hubungan antar yang satu dengan yang lain harus menjalin hubungan untuk memenuhi kehidupannya. Keharusan dalam berinteraksi ini menciptakan satu sistem dunia internasional, dimana aktor negara dan aktor bukan negara sebagai sub-sistemnya.
19
Perkembangan sistem dunia internasional di dalam memahami dinamika interaksi antar anggota masyarakat internasional, memaksa setiap negara untuk memahami arti penting hubungan antarbangsa. Dari hal tersebut diatas, maka dapat menemukan suatu pandangan baru bagi masyarakat internasional sebagai jawaban dalam rangka memenuhi baik untuk kebutuhan hidup dari bangsa itu sendiri maupun untuk kebutuhan hidup bersama. Hubungan antar bangsa dan berkembang menjadi Hubungan Internasional merupakan penjabaran dari; Suatu bidang spesialisasi yang meliputi aspek-aspek Internasional dari beberapa cabang ilmu pengetahuan, arah baru dari Politik Internasional, semua aspek sosial kehidupan manusia yang terjadi atau berasal dari suatu negara dan dapat mempengaruhi tingkah laku manusia, di negara lain, suatu cabang ilmu pengetahuan yang berdiri sendiri.17
Hubungan Internasional yang menyangkut berbagai aspek kehidupan manusia, pada hakekatnya akan membentuk tiga pola hubungan, yaitu: kerjasama (cooperation), persaingan (competition) dan konflik (conflict) antar negara yang satu dengan negara yang lainnya. Hal ini disebabkan karena adanya persamaan dan perbedaan kepentingan nasional diantara negara-negara atau bangsa di dunia. Hubungan Internasional merupakan landasan bagi negara-negara atau bangsa di seluruh dunia dalam meningkatkan kohesifitas dengan negara lainnya. Seperti yang telah dipaparkan diatas, bahwa negara sama halnya manusia, pun demikian terjadinya Hubungan Internasional merupakan suatu keharusan 17
. Suwardi Wiriadmadja, Pengantar Ilmu Hubungan Internasional (Surabaya: Pustaka Tinta Mas, 1994), hlm.36 mengutip pengertian Hubungan Internasional dari Trygive Mathison dalam bukunya Methodology in the Study of International Relations
20
sebagai akibat adanya saling ketergantungan (interdependensi) dan bertambah kompleksnya kehidupan manusia dalam masyarakat internasional sehingga interdependensi tidak memungkinkan adanya suatu negara yang menutup diri terhadap dunia luar. Seorang pakar ilmu Hubungan Internasional, Suardi Wiriatmadja dalam bukunya Pengantar Ilmu Hubungan Internasional mengutip pendapat Trygive Mathvison mendefinisikan mengenai Hubungan Internasional, yaitu : “ Hubungan Internasional meliputi seluruh aspek internasional dari kehidupan social manusia dijabarkan kembali bahwa hubungan internasional mencakup segala macam hubungan antar bangsa dan kelompok-kelompok bangsa dalam dunia, kekuatan-kekuatan, tekanan-tekanan, proses-proses yang menentukan cara hidup, cara 18
bertindak, dan cara berfikir dari manusia. ”
Sementara itu Mc. Clelland mendefinisikan Hubungan Internasional secara jelas sebagai
studi tentang interaksi antara jenis-jenis kesatuan-kesatuan sosial
tertentu, termasuk studi tentang keadaan-keadaan relevan yang mengelilingi interaksi19 Menurut K.J. Holsti Hubungan Internasional yaitu: Hubungan internasional berkaitan erat dengan segala bentuk interaksi diantara masyarakat negara-negara, baik yang dilakukan oleh pemerintah atau warga negara. Pengkajian hubungan internasional termasuk didalamnya pengkajian terhadap politik luar 18
. Suwardi Wiriadmadja Op. Cit., hlm. 36. . Charles A. Mc Clelland, Ilmu Hubungan Internasional: Teori dan Sistem (Jakarta: C. V. Rajawali, 1986), hlm. 27, dalam Anak Agung Banyu Perwita dan Yanyan Mochammad Yani, Pengantar Hubungan Internasional (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2005), hal. 4. 19
21
negeri atau politik internasional, dan meliputi segala segi hubungan diantara berbagai negara di dunia meliputi kajian terhadap lembaga perdagangan internasional, Palang Merah Internasional, pariwisata, perdagangan
internasional,
transportasi,
komunikasi
dan
perkembangan nilai-nilai dan etika internasional.20
Perkembangan Hubungan Internasional dapat dilihat dari berkurangnya peranan negara sebagai aktor dalam politik dunia dan meningkatnya peranan aktor-aktor non-negara. Batas-batas yang memisahkan bangsa-bangsa semakin tidak relevan. Dari perkembangan tersebut Anak Agung Banyu Perwita dan Yanyan M. Yani mendefinisikan Hubungan Internasional sebagai ”studi tentang interaksi antar beberapa aktor yang berpartisipasi dalam politik internasional, yang meliputi negara-negara, organisasi internasional, organisasi non-pemerintah, kesatuan subnasional seperti birokrasi dan pemerintah domestik serta individu-individu”.21
Perkembangan dalam ruang lingkup kajian Hubungan Internasional (HI) tidak terjadi begitu saja, dalam prosesnya terdapat perdebatan dan perbedaan perspektif mengenai teori dan praktek dalam ruang lingkup HI. Perdebatan dan perbedaan perspektif tersebut menurut Robert Jackson & Georg Sorensen yaitu sebagai berikut: Di satu sisi fokus ilmiahnya adalah khusus pada negara-negara dan hubungan antar negara, tapi di sisi lain HI mencakup hampir semua hal yang berkenaan dengan manusia di seluruh dunia. Tapi ada cara-cara sederhana. Adalah berguna memandang negara memiliki dua dimensi yang berbeda, masing-masing dibagi kedalam dua 20
. K.J. Holsti, Politik Internasional Dalam Kerangka Analisa (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, Oktober 1987), hlm. 25-27. 21 . Anak Agung Banyu Perwita dan Yanyan Mochammad Yani, Loc. Cit., hlm. 4.
22
kategori besar. Dimensi pertama adalah negara sebagai pemerintah versus negara sebagai negeri. Dipandang dari dalam, negara merupakan kekuasaan memerintah tertinggi dalam suatu negeri; ia memiliki kedaulatan internal. Itulah aspek internal negara. Dimensi kedua
yaitu
yang
membagi
aspek
eksternal
kenegaraan
berkedaulatan kedalam dua kategori besar. Kategori pertama adalah negara dipandang sebagai institusi legal atau formal dalam hubungannya dengan negara-negara lain. Yakni negara sebagai entitas yang diakui dan berdaulat atau merdeka, memperoleh keanggotaan
dalam
organisasi-organisasi
internasional,
dan
memiliki berbagai macam hak dan kewajiban internasional. Kategori kedua adalah negara dipandang sebagai organisasi politikekonomi yang penting (substansial). Kategori itu berkaitan dengan perluasan dimana negara telah mengembangkan institusi-institusi politik yang efisien, berdasar ekonomi yang kokoh, dan tingkat persatuan yang kokoh, yaitu, persatuan umum dan dukungan bagi negara.22
Dilihat dari teori diatas dapat dikatakan bahwa ruang lingkup Hubungan Internasional mencakup segala bentuk interaksi suatu masyarakat dalam suatu negara dengan masyarakat negara lain, baik yang dilakukan oleh pemerintah, nonpemerintah yang satu sama lain saling mempengaruhi. Dalam pembahasan yang berhubungan dengan masalah internasional diperlukan suatu konsep dan teori sebagai landasan berpikir. Untuk itu masalah internasional tidak mungkin begitu
22
. Robert Jackson dan George Sorensen, Pengantar Studi Hubungan Internasional (Terjemahan Dadan Suryadipura) (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005), hal 29.
23
saja meninggalkan sistem internasional. Menurut KJ. Holsti, sistem internasional adalah : Sistem internasional dapat didefinisikan sebagai kumpulan kesatuan politik yang independen seperti suku, negara, kota, bangsa dan kerajaan, yang berinteraksi dalam frekuensi tinggi dengan proses yang
teratur,
para
pengkaji
mempunyai
pengertian
untuk
menjelaskan keistimewaan atau karakteristik perilaku unit politik tersebut satu sama lain dan menerangkan berbagai perubahan besar dalam interaksinya.23
Perlu kita ketahui bahwa sistem internasional (sistem negara) merupakan suatu konsep kaum realis sedangkan masyarakat internasional merupakan konsep liberal. Semakin sering hubungan internasional menyatakan masyarakat dan semakin kurang hubungan internasional mencakup sistem semata-mata, itu merupakan indikasi perluasan dimana politik dunia membentuk peradaban manusia dengan norma-norma dan nilai-nilainya sendiri.24 Teori diatas juga memberikan dasar bagi digunakannya definisi Hubungan Internasional sebagai suatu usaha untuk mencapai tujuan nasional setiap bangsa dan negara yang tidak dapat dicapai hanya oleh kekuatan sendiri, akan tetapi harus melalui interaksi dengan negara lain dimana interaksi tersebut dapat berbentuk hubungan antara pemerintahan maupun non-pemerintahan. Interaksi tersebut dapat berupa hubungan diplomatik, persekutuan/aliansi, peperangan, negosiasi, ancaman, kekuatan militer, budaya, ekonomi, ikatan ras dan etnis dan hubungan antara manusia yang tinggal di negara yang berbeda. Dalam konteks hubungan 23 24
. K.J. Holsti, Op. Cit., hal. 35. . Robert Jackson dan George sorensen, Loc. Cit., hlm. 185.
24
internasional adanya sistem internasional jelas sangat diperlukan untuk mengatur segala aspek kehidupan dalam tatanan internasional. Dalam sistem internasional jelas akan adanya politik-politik dari sebuah negara menjadi politik internasional, J. C. Johari menerangkan bahwa : Politik Internasional merupakan salah satu kajian yang penting dalam studi hubungan internasional dan negara sebagai pelaku, berinteraksi dalam suatu sistem internasional, politik internasional peduli akan perdamaian power atau dengan kata lain politik internasional lebih menitikberatkan pada sisi konflik dari suatu negara sebagai aktor yang berdaulat.25
Munculnya berbagai definisi yang berbeda mengenai perangkat pengatur dalam Politik Internasional, munculnya teori atau pendekatan yang berbeda serta perbedaan dalam tujuan dan tindakan suatu negara selama melakukan interaksi dengan negara lain ikut mempengaruhi perkembangan Politik Internasional. Kadang pengertian Politik Internasional selalu dikaitkan dengan pengertian Politik Luar Negeri. Perbedaan diantara kedua sub dalam kajian politik ini dapat dilihat pada tujuan negara, variabel yang mempengaruhi pilihan, dan teknik yang digunakan untuk mencapainya. Hal-hal tersebut berkaitan erat dengan pengkajian Politik
Luar
Negeri,
sedangkan
dalam
Politik
Internasional
lebih
mempertimbangkan sistem internasional, deterrence serta perilaku para pembuat keputusan dalam situasi konflik. Politik Internasional merupakan hubungan internasional atau lintas nasional, tetapi pengkaji politik internasional hanya
25
. J. C. Johari, International Relations and Politics, 1985, hlm. 9.
25
tertarik terhadap hubungan tersebut hanya apabila terkait dengan hubungan antar pemerintah. Patrick M. Morgan memberikan penjelasan “apabila politik studi tentang who gets what, when, and how, maka Politik internasional adalah studi mengenai who gets what, when, and how dalam arena internasional.”26 Politik internasional terdiri dari aktor-aktor politik, yang berperan sebagai pengambil keputusan politik luar negerinya. Selanjutnya politik luar negeri merupakan pencerminan dari karakteristik suatu negara yang ikut andil dalam dunia internasional, dimana kita akan mengetahui arah tindakan dan sikap suatu negara yang dapat diartikan sebagai instrumen yang diperlukan setiap negara dalam melakukan hubungan internasional adalah “Politik Luar Negeri”. Adapun pengertian Politik Luar Negeri adalah : “kumpulan kebijakan suatu negara untuk mengatur hubungan luar negerinya, ia merupakan bagian dari kebijakan nasional dan semata-mata dimaksudkan untuk mengabdi pada tujuan yang telah ditetapkan khususnya untuk menghadapi kurun waktu yang sedang dihadapinya dan lazimnya disebut kepentingan nasional. dan merupakan pola sikap ataupun respon terhadap lingkungan ekologisnya. Respon tersebut mempunyai latar belakang yang berinteraksi dengan persepsi pengalaman dan kekayaan alam serta kebudayaan
yang
dimanifestasikan
sebagai
falsafah
dan
diakomodasikan dalam konstitusi”.27
26
. Patrick M. Morgan, Theoris and Approaches to International Politics: What are we to think? (New Brunswick: Transaction Books, 1987). hlm. 10. 27 . R. Sumpena Prawirasaputra, Politik Luar Negeri, (Jakarta : 1984), hlm 7.
26
Politik luar negri merupakan tindakan suatu Negara dalam upaya mencapai tujuan nasionalnya yang dilaksanakan diluar batas yuridiksi Negara. Selain itu poltik luar negri diartikan sebagai salah satu dari system politik suatu Negara. Penelaahan politik luar negri mempunyai keterkaitan dengan kepentingan nasional yang merupakan konsep kunci politik luar negri, hubungan antar poliik luar negri dengan kepentingan nasionalnya. Adapun kepentingan nasional tersebut menjadi kajian dari kepentingan politik luar negri yang menurut Mochtar kusumaatmadja dalam bukunya ”Politik luar negri indonesia dan pelaksaanny adewasa ini”, memberikan inspirasi dan faktor ang terkandung dalam politik luar negri yang didefinisikan sebagai berikut : ” Politik luar negri pada hakekatnya merupakan alat untuk mencapai kepentngan nasionalnya. Kebijakan luar negri merupakan suatu aspek cita-cita suatu bangsa dan oleh karenanya politik luar negri merupakan aspek pula dari strategi nasional beserta sasarannya yang jangka pendek dan jangka panjang ”.28
Sedangkan kebijakan luar negeri, sebagaimana diungkapkan Jack C Plano dan Roy Olton dalam buku The International Relations yang dikutip oleh Sidik Jatmika dalam bukunya AS Penghambat Demokrasi, Membongkar Politik Standar Ganda Amerika Serikat, dirumuskan sebagai : “Foreign policy is strategy of plan course of action developed by decision makers of a state vis other state or international entities aimed at achieving specific goals defined intern of national interest (Kebijakan luar negeri adalah strategi dari tindakan rencana yang 28
. Mochtar Kusumaatmadja, Politk Luar Negeri Indonesia dan Pelaksanaannya Dewasa Ini, (Bandung : Alumni, 1983),hlm 55
27
dikembangkan oleh pembuat keputusan suatu negara pada kondisi yang
setara
dengan
negara
lain
atau
kesatuan-kesatuan
internasional yang mengarah pada meraih sasaran spesifik tujuan dari kepentingan nasional).29
Lebih lanjut Anak Agung dan Yanyan mengutip Jack C. Plano dan Roy Olton, menjelaskan bahwa : Kepentingan nasional juga dapat dijelaskan sebagai tujuan fundamental dan faktor penentu akhir yang mengarahkan para pembuat keputusan dari suatu negara dalam merumuskan kebijakan luar negerinya. Kepentingan nasional suatu negara secara khas nerupakan unsur-unsur yang membentuk kebutuhan negara yang paling vital, seperti pertahanan, keamanan, militer, dan kesejahteraan ekonomi. 30
Dari pernyataan diatas, bahwa poltik luar negri merupakan serangkain atau seperangkat kebijaksanaan dari suatu negara dalam interaksinya dengan negara lain atau dalam pergaulannya dengan masyarakat dunia yang kesemuanya didasarkan serta untuk memenuhi kepentingan nasional. Kompleksitas politik luar negri bertambah, dengan kata lain masih kaburnya konsep ini. Sehingga dalam pelaksanaan politik luar negri ini bisa adanya kerjasama yang dilakukan oleh suatu negara atau organisasi merupakan tujuan untuk membangun atau
29
. Jack C Plano dan Roy Olton: The International Relations Dictionary, Holt Rinehart, Winston Inc, Western Michigan University, New York, 1973, hal. 127 yang dikutip oleh Sidik Jatmika dalam buku AS Penghambat Demokrasi, Membongkar Politik Standar Ganda Amerika Serikat, Bigraf Publishing, Yogyakarta, 2001 hlm. 153. 30 . Jack C. Plano dan Roy Olton, Kamus Hubungan Internasional (Bandung: Abardin, 1999), hlm. 17, dalam ibid.
28
meningkatkan, seperti yang diungkapkan oleh T. May. Rudy dalam bukunya Teori Etika dan Kebijakan Hubungan Internasional sebagai berikut : ”Kerjasama adalah pembangunan yang dewasa ini merupakan tujuan utama setiap negara karena setiap negara memiliki keterbatasan sumber daya, kemampuan administrasi dan keterampilan teknik.”31 Dan Menurut Koesnadi Kartasasmita dalam bukunya Organisasi Internasional memberikan gambaran batasan dan pengertian kerjasama internasional sebagai berikut : “kerjasama internasional terjadi karena nasional understanding dimana mempunyai arah dan tujuan yang sama, keinginan di dukung oleh kondisi internasional yang saling membutuhkan kerjasama itu didasari oleh kepentingan bersama diantara Negaranegara namun kepentingan itu tidak identik”.32
Definisi tersebut menggambarkan adanya keinginan atau keperluan para pelakunya sehingga menimbulkan bentuk dari kerjasama, kerjasama internasional juga di laksanakan guna meningkatkan hubungan bilateral maupun ataupun multilateral untuk mencapai tujuam nasionalnya,
sementara itu
dalam
menjalankan hubungan kerjasama antar negara satu dengan yang lain untuk berinteraksi yang menciptakan adanya timbal balik yang saling menguntungkan satu sama lain. Seperti yang di gambarkan oleh Didi Krisna dalam Kamus Politik Internasional :
31
. T. May Rudy, Teori Etika dan Kebijakan Hubungan Internasional, (Bandung : Refika Aditama, 1998),hlm 84 32 . Koesnadi Kartasasmita,Organisasi Internasional : bandung tanpa penerbit,1998,hlm 3
29
”Hubungan Bilateral adalah keadaan yang menggambarkan adanya hubungan yang saling mempengaruhi atau terjadinya hubungan timbal balik antar dua pihak.”33 Adapun Hubungan atau Kerjasama AS-Taiwan ditemukan dasar hukumnya baru ketika Kongres AS mengesahkan undang-undang domestik Taiwan Relations Act (TRA) - yang mengatur hubungan AS-Taiwan setelah 1979. Menurut TRA, AS akan "mempertimbangkan upaya untuk menentukan masa depan Taiwan dengan cara lain selain damai, termasuk dengan boikot atau embargo, ancaman bagi perdamaian dan keamanan kawasan Pasifik Barat dan keprihatinan ke Amerika Serikat ;. . . Amerika Serikat akan membuat pertahanan Taiwan dan layanan pertahanan dalam jumlah yang dianggap perlu untuk memungkinkan Taiwan
untuk
mempertahankan
kemampuan
pertahanan diri yang cukup”.34
Kerjasama bilateral yang terjalin antara AS-Taiwan dalam bidang persenjataan militer ini yang menyadari begitu pentingnya kerjasama yang terjalin kedua belah pihak guna memberikan dukungan dan masukan timbal balik mengenai peningkatan militer bagi Taiwan dan diantaranya tersalurnya kepentingan nasional AS dalam terjalinnya kerjasama ini.
33 34
. Didi Krisna, Kamus Politik Internasional, 1993, hlm 18 . ibid “Taiwan Relations Act: Public Law 96-8, 96th Congress,” January 1, 1979.
30
Dalam hal ini As melakukan penjualan senjata ke Taiwan yaitu menjual sejumlah alat utama sistim senjata (Alutsista), termasuk misil Patriot, helikopter “Black Hawk” dan perangkat komunikasi bagi pesawat tempur F-16 ke Taiwan..35. Dalam kerjasama Militer Amerika Serikat-Taiwan ini terjalin dalam peningkatan pembelian persenjataan dimana Taiwan berusaha melindungi eksistensi wilayah dengan cara meningkatkan kekuatan militer untuk menagkal agresi dari eksternal. Di lihat dari hubungan antara Amerika Serikat-Taiwan adanya bentuk Positif sum dari yang teransaksi terjalin. Dari pihak Amerika Serikat sendiri, Taiwan menyokong industri pertahanan AS pada saat dimana industri tersebut mengalami keterpurukan akibat pengurangan anggaran milter untuk berhadapan dengan peningkatan ancaman militer demi melindungi eksistensiny. Hubungan yang merujuk pada bantuan militer memiliki 2 fungsi, yaitu membantu pembentukan kekuatan militer modern untuk menangkal agresi eksternal : 1. membentuk kekuatan militer terlatih khusus untuk memadamkan huru hara dan pembangkangan terhadap pemerintah yang berkuasa. 2. Meningkatkan prestise rijim dan elit militer dari Negara pemberi bantuan.36 Kaitannya dengan hal tersebut mengundang pandangan dari pihak China, bahwa kerjasama yang dilakukan Amerika Serikat-Taiwan menunjukkan adanya sikap perlawanan dari Taiwan terhadap kebijakan satu China yaitu dengan terus 35
. http://hariansib.com . . Howerd H. Lentner, Foreign Policy Analysis : A Comparative and Conceptual Approach, Charles E. Merril Publishing Company, (Colombus, Ohio, 1947), hlm 86-87 36
31
meningkatkan kapabilitas militernya walau dari pihak Taiwan beralasan sebagai Langkah menjaga atau memberi rasa aman bagi Taiwan dari ancaman eksternanya, sehingga hal tersebut menimbulkan reaksi dari China, “ Wakil Menteri Luar Negeri Tiongkok He Yafey memanggil dubes Amerika Jon Huntsman di Beijing hari Sabtu untuk menyampaikan protes. Dia mendesak Washington membatalkan penjualan yang dia lukiskan sebagai ancaman terhadap keamanan nasional Tiongkok. Dia juga mengatakan penjualan itu merongrong upaya reunifikasi Taiwan-Tiongkok secara damai”37
Sampai saat ini china masih optimis bahwa Taiwan adalah bagian dari teritori kekuasaananya , sebagai mana kebijakan Cina terhadap Taiwan pada masa Deng Xiaoping mengenai Reunifikasi pada tahun 1980, yaitu kebijakan satu China ( One China Policy ) dimana pemerintah China tetap menganggap bahwa Taiwan adalah bagian dari China dan harus segera di berikan ke China, dengan cara apapun juga bila dengan kekekrasan. Arti dari kebijakan (policy) itu sendiri adalah:”The desicion that define goals, set precedents, or lay down course of action taken to implement those decision.”38 Taiwan tidak tinggal diam karena mengingat Taiwan sudah Lama menolak prinsip Satu China yang di ajukan oleh China karena mereka beranggapan bahwa Taiwan dua negara yang sejajar, bahkan dengan dua Presiden Taiwan yang berbeda mengungkapkan dengan tegas yaitu Lee Teng-Hui 1988-1996, dalam wawancaranya dengan media massa :
37 38
. http://www1.voanews.com/indonesian/news/ Kamis, 10 Juni 2010 . Di kutip dari Wawacara China, Jiang Zemin dalam Republika., 1 September 1999
32
”kami tidak lagi menganut formulasi ambisius ”satu China” yang menganggap dataran China dan Taiwan adalah dua bagian dari negeri yang sama. Kami ingin beroperasi atas dasar ” negara dengan negara” denga RRC, dan menuntut beijing untuk memperlakukan Taiwan sederajat seperti selayaknya sebuah negara”.39
Dan Chen Shui-Bian yang menjabat selam 2000-2008 dan pada saat masih menjabat sebagai presiden pada 3 Agustus tahun 2002. dalam pidatonya yang di sampaikan dalam pembukaan Pertemuan Tahunan World Federation of Taiwanese Association (WFTA) yang ke 29 : ”Langkah yang di Tempuh oleh Taiwan adalah langkah menuju Demokrasi, Kebebasan, Hak Asasi Manusia, serta Perdamaian,.. taiwan bukanlah sebuah bagian dari negara lain. Taiwan tidak akan pernah menjadi seperti Hongkong atau Macao, karena Taiwan merupakan sebuah negara yang berdaulat. Pendeknya, Taiwan dan China berdiri pada satu sisi yang berseberangan dengan selat dimana terdapat satu negara pada setiap sisinya . hal ini harus di perjelas ... Bahwa hanya 23 juta penduduk Taiwan yang mempunyai hak untuk menentukan masa depan, nasib, dan status dari taiwan itu sendiri ..”40
Dan setelah Chen Shui-Bian lengser dari jabatannya sebagai orang nomor satu di Taiwan dan di gantikan oleh Ma ying-jeou yang juga menjabat sebagai
39 40
. Harian Kompas tanggal 13 Agustus 1999 . http://www.goi.gov.tw
33
walikota Taipei dan saat ini juga menjabat sebagai Ketua Partai Nasionalis.41 Dan dalam di dalam sesi sambutannya pada saat pelantikannya secara resmi sebagai Presiden baru Taiwan ia menyatakan dengan tegas bahwa “tak akan mendiskusikan reunifikasi dengan Cina daratan yang dikuasai Partai Komunis Cina”.42 Dari sikap ketiga Presiden Taiwan yang berbeda masa jabatan tersebut jelas menegaskan bahwa Taiwan tidak akan dapat menerima kebijakan China dengan ada satu China, sehingga hal tersebut tentu membuat hal yang berseberanagn dari kedua belah pihak, bahkan sikap keras kepala kedua negara dalam mempertahankan pendirian mereka akan berpotensi menimbulkan polemik yang berkepanjangan dan tidak mustahil mengarah pada konflik kekerasan jika mengalami buntu. Interaksi yang terjalin antara Taiwan-China termasuk dalam konflik. “Sumber-sumber konflik itu sendiri menurut KJ Holsti , yaitu : Konflik Terbatas, konflik yang berkaitan khususnya dengan komposisi pemerintah, konflik dimana suatu Negara berusaha untuk mempertahankan
teritorinya,
konflik
kehormatan
nasional,
imperialisme tak terbatas, konflik pembebasan, dan konflik yang munculdai tujuan pemerintah untuk mempersatukan suatu Negara yang terpisah. Konflikdapat bermula dari adanya persepsi suatu Negara tentang Negara lain”.43
41
. http://web.bisnis.com/umum/politik-internasional/1id59470.html di akses tanggal 15 Juni 2010 . http://hariansib.com/?p=32876 di akses tanggal 15 Juni 2010 43 . KJ. Holsti Op Cit hlm 464 42
34
Kemudian dengan meninjau dari adanya kerjasama yang di lakukan Taiwan dengan AS dalam Persenjataan Militer. Yang di pandang oleh China AS dengan sengaja melakukan kerjasama ini tanpa memperhatikan kebijakan satu China, dari Indikasi terebut jelas dengan adanya kerjasama ini menimbulkan konflik antara China-Taiwan dan AS sebagai penyuplai kekuatan militer bagi taiwan tentu akan diklaim oleh china sebagai salah satu faktor besar terjadinya konflik ini, di samping dari penolakan Taiwan atas kebijakan satu China dan tidak menutup kemungkinan dari faktor tersebut akan menyeabkan konflik juga antara AS-China. Apalagi mengingat kedua negara tersebut telah bersama-sama bersepakat dengan kesepakatan bersama menyatakan Taiwan adalah bagian dari China, sebagai mana yang tercantum dalan kesepakatan bersama Amerika SerikatChina (U.S.-China Joint Statement), yaitu : The United States and China underscored the importance of the Taiwan issue in U.S.-China relations. China emphasized that the Taiwan issue concerns China’s sovereignty and territorial integrity, and expressed the hope that the United States will honor its relevant commitments and appreciate and support the Chinese side’s position on this issue. The United States stated that it follows its one China policy and abides by the principles of the three U.S.-China joint communiqués. The United States welcomes the peaceful development of relations across the Taiwan Strait and looks forward to efforts by both sides to increase dialogues and interactions in economic, political, and other fields, and develop more positive and stable cross-Strait relations. The two countries reiterated that the
35
fundamental principle of respect for each other’s sovereignty and territorial integrity is at the core of the three U.S.-China joint communiqués which guide U.S.-China relations. Neither side supports any attempts by any force to undermine this principle. The two sides agreed that respecting each other’s core interests is extremely important to ensure steady progress in U.S.-China relations.
Dan juga dapat dilihat dari Joint Communique of the United States of America and the People's Republic of China (Shanghai Communique) 28 Februari 1972, yang dalam poin ke 11 dan 12 sebagai berikut :
11.The two sides reviewed the long-standing serious disputes between China and the United States. The Chinese side reaffirmed its position: the Taiwan question is the crucial question obstructing the normalization of relations between China and the United States; the Government of the People's Republic of China is the sole legal government of China; Taiwan is a province of China which has long been returned to the motherland; the liberation of Taiwan is China's internal affair in which no other country has the right to interfere; and all US forces and military installations must be withdrawn from Taiwan. The Chinese Government firmly opposes any activities which aim at the creation of "one China, one Taiwan", "one China, two governments", "two Chinas", an "independent Taiwan" or advocate that "the status of Taiwan remains to be determined".
36
12.The US side declared: The United States acknowledges that all Chinese on either side of the Taiwan Strait maintain there is but one China and that Taiwan is a part of China. The United States Government does not challenge that position. It reaffirms its interest in a peaceful settlement of the Taiwan question by the Chinese themselves. With this prospect in mind, it affirms the ultimate objective of the withdrawal of all US forces and military installations from Taiwan. In the meantime, it will progressively reduce its forces and military installations on Taiwan as the tension in the area diminishes. The two sides agreed that it is desirable to broaden the understanding between the two peoples. To this end, they discussed specific areas in such fields as science, technology, culture, sports and journalism, in which people-topeople contacts and exchanges would be mutually beneficial. Each side undertakes to facilitate the further development of such contacts and exchanges.44
Maka menyikapi situasi yang bersebrangan seperti ini, dimana merujuk dari tidak konsistennya pernyataan atau kesepakatan Amerika Seriakt-China maka China menindak lanjutinya dengan memiliki konsep pertahanan dan keamanan yang tercermin dalam buku putih menunjukkan adanya kesadaran baru bahwa apabila bersandar pada kekuatan militer saja China tidak akan mampu untuk mempertahankan wilayah nasionalnya secara keseluruhan dengan menjalankan
44
. http://www.china.org.cn/english/china-us/26012.htm# di akses 15 juni 2010
37
apa yang disebutnya sebagai "strategi militer pertahanan aktif" dan "konsep perang rakyat di bawah kondisi modern”45 Dalam hal ini dapat di pahami pemerintah china berketetapan bahwa perlu adanya konsepan keamanan dan pertahanan serta di barengi dengan pembangunan ekonomi yang menjadi pusat kegiatan china sebagai salah satu upaya meningkatkan bargain position China di mata dunia internasional. Juga dengan demikian dapat menangani adanya ancaman dari kerjasama AS-Taiwan yang berdampak pada
peningkatan kekuatan militer Taiwan serta keinginannya untuk memisahkan diri dari China. China menyatakan akan menghentikan kerja sama militer dengan Amerika Serikat, sebagai tanggapan atas keinginan negara itu menjual senjata ke Taiwan. Sebelumnya Cina telah menyampaikan pernyataan protes atas rencana penjualan senjata AS senilai 6.4 miliar dolar AS itu. belakangan hubungan antara kedua negara memanas akibat pertikaian terkait isu-isu perdagangan dan penyensoran internet. Presiden Taiwan. Sementara Cina mengecam keras pengumuman rencana penjualan senjata Amerika ke Taiwan itu. Beijing menegaskan.penjualan senjata itu akan merusak hubungan Cina-Amerika.46 Seperti hal nya Teori-teori penjelasan diatas dalam pelaksanaan kerjasama tersebut menimbulkan respon dari china karena kerjasama tersebut memiliki pengaruh terhadap Taiwan-cina dan AS-China, kerjasama tersebut memberikan dukungan dan masukan mengenai peningkatan persenjataan militer dari AS ke Taiwan serta Modernisasi persenjataan taiwan, Persiden Ma Ying-jeou.
45 . Rene L. Pattiradjawane, Buku Putih Pertahanan RRC Memusatkan Pertahanan pada Ekonomi, dalam http://www.pattiradjawane.com/index.php?option=com_content&task=view&id= 211&Itemid=54, 46 .Bataviase.co.id
38
menganggap penjualan senjata dari AS akan membuat Taiwan lebih merasa aman dan percaya diri dan Departemen Pertahanan AS dalam sebuah keterangannya menyatakan, penjualan senjata ke Taiwan itu justru akan meningkatkan keamanan dan stabilitas hubungan Cina dan Taiwan adapun.47 Namun kedua penjelasan tersebut tidak dapat dapat di terima oleh China, dan China mengangap bahwa kerjasama
yang
dilakukan
Amerika
Serikat-Taiwan
merupakan
bentuk
pelanggaran kesepakatan Amerika Serikat dengan China tentang teritori Taiwan yang masih di yakini oleh china sabagi bagian dari dirinya dan Taiwan dianggap melakukan pengayaan kekuatan militernya sebagai upaya dalam mencari kekuatan militernya kerena mengingat ancaman dari China bila Taiwan bersikeras tidak mematuhi kebijakan One China Policy. Tentu dari pemahaman tersebut akan berpengaruh terhadap hubungan Bilateral anatara Amerika Serikat dan China Berdasarkan hal terebut penulis menganggap bahwa AS harus menjelaskan dan memiliki sikap yang tegas terkait atas hubungannya dengan Taiwan sebagai upaya penjelasan dari kebijakan yang telah terimplementasi dalam program kerjasama karena China sebagai negara yang sampai saat ini masih menyatakan bahwa Taiwan adalah bagian dari teritori kedaulatannya, dengan demikian akan memperjelas hubungan antara AS-Taiwan dan AS-China, dan penulis dapat mengambil beberapa asumsi sebagai berikut : 1) Perwujudan
kesepakatan
AS-Taiwan
merupakan
bentuk
dari
terimplementasinya kebijakan kedua negara dalam penjualan senjata militer
47
. ibid
39
2) Kesepakatan kedua negara memberikan pengaruh terhadap negara Republik Rakyat China yang menimbulkan Reaksi China atas terciptanya kerjasama AS-Taiwan dalam persenjataan senjata 3) Dengan adanya kerjasama tersebut menimbulkan konfrontasi antara AS-China sehingga menyebabkan hubungan AS-China memanas 2. Hipotesis Berdasarkan kerangka pemikiran dan permasalahan di atas, maka penulis mencoba membuat dan merumuskan hipotesis. Hipotesis dapat diartikan sebagai dugaan awal atau jawaban sementara terhadap permasalahan, maka penulis merumuskan hipotesis sebagai berikut: ”Apabila kesepakatan kerjasama AS-Taiwan tetap dipertahankan dalam persenjataan militer yang berindikasi terhadap pemodernisasian kekuatan militer Taiwan maka Taiwan dianggap sebagai ancaman bagi China dan AS dipandang melanggar kesepakatan bersama mengenai status Taiwan antara AS-China serta mengakibatkan hubungan bilateral antara AS-Taiwan menurun”
40
3. Operasional Variabel dan Indikator Untuk membantu menganalisa dan menjelaskan hipotesis di atas, maka penulis membuat definisi operasional variabel dan indikator pada halaman berikut: Tabel 1.1: Operasional Variabel dan Indikator Variabel dalam hipotesis (Teoritik )
Indikator (empirik)
Verifikasi (analisis)
Variabel bebas: Apabila kesepakatan kerjasama Amerika Serikat-Taiwan tetap dipertahankan dalam persenjataan militer yang berindikasi terhadap pemodernisasian kekuatan militer Taiwan
1. Adanya kerjasama 1 Data dan fakta mengenai adanya kerjasama antara antara AS-Taiwan AS-Taiwan dengan dalam Persenjataan kesepakatan yang Militer tercantum dalam Taiwan Relation Act http://www.ait.org.tw/en/t aiwan-relations-act.html 2.Adanya penjualan 2. Data dan fakta mengenai adanya penjualan senjata senjata militer militer Amerika Serikat ke Amerika Serikat ke Taiwan Taiwan (http://matanews.com/201 0/01/31/alasan-as-jualsenjata-ke-taiwan/)
3. Meningkatnya kapasitas kekuatan Militer Taiwan
3 Data dan fakta mengenai adanya peningkatan kapabilitas kekuatan militer Taiwan (http://hariansib.com/?p=1 09123)
41
Variabel terikat: Maka Taiwan dianggap sebagai ancaman bagi China dan AS dipandang melanggar kesepakatan bersama mengenai status Taiwan antara Amerika SerikatChina serta mengakibatkan hubungan bilateral antara Amerika Serikat-China Menurun
4.Renggangnya proses Reunifikasi antara China dan Taiwan
4 Data dan fakta mengenai Renggangnya proses Reunifikasi antara China dan Taiwan (http://www.rti.org.tw/big 5/topic/20081010/indonesi an/teks.aspx)
5. Joint Communique 5 Data dan fakta mengenai Joint Communique of the of the United United Stated of America Stated of America and the people’s of and the people’s of People’s Republic of People’s Republic China (Shanghai of China (Shanghai Communique) Communique) (http://www.ait.org.tw/en/ us-joint-communique1982.html) 6. Respon China terhadap Kerjasama Amerika SerikatTaiwan dalam penjualan senjata militer sebagai pelanggaran hubungan ChinaAmerika Serikat
6 Data tentang Respon China terhadap Kerjasama Amerika Serikat-Taiwan dalam penjualan senjata militer sebagai pelanggaran hubungan China-Amerika Serikat (http://www.antaranews.c om/berita/1265480782/me nlu-china-penjualansenjata-as-ke-taiwanpelanggaran)
7. Adanya langkah China untuk Memutuskan kontak militer dengan Amerika Serikat
7 Data dan fakta mengenai langkah China untuk Memutuskan kontak militer dengan Amerika Serikat (http://www1.voanews.co m/indonesian/news/Menha n-AS-Bela-PenjualanSenjata-kepadaTaiwan.html)
42
4. Skema Kerangka Pemikiran Gambar 1.2 : Skema Kerangka Pemikiran
Amerika Serikat (AS)
Taiwan
Taiwan Ralation Act (TRA)
Kerjasama AS-Taiwan dalam persenjataan militer
Penjualan Senjata AS-Taiwan
Hubungan Bilateral AS-Republik Rakyat China (RRC)
43
E. Tingkat Analisi, Metode Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data 1. Tingkat analisis Dengan melihat judul yang diambil oleh penulis mengenai kerjasama ASTaiwan dalam persenjataan militer dan implikasinya terhadap hubungan ASChina, maka penulis menggunakan tingkat analisis Induksionis, dimana Taiwan merupakan sebuah negara yang sampai ini masih memperjuangkan kedaulatannya yang secara de Jure belum terpenuhi, karena china masih menganggap taiwan adalah bagian dari teritorinya sehingga untuk mempertahankan eksistensinya harus menjalin hubungan dengan negara-negara lain, diantara dengan melakukan hubungan kerjasama dengan Amerika serikat.
2. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis dan metode historis analisis: a. Metode deskriptif analsisi adalah metode yang menggambarkan secara sistematik suatu peristiwa atau masalah menjadi topik kajian secara sistematik dan mengandalkan analisa terhadap peristiwa-peristiwa tersebut dari sudut sebab-akibat dan penyusunan data. Dalam metode ini dipelajari masalah-masalah yang berlaku dalam hubungan internasional termasuk dalam hubungan, kegiatan, sikap, pandangan serta proses yang sedang berlangsung. Selain itu juga menerangkan hubungan, menguji hipotesa, membuat prediksi serta mendapatkan makna dan implikasi dari suatu masalah yang ingin dipecahkan.Dalam hal ini menggambarkan dan menganalisis mengenai kerjasama AS-
44
Taiwan dalam persenjataan militer dan implikasinya terhadap hubungan bilateral antara AS dan China. b.
Metode Historis Analisis, adalah Metode yang digunakan untuk menaganalisa kajian dimasa lampau secara generalisasi didalam memahami
situasi
sekarang
untuk
lebih
memungkinkan
perkembangannya dimasa mendatang dengan cara mengumpulkan mengevaluasi, memverivikasikan serta mengsistensikan bukti-bukti yang kuat serta berguna dalam memahami perkembangannya dimasa mendatang berdasarkan sumber-sumber yang tersedia. Metode ini juga menganalisa latar belakang dan perkembangan dari hubungan bilateral antara AS dan Taiwan serta kerjasamanya dan juga menganalisa perkembangan hubungan antara Taiwan-China serta menganalisa perkembangan dari hubungan bilateral antara AS dan China.
3. Teknik Pengumpulan data Di dalam pengumpulan data sebagai analisa penelitian serta dalam rangka pembahasan laporan penelitian ini, maka peneliti memilih teknik penulisan melalui studi kepustakaan (library research), yaitu pengumpulan data dengan cara memanfaatkan sumber-sumber data dan informasi-informasi dari berbagai pustaka yang ada kaitannya dengan masalah-masalah yang akan dibahas baik yang bersifat teori maupun bersifat empiris, yang ada relevansinya dengan permasalahan yang diteliti, yang mana sumber data ini berupa buku-buku, jurnal-jurnal, majalah, surat kabar, laporan-laporan serta sumber-sumber tertulis lainnya yang dianggap
45
relevan dengan kajian penelitian yang tengah dibahas serta pemanfaatan internet untuk mendapatkan data tertulis yang didokumentasikan.
F. Lokasi dan Lamanya Penelitian 1. Lokasi penelitian a. Perpustakaan Universitas Pasundan Jl. Lengkong Besar No. 68 Bandung Jawa Barat b. Perpustakaan Universitas Parahyangan Jl. Ciumbuleuit 94, Bandung Jawa Barat 2. Lama Penelitian Penelitian diprogramkan 6 Bulan,di mulai bulan Maret-Agustus 2010. Adapun tahapannya yang lebih rinci dapat dilihat dalam tabel 1.2 pada halaman berikutnya.
46
Tabel 1.2 : Lama Penelitian No
Kegiatan
Tahun
2010
Bulan Minggu 1
Tahap Persiapan a. Konsultasi b. Pengajuan Judul
2
Tahap Pelaksanaan a. Penyusunan proposal b. Seminar Proposal c. Rencana Penelitian d. Penyusunan Surat Izin
3
Pengumpulan Data
4
Pengolahan Data Penyusunan Laporan
Maret 1
2
3
April 4
1
2
3
Mei 4
1
2
3
Juni 4
1
2
3
Juli 4
1
2
3
Agustus 4
1
2
3
4
47
G. Sistematika Penulisan BAB II
KERJASAMA
AS-TAIWAN
DALAM
PERSENJATAAN
MILITER Bab ini menguraikan tentang sejauhmana hubungan Amerika Serikat-Taiwan dan kebijakan kedunya serta landasan dan kerjasama kedua negara dalam persenjataan militer. BAB III
HUBUNGAN BILATERAL AMERIKA SERIKAT-CHINA Bab ini menguraikan tentang sejarah singkat perjalan hubungan Amerika Serikat dengan China dan dasar hubungan keduanya baik dalam aspek ekonomi maupun keamanan.
BAB IV
KAITAN KERJASAMA AMERIKA SERIKAT-TAIWAN DALAM PERSEJATAAN MILITER DAN IMPLIKASINYA TERHADAP HUBUNGAN AMERIKA SERIKAT – CHINA. Dalam bab ini akan dibahas Implementasi Kerjasama Amerika Serikat-Taiwan dalam Persenjataan Militer dalam hal ini penjualan persenjataan, sikap dan kebijakan dalam penjualan persenjataan militer AS ke Taiwan dan prospek hubungan bilateral antara Amerika Serikat dan China.
BAB V KESIMPULAN Merupakan bab penutup dari penulisan skripsi yang perlu memberikan
beberapa
kesimpulan
berhubungan dengan materi yang diambil.
mengenai
data
yang
48
BAB II KERJASAMA AMERIKA SERIKAT-TAIWAN DALAM PERSENJATAAN MILITER A. Hubungan Amerika Serikat-Taiwan Latar Belakang hubungan Amerika Serikat dengan Taiwan telah berjalan hampir 60 tahun.Dalam hubungan keamanan antara Taiwan dan Amerika Serikat dibangun di atas pondasi yang kuat dengan sejarah panjang mencapai kembali pada awal Perang Dunia II. Relawan Amerika Group (Flying Tigers merayakan) yang dipimpin oleh Jenderal Claire Chennault, Angkatan Laut Amerika Serikat Grup China (Sino-Amerika Koperasi Organisasi, Saco) yang dipimpin oleh Laksamana Milton Miles, dan kerja sama dalam operasi darat antara Cina, pasukan Inggris dan Amerika di Asia Selatan melawan jepang di China-BurmaIndia (CBI) theater diawal 1940-an adalah episode yang paling terkenal dalam peringatan kerjasama atara kedua negara. Enam puluh tahun kemudian, ketika layanan Koordinasi Divisi (kantor atase pertahanan) di Institut Amerika di Taiwan (AIT) Taipei Kantor kombinasi patch "CBI" dan harimau "terbang" grafis sebagai logo, warisan dari US-ROC keamanan kerja sama ini dipandang sebagai dihidupkan kembali dan konsolidasi, dan hubungan militer dengan militer yang tahan lama antara Taiwan dan Amerika Serikat diberi semangat baru selain keterkaitan historis yang membentang dari perang dunia kedua, kerjasama keamanan Amerika Serikat-Taiwan telah di bangun atas konvergensi kepentingan strategis : yaitu, dalam mengandung ekspansi komunis di Asia-Pasifik selama era Perang Dingin. Penandatanganan US-ROC Mutual Perjanjian Pertahanan tahun 1954 akhir, dan pendirian
49
sebelumnya bahwa dekade Bantuan Militer AS Advisory Group (maag) di Taipei tidak hanya menjamin keamanan dan kelangsungan pemerintah ROC di Taiwan, tapi juga memungkinkan suatu lebih lengkap jaringan aliansi militer antara Amerika Serikat dan Demokrasi Asia-Pasifik. Di bawah perjanjian pertahanan bersama, kedalaman dan lebar perjanjian kerjasama sangat membantu militer Taiwan di jalan ke arah modernisasi. Selain pasokan sistem senjata canggih, Amerika Serikat memberikan Taiwan dengan dukungan perangkat lunak yang cukup besar, dari kesempatan untuk belajar di Amerika dan staf perguruan tingi untuk mereformasi doktrinal perang melalui pelatihan bersama dan latihan. Namun keputusan Washington untuk mulai menormalisasi hubungan dengan Republik Rakyat Cina, pada saat kunjungan Presiden Richard Nixon ke Beijing, dan komunike bersama di Shanghai pada tahun 1972 sangat berubah persamaan strategis di Asia-Pasifik, dan menggerogoti hubungan diplomatik antara Washington dan Taipei. Meskipun kerjasama militer dengan militer yang terus berlanjut di tahun 1970-an, besar dan kedalaman hubungan secara bertahap memburuk. Pemerintahan Carter meresmikan hubungan diplomatik dengan RRC pada bulan Januari 1979, US-ROC Mutual Defense Treaty dihentikan satu tahun kemudian, sehingga hubungan keamanan antara Amerika Serikat dan taiwan berubah menjadi unik dan tidak resmi.s Terbukti walau sekalipun hubungan diplomatik dengan Amerika Serikat dihentikan sejak kunjungan presiden Ricahard Nixon ke RRC pada tahun 1970 – an. Namun hubungan diplomatik tidak resmi tetap berjalan melalui bidang ekonomi dan militer. Pada masa pemerintahan George W. Bush, Taiwan kembali
50
dianggap penting oleh AS dalam usahanya membendung pengaruh Tiongkok khususnya dalam bidang perdagangan.48 Kedua belah pihak sama–sama menyadari bahwa hubungan keduanya memberikan arti penting untuk kepentingan nasionalnya,Amerika Serikat memainkan peran penting baik dalam transformasi pertahanan Taiwan dan dalam menjaga stabilitas kawasan. Karena Taiwan dapat dilihat sebagai sebuah pulau kecil yang dekat ke wilayah China yang dapat berguna di papan catur grand kekuatan besar, mengingat bahwa kekuatan militer China yang semakin meningkat. Meskipun ukurannya relatif kecil, Taiwan layak untuk dilindungi dan dipertahankan. Oleh karena itu Amerika Serikat telah lama menjadi penjamin keamanan Taiwan, dan akan terus memainkan peran penting dalam transformasi pertahanan Taiwan di abad ke-21. Taiwan pun merasa percaya diri dengan hubungan yang dilakukannya dengan Amerika serikat, sebagai upaya salah satunya mencari perlindungan dari Amerika Serikat jika sewaktu-waktu China memberikan ancaman untuk melakukan invasi terhadap Taiwan dengan cara mengedepankan kebijakan satu Chinanya, dikarenakan hingga saat ini Taiwan bersikeras tidak akan mematuhi kebijakan sepihak yang di keluarkan China tersebut.
48
.http://gbirocktaiwan.wordpress.com/category/taiwan/sejarah/ di akses tgl 19 juni 2010
51
B. Kebijakan Luar Negeri Taiwan Politik Luar Negeri Taiwan Terdapat dualitas dalam politik luar negeri taiwan. Yang pertama adalah bahwa
Taiwan berusaha
memperjuangkan
nilai-nilai
nasionalnya,
yaitu
demoratisasi dan liberalisasi ekonomi. Selama dua dekade belangan ini Taiwan menjelma menjadi negara yang demokratis dan menerapkan sistem pasar bebas dalam perekonomiannya. Hal-hal tersebut merupakan kebijakan yang kemudian di sinergikan kedalam sebuah identitas nasional Taiwan. Kedua Taiwan juga memperjuangkan mengenai kepentingan nasional didalam situasi riil poltik internasionalnya. Adapun di dalam Politik Luar Negeri Taiwan menggunakan Pendekatan Liberalisme Internasional dan Pendekatan Real Politik. Pendekatan Liberalisme Internasional, yaitu dengan meninjau dari Demokrasi di Taiwan yang kemudian diikuti dengan pembangunan liberalisasi ekonomi, tidak dapat di lepaskan dari suatu lingkup umum yang ideal dalam Liberalisme Internasional yang membawa Taiwan menuju kePendekatan Liberalisme Internasional, secara sederhana Taiwan menjunjung tinggi nilai-nilai Demokrasi Hak Asasi Manusia yang telah diperjuangkan dengan sangat berat. Taiwan pun dalam antusias ikut berpartisipasi dalam perdagangan global, tidak hanya pada sektor barang dan jasa namun juga turut berperan dalam segi pemikiran-pemikiran. Liberalisme Internasioanal di wujudkan kedalam sebuah strategi
fundamental
jangka
panjang
yang
kemudian
akan
dapat
mengkonsolidasikan demokrasi yang melindungi dan menguatkan hubungan dengan negara-negara demokratis lain yang pada hakekatnya adalah negara cinta
52
damai, peduli terhadap Hak Asasi Manusia dan saling menghormati satu dengan yang lainnya. Visi Taiwan di masa depan adalah ikut bersama-sama dengan negara-negara Asia Pasifik lainnya dalam membangun kawasan Asia Pasifik menjadi sebuah kawasan yang demokratis dan tercipta perdamaian diantara negara-negara. Adapun pendekatan kedua menggunakan Pendekatan Real Politik, bila dilihat dari riil politik tentu saja berhubungan dengan sebuah perjuangan untuk menjaga kelangsungan hidup suatu wilayah, dalam hal ini Taiwan dalam menghadapi ancaman kekuatan militer yang dilakukan oleh China. Apalagi dengan semakin berkembangnya kekuatan China dalam bidang militer, dan dengan kemajuan yang demikian nampak akan menjadi celah untuk merubah posisi status quo, oleh karena itu didalam tujuan jangka pendek dan jangka menengah, prioritas utama Taiwan adalah menjalankan peranan dalam memelihara balance of power untuk menjaga dan memantapkan perdamaian di kawasan Asia-Pasifik. Dalam pelaksanaan tujuan-tujuan dan strategi- strategi dalam Politik Luar Negeri Taiwan,49 sebagaimana yang disampaikan pada pidato kenegaraan Presiden Ma Ying-jeou setelah 4 bulan Ma Ying-jeou resmi dilantik sebagai presiden dapat di golongkan kedalam 3 katagori, yaitu: 1. Tujuna Nasional Tertinggi dalam Politik Luar negeri Taiwan adalah menjaga dan memelihara keamanan nasional. Terdapat 2 strtegi untuk mencapai tujuan ini, yaiti : a. Memelihara ”balance of power” di wilayah Selat Taiwan.
49
. http://www.rti.org.tw/big5/topic/20081010/indonesian/teks.aspx di akses 19 juni 2010
53
Hal ini mencakup mempererat hubungan terutama dalam lingkup keamanan, yang selama ini telah berjalan dan akan terus di jalankan yaitu kerjasama dala segi militer denga Amerika Serikat. Juga termasuk usaha-usaha dalam melengkapi kapabilitas militer, yang harus lebih di tingkatkan adalah dalam hal pelatihan militer dan hal-hal yang berkaitan secar teknik, terbukti dengan adanya kerjasama dalam penjualan senjata dari Amerika Serikat kepada Taiwan dan sumbangan-sumbangan militer Amerika serikat lain nya kepada Taiwan seperti bantuan mliter Amerika ketika terjadinya konflik antara Taiwan dan china di selat Taiwan. b. Mengembangkan hubungan bersahabat antar selat. Taiwan menyadari bahwa tidak akan tercapai perdamain melalui perlombaan
senjata,
yang
dibutuhkan
adalah
membangun
serangkaian dialog antara kedua belah pihak. Walau sampai saat ini upaya tersebut belum juga memberikan hasinya. Namun dalam jangka panjang, Taiwan berusaha untuk menstabilkan hubungan antar selat dan ikut mendukung proses demokratisasi di China. 2. Tujuan kedua adalah membangun dan memelihara demokrasi taiwan. Pembangun demokrasi di taiwan masih tergolong baru, dan seperti halnya dengan semua negara yang baru dalam demokrasi, di dalam perosesnya terkadang masih sangat rapuh sehingga masih sangat di butuhkan adanya konsilidasi dari semua pihak. 3. Tujuan ketiga mengenai hal yang lebih khusus tentang permasalah Taiwan. Setiap negara menyadari akan pentingnya pertahanan atas
54
wilayah kedaulatan yang mereka miliki, terutama dari sudut pandang mengenai memelihara pertahanan dan keamanan nasional. Namun hasil yang diperoleh dari situasi yang dialami di Taiwan, Taiwan harus dengan segala cara melakukan upaya-upaya khusus dalam lingkup politik
untuk
meredam
usaha-usaha
penyangkalan
mengenai
kedaulatan Taiwan yang selamai ni dilakukan terutama oleh China, yang di kenal dengan kebijakan satu China. Dalam
penyampaian
pidato
kenegaraan
Presiden
Ma
Ying-jeou
menunjukkan bahwa kebijakan luar negeri Taiwan terhadap Amerika Serikat tetap sebagaimana terdahulunya yaitu menjalin hubungan bilateral antara keduanya sebagaimana yang tersalin dalam undang-undang atau landasan hubungan kerjasama antara Taiwan dan Amerika Serikat di dalam Taiwan Relation Act
C. Kebijakan Luar Negeri Amerika Serikat Kebijakan Luar negeri suatu negara sesungguhnya merupakan hasil perpaduan dan refleksi dari poiltik dalam negeri yang dipengaruhi oleh perkembangan situasi regional maupun internasioanal. Berhubugan dengan tinjauan yang dilakukan Amerika Serikat dalam mengambil kebijakannya selaras dengan yang di ungkapkan oleh A Anthony Mc Grew and Christopher Brook, bahwa Amerika Serikat sampai saat ini masih memegang teguh kebijakan dasar luar negerinya Containmen dan Engagmend yang di refleksi politik dalam negerinya. Berkaitan dengan kebijakan Amerika terhadap Taiwan terlebih dahulu melihat dari sisi kepentingan inti Amerika Serikat dalam suatu kawasan antara lain sebagai berikut :
55
1. Menjamin perdamaian dan stabilitas. 2.
Mencegah perlombaan senjata da peningkatan pemusnah massal.
3. Membangun pembangunan masyarakat yang demokratis. 4. Menjamin bahwa Amerika Serikat memperoleh keuntungan dari pertumbuhan investasi dan perdagangan di Asia Timur. 5. Memungkinkan Negara-negara di Asia yang kaya untuk memikul beban tanggung jawab global yang besar.50 Dari serangkaian kepentingan Amerika Serikat di atas tentu nya akan menjadi gambaran Amerika dalam membuat suatu kebijakan luar negeri yang akan menjadi fokus kebijakan-kebijakannya. Dalam Politik Luar Negeri Ameika Serikat terhadap Asia Timur di dasarkan pada kepentingan-kepentingan di atas, kebijakan tersebut di laksanakan sebungan dengan hal-hal sebagai berikut : 1. Kepentingan-kepentingan Amerika Serikat yang permanen di kawasan. 2. Penerapan engagement antara Amerika Serikat dan sekutu-sektunya. 3. Strategi enlargement terhadap China, Rusia, dan Vietnam. 4. Penting penataan keamanan multilateral yang baru. 5. Masalah-masalah regional seperti ancaman nuklir korea utara, kepulauan sparty dan masalah China-Taiwan. 6. Meningginya produksi senjata-senjata pemusnah massal.51 Berdasarkan kebijakan-kebijakan di atas, Masalah regional China-Taiwan menjadi salah satu perhatian Amerika Serikat karena permasalahan yang berawal Setelah berakhirnya Perang Dunia II, Munculnya masalah Taiwan berkaitan
50 . Daniel i, Okimoto, Henry S.Romen, Michael Oksenbreg, James H.Raheal, Tomas P.Rohlen, Donel K.Emerson, AU.S Policy for Chasing Realities of East Asia : Toward new consensus, stanford university, california hlm 1-3 51 . ibid hlm 304
56
dengan perang saudara yang dilancarkan Kuomintang Tiongkok yang dipimpin Chiang Kai-sek, namun akibat perang saudara ini pemerintah “Republik Tiongkok”-nya Kuomintang digulingkan dan Sebagian anggota militer dan sipil klik Kuomintang mundur ke Taiwan Dengan dukungan pemerintah Amerika pada waktu itu. Sehingga terjadilah situasi terpisah di Selat Taiwan. Sehingga sampai saat ini Amerika Serikat masih ikut andil dalam maslah ini walau secar emplisit Amerika Serikat menyatakan bahwa masalah ini adalah masalah China-Taiwan dan di selesaikan oleh kedua belah pihak namun dalam kenyataannya Amerika tidak bisa melepaskan begitu saja terbukti dengan terus dan tetap konsisten Amerika Serikat melakukan kerjasama militer dengan Taiwan sebagai wahana dalam membantu Taiwan terkait hubungan Taiwan-China yang belum sampai saat ini menemukan solusinya. Adapu Kebijakan Amerika Serikat terhadap Taiwan didasarkan pada : 1. The Shanghai Communiqué 2. Taiwan Relations Act 3. Six Assurances Selama hampir tiga puluh satu tahun terakhir kebijakan Amerika Serikat terhadap Taiwan tetap konsisten dengan tetap berkomitmen untuk setia pelaksanaan Taiwan Relations Act. Hubungan keduanya bukan saja di lakukan antar Negara tetapi melalui persahabatan dari rakyat Amerika dan orang-orang Taiwan yang lakukan melalui kerjasama perusahaan ada beberapa unsur kebijakan Amerika Serikat terhadap Taiwan.
57
1. Pertama, Amerika Serikat mengakui bahwa hanya ada satu China, namun cara menetapkan dan menyadari bahwa yang terbaik diserahkan kepada dua sisi Selat yang saling diterima. 2. Kedua, Washington mendorong dialog lintas-selat tapi akan tetap adil dan tidak akan berlaku tekanan atau mediasi ke kedua sisi. Karena Taiwan adalah sebuah demokrasi, setiap pengaturan antara kedua belah pihak harus diterima oleh rakyat Taiwan. 3. Ketiga, Amerika Serikat menegaskan bahwa masalah Taiwan bisa diselesaikan secara damai. Amerika Serikat akan menganggap tindakan bermusuhan terhadap Taiwan sebagai ancaman bagi perdamaian dan keamanan di Pasifik Barat dan sebagai masalah keprihatinan. 4. Unsur keempat kebijakan Amerika Serikat terhadap Taiwan adalah bahwa, sesuai dengan Taiwan Relations Act, Amerika Serikat akan menyediakan artikel pertahanan dan jasa yang diperlukan untuk Taiwan untuk mempertahankan kemampuan cukup untuk membela diri. 5. Elemen
kelima menganggap
ruang internasional
Taiwan: dalam
pengakuan peran pentingnya Taiwan dalam isu-isu internasional, Amerika Serikat akan mendukung keanggotaan Taiwan di mana kenegaraan bukanlah perasyarat, dan akan mendukung peluang untuk suara Taiwan untuk didengarkan dalam organisasi di mana keanggotaan lembaga ini tidak mungkin.52
52
. http://www.wcfia.harvard.edu/fellows/papers/2000-01/chang.pdf diakses tgl 29 Juni 2010
58
1. The Shanghai Communiqué (February 1972) Ketika pecah Perang Korea tahun 1950, Amerika Serikat membekukan hubungan dengan RRC selama dua puluh tahun. Washington menerapkan sanksi terhadap Beijing, membekukan aset RRC di AS, diembargo perdagangan dan melarang kapal dan pesawat AS dari menelepon di pelabuhan RRC dan airfields.53 Menjelang akhir tahun 1960-an, hubungan di Selat berubah. Invasi Soviet ke Cekoslowakia pada tahun 1968 dan bentrokan perbatasan antara pasukan Cina dan Uni Soviet Maret 1969 membuat hubungan AS dengan Beijing lebih menarik berkenaan lebih erat melawan ancaman Soviet. Sementara itu, normalisasi hubungan dengan RRC akan membantu US menguraikan sendiri dari Vietnam. Ternyata Penasihat Keamanan Nasional Henry Kissinger mengunjungi ke Cina daratan pada bulan Juli 1971 dan, pada tanggal 28 Februari 1972, komunike Shanghai ditandatangani selama kunjungan kenegaraan ke Cina daratan oleh Richard Nixon.54 Namun dalam komunike shanghai tersebut, AS hanya mengakui bahwa baik Taipei dan Beijing sepakat bahwa hanya ada satu Cina. AS juga menegaskan kembali bahwa AS memposisikan dirinya dalam penyelesaian damai mengenai Taiwan di serahkan kepada Cina sendiri.55 Pada tanggal 15 Desember, 1978 Amerika Serikat dan RRC sepakat untuk membentuk hubungan diplomatik pada Januari 1,1979. Kedua belah pihak menegaskan prinsip-prinsip Komunike Shanghai tahun 1972 dan menyatakan keinginan mereka untuk mengurangi bahaya konflik militer internasional. Amerika Serikat mengakui posisi Cina yang 53
. Bernice Lee, The Security Implications of the New Taiwan (Oxford: Oxford University Press, 1999), p.16 54 . Ibid, pp.18-19. 55 .Text of the Joint Communiqué issued by the United States of America and the People’s Republic of China (February 27 of 1972 in Shanghai), paragraph 12.
59
ada tapi satu Cina dan Taiwan adalah bagian dari itu, walaupun demikian Amerika Serikat tetap menjaga budaya, komersial dan hubungan tidak resmi lainnya dengan Taiwan.56 Dalam laporan yang menyertainya dari komunike normalisasi, Washington lebih lanjut menegaskan bahwa, "Amerika Serikat yakin bahwa rakyat Taiwan menghadapi masa depan yang damai dan sejahtera. Amerika Serikat terus memiliki kepentingan dalam penyelesaian damai masalah Taiwan dan mengharapkan bahwa masalah Taiwan akan diselesaikan secara damai oleh Cina sendiri.57 Walaupun Normalisasi hubungan dengan Cina daratan terlibat mengakhiri hubungan resmi dengan Taiwan, Amerika akan terus menjual senjata kepada Taiwan. Ini ditindaklanjuti pada bulan April 1979 oleh AS yang dikenal sebagai undang-undang domestik Taiwan Relations Act.58 2. The Taiwan Relations Act (April 1979) Taiwan Relations Act (TRA) di rumuskan dan dibuat dalam Kongres Amerika Serikat kemudian yang ditandatangani menjadi undang-undang oleh Presiden Carter pada tanggal 10 April 1979.59 TRA adalah hukum domestik yang unik dari Amerika Serikat. Ia menetapkan diri sebagai dasar untuk hubungan luar negeri AS dengan Taiwan. Selain itu, Kongres AS beberapa tahun berusaha untuk memiliki administrasi publik mengakui bahwa hukum seperti TRA mengambil didahulukan dari pada komunike.60
56
. Robert S. Ross, Negotiating Cooperation: The United States and China, 1969-1989 (Stanford, CA: Stanford University Press, 1995), p. 121. 57 . Joint Communiqué on the establishment of diplomatic relations between the United States of America and the People’s Republic of China (January 1, 1979), paragraphs 2 and 3 58 . U.S. Department of State Bulletin, vol. 79 (1979), p. 2022. 59 . Michael Yahuda, The International Politics of the Asia-Pacific, 1945-1995, 3d (N.Y.: Routledge, 1998), p. 138. 60 . Chien-jen Chen, "Relations between the Republic of China and the United States: Twenty years under the Taiwan Relations Act," presented at Arizona State University, Tempe, Arizona, U.S.A. September 15, 1998, pp. 1-2.
60
Diantara pasal Taiwan Relation Act yang jelas sekali menerangkan hubungan Amerika Serikat-Taiwan tercantum dalam Pasal 2 (b), dimana Amerika memandang berkewajiban untuk memberikan berbagi bantuan dan akan melindungi Taiwan dari berbagai ancaman keamanan, termasuk embargo dan baikot ekonmoni, dalam TRA disebutkan : ”to considier any effort to determine the future of Taiwan by other than peacuful means, including by boycotts or embargoaes, a threat to the peace and security of the westren pacific area of and grave concern to the United States; to provide Taiwan with arms of defensive character; and to maintain the capacity of the United States to resist any resort of force or orther froms of coercion that would jeopardize the security oe the social or economic system of the people on Taiwan”.61
Kemudian dalam pasal 3 TRA menyatakan komitmen Amerika Serikat untuk menyediakan peralatan pertahan dalam jumlah yang memadai yang diperlukan bagi Taiwan untuk membangun kapabilitas pertahanan nasional yang memadai. Adapun isi pasal 3 sebagai berikut : ”The United States will make available to Taiwan such defence articles and defence services in such quantity as may be necessary to enable Taiwan to maintain a sufficient self defence articles and services bused solely upon their judgement of the need of Taiwan, in accordance with procedures established by law. Such deterministion of Taiwan’s defence need shall nclude review by Uniterd States
61
. http://www.ait.org.tw/en/taiwan-relations-act.html diakses 19 juli 2010
61
military authorities in connection with reccomendations of the President and the Congress”.62
Berdasarkan TRA, kebijakan Amerika Serikat adalah:63 1) Untuk melestarikan dan mempromosikan luas, dekat, dan ramah komersial, kultural, dan hubungan antara rakyat AS dan rakyat Taiwan. 2) Untuk menyatakan bahwa perdamaian dan stabilitas di daerah tersebut berada dalam keamanan, politik, dan kepentingan ekonomi Amerika Serikat, dan hal-hal yang menjadi perhatian internasional. 3) Untuk membuat jelas bahwa AS bersandar pada harapan bahwa masa depan Taiwan akan ditentukan oleh cara-cara damai. 4) Untuk mempertimbangkan bahwa setiap usaha untuk menentukan masa depan Taiwan oleh selain damai berarti, termasuk dengan boikot, atau embargo, menjadi ancaman bagi perdamaian dan keamanan kawasan Pasifik Barat dan keprihatinan yang mendalam bagi Amerika Serikat 5) Untuk memberikan Taiwan dengan senjata defensive 6) Untuk menegaskan hak untuk menolak setiap resor untuk memaksa atau bentuk lain pemaksaan yang akan membahayakan keamanan atau sosial dan sistem ekonomi masyarakat Taiwan. Ketika Presiden Carter menandatangani TRA menjadi undang-undang pada bulan April, RRC menyampaikan catatan protes resmi kepada Duta Besar AS Leonard Woodcock di Beijing. Contoh perwakilan dari media peringatan China News Agency yang menyatakan bahwa: “TRA merupakan hambatan serius
62
.ibid . Nat Bellocchi, "U.S. Policy Toward a Changing Taiwan," presented at the conference, New Perspectives on U.S. Policy Toward Cross-Strait Relations, Sponsored by the Fletcher School of Law and Diplomacy, April 16-17, 1999, pp. 2-4. 63
62
bagi perkembangan hubungan RRC-AS. Jika Amerika Serikat tidak merevisi undang-undang tersebut dan terus konsekuensinya adalah kuburan
menjual
senjata
RRC-U.S, karena
ke Taiwan,
maka
TRA melanggar hukum
internasional dan serius melanggar prinsip perjanjian pada pembentukan RRCU.S. tindakan hubungan diplomatik. tersebut hanya mempersiapkan hukum dasar untuk membuat dua China.64 3. The Six Assurances (July 1982) Selama negosiasi komunike, AS terus mengenai perkembangan Taiwan. Pada tanggal 14 Juli 1982, sebulan sebelum komunike itu diumumkan, Amerika Serikat, melalui saluran yang tepat, membuat enam jaminan yang diketahui ROC bahwa: 1. Had not agreed to set a date certain for ending arms sales to Taiwan. 2. Had not agreed to engage in prior consultations with Beijing on arms sales to Taiwan. 3. Would not play any mediation role between Taipei and Beijing. 4. Had not agreed to revise the TRA. 5. Had not altered its longstanding position on the issue of sovereignty over Taiwan. 6. Would not attempt to exert pressure on Taiwan to enter into negotiations with the PRC.65 Banyak pihak Amerika Serikat pemenuhan “Six Assurances” ini tahun 1982 oleh Presiden Reogan pada Taiwan merupakan sebuah elemen penting dalam kebijakan AS. Six Assurances di samapikan ke Taipei sebagai “akibat” dari 64 65
. Text of the Taiwan Relations Act, April 1979, section 2 (b). . Press Release of the Ministry of Foreign Affairs, the ROC, August 17, 1982, pp. 4-5.
63
Joint Communique Sino-Amerika tanggal 17 Agustus 1982 dimana Amerika Serkat berjanji Bahwa Amerika Serikata “ Tidak menjalankan kebijakan penjualan senjata jangka panjang ke Taiwan, bahwa penjualan senjata Amerika ke Taiwan tidak akan melebihi, baik dalam kualitas maupun kuantitas, dalam tingkatan yang sudah-sudah pada tahun-tahun terakhir dan bahwa Amerika bermaksud untuk mengurangi secara bertahap penjualan senjatanya ke Taiwan menuju periode pada resolusi terakhir”.66 Sebagaimana yang di ketahui bahwa politik luar negeri yang kemudian menjadi kebijakan luar negeri suatu Negara tentu berdasarkan kepentingan nasionalnya. Demikian hal nya dengan Amerika Serikat, pada dasarnya kemitraan Amerika Serikat untuk tetap membela Taiwan sangat tergantung pada seberapa pentingnya kemerdekaan Taiwan, dimanan dalam hal ini juga dengan pertimbangan kebijakan regional Amerika Serikat sehubungan dengan China. Ada tiga kebijakan yang memperlihatkan hal tersebut: 1. menjadikan pelabuhan Taiwan sebagai sarana yang melindungi pelayanan dalam negeri dan jalur perdagangan di laut timur Taiwan. Yang mempunya posisi strategis yaitu di selat Taiwan dan terusan Bashi merupakan pintu gerbang menuju timur laut Asia dan Asia Tengah, keadaan
tersebut
merupakan
sarana
bagi
Ameri
Serikat
untu
menjadikannya pangkalan operasi Amerika Serikat dalam krisis regional di masa depan, sebagai kekuatan maritime utama dunia Amerika Serikat tidak dapat mentolelir blockade atau perbatasan ekonomi yang dilakukan
66
. www.arm control.org/factsheet/taiwanarms.asp
64
cina yang I buat untuk mematahkan salah satu ekonomi terbesar di Asia terhadap dunia luar 2. kepentingan untuk menjaga persepsi kawasan tentang pengarus strategi America Serikat dan kredibiltasnya dalam kawasan dengan menghargai komitmen-komitmen keamanannya. TRA tetap di pandang oleh Negaranegara Asia lainnya sebagai ukuran keberhasilan pelaksanaan kebijakan Amerika Serikat, hal ini benar walaupun banyak pemimpin Asia yang mendapat memandang bahwa China akan memegang kekuasaan hegemoni apabila Amerika Serikat pada akhirnya menarik kekuasaan dari wilayah tersebut karena Amerka Tidak pernah melakukan pemeriksaan kekuasaan dalam hal apapun. TRA tetap di pandang sebagai symbol kesediaan dan kemampuan Amerika Serikat untuk melawan ambisi geopolitik China tetapi bukan untuk berkonfrontasi secara langsung. 3. Seiring menjaga akses strategi dan pengaruhnya di Asia Timur, kemakmuran ekonomi Taiwan juga membantu pengembangan ikatan ekonomi yang positif dan berjangka panjang serta berkoordinasi diplomatic dengan China. Miliyaran dolar modal Taiwan telah di investasikan dalam saha pemasaran di China yang mendorong reformasi ekonomi dan liberalisasi politik di China, keadaan ekonomi telah memberi Taiwan waktu dan standar untuk mendapatkan kepercaan sebagai suatu kekuatan dalam perdagangan di kawasan dan sebagai model pembangunan bagi Negara-negara tetangganya terutama di Asia Tenggara. Secara politis hal ini menjadikan keberhasilan bagi Taiwan, penting artinya di antaa factor-faktor yang berpengaruh dalam pemerintah Amerika Serikat
65
termasuk dalam anggota-anggota penting dalam kongres Amerika Serikat, seperti yang diamati Naci Brnkopf Tucker, pemerintah Taiwan telah menerapkan Domikratisasi di wilayahnya dan diplomasi yang lebih fleksibel di luar negeri dengan melongkarkan pendiriannya untuk dapat di terima sebagai satu-satunya pemerintah China yang sah, hasilnya adalah pemerinta Amerika Serikat merasa berkewajiban untuk mendukung Taiwan secara Militer dan Politik.67
D. Kerjasama Amerika Serikat dan taiwan 1. Kepentingan Ekonomi Faktor penting yang membuat Amerika melakukan hubungan dengan Taiwan Karena Taiwan menyediakan pangsa pasar yang dapat memenuhi kebutuhan ekonomi Amerika dengan harapan hubungan Amerika dengan negara – negara di kawasan Asia seperti hubungannya dengan Taiwan sehingga kepentingan ekonomi Amerika di kawasan ini didasarkan pada kenyataan bahwa Asia merupakan potensi ekonomi bagi pemasaran produk-produk Amerika. Terlebih setelah terjadinya keris global Amerika merencanakan keamanan ekonomi sebagai inti dari kebijakan luar negerinya. Untuk itu Amerika harus menata kembali ekonomi dalam negerinya yang terkuras untuk membiayai pengeluaran militer dan menjadikan perdagangan sebagai prioritas kebijakan ekonomi Amerika dengan meningkatkan koordinasi ekonomi di antara negaranegara yang memiliki kekuatan industri serta melancarkan ekspansi ke negara – negara berkembang, terutama Asia Timur yang saat ini merupakan perluasan bagi 67
. Greg Austin, “missile diplomacy and Taiwan’s future:innovation in poltics and military power strategic and defence studies centre research school of pacific and asian studies” Australian National University, Canberra hlm 163-164
66
ekspor Amerika. Dengan kenyataan bahwa Asia – Pasifik merupakan kawasan yang memberikan keuntungan ekonomi yang besar, maka Amerika berusaha untuk menciptakan interdepedensi dengan Asia melalui Surplus perdagangan. Selama lebih dari 15 tahun., Asia timur telah melewati Eropa dalam hal Partner dagang Amerika dan tahun 1992 Asia Timur menyerap hampir sepertiga dari total Ekspor Amerika yang seluruhnya berjumlah 422 milliar US dollar. Amerika mempunyai kepentingan yang sangat besar terhadap Taiwan, karena Taiwan menempati urutan kelima mitra dagang terbesar Amerika. Sekitar sejuta warga Amerika pernah disana, dan sekitar 10.000 warga negara Amerika di sana untuk bisnis dan alasan-alasan lainnya. Amerika merupakan investor terbesar bagi Taiwan dengan jumlah 1,15 milliar US dollar pada tahun 2000. Total investasi Amerika di Taiwan bejumlah 7,74 milliar US dollar. Sedangkan di akhir tahun 2000 investasi Taiwan di Amerika berjumlah 3,22 milliar US dollar dan keuntungannya dari investasi yang mengalir ke Amerika pada tahun 2000 sebanyak 186 juta US dollar. Amerika merupakan penyuplai penting mesin-mesin listrik dan peralatannya, peralatan transportasi, peralatan ilmiah, produksi kimia ke Taiwan. Amerika sebagai jaringan ekspor produk pertanian ke Taiwan. Pada akhir tahun 2000 Taiwan merupakan pasar penjualan terbesar ke lima untuk Amerika. Sebaliknya Taiwan barang manufaktur seperti mesin ke Amerika. Pada akhir tahun 2000 Amerika mengimpor terbesar bagi Taiwan termasuk mesin office procesing data, mesin –mesin listrik dan peralatannya, peralatan telekomunikasi, peralatan recording, pakaian dan aksesorisnya. Pada tahun 2000 sampai tahun 2001 volume perdagangan kedua negara itu mengalami peningkatan. Taiwan merupakan partner terbesar ke delapan dalam
67
perdagngan, pada tahun 2000 menempati peringkat ke sepuluh dari ekspor Amerika dan kedelapan dalam impor. Ekspor Amerika ke Taiwan berjumlah 16,6 juta US dollar, Amerika dari Taiwan yang berjumlah 33,3 juta US dollar, turun dari 40,4 juta US dollar pada tahun 2000. sehingga perdagangan Amerika mengalami defisit dengan Taiwan sebanyak 16,6 juta US dollar pada tahun 2001. Walaupun mengalami penurunan dalam volume perdagngan dari tahun 2000 sampai 2001, khususnya penurunan perdagangan hasil pertanian. Total jumlah ekspor pertanian Amerika berkurang sebanyak 31 persen antara tahun 1995 dan 2001, berkurang dari 3,3 milliar US dollar pada tahun 1995 menjadi 2,3 milliar US dollar pada tahun 2001. impor pertanian dari Taiwan berkurang pada periode itu juga, dari 600 juta US dollar pada tahun 1995 menjadi 540 US dollar pada tahun 2001. Amerika mengekspor produk pertanian ke Taiwan terutama komediti, seperti : gandum, padi, kacang kedelai, dan kapas. Amerika mengimpor hasil pertanian dari Taiwan berupa makanan snack, buah-buahan dan sayur-sayuran. Amerika juga mengimpor ikan laut dari Taiwan. 68 Kebanyakan investasi Amerika di Taiwan dipusatkan pada sektor manufaktur khususnya elektronik dan bahan kimia, tetapi juga perdagngan besarbesaran, keuangan, asuransi, dan real estate. Besarnya modal Amerika yang mengalir ke Taiwan berjumlah 1,15 milliar US dollar pada tahun 2000, dan di akhir tahun 2000 total investasi Amerika di Taiwan berjumlah 7,74 milliar US dollar. Investasi Taiwan di Amerika juga dipusatkan pada manufaktur (khususnya bahan kimia dan mesin) dan lembaga keuangan, perdagangan besar-besaran dan jasa. Di akhir tahun 2000, investasi Taiwan di Amerika berjumlah 3,22 milliar US 68
. U.S.-Taiwan FTA : Likely Economic Impact of a free trade Agreement Betweent the United States and Taiwan, h. 1, http ://usinfo.state.gov, hlm. 3
68
dollar dan keuntungan dari modal yang mengalir ke Amerika pada tahun 2000 sebanyak 186 juta US dollar.69 Dan juga terbukti pada tahun 2006 Lembaga Amerika di Taiwan (AIT) mengungkapkan di beberapa statistik, bahwa perusahaan-perusahaan Amerika yang ditempatkan di taiwan mengalami peningkatan sebesar US $ 68900000000 dari tahun lalu, terhitung selama 27% dari total yang diterima oleh produsen Taiwan pada tahun 2005.70 Hubungan antara kedua pun sampai saat ini terus berkembang, terbukti dengan ada perumusan dan pembicaraan antara kedua belah pihak, dimana Taiwan dan Amerika Serikat cenderung untuk melanjutkan pembicaraan dua arah berdasarkan suatu dasar Perdagangan dan Investasi Framework Agreement (TIFA), sebuah Departemen Luar Negeri (MOFA) resmi. Karena sebagaimana di ketahui hubungan diplomatik formal keduanya dihentikan pada tahun 1979, perundingan TIFA telah menyediakan saluran resmi yang signifikan untuk Taiwan-AS dialog tentang perdagangan dan isu-isu ekonomi setelah perjanjian tersebut ditandatangani pada bulan September 1994. Pembicaraan ini biasanya diselenggarakan dengan baik setiap tahunnya oleh keduanya.71 2. Kepentingan Politik dan Keamanan Hubungan Amerika dengan Taiwan serta Negara-negara Asia Timur, dimana Amerika sebagai negara adidaya tunggal berkepentingan untuk menjaga kelangsungan pengaruhnya terhadap Negara-negara di dunia dan masalahmasalah internasional. Instrument-instrumen untuk mencapai tujuan nasional
69
. Ibid., h.4 . http://www.chinapost.com.tw/business/detail.asp?GRP=E&id=89596 71 .http://www.etaiwannews.com/etn/news_content.php?id=1135417&lang=eng_news&cate_img= 49.jpg&cate_rss=news_Society_TAIWAN 70
69
digunakan
oleh
Amerika
dalam
rangka
tetap
menancapkan
pengaruh
internasionalnya yang dianggap sangat berpengaruh terhadap upaya-upaya mencapai,
mempertahankan
ataupun
melindungi
kepentingan-kepentingan
ekonomi, keamanan, dan sosial, dengan isu-isu demokrasi dan perdagangan bebas menunjukkan besarnya perhatian pemerintah Amerika dan kepentingan Negara tersebut terhadap upaya-upaya yang menyebarkan kedua nilai tersebut. Keikutsertaan pasukan Amerika dalam operasi-operasi pemulihan dan penjagaan PBB, kerap dilandasi oleh pertimbangan-pertimbangan politis dan ideologis yang dianut oleh bangsa Amerika tersebut. Amerika sangat berkepentingan untuk terus memainkan peran aktif dalam penyelesaian masalah regional dan meningkatkan pengaruh politiknya, sekaligus menjamin tatanan dunia yang kondusif bagi demokrasi dan perdagangan bebas. Amerika terus mempromosikan model demokrasi Amerika dan HAM. Pelaksanaan terhadap usaha ini mendapatkan perlawanan dari negara-negara berkembang namun Amerika tidak mengurangi dan menghentikan usaha tersebut. Pada saat menjabat Presiden Hilarry Clinton mengungkapkan secara khusus bahwa Amerika akan mendorong perdamaian dunia dan demokrasi melalui peningkatan perdagangan. Instrumen lain yang digunakan oleh Amerika adalah dengan memberikan bantuan luar negeri dalam bidang ekonomi dan keamanan terhadap negara-negara yang dianggap menjadi kepentingan nasional Amerika. Amerika melakukan hubungan dengan Taiwan, karena Taiwan menjadi salah satu Negara yang paling demokratis di Asia Timur. Perkembangan ini bisa dilihat dari adanya kebebasan pers, tidak adanya tahanan politik, dan sebuah parlemen yang presentatif yang di pilih melalui pemilu yang multi partai. Dan
70
yang jelas demokrasi di Taiwan berjalan tanpa adanya pelanggaran hak asasi manusia, demi menghadapi masalah-masalah dan mempertahankan kepentingan nasionalnya, yakni meningkatkan stabilitas regional dan internasional, mencegah dan mengurangi konflik dan ancaman, dan menangkal agresi dan pengunaan kekerasan. Amerika harus melakukan respon terhadap semua bentuk krisis ini dengan cara siap menangkal agresi yang muncul, dan meningkatkan kekuatan militer. Termasuk meningkatkan hubungan dengan Taiwan. Salah satu contoh kerjasama yang telah terjalin antara Amerika-Taiwan dalam bidang keamanan atau militer selain penjualan senjata yang sampai saat ini tetap intens dilakukan Amerika ke Taiwan dan dengan dapat di lihat bahwa pemerintah Amerika Serikat selama bertahun-tahun pula terus menyediakan senjata defensif yang cukup dan sesuai dengan Taiwan Relation Act (TRA) guna menjaga keamanan dan stabilitas di kawasan asia pasifik. Ketika komunis China menembakkan misilnya melewati selat Taiwan pada bulan maret 1996, pemerintah Amerika Serikat mengirimkan dua kelompok kapal induknya untuk berpatroli di perairan Taiwan, penyebaran ini menunjukkan bahwa Amerika Serikat akan bertindak sesuai dengan komitmen keamanannya pada Taiwan dan lebih jauh lagi menekankan pentingnya kerjasama bilateral dalam menjaga keamanan dan stabilitas kawasan Asia Pasifik.72
72
. Richard Bernstein dan Ross. H.Munro, “the coming conflik with chin”, new yorw : Alfred A. knop 1997, hlm 6
71
BAB III HUBUNGAN BILATERAL AMERIKA SERIKAT-CHINA A. Sejarah singkat awal mulanya terjalin hubungan Amerika Serikat dan China Amerika melakukan hubungan pertama dengan Cina pada dinasti Qing, yang didirikan tahun 1644 dengan Beijing sebagai ibukotanya. Pada masa Qing memperoleh kembali kontrol daerah perbatasan, termasuk Xinjiang, Yunnan, Tibet, Mongolia, dan Taiwan. Keberhasilan masa awal Qing didasarkan pada kombinasi kehebatan Manchu bela diri dan keterampilan birokrasi tradisional Cina.
Namun
selama
abad
ke-19,Qing
mengalami
kelemahan
yang
mengakibatkan kemakmuran menjadi berkurang dan Cina mengalami perselisihan sosial besar-besaran, stagnasi ekonomi, pertumbuhan penduduk yang semakin banyak, dan pengaruh barat yang tidak bisa
di helakkan masuk ke China.
Kemudian terjadinya pemberontakan Taiping dan Nian, bersama dengan gerakan Muslim Rusia yang didukung separatis di Xinjiang, yang mengakibatkan mengurasnya sumberdaya Cina dan hampir menggulingkan dinasti Qing. Pada saat itu Inggris berkeinginan untuk melanjutkan perdagangan opium ilegal dengan Cina yang bertabrakan dengan dekrit kerajaan yang melarang obat adiktif, dan Perang Opium Pertama meletus pada 1840. Cina mengalami kekalahan dalam perang, sehingga kemudian inggris dan beberapa negara Barat lainnya, termasuk Amerika Serikat, menduduki secara paksa "konsesi" dan memperoleh hak komersial khusus. Hong Kong diserahkan ke inggris pada tahun 1842 di bawah Perjanjian Nanjing dan Perang Opium berakhir pada tahun1898, dan inggris menguasai wilayah barunya itu selama 99 tahun yang secara
72
signifikan memperbesar wilayah kekuasaan kolonialnya. Seiring berjalannya waktu, kekuatan teknologi Barat, mengayunkan militer yang lebih unggul, mendapatkan hak istimewa yang lebih ekonomis dan politik. Reformis pejabat Cina berpendapat untuk mengadopsi teknologi Barat untuk memperkuat dinasti dan menyaingi keuangan atau kekuatan barat. 1. Amerika mendukung Pemerintah Kuomintang Perustasi dengan pemerintahan Qing mahasiswa, pemuda, perwira militer melakukan reformasi yang dilatarbelakangi dengan ide-ide revolusioner Sun Yatsen yang mengarahkan pada penggulingan dinasti Qing dan menciptakan sebuah republic. Revolusi militer dilakukan pada tanggal 10 Oktober 1911 yang menyebabkan pengunduran diri dari raja terakhir Qing. Di tahun 1920, Sun Yatsen mendirikan basis revolusioner di Cina selatan dan berangkat untuk menyatukan bangsa terfragmentasi. Dengan bantuan Soviet, ia mengatur Kuomintang (KMT), dan mengadakan aliansi dengan Partai Komunis Cina (PKC). Setelah kematian Sun pada tahun 1925, Chiang Kai-shek, yang didukung oleh Amerika, mengambil alih kontrol KMT dan berhasil membawa sebagian besar Cina selatan dan tengah di bawah kekuasaannya. Pada tahun 1927 Chiang melakukan perang dengan PKC dan mengalami kalah perang terhadap pasukan komunis dan melarikan diri ke pegunungan Cina timur. Pada tahun 1934 mereka diusir dari dasar gunung oleh PKC dengan "Long March" di daerah Cina yang paling terpencil di barat laut, di mana mereka mendirikan basis gerilya di Yan'an di Provinsi Shaanxi dan Chiang Kai-shek melarikan diri dengan sisa-sisa pemerintah KMT dan pasukan militer ke Taiwan, di mana ia menyatakan Taipei untuk menjadi "ibukota sementara Cina" dan berjanji untuk kembali menaklukkan
73
daratan Cina. Pihak berwenang di Taiwan KMT masih menyebut diri "Republik Cina”. Pada awal tahun 1954 sampai tahun 1970, Amerika Serikat dan Cina menggelar pertemuan duta besar selama 136 pertemuan, pertama di Jenewa dan kemudian di Warsawa. Pada akhir 1960-an, AS dan pemimpin politik Cina memutuskan bahwa hubungan bilateral membaik berada di kepentingan bersama. Pada
tahun
1969,
Amerika
Serikat
memulai
langkah-langkah
untuk
mengendurkan pembatasan perdagangan dan hambatan hubungan bilateral. 2. Dasar hubungan Amerika-China Pada Tanggal 2 Desember 1954 menandatangani China Mutual Defence Treaty between the United Stated of America and the Republic of China di Washington, di dalama isi perjanjian ini tertulis untuk Menegaskan kembali keyakinan mereka di dalam tujuan dan prinsip-prinsip dari Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa dan keinginan mereka untuk hidup damai dengan semua bangsa dan semua Pemerintah, dan menginginkan untuk memperkuat struktur perdamaian di Kawasan Pasifik Barat,73 Namun dalamnya perjalannya perjanjian tersebut tidak berjalan dengan di harapkan kedua belah pihak karena hubungan keduanya selalu di warnai dengan pasang surut. Pada tanggal 15 Juli 1971, Presiden AS Nixon mengumumkan bahwa Asisten nya,Urusan Keamanan Nasional, Dr Henry Kissinger, telah melakukan perjalanan rahasia ke Beijing untuk melakukan kontak langsung dengan pemimpin Cina dan bahwa dia, Sebagai Presiden telah diundang untuk mengunjungi Cina.Pada bulan Februari 1972, Presiden Nixon melakukan perjalanan ke Beijing, Hangzhou, dan Shanghai.Di sela terakhir perjalanannya ini
73
. China Mutual Defence http://usinfo.org/sino/dtreaty_e.htm di akses 9 juli 2010
74
di China, AS dan Cina Pemerintah mengeluarkan "Komunike Shanghai", sebuah pernyataan pandangan kebijakan luar negeri mereka. (Untuk teks lengkap dari Komunike Shanghai, lihat Department of State Bulletin, 20 Maret 1972), Adapun terdapat tiga pengumuman resmi berbentuk Communique yang melandasi hubunganAmerika Serikat dengan China74 1. Pengumuman
Resmi
Shanghai
Tahun
1972
(The
Sanghai
Communique) Communique ini dibuat pada tahi 1972 yang memantapkan prinsi satu China dengan tambahan berupa sebuah komitmen Amerika Serikat untuk secara bertahap menari instalasi militer dan pasukannya dari Taiwan. 2. Pengumuman Resmi untuk membentuk hubungan dianatara China dan Amerika Serikat ( The Communique for Establishing Relation Between China and United States ) Communique ini di buat pada tahun 1978 yang secara resmi membentuk hubungan-hubungan diplomatic atas penerimaan bersama tentant prinsip-prinsip yang berkaitan dengan pengembalian Taiwan ke Daratan China serta diakhirinya pakta pertahanan Amerikla SerikatTaiwan sebelumnya. 3. Pengumuman Resmi 17 Agustus 1982 (The Communique of Agusrus ) Communique ini disetujui oleh kedua belah pihak pada tahun 1982 yang isinya antara lain menekankan kembalinya Taiwan kedaratan China sepenuhnya adalah urusan internal China dan adanya 74
. Laurence J. Brahm, Cina’s Century (Abadnya Tiongkok) : Bangkitnya kekuatan Ekonomi berikutnya. Ter. Arvin saputra (Batam:Interaksara, 2002), hlm106-107
75
kesepakatan untuk mengurangi penjualan senjata Amerika Serikat ke Taiwan. Maka dalam Komunike tersebut, kedua negara berjanji untuk bekerja menuju normalisasi penuh hubungan diplomatik. Amerika Serikat menyatakan pertanyaan Taiwan adalah pertanyaan penting menghalangi normalisasi hubungan antara Cina dan Amerika Serikat, Pemerintah Republik Rakyat China adalah pemerintah yang sah tunggal Cina, Taiwan adalah sebuah provinsi di Cina yang memiliki lama kembali ke ibu pertiwi, pembebasan Taiwan adalah urusan internal Cina di mana tidak ada negara lain yang memiliki hak untuk mengganggu, dan semua kekuatan dan instalasi militer AS harus ditarik dari Taiwan. Pada bulan Mei 1973, dalam upaya untuk membangun ke arah pembentukan hubungan diplomatik formal, Amerika Serikat dan Cina mendirikan Kantor Penghubung Amerika Serikat (USLO) di Beijing dan kantor counterpart Cina di Washington, DC. Pada tahun-tahun antara tahun 1973 dan 1978, Amerika dibedakan seperti David Bruce, George Bush, Thomas Gates, dan Leonard Woodcock menjabat sebagai pemimpin-pemimpin yang USLO dengan pangkat pribadi Duta Besar. Ford Presiden AS mengunjungi China pada tahun 1975 dan menegaskan kembali mengenai kepentingan AS dalam normalisasi hubungan dengan Beijing. Tak lama setelah menjabat pada tahun 1977, Presiden Carter menegaskan kembali lagi pernyataan di dalam Komunike Shanghai. pada tanggal 15 Desember 1978 Amerika Serikat dan Cina mengumumkan bahwa kedua pemerintah akan membentuk hubungan diplomatik pada tanggal 1 Januari 1979. Pada akhir tahun 2009, atas undangan Presiden Hu Jintao dari Republik Rakyat Cina, Barack Obama Presiden Amerika Serikat mendatangani China atas
76
balasan kunjungan Presiden Hu Jintao ke Amerika, kunjungan kenegaraan ke Cina ini berlangsung pada November 15-18, 2009 dalam kunjungan ini diselenggarakan diskusi yang produktif dan terbuka pada AS-Cina hubungan dan masalah lain yang menyangkut kepentingan bersama. Mereka menyoroti kemajuan besar dalam hubungan AS-Cina selama 30 tahun terakhir sejak pembentukan hubungan diplomatik, dan mereka mencapai kesepakatan untuk meningkatkan hubungan AS-Cina di era baru Presiden Obama. akan melakukan pertemuan terpisah dengan Wu Bangguo, Ketua Komite Tetap Kongres Rakyat Nasional dan Premier Wen Jiabao Presiden Obama. juga berbicara dengan dan menjawab pertanyaan dari pemuda Cina. Didalam kunjungan Presiden Obama menghasikaln kesepakatan (U.S.-China Joint Statement) antara Amerika Serikat dan China. Didalam kesepakatan tersebut diantaranya terdapat pembahasan mengenai hubungan keduanya mengenai militer, yaitu :75 Kedua belah pihak sepakat bahwa mereka akan terus menggunakan hubungan komunikasi langsung antara para pemimpin senior untuk menjaga komunikasi yang tepat waktu mengenai isu-isu utama dan sensitif, melembagakan tahunan pertukaran kunjungan oleh kedua menteri luar negeri dan mendorong para pejabat senior dari bagian lain dari kedua negara untuk pertukaran kunjungan secara teratur. Amerika Serikat dan Cina memuji hasil dari kunjungan ke Amerika Serikat oleh Jenderal Xu Caihou, Wakil Ketua Komisi Militer Cina Tengah, pada bulan Oktober tahun ini, dan menyatakan bahwa mereka akan mengambil langkah-langkah konkrit untuk memajukan militer yang berkelanjutan dan dapat diandalkan untuk hubungan-militer di masa depan. Kedua belah pihak akan 75
. U.S.-China Joint Statement http://www.chinanuclear.cn/bbs/showthread.php?t=137821&language=id diakses 9 juli 2010
77
mempersiapkan untuk kunjungan ke Amerika Serikat oleh Jenderal Chen Bingde, Kepala Staf Umum Rakyat Cina Tentara Pembebasan, dan kunjungan ke Cina oleh Robert Gates, Sekretaris Pertahanan Amerika Serikat, dan Laksamana Michael Mullen, Ketua Gabungan Kepala Staf AS Kedua belah pihak akan secara aktif menerapkan berbagai pertukaran dan program kerjasama yang telah disepakati antara kedua militer, termasuk dengan meningkatkan tingkat dan frekuensi pertukaran.. Tujuan dari upaya ini adalah untuk meningkatkan mereka kemampuan untuk kerja sama praktis dan mendorong pemahaman lebih besar dari niat masing-masing dan lingkungan keamanan internasional. 3. Normalisasi hubungan Amerika-China Dalam Komunike Bersama tentang Pembentukan Hubungan Diplomatik tanggal 1 Januari 1979, Amerika Serikat mengalihkan pengakuan diplomatik dari Taipei ke Beijing. Amerika Serikat menegaskan kembali pengakuan Komunike Shanghai dari posisi Cina bahwa hanya ada satu Cina dan Taiwan adalah bagian dari Cina, Beijing mengakui bahwa orang-orang Amerika akan terus melakukan kontak tidak resmi komersial, budaya, dan lainnya dengan orang-orang Taiwan . Taiwan Relations Act membuat perubahan yang diperlukan dalam hukum nasional AS untuk mengizinkan hubungan tidak resmi tersebut dengan Taiwan untuk berkembang. Wakil Perdana Menteri Deng Xiaoping Januari 1979 berkunjung ke Washington, DC memulai serangkaian penting, pertukaran tingkat tinggi, yang dilanjutkan sampai musim semi 1989. Hal ini mengakibatkan banyak perjanjian bilateral - khususnya di bidang pertukaran ilmiah, teknologi, dan budaya dan hubungan perdagangan. Sejak tahun 1979 awal, Amerika Serikat dan Cina telah
78
dimulai ratusan proyek-proyek penelitian bersama dan program koperasi di bawah Perjanjian Kerjasama dalam Sains dan Teknologi, program bilateral terbesar. Pada tanggal 1 Maret 1979, Amerika Serikat dan Cina secara resmi didirikan kedutaan di Beijing dan Washington, DC. Selama 1979, klaim pribadi beredar diselesaikan, dan perjanjian perdagangan bilateral itu selesai. Wakil Presiden Walter Mondale membalas kunjungan Wakil Perdana Menteri Deng dengan Agustus 1979 perjalanan ke Cina. Kunjungan ini menyebabkan perjanjian pada bulan September 1980 tentang kelautan, link penerbangan sipil, dan hal-hal tekstil, serta konvensi konsuler bilateral. Sebagai konsekuensi dari tingkat tinggi dan kontak tingkat kerja dimulai pada tahun 1980, dialog antara negara derek diperluas untuk mencakup berbagai isu, termasuk masalah-masalah strategis global dan regional, pertanyaan politik-militer, termasuk pengawasan senjata, PBB dan lainnya urusan organisasi multilateral, dan internasional narkotika penting. Hubungan perluasan yang diikuti normalisasi terancam pada tahun 1981 oleh keberatan Cina dengan tingkat penjualan senjata AS ke Taiwan. Menteri Luar Negeri Alexander Haig mengunjungi Cina bulan Juni 1981 dalam upaya untuk menyelesaikan pertanyaan Cina tentang hubungan tidak resmi Amerika dengan Taiwan. Delapan bulan negosiasi menghasilkan komunike bersama ASCina 17 Agustus 1982. Dalam komunike ketiga, Amerika Serikat menyatakan niatnya untuk mengurangi secara bertahap tingkat penjualan senjata ke Taiwan, dan Cina digambarkan sebagai suatu kebijakan dasar upaya mereka untuk berusaha untuk resolusi damai untuk pertanyaan Taiwan. Sementara itu, Wakil Presiden Bush mengunjungi Cina Mei 1982. Pertukaran tingkat tinggi terus menjadi alat yang cukup signifikan untuk mengembangkan hubungan AS-Cina
79
pada 1980-an. Presiden Reagan dan Perdana Menteri Zhao Ziyang melakukan kunjungan timbal balik pada tahun 1984. Pada bulan Juli 1985, Presiden Li Xiannian bepergian ke Amerika Serikat, seperti kunjungan pertama seorang kepala negara Cina. Wakil Presiden Bush mengunjungi Cina pada Oktober 1985 dan membuka Konsulat Jenderal AS di Chengdu, pos keempat konsuler AS di China. lebih lanjut pertukaran pejabat tingkat kabinet terjadi 1985-89, dibatasi oleh kunjungan Presiden Bush ke Beijing pada bulan Februari 1989. Sejak itu, sejumlah besar dan berkembang kegiatan pertukaran budaya dilakukan pada semua tingkatan memberikan masyarakat Amerika dan Cina eksposur yang luas terhadap budaya masing-masing, artistik, dan prestasi pendidikan. Sejumlah delegasi profesional dan pejabat Cina mengunjungi Amerika Serikat setiap bulan. Pertukaran ini akan terus dan akan membantu meningkatkan hubungan antara kedua Negara.Presiden Cina Jiang Zemin mengunjungi Amerika Serikat pada musim gugur 1997, kunjungan kenegaraan pertama ke Amerika oleh presiden Cina sejak tahun 1985. Sehubungan dengan kunjungan tersebut, kedua belah pihak mencapai kesepakatan pada tahun 1985 pelaksanaan kesepakatan mereka tentang Penggunaan Energi Nuklir Damai, serta beberapa isu lainnya. Presiden Amerika Clinton mengunjungi Cina pada bulan Juni 1998. Dia bepergian di Cina dan interaksi langsung dengan orang-orang Cina termasuk pidato live dan acara radio, sehingga Presiden Amerika untuk menyampaikan tangan pertama kepada orang-orang Cina yang didasari nilai dan cita-cita Amerika. 76
76
. http://www.index-china.com/index-english/China-US-s.html di akses 8 juli 2010
80
B. Hubungan Amerika-China dalam aspek Ekonomi Tak dapat dipungkiri bahwa Amerika Serikat adalah sebuah negara maju dan sebuah negara besar yang memiliki peran yang sangat penting dalam dunia internasional dan pasar global baik dalam bidang politik, ekonomi, maupun militer. Namun saat ini juga muncul pesaing baru yang mulai dinilai menyaingi pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat. Mungkin terlalu awal untuk mengatakan bahwa sosok ini telah menggeser posisi Amerika Serikat dalam dunia internasional dan pasar global namun kebangkitan sosok ini juga tidak bisa diremehkan. China saat ini sudah mulai menunjukkan kemampuannya dalam bidang ekonomi di pasar global dan bersiap untuk menjadi pesaing Amerika Serikat. Ada 2 faktor utama yang menyebabkan China dapat menguasai pasar global. Pertama, kebangkitan China dengan strategi-strategi dan etos kerja yang selama ini telah diterapkan di China, terutama setelah Deng Xiaoping mulai melepaskan belenggu ekonomi nasional pada tahun 1979. Setelah itu, pelebaran sayap China dalam bidang ekonomi menjadi lebih lagi dengan sedang menurunnya kemampuan Amerika Serikat dalam bidang ekonomi. Masalah krisis global dan besarnya dana untuk perang yang dikeluarkan oleh Amerika Serikat menjadikan kebangkitan ekonomi China di pasar global sebuah ancaman yang layak untuk diperhitungkan. Sejarah mencatat pada bulan Februari 1972 kunjungan Presiden Nixon ke Beijing untuk memperbaiki hubungannya dengan Cina sekaligus bersama-sama menghadapi Uni Soviet. Namun, normalisasi hubungan Amerika Serikat dengan Cina itu baru dilakukan 1 Januari 1979. Keputusan normalisasi itu diambil Presiden Jimmy Carter, setelah kunjungan ketua dewan keamanan nasional (NSC-
81
National Security Council) Zbigniew Brzezinski ke Beijing bulan Mei 1978. Hubungan
itu
memberikan
banyak
keuntungan
bagi
Cina,antara
lain
meningkatnya perdagangan, partisipasi damai dalam keseimbangan regional dan global serta mencegah ancaman agresi Uni Soviet. Dalam invasi Cina ke Vietnam tahun 1979, AS bereaksi diam, hal ini menunjukkan bahwa Washington mau menerima peran Cina yang independen dalam keseimbangan regional. Tahun 1978 hubungan direalisasikan dengan pengiriman ratusan ribu warga Cina ke AS dan Eropa untuk mendalami fondasi perekonomian pasar. Lalu pada
1979,
memanfaatkan
Cina
memutuskan
kehadiran
bank.
meliberalisasi Dana
sector
pembangunan
keuangan yang
dengan
sebelumnya
mengandalkan alokasi anggaran pemerintah, mulai diserahkan ke lembaga perbankan, yang juga bagian dari pengenalan kepada mekanisme pasar yang relative lebih efektif mengenai alokasi kredit. Saat itu pula perbaikan ekonomi Cina semakin tergantung pada Amerika Serikat. Amerika Serikat menjadi mitra dagang ketiga Cina setelah Jepang dan Hongkong. Kemudian hubungan itu berkembang di tahun 1986, dimana Amerika Serikat menyetujui penyediaan energi dan teknologi nuklir untuk pembangunan industry listrik di Cina. Di samping itu AS tetap mengawasi pengembangan teknologi nuklir karena khawatir jika teknologi nuklir tersebut digunakan untuk pengembangan senjata militer atau senjata nuklir yang sebaliknya mengancam AS sendiri sebagai super power. Seiring dengan perbaikan ekonomi dan politik Cina di akhir 1980-an terjadi peristiwa Tiananmen 4 Juni 1989 yaitu peristiwa pembantaian terhadap para demonstran di antaranya mahasiswa dan rakyat sipil yang dilakukan oleh
82
TPR (Tentara Pembebasan Rakyat) membuat dunia internasional mengecam keras Cina dalam pelaksanaan HAM dan demokratisasi. Kecaman dunia internasional terhadap Cina direalisasikan penerapan sanksi dan pembekuan hubungan diplomatic. AS menerapkan sanksi kepada Cina dengan menghentikan pertukaran pejabat tingkat tinggi antar kedua Negara. Pasca Tiananmen AS mengupayakan pendekatan bilateral kepada Cina sejak Oktober 1983 dengan melakukan kunjungan Menham William J. Perry dan juga pejabat Pentagon guna memberi penjelasan mengenai Tentara Pembebasan Rakyat Cina yang telah terlibat dalam peristiwa Tiananmen. Upaya ini dianggap sebagai niat baik untuk mengembangkan transparansi, perbaikan hubungan dengan Cina yang merupakan kebijakan strategis AS dan memajukan demokrasi serta HAM di Asia Pasifik. Pada 26 Maret 1997 Wapres Al Gore melakukan kunjungan ke Cina serta berhasil mengajak Beijing menandatangani kontrak dagang senilai 2,2 miliar dollar AS, dengan perusahaan-perusahaan Amerika, Boeing, dan General Motors. Wapres Al Gore dan PM Li Peng juga akan menandatangani perjanjian politik lain, yakni sepakat mempertahankan kehadiran konsulat AS di Hongkong setelah kota Hongkong dikembalikan kepada Beijing tanggal 1 Juli 1997. Tujuan utama kunjungan Wapres Al Gore ialah untuk mempersiapkan rencana kunjungan Presiden Bill Clinton dengan Presiden Jiang Zemin guna meningkatkan hubungan kerjasama yang selama ini kurang harmonis. Hubungan kedua Negara ini meskipun pernah mengalami pasang surut setidaknya dapat mempengaruhi kestabilan dan kesejahteraan kawasan Asia Pasifik. Bagi Cina, pengembalian Hongkong kepada Cina 1 Juli 1997 memiliki arti politis tersendiri, yakni untuk mempertahankan kedaulatan nasional Cina. Di
83
samping itu Hongkong sebagai tempat usaha 1200 perusahaan AS dengan nilai investasi lebih dari 15 miliar dollar AS dan tempat berlabuhnya kapal-kapal AS yang sedang berlayar ke Asia Pasifik menjadikan Cina sebagai kekuatan ekonomi terbesar ketiga setelah AS dan Jepang. Pada April 1999 PM Zhu Rongji melawat ke AS untuk memberikan Konsesi Besar dalam berunding dengan Bill Clinton tetapi PM Zhu tidak berhasil karena AS menuntut lebih banyak. Kemudian diikuti peristiwa pengeboman Kedutaan Besar Cina di Belgarado pada Mei 1999 mengakibatkan krisi hubungan diplomatic Cina dan Amerika Serikat. Pada bulan Juni dan Juli Jiang Zemin berusaha bernegosiasi guna pemulihan hubungan diplomatic antara kedua Negara agar Cina mendapatkan dukungan dari AS untuk masuk menjadi anggota WTO. Berdasarkan negosiasi dagang bilateral yang telah dicapai pada 15 November 1999 dan faktor kondisi politik dalam negeri, militer, ekonomi, dan kontek internasional, maka Bill Clinton bersedia mendukung penuh keanggotaan RRC di WTO. Awal November 2001 Cina resmi menjadi anggota WTO dan berlaku efektif mulai 1 Januari 2002, maka saat itu pula dimulai tahap baru bagi Cina dalam percaturan perdagangan dan investasi internasional. Meskipun diakui bahwa hubungan AS-Cina memburuk ketika sebuah pesawat militer AS mengadakan perjalanan ke Pulau Hainan pada bulan April 2001, namun Powell menyatakan bahwa hubungan AS-Cina sekarang adalah yang terbaik sejak Presiden Nixon mengunjungi Beijing tahun 1971. Ini bukan karena peristiwa 11 September 2001 yang perlu diubah, akan tetapi juga karena AS menjadi sponsor Cina menjadi anggota WTO. AS tidak pernah mengingkari penyalahgunaan HAM oleh Cina. Cina masih belum mau membawa kesetaraan
84
antara reformasi ekonomi dan reformasi politik. Oleh karena itu AS mengajak Cina supaya membawa kesetaraan antara reformasi dan politik guna hubungan kerjasama yang dinamis serta mengurangi pelanggaran HAM yang sering terjadi di Cina. Pada 16 November 2005, kunjungan Presiden AS George Bush ke Beijing dalam rangka memberikan pendapat atas masalah-masalah besar seperti surplus dagang Cina yang tinggi, nilai mata uang Cina dan hak-hak property intelektual. Sementara Bush menyerukan Cina agar memiliki kebebasan politik dan agama lebih besar yang menjadi berita besar di luar negeri sedangkan di media Cina tidak ada laporan mengenai itu. Pertemuan dilangsungkan di tengah perseteruan soal impor pakaian murah dari Cina ke pasar Amerika Serikat. Dalam kunjungan ini Presiden Bush dan Hu Jintao pada 20 November 2005
akhirnya
mencapai
perdagangan antara
persetujuan
Boeing
dengan
menyeimbangkan
kedua Negara, pemimpin Cina menjanjikan untuk
melanjutkan usaha mencapai nilai mata uang dengan nilai pasar, dan menghentikan tindakan pembajakan berbagai produk yang merugikan pengusaha AS miliaran dollar serta Cina akan membeli 70 pesawat Boeing dari AS. Pembelian pesawat itu merupakan usaha mengurangi frustasi Amerika Serikat atas surplus perdagangan Cina yang diperkirakan mencapai 200 miliar dollar AS. Dengan berakhirnya Perang Dingin terdapat perubahan politik luar negeri Amerika
Serikat
khususnya
dalam
hal
kepentingan
nasional
dengan
berkembangnya nilai-nilai demokrasi, HAM, hak menentukan nasib sendiri dan pertumbuhan ekonomi. Perdamaian, kebebasan, dan kesejahteraan dunia merupakan focus dari politik luar negeri Presiden Clinton dan Presiden Bush.
85
Seperti halnya Cina memfokuskan kebijakan perekonomiannya dengan membuka kebijakan industrialisasi bagi investasi asing, meningkatkan hubungan dagang dengan AS melalui peningkatan ekspor, perluasan pasar serta peran swasta yang semakin luas, menjadikan peluang hubungan kerjasama antara AS dengan Cina lebih harmonis dibandingkan pada masa Perang Dingin. Meskipun Amerika Serikat merupakan Negara super power, namun pada kenyataannya Amerika Serikat tidak mampu mendominasi Negara lain karena system hegemoni Amerika Serikat pada pasca Perang Dingin sudah mulai longgar. Sehingga Cina di akhir Perang Dingin muncul sebagai raksasa ekonomi yang semakin mengancam kedudukan ekonomi AS. Tetapi pada kenyataannya Cina dan Negara-negara berkembang masih bergantung pada AS mengenai masalah keamanan pertahanan, dan politik. Investasi langsung AS di Cina meliputi berbagai sektor manufaktur, beberapa proyek hotel besar, restoran rantai, dan petrokimia. Perusahaan AS telah memasuki perjanjian membangun ekuitas lebih dari 20.000 perusahaan patungan, kontrak joint venture, dan seluruhnya perusahaan milik asing di Cina. Lebih dari 100 perusahaan multinasional berbasis memiliki proyek di Cina, beberapa dengan beberapa investasi. Kumulatif investasi AS di Cina diperkirakan pada $ 57 miliar melalui akhir tahun 2007, membuat Amerika Serikat keenam investor asing terbesar di Cina. Defisit perdagangan AS dengan Cina mencapai $ 268 milyar pada tahun 2008. US impor dari Cina menyumbang 16,1% dari keseluruhan impor AS pada tahun 2008. Pada saat yang sama, bagian dari banyak negara-negara Asia lainnya 'impor ke Amerika Serikat dan defisit perdagangan AS dengan kawasan Asia-
86
Pasifik secara keseluruhan telah jatuh. Ekspor barang AS ke Cina, yang mencapai 5,5% dari total ekspor AS pada tahun 2008, mencapai $ 71.5 miliar, meningkat 9,5% sebesar $ 16.2 milyar dari 2007 ($ 55.3 milyar). Di posisi tiga besar ekspor AS ke Cina pada tahun 2008 adalah mesin listrik ($ 11,4 miliar), mesin ($ 9,7 milyar), dan pesawat terbang ($ 5,1 milyar). Pada bulan Juli 2009, Menteri Keuangan Timothy Geithner bertemu dengan Wakil Perdana Menteri RRC Wang Qishangin Beijing untuk putaran pengukuhan Strategis dan Dialog Ekonomi. Pada November 1991, Cina bergabung dengan Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC) grup, yang mempromosikan perdagangan bebas dan kerjasama di bidang ekonomi, perdagangan, investasi, dan teknologi bola. Cina menjabat sebagai kursi APEC pada tahun 2001, dan Shanghai menjadi tuan rumah pertemuan tahunan para pemimpin APEC pada bulan Oktober tahun itu. Cina secara resmi bergabung dengan WTO pada bulan Desember 2001. Sebagai bagian dari jauh ini mencapai kesepakatan liberalisasi perdagangan, Cina sepakat untuk menurunkan tarif dan menghapuskan hambatan pasar. Cina dan pengusaha asing, misalnya, mendapat hak untuk impor dan ekspor pada mereka sendiri, dan untuk menjual produk mereka tanpa melalui perantara pemerintah. Pada tahun 2005, tingkat tarif rata-rata kunci ekspor pertanian AS turun dari 31% menjadi 14% dan pada produk-produk industri dari 25% menjadi 9%. Kesepakatan ini juga membuka peluang baru untuk penyedia jasa AS seperti perbankan, asuransi, dan telekomunikasi. Cina telah membuat kemajuan signifikan melaksanakan komitmen-komitmen WTO, tetapi keprihatinan serius tetap, khususnya di bidang perlindungan hak kekayaan intelektual.
87
Cina sekarang adalah salah satu pasar yang paling penting bagi ekspor AS: pada tahun 2008, ekspor AS ke Cina mencapai $ 71.5 miliar, meningkat 9,5% sebesar $ 16.2 miliar dari 2007. Ekspor pertanian AS telah meningkat secara dramatis, senilai $ 12.2 miliar pada 2009 dan dengan demikian membuat kita cina terbesar keempat pasar ekspor pertanian. Memimpin kategori termasuk: kacang kedelai ($ 7,3 milyar), kapas ($ 1,6 milyar), dan Jangat dan kulit ($ 859 juta). Pertumbuhan ekspor tetap menjadi pendorong utama Cina pertumbuhan ekonomi yang cepat. Untuk meningkatkan ekspor, Cina telah mengejar kebijakan seperti mendorong perkembangan pesat dari pabrik-pabrik investasi asing, yang diimpor merakit komponen menjadi barang-barang konsumsi untuk ekspor, liberalisasi perdagangan dan hak. Dalam Lima Tahun kesebelas Program, diadopsi pada tahun 2005, Cina lebih dititikberatkan pada konsumen mengembangkan
ekonomi
berbasis
permintaan
untuk
mempertahankan
pertumbuhan ekonomi dan mengatasi ketidakseimbangan global. Amerika Serikat adalah salah satu pemasok utama Cina dari peralatan pembangkit listrik, pesawat terbang dan komponen, komputer dan mesin industri, bahan baku, dan bahan kimia dan produk pertanian. Namun, eksportir AS terus memiliki masalah tentang akses pasar yang adil karena pengujian yang ketat dan persyaratan standar untuk beberapa produk impor. Selain itu, kurangnya transparansi dalam proses peraturan menyulitkan usaha untuk merencanakan perubahan dalam struktur pasar domestik. Pada bulan April 2009, Amerika Serikat dan Cina mengumumkan bahwa Komisi Bersama Perdagangan dan Perdagangan (JCCT) akan terus berfungsi sebagai tempat utama bagi kedua negara untuk membahas masalah perdagangan.
88
Di bawah pemerintahan Obama, yang JCCT, yang akan dipimpin oleh Sekretaris Niaga Gary Locke dan Perwakilan Dagang AS Ron Kirk di sisi AS dan Wakil Perdana Menteri Wang Qishan di pihak Cina, tidak hanya akan fokus pada membahas masalah perdagangan, tetapi juga akan mencakup isu yang lebih luas seperti kesehatan dan inovasi dan kebijakan industri. Total perdagangan dua-arah antara Cina dan Amerika Serikat tumbuh dari $ 33 miliar pada tahun 1992 menjadi lebih dari $ 386 milyar pada tahun 2007. Amerika Serikat adalah Cina kedua terbesar mitra dagang, dan Cina sekarang ketiga mitra dagang terbesar bagi Amerika Serikat (setelah Kanada dan Meksiko). Ekspor AS ke Cina telah tumbuh lebih cepat daripada pasar lainnya. US impor dari Cina tumbuh 5,1% pada 2008 dan menyumbang 16,1% dari keseluruhan impor AS pada tahun 2008, membawa defisit perdagangan AS dengan Cina menjadi $ 266.3 miliar. Pendekatan AS terhadap hubungan ekonomi dengan Cina memiliki dua elemen utama: Pertama, Amerika Serikat berusaha untuk sepenuhnya mengintegrasikan Cina ke global, aturan berbasis ekonomi dan sistem perdagangan. Partisipasi Cina dalam ekonomi global akan memelihara proses reformasi ekonomi, mendorong Cina untuk mengambil tanggung jawab yang sepadan dengan semakin kuatnya pengaruh, dan meningkatkan saham Cina dalam stabilitas dan kemakmuran Asia Timur. Kedua, Amerika Serikat berupaya untuk memperluas eksportir AS 'dan investor' akses ke pasar Cina. Ketika Cina tumbuh dan berkembang, dengan kebutuhan impor barang dan jasa akan tumbuh bahkan lebih cepat. Pemerintah AS
89
akan terus bekerja sama dengan kepemimpinan Cina untuk memastikan lengkap dan tepat waktu sesuai dengan komitmen WTO di Cina - termasuk perlindungan efektif terhadap hak kekayaan intelektual - dan untuk mendorong Cina untuk pindah ke yang fleksibel, berbasis pasar nilai tukar untuk lebih lanjut meningkatkan ekspor barang AS, produk pertanian, dan jasa ke RRC
1. China Sebagai Kekuatan Baru China saat ini sedang mengalami kemajuan pesat dalam bidang ekonomi. Hampir semua produk-produk China menyebar sampai ke seluruh dunia. Kebangkitan China sebagai raksasa ekonomi berawal ketika Deng Xiaoping mulai melepaskan belenggu ekonomi nasional pada tahun 1979. Pada saat itu, Deng bertemu dengan Presiden AS Jimmy Carter. Tujuan Deng adalah China yang kaya, modern, kuat, dan dia membuka pintu untuk hubungan baru dengan membangun hubungan dengan Barat. Ia meninggalkan banyak doktrin komunis ortodoks dan mencoba untuk menggabungkan elemen dari sistem perdagangan bebas ke dalam perekonomian Cina.77 Menurutnya, China harus keluar dari pola kontrol negara Maois dimana semangat kewirausahaan di China harus terus dimajukan. Selain itu, beberapa sifat kapitalis dan perubahan-perubahan yang dibutuhkan harus dapat diterima secara terbuka oleh China terlepas dari apapun dampak politik yang nantinya akan terjadi. Dalam menempuh jalan kapitalis, Deng melonggarkan kontrol ekonomi yang ada di China saat itu dan membuka Zona Ekonomi Khusus berupa kantong perdagangan bebas yang potensial dari sebuah liberalisasi ekonomi yang pada akhirnya mampu membawa rakyat China
77
. www.britannica.com/EBchecked/topic/157645/Deng-Xiaoping diakses pada tanggal 24 Februari 2010
90
mulai meninggalkan kemiskinan hanya dalam waktu beberapa dekade. Gerakan pembaharuan tersebut memicu munculnya “Demam China” oleh perusahaanperusahaan asing. Tumbuhnya kekuatan ekonomi global China dengan majunya tekhnologi, maraknya pabrik-pabrik ekspor, pasar saham, meningkatnya surplus perdagangan dengan AS, dan penawaran akuisisi bagi perusahaan Amerika oleh China menjadi sebuah peringatan yang cukup nyata bagi para politisi dan pengambil kebijakan di Washington terhadap masa depan ekonomi Amerika Serikat. Keberhasilan China tersebut tidak diperoleh dengan cara instan. Keberhasilan itu dirintis oleh pemerintah China sejak lama. Banyak usaha-usaha pemerintah China untuk membangun industrinya sehingga menjadi raksasa ekonomi seperti sekarang ini. Diantaranya, pemerintah China menempatkan diri sebagai pelayan dengan menyediakan segala kebutuhan yang diperlukan oleh industri seperti menyediakan birokrasi perizinan yang mudah dan cepat (40 hari), membangun infrastruktur-infrastruktur yang menunjang seperti memperpanjang jalan raya, menyediakan pelabuhan yang mampu memuat banyak kapal, membangun PLTA yang besar untuk memenuhi pasokan listrik, selain itu, pemerintah China juga tidak tanggung-tanggung dalam mengarahkan orang-orang terbaiknya untuk menjadi pengusaha yang handal, bahkan sejak tahun 1990-an, Cina telah mengirimkan ribuan tenaga mudanya yang terbaik untuk belajar ke beberapa universitas terbaik di Amerika Serikat untuk mempelajari sistem ekonomi terbuka dan kebijakan pemerintahan barat, walaupun Cina masih menerapkan sistim ekonomi yang relatif tertutup. Setelah itu, para pemuda China lulusan dari universitas-universitas luar negeri tersebut yang sudah pernah bekerja di pusat-pusat riset teknologi di seluruh dunia, diiming-imingi dengan berbagai
91
kemudahan agar mau kembali ke China dan mengabdikan ilmunya. Inilah yang menjadi salah satu faktor lebih rendahnya biaya pekerja di China karena artinya China tidak perlu membayar mahal bagi pekerja asing dengan memakai Sumber Daya Manusia dari negerinya sendiri yang akhirnya juga menyebabkan murahnya harga barang-barang China. Tak jarang, karena mahalnya upah tenaga kerja di berbagai negara maju, negara-negara maju tersebut mendorong relokasi industri ke Cina yang menyebabkan banyaknya produk dengan nama besar asing berlabelkan “Made in China”.78 Bahkan hampir pada semua barang yang dijual di Wal-Mart atau Home Depot berlabel “Made in China”, dan penutupan pabrik di Selatan dan Barat-Tengah AS adalah karena produksi beralih ke China. Amerika Serikat cukup kebingungan terhadap keputusan yang akan diaplikasikan kepada China. Di satu sisi, sudah jelas bahwa telah terjadi banyak kecurangan-kecurangan yang dilakukan oleh eksportir China seperti adanya dumping, pencurian properti intelektual, masalah pembayaran untuk lembur buruh, dan masalah subsidi terhadap barang-barang China untuk mendapatkan harga di bawah pasaran. Namun di lain pihak, AS tidak bisa menerapkan proteksionisme karena saat ini AS sangat bergantung pada pasokan barang-barang dari China sehingga jika barang-barang China yang masuk ke AS diberikan hambatan-hambatan perdagangan, yang terjadi justru penambahan biaya terhadap barang-barang tersebut dan menghilangkan manfaat yang bisa diberikan China.79 China merancang sebuah model ekonomi dimana birokrasi pemerintah mengembangkan industri dan properti secara ambisius dari Beijing sampai ke kota-kota paling kecil dengan tujuan untuk memobilisasi modal dalam jumlah 78
. http://bair.web.ugm.ac.id/Rahasia_Dibalik_Kesuksesan_Produk_Cina.htm diakses pada tanggal 24 Februari 2010 79 . Ibid.
92
besar dan untuk menarik investor. Selain kekuatan untuk menarik investasi dengan pertumbuhan infrastrukturnya, China juga memiliki sebuah kekuatan pasar yang tidak bisa diremehkan. Sekarang ini, China menjadi pasar konsumsi paling penting di dunia bagi para investor. China menjadi customer telepon seluler terbesar di dunia, pasar mobil ketiga terbesar di dunia, dan sedang akan menjadi pasar PC, Televisi digital, dan layanan telkom broadband terbesar. Ledakan konstruksi dan manufaktur saat ini di China juga membuat China hampir secara sendirian menentukan harga dunia untuk semen, bajam tembaga, dan jenis-jenis material lainnya. Semakin majunya tekhnologi dan riset-riset yang terjadi di China juga telah menarik perhatian banyak pihak. Walaupun masih terlalu cepat juga untuk mengatakan bahwa hasil-hasil yang dicapai oleh laboratoriumlaboratorium China dapat melebihi Amerika Serikat ataupun mencoba menciptakan tekhnologi tingkat tinggi untuk masa depan seperti yang Amerika Serikat lakukan selama ini, namun para ilmuwan China saat ini sedang mencoba untuk membangun teknologi yang bisa digunakan pada masa sekarang yang jika dikembangkan terus menerus mungkin akan muncul ilmuwan-ilmuwan China yang dapat menghasilkan riset tingkat tinggi pada suatu saat nanti. Kemungkinan itulah yang menarik perusahaan-perusahaan multinasional luar negeri mengucurkan dana jutaan dollar untuk membiayai dan membangun fasilitas pengembangan tekhnologi mereka tersebut. 80 2. Melemahnya Perekonomian di Amerika Serikat Secara Bertahap Sejak dahulu Amerika Serikat telah dikenal sebagai negara superpower baik dalam bidang ekonomi, politik, maupun militer. Namun pada Komisi
80
. Ibid.
93
Peninjauan Ulang Ekonomi dan Keamanan AS-China melakukan konferensi pada 23 September 2004, yang dibahas bukan kekuatan Amerika Serikat melainkan kemunduran dan penjelasan akan dominasi yang mulai dilakukan oleh China sebagai pesaing atas industri AS mulai dari sektor produksi ringan sampai sektor industri teknologi tinggi.Hal tersebut terkait dengan murahnya harga barang impor berkualitas tinggi yang ditawarkan oleh China yang tentu saja harga tersebut jauh di bawah harga pabrik Amerika Serikat. Hal tersebut menyebabkan banyaknya pabrik-pabrik di Amerika Serikat yang terpaksa gulung tikar. Tahun 2007 merupakan awal kemunduran ekonomi Amerika Serikat yang disebabkan oleh jatuhnya perusahaan-perusahaan real estate dan masalah finansial lainnya.81 tepatnya Desember 2007, perekonomian AS kehilangan sekitar 8 juta pekerjaan sektor swasta, dan tingkat pengangguran telah meningkat dari kurang dari 5 persen menjadi lebih dari 10 persen. Kedua perubahan angka tersebut lebih parah daripada resesi lainnya sejak Perang Dunia II.82 Setelah diguncang oleh krisis hebat tahun 2008 tersebut, perekonomian Amerika kembali diguncang, hal tersebut sangat kontras seiringan dengan bangkitnya ekonomi China. Salah satu akar penyebab utama jatuhnya perekonomian AS adalah biaya perang Irak yang sangat menyedot anggaran negara. Pada tahun 2005 tercatat anggaran AS yang tersedot untuk Perang Irak dan Afghanistan adalah sebesar 314 trilliun dollar. Bila dibandingkan dengan perang-perang sebelumnya, Perang Irak menghabiskan biaya yang paling besar. Sebelumnya Perang Korea menghabiskan dana anggaran
81
http://topics.nytimes.com/top/reference/timestopics/subjects/u/united_states_economy/index.htm l?scp=2&sq=recession%20economic%20america%20growth%20china&st=cse Pada 01 Maret 2010 82 . http://www.suaramedia.com/ekonomi-bisnis/ekonomi/12869-bernanke-ekonomi-as-semakinmundur-di-masa-depan.html Pada 01 Maret 2010
94
AS sekitar 430 trilliun dollar, Perang Vietnam sekitar 600 milyar dollar, dan untuk Perang Irak diperkirakan akan melebihi 700 milyar. Biaya perang Irak yang melambung tinggi menjadi akar keterkaitan dengan masalah-masalah lainnya, seperti akan mempengaruhi kemampuan ekonomi AS dan instrumen lain yang dijalankannya. Masalah pertama yaitu, akibat tagihan biaya perang yang tinggi masyarakat secara tidak langsung dibebani oleh pajak domestik yang meningkat. Kenaikkan pajak akan serta merta membuat pendapatan masyarakat berkurang dan juga ikut mempengaruhi daya beli masyarakat. Tentu saja hal ini adalah kesempatan bagi pasar produk China yang murah menguasai pasar AS, sebagaimana pada perjanjian bilateral antara AS dengan China
mengenai pengurangan tarif perdagangan.Masalah
kedua
penurunan ekonomi AS yang disebabkan oleh perang Irak adalah meningkatnya harga minyak yang sangat tinggi. AS adalah salah satu negara pengimpor minyak mentah terbesar di dunia, sebelum perang harga minyak hanya US$ 25 per barel ketika perang berlangsung harga meningkat pada kisaran US$ 80-US$ 120 per barel.Dengan kenaikkan ini, pemerintah AS harus mengeluarkan dana tambahan paling tidak sejumlah US$ 400 juta dari anggaran untuk pubic expenditure (pembelanjaan public).83 Kondisi perekonomian China kini sudah jauh berkembang pesat dibandingkan dengan perekonomiannya beberapa dekade lalu. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, dimulai dengan perubahan paradigma perekonomian China oleh Deng Xiao Ping yang meninggalkan paham Maois ortodoks dan mulai beradaptasi dengan beberapa prinsip pasar bebas. Seiring dengan perubahan 83
. http://www.koranindonesia.com/2008/04/30/biaya-ekonomi-sosial-politik-perang-irak/ Pada 28 Februari 2010
95
waktu, China mulai membuka diri terhadap dunia luar terutama dengan melihat peluang-peluang pasar global dan kuatnya penetrasi produk-produk ekspor China dengan harganya yang relatif murah. Lain halnya dengan Amerika Serikat, dalam kurung waktu 10 tahun terakhir, perekonomian AS hampir sebagian besar dihabiskan untuk perang di Afghanistan pada tahun 2001 dan juga di Irak tahun 2003. Perang yang terus menerus berlangsung hingga saat ini, menyebabkan biaya yang dikeluarkan sangat banyak dan menguras perekonomian Amerika Serikat. Di Afghanistan saat ini setiap bulannya menghabiskan biaya 40 miliar dollar. Selain untuk biaya perang dan program-program militernya, AS juga pada akhir tahun 2007 mengalami krisis perekonomian yang disebabkan macetnya kredit properti perumahan serta runtuhnya sebuah bank terbesar kedua di AS. Krisis finansial pada tahun 2007 ini membutuhkan waktu recovery yang cukup lama dan sampai sekarang belum sepenuhnya kembali normal. Lalu jika melihat mengenai masa depan tata perekonomian dunia, sudah bisa terlihat dengan munculnya G-20 sebagai wujud bergesernya tata perekonomian dunia. Kini negara-negara besar tidak bisa lagi mendominasi dan mengatur tata perekonomian dunia, negara-negara berkembang banyak yang sudah mulai bangkit dan muncul sebagai kekuatan perekonomian dunia, termasuk China. C. Hubungan Amerika-China dalam aspek Pertahanan keamanan President Richard Nixon dari Amerika Serikat mengunjungi Republik Rakyat Cina atas undangan Premier Chou En-lai dari Republik Rakyat Cina sejak tanggal 21 sampai dengan 28 Februari 1972. Mendampingi Presiden adalah Mrs Nixon, Menteri Luar Negeri AS William Rogers, Asisten Presiden Dr Henry Kissinger, dan pejabat Amerika lainnya. Didalam kunjungan Amerika ke China
96
menghasilkan kesepakatan bersama yaitu Joint Communique of the United States of America and the People's Republic of China (Shanghai Communique) Yang didalamnya terdapat pikiran kedua belah pihak yang menyatakan bahwa prinsip-prinsip hubungan internasional sebagai berikut :84 1. Kemajuan menuju normalisasi hubungan antara Cina dan Amerika Serikat adalah demi kepssentingan semua negara 2. Keduanya ingin mengurangi bahaya konflik militer internasional 3. Tidak harus mencari hegemoni di kawasan Asia-Pasifik dan upaya masing-masing menentang negara atau kelompok negara lain seperti untuk mendirikan hegemoni 4. Tidak siap untuk bernegosiasi atas nama pihak ketiga atau untuk masuk ke dalam perjanjian atau dengan pengertian lain yang ditujukan pada negaranegara lain. Amerika Serikat dan Cina berpendapat bahwa pada abad ke-21, tantangan global tumbuh, negara-negara yang saling bergantung lebih, dan kebutuhan untuk perdamaian, pengembangan, dan kerja sama meningkat. Amerika Serikat dan Cina memiliki basis yang semakin luas kerjasama dan berbagi tanggung jawab umum semakin penting tentang isu-isu utama banyak tentang stabilitas global dan kemakmuran lebih Kedua negara harus memperkuat koordinasi dan kerjasama,. bekerja sama untuk mengatasi tantangan, dan mempromosikan perdamaian dunia, keamanan dan kemakmuran. Kedua negara percaya bahwa untuk membina dan memperdalam kepercayaan strategis bilateral sangat penting untuk hubungan ASCina di era baru. Selama diskusi mereka, pihak Cina mengatakan bahwa itu tegas 84
. Shanghai Communique http://www.china.org.cn/english/china-us/26012.htm# diakses 9 juli 2010
97
mengikuti jalan pembangunan damai dan win-win-strategi pembukaan up, dan berkomitmen untuk mempromosikan pembangunan dunia harmonis pemeliharaan perdamaian dan kemakmuran umum. Amerika Serikat menegaskan kembali bahwa itu menyambut kuat, makmur dan sukses Cina yang memainkan peran lebih besar dalam urusan dunia. Amerika Serikat menyatakan bahwa ia adalah berkomitmen untuk bekerja dengan negara lain dalam menangani masalah internasional yang paling sulit mereka hadapi. Cina menyambut Amerika Serikat sebagai negara Asia-Pasifik yang memberikan kontribusi untuk perdamaian, stabilitas dan kemakmuran di wilayah ini. Kedua belah pihak menegaskan bahwa mereka berkomitmen untuk membangun positif, koperasi dan komprehensif hubungan AS-Cina untuk abad ke-21, dan akan mengambil tindakan konkrit untuk terus membangun kemitraan untuk mengatasi tantangan-tantangan bersama. .. Kedua belah pihak percaya bahwa
kedua
negara
memiliki
kepentingan
bersama
dalam
damai
mempromosikan penggunaan ruang luar dan setuju untuk mengambil langkahlangkah untuk meningkatkan keamanan di luar angkasa. Kedua belah pihak setuju untuk mendiskusikan isu-isu penting strategis melalui saluran seperti Strategis AS-China
dan
Dialog
pertukaran
Ekonomi
dan
militer-ke-militer.85
1. Hubungan Amerika Serikat terhadap China dalam perspektif Amerika Serikat Dalam perkembangannya Amerika memandang China terus melakukakan peningkatan dalam bidang militernya, tentu ini menjadi isu yang sangat menjadi perhatian bagi Amerika, beberapa tahun lalu, Cina mengumumkan peningkatan
85
. U.S.-China Joint Statement Op Cit
98
dana pembelanjaan militer sebesar 17,6 persen. Itu artinya anggaran belanja militer Cina pada tahun 2008 ini mencapai sekitar 418 juta yuan. Elite militer Cina menyatakan bahwa peningkatan anggaran militer tersebut ditujukan untuk memperkuat dan memperbaiki kelemahan pertahanan Cina86 Signifikansi kebangkitan Cina saat ini tidak dapat dipungkiri bahwa pengaruhnya berdampak besar pada berbagai aspek jika dikaitkan dengan posisi dan kekuatan Amerika Serikat. Banyak pendapat dan opini publik maupun para ahli yang mengatakan bahwa Amerika Serikat mengalami penurunan pengaruh dan kekuatan dalam interaksi global, namun sebenarnya Amerika Serikat tetap maju dan berkembang, dan yang menjadi pusat kajian beberapa ahli adalah perkembangan negara-negara lain yang jauh lebih cepat dari perkembangan Amerika Serikat, salah satu diantaranya adalah negara Cina. Kebangkitan Cina saat ini merupakan suatu fenomena global, dimana pola interaksi global sedikit demi sedikit mulai dipengaruhi oleh pengaruh kekuatan Cina ini dan juga bisa dikatakan mengancam posisi Amerika Serikat yang selama ini dipandang sebagai superpower. Kebangkitan Cina ini secara tidak langsung sangat berpengaruh bagi politisi maupun policymakers di AS dalam menanggapi fenomena tersebut. Pengaruhnya mencakup berbagai segi dan aspek, diantaranya dari segi politik, ekonomi, maupun strategis. Menurut data yang disusun oleh lembaga survey internasional, kekuatan militer Cina kini merupakan suatu hal yang harus diperhitungkan oleh negaranegara besar, khususnya negara AS dan sekutunya. Secara kuantitas, jumlah personel tentara Cina telah mencapai jumlah yang luar biasa banyaknya. Kenaikan 86
. Kemampuan Militer Cina Cemaskan AS http://www.pikiran-rakyat.com/prprint.php?mib= beritadetail&id=15748 – diakses 8 juli 2010
99
jumlah anggaran dan jumlah kekuatan militer Cina ini ternyata mempengaruhi dan menyebabkan ketakutan bagi negara besar seperti Amerika Serikat dan tentunya juga bagi sekutu AS di kawasan Asia seperti Jepang dan Korea Selatan. Ketakutan akan hal ini ternyata bukan sebuah ketakutan yang tidak beralasan, karena hal ini terbukti dengan adanya uji coba militer Cina pada Februari 2007. Saat itu, Cina menyatakan bahwa pihaknya telah berhasil mengadakan uji coba senjata antisatelit.87 Menanggapi kebangkitan kekuatan militer Cina ini, juga melakukan hal yang sama dengan apa yang dilakukan oleh Cina, yaitu menaikkan anggaran militernya. Namun kenaikkan jumlah anggaran militer AS memang tidak sedrastis dengan apa yang dilakukan oleh Cina, karena pada pertengahan tahun 2007 hingga 2008, perekonomian AS diserang oleh suatu krisis. Tidak hanya AS, Cina pun juga terkena dampak krisis, namun dampak yang dialami Cina tidak terlalu parah seperti apa yang dialami oleh AS. Berikut adalah data anggaran pertahanan AS pada tahun 2008 : •
Provides $481.4 billion for the Department of Defense’s base budget a 62percent increase over 2001 to ensure a high level of military readiness as the Department develops capabilities to meet future threats, defends the homeland, and supports the all-volunteer force and their families;
•
Supports operations in the Global War on Terror by providing an additional $93.4 billion in supplemental funds for 2007 and $141.7 billion for 2008, including funds to accelerate efforts to train and equip Iraqi and Afghan Security Forces;
87
. Kemampuan Militer Cina Cemaskan AS. Op.Cit.
100
•
Continues ground force modernization and the expansion of Special Operations Forces;
•
Enhances missile defense capabilities by adding additional interceptor missiles and sites to expand coverage against new threats;
•
Provides a 3.0-percent increase in basic military and civilian pay; and
•
Aligns military health care premiums and copayments for retirees under 65 years of age with general health insurance plans.88 Dari data di atas, ada beberapa poin (bold) yang dapat kita analisa, yaitu :
pada poin pertama bahwa kenaikan anggaran pertahanan ini merupakan kenaikan sebesar 62% sejak tahun 2001. Kenaikan ini digunakan demi meningkatkan kesiapan militer AS dalam menghadapi apa yang mereka sebut sebagai “future threats”. Disini kita bisa menganalisa apa yang dimaksud future threats oleh mereka tersebut adalah kekuatan non-state actors seperti kelompok terorisme yang sudah sejak lama mereka perangi, dan juga untuk menanggapi kekuatan militer negara-negara yang dapat mereka anggap sebagai saingan, seperti Russia maupun Cina. 2. Hubungan China terhadap Amerika Serikat dalam perspektif Amerika Serikat Hubungan Luar Negeri China dirumuskan ke dalam suatu kebijakan ”Indefendent Foreign Policy of Peace” yang menjelaskan bahwa tujuan kebijakan luar negeri China tersebut adalah untuk mempertahankan perdamaian dunia dan pembangunan bersama. China pun mendukung pembentukan politik dan ekonomi
88
. Department of Defense, The President’s 2008 Budget – http://www.whitehouse.gov/omb/rewrite/ budget/fy2008/defense.html – diakses 9 juli 2010
101
internasional baru yang adil dan rasional serta menentang segala bentuk hegemonisme, poltik kekuasaan dan segala bentuk terorisme. Didalam menghadapi pergeseran situasi internasional. China mengambil kebijakan tersebut diatas yang dilebih difokuskan kedalam suatu kebijakan luar negeri yang damai dan indefenden serta mandiri, bertekad untuk menjunjung tinggi kedaulatan negara, integritas wilayah serta martabat nasionalnya, berupaya mencapai posisi internasional yang lebih berpengaruh untuk secar efektif dapat mempromosikan
perdamaian
serta
perkembangan
didalam
hubungan
internasional, dan menciptakan lingkungan positif untuk modernisasi domestik, hubungan yang bersahabat, bekerjasama diantara orang-orang China dan dengan masyarakat internasional lainnya. Hal ini merupakan implementasi dari 5 prinsip hidup berdampingan yang telah ada dan diterapkan sejak awal berdirinya Republik Rakyat China, dimana prinsip-prinsip tersebut terdapat didalam isi pembukaan konstitusi China. Kelima prinsip hidup berdampingan tersebut adalah : Saling menghormati kedaulatan dan integritas wilayah teritorial
setiap
negara
”non agresi”,
Tidak saling
mengintervensi dalam hal urusan internal suatu negara, Terciptanya persamaan derajat, Hubungan yang saling menguntungkan dan hidup berdampingan secara damai dalam membangun hubungan diplomatik dengan negara lainnya, Adanya pembangunan kerjasama di bidang ekonomi dan budaya dengan negara lain. Cina mengedepankan pembangunan dan perdamaian (He Ping Yu Fa Zhan). Tujuan dari Cina bukan konflik tetapi untuk menghindari konflik. Sangat penting bagi cina untuk membangun kekuatan militer tapi tidak seperti Amerika yang menggunakan kekerasan untuk mengatasi masalah. Tujuan Cina adalah
102
untuk menangani masalah sebelum masalah itu muncul. Keinginan maju secara damai oleh Cina dapat tercapai bergantung dari keinginan AS untuk bekerjasama. Hu Jintao menerapkan empat tidak dalam hubungannya dengan negara lain terasukt terhadap Amerika yaitu tidak hegemoni, tidak menjalankan kekuatan politiknya, tidak mengadakan persekutuan dan tidak mengadakan perlombaan senjata. Adapun langkah-langkah pengamanan yang dilakukan oleh Cina : 1. Penguatan Militer 2. Memilih Tujuan Spesifik dalam memodernisasi militer.89 Secara spesifik dikatakan di dalam buku putih China bahwa pembangunan militernya semata-mata untuk tujuan pertahanan, bukan untuk agresi atau perluasan wilayah atau
pengaruh.
Istilah 'pembangunan
secara damai'
dipergunakan dalam kosakata propaganda sebagai pengganti 'kebangkitan secara damai' yang sempat membuat negara-negara lain menaruh curiga atas tujuan pembangunan militer Cina yang begitu mencolok dalam lima tahun terakhir ini. Cina menilai bahwa dewasa ini kemungkinan munculnya suatu konflik global yang akan berkembang menjadi perang dunia sangat kecil. Pokoknya dunia dalam keadaan damai. Akan tetapi, dalam penilaian tentang konstalasi militer dewasa ini, RRC menganggap perebutan untuk menguasai sumber strategis dan dominasi strategis untuk menguasai wilayah masih ada, baik secara militer maupun diplomasi. Langkah-langkah negara besar menancapkan 'hegemoni', baik dalam milter maupun diplomasi masih saja ada. Demikian ia merujuk secara tak langsung terhadap strategi maju yang dilakukan oleh Amerika. Mengacu pada
89
. http://studiasinica.net/tag/kebijakan-luar-negri/ diakses 9 juli 2010
103
pembangunan militer, ia mengatakan bahwa itu adalah untuk tujuan defensif belaka, karena katanya lagi, Cina "tak akan mempraktekkan hegemonisme atau melakukan ekspansi militer, tak peduli kekuatan militer kami berkembang sampai ke tingkat apapun."90 Rangkaia kata diatas merupakan serangan tak langsung atau 'sindiran' terhadap Amerika. Dengan kata lain, pembangunan militernya akan dipacu sampai mencapai kemampuan hegemonis, tapi tak akan mencari hegemoni.Bunyi paragraf itu bisa juga diartikan, strategi ganda akan atau sedang dilaksanakan oleh Cina: politik dan militer. Di bidang politik ia tak akan bertingkah laku sebagai hegemonis, walaupun di bidang militer ia punya kemampuan hegemoni. Tak sukar untuk menafsirkan tujuan pembangunan militer Cina seperti yang tercermin pada Buku Putih tersebut. Itu merupakan pengejawantahan dari teori klasik mengenai perang dan damai: perang merupakan kelanjutan dari diplomasi, kalau diplomasi gagal.91
90
. http://www.inilah.com/berita/celah/2009/02/24/85994/buku-putih-pertahanan-cina/ diakses 9 juli 2010 91 . ibid
104
BAB IV KAITAN KERJASAMA AMERIKA SERIKAT-TAIWAN DALAM PERSEJATAAN MILITER DAN IMPLIKASINYA TERHADAP HUBUNGAN AMERIKA SERIKAT – CHINA. A. Implimentasi Kerjasama Amerika Serikat-Taiwan dalam Persenjataan Militer 1. Penjualan senjata Amerika Serikat ke Taiwan Meskipun tidak memiliki hubungan diplomaatik dengan Amerika Serikat, Amerika tetap melanjutkan penjualan peralatan pertahanan militer ke Taiwan sesuai dengan aturan TRA yang mengesahkan tindakan ini sekaligus menyatakan bahwa perdamaian dan stabilitas dikawasan ini merupakan kepentingan Amerika Serikat.92 Penjualan senjata AS ke Taiwan juga sesungguhnya konsisten dengan joint communique Amerika Serikat-RRC tahun 1982, dimana dalam Communique ini
Amerika
mengatakan
:
Amerika
Serikat
tidak
bermaksud
untuk
melanggengkan kebijakan penjualan senjata pada Taiwan dan bahwa penjualan senjata Amerika tidak akan melebihi, baik secara kualitas maupun kuantitas jumlah yang sudah-sudahdalam beberapa tahun belakangan. Amerika juga bermaksud mengurangi penjualan senjata keTaiwan secara bertahap dan RRC menyatakan kebijakannya untuk berjuang mengusahakan resolusi damai atas permasalahan damai. Apabila RRC memenuhi kewaajibannya dan kata-katanya dapat dibuktikan dengan bentuk militer yang sungguh-sungguh melindungi dan mendukung pendekatan damai dengan Taiwan, maka otomatis kebutuhan pertahanan Taiwan pun akan berubah namun program modernisasi 92
. www.pbs.org.newshour/bb/asia/china/china-taiwan.html diakses 9 juli 2010
105
militer Republik Rakyat China pasca 1999 temasuk menyiapkan misil balistik jarak pendek yang terus meningkat yang ditargetkan pada tiawan telah mengikis kepercayaan Amerika Serikat terhadap komitmen China untuk menangani situasi lintas selat secara damai. Hal ini tidak bisa di diamkan oleh Amerika, sehingga di bawah TRA Amerika akan menyediaka pertahanan militer yang sesuai dengan Taiwan, persiapan misil China melawan Taiwan meningkat sebanyak 50 hingga 70 di setiap tahunnya, Amerika telah berkomitmen untuk menyediakan senjata pertahanan dan memberi jasa pertahanan bagi Taiwan dalam rangka membantu Taiwan untuk memenuhi kebutuhan pertahanan dirinya , Taiwan yang aman akan lebih mampu beriteraksi dengan politik dan berdialog dengan China, selama hampir 25 tahun terakhir ini Amerika telah menyokong Taiwan dengan senjata pertahanan dalam jumlah yang cukup besar dan selama periode yang penuh tantangan ini Amerika adalah pemasok senjata Taiwan satu-satunya. Taiwan Relation Act
telah terbukti ”dapat di percaya” bahwa bangsa Amerika telah
menyediakan Taiwan senjata militer yang cukup sepeerti tank, meriam dan terakhir pada awal-awal tahu ini Amerika kembali menjual atau membeikan pasokan senjata kepada Taiwan seperti yang di ungkapkan oleh Juru Bicara Kementerian Luar Negeri AS, Laura Tischler, AS menjual sejumlah alat utama sistim senjata (Alutsista), termasuk misil Patriot, helikopter Black Hawk dan perangkat komunikasi bagi pesawat tempur F-16 ke Taiwan. 93 Menurut menteri Pertahanan Robert Gates Amerika Serikat Penjualan senjata AS merupakan
93
. http://matanews.com/2010/01/31/alasan-as-jual-senjata-ke-taiwan/ diakses 10 juli 2010
106
komponen penting dalam menjaga perdamaian dan stabilitas dalam hubungan lintas-selat dan seluruh wilayah," tandasnya.94 Amerika juga aktip dalam membantu Taiwan dalam urusan konflikkonfliknya, terbukti pada saat
memanasnya hubungan Taiwan-China di selat
taiwan pada bulan maret 1996 lalu Amerika mengirim kapal induk keselat Taiwan dalam memperlihatkan dukungannya, pada saat yang tepat Amerika tidak akan membiarkan Taiwan menjaga dirinya sendiri disaat konflik. TRA secara efektif memberikan sebuah kerangka kerja institusional dan basis yang sah bagi hubungan dan politik, keamanan, dan ekonomi antara Amerika dan Taiwan. 2. Indikator adanya Penjualan Senjata Berbicara mengenai transfer senjata Amerika Serikat ke Taiwan hal ini menjadi signifikan mengingat keduanya mengalami kekosongan hubungan diplomatik atau perjanjian persekutuan nilai pengiriman artikel dan pelayanan pertahanan Amerika ke Taiwan tabel total sebesar US $ 7,2 miliyar selama periode tahun 1996-1999 dan US $ 4,5 miliar ditahun 2000-2003 menempati rengking pertama antara pengimpor (senjata) di Asia, di tahun 1996-1999 Taiwan menempati rengking kedua setelah saudi arabia di seluruh dunia dan keiga setelah saudi arabia dan mesir di tahun 2003. di tahun 2003 sendiri Taiwan menempati rengking kedelapan diantara pengimpor lainnya di seluruh dunia dan menerima US $ 540 Dan di tahun 2010 terterang di artikel dan pelayanan pertahanan Amerika. Nilai persetujuan Amerika dengan Taiwan dan pengiriman ke Taiwan secara ringkas sebagai berikut :95 94
.http://indonesian.irib.ir/index.php/berita/berita/22434-as-bela-penjualan-senjata-ke-taiwan.html diakses 10 juli 2010
107
Periode 1996-1999
Periode 2000-2003
2003
Persetujuan
US $ 1.700 Juta
US $ 820 Juta
US $ 390 Juta
Penerimaan
US $ 7.200 Juta
US $ 4.200 Juta
US $ 540 Juta
Berasal dari sumber-sumber seluruh dunia termasuk Amerika Serikat sendiri, Taiwan menerima US $ 19,4 miliar pengiriman senjata selama periode delapan tahun dari tahun 1996 hingga 2003. dengan Taiwan menempati rengking kedua setelah saudi arabia diantara pengimpor lainnya di dunia berkembang dari total itu taiwan meneima US $ 15,3 miliar senjata selama tahun 1996-1999 dan US $ 4,1 mliar selama tahun 2000-2003, namun di tahun 2003 Taiwan menerima US $ 500 juta pengiriman senjata bernilai US $ 1,0 miliar. Kemudian data penjualan senjata militer Amerika kapada Taiwan pada awal bulan tahun 2010, sebagaimana pemerintah Presiden Barack Obama Januari lalu menyetujui paket dan memberitahu rencana ini kepada Kongres yang akan menjual senjata senilai 6,4 miliar dolar
dan antara lain sebagai berikut :
helikopter Apache, sistem antimisil, pesawat peringatan dini E-2T, ,kapal-kapal penyapu ranjau,rudal-rudal pencegat mutakhir, dan rudal-rudal yang diluncurkan dari kapal selam.96 Dalam laporan lain menyebutkan bahwa penjualan yang diusulkan itu akan melibatkan 330 rudal Patriot Berkemampuan Canggih (PAC-3) seharga 3,1 miliar dolar dan 30 helikopter Apache Longbom AH-64 D seharga 2,5 miliar dolar. Taiwan juga akan membeli 31 rudal anti kapal Harpoon UGM-84L yang
95 . Christin Asikin, “kebijakan pertahanan China terhadap penjualan senjata AS ke Taiwan (20002004)”, skripsi strata satu ilmu social dan ilmu politk, Universita Parahyangan, tidak diterbitkan 96 .http://www.inilah.com/news/read/politik/2009/03/17/91375/china-as-awas-jual-senjata-ketaiwan/ diakses 11 juli 2010
108
ditembakkan dari kapal selam seharga sekitar 200 juta dolar, 182 rudal Javelin dengan 20 unit peluncur seharga 47 juta dolar. Penjualan lain yang diusulkan adalah empat pesawat peringatan dini udara E-2 dan pasokan suku cadang bagi pesawat tempur, pesawat transpor, radar dan peralatan komunikasi.97 Meski mendapat kecaman keras dari China, pemerintah Amerika Serikat (AS) akan tetap membuka kemungkinan bagi penjualan senjata kepada Taiwan. Pejabat Departemen Luar Negeri AS David Shear mengatakan kepada Kongres pada 19 maret 2010, bahwa Amerika Serikat akan tetap siap dengan komitmen untuk mengirimkan senjata ke Taiwan agar wilayah pulau ini dapat mempertahankan dirinya sendiri dari ancaman luar. "Taiwan harus yakin bahwa pulau itu harus memiliki kemampuan fisik untuk melawan intimidasi dan aksi kekerasan dari China daratan," kata Shear, wakil asisten menteri luar negeri untuk urusan Asia Timur.98 Penjualan senjata tersebut tentu memberikan kepercayaan diri kepada Taiwan dalam peningkatan kekuatan militer dan modernisasi militer Taiwan yang sejatinya banyak peralatan militer Taiwan yang sudah tua sehingga dalam melakukan rekonsiliasi pun dengan China Taiwan lebih merasa cukup tenang, hal ini senada di ucapkan oleh Taipei ” Taiwan menyambut keputusan AS menjual persenjataan senilai 6,4 miliar dolar AS kepada pulau itu, dan mengatakan bahwa hal itu akan mendorong terwujudnya stabilitas dan perdamaian di Selatan Taiwan. “Kementerian pertahanan menyambut dan berterimakasih kepada keputusan AS tersebut … dan ini akan meningkatkan percaya diri Taiwan dalam mengupayakan
97 . http://www.republika.co.id/berita/breaking-news/internasional/08/10/04/5933-taiwan-akanbeli-senjata-dari-as-seharga-65-miliar-dolar diakses 11 juli 2010 98 http://internasional.tvone.co.id/berita/view/34677/2010/03/19/abaikan_china_as_tetap_jual_senja ta_ke_taiwan/ diakses 11 juli 2010
109
rekonsiliasi dengan China, dan dalam membantu stabilitas dan perdamaian di Selat Taiwan. “Berbagai senjata defensif diberikan oleh AS, yang juga menfasilitasi transformasi dan modernisasi di empat pertahanan nasional kami,” katanya dalam satu pernyataan”. 99
Pemerintah Taiwan melalui Presiden Taiwan Ma Ying jeou, seperti dikutip AFP, berterima kasih kepada Washington bagi satu rencana perjanjian jual beli senjata seharga 6,5 miliar dolar AS dengan negara pulau itu, dan kata juru bicara kepresidenan Wang Yu chi. “Presiden Ma Ying jeou ingin mengucapkan terima kasih kepada pemerintah AS, ia berjanji akan mempertahankan kedaulatan nasional dan keamanan sementara meningkatkan pembangunan perdamaian di lintas selat,” 100
99 . http://hariansib.com/?p=109123 diakses 11 juli 2010 100 . http://beritasore.com/2008/10/10/penjualan-senjata-panaskan-hubungan-china-as/ diakses 11 juli 2010
110
B. Sikap dan Kebijakan China terhadap kerjasama AS-Taiwan dalam bidang persenjataan militer 1. Sikap China terhadap penjualan senjata AS ke Taiwan Dalam sebuah laporan khusus mengenai kekuatan pertahanan China menteri pertahanan nasional mengatakan bahwa modernisasi militer China, dimana Taiwan adalah ancaman keamanan terbesar dikawasan Asia Pasifik. Wang Shih Chien yang pada tahun 2004 menjabat sebagai wakil kepala pusat informasi yang berada di bawah kantor menteri pertahanan untuk ururusan intelejen, mengatakan bahwa semua peralatan militer Taiwan seluruhnya ditujukan kepada China.101 Oleh karena itu menteri pertahanan bereaksi (react) terhadap laporan kebijakan pertahanan tahunan yang dikeluarkan oleh China yang mengatakan bahwa semua peralatan militer Taiwan seluruhnya ditujukan kepada China, Menteri pertahanan langsung memberi penekanan pada kebutuhan modernisasi militer China agar dapat dengan lebih baik lagi dalam menghadapi ancaman kemerdekaan
Taiwan
dan
juga
karena
instabilitas
global.
Wang
mengkarakteristikkan buku putih tahun 2004 yang dikeluarkan oleh menteri pertahanan China, pada dasarnya peningkatan pada kekuatan perang angkatan laut dan kapabilitas udara China, laporan tersebut juga menekankan pembangunan kekuatan amphibi , peningkatan kapabilitas ofensif dan defensif kekuatan angkatan udara serta peningkatan kemampuan artileri dalam merespon secara cepat terhadap peristiwa-peristiwa yang terjadi. Di samping itu Wang mengatakan bahwa pembelanjaan budget pertahanan nasional China telah meningkat setiap tahun pada tingkat double-digit, dimana 101
. http://englis.people.com
111
laporan tersebut hanya membuat daftar budget yang di tunjukkan untuk publik, dimana sesungguhnya budget pertahanan China mungkin tiga atau empat jali lebih besar dari jumlah yang dipublikasikan. Tujuan utama buku putih tersebut adalah untuk mengurangi pandangan bahwa China adalah sebuah ancaman global dan untuk meyakinkan pada dunia bahwa China hanyalah mengikuti jalan perdamaian sebagai suatu bangsa yang sedang bangkit. Wang juga mengatakan bahwa pembangunan militer taiwan bertujuan untuk memperoleh penggertakan dan pertahanan yang efektif serta pembelian senjata yang dilakukan Taiwan di dasarkan pada alasan pertahanan semua.102 Kemudian dalam hubungan dengan terjalinnya kembali kerjasama militer AS-Taiwan dalam perdagangan persenjataan pada awal tahun 2010, China tentu tidak tinggal diam, dimana pada saat tersiar berita penjualan senjata AS kepada Taiwan apalagi senilai 6,4 milyar USD. Cina menyatakan menentang penjualan senjata senilai itu dari AS kepada Taiwan. Menurut Beijing, transaksi itu bisa merusak hubungan Cina dengan AS. Cina pun lantas mengancam akan membekukan
hubungannya
dengan
AS
jika
Washington
tak
bersedia
membatalkan transaksi pejualan senjata kepada Taiwan103 Terkait dengan penjualan senjata atau bisa dikatan bantuan militer Amerika Tersebut ke Taiwan benar-benar tidak dapat membuat China tenang, China memprotes keputusan AS untuk menjual senjata dengan nilai US$6,4 miliar ke Taiwan dan memperingatkan mengenai dampak serius dalam hubungan dan kerja sama dengan Washington. Kemudian melalui Wakil Menteri Luar Negeri China He Yafai menyampaikan pernyataan mendesak kepada penjabat Duta Besar 102
. ibid .http://indonesian.irib.ir/index.php/berita/lintas-warta/22832-duel-as-vs-cina-yang-kianseru.html di akses 9 maret 2010 103
112
AS di Beijing, Jon Huntsman, Sabtu 30 januari 2010 dini hari waktu setempat, kata
Wang
Baodong,
juru
bicara
bagi
Kedutaan
Besar
China
di
Washington."Tindakan paling akhir AS untuk menjual senjata ke Taiwan, yang merupakan bagian dari China, merupakan campur tangan besar dalam masalah dalam negeri China, sangat membahayakan keamanan nasional China dan membahayakan upaya penyatuan kembali secara damai China," demikian antara lain isi protes itu yang dikutip oleh Wang. Kemudian wang pun menambahakan ”Rencana AS akan sangat merusak hubungan China-AS dan menimbulkan dampak yang sangat negatif mengenai pertukaran dan kerja sama dalam berbagai bidang besar antara kedua negara," dan wang juda mengatakan China "dengan keras mendesak pihak AS agar sepenuhnya mengakui besarnya masalah tersebut, memperbaiki keputusan keliru mengenai penjualan senjata ke Taiwan dan berhenti menjual senjata apa pun ke Taiwan".104 Dan
juga
dikutip
dari
pemerintahan
Cina
menyatakan
akan
memberlakukan sanksi terhadap perusahaan-perusahaan Amerika yang terlibat persetujuan perdagangan senjata tersebut. Hal ini berarti, tidak ada kemajuan dalam pembicaraan mengenai masalah pertahanan dan keamanan antara kedua negara tersebut. Kementrian Pertahanan Cina menyatakan, jual-beli senjata tersebut bertentangan dengan pernyataan presiden Obama ketika mengunjungi Cina November tahun lalu.105 Perdana Menteri China Wen Jiabao tidak tinggal diam, Wen mengatakan bahwa Amerika Serikat (AS) telah melanggar kedaulatan Beijing dengan menjual
104
. http://www.kapanlagi.com/h/old/penjualan-senjata-as-ke-taiwan-diprotes-china.html di akses 10 juli 2010 105 . http://www.rnw.nl/bahasa-indonesia/article/cina-bereaksi-keras-terhadap-amerika-dan-taiwan diakses 8 juli 2010
113
senjata ke Taiwan.Wen mengatakan bahwa dua langkah itu telah menimbulkan “gangguan serius” pada hubungan AS-China, yang juga tegang akibat serangkaian perselisihan perdagangan, nilai mata uang yuan dan kebebasan internet. Washington pada Januari menyetujui penjualan senjata senilai 6,4 miliar dolar AS kepada Taiwan, yang menurut China adalah bagian dari wilayahnya yang menanti reunifikasi.106 kata Wen dalam sebuah konferensi pers yang menandai berakhirnya sesi tahunan parlemen. Dia menekankan kembali posisi China dan tanggung jawab atas masalah-masalah dalam hubungan China-AS tidak berada di tangan Beijing tapi Washington. “Kami harap AS akan menghadapi isu ini dengan jujur dan mengambil langkah konkrit” untuk mengatasi situasi, katanya. “Hubungan antara AS dan China yang damai akan membuat kedua negara menang,” kata Wen kepada wartawan. Wen menuding Amerika Serikat bertanggung jawab atas memburuknya hubungan antara Beijing dan Washington, dan hendaknya membuat
langkah-langkah
bagi
perbaikan
hubungan.Pernyataan
itu
mencerminkan kedua negara besar tersebut belum bisa mengatasi perselisihannya baru-baru ini. “Tanggung jawab atas gangguan serius dalam hubungan China-AS tidak terletak pada pihak China, namun pada AS,” kata Wen dalam konferensi pers pada sidang parlemen tahunan terakhir China, ketika ditanya mengenai ketegangan-ketegangan antara kedua negara. Beijing dan Washington saat ini terlibat pertikaian mengenai masalah penjualan senjata AS kepada Taiwan. 107 Pada tahun bulan Oktober 2008 China menghentikan untuk sementara hubungan militer dengan Amerika Serikat, setelah paket senjata AS ke Taiwan 106 107
. http://hariansib.com/?p=115425 diakses 8 juli 2010 . ibid
114
pada saat itu karena China menilai bahwa Amerika tidak melihat akan posisi Taiwan yang di yakini oleh China sebahai wilaayah kekuasaanya karena Beijing menganggap Taiwan, tempat kaum nasionalis melarikan diri pada 1949, setelah perang saudara di China Daratan, sebagai satu wilayah yang menunggu penyatuan kembali, kalau perlu dengan kekerasan. Kemudian dengan kembalinya penjualan senjata Amerika ke Taiwan di bulan Januari, pemerintahan Obama mengabarkan Kongres mengenai sebuah rencana untuk menjual kepada Taiwan persenjataan bernilai 6,4 juta dolar dan penjualan tersebut telah di setujui di dalam kongres maka China secara tegas menolak dan mengecam tindakan atau kerjasama yang dilakukan Amerika-Taiwan tersebut sehingga menyusul hal itu, Beijing memutuskan kontak antar-militer dengan Amerika dan menolak kunjungan Menteri Gates pada bulan juni 2010 ke Beijing.108 2. Pengembangan kapabilitas militer China Pengembangan kekuatan militer yang dilakukan oleh China sesungguhnya adalah dalam kerangka mendukung kebijakan pertahanan nasional. Kebijakan pertahanan nasional China sendiri, sebagaimana dinyatakan dalam Buku Putih Pertahanan China (China s National Defense) 2008.109 Adalah defensif aktif atau dalam terminologi China disebut jiji fangyu, yaitu sikap mempertahankan diri dan hanya akan menyerang kalau diserang lebih dahulu. Dalam kerangka pertahanan nasional ini, China menempatkan kedaulatan negara, keamanan, integritas wilayah, kepentingan pembangunan nasional dan kepentingan rakyat China di atas 108
. http://www1.voanews.com/indonesian/news/usa/Menhan-AS-Bela-Penjualan-Senjata-kepadaTaiwan.html diakses 10 juli 2010 109 . “China’s National Defense in 2008,” The State Council Information Office, 20 Januari 2009, http://www.china.org.cn/government/central_government/200901/20/content_1755577.htm diakases 10 juli 2010
115
segalanya. Oleh karena itu, China sangat berkepentingan dan berupaya keras membangun sistem pertahanan nasional dan kekuatan militer yang kuat yang sesuai dengan kebutuhan keamanan dan pembangunan nasional. Dalam kerangka pertahanan nasional, China menjamin bahwa modernisasi militer yang dilakukannya adalah hanya untuk memenuhi kebutuhan mempertahankan diri. Sejalan dengan sikap itu, China secara teguh berpegang kepada kebijakan bukan pihak pertama menggunakan senjata nuklir, dan bersikap menahan diri terhadap perkembangan senjata nuklir. China pun tidak akan melibatkan diri dalam perlombaan senjata nuklir dan tidak akan pernah menempatkan senjata nuklir di luar wilayah China. Kemampuan serang balas senjata nuklir China dibatasi hanya untuk mendukung strategi penangkalan menghadapi serangan nuklir dari negara lain. Hal ini pernah ditegaskan oleh Presiden China, Hu Jintao, pada kongres Partai Komunis China ke-17 yang berlangsung di Beijing pada Oktober 2007 yang menyatakan bahwa meskipun China melakukan pembangunan dan modernisasi militer, tetapi peranan Tentara Pembebasan Rakyat (People s Liberation Army) masih terbatas pada kapasitas pertahanan untuk menjaga kedaulatan negara, keamanan dan integritas teritorial.110 Berdasarkan pemaparan dan pembahasan kebijakan pertahanan nasional China di atas, terlihat bahwa pengembangan militer bagi China merupakan suatu keharusan dalam kerangka menjaga dan mempertahankan kedaulatan negara, integritas wilayah dan keamanan nasional, menjamin berlanjutnya pembangunan ekonomi, serta meningkatkan kekuatan nasional secara sistematis dan berlanjut. Pengembangan militer China juga dimaksudkan untuk mengamankan dan 110
. “Hu Jintao’s Speech to the 17th Party Congress,” http://english.cri.cn/4026/2007/10/16/191/@284354.htm diakases 10 juli 2010
116
mendukung tujuan dan tugas pokok pertahanan nasional China, seperti untuk mencegah setiap pelanggaran wilayah teritorial, baik darat, laut, dan udara, dan melawan tindakan agresi. Seperti halnya dalam menangani permasalahan Taiwan yang menurut keyakinan China bahwa Taiwan adalah bagian dari integritas wilayahnya. Pada tanggal 5 Maret 2010, Beijing - China mengumumkan kenaikan anggaran militer sebesar 7,5 persen dari belanja militer aktual tahun 2009, yaitu sebesar 532,1 miliar yuan atau Rp 722 triliun untuk tahun 2010. Kenaikan itu merupakan kenaikan anggaran militer terkecil dalam dua dekade terakhir. Angka 7,5 persen itu memecah serangkaian kenaikan yang selalu dua digit, setidaknya dalam dua dekade terakhir. Angka itu juga kurang dari separuh rata-rata kenaikan sepanjang tahun 1999-2008 sebesar 15,9 persen. Data dari kabinet China menunjukkan bahwa terakhir kali kenaikan satu digit dalam anggaran militer adalah pada 1980-an. Tahun lalu China mengumumkan kenaikan anggaran militer sebesar 14,9 persen dari tahun 2008 menjadi 480,7 miliar yuan (Rp 652,3 triliun). Kenaikan anggaran maupaun kapabilitas militer tersebut merupakan suatu tanggapan atas pentingnya perhatian kedaulatan wilayah beijing, terutama mengenai kembali terjadinya penambahan militer Taiwan atas penjualan senjata yang dilakaukan Taiwan yang mungkin akan dapat membengaruhi kembali hubungan China-Taiwan bahkan dalam urusan untuk penyatuan yang di sedang di usahakan oleh pemerintah China dalam melakukan unifikasi anatara Chinataiwan, karena China selalau berpegang pada One China Policy. Kenaikan ini pun didasri atas berkomitmen atas perdamaian. Sesuai yang sampaikan oleh juru bicara Kongres Rakyat Nasional ”China berkomitmen terhadap perdamaian. Satu-
117
satunya tujuan kekuatan militer China adalah untuk melindungi kedaulatan dan integritas wilayah China,” kata Li Zhaoxing, juru bicara Kongres Rakyat Nasional (NPC), Kamis (4/3), menjelang pembukaan rapat tahunan parlemen. Li juga mengatakan, jumlah itu masuk akal mengingat luasnya wilayah dan banyaknya penduduk China. China, kata Li, telah menjaga belanja militer dengan menyeimbangkan konstruksi pertahanan dengan pembangunan ekonomi. Sebagian besar anggaran itu, kata Li, akan digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan 2,3 juta personel militer China dan untuk modernisasi militer. ”Ini akan membantu China menghadapi sejumlah ancaman militer dan meningkatkan kapabilitas untuk bermacam-macam tugas militer,” 111
111
.http://vholenxcrome.blogspot.com/2010/03/anggaran-belanja-militer-china-rp-722.htm diakses 10 juli 2010
118
C. Konstalasi Hubungan Taiwan-Amerika Serikat-China Taiwan-Amerika Serikat Sesuai dengana kebijakan luar negerinya, kebijakan Amerika Serikat terhadap China dan Taiwan lebih diarahkan pada aspek pemeliharaan perdamaian dan stabilitas di Kawasan Asia Pasifik. Strategi yang digunakan termasuk hubungan yang lebih erat dengan China dalam lingkungan internasional sebagai salah satu anggota yang disegani oleh negara-negara lain, serta memelihara kewajiban Amerika Serikat terhadap Taiwan sebagaimana yang telah ditentukan didalam kesepakatan Taiwan Relation Act. Amerika Serikat di kawasan Asia Pasifik memiliki tujuan utama yaitu menjaga kelangsungan stabilitas di wilayah Selat Taiwan. Untuk mencapai tujuan tersebut maka penting bagi Amerika Serikat untuk menjaga hubungan baik dengan China serta
menjalin
hubungan baik dengan Taiwan.
Dalam
perkembangan keamanan di kawasan ini tidak terlepas dari hubungan anatar Taiwan dan China yang sampai saat ini masih memiliki ketegangan antara keduanya karena China masih berkeyakinan Taiwan adalah bagian dari wilayahnya namun Taiwan bersikeras menolak keyakinan China tersebut. Kemudian di dalam perkembangannya pun Taiwan menjalin hubungan dengan Amerika untuk meminta dukungan terhadap kondisi internalya tersebut khususnya terkait dengan militer, hingga hubungan antara Amerika-Taiwan berlangsung walau dalam kenyataannya hubungan keduanya di dasari non-formal atau tidak resmi. Atas dasar
Taiwan
Relation Act (TRA) hubungan tersebut terus berlangsung sampai saat ini. Amerika memandang berkewajiban untuk memberikan berbagi bantuan
119
dan akan melindungi Taiwan dari berbagai ancaman keamanan, termasuk embargo dan baikot ekonmoni, sebagaimana yang tercantum dalam Pasal 2 (b)
Taiwan Relation Act dan juga tercantum dalam pasal 3 TRA
menyatakan komitmen Amerika Serikat untuk menyediakan peralatan pertahan dalam jumlah yang memadai yang diperlukan bagi Taiwan untuk membangun kapabilitas pertahanan nasional yang memadai Oleh karena itu Amerika sangat serius dalam menjalankan perannya dalam membantu Taiwan dalam memelihara kapabilitas pertahanan nasional Taiwan. Bukan hanya karena telah diamanantkan di dalam TRA, namun juga karena hal tersebut tercakup didalam kepentingan nasional Amerika Serikat. Dimana Amerik Serikat menyadari bahwa selama sebuah negara memiliki sistem pertahanan yang memadai maka akan lebih kondusif bagi terselenggaranya suatu dialog yang di landasi perdamaian, sehingga diseluruh kawasan akan dapat lebih setabil. Taiwan Relation Act mengharuskan Amerika Serikat untuk menjaga kapasitas Amerika Serikat dengan menentang segala upaya kekerasan menggunakan kekuatan bersenjata dan bentuk-bentuk kekerasan lainnya yang dapat membahayakan keamanan Taiwan, juga mempasilitasi segala kenutuhan untuk menjaga keamanan Taiwan, Kewajiban itu sesuai dengan straetegi Amerika Serikat di kawasanAsia Pasifik secara keseluruhan dan merupakan komitmen Amerika Serika untuk menjaga keamanan dan perdamian di kawasan ini. Salah satu contoh Amerika Serikat dalam memberikan bantuan-bantuan seperti yang dilakukan pemerintah Amerika Serikat mengirimkan dua kelompok kapal induknya untuk berpatroli di perairan Taiwan ketka terjadi ketegangan antara China dan Taiwan di selat Taiwan pada tahun 1996 dan kemudian Amerika
120
Serikat melakukan kerjasama militer dengan Taiwan dalam bidang perdagangan persenjataan. Begitupun penjualan persenjataan militer Amerika Serikat di dasari atas keamanan dan perdamian di kawasan. Amerika Serikat-China Persetujuan pemerintah Obama atas Penjualan Persenjataan militer Amerika Serikat Seiring ke Taiwan awal tahun ini memberikan memberikan konstalasi baru terhadap hubungan Amerika-China, karena memberika pengaruh terhadap hubungan kedeua negara, yang mengakibatkatkan China bereaksi akibat penjualan senjata itu. Sebagaimana pernyataan Menlu China Yang Jiechi mengatakan kemarin bahwa penjualan senjata AS ke Taiwan merupakan pelanggaran atas standar hubungan internasional dan akan memicu reaksi Baijing.112 Pada masa Presiden Bush kebijakan pemerintah Amerika Serikat mengenai hubungannya dengan China dan juga trekait dengan hubungan dengan taiwan diungkapkannya sebagai berikutk” kita melakukan apa saja untuk mempertahankan perdamaian dan menjamin stabilitas di Selat Taiwan. Ia juga telah menyatakan secara tegas hal ini: Kami patuh, sangat patuh pada kebijakan satu Cina kami, sesuai dengan yang ditetapkan dalam tiga komunike dan UndangUndang mengenai Hubungan Dengan Taiwan (Taiwan Relations Act). Kita tidak mendukung kemerdekaan Taiwan, dan kita menolak upaya dari pihak manapun untuk secara unilateral mengubah status quo. Dalam kaitan ini, kita juga menolak penggunaan kekuatan atau pun ancaman kekuatan di Selat Taiwan. Penumpukan kekuatan militer Cina terhadap Taiwan menganggu
112
. ibid
121
stabilitas. Kita mendorong sikap yang lebih kondusif bagi penyelesaian damai atas pertikaian yang berlang-sung. Dan walau rezim pemerintaha Amerika telah berubah yang saat ini telah di motori oleh Barack husein Obama namun kebijakannya tidak berubah seperti hal nya keterangan sebelumnya, untuk menjawab pemerintah China yang menegaskan untuk mengecam tindakan kerjasama Amerika-Taiwan dalam persenjataan militerr itu, pemerintah Amerika pada masa Obama ini juga menjawabnya dengan di wakili oleh Juru Bicara Kementerian Luar Negeri AS Laura Tischler kepada AFP” Washington SIB Di tengah kemarahan China Pemerintah Amerika Serikat AS menegaskan penjualan senjata ke Taipei justru positif bagi keamanan dan stabilitas di Selat Taiwan. Terkait Amerika Serikat menjual sejumlah alat utama sistim senjata Alutsista termasuk misil Patriot helikopter Black Hawk dan perangkat komunikasi”113 Pernyataan di atas merupakan penegasan dan pembelaan dari Amerika Serikat kepada China terkait dengan kerjasama Amerika Serikat-Taiwan dalam penjualan persenjataan militer karena tentu hal tersebut membuat China geram dan tidak tinggal diam, apalagi mengingat bahwa setelah Amerika pada tahun 1972 melakukan normalisasi hubungannya dengan China, dan Amerika-China berkomitmen bersama dalam Shanghai Komunike dengan menegaskan bahwa Taiwan adalah bagian dari China dan akan mengurangi penjualan senjata ketaiwan pertahunnya. Sebagaimana tercantum dalam keterangan shanghai
113
.http://www.indotops.com/983-as-pastikan-penjualan-senjata-ke-taiwan-demi-stabilitaskeamanan/ diakses 11 juli 2010
122
Communique, dimana terdapat tiga pengumuman resmi berbentuk Communique yang melandasi hubunganAmerika Serikat dengan China114 1. Pengumuman
Resmi
Shanghai
Tahun
1972
(The
Sanghai
Communique) Communique ini dibuat pada tahi 1972 yang memantapkan prinsi satu China dengan tambahan berupa sebuah komitmen Amerika Serikat untuk secara bertahap menari instalasi militer dan pasukannya dari Taiwan. 2. Pengumuman Resmi untuk membentuk hubungan dianatara China dan Amerika Serikat ( The Communique for Establishing Relation Between China and United States ) Communique ini di buat pada tahun 1978 yang secara resmi membentuk hubungan-hubungan diplomatic atas penerimaan bersama tentant prinsip-prinsip yang berkaitan dengan pengembalian Taiwan ke Daratan China serta diakhirinya pakta pertahanan Amerikla SerikatTaiwan sebelumnya. 3. Pengumuman Resmi 17 Agustus 1982 (The Communique of Agusrus ) Communique ini disetujui oleh kedua belah pihak pada tahun 1982 yang isinya antara lain menekankan kembalinya Taiwan kedaratan China sepenuhnya adalah urusan internal China dan adanya kesepakatan untuk mengurangi penjualan senjata Amerika Serikat ke Taiwan.
114
. ibid Laurence J. Brahm, hlm 106-107
123
Dalam Shanghai Communique tersebut dapat diambil beberapa inti point dari hubungan Amerika-China, bahwa Amerika Serikat mengakui pemerintahan Republik Rakyat China sebagi satu-satunya pemerintahan China yang sah, Amreika Serikat pun mengakui posisi China bahwa ”hanya ada satu China dan Taiwan adalah bagian dari China”. Pada tahun 1982 Amerika Serikat memberikan jaminan kapada RRC bahwa tidak ada keinginan Amerika Serikat untuk mendukung sebuah kebijkan ”dua China’ atau ”satu China, satu Taiwan’ dan selain mengenai hal diatas, masyarakat Amerika Serikat akan tetap memelihara hubungan dan kerjasama di bidang kebudayaan, ekonomi, dan hubunganhubungan tidak resmi lainnya dengan masyarakat taiwan serta Amerika Serikat juga konsisten berpendapat bahwa resolusi mengenai masalah Taiwan harus diselesaikan dengan cara damai oleh orang-orang China (China-Taiwan) itu sendiri. China-Taiwan Apalagi kondisi hubungan China dan Taiwan hingga saat ini belum juga membaik, kedunya tetap saja berbeda haluan walau secara kasat mata hubungan keduanya sedikit meredam setelah pemerintahan Taiwan di pimpin oleh President Ma ying jeou, kondisi diatas tergambar dengan pernyataan Menteri pertahanan taiwan yang akan terus membeli senjata kepada Amerika Serikat sebagai upaya dalam melakukan perundingan dengan China dalam permasalahan keduanya. ” Menteri Pertahanan Taiwan Kao Hua-chu berjanji akan terus membeli senjata dari Amerika Serikat (AS). Penambahan senjata buatan AS itu, menurut Taiwan akan memberikan kepercayaan diri lebih tinggi dalam perundingan dengan China. Pernyataan tegas itu muncul setelah Beijing dan Washington bersitegang pasca
124
penjualan senjata AS ke Taiwan. Beijing masih menganggap bahwa Taiwan merupakan bagian dari teritorialnya, yang akan direbut kembali, walau dengan kekuatan militer. Ungkap Kao Hua-chu”.115 Dengan demikian menggambarkan hubungan tara China dan Taiwan belum juga mengalami hubungan yang membaik sejak Taiwan menyatakan bahwa merka bukan bagian dari China, kalau dilihat dari sisi keduanya memang mengalami perbedaan yang menyebabkan sulit untuk di persatukan terbukti formulasi kebijakan China dengan Taiwan yang di kenal One Chine Policy belum juga memberikan efek terhadap hubungan keduanya Kebijakan China terhadap Taiwan pada masa Deng Xioping mengenai reunifikasi di kenal dengan kebijakan satu negara dua sistem yaitu setelah reunifikasi Taiwan diijinkan untuk tetap mempertahankan sistem sosial dan ekonomi, angkatan bersenjata dan hubungan tidak resminya dengan negara lain asalkan Taiwan setuju menjadi ”special administrasi rejion” China dan tidak memerdekakan diri.. Pada tanggal 30 juni 1995, Presiden China Jiang Zemin mengajukan proposal baru kepada Taiwan yang kemudian di kenal dengan Jiang’s Eight-Point proposal yaitu :116 1. Patuh pada prinsip ”satu China”. Prinsip China menjadi dasar reunifikasi damai. 2. Menentang ”dua China” atau ”satu China”, satu Taiwan”. China tidak keberatan Taiwan mengadakan hubungan ekonomi kebudayaan dengan negara lain, tapi bukan bearti melakukan promosi ”satu China”, ”satu
115
.http://international.okezone.com/read/2010/02/09/18/301697/18/taiwan-terus-beli-senjata-as diakses 12 juli 2010 116 .Xin Hua, “China : President Jiang’s Speech on reunification”, Reuters, 31 Januari 1995
125
Taiwan” yang bertujuan mencari pengakuan kemerdekaan Taiwan dan China. 3. Bernegosiasi dalam posisi yang sejajar untuk mencapai kesepakatan untuk mengakhiri secara resmi pertikaian antara selat. Negosiasi mengenai reunifikasi damai harus bertujuan mengakhiri permusuhan kedua belah pihak. 4. Sesama China tidak saling memusuhi. Sesama China tidak akan bertingkai, China tidak akan menggunakan kekuatan militernya untuk menghadapi Taiwan. China hanya melakukan hal itu terhadap pihak asing yang ikut campur dalam masalah reunifikasi dan mendukung kemerdekaan Taiwan. 5. Mempromosikan perdagangan dan kerjasama antar selat seperti halnya tiga hubungan langsung. Usaha utama yang harus dilakukan adalah meningkatkan hubungan langsung dan kerjasama China-Taiwan. 6. Mempromosikan tradisi budaya China. 7. Seluruh kalangan dan masyarakat Taiwan boleh bertukar pikiran dengan China mengenai hubungan antar selat. China menghormati aspirasi dan gaya hidup 21 juta warga Taiwan daa akan melindungi hukum dan kepentingan Taiwan. 8. Kunjungan kepala negara kedua belah pihak harus diadakan, China akan menyambut dengan tangan terbuka para pemimpin Taiwan yang datang ke China ata nama pribadi, sebalik China mengharapkan undangan pemerintah Taiwan kepada pemerintah China untuk
126
mengunjungi
Taiwan.
Masalah
mengenai
orang
China
akan
diselesaikan sendiri oleh rakyat China. Dalam perkembangannaya kebijakan China ke Taiwan sampai saat ini belum berubah, China masih mengedepankan kebijakan kuar negerinya seperti yang diajukan oleh Presiden China Jiang Zemin. Karena hingga saat ini China masih menerapkan kebijakan satu China dalam masalah Taiwan yang artinya hanya ada satu China dan Taiwan adalah bagian yang tidak terpisahkan dari China. Namun kebijakan ini tidak bisa berjalan dengan baik karena taiwan tdak percaya sistem tersebut dapat berjalan, terutama dengan adanya peristiwa Tiannamen tahun 1989 dimana pemerintah China menindas aksi pro demokrasi di China dan peristiwa ketika komunis China menembakkan misilnya melewati selat Taiwan pada bulan maret 1996, yang kemudian di kenal dengan konflik selat Taiwan. Jadi mana mungkin sistem yang diajukan Deng dapat di jalankan bila China belum dapat menerima demokrasi oleh Taiwan saat ini dan kedepan. Kemudian hal yang menyebabkan kedua negara sulit untuk bersatu untuk teralisasinya proses reunifikasi keduanya adalah adanya perbedaan yang tentunya menjadi hambatan, diantaranya sebahai berikut : 1) Perbedaan idiologi, dimana China dengan paham komunis yang di usung nya dan Taiwan dengan demokrasi merupakan hambatan utama dalam penyatuan kembali Taiwan dalam China. China dan Taiwan tidak akan mungkin dapat berubah idologi masing-masing. Taiwan tidak ingin berada dalam di bawah bayang-bayang idologi komunis setelah meraakan kebebasan selama ini. China kemudian muncul dengan usulan bahwa Taiwan akan tetap sebagai sebuah wilayah bagian dari China yang
127
menganut paham demokrasi dan China tidak berniat untuk mengubah atau menghilangkannya. Hal ini di ajukan sebagai upaya untuk memperlancar usaha penyatuan. 2) Persepsi satu China. Taiwan terus menolak Prinsip satu China dan pernah menyatakan hubungan diantara keduanya harus didasari oleh hubungan negara dengan negara. 3) Pandangan elite politik Taiwan, Elite Politik Taiwan saat ini dikuasai oleh elite yang merupakan putra asli Taiwan. 4) Pengaruh pihak asing, keikutsertaan pihak asing dalam menyelesaikan maslah Taiwan memberikan pengaruh yang baik bagi upaya penyatuan kembali ataupun menimbulkan hambatan bagi proses penyatuan kembali. Proses reunifikasi ini tidak akan dapat berjalan dengan lancar dapat di lihat juga semenjak pemerintahan Lee Teng-hui 1988-2000 dan dilanjutkan oleh Chen Shui Bian 2000-2004 hingga 2008 yang menyatakan penolakannya atas reunifikasi dan saat ini pun dengan kepemimpinan presiden Ma Ying Jeou, Taiwan tetap menolak usulan reunifikasi yang di ajukan oleh China, seperti yang di ungkapkan oleh Ma ying Jiou dalam pidato kenegaraannya ” Saat ini, dalam masalah kedaulatan, di antara dua belah selat tetap ada perbedaan pandangan, kita berharap dua belah pihak menggunakan kebijaksanaannya, bersama-sama mengesampingkan perselisihan, berusaha membangun rekonsiliasi politik antar selat, secara perlahan mengembangkannya hingga komunitas internasional, agar dua belah selat tidak perlu berkonflik dalam kancah internasional, menciptakan situasi yang memenangkan tiga belah pihak yakni Taiwan, Tiongkok dan komunitas internasional” kemudiaan Ma melanjutkan ”Di bawah kerangka
128
konstitusi Republik Tiongkok dan kebijakan “tidak bereunifikasi, tidak merdeka dan tidak berperang” memperbaiki hubungan antar selat merupakan harapan bersama seluruh rakyat Taiwan, tapi kita tidak bisa melaksanakan secara sepihak. Dalam proses interaksi dua belah selat, pemerintah harus menerapkan prinsip “memprioritaskan Taiwan dan menguntungkan rakyat”. Taiwan tidak boleh mengalah dalam hak dan interesnya, kehormatan orang Taiwan, harus dipegang teguh”.117 Apabila kita melihat fenomena ini dengan menggunakan sudut pandang neo-realis maka pihak Cina sebagai power di kawasan Asia Pasifik yang terus meningkatkan kekuatannya demi mengimbangi power dari negara Taiwan yang didukung AS pada masa-masa tertentu dapat terlihat bahwa Cina menerapkan konsep balance of power. Sebaliknya dari pihak Taiwan pun konsep balance of power tidak diabaikan, seperti kita lihat di atas Taiwan meminta bantuan AS sebagai negara adi kuasa di dunia untuk menjadi aliansinya. Walaupun mungkin usaha-usaha ini tidak sepenuhnya berhasil karena ada saat-saat di mana AS tidak mendukung Taiwan sepenuhnya, terutama pada saat Cina mulai mengeluarkan One China policy-nya yang menyatakan bahwa Taiwan sebagai kesatuan dengan Cina, pada saat itu AS pun menyatakan kalau mereka mendukung kebijakan negeri tirai bambu tersebut. Konsep neo-realis pun terlihat pada negara Cina yang tidak mau mempercayai siapapun pada saat awal-awal terjadinya konflik ini. Seperti konsep neo-realis yang memang selalu memiliki kecurigaan kepada siapapun dan tidak mau melakukan kerjasama dengan negara manapun. Bahkan sikap agresif yang
117
.ibid
129
merupakan ciri dari neo-realis pun terlihat dari tindakan Cina, contohnya peningkatan besar-besaran dalam kapabilitas militernya dan kecurigaan Taiwan kepada Cina yang disebut-sebut mengarahkan kurang lebih 700 buah rudal balistiknya ke arah Taiwan.118 Berbagai tindakan Cina dalam mengatasi konflik ini menciptakan security dilemma baik di kawasan Asia Pasifik maupun dalam lingkup global karena seperti yang kita ketahui bersama Cina memiliki teknologi nuklir yang dapat menjadi ancaman bagi semua negara di dunia. Mungkin karena hal inilah AS masih ikut campur dalam berbagai konflik yang terjadi antara Cina-Taiwan; Karena AS merasa terancam atas keberadaan nuklir di Cina yang dapat menjadi ancaman juga bagi dirinya. Neo-realis menggunakan realisme klasik sebagai esensi dasarnya, teori ini menggunakan beberapa konsep di antaranya konsep human nature untuk menjelaskan politik internasional. Tetapi para pemikir neo-realis mengembangkan teori ini yang menguntungkan strukturnya, yaitu dari strategi dan motivasinya aktor-aktornya.119 Struktur internasional desentralisasi tidak memiliki otoritas sentral maupun anarki, negara berperan sebagai unit politis yang berdaulat. Peran negara diminimalisir dan negara hanya bertindak untuk mempertahankan keberadaannya saja. Peran mempertahankan keberadaan dirinya ini menjadi faktor utama dalam tindakan-tindakannya, tindakannya mempengaruhi sikap negara dan memastikan pengembangan dalam kapabilitas militer yang berguna untuk meningkatkan
118
. http://letbrain-answer.blogspot.com/2008/01/pengaruh-penjualan-senjata-as-ke-taiwan.html di akses 13 juli 2010 119 . http://en.wikipedia.org/wiki/Neo-realism di akses 13 juli 2010
130
power-nya. Neo-realis cenderung memiliki ketidakpercayaan kepada negaranegara lain, yang mengakibatkan negara penganutnya harus selalu siap siaga untuk bertindak dan memiliki sikap yang agresif. Negara sebenarnya terikat dengan negara-negara lainnya dalam konteks “saling membutuhkan” tetapi dalam Neo-realis negara tidak dapat mencapainya karena memilki ketidakpercayaan. Dikarenakan ketidakpercayaan tersebut maka struktur negara pun menjadi berubah. Perubahan ini membatasi kerjasama antar negara. Kemampuan dari tiap negara untuk memaksimalkan power menghasilkan balance of power, yang nantinya membentuk hubungan internasional dan juga mengakibatkan security dilemma pada semua Negara di dunia.120 Dikarenakan tingginya tingkat ketidakpercayaan dalam suatu negara penganut neo-realis maka perdamaian melalui organisasi internasional adalah tidak mungkin, ketidakpercayaan yang sangat tinggi itu bahkan membuat tidak adanya rasa percaya pada organisasi internasional. D. Implikasi Hubungan Bilateral Amerika Serikat-China pasca kerjasama Amerika Serikat-Taiwan dalam Persenjataan Militer Hubungan kedua negara biasanya dijelaskan dalam deskripsi yang kompleks dan penuh dengan persaingan. Kebanyakan dari persaingan ini adalah produk dari persepsi dan image mereka terhadap satu sama lain. Karakter hubungan keduanya bisa diidentifikasikan sebagai dialektika antara bukan aliansi, namun juga bukan musuh. Secara umum, Pemerintah AS tidak melihat Cina sebagai musuh, melainkan sebagai kompetitor di beberapa isu dan teman di beberapa isu tertentu lainnya. Saat ini ekonomi Amerika Serikat adalah yang
120
.ibid
131
terkuat di dunia, sedangkan Cina menempati posisi kedua, dengan menggantikan posisi Jepang121. China menjadi negara yang mendapat perhatian secara khusus oleh semua negara yang memperhatikan posisi kekuatan militer. Selain kebangkitan ekonomi China juga melakukan gebrakan pada kapasitas militer, dengan peningkatan anggaran untuk moderinisasi peralatan militer dengan melakukan loncatan teknologi. Pada Tahun 2009 Pemerintah China menaikkan anggaran militer mencapai 480,686 miliar yuan (70,2 miliar dolar AS), meningkat 62,482 miliar yuan dari 2008, kata jurubicara parlemen China, Li Zhaoxing kepada para wartawan seperti dikutip AFP. Kemudian pada tahun 2010 ini peningkatan lagi yang besarannya masih ditentukan pemerintah China, kemungkinan seperti yang di lansir sebuah lembaga riset perdamaian internasional di Stockholm itu, China akan menambahakn lagi sebesar 10% dari 84,9 miliar dollar tahun lalu untuk anggaran militer tahun 2010. China telah menjadi negara kedua yang punya anggaran militer paling besar di dunia, setelah Amerika Serikat, kata sebuah lembaga riset perdamaian Swedia. Nomor tiga adalah Perancis, disusul Inggris dan Rusia, tetapi dilihat dari proyeksinya Prancis dan Inggris memang sudah lama memiliki besaran anggaran seperti sekarang ini. Jadi bisa dikatakan anggaran militer China menyusul secara cepat dibebarapa tahun terakhir ini.122 Dalam kebijakan luar negerinya China menyatakan bahwa peningkatan kekuatan militernya sebagai upaya dari perdamaian, yaitu Cina mengedepankan pembangunan dan perdamaian (He Ping Yu Fa Zhan). Tujuan dari Cina bukan 121
WM Morrisson,Cina s Economic Outlook,diakses dari http:// www.fas.org/sgp/crs/row/IB98014.pdf Diakses tanggal 02 maret 2010 122 http://www.indonesianvoices.com/index.php?option=com_content&view=article&id=352:mode renisasi-militer-china-untuk-perdamaian&catid=39:isu-gerakan-anti-perang&Itemid=60 diakses tanggal 02 maret 2010
132
konflik tetapi untuk menghindari konflik. Sangat penting bagi cina untuk membangun kekuatan militer tapi tidak seperti Amerika yang menggunakan kekerasan untuk mengatasi masalah. Tujuan Cina adalah untuk menangani masalah sebelum masalah itu muncul. Bagaimana membentuk kekuatan militer dapat mencapai ini ? Hal ini dapat terjadi karena tanpa kepastian keamanan, pembangunan yang damai tidak dapat tercapai. Signifikansi kebangkitan Cina saat ini tidak dapat dipungkiri bahwa pengaruhnya berdampak besar pada berbagai aspek jika dikaitkan dengan posisi dan kekuatan Amerika Serikat. Banyak pendapat dan opini publik maupun para ahli yang mengatakan bahwa Amerika Serikat mengalami penurunan pengaruh dan kekuatan dalam interaksi global, namun sebenarnya Amerika Serikat tetap maju dan berkembang, dan yang menjadi pusat kajian beberapa ahli adalah perkembangan negara-negara lain yang jauh lebih cepat dari perkembangan Amerika Serikat, salah satu diantaranya adalah negara Cina. Ternyata bukan hanya Amerika Serikat, Inggris, Prancis, Taiwan, Korea Selatan,
Jepang
dan
Australia
masuk
dalam
lingkup
negara
yang
mengkhawatirkan perkembangan China. Seperti keluhan pejabat deputi asisten Menhan AS untuk Asia Timur, David Sedney, ahli masalah China terkemuka di Pentagon, Washington seringkali mengeluhkan sikap China yang tidak terbuka dalam menjelaskan motivasi peningkatan anggaran untuk memodernisasi militernya. "Hal terpenting yang perlu dicermati adalah fakta bahwa kita tidak memiliki pemahaman atas maksud-maksud China," kata Sedney, deputi asisten
133
Menhan AS untuk Asia Timur, seperti dikutip kantor berita Reuters. "Inilah yang menimbulkan ketidakpastian."123 Kebangkitan Cina saat ini merupakan suatu fenomena global, dimana pola interaksi global sedikit demi sedikit mulai dipengaruhi oleh pengaruh kekuatan Cina ini dan juga bisa dikatakan mengancam posisi Amerika Serikat yang selama ini dipandang sebagai superpower. Kebangkitan Cina ini secara tidak langsung sangat berpengaruh bagi politisi maupun policymakers di AS dalam menanggapi fenomena tersebut. Pengaruhnya mencakup berbagai segi dan aspek, diantaranya dari segi politik, ekonomi, maupun strategis. Sehinnga Kekuatan militer dan persenjataan Cina tetap saja mengakibatkan AS merasa tidak tenang dengan kondisi di kawasan Asia Pasifik yang menempatkan Cina sebagai kekuatan besar di kawasan Asia Pasifik. Ditunjang dengan perekonomian Cina yang sedang booming membuatnya dapat meningkatkan anggaran pertahanannya demi memperkuat militernya. Dengan kondisi perkembangan kekatan militer China yang selalu menjadi sorotan Amerika, Hubungan kedua negara kembali dalam sorotan dunia yang tergambar bahwa kedua negara besar tesebut tersandung perselisihan akibat kerjasama Amerika Serikat-Taiwan dalam penjualan persenjataan militer. Sebagaimana di ketahui bahwa dari sejak pertama pada bulan Januari awal tahun ini, rencana Amerika Serikat mau merealisasikan penjualan senjata militer nya kepada Taiwan sebagai upaya perealisasian dalam pada program masa akhir jabatan Presiden Amerika Goerge W Bush, yang akan menjual pesenjataan militer ke Tawain senilai US $ 6,4 Miliar sebagai upaya memberikan atau
123
.ibid
134
mempersenjatai Taiwan dalam menangkal segala bentuk diskriminatif terhadap Taiwan. Pihak Pemerintah Taiwan sangat menyambut baik penjualan senjata tersebut, ini menandakan bahwa Amerika tetap konsisten untuk selalu membantu dan bekerjasama dalam hal pertahanan dan keamanan dengan Taiwan sesuai dengan noktah kesepemahaman keduanya di dalam TRA. Sebgaimana yang dikutip melalui juru bicara kepresidenan Wang Yu chi mengatakan bahwa “Presiden Ma Ying jeou ingin mengucapkan terima kasih kepada pemerintah AS, ia berjanji akan mempertahankan kedaulatan nasional dan keamanan sementara meningkatkan pembangunan perdamaian di lintas selat,” dan lanjutnya Wang menilai rencana penjualan senjata itu juga menunjukkan bahwa Taiwan dan AS memasuki satu era saling percaya dan perselisihan dalam delapan tahun belakangan ini sudah berakhir. 124 Namun berbeda dengan Pemerintahan China sejak awal terdengar rencana Permerintah Presiden Obama mau merencanakan merealisasikan program kerjasama Amerika Serikat dengan Taiwan dalam penjualan persenjataan militer, Pemerintah langsung bereaksi, ”China memperingatkan AS penjualan senjata mendatang ke Taiwan semakin merusak hubungan mereka.Kasus ini tercatat terbaru dalam serangkaian pertikaian yang menyebabkan peningkatan ketegangan antara Washington dengan Beijing. Terkait dengan Pemerintah Presiden Barack Obama telah berkonsultasi dengan Kongres menjelang pengumuman resmi penjualan itu, termasuk helikopter Black Hawk dan rudal-rudal Patriot, kata para pembantu kongres AS kepada kantor berita Associated Press (AP). China menentang semua penjualan senjata ke pulau itu, yang dianggapnya sebagai 124
.http://beritasore.com/2008/10/10/penjualan-senjata-panaskan-hubungan-china-as/ diakses 13 juli 2010
135
propinsi yang memisahkan diri, dan kemungkinan akan menghentikan pertukaran militer AS sebagai reaksi atas kasus tersebut. Ketika memberikan keterangan pada jumpa pers yang diadakan secara rutin,juru bicara Kementerian Luar Negeri Ma Zhaoxu tidak menyebut langkahlangkah khusus yang tengah dipertimbangkan, tapi memperingatkan bahwa setiap penjualan itu akan merusak kepentingan lebih besar kerjasama China-AS." "Sekali lagi, kami mendesak pihak AS agar mengakui kepekaan penjualan senjata ke Taiwan dan gravitasinya," lanjut Ma. China dan AS harus saling menghormati sikap pada "isu-isu utama," ujarnya, menggunakan stenografi Beijing atas masalah kedaulatan dan integritas wilayah. Taiwan hanya merupakan salah satu isu pekan yang
mengakibatkan
Beijing dan Washington terkibat bentrokan atau
kemungkinan dalam beberapa bulan mendatang, kebanyakan mendorong reaksi agresif dari China. 125 Pemerintah China mengecam dan memperingatkan berulang-ulangkali bahwa China mendorong dan menyampaikan ke Amerika Serikat untuk membatalkan penjualan senjata tersebut kepada pemerintah Amerika Serikat,, menurut Jiang Yu. Wakil Menteri Luar Negeri Taiwan, la Yafei, dalam sebuah wawancara resmi dengan kantor berita Xinhua, Sabtu (9/1/2010), menyatakan, masalah itu adalah isu paling sensitif dalam hubungan China-AS. Karena itu, tidak mengherankan bila China tegas menolak penjualan senjata tersebut.126 Kemudian di kutip kembali dari pemerintahan China menyampaikan bahwa China kembali mengingatkan Amerika Serikat untuk tidak menjual senjata dan perlengkapan militer ke Taiwan. Rencana penjualan senjata dari AS ke Taiwan 125
. http://www.dmcindonesia.web.id/kliping/BIjanuari2010/BI270110.pdf diakses 13 juli 2010 http://internasional.kompas.com/read/2010/01/09/19455387/China.Desak.AS.Batalkan.Penjuala n.Senjata.ke.Taiwan. diakses 13 juli 2010 126
136
dianggap melanggar kesepakatan yang telah dibangun antara China-AS selama ini. "Kami harapkan kembali agar AS tidak menjual senjata dan perlengkapan militer ke Taiwan dan tidak mencampuri urusan dalam negeri China," kata juru bicara Kementrian Luar Negeri China Qin Gang Gang, dalam keterangan pers berkala, di Beijing, Menurut Qin, penghentian penjualan senjata ke Taiwan itu demi menjaga rusaknya hubungan bilateral China dan AS. Hubungan China dengan AS pada Oktober 2008 sempat memanas, setelah pemerintah AS berminat akan menjual sejumlah senjata canggih ke Taiwan bernilai US$ 6,5 miliar.127 Wakil Menteri Luar Negeri China He Yafei mengatakan penjualan senjata akan “menghasilkan dampak yang tidak diinginkan kedua belah pihak”. “Pengumuman Amerika mengenai rencana penjualan senjata kepada Taiwan akan memiliki dampak negatif serius terhadap banyak hal penting terkait kerja sama antara kedua negara,” kata He dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan kementrian luar negeri di situs resmi mereka di internet. “Tindakan paling akhir AS untuk menjual senjata ke Taiwan, yang merupakan bagian dari China, merupakan campur tangan besar dalam masalah dalam negeri China, sangat membahayakan keamanan nasional China dan membahayakan upaya penyatuan kembali secara damai China,” demikian antara lain isi protes itu. China “dengan keras mendesak pihak AS agar sepenuhnya mengakui besarnya masalah tersebut, memperbaiki keputusan keliru mengenai penjualan senjata ke Taiwan dan berhenti menjual senjata apa pun ke Taiwan”, katanya.128
127
. China: AS, Awas Jual Senjata ke Taiwan! http://www.inilah.com/news/read/politik/2009/03/17/91375/china-as-awas-jual-senjata-ke-taiwan/ diakses 13 juli 2010 128 . ibid
137
Meski mendapat kecaman keras dari China, pemerintah Amerika Serikat (AS) akan tetap membuka kemungkinan bagi penjualan senjata kepada Taiwan. Pemerintah Presiden Barack Obama Januari lalu menyetujui paket senjata senilai 6,4 miliar dolar untuk Taiwan termasuk helikopter-helikopter, rudal-rudal Patriot dan kapal-kapal penyapu ranjau, yang membuat Beijing marah.Pejabat Departemen Luar Negeri AS David Shear mengatakan kepada Kongres, bahwa Amerika Serikat akan tetap siap dengan komitmen untuk mengirimkan senjata ke Taiwan agar wilayah pulau ini dapat mempertahankan dirinya sendiri dari ancaman luar. "Taiwan harus yakin bahwa pulau itu harus memiliki kemampuan fisik untuk melawan intimidasi dan aksi kekerasan dari China daratan," kata Shear, wakil asisten menteri luar negeri untuk urusan Asia Timut ketika memberikan penjelasan di hadapan Komisi Ekonomi dan Peninjauan Keamanan AS-China.129 Akibat dari kebijakan perintah Amerika Serikat yang tidak berubah dan tetap akan melakukan penjualan senjata kepada Taiwan maka pemerintah China melalui Menteri Luar Negeri Yang Jiechi yang baru mejabat dan salah satu pejabat senior yang mengecam rencana penjualan senjata yang diumumkan Washington. kemudian ujar Yang, Amerika Serikat harus "benar-benar menghormati kepentingan utama China dan kekhawatiran utama lainnya, serta untuk segera membatalkan keputusan yang salah ini... dalam rangka menghindari semakin besarnya jurang pemisah hubungan antara China-AS", dan Menurut pengumuman sehubungan dengan penjualan senjata AS kepada Taiwan telah merugikan hubungan China-AS, China memutuskan untuk menunda sebagian 129
. Abaikan China, AS Tetap Jual Senjata ke Taiwan http://internasional.tvone.co.id/berita/view/34677/2010/03/19/abaikan_china_as_tetap_jual_senjat a_ke_taiwan/ diakses 13 juli 2010
138
proyek kerja sama militer kedua negara, menunda konsultasi mengenai keamanan strategi tingkat wakil menteri, pengendalian persenjataan dan pencegahan penyebar-luasan persenjataan China-AS yang direncanakan kedua pihak dalam waktu dekat ini. China juga akan memberlakukan sanksi terkait terhadap perusahaan AS yang ambil bagian dalam penjualan senjata kepada Taiwan.130 Dan dikutip dari pemberitaan pemerintah di waktu lainnya menyatakan ” Pemerintah China menunda sementara kerja sama militer dengan Amerika Serikat, Penghentian itu menyusul rencana Washington menjual senjata ke Taiwan. Bahkan Beijing memanggil dubes AS dengan memperingatkan penjualan itu akan menganggu hubungan kedua negara. Kantor berita Xinhua mengutip pernyataan Kementerian Pertahanan mengatakan penundaan itu karena “dampak buruk” penjualan senjata. Sebelumnya China menyampaikan kemarahan atas usulan penjualan senjata Amerika kepada Taiwan senilai $6,4 miliar, yang mencakup helikopter dan peluru kendali. 131 Kemudian akibat pernyataan China yang tidak ditanggapi oleh Amerika karena Amerika tetap melakukan penjualan kepada Taiwan, Cina mengatakan akan menghentikan kerjasama militer dengan Amerika sebagai tanggapan atas usulan penjualan senjata Amerika kepada Taiwan.132 Bahkan kabar berita mengabarkan bahwa Beijing memutuskan kontak antar-militer dengan Amerika dan menolak kunjungan Menteri Gates bulan bulan juni lalu.133.
130
.http://www.mahadananews.com/3rd/index.php/component/content/article/21429-chinapenjualan-senjata-as-ke-taiwan-memukul-keamanan-nasional-china diakses 13 juli 2010 131 Jual Senjata ke Taiwan, China Hentikan Kerja Sama Militer Dengan AS http://hariansib.com/?p=109123 diakses 13 juli 2010 132 . Cina hentikan kerjasama militer http://www.bbc.co.uk/indonesia/dunia/2010/01/100130_ustaiwanmil.shtml diakses 13 juli 2010 133 . http://www1.voanews.com/indonesian/news/usa/AS-Minta-Tiongkok-Pulihkan-HubunganMiliter-95684939.htmldiakses 13 juli 2010
139
Pemutusan kontak antar-militer memicu reaksi dari Amerika Serikat, melalui Menteri Pertahanan Amerika Serikat melakukakan pembelaan terhadap keputusan China tersebut “Menteri Pertahanan Amerika Robert Gates membela penjualan senjata Amerika kepada Taiwan, katanya sebuah penempatan “luar biasa” dari misil jarak jauh dan balistik Tiongkok di seberang pulau itu mendorong keputusan tersebut. Menteri Gates juga mengatakan kepada kongres Amerika, penjualan senjata sesuai dengan sebuah komitmen persetujuan yang mengharuskan
Amerika
membantu
Taiwan
dalam
penyelenggaraan
pertahanannya. Kemudian Gates mengatakan keputusan Tiongkok untuk memutuskan kontak antar-militer kedua negara memperlemah stabilitas regional. Ia juga mengatakan penjualan senjata kepada Taiwan bukan merupakan ancaman, karena Washington tidak mendukung kemerdekaan untuk Taiwan.134 Pemerintah China mengambil keputusan itu beralasan dan dengan dasar yang dilandasi dari kesepemahaman dan kesepakatan antara China dan Amerika yang tertera didalam Shanghai Communiqeu, dimana Communique ini disetujui oleh kedua belah pihak pada 17 Agustus 982 yang isinya antara lain menekankan kembalinya Taiwan kedaratan China sepenuhnya adalah urusan internal China dan adanya kesepakatan untuk mengurangi penjualan senjata Amerika Serikat ke Taiwan. Oleh karena itu China beranggapan bahwa Amerika telah melanggar kesepemahaman tersebut dengan tidak memperhatikan dan tidak memandang bahwa Taiwan adalah darah teritorinya dan bahwa urusan Taiwan adalah urusan China, dimana dilain bait isi Communique juga menyatakan bahwa Amerika menyepakati bahwa hannya ada satu China ”dan tidak Taiwan”. 134
. Menhan AS Bela Penjualan Senjata kepada Taiwan http://www1.voanews.com/indonesian/news/Menhan-AS-Bela-Penjualan-Senjata-kepadaTaiwan.html diakses 13 juli 2010
140
Dalam Aspek yang tercantum didalam salah satu Communique juga menyatakan bahwa antara Amerika dengan China sangat berperan penting terhadap keamanan Taiwan. Didalam dokumen tersebut China menegaskan bahwa”kebijakan fundamental China adalah berusaha mencari penyelesaian yang damai mengenai masalah Taiwan”. Berdasarkan jaminan dari China tersebut sebagai timbal baliknya, Amerika Serikat mengeluarkan pernyataan mengenai tidak akan meningkatkan penjualan senjatanya ke Taiwan tidak akan melebihi, baik dalam kualitas maupun kuantitas dalam ditingkatan yang sudah-sudah pada tahun-tahun terakhir dan bahwa Amerika Serikat bermaksud untuk mengurangi secara bertahap penjualan senjatanya ke Taiwan. Dan China pun tidak luput dengan landasan kesepakat bersama (Joint Statement) antara pemerintah China dan Amerika Serikat ketika kunjungan Barack Obama pada bulan November 2009, yang menyatakan bahwa Taiwan adalah bagian dari China dan akan mendukung kebijakan China tentang Taiwan secara damai dan Amerika tidak akan ikut Cambur dalam urusan internal China. Namun sepertinya upaya China untuk mendesak Amerika Serikat menghentikan penjualan senjata ke Taiwan sebagai menifestasi Amerika dalam mengimplemntasikan hubungan militernya dengan Taiwan yang tertera dalam TRA, sehingga tidak akan mebuahkan hasil walau upaya China sampai pada tahap penundaan atau pemberian sanksi terhadap perusahaan Amerika Serikat yang beroperasi di China dan terlibat dalam proyek penjualan senjata tersebut, sebagaimana pembelaan Pemerintah Amerika Serikat, ”Amerika Serikat telah menghimbau kepada Tiongkok agar memulihkan hubungan militer dengan Amerika, walaupun ada perselisihan mengenai penjualan senjata Amerika kepada
141
Taiwan. Berbicara kepada wartawan dalam konferensi keamanan di Singapura pada hari Sabtu 18 juni 2010, Menteri Pertahanan Amerika Robert Gates mengatakan keputusan Tiongkok untuk menghentikan kontak militer-ke-militer sebelumnya tahun ini dapat merongrong kestabilan kawasan itu. Gates mengatakan jelas penghentian hubungan militer Amerika dengan Tiongkok tidak akan mengubah kebijakan Washington terhadap Taiwan. 135 Kemudian dalam berbagai sumber pemberitaan lain melaporkan pernyataan Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS) Robert Gates yang membela mati-matian kebijakan menjual senjata canggih kepada Taiwan. Katanya, "Kebijakan mendukung Taiwan bukan dibuat dalam beberapa tahun terakhir tapi sudah menjadi bagian dari kebijakan AS sejak tahun 1949."136 Dan dalam Berita Suara Media memberitakan Menteri Pertahanan AS Robert M. Gates membela aktivitas penjualan senjata AS kepada Taiwan. Pada hari Sabtu ia mengatakan transfer senjata tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan stabilitas Asia dengan menandingi peningkatan kekuatan militer China. Dalam sebuah pidato konferensi keamanan tahunan di Singapura, Gates mengatakan penjualan senjata tersebut merupakan bagian dari praktik jangka panjang AS. Bantuan tersebut ditentang Beijing, yang pekan ini menahan undangan kunjungan ke China yang diinginkan Gates saat ia tengah berkunjung ke kawasan Asia.137
135
. AS Minta Tiongkok Pulihkan Hubungan Militer http://www1.voanews.com/indonesian/news/usa/AS-Minta-Tiongkok-Pulihkan-Hubungan-Militer95684939.html diakses 14 juli 2010 136 . http://indonesian.irib.ir/index.php/berita/lintas-warta/22832-duel-as-vs-cina-yang-kianseru.html diakses 14 juli 2010 137 . http://www.suaramedia.com/berita-dunia/asia/23170-bela-perjanjian-senjata-as-taiwan-gatessalahkan-china.html diakses 14 juli 2010
142
Komentar Gates tersebut memperlihatkan adanya ketegangan militer yang terus berlanjut, meski hubungan dagang antara dua negara ekonomi kuat tersebut semakin dalam. Dalam pidatonya juga, Gates mengungkapkan penyesalannya karena AS dan China daratan belum mampu membangun kerja sama militer yang "kuat dan dapat diandalkan." Gates kembali menekankan bahwa Amerika Serikat tidak mendukung kemerdekaan Taiwan, yang dianggap China sebagai provinsi yang membelot, dan hanya ingin menciptakan stabilitas regional serta mencegah terjadinya konflik dan kekerasan."Karena peningkatan kekuatan militer China sebagian besar difokuskan pada Taiwan, penjualan senjata AS menjadi komponen penting dalam menjaga perdamaian dan stabilitas dalam hubungan China-Taiwan dan juga di seluruh kawasan," kata Gates, "Perkembangan isu keamanan bersama yang penting dalam hubungan antar militer telah ditahan karena sesuatu yang, sejujurnya, merupakan berita lama," kata Gates. "Sekarang seharusnya jelas bagi semua orang, lebih dari 30 tahun setelah normalisasi, bahwa hubungan militer kami dengan China tidak akan mengubah kebijakan Amerika Serikat terhadap Taiwan."138 Kemudian Gates mengatakan kerja sama tersebut penting karena hubungan AS-China yang tertahan dapat mencegah kesalah pahaman dan kesalahan kalkulasi. Tanpa kesempatan kerja sama militer yang tidak dihentikan karena ketidaksepahaman kebijakan, akan sulit bagi kedua negara menciptakan hubungan yang positif, katanya. "Ada akibat yang harus ditanggung karena ketiadaan hubungan antarmiliter," kata Gates. "Saya yakin hal itu penting bagi keamanan regional."139 138 139
.ibid .ibid
143
Dalam perselisihan kedua negara besar di atas memberikan gambaran hubungan bilateral antar keduanya, bahkan dalam suatu analisis mengatakan bahwa Pertalian Cina dan Amerika yang berperan besar dalam menentukan corak hubungan internasional dewasa ini diperkirakan bakal mendatangkan krisis. Bahkan yang lebih estrim lagi bahwa setelah perang dingin usai akan terjadi perang dingin tahap kedua yang di sebakan hubungan antara hubungan Amerika serikat dan China yang berada dalam perselisihan. Apabila kerjasama militer Amerika Serikat-Taiwan dalam penjualan senjata tetap dipertahankan maka hubungan Amerika serikat-China pasca kerjasama tersebut akan mengalami ketegangan khusunya dalam hubungan Militer tebukti dengan kerjasama Amerika-Taiwan dalam persenjataan militer China langsung bereaksi dan membatalkan kontrak kerjasama antara China dan Amerika dalam militer dan akan melakukan sanksi terhadap perusahaan Amerika Serikat yang terlibat dalam peroyek kerjasama tersebut yaitu penjualan senjata, kemudian dari itu Amerika Serikat bersikeras untuk mengharapkan China tidak melakukan
kebijakannya tersebut karena beralasan bahwa akan mengancam
stabiliatas keamanan. Oleh karena itu Normalisasi hubungan bilateral antara Amerika Serikat yang telah terjadi semenjak tahun 1982 akan sedikit ternodai dengan adanya fenomena ini yaitu hubungan bilateral keduanya akan menurun apabila kedua negara tidak dapat merekonsiliasi atau menkontruksi problema ini secepatnnya dengan pemahaman bersama dan dalam kepentingan bersama artinya tidak ada pihak manapun yang merasa di rugikan.
144
BAB V KESIMPULAN Dari pemaparan secara konseptual diatas berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka, penulis mengambil beberapa kesimpulan, diantaranya adalah: Hubungan bilateral antara Amerika Serikat telah berjalan hampir 60 tahun. Dalam hubungan keamanan antara Republik cina (Taiwan ) dan Amerika Serikat di bangun di atas pondasi yang kuat dengan sejarah panjang mencapai kembali pada awal Perang Dunia II. Pada 1940-an adalah episode yang paling terkenal dan peringatan kerjasama atara kedua negara, namun hubungan kedua negara sempat terhenti ketika pemerintah pemerintah memiliki keputusan untuk mulai menormalisasi hubungan dengan Republik Rakyat Cina, pada saat kunjungan Presiden Richard Nixon ke Beijing, dan komunike bersama di Shanghai pada tahun 1972 sangat berubah persamaan strategis di Asia-Pasifik, dan menggerogoti hubungan diplomatik antara Washington dan Taipei. Tetapi walupun hubungan Amerika Serikat dan Taiwan secara resmi telah terputus, keduanya tetap melakukan hubugan melalui nonformal. Kedua belah pihak sama-sama menyadari bahwa hubungan keduanya memberikan arti penting unutuk kepentingan nasionalnya, Amerika Serikat memainkan peran penting baik dalam transformasi pertahanan Taiwan dan dalam menjaga stabilitas kawasan. Karena Taiwan dapat dilihat sebagai sebuah pulau kecil yang dekat ke wilayah China yang dapat berguna di papan catur grand kekuatan besar, mengingat bahwa kekuatan militer China yang semakin meningkat. Meskipun ukurannya relatif kecil, Taiwan layak untuk dilindungi dan dipertahankan. Oleh karena itu Amerika Serikat telah lama menjadi penjamin
145
keamanan Taiwan, dan akan terus memainkan peran penting dalam transformasi pertahanan Taiwan di abad ke-21. Taiwan pun merasa percaya diri dengan hubungan yang dilakukannya dengan Amerika serikat, sebagai upaya salah satunya mencari perlindungan dari Amerika Serikat jika sewaktu-waktu China memberikan ancaman untuk melakukan invasi terhadap Taiwan dengan cara mengedepankan kebijakan satu Chinanya, dikarenakan hingga saat ini Taiwan bersikeras tidak akan mematuhi kebijakan sepihak yang di keluarkan China tersebut. Hubungan Amerika Serikat-Taiwan didasari atas Taiwan Relations Act (TRA),. Dimana Taiwan Relations Act (TRA) di rumuskan dan dibuat dalam Kongres Amerika Serikat kemudian yang ditandatangani menjadi undang-undang oleh Presiden Carter pada tanggal 10 April 1979. TRA adalah hukum domestik yang unik dari Amerika Serikat. Ia menetapkan diri sebagai dasar untuk hubungan luar negeri AS dengan Taiwan. Atas dasar Taiwan Relation Act (TRA) hubungan tersebut terus berlangsung sampai saat ini. Amerika memandang berkewajiban untuk memberikan berbagi bantuan dan akan melindungi Taiwan dari berbagai ancaman keamanan, termasuk embargo dan baikot ekonmoni, sebagaimana yang tercantum dalam Pasal 2 (b) Taiwan Relation Act, Kemudian dalam pasal 3 TRA menyatakan komitmen Amerika Serikat untuk menyediakan peralatan pertahan dalam jumlah yang memadai yang diperlukan bagi Taiwan untuk membangun kapabilitas pertahanan nasional yang memadai. Selain itu Kongres Amerika Serikat beberapa tahun berusaha untuk memiliki administrasi publik mengakui bahwa hukum seperti TRA mengambil didahulukan dari pada Communique. Oleh karena itu lah kerjasama Amerika
146
Serikat dengan Taiwan khususnya dalam militer akan tetap berjalan, terbukti pada awal tahun, tepatnya pada tanggal 30 Januari 2010 Pemerintah Amerika Serikat mengumumkan penjualan senjatanya senilai US $ 6,4 miliar kepada Taiwan sebagai implementasi dari kesepakatan kerjasama militer kedua belah pihak. Akibatnya penjualan tersebut menimbulkan reaksi dari China, karena sampai saat ini China masih menganggap Taiwan adalah Teritorialnya, sehingga hal tersebut akan menyebabkan upaya China dalam melakukan reunifikasi antara China-Taiwan akan terhambat, sebagaimana di ketahui China menganggap Taiwan adalah salah satu wilayahnya, Taiwan memerintah secara terpisah sejak tahun 1949, ketika pasukan nasionalis mengungsi ke negara pulau tersebut, lari dari peperangan yang dimenangkan pasukan komunis. Sejak saat iu, Beijing mendesak Taiwan untuk menerima reunifikasi dan mengancam untuk mengambil langkah militer jika hal itu tidak dilakukan. Upaya reunifikasi China kepada Taiwan belum juga berhasil, semenjak Lee Teng-hui 1988-2000 dan dilanjutkan oleh Chen Shui Bian 2000-2004 hingga 2008 yang menyatakan penolakannya atas reunifikasi dan saat ini pun dengan kepemimpinan presiden Ma Ying Jeou, Taiwan tetap menolak usulan reunifikasi yang di ajukan oleh China, seperti yang di ungkapkan oleh Ma Ying Jiou dalam pidato kenegaraannya “”Di bawah kerangka konstitusi Republik Tiongkok dan kebijakan “tidak bereunifikasi, tidak merdeka dan tidak berperang” memperbaiki hubungan antar selat merupakan harapan bersama seluruh rakyat Taiwan, tapi kita tidak bisa melaksanakan secara sepihak. Dalam proses interaksi dua belah selat, pemerintah harus menerapkan prinsip “memprioritaskan Taiwan dan menguntungkan rakyat”. Taiwan tidak
147
boleh mengalah dalam hak dan interesnya, kehormatan orang Taiwan, harus dipegang teguh”. Oleh sebab itu penjualan senjata Amerika Serikat menurut China sebagai penghalang berikutnya bagi China untuk merealisasikan reunifikasi dengan Taiwan selain keinginan Taiwan sendiri yang cukup sulit untuk menerimanya, sehingga ini mencerminkan hubungan China akan kembali bersitegang dengan Taiwan, Pemerintah Taiwan menyambut baik realisasi kebijakan Amerika Serikat dan atas konsistensinya untuk melakukan kerjasama militer dengan Taiwan dengan melakukan penjualan senjata senilai US $ 6,4. Taiwan memandang atas penjualan tersebut akan memoderenisasi kekuatan militernya dan memberikan kepercayaan kepadanya dalam melakukan rekonsiliasi perdamaian dengan China dan ikut menjaga keamanan kawasan. Namun berbeda dengan pernyataan pemerintah China yang menyatakan bahwa penjualan senjata tersebut akan memberikan ancaman kepada pihak China, khususnya dalam upaya penyatuan atau reunifikasi karena Taiwan sampai saat ini dinyatakan sebagai profinsinya yang membangkang dan akibat penjualan senjata itu juga akan mengakibatkan menjauhnya arahan untuk merealisasikan reunifikasi diatas kebijakan One China Policy Kecaman pun datang dari China sebagaimana pernyataan Menteri Luar Negari China Yang Jiechi yang baru mejabat dan salah satu pejabat senior mengecam rencana penjualan senjata dan Yang mengatakan Penjualan senjata AS ke Taiwan memukul keamanan nasional China, dengan meningkatnya retorika dalam sengketa yang mengancam semakin dalam perpecahan antara negara perekonomian terbesar No.1 dan No.3 di dunia tersebut. Yang pun mengatakan
148
bahwa Amerika Serikat telah melakukan pelanggaran atas kesepakatan bersamanya yang tertera di dalam Shanghai Communique. Atas dasar ini pemerintah China terus memberikan protesnya kepada Amerika Serikat. Hal ini memperlihatkan ketidaksukaan China terhadap Amerika Serikat yang seolah-olah bermain dua mata, bahkan China mengancam akan memutuskan hubungan militer dengan Amerika Serikat dan akan memberikan sanksi terhadap perusahaan Taiwan yang berdomisili di China yang terlibat dalam proyek penjualan senjata itu. Nampaknya usaha China cukup sulit dan diabaikan oleh pemerintah Amerika Serikat karena Amerika akan tetap mengimlementasikan kerjasama militernya tersebut dengan tetap melakukan penjualan senjata ke Taiwan.dimana salah satu Pejabat departemen luar negeri AS David Shear mengemukakan pada satu tim Kongres bahwa Amerika Serikat akan "tetap siap dengan komitmen kita" berdasarkan undang-undang AS untuk memberikan Taiwan dengan senjatasenjata guna mempertahankan dirinya sendiri. "Taiwan harus yakin bahwa pulau itu harus memiliki kemampuan fisik untuk melawan intimidasi dan aksi kekerasan dari China daratan," kata Shear, wakil asisten menteri luar negeri untuk urusan Asia Timur. Adapun data penjualan senjata militer Amerika kapada Taiwan pada awal bulan tahun 2010, sebagaimana pemerintah Presiden Barack Obama Januari lalu menyetujui paket dan memberitahu rencana ini kepada Kongres yang akan menjual senjata senilai 6,4 miliar dolar
dan antara lain sebagai berikut :
helikopter Apache, sistem antimisil, pesawat peringatan dini E-2T, ,kapal-kapal
149
penyapu ranjau,rudal-rudal pencegat mutakhir, dan rudal-rudal yang diluncurkan dari kapal selam Akibat dari kebijakan perintah Amerika Serikat yang tidak berubah dan tetap akan melakukan penjualan senjata kepada Taiwan maka pemerintah China mengatakan akan menghentikan kerjasama militer dengan Amerika sebagai tanggapan atas usulan penjualan senjata Amerika kepada Taiwan. Bahkan kabar berita mengabarkan bahwa Beijing memutuskan kontak antar-militer dengan Amerika dan menolak kunjungan Menteri Gates bulan bulan juni lalu. Sebuah kebijakan dan sikap pemerintah China yang tegas atas tetap dipertahankannya penjualan senjata Amerika Serikat ke Taiwan Pemutusan kontak antar-militer memicu reaksi dari Amerika Serikat, melalui Menteri Pertahanan Amerika Serikat melakukakan pembelaan terhadap keputusan China tersebut “Menteri Pertahanan Amerika Robert Gates membela penjualan senjata Amerika kepada Taiwan, katanya sebuah penempatan “luar biasa” dari misil jarak jauh dan balistik Tiongkok di seberang pulau itu mendorong keputusan tersebut. Menteri Gates juga mengatakan kepada kongres Amerika, penjualan senjata sesuai dengan sebuah komitmen persetujuan yang mengharuskan
Amerika
membantu
Taiwan
dalam
penyelenggaraan
pertahanannya. Kemudian Gates mengatakan keputusan Tiongkok untuk memutuskan kontak antar-militer kedua negara memperlemah stabilitas regional. Ia juga mengatakan penjualan senjata kepada Taiwan bukan merupakan ancaman, karena Washington tidak mendukung kemerdekaan untuk Taiwan. Kemudian Gate menambahkan "Perkembangan isu keamanan bersama yang penting dalam hubungan antar militer telah ditahan karena sesuatu yang, sejujurnya, merupakan
150
berita lama," kata Gates. "Sekarang seharusnya jelas bagi semua orang, lebih dari 30 tahun setelah normalisasi, bahwa hubungan militer kami dengan China tidak akan mengubah kebijakan Amerika Serikat terhadap Taiwan." Kemudian Gates mengatakan kerja sama tersebut penting karena hubungan AS-China yang tertahan dapat mencegah kesalah pahaman dan kesalahan kalkulasi. Tanpa kesempatan kerja sama militer yang tidak dihentikan karena ketidaksepahaman kebijakan, akan sulit bagi kedua negara menciptakan hubungan yang positif, katanya. "Ada akibat yang harus ditanggung karena ketiadaan hubungan antarmiliter," kata Gates. "Saya yakin hal itu penting bagi keamanan regional." Akibat dari perselisihan kedua negara besar tersebut semakin menjadi-jadi, Ameika Serikat memandang Cina menjadi ancaman bagi Amerika Serikat di kawasan seiring dengan meningkatnya kekuatan militer dan persenjataan Cina mengakibatkan Amerika Serikat merasa tidak tenang dengan kondisi di kawasan Asia Pasifik yang menempatkan Cina sebagai kekuatan besar di kawasan ini. Ditunjang dengan perekonomian Cina yang sedang menaik, membuatnya dapat meningkatkan anggaran pertahanannya demi memperkuat militernya. Oleh karena itu juga Menteri Pertahanan Amerika Robert Gates menyatakan pemberhentiaan atas pemutusan kontak militer China sangat mengganggu keamanan di kawasan tersebut, karena sulit menjaga kesalah pahaman dari kedua belak pihak dan dia berharap hubungan keduanya tetap dilanjutkan. Namun dari Cina secara tegas menentang adanya perdagangan senjata antara Amerika Serikat-Taiwan, dan Cina berusaha mengimbanginya, hal ini merupakan langkah yang cukup berhasil, bahkan saat ini China telah melakukan modernisasi kekuatan militernya sehubungan dengan tiap tahunnya angaran militer China meningkat, pada tahun
151
ini pun akibat penjualan senjata Amerika Serikat ke Taiwan China melakukan kebijakan penambahan anggaran militernya. Dari Aspek-aspek tersebut merupakan sebuah indikasi akan kembali menegangnya hubungan Amerika-Serikat dengan China, sepeti tahun 2008 pada saat masa akhir jabatan Presiden Goerge W Bush menjabat yang hanya berencana melakukan penjualan senjata ke Taiwan, akhirnya pada saat itu China mengeluarkan kebijakan untuk memutuskan hubungan kerjasama dengan Amerika Serikat. Dan saat ini kejadiaan tersebut terulang kembali, mengingat kemarahan China atas penjualan itu tidak bisa di bendung lagi akibat dari ketidak berubahan kebijakan alias tetap dipertahankannya penjualan senjata tersebut oleh pemerintah Amerika Serikat, yang akan beresiko pada menurunnya hubungan bilateral kedua negara besar antara Amerika Serikat dan China.
152
DAFTAR PUSTAKA
A. SUMBER BUKU-BUKU & DOKUMEN Parenom, A Yusi dan Ropiki, A Zaim. 2005. Amerika dan Dunia. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. Wiriadmadja, Suwardi. 1994. Pengantar Ilmu Hubungan Internasional . Surabaya: Pustaka Tinta Mas Mc Clelland, Charles A,1986. Ilmu Hubungan Internasional: Teori dan Sistem. Jakarta: C. V. Rajawali Perwita, Anak Agung Banyu dan Yani, Yanyan Mochammad, 2005. Pengantar Hubungan Internasional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Holsti, K.J. 1987, Politik Internasional Dalam Kerangka Analisa. Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, Oktober Jackson, Robert dan Sorensen, George. 2005. Pengantar Studi Hubungan Internasional Terjemahan Dadan Suryadipura, Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Ohari, J. C., 1985. International Relations and Politics. M. Morgan, Patrick.1987. Theoris and Approaches to International Politics: What are we to think. New Brunswick: Transaction Books Prawirasaputra,R. Sumpena.1984. Politik Luar Negeri, Jakarta Kusumaatmadja, Mochtar.1983. Politk Luar Negeri Indonesia dan Pelaksanaannya Dewasa Ini.Bandung C Plano, Jack dan Olton, Roy: 1973. The International Relations Dictionary, Holt Rinehart, Winston Inc, Western Michigan University, New York, yang dikutip oleh Sidik Jatmika. 2001 dalam buku AS Penghambat Demokrasi, Membongkar Politik Standar Ganda Amerika Serikat, Bigraf Publishing, Yogyakarta Rudy, T. May.1998 Teori Etika dan Kebijakan Hubungan Internasional, Bandung : Refika Aditama Krisna, Didi.1993. Kamus Politik Internasional H. Lentner, Howerd Foreign.1947 Policy Analysis : A Comparative and Conceptual Approach, Charles E. Merril Publishing Company, Colombus,Ohio
153
Daniel i, Okimoto, Henry S.Romen, Michael Oksenbreg, James H.Raheal, Tomas P.Rohlen, Donel K.Emerson, AU.S Policy for Chasing Realities of East Asia : Toward new consensus, stanford university, california Lee, Bernice.1999The Security Implications of the New Taiwan Oxford: Oxford University Press Ross, Robert S. 1995. gotiating Cooperation: The United States and China, 1969-1989 Stanford, CA: Stanford University Press Yahuda, Michael.1998.The International Politics of the Asia-Pacific, 1945-1995, 3d N.Y.: Routledge Austin, Greg “missile diplomacy and Taiwan’s future:innovation in poltics and military power strategic and defence studies centre research school of pacific and asian studies” Australian National University, Canberra Chen Chien-jen, 1998. "Relations between the Republic of China and the United States: Twenty years under the Taiwan Relations Act," presented at Arizona State University, Tempe, Arizona, U.S.A Bellocchi, Nat , 1999. "U.S. Policy Toward a Changing Taiwan," presented at the conference, New Perspectives on U.S. Policy Toward Cross-Strait Relations, Sponsored by the Fletcher School of Law and Diplomacy Richard Bernstein dan Ross. H.Munro, 1997 “the coming conflik with chin”, new yorw : Alfred A. knop J. Brahm, Laurence . 2002. Cina’s Century (Abadnya Tiongkok) : Bangkitnya kekuatan Ekonomi berikutnya. Ter. Arvin saputra Batam:Interaksara
B. JURNAL, SURAT CETAK & SKRIPSI Asikin, Christin “kebijakan pertahanan China terhadap penjualan senjata AS ke Taiwan (2000-2004)”, skripsi strata satu ilmu social dan ilmu politk, Universita Parahyangan, tidak diterbitkan.Bandung : FISIP-HI Unpar U.S.-Taiwan FTA : Likely Economic Impact of a free trade Agreement Betweent the United States and Taiwan, h. 1, http://usinfo.state.gov Militer China Kian Mengancam, Harian Kompas, Beijing, 5 Maret 2008, hlm.VIII. Di kutip dari Wawacara China, Jiang Zemin dalam Republika., 1 September 1999
154
C. INTERNET Sejarah Taiwan R.O.C.K MinistriesTaiwan, dalam http://gbirocktaiwan.wordpress.com/category/taiwan/sejarah/ di akses 9 April 2010 www.Chinaembassy-indonesia.or.id “Taiwan Relations Act: Public Law 96-8, 96th Congress,” January 1, 1979, full text available on the website of the American Institute in Taiwan (AIT), http://www.ait.org.tw/en/about_ait/tra/ accessed February 8, 2010. http://bataviase.co.id/detailberita-10580304.html di akses 9 April 2010 Taiwan Sambut penjualan senjata AS http://www.waspada.co.id/index.php?option=com_content&view=article&id=861 06:taiwan-sambut-penjualan-senjata-as&catid=16&Itemid=29 di akses 10 April 2010 Taiwan, senjata AS menekan Cina, http://indonesian.irib.ir/index.php?option=com_content&view=article&id=18744: taiwan-senjata-as-menekan-cina&catid=59:perspektif&Itemid=101 di akses pada 15 April2010 US – PRC Joint Communique dalam, http://beijing.usembassychina.org.cn/uploads/images/QjyEUD4z2TG3AW9PIy5t RA/1982_Joint_Communique pdf di akses pada 15 April 2010 http://www.harianglobal.com/index.php?option=com_content&view=article&id= 30696:menlu-china-penjualan-senjata-as-ke-taiwanpelanggaran&catid=30:dunia&Itemid=55 di akses pada 15 april 2010 http://hariansib.com http://www1.voanews.com/indonesian/news/ Kamis, 10 Juni 2010 http://www.goi.gov.tw
http://web.bisnis.com/umum/politik-internasional/1id59470.html di akses tanggal 15 Juni 2010 http://hariansib.com/?p=32876 di akses tanggal 15 Juni 2010 http://www.china.org.cn/english/china-us/26012.htm# di akses 15 juni 2010 Rene L. Pattiradjawane, Buku Putih Pertahanan RRC Memusatkan Pertahanan pada Ekonomi,dalamhttp://www.pattiradjawane.com/index.php?option=com_content&t ask=view&id= 211&Itemid=54
155
http://gbirocktaiwan.wordpress.com/category/taiwan/sejarah/ di akses tgl 19 juni 2010 http://www.rti.org.tw/big5/topic/20081010/indonesian/teks.aspx di akses 19 juni 2010 http://www.wcfia.harvard.edu/fellows/papers/2000-01/chang.pdf diakses tgl 29 Juni 2010 www.arm control.org/factsheet/taiwanarms.asp http://www.chinapost.com.tw/business/detail.asp?GRP=E&id=89596 http://www.etaiwannews.com/etn/news_content.php?id=1135417&lang=eng_new s&cate_img=49.jpg&cate_rss=news_Society_TAIWAN China Mutual Defence http://usinfo.org/sino/dtreaty_e.htm di akses 9 juli 2010 U.S.-China Joint Statement http://www.chinanuclear.cn/bbs/showthread.php?t=137821&language=id diakses 9 juli 2010 http://www.index-china.com/index-english/China-US-s.html di akses 8 juli 2010 www.britannica.com/EBchecked/topic/157645/Deng-Xiaoping diakses pada tanggal 24 Februari 2010 http://bair.web.ugm.ac.id/Rahasia_Dibalik_Kesuksesan_Produk_Cina.htm diakses pada tanggal 24 Februari 2010 http://topics.nytimes.com/top/reference/timestopics/subjects/u/united_states_econ omy/index.html?scp=2&sq=recession%20economic%20america%20growth%20c hina&st=cse Pada 01 Maret 2010 http://www.suaramedia.com/ekonomi-bisnis/ekonomi/12869-bernanke-ekonomias-semakin-mundur-di-masa-depan.html Pada 01 Maret 2010 http://www.koranindonesia.com/2008/04/30/biaya-ekonomi-sosial-politik-perangirak/ Pada 28 Februari 2010 Shanghai Communique http://www.china.org.cn/english/china-us/26012.htm# diakses 9 juli 2010 Kemampuan Militer Cina Cemaskan AS http://www.pikiranrakyat.com/prprint.php?mib= beritadetail&id=15748 – diakses 8 juli 2010
156
Department of Defense, The President’s 2008 Budget – http://www.whitehouse.gov/omb/rewrite/ budget/fy2008/defense.html – diakses 9 juli 2010 http://studiasinica.net/tag/kebijakan-luar-negri/ diakses 9 juli 2010 http://www.inilah.com/berita/celah/2009/02/24/85994/buku-putih-pertahanancina/ diakses 9 juli 2010 www.pbs.org.newshour/bb/asia/china/china-taiwan.html diakses 9 juli 2010 http://matanews.com/2010/01/31/alasan-as-jual-senjata-ke-taiwan/ diakses 10 juli 2010 http://indonesian.irib.ir/index.php/berita/berita/22434-as-bela-penjualan-senjatake-taiwan.html diakses 10 juli 2010 http://www.inilah.com/news/read/politik/2009/03/17/91375/china-as-awas-jualsenjata-ke-taiwan/ diakses 11 juli 2010 http://www.republika.co.id/berita/breaking-news/internasional/08/10/04/5933taiwan-akan-beli-senjata-dari-as-seharga-65-miliar-dolar diakses 11 juli 2010 http://internasional.tvone.co.id/berita/view/34677/2010/03/19/abaikan_china_as_t etap_jual_senjata_ke_taiwan/ diakses 11 juli 2010 http://hariansib.com/?p=109123 diakses 11 juli 2010 http://beritasore.com/2008/10/10/penjualan-senjata-panaskan-hubungan-china-as/ diakses 11 juli 2010 http://englis.people.com http://indonesian.irib.ir/index.php/berita/lintas-warta/22832-duel-as-vs-cina-yangkian-seru.html di akses 9 maret 2010 http://www.kapanlagi.com/h/old/penjualan-senjata-as-ke-taiwan-diproteschina.html di akses 10 juli 2010 http://www.rnw.nl/bahasa-indonesia/article/cina-bereaksi-keras-terhadap-amerikadan-taiwan diakses 8 juli 2010 http://hariansib.com/?p=115425 diakses 8 juli 2010 http://www1.voanews.com/indonesian/news/usa/Menhan-AS-Bela-PenjualanSenjata-kepada-Taiwan.html diakses 10 juli 2010 “China’s National Defense in 2008,” The State Council Information Office, 20 Januari
157
2009,http://www.china.org.cn/government/central_government/200901/20/conten t_1755577.htm diakases 10 juli 2010
“Hu Jintao’s Speech to the 17th Party Congress,” http://english.cri.cn/4026/2007/10/16/191/@284354.htm diakases 10 juli 2010 http://vholenxcrome.blogspot.com/2010/03/anggaran-belanja-militer-china-rp722.htm diakses 10 juli 2010 http://www.indotops.com/983-as-pastikan-penjualan-senjata-ke-taiwan-demistabilitas-keamanan/ diakses 11 juli 2010 http://international.okezone.com/read/2010/02/09/18/301697/18/taiwan-terus-belisenjata-as diakses 12 juli 2010 http://letbrain-answer.blogspot.com/2008/01/pengaruh-penjualan-senjata-as-ketaiwan.html di akses 13 juli 2010 http://en.wikipedia.org/wiki/Neo-realism di akses 13 juli 2010 WM Morrisson,Cina s Economic Outlook,diakses dari http:// www.fas.org/sgp/crs/row/IB98014.pdf Diakses tanggal 02 maret 2010 http://www.indonesianvoices.com/index.php?option=com_content&view=article &id=352:moderenisasi-militer-china-untuk-perdamaian&catid=39:isu-gerakananti-perang&Itemid=60 diakses tanggal 02 maret 2010 http://beritasore.com/2008/10/10/penjualan-senjata-panaskan-hubungan-china-as/ diakses 13 juli 2010 http://www.dmcindonesia.web.id/kliping/BIjanuari2010/BI270110.pdf diakses 13 juli 2010 http://internasional.kompas.com/read/2010/01/09/19455387/China.Desak.AS.Bata lkan.Penjualan.Senjata.ke.Taiwan. diakses 13 juli 2010 China: AS, Awas Jual Senjata ke Taiwan! http://www.inilah.com/news/read/politik/2009/03/17/91375/china-as-awas-jualsenjata-ke-taiwan/ diakses 13 juli 2010 Abaikan China, AS Tetap Jual Senjata ke Taiwan http://internasional.tvone.co.id/berita/view/34677/2010/03/19/abaikan_china_as_t etap_jual_senjata_ke_taiwan/ diakses 13 juli 2010 http://www.mahadananews.com/3rd/index.php/component/content/article/21429china-penjualan-senjata-as-ke-taiwan-memukul-keamanan-nasional-china diakses 13 juli 2010
158
Jual Senjata ke Taiwan, China Hentikan Kerja Sama Militer Dengan AS http://hariansib.com/?p=109123 diakses 13 juli 2010 Cina hentikan kerjasama militer http://www.bbc.co.uk/indonesia/dunia/2010/01/100130_ustaiwanmil.shtml diakses 13 juli 2010 http://www1.voanews.com/indonesian/news/usa/AS-Minta-Tiongkok-PulihkanHubungan-Militer-95684939.htmldiakses 13 juli 2010 Menhan AS Bela Penjualan Senjata kepada Taiwan http://www1.voanews.com/indonesian/news/Menhan-AS-Bela-Penjualan-Senjatakepada-Taiwan.html diakses 13 juli 2010 AS Minta Tiongkok Pulihkan Hubungan Militer http://www1.voanews.com/indonesian/news/usa/AS-Minta-Tiongkok-PulihkanHubungan-Militer-95684939.html diakses 14 juli 2010 http://indonesian.irib.ir/index.php/berita/lintas-warta/22832-duel-as-vs-cina-yangkian-seru.html diakses 14 juli 2010 http://www.suaramedia.com/berita-dunia/asia/23170-bela-perjanjian-senjata-astaiwan-gates-salahkan-china.html diakses 14 juli 2010