DAFTAR PUSTAKA
Cutlip, M. Scott, et al. Effective Public Relations. Jakarta : Kencana. 2006. Damarastuti, Rini. Mindfulness Dalam Komunikasi Antarbudaya. Yogyakarta : Buku Litera. 2013. Effendi, Onong, Uchjana. Dinamika Komunikasi. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. 2008. ___________________. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. 2005. Elvian, Akhmad. Toponim Kota Pangkalpinang. Pangkalpinang : Percetakan Franita. 2011. Hidayat, Dasrun. Komunikasi Antarpribadi dan Medianya. Yogyakarta : Graha ilmu. 2012. Ishak, Aswad, et. Al (editor). Mix Methodology Dalam Penelitian Komunikasi. Yogyakarta : Buku Litera. 2011. Iskandar. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta : Gaung Persada. Jefkins, Frank. Public Relations. Jakarta : Erlangga. 1995. Kuswarno, Engkus. Metodologi Penelitian Komunikasi Fenomenologi (Konsepsi, Pedoman, dan contoh Penelitiannya). Bandung : Widya Padjadjaran. 2009. Moleong, Lexy. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Mulyana, Deddy. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung : Remaja Rosdakarya. 2000. ____________. Komunikasi efektif : suatu pendekatan lintasbudaya. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. 2005. ___________ & Rahmat, Jalaludin. Komunikasi Antarbudaya. Bandung : Remaja Rosdakarya. 2000.
163
164
Nurudin. Sistem Komunikasi Indonesia. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. 2004. Rachmat Kriyantono.Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta : Kaki langit. 2007. Rakhmat, Jalaludin. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung : Remaja Rosdakarya. 1999. Ruslan, Rosady. Etika Kehumasan dan Konsepsi dan Aplikasi. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.2002. ____________. Kiat dan Strategi Kampanye Public Relations. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. 2013. ____________. Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi (Konsepsi dan Aplikasi). Jakarta : PT Raja Grafindo. 2003. Sihabudin, Ahmad. Komunikasi Antrabudaya suatu Perspektif Multidimensi. Jakarta: PT Bumi Aksara. 2011. Simanjuntak, Rusly. Pengelolaan Reputasi Organisasi Publik, Mercu Buana Public Relations Student Associations Forum. Stephen, W, Littlejohn. Theories of Human Communication, Fourth Edition. Belmont California :Wadsworth Publishing Company. 1992. Sugiyono. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung : Alfabeta. 2010. Susanto, S. Astrid. Komunikasi dalam teori dan praktek. Bandung : Bina Cipta.1998.
SUMBER LAINNYA
Babel Tour. Upacara Sembahyang Rebut. Diakses pada tanggal 1 Agustus 2014 dari http://babeltourism.tumblr.com/. Berger, Peter L dan Thomas Luckman. The Social Construction of Reality (e-book). Diakses pada tanggal 14 Nov 2014 dari perflensburg.se/Berger%20socialconstruction-of-reality.pdf
165
Karmadi, Agus, Dono (Kepala Subdin Kebudayaan Dinas P dan K Jawa Tengah). Budaya lokal sebagai warisan budaya dan upaya pelestariannya. Diakses pada tanggal 02 Januari 2015 dari http://wisatadanbudaya.blogspot.com/2010/ 11/budaya-lokal-sebagai-warisan-dan.html. Pemerintah Daerah Kabupaten Bangka. Profil Daerah. Diakses pada tanggal 11 Januari 2015 dari http://bangka.go.id/.
166
LAMPIRAN WAWANCARA
Nama : Drs. Akhmad Elvian Wawancara : 23 Januari 2015 Pekerjaan :Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (DISBUDPARPORA) Pemerintah Kota Pangkalpinang
1. Apakah menurut Anda kebudayaan lokal akan bertahan terkait dengan pesatnya kemajuan teknologi dan masuknya kebudayaan asing? Kebudayaan, sebenarnya di dalam kebudayaan itu terkandung dua unsur ya, pertama apa yang disebut dengan daya progresif kemudian daya preservatif. Sebenarnya kebudayaan itu akan tetap eksis, dari lokal ya kebudayaan daerah akan tetap eksis karena dia memiliki daya preservatif ya, daya preservatif itu, daya yang menyebabkan kebudayaan itu tetap lestari. Daya yang menyebabkan kebudayaan itu tetap lestari tetap langgeng. Selama nilai-nilai budayanya masih dijadikan oleh masyarakat sebagai tatanan prilaku dalam kehidupan. Misalnya saya beri contoh ya, e kalau e tentang berpakaian saja ya berpakaian itu adat misalnya. Kenapa pakaian adat pengantin ya misalnya tetap lestari? Karena masyarakat pendukung budaya itu menganggap pakaian adat itu mengandung tata nilai ya yang berisi nilai-nilai kebaikan, nilai-nilai kebahagiaan yang harus dilaksanakan. Jadi di dalam unsur budaya, di dalam kebudayaan itu sendiri terdapat daya, daya untuk melestarikan kebudayaan itu sendiri. Nah, kemudian yang kedua daya progresif namanya. Daya progresif itu daya yang mendorong kebudayaan itu untuk maju dan berkembang. Nah, itu biasanya dilakukan oleh penggiat-penggiat budaya ya, kelompokkelompok masyarakat yang cinta kepada budaya, orang-orang tua yang kita sebut sebagai ketua adat ya, lembaga adat ya. Nah itu, termasuk pemerintah ya. Pemerintah itu mendorong kebudayaan itu untuk tetap lestari, itu daya progresif namanya. Jadi tidak mungkin ya kebudayaan itu akan hilang atau
167
punah karena di dalam kebudayaan itu ada daya progresif dan daya preservatif. 2. Jadi pemerintah menggunakan keluarga, pemuka adat itu untuk mendorong agar budaya itu tidak hilang ya pak atau ada strategi lain gitu pak? Kalau pemerintah sih, dia punya. Jadi pemerintah itu punya kebijakan dalam pelestarian budaya itu. Nah, kebijakan nya itu menyangkut 3 hal. Yang pertama tugas pemerintah itu menggali ya, melindungi kebudayaan itu agar tidak punah kemudian mengembangkannya untuk kepentingan masyarakat kemudian memanfaatkannya. Memanfaatkan nya untuk memenuhi apa kebutuhan batinnya masyarakat. Manusia itu kan ada kebutuhan rohani ya, kebutuhan jasmani ya dan batin kita tuh harus terpenuhi melalui unsur-unsur budaya. Misalnya kesenian, jadi strategi pemerintah itu tentu melalui tiga hal ini penggalian/perlindungan, pengembangan dan pemanfaatan. 3. Bagaimana menurut Anda perkembangan kebudayaan Bangka saat ini? Perkembangan kebudayaan Bangka ya saat ini untuk kesenian ya beberapa kegiatan-kegiatan kesenian tampaknya mulai berkembang, kesenian ya. Seni tari ya misalnya, itu mulai berkembang dengan pesat apalagi pemerintah itu sering melakukan kegiatan festival ya, daya-daya progresif tadi ya mendorong kebudayaan untuk maju tadi. 4. biar lebih dikenal oleh masyarakat luas ya pak? Iya, itu untuk kesenian. Kemudian yang berhubungan dengan bahasa, karena kita memiliki lembaga bahasa, bahasa daerah merupakan bagian dari budaya ya tu mulai diperhatikan. Terutama oleh pemerintah melalui lembaga bahasanya yang ada di provinsi. Nah, kemudian untuk yang berhubungan dengan sejarah dan purbakala masyarakat kita sudah mulai sadar dan mengerti akan pentingnya warisan-warisan budaya benda, warisan budaya tak benda itu jadi masyarakat mulai berperan aktif dalam hal perlindungan warisan-warisan budaya yang benda maupun tidak benda. 5. Jadi, masyarakat turut serta dilibatkan ya pak? Iya, kemudian kita juga di pemerintah ya dalam rangka menjaga pelestarian budaya itu sudah menetapkan beberapa simbol-simbol budaya kita itu menjadi warisan budaya tak benda nasional. Misalnya dambus ya, tradisi Buang Jong, ada tarian kedidi, tradisi nganggung, tradisi taber, kemudian perang ketupat, rebo kasan. Nah, itu sudah kita gali, kita kembangkan, kita manfaatkan kemudian ditetapkan pemerintah dan kita ajukan ke pusat ya. Kemudian ditetapkan pemerintah sebagai warisan budaya tak benda nasional. Tidak menutup kemungkinan ya kalau rencana aksi nya terus kita kembangkan untuk pelestarian terutama untuk pengembangan dan pemanfaatannya. Tak
168
menutup kemungkinan dia akan berkembang menjadi warisan budaya dunia yang diakui oleh UNESCO kan. 6. Saya lihat juga di website Bangka, Rebo Kasan dan yang bapak sebutkan tadi artikelnya sudah mulai banyak ya pak, tetapi untuk Upacara Sembahyang Rebut, Upacara Sembahyang Kubur dan tradisi-tradisi budaya Buddha sendiri itu belum ya pak? Kalau yang Upacara-upacara yang bersifat sakral yang berhubungan dengan kepercayaan dan agama karena masyarakat pendukungnya masih menjadikan itu sebagai norma patokan nilai dan itu menjadi keyakinan dalam kehidupannya ia akan tetap lestari karena tetap dilaksanakan kan, tetap diperingati ya. Terutama oleh masyarakat Tionghua ya yang ada di Pulau Bangka. Nah, bahkan ada beberapa tradisi yang merupakan tradisi yang dirayakan masyarakat Tionghua juga dirayakan oleh masyarakat pribumi Bangka ya kan, seperti Imlek itu orang-orang pribumi Bangka juga ikut merayakannya. Kemudian seperti Chit Nyet Pan itu ya Upacara Sembahyang Rebut itu juga orang-orang Melayu ya pribumi ya juga ikut serta kan dalam sembahyang rebut kan, chit nyet pan itu kan. 7. Strategi untuk mengenalkan Upacara Sembahyang Rebut kepada dunia luar? Kalau rencana kita baru sebatas untuk Ceng Beng. Karena di Pangkal Pinang ini ya, kita bicara wilayah administratif, kan di Pangkal Pinang. Karena di Pangkal Pinang kita memiliki kuburan yang begitu besar ya, terbesar lah di Asia Tenggara isinya hampir sekitar 20.000 makam di Toba. Kerena kuburan itu tradisi yang kental pada tanggal 5 April itu adalah tradisi Chin Min atau Ceng Beng ya. Kegiatan bersih dan terang itu kan. Sedangkan untuk kegiatan Chit Nyet Pan itu ya Sembahyang Rebut ya, bahasa inggrisnya apa? Ghost Hungry kan, hahahaha. Jadi itu berkembang ya kebanyakan di klentengklenteng yang ada di kabupaten Bangka. Apakah di Rebo misalnya, di merawang, di batu Rusa ya ini secara besar-besaran banyak dilakukan di klenteng-klenteng di perkampungan-perkampungan Tiong Hua yang ada di kabupaten Bangka. Kalau di Pangkal Pinang kan Klenteng besarnya Cuma untuk sementara ini ada tiga kan. Di Kuan Tie Miau, di Hok Tek Che di Setia Budi di Simpang Selabung dan Shen Mu Miau Dewi Laut di tanjung Bunga. Nah, itu yang biasa menyelenggarakan chit nyet pan. 8. Menurut Bapak perlu tidak mengenalkan kepada generasi muda mengenai budaya lokal yang dimiliki oleh pulau Bangka? Harus, jadi budaya itu kan identitas, identity jadi setiap bangsa setiap masyarakat kan punya budaya ya. Nah, budaya itu sebagai identitas, identity sebagai jati dirinya. Kalau generasi muda tidak mengenal jati dirinya tidak mengenal budaya nya, tidak memiliki identitas kan akhirnya dia menjadi apa
169
istilahnya, menjadi orang yang tercabut dari akar budaya nya. Kemudian dia terasing dari lingkungan budayanya. Akhirnya dia mengambillah budayabudaya yang datang dari luar. yang sebenarnya itukan gelap ya, hampa ya, hampa budaya limbah budaya yang datang ke kita. Itu yang mereka terima. Jadi perlu ya diberi pemahaman, diberi jembatan kepada generasi muda bahwa budaya kita ya budaya lokal itu memiliki kearifan-kearifan yang tinggi, kearifan-kearifan yang luar biasa ya. Jadi identity itu menunjukan dignity nya. Dignity itu, jadi identitas itu penuh dengan keagungan, keluhuran ya, ada marwahnya wibawanya seperti itu dan ini perlu kita tanamkan wariskan ke generasi berikutnya. 9. itu bagaimana caranya pak? Mungkin lewat sekolah, sosialisasi atau bagaimana? Yang pertama yang paling ampuh itu ya, bahasa misalnya yang menyangkut bahasa ya, bahasa itu kan bagian dari budaya ya. Bahasa itu agar dia tetap lestari harus dijadikan sebagai bahasa komunikasi di dalam lingkungan keluarga. kemudian jadi bahasa komunikasi di lingkungan yang lebih luas di masyarakat, tapi jangan segan-segan. Pasal 32 undang-undang dasar 45 kan sudah menjamin itu ya jadi pemerintah memajukan kebudayaan nasional di tengan perkembangan peradaban dunia dengan memperhatikan perkembangan kebudayaan masyarakatnya. Jadi, masyarakat lokal masyarakat di daerah itu punya right to culture, punya hak megembangkan budayanya. Jadi jangan segan-segan lagi orang bangka ketemu dengan orang bangka berbicara dengan bahasa bangka kan, jangan malu. Itu sudah dijamin dengan undang-undang dan itu identitas kita. Itu bahasa ya, jadi harus dimulai dari lingkungan keluarga kemudian lingkungan masyarakat. Nah, kalau yang menyangkut unsur-unsur budaya yang lain, penanaman yang paling cepat itu melalui jalur pendidikan ya. Pendidikan formal di dalam kurikulum 2013 ya sebenarnya ada materi muatan lokal namanya. Materi muatan lokal yang harus dikebangkan oleh daerah. Nah, materi muatan lokal ini harus bercirikan kepada ke khas-an daerah ya. Enisitas daerah kemudian berbicara untuk kepentingan daerah dan materi nya itu juga harus nernuansa kedaerahan, nah itu sebenarnya harus dikembangkan di lembaga pendidikan melalui muatan lokal. Kemudian yang berikutnya melalui masyarakat ya, masyarakat sekarang ini kan banyak sekali terbentuk kelompok-kelompok komunitas seni budaya, komunitas adat ya, komunitas yang peduli terhadap heritage. Ini yang perlu difasilitasi dengan baik oleh pemerintah. Sebab, pelestarian budaya juga bisa dilakukan melalui mereka. 10. Menurut Anda apa makna di balik proses pewarisan Upacara Sembahyang Rebut ini? Karena masyarakat pangkal pinang atau masyarakat perkotaan mungkin nilainilai kegotong royongannya sudah mulai kendur kan. Berbeda misalnya
170
perayaan Chit Nyet Pan di kabupaten Bangka kan, masyarakatnya gotong royong kan, masih kental mereka misalnya mengumpulkan dana ya sampai sekian belas meter membangun Thai Se Ja dewa akherat nya besar kan. Itu kan simbol kemakmuran, simbol kegotong royongan masyarakat setempat. Semakin besar semakin banyak makanan yang dihidangkan ya menunjukan kualitas masyarakatnya semakin makmur. 11. Bagaimana menurut Anda mengenai dikenalnya pulau Bangka sebagai pulau penghasil Timah, disamping beragamnya kebudayaan unik yang dimiliki oleh pulau Bangka? Apakah Anda sebagai Humas Bangka ingin mengenalkan Pulau Bangka bukan hanya sebagai pulau penghasil timah? Kalau timah itu sebenarnya kan menyangkut sektor ekonomi ya, karena kita dijajah oleh Belanda ya dan Belanda itu mengeksplorasi timah secara besarbesaran nah Belanda buat kebijakan setiap kegiatan yang tidak berkaiatan dengan timah itu dilarang sehingga sektor-sektor yang lain tidak tumbuh dan berkembang dengan baik sektor kerajinan rakyat tidak tumbuh dan berkembang sektor perikanan tidak tumbuh dan berkembang kan sektor perkebunan tidak berkembang dengan baik karena orang bangka terserah apakah ia orang melayu orang pribumi orang barat orang laut apakah orangorang Tiong hua itu memang disetting oleh penjajah ya itu untuk selalu tergantung kepada timah. Orang-orang Tionghua nya dipekerjakan di tambang, orang-orang pribumi nya diperkerjakan mencari kayu membuat arang menjadi kuli pengangkut barang seperti itu jadi penghidupan masyarakat bangka itu hanya difokuskan kepada bagaimana ia menghasilkan hari ini untuk dimakan hari itu juga seperti itu. Itulah kita menjadi orangorang yang malas ya, jadi bangsa yang terjajah. Nah, untuk merubah mentalitas tadi, mental model yang sudah terkukung sekian ratus tahun oleh penjajah itu memang agak sulit. Jadi, untuk mengalihkan perhatian masyarakat ke sektor lain disamping timah itu memang agak berat ya agak sulit, tetapi itu bisa kita lakukan. Misalnya kita kembangkan sektor pariwisata ya, salah satu daya tarik pariwisata itu kita kembangkan kita gali kebudayaan kita. Bisa itu pelan-pelan kan karena itu penting dan menarik ya. 12. Kendala dan hambatan apa yang dihadapi terkait dengan pelestarian dan pewarisan nilai budaya lokal kepada generasi muda? Kesulitannya sebenarnya karena ranah budaya ini dianggap sebagai ranah yang mungkin ya tidak menghasilkan uang ya, non profit, low profit atau tidak menghasilkan profit sama sekali ya. Ini agak sulit ya membuat ketertarikan orang untuk ikut dalam hal pelestarian dalam hal pembangunan sektor kebudayaan ini. Agak-agak sulit lah bagi kita.
171
13. Bagaimana solusi yang dilakukan untuk menghadapi kendala dan hambatan tersebut? Pertama ya kita harus punya wadah misalnya untuk mencintai bangunanbangunan bersejarah, budaya, kita bentuk komunitas masyarakat pecinta sejarah dan budaya. Komunitas itu ya kita fasilitasi kita bina, dan mereka kan menjadi pionir nanti untuk menarik teman-temannya untuk menjadi anggota komunitas. Kemudian Lambat laun itu akan menjadi lebih besar, komunitas itu kan kita bentuk. Kemudian kita juga membuat kegiatan-kegiatan yang sifatnya yang menarik ya sehingga timbul minat generasi muda untuk secara perlahan-lahan ikut mencintai budayanya misalnya kita punya kegiatan apa yang disebut dengan jejak tradisi daerah jadi generasi muda itu kita ajak mengunjungi situs-situs tradisi yang ada di daerah seperti chit nyet pan, ceng beng itu untuk yang tradisi tionghua nya yang kitanya tradisi nganggung, serojak, perang ketupat itu kita ajak dalam kegiatan jejak tradisi itu. Kemudian kita juga adakan juga semacam lomba penulisan artikel tentang budaya yang kemudian saat ini mungkin populer di generasi muda itu membuat film dokumenter film pendek tentang sejarah atau tentang budaya kita lombakan itu, kita festivalkan. 14. itu sudah mulai jalan ya pak? Sudah, seperti itu lah yang kita lakukan untuk menarik minat mereka, memang agak sulit kan. Hahaha 15. tapi ini jangka panjang ya pak? Iya, jangka panjang. 16. Sekarang ini, banyak sekali di media sosial akun/fanpage mengenai informasi seputar Bangka Belitung (misalnya : Bangka YOH, Kampong Bangka, Bangka Belitung Community) dan mereka cukup aktif dalam meng-update informasi seputar Bangka, apakah hal tersebut membantu Humas sendiri dalam penyebaran informasi terkait budaya lokal yang dimiliki pulau Bangka? Kalau masih terarah ya bisa membantu, tapi kalau sudah tidak terarah kan bisa merusak malahan kan. Misalnya pemahaman tentang peristiwa budaya nya keliru atau salah kan. Akhirnya kan dipahami keliru dan salah pula oleh orang lain kan jadi sebenarnya media-media sosial ya banyak yang sukses ya seperti melayu online kemudian di kita ada juga lembaga adat melayu bangka itu itu bagus sebenarnya apabila dikelola dengan orang-orang yang betul-betul ahli kan tapi kalau hanya sekedar hanya untuk sensasi malah merusak kan. 17. tapi ada pemantauan dari pihak pemerintah tidak?
172
Biasanya kalau apa kalau tidak ada pemahaman mereka itu terhadap budaya itu mereka akan mati sendiri akan hilang sendiri. Yang benar itu yang akan berkembang dengan baik. Jadi menurut jalannya waktu saja.
18. Mengenai salah satu Upacara di Bangka, yakni Upacara Sembahyang Rebut. Menurut Anda apakah upacara ini merupakan salah satu upacara yang unik yang dimiliki pulau Bangka? Pernah ikut/terlibat tidak? Kalo sembahyang rebut pernah waktu kecil-kecil itu ya. Sebenarnya itu kan diperingati pada tgl 15 bln 7 penanggalan cina. Sebenarnya ada 2 versi ada yang dilaksanakan pada malam tanggal 15 ada yang dilaksanakannya pada tanggal 15 malam. Jadi orang-orang hakka biasanya yang khek ya biasanya tanggal 14 ya, malem 15 pas bulan terang. Kalau orang-orang Hokkian itu tanggal 15 malamnya itulah perbedaannya. Nah, menurut kepercayaan orangorang Tionghua pada tanggal 1 bulan 7 itu pintu neraka kan di buka, roh-roh itu keluar dari pintu neraka kan. Bagi yang memiliki keluarga, biasanya keluarga nya meyiapkan ya makanan minuman di rumah. Bagi roh-roh yang tidak memiliki kelurga kan itu pihak klenteng yang menyiapkan. Nah, yang dikhawatirkan itu pada saat turun roh-roh ke bumi itu beriringan juga dengan roh-roh jahat yang bisa mengganggu kehidupan manusia di bumi. Oleh sebab itu di buatlah patung thai se ja dia pegang pena sama buku. Sebenarnya itu ada beberapa versi sih, ada yang tujuannya mencatat nama-nama arwah yang udah dapet makan atau belum atau mencatat nama-nama arwah untuk diusir segera kembali ke akherat. Biasanya thai se ja ini kan biasanya matanya di tutup, terus pas upacara baru di buka, habis itu baru berebutan kan. Setiap orang harus berusaha dapat walaupun hanya sebutir nasi atau padi. Soalnya kalau tak dapat katanya sial kan, jadi seperti itu sebenarnya. Saya melihat disini dari sisi kekompakan masyarakat sebenarnya. Kita melihat bahwa masyarakat kita itu menganal apa yang disebut dengan tradisi gotong royong, baik dalam hal yang sifatnya untuk kepentingan pribadi atau sifatnya untuk kepentingan bersama keselamatan bersama ya, saya lihatnya disitu sebenarnya. 19. Bagaimana dengan melonjaknya harga tiket ketika adanya perayaan upacara sembahyang rebut? Jadi sebenarnya kan masalah tiket itu kan berkaitan dengan yang pertama. Yang saya lihat ya berkaitan dengan demmand and supply semakin banyak permintaan kan semakin tinggi harga itu yang pertama. Kemudian ada semacam oligopoli ya bukan monopoli loh, jadi oligopoli itu ada satu operator yang begitu dominan sehingga dia menentukan harga, sehingga operator-operator penerbangan yang lain harus mengukuti dia. Itu oligopoli namanya bukan monopoli. Kalau monopoli semuanya dia kan yang memonopoli. Ini tidak, ini oligopoli jadi satu operator mempengaruhi operator
173
yang lain mengatur harga tiket. Sehingga apabila dia tidak mengikuti itu, dia akan tersisih. Itu yang kedua yang saya lihat. Nah, upaya pemerintah sebenarnya ya dalam hal ini menetapkan tuslah, batas tertinggi harga tiket ya, harga tertinggi nya berapa, itu harus di atur ya oleh pemerintah sebagai regulator. Batas tertinggi ini sebenarnya harus ditentukan pada waktu-waktu yang adat misalnya pada saat ceng beng, imlek, chit nyet pan. Dan perayaan hari-hari besar lah di Bangka kan banyak sekali orang Tiong hua juga punya imlek, cap go meh, ceng beng punya chit nyet pan ya macem-macem anu hari raya kan. Oran islamnya idul adha, idul fitri. Kemudian di beberapa kampung kita kan seperti isra Miraj, muharam itu juga dirayakan seperti hari raya, belum agama katolik agama kristen nya buddha nya ya. Jadi setiap tahun orang bangka itu memperingati hari raya ya sehingga harga tiket pun ya harusnya ada batas tertinggi ya tuslah. Harga tertinggi untuk penjualan harga tiket itu. Kemudian yang berikutnya kita harus berupaya ya, bandara kita itu ditingkatkan statusnya menjadi bandara international ya sehingga pesawatpesawat berbadan lebar dengan kapasitas seat/kursi penumpang yang banyak itu bisa beroperasi di bandara kita. nah, sehingga mudah-mudahan dengan yang seperti itu harga nya akan bisa menurun tetapi ya, saya katakan lagi ya. Orang bangka juga punya kecintaan kepada orang bangka sendiri. Seperti pesawat Sriwijaya Air itu kan punya orang bangka jadi berapapun harga kadang-kadang berapa pun harga yang dijual oleh sriwijaya orang bangka akan tetap beli karena kecintaan dia bahwa operator/maskapai penerbangannya adalah milik orang bangka. Jadi ada apa ya ada rasa caufinisme ya rasa kecintaan kepada daerahnya sendiri tinggi.
174
Nama : Foe Hon Thian (Orang Tua asli Bangka yang menetap di Tangerang) Wawancara : 18 Januari 2015 Pekerjaan : Wiraswasta
1. Apakah menurut Anda kebudayaan lokal akan bertahan terkait dengan pesatnya kemajuan teknologi dan masuknya kebudayaan asing? Bisa la be, itu kan turun-menurun. Udah berapa ratus tahun, masa ga ada orang buddha satu pun. Itu kan rata-rata berhubungan sama orang buddha di Bangka. Lagian itukan udah turun menurun susah ilang. Ali (kita) kan masih rayain itu tiap tahun, jadi masih inget o. Kadang rayain di sini, kalau jiu lui me pulang o. haha 2. Apakah menurut Anda penting bagi suatu daerah untuk mempertahankan dan melestarikan kebudayaan lokal yang dimilikinya? Penting sekali o, karena itu kebudayaan turun menurun dari nenek moyang, ga bisa di musnahin. 3. Menurut Anda bagaimana perkembangan kebudayaan Bangka saat ini? Makin maju, diliat dari orang itu ya, dari orang kampung ke kota. Nah sekali ada kebudayaan kaya chin min, konyien, chit nyet pan, banyak orang pulang ngerayain. 4. Sudah berapa lama Anda tinggal di Tangerang dan apa alasannya?
175
Dari bangka ke jakarta dari tahun 76 tanggal 13-7-76 ga bisa lupa, kalo ke tangerang dari tahun 95. Buat kerja la be, di bangka sih kerjaan banyak tapi kalo di belinyu kurang kerjaan kalo ada kuli kasar. Ke jakarta siapa tau nasib baik o, jadi bos o. kalo nasib buruk ya kerja terus o. haha 5. Seberapa sering Anda kembali ke Bangka? Kenapa? Dari jaman dulu ye, kita kan makan gaji. Ga bisa tiap tahun pulang. 2 tahun pulang sekali. Kalo sekarang kan udah kerja sendiri tiap tahun ada duit o. kalo ada hari raya kaya kemarin chin min (sembahyang Kubur), chit nyet pan (Sembahyang Rebut) ali (kita) pulang o. nanti konyien (imlek) pulang juga. 6. Menurut Anda apa yang terkenal dan terlintas di pikiran Anda ketika seseorang membahas mengenai Bangka? Timah, bangka kan terkenal timah, penghasil timah terbanyak. dari dulu kan yg terkenal timah orang aja ngiranya bangka jalanannya dari timah.. hahaha. Padahal jalannya jelek. Hahaha 7. Kenapa yang terlintas bukannya kebudayaan yang ada di bangka? Kan ada banyak sekali? hah.. kan ga banyak orang tau, paling orang-orang kita aja orang Buddha yang tau itu juga tiap daerah kan beda-beda tradisinya. Lok (di) Medan kan jiu (ada), tapi kan beda cara kisa (mereka) nyompen-nyompen (bagaimanabagaimana) o. 8. Pernah tidak memberi tahu teman-teman Anda yang di Jakarta mengenai kebudayaan Bangka sendiri? Kenapa? Belum pernah, abis dia ga nanya, coba dia nanya budaya bangka apa. Kalo timah kan udah terkenal ga perlu jelasin. 9. Apakah Anda mengetahui mengenai kebudayaan lokal seperti Upacara Sembahyang Rebut yang dimiliki pulau Bangka? Ya tau lah, masa lahir di bangka ga tau.. hahaha 10. Anda mengenal upacara Sembahyang Rebut dari umur berapa? Dari kecil udah tau 11. Apakah orang tua Anda mengajarkan Anda? Kasih tau aja, tapi dari kecil memang udah tau. Ikutan temen rame-rame ada chit nyet pan, langsung o semua siapin karung buat masukin sayur o.. hahaha 12. Menurut Anda, apa yang disampaikan dalam Upacara Sembahyang Rebut?
176
Kalo denger orang dulu chit nyet pan itu konyen nya setan o. kaya lebaran hantu gitu. Kan ada arwah gentayangan, jadi chit nyet pan itu biar mereka ada makanan. Ada kapal buat pulang ke daerahnya. 13. Upacara Sembahyang Rebut adalah salah satu upacara yang mengakui keberadaan mahluk halus, apakah Anda percaya mengenai keberadaan mahluk halus? Kalo kita agama buddha percaya, kalo bukan agama buddha ga percaya. Kalo ngai (saya) sendiri sih percaya di Bangka kan banyak. Haha 14. Kegiatan Upacara Sembahyang Rebut dilakukan tiap tahun, ketika acara tersebut berlangsung apakah Anda beserta keluarga menyempatkan diri untuk kembali ke Bangka? Kalo jiu rezeki me pulang o. Kalo mo jiu me gigit jari o, sembahyang disini o di Jakarta. Haha. Cuma kalo di sini kan sembahyang aja mo jiu Thai se Ja. Kalau di Bangka kan enak rame, bisa liat Thai Se Ja, kalo lagi untung me ketemu setan o. Haha (kalau ada rezeki ya pulang o. Kalau ga ada ya gigit jari, Sembahyang disini di Jakarta. Haha. Cuma kalau di sini kan sembahyang aja ga ada Thai Se Ja. Kalau di Bangka kan enak rame, bisa liat Thai Se Ja, kalau lagi untung ya ketemu setan. Hehe 15. Apakah Anda sering terlibat dalam kegiatan Upacara sembahyang rebut? Waktu dulu di Bangka sering, kalo sekarang di Tangerang udah agak jarang. 16. Bagaimana antusiasme masyarakat Bangka sendiri dalam merayakan Upacara Sembahyang Rebut? Semangat banget oi (mau) ikut, malah anak-anak kecil tuh ya ikut arakarakan. Kan sebelum nya ali (kita) kan sau hiong (sembahyang) dulu buat keluarga. Kalo misalnya orang tua udah ga ada sembahyang orang tua dulu, baru sembahyang lain. Kan sore baru sembahyang chit nyet pan. 17. Anda memiliki 4 orang anak yang kesemuanya lahir dan besar di Tangerang, apakah menurut Anda penting bagi mereka untuk mengetahui budaya Bangka? Terutama Upacara Sembahyang Rebut? Penting, sama o, itu kan budaya bangka. Mereka kan keturunan bangka jadi harus tau apa itu chit nyet pan, ceng beng, semuanya. 18. Apakah Anda selalu mengajarkan dan mewariskan nilai-nilai budaya lokal Bangka kepada anak Anda? Terutama Upacara Sembahyang Rebut?
177
iya la be, biar mereka tau. Kalo di tanya chit nyet pan itu makai (apa)? Mereka bisa jawab o. Kadang ya, mereka bisa tanya, “pa chit nyet pan kisi? Ali con bangka mo?” “Pa, Chit nyet pan kapan trs pulang ga?” gitu. 19. Bagaimana Anda mewariskan nilai-nilai sembahyang rebut kepada anak-anak Anda? Pertama me ajak kisa hi o, ajak kisa Khon ki Upacara o dari ali sao Hiong sampai khon Chit Nyet Pan. Kan ali sao hiong leluhur sen, nah siang jiu arakarakan dewa, sore baru hi klenteng o. Khon Kisa Lok Thung buat koi mata Thai Se Ja sampai khon kisa sao. Trus jelasin aja biasa-biasa, kisa pasti mun o. hok kisa thang comai sao hiong leluhur, arti ki sesaji o, kito cak buah, pan, hiong, persiapan makai-makai lah. Terus kalo arak-arakan dewa kun makai ki makna o, comai harus arak-arakan dewa sen. Terus sore hi klenteng o, Hok kisa thang chit nyet pan itu makai. Kalo hi bangka ajak semua o pas chit nyet pan, suruh mereka ikut. Jiu thai se ja, thai se ja itu makai, dewa akhirat. Dia raja yang tulis kui miang. Trus jiu son buat mereka pergi, jiu patung dewadewa kaya di Song Hu Kung. Kan lok kai jiu di pasang 10 jalan ke neraka sesuai dosa, kasih tau o. Ini kalo begini nanti di siksa o sama Thai Se Ja. Jadi mereka mo macem-macem o. Kalau kata orang dulu ya, Kan ali pasti ke neraka sen, udah itu baru hi surga o. (pertama ya ajak mereka untuk pergi (ke Upacara Sembahyang Rebut), ajak mereka melihat upacara dari mulai sembahyang leluhur sampai melihat Upacara Chit Nyet Pan atau Sembahyang Rebut. Kan kita sembahyang leluhur dulu, nah siangnya ada arak-arakan dewa, sore baru pergi ke klenteng. Melihat mereka dirasuki dewa untuk membuka mata Thai Se Ja (Dewa Akherat) sampai melihat prosesi pembakaran. Terus jelasin aja biasa-biasa, mereka pasti tanya. Kasih tahu mereka kenapa harus sembahyang leluhur, arti dari sesaji, berapa banyak buah, kue dan dupa, persiapan apa-apa. Terus kalau arak-arakan dewa itu maknanya apa, kenapa harus arak-arakan dewa dulu. Terus sore pergi ke klenteng, kasih tahu mereka Sembahyang Rebut itu apa. Kalau pergi ke Bangka ajak semua pas Sembahyang Rebut, suruh mereka ikut. Ada Thai Se Ja, Thai Se Ja itu apa, dewa akherat. Dia raja yang menulis nama-nama hantu, terus ada kapal untuk mereka (hantu) pergi, ada patung dewa-dewa seperti di film Sung Go Kong. Disana juga ada di pasang 10 jalan ke neraka sesuai dosa, kasih tau. Ini (menunjuk pada 10 jalan ke neraka), kalau melakukan ini nanti di siksa sama dewa akherat, jadi mereka tidak berbuat macam-macam. Kalau kata orang dulu, kita pasti ke neraka dulu, sudah itu baru ke surga) 20. Apakah Anda memaksa anak-anak Anda untuk mempelajari Upacara Sembahyang Rebut?
178
Ga. Ga pernah maksa, kita kasih tau. Kalo mau tau ya kita kasih tau, kalo mau ikut jadi panitia ya kasih o. kalo ga mau tau, ya ga paksa mereka o. 21. Apakah ada hambatan dan kendala ketika mengajarkan dan mewariskan nilai-nilai Upacara Sembahyang Rebut kepada anak-anak Anda? Ga, ga ada susah nya. Dulu tuh ya, kalo kasih tau mereka, kasih mereka foto, kan saudara-saudara banyak seumuran yang masih di situ, temen-temen kan juga banyak. Jadi suka kirim foto. Ada foto waktu itu yang ke foto setannya di deket kapal, kita kan ga pulang waktu itu, kasih tau mereka. Mereka malah penasaran, mau kesana o. 22. Ketika Anda masih tinggal di Bangka, apakah Anda pernah terlibat dalam satu komunitas atau kelompok keagamaan? Ga pernah, dulu pas zaman soeharto ga boleh, barongsai aja ga boleh. Pas kesini aja masih suharto. Jadi kelompok itu ga ada o. Cuma ikut kelompok basket sama temen-temen o. Tapi sekarang sih udah ada, banyak anak kecikkecik ikut. 23. Apakah ada kelompok agama tertentu yang secara khusus mengajarkan mengenai kebudayaan lokal di Bangka? Ga ada, dari zaman dulu ga ada yang begitu. Paling kalo ngajarin, orang tua yang ngajarin. 24. Apakah di sekolah pernah di ajarkan? Ga pernah, soalnya kan sekolah Katolik sama negeri mana ada ngajarin tentang kong hu cu. Dulu kan di Bangka semua Kong Hu Cu. Sebelum di ganti jadi Buddha. 25. Apakah ada secara rutin dari pihak pemerintah melakukan sosialisasi atau kegiatan yang berhubungan dengan pelestarian budaya lokal? Atau sosialisasi upacara sembahyang rebut secara khusus? Bagaimana bentuk sosialisasi atau kegiatan tersebut? Ada pasti ada, (tentang apa?) waduh ga tau tentang apa. Haha. Kalo upacara sembahyang rebut ga ada, paling kalo upacara sembahyang rebut polisi sama TNI di suruh dateng sama pemerintahan buat jaga-jaga. Soalnya kan rame, motor jiu banyak. Jadi mereka o yang jaga-jaga. 26. Bagaimana dengan banyaknya toko yang tutup dan harga tiket yang mahal ketika Upacara Sembahyang Rebut? Kalo toko sih buka setengah hari ga tutup. Kan perayaan nya sore. Cuma tiket yang mahal. Bisa satu juta lebih. Ya kalo bisa jangan satu juta, 600 atau 650 biar banyak orang yang pulang. Haha. (tapi walaupun begitu tidak
179
menyurutkan Anda untuk ke Bangka kan?) ya kalo ada rezeki ya pulang, kalo da do rezeki yang jangan paksa o. kumpul lui yang banyak dulu. Apa-apa di Bangka mahal. 27. Alasan apa menurut Anda bahwa mewariskan nilai sembahyang rebut kepada generasi muda itu penting? Karena ya ali kan agama buddha, agama buddha kan ajarin tu ya. Lagian di kan tradisi turun temurun agama buddha ga mungkin hilang o. Ali kan siong sin kan, kalau lok dunia di jiu liong alam kan, alam ali di sama alam kui. Jadi ali berbagi o, inget mereka o. Anggapnya ya kisa konnyien juga lo. (Karena ya kita kan agama Buddha, agama Buddha kan mengajarkan itu ya. Lagian ini kan tradisi turun menurun agama Buddha ga mungkin hilang. Kita kan percaya, kalau di dunia ini ada dua alam, alam kita ini sama alam setan. Jadi kita berbagi, inget mereka. Anggapannya mereka merayakan tahun baru juga) 28. Seberapa sering Anda mengenalkan, menjelaskan dan mengajarkan mengenai Upacara Sembahyang Rebut kepada anak-anak Anda? Kalo chit nyet pan kun jit nyien jit ha kan, jadi ali jelasin aja o terus, kalo masih mo ngeti kisa boi mun o. Nah, ali sebagai orang tua kan harus hok kisa thang mo ma lo. Tiap tahun me gitu o, terus aja dari pas kisa se sampe thai. Tiap tahun libatin kisa o, terus aja sampe kisa biasa. (Kalau Upacara Sembahyang Rebut itu kan dilakukan satu tahun sekali, jadi kita (orang tua) menjelaskan saja terus menerus, kalau mereka (anak) tidak mengerti mereka bisa bertanya. Nah, kita sebagai orang tua kan harus memberitahu mereka (walaupun bertanya terus) jangan marah-marah. Setiap tahun selalu begitu, terus saja dari mereka kecil sampai mereka besar. Tiap tahun libatkan mereka saja sampai mereka terbiasa)
Kalo kisa udah biasa, nanti kisa boi ti ki lu o nyompen-nyompen. Nanti kisa kan boi jiu inisiatif, misalnya oi then barongsai, arak-arak, buat ki patung lok klenteng kan. (Kalau mereka (anak) sudah biasa, nantinya mereka bisa tahu dengan cara mereka sendiri bagaimana melakukannya. Nanti mereka akan berinisiatif untuk ikut kegiatan misalnya barongsai, arak-arakan, buat patung di Klenteng) Nanti kalo kisa udh then makai-makai, kan lok kun ki senior boi ajar kisa, hok ti kisa thang. Yang ali mo ajarin kan lok kun boi ajarin.
180
(Nanti kalau mereka (anak) sudah mengikuti kegiatan-kegiatan, disana akan diajari juga oleh senior mereka. Yang kita (orang tua) tidak ajarkan disana akan diajarkan) 29. Menurut Anda makna apa yang disampaikan dalam proses pewarisan nilai tersebut? Kita ngajarin anak-anak untuk berbakti sama leluhur, keluarga yang udah meninggal yang udah besarin kita. Terus harus peduli sama orang juga kan walaupun ga kenal. Kan kita anggap kalo arwah penasaran itu sebagai orang lain. Kita kasih makan, kasih baju, kasih kapal terus disembahyangin juga biar mereka tenang kan.
181
Nama : Hanko Djan (Anak keturunan Bangka yang menetap di Jakarta) Wawancara : 11 Januari 2015, 23 Februari (Via BBM) Pekerjaan :Karyawan Swasta, anggota yayasan Buddha Tzu Chi, anggota Barongsai
1. Bagaimana menurut Anda perkembangan kebudayaan lokal di Indonesia? Sekarang kebudayaan lokal sih udah mulai berkembang ya, kaya tarian Indonesia sekarang kan udah mulai dikenalin tuh di luar negeri, kaya batik juga udah di patenin. Trus tradisi juga masih dilakuin sampe sekarang sama masyarakat Indonesia. 2. Apakah menurut Anda kebudayaan lokal akan bertahan terkait dengan pesatnya kemajuan teknologi dan masuknya kebudayaan asing? Bisa bertahan karena kan orang tua udah mulai mengajari, nurunin ke anaknya. Kecuali kalo anaknya terlalu kebarat-baratan mungkin budaya lokal bisa aja di tinggalin. Makanya orang tua tuh harus ngawasin anaknya banget, apalagi sekarang banyak gadget kan. Kecil-kecil aja udah pegang ipad. Haha 3. Apakah menurut Anda penting bagi suatu daerah untuk mempertahankan dan melestarikan kebudayaan lokal yang dimilikinya? kebudayaan lokal kan ciri khas daerah trus jadi daya tarik tersendiri buat pengunjung, apa tuh istilahnya wisatawan ya. Jadinya penting bagi daerah untuk lestariin budaya lokal, di Bangka kan banyak jadi harus dilestariin, sayang kalo ngak nanti keburu diambil sama negara lain kan. Sama-sama Melayu soalnya.
182
4. Menurut Anda mengapa generasi penerus wajib diwariskan nilai-nilai upacara sembahyang rebut? Karena generasi penerus ka ujung tombak keluarga. kita kan hidup di dunia ini ga kekal. Pasti ada tua muda, hidup dan mati jadi, biar nilai-nilai tersebut tidak hilang para generasi muda harus belajar dari orang tua mereka. Dan orang tua mereka juga harus warisin nilai-nilai itu kepada mereka. 5. Apakah Anda sering mengunjungi Bangka? Sering, karena masih banyak keluarga saya yang ada di bangka. Mama papa kan orang bangka juga. 6. Biasanya mengunjungi Bangka untuk apa? Selain liburan, berkunjung dan bertemu dengan kerabat disana, makan mie asli bangka yang ngangenin sui mian jam mian, dan terkadang saya pergi pada momen tertentu kaya pas chit nyet pan, sembahyang kubur, imlek, kaya gitu. 7. Antara kebudayaan lokal dan kebudayaan asing, mana yang menurut Anda menarik untuk dipelajari? Kenapa? Kebudayaan lokal, soalnya lebih mempunyai ciri khas dan daya tarik tersendiri dibanding kebudayaan asing. Soalnya kebudayaan asing ga seperti kebudayaan lokal. Malah banyak orang asing tuh excited sama budaya Indonesia. Mereka malah mau belajar di banding anak sekarang yang terlalu ke asing-asingan. Saya bangga menjadi warga negara Indonesia. Wedehhh.. hahahaha 8. Apakah Anda mengetahui budaya lokal apa saja kah yang dimiliki pulau Bangka? Upacara sembahyang rebut, trus yang arak-arakan patung dewa gitu, trus ceng beng, lampion saat imlek, ada acara di malem imlek sebutannya sam sip am pu, trus paling makanan-makanan nya, gitu deh banyak bangka mah. Haha 9. Apakah orang tua Anda sering mengajak Anda untuk terlibat dalam satu kegiatan kebudayaan lokal di Bangka? Dari kecil saya udah di ajak sampe sekarang masih di ajak. 10. Apakah Anda tertarik untuk melihat dan mempelajari kebudayaan lokal? Sangat tertarik bahkan saya bakal memperkenalkan trs mengajari kebudayaan lokal ke anak cucu saya donk. Kan mereka Bangka cai, keturunan Bangka, masa iya ga ada yang tau. Nanti malah ga ada yang nerusin ilang bisa-bisa.
183
11. Apakah Anda mengetahui salah satu kebudayaan lokal di Bangka yakni Upacara Sembahyang Rebut? Tau karena saya sudah beberapa kali ngeliatnya. Lagian kan saya pernah sekolah di Bangka satu tahun waktu SMP. Terus papa mama tuh maunya saya nerusin aja di Tangerang biar deket gitu sama keluarga. Padahal saya pinter disono rangking 3. Terus enak disono diajarin buat lampion dari angpao bekas, kalo pas 17-an kita bikin formasi per kelas buat dilombain, terus pawai keliling Bangka pake drum band, bangka kan ga gede-gede amat jadi seru dah. Jadi curhat, haha 12. Menurut Anda apa yang disampaikan dalam Upacara Sembahyang Rebut? Itu kaya kita nghormatin arwah-arwah yang tidak punya keluarga, gentayangan gitu. Dengan gitu katanya kita akan mendapat rezeki yang lancar, kesehatan, keberuntungan sama keselamatan gitu. Ya percaya ga percaya sih sebenarnya. Tapi itu kan udah warisan dari leluhur turun-temurun jadi kita lakuin aja terus. Lagian seru kok ga ngebosenin, sama temen-temen rebutan sayuran terus kan ada jalan ke neraka tuh, kita suka tuduh-tuduhan. 13. Menurut Anda mengapa Upacara Sembahyang Rebut perlu dilestarikan? Yang utama adalah agama kita mengharuskan untuk menghormati leluhur dan membagi berkah ya sama orang yang udah meninggal yang ga punya keluarga. Disamping untuk ngehormatin leluhur, semua upacara atau tradisi di Bangka bisa bikin kita kompak, peduli sesama, saling bantu-bantu, bercanda, ngumpulin temen-temen yang biasanya pada repot kerja kalo chit nyet pan kan pada dateng kita ketemu kumpul gitu. 14. Dengan semakin pesatnya perkembangan teknologi, apakah menurut Anda Upacara Sembahyang Rebut patut untuk dilestarikan? Mengapa? Harus lah, itu tradisi yang bagus banget jadi kita bisa nghormatin leluhur kita, ga Cuma itu biar kita tahu kalo kita hidup di dunia bukan Cuma sama manusia tapi sama yang ga keliatan juga. Kalo teknologi mah pasti berkembang terus, ga bakal abis di tungguin. Makanya buat nglawan biar ga jadi budak teknologi harus lestariin budaya lokal ga Cuma sembahyang rebut doank. 15. Apakah Anda pernah terlibat langsung dalam Upacara Sembahyang Rebut? Kalo ikutin acaranya dari awal sampe akhir sih udah. Kalo jadi panitia belum, soalnya banyak dilakuin sama orang dewasa yang udah hatam lagian kebanyakan orang-orang yang aktif di vihara yang jadi panitia gitu. Kita Cuma rame-ramein aja, bantu-bantu lah kalo bisa.
184
16. Apakah Anda pernah tergabung dalam suatu kelompok/komunitas keagamaan? Kalo di Tangerang saya ikut Tzu Chi, kalo di Bangka saya paling ke vihara doank yang remaja nya, komunitas paling komunitas barongsai waktu sekolah di Bangka. 17. Bagaimana orang tua Anda mewarisi nilai-nilai kebudayaan lokal khususnya upacara Sembahyang Rebut? Dengan cara mengajak melihat acara secara langsung, dan jelasin tata cara upacara itu, alur nya gimana, trus maksudnya apa patung-patung disana, trus makanan persembahannya maksudnya apa, payung di atas patung apa, kapal nya buat apa.. gitu-gitu. Lagian ada ketua adat di Bangka yang kalo di tanya bisa jelasin kok. Kita sering ketemu di pasar. Kan udah di bilang kalo bangka kecil jadi dia lagi dia lagi. Haha 18. Menurut Anda untuk mempelajari Upacara ini sulit tidak? Susah susah gampang belajar upacara ini soalnya kalau masih pemula agak rumit, terus kalo orang tua salah jelasin, anak bisa aja jadi takut. Belom lagi kalo kita salah waktu prosesnya. Bisa bisa kita malah diikutin setan kan. Makanya harus bener-bener kalo mau belajar ini. 19. Menurut Anda apakah ada kesulitan saat mempelajari Upacara Sembahyang Rebut? Sedikit sih awal-awal soalnya agak ribet cara-caranya. Buat pemula susah mesti nanya-nanya terus sama orang. Paling arak-arakan saya ikut sama barongsai juga. 20. Apakah Orang tua Anda memaksa Anda untuk mempelajari/terlibat dalam Upacara Sembahyang Rebut? Ngak, mereka mah terserah. Yang penting mereka kan udah kasih tau, jelasin, ya kesadaran sendiri aja. Lagian saya kan kerja sekolah di tangerang jadi ga bisa kesana terus-terusan. Lagian tiket mahal banget boo. Haha. Kalo murah sih tiap kali pegi kalo ada hari kejepit. Enak di Bangka banyak temen, tenang, ga macet walaupun suka ujan. Tapi biar gitu sebagai orang keturunan Bangka, kita harus lestariin lah. Masa orang yang tinggal di Bangka doank, kan bisa abis lama-lama orangnya. 21. Menurut Anda makna apa yang disampaikan dalam proses pewarisan nilai upcara Sembahyang Rebut tersebut? Apa ya, kalau pas sembahyang leluhur berarti kita disuruh ngehormatin leluhur yang udah meninggal. Kalau pas arak-arakan kita harus kompak, bahu membahu angkat tandu, kalau pas chit nyet pan nya kita harus ngehormatin arwah-arwah yang kurang beruntung kan. Berbagi cinta kasih lah kepada semua mahkluk.
185
22. Menurut Anda apakah komunikasi mempengaruhi pelestarian budaya Upacara Sembahyang Rebut di Bangka? Budaya kan dibentuk dari komunikasi ya. Kalo misalnya orang ga berkomunikasi pasti budaya itu ga akan berlangsung turun temurun kan. Mungkin baru berapa generasi udah ilang tapi nyatanya ini kan ngak. Kaya saya lahir gede di Jakarta tapi saya masih bisa diajarin dijelasin apa itu Sembahyang Rebut, tahapannya, makna nya, simbolnya. Itu kan karena kita udah biasa jadinya kita bisa tau dan ngerti. Mama papa di rumah juga ngomongnya pake bahasa campur-campur, saudara juga gitu jadinya kita di rumah juga bisa ngomong. Kalau pun ga fasih banget ngomongnya pasti kita ngerti lah gitu.
186
Nama : Vini Febrianty (Anak Asli Bangka yang menetap di Bangka) Wawancara : 12 Januari 2015 (Via BBM) dan 25 Januari 2015 Pekerjaan : Anggota Koperasi Simpan Pinjam ST. Agnes, Anggota Vihara
1. Bagaimana menurut Anda perkembangan kebudayaan lokal di Indonesia? Menurut aku kebudayaan lokal disini ga sekental dulu. Ada beberapa tradisi yang mulai di tinggalin. Bisa di bilang lebih praktis untuk masa sekarang. Tapi sih ga bener-bener ninggalin tradisi dari dulu. 2. Beberapa tradisi yang ditinggalkan kaya apa? Lebih ke aturan-aturan dalam sembahyang nya, dulu kan bilang harus selama empat jam, jam-jamnya juga mulai dari jam berapa sampe jam berapa gitu. Sekarang ada sebagian yang di cepetin dan jam nya ada lebih di sesuaikan sama kerjaan masing-masing gitu. 3. Apakah menurut Anda kebudayaan lokal akan bertahan terkait dengan pesatnya kemajuan teknologi dan masuknya kebudayaan asing? Kenapa? Iyah pasti akan bertahan, karena kepercayaan. Kepercayaan terhadap hal-hal yang berbau tradisi.
187
4. Antara kebudayaan lokal dan kebudayaan asing, mana yang menurut Anda menarik untuk dipelajari? Menurut aku masing-masing kebudayaan ada daya tariknya sendiri.. Tapi aku lebih tertarik sama kebudayaan lokal. Karena dengan kita mempelajari kebudayaan lokal apalagi daerah kita sendiri kita jadi tau banyak tentang asal muasal tradisi-tradisi yang ada. Tentang mitos-mitos daerah. Tentang hal-hal yang di anggap tabu. 5. Apakah Anda mengetahui budaya lokal apa saja kah yang dimiliki pulau Bangka? Iyah tau, ada ceng beng, eng ngiat ciet, chit nyet pan, pat ngiat pan, imlek 6. Apakah orang tua Anda sering mengajak Anda untuk terlibat dalam satu kegiatan kebudayaan lokal di Bangka? Lumayan sering, tapi untuk melihat acaranya saja. 7. Apakah Anda tertarik untuk melihat dan mempelajari kebudayaan lokal? Sangat tertarik ce, sebagai anak muda kita kan wajib nerusin apa yang udah orang tua kita lakuin secara turun temurun. Kalau nga nanti ka bisa punah. Kaya sembahyang rebut itukan udah dari dulu dari nenek moyang. Sebagai bentuk penghormatan atau bisa di bilang bakti kita kepada leluhur kita yang udah meninggal sama bersedekah untuk arwah-arwah penasaran. Jadi udah sepatutnya kita sebagai generasi penerus untuk mempelajari budaya yang ada. 8. Apa yang Anda ketahui mengenai salah satu budaya lokal di Bangka yakni Upacara Sembahyang Rebut? Setau aku sembahyang rebut itu imleknya dunia arwah, tradisi ini biasanya secara turun menurun dilakukan dengan cara mempersembahkan makanan dan baju-baju untuk arwah keluarga kita maupun arwah yang sudah tidak disembahyangi. 9. Menurut Anda mengapa Upacara Sembahyang Rebut patut dilestarikan? Kepercayaan Kong Hu Cu atau Buddha itu mewajibkan kita untuk menghormati leluhur atau bisa juga di bilang untuk bersedekah kepada arwaharwah penasaran. 10. Dengan semakin pesatnya perkembangan teknologi, apakah menurut Anda Upacara Sembahyang Rebut patut untuk dilestarikan? Mengapa? Iyah harus, supaya generasi muda nantinya dapat menghormati leluhur maupun arwah yang lainnya dan tau bahwa tradisi ini penting untuk menghormati arwah.
188
11. Upacara Sembahyang Rebut merupakan Upacara yang mempercayai adanya mahluk halus, apakah Anda mempercayai tentang keberadaan mereka? Percaya, karena mereka memang ada dan percaya tidak percaya, pada saat pembakaran kapal, arwah-arwah berebut untuk naik kapal supaya bisa pulang ke alam mereka. 12. Apakah Anda pernah terlibat langsung dalam Upacara Sembahyang Rebut? Tidak, saya biasa Cuma pergi untuk melihat acaranya berlangsung, tidak sampai ikut merebut di akhir acara dan melihat acara bakar-bakaran. 13. Kalau di ajak jadi panitia Upacara Sembahyang Rebut mau tidak? Kebanyakan yang diajak jadi panitia itu yang donatur nya gede dan yang sering ke klenteng tersebut, kalo untuk acara di vihara sih aku mau. 14. Apakah Anda pernah tergabung dalam suatu kelompok/komunitas keagamaan? Pernah, saya biasa ikut kelompok keagamaan di agama Tao, Tao itu adalah salah satu bagian di Tridharma (Buddha, Kong Hu Cu dan Tao) 15. Tao itu mempelajari tentang apa? Apa yang dipelajari sama kaya agama Buddha kok, Cuma dewanya aja yang beda. 16. Apakah di sekolah diajarkan untuk melestarikan budaya lokal Bangka, salah satunya upacara Sembahyang Rebut? Di sekolah tidak pernah diajarkan tentang budaya bangka, jadi saya mengetahui tentang budaya bangka dari orang tua dan dari tradisi-tradisi yang biasa dilakuin aja. 17. Menurut Anda apakah adanya peran pemerintah/pemangku adat setempat yang secara khusus mensosialisasikan mengenai Upacara Sembahyang Rebut? Kalo dari pemerintah setau saya tidak pernah, Cuma donatur dan pengurus dan masyarakat setempat yang biasa mensosialisasikannya. 18. Sejak umur berapa Anda mengenal Upacara Sembahyang Rebut? Awalnya bagaimana? Taunya sih pasti dari kecil tapi sejak umur 6 tahun baru bener-bener tau maksud dari tradisi itu apa. Jadi mama sama papa bilang kalau ini tradisi
189
tahun barunya arwah untuk menghormati leluhur, jadi kan pho-pho kung-kung kan udah meninggal jadi harus di sembahyangin kasih makan, minum, baju. Tapi bukan cuma leluhur aja, arwah-arwah yang ga punya keluarga juga harus dibantu juga gitu. Jadi kita hidup saling membagi berkah gitu. Tiap tahun kan begitu, jadi turun temurun tetep dilakuin. 19. Bagaimana orang tua Anda mewarisi nilai-nilai kebudayaan lokal khususnya upacara Sembahyang Rebut? Orang tua aku dengan cara mengajak aku pergi melihat acaranya, dan aku kan kepoh jadi nanya-nanya. Jadi mama papa jelasin secara umum deh, tentang Thai Se Ja nya, kapal-kapalnya dan lain-lain. 20. Menurut Anda apakah ada kesulitan saat mempelajari Upacara Sembahyang Rebut? Ada, karena disini yang bener-bener tau tentang awal mulanya berbeda-beda versi, jadi aku Cuma ambil secara garis besar aja. 21. Apakah Orang tua Anda memaksa Anda untuk mempelajari/terlibat dalam Upacara Sembahyang Rebut? Tidak, mama papa Cuma jelasin kalo tradisi ini penting sebagai tanda kita menghargai arwah, ga memaksa harus mempelajari secara lebih dalam. 22. Kalau kamu ga mempelajari secara mendalam, atau temen-temen vivi tidak mempelajari secara mendalam, nilai-nilai yang terkandung bisa hilang donk lama-lama? Engga donk ce, menurut aku yang penting kita tau tradisi itu untuk apa, ga harus tau sampe asal muasal tradisinya, tau sejarahnya secara garis besar aja gitu. Yang penting kita tau jalannya upacara, apa yang harus dilakuin pertama saat upacara, gimana sembahyang pho-pho, kung-kung, atau saudara yang udah meninggal, tau jam berapa upacara di mulai, yang penting mah ada yang bisa lokthung aja buat buka mata Thai Se Ja nanti. Hahaha 23. Menurut Anda makna apa yang disampaikan dalam proses pewarisan nilai Upacara Sembahyang Rebut tersebut? Kita diajarkan untuk menghormati dan berbakti pada leluhur yang sudah meninggal sama diajarkan untuk bersedekah kepada para arwah-arwah bergentayangan. Hidup untuk saling berbagi berkah gitu.
190
Nama : Yulieta Djie/ Tata (Orang Tua Asli Bangka yang menetap di Bangka) Wawancara : 26 Januari 2015, 05 Februari 2015 (Via BBM), 23 Februari 2015 (via BBM) Pekerjaan : Penjual Kue
1. Apakah menurut Anda kebudayaan lokal akan bertahan terkait dengan pesatnya kemajuan teknologi dan masuknya kebudayaan asing? Bertahan sih, soalnya itu kan turun temurun trus udah dilakuin dari dulu juga ga akan ilang. Malahan kalo handphone makin canggih tuh orang bakal dateng terus kalo misalnya ada acara, mereka tuh berlomba-lomba ngeabadiin acara kaya chit nyet pan, chin min, kon yien ya kan. Mereka foto rekam dari HP trus masukin ke facebook gitu kan. Jadi sih eng hiau hilang lo, bertahan lo. Kalo karena teknologi canggih budaya boi hilang mah udah dari dulu lo. Tapi ini kan masih ada sampai sekarang. 2. Apakah menurut Anda penting bagi suatu daerah untuk mempertahankan dan melestarikan kebudayaan lokal yang dimilikinya? An penting o, tiap daerah kan jiu budaya, mo jit jong lah daerah di daerah kai. Lok Bangka kan an to ki tradisi, lok nabui-nabui juga jiu. Jadi budaya kun tanda o, jadi ngin kan boi ti Bangka jiu makai yang khas kan. Jadi ngin boi bedain lah, ciri-ciri lah 3. Menurut Anda bagaimana perkembangan kebudayaan Bangka saat ini? Makin maju ya, apalagi kan sekarang orang bangka banyak yang ke Jakarta juga jadi mereka boi hok ti pasang ngin o bangka nyompen-nyompen. Di
191
facebook kan juga jiu bangka facebook kan, cece sih liat mereka suka share gitu kalo ada acara atau apa kan. Nah, satu share like kan orang lain bisa khon lo. 4. Sudah berapa lama Anda tinggal di Bangka dan apa profesi Anda? Haha.. umur cece udah 33 tahun, jadi ya 33 tahun lo. Tapi dulu kan pernah kuliah di Pasang kan, abis itu con bangka lagi o, kau ngin kan. Bis kau ngin jiu anak co pan lo. 5. Sebagai seorang masyarakat asli Bangka, menurut Anda apakah kebudayaan Bangka cukup dikenal sampai di luar Bangka? Kalo dulu sih banyak yang ga tau, tapi sekarang udah lumayan banyak yang tau ya. Orang-orang sekarang kan kepoh dek, suka ikut-ikutan penasaran kan. Suka mun kai mun di, lingep. Hahaha 6. Mengenai Upacara Sembahyang Rebut, apakah Anda pernah terlibat dalam kegiatan tersebut? Cuma pernah bantu-bantu siapin bawa kue aja, kalo bikin-bikin kapal, thai se ja sama yang lain-lain sih belom pernah. Arak-arakan udah waktu kecil. Kebanyakan kan orang tua yang aktif di klenteng sama cowo buat-buat itu. 7. Menurut Anda apa yang disampaikan dalam Upacara Sembahyang Rebut itu? Chit nyet pan kan kita anggapnya kui kon nyien kan. Jadi ada hari dimana mereka tuh di kasih turun dari akherat, semua penghuni akherat itu di kasih turun. Yang masih punya keluarga mereka pulang o ke keluarga nya. Kalo chit nyet pan ali kan sembahyang leluruh lok buk kan. Nah, sore nya ali hi klenteng o sembahyang kisa-kisa yang mo jiu keluarga o. Mereka di kasih makanan, minuman, baju kan sama kapal buat kisa con akhirat kan. Nah, lok kai juga ada patung thai se ja yang catat nama-nama kisa o. Trus kan malemnya ali rebutan sayur, beras mangsi-mangsi kan yang ada. Kalo ga dapet me sial o, kalo dapet me beruntung o. Abis itu lelang jica yang di atas thai se ja sama kwan jim nyong lo. Sebenernya chit nyet pan itu kepercayaan orang-orang buddha aja buat inget sama leluhur trus sama peduli sama mereka yang mo jiu keluarga kan. Cuma sekarang tuh bukan Cuma orang buddha aja yang rayain semua penduduk bangka mau buddha atau ngak ngerayain. 8. Apakah menurut Anda alasan Upacara Sembahyang Rebut ini perlu untuk dilestarikan? Itu kan supaya ali inget sama leluhur. Kita ga boleh ngelupain leluhur yang dulu urus kita, apalagi keluarga o. Kayak dalam kehidupan kita disini aja, kalau kita ya saling membantu orang kan kita dapat berkah juga. Nah, sama kalo kita bagi berkah sama orang yang udah meninggal apalagi sama leluhur yang dulu pernah rawat kita pasti berkahnya lebih besar lagi.
192
9. Upacara Sembahyang Rebut adalah salah satu upacara yang mengakui keberadaan mahluk halus, apakah Anda percaya mengenai keberadaan mahluk halus? Kebetulan cece sih bisa liat, jadi percaya. Haha. Paling takut kalau mereka tuh berusaha ngerasukin cece, pikiran cece ga boleh kosong. Cape soalnya kalo mereka masuk, harus diturutin yang mereka mau baru mereka mau keluar. 10. Di kasih talenta yang luar biasa bisa melihat mahkluk halus gimana perasaan cece? Sebenernya sih mendingan ga bisa liat ya, mereka tampangnya kan ga cakep semua. Haha. Tapi untungnya kalo mereka masukin orang trus ngaku-ngaku siapa gitu kita kan bisa tau mereka bohong atau ngak. Mereka biasanya suka ngerasukin orang trus minta ini itu ngaku-ngaku dewa atau keluarga gitu. 11. Cece bisa berinteraksi sama mereka? Kalo mau sih bisa, Cuma ga mau berurusan terlalu dalem lah sama mereka. Makanya cece suka meditasi baca doa biar bisa kendaliin diri dan bisa bertahan biar badannya kuat ga lemes jadi ga sembarangan di masukin mereka. 12. Cece bisa melihat mereka dari kecil sampe sekarang? Iya dari kecil udah bisa liat, keturunan sih ce sian-sian kan juga bisa. Khiukhiu juga bisa kan. Trus disini kan banyak, masih hutan-hutan banyak kuburan juga jadi kita sih dari kecil udah biasa. 13. Bagaimana antusiasme masyarakat Bangka sendiri dalam merayakan Upacara Sembahyang Rebut? Sangat antusias, buktinya sampe sekarang masih banyak yang ikut. Yang di Jakarta kalo ada chit nyet pan atau chin min kan mereka bela-belain pulang padahal tiket mahal o. hahaha 14. Apakah menurut Anda penting bagi Anda untuk mewariskan nilai sembahyang rebut kepada anak-anak Anda? Penting lah, biar mereka tahu budaya bangka, budaya kita orang buddha. Biar mereka bisa hormatin leluhur juga, kalo mama papa atau kung-kung pho-pho nya meninggal mereka harus sembahyangin kasih makan minum kan. Biar kita disana ga kelaparan, kasih baju biar ga kedinginan. 15. Bagaimana Anda mewariskan nilai-nilai sembahyang rebut kepada anak-anak Anda? Dari kecil kalo ada acara chit nyet pan, kita ajak mereka. Mulai dari sembahyang di rumah, liat arak-arakan, sampe acara chit nyet pan lo. Terus
193
jelasin kasih tau mereka chit nyet pan itu apa, kenapa harus sembahyang orang yang udah meninggal, kenapa di kasih makanan, minuman, baju, simbol-simbolnya kaya thai se ja itu apa, kenapa ada kapal, trus patungpatung yang lain itu apa. Kalo buat sembahyang apa yang harus dijelasin, dupa nya kenapa harus ganjil itukan ada maknanya Jit Ki Chin Hiong, Sam ki Nan Hiong, Eng Ki Fuk, Chit Ki Rezeki, Khiu ki Tung Si Nam Pet cung bui sin khiun” (Satu dupa melambangkan hati, tiga dupa melambangkan kesehatan, lima dupa melambangkan keberuntungan, tujuh dupa melambangkan rezeki, sembilan dupa melambangkan timur, barat, selatan, utara), terus makanan nya apa aja, ki pan, bah, ki nama lo. Gitu lah, biar mereka ngerti. Jadi sampe gede mereka tau lo, bisa sembahyang juga. Terus ajarin mereka dari pertama sembahyang keluarga siapin apa aja, hiong, pan, bah, fon, teh, terus tulis nama itu harus yang boi sia hanzi, ga boleh salah o, nanti ga dateng malah setan o yang dateng. ajak mereka langsung siapin, terus pas arak-arakan kasih mereka ikut, liat persiapannya apa aja, bagaimana arakarakannya itu loh. Terus a pas sore hi klenteng o khon Chit Nyet Pan o. Dari awal khoi Thai Se Ja kai ngan, bakar sampe lelang o. 16. Apakah ada hambatan dan kendala ketika mengajarkan dan mewariskan nilai-nilai Upacara Sembahyang Rebut kepada anak-anak Anda? Kalau hambatan ga ada sih, paling mereka suka lupa jadi kita kasih tau lagi. Anak cece kan 4, mereka juga masih kecil-kecil ya di kasih tau pelan-pelan. Jangan sampai mereka malah jadi takut. 17. Kasih tau nya gimana ceh biar mereka ga takut? Kita jangan taut-takutin mereka, kita kasih tau mereka pelan-pelan kalo kita hidup tuh ada 2 alam. Buat manusia sama buat orang yang udah meninggal kaya pho-pho, thai-thai gitu. Mereka sama aja kaya kita disini, kita ada konyen jadi mereka juga ada konyen gitu. Jangan bilang ini harinya hantu semua hantu keluar, nanti mereka malah takut kan. 18. Apakah Anda pernah terlibat dalam satu komunitas atau kelompok keagamaan? Kalo kelompok ga pernah, Cuma di vihara aja sih tapi kita ga buat kelompok bareng-bareng aja. Dulu kan ga boleh pas soeharto, sekarang mau gabung juga ga sempet urus anak bikin kue urus orang tua kan. Paling di facebook aja ikut grup kampung bangka gitu buat seru-seruan aja. Itu juga ga aktif banget kalo ada waktu baru buka facebook kan. Maklum buntut banyak o. hahaha 19. Apakah ada kelompok agama tertentu yang secara khusus mengajarkan mengenai kebudayaan lokal di Bangka?
194
Ngak ada ya, di sini sih kita belajar sama-sama. Orang pendatang aja banyak yang pinter koq tentang kebudayaan bangka. Jadi disini sih kayaknya ga ada yang begitu-begitu. 20. Apakah ada secara rutin dari pihak pemerintah melakukan sosialisasi atau kegiatan yang berhubungan dengan pelestarian budaya lokal? Atau sosialisasi upacara sembahyang rebut secara khusus? Bagaimana bentuk sosialisasi atau kegiatan tersebut? Sejauh ini sih belum ada, paling anak-anak disekolah cece pernah liat jadi gurunya ngajarin tentang budaya lokal, tapi itu juga ga dalem cuma kasih tau aja. Terus kalo ada acara juga Cuma TNI sama polisi aja di suruh jaga kan, sisanya sendiri. Sumbangan buat acara aja juga dari orang-orang bukan dari pemerintah. 21. Bagaimana dengan banyaknya toko yang tutup dan harga tiket yang mahal ketika Upacara Sembahyang Rebut? Kalo tiket sih emang mahal ya kalo ada acara-acara tapi kalo perginya hari biasa ga mahal lah. Asal jangan hari sabtu atau minggu itu mahal. Kalo toko sih sebenarnya ga tutup semua, paling yang panitia utama sama yang sembahyang di rumah baru tutup. Kalo yang lain sih nga, kan di bangka bukan Cuma orang buddha doank, ada kristen, islam, katolik kan banyak juga. Toko-toko kan juga bukan orang buddha aja yang jualan kan, jadi ga tutup semua. Orang buddha juga banyak yang setengah hari buka koq. 22. Menurut Anda alasan apa yang membuat Upacara Sembahyang Rebut patut untuk dilestarikan? Soalnya tradisi orang buddha. Ajaran buddha kan ngajarin o, sabbhe satta bhawantu sukkitata (semoga semua mahkluk hidup berbahagia), jadi semua mahkluk, mau yang masih hidup atau udah meninggal kita harus doain lo. Kita harus hormati, hargai mereka ya dengan memberikan makanan, minuman dan pakaian, yang paling penting sih doa. 23. Seberapa sering Anda mengenalkan, menjelaskan dan mengajarkan mengenai Upacara Sembahyang Rebut kepada anak-anak Anda? Kalo cece sih kasih tau aja terus gitu, jelasin ini apa terus ajarin terus aja. Lama-lama mereka biasa trus pasti bisa. Tiap tahun aja gitu sampe mereka nanti gede kan. Kan kalo mereka udah tau, siapa tau nanti gede bisa ikut jadi panitia kan, mungkin aja nanti ada komunitas khusus buat ritual begini kan. Kalau sekarang paling dari kita aja kasih tau, sama di sekolah kan trus ikut aja liat gimana tiap tahun. Kalo yang paling cepet tangkep itu via sama lala. Theo mah agak males. Kalo shasa kan masih kecil ni belum tau.
195
24. Menurut Anda makna apa yang disampaikan dalam proses pewarisan nilai Upacara Sembahyang Rebut? Sebagai orang tua sih berarti kita mengenalkan kepada anak-anak bahwa kita ne hidup ada dua alam yang berbeda, alam sebagai manusia dan alam hantu. Jadi kita harus saling membantu, menghormati. Dengan begitu orang tua kan berharap anak-anak bisa hidup saling bantu nanti gedenya mau sama keluarga atau orang lain 25. Menurut Anda apakah komunikasi mempengaruhi pelestarian Upacara Sembahyang Rebut di Bangka? Iya, komunikasi yang baik itu kan kalo orang ngerti apa yang kita omongin kan. Nah, di Bangka kan ada bahasa hakka sama melayu Bangka kan itukan kita juga ajarin anak kita dari kecil. Tapi biarpun gitu kita juga ajarin mereka bahasa Indonesia kan. Soalnya kan di sekolah sama di lingkungan mereka ga semua ngomong bahasa khek kan, jadi biar mereka bisa bersosialisasi sama orang lain jadi harus sesuaian sama lingkungan mereka. Kaya kita ajarin chit nyet pan, kalo jelasin ke anak yang bukan orang Bangka asli, pendatang lah gitu mereka kan ga ngerti bahasa khek atau melayu Bangka kan? Mau ga mau kita harus jelasin pake bahasa Indonesia biar mereka ngerti walaupun kalo orang Bangka yang totok banget suka ngomong nya campur-campur. Tapi kan lama-lama mereka tinggal di Bangka mereka akan bisa. Anggapannya komunikasi sama budaya Bangka itu saling berkaitan ya.
196
Nama : Chin Muk Wawancara : 09 Agustus 2014, 10 Agustus 2014 dan 24 Januari 2015 Pekerjaan : Pemangku Adat
1. Bagaimana menurut Anda perkembangan kebudayaan lokal di Indonesia? Kalo kebudayaan untuk kebudayaan lokal asli bangka itu pengaruhnya masih positif pada masyarakat bangka umumnya khususnya belinyu ya jadi itu kan adat istiadat turun temurun yang kita juga mulainya dari kecil jadi dari generasi ke generasi itu nilai tersebut untuk ukuran pulau bangka ini kayaknya ga akan luntur masih melekat sekali, ini sudah menjadi kebiasaan masyarakat sini bukan hanya etnis Tiong Hoa aja non Tiong Hoa juga ikut rayain koq. 2. Bagaimana antusiasme generasi muda dalam memperingati Upacara Sembahyang Rebut? Walaupun kita tau anak-anak aktif usia selepas sekolah merantau kuliah di Jakarta toh balik kampung mereka juga memperingati itu termasuk hari besarnya umut Kong Hu Cu kan sekarang kita sebutnya buddha, selain imlek. Jadi analoginya kayak umat muslim menjalankan idul fitri sama idul adha sama memperingati satu muharam kurang lebih sama la. Jadi kan itu memang hari besar wajib yang harus dihormati dan dijalankan. 3. Upacara Sembahyang Rebut merupakan upacara yang persiapannya memerlukan waktu yang lama dan matang, belum lagi persiapan arakarakan dewa dan prosesi pembukaan mata Thai Se Ja dan yang lainnya? Bagaimana Anda membujuk para generasi muda disana untuk terlibat dalam persiapan Upacara Sembahyang Rebut tersebut? Sebenarnya tidak ribet soalnya kita dari kecil sudah dapat input udah melihat apa yang dilakoni oleh generasi sebelumnya ya kita ngikutin aja, ribet sekali
197
ngak, emmang tata caranya pada saat sembahyang rebut memang begitu adanya kita bikin patung replika seolah-olah itu berupa wujud setan jadi kita istilahnya bikin replikanya kasih sesajen ke mereka supaya tidak ganggu supaya dia bisa menggariskomandoin anak buahnya yang dalam tanda petik roh-roh berkeliaran tidak mengganggu masyarakat pada umumnya ya kita kasih sesajen kita peringati pada hari H nya gitu. Kita ajarin aja mereka, mereka nanti juga ngerti. 4. Apakah menurut Anda kebudayaan lokal akan bertahan terkait dengan pesatnya kemajuan teknologi dan masuknya kebudayaan asing? tidak akan hilang, ya karena manusia kan pada dasarnya di tuntun untuk inikan satu ajaran kita manusia hidup di dunia ini dasarnya darimana, setelah kita lahit di dunia ini apa yang mesti kita perbuat sama aja kaya pada saat ibu kita mengandung kita 9 bulan, kita di dalem tidak tau apa-apa begitu kita udah keluar dari rahim ibu kita dengan perkembangan masa dengan sendirinya bisa menangis, merangkak, berdiri, berlari sampai kita dewasa punya pikiran yang mampu. Kurang lebih sama. 5. Apakah menurut Anda penting bagi suatu daerah untuk mempertahankan dan melestarikan kebudayaan lokal yang dimilikinya? Penting itu kan Ciri Khas suatu daerah, yang membedakan ini loh unik nya Bangka jadi orang bisa bedain. Kan orang mengunjungi pulau Bangka karena sesuatu yang beda yang tidak dimiliki oleh daerah lain kan. Kalau sama mah Bangka ga laku, haha 6. Apakah menurut Anda Upacara Sembahyang Rebut merupakan salah satu upacara yang unik dan patut untuk dilestarikan? Unik, gini Sembahyang Rebut kan percaya akan adanya mahkluk tak kasat mata kan. Berapa orang sih yang percaya adanya mahkluk begitu? Banyak orang yang ga percaya kan kalau ga liat langsung. Mana ada upacara-upacara yang bikin patung tinggi-tinggi belasan meter, yang kita analogikan sebagai anggota atau karyawan (dalam tanda petik ya) di akherat. Sekarang dunia kan makin canggih, udah banyak tradisi-tradisi tradisional yang mungkin di anggap tidak masuk akal mulai ditinggalkan ya. Kalau kita akan pertahankan tradisi ini terus secara turun temurun. 7. Anda merupakan ketua panitia jalannya Upacara Sembahyang Rebut, Apakah Anda selalu mengajak para generasi muda untuk terlibat langsung dalam kegiatan ini? Kalau untuk ukuran Bangka masih okeh generasi mudanya. Toh yang diperbantukan pada saat upacara juga campur antara generasi tua dengan generasi muda kalau generasi tua hanya memberikan petunjuk aja pada pelaksanaan teknis nya juga sudah anak-anak generasi muda.
198
8. Apakah Anda memiliki komunitas atau kelompok keagamaan? Tidak ada, karena itu sudah melekat sudah melekat ke setiap penganut kong hu cu bahwa hari H di imlek bulan tujuh tanggal 14 itu emang udah sembahyang rebut kalau untuk replika patungnya itu satu hari sesudahnya jadi setiap hari imlek bulan tujuh tanggal 15 itu memang udah hari sembahyang rebut seperti kita memperingati 17 agustus kurang lebih sama. Paling kelompok di Vihara aja, itu juga buat kebaktian. 9. Bagaimana Anda mewariskan nilai Upacara Sembahyang Rebut kepada generasi muda agar mereka tidak sekedar tahu namun mengerti betul mengenai Upacara tersebut? Secara spesifik sih tidak jadi ini kan ritual keagamaan jadi anak muda yang masih mengikuti agama orang tuanya secara otomatis sudah tahu bahwa pada bulan tersebut tanggal tersebut akan ada acara sembahyang rebut, pada bulan tersebut pada tanggal tersebut akan ada sembahyang bulan, pada bulan tersebut tanggal tersebut akan ada ziarah tersebut, pada tanggal tersebut bulan tersebut akan ada sincia. Itu sudah satu paket da sudah menjadi kebiasaan. 10. Sebagai pemangku adat apakah Anda ingin membuat suatu komunitas untuk melestarikan tentang kebudayaan lokal apa aja? Kalo untuk ukuran kampung tidak perlu membentuk suatu komunitas seperti kota jakarta, kota besar. Karena kota besar kan tumplek nya manusia kalo kampung komunitas nya kecil tidak perlu bikin atau membentuk suatu komunitas pun begitu mendekati hari H nya kegiatannya daerahnya kan udah di klenteng jadi secara langsung atau tidak langsung masyarakat sudah ikut berkecimpung. 11. Sebagai seorang pemangku Adat apakah Anda memaksa anak Anda untuk mempelajari Upacara Sembahyang Rebut? Kita sih ga maksa mereka untuk belajar atau ikut langsung, yang penting kita jelasin aja ke mereka, terserah mereka aja mau pelajari lebih dalam atau tidak. Nanti kalau di paksa mereka malah berontak. 12. Upacara Sembahyang Rebut merupakan Upacara yang mempercayai adanya mahluk halus, apakah Anda mempercayai tentang keberadaan mereka? Secara arti harfiahnya saya percaya, karena gini kita ini manusia terdiri dari dua jenis mineral kan jasmani dan rohani. Yang tubuh kita dari ujung kepala sampai ujung kaki itu bahasa kita yang disebut kan jasmani roh nya kita ga keliatan jadi orang yang meninggal itu kan hanya jasmaninya roh nya masih tetap hidup. Jadi yang termasuk roh-roh halus itu yaitu hanya ungkapan bahasa nya aja kan roh halus roh kasar, kalo kristen katolik roh kudus kurang lebih sama. Percaya itu memang hukum alam nya begitu kita munusia terdiri
199
dari dua zat roh dan jasmani. Kalo jasmani kan bentuk dari darah daging orang tua kita sehingga ada satu roh walaupun darah daging kita sudah tidak ada tapi roh kita kan masih tetep hidup abadi. 13. Bagaimana Anda menjelaskan mengenai keberadaan mereka kepada anak Anda dan kepada generasi muda disana? Simpel, memberikan sesajen dan medianya berupa garu cara sembahyang orang tridarma ya kong hu cu, tao dan buddha kurang lebih sama dengan menyembah satu kali, tiga kali itu hanya media nya aja, sama aja kaya umat muslim yang sholat lima kali Cuma medianya aja beda, kurang lebih sama. 14. Menurut Anda apa yang disampaikan dari Upacara Sembahyang Rebut sendiri? Sembahyang rebut ini kita hanya menjaring roh-roh yang bergentayangan kalao kita analogi di kehidupan masyarakat itu berupa fakir miskin dan gelandangan tidak punya tempat teduh tidak punya sanak family di tempat itu jadi kita prosesi nya itu kasih dia baju, kasih dia makanan supaya dia tiap tahun itu semacam kaya kita lebaran lah kaya kita taon baru lah tiap tahun bisa ganti baju baru. Sama initinya sama manusia itu diciptakan dan diarahkan. Kenapa di dunia ini ada agama, gunanya agama itu kan biar manusia itu sadar, supaya manusia itu tidak liar supaya manusia itu tahu akan tata krama dan ada aturan. Kenapa negara ada buat undang-undang itu kan semua berasal dari peraturan. Kalo ngak ya kaya isis tiap ada wanita cantik di tangkap dikumpulin dijadikan budak seks dijual belikan kalau ngak itu dibunuh itu kan udah di luar norma agama dan kosekuensinya pada masa hidup mereka bisa teriak tapi pada saat meninggal roh mereka kan masih hidup itu ada konsekuensinya di persidangan akherat. Kita ajaran tridarma sama muslim kan kurang lebih sama setelah kita meninggal masih ada kehidupan itu makanya di dunia ini diperlakukan ada agama kalao di dunia ga ada agama mungkin akan kacau Anda ga manggil saya khiu-khiu, ga manggil dia khiu-khiu dia ga manggil dia bapak ya itulah semua agama kan ga menjelaskan dan meneruskan di kitab nya bahwa dunia ini sudah berapa puluh juta tahun kan tidak hanya mengajarkan aja kan bahwa kita sebagai manusia hidup di dunia itu begini caranya nanti setelah meninggal ada konsekuensinya gitu seperti yang anda tanya tentang perkembangan teknologi perkembangan zaman ditanya anak yang sudah tahu itu dia tetap mau mengikuti orang tua nya punya gedung bertingkat punya mobil mewah bisa ada iphone 5 6 ada ipad. Anda minta ga terlahir sebagai anaknya atan? Tidak kan makanya saya minta ga terlahir sebagai bangsa indonesia atau orang bangka? Kan tidak itu sudah dari dia. Obama juga ga minta dia terlahir sebagai orang amerika jadi presiden itu semua kan anugerah dari dia. Kan ga bisa oh ya tuhan saya minta lahir di dunia saya sebagai seorang muslim deh atau seorang budha deh kan tidak.
200
15. Menurut Anda apa alasan untuk mewariskan nilai-nilai sembahyang rebut kepada generasi muda? Yang pertama karena agama kita, agama buddha, kong hu cu, tao sama aja sebenernya itu mengajarkan untuk membagi keberkahan dengan semua mahkluk. Kalau dalam Chit Nyet Pan itu, kepada mahkluk-mahkluk tak kasat mata, baik yang punya keluarga maupun yang tidak kan. Sembahyang rebut ini kan selain sembahyang leluhur, kita juga menjaring roh-roh yang bergentayangan kalao kita analogikan di kehidupan masyarakat itu berupa fakir miskin dan gelandangan tidak punya tempat teduh tidak punya sanak family di tempat itu jadi kita prosesi nya itu kasih dia baju, kasih dia makanan supaya dia tiap tahun itu semacam kaya kita lebaran lah kaya kita taon baru lah tiap tahun bisa ganti baju baru. 16. Dalam Proses arak-arakan sebenarnya fungsi Dewa yang di arak itu untuk apa? Penting itu, kita lakuin arak-arakan dewa supaya kalau ada yang meninggal di jalan atau kecelakaan kan arwahnya penasaran kan, mereka kan belum saatnya mati. Nah dewa Pak Kung Pak Pho saat arak-arakan buat bawa mereka ke klenteng supaya mereka bisa gabung dengan yang lain, terus bisa pulang ke akherat dengan kapal yang udah disediain. 17. Sebagai seorang pemuka adat, seberapa sering Anda mengenalkan, menjelaskan dan mengajarkan mengenai Upacara Sembahyang Rebut kepada anak-anak Anda? Kalau ke anak ya sesering mungkin lah, walaupun secara spesifik anak-anak saya belum mengerti betul yang penting kan mereka tahu. Nanti kalau sudah besar sudah biasa mereka bisa sendiri, nerusin lagi ke yang lain kan ke anak cucu mereka. Mungkin kalau sekarang kan kita belum ada komunitas atau kelompok yang resmi buat ngurus tradisi-tradisi begini kayak barongsai gitu, siapa tahu nanti mereka peduli trus buat kan, mereka kan udah ngerti. Kita kan ga tau, dari ngumpul-ngumpul siapa tau nanti ke bentuk. Anak muda sekarang kan suka kumpul-kumpul. Asal positif mah ga masalah ya. Untuk sekarang kan masih peran orang tua yang dominan untuk kasih tau ke anak mereka kan. Selain lebih deket juga, orang tua kan lebih tau anak nya gimana. 18. Tak menutup kemungkinan kan apabila suatu saat Anda akan membuat suatu kelompok atau komunitas untuk melakukan sosialisasi mengenai upacara Sembahyang Rebut kepada generasi muda di Bangka? Iya itu pasti, kalau ada umur panjang trus situasi mendukung saya sih bersedia jadi pembicara.
201
19. Menurut Anda makna apa yang disampaikan dalam proses mewariskan nilai Upacara Sembahyang Rebut tersebut? Memupuk rasa kepedulian, saling membagi berkah, gotong royong, ajang untuk bertemu dengan orang-orang yang udah lama ga ketemu. Ya pada intinya mengajarkan anak untuk membagi berkah. Antara orang tua dan anak juga jadi dekat, kan banyak juga yang bilang lebih baik kasih makanan, minuman, pakaian dan doa waktu mereka masih hidup daripada kasih mereka saat mereka meninggal gitu.
202
LAMPIRAN FOTO PEMERINTAH PROVINSI BANGKA
Bapak Drs. Akhmad Elvian bersama perwakilan kebudayaan Malaysia
Bapak Arif Primajaya Kepala Bagian Humas dan Protokol PemProv Bangka
203
Ibu Dian Sekretariat Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (DISBUDPARPORA) Pemerintah Kota Pangkalpinang
Ibu Aliyah Fitri (Kiri) Staff Humas dan Protokol Pemerintah Provinsi Bangka
204
Upacara Sembahyang Rebut
Sembahyang Leluhur/keluarga pada pagi hari
Arak-arakan Dewa Pak Kung Pak Pho pada siang hari
205
Suasana Proses Arak-arakan Dewa Pak Kung Pak Pho
Dari kiri ke kanan, Patung Dewa Kerbau, Patung Dewa Akherat (Thai Se Ja), Patung Dewa Kuda
206
Patung Thai Se Ja saat matanya ditutup (sebelum prosesi dimulai)
Patung Dewa Kerbau (Pengawal Thai Se Ja)
Patung Thai Se Ja saat matanya dibuka (saat prosesi dimulai)
Patung Dewa Kuda (Pengawal Thai Se Ja)
207
Patung Dewa Pencabut Nyawa
Tempat Delapan Dewa
Prosesi awal Upacara Sembahyang Rebut, pemanjatan doa oleh panitia di hadapan patung Thai Se Ja
208
Pemanjatan Doa oleh Panitia di hadapan patung Thai Se Ja
Suasana Klenteng saat Prosesi Upacara dimulai
209
Kapal Kertas yang dipercaya nantinya akan mengangkut para arwah kembali ke akherat
Nahkoda kapal yang mengendarai kapal sampai di Akherat
210
Suasana sekitar Klenteng
Suasana di dalam Klenteng
Suasana detik-detik prosesi pembakaran patung dan kapal, panitia menyebarkan uang kertas di sekitar lokasi pembakaran
211
` Pembakaran Patung Thai Se Ja
Pembakaran patung di sekitar Klenteng dan tertangkapnya sosok mahkluk yang diyakini sebagai salah satu arwah
Pembakaran Kapal yang diyakini bahwa kapal tersebut sudah berangkat ke akherat bersama dengan arwah-arwah
212
10 jalan menuju Akherat yang dipercayai oleh masyarakat Bangka beretnis Tiong Hoa khususnya yang beragama Buddha, Konghucu dan Tao
Jalan 1
Jalan 2
Jalan 3
Jalan 4
213
Jalan 5
Jalan 7
Jalan 6
Jalan 8
214
Jalan 9
Jalan 10
Setelah membayar Dosa di 10 Jalan tersebut maka jalan menuju surga akan terbuka dan manusia dapat bereinkarnasi menurut karmanya
CURRICULUM VITAE
DATA PRIBADI
NAMA
: Aprida Furanti
ALAMAT
: Jl. Melati II Blok F9 No. 27 Taman Cibodas, Tangerang 15132
TEMPAT, TANGGAL LAHIR
: Jakarta, 19 April 1991
JENIS KELAMIN
: Perempuan
AGAMA
: Buddha
STATUS
: Belum Menikah
TELEPON
: (021) 5514907 / 0812 9400 1088
KEWARGANEGARAAN
: Indonesia
EMAIL
:
[email protected]
215
216
PENDIDIKAN FORMAL 1997 – 2003
: SD Rahmani
2003 – 2006
: SMPK Mawar Saron
2006 – 2009
: SMA Perguruan Buddhi
2011 – Sekarang
: Universitas Mercu Buana
PENDIDIKAN NON FORMAL 2003 – 2005
: Kursus Modelling di Profile Management
2005 – 2006
: Kursus Bahasa Inggris di PEC
2008 – 2009
: Kursus MIPA di Galileo Institut
PENGALAMAN KERJA 2009 – 2010
: PT Dunkindo Lestari sebagai Staff TAX
2010 – 2011
: PT Selamat Sempurna Tbk sebagai Staff Purchasing Import
2011 – 2014
: PT Bank Central Asia Tbk sebagai Teller