CITRA DIRI REMAJA YANG MENGALAMI OVERWEIGHT Lina Mahayati STIKes William Booth (031) 5633365
ABSTRACT Bentuk tubuh yang overweight sangat mengganggu remaja dan menimbulkan respon tersendiri bagi remaja berupa tingkah laku yang sangat memperhatikan perubahan bentuk tubuhnya. Mereka melakukan berbagai upaya seperti diet, berolah raga, melakukan perawatan tubuh, dan mengkonsumsi obat pelangsing untuk menjadikan tubuhnya ideal. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran citra diri pada remaja yang mengalami overweight di SMPN 1 Bareng Jombang. Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif, populasi sebanyak 56 responden dan menggunakan total sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner, data yang diperoleh kemudian dimasukkan ke tabel prosentasi. Hasil penelitian dari 56 responden yang mengalami overweight diperoleh 31 responden (55,4%) memiliki citra diri positif dan 25 responden (44,6%) memiliki citra diri negatif. Kesimpulan yang didapatkan remaja yang mengalami overweight di SMPN 1 Bareng memiliki citra diri yang positif. Diharapkan dengan adanya program dan kegiatan yang mendukung serta peran serta guru, keluarga dan teman dapat meningkatkan citra diri bagi remaja yang mengalami overweight. Kata kunci : citra diri, overweight. tahun-tahun awal masa remaja (Poltekes, 2010). Cash (2004) mengatakan bahwa citra diri seseorang itu dapat dilihat dari evaluasi penampilan, yaitu mengukur evaluasi dari penampilan dan keseluruhan tubuh, apakah menarik atau tidak menarik serta memuaskan atau tidak memuaskan. Selain itu dapat dilihat melalui orientasi penampilan yaitu perhatian individu terhadap penampilan dirinya dan usaha yang dilakukan untuk memperbaiki dan meningkatkan penampilan dirinya. Cara lain dapat dilihat melalui kepuasan terhadap bagian tubuh yang mengukur kepuasan individu terhadap bagian tubuh secara spesifik. Kecemasan menjadi gemuk dan pengkategorian ukuran tubuh juga dapat melihat bagaimana citra tubuh seorang remaja itu. Ciri remaja yang citra dirinya positif yaitu remaja yang menerima perubahan fisiknya menganggap hal tersebut merupakan suatu hal yang wajar karena memang dialami semua orang yang melalui masa pubertas (Papilia & Olds, 2008). Namun fenomena yang terjadi di SMPN 1 Bareng yaitu banyak remaja yang citra dirinya negatif terutama mereka yang mengalami overweight. Hal ini dapat dilihat dari kebiasaan mereka seperti suka memakai pakaian yang ketat, sering bercermin dengan melihat tubuh bagian belakang, tidak mau makan padahal sudah waktunya makan dan takut apabila
PENDAHULUAN Remaja dalam perkembangannya mengalami perubahan baik dari segi fisik maupun psikis. Perubahan fisik pada remaja lebih pesat dari pada kanak-kanak dan perubahan yang sangat pesat seperti tinggi badan, kekuatan, dan bobot yang semakin bertambah atau overweight ini menimbulkan respon tersendiri bagi remaja berupa tingkah laku yang sangat memperhatikan perubahan bentuk tubuhnya (Hasan Syamsi Basya, 2011). Bentuk tubuh yang tidak ideal seperti terlalu kurus, terlalu gemuk, dan pendek akan membuat remaja tidak puas dengan keadaan fisiknya. Banyak usaha yang dilakukan para remaja putri untuk membentuk tubuh yang ideal (Dacey dan Kenny, 2001). Pada umumnya bentuk tubuh yang overweight sangat mengganggu remaja. Mereka melakukan berbagai upaya seperti diet, berolah raga, melakukan perawatan tubuh, dan mengkonsumsi obat pelangsing untuk menjadikan tubuhnya ideal. Perubahan bentuk tubuh pada remaja yang berupa kegemukan atau overweight ini terjadi karena pertumbuhan tubuh eksternal dan internal yang penting selama masa puber dan selama usia dimana perubahan ini secara normal terjadi, namun keadaan seperti ini sangat mengganggu citra diri sebagian besar remaja dan merupakan sumber keprihatinan selama 1
mengetahui berat badannya. Dari hasil wawancara yang dilakukan pada remaja, ada remaja yang mengatakan bahwa selain malu memiliki berat badan yang tidak ideal, dia juga merasa sering tidak nyaman saat menggunakan pakaian dan sering kesulitan untuk mencari pakaian yang menurutnya sesuai. Sedangkan remaja yang lain mengatakan bahwa jarang menimbang berat badannya karena takut berat badannya bertambah. Penelitian dari Nasional and Nutrition Examination Survey (NHANES) pada tahun 2003-2004, menggunakan ukuran berat badan dan tinggi badan, menunjukkan bahwa di Amerika 17% anak-anak dan remaja usia 12-19 tahun mengalami overweight. Pada usia remaja usia 12-19 tahun, overweight meningkat dari 10,5% pada tahun 1994 menjadi 17,4% pada tahun 2004. Menurut Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) bahwa prevalensi gizi lebih pada anak sekolah dan remaja umur 15-17 tahun sebesar 8% (Depkes RI, 2004). Survei pendahuluan dilakukan penulis pada 3 SMP yang ada di Kecamatan Bareng antara lain SMP Muhammadiyah Bareng sejumlah 43 siswa, MTs Negeri Bareng sejumlah 755 siswa dan SMPN 1 Bareng 802 siswa. Ungkapan dari 10 remaja dari 74 siswa yang mengalami overweight di SMPN 1 Bareng Jombang 80% remaja mengatakan bahwa tubuhnya gemuk dan tidak nyaman dengan keadaannya saat ini sehingga berbagai upaya dilakukan untuk memperbaiki gambaran dirinya yaitu melakukan diet ketat dengan membatasi makan dan menggunakan obatobat pelangsing untuk menurunkan berat badannya, sedangkan 20% remaja mengatakan bahwa merasa nyaman dengan tubuhnya sehingga usaha yang dilakukan untuk mempertahankan berat badannya seperti saat ini dengan menjaga pola makan dan mengurangi cemilan pada malam hari. Remaja yang mengalami citra diri negatif karena tidak puas dengan penampilannya akan mencari cara yang dapat memperbaiki penampilannya karena mereka menyadari bahwa penampilan fisik berperan penting dalam kehidupan sehari-hari. Dampak yang terjadi akibat upaya yang dilakukan remaja untuk mencapai citra diri yang diinginkan ini tanpa disadari akan mengganggu kesehatan mereka jika cara diet yang dilakukan tidak tepat sehingga prestasi
belajar mereka juga akan terganggu. Selain itu untuk membeli obat-obat pelangsing yang harganya tidak murah ini dapat menyebabkan remaja terjerumus ke dalam kenakalan remaja seperti mencuri, berbohong pada orang tua, dan akan dikucilkan oleh temantemannya maupun masyarakat disekitarnya. Mengetahui akibat yang ditimbulkan dari citra diri yang negatif tersebut perlu sekali upaya untuk meningkatkan citra diri remaja yang mengalami overweight dengan memberikan penyuluhan tentang membangun citra diri yang positif pada remaja yang mengalami overweight yang dapat dilakukan di sekolah atau pada saat kegiatan di karang taruna, memberikan motivasi kepada remaja untuk melakukan kegiatan yang bermanfaat seperti olahraga, terapi secara kognitif dengan cara merubah mind set remaja dalam mempersepsikan citra dirinya misalnya dengan memberi contoh beberapa tokoh yang memiliki badan gemuk namun mempunyai prestasi pada bidang tertentu, mengajarkan remaja untuk mengelola kepribadiannya dengan menggunakan make up atau pakaian yang dapat mengurangi kesan gemuk pada tubuhnya. METODE Berdasarkan tujuan penelitian desain penelitian yang digunakan adalah desain deskriptif yaitu bertujuan untuk mendeskripsikan (memaparkan) peristiwaperistiwa urgen yang terjadi pada masa kini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran citra diri siswa SMPN 1 Bareng Jombang yang mengalami overweight. Pada penelitian ini populasinya adalah seluruh siswa SMP N 1 Bareng Jombang yang mengalami overweight yang berjumlah 56 siswa. Jumlah populasi ini didapatkan dengan cara meminta bantuan dari pihak sekolah untuk mgukur tinggi badan dan berat badan siswa-siswi yang kemudian menetukan responden yang masuk dalam kriteria overweight. Kriteria populasi pada penelitian ini yaitu Seluruh siswa yang mengalami overweight dan bersedia menjadi responden. Setelah disesuaikan dengan kriteria penelitian, didapatkan sampel berjumlah 56 siswa. Pengambilan data tentang gambaran diri remaja yang overweight dilakukan dengan menyebarkan kuisioner kepada responden. 2
Jumlah soal dalam kuisioner yang harus dijawab oleh responden adalah sebanyak 20 soal. Dari data yang diperoleh dilakukan analisa data dari kuesioner, pada setiap jawaban diberi skor. Untuk pernyataan positif jika jawaban Sangat Sering = 4, Sering = 3, Jarang = 2, Tidak Pernah = 1. Untuk pernyataan yang negatif jika jawaban Sangat Sering = 1, Sering = 2, Jarang = 3, Tidak Pernah = 4.Data motivasi belajar diperoleh dengan menyebarkan kuesioner.
banyak berjenis kelamin perempuan, yaitu sebanyak 42 responden (75%). Tabel 2. Karakteristik responden menurut usia Usia Jumlah Prosentase 12-15 tahun
48
85,7%
16-18 tahun
8
14,3%
Total
56
100%
HASIL Berdasarkan data dari tabel di atas didapatkan hasil bahwa responden paling banyak usia 12-15 tahun, yaitu sebanyak 48 responden (85,7%).
Gambaran Umum Lokasi Penelitian SMPN 1 Bareng terletak di Jl. Mayjen S. Parman No. 4 Dusun Mojounggul Desa Bareng Kecamatan Bareng Kabupaten Jombang yang terdiri dari 24 kelas meliputi kelas VII terdapat 8 kelas, kelas VIII terdapat 8 kelas, dan kelas IX terdapat 8 kelas. Jumlah seluruh siswa yaitu 802 siswa dan 56 siswa yang mengalami overweight. Kegiatan ekstrakurikuler yang ada di SMPN 1 Bareng yaitu basket, voli, silat, kempo, futsal, musik, pramuka, PMR, dan paduan suara. Begitu pula pendidikan karakter sudah diterapkan disetiap pembelajaran dari kurikulum yang ada saat ini. Secara umum SMPN 1 Bareng terletak di selatan Kabupaten Jombang dan berjarak sekitar ± 21 km.
Tabel 3. Karakteristik responden menurut kelas Kelas Jumlah Prosentase
Prosentase
Laki-laki
14
25%
Perempuan
42
75%
Total
56
100%
25%
VIII
15
26,8%
IX
27
48,2%
Total
56
100%
Data Khusus Data khusus ini menggambarkan citra diri remaja yang mengalami overweight dengan beberapa pernyataan yang telah ditentukan. Tabel 4 Gambaran citra diri remaja yang mengalami overweight Gambaran Citra Diri Remaja Yang Prosentase Jumlah Mengalami Overweight Citra Diri Positif 31 55,4%
Tabel 1. Karakterisitik responden menurut jenis kelamin Jumlah
14
Berdasarkan data dari tabel di atas didapatkan hasil bahwa responden paling banyak kelas IX, yaitu sebanyak 27 responden (48,2%).
Data Umum Demografi Data umum ini menggambarkan data demografi responden yang bisa mempengaruhi gambaran citra diri responden yang mengalami overweight.
Jenis Kelamin
VII
Berdasarkan data dari tabel di atas didapatkan hasil bahwa responden paling 3
Citra Diri Negatif
25
44,6%
Total
56
100%
Berdasarkan data dari tabel di atas didapatkan hasil bahwa responden paling banyak memiliki citra diri positif, yaitu sebanyak 31 responden (55,4%).
penelitian mereka mengatakan bahwa mereka tetap aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler yang ada di sekolah seperti basket, voli, silat, kempo, pramuka, PMR, dan paduan suara sehingga mereka tetap percaya diri dengan penampilan mereka. Bagi mereka tubuh besar (overweight) bukan menjadi masalah dalam pergaulan maupun kegiatan mereka seperti pada kegiatan ekstrakurikuler basket, olahraga ini memiliki anggota tim yang mayoritas bertubuh besar. Selain itu dari kurikulum yang ada, pihak guru juga memberikan dan menerapkan pendidikan karakter disetiap pembelajaran dengan harapan siswa-siswi yang ada di SMPN 1 Bareng bisa menerima dan menjadi dirinya sendiri. Di dalam penelitian ini juga ditemukan ada beberapa remaja yang mengalami overweight di SMPN 1 Bareng yang memiliki citra diri negatif. Berdasarkan tabel 4.4 didapatkan hasil bahwa responden yang memiliki citra diri negatif sebanyak 25 responden (44,6%). Hal ini sesuai dengan teori Papalia & Old (2003) yang mengatakan bahwa pada tahap perkembangan remaja citra diri menjadi penting. Keadaan ini berdampak pada usaha berlebihan pada remaja untuk mengontrol berat badan. Remaja yang mengalami kenaikan berat badan pada masa pubertas dan tidak bahagia dengan penampilan menyebabkan remaja mengalami gangguan makan (eating disorder). Dalam teorinya, Chase (2001) menyatakan bahwa jenis kelamin adalah faktor paling penting dalam perkembangan citra tubuh seseorang. Pria ingin bertubuh gagah, mereka ingin tampil percaya diri di depan teman-temannya dan mengikuti tren yang sedang berlangsung. Sedangkan wanita ingin memiliki tubuh kurus menyerupai ideal yang digunakan untuk menarik perhatian pasangannya. Bila kita melihat tabel 4.1 didapatkan hasil bahwa responden paling banyak berjenis kelamin perempuan, yaitu sebanyak 42 responden (75%). Menurut peneliti adanya remaja yang memiliki citra diri negatif karena wanita cenderung memperhatikan penampilan fisik sehingga remaja putri di SMPN 1 Bareng yang mengalami overweight seringkali merasa tidak puas dengan penampilannya.
PEMBAHASAN Berdasarkan data dari tabel 4.4 didapatkan hasil bahwa responden paling banyak memiliki citra diri positif, yaitu sebanyak 31 responden (55,4%). Papalia & Old (2003) ketidakpuasan remaja pada tubuhnya meningkat pada awal hingga pertengahan usia remaja. Pada remaja awal mereka mulai fokus pada pengambilan keputusan, baik di dalam rumah ataupun di sekolah. Pada penelitian ini citra diri remaja yang overweight tetap positif sekalipun usia mereka masih remaja awal yang terlihat pada tabel 4.2 didapatkan responden hasil paling banyak usia 12-15 tahun, yaitu sebanyak 48 responden (85,7%) mereka mengungkapkan bahwa mereka bisa menggali potensi dalam dirinya seperti prestasi dalam bidang olahraga basket yang pernah meraih juara tingkat provinsi sehingga mereka merasa meskipun memiliki tubuh gemuk mereka tidak merasa malu karena memiliki potensi atau kemampuan yang lebih dibanding teman-temannya. Berscheid (Papalia & Olds, 2004) menyatakan bahwa seseorang yang memiliki persepsi positif terhadap citra tubuh lebih mampu menghargai dirinya. Individu tersebut cenderung menilai dirinya sebagai orang degan kepribadian cerdas, asertif, dan menyenangkan. Hal ini dapat dilihat dari cara mereka mempersepsikan diri mereka yang menyatakan dengan tubuh gemuk yang mereka miliki bukan menjadi masalah bagi mereka. Mereka berpikir bahwa dengan keadaan tubuh yang gemuk mereka tetap bisa diterima oleh teman-teman maupun keluarga sehingga mereka tetap melakukan kegiatan sehari-hari. Citra tubuh bagi individu berkaitan dengan peranan yang dipegangnya dalam kehidupan khususnya dalam pergaulan. Ada suatu anggapan bahwa kedudukan tertentu atau peranan tertentu dalam pergaulan lebih mudah diraih oleh mereka yang mempunyai daya tarik fisik. Hal ini sesuai dengan citra diri remaja yang mengalami overweight di SMPN 1 Bareng bisa menerima dan nyaman keadaan tubuhnya. Hal ini sesuai dengan pengakuan dari responden ketika peneliti melakukan
SIMPULAN Berdasarkan analisa data dari penelitian yang telah dilakukan, maka dapat 4
disimpulkan bahwa gambaran citra diri remaja yang mengalami overweight di SMPN 1 Bareng Jombang sebagian besar memiliki citra diri positif
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsini. 1998. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta Hurlock, Elizabeth. B. 1980. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga. Notoatmodjo, Soekidjo. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. Nursalam. 2003. Konsep & Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. Pamela. J. Brink, Marylin J. Wood. Langkah Dasar Dalam Perencanaan Riset Keperawatan. Jakarta: EGC. Potter, Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta: EGC. Sandyajizah. 2003. Overweight. http://sandyajizah. blogspot.com diunduh tanggal 26 Feb 2013 pukul 14.51 WIB. Setiadi. 2007. Konsep & Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta : Garah Ilmu. Sidjabat B.S. 2008. Membesarkan Anak dengan Kreatif. Yogyakarta : Andi. Suliswati, S dkk. 2005. Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: EGC Sunaryo. 2004. Psikologi Untuk Keperawatan. Jakarta: EGC. Supariasa, Nyoman dkk. 2002. Penilaian Status Gizi. Jakarta: EGC. Wong L. Donna, Hockenberry-Eaton Marylin, dkk. 2008. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik Volume 1. Jakarta: EGC. Yosep, Iyus. 2007. Keperawatan Jiwa. Bandung: Refika Aditama.
5