ARTIKEL
PERBEDAAN HARGA DIRI REMAJA YANG MENGALAMI TINDAKAN BULLYING DAN TIDAK MENGALAMI TINDAKAN BULLYING DI SMPN 3 UNGARAN KABUPATEN SEMARANG
OLEH: RIZQI RAHMAWATI 010112A088
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NGUDI WALUYO UNGARAN 2016
HALAMAN PENGESAHAN ARTIKEL Artikel skripsi dengan judul “Perbedaan Harga Diri Remaja Yang Mengalami Tindakan Bullying Dan Tidak Mengalami Tindakan Bullying Di SMPN 3 Ungaran Kabupaten Semarang” yang disusun oleh : Nama
: Rizqi Rahmawati
NIM
: 010112A088
Program Studi : Keperawatan Telah disetujui oleh pembimbing utama Skripsi Program Studi Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Ngudi Waluyo Ungaran.
Ungaran, September 2016 Pembimbing Utama
(M. Imron Rosyidi , S.Kep,. Ns,. M.Kep) NIDN. 0606127804
PERBEDAAN HARGA DIRI REMAJA YANG MENGALAMI TINDAKAN BULLYING DAN TIDAK MENGALAMI TINDAKAN BULLYING DI SMPN 3 UNGARAN KABUPATEN SEMARANG Rizqi Rahmawati *) M.Imron Rosyidi **) Puji Lestari **) STIKES NGUDI WALUYO 2016 *) Mahasiswa Program Studi Keperawatan STIKES NGUDI WALUYO **) Dosen Program Studi Keperawatan STIKES NGUDI WALUYO Email :
[email protected] ABSTRAK Latar Belakang : Bullying menjadi fenomena yang terus menjadi perhatian di dunia, dampak yang dialami oleh korban bullying adalah mengalami berbagai macam gangguan yang meliputi kesejahteraan psikologis yang rendah (low psychological well-being) dimana korban akan merasa tidak nyaman, takut, rendah diri, serta tidak berharga. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan harga diri remaja yang mengalami tindakan bullying dan tidak mengalami tindakan bullying di SMPN 3 Ungaran Kabupaten Semarang.. Metode : Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasional dengan menggunakan pendekatan cross sectional menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data. Populasi dalam penelitian ini adalah 980 siswa remaja kelas VII, VIII, dan IX SMPN 3 Ungaran Kabupaten Semarang. Teknik sampling yang digunakan adalah Proportional Random Sampling dengan jumlah sampel sebanyak 91 siswa remaja. Data dianalisis menggunakan menggunakan Uji Mann Whitney U Test. Hasil : Berdasarkan hasil penelitian, diketahui sebagian besar responden pernah mengalami tindakan bullying yaitu sebanyak 52 responden (57,1 %) dan sebagian besar responden mempunyai harga diri dalam kategori rendah yaitu sebanyak 58 responden (63,7 %). Dari hasil uji statistik menggunakan Mann Whitney U Test didapatkan hasil ada perbedaan harga diri remaja yang mendapatkan tindakan bullying dan tidak mendapatkan tindakan bullying di SMPN 3 Ungaran Kabupaten Semarang dengan nilai p value 0,000. Simpulan : Guru BK diharapkan dapat memberikan informasi kepada siswa tentang seberapa besar dampak harga diri yang terganggu akibat bullying. Kata kunci : harga diri, remaja, bullying Kepustakaan : 23 kepustakaan (2005 -2014) ABSTRACT Background : Bullying is a phenomenon which continues to be a concern in the world, the impact experienced by the victims of bullying is the experience of various disorders that include low psychological well-being where the victims will feel uncomfortable, fear, inferiority and worthlessness. The purpose of this study is to determine the differences in self-esteem of adolescents who experiencing bullying and not experiencing bullying in state Junior High School (SMPN) 3 Ungaran Semarang Regency. Method : This type of research was descriptive correlation with cross sectional approach using a questionnaire as a data collection tool. The population in this study was 980 teenage students of VII, VIII, and IX SMPN 3 Ungaran Semarang Regency. The sampling technique used proportional random sampling with total samples of 91 teenage students. Data were analyzed by using Mann Whitney U Test. Results : Based on the research, most respondents had experienced bullying as many as 52 respondents (57.1%) and the majority of respondents had a low self-esteem in low category as many as 58 respondents (63.7%). From the statistical test using Mann Whitney U Test showed a difference in self-esteem of teenagers who get bullying and did not get bullying in SMPN 3 Ungaran Semarang Regency with p value of 0.000. Conclusion : Teachers are expected to provide information to students about how much the impact of low selfesteem disruptes by bullying. Key words : self esteem, adolescents , bullying Bibliogrhaphies : 23 refferences (2005 -2014)
Perbedaan Harga Diri Remaja yang Mengalami Tindakan Bullying dan Tidak Mengalami Tindakan Bullying di SMPN 3 Ungaran Kabupaten Semarang
1 0
PENDAHULUAN Bullying menjadi fenomena yang terus menjadi perhatian di dunia, semakin besar jumlah kasus yang melibatkan siswa sebagai pelaku dan korban menjadi perhatian utamanya. Terdapat lebih dari 2.000 penelitian yang dipublikasikan tentang bullying mengangkat masalah korban dari seluruh dunia (Chen dan Schwartz, 2012). Di Indonesia menempati peringkat kedua dari 40 negara pada kasus bullying (Latitude News, 28/10/2012). Hal tersebut dikuatkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) di Indonesia mencatat, pada tahun 2006 kasus kekerasan pada anak mencapai 25 juta, dengan berbagai macam bentuk, dari yang ringan sampai yang berat. Pada lingkup provinsi Jawa Tengah Indonesia, gambaran kekerasan pada siswa SMP di Yogya yaitu 77,5% siswa yang mengakui adanya kekerasan dan 22,5% siswa yang mengakui tidak ada kekerasan, pada siswa SMP di Surabaya yaitu 59,8% mengatakan adanya kekerasan (Wiyani, 2012). Menurut riset yang dilakukan oleh Staf Fakultas Psikologi Universitas Muria Kudus (2009) diketahui dari 180 orang remaja di Kabupaten Kudus 94% menyatakan pernah melakukan tindakan tidak menyenangkan terhadap orang lain. Bullying adalah sebuah hasrat untuk menyakiti. Hasrat tersebut diperlihatkan kedalam aksi, menyebabkan seseorang menderita. Aksi tersebut dilakukan secara langsung oleh seseorang atau sekelompok yang lebih kuat, tidak bertanggung jawab, biasanya berulang, dan dilakukan dengan perasaan senang (Ken Rigby dalam Astuti, 2008). Bullying didefinisikan sebagai serangan fisik, verbal atau psikologis atau intimidasi yang dimaksudkan untuk menyebabkan rasa takut, tertekan atau merugikan korban (Olweus 1993, dalam Georgiou, 2007).
Menurut SEJIWA (2006) banyak penelitian di negara-negara maju mengenai dampak-dampak perilaku bullying, diantaranya adalah konsep diri korban bullying menjadi lebih negatif karena korban merasa tidak diterima oleh teman-temannya. Perilaku bullying seringkali tanpa sadar menjadi bagian dari interaksi sosial, seperti ketika ejekan yang dimaksudkan untuk bercanda berkembang menjadi masalah yang serius. Bullying dapat berdampak buruk, di antaranya menimbulkan kecemasan, perasaan tidak aman, terisolasi, membuat siswa stress, mogok sekolah, kehilangan kepercayaan diri atau bahkan bunuh diri. Survey yang dilakukan SEJIWA (2006) pada guru-guru di 3 SMA di dua kota besar di pulau Jawa menunjukkan dampak negatif bullying masih belum sepenuhnya disadari oleh para guru. Banyak pihak yang menganggap bahwa perilaku bullying dalam kehidupan sehari-hari adalah hal yang wajar terjadi. Masalah-masalah yang mungkin akan dialami pada anak korban bullying itu dapat menghambat anak dalam mencapai tugas perkembangan dan kompetensi dirinya, yang kemudian akan menimbulkan rasa tidak bahagia dan kesulitan dalam mencapai tugas-tugas berikutnya (Nurihsan & Agustin, 2011). RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan maka dirumuskan permasalahan “Perbedaan harga diri remaja yang mengalami tindakan bullying dan tidak mengalami tindakan bullying di SMPN 3 Ungaran Kabupaten Semarang.” TUJUAN PENELITIAN Mengetahui perbedaan harga diri remaja yang mendapatkan tindakan bullying dan tidak mendapatkan tindakan bullying di SMPN 3 Ungaran Kabupaten Semarang.
Perbedaan Harga Diri Remaja yang Mengalami Tindakan Bullying dan Tidak Mengalami Tindakan Bullying di SMPN 3 Ungaran Kabupaten Semarang
2 0
KERANGKA KONSEP Variabel Penelitian : Variabel terikat : harga diri. Variabel bebas : bullying. Hipotesis dalam penelitian ini adalah : 1) Ada perbedaan harga diri remaja yang mengalami tindakan bullying dan tidak mengalami tindakan bullying di SMPN 3 Ungaran Kabupaten Semarang. 2) Tidak ada perbedaan harga diri remaja yang mengalami tindakan bullying dan tidak mengalami tindakan bullying di SMPN 3 Ungaran Kabupaten Semarang. METODOLOGI PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode komparatif yaitu sejenis penelitian deskriptif yang ingin mencari jawaban secara mendasar tentang sebab-akibat, dengan menganalisis faktor-faktor penyebab terjadinya ataupun munculnya suatu fenomena tertentu. Popolasi dan Sampel Populasi penelitian adalah 980 siswa remaja kelas VII, VIII, dan IX SMPN 3 Ungaran Kabupaten Semarang. Dengan menggunakan teknik Proportional Random Sampling didapatkan jumlah sampel sebanyak 91 siswa remaja. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di SMPN 3 Ungaran Kabupaten Semarang pada tanggal 6-7 Agustus 2016. Pengolahan Data Pengolahan data penelitian meliputi : editing, scoring, coding, tabulating, cleasing, entry data.
Analisa Data Analisis Univariat a) Gambaran harga diri remaja yang mengalami tindakan bullying di SMPN 3 Ungaran Kabupaten Semarang. b) Gambaran harga diri remaja yang tidak mengalami tindakan bullying di SMPN 3 Ungaran Kabupaten Semarang. Analisis Bivariat Analisa bivariat dalam penelitian ini untuk menganalsis Perbedaan harga diri remaja yang mengalami tindakan bullying dan tidak mengalami tindakan bullying di SMPN 3 Ungaran Kabupaten Semarang. Berdasarkan tujuan penelitian dan skala data tersebut, maka uji statistik digunakan dalam penelitian ini adalah Uji Mann Whitney U Test untuk membandingkan data yang berasal dari dua kelompok data yang tidak berpasangan. Uji Mann Whitney U Test termasuk dalam uji statistik non parametrik yaitu uji yang menggunakan asumsi-asumsi data berdistribusi tidak normal dengan varian tidak homogen dan diambil dari sampel yang acak. HASIL PENELITIAN Analisis Univariat 1. Gambaran tindakan bullying pada siswa remaja di SMPN 3 Ungaran Kabupaten Semarang Tabel 1 Distribusi frekuensi tindakan bullying pada siswa remaja di SMPN 3 Ungaran Kabupaten Semarang Persentase Bullying Frekuensi (%) Mengalami 52 57,1 tindakan bullying Tidak mengalami 39 42,9 tindakan bullying Total 91 100,0
Perbedaan Harga Diri Remaja yang Mengalami Tindakan Bullying dan Tidak Mengalami Tindakan Bullying di SMPN 3 Ungaran Kabupaten Semarang
3 0
Dari Tabel 1 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden pernah mengalami tindakan bullying yaitu sebanyak 52 responden (57,1 %) dan sebagian kecil responden tidak pernah mengalami tindakan bullying yaitu sebanyak 39 responden (42,9 %). 2. Gambaran harga diri pada siswa remaja di SMPN 3 Ungaran Kabupaten Semarang Tabel 2 Distribusi frekuensi harga diri pada siswa remaja di SMPN 3 Ungaran Kabupaten Semarang Harga diri Frekuensi Persentase (%) Rendah 33 36,3 Tinggi 58 63,7 Total 91 100,0
Berdasarkan tabel 3 dapat diketahui bahwa, responden yang mengalami tindakan bullying sebagian besar yaitu sebanyak 30 responden (57,7 %) mempunyai harga diri dalam kategori rendah dan responden yang tidak mengalami tindakan bullying sebagian besar mempunyai harga diri dalam kategori tinggi yaitu sebanyak 36 responden (92,3 %). Dari hasil perhitungan uji mann whitney didapatkan p-value sebesar 0.000. P-value < α (0,05), maka disimpulkan bahwa ada perbedaan harga diri remaja yang mendapatkan tindakan bullying dan tidak mendapatkan tindakan bullying di SMPN 3 Ungaran Kabupaten Semarang.
Dari Tabel 2 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden mempunyai harga diri dalam kategori tinggi yaitu sebanyak 58 responden (63,7 %) dan sebagian kecil responden mempunyai harga diri dalam kategori rendah yaitu sebanyak 33 responden (36,3 %).
1. Gambaran tindakan bullying pada siswa di SMPN 3 Ungaran Kabupaten Semarang Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa sebagian besar responden pernah mengalami tindakan bullying yaitu sebanyak 52 responden (57,1 %) Hal tersebut dapat dilihat dari hasil kuesioner yang diberikan oleh peneliti kepada responden tentang kejadian bullying yang sering terjadi di SMP N 3 Ungaran. Berdasarkan hasil kuesioner tersebut dapat diketahui bahwa kejadian bullying yang sering terjadi pada sebagian besar siswa dintaranya adalah dicubit teman oleh temannya (47,3 %), di dorong oleh temannya (27,5), diejek teman karena tidak seperti mereka (42,9 %), dipanggil dengan sebutan yang tidak disukai (31,9 %), diancam apabila tidak menuruti perintah temannya (41,8 %), diancam apabila melaoprkan teman ke guru BK (33,0 %), di kucilkan karena perbedaan diantara teman sepergaulan (45,1 %) dan di fitnah teman yang membuat sakit hati (30,8 %) serta dipermalukan oleh teman
Analisis Bivariat Perbedaan harga diri remaja yang mengalami tindakan bullying dan yang tidak mengalami tindakan bullying di SMPN 3 Ungaran Kabupaten Semarang Tabel 3 Tabulasi silang harga diri remaja yang mengalami tindakan bullying dan yang tidak mengalami tindakan bullying di SMPN 3 Ungaran Kabupaten Semarang Tindakan Bullying Mengalami Tidak mengalami Total
Harga diri PValue Total Rendah Tinggi N % n % n % 30 57,7 22 42,3 52 100,0 0,000 3 7,7 36 92,3 39 100,0 33 36,3 58
63,7 91 100,0
PEMBAHASAN
Perbedaan Harga Diri Remaja yang Mengalami Tindakan Bullying dan Tidak Mengalami Tindakan Bullying di SMPN 3 Ungaran Kabupaten Semarang
4 0
melalui media elektronik ataupun media sosial (45,1 %). Menurut Siswati dan Widayanti (2009), bullying merupakan salah satu bentuk perilaku agresi, ejekan, hinaan, dan ancaman seringkali merupakan pancingan yang dapat mengarah ke agresi. Menurut Riauskina (2005) dalam Wiyani (2012) mengelompokan perilaku bullying ke dalam beberapa kategori antara lain kontak verbal langsung (mengancam, mempermalukan, merendahkan, mengganggu, memberi panggilan (name-calling), merendahkan (putdown), mencela/mengejek, mengintimidasi, memaki, dan menyebarkan gosip). 2. Gambaran harga diri pada siswa remaja di SMPN 3 Ungaran Kabupaten Semarang Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa sebagian besar responden mempunyai harga diri dalam kategori tinggi yaitu sebanyak 58 responden (63,7 %). Harga diri tinggi pada sebagian besar responden tersebut dapat dilihat dari hasil jawaban responden terhadap kuesioner yang diberikan oleh peneliti tentang harga diri responden yaitu sebagian besar responden dapat memahami pikiran orang lain dengan baik dan konsisten (51,6 %), yakin bahwa saya bisa melakukan hal baik kepada teman (82,4 %), tidak mengalami kesulitan berbicara saat didepan kelas (36,3 %), senang dengan kebersamaan teman dan orang tua (63,7 %) dan bangga kepada diri saya jika saya melakukan hal baik (71,4 %) serta bangga kepada diri saya jika saya dapat melakukan tugas saya dengan baik (68,1 %). Berdasarkan hasil penelitian juga didapatkan data bahwa sebagian besar responden yang mempunyai harga diri tinggi menyatakan bahwa mereka tidak merasa malu pada
diri sendiri (57,1 %), merasa pantas bergaul dengan semua teman-temannya (61,5 %), merasa bebas melakukan apa yang diinginkannya (64,8 %) dan mengetahui apa yang harus dikatakan kepada orang lain (65,9 %). Beberapa hal tersebut menunjukkan tingkat harga diri tinggi yang dimiliki oleh sebagian besar responden dalam penelitian ini. Individu dengan self esteem tinggi merupakan individu yang puas atas karakteristik dan kemampuan dirinya. Mereka meminta dan memberikan penghargaan positif terhadap dirinya, dengan begitu individu tersebut akan menciptakan rasa aman dalam menyesuaikan diri dan beraksi terhadap stimulus dari lingkungan sosial. Mereka juga memandang dirinya sebagai orang yang bernilai, penting dan berharga. Berkaitan dengan lingkungan sosialnya, individu tersebut tidak kesulitan dalam membina persahabatan dan mengekspresikan pendapatnya, selain itu merupakan individu yang aktif (Fakhrurrozi, 2008). 3. Perbedaan harga diri remaja yang mengalami tindakan bullying dan yang tidak mengalami tindakan bullying di SMPN 3 Ungaran Kabupaten Semarang Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa responden yang mengalami tindakan bullying sebagian besar yaitu sebanyak 30 responden (57,7 %) mempunyai harga diri dalam kategori rendah dan responden yang tidak mengalami tindakan bullying sebagian besar mempunyai harga diri dalam kategori tinggi yaitu sebanyak 38 responden (92,3 %). Dari hasil perhitungan uji mann whitney didapatkan p-value sebesar 0,000. Pvalue < α (0,05), maka disimpulkan bahwa ada perbedaan harga diri remaja yang mengalami tindakan bullying dan
Perbedaan Harga Diri Remaja yang Mengalami Tindakan Bullying dan Tidak Mengalami Tindakan Bullying di SMPN 3 Ungaran Kabupaten Semarang
5 0
tidak mengalami tindakan bullying di SMPN 3 Ungaran Kabupaten Semarang. Menurut Casey-Cannon (dalam Rayle, 2007) remaja yang menjadi korban bullying sering mengalami rendahnya harga diri dan juga akan sering untuk tidak masuk sekolah. Casey-Cannon (dalam Rayle 2007) juga menambahkan jika harga diri yang rendah yang dimiliki oleh remaja perempuan korban bullying akan mempengaruhi perencanaan karir mereka dibandingkan dengan remaja perempuan yang tidak menjadi korban, karena akan mempengaruhi pengembangan diri dan sosial mereka.
3. Bagi Orang Tua Bagi orang tua untuk lebih mengenali tentang karakteristik dan seberapa besar dampak harga diri yang terganggu akibat perilaku bullying. 4. Bagi Siswa Bagi siswa untuk lebih mengenali karakteristik dan dampak bullying, dan melaporkan kepada guru BK jika mereka mendapatkan perilaku bullying di sekolah. 5. Bagi Peneliti Bagi peneliti selanjutnya diharapkan untuk lebih baik dalam meneliti kasus bullying khususnya di kalangan remaja. DAFTAR PUSTAKA
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Sebagian besar responden pernah mengalami tindakan bullying yaitu sebanyak 52 responden (57,1 %) 2. Sebagian besar responden mempunyai harga diri dalam kategori rendah yaitu sebanyak 33 responden (36,3 %) 3. Ada perbedaan harga diri remaja yang mendapatkan tindakan bullying dan tidak mendapatkan tindakan bullying di SMPN 3 Ungaran Kabupaten Semarang dengan nilai p-value 0,000. Saran 1. Bagi Institusi Pendidikan Bagi pihak sekolah untuk selalu mengawasi siswa dan segera merespon serta menindak lanjuti kejadian perilaku bullying di sekolah. 2. Bagi Petugas Kesehatan Bagi petugas kesehatan untuk lebih menekankan pendidikan kesehatan remaja tentang kesehatan jiwa khususnya kesehatan jiwa remaja yang tentang kasus bullying.
Abdullah Alydan Eni Rahma.(2008).Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta: Bumi Aksara Alimul H,A, Aziz.(2008).Metode Penelitian Kebidanan Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika ________ (2010).Metode Penelitian Kesehatan Paradigma Kuantitatif. Surabaya: Health Books Publishing Anesty,E.(2009). Konseling Kelompok Behavioral Untuk Mereduksi Perilaku Bullying Peserta Didik Sekolah Menengah Atas (Penelitian Eksperimen KuasiTerhadap Peserta Didik Kelas XI Sekolah Menengah Atas Negri 10 Bandung). Skripsi Di Jurusan Psikologi Pendidikan Bimbingan UPI Bandung: Tidak Diterbitkan Assegraf, Abd. Rahman.(2003).Pendidikan Tanpa Kekerasan, Tipologi, Kasus, Dan Konsep. Yogyakarta: Tiara Wacana Astuti, Ponny Retno.(2008). Meredam Bullying: 3 Cara Efektif Menanggulangi Kekerasan Pada Anak. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia
Perbedaan Harga Diri Remaja yang Mengalami Tindakan Bullying dan Tidak Mengalami Tindakan Bullying di SMPN 3 Ungaran Kabupaten Semarang
6 0
Berthold, K.A. and Hoover, J. H.(2000).Correlates Of Bullying And Victimization Among Inter Mediate Students In The Midwestern USA.Sage Publication Volume 21, No.1 Budiarto, E.(2001).Biostatistika Untuk Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta: EGC Calon, S,(2007).Remajadan Dunia Pantasinya. Yogyakarta: Wineka Jaya Chen, C. dan Schwartz, Z.(2008).Room Rate Pattern and Custumers Propensity To Book a Hotel Room. Journal of Hospitaly& Tourism Research.Sage Publication Clemes, H, Bean, R.(2001).Membangkitkan Harga Diri Anak. Alih Bahasa: Anton Adiwiyoto. Jakarta: Mitra Utama Diana, S, M.(2007). Hubungan Kepuasan Body Image Dengan Harga Diri Pada Remaja Putri. Artikel Universitas Sumatra Utara Djuwita, Ratna.(2005).Kekerasan Tersembunyi di Sekolah: Aspekaspek Psikososial dari Bullying. Masalah Workshop Bullying. Masalah Tersembunyi dalam Dunia Pendidikan di Indonesia. Diunduh Maret 2016 Ghufron.(2010).Teori-teori Perkembangan.Bandung: Refika Aditama Guindon, Marry H.(2010). Self-Esteem Across The Lifespan: Issues and Interventions. New York: Taylor & Francis Group Henggaryadi, G. &Fakhurrozi, M.(2008). Hubungan Antara Body Image Dengan Harga Diri Pada RemajaPria yang Mengikuti Latihan Fitnes/Kebugaran. Artikel Universitas Guna darma (online). Diakses dari http://papers-
gunadarma.ac.id/files/journals/5/art icles/49/public/49-141-1PB.pdf.pada tanggal 20 Maret 2016 Hurlock, E. B.(1991).Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan (Terjemahan oleh Istiwidayanti dan Soedjarwo). Jakarta: Penerbit Erlangga ________(2008). Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta: Erlangga Ipah Saripah.(2006).Program Bimbingan Untuk Mengembangkan Perilaku Prososial Anak. Tesis pada Program Pasca Sarjana UPI Bandung: Tidak Diterbitkan Majeres, J,B.(2007).Remajadan Masa Kepopulerannya. Jakarta: Erlangga Monks, F, J. Knoers, A.M.P,.Haditono, S.R.(2004).Psikologi Perkembangan: Pengantar Dalam Berbagai Bagiannya. Yogyakarta: UGM Mubarak & Chayatin.(2008).Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia, Teori & Aplikasi Dalam Praktik. Jakarta: EGC Muhammad, A.(2011).Psikolosi Remaja. Bandung: Pustaka Setia Nana Syaodih Sukmadinata.(2005).Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: PT. Rosda Karya ________ (2010).Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya Offset Notoatmodjo, S.(2002).Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta ________ (2005).Metodologi Penelitian Kesehatan.Jakarta: Rineka Cipta ________ (2012).Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta
Perbedaan Harga Diri Remaja yang Mengalami Tindakan Bullying dan Tidak Mengalami Tindakan Bullying di SMPN 3 Ungaran Kabupaten Semarang
7 0
Novalia& Dayakisni Tri.(2013). Perilaku Asertif dan Kecenderungan Menjadi Korban Bullying. Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan Nurihsan, A.J. dan Agustin, M.(2011). Dinamika Perkembangan Anak dan Remaja: Tijauan Psikologis, Pendidikan dan Bimbingan. Bandung: Refika Aditama Nursalam.(2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian dan Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika Olweus, Dan.(1993).Bullying at School: What We Know and What We Can Do.Cornwall: Blackwell Publishing ________ (2002).Bullying at School: Wat We Know, What We Can Do: Massachusets: Blackwell Publisher ________ (2004).Bullying at School.Australia: Blackwell Publishing Papalia, D, E. Olds, S, W. & Feldman, Ruth D.(2001).Human Development (8thed).Boston: McGrawhill Potter, Patricia A. dan Anne G. Perry.(2005).Buku Ajar Fundamental: Konsep, Proses, dan Praktik. Editor Edisi Bahasa Indonesia: Yulianti, D. & Ester, M.Jakarta: EGC ________ (2006).Buku Ajar Fundamental: Konsep, Proses, dan Praktik.Jakarta: EGC ________ (2009).Fundamental Keperawatan Buku.1 Ed.7.Jakarta: Salemba Medika Prsetyo, Bambang dan Lina Miftahul Jannah. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif Teori dan Aplikasi. Jakarta: Raja Grafindo Persada Prayitna, C. &Yulia, A. (2010). Lets End Bullying, Memahami, Mencegah dan Mengatasi Bullying. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo
Rigby, Ken. (2003). Consequences of Bullying in Schools. Canadian Journal of Psychiatry ________ (2008). Childern and Bullying: How Parents and Educators Can Reduce Bullying at School.Blackwell Publishing Santrock, W. John.(2007). Perkembangan Anak. Jakarta: PT. Erlangga Saryono.(2009).Metodologi Penelitian Kesehatan Penuntun Praktis Bagi Pemula. Jogjakarta: Mitra Cendikia Press Sejiwa.(2006).Bullying: Masalah Tersembunyi Dalam Dunia Pendidikan di Indonesia.http://www.sejiwa.org/en /index.php?option=com_content&t as=view&id=5&itemid=1.(online). Diakses tanggal 20 Maret 2016 SetiaImansyah, N.(2009).Hubungan Antara Frekuensi Terkena Perilaku Bullying Dengan Konsep Diri Pada Masa Remaja (Studi Deskriptif Pada Siswa Kelas VIII SMPN 40 Bandung). Skripsi. Bandung: Tidak Diterbitkan. Jurusan Psikologi FIP UPI Streubert Speziale, H.J., & Carpenter, D.R.(2003).Qualitative research in nursing: Advancing the humanistic imperative. 3rd ed. Philadelphia: Lippincot William Wilkins Stuart, G, W.(2006).Buku Saku Keperawatan Jiwa, Ed 5.Editor Edisi Bahasa Indonesia: Karyuni, E, P.Jakarta: EGC Sugiyono.(2003).Statistik Untuk Penelitian. Bandung: CV. Alfabeta ________ (2007).Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R &D. Bandung: CV. Alfabeta ________ (2010).Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif & RND. Bandung: Alfabeta
Perbedaan Harga Diri Remaja yang Mengalami Tindakan Bullying dan Tidak Mengalami Tindakan Bullying di SMPN 3 Ungaran Kabupaten Semarang
8 0
________ (2012).Memahami Penelitian Kuantitatif. Bandung: CV. Alfabeta ________ (2015).Statistik Untuk Penelitian. Bandung: CV. Alfabeta Suliswati., Maruahawa, J., Sianturi, Y., Sumijatun., Payapo , A. T.(2005). Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: EGC Sunaryo. (2004). Psikologi Untuk Keperawatan. Jakarta: EGC
Tarwoto, W.(2006). Kebutuhan Dasar Manusiadan Proses Keperawatan. Edisi 3.Jakarta: Salemba Medika Wiyani, Ardy.(2012).Save Our Children From School Bullying. Jogjakarta: Arruzz Media Worlh Health Organization.(2011).Psychology of Young Retrived 20th Mei From:http://www.evansandres.com. Diakses pada tanggal 23 Maret 2016
Perbedaan Harga Diri Remaja yang Mengalami Tindakan Bullying dan Tidak Mengalami Tindakan Bullying di SMPN 3 Ungaran Kabupaten Semarang
9 0
Perbedaan Harga Diri Remaja yang Mengalami Tindakan Bullying dan Tidak Mengalami Tindakan Bullying di SMPN 3 Ungaran Kabupaten Semarang