PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERBEDAAN KECENDERUNGAN BULLYING PADA REMAJA PUTRA BERDASARKAN URUTAN KELAHIRAN
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi
Disusun oleh: Stepanus Budi Raharjo NIM : 049114033
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2008
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERBEDAAN KECENDERUNGAN BULLYING PADA REMAJA PUTRA BERDASARKAN URUTAN KELAHIRAN
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi
Disusun oleh: Stepanus Budi Raharjo NIM : 049114033
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2008
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Karya yang telah aku susun dengan penuh perjuangan ini, aku persembahkan untuk: Tuhan Yesus yang menjadi ANDALAN hidupku Alm. Bapak Aloysius Yitno Diharjo & Alm. Ibu Theresia Mursini di Surga Semua Keluargaku Semua sahabat-sahabatku
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Motto Hidupku Hidup Sekali Harus Berarti karena Aku Diciptakan-Nya Untuk Menjadi Individu yang Berguna maka Aku Harus Selalu Berusaha untuk Meraih Kebahagiaan dan Menggapai Semua Mimpiku buat KELUARGA & SAHABAT Yang Menjadi Mutiara Hidupku
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK
PERBEDAAN KECENDERUNGAN BULLYING PADA REMAJA PUTRA BERDASARKAN URUTAN KELAHIRAN
Stepanus Budi Raharjo Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 2008
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada perbedaan kecenderungan bullying pada remaja awal berdasarkan urutan kelahirannya. Remaja adalah usia yang paling rentan untuk melakukan bullying. Dalam keluarga setiap remaja mendapat perbedaan perlakuan dari orangtua berdasarkan urutan kelahiran mereka. Urutan kelahiran terdiri dari anak sulung, anak tengah dan anak bungsu. Perbedaan perlakuan ini menimbulkan terjadinya karakteristik kepribadian tertentu pada setiap urutan kelahiran. Kepribadian adalah salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku bullying. Bullying terdiri dari tiga aspek yaitu; adanya perbedaan kekuasaan, perilaku menyakiti yang berulang dan perilaku yang dilakukan dengan sengaja. Subjek penelitian ini berjumlah 129 orang remaja putra yang terdiri dari 43 anak sulung, 43 anak tengah dan 43 anak bungsu. Semua subjek tersebut merupakan remaja yang memenuhi kriteria berikut; berusia antara 13-16 tahun, memiliki dua orang saudara kandung, dan bersekolah di SMP yang terletak di Kabupaten Sleman. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk skala yaitu skala kecenderungan bullying. Koefisien reliabilitas dari skala ini adalah 0,900. Hasil yang diperoleh dari data yang diolah dengan anava satu jalur adalah F hitung = 2,811 yang lebih kecil dari F tabel = 3,07 serta nilai signifikansinya yang lebih besar dari 0,05 yaitu 0,064. Hal ini menunjukkan hipotesis pada penelitian ini ditolak, yang berarti tidak ada perbedaan kecenderungan bullying pada remaja putra berdasarkan urutan kelahiran.
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
THE DIFFERENCES OF BULLYING TENDENCY ON BOY TEENAGERS BASED ON THEIR BIRTH ORDER
Stepanus Budi Raharjo Sanata Dharma University Yogyakarta 2008
The aim of this research was to find out the differences of bullying tendency on boy teenagers based on their birth order. Teenagers were the most susceptible group to do bullying behavior. In their family, every teenager gots different treatment from their parents. The parents usually treated them differently according to their order of birth. Different treatment can created certain personality to every order of birth. Birth order consists of the first born, the middle born and the last born. Personality is one of the factors which causes bullying behavior. There are three aspects of bullying, that are the difference of authority, repeated and in purpose violence attitudes. The subject of this research were about 129 boy teenagers, consist of 43 first born, 43 middle born and 43 last born. The subjects to be observed were based on the writer’s criteria. The criteria are: first, 13-16 years old students; second, they had two siblings and the last, students must Junior High School students in Sleman Regency. The method of data collection was done by giving a scale. The scale of this research was the scale of bullying tendency. The reliability of this scale were 0,900. The result from processed data with anava was F count = 2,811 less than F table = 3,07. This result showed that hypothesis on this research was refused. It means that there was no difference on bullying tendency seeing from the birth order point of view.
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus yang selalu menyertai dan membimbing penulis selama pengerjaan skripsi ini. Penulis juga berterimakasih atas perlindungan dan terang pikiran yang selalu Bunda Maria limpahkan kepada penulis. Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini adalah sebuah proses yang panjang, dimana penulis harus berusaha, bekerja keras dan menghadapi berbagai kesulitan yang ada. Proses yang panjang ini tidak akan selesai bila tidak ada mereka yang membantu. Oleh karena itu, penulis secara tulus ingin mengucapkan terimakasih kepada mereka yang telah berperan dalam proses pengerjaan skripsi ini dan kehidupan penulis: 1. Bapak P. Eddy Suhartanto, S.Psi., M.Si. selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan bimbingan dan kemudahan dalam perijinan penelitian. 2. Ibu Sylvia Carolina M.Y.M., S.Psi,. M.Si. selaku Dosen Pembimbing yang dengan sabar memberi arahan, memberi masukan, merevisi skripsi dan memberi semangat yang sangat membantu proses pengerjaan skripsi ini. 3. Ibu Passchedona Henrietta P.D.A.D.S., S.Psi. dan Bapak P. Eddy Suhartanto, S.Psi., M.Si. selaku dosen penguji skripsi. 4. Ibu Dra. L. Pratidarmanastiti, MS. selaku dosen pembimbing akademik yang senantiasa memberi dukungan dan semangat untuk segera menyelesaikan skripsi ini.
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5. Bapak Heri dan Ibu Dewa yang telah memberi masukan berkaitan dengan penghitungan statistik sehingga memperlancar pengerjaan skripsi ini. 6. Bapak Ibu dosen yang telah memberi ilmu kepadaku untuk masa depan dan hidup saya. 7. Bapak dan Ibu di SURGA yang selalu mendoakan dan memberkati. Terimakasih atas semua yang boleh saya terima. 8. Kakak-kakak saya: Mas Jefrey, Mbak Yuni, Mas Narto, Mbak Parti, Mbak Santi atas semua dukungan dan biaya kuliah selama ini. 9. Ponakan saya: Yani, Rudi dan Alfon. 10. Saudara angkat saya Bernand, yang membantu mencarikan buku referensi, meskipun gak dapat. 11. Mas Gandung dan Mbak Nanik yang telah membantu kelancaran administrasi akademik selama ini. 12. Pak Gi…yang ramah dan membantu sekali dalam perijinan penelitian. 13. Mas Muji yang sudah berbagi pengalaman menjadi asisten. Mas Doni yang telah meminjami buku-buku. 14. Pak Priyo yang telah menerima di P2TKP. 15. Br. Pius selaku Kepala Sekolah SMPK ST. Aloysius Turi, Para Kepala Sekolah: SMP Kanisius Pakem, SMPN II Turi, SMPN I Ngaglik, SMPK Aloysius Denggung, SMP Kanisius Sleman, SMPN III Turi, Bapak Siswanto selaku guru SMPN II Tempel dan Ibu Yani selaku guru SMPN 4 Sleman yang telah membantu dalam proses pengambilan data. 16. Ratih yang memberi banyak referensi.
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17. Irai, Andre, Ika, Desy, Tika, Lina, Tiara yang mau membantu mencari data. 18. Teman-teman P2TKP, tempat berbagi koreksian, pekerjaan dan bermain BI---: Desta, AB, Otik, Gothe, Wiwid, Rondang, Badai, Fani, Tina, Vania, Atik, Weni, Lia, Mitha, Wulan, dan yang paling memotivasiku Betty. 19. Badai (pasti berlalu) teman seperjuangan bimbingan. 20. Rm. Yatno & Rm. Eltus atas beasiswanya. 21. Tiara yang sudah membantu menerjemahkan abstrak. 22. Adik-adik CAS CIS yang telah membantu dalam skoring kuesioner : Dik Theo, Natalia, Ningrum, Swilla dan lain-lain. 23. D’Berto, Fendi, Calvin, Oki, Peni, Adit, Satriya, Danur, Wulan, Ruri, Yaya, Jalung yang …….. membantu dengan doa.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Akan tetapi penulis berharap agar skripsi ini bermanfaat bagi semua yang membaca dan bagi ilmu pengetahuan kita.
Penulis
Stepanus Budi Raharjo
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .......................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. ii HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iii HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... iv HALAMAN MOTTO ......................................................................................
v
HALAMAN KEASLIAN KARYA ................................................................. vi ABSTRAK ....................................................................................................... vii ABSTRACT ..................................................................................................... viii LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ......................................... ix KATA PENGANTAR .....................................................................................
x
DAFTAR ISI .................................................................................................... xiii DAFTAR TABEL ............................................................................................ xvi DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................xvii BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................
1
A. Latar Belakang Masalah ..............................................................
1
B. Rumusan Masalah ........................................................................
7
C. Tujuan Penelitian .........................................................................
7
D. Manfaat Penelitian .......................................................................
7
BAB II. LANDASAN TEORI .......................................................................
9
A. Bullying ........................................................................................
9
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1. Pengertian Bullying ..................................................................
9
2. Kategori Perilaku Bullying ....................................................... 10 3. Aspek-Aspek Bullying ............................................................. 12 4. Kategori Perilaku Bullying ....................................................... 13 5. Pelaku Bullying ........................................................................ 14 6. Dampak Perilaku Bullying ....................................................... 14 B. Urutan Kelahiran .......................................................................... 15 1. Asumsi Urutan Kelahiran mempengaruhi Kepribadian............ 15 2. Anak Sulung ............................................................................ 17 3. Anak Tengah ............................................................................ 19 4. Anak Bungsu ............................................................................ 20 C. Remaja .......................................................................................... 23 D. Hubungan antara Bullying dengan Urutan Kelahiran pada Remaja ......................................................................................... 25 E. Hipotesis Penelitian ...................................................................... 29 BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ....................................................... 30 A. Jenis Penelitian ........................................................................... 30 B. Subjek Penelitian ........................................................................ 30 C. Identifikasi Variabel ................................................................... 30 D. Definisi Operasional ................................................................... 31 1. Urutan Kelahiran ............................................................. 31 2. Bullying ........................................................................... 31 E. Prosedur Penelitian ..................................................................... 33
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
F. Alat Pengumpulan Data .............................................................. 34 G. Uji Validitas, Reliabilitas dan Seleksi Aitem ............................. 35 H. Teknik Analisis Data .................................................................. 36 BAB IV. PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................................ 37 A. Persiapan Penelitian .................................................................... 37 1. Uji coba skala bullying ................................................... 37 2. Hasil uji coba skala bullying ........................................... 37 3. Uji reliabilitas ................................................................. 38 B. Pelaksanaan Penelitian ................................................................ 39 C. Hasil Penelitian ........................................................................... 39 1. Deskripsi data penelitian ................................................. 39 2. Uji asumsi ....................................................................... 41 3. Uji hipotesis .................................................................... 42 D. Pembahasan ................................................................................ 43 BAB V. PENUTUP ....................................................................................... 49 A. Kesimpulan ................................................................................. 49 B. Saran ........................................................................................... 49 C. Keterbatasan Penelitian ............................................................... 51 DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 52 LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................. 56
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel 1
: Ciri Kepribadian Menurut Urutan Kelahiran
22
Tabel 2
: Spesifikasi Skala Kecenderungan Bullying Sebelum Ujicoba
34
Tabel 3
: Subjek Try Out
37
Tabel 4
: Spesifikasi Skala Bullying setelah uji coba
38
Tabel 5
: Spesifikasi Skala Bullying untuk penelitian
38
Tabel 6
: Subjek Penelitian
39
Tabel 7
: Hasil Penelitian
39
Tabel 8
: Kriteria Kategori Bullying
41
Tabel 9
: Hasil pengujian Uji Homogenitas
42
Tabel 10 : Hasil penghitungan one way anova
42
Tabel 11 : Homogeneous Subsets
43
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A : Skala Bullying Lampiran B : Skor Penelitian Bullying Lampiran C : Reliabilitas Skala Bullying Lampiran D : Hasil analisis uji normalitas Hasil analisis uji homogenitas Hasil analisis anova
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Keluarga merupakan tempat bagi anak untuk mempelajari nilai-nilai moral sejak usia dini. Hubungan yang kurang dekat dengan orangtua membuat anak kurang mengalami proses belajar tentang perbedaan perilaku yang dapat diterima dan yang tidak dapat diterima oleh lingkungan. Setelah anak menginjak usia remaja seringkali mereka tidak memiliki kontrol diri dan mengabaikan norma-norma yang berlaku di masyarakat (Kartono, 1998), sehingga timbullah bentuk pelanggaran yang dilakukan remaja. Selain keluarga, sekolah juga memiliki peranan yang penting dalam proses sosialisasi anak. Sekolah dituntut untuk menciptakan suasana yang nyaman untuk proses pembelajaran dan perkembangan anak. Tidak bisa dipungkiri lagi bahwa di sekolah pun juga terjadi masalah. Bullying adalah salah satu diantara masalah yang ada dan umumnya bersifat tersembunyi (Neser, Ovens, Merwe dan Morodi, 2002). Remaja mulai melepaskan ketergantungan dengan orang tua dan mulai mengembangkan kemandirian. Di lain pihak, remaja juga mulai menjalin kedekatan dengan teman sebaya di luar lingkungan keluarga. Teman sebaya dijadikan pedoman dan tolak ukur dalam berperilaku (Diener dan Larson, dalam Hoffman, Paris dan Hall, 1994). Dalam siklus hidup manusia setiap orang mengalami beberapa tahap perkembangan yaitu mulai dari bayi, anak-anak, remaja dan dewasa. Dari sekian tahap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2
tersebut, masa remaja merupakan masa yang penting karena banyak tugas perkembangan yang harus dilakukan oleh setiap manusia. Remaja berusaha mencari identitas diri dan menemukan jati dirinya. Remaja mulai mencari otonomi diri, kebebasan dan mengurangi kelekatan dengan orangtua. Selain itu, masa remaja merupakan
puncak
emosionalitas,
yaitu
perkembangan
emosi
yang
tinggi.
Perkembangan emosi remaja menunjukkan sifat yang sensitif, reaktif dan temperamental. Dalam pencarian identitas diri, remaja melakukan serangkaian upaya dan tindakan untuk menunjukkan jati dirinya. Dalam pencarian jati diri tidak sepenuhnya remaja melakukan dengan cara dan tujuan yang positif. Tidak sedikit remaja yang salah dan gagal dalam membentuk jati diri. Begitu pula ketika remaja harus bersosialisasi dengan orang lain, sering pula remaja mengambil tindakan yang salah dan tidak sesuai dengan aturan yang ada, salah satunya adalah dengan melakukan bullying. Menurut Indarini (2007) bullying adalah penggunaan kekuasaan atau kekuatan untuk menyakiti seseorang atau sebuah kelompok, sehingga korban merasa tertekan, trauma, dan tidak berdaya. Peristiwa bullying sangat mungkin terjadi berulang. Bullying terbagi menjadi tiga. Pertama: fisik, seperti memukul, menampar, dan memalak atau meminta dengan paksa apa yang bukan miliknya. Kedua: verbal, seperti memaki, menggosip, dan mengejek. Ketiga: psikologis, seperti mengintimidasi, mengucilkan, mengabaikan, dan mendiskriminasikan. Di Indonesia, sejak lima tahun terakhir gejala bullying di sekolah mulai diperhatikan media massa walaupun dengan istilah yang beragam (Ratna, 2007).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3
Dalam bahasa pergaulan sering disebut dengan istilah “gencet-gencetan” atau juga senioritas. Selain itu ada bentuk bullying lainnya misalnya siswa yang dikucilkan, difitnah, dipalak dan lainnya. Dalam sebuah penelitian disebutkan juga bahwa korban mempunyai persepsi jika pelaku melakukan bullying karena tradisi, balas dendam karena ia dulu diperlakukan sama, ingin menunjukkan kekuasaan, marah karena korban tidak berperilaku sesuai dengan yang diharapkan, mendapat kekuasaan dan iri hati (Riauskina, Djuwita dan Soesetio, 2005). Menurut Purnama (2007) alasan yang paling utama adalah bahwa pelaku merasa puas apabila ia berkuasa
di antara teman-
temannya. Selain itu dengan melakukan bullying, ia akan dapat memperoleh sanjungan teman-temannya karena dianggap punya selera humor yang tinggi, keren, serta populer. Pelaku bullying kemungkinan sekedar mengulangi apa yang pernah dilihat atau dialaminya sendiri. Selain itu, juga kerena ia pernah ditindas oleh sesama siswa di masa lalunya. Ketua Umum Komisi Nasional Perlindungan Anak Seto Mulyadi (dalam Aulia, 2007) mengatakan selama Januari-April 2007 terdapat 417 kasus kekerasan terhadap anak. Rinciannya adalah kekerasan fisik 89 kasus, kekerasan seksual 118 kasus, dan kekerasan psikis 210 kasus. Umumnya dari sekian kasus tersebut 226 terjadi di sekolah. Kasus bullying salah satunya menimpa Fifi yang duduk di kelas 2 SMP. Fifi rela mengakhiri hidupnya dengan melilitkan kabel televisi ke lehernya lalu menggantungkan diri karena teman-teman yang mengejeknya dengan sebutan anak tukang penjual bubur. Kekerasan yang dialami Fifi di sekolah ini bukanlah kekerasan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4
fisik melainkan kekerasan terhadap mental yang jarang disadari oleh banyak orang. Kasus serupa menimpa Hendra Saputra, seorang taruna Akademi Kepolisian Semarang. Dia harus kehilangan cita-citanya akibat kekerasan fisik yang dialaminya. Sejumlah senior di akademi itu melakukan kekerasan di luar batas kewajaran dan akhirnya membuat Hendra harus dirawat selama hampir empat bulan di rumah sakit (Samhadi, 2007). Muhamad Fadhil Harkaputra Sirath siswa SMU 34 yang masih duduk di kelas 1 mengalami penganiayaan oleh kakak kelasnya (Sujadi, 2007). Dari ketiga kasus di atas, peneliti bermaksud mengemukakan bahwa kasus bullying terjadi di usia remaja, mulai dari usia remaja awal hingga remaja akhir. Hal ini seturut dengan pernyataan Milsom dan Gallo (2006) yang menyatakan bahwa perilaku bullying semakin memuncak ketika seseorang berada di akhir masa kanakkanak atau di awal masa dewasa. Menurut Haryana (2007), bullying yang ada di Indonesia dianggap wajar oleh sebagian orang. Sedikit sekali pihak yang menyadari dampak panjang yang ditimbulkan baik bagi para korban ataupun pelaku. Akibatnya bullying terus terjadi dan menimbulkan korban jiwa berkepanjangan. Berdasarkan penelitian Nansel pada tahun 2001 (dalam Milsom dan Gallo, 2006) disebutkan bahwa laki-laki lebih sering menjadi pelaku ataupun korban bullying. Hal ini didukung oleh Seals dan Young pada tahun 2003 (dalam Milsom dan Gallo, 2006) dimana laki-laki secara signifikan lebih sering menjadi pelaku ataupun korban bullying.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5
Haryana (2007) menyebutkan bahwa bullying terjadi di kota ataupun di pedesaan dengan perbedaan geografis yang ada. Remaja dan anak-anak umumnya melakukan bullying dalam bentuk fisik, verbal ataupun dalam bentuk pemisahan sosial. Berdasarkan survey yang ada disebutkan jika bullying lebih sering terjadi di lingkungan sekolah. Greene (2006) menyatakan bahwa bullying adalah salah satu bentuk agresi yang nyata di sekolah dan mendapatkan banyak perhatian di dunia internasional. Hal ini menjadikan kasus bullying di sekolah menarik dan perlu untuk diteliti lebih jauh lagi, terutama berkaitan dengan siapakah yang umumnya menjadi pelaku bullying. Pelaku bullying umumnya memiliki karakter seperti dominan, berkuasa, disegani oleh orang lain, berjiwa pemimpin (Yayasan Sejiwa, 2008). Karakter tersebut hampir serupa dengan karakter yang ada pada anak sulung jika dihubungkan dengan urutan kelahiran anak dalam keluarga. Selain anak sulung, terdapat juga urutan kelahiran lain yaitu anak tengah dan anak bungsu yang juga memiliki karakter berlainan satu sama lain. Noviasari (2002) dalam penelitiannya menyebutkan bahwa ada perbedaan yang sangat signifikan antara anak sulung, tengah dan anak bungsu dilihat dari kematangan emosionalnya. Hal ini didukung oleh Maslichah (2002) yang dalam penelitiannya berpendapat bahwa perlakuan orangtua yang berbeda terhadap anak akan berakibat panjang terhadap perkembangan kepribadian dan perkembangan kreativitasnya, sehingga terdapat perbedaan yang sangat signifikan jika ditinjau dari urutan kelahiran anak dalam suatu keluarga. Hal tersebut semakin memperjelas bahwa urutan kelahiran membawa dampak adanya perbedaan karakter di setiap posisi urutan kelahiran pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6
remaja. Dalam bersosialisasi dengan teman sebayanya, mungkin sekali remaja melakukan bullying. Eckstein pada tahun 2000 (dalam Schiller, 2007) melakukan survey terhadap 151 penelitian, dimana hasilnya ditemukan secara statistik bahwa ada hubungan yang signifikan antara urutan kelahiran dan kepribadian. Hal ini semakin memperkuat bahwa kepribadian seseorang terkait dengan urutan kelahirannya. Perlakuan dan pengasuhan dari orangtua menjadikan masing-masing posisi anak memiliki kecenderungan yang berbeda-beda. Anak sulung adalah anak yang diharapkan dan diberi limpahan kasih sayang. Biasanya kerap terbebani dengan keinginan orangtua, sehingga akan memunculkan karakter sebagai anak yang percaya diri, bertanggungjawab, suka menjadi pusat perhatian, kompetitif, otoriter, egois, emosional, perfeksionis, berjiwa pemimpin dan superior (Sulloway, 2007). Anak tengah adalah anak yang lahir ketika orangtuanya telah siap menjadi orangtua. Orang tua sudah tidak sekhawatir ketika melahirkan anak sulung. Ketika anak bungsu lahir, anak tengah harus melepaskan sebagian perhatian orangtuanya. Karakter dari anak tengah umumnya lebih sering menjaga kedamaian dalam keluarga, mandiri, mediator penghubung dalam keluarga, berjiwa seni, tidak rapi, kurang tegas, kurang terbuka karena tidak memiliki kelekatan seperti anak sulung ataupun anak bungsu. Anak bungsu seringkali lahir di luar perencanaan. Anak bungsu seringkali diperlakukan dengan manja oleh orangtuanya karena merupakan anak terkecil. Gunarsa (2000) menyebutkan bahwa anak bungsu menjadi pusat perhatian dari kakakkakaknya dan orangtua sehingga menjadi kekanak-kanakan, cepat putus asa, inferior.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7
Herera dan Zonjanc (dalam Schiller, 2007) mengungkapkan bahwa anak bungsu adalah anak yang kreatif, emosional dan terbuka. Akan tetapi di sisi lain anak bungsu kurang patuh dan tidak bertanggungjawab. Bertolak dari uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian guna membuktikan apakah perlakuan dan kebiasaan-kebiasaan yang diterima oleh anak sulung, tengah dan bungsu dari orangtua dan lingkungannya sejak masa kanakkanak akan mempengaruhi kecenderungan remaja dalam melakukan bullying. Apakah urutan kelahiran tertentu akan menunjukkan kecenderungan bullying yang lebih tinggi atau lebih rendah.
B. Rumusan Masalah Apakah ada perbedaan kecenderungan melakukan bullying pada remaja putra berdasarkan urutan kelahirannya?
C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji perbedaan kecenderungan bullying pada remaja putra berdasarkan urutan kelahiran.
D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan mengenai perilaku bullying yang masih dianggap biasa oleh sebagian orang di Indonesia dan bagi berkembangnya Ilmu Pengetahuan di bidang Psikologi pada umumnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8
2. Manfaat Praktis a. Penelitian ini dapat mengetahui perbedaan kecenderungan bullying pada remaja putra dilihat dari urutan kelahirannya. b. Dengan penelitian ini para pendidik atau guru dapat memantau peserta didiknya apakah melakukan bullying.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9
BAB II LANDASAN TEORI
A. Bullying 1. Pengertian Bullying Menurut Indarini (2007) bullying adalah penggunaan kekuasaan atau kekuatan untuk menyakiti seseorang atau sekelompok orang, sehingga korban merasa tertekan, trauma, dan tidak berdaya. Peristiwanya sangat mungkin terjadi berulang. Pengertian bullying lainnya yang sedikit berbeda dengan pendapat di atas adalah penyerangan dengan sengaja yang tujuannya melukai korban secara fisik atau psikologis, atau keduanya. Para pelaku umumnya bertindak sendirian atau dalam kelompok kecil (Lipkins, 2008). Pengertian di atas didukung oleh Papalia et al. (2004) yang menyatakan bahwa bullying adalah perilaku agresif yang disengaja dan berulang untuk menyerang target atau korban, yang secara khusus adalah seseorang yang lemah, mudah diejek dan tidak bisa membela diri. Neser et al. (2002) memberikan definisi yang hampir sama dimana bullying adalah perilaku yang disengaja, perilaku menyakiti yang berulang, berupa kata-kata atau perilaku lainnya, seperti mengejek memberi julukan mengancam dan lainnya. Olweus et al. (dalam Greene, 2006) menyebutkan definisi yang lebih lengkap tentang bullying. Bullying adalah salah satu bentuk agresi yang ditujukan untuk menyakiti atau menyebabkan gangguan pada korban. Hal ini terjadi akibat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10
adanya perbedaan kekuasaan antara pelaku dengan korban. Perilaku bisa dikatakan bullying bila hal itu terjadi secara berulang. Perilaku bullying muncul bukanlah karena hasil provokasi melainkan muncul dari keinginan pelakunya. Riauskina et al. (2005) memberikan pengertian yang lebih spesifik mengenai bullying di sekolah dimana mereka menyebutkan bahwa school bullying adalah perilaku agresif yang dilakukan berulang-ulang oleh seorang atau sekompok siswa yang memiliki kekuasaan terhadap siswa atau siswi lain yang lebih lemah dengan tujuan menyakiti orang tersebut. Definisi bullying menurut peneliti sendiri adalah penggunaan kekuasaan, kekuatan dengan sengaja secara berulang untuk menyakiti, menyerang seseorang atau sekelompok orang yang lemah dan tidak dapat membela diri, sehingga korban merasa tertekan, trauma, dan tidak berdaya.
2. Kategori Perilaku Bullying Bullying terbagi menjadi tiga bagian, pertama: fisik, seperti memukul, menampar, dan memalak atau meminta dengan paksa apa yang bukan miliknya. Kedua: verbal, seperti memaki, menggosip, dan mengejek. Ketiga: psikologis, seperti mengintimidasi, mengucilkan, mengabaikan, dan mendiskriminasikan (Indarini, 2007). Riauskina et al. (2005) mengatakan bahwa perilaku bullying terdiri dari lima kategori, yaitu:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11
a. Kontak fisik langsung meliputi: memukul, mendorong, menggigit, menjambak, menendang, mengunci seseorang dalam ruangan, mencubit, mencakar, juga termasuk memeras dan merusak barang-barang yang dimiliki orang lain. b. Kontak verbal langsung meliputi: mengancam, mempermalukan, merendahkan, mengganggu,
memberi
panggilan
nama,
sarkasme,
mencela/mengejek,
mengintimidasi, memaki, menyebarkan gosip. c. Perilaku non-verbal langsung meliputi: melihat dengan sinis, menjulurkan lidah, menampilkan ekspresi muka yang merendahkan, mengejek, atau mengancam, biasanya disertai oleh bullying fisik atau verbal. d. Perilaku non-verbal tidak langsung meliputi: mendiamkan seseorang, memanipulasi persahabatan sehingga retak, sengaja mengucilkan atau mengabaikan, mengirimkan surat kaleng. e. Pelecehan seksual meliputi: kadang dikategorikan perilaku agresif fisik atau verbal. Yayasan Sejiwa (2008) menyebutkan bahwa praktik bullying dapat dikelompokkan dalam tiga kategori, yaitu: a. Bullying fisik: ini adalah jenis bullying yang kasat mata dan dapat dilihat oleh siapa pun karena terjadi sentuhan fisik antara pelaku bullying dengan korbannya. Contoh bullying fisik antara lain: menampar, menimpuk, menginjak kaki dan lain-lain. b. Bullying verbal: jenis bullying ini bisa terdeteksi karena bisa tertangkap oleh indra pendengaran kita. Contohnya: memaki, menghina, menebar gosip dan lain-lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12
c. Bullying mental/ psikologis: ini adalah jenis bullying yang paling berbahaya karena tidak tertangkap mata atau telinga jika tidak dideteksi secara cermat. Contohnya: memandang sinis, mendiamkan, mengucilkan, memelototi dan lainlain.
3. Aspek-Aspek Bullying Bullying memiliki tiga aspek yang terkait satu sama lain (Sulhin, 2008 & Aulia, 2008) yaitu: a. Perbedaan kekuasaan Pelaku bullying memiliki kekuasaan yang lebih tinggi dibandingkan dengan korban bullying. Perbedaan kekuasaan ini dikarenakan oleh pelaku yang dominan dan umumnya mengajak temannya untuk melakukan bullying. Sedangkan di pihak korban, dia tidak memiliki teman sehigga timbulah tindakan pengeroyokan. b. Perilaku menyakiti yang dilakukan berulang-ulang. Bullying dilakukan dengan dalih humor. Pelaku sering tidak menyadari bahwa humor yang dilontarkan atau perilakunya merupakan hal yang tidak disukai oleh korbannya bahkan menyakitkan. Karena ketidaksadaran ini menjadikan perilaku tersebut diulang-ulang.
c. Dilakukan dengan sengaja Pelaku dengan sengaja menyakiti orang lain karena mereka pernah mengalami hal yang sama dan ingin menunjukkan kekuasaan mereka. Selain itu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13
juga karena pelaku merasa marah sebab korban berperilaku tidak sesuai dengan yang diharapkan
4. Faktor Penyebab Bullying Pelaku bullying (Purnama, 2007) kemungkinan sekedar mengulangi apa yang pernah dilihat atau dialaminya sendiri. Ia menganiaya orang lain karena mungkin ia sendiri dianiaya oleh orang tuanya di rumah. Selain itu dapat juga karena ia pernah ditindas oleh sesama siswa di masa lalunya. Dari sinilah siklus kekerasan akan terus berlanjut, turun-temurun dari generasi ke generasi berikutnya. Pelaku bullying tidak menyadari bahwa ia telah menjadi seorang pelaku serta tidak mengetahui dampak-dampak buruk yang bisa disebabkan oleh perilaku tersebut. Riauskina (2005) dan Yayasan Sejiwa (2008) menjelaskan bahwa korban memiliki persepsi bahwa pelaku melakukan bullying karena: a. Diawali dengan adanya tradisi inisiasi (hazing) yang akhirnya menurun dari generasi ke generasi selanjutnya b. Balas dendam karena dia dulu diperlakukan sama (menurut korban laki-laki) c. Ingin menunjukkan kekuasaan d. Ingin diakui e. Ingin menunjukkan eksistensi f. Senioritas g. Marah karena korban tidak berlaku sesuai dengan yang diharapkan h. Menutupi kekurangan diri i. Mencari perhatian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14
j. Ikut-ikutan k. Mendapatkan kepuasan (menurut korban perempuan). l. Iri hati ( menurut korban perempuan)
5. Pelaku Bullying Menurut Milsom dan Gallo (2006) perilaku bullying semakin memuncak ketika seseorang berada di akhir masa kanak-kanak atau di awal masa dewasa. Sesuai dengan pendapat Olweus (dalam Banks, 1997) bahwa perilaku bullying paling banyak terjadi di usia remaja. Berdasarkan penelitian Nansel pada tahun 2001 (dalam Milsom dan Gallo, 2006) disebutkan bahwa laki-laki lebih sering menjadi pelaku ataupun korban bullying. Hal ini didukung oleh Seals dan Young pada tahun 2003 (dalam Milsom dan Gallo, 2006) dimana laki-laki secara signifikan lebih sering menjadi pelaku ataupun korban bullying. Selain itu, remaja putra umumnya melakukan bullying yang secara langsung atau kelihatan sehingga lebih mudah untuk diteliti (Batsche & Knoff, 1994; Nolin & Davies, 1995 dalam Banks, 1997).
6. Dampak Perilaku Bullying Seorang yang menjadi korban bullying akan menjadi anak yang gelisah, kurang popular serta kurang aman dan nyaman. Korban merasakan banyak emosi negatif seperti marah, dendam, kesal, tertekan, takut, malu, sedih, terancam, namun tidak berdaya menghadapi. Dalam jangka panjang emosi-emosi ini memicu pada munculnya perasaan rendah diri. Dampak yang lebih ekstrim lagi, korban akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15
putus asa dan lebih banyak mengurung diri. Dampak lain yang kurang terlihat namun berefek jangka panjang adalah menurunnya kesejahteraan psikologis (psychological well-being) dan penyesuaian sosial yang buruk. Sedangkan dampak psikologis yang paling ekstrim adalah kemungkinan gangguan psikologis seperti depresi, ingin bunuh iri, dan gejala stres (Riauskina, 2005 & Hafidzi, 2008). Menurut Riauskina (2005), dampak dari perilaku bullying yang jelas terlihat adalah kesehatan fisik. Beberapa dampak fisik yang biasanya ditimbulkan bullying adalah sakit kepala, sakit tenggorokan, flu, batuk, bibir pecah-pecah, dan sakit dada. Bahkan dalam kasus ekstrim dampak fisik bisa mengakibatkan kematian. Para korban juga memiliki kelemahan dalam pergaulan, tidak mendapatkan dukungan dari guru ataupun teman sebayanya. Mereka ingin pindah sekolah atau keluar dari sekolahnya. Sekalipun mereka masih berada di sekolah itu, prestasi akademik mereka akan terganggu atau menjadi sengaja sering tidak masuk sekolah (Riauskina , 2005 & Hafidzi, 2008).
B. Urutan Kelahiran 1. Asumsi bahwa Urutan Kelahiran mempengaruhi Kepribadian Menurut Hadibroto dkk. (2002), konsep urutan kelahiran atau birth order bukan didasarkan semata-mata oleh nomer urutan kelahiran menurut diagram keluarga, melainkan yang lebih tepat adalah berdasarkan persepsi psikologis yang terbentuk dari pengalaman seseorang di masa kecilnya, terutama sejak ia berusia dua sampai lima tahun.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16
Adkins (2003) memberikan definisi lain mengenai urutan kelahiran. Dia berpendapat bahwa urutan kelahiran didefinisikan sebagai urutan posisi seseorang dari beberapa saudara mereka dalam hal rangkaian kelahiran. Allport (dalam Syed, 2004) menyebutkan bahwa apa yang individu pelajari tentang diri mereka dalam keluarga mencerminkan bagaimana mereka memahami diri mereka sendiri dalam lingkungan. Cara individu berinteraksi dengan lingkungan mencerminkan keunikan pribadi mereka, yang juga disebut sebagai kepribadian mereka. Syed (2004) juga menyatakan bahwa pengalaman pertama dalam keluarga memainkan peran yang penting dalam perkembangan kepribadian. Pernyataan tersebut juga didukung oleh Frank (1996) yang berpendapat bahwa urutan kelahiran anak dalam sebuah keluarga akan mempengaruhi bagaimana orang tua merawat dan mengasuh mereka. Pengasuhan dan perawatan ini nantinya akan menimbulkan perbedaan kepribadian. Eckstein (2000) juga mendukung bahwa urutan kelahiran mempengaruhi kepribadian individu, dimana ada 151 penelitian yang secara statistik menyatakan ada hubungan yang signifikan antara urutan kelahiran dan kepribadian. Penelitian ini semakin memperkuat bahwa urutan kelahiran berpengaruh terhadap kepribadian seseorang. Santrock (1995) menyatakan bahwa perbedaan dalam urutan kelahiran disebabkan oleh adanya variasi dalam interaksi dengan orangtua dan saudara kandung. Hal ini diasosiasikan dengan pengalaman unik pada suatu posisi tertentu dalam keluarga.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17
Sulloway (dalam Angela Haris, 2007) meyakini bahwa urutan kelahiran memainkan peranan penting dalam pembentukan kepribadian seseorang, dimana urutan kelahiran mempengaruhi lima sifat kepribadian yang utama yaitu kecemasan, keterbukaan, sikap berterus terang, keramah-tamahan dan sikap berhati-hati. Pada relasi saudara kandung juga ditemui sesuatu yang unik. Agresi dan dominansi terjadi lebih besar dalam relasi-relasi saudara kandung yang jenis kelaminnya sama dibandingkan dengan relasi saudara kandung yang jenis kelaminnya berbeda (Santrock, 1995). Selain itu Santrock (1995) juga menyatakan bahwa perlakuan yang berbeda oleh orangtua kepada anak-anak, berpengaruh terhadap bagaimana saudara kandung tersebut cocok satu sama lain. Anak-anak yang diperlakukan relatif sama oleh orang tua cenderung cocok satu sama lain begitu pula sebaliknya. Menurut Saroglou dan Fiasse (2003), umumnya penelitian mengenai urutan kelahiran hanya membandingkan antara anak sulung dengan anak bungsu, sedangkan anak tengah jarang diikutkan dalam penelitian. Selain itu, disebutkan bahwa jumlah saudara memang perlu dikontrol dalam penelitian mengenai urutan kelahiran.
2. Anak Sulung Anak sulung (Hadibroto, 2002) adalah anak tunggal hingga tiba saat adiknya hadir dalam keluarga. Perhatian dari orang tua cenderung membuat anak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18
sulung memiliki perasaan mendalam untuk menjadi superior atau kuat, kecemasan tinggi dan terlalu dilindungi. Anak sulung mulai menyadari bahwa ia tidak disayangi lagi semenjak memiliki adik. Ia mencoba mengkompensasikan kehilangan tersebut dengan mencari kasih sayang pengganti dalam bentuk-bentuk lain, misalnya perasaan dihormati, dikagumi dan disetujui. Ia bertindak hati-hati untuk tidak menyinggung perasaan orang di sekelilingnya agar tidak sampai kehilangan lagi kasih sayang orangtuanya. Orangtua memberi tanggungjawab kepada anak sulung untuk menjaga adiknya. Anak sulung belajar bertanggung jawab dan mandiri melalui kegiatan sehari-hari. Mereka memiliki karakter kerap terbebani dengan harapan atau keinginan orangtua dan didorong untuk mencapai standar pendidikan ataupun pekerjaan yang tinggi sebagai representasi orangtua. Salah satunya dengan perlakuan orangtua yang cenderung lebih memperhatikan pendidikan anak sulung, dimana biasanya mereka adalah seorang high achiever. Hal ini menjadikan anak sulung cenderung tertekan. Di lain sisi anak sulung senang menjadi pusat perhatian, dan dengan perhatian tersebut perkembangan kepribadiannya menjadi lebih baik. Anak sulung secara umum dapat diandalkan, cenderung terikat pada aturan-aturan, dominan, kompeten, konservatif, otoriter, mempunyai pemikiran yang tajam dan lebih sensitif (Alwisol, 2004 & Roslina, 2006). Selain itu Santrock (1995) menambahkan bahwa anak yang lahir duluan lebih berorientasi dewasa, suka menolong, dapat menyesuaikan diri, cemas dan dapat mengendalikan diri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19
3. Anak Tengah Anak tengah yaitu anak kedua, anak ketiga dan seterusnya yang masih mempunyai adik. Anak tengah
merasa dirinya serba kekurangan dalam segi
kemampuan mengerjakan sesuatu dibandingkan kakaknya. Untuk itu dia berusaha menunjukkan prestasi yang lebih baik untuk menarik perhatian orangtuanya. Situasi yang terabaikan menjadikan anak tengah cenderung mempunyai motivasi tinggi, bisa dalam hal prestasi maupun sosialisasi. Anak tengah cenderung lebih mandiri dan lebih bebas dari harapan orangtua sehingga dapat membentuk karakternya sendiri. Ia lebih pandai melihat situasi dan aturan yang diterapkan kepadanya lebih longgar sehingga diperbolehkan melakukan hal-hal tertentu dengan sedikit batasan. Anak tengah suka berteman dan hidup berkelompok sehingga lebih bebas mengekspresikan kepribadiannya yang unik dan menjadi lebih ekspresif. Dia memiliki bakat seni sehingga dalam berpakaian kadang tidak rapi. Pada
tahap
tertentu,
kepribadian
anak
tengah
dibentuk
melalui
pengamatannya terhadap sikap kakaknya. Jika sikap kakaknya penuh kemarahan dan kebencian, anak tengah mungkin menjadi sangat kompetitif, atau menjadi penakut dan sangat kecil hati. (Hadibroto dkk., 2002; Alwisol, 2004 & Roslina 2006).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20
4. Anak Bungsu Anak bungsu yaitu anak kedua, anak ketiga dan seterusnya yang tidak punya adik lagi (Alam, 2002). Anak bungsu tumbuh menjadi sosok yang merasa serba tidak mampu dalam mengerjakan sesuatu dengan baik. Mereka tergolong anak yang sulit karena mempunyai kakak yang dijadikan model sehingga kerap merasa inferior (rendah diri) dan merasa tidak sehebat kakak-kakaknya. Dengan demikian, anak bungsu berupaya membentengi dirinya dengan mengabaikan sikap kakaknya. Dalam pengasuhan anak bungsu kerap dibantu orang sekitar, sehingga tidak terlalu sadar dengan potensi dirinya. Anak bungsu cenderung dimanjakan dan mendapat kasih sayang banyak sehingga cenderung tidak dewasa. Mereka hanya diberi sedikit tanggung jawab dan tugas dalam keluarga. Anak bungsu umumnya lebih spontan dan mempunyai jiwa yang lebih bebas dan empatik (Alwisol, 2004 ; Roslina, 2006 & Eckstein 2000).
Alfred Adler dalam penelitiannya pada tahun 1920 (dalam Sulloway, 2008) mendalilkan pengaruh urutan anak terhadap kepribadiannya. Ia mengamati, anak-anak sesuai urutan kelahirannya dalam keluarga memegang posisi kekuasaan yang berbeda. Pencarian identitas dan perhatian dipengaruhi oleh posisi urutannya. Perbedaan lingkungan yang hadir pada anak pertama, tengah, dan bungsu juga bisa membawa mereka pada kepribadian yang berbeda. Dalam dalilnya disebutkan bahwa dalam pandangan Adler semua anak berusaha menjadi superior dan berjuang demi mendapat perhatian, serta kasih sayang orangtuanya. Mereka umumnya berkompetisi untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21
menarik perhatian. Kondisi ini membentuk kepribadian mereka berbeda dan mencerminkan usaha mencari perhatian. Menurut peneliti, anak sulung adalah anak yang superior dan dominan dalam keluarga. Anak sulung ingin menjadi pemimpin bagi adik-adiknya dan menjadi panutan. Kecenderungan ini terkait dengan karakternya yang otoriter. Anak tengah adalah anak yang kurang mendapat kasih sayang seperti anak sulung ataupun anak bungsu. Situasi ini menjadikannya lebih mandiri, lebih bebas dan kreatif. Sebagai kompensasinya anak tengah menjadi lebih suka bergaul dengan teman seusianya. Anak bungsu adalah anak yang mendapat kasih sayang dari berbagai pihak. Kadangkala menjadikan anak bungsu terlihat manja. Hal ini menjadikan anak bungsu kurang mandiri, kurang dewasa dan sedikit mendapat tanggungjawab dari orang yang lebih tua. Untuk memperjelas pemahaman mengenai karakteristik anak sulung, anak tengah dan anak bungsu kita dapat menyimak pada tabel ciri kepribadian berdasarkan urutan kelahiran (Alwisol, 2004) di bawah ini:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22
Tabel 1. Ciri Kepribadian Menurut Urutan Kelahiran Anak Sulung
Anak Tengah
Anak Bungsu
Situasi Dasar Menerima
Memiliki model atau
Memiliki
tidak terpecah dari orang
perintis,
model
tua
kakaknya
Turun
perhatian
tahta
akibat
kelahiran adik dan harus
yakni
banyak perhatian,
walaupun
Harus
berbagi
perhatian sejak awal
berbagi perhatian
berbagi,
tidak berubah sejak awal Sering dimanja
Dampak Positif Bertanggungjawab, melindungi
dan
memperhatikan
orang
Motivasinya tinggi
Sering mengungguli
Memiliki interes sosial
semua saudaranya.
Lebih
mudah
lain
menyesuaikan
Organisator yang baik
dibandingkan
diri
Ambisius
yang
realistik
kakaknya. Kompetisi yang sehat Dampak Negatif Merasa
tidak
takut kehilangan
aman, tiba-tiba nasib
baiknya. Pemarah,
Pemberontak pengiri
berusaha
mengalahkan
Merasa
inferior
dengan siapa saja Tergantung
pada
orang lain
orang lain
Ambisi yang tidak
kompetitif berlebihan
realistik
pada aturan dan hukum
Mudah kecil hati
Gaya hidup manja
Berjuang untuk diterima
Sukar
Tidak kooperatif, sering
sebagai pengikut
konservatif,
pesimistik
permanen,
cenderung untuk
dan
perhatian
mengkritik orang lain
berperan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23
C. Remaja Utamadi (2007) mengatakan bahwa masa remaja merupakan masa "belajar" untuk tumbuh dan berkembang dari anak menjadi dewasa. Masa belajar ini disertai dengan tugas perkembangan. Istilah tugas perkembangan digunakan untuk menggambarkan harapan masyarakat terhadap suatu individu untuk melaksanakan tugas tertentu pada masa usia tertentu sehingga individu itu dapat menyesuaikan diri dengan masyarakat. Masa remaja merupakan masa peralihan antara masa anak dan masa dewasa yang berjalan antara umur dua belas sampai dua puluh satu tahun (Lumansupra, 2008). Pada masa ini, remaja mengalami perkembangan fisik yang begitu pesat. Remaja mengalami pubertas yang berarti suatu periode di mana kematangan, kerangka dan seksual terjadi secara pesat (Santrock, 1995). Secara kognitif, remaja mulai mengembangkan pemikiran operasional formal, dimana pemikiran mereka menjadi lebih abstrak atau tidak terbatas pada pengalaman konkret aktual sebagai dasar pemikirannya. Remaja sering berpikir tentang ciri-ciri ideal diri mereka sendiri, orang lain dan dunia (Santrock, 1995). Hal ini didukung oleh pendapat Yudhi (2008) yang menyebutkan bahwa remaja dengan citra dirinya mulai menilai diri sendiri dan menilai lingkungannya terutama lingkungan sosial mereka. Remaja menyadari adanya sifat-sifat sikap sendiri yang baik dan yang buruk. Mereka belajar perilaku manakah yang sesuai dengan standar agama dan lingkungan sosial. Hal ini juga didukung oleh Dariyo (2004) yang mengatakan bahwa remaja mulai memperhatikan sifat baik yang disenangi dan diharapkan orang lain. Mereka ingin menjadi goodboy/ goodgirl. Agar dikatakan sebagai anak yang baik, maka individu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24
akan melakukan tindakan-tindakan yang menyenangkan orang lain. Tujuannya agar dirinya mudah diterima dalam lingkungan sosialnya. Remaja harus patuh terhadap aturan yang berlaku di masyarakat dan mulai memegang prinsip-prinsip kebenaran. Remaja juga mengalami perubahan berkaitan dengan kognisi sosial mereka. David Elkind (dalam Santrock, 1995) yakin bahwa egosentrisme remaja memiliki dua bagian: penonton khayalan dan dongeng pribadi. Penonton khayalan ialah keyakinan remaja bahwa orang lain memperhatikan dirinya sebagaimana halnya dengan dirinya sendiri. Perilaku ini misalnya akan mengundang perhatian yang umum terjadi pada remaja. Selain itu ada juga keinginan untuk tampil di depan umum, diperhatikan dan dilihat. Dari segi sosio emosional, menurut Havighurst (dalam Dariyo, 2004) remaja mulai menuntut akan otonomi, tanggungjawab dan kebebasan emosional yang semakin besar dari orangtua mereka. Remaja lebih suka menghabiskan waktu untuk bergaul bersama dengan teman sebaya. Hal ini kadang diikuti dengan perilaku melawan keinginan orangtua. Selain itu masa remaja merupakan puncak emosionalitas, yaitu perkembangan emosi yang tinggi. Perkembangan emosinya menunjukkan sifat yang sensitif dan reaktif yang sangat kuat terhadap berbagai peristiwa atas situasi sosial, emosinya negatif dan temperamental. Dalam menghadapi ketidaknyamanan emosional remaja awal akan bereaksi secara defensif dan berusaha melindungi kelemahan. Akhirnya sikap agresiflah yang muncul. Sedangkan di pihak orangtua, mereka juga melakukan pengendalian yang semakin erat. Kedua hal
tersebut dapat memicu
timbulnya konflik diantara kedua belah pihak dan akhirnya menjadikan remaja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25
menjadi lebih percaya pada teman-teman yang senasib dengannya (Lumansupra, 2008 & Santrock, 1995). Menurut Erikson (dalam Rice, 1996), salah satu tugas perkembangan yang utama pada masa remaja adalah pembentukan identitas diri yang koheren. Tugas pembentukan identitas digambarkan Erikson sebagai kemampuan pembuatan keputusan dengan mengeksplorasi alternatif dan komitmen berdasarkan peran tertentu. Remaja tertarik untuk mengetahui siapa dirinya, bagaimana dirinya dan kemana mereka akan menuju ke masa depannya. Remaja yang berhasil mengatasi identitas yang saling bertentangan pada masa ini akan memunculkan suatu kepribadian yang menarik dan dapat diterima. Sedangkan remaja yang tidak berhasil mengatasi krisis identitas, menjadi bingung dan menderita, sehingga perilaku mereka akan cenderung menarik diri atau kehilangan identitas mereka dalam kelompok (Santrock, 1995). Menurut Erikson (Santrock, 1995) kenakalan remaja terjadi karena anak remaja gagal mengalami identitas diri. Tidak jarang pula mereka berperilaku menyimpang seperti membolos, melalaikan tugas dan mogok belajar. Selain itu, juga mengalami hambatan dalam proses sosialisasi di sekolah, bahkan tindakan agresif terkadang muncul dalam pergaulan.
D. Hubungan antara Bullying dengan Urutan Kelahiran pada Remaja Remaja adalah sebuah tahap perkembangan dengan berbagai tugas yang menyertainya. Dari segi sosio emosional kondisi emosi anak remaja menuntut otonomi, tanggungjawab dan kebebasan emosional yang lebih besar. Selain itu masa remaja merupakan puncak emosionalitas, yaitu perkembangan emosi yang tinggi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26
Perkembangan emosinya menunjukkan sifat yang sensitif dan reaktif yang sangat kuat terhadap berbagai peristiwa atas situasi sosial, emosinya negatif dan temperamental. Dalam menghadapi ketidaknyamanan emosional, remaja awal akan bereaksi secara defensif dan berusaha melindungi kelemahan. Akhirnya sikap agresiflah yang sering muncul. Sedangkan di pihak orangtua, pengontrolan terhadap remaja menjadi semakin ketat. Kedua hal yang bertolak belakang ini akhirnya menimbulkan konflik dan remaja memutuskan untuk bergabung dengan teman-teman sebayanya. Dilihat dari segi kognitifnya anak remaja mulai berpikir operasional formal dan sudah bisa berpikir abstrak. Pemikiran mereka idealis dan menerapkan standar-standar kehidupan yang tinggi. Hal ini bisa memicu adanya ketidakpuasan apabila realita yang mereka jumpai tidak seperti yang ada dengan pemikiran mereka yang idealistis. Remaja juga harus menyelesaikan tugas perkembangannya mencari identitas diri. Dalam tugas ini, remaja mencari kemampuannya dan kekurangannya. Mereka mengeksplorasi diri, mencari tahu siapa dan bagaimana dirinya. Selain itu, remaja merasa ingin diperhatikan dan tampil di depan umum. Mereka merasa diperhatikan oleh orang lain. Di lain sisi setiap remaja dengan keluarga yang berbeda dan pengasuhan yang berbeda membawa mereka kepada perbedaan karakter. Hal ini terkait dengan posisi urutan kelahiran dimana orang tua memberi perlakuan yang berbeda kepada setiap posisi sehingga karakter yang dihasilkan pun berbeda. Anak sulung memiliki karakter yang superior dan dominan dalam keluarga. Mereka ingin menjadi pemimpin bagi adik-adiknya dan menjadi panutan. Kecenderungan ini terkait dengan karakternya yang otoriter. Anak tengah berkarakter lebih mandiri, lebih bebas dan kreatif. Mereka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27
lebih suka bergaul dengan teman seusianya. Anak bungsu memiliki karakter sebagai anak yang manja. Hal ini menjadikan anak bungsu kurang mandiri, kurang dewasa dan sedikit mendapat tanggungjawab dari orang yang lebih tua. Remaja akhirnya memiliki karakter yang berlainan sebagai hasil dari penyelesaian tugas perkembangan yang ada. Di lain sisi, remaja yang memiliki posisi urutan kelahiran yang juga berbeda-beda baik sebagai anak sulung, tengah ataupun bungsu memiliki karakter yang berlainan. Dengan karakter-karakter yang berlainan itu tentunya akan membawa ke sebuah kecenderungan perilaku salah satunya kecenderungan bullying. Bullying adalah perilaku menyakiti yang dilakukan dengan sengaja dan berulang. Perilaku ini muncul karena ada perbedaan kekuasaan antara pelaku dengan korbannya. Pelaku bullying secara umum memiliki karakter seperti otoriter, suka memerintah, dominan, menjadi penentu keputusan dan memiliki kekuasaan. Karakter ini hampir serupa dengan karakter yang ada pada anak sulung. Anak bungsu karakternya berlaianan dengan karakter pelaku bullying. Anak bungsu dikenal dengan karakter yang bebas, manja, inferior dan mandiri. Sedangkan anak tengah juga memiliki karakter yang berlainan dengan karakter pelaku bullying, dimana anak tengah suka bersosialisasi, dan menjadi mediator dalam pergaulan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29
E. Hipotesis Penelitian Hipotesis dalam penelitian ini adalah ada perbedaan kecenderungan bullying berdasarkan urutan kelahiran/ birth order pada remaja putra.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian komparatif yaitu penelitian yang bertujuan untuk melihat perbedaan dengan cara membandingkan kecenderungan bullying (Variabel Tergantung) ditinjau dari urutan kelahiran yang meliputi anak sulung, anak tengah dan anak bungsu (Variabel Bebas) (Purwanto, 2008).
B. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah anak remaja yang dibatasi pada remaja awal yaitu mulai dari usia 13 sampai 16 tahun (Santrock, 1995). Subjek secara umum memiliki kriteria: 1. Berada dalam batas usia 13-16 tahun. 2. Berpendidikan SLTP. 3. Jenis kelamin laki-laki. 4. Mempunyai 2 saudara kandung yang masih hidup, sehingga dalam keluarga subjek masih ada pengasuhan terhadap anak sulung, tengah dan bungsu.
C. Identifikasi Variabel Penelitian ini memiliki dua variabel, yaitu yang pertama disebut sebagai variabel bebas. Variabel bebas merupakan sebuah aspek dari lingkungan yang diteliti secara empiris dengan tujuan untuk menentukan apakah ini akan mempengaruhi suatu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31
perilaku (Purwanto, 2008). Adapun variabel bebas dalam penelitian ini adalah urutan kelahiran (birth order). Jenis variabel yang kedua adalah variabel tergantung. Variabel tergantung merupakan respon yang diteliti atau diukur dalam penelitian yang dilakukan (Purwanto, 2008). Variabel tergantung dalam penelitian ini adalah bullying
D. Definisi Operasional 1. Birth order/ Urutan kelahiran Anak sulung adalah anak tunggal hingga tiba saat adiknya lahir. Anak tengah yaitu anak kedua dan seterusnya yang masih mempunyai adik. Anak bungsu yaitu anak kedua, anak ketiga dan seterusnya yang tidak punya adik lagi. Urutan kelahiran subjek penelitian diperoleh dengan cara: ketika proses pengisian kuesioner penelitian, subjek diminta untuk mengisikan urutan kelahiran mereka dengan menggaris bawahi ketiga pilihan urutan kelahiran yang terdiri dari anak sulung, tengah dan bungsu. Dengan pengisian tersebut peneliti akan memperoleh subjek penelitian yang termasuk dalam kategori anak sulung, anak tengah dan anak bungsu.
2. Bullying Definisi bullying menurut peneliti sendiri adalah penggunaan kekuasaan, kekuatan dengan sengaja secara berulang untuk menyakiti, menyerang seseorang atau sekelompok orang yang lemah dan tidak dapat membela diri, sehingga korban merasa tertekan, trauma, dan tidak berdaya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32
Bullying memiliki tiga aspek yang terkait satu sama lain yaitu: a. Perbedaan kekuasaan Pelaku bullying memiliki kekuasaan yang lebih tinggi dibandingkan dengan korban bullying. Perbedaan kekuasaan ini dikarenakan oleh pelaku yang agresif dan dominan. Umumnya pelaku mencari dan mengajak temannya untuk membentuk kelompok dan kemudian melakukan bullying. b. Perilaku menyakiti yang dilakukan berulang-ulang. Bullying dilakukan dengan dalih humor. Pelaku sering tidak menyadari bahwa humor yang dilontarkan atau perilakunya merupakan hal yang tidak disukai oleh korbannya bahkan menyakitkan. Karena ketidaksadaran ini menjadikan perilaku tersebut diulang-ulang. Perilaku tersebut terdiri dari lima kategori yaitu sebagai berikut: i. Kontak fisik langsung ii. Kontak verbal langsung iii. Perilaku non-verbal langsung iv. Perilaku non-verbal tidak langsung v. Pelecehan seksual c. Dilakukan dengan sengaja Pelaku dengan sengaja menyakiti orang lain karena mereka ingin menunjukkan kekuasaan mereka. Selain itu juga karena pelaku merasa marah sebab korban berperilaku tidak sesuai dengan yang diharapkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33
Masing-masing subjek akan mendapat skor pada tiap aitem yang mereka isi. Skor pada tiap-tiap aitem kemudian dijumlahkan sehingga akan diketahui skor total subjek. Kecenderungan bullying diketahui dengan melihat skor total subjek tersebut. Semakin tinggi skor total yang diperoleh subjek menunjukkan bahwa kecenderungan bullyingnya tinggi. Begitu pula sebaliknya semakin rendah skor total yang diperoleh subjek, semakin rendah pula kecenderungan bullyingnya.
E. Prosedur Penelitian 1. Peneliti membuat skala pengukuran kecenderungan bullying dengan metode rating yang dijumlahkan (summated rating). 2. Melakukan ujicoba skala pada kelompok subjek yang memiliki kriteria yang sama dengan subjek penelitian sesungguhnya. 3. Peneliti melakukan uji kesahihan aitem dan reliabilitas skala untuk mendapat aitem yang sahih dan data yang reliabel. 4. Menentukan subjek penelitian yang sesuai dengan kriteria dan kemudian meminta subjek untuk mengisi skala kecenderungan bullying yang telah diuji kesahihannya dan kereliabelnya. 5. Menganalisa data yang masuk dengan uji statistik dengan analisis varian satu jalur untuk melihat ada tidaknya perbedaan kecenderungan bullying dari ketiga kelompok urutan kelahiran. 6. Membuat kesimpulan berdasarkan hasil analisis tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34
F. Alat Pengumpulan Data Alat pengumpulan data dalam penelitian ini adalah skala kecendrungan bullying yang dibuat berdasarkan metode penskalaan Likert (Azwar, 2005). Skala ini dibuat berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Sulhin (2008) dan Aulia (2008) bahwa kecenderungan bullying terdiri dari tiga aspek yaitu adanya perbedaan kekuasaan, perilaku menyakiti yang berulang, dan perilaku yang disengaja. Adapun skala kecenderungan bullying ini berisi pernyataan yang favorable dan unfavorable. Terdapat empat alternatif pilihan jawaban yaitu: Sangat Tidak Sesuai (STS),
Tidak Sesuai (TS), Sesuai (S), dan Sangat Sesuai (SS). Pemberian skor
dibedakan berdasarkan pada derajat favorable atau unfavorable masing-masing butir. Pemberian Skor Favorable
Pemberian Skor Unfavorable
:
:
STS
TS
S
SS
1
2
3
4
STS
TS
S
SS
3
2
1
4
Tabel 2. Spesifikasi Skala Kecenderungan Bullying Sebelum Ujicoba No. 1
2
3
Aspek Perbedaan kekuasaan
Perilaku menyakiti
Dilakukan sengaja Total
Nomer aitem 4, 5, 12, 16, 21, 22, 27, 28, 29, 43, 44, 45, 46, 47, 53, 54, 57, 62, 63, 64, 66, 68, 69, 78, 80, 81, 85, 86, 87, 90 1, 6, 7, 10, 11, 13, 17, 20, 23, 26, 30, 31, 34, 35, 39, 42, 48, 52, 55, 56, 58, 61, 65, 67, 70, 73, 79, 82, 84, 89 2, 3, 8, 9, 14, 15, 18, 19, 24, 25, 32, 33, 36, 37, 38, 40, 41, 49, 50, 51, 59, 60, 71, 72, 74, 75, 76, 77, 83, 88 90
Jumlah 30
30
30
90
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35
G. Uji Validitas, Reliabilitas dan Seleksi Aitem 1. Validitas Validitas dalam penelitian ini adalah menggunakan validitas isi. Validitas isi merupakan validitas yang diestimasi lewat pengajuan terhadap isi tes dengan hasil analisis secara rasional atau lewat professional judgment. Dalam validitas ini aitem-aitem yang disusun harus mencakup keseluruhan kawasan isi objek yang hendak diukur (Azwar, 2004).
2. Reliabilitas Selain uji validitas, alat ukur dalam penelitian ini juga akan diuji reliabilitasnya. Reliabilitas adalah kepercayaan, keterandalan, keajegan, kestabilan, konsistensi atau sejauhmana hasil pengukuran dapat dipercaya (Azwar, 2004). Dalam penelitian ini estimasi reliabilitas alat ukur dicari dengan metode Alpha-Cronbach yaitu melalui pendekatan reliabilitas konsistensi internal. Koefisien alpha merupakan estimasi yang baik terhadap reliabilitas pada banyak situasi pengukuran (Azwar, 2004). Nilai reliabilitas skala dianggap memuaskan apabila koefisien alpha di atas 0,675 (Purwanto, 2008).
3. Seleksi Aitem Seluruh analisis aitem skala bullying dihitung dengan menggunakan SPSS for windows versi 12.00. Seleksi aitem yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah memakai koefisien korelasi aitem total yang nantinya akan menghasilkan indeks daya beda aitem. Indeks daya beda aitem bergerak dari 0 sampai dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36
1,00. Semakin baik daya beda aitem maka indeksnya semakin mendekati 1,00. Kriteria aitem yang dapat diterima adalah jika korelasinya positif dan sama dengan atau lebih besar dari 0,25. (Azwar, 2008)
H. Teknik Analisis Data 1. Uji Asumsi Sebelum dilakukan analisis data, terlebih dahulu harus dipenuhi syarat untuk bisa dianalisis yaitu dengan melakukan uji asumsi yang meliputi uji normalitas sebaran dan uji homogenitas. a. Uji normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah distribusi sebaran variabel bebas dan variabel tergantung bersifat normal atau tidak. b. Uji Homogenitas Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah varians yang akan diuji tersebut adalah sama.
2. Uji Hipotesis Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan analisis varians, yaitu suatu prosedur untuk membandingkan tiga kelompok subjek atau lebih dengan mencari perbedaan mean kelompok yang akan diuji. Hipotesis diterima jika F hitung > F tabel dan signifikansinya < 0,05.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37
BAB IV PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Persiapan Penelitian 1. Uji Coba Skala Bullying Sebelum melakukan penelitian, peneliti melakukan uji coba alat tes untuk melihat validitas dan reliabilitas alat yang nantinya akan dijadikan sebagai alat penelitian sesungguhnya. Alat ukur bullying diuji cobakan kepada kelompok uji coba yang memiliki karakteristik sama dengan kriteria subjek penelitian. Uji coba alat tes dilakukan pada tanggal 25-31 Juli 2008. Skala tersebut diuji cobakan kepada 111 subjek yang memenuhi kriteria. Tabel 3. Data Subjek Uji Coba No.
Urutan Kelahiran
Jumlah
1 2 3
Anak Sulung Anak Tengah Anak Bungsu Total
37 orang 37 orang 37 orang 111 orang
13 3 5 2 10
Usia (dalam tahun) 14 15 19 15 18 12 22 12 59 39
16 2 1 3
2. Hasil Uji Coba Skala Bullying Seluruh analisis aitem skala bullying dihitung dengan menggunakan SPSS for windows versi 12.00. Kriteria aitem yang dapat diterima adalah jika korelasinya positif dan sama dengan atau lebih besar dari 0,25. (Azwar, 2008) Berdasarkan kriteria 0,25 tersebut, maka 55 aitem dinyatakan baik untuk penelitian. Di bawah ini disajikan tabel spesifikasi skala setelah uji coba.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38
Tabel 4. Spesifikasi skala bullying setelah uji coba No. 1
Aspek Perbedaan kekuasaan
2
Perilaku menyakiti
3
Dilakukan sengaja
Aitem 4, 12, 16, 28, 29, 43, 44, 45 47, 53, 62, 64, 68, 81, 85, 86, 87, 80 6, 11, 17, 23, 26, 30, 34, 42, 48, 52, 58, 61, 65, 67, 69, 70, 73, 82 2, 9, 15, 24, 19, 32, 33, 36, 38, 50, 59, 71, 72, 74, 75, 76, 77, 88, 83
Jumlah 18
Jumlah keseluruhan
18 19 55
Oleh karena adanya perbedaan proporsi antara aitem yang favorable dengan yang unfavorable, maka peneliti memilih 48 aitem untuk dijadikan aitem skala penelitian. Pemilihan ini bertujuan agar proporsi tiap aspek tetap seimbang (Azwar, 2008). Berikut adalah tabel spesifikasi skala penelitian.
Tabel 5. Spesifikasi skala bullying untuk penelitian No. 1
Aspek Perbedaan kekuasaan
2
Perilaku menyakiti
3
Dilakukan sengaja
Aitem 4, 12, 16, 29, 43, 44, 45 47, 53, 62, 64, 68, 81, 85, 86, 87 6, 11, 17, 26, 30, 34, 42, 48, 52, 61, 65, 67, 69, 70, 73, 82 9, 15, 24, 19, 32, 33, 36, 38, 50, 71, 72, 74, 75, 76, 88, 83
Jumlah keseluruhan
Jumlah 16 16 16 48
3. Uji Reliabilitas Reliabilitas skala bullying dihitung dengan menggunakan SPSS for windows versi 12.00. Teknik uji reliabilitas yang digunakan adalah teknik koefisien reliabilitas Alpha-Cronbach. Koefifien reliabilitas yang diperoleh adalah 0,900. Koefisien tersebut cukup tinggi sehingga alat ukur dapat dipercaya. Hasil perhitungan dapat dilihat pada lampiran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39
B. Pelaksanaan Penelitian Penelitian dilakukan pada tanggal 20-23 Agustus 2008. Responden dalam penelitian ini adalah siswa kelas 2 dan atau 3 dari 5 SMP di Kabupaten Sleman. Pengambilan data tidak dilakukan secara langsung oleh peneliti, melainkan dilakukan oleh Guru dari sekolah yang bersangkutan. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan agar pengambilan data tidak mengganggu jam pelajaran di masing-masing sekolah. Dari hasil pemilihan subjek yang memenuhi kriteria, maka diperoleh sampel sebanyak 129 anak dengan perincian sebagai berikut: Tabel 6. Data Subjek Penelitian No.
Urutan Kelahiran
Jumlah
1 2 3
Anak Sulung Anak Tengah Anak Bungsu Total
43 orang 43 orang 43 orang 129 orang
13 1 3 3 7
Usia (dalam tahun) 14 15 27 14 24 13 21 18 72 45
16 1 3 1 5
C. Hasil Penelitian 1. Deskripsi data penelitian Tabel 7. Hasil Penelitian Variabel Bullying
Min H 48
Mak E 62
H 192
E 129
Mean H 120
E 91,53
Berdasarkan data di atas diketahui bahwa skor nilai rata-rata empirik bullying lebih rendah dari skor rata-rata hipotetiknya. Ini menunjukkan bahwa nilai rata-rata bullying subjek rendah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40
Dalam membuat kategorisasi sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah pada skala bullying, peneliti menyusun suatu norma kategori yang dipilih untuk semua norma skala berdasarkan model distribusi normal menurut Azwar (2000). Skala bullying terdiri dari 48 aitem yang masing-masing aitemnya diberi skor 1 sampai 4. Dengan demikian skor terkecil adalah (48 x 1) = 48 dan skor terbesar adalah (48 x 4) = 192. Maka rentang skor skala diperoleh dari skor terbesar dikurangi skor terkecil yaitu (192 - 48) = 120. Kemudian rentang skor sebesar 120 itu dibagi dalam enam satuan deviasi standar sehingga diperoleh (120 / 6) = 20. Angka 20 ini merupakan estimasi besarnya satuan deviasi standar populasi () yang akan digunakan untuk membuat kategori normatif skor subjek. Adapun rata-rata teoritisnya (µ) diperoleh dari jumlah aitem dikalikan skor tengah dari kategori respon yaitu (48 x 2,5) = 120. Norma untuk kategori skala bullying: < x ≤ (µ - 1,5 )
: sangat rendah
(µ - 1,5 ) < x ≤ (µ - 0,5 )
: rendah
(µ - 0,5 ) < x ≤ (µ + 0,5 )
: sedang
(µ + 0,5 ) < x ≤ (µ + 1,5 ) : tinggi (µ + 1,5 ) < x ≤
: sangat tinggi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 41
Tabel 8. Kriteria Kategori Bullying Skala
Rentang nilai
Jumlah
Bullying
< x ≤ 90 90 < x ≤ 110 110 < x ≤ 130 130 < x ≤150 150 < x ≤
55 69 5 0 0
Prosentase (dlm %) 42,6 % 53,9% 3,9% 0 0
Kategori Sangat rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat tinggi
Berdasarkan kategori skor bullying di atas diketahui bahwa subjek dengan kategori skor rendah merupakan kategori skor yang paling besar prosentasenya yaitu 53,9 %.
2. Uji Asumsi Sebelum dilakukan analisis data, terlebih dahulu harus dipenuhi syarat untuk bisa dianalisis yaitu dengan melakukan uji asumsi yang meliputi uji normalitas sebaran dan uji homogenitas. a. Uji normalitas Uji normalitas penyebaran skor kuesioner kecenderungan bullying terhadap urutan kelahiran anak didapatkan p = 0,064 dan p = 0,195 (p > 0,05). Berdasarkan hasil uji normalitas tersebut, dapat dikatakan bahwa sebarannya adalah normal. Hasil perhitungan dapat dilihat pada lampiran. b. Uji Homogenitas Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah varians yang akan diuji tersebut adalah sama. Berdasarkan uji homogenitas, diperoleh f hitung sebesar 0,598. Oleh karena probabilitas 0,05 maka ketiga varians adalah sama atau homogen. Hasil perhitungan dapat dilihat pada lampiran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 42
Tabel 9. Hasil pengujian Uji Homogenitas Levene Statistic .517
df1 2
df2 126
Sig. .598
3. Uji Hipotesis Hipotesis alternatif (Hi) dalam penelitian ini berbunyi ada perbedaan kecenderungan bullying pada remaja putra berdasarkan urutan kelahiran dalam keluarga. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan analisis varian satu jalur dengan alat bantu SPSS versi 12.00. Pengujian dilakukan dengan cara membandingkan nilai F hitung dengan nilai F tabel dan dengan melihat signifikansinya. Hipotesis akan diterima bila nilai F hitung > F tabel dan taraf signifikansinya kurang dari 0,05 (p < 0,05) Hasil perhitungan nilai F dalam penelitian ini adalah 2,811 sedangkan F tabelnya adalah 3,07 (F hitung < F tabel), nilai signifikansinya adalah 0,064 yang berarti lebih dari 0,05 (p > 0,05). Hal ini berarti Hi ditolak dan Ho diterima yaitu tidak ada perbedaan kecenderungan bullying pada remaja ditinjau dari urutan kelahirannya. Di bawah ini disertakan penghitungan one-way anova.
Tabel 10. Hasil penghitungan one way anova
Between Groups Within Groups Total
Sum of Squares 750.434 16817.721 17568.155
df 2 126 128
Mean Square 375.217 133.474
F 2.811
Sig. .064
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 43
Dalam homogeneous subsets terlihat adanya grup atau subset mana saja yang mempunyai perbedaan rata-rata. Pada tabel homogeneous subsets terlihat bahwa grup pada subset satu anggotanya terdiri dari kelompok anak sulung, anak tengah dan anak bungsu. Ketiga kelompok anak berdasarkan urutan kelahiran tersebut mempunyai perbedaan yang tidak signifikan. Tabel 11. Homogeneous Subsets Urutan Kelahiran
Subset for alpha = .05 N 1
Tukey HSD(a)
Tengah Sulung Bungsu Sig.
43 43 43
88.60 91.47 94.51 .050
D. Pembahasan Hasil penelitian menunjukkan tidak adanya perbedaan kecenderungan bullying pada remaja putra ditinjau dari urutan kelahirannya. Hal ini ditunjukkan oleh nilai F hitung yang lebih kecil daripada F tabel dan nilai signifikansinya yang lebih dari 0,05 (p > 0,05). Menurut Purnama (2007) pelaku bullying kemungkinan sekedar mengulangi apa yang pernah dilihat dan dialami. Apabila dihubungkan dengan hasil penelitian, mungkin sebagian besar subjek belum pernah melihat ataupun mengalami bullying. Hal ini menjadikan keseragaman karakter dan kecenderungan perilaku yang relatif sama dalam bersosialisasi pada diri mereka.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 44
Remaja-remaja putra dalam penelitian ini mungkin juga tidak mewarisi tradisi hazing dari kakak-kakak kelas atau generasi sebelumnya. Sekalipun mereka pernah dibully, mereka tidak berniat untuk balas dendam atau melakukannya kepada orang lain. Hal ini seturut dengan pendapat Riauskina (2005). Yayasan Sejiwa (2008) menyatakan bahwa bullying dilakukan oleh seseorang karena ingin menunjukkan kekuasaan, ingin diakui, menunjukkan eksistensi dan mencari perhatian. Berdasarkan pernyataan ini, bisa dikatakan bahwa secara umum subjek penelitian memiliki dorongan ke arah eksistensi dan popularitas yang wajar dan bisa diterima oleh lingkungan sekolah mereka. Dengan demikian tidak dijumpai perilaku bullying dengan perbedaan yang signifikan. Purnama (2007) mengatakan bahwa pelaku bullying umumnya tidak menyadari bahwa mereka telah menjadi pelaku serta tidak mengetahui dampak-dampak buruk yang bisa disebabkan oleh perilaku tersebut. Hal ini terkait dengan pendapat Haryana (2007) yang menyatakan bahwa bullying yang ada di Indonesia dianggap wajar oleh sebagian besar orang, dan sedikit pihak yang menyadari dampak jangka panjangnya. Karena kurangnya kesadaran, wawasan serta anggapan yang wajar tersebut, maka perilaku-perilaku bullying yang sebenarnya muncul dalam pergaulan tetap akan dijadikan hal yang wajar dan ditutup-tutupi. Hal tersebut diperkuat dengan pendapat Sulhin dan Aulia (2008) yang menyatakan bahwa bullying umumnya dilakukan dengan dalih humor sehingga pelaku sering tidak menyadari perilakunya tidak disukai dan menyakitkan bagi korban. Pernyataan di atas mungkin juga terjadi pada remaja-remaja yang menjadi subjek dalam penelitian ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 45
Menurut Lumansupra (2008) dan Santrock (1995), setiap remaja mulai menuntut otonomi dan kebebasan emosional yang semakin besar dari orang tua mereka. Hal ini terjadi pada semua remaja dalam setiap urutan kelahiran baik sebagai anak sulung, anak tengah ataupun anak bungsu. Dengan demikian secara pribadi setiap remaja akan berjuang untuk menemukan kenyamanan diri,
terlebih ketika harus
berelasi dengan teman sebaya. Pada akhirnya hal ini dapat memunculkan karakter yang relatif sama dalam berelasi sosial antara remaja yang satu dengan yang lain dari urutan kelahiran yang berbeda. Selain perkembangan emosional pada remaja di atas, remaja juga memiliki tugas perkembangan untuk mencari identitas diri (Rice, 1996). Remaja yang berhasil menemukan identitas diri akan memunculkan kepribadian yang menarik dan dapat diterima oleh lingkungan sosialnya, sehingga menjadi mudah bagi mereka ketika bersosialisasi dengan orang lain termasuk di lingkungan sekolah. Hal ini terkait dengan pendapat Utamadi (2007) yang mengatakan bahwa masa remaja merupakan masa "belajar" untuk tumbuh dan berkembang dari anak menjadi dewasa. Remaja belajar dari apa yang boleh dan dilarang untuk dilakukan. Konsep ini terbawa dalam proses sosialisasi mereka sehingga setiap remaja menjadi terbentuk untuk menghindarkan diri dari tindakan agresif yang merugikan orang lain seperti halnya bullying (Santrock, 1995). Santrock (1995) menyebutkan bahwa berdasarkan tahap perkembangannya, secara kognitif remaja mulai mengembangkan pemikiran operasional formal dimana pemikiran mereka menjadi lebih abstrak atau tidak terbatas pada pengalaman konkret aktual sebagai dasar pemikirannya. Remaja sudah bisa membedakan perilaku mana
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 46
yang boleh dan dilarang untuk dilakukan karena telah mengetahui peraturan yang ada di lingkungan mereka. Sesuai dengan pendapat Yudhi (2008) yang menyebutkan bahwa remaja dengan citra dirinya mulai menilai diri, menyesuaikan perilakunya dengan standar agama atau lingkungan sosial Dariyo (2004) juga menegaskan peryataan diatas dimana remaja mulai memperhatikan sifat-sifat yang disenangi dan diharapkan oleh orang lain. Segala tindakan diarahkan agar dirinya diterima oleh lingkungan sosialnya. Apabila hal ini tertanam dalam setiap remaja, maka perilaku mereka akan relatif seragam dalam hal kepatuhan terhadap peraturan dan penghindaran diri dari perilaku yang tidak diterima oleh lingkungan, misalnya agresi atau bullying. Meskipun pada dasarnya mereka memiliki karakter yang berlainan berdasarkan urutan kelahiran mereka. Remaja juga mengalami perubahan berkaitan dengan kognisi sosial mereka. Elkind (dalam Santrock, 1995) yakin bahwa remaja akan berperilaku yang mengundang perhatian, keinginan untuk tampil di depan umum, diperhatikan dan dilihat. Oleh karena itu, remaja berjuang untuk menemukan cara-cara agar orang mau memperhatikan mereka. Dalam hal ini, remaja menyadari bahwa mereka akan diperhatikan bila melakukan hal-hal yang positif. Tanpa memperhatikan mereka berada di urutan kelahiran ke berapa, masing-masing remaja berjuang agar diperhatikan dan dipandang sebagai pribadi yang sama termasuk dalam pergaulan mereka. Pada akhirnya setiap remaja berjuang menghindarkan diri dari perilaku negatif yaitu bullying. Sulloway (dalam Angela Haris, 2007) meyakini bahwa urutan kelahiran memainkan peranan penting dalam pembentukan kepribadian seseorang, dimana
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 47
urutan kelahiran mempengaruhi lima sifat kepribadian yang utama yaitu kecemasan, keterbukaan, sikap berterus terang, keramah-tamahan dan sikap berhati-hati. Dari kelima sifat tersebut, kencederungan untuk setiap individu berbeda satu dengan yang lain. Kecenderungan bullying terkait dengan sifat keramah-tamahan. Jika setiap remaja memiliki sifat dasar keramah-tamahan yang lebih tinggi daripada sifat dasar lainnya, maka akan terajdi keseragaman pada diri setiap remaja untuk mau menghargai oranglain dan menghidari perilaku bullying. Santrock (1995) juga menyatakan bahwa anak-anak yang diperlakukan relatif sama oleh orang tua cenderung cocok satu sama lain. Dalam sebuah keluarga, orangtua yang bijaksana akan memperlakukan setiap anaknya dengan cara yang relatif sama meskipun dengan urutan kelahiran yang berbeda. Hal ini menjadikan anak-anak dalam keluarga tersebut cocok satu sama lain, mau menghargai perbedaan yang ada. Karena situasi yang demikian, maka anak-anak akan menanamkan kebiasaan tersebut diluar lingkungan keluarga dan melakukannya juga kepada orang lain ketika bergaul di luar rumah termasuk di sekolah. Ada beberapa kemungkinan variabel yang tidak dikontrol oleh peneliti yang menyebabkan tidak diterimanya hipotesis dalam penelitian ini. Guastello (2002) menyarankan bahwa dalam penelitian mengenai urutan kelahiran sebaiknya dilakukan kontrol dalam hal etnis, pendidikan orangtua dan status perkawinan orang tua. Dalam penelitian ini peneliti tidak melakukan kontrol terhadap pendidikan dan status perkawinan orangtua sehingga hasil yang diperoleh tidak signifikan. Variabel kedua adalah jarak usia, menurut Adler (dalam George, 2004) jarak usia antara anak yang satu dengan yang lain juga berpengaruh terhadap persepsi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 48
seorang anak terhadap dirinya sendiri. Cara pandang dua orang saudara yang jarak usianya dekat akan berbeda dengan cara pandang dua orang yang jarak usia mereka berbeda jauh. Dengan demikian pola pengasuhan orangtua dan relasi antar saudara kandung yang terjadi di dalamnya juga dipengaruhi oleh jarak usia antar anak. Dalam penelitian ini peneliti tidak melakukan kontrol terhadap jarak usia antar saudara di dalam keluarga, sehingga sekalipun seorang anak adalah anak sulung di rumahnya bisa saja dia mempersepsikan dirinya sebagai anak tunggal karena jarak usia dengan adiknya terpaut jauh. Hal ini tentunya akan menciptakan karakter yang berbeda dengan anak-anak sulung di keluarga yang jarak usianya relatif sama. Variabel ketiga adalah keadaan sosio-ekonomi, kebiasaan, pendidikan keluarga. Hal ini memunculkan bentuk pengasuhan yang berbeda antara keluarga yang satu dengan yang lain. Pengasuhan yang berbeda tersebut akan berdampak terhadap pemunculan karakter yang berbeda untuk sebuah urutan kelahiran antara keluarga yang satu dengan yang lain (Guastello, 2002). Variabel keempat adalah jenis kelamin. Menurut Santrock (1995) agresi dan dominansi terjadi lebih besar dalam relasi-relasi saudara kandung yang jenis kelaminnya sama. Subjek dalam penelitian ini adalah remaja putra yang mungkin sekali memiliki saudara kandung perempuan. Hal ini tentunya juga berpengaruh terhadap sikap agresi yang dimiliki oleh setiap subjek. Perbedaan jenis kelamin antara saudara kandung memungkinkan minimnya perilaku agresi ataupun bullying.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 49
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan kecenderungan bullying pada remaja putra berdasarkan urutan kelahirannya.
B. Saran Hasil penelitian ini masih banyak menunjukkan kekurangan. Untuk itu peneliti mengajukan beberapa saran dengan harapan informasi ini dapat menjadi pertimbangan dan mendorong peneliti selanjutnya untuk meneliti lebih jauh topik yang berhubungan dengan topik penelitian ini. Saran tersebut antara lain: 1. Saran berkaitan dengan kelanjutan penelitian Bagi peneliti selanjutnya yang tertarik terhadap topik yang sama yaitu urutan kelahiran, diharapkan mempertimbangkan dan mengontrol variabel-variabel lain yang terkait dengan urutan kelahiran terutama jarak kelahiran antar anak dalam keluarga dan kombinasi jenis kelamin anak dalam keluarga. Selain itu, bagi peneliti yang berminat terhadap topik bullying, disarankan untuk meneliti masalah bullying dengan mengambil subjek perempuan, mengingat subjek pada penelitian ini hanyalah remaja laki-laki. Dengan demikian bisa diketahui apakah ada perbedaan hasil penelitian atau tidak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 50
Remaja atau siswa dalam penelitian ini bersekolah di sekolah yang heterogen. Penelitian selanjutnya diharapkan bisa mengambil subjek penelitian pada sekolah yang homogen sehingga bisa diketahui apakakah ada perbedaan antara sekolah heterogen dengan sekolah homogen. Dalam penelitian ini, hasil yang diperoleh hanya berasal dari data skala. Untuk dapat mengenal lebih dalam lagi mengenai kecenderungan bullying seseorang, penelitian selanjutnya dapat menambahkan metode wawancara. Dengan demikian hasilnya menjadi lebih mendalam dan optimal.
2. Saran berkaitan dengan manfaat penelitian a. Saran kepada remaja Setiap remaja dari semua urutan kelahiran baik sebagai anak sulung, tengah dan bungsu berpeluang untuk menjadi pelaku bullying. Di Indonesia bullying masih jarang dikenal, baik pengertian, jenis-jenis perilaku ataupun dampaknya. Dengan demikian remaja diharapkan untuk berhati-hati dalam berperilaku terkait dengan pergaulan mereka, sekalipun mereka mungkin belum melakukan bullying saat ini. Mengingat masa remaja adalah masa yang penuh gejolak dan memungkinkan seseorang berperilaku bullying, maka remaja diharapkan untuk mampu mengelola emosinya yang masih labil dan senantiasa menjaga hubungan sosial yang sehat, sehingga kedepannya mereka tidak terjebak dalam perilaku bullying.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 51
b. Saran kepada sekolah Berdasarkan hasil penelitian yang ada, tidak ditemukannya perbedaan kecenderungan bullying pada remaja putra berdasarkan urutan kelahiran mereka. Hal ini menjadikan pihak sekolah untuk senantiasa memantau semua peserta didiknya dari semua urutan kelahiran mereka agar perilaku bullying bisa dicegah mulai saat ini. Dengan demikian sekolah menjadi tempat sosialisasi dan tempat belajar yang kondusif bagi para peserta didiknya.
C. Keterbatasan Penelitian Penelitian yang sudah dilakukan memiliki keterbatasan, yaitu: 1. Aitem yang dibuat oleh peneliti banyak yang gugur. Aitem sebelum uji coba berjumlah 90 aitem. Setelah diujicobakan dan dianalisis hanya 55 aitem yang memenuhi kriteria dan layak untuk dijadikan aitem penelitian, sedangkan 35 aitem dinyatakan cacat. Hal ini disebabkan karena adanya beberapa istilah yang sulit dipahami sehingga subjek kurang bisa memahami aitem. Pada akhirnya hal ini menjadikan ke-35 aitem tersebut kurang bisa membedakan subjek yang memiliki jawaban favorable dan unfavorable.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 52
DAFTAR PUSTAKA Adkins, Lynn K. (2003). Predicting Self-Esteem baseb on Perceival Parental Favoritism and Birth Order. Thesis: East Tennessee State University, Fakulty of the Department of Psychology. Alwisol (2004). Kepribadian Menurut Urutan Kelahiran. UMM. Diakses tanggal 3 September 2007 dari http://www.pikirdong.org/psikologi/psio4kmuk.ph/ Anshorulloh, Romi. (2007). Bullying Sebuah Imitasi. Diakses tanggal 26 April dari http://kammirema.wordpress.com/2007/11/pge/2/
2008
Aulia, Fahmi. (2007). Budaya Bullying di Sekitar Kita. Dipungut tanggal 13 September 2007 dari http://mfahmia2705.blogspot.com/2007/06/budayabullying-di-sekitar-kita/ Azwar, Saifuddin. (2004). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. ______________. (2008). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka ______________. (2005). Sikap Manusia: Teori dan Pengukurannya. Pustaka Pelajar.
Pelajar.
Yogyakarta:
Banks, Ron. (1997). Bullying in Schools. Diakses tanggal 14 April 2008 dari http://www.ericdigest.org/1997-4bullying.html Eckstein, Daniel. (2000). Empirical Studies Indicating Significant Birth Order Personality Differences. The Journal of Individual Psychology, Vol 4. University of Texas.
Related 56, No.
Dariyo, Agoes. S. Psi. (2004). Psikologi Perkembangan Remaja. Bogor: Ghalia Indonesia Fatwa (2007). Hentikan Bullying. Diakses tanggal 20 September 2007 dari http://www.reformasihukum.org/konten.php?nama=pemilu&op=detail_politikpemilu&id=201. Frank, M. (1996). International Encyclopedia Psychology. USA: British Library Cataloguiq in Publication Data. George, Boeree; Ridwan, Inyiak dan Qodir, Abdul. (2004). Personality Theories: Melacak Kepribadian Anda Bersama Psikologi Dunia. Yogyakarta: Prismasophie
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 53
Greene, Michael B. (2006). Bullying in Schools: A Plea for Measure of Human Journal of social Issues, Vol 62, No. 1, pp. 65-79.
Rights.
Guastello, Denise D. (2002). Birth Category Effect on the Gordon Personal Profile Variables. Journal for Articles in Support of the Null Hyothesis. Vol. 1, No. 1: Marquette University. Gunarsa, Singgih. (2000). Psikologi Anak dan Remaja. Jakarta. Pt. Tbk. Gunung Mulia. Hadibroto, I.; Syamsir, A.; Suryaputra, E & Olivia, F. (2003). Misteri Perilaku Anak Sulung, Tengah, Bungsu Dalam Mengenal Urutan KelahiranUntuk Memahami Diri dan Orang Lain. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Hafidzi (2008). Budaya Bullying yang Merajalela. Diakses tanggal 26 April 2008 dari http://azharku.wordpress.com/2008/02/19/budaya-bullying-yang-merajalela/ Haryana, Diena (7-12-2007). Konotasi Makna Bullying Yang Berulang. Diakses tanggal 26 April 2008 dari http://ikutmemberi. blogspot.com/2007/12/bullying-yangberulang.html Indarini, Nurvita. (2007). Awas Bullying di Sekolah. Jakarta. Diakses tanggal 4 Oktober 2007 dari http://www.detiknews.com/index.php/detik.read/tahun/2007/ bulan/04/tgl/29/time/024012/idnews/773879/idkanal/10. Jatnika, Yanuar (2007). Pendidikan dan Kebudayaan Perlu Gerakan Bersama Atasi Bullying. Diakses tanggal 14 Mei 2008 dari http://jurnalnasional.com?med=Koran%20Harian&sec=Pendidikan%20 dan%20 Kebudayaan&rbrk=&id=23470. Kartono, Kartini. (1998). Patologi Sosial: Kenakalan Remaja. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Lampron, Jessica. (2007). Birth Order. Dipungut http://Students.usm.maine.edu/jlampr7/.
tanggal 10 september 2007 dari
Lipkins, Susan. (2008). Menumpas Kekerasan Pelajar dan Mahasiswa : Menghentikan Perpeloncoan di Sekolah / Kampus. Tangerang: Inspirita Publishing. Lumasupra. (2008). Remaja. Diakses tanggal http://lumansupra.wordpress.com/2008/01/26/remaja/
5
Mei
2008
dari
Maslichah, Luluk. (2002). Perbedaan Kreativitas Anak Berdasarkan Urutan Kelahiran. Dept.of Psychologi. Dipungut tanggal 13 September 2007 dari http://digilib.unikom.ac.id/print.php?id=jiptumm-gdl-sl-2002-deasy-5064kelahiran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 54
Milsom, Amy & Gallo, Laura L. (2006). Bullying in Middle Schools: Prevention and Intervention. Journal from National Middle school Association. January, Volume 37. Number 3. Pages 12-19. Misriadi (2007). Kekerasan dan Gagalnya Pendidikan Kita. Diakses tanggal 20 September 2007 dari http://www.Suarakarya.online.com/newshtml ?id=186952. New, Michelle PhD. (2007) Bullying is Big Problem. Diakses tanggal 6 Oktober 2007 dari http://kidshealth.org/teen/your-mind/problems/bullies.html Neser, J.J.; Ovens, M.; Merwe, Van Der & Morodi, R. (2002). Peer Victimisation in Schools : The Victims. University of South Africa, Department of Criminology. ___________________________________________ .(2002). Peer Victimisation in Schools : The Observation of Bullying. University of South Africa, Department of Criminology Noviasari, Deasy (2002). Perbedaan Kematangan Emosional Remaja Ditinjau dari Status Urutan Kelahiran dalam Keluarga. Dept. of Psychologi. Diakses tanggal 4 Oktober dari http://digilib.itb.ac.id/gdl.php?mod=browse&op=read&id =jiptummgdl-sl-2002-deasy.5064 kelahiran&q=anak. Nurgiyantoro, B. (2004). Statistik Terapan untuk Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Papalia et all (2004). Mos Tanpa Bullying. Diakses tanggal 4 Oktober 2007 dari http://www.rileks.com/dsp_cetak.php?artid=31102006122756. Purnama, Budi (19-11-2007). Para Remaja: Ayo Kita Lawan Bullying. Diakses 13 Oktober 2007 dari http://www.setiabudi.name/archives/340 .
tanggal
Purwanto, Mpd. (2008). Metodologi Penelitian Kuantitatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Riauskina; Djuwita & Soesetio (2005). Mos Tanpa Bullying. Diakses tanggal 4 Oktober 2007 dari http://www.rileks.com/dsp_cetak.php?artid= 31102006122756. ______________________ . (2007). Bullying dalam Dunia Pendidikan. Diakses tangal 28 September 2007 dari http://popsy.wordpress .com/2007/07/28/%E2%80%pCBullying%12%80%90-dalam-dunia-pendidikanbagian-2b-pelaku-juga-adalah %E2%80%9Ckorban%E2%80 %90/ Samhadi, Hartati. (14-4-2007). Budaya Kekerasan di Lembaga Pendidikan. Diakses tanggal 4 Oktober 2007 http://www2.kompas.com/kompascetak/0704/14/Fokus/3456065.htm
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 55
Santrock, J.W. (1995). Life Span Development, ed- 5. Jakarta: Erlangga Saroglou, Vassilis & Fiasse, Laura. (2003). Birth order, personality, and religion: study among young adult from a three-sibling family. Belgium: Universite Catholique de Louvain, Department of Psychology. Sujadi, Tumpal. (2007). Menabuh Genderang Perang dengan Bullying. tanggal 10 September 2007 dari http://www.monitor depok.com/news/opini/14174.html.
a
Dipungut
Sulhin, Iqrak. (2008). Bullying: Antara Relasi Kuasa dan Permainan. Diakses tanggal 26 April 2008 dari http://kriminologi/wordpress. com/2008/03/10/bullying-antararalasi-kuasa-dan-permainan-kuasa/ Sulloway. (2007).Sibling-order effect. Diakses tanggal 13 Oktober 2007 dari http://www.sulloway.org/Sibling-order-effects(2001).pdf Supratiknya, A. (2007). Kiat Merujuk Sumber Acuan dalam Penulisan Karya Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Ilmiah.
Syed, Moin U. (2004). Birth Order and Personality : A Methodological Study. San Fransisco State University.
Thesis:
Utamadi, Guntoro. (2007). Artikel Tugas Perkembangan. Diakses tanggal 3 September 2007 dari http://www.geocities.om/guntoroutamadi/artikelremajatugas-perkembangan.html. Yayasan Sejiwa. (2008). Bullying : Mengatasi Kekerasan di Sekolah dan Lingkungan Sekitar Anak. Jakarta: Grasindo. Yudhi. (2008). Untaian Pertumbuhan dan Perkembangan Remaja Awal. Diakses 5 Mei 2008 dari http://yudhim.blogspot.com/2008/01/untaian-pertumbuhan-danperkembangan.html Ypha (2007). Bentuk Kebobrokan Mental. Jakarta. Diakses tanggal 13 September 2007darihttp://www.ypha.or.id/information.pgpsubaction=showfull&id=17801667 2&archive=&start-form=&ucat=2&
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 56
LAMPIRAN A Skala Try Out Kecenderungan Bullying Skala Penelitian Kecenderungan Bullying
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 57
KUESIONER Usia
: ……… Tahun
Jumlah Saudara
: ………
Urutan kelahiran
: Anak Sulung/ Tengah/ Bungsu (garis bawahi)
(termasuk anda)
Tanggal pengisian : …............................ 2008 Skala ini terdiri dari 90 buah pernyataan. Anda diminta untuk menyatakan pendapat Anda, dengan memberi tanda silang pada salah satu kolom dari 4 jawaban pilihan yang disediakan (STS, TS, S, dan SS). Keterangan : STS
: Sangat Tidak Sesuai
TS
: Tidak Sesuai
S
: Sesuai
SS
: Sangat Sesuai
Jawablah pernyataan dengan jujur sesuai dengan keadaan dan pengalaman diri Anda yang sebenarnya dan bukan berdasarkan apa yang dianggap benar. Dalam skala ini, apapun jawaban Anda adalah benar dan dijamin kerahasiaannya. Pastikan Anda telah mengisi keseluruhan pernyataan. Atas bantuan dan kerjasama Saudara, peneliti mengucapkan terimakasih.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 58
No. 1
Pernyataan Saya bergaul dengan semua teman tanpa ada yang saya beda-bedakan
2
Saya dengan sengaja membentak adik kelas agar mereka takut terhadap saya
3
Saya tidak akan mengatakan kesalahan teman di depan teman-teman lainnya
4
Saya berhak dan bisa mengatur apa yang harus dilakukan oleh teman-teman saya
5
Keadaan mental saya sama saja dengan temanteman pada umumnya
6
Saya akan menempeleng kepala teman saya bila perilakunya membuat saya marah
7
Saya tidak ambil pusing dengan penampilan teman saya yang mencolok, karena setiap orang memiliki kebebasan
8
Saya menginginkan adik kelas saya menunduk kepalanya ketika berjalan di depan saya
9
Saya tidak pernah menginginkan barang milik teman saya
10
Saya tidak pernah mengganggu teman perempuan di sekolah saya
11
Saya bersama teman-teman sekelompok suka mendiamkan dan tidak menjalin komunikasi dengan teman yang kami benci
12
Saya tidak pernah menginginkan menjadi orang yang mendominasi di kelas ataupun sekolah saya
13
Saya berusaha membuat teman-teman saya merasa nyaman secara fisik, ketika kami berinteraksi satu sama lain
STS
TS
S
SS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 59
No. 14
Pernyataan Saya ingin menghina teman yang kemampuannya berada di bawah saya
15
Terhadap teman yang berbeda paham dengan saya, saya tidak akan memaksanya untuk mengikuti saya
16
Saya memiliki kemampuan untuk menindas teman ataupun adik kelas
17
Saya merasa senang kalau bisa mengganggu teman yang sedang serius mengerjakan sesuatu
18
Saya tidak ingin membuat adik kelas merasa takut ketika berjumpa dengan saya
19
Saya bersama teman sekelompok ingin mengeroyok adik kelas yang tidak kami sukai gayanya
20
Melihat teman ataupun adik kelas dengan cara yang sopan lebih memberikan kenyamanan bagi diri saya pribadi
21
Teman-teman saya memiliki kemampuan yang sama dengan saya, sehingga tidak perlu ada pembeda-bedaan di antara kami
22
Saya adalah penentu keputusan di dalam kelompok ataupun di kelas
23
Bagi saya, menjulurkan lidah ketika bertemu teman yang saya benci adalah hal yang asyik dilakukan
24
Saya tidak akan menghasut teman-teman untuk mengejek salah satu teman
25
Saya sengaja melihat dengan tatapan sinis kepada teman yang perilakunya tidak sesuai
STS
TS
S
SS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 60
No. 26
Pernyataan Menunjukkan perilaku bernada ejekan, layak dilakukan kepada teman yang berperilaku tidak sopan
27
Saya adalah anak yang dominan di kelas ataupun di sekolah saya
28
Teman-teman memperlakukan saya secara wajar, biasa seperti teman lainnya
29
Saya memiliki kelompok khusus di sekolah yang disegani oleh teman dan adik kelas
30
Bagi saya, menendang bagian tubuh teman yang perilakunya tidak sopan merupakan kesempatan untuk mengekspresikan diri
31
Kekurangan teman saya anggap sebagai hal yang wajar sehingga tidak perlu untuk dipermasalahkan
32
Saya tidak akan meladeni teman yang memakimaki saya karena tidak ada untungnya bagi saya
33
Saya bersama teman sekelompok dengan sengaja mempermalukan teman yang penampilannya mencolok karena membuat kami senang
34
Kalaupun ada teman yang menjengkelkan, saya lebih suka membiarkannya daripada mengucilkannya
35
Saya kadang berusaha mengintip teman perempuan ketika mereka berada di toilet
36
Saya berniat menertawakan teman yang salah dalam menjawab pertanyaan dari guru
37
Saya tidak akan memberi tugas yang tidak masuk akal kepada adik kelas saya
STS
TS
S
SS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 61
No. 38
Pernyataan Saya bersama teman sekelompok bertekad untuk membuat teman lainnya tunduk dan mau menghormati kami
39
Saya berteman secara wajar dengan teman perempuan di sekolah saya
40
Saya dan teman sekelompok ingin memarahi adik kelas yang mengeluarkan bajunya
41
Saya tidak akan mengintimidasi adik kelas dengan alasan apapun
42
Merupakan hal yang menyenangkan kalau saya bersama teman sekelompok bisa mengucilkan salah satu teman di sekolah
43
Saya bukanlah anak yang spesial dan sama saja dengan teman lainnya
44
Bergaul dengan siapa saja, sesungguhnya menyenangkan bagi saya
45
Saya bersama teman-teman sekelompok memiliki kawasan atau daerah dimana kami berhak melakukan apapun disitu
46
Saya tidak membutuhkan pengakuan dari temanteman atas diri saya
47
Teman-teman mau menuruti apa yang saya dan teman sekelompok perintahkan kepada mereka
48
Mempermalukan teman yang penampilannya mencolok kepada teman lainnya adalah hal yang menyenangkan bagi saya
49
Saya tidak ingin berlagak seperti jagoan di sekolah
50
Saya berniat mencakar muka atau tubuh teman yang perilakunya tidak sopan karena memberi kepuasan hati bagi saya
STS
TS
S
SS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 62
No. 51
Pernyataan Bila ada teman yang penampilannya mencolok, saya tidak akan memperdulikannya
52
Berperilaku yang menunjukkan ancaman kepada teman tidak saya lakukan karena saya tidak mau diperlakukan demikian
53
Saya lebih senang jika saya diperlakukan sama oleh semua warga di sekolah
54
Saya berusaha mencari perhatian agar kududukan saya tetap diakui oleh teman-teman saya
55
Memukul teman yang perilakunya tidak sesuai adalah hal yang menyenangkan bagi saya
56
Saya berprinsip tidak akan menggunakan kekerasan fisik untuk memberi hukuman kepada teman saya
57
Saya berusaha menjaga eksistensi diri agar tetap dihormati oleh teman ataupun adik kelas
58
Saya suka mengancam teman yang tidak mau menuruti kemauan saya
59
Saya ingin menindas adik kelas, karena saya dulu juga diperlakukan demikian
60
Saya tidak akan mengganggu teman yang sedang mengerjakan sesuatu
61
Saya berkata secara langsung kepada teman bila ada yang ingin disampaikan.
62
Saya tidak suka memerintah apapun kepada teman-teman, karena saya tidak ingin berlagak seperti “boss”.
63
Dari segi penampilan, saya lebih terlihat garang dibanding teman-teman lain
STS
TS
S
SS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 63
No. 64
Pernyataan Saya memperlakukan adik kelas sama saja dengan teman satu angkatan
65
Saya tidak akan memukul teman, karena saya tidak ingin diperlakukan demikian
66
Saya menunjukkan senioritas saya di hadapan adik-adik kelas
67
Saya memanggil teman-teman sesuai dengan nama asli yang orangtua mereka berikan
68
Teman-teman mengakui kalau saya adalah seorang yang jagoan
69
Umumnya saya hanya diberi pujian oleh teman atas prestasi akademik saya saja
70
Saya dan teman satu kelompok sering memelototi adik kelas agar mereka merasa takut terhadap kami
71
Saya berniat untuk mengejek teman dengan memberi julukan nama kepada mereka
72
Kalau ada teman yang tidak melakukan yang saya minta kepadanya, saya tidak akan memaksanya
73
Saya bersama teman sekelompok merasa senang ketika teman perempuan yang kami ganggu secara fisik marah dan memberontak
74 75
Saya tidak mau terpengaruh teman untuk memberi julukan nama kepada teman di sekolah Saya sengaja meminta uang kepada teman karena saya menganggapnya sebagai lelucon saja
76
Saya tidak mau menggosipkan teman karena saya tidak mau diperlakukan demikian
77
Saya berniat memberi hukuman secara fisik kepada adik kelas yang berperilaku tidak sopan agar kapok
STS
TS
S
SS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 64
No. 78
Pernyataan Penampilan saya sama saja dengan teman-teman pada umumnya
79
Saya kadang mencoba untuk bersentuhan secara fisik dengan teman perempuan
80
Saya berteman secara wajar, tanpa perlu membentuk kelompok tertentu yang esklusif
81
Teman-teman menghormati kelompok saya karena wibawa dan kesenioran kami
82
Saya menunjukkan ekpresi muka yang sopan kepada teman sekalipun perilakunya tidak sesuai
83
Kalaupun ada teman yang membuat kesalahan, saya tidak akan mencelanya
84
Saya pernah bersama teman-teman mengirimkan surat kaleng kepada teman yang kami benci
85
Semua tempat di sekolah berhak dipakai oleh semua warga sekolah.
86
Saya dianggap sebagai “boss” oleh teman-teman saya
87
Saya memiliki fisik yang sama dengan temanteman umumnya
88
Saya bersama teman sekelompok menginginkan teman yang kami benci dikucilkan
89
Saya berusaha membuat nyaman teman perempuan ketika kami berinteraksi
90
Teman-teman selalu setuju terhadap ide yang saya usulkan kepada mereka
--Terimakasih--
STS
TS
S
SS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 65
KUESIONER Usia
: ……… Tahun
Jumlah Saudara
: ………
Urutan kelahiran
: Anak Sulung/ Tengah/ Bungsu (garis bawahi)
(termasuk anda)
Tanggal pengisian : …............................ 2008 Skala ini terdiri dari 48 buah pernyataan. Anda diminta untuk menyatakan pendapat Anda, dengan memberi tanda silang pada salah satu kolom dari 4 jawaban pilihan yang disediakan (STS, TS, S, dan SS). Keterangan : STS
: Sangat Tidak Sesuai
TS
: Tidak Sesuai
S
: Sesuai
SS
: Sangat Sesuai
Jawablah pernyataan dengan jujur sesuai dengan keadaan dan pengalaman diri Anda yang sebenarnya dan bukan berdasarkan apa yang dianggap benar. Dalam skala ini, apapun jawaban Anda adalah benar dan dijamin kerahasiaannya. Pastikan Anda telah mengisi keseluruhan pernyataan. Atas bantuan dan kerjasama Saudara, peneliti mengucapkan terimakasih.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 66
No. 1
Pernyataan Saya berhak dan bisa mengatur apa yang harus dilakukan oleh teman-teman saya
2
Saya akan menempeleng kepala teman, bila perilakunya membuat saya marah
3
Saya tidak pernah menginginkan barang milik teman saya
4
Saya bersama teman-teman sekelompok suka mendiamkan dan tidak menjalin komunikasi dengan teman yang kami benci
5
Saya tidak pernah menginginkan menjadi orang yang mendominasi di kelas ataupun sekolah saya
6
Terhadap teman yang berbeda paham dengan saya, saya tidak akan memaksanya untuk mengikuti saya
7
Saya memiliki kemampuan untuk menindas teman ataupun adik kelas
8
Saya merasa senang kalau bisa mengganggu teman yang sedang serius mengerjakan sesuatu
9
Saya bersama teman sekelompok ingin mengeroyok adik kelas yang tidak kami sukai gayanya
10
Saya tidak akan menghasut teman-teman untuk mengejek salah satu teman
11
Menunjukkan perilaku bernada ejekan, layak dilakukan kepada teman yang berperilaku tidak sopan
12
Saya memiliki kelompok khusus di sekolah yang disegani oleh teman dan adik kelas
STS
TS
S
SS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 67
No. 13
Pernyataan Bagi saya, menendang bagian tubuh teman yang perilakunya tidak sopan merupakan kesempatan untuk mengekspresikan diri
14
Saya tidak akan meladeni teman yang memakimaki saya karena tidak ada untungnya bagi saya
15
Saya bersama teman sekelompok dengan sengaja mempermalukan teman yang penampilannya mencolok karena membuat kami senang
16
Kalaupun ada teman yang menjengkelkan, saya lebih suka membiarkannya daripada mengucilkannya
17
Saya berniat menertawakan teman yang salah dalam menjawab pertanyaan dari guru
18
Saya bersama teman sekelompok bertekad untuk membuat teman lainnya tunduk dan mau menghormati kami
19
Saya berteman secara wajar dengan teman lawan jenis di sekolah saya
20
Adalah hal yang menyenangkan kalau saya bersama teman sekelompok bisa mengucilkan salah satu teman di sekolah
21
Saya bukanlah anak yang spesial dan sama saja dengan teman lainnya
22
Bergaul dengan siapa saja, sesungguhnya menyenangkan bagi saya
23
Saya bersama teman-teman sekelompok memiliki kawasan atau daerah dimana kami berhak melakukan apapun di situ
STS
TS
S
SS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 68
No. 24
Pernyataan Teman-teman mau menuruti apa yang saya dan teman sekelompok perintahkan kepada mereka
25
Mempermalukan teman yang penampilannya mencolok kepada teman lainnya adalah hal yang menyenangkan bagi saya
26
Saya berniat mencakar muka atau tubuh teman yang perilakunya tidak sopan karena memberi kepuasan hati bagi saya
27
Berperilaku yang menunjukkan ancaman kepada teman tidak saya lakukan karena saya tidak mau diperlakukan demikian
28
Saya lebih senang jika saya diperlakukan sama oleh semua warga di sekolah
29
Saya berkata secara langsung kepada teman bila ada yang ingin disampaikan.
30
Saya tidak suka memerintah apapun kepada teman-teman, karena saya tidak ingin berlagak seperti “boss”.
31
Saya memperlakukan adik kelas sama saja dengan teman satu angkatan
32
Saya tidak akan memukul teman, karena saya tidak ingin diperlakukan demikian
33
Saya memanggil teman-teman sesuai dengan nama asli yang orangtua mereka berikan
34
Teman-teman mengakui kalau saya adalah seorang yang jagoan
35
Saya dan teman satu kelompok sering memelototi adik kelas agar mereka merasa takut terhadap kami
STS
TS
S
SS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 69
No. 36
Pernyataan Saya berniat untuk mengejek teman dengan memberi julukan nama kepada mereka
37
Kalau ada teman yang tidak melakukan yang saya minta kepadanya, saya tidak akan memaksanya
38
Saya bersama teman sekelompok merasa senang ketika teman lawan jenis yang kami ganggu secara fisik, marah dan memberontak
39
Saya tidak mau terpengaruh teman untuk memberi julukan nama kepada teman di sekolah
40
Saya sengaja meminta uang kepada teman karena saya menganggapnya sebagai lelucon saja
41
Saya tidak mau menggosipkan teman karena saya tidak mau diperlakukan demikian
42
Teman-teman menghormati kelompok saya karena wibawa dan kesenioran kami
43
Saya menunjukkan ekpresi muka yang sopan kepada teman sekalipun perilakunya tidak sesuai
44
Kalaupun ada teman yang membuat kesalahan, saya tidak akan mencelanya
45
Semua tempat di sekolah berhak dipakai oleh semua warga sekolah.
46
Saya dianggap sebagai “boss” oleh teman-teman saya
47
Saya memiliki fisik yang sama dengan temanteman umumnya
48
Saya bersama teman sekelompok menginginkan teman yang kami benci dikucilkan
---- Terimakasih ---
STS
TS
S
SS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 70
LAMPIRAN B Skor/ Data Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 71
Subjek 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47
aitem1 2 2 2 1 2 2 2 2 2 1 3 2 1 2 2 1 2 2 2 1 2 2 1 1 2 1 2 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 1 1 3 1 1 2 2 1 2 1
aitem2 2 2 3 2 1 2 2 1 1 1 2 2 3 1 2 3 2 1 1 1 1 1 1 2 2 1 3 2 1 3 3 2 2 2 2 1 3 2 2 2 1 2 4 2 1 3 1
aitem3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 1 2 3 2 1 3 2 2 2 4 2 3 2 1 3 2 1 3 2 1 2 2 2 2 3 1 1 2 2 2 1 2 2 2 1
aitem4 2 2 2 2 1 3 2 2 2 1 1 1 1 2 1 2 2 3 2 2 1 2 1 1 2 1 2 2 1 2 1 1 3 2 2 2 2 1 2 2 3 3 2 2 2 2 1
aitem5 2 3 3 3 3 2 2 3 4 1 3 3 2 4 4 2 2 3 2 2 4 2 2 4 2 2 3 3 1 2 3 2 2 3 3 3 4 2 1 4 4 3 3 2 2 2 1
aitem6 2 2 2 2 1 3 2 1 3 3 2 2 2 3 2 2 2 2 1 2 3 3 1 2 2 1 2 2 1 2 1 2 2 3 2 2 4 1 2 2 1 2 4 2 1 1 1
aitem7 2 2 2 1 1 2 1 2 1 1 1 2 3 1 2 2 2 2 1 2 1 2 2 1 2 1 1 2 1 2 1 1 2 1 2 2 1 1 2 2 1 1 2 1 1 1 1
aitem8 2 2 2 2 1 3 1 2 1 2 1 1 4 2 2 1 1 2 3 2 1 2 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 3 2 2 1 2 1 2 2 1 2 3 1 1 1 2
aitem9 2 2 3 2 4 2 4 3 3 4 4 4 2 4 2 4 2 2 3 1 4 3 2 1 2 1 4 3 4 2 2 4 2 4 2 1 1 4 4 1 3 3 4 4 1 4 1
aitem10 2 3 2 3 3 2 1 4 3 4 2 2 2 3 2 4 2 3 2 3 1 1 1 2 2 1 2 3 4 2 1 1 3 3 2 1 2 1 2 1 1 1 4 3 2 2 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 72
48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95
1 1 2 1 2 2 4 1 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 1 2 2 1 2 2 1 2 3 1 1 2 1 2 1 1 1 2 1 1 2 2 2 2 1 2 2
2 3 2 2 1 1 2 2 3 1 3 2 2 1 2 1 2 1 1 3 2 2 1 2 1 2 1 2 1 3 2 2 3 2 2 2 1 2 2 2 2 2 3 2 2 1 3 1
3 4 2 3 2 2 1 2 2 3 2 2 2 1 2 2 3 2 1 2 2 4 3 2 2 1 2 2 2 3 1 4 2 3 1 3 1 1 2 2 2 3 3 3 1 4 1 3
1 2 2 2 2 1 2 2 3 1 2 1 1 3 3 1 3 3 1 2 2 2 2 2 1 1 2 1 2 1 2 1 2 2 1 1 1 1 2 1 1 2 2 1 3 1 1 2
4 2 3 3 2 3 2 4 4 3 2 3 2 2 2 2 3 2 1 2 1 1 2 3 2 3 2 3 1 2 1 3 3 3 4 2 1 2 3 3 2 3 3 2 3 1 2 2
2 2 2 2 1 1 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 1 2 2 1 2 2 1 1 1 1 3 2 2 2 1 2 2 2 2 3 3 2 2 1 1 1
1 1 2 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 2 4 1 1 2 2 1 2 1 1 2 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 1 2 1
1 2 2 2 1 2 1 2 2 1 1 1 2 2 1 2 2 1 1 1 2 2 1 2 2 1 2 1 1 1 1 1 2 2 2 1 1 1 1 1 1 2 2 2 1 3 1 2
4 4 3 3 2 1 2 2 3 4 4 4 4 4 2 4 3 1 2 4 3 4 3 3 4 4 2 1 1 1 2 4 2 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 1 3 2 2
2 3 2 3 3 1 1 3 3 2 2 4 2 4 4 2 2 1 4 3 3 1 1 3 2 4 2 2 4 1 1 1 2 3 1 2 1 1 2 2 2 3 3 2 2 2 1 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 73
96 97 98 99 100 101 102 103 104 105 106 107 108 109 110 111 112 113 114 115 116 117 118 119 120 121 122 123 124 125 126 127 128 129
2 1 2 2 1 2 1 1 2 1 2 1 1 1 2 3 1 2 3 2 2 2 1 2 1 1 2 2 2 1 2 1 1 2
2 2 2 3 1 1 2 1 2 1 1 2 1 2 2 1 1 3 2 2 1 1 2 3 1 2 2 2 3 2 2 2 1 2
2 2 2 2 1 3 2 1 3 2 2 1 1 1 3 2 1 3 2 2 4 4 1 3 2 3 2 3 2 2 3 3 1 3
2 1 2 2 3 2 2 1 2 3 3 2 1 2 2 2 1 2 2 2 1 1 2 1 1 3 3 3 2 2 1 1 4 2
4 1 1 3 4 2 2 1 2 4 2 2 1 1 2 3 3 4 4 2 2 3 1 3 2 2 2 2 2 3 3 3 1 3
3 1 2 3 1 2 3 1 2 2 2 2 2 2 2 2 1 4 2 2 1 4 2 3 1 2 2 2 3 2 2 2 1 2
3 1 1 1 1 2 1 1 2 1 2 1 1 1 2 2 1 1 2 2 1 1 2 2 1 2 1 2 2 1 1 1 1 2
4 1 2 1 1 3 2 2 2 1 2 2 1 1 1 2 2 2 2 2 1 1 2 2 1 2 1 2 1 1 1 2 3 2
2 4 4 1 4 2 1 4 3 1 2 2 1 1 2 1 1 1 4 1 3 1 1 2 1 2 1 2 1 1 1 1 3 2
3 1 2 3 3 3 2 4 3 2 2 2 2 2 2 3 4 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 3 3 1 2 2 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 74
aitem11 2 3 3 2 3 3 1 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 1 1 2 2 1 2 3 2 2 2 2 2 2 1 3 4 3 3 3 3 2 1 1
aitem12 2 3 3 2 2 2 2 3 3 1 3 2 2 1 2 2 2 2 4 1 2 4 2 1 3 3 3 2 1 2 1 2 2 2 2 3 2 3 2 2 1 1 3 2 2 1 2
aitem13 2 2 2 1 2 2 1 2 2 1 2 2 3 1 3 1 2 2 2 2 2 1 1 1 2 1 2 1 1 2 1 2 1 2 4 1 1 1 3 3 2 2 1 2 2 1 3
aitem14 2 2 2 2 2 2 3 3 3 4 2 1 3 2 2 2 3 2 3 2 4 1 1 2 2 1 3 2 4 3 3 1 2 3 2 1 4 4 3 1 2 2 1 3 1 1 1
aitem15 1 3 2 2 1 2 1 1 2 1 2 1 2 1 2 2 2 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 2 1 2 1 2 1 1 3 1 2 3 4 4 4 1 4 1 1
aitem16 2 2 2 2 4 2 2 2 1 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 2 2 1 2 2 1 2 2 2 1 4 1 2 2 2 2 3 2 1 1 1
aitem17 3 2 2 2 2 3 1 2 1 2 2 2 3 2 3 2 2 2 3 1 2 2 2 2 2 1 2 2 1 3 2 2 2 2 2 1 2 1 2 4 3 3 4 2 2 1 1
aitem18 2 2 3 2 1 2 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 2 3 1 1 3 1 1 1 1 2 2 1 2 1 1 2 2 2 1 1 1 2 1 1 2 1 2 1 2 2
aitem19 2 2 2 2 2 3 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 1 1 2 2 1 2 1 2 3 2 2 2 1 1 2 2 1 1 1 2 2 3 3
aitem20 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 1 1 2 2 1 2 1 3 2 1 3 1 1 1 1 2 2 1 2 1 1 2 2 2 1 1 1 2 1 3 3 1 2 2 1 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 75
2 2 2 2 2 1 3 2 3 3 1 1 2 1 2 3 3 2 2 2 3 2 2 2 2 3 3 3 2 4 1 2 3 3 3 3 1 2 2 2 2 3 3 3 2 2 3 2
2 3 2 2 3 2 2 2 3 3 4 3 2 3 4 2 2 1 2 2 1 2 2 2 2 3 2 1 1 3 1 2 2 2 2 2 3 3 2 2 3 2 2 1 2 2 3 2
2 2 2 1 2 1 1 1 3 2 1 2 2 2 1 3 2 4 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 3 2 1 2 3 2 2 1 2 2 2 1 2 3 2 1 1 2 2
3 3 3 3 1 1 3 3 3 4 4 3 1 4 4 3 4 3 2 2 2 1 1 2 1 1 2 2 3 4 2 4 2 2 2 1 1 1 2 2 2 3 2 2 3 3 3 2
1 1 2 2 1 1 1 1 3 1 1 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 1 1 1 2 1 1 2 1 1 2 1 2 4 2 2 1 1 2 2 1 2 2 2 1 2 2 1
2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 1 1 3 2 1 2 2 2 1 1 2 2 3 2 1 2 3 2 1 2 3 2 2 1 3 2 2 2 2 2 3 2 2 1 2
2 2 2 2 2 2 2 3 3 1 1 2 2 1 1 3 3 2 2 2 3 2 2 2 2 1 2 2 2 1 1 1 2 3 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 4 2 2
2 1 2 2 1 1 2 2 3 2 2 2 1 2 1 2 1 1 2 2 1 1 1 2 2 1 2 1 1 1 1 1 2 2 2 1 1 1 1 1 1 2 2 2 1 3 1 2
2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 1 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 2 2 1 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2
2 1 2 2 2 2 1 2 3 1 1 1 2 1 1 1 2 2 2 2 1 1 2 2 1 1 2 2 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 2 2 1 2 2 2 2 1 2 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 76
2 1 2 3 1 2 2 1 2 3 3 2 2 3 3 2 3 2 4 2 2 1 3 2 1 3 1 3 1 2 1 3 4 2
3 1 2 2 2 2 3 3 2 1 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 3 3 3 2 2 2
2 1 2 1 3 2 1 2 2 2 3 2 1 2 1 1 2 4 3 2 2 1 3 2 1 2 1 3 1 2 2 2 2 2
2 2 2 2 2 1 1 4 2 4 2 3 3 3 2 3 3 4 4 2 2 1 3 2 2 2 1 3 1 1 2 2 4 2
2 2 1 2 4 3 1 1 2 1 1 2 1 1 1 2 1 3 3 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2
3 2 2 2 1 1 2 1 3 2 3 2 2 2 2 1 1 4 2 2 2 2 2 2 4 2 1 3 2 2 1 2 4 2
3 3 2 2 4 1 2 1 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 4 2 2 2 2 2 1 2 2 3 2 2 2 3 3 2
3 4 1 2 1 2 1 1 2 1 2 2 1 1 2 1 2 1 1 1 2 1 2 2 1 2 1 3 1 2 1 1 3 2
3 2 2 2 1 3 2 3 2 2 1 2 2 3 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 3 3 1 3 2 2 2 2 1 2
2 2 2 2 1 1 2 1 2 2 2 2 1 1 2 2 2 1 1 2 1 1 2 2 1 2 1 2 1 1 1 2 3 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 77
aitem21 2 2 3 2 1 2 2 1 2 1 2 1 2 2 2 1 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 3 1 2 1 2 3 2 3 2 1 2 2 2 1 1 3 2 1 1 2
aitem22 2 2 3 2 1 2 1 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 1 1 3 2 1 1 2 2 2 2 2 1 2 3 1 2 2 2 3 2 2 1 2 3 1 1 2 1 1 3
aitem23 1 2 2 2 2 2 2 1 2 1 3 2 2 1 2 1 2 2 2 1 1 1 2 1 4 1 2 1 1 1 1 2 1 2 1 2 1 1 2 1 1 1 4 2 1 2 2
aitem24 2 2 2 2 2 2 1 2 2 1 2 2 2 1 2 1 2 2 1 1 1 1 1 2 2 1 2 1 1 2 1 2 1 2 1 2 1 1 2 1 3 2 1 1 2 2 1
aitem25 1 2 3 2 2 3 1 1 1 2 2 1 3 1 4 2 2 2 3 1 1 1 2 2 2 1 2 2 1 1 3 1 3 2 2 1 1 1 2 4 4 4 2 2 2 1 1
aitem26 2 2 3 1 2 2 1 2 2 1 2 2 1 1 3 2 2 1 2 1 2 1 1 1 1 1 2 3 1 3 1 2 1 2 1 1 2 1 2 3 1 1 3 1 2 1 1
aitem27 2 2 2 2 3 3 1 1 2 1 2 2 1 4 2 1 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 1 3 1 3 2 2 3 2 3 1 2 2 2 1 1 1 1 2 3 1 1
aitem28 2 2 2 2 2 2 2 1 3 1 1 1 2 3 2 2 2 2 1 2 1 1 2 3 2 2 2 1 1 4 1 1 1 3 1 1 1 2 2 1 4 4 4 2 2 2 1
aitem29 3 2 2 1 2 1 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 1 1 2 2 2 2 2 1 3 2 2 2 2 2 1 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 1
aitem30 2 2 3 2 4 3 2 2 2 1 3 1 1 3 2 1 2 1 1 1 1 4 2 2 2 3 1 3 1 2 1 1 3 2 3 1 2 1 2 1 1 2 2 2 1 1 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 78
2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 1 2 2 1 2 1 3 2 1 2 1 2 2 2 2 3 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 1 2 3 2 2
1 4 2 2 3 3 2 1 2 2 1 2 1 3 1 1 3 2 2 2 1 1 1 2 1 1 2 2 1 2 1 1 2 1 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 1 1 3 1
2 1 2 2 2 1 1 2 3 2 2 2 1 2 1 1 2 1 2 2 2 2 2 1 1 4 2 1 1 3 1 1 2 2 1 2 1 2 1 2 1 2 2 2 1 3 2 1
2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 1 1 1 1 2 2 2 2 1 1 1 1 2 3 2 2 2 3 2 1 2 2 4 1 1 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1
2 2 2 2 2 1 1 3 3 1 1 2 1 1 2 3 2 1 2 2 1 1 2 2 2 3 2 1 1 2 1 1 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
2 2 2 1 2 1 1 2 3 1 1 1 2 1 1 2 2 1 2 1 1 1 1 1 1 4 2 1 1 1 2 1 2 2 1 1 1 3 2 2 1 2 2 2 2 3 3 1
1 2 2 2 1 1 1 2 2 2 1 2 3 1 2 3 2 3 2 2 1 4 1 3 2 1 2 3 4 1 1 3 2 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1
1 1 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 3 1 1 1 2 1 3 1 1 1 1 1 2 1 1 1 3 2 1 2 2 4 2 2 1 1 2 2 2 2 2 1 4 2 2 1
2 2 2 2 2 2 1 2 2 1 2 2 2 1 2 2 3 2 2 2 2 1 1 2 2 1 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 3 2 3 2 1 2 2
2 2 3 2 1 2 1 3 2 1 1 2 2 1 1 1 2 3 3 2 1 1 1 2 2 3 2 3 2 1 1 2 3 2 2 2 1 1 2 3 2 2 3 2 1 4 1 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 79
2 1 2 2 4 2 1 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 1 3 2 1 1 2 1 2
4 2 2 2 1 3 2 3 3 3 3 2 2 3 2 3 2 2 2 2 1 4 1 2 2 3 1 2 3 1 1 2 3 2
2 1 1 2 1 2 1 2 2 1 1 2 1 3 2 2 2 1 1 2 2 1 2 2 1 2 1 2 2 1 1 1 1 2
3 2 1 2 1 1 1 1 2 1 2 2 1 1 2 2 2 1 1 2 2 1 2 2 1 2 1 2 2 2 1 1 1 2
2 2 3 2 1 1 2 1 2 1 2 2 1 1 2 2 2 1 4 2 2 1 2 2 2 2 1 2 1 2 1 2 4 2
2 2 2 2 1 1 2 1 2 2 1 2 1 2 2 1 1 2 3 2 2 1 2 2 2 2 2 3 2 1 2 2 4 2
4 2 1 2 2 2 1 1 3 3 1 2 1 3 1 1 1 2 1 2 4 3 2 2 2 2 2 2 1 1 3 3 1 2
3 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 2 2 1 2 1 1 1 1 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2
4 2 2 2 4 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2
3 2 1 2 1 2 1 1 2 2 2 2 2 1 2 1 1 2 1 3 2 2 2 2 3 2 2 2 4 2 1 2 1 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 80
aitem31 2 2 2 2 2 1 2 2 3 1 2 1 1 1 3 2 2 1 1 2 1 1 2 2 1 2 2 2 1 3 2 2 2 3 2 1 2 2 2 3 3 3 1 2 2 3 1
aitem32 2 1 2 1 2 1 1 2 2 1 2 1 2 1 2 2 2 2 1 2 1 3 2 1 2 1 1 1 1 3 1 2 1 2 1 1 2 2 2 2 1 1 2 2 1 1 2
aitem33 2 3 2 2 2 1 2 2 2 1 3 1 2 1 1 1 2 2 3 2 1 3 1 1 1 1 2 4 1 2 3 1 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 4 2 2 1 1
aitem34 1 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 1 1 2 1 2 1 2 1 2 2 1 2 2 1 1 2 1 1 2 1 2 2 2 2 2 2 1 3 1
aitem35 2 2 2 2 1 2 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 2 2 2 1 2 2 1 2 2 2 2 1 4 2 1 3 1 2 1 2 1 2 3 3 3 1 2 2 1 1
aitem36 3 2 3 3 1 2 2 1 2 1 3 1 3 2 2 2 2 2 3 1 1 3 1 1 1 1 2 3 1 2 3 1 3 2 2 1 2 1 2 3 3 3 3 2 2 2 1
aitem37 2 2 2 3 3 2 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 1 1 2 1 2 2 3 1 3 3 4 3 3 2 2 3 3 1 2 3 3 3 1 2 1 3 2 3 1
aitem38 3 3 2 2 4 2 4 4 3 4 3 1 3 4 3 1 3 4 1 3 1 1 2 4 4 1 3 4 4 3 4 3 3 4 3 1 1 4 4 2 1 1 1 2 1 4 1
aitem39 3 2 3 2 2 3 1 2 2 2 2 1 3 3 2 2 2 2 3 2 1 1 3 2 3 1 2 2 4 2 2 1 1 2 1 1 1 1 2 2 2 2 1 2 2 1 4
aitem40 2 3 2 3 1 3 2 3 2 1 2 2 1 2 2 2 2 1 1 3 2 1 2 1 2 1 2 2 1 2 1 2 3 2 2 1 1 1 2 2 2 2 3 1 2 2 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 81
2 1 2 2 4 1 1 2 3 1 3 2 2 1 1 2 3 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 3 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3
2 1 2 2 2 1 1 2 2 1 1 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 1 1 1 2 2 1 2 4 1 2 2 2 2 2 1 2 2 1 2 1 2 2 2 1 1 2 2
2 1 2 2 2 1 2 3 3 1 1 2 2 1 1 3 2 1 2 1 2 2 2 2 2 3 2 1 3 1 1 1 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 4 1 2 1
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 1 4 1 2 1 1 2 1 1 1 1 2 2 2 1 1 3 1 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 4 2 1 2 1
2 1 2 2 1 1 2 2 3 2 1 2 1 1 1 1 2 1 2 2 2 1 1 2 2 2 2 1 2 1 2 1 2 2 2 2 1 1 1 2 1 2 2 2 2 2 1 2
2 2 2 2 2 2 1 2 3 1 2 2 1 1 1 3 2 1 2 2 2 2 2 2 2 4 2 1 1 1 3 1 2 2 2 2 1 1 2 2 2 3 2 2 2 1 2 2
3 1 3 2 4 2 2 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 2 3 1 1 2 3 4 3 2 3 2 2 2 3 2 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 4 2 3
3 4 3 3 4 1 2 2 2 3 1 3 4 4 4 2 3 3 3 3 4 4 1 3 4 1 3 2 4 1 1 3 1 2 2 1 1 2 2 2 1 2 2 2 1 4 2 3
2 2 2 2 2 3 1 2 3 2 1 2 1 4 1 3 3 2 2 3 3 3 2 1 2 2 2 2 2 1 3 2 2 3 2 1 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2 3
2 1 2 2 2 1 1 2 3 2 2 2 2 1 1 3 2 2 2 2 3 1 1 2 2 2 2 2 1 2 1 2 1 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 82
4 2 2 3 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 1 2 3 2 3 1 2 3 2 1 2 4 2
4 1 1 2 1 2 1 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 1 2 1 2 4 2
4 2 2 2 4 1 2 1 2 2 3 3 2 2 2 3 1 2 1 2 2 1 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 3
4 2 2 2 1 1 2 1 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2
3 2 2 2 4 3 1 1 2 1 2 2 1 1 2 2 1 2 3 2 2 1 2 2 1 1 2 2 1 1 1 2 1 2
2 2 1 3 4 2 2 1 2 2 2 3 1 1 2 2 2 2 3 2 2 1 2 2 1 1 2 3 2 2 2 2 3 2
1 3 3 2 3 2 2 4 3 2 3 3 3 3 2 3 4 3 3 2 3 4 3 2 1 2 2 2 2 2 1 2 2 3
4 3 3 2 4 1 2 4 3 3 4 3 4 4 2 4 4 4 2 2 3 1 4 2 3 1 1 2 2 1 1 3 2 2
2 3 2 2 4 2 2 4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 3 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 3 3 2
2 2 2 3 3 3 2 1 1 2 1 3 1 1 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 1 2 1 3 2 1 2 2 3 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 83
aitem41 2 2 2 1 4 3 1 2 2 2 2 1 1 4 2 2 2 2 2 1 1 4 4 1 2 1 1 1 4 3 1 1 1 2 1 1 2 2 2 2 1 1 1 2 1 1 1
aitem42 3 2 3 2 3 1 1 3 3 1 2 2 1 1 3 2 2 2 1 3 2 1 2 2 3 1 2 2 1 3 1 1 2 3 2 2 1 3 2 4 2 2 1 2 3 2 4
aitem43 2 3 2 2 2 1 2 2 3 2 2 1 3 3 2 2 3 2 2 1 2 1 2 2 1 3 3 3 1 3 4 2 3 3 3 1 2 2 2 1 2 2 1 2 2 1 4
Aitem44 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 1 3 2 2 1 2 2 3 2 1 1 2 2 1 2 2 1 1 2 3 2 1 3 1 1 3 2 3 2 1 1 1 2 1 1 1
aitem45 1 1 2 3 3 1 2 2 2 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 1 2 3 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 3 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1
aitem46 2 2 2 4 1 2 1 2 2 2 2 1 1 1 2 1 2 1 1 2 1 4 1 1 2 1 2 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 2 1
aitem47 3 2 2 2 3 1 2 2 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 3 2 3 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 1 2 2 1 2 2 2 1
aitem48 2 2 3 1 1 1 1 2 2 1 2 1 2 2 1 1 2 2 3 1 1 1 1 1 2 1 2 2 1 2 1 2 2 2 2 1 2 1 2 2 3 3 1 2 1 1 1
Total 99 104 112 97 100 99 83 96 105 78 102 73 96 95 103 85 96 94 93 80 75 86 81 81 91 67 98 100 69 111 86 76 96 108 93 67 92 75 100 99 95 96 101 94 79 79 72
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 84
2 1 2 2 2 2 1 3 2 1 1 2 2 1 1 3 2 4 2 2 2 4 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 4
2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 3 2 4 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 1 1 3 1 2 2 3 2 1 1 1 2 2 3 2 3 2 2 3 3 3
2 2 2 2 1 1 2 2 2 1 1 2 2 4 3 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 1 3 2 1 3 2 2 2 2 3 1 1 2 2 3 2 3 1 1 3 2
3 1 2 2 1 2 2 2 3 2 1 2 2 1 2 2 3 2 3 2 2 2 1 1 2 2 1 2 3 1 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 3 2
2 1 2 3 3 3 1 2 3 1 1 2 1 1 2 1 1 2 2 1 1 1 2 1 2 4 2 2 1 2 1 2 2 3 1 2 1 3 1 2 2 1 3 2 1 4 2 1
2 2 2 1 2 2 2 1 2 1 2 2 2 1 2 3 2 2 2 2 1 1 1 1 2 4 2 2 1 3 1 2 2 3 2 1 1 1 1 2 2 1 2 1 2 1 2 2
2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 1 1 4 3 3 2 2 1 2 1 1 2 2 1 2 2 1 1 1 2 2 3 2 2 2 1 2 2 2 1 3 2 2 3 2 2
1 1 2 1 1 1 2 1 3 1 1 1 1 1 4 2 2 2 1 1 1 2 1 2 1 2 2 2 1 1 2 1 2 2 2 1 1 1 1 2 2 2 2 2 1 1 1 1
96 89 102 97 91 76 77 99 122 87 82 98 86 90 94 99 110 88 93 96 91 83 68 90 91 101 94 78 86 86 69 84 101 109 90 75 62 71 85 92 84 103 109 99 87 100 96 90
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 85
4 2 1 2 1 2 1 1 3 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 4 2 2 2 4 2 2 2 2 2 2 2 2 2
2 2 2 4 1 3 1 4 2 1 3 2 1 4 2 2 4 1 4 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 3 3 2 2 2
2 2 1 3 1 2 1 4 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 3 3 2 3 4 3 3 2 3 2 1 3 4 2
3 2 2 3 1 2 2 1 2 3 3 3 2 2 2 2 1 3 2 2 2 2 3 2 1 2 1 3 1 2 1 3 3 2
2 2 1 2 1 1 2 1 1 3 3 2 2 1 1 3 2 3 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 3 2 4 2
1 1 1 2 1 1 1 1 2 1 2 2 1 1 2 1 2 1 4 3 2 2 2 2 1 1 2 2 2 1 2 2 4 2
2 2 2 2 1 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 3
2 3 1 2 2 1 1 1 2 1 2 2 1 2 2 1 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 1 2 1 1 1 2 2 2
129 90 85 103 95 90 78 83 101 91 100 101 75 88 93 97 91 99 108 96 96 85 97 101 81 98 79 111 91 82 77 98 113 102
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 86
LAMPIRAN C Reliabilitas Skala Bullying (Try Out) Reliabilitas Skala Bullying (Penelitian)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 87
Reliability
Case Processing Summary N Cases
Valid
% 110
99.1
1
.9
Excluded (a) Total
111 100.0 a Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha .880
Cronbach's Alpha Based on Standardized Items .886
N of Items 90
Item-Total Statistics
satu
Scale Mean if Item Deleted 176.16
Scale Variance if Item Deleted 292.377
Corrected Item-Total Correlation .194
Squared Multiple Correlation .
Cronbach's Alpha if Item Deleted .879
dua
176.02
291.981
.288
.
.879
tiga
175.58
295.512
.046
.
.881
empat
176.15
285.924
.429
.
.877
lima
175.67
299.470
-.110
.
.883
enam
176.00
289.468
.260
.
.879
tujuh
176.01
297.018
-.012
.
.881
delapan
176.25
294.485
.091
.
.880
sembilan
175.78
287.585
.360
.
.878
sepuluh
175.55
295.094
.059
.
.881
sebelas
176.07
286.343
.458
.
.877
duabelas
175.80
290.363
.301
.
.878
tigabelas
176.23
294.930
.081
.
.880
empatbelas
176.51
292.362
.208
.
.879
limabelas
175.95
291.557
.304
.
.878
enambelas
176.32
287.357
.417
.
.877
tujuhbelas
176.39
289.323
.343
.
.878
delapanbelas
176.03
293.403
.098
.
.881
sembilanbelas
176.38
287.339
.355
.
.878
duapuluh
176.22
294.337
.129
.
.880
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 88
duasatu
176.06
293.326
.149
.
.880
duadua
176.03
295.054
.137
.
.880
duatiga
176.16
292.413
.255
.
.879
duaempat
175.74
287.499
.331
.
.878
dualima
175.85
292.125
.216
.
.879
duaenam
175.78
286.631
.441
.
.877
duatujuh
175.98
293.357
.162
.
.880
duadelapan
176.09
291.129
.288
.
.878
duasembilan
175.99
285.367
.505
.
.876
tigapuluh
176.35
288.779
.375
.
.878
tigasatu
175.94
298.739
-.081
.
.883
tigadua
175.99
288.394
.283
.
.878
tigatiga
176.10
286.880
.501
.
.876
tigaempat
175.78
289.548
.353
.
.878
tigalima
176.63
294.273
.113
.
.880
tigaenam
175.95
288.584
.375
.
.878
tigatujuh
175.80
292.015
.183
.
.880
tigadelapan
176.32
288.476
.458
.
.877
tigasembilan
176.15
291.483
.285
.
.878
empatpuluh
175.69
293.427
.114
.
.880
empatsatu
175.69
294.674
.079
.
.881
empatdua
176.35
287.662
.438
.
.877
empattiga
176.17
289.300
.402
.
.877
empatempat
176.35
289.534
.367
.
.878
empatlima
176.33
290.736
.331
.
.878
empatenam
175.70
295.184
.066
.
.881
empattujuh
176.27
290.787
.310
.
.878
empatdelapan
176.12
288.068
.371
.
.877
empatsembilan
175.92
291.782
.164
.
.880
limapuluh
176.39
287.690
.467
.
.877
limasatu
175.76
292.586
.236
.
.879
limadua
176.15
286.236
.432
.
.877
limatiga
176.12
290.124
.295
.
.878
limaempat
176.10
292.678
.237
.
.879
limalima
175.99
292.486
.138
.
.880
limaenam
175.88
293.133
.132
.
.880
limatujuh
175.50
295.647
.034
.
.881
limadelapan
176.21
291.727
.269
.
.879
limasembilan
176.01
287.752
.302
.
.878
enampuluh
175.99
294.009
.112
.
.880
enamsatu
176.16
289.202
.398
.
.877
enamdua
176.29
290.006
.282
.
.878
enamtiga
176.02
293.009
.169
.
.880
enamempat
175.95
289.814
.354
.
.878
enamlima
176.14
288.045
.359
.
.878
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 89
enamenam
175.75
300.976
-.191
.
.883
enamtujuh
175.80
286.932
.433
.
.877
enamdelapan
176.22
289.695
.414
.
.878
enamsembilan
175.45
294.048
.124
.
.880
tujuhpuluh
176.30
287.276
.446
.
.877
tujuhsatu
175.98
286.403
.499
.
.876
tujuhdua
176.06
289.712
.353
.
.878
tujuhtiga
176.04
288.531
.317
.
.878
tujuhempat
175.65
285.421
.457
.
.876
tujuhlima
176.13
289.048
.367
.
.878
tujuhenam
175.92
286.223
.401
.
.877
tujuhtujuh
175.94
288.023
.323
.
.878
tujuhdelapan
176.00
293.028
.202
.
.879
tujuhsembilan
176.20
291.501
.211
.
.879
delapanpuluh
176.05
292.859
.288
.
.879
delapansatu
176.04
290.751
.314
.
.878
delapandua
175.80
290.583
.307
.
.878
delapantiga
175.69
288.821
.334
.
.878
delapanempat
176.18
292.792
.205
.
.879
delapanlima
176.19
289.183
.317
.
.878
delapanenam
176.35
289.201
.385
.
.878
delapantujuh
176.02
290.624
.342
.
.878
delapandelapan
176.22
288.576
.386
.
.877
delapansembilan
176.04
294.366
.126
.
.880
sembilanpuluh
175.79
295.727
.049
.
.881
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 90
Reliability Case Processing Summary N Cases
Valid
111
% 100.0
0
.0
Excluded (a) Total
111 100.0 a Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha .900
Cronbach's Alpha Based on Standardized Items .902
N of Items 48
Item-Total Statistics
empat
Scale Mean if Item Deleted 90.62
Scale Variance if Item Deleted 163.274
Corrected Item-Total Correlation .351
Squared Multiple Correlation .
Cronbach's Alpha if Item Deleted .899
enam
90.46
163.705
.298
.
.900
sembilan
90.23
162.799
.367
.
.898
sebelas
90.54
161.905
.477
.
.897
duabelas
90.27
165.417
.289
.
.899
limabelas
90.41
166.390
.286
.
.899
enambelas
90.78
163.116
.409
.
.898
tujuhbelas
90.86
163.670
.392
.
.898
sembilanbelas
90.84
162.210
.387
.
.898
duaempat
90.20
163.651
.299
.
.900
duaenam
90.24
162.586
.429
.
.898
duasembilan
90.47
161.833
.479
.
.897
tigapuluh
90.82
164.276
.359
.
.899
tigadua
90.45
163.650
.284
.
.900
tigatiga
90.55
161.868
.523
.
.897
tigaempat
90.25
164.299
.375
.
.898
tigaenam
90.41
162.916
.432
.
.898
tigadelapan
90.78
164.407
.416
.
.898
tigasembilan
90.61
165.676
.315
.
.899
empatdua
90.83
162.980
.451
.
.897
empattiga
90.65
164.775
.375
.
.898
empatempat
90.82
163.949
.413
.
.898
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 91
empatlima
90.79
165.111
.362
.
.899
empattujuh
90.74
165.340
.326
.
.899
empatdelapan
90.57
162.193
.428
.
.898
limapuluh
90.86
163.597
.443
.
.898
limadua
90.60
162.132
.427
.
.898
limatiga
90.59
165.118
.291
.
.899
enamsatu
90.62
164.056
.414
.
.898
enamdua
90.75
164.681
.292
.
.899
enamempat
90.41
164.627
.369
.
.898
enamlima
90.60
164.405
.306
.
.899
enamtujuh
90.27
162.472
.445
.
.897
enamdelapan
90.68
163.912
.469
.
.897
tujuhpuluh
90.77
162.090
.500
.
.897
tujuhsatu
90.43
161.466
.527
.
.896
tujuhdua
90.53
164.742
.355
.
.899
tujuhtiga
90.50
162.743
.371
.
.898
tujuhempat
90.11
161.315
.457
.
.897
tujuhlima
90.59
163.481
.411
.
.898
tujuhenam
90.39
162.403
.385
.
.898
delapansatu
90.50
166.052
.279
.
.899
delapandua
90.27
165.744
.285
.
.899
delapantiga
90.15
163.785
.349
.
.899
delapanlima
90.66
165.282
.262
.
.900
delapanenam
90.81
163.500
.446
.
.898
delapantujuh
90.49
166.088
.296
.
.899
delapandelapan
90.68
163.621
.397
.
.898
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 92
LAMPIRAN D Hasil Analisis Uji Normalitas Hasil Analisis Uji Homogenitas Hasil Analisis Anova
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 93
Case Processing Summary Cases Valid N Kecenderungan bullying
129
Missing
Percent 100.0%
N 0
Total
Percent .0%
N
Percent 100.0%
129
Descriptives
Kecenderungan bullying
Statistic 91.53
Mean 95% Confidence Interval for Mean
Lower Bound
Std. Error 1.031
89.49
Upper Bound
93.57
5% Trimmed Mean
91.52
Median
93.00
Variance
137.251
Std. Deviation
11.715
Minimum
62
Maximum
129
Range
67
Interquartile Range
16
Skewness Kurtosis
-.020
.213
.295
.423
Tests of Normality Kolmogorov-Smirnov(a) Statistic Kecenderungan bullying .076 a Lilliefors Significance Correction
df 129
Sig. .064
Shapiro-Wilk Statistic .986
df 129
Sig. .195
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 94
Kecenderungan bullying Normal Q-Q Plot of Kecenderungan bullying
3
Expected Normal
2
1
0
-1
-2
-3 60
70
80
90
100
110
120
130
Observed Value
Detrended Normal Q-Q Plot of Kecenderungan bullying
0.8
Dev from Normal
0.6
0.4
0.2
0.0
-0.2
-0.4 60
70
80
90
100
Observed Value
110
120
130
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 95
Oneway Descriptives Skor Kuesioner N
Mean
Std. Deviation
Std. Error
95% Confidence Interval for Mean Lower Upper Bound Bound 87.82 95.11
Sulung
43
91.47
11.835
1.805
Tengah
43
88.60
12.052
1.838
84.90
Bungsu
43
94.51
10.729
1.636
91.21
129
91.53
11.715
1.031
89.49
Total
Minimum
Maximum
67
112
92.31
62
122
97.81
75
129
93.57
62
129
Test of Homogeneity of Variances Skor Kuesioner Levene Statistic .517
df1 2
df2 126
Sig. .598
ANOVA Skor Kuesioner
Between Groups
Sum of Squares 750.434
df 2
Mean Square 375.217 133.474
Within Groups
16817.721
126
Total
17568.155
128
F 2.811
Sig. .064
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 96
Post Hoc Tests Multiple Comparisons Dependent Variable: Skor Kuesioner (I) Urutan Kelahiran
Tukey HSD
Bonferroni
Mean Difference (I-J)
(J) Urutan Kelahiran
Std. Error
95% Confidence Interval
Sig.
Sulung
Tengah Bungsu
2.860 -3.047
2.492 2.492
.487 .442
Lower Bound -3.05 -8.96
Upper Bound 8.77 2.86
Tengah
Sulung
-2.860
2.492
.487
-8.77
3.05
Bungsu Bungsu
Sulung Tengah
-5.907 3.047 5.907
2.492 2.492 2.492
.050 .442 .050
-11.82 -2.86 .00
.00 8.96 11.82
Sulung
Tengah
2.860
2.492
.759
-3.19
8.91
Bungsu Sulung Bungsu Sulung
-3.047 -2.860 -5.907 3.047
2.492 2.492 2.492 2.492
.671 .759 .058 .671
-9.09 -8.91 -11.95 -3.00
3.00 3.19 .14 9.09
Tengah
5.907
2.492
.058
-.14
11.95
Tengah Bungsu
Homogeneous Subsets Skor Kuesioner Subset for alpha = .05
Tukey HSD(a)
Urutan Kelahiran Tengah
N 43
1 88.60
Sulung
43
91.47
Bungsu
43
94.51
Sig.
.050 Means for groups in homogeneous subsets are displayed. a Uses Harmonic Mean Sample Size = 43.000.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 97