EFEKTIVITAS PEMBERIAN TEH ROSELLA MERAH SEBAGAI INTERVENSI PENDAMPING SIMVASTATIN DALAM PENURUNAN KADAR KOLESTEROL TOTAL PADA KLIEN HIPERKOLESTEROLEMIA Budi Artini STIKes William Booth
[email protected] ABSTRAK Hiperkolesterolemia adalah kondisi yang ditandai dengan tingginya kadar kolesterol total dalam darah. Banyak penelitian yang telah membuktikan bahwa seduhan teh rosella dapat menurunkan kadar kolestrol total. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui efektivitas terapi pendamping teh rosella dan daging buah alpukat dalam menurunkan kadar kolesterol total pada klien hiperkolesterolemia. Jenis penelitian ini merupakan penelitian quasi experiment dengan pre-post test control Group Design. Populasi penelitian ini adalah klien dengan hiperkolesterolemia di wilayah kerja puskesmas Menganti. Besar sampel kelompok 1 terdiri dari 9 responden mendapat obat Simvastatin 10 mg dan teh rosella sebanyak 2 gr yang dikonsumsi 1x/hari. Kelompok kontrol terdiri dari 11 responden mendapat obat Simvastatin 10 mg yang diminum 1x sehari malam hari sebelum tidur. Semua kelompok diperiksa kadar kolesterol total darahnya sebelum perlakuan dan setelah perlakuan pada hari ke-15. Hasil uji t berpasangan pre-test dan post-test tiap kelompok menunjukkan adanya perbedaan kadar kolesterol total darah yang signifikan. Hasil uji one-way ANOVA menunjukkan ada beda antar kedua kelompok dengan nilai p=0,025. Simpulan penelitian ini adalah pemberian teh rosella efektivitas dalam menurunkan kadar kolesterol total, sehingga petugas kesehatan dapat menyarankan penggunaan teh rosella sebagai terapi pendamping untuk menurunkan kadar kolesterol total. Kata kunci: hiperkolesterolemia, teh rosella, Simvastatin
ABSTRACT Hypercholesterolemia is a condition characterized by high levels of total cholesterol in the blood. Many studies have proven that steeping tea rosella can lower total cholesterol levels. This study was conducted to determine the effectiveness of therapy companion rosella tea and bacon avocado in lowering total cholesterol levels in hypercholesterolemic clients. This type of research is a quasi experimental study with pre-post test control group design. The study population was a client with hypercholesterolemia in the working area Menganti health centers. 1 large sample group consisted of nine respondents received the drug Simvastatin 10 mg and rosella tea consumed as much as 2 g 1x / day. The control group consisted of 11 respondents have a drug Simvastatin 10 mg oral 1x daily at night before bed. All groups examined levels of blood total cholesterol before treatment and after treatment on day 15. Results of paired t test pre-test and post-test each group showed a difference in total blood cholesterol levels significantly. Results of one-way ANOVA test showed difference between the two groups with p = 0.025. The conclusions of this research is giving rosella tea and bacon avocado has the same effectiveness in lowering total cholesterol levels, so that health workers can suggest the use of rosella tea as a companion therapy to lower total cholesterol.
Keywords: hypercholesterolemia, rosella tea, , Simvastatin
PENDAHULUAN Kemajuan di bidang kesehatan dan teknologi dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakat pada masa sekarang ini. Mengingat kesehatan merupakan hal yang sangat mahal, maka bagi mereka yang sehat berusaha menjaga dengan baik dan bagi yang sakit berusaha mencari pengobatan yang tidak merugikan bagi dirinya. Salah satunya dengan upaya melakukan pengobatan kembali ke alam. Masyarakat luas saat ini mulai beralih dari pengobatan modern (medis) ke pengobatan komplementer, meskipun pengobatan modern juga sangat popular diperbincangkan di kalangan masyarakat. Intervensi non-konvensional merupakan salah satu dari intervensi medis alternatif atau komplementer. Intervensi komplementer (complementary therapies) adalah semua intervensi yang digunakan sebagai tambahan untuk intervensi konvensional yang direkomendasikan oleh penyelenggaraan pelayanan kesehatan individu Menurut Profil Kesehatan Indonesia tahun 2008, angka kesakitan penduduk nasional adalah 33,24%, dari jumlah tersebut sebesar 65,59% memilih berobat sendiri menggunakan obat modern maupun tradisional, sisanya 34,41% memilih berobat jalan ke puskesmas, ke dokter praktek atau ke fasilitas kesehatan lainnya. Hal ini menunjukkan minat masyarakat terhadap pengobatan tradisional cukup tinggi (Zakiyah kiki, 2013). Berkaitan dengan pengobatan tradisional ini pemerintah menetapkan kebijakan dan undang-undang yang mengatur tentang pengobatan komplementer diantaranya adalah Undang-Undang RI No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan pasal 1 butir 16 Pelayanan kesehatan tradisional adalah pengobatan dan atau perawatan dengan cara dan obat yang mengacu pada pengalaman dan keterampilan turun temurun secara empiris yang dapat dipertanggungjawabkan dan diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat, Peraturan Menteri Kesehatan RI, No.: 1076/Menkes/SK/2003 tentang pengobatan tradisional, dan Peraturan Menteri Kesehatan RI, No.: 1109/Menkes/Per/IX/2007 tentang penyelenggaraan pengobatan komplementeralternatif di fasilitas pelayanan kesehatan.
Pada kebijakan dan undang-undang tersebut salah satu tenaga kesehatan yang berperan adalah perawat. Perawat ikut serta dalam upaya mengembangkan pengobatan komplementer melalui penelitian. Menurut Profil Kesehatan Indonesia tahun 2008, angka kesakitan penduduk nasional adalah 33,24%, dari jumlah tersebut sebesar 65,59% memilih berobat sendiri menggunakan obat modern maupun tradisional, sisanya 34,41% memilih berobat jalan ke puskesmas, ke dokter praktek atau ke fasilitas kesehatan lainnya. Hal ini menunjukkan minat masyarakat terhadap pengobatan tradisional cukup tinggi (Kiki, 2013). Penggunaan intervensi komplementer ini juga dimanfaatkan bagi klien yang memiliki masalah dengan kadar kolesterol dalam darahnya. Kolesterol merupakan zat berlemak yang ditemukan di setiap sel tubuh kita (Bull & Morrell, 2007). Saat ini banyak masyarakat yang mencoba menggunakan pengobatan alternatif, diantaranya adalah dengan mengkonsumsi teh rosella dari tanaman Hibiscus sabdariffa . Bahan ini sebagai alternatif pilihan karena keduanya mengandung bahan aktif yang memiliki kasiat diantaranya jika dikonsumsi secara teratur melalui proses regulator di dalam tubuh dapat menurunkan kadar kolesterol total darah, trigliserida, LDL serta dapat meningkatkan HDL. Usaha menurunkan kadar kolesterol sangat perlu dilakukan mengingat Hiperkolesterolemia dulu bisa terjadi pada usia 50 tahun ke atas. Namun sekarang, penelitian tahun 2004 oleh National Heart, Lung and Blood Institute menunjukkan bahwa 9,3% hiperkolesterolemia terjadi di usia muda yakni 25-34 tahun. Tidak mengherankan, National Heart, Lung and Blood Institute di Amerika Serikat menganjurkan untuk rutin memeriksa kadar kolesterol selewat usia 20 tahun, tujuannya memperkirakan resiko terhadap penyakit jantung. WHO melaporkan pada bulan Februari 2012 lalu bahwa jumlah klien penyakit jantung di negara berkembang seperti Indonesia akan mengalami peningkatan sebesar 137% pada tahun 2020, sedangkan di negara maju hanya 48%. Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Kesehatan RI menyebutkan bahwa prosentase kematian akibat penyakit kardiovaskuler meningkat dari 5,9% (2004)
menjadi 9,1% (2007) dan 19,0% (2011). Hiperkolesterolemia juga merupakan faktor resiko penyebab kematian di usia muda, berdasarkan laporan Badan Kesehatan Dunia ( WHO ) pada tahun 2002, tercatat sebanyak 4,4 juta kematian karena PJK adalah akibat hiperkolesterolemia atau sebesar 7,9% dari jumlah total kematian di usia muda (Yulinda, 2015). Berdasarkan masalah tersebut, maka kasus hiperkolesterolemia perlu penanganan yang efektif. Upaya untuk menurunkan hiperkolesterolemia, disamping pemberian pengobatan dengan obat-obat penurun kolesterol dapat didampingi dengan upaya alternatif dengan penggunaan herbal. Penelitian tentang pemberian seduhan kelopak bunga rosella merah sudah pernah dilakukan untuk menurunkan kadar kolesterol darah begitu juga dengan dengan daging buah alpukat. Hanya saja hingga saat ini belum pernah ada penelitian yang menjelaskan tentang perbandingan efektivitas antara teh kelopak kering bunga Rosella merah dan daging buah Alpukat dalam penurunan kadar kolesterol total untuk klien hiperkolesterolemia. Oleh karena itu peneliti ingin meneliti perbandingan efektivitas dari teh Rosella dengan buah Alpukat dalam penurunan kadar kolesterol total pada klien hiperkolesterolemia. METODE Jenis penelitian ini merupakan penelitian quasi experiment, dengan rancangan penelitian pre-post test control Group Design. Pada rancangan ini kelompok eksperimen diberi perlakuan, untuk kelompok perlakuan 1 diberi obat Simvastatin dan teh rosella, sedangkan kelompok kontrol hanya diberi obat Simvastatin. Semua kelompok diawali dengan pre-test. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh klien hiperkolesterolemia yang ada di wilayah kerja Puskesmas Menganti Gresik. Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian dari klien hiperkolesterolemia yang ada di wilayah kerja Puskesmas Menganti Gresik. Kriteria inklusi sampel adalah: 1) Berusia 25 - 50 tahun, 2) Laki-laki dan perempuan dengan kadar kolesterol total ≥ 200 mg/dl, 3) Bisa membaca dan menulis. Kriteria eksklusi sampel adalah: 1) Klien hiperkolesterolemia
dengan penyakit penyerta lain seperti stroke ataupun penyakit kardiovaskuler, penyakit liver, diabetes melitus, tyroid, gastritis, 2) Klien hiperkolesterolemia yang memiliki tekanan darah rendah (hipotensi), 3) Klien yang alergi teh rosella. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah: lembar kuesioner, lembar observasi, food recall, timbangan kue untuk menimbang kelopak kering rosella seberat 2 gr,alat pemeriksaaan kadar kolesterol darah yaitu Biolizer 100. Bahan penelitiannya adalah kelopak kering teh rosella merah yang diperoleh dari PT Dita Kuncara,daging buah alpukat jenis alpukat mentega yang diperoleh dari petani alpukat di daerah Lumajang, serta spesimen darah vena yang diambil dari responden. Kelopak kering bunga rosella merah dan daging buah alpukat yang sudah masak diberikan kepada kelompok perlakuan. Kelopak kering bunga rosella merah ditimbang seberat 2 gr yang dikemas dalam plastik kecil sejumlah 14 bungkus dan satu sendok teh gula pasir yang dikemas dalam plastik kecil sejumlah 14 bungkus serta obat Simvastatin 10 mg diberikan kepada masing-masing responden pada kelompok perlakuan 1. Pada kelompok kontrol diberi obat Simvastatin 10 mg yang dikonsumsi 1 x sehari pada malam hari sebelum tidur. Pada akhir penelitian, setelah dilakukan intervensi selama 14 hari pada kelompok perlakuan 1, dan kelompok kontrol kemudian dilakukan kembali pengukuran kadar kolesterol darah pada hari ke 15. Responden pada malam harinya sebelum pemeriksaan dianjurkan untuk puasa selama 8 jam. Responden pagi harinya ke puskesmas untuk dilakukan pemeriksaan darah di laboratorium puskesmas. Hasil dimasukkan dalam lembar observasi Data yang telah terkumpul dilakukan uji normalitas. Pada kelompok perlakuan 1 dan 2 dilakukan uji normalitas menggunakan Shapiro-Wilk. Pada kelompok perlakuan 1 untuk menganalisa penurunan kadar kolesterol total menggunakan uji T berpasangan. Berdasarkan hasil analisis menggunakan aplikasi SPSS, data penelitian pada kelompok kontrol tidak berdistribusi normal, maka uji yang tepat adalah Wilcoxon. Pada kelompok perlakuan 1, 2 dan kontrol setelah selesai dilakukan uji normalitas
selanjutnya dilakukan uji statistik sebagai berikut: Analisis Univariat Analisis univariat dilakukan untuk mendapatkan deskriptif karakteristik masingmasing variabel yang diteliti termasuk data demografi serta variabel pengganggu. Semua data demografi dijelaskan dengan nilai jumlah dan presentase masing-masing kelompok kemudian disajikan dengan menggunakan tabel serta diinterprestasikan. Analisis Bivariat Analisis bivariat dilakukan pada dua variabel untuk mengetahui ada hubungan atau tidak. Antara variabel independen karakteristik responden dengan variabel dependen kadar kolesterol total dilakukan uji statistik. Data yang berbentuk nominal (jenis kelamin, pekerjaan, food recall, aktivitas fisik/olah raga, dan kegiatan merokok dianalisis mengunakan contingency coefficient. Data pendidikan, lama menderita, Indeks Masa Tubuh (IMT) berbentuk kategorik dianalisis menggunakan uji korelasi spearman`s. Usia dilakukan uji statistik pearson. Pada kelompok perlakuan untuk membandingkan dua data sebelum dan setelah perlakuan untuk masing-masing kelompok, uji yang digunakan adalah T-test berpasangan. Uji Anova digunakan untuk membandingkan penurunan kadar kolesterol total antara kelompok perlakuan 1, dan kelompok kontrol.
HASIL Hasil uji normalitas dengan uji Shapiro-Wilk menunjukkan kelompok perlakuan 1 data berdistribusi normal sehingga untuk membandingkan data sebelum dan sesudah perlakuan menggunakan uji T berpasangan. Pada kelompok kontrol data tidak berdistribusi normal sehingga untuk membandingkan data sebelum dan sesudah minum obat menggunakan uji Wilcoxon.
1)
Kadar kolesterol total darah sebelum dan sesudah perlakuan pada kelompok 1 Tabel 1 Rerata kadar kolesterol total darah sebelum dan setelah perlakuan pada kelompok 1 di wilayah kerja Puskesmas Menganti Jumlah Kadar kolesterol Kelom f % total (mg/dl) ± p pok 1 Simpangan value Baku Pre8 10 258,4 ± 31,464 test 0 0,00 Post8 10 193,9 ± 34,893 1 test 0
2)
Kadar kolesterol total darah sebelum dan sesudah perlakuan pada kelompok kontrol Tabel 2. Rerata kadar kolesterol total darah sebelum dan setelah perlakuan pada kelompok kontrol di wilayah kerja Puskesmas Menganti Jumlah Kelompo k kontrol
n
Pre-test Post-test
11 11
3)
Kadar kolesterol total sebelum p % perlakuan value (mg/dl) ± Simpangan Baku 100 221,5 ± 13,779 0,248 100 205,5 ± 46,025
Efektivitas antara kelompok perlakuan 1, dan kontrol
Tabel 3. Efektivitas antara kelompok 1 dan kelompok kontrol di wilayah kerja Puskesamas Menganti
Kelompok P1 (n=8) K (n=11)
Rerata ± p value Simpangan Baku 64,50 ± 34,978 0,025 16,00 ± 46,052
Keterangan: P1
= Kelompok 1, diberi seduhan teh rosella 2 gr/hr dan obat Simvastatin 10 mg
K
= Kelompok kontrol, diberi obat Simvastatin 10 mg
PEMBAHASAN Hasil penelitian yang dapat dilihat pada kelompok perlakuan 1 didapatkan adanya penurunan yang signifikan kadar kolesterol total antara pre-test dan post-test. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian terapi pendamping teh rosella efektif dalam menurunkan kadar kolesterol total pada klien dengan hiperkolesterolemia. Hasil penelitian pada kelompok kontrol tidak terdapat penurunan kadar kolesterol total yang bermakna pada klien hiperkolesterolemia yang mendapat obat Simvastatin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jika dilihat dari selisih masing-masing kelompok, kelompok perlakuan 2 memiliki selisih yang paling besar yaitu 72,6 mg/dl, hal ini didukung hasil uji Anova didapatkan ada perbedaan yang signifikan antara kelompok perlakuan 1, perlakuan 2, dan kelompok kontrol. Peran kelopak bunga rosella sendiri adalah sebagai antikolesterol disebabkan pengaruh dari senyawa antioksidan yang dikandung oleh kelopak bunga rosella, yaitu flavonoid dan polifenol yang dapat mengurangi timbunan lemak jahat (LDL) di dalam pembuluh darah (Mardiyah, Sarwani, Ashadi, & Rahayu, 2009). Flavonoid merupakan salah satu antioksidan dan dapat menangkap radikal bebas. Flavonoid menstabilkan radikal bebas dengan cara menurunkan energi aktivitasnya, dan selanjutnya menghalangi oksidasi LDL. Penghambatan reaksi oksidasi LDL menyebabkan kadar kolesterol menurun. Zat anthocyanin dapat menurunkan profil lipid yaitu, kadar kolesterol, trigliserid, dan kolesterol LDL darah serta menaikkan kadar kolesterol HDL. Selain itu, kandungan niasin dalam rosella dapat menurunkan sintesis kembali trigliserida (Totong, 1993). Niasin juga dapat mempengaruhi aktivitas enzim lipoprotein lipase sehingga terjadi penurunan produksi LDL di hati yang berakibat penurunan kolesterol total, LDL, dan
trigliserida. Niasin juga dapat meningkatkan HDL. Rosella juga mengandung vitamin C yang dapat mengurangi absorbsi trigliserida dengan pengaruhnya sebagai pencahar (Sotyaningtyas, 2007). Vitamin C ini selain dapat mengurangi absorbsi trigliserida juga berperan penting dalam pemecahan kolesterol di dalam tubuh. Pada kelompok kontrol tidak terdapat penurunan kadar kolesterol total yang bermakna pada klien hiperkolesterolemia yang mendapat obat Simvastatin saja. Simvastatin merupakan obat yang diindikasikan untuk menurunkan kolesterol pada klien yang mengalami hiperkolesterolemia. Obat Simvastatin merupakan modifikasi kimia dari senyawa yang dihasilkan oleh jamur. Obat ini termasuk dalam inhibitor HMG-KoA reduktase yang dapat menghambat pembentukan kolesterol seluler dan menyebabkan penurunan kolesterol serum dan penururnan LDL serum, dengan sedikit peningkatan atau tidak adanya perubahan kadar LDL (Karch, 2010). Kinerja obat Simvastatin ini adalah menghambat enzim pembentuk kolesterol sehingga kadar kolesterol dalam darah berkurang. Keefektifan obat ini akan semakin baik jika disertai dengan penerapan gaya hidup yang sehat seperti berolah secara teratur dan menjauhi makanan yang berminyak. SIMPULAN DAN SARAN SIMPULAN Terdapat penurunan yang signifikan kadar kolesterol total sebelum dan sesudah mendapatkan teh rosella dan obat Simvastatin pada klien hiperkolesterolemia. Terdapat penurunan yang tidak signifikan kadar kolesterol total sebelum dan sesudah mendapatkan obat Simvastatin pada klien hiperkolesterolemia. Tidak ada hubungan yang signifikan antara karakteristik responden dengan kadar kolesterol total pada kelompok perlakuan 1,dan kontrol.
SARAN Hasil penelitian yang menunjukkan adanya penurunan yang signifikan kadar kolesterol total pada kelompok perlakuan 1 maka bagi perawat maupun dokter yang ada di pusekesmas Menganti dapat menyarankan pemakaian teh rosella sebagai terapi pendamping untuk menurunkan kadar kolesterol total. Bagi ilmu keperawatan terutama keperawatan medikal bedah perlu mengembangkan penelitian yang berkaitan dengan terapi komplementer khususnya pemberian teh rosella dan daging buah alpukat. Penelitian yang dikembangkan berkaitan dengan bentuk sajian yang berbeda untuk membandingkan keefektivan dari terapi herbal tersebut. Misalnya pada teh rosella antara kelopak rosella segar dengan yang kering, buah alpukat yang dijus dengan yang dikonsumsi langsung, mapun dengan adanya tambahan gula atau yang tanpa memakai gula. DAFTAR ISI Almetsier, S., 2004. Prinsip Dasar Ilmu Gizi, Jakarta: Gramedia Pustaka Umtam. Anggraheny, H.D., 2007. Pengaruh Pemberian Persea americana Mill. terhadap Kadar Kolesterol Total Serum Tikus Jantan Galur Wistar Hiperlipidemia. Universitas Diponegoro Semarang. Anwar, T., 2004. Dislipidemia sebagai faktor resiko penyakit jantung koroner. Fakultas Kedokteran Universitas Sumatra, pp.1–10. Available at: http://library.usu.ac.id/download/fk/gizi -bahri3.pdf. Asfah, M., 2010. Pengaruh Pemberian Teh Rosella terhadap Penurunan Kadar Kolesterol Total Darah pada Wanita Post Menopause. Universitas Diponegoro. Badriyah, L., 2013. Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Kadar Kolesterol Total Pada Klub Senam Jantung Sehat UIN Jakarta Tahun 2013. Bintanah, S. & Muryati, 2010. Hubungan konsumsi lemak dengan kejadian hiperkolesterolemia pada pasien rawat jalan di poliklinik jantung rumah sakit umum daerah kraton kabupaten
Pekalongan. , 6, pp.85–90. Budiana, N.S., 2013. Buah Ajaib Tumpas Penyakit 1st ed., Jakarta: Penebar Swadaya. Bull, E. & Morrell, J., 2007. Kolesterol E. Yasmine, ed., Jakarta: Penerbit Erlangga. Durstine, L., 2009. Program Olahraga: Kolesterol Tinggi (Panduan untuk Mencegah Meningkatnya Kolesterol dan Mempertahankan Kesehatan Jantung), Jogjakarta: Citra Aji Parama. Evina, D.R., 2011. Uji Efektifitas Ekstrak Kelopak Rosella (Hibiscus Sabdariffa) Terhadap Penurunan Kadar Kolesterol Serum Darah Ayam Broiler. UNIMED. Fatmah, 2010. Gizi Usia Lanjut, Jakarta: Penerbit Erlangga. Gani, H.B.S., Djon, W. & Ticoalu, S.H.., 2013. Perbandingan kadar kolesterol high density lipoprotein darah pada wanita obes dan non obes. , 1(Vldl). Guyton C. Arthur; John E. Hall, 2011. Text Book of Medical Physiology.Twelve edition. Alih Bahasa Ermita I. Ibrahim Ilyas. 2014. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. 11th ed. F. D. Irawati, Dian Ramadhani, Fara Indriyana, ed., Jakarta: EGC. Handayani, T.M., 2009. Pengaruh daging buah alpukat (Persea americana Mill) terhadap kadar estradiol, IGS, dan rasio kolesterol-LDL-kolesterol-HDL tikus putih (Rattus norvegicus L.). Universitas Gajah Mada. Hariana, A., 2009. Tumbuhan dan Khasiatnya 1st ed., Jakarta: Penebar Swadaya. Harindraputra, R., 2009. Pengaruh Pemberian Seduhan Rosela (hibiscus sabdariffa) terhadap kadar kolesterol total darah. skripsi. Haryanti, H.W., 2010. Potensi omega 9-asam oleat pada daging buah alpukat dalam penurunan kolesterol serum darah. , (Mayes 1999), pp.1–8. Hirunpanich, V., Utaipat A, Noppawan, P.M , Nuntavan, B., Hitoshi, S. Angkana, H., Chuthamanee, S., 2005. Antioxidant effect of aqueous extracts from dried calyx of Hibiscus Sabdariffa linn in Vitro using rat low-density lipoprotein (LDL). Bio. Phram. Bul. Iriana, F., 2005. Beberapa Faktor Yang Berhubungan Dengan
Hiperkolesterolemia Pada Lansia. , pp.0–1. Jempormase, F., Bodhi, W. & Kepel, B.J., 2016. Prevalensi hiperkolesterolemia pada remaja obes di Kabupaten Minahasa. , 4. Karch, A.M., 2010. Buku Ajar Farmakologi Keperawatan 2nd ed. S. Kurnianingsih, R. Komalasari, & A. Lusiyana, eds., Jakarta: EGC. Kennetth d. Phillips, R.H., 2014. Nursing Theorists and Their Work 8th ed., Missouri: Elsevier Mosby. Kiki, Z., 2013. Herbal Healthcare Center. Institut Teknologi Bandung. Kimball, J.W., 2000. Biologi 2nd ed., Jakarta: Penerbit Erlangga. Kusumawardani, A.M., 2010. Pengaruh Konsumsi Teh Rosella (Hibiscus sabdariffa) Terhadap Kadar Kolesterol LDL darah pada Wanita Post Menopause. Universitas Diponegoro. Madupa, A., 2006. Faktor-faktor yang berhubungan dengan Tingkat Kolesterol Total Orang Dewasa di Perkotaan Indonesia (Analisis Data Sekura Susenas dan SKRT 2004) Skripsi. Universitas Indonesia. Mardiyah et al., 2009. Budi Daya dan PEngolahan Rosella Si Merah Segudang Manfaat 1st ed., Jakarta: Agromedia Pustaka. Nugraha, A., 2014. Hubungan Indeks Massa Tubuh Dengan Kadar Kolesterol Total Pada Guru Dan Karyawan SMA Muhammadiyah 1 Dan 2 Surakarta. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Pratama, M.F.R., 2010. Pengaruh Pemberian Seduhan Kelopak Kering Bunga Rosella ( Hibiscus sabdariffa ) Terhadap Kadar Kolesterol HDL Serum Tikus Sprague Dawley. Sediatama, A.., 2000. Ilmu Gizi untuk Mahasiswa dan Profesi 1st ed., Jakarta: Dian Rakyat. Setiawan, F.J., 2015. Efek Ekstrak Etanol Buah Alpukat (Persea americana Mill) Terhadap Penurunan Kadar Kolesterol Total Pada Tikus Wistar Jantan. Universitas Kristen Maranatha. Sotyaningtyas, C., 2007. Sehat dan Segar dari Alam. Totong, M.., 1993. Farmakologi Obat Anti Hiperlipidemia Cermin Dunia Kedokteran,
Usman, M., 2013. Pengaruh Konsumsi Buah Alpukat (Persea americana Mill) Terhadap Kadar Kolesterol Total pada Pasien Hiperkolesterol di Puskesmas Padang Pasir Kota Padang Tahun 2013. Artikel ilmiah.