FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EFEKTIFITAS PELAKSANAAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN DI INSTALASI RAWAT INAP BEDAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ANDI MAKKASAU PAREPARE Sandra Aswar1, St. Hamsinah2, Adriani Kadir3 1STIKES
Nani Hasanuddin Makassar Nani Hasanuddin Makassar 3STIKES Nani Hasanuddin Makassar 2STIKES
ABSTRAK Dokumentasi keperawatan merupakan bukti pencatatan dan pelaporan yang dimiliki perawat dalam melakukan catatan perawatan yang berguna untuk kepentingan klien, perawat, dan tim kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan dengan dasar komunikasi yang akurat dan lengkap secara tertulis dengan tanggung jawab perawat (Nursalam, 2004). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh yang mempengaruhi efektifitas pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan di instalasi rawat inap bedah RSUD Andi Makkasau Parepare. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif analitik dengan metode cross sectional. Pengambilan sampel menggunakan tekhnik total sampling, didapatkan 46 responden sesuai dengan kriteria inklusi. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Data yang telah terkumpul kemudian diolah dan dianalisis dengan program statistic (SPSS) versi 16.0. analisis bivariat dengan uji chi-square (p<0,05) untuk mengetahui pengaruh antar variabel. Hasil analisis bivariat didapatkan adanya pengaruh antara pengetahuan terhadap pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan (p<0.003), tidak adanya pengaruh masa kerja terhadap pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan (p<0,206), adanya pengaruh ketersediaan fasilitas/sarana terhadap pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan (p<0,003), dan adanya pengaruh beban kerja terhadap pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan (p<0,008.)Kesimpulan dalam penelitian ini adalah terdapat pengaruh antara pengetahuan, ketersedian fasilitas/sarana, dan beban kerja dan tidak adanya pengaruh masa kerja terhadap efektifitas pelaksanaan pendokumnentasian asuhan. Kata Kunci : Dokumentasi Asuhan Keperawatan, Pengetahuan, Masa Kerja, Fasilitas, Beban Kerja
PENDAHULUAN Standar dokumentasi menjadi hal yang penting dalam setiap tindakan keperawatan, namun hal ini tidak disadari oleh perawat. Beberapa hal yang sering menjadi alasan antara lain banyak kegiatan-kegiatan diluar tanggung jawab perawat menjadi beban dan harus dikerjakan oleh tim keperawatan, sistem pencatatan yang diajarkan terlalu sulit dan banyak menyita waktu, tidak semua yang ada di institusi pelayanan memiliki pengetahuan dan kemampuan yang sama untuk membuat dokumentasi keperawatan sesuai standar yang ditetapkan oleh tim pendidikan keperawatan sehingga mereka tidak mau membuatnya. Tenaga keperawatan yang berasal dari berbagi jenjang pendidikan keperawatan dan dari rentang waktu lulusan yang sangat berbeda tapi mempunyai tugas yang cenderung sama dalam pelayanan klien di ruang rawat inap, serta perawat lebih banyak mengerjakan pekerjaan koordinasi dan pelimpahan wewenang. Kondisi ketidaklengkapan tersebut banyak ditemukan
di Puskesmas, Rumah Sakit, maupun Rumah Bersalin. (Martini, 2007) Pendokumentasian keperawatan akhirakhir ini disadari merupakan bagian tidak terpisahkan dari perkembangan profesionalisme tenaga keperawatan dari berbagai tatanan pelayanan. Pendokumentasian juga merupakan cermin fisik kemampuan tenaga keperawatan yang bekerja di suatu sistem pelayanan kesehatan. Dokumentasi asuhan keperawatan ditentukan kualitasnya bilamana proses keperawatan yang dituliskan sesuai standar dokumentasi yaitu, pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, dan mengobservasi serta mengevaluasi respon pasien terhadap tindakan diberikan. Berdasarkan penelitian WHO (2011), beberapa Negara Asia Tenggara termasuk Indonesia ditemukan fakta bahwa perawat yang bekerja di rumah sakit menjalani peningkatan beban kerja dan masih mengalami kekurangan jumlah perawat. Hal ini disebabkan karena peran perawat masih
460 Jurnal ilmiah kesehatan Diagnosis Volume 5 Nomor 4 Tahun 2014 ● ISSN : 2302-1721
kurang dan kebanyakan perawat dibebani dengan tugas non keperawatan. Di sisi lain pelayanan keperawatan adalah pelayanan yang diberikan perawat professional kepada pasien sesuai dengan kebutuhan pasien selama di rawat di rumah sakit, sehingga ada hubungan yang erat antara perawat dengan pasien sebagai penerima jasa pelayanan keperawatan, pasien masuk rumah sakit mempunyai harapan tinggi bahwa ia akan dirawat dengan baik dan dapat kembali pulang dengan keadaan sembuh seperti sedikala. (Anonim, 2011). Menurut data dari bagian kepegawaian RSUD Andi Makkasau bagian rawat inap bedah Anggrek, Seruni, dan asoka memiliki 3 orang dokter, 3 orang kepala perawat, 46 perawat pelaksana antara lain 29 orang berpendidikan S1, 17 orang berpendidikan DIII. Dari hasil wawancara pada tanggal 26 maret 2013 kepada perawat pelaksana di instalasi rawat inap bedah, didapatkan alasan kurang lengkapnya pendokumentasian asuhan keperawatan dan penulisan dirasa menyita waktu. Hasil dari penelitian Lusiana (2008), menggambarkan bahwa rata-rata kualitas dokumentasi proses keperawatan di instalasi rawat inap RSCM Jakarta adalah sebesar 60,77% dan nilai kualitas dokumentasi terendah 33,30% dan tertinggi 81,25%. Hasil estimasi interval dengan tingkat kepercayaan 95% diyakini bahwa kualitas dokumentasi proses keperawatan berada diantara 58,95% sampai dengan 62,61%. Hal ini menunjukkan bahwa 97,4% perawat RSCM memiliki skor pengetahuan proses keperawatan kurang baik dan hanya 2,6% perawat memiliki skor pengetahuan baik. Selain itu, hasil penelitian Salbiah (2005), ditemukan sebanyak 62,4% responden menyatakan telah melaksanakan proses keperawatan dan pendokumentasian, sedangkan sebanyak 34,44% menyatakan kadang-kadang, 57,16% belum melaksanakan proses keperawatan berdasarkan standar asuhan keperawatan dan 58,7% belum berdasarakn standar operasional prosedur. Salbiah merumuskan bahwa standar operasional dan standar asuhan keperawatan di ruang instalasi gawat darurat rumah sakit Medistra Jakarta belum optimal. Masalah yang ditemukan antara lain tidak lengkapnya pencatatan dan pelayanan mutu, perawat hanya sekedar mengisi format saja dan catatan kegiatan perawat lebih banyak tertulis tindakan kolaborasi daripada tindakan pendokumetasian perawat. Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik melakukan penelitian
untuk mengetahui “faktor yang mempengaruhi efektifitas pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan di instalasi rawat inap bedah di Rumah Sakit Umum Daerah Andi Makkasau Parepare”. BAHAN DAN METODE Lokasi, poulasi dan sampel Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 1 Juli – 9 Juli 2013 di RSUD Andi Makkasau Parepare. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh perawat pelaksana di instalasi rawat inap bedah RSUD Andi Makkasau Parepare yaitu sebanyak 46 orang. Berdasarkan jumlah populasinya maka didapatkan besar sampel yaitu 46 responden yang ditemui selama penelitian di Instalasi rawat inap bedah RSUD Andi Makkasau Parepare. Jenis dan metode penelitian yang digunakan adalah Deskriptif Analitik dengan pendekatan Cross Sectional. Tehnik penarikan sampel dalam penelitian ini adalah tehnik total sampling, yaitu pengambilan sampel dengan mengambil semua anggota populasi menjadi sampel. Yang menjadi sampel adalah perawat pelaksana di instalasi rawat inap bedah RSUD Andi Makkasau Parepare. Dengan criteria inklusi yaitu semua perawat pelaksana rawat inap bedah, perawat pelaksana yang bersedia menjadi responden, latar belakang pendidikan minimal SPK, dan masa kerja minimal 1 tahun. Pengumpulan data Data hasil penelitian diperoleh dengan mengumpulkan data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden melalui pengukuran dan pengisian kuesioner dan alat yang digunakan adalah alat tulis menulis serta bahan yang digunakan adalah kuesioner. Sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh dari pihak rumah sakit yakni data rekam medic mengenai jumlah perawat pelaksana dan hasil evaluasi mutu pelayanan RSUD Andi Makkasau Parepare . Dalam penelitian ini digunakan kuesioner yang disebarkan kepada responden yang menjadi sampel pilihan. Adapun urutan prosedur penelitian sebagai berikut : Membuat kuesioner sebanyak jumlah responden yang akan ditentukan, membagi dan mendampingi responden selama pengisian kuesioner, mengumpulkan kuesioner yang telah dibagi, dan mentabulasi data. Pengolahan data Setelah data diperoleh dimasukkan kedalam pengujian statistik untuk memperoleh kejelasan tentang faktor yang mempengaruhi efektifitas pelaksanaan pendokumentasian
Jurnal ilmiah kesehatan Diagnosis Volume 5 Nomor 4 Tahun 2014 ● ISSN : 2302-1721
461
asuhan keperawatan di instalasi rawat inap bedah RSUD Andi Makkasau Parepare. Setelah data tersebut dilakukan pengolahan data maka selanjutnya dilakukan analisis data berupa : Analisis univariat yaitu data yang diperoleh dari masing-masing variabel dimasukkan kedalam variabel frekuensi. Selanjutnya dilakukan Analisis bivariat yaitu untuk mengetahui atau menguji hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen, yang dilakukan dengan uji Chi-Square pada program SPSS 16,0 dengan nilai kemaknaan α = 0,05. HASIL PENELITIAN Tabel 1. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Efektifitas Pelaksanaan Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Responden Di Instalasi Rawat Inap Bedah RSUD Andi Makkasau Pare-pare Efektifitas pelaksanaan pendokumentasian asuhan n (%) keperawatan kurang 28 60.9 baik 18 39.1 Jumlah 46 100 Berdasarkan tabel 1 menunjukkan distribusi frekuensi berdasarkan efektifitas pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan terbanyak kelompok kurang sebanyak 28 orang (60.9 %) dan kelompok baik sebanyak 18 orang (39.1%). Tabel 2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pengetahuan Responden Di Instalasi Rawat Inap Bedah RSUD Andi Makkasau Parepare Pengetahuan n % Kurang 30 65.2 Baik 16 34.8 Jumlah 46 100 Berdasarkan tabel 2 menunjukkan distribusi frekuensi berdasarkan pengetahuan, terbanyak kelompok kurang sebanyak 30 orang (65.2 %) dan kelompok baik sebanyak 16 orang (34.8%). Tabel 3. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Masa Kerja Responden Di Instalasi Rawat Inap Bedah RSUD Andi Makkasau Parepare Masa kerja n (%) baru 28 60.9 lama 18 39.1 Jumlah 46 100 Berdasarkan tabel 3 menunjukkan distribusi frekuensi berdasarkan masa kerja
462
terbanyak kelompok baru sebanyak 28 orang (60.9 %) dan kelompok lama sebanyak 18 orang (39.1%). Tabel 4. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Ketersediaan Fasilitas/Sarana Responden Di Instalasi Rawat Inap Bedah RSUD Andi Makkasau Parepare Ketersediaan fasilitas/ frekuensi (%) sarana Kurang tersedia 30 65.2 Tersedia 16 34.8 Jumlah 46 100 Berdasarkan tabel 4 menunjukkan distribusi frekuensi berdasarkan masa kerja terbanyak kelompok baru sebanyak 28 orang (60.9 %) dan kelompok lama sebanyak 18 orang (39.1%). Tabel 5. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Beban Kerja Responden Di Instalasi Rawat Inap Bedah RSUD Andi Makkasau Pare-pare Beban Kerja n (%) berat 24 52.2 Ringan - sedang 22 47.8 Jumlah 46 100 Berdasarkan tabel 5menunjukkan distribusi frekuensi berdasarkan beban kerja terbanyak kelompok berat tersedia sebanyak 24 orang (52.2 %) dan kelompok ringan sedang sebanyak 22 orang (47.8%). Tabel 6. Distribusi Pengaruh Pengetahuan Terhadap Efektifitas Pelaksanaan Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Di Instalasi Rawat Inap Bedah RSUD andi Makkasau Parepare Pengetahuan
kurang baik Total
Efektifitas Pelaksanaan Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Kurang Baik n % n % 23 50 8 17.4 5 10.9 10 21.7 28 60.9 18 39.1 p =0.008
Total
n
%
31 15 46
67.4 32.6 100
Berdasarkan data pada tabel 6. secara umum dari 46 sampel di dapatkan sebanyak 31 orang (67.4%) dengan pengetahuan berkategori kurang, 23 orang (50%) kurang dalam mengefektifkan pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan, dan 8 orang (17.4%) yang baik dalam mengefektifkan pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan. Sementara untuk sampel dengan
Jurnal ilmiah kesehatan Diagnosis Volume 5 Nomor 4 Tahun 2014 ● ISSN : 2302-1721
pengetahuan berkategori baik sebanyak 15 orang (32.6%), di antaranya terdapat 5 (10.9%) yang kurang dalam mengefektifkan pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan dan 10 orang (21.7%) baik dalam mengefektifkan pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan. Hasil uji statistic diperoleh nilai p=0,008 atau α<0,05 dengan demikian maka Ho ditolak, artinya ada pengaruh antara pengetahuan perawat pelaksana terhadap efektifitas pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan di instalasi rawat inap bedah RSUD Andi Makkasau Parepare. Tabel 7. Distribusi Pengaruh Masa Kerja Terhadap Efektifitas Pelaksanaan Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Di Instalasi Rawat Inap Bedah RSUD Andi Makkasau Parepare Masa Kerja Baru Lama Total
Efektifitas Pelaksanaan Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Kurang Baik n % n % 28.3 15 32.6 13 10.9 13 28.3 5 39.1 28 60.9 18 p =0.206
Total n
%
28 18 46
60.9 39.1 100
Berdasarkan data pada tabel 7 secara umum dari 46 sampel di dapatkan sebanyak 28 orang (60.9%) dengan masa kerja berkategori baru, 15 orang (32.6%) kurang dalam mengefektifkan pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan, dan 13 orang (28.3%) baik dalam mengefektifkan pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan. Sementara untuk sampel dengan masa kerja berkategori lama sebanyak 18 orang (39.1%), di antaranya terdapat 13 (28.3%) yang kurang dalam mengefektifkan pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan dan 5 orang (10.9%) baik dalam mengefektifkan pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan. Hasil uji statistic diperoleh nilai p=0.206 atau α>0,05 dengan demikian maka Ho diterima, artinya tidak ada pengaruh antara masa kerja perawat pelaksana terhadap efektifitas pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan di instalasi rawat inap bedah RSUD Andi Makkasau Parepare. Tabel 8. Distribusi Pengaruh Ketersediaan Fasilitas/SaranaTerhadap Efektifitas Pelaksan aan Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Di Instalasi Rawat Inap Bedah RSUD andi Makkasau Parepare
Efektifitas Pelaksanaan Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Kurang Baik n % n % 50 15.2 23 7
Ketersedian Fasilitas/Sar ana Kurang tersedia Tersedia Total
5 28
10.9 11 60.9 18 P=0.003
Total
23.9 39.1
n
%
30
65.2
16 46
34.8 100
Berdasarkan data pada tabel 8 secara umum dari 46 sampel di dapatkan sebanyak 30 orang (65.2%) dengan ketersediaan fasilitas/sarana berkategori kurang tersedia, 23 orang (50%) kurang dalam mengefektifkan pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan, dan 7 orang (15.2%) baik dalam mengefektifkan pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan. Sementara untuk sampel dengan ketersediaan fasilitas/sarana berkategori tersedia sebanyak 16 orang (34.8%), di antaranya terdapat 5 (10.9%) yang kurang dalam mengefektifkan pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan dan 11 orang (34.8%) baik dalam mengefektifkan pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan. Hasil uji statistic diperoleh nilai p=0.003 atau α<0,05 dengan demikian maka Ho ditolak, artinya ada pengaruh antara ketersediaan fasilitas/sarana terhadap efektifitas pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan di instalasi rawat inap bedah RSUD Andi Makkasau Parepare. Tabel 9. Distribusi Pengaruh Beban Kerja Terhadap Efektifitas Pelaksanaan Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Di Instalasi Rawat Inap Bedah RSUD andi Makkasau Parepare Beban Kerja
Berat Ringan sedang Total
Efektifitas Pelaksanaan Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Kurang Baik n % n %
n
%
19
41.3
5
10.9
24
52.2
9
19.6
13
28.3
22
47.8
28
60.9
18
39.1
46
100
Total
P=0.008
Berdasarkan data pada tabel 9 secara umum dari 46 sampel di dapatkan sebanyak 24 orang (52.2%) dengan beban kerja berkategori berat, 19 orang (41.3%) kurang dalam mengefektifkan pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan, dan 5 orang (10.9%) baik dalam mengefektifkan
Jurnal ilmiah kesehatan Diagnosis Volume 5 Nomor 4 Tahun 2014 ● ISSN : 2302-1721
463
pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan. Sementara untuk sampel dengan beban kerja berkategori tringan sedang sebanyak 22 orang (47.8%), di antaranya terdapat 9 (19.6%) yang kurang dalam mengefektifkan pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan dan 13 orang (28.3%) baik dalam mengefektifkan pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan. Hasil uji statistic diperoleh nilai p=0.008 atau α<0,05 dengan demikian maka Ho ditolak, artinya ada pengaruh antara beban kerja terhadap efektifitas pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan di instalasi rawat inap bedah RSUD Andi Makkasau Parepare. PEMBAHASAN Berdasarkan pada hasil penelitian tentang faktor yang mempengaruhi efektiftas pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan di instalasi rawat inap bedah, yang dilakukan terhadap 46 responden di RSUD Andi Makkasau Parepare pada 1 juli 2013- 9 juli 2013 serta berdasar pada hasil pengolahan data yang diarahkan sesuai dengan tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan berikut: 1. Pengaruh pengetahuan terhadap efektiftas pelaksanaan pendokumentasia n asuhan keperawatan di instalasi rawat inap bedah RSUD Andi Makkasau Parepare Pada Tabel 6. Berdasarkan hasil uji statistic chi square. Nilai yang dipakai adalah pada nilai Pearson Chi-Square . Nilai significancy-nya adalah 0,008, Karena Nilai p<0,05 Dengan demikian terdapat pengaruh antara pengetahuan dengan efektifitas pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan sehingga Ha diterima dan Ho ditolak dengan Interpretasi ”Ditemukan Adanya pengaruh antara pengetahuan dengan efektifitas pelaksanaan pendokumentasia n asuhan keperawatan di instalasi rawat inap bedah RSUD Andi Makkasau Parepare” Hasil dari penelitian Agung Pribadi (2009) menunjukkan bahwa dari jumlah responden sebanyak 31 orang, terdapat 15 orang (48.4%) memiliki faktor pengetahuan baik mengenai pelaksanaan penedokumentasian asuhan keperawatan dan 16 orang (51.6 %) memiliki faktor pengetahuan tidak baik mengenai pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan (agung, 2012)
464
2.
Dari hasil penelitian Agung terdapat kesamaan walaupun memiliki perbedaan pada jumlah responden, tempat dan waktu penelitian, dimana peneliti sebelumnya meneliti dengan jumlah 31 responden di tahun 2009 dan penelitian ini dilakukan pada tahun 2013. Hasil penelitian chi-square memperlihatkan dari 46 responden terdapat 31 responden (67.4%) memiliki pengetahuan kurang mengenai pendokumentasian asuhan keperawatan dan 15 responden memiliki pengetahuan baik mengenai pendokumentasian asuhan keperawatan (32.6%). Dari hasil chi-square p = 0.008, Maka pada penelitian ini terdapat pengaruh antara pengetahuan terhadap efektifitas pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan. Dari hasil penelitian di atas peneliti dapat mengasumsikan bahwa pengetahuan adalah informasi yang dapat merubah seseorang atau sesuatu. Pengetahuan itu menjadikan seseorang memiliki kecakapan dalam melakukan tindakan benar sehingga masih diperlukan pembinaan untuk menambah pengetahuan mengenai standar asuhan keperawatan tentang pelaksanaan dokumentasi asuhan keperawatan. Pengaruh masa kerja terhadap efektiftas pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan di instalasi rawat inap bedah RSUD Andi Makkasau Parepare Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia masa adalah seluruh rangkaian saat ketika proses, perbuatan atau keadaan berada atau berlangsung. Kerja merupakan sesuatu yang dikeluarkan oleh seseorang sebagai profesi, sengaja dilakukan untuk mendapatkan penghasilan. Kerja dapat juga di artikan sebagai pengeluaran energi untuk kegiatan yang dibutuhkan oleh seseorang untuk mencapai tujuan tertentu (Anonim, 2012) Masa kerja merupakan lama kerja seorang perawat yang bekerja dirumah sakit dari mulai awal bekerja sampai dengan seorang perawat berhenti bekerja (Ismani,2001). Hasil penelitian dari Martini (2007) menunjukkan bahwa dari jumlah responden sebanyak 56 orang, terdapat 30 responden dengan masa kerja 1-10 tahun (53%%) memiliki respon masa kerja yang lebih baik dari 16 responden 11- 20 tahun (29% ), dan 10 responden >20 tahun (18 %).
Jurnal ilmiah kesehatan Diagnosis Volume 5 Nomor 4 Tahun 2014 ● ISSN : 2302-1721
3.
Dari hasil penelitian Martini terdapat kesamaan walaupun memiliki perbedaan pada jumlah responden, tempat dan waktu penelitian, dimana peneliti sebelumnya meneliti dengan jumlah 56 responden di tahun 2007 dan penelitian ini dilakukan pada tahun 2013. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa dari 46 responden terdapat 28 responden (60.9%) tergolong dalam masa kerja baru dan 18 responden (39.1%) tergolong dalam masa kerja lama. Responden masa kerja baru memiliki praktek pendokumentasian lebih lengkap dari responden masa kerja lama. Maka pada penelitian ini tidak ada pengaruh antara masa kerja terhadap efektifitas pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan. Dari hasil penelitian di atas maka peneliti mengasumsikan bahwa Masa kerja biasanya dikaitkan dengan waktu mulai kerja, dimana pengalaman kerja juga ikut menentukan kinerja seseorang. Semakin lama masa kerja maka keahlian akan lebih baik karena sudah menyesuaikan diri dengan pekerjaannya. Para perawat dengan masa kerja baru cenderung kurang terpuaskan karena pengharapan yang lebih tinggi dan berusaha untuk menampilkan kinerja yang lebih baikbaik. Responden masa kerja baru memiliki praktek pendokumentasian lebih lengkap dari responden masa kerja lama. Dari hasil chi-square p = 0.206, Maka pada penelitian ini tidak ada pengaruh antara masa kerja terhadap efektifitas pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan. Pengaruh ketersediaan fasilitas terhadap efektiftas pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan di instalasi rawat inap bedah RSUD Andi Makkasau Parepare Ketersediaan adalah kesiapan suatu sarana (tenaga, barang, modal, anggaran) untuk dapat digunakan atau dioperasikan dl waktu yg telah ditentukan sedangkan fasilitas adalah sarana yang melancarkan pelaksanaan fungsi. (Anonim, 2012) Secara umum manajemen sarana dan prasarana adalah untuk memberikan layanan secara professional dibidang sarana dan prasarana kesehatan dalam rangka terselenggaranya proses pelayanan kesehatan secara efektif dan efisien (Anonim, 2012). Ketersediaan fasiitas yang dimaksud dalam peneltian
4.
ini adalah tersedianya format pendokuemntasian asuhan keperawatan. Hasil penelitian dari Martini (2007) menunjukkan bahwa dari jumlah responden sebanyak 56 orang, terdapat 32 responden (59%%) menjawab kurang tersedianya fasilitas pendokumentasian berupa format pendokumentasian dan 24 responden (41% ) menjawab tersedianya fasilitas pendokumentasian berupa format pendokumentasian. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa dari 46 responden terdapat 30 responden (65.2%), mengatakan bahwa format pendokumentasian asuhan keperawatan di bangsal rawat inap bedah kurang tersedia dan 16 responden (34.8%) mengatakan tersedia. Dari hasil chi-square p = 0.003 Maka dalam penelitian ini terdapat pengaruh antara ketersediaan fasilitas/sarana terhadap efektifitas pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan. Dari hasil penelitian di atas maka penulis dapat mengasumsikan bahwa dalam menjalankan tugas, tingkat kualitas kerja yang baik hasilnya ditentukan oleh ketersediaan fasilitas. Pengaruh beban kerja terhadap efektiftas pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan di instalasi rawat inap bedah RSUD Andi Makkasau Parepare Beban kerja secara umum menurut Gronewegen dan Huten (1991) adalah keseluruhan waktu yang digunakan dalam melakuka aktifitas atau kegiatan dalam kerja. Menurut Finkle dan Koyner (2000), beban kerja diartikan sebagai volume kerja dari suatu unit atau departemen. Dari pengertian-pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa beban kerja adalah keseluruhan waktu yang digunakan untuk melakukan kegiatan di suatu unit atau departemen (Anonim, 2011) Sedangkan beban kerja perawat menurut Hubber (2000) adalah pengukuran dari aktifitas kerja perawat dan ketergantungan klien terhadap asuhan keperawatan. Hasil penelitian dari Yahyo (2007) menunjukkan bahwa peñatalaksanan pengisian dokumentasi asuhan keperawatan dari 15 responden pada kategori beban kerja berat sebanyak 48%, yang selanjutnya di ikuti oleh kategori beban kerja sedang 35% dan kategori beban kerja ringan 17%. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa dari 46 responden terdapat 24
Jurnal ilmiah kesehatan Diagnosis Volume 5 Nomor 4 Tahun 2014 ● ISSN : 2302-1721
465
responden (52.2%), termasuk kategori beban kerja berat dalam melaksanakan pendokumentasian asuhan keperawatan di bangsal rawat inap bedah dan 22 responden (47.8%) termasuk kategori beban kerja ringan - sedang. Dari hasil chi-square p = 0.008 Maka dalam penelitian ini terdapat pengaruh antara beban kerja terhadap efektifitas pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan. Dari hasil penelitian di atas peneliti mengasumsikan bahwa faktor penghambat dalam melaksanakan pendokumentasian asuhan keperawatan karena tidak seimbangnya jumlah tenaga perawat dengan pekerjaan yang ada, format terlalu panjang dan malas. KESIMPULAN 1. Ada hubungan pengetahuan dengan efektifitas pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan di instalasi rawat inap bedah RSUD Andi Makkasau Parepare. 2. Tidak ada hubungan masa kerja dengan efektifitas pelaksanaan pendokumentasian
asuhan keperawatan di instalasi rawat inap bedah RSUD Andi Makkasau Parepare. 3. Ada hubungan ketersediaan fasilitas/sarana dengan efektifitas pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan di instalasi rawat inap bedah RSUD Andi Makkasau Parepare. 4. Ada hubungan beban kerja dengan efektifitas pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan di instalasi rawat inap bedah RSUD Andi Makkasau Parepare. SARAN 1. Kepada Pimpinan Rumah Sakit perlu menerbitkan prosedur tetap penulisan dokumentasi asuhan keperawatan. 2. Untuk meningkatkan motivasi perawat dalam melaksanakan pendokumentasian asuhan keperawatan perlu adanya reward. 3. Kepada peneliti yang selanjutnya, disarankan perlunya memperdalam penelitian tentang efektifitas pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan untuk memperoleh hasil yang lebih memuaskan.
DAFTAR PUSTAKA Adisasmito, Wiku.2009.Sistem Manajemen Lingkungan Rumah Sakit.Jakarta.Rajawali Pers Anonim. 2011. Pengetahuan dan Motivasi Perawat Dalam Pendokumentasian Askep, (http://dindingalfajri87.blogspot.com/2011/03/pengetahuan-dan-motivasi-perawat-dalam.html, tanggal 31 maret 2013)
(online), sitasi
Asmadi.2008.Konsep Dasar Keperawatan.Jakarta.EGC Hidayat, A. A.2008.Pengantar Konsep Dasar Keperawatan.Jakarta.salemba Medika. Dokumentasi Proses Keperawatan.Jakarta.EGC
.2002.Pengantar
Martono, Nanang.2012.Metode Penelitian Kuantitatif Analisis Isi dan Analisis Data Sekunder.Jakarta.Rajawali Pers. Martini.2004.Hubungan Karakteristik Perawat, Sikap, Beban kerja, Ketersediaan Fasilitas dengan Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Di Rawat Inap BPRSUD Kota Salatiga.tesis diterbitkan, (online), (http://eprints.undip.ac.id/1827/1/martini.pdf, sitasi tanggal 31 maret 2013) Notoatmodjo, S.2012.Metodologi Penelitian Kesehatan.Rineka Cipta.Jakarta Nursalam.2012.Manajemen Medika.Jakarta
Keperawatan
Aplikasi
Dalam
Praktik
Keperawatan
Profesional.Salemba
2011.Proses dan Dokumentasi Keperawatan Konsep dan Praktik.Jakarta.Salemba Medika Suarli, S dan Yahyan Bahtiar.2010.Manajemen Keperawatan Dengan Pendekatan Praktis.Jakarta.Erlangga Setiadi.2012.Konsep dan Penulisan Dokumentasi Asuhan Keperawatan Teori dan Praktik.Yogyakarta.Graha Ilmu Sugiyono.2012.Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.Bandung.Alfabeta
466
Jurnal ilmiah kesehatan Diagnosis Volume 5 Nomor 4 Tahun 2014 ● ISSN : 2302-1721