FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IBU HAMIL MASIH MEMILIH DUKUN BERANAK DALAM MELAKUKAN BANTUAN PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MARITAING KECAMATAN ALOR TIMUR KABUPATEN ALOR-NTT Seprianus Lahal1, Suhartatik2 1STIKES 2STIKES
Nani Hasanuddin Makassar Nani Hasanuddin Makassar
ABSTRAK Dukun beranak atau dukun bayi adalah orang yang dianggap terampil dan dipercaya oleh masyarakat untuk menolong persalinan, perawatan ibu dan anak sesuai kebutuhan masyarakat, Di NTT persalinan yang di tolong oleh tenaga medis sebanyak 69,41% dan 30,59% di tolong oleh tenagan non medis, di Kabupaten Alor khususnya di Puskesmas Maritaing sendiri terdapat 221 jumlah persalinan, yang dimana 146 persalinan ditolong oleh tenaga medis (bidan), dan 75 persalinan ditolong oleh tenaga non medis (dukun beranak), (Medical Record, 2013). Tujuan penelitian adalah diketahuinya pengaruh antara faktor Pengetahuan, Ekonomi dan Jarak terhadap pemelihan dukun beranak di wilayah kerja Puskesmas Maritaing Kecamatan Alor Timir Kabupaten Alor-NTT. Jenis penelitian cross sectional study. Sampel ditarik secara purposive sampling dengan jumlah 31 responden. Hasil penelitian menunjukan dari 31 responden terdapat 35,5 % berpengetahuan cukup dan 64,5 berpengetahuan kurang. Terdapat 35,5 % yang mempunyai ekonomi menengah dan 64,5 % mempunyai ekonomi bawah. Terdapat 29,0 % yang memiliki jarak rumah dekat dengan puskesmas dan 71,0 % mempunyai jarak rumah yang jauh dengan puskesmas. Disimpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan, ekonomi dan Jarak terhadap pemelihan dukun beranak. Kata kunci : Pengetahuan, Ekonomi, Jarak dan Pemelihan Bantuan Persalinan (Dukun Berak)
PENDAHULUAN Persalinan merupakan hal yang sangat kompleks kerena disatu sisi terjadi kebahagiaan menjelang kelahiran anak tetapi disisi lain terjadi resiko-resiko yang mungkin mengancam keselamatan ibu dan bayi. Oleh karena itu pengawasan ibu hamil dalam persalinan sangat diperlukan. Setiap persalinan mempunayai resiko komplikasi sehingga setiap persalinan dapat dianggap sebagai keadaan darurat dan membutuhkan penangan yang tepat. WHO (World Health Organization) menyatakan bahwa kematian yang terbanyak terjadi kerena komplikasi pada saat kehamilan dan persalinan dari 42 hari pasca persalinan dengan penyebab yang berhubungan langsung atau tidak langsung terhadap kehamilan. WHO memperkirakan 585.000 perempuan meninggal setiap hari karena komplikasi kehamilan dan proses kelahiran yang tidak aman. Ditambah dengan anggapan masyarakat tentang tradisi masyarakat di tempat pelayanan non medis seperti dukun. Memilih dukun atau tenaga non medis sebagai penolong dalam proses persalinan memang bukan hal baru dalam realitas masyarakat kita. Pertolongan dengan
tenaga non medis atau dukun ini sudah banyak terjadi terutama di daerah-daerah yang tidak terakses pelayanan kesehatan yang baik. Bahkan sejumlah wilayah atau daerah, tenaga non medis jumlahnya jauh lebih besar dari pada jumlah tenaga medis, ( Budi, 2010). Di Amerika Serikat penyelenggaraan pengawasan pertolongan persalinan pada hampir semua wanita hamil berlangsung di Rumah Sakit dan ditangani oleh dokter, di Eropa barat maupun timur, bidan mempunyai peranan yang sangat penting dalam pertolongan persalinan, sehingga angka kematian maternal pada semua negaranegara maju umumnya berkisar antara 1.53.0 per 10.000 kelahiran hidup. Kenyataan membuktikan bahwa di Indonesia pada saat ini persalina yang ditolong di Rumah Sakit hanya 5-10%, 10% oleh bidan swasta, sedang 75-80% masih ditolong oleh dukun (Mohtar, 2008). Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan Tahun 2007 adalah 64,78% dengan kisaran 94-98% di propinsi Bali dan 40-55% di Maluku , ( Budi, 2010). Jumlah persalinan yang ditolong oleh tenaga non medis (dukun beranak), di Propinsi NTT sendiri masih dalam jumlah yang
488 Jurnal ilmiah kesehatan Diagnosis Volume 5 Nomor 4 Tahun 2014 ● ISSN : 2302-1721
banyak. Menurut sumber Ditjen Bina Gizi dan KIA Kemkes RI, 2013 menyatakan bahwa jumlah persalian yang ditolong oleh tenaga medis pada tahun 2012 adalah sebanyak 69,41% dan 30,59 ditolong oleh tenaga non medis (dukun beranak atau dukun bayi). Khususnya di Puskesmas Maritaing Kecamatan Alor Timur Kabupaten Alor, menurut data dari Puskesmas Maritaing tahun 2008 berjumlah 175 persalinan, yang dimana 102 persalinan ditolong oleh tenaga medis (bidan) dan 73 persalinan ditolong oleh tenaga non medis (dukun beranak), pada tahun 2009 berjumlah 260 persalinan, yang dimana 187 persalinan ditolong oleh tenaga medis (bidan) dan 73 persalinan ditolong oleh tenaga non medis (dukun beranak), pada tahun 2010 berjumlah 209 persalinan, yang dimana 137 persalinan ditolong oleh tenaga medis (bidan) dan 72 persalinan ditolong oleh tenaga non medis (dukun beranak), pada tahun 2011 berjumlah 192 persalinan, yang dimana 123 persalinan ditolong oleh tenaga medis (bidan), dan 69 persalinan ditolong oleh tenaga non medis (dukun beranak), dan pada tahun 2012 terdapat 221 jumlah persalinan, yang dimana 146 persalinan ditolong oleh tenaga medis (bidan), dan 75 persalinan ditolong oleh tenaga non medis (dukun beranak), (Medical Record, 2013). Banyak faktor yang menyebabkan sehingga ibu hamil lebih memilih dukun beranak dalam melakukan bantuan persalinan, diantaranya adalah sosial ekonomi dimana biaya persalinan yang mahal memaksa ibu hamil lebih memilih dukun sebagai empat untuk melakukan bantuan per salinan.Jarak juga merupakan salah satu faktor menyebabkan sehingga ibu hamil lebih memilih dukun karena jarak dari rumah ketempat pelayanan kesehatan jauh. Serta pe ngetahuan dan sikap ibu hamilitu sendiri. BAHAN DAN METODE Lokasi, populasi dan sampel Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 20 Juni – 20 Juli 2013 di Puskesmas Maritaing Kabupaten Alor-NTT. Populasi pada penelitian ini adalah ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Maritaing Kabupaten Alor-NTT yaitu sebanyak 62 orang. Berdasarkan jumlah populasinya maka didapatkan besar sampel yaitu 31 responden yang datang memeriksakan kesehatannya di Puskesmas Maritaing Kabupaten ALor-NTT. Jenis penelitian ini menggunakan penelitian survey dengan rancangan Cross Sectional study yaitu metode penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dengan menggunakan kuisoner sebagai alat pengumpul data. Yang
menjadi sampel adalah ibu hamil yang memeriksa kesehatannya di Puskesmas Maritaing Kabupaten Alor-NTT yang ada pada saat penelitian berlangsung. Dengan criteria inklusi yaitu Ibu hamil, Ibu hamil yang mau di teliti dan ibu hamil yang berkunjung di Puskesmas Maritaing. Pengumpulan data Data hasil penelitian diperoleh dengan mengumpulkan data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden melalui pengukuran dan pengisian kuesioner dan alat yang digunakan adalah alat tulis menulis serta bahan yang digunakan adalah kuesioner. Sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh dari pihak puskesmas yakni data ibu hamil yang tercatat di puskesmas Maritaing Kabupaten Alor-NTT . Dalam penelitian ini digunakan kuesioner yang disebarkan kepada responden yang menjadi sampel pilihan. Adapun urutan prosedur penelitian sebagai berikut : Membuat kuesioner sebanyak jumlah responden yang akan ditentukan, membagi kuesioner kepada responden, mengumpulkan kuesioner yang telah dibagi, dan mentabulasi data Pengolahan data Setelah data diperoleh dimasukkan kedalam pengujian statistik untuk memperoleh kejelasan tentang faktor yang berhubungan dengan kejadian phlebitis diruang perawatan interna Rumah Sakit Umum Daerah Daya. Setelah data tersebut dilakukan editing, koding, dan tabulasi maka selanjutnya dilakukan analisis data berupa : Analisis univariat yaitu data yang diperoleh dari masing-masing variabel dimasukkan kedalam variabel frekuensi. Selanjutnya dilakukan Analisis bivariat yaitu untuk mengetahui atau menguji hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen, yang dilakukan dengan uji Chi-Square pada program SPSS 16,0 dengan nilai kemaknaan α = 0,05. HASIL PENELITIAN Tabel 1. Distribusi Responden Berdasarkan Umur di Puskesmas Maritaing Kabupaten Alor-NTT Tahun 2013 Umur n % 15-20 Tahun 2 6,5 21-30 Tahun 20 64,5 31-40 Tahun 9 29,0 Total 31 100 Berdasarkan data pada tabel diatas terlihat bahwa sebagian besar responden
Jurnal ilmiah kesehatan Diagnosis Volume 5 Nomor 4 Tahun 2014 ● ISSN : 2302-1721
489
berada pada golongan umur 21-30 tahun yaitu sebanyak 20 orang (64,5%), diikuti dengan golongan umr 31-40 tahun yaitu sebanak 9 orang (29,0%) sedangkan paling sedikit responden berada pada golongan umur 15-20 tahun sebanyak 2 orang (6,5%). Tabel 2. Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan di Puskesmas Maritaing Kabupaten Alor-NTT Tahun 2013 Pekerjaan n % Tani 3 9,7 IRT 27 87,1 PNS 1 3,2 Total 31 100 Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa sebagian besar responden mempunyai pekerjaan sebagai IRT (Ibu Rumah Tangga) yaitu sebanyak 27 orang (87,1%) diikuti dengan tani yaitu sebanyak 3 orang (9,7%) dan sebagian kecil responden yang bekerja sebagai PNS (Pegawai Negeri Sipil) yaitu 1 orang (3,2%). Tabel 3. Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin di Puskesmas Maritaing Kabupaten Alor-NTT Tahun 2013 Jenis Kelamin n % Laki-laki 0 0 Perempuan 31 100 Total 30 100 Berdasarkan data di atas terlihat bahwa semua responden adalah perempuan yaitu sebanyak 31 orang (100%) . Tabel 4.Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan di Puskesmas Maritaing Kabupaten Alor-NTT Tahun 2013 Pengetahuan n % Cukup 11 35,5 Kurang 20 64,5 Total 31 100 Berdasarkan data d iatas terlihat bahwa sebagian besar responden mempunyai pengetahuan kurang yaitu sebanyak 20 orang (64,5%), dan sebagian kecil berpendidikan cukup yaitu 11 orang (35,5%). Tabel 5. Distribusi Responden Berdasarkan Ekonomi di Puskesmas Maritaing Kabupaten Alor-NTT Tahun 2013 Pengetahuan n % Menengah keatas 11 35,5 Menengah kebawah 20 64,5 Total 30 100
490
Berdasarkan Tabel diatas terlihat bahwa sebagian besar responden memiliki ekonomi menengah kebawah yaitu 20 orang (64,5%) dan sebagian kecil memiliki ekonomi menengah keatas yaitu 10 orang (35,5%). Tabel 6. Distribusi Responden Berdasarkan Jarak Rumah dengan puskesmas di Puskesmas Maritaing Kabupaten Alor-NTT Tahun 2013 Jarak n % Jauh 22 71,0 Dekat 9 29,0 Total 30 100 Berdasarkan data di atas terlihat bahwa sebagian besar responden memiliki rumah yang jauh dengan puskesmas yaitu 22 orang (71,0%) dan sebagian memiliki rumah yang dekat dengan puskesmas yaitu sebanyak 9 orang (29,0%). Tabl 7. Distribusi Responden Masih Memilih Dukun Beranak di Puskesmas Maritaing Kabupaten Alor-NTT Tahun 2013 Masih memilih Dukun n % Beranak Pilih 20 64,5 Tidak Pilih 11 35,5 Total 31 100 Berdasarkan data di atas terlihat bahwa sebagian besar dari responden memilih dukun beranak yaitu sebanyak 20 orang (64,5%) dan sebagiannya lagi tidak memilih dukun beranak yaitu sebanyak 11 orang (35,5%). Tabel 8. Distribusi Pengaruh Pengetahuan Responden dengan masih memilih dukun beranak di Puskesmas Maritaing Kabupaten Alor-NTT Tahun 2013 Masih Memilih Dukun Beranak Pengeta-huan
Tidak Pilih n %
Cukup
Pilih n % 10 32,3
Total n %
1
3,2
11
35,5
Kurang
10
32,3
10
32,3
20
64,5
Total
20
64,5
11
35,5
31
100
p = 0.024
Berdasarkan data diatas terlihat bahwa dari 31 responden terdapat 11 responden (35,5%) berpengetahuan cukup yang meilih dukun beranak sebanyak 10 responden (32,3%) dan yang tidak memilih dukun beranak sebanyak 1 responden (3,2%). Terdapat 20 responden (64,5%) berpengetahuan kurang yang memilih dukun
Jurnal ilmiah kesehatan Diagnosis Volume 5 Nomor 4 Tahun 2014 ● ISSN : 2302-1721
beranak sebanyak 10 responden (32,3%) dan yang tidak memilih dukun beranak sebanyak 10 orang (32,3%). Setelah dilakukan uji statistik dengan fisher exact test diperoleh nilai p = 0,024 < α (0,05), sehingga Ho ditolak dan Ha diterima. Jadi, terdapat pengaruh antara pengetahuan responden dengan pememilihan dukun beranak Tabel 9. Distribusi Pengaruh Ekonomi Responden dengan masih memilih dukun beranak di Puskesmas Maritaing Kabupaten Alor-NTT Tahun 2013 Masih Memilih Dukun Beranak Ekonomi
Pilih
Tidak Pilih
n
%
n
Menengah
10
32,3
Bawah
10
32,3
Total
15
64,5
16
Total
%
n
%
1
3,2
11
35,5
10
32,3
20
64,5
35,5
31
100
p = 0.024
Berdasarkan data di atas terlihat bahwa dari 31 responden terdapat 11 responden (35,5%) yang mempunyai ekonomi menengah masih memilih dukun beranak sebanyak 10 responden (32,3%) dan yang tidak memilih dukun beranak sebanyak 1 responden (3,2%). Terdapat 20 responden (64,5%) yang mempunyai ekonomi bawah yang masih memilih dukun beranak sebanyak 10 orang (32,3%) dan yang tidak memilih dukun beranak sebanyak 10 orang (32,3%). Setelah dilakukan uji statistik dengan fisher exact test diperoleh nilai p = 0,024 < α (0,05), sehingga Ho ditolak dan Ha diterima. Jadi, terdapat hubungan antara Ekonomi responden dengan masih memilih dukun beranak. Tabel 10. Distribusi Pengaruh Jarak Rumah Responden dengan Puskesmas dengan masih memilih Dukun di Puskesmas Maritaing Kabupaten Alor-NTT Tahun 2013 Masih Memilih Dukun Beranak Jarak
Pilih
Tidak Pilih
Total
n
%
n
%
n
%
Jauh
12
38,7
10
32,3
22
71,0
Dekat
8
25,8
1
3,2
9
29,0
Total
20
64,5
11
35,5
31
100
p : 0.069
Berdasarkan data diatas terlihat bahwa dari 31 responden terdapat 22 responden (71,0%) mempunyai rumah yang jauh dari puskesmas yang memilih dukun beranak sebanyak 12 responden (38,7%) dan yang
tidak memilih dukun beranak sebanyak 10 responden (32,3%). Terdapat 9 responden (29,0%) yang mempunyai rumah dekat dengan puskesmas dan masih memilih dukun beranak sebanyak 8 orang (25,8%) dan yang tidak memilih dukun beranak sebanyak 1 orang (3,2%). Setelah dilakukan uji statistik dengan fisher exact test diperoleh nilai p = 0,069 > α (0,05), sehingga H0 diterima. Jadi, tidak terdapat pengaruh antara jarak rumah responden dengan puskesmas dengan masih memilih dukun beranak PEMBAHASAN 1. Pengaruh pengetahuan dengan masih memiih dukun beranak. Data dri tabel 8 menunjukkan bahwa dari 31 responden terdapat 11 responden (35,5%) berpengetahuan cukup yang meilih dukun beranak sebanyak 10 responden (32,3%) dan yang tidak memilih dukun beranak sebanyak 1 responden (3,2%). Terdapat 20 responden (64,5%) berpengetahuan kurang yang memilih dukun beranak sebanyak 10 responden (32,3%) dan yang tidak memilih dukun beranak sebanyak 10 orang (32,3%). Setelah dilakukan uji statistik dengan fisher exact test diperoleh nilai p = 0,24 < α (0,05), sehingga Ho ditolak dan Ha diterima. Jadi, terdapat pengaruh antara pengetahuan responden dengan pememilihan dukun beranak Dari hasil penelitian dapat di simpulkan bahwa semakin cukup pengetahuan seseorang tentang bagaimana cara memilih bantuan persalinan yang benar akan sangat membantu dalam mengurangi tingkat kematian ibu dan anak. Penelitian sebelumnya yang dilakukan Rahayu Budi Utami mengatakan bahwa pengetahuan yang baik akan menunjang terwujudnya perilaku berpikir dan sikap yang baik. Semakin tinggi pengetahuan, semakin luas pemahaman tentang sikap dan perilaku individu terhadap apa yang dihadapinya, sehingga diharapkan individu mampu mengambil keputusan dalam setiap tindakan yang akan dilakukannya termasuk dalam hal berpikir tentang apa yang poisitif dan negative serta dampaknya Berdasarkan hasil penelitian ini, dengan didukung oleh teori yang ada dan hasil penelitian, maka diasumsikan bahwa ada pengaruh antara pengetahuan dengan masih memilih dukun beranak di wilayah kerja Puskesmas Maritaing Kabupaten Alor-NTT.
Jurnal ilmiah kesehatan Diagnosis Volume 5 Nomor 4 Tahun 2014 ● ISSN : 2302-1721
491
2. Pengaruh ekonomi dengan masih memilih dukun beranak Dari tabel 9 menunjukkan bahwa dari 31 responden terdapat 11 responden (35,5%) yang mempunyai ekonomi menengah masih memilih dukun beranak sebanyak 10 responden (32,3%) dan yang tidak memilih dukun beranak sebanyak 1 responden (3,2%). Terdapat 20 responden (64,5%) yang mempunyai ekonomi bawah yang masih memilih dukun beranak sebanyak 10 orang (32,3%) dan yang tidak memilih dukun beranak sebanyak 10 orang (32,3%). Setelah dilakukan uji statistik dengan fisher exact test diperoleh nilai p = 0,24 < α (0,05), sehingga Ho ditolak dan Ha diterima. Jadi, terdapat hubungan antara Ekonomi responden dengan masih memilih dukun beranak. Tingkat ekonomi adalah salah satu faktor yang berperan dalam kesehatan dimana dengan alasan tidak mempunyai biaya (penghasilan rendah) masyarakat yang lebih memilih pengobatan tradisional dengan biaya relatif murah. Bagi masyarakat yang mempunyai penghasilan tinggi biaya kesehatan berapapun besarnya sering kali tidak menjadi persoalan, tetapi tidak demikian halnya bagi masyarakat yang tidak mampu. Status ekonomi masyarakat dipengaruhi oleh beberapa hal diantara pekerjaan, penghasilan dan pendidikan (H. Abu Ahmadi, 1997) Berdasarkan hasil penelitian ini, dengan didukung oleh teori yang ada dan maka diasumsikan bahwa ada pengaruh antara tingkat ekonomi dengan masih memilih dukun beranak di wilayah kerja Puskesmas Maritaing Kabupaten Alor-NTT. 3. Pengaruh jarak dengan masih memilih dukun beranak Data dari tabel 10 menunjukkan bahwa dari 31 responden Berdasarkan data diatas terlihat bahwa dari 31 responden terdapat 22 responden (71,0%) mempunyai rumah yang jauh dari puskesmas yang memilih dukun beranak sebanyak 12 responden (38,7%) dan yang tidak memilih dukun beranak sebanyak 10 responden (32,3%). Terdapat 9 responden (29,0%) yang mempunyai rumah dekat dengan puskesmas dan masih memilih dukun beranak sebanyak 8 orang (25,8%) dan yang tidak memilih dukun beranak sebanyak 1 orang (3,2%). Setelah
dilakukan uji statistik dengan fisher exact test diperoleh nilai p = 0,69 < α (0,05), sehingga Ho ditolak dan Ha diterima. Jadi, terdapat pengaruh antara jarak rumah responden dengan puskesmas dengan masih memilih dukun beranak Menurut Nasrin (2001) salah satu penyebab keterlambatan ibu bersalin untuk mendapatkan pelayanan yang tepat adalah akibat jarak yang tidak terjangkau. Jarak terlampau jauh dan tidak tersedianya sarana transportasi menyebabkan ibu hamil memilih persalinan di rumah dengan bantuan dukun, sehingga apabila mengalami komplikasi saat persalinan tidak segera mendapatkan pertolongan yang memadai. Hal ini sering menyebabkan kematian ibu dan bayi. Berdasarkan hasil penelitian ini, dengan didukung oleh teori yang ada dan maka diasumsikan bahwa ada pengaruh antara jarak rumah responden dengan tempat pelayanan kesehatan dengan masih memilih dukun beranak di wilayah kerja Puskesmas Maritaing Kabupaten Alor-NTT. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan sebelumnya, maka kesimpulan yang dapat penulis kemukakan adalah sebagai berikut : 1. Ada pengaruh antara pengetahuan responden dengan masih memilih dukun beranak 2. Ada pengaruh antara ekonomi responden dengan masih memilih dukun beranak 3. Ada pengaruh antara jarak dengan masih memilih dukun beranak SARAN Berdasarkan hasil penelitian diatas, maka penulis memberikan saran sebagai berikut: 1. Disarankan bagi pemberi pelayanan kesehatan di Puskesmas, agar tetap meningkatkan pemberian informasi kepada pasien tentang penolong persalinan yang baik dan benar. 2. Disarankan bagi bidan, perawat atau dokter dan tenaga kesehatan lainnya agar selalu memberikan penjelasan dengan cara komunikasi terapeutik agar pasien dan keluarga mudah mengerti tentang bagaimana memilih bantuan persalinan yang tepat nantinya.
DAFTAR PUSTAKA Anonim. http://www.scribd.com/doc/59322867/3/A-latar-belakang diakses tanggal 24 maret 2013
492
Jurnal ilmiah kesehatan Diagnosis Volume 5 Nomor 4 Tahun 2014 ● ISSN : 2302-1721
http://www.depkes.go.id/downloads/KUNKER MARET 2013/RE NTT-25 Mar 13.pdf diakses tanggal 3 april 2013. http://www.google.com/search?q=BAB+II+KAJIAN+PUSTAKA+A.+Kajian+Teori+1.+Tinjauan+Teori+tenta ng+Ekonomi+Akuntansi+a.+Pengertian+Ekonomi+Akuntansi&oe=UTF diakses tanggal 24 maret 2013. http://www.google.com/search?q=jtptunimus gdl fitrihanda 5619&oe=UTF 8&gfns=1&oq=jtptunimus-gdlfitrihanda-5619&gs_l=heirloom-serp diakses tanggal 24 maret 2013. http : // jurnalbidandiah tanggal 24 maret 2013
.blogspot.com /2012 /06/ pembinaan –dukun –bayi -di-komunitas.html
diakses
Budiman, 2011, Penelitian Kesehatan, Refika Aditama, Bandung. Data Puskesmas Maritaing, 2013, Jumlah persalinan yang ditolong oleh bidan dan dukun bayi, Alor-NTT. Notostmodjo, 2010, Metodologi Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta. Prawirohardjo dan Wiknjosastro, 2010, Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo, Jakarta. Sofyan, Madjid dan Siahaan, 2008, 50 Tahun IBI, Bidan Menyongsong Masa Depan, Jakarta. Sulin, 2010, Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo, Jakarta.
Jurnal ilmiah kesehatan Diagnosis Volume 5 Nomor 4 Tahun 2014 ● ISSN : 2302-1721
493