Epidemiologi Dasar RIWAYAT ALAMIAH PENYAKIT ANDREAS W. SUKUR
PRODI DIII KEBIDANAN STIKES WILLIAM BOOTH SURABAYA
Website: https://andreaswoitilasukur.wordpress.com/
Email :
[email protected]
Riwayat Alamiah Penyakit & Tingkat Pencegahan
RIWAYAT ALAMIAH PENYAKIT • Riwayat alamiah penyakit adalah deskripsi perkembangan penyakit pada individu yang terjadi secara alami. • Riwayat alamiah penyakit merupakan proses perkembangan suatu penyakit tanpa adanya intervensi secara sengaja yang dilakukan oleh manusia.
TAHAPAN RIWAYAT ALIMAH PENYAKIT
TAHAP INKUBASI TAHAP DINI PREPATOGENESIS
PATOGENESIS TAHAP LANJUT TAHAP AKHIR
TAHAPAN RIWAYAT ALIMAH PENYAKIT
TAHAP RENTAN (SUSCEPTIBLE) • Pada tahap rentan, individu belum terpapar oleh agen penyebab penyakit sehingga diperlukan upaya pencegahan primer seperti promosi kesehatan. imunisasi, pencegahan spesifik, dan sebagainya. • Tujuannya untuk mencegah timbulnya angka kejadian penyakit baru. Orang yang termasuk kelompok rentan HIV dan resiko tinggi HIV, pencegahan dilakukan dengan pendidikan kesehatan reproduksi untuk remaja dan ibu rumah tangga, penggunaan kondom pada seks beresiko pada wanita pekerja seksual dan lakilaki beresiko tinggi, tidak menggunakan jarum suntik bersamaan pada pengguna narkoba suntik. Pada anak-anak, imunisasi lengkap sangat diperlukan untuk mencegah berbagai penyakit yang bisa dicegah melalui imunisasi.
TAHAP SUBKLINIS (ASYMPTOMATIC) • Pada tahap subklinis, individu telah terpapar oleh agen penyakit, terjadi perubahan patologis pada tubuh, namun belum timbul gejala dan tanda klinis. • Tahap subklinis ini memiliki peran dalam transmisi penyakit atau penularan penyakit dari individu yang terinfeksi agen penyebab penyakit ke individu yang rentan, sehingga perlu adanya upaya pencegahan sekunder (skrinning, pengobatan segera, dll) agar dapat mengurangi durasi dan tingkat keparahan penyakit. • Pada tahap subkilinis penyakit infeksi, terjadi perkembangbiakan mikroorganisme patogen.
BEBERAPA DEFINISI ISTILAH • Waktu yang dibutuhkan sejak awal paparan/infeksi oleh agen penyebab penyakit hingga timbulnya gejala dan tanda klinis disebut masa inkubasi. Sedangkan, pada penyakit non-infeksi, waktu tersebut disebut masa laten. • Periode jendela (window period) yaitu periode waktu sejak terinfeksi hingga terdeteksinya infeksi tersebut pada tes laboratorium/skrining. Pada window period ini individu yang terinfeksi juga dapat menularkan penyakit meskipun hasil tes laboratorium belum menunjukkan hasil positif .
TAHAP KLINIS • Pada fase ini perubahan-perubahan yang terjadi pada jaringan tubuh telah cukup untuk memunculkan gejala-gejala (symptoms) dan tandatanda (signs) penyakit. Fase ini dapat dibagi menjadi fase akut dan fase kronis.
TAHAP KESEMBUHAN/KECACATAN/KEMATIAN • Pada tahap ini, jika individu yang menderita suatu penyakit klinis tertentu tidak diberikan pengobatan yang tepat maka individu tersebut akan masuk ke dalam tahap akhir penyakit, dimana gangguan patologis tersebut dimanifestasikan menjadi kondisi yang lebih berat, sepeti kecacaran, komplikasi, bahkan kematian. • Sebaliknya, jika individu tersebut diberikan pengobatan yang tepat maka tahap akhir dari penyakit tersebut adalah kesembuhan. Waktu sejak timbulnya gejala klinis sampai terjadinya akibatakibat penyakit disebut durasi.
HIV/AIDS
Epidemiologi Dasar PENCEGAHAN PRIMER SEKUNDER TERSIER
PENCEGAHAN PRIMER • Pencegahan primer (tingkat pertama) dilakukan sebelum perubahan patologis terjadi (fase prepatogenesis) dengan dua cara, yaitu dengan menjauhkan agen dari pejamu atau menurunkan kepekaan pejamu. pencegahan.
• Tujuan pencegahan primer adalah untuk membatasi timbulnya penyakit dengan mengendalikan penyebab spesifik dan faktor risiko. Upaya pencegahan primer dapat diarahkan pada seluruh masyarakat dengan tujuan untuk mengurangi risiko rata-rata (strategi berbasis massa atau populasi); atau orang-orang yang berisiko tinggi sebagai akibat dari paparan tertentu (strategi berbasis individu yang berisiko tinggi).
• Selain itu, beberapa beberapa upaya lainnya yang termasuk dalam tingkat pencegahan primer yang dapat dilakukan adalah pendidikan kesehatan, penyuluhan secara intensif, penyediaan air bersih, perbaikan rumah sehat, perbaikan gizi, peningkatan higiene perorangan dan perlindungan terhadap lingkungan yang tidak menguntungkan, memberikan imunisasi, perlindungan kerja dan nasihat perkawinan dan pendidikan seks yang bertanggung jawab.
PENCEGAHAN SEKUNDER • Pencegahan sekunder (tingkat kedua) dilakukan pada fase patologis awal penyakit (early symptom) atau masa awal kelainan klinik. • Pencegahan sekunder bertujuan mengurangi konsekuensi yang lebih serius dari penyakit melalui diagnosis dini dan pengobatan. Pencegahan ini diarahkan pada periode antara timbulnya penyakit dan masa diagnosis, dan bertujuan untuk mengurangi prevalensi penyakit.
PENCEGAHAN TERSIER • Pencegahan tersier (tingkat ketiga) dilakukan pada saat penyakit telah menyebabkan kerusakan patologis yang bersifat irreversible dan tidak dapat diperbaiki lagi. • Pencegahan tersier bertujuan mengurangi perkembangan atau komplikasi penyakit dan merupakan aspek penting dari pengobatan terapi dan rehabilitasi.
KONSEP PENCEGAHAN PENYAKIT Fase Pre-Patogenesis Fase Patogenesis Pencegahan Primer Pencegahan perkembangan awal penyakit TUJUAN: Mengurangi insiden penyakit
Pencegahan Sekunder Deteksi awal keberadaan penyakit untuk mengurangi tingkat keparahan dan komplikasi Mengurangi prevalensi penyakit dengan memperpendek riwayat alamiah penyakit Diagnosis awal Pembatasan dan perawatan ketidakmamtepat waktu puan
Pencegahan Tersier Pengurangan dampak dari penyakit Mengurangi jumlah dan dampak komplikasi Rehabilitasi
Promosi Kesehatan
Perlindungan umum dan spesifik
POLIO Penyuluhan Kesehatan tentang Imunisasi Polio HIV Pendidikan Kesehatan reproduksi bagi remaja dan ibu rumah tangga
Imunisasi Polio dan Pekan Imunisasi Nasional
Pengecekan feces untuk deteksi virus Polio
Pengobatan
Rehabilitasi Pasien dengan Polio dengan alat bantu jalan
Penggunaan jarum suntik steril bagi pengguna narkoba suntik
Tes dan Konseling Sukarela dan terpadu (Voluntary and Counselling Testing)
Terapi dan pengobatan Anti retroviral virus (ARV)
Pengobatan pencegahan infeksi opportunistik
Pendidikan seks aman bagi wanita pekerja seksual
Penggunaan kondom bagi kelompok yang melakukan seks beresiko Tes darah bagi donor darah
Psikologis, motivasi ODHA, merangkul ODHA (Orang dengan HIV-AIDS), tidak stigma dan diskriminasi
Pencegahan penyakit
Tersier Sekunder Primer
Primodial
Primodial Tujuan
Contoh
Meningkatkan & memelihara kondisi yang menimbulkan efek negatif bagi kesehatan
Kasus Merokok kebijakan melarang iklan rokok di media cetak & elektronik Meningkatkan pajak rokok menciptakan kawasan tanpa rokok kebijakan kesehatan lainnya
REFERENSI Najmah, 2015, Epidemiologi untuk mahasiswa kesehatan masyarakat. Penerbit: Raja Grafindo Ryadi S, Wijayanti, 2014. Dasar-Dasar Epidemiologi. Jakarta: Salemba Medika Syahrul, Hidajah A. C, 2002. Dasar Epidemiologi. Bahan Ajar. Fakultas Kesehatan Masyarakat Unair. Timmreck, Thomas C, 2005. Epidemiologi: Suatu Pengantar, E/2. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta
THANK YOU! FOR YOUR ATTENTION KAI ZEN # TAKEN FOR GRANTED https://andreaswoitilasukur.wordpress.com/