Modul ke:
Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Program Studi
Master Management http://www.mercubuana.ac.id
Bussiness Ethic and Good Corporate Governance Introduction and overview 1. The principles in Business Ethic 2. What is corporate governance and why is it impotent facing The AEC 3. Key corporate governance mechanism 4. Shareholder versus stakeholder models DR.H. Triyanto Ir. MBA
Introduction and overview Bussiness Ethic and Good Corporate Governance The principles in Busines Ethic
Tujuan perusahaan
Organisasi Mana gemen
GCG Kultur
Tujuan perusahaan digerakan oleh value dari korporasi baik dalam bentuk muatan atau cara ada yang mempunyai integritas, kejujuran dan keseimbangan. Contoh Kompas bertujuan untuk mendeliver berita dengan kejujuran dan keseimbangan, dimana untuk mengambil berita mereka anti amplop
Perusahaan yang unggul dan terpuji biasanya memiliki ciri empat keunggulan tersebut, pertama , menagemn yang unggul sehingga perusahaan dapat mengkresi kinerja yang btinggi dan laba usaha yang optimal, kedua, proses managemen yang unggul dijaga oleh paraktek GCG yang terdiri dari, lima conduc , tranparansi, independensi, akuntabilitas, resposibilitas dan fairness. Yang ini semua merupaka persaratan masuk pasar global. Korporasi yang menjunjung tinggi tanggung jawab sosial akan memeproleh citra kelembagaan yang positif. Akhirnya korporasi yang berbisnis dengan berlandaskan diri pada etika adalah korporasi yang mempunyai akseptibilitas yang tingi, baik dalam lingkungn bisnis, sosial maupun politik. Dimana etika adalah pembimbing moralitas yang mengacu pada penghargaan yang tinggi terhadapkemanusiaan. Etika meletakan nilai kehidupan, kesinambungan hidup sebagai bagian dari komitmen eksistensinya. Etika menjaga nilai keharminisan dalam hidp baik itu manusia maupun organisasi karena etika membangundan menguatkan nilai fairness(keadilan) khususny dalam berkompetisi dan beraliasnsi. Bahkan etika membangun dan menguatkan nilai kesantunan atas dasar nilai2 yang hidup ditengah masyarakat luas. Etika bersufat imperatif atau menjadi kewajiban bago seiap anggota komunitas dimana etika dibuat. Tujuan keberadaan etika dibuat adalah membangun manuasia yang seutuhnya dalam koridor keberadaan umat manusia
Prinsip prinsip Internasinal Corporate Governance yang diacu oleh KPMG (Komite Nasional Kebijakan Corporate Governance ) adalah sbb: 1. Hak hak para pemegang saham yangbharus diberi informasi dengan benar dan tepat pada waktunya mengenai perusahaan dapat ikut berperan dalam pengambilan keputusan mengenai perubahan perubahan yang mendasr atas perusahaan dan turut memperoleh bagian dari keuntungan perusahaan 2. Perlakuan sama terhadap para pemegang saham, terutama kepada pemegang sahamminoritas dan pemegang saham asing dengan keterbukaan informasi yang penting serta melarang pembagian untuk pihak sendiri dan perdagngan saham oleh orang dalam ( insider trading) 3. Peranan pemegang saham harus diakui sebagaimana ditetapkan oleh hukum dan kerja sama yang aktif antara perusahaan serta para pemegang kepentingan dalam menciptakan kekayaan, lapangan kerja, dan perusahaan yang sehat dari aspek keuangan. 4. Pengungkapan yang akurat dan tepat pada waktunya serta tranparansi mengenai semua hal yang penting bagi kinenrja perusahaan, kepemilikan, serta para pemegang kepentingann( stakeholder) 5. Tanggung jawab pengurus dalam managemen , pengawasan managemen serta pertanggungjawaban kepada perusahaan dan pemegang saham
What Is Business?
Shell Oil Google
Enron Sriwijaya Air Century Bank Warung makan Bengkel mobil
Hero Alfamart Indomart
Bisnis adalah organisasi yang menyediakan barang atau jasa untuk dijual dengan mak untuk mencari laba. Laba adalah selisih anrata penerImaan dengan biaya2 bisnis yang dikeluarkan
Apa yang Anda bayangkan, ketika Anda mendengar kata bisnis? Kemungkinan Anda lalu berpikir tentang betapa besar bisnis yang dikerjakan dan dihasilkan oleh PT Pertamina, Perkebunan atau Astra ataukah berpikir kenapa perusahaan2 besar yang ada di Amerika Serikat, Eropa atau perbankan di Indonesia saat krisis ekonomi th 1998 menjadi bangkrut ditutup Mungkindan juga Anda lalu terpikir dengan bisnis2 yang lebih kecil seperti pedagang dipasar tradisional, supermarket yang banyak berkembang seperti Alfamart, Indomart, Mall serta bisnis restoran kuliner . Mungkin juga lalu membayangkan bagaimana bisnis keluarga yang kecil, bisnis warung makan dipinggir jalan , pedagang pulsa dll yang tersebar disekitar kota2 Anda.
Pada dasarnya yang Anda bayangkan tersebut umumnya merupakan serangkaian aktivitas dari manusia , dimana manusia dalam memenuhi berbagai kebutuhannya harus berupaya untuk memproduksi atau menghasilkan sendiri semua barang atau jasa yang dibutuhkan itu dengan melakukan berbagai aktivitas seperti pertukaran, perdagangan, jual beli , penyewaan dsb diantara manusia itu sampai dirasakan memuaskan bagi kedua belah pihak Aktivitas aktivitas itulah yang menggambarkan apa yang disebut dengan BISNIS .Bisnis merupakan suatu aktivitas, yang sepanjang waktu mempengaruhi kehidupan setiap orang. Bisnis menghasilkan sebagain besar barang dan jasa yang dikonsumsi oleh setiap orang
Pengertian bisnis yang dikemukakan para ahli beberapa dapat diuraikan sbb : •Bisnis merupakan sekumpulan aktivitas yang dilakukan untuk menciptakan uang dengan cara mengembangkan dan mentransformasikan berbagai sumber daya menjadi barang atau jasa yang diinginkan konsumen ( Allan Afuah; 2004,Nilasari Irma,2006). •Bisnis merupakan sesuatu yang diciptakan untuk menghasilkan produk barang dan jasa kepada pelanggan (Jeff Madura, 2001, Nila Sari Ilma,2006) •Bisnis adalah jumlah seluruh kegiatan yang diorganisir oleh orangorang yang berkecimpung dalam bidang perniagaan dan industry yang menyediakan barang dan jasa untuk kebutuhan mempertahankan dan mempertahankan dan memperbaiki standard serta kualitas hidup mereka ( Glos, Steade, 1996, Nilasari 2006) •Semua aktivitas yang memenuhi kebutuhan dan keinginan ekonomis masyarakat perusahaan diorganisasikan untuk terlibat dalam aktivitas tersebut.( Musselman &Jackson, Nilasari Irma 2006).
Kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba ditentukan oleh aktivitas aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan seperti produksi, penjualan , riset dan pengembangan , distribusi , persaingan usaha, dll. Pelaksanaan aktivitas tersebut membutuhkan pendayagunaan sumber daya atau asset yang optimal sehingga pada akhirnya perusahaa dapat memuaskan konsumen atau pelanggan. Kepuasan konsumen ini akan menciptakan posisi yang menguntungkan bagi kelangsungan bisnis perusahaan Sistem ekonomi dapat mempengaruhi bagaimana aktivitas bisnis dapat berjalan. Sistem ekonmi itu mengelola sumber daya atau factor produksi yang dimilikimoleh negara dengan membuat keputusan tentang apa yang harus diproduksi , bagaimana cara memproduksi dan bagaimana alokasi penggunaan sumber daya. Sistem ekonomi disatu Negara berbeda dengan Negara lainnya sehingga akan berdampak pada aktivitas bisnis dinegara bersangkutan SISTEM BISNIS
CHANGES (C6) COMPANY (C1) CENTER SUPPLIERS (C5)
CHANNELS (C4)
COMPETITORS (C3)
MENGURANGI KAPABILITAS ORGANISASI/PERUSAHAAN
Sistem
CUSTOMER (C2)
Tiga Aspek Pokok dari Bisnis
1. Sudut Pandang Ekonomis 2. Sudut Pandang Moral 3. Sudut Pandang Hukum
Bisnis adalah kegiatan ekonomis Tukat-menukar Jual-beli Memproduksi-memasarkan Bekerja-mempekerjakan Interaksi manusiawi lainnya dengan tujuan memperoleh untung Bisnis berlangsung sebagai komunikasi sosial yang menguntungkan untuk kedua belah pihak yang melibatkan diri. Bisnis bukan karya amal, karena itu bisa timbul salah paham jika kita mengatakan bisnis merupakan suatu aktivitas sosial.
Sudut Pandang Moral
Mengejar keuntungan merupakan hal yang wajar asal tidak merugikan pihak lain Kita harus menghormati kepentingan dan hak orang lain Kita harus menepati janji
Bisnis yang baik, bukan saja bisnis yang menguntungkan tetapi juga harus baik secara moral. • Perilaku yang baik, merupakan perilaku yang sesuai dengan norma-norma moral. Perilaku yang buruk bertentangan dengan norma-norma moral. Suatu perbuatan dapat dinilai baik menurut arti terdalam justru kalau memenuhi standar etis
Sudut Pandang Hukum
Hukum merupakan sudut pandang normatif, karena menetapkan apa yang harus dilakukan atau tidak boleh dilakukan. Bersifat tertulis danada sanksi tertentu bila terjadi pelanggaran.
Norma Hukum dan Norma Etika memiliki keterkaitan yang erat: Meneguhkan keyakinan moral dalam masyarakat • Perilaku seseorang ada yang tidak etis dan serentak juga dilarang menurut hukum • Perilaku yang tidak etis tetapi menurut hukum tidak dilarang
1. Sudut Pandang Ekonomis, tolok ukurnya tidak sulit, bisnis adalah baik kalau menghasilam laba. 2. Sudut Pandang Hukum, tolok ukurnya jelas, bisnis dikatakan baik kalau sesuai dengan hukum yang berlaku. 3. Sudut Pandang Moral, tolok ukur yaitu hati nurani, Kaidah emasdan penilaian masyarakat umum
HATI NURANI
Suatu perbuatan adalah baik, jika dilakukan sesuai dengan hati nurani dan perbuatan adalah buruk, jika bertentangan dengan hati nurani Bertindak bertentangan dengan hati nurani, kita menghancurkan integritas pribadi, karena menyimpang dari keyakinan yang terdalam. Hati nurani mengikat kita dalam arti, kita harus melakukan apa yang diperintahkan hati nurani dan tidak boleh melakukan apa yang berlawanan dengan suara hati nurani. Bagi orang yang beragama, hati nurani mempunyai arti khusus. Bila kita mengambil keputusan moral atas dasar hati nurani, keputusan yang diambil sudah sesuai dan memenuhi kehendak Tuhan atau justru melanggar perintah Tuhan.
KAIDAH EMAS • Hendaklah memperlakukan orang lain sebagaimana Anda sendiri ingin diperlakukan (cara positif) • Jangan melakukan terhadap orang lain, seperti apa yang Anda sendiri tidak ingin diperlakukan terhadap diri Anda (cara negatif)
PENILAIAN UMUM • Cara yang paling ampuh untuk menentukan baikburuknya suatu perbuatan atau perilaku, adalah menyerahkan penilaian kepada masyarakat umum. • Cara ini sering disebut sebagai audit sosial. • Umum di sini maksudnya bukan bersifat terbatas tapi luas. Kadang kala kelompok-kelompok tertentu mempunyai vested interest, tetapi mengatasnamakan masyarakat umum. Hati-hati, jangan terkecoh!
Tingkah laku bisnis harus memenuhi syarat-syarat dari semua sudut pandang tadi. Bisnis yang secara ekonomis tidak membawa untung, tidak bisa dikatakan sebagai bisnis yang baik, tetapi tidak ada orang yang mempermasalahkan itu. Bisnis tidak pantas dikatakan good business kalau tidak baik dari sudul etika dan hukum.
Etika Arti Kata Etika -- > ‘Ethos’ (jamak – ta etha), berarti kebiasaan, adat istiadat (Bahasa Yunani) Kamus Besar Bahasa Indonesia, Etika adalah : a. ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk, b. tentang hak dan kewajiban moral (akhlak), c. nilai mengenai benar dan salah yang dianut oleh suatu golongan atau masyarkat umum. Peninjauan Filsafat Etika sebagai ilmu yang menyelidiki mana yang baik dan mana yang buruk sebagai pedoman sikap dan tingkah laku manusia sejauh berkaitan dengan norma-norma. Definisi Etika Etika berkaitan dengan kebiasaan hidup yang baik, baik pada diri seseorang maupun pada suatu masyarakat .Etika berkaitan dengan nilai-nilai, tatacara hidup yg baik, aturan hidup yg baik dan segala kebiasaan yg dianut dan diwariskan dari satu orang ke orang yang lain atau dari satu generasi ke generasi yg lain 22
Komponen budaya etis FOKUS Kriteria etis Egoisme (pendekatan berpusat pada kepentingan sendiri)
Individu Kepentingan diri
Benevoience Kepentingan (pendekatan pada bersama kepentingan orang lain) Principles (pendekatan pada prinsip integritas)
Moralitas pribadi
Perusahaan
Masyarakat
Kepentingan perusahaan(comp any interest)
Effisiensi ekonomi
Kepentingan tim
Tanggung jawab sosial
Prosedur dan peraturan perusahaan
Kode etik dan hukum
Etika Bisnis Boone and Curtz (2002) Etika Bisnis yaitu standar perilaku da nilai-nilai moral yang mengontrol tindakan serta keputusan pelaku bisnis Bertens (2000) Etika bisnis adalah pemikiran atau refleksi tentang moralitas dalam ekonomi dan bisnnis Etika Bisnis? ¾ Suatu proses dan upaya untuk mengetahui hal-hal yang benar dan yang salah yang selanjutnya tentu melakukan hal yang benar berkenaan dengan produk, pelayanan perusahaan dengan pihak yang berkepentingan dengan tuntutan perusahaan ¾ Mempelajari kualitas moral kebijaksanaan organisasi, konsep umum dan standar untuk perilaku moral dalam bisnis, berperilaku penuh tanggung jawab dan bermoral. ¾ Merupakan suatu kebiasaan atau budaya moral yang berkaitan dengan kegiatan bisnis suatu perusahaan. ¾ Etika untuk berbisnis secara baik dan fair dengan menegakkan hukum24 dan k dil k i t d k k ti d i i i i
Apa itu etika bisnis ? 1. 2.
1. 2.
Etika sebagai praksis Etika sebagai refleksi
Nilai-nilai dan norma-norma moral sejauh dipraktekkan atau justru tidak dipraktekkan walaupun seharusnya dipraktekkan. Apa yang dilakukan sejauh sesuai atau tidak sesuai dengan nilai dan norma moral.
Etika Bisnis adalah studi tentang aspek-aspek moral dari kegiatan ekonomi dan bisnis.
Pemikiran moral = berpikir tentang apa yang dilakukan dan khususnya tentang apa yang harus dilakukan atau tidak boleh dilakukan. Berbicara tentang etika sebagai praksis atau mengambil praksis etis sebagai objeknya. Menyoroti dan menilai baik buruknya perilaku orang. Dapat dijalankan pada taraf populer maupun ilmiah.
1.
Tahapan Makro
Etika bisnis mempelajari aspek-aspek moral dari sistem ekonomi secara keseluruhan. Jadi masalah etika disoroti pada skala besar
2. Tahapan Meso (madya)
Etika bisnis menyelidiki masalah-masalah etis di bidang organisasi. Organisasi di sini adalah perusahaan, serikat buruh, lembaga konsumen, perhimpunan profesi dan lain-lain
3. Tahapan Mikro
Difokuskan pada individu dalam hubungan dengan ekonomi dan bisnis. Di sini mempelajari tanggung jawab etis dari karyawan dan majikan, bawahan dan manajer, produsen dan konsumen, pemasok dan investor.
Teori Hak Dalam pemikiran moral dewasa ini barangkali teori hak ini adalah pendekatan yang paling banyak dipakai untuk mengevaluasi baik buruknya suatu perbuatan atau perilaku. Teori Hak merupakan suatu aspek dari teori deontologi, karena berkaitan dengan kewajiban. Hak dan kewajiban bagaikan dua sisi uang logam yang sama. Hak didasarkan atas martabat manusia dan martabat semua manusia itu sama. Karena itu hak sangat cocok dengan suasana pemikiran demokratis. 30
Utilitarianisme ¾
¾
¾
Dikembangkan pertama kali oleh Jeremi Bentham (1748 -1832). Adalah tentang bagaimana menilai baik buruknya suatu kebijaksanaan sosial politik, ekonomi dan legal sesuai dengan asas manfaat dan kegunaan Maksud Asas Manfaat atau Kegunaan “asas yang menyuruh setiap orang untuk melakukan apa yang menghasilkan kebahagiaan atau kenikmatan terbesar yang diinginkan oleh semua orang untuk sebanyak mungkin orang atau untuk masyarakat seluruhnya” Oleh karena itu, menurut pandangan utilitarian, tujuan akhir manusia juga merupakan ukuran moralitas.
Utilitarianisme Klasik
Utilitarianisme Klasik diusung oleh Jeremy Bentham, James Mill dan, anaknya, John Stuart Mill Prinsip Utilitarianisme Klasik: ¾ Semua tindakan mesti dinilai benar/baik atau salah/jelek semata-mata berdasarkan konsekuensi2 atau akibat2nya. ¾ Dalam menilai konsekuensi2 atau akibat2 itu, satu-satunya hal yang penting adalah jumlah kebahagiaan atau penderitaan yang dihasilkannya. Jadi, tindakan2 yang benar adalah yang menghasilkan surplus kebahagiaan terbesar ketimbang penderitaan. ¾ Dalam mengkalkulasi kebahagiaan atau penderitaan yang dihasilkan, tidak boleh kebahagiaan seseorang dianggap lebih penting daripada kebahagiaan orang lain.
Kriteria dan Prinsip Etika Utilitarianisme Pertama, MANFAAT Kedua, MANFAAT TERBESAR Ketiga, MANFAAT TERBESAR BAGI SEBANYAK MUNGKIN ORANG Prinsip dasar utilitarianisme “manfaat terbesar bagi jumlah orang terbesar” “Bertindaklah sedemikian rupa sehingga tindakanmu itu mendatangkan keuntungan sebesar mungkin bagi sebanyak mungkin orang”
Kelemahan Etika Utilitarianisme Manfaat merupakan konsep yg begitu luas shg dalam kenyataan praktis akan menimbulkan kesulitan yg tidak sedikit Etika utilitarisme tidak pernah menganggap serius nilai suatu tindakan pd dirinya sendiri dan hanya memperhatikan nilai suatu tindakan sejauh berkaitan dg akibatnya.
Etika utilitarisme tidak pernah menganggap serius kemauan baik seseorang
Variabel yg dinilai tidak semuanya dpt dikualifikasi. Seandainya ketiga kriteria dari etika utilitarisme saling bertentangan, maka akan ada kesulitan dlam menentukan proiritas di antara ketiganya Etika utilitarisme membenarkan hak kelompok minoritas tertentu dikorbankan demi kepentingan mayoritas
Utilitarianisme dalam Bisnis Dalam Etika Utilitarianisme, manfaat dan kerugian selalu dikaitkan dg semua orang yg terkait, shg analisis keuntungan dan kerugian tidak lagi semata-mata tertuju langsung pd keuntungan bagi perusahaan. Analisis keuntungan dan kerugian dalam kerangka Etika bisnis: • Pertama, keuntungan dan kerugian, cost and benefits, yg dianalisis tidak dipusatkan pd keuntungan dan kerugian perusahaan. • Kedua, analisis keuntungan dan kerugian tidak ditempatkan dlm kerangka uang. • Ketiga, analisis keuntungan dan kerugian untuk jangka panjang
Deontologi : Ethics of Rights and Duties Istilah deontologi berasal dari kata kewajiban.
Yunani ‘deon’ yang berarti
‘Mengapa perbuatan ini baik dan perbuatan itu harus ditolak sebagai buruk’, deontologi menjawab : ‘karena perbuatan pertama menjadi kewajiban kita dan karena perbuatan kedua dilarang’. Yang menjadi dasar baik buruknya perbuatan adalah kewajiban. Pendekatan deontologi sudah diterima dalam konteks agama, sekarang merupakan juga salah satu teori etika yang terpenting. Menekankan kewajiban manusia u/ bertindak secara baik. Suatu tindakan baik bukan dinilai dan dibenarkan berdasarkan akibat atau tujuan baik dari tindakan itu, melainkan berdasarkan tindakan itu sendiri sebagai baik pada dirinya sendiri. 36
Prinsip Deontologi
(1)
(2)
(3)
Supaya tindakan punya nilai moral, tindakan ini harus dijalankan berdasarkan kewajiban Nilai moral dari tindakan ini tidak tergantung pada tercapainya tujuan dari tindakan itu melainkan tergantung pada kemauan baik yang mendorong seseorang untuk melakukan tindakan itu, berarti kalaupun tujuan tidak tercapai, tindakan itu sudah dinilai baik Sebagai konsekuensi dari kedua prinsip ini, kewajiban adalah hal yang niscaya dari tindakan yang dilakukan berdasarkan sikap hormat pada hukum moral universal 37
Deontologi Dalam Bisnis Tindakan bisnis dinilai baik bukan krn mendatangkan keuntungan pada pelaku bisnis, tetapi sejalan dg kewajiban si pelaku bisnis dalam memberikan pelayanan prima kepada semua konsumen.(nilai tindakan itu bukan ditentukan oleh akibat baik yg diperoleh si pelaku bisnis. Etika deontologi Æ menekankan pentingnya motivasi, kemauan baik dan watak yg kuat dari para pelaku.
Deontologi : Pandangan Ethics Immanuel Kant, Filsuf Jerman Abad 18 Pandangan 1. Tidak ada didunia yg dianggap baik kecuali kemauan baik. Kepandaian bisa merugikan kalau tidak didasarkan pada kemauan baik. 2. Tindakan yg baik adalah tidak saja sesuai kewajiban, melainkan tindakan tindakan yg dijalankan demi kewajiban 3. Supaya suatu tindakan punya nilai moral, tindakan itu harus dijalankan berdasarkan kewajiban 4. Nilai moral dari tindakan itu tidak tergantung p[ada tercapainya tujuan tetapi tergantung pada kemauan baik yg mendorong ia berbuat. 5. Sebagai konsekuensi dari kedua prinsip di atas, kewajiban adalah hal yg niscaya dari tindakan yg dilakukan berdasarkan sikap hormat kepada hukum.
Etika dalam Bisnis : Kenapa Perlu? 9
9
9
9 9
9
Karena bisnis tidak hanya bertujuan untuk profit melainkan perlu mempertimbangkan nilai-nilai manusiawi, apabila tidak akan mengorbankan hidup banyak orang, sehingga masyarakat pun berkepentinan agar bisnis dilaksanakan secara etis; Bisnis dilakukan diantara manusia yang satu dengan manusia yang lainnya, sehingga membutuhkan etika sebagai pedoman dan orientasi bagi pengambilan keputusan, kegiatan, dan tindak tanduk manusia dalam berhubungan (bisnis) satu dengan lainnya; Bisnis saat ini dilakukan dalam persaingan yang sangat ketat, maka dalam persaingan bisnis tersebut, orang yang bersaing dengan tetap memperhatikan norma-norma etis pada iklim yang semakin profesional justru akan menang Dunia usaha berperan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang sehat dengan mempertimbangkan pula faktor lingkungan hidup Dunia usaha tidak lagi hanya memperhatikan catatan keuangan perusahaan semata (single bottom line), melainkan sudah meliputi aspek keuangan, aspek sosial, dan aspek lingkungan yang biasa disebut triple bottom line. Lingkungan hidup dan permasalahan sosial yang ditimbulkan semakin tegas, juga standar dan hukum yang akan berlaku. Beberapa investor dan perusahaam manajemen investasi telah mulai memperhatikan kebijakan CSR(Corporate Social Responsibility) 40
Peran Etika dalam Bisnis
Untuk membangun kultur bisnis yang sehat, idealnya dimulai dari perumusan etika yang akan digunakan sebagai norma perilaku sebelum aturan (hukum) perilaku dibuat dan laksanakan, atau aturan (norma) etika tersebut diwujudkan dalam bentuk aturan hukum.
Sebagai kontrol terhadap individu.pelaku dalam bisnis yaitu melalui penerapan kebiasaan atau budaya moral atas pemahaman dan penghayatan nilai-nilai dalam prinsip moral sebagai inti kekuatan suatu perusahaan dengan mengutamakan kejujuran, bertanggung jawab, disiplin, berperilaku tanpa diskriminasi.
Etika bisnis hanya bisa berperan dalam suatu komunitas moral, tidak merupakan komitmen individual saja, tetapi tercantum dalam suatu kerangka sosial; 41
Prinsip-Prinsip Etika Bisnis 1. Prinsip Otonomi yaitu kemampuan untuk mengambil keputusan dan bertindak berdasarkan keselarasan tentang apa yang baik untuk dilakukan dan bertanggung jawab secara moral atas keputusan yang diambil. 2. Prinsip Kejujuran; dalam hal ini kejujurn adalah merupakan kunci keberhasilan suatu bisnis, kejujuran dalam pelaksanaan kontrol terhadap konsumen, dalam hubungan kerja, dan sebagainya. 3. Prinsip Keadilan bahwa setiap orang dalam berbisnis diperlakukan sesuai dengan haknya masing-masing dan tidak ada yang boleh dirugikan. 4. Prinsip Saling menguntungkan; juga dalam bisnis yang kompetitif. 5. Prinsip integritas moral; ini merupakan dasar dalam berbisnis, harus menjaga nama baik perusahaan tetap dipercaya dan merupakan perusahaan terbaik. 42
Dilema Etika Bisnis
43
Dilema Etika Bisnis 1.
2.
3.
4.
Konflik Kepentingan—situasi dimana keputusan yang diambil terpengaruh oleh kepentingan/keuntungan pribadi (kasus suap pada beberapa skandal kredit macet). Kejujuran & Integritas—mengemukakan fakta yang sebenarnya dan menjunjung tinggi prinsip-prinsip etika didalam semua keputusan bisnis. Loyalitas vs. Kebenaran—pelaku bisnis mengharapkan para karyawannya untuk loyal sekaligus “benar”. Whistleblowing—pengungkapan karyawan kepada publik, pemerintah maupun media atas praktekpraktek yang sifatnya melanggar etika, ilegal, atau amoral didalam perusahaan/ organisasinya.
ETIKA BISNIS MENCAKUP Etika bisnis mencakup hubungan antara perusahaan dengan orang yang menginvestasi uangnya dalam perusahaan, dengan konsumen, pegawai, kreditur dan pesaing. Orang
yang menanam uang atau investor menginginkan manajemen dapat mengelola perusahaan secara berhasil, sehingga dapat menghasilkan keuntungan bagi mereka.
Konsumen
menginginkan agar perusahaan menghasilkan produk bermutu yang dapat dipercaya dan dengan harga yang layak
Para
karyawan menginginkan agar perusahaan mampu membayar balas jasa yang layak bagi kehidupan mereka, memberi kesempatan naik pangkat atau promosi jabatan.
Pihak kreditur mengharapkan agar semua hutang perusahaan dapat dibayar tepat pada waktunya dan membuat laporan keuangan yang dapat dipercaya dan dibuat secara teratur. Pihak pesaing mengharapkan agar dalam persaingan dilakukan secara baik, tidak merugikan dan menghancurkan pihak lain.
Orang-orang bisnis diharapkan bertindak secara etis dalam berbagai aktivitasnya di masyarakat. Harus ada etik dalam menggunakan sumber daya yang terbatas di masyarakat, apa akibat dari pemakaian sumber daya tersebut dan apa akibat dari proses produksi yang dilakukan. Etika bisnis menyangkut usaha membangun kepercayaan antara masyarakat dengan perusahaan,dan ini merupakan elemen sangat penting buat suksesnya suatu bisnis dalam jangka panjang. Jadi prinsipnya seorang wirausaha lebih baik merugi daripada melakukan perbuatan tidak terpuji.
Menjaga etika adalah suatu hal yang sangat penting untuk melindungi reputasi perusahaan. Masalah etika ini selalu dihadapi oleh para manajer dalam keseharian kegiatan bisnis, namun harus dijaga terus menerus, sebab reputasi sebuah perusahaan yang etis tidak dibentuk dalam waktu pendek tapi akan terbentuk dalam jangka panjang. Dan ini merupakan aset tak ternilai sebagai good will bagi sebuah perusahaan. Suatu trademark istimewa dalam competitive advantage.
Introduction and overview Bussiness Ethic and Good Corporate Governance What is corporate governance and why is it important facing the AEC
What is corporate governance? Tujuan dari tata kelola perusahaan adalah untuk memfasilitasi manajemen yang efektif, kewirausahaan dan bijaksana yang dapat memberikan keberhasilan jangka panjang perusahaan. Tata kelola perusahaan adalah sistem dimana perusahaan diarahkan dan dikendalikan. Direksi bertanggung jawab atas tata kelola perusahaan mereka. Peran pemegang saham dalam pemerintahan adalah untuk menunjuk direksi dan auditor dan untuk memuaskan diri mereka sendiri bahwa struktur pemerintahan yang sesuai di tempat Tanggung jawab dewan termasuk pengaturan tujuan strategis perusahaan, memberikan kepemimpinan untuk menempatkan mereka ke dalam efek, mengawasi pengelolaan bisnis dan pelaporan kepada pemegang saham pada pelayanan mereka. Oleh karena itu tata kelola perusahaan adalah tentang apa dewan perusahaan tidak dan bagaimana menetapkan nilai-nilai perusahaan, dan itu harus dibedakan dari hari ke hari manajemen operasional perusahaan oleh eksekutif penuh waktu
Istilah ‘governance’ berasal dari akar kata ‘govern’ Definisi yang relevan adalah:
memerintah dengan otoritas, melakukan kebijakan, tindakan, dan urusan (Negara, mata pelajaran) konstitusional
Terkait dengan pembuatan keputusan, siapa yang mempengaruhi, bagaimana pengaruh dilaksanakan, bagaimana pembuat keputusan melakukan secara akuntabel. Juga terkait dengan legitimasi, pengakuan kekuasaan untuk membuat keputusan bagi semua orang dan pengambilan resiko. Tata Pamong
1. 2.
3.
4. 5.
Menghormati hak asasi manusia (termasuk kebebasan dari penyiksaan, kebebasan beragama, perlindungan minoritas), Partisipasi rakyat dalam pengambilan keputusan politik (termasuk kebebasan berserikat, memegang pemilu yang demokratis, kebebasan pers), Supremasi hukum dan kepastian hukum (independensi peradilan, hukum yang sama untuk semua, transparansi dan prediktabilitas dari tindakan negara), Sebuah ramah pasar dan tatanan ekonomi sosial (termasuk perlindungan hak milik, harga pasar, prinsip persaingan) Negara berorientasi pada aksi-pembangunan (kebijakan pemerintah berorientasi ekologis, ekonomis dan pembangunan berkelanjutan secara sosial, perang melawan korupsi, efisiensi administrasi publik, dll .; lingkup pengeluaran militer).
Yaitu separangkat peraturan yang mengatur hubungan yang berkaitan dengan hak-hak dan kewajiban dari :
pemegang saham, pengurus (pengelola) perusahaan, pihak kreditor, pemerintah, karyawan, serta para pemegang kepentingan intern dan ekstern lainnya .
Yaitu seperangkat mekanisme yang digunakan untuk mengelola hubungan di antara stakeholder dalam konteks untuk memberikan batasan dan arahan maupun kinerja organisasi/perusahaan
Yaitu Proses dan struktur yang ditetapkan dalam menjalankan perusahaan, dengan tujuan utama meningkatkan nilai pemegang saham dalam jangka panjang, dengan tetap memperhatikan kepentingan stakeholders yang lain.
Corporate governance adalah seperangkat tata hubungan diantara manajemen, direksi, dewan komisaris, pemegang saham dan para pemangku kepentingan/stakeholders lainnya yang mengatur dan mengarahkan kegiatan perusahaan (OECD, 2004)
Good Corporate Governance (GCG) diperlukan untuk menjaga kelangsungan hidup perusahaan melalui pengelolaan yang didasarkan pada asas transparansi, akuntabilitas, responsibilitas, independensi serta kewajaran dan kesetaraan.
Lembaga-lembaga yang berfungsi mengawasi dan membina seperti Bank Indonesia, Menneg BUMN dan Bapepam LK agar lebih proaktif dalam mengawasi implementasi GCG terutama berkaitan dengan potensi terjadinya benturan kepentingan. Selain itu, perlu diterbitkan peraturan yang dapat memaksa perusahaan swasta yang belum terbuka dan BUMD untuk menerapkan GCG.
Komite Nasional Kebijakan Corporate Governance (KNKCG) dibentuk berdasarkan Keputusan Menko Ekuin Nomor: KEP/31/M.EKUIN/08/1999
Menjamin keputusan strategik dapat dilakukan dengan benar dan efektif.
Mencegah terjadinya benturan kepentingan (conflicts of interest) berbagai pihak
Menjaga agar kepentingan manajer puncak selalu sejalan dengan kepentingan stakeholders.
Transparancy Æ Keterbukaan
Accountability Æ Akuntabilitas
Fairness Æ Kewajaran
Independency Æ Independen
Stakeholders Æ Pihak yg berkepentingan
Dapat mengungkapkan atau memberikan informasi tepat waktu, memadai, jelas dan akurat yang mudah diakses oleh stakeholders sesuai dengan haknya. Kebijakan perusahaan terutama yang menyangkut hal-hal strategis harus tertulis dan dikomunikasikan kepada stakeholders Menetapkan tanggungjawab yang jelas dari masing-masing organ perusahaan yang selaras dengan visi, misi, strategi dan sasaran usaha
Perusahaan harus memiliki ukuran kinerja dan ada sistem check and balance dalam pengelolaan perusahaan Untuk itu perusahaan harus menjamin dilaksanakannya ketentuan-ketentuan yang berlaku dan menjadi good corporate citizen yang peduli pada lingkungan dan melaksanakan tanggungjawab sosial.
Artinya dalam mengambil keputusan, perusahaan harus obyektif dan bebas dari segala tekanan dari siapapun serta bebas dari conflict of interest.
Perusahaan memberikan kesempatan kepada seluruh stakeholders untuk memberikan masukan dan menyampaikan pendapat bagi kepentingan perusahaan serta mempunyai akses informasi sesuai dengan prinsip keterbukaan
Introduction and overview Bussiness Ethic and Good Corporate Governance Key corporate governance mechanism
Tata kelola perusahaan (corporategovernance) didefinisikan secara luas oleh Berle dan Means (1932) sebagai keseluruhansistem pengendalian untuk memberikan arahdan mengendalikan perusahaan, serta fokusutamanya terletak pada peran board of directordalam menatakelola (governance) perusahaan.Persoalan pokoknya adalah mengenaimengelola potensi konflik yang muncul antarainvestor eksternal dan internal perusahaanberkenaan dengan pemisahan kepemilikandan kontrol. Tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance-GCG) sangat penting untuk meningkatkan kepercayaaninvestor dan meningkatkan nilai pemegangsaham (OECD, 2004).
Mekanisme tata kelola Perusahaan Mekanisme Internal
Pengendalian Intern/Sistem Managemen Risiko
Audit Internal
Mekanisme Eksternal
RUPS De wan Komisaris
Otoritas Regulasi Direksi
Komite Audit Komite Pemantauan Risiko Komite Strategis Komite Nom/Remi
Pemegang saham /Stakeholder Audit Eksternal
Board Governance Framework Board of Directors
Corporate Secretary Reporting & Disclosure Governance System and Controls
Key Areas of Responsibility
Board Meetings
Board Operations
Chairman
• Achievement of strategic objectives and value creation • Fulfil responsibilities and duties in law and prescribed functions
Strategy Corporate Policies & Procedures Board Governance Instruments Monitoring and Evaluation
Board Committees Audit Committee
Information and Communication
Shareholders
CEO & Management Remuneration Committee
Other Committees
Executive Committee
Internal Controls & Assurance
Combined Assurance Model Internal Audit
External Audit
Other Assurance Providers
Management Source: KPMG
68
Introduction and overview Bussiness Ethic and Good Corporate Governance Shareholder versus stakeholder model
Siapa stakeholder dan shareholder Definisi stake holders menurut Freeman (1984) merupakan individu atau kelompok yang bisa mempengaruhi dan dipengaruhi oleh organisasi sebagai dampak dari aktivitas-aktifitasnya. Sedangkan Chariri dan Ghazali mengatakan bahwa perusahaan bukanlah entitas yang hanya beroperasi untuk kepentingannya sendiri namun harus memberikan manfaat bagi stake holder-nya (share holders, kreditor, konsumen, supplier, pemerintah, masyarakat, analis dan pihak lain). Sedangkan Rudito mengemukakan bahwa perusahaan dianggap sebagai stake holders, jika mempunyai tiga atribut, yaitu: kekuasaan,legitimasi, dan kepentingan Mengu pada pengertian stake holders diatas, maka dapat ditarik suatu penjelasan bahwa dalam suatu aktivitas perusahaan dipengaruhi oleach faktor-faktor dari luar dan dalam, yang kesemuanya dapat disebut sebagai stake holders. Kelangsungan hidup perusahaan bergantung pada dukungan stake holders dan dukungan tersebut harus dicari sehingga aktivitas perusahaan adalah untuk mencari dukungan tersebut. Makin powerful Stake holders, makin besar usaha perusahaan untuk beradaptasi. Pengungkapan sosial dianggap sebagai bagian dari dialog antara perusahaan dengan stake holders-nya (Chariri dan Ghazali).
Stakeholder internal adalah stakeholdersyang berada didalam lingkungan organisasi. Misalnya karyawan, Manajer, dan Pemegang saham(shareholder). Sedangkan stakeholders eksternal adalah stakeholders yang berada diluar Pengertian Shareholders Secara umum berarti pemegang saham dalam sebuah perusahaan, entah yg minoritas / mayoritas, biasanya berada di luarperusahaan. Pemegang saham (bahasa Inggris: shareholder atau stockholderadalah seseorang atau badan hukum yang secarasah memiliki satu atau lebih saham pada perusahaan. Para pemegang saham adalah pemilik dari perusahaan tersebut. Perusahaan yang terdaftar dalam bursa efek berusaha untuk meningkatkan harga sahamnya. Konsep pemegang saham adalah sebuah teori bahwa perusahaan hanya memiliki tanggung jawab kepada para pemegang sahamnya dan pemiliknya, dan seharusnya bekerja demi keuntungan mereka Pemegang saham diberikan hak khusus tergantung dari jenis saham, termasuk hak untuk memberikan suara (biasanya satu suara per saham yang dimiliki) dalam hal seperti pemilihan dewan direksi, hak untuk pembagian dari pendapatan perusahaan, hak untuk membeli saham baru yang dikeluarkan oleh perusahaan, dan hak terhadap asetperusahaan pada saat likuidasi perusahaan. Namun, hak pemegang saham terhadap aset perusahaan berada di bawah hak kreditor perusahaan. ini berarti bahwa pemegang saham biasanya tidak menerima apa pun bila suatu perusahaan yang dilikuidasi setelah kebangkrutan (bila perusahaan tersebut memiliki lebih untuk membayar kreditornya, maka perusahaan .
Shareholders Employees Management Customers Creditors (i.e. Banks) Suppliers Local Communities Others
Board Governance Framework Board of Directors
Corporate Secretary Reporting & Disclosure Governance System and Controls
Key Areas of Responsibility
Board Meetings
Board Operations
Chairman
• Achievement of strategic objectives and value creation • Fulfil responsibilities and duties in law and prescribed functions
Strategy Corporate Policies & Procedures Board Governance Instruments Monitoring and Evaluation
Board Committees Audit Committee
Information and Communication
Shareholders
CEO & Management Remuneration Committee
Other Committees
Executive Committee
Internal Controls & Assurance
Combined Assurance Model Internal Audit
External Audit
Other Assurance Providers
Management Source: KPMG
73
Outsider (shareholders) model Insider (stakeholders) model
A priority to market regulation the owners of firms tend to have a transitory interest in the firm The absence of close relationships between shareholders and management the existence of an active `market for corporate control´ - takeovers, particularly hostile ones the primacy of shareholder rights over those of other organisational groups
The priority to stakeholders control The owners of firms tend to have an enduring interest in the company They often hold positions on the board of directors or other senior managerial positions The relationships between management and shareholders are close and stable There is little by way of a market for corporate control the existence of formal rights for employees to influence key managerial decisions
The mass privatisation with favourable conditions for employees in Eurasian countries has created prerequisites for the insider model of corporate governance The Russian tendency that the employees’ shares pass to other holders is also present in Eurasian countries but not so sharp Particularity for some countries is the high concentration of share’s capital at the management Nevertheless, employees continue to play important role as shareholders in Armenia, Azerbaijan, Georgia, Kazakhstan, Kyrgyzstan, Moldova, Ukraine and Uzbekistan
Wheelan & Hunger (2001: ch. 2)
Dalam Arti Sempit menurut FCGI (2004), corporate governance: Hubungan antara: Dewan Direksi Dewan Komisaris Manajemen Puncak Shareholders Dalam menentukan arah dan performa perusahaan
Corporate governance adalah seperangkat tata hubungan diantara manajemen, direksi, dewan komisaris, pemegang saham dan para pemangku kepentingan/stakeholders lainnya yang mengatur dan mengarahkan kegiatan perusahaan (OECD, 2004)
Fairness : menjamin perlindungan terhadap hak-hak pemegan saham Transparency, diperlukannya disclosure informasi yang tepat waktu, kecukupan, jelas dan dapat diperbandingkan Accountability, kejelasan tentang peran dan tanggungjawab untuk menjamin keselarasan antara kepentingan manajerial dengan kepentingan pemegang saham, Responsibility, menjamin bahwa perusahaan memiliki kepatuhan terhadap hukum dan peraturan
Gambar.1 Struktur Corporate Governance 2-Tier (Continental) Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Dewan Komisaris
Supervisi/ Pengawasan
Sumber : FCGI (2004)
Gambar. 2 Struktur Corporate Governance 1-Tier (Anglo Saxon) Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)
Dewan Direksi Dewan Direksi
Eksekutif
Non Eksekutif
Dewan Komisaris. Dewan komisaris merupakan inti dari corporate governance yang ditugaskan untuk menjamin pelaksanaan strategi perusahaan, Dewan komisaris merupakan suatu mekanisme mengawasi dan mekanisme untuk memberikan petunjuk dan arahan pada pengelola perusahaan.
Komite-Komite Pembantu Dewan Komisaris Komite Kompensasi/Remunerasi Untuk Badan Eksekutif (Compensation/Remuneration Committee). bertanggungjawab untuk membuat rekomendasi kepada Dewan Direksi terhadap keputusankeputusan yang menyangkut remunerasi/kompensasi untuk Dewan Direksi dan kebijakan-kebijakan kompensasi lainnya Komite Nominasi (Nomination/Governance Committee) untuk mengawasi proses pencalonan komisaris dan direksi Komite Audit. untuk memberikan suatu pandangan tentang masalah akuntansi, laporan keuangan dan penjelasannya, sistem pengawasan internal serta auditor independen.
Menentukan strategi korporasi, arah, misi atau visi Mengangkat dan memberhentikan CEO dan manajemen puncak Mengendalikan, memonitor dan mensupervisi manajemen puncak Mereview dan menyetujui penggunaan sumber daya Memperhatikan kepentingan pemegang saham Peran Dewan Dalam Manajemen Strategik : Memonitor Mengevaluasi dan mempengaruhi Memulai/memunculkan dan menentukan
AGENCY THEORY Menurut teori ini orang dari luar lebih peduli dengan keuntungan yang akan diperoleh perusahaan daripada pihak lain. Teori ini memperhatikan dua masalah dalam perusahaan yaitu: 1.Persoalan
agen (Manajemen Puncak) muncul bila; a) keinginan pemilik dan agen mengalami konflik, dan b) sulit atau mahal bagi pemilik memverifikasi apa yang akan dibutuhkan oleh agen. 2. Persoalan berbagi risiko muncul. Pemilik dan Agen berbeda pendapat dalam hal menentukan risiko yang akan ditanggung atas kebijakan yang diambil.
Prentice Hall, 2002
Chapter 1 Wheelen/Hunger
85
Ada tiga sumber Dewan Direksi yang dapat digunakan oleh satu korporasi yakni. CEO (Chief Executive Organization) Kesepakatan pemegang saham setelah rapat pemegang saham Dipilih dari seluruh yang masuk nominasi
Prentice Hall, 2002
Chapter 1 Wheelen/Hunger
86
eksekutif akan lebih termotivasi bila mereka mempunyai kepentingan yang tinggi terhadap perusahaan dibanding dengan mereka yang mempunyai kepentingan sendiri Suka
terhadap tantangan manajemen bila dibutuhkan Keahlian khusus terhadap perusahaan Siap bertemu di luar perusahaan untuk memberikan nasihat. Ahli dalam pengetahuan isu bisnis global. Memahami kunci teknologi dan proses Membuat kontak eksternal yang memberikan keuntungan kepada perusahaan Pengetahuan yang rinci tentang satu perusahaan dalam industri. Layak dibidangnya Menjadi
wakil perusahaan terhadap stakeholder-nya.
Prentice Hall, 2002
Chapter 1 Wheelen/Hunger
87
Perspektif Luas (Perspektif Stakeholder) “Seperangkat peraturan yang mengatur hubungan antara pemegang, pengurus (pengelola) perusahaan, pihak kreditur, pemerintah, karyawan, serta para pemegang kepentingan internal dan eksternal lainnya yang berkaitan dengan hak-hak dan kewajiban mereka atau dengan kata lain suatu sistem yang mengendalikan perusahaan. Tujuan tata kelola korporat ialah untuk menciptakan nilai tambah bagi semua pihak yang berkepentingan (stakeholders)”
Perspektif Sempit (Perspektif Shareholder) “Struktur dimana manajer pada berbagai tingkat organisasi dikendalikan melalui dewan direksi, struktur yang berkaitan, insentif eksekutif dan skema lainnya”
Sistem tata kelola korporat terdiri dari: (1) Berbagai peraturan yang menjelaskan hubungan antara pemegang saham, manajer, kreditor, pemerintah, dan stakeholders yang lain (menjelaskan hak dan kewajiban pihak tersebut) (2) Berbagai mekanisme yang secara langsung ataupun tidak langsung menegakkan peraturan tersebut
Tata kelola perusahaan adalah rangkaian proses, kebiasaan, kebijakan, aturan, dan institusi yang mempengaruhi pengarahan, pengelolaan, serta pengontrolan suatu perusahaan atau korporasi. Tata kelola perusahaan juga mencakup hubungan antara para pemangku kepentingan (stakeholder) yang terlibat serta tujuan pengelolaan perusahaan. Pihak-pihak utama dalam tata kelola perusahaan adalah pemegang saham, manajemen, dan dewan direksi. Pemangku kepentingan lainnya termasuk karyawan, pemasok, pelanggan, bank dan kreditor lain, regulator, lingkungan, serta masyarakat luas.
Fairness : menjamin perlindungan terhadap hak-hak pemegan saham Transparency, diperlukannya disclosure informasi yang tepat waktu, kecukupan, jelas dan dapat diperbandingkan Accountability, kejelasan tentang peran dan tanggungjawab untuk menjamin keselarasan antara kepentingan manajerial dengan kepentingan pemegang saham, Responsibility, menjamin bahwa perusahaan memiliki kepatuhan terhadap hukum dan peraturan
Hubungan DSM , Organisasi dan CG
DSM Apa yang dibutuhkan Perilaku, seluruh pegawai ,pimpinan, pemilik Untuk dapat bertindak Tepat , mengambil keputusan, Berinteraksi social di perusahaan Mencapai objective/tujuan
CG Apa yang diharapkan Tata kelola yang, fairness, Tranparancy, accountability Responsibility Perusahan yang bersih, tata Kelola baik, tidak memicu Sifat serakah, tamak,manipulatif Korup dan curang yg merusak tata Nan, sistem ekonomi perusahaan
Org Harus punya tatanilai yg Baik, shg dpt punya ener Gi positif Pedoman perilaku seluruh Pegawai atas bawah(sikap Jujur, melayani) Membuka ruang inovasi, Produktivitas,kredibilitas Sustainability Bagaimana membentuk ta Ta nilai itu Pimpinan langsung ke pega Wai, atau bentuk tim Bagaimana spy tataniali , Menjadi konsesus(diyakini, Dijalankan,dijadikan filosop Oleh pendiridll, perlu dikomunikasikan ,dilatih Agar timbul kesadaran,pe Mahaman,keterlibatan yg Bermuara kpmitmen pegawai,dan Dpt dibangun
O b y e c t i v e
Tim GCG BPKP mendefinisikan GCG dari segi
soft definition
yang mudah dicerna, sekalipun orang awam, yaitu : "KOMITMEN, ATURAN MAIN, SERTA PRAKTIK PENYELENGGARAAN BISNIS SECARA SEHAT DAN BERETIKA"
Terima Kasih DR. H. Triyanto Ir. MBA