SALINAN
BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 38 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA KABUPATEN BELITUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BELITUNG, Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 11 ayat (4) UndangUndang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, penyelenggaraan urusan pemerintahan yang bersifat wajib yang berpedoman pada standar pelayanan minimal dilaksanakan secara bertahap dan ditetapkan oleh Pemerintah; b. bahwa urusan Pemerintahan di bidang keluarga berencana dan keluarga sejahtera merupakan salah satu kewenangan wajib Pemerintah Daerah yang diatur sesuai ketentuan Pasal 7 ayat (2) huruf o dan Pasal 8 Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007
tentang
Pembagian
Urusan
Antara
Pemerintah,
Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota, yang penyelenggaraannya berpedoman pada Standar Pelayanan Minimal dan Pemerintah Daerah menyusun rencana pencapaian standar pelayanan minimal yang memuat target tahunan pencapaian standar pelayanan minimal dengan mengacu pada batas waktu pencapaian standar pelayanan minimal
sesuai
dengan
Peraturan
Menteri
berdasarkan
ketentuan Pasal 9 ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 65
C:\Users\User\AppData\Local\Temp\38-SPM BIDANG KB & KS_231267.doc
1
Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b dengan mempedomani Peraturan Kepala Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional Nomor 55/HK-010/B5/2010 Bidang
Keluarga
Kabupaten/Kota,
tentang
Berencana dipandang
Standar dan
Pelayanan
Keluarga
perlu
Minimal
Sejahtera
menetapkan
di
Peraturan
Bupati Belitung tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Keluarga
Berencana
dan
Keluarga
Sejahtera
Kabupaten
Belitung; Mengingat
: 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1959 tentang Pembentukan Daerah
Tingkat
II
dan
Kotapraja
Di
Sumatera
Selatan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1959 Nomor 73, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1821); 2. Undang-Undang
Nomor
28
Tahun
1999
tentang
Penyelenggaraan Negara Yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 3. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2000 tentang Pembentukan Propinsi
Kepulauan
Bangka
Republik Indonesia Tahun
Belitung
(Lembaran
2000 Nomor 217,
Negara
Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4033); 4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia
Nomor 4286); 5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);
C:\Users\User\AppData\Local\Temp\38-SPM BIDANG KB & KS_231267.doc
2
6. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2004 Nomor 4438); 7. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5039); 8. Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2009 Nomor
161,
Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 5080); 9. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234); 10. Peraturan
Pemerintah
Pengelolaan
dan
Nomor
58
Tahun
Pertanggungjawaban
2005
tentang
Keuangan
Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 14, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 4578); 11. Peraturan Pemerintahan Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4585); 12. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan
dan
Pengawasan
Penyelenggaraan
Pemerintah
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 4593); 13. Peraturan Pembagian Pemerintah
Pemerintah Urusan Daerah
Nomor
38
Tahun
Pemerintahan Provinsi
dan
2007
Antara
Pemerintah
tentang
Pemerintah, Nomor
82,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);
C:\Users\User\AppData\Local\Temp\38-SPM BIDANG KB & KS_231267.doc
3
14. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 4815); 15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolan Keuangan Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Nomor 310); 16. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 6 Tahun 2007 tentang Petunjuk
Teknis
Penyusunan
dan
Penetapan
Standar
Pelayanan Minimal; 17. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2007 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Pencapaian Standar Pelayanan Minimal; 18. Peraturan
Kepala
Badan
Koordinasi
Keluarga
Berencana
Nasional Nomor 1562 Tahun 2006 tentang Penjabaran Program dan
Kegiatan
Bidang
Keluarga
Berencana
dan
Keluarga
Sejahtera Dalam Pengelolaan Keuangan Daerah; 19. Peraturan
Kepala
Badan
Koordinasi
Keluarga
Berencana
Nasional Nomor 55/HK-010/B5/2010 Tahun 2010 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera; 20. Peraturan Daerah Kabupaten Belitung Nomor 18 Tahun 2007 tentang Pola Organisasi Pemerintahan Daerah Kabupaten Belitung (Lembaran Daerah Kabupaten Belitung Tahun 2007 Nomor 18), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Belitung Nomor 9 Tahun 2009 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Belitung Nomor 18 Tahun 2007 tentang Pola Organisasi Pemerintahan Daerah Kabupaten Belitung (Lembaran Daerah Kabupaten Belitung Tahun 2009 Nomor 9); 21. Peraturan Daerah Kabupaten Belitung Nomor 19 Tahun 2007 tentang
Organisasi
C:\Users\User\AppData\Local\Temp\38-SPM BIDANG KB & KS_231267.doc
dan
Tata
Kerja
Sekretariat
4
Daerah,
Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dan Staf Ahli (Lembaran Daerah Kabupaten Belitung Tahun 2007 Nomor 19), sebagaimana
telah
diubah
dengan
Peraturan
Daerah
Kabupaten Belitung Nomor 10 Tahun 2009 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Belitung Nomor 19 Tahun 2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah, Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dan Staf Ahli (Lembaran Daerah Kabupaten Belitung Tahun 2009 Nomor 10); 22. Peraturan Daerah Kabupaten Belitung Nomor 14 Tahun 2008 tentang Kewenangan Kabupaten Belitung (Lembaran Daerah Kabupaten Belitung Tahun 2008 Nomor 14); 23. Peraturan Daerah Kabupaten Belitung Nomor 4 Tahun 2009 tentang
Penyelenggaraan
Pelayanan
Publik
di
Kabupaten
Belitung (Lembaran Daerah Kabupaten Belitung Tahun 2009 Nomor 4); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA KABUPATEN BELITUNG. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Belitung. 2. Pemerintahan
Kabupaten
adalah
Pemerintah Kabupaten
Belitung. 3. Bupati adalah Bupati Belitung. 4. Badan
Pemberdayaan
Perempuan
dan
Masyarakat,
Keluarga
Pemerintahan
Berencana
adalah
Desa, Badan
Pemberdayaan Masyarakat, Pemerintahan Desa, Perempuan dan Keluarga Berencana Kabupaten Belitung. 5. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat SKPD adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah di lingkungan Pemerintah Kabupaten Belitung.
C:\Users\User\AppData\Local\Temp\38-SPM BIDANG KB & KS_231267.doc
5
6. Urusan Wajib adalah urusan pemerintahan yang berkaitan dengan
hak
dan
pelayanan
dasar
diwajibkan
oleh
daerah
untuk
penyelenggaraannya Undangan
kepada
warga
negara
Peraturan
yang
Perundang-
perlindungan
hak
konstitusional, kepentingan nasional, kesejahteraan masyarakat serta ketentraman dan ketertiban umum dalam rangka menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. 7. Standar Pelayanan Minimal Bidang Keluarga dan Keluarga Sejahtera yang selanjutnya disebut SPM Bidang KB dan KS adalah tolok ukur kinerja pelayanan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera yang diselenggarakan oleh SKPD Badan Pemberdayaan Masyarakat, Pemerintahan Desa, Perempuan dan Keluarga Berencana Kabupaten Belitung. 8. Jenis Pelayanan Dasar Bidang KB dan KS adalah Komunikasi, Informasi dan Edukasi Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera
(KIE-KB
dan
KS),
penyediaan
Alat
dan
Obat
Kontrasepsi serta penyediaan Informasi Data Mikro. 9. Pengembangan
Kapasitas
penetapan kebijakan daerah,
adalah
upaya
meningkatkan
kelembagaan, sumber daya dan
pendanaan untuk melaksanakan fungsi-fungsi pemeritahan dalam rangka mencapai tujuan pelayanan dasar dan atau SPM Bidang
KB
dan
KS
secara
efektif
dan
efisien
dengan
menggunakan prinsip-prinsip tata pemerintahan yang baik. 10. Indikator SPM adalah tolok ukur prestasi kuantitatif dan kualitatif yang digunakan untuk menggambarkan besaran sasaran yang hendak dipenuhi dalam pencapaian SPM berupa masukan proses, hasil dan/atau manfaat pelayanan. 11. Batas Waktu Pencapaian adalah batas waktu untuk mencapai target jenis pelayanan bidang lingkungan hidup secara bertahap sesuai dengan indokator dan nilai yang ditetapkan. 12. Target Tahunan adalah nilai persentase pencapaian kinerja pada tahun yang bersangkutan. 13. Kewenangan
Daerah
adalah
kewenangan
yang
diberikan
Pemerintah kepada Daerah. 14. Standar Teknis adalah kualitas dan prosedur pelayanan yang ditentukan oleh pemerintah.
C:\Users\User\AppData\Local\Temp\38-SPM BIDANG KB & KS_231267.doc
6
15. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang selanjutnya disingkat APBN adalah rencana keuangan tahunan Pemerintah Negara yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat dan ditetapkan dengan Undang-Undang. 16. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang selanjutnya disingkat APBD adalah rencana keuangan tahunan Pemerintah Daerah yang dibahas dan disetujui bersama oleh Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dan ditetapkan dengan Peraturan Daerah. BAB II MAKSUD, TUJUAN DAN FUNGSI Bagian Kesatu Maksud Pasal 2 Maksud ditetapkannya SPM bidang KB dan KS adalah sebagai pedoman bagi SKPD penyelenggara kewenangan daerah dalam menyelenggarakan urusan wajib Pemerintahan Daerah dibidang penyelenggaraan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera dalam skala minimal. Bagian Kedua Tujuan Pasal 3 Tujuan ditetapkannya SPM Bidang KB dan KS adalah : a. meningkatkan akses dan kualitas pelayanan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera kepada masyarakat; b. meningkatkan
efisiensi
dan
efektifitas
pelayanan
Keluarga
Berencana dan Keluarga Sejahtera; dan c. memberikan standar yang jelas sebagai tolok ukur pemenuhan pelaksanaan pelayanan dasar pada masyarakat dalam lingkup penyelenggaran urusan wajib Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera. Bagian Ketiga Fungsi
C:\Users\User\AppData\Local\Temp\38-SPM BIDANG KB & KS_231267.doc
7
Pasal 4 Fungsi ditetapkannya SPM bidang KB dan KS adalah : a. sebagai alat Pemerintah Kabupaten dalam menjamin terwujudnya hak-hak individu berupa akses dan mutu pelayanan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera secara merata; b. sebagai
acuan
prioritas
perencanaan
daerah
dan
prioritas
pembiayaan APBD sesuai kemampuan keuangan daerah; c. sebagai tolok ukur (benchmark) Pemerintah Kabupaten dalam menentukan besarnya biaya yang diperlukan untuk penyediaan pelayanan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera; d. menjadi acuan bagi masyarakat mengenai kualitas dan kuantitas pelayanan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera yang disediakan oleh Pemerintah untuk diterimanya; e. menentukan
perimbangan
keuangan,
sistem
subsidi
dan
pembiayaan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera di Kabupaten yang lebih adil dan transparan; dan f. alat
monitoring
dan
evaluasi
oleh
Pemerintah,
Pemerintah
Provinsi dan Pemerintah Daerah dalam pelaksanaan urusan wajib bidang Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera di Daerah. BAB III STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA Pasal 5 (1) Pemerintah
Daerah
menjamin
penyelenggaraan
pelayanan
Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera sesuai SPM KB dan KS. (2) SPM Bidang KB dan KS sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) meliputi jenis pelayanan dasar beserta indikator kinerja dan target tahun 2013-2015 yang terdiri dari : a. pelayanan Komunikasi Informasi dan Edukasi Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera (KIE KB dan KS), meliputi: 1) cakupan
Pasangan
Usia
Subur
(PUS)
yang
istrinya
dibawah usia 20 (dua puluh) tahun 3,5 % (tiga koma lima
C:\Users\User\AppData\Local\Temp\38-SPM BIDANG KB & KS_231267.doc
8
perseratus) dapat dicapai 100 % (seratus perseratus) pada tahun 2014; 2) cakupan sasaran Pasangan usia subur menjadi peserta KB aktif 65 % (enam puluh lima perseratus) dapat dicapai 100 % (seratus perseratus) pada tahun 2014; 3) cakupan PUS yang ingin ber-KB tidak terpenuhi (unmet need) 5,0 % (lima perseratus) dapat dicapai 80 % (delapan puluh perseratus) pada tahun 2014; 4) cakupan anggota Bina Keluarga Balita ( BKB) Ber-KB 70 % (tujuh puluh perseratus) dapat dicapai 100 % (seratus perseratus) pada tahun 2014; 5) cakupan PUS Peserta KB anggota usaha peningkatan pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS) yang ber-KB 80 % (delapan puluh perseratus) dapat dicapai 100 % (seratus perseratus) pada tahun 2014; 6) ratio Petugas Lapangan Keluarga Berencana/Penyuluhan Keluarga Berencana (PLKB/PKB) 1 (satu) petugas di setiap 2 (dua) desa/kelurahan 100 % (seratus perseratus) pada tahun 2014; dan 7) ratio Petugas Pembantu Pembina KB Desa (PPKBD) setiap Desa/Kelurahan
1
(satu)
PPKBD
100
%
(seratus
yaitu
cakupan
perseratus) pada tahun 2014; b. Penyediaan
alat
dan
obat
kontrasepsi,
penyediaan alat dan obat kontrasepsi untuk memenuhi permintaan masyarakat sebesar 30 % (tiga puluh perseratus) setiap tahun dapat dicapai 100 % (seratus perseratus) pada tahun 2014; c. Penyediaan informasi dan data Mikro, meliputi : 1) cakupan penyediaan informasi data mikro keluarga di setiap desa sebesar 100 % (seratus perseratus) setiap tahun dapat dicapai 100 % (seratus perseratus) pada tahun 2014; 2) dikecualikan jenis pelayanan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Pemerintah Kabupaten dapat menyelenggarakan jenis pelayanan tambahan sesuai dengan kebutuhan. 3) target pencapaian indikator kinerja tahunan setiap jenis pelayanan
C:\Users\User\AppData\Local\Temp\38-SPM BIDANG KB & KS_231267.doc
sebagaimana
dimaksud
pada
ayat
9
(2),
tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari peraturan Bupati ini. BAB IV PENGORGANISASIAN Pasal 6 (1) SKPD yang membidangi penyelenggaraan urusan wajib bidang Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera menurut wewenang dalam tugas pokok dan fungsinya wajib bertanggung jawab melaksanakan tugas pelayanan minimal sesuai dengan SPM KB dan KS. (2) SKPD lainnya yang terkait dengan penyelenggaraan urusan wajib sebagaimana
dimaksud
pada
ayat
(1).
wajib
menunjang
terlaksananya pencapaian SPM bidang KB dan KS. (3) Diluar
jenis
pelayanan
dalam
urusan
wajib
sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 5, SKPD yang membidangi urusan wajib bidang Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera dapat menyelenggarakan jenis pelayanan lainnya yang merupakan urusan
wajib
lainnya
berdasarkan
peraturan
perundang-
undangan. BAB V PELAKSANAAN Pasal 7 (1) SPM bidang KB dan KS yang ditetapkan merupakan acuan dalam penyusunan rencana program dan rencana kerja SKPD yang terkait
pada
penyelenggaraan
urusan
wajib
yang
menjadi
kewenangan daerah dalam penyelenggaraan pelayanan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera. (2) Penyelenggaraan pelayanan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera sesuai SPM KB dan KS dilakukan oleh tenaga Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera dengan kualifikasi dan kompetensi yang dibutuhkan.
C:\Users\User\AppData\Local\Temp\38-SPM BIDANG KB & KS_231267.doc
10
Pasal 8 Mekanisme dan koordinasi pelaksanaan SPM bidang KB dan KS adalah sebagai berikut : a. penyelenggaraan SPM bidang KB dan KS dapat dikerjasamakan dengan lembaga mitra Pemerintah Daerah; b. Tim Anggaran dalam melaksanakan penyusunan APBD maupun perencanaan pembangunan daerah untuk pembangunan bidang Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera pada tahun anggaran yang bersangkutan harus mempertimbangkan SPM bidang KB dan
KS
untuk
menentukan
skala
perioritas
kegiatan
pembangunan; c. SKPD
penyelenggara
SPM
bidang
KB
dan
KS
melakukan
sosialisasi standar pelayanan minimal yang telah ditetapkan/ dicapai serta mengembangkan standar standar tekhnis pelayanan; d. Bupati membentuk Tim Evaluasi SPM bidang KB dan KS, melakukan survey kepuasan masyarakat secara teratur terhadap hasil pelaksanaan SPM bidang kesehatan; dan e. Tim Evaluasi SPM melakukan monitoring dan evaluasi secara
berkesinambungan terhadap Kinerja SKPD SPM bidang KB dan KS dan melaporkan hasilnya kepada Bupati. BAB VI PEMBIAYAAN Pasal 9 Biaya pelaksanaan pelayanan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera untuk pencapaian target sesuai SPM KB dan KS, dibebankan pada APBD serta sumber lain yang sah dan tidak mengikat. BAB VII PEMBINAAN DAN PENGAWASAN Pasal 10 (1) Bupati melaksanakan pembinaan teknis atas penerapan dan pencapaian SPM KB dan KS di Kabupaten.
C:\Users\User\AppData\Local\Temp\38-SPM BIDANG KB & KS_231267.doc
11
(2) Pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dalam bentuk pemberian pedoman, bimbingan teknis, pelatihan arahan dan supervisi, meliputi : a. perhitungan kebutuhan biaya kegiatan bagi terselenggaranya pelayanan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera sesuai SPM KB dan KS; b. penyusunan rencana kerja dan standar kinerja pencapaian target SPM KB dan KS; dan c. pengkoordinasian penyusunan laporan penayelenggaraan SPM bidang Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera. Pasal 11 (1) Pengawasan dan evaluasi penyelenggaraan SPM bidang KB dan KS dilaksanakan Tim yang dibentuk Bupati sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 8 huruf d. (2) Pelaksanaan pengawasan dan evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaporkan kepada Bupati dan tembusannya kepada Gubernur. Pasal 12 Hasil pengawasan dan evaluasi penerapan pencapaian SPM KB dan KS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11, dipergunakan sebagai : a. bahan masukan bagi pengembangan
kapasitas
Pemerintah
Kabupaten dalam pencapaian SPM KB dan KS; dan b. bahan
pertimbangan
dalam
pembinaan
dan
pengawasan
penerapan SPM KB dan KS, termasuk pemberian penghargaan bagi Pemerintah Kabupaten yang berprestasi sangat baik. BAB VIII PELAPORAN Pasal 13 Badan Pemberdayaan Masyarakat, Pemerintahan Desa, Perempuan dan Keluarga Berencana secara periodik menyampaikan laporan pencapaian target kinerja SPM bidang KB dan KS Kabupaten kepada Bupati, serta memfasilitasi penyusunan laporan Bupati kepada Gubernur, Menteri Dalam Negeri, Kepala Badan Koordinasi Keluarga
C:\Users\User\AppData\Local\Temp\38-SPM BIDANG KB & KS_231267.doc
12
Berencana Nasional serta Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi. BAB IX KETENTUAN PENUTUP Pasal 14 Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan menempatkannya dalam Berita Daerah Kabupaten Belitung. Ditetapkan di Tanjungpandan pada tanggal 31 Juli 2013 BUPATI BELITUNG, ttd. DARMANSYAH HUSEIN Diundangkan di Tanjungpandan pada tanggal 31 Juli 2013 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN BELITUNG, ttd. ABDUL FATAH
BERITA DAERAH KABUPATEN BELITUNG TAHUN 2013 NOMOR 38
C:\Users\User\AppData\Local\Temp\38-SPM BIDANG KB & KS_231267.doc
13
LAMPIRAN PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 38 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA KABUPATEN BELITUNG TARGET PENCAPAIAN INDIKATOR KINERJA TAHUNAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA YANG WAJIB DILAKSANAKAN KABUPATEN BELITUNG NO. I.
JENIS PELAYANAN 1. Komunikasi Informasi dan Edukasi Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera (KIE KB dan KS)
C:\Users\User\AppData\Local\Temp\38-SPM BIDANG KB & KS_231267.doc
KONDISI TARGET SATUAN THN. 2012 NASIONAL 2014
INDIKATOR KINERJA SPM
TARGET KABUPATEN BELITUNG 2013
2014
2015
a. Cakupan Pasangan Usia Subur yang Istrinya dibawah usia 20 tahun 3,5 %
%
67,30
100,00
100,00
100,00
100,00
b. Cakupan sasaran Pasangan Usia Subur menjadi peserta KB aktif 65 %
%
124,18
100,00
100,00
100,00
100,00
c. Cakupan sasaran Pasangan Usia Subur yang ingin ber-KB tidak terpenuhi (Unmet need) 5%
%
54,47
100,00
100,00
100,00
100,00
d. Cakupan anggota Bina Keluarga Balita (BKB) ber-KB 70 %
%
121,42
100,00
100,00
100,00
100,00
e. Cakupan PUS Peserta KB anggota Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS) yang ber-KB 87 %
%
99,54
100,00
100,00
100,00
100,00
f. Ratio Petugas Lapangan Keluarga Berencana/ Penyuluhan Keluarga Berencana (PLKB/PKB) 1 petugas di setiap 2 (dua) Desa/Kelurahan
%
40,81
100,00
70,00
100,00
100,00
g. Ratio Pembantu Pembina Keluarga Berencana (PPKBD) 1 ( satu) petugas di setiap Desa/ Kelurahan
%
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
14
2. Penyediaan alat dan obat kontrasepsi
Cakupan penyediaan alat dan obat kontrasepsi untuk memenuhi permintaan masyarakat 30% setiap tahun
%
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
3. Penyediaan Informasi Data Mikro
Cakupan penyediaan informasi data mikro keluarga di setiap Desa/Kelurahan 100% setiap tahun
%
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
BUPATI BELITUNG,
ttd. DARMANSYAH HUSEIN
C:\Users\User\AppData\Local\Temp\38-SPM BIDANG KB & KS_231267.doc
15
C:\Users\User\AppData\Local\Temp\38-SPM BIDANG KB & KS_231267.doc
16