PUTUSAN NOMOR 642/Pdt.G/2011/PA.Dum BISMILLAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
Pengadilan Agama Dumai yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada tingkat pertama dalam persidangan Majelis Hakim telah menjatuhkan putusan atas perkara Cerai Gugat antara: PENGGUGAT, umur 21 tahun, agama Islam, pendidikan terakhir SMA, pekerjaan Ibu rumah tangga, tempat tinggal Kota Dumai, MELAWAN TERGUGAT, umur 22 tahun, agama Islam, pendidikan terakhir SMA, pekerjaan Karyawan PT. Epson, tempat tinggal Batam, Pengadilan Agama tersebut; Telah membaca dan mempelajari berkas yang bersangkutan; Telah mendengar keterangan Penggugat serta telah mempelajari alat bukti surat dan saksi-saksi yang diajukan di persidangan; TENTANG DUDUK PERKARANYA Bahwa Penggugat berdasarkan surat gugatannya tertanggal 08 November 2011 yang telah terdaftar di Kepaniteraan Pengadilan Agama Dumai di bawah register Nomor: 0642/Pdt.G/2011/PA.Dum, tanggal 08 November 2011, telah mengajukan alasan-alasan yang pada pokoknya sebagai berikut ; 1.
Bahwa pada tanggal 03 Juli 2008, Penggugat dan Tergugat melangsungkan pernikahan yang dicatat oleh Pegawai Pencatat Nikah Kantor Urusan Agama Kota Dumai Propinsi Riau (Kutipan Akta Nikah Nomor : XXXXXXXtanggal 03 Juli 2008);
2. Bahwa setelah pernikahan tersebut Penggugat dengan Tergugat bertempat tinggal di Batam, selama pernikahan tersebut Penggugat dengan Tergugat telah hidup rukun sebagai suami isteri dan dikaruniai 1 orang anak laki-laki bernama Luthfy ANAK I, umur 2 tahun dan sekarang anak tersebut berada dalam asuhan Penggugat;
3. Bahwa pada mulanya rumah tangga Penggugat dan Tergugat dalam keadaan rukun namun sejak akhir tahun 2009 ketentraman rumah tangga Penggugat dan Tergugat mulai goyah, yaitu antra Penggugat dan Tergugat sering terjadi perselisihan dan pertengkaran yang penyebabnya antara lain : a. Bahwa Tergugat seorang yang tempramental sering berbicara kesar, kesalahan kecil saja bisa membuat Tergugat marah besar dan sikap Tergugat ini membuat perasaan Penggugat sangat tertekan; b. Bahwa setiap terjadi pertengkaran dan perselisihan Tergugat sering mengucapkan kata cerai terhdap Penggugat selain itu Tergugat juga sering mengusir Penggugat dari rumah kediaman bersama; 4. Bahwa tepatnya pada tanggal 28 Agustus 2011 Penggugat dan Tergugat kembali ke Dumai untuk berlebaran bersama, setelah 1 minggu Tergugat kembali lagi ke Batam untuk bekerja sementara Penggugat dan anak Penggugat dan Tergugat tetap di Dumai dan sejak itu Penggugat dan Tergugat tidak serumah lagi sudah ± 2 bulan lamanya sampai diajukannya gugatan ini; 5. Bahwa pihak keluarga Penggugat dan Tergugat sudah berusaha menasehati Penggugat dan Tergugat untuk kembali membina rumah tangga mereka dan mendamaikan Penggugat dan Tergugat namun tidak berhasil 6. Bahwa dari rankaian permasalahan rumah tangga Penggugat dan Tergugat yang diuraikan diatas , Penggugat berkesimpulan rumah tangga ini tidak mungkin lagi dipertahankan; 7.
Bahwa Penggugat sanggup membayar seluruh biaya yang timbul akibat perkara ini; Berdasarkan alasan/dalil dalil diatas, Penggugat mohon agar
Ketua
Pengadilan Agama Dumai cq. Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara ini, selanjutnya menjatuhkan putusan yang amarnya berbunyi : Primair: 1. Mengabulkan gugatan Penggugat; 2. Menyatakan perkawinan Penggugat dengan Tergugat putus karna perceraian; 3. Membebankan biaya perkara menurut hukum; Subsidair : Atau menjatuhkan putusan lain yang seadil- adilnya; Bahwa pada hari persidangan yang telah ditetapkan untuk memeriksa dan mengadili perkara ini, Penggugat
datang menghadap sendiri ke persidangan
sedangkan Tergugat tidak datang menghadap ke persidangan dan tidak pula menyuruh wakil/kuasanya untuk datang menghadap ke persidangan meskipun Tergugat telah dipanggil secara sah dan patut oleh Jurusita Pengganti Pengadilan 2
Agama Dumai sebagaimana relaas (Panggilan) Nomor : 642/Pdt.G/2011/PA.Dum tanggal 09 Desember 2011 dan tanggal 13 Januari 2012 yang dibacakan di persidangan; Bahwa terhadap krisis rumah tangga Penggugat, Majelis Hakim telah berusaha menasehati Penggugat agar bersabar demi keutuhan rumah tangganya, akan tetapi usaha tersebut tidak berhasil, kemudian dibacakanlah surat gugatan Penggugat yang isi dan maksudnya tetap dipertahankan oleh Penggugat; Bahwa terhadap perkara a quo tidak bisa dilakukan upaya mediasi oleh karena Tergugat tidak pernah hadir dalam persidangan; Bahwa oleh karena Tergugat tidak pernah hadir dalam persidangan, maka tidak dapat didengar jawabanya, kemudian pemeriksaan perkara ini dilanjutkan ketahap pembuktian; Bahwa
untuk
menguatkan
dalil-dalil
gugatannya,
Penggugat
telah
mengajukan alat bukti surat berupa fotokopi buku Kutipan Akta Nikah atas nama Penggugat dan Tergugat Nomor XXXXXXXtertanggal 03 Juli 2008, yang telah dinazegelen dan dilegalisir oleh Panitera Pengadilan Agama Dumai, setelah diteliti, ternyata cocok dengan aslinya yang dikeluarkan oleh Kantor Urusan Agama Kota Dumai Dumai, dan diberi kode (P.1); Bahwa di samping bukti surat tersebut, Penggugat juga mengajukan dua orang saksi masing-masing telah memberikan keterangan di bawah sumpahnya menurut agama Islam yang pada pokoknya sebagai berikut: Saksi 1. SAKSI I, umur 54 tahun, agama Islam, pekerjaan dagang, tempat kediaman di Jalan Ombak Gg. Makamur No. 53 RT.012 Kelurahan Ratu Sima Kecamatan, Dumai Barat Kota Dumai, menerangkan sebagai berikut: Bahwa saksi adalah ibu kandung Penggugat dan saksi kenal dengan Tergugat Bahwa Penggugat dengan Penggugat menikah pada tahun 2008 di Dumai Barat, dan saksi hadir pada pernikahan mereka; Bahwa setelah menikah, Penggugat dengan Tergugat membina rumah tangga di rumah saksi (di Dumai) kemudian pindah ke Batam dan dari pernikahan tersebut, mereka telah dikaruniai satu orang anak; Bahwa setahu saksi rumah tangga Penggugat dengan Tergugat pada awalnya berada dalam keadaan rukun dan harmonis. Namun sejak 7 bulan setelah menikah, rumah tangga mereka tidak harmonis lagi sering terjadi perselisihan dan pertengkaran yang disebabkan Tergugat suka marah-marah, temperamental, dan Tergugat sering menyakiti perasaan Penggugat dengan menghina dan berkata kasar kepada Penggugat 3
Bahwa saksi mendengar dari Penggugat bahwa ketika mereka bertengkar, Tergugat sering mengusir Penggugat dari rumah bersama dan selalu mengatakan kata “ ku cerai kau” kepada Penggugat; Bahwa setahu saksi, antara Penggugat dengan Tergugat telah berpisah tempat tempat tinggal sejak 8 bulan yang lalu, dikarenakan Tergugat mengantarkan pulang Penggugat kerumah orang tua Penggugat (saksi) dan pada saat Tergugat mengantarkan Penggugat tersebut Tergugat mengatakan “belum sanggup membahagiakan Penggugat” kepada saksi dan sejak saat itu sampai dengan sekarang Tergugat tidak pernah menjenguk dan mengajak Penggugat untuk pulang kerumah bersama; Bahwa saksi pernah menasehati Penggugat agar bersabar dan membina kembali rumah tangganya dengan Tergugat, namun tidak berhasil; Saksi 2. SAKSI II, umur 26 tahun, agama Islam, pekerjaan Ibu rumah tangga, tempat kediaman di Jalan Ombak Gg. Makamur No. 53 B RT.012 Kelurahan Ratu Sima Kecamatan, Dumai Barat Kota Dumai, menerangkan sebagai berikut: Bahwa saksi adalah tetangga Penggugat dan saksi kenal dengan Tergugat Bahwa Penggugat dengan Penggugat menikah pada tahun 2008 di rumah orang tua Penggugat (di Dumai), dan saksi hadir pada pernikahan mereka; Bahwa setelah menikah, Penggugat dengan Tergugat membina rumah tangga di rumah orang tua Penggugat (Dumai) kemudian pindah ke Batam dan dari pernikahan tersebut, mereka telah dikaruniai satu orang anak; Bahwa setahu saksi rumah tangga Penggugat dengan Tergugat pada awalnya berada dalam keadaan rukun dan harmonis. Namun sejak akhir tahun 2009 rumah tangga mereka tidak harmonis lagi disebabkan Tergugat bersikap kasar dan suka marah-marah kepada Penggugat, Tergugat sering mengucapkan kata-kata yang mengusik perasaan Penggugat dan setiap ada pertengkaran diantara mereka, Terguga sering melontarkan kata-kata cerai kepada Penggugat; Bahwa setahu saksi, antara Penggugat dengan Tergugat telah berpisah tempat tempat tinggal sejak Agustus 2011, dikarenakan Tergugat memulangkan Penggugat kepada orang tua Penggugat; Bahwa setahu saksi, pihak keluarga Penggugat pernah berusaha merukunkan Penggugat dan Tergugat, namun tidak berhasil; 4
Bahwa atas keterangan saksi-saksi tersebut Penggugat membenarkannya dan tidak merasa keberatan; Bahwa selanjutnya Penggugat menyatakan tidak akan mengajukan apapun lagi, dan menyampaikan kesimpulan secara lisan yang pada pokoknya bahwa Penggugat tetap ingin bercerai dengan Tergugat dan mohon putusan Bahwa selanjutnya untuk meringkas uraian dalam putusan ini, Majelis Hakim cukup menunjuk kepada Berita Acara Persidangan perkara ini yang merupakan bagian yang tidak terpisah dari putusan ini;
TENTANG PERTIMBANGAN HUKUMNYA Menimbang, bahwa maksud dan tujuan gugatan Penggugat adalah sebagaimana diuraikan di atas; Menimbang, bahwa pada hari yang telah ditentukan untuk memeriksa dan mengadili perkara ini Tergugat tidak datang menghadap ke persidangan dan tidak pula menyuruh wakil/kuasanya untuk datang menghadap ke persidangan, sedangkan Tergugat telah dipanggil secara sah dan patut sesuai dengan ketentuan Pasal 26 Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 Tentang Pelaksanaan Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan, dan tidak ternyata ketidakhadirannya tersebut disebabkan alasan yang sah, maka Majelis Hakim terlebih dahulu menyatakan Tergugat tidak hadir di persidangan dan perkara ini akan diperiksa tanpa hadirnya Tergugat; Menimbang, bahwa berdasarkan Pasal 49 huruf (a) Nomor 3 Tahun 2006 tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama (vide penjelasan Pasal tersebut) jo Pasal 73 ayat (1) Undang-undang Nomor 7 tahun 1989 tersebut, perkara ini menjadi wewenang Peradilan Agama dalam hal ini Pengadilan Agama Dumai; Menimbang, bahwa upaya mediasi sebagaimana yang dimaksudkan dalam pasal 4 dan 7 ayat (1) Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 01 tahun 2008 tidak dapat dilaksanakan, karena Tergugat tidak pernah hadir di persidangan, namun di setiap persidangan Majelis Hakim tetap berusaha memberikan nasihat kepada Penggugat agar bersabar dan memperbaiki krisis yang terjadi dalam rumah tangganya, tetapi tidak berhasil, oleh karenanya telah terpenuhi maksud Pasal 39 ayat (1) Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan jo Pasal 65 dan Pasal 82 ayat (1) dan (4) Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama jo. pasal 115 Kompilasi Hukum Islam;
5
Menimbang, bahwa gugatan Penggugat yang diajukan telah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yaitu Pasal 67 Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama, dengan demikian secara formil gugatan Penggugat dapat diterima untuk dipertimbangkan lebih lanjut; Menimbang, bahwa bukti (P.1), berupa fotokopi Kutipan Akta Nikah atas nama Penggugat dan Tergugat, menurut penilaian Majelis Hakim bukti tersebut telah memenuhi syarat formil dan materiil alat bukti, maka berdasarkan bukti tersebut, Majelis Hakim telah menemukan fakta hukum bahwa Penggugat dan Tergugat masih terikat dalam hubungan hukum sebagai suami isteri yang sah sesuai dengan Pasal 2 Undang-undang Nomor 1 tahun 1974 tentang Perkawinan jo Pasal 7 ayat (1) Kompilasi Hukum Islam, oleh karena itu Penggugat berhak mengajukan perkara ini (legal standi in judicio); Menimbang, bahwa dalam surat gugatannya Penggugat telah mendalilkan bahwa yang menjadi alasan Penggugat untuk bercerai dengan Tergugat pada pokoknya adalah karena sejak awal tahun 2005, rumah tangga Penggugat dengan Tergugat tidak harmonis lagi serta telah sering terjadi perselisihan dan pertengkaran disebabkan Tergugat seorang yang tempramental sering berbicara kesar, kesalahan kecil saja bisa membuat Tergugat marah besar sikap Tergugat ini membuat perasaan Penggugat sangat tertekan dan setiap terjadi pertengkaran dan perselisihan Tergugat sering mengucapkan kata cerai terhdap Penggugat selain itu Tergugat juga sering mengusir Penggugat dari rumah kediaman bersama serta tepatnya pada tanggal 28 Agustus 2011 Penggugat dan Tergugat kembali ke Dumai untuk berlebaran bersama, setelah 1 minggu Tergugat kembali lagi ke Batam untuk bekerja sementara Penggugat dan anak Penggugat dan Tergugat tetap di Dumai dan sejak itu Penggugat dan Tergugat tidak serumah lagi sudah ± 2 bulan lamanya sampai diajukannya gugatan ini; Menimbang, bahwa karena perkara ini menyangkut dengan perceraian dengan alasan perselisihan dan pertengkaran, maka sesuai dengan maksud Pasal 22 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 Tentang Pelaksanaan Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan, Penggugat harus menghadirkan 2 orang saksi dari pihak keluarga dan orang yang dekat dengan Penggugat dan Tergugat untuk didengar keterangannya; Menimbang, bahwa untuk memenuhi maksud pasal tersebut, Penggugat telah mengajukan dua orang saksi dari keluarga dan orang yang dekat dengan Penggugat dan Tergugat ke persidangan yaitu SAKSI I dan SAKSI II. Saksi-saksi tersebut telah disumpah menurut agama Islam, dan telah memberikan keterangan secara
6
terpisah di persidangan berdasarkan pengetahuannya sendiri sebagai orang dekat dengan Penggugat dan Tergugat dan keterangan saksi-saksi in cassu telah bersesuaian antara satu dengan lainnya serta telah mendukung dalil-dalil gugatan Penggugat. Saksi pertama menerangkan bahwa sejak 7 bulan setelah menikah, rumah tangga mereka tidak harmonis lagi sering terjadi perselisihan dan pertengkaran yang disebabkan Tergugat suka marah-marah, temperamental, dan Tergugat sering menyakiti perasaan Penggugat dengan menghina dan berkata kasar kepada Penggugat serta saksi mendengar dari Penggugat bahwa ketika mereka bertengkar, Tergugat sering mengusir Penggugat dari rumah bersama dan selalu mengatakan kata “ ku cerai kau” kepada Penggugat dan setahu saksi, antara Penggugat dengan Tergugat telah berpisah tempat tempat tinggal sejak 8 bulan yang lalu, dikarenakan Tergugat mengantarkan pulang Penggugat kerumah orang tua Penggugat (saksi) dan pada saat Tergugat mengantarkan Penggugat tersebut Tergugat mengatakan “belum sanggup membahagiakan Penggugat” kepada saksi dan sejak saat itu sampai dengan sekarang Tergugat tidak pernah menjenguk dan mengajak Penggugat untuk pulang kerumah bersama dan saksi pernah menasehati Penggugat agar bersabar dan membina kembali rumah tangganya dengan Tergugat, namun tidak berhasil. Adapun saksi kedua juga menerangkan bahwa sejak akhir tahun 2009 rumah tangga mereka tidak harmonis lagi disebabkan Tergugat bersikap kasar dan suka marah-marah kepada Penggugat, Tergugat sering mengucapkan kata-kata yang mengusik perasaan Penggugat dan setiap ada pertengkaran diantara mereka, Terguga sering melontarkan kata-kata cerai kepada Penggugat serta setahu saksi, antara Penggugat dengan Tergugat telah berpisah tempat tempat tinggal sejak Agustus 2011, dikarenakan Tergugat memulangkan Penggugat kepada orang tua Penggugat dan setahu saksi, pihak keluarga Penggugat pernah berusaha merukunkan Penggugat dan Tergugat, namun tidak berhasil. Oleh karenanya Majelis Hakim menilai saksi-saksi Penggugat tersebut telah memenuhi ketentuan formil maupun materiil tentang kesaksian sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 307, 308 ayat 1 dan 309 Rbg, maka keterangan para saksi a quo dapat diterima; Menimbang, bahwa berdasarkan keterangan saksi-saksi di atas dan dihubungkan dengan keterangan Penggugat di persidangan, telah diperoleh fakta hukum yang intinya antara Penggugat dan Tergugat telah terjadi perselisihan dan pertengkaran terus menerus yang disebabkan Tergugat bersikap kasar dan suka marah-marah kepada Penggugat, Tergugat sering mengucapkan kata-kata yang mengusik perasaan Penggugat dan setiap ada pertengkaran diantara mereka, Terguga sering melontarkan kata-kata cerai kepada Penggugat serta Tergugat juga sering
7
mengusir Penggugat dari rumah kediaman bersama, sehingga akhirnya Penggugat dan Tergugat telah pisah tempat tinggal bersama sejak Agustus 2011 sampai dengan sekarang dan upaya untuk kembali merukunkan mereka telah dilakukan oleh pihak keluarga, namun tetap tidak berhasil karena keinginan kuat dari Penggugat untuk bercerai; Menimbang, bahwa selama proses persidangan terbukti Penggugat tidak pernah menunjukkan sikap/itikad untuk rukun kembali, bahkan telah memperlihatkan dugaan kuat adanya ketidakrukunan dalam rumah tangga dan rapuhnya ikatan perkawinan yang bersangkutan, sudah membuktikan bahwa antara suami isteri tersebut sudah tidak ada lagi ikatan lahir batin; Menimbang, bahwa dalam perceraian tidak perlu dilihat dari siapa yang menjadi penyebab perselisihan dan pertengkaran, tetapi yang perlu dilihat adalah perkawinan itu sendiri, apakah perkawinan itu masih dapat dipertahankan atau tidak hal mana telah sejalan dengan Yurisprudensi Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor: 534 K/Pdt/1996 Tanggal 18 Juni 1996, karena apabila hati kedua belah pihak atau salah satu pihak sudah terluka dan retak serta hubungan keduanya tidak lagi mencerminkan hubungan yang baik layaknya suami isteri pada umumnya, maka pertanda perkawinan itu sudah sulit untuk disatukan lagi; Menimbang, bahwa berdasarkan fakta tersebut di atas, Majelis Hakim berkesimpulan bahwa rumah tangga Penggugat dengan Tergugat telah pecah dan tidak ada harapan untuk hidup rukun kembali membina rumah tangganya yang ditandai dengan Penggugat dan Tergugat telah pisah rumah dalam waktu yang relatif lama, maka jika perkawinan mereka diteruskan tidak akan tercapai tujuan perkawinan sebagaimana maksud firman Allah Swt. dalam surat al-Rum ayat 21 dan maksud pasal 1 Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan jo Pasal 3 Kompilasi Hukum Islam di Indonesia, bahkan akan mendatangkan kemudharatan yang lebih besar bagi kedua belah pihak, sesuai dengan sebuah kaidah ushuliyah yang berbunyi:
درء المفاسد مقدم على جلب المصالح “Menolak mafsadat (keburukan) lebih didahulukan daripada menarik kemaslahatan (kebaikan)” Menimbang, bahwa Majelis Hakim memandang perlu mengemukakan pendapat ahli fikih dalam kitab Bughyah al-Mustarsyidin halaman 223 yang berbunyi: اذا اشتد عدم رغبة الزوجة لزوجها طلق عليها القا ضي طلقة
8
“Apabila kebencian seorang isteri sudah memuncak terhadap suaminya, maka Hakim boleh menceraikannya dengan talak satu ”. berdasarkan pendapat ahli fikih tersebut di atas, Majelis Hakim sependapat dan mengambil alih menjadi pertimbangan hukum dalam perkara ini; Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut di atas, alasan gugatan Penggugat untuk bercerai dengan Tergugat telah memenuhi unsurunsur yang terkandung dalam Pasal 39 ayat (2) Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan jo Pasal 19 huruf (f) Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 Tentang Pelaksanaan Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan dan sejalan pula dengan Pasal 116 huruf (f) Kompilasi Hukum Islam, oleh karena itu gugatan Penggugat dapat dikabulkan; Menimbang, bahwa berdasarkan yang telah dipertimbangkan di atas, gugatan Penggugat cukup beralasan dan berdasarkan hukum, sedangkan Tergugat telah dipanggil dengan sepatutnya tidak hadir di persidangan, maka sesuai dengan pasal 149 ayat (1) R.Bg, maka gugatan Penggugat dapat diputus secara verstek; Menimbang, bahwa untuk memenuhi Pasal 84 ayat (1) dan (2) Undangundang Nomor 7 tahun 1989 Tentang Peradilan Agama, maka diperintahkan kepada Panitera Pengadilan Agama Dumai untuk menyampaikan Salinan Putusan ini setelah berkekuatan hukum tetap kepada Pegawai Pencatat Nikah Kantor Urusan Agama tempat terdaftarnya pernikahan Penggugat dengan Tergugat dan Kantor Urusan Agama tempat kediaman Penggugat dan Tergugat saat ini; Menimbang, bahwa berdasarkan gugatan Penggugat dan bukti (P.1), pernikahan Penggugat dan Tergugat telah tercatat di Kantor Urusan Agama Kecamatan Dumai Barat, Kota Dumai,
Penggugat juga bertempat kediaman di
wilayah tempat terdaftarnya pernikahan tersebut sedangkan Tergugat bertempat kediaman di Kota Batam, maka Majelis Hakim berkesimpulan bahwa salinan putusan ini dikirim oleh Panitera Pengadilan Agama Dumai kepada Pegawai Pencatat Nikah Kantor Urusan Agama Kota Dumai dan Pegawai Pencatat Nikah Kantor Urusan Agama Batam untuk dicatat perceraian Penggugat dan Tergugat; Menimbang, bahwa perkara ini termasuk bidang perkawinan, sebagaimana dimaksudkan oleh Pasal 89 ayat (1) Undang-undang Nomor 7 tahun 1989, maka semua biaya yang timbul akibat dari gugatan ini dibebankan kepada Penggugat; Mengingat, segala peraturan perundang-undangan yang berlaku dan hukum Islam yang berhubungan dengan perkara ini;
9
MENGADILI 1. Menyatakan bahwa Tergugat telah dipanggil secara sah dan patut untuk menghadap persidangan, tidak hadir; 2. Mengabulkan gugatan Penggugat secara verstek. 3. Menjatuhkan talak satu bain shugra Tergugat terhadap Penggugat 4. Memerintahkan Panitera Pengadilan Agama Dumai untuk mengirimkan Salinan Putusan ini yang telah berkekuatan hukum tetap kepada Pegawai Pencatat Nikah Kantor Urusan Agama Kota Dumai dan Pegawai Pencatat Nikah Kantor Urusan Agama Kota Batam untuk dicatat perceraian Penggugat dan Tergugat; 5. Membebankan kepada Penggugat untuk membayar biaya perkara sebesar Rp.241.000,- (Dua ratus empat puluh satu ribu rupiah).
Demikianlah diputuskan dalam sidang permusyawaratan Majelis Hakim Pengadilan Agama Dumai pada hari Kamis tanggal 02 Februari 2012 M, bertepatan dengan tanggal 09 Rabi’ul Awal 1433 H oleh kami Drs. H. Mukhlis sebagai Ketua Majelis, Taufik, S.HI dan Massahudin, S.HI masing-masing sebagai Hakim Anggota. Putusan ini dibacakan pada hari itu juga dalam sidang terbuka untuk umum oleh Ketua Majelis tersebut, dengan didampingi oleh Hakim-Hakim Anggota dan dibantu oleh Nursima, S.HI sebagai Panitera Sidang serta dihadiri oleh Penggugat tanpa hadirnya Tergugat.
Ketua Majelis, TTD Drs. H. Mukhlis Hakim Anggota,
Hakim Anggota,
TTD
TTD
Taufik, S.HI
Massahudin, S.HI Panitera Sidang, TTD Nursima, S.HI
10
Perincian Biaya Perkara : Pendaftaran
: Rp. 30.000,-
Proses
: Rp. 50.000,-
Panggilan
: Rp. 220.000,-
Redaksi
: Rp.
5.000,-
Materai
Rp.
6.000,-
Jumlah
: Rp. 311.000,- (Tiga ratus sebelas ribu rupiah)
11
12