BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keberhasilan pembangunan khususnya pembangunan manusia dapat dinilai secara parsial dengan melihat seberapa besar permasalahan yang paling mendasar di masyarakat tersebut dapat teratasi. Permasalahan-permasalahan tersebut diantaranya adalah kemiskinan, pengangguran, buta huruf, ketahanan pangan, dan penegakan demokrasi. Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menetapkan suatu ukuran standar pembangunan manusia yaitu indeks pembangunan manusia (IPM) atau Human Development Index (HDI). Indeks ini dibentuk berdasarkan empat indikator yaitu angka
G AN
harapan hidup, angka melek huruf, rata-rata lama sekolah dan kemampuan daya beli.
Seperti diketahui, beberapa faktor penting dalam pembangunan yang sangat efektif bagi pembangunan manusia adalah pendidikan dan kesehatan. Dua faktor penting ini merupakan kebutuhan dasar manusia
O N
yang perlu dimiliki agar mampu meningkatkan potensinya. Umumnya, semakin tinggi kapabilitas dasar yang dimiliki suatu daerah, semakin tinggi pula peluang untuk meningkatkan potensi daerah itu. Untuk meningkatkan IPM semata-mata tidak hanya pada pertumbuhan ekonomi karena pertumbuhan ekonomi pertumbuhan
ekonomi
LA M
baru merupakan syarat agar pertumbuhan ekonomi sejalan dengan pembangunan
manusia,
maka
harus disertai dengan pemerataan pembangunan. Dengan pemerataan
pembangunan terdapat jaminan bahwa semua penduduk dapat menikmati hasil-hasil pembangunan. Untuk mempercepat pembangunan manusia dapat dilakukan antara lain melalui dua hal, yaitu
B.
distribusi pendapatan yang merata dan alokasi belanja publik yang memadai untuk pendidikan dan
KA
kesehatan. 1.2. Permasalahan
Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan dapat dirumuskan sebagai berikut :
A
1. Seberapa besar komponen penentu besaran Indeks Pembangunan Manusia di Kabupaten
ED
Lamongan yang meliputi : Indeks Harapan Hidup, Indeks Pendidikan dan Indeks Daya Beli. 2. Bagaimana status pembangunan manusia di Kabupaten Lamongan dirinci menurut komponen
PP
penentu meliputi : Indeks Harapan Hidup, Indeks Pendidikan dan Indeks Daya Beli. 3. Bagaimana
hasil-hasil
pembangunan
manusia
di Kabupaten Lamongan yang berkaitan
BA
erat dengan komponen-komponen penentu indeks pembangunan manusia.
1.3. Maksud dan Tujuan Hasil akhir penyusunan indeks pembangunan manusia, diharapkan menghasilkan buku Indeks
Pembangunan Manusia (IPM) di Kabupaten Lamongan yang berisi mengenai kajian kritis dan analisis mengenai status pembangunan manusia dari aspek pendidikan, kesehatan dan standar hidup layak. Tujuan dilakukannya penyusunan Indeks Pembangunan Manusia Tahun 2011, dimaksudkan untuk mengetahui lebih rinci mengenai status dan tingkat pembangunan manusia di Kabupaten Lamongan yang meliputi : a. Status dan tingkat kesehatan penduduk. b. Status dan tingkat pendidikan penduduk c. Status dan tingkat standar hidup layak penduduk
1.4. Sumber Data dan Manfaat Sumber data utama yang digunakan adalah data Susenas Kor dan Susenas Modul Konsumsi. Sementara sebagai penunjang digunakan data Supas(Survei Penduduk Antar Sensus), Proyeksi Penduduk dan Indeks Harga Konsumen (IHK). Selanjutnya hasil dari kegiatan penyusunan Indeks Pembangunan Manusia di Kabupaten Lamongan Tahun 2011 lebih diarahkan untuk : a.
Dapat dimanfaatkan sebagai alat bantu perencanaan pembangunan daerah (Planning-Tool) yang lebih mengakomodasi dimensi pembangunan manusia menuju peningkatan kualitas hidup manusia.
b.
Dalam jangka panjang, data IPM diyakini dapat bermanfaat sebagai planning-tool yang memiliki keunggulan sebagai alat evaluasi terhadap proses perencanaan. Sebagai salah satu alat analisis, memiliki beberapa keunggulan karena lebih menggambarkan
G AN
c.
BA
PP
ED
A
KA
B.
LA M
O N
pemerataan hasil-hasil pembangunan.
BAB III METODOLOGI 3.1
Definisi Pembangunan Manusia Menurut UNDP (1990),
pembangunan
manusia
adalah suatu proses untuk
memperbesar pilihan-pilihan bagi manusia (”a process of enlarging peoples’schoices”). Dari definisi ini dapat ditarik kesimpulan bahwa fokus pembangunan suatu wilayah adalah manusia sebagai aset wilayah yang sangat berharga. 3.2
Indeks Pembangunan Manusia IPM merupakan indeks komposit yang dihitung sebagai rata-rata sederhana dihitung
sebagai rata-rata dari 3 (tiga) indeks yang menggambarkan kemampuandasar manusia dalam
G AN
memperluas pilihan-pilihan, yaitu: 1. Indeks Harapan Hidup 2. Indeks Pendidikan 3. Indeks Standart Hidup Layak Indeks Harapan Hidup
O N
3.2.1.
Angka ini menunjukkan jumlah tahun yang diharapkan dapat dinikmati penduduk suatu
LA M
wilayah. Dengan memasukkan informasi mengenai angka kelahiran dan kematian per tahun variabel e0 diharapkan akan mencerminkan rata-rata “dalam hidup” sekaligus hidup sehat masyarakat.
3.2.2. Indeks Pendidikan
B.
penghitungan Indeks Pendidikan (IP) mencakup dua indikator yaitu angka melek huruf/Adult
KA
Literacy Rate (Lit) dan rata-rata lama sekolah/Mean Years of Schooling (MYS). Populasi yang digunakan adalah penduduk berumur 15 tahun ke atas karena pada kenyataannya penduduk usia tersebut sudah ada yang berhenti sekolah. Batasan ini diperlukan agar angkanya lebih mencerminkan
A
kondisi sebenarnya mengingat penduduk yang berusia kurang dari 15 tahun masih dalam proses
ED
sekolah atau akan sekolah.
PP
3.2.3. Purchasing power parity /paritas daya beli ( PPP) Untuk mengukur daya beli penduduk antar propinsi di Indonesia, BPS menggunakan data rata-
rata konsumsi 27 komoditi terpilih dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) yang dianggap
BA
paling dominan dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia dan telah distandarkan agar bisa dibandingkan antar daerah dan antar waktu yang disesuaikan dengan indeks PPP. Adapun 27 jenis komoditi standar dapat dilihat pada daftar di bawah ini :
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Komoditi
Unit
Beras local Tepung Terigu Ketela Pohon Ikan Tongkol Ikan Teri Daging Sapi Daging Ayam Kampung Telur Ayam
Kg Kg Kg Kg Ons Kg Kg Butir
Indikator Komposit Pembangunan Manusia
G AN
LA M
3.3.
397 Gram Kg Kg Kg Kg Kg Kg Butir Ons Ons Ons Ons 80 Gram 10 Batang Kwh M3 Liter Liter Unit
O N
9. Susu Kental Manis 10. Bayam 11. Kacang Panjang 12. Kacang Tanah 13. Tempe 14. Jeruk 15. Pepaya 16. Kelapa 17. Gula Pasir 18. Kopi Bubuk 19. Garam 20. Merica / Lada 21. Mie Instant 22. Rokok Kretek Filter 23. Listrik 24. Air Minum 25. Bensin 26. Minyak Tanah 27. Sewa Rumah Sumber : BPS RI
Sebagai indikator komposit, IPM mempunyai manfaat terbatas, terutama kalau disajikan tersendiri hanya dapat menunjukkan status pembangunan manusia suatu wilayah. Namun demikian manfaat yang terbatas tersebut dapat diperluas kalau dilakukan perbandingan
B.
antar waktu dan antar wilayah, sehingga posisi relatif suatu wilayah terhadap wilayah yang lain dapat
KA
diketahui serta kemajuan atau pencapaian dengan wilayah lain juga dapat dibahas. Pencapaian pembangunan manusia dilihat dari dua segi : pertama, terjadi kenaikan IPM secara nilai absolut yang diukur dengan nilai positif dari reduksi shortfall tahunan (annual reduction in shortfall).
A
Reduksi shortfall adalah peningkatan nilai IPM dalam suatu periode relatif terhadap jarak nilai IPM awal
ED
periode ke IPM sasaran (=100). Kedua, adalah meningkatnya status pembangunan manusia berdasarkan klasifikasi berikut : STATUS PEMBANGUNAN MANUSIA
< 50 50 ≤ IPM < 66 66 ≤ IPM < 80 ≥ 80
Rendah Menengah Bawah Menengah Atas Tinggi
BA
PP
NILAI IPM
BAB IV IV BAB KONDISISOSIAL SOSIAL EKONOMI EKONOMI KONDISI 4.1. Kondisi KondisiGeografis Geografis 4.1. Kabupaten Lamongan Lamongan merupakan merupakan bagian bagian dari dari wilayah wilayah Jawa Jawa Timur, Timur, secara secara geografis Kabupaten Kabupaten Lamongan terletak terletak antara antara 6° 6° 51’ 51’ 54’’ 54’’ sampai sampai dengan dengan 7° 7° 23’ 23’ 6’’ 6’’ lintang lintang selatan selatan dan antara 112° 4’41’’ Lamongan sampai dengan dengan 112° 112° 33’ 33’ 12’’ 12’’ bujur bujur timur, timur, dengan dengan batas batas wilayah wilayah sebalah sebalah utara utara Laut Jawa, sebelah timur sampai Kabupaten Gresik, Gresik, sebelah sebelah selatan selatan Kabupaten Kabupaten Jombang Jombang dan dan Mojokerto, Mojokerto, sebelah sebelah barat Kabupaten Kabupaten Bojonegorodan danTuban. Tuban. Bojonegoro
G AN
Luas Wilayah Wilayah Kabupaten Kabupaten Lamongan Lamongan 1.812,80 1.812,80 km2 km2 atau atau setara setara dengan dengan 181.280 ha. Terdiri Luas dari daratan daratan rendah rendah berawa berawa dengan dengan ketinggian ketinggian 00 –– 25 25 m m seluas seluas 50,17 50,17 %, daratan dengan dari ketinggian25 25––100 100mmseluas seluas45,68 45,68% % dan dan sisanya sisanya 4,15 4,15 % % merupakan merupakan daratan daratan dengan dengan ketinggian di atas ketinggian
O N
100m. m. 100
4.2.Kependudukan Kependudukan 4.2.
LA M
Dari hasil hasil Proyeksi Proyeksi Sensus Sensus Penduduk Penduduk 2010, 2010, jumlah jumlah penduduk penduduk Kabupaten Kabupaten Lamongan Tahun Dari 2011sebanyak sebanyak1.185.692 1.185.692 jiwa, jiwa, terdiri terdiri dari dari laki-laki laki-laki sebanyak sebanyak 573.756 573.756 jiwa jiwa dan dan perempuan sebanyak 2011 611.936jiwa jiwaatau ataudengan denganrasio rasiojenis jeniskelamin kelamin 93,76 93,76 %. %. 611.936
B.
4.3.Pendidikan Pendidikan 4.3.
KA
Salah satu satu faktor faktor utama utama yang yang menunjang menunjang keberhasilan keberhasilan pembangunan pembangunan di di suatu daerah adalah Salah tersedianya cukup cukup Sumber Sumber Daya Daya Manusia Manusia (SDM) (SDM) yang yang berkualitas. berkualitas. Ketersediaan Ketersediaan fasilitas pendidikan tersedianya baik sarana sarana maupun maupun prasarana prasarana akan akan sangat sangat menunjang menunjang dalam dalam meningkatkan meningkatkan mutu mutu pendidikan. baik
A
Untuk mendapatkan mendapatkan gambaran gambaran secara secara menyeluruh menyeluruh mengenai mengenai Untuk
perkembangan perkembangan
fasilitas
PP
berikut. berikut.
ED
pendidikan maupun maupun jumlah jumlah murid murid dan dan mahasiswa mahasiswa didi Kabupaten Kabupaten Lamongan Lamongan dapat dapat dilihat pada tabel pendidikan
TabelPerkembangan Perkembangan Sekolah Sekolah dan dan Murid Murid Tabel Tahun 2010 2010 –– 2011 2011 Tahun
BA
22001100 22001111 PPeerruubbaahhaann ((% %) /Maahhaassiiss SSeekkoollaahh// M Muurriidd//M Maahhaassiiss SSeekkoollaahh// PPTT M Muurriidd//M Maahhaas is wa KKeeccaammaatatann SSeekkoolalahh//PPTT MMuurridid/M wwaa PPTT wwaa (2) (3) (4) (5) (6) (( (2) (3) (4) (5) (6) (7) 11 TKNegeri Negeri 187 178 TK 22 187 22 178 0.00 -4.81 )) TKSwasta Swasta 928 31,316 940 30,891 TK 928 31,316 940 30,891 1.29 -1.36 SDNegeri Negeri 615 64,199 617 62,470 SD 615 64,199 617 62,470 0.33 -2.69 SDSwasta Swasta 18 2,433 23 2,552 SD 18 2,433 23 2,552 27.78 4.89 SMPNegeri Negeri 48 27,060 48 26,202 SMP 48 27,060 48 26,202 0.00 -3.17 SMPSwasta Swasta 85 10,962 89 10,199 SMP 85 10,962 89 10,199 4.71 -6.96 SMANegeri Negeri 13 7,987 13 8,541 SMA 13 7,987 13 8,541 0.00 6.94 SMASwasta Swasta 56 9,862 53 10,029 SMA 56 9,862 53 10,029 -5.36 1.69 SMKNegeri Negeri 3,185 3,282 SMK 66 3,185 66 3,282 0.00 3.05 SMKSwasta Swasta 49 16,016 53 16,225 SMK 49 16,016 53 16,225 8.16 1.30 RA/BA RA/BA MINegeri Negeri MI MISwasta Swasta MI MTsNegeri Negeri MTs
183 183 33 525 525 22
5,330 5,330 625 625 54,695 54,695 2,081 2,081
193 193 33 527 527 22
5,404 5,404 675 675 53,605 53,605 850 850
5.46 0.00 0.38 0.00
1.39 8.00 -1.99 -59.15
MTs Swasta MA Negeri MA Swasta
168 2 77
21,396 2,215 10,660
Perguruan 11 11,494 Tinggi Jumlah 2,791 281,703 Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Lamongan
175 2 73
20,672 2,178 11,028
4.17 0.00 -5.19
-3.38 -1.67 3.45
13
11,574
18.18
0.70
2,832
276,555
1.47
-1.83
4.4. Kesehatan Kondisi kesehatan masyarakat merupakan cerminan tingkat kesejahteraan masyarakat. Semakin baik keadaan kesehatan masyarakat, menggambarkan kesejahteraan juga semakin baik dan berlaku sebaliknya. Mengukur tingkat kesejahteraan masyarakat dapat dilihat dari berbagai segi. Salah satu
G AN
indikator nyata yang secara langsung dapat dilihat adalah melalui ukuran kesehatan jasmani masyarakat yang dapat dipertanggung- jawabkan secara medis.
Selanjutnya untuk mendapatkan gambaran mengenai kondisi fasilitas kesehatan di Kabupaten Lamongan dapat dilihat pada tabel berikut :
Fasilitas/Paramedis
2009
33 108 157 58 8 3 91 40 4 20 11 36 49 557 699 47 7 16 20 5
BA
PP
ED
A
KA
B.
1 Puskesmas 33 2 Puskesmas Pembantu 108 3 Tempat Praktek Dokter 157 4 Apotek 53 5 Laboratorium Medis 3 6 Dokter Spesialis Anak 3 7 Dokter Umum 166 8 Dokter Gigi 43 9 Apoteker 11 10 Analis Kesehatan 68 11 Sarjana Kes. Masyarakat 13 12 Pengatur Gizi 34 13 Asisten Apoteker 52 14 Bidan 552 15 Perawat 915 16 Sanitarian 37 17 Fisio Therapy 7 18 Perawat Gigi 23 19 Analis Laborat 68 20 Dokter Obgyn 4 Sumber : Dinas Kesehatan Kab. Lamongan
2010
2011
LA M
No.
O N
Tabel Jumlah Fasilitas Kesehatan dan Paramedis di Kabupaten Lamongan
33 108 222 60 8 4 178 42 11 45 16 43 61 633 874 62 13 17 45 6
Dalam penanganan kesehatan masyarakat tentu tidak terlepas dari bantuan dari pemerintah terhadap masyarakatnya. Tabel di bawah ini menunjukan rumahtangga yang mendapatkan pelayanan kesehatan gratis selama enam bulan terakhir menurut jenis kartu yang digunakandi wilayah Kabupaten Lamongan.
Persentase Rumahtangga yang Mendapatkan Pelayanan Kesehatan Gratis Selama Enam Bulan Terakhir, Tahun 2011.
No 1.
Jenis Kartu Yang Digunakan Jamkesmas
Penduduk yang memiliki Jaminan Kesehatan 72.96
2. Kartu Sehat 3. Surat Miskin/SKTM 4. JPKM/JPK Lainnya Sumber Data : SUSENAS 2011, BPS Kabupaten Lamongan
4.50 3.14 19.40
G AN
4.5. Indikator Ekonomi
Secara umum kondisi perekonomian Kabupaten Lamongan Tahun 2011 menunjukkan perkembangan yang semakin baik. Hal ini dapat dilihat dari perolehan angka pertumbuhan ekonomi maupun
O N
pendapatan perkapita penduduk yang semakin meningkat. 4.5.1. Pertumbuhan Ekonomi
LA M
Tingkat pertumbuhan ekonomi suatu daerah sangat di tentukan oleh faktor lokal dan eksternal. Faktor lokal meliputi: ketersediaan sumber daya alam, kualitas sumber daya manusia, kemampuan teknologi, permodalan dan kewirausahaan. Sedangkan faktor eksternal diantaranya ialah
perkembangan situasi
perekonomian
nasional
maupun
internasional
serta berbagai
B.
kebijakan pemerintah baik yang berkaitan dengan sektor riil maupun moneter.
KA
Besarnya pertumbuhan ekonomi suatu daerah, tercermin dari pertumbuhan PDRB atas dasar harga konstannya. Dari hasil penghitungan PDRB Tahun 2011 telah diketahui bahwa total nilai PDRB (atas Dasar Harga Konstan) Kabupaten Lamongan sebesar Rp.6.625.823.030.000.sebesar
Tahun
Rp.6.191.066.480.000.-, sehingga dari perubahan besaran PDRB pada pada
A
2010
sedangkan
ED
Tahun 2011 dibandingkan Tahun 2010 diperoleh pertumbuhan ekonomi sebesar 7,02 % pada Tahun
PP
2011, pertumbuhan ini mengalami percepatan bila dibanding Tahun 2010 yang mencapai 6,89 %. 4.5.2. Struktur Ekonomi Salah satu tujuan jangka panjang pembangunan ekonomi ialah terjadinya pergeseran struktur
BA
ekonomi yakni dari sektor primer menuju sektor sekunder dan tersier. Dari hasil penghitungan PDRB atas dasar harga berlaku telah diketahui bahwa, total nilai PDRB Kabupaten Lamongan Tahun 2011 sebesar Rp.13.460.955.000.000.- mengalami kenaikan mencapai Rp.11.774.155.300.000.- atau naik sebesar 14,33 %.
dibanding
Tahun
2010
yang
Distribusi Persentase PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten Lamongan Tahun 2007 – 2011 (%)
2008
2009
47,84
46,43
46,06
45,16
42,78
47,61
46,21
45,85
44,95
42,57
0,23
0,22
0,21
0,21
0,21
8,83
8,81
8,63
8,56
8,71
3 Industri Pengolahan
4,93
4,91
4,97
5,04
5,20
4 Listrik, Gas & Air Bersih
0,86
0,82
0,78
0,79
5 Bangunan
3,04
3,08
2,88
2,73
43,33
44,76
45,31
46,28
28,34
29,71
30,60
31,34
33,48
7 Pengangkutan & Komunikasi
1,97
2,10
2,10
2,11
2,07
8 Keu. Persew., & Jasa Persh.
3,29
9 Jasa-Jasa
9,73
1 Pertanian 2 Pertambangan & Penggalian
II SEKUNDER
III TERSIER 6 Perdagangan, Hotel & Rest.
T OT AL
0,78 2,73
48,51
O N
I PRIMER
2010*) 2011**)
G AN
2007
LA M
LAPANGAN USAHA
3,32
3,30
3,48
3,57
9,63
9,31
9,35
9,39
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
B.
*) Angka Diperbaiki
KA
**) Angka Sementara
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa selama lima tahun terakhir, struktur perekonomian Kabupaten Lamongan belum mengalami perubahan yang berarti. Sektor Pertanian cenderung menurun,
A
tetapi Sektor Industri Pengolahan yang menghasilkan komoditi strategis (tradeable) cenderung
BA
PP
ED
stagnan, sementara yang berkembang adalah sektor tersier (untradeable).
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN IPM
5.1.
SKOR IPM KABUPATEN LAMONGAN Telah disebutkan pada bab sebelumnya, bahwa IPM merupakan indeks komposit yang terdiri
dari 3 indikator, yaitu : 1) Indikator Kesehatan; yang diwakili oleh komponen Angka Harapan Hidup (life expectancy at age 0: e 0 ), 2) Indikator Pendidikan; yang diwakili oleh komponen Angka Melek Huruf orang dewasa (adult literacy rate: Lit) dan Rata-rata Lama Sekolah (mean years school, MYS) dan 3) Indikator Daya Beli (Purchasing Power Parity, PPP) merupakan ukuran yang sudah disesuaikan dengan
G AN
paritas daya beli. Sehingga analisis yang dilakukan tidak hanya gradual atau skor IPM secara total, tetapi perlu juga ditinjau komponen- komponen penyusun skor IPM tersebut. Perkembangan IPM Kabupaten Lamongan semakin baik dari tahun ke tahun
Adapun dari hasil pengolahan data, diperoleh tabel IPM selama periode Tahun 2007 - 2011,
O N
sebagai berikut :
LA M
Tabel IPM Kabupaten Lamongan Tahun 2007 – 2011
Indeks Pendidikan
Indeks Daya Beli
IPM
2007
71,21
72,76
59,68
67,88
2008
71,41
72,77
60,82
68,33
2009
71,71
73,61
61,77
69,03
2010*)
72,00
74,08
62,82
69,63
2011**)
72,26
74,81
63,31
70,13
Keterangan :
* Angka Diperbaiki ** Angka Sementara
ED
A
KA
B.
Tahun
Indeks Kesehatan
Angka Indeks Pembangunan Manusia (IPM) juga dapat dijadikan dasar dalam penentuan
PP
klasifikasi status pembangunan manusia. Jika merujuk pada klasifikasi tersebut, IPM Kabupaten
BA
Lamongan yang mencapai 70,13 termasuk dalam level menengah atas. Tabel Perkembangan Indeks Pembangunan Manusia Antar Kabupaten Sekitar Tahun 2011**)
Kabupaten
IHH
IP
PPP
IPM
Bojonegoro
70.48
72.29
62.22
68.33
Tuban
71.85
73.00
62.85
69.23
Lamongan Gresik
72.26 77.14
74.81 82.72
63.31 65.76
70.13 75.21
Jawa Timur
74.68
75.54
66.24
72.15
Sumber : BPS Keterangan : **) angka sementara
5.2.
INDEKS KESEHATAN
Indikator kesehatan yang diwakili oleh komponen Angka Harapan Hidup (AHH) diharapkan dapat mencerminkan “lama hidup” sekaligus “status kesehatan” suatu masyarakat. Harapan hidup suatu masyarakat salah satu diantaranya dipengaruhi oleh tingkat perekonomian daerah tersebut. Berbagai bukti secara demografis dan epidemiologis memberi dukungan adanya keterkaitan antara perkembangan ekonomi suatu wilayah dengan tinggi rendahnya harapan hidup. ANGKA HARAPAN HIDUP TAHUN 2011
2010
2011
Bojonegoro Tuban Lamongan
67.01
67.15
67.29
67.56 68.02
67.78 68.20
68.11 68.36
Gresik Jawa Timur
70.73
70.98
69.35
69.60
Sumber : BPS Keterangan : **) angka sementara
O N
2009
LA M
Kabupaten
G AN
Tabel Perkembangan Angka Harapan Hidup Antar Kabupaten Sekitar Tahun 2009 – 2011
71.28
69.81
B.
Adanya peningkatan angka harapan hidup pada Tahun 2011 (68,36 tahun) dibandingkan dengan angka harapan hidup tahun-tahun sebelumnya merupakan sinyal positif yang telah dilakukan oleh
KA
pemerintah Kabupaten Lamongan di bidang kesehatan. Ini menunjukkan bahwa ada peningkatan yang positif dalam penanganan masalah kesehatan yang telah dilakukan oleh pemerintah. Tetapi pencapaian angka
A
harapan hidup Kabupaten Lamongan bila dibanding dengan daerah lain di Jawa Timur masih tergolong
BA
PP
ED
rendah. Hal ini patut menjadi perhatian bagi pemerintah Kabupaten Lamongan
Tabel Perkembangan Indeks Harapan Hidup Antar Kabupaten Sekitar Tahun 2009 - 2011
Kabupaten
2009
2010
2011
Bojonegoro
70.02
70.24
70.48
Tuban
70.94
71.31
71.85
Lamongan
71.71
72.00
72.26
Gresik
76.22
76.63
77.14
Jawa Timur
73.92
74.34
74.68
Sumber : BPS Keterangan : **) angka sementara
5.3.
INDEKS PENDIDIKAN
komponen yang digunakan dalam menghitung Indikator Pendidikan (IP) adalah Angka Melek Huruf (Lit) dan Rata-rata lama sekolah (MYS). Angka melek huruf merupakan arti kebalikan dari angka buta huruf yang telah dikenal masyarakat. Sedangkan rata- rata lama sekolah merupakan rata-rata lamanya penduduk mengenyam pendidikan di
LA M
O N
G AN
bangku sekolah.
Dari data yang ada, diketahui bahwa angka melek huruf di Kabupaten Lamongan
B.
Tahun 2011 adalah sebesar 88,07 persen. Artinya sekitar 88,07 persen dari penduduk berusia 15 tahun ke atas di Kabupaten Lamongan telah mempunyai kemampuan membaca dan
KA
menulis, baik huruf latin saja, huruf lainnya saja atau kedua-duanya
ED
A
Persentase Angka Buta Huruf dan Melek Huruf Penduduk Umur 15 tahun ke atas Antar Kabupaten Sekitar Tahun 2011
BA
PP
Kabupaten
ABH (%)
AMH (%)
Bojonegoro Tuban
14.21 12.38
85.79 87.62
Lamongan
11.93
88.07
Gresik
4.91
95.09
Jawa Timur
11.21
88.79
Sumber : BPS Keterangan : **) angka sementara
Gambar Rata-rata Lama Sekolah Tahun 2007 - 2011
Dari data yang ada diketahui bahwa angka rata-rata lama sekolah penduduk usia 15 tahun keatas di Kabupaten Lamongan mencapai 7,24 tahun. Berarti angka rata-rata lama sekolah di Kabupaten Lamongan mengalami kenaika,jika disbanding Tahun 2010 yang mencapai 7,19 tahun.
Tabel Rata-rata Lama Sekolah Penduduk Usia 15 keatas Antar Kabupaten Sekitar Tahun 2009 – 2011 2010
2011
6.53 6.22 7.03
6.66 6.41 7.19
6.79 6.56 7.24
Gresik 8.49 Jawa Timur 7.20 Sumber : BPS Keterangan : **) angka sementara
8.53 7.24
8.70 7.36
LA M
Bojonegoro Tuban Lamongan
G AN
2009
O N
Kabupaten
Seperti halnya dengan angka melek huruf, rata-rata lama sekolah di Kabupaten Lamongan dari tahun ke tahun juga mengalami kenaikan. Kenaikan angka rata-rata lama sekolah tersebut antara lain disebabkan oleh penurunan angka putus sekolah dan angka mengulang, disamping ditunjang dengan
B.
program Paket B dan Paket C.
KA
Program subsidi pemerintah antara lain Bantuan Operasional Sekolah (BOS), Bantuan Khusus Murid Miskin (BKMM), Bantuan Operasional Manajemen Mutu (BOMM) ditujukan untuk meringankan
A
biaya pendidikan yang dipikul masyarakat khususnya bagi masyarakat miskin.
PP
ED
Tabel Perkembangan Indeks Pendidikan Antar Kabupaten Sekitar Tahun 2009 – 2011
BA
Kabupaten
Bojonegoro Tuban Lamongan Gresik Jawa Timur
2009
2010
2011
70.90 70.86 73.61 81.77 74.53
71.33 71.44 74.08 81.94 74.98
72.29 73.00 74.81 82.72 75.54
Sumber : BPS Keterangan : **) angka sementara
5.4.
INDEKS PPP Paritas daya beli menunjukkan seberapa besar jumlah barang/jasa yang mampu untuk dapat
dibeli oleh masyarakat yang disesuaikan dengan jumlah pendapatan (uang) yang ia terima/miliki. Setiap orang mempunyai kemampuan untuk membeli berbeda-beda, tergantung pada pendapatan dan kebutuhannya. Pada intinya, semakin tinggi kemampuan daya beli seseorang berarti semakin banyak
ragam barang/jasa yang dapat atau mampu ia beli (=ceteris paribus). Dari hasil pengolahan diperoleh rata-rata penge-luaran per kapita riil yang disesuaikan (adjusted real per capita expenditure) Tahun 2011 mencapai Rp.633.980-. Apabila tersebut dibandingkan dengan keadaan tahun sebelumnya (2010 = Rp.631.840,-), dapat dikatakan adanya perbaikan ekonomi masyarakat. Trend peningkatan perekonomian masyarakat Lamongan yang tercermin dari peningkatan
LA M
O N
G AN
pengeluaran per kapita tersebut secara lebih detail terlihat pada gambar. 6 berikut.
Tabel Perkembangan Indeks Paritas Daya Beli Antar Kabupaten Sekitar Tahun 2007 – 2011
2009
2010
2011
58.21 61.25
59.19 62.19
62.22 62.85
Lamongan
61.77
62.82
63.31
Gresik Jawa Timur
63.94 64.74
64.84 65.54
65.76 66.24
Sumber : BPS Keterangan : **) angka sementara
TREND ALOKASI APBD
PP
5.5.
ED
A
KA
Bojonegoro Tuban
B.
Kabupaten
BA
Keseriusan penanganan pembangunan manusia, khususnya dibidang kesehatan dan pendidikan dapat terlihat dari alokasi pembiayaan kedua bidang tersebut pada APBN atau APBD. Semakin besar persentase alokasi untuk kedua bidang tersebut mengindikasikan besarnya perhatian Pemerintah Kabupaten yang berarti akan semakin mempercepat laju pembangunan manusia Dengan meningkatnya anggaran pemerintah untuk bidang kesehatan diharapkan akan meningkatkan pelayanan kesehatan, baik jangkauan maupun kualitasnya kepada masyarakat. Kondisi yang demikian akan berdampak pada kondisi kesehatan masyarakat yang akan terus membaik. Membaiknya kondisi kesehatan masyarakat akan berdampak pada meningkatnya harapan hidup masyarakat Lamongan. Demikian juga bila anggaran pendidikan dapat terus ditingkatkan, pendidikan
yang
diterima masyarakat Lamongan akan semakin
membaik.
tentunya
kualitas
Pada
ujungnya
diharapkan angka buta huruf bisa semakin ditekan. Disamping itu diharapkan juga akan diikuti oleh
meningkatnyapartisipasi partisipasisekolah sekolahbagi bagianak-anak anak-anak usia usia sekolah. sekolah. meningkatnya Gambar didi bawah bawah ini ini akan akan memperlihatkan memperlihatkan naik naik turunnya turunnya per-sentase per-sentase alokasi anggaran Gambar tahunanbidang bidangkesehatan kesehatandan dan pendidikan pendidikan terhadap terhadap total total anggaran anggaran pengeluaran pengeluaran pembangunan. pembangunan. tahunan
BA
PP
ED
A
KA
B.
LA M
O N
G AN
Gambar Persentase Persentase Belanja Belanja Langsung Langsung Urusan Urusan Gambar Pendidikan dan dan Kesehatan Kesehatan Kabupaten Kabupaten Pendidikan Lamongan Tahun Tahun 2011 2011 Lamongan