Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Lamongan
Tahun 2010-2015
BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2.1
ASPEK GEOGRAFI DAN DEMOGRAFI
G AN
2.1.1 Kondisi Geografi
Secara geografis Kabupaten Lamongan terletak pada 6º 51’ 54” sampai dengan 7º 23’ 6” Lintang Selatan dan diantara garis bujur
N
timur 112° 4’ 41” sampai 112° 33’ 12” bujur timur. Kabupaten
O
Lamongan memiliki luas wilayah kurang lebih 1.812,80 Km² setara
daratan rendah dan bonorowo
LA
Wilayah Kabupaten terdiri dari
M
181.280 Ha atau + 3.78 % dari luas wilayah Propinsi Jawa Timur.
dengan tingkat ketinggian 0 – 25 meter seluas 50,17 %, sedangkan ketinggian
25 – 100 meter seluas 45,68%, selebihnya 4.15 %
B.
berketinggian diatas 100 meter diatas permukaan air laut, dan
KA
memiliki panjang garis pantai sepanjang 47 Km. Batas wilayah
Sebelah Utara
:
Berbatasan dengan Laut Jawa
Sebelah Timur
:
Berbatasan dengan Kabupaten Gresik
:
Berbatasan dengan Kabupaten Jombang
ED
A
administratif Kabupaten Lamongan adalah :
PP
BA
Sebelah Selatan
Sebelah Barat
dan Kabupaten Mojokerto :
Berbatasan
dengan
Kabupaten
Bojonegoro dan Kabupaten Tuban.
Bab II-1
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Lamongan
Tahun 2010-2015
Gambar 2.1.1.1
M
O
N
G AN
Peta Wilayah Kabupaten Lamongan
LA
Wilayah Kabupaten Lamongan dibelah oleh Sungai Bengawan Solo, dan secara garis besar daratannya dibedakan menjadi tiga karakteristik yaitu :
Bagian Tengah Selatan merupakan dataran rendah yang relatif
B.
KA
subur yang membentang dari Kecamatan Kedungpring, Babat, Sukodadi, Pucuk, Lamongan, Deket, Tikung Sugio, Maduran,
Bagian Selatan dan Utara merupakan pegunungan kapur
ED
A
Sarirejo dan Kembangbahu
berbatu–batu dengan kesuburan sedang. Kawasan ini terdiri dari
PP
Kecamatan Mantup, Sambeng, Ngimbang, Bluluk, Sukorame,
BA
Modo, Brondong, Paciran, dan Solokoro. Bagian Tengah Utara merupakan daerah Bonorowo yang merupakan
daerah
rawan
banjir.
Kawasan
ini
meliputi
Kecamatan Sekaran, Laren, Karanggeneng, Kalitengah, Turi, Karangbinangun dan Glagah. Kondisi tata guna tanah Kabupaten Lamongan Tahun 2010 adalah sebagai berikut :
Bab II-2
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Lamongan
Tahun 2010-2015
Tabel 2.1.1.1 Kondisi Tata Guna Tanah Kabupaten Lamongan
N
G AN
Prosentase (%) 7,19 25.29 18.46 5.47 18.60 3.91 0.76 4.83 4.82 7.08 0.28 3.31
181.280,00
100
LA
Jumlah
Luas (ha) 13.030,00 45.841,00 33.479,00 9.919,14 33.717,30 7.098,10 1.380,05 8.760,00 8.719,50 12.838,91 500,00 5.997,00
O
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Jenis Penggunaan Lahan Permukiman Sawah Irigasi Sawah Tadah Hujan Perkebunan Hutan Hutan Rakyat Tambak Sungai Waduk Tegalan/Ladang Pertambangan Peruntukan Lainnya (rawa,tanah tandus dll)
M
No
1. Topografi topografi
Kabupaten
KA
Kondisi
B.
Sumber : RTRW Kabupaten Lamongan Tahun 2008-2028
Lamongan
dapat
ditinjau
dari
ketinggian wilayah di atas permukaan laut dan kelerengan lahan.
A
Kabupaten Lamongan terdiri dari dataran rendah dan berawa
ED
dengan ketinggian 0-20 m dengan luas 50,17% dari luas Kabupaten Lamongan, daratan ketinggian 25-100 m seluas 45,68% dan sisanya
PP
4,15% merupakan daratan dengan ketinggian di atas 100 m. Tabel 2.1.1.2
BA
Luas Daerah Per Kecamatan Menurut Klasifikasi Kemiringan
No.
Kabupaten Lamongan
Luas Kecamatan
0-2%
2-15%
15-40%
> 40%
(Ha)
1
Sukorame
2.923
1.224
-
-
4.147
2
Bluluk
3.503
1.850
62
-
5.415
3
Ngimbang
5.069
1.452
4.912
-
11.433
4
Sambeng
5.116
11.806
2.390
232
19.544
Bab II-3
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Lamongan
Tahun 2010-2015
Luas 0-2%
2-15%
15-40%
> 40%
(Ha)
8.217
1.060
30
-
9.307
6
Kembangbahu
6.352
32
-
-
6.384
7
Sugio
7.020
2.027
82
-
9.129
8
Kedungpring
6.041
1.930
472
-
8.443
9
Modo
5.953
1.407
420
-
7.780
10
Babat
5.361
772
162
-
6.295
11
Pucuk
4.386
98
-
-
4.484
12
Sukodadi
5.232
-
-
-
5.232
13
Lamongan
4.038
-
-
-
4.038
14
Tikung
5.299
-
-
-
5.299
15
Sarirejo
4.739
-
-
-
4.739
16
Deket
5.005
-
-
-
5.005
17
Glagah
4.052
-
-
-
4.052
18
Karangbinangun
5.288
-
-
-
5.288
19
Turi
5.869
-
-
-
5.869
20
Kalitengah
4.335
-
-
-
4.335
21
Karanggeneng
5.132
-
-
-
5.132
22
Sekaran
4.965
-
-
-
4.965
23
Maduran
3.015
-
-
-
3.015
24
Laren
7.285
2.315
-
-
9.600
25
Solokuro
2.110
7.850
142
-
10.102
26
Paciran
-
4.314
425
50
4.789
27
Brondong
5.047
2.337
75
-
7.459
131.352
40.474
9.172
282
181.280
M
LA
KA A
ED
PP
JUMLAH
G AN
Mantup
O
5
N
Kecamatan
B.
No.
BA
Sumber : Lamongan Dalam Angka 2009
2. Klimatologi Aspek klimatologi ditinjau dari kondisi suhu dan curah hujan. Keadaan iklim di Kabupaten Lamongan merupakan iklim tropis yang dapat dibedakan atas 2 (dua) musim, yaitu musim penghujan dan musim kemarau. Curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Desember sampai dengan bulan Mei, sedangkan pada bulan-bulan lain curah hujan relatif rendah. Rata-rata curah hujan pada Tahun 2009 dari Bab II-4
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Lamongan
Tahun 2010-2015
hasil pemantauan 25 stasiun pengamatan hujan tercatat sebanyak 1.403 mm dan hari hujan tercatat 71.16 hari.
3. Hidrologi Kabupaten Lamongan dilewati oleh 3 (tiga) sungai besar yaitu Sungai Bengawan Solo sepanjang ± 68 km, Kali Blawi sepanjang ±
G AN
33 km dan Kali Lamong sepanjang ± 32 km serta dialiri beberapa sungai kecil. Selain dialiri oleh ketiga sungai besar tersebut, kondisi hidrologi ditentukan oleh adanya telaga dan mata air yang banyak digunakan oleh masyarakat untuk minum dan sarana rekreasi
N
masyarakat.
O
Kabupaten Lamongan mempunyai morfologi yang relatif datar
M
bahkan pada beberapa wilayah dijumpai cekungan – cekungan yang
LA
saat ini berupa rawa. Di beberapa daerah masih terdapat area dengan keadaan genangan yang berlangsung periodik selama
B.
setengah bulan sampai dengan tiga bulan diwaktu musim kemarau.
KA
4. Wilayah Rawan Bencana Alam Wilayah rawan bencana di Kabupaten Lamongan sebagian besar
A
karena adanya wilayah yang mempunyai ketinggian 0 – 7 meter di
ED
atas permukaan laut. Dengan ketinggian tersebut berpotensi rawan terhadap risiko banjir/tergenang. Lokasi wilayah rawan terhadap
PP
resiko banjir adalah pada kecamatan yang dilalui Sungai Bengawan Solo dan kecamatan yang berada pada posisi Bengawan Jero.
BA
Lokasi kecamatan yang dimaksud adalah Kecamatan Babat, Maduran,
Sekaran,
Karanggeneng,
Laren,
Kalitengah,
Turi,
Karangbinangun dan Glagah.
5. Kawasan Lindung. Penetapan Kawasan Lindung di Kabupaten lamongan ditetapkan dengan Peraturan Daerah Kabupaten Lamongan Nomor : 55 Tahun 2000 yang meliputi: Bab II-5
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Lamongan
Tahun 2010-2015
Kawasan yang memberikan perlindungan kawasan di bawahnya
Kawasan perlindungan setempat
Kawasan suaka alam dan cagar budaya
Kawasan yang memberikan perlindungan kawasan bawahannya terdiri dari a) Kawasan Hutan Lindung seluas 252,90 Ha yang terdapat di Kecamatan Sugio, Sambeng, Modo dan Ngimbang, b)
kawasan perlindungan setempat terdiri dari: mata air,
G AN
Kawasan lindung lainnya, c) Kawasan Resapan Air. Sedangkan a) Kawasan sekitar
b) Sempadan Sungai: c) Kawasan Sekitar Telaga, d)
b) Kawasan Suaka alam laut dan
perairan lainnya, c) Kawasan pantai.
O
adalah: a) Kawasan Suaka,
N
Kawasan sekitar waduk, e) sekitar rawa. Suaka alam cagar budaya
M
Daerah yang merupakan kawasan cagar alam geologi adalah Goa
LA
Maharani di Kecamatan Paciran yang merupakan bentukan batuan sedimen yang membentuk stalakmit dan stalaktit. Goa Maharani
KA
B.
saat ini sudah dikonservasi dan menjadi tempat wisata.
2.1.2 Kondisi Demografi
Laju pertumbuhan kesejahteraan masyarakat tidak selalu tergantung
A
pada pertumbuhan ekonomi, akan tetapi juga dipengaruhi oleh laju
ED
pertumbuhan penduduk. Adapun pertumbuhan jumlah penduduk
BA
PP
dapat dilihat pada tabel sebagai berikut. Tabel 2.1.2.1 Laju Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Lamongan
Tahun
Jumlah
Laki-Laki
%
Perempuan
%
2006
1.390.053
694.143
49,94
695.910
50,06
2007
1.412.386
705.755
49,97
706.631
50,03
2008
1.439.886
719.567
49,97
720.319
50,03
2009
1.478.066
738.995
49,99
739.071
50,01
2010
1.499.971
749.804
49,99
750.167
50,01
Bab II-6
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Lamongan
Berdasarkan
tabel
diatas
Tahun 2010-2015
Kabupaten
Lamongan
mengalami
pertumbuhan penduduk rata-rata dari tahun 2006 sampai tahun 2010
adalah
sebesar
1,92%.
Pertumbuhan
penduduk
yang
cenderung meningkat ini selain dapat menjadi potensi sumber daya pembangunan juga dapat menimbulkan berbagai permasalahan baru di masa mendatang apabila tidak diantisipasi dengan baik. Melihat perkembangan pertumbuhan penduduk yang semakin tinggi,
G AN
Pemerintah Kabupaten Lamongan senantiasa akan mendorong penyebaran penduduk yang merata dengan memacu pertumbuhan
ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
LA
M
2.2
O
N
wilayah kecamatan yang masih tertinggal.
2.2.1 Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi
B.
Kondisi perekonomian Kabupaten Lamongan ditentukan oleh faktor eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal yaitu kondisi secara
KA
makro diantaranya perkembangan situasi perekonomian nasional maupun internasional serta berbagai kebijakan Pemerintah Pusat baik berkaitan
A
yang
sektor
perekonomian
ED
mempengaruhi
dengan
riil
maupun
regional
Jawa
moneter Timur,
yang
termasuk
Lamongan. Kondisi tersebut di pertengahan tahun 2010 sudah mulai membaik dilihat
dari menguatnya
nilai Rupiah, meningkatnya
PP
pendapatan per kapita penduduk dan tingkat inflasi yang relatif
BA
rendah. Walaupun kondisi makro sangat menentukan, namun demikian tingkat pertumbuhan ekonomi Kabupaten Lamongan secara umum juga ditentukan oleh faktor-faktor internal yang berasal dari daerah itu sendiri seperti ketersediaan sumber daya alam, kualitas sumber daya manusia, kemampuan mengadaptasi teknologi terkini, serta meningkatnya permodalan dan kewirausahaan. Seiring adanya dikeluarkan
oleh
berbagai kebijakan Pemerintah
Pusat,
moneter dan fiskal yang dan
berbagai
kebijakan
pembangunan daerah yang didukung oleh kondisi politik dan Bab II-7
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Lamongan
Tahun 2010-2015
keamanan yang cukup terkendali, membawa dampak yang positif bagi perkembangan perekonomian daerah Kabupaten Lamongan. Kondisi perekonomian daerah Kabupaten Lamongan pada lima tahun terakhir menunjukkan pertumbuhan ekonomi yang terus meningkat, yakni dari 5,39% pada tahun 2006 meningkat menjadi 6,89% pada tahun 2010. Sementara laju inflasi Kabupaten Lamongan mengalami penurunan
G AN
dari 5,74 % pada tahun 2007, menjadi 4,24 % pada tahun 2009.
1. PDRB Atas Dasar Harga Konstan
Harga Konstan adalalah pertumbuhan riil yang
N
PDRB Atas Dasar
O
tidak dipengaruhi oleh unsur kenaikan harga atau inflasi. Berikut disajikan perkembangan PDRB dengan Harga Konstan Kabupaten
LA
M
Lamongan dibawah ini.
Tabel 2.2.1.1
B.
Nilai dan Kontribusi Sektor Dalam PDRB Tahun 2006 - 2010 Atas Dasar Harga Konstan
KA
Kabupaten Lamongan ( Juta Rupiah)
Pertanian
Pertambangan dan Penggalian
Industri Pengolahan Listrik, Gas dan Air Bersih
Bangunan/Konstruksi Perdagangan, Hotel & Restoran
Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan Jasa-Jasa
BA
PP
ED
Jumlah
Sumber
2006
2007
2008
2009
2010
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
2.631.359,25
2.736.645,87
2.859.095,91
2.996.968,48
3.135.747,71
7.990,10 235.118,66
8.633,71 260.697,74
8.768,46 281.373,65
8.847,94 301.444,97
8.978,56 324.437,74
54.365,79 136.460,37
57.188,51 144.306,84
61.841,15 148.906,84
65.806,97 153.787,13
69.623,70 159.169,68
1.135.065,89 78.336,58
1.230.387,88 83.847,99
1.345.567,31 95.442,76
1.472.494,76 102.842,72
1.617.554,02 109.866,66
154.774,39
172.138,48
187.361,87
207.471,87
232.843,30
205.003,76
215.006,69
228.219,15
238.918,07
269.202,83
4.849.618,48
5.129.139,94
5.448.145,70
5.792.095,10
6.191.066,48
A
Lapangan Usaha
: BPS Kabupaten Lamongan
Bab II-8
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Lamongan
Tahun 2010-2015
2. PDRB Atas Dasar Harga Berlaku PDRB Atas Dasar
Harga Berlaku merupakan salah satu indikator
ekonomi yang memberikan gambaran secara menyeluruh mengenai produk barang dan jasa yang diproduksi di suatu wilayah tertentu. Berikut disajikan perkembangan PDRB dengan Harga Berlaku Kabupaten Lamongan dibawah ini.
G AN
Tabel 2.2.1.2 Nilai dan Kontribusi Sektor Dalam PDRB Tahun 2006 - 2010 Atas Dasar Harga Berlaku
Kabupaten Lamongan ( Juta Rupiah) 2007
2008
Rp
Rp
Rp
3.473.751,35
3.801.046,24
16.440,42 331.908,06
18.536,57 393.557,27
62.164,68 217.275,12
68.450,12 243.130,86
Bangunan/Konstruksi Perdagangan, Hotel & Restoran
1.842.320,62 129.178,18
2.262.300,67 157.629,14
Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan Jasa-Jasa
Jumlah
4.748.551,66
5.292.774,75
20.329,96 447.516,60
22.159,65 514.652,51
24.022,51 592.980,10
74.747,72 281.253,58
80.923,37 297.941,62
94.464,52 320.941,62
2.710.381,64 192.506,40
3.170.165,48 217.410,75
3.689.881,82 248.672,45
222.234,49
262.795,21
302.771,31
341.878,97
409.909,39
718.623,73
777.255,26
878.374,69
963.896,13
1.100.508,14
7.013.896,64
7.984.701,34
9.124.212,33
10.357.580,14
11.774.155,30
: BPS Kabupaten Lamongan
BA
PP
ED
A
Sumber
4.216.330,44
O
Rp
M
Industri Pengolahan Listrik, Gas dan Air Bersih
2010
Rp
LA
B.
Pertanian Pertambangan dan Penggalian
KA
2009
N
2006
Lapangan Usaha
Bab II-9
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Lamongan
Tahun 2010-2015
3. Kontribusi PDRB Prosentase masing-masing sektor terhadap total PDRB baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan. Berikut disajikan perkembangan Kontibusi PDRB Kabupaten Lamongan dibawah ini.
G AN
Tabel 2.2.1.3 Kontribusi Sektor Dalam PDRB Tahun 2006 - 2010 Kabupaten Lamongan ( %) Lapangan Usaha
2007
2006
2008
2009
2010
47,62
52,49
46,22
51,74
45,84
50,65
44,97
0,16 4,84
0,23 4,72
0,17
0,23
0,22 4,91
0,15 5,21
0,21 4,97
0,15 5,24
0,20 5,05
0,89 3,10
4,92 0,86
0,16 5,16
1,12 2,81
5,10 1,12
O
Industri Pengolahan Listrik, Gas dan Air Bersih
0,78 2,88
1,13 2,57
0,81 2,73
26,26 1,84
3,04 28,33
1,14 2,66
23,40 1,63
2,81 23,98
0,82 3,08
Bangunan/Konstruksi Perdagangan, Hotel & Restoran
1,65
1,98
24,69 1,76
29,70 2,12
25,42 1,79
30,61 2,11
26,13 1,79
31,33 2,11
Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan Jasa-Jasa
3,19
3,17
3,36
3,30
3,44
3,31
3,59
3,31
3,76
3,49
100
1,14 2,73
10,24
8,46
9,72
8,43
9,62
8,30
9,29
8,58
9,31
100
100
100
100
100
100
100
100
100
BA
PP
ED
A
KA
Jumlah
8,58
M
Pertambangan dan Penggalian
53,35
LA
49,55
54,27
Pertanian
B.
N
ADHK ADHB ADHK ADHB ADHK ADHB ADHK ADHB ADHK ADHB
Bab II-10
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Lamongan
Tahun 2010-2015
4. Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi merupakan besarnya tingkat kenaikan nilai PDRB Atas Harga Konstan. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Lamongan selama periode 2006-2010 terus mengalami peningkatan, hal ini menunjukkan adanya perbaikan perekonomian seiring dengan meningkatnya iklim investasi yang didukung dengan stabilitas ekonomi
G AN
yang semakin baik. Adapun laju pertumbuhan ekonomi tahun 20062010 adalah sebagai berikut.
Tabel 2.2.1.4
N
Pertumbuhan Ekonomi Menurut Langan Usaha
Listrik, Gas dan Air Bersih Bangunan/Konstruksi
Perdagangan, Hotel & Restoran
Pengangkutan dan Komunikasi
Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan Jasa-Jasa
3,63
4,00
4,47
4,82
4,63
2,98
8,06
1,56
0,91
1,48
9,26 5,46
10,88 5,19
7,93 8,14
7,13 6,41
7,63 5,80
5,75
3,19
3,28
3,50
8,72
8,40
9,36
9,43
9,85
5,13
7,04
13,83
7,75
6,83
12,36
11,22
8,84
10,73
12,23
3,71
4,60
5,63
4,92
10,45
5,39
5,76
6,22
6,31
6,89
BA
PP
Jumlah
2010
4,52
A
ED
2009
M
2008
KA
Pertanian Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan
2007
LA
2006
B.
Lapangan Usaha
O
Kabupaten Lamongan Tahun 2006 – 2010 (%)
Bab II-11
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Lamongan
Tahun 2010-2015
5. Laju Inflasi Laju
inflasi
Kabupaten
Lamongan
dalam
tiga
tahun
terakhir
menunjukkan trend menurun, hal ini memberikan indikasi bahwa kegiatan ekonomi di Kabupaten lamongan terus berlangsung dan semakin baik. Adapun Laju inflasi PDRB Kabupaten Lamongan tahun 2007-2009 adalah sebagai berikut.
Perkembangan Laju Inflasi
G AN
Tabel 2.2.1.5
Kabupaten Lamongan Tahun 2007 – 2009 (%)
Inflasi
2008
5,74
9,19
2009
4,24
M
O
2007
N
Lapangan Usaha
6. PDRB Per Kapita
kesejahteraan
masyarakat
LA
Indikator lain untuk mengetahui kinerja perekonomian dan tingkat adalah
PDRB
perkapita
maupun
B.
pendapatan regional perkapita. Dalam kurun waktu 5 tahun terakhir
Lamongan
KA
PDRB perkapita maupun pendapatan regional perkapita Kabupaten terus membaik.
Adapun
PDRB
perkapita
maupun
pendapatan regional perkapita Kabupaten Lamongan tahun 2006-
BA
PP
ED
A
2010 adalah sebagai berikut.
Tabel 2.2.1.6
PDRB per Kapita dan Pendapatan Regional per Kapita
Lapangan Usaha
Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten Lamongan Tahun 2006 – 2010 (Rp.) 2006
2007
2008
2009
2010
PDRB per Kapita
5.903.278
6.717.968
7.673.292
8.706.666
9.986.061
Pendapatan Regional per Kapita
5.601.030
6.374.008
7.280.420
8.260.884
9.474.775
Bab II-12
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Lamongan
Tahun 2010-2015
Kedua indikator mengalami peningkatan yang relatif sama, dengan demikian dapat dikatakan bahwa secara umum tingkat kesejahteraan masyarakat Kabupaten Lamongan semakin baik. Kinerja investasi yang
diharapkan
mampu
mendukung
peningkatan
akselerasi
perekonomian daerah, relatif masih belum optimal. Walaupun demikian
dalam
kurun
waktu
5
tahun
terakhir
menunjukkan
peningkatan realisasi investasi khususnya di bidang Pariwisata,
G AN
Industri dan Perhubungan khususnya di wilayah Pantura. Realisasi pengembangan Wisata Bahari Lamongan (WBL) dan Mazoola, Integrated
Pelabuhan
ASDP
Shore
Base
diharapkan
(LIS),
semakin
dan
pembangunan
meningkatkan
N
Lamongan
kegiatan
O
perekonomian dan pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Lamongan.
M
Pengembangan kawasan perdagangan di kota Lamongan dan Babat diharapkan juga semakin meningkatkan kinerja perekonomian daerah
LA
dan kapasitas fiskal Lamongan.
Walaupun Pemerintah Kabupaten telah berusaha meningkatkan dengan
skala
besar,
B.
investasi
namun
perlu
disadari
bahwa
Menengah
KA
peningkatan investasi di sektor Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan (UMKM)
sebagai
salah
satu
basis
perekonomian
ED
A
masyarakat sangat diperlukan, disamping sektor Pertanian.
PP
2.2.2 Kesejahteraan Sosial 1. Pendidikan
BA
Berdasarkan kondisi tahun 2007
jumlah penduduk penyandang
buta aksara berusia 10 – 44 tahun berjumlah 6.467 orang, dari semuanya telah tuntas dilakukan pemberantasan. Sedangkan penyandang buta aksara usia 45 s/d 65 tahun keatas 23.258 orang, terhadap permasalahan ini pemerintah pusat, propinsi dan daerah secara bertahap berupaya melakukan pemberantasan buta huruf melalui Program Keaksaraan Fungsional (KF) dengan melibatkan lembaga lain. Hasil perkembangannya penyandang Buta Aksara Tahun 2009 menjadi 17.664 orang dan pada tahun 2010 berkurang Bab II-13
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Lamongan
Tahun 2010-2015
menjadi tinggal 10.164 orang. Kualitas pendidikan di Kabupaten Lamongan masih belum merata, disebabkan distribusi tenaga pendidik/guru yang tidak merata, dan kualitas sarana prasarana pendidikan
yang
kurang
baik.
Sedangkan
kurangnya
mutu
pendidikan dipengaruhi oleh kualitas SDM dari tenaga pendidik, sehingga diperlukan peningkatan kualitas mutu tenaga pendidik dan tenaga kependidikan melalui penyetaraan kualifikasi guru menjadi
G AN
minimal S-1. Sementara di sektor pendidikan tinggi, khususnya beasiswa yang diperuntukkan bagi masyarakat miskin masih perlu untuk
ditingkatkan.
Sebagaimana
diamanatkan
Amandemen
N
Undang-undang Dasar 1945 Pasal 31 ayat (2) : “Setiap warga
O
negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib
M
membiayainya“, Dengan demikian pemerintah wajib menyiapkan segala prasarana dan sarana, namun hambatannya adalah kondisi
LA
prasarana gedung SDN di Kabupaten Lamongan kurang baik. Dari 617 gedung SD, yang kondisinya baik sejumlah 1.489 ruang kelas
B.
rusak berat berjumlah 1.294 ruang kelas dan rusak sedang
KA
berjumlah 909 ruang kelas. Upaya rehabilitasi selalu dilakukan setiap tahun, namun karena dana pemeliharaan yang terbatas, dilain pihak tingkat kerusakannya sudah parah maka kondisi gedung SD banyak
A
tidak
ED
memprioritaskan
berubah.
Oleh
penanganan
karena
itu
perlu
rehabilitasi gedung
SD
kiranya secara
tuntas.Selama periode 5 tahun (2006-2010) keberadaan sarana dan
PP
prasarana pendidikan (Lembaga) untuk jenjang pendidikan SD/MI
BA
terus mengalami penurunan dengan adanya Regrouping rata-rata sebesar 2,90%, untuk jenjang SMP/MTs mengalami kenaikan ratarata sebesar 2,37% dan untuk jenjang SMA/SMK/MA mengalami rata – rata sebesar 3,34% dan untuk jenjang Perguruan Tinggi relatif stabil.
Bab II-14
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Lamongan
Tahun 2010-2015
Tabel 2.2.2.1 Sarana Pendidikan Kabupaten Lamongan Tahun 2006 – 2010
1 2 3 4 6
Jenjang Pendidikan SD/MI SLTP/MTs SMU/MA SMK PT
2006 1258 289 133 40 10
Banyaknya 2007 2008 1252 1167 296 308 135 139 45 55 11 12
2009 1150 308 140 55 12
Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Lamongan
2010 1151 310 141 56 12
G AN
No
N
Secara umum salah satu penyebab rendahnya mutu pendidikan di
O
Kabupaten Lamongan adalah lemahnya manajemen sekolah.
M
Manajemen sekolah yang baik merupakan kekuatan dominan menuju keberhasilan pendidikan. Solusi kearah pengelolaan sekolah
LA
yang baik telah dirintis dengan menerapkan dan mengembangkan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) diseluruh lembaga pendidikan.
B.
Program ini telah dirintis dan diuji coba oleh UNICEF & UNESCO di
KA
Kabupaten Lamongan sejak tahun 2002. Selain meningkatkan manajemen sekolah, unsur penting lainnya adalah penambahan kualifikasi pendidik karena mutu pendidikan terutama masih
A
dipengaruhi oleh kualitas SDM dari tenaga pendidik (guru), sehingga
ED
dalam prioritas Pemerintah Kabupaten Lamongan untuk mengatasi masalah hal ini adalah dengan meningkatkan kualitas mutu tenaga
PP
pendidik dan tenaga kependidikan. Dalam hal ini salah satu wujudnya dengan penyetaraan kualifikasi guru menjadi minimal
BA
berijazah S-1.
Bab II-15
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Lamongan
Tahun 2010-2015
Perkembangan bidang pendidikan di Kabupaten Lamongan dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 2.2.2.2 Perkembangan Kinerja Bidang Pendidikan Kabupaten Lamongan Tahun 2006 – 2010 Satuan
Uraian
Tahun 2006
2007
106,19
116,19
2
APK SD/MI APK SMP/MTS
% %
99,62
112,41
3
APK SMA/SMK/MA
%
59,70
75,11
99,88
99,89
5
APM SD/MI APM SMP/MTS
% %
76,25
87,71
6
APM SMA/SMK/MA
%
46,26 13,30
5
Rasio Guru per Siswa SD/MI Rasio Guru per Siswa SMP/MTS
% %
10,93
6
Rasio Guru per Siswa SMA/SMK/MA
%
9,1
2010 115,20
112,43
112,93
120,54
74,14
76,77
87,34
99,91
99,92
99,93
84,82
84,83
90,01
52,40 9,99
53,79 10
53,81 10
60,01 8,81
9,35
10
8,55
8,26
8,75
9
8,28
8,84
N
115,80
B.
LA
4
2009
117,35
O
4
M
1
2008
G AN
No
2. Kesehatan
KA
Pembangunan di bidang kesehatan adalah tercapainya hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan
A
sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum. Kesehatan adalah
ED
investasi yang mengandung makna bahwa kesehatan adalah kekayaan dan anugerah yang patut disyukuri, dijaga, dipelihara dan
PP
ditingkatkan kualitasnya. Pembangunan
kesehatan
di
Kabupaten
Lamongan
telah
BA
dilaksanakan melalui program-program Pelayanan Kesehatan dan Upaya Kesehatan Rujukan, Kesehatan Keluarga, Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit, Penyehatan Lingkungan Permukiman, Pemberdayaan Kesehatan Masyarakat, Farmasi, Makanan dan Minuman, dan Sumber Daya Kesehatan. Untuk menunjang pelayanan di Bidang Kesehatan,
Kabupaten
Lamongan telah melengkapi sarana dan prasarana antara lain : Pusling sebanyak 44 unit, Puskesmas 33 unit, Puskesmas Pembantu 108 unit, Polindes 403 unit, Posyandu 1.732 unit. Bab II-16
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Lamongan
Tahun 2010-2015
Sumber Daya Manusia Kesehatan yang tersedia adalah: Tenaga Medis sebanyak 353 orang, Paramedis Perawatan 1.375 orang, Non Paramedis Perawatan 389 orang dan Non Perawatan 832 orang, serta didukung oleh Tenaga Kader Kesehatan sebanyak 5.763 orang, Rumah Sakit Swasta 4 unit dan Rumah Sakit Daerah (RSD. Dr. Soegiri) 1 unit, Balai Pengobatan 35 unit, Rumah Bersalin 3 unit, Balai Kesehatan Ibu dan Anak (BKIA) 3 unit dan Apotik sebanyak 53
G AN
unit.
Puskesmas sebagai pelayan kesehatan terdepan pada tahun 2010 mampu melayani 1.255.558 orang, sedangkan pelayanan kesehatan
N
rujukan yang dilakukan Rumah Sakit Umum pada tahun 2010
O
sebanyak 107.781 orang, peningkatan jumlah kapasitas pelayanan
LA
penambahan dokter spesialis.
M
ini disebabkan karena semakin bertambahnya poli pelayanan dan
Perkembangan bidang kesehatan di Kabupaten Lamongan dapat
B.
dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 2.2.2.3
KA
Perkembangan Kinerja Bidang Kesehatan Kabupaten Lamongan Tahun 2006 – 2010
ED
Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Bidan atau Tenaga Kesehatan yang Memiliki Kompetensi Cakupan Desa / Kelurahan Universal Child Immunization (UCI) Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit TB Paru Kecamatan Bebas Rawan Gizi
PP
1
Uraian
2
BA
3 4
Satuan
A
No
Tahun 2006
%
88
2007 91,11
2008 92,38
2009 96,48
2010 96,52
%
99,16 96,95
88,82
88,82
89,03
%
90,28 88,01
96,21
97,59
100
%
88
92,59
92,59
92,59
3. Pertanian Selama lima tahun terakhir kontribusi sektor pertanian masih dominan terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Lamongan. Sektor pertanian ini didukung oleh sub sektor tanaman bahan makanan, sub sektor tanaman perkebunan, sub sektor peternakan dan hasil-hasilnya, sub sektor kehutanan serta Bab II-17
96,3
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Lamongan
Tahun 2010-2015
sub sektor perikanan. Kontribusi sektor pertanian dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 2.2.2.4 Kontribusi Sektor Pertanian Dalam PDRB Kabupaten Lamongan Tahun 2006 – 2010 ( %) 2007
2006 ADHK
Tanaman Bahan Makanan Tanaman Perkebunan Peternakan dan Hasil-Hasilnya Kehutanan
ADHB ADHK
ADHB
ADHK
54,27 35,11
49,55 31,31
53,35 34,10
47,62 30,01
52,49 33,04
46,22 28,80
51,74 31,98
1,06 1,70
0,75 1,87
1,22 1,63
0,83
1,29 1,58
0,88 1,58
1,29 1,54
0,09 16,31
0,12 15,50
0,08 16,32
0,08 16,50
0,11 14,85
0,03 16,90
1,69 0,11 14,98
2010 ADHB
ADHK
ADHB
45,84 28,46
50,65 30,68
44,97 27,73
0,92 1,48
1,23 1,56
0,93 1,53
0,04 14,94
0,02 17,16
0,03 15,25
M
O
Perikanan
ADHK
2009
N
Pertanian
ADHB
2008
G AN
Lapangan Usaha
Tahun 2010 produksi pertanian kenaikannya cenderung variatif dan
demikian
LA
sebagian besar telah memenuhi target yang ditetapkan, namun masih ada beberapa komoditi yang belum memenuhi
B.
target. Untuk komoditi tanaman padi pada tahun 2010 produksinya
KA
mencapai 857.638 ton GKG, terjadi peningkatan rata-rata sebesar 2,61 %. Kenaikan produksi juga terjadi pada komoditi jagung, dimana pada tahun 2010 produksinya 294.115 ton atau meningkat
A
rata-rata sebesar 5,02 %. Data selengkapnya produksi komoditi
ED
pertanian Kabupaten Lamongan Tahun 2006 s/d 2010 sebagaimana
BA
PP
tabel berikut :
Bab II-18
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Lamongan
Tahun 2010-2015
Tabel 2.2.2.5 Data Produksi Komoditi Pertanian Kabupaten Lamongan Tahun 2006 - 2010 Th. 2008
Th. 2009
Th. 2010
(Ton)
(Ton)
(Ton)
(Ton)
(Ton)
776,085.0 249,991.0 28,866.0 6,736.0 7,905.0 39,691.0 (Kw)
819,823 273,265 18,512 7,224 8,617 38,508 (Kw)
839,986 338,717 23,779 8,641 8,808 35,962 (Kw)
892,613 338,717 30,977 9,349 9,163 47,882 (Kw)
857,638 294,115 31,125 10,825 4,957 35,631 (Kw)
Keterangan
G AN
O
N
2,296.50 1,791.90 2,988.00 5,730.00 Buah Segar 3,487.00 3,799.00 1,561.00 2,765.00 Buah Segar 1,780.00 2,983.00 757.00 2,458.00 Buah Segar 9.00 452.00 175.00 525.00 Buah Segar 116,956.10 104,602.90 129,408.00 117,600.00 Buah Segar 51,159.90 52,720.70 57,854.40 22,483.00 Buah Segar 3.00 23.00 15.00 21.00 Buah Segar 14,205.50 11,303.10 14,160.00 8,492.00 Buah Segar 56,451.60 59,986.50 55,203.00 45,717.00 Buah Segar 60.00 60.00 79.00 49.00 Buah Segar 87.00 88.00 125.00 113.00 Buah Segar 756.00 807.00 895.00 876.00 Buah Segar 459.00 615.00 561.00 543.00 Buah Segar 13,056.50 2,800.00 12,280.00 1,728.00 Buah Segar 162,288.00 212,890.00 346.00 Buah Segar 364,943.10 169,249.00 351,458.00 137,857.00 Buah Segar (Kw) (Kw) (Kw) (Kw) 3,490.00 3,677.00 1,399.00 5,644.00 Sayuran Segar 620.00 122.00 90.00 45.00 Sayuran Segar 45.00 50.00 13.00 17.00 Sayuran Segar 1,200.00 1,120.00 1,127.00 1,816.00 Sayuran Segar 31,792.5 24,450.0 31,616.00 18,440.00 Sayuran Segar 275.0 967.0 933.00 1,784.00 Buah Segar 853.0 1,358.0 275.00 730.00 Sayuran Segar 825.0 750.0 649.00 745.00 Sayuran Segar 9,702.0 3,930.0 824.00 Sayuran Segar 48.0 57.0 Sayuran Segar
M
1,929.90 692.20 3,971.70 16.30 115,771.50 49,982.60 1.00 14,163.00 56,316.50 684.90 241.00 332.00 67.00 8,530.10 25,274.70 36,492.90 (Kw) 1,160.00 468.00 64.00 1,222.00 28,553.6 390.0 1,104.0 675.0 8,136.0 150.0
LA
Blimbing Jambu Air Jambu Biji Jeruk Mangga Nangka Nanas Pepaya Pisang Rambutan Salak Sawo Sirsak Sukun Melon *) Semangka *) Sayuran Bawang Merah Bawang Daun Sawi Kacang Panjang Lombok kecil Tomat Terong Ketimun Kangkung Bayam
B.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 III 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
GKG Pipilan Kering Ose Kering Kedelai Ose Kering Kacang Tanah Ose Kering Kacang Hijau Ose Ubi Basah
KA
II
Tanaman Pangan Padi Jagung Kedelai Kacang tanah Kacang hijau Ubi kayu Buah-buahan
1 2 3 4 5 6
Th. 2007
ED
I
Th. 2006 Komoditi
A
No
PP
Sumber : Dinas Pertanian dan Kehutanan Kab. Lamongan
BA
4. Perikanan Potensi perikanan di Kabupaten Lamongan meliputi penangkapan ikan di laut, budidaya tambak, sawah tambak dan kolam serta penangkapan ikan di perairan umum. Luas areal kegiatan perikanan budidaya dan perairan umum selama kurun waktu lima tahun adalah berkisar 35.000 Ha. Produksi ikan yang dihasilkan dengan peningkatan rata-rata dari tahun 2006 hingga 2010 yakni sebesar 12,58 %. Adapun data
Bab II-19
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Lamongan
produksi
ikan
selengkapnya
untuk
Tahun 2010-2015
tahun
2006
s/d
2010
sebagaimana tabel berikut : Tabel 2.2.2.6 Perkembangan Produksi Ikan di Kabupaten Lamongan Tahun 2006 s/d 2010
2006
Penangkapan di Laut 37.618,32 Penangkapan Perairan 2.036,11 Umum Budidaya 26.220,55
Jumlah
38.317,04
63.593,97 63.911,94
2.125,01
2.192,17
2010 61.431,53
2.243,65
2.945,16
28.645,45
29.759,78 32.365,03
35.167,26
69.087,50
95.545,92 98.520,62
99.543.95
N
65.874,98
Produksi Ikan (Ton) 2007 2008 2009
G AN
Kegiatan
O
Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Kab. Lamongan
M
Sedangkan data tingkat konsumsi ikan masyarakat Kabupaten Lamongan untuk tahun 2006 – 2010 sebagaimana tabel berikut ini.
LA
Tabel 2.2.2.7
Tingkat Konsumsi Ikan Masyarakat
KA
Komoditi
B.
Kabupaten Lamongan Tahun 2006 s/d 2010
Ikan
2006
Konsumsi (Kg/Kap/Th)
2007 20,05 20,19
2008 22,49
2009 22,63
2010 25
A
5. Kehutanan
ED
Keberhasilan upaya rehabilitasi dan konservasi lahan di Kabupaten Lamongan dapat dilihat dari penurunan luas lahan kritis tiap
PP
tahunnya. Penurunan ini sebagai hasil positif dari kegiatan
BA
pembinaan, penyuluhan serta pelaksanaan Gerakan Sejuta Pohon dan GNRHL yang dilakukan setiap tahun. Secara keseluruhan, luas hutan di Kabupaten Lamongan seluas 33.717,30 Ha dengan rincian 33.464,40 Ha merupakan hutan produksi yang terdapat di Kecamatan Laren, Brondong, Sukorame, Sugio, Sambeng, Bluluk, Kedungpring, Mantup, Ngimbang dan Modo dan selebihnya 252,9 Ha merupakan hutan lindung yang terdapat di Kecamatan Sugio, Sambeng, Modo dan Ngimbang.
Bab II-20
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Lamongan
Tahun 2010-2015
Adapun produksi hasil hutan negara tahun 2006-2010 adalah sebagai berikut : Tabel 2.2.2.8 Produksi Hasil Hutan Negara Kabupaten Lamongan Tahun 2006 – 2010
Tebangan Kayu Bundar - Jati - Rimba Daun Kayu Putih
Sat.
M³ M³ Ton
Tahun 2008
2006
2007
4.751.076 110.730 150,620
9.305.297 3.827.570 141,720
4.294.020 1.784.824 169,666
2010
8.141.572 4.714.474 206,496
4.859.223 7.106.334 344,444
O
N
Sumber : Dinas Pertanian dan Kehutanan Kab. Lamongan
2009
G AN
Jenis tanaman
M
6. Perkebunan
LA
Di Kabupaten Lamongan perkebunan tersebar di seluruh kecamatan di Kabupaten Lamongan, dimana untuk pemanfaatan dilakukan
B.
dengan peningkatan produktivitas dan perlindungan kawasan. Luas kawasan perkebunan di Kabupaten Lamongan sebesar 9.919,14 Ha
KA
atau sekitar 5,47 % dari luas wilayah yang tersebar di Kecamatan Sukorame, Kecamatan Bluluk, Kecamatan Ngimbang, Kecamatan Kecamatan
Mantup,
Kecamatan
Kembangbahu,
A
Sambeng,
ED
Kecamatan Sugio, Kecamatan Kedungpring, Kecamatan Modo, Kecamatan Babat, Kecamatan Karanggeneng, Kecamatan Laren, Solokuro,
Kecamatan
Paciran
dan
Kecamatan
PP
Kecamatan Brondong.
BA
Pada sektor perkebunan dengan jenis komoditi yang paling dominan adalah tebu dengan jumlah produksi 10.934 ton pada tahun 2010 dan Kecamatan Mantup adalah penghasil komoditi tebu terbesar. Potensi di sektor perkebunan sangat ditunjang dan tergantung pada kesesuaian dan kemampuan tanah terhadap jenis tanaman yang ada. Potensi perkebunan jenis komoditi tebu sangat dimanfaatkan oleh penduduk karena untuk pengolahan komoditi ini, cukup mudah dan relatif menguntungkan bagi petani. Untuk satu kali tanam, petani
Bab II-21
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Lamongan
Tahun 2010-2015
tebu dapat memanen sebanyak 3 kali dengan biaya produksi cukup murah. Pada beberapa tahun belakangan ini khusus komoditi tebu dan kapas mengalami penurunan karena sampai dengan Oktober 2010 belum semuanya dipanen (proses penimbangan). Sedangkan komoditi tembakau di tahun 2010 terjadi penurunan disebabkan hujan
yang
cukup
tinggi.
Adapun
produksi
komoditi
G AN
curah
perkebunan Kabupaten Lamongan 2006 s/d 2010 sebagai berikut : Tabel 2.2.2.9
Tahun 2006 s/d 2010
2010)* Prod (Ton) 4,532.2
Tembakau Jawa 708 9,860 2,009.7 3,881.6 Tebu 23,134.6 132,086.2 14,361.8 15,394.5 Kenaf 1,433.9 15,646 53.6 1,579 Kapas 156.9 1,569,7 247.3 270 Kelapa 961.9 162.15 1,777.59 1,950.10 Siwalan 96 145 190 210.6 Cabe Jamu 321.2 321.24 97.05 125 )* Data sampai dengan akhir tahun 2010 Sumber : Dinas Pertanian dan Kehutanan Kab. Lamongan
107.10 17,444.6 140,50 1,910.56 220.4 115
2008 Prod (Ton) 2,178.4
Keterangan Krosok Rajangan Kristal Serat Serat Berbiji Buah Buah Buah
ED
A
KA
B.
LA
Temb. Virginia
2007 Prod (Ton) 19,889
O
2009 Prod (Ton) 2,423.2
Komoditi
M
2006 Prod (Ton) 868.5
N
Produksi Komoditi Perkebunan Kabupaten Lamongan
7. Koperasi dan UMKM
PP
Koperasi sebagai salah satu unsur lembaga ekonomi masyarakat memiliki spektrum dan akses pemberdayaan terhadap masyarakat
BA
pedesaan, maka koperasi di daerah dituntut adanya restrukturisasi, revitalisasi dan upaya partisipasi dalam pembangunan ekonomi daerah. Adapun sasaran utama pengembangan koperasi adalah terwujudnya peningkatan struktur permodalan yang kokoh dan sehat sehingga mampu meningkatkan akses kepada sumber-sumber pembiayaan yang sesuai dengan kebutuhan. Adapun Keragaan Koperasi
di Kabupaten Lamongan selama lima tahun terakhir
adalah sebagai berikut :
Bab II-22
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Lamongan
Tahun 2010-2015
Tabel 2.2.2.10 Data Keragaan Koperasi di Kabupaten Lamongan Tahun 2006 s/d 2010 Uraian
Set
2006
2007
2008
2010
2009
Kop.
379
407
468
647
1.006
Jml Anggota Jml Manajer Jml Karyawan Jml Pengurus
Org. Org. Org. Org.
145.200 35 4.356 1.094
144.469 66 7.375 1.119
137.217 76 7.454 1.304
137.439 64 3.092 1.775
153.912 64 6.494 4.444
RAT Modal Sendiri Modal Luar
Kop. Rp. 000 Rp. 000
172 61.723.392 111.083.746
199 96.635.459 166.491.010
215 106.718.103 182.824.138
185 127.298.421 250.198.406
219 132.884.608 280.684.073
Volume Usaha SHU
Rp. 000 Rp. 000
250.056.577 5.928.878
458.198.644 8.446.174
544.481.905 8.927.981
549.923.586 12.406.190
578.196.381 14.081.019
N
Sumber : Dinas Kopindag Kab. Lamongan
G AN
Jml Koperasi
O
Sedangkan data UKM Kabupaten Lamongan untuk tahun 2006 –
M
2010 sebagaimana tabel berikut ini. Tabel 2.2.2.11
LA
Perkembangan Kinerja UMKM Kabupaten Lamongan Tahun 2006 s/d 2010
1
Prosentase UMKM Tangguh Prosentase UMKM Mandiri
B.
Satuan
Tahun 2006
%
2007 0,29 0,45
2008 0,38
2009 0,43
2010 0,50
%
0,07 0,09
0,08
0,09
0,10
A
2
Uraian
KA
No
ED
8. Perindustrian dan Perdagangan Dalam konstelasi perindustrian dan perdagangan di era otonomi
PP
daerah menjadi tantangan tersendiri bagi perekonomian daerah untuk semakin tumbuh dan berkembang secara mandiri sekaligus
BA
melebur dalam era globalisasi yang menekankan adanya peluang dan kompetisi dalam memenangkan pasar. Kontribusi sektor perindustrian dan perdagangan Kabupaten Lamongan Tahun 20062010 dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Bab II-23
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Lamongan
Tahun 2010-2015
Tabel 2.2.2.12 Kontribusi Sektor Perindustrian dan Perdagangan PDRB Tahun 2006 – 2010 Kabupaten Lamongan ( %) Lapangan Usaha
2007
2006
2008
2009
2010
ADHK ADHB ADHK ADHB ADHK ADHB ADHK ADHB ADHK ADHB
Industri Pengolahan Perdagangan, Hotel & Restoran
4,84
4,72
23,40
26,26
5,10 23,98
4,92 28,33
5,16
4,91
5,21
4,97
5,24
5,05
24,69
29,70
25,42
30,61
26,13
31,33
G AN
Kondisi perindustrian dan perdagangan di Kabupaten Lamongan masih dominan diarahkan pada pengembangan industrialisasi pedesaan. Perkembangan industri berdasarkan unit usaha dan
terakhir adalah sebagai berikut :
M
Tabel 2.22.2.13
O
N
penyerapan tenaga kerja serta nilai investasi selama lima tahun
LA
Perkembangan Bidang Industri Berdasarkan Unit Usaha, Penyerapan Tenaga Kerja Dan Nilai Investasi Tahun 2006 s/d 2010 Unit Usaha
305
Non Formal 10.522
Formal
Investasi ( Rp.000 )
Non Formal 12.191
Formal 35.880.670
Non Formal 22.575.115
10.977
5.928
12.226
42.560.100
24.030.200
5.428
355
KA
Formal
11.432
6.530
12.262
50.750.250
25.441.320
325
11.887
7.025
12.302
57.960.620
26.881.264
400
12.337
7.526
12.337
62.430.000
27.419.233
A
325
ED
2006 2007 2008 2009 2010
Tenaga Kerja
B.
Tahun
Sumber : Dinas Kopindag Kab. Lamongan
PP
9. Penanaman Modal
BA
Di era globalisasi dan otonomi daerah sekarang ini, kita dituntut untuk lebih kompetitif guna menyongsong perdagangan bebas. Termasuk di dalamnya kegiatan investasi yang sangat ketat persaingannya. Menghadapi hal tersebut Pemerintah Daerah diwajibkan melakukan regulasi melalui kebijakan–kebijakan yang terfokus pada upaya untuk memacu pertumbuhan investasi sehingga dapat menyerap tenaga kerja yang lebih besar. Selain itu, daerah harus memiliki dan menyediakan pelayanan penunjang untuk menarik investor agar dapat berinvestasi pada suatu daerah. Bab II-24
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Lamongan
Tahun 2010-2015
Dalam kurun waktu 2005 s/d 2009 terdapat beberapa investor yang menanamkan modalnya di Kabupaten Lamongan, diantaranya PT. Lamongan Integrated Shore Base (LIS), PT. Dok Pantai Lamongan, PT. QL Hasil Laut, dan PT. Sorini Agro Asia Corporindo TBK. Berikut data perkembangan investasi di Kabupaten Lamongan : Tabel 2.2.2.14
G AN
Perkembangan Investasi di Kabupaten Lamongan Investasi (Milyard/Th)
Uraian
2006
Investasi Daerah
2007
2009
745,452 782,310
2010
633,304
N
383,050 354,461
2008
O
Sumber : Kantor Penanaman Modal Kabupaten Lamongan
M
10. Seni Budaya.
LA
Keragaman dan kekayaan budaya Lamongan secara historis terbagi menjadi 2 (dua) wilayah sesuai karakteristik nudaya dan kesenian, yaitu :
B.
a. Wilayah selatan yang kental dengan budaya jawa (Majapahit).
KA
b. Wilayah utara yang sangat dominan dan monumental dengan budaya Islam (Budaya Pesisir).
A
Adanya perbedaan kondisi budaya tersebut melahirkan aneka seni
ED
budaya jawa di kawasan selatan seperti wayang kulit, lindur, sandur, ketoprak, tayub, kepang dor dan sebagainya. Sedangkan di kawasan utara yang diilhami oleh kesenian dan budaya Islam antara lain,
PP
sampro, seni hadrah, jidor, sholawatan, kentrung, pencak silat,
BA
qasidah dan sebagainya. Terdapat 188 kelompok seni dan 4 padepokan seni di Kabupaten Lamongan, satu padepokan seni dan budaya telah mengikuti dan berprestasi di festival seni tingkat nasional, serta terdapat 14 cagar budaya yang dilindungi dari 61 cagar budaya yang ada.Budaya tersebut perlu dilestarikan dan dikembangkan sebagai upaya untuk menyatukan dan memperkokoh budaya bangsa.
Bab II-25
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Lamongan
Tahun 2010-2015
11. Pemuda dan Olah Raga Pemerintah Daerah Kabupaten Lamongan berupaya membina pemuda secara individu maupun kelompok melalui pelayanan, penyadaran,
pemberdayaan,
pengembangan,
koordinasi
dan
kemitraan. Jumlah pemuda berprestasi dalam bidang olahraga di Kabupaten Lamongan sampai dengan tahun 2010 sebesar 1.14%.
G AN
Di tingkat Nasional pada Kejurnas 2006, Kabupaten Lamongan meraih Juara II untuk cabor atletik Lari 200 m dan Juara III untuk cabor catur. Di tingkat Propinsi pada tahun yang sama Lamongan berhasil merebut Juara I pada cabor gulat. Pada even POR SD
N
tingkat Propinsi di tahun 2007, Lamongan berhasil meraih Juara I, II
O
dan III pada cabor panahan. Cabor panahan, panjat tebing dan gulat
M
merupakan cabor yang paling sering mendapatkan penghargaan.
LA
Pada tahun 2008 cabor panahan berhasil mendapatkan 43 penghargaan baik tingkat Propinsi maupun Nasional yaitu di kejuaraan
POPDA,
PON
XVII
dan
Kejurnas.
Cabor
gulat
B.
memperoleh 23 penghargaan di even POPDA dan Kejurda.
KA
Berdasarkan data daftar prestasi dari Dinas Pemuda Olahraga Kabupaten Lamongan, pemuda/atlet di Kabupaten Lamongan
A
berhasil menoreh prestasi terbanyak pada kurun waktu 2008 yaitu sebanyak 88. Di tahun 2009 memperoleh 57 penghargaan dan
ED
tahun 2010 hingga akhir Oktober ini, sejauh ini Kabupaten Lamongan telah mengoleksi 43 penghargaan dari berbagai cabor
PP
yaitu gulat, panahan dan atletik.
BA
Selain prestasi diatas, prestasi membanggakan lainnya antara lain :
Pada tahun 2008 meraih Juara 2 Tingkat Nasional untuk kategori Pemuda Pelopor bidang Tehnologi Tepat Guna atas nama Drh. Imam Ghozali dari Desa Banjarejo Kecamatan Kedungpring;
Tahun 2009 berhasil meraih Juara 2 tingkat Propinsi pada kategori Pemuda Pelopor bidang Kewirausahaan atas nama Purwanti dari Kembangbahu dan Juara 2 bidang Pariwisata
Bab II-26
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Lamongan
Tahun 2010-2015
dan Seni Budaya atas nama Ninin Desinta Y, S.Sn dari Kecamatan Lamongan.
Tahun 2010, Sdri. Ervina terpilih sebagai peserta pertukaran Bhakti Pemuda antar Propinsi mewakili Jawa Timur.
Untuk
mendorong
pemuda
pembangunan terdapat 191
lebih
aktif
berpartisipasi
dalam
organisasi masyarakat, orpol dan
G AN
pemuda, serta organisasi kemasyarakatan yang telah dibina Pemerintah Daerah Kabupaten Lamongan untuk memberikan motivasi, memfasilitasi diskusi dan dialog dan memberikan stimulan
O
N
bagi para pemenang tingkat Propinsi dan Nasional.
12. Ketenagakerjaan
M
Kondisi ketenagakerjaan di Kabupaten Lamongan bila dilihat dari
LA
jumlah tenaga kerja yang tersedia tidak sesuai dengan lapangan kerja yang ada. Pencari kerja di Kabupaten Lamongan hingga tahun
B.
2009 adalah sebanyak 4.376 jiwa dengan komposisi tamatan SD sebanyak 8 jiwa, SLTP sebanyak 106 jiwa, SLTA sebanyak 2.002
KA
jiwa, Diploma sebanyak 843 jiwa dan tamatan Sarjana sebanyak 1.417 jiwa. Pada tahun 2010, tenaga kerja formal tercatat sebanyak
A
7.526 orang dan tenaga Kerja Informal terdidik tercatat 241 orang
ED
dan data pengangguran murni tercatat sebanyak 6.725 orang. Pengiriman Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ke luar negeri tahun 2010
PP
tercatat sebanyak 302 orang naik 65.23% dibanding tahun 2009 yang hanya 197 orang.
BA
Persoalan di bidang pembangunan ketenagakerjaan di Kabupaten Lamongan adalah pertumbuhan angkatan kerja yang tidak diimbangi dengan pertumbuhan kesempatan kerja, hal ini merupakan kondisi faktual dewasa ini. Selain itu persoalan TKI ilegal, persoalan SDM tenaga kerja yang belum mampu bersaing dan siap pakai untuk memenuhi kebutuhan industri dalam negeri maupun luar negeri.
Bab II-27
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Lamongan
Tahun 2010-2015
13. Kapasitas Keuangan Daerah Perkembangan kemampuan keuangan daerah sangat ditentukan oleh kondisi ekonomi nasional, kebijakan fiskal Pemerintah Pusat serta kebijakan Pemerintah Daerah sendiri. Namun demikian kebijakan Pemerintah Pusat masih merupakan faktor dominan dalam
menentukan
kemampuan
keuangan
daerah.
Hal
ini
G AN
dikarenakan kapasitas keuangan daerah masih sangat bergantung kepada Dana Alokasi Umum (DAU). Hal ini disebabkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) hanya mampu memberikan proporsi dari seluruh pendapatan daerah.
6% – 7%
daerah.
Untuk
keuangan
itu
demikian dalam
daerah
dari
juga
rangka
dalam
hal
mengurangi
Pemerintah
Pusat,
LA
ketergantungan
pembangunan,
O
keuangan
dan
M
pemerintahan
N
Otonomi Daerah menuntut adanya kemandirian dalam pelaksanaan
Pemerintah Kabupaten Lamongan perlu merumuskan kebijakankebijakan yang kreatip dan cerdas dalam meningkatkan PAD tanpa
B.
harus mengganggu kepentingan sektor riil, yang efeknya akan
KA
menggangu perkembangan ekonomi secara keseluruhan. Dalam kurun waktu empat tahun terakhir PAD Kabupaten Lamongan kecenderungan
meningkat.
Pada
Tahun
2007
A
menunjukkan
ED
pendapatan asli daerah sebesar Rp. 55,664 milyar, Tahun 2008 meningkat 16,43 % menjadi 66,612 milyar, sedangkan Tahun 2009 meningkat 21,95 % menjadi 71,320 milyar, dan pada Tahun 2010
PP
meningkat 40.82 % menjadi 94,066 milyar. Demikian juga kapasitas
BA
fiskal (Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak) dalam kurun waktu tiga tahun terakhir menunjukkan kecenderungan meningkat dari sebesar Rp. 59,500 milyar pada Tahun 2007 meningkat menjadi 11.73% atau sebesar 67,406 milyar pada Tahun 2008. Tahun berikutnya 2009 sedikit menurun menjadi Rp. 66,459 milyar atau menyumbang 7.02% terhadap total pendapatan daerah. Secara rata-rata setiap tahunnya, Penerimaan Pendapatan Daerah mengalami peningkatan 10 %, namun pada tahun 2009 ini penerimaan Pendapatan Daerah Kabupaten Lamongan hanya mengalami kenaikan sebesar 7.06% Bab II-28
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Lamongan
Tahun 2010-2015
dibanding tahun 2008. Meskipun begitu, kenaikan kapasitas fiskal ini juga memberikan peran sebagai salah satu usaha penunjang peningkatan pertumbuhan ekonomi daerah. Seiring dengan hal tersebut proporsi DAU terhadap total pendapatan daerah menunjukkan kecenderungan yang fluktuatif pada tiga tahun terakhir dari 68.90% atau sebesar Rp.599,29 milyar pada Tahun
G AN
2008, pada tahun berikutnya menjadi hanya 61,41% atau sebesar Rp.581,71 milyar, kemudian pada Tahun 2010 naik lagi menjadi 68.78% atau sebesar Rp 606,70 milyar. Namun demikian disadari sepenuhnya bahwa peranan Dana Alokasi Umum (DAU) masih daerah. Dimasa
N
merupakan sumber pendapatan terbesar bagi
O
mendatang diharapkan sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah
M
(PAD) akan semakin dikembangkan, khususnya melalui intensifikasi
LA
dalam rangka meningkatkan kapasitas keuangan daerah dan menurunkan
ketergantungan keuangan daerah dari Pemerintah
ASPEK PELAYANAN UMUM
KA
2.3
B.
Pusat.
Kebijakan Otonomi Derah yang diarahkan untuk mempercepat
A
terwujudnya kesejahteraan masyarakat, mengamanatkan Daerah untuk
ED
dapat mengatur dan mengurus sendiri urusannya. Dalam kurun waktu tahun 2006-2010 Pemerintah Kabupaten Lamongan telah menyelenggarakan
PP
urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangannya sesuai dengan norma dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Implementasi dari
BA
kebijakan tersebut telah membawa dampak pada peningkatan pembangunan pada semua sektor diantaranya peningkatan pelayanan kepada masyarakat dan swasta, serta memberikan dampak pada kesejahteraan masyarakat. 1. Sumber Daya Manusia (SDM) Aparatur Penyelenggaraan Pemerintahan selalu diarahkan untuk lebih meningkatkan mutu pelayanan kepada masyarakat, untuk itu peningkatan kemampuan dan profesionalisme aparatur, baik secara teknik maupun
manajerial
mutlak
Bab II-29
diperlukan.
Disamping
itu
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Lamongan
Tahun 2010-2015
penanaman disiplin, sikap mental dan dedikasi perlu terus ditingkatkan. Untuk itu program peningkatan mutu aparatur melalui pendidikan,
kursus-kursus
dilaksanakan
dan
akan
dan
terus
pelatihan-pelatihan
dilanjutkan
pada
telah
tahun-tahun
berikutnya. Kemajuan
penyelenggaraan
pemerintahan
di
daerah
telah
G AN
memperoleh dukungan dari seluruh aparatur yang makin profesional dalam bidangnya, pada tahun 2010 jumlah PNS di Kabupaten Lamongan telah mencapai sebanyak 13.155 PNS dengan dibantu tenaga kontrak sebanyak 470 personil. Sampai dengan akhir
N
Oktober tahun 2010 keadaan jumlah Pegawai Negeri Sipil Daerah
M
Tabel 2.3.1
O
Kabupaten Lamongan dapat diperlihatkan pada tabel di bawah :
LA
Keadaan Jumlah PNSD Kabupaten Lamongan Golongan Kepangkatan
IV
JUMLAH
III
II
I
Jml
28 58 65 86 0 4.540 26
6 40 416 96 1.908 2.780
218 2.683
205
28 64 105 502 96 6.666 5.694
4.803
5.246
2.901
205
13.155
B.
KA
II. a II. b III. a III. b IV. a IV. b Pejabat fungsional Staf
ED
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Eselon/Jabatan
A
No.
PP
Sumber : Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Lamongan
BA
Dalam rangka pembinaan karier PNS, bagi yang memenuhi persyaratan sesuai ketentuan dapat diberikan kenaikan pangkat setingkat lebih tinggi. Adapun PNSD yang diberikan kenaikan pangkat sampai dengan Tahun 2010 adalah sebagai berikut :
Bab II-30
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Lamongan
Tahun 2010-2015
Tabel 2.3.2 Kenaikan Pangkat PNSD Kabupaten Lamongan Jenis Kenaikan Pangkat KP. Reguler KP. Pilihan KP. Pengabdian KP. Anumerta Jumlah
IV 37 658 695
Golongan Usulan KP III II I Jml 390 242 25 694 483 61 1.202 873 303 25 1.896
IV 37 658 695
Golongan Realisasi KP III II I Jml 390 242 25 694 483 61 1.202 873 303 25 1.896
Untuk
meningkatkan Daerah
SDM
Kabupaten
Aparatur,
Lamongan
maka
Badan
memberikan
N
Kepegawaian
kinerja
G AN
Sumber : Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Lamongan
O
penertiban perijinan bagi aparatur yang melanjutkan studi kejenjang
M
yang lebih tinggi, seperti pada data di bawah ini :
LA
Tabel 2.3.3
B.
Ijin Belajar PNSD Kabupaten Lamongan
Realisasi
5 42 203 121 134 505
5 42 203 121 134 505
A
Ijin Belajar dari SD ke SLTP SLTP ke SLTA SLTA ke Diploma SLTA ke S-1 Diploma ke S-1 D.IV ke S-1 D.IV/S-1 ke S-2 S-2 ke S-3 JUMLAH
BA
PP
ED
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Jenis Diklat
KA
No.
PNS yang mengajukan Ijin Belajar
Sumber : Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Lamongan
2. Kecamatan dan Kelurahan Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Lamongan No. 08 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kecamatan dan Kelurahan Kabupaten Lamongan, Kecamatan yang sebelumnya dibawah koordinasi Bagian Pemerintahan Setda berubah menjadi Satuan Bab II-31
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Lamongan
Kerja
Perangkat
Daerah
Tahun 2010-2015
(SKPD) dan pelaksanaannya
baru
terealisasikan pada tahun 2010. Dengan demikian Kecamatan mempunyai wewenang untuk mengelola anggarannya sendiri Camat sesuai kedudukan tugas, peran dan fungsinya sebagaimana Undang-Undang 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, disamping melaksanakan tugas Desentralisasi melalui pelaksanaan
G AN
pelimpahan sebagian kewenangan Kepala daerah kepada Camat untuk menangani sebagian urusan Otonomi daerah bersama-sama dengan
Dinas,
Instansi
lain,
juga
melaksanakan
tugas
Dekonsentrasi yakni menjalankan tugas umum pemerintahan.
N
Camat juga melaksanakan tugas pembantuan serta tugas tampung
O
tantra yakni melaksanakan segala urusan yang tidak dapat ditangani
M
oleh masyarakat, harus di urus dan ditangani oleh Pemerintah.
LA
Terkait dengan adanya ketentuan tersebut, kedudukan Camat sebagai unsur perangkat Pemerintah Daerah, di dalam menjalankan
B.
tugas dan fungsinya di bidang pemerintahan belum dapat dilakukan secara optimal, sehingga tugas-tugas lain yang berada di luar
KA
organisasi Kecamatan, sebagaimana tertuang dalam Keputusan Bupati Lamongan Nomor 55 Tahun 2001 tentang Pelimpahan
A
sebagian Kewenangan Kepala Daerah kepada Camat (yang masih
ED
mengacu pada Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999) yang meliputi (1) Penyelenggaraan Tugas-Tugas Pemerintahan Umum,
PP
Pembinaan Keagrariaan, dan Pembinaan Politik Dalam Negeri ; (2) Pembinaan
BA
Ketentraman
Pemerintahan dan
Desa/Kelurahan
Ketertiban
di
Wilayah;
;
(3)
Pembinaan
(4)
Pembinaan
Pembangunan, yang meliputi Pembinaan Perekonomian, Produksi dan Distribusi serta Pembinaan Sosial. 3. Pelayanan Perijinan Pemerintah Kabupaten Lamongan bertekad untuk memperbaiki sistem dan kinerja yang berkaitan di bidang pelayanan melalui pembentukan unit pelayanan terpadu (Samsat Perijinan/UPT Perijinan) pada tahun 1993 dengan pelayanan sebanyak 5 jenis Bab II-32
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Lamongan
Tahun 2010-2015
perijinan dan 2 Pelayanan Umum antara lain Ijin Mendirikan Bangunan; Ijin Gangguan (HO) dan Surat Ijin Tempat Usaha (SITU); Ijin
Penggilingan
Padi;
Ijin
Pemasangan
Reklame;
Ijin
Hiburan/Tontotan; KTP/KK; Akta Catatan Sipil. Pada Tahun 2002 telah dikembangkan Kantor Perijinan melalui Perda Kabupaten Lamongan Nomor 15 Tahun 2002 tentang
G AN
Organisasi dan Tata Kerja Kantor Perijinan Kabupaten Lamongan. Sedangkan jenis perijinan yang telah dikelola oleh Kantor Perijinan Kabupaten
Lamongan
ada
16
jenis
pelayanan
antara
lain
Persetujuan Prinsip; Ijin Mendirikan Bangunan (IMB); Ijin Gangguan
N
(HO); Ijin Penggilingan Padi; Ijin Pemasangan Reklame; Ijin Hiburan;
O
Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP); Tanda Daftar Perusahaan
M
(TDP); Tanda Daftar Industri (TDI); Ijin Usaha Industri; Tanda Daftar
LA
Gedung (TDG); Ijin Operasional BP/RB/BKIA/RS dan Ijin Praktek Para Medis; Ijin Optikal; Ijin Apotik/Toko Obat; Ijin Laboratorium; Ijin Usaha Jasa Konstruksi (IUJK).
B.
Untuk memberikan kepastian hukum bagi masyarakat dalam
KA
memenuhi pelayanan yang cepat dan tepat serta transparan maka telah terbit Keputusan Bupati Lamongan Nomor 37 Tahun 2003
A
tentang Mekanisme dan Prosedur Pengajuan dan penerbitan Ijin di
ASPEK DAYA SAING DAERAH
PP
2.4
ED
Kabupaten Lamongan.
BA
1. Transportasi Sistem transportasi di Kabupaten Lamongan lebih didominasi oleh transportasi darat terutama jalan raya dan sebagian sarana kereta api. Sedangkan untuk transportasi laut saat ini hanya sebatas prasarana
penangkapan
ikan,
akan
tetapi
saat
ini
telah
dikembangkan pelabuhan laut nasional-internasional oleh PT. Lamongan Integrated Shorebase di wilayah utara Lamongan.
Bab II-33
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Lamongan
Tahun 2010-2015
Total panjang jalan kabupaten sebesar 346,732 Km. Selama kurun waktu 5 tahun (2006 - 2010) telah dicapai peningkatan kondisi jalan dan jembatan sebagai berikut : pada tahun 2010, kondisi jalan (baik dan sedang) menurun sebesar 39,72% dari tahun 2009 kondisi Jalan Rusak naik sebesar 39,73 %, dari tahun 2009 kondisi jembatan baik dan sedang tidak ada kenaikan, demikian pula untuk
Tabel 2.4.1 Kondisi Jalan dan jembatan KONDISI
Km
TH. 2007 Km
TH.2008 %
Km
1
Jln Baik & Sedang
326.582
285.360
82,30 292.701
2
Jln Rusak
11.65
61.372
17,7
3
Jemb. Baik
136 Bh
144 Bh
61,02 148 Bh
4
Jemb. Sedang
74 Bh
70 Bh
29,66
71 Bh
5
Jemb. Rusak
26 Bh
22 Bh
9,32
17 Bh
%
TH. 2010
Km
%
Km
%
86,49
162,17
46,77
84,42 299.923 15,58
46.809
13,50
184,56
53,23
62,71
149 Bh
63,14
149 Bh
63,14
30,09
71 Bh
30,09
71 Bh
30,09
7,20
16 Bh
6,78
16 Bh
6,78
LA
54.031
TH.2009
N
TH. 2006
O
URAIAN
M
No
G AN
kondisi jembatan rusak.
KA
B.
Sumber : Dinas PU Bina Marga Kab. Lamongan
Tabel 2.4.2
ED
A
Panjang Jalan Menurut Jenis Perkerasan
Jenis Perkerasan
BA
PP
Aspal Beton Kerikil Tanah Tidak dirinci Jumlah
(dalam Km) Jalan
Negara
Propinsi
Kabupaten
70,63 -
57,23 -
266,372 80,360
-
-
346,732
Sumber : Dinas PU Bina Marga Kab. Lamongan
Trayek regional dilayani oleh Terminal Lamongan
dan Teminal
Babat. Sementara untuk trayek lokal berdasarkan Surat Keputusan Kepala Dinas Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan Raya Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Timur Nomor : 551.2/ 2173/110/1993, tanggal 19 Agustus 1993 tentang Ijin Trayek Angkutan Penumpang Bab II-34
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Lamongan
Umum
di
Wilayah
Kabupaten
Tahun 2010-2015
Lamongan
dan
Nomor
:
551.2/2174/110/1993, tanggal 19 Agustus 1993 tentang Penetapan Jaringan
Trayek
Angkutan
Penumpang
Umum
di
Wilayah
Kabupaten Lamongan adalah sebagai berikut: a. Angkutan Penumpang Umum yang melayani dalam kota Kabupaten Lamongan dengan rute Terminal Lamongan– Dalam
G AN
Kota Lamongan – Perumnas Made – Perumda Deket b. Angkutan Penumpang Umum Pedesaan yang melayani trayek antar Kecamatan dalam Kabupaten Lamongan terdiri dari 13 (tiga belas) rute yaitu : Lamongan – Tikung – Mantup – Babatan
-
Lamongan – Tikung – Kembangbahu – Gondang
-
Lamongan – Sugio – Gondang
-
Lamongan – Deket – Kr. Binangun – Glagah
-
Lamongan – Babat
-
Sukodadi – Kr. Geneng – Banjarwati
-
Pucuk – Laren - Blimbing
-
Laren – Blimbing
-
Babat – Kalen – Kedungpring – Gondang
-
Babat – Modo – Bluluk – Sukorame
BA
PP
ED
A
KA
B.
LA
M
O
N
-
-
Sukorame – Kabuh - Ploso – Ngimbang
-
Brondong – Paciran – Sd. Duwur – Solokuro - Nggodog
-
Ngimbang – Sambeng – Mantup – Balonggpanggang.
2. Utilitas 1) Air Bersih Pembangunan sarana dan prasarana air bersih bagi suatu wilayah perkotaan merupakan salah satu pokok yang harus dipersiapkan, karena dapat mempengaruhi pengembangan perekonomian wilayah tersebut. Dengan kesiapan sarana dan prasarana air bersih, maka keinginan masyarakat untuk tinggal di Bab II-35
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Lamongan
Tahun 2010-2015
wilayah tersebut semakin tinggi. Dengan semakin pesatnya masyarakat tinggal di wilayah tersebut, tentunya kegiatan masyarakat juga semakin meningkat, baik dalam kegiatan perdagangan,
perkantoran,
industri
dan
lain-lain.
Dengan
semakin tinggi aktifitas yang ada, maka kebutuhan air bersih juga semakin meningkat.
G AN
Begitu pula dengan Kabupaten Lamongan, dengan pertumbuhan pemukiman penduduk yang semakin meningkat maka diperlukan pula peningkatan pelayanan kebutuhan air di wilayah tersebut. Pemenuhan kebutuhan air hingga saat ini diambilkan dari Sungai
N
Bengawan Solo, dan pengelolaan air bersih yang dilakukan oleh
O
masyarakat melalui kelompok HIPPAM (Himpunan Penduduk
M
Pengguna Air Minum). Sampai dengan tahun 2010 pelayanan
LA
PDAM Kabupaten Lamongan baru melayani 10 dari 27 kecamatan di Kabupaten Lamongan melalui 12 area pelayanan yaitu di Kecamatan Lamongan, Sukodadi, Deket, Brondong, Sekaran,
Babat,
Kedungpring
dan
A
KA
Ngimbang.
Sugio,
B.
Kembangbahu,
ED
2) Persampahan Penanganan persampahan di Kabupaten Lamongan terpusat di
BA
PP
3 lokasi, yakni Kota Lamongan, Babat dan Paciran-Brondong, dimana ketiganya telah dilengkapi sarana TPA dengan metode pananganan control landfill, masing-masing dengan luasan 6.3 Ha (terletak di Desa Tambakrigadung Kecamatan Tikung) untuk Kota Lamongan 0,063 Ha (Desa Gendongkulon Kecamatan Babat) untuk Kota Babat, dan seluas 0,09 Ha (di Desa Dadapan, Kecamatan Solokuro) untuk Kota Brondong-Paciran. Adapun penanganan persampahan di tingkat masyarakat dilakukan oleh masyarakat sendiri. Sampah dari masyarakat dikumpulkan di sebelas TPS (Tempat Pembuangan Sementara) melalui manajemen yang dikelola oleh Bab II-36
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Lamongan
Tahun 2010-2015
masyarakat sendiri, kemudian sampah yang telah terkumpul tersebut di bawah ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir) dengan menggunakan 6 buah dum truck dengan produksi 80 M3/hari. Adapun untuk Kota Babat dan Brondong-Paciran menggunakan container (sebagai TPS). Tersedia 4 kontainer di wilayah Kota Brondong-Paciran dan 3 kontainer di wilayah Kota Babat, masing-masing dilayani 1 amrol truck dengan produksi sampah
G AN
perharinya 30 M3 – 36 M3. Untuk lokasi TPA Kota Lamongan telah dilengkapi dengan 3 buah boulduzer, 2 unit tanki air 6000 liter sedangkan pada 2 TPA lainnya untuk pekerjaan perataan
O
N
dan pemadatan didatangkan boulduzer dari Kota Lamongan.
M
3) Telekomunikasi
LA
Telekomunikasi merupakan salah satu kebutuhan yang sangat vital bagi masyarakat dalam menghadapi kemajuan di bidang informasi.
Teknologi
informasi
memungkinkan
B.
teknologi
masyarakat akan memperoleh kemudahan serta percepatan
KA
akses dalam penyebaran informasi. Kondisi hingga saat ini, seluruh wilayah Kecamatan di Kabupaten
A
Lamongan telah terjangkau oleh sarana telekomunikasi baik
ED
melalui sarana telepon kabel (oleh PT. TELKOM) maupun yang menggunakan sarana telekomunikasi seluler (PT. TELKOMSEL,
BA
PP
PT. INDOSAT, PT. EXCELCOMINDO, dll). Sementara di bidang pemerintahan pengembangan jaringan komunikasi dan informasi juga menjadi suatu hal yang sangat penting, khususnya sebagai sarana interaksi antar perangkat daerah dalam hal penyediaan data atau informasi secara cepat, tepat dan akurat. Dalam hal ini Kabupaten Lamongan telah mengembangkan jaringan komunikasi dan informasi melalui media Wireless LAN di 19 titik (18 kecamatan dan perpustakaan umum daerah).
Bab II-37
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Lamongan
Tahun 2010-2015
4) Listrik Dalam rangka pemerataan pembangunan, maka penerangan ke wilayah terisolasi atau wilayah yang belum terjangkau kebutuhan akan listrik harus dilakukan melalui peningkatan penyediaan listrik di perkotaan dan pedesaan . Dengan meningkatkan dan mengoptimalkan pelayanan listrik
G AN
akan terjadi pemerataan pelayanan diseluruh wilayah Kabupaten Lamongan, sehingga dapat diasumsikan bahwa setiap KK akan memperoleh
layanan jaringan
listrik,
sehingga
tidak ada
masyarakat yang belum terlayani. Pada tahun 2009 terdapat
N
penambahan layanan energi listrik sebanyak 94 KK baru,
O
sehingga sampai dengan tahun 2010 jumlah KK desa yang
LA
M
belum terlayani energi listrik sebanyak 50 KK.
3. Pengairan
B.
Manajemen pengelolaan sumberdaya air dalam kaitannya dengan
KA
penyediaan air bagi kegiatan pertanian dan perikanan di Kabupaten Lamongan terbagi dalam 7 wilayah Unit Pelayanan Teknis (UPT), yaitu
UPT
Lamongan,
Kedungpring,
Babat,
Karanggeneng,
A
Sukodadi, Kuro dan Laren yang meliputi 55 Daerah Irigasi (DI)
ED
dengan luasan area sawah
45.841 Ha, meliputi 14.730 Ha
merupakan jaringan irigasi teknis, 10.551 Ha jaringan irigasi semi
BA
PP
teknis dan 20.560 Ha jaringan irigasi sederhana.
4. Sarana Pasar Perkembangan sarana pasar di Kabupaten Lamongan untuk tahun 2010 telah dibangun 2 Pasar Modern baru yaitu Lamongan Plaza dan
Pasar
Agrobis Semando
Babat. Pasar
Agrobis Babat
diharapkan dapat mengembangkan eksistensi pedagang tradisional di tengah serbuan sarana perdagangan ritel modern. Keseluruhan terdapat
9
unit
Pasar
Daerah,
yaitu
Pasar
Baru,
Pasar
Modern/Lamongan Plaza , Pasar Sidoharjo, Pasar Ikan, Pasar Bab II-38
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Lamongan
Tahun 2010-2015
Babat, Pasar Agrobis, Pasar Blimbing/Brondong, Pasar Maduran, Pasar Hewan Tikung dan Pasar Hewan Babat.
Sementara itu,
BA
PP
ED
A
KA
B.
LA
M
O
N
G AN
Pasar Desa hingga tahun 2010 berkembang menjadi 112 unit.
Bab II-39