Bank Bintang Manunggal Bank Hana LAPORAN TAHUNAN ANNUAL REPORT
2007
Daftar Isi
Sekilas Bank Bintang Manunggal
1
Visi, Misi, dan Strategi ke Depan
2
Informasi Strategis Perusahaan
3
Ikhtisar Keuangan
6
Grafik Pertumbuhan
7
Sambutan Dewan Komisaris
8
Laporan Manajemen
10
Struktur Organisasi
14
Tata Kelola Perusahaan
15
Tinjauan Keuangan
31
Struktur Pemegang Saham Pengendali
35
Informasi Perseroan
36
Jenis Produk dan Jasa Layanan
40
Jaringan Kantor
41
Tanggung Jawab Pelaporan Keuangan
42
Laporan Auditor Independen dan Laporan Keuangan
Sekilas Bank Bintang Manunggal PT Bank Bintang Manunggal pada awalnya sebuah Bank Pasar dengan nama PT Bank Pasar Pagi Maju yang didirikan di Jakarta berdasarkan Akta No. 25 tanggal 25 April 1971, Notaris Pengganti Andjar Djarkasih dengan pengesahan oleh Menteri Kehakiman No. Y . A . 5 / 189 / 25 tanggal 25 Mei 1974. Bank kemudian berkembang menjadi sebuah bank umum dan berubah nama menjadi PT Bank Bintang Manunggal berdasarkan Akta No. 19 tanggal 21 Juli 1989, Notaris Jacinta Susanti, SH., yang telah mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman No. C2-8743HT.01.04-TH.89 tanggal 15 September 1989 serta telah diumumkan dalam Berita Negara No. 89 tanggal 7 November 1989, Tambahan No. 2866. Bank mempunyai izin usaha sebagai Bank Umum dari Menteri Keuangan Republik Indonesia pada tanggal 30 November 1989 berdasarkan Surat Keputusan No. 1306/KMK.013/1989 dan mulai beroperasi sebagai Bank Umum pada tanggal 9 Desember 1989. Pada waktu krisis ekonomi melanda Indonesia di Tahun 1997 yang berlanjut menjadi krisis multidimensi dimana banyak bank menjadi “insolvent”, Bank Bintang Manunggal berhasil tetap bertahan sebagai Bank dalam katagori “sehat” dengan klasifikasi “A” sehingga tidak memerlukan rekapitalisasi dari Pemerintah. Konsistensi sebagai Bank Sehat ini juga dibuktikan dengan diperolehnya Info Bank Award dari majalah Info Bank secara berturutturut tahun 2001 – 2006 atas kinerja keuangan yang berpredikat “Sangat Bagus”. Dalam kaitan dengan pemenuhan modal inti minimum sebesar Rp 80 milyar yang dipersyaratkan selambat-lambatnya akhir tahun 2007, Pemegang Saham Pengendali mengambil inisiatif melakukan aliansi strategis dengan Hana Bank-Korea dan International Finance Corporation (IFC). Berkaitan dengan hal tersebut pada tanggal 15 Mei 2007 telah dilakukan penandatanganan ikatan bersyarat (Memorandum of Understanding) untuk menjual 80 % saham PT Bank Bintang Manunggal. Proses akuisisi dengan Hana BankKorea dengan porsi saham 60,97 % telah disetujui oleh Bank Indonesia sesuai Surat Gubernur Bank Indonesia No. 9/180/GBI/DPIP/Rahasia tanggal 10 Desember 2007, sedangkan dengan IFC melalui mekanisme pembelian saham dengan porsi saham 19,03 %. Sekarang ini izin usaha PT Bank Bintang Manunggal telah berubah menjadi PT Bank Hana dan telah pula memperoleh persetujuan sebagai Bank Umum Devisa.tergolong bank
1
Visi, Misi, dan Strategi Ke Depan PT Bank Bintang Manunggal sebagai bank skala kecil mempunyai Visi “ Menjadi Strata Bank Dengan Fokus yang bereputasi baik dan terpercaya dipupuk dari segi kinerja perusahaan maupun layanan serta produk yang disediakan “ serta Misi “ Meningkatkan kemampuan sumber daya dan infrastruktur yang mencerminkan kapabilitas dalam menjalankan serta mengelola risiko pada segmen bisnis ritel “.
Nilai-nilai perusahaan (corporate value) yang menjadi landasan berfikir, bertindak, serta berperilaku setiap insan Bank Bintang Manunggal sehingga menjadi budaya kerja perusahaan yang solid dan berkarakter dilakukan melalui perwujudan nilai-nilai perusahaan, yaitu kualitas, integritas dan etika, kepercayaan, pelayanan, kesempurnaan produk, serta Profesionalisme dan Transparansi.
Visi dan strategi ke depan seiring perubahan pemegang saham bank dengan bergabungnya Hana Bank-Korea sebagai Pemegang Saham Pengendali dan International Finance Corporation (IFC) sebagai mitra strategis adalah menjadikan suatu pusat layanan keuangan dengan komitmen tata kelola bertumpu pada kekuatan karyawan yang merupakan tempat berkarya setiap individu secara profesional (Employee Empowerment in a Great Work Place); kepuasan pelayanan kepada nasabah (Pursuit of Customer Satisfaction as a Financial Partner); memberikan manfaat optimal bagi Shareholders (Maximization of Shareholders Value as a Business Partner); dan Lingkungan (Contribution to the Community as a Leading Financial Institution).
2
Informasi Strategis Perusahaan A.
PERISTIWA PENTING Paska Akuisisi Bank Bintang Manunggal telah diakuisisi oleh Hana Bank-Korea setelah memperoleh persetujuan Bank Indonesia sesuai Surat Gubernur Bank Indonesia
No.
9/180/GBI/DPIP/Rahasia tanggal 10 Desember 2007 yang telah ditindaklanjuti dengan perubahan pemegang saham, kepengurusan dan sekaligus peningkatan modal disetor menjadi Rp 150.000.000.000,- (seratus lima puluh milyar rupiah). Pengalihan pemegang saham tertuang pada Akta Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) No. 08 tanggal 13 Desember 2007 Notaris Linggo Darsono SH yang telah diterima pemberitahuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia sesuai Surat No. AHU-AH.01.10-1313 tanggal 17 Januari 2008. Sedangkan peningkatan modal tertuang pada Akta Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) No. 17 tanggal 14 Desember 2007 Notaris Linggo Darsono SH. Komposisi Pemegang Saham Paska Akusisi -
Modal Dasar : Rp 125,0 milyar
-
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh : Rp 19,4 milyar
No.
Pemegang Saham
RUPSLB 13 Desember 2007 *) Jumlah Modal Jumlah Saham % Kepemilikan disetor (Rp) 20.730.000.000 60,97 % 2.073
Hana Bank- Korea International Finance 647 Corporation PT Trisetijo 3. 346 Manunggal Utama 334 Bambang Setijo 4. Jumlah 3.400 *) Persetujuan Bank Indonesia sesuai Surat No. 10/28/DPB1/Rahasia Tanggal 11 Februari 2008 1. 2.
19,03 %
6.470.000.000
10,18 % 9,82 % 100,00 %
3.460.000.000 3.340.000.000 34.000.000.000
Komposisi Pemegang Saham Setelah Peningkatan Modal -
Modal Dasar : Rp 600,0 milyar
-
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh : Rp 150 milyar
3
No.
Pemegang Saham
RUPSLB 14 Desember 2007 *) Jumlah Modal Jumlah Saham % Kepemilikan disetor (Rp) 91.460.000.000 60,97 % 9.146
Hana Bank- Korea International Finance 2.854 Corporation PT Trisetijo 3. 1.500 Manunggal Utama 1.500 Bambang Setijo 4. Jumlah 15.000 *) Persetujuan Bank Indonesia sesuai Surat No. 10/76/DPB1/Rahasia Tanggal 3 April 2008 1. 2.
19,03 %
28.540.000.000
10,00 % 10,00 % 100,00 %
15.000.000.000 15.000.000.000 150.000.000.000
Komposisi Kepengurusan Bank Pengurus yang telah lulus Fit and Proper Test Bank Indonesia dan telah diangkat melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Jabatan
Nama
Dewan Komisaris - Komisaris Utama - Komisaris
Hyung Joon Park Biantoro Setijo
Direksi - Direktur Utama - Direktur - Direktur - Direktur
Jeung Sae Lee Hong Ju Park Hendri Kurniawan Edy Kuntardjo
Perubahan Alamat Kantor Pusat Untuk pengembangan bisnis serta layanan ke depan, Kantor Pusat Bank per tanggal 28 Maret 2008 telah efektif pindah alamat setelah memperoleh persetujuan Bank Indonesia sesuai Surat No. 10/231/DPIP/Prz tanggal 29 Februari 2008. Alamat Lama
Alamat Baru
Jl. Pasar Pagi No. 24
Gedung Mitra
Jakarta Barat 11230
Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 21
Telp. (021) 2600313, 2600455
Jakarta Selatan 12930
Fax. (021) 2600335
Tel. (021) 5220222, 5220223 Fax. (021) 5220133
4
Perubahan Nama Bank Nama Bank telah berubah dari sebelumnya izin usaha atas nama PT Bank Bintang Manunggal menjadi PT Bank Hana. Perubahan tersebut telah memperoleh persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia
No.
AHU-08055.AH.01.02 tahun 2008 tanggal 19 Februari 2008 dan Bank Indonesia sesuai Surat Keputusan Gubernur Bank Indonesia No. 10/20/KEP.GBI/2008 tanggal 18 Maret 2008.
Status Bank Devisa PT Bank Hana telah memperoleh izin sebagai Bank Umum Devisa dari Bank Indonesia
sesuai
Surat
Keputusan
Deputi
Gubernur
Bank
Indonesia
No. 10/6/KEP.DpG/2008 tanggal 2 Mei 2008. Persetujuan izin Bank Devisa segera ditindaklanjuti untuk pelayanan forex transaction sebagai bagian dari target bisnis jangka pendek.
B.
LATAR BELAKANG PEMEGANG SAHAM PENGENDALI DAN ULTIMATE SHAREHOLDER Hana Financial Group, sebagai ultimate shareholders dari PT Bank Hana, adalah sebuah financial holding company yang didirikan pada Desember 2005 yang mempunyai anak perusahaan yang bergerak pada sektor bisnis utama berupa banking, securities, dan capital investment. Sedangkan Hana Bank-Korea sebagai Pemegang Saham Pengendali PT Bank Hana adalah sebuah bank berskala internasional yang mempunyai rangking Bank ke-4 terbesar di Korea dan rangking Bank ke-91 di dunia diukur dari besaran Modal Inti (tier 1 capital). Hana-Bank Korea yang 100 % sahamnya dimiliki oleh Hana Financial Group, pada posisi akhir Desember 2007 mempunyai assets sebesar 129.5 triliun korean won (KRW) dan modal tercatat 7.7 triliun korean won (KRW) dengan CAR 11,75 % dengan layanan utama berupa : retail dan corporate banking, foreign exchange, trust, credit cards, dan private banking.
5
IKHTISAR KEUANGAN Akhir tahun (dalam Jutaan Rupiah) NERACA URAIAN Total Aktiva Kredit (Bersih) Surat Berharga (Bersih) Penempatan Antar Bank (Bersih) Simpanan / Dana Masyarakat Simpanan dari Bank Lain Ekuitas
2007 300.521 144.628 134.345 3.685 139.986 2.743 153.473
2006 244.859 170.711 37.551 14.921 197.089 10.013 33.889
2005 234.802 148.111 39.772 25.493 197.440 3.525 29.649
2004 180.691 120.471 30.576 13.560 148.358 6 28.226
2003 141.491 91.717 30.963 5.296 113.441 6 24.401
2007
2006
2005
2004
2003
LAPORAN LABA RUGI URAIAN Pendapatan Bunga Pendapatan Bunga – Bersih Pendapatan Operasional Lainnya Beban Penyisihan (pembukuan kembali) Kerugian Aktiva Produktif Beban Operasional Lainnya Laba Operasional Pendapatan (beban) Non Operasional Laba Sebelum Pajak Laba Bersih
30.150 15.402 1.143
35.850 13.192 1.173
27.816 13.645 725
21.193 13.436 1.280
25.131 11.879 930
-
(304)
(350)
(1.200)
-
(11.672) 4.874 (45) 4.829 3.400
(10.578) 3.483 (62) 3.421 2.488
(9.094) 4.925 47 4.972 3.443
(8.699) 4.817 (158) 4.659 3.268
(8.543) 4.266 (121) 4.145 2.883
RASIO KEUANGAN URAIAN Permodalan 1. CAR dengan memperhitungkan risiko kredit 2. CAR dengan memperhitungkan risiko kredit dan risiko pasar 3. Aktiva Tetap Terhadap Modal
2007
2006
105,51 % 105,51 % 6,07 %
18,75 % 18,75 % 31,57 %
Kualitas Aktiva 1. Aktiva Produktif Bermasalah 2. PPA produktif terhadap aktiva produktif 3. Pemenuhan PPA produktif 4. Pemenuhan PPA non produktif 5. NPL Gross 6. NPL Net
0,63 % 1,33 % 157,41 % 0,00 % 1,21 % 0,61 %
1,18 % 1,68 % 127,21 % 0,00 % 1,54 % 0,97 %
2,17 % 7,61 % 7,60 % 84,42 %
1,47 % 7,90 % 6,29 % 90,59 %
105,97 %
88,45 %
Kepatuhan (Compliance) 1. a. Persentase Pelanggaran BMPK a.1. Pihak Terkait a.2. Pihak Tidak Terkait
0,00 % 0,00 %
0,00 % 0,00 %
1.b. Persentase Pelampauan BMPK b.1. Pihak Terkait b.2. Pihak Tidak Terkait 2. GWM Rupiah 3. PDN
0,00 % 0,00 % 6,19 % -
0,00 % 0,00 % 6,29 % -
Rentabilitas 1. ROA 2. ROE 3. NIM 4. BOPO Likuiditas LDR
6
GRAFIK PERTUMBUHAN (Jutaan Rupiah) Dana Masyarakat
Total Asset 250.000
350.000 300.521
197.440
300.000 234.802
250.000
150.000
148.358
139.986
150.000
180,691
200.000
197.089
200.000
244.859
113.441
141.491 100.000
100.000 50.000
50.000 -
Des 2003
Des 2004
Des 2005
Des 2006
Des 2003
Des 2007
Kredit (Bersih) 180,000 160,000 140,000 120,000 100,000 80,000 60,000 40,000 20,000 -
170,711
Des 2005
Des 2006
153.473
160.000
144,628
Des 2007
Ekuitas
180.000
148,111
140.000 120.000
120,471
100.000
91,717
80.000 60.000 40.000
24.401
28.226
29.649
33.889
Des 2003
Des 2004
Des 2005
Des 2006
20.000 -
Des 2003
Des 2004
Des 2005
Des 2006
Des 2007
Des 2007
Laba Bersih
Pendapatan Bunga Bersih 18,000 16,000 14,000 12,000 10,000 8,000 6,000 4,000 2,000 -
Des 2004
15,402 13,436
13,645
4.000
13,192
11,879
3.500 3.000
3.268
3.443
3.400
2.883 2.488
2.500 2.000 1.500 1.000 500 -
Des 2003 Des 2004 Des 2005 Des 2006 Des 2007
Des 2003
7
Des 2004
Des 2005
Des 2006
Des 2007
Sambutan Dewan Komisaris Tahun 2007 merupakan tahun ke-10 sejak perbankan nasional dilanda krisis yang memicu terjadinya krisis multi dimensi karena rapuhnya kondisi perbankan kita. Perkembangan paska krisis setelah diambil langkah kebijakan oleh Pemerintah dan Bank Indonesia, kondisi perbankan Indonesia makin kuat yang ditunjukkan oleh rasio-rasio keuangan yang terus tumbuh positif dan meningkat. Hal ini tidak terlepas dari upaya lanjutan oleh Bank Indonesia berupa rangkaian kebijakan untuk mempercepat penyehatan operasional perbankan yang terarah dalam lima sampai sepuluh tahun ke depan yang disebut
sebagai
program
Arsitektur
Perbankan
Indonesia
(API)
yang
mulai
diimplementasikan pada tahun 2004. Salah satu upaya untuk memperkuat struktur perbankan Indonesia sesuai dengan tujuan yang ditetapkan dalam API adalah penguatan permodalan bank yang mampu menyerap potensi kerugian akibat tingginya potensi risiko seiring peningkatan jenis dan kompleksitas kegiatan usaha bank serta pengembangan infrastruktur dalam rangka ekspansi usaha bank maupun penerapan Basel Accord II yang akan dimulai pada tahun 2008. Sehubungan dengan program penguatan permodalan tersebut bank wajib memenuhi jumlah modal inti (tier I) paling kurang sebesar Rp 80 milyar pada tanggal 31 Desember 2007. Dalam kaitan ini, Dewan Komisaris menilai tepat inisiatif Pemegang Saham Pengendali Bank Bintang Manunggal bermitra strategis dengan Hana Bank-Korea dan International Finance Corporation. Proses peralihan pengalihan saham melalui akuisisi berjalan lancar dan telah memperoleh persetujuan Bank Indonesia pada tanggal 10 Desember 2007. Kinerja Direksi tahun 2007 seiring berjalannya proses akuisisi dinilai masih tetap menunjukkan kinerja keuangan yang sehat sesuai prinsip kehati-hatian. Laba bersih setelah pajak tahun 2007 sebesar Rp 3.400.238.828,- lebih tinggi dari laba bersih setelah pajak tahun 2006 sebesar Rp 2.488.426.612,- dengan pencapaian indikator rasio sebagai bank sehat yang tercermin pada rasio CAR 105,51 %, ROA 2,17 %, ROE 7,61 %, LDR 105,97 %, NPL Gross 1,21 %, PPAP 157,41 %, dan BOPO 84,42 %. Bukti lain kinerja bank juga ditunjukkan dengan diperolehnya izin sebagai Bank Umum Devisa pada tanggal 2 Mei
8
2008 yang salah satu syaratnya adalah tingkat kesehatan selama 24 bulan terakhir berturutturut tergolong sehat. Akhirnya, atas nama Dewan Komisaris mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang ikut mengantarkan peralihan kepemilikan bank yang berlangsung dengan baik. Semoga di tahun-tahun mendatang perkembangan bank terus meningkat mencapai target dan sasaran yang diproyeksikan sesuai rencana bisnis ke depan.
Dewan Komisaris
Biantoro Setijo
9
Laporan Manajemen Stabilitas makro ekonomi Indonesia tahun 2007 masih cukup terjaga dari adanya gejolak di pasar keuangan global serta kekhawatiran akan resesi perekonomian Amerika Serikat yang dipicu oleh krisis subprime mortgage dan menurunnya tingkat konsumsi Amerika Serikat. Pertumbuhan Ekonomi Indonesia tahun 2007 mencapai 6,3 % yang merupakan pertumbuhan tertingi setelah krisis ekonomi tahun 1997. Neraca pembayaran Indonesia (NPI) terus membukukan surplus selama 4 tahun berturut-turut yang mengindikasikan semakin kuat perekonomian Indonesia yang berdampak positif terhadap kestabilan nilai rupiah. Perbaikan kinerja NPI mendorong naiknya jumlah cadangan devisa menjadi USD 56,92 milyar pada Desember 2007 atau setara dengan 5,7 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri. Nilai tukar rupiah pada tahun 2007 secara rata-rata disebutkan menguat 0,29 % dibandingkan tahun 2006 sehingga menjadi sebesar Rp 9.125,- per USD pada akhir tahun 2007. Juga tingkat inflasi tahun 2007 masih berada dalam batas yang ditargetkan oleh Bank Indonesia yaitu 6 % ± 1 %. Pada sektor perbankan nasional dimana aset perbankan sat ini masih dominan sebagai subsistem utama di Indonesia, yaitu pangsa di atas 80 % dari total aset sistem keuangan, mempunyai peran strategis di dalam mendorong dinamika pembangunan dan pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Fungsi intermedasi perbankan akan tetap berperan penting sebagai sumber pembiayaan bagi para pelaku di sektor-sektor produktif. Secara Umum pencapaian kinerja perbankan sampai akhir tahun 2007 masih tetap baik di tengah goncangan di pasar keuangan internasional. Fungsi intermediasi juga semakin meningkat dengan penyaluran kredit tumbuh pada mayoritas kelompok Bank yang diimbangi oleh risk control system (RCS) kredit yang terus membaik. Hal tersebut diikuti pula dengan peningkatan efisiensi dan penurunan kredit bermasalah sehingga profitabilitas meningkat meskipun rasio permodalan (CAR) sedikit menurun sebagai akibat kenaikan pertumbuhan kredit. Untuk prediksi 2008 diproyeksikan ekspansi ekonomi masih terus berlanjut meskipun diperkirakan akan melambat akibat dipicu melambungnya harga komoditas, terutama harga minyak dunia yang tentunya berdampak pada intensitas tekanan inflasi yang semakin menguat.
10
Kinerja Perbankan Nasional 2005 – 2007 Milyar Rp. No.
Indikator
2005
2006
Des
Des
131
130
2007 Jan
Feb
130
Mar
130
Apr
130
Mei
130
Juni
130
Juli
130
Agust
130
130
Sept
Okt
130
Nov
130
130
Des
1
Jumlah Bank
2
Total Aset (Rp)
1.469.827 1.693.850 1.690.499 1.693.140 1.704.627 1.713.126 1.720.876 1.770.974 1.801.094 1.820.388 1.850.565 1,862,851 1,895,280 1,986,501
130
3
DPK (Rp)
1.127.937 1.287.102 1.279.566 1.284.055 1.291.379 1.299.772 1.305.936 1.355.185 1.379.211 1.392.668 1.400.800 1,419,748 1,437,600 1,510,834
4
Kredit (Rp)
695.648
792.297
774.834
783.542
800.373
812.86
823.976
861.498
871.987
893.497
913.950
937,177
5
LDR (%)
61,67
61,56
60,55
61,02
61,98
62,54
63,09
63,57
63,22
64,16
65,24
66.01
66.94
66.32
6
NPL (Rp)
47,368
46,592
40,767
5.05
4.84
4.07
962,389 1,002,012
52,589
48,057
47,935
48,584
48,353
50,067
50,303
49,788
50,665
51.290
47,254
NPL s Gross (%)
7,56
6,07
6,19
6,20
6,04
6,16
6,10
5,78
5,81
5,74
5,17
7
ROA (%)
2,55
2,64
3,34
3,03
2,96
2,92
2,98
2,93
2,89
2,87
2,84
2.83
2.78
2.78
8
BOPO (%)
89,50
86,98
102,53
91,93
88,07
86,61
83,86
83,60
83,10
83,21
83,59
83.19
83.86
84.05
9
CAR (%)
19,30
21,27
23,00
23,02
22,11
22,05
21,89
21,15
21,15
20,27
21,27
20.11
20.33
19,30
Sumber : Bank Indonesia
Untuk kinerja keuangan Bank Bintang Manunggal tahun 2007 walaupun menurun dari segi pertumbuhan masih mampu menunjukkan hasil kinerja sebagai Bank Sehat dengan tetap mengedepankan prudential banking practices. Pokok-pokok kinerja tahun 2007 dengan pembanding tahun 2006, sebagai berikut : Perkembangan Pos-Pos Neraca Tertentu Jutaan rupiah
Keterangan
2007
2006
Total Aset Aktiva Produktif Dana Pihak Ketiga Ekuitas
300.521 287.059 139.986 153.473
244.859 227.772 197.089 33.889
Pertumbuhan Rp % 55.662 22,73 59.287 26,03 (57,103) (28,97) 119.584 352,87
Hasil Kegiatan Usaha Jutaan rupiah
Keterangan Pendapatan Bunga Beban Bunga Pendapatan Bunga Bersih Pendapatan Operasional Lainnya Beban PPA Beban Operasional Lainnya Laba Operasional Pendapatan(Beban_ Non Operasional Laba (Rugi) Sebelum Pajak Laba Bersih setelah Pajak
2007
2006
30.150 (14.748) 15.402 1.143 (11.672) 4.873 (45)
35.850 (22.658) 13.192 1.173 (304) (10.578) 3.483 (62)
4.828 3.400
3.421 2.488
11
Perubahan Rp % (5.699) (15,90) (7.909) (34,91) 2.210 16,75 (30) (2,56) (304) (100,00) 1.094 10,34 1.390 39,91 (17) (24,42) 1.407 912
41,13 36,66
Kualitas Aktiva Produktif Keterangan Lancar Dalam Perhatian Khusus Kurang Lancar Diragukan Macet Jumlah
2007 Rp 276,882 8,377 134 21 1,645 287,059
% 96.45 2.92 0.05 0.01 0.57 100.00
Jutaan rupiah 2006 Rp % 221,713 97.34 3,373 1.48 3 0.00 165 0.07 2,518 1.11 227,772 100.00
Kolektibilitas Kredit Jutaan rupiah Keterangan Lancar Dalam Perhatian Khusus Kurang Lancar Diragukan Macet Jumlah
2007 Rp 138,160 8,377 134 21 1,645 148,337
% 93.14 5.65 0.09 0.01 1.11 100.00
2006 Rp % 168,269 96.52 3,373 1.93 3 0.00 165 0.09 2,518 1.44 174,328 100.00
Aspek Rentabilitas Persentase
Keterangan ROA ROE NIM BOPO
2007 2.17 7.61 7.60 84.42
2006 1.47 7.90 6.29 90.59
Perubahan 0.70 (0.29) 1.31 (6.17)
Permodalan Jutaan rupiah Keterangan
2007
2006
Perubahan Nominal %
Modal Inti Modal Pelengkap Penyertaan (-/-)
152,029 1,823 -
32,485 2,320 -
119,544 (497) -
368,00 (21,42) -
Jumlah Modal
153,852
34,805
119,047
342,04
ATMR Rasio CAR (%)
145,821 105.51
185,604 18.75
(39,783) -
(21.43) 462,72
12
Akhirnya, perkenankan kami mengucapkan terima kasih pada seluruh nasabah, mitra bankbank, dan Bank Indonesia yang telah memberikan kepercayaan serta dukungan kepada Bank Bintang Manunggal. Diharapkan kerjasama ini dapat dilanjutkan dan ditingkatkan pada tahun-tahun mendatang bersama Bank Hana. Suatu penghargaan khusus dan ucapan terima kasih kepada Dewan Komisaris dan seluruh karyawan atas segala dedikasi dan komitmen yang diberikan selama ini. Semoga Bank Hana dapat terus tumbuh dan berkembang serta mampu memberikan kontribusi terbaik pada perekonomian Indonesia.
Direksi
Edy Kuntardjo Direktur
Jeung Sae Lee Direktur Utama
13
Struktur Organisasi
Dewan Komisaris Komite Audit
Komite Kredit
Komite Eksekutif
Steering Committee
Direktur Utama
Komite Kebijakan Kredit
14
Direktur Kepatuhan
SKAI
Wakil Direktur Utama
SKMR
CabangCabang
Treasury
Kepatuhan
Kredit & Marketing Unit
TSI
Umum
SDM
Administrasi Kredit & Legal
Akunting
Komite Kredit
Komite Pengarah Teknologi & Informasi
ALCO
Komite Komite Manajemen SDM Risiko
Tata Kelola Perusahaan LAPORAN PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE Bank Indonesia memberlakukan ketentuan pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) bagi Bank Umum bertujuan untuk memperkuat kondisi perbankan nasional dalam menghadapi risiko yang semakin kompleks, berupaya melindungi kepentingan stakeholders dan meningkatkan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku, serta nilai-nilai etika yang berlaku umum pada industri perbankan. GCG merupakan suatu tata kelola yang didasarkan pada prinsip-prinsip keterbukaan, akuntabilitas, pertanggungjawaban, independensi, dan kewajaran. Pokok-pokok pelaksanaan GCG diwujudkan dalam pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris dan Direksi; kelengkapan dan pelaksanaan tugas komite-komite dan satuan kerja yang menjalankan fungsi pengendalian intern bank; penerapan fungsi kepatuhan, auditor internal dan auditor eksternal; penerapan manajemen risiko, termasuk sistem pengendalian intern; penyediaan dana kepada pihak terkait dan penyediaan dana besar; rencana strategis bank; dan transparansi kondisi keuangan dan non keuangan. Untuk memastikan pelaksanaan GCG tersebut setiap bank diwajibkan melakukan penilaian (self assessment) atas pelaksanaan GCG, menyusun laporan pelaksanaan GCG tersebut secara berkala mulai posisi akhir Desember 2007, dan kemudian akan dinilai oleh Bank Indonesia. Dalam kaitan pelaksanaan GCG tersebut, manajemen Bank Bintang Manunggal telah memiliki komitmen untuk memastikan bahwa praktek-praktek tata kelola perusahaan yang baik, dilaksanakan sebagai dasar dari bentuk tanggung jawab dalam melindungi dan meningkatkan nilai bagi pemegang saham. Dalam penerapannya telah disusun pedoman pelaksanaan GCG walaupun terkendala dari segi kelengkapan persyaratan seperti jumlah anggota Dewan Komisaris, jumlah Komisaris Independen dan pembentukan komite-komite yang berkaitan dengan adanya perubahan pemegang saham pengendali melalui proses akuisisi. Ke depan komitmen pelaksanaan GCG ini akan lebih baik mengingat Hana Bank-Korea sebagai bank berskala internasional yang menjadi pemegang saham pengendali PT Bank Hana, selalu mendasarkan pengelolaan operasionalnya sesuai corporate governance
15
structure yang meliputi pertanggungjawaban operasional oleh Direksi dan Komite-Komite yang dibentuk, transparansi dari kegiatan audit dan perlindungan kepentingan shareholders. Berikut disampaikan pelaksanaan GCG di Bank Bintang Manunggal posisi akhir Desember 2007 dengan memperhatikan belum dapat dipenuhinya kelengkapan perangkat GCG karena berlangsungnya langkah strategis akuisisi, seperti formasi komisaris independen dan pembentukan komite audit, komite pemantau risiko serta komite remunerasi dan nominasi.
A.
Komisaris Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris Jumlah anggota Dewan Komisaris sebanyak 2 (dua) orang belum memenuhi ketentuan minimal 3 (tiga) orang. Saat ini sedang dalam proses kelengkapan menjadi 4 (empat) orang yang 2 (dua) orang diantaranya sebagai Komisaris Independen. Dewan Komisaris yang ada memiliki integritas dan kompetensi yang memadai sesuai persyaratan fit and proper test Bank Indonesia. Anggota Dewan Komisaris tidak merangkap jabatan sebagai anggota Dewan Komisaris, Direksi atau Pejabat Eksekutif pada Bank / Lembaga keuangan lain dan tidak saling memiliki hubungan dengan sesama anggota Dewan Komisaris atau Direksi lainnya. Tugas dan tanggung jawab Anggota Dewan Komisaris telah sesuai dengan Anggaran Dasar Perseroan, Peraturan Bank Indonesia dan Ketentuan Perundang-undangan / peraturan yang berlaku, yaitu bertanggung jawab atas pengawasan pengelolaan perseroan yang dilaksanakan oleh Direksi. Dewan Komisaris belum didukung efektivitas pelaksanaan tugas dan tanggung jawab melalui komite-komite yang dibentuk yaitu komite audit, komite pemantau risiko, dan komite remunerasi & nominasi karena belum terbentuk menunggu kelengkapan formasi komisaris independen yang sedang dalam proses persetujuan Bank Indonesia. Namun demikian Dewan Komisaris telah memberikan rekomendasi kepada Direksi sesuai dengan kewenangannya, seperti Penunjukkan Kantor Akuntan Publik Independen dan Persetujuan Atas Rencana Bisnis Bank.
16
Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Komite Dewan Komisaris wajib memiliki minimal 3 (tiga) komite dalam membantu pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya, yaitu Komite Audit, Komite Pemantau Risiko dan Komite Remunerasi & Nominasi. Tugas dan tanggung jawab komite berdasarkan pedoman pelaksanaan GCG, sebagai berikut : 1. Komite Audit Tugas dan tanggung jawab Komite Audit adalah membantu Dewan Komisaris dalam menjalankan fungsi pengawasan, yaitu melaksanakan pemantauan dan evaluasi terhadap pelaksanaan tugas Satuan Kerja Audit Intern; kesesuaian pelaksanaan audit oleh Kantor Akuntan Publik dengan standar audit yang berlaku; kesesuaian laporan keuangan dengan standar akuntansi yang berlaku; dan pelaksanaan tindak lanjut oleh Direksi atas hasil temuan Satuan Kerja Audit Intern, akuntan publik dan hasil pengawasan Bank Indonesia; memberikan rekomendasi mengenai penunjukkan Akuntan Publik dan Kantor Akuntan Publik kepada Dewan Komisaris untuk disampaikan kepada Rapat Umum Pemegang Saham. Pelaksanaan tugas tersebut karena belum terbentuknya Komite Audit dilakukan pertemuan berkala antara Dewan Komisaris, Direksi, dan Satuan Kerja Audit Intern. 2. Komite Pemantau Risiko Tugas dan tanggung jawab Komite Pemantau Risiko adalah membantu Dewan Komisaris
dalam
menjalankan
fungsi
pengawasan
dengan
memberikan
rekomendasi, melalui : melakukan evaluasi tentang kesesuaian antara kebijakan manajemen risiko dengan pelaksanaan kebijakan tersebut; melakukan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan tugas Komite Manajemen Risiko dan Satuan Kerja Manajemen Risiko. Pelaksanaan tugas tersebut karena belum terbentuknya Komite Pemantau Risiko dilakukan dengan pembahasan profil risiko oleh Dewan Komisaris dengan Direksi dan Satuan Kerja Manajemen Risiko.
17
3. Komite Remunerasi dan Nominasi Tugas dan tanggung jawab Komite Remunerasi dan Nominasi adalah membantu Dewan Komisaris terkait dengan kebijakan remunerasi dan kebijakan nominasi. Untuk tugas dan tanggung jawab Komite Remunerasi adalah memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris melalui evaluasi terhadap kebijakan remunerasi bagi Dewan Komisaris dan Direksi untuk disampaikan kepada Rapat Umum Pemegang Saham dan kebijakan remunerasi bagi pejabat eksekutif & pegawai secara keseluruhan untuk disampaikan kepada Direksi. Sedangkan untuk tugas dan tanggung jawab Komite Nominasi adalah : menyusun dan memberikan rekomendasi mengenai sistem serta prosedur pemilihan dan / atau penggantian anggota Dewan Komisaris dan Direksi kepada Dewan Komisaris untuk disampaikan kepada Rapat Umum Pemegang Saham; memberikan rekomendasi mengenai calon anggota Dewan Komisaris dan / atau Direksi kepada Dewan Komisaris untuk disampaikan kepada Rapat Umum Pemegang Saham; dan memberikan rekomendasi mengenai Pihak Independen yang menjadi anggota komite.
B.
Direksi Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Direksi Jumlah anggota Direksi sebelum akuisisi sebanyak 3 (tiga) orang dan setelah akuisisi direncanakan sebanyak 5 (lima) orang terdiri dari 2 (dua) orang Tenaga Kerja Asing (TKA) dan 3 (tiga) orang Warga Negara Indonesia. Formasi Direksi tersebut telah memenuhi ketentuan yang berlaku termasuk porsi asing dan porsi lokal. Saat ini jumlah Direksi yang telah lulus Fit & Proper Test dan telah diangkat dalam Rapat Umum Pemegang Saham sebanyak 4 (empat) orang. Seluruh anggota Direksi berdomisili di Indonesia dan tidak merangkap jabatan sebagai Komisaris, Direksi, atau Pejabat Eksekutif pada Bank / lembaga lain, serta tidak saling memiliki hubungan keluarga sesama anggota Dewan Komisaris atau Direksi lainnya. Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab utamanya dalam mengelola perseroan, antara lain :
18
-
memimpin dan mengelola bank dengan merumuskan strategi dan kebijakan dalam rencana bisnis tahunan yang disetujui Dewan Komisaris;
-
memastikan pencapaian sasaran dan tujuan usaha;
-
menyusun, memelihara dan mengelola harta bank;
-
menciptakan struktur pengendalian intern, menjamin terselenggaranya fungsi audit intern bank.
Untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawab tersebut, Direksi secara berkala mengadakan pertemuan internal guna membahas berbagai hal yang memerlukan pertimbangan maupun membahas strategi lainnya serta mengefektifkan fungsi-fungsi komite yang terdiri dari : Komite Manajemen Risiko Fungsi Komite Manajemen Risiko adalah guna memastikan bahwa bank telah memiliki kerangka manajemen risiko yang efektif sesuai dengan prinsip kehati-hatian. Komite Manajemen Risiko bertugas untuk menetapkan dan mengevaluasi pengelolaan risiko secara keseluruhan dan merumuskan strategi & kebijakan manajemen risiko yang akan diterapkan ke depan. Komite Aset dan Liabilitas Komite Aset dan Liabilitas (ALCO) bertugas menentukan arah kebijakan dan strategi dalam mengelola aset dan kewajiban bank sesuai prinsip kehati-hatian, manajemen risiko, dan ketentuan lain yang berlaku. Fokus ALCO adalah untuk memastikan bahwa setiap saat bank mempunyai likuiditas dan modal yang cukup untuk mendukung kegiatan operasional. Komite Kredit Komite Kredit bertugas memberikan persetujuan maupun perpanjangan kredit sampai batas kredit yang ditentukan Direksi dengan memastikan bahwa setiap kredit yang diberikan telah memenuhi ketentuan perbankan sesuai azas-azas perkreditan yang sehat, didasarkan pada pemikiran yang jujur, obyektif, cermat, dan seksama serta terlepas dari pengaruh pihak-pihak yang berkepentingan dengan pemohon kredit.
19
Komite Kebijakan Kredit Komite Kebijakan Kredit bertanggung jawab dalam menentukan kebijakan kredit, strategi kredit dan batasan kredit untuk debitur dan segmen usaha tertentu. Selain itu, komite ini juga memantau Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK), kualitas aktiva produktif, kecukupan pembentukan penyisihan penghapusan aktiva produktif (PPAP). Komite Pengarah Teknologi dan Informasi Komite
Pengarah
Teknologi
dan
Informasi
bertanggung
jawab
dalam
mempertimbangkan sekaligus menentukan kebijakan berkaitan dengan risiko teknologi. Komite ini juga merumuskan perkembangan teknologi informasi dan menetapkan strateginya. Komite Sumber Daya Manusia (SDM) Komite Sumber Daya Manusia menetapkan kebijakan, sistem dan prosedur pengelolaan SDM yang meliputi sistem remunerasi karyawan, sistem seleksi, prosedur dan kriteria evaluasi penerimaan karyawan, sistem performance appraisal, peningkatan disiplin dan moral kerja karyawan, kebijakan rotasi dan mutasi antar unit kerja.
C.
Satuan Kerja Kepatuhan, Audit Intern dan Audit Ekstern Satuan Kerja Kepatuhan Satuan Kerja Kepatuhan dibentuk untuk mendukung pelaksanaan tugas Direktur Kepatuhan. Satuan kerja ini bertanggung jawab terhadap ketersediaan dan kesesuaian pedoman, sistem dan prosedur seluruh satuan kerja dengan peraturan perundangundangan yang berlaku. Tanggung jawab lainnya adalah implementasi prinsip mengenal nasabah (know your customer) dan aktivitas anti pencucian uang (anti money laundering). Kegiatan utama satuan kerja ini adalah : melakukan pengujian dan pemantauan tindak lanjut hasil pengujian; review kebijakan; dan penerusan ketentuan eksternal kepada unit kerja terkait guna memastikan setiap kebijakan dan keputusan harus memenuhi ketentuan yang berlaku dalam rangka pelaksanaan prinsip kehati-hatian.
20
Satuan Kerja Audit Intern Satuan Kerja Audit Intern (SKAI) merupakan satuan kerja yang bertanggung jawab langsung kepada Direktur Utama dan mempunyai hubungan fungsional dengan komite audit. SKAI bertugas dan bertanggung jawab untuk : membantu tugas Direktur Utama dan Dewan Komisaris dalam melakukan pengawasan dengan cara menjabarkan secara operasional baik perencanaan, pelaksanaan maupun pemantauan hasil audit; membuat analisis dan penilaian di bidang keuangan, akuntansi, operasional dan kegiatan lainnya melalui pemeriksaan langsung dan pengawasan tidak langsung; mengidentifikasi segala kemungkinan untuk memperbaiki dan meningkatkan efisiensi penggunaan sumber daya dan dana; serta memberikan saran perbaikan dan informasi yang obyektif tentang kegiatan yang diperiksa pada semua tingkatan manajemen. SKAI dalam menjalankan tugasnya independen terhadap satuan kerja operasional, tanpa tekanan dari pihak manapun dalam organisasi. Secara berkala kegiatan SKAI direview setiap 3 (tiga) tahun oleh Eksternal Auditor atas efektivitas pelaksanaan kerjanya dan kepatuhan terhadap SPFAIB (Struktur Pelaksanaan Fungsi Audit Intern Bank Umum).
Audit Ekstern Bank telah menunjuk Kantor Akuntan Publik (KAP) yang terdaftar di Bank Indonesia untuk melakukan audit laporan keuangan setiap akhir tahun buku melalui mekanisme persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan dan persetujuan Dewan Komisaris namun belum melalui mekanisme rekomendasi dari komite audit karena belum terbentuk. Penugasan kepada KAP telah memenuhi semua aspek, yaitu : kapasitas Kantor Akuntan Publik; legalitas perjanjian kerja; ruang lingkup audit; struktur profesional akuntan publik; dan komunikasi Bank Indonesia dengan KAP yang dalam pelaksanaan tugasnya tersebut KAP telah bertindak profesional dan independen.
21
D.
Penerapan Manajemen Risiko Termasuk Pengendalian Sistem Intern Sesuai dengan kompleksitas dan ukuran usaha serta sasaran bisnis bank, penerapan manajemen risiko dilakukan untuk 4 (empat) jenis risiko utama, yaitu : risiko kredit; risiko pasar; risiko likuiditas; dan risiko operasional yang tersebar dan melekat dalam seluruh unit kerja operasional. Penerapan manajemen risiko mencakup identifikasi risiko, indikator risiko utama, profil risiko dan penetapan rencana tindak lanjut yang dilaporkan kepada manajemen untuk proses pemantauan / pengendalian risiko oleh manajemen untuk risiko-risiko yang signifikan. Pada saat ini pengelolaan data dan informasi belum mampu mendukung secara efektif untuk melakukan proses penyaluran dan pemantauan risiko namun menjadi perhatian untuk secara terus menerus diperbaiki / disempurnakan untuk mendukung keputusan bisnis.
E.
Penyediaan Dana Kepada Pihak Terkait (Related Party) dan Penyediaan Dana Besar (Large Exposure) Dalam rencana bisnis tahunan telah diproyeksikan penyebaran / diversifikasi portofolio atas kredit sehingga dalam implementasinya tidak ada pelanggaran dan atau pelampauan BMPK sesuai ketentuan Bank Indonesia atas penyediaan dana baik kepada pihak terkait (related party) maupun penyediaan dana besar (large exposure). Di samping itu penyediaan dana kepada pihak terkait dan kepada debitur inti telah diberikan berdasarkan prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG) yang dibuktikan dengan putusan persetujuan sesuai ketentuan umum yang berlaku di Bank.
F.
Rencana Strategis Dalam menyusun rencana bisnis selalu didasarkan pada kondisi yang realistis memperhatikan faktor-faktor eksternal & internal serta prudential banking sesuai Peraturan Bank Indonesia No. 6/25/PB1/2004 dan Surat Edaran Bank Indonesia No. 6/44/DPNP. Perencanaan bisnis dibagi dalam perencanaan jangka pendek ( 1–3 tahun ) yang dituangkan dalam Business Plan serta rencana jangka panjang 5 (lima) tahun yang dituangkan dalam Corporate Plan. Pertanggungan jawab manajemen mengenai pelaksanaan masing-masing perencanaan bisnis dilakukan melalui mekanisme Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
22
G.
Transparansi Kondisi Keuangan dan Non Keuangan Bank yang Belum Diungkap Dalam Laporan Lainnya Informasi keuangan dan non keuangan yang diwajibkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku kepada pihak-pihak yang berkepentingan telah disampaikan, seperti laporan keuangan yang dipublikasikan di surat kabar, pengumuman rancangan akuisisi, dan Laporan Tahunan.
H.
Kepemilikan Saham Anggota Dewan Komisaris dan Direksi Per 31 Desember 2007, Dewan Komisaris dan Direksi tidak ada yang memiliki saham yang mencapai 5 % atau lebih dari modal disetor Bank, Bank lain, lembaga keuangan Bukan Bank, dan perusahaan lainnya.
I.
Kebijakan Remunerasi Anggaran Dasar Bank dan sesuai Undang-Undang Perseroan menyatakan bahwa Rapat Umum Pemegang Saham akan menentukan remunerasi bagi Dewan Komisaris dan Direksi. Remunerasi Dewan Komisaris dan Direksi Dalam Rp
Keterangan
2007
Dewan Komisaris - Gaji - Tunjangan Transport - Bonus Total Direksi - Gaji - Tunjangan Transport - Bonus Total
J.
494.000.000 50.400.000 28.000.000 572.400.000 819.277.500 75.600.000 98.875.000 993.752.500
Shares Option, Buy Back Shares, Buy Back Obligasi, dan Rasio Gaji Tertinggi dan Terendah Sampai dengan 31 Desember 2007, Bank tidak memiliki share option, buy back shares dan buy back obligasi. Sedangkan rasio gaji tertinggi dan terendah adalah :rasio gaji pegawai yang tertinggi dan terendah = 3,30; rasio gaji Direksi yang
23
tertinggi dan terendah = 1,05; rasio gaji Komisaris yang tertinggi dan terendah = 1,87; dan rasio gaji Direksi tertinggi dan pegawai tertinggi = 3,48.
K.
Transaksi Yang Mengandung Benturan Kepentingan Selama tahun 2007 Komisaris dan Direksi dalam mengambil tindakan untuk kepentingan bank tidak ditemui adanya benturan kepentingan. Kebijakan tentang benturan kepentingan telah diatur dalam Pedoman Pelaksanaan GCG Bank.
L.
Penyimpangan Internal Selama tahun 2007 tidak memiliki penyimpangan internal sebagai perwujudan dari praktek prinsip kehati-hatian.
M. Permasalahan Hukum Selama tahun 2007 tidak ditemukan kasus hukum serta tuntutan pengaduan nasabah yang menjadi permasalahan hukum.
N.
Self Assessment Pelaksanaan GCG Bank telah melakukan self assessment pelaksanaan Good Corporate Governance per posisi akhir Desember 2007 yang mencakup hal-hal sebagaimana diatur dalam Peraturan
Bank
Indonesia
No.
8/4/PBI/2004,
Peraturan
Bank
No. 8/14/PBI/2006, dan Surat Edaran Bank Indonesia No. 9/12/DPNP.
24
Indonesia
RINGKASAN PERHITUNGAN NILAI KOMPOSIT SELF ASSESMENT GOOD CORPORATE GOVERNANCE Posisi akhir Desember 2007
No.
Aspek yang dinilai Pelaksanaan Tugas Dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris Pelaksanaan Tugas Dan Tanggung Jawab Direksi
1 2
Kelengkapan dan Pelaksanaan Tugas Komite
3 4 5 6 7 8
9
10
11
Penanganan Benturan Kepentingan Penerapan Fungsi Kepatuhan Bank Penerapan Fungsi Audit Intern Penerapan Fungsi Audit Ekstern Penerapan Fungsi Manajemen Resiko dan Pengendalian Intern Penyediaan Dana Kepada Pihak Terkait (Related Party) Dan Debitur Besar (LargeExposure) Transparansi Kondisi Keuangan Dan Non Keuangan Bank, Laporan Pelaksanaan GCG dan Laporan Internal Rencana Strategis Bank Nilai Komposit
Bobot (a)
Peringkat (b)
Nilai (a) x (b)
10,00%
3
0,3
20,00%
2
0,4
10,00%
4
0,4
10,00%
2
0,2
5,00%
2
5,00%
2
5,00%
1
7,50%
Pemenuhan jumlah Komisaris dan Komisaris Independen masih dalam proses Formasi, tugas dan tanggung jawab telah sesuai dengan ketentuan Pedoman pelaksanaan tugas komite telah disusun namun anggota komite belum terbentuk Tidak ada transaksi benturan kepentingan
Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab sesuai ketentuan Bank 0,1 Indonesia Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab sesuai ketentuan Bank 0,1 Indonesia Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab sesuai ketentuan Bank 0,05 Indonesia
2
0,15
Satuan Kerja manajemen Resiko dapat berfungsi dan bertindak independen.
Tidak ada pelanggaran dan pelampauan BMPK 7,50%
2
0,15
Pelaksanaan sesuai ketentuan Bank Indonesia 15,00% 5,00% 100,00%
3 3
0,45 0,15 Pelaksanaan sesuai ketentuan Bank Indonesia 2,45
Penjelasan Nilai Komposit Nilai komposit Nilai Komposit < 1.5 1.5 ≤ Nilai Komposit < 2.5 2.5 ≤ Nilai Komposit < 3.5 3.5 ≤ Nilai Komposit < 4.5 4.5 ≤ Nilai Komposit < 5
Catatan
Predikat Komposit Sangat Baik Baik Cukup Baik Kurang Baik Tidak Baik
25
O.
Kesimpulan Umum Hasil Self Assessment Berdasarkan kertas kerja Self Assessment Good Corporate Governance posisi akhir Desember 2007, dapat disampaikan kesimpulan umum hasil Self Assessment Good Corporate Governance sebagai berikut ; 1.
Nilai Komposit dan Predikatnya Hasil perhitungan nilai komposit mencapai sebesar 2.45 yang masih pada range nilai komposit 1.5 ≤ nilai komposit < 2.5 sehingga predikat komposit adalah masih “Baik”.
2.
Peringkat masing-masing Faktor No. 1.
Faktor
Peringkat
Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Dewan
3
Komisaris 2.
Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Direksi
2
3.
Kelengkapan dan Pelaksanaan Tugas Komite
4
4.
Penanganan Benturan Kepentingan
2
5.
Penerapan Fungsi Kepatuhan Bank
2
6.
Penerapan Fungsi Audit Intern
2
7.
Penerapan Fungsi Audit Ekstern
1
8.
Penerapan Fungsi Manajemen Resiko dan Pengendalian
2
Intern 9.
Penyediaan Dana Kepada Pihak Terkait (Related Party)
2
Dan Debitur Besar (Large Exposure) 10.
Transparansi Kondisi Keuangan Dan Non Keuangan
3
Bank, Laporan Pelaksanaan GCG dan Laporan Internal 11.
Rencana Strategis Bank
3
26
3.
Kelemahan dan Penyebabnya Pada waktu pemenuhan kelengkapan perangkat Good Corporate Governance sampai batas waktu akhir bulan Juni 2007, pemegang saham pengendali Bank, khususnya dalam kaitan pemenuhan modal inti minimum, mengambil langkah strategis
dengan
menandatangani
ikatan
bersyarat
(Memorandum
of
Understanding) pada tanggal 15 Mei 2007 dengan pihak Hana Bank, Korea dan International Finance Corporation.
Langkah melalui akuisisi tersebut
mengakibatkan manajemen tidak dapat mengambil tindakan strategis termasuk menambah anggota Komisaris Independen maupun pembentukan komite.
4.
Action Plan − Pemenuhan kelengkapan 2 (dua) orang Komisaris Independen dapat dilakukan selambat-lambatnya akhir bulan Juni 2008. − Pembentukan Komite Audit, Komite Pemantau Resiko dan Komite Remunerasi dan Nominasi selambat-lambatnya akhir bulan Juni 2008 dengan mempertimbangkan kelengkapan formasi Komisaris Independen. − Kekuatan pelaksanaan Good Corporate Governance. Hana Bank, Korea yang merupakan bank berskala internasional sebagai pemegang
saham
pengendali
mempunyai
komitmen
tinggi
dalam
pelaksanaan Good Corporate Governance.
MANAJEMEN RISIKO Manajemen risiko memiliki peran penting dalam mengelola bank guna pencapaian tujuan perusahaan mengingat bisnis bank sebagai lembaga intermediasi keuangan selalu dihadapkan pada risiko-risiko. Tujuan penerapan pengelolaan risiko untuk melindungi modal serta mengoptimalkan hubungan risiko dan keuntungan Bank. Oleh karena itu Bank Indonesia mewajibkan setiap bank untuk menerapkan manajemen risiko, sekurangkurangnya mencakup : pengawasan aktif Dewan Komisaris dan Direksi; kecukupan kebijakan, prosedur dan penetapan limit; kecukupan proses identifikasi, pengukuran,
27
pemantauan dan pengendalian risiko serta Informasi Manajemen Risiko; dan sistem pengendalian intern yang menyeluruh.
Profil Risiko Sesuai ukuran dan kompleksitas bank, ruang lingkup risiko-risiko yang dikelola bank saat ini meliputi 4 (empat) jenis risiko utama yaitu risiko kredit, pasar, likuiditas, dan operasional walaupun dalam pelaksanaannya juga melakukan pengukuran risiko lainnya yaitu risiko hukum, kepatuhan, strategik, dan reputasi. Profil risiko secara agregat dilakukan melalui proses self assessment menghasilkan profil risiko. Profil risiko tersebut terdiri dari inherent risk, yaitu risiko yang melekat pada aktivitas bank sebelum dilakukan kontrol dan Risk Control System, yaitu pengendalian terhadap risiko inheren pada aktivitas fungsional yang terdiri dari perkreditan, treasury, pendanaan, operasional, dan IT system. Profil risiko secara keseluruhan per posisi akhir Desember 2007 berada pada katagori “moderate” dan secara agregat untuk inherent risk tergolong “low” dan risk control system pada katagori “acceptable”. Risiko kredit , inherent risk aggregate per posisi akhir Desember 2007 berada pada tingkat “low” karena rasio kredit bermasalah (Non performing loan) rendah, konsentrasi pembiayaan tertinggi di bawah 20 % modal bank dan tingginya pembentukan pencadangan aktiva produktif. Sedangkan risk control system masih pada katagori “acceptable”. Risiko pasar, inherent risk aggregate per posisi akhir Desemerber 2007 pada tingkat “low” dan risk control system masih tetap “acceptable”. Bank belum ada dampak risiko pasar karena masih sebagai bank non devisa, sedangkan risiko suku bunga kurang signifikan pada portofolio obligasi sebesar Rp 12.040 juta yang terdiri dari 41,7 % obligasi pemerintah dan 58,3 % obligasi korporat dengan peringkat minimal idAA-. Risiko likuiditas, inherent risk aggregate per posisi akhir Desember 2007 pada tingkat “Moderate” yang disebabkan adanya indikator maturity gap cukup tinggi, rasio aktiva likuid dengan pasiva likuid 1 bulan > 25 % dan loan to deposit ratio (LDR) mencapai 105,97 %. Namun demikian kondisi ini cukup dicover secondary reserve sebesar
28
Rp 137.893 juta yang dominan pada portofolio Sertifikat Bank Indonesia (SBI) sebesar Rp 122.375 juta. Sedangkan risk control system masih pada katagori “acceptable”. Risiko operasional, inherent risk aggregate per posisi akhir Desember 2007 pada tingkat “moderate” yang disebabkan antara lain belum konsisten Unit Teknologi Informasi melakukan uji coba terhadap sistem back up secara berkala dan masih ditemukan ketidaklengkapan data nasabah. Sedangkan risk control system masih pada katagori “acceptable”.
29
LAPORAN PROFIL RISIKO TRIWULANAN 31 Desember 2007 No. 1
Jenis Risiko Kredit
Penilaian Per Posisi Tingkat Risiko X
Rendah Moderat
2
3
Pasar
X
Likuiditas X
4
Operasional X
Hukum
X
Menurun X
Stabil / tetap
X
Menurun
Moderat
Stabil / tetap
Moderat
Meningkat
Tinggi
Tinggi
X
Rendah
X
Menurun
Rendah
Stabil / tetap
Moderat
Tinggi
Meningkat
Rendah
Menurun
Moderat
Stabil / tetap X
Rendah
Menurun X
Rendah
Rendah X
8
Kepatuhan
X
Bank Secara Keseluruhan
X
X
Menurun X
Stabil / tetap
Menurun Stabil / tetap X
Rendah
Meningkat
Tinggi
Meningkat
Menurun X
Stabil / tetap Meningkat
Rendah
Menurun
Stabil / tetap
Moderat
Meningkat
Tinggi
Meningkat
Rendah
Menurun
Moderat
Stabil / tetap
Menurun Stabil / tetap
Tinggi
Meningkat
Tinggi
Rendah
Menurun
Rendah
X
Meningkat
Moderat
Moderat
X
Stabil / tetap
Rendah
Stabil / tetap
Menurun X
Menurun X
Meningkat
Tinggi
X
Meningkat
Tinggi
Moderat
Moderat
Predikat Risiko
X
Meningkat
Tinggi
Strategik
X
X
Rendah
Moderat
Moderat
7
Stabil / tetap
Rendah
Tinggi
Reputasi
Menurun
Moderat Tinggi
X
Trend
Rendah
Meningkat
Moderat
6
X
Tinggi
Tinggi
5
Penilaian Posisi Sebelumnya Tingkat Risiko
Trend
Stabil / tetap
X
X
Moderat
X
X
Stabil / tetap
Meningkat
Menurun X
Stabil / tetap
Tinggi
Meningkat
Tinggi
Meningkat
Rendah
Menurun
Rendah
Menurun
Moderat
Stabil / tetap
Moderat
X
Stabil / tetap
Tinggi
Meningkat
30
X
Tinggi
X
Meningkat
Tinjauan Keuangan Kinerja Operasional Pendapatan Bunga Bersih Pendapatan bunga bersih tahun 2007 sebesar Rp 15.402 juta, meningkat sebesar Rp 2.210 juta atau 16,75 % dari pendapatan bunga bersih tahun 2006 sebesar Rp 13.192 juta. Pendapatan bunga tahun 2007 utamanya dari kegiatan kredit dengan porsi pendapatan mencapai 84,78 % dari jumlah pendapatan bunga. Sedangkan beban bunga tahun 2007 dominan pada sumber dana deposito dengan porsi beban bunga mencapai 88,48 % dari jumlah beban bunga. Peningkatan pendapatan bunga bersih tahun 2007 dibandingkan tahun 2006 walaupun dari segi volume usaha menurun disebabkan adanya penurunan yang cukup tinggi pada beban bunga dari sebesar Rp 22.657 juta tahun 2006 menjadi sebesar Rp 14.748 juta tahun 2007 atau penurunan mencapai 34,91 %. Grafik Pendapatan Bunga Bersih (dalam jutaan Rp) 40.000 35.000
35.850 30.150
30.000 22.657
25.000 20.000 14.748
15.402 13.192
15.000 10.000 5.000 -
2007 Pendapatan Bunga
2006 Beban Bunga
Pendapatan Bunga-Bersih
Pendapatan Operasional Lainnya Pendapatan operasional lainnya relatif stabil, yaitu pada tahun 2007 sebesar Rp 1.143 juta dibandingkan realisasi tahun 2006 sebesar Rp 1.173 juta atau sedikit menurun sebesar Rp 30 juta (2,56 %). Pendapatan operasional lainnya dengan kontribusi cukup tinggi adalah pendapatan dari gain transaksi obligasi.
31
Beban Penyisihan Aktiva Produktif Beban penyisihan kerugian aktiva produktif tahun 2007 tidak ada pembebanan baru karena saldo Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) yang telah dibentuk masih cukup tinggi mencukupi PPAP yang wajib dibentuk sesuai ketentuan Bank Indonesia. Kondisi ini seiring penurunan volume bisnis, khususnya aktiva produktif dalam bentuk kredit yang menurun dari posisi akhir tahun 2006 sebesar Rp 170.711 juta menjadi sebesar Rp 144.628 juta posisi akhir tahun 2007. Sedangkan untuk rasio NPL Gross tahun 2007 mengalami penurunan yaitu sebesar 1,21 % dibandingkan tahun 2006 sebesar 1,54 %. Beban Operasional Lainnya Beban operasional lainnya tahun 2007 sebesar Rp 11.672 juta, meningkat sebesar Rp 1.094 juta atau 10,34 % dibandingkan realisasi tahun 2006 sebesar Rp 10.578 juta. Rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) pada tahun 2007 adalah sebesar 84,42 %, lebih kecil 6,17 % dibandingkan tahun 2006 yang tercatat sebesar 90,59 %. Beban Operasional Lainnya Perusahaan membukukan laba bersih tahun 2007 sebesar Rp 3.400 juta, meningkat sebesar Rp 912 juta atau 36,66 % dibandingkan laba hasil tahun 2006 sebesar Rp 2.488 juta.
Kondisi Finansial Aktiva Total aktiva Bank per 31 Desember 2007 mencapai Rp 300.521 juta, meningkat signifikan sebesar Rp 55.662 juta atau 22,73 % dibandingkan total aktiva tahun 2006 yang tercatat sebesar Rp 244.859 juta. Peningkatan tersebut utamanya berasal dari dana setoran modal sebesar Rp 116.000 juta pada akhir Desember 2007. Sedangkan untuk penyaluran kredit tahun 2007 mengalami penurunan sebesar 14,91 % dari sebesar Rp 174.328 pada tahun 2006 menjadi sebesar Rp 148.337 juta. Aktiva Produktif Aktiva produktif per posisi 31 Desember 2007 mencapai sebesar Rp 287.059 juta, meningkat sebesar Rp 59.287 atau 26,03 % dibandingkan aktiva produktif tahun 2006 yang tercatat sebesar Rp 227.772 juta. Peningkatan utamanya pada portofolio Sertifikat Bank
32
Indonesia yang pangsanya mencapai 42,63 % dari jumlah aktiva produktif dibandingkan tahun 2006 dengan pangsa mencapai 14,19 % dari jumlah aktiva produktif. Perkembangan Aktiva Produktif Jutaan rupiah 2007
Keterangan Sertifikat Bank Indonesia Giro Pada Bank Lain Penempatan Pada Bank Lain Surat Berharga Kredit Rekening Administratif Jumlah Aktiva Produktif
Rp 122.375 187 3.722 12.040 148.337 398 287.059
2006 % 42,63 0,07 1,30 4,19 51,67 0,14 100,00
Rp 32.322 121 15.072 5.278 174.328 651 227.772
% 14,19 0,05 6,62 2,32 76,54 0,29 100,00
Naik / Turun Rp % 90.053 278,61 66 54,55 (11,350) (75,31) 6.762 128,12 (25.991) (14,91) (253) (38,86) 59.287 26,03
Kredit Total kredit mencatat penurunan yang cukup signifikan, yaitu sebesar 14,91 %. Posisi kredit per 31 Desember 2007 mencapai Rp 148.337 juta dibandingkan tahun 2006 yang tercatat sebesar Rp 174.328 juta. Dari jumlah portofolio kredit tersebut, 71,94 % disalurkan kepada sektor UMKM sedangkan sisanya sebesar 28,06 % disalurkan kepada kredit korporasi. Perkembangan Kredit Menurut Jenis Penggunaan Jutaan rupiah 2007
Jenis Penggunaan
Rp 103.999 7.132 37.206 148.337
Kredit Modal Kerja Kredit Investasi Kredit Konsumsi Jumlah
2006 % 70,11 4,81 25,08 100,00
Rp 100.306 8.535 65.487 174.328
% 57,54 4,90 37,56 100,00
Naik / Turun Rp % 3.693 3,68 (1.403) (16,44) (28.281) (43,19) (25.991) (14,91)
Perkembangan Kredit Menurut Sektor Ekonomi Jutaan rupiah Sektor Ekonomi Pertanian, perburuan, & sarana pertanian Pertambangan Industri Pengolahan Perdagangan, restoran, dan hotel Pengangkutan, pergudangan, dan komunikasi Jasa-jasa dunia usaha Jasa-jasa sosial Lain-lain Jumlah
2007 Rp % 5.128 3,46
2006 Rp % 204 0,12
Naik / Turun Rp % 4.924 2.413,73
170 20.396 42.151 2.503
0,11 13,75 28,42 1,69
9.166 51.692 2.475
5,26 (29,65) 1,42
170 11.230 (9.541) 28
100,00 122,52 (18,46) 1,13
40.206 1.000 36.783 148.337
27,10 0,67 24,80 100,00
45.438 65.353 174.328
26,06 37,49 100,00
(5.232) 1.000 (28.570) (25.991)
(11,51) 100,00 (43,72) (14,91)
33
Dana Pihak Ketiga Total dana pihak ketiga yang berhasil dihimpun posisi 31 Desember 2007 mencapai Rp 139.984 juta mengalami penurunan cukup signifikan sebesar 28,97 % dibandingkan posisi tahun 2006 sebesar Rp 197.089 juta. Pada akhir tahun 2007, giro mencapai Rp 21.410 juta, naik 11,63 % dibandingkan tahun 2006 sebesar Rp 19.180 juta. Posisi tabungan yang pada akhir tahun 2006 sebesar Rp 13.201 juta mengalami penurunan sebesar 23,37 % menjadi Rp 10.129 juta di tahun 2007. Penurunan signifikan pada Deposito yaitu tahun 2006 mencapai Rp 164.708 juta turun sebesar 34,16 % menjadi Rp 108.445 juta di tahun 2007. Perkembangan Dana Pihak Ketiga Jenis Dana Pihak Ketiga Giro Tabungan Deposito Jumlah
2007 Rp 21.411 10.130 108.445 139.986
2006 % 15,29 7,24 77,47 100,00
Rp 19.180 13.201 164.708 197.089
% 9,73 6,70 83,57 100,00
Jutaan rupiah Naik / Turun Rp % 2.230 11,63 (3.072) (23,27) (56.263) (34,16) (57.105) (28,97)
Ekuitas Per 31 Desember 2007 Ekuitas sebesar Rp 153.473 juta meningkat signifikan dibandingkan tahun 2006 yang mencapai Rp 33.889 juta. Kenaikan ekuitas tersebut terutama berasal dari adanya dana setoran modal sebesar Rp 116.000 juta dan laba bersih periode berjalan sebesar Rp 3.400 juta.
34
Struktur Pemegang Saham Pengendali Sebelum Akuisisi Bank Bintang Manunggal
PT Trisetijo Manunggal Utama
Keluarga Bambang Setijo
90,0 %
Bambang Setijo
100,0 %
Perorangan Bambang Setijo (ultimate shareholder)
Setelah Akuisisi Bank Bintang Manunggal (Bank Hana)
60,97 %
Hana Bank, Korea
Hana Financial Group (Ultimate Shareholder) Temasek Goldman Sachs Templeton Tosca POSCO National Pension Corporation Korea Investment Holdings Co., Ltd Mirea Asset Securities Co., Ltd Capital Sloane and Robinson Public
35
9,60 % 8,40 % 3,70 % 3,70 % 3,60 % 3,00 % 2,50 % 2,50 % 2,30 % 2,20 % 58,50 %
100 %
10,0 %
Informasi Perseroan KEPENGURUSAN PT BANK HANA DEWAN KOMISARIS Hyung Joon Park, Komisaris Utama Business Administration, Korea University – Seoul, 1984. Karir perbankan dimulai sejak tahun tahun 1991 di Boram Bank - Korea, Korea Exchange Bank (1996), dan bergabung dengan Hana Bank – Korea tahun 2000 sebagai kepala cabang di Hongkong hingga saat ini dengan pangkat terakhir sebagai General Manager. Menjabat sebagai Komisaris Utama (non independen) PT Bank Hana efektif sejak tanggal 21 April 2008 setelah yang bersangkutan lulus fit and proper test tanggal 25 Maret 2008.
Biantoro Setijo , Komisaris Bachelor of Science, jurusan Matematika, Waseda University, Tokyo, 1992. Pengalaman perbankan ditekuni sejak tahun 1995 sebagai staff Bank Bintang Manunggal. Per Juni 2000 diangkat sebagai Komisaris Bank Bintang Manunggal sampai sekarang (Bank Hana).
DIREKSI Jeung Sae Lee, Direktur Utama Master Business Administration, University of Southern California, 1984. Karir di lembaga keuangan dimulai tahun 1978 di Korea Investment & Finance Corporation. Kemudian bergabung dengan Hana Bank-Korea pada tahun 1991. Sejak tahun 2003 dipercaya sebagai President & CEO Hana Life Insurance Co, Ltd. Selanjutnya, menjabat sebagai Direktur Utama PT Bank Hana efektif sejak 9 April 2008 setelah yang bersangkutan lulus fit and proper test tanggal 24 Januari 2008.
Hong Ju Park, Direktur Business Administration, Chonnam National University Korea, 1985. Karir perbankan dirintis sejak 1987 di Seoul Bank yang kemudian dilanjutkan setelah merger dengan Hana Bank – Korea. Pangkat terakhir di Hana Bank adalah Deputy General Manager. Pada tanggal 7 April yang bersangkutan telah lulus fit and profer test Namun belum efektif
36
menjabat sebagai Direksi PT Bank Hana karena masih menunggu persyaratan administratif sebagai TKA (Tenaga Kerja Asing). Hendri Kurniawan, Direktur Sarjana Muda Akuntansi Akademi Akuntansi YKPN Yogyakarta (1982), Sarjana Ekonomi Universitas Indonesia (1987), dan Magíster Manajemen Universitas Atmajaya Jakarta (1999). Karir perbankan dirintis di Bank Bali tahun 1986 sampai dengan tahun 1999 dengan posisi terakhir sebagai Deputy President Director. Jabatan lainnya adalah sebagai Komisaris pada PT Sarijaya Insurance sejak tahun 2001 sampai dengan tahun 2007. Bergabung dengan PT Bank Hana sebagai Direktur berlaku efektif sejak 21 April 2008 setelah yang bersangkutan lulus fit and proper test pada tanggal 7 April 2008.
Edy Kuntardjo, Direktur Sarjana Ekonomi Perusahaan Universitas Islam Indonesia Yogyakarta, 1982, dan Magister Manajemen STIE Perbanas Jakarta, 2003. Karir perbankan dirintis tahun 1983 – 1990 pada Bank Dagang Negara (BDN). Sejak tahun 1990 bergabung pada Bank Bintang Manunggal, dan diangkat sebagai Direktur sejak April 2000 sampai sekarang (Bank Hana).
TRANSAKSI PIHAK TERKAIT TAHUN 2007 Jenis Transaksi Penyediaan Dana : - Kredit Modal Kerja - Kredit Modal Kerja
Keluarga Pengurus Bank Pemilik Pemegang Saham
597 5.722
- Kredit Modal Kerja
Perusahaan Pemegang Saham
6.150
- Kredit Investasi - Kredit Konsumsi - Kredit Konsumsi Jumlah
Pemilik Pemegang Saham Keluarga Pemegang Saham Komisaris Utama
Penghimpunan Dana - Giro - Tabungan - Deposito Jumlah
Hubungan Keterkaitan
Perusahaan, Individu pihak Individu pihak terkait Perusahaan, Individu pihak
Jumlah
679 363 70 13.581
terkait terkait
37
4.862 1.665 18.617 25.144
Jutaan rupiah Keterangan Jaminan Fixed Asset Jaminan Deposito Bank Rp 5.987 juta Jaminan Deposito Bank Rp6.500 juta Kendaraan Bermotor Jaminan Fixed Asset -
TIM MANAJEMEN Dewi Agustina ( Satuan Kerja Manajemen Risiko), Sutiningsih (Unit Akunting), Rony Hermawan (SKAI), Aller L. Marpaung (Unit Kredit), Arief Tiasno (Unit Administrasi Kredit), B. Ari Wibowo (Unit Operasional KPO), Lusiana N. Sihombing (Unit SDM), Cornelius Nanang Fembriharta (Unit Umum), Faried Dunda (Unit TSI), Sugianto Junaedi (Unit Marketing), Eko Teguh Priyanto (Unit Treasury), Andriana Susanto (Unit Kepatuhan), Mulat Yulianti PS (Kantor Capem Tanah Abang), Budi Atmadja ( Kantor Capem Tangerang), Romli (Kantor Kas Argo). Staff Inti Lainnya : Hawany Afrianti; Nur Wahyuni; Agus Sutrisno; Tri Winasis; Mulyadi; Nieke Handayani;Tomy Bocaneeriawan; dan Asih Setyaningsih.
SUMBER DAYA MANUSIA Jumlah Sumber Daya Manusia sampai dengan 31 Desember 2007 adalah 93 orang dengan komposisi jenjang jabatan, pendidikan, dan umur sebagai berikut: Jenjang SDM Tahun 2007 Keterangan
Jumlah
%
Jenjang Jabatan Dewan Komisaris Direksi Advisor Manager Supervisor Pelaksana Jumlah
2 3 2 13 15 58 93
2,15 3,23 2,15 13,98 16,13 62,37 100,00
Jenjang Pendidikan Pasca Sarjana Sarjana Akademi SLTA SMP SD Jumlah
6 31 23 24 4 5 93
6,45 33,33 24,73 25,81 4,30 5,38 100,00
Jenjang Umur s/d 30 tahun 31 s/d 40 tahun 41 s/d 50 tahun 50 tahun ke atas Jumlah
21 49 16 7 93
22,58 52,69 17,20 7,53 100,00
38
KEGIATAN SOSIAL KEMASYARAKATAN Kegiatan sosial kemasyarakatan diprioritaskan pada aktivitas yang mendorong program pembelajaran berupa pemberian beasiswa bagi karyawan dan keluarga yang berprestasi. Bentuk lainnya adalah kepedulian bagi korban bencana alam.
39
Jenis Produk dan Jasa Layanan
PRODUK SIMPANAN • • • •
Giro Tabungan Deposito Berjangka Sertifikat Deposito
KREDIT • • • • •
Kredit Modal Kerja Kredit Investasi Kredit Konsumsi : KPR, KPM, Kredit Multiguna, KTA Bank Garansi SKBDN (L/C Lokal)
JASA LAYANAN • • • •
Jual beli Valuta Asing Kiriman Uang / Kliring / RTGS Safe Deposit Box Referensi Bank
Pada tahun 2008 dikembangkan produk dan aktivitas baru antara lain layanan ATM, pelayanan pajak, dan transaksi devisa.
40
Jaringan Kantor Kantor Pusat / Kantor Pusat Operasional Gedung Mitra Lantai 2 Jl. Jend. Gatot Subroto Kav 21 Jakarta 12930 Telp. (021) 5220222, 5220223, Fax. (021) 5220133 Kantor Cabang Jl. Senjoyo No. 4, Salatiga – Jawa Tengah Telp. (0298) 314190, Fax. (0298) 314194 Kantor Cabang Pembantu Jl. Pasar Pagi 24 Jakarta 11230 Telp. : (62-21) 2600313, 2600455, Fax. (62-21) 2600335 Kompleks Tanah Abang Bukit Blok A/23 Jl. K.H. Fachrudin No. 36 Jakarta Pusat 10250 Telp/Fax. : (021) 3447913, 3447919 Jl. Raya Siliwangi No. 178, Desa Alamjaya Jatiuwung, Tangerang 15133 (Dalam Kompleks PT. Panca Prima Eka Brothers) Telp. (021) 59303679, Fax (021) 59303680 Kantor Kas Wisma Argo Manunggal Lt. 1 Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 22, Jakarta 12930 Telp. (021) 2526140, Fax. (021) 5207423 Selain kantor di atas, pada tahun 2008 akan dibuka, antara lain Kantor Cabang Pembantu di Kelapa Gading, Mangga Dua, Muara Karang, Pondok Indah, Karawaci, Sunter, Cikarang, Puri Indah, dan Kantor Cabang di Bandung dan Bogor.
41
Tanggung Jawab dan Pelaporan Keuangan
Laporan keuangan PT Bank Bintang Manunggal tahun buku 2007 yang berkahir pada tanggal 31 Desember 2007 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Eddy Kaslim sesuai Laporan Hasil Audit Nomor 8145-EK/02-2008 tanggal 4 Februari 2008 dengan pendapat “ Wajib Tanpa Pengecualian “ merupakan tanggung jawab manajemen tahun 2007.
Dewan Komisaris
Suwito Juwono Komisaris Utama
Biantoro Setijo Komisaris
Direksi
Sugiarto K. Chandra Direktur Utama
Singgih Mintarno Wakil Direktur Utama
42
Edy Kuntardjo Direktur
PT BANK HANA Gedung Mitra, Jl. Jend. Gatot Subroto Kav 21 Jakarta Selatan 12930 Telp. (021) 5220222, 5220223, Fax. (021) 5220133 SWIFT : HNBNIDJA