Deutsche Bank
Deutsche Bank Indonesia 2009 Annual Report Deutsche Bank Cabang Indonesia Laporan Tahunan 2009
Deutsche Bank Indonesia
Deutsche Bank Indonesia
Annual Report 2009
Laporan Tahunan 2009
TABLE OF CONTENTS I. DEUTSCHE BANK GROUP A. Report of the Chairman of the Management Board B. Members of the Group Executive Committee C. Corporate Profile and Overview D. Corporate Governance E. Value-Added for the Stakeholders
II. DEUTSCHE BANK AG – INDONESIAN BRANCHES A. General Information 1. Ownership and Management 2. Management Strategy and Policy 3. Business Development 4. Information Technology 5. Future Significant Events 6. Branch/Networking B. Audited Financial Statements C. Financial Ratios D. Risk Management E. Good Corporate Governance
DAFTAR ISI I. GRUP DEUTSCHE BANK A. Laporan dari Pimpinan Dewan Manajemen B. C. D. E.
Anggota Komite Eksekutif Grup Profil Korporasi dan Tinjauan Tata Kelola Perusahaan Nilai Tambah bagi para Stakeholder
II. DEUTSCHE BANK AG – CABANGCABANG INDONESIA A. Informasi Umum 1. Kepemilikan dan Manajemen 2. Strategi dan Kebijakan Manajemen 3. Perkembangan Bisnis 4. Teknologi Informasi 5. Kegiatan Penting di Masa Depan 6. Jaringan/Kantor Cabang B. Laporan Keuangan yang Diaudit C. Rasio-rasio Keuangan D. Manajemen Risiko E. Tata Kelola Perusahaan yang Baik
31 May 2010
31 Mei 2010
Enclosed herein are the documents which satisfy the disclosure requirements of Bank Indonesia Regulation No. 3/22/PBI/2001 in respect of the Annual Report for Deutsche Bank AG Indonesia for the year ended 31st December 2009.
Terlampir adalah dokumen-dokumen yang memenuhi ketentuan keterbukaan sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia No. 3/22/PBI/2001 sehubungan dengan Laporan Tahunan Deutsche Bank AG Indonesia untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2009.
The enclosures include:
Lampiran ini termasuk:
-
The Financial Statements for Deutsche Bank AG Indonesia , which are drawn up to fairly present the financial position as at 31st December 2009 together with the operating results, changes in head office accounts and cash flow statements for the year then ended 2009. Each statement also includes comparative financials for the prior year ended 31st December 2008.
-
Laporan Keuangan Deutsche Bank AG Indonesia, yang disusun dan menyatakan dengan sebenarnya posisi keuangan per 31 Desember 2009 bersama dengan hasil operasional, perubahan dalam rekening-rekening kantor pusat dan laporan arus kas untuk tahun yang berakhir 2009. Setiap laporan juga memuat angka keuangan perbandingan dari tahun sebelumnya yaitu 31 Desember 2008
-
A copy of the independent auditors report on those statements.
-
Salinan laporan auditor independen atas laporan tersebut.
-
Additional general information as required by the regulation
-
Tambahan informasi umum seperti ditentukan oleh peraturan.
We also submit the copy of the annual report to the Institutions as stated in Article 4 BI Reg No. 3/22/PBI/2001.
Kami juga menyampaikan salinan laporan tahunan kepada Institusi-institusi seperti disebutkan dalam Pasal 4 Peraturan BI No. 3/22/PBI/2001.
For and on behalf of management / Untuk dan atas nama manajemen
Chief Country Officer Deutsche Bank AG Indonesia
DEUTSCHE BANK GROUP
2
Strength in a new era
Kekuatan dalam era baru
The serious financial crisis has made reorientation necessary. How can future upheavals that pose a threat to the financial system be avoided? How can risks be identified in time? Can we grow to meet the challenges? What do we have to do?
Krisis keuangan yang serius telah mengharuskan dilakukan re-orientasi. Bagaimana cara menghindari pergolakan yang akan datang yang merupakan ancaman terhadap sistem keuangan? Bagaimana cara mengidentifikasikan risiko-risiko dengan tepat waktu? Dapatkah kami tumbuh untuk memenuhi tantangan? Apa yang harus kami lakukan?
The financial services sector is facing major structural tasks. We must learn from recent experience and rethink our understanding of value. Effective, innovative and feasible solutions must be defined and implemented. A consistent regulatory framework, effective supervision and strict risk discipline are in the best interests of all.
Sektor jasa keuangan menghadapi tugas struktural besar. Kami harus belajar dari pengalaman yang baru terjadi dan memikirikan kembali pengertian kami mengenai nilai. Kami harus mendefinisikan dan melaksanakan pemecahan yang efektif, inovatif dan memungkinkan. Kerangka peraturan yang konsisten, pengawasan yang efektif serta disiplin risiko yang ketat merupakan yang terbaik untuk kepentingan semua.
Deutsche Bank has taken on an active and constructive role in this process of renewal. With strength comes responsibility – and we accept this responsibility towards the economy and society. We are committed to remaining a reliable partner, today and in the future, for our shareholders, clients and staff.
Deutsche Bank telah melakukan peran yang aktif dan konstrukfi dalam proses pembaharuan ini. Kekuatan membawa tanggung-jawab – kami menerima tanggungjawab ini terhadap ekonomi dan masyarakat. Kami membuat komitmen untuk tetap menjadi mitra yang dapat diandalkan, sekarang dan di masa yang akan datang bagi para pemegang-saham, klien dan karyawan kami.
A. Report from the Chairman of the Management Board
A. Surat dari Pimpinan Dewan Manajemen
2009 was a year of considerable achievement for Deutsche Bank. Financially, we delivered a significant turnaround after the exceptionally difficult conditions of 2008, and strategically, we laid a firm basis for success in the postcrisis era.
For the global economy, 2009 was a year of stabilisation, after the exceptionally turbulent final months of 2008. In the first quarter of 2009, financial markets witnessed high volatility, volumes and margins, while the rest of the year saw a steady trend toward normalisation. As the year progressed, mature economies showed signs of recovery, and in economies in emerging markets, including in Asia, healthier growth rates returned. Equity markets rallied worldwide. Nonetheless, the economic environment in mature markets remained fragile in 2009, with high levels of unemployment and continued reliance on the external stimulus measures taken by governments around the world in the wake of the financial crisis.
Tahun 2009 merupakan tahun pencapaian yang berarti untuk Deutsche Bank. Pada sisi keuangan, kami menghasilkan perubahan yang signifikan setelah kondisi yang sangat sulit di tahun 2008, dan secara strategis, kami telah meletakan dasar yang kokoh bagi keberhasilan dalam era pasca krisis.
Bagi ekonomi global, tahun 2009 merupakan tahun yang stabil, setelah mengalami goncangan yang sangat kuat selama beberapa bulan diakhir tahun 2008. Dalam kuartal pertama tahun 2009, pasar keuangan mengalami volatilitas, volume dan marjin yang tinggi, sementara selama sisa tahun yang sama cenderung stabil menuju keadaan normal. Sementara tahun berjalan, ekonomi yang matang menunjukkan tanda-tanda kepulihan, dan ekonomi pada pasar emerging, termasuk di Asia, tingkat pertumbuhan yang lebih sehat telah kembali. Pasar ekuitas bergerak di seluruh dunia. Namun, lingkungan ekonomi pada pasar yang matang tetap rapuh selama tahun 2009, dengan tingkat pengangguran yang tinggi dan ketergantungan yang berlanjut pada tindakan stimulus ekstern yang diambil oleh pemerintah di seluruh dunia segera sesudah terjadinya krisis keuangan.
3
Against this backdrop, our financial results for the year 2009 demonstrate just how far we have progressed in repositioning Deutsche Bank. Pre-tax profits were € 5.2 billion, versus a loss before income taxes of € 5.7 billion in 2008. Net income was 5.0 billion, or € 7.59 per share on a diluted basis, compared to a net loss of € 3.9 billion in the previous year, or € 7.61 per share on a diluted basis. Pre-tax return on average active equity, as per our target definition, was 15 %.
Berdasarkan latar belakang ini, hasil keuangan kami untuk tahun 2009 menunjukkan sejauh mana kami telah bergerak maju dalam memposisikan Deutsche Bank kembali. Laba sebelum pajak adalah € 5.2 miliar, dibandingkan dengan kerugian sebelum pajak pendapatan sebesar € 5.7 miliar di tahun 2008. Pendapatan bersih adalah 5.0 miliar, atau € 7.59 per saham dilusi, dibandingkan dengan kerugian bersih sebesar € 3.9 miliar dalam tahun sebelumnya, atau € 7.61 per saham dilusi. Return on average ekuitas aktif sebelum pajak, sesuai definisi target kami adalah 15%.
Furthermore, 2009‟s profit figures include the absorption of significant write-downs and trading losses from legacy positions impacted by the crisis. We also did more with less. We delivered substantial profitability with a significantly lower balance sheet, while risk-weighted assets declined steadily from their peak at the end of the first quarter. As a result, we strengthened our capital base. Our Tier 1 capital ratio improved from 10.1 % to 12.6 %, its best level since the introduction of the Basel capital framework. Our „core‟ Tier 1 ratio, which excludes hybrid instruments, improved from 7.0 % to 8.7 %. We also reduced our leverage ratio to 23 ( per target definition ) by the end of the year, compared to 28 a year ago and 37 at its peak. Thus on three critical dimensions – profitability, capital strength, and risk profile – Deutsche Bank at the end of 2009 was a much stronger bank from a year earlier. Our share price rose 78 % during 2009, far outperforming the DAX index, which rose 24 %, and the STOXX banks index, which rose 47 %.
Selain itu, angka laba tahun 2009 termasuk penyerapan write-down yang signifikan serta kerugian trading dari posisi lama yang dpengaruhi oleh krisis. Kami juga melakukan lebih banyak dengan lebih sedikit. Kami menghasilkan laba yang cukup besar dengan neraca yang jauh lebih rendah, sementara aset tertimbang risiko menurun terus dari puncaknya pada akhir kuartal pertama. Sebagai akibatnya, kami memperkuat basis modal kami. Rasio modal Tier 1 kami naik dari 10.1 % menjadi 12.6 %, tingkat yang terbaik sejak diperkenalkannya kerangka modal Basel. Rasio Tier „inti‟ kami, diluar instrumen hybrid, membaik 7.0 % menjadi 8.7 %. Kami juga mengurangi rasio leverage kami menjadi 23 (sesuai definisi target) menjelang akhir tahun, dibandingkan dengan 28 satu tahun yang lalu dan tingkat tertingginya pada 37. Dengan demikian pada tiga dimensi kritis – laba, kekuatan modal dan profil risiko – Deutsche Bank pada akhir tahun 2009 merupakan bank yang jauh lebih kuat dibandingkan dengan keadaan satu tahun sebelumnya. Harga saham kami naik 78% selama tahun 2009, jauh melebihi indkes DAX, yang naik sebesar 24% dan indeks bank STOXX yang naik 47%.
At our Annual General Meeting on 27 May, the Management Board and Supervisory Board will recommend an annual dividend of 75 cents per share – up from 50 cents for the year 2008. This reflects our confidence in the future, but above all our firm conviction that in the current environment, our shareholders‟ interests are best served by further strengthening our capital base.
Pada Rapat Umum Tahunan tanggal 27 Mei, Dewan Manajemen dan Dewan Pengawas akan merekomendasikan dividen tahunan sebesar 75 sen per saham – naik dari 50 sen dalam tahun 2008. Hal ini mencerminkan kepercayaan kami pada masa yang akan datang, tetapi diatas segalanya, kepercayaan kami pada keyakinan kami yang mantap bahwa dalam lingkungan saat ini, kepentingan para pemegang-saham kami dapat dicapai terbaik dengan lebih memperkuat dasar modal kami.
The Corporate and Investment Bank, or CIB, turned in a pretax profit of € 4.3 billion for the year, compared to a loss before income taxes of € 7.4 billion in 2008. Our investment banking business, Corporate Banking and Securities, delivered a pre-tax profit of € 3.5 billion, versus a loss before income taxes of € 8.5 billion in the prior year. This result reflects supportive market conditions of the first half of 2009, but also our success in re-orienting our sales and trading platform towards liquid, customer-driven „flow‟ businesses. Our foreign exchange, interest rate and money market trading businesses delivered revenues that were higher than in precrisis years, while key investment areas – commodities trading and emerging markets debt trading – turned in record years. Our equities derivatives business also benefited from a successful recalibration, while in both fixed income and in equities we captured market share gains in the all-important U. S. market. Simultaneously, we reduced risk: balance sheet, risk-weighted assets and value at risk have all been
Corporate dan Investment Bank, atau CIB, menghasilkan laba sebelum pajak sebesar € 4.3 miliar tahun ini, dibandingkan dengan kerugian sebelum pajak pendapatan sebesar € 7.4 miliar tahun 2008. Bisnis investment banking kami, Corporate Banking dan Securities, menghasilkan laba sebelum pajak sebesar € 3.5 miliar, dibandingkan dengan kerugian sebelum pajak pendapatan sebesar € 8.5 miliar dalam tahun sebelumnya. Hasil ini mencerminkan keadaan pasar yang mendukugn dalam tengah tahun pertama pada 2009, tetapi juga keberhasilan kami dalam melakukan orientasi kembali platform sales dan trading kami pada bisnis „flow‟ yang likuid dan customer-driven. Bisnis kami dalam perdagangan valuta asing, suku bunga dan pasar uang menghasilkan pendapatan yang lebih tinggi dari pada hasil dalam tahun-tahun pra krisis, sementara bidang investasi utama – perdagangan dalam komoditas dan emerging markets debt – menunjukkan record
4
taken down considerably from peak levels, while proprietary trading activities have been either considerably scaled back or discontinued altogether. Corporate Finance remained impacted by low levels of market activity in the wake of market turbulence. Global Transaction Banking turned in pretax profits of € 776 million, significantly below 2008‟s record performance, reflecting the combined impact of historically low interest rates and equity market valuations which remain lower than pre-crisis.
years. Bisnis derivatif ekuitas kami juga memperoleh manfaat dari rekaliberasi yang berhasil, sementara baik dalam fixed income dan ekuitas kami berhasil memperoleh kenaikan pangsa pasar dalam semua pasar U.S. yang penting. Pada saat yang sama, kami mengurangi risiko: neraca, aset tertimbang menurut risiko dan value at risk semua telah diturunkan jauh dari tingkat tertinggi, sementara kegiatan proprietary trading telah diturunkan secara besar-besaran atau dihentikan sama sekali. Corporate Finance tetap dipengaruhi oleh tingkat kegiatan pasar yang rendah setelah terjadinya gejolak pasar. Global Transaction Banking menghasilkan laba sebelum pajak sebesar € 776 miliar, jauh lebih rendah di bawah kinerja hasil tahun 2008, yang mencerminkan gabungan akibat suku bunga yang mempunyai riwayat rendah dan penilaian pasar ekuitas yang tetap rendah dibandingkan dengan masa pra krisis.
Private Clients and Asset Management, or PCAM, delivered pre-tax profits of € 660 million, up from € 420 million in 2008. This development principally reflected a turnaround in Asset and Wealth Management, which recorded pre-tax profits of € 202 million in 2009, compared to a loss before income taxes of € 525 million in 2008, due mainly to a non-recurrence of the specific charges in the prior year, together with significantly lower non-interest expenses. Asset and Wealth Management also attracted net money inflows of € 16 billion in the year, compared to outflows of € 13 billion in 2008. Private & Business Clients produced profits of € 458 million, significantly lower than in 2008, reflecting a rise in severance charges associated with efficiency measures and lower revenues in deposit products as a result of low interest rates, and lower revenues in investment products, reflecting wariness on the part of retail investors.
Private Clients dan Asset Management, atau PCAM, menghasilkan laba sebelum pajak sebesar € 660 miliar, naik dari € 420 miliar di tahun 2008. Perkembangan ini pada intinya mencerminkan perubahan dalam Asset dan Wealth Management, yang mencatat laba sebelum pajak sebesar € 202 miliar dalam tahun 2009, dibandingkan dengan kerugian sebelum pajak pendapatan sebesar € 525 miliar dalam tahun 2008, khususnya disebabkan oleh tidak terjadinya biaya-biaya tertentu dalam tahun sebelumnya, bersama dengan biaya non-bunga yang jauh lebih rendah. Asset dan Wealth Management juga menarik arus masuk dana bersih sebesar € 16 miliar di tahun ini, dibandingkan dengan arus keluar sebesar € 13 miliar di tahun 2008. Private & Business Clients menghasilkan laba sebesar € 458 miliar, jauh lebih rendah daripada tahun 2008, yang mencerminkan kenaikan dalam biaya pesangon yang terkait dengan tindakan efisiensi serta pendapatan yang lebih rendah dari produk deposito sebagai akibat rendahnya suku bunga, dan pendapatan yang lebih rendah dalam produk investasi, yang mencerminkan kejenuhan pada sisi pemodal retail.
2009 was also a defining year for Deutsche Bank‟s strategy. We defined in detail how we aim to turn strong relative performance through the crisis into profitable growth for our shareholders in the post-crisis environment. In December, at an Investor Day in Frankfurt, we launched „Phase four‟ of our Management Agenda. Taking account of environmental and internal assumptions which we outlined at our Investor Day, we believe „Phase four‟ has a pre-tax profit potential of € 10 billion from our core businesses in 2011, whilst continuing to meet our targets of a Tier 1 capital ratio of around 10 % and a leverage ratio of 25 per target definition. Our overall strategic goal is clear: to be a leading global corporate and investment bank, supported by a private client franchise with undisputed leadership in our home market and a strong Asian growth engine. We have identified four priorities: First, to increase CIB profitability with renewed risk and balance sheet discipline. Through the crisis, we have cemented our position as a global leader in corporate and investment banking, and in 2009 we made an excellent start in delivering substantial profits with a lower risk profile. As we build on this, and as governments and regulators around the world seek to strengthen the financial system, efficiency in risk, leverage and capital usage will be critical. Our strategy takes full account of this.
Tahun 2009 juga merupakan tahun yang menentukan untuk strategi Deutsche Bank. Kami mendefinisikan secara terperinci bagaimana kami dapat merubah kinerja yang relatif kuat melalui krisis menjadi pertumbuhan yang bermanfaat bagi pada pemegang-saham kami dalam lingkungan pasca krisis. Dalam bulan Desember, pada Investor Day di Frankfurt, kami meluncurkan „Tahap Empat‟ Agenda Manajemen kami. Dengan mempertimbangkan asumi lingkungan dan intern yang kami jelaskan pada Investor Day kami, kami yakin „Tahap Empat‟ mempunyai potenti laba sebelum pajak € 10 miliar dari bisnis inti kami di tahun 2011, sementara kami melanjutkan untuk mencapai target kami dalam rasio modal Tier 1 sekitar 10% dan rasio leverage sebesar 25 sesuai dengan definisi target. Tujuan strategi keseluruhan kami adalah jelas: menjadi corporate dan investment bank yang memimpin di dunia, didukung oleh waralaba klien perorangan dengan kepemimpinan yang tidak diragukan dalam pasar lokal kami dan mesin pertumbuhan yang kuat di Asia. Kami telah mengidentifikasikan empat prioritas: Pertama, meningkatkan laba CIB dengan risiko yang diperbaharui dan disiplin neraca. Melalui krisis, kami telah menempatkan posisi kami sebagai pemimpin global dalam corporate dan investment banking, dan dalam
5
tahun 2009 kami telah melakukan awal yang sangat baik dengan menghasilkan laba yang sangat besar dengan profil risiko yang lebih rendah. Sementara kami membangun di atas hal ini, dan sementara pemerintah serta pembuat peraturan di seluruh dunia mencoba untuk memperkuat sistem keuangan, efisiensi dalam risiko, leverage dan penggunaan modal merupakan hal yang penting. Strategi kami telah mempertimbangkan hal ini sepenuhnya. Second, to focus on core PCAM businesses and home market leadership. We have created decisive optionality to achieve this goal. Our minority stake in Deutsche Postbank, with an exclusive option to take a majority position, would give us a commanding lead in retail banking in Germany. During 2009, we started our strategic co-operation with Postbank, and the results of this collaboration have exceeded our expectations. In October, we signed an agreement to purchase Sal. Oppenheim, a well renowned German private wealth manager with a long tradition – giving us a leading position in serving wealthy clients in our home market. Worldwide, we rigorously re-focused our Asset Management business on core activities, resulting in substantial cost savings.
Kedua, berfokus pada bisnis inti PCAM dan memimpin di pasar lokal. Kami telah menciptakan pilihan yang menentukan untuk mencapai tujuan ini. Saham minoritas kami pada Deutsche Postbank, dengan opsi mutlak untuk memperoleh posisi majoritas, memberikan kami kepemimpinan yang menentukan dalam perbankan retail di Jerman. Selama tahun 2009, kami telah memulai kerja sama strategis kami dengan Postbank, dan hasil kolaborasi ini telah melebihi harapan kami. Dalam bulan Oktober, kami telah menanda-tangani perjanjian untuk membeli Sal Oppenheim, suatu private wealth manager terkenal dengan tradisi yang panjang – memberikan kami posisi yang memimpin dalam melayani klien kaya di pasar lokal kami. Di dunia, kami memfokuskan kembali dengan giat bisnis Asset Management kami dalam kegiataan inti, yang menghasilkan pengurangan biaya yang besar.
Third, to focus on Asia as a key driver of revenue growth. Through the crisis, the Asian region has emerged as an increasingly important constituent of the global economy. Our goal is to capitalise and build on the investments we have made, and our China strategy clearly illustrates this. We have a substantial minority stake in Hua Xia, China‟s 10 th largest bank, and via our 30 % stake in Harvest Fund Management, we are partners in the largest sino-western asset management joint venture in China. Through our Zhong De joint venture, we can now also issue bonds and handle IPOs on the Chinese stock exchange. Across Asia, we aim to double our revenues in the next two years.
Ketiga, berfokus pada pertumbuhan pendapatan pendorong utama Asia. Melalui krisis, wilayah Asia telah muncul sebagai warga yang semakin penting dalam ekonomi global. Tujuan kami adalah mengkapitalisasikan dan membangun pada investasi yang telah kami miliki, dan strategi kami di Cina dengan jelas menjelaskan hal ini. Kami mempunyai saham minoritas yang lumayan besar pada Hua Xia, bank terbesar ke 10 di Cina, dan melalui 30% saham kami dalam Harvest Fund Management, kami merupakan mitra dalam perusahaan patungan sino-western asset management terbesar di Cina. Melalui perusahaan patungan Zhong De kami, kami sekarang juga dapat menerbitkan obligasi dan menangani IPO di bursa saham Cina. Di seluruh Asia, kami bertujuan untuk menggandakan pendapatan kami dalam dua tahun mendatang.
Fourth, to reinvigorate our performance culture. We will focus on cost and improve infrastructure efficiency. We have significantly enhanced the way in which we measure performance, aligning this more closely with shareholder value. We will continue to drive capital efficiency, reducing capital consumption of non-core assets and rigorously assessing capital demand when evaluating growth investments. We have also aligned our compensation plan more closely to the creation of sustainable value for shareholders. The rigour and discipline of this plan has been confirmed by our discussions with our major supervisory authorities. We are strongly committed to compensation which rewards and retains top talents in the service of shareholders, but which is performance oriented, proportionate and responsible.
Keempat, meningkatkan kinerja budaya kami. Kami akan berfokus pada biaya dan meningkatkan efisiensi intrastruktur kami. Kami telah meningkatkan cara kami mengukur kinerja, yang diselaraskan lebih dekat pada nilai pemegang saham kami. Kami akan terus meningkatkan efisiensi modal, mengurangi pemakaikan modal bagi aset non-inti dan menilai kebutuhan modal dengan lebih giat ketika menilai kenaikan investasi. Kami juga telah menyelaraskan rencana kompensasi kami lebih mendekati penciptaan nilai yang terus menerus bagi pada pemegang saham. Keketatan dan disiplin rencana ini telah dikonfirmasikan dalam diskusi kami dengan para pengawas kami yang berwenang. Kami telah membuat komitmen yang kuat pada kompensasi yang memberikan ganjaran dan menahan bakat-bakat top dalam melayani para pemegang saham, tetapi yang berorientasi pada kinerja, seimbang dan bertanggung-jawab.
6
Looking ahead, we see challenges and opportunities. Economic recovery remains fragile. Unemployment, and the recovery of housing markets in the United States and some European economies, will be key challenges in the year ahead. Sovereign risk, and the timing of the withdrawal of economic and fiscal stimulus measures by governments around the world, will be important factors in the post-crisis environment. Nevertheless, Deutsche Bank is very well positioned not only to meet these challenges but also to seize opportunities. We have moved swiftly and decisively to reposition our business, acquired highly important strategic leverage through targeted investments, and demonstrated profitability, capital strength and risk discipline. Our strategy is clear; we have all the resources we need to deliver it.
Melihat kedepannya, kami melihat tantangan dan kesempatan. Pemulihan ekonomi tetap rapuh. Pengangguran, dengan pemulihan di pasar perumahan di Amerika Serikat dan beberapa ekonomi Eropa, merupakan tantangan utama dalam tahun mendatang. Risiko negara, dan saat yang tepat untuk menghentikan tindakan stimulus ekonomi dan fiskal oleh pemerintah di seluruh dunia, merupakan faktor yang penting dalam lingkungan pasca krisis. Namun demikian, Deutsche Bank telah berada pada posisi yang sangat baik bukan hanya untuk menghadapi tantangan ini tetapi juga untuk merebut kesempatan. Kami telah bekerja dengan cepat dan tegas untuk memposisikan bisnis kami kembali, memperoleh leverage strategis yang tinggi melalui investasi yang ditargetkan, dan menunjukkan laba, kekuatan modal serta disiplin risiko. Strategi kami sudah jelas; kami mempunyai semua sumber yang kami perlukan untuk mencapainya.
Much in our environment may change. However, my colleagues and I are absolutely determined that Deutsche Bank‟s commitment to its stakeholders will not change. We continue to commit ourselves to the communities in which we operate, and right through the crisis, we kept up our financial donations, and contributed our expertise and our time to these communities. We continue to believe that our long-term success lies in delivery of outstanding service to our clients. We continue to invest in the skills and the future development of our uniquely diverse employee base, and to create for them an environment of true meritocracy. And we will continue to strive to deliver sustainable value for you, our shareholders. Thank you for your loyalty and support.
Mungkin banyak terjadi perubahan dalam lingkungan kami. Namun, kolega saya dan saya telah menentukan dengan tegas bahwa komitmen Deutsche Bank pada para stakeholder tidak akan berubah. Kami melanjutkan untuk membuat komitmen kepada masyarakat di mana kami beroperasi, dan tepat melalui krisis kami tetap meneruskan sumbangan kami, dan memberikan kontribusi keahlian kami dan waktu kami kepada masyarakat ini. Kami tetap yakin bahwa keberhasilan kami jangka panjang terletak pada penyampaikan layanan kami yang sangat baik kepada para klien kami. Kami terus melakukan investasi dalam keahlian dan perkembangan masa depan basis para karyawan kami yang unik berbeda, dan menciptakan bagi mereka suatu lingkungan true meritocracy. Dan kami tetap melanjutkan untuk memberikan nilai yang terus menerus kepada anda, para pemegang saham kami. Terima kasih atas kesetiaan dan dukungan anda.
Yours sincerely / Hormat kami,
Dr. Josef Ackermann Chairman of the Management Board and the Group Executive Committee/ Ketua Dewan Manajemen dan Komite Eksekutif Grup Frankfurt am Main, March 2010
7
B. Member of the Group Executive Committees
B. Komite Eksekutif Grup
Group executive committees
Komite-komite eksekutif grup
1. Stefan Krause, born 1962 Management Board member since 2008. Chief Financial Officer, responsible for Finance, Tax, Corporate Insurance, Investor Relations, Audit and Operations of Securities Settlement according to MaRisk *.
1. Stefan Krause, lahir tahun 1962 Anggota Dewan Manajemen sejak 2008. Chief Financial Officer, bertanggungjawab atas Keuangan, Pajak, Asuransi Korporasi, Hubungan Investor, Audit dan Operasional Penyelesaian Sekuritas menurut MaRisk *.
2. Rainer Neske, born 1964 Head of Private & Business Clients.
2. Rainer Neske, lahir tahun 1964 Pimpinan Private & Business Clients.
3. Dr. Josef Ackermann, born 1948 Management Board member since 1996. Chairman of the Management Board and the Group Executive Committee, responsible for Corporate and Investment Bank, Private Clients and Asset Management, Corporate Investments, Regional Management As well as Communications & Corporate Social Responsibility, Corporate Development and Economics.
3. Dr. Josef Ackermann, lahir tahun 1948 Anggota Dewan Manajemen sejak 1996. Pimpinan Dewan Manajemen dan Komite Eksekutif Grup, bertanggungjawab atas Corporate and Investment Bank, Klien Perorangan dan Aset Manajemen, Corporate Investment, Regional Management Serta Komunikasi & Tanggungjawab Sosial Korporasi, Corporate Development and Economics.
7 Dr. Hugo Bänziger, born 1956 Management Board member since 2006. Chief Risk Officer, responsible for Risk Management, Legal, Compliance, Corporate Security, Treasury and Corporate Governance.
7 Dr. Hugo Bänziger, lahir tahun 1956 Anggota Dewan Manajemen sejak 2006. Chief Risk Officer, bertanggungjawab atas Manajemen Risiko, Hukum, Kepatuhan, Corporate Security, Treasury dan Tata Kelola Perusahaan. .
8. Werner Steinmüller, born 1954 Head of Global Transaction Banking.
8. Werner Steinmüller, born 1954 Pimpinan Global Transaction Banking.
9. Anshu Jain, born 1963 Head of Global Markets.
9. Anshu Jain, lahir tahun 1963 Pimpinan Global Markets.
8
4. Hermann-Josef Lamberti, born 1956 Management Board member since 1999. Chief Operating Officer, responsible for Human Resources, Information Technology, Operations and Process Management and Facilities Management as well as Global Sourcing.
4. Hermann-Josef Lamberti, lahir tahun 1956 Anggota Dewan Manajemen sejak 1999. Chief Operating Officer, bertanggungjawab atas Sumber Daya Manusia, Teknologi Informasi, Operasional dan Manajemen Proses dan Manajemen Fasilitas serta sumber daya global.
5. Kevin Parker, born 1959 Head of Asset Management.
5. Kevin Parker, lahir tahun 1959 Pimpinan Asset Management.
6. Seth Waugh, born 1958 Chief Executive Officer of Deutsche Bank Americas.
6. Seth Waugh, born 1958 Chief Executive Officer Deutsche Bank Americas.
10. Michael Cohrs, born 1956 Head of Global Banking.
10. Michael Cohrs, lahir tahun1956 Anggota Dewan Manajemen sejak 2009 Pimpinan Global Banking.
11. Pierre de Weck, born 1950 Head of Private Wealth Management.
11. Pierre de Weck, lahir tahun 1950 Pimpinan Private Wealth Management.
12. Jürgen Fitschen, born 1948
12. Jürgen Fitschen, lahir tahun 1948 Anggota Dewan manajemen sejak 2009 Global Head of Regional Management. Pimpinan Komite Manajemen Jerman.
Management Board member since 2009.
Management Board member since 2009.
Global Head of Regional Management. Chairman of the Management Committee Germany.
9
C. Corporate Profile and Overview
C. Profil Korporasi dan Tinjauan
Well positioned for the future
Mempunyai posisi yang baik untuk masa depan
Deutsche Bank is a leading global investment bank with a strong and profitable private clients franchise. Its businesses are mutually reinforcing. During the worst financial crisis we have seen in decades, our diversified business model has proven its strength and resilience. In 2009 we strengthened our competitive position in many markets.
Deutsche Bank adalah global investment bank yang terkenal dengan waralaba klien pribadi yang kuat dan menguntungkan. Bisnis Deutsche Bank saling menguatkan. Selama krisis keuangan terburuk yang pernah kami alami dalam puluhan tahun, modal diversified business kami telah membuktikan kekuatan dan daya tahannya. Dalam tahun 2009 kami memperkuat posisi kompetitif kami dalam banyak pasar.
Management structure
Struktur Manajemen
The Management Board of Deutsche Bank AG has, as its prime responsibility, the Group‟s strategic management, resource allocation, financial accounting and reporting, risk management, and corporate control. It is supported in the performance of its leadership and oversight duties by the Corporate Center and by functional bodies which are chaired by Management Board members.
Dewan Manajemen Deutsche Bank AG mempunyai tanggung-jawab utama manajemen strategis Grup, alokasi sumber, akunting keuangan dan laporan, pengelolaan risiko dan pengawasan korporasi. Didukung dalam kinerja kepemimpinan dan tugas pengawasannya oleh Corporate Center dan oleh badan fungsional yang dipimpin oleh para anggota Dewan Manajemen.
In April 2009 the Management Board was strengthened by the addition of four new members representing business and regional expertise. The Supervisory Board appointed Michael Cohrs, Head of Global Banking; Jürgen Fitschen, Head of Regional Management; Anshu Jain, Head of Global Markets; and Rainer Neske, Head of Private & Business Clients to the Management Board, which was thus expanded to a total of eight members.
Dalam bulan April 2009 Dewan Manajemen diperkuat dengan tambahan empat anggota baru yang mewakili ahli bisnis dan regional. Dewan Pengawas mengangkat Michael Cohrs, Head of Global Banking; Jürgen Fitschen, Head of Regional Management; Anshu Jain, Head of Global Markets; dan Rainer Neske, Head of Private & Business Clients menjadi Dewan Manajemen, yang dengan demikian diperbesar menjadi delapan anggota.
The Group Executive Committee ( GEC ) was also reinforced through two new appointments in April, and now has a total of twelve members. It is made up of the members of the Management Board, the Heads of the core businesses who are not members of the Management Board, as well as the Head of the Americas Region. At regular meetings, the GEC analyzes the development of the business divisions, discusses matters of Group strategy, and develops recommendations that are presented to the Management Board. Josef Ackermann chairs both the Management Board and the GEC.
Group Executive Committee ( GEC ) juga diperkuat melalui penunjukkan dua anggota baru dalam bulan April dan sekarang mempunyai total dua belas anggota. Terdiri dari para anggota Dewan Manajemen, Pimpinan bisnis inti yang bukan anggota Dewan Manajemen, se rta Pimpinan di Wilayah Amerika. Pada rapat berkala, GEC menganalisa perkembangan divisi bisnis, mendiskusikan masalah strategi Grup dan memberikan rekomendasi yang disajikan kepada Dewan Manajemen. Josef Ackermann memimpin Dewan Manajemen maupun GEC.
Functional Committees / Komite Fungsional
Group Executive Committes/Komite Eksekutif Grup Management Board/Dewan Manajemen Business Heads/Regional Heads / Pimpinan Bisnis/Pimpinan Wilayah
Corporate and Investment Bank
Corporate Investments
Regional Committes / Komite Wilayah
10
Private Clients and Asset Management
Group Divisions
Divisi Grup
Deutsche Bank‟s Group Divisions are: the Corporate and Investment Bank ( CIB ), Private Clients and Asset Management ( PCAM ) and Corporate Investments ( CI ).
Divisi Grup Deutsche Bank terdiri dari : Corporate dan Investment Bank ( CIB ), Private Clients dan Asset Management ( PCAM ) dan Corporate Investments ( CI).
Corporate and Investment Bank
Corporate and Investment Bank
CIB is responsible for Deutsche Bank‟s capital markets business, comprising the origination, sales and trading of capital markets products including debt, equity, and other securities, together with our corporate advisory, corporate lending and transaction banking businesses. Our clients are institutions – both public sector entities, including sovereign states and supranational bodies, and private sector entities, from medium-sized businesses to large multinational corporations. CIB is subdivided into two Corporate Divisions: Corporate Banking & Securities ( CB & S ) and Global Transaction Banking ( GTB ).
CIB bertanggungjawab atas bisnis pasar modal Deutsche Bank, terdiri dari orgination, penjualan dan trading produk pasar modal termasuk efek bersifat hutang, efek bersifat ekuitas dan surat berharga lainnya, bersama dengan corporate advisory kami, corporate lending dan bisnis transaction banking. Nasabah kami terdiri dari institusi, baik sektor privat maupun publik, termasuk negara dan super nasional institusi, dan entitas sektor privat, dari bisnis berukuran menengah sampai korporasi multi nasional besar. CIB dibagi menjadi dua Divisi Korporat: Corporate Banking & Sekuritas (CB & S) dan Global Transaction Banking (GTB).
Corporate Banking & Securities comprises our Global Markets and Corporate Finance businesses, and covers Deutsche Bank‟s origination, sales and trading of securities, corporate advisory and M & A businesses, together with other corporate finance activities. Global Transaction Banking covers Deutsche Bank‟s cash management for corporate and financial institutions, trade finance business and trust & securities services. Corporate Finance and Global Transaction Banking are together named Global Banking.
Corporate Banking & Securities terdiri bisnis Global Markets dan Corporate Finance dan menangani origination, sales dan trading efek Deutsche Bank, bisnis corporate advisory dan M & A, bersama dengan kegiatan corporate finance lainnya. Global Transaction Banking menangani cash management Deutsche Bank untuk korporasi dan lembaga keuangan, bisnis trade finance dan trust & securities services. Corporate Finance dan Global Transaction Banking bersama-sama disebut Global Banking.
Private Clients and Asset Management
Nasabah Private dan Aset Manajemen
PCAM comprises two Corporate Divisions: Asset and Wealth Management (AWM) and Private & Business Clients (PBC).
PCAM terdiri dari dua Divisi Corporate : Asset dan Wealth Management (AWM) dan Private & Business Clients (PBC).
Asset and Wealth Management comprises two Business Divisions: Asset Management (AM) and Private Wealth Management (PWM). AM provides retail clients across the globe with mutual fund products through our DWS franchise. It also provides institutional clients, including pension funds and insurance companies, with a broad range of services from traditional to alternative investment products. PWM serves high net worth individuals and families worldwide. We provide these very discerning clients with a fully-integrated wealth management service, including inheritance planning and philanthropic advisory services.
Asset dan Wealth Management terdiri dari dua Divisi Bisnis: Asset Management ( AM ) dan Private Wealth Management ( PWM ). AM menyediakan bagi para klien retail di seluruh dunia dengan produk reksa dana melalui waralaba DWS kami. Juga menyediakan bagi klien institusi kami, termasuk dana pensiun dan perusahaan asuransi, layanan yang sangat luas dari tradisional sampai produk investasi alternatif. PWM melayani high net worth individuals dan keluarga di seluruh dunia. Kami menyediakan klien yang cermat ini dengan layanan wealth management yang terintegrasi penuh, termasuk layanan rencana warisan dan philanthropic advisory.
Private & Business Clients ( PBC ) provides a full range of traditional banking products, including current accounts, deposits and loans, and investment management products mainly to private individuals and small to medium-sized businesses. Outside Germany, PBC has for some years operated in Italy, Spain, Belgium and Portugal, and more recently in Poland. We are also making focused investments in fast-growing Asian markets, such as China and India.
Private & Business Clients ( PBC ) menyediakan produk perbankan tradisional lengkap, termasuk rekening koran, deposito dan pinjaman, dan produk manajemen investasi khususnya kepada para individu dan bisnis ukuran kecil sampai menengah. Di luar Jerman, PBC selama beberapa tahun telah beroperasi di Italia, Spanyol, Belgia dan Portugis, dan baru-baru ini di Polandia. Kami juga melakukan investasi yang terfosuk dalam pasar Asia yang tumbuh cepat, seperti Cina dan India.
Corporate Investments
Corporate Investments
The Corporate Investments Group Division (CI) manages Deutsch Bank‟s global principal investment activities. These include our remaining industrial shareholdings, other equity investments and other non-core assets, which include certain real estate and credit exposures.
Divisi Corporate Investments Group (CI) menangani kegiatan investasi utama global Deutsche Bank. Termasuk sisa saham kami dalam industri, investasi ekuitas lain dan aset non-inti, termasuk real estat dan keterpaparan kredit tertentu.
11
Our Strategy: Management Agenda Phase 4
Strategi Kami: Agenda Manajemen Tahap 4
The financial crisis has considerably changed parts of the capital markets and the banking landscape. New challenges have emerged and we have recognized the underlying need to adapt our strategy and adjust our business model accordingly. We therefore launched “Phase 4” of our Management Agenda in December 2009. It covers the period until 2011 and comprises the following key pillars :
Krisis keuangan telah sangat merubah bagian dari lahan pasar modal dan perbankan. Tantangan baru telah muncul dan kami telah mengenali kebutuhan yang mendasarinya untuk menyesuaikan strategi kami dan merubah model bisnis kami sebagaimana mestinya. Karena itu kami meluncurkan “Tahap 4” Agenda Manajemen kami dalam bulan Desember 2009. Agenda ini mencakup jangka waktu sampai tahun 20111 dan terdiri dari pilar utama di bawah ini:
-
Increasing profitability and the quality of earnings in the Corporate and Investment Bank with renewed risk and balance sheet discipline. In Global Markets we will strengthen our global equity, commodity and electronic trading platforms. In Corporate Finance we aim to reach a top 5 position globally. And in Global Transaction Banking we will focus on maintaining our profitable growth, mainly organically, but also by making selective acquisitions, for example parts of the corporate and commercial banking activities of ABN Amro Bank N.V. in the Netherlands.
-
Meningkatkan keuntungan dan kualitas pendapatan dalam Coporate dan Investment Bank dengan risiko yang diperbaharui serta disiplin neraca. Dalam bidang Global Markets kami akan memperkuat platform ekuitas global, komoditas dan electronic trading kami. Dalam Corporate Finance kami bertujuan mencapai posisi 5 teratas secara global. Dan dalam Global Transaction Banking kami akan berfokus untuk mempertahankan pertumbuhan keuntungan kami, terutama secara organic, tetapi juga dengan melakukan akuisisi yang kami pilih, misalnya bagian dari kegiatan corporate dan commercial banking ABN Amro Bank N.V. di Belanda.
-
In PCAM, focusing on core businesses and home market leadership. In Asset Management, we will concentrate on core product groups and improve efficiency. Across Private and Business Clients and Private Wealth Management, we will further strengthen our leading position in our German home market, capitalizing on opportunities such as those offered by our co-operation agreement with Deutsche Postbank and our acquisition of Sal. Oppenheim.
-
Dalam PCAM, berfokus pada bisnis inti dan kepemimpinan pasar lokal. Dalam Asset Management, kami akan berkonsentrasi dalam grup produk inti dan meningkatkan efisiensi. Pada Private dan Business Clients serta Private Wealth Management, kami akan lebih memperkuat posisi kami yang memimpin dalam pasar lokal di Jerman, mengkapitalisasikan kesempatan seperti yang ditawarkan oleh perjanjian kerja sama kami dengan Deutsche Postbank dan akuisisi kami Sal. Oppenheim.
-
Focusing on Asia as a key driver of revenue growth in our industry. Deutsche Bank is already very well positioned to profit from this. We will continue to invest in the region to strengthen our growth potential and propel us into even better competitive positions in CIB and GTB. At the same time, we aim to double the size of our PWM business within the region.
-
Berfokus pada Asia sebagai pendorong utama pertumbuhan pendapatan dalam industri kami. Deutsche Bank sudah mempunyai posisi yang sangat baik untuk memperoleh manfaat dari hal ini. Kami akan terus melakukan investasi di wilayah ini untuk memperkuat potensi pertumbuhan kami dan mendorong kami pada posisi yang lebih bersaing dalam CIB dan GTB. Pada saat yang sama, kami bertujuan untuk menggandakan bisnis PWM kami dalam wilayah ini.
-
Reinvigorating our performance culture, by recommitting to efficiency across our businesses with an intense focus on cost discipline and the optimization of infrastructure processes. As part of this, and to ensure better control of the bank, we will implement new performance metrics and continue to enhance our value-based management system.
-
Memperkuat budaya kinerja kami, dengan membuat komitmen kembali atas efisiensi di seluruh bisnis kami dengan fokus kuat pada disiplin biaya dan mengoptimalkan proses infrastruktur. Sebagai bagian daripadanya dan untuk memastikan pengawasan bank yang lebih barik, kami akan melaksanakan metrik kinerja yang baru dan terus meningkatkan sistem manajemen berbasis nilai kami.
We are confident that we will be able to continue our success story in what is likely to be an increasingly regulated environment.
12
Kami yakini bahwa kamai akan mampu meneruskan riwayat keberhasilan kami dalam lingkungan yang tampaknya semakin diatur.
13
D. Corporate Governance The Foundations of long-term success
D. Tata Kelola Perusahaan Dasar keberhasilan jangka panjang
Effective corporate governance in line with the highest international standards is an important part of our identity. The essential framework for this is provided, first and foremost, by the German Stock Corporation Act and German Corporate Governance Code, which was last amended in June 2009. Since our share is also listed on the New York Stock Exchange, we are also subject to the relevant U. S. capital market legislation as well as the rules of the Securities and Exchange Commission ( SEC ) and New York Stock Exchange.
Tata kelola perusahaan yang efektif sejalan dengan standar international tertinggi merupakan bagian penting dari identitas kami. Kerangka penting untuk hal ini telah disediakan, pertama dan terutama, oleh Undang-Undang Korporasi Saham Jerman (German Stock Corporation Act) dan Kode Tata Kelola Perusahaan Jerman (German Corporate Governance Code) yang terakhir dirubah bulan Juni 2009. Karena saham kami juga terdaftar di Bursa Saham New York, kami juga diatur oleh undangundang pasar modal Amerika Serikat serta ketentuan Securities and Exchange Commission ( SEC ) serta Bursa Saham New York.
Our system of corporate governance lays the basis for responsible and performance oriented management and control of Deutsche Bank which is geared towards sustainable value creation. It has four key elements: good relations with shareholders; effective cooperation between the Management Board and Supervisory Board; a system of performance-related compensation; and transparent and timely reporting.
Sistem tata kelola perusahaan kami merupakan dasar bagi manajemen yang bertanggung-jawab dan berorientasi pada kinerja dan pengawasan Deutsche Bank yang diarahkan pada penciptaan nilai yang bertahan. Sistem ini mempunyai empat unsure: hubungan baik dengan para pemegang saham; kerja sama yang efektif antara Dewan Manajemen dan Dewan Pengawas; sistem kompensasi yang terkait dengan kinerja; dan pelaporan yang transparan dan tepat waktu.
Shareholders
Para Pemegang Saham
As is legally required, our shareholders participate in decisions that are of material importance to the bank, including amendments to the Articles of Association, the appropriation of profit, authorization to issue new shares and important structural changes. Moreover, shareholders are able to vote on a non-binding basis on the remuneration system for the Management Board. Deutsche Bank has only one class of shares, with each share carrying the same voting right. To make it easier for our shareholders to exercise their voting rights, we support the use of electronic media for the Annual General Meeting. For example, shareholders can issue authorizations and their instructions to Deutsche Bank proxies via the internet.
Seperti diharuskan oleh undang-undang, para pemegang saham kami turut serta dalam pengambilan keputusan yang penting bagi bank, termasuk perubahan Anggaran Dasar, pembagian laba, wewenang untuk mengeluarkan saham baru dan perubahan struktural penting. Selain itu, para pemegang saham juga dapat memberikan suara yang tidak mengikat mengenai sistem remunerasi bagi Dewan Management. Deutsche Bank hanya mempunyai satu jenis saham, dengan setiap saham mempunyai hak suara yang sama. Untuk memudahkan para pemegang saham kami untuk melaksanakan hak suara mereka, kami mendukung penggunaan media elektronik untuk Rapat Umum Tahunan. Misalnya, para pemegang saham dapat mengeluarkan wewenang dan instruksi mereka kepada para wakil Deutsche Bank melalui internet.
Management Board
Dewan Manajemen
The Management Board is responsible for managing the company and exercises control over Deutsche Bank Group companies. It ensures compliance with all provisions of law and company internal policies. The members of the Management Board together with the heads of Deutsche Bank‟s core businesses who are not members of the Management Board, as well as the head of the Americas Region, form the Group Executive Committee ( GEC ). This committee analyzes the development of the business divisions, discusses matters of Group strategy and prepares recommendations for decisions taken by the Management Board.
Dewan Manajemen bertanggung-jawab untuk mengelola perusahaan dan melaksankan pengawan atas perusahaan dalam Grup Deutsche Bank. Dewan ini memastikan kepatuhan pada semua ketentuan undangundang dan kebijakan intern perusahaan. Para anggota Dewan Manajemen bersama dengan pimpian bisnis inti Deutsche Bank yang bukan anggota Dewan Manajemen, serta pimpinan Wilayah Amerika, membentuk Group Executive Committee ( GEC ). Komite ini menganalisa perkembangan divisi bisnis, mendiskusikan masalah mengenai strategi Grup dan membuat rekomendasi atas keputusan yang diambil oleh Dewan Manajemen.
Supervisory Board
Dewan Pengawas
The Supervisory Board oversees and advises the Management Board in its management of the business. It appoints the members of the Management Board, and together with the Management Board, draws up its long-term
Dewan Pengawas mengawasi dan memberikan nasihat kepada Dewan Manajemen dalam pengelolaan bisnis. Dewan ini mengangkat para anggota Dewan Manajemen, dan bersama dengan Dewan Manajemen, menyusun
14
succession plans. Major decisions affecting the bank require Supervisory Board approval. The Supervisory Board specifies the information and reporting duties of the Management Board. In addition to the Mediation Committee, which is to be formed as a legal requirement, the Supervisory Board has established a Chairman‟s Committee, Audit Committee, Risk Committee and Nomination Committee.
rencana penggantian jangka panjang. Keputusan besar yang mempengaruhi bank memerlukan persetujuan Dewan Pengawas. Dewan Pengawasa menentukan informasi dan tugas pelaporan Dewan Manajemen. Selain dari Komite Mediasi, yang dibentuk sebagai persyaratan wajib, Dewan Pengawas juga telah membentuk Komite Ketua, Komite Audit, Komite Risiko dan Komite Nominasi.
Performance-Related Compensation
Kompensasi yang Berkaitan dengan Kinerja
The compensation of the Management Board members is aligned, primarily, to the bank‟s actual financial performance, the ratio between our total shareholder return and the corresponding average figure for a selected group of peer companies on a two-year comparison, segmental results in some cases, as well as the Board Member‟s individual performance. The largest part of the variable compensation components is awarded on a deferred basis, is subject to clawback and determined to a reasonable extent by the sustained performance of Deutsche Bank, thereby taking account of both negative and positive developments.
Kompensasi para anggota Dewan Manajemen diselaraskan, khususnya pada kinerja keuangan bank yang sebenarnya, rasio antara pendapatan total pemegang saham dan angka rata-rata yang terkait untuk grup tertentu perusahaan peer dalam perbandingan dua tahun, hasil segmentasi dalam beberapa kasus, serta kinerja individu Anggota Dewan. Sebagian besar kompensasi variabel diberikan berdasarkan tangguhan, yang diatur oleh clawback dan ditentukan sepantasnya oleh kinerja bertahan Deutsche Bank, dengan demikian mempertimbangkan perkembangan yang negatif maupun positif.
Members of the Supervisory Board receive compensation that comprises a fixed component and a variable component based on the company‟s long-term performance, as well as a dividend-related bonus. The chairs and members of the Supervisory Board‟s Committees, and the chair and deputy chair of the Supervisory Board, receive additional compensation. In addition, the members of the Supervisory Board are awarded meeting fees and are also covered by a directors‟ and officers‟ liability insurance policy (D & O) taken out by Deutsche Bank.
Para anggota Dewan Pengawas menerima kompensasi yang terdiri dari komponen tetap dan komponen variabel berdasarkan kinerja perusahaan jangka panjang, serta bonus terkait dengan dividen. Ketua dan para anggota Komite Dewan Pengawas serta ketua dan wakil ketua Dewan Pengawas memerima kompensasi tambahan. Selain itu, para anggota Dewan Pengawas diberikan uang rapat dan juga memperoleh polis asuransi tanggung-jawab direktur dan pejabat yang ditutup oleh Deutsche Bank.
The compensation of each member of the Management Board and the Supervisory Board, as well as the structure of our remuneration system, are published in the Compensation Report.
Kompensasi setiap anggota Dewan Manajemen dan Dewan Pengawas, serta struktur sistem remunerasi kami diumumkan dalam Laporan Kompensasi.
Financial Reporting in Compliance with International Standards Shareholders and the public are regularly kept up to date, above all, through the Annual Report including the Consolidated Financial Statements, as well as the Interim Reports. Deutsche Bank Group‟s reporting is in accordance with International Financial Reporting Standards (IFRS). This provides for a high degree of transparency and facilitates comparability with our international peers.
Pelaporan Keuangan sesuai dengan Standar Internasional Para pemegang saham dan masyarakat umum secara berkala dikinikan, terutama, melalui Laporan Tahunan termasuk Laporan Keuangan Konsolidasi, serta Laporan Interim. Pelaporan Grup Deutsche Bank sesuai dengan Standar Pelaporan Keuangan Internasional (International Financial Reporting Standards/ IFRS ). Hal ini memberikan tingkat transparansi yang tinggi dan memfasilitasi perbandingan dengan peer internasional kami.
Declaration of Conformity
Deklarasi Kesesuaian
On January 5, 2010, the Management Board and the Supervisory Board amended the annual Declaration of Conformity in accordance with § 161 of the German Stock Corporation Act. This was carried out beause the directors‟ and officers‟ liability insurance policy ( D & O ) now also has a deductible for the members of the Supervisory Board. As a result, Deutsche Bank now complies without exception with the recommendations of the Government Commission‟s German Corporate Governance Code.
Pada tanggal 5 Januari 2010, Dewan Manajemen dan Dewan Pengawas merubah Pernyataan Kesesuaian tahunan sesuai dengan pasarl 161 Undang-Undang Korporasi Saham Jerman. Hal ini dilakukan karena polis asuransi kewajiban direktur dan para pejabat sekarang juga mempunyai deductible bagi para anggota Dewan Pengawas. Sebagai akibatnya, Deutsche Bank sekarang mematuhi tanpa pengecualian dengan rekomendasi Komisi Pemerintah German Corporate Governance Code.
15
Our complete Corporate Governance Report and the annual corporate governance statement for 2009 respectively are available on the Internet at www.deutsche-bank.com / corporate-governance, together with other documents on Deutsche Bank‟s corporate governance, such as the terms of reference for the Management Board, the Supervisory Board and its committees.
Laporan Tata Kelola Perusahaan kami yang lengkap dan laporan tata kelola perusahaan tahunan untuk tahun 2009 masing-masing tersedia dalam Internet pada www.deutsche-bank.com / corporate-governance, bersama dengan dokumen lain mengenai tata kelola Deutsche Bank, seperti ketentuan bagi Dewan Manajemen dan Dewan Pengawas serta para komitenya.
We continuously check our corporate governance in light of new events, statutory requirements and developments in domestic and international standards, and make the appropriate adjustments.
Kami terus menerus mengecek tata kelola perusahaan kami sehubungan dengan kejadian baru, persyaratan peraturan dan perkembangan dalam standar domestik dan internasional, dan melakukan perubahan yang sesuai.
16
E. Added Value for our Stakeholders
E. Nilai Tambah bagi para Stakeholder kami
Shareholders /
Clients /
Para Pemegang Saham
Para Nasabah
Staff /
Society /
Karyawan
Masyarakat
With courage and passion for the benefit of our shareholders, customers, staff and the community
Dengan keberanian dan semangat untuk memberikan manfaat kepada para pemegang saham, karyawan kami serta masyarakat
In 2009, Deutsche Bank demonstrated its strength in the face of the worst financial crisis for decades. Our shareholders, our clients, our people, and the communities in which we operate all benefited from this. However, the economic environment is still fragile, and a number of challenges still lie ahead.
Dalam tahun 2009, Deutsche Bank membuktikan kekuatannya dalam keadaan krisis keuangan terburuk selama decade. Para pemegang saham, klien dan karyawan kami, masyarakat di mana kami beroperasi semua memperoleh manfaat dari hal ini. Namun, lingkungan ekonomi masih tetap rapuh dan sejumlah tantangan masih tetap harus dihadapi.
Shareholders
Para Pemegang Saham
The declines in value sustained by our owners in the immediate aftermath of the crisis have been significantly recouped thanks to a strong recovery in profitability and share price in 2009. We are consolidating the competitive advantage gained over our competitors by continuing to focus on cost-efficiency and by concentrating on products that are aligned to the needs of our customers. Our business model aims to deliver sustainable success; a strong capital base, and extensive risk management, which safeguards our shareholders‟ assets and our company‟s reputation, are essential elements of this model.
Penurunan nilai yang diperoleh oleh para pemilik kami dalam jangka waktu segera setelah krisis telah membaik kembali secara signifikan, terima kasih pada pemulihan kuat dalam laba dan harga saham dalam tahun 2009. Kami mengkonsolidasikan manfaat persaingan yang diperoleh melebihi para pesaing kami dengan terus berfokus pada efisiensi biaya dan dengan berkonsentrasi pada produk yang diselaraskan dengan kebutuhan para nasabah kami. Tujuan model bisnis kami untuk mencapai keberhasilan yang bertahan, dasar modal yang kuat dan pengelolaan risiko yang besifat ekstensif, yang menjaga aset para pemegang saham kami dan reputasi perusahaan kami merupakan unsur penting model ini.
Customers
Nasabah
In a difficult environment, we act as a reliable partner to our customers, and we have proved our ability to provide constructive solutions which are tailored to their individual financial position. More than ever, we seek personal dialogue with our customers and recognise their desire for transparent banking products that are easy to understand. Our customers benefit directly from the experience we have gained in dealing with the recent crisis. Trust, expert advice and the ability not only to understand our customers‟ needs but also to meet them with first-class solutions benefits both parties: our customers‟ success is the essential basis of our own success.
Dalam lingkungan yang sulit, kami bertindak sebagai mitra yang dapat diandalkan bagi para nasabah kami, dan kami menyediakan kembampuan kami untuk memberikan solusi yang membangun yang disusun khusus bagi posisi keuangan individu mereka. Lebih dari sebelumnya, kami melakukan dialog pribadi dengan para nasabah kami dan mengetahui keinginan mereka mengenai produk perbankan yang transparan yang mudah dimengerti. Para nasabah kami memperoleh manfaat langsung dari pengalaman yang kami peroleh dalam menangani krisis yang baru terjadi. Kepercayaan, nasihat ahli dan kemampuan bukan hanya untuk mengerti kebutuhan para nasabah kami tetapi juga memberikan kepada mereka solusi kelas satu memberikan manfaat kepada kedua belah pihak: keberhasilan para nasabah kami merupakan dasar yang penting bagi keberhasilan kami.
Staff
Karyawan
If we have emerged stronger from the crisis, it is first and foremost thanks to our highly competent staff, with their skill,
Apabila kami telah muncul lebih kuat setelah krisis, terima kasih kami terutama pada para karyawan kami
17
their commitment and their performance culture. The diversity of our staff helps us to understand better and faster not only our diverse customer base, but also the risks and trends of the globalized world. We are particularly focused on eliminating outdated stereotypes in order to ensure equal opportunities in the workplace.
yang berkompetensi tinggi, dengan keahlian mereka, komitmen mereka dan budaya kinerja mereka. Staf kami yang beragam membantu kami untuk mengerti lebih baik dan lebih cepat bukan hanya nasabah kami yang beragam, tetapi juga risiko dan kecenderungan dunia yang mengglobal. Khususnya kami berfokus untuk menghapus stereotype kuno untuk memastikan kesempatan yang sama di tempat kerja.
Community
Masyarakat
We see ourselves as part of society and, in return, we respect its perception of us. It is thus in our own interest to take our social responsibility very seriously and to contribute to tackling social problems. This goes far beyond our role as employer and taxpayer, and traditional engagement for social and cultural issues. It also means taking concrete measures and making our voice heard on the threats to climate change or possible solutions for the financial crisis.
Kami melihat diri kami sendiri sebagai bagian dari masyarakat, sebaliknya, kami menghargai persepsi masyarakat mengenai kami. Sehingga untuk kepentingan kami sendiri kami mempunyai tanggungjawab sosial yang serious dan memberikan kontribusi untuk menangani masalah sosial. Hal ini jauh melebihi peran kami sebagai pemberi kerja dan pembayar pajak, dan penanganan tradisional masalah sosial dan budaya. Hal ini juga berarti mengambil tindakan nyata dan membuat suara kami didengar mengenai ancaman perubahan cuaca dan solusi yang mungkin dilakukan atas krisis keuangan.
18
Shareholders
Para Pemegang Saham
A dividend even in the difficult market environment
Dividen meskipun dalam keadaan pasar yang sulit
Structural Data / Struktural Data
2009
2008
2007
Number of shareholders / Jumlah pemegang saham Shareholders by type In % of 1 share capital / Pemegang saham Grup dalam 1 % modal saham
Institutional (including banks) / Institusi (termasuk bank) Private / Perorangan
74
71
86
26
29
14
Regional breakdown In % of 1 share capital
Germany / Jerman
46
55
45
European Union (excluding Germany) / Uni Eropa (diluar Jerman) Switzerland / Swiss U.S.A / Amerika Serikat Other / Lain-lain
31
25
31
6
7
9
16
11
13
1
2
2
2009
2008
2007
(79.4)%
(66.8)%
(8.6)%
7.6
9.1
6.1
3
0.50
4.50
Menurut Wilayah 1 modal saham
dalam
%
586.295
Key Figures / Angka-Angka Kunci 2
Change in total return of Deutsche Bank Share / Perubahan pendapatan dari saham Deutsche Bank Average daily trading volume (in million share)
581.938
360.785
2
Rata-rata volume perdagangan harian (dalam jutaan saham) Dividend per share for the financial year (in Euro)
0.75
Deviden per saham untuk tahun buku (dalam Euro)
Special Projects / Proyek Khusus Capital Increase/
Tambahan modal
Capital increase in kind in March of 50 million shares in connection with the acquisition of a minority stake in Deutsche Postbank AG/ Tambahan modal di bulan Maret sebesar 50 juta saham sehubungan dengan akuisisi saham minoritas di Deutsche Postbank AG.
Investor Surveys
Regular analyses of institutional investors‟ perception of Deutsche Bank to gauge the Deutsche Bank share‟s attractiveness as an investment /
Survei Investor
Analisa berkala mengenai persepsi investor institusi atas Deutsche bank untuk mengetahui apakah saham Deutsche Bank merupakan investasi yang menarik.
Request to shareholders
In conjunction with a price draw, we asked Shareholders for their permission to send them all AGM documents by electronic media /
Permintaan kepada pemegang saham
Berkaitan dengan kompetisi berhadiah, kami meminta ijin pada para pemegang saham untuk mengirimkan kepada mereka dokumen Rapat Umum Tahunan melalui media elektronik.
19
1 2 3 4
20
Investor Day
Investor meetings with members of the Management Board and the Group Executive Committee in December to discuss the new phase of Deutsche Bank‟s management agenda/
Hari Investor
Investor bertemu dengan anggota dewan manajemen dan grup komite executive di bulan Desember untuk membicarakan tahapan baru tentang agenda manajemen Deutsche Bank.
Figures rounded / Angka sesudah pembulatan Share price based on Xetra / Harga saham berdasarkan Xetra Orderbook Statistics Proposal for Annual General Meeting on May 26, 2009 / Diusulkan dalam Rapat Umum Tahunan pada 26 May 2009
Clients
Para Nasabah
Strong client relationships: more important than ever
Hubungan yang erat dengan nasabah: sangat penting saat ini
Struktural Data /
2009
2008
2007
55,100
53,100
56.900
14.600.000
14.600.000
13.800.000
4.150.000
3.410.000
2.926.000
2.300
2.300
2.400
78,000
92.000
90,000
2009
2008
2007
Euromoney Poll of Polls ranking /
-
2
1
Euromoney Poll of Polls ranking Euromoney Primary Debt Poll, ranking /
3
1
2
1
1
1
15
21
31
2
3
-
-
2 -
2 1 1
1
1
-
Struktural Data Number of clients (rounded) / Jumlah Nasabah (dibulatkan) Corporate and Investment Bank Corporate dan Investment Bank Private Clients and Private & Bisnis Client Asset Management Asset & Wealth Management / / Private Clients dan Nasabah Perorangan & Bisnis Asset Management Asset and Wealth Management 1 Retail Asset Management (Jerman, Luxemburg) / 1 Retail Asset Management (Jerman, Luxemburg) Institutional Asset Management / Institutional Asset Management 2 Private Wealth Management / 2 Private Wealth Management
Key Figures / Angka Angka Kunci Corporate and Investment Bank Corporate dan Investment Bank
Euromoney Primary Debt Poll, ranking Euromoney FX Poll, ranking / Euromoney FX Poll, ranking Euromoney Awards for Excellence, jumlah Penghargaan yang dimenangkan / Euromoney Awards for Excellence, jumlah Penghargaan yang dimenangkan Risk Awards /
Private Clients dan Asset Management /
Risk Awards 3 Fund Awards for DWS Investasi as a gourp winner /
Private Clients dan Asset Management
Fund Awards untuk Investasi DWS sebagai pemenang grup
3
Jerman / Jerman Austria / Austria Swiss / Swiss Deutsche Insurance Management
Asset
Best Global Manager
Asset
Insurance
21
Special Projects / Proyek Khusus Corporate and Investment Bank /
Deutsche Bank forms joint venture with Shanxi Securities Co. in the securities business in China.
Corporate dan Investment Bank
Deutsche Bank membentuk perusahaan patungan dengan Shanxi Securities dalam bisnis sekuritas di China. Fidelity offers retail investors access to Deutsche Bank‟s initial public offerings and follow-on issues. Selalu menawarkan akses ritel kepada investor untuk penawaran awal publik Deutsche Bank dan tindak-isu. Global Transaction Banking opens offices in Kiev, Ukraine and Tianjin, China. Global Transaction Banking membuka kantor baru di Kiev, Ukraina dan Tianjin China. Acquisition of Dresdner Bank AG‟s Global Agency Securities Lending business.
Private Clients and Asset Management / Nasabah Private dan Aset Manajemen
Akuisisi Dresdner Bank Global Agency Securities . Private Wealth Management opens office in St. Moritz, Switzerland. Pembukaan kantor Private Wealth Manajemen di St. Moritz Switzerland. Start of cooperation with Deutsche Postbank AG. Dimulainya kerjasama dengan Deutsche Postbank AG In New York, launch of the world‟s first real-time carbon counter that displays greenhouse gases in the atmosphere. / Di New York, diluncurkannya pertama kali di dunia real-time carbon yang memperlihatkan gas rumah kaca di atmosfer.
1. 2. 3. 4. 5. 6.
22
Number of accounts. / Jumlah rekening Number of relationships excluding Private Clients Services (U.S.A) / Jumlah hubungan diluar Private Client Service (Amerika) Decline due to change in counting / Penurunan karena perubahan perhitungan 2009 not conducted / 2009 tidak ada By Morningstar and Lipper, 2007: Standard & Poor‟s / Oleh Morningstar dan Lipper, 2007 By Reactions Magazine / Oleh majalah Reactions
Staff
Para Karyawan
A solid employer during turbulent times
Pemberi kerja yang kuat selama masa bergejolak
Structural Data /
2009
2008
2007
77.053
80.456
72.291
39,8%
40,2%
39,3%
18,4%
18,7%
21,1%
41,8%
41,1%
39,0%
35,5%
34,7%
35,5%
28,6%
28,7%
28,1%
14,5%
15,3%
17,2%
21,4%
21,3%
19,2%
63,5%
64,0%
64,4%
19,1%
17,3%
17,4%
17,4%
18,7%
18,2%
8,4%
9,9%
10.0%
35,0%
35,5%
35,2%
32,2%
31,7%
32,3%
19,0%
17,9%
17,9%
5,4%
5,0%
4,6%
2009
2008
2007
77
74
71
4.8%
7.3%
8.4%
Karyawan mengundurkan diri karena bekerja di tempat lain Training (expenses in € million)
86
114
115
Pelatihan tingkat atas (biaya per karyawan dalam EUR) Apprenticeship programs (expenses in € milion)
41
41
41
Data Struktural 1 Staff (full time equivalents) / 1 Karyawan (kerja penuh waktu atau yang setara) Divisions/ Private Clients and Asset Management / Private Clients and Asset Management 2/ Divisi Corporate and Investment Bank 2 Korporasi dan Investment Bank Infrastructure/Regional Management / Infra struktur/Regional Manajemen Germany / Jerman Regions / Europe (excluding Germany), Middle East and Africa / Wilayah Eropa (selain Jerman), Timur Tengah dan Afrika Americas / Amerika Asia/Pasific / Asia/Pasifik 3 Qualifications / University degree / Berijasah Universitas 3 Kualifikasi High school certificate / Berijasah Sekolah Menengah Atas Other school degrees / Ijasah sekolah lainnya 3 Age / Up to 24 years / Sampai 24 tahun 3 Usia 25-34 years 25-34 tahun 35-44 years 35-44 tahun 45-54 years 45-54 tahun Over 54 years Diatas 54 tahun
Key Figures Angka-angka Kunci Employee Commitment Index Indeks Komitmen Karyawan Employee leaving the bank for new job
Program Magang (biaya dalam juta EUR)
23
Special Projects Proyek Khusus ATLAS program “Accomplished Top Leaders Advancement Strategy” Program ATLAS “Accomplished Top Leaders Advancement Strategy
Inisiatif Grup Komite Eksekutif di bawah perlindungan Josef Ackermann, yang bertujuan untuk meningkatkan jumlah wanita yang berhak untuk posisi paling senior di
db worldwide cover /
perusahaan. Worldwide coverage 24 hours a day for business trips abroad with regard to medical and security services /
Perlindungan DB seluruh dunia
Cakupan seluruh dunia selama 24 jam sehari untuk perjalanan bisnis ke luar negeri berkaitan dengan pelayanan kesehatan dan keamanan .
1.
2. 3. 4.
24
Initiative of Group Executive Committee under the patronage of Josef Ackermann, which aims to increase the pool of women eligible for the most senior positions in the firm. /
Staff (full time equivalent) = total headcount adjusted proportionately for part-time staf, excluding apprentices and interms. / Karyawan (bekerja penuh waktu) = total headcount disesuaikan dengan karyawan paruh waktu, selain peserta magang dan intern Including Corporate Investment. / Termasuk Corporate Investment Number of staff (headcount) / Jumlah staf (headcount) Basis of calculation adjusted / Dasar perhitungan yang disesuaikan
Society
Masyarakat
Building social capital
Membangun modal sosial
Structural Data / Data Struktural
2009
2008
2007
72
72
76
2009
2008
2007
74,8
75,9
86,2
9,5
8,8
10,0
4,7
4,3
5,0
3,7
3,7
2,6
Deutsche Bank Asia Foundation Spending by endowed Deutsche Bank foundations /
6,3
6,4
6,6
Pengeluaran dengan sumbangan yayasan Deutsche Bank Deutsche Bank Foundation /
4,9
5,0
5,4
1,4
1,4
1,2
81,1
82,3
92,8
Number of countries in which Deutsche Bank operates (Including offshore sites) / Jumlah negara tempat Deutsche Bank beroperasi (termasuk di luar negeri)
Key Figures (in € milion) / Angka-angka kunci (dalam juta EUR) 1
Spending by Deutsche Bank for social responsibility activities / 1 Pengeluaran Deutsche Bank untuk aktivitas tanggungjawab sosial Thereof / Terdiri dari : Deutsche Bank Americas Foundation / Deutsche Bank Americas Foundation Deutsche Bank Corporate Responsibility UK / Deutsche Bank Corporate Responsibility UK Deutsche Bank Asia Foundation /
Social
Social
Yayasan Deutsche Bank Other Foundatios / Yayasan Lain Total
Special Projects Proyek Khusus Solar energy
Participation as one of 13 partners in DII GmbH, which drives the realization of the innovative “Desertec” solar energy project
Energi Surya
Promoting education
Partisipasi sebagai salah satu dari 13 mitra di DII GmbH, yang mendorong realisasi proyek inovatif “Desertec" energi surya Expansion of the “Financial Literacy” program in Germany ( 1,000 new instructors ).
Promosi Pendidikan
Perluasan program "Mengerti Keuangan di Jerman (1.000 instruktur baru).
Microfinance fund
Placement of FINCA Microfinance Fund B.V., the first-ever single microfinance subordinated debt deal ( U.S. $ 21.2 million ).
Dana keuangan mikro Penempatan Dana Keuangan Mikro di FINCA BV, keuangan mikro pertama kali tunggal utang subordinasi (US $ 21.2 juta).
25
Concert in Internet Konser di Internet Theatre project
Support of the Berliner Philharmoniker‟s innovative “Digital Concert Hall” .
.
Dukungan dari Berliner Philharmoniker yang inovatif "Digital Concert Hall" Playing Shakespeare with Deutsche Bank: in-school workshops, learning materials and 10,000 free tickets for students.
Proyek Teater Bermain Shakespeare dengan Deutsche Bank: workshop di sekolah, materi pembelajaran dan 10.000 tiket gratis bagi siswa.
26
DEUTSCHE BANK AG INDONESIA
27
A. General information
A. Informasi Umum
1. OWNERSHIP AND MANAGEMENT
1. KEPEMILIKAN DAN MANAJEMEN
Deutsche Bank AG – Indonesian Branches (the “Bank”) is an unincorporated branch of Deutsche Bank AG, headquartered in Frankfurt, Germany. Established by approval of Minister of Finance with its letter No. D.15.6. 2.30 dated 18 March 1969, the Bank is located at Deutsche Bank Building, Jl. Imam Bonjol 80 in Jakarta. It operations comprised of Jakarta and Surabaya branch offices. The legal status of Deutsche AG – Surabaya Branch is that of a sub-branch of Deutsche Bank AG – Jakarta Branch.
Cabang-cabang Deutsche Bank AG – Indonesia (“Bank”) adalah cabang Deutsche Bank AG, yang berkantor pusat di Frankfurt, Jerman. Didirikan berdasarkan persetujuan Menteri Keuangan dengan surat No. D.15.6. 2.30 tanggal 18 Maret 1969. Bank berlokasi di Gedung Deutsche Bank, Jl. Imam Bonjol 80, Jakarta. Operasional bank terdiri dari kantor cabang Jakarta dan Surabaya. Status hukum Deutsche Bank AG – Cabang Surabaya Branch adalah cabang pembantu Deutsche Bank AG – Cabang.
As an unincorporated branch of Deutsche Bank AG, the Bank in Indonesia is ultimately part of the Deutsche Bank Group, which has employees in 72 countries throughout the world.
Sebagai cabang Deutsche Bank AG, Bank di Indonesia merupakan bagian dari Grup Deutsche Bank, yang memiliki karyawan di 72 negara di seluruh dunia.
Local management executives for the Bank in Indonesia include:
Eksekutif manajemen lokal Bank termasuk:
Suresh Lilaram Narang - Chief Country Officer, Indonesia and Head of Global Markets, Indonesia With a banking career spanning more than 30 years, Suresh was appointed Chief Country Officer in September 2001, and is responsible for the overall management of the local Indonesian franchise. Suresh is also Head of the Global Markets business and Treasury.
Suresh Lilaram Narang - Chief Country Officer Indonesia and Head of Global Markets, Indonesia Dengan karir di bidang perbankan selama lebih dari 30 tahun, Suresh diangkat sebagai Chief Country Officer sejak September 2001, dan bertanggungjawab atas manajemen keseluruhan dari kantor-kantor di Indonesia. Suresh juga pimpinan bisnis Global Markets dan treasury.
Ashok Kumar - Chief Operating Officer Indonesia Ashok began his banking career in 1979 when he joined State Bank of India. Nine years later he joined Deutsche Bank, in various roles in India, Singapore and the United Kingdom before being appointed Chief Operating Officer, Indonesia in mid-2008.
Ashok Kumar - Chief Operating Officer Indonesia Ashok Kumar mengawali karir perbankannya pada Institusi Keuangan tahun 1979 ketika beliau bergabung dengan State Bank of India (SBI) di India. Sembilan tahun kemudian beliau bergabung dengan Deutsche Bank AG (DB) dalam berbagai kapasitas di India, Singapura dan Inggris sebelum diangkat Chief Operating Officer Indonesia, pertengahan tahun 2008.
Benjamin Sales - Head of Finance Indonesia Having joined Deutsche Bank in 2004, Benjamin was appointed Head of Finance, Indonesia in September 2007, having held the same position for Deutsche Bank‟s Manila branch for 3 years. With more than 20 years industry experience, Benjamin commenced his career with the Philippine Deposit Insurance Corporation.
Benjamin Sales - Head of Finance Indonesia Bergabung dengan Deutsche Bank tahun 2004, Benjamin diangkat sebagai Pimpinan Bagian Keuangan, Indonesia bulan September 2007, setelah memegang posisi yang sama di Deutsche Bank cabang Manila selama 3 tahun. Dengan lebih dari 20 tahun pengalaman industri, Benjamin memulai karirnya pada Philippine Deposit Insurance Corporation.
Volker Roland Bromund - Head of Global Banking Coverage Division Indonesia Volker was appointed Head of Global Banking Coverage, Indonesia in 2004. With a career spanning more than 17 years at Deutsche Bank, Volker has worked for the Bank in various positions in Nuremberg, Esslingen, Kirchheim, Malaysia, Indonesia and Hong Kong prior to his current role.
Volker Roland Bromund - Head of Global Banking Coverage Division Indonesia Volker diangkat sebagai Pimpinan Global Banking Coverage, Indonesia dalam tahun 2004. Dengan karir lebih dari 17 tahun di Deutsche Bank, Volker telah bekerja bagi Bank dalam berbagai posisi di Nuremberg, Esslingen, Kirchheim, Malaysia, Indonesia dan Hong Kong sebelum beliau memegang posisi sekarang.
28
di Indonesia
Dewi Yahya - Head of Private Wealth Management Having worked for Deutsche Bank since 1991, Dewi was appointed to her current role as Head of Private Wealth Management in April 2008. Prior to this, Dewi was a Senior Relationship Manager overseeing major key client relationships and has broad experience within Deutsche Bank in areas including Operations, Customer Service and Private Banking
Dewi Yahya - Head of Private Wealth Management Setelah bekerja untuk Deutsche Bank sejak tahun 1991, Dewi diangkat menjadi Pimpinan Private Wealth Management, posisinya yang sekarang, bulan April 2008. Sebelum menjabat posisi ini, Dewi adalah Senior Relationship Manager membawahi hubungan dengan nasabah utama yang besar di Deutsche Bank di berbagai bidang termasuk Operasional, Layanan Nasabah dan Private Banking.
Migi R. Byaktika – Country Compliance Officer Migi joined Deutsche Bank in February 2007. Migi was appointed as Compliance Director in June 2007 and became member of local management executives in September 2008. Prior to joining Deutsche Bank, Migi worked for PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia.
Migi R. Byaktika – Country Compliance Officer Migi bergabung dengan Deutsche Bank pada Februari 2007. Migi diangkat sebagai Direktur Kepatuhan pada bulan Juni 2007 dan menjadi anggota eksekutif manajemen lokal pada bulan September 2008. Sebelum bergabung dengan Deutsche Bank, Migi bekerja di PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia.
29
2. MANAGEMENT STRATEGY AND POLICY
2. STRATEGI DAN KEBIJAKAN MANAJEMEN
Deutsche Bank is a leading global investment bank with a strong and profitable private clients franchise. A leader in Germany and Europe, the bank is continuously growing in North America, Asia and key emerging markets. With 77.053 employees in 72 countries, Deutsche Bank offers unparalleled financial services throughout the world. The bank competes to be the leading global provider of financial solutions for demanding clients creating exceptional value for its shareholders and people.
Deutsche Bank adalah investment bank global terkemuka dengan waralaba nasabah individu yang kuat dan menghasilkan laba. Sebagai pemimpin di Jerman dan Eropa, bank terus berkembang di Amerika Utara, Asia dan pasar berkembang utama lainnya. Dengan 77.053 karyawan di 72 negara, Deutsche Bank menawarkan layanan keuangan yang tidak tertandingi di dunia. Bank berkompetisi untuk menjadi penyedia solusi keuangan global terkemua bagi nasabah yang penuh tuntutan dan menciptakan nilai yang sangat tinggi bagi para pemegang saham dan masyarakat.
In Indonesia, Deutsche Bank continues to focus on its core businesses in both the Corporate and Investment Bank and Private Clients and Asset Management divisions. These include Global Markets, Global Banking and Transaction Banking, Private Wealth Management as well as Private & Business Clients.
Di Indonesia, Deutsche Bank terus berfokus pada bisnis inti baik di divisi Corporate dan Investment Bank serta Aset Manajemen. Termasuk Global Markets, Global Banking dan Transaction Banking, Private Wealth Management serta Nasabah Individu & Bisnis.
30
3. BUSINESS DEVELOPMENT
3. PERKEMBANGAN BISNIS
Business Activities
Aktivitas Bisnis
Major business activities of the Indonesia Branch relate to the Global Markets, Global Transaction Banking and Private Banking business. The investment banking platform, in particular the Global Markets division, continues to be the main driver of franchise revenues, followed by Global Transaction Banking and Private Banking.
Aktivitas bisnis utama di Cabang Indonesia terkait dengan Global Markets, Global Transaction Banking dan bisnis Private Banking. Platform perbankan investasi, khususnya divisi Global Markets terus merupakan penghasil pendapatan waralaba utama, diikuti dengan Global Transaction Banking dan Private Banking.
Global Markets activities in Indonesia mainly involve sales, trading and structuring of a wide range of financial market products, including government securities and corporate bonds, over-the-counter (OTC) derivatives, foreign exchange, and money market instruments. The Bank aims to maintain its leading position in the fixed income market and help develop the local debt market, particularly in terms of a developing a credible yield curve to help extend duration in the debt market.
Aktivitas Global Markets di Indonesia terutama melibatkan penjualan, perdagangan dan strukturisasi rangkaian produk pasar keuangan yang luas, termasuk surat berharga pemerintah dan obligasi korporasi, derivatif over-the-counter (OTC), valuta asing dan instrumen pasar uang. Bank bertujuan untuk mempertahankan posisinya yang memimpin dalam pasar pendapatan tetap dan membantu mengembangkan pasar hutang lokal, khususnya dalam hal mengembangkan kurva imbal hasil yang dapat diandalkan untuk membantu memperpanjang durasi debt market.
Financial Performance
Kinerja keuangan
In the course of 2009, we saw a notable upturn in the financial markets in contrast to the unstable and challenging times of 2008. During the first quarter of 2009, a run over of the previous year‟s volatility persisted but was followed by a period of stabilization and then recovery towards the end of the year.
Selama tahun 2009, kami melihat kenaikan yang berarti dalam pasar keuangan dibandingkan dengan masa-masa yang tidak stabil dan menantang di tahun 2008. Selama kuartal pertama tahun 2009, pengulangan volatilitas tahun sebelumnya tetap bertahan tetapi diikuti dengan periode stabilisasi dan kemudian pemulihan menjelang akhir tahun.
Upon these conditions, the bank turned in revenues of IDR1,760 billion and a pre-tax profit of IDR949 billion, resulting to a Return on Equity (ROE) of 19%, and Return on Assets (ROA) of 5.7%, both of which compare favorably to local peers.
Berdasarkan keadaan ini, bank menghasilkan pendapatan sebesar Rp 1.760 miliar dan laba sebelum pajak sebesar Rp 949 miliar, yang mengakibatkan Return on Equity (ROE) sebesar 19%, dan Return on Asset (ROA) sebesar 5,7%, keduanya lebih baik daripada peer lokal.
Sales and Trading of financial instruments continue dominate the revenue source. Market positioning and insights, coupled with exceptional client service and teamwork were key to success. The Custody business positioned well for renewed local and foreign investment appetite, bringing in streams of fees towards the second half of the year. Commitment and excellent client services means the Bank continues to boast one of the largest domestic custodian business in the Indonesian market.
Penjualan dan Perdagangan instrumen keuangan terus mendominasi sumber pendapatan. Posisi di pasar dan insight, ditambah dengan layanan klien dan kerjasama tim yang sangat baik merupakan kunci keberhasilan. Bisnis Kustodian menempati posisi yang baik untuk appetite investasi lokal dan asing yang membaik, dengan demikian membawa pemasukan biaya menjelang tengah tahun kedua. Komitmen dan layanan klien yang sangat memuaskan berarti Bank terus membanggakan bisnis kustodian domestik terbesar di pasar Indonesia.
Throughout 2009, the Bank directed attention to maintaining balance sheet discipline and reduction of risk weighted assets. Responsible cost management continued to be a prevailing theme as well.
Sepanjang tahun 2009, Bank mengarahkan perhatiannya untuk menjaga disiplin neraca dan pengurangan aset tertimbang menurut risiko. Pengelolaan biaya yang bertanggung-jawab juga terus merupakan tema yang berlanjut.
31
As a result, the Bank was able to generate returns for lesser risks taken. Thus, capital adequacy remained at very high levels with CAR averaging 40% during the year. This should act as a cushion against market uncertainties in the future.
Sebagai akibatnya, Bank mampu menghasilkan pendapatan dengan mengambil risiko lebih sedikit. Dengan demikian, kecukupan modal tetap pada tingkat yang sangat tinggi dengan CAR sekitar 40% selama tahun tersebut. Hal ini dapat menjadi bantalan terhadap ketidak-pastian pasar di masa mendatang.
Social responsibility
Tanggungjawab Sosial Korporasi
At Deutsche Bank we view Corporate Social (CSR) responsibility as an investment in society, anchored on the principle of 'Building Social Capital'. The bank's global and regional CSR committment is underpinned by five core pillars: Social Investments; Education; Corporate Volunteering; Art and Music; and Sustainability.
Di Deutsche Bank kami melihat tanggung-jawab Sosial Korporasi (CSR) sebagai investasi dalam masyarakat, yang berlabuh pada prinsip „Membangun Modal Sosial‟. Komitmen CSR global dan regional bank berpondasi pada lima tiang utama: Investasi Sosial; Pendidikan; Pekerjaan Sukarela Korporasi; Seni dan Musik; serta Keberlangsungan.
In Asia, our efforts our directed through the Deutsche Bank Asia Foundation, now in its seventh year. Working in partnership with non--government organisations (NGOs) local foundations and in concert with community leaders as well as governments and expert project facilitators, DBAF aims to identify community issues of greatest needs which require funding.
Di Asia, usaha kami diarahkan melalui Deutsche Bank Asia Foundation, sekarang dalam tahun yang ketujuh. Bekerja bersama dengan organisasi yayasan lokal non-pemerintah (NGO) dan bersama dengan para pemimpin masyarakat serta para fasilitator pemerintah dan proyek ahli, DBAF bertujuan untuk mengidentifikasikan masalah masyarakat yang paling membutuhkan pendanaan.
In Indonesia, DBAF and Sampoerna Foundation launched launched Lombok's first professional teacher development programme on 27th May 2009. This 15 month programme aims to provide professional teacher training in the district of West Lombok in Nusa Tenggara Barat. More than 300 teachers and principles from 32 schools in West Lombok are expected to benefit from this initiative.
Di Indonesia, DBAF dan Yayasan Sampoerna meluncurkan program pengembangan guru profesional pertama di Lombok pada tanggal 27 Mei 2009. Program 15 bulan ini bertujuan untuk memberikan pelatihan bagi guru profesional di wilayah Lombok Barat di Nusa Tenggara Barat. Lebih dari 200 orang guru dan kepala sekolah dari 32 sekolah di Lombok Barat diharapkan memperoleh manfaat dari inisiatif ini.
A sum of USD50 thousand was also committed to the reconstruction of a school damaged in the 2009 earthquake in Padang. In addition, for yet another year, Deutsche Bank continued to provide financial support to Yayasan Kampus Diakonia Modern (KDM), in 2009. KDM works in partnership with the Indonesian Government, for the „Promotion of Improved Learning Opportunities for Street Children‟. Deutsche Bank intends to continue its support of KDM in 2010 as well.
Sejumlah USD 50 ribu juga diberikan untuk pembangunan kembali sekolah yang rusak dalam gempa bumi tahun 2009 di Padang. Selain itu, selama satu tahun lagi, Deutsche Bank meneruskan dukungan keuangan kepada Yayasan Kampus Diakonia Modern (KDM) dalam tahun 2009. KDM bekerja sama dengan Pemerintah Indonesia untuk „Promosi Kesempatan Belajar yang Meningkat bagi Anak Jalanan‟. Deutsche Bank bermaksud untuk melanjutkan dukungan kepada KDM juga di tahun 2010.
32
33
34
35
4. INFORMATION TECHNOLOGY
4. TEKNOLOGI INFORMASI
In the fast-changing world of Information Technology, there is increasing pressure on organizations to improve service levels and continuously offer quality products to clients, whilst simultaneously keeping costs low. Organisations strive continuously to achieve these goals through better management of their IT environment. Deutsche Bank recognises that while this dynamic environment creates challenges, it also provides opportunities to enhance market share to those organisations that can deliver greater client satisfaction. Therefore, Deutsche Bank strives to position itself appropriately, and deliver to its clients a full-service model that is robust, reliable, efficient, scalable, and at priced competitively.
Dalam dunia Teknologi Informasi yang bergerak cepat, terdapat tekanan yang meningkat terhadap organisasi untuk meningkatkan tingkat layanan dan terus menerus menawarkan produk yang berkualitas kepada para klien mereka, sementara pada saat yang sama menekan agar biaya tetap rendah. Organisasi-organisasi terus menerus mencoba untuk mencapai tujuan ini melalui pengelolaan lingkungan TI mereka dengan lebih baik. Deutsche Bank menyadari sementara lingkungan yang dinamis ini menciptakan tantangan, juga memberikan kesempatan untuk meningkatkan pangsa pasar bagi organisasi yang dapat memberikan kepuasan yang lebih kepada kliennya. Oleh karena itu, Deutsche Bank berusaha untuk memposisikan dirinya sebagaimana mestinya dan memberikan kepada para klienya model layanan lengkap yang kuat, dapat diandalkan, efisien, terukur dan pada harga yang bersaing.
The following are the some key aspects that are kept in mind when creating a sound IT environment:
Aspek di bawah ini merupakan beberapa aspek utama yang harus diingat ketika menciptakan lingkungan TI yang baik.
1.
Risk Management: Management of risk is paramount in all banking functions, and the IT environment is not an exception. Risks need to be recognised, mitigated and managed by putting in place specific policies that determine standards for technology selection, implementation and management. Control procedures are required to ensure that the rules and policies are adhered to. And regular audits follow to check compliance to the policies and procedures.
1.
Pengelolaan Risiko: Pengelolaan risiko sangat penting dalam semua fungsi perbankan, dan lingkungan IT bukan merupakan pengecualian. Risiko-risiko perlu dikenali, dimitigasi dan dikelola dengan menetapkan kebijakankebijakan tertentu yang menentukan standar bagi pemilihan, pelaksanaan dan pengelolaan teknologi. Diperlukan prosedur pengendalian untuk memastikan agar aturan dan kebijakan ditaati. Dan diikuti dengan audit berkala untuk mengecek kepatuhan pada kebijakan dan prosedur.
2.
Information Security: This is a key concern, not only of the banks themselves, but also of regulators. It is Deutsche Bank's policy to deal with confidential information in a manner that protects its clients, the Bank and its staff. Data integrity and confidentiality is secured through a variety of controls, including physical checks, robust password controls, restrictions on access to intranet, and more.
2.
Keamanan Informasi: Ini merupakan masalah utama, bukan hanya bagi bank sendiri, tetapi juga untuk regulator. Kebijakan Deutsche Bank adalah menangani informasi rahasia dengan cara yang melindungi para klien, Bank dan staf bank sendiri. Keaslian dan kerahasiaan data diamankan melalui berbagai pengendalian, termasuk pengecekan fisik, pengendalian password yang kuat, pembatasan akses pada intranet, dan lain-lain.
3.
State of Art Technology: Operating in a global environment makes it necessary to provide the state of art technology to clients.
3.
Teknologi State of Art : Beroperasi dalam lingkungan global mengharuskan bank untuk menyediakan teknologi state of art bagi para klienya.
Deutsche Bank is committed to providing the highest level services to its clients.
Deutsche Bank berkomitmen untuk menyediakan tingkat layanan tertinggi kepada para kliennya.
5. FUTURE SIGNIFICANT EVENTS
5. KEGIATAN PENTING DI MASA DEPAN
Deutsche Bank Indonesia expects to increase its product offerings to the market with the approval of Bank Indonesia. Apart from reviewing its traditional banking products, the bank will also consider issuance of structured products for which 'in-principle' approval is expected to be obtained by the first quarter of 2010. This would help enhance market share and grow business.
Deutsche Bank Indonesia berharap untuk meningkatkan penawaran produk ke pasar dengan persetujuan Bank Indonesia. Selain mengkaji ulang produk-produk perbankan tradisional, bank juga akan mempertimbangkan untuk menerbitkan produk terstruktur dimana 'prinsip' persetujuan diharapkan akan diperoleh pada kuartal pertama tahun 2010. Hal ini akan membantu 36
di dalam meningkatkan mengembangkan bisnis.
pangsa
pasar
dan
On the operational front, a new IT system will go live in time for the submission of the new reporting requirement under the "LBU 2008".
Selanjutnya dari sisi operasional, sistem TI yang baru akan dilaksanakan sesuai dengan waktunya untuk mengirimkan laporan yang diperlukan sesuai dengan “LBU 2008”.
6. BRANCH/NETWORKING
6. JARINGAN/KANTOR CABANG
In Indonesia, the Bank maintains two branch offices located one each in Jakarta and Surabaya. Given its current business model, these two are appropriate to conduct its business in 2010.
Di Indonesia, Bank memiliki dua kantor cabang yang masing-masing berlokasi di Jakarta dan Surabaya. Dengan model bisnis saat ini, kedua kantor cabang ini telah dapat memenuhi kebutuhan bisnis di tahun 2010.
B. Audited Financial Statements
B. Laporan Keuangan Yang Diaudit
DEUTSCHE BANK AG - CABANG INDONESIA
DEUTSCHE BANK AG - INDONESIAN BRANCHES
LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2009 DAN 2008
COMBINED FINANCIAL STATEMENTS YEARS ENDED 31 DECEMBER 2009 AND 2008
ISI
HAL/ PAGE
CONTENTS INDEPENDENT AUDITOR’S
LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN ---------------------------------------
1
NERACA GABUNGAN 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 ---------------
2-3
COMBINED BALANCE SHEETS --------------- 31 DECEMBER 2009 AND 2008
4
COMBINED STATEMENTS OF INCOME YEARS ENDED ---------------- 31 DECEMBER 2009 AND 2008
5
COMBINED STATEMENTS OF CHANGES IN HEAD OFFICE ACCOUNTS YEARS ENDED ---------------- 31 DECEMBER 2009 AND 2008
6-7
COMBINED STATEMENTS OF CASH FLOWS YEARS ENDED ---------------- 31 DECEMBER 2009 AND 2008
8 - 56
NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS YEARS ENDED ------------- 31 DECEMBER 2009 AND 2008
LAPORAN LABA RUGI GABUNGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 ---------------LAPORAN PERUBAHAN REKENING KANTOR PUSAT GABUNGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 ---------------LAPORAN ARUS KAS GABUNGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 ---------------CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 ----------------
----------------------------------------------------- REPORT
38
39
DEUTSCHE BANK AG - CABANG INDONESIA
DEUTSCHE BANK AG - INDONESIAN BRANCHES
NERACA GABUNGAN 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 (Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
COMBINED BALANCE SHEETS 31 DECEMBER 2009 AND 2008 (In millions of rupiah, unless otherwise specified)
Catatan/ Notes
2009
2008
ASET
ASSETS
Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada bank-bank lain Penyisihan penghapusan aset produktif Tagihan pada kantor cabang lain Penempatan pada bank-bank lain Penyisihan penghapusan aset produktif Efek-efek Penyisihan penghapusan aset produktif Tagihan derivatif Penyisihan penghapusan aset produktif Kredit yang diberikan Penyisihan penghapusan aset produktif Piutang pembiayaan konsumen Penyisihan penghapusan aset produktif Tagihan atas pinjaman yang dijaminkan Penyisihan penghapusan aset produktif Tagihan akseptasi Penyisihan penghapusan aset produktif Piutang bunga Beban dibayar dimuka Aset tetap, harga perolehan Akumulasi penyusutan Aset pajak tangguhan, bersih Aset lain-lain Penyisihan penghapusan aset non__produktif
2a 2a,3 2a,2c,4,26 2n,4 2c,20,26 2c,2f,5,26 2n,5 2c,2g,6,26 2n,6 2c,2h,7,20,26 2n,7 2i,2j,8 2n,8 2k 2n 2c,2l,9,26 2n,9 2m 2n 2c,2d,26 2o 2o 2p,18 2c,26 2n
JUMLAH ASET
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Gabungan, yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan keuangan gabungan.
40
27.330) 437.137) 643.568) (6.436) 64.278) 3.233.319) (26.937) 1.468.614) (4.592) 145.946) (1.459) 5.108.853) (300.241) 15.950) (13.607) 2.180.000) (21.800) 51.644) (507) 93.079) 78.963) 83.052) (60.834) 34.618) 215.340)
32.791) 538.962) 161.900) (1.619) 133.247) 3.545.044) (28.709) 2.485.029) (3.473) 586.473) (5.865) 7.055.206) (362.281) 119.483) (22.040) 2.180.000) (21.800) 390.529) (2.590) 175.627) 44.813) 81.261) (51.776) 62.259) 581.006)
(104)
(4.639)
13.445.174
17.668.838
Cash on hand Demand deposits at Bank Indonesia Demand deposits at other banks Allowance for uncollectible accounts Due from other branches Placements with other banks Allowance for uncollectible accounts Marketable securities Allowance for uncollectible accounts Derivative receivables Allowance for uncollectible accounts Loans receivable Allowance for uncollectible accounts Consumer financing receivables Allowance for uncollectible accounts Receivables under secured borrowing Allowance for uncollectible accounts Acceptance receivables Allowance for uncollectible accounts Interest receivables Prepayments Fixed assets, at cost Accumulated depreciation Deferred tax assets, net Other assets Allowance for uncollectible accounts
TOTAL ASSETS
See Notes to the Combined Financial Statements, which form an integral part of these combined financial statements.
DEUTSCHE BANK AG - CABANG INDONESIA
DEUTSCHE BANK AG - INDONESIAN BRANCHES
NERACA GABUNGAN (Lanjutan) 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 (Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
COMBINED BALANCE SHEETS (Continued) 31 DECEMBER 2009 AND 2008 (In millions of rupiah, unless otherwise specified)
Catatan/ Notes
2009
2008
KEWAJIBAN DAN REKENING KANTOR PUSAT
LIABILITIES AND HEAD OFFICE ACCOUNTS
KEWAJIBAN Simpanan dari nasabah bukan bank Simpanan dari bank-bank lain Kewajiban derivatif Kewajiban atas pinjaman yang dijaminkan Kewajiban akseptasi Efek-efek pasar uang yang diterbitkan Utang pajak Kewajiban lain-lain dan beban masih harus dibayar Kewajiban pada Kantor Pusat dan kantor cabang lain Taksiran kerugian atas transaksi rekening administratif
LIABILITIES 2c,10,26 2c,10,26 2c,2h,7,26 2l,9 2c,2m,26 2c,11,26 18
8.509.718 751.876 55.191 500.000 51.644 180.000 141.810
10.546.329 970.695 416.713 192.186 468.000 354.340
Deposits from non-bank customers Deposits from other banks Derivative payables Obligation under securedborrowing Acceptance payables Money market securities issued Taxes payable
2c,2q,23,26
417.498
479.772
Other liabilities and accrued expenses
2c,12,20,26
833.524
1.699.250
25.151
21.960
Due to Head Office and other branches Estimated loss from off-balance sheet transactions
11.466.412
15.149.245
14
1.387.393
1.638.008
Head Office investment
14
591.369
881.585
Unremitted profit
1.978.762
2.519.593
2n,13
JUMLAH KEWAJIBAN
REKENING KANTOR PUSAT Penyertaan Kantor Pusat Laba yang belum dipindahkan ke Kantor Pusat
TOTAL LIABILITIES
HEAD OFFICE ACCOUNTS
JUMLAH REKENING KANTOR PUSAT
JUMLAH KEWAJIBAN DAN REKENING KANTOR PUSAT
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Gabungan, yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan keuangan gabungan.
TOTAL HEAD OFFICE ACCOUNTS
TOTAL LIABILITIES AND 13.445.174
17.668.838
HEAD OFFICE ACCOUNTS
See Notes to the Combined Financial Statements, which form an integral part of these combined financial statements.
41
DEUTSCHE BANK AG - CABANG INDONESIA
DEUTSCHE BANK AG - INDONESIAN BRANCHES
LAPORAN LABA RUGI GABUNGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 (Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
COMBINED STATEMENTS OF INCOME YEARS ENDED 31 DECEMBER 2009 AND 2008 (In millions of rupiah, unless otherwise specified)
Catatan/ Notes PENDAPATAN DAN BEBAN OPERASIONAL: PENDAPATAN BUNGA: Bunga Komisi dan provisi BEBAN BUNGA: Bunga Komisi dan provisi
Pemulihan (penambahan) penyisihan penghapusan aset, termasuk taksiran kerugian atas transaksi rekening administratif BEBAN OPERASIONAL LAINNYA: Rugi atas transaksi derivatif, bersih Beban karyawan Beban umum dan administrasi Lain-lain
943.127) 6.746) 949.873)
1.259.359) 9.053) 1.268.412)
2c,2d,16,26 2c,2e,26
(447.295) (6.086) (453.381)
(657.150) (16.038) (673.188)
496.492)
595.224)
2e
221.680)
254.078)
2g 2h 2b 2c,26
384.466) -) 394.225) 260.834)
691.791) 153.641) 218.796) 96.434)
1.261.205)
1.414.740)
2n
1.944)
(35.827)
2h 2q,23
(122.076) (195.309)
-) (195.839)
2c,17,26 2c,26
(367.227) (126.164) (810.776)
(347.926) (316.654) (860.419)
948.865) (357.496) 591.369)
1.113.718) (421.357) 692.361)
Jumlah beban operasional lainnya
LABA SEBELUM PAJAK BEBAN PAJAK LABA BERSIH
2p,18
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Gabungan, yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan keuangan gabungan.
42
2008
2c,2d,15,26 2c,2e,26
Pendapatan bunga bersih PENDAPATAN OPERASIONAL LAINNYA: Pendapatan komisi lainnya Laba atas penjualan efek-efek, bersih Laba atas transaksi derivatif, bersih Laba kurs, bersih Lain-lain Jumlah pendapatan operasional lainnya
2009
OPERATIONAL REVENUE AND EXPENSES: INTEREST INCOME: Interest Commission and commitment fees INTEREST EXPENSES: Interest Commission and commitment fees
Net interest income OTHER OPERATIONAL REVENUE: Other commission income Gain on trading marketable securities, net Gain on derivative transactions, net Foreign exchange gain, net Others Total other operational revenue Reversal (addition) of allowance for uncollectible accounts, including estimated loss from offbalance sheet transactions OTHER OPERATIONAL EXPENSES: Loss on derivative transactions, net Personnel expenses General and administrative expenses Others Total other operational expenses
INCOME BEFORE TAX INCOME TAX EXPENSE NET INCOME
See Notes to the Combined Financial Statements, which form an integral part of these combined financial statements.
DEUTSCHE BANK AG - CABANG INDONESIA
DEUTSCHE BANK AG - INDONESIAN BRANCHES
LAPORAN PERUBAHAN REKENING KANTOR PUSAT GABUNGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 (Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
COMBINED STATEMENTS OF CHANGES IN HEAD OFFICE ACCOUNTS YEARS ENDED 31 DECEMBER 2009 AND 2008 (In millions of rupiah, unless otherwise specified)
Catatan/ Notes
Saldo 31 Desember 2007
Penyertaan Kantor Pusat/ Head Office investment
Laba yang belum dipindahkan ke Kantor Pusat/ Unremitted profit
Jumlah rekening Kantor Pusat/ Total Head Office accounts
1.638.008)
409.574)
2.047.582)
Balance as of 31 December 2007
Laba yang dikirim ke Kantor Pusat selama tahun berjalan
-)
(220.350)
(220.350)
Profit remitted to Head Office during the year
Laba bersih tahun berjalan
-)
692.361)
692.361)
Net income for the year
1.638.008)
881.585)
2.519.593)
Balance as of 31 December 2008
-)
(1.132.200)
(1.132.200)
Profit remitted to Head Office during the year
Saldo 31 Desember 2008 Laba yang dikirim ke Kantor Pusat selama tahun berjalan Reklasifikasi dari penyertaan Kantor Pusat ke laba yang belum dipindahkan ke Kantor Pusat
14
14
(250.615)
250.615)
-)
Reclassification from Head Office Investment to unremitted profit
-)
591.369)
591.369)
Net income for the year
1.387.393)
591.369)
1.978.762)
Balance as of 31 December 2009
Laba bersih tahun berjalan
Saldo 31 Desember 2009
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Gabungan, yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan keuangan gabungan.
See Notes to the Combined Financial Statements, which form an integral part of these combined financial statements.
43
DEUTSCHE BANK AG - CABANG INDONESIA
DEUTSCHE BANK AG - INDONESIAN BRANCHES
LAPORAN ARUS KAS GABUNGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 (Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
COMBINED STATEMENTS OF CASH FLOWS YEARS ENDED 31 DECEMBER 2009 AND 2008 (In millions of rupiah, unless otherwise specified)
2009 ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI: Laba sebelum pajak Penyesuaian untuk merekonsiliasi laba sebelum pajak ke kas bersih diperoleh dari (digunakan untuk) aktivitas operasi: Penyusutan dan amortisasi (Pemulihan) penambahan penyisihan penghapusan aset produktif, termasuk taksiran kerugian atas transaksi rekening administratif Rugi pelepasan aset tetap (Laba) rugi kurs yang belum direalisasi, bersih Pendapatan bunga Beban bunga Perubahan dalam aset dan kewajiban operasi: Tagihan pada kantor cabang lain Penempatan pada bank-bank lain Efek-efek Tagihan derivatif Kredit yang diberikan Piutang pembiayaan konsumen Tagihan atas pinjaman yang dijaminkan Tagihan akseptasi Beban dibayar dimuka Aset lain-lain Simpanan dari nasabah bukan bank Simpanan dari bank-bank lain Kewajiban derivatif Kewajiban atas pinjaman yang dijaminkan Kewajiban akseptasi Utang pajak Kewajiban lain-lain dan beban masih harus dibayar Kewajiban pada Kantor Pusat dan kantor cabang lain Penerimaan bunga Pembayaran bunga Penerimaan pengembalian pajak penghasilan badan Pembayaran pajak penghasilan badan Kas bersih diperoleh dari (digunakan untuk) aktivitas operasi
948.865)
1.113.718)
9.058)
7.963)
CASH FLOWS FROM OPERATING ACTIVITIES: Income before tax Adjustments to reconcile income before tax to net cash provided by (used in) operating activities: Depreciation and amortization (Reversal) addition of allowance for uncollectible accounts, including estimated loss from off-balance sheet transactions Loss on disposal of fixed assets Unrealized foreign exchange (gain) loss, net Interest income Interest expenses
(1.944) -) (206.386) (943.127) 447.295)
35.827) 33) 207.104) (1.259.359) 657.150)
62.139) 301.001) 1.014.312) 440.527) 1.519.221) 103.533) -) 338.692) 153) 406.057) (1.536.458) (218.251) (361.522) 500.000) (140.349) (2.417)
(72.825) (960.196) 456.839) (491.993) (140.553) 277.845) (330.000) (240.633) 1.807) (466.201) (126.392) 153.909) 214.373) (49.134) 49.786) 41.480)
(51.133)
46.467)
(745.315) 1.025.675) (458.436)
65.314) 1.163.408) (680.132)
Due to Head Office and other branches Receipts of interest Payments of interest
2.155) (616.817)
-) (160.181)
1.836.528)
(484.576)
Receipts of corporate income tax refund Payments of corporate income tax Net cash provided by (used in) operating activities
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Gabungan, yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan keuangan gabungan.
44
2008
Changes in operating assets and liabilities: Due from other branches Placements with other banks Marketable securities Derivative receivables Loans receivable Consumer financing receivables Receivables under secured borrowing Acceptance receivables Prepayments Other assets Deposits from non-bank customers Deposits from other banks Derivative payables Obligation under secured borrowing Acceptance payables Taxes payable Other liabilities and accrued expenses
See Notes to the Combined Financial Statements, which form an integral part of these combined financial statements.
DEUTSCHE BANK AG - CABANG INDONESIA
DEUTSCHE BANK AG - INDONESIAN BRANCHES
LAPORAN ARUS KAS GABUNGAN (Lanjutan) TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 (Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
COMBINED STATEMENTS OF CASH FLOWS (Continued) YEARS ENDED 31 DECEMBER 2009 AND 2008 (In millions of rupiah, unless otherwise specified)
2009 ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI: Perolehan aset tetap Kas bersih digunakan untuk aktivitas investasi ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN: (Penurunan) kenaikan efek-efek pasar uang yang diterbitkan Laba yang dikirim ke Kantor Pusat Kas bersih digunakan untuk aktivitas pendanaan
(Rugi) laba kurs atas kas dan setara kas
Kenaikan (penurunan) bersih kas dan setara kas Kas dan setara kas, awal tahun Kas dan setara kas, akhir tahun
Kas dan setara kas terdiri dari: Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada bank-bank lain
2008
(1.791)
(13.702)
CASH FLOWS FROM INVESTING ACTIVITIES: Acquisition of fixed assets
(1.791)
(13.702)
Net cash used in investing activities
(288.000) (1.132.200)
92.375) (220.350)
CASH FLOWS FROM FINANCING ACTIVITIES: (Decrease) increase in money market securities issued Profit remitted to Head Office
(1.420.200)
(127.975)
Net cash used in financing activities
(40.155)
16.194)
Foreign exchange (loss) gain on cash and cash equivalents
374.382) 733.653) 1.108.035)
(610.059) 1.343.712) 733.653)
Net increase (decrease) in cash and cash equivalents Cash and cash equivalents, beginning of year Cash and cash equivalents, end of year
27.330) 437.137) 643.568) 1.108.035)
32.791) 538.962) 161.900) 733.653)
AKTIVITAS PENDANAAN YANG TIDAK MEMPENGARUHI KAS DAN SETARA KAS: Reklasifikasi dari penyertaan Kantor Pusat ke laba yang belum dipindahkan ke Kantor Pusat
Cash and cash equivalents consist of: Cash on hand Demand deposits at Bank Indonesia Demand deposits at other banks
NON-CASH FINANCING ACTIVITIES:
250.615)
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Gabungan, yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan keuangan gabungan.
-)
Reclassification from Head Office investment to unremitted profit
See Notes to the Combined Financial Statements, which form an integral part of these combined financial statements.
45
DEUTSCHE BANK AG - CABANG INDONESIA
DEUTSCHE BANK AG - INDONESIAN BRANCHES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUAGAN GABUNGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 (Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS YEARS ENDED 31 DECEMBER 2009 AND 2008 (In millions of rupiah, unless otherwise specified)
1.
UMUM Deutsche Bank AG - Cabang Indonesia (“Bank”) adalah bagian dari Deutsche Bank AG yang berkantor pusat di Frankfurt, Jerman. Bank didirikan dengan persetujuan Menteri Keuangan dengan Surat Keputusan No.D.15.6.2.30 tanggal 18Maret1969. Kantor Bank beralamat di Gedung Deutsche Bank, Jl.Imam Bonjol 80, Jakarta. Operasi Bank meliputi kantor cabang Jakarta dan Surabaya. Status hukum Deutsche Bank AG Cabang Surabaya adalah sebagai kantor cabang pembantu dari Deutsche Bank AG - Cabang Jakarta.
a.
Deutsche Bank AG - Indonesian Branches (the “Bank”) is an unincorporated branch of Deutsche Bank AG, which has its head office in Frankfurt, Germany. The Bank was established with the approval of Minister of Finance with its letter No. D.15.6.2.30 dated 18 March 1969. The Bank is located at Deutsche Bank Building, Jl. Imam Bonjol 80, Jakarta. The operations of the Bank are comprised of Jakarta and Surabaya branch offices. The legal status of Deutsche Bank AG Surabaya Branch is that of a sub-branch of Deutsche Bank AG - Jakarta Branch.
b.
Pada tanggal 31Desember 2009 dan 2008, susunan manajemen Bank adalah sebagai berikut:
b.
As of 31 December 2009 and 2008, the composition of the Bank’s management was as follows:
Suresh Lilaram Narang Ashok Kumar
Chief Country Officer Chief Operating Officer
c.
Pada tanggal 31Desember 2009 dan 2008, Bank mempekerjakan masing-masing 288 dan 319 karyawan.
c.
As of 31 December 2009 and 2008, the Bank had 288 and 319 employees, respectively.
d.
Sebagai bagian dari Deutsche Bank AG, Bank merupakan bagian dari Grup Deutsche Bank. Grup Deutsche Bank memiliki anak perusahaan dan afiliasi di seluruh dunia.
d.
As an unincorporated component of Deutsche Bank AG, the Bank is ultimately part of the Deutsche Bank Group. The Deutsche Bank Group has subsidiaries and affiliates throughout the world.
e.
Laporan keuangan gabungan telah diselesaikan dan disetujui untuk diterbitkan oleh manajemen Bank pada tanggal 22 April 2010.
e.
The combined financial statements were completed and authorized for issue by the Bank’s management on 22 April 2010.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING
2.
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES
Dalam pembukuan dan pelaporan keuangannya, Bank menganut kebijakan akuntansi sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Kebijakankebijakan akuntansi yang penting, yang diterapkan secara konsisten dalam penyusunan laporan keuangan gabungan tahun berakhir 31Desember 2009 dan 2008, adalah sebagai berikut:
The accounting and reporting policies adopted by the Bank conform to accounting principles generally accepted in Indonesia. The significant accounting policies, consistently applied in the preparation of the combined financial statements for the years ended 31 December 2009 and 2008, were as follows:
a. Dasar penyusunan laporan keuangan gabungan
a.
Laporan keuangan gabungan Bank, yang disajikan dalam jutaan rupiah, disusun atas dasar akrual, kecuali untuk pendapatan bunga atas kredit dan aset produktif lainnya yang diklasifikasikan sebagai non-performing yang dicatat pada saat kas diterima (cash basis). Bank juga menerapkan konsep nilai historis dalam penyusunan laporan keuangan gabungan, kecuali untuk investasi dalam efek-efek (Catatan 2g) dan instrumen derivatif (Catatan2h) yang disajikan dengan nilai wajar.
46
GENERAL
a.
Chief Country Officer Chief Operating Officer
2.
1.
Basis for preparation of combined financial statements The Bank’s combined financial statements, presented in millions of rupiah, are prepared on the accrual basis, except for interest income on non-performing loans and other productive assets which are recorded on a cash basis. In addition, the Bank uses the historical cost concept in preparing its combined financial statements, except for investments in marketable securities (Note 2g) and derivative instruments (Note 2h) which are stated at fair value.
DEUTSCHE BANK AG - CABANG INDONESIA
DEUTSCHE BANK AG - INDONESIAN BRANCHES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUAGAN GABUNGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 (Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS YEARS ENDED 31 DECEMBER 2009 AND 2008 (In millions of rupiah, unless otherwise specified)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING (Lanjutan) a.
2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued)
Dasar penyusunan laporan keuangan gabungan (Lanjutan)
a.
Basis for preparation of combined financial statements (Continued)
Laporan keuangan gabungan mencakup laporan keuangan kantor cabang Jakarta dan Surabaya. Saldo antar cabang Jakarta dan Surabaya telah dieliminasi.
The combined financial statements comprise the accounts of Deutsche Bank AG - Jakarta and Surabaya branches. Related interbranch balances between Jakarta and Surabaya branches have been eliminated.
Laporan keuangan gabungan ini disusun sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (“PSAK”) No.31 (Revisi 2000), “Akuntansi Perbankan” dan Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia 2001 yang dikeluarkan oleh BankIndonesia dan Ikatan Akuntan Indonesia.
The combined financial statements are prepared in accordance with the Statement of Financial Accounting Standards (“SFAS”) No. 31 (Revision 2000), “Accounting for Banking Industry” and Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia 2001 (accounting guidelines for banking industry) prescribed by Bank Indonesia and Indonesian Institute of Accountants.
Laporan arus kas gabungan menyajikan perubahan dalam kas dan setara kas dari aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Laporan arus kas gabungan disusun dengan metode tidak langsung. Kas dan setara kas terdiri dari kas, giro pada Bank Indonesia dan giro pada bank-bank lain.
The combined statements of cash flows present the changes in cash and cash equivalents from operating, investing and financing activities. The combined statements of cash flows are prepared using the indirect method. Cash and cash equivalents consist of cash on hand, demand deposits at Bank Indonesia and demand deposits at other banks.
b. Penjabaran transaksi dalam valuta asing
b.
Foreign currency translation
Transaksi-transaksi dalam valuta asing dijabarkan ke dalam rupiah dengan menggunakan kurs pada tanggal transaksi. Saldo akhir tahun aset moneter dan kewajiban moneter dalam valuta asing dijabarkan ke dalam rupiah dengan menggunakan kurs tengah Reuters pada tanggal neraca gabungan pukul 16.00 WIB.
Transactions in foreign currencies are translated into rupiah at the rates prevailing at the transaction date. Year-end balances of monetary assets and monetary liabilities denominated in foreign currencies are translated into rupiah using Reuters’ middle rates on the combined balance sheet date at 16.00 WIB.
Kurs valuta asing utama pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 adalah sebagai berikut (dalam rupiah penuh):
The principal rates of exchange used as of 31 December 2009 and 2008 were as follows (in whole rupiah):
2009 Rp Valuta asing 1 Dolar Amerika Serikat 1 Yen Jepang 1 Poundsterling Inggris 1 Euro
9.395,00 102,19 15.164,94 13.542,43
Laba (rugi) kurs, yang telah maupun yang belum direalisasi, dikreditkan (dibebankan) ke dalam laporan laba rugi gabungan tahun yang bersangkutan.
2008 Rp
10.900,00 120,65 15.755,42 15.356,48
Foreign currencies US Dollar 1 Japanese Yen 1 Poundsterling 1 Euro 1
Foreign exchange gains (losses), realized and unrealized, are credited (charged) to the combined statement of income for the year.
47
DEUTSCHE BANK AG - CABANG INDONESIA
DEUTSCHE BANK AG - INDONESIAN BRANCHES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUAGAN GABUNGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 (Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS YEARS ENDED 31 DECEMBER 2009 AND 2008 (In millions of rupiah, unless otherwise specified)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING (Lanjutan) c. Transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued) c.
Transactions with related parties
Dalam laporan keuangan gabungan ini, istilah pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa digunakan sesuai dengan definisi dalam PSAK No. 7, “Pengungkapan Pihak-Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa”.
In these combined financial statements, the term related parties is used in accordance with the definition of SFAS No. 7, “Related Party Disclosures”.
Seluruh transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa, yang dilakukan dengan syarat dan kondisi yang sama maupun berbeda dengan pihak yang tidak mempunyai hubungan istimewa, diungkapkan dalam laporan keuangan gabungan.
All transactions with related parties, which were made under the same as well as different terms and conditions with non-related parties, are disclosed in the combined financial statements.
d. Pendapatan dan beban bunga
48
2.
d.
Interest income and expenses
Pendapatan dan beban bunga diakui dengan menggunakan metode akrual. Diskonto dan premi diamortisasi dengan metode garis lurus dan dicatat sebagai penyesuaian atas bunga.
Interest income and expenses are recognized on the accrual basis. Discounts and premiums are amortized on a straight-line basis and are reflected as an adjustment to interest.
Pengakuan pendapatan bunga dari kredit dan aset produktif lainnya dihentikan pada saat kredit dan aset produktif tersebut diklasifikasikan sebagai nonperforming (kurang lancar, diragukan dan macet). Pendapatan bunga dari kredit dan aset produktif lainnya yang diklasifikasikan sebagai non-performing dilaporkan sebagai tagihan kontinjensi dan diakui sebagai pendapatan pada saat pendapatan tersebut diterima (cash basis).
The recognition of interest income on loans and other productive assets is discontinued when they are classified as non-performing (substandard, doubtful and loss). Interest income from nonperforming loans and other productive assets is reported as contingent receivables and recognized as income when the cash is received (cash basis).
Kredit yang pembayaran angsuran pokok atau bunganya telah lewat 90 hari atau lebih setelah jatuh tempo, atau kredit yang pembayarannya secara tepat waktu diragukan, secara umum diklasifikasikan sebagai kredit non-performing. Kredit non-performing terdiri dari kredit yang digolongkan sebagai kurang lancar, diragukan dan macet. Bunga yang telah diakui tetapi belum tertagih akan dibatalkan pada saat kredit diklasifikasikan sebagai non-performing.
Loans where their principal or interest have been past due for 90 days or more, or where reasonable doubt exists as to the timely collection, are generally classified as nonperforming loans. Non-performing loans include loans classified as substandard, doubtful and loss. Interest accrued but not yet collected is reversed when a loan is classified as nonperforming.
Seluruh penerimaan kas yang berhubungan dengan kredit non-performing yang digolongkan sebagai diragukan dan macet diakui terlebih dahulu sebagai pengurang pokok kredit. Kelebihan penerimaan kas di atas pokok kredit diakui sebagai pendapatan bunga dalam laporan laba rugi gabungan tahun yang bersangkutan.
All cash receipts related to non-performing loans which are classified as doubtful and loss are applied as a reduction to the principal. The excess of cash receipts over the outstanding principal is recognized as interest income in the combined statement of income for the year.
DEUTSCHE BANK AG - CABANG INDONESIA
DEUTSCHE BANK AG - INDONESIAN BRANCHES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUAGAN GABUNGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 (Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS YEARS ENDED 31 DECEMBER 2009 AND 2008 (In millions of rupiah, unless otherwise specified)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING (Lanjutan) e. Pendapatan dan beban provisi dan komisi
2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued) e.
Pendapatan dan beban provisi dan komisi, termasuk yang berhubungan langsung dengan kegiatan pemberian kredit dan/atau mempunyai jangka waktu tertentu dan jumlahnya signifikan, diakui sebagai pendapatan ditangguhkan/beban dibayar dimuka dan diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus selama jangka waktunya. Saldo pendapatan provisi dan komisi yang ditangguhkan dari kredit yang diselesaikan sebelum jatuh tempo, diakui sebagai pendapatan pada saat penyelesaian kredit. Pendapatan dan beban provisi dan komisi yang tidak berkaitan langsung dengan jangka waktu tertentu diakui pada saat terjadinya transaksi.
f.
Penempatan pada bank-bank lain
Fees and commissions income and expense, including those which are directly related to lending activities and/or related to a specific period and the amount is significant, are recognized as unearned income/prepaid expenses and amortized based on the straightline method over the terms of the related loans. The outstanding balances of deferred fees and commission income on loans terminated or settled prior to maturity are recognized as income at settlement. Fees and commissions which are not directly related to the specific period are recognized when the transactions occur. f.
Penempatan pada bank-bank lain disajikan sebesar saldo penempatan, dikurangi penyisihan penghapusan penempatan pada bank-bank lain tersebut, yang jumlahnya ditentukan berdasarkan evaluasi manajemen atas kolektibilitas masing-masing penempatan pada akhir tahun. g. Efek-efek
Fees and commissions income and expense
Placements with other banks Placements with other banks are stated at their outstanding balance, net of allowance for uncollectible placements, which is determined based on management’s review of the collectibility of each individual placement at year end.
g.
Marketable securities
Investasi dalam efek-efek diklasifikasikan ke dalam salah satu dari tiga kelompok berikut ini: dimiliki hingga jatuh tempo (held-to-maturity), diperdagangkan (trading) dan tersedia untuk dijual (available-forsale).
Investments in marketable securities are classified as one of these categories: held-to-maturity, trading and available-for-sale.
Efek-efek yang diklasifikasikan dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo disajikan dalam neraca gabungan sebesar harga perolehan setelah amortisasi premi atau diskonto. Penurunan nilai wajar di bawah harga perolehan (termasuk amortisasi premi atau diskonto) yang tidak bersifat sementara dicatat sebagai penurunan permanen nilai investasi dan dibebankan dalam laporan laba rugi gabungan tahun yang bersangkutan.
Marketable securities which are classified as held-to-maturity are presented on the combined balance sheet at acquisition cost after amortization of premiums or discounts. The decline in fair value below the cost (including amortization of premiums or discounts), which is determined to be other than temporary, is recorded as a permanent decline in value of investments and charged to the combined statement of income for the year.
Efek-efek yang diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan dan tersedia untuk dijual dinilai dengan nilai wajar pada tanggal neraca gabungan. Laba atau rugi, yang telah maupun yang belum direalisasi akibat selisih antara nilai wajar dan harga perolehan efek-efek untuk tujuan diperdagangkan, diakui atau dibebankan dalam laporan laba rugi gabungan tahun yang bersangkutan. Selisih antara nilai wajar dan harga perolehan efek-efek yang tersedia untuk dijual, yang belum direalisasi, dicatat sebagai komponen rekening Kantor Pusat, setelah pengaruh pajak tangguhan, dan akan diakui dalam laporan laba rugi gabungan pada tahun dimana efek-efek tersebut dijual. Nilai wajar ditentukan berdasarkan harga pasar.
Marketable securities which are classified as trading and available-for-sale are stated at fair value at the combined balance sheet date. Unrealized or realized gains or losses from the difference between the fair value and the acquisition cost of trading marketable securities, are recognized or charged to the combined statement of income for the year. The difference between the fair value and the acquisition cost of available-for-sale marketable securities, which is unrealized, is presented as a component of Head Office accounts, net of the related deferred tax effect, and will be recognized in the combined statement of income for the year when the securities are sold. Fair value is determined based on quoted market price.
49
DEUTSCHE BANK AG - CABANG INDONESIA
DEUTSCHE BANK AG - INDONESIAN BRANCHES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUAGAN GABUNGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 (Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS YEARS ENDED 31 DECEMBER 2009 AND 2008 (In millions of rupiah, unless otherwise specified)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING (Lanjutan) g.
Efek-efek (Lanjutan)
2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued) g.
Laba atau rugi yang direalisasi dari penjualan efek-efek diakui atau dibebankan dalam laporan laba rugi gabungan tahun yang bersangkutan berdasarkan metode identifikasi khusus. h.
i.
j.
Instrumen derivatif
Realized gains or losses on sales of marketable securities are recognized or charged to the combined statement of income for the year based on the specific identification basis. h.
Derivative instruments
Transaksi derivatif diakui sesuai dengan PSAK No.55, “Akuntansi Instrumen Derivatif dan Aktivitas Lindung Nilai”, yang mensyaratkan bahwa semua instrumen derivatif diakui dalam laporan keuangan gabungan pada nilai wajarnya. Untuk memenuhi persyaratan akuntansi lindung nilai, PSAKNo.55 mensyaratkan beberapa kriteria tertentu yang harus dipenuhi, termasuk adanya dokumentasi formal pada awal lindung nilai.
Derivative transactions are accounted for in accordance with SFAS No. 55, “Accounting for Derivative Instruments and Hedging Activities”, which requires that all derivative instruments to be recognized in the combined financial statements at fair value. To qualify for hedge accounting, SFAS No. 55 requires certain criteria to be met, including formal documentation required to have been in place at the inception of the hedge.
Perubahan nilai wajar instrumen derivatif yang tidak memenuhi kriteria lindung nilai dicatat dalam laporan laba rugi gabungan tahun berjalan. Jika instrumen derivatif dirancang dan memenuhi syarat lindung nilai, perubahan nilai wajar yang berkaitan dengan lindung nilai diakui sebagai penyesuaian terhadap aset atau kewajiban yang dilindung nilai dalam laporan laba rugi gabungan tahun berjalan atau disajikan dalam rekening Kantor Pusat, tergantung pada jenis transaksi dan efektivitas dari lindung nilai tersebut.
Changes in fair value of derivative instruments that do not qualify for hedge accounting are recognized in the combined statement of income of the year. If derivative instruments are designated and qualify for hedge accounting, changes in fair value of derivative instruments are recorded as adjustments to the assets or liabilities being hedged in the combined statement of income of the current year or in the Head Office accounts, depending on the type of hedge transaction and the effectiveness of the hedge.
Kredit yang diberikan
i.
Loans receivable
Kredit yang diberikan disajikan sebesar jumlah pokok kredit dikurangi penyisihan penghapusan kredit yang diberikan. Untuk kredit yang direstrukturisasi, jumlah bruto kredit mencakup pokok kredit, bunga dan beban lainnya yang dikapitalisasi ke pokok kredit. Bunga yang dikapitalisasi ke pokok kredit tersebut diakui sebagai pendapatan bunga ditangguhkan.
Loans receivable are stated at the principal amount outstanding, net of allowance for uncollectible loans. For restructured loans, the gross amount of loans consists of loan principal, interest and other charges which are capitalized into loan principal amount. The capitalized interest is recognized as unearned interest income.
Kredit dalam rangka pembiayaan bersama (kredit sindikasi) diakui sebesar pokok kredit sesuai dengan risiko yang ditanggung oleh Bank.
Syndicated loans are stated at the principal amount in accordance with the risk borne by the Bank.
Restrukturisasi kredit bermasalah Bank mencatat restrukturisasi kredit bermasalah berdasarkan jenis restrukturisasi.
50
Marketable securities (Continued)
j.
Troubled debt restructuring The Bank accounts for troubled debt restructuring in accordance with the type of restructuring.
DEUTSCHE BANK AG - CABANG INDONESIA
DEUTSCHE BANK AG - INDONESIAN BRANCHES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUAGAN GABUNGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 (Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS YEARS ENDED 31 DECEMBER 2009 AND 2008 (In millions of rupiah, unless otherwise specified)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING (Lanjutan) j.
k.
Restrukturisasi kredit bermasalah (Lanjutan)
2.
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued) j.
Troubled debt restructuring (Continued)
Dalam restrukturisasi kredit bermasalah yang dilakukan dengan penerimaan aset (termasuk perolehan saham dari debitur), Bank mencatat aset tersebut (termasuk perolehan saham) sebesar nilai wajarnya pada saat restrukturisasi. Kelebihan nilai tercatat kredit yang diberikan dengan nilai wajar aset yang diterima setelah dikurangi estimasi biaya untuk menjual aset tersebut, diakui sebagai kerugian dalam tahun berjalan.
In troubled debt restructuring which involves a receipt of assets (including an equity interest of the debtor), the Bank records those assets (including an equity interest) at their fair value at the time of restructuring. The excess of the carrying amount of the receivables over the fair value of assets received less estimated costs to sell, is recognized as loss in the current year.
Dalam hal restrukturisasi kredit bermasalah dilakukan hanya dengan modifikasi persyaratan kredit, Bank mencatat dampak restrukturisasi tersebut secara prospektif dan tidak mengubah nilai tercatat kredit yang diberikan pada tanggal restrukturisasi, kecuali jika jumlahnya melebihi nilai tunai penerimaan kas masa depan yang ditentukan dalam persyaratan baru. Jika nilai tunai penerimaan kas masa depan sebagaimana yang ditentukan dalam persyaratan baru dari kredit yang diberikan tersebut lebih rendah daripada nilai tercatat kredit yang diberikan sebelum restrukturisasi, Bank harus mengurangi saldo kredit yang diberikan ke suatu jumlah yang sama dengan jumlah nilai tunai penerimaan kas masa depan. Jumlah pengurangan tersebut diakui sebagai kerugian dalam laporan laba rugi gabungan tahun yang bersangkutan.
In troubled debt restructuring which involves only a modification of terms, the Bank accounts for the effect of the restructuring prospectively and does not change the carrying value of receivables at the time of restructuring unless the amount exceeds the present value of the total future cash receipts specified in the new terms. If the present value of the total future cash receipts specified in the new terms is lower than the recorded receivables balance prior to restructuring, the Bank reduces the receivables balance to an amount equal to the present value of the total future cash receipts. The amount of the reduction is charged to the combined statement of income for the year.
Penyertaan dalam saham yang berasal dari restrukturisasi kredit bermasalah dicatat sebagai penyertaan sementara dan dinilai dengan metode biaya (cost method) tanpa memperhatikan besarnya kepemilikan. Dalam hal terjadi penurunan permanen nilai penyertaan maka nilai tercatat penyertaan tersebut disesuaikan sebesar nilai penurunan permanen tersebut.
Investments in shares resulting from troubled debt restructuring are recorded as temporary investments and accounted for under the cost method regardless the percentage of ownership. If there is a permanent diminution in the value of investments, the carrying value of such investments is adjusted for the amount of permanent diminution.
Akuntansi untuk pembiayaan konsumen Piutang pembiayaan konsumen disajikan sebesar jumlah angsuran yang belum dibayar ditambah beban pembiayaan konsumen yang ditangguhkan, dikurangi penyisihan penghapusan piutang pembiayaan konsumen. Beban pembiayaan konsumen yang ditangguhkan merupakan selisih antara jumlah angsuran yang belum dibayar dengan nilai pokok pembiayaan, dan diakui sebagai/dibebankan pada laporan laba rugi gabungan selama jangka waktu perjanjian berdasarkan tingkat pengembalian efektif.
k.
Accounting for consumer financing Consumer financing receivables are stated at the total outstanding installments plus deferred consumer financing costs, net of allowance for uncollectible consumer financing receivables. Deferred consumer financing costs represent the difference between the total installments and the principal amount financed, and is recognized as/charged to the combined statement of income over the term of the agreement based on the effective rate of return.
51
DEUTSCHE BANK AG - CABANG INDONESIA
DEUTSCHE BANK AG - INDONESIAN BRANCHES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUAGAN GABUNGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 (Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS YEARS ENDED 31 DECEMBER 2009 AND 2008 (In millions of rupiah, unless otherwise specified)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING (Lanjutan) l.
Efek-efek yang dipinjamkan dan dipinjam
2.
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued) l.
Efek-efek dapat dipinjamkan atau dijual dengan perjanjian yang memberikan hak dan kewajiban untuk membeli kembali atau menarik kembali efek-efek tersebut sebelum jatuh tempo, dimana pihak yang mengalihkan kepemilikan atas efek-efek masih memiliki pengendalian efektif terhadap efek-efek tersebut. Transaksi demikian dicatat sebagai pinjaman yang dijaminkan (securedborrowing). Efekefek yang dipinjamkan kepada pihak lain tetap dicatat di laporan keuangan gabungan.
Marketable securities may be lent or sold subject to an agreement that entitles and obligates to repurchase or redeem the transferred assets before their maturity under which the transferor maintains effective control over those assets. These transactions are accounted for as secured borrowing. Marketable securities lent to counterparties are retained in the combined financial statements.
Sebaliknya, efek-efek yang dipinjam tidak diakui di laporan keuangan gabungan, kecuali jika dijual ke pihak ketiga, dimana kewajiban untuk mengembalikan efek-efek tersebut diakui sebagai kewajiban sebesar nilai wajarnya dan laba atau rugi yang mungkin terjadi di kemudian hari diakui dalam laporan laba rugi gabungan tahun yang bersangkutan pada saat terjadinya.
On the other hand, marketable securities borrowed are not recognized in the combined financial statements, unless they are sold to third parties, at which point the obligation to return the marketable securities is recorded as a liability at fair value and any subsequent gain or loss is included in the combined statement of income for the year.
m. Tagihan dan kewajiban akseptasi
m.
Tagihan dan kewajiban akseptasi dinyatakan sebesar nilai nominal letters of credit (L/C) atau nilai realisasi bersih dari L/C yang diaksep oleh bank pengaksep (accepting bank). n. Penyisihan penghapusan aset dan taksiran kerugian atas transaksi rekening administratif Bank membentuk penyisihan penghapusan aset produktif (terdiri dari giro pada bank-bank lain, penempatan pada bank-bank lain, efek-efek, tagihan derivatif, kredit yang diberikan, piutang pembiayaan konsumen, tagihan atas pinjaman yang dijaminkan, tagihan akseptasi dan penyertaan dalam efek yang berasal dari restrukturisasi kredit bermasalah), penyisihan penghapusan aset non produktif (terdiri dari agunan yang diambil alih, rekening antar cabang dan suspense accounts) dan taksiran kerugian atas transaksi rekening administratif.
52
Marketable securities lending and borrowing
Acceptance receivables and payables Acceptance receivables and payables are stated at nominal value of the letters of credit or net realizable value of the letters of credit accepted by the accepting banks.
n.
Allowance for uncollectible accounts of assets and estimated loss from off-balance sheet transactions The Bank provides allowance for uncollectible accounts of productive assets (consist of demand deposits at other banks, placements with other banks, marketable securities, derivative receivables, loans receivable, consumer financing receivables, receivables under secured borrowing, acceptance receivables and investments in securities resulting from troubled debt restructuring), allowance for uncollectible accounts of non-productive assets (consist of foreclosed assets, interbranch accounts and suspense accounts) and for estimated loss from off-balance sheet transactions.
DEUTSCHE BANK AG - CABANG INDONESIA
DEUTSCHE BANK AG - INDONESIAN BRANCHES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUAGAN GABUNGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 (Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS YEARS ENDED 31 DECEMBER 2009 AND 2008 (In millions of rupiah, unless otherwise specified)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING (Lanjutan)
2.
n. Penyisihan penghapusan aset dan taksiran kerugian atas transaksi rekening administratif (Lanjutan)
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued) n.
Allowance for uncollectible accounts of assets and estimated loss from off-balance sheet transactions (Continued)
Penyisihan penghapusan aset produktif dan taksiran kerugian atas transaksi rekening administratif dibentuk berdasarkan estimasi atas kerugian yang mungkin timbul. Jumlah penyisihan dan taksiran kerugian ini, yang menurut manajemen cukup untuk menutup risiko kerugian yang mungkin timbul akibat tidak tertagihnya aset produktif dan transaksi rekening administratif, didasarkan atas evaluasi kolektibilitas masing-masing aset produktif dan transaksi rekening administratif. Evaluasi manajemen atas kolektibilitas masing-masing aset produktif dan transaksi rekening administratif dilakukan berdasarkan sejumlah faktor subyektif, termasuk keadaan ekonomi/prospek usaha saat ini maupun yang diantisipasi untuk masa yang akan datang, kondisi keuangan, kemampuan membayar dan faktor-faktor lain yang relevan, sesuai dengan ketentuan dalam peraturan Bank Indonesia yang berlaku.
The allowance for uncollectible accounts of productive assets and estimated loss from offbalance sheet transactions are established through estimation for such losses. The allowance amount and estimated loss, which management believes to be adequate to absorb possible losses from uncollectible productive assets and off-balance sheet transactions, are determined based on an evaluation of the collectibility of each individual productive asset and off-balance sheet transaction. Management’s evaluation on the collectibility of each individual productive asset and off-balance sheet transaction is based on a number of subjective factors, including current and anticipated economic conditions/business prospects, financial conditions, payment ability and other relevant factors, in accordance with prevailing Bank Indonesia regulations.
Bank menggunakan ketentuan Bank Indonesia tentang penilaian kualitas aset bank sebagai acuan dalam menentukan penyisihan penghapusan aset produktif dan taksiran kerugian atas transaksi rekening administratif, dengan garis besar pedoman sebagai berikut:
The Bank follows the regulations from Bank Indonesia concerning the assets qualify of a bank as a guidance in determining the allowance for losses from productive assets and estimated losses from off-balance sheet transactions, with general guidelines as follows:
1.
Penyisihan umum sekurang-kurangnya 1% dari saldo aset produktif dan transaksi rekening administratif dengan kualitas “lancar”.
1.
General allowance of minimum 1% of productive assets and off-balance sheet transactions that are classified as “pass”.
2.
Penyisihan khusus untuk aset produktif dan transaksi rekening administratif dengan kualitas:
2.
Specific allowance for productive assets and off-balance sheet transactions that are classified as:
Penggolongan
Persentase minimum/Minimum percentage
Dalam perhatian khusus Kurang lancar Diragukan Macet
Penyisihan khusus untuk aset produktif dan transaksi rekening administratif dengan kualitas dalam perhatian khusus, kurang lancar, diragukan, dan macet dihitung atas jumlah pokok setelah dikurangi dengan nilai agunan yang diperkenankan. Taksiran kerugian atas transaksi rekening administratif disajikan di sisi kewajiban pada neraca gabungan.
115% 115% 150% 100%
Classification Special mention Substandard Doubtful Loss
Specific allowance for productive assets and off-balance sheet transactions classified as special mention, substandard, doubtful, and loss is calculated after deducting the value of allowable collaterals.
Estimated losses from off-balance sheet transactions are presented in the liability section of the combined balance sheet.
53
DEUTSCHE BANK AG - CABANG INDONESIA
DEUTSCHE BANK AG - INDONESIAN BRANCHES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUAGAN GABUNGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 (Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS YEARS ENDED 31 DECEMBER 2009 AND 2008 (In millions of rupiah, unless otherwise specified)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING (Lanjutan) n.
2.
Penyisihan penghapusan aset dan taksiran kerugian atas transaksi rekening administratif (Lanjutan)
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued) n.
Sesuai dengan peraturan BI, penggolongan aset non-produktif berupa agunan yang diambil alih adalah sebagai berikut: Penggolongan Lancar Kurang lancar Diragukan Macet
Lama kepemilikan/ Holding period
Persentase minimum/ Minimum percentage
Classification
Sampai dengan 1 tahun/Up to 1 year Lebih dari 1 tahun sampai dengan 3 tahun/ More than 1 year up to 3 years Lebih dari 3 tahun sampai dengan 5 tahun/ More than 3 years up to 5 years Lebih dari 5 tahun/More than 5 years
15%
Pass Substandard
50%
Doubtful
100%
Loss
The classification for quality of non-productive assets in the form of inter-office and suspense accounts is as follows:
Penggolongan
Umur/Aging
Persentase minimum/ Minimum percentage
Sampai dengan 180 hari/Up to 180 days Lebih dari 180 hari/More than 180 days
100%
Classification Pass Loss
Untuk kredit yang telah direstrukturisasi, evaluasi manajemen atas kolektibilitas kredit selama tahun berakhir 31Desember 2009 dan 2008 dilakukan sesuai dengan peraturan Bank Indonesia yang berlaku.
For restructured loans receivable, management’s evaluation of the collectibility of the loans receivable during the years ended 31 December 2009 and 2008 was in accordance with the prevailing Bank Indonesia regulations.
Penyesuaian atas penyisihan penghapusan aset dan taksiran kerugian atas transaksi rekening administratif dicatat dalam periode dimana penyesuaian tersebut diketahui atau dapat ditaksir secara wajar. Penyesuaian ini termasuk penambahan penyisihan penghapusan aset dan penambahan taksiran kerugian atas transaksi rekening administratif, maupun pemulihan aset dan transaksi rekening administratif yang telah dihapusbukukan sebelumnya.
Adjustments to the allowance for uncollectible accounts of assets and estimated loss from offbalance sheet transactions are reported in the period such adjustments become known or can be reasonably estimated. These adjustments include additional allowance and recoveries of previously written-off assets and off-balance sheet transactions.
Aset dan transaksi rekening administratif dihapusbukukan dengan mengurangi penyisihan penghapusan aset atau taksiran kerugian atas transaksi rekening administratif bersangkutan, apabila manajemen berkeyakinan bahwa aset dan transaksi rekening administratif tersebut tidak mungkin tertagih lagi.
Assets and off-balance sheet transactions are written-off against the respective allowance for uncollectible accounts of assets or estimated loss from off-balance sheet transactions when management believes that the collectibility of the principal is unlikely.
Aset tetap Aset tetap disajikan sebesar harga perolehan (pengakuan awal), dikurangi akumulasi penyusutan. Setelah pengakuan awal, aset tetap diukur dengan model biaya (cost model).
54
In accordance with BI regulation, nonproductive assets in form of foreclosed assets are classified as follows:
Penggolongan kualitas untuk aset non-produktif yang berupa rekening antar kantor dan suspense account adalah sebagai berikut:
Lancar Macet
o.
Allowance for uncollectible accounts of assets and estimated loss from off-balance sheet transactions (Continued)
o.
Fixed assets Fixed assets are presented at cost (initial recognition), less accumulated depreciation. After initial recognition, fixed assets are measured using the cost model.
DEUTSCHE BANK AG - CABANG INDONESIA
DEUTSCHE BANK AG - INDONESIAN BRANCHES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUAGAN GABUNGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 (Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS YEARS ENDED 31 DECEMBER 2009 AND 2008 (In millions of rupiah, unless otherwise specified)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING (Lanjutan) o.
Aset tetap (Lanjutan)
2.
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued) o.
Penyusutan dihitung sejak bulan aset yang bersangkutan digunakan, dengan metode garis lurus (straight-line method), berdasarkan taksiran masa manfaat sebagai berikut: Peralatan dan perabot kantor Perangkat keras dan perangkat lunak komputer Kendaraan
p.
Pajak penghasilan
Depreciation is computed from the month such assets were placed into service, on the straightline method, over the estimated useful lives as follows: 5 tahun/years 5 tahun/years 5 tahun/years
p.
Bank menerapkan metode aset dan kewajiban dalam menghitung beban pajaknya. Dengan metode ini, aset dan kewajiban pajak tangguhan diakui pada setiap tanggal pelaporan sebesar perbedaan temporer aset dan kewajiban untuk tujuan akuntansi dan tujuan pajak. Metode ini mengharuskan pengakuan manfaat pajak di masa akan datang, seperti kompensasi rugi fiskal, jika kemungkinan realisasi manfaat tersebut di masa mendatang cukup besar (probable). q. Imbalan pasca-kerja
Fixed assets (Continued)
Furniture, fixtures and equipment Computer hardware dan software Vehicles
Income tax The Bank adopts the asset and liability method in determining its income tax expense. Under this method, deferred tax assets and liabilities are recognized at each reporting date for temporary differences between the financial and tax bases of assets and liabilities. This method also requires the recognition of future tax benefits, such as tax loss carryforwards, to the extent that realization of such benefits is probable.
q.
Post-employment benefits
Kewajiban Bank atas imbalan pasca-kerja dihitung berdasarkan nilai kini dari taksiran jumlah imbalan pasca-kerja di masa depan yang telah menjadi hak karyawan sebagai imbalan atas jasa yang telah diberikan oleh karyawan tersebut pada masa kini dan masa lalu, dikurangi dengan nilai wajar aset bersih dana pensiun. Perhitungan dilakukan oleh aktuaris independen dengan metode projected-unit-credit.
The Bank’s obligation for post-employment benefits is calculated at present value of estimated future benefits that the employees have earned in return for their services in the current and prior periods, deducted by any plan assets. The calculation is performed by an independent actuary using the projected-unitcredit method.
Ketika imbalan pasca-kerja berubah, porsi kenaikan atau penurunan imbalan sehubungan dengan jasa yang telah diberikan oleh karyawan pada masa lalu dibebankan atau dikreditkan ke dalam laporan laba rugi gabungan tahun yang bersangkutan dengan menggunakan metode garis lurus (straight-line method) selama rata-rata sisa masa kerja karyawan hingga imbalan pasca-kerja menjadi hak karyawan (vested). Imbalan pascakerja yang telah menjadi hak karyawan diakui segera sebagai beban dalam laporan laba rugi gabungan tahun yang bersangkutan.
When the benefits of a plan change, the portion of the increased or decreased benefit relating to past service by employees is charged or credited to the combined statement of income for the year on a straight-line method over the average remaining service period until the benefits become vested. To the extent that the benefits vest immediately, the expense is recognized immediately in the combined statement of income for the year.
Keuntungan atau kerugian aktuaria diakui sebagai pendapatan atau beban apabila akumulasi keuntungan atau kerugian aktuaria bersih yang belum diakui pada akhir periode pelaporan sebelumnya melebihi 10% atas nilai yang lebih besar antara nilai kini kewajiban imbalan pasti dengan nilai wajar aset program pada tanggal tersebut. Keuntungan atau kerugian diakui dengan metode garis lurus selama rata-rata sisa masa kerja karyawan hingga imbalan menjadi hak karyawan (vested).
Actuarial gains or losses are recognized as income or expense when the net cumulative unrecognized actuarial gains or losses at the end of the previous reporting period exceeds 10% of the greater of the present value of the defined benefit obligation and the fair value of the plan assets at that date. These gains or losses are recognized on a straight-line basis over the expected average remaining service period until the benefits become vested.
55
DEUTSCHE BANK AG - CABANG INDONESIA
DEUTSCHE BANK AG - INDONESIAN BRANCHES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUAGAN GABUNGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 (Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS YEARS ENDED 31 DECEMBER 2009 AND 2008 (In millions of rupiah, unless otherwise specified)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING (Lanjutan) r.
2.
Penggunaan taksiran
r.
GIRO PADA BANK INDONESIA
3.
2009
4.
DEMAND DEPOSITS AT BANK INDONESIA Represent minimum reserve required by Bank Indonesia in accordance with the prevailing regulations.
Merupakan giro wajib minimum (“GWM”) yang diwajibkan oleh Bank Indonesia sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Rupiah Dolar Amerika Serikat
Use of estimates The preparation of combined financial statements in conformity with generally accepted accounting principles requires management to make estimates and assumptions that affect the reported amounts of assets and liabilities, and disclosure of contingent assets and liabilities at the date of the combined financial statements, and the reported amounts of revenues and expenses during the reporting period. Actual results could differ from those estimates.
Penyusunan laporan keuangan gabungan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum menyebabkan manajemen perlu membuat taksiran-taksiran dan asumsi-asumsi yang mempengaruhi jumlah aset dan kewajiban yang dilaporkan serta pengungkapan aset dan kewajiban kontinjensi pada tanggal laporan keuangan gabungan dan jumlah pendapatan dan beban yang dilaporkan selama periode pelaporan. Hasil aktual dapat berbeda dari taksiran-taksiran tersebut.
3.
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued)
2008
398.993
480.919)
38.144
58.043)
437.137
538.962)
GIRO PADA BANK-BANK LAIN
4. 2009
DEMAND DEPOSITS AT OTHER BANKS 2008
260.345
65.127)
383.223
96.773)
Classified by currency: Rupiah Foreign currencies
161.900)
Total demand deposits at other banks, before allowance for uncollectible accounts
Penggolongan menurut jenis valuta:
Rupiah Valuta asing Jumlah giro pada bank-bank lain, sebelum penyisihan penghapusan aset produktif
643.568
Penyisihan penghapusan aset produktif:
Rupiah Valuta asing
Jumlah giro pada bank-bank lain, bersih
(2.603)
(651)
(3.833) (6.436)
(968) (1.619)
637.132
160.281)
Pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008, seluruh saldo giro pada bank-bank lain digolongkan sebagai “lancar”.
56
Rupiah US Dollar
Allowance for uncollectible accounts: Rupiah Foreign currencies
Total demand deposits at other banks, net
As of 31 December 2009 and 2008, all outstanding balances of demand deposits at other banks were classified as “pass”.
5.
DEUTSCHE BANK AG - CABANG INDONESIA
DEUTSCHE BANK AG - INDONESIAN BRANCHES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUAGAN GABUNGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 (Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS YEARS ENDED 31 DECEMBER 2009 AND 2008 (In millions of rupiah, unless otherwise specified)
PENEMPATAN PADA BANK-BANK LAIN
5.
PLACEMENTS WITH OTHER BANKS Represent placements with other banks in the form of:
Merupakan penempatan pada bank-bank lain dalam bentuk: 2009
2008
Call money: )
Rupiah Hingga 1 bulan Lebih dari 1 bulan hingga 3 bulan
539.640 400.000
674.134 400.000
1.823.929) 469.750)
1.228.310) 1.242.600)
3.233.319)
3.545.044)
(4.000) (22.937) (26.937)
(4.000) (24.709) (28.709)
3.206.382)
3.516.335)
2009
2008
Valuta asing Hingga 1 bulan Lebih dari 1 bulan hingga 3 bulan
Jumlah penempatan pada bank-bank lain, sebelum penyisihan penghapusan aset produktif Penyisihan penghapusan aset produktif:
Rupiah Valuta asing Jumlah penempatan pada bank-bank lain, bersih
Allowance for uncollectible accounts: Rupiah Foreign currencies Total placements with other banks, net
Weighted average interest rates per annum:
Tingkat bunga rata-rata tertimbang setahun: Rupiah Valuta asing
6,82% 0,51%
3,40% 1,46%
EFEK-EFEK
Rupiah Foreign currencies
As of 31 December 2009 and 2008, all outstanding balances of placements with other banks were classified as “pass”.
Pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008, seluruh saldo penempatan pada bank-bank lain digolongkan sebagai “lancar”. 6.
Call money: Rupiah Up to 1 month More than 1 month up to 3 months Foreign currencies Up to 1 month More than 1 month up to 3 months Total placements with other banks, before allowance for uncollectible accounts
6.
MARKETABLE SECURITIES This account consists of trading and held-to-maturity securities, as follows:
Akun ini terdiri dari efek-efek untuk tujuan diperdagangkan dan dimiliki hingga jatuh tempo, sebagai berikut: 2009 Harga perolehan (setelah amortisasi premi/ diskonto)/ Acquisition cost (after premiums/ discounts amortization)
Laba (rugi) yang belum direalisasi/ Unrealized gain (loss)
Nilai wajar/ Fair value
Penyisihan penghapusan aset produktif/ Allowance for uncollectible accounts
Efek-efek, setelah penyisihan penghapusan aset produktif/ Marketable securities, net of allowance for uncollectible accounts Trading marketable securities: Rupiah
Efek-efek untuk tujuan diperdagangkan: Rupiah Sertifikat Bank Indonesia (nilai nominal Rp 73.500) Obligasi pemerintah (nilai nominal Rp 872.112) Obligasi perusahaan (nilai nominal Rp 146) Jumlah efek-efek untuk tujuan diperdagangkan
72.849
(88)
72.761
-)
1.034.096
(97.430)
936.666
-)
Bank Indonesia certificates (nominal value of Rp 73,500) 72.761 Government bonds (nominal value of Rp 872,112) 936.666 Corporate bonds (nominal value of 140 Rp 146)
140
2)
142
(2)
1.107.085
(97.516)
1.009.569
(2)
1.009.567
1.107.085
(97.516)
1.009.569
(2)
1.009.567
Subtotal trading marketable securities
57
DEUTSCHE BANK AG - CABANG INDONESIA
DEUTSCHE BANK AG - INDONESIAN BRANCHES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUAGAN GABUNGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 (Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS YEARS ENDED 31 DECEMBER 2009 AND 2008 (In millions of rupiah, unless otherwise specified)
6.
EFEK-EFEK (Lanjutan)
6.
MARKETABLE SECURITIES (Continued)
2009 Harga perolehan (setelah amortisasi premi/ diskonto)/ Acquisition cost (after premiums/ discounts amortization) Efek-efek untuk dimiliki hingga jatuh tempo: Rupiah Wesel ekspor yang dibeli (nilai nominal Rp 163.964) Valuta asing Wesel ekspor yang dibeli (nilai nominal USD 37.266) Wesel ekspor yang dinegosiasikan (nilai nominal USD 31.728.928)
Jumlah efek-efek untuk dimiliki hingga jatuh tempo
161.487
Penyisihan penurunan permanen nilai efekefek/ Allowance for permanent diminution in value of marketable securities
-
Nilai tercatat/ Carrying value
161.487
Penyisihan penghapusan aset produktif/ Allowance for uncollectible accounts
(1.615)
Efek-efek, setelah penyisihan penghapusan aset produktif/ Marketable securities, net of allowance for uncollectible accounts
159.872
Held-to-maturity marketable securities: Rupiah Export bills purchased (nominal value of Rp 163,964) Foreign currencies Export bills purchased (nominal value of USD 37,266)
350
-
350
(3)
347
297.208 297.558
-
297.208 297.558
(2.972) (2.975)
294.236 294.583
459.045
-
459.045
(4.590)
454.455
Subtotal held-to-maturity marketable securities
1.468.614
(4.592)
1.464.022
Total marketable securities, net
Penyisihan penghapusan aset produktif/ Allowance for uncollectible accounts
Efek-efek, setelah penyisihan penghapusan aset produktif/ Marketable securities, net of allowance for uncollectible accounts
Jumlah efek-efek, bersih
Export bills negotiated (nominal value of USD 31,728,928)
2008 Harga perolehan (setelah amortisasi premi/ diskonto)/ Acquisition cost (after premiums/ discounts amortization) Efek-efek untuk tujuan diperdagangkan: Rupiah Sertifikat Bank Indonesia (nilai nominal Rp 683.969) Obligasi pemerintah (nilai nominal Rp 1.521.955) Obligasi perusahaan (nilai nominal Rp 175.600)
678.049
Rugi yang belum direalisasi/ Unrealized loss
(210)
Nilai wajar/ Fair value
677.839
-)
Trading marketable securities: Rupiah Bank Indonesia certificates (nominal value of Rp 683,969) 677.839)
1.481.968
(22.121)
1.459.847
-)
1.459.847)
163.341 2.323.358
(45.777)
117.564 2.255.250
(1.176)
116.388)
(68.108)
(1.176)
2.254.074)
2.323.358
(68.108)
2.255.250
(1.176)
2.254.074)
Jumlah efek-efek untuk tujuan diperdagangkan
58
Government bonds (nominal value of Rp 1,521,955) Corporate bonds (nominal value of Rp 175,600)
Subtotal trading marketable securities
6.
DEUTSCHE BANK AG - CABANG INDONESIA
DEUTSCHE BANK AG - INDONESIAN BRANCHES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUAGAN GABUNGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 (Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS YEARS ENDED 31 DECEMBER 2009 AND 2008 (In millions of rupiah, unless otherwise specified)
EFEK-EFEK (Lanjutan)
6.
MARKETABLE SECURITIES (Continued)
2008 Harga perolehan (setelah amortisasi premi/ diskonto)/ Acquisition cost (after premiums/ discounts amortization) Efek-efek untuk dimiliki hingga jatuh tempo: Rupiah Wesel ekspor yang dibeli (nilai nominal Rp 89.359)
Penyisihan penurunan permanen nilai efekefek/ Allowance for permanent diminution in value of marketable securities
89.359
-)
Nilai tercatat/ Carrying value
Penyisihan penghapusan aset produktif/ Allowance for uncollectible accounts
89.359)
(893)
Efek-efek, setelah penyisihan penghapusan aset produktif/ Marketable securities, net of allowance for uncollectible accounts
88.466)
Foreign currencies
Valuta asing Wesel ekspor yang dibeli (nilai nominal USD 1.152.960) Wesel ekspor yang dinegosiasikan (nilai nominal USD 11.729.676)
Jumlah efek-efek untuk dimiliki hingga jatuh tempo
12.567
-)
12.567)
(126)
12.441)
127.853) 140.420)
(1.278) (1.404)
126.575) 139.016)
229.779
-)
229.779)
(2.297)
227.482)
Subtotal held-to-maturity marketable securities
2.485.029)
(3.473)
2.481.556)
Total marketable securities, net
Rincian efek-efek untuk dimiliki hingga jatuh tempo berdasarkan sisa umur sampai dengan tanggal jatuh temponya adalah sebagai berikut: 2009
The details of held-to-maturity marketable securities based on the remaining period to maturity date was as follows: 2008
Efek-efek untuk dimiliki hingga jatuh tempo, pada nilai tercatat:
Hingga 1 bulan Lebih dari 1 bulan hingga 3 bulan Lebih dari 3 bulan hingga 12 bulan
190.720 250.992
86.346 128.844
17.333
14.589
459.045
229.779
2009
Rupiah Valuta asing
8,12%
9,70%
10,81% 4,64%
12,47% 7,49%
18,22% 10,94% -
11,13% 9,56% 3,88%
11,57% 4,10%
11,47% 2,39%
12,68% 4,64%
11,60% 3,84%
Wesel ekspor yang dinegosiasikan Rupiah Valuta asing
Held-to-maturity marketable securities, at carrying value: Up to 1 month More than 1 month up to 3 months More than 3 months up to 12 months
2008
Tingkat bunga rata-rata tertimbang setahun:
Euro commercial papers Wesel ekspor yang dibeli
Export bills negotiated (nominal value of USD 11,729,676)
-) -)
)
Rupiah Valuta asing
Export bills purchased (nominal value of USD 1,152,960)
127.853 140.420
Jumlah efek-efek, bersih
Sertifikat Bank Indonesia Obligasi pemerintah Rupiah Valuta asing Obligasi perusahaan
Held-to-maturity marketable securities: Rupiah Export bills purchased (nominal value of Rp 89,359)
Weighted average interest rates per annum: Bank Indonesia certificates Government bonds Rupiah Foreign currencies Corporate bonds Rupiah Foreign currencies Euro commercial papers Export bills purchased Rupiah Foreign currencies Export bills negotiated Rupiah Foreign currencies
59
DEUTSCHE BANK AG - CABANG INDONESIA
DEUTSCHE BANK AG - INDONESIAN BRANCHES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUAGAN GABUNGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 (Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS YEARS ENDED 31 DECEMBER 2009 AND 2008 (In millions of rupiah, unless otherwise specified)
6. EFEK-EFEK (Lanjutan)
6.
Berikut ini adalah ikhtisar peringkat obligasi perusahaan yang dimiliki Bank berdasarkan laporan Bursa Efek Indonesia yang diperoleh dari PTPemeringkat Efek Indonesia (PTPefindo) pada tanggal 31 Desember 2009 and 2008:
Summarized below is the rating of corporate bonds owned by the Bank as reported by the Indonesia Stock Exchange from PT Pemeringkat Efek Indonesia (PT Pefindo) as of 31 December 2009 and 2008:
2009 PT Bank Danamon Indonesia Tbk PT Bank Pan Indonesia Tbk
MARKETABLE SECURITIES (Continued)
2008 idAA+ -
As of 31 December 2009 and 2008, all outstanding balances of marketable securities were classified as “pass”.
Pada tanggal 31Desember 2009 dan 2008, seluruh saldo efek-efek digolongkan sebagai “lancar”.
7. INSTRUMEN DERIVATIF
7.
DERIVATIVE INSTRUMENTS
2009 Tagihan derivatif/ Derivative receivables Kontrak berjangka valuta asing Bank Bukan bank
Kontrak currency swap Bank Bukan bank
Kontrak cross currency swap Bank Bukan bank
PT Bank Danamon Indonesia Tbk PT Bank Pan Indonesia Tbk
idAA+ idA+
2008 Kewajiban derivatif/ Derivative payables
Tagihan derivatif/ Derivative receivables
Kewajiban derivatif/ Derivative payables
2.249) 20.776) 23.025)
788 6.538 7.326
3.487 95.904 99.391
4.399 8.872 13.271
96.630) 2) 96.632)
41.014 155 41.169
290.327) 36.710) 327.037
272.185) 57.060) 329.245)
2.285) -) 2.285)
36 36
-) -) -)
21.307) 30.206) 51.513)
Kontrak swap suku bunga, dengan bank lain Kontrak berjangka obligasi, dengan bukan bank
Jumlah, sebelum penyisihan penghapusan aset produktif Penyisihan penghapusan aset produktif Jumlah, bersih
60
Cross currency swap contracts Banks Non-banks
24.004)
2.626
14.839)
11.805)
with other banks
-)
4.034
460)
3.410)
Bond forward contracts, with non-banks Interest rate options,
-) )
-
-)
7.303)
with other banks
with other banks
Opsi valuta asing, dengan bank lain
Currency swap contracts Banks Non-banks
Interest rate swap contracts,
Opsi suku bunga, dengan bank lain
Currency forward contracts Banks Non-banks
Currency options, -)
-
144.746
166)
145.946)
55.191
586.473)
416.713
uncollectible accounts Allowance for uncollectible
(1.459) 144.487)
55.191
(5.865) 580.608)
-) 416.713
accounts Total, net
Total, before allowance for
DEUTSCHE BANK AG - CABANG INDONESIA
DEUTSCHE BANK AG - INDONESIAN BRANCHES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUAGAN GABUNGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 (Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS YEARS ENDED 31 DECEMBER 2009 AND 2008 (In millions of rupiah, unless otherwise specified)
7. INSTRUMEN DERIVATIF (Lanjutan)
7.
DERIVATIVE INSTRUMENTS (Continued)
Dalam kegiatan operasi sehari-hari, Bank melakukan beragam transaksi derivatif untuk tujuan perdagangan (trading) maupun non-perdagangan (non-trading). Tujuan Bank menggunakan instrumen derivatif adalah untuk memenuhi kebutuhan nasabah, untuk mengelola risiko Bank dan untuk menghasilkan pendapatan melalui kegiatan perdagangan. Kontrak derivatif yang digunakan oleh Bank untuk kegiatan perdagangan dan nonperdagangan meliputi swap, kontrak berjangka, opsi dan jenis kontrak serupa lainnya yang didasarkan pada tingkat bunga, kurs valuta asing dan risiko kredit.
In the normal course of business, the Bank entered into a variety of derivative transactions for both trading and non-trading purposes. The Bank’s objectives in using derivative instruments are to meet customers’ needs, to manage the Bank’s exposure to risks and to generate revenue through trading activities. Derivative contracts used by the Bank in both trading and nontrading activities include swaps, forwards, options and other similar types of contracts based on interest rates, foreign exchange rates and credit risk.
Pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008, nilai kontrak dan rata-rata jangka waktu kontrak berjangka valuta asing dan currency swap adalah sebagai berikut:
As of 31 December 2009 and 2008, the contract amount and average contract period of currency forward and currency swap contracts are as follows:
Nilai kontrak (dalam valuta asal)/ Contract amount (in original currency) Jenis valuta/ Currency Kontrak pembelian berjangka valuta asing
USD JPY GBP EUR
2009
Rata-rata jangka waktu kontrak (hari)/ Average contract period (days)
2008
2009
2008 Currency forward purchase contracts
90.653.504 14.000 5.100.958
103.295.339 18.492.000 11.396.304
89 5 86
132 6 135
414.011
348.264
23
24
USD JPY EUR Lainnya, ekuivalen USD/ Others, equivalent USD
52.747.973 7.890 14.493.681
35.055.486 7.062.428
69 5 238
85 147
773.215
-
34
-
USD JPY EUR Lainnya, ekuivalen USD/ Others, equivalent USD
117.775.465 52.171.376 47.702.660
271.430.592 12.177.548.596 30.383.474
83 36 292
202 54 104
294.706
10.080.117
49
25
Kontrak penjualan currency swap
USD JPY EUR Lainnya, ekuivalen USD/ Others, equivalent USD
147.113.787 52.171.376 38.004.775
415.389.027 12.177.556.394 30.421.028
222 36 101
188 54 100
206.029
-
51
-
Kontrak pembelian opsi suku bunga
USD
-
20.000.000
-
1.826
Interest rate option purchase contracts
Kontrak pembelian opsi valuta asing
USD Lainnya, ekuivalen USD/ Others, equivalent USD
-
104.950.000
-
169
Currency option purchase contracts
-
1.887.966
-
26
USD Lainnya, ekuivalen USD/ Others, equivalent USD
-
2.700.000
-
154
-
4.827.892
-
33
Lainnya, ekuivalen USD/ Others, equivalent USD Kontrak penjualan berjangka valuta asing
Kontrak pembelian currency swap
Kontrak penjualan opsi valuta asing
Currency forward selling contracts
Currency swap purchase contracts
Currency swap selling contracts
Currency option selling contracts
61
DEUTSCHE BANK AG - CABANG INDONESIA
DEUTSCHE BANK AG - INDONESIAN BRANCHES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUAGAN GABUNGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 (Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS YEARS ENDED 31 DECEMBER 2009 AND 2008 (In millions of rupiah, unless otherwise specified)
7. INSTRUMEN DERIVATIF (Lanjutan)
7.
Pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008, jumlah nosional dan tingkat bunga rata-rata kontrak cross currency swap dan kontrak swap suku bunga adalah sebagai berikut:
DERIVATIVE INSTRUMENTS (Continued) As of 31 December 2009 and 2008, the notional amount and average interest rates of cross currency swap and interest rate swap contracts are as follows:
Jumlah nosional (dalam valuta asal)/ Notional amount (in original currency) Jenis valuta/ Currency Kontrak pembelian cross currency swap
IDR
Kontrak penjualan cross currency swap
USD
2009
Tingkat bunga rata-rata (% setahun)/ Average interest rates (% per annum)
2008
2009
2008
133.750.000.000
231.965.930.191
8,74
8,87
Cross currency swap purchase contracts
14.000.000
25.187.625
2,54
2,96
Cross currency swap selling contracts
Kontrak swap suku
Interest rate swap
bunga Yang akan diterima
contracts IDR USD
Yang akan dibayar
IDR
653.500.000.000
50.000.000.000
8,83
8,00
5.000.000
5.000.000
1,43
1,43
150.000.000.000
850.000.000.000
8,41
9,25
Rata-rata periode kontrak dan periode penyelesaian bunga dari kontrak cross currency swap dan kontrak swap suku bunga adalah sebagai berikut: 2009 Periode kontrak rata-rata: Kontrak cross currency swap Kontrak swap suku bunga
2008
1,01 tahun/years 2,35 tahun/years
2,29 tahun/years 1,92 tahun/years
1 - 12 bulan/months 1 - 12 bulan/months
1 - 12 bulan/months 1 - 12 bulan/months
Average period of contract: Cross currency swap contracts Interest rate swap contracts Interest settlement period:
Pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008, jumlah nosional dan rata-rata jangka waktu kontrak berjangka obligasi adalah sebagai berikut: Jumlah nosional (dalam rupiah penuh)/ Notional amount (in whole rupiah) 2009 2008 Kontrak pembelian berjangka obligasi
Cross currency swap contracts Interest rate swap contracts
As of 31 December 2009 and 2008, the notional amount and average contract period of bond forward contracts are as follows: Rata-rata jangka waktu kontrak (hari)/ Average contract period (days) 2009 2008
-
91.663.000.000
-
90
2.329.000.000
6.250.000.000
755
852
Kontrak penjualan berjangka obligasi
Pada tanggal 31Desember 2009 dan 2008, seluruh saldo tagihan derivatif digolongkan sebagai “lancar”.
62
To be paid
The average period of contract and interest settlement period of cross currency swap and interest rate swap contracts are as follows:
Periode penyelesaian bunga: Kontrak cross currency swap Kontrak swap suku bunga
To be received
Bond forward purchase contracts Bond forward selling contracts
As of 31 December 2009 and 2008, all outstanding balances of derivative receivables were classified as “pass”.
DEUTSCHE BANK AG - CABANG INDONESIA
DEUTSCHE BANK AG - INDONESIAN BRANCHES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUAGAN GABUNGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 (Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS YEARS ENDED 31 DECEMBER 2009 AND 2008 (In millions of rupiah, unless otherwise specified)
8. KREDIT YANG DIBERIKAN
8. LOANS RECEIVABLE
Kredit yang diberikan menurut jenis kredit:
Loans receivable by types of loan: 2009
Rupiah Modal kerja Konsumen
2008
3.192.594) 185.421) 3.378.015)
Valuta asing Modal kerja Konsumen
Rupiah Working capital Consumer
3.750.867) 145.444) 3.896.311)
1.723.321) 7.517) 1.730.838)
)
Foreign currencies Working capital Consumer
3.150.175) 8.720) 3.158.895)
Jumlah kredit yang diberikan, sebelum penyisihan penghapusan aset produktif
Total loans receivable, before allowance for uncollectible 5.108.853)
7.055.206)
(95.743)
(52.170)
accounts
Penyisihan penghapusan aset produktif:
Allowance for uncollectible accounts:
Rupiah Valuta asing
Jumlah kredit yang diberikan, bersih
(204.498) (300.241)
(310.111) (362.281)
4.808.612)
6.692.925)
Kredit yang diberikan menurut sektor industri:
Rupiah Foreign currencies
Total loans receivable, net
Loans receivable by types of industry: 2009
Lancar/ Pass Rupiah Manufaktur Penyisihan penghapusan aset produktif Perdagangan, restoran dan hotel Penyisihan penghapusan aset produktif
Dalam perhatian khusus/ Special mention
Kurang lancar/ Substandard
Diragukan/ Doubtful
Macet/ Loss
Jumlah/ Total
1.805.865)
147.296)
-
101.030)
-
2.054.191)
(19.555) 1.786.310)
(7.366) 139.930)
-
(50.515) 50.515)
-
(77.436) 1.976.755)
429.662)
-)
-
-)
-
429.662)
(6.970) 422.692)
-) -)
-
-) -)
-
(6.970) 422.692)
686.895)
-)
-
-)
-
686.895)
(10.556) 676.339)
-) -)
-
-
(10.556) 676.339)
Jasa sosial Penyisihan penghapusan aset produktif
21.844)
-)
-
-) -) ) -)
-
21.844)
-) 21.844)
-) -)
-
-
-) 21.844)
Lainnya Penyisihan penghapusan aset produktif
185.423)
-)
-
-) -) ) -)
-
185.423)
(781) 184.642)
-) -)
-
-) -)
-
(781) 184.642)
3.091.827)
139.930)
-
50.515)
-
3.282.272)
Jasa bidang usaha Penyisihan penghapusan aset produktif
Jumlah kredit yang diberikan dalam rupiah, bersih
Rupiah Manufacturing Allowance for uncollectible accounts Trading, restaurant and hotel Allowance for uncollectible accounts Business services Allowance for uncollectible accounts Social services
Allowance for uncollectible accounts Others
Allowance for uncollectible accounts
Subtotal rupiah, net
63
DEUTSCHE BANK AG - CABANG INDONESIA
DEUTSCHE BANK AG - INDONESIAN BRANCHES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUAGAN GABUNGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 (Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS YEARS ENDED 31 DECEMBER 2009 AND 2008 (In millions of rupiah, unless otherwise specified)
8.
8. KREDIT YANG DIBERIKAN (Lanjutan)
LOANS RECEIVABLE (Continued)
2009
Lancar/ Pass Valuta asing Konstruksi Penyisihan penghapusan aset produktif
Kurang lancar/ Substandard
Diragukan/ Doubtful
Macet/ Loss
Jumlah/ Total
142.804)
-)
-)
-
-)
142.804)
-) 142.804)
-) -)
-) -)
-
-) -)
-) 142.804)
Pertambangan Penyisihan penghapusan aset produktif
111.505)
-)
-)
-
-)
111.505)
(787) 110.718)
-) -)
-) -)
-
-) -)
(787) 110.718)
Manufaktur Penyisihan penghapusan aset produktif
1.002.669)
44.952)
61.068)
-
174.465)
1.283.154)
(3.063) 999.606)
(15.013) 29.939)
(9.160) 51.908)
-
(174.465) -)
(201.701) 1.081.453)
Perdagangan, restoran dan hotel Penyisihan penghapusan aset produktif
-
31.657)
-
-
-
-
31.657)
(467) 31.190)
-
-
-
-
(467) 31.190)
117.519)
-
-
-
-
117.519)
(1.417) 116.102)
-
-
-
-
(1.417) 116.102)
Jasa sosial Penyisihan penghapusan aset produktif
36.682)
-
-
-
-
36.682)
-) 36.682)
-
-
-
-
-) 36.682)
Lainnya Penyisihan penghapusan aset produktif
7.517)
-
-
-
-
7.517)
(126) 7.391)
-
-
-
-
(126) 7.391)
Jasa bidang usaha Penyisihan penghapusan aset produktif
64
Dalam perhatian khusus/ Special mention
Foreign currencies Construction Allowance for uncollectible accounts
Mining Allowance for uncollectible accounts Manufacturing
Allowance for uncollectible accounts
Trading, restaurant and hotel Allowance for uncollectible accounts Business services Allowance for uncollectible accounts Social services
Allowance for uncollectible accounts Others
Allowance for uncollectible accounts
Jumlah kredit yang diberikan dalam valuta asing, bersih
1.444.493)
29.939
51.908
-
-
1.526.340)
Subtotal foreign currencies, net
Jumlah kredit yang diberikan, bersih
4.536.320)
169.869
51.908
50.515
-
4.808.612)
Total loans receivable, net
DEUTSCHE BANK AG - CABANG INDONESIA
DEUTSCHE BANK AG - INDONESIAN BRANCHES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUAGAN GABUNGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 (Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS YEARS ENDED 31 DECEMBER 2009 AND 2008 (In millions of rupiah, unless otherwise specified)
8.
8. KREDIT YANG DIBERIKAN (Lanjutan)
LOANS RECEIVABLE (Continued)
2008
Lancar/ Pass Rupiah Pertanian dan sarana pertanian Penyisihan penghapusan asetproduktif
Manufaktur Penyisihan penghapusan aset produktif
Perdagangan, restoran dan hotel Penyisihan penghapusan aset produktif
Dalam perhatian khusus/ Special mention
Kurang lancar/ Substandard
Diragukan/ Doubtful
Macet/ Loss
Jumlah/ Total
500)
-)
-)
-)
2.660)
3.160)
(9) 491)
-) -)
-) -)
-) -)
(2.660) -)
(2.669) 491)
2.133.716)
110.039)
-)
-)
-)
2.243.755)
(24.905) 2.108.811)
(7.552) 102.487)
-) -)
-) -)
-) -)
(32.457) 2.211.298)
524.393)
-)
-)
-)
-)
524.393)
(177) 524.216)
-) -)
-) -)
-) -)
-) -)
(177) 524.216)
943.736)
-)
-)
-)
-)
943.736)
(14.362) 929.374)
-) -)
-) -)
-) -)
-) -)
(14.362) 929.374)
Jasa sosial Penyisihan penghapusan aset produktif
35.820)
-)
-)
-)
-)
35.820)
-) 35.820)
-) -)
-) -)
-) -)
-) -)
-) 35.820)
Lainnya Penyisihan penghapusan aset produktif
145.447)
-)
-)
-)
-)
145.447)
(2.505) 142.942)
-) -)
-) -)
-) -)
-) -)
(2.505) 142.942)
3.741.654)
102.487)
-)
-)
-)
3.844.141)
Jasa bidang usaha Penyisihan penghapusan aset produktif
Jumlah kredit yang diberikan dalam rupiah, bersih
Rupiah Agriculture and agricultural services Allowance for uncollectible accounts
Manufacturing
Allowance for uncollectible accounts
Trading, restaurant and hotel Allowance for uncollectible accounts Business services Allowance for uncollectible accounts
Social services
Allowance for uncollectible accounts
Others
Allowance for uncollectible accounts
Subtotal rupiah, net
65
DEUTSCHE BANK AG - CABANG INDONESIA
DEUTSCHE BANK AG - INDONESIAN BRANCHES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUAGAN GABUNGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 (Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS YEARS ENDED 31 DECEMBER 2009 AND 2008 (In millions of rupiah, unless otherwise specified)
8.
8. KREDIT YANG DIBERIKAN (Lanjutan)
LOANS RECEIVABLE (Continued)
2008
Lancar/ Pass Valuta asing Konstruksi Penyisihan penghapusan aset produktif
Kurang lancar/ Substandard
Diragukan/ Doubtful
Macet/ Loss
Jumlah/ Total
250.150)
-)
-)
-)
-)
250.150)
-) 250.150)
-) -)
-) -)
-) -)
-) -)
-) 250.150)
Pertambangan Penyisihan penghapusan aset produktif
150.747)
-)
-)
-)
-)
150.747)
(1.690) 149.057)
-) -)
-) -)
-) -)
-) -)
(1.690) 149.057)
Manufaktur Penyisihan penghapusan aset produktif
1.597.862)
69.155)
163.500)
-)
244.364)
2.074.881)
(10.847) 1.587.015
(21.777) 47.378)
(24.525) 138.975)
-) -)
(244.364) -)
(301.513) 1.773.368)
Perdagangan, restoran dan hotel Penyisihan penghapusan aset produktif Pengangkutan, pergudangan dan komunikasi Penyisihan penghapusan aset produktif
31.939)
254)
-)
-)
-)
32.193)
(550) 31.389)
(38) 216)
-) -)
-) -)
-) -)
(588) 31.605)
68.289)
-)
-)
-)
-)
68.289)
-) 68.289)
-) -)
-) -)
-) -)
-) -)
-) 68.289)
509.690)
-)
-)
-)
-)
509.690)
(5.967) 503.723)
-) -)
-) -)
-) -)
-) -)
(5.967) 503.723)
Jasa sosial Penyisihan penghapusan aset produktif
64.225)
-)
-)
-)
-)
64.225)
(353) 63.872)
-) -)
-) -)
-) -)
-) -)
(353) 63.872)
Lainnya Penyisihan penghapusan aset produktif
8.720)
-)
-)
-)
-)
8.720)
-) 8.720)
-) -)
-) -)
-) -)
-) -)
-) 8.720)
Jasa bidang usaha Penyisihan penghapusan aset produktif
66
Dalam perhatian khusus/ Special mention
Foreign currencies Construction Allowance for uncollectible accounts
Mining Allowance for uncollectible accounts Manufacturing
Allowance for uncollectible accounts
Trading, restaurant and hotel Allowance for uncollectible accounts Transportation, warehousing and communication Allowance for uncollectible accounts Business services Allowance for uncollectible accounts Social services
Allowance for uncollectible accounts Others
Allowance for uncollectible accounts
Jumlah kredit yang diberikan dalam valuta asing, bersih
2.662.215)
47.594)
138.975)
-)
-)
2.848.784)
Subtotal foreign currencies, net
Jumlah kredit yang diberikan, bersih
6.403.869)
150.081)
138.975)
-)
-)
6.692.925)
Total loans receivable, net
DEUTSCHE BANK AG - CABANG INDONESIA
DEUTSCHE BANK AG - INDONESIAN BRANCHES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUAGAN GABUNGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 (Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS YEARS ENDED 31 DECEMBER 2009 AND 2008 (In millions of rupiah, unless otherwise specified)
8.
KREDIT YANG DIBERIKAN (Lanjutan)
8.
Kredit yang diberikan menurut periode jatuh tempo berdasarkan perjanjian kredit:
Rupiah Kewajiban segera Kurang dari 1 tahun Lebih dari 1 tahun hingga 4 tahun Lebih dari 4 tahun Jumlah kredit yang diberikan, sebelum penyisihan penghapusan aset produktif Penyisihan penghapusan aset produktif Jumlah kredit yang diberikan, bersih
Loans receivable by maturity period based on loan agreement:
2009 Valuta asing/ Foreign currencies 201.537) 1.529.301) -) -)
1.163.095 3.346.092 553.579) 46.087)
3.378.015)
1.730.838)
5.108.853)
(95.743)
(204.498)
(300.241)
3.282.272)
1.526.340)
4.808.612)
2008 Valuta asing/ Foreign currencies 205.894 2.589.816 363.185 -
1.247.106 4.891.126 869.846 47.128
3.896.311
3.158.895
7.055.206
(52.170)
(310.111)
(362.281)
3.844.141
2.848.784
6.692.925
Rupiah
Hingga 1 tahun Lebih dari 1 tahun hingga 5 tahun Jumlah kredit yang diberikan, sebelum penyisihan penghapusan aset produktif
Repayable on demand Less than 1 year More than 1 year up to 4 years More than 4 years Total loans receivable, before allowance for uncollectible accounts Allowance for uncollectible accounts Total loans receivable, net
Loans receivable based on the remaining period to maturity date was as follows:
2009 Valuta asing/ Foreign currencies
Jumlah/ Total
2.978.015 400.000
1.730.838 -
4.708.853 400.000
3.378.015
1.730.838
5.108.853
Rupiah
Repayable on demand Less than 1 year More than 1 year up to 4 years More than 4 years Total loans receivable, before allowance for uncollectible accounts Allowance for uncollectible accounts Total loans receivable, net
Jumlah/ Total
1.041.212 2.301.310 506.661 47.128
Kredit yang diberikan berdasarkan sisa umur sampai dengan tanggal jatuh temponya adalah sebagai berikut:
Hingga 1 tahun Lebih dari 1 tahun hingga 5 tahun Jumlah kredit yang diberikan, sebelum penyisihan penghapusan aset produktif
Jumlah/ Total
961.558 1.816.791 553.579) 46.087)
Rupiah Kewajiban segera Kurang dari 1 tahun Lebih dari 1 tahun hingga 4 tahun Lebih dari 4 tahun Jumlah kredit yang diberikan, sebelum penyisihan penghapusan aset produktif Penyisihan penghapusan aset produktif Jumlah kredit yang diberikan, bersih
LOANS RECEIVABLE (Continued)
2008 Valuta asing/ Foreign currencies
Up to 1 year More than 1 year up to 5 years Total loans receivable, before allowance for uncollectible accounts
Jumlah/ Total
3.421.311 475.000
3.158.895 -
6.580.206 475.000
3.896.311
3.158.895
7.055.206
Up to 1 year More than 1 year up to 5 years Total loans receivable, before allowance for uncollectible accounts
67
DEUTSCHE BANK AG - CABANG INDONESIA
DEUTSCHE BANK AG - INDONESIAN BRANCHES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUAGAN GABUNGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 (Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS YEARS ENDED 31 DECEMBER 2009 AND 2008 (In millions of rupiah, unless otherwise specified)
8.
KREDIT YANG DIBERIKAN (Lanjutan)
8. 2009
Tingkat bunga rata-rata tertimbang setahun: Rupiah Valuta asing
68
10,95% 1,77%
LOANS RECEIVABLE (Continued) 2008
11,04% 4,18%
Weighted average interest rates per annum: Rupiah Foreign currencies
Kredit yang diberikan tersebut di atas merupakan kredit yang diberikan dalam rupiah dan valuta asing dengan berbagai jenis agunan, termasuk kas, deposito berjangka, standby letters of credit, bangunan, aset berwujud lainnya, jaminan pribadi dan perusahaan.
The above loans receivable represent loans in rupiah and foreign currencies with various types of collaterals, including cash, time deposits, standby letters of credit, buildings, other tangible assets, personal and corporate guarantees.
Jumlah giro dan deposito berjangka dari nasabah bukan bank yang dijaminkan untuk kredit yang diberikan masing-masing sebesar ekuivalen Rp 1.233.893 dan ekuivalen Rp 1.126.112 pada tanggal 31Desember 2009 dan 2008 (Catatan 10).
Total demand and term deposits from non-bank customers pledged as collaterals to the loans receivable amounted to equivalent Rp 1,233,893 and equivalent Rp 1,126,112 as of 31 December 2009 and 2008, respectively (Note 10).
Kredit yang diklasifikasikan sebagai kurang lancar, diragukan, dan macet (non-performing) pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 masing-masing sebesar ekuivalen Rp 336.563 (6,6% dari jumlah kredit yang diberikan Bank) dan ekuivalen Rp 410.524 (5,8% dari jumlah kredit yang diberikan Bank), dengan pendapatan bunga atas kredit non-performing masingmasing sejumlah ekuivalen Rp 239.441 dan Rp 254.661 pada tahun 2009 dan 2008.
Loans classified as substandard, doubtful, and loss (non-performing loans) as of 31 December 2009 and 2008 amounted to equivalent Rp 336,563 (6.6% of total loans receivable) and equivalent Rp 410,524 (5.8% of total loans receivable), respectively, with interest income on non-performing loans amounted to equivalent Rp 239,441 and Rp 254,661 in 2009 and 2008, respectively.
Selama tahun berakhir pada tanggal 310Desember 2009 dan 2008, jumlah pendapatan bunga yang diakui Bank dari kredit non-performing yang diterima secara cash basis masing-masing berjumlah ekuivalen Rp 5.909 dan ekuivalen Rp 2.929.
During the years ended 31December 2009 and 2008, the Bank recognized interest income from nonperforming loans received on a cash basis amounting to equivalent Rp 5,909 and equivalent Rp 2,929, respectively.
Selama tahun berakhir pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008, Bank tidak melakukan restrukturisasi atas kredit yang diberikan.
During the years ended 31 December 2009 and 2008, the Bank did not restructure any loans receivable.
Partisipasi Bank dalam kredit sindikasi bersama bankbank lain pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 masing-masing berjumlah ekuivalen Rp 132.019 dan ekuivalen Rp 241.389. Partisipasi Bank dalam kredit sindikasi tersebut pada tanggal 31.Desember 2009 dan 2008 berkisar antara 2%-30%. Bank hanya berperan sebagai partisipan dalam kredit sindikasi tersebut.
The total participation of the Bank in syndicated loans with other banks as of 31 December 2009 and 2008 amounted to equivalent Rp 132,019 and equivalent Rp 241,389, respectively. The Bank’s participation as of 31 December 2009 and 2008 ranged between 2% - 30%. The Bank only acted as participant in the syndications.
DEUTSCHE BANK AG - CABANG INDONESIA
DEUTSCHE BANK AG - INDONESIAN BRANCHES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUAGAN GABUNGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 (Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS YEARS ENDED 31 DECEMBER 2009 AND 2008 (In millions of rupiah, unless otherwise specified)
8.
KREDIT YANG DIBERIKAN (Lanjutan)
8.
LOANS RECEIVABLE (Continued)
Dalam laporannya kepada Bank Indonesia, Bank menyatakan bahwa pada tanggal 31Desember 2009 dan 2008, Bank telah memenuhi ketentuan Batas Maksimum Pemberian Kredit (“BMPK”) seperti yang tercantum dalam peraturan Bank Indonesia yang berlaku, baik untuk pihak-pihak yang memiliki hubungan istimewa maupun tidak.
The Bank’s report to Bank Indonesia stated that its Legal Lending Limit (“LLL”) as of 31December 2009 and 2008 was in compliance with LLL requirements stipulated in the prevailing Bank Indonesia regulation, both for the related and non-related party borrowers.
Mutasi penyisihan penghapusan kredit yang diberikan untuk tahun berakhir pada tanggal 31Desember 2009 dan 2008 adalah sebagai berikut:
The movement of allowance for uncollectible loans receivable during the years ended 31 December 2009 and 2008 was as follows:
2009 Saldo, awal tahun Penambahan (pemulihan) penyisihan penghapusan aset produktif selama tahun berjalan Penghapusan kredit yang diberikan Selisih kurs yang timbul dari penjabaran penyisihan penghapusan kredit yang diberikan dalam valuta asing Saldo, akhir tahun
2008
362.281)
418.640
10.158) (41.668)
(5.437) (98.804)
(30.530) 300.241
47.882 362.281
Balance, beginning of year Addition (reversal) of allowance for uncollectible accounts during the year Loans written-off Exchange rate differences from translation of allowance for uncollectible loans receivable in foreign currencies Balance, end of year
Pada tahun 2008, salah satu nasabah Bank tidak dapat memenuhi kewajiban pembayarannya sehingga penyelesaian kewajiban tersebut dilakukan melalui penandatanganan perjanjian tambahan dimana Bank mengambilalih kepemilikan atas jaminan kredit yang diberikan. Pada saat wanprestasi, saldo kredit yang diberikan berjumlah USD 60,7 juta (termasuk bunga yang belum dibayar). Bank telah mencatat jaminan tersebut sebagai aset lain-lain. Pada tanggal 31 Desember 2008, Bank mengakui kerugian penurunan nilai jaminan karena kerusakan fisik dan kerugian lainnya sejumlah Rp 212 milyar. Kerugian penurunan nilai ini dicatat sebagai beban operasional lainnya – lain-lain.
In 2008, one of the Bank’s borrowers defaulted, which led to the signing of a supplement agreement whereunder the Bank acquired ownership of the collateral. At the time of default, balance of the loan was USD 60.7 million (including unpaid interests). The Bank recorded the collateral as other assets in its book. As of 31 December 2008, the Bank recognized impairment losses of Rp 212 billion on the collateral assets due to physical damage and other losses. The impairment loss was recorded as other operational expenses – others.
Kredit yang diberikan tersebut telah dikemas sedemikian rupa sehingga eksposur kredit terbagi antara beberapa penanggung risiko/asuradur yang secara bersama-sama menutup 80% eksposur kerugian melalui perjanjian partisipasi risiko/penutupan asuransi. Selain itu, Bank menerima standby letter of credit (“SBLC”) dari cabang Deutsche Bank lainnya sejumlah USD 52 juta.
The loan was structured in a way that credit exposure was shared with various risk participants/insurance underwriters who collectively covered 80% of the exposure via risk participation agreements/insurance cover. Further, the loan was also secured by a standby letter of credit (“SBLC”) from another Deutsche Bank branch for USD 52 million.
Bank telah mencairkan SBLC dan menerima dana sebesar USD 52 juta pada bulan Januari 2009. Secara bersamaan, Bank mengajukan klaim atas partisipasi risiko dari para penanggung risiko/asuradur; klaim-klaim ini telah disetujui dan 80% dari jumlah kredit yang diberikan telah diterima pada tahun 2009 sesuai dengan persyaratan dalam perjanjian. Kelebihan penerimaan atas eksposur kerugian bersih Bank dikembalikan ke cabang Deutsche Bank lain yang terkait; Bank tidak mencatat kerugian atas transaksi ini.
The Bank called the SBLC for the full amount and received the money of USD 52 million in January 2009. The Bank simultaneously claimed the share from the credit participants/insurance underwriters; these claims were honored, and the 80% of the loan amount was received in 2009, as per the terms of the respective agreements. Recoveries in excess of the Bank's net exposure were turned over to the other Deutsche Bank branch; no loss on the transaction was booked by the Bank.
69
DEUTSCHE BANK AG - CABANG INDONESIA
DEUTSCHE BANK AG - INDONESIAN BRANCHES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUAGAN GABUNGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 (Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS YEARS ENDED 31 DECEMBER 2009 AND 2008 (In millions of rupiah, unless otherwise specified)
8.
KREDIT YANG DIBERIKAN (Lanjutan)
8.
LOANS RECEIVABLE (Continued)
Sambil melakukan upaya pemulihan kerugian dari para penanggung risiko, Bank terus berupaya memperoleh hak atas jaminan yang dikenakan perintah sita jaminan yang diterbitkan pengadilan sehubungan dengan permohonan yang diajukan oleh sebuah bank pemerintah. Bank juga telah mengajukan tuntutan atas jaminan beserta kerusakan-kerusakan yang terjadi terhadap bank pemerintah terkait ke Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Pengadilan Negeri Jakarta Pusat telah mengeluarkan keputusannya pada bulan Oktober 2009 yang menguntungkan Bank. Pengadilan Negeri telah memerintahkan bank pemerintah terkait untuk membayar kepada Bank suatu jumlah di atas USD 70 juta, ditambah bunga. Bank pemerintah terkait telah mengajukan banding kepada Pengadilan Tinggi Jakarta. Sampai dengan tanggal 31 Desember 2009, masalah ini masih dalam proses pengadilan.
9.
PINJAMAN YANG DIJAMINKAN
While dealing with the risk participants, the Bank has continued to pursue its claim over the collateral against a court attachment order, pursuant to an application filed by a state owned bank. A tort claim for the collateral value plus damages was also filed by the Bank at the Central Jakarta District Court, against the state owned bank concerned. The Central Jakarta District Court issued its judgment in October 2009, and ruled in favor of the Bank. The Court ordered the state owned bank to pay the Bank an amount of approximately USD 70 million, plus the interests. The state owned bank filed an appeal against the verdict at the Jakarta High Court. Up to 31 December 2009, this matter remains in court.
9.
SECURED BORROWING
Transaksi pinjaman yang dijaminkan terdiri dari:
Secured borrowing transactions consist of: Kewajiban atas pinjaman yang dijaminkan/ Obligation under secured borrowing 2009
Tagihan atas pinjaman yang dijaminkan/Receivables under secured borrowing 2009 2008 a. Transaksi terstruktur pada bulan Mei 2003 b. Transaksi terstruktur pada bulan Maret 2005 c. Transaksi terstruktur pada bulan Mei 2006 d. Transaksi terstruktur pada bulan Januari 2008 e. Transaksi terstruktur pada bulan April 2008 f. Transaksi terstruktur pada bulan Agustus 2009 g. Transaksi terstruktur pada bulan Oktober 2009 h. Transaksi terstruktur pada bulan Agustus 2009 Jumlah, sebelum penyisihan penghapusan aset produktif Penyisihan penghapusan aset produktif Jumlah, bersih
a.
70
100.000)
100.000
-
650.000)
650.000
-
-)
500.000
-
305.000)
305.000
-
625.000)
625.000
-
250.000)
-
-
250.000)
-
-
-)
-
500.000
2.180.000)
2.180.000
500.000
(21.800) 2.158.200)
(21.800) 2.158.200
500.000
Pada bulan Mei 2003, Bank melakukan transaksi terstruktur (structured deal) yang meliputi pembelian atas obligasi pemerintah seri tertentu, swap suku bunga dan penjualan kembali obligasi pemerintah pada saat berakhirnya kontrak pada tanggal 12 Januari 2012 dengan harga yang sama dengan harga pembelian (yaitu Rp 100.000). Transaksi ini dicatat sebagai tagihan atas pinjaman yang dijaminkan sebesar Rp 100.000.
a.
a. Structured deal entered in May 2003 b. Structured deals entered in March 2005 c. Structured deal entered in May 2006 d. Structured deal entered in January 2008 e. Structured deal entered in April 2008 f. Structured deal entered in August 2009 g. Structured deal entered in October 2009 h. Structured deal entered in August 2009 Total, before allowance for uncollectible accounts Allowance for uncollectible accounts Total, net
In May 2003, the Bank entered into a structured deal which involved initial purchase of government bonds of certain series, interest rate swap and resale of the government bonds upon termination of the deal on 12 January 2012 at the same price with the initial purchase price (i.e. Rp 100,000). This transaction is accounted for as a receivable under secured borrowing of Rp 100,000.
DEUTSCHE BANK AG - CABANG INDONESIA
DEUTSCHE BANK AG - INDONESIAN BRANCHES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUAGAN GABUNGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 (Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS YEARS ENDED 31 DECEMBER 2009 AND 2008 (In millions of rupiah, unless otherwise specified)
9.
PINJAMAN YANG DIJAMINKAN (Lanjutan)
9.
SECURED BORROWING (Continued)
b.
Pada bulan Maret 2005, Bank melakukan dua transaksi terstruktur (structured deal) yang meliputi pembelian atas obligasi pemerintah seri tertentu, swap suku bunga dan penjualan kembali obligasi pemerintah pada saat berakhirnya kontrak pada tanggal 23 April 2015 dengan harga yang sama dengan harga pembelian (yaitu Rp 650.000). Transaksi-transaksi ini dicatat sebagai tagihan atas pinjaman yang dijaminkan sebesar Rp 650.000.
b. In March 2005, the Bank entered into two structured deals which involved initial purchase of government bonds of certain series, interest rate swap and resale of the government bonds upon termination of the deals on 23 April 2015 at the same price with the initial purchase price (i.e. Rp 650,000). These transactions are accounted for as a receivable under secured borrowing of Rp 650,000.
a.
c. Pada bulan Mei 2006, Bank melakukan transaksi terstruktur (structured deal) yang meliputi pembelian atas obligasi pemerintah seri tertentu, penerimaan deposito, swap suku bunga dan penjualan kembali obligasi pemerintah pada saat berakhirnya kontrak pada tanggal 25 Mei 2009 dengan harga yang sama dengan harga pembelian (yaitu Rp 500.000). Transaksi ini dicatat sebagai tagihan atas pinjaman yang dijaminkan sebesar Rp 500.000.
c.
b.
d. Pada bulan Januari 2008, Bank melakukan transaksi terstruktur (structured deal) yang meliputi pembelian atas obligasi pemerintah seri tertentu, penerimaan deposito, swap suku bunga dan penjualan kembali obligasi pemerintah pada saat berakhirnya kontrak pada tanggal 31 Januari 2011 dengan harga yang sama dengan harga pembelian (yaitu Rp 305.000). Transaksi ini dicatat sebagai tagihan atas pinjaman yang dijaminkan sebesar Rp 305.000.
d. In January 2008, the Bank entered into a structured deal which involved initial purchase of government bonds of certain series, receipt of deposit, interest rate swap and resale of the government bonds upon termination of the deal on 31 January 2011 at the same price with the initial purchase price (i.e. Rp 305,000). This transaction is accounted for as a receivable under secured borrowing of Rp 305,000.
c.
e. Pada bulan April 2008, Bank melakukan transaksi terstruktur (structured deal) yang meliputi pembelian atas obligasi pemerintah seri tertentu, penerimaan deposito, swap suku bunga dan penjualan kembali obligasi pemerintah pada saat berakhirnya kontrak pada tanggal 11 April 2011 dengan harga yang sama dengan harga pembelian (yaitu Rp 625.000). Transaksi ini dicatat sebagai tagihan atas pinjaman yang dijaminkan sebesar Rp 625.000.
e. In April 2008, the Bank entered into a structured deal which involved initial purchase of government bonds of certain series, receipt of deposit, interest rate swap and resale of the government bonds upon termination of the deal on 11 April 2011 at the same price with the initial purchase price (i.e. Rp 625,000). This transaction is accounted for as a receivable under secured borrowing of Rp 625,000.
f. Pada bulan Agustus 2009, Bank melakukan transaksi terstruktur (structured deal) yang meliputi pembelian atas obligasi pemerintah seri tertentu, swap suku bunga dan penjualan kembali obligasi pemerintah pada saat berakhirnya kontrak pada tanggal 13Agustus 2010 dengan harga yang sama dengan harga pembelian (yaitu Rp250.000). Transaksi ini dicatat sebagai tagihan atas pinjaman yang dijaminkan sebesar Rp250.000.
f. In August 2009, the Bank entered into a structured deal which involved initial purchase of government bonds of certain series, interest rate swap and resale of the government bonds upon termination of the deal on 13August 2010 at the same price with the initial purchase price (i.e. Rp250,000). This transaction is accounted for as a receivable under secured borrowing of Rp250,000.
In May 2006, the Bank entered into a structured deal which involved initial purchase of government bonds of certain series, receipt of deposit, interest rate swap and resale of the government bonds upon termination of the deal on 25 May 2009 at the same price with the initial purchase price (i.e. Rp 500,000). This transaction is accounted for as a receivable under secured borrowing of Rp 500,000.
71
DEUTSCHE BANK AG - CABANG INDONESIA
DEUTSCHE BANK AG - INDONESIAN BRANCHES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUAGAN GABUNGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 (Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS YEARS ENDED 31 DECEMBER 2009 AND 2008 (In millions of rupiah, unless otherwise specified)
9.
PINJAMAN YANG DIJAMINKAN (Lanjutan)
9.
SECURED BORROWING (Continued)
g. Pada bulan Oktober 2009, Bank melakukan transaksi terstruktur (structured deal) yang meliputi pembelian atas obligasi pemerintah seri tertentu, swap suku bunga dan penjualan kembali obligasi pemerintah pada saat berakhirnya kontrak pada tanggal 14Januari 2010 dengan harga yang sama dengan harga pembelian (yaitu Rp250.000). Transaksi ini dicatat sebagai tagihan atas pinjaman yang dijaminkan sebesar Rp250.000.
g. In October 2009, the Bank entered into a structured deal which involved initial purchase of government bonds of certain series, interest rate swap and resale of the government bonds upon termination of the deal on 14January 2010 at the same price with the initial purchase price (i.e. Rp250,000). This transaction is accounted for as a receivable under secured borrowing of Rp250,000.
h. Pada bulan Agustus 2009, Bank melakukan transaksi terstruktur (structured deal) yang meliputi penjualan atas obligasi pemerintah seri tertentu, swap suku bunga dan pembelian kembali obligasi pemerintah pada saat berakhirnya kontrak pada tanggal 19Pebruari 2010 dengan harga yang sama dengan harga penjualan (yaitu Rp500.000). Transaksi ini dicatat sebagai kewajiban atas pinjaman yang dijaminkan sebesar Rp500.000.
h. In August 2009, the Bank entered into a structured deal which involved initial sale of government bonds of certain series, interest rate swap and repurchase of the government bonds upon termination of the deal on 19 February 2010 at the same price with the initial sales price (i.e. Rp500,000). This transaction is accounted for as an obligation under secured borrowing of Rp500,000.
Pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008, seluruh tagihan atas pinjaman yang dijaminkan digolongkan sebagai “lancar”.
As of 31 December 2009 and 2008, all outstanding balances of receivables under secured borrowing were classified as “pass”.
10. SIMPANAN DARI NASABAH BUKAN BANK DAN .BANK-BANK LAIN 2009
10. DEPOSITS FROM NON-BANK CUSTOMERS AND .OTHER BANKS 2008
NASABAH BUKAN BANK Giro: Rupiah Valuta asing
Deposito berjangka: Rupiah Jatuh tempo dalam 1 bulan sejak tanggal penempatan Jatuh tempo lebih dari 1 bulan hingga 3 bulan sejak tanggal penempatan Jatuh tempo lebih dari 3 bulan hingga 6 bulan sejak tanggal penempatan Jatuh tempo lebih dari 6 bulan hingga 12 bulan sejak tanggal penempatan Jatuh tempo lebih dari 1 tahun sejak tanggal penempatan
72
NON-BANK CUSTOMERS 2.471.411 2.209.773 4.681.184
2.903.333) 1.533.535) 4.436.868)
2.260.869
2.450.898)
394.145
727.419)
22.219
60.548)
6.318
7.917)
61.655 2.745.206
86.377) 3.333.159)
Demand deposits: Rupiah Foreign currencies
Term deposits: Rupiah Due within 1 month since placement date Due more than 1 month up to 3 months since placement date Due more than 3 months up to 6 months since placement date Due more than 6 months up to 12 months since placement date Due more than 1 year since placement date
DEUTSCHE BANK AG - CABANG INDONESIA
DEUTSCHE BANK AG - INDONESIAN BRANCHES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUAGAN GABUNGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 (Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS YEARS ENDED 31 DECEMBER 2009 AND 2008 (In millions of rupiah, unless otherwise specified)
10. SIMPANAN DARI NASABAH BUKAN BANK DAN BANK-BANK LAIN (Lanjutan)
10. DEPOSITS FROM NON-BANK CUSTOMERS AND OTHER BANKS (Continued)
2009 Valuta asing Jatuh tempo dalam 1 bulan sejak tanggal penempatan Jatuh tempo lebih dari 1 bulan hingga 3 bulan sejak tanggal penempatan Jatuh tempo lebih dari 3 bulan hingga 6 bulan sejak tanggal penempatan Jatuh tempo lebih dari 6 bulan hingga 12 bulan sejak tanggal penempatan Jatuh tempo lebih dari 1 tahun sejak tanggal penempatan
Jumlah simpanan dari nasabah bukan bank
2008
489.099
1.361.678)
484.541
1.211.462)
4.479
70.432)
48.702
3.459)
56.507 1.083.328
129.271) 2.776.302
3.828.534
6.109.461)
8.509.718
10.546.329)
2009
Foreign currencies Due within 1 month since placement date Due more than 1 month up to 3 months since placement date Due more than 3 months up to 6 months since placement date Due more than 6 months up to 12 months since placement date Due more than 1 year since placement date
Total deposits from non-bank customers
2008
BANK-BANK LAIN
OTHER BANKS
Giro: Rupiah Valuta asing
748.258 3.618
963.878 6.817
Demand deposits: Rupiah Foreign currencies
Jumlah simpanan dari bank-bank lain
751.876
970.695
Total deposits from other banks
Deposito berjangka berdasarkan sisa umur sampai dengan tanggal jatuh temponya adalah sebagai berikut:
Rupiah Hingga 1 bulan Lebih dari 1 bulan hingga 3 bulan Lebih dari 3 bulan hingga 6 bulan Lebih dari 6 bulan hingga 12 bulan Lebih dari 1 tahun
2.651.982 66.590 1.510 5.124 20.000) 2.745.206)
Rupiah Hingga 1 bulan Lebih dari 1 bulan hingga 3 bulan Lebih dari 3 bulan hingga 6 bulan Lebih dari 6 bulan hingga 12 bulan Lebih dari 1 tahun
3.070.372 218.377 8.317 2.378 33.715 3.333.159
Term deposits based on the remaining period to maturity date was as follows:
2009 Valuta asing/ Foreign currencies 960.099 27.758 36.136 3.384 55.951) 1.083.328) 2008 Valuta asing/ Foreign currencies 2.378.534 278.858 51.768 5.005 62.137 2.776.302
Jumlah/Total 3.612.081 94.348 37.646 8.508 75.951) 3.828.534)
Up to 1 month More than 1 month up to 3 months More than 3 months up to 6 months More than 6 months up to 12 months More than 1 year
Jumlah/Total 5.448.906 497.235 60.085 7.383 95.852 6.109.461
Up to 1 month More than 1 month up to 3 months More than 3 months up to 6 months More than 6 months up to 12 months More than 1 year
73
DEUTSCHE BANK AG - CABANG INDONESIA
DEUTSCHE BANK AG - INDONESIAN BRANCHES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUAGAN GABUNGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 (Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS YEARS ENDED 31 DECEMBER 2009 AND 2008 (In millions of rupiah, unless otherwise specified)
10. SIMPANAN DARI NASABAH BUKAN BANK DAN BANK-BANK LAIN (Lanjutan)
10.
Tingkat bunga rata-rata tertimbang setahun:
Weighted average interest rates per annum: 2009
2008
Giro dari nasabah bukan bank Rupiah Valuta asing
2,37% 0,65%
2,34% 0,87%
Demand deposits from non-bank customers Rupiah Foreign currencies
Deposito berjangka Rupiah Valuta asing
6,47% 3,65%
6,23% 3,39%
Term deposits Rupiah Foreign currencies
Giro dari bank-bank lain Rupiah Valuta asing
3,57% -
2,67% 0,50%
Demand deposits from other banks Rupiah Foreign currencies
-
8,99% 3,02%
Interbank call money Rupiah Foreign currencies
Call money antar bank Rupiah Valuta asing
Giro dari nasabah bukan bank yang dijaminkan untuk kredit yang diberikan oleh Bank pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 masing-masing berjumlah ekuivalen Rp 89.519 dan ekuivalen Rp 97.917.
Demand deposits from non-bank customers which were pledged as collateral to credit facilities granted by the Bank as of 31 December 2009 and 2008 amounted to equivalent Rp 89,519 and equivalent Rp97,917, respectively.
Deposito berjangka dari nasabah bukan bank yang dijaminkan untuk kredit yang diberikan oleh Bank pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 masing-masing berjumlah ekuivalen Rp 1.144.374 dan ekuivalen Rp 1.028.195.
Term deposits from non-bank customers which were pledged as collateral to credit facilities granted by the Bank as of 31 December 2009 and 2008 amounted to equivalent Rp 1,144,374 and equivalent Rp 1,028,195, respectively.
11. EFEK-EFEK PASAR UANG YANG DITERBITKAN
11.
Merupakan call money antar bank dengan periode jatuh tempo lebih dari 90 hari sejak tanggal penempatan.
Penggolongan menurut jenis valuta dan jangka waktu: Rupiah Lebih dari 3 bulan hingga 6 bulan Lebih dari 1 tahun
2008
180.000 180.000
70.000 180.000 250.000
-
218.000 218.000
180.000
468.000
Valuta asing Lebih dari 1 tahun
2009 Tingkat bunga rata-rata tertimbang setahun: Rupiah Valuta asing
MONEY MARKET SECURITIES ISSUED Represent interbank call money with maturity period of more than 90 days since the placement date.
2009
74
DEPOSITS FROM NON-BANK CUSTOMERS AND OTHER BANKS (Continued)
9,14% -
Classified by currency and term: Rupiah More than 3 months up to 6 months More than 1 year
Foreign currencies More than 1 year
2008 8,45% 0,02%
Weighted average interest rates per annum: Rupiah Foreign currencies
DEUTSCHE BANK AG - CABANG INDONESIA
DEUTSCHE BANK AG - INDONESIAN BRANCHES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUAGAN GABUNGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 (Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS YEARS ENDED 31 DECEMBER 2009 AND 2008 (In millions of rupiah, unless otherwise specified)
12. KEWAJIBAN PADA KANTOR PUSAT DAN KANTOR CABANG LAIN
12. DUE TO HEAD OFFICE AND OTHER BRANCHES
Merupakan dana yang ditempatkan di Indonesia oleh Kantor Pusat dan kantor cabang lain. Kewajiban pada Kantor Pusat diperpanjang secara periodik.
Represent the funds placed in Indonesia by the Head Office and other branches. Due to Head Office is rolled-over on a periodical basis.
Pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008, saldo kewajiban pada Kantor Pusat dan kantor cabang lain adalah sebagai berikut:
As of 31 December 2009 and 2008, the balance of due to Head Office and other branches was as follows:
Tingkat bunga rata-rata tertimbang setahun/ Weighted average interest rates per annum 2009 2008 % %
2009
2008
Kewajiban pada Kantor Pusat: Rupiah Valuta asing
1,18
1,51
198 751.628 751.826
139 1.471.533 1.471.672
Kewajiban pada kantor cabang lain: Rupiah Valuta asing
-
-
81.652 46 81.698
165.440 62.138 227.578
833.524
1.699.250
Jumlah
13. TAKSIRAN KERUGIAN ATAS TRANSAKSI REKENING ADMINISTRATIF
Due to Head Office: Rupiah Foreign currencies
Due to other branches: Rupiah Foreign currencies
Total
13. ESTIMATED LOSS FROM OFF-BALANCE SHEET TRANSACTIONS
Merupakan taksiran kerugian atas letters of credit dan bank garansi yang diterbitkan.
Represents the estimated loss on letters of credit and bank guarantees issued.
Mutasi taksiran kerugian atas transaksi rekening administratif untuk tahun berakhir pada tanggal 31.Desember 2009 dan 2008 adalah sebagai berikut:
The movement of estimated loss from off-balance sheet transactions during the years ended 31December 2009 and 2008 was as follows:
2009 Saldo, awal tahun Penambahan taksiran kerugian atas transaksi rekening administratif selama tahun berjalan Saldo, akhir tahun
2008
21.960)
13.444
3.191) 25.151)
8.516 21.960
14. PEMINDAHAN LABA Pada tahun 2009 Bank melakukan pemindahan laba yang berasal dari tahun buku 2006 dan 2007 ke Kantor Pusat sebesar Rp 1.132.200 walaupun saldo laba yang belum dipindahkan ke Kantor Pusat lebih kecil dari jumlah yang dipindahkan. Hal ini menyebabkan saldo laba yang belum dipindahkan ke Kantor Pusat Bank menjadi negatif. Bank telah mengkomunikasikan hal ini kepada Bank Indonesia dan telah memperoleh persetujuan dari Bank Indonesia untuk melakukan reklasifikasi dari Penyertaan Kantor Pusat ke saldo laba yang belum dipindahkan ke Kantor Pusat untuk menutupi saldo laba negatif tersebut sebesar Rp 250.615. Seperti yang telah disepakati dengan Bank Indonesia, Bank akan memastikan bahwa pengiriman laba ke Kantor Pusat di masa mendatang hanya akan dilakukan apabila laba yang belum dipindahkan ke Kantor Pusat bersaldo positif.
Balance, beginning of year Addition of estimated loss from offbalance sheet transactions during the year Balance, end of year
14. PROFIT REMITTANCE In 2009 the Bank remitted its profit from financial year 2006 and 2007 to the Head Office with a total of Rp 1,132,200 despite the balance of unremitted profit was lower than that amount. As a result, the balance of unremitted profit became negative. The Bank has communicated this to Bank Indonesia and has received the approval from Bank Indonesia to reclassify the Head Office Investment to unremitted profit to cover the negative balance of Rp 250,615. As agreed with Bank Indonesia, the Bank will ensure that succeeding profit remittance to the Head Office will be made only to the extent of positive unremitted profit balance.
75
DEUTSCHE BANK AG - CABANG INDONESIA
DEUTSCHE BANK AG - INDONESIAN BRANCHES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUAGAN GABUNGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 (Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS YEARS ENDED 31 DECEMBER 2009 AND 2008 (In millions of rupiah, unless otherwise specified)
15. PENDAPATAN BUNGA
15. INTEREST INCOME 2009
Pendapatan bunga meliputi bunga yang diperoleh dari: Kredit yang diberikan Surat-surat berharga Tagihan atas pinjaman yang dijaminkan Penempatan pada bank-bank lain
438.479 200.975 193.644 110.029 943.127
16. BEBAN BUNGA
397.678 47.763 1.448 406 447.295
17. BEBAN UMUM DAN ADMINISTRASI
212.101 40.856 31.472 82.798 367.227
18. PAJAK PENGHASILAN
38 63.118 10.100 67.471 1.083 141.810
b. Komponen dari beban pajak adalah sebagai berikut:
2009
76
646.329 9.705 1.116 657.150
Interest expenses consisted of interest on the following: Deposits from non-bank customers and other banks Obligation under secured borrowing Securities sold under repurchase agreements Miscellaneous
2008 199.373 34.891 43.058 70.604 347.926
Head Office allocation expenses Maintenance and rent Interbranch charges Miscellaneous
a. Taxes payable consisted of: 2009
Pajak kini Pajak tangguhan
2008
18. INCOME TAX
a. Utang pajak terdiri dari:
Pajak penghasilan pasal 21 Pajak penghasilan pasal 4(2) dan 23/26 Pajak penghasilan pasal 25/29 Pajak penghasilan kantor cabang Pajak Pertambahan Nilai
554.771 300.606 246.915 157.067 1.259.359
17. GENERAL AND ADMINISTRATIVE EXPENSES 2009
Alokasi beban dari Kantor Pusat Pemeliharaan dan sewa Pembebanan dari kantor cabang lainnya Lainnya
Interest income consisted of interest generated from the following: Loans receivable Marketable securities Receivables under secured borrowing Placements with other banks
16. INTEREST EXPENSES 2009
Beban bunga meliputi bunga atas: Simpanan dari nasabah bukan bank dan bank-bank lain Kewajiban atas pinjaman yang dijaminkan Efek yang dijual dengan janji dibeli kembali Lainnya
2008
329.855 27.641 357.496
2008 354 66.209 215.245 72.439 93 354.340
Income tax article 21 Income tax articles 4(2) and 23/26 Income tax articles 25/29 Branch profit tax Value Added Tax
b. The components of income tax expense were as follows: 2008 382.869 38.488 421.357
Current Deferred
DEUTSCHE BANK AG - CABANG INDONESIA
DEUTSCHE BANK AG - INDONESIAN BRANCHES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUAGAN GABUNGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 (Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS YEARS ENDED 31 DECEMBER 2009 AND 2008 (In millions of rupiah, unless otherwise specified)
18. PAJAK PENGHASILAN (Lanjutan)
18. INCOME TAX (Continued)
c. Rekonsiliasi antara laba sebelum pajak dikalikan dengan tarif pajak maksimum yang berlaku dan beban pajak adalah sebagai berikut:
c. The reconciliation between income before tax multiplied by the maximum marginal tax rate and income tax expense was as follows:
2009 Laba sebelum pajak Tarif pajak maksimum yang berlaku Beda permanen dengan tarif pajak 35,2% (2009) dan 37% (2008) Pengaruh tarif pajak progresif Pengaruh perubahan tarif pajak Beban pajak
2008
948.865 35,2% 334.000
1.113.718) 37%) 412.076)
21.861 1.635 357.496
4.809) (16) 4.488) 421.357)
d. . Aset dan kewajiban pajak tangguhan yang signifikan pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 adalah sebagai berikut:
Permanent differences at 35.2% (2009) and 37% (2008) tax rate Effect of progressive tax rates Effect of changes in tax rates Income tax expense
d. The items that gave rise to significant portions of deferred tax assets and liabilities as of 31 December 2009 and 2008 were as follows:
2009 Aset pajak tangguhan: Penyisihan penghapusan aset dan taksiran kerugian atas transaksi rekening administratif Rugi yang belum direalisasi atas suratsurat berharga Alokasi beban dari Kantor Pusat yang masih harus dibayar Bonus karyawan yang masih harus dibayar Kewajiban imbalan pasca-kerja yang masih harus dibayar (termasuk imbalan kerja jangka panjang lainnya) Bonus perusahaan pengelola piutang pembiayaan konsumen yang masih harus dibayar Kerugian atas penurunan nilai aset yang diambil alih Pendapatan bunga ditangguhkan atas kredit yang direstrukturisasi Jumlah aset pajak tangguhan
Income before tax Enacted maximum marginal tax rate
2008 Deferred tax assets: Allowance for uncollectible accounts and estimated loss from off-balance sheet transactions
31.746)
34.649)
31.677)
23.974)
13.477)
-
13.180)
11.562)
6.533)
5.406)
Accrual for employees’ bonuses Accrual for post-employment benefits obligation (including other long-term employee benefits)
5.627)
4.690)
Accrual for consumer financing receivables servicing company bonuses
-)
74.576)
Loss on impairment of foreclosed assets
2.361) 104.601)
2.647 157.504
Unearned interest on restructured loan Total deferred tax assets
Kewajiban pajak tangguhan: Penyusutan aset tetap Laba yang belum direalisasi atas transaksi derivatif Jumlah kewajiban pajak tangguhan
(67.210) (69.983)
(92.429) (95.245)
Aset pajak tangguhan, bersih
(34.618)
62.259)
(2.773)
e. ..Sesuai peraturan perpajakan di Indonesia, Bank melaporkan/menyetorkan pajak-pajaknya berdasarkan sistem self-assessment. Fiskus dapat menetapkan atau mengubah pajak-pajak tersebut dalam jangka waktu tertentu sesuai peraturan yang berlaku.
)
(2.816)
Unrealized loss on marketable securities Accrual for Head Office allocation expenses)))))
Deferred tax liabilities: Depreciation of fixed assets Unrealized gain on derivative transactions Total deferred tax liabilities Deferred tax assets, net
e. Under the taxation laws of Indonesia, the Bank submits tax returns on the basis of selfassessment. The tax authorities may assess or amend taxes within the statute of limitations, under prevailing regulations.
77
DEUTSCHE BANK AG - CABANG INDONESIA
DEUTSCHE BANK AG - INDONESIAN BRANCHES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUAGAN GABUNGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 (Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS YEARS ENDED 31 DECEMBER 2009 AND 2008 (In millions of rupiah, unless otherwise specified)
18. PAJAK PENGHASILAN (Lanjutan)
78
18. INCOME TAX (Continued)
f. Pada bulan September 2008, Undang-Undang Pajak Penghasilan telah diubah, dan berlaku efektif sejak 1Januari 2009. Undang-undang ini mengatur perubahan tarif pajak penghasilan perusahaan dari progresif menjadi tarif tunggal yaitu 28% untuk tahun fiskal 2009 dan 25% untuk tahun fiskal 2010 dan seterusnya. Pengaruh dari perubahan tarif pajak penghasilan ini telah diperhitungkan dalam penilaian aset dan kewajiban pajak tangguhan pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008. Bank telah membebankan pengaruh dari perubahan tarif pajak penghasilan tersebut pada laporan laba rugi untuk tahun berakhir pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 masing-masing sebesar Rp 1.635 dan Rp 4.488.
f. ,In September 2008, the income tax law was amended, whereby effective from 1 January 2009. The existing graduated corporate income tax rates were replaced with a single rate of 28% for fiscal year 2009 and 25% for fiscal year 2010 and thereafter. The effect of the enactment of the new statutory tax rate has been accounted for in the valuation of deferred tax assets and liabilities as of 31 December 2009 and 2008. The Bank has charged the impact of this change in income tax rates of Rp1,635 and Rp 4,488 to the statement of income for the years ended 31 December 2009 and 2008, respectively.
g. Penetapan pajak
g. Tax assessments
Pajak-pajak Bank tahun 2004 telah diperiksa oleh fiskus, yang menghasilkan penetapan kekurangan pajak yang seluruhnya berjumlah Rp 7.295. Bank telah membayar kekurangan pajak tersebut dan mengajukan keberatan atas sebagian hasil pemeriksaan tersebut sebesar Rp3.380 pada tahun 2006. Pada tahun 2007, fiskus hanya menerima sebagian dari keberatan atas pajak tahun 2004 sebesar Rp 1.289. Bank kemudian mengajukan banding atas pajak tahun 2004 sebesar Rp 1.850 dan membebankan sisanya sebagai beban pada tahun 2007. Pada bulan Januari 2009, pengadilan pajak menerima seluruh banding dan fiskus telah memberikan restitusi sebesar Rp 1.613, ditambah pendapatan bunga sebesar Rp 774, dan sisanya sebesar Rp 237 dipindahbukukan untuk pembayaran pajak tahun 2007. Saat ini fiskus mengajukan banding atas hasil keputusan pengadilan pajak tersebut ke Mahkamah Agung.
(The Bank’s 2004 taxes have been audited by the tax office, resulting in additional tax assessments of a total of Rp 7,295. The Bank has paid the assessed additional taxes and filed objection on part of these assessments of Rp 3,380 in 2006. In 2007, the tax office only accepted an amount of Rp 1,289 of this objection. Subsequently, the Bank filed tax appeal on the 2004 taxes of Rp 1,850 and charged the remaining amount as expense in 2007. In January 2009, the tax court accepted all the tax appeal and the tax office refunded Rp 1,613 to the Bank plus interest of Rp 774, while the remaining of Rp 237 was overbooked for payment of 2007 taxes. At present, the tax office has contested this tax court decision to the Supreme Court.
Pajak-pajak Bank tahun 2005 telah diperiksa oleh fiskus, yang menghasilkan penetapan kekurangan pajak yang seluruhnya berjumlah Rp 40.245, penyesuaian terhadap kompensasi rugi fiskal sebesar Rp 33.007, dan restitusi sebesar Rp 17.089 atas kelebihan pembayaran pajak penghasilan badan tahun 2005. Bank telah membayar kekurangan pajak tersebut dan mengajukan keberatan atas sebagian hasil pemeriksaan tersebut (termasuk atas penyesuaian terhadap kompensasi rugi fiskal sebesar Rp 31.816) sebesar Rp 71.855 pada tahun 2007 dan membebankan sisanya sebagai beban pada tahun 2007. Selain keberatan pajak, Bank juga mengajukan klaim atas kelebihan bayar pajak penghasilan pasal 4 ayat 2 sejumlah Rp 171 ke kantor pajak berdasarkan perhitungan mereka. Jumlah tersebut tidak disertakan di dalam total penghitungan awal kelebihan pembayaran pajak Bank. Pada tahun 2008, fiskus hanya menerima sebagian dari keberatan atas pajak tahun 2005 sebesar Rp 542. Bank menerima restitusi pajak tersebut pada bulan Januari 2009. Bank mengajukan banding atas pajak tahun 2005 sejumlah Rp 69.961 pada bulan Maret 2009, yaitu penetapan kekurangan pajak yang seluruhnya berjumlah Rp 39.293 dan penyesuaian terhadap kompensasi rugi fiskal sebesar Rp 30.668. Pada tanggal 31 Desember 2009, hasil atas pengajuan banding ini belum diketahui.
The Bank’s 2005 taxes have been audited by the tax office, resulting in additional tax assessments of a total of Rp 40,245, an adjustment to the tax loss carryforwards of Rp 33,007, and a refund of Rp 17,089 from the overpaid corporate income tax for 2005. The Bank has paid the assessed additional taxes and filed objection on part of these assessments (including the adjustment to the tax loss carryforwards of Rp 31,816) of Rp 71,855 in 2007 and charged the remaining amount as expense in 2007. In addition to the tax objections filed, the Bank claimed overpayment of income tax article 4(2) of Rp 171 to the tax office based on their calculation. This amount was not included in the original calculation of the total overpayment filed by the Bank. In 2008, the tax office only accepted an amount of Rp 542 of this objection. The Bank received the tax refund in January 2009. The Bank filed tax appeal on the 2005 taxes of Rp.69,961 in March 2009, i.e. additional tax assessments of a total of Rp 39,293 and an adjustment to the tax loss carryforwards of Rp 30,668. As of 31 December 2009, the result of this appeal is not yet known.
DEUTSCHE BANK AG - CABANG INDONESIA
DEUTSCHE BANK AG - INDONESIAN BRANCHES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUAGAN GABUNGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 (Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS YEARS ENDED 31 DECEMBER 2009 AND 2008 (In millions of rupiah, unless otherwise specified)
18. PAJAK PENGHASILAN (Lanjutan)
18. INCOME TAX (Continued)
Sehubungan dengan permohonan restitusi atas kelebihan pembayaran pajak penghasilan badan tahun 2007, pajak-pajak Bank tahun 2007 telah diperiksa oleh fiskus, yang menghasilkan penetapan kekurangan pajak yang seluruhnya berjumlah Rp.72.164. Bank telah membayar kekurangan pajak tersebut dan mengajukan keberatan atas sebagian hasil pemeriksaan tersebut sebesar Rp.64.041 ditambah dengan kelebihan bayar pajak penghasilan badan sebesar Rp.42.544 yang ditolak oleh Kantor Pajak. Bank membebankan sisanya sebagai beban pada tahun 2009. Pengajuan keberatan masih dalam proses.
In relation with the request for refund on the overpaid corporate income tax for 2007, the Bank’s 2007 taxes have been audited by the tax office, resulting in additional tax assessments of a total of Rp.72,164. The Bank has paid the assessed additional taxes and filed objection on part of these assessments of Rp 64,041 plus the overpaid corporate income tax of Rp.42,544, which was declined by the tax office. The Bank charged the remaining amount as expense in 2009. The objection is still in process.
Pada tanggal 31Desember 2008, Bank menyajikan tagihan pada kantor pajak sejumlah Rp 41.889 sebagai bagian dari aset lain-lain, yang berkaitan dengan hasil pemeriksaan pajak tahun 2005 dan 2004 yang masing-masing berjumlah Rp40.039 dan Rp1.850.
As of 31 December 2008, the Bank presented the receivables from tax office of Rp 41,889 as part of other assets, in relation to 2005 and 2004 tax assessments of Rp 40,039 and Rp 1,850, respectively.
Pada tanggal 31Desember 2009, Bank menyajikan tagihan pada kantor pajak sejumlah Rp 145.878 sebagai bagian dari aset lain-lain, yang berkaitan dengan hasil pemeriksaan pajak tahun 2007 dan 2005 yang masing-masing berjumlah Rp.106.585 dan Rp 39.293.
As of 31 December 2009, the Bank presented the receivables from tax office of Rp 145,878 as part of other assets, in relation to 2007 and 2005 tax assessments of Rp.106,585 and Rp 39,293, respectively.
Manajemen berkeyakinan bahwa Bank dapat memperoleh kembali jumlah yang telah dibayar atas penetapan kekurangan pajak tersebut dikarenakan keberatan dan banding yang diajukan Bank telah sesuai dengan prinsip dan ketentuan pajak yang berkenaan dengan bank.
Management believes that the Bank should prevail in sustaining its tax position on the grounds that it is consistent with the tax principles and conventions relevant to banks.
19. JASA KUSTODIAN
19. CUSTODIAL SERVICES
Divisi Kustodian Bank memperoleh ijin untuk memberikan jasa kustodian dari Badan Pengawas Pasar Modal (sekarang Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan atau “Bapepam-LK”) berdasarkan Surat Keputusan No. KEP-07/PM/1994 tanggal 19Januari 1994.
The Bank’s Custodial Services Division obtained a license to provide custodial services from the Capital Market Supervisory Agency (now the Capital Market and Financial Institution Supervisory Agency or “Bapepam-LK”) under its DecisionLetter No.KEP-07/ PM/1994 dated 19 January 1994.
Jasa-jasa yang diberikan oleh Divisi Kustodian Bank meliputi jasa penitipan harta, penanganan dan penyelesaian transaksi, penagihan pendapatan dan pengadministrasian dana seperti perhitungan Nilai Aset Bersih atas unit-unit investasi serta pencatatannya.
The services offered by the Bank’s Custodial Services Division include safekeeping, transactions settlement and handling, income collection, and funds administration such as calculation of Net Asset Value of investment units as well as unit registration.
Pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008, aset yang dikelola oleh Divisi Kustodian Bank terdiri dari saham, obligasi, deposito berjangka, sertifikat deposito, suratsurat berharga dan instrumen pasar modal dan pasar uang lainnya, dengan nilai keseluruhan sejumlah masing-masing Rp408.247.471 dan Rp 244.062.820.
As of 31 December 2009 and 2008, the assets which were administered by the Bank’s Custodial Services Division consisted of shares, bonds, time deposits, certificate of deposits, commercial papers and other capital market and money market instruments, with a total value of Rp408,247,471 and Rp244,062,820, respectively.
79
DEUTSCHE BANK AG - CABANG INDONESIA
DEUTSCHE BANK AG - INDONESIAN BRANCHES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUAGAN GABUNGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 (Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS YEARS ENDED 31 DECEMBER 2009 AND 2008 (In millions of rupiah, unless otherwise specified)
20.
DANA USAHA
20.
Dana usaha adalah selisih antara dana yang ditempatkan di Indonesia oleh Kantor Pusat dengan dana yang ditempatkan oleh Bank di Kantor Pusat dan kantor cabang di luar Indonesia, sesuai dengan Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No. 32/37/KEP/DIR tanggal 12 Mei 1999 mengenai persyaratan dan tata cara pembukaan kantor cabang, kantor cabang pembantu dan kantor perwakilan bank asing.
Operating funds represent the difference between the funds placed in Indonesia by Head Office and the funds placed by the Bank with its Head Office and other branches outside Indonesia, in accordance with the decision letter of the Directors of Bank Indonesia No. 32/37/KEP/DIR dated 12May1999 concerning the requirements and procedures for the opening of branch offices, subbranch offices and representative offices of foreign banks.
Pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008, dana usaha Bank terdiri dari:
As of 31 December 2009 and 2008, the Bank’s operating funds comprised of:
2009 Tagihan pada kantor cabang lain Tagihan derivatif pada Kantor Pusat dan kantor cabang lain Kewajiban pada Kantor Pusat (Catatan 12) Dana usaha
80
OPERATING FUNDS
2008
64.278)
133.247)
42.794)
132.190)
Due from other branches Derivative receivables from Head Office and other branches
(751.826) (644.754)
(1.471.672) (1.206.235)
Due to Head Office (Note 12) Operating funds
Pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008, Bank melaporkan dana usaha berjumlah USD65.000.000 dan USD135.000.000 (masing-masing ekuivalen Rp610.675 dan Rp 1.471.500). Pelaporan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 dilakukan sesuai dengan peraturan Bank Indonesia mengenai penerimaan pinjaman luar negeri.
As of 31 December 2009 and 2008, the Bank’s declared operating funds amounted to USD65,000,000 and USD135,000,000 (equivalent to Rp610,675 and Rp1,471,500, respectively). The declaration for the years ended 31December 2009 and 2008 were made in accordance with the prevailing Bank Indonesia regulations concerning receiving of commercial offshore borrowings.
Dana usaha atau dana usaha yang dilaporkan, yang mana yang lebih rendah, dimasukkan ke dalam perhitungan rasio kewajiban penyediaan modal minimum Bank (Catatan 27).
The operating funds or the declared operating funds, whichever is lower, is included in the calculation of the Bank’s capital adequacy ratio (Note 27).
DEUTSCHE BANK AG - CABANG INDONESIA
DEUTSCHE BANK AG - INDONESIAN BRANCHES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUAGAN GABUNGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 (Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS YEARS ENDED 31 DECEMBER 2009 AND 2008 (In millions of rupiah, unless otherwise specified)
21. KOMITMEN DAN KONTINJENSI Jenis valuta/ Currency
21. COMMITMENTS AND CONTINGENCIES Jumlah dalam valuta asal/Amount in original currency 2009 2008
2009
2008
KOMITMEN Kewajiban komitmen: Fasilitas kredit yang belum digunakan nasabah
Fasilitas L/C yang tidak dapat dibatalkan
COMMITMENTS Committed liabilities: IDR USD
IDR USD EUR Lainnya, ekuivalen USD/ Others, equivalent USD
500.053
900.000
7.843.145 4.523.279
7.468.997 5.170.700
-
73.229
4.698 4.698
16.350 9.810 26.160
Unused loan facilities
73.686 61.256
3.848 81.412 79.404
Irrevocable letters of credit
134.942
798 165.462
139.640
191.622
KONTINJENSI Tagihan kontinjensi: Garansi yang diterima
Pendapatan bunga dari kredit yang diberikan dan piutang pembiayaan konsumen non-performing
Kewajiban kontinjensi: Garansi bank dan pengapalan (shipping guarantee) yang diterbitkan
CONTINGENCIES
IDR USD EUR
IDR USD
613.563.268 6.675.931
24.289.596
686.959.621 12.968.041
23.363.445
179.672 5.764.427 90.408 6.034.507
275.884 7.487.860 199.143 7.962.887
14.025 228.201 242.226
3.038 254.661 257.699
6.276.733
8.220.586
Contingent receivables: Guarantees received
Interest on non-performing loans receivable and consumer financing receivables
Contingent liabilities:
IDR USD EUR Lainnya, ekuivalen USD/ Others, equivalent USD
110.344.547 14.462.155
117.449.502 18.422.565
2.429.215
2.998
178.390 1.036.687 195.853
369.037 1.280.199 282.906
22.822 1.433.752
33 1.932.175
Bank and shipping guarantees issued
81
DEUTSCHE BANK AG - CABANG INDONESIA
DEUTSCHE BANK AG - INDONESIAN BRANCHES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUAGAN GABUNGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 (Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS YEARS ENDED 31 DECEMBER 2009 AND 2008 (In millions of rupiah, unless otherwise specified)
21. KOMITMEN DAN KONTINJENSI (Lanjutan)
21.
COMMITMENTS AND CONTINGENCIES (Continued)
Bank menghadapi beberapa tuntutan hukum, pengurusan administrasi dan klaim yang belum terselesaikan, yang berhubungan dengan kegiatan usaha Bank. Adalah tidak mungkin untuk memastikan apakah Bank akan memenangkan masalah atau tuntutan hukum tersebut, atau dampaknya jika Bank kalah. Namun demikian, manajemen Bank yakin bahwa hasil keputusan masalah atau tuntutan hukum tersebut tidak akan membawa dampak yang signifikan pada hasil usaha, posisi keuangan atau likuiditas Bank.
22. TRANSAKSI TUNAI VALUTA ASING YANG BELUM DISELESAIKAN
The Bank is a party to various unresolved legal actions, administrative proceedings, and claims in the ordinary course of its business. It is not possible to predict with certainty whether or not the Bank will ultimately be successful in any of these legal matters or, if not, what the impact might be. However, the Bank’s management does not expect that the results in any of these proceedings will have amaterial adverse effect on the Bank’s results of operations, financial position or liquidity.
22.
UNSETTLED SPOT FOREIGN CURRENCY TRANSACTIONS The outstanding unsettled spot foreign currency purchase and selling contracts as of 31December 2009 and 2008 were as follows:
Kontrak pembelian dan penjualan tunai valuta asing yang belum diselesaikan pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 adalah sebagai berikut:
Jenis valuta/ Currency Kontrak pembelian tunai valuta asing yang belum diselesaikan
Kontrak penjualan tunai valuta asing yang belum diselesaikan
Jumlah dalam valuta asal/Amount in original currency 2009 2008
2008
USD EUR Lainnya, ekuivalen USD/ Others, equivalent USD
56.761.813 300.162
15.000.000 -
533.277 4.065
163.500 -
120.891
552.949
1.136 538.478
6.027 169.527
USD Lainnya, ekuivalen USD/ Others, equivalent USD
6.978.192
21.553.030
65.560
234.928
365.781
-
3.437 68.997
234.928
23. IMBALAN PASCA-KERJA Sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia No.13/2003 tentang Ketenagakerjaan, Bank wajib memberikan imbalan pasca-kerja kepada karyawannya pada saat pemutusan hubungan kerja atau pada saat karyawan pensiun. Imbalan pasca-kerja ini diberikan berdasarkan masa kerja dan kompensasi karyawan pada saat pemutusan hubungan kerja atau pensiun.
82
2009
Unsettled spot purchase contracts
Unsettled spot selling contracts
23. POST-EMPLOYMENT BENEFITS In accordance with Law of the Republic of Indonesia No.13/2003 relating to labor regulations, the Bank is required to provide post-employment benefits to its employees when their employment is terminated or when they retire. These benefits are primarily based on years of service and the employees’ compensation at termination or retirement.
DEUTSCHE BANK AG - CABANG INDONESIA
DEUTSCHE BANK AG - INDONESIAN BRANCHES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUAGAN GABUNGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 (Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS YEARS ENDED 31 DECEMBER 2009 AND 2008 (In millions of rupiah, unless otherwise specified)
23. IMBALAN PASCA-KERJA (Lanjutan)
23....POST-EMPLOYMENT BENEFITS (Continued)
Bank memiliki program pensiun iuran pasti melalui DPLK Manulife Indonesia (“Manulife”) yang pesertanya meliputi seluruh karyawan Bank yang bergabung dengan Bank sejak 1)Januari 1993 dan bersedia menjadi peserta program pensiun. Besarnya iuran program pensiun ini adalah sebesar 10% dari gaji per bulan, yang seluruhnya dibayarkan oleh Bank pada tahun 2009 dan 2008. Jumlah karyawan yang mengikuti program pensiun ini adalah masing-masing 280 dan 273 orang pada tanggal 31Desember 2009 dan 2008. Jumlah iuran yang dibayarkan Bank untuk tahun 2009 dan 2008 masing-masing sebesar Rp5.411 dan Rp 5.269.
The Bank sponsors a defined contribution pension plan through DPLK Manulife Indonesia (“Manulife”) that covers all employees of the Bank who joined the Bank since 1January 1993 and participate in the pension plan. The contribution rate is 10% of monthly salary which is fully contributed by the Bank in 2009 and 2008. As of 31December 2009 and 2008, the number of employees participating in the pension plan were 280 and 273 persons, respectively. The Bank’s share of contributions paid during 2009 and 2008 were Rp5,411 and Rp5,269, respectively.
Untuk karyawan yang telah bergabung dengan Bank sebelum 1 Januari 1993, Bank menyisihkan dana untuk tujuan khusus dalam bentuk deposito berjangka yang ditempatkan di bank lain (sebelumnya melalui program asuransi jiwa) untuk menyediakan imbalan pensiun bagi karyawan tersebut. Jumlah karyawan yang mengikuti program tersebut adalah masing-masing 34 dan 40 orang pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008. Jumlah yang ditempatkan dalam tahun 2009 dan 2008 masing-masing sebesar Rp727 dan Rp 761.
For employees who had already joined the Bank prior to 1 January1993,the Bank established a specialpurpose fund in the form of time deposits placed in another bank (previously through life insurance program) to provide the employees with pension benefits. The number of employees participating in the scheme were 34 and 40 persons as of 31December 2009 and 2008, respectively. Total amount deposited during 2009 and 2008 was Rp727 and Rp 761, respectively.
Menurut Undang-Undang Ketenagakerjaan, akumulasi iuran Bank kepada dana pensiun dapat diperhitungkan sebagai pengurang dari kewajiban imbalan pasca-kerja. Pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008, kewajiban imbalan pasca-kerja Bank (termasuk imbalan kerja jangka panjang lainnya) yang masih harus dibayar masing-masing sebesar Rp20.101 dan Rp16.559.
Under the labor regulations, the Bank’s contributions accumulated in such funds can be offset against its postemployment benefits obligation. As of 31December 2009 and 2008, the Bank’s accrual for post-employment benefits obligation (including other long-term employee benefits) amounted to Rp20,101 and Rp16,559, respectively.
Asumsi utama yang digunakan oleh aktuaris independen pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 adalah sebagai berikut:
The principal assumptions used by the independent actuary as of 31 December 2009 and 2008 were as follows:
Tingkat diskonto per tahun Tingkat kenaikan kompensasi per tahun
2009
2008
10,3% 9%
12% 10%
24. POSISI DEVISA NETO Posisi devisa neto (“PDN”) Bank pada tanggal 31Desember 2009 dan 2008 dihitung berdasarkan peraturan Bank Indonesia yang berlaku. Berdasarkan peraturan yang berlaku tersebut, bank-bank diwajibkan untuk memelihara posisi devisa neto secara keseluruhan dan untuk neraca setinggi-tingginya 20% dari modal.
24.
Discount rate per annum Future compensation increases per annum
.NET FOREIGN EXCHANGE POSITION The Bank’s net foreign exchange position as of 31December 2009 and 2008 was calculated in accordance with the prevailing Bank Indonesia regulations. In accordance with the prevailing regulations, banks are required to maintain both overall and balance sheet net foreign exchange position at a maximum of 20% of its capital.
83
DEUTSCHE BANK AG - CABANG INDONESIA
DEUTSCHE BANK AG - INDONESIAN BRANCHES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUAGAN GABUNGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 (Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS YEARS ENDED 31 DECEMBER 2009 AND 2008 (In millions of rupiah, unless otherwise specified)
24. POSISI DEVISA NETO (Lanjutan)
24.....NET FOREIGN EXCHANGE POSITION (Continued) The Bank’s net foreign exchange position as of 31.December 2009 and 2008 were as follows:
Posisi devisa neto Bank pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 adalah sebagai berikut: 2009
Jenis valuta/ Currency USD JPY GBP EUR SGD AUD HKD CAD MYR NZD DKK SEK CHF NOK THB INR Jumlah
84
Posisi devisa neto untuk neraca Selisih (selisih bersih bersih aset dan tagihan dan kewajiban)/ kewajiban di Balance rekening sheet net foreign administratif/ exchange Net differences position between (net differences receivables and between assets liabilities in offand balance sheet liabilities) accounts 203.817) 1.338) (1.962) 72.361) (38.633) 7.749) 147) 592) 1.160) 47) 9.499) 92) 2.570) 12) 79) (9) 258.859)
(464.847) -) 212) 5.091) -) (3.580) -) -) -) -) 504) -) 419) -) -) -)
2008
Posisi devisa neto secara keseluruhan (nilai absolut)/ Overall net foreign exchange position (absolute value)
Posisi devisa neto untuk neraca (selisih bersih aset dan kewajiban)/ Balance sheet net foreign exchange position (net differences between assets and liabilities)
261.030 1.338 1.750 77.452 38.633 4.169 147 592 1.160 47 10.003 92 2.989 12 79 9 399.502
(50.045) (419) (313) (47.534) (80.801) (31.366) 621) 623) 1.864) 41) 7.535) 17) 1.842) 13) 36) (11) (197.897)
Selisih bersih tagihan dan kewajiban di rekening administratif/ Net differences between receivables and liabilities in offbalance sheet accounts (385.072) 2.230) -) 65.976) 79.377) 33.994) -) -) -) 101) -) -) 134) -) 63) -)
Posisi devisa neto secara keseluruhan (nilai absolut)/ Overall net foreign exchange position (absolute value) 435.117 1.811 313 18.442 1.424 2.628 621 623 1.864 142 7.535 17 1.976 13 99 11 472.636
Jumlah modal (Catatan 27)/ Total capital (Note 27)
2.305.189
2.305.189
3.386.652)
3.386.652
Persentase PDN terhadap modal/ Percentage of NOP to capital
11,23%
17,33%
5,84%)
13,96%
DEUTSCHE BANK AG - CABANG INDONESIA
DEUTSCHE BANK AG - INDONESIAN BRANCHES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUAGAN GABUNGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 (Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS YEARS ENDED 31 DECEMBER 2009 AND 2008 (In millions of rupiah, unless otherwise specified)
25.
ANALISA JATUH TEMPO ASET DAN KEWAJIBAN
25. MATURITY OF ASSETS AND LIABILITIES The maturity of assets and liabilities as of 31December 2009 was summarized as follows:
Jatuh tempo aset dan kewajiban pada tanggal 31Desember 2009 adalah sebagai berikut:
Lebih dari 1 bulan hingga 3 bulan/ >1 to 3 months
Hingga 1 bulan/ Up to 1 month
Lebih dari 3 bulan hingga 12 bulan/ >3 to 12 months
Lebih dari 1 tahun hingga 5 tahun/ >1 to 5 years
Lebih dari 5 tahun/ > 5 years
Tanpa bunga/ Noninterest bearing
Jumlah/ Total
Rupiah Aset: Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada bank-bank lain, bersih Penempatan pada bank-bank lain, bersih Efek-efek, bersih Tagihan derivatif, bersih Kredit yang diberikan, bersih Piutang pembiayaan konsumen, bersih Tagihan atas pinjaman yang dijaminkan, bersih Piutang bunga Beban dibayar dimuka Aset tetap, bersih Aset pajak tangguhan, bersih Aset lain-lain, bersih
Kewajiban: Simpanan dari nasabah bukan bank Simpanan dari bank-bank lain Kewajiban atas pinjaman yang dijaminkan Kewajiban derivatif Efek-efek pasar uang yang diterbitkan Utang pajak Kewajiban lain-lain dan beban masih harus dibayar Kewajiban pada Kantor Pusat dan kantor cabang lain Taksiran kerugian atas transaksi rekening administratif
Posisi neto, rupiah
Rupiah -
-)
-
-
-
22.032)
22.032
-
-)
-
-
-
398.993)
398.993
-
-)
-
-
-
257.742)
257.742
935.640 1.048.390 -
-) 121.049) -)
-
-
-
-) -) 144.487)
935.640 1.169.439 144.487
2.186.494
156.628)
543.150
396.000
-
-)
3.282.272
955
1.388)
-
-
-
-)
2.343
247.500 -
-) -) -) -)
247.500 -
1.019.700 -
643.500 -
-) 92.651) 78.963 22.218)
2.158.200 92.651 78.963 22.218
4.418.979
-) -) 279.065)
790.650
1.415.700
643.500
34.618) 176.283 1.227.987)
34.618 176.283 8.775.881
4.133.069
66.590)
6.634
20.000
-
990.324)
5.216.617
440.507
-)
-
-
-
307.751)
748.258
-
500.000) -)
-
-
-
-) 55.191)
500.000 55.191
-
-) -)
-
180.000 -
-
-) 141.437)
180.000 141.437
-
-)
-
-
-
154.984
154.984
-
-)
-
-
-
81.850)
81.850
4.573.576
-) 566.590)
6.634
200.000
-
1.892) 1.733.429)
1.892 7.080.229
(154.597)
(287.525)
784.016
1.215.700
643.500
(505.442)
1.695.652
Assets: Cash on hand Demand deposits at Bank Indonesia Demand deposits at other banks, net Placements with other banks, net Marketable securities, net Derivative receivables, net Loans receivable, net Consumer financing receivables, net Receivables under secured borrowing, net Interest receivables Prepayments Fixed assets, net Deferred tax assets, net Other assets, net
Liabilities: Deposits from nonbank customers Deposits from other banks Obligation under secured borrowing Derivative payables Money market securities issued Taxes payable Other liabilities and accrued expenses Due to Head Office and other branches Estimated loss from off-balance sheet transactions
Net position, rupiah
85
DEUTSCHE BANK AG - CABANG INDONESIA
DEUTSCHE BANK AG - INDONESIAN BRANCHES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUAGAN GABUNGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 (Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS YEARS ENDED 31 DECEMBER 2009 AND 2008 (In millions of rupiah, unless otherwise specified)
25. ANALISA JATUH TEMPO ASET DAN KEWAJIBAN (Lanjutan)
Lebih dari 1 bulan hingga 3 bulan/ >1 to 3 months
Hingga 1 bulan/ Up to 1 month
25. MATURITY OF ASSETS AND LIABILITIES (Continued)
Lebih dari 3 bulan hingga 12 bulan/ >3 to 12 months
Lebih dari 1 tahun hingga 5 tahun/ >1 to 5 years
Lebih dari 5 tahun/ > 5 years
Tanpa bunga/ Noninterest bearing
Jumlah/ Total
Foreign currencies
Valuta asing Aset: Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada bank-bank lain, bersih Tagihan pada kantor cabang lain Penempatan pada bank-bank lain, bersih Efek-efek, bersih Kredit yang diberikan, bersih Tagihan akseptasi, bersih Piutang bunga Aset lain-lain, bersih
Kewajiban: Simpanan dari nasabah bukan bank Simpanan dari bank-bank lain Kewajiban akseptasi Utang pajak Kewajiban lain-lain dan beban masih harus dibayar Kewajiban pada Kantor Pusat dan kantor cabang lain Taksiran kerugian atas transaksi rekening administratif
86
-
-)
-
-)
-
5.298)
5.298)
-
-)
-
-)
-
38.144)
38.144)
-
-)
-
-)
-
379.390)
379.390)
-
-)
-
-)
-
64.278)
64.278)
2.038.216 149.990
-) 127.433)
17.160
-) -)
-
232.526) -)
2.270.742) 294.583)
1.117.260
380.932)
28.148
-)
-
-)
1.526.340)
15.058 -
14.606) -) -)
21.473 -
-) -) -)
-
-) 428) 38.953)
51.137) 428) 38.953)
3.320.524
522.971)
66.781
-)
-
759.017)
4.669.293)
1.524.694
27.758)
39.520
55.951)
-
1.645.178)
3.293.101)
2.183 15.206 -
-) 14.748) -)
21.690 -
-) -) -)
-
1.435) -) 373)
3.618) 51.644) 373)
-
-)
-
-)
-
262.514
262.514
140.925
610.675)
-
-)
-
74)
751.674)
-
-)
-)
-)
-
23.259)
23.259)
1.683.008
653.181)
61.210)
55.951)
-
1.932.833)
4.386.183)
Posisi neto, valuta asing
1.637.516
(130.210)
5.571)
(55.951)
- (1.173.816)
Posisi neto, seluruh valuta
1.482.919
(417.735)
789.587)
1.159.749
643.500 (1.679.258)
Assets: Cash on hand Demand deposits at Bank Indonesia Demand deposits at other banks, net Due from other branches Placements with other banks, net Marketable securities, net Loans receivable, net Acceptance receivables, net Interest receivables Other assets, net
Liabilities: Deposits from nonbank customers Deposits from other banks Acceptance payables Taxes payable Other liabilities and accrued expenses Due to Head Office and other branches Estimated loss from off-balance sheet transactions
283.110) Net position, foreign currencies 1.978.762)
Net position, all currencies
DEUTSCHE BANK AG - CABANG INDONESIA
DEUTSCHE BANK AG - INDONESIAN BRANCHES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUAGAN GABUNGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 (Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS YEARS ENDED 31 DECEMBER 2009 AND 2008 (In millions of rupiah, unless otherwise specified)
26. TRANSAKSI DENGAN PIHAK-PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA
26. RELATED PARTY TRANSACTIONS
Bank melakukan transaksi keuangan dengan pihakpihak yang mempunyai hubungan istimewa, yang dilaksanakan sesuai dengan syarat dan kondisi serupa seperti yang dilakukan dengan pihak ketiga.
The Bank has financial transactions with related parties which were made under the normal terms and conditions as with the third parties.
Rincian saldo dan transaksi (termasuk komitmen dan kontinjensi dan transaksi tunai valuta asing yang belum diselesaikan) dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa pada tahun 2009 dan 2008 adalah sebagai berikut:
The details of the balances and transactions (including commitments and contingencies and unsettled spot foreign currency transactions) with related parties in 2009 and 2008 were as follows:
2009 Giro pada bank-bank lain Tagihan pada kantor cabang lain Penempatan pada bank-bank lain Efek-efek Tagihan derivatif Tagihan atas pinjaman yang dijaminkan Piutang bunga Aset lain-lain Simpanan dari nasabah bukan bank Simpanan dari bank-bank lain Kewajiban derivatif Kewajiban akseptasi Efek-efek pasar uang yang diterbitkan Kewajiban lain-lain dan beban masih harus dibayar Kewajiban pada Kantor Pusat dan kantor cabang lain Pendapatan bunga Pendapatan komisi Beban bunga Beban komisi Pendapatan operasional lainnya - lain-lain Beban umum dan administrasi: Alokasi beban dari Kantor Pusat Pemeliharaan dan sewa Pembebanan dari kantor cabang lainnya Lainnya Beban operasional lainnya - lain-lain
2008
353.827 64.278 1.584.819 47.620 42.794 203 33.626 33.194 19.040 28.055 3.771 -
77.349 133.247 2.010.216 14.130 132.190 1.430.000 26.091 62.668 67.334 14.864 49.254 250.000
Demand deposits at other banks Due from other branches Placements with other banks Marketable securities Derivative receivables Receivables under secured borrowing Interest receivables Other assets Deposits from non-bank customers Deposits from other banks Derivative payables Acceptance payables Money market securities issued
238.175
311.712
Other liabilities and accrued expenses
833.524 37.802 6.185 25.467 4.973 13.745
1.699.250 210.624 16.304 79.261 6.275 58.611
212.101 18 31.472 2.633 7.888
199.373 314 43.058 3.449 1.337
Due to Head Office and other branches Interest income Commission income Interest expenses Commission expenses Other operational revenue - others General and administrative expenses: Head Office allocation expenses Maintenance and rent Interbranch charges Miscellaneous Other operational expenses - others
KOMITMEN DAN KONTINJENSI Tagihan kontinjensi: Garansi yang diterima Kewajiban kontinjensi: Garansi bank dan pengapalan yang diterbitkan
COMMITMENTS AND CONTINGENCIES
5.362.597
6.869.659
Contingent liabilities: 305.292
259.536
TRANSAKSI TUNAI VALUTA ASING YANG BELUM DISELESAIKAN Kontrak pembelian tunai valuta asing yang belum diselesaikan Kontrak penjualan tunai valuta asing yang belum diselesaikan
Contingent receivables: Guarantees received
Bank and shipping guarantees issued UNSETTLED SPOT FOREIGN CURRENCY TRANSACTIONS
34.825
6.027
Unsettled spot purchase contracts
8.273
6.028
Unsettled spot selling contracts
87
DEUTSCHE BANK AG - CABANG INDONESIA
DEUTSCHE BANK AG - INDONESIAN BRANCHES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUAGAN GABUNGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 (Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS YEARS ENDED 31 DECEMBER 2009 AND 2008 (In millions of rupiah, unless otherwise specified)
27. RASIO KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM
27. CAPITAL ADEQUACY RATIO
Rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (“KPMM”) pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 dihitung sesuai dengan peraturan Bank Indonesia yang berlaku. Berdasarkan peraturan Bank Indonesia yang berlaku, bank-bank komersial di Indonesia wajib mempertahankan rasio KPMM minimum sebesar 8% dan memasukkan risiko pasar dalam perhitungan rasio KPMM.
The Bank’s Capital Adequacy Ratio (“CAR”) as of 31 December 2009 and 2008 was calculated in accordance with the prevailing Bank Indonesia regulations. Under the prevailing Bank Indonesia regulations, commercial banks in Indonesia are required to maintain a minimum CAR of 8% and to include market risk in the computation of CAR.
Rasio KPMM Bank pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008, yang dihitung berdasarkan peraturan Bank Indonesia yang berlaku adalah sebagai berikut:
The Bank’s CAR as of 31 December 2009 and 2008, computed in accordance with the prevailing Bank Indonesia regulations was as follows:
Komponen modal: Penyertaan Kantor Pusat Dana usaha Laba bersih tahun berjalan (50%) (Saldo rugi) laba yang belum dipindahkan ke Kantor Pusat tahun-tahun sebelumnya Cadangan umum penyisihan penghapusan aset produktif (maksimum 1,25% dari aset tertimbang menurut risiko)
2009
2008
1.387.393) 610.675) 309.505)
1.638.008) 1.206.063) 365.425)
(62.259)
88.477)
Prior year’s (accumulated deficit) unremitted profit General reserve for allowance for productive assets (maximum 1.25% of risk weighted assets)
Dikurangi: penyertaan Jumlah modal
61.375) 2.306.689) (1.500) 2.305.189)
90.179) 3.388.152) (1.500) 3.386.652)
Aset tertimbang menurut risiko
5.697.922)
8.961.289)
Risk weighted assets
40,46%)
37,79%)
Capital Adequacy Ratio
Rasio kewajiban penyediaan modal minimum
Sesuai dengan peraturan Bank Indonesia yang berlaku, rasio KPMM harus dihitung tanpa memperhitungkan dampak dari pajak tangguhan.
28. MANAJEMEN RISIKO Manajemen risiko dalam Deutsche Bank merupakan fungsi yang independen dari para pengambil risiko yang terdapat di berbagai Divisi Grup. Manajemen risiko ini difokuskan pada kemampuan untuk mengidentifikasi, mengukur, menggabungkan dan mengelola risiko untuk meningkatkan modal dan menilai risiko secara tepat. Kerangka manajemen risiko yang dimiliki Bank diyakini dapat mendorong terbentuknya harmonisasi antara lingkungan risiko internal Bank dengan budaya perusahaan dalam filosofi risiko terpadu. Deutsche Bank mengelola risiko dengan kerangka prinsip risiko yang komprehensif, struktur organisasi dan proses risiko yang erat terkait dengan aktivitas Divisi Grup.
88
Components of capital: Head Office investment Operating funds Current year net income (50%)
Less: investment Total capital
In accordance with the prevailing Bank Indonesia regulation, the CAR should be calculated without including the tax effect of deferred income tax.
28. RISK MANAGEMENT Risk management in Deutsche Bank is functionally independent of risk takers in the various Group Divisions. It is centered on the ability to identify, measure, aggregate and manage risks, to attribute capital and price risks appropriately. The Bank’s risk management framework promotes an internal risk environment across the Bank that is culturally attuned to its overall risk philosophy. Deutsche Bank manages risk through a comprehensive framework of risk principles, organizational structure and risk process that are closely aligned with the activities of the Group Divisions.
DEUTSCHE BANK AG - CABANG INDONESIA
DEUTSCHE BANK AG - INDONESIAN BRANCHES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUAGAN GABUNGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 (Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS YEARS ENDED 31 DECEMBER 2009 AND 2008 (In millions of rupiah, unless otherwise specified)
28. MANAJEMEN RISIKO (Lanjutan)
28. RISK MANAGEMENT (Continued)
Atas penggunaan instrumen-instrumen keuangan, Bank menghadapi risiko-risiko sebagai berikut:
The Bank has exposure to the following risks from its use of financial instruments:
-
-
risiko kredit; risiko likuiditas; risiko pasar; dan risiko operasional.
credit risk; liquidity risk; market risk; and operational risk.
PRINSIP MANAJEMEN RISIKO DAN MODAL
RISK AND CAPITAL MANAGEMENT PRINCIPLES
Prinsip utama yang mendukung pendekatan Deutsche Bank terhadap manajemen risiko dan modal adalah sebagai berikut:
The following key principles underpin Deutsche Bank’s approach to risk and capital management:
- Dewan Manajemen melakukan pengawasan atas manajemen risiko dan modal secara menyeluruh untuk Grup secara konsolidasi sebagai satu kesatuan. Dewan Pengawas memantau profil risiko dan modal secara berkala.
- The Management Board provides overall risk and capital management supervision for consolidated Group as a whole. The Supervisory Board regularly monitors risk and capital profile.
- Deutsche Bank mengelola risiko kredit, pasar, likuiditas, operasional, usaha, hukum, reputasi dan modal secara terpadu pada semua tingkatan terkait dalam organisasi. Hal ini juga berlaku untuk produkproduk kompleks yang dikelola secara khusus dalam kerangka yang ditetapkan untuk eksposur perdagangan.
- Deutsche Bank manages credit, market, liquidity, operational, business, legal and reputational risks as well as capital in a coordinated manner at all relevant levels within the organization. This also holds true for complex products which are typically managed within the framework established for trading exposures.
- Struktur dari fungsi hukum, risiko dan modal berkaitan erat dengan struktur Divisi Grup.
- The structure of legal, risk and capital function is closely aligned with the structure of the Group Divisions.
- Fungsi hukum, risiko dan modal independen terhadap Divisi Grup.
- The legal, risk and capital function is independent of the Group Divisions.
ORGANISASI MANAJEMEN RISIKO DAN MODAL
RISK AND CAPITAL MANAGEMENT ORGANIZATION
Chief Risk Officer Deutsche Bank, yang merupakan anggota Dewan Manajemen, bertanggung jawab atas manajemen risiko kredit, pasar, likuiditas, operasional, usaha, hukum dan reputasi serta aktivitas manajemen modal dalam Grup secara konsolidasi. Pada tahun 2007, Deutsche Bank menggabungkan departemen Hukum dan Kepatuhan dengan fungsi manajemen risiko dan modal yang ada menjadi satu kesatuan fungsi hukum, risiko dan modal.
Deutsche Bank’s Chief Risk Officer, who is a member of the Management Board, is responsible for credit, market, liquidity, operational, business, legal and reputational risk management as well as capital management activities within the consolidated Group. In 2007, Deutsche Bank merged the Legal and Compliance departments with the existing risk and capital management function to an integrated legal, risk and capital function.
Ada dua komite fungsional yang dipusatkan pada fungsi hukum, risiko dan modal. Komite Risiko dan Modal dipimpin oleh Chief Risk Officer, dengan Chief Financial Officer sebagai Wakil Ketua. Tanggung jawab Komite Risiko dan Modal meliputi perencanaan profil risiko dan modal, pengawasan kapasitas modal dan optimisasi pendanaan. Selain itu, Chief Risk Officer juga memimpin Komite Risiko Executive, yang bertanggung jawab atas pengelolaan dan pengendalian risiko-risiko dalam Grup secara konsolidasi. Dua Wakil Chief Risk Officer yang melapor secara langsung kepada Chief Risk Officer merupakan anggota pengambil keputusan dalam Komite Risiko dan Modal.
Two functional committees are central to the legal, risk and capital function. The Capital and Risk Committee is chaired by the Chief Risk Officer, with the Chief Financial Officer being the Vice Chairman. The responsibilities of the Capital and Risk Committee include risk profile and capital planning, capital capacity monitoring and optimization of funding. In addition, the Chief Risk Officer chairs the Risk Executive Committee, which is responsible for management and control of the aforementioned risks across the consolidated Group. The two Deputy Chief Risk Officers who report directly to the Chief Risk Officer are among the voting members of the Capital and Risk Committee.
89
DEUTSCHE BANK AG - CABANG INDONESIA
DEUTSCHE BANK AG - INDONESIAN BRANCHES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUAGAN GABUNGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 (Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS YEARS ENDED 31 DECEMBER 2009 AND 2008 (In millions of rupiah, unless otherwise specified)
28. MANAJEMEN RISIKO (Lanjutan)
90
28. RISK MANAGEMENT (Continued)
Unit hukum, risiko dan modal dibentuk dengan tugas untuk:
Dedicated legal, risk and capital established with the mandate to:
function
is
- Meyakinkan bahwa penyelenggaraan usaha dalam tiap divisi konsisten dengan hasrat (appetite) Bank terhadap risiko yang telah ditetapkan oleh Komite Risiko dan Modal;
- Ensure that the business conducted within each division is consistent with the risk appetite that the Capital and Risk Committee has set;
- Merumuskan dan melaksanakan kebijakan manajemen risiko dan modal, prosedur dan metodologi yang sesuai dengan kegiatan usaha tiap divisi;
- Formulate and implement risk and capital management policies, procedures and methodologies that are appropriate to the businesses within each division;
- Menyetujui batasan-batasan risiko kredit, risiko pasar dan risiko likuiditas;
- Approve credit risk, market risk and liquidity risk limits;
- Melakukan penelaahan atas portofolio secara berkala untuk meyakinkan bahwa portofolio risiko masih dalam batas yang dapat diterima; dan
- Conduct periodic portfolio reviews to ensure that the portfolio of risk is within acceptable parameters; and
- Mengembangkan dan melaksanakan infrastruktur dan sistem manajemen risiko dan modal yang tepat untuk tiap divisi.
- Develop and implement risk and capital management infrastructures and systems that are appropriate for each division.
Komite Risiko Reputasi Grup adalah sub-komite formal dari Komite Risiko Executive dan dipimpin oleh Chief Risk Officer. Komite ini menelaah dan membuat keputusan akhir untuk seluruh permasalahan risiko reputasi, dimana pelaporan atas masalah yang terkait dengan reputasi Bank dianggap penting oleh manajemen senior usaha dan regional atau diwajibkan oleh kebijakan dan prosedur Grup.
The Group Reputational Risk Committee (“GRRC”) is an official sub-committee of the Risk Executive Committee and is chaired by the Chief Risk Officer. The GRRC reviews and makes final determinations on all reputational risk issues, where the escalation of such issues is deemed necessary by senior business and regional management or required under the Group policies and procedures.
Departemen Keuangan dan Audit mendukung fungsi hukum, risiko dan modal. Departemen-departemen tersebut beroperasi secara independen terhadap Divisi Grup dan fungsi hukum, risiko dan modal. Peran dari departemen Keuangan adalah untuk membantu Bank dalam menghitung dan menelaah risiko yang dihadapi dan meyakinkan kualitas dan integritas data yang terkait dengan risiko. Departemen Audit menelaah kepatuhan prosedur pengendalian internal terhadap standar internal dan aturan hukum.
The Finance and Audit departments support the legal, risk and capital function. They operate independently of both the Group Divisions and of the legal, risk and capital function. The role of the Finance department is to help quantify and verify the risk that the Bank assumes and ensures the quality and integrity of the risk related data. The Audit department reviews the compliance of the internal control procedures with internal and regulatory standards.
Di tingkat kantor cabang Indonesia, struktur manajemen risiko beroperasi dalam beberapa tingkatan, dimulai dari Unit Manajemen Risiko yang melapor kepada Komite Risiko Indonesia, yang bekerja sama secara erat dengan Komite Risiko Regional Asia Pasifik. Komitekomite ini, yang terdiri dari anggota dari manajemen dan kelompok pendukung back office, meyakinkan adanya konsistensi dalam pelaksanaan prinsip Grup dan peraturan setempat yang berlaku.
At the Indonesia branch level, the risk management structure operates in a multi-tier set up, starting from the Risk Management Unit (“RMU”) that reports to the Indonesian Risk Committee (“IRC”) who in turn works very closely with the Asia Pacific Regional Risk Committee (“RRC”). These committees, which are composed of members from management and the back office support group, ensure consistency in implementation of the Group principles as well as with local regulations.
Berikut ini adalah informasi tentang eksposur Bank terhadap risiko-risiko di atas dan tujuan, kebijakan dan proses untuk mengukur dan mengelola risiko:
Presented below is the information about the Bank’s exposure to each of the above risks and the objectives, policies and processes for measuring and managing risks:
DEUTSCHE BANK AG - CABANG INDONESIA
DEUTSCHE BANK AG - INDONESIAN BRANCHES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUAGAN GABUNGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 (Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS YEARS ENDED 31 DECEMBER 2009 AND 2008 (In millions of rupiah, unless otherwise specified)
28. MANAJEMEN RISIKO (Lanjutan)
28. RISK MANAGEMENT (Continued)
a. Risiko kredit
a.
Credit risk
Risiko kredit merupakan risiko apabila suatu pihak lalai untuk memenuhi kewajibannya dan menyebabkan pihak lain mengalami kerugian finansial. Risiko kredit timbul dari seluruh transaksi yang menyebabkan adanya tuntutan yang bersifat aktual, kontinjensi atau potensial terhadap pihak lain, obligor atau peminjam. Oleh karenanya, Bank mengukur eksposur kredit dari berbagai kategori yaitu kredit, kewajiban kontinjensi, derivatif over-the-counter (“OTC”), dan aset yang dapat diperdagangkan.
Credit risk is the risk that one party to a financial instrument will fail to discharge an obligation and cause the other party to incur a financial loss. Credit risk arises from all transactions that give rise to actual, contingent or potential claims against any counterparty, obligor or borrower. As such, the Bank measures its credit exposure across various categories, namely loans, contingent liabilities, over-the-counter (“OTC”) derivatives, and tradable assets.
Risiko kredit yang terkait dengan instrumen keuangan derivatif terbatas pada instrumen dengan nilai wajar positif, yang dicatat sebagai tagihan derivatif (Catatan 7). Risiko kredit maksimum, tanpa memperhitungkan nilai wajar jaminan dan perjanjian saling hapus, terbatas pada jumlah dalam laporan aset, kewajiban dan dana modal yang diberikan, ditambah dengan komitmen kepada nasabah seperti yang diungkapkan pada Catatan 8.
Credit risk in respect of derivative financial instruments is limited to those with positive fair values, which are recorded as derivative receivables (Note 7). The maximum credit risk, without taking into account the fair value of any collateral and netting agreements, is limited to the amounts on the statement of assets, liabilities and assigned capital funds, plus commitments to customers as disclosed in Note 8.
Jika diperlukan, Bank memperoleh jaminan, terikat dalam perjanjian saling hapus prinsip (master netting agreements), mempertimbangkan jangka waktu eksposur, dan mengelola konsentrasi risiko kredit berdasarkan segmen geografis dan/atau ekonomi.
Where appropriate, the Bank obtains security, enters into master netting agreements, rationalizes the duration of exposures, and manages concentrations of credit risk across geographical and/or economic segmentation.
Ringkasan konsentrasi risiko atas kredit yang diberikan kepada nasabah berdasarkan industri diungkapkan pada Catatan 8.
The summary of concentration of credit risk on loans receivable to customers as to industry is presented in Note 8.
b. Risiko likuiditas
b.
Liquidity risk
Risiko likuiditas adalah risiko yang timbul dari potensi adanya ketidakmampuan untuk memenuhi seluruh kewajiban pembayaran pada saat jatuh tempo. Manajemen Risiko Likuiditas meyakinkan kemampuan Bank untuk memenuhi seluruh kewajiban pembayaran pada saat jatuh tempo. Untuk membatasi risiko ini, manajemen mengatur diversifikasi sumber dana, mengelola aset dengan pertimbangan likuiditas dan mengawasi likuiditas secara harian. Selain itu, kantor cabang Indonesia memelihara cadangan wajib atas deposito sebesar 7,5%, dimana sebesar 5% ditempatkan dalam bentuk giro pada Bank Indonesia, sedangkan sisanya sebesar 2,5% ditempatkan dalam bentuk obligasi pemerintah Republik Indonesia dan Sertifikat Bank Indonesia.
Liquidity risk is the risk arising from potential inability to meet all payment obligations when they become due. Liquidity Risk Management safeguards the ability of the Bank to meet all payment obligations when they become due. To limit this risk, management arranges for diversified funding sources, manages assets with liquidity in mind and monitors liquidity on a daily basis. In addition, the Indonesia branch maintains statutory reserves on deposits at 7.5%, of which 5% are kept in the form of demand deposits at Bank Indonesia, while 2.5% are kept as own inventory of Republic of Indonesia government securities and Certificates of Bank Indonesia.
Treasury bertanggung jawab untuk mengelola risiko likuiditas. Kerangka manajemen risiko likuiditas Bank dirancang untuk mengidentifikasi, mengukur dan mengelola posisi risiko likuiditas. Kebijakan likuiditas yang mendasar ditelaah secara berkala oleh Komite Aset dan Kewajiban Grup dan disetujui oleh Kepala Manajemen Risiko Likuiditas yang bertanggung jawab atas metodologi dan kebijakan dalam Treasury. Kebijakan tersebut mendefinisikan metodologi yang diterapkan pada Grup, kantor cabang dan anak perusahaannya. Pada tingkat kantor cabang, risiko likuiditas dikelola oleh Komite Aset dan Kewajiban lokal berdasarkan kebijakan yang telah disetujui pada tingkat Grup.
The Treasury is responsible for the management of liquidity risk. The Bank’s liquidity risk management framework is designed to identify, measure and manage the liquidity risk position. The underlying Liquidity Policy is reviewed on a regular basis by the Group Asset and Liability Committee (“ALCO”) and approved by the Head of Liquidity Risk Management responsible for the methodology and policies in the Treasury. The policy defines the methodology which is applied to the Group, its branches and its subsidiaries. At the branch level, liquidity risk is managed by the local ALCO based upon the approved policies at the Group level.
91
DEUTSCHE BANK AG - CABANG INDONESIA
DEUTSCHE BANK AG - INDONESIAN BRANCHES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUAGAN GABUNGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 (Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS YEARS ENDED 31 DECEMBER 2009 AND 2008 (In millions of rupiah, unless otherwise specified)
28. MANAJEMEN RISIKO (Lanjutan)
28. RISK MANAGEMENT (Continued) The maturity profile of the Bank’s assets and liabilities based on contractual repayment arrangements and does not take into account the effective maturities is presented in Note 25.
Profil jatuh tempo aset dan kewajiban Bank berdasarkan perjanjian kontraktual pembayaran dengan tidak memperhitungkan tanggal jatuh tempo efektif diungkapkan pada Catatan 25. f. Risiko pasar
92
c.
Market risk
Pada hakekatnya, seluruh usaha memiliki risiko dimana tingkat dan harga pasar akan bergerak dan menghasilkan laba atau rugi bagi Bank. Bagi Bank, jenis risiko pasar adalah sebagai berikut:
Substantially, all businesses are subject to the risk that market prices and rates will move and result in profits or losses for the Bank. For the Bank, the types of market risk are:
-
- interest rate risk; - foreign exchange risk; and - commodity price risk.
risiko tingkat bunga; risiko kurs valuta asing; dan risiko harga komoditas.
Risiko tingkat bunga terdiri dari dua komponen. Risiko umum menggambarkan perubahan nilai dikarenakan pergerakan pasar secara umum, sementara risiko khusus terkait dengan penerbit instrumen keuangan.
The interest rate risk consists of two components. The general risk describes value changes due to general market movements, while the specific risk has issuer-related causes.
Kerangka Manajemen Risiko Pasar
Market Risk Management framework
Bank menanggung risiko pasar baik dari aktivitas perdagangan maupun non perdagangan. Bank menanggung risiko dengan menciptakan pasar dan mengambil posisi dalam utang, kurs valuta asing, surat berharga utang dan komoditas lainnya, serta derivatif dan sejenisnya.
The Bank assumes market risk in both trading and non trading activities. The Bank assumes risk by making markets and taking positions in debt, foreign exchange, other debt securities and commodities, as well as in equivalent derivatives.
Kombinasi antara analisa kerentanan risiko, value-atrisk, stress testing dan economic capital metrics digunakan untuk mengelola risiko pasar dan menetapkan limit risiko yang dapat diterima. Economic capital adalah sistem pengukuran yang digunakan untuk menggambarkan dan menggabungkan risiko pasar dalam portofolio perdagangan dan non perdagangan. Value-at-risk adalah sistem pengukuran yang umum digunakan untuk mengelola risiko pasar perdagangan.
A combination of risk sensitivities, value-at-risk, stress testing and economic capital metrics are used to manage market risk and establish limits. Economic capital is the metric used to describe and aggregate market risk, both in trading and non trading portfolios. Value-at-risk is a common metric used in the management of trading market risk.
Dewan Manajemen dan Komite Risiko Executive, didukung oleh Manajemen Risiko Pasar, yang merupakan bagian dari fungsi manajemen risiko dan modal yang independen, menetapkan suatu limit value-at-risk untuk seluruh Grup untuk risiko pasar dalam trading book. Manajemen Risiko Pasar mengalokasikan keseluruhan limit tersebut ke Divisi Grup. Setelah itu, limit dialokasikan ke lini usaha khusus dan kelompok portofolio perdagangan dan wilayah geografis.
The Management Board and Risk Executive Committee, supported by Market Risk Management, which is part of independent risk and capital management function, set a Group-wide valueat-risk limit for the market risk in the trading book. Market Risk Management sub-allocates this overall limit to the Group Divisions. Below that, limits are allocated to specific business lines and trading portfolio groups and geographical regions.
DEUTSCHE BANK AG - CABANG INDONESIA
DEUTSCHE BANK AG - INDONESIAN BRANCHES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUAGAN GABUNGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 (Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS YEARS ENDED 31 DECEMBER 2009 AND 2008 (In millions of rupiah, unless otherwise specified)
28. MANAJEMEN RISIKO (Lanjutan)
28. RISK MANAGEMENT (Continued)
i. Risiko valuta
i. Currency risk
Bank menghitung risiko dampak fluktuasi kurs valuta asing atas posisi keuangan dan arus kasnya.
The Bank takes exposure to effects of fluctuations in the prevailing foreign exchange rates on its financial position and cash flows.
Valuta asing utama Bank didominasi oleh USD dan EUR. Kebijakan manajemen risiko kurs valuta asing ditetapkan pada tingkat Grup Deutsche Bank dan limit global dialokasikan ke tingkat regional dan negara dan secara fisik dikelola di tingkat kantor cabang atau entitas lokal. Pada tingkat kantor cabang, risiko kurs valuta asing dikelola untuk mata uang fungsional lokal Bank dan Grup Deutsche Bank memiliki strategi untuk melindungi nilai mata uang fungsional lokal terhadap EUR yang merupakan mata uang pelaporan Grup Deutsche Bank.
The major currencies of the Bank are predominantly denominated in USD and EUR. Foreign exchange risk management policy is set at the Deutsche Bank Group level and global limits are allocated on a regional and country level and physically managed at the branch or local entity level. At the branch level, the foreign exchange risk is managed in the context of the local functional currency of the Bank and Deutsche Bank Group has a strategy to hedge the local functional currency into EUR which is the reporting currency of the Deutsche Bank Group.
Posisi devisa neto diungkapkan pada Catatan 24.
The net foreign exchange position is presented in Note 24.
ii. Risiko tingkat bunga
ii. Interest rate risk
Aktivitas usaha Bank memiliki risiko fluktuasi tingkat bunga apabila aset yang menghasilkan pendapatan bunga (termasuk investasi) dan kewajiban berbunga telah jatuh tempo atau dinilai kembali pada saat yang berbeda atau dengan nilai yang berbeda. Aktivitas Manajemen Risiko Pasar ditujukan untuk mengoptimalkan pendapatan bunga bersih, dengan tingkat bunga pasar yang konsisten dengan strategi usaha Bank.
The Bank’s business activities are exposed to the risk of interest rate fluctuations to the extent that interest-earning assets (including investments) and interest-bearing liabilities mature or re-price at different times or in differing amounts. Market Risk Management activities are aimed at optimizing net interest income, given market interest rate levels consistent with the Bank’s business strategies.
Aktivitas Manajemen Risiko Aset-Kewajiban dilaksanakan terkait dengan kerentanan Bank terhadap perubahan tingkat bunga. Bank juga menggunakan kombinasi instrumen keuangan derivatif, terutama swap suku bunga dan opsi, dan kontrak lainnya untuk mencapai tujuan manajemen risiko.
Asset-Liability Risk Management activities are conducted in the context of the Bank’s sensitivity to interest rate changes. The Bank also uses a combination of derivative financial instruments, particularly interest rate swaps and options, as well as other contracts to achieve its risk management objectives.
g. Risiko operasional
d.
Operational risk
Risiko operasional didefinisikan oleh Grup sebagai risiko terjadinya kerugian dalam kaitannya dengan karyawan, spesifikasi dan dokumentasi perjanjian, teknologi, kegagalan dan bencana infrastruktur, proyek, pengaruh eksternal dan hubungan dengan nasabah. Risiko operasional meliputi risiko hukum dan peraturan, di luar risiko usaha dan reputasi.
Operational risk is defined by the Group as the risk of incurring losses in relation to employees, contractual specifications and documentation, technology, infrastructure failure and disasters, projects, external influences and customer relationships. It includes legal and regulatory risk, but excludes business and reputational risk.
Manajemen Risiko Operasional Grup adalah fungsi manajemen risiko yang independen dalam Grup yang bertanggung jawab untuk mendefinisikan kerangka risiko operasional dan kebijakan terkait. Penerapan kerangka dan manajemen risiko operasional harian merupakan tanggung jawab divisi usaha Grup. Berdasarkan model keterkaitan usaha tersebut, pengawasan secara ketat dan pemahaman yang tinggi atas risiko operasional dapat dipastikan.
Group Operational Risk Management is an independent risk management function within the Group that is responsible for defining the operational risk framework and related policies. The responsibility for implementing the framework as well as the day-to-day operational risk management lies with the Group’s business divisions. Based on such business partnership model, close monitoring and high awareness of operational risk is ensured.
93
DEUTSCHE BANK AG - CABANG INDONESIA
DEUTSCHE BANK AG - INDONESIAN BRANCHES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUAGAN GABUNGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 (Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS YEARS ENDED 31 DECEMBER 2009 AND 2008 (In millions of rupiah, unless otherwise specified)
29. PERISTIWA SETELAH TANGGAL NERACA
94
29.
SUBSEQUENT EVENTS
PSAK No. 50 (Revisi 2006), “Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan” dan PSAK No. 55 (Revisi 2006), “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran” telah berlaku efektif sejak tanggal 1 Januari 2010. Dalam menerapkan dua standar baru ini, Bank telah mengidentifikasi penyesuaian transisi sesuai dengan ketentuan transisi pada PSAK No. 55 (Revisi 2006), Buletin Teknis No. 4 tentang ketentuan transisi atas penerapan awal PSAK No. 50 (Revisi 2006) dan PSAK No. 55 (Revisi 2006) yang diterbitkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia, dan PAPI (Revisi 2008). Penyesuaian transisi terutama akan berasal dari perhitungan ulang penyisihan penghapusan aset. Selisih antara penyisihan penghapusan aset berdasarkan standar baru dan standar lama akan disesuaikan ke saldo awal rekening Kantor Pusat pada tanggal 1 Januari 2010 seperti yang diwajibkan dalam standar akuntansi baru. Saat ini, Bank sedang dalam tahap penghitungan besarnya penyesuaian transisi tersebut.
The SFAS No. 50 (2006 Revision), “Financial Instruments: Presentation and Disclosures” and SFAS No. 55 (2006 Revision), “Financial Instruments: Recognition and Measurement” have become effective since 1 January 2010. In applying these two new standards, the Bank has identified the transitional adjustments in accordance with the transitional provisions as stated in the SFAS No. 55 (2006 Revision), the Technical Bulletin No. 4 concerning the transitional provisions for the first adoption of SFAS No. 50 (2006 Revision) and SFAS No. 55 (2006 Revision) as issued by the Indonesian Institute of Accountants, and PAPI (2008 Revision). The transitional adjustments will mainly be derived from the reassessment of allowance for uncollectible accounts. The diference between the allowance for uncollectible accounts based on the new standards and the previous standards will be adjusted to the beginning Head Office accounts as of 1 January 2010 as required by the new accounting standards. Currently, the Bank is still in the process of calculating the transitional adjustment amount.
Sebagai tambahan, beberapa standar akuntansi telah dicabut efektif pada tanggal 1 Januari 2010, sebagai berikut:
In addition, certain accounting standards have been revoked effective on 1 January 2010, as follows:
PSAK No. 54 (1998), “Akuntansi Restrukturisasi Utang-Piutang Bermasalah”.
SFAS No. 54 (1998), “Accounting for Troubled Debt Restructuring”.
PSAK No. Perbankan”.
“Akuntansi
SFAS No. 31 (2000 Revision), “Accounting for Banking Industry”.
Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan No. 6, “Interpretasi atas Paragraf 12 dan 16 PSAK No. 55 (1999) tentang Instrumen Derivatif Melekat pada Kontrak dalam Mata Uang Asing”.
Interpretation of Financial Accounting Standard No. 6, “Interpretation of Paragraph 12 and 16 of SFAS No. 55 (1999) regarding Embedded Derivatives on Foreign Exchange Contracts”.
31
(Revisi
2000),
C. FINANCIAL KEY RATIO
C. RASIO KEUANGAN PENTING
Financial Ratio 31 December 2009 and 2008 Ratio (%) I. CAPITAL / MODAL 1. CAR – credit risk / CAR – risiko kredit 2. CAR – credit risk and market risk / CAR – risiko kredit dan risiko pasar 3. Fixed asset to capital / Aset tetap terhadap modal II. QUALITY OF ASSETS / KUALITAS ASET 1. Non performing Earning asset to total earning assets / Pinjaman Macet terhadap total aset lancer 2. Allowance for possible losses on earning assets to earning assets / Penyisihan untuk kemungkinan kerugian atas aset lancar terhadap aset lancar 3. Fulfillment Allowance for possible losses on earning assets / Pemenuhan Penyisihan untuk kemungkinan kerugian atas aset lancar 4. Fulfillment Allowance for possible losses on non earning asset / Pemenuhan Penyisihan untuk kemungkinan kerugian atas aset tidak lancar 5. NPL – Gross 6. NPL – Netto III. RENTABILITY / RENTABILITAS 1. ROA 2. ROE 3. NIM 4. Operating expense to operating revenues / Biaya operasional terhadap pendapatan operasional IV. LIQUIDITY / LIKUIDITAS Loan to Deposit Ratio (LDR) / Rasio Pinjaman terhadap Deposito (LDR) V. COMPLIANCE / KEPATUHAN 1.a. PERCENTAGE VIOLATION on LEGAL LENDING LIMIT / PERSENTASE PELANGGARAN atas BATAS MAKSIMUM PEMBERIAN KREDIT a.1. Related party / Pihak terkait a.2. Non related party / Bukan pihak terkait b. PERCENTAGE LENDING in EXCESS on LEGAL LENDING LIMIT / PERSENTASE PINJAMAN MELEBIHI BATAS MAKSIMUM PEMBERIAN b.1. Related party / Pihak terkait b.2. Non Related party / Bukan pihak terkait 2. Statutory reserve requirement IDR / Giro Wajib Minimum – Rp 3. Net Open Position (NOP) / Posisi Devisa Neto (PDN)
2009
2008
46.95%
46.94%
40.46%
37.79%
3.60%
2.40%
2.90%
2.31%
2.78%
2.52%
108.21%
111.10%
100.00%
100.00%
8.15% 3.12%
6.02% 1.94%
5.68% 18.83% 3.10% 54.58%
5.96% 22.83% 3.43% 57.93%
60.22%
68.03%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
5.77%
5.41%
17.33%
13.96%
95
D. RISK MANAGEMENT RISK MANAGEMENT
D. MANAJEMEN RESIKO MANAJEMEN RESIKO
Deutsche Bank has a comprehensive risk management policy, which is implemented and overseen locally by multiple levels of risk management structures involving the Risk Management Unit (RMU) and the Indonesian Risk Committee (IRC).
Deutsche Bank memiliki kebijakan manajemen risiko yang menyeluruh, yang diimplementasikan dan diawasi secara lokal oleh berbagai tingkat struktur manajemen risiko yang melibatkan Unit Manajemen Risiko (RMU) dan Komite Risiko Indonesia (IRC).
The RMU meets monthly and is comprised of staff from infrastructure divisions including the Head of Global Markets Operations, Cash Operations, Loan Operations, Compliance, Finance, and the COO,.
RMU mengadakan rapat setiap bulan dan terdiri dari staf dari divisi infrastruktur termasuk Pimpinan Global Markets Operations, Cash Operations, Loan Operations, Kepatuhan, Keuangan, dan COO.
The Indonesian Risk Committee (IRC) structure, which includes the CCO and COO, meets quarterly and has been in place for more than over three years. The IRC works closely with the Regional Risk Committee (RRC) to assess and manage the risk profile (credit, liquidity, market, and other risks) for Indonesia.
Struktur Komite Risiko Indonesia (IRC), termasuk CCO dan COO, mengadakan rapat setiap kuarta dan telah berjalan selama lebih dari tiga tahun. IRC bekerja sama dengan erat dengan Komite Risiko Regional (RRC) untuk mengakses dan menangani profil risiko (risiko kredit, likuiditas, pasar dan lain-lain) bagi Indonesia.
Risk management policies can summarised as follows:
Kebijakan manajemen risiko dapat diringkas seperti dibawah ini:
•
Credit risk – every extension of credit to any counterparty requires approval from Credit Risk Management (CRM). Credit approval authorities are assigned according to the qualifications, experience and training of the officers and are reviewed periodically. Credit lines approved should be consistent with the portfolio and local regulatory guidelines. CRM reviews credit exposures periodically and ensures that allowance for loan losses is provided for accounts that are doubtful of collection.
•
Risiko kredit – setiap perpanjangan kredit kepada pihak lawan memerlukan persetujuan dari Manajemen Risiko Kredit (CRM). Wewenang persetujuan kredit diberikan sesuai dengan kemampuan, pengalaman dan pelatihan officer yang bersangkutan dan ditinjau secara berkala. Limit kredit yang disetujui harus sesuai dengan portofolio and ketentuan peraturan lokal. CRM meninjau eksposur kredit secara berkala dan memastikan agar disisihkan cadangan untuk kerugian pinjaman untuk rekening yang meragukan.
•
Market risk – the Bank assumes market risk in both trading and non-trading activities by taking positions in debt obligations, foreign exchange and securities. The Bank uses a combination of risk sensitivities, value-at-risk, stress testing and economic capital metrics to manage market risks and use as a basis for setting limits.
•
Risiko pasar – Bank mempunyai risiko pasar dalam aktivitas trading dan non-trading dengan membuka posisi dalam debt obligation, valuta asing dan sekuritas. Bank menggunakan kombinasi sensitivitas risiko, value-at-risk, stress testing dan economic capital metrics untuk menangani risiko pasar dan menggunakannya sebagai dasar penentuan limit.
•
Liquidity risk – the Bank‟s effective management of liquidity risk has been instrumental in maintaining a healthy funding profile, even in periods of general economic weakness. Liquidity is monitored through the use of Funding Matrix, which shows the excess or shortfall of assets over liabilities in each time bucket and allows the Bank to identify and manage open liquidity exposures.
•
Risiko Likuiditas – penanganan risiko likuiditas Bank yang efektif telah membantu dalam menjaga profil pendanaan yang sehat, meskipun dalam periode ekonomi umum yang lemah. Likuiditas dimonitor melalui penggunaan Funding Matrix, yang menunjukkan kelebihan atau kekurangan aset dibanding kewajiban dalam setiap jangka waktu dan memungkinkan Bank untuk mengidentifikasikan dan menangani eksposur likuiditas yang terbuka.
•
Operational risk – defined to be the potential for incurring losses in relation to employees, project management, contractual specifications and documentation, technology, infrastructure failure and disasters, external influences and customer relationships. Operational risk is managed by the
•
Risiko Operasional – didefinisikan sebagai potensi timbulnya kerugian sehubungan dengan karyawan, manajemen proyek, spesifikasi dan dokumentasi kontrak, teknologi, kegagalan infrastruktur dan bencana, pengaruh eksternal dan hubungan nasabah. Tanggungjawab untuk
96
respective Business Divisions direct and indirect losses, employee turnover, disaster audit actions , taken into operational risk.
with factors such as transactional errors, recovery readiness, account to assess
operasional manajemen risiko ditangani terutama terletak pada Divisi Bisnis yang bersangkutan dan unit operasional terkait. Berbagai faktor seperti kerugian langsung dan tidak langsung, kesalahan transaksi, perpindahan karyawan, kesiapan penanganan bencana, tindakan audit dipertimbangkan untuk menilai risiko operasional.
•
Legal risk – documents and agreements with third parties are reviewed by the Legal Division (operating from Singapore and supported by local external counsels) prior to execution /finalisation to ensure that documentation is in compliance with law. Any legal disputes are also managed by Legal with close reference to local country management.
•
Risiko Hukum – dokumen dan perjanjian dengan pihak ke tiga ditinjau oleh Divisi Hukum (yang beroperasi dari Singapura dan didukung oleh dewan eksternal lokal) sebelum dilaksanakan untuk memastikan bahwa dokumentasi telah memenuhi undang-undang. Permasalahan hukum, juga ditangani oleh Divisi Hukum –dengan merujuk kepada manajemen lokal.
•
Reputation and Strategic risk – any potential reputation or strategic risk is first identified at the Risk Committees or the Executive Committee (EXCO). If warranted, any such risk identified will be escalated to the IRC and relevant Group Risk Officer.
•
Risiko Reputasi dan Strategi – potensi risiko reputasi atau strategi pertama-tama diidentifikasikan pada tingkat Komite Risiko atau Komite Eksekutif (EXCO). Bila diperlukan, risiko yang sudah teridentifikasi akan dibawa kepada IRC dan Grup Risk Officer terkait.
•
Compliance risk – each Business/Function Head assumes primary responsibility to ensure that their respective activities are in full compliance with internal and regulatory requirements. The Head of Compliance ensures that updates to regulations are circulated to all heads, while Internal Audit conducts reviews to ascertain compliance with internal and regulatory requirements.
•
Risiko kepatuhan – setiap Pimpinan Bisnis/Fungsi memegang tanggungjawab utama untuk memastikan agar aktivitas mereka semua memenuhi ketentuan internal dan peraturan pengawas. Kepala Bagian Kepatuhan memastikan pengkinian peraturan diedarkan kepada semua pimpinan sementara audit internal mengadakan kajian untuk memastikan kepatuhan terhadap ketentuan internal dan peraturan pengawas.
97
E. GOOD CORPORATE GOVERNANCE
E. TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK
Three years ago, In 2007. Bank Indonesia issued detailed guidelines on Good Corporate Governance (GCG) vide their regulation No.8/4/PBI/2006 and 8/14/PBI/2006. The rules of GCG implemented by Bank Indonesia are based on transparency, accountability, independence, responsibility, and fairness. The two Deutsche Bank AG branches in Indonesia – in Jakarta and Surabaya – comply with these guidelines.
Tiga tahun lalu, dalam tahun 2007, Bank Indonesia mengeluarkan peraturan yang terperinci mengenai Tata Kelola Perusahaan (GCG) yang baik melalui Peraturan Bank Indonesia No.8/4/PBI/2006 dan 8/14/PBI/2006. Ketentuan mengenai GCG yang diimplementasikan oleh Bank Indonesia berdasarkan transparansi, akuntabilitas, independensi, tanggungjawab dan kejujuran. Dua cabang Deutsche Bank di Indonesia – di Jakarta dan Surabaya – mematuhi semua ketentuan ini.
Effective corporate governance, to comply with the high international standard, is part of Deutsche Bank‟s identity. The Bank ensures a responsible, value-driven management and control through a system of corporate governance, which has four key elements: good relations with shareholders, effective cooperation between the Management Board and the Supervisory Board, a system of performance related compensation for our managers and employees, as well as transparent and early reporting.
Untuk memenuhi standar internasional tertinggi, tata kelola perusahaan yang efektif merupakan bagian dari identitas Deutsche Bank. Bank memastikan manajemen yang bertanggungjawab, berdasarkan nilai dan pengawasan melalui sistem tata kelola perusahaan, yang mempunyai empat elemen utama: hubungan yang baik dengan para pemegang saham, kerja sama yang efektif antara Dewan Manajemen dan Dewan Pengawas, sistem kompensasi yang terkait dengan kinerja bagi para manajer dan karyawan kami, serta transparansi dan pelaporan dini.
The fundamental basis for this is provided by, above all, the German Stock Corporation Act and the German Corporate Governance Code. Seeing as our share is also listed on the New York Stock Exchange, we are subject in certain respects to U.S. capital market laws as well as the rules of the Securities and Exchange Commission and the New York Stock Exchange.
Dasar fundamental untuk ini disediakan, terutama oleh, German Stock Corporation Act (Undangundang Perusahaan Jerman) dan German Corporate Governance Code (Kode etik Tata Kelola Perusahaan Jerman). Karena saham kami juga terdaftar di Bursa Saham New York, dalam hal tertentu kami tunduk kepada undang-undang pasar modal Amerika serta peraturan Securities and Exchange Commission and New York Stock Exchange.
We have conducted a self-assessment of our corporate governance procedures and practices against those prescribed by Bank Indonesia, and confirm that we comply with the central bank‟s requirements.
Kami telah melakukan penilaian sendiri untuk prosedur-prosedur dan pelaksanaan-pelaksanaan tata kelola bank kami sesuai dengan ketetapan Bank Indonesia, dan kami mengkonfirmasi bahwa tata kelola bank kami telah sesuai dengan ketentuanketentuan bank sentral.
The requirements of Bank Indonesia on Good Corporate Governance relate to
Ketentuan Bank Indonesia mengenai Tata Kelola Perusahaan yang Baik berhubungan dengan:
1. The Board of Commissioners and the Board of Directors
1. Dewan Komisaris dan Dewan Direksi
Bank Indonesia has set out comprehensive requirements, covering several aspects governance with regard to the establishment of the Board of Commissioners (BOC) and the Board of Directors (BOD). All banks operating in the Republic of Indonesia are required to comply with these requirements.
Bank Indonesia telah menentukan ketentuan yang lengkap, mencakup beberapa aspek tata kelola sehubungan dengan pembentukan Dewan Komisaris (BOC) dan Dewan Direksi (BOD). Semua bank yang beroperasi di Indonesia diharuskan mematuhi ketentuan ini.
Deutsche Bank AG is a multi-national bank, headquartered in Germany. The Management Board is responsible for managing the company globally, and for the overall supervision of the Deutsche Bank Group. In Asia Pacific, the Regional Governance Board (RGB) representing the Board of Commissioners carries out the supervisory functions on behalf of the Management Board. The principal objective of the RGB is to provide a high level supervision of governance
Deutsche Bank AG adalah multi nasional bank, berkantor pusat di Jerman. Dewan Manajemen Frankfurt bertanggungjawab untuk menangani perusahaan secara global, dan untuk pengawasan keseluruhan Grup Deutsche Bank. Di Asia Pasifik, Regional Governance Board (RGB) (Dewan Tata Kelola Regional), yang mewakili Dewan Komisaris, melaksanakan fungsi pengawasan atas nama
98
and control issues in the region on behalf of the Management Board. The RGB meets at least four times a year.
Dewan Manajemen. Tujuan utama RGB adalah melakukan pengawasan tata kelola tingkat tinggi dan masalah pengawasan di wilayah ini atas nama Dewan Manajemen. RGB mengadakan rapat empat kali dalam satu tahun.
The RGB has twelve permanent members, including the Regional Chief Executive Officer and Regional Heads of various risk functions.
Anggota RGB terdiri dari dua belas anggota tetap, termasuk Regional Chief Executive Officer dan Regional Head dari berbagai fungsi risiko.
At the local level, in Indonesia, the Board of Directors is represented by the local Executive Committee (EXCO). As a consequence of the resignation of one of the members of the EXCO in mid 2009, the membership of the EXCO was temporarily reduced to six. EXCO members adequately represent all businesses at this committee. The EXCO generally meets six times a year and is responsible for the management of the Bank in Indonesia. This includes reviewing the business strategy for the bank, overseeing the profitability of the bank, ensuring compliance of regulations, etc. The RGB keeps an oversight on the Bank in Indonesia through the various committees that have been set-up.
Pada tingkat lokal, di Indonesia, Dewan Direksi diwakili oleh Komite Eksekutif lokal (EXCO). Dikarenakan pengunduran diri salah seorang anggota EXCO di pertengahan tahun 2009, keanggotaan EXCO untuk sementara berkurang menjadi enam. Anggota EXCO ; cukup mewakili semua bisnis dalam komite ini. EXCO umumnya mengadakan rapat enam kali dalam satu tahun dan bertanggungjawab atas pelaksanaan manajemen Bank di Indonesia. Hal ini termasuk meninjau strategi bisnis bank, mengawasi laba bank, memastikan kepatuhan terhadap peraturan, dll. RGB melalukan pengawasan sesuai Bank Indonesia melalui berbagai komite yang telah dibentuk.
Members of the RGB and the EXCO have the background and experience that has tested their credibility, integrity and competence for the role. All members of the RGB and EXCO are required to comply with the regulations applicable to employees regarding purchase of equity, and need to declare such ownership.
Para anggota RGB dan EXCO mempunyai latar belakang dan pengalaman yang telah membuktikan kredibilitas, integritas dan kompetensi mereka untuk peran mereka. Semua anggota RGB dan EXCO harus mematuhi peraturan-peraturan yang berlaku bagi karyawan mengenai pembelian ekuitas dan keharusan untuk melaporkan kepemilikan tersebut.
The Regional Governance Board (RGB) and the local Executive Committee (EXCO) perform the functions of the BOC and BOD respectively, and comply with the requirements of the central bank with regard to their composition, frequency of meetings, disclosure requirements, and their roles and responsibilities.
Dewan Tata Kelola Regional (RGB) dan Komite Eksekutif lokak (EXCO) masing-masing melaksanakan fungsi BOC dan BOD serta mematuhi ketentuan bank sentral yang terkait dengan susunan, frekuensi rapat, ketentuan keterbukaan dan peran serta tanggungjawab mereka.
2. Committees
2. Para Komite
Deutsche Bank AG has also set up several committees, such as the Audit Committee, a committee for remuneration and compensation, and risk committees. Some of these committees operate at a global level, others at a regional level, and some at local level. These committees have specific terms of reference and operate in accordance to them.
Deutsche Bank AG juga telah membentuk beberapa komite, seperti Komite Audit, komite remunerasi dan kompensasi dan komite-komite risiko. Beberapa dari komite ini beroperasi pada tingkat global, lainnya pada tingkat regional dan sebagian pada tingkat lokal. Komite-komite ini mempunyai ketentuan khusus sebagai panduan dan beroperasi sesuai dengan panduan tersebut.
a)
The Audit Committee is set up at the global level and covers all entities of the Bank. The members of the Committee include the Chairperson and Deputy Chairperson of the Supervisory Board, and up to four other Supervisory Board members. This committee keeps informed of the work done by Group Audit, the internal audit department of the Bank.
a)
Komite Audit dibentuk pada tingkat global dan mencakup semua entitas Bank. Para anggota Komite termasuk Ketua dan Wakil Ketua Dewan Pengawas, dan sampai empat anggota Dewan Pengawas lainnya. Komite ini mengikuti pekerjaan yang dilakukan oleh Grup Audit, bagian audit internal di Bank.
b)
There are three risk committees that operate at different levels. The Regional Risk Committee (RRC) that has the regional risk heads as its members is responsible for a high level supervision on behalf of the RGB. Under the RRC is the Indonesian Risk Committee (IRC). The IRC meets
b)
Terdapat tiga komite risiko yang beroperasi pada tingkat yang berbeda. Komite Risiko Regional (RRC) dengan anggotanya terdiri dari para pimpinan risiko regional, bertanggungjawab untuk pengawasan tingkat tinggi atas nama RGB.
99
quarterly, to review, among other things, the risk incidents, the risk profile, and outstanding audit issues, of the Bank in Indonesia. The IRC members include the regional heads of the risk functions and of Group Audit (or their representatives), and the local EXCO members. Finally, there is the Risk Management Unit (RMU) that has the local operations and IT heads as its members. This unit meets eight times a year to review and monitor the risk profile of the branch at a granular level.
c)
The Bank also has a Senior Executive Compensation Committee (SECC) that is responsible for establishing a compensation framework and corporate governance structure.
Berada di bawah RRC adalah Komite Risiko Indonesia (IRC). IRC mengadakan rapat setiap kuartal, untuk meninjau, antara lain, risiko insiden, profil risiko, dan masalah audit yang belum diselesaikan dengan Bank Indonesia. Para anggota IRC termasuk pimpinan regional fungsi risiko dan Grup Audit (atau perwakilan mereka) serta para anggota lokal EXCO. Akhirnya, terdapat Unit Manajemen Risiko (RMU) yang anggotanya terdiri dari pimpinan operasional lokal dan TI.. Unit ini mengadakan rapat delapan kali dalam satu tahun untuk meninjau dan memonitor profil risiko bank satu per satu. c)
Bank juga mempunyai Komite Kompensasi Eksekutif Senior (SECC) yang bertanggungjawab untuk menetapkan kerangka dan struktur tata kelola perusahaan.
In order to implement minimum standards of corporate governance, Bank Indonesia has set up specific requirements for these committees. These requirements relate to the adequacy of the structure, qualifications and competence of the various committees, and the effectiveness of the duties and responsibilities of the committees. Deutsche Bank has reviewed these requirements, and can confirm that it fulfills the high standards set by the central bank.
Untuk mengimplementasikan standar minimum tata kelola perusahaan, Bank Indonesia telah menentukan persyaratan khusus bagi komite-komite tersebut. Persyaratan ini berkaitan dengan kecukupan struktur, kualifikasi dan kompetensi berbagai komite, dan efektivitas tugas dan tanggungjawab komite-komite ini. Deutsche Bank telah mempelajari persyaratan ini dan dapat mengkonfirmasikan bahwa bank telah memenuhi standar tertinggi yang ditentukan oleh bank sentral.
3. Conflicts of Interest
3. Benturan Kepentingan
As global financial service providers, banks face actual and potential conflicts of interest periodically. Deutsche Bank conducts its business according to the principle that it must manage conflict of interest fairly, between itself and its clients and between one client and another. To manage conflicts of interest situations promptly and fairly, the Bank has in place business-specific procedures that address the identification and management of actual and potential conflicts of interest that may arise in the course of the Bank‟s business. These procedures relate to independence of business divisions, appropriate controls over flow of information, restrictions on cross-Board membership, etc. The procedures are documented and available to all staff concerned.
Sebagai penyedia layanan keuangan global, secara berkala bank-bank menghadapi benturan kepentingan, baik yang sebenarnya atau yang berpotensi. Deutsche Bank melaksanakan bisnis sesuai dengan prinsip bahwa bank harus menyelesaikan benturan kepentingan dengan adil, antara bank sendiri dan nasabahnya dan antara satu nasabah dengan nasabah lainnya. Untuk menyelesaikan keadaan benturan kepentingan dengan cepat dan adil, Bank mempunyai prosedur bisnis khusus yang menangani identifikasi dan penyelesaian benturan kepentingan, yang sebenarnya dan yang berpotensi, yang mungkin timbul dalam pelaksanaan bisnis Bank. Prosedur ini berkaitan dengan independensi divisi bisnis, pengawasan yang sesuai atas arus informasi, larangan keanggotaan cross-Board, dll. Prosedur tersebut didokumentasikan dan tersedia bagi semua staf yang bersangkutan.
The Compliance and Legal departments of the bank assist in the identification and monitoring of such conflicts of interest situations.
Bagian Kepatuhan dan Hukum di bank membantu pengidentifikasian dan monitoring keadaan benturan kepentingan yang demikian.
4. Compliance Function
4. Fungsi Kepatuhan
Market conduct is regulated in several markets that we operate in. Complying with these regulations is central to ensuring fair and efficient markets and to promoting investor confidence. Deutsche Bank is committed to ensuring compliance with the regulatory requirements in each market.
Tingkah laku pasar diatur dalam beberapa pasar di mana kami beroperasi. Mematuhi peraturan ini merupakan hal yang pokok untuk memastikan pasar yang adil dan efisien dan meningkatkan kepercayaan investor. Deutsche Bank berkomitmen
100
untuk memastikan kepatuhan ketentuan dalam setiap pasar.
pada
peraturan
To achieve this objective, a separate and independent Compliance function has been set up within Deutsche Bank AG; Jakarta Branch has its own Compliance department. The key responsibility of the Compliance department is to facilitate lawful and ethical business. This department aims at protecting the bank by advising on ethical conduct and identifying regulatory solutions, thereby safeguarding the integrity and reputation of the bank. More specifically, the Compliance department promotes awareness of regulatory requirements and monitors compliance of local regulations.
Untuk mencapai tujuan ini, fungsi Kepatuhan yang terpisah dan independen telah dibentuk dalam Deutsche Bank AG; Cabang Jakarta memiliki bagian Kepatuhan sendiri. Tanggungjawab utama bagian Kepatuhan adalah memfasilitasi bisnis yang sah menurut hukum dan etika. Bagian ini bertujuan melindungi bank dengan memberikan nasihat mengenai kode etik dan mengidentifikasikan solusi sesuai peraturan, dengan demikian mengamankan integritas dan reputasi bank. Khususnya, bagian Kepatuhan meningkatkan kesadaran akan peraturan sesuai ketentuan dan memonitor kepatuhan pada peraturan lokal.
The Compliance function set up in Deutsche Bank AG meets the requirements set out by Bank Indonesia.
Fungsi Kepatuhan yang ditentukan di Deutsche Bank AG memenuhi persyaratan yang ditentukan oleh Bank Indonesia.
5 Internal Audit Function
5 Fungsi Internal Audit
Deutsche Bank AG has an independent Group Audit function. Group Audit provides a systematic, disciplined manner of examining, evaluating and reporting objectively on the adequacy of both the design and effectiveness of the systems of internal controls and the effectiveness of risk management and governance processes. The coverage model of Group Audit is risk based. Group Audit ensures complete coverage of all business and operational units. The frequency and the intensity of the audit, however, are both determined based on the risk factor of the unit concerned. Deutsche Bank AG, Jakarta branch, has hired an auditor to represent Group Audit.
Deutsche Bank AG mempunyai fungsi Grup Audit yang independen. Grup Audit menyediakan cara yang sistematis dan disiplin dalam memeriksa, menilai dan melaporkan secara obyektif mengenai kecukupan desain dan efektivitas sistem pengawasan internal dan efektivitas manajemen risiko serta proses tata kelola. Cakupan model Grup Audit berbasis risiko. Grup Audit memastikan cakupan yang lengkap atas semua unit bisnis dan operasional. Namun demikian, frekuensi dan intensitas audit, kedua-duanya ditentukan berdasarkan faktor risiko unit yang bersangkutan. Deutsche Bank AG, Cabang Jakarta, jmengangkat seorang auditor untuk mewakili Grup Audit.
Group Audit is required to prepare and execute a dynamic, risk based, audit plan. The audit plan of Group Audit covers all businesses, functions and processes within the group. Group Audit reports its findings in audit reports that are distributed to the local regional and global business heads, to the local management and to the risk units that need to be made aware of the findings. Issues are reported in the audit reports accordance with the Group Audit Policies. Open issues are also monitored by Group Audit until closure, and delays in completing the audit findings are appropriately escalated within the organisation.
Grup Audit harus menyiapkan dan melaksanakan rencana audit yang dinamis dan berbasis risiko. Rencana audit Grup Audit mencakup semua bisnis, fungsi dan proses dalam grup. Grup Audit melaporkan temuannya dalam laporan audit yang diedarkan kepada pimpinan bisnis lokal, regional dan global, sampai manajemen lokal dan unit risiko yang perlu mengetahui temuan audit. Permasalahan juga dimonitor oleh Grup Audit sampai kasus ditutup, dan keterlambatan dalam menyelesaikan temuan audit disampaikan ke tingkat atas yang sesuai dalam organisasi.
The Group Audit function is independent of the day-to-day business of the Group and the Group Audit staff assumes neither business nor operational responsibilities. The results of the audit work performed are reported in accordance with the Group Audit Policies.
Fungsi Grup Audit independen dari bisnis sehari-hari Grup dan staf Grup Audit tidak mempunyai tanggunjawab bisnis atau operasional. Hasil audit yang dilaksanakan dilaporkan sesuai dengan Kebijakan Grup Audit.
The structure of the Group Audit function within the Bank meets the requirements set out by Bank Indonesia in terms of adequacy, efficiency and independence.
Struktur fungsi Grup Audit di Bank memenuhi persyaratan yang ditentukan oleh Bank Indonesia dalam hal kecukupan, efisiensi dan independensi.
6. External Audit Function
6. Fungsi Eksternal Audit
Deutsche Bank AG has appointed KPMG as the external auditors of the firm who are also accredited by Bank Indonesia.
Deutsche Bank AG telah menunjuk KPMG sebagai kantor auditor eksternal. KPMG mempunyai referensi yang baik, sebagai salah satu dari empat perusahaan terbaik dalam bisnisnya, dan juga telah diakreditasi Bank Indonesia.
101
KPMG holds a good understanding of the banking activities as it acts as an external auditor for the Bank‟s branches globally. The appointment of the external auditor is managed by the Regional Office and the Head Office of Deutsche Bank.
KPMG menunjukkan pengertian yang baik mengenai aktivitas perbankan karena perusahaan ini bertindak sebagai auditor eksternal bagi cabang-cabang Bank secara global. Penunjukkan auditor eksternal dilakukan oleh Kantor Regional dan Kantor Pusat Deutsche Bank.
7. Risk Management and Internal Control Function
7. Manajemen Risiko dan Fungsi Pengawasan Internal
Banks are exposed to a variety of risks such as credit losses, volatility due to variation in market prices and rates, operational failures, liquidity shortages, and regulatory and legal matters. Deutsche Bank has set up divisions to manage all aspects of these risks, from the analysis of the counterparty credit risk and stress testing of market movements to the protection of the Bank‟s infrastructure and information.
Bank-bank terekspos terhadap berbagai risiko seperti kerugian kredit, volatilitas disebabkan oleh variasi harga dan kurs pasar, kegagalan operasional, kekurangan likuiditas, dan masalah terkait dengan peraturan dan hukum. Deutsche Bank telah membentuk divisi untuk menangani semua aspek risiko ini, mulai dari analisa risiko kredit pihak lawan dan stress testing pergerakan pasar sampai perlindungan infrastruktur dan informasi Bank.
To elaborate, (i) Credit Risk Management is an independent credit approval and monitoring function for all of the Bank; (ii) Corporate Security and Business Continuity aims to protect the Bank‟s people, infrastructure, information and processes; (iii) Legal manages the legal risk to help protect integrity and reputation of the Bank; (iv) Market Risk Management aggregates and analysis the different types of risks taken by the Bank and then communicates them in a transparent way; and (v) Treasury manages the capital, funding and liquidity risk.
Untuk menjelaskan, (i) Manajemen Risiko Kredit adalah fungsi persetujuan dan monitoring kredit yang independen di seluruh Bank; (ii) Corporate Security dan Business Continuity bertujuan untuk melindungi karyawan, infrastruktur, informasi dan proses Bank; (iii) Hukum menangani risiko hukum untuk membantu melindungi integritas dan reputasi Bank; (iv) Manajemen Risiko Pasar menggabungkan dan menganalisa jenis risiko yang berbeda yang dihadapi Bank dan kemudian mengkomunikasikan risiko-risiko ini dengan cara yang transparan; dan (v) Treasury menangani modal, pendanaan dan risiko likuiditas.
In addition, the Bank has also set up risk committees at the local and the regional levels to ensure the risks faced by the Bank are reviewed continuously and corrective actions are implemented in a timely manner. Appropriate escalation paths of these committees to the BOD and the BOC ensure that these committees perform their functions adequately.
Selain itu, Bank juga telah membentuk komitekomite risiko pada tingkat lokal dan regional untuk memastikan agar risiko-risiko yang dihadapi oleh Bank dikaji secara terus menerus dan tindakan perbaikan dilakukan dengan tepat waktu. Jalur pelaporan komite-komite ini kepada BOD dan BOC memastikan agar komite-komite ini cukup melaksanakan fungsinya.
In this too, Deutsche Bank complies with the regulations of the central bank.
Dalam hal ini, Deutsche Bank juga mematuhi peraturan bank sentral.
8. Related Parties and Large Credit Exposure
8. Pihak Terkait dan Eksposur Kredit yang Besar
Credit Risk Management (CRM) is an independent credit approval and monitoring function in whole of Deutsche Bank. This global coverage enables CRM to use expert local knowledge to analyse counterparty credit risk and maximize risk adjusted rate of return.
Manajemen Risiko Kredit (CRM) adalah fungsi persetujuan dan monitoring kredit yang independen di seluruh Deutsche Bank. Cakupan global ini memungkinkan CRM untuk menggunakan keahlian pengetahuan lokal untuk menganalisa risiko kredit pihak lawan dan memaksimalkan tingkat pendapatan yang disesuaikan dengan risiko.
It is the Bank‟s aim to ensure a diversified and marketable credit portfolio to prevent undue concentration and minimize long-tail risks, effectively protecting the Bank‟s capital in all market conditions. Credit exposure is also consolidated on a group wide basis following a one obligor principle.
Bank bertujuan memastikan portofolio kredit yang diversifikasi dan marketable untuk mencegah konsentrasi yang tidak diinginkan dan meminimalkan risiko yang berekor panjang, melindungi modal Bank dengan efektif dalam segala kondisi pasar. Eksposur kredit juga dikonsolidasikan berbasis grup dengan prinsip mengikuti satu obligor.
102
In Indonesia, Deutsche Bank AG adheres to the Bank Indonesia regulation on the Legal Lending Limits, to avoid concentration risk on one obligor. Every effort is also made to provide Bank Indonesia with the accurate reports in a timely manner.
Di Indonesia, Deutsche Bank AG mematuhi peraturan Bank Indonesia mengenai Batas Maksumum Pemberian Kredit untuk menghindari konsentrasi risiko pada satu obligor. Setiap usaha dilakukan untuk memberikan laporan yang akurat dan tepat waktu kepada Bank Indonesia.
9. Transparency of Financial Results
9. Transparansi Laporan Keuangan
Deutsche Bank is committed to providing a true and fair representation of its financial performance to its shareholders and to the other parties concerned, in a timely manner. Accordingly, the financial results are prepared and presented in accordance with the relevant global accounting standards of accuracy, consistency, disclosure and transparency.
Deutsche Bank berkomitmen untuk menyediakan laporan yang benar mengenai kinerja keuangan bank kepada para pemegang saham dan kepada pihak-pihak yang bersangkutan lainnya secara tepat waktu. Dengan demikian hasil keuangan disiapkan dan dilaporkan sesuai dengan standar akunting global yang bersangkutan yang tepat, konsisten, terbuka dan transparan.
Deutsche Bank AG displays its financial results on its home page and, at a global level, conducts regular media briefings to explain its financial performance results.
Deutsche Bank AG melaporkan hasil keuangannya pada situs halaman home page, pada tingkat global, memberikan uraian ringkas kepada media secara berkala untuk menjelaskan hasil kinerja keuangannya.
10. Strategic Business Plan
10. Rencana Strategis Bisnis
The Bank in Indonesia prepares a comprehensive business plan each year. This plan is finalized taking into consideration both the local and global economic and financial market conditions, and the bigger initiatives of the Bank. Before finalization, the plan is discussed and agreed with the regional business heads.
Di Indonesia, Bank menyiapkan rencana bisnis yang lengkap setiap tahun. Rencana ini disusun dengan mempertimbangkan baik kondisi ekonomi lokal dan global serta kondisi pasar keuangan, serta inisiatif yang lebih besar dari Bank. Sebelum diselesaikan, rencana tersebut didiskusikan dan disetujui dengan para pimpinan bisnis regional.
The finalized business plan is also submitted to Bank Indonesia. Once finalized, the respective business heads are responsible for achieving the objectives. The plan is monitored continuously by the respective business lines, and the regional business heads and the EXCO are kept updated of the performance. Changing market conditions can require a refocusing and a review of the plans. However, any amendments require to be agreed with the business heads concerned.
Rencana bisnis yang sudah siap juga dikirimkan ke Bank Indonesia. Setelah siap, masing-masing pimpinan bisnis bertanggungjawab untuk mencapai tujuan tersebut. Rencana bisnis dimonitor secara terus menerus oleh pimpinan bisnis dan pimpinan bisnis regional dan kinerja terkini dilaporkan kepada EXCO. Kondisi pasar yang berubah-ubah dapat memerlukan pemfokusan kembali dan peninjauan rencana. Namun, perubahan harus disetujui dengan pimpinan bisnis terkait.
Self-Assessment
Penilaian Sendiri
Deutsche Bank AG Indonesia has conducted a full selfassessment of its corporate governance structure and procedures, and has compared them with the regulatory requirement set out by Bank Indonesia. Our assessment reveals that Deutsche Bank AG, Indonesia, complies with the requirements of good corporate governance set out by the central bank.
Deutsche Bank AG Indonesia telah melaksanakan penilaian sendiri yang lengkap atas struktur dan prosedur tata kelola perusahaan, dan telah membandingkannya dengan ketentuan yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia. Penilaian kami menunjukkan bahwa Deutsche Bank AG, Indonesia, mematuhi ketentuan mengenai tata kelola perusahaan yang baik yang ditentukan oleh bank sentral.
Deutsche Bank acknowledges that, because of its global presence, its corporate governance structure may vary slightly from the requirements stipulated in the Bank Indonesia regulation on good corporate governance. However, through its various local, regional and global committees - including the Regional Governance Board, the local Executive Committee, the different Risk Committees, and the Audit Committee - and its organisational structure, that ensures the independent functioning of specific departments, Deutsche Bank fulfills the requirements of
Deutsche Bank menyatakan bahwa, karena kehadirannya secara global, struktur tata kelola perusahaan bank sedikit berbeda dengan ketentuan yang ditetapkan dalam peraturan Bank Indonesia mengenai tata kelola perusahaan yang baik. Namun, melalui berbagai komite lokal, regional dan global – termasuk Regional Governance Board, Komite Eksekutif lokal, Komite-komite Risiko yang berbeda, dan Komite Audit - dan struktur organisasi yang memastikan berfungsinya secara
103
corporate governance demanded by Bank Indonesia.
independen bagian-bagian tertentu, Deutsche Bank memenuhi tata kelola perusahaan yang diharuskan oleh Bank Indonesia.
The self-assessment of the corporate governance aspects is attached for your reference.
Penilaian sendiri atas tata kelola perusahaan terlampir untuk referensi anda.
We also place below additional information in respect of Deutsche Bank AG Indonesia. This information is provided in accordance with disclosure requirements of Bank Indonesia.
Kami juga lampirkan di bawah ini tambahan informasi mengenai Deutsche Bank AG Indonesia. Informasi ini disediakan sesuai dengan ketentuan keterbukaan Bank Indonesia.
1. Facilities Given to Related Parties and Large Exposure
1. Fasilitas yang diberikan kepada Pihak Terkait dan Eksposur Besar
No.
Credit given Penyediaan dana
1.
To related parties
2.
To core debtors a. Individual b. Group
Amount (in Million IDR) Jumlah (Jutaan IDR) Debtors Value Debitur Nominal 5 1,986,640 25
3,445,939
Penyediaan dana Kepada pihak terkait Kepada debitur inti a. Individu b. Grup
2. Total Number of Internal Fraud and Legal Issues
2. Jumlah Penipuan Internal dan Masalah Hukum
a. No cases of internal fraud were reported or identified in 2009. b. Legal issues faced by Deutsche Bank AG- Indonesia
a. Tidak terdapat laporan kasus penipuan internal yang diidentifikasikan dalam tahun 2009. b. Masalah hukum yang dihadapi oleh Deutsche Bank AG- Indonesia
Amount / Jumlah Legal Cases
Settled (legal binding)
Permasalahan Hukum Civil / Perdata
Criminal / Pidana
-
-
Diselesaikan dengan kekuatan hukum
Pending final verdict
Total
12 *)
-
Dalam proses
12
-
Total
*) one case settled shortly after year end
*) satu kasus telah diselesaikan kemudian
3. Conflict of Interest Transactions
3. Transaksi dengan Benturan Kepentingan
No transactions were recorded in 2009 that could give rise to conflicts of interest.
Tidak tercatat transaksi dalam tahun 2009 dapat menyebabkan benturan kepentingan
4. Independency
4. Independensi
EXCO member does not have any financial and family relationship with other members and shareholders.
Anggota Direksi tidak memiliki hubungan keuangan dan keluarga terhadap anggot Direksi lainnya dan pemegang saham.
104
yang
5. Remuneration packages and Other Types of Facilities for Directors / Executive Committee Members Type of remuneration & other facilities Jenis Remunerasi & Fasilitas lain
5. Paket Remunerasi dan Fasilitas Jenis Lain untuk Para Anggota Direksi/Komite Eksekutif
Number of Directors Jumlah Direktur
Amount received in 1 year (Million Rp) Jumlah Rupiah Diterima dalam 1 tahun (Juta Rp)
Remuneration (salaries, bonuses, routine allowances, tantiem and other facilities (non kind) / Remunerasi (gaji, bonus, tunjangantunjangan rutin, dan fasilitas lainnya yang tidak sejenis)
7
Other in kind facilities / Fasilitas-fasilitas lainnya can be owned / dapat dimiliki cannot be owned / tidak dapat dimiliki Total
23,217
3,605
7 7
Total remuneration per person in 1 year Above Rp. 2 Billion Between Rp.1 Billion and Rp. 2 Billion Between Rp. 500 Million and Rp. 1 Billion Below Rp. 500 Million *received in cash
26,822
Total Directors Total Remunerasi Per Orang Total Direktur dalam 1 tahun 5 Di atas Rp. 1 Milliar 1 Di atas Rp. 1 Milliar s/d 2 Milliar 1 Di atas Rp. 500 juta s/d 1 Milliar Di bawah Rp. 500 juta *diterima dalam bentuk tunai
6. Highest and Lowest Salary Ratios
6. Rasio Gaji Tertinggi dan Terendah
Highest & Lowest Salary Highest & Lowest Employee Salary Highest & Lowest Director Salary Highest & Lowest Commissioner Salary Highest Director & Highest Employee Salary
Ratio Rasio 83.39 4.27 2.13
Gaji Tertinggi & Terendah Gaji Tertinggi & Terendah Karyawan Gaji Tertinggi & Terendah Direktur Gaji Tertinggi & Terendah Komisaris Gaji Tertinggi Direktur & Tertinggi Karyawan
7. > 5 % Shares Owned by Directors / Executive Committees
7. > 5 % Saham dimiliki oleh Direksi/Komite Eksekutif
None of the members on the Executive Committee hold 5% of shares or more in Deutsche Bank AG, any other bank, any non bank financial institution or other companies.
Para anggota Komite Eksekutif tidak memiliki 5% atau lebih saham di Deutsche Bank AG, bank lain, lembaga keuangan bukan bank lain, atau perusahaan lain.
8. Stock Options
8. Opsi Saham
Members of the Executive Committee and Executive Officers were not provided with stock options in 2009.
Para anggota Komite Eksekutif dan Eksekutif Officer tidak diberikan opsi saham dalam tahun 2009.
9. Donations for Social Activities in 2009
9. Sumbangan untuk Aktivitas Sosial dalam tahun 2009
Social Activity / Kegiatan Sosial The Street Children Project / Proyek Anak Jalanan
Beneficiary Institution / Institusional Yayasan Kampus Diakoneia Modern
Currency Mata Uang IDR 330,000,000
USD 35,125
105
SELF ASSESSMENT GOOD CORPORATE GOVERNANCE / RINGKASAN PERHITUNGAN NILAI KOMPOSIT
NO.
ASPECTS VALUED / ASPEK YANG DINILAI
1
Execution of BOC duties and responsibilities /
WEIGHTED / BOBOT (a)
RATING / PERINGKAT (b)
VALUE/ NILAI (a) x (b)
NOTES / CATATAN *)
10,00%
1
0,100
Deutsche Bank AG is a multi-national bank, headquartered in Germany. The Management Board at Frankfurt is responsible for managing the company globally, and for the overall supervision of the Deutsche Bank Group. In Asia Pacific, the Regional Governance Board (RGB) carries out the supervisory functions and the review of corporate governance on behalf of the Management Board. Overall, effective corporate governance is an integral element of Deutsche Bank‟s identity. Specifically, the Regional Governance Board, set up at Singapore, performs the duties and responsibilities of the Board of Commissioners as stipulated by Bank Indonesia. It also meets the criterion of composition, independence, size, frequency of meetings, and effectiveness, of Bank Indonesia. /
Pelaksanaan Tugas Dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris
2
106
Execution of BOD duties and responsibilities /
Deutsche Bank AG adalah multi-nasional bank, yang berkantor pusat di Jerman. Dewan Manajemen di Frankfurt bertanggung-jawab untuk mengelola perusahaan secara global, dan untuk pengawasan keseluruhan Grup Deutsche Bank. Di Asia Pasifik, Dewan Tata Kelola Regional (Regional Governance Board/RGB) melaksanakan fungsi pengawasan dan pengkajian tata kelota perusahaan atas nama Dewan Manajemen. Secara keseluruhan, tata kelola perusahaan yang efektif merupakan unsur yang tidak dapat dipisahkan dari identitas Deutsche Bank. Khususnya, Dewan Tata Kelola Regional, yang dibentuk di Singapura, melaksanakan tugas dan tanggung-jawab Dewan Komisaris seperti ditentukan oleh Bank Indonesia. Dewan ini juga memenuhi kriteria susunan, independensi, ukuran, frekuensi rapat dan efektivitas seperti yang diharuskan oleh Bank Indonesia. 20,00%
1
0,200
The Board of Directors is represented by the local Executive Committee (EXCO) of Deutsche Bank AG, Jakarta branch, Indonesia. The composition of the EXCO is structured to ensure that all businesses, as well as the infrastructure divisions, are adequately represented at this committee. Members of the local EXCO are employees of Deutsche Bank AG, and
reside in Indonesia. All members are qualified and have many years of relevant experience to perform the duties and responsibilities of the Board of Directors, as set out by Bank Indonesia. / Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Direksi
3
Coverage and execution of duties of the Committees /
Dewan Direksi diwakili oleh Komite Eksekutif lokal (Executive Committee/EXCO) Deutsche Bank AG, Cabang Jakarta, Indonesia. Susunan EXCO diatur untuk memastikan agar semua bisnis, sesrta divisi infrastruktur, diwakili dengan memadai dalam komite ini. para anggota EXCO lokal adalah karyawan Deutsche Bank AG, dan bertempat tinggal di Indonesia. Semua anggota memiliki kualifikasi dan mempunyai bertahun-tahun pengalaman yang terkait untuk melaksanakan tugas dan tanggung-jawab Dewan Direksi, seperti yang ditentukan oleh Bank Indonesia. 10,00%
2
0,200
Kelengkapan dan Pelaksanaan Tugas Komite
4
Conflict of Interest /
Deutsche Bank AG has established Audit and Remuneration committees at a global level. Risk Committees function at the local ,regional and global levels. The Regional Governance Board remains informed of events, issues and concerns as the relevant functions (Group Audit, Human Resources, Compliance and the risk functions) are represented in the Regional Governance Board, Singapore. The structure and composition of the Regional Governance Board, and the mandate of the committees ensures that Deutsche Bank AG meets the requirements of corporate governance as stated by Bank Indonesia. / Deutsche Bank AG telah membentuk komite Audit dan komite Remunerasi pada tingkat global. Komite-komite Risiko berfungsi pada tingkat lokal, regional dan global. Dewan Tata Kelola Regional tetap dilaporkan mengenai kejadian, masalah dan keprihatinan karena fungsi yang terkait (fungsi Grup Audit, Sumber Daya Manusia, Kepatuhan dan risiko) diwakili dalam Dewan Tata Kelola Regional, Singapura. Struktur dan susunan Dewan Tata Kelola Regional serta wewenang komite-komite memastikan agar Deutsche Bank AG memenuhi persyaratan tata kelola perusahaan seperti yang diminta oleh Bank Indonesia.
10,00%
1
0,100
Deutsche Bank AG conducts its business according to the principle that it must manage conflicts of interest fairly, between itself and its clients, and between clients. To manage conflictsof interest situations promptly and fairly, the Bank has several procedures in place relating to independence of business divisions, appropriate controls of flow of information, restrictions of cross Board
107
memberships, etc. These measures enable the effective management of conflicts of interest. / Penanganan Benturan Kepentingan
5
Compliance function /
Deutsche Bank AG melaksanakan bisnisnya sesuai dengan prinsip bahwa bank harus mengelola benturan kepentingan secara adil, antara bank sendiri dan klien bank, dan antar klien. Untuk mengelola keadaan benturan kepentingan segera dan adil, Bank mempunyai beberapa prosedur yang terkait dengan independensi divisi bisnis, pengendalian yang sesuai atas arus informasi, pembatasan mengenai keanggotaan Dewan, dll. Tindakantindakan ini memungkinkan pengelolaan benturan kepentingan yang efektif. 5,00%
2
0,100
Penerapan Fungsi Kepatuhan
6
108
Internal Audit Function /
Deutsche Bank AG, as a global bank, has to comply with requirements of various regulators. And market conduct is highly regulated in several jurisdictions. Even so, the Bank expects full compliance with regulatory requirements. In order to achieve this, the Bank has set up an independent Compliance function within the bank. Deutsche Bank AG, Jakarta branch, also has its own Compliance department. The Compliance department is committed to promoting and maintaining a culture of full and complete adherance to regulations. / Deutsche Bank AG, sebagai bank global, harus mematuhi persyaratan berbagai regulator. Dan kelakuan pasar dikenakan banyak peraturan di beberapa yurisdiksi. Meskipun demikian, Bank mengharuskan kepatuhan penuh pada persyaratan regulator. Untuk mencapai hal ini, Banka telah membentuk fungsi Kepatuhan yang independen dalam bank. Deutsche Bank AG, cabang Jakarta juga mempunyai departemen Kepatuhan sendiri. Departemen Kepatuhan berkomitmen untuk meningkatkan dan menjaga budaya kepatuhan penuh dan lengkap pada peraturan.
5,00%
2
0,100
Deutsche Bank AG has an independent Group Audit function. Group Audit provides a systematic, disciplined manner of examining, evaluating and reporting objectively on the adequacy of both the design and effectiveness of the systems of internal controls and the effectiveness of risk management and governance processes. The coverage model of Group Audit is risk based. Group Audit ensures complete coverage of all business and operational units. The frequency and the intensity of the audit, however, are both determined based on the risk factor of the unit concerned. Group Audit employs one staff at Deutsche Bank AG, Jakarta branch to ensure adequate coverage of
the two Deutsche Bank branches in Indonesia. / Penerapan Fungsi Audit Internal
7
External Audit Function /
Deutsche Bank AG mempunyai fungsi Grup Audit yang independen. Grup Audit mempunyai cara yang sistematis dan ketat untuk memeriksa, mengevaluasi dan melaporkan secara obyektif mengenai kecukupan baik rancangan maupun efektivitas sistem pengendalian intern dan efektivitas proses pengelolaan risiko serta tata kelola. Cakupan model Grup Audit berbasis risiko. Grup Audit memastikan cakupan yang lengkap atas semua unit bisnis dan unit operasional. Namun, frekuensi dan intensitas audit keduanya ditentukan berdasarkan faktor risiko unit yang bersangkutan. Grup Audit mempunyai satu orang staf pada Deutsche Bank AG, cabang Jakarta untuk memastikan cakupan yang memadai untuk kedua cabang Deutsche Bank di Indonesia. 5,00%
2
0,100
Penerapan Fungsi Audit Eksternal
8
Risk Management and Internal Control /
Penerapan Fungsi Manajemen Risiko dan Pengendalian Internal.
KPMG are the appointed external auditors of the firm. They are one of the top four international auditing firms and are accredited by Bank Indonesia. / KPMG adalah auditor ekstern yang ditunjuk oleh Bank. Perusahaan ini adalah salah sastu perusahaan audit internasional empat terbesar dan memperoleh akreditasi dari Bank Indonesia.
7,50%
2
0,150
The wide variety of our businesses require us to identify, aggregate, measure and manage our risks, and to allocate our capital to businesses appropriately. These risks include banking risks and reputational risks, and those risks that arise out of the business environment. Deutsche Bank uses a comprehensive range of quantitative tools and metrics for monitoring and managing risk. These tools are also contiuously reviewed for appropriateness and reliability in the light of the risk environment. Some of these tools are common to multiple risk categories, while others are specific to a risk. Deutsche Bank reviews its risk management procedures from time to time; this helps us to succesfully manage our risks. / Berbagai bisnis kami yang luas mengharuskan kami mengidentifikasikan, menghitung, mengukur dan mengelola risiko-risiko kami, dan mengalokasikan modal kami pada bisnis sebagaimana mestinya. Risiko-risiko ini termasuk risiko perbankan dan risiko reputasi, dan risikorisiko yang timbul dari lingkungan bisnis. Deutsche Bank menggunakan alat dan ukuran kualitatif yang lengkap untuk memantau dan mengelola risiko. Alat
109
tersebut juga terus menerus dikaji atas kesesuaiannya dan kehandalannya dalam lingkungan risiko yang ada. Beberapa dari alat ini digunakan umum untuk mengalikan kategori risiko, sementara lainnya merupakan alat khusus bagi suatu risiko. Deutsche Bank mengkaji prosedur pengelolaan risiko bank dari waktu ke waktu, hal ini membantu kami untuk mengelola risiko kami dengan berhasil. 9
Related party and large exposure /
7,50%
2
0,150
Penyediaan Dana Kepada Pihak Terkait dan Debitur Besar
10
110
Transparency financial and non financial condition, GCG implementation and internal report /
Credit risk is a key risk in our risk exposures, and requires due attention. The firm has set up an independent Credit Risk Management function that adheres to both internal and external guidelines when granting credit facilities. Consistent standards are applied in the respective credit decision processes. And, for example, with regard to managing large exposures specifically, Deutsche Bank consolidates the credit exposure to each obligor, or group, on a global basis, for a consolidated picture, that assists in enhanced credit risk management. With regard to the regulations of the central bank, Deutsche Bank ensures that accurate credit information is provided to Bank Indonesia as per the regulators requirements; monitoring procedures in place also facilitates compliance with the Legal Lending Limit that is in place by the regulator. / Risiko kredit adalah risiko utama dalam keterpaparan risiko kami, dan memerlukan perhatian penuh. Bank telah mempunyai fungsi Pengelolaan Risiko Kredit yang independen yang mematuhi baik pedoman intern maupun ekstern dalam memberikan fasilitas kredit. Dan, misalnya, sehubungan dengan pengelolaan penyediaan dana besar khususnya, Deutsche Bank mengkonsolidasikan penyediaan kredit kepada setiap obligor, atau grup, secara global, untuk memperoleh gambaran yang menyeluruh, yang membantu meningkatkan pengelolaan risiko kredit. Sehubungan dengan peraturan bank sentral, Deutsche Bank memastikan agar informasi kredit yang akurat diberikan kepada Bank Indonesia sesuai dengan persyaratan regulator; juga terdapat prosedur pemantauan untuk memfasilitasi kepatuhan pada Batas Maksimum Pemberian Kredit yang ditentukan oleh regulator.
15,00%
2
0,300
The Bank presents the results of its financial performance to its shareholders in accordance with the relevant global financial standards. The Bank's financial results, audited by M/s KPMG, are published on our website in a timely manner. These results are complete and present a true and fair picture of the
financial performance of the Bank. Other relevant non-financial information is also presented by the Bank along with the financial results. /
Transparansi Kondisi Keuangan dan Non Keuangan Bank, Laporan pelaksanaan CGC dan Laporan Internal
11
Strategic Plan /
Bank menyajikan hasil kinerja keuangan bank kepada para pemegang saham sesuai dengan standar keuangan global yang terkait. Hasil keuangan Bank, yang diaudit oleh KPMG, diumumkan dalam situs web kami secara tepat waktu. Hasil ini merupakan hasil yang lengkap dan menyajikan gambaran yang benar dan adil atas kinerja keuangan Bank. Informasi non-keuangan lain yang penting juga disajikan oleh Bank bersama dengan hasil keuangan. 5,00%
2
0,100
Rencana Strategis Bank
Composite value / Nilai Komposit
Comprehensive business plans are prepared and reviewed frequently by businesses, and are discussed and agreed at various levels within the organisation. These plans take into account the prevailing global and local market conditions. Respective business heads are responsible to implement strategies in order to meet these objectives. Changing market conditions can require a refocusing and a review of these plans. / Rencana bisnis yang menyeluruh disiapkan dan sering dikaji oleh bisnis, serta didiskusikan dan disetujui pada berbagai tingkat dalam organisasi. Rencana-rencana ini telah mempertimbangkan keadaan pasar global dan lokal yang berlaku. Pimpinan bisnis yang terkait bertanggung-jawab untuk melaksanakan strategi untuk mencapai tujuan ini. Keadaan pasar yang berubah dapat menyebabkan perlunya dilakukan pemfokusan kembali dan peninjauan rencana-rencana tersebut.
100%
17
1,600
*: contains explanation why the appraisor gives rating as per column (b)/ berisikan penjelasan mengapa penilai memberikan peringkat sebagaimana pada kolom (b)
111