Deutsche Bank
Deutsche Bank Indonesia 2012 Annual Report
Deutsche Bank Cabang Indonesia Laporan Tahunan 2012
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2012
Delivering in a changed environment Deutsche Bank is in a process of transformation. We regard the challenges facing us as an opportunity for change. We are preparing ourselves for a more complex relationship with the economy and with society, fiercer competition, additional regulation and tighter supervision. We want to win back people’s trust in our bank and do our part to improve the image of the financial industry. We are convinced that commercial success and social acceptance do not have to be mutually exclusive.
In this changed environment, we are actively shaping our future. Deutsche Bank aspires to be the leading client-centric global universal bank. That is our vision. In 2012, we reviewed our business model and developed our Strategy 2015+. This signals a new chapter for us.
We will continue to improve advice, service and products for our clients. We will increase our operational efficiency, strengthen our capital base and manage our capital more efficiently. We consistently fulfill regulatory requirements. An ambitious cost-control program has been launched. Our general aim is to continue to reduce our risk profile significantly. We have already made good progress with this.
Memberikan hasil dalam lingkungan yang berubah Deutsche Bank berada dalam proses transformasi. Kami menganggap tantangan yang kami hadapi sebagai kesempatan untuk berubah. Kami sedang menyiapkan diri kami untuk hubungan yang lebih rumit dengan ekonomi dan dengan masyarakat, kompetisi yang lebih ketat, tambahan peraturan dan pengawasan yang lebih ketat. Kami ingin memenangkan kepercayaan orang pada bank kami dan melakukan tugas kami untuk memperbaiki kesan industry keuangan. Kami yakin bahwa keberhasilan komersial dan penerimaan sosial tidak harus eksklusif keduanya.
Dalam lingkungan yang berubah ini, kami secara aktif membentuk masa depan kami. Deutsche Bank beraspirasi untuk menjadi klien-sentris bank universal global terkemuka. Itu adalah visi kami. Dalam tahun 2012, kami memeriksa kembali model bisnis kami dan mengembangkan Strategy 2015+ kami. Sinyal ini merupakan bab baru bagi kami.
Kami akan terus memperbaiki nasihat, jasa layanan dan produk kami bagi para klien kami. Kami akan meningkatkan efisiensi operasional kami, memperkuat modal kami dan mengelola modal kami dengan lebih efisien. Kami secara konsisten memenuhi ketentuan peraturan. Program pengendalian biaya yang ambisius telah diluncurkan. Tujuan umum kami adalah meneruskan mengurangi profil risiko kami secara signifikan. Kami telah mencapai kemajuan yang bagus dalam hal ini.
1
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2012
01 Deutsche Bank Group Letter from the Chairman of the Management Board Laporan dari Pimpinan Dewan Manajemen Members of the Group Executive Committee Anggota Komite Eksekutif Grup Corporate Profile and Overview Profil Korporasi dan Tinjauan Corporate Governance Tata Kelola Perusahaan Culture Budaya In the Interest of Our Partners Demi Kepentingan Para Mitra Kami
3
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2012
Letter from the Chairman of the Management Board 2012 was a very important year for Deutsche Bank. During this year, we developed a strategy to position Deutsche Bank as a long-term winner in the post-crisis era. As we mobilized this strategy, we took some tough but determined decisions in order to set Deutsche Bank on the right course for the future. Some of these decisions had a substantial impact on our financial performance for 2012.
Surat dari Ketua Dewan Manajemen
Tahun 2012 merupakan tahun yang penting bagi Deutsche Bank. Selama tahun ini, kami mengembangkan strategi untuk menempatkan Deutsche Bank sebagai pemenang jangka panjang dalam era pasca krisis. Sementara kami memobilisasi strategi ini, kami mengambil beberapa keputusan yang sulit tetapi menentukan untuk membawa Deutsche Bank ke jalur yang tepat untuk masa depan. Beberapa keputusan ini mempunyai akibat yang besar pada kinerja keuangan kami untuk tahun 2012.
Our first priority, on assuming our responsibilities in June, was to develop a strategy for a changed environment. After intense consultation with all our stakeholder groups, our “Strategy 2015+” was positively received when launched in September. This strategy recognizes that we operate in an environment of tighter regulation, higher public scrutiny, more rigorous capital requirements, pressure on margins and business volumes, and historically low interest rates.
Prioritas pertama kami, ketika kami mengambil tanggungjawab pada bulan Juni, adalah mengembangkan strategi untuk lingkungan yang berubah. Setelah berkonsultasi mendalam dengan semua para pemangku kepentingan grup kami, “Strategy 2015+” kami diterima secara positif ketika diluncurkan bulan September. Strategi ini mengakui bahwa kami beroperasi dalam lingungan dengan peraturan yang lebih ketat, pengawasan publik yang lebih tinggi, persyaratan modal yang lebih ketat, tekanan pada margin dan volume bisnis, serta suku bunga y ang rendah secara historis.
Strategy 2015+ identifies five critical levers of delivery: capital, costs, competencies in our core businesses, clients, and culture. In 2012 we made significant progress on all these dimensions and laid solid foundations for further momentum in 2013.
Strategy 2015+ mengidentifikasikan lima pengungkit penting untuk penyerahan hasil: modal, biaya, kompetensi dalam bisnis inti, klien dan budaya kami. Dalam tahun 2012 kami mencapai kemajuan yang signifikan dalam semua dimensi ini dan telah membuat landasan yang kokoh untuk momentum selanjutnya dalam tahun 2013.
Strengthening our capital base is paramount in the more demanding Basel 3 capital framework. During 2012, we succeeded in raising our Basel 3 pro-forma core Tier 1 capital ratio from below 6 % to 7.8 % – the fastest rate of organic capital formation of any of our major peers and well ahead of our published yearend target of 7.2 %. This success was driven in good measure by a substantial reduction in total capital demand. Since June, we have reduced pro-forma Basel 3 risk-weighted asset equivalents by € 80 billion, primarily by selling or hedging assets, but also by improving our risk models and processes in consultation with our regulators. Of this, our newly-formed Non-Core Operations Unit (NCOU) contributed €29 billion. Taken together, our capital strategy created the equivalent of a capital increase of over €7 billion, by organic means. This success enables us to raise our capital targets for the first quarter 2013: we have raised our target Basel 3 core Tier 1 capital ratio to 8.5 %, up from 8 %, and our capital demand reduction target, in proforma Basel 3 risk-weighted asset equivalents, from €90 billion to €100 billion plus.
Memperkuat basis modal kami adalah hal yang terpenting dalam kerangka permodalan Basel 3 yang lebih menuntut. Selama tahun 2012, kami berhasil meningkatkan rasio modal inti Tier 1 pro-forma Basel 3 dari dibawah 6% menjadi 7,8% - tingkat tercepat dalam pembentukan modal organik dibandingkan dengan para peer utama kami dan jauh diatas target akhir tahun yang dipublikasikan sebesar 7,2%. Keberhasilan ini didorong dengan baik oleh pengurangan kebutuhan modal total. Sejak bulan Juni, kami telah mengurani aset tertimbang menurut risiko pro-forma Basel 3 setara dengan € 80 miliar, terutama dengan menjual atau melakukan lindung nilai aset, tetapi juga dengan memperbaiki model risiko serta proses kami dengan berkonsultasi dengan para regulator kami. Mengenai hal ini, Non-Core Operations Unit (NCOU) kami yang baru dibentuk memberikan kontribusi sebesar €29 miliar. Bersama-sama, strategi modal kami menjadikan kenaikan modal setara lebih dari €7 miliar, secara organik. Keberhasilan ini memungkinkan kami meningkatkan target modal kami untuk kuartal pertama tahun 2013: kami telah menaikkan
5
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2012 target rasio modal inti Tier 1 Basel 3 kami menjadi 8,5%, naik dari 8%, dan target penurunan permintaan modal kami, dalam aset tertimbang menurut risiko pro-forma Basel 3 setara dari €90 miliar menjadi lebh dari €100 miliar.
Cost efficiency is also central to our strategy. Our Operational Excellence Program aims to save € 4.5 billion in operating expenses by the end of 2015. To achieve this we will invest €4 billion over the next three years. Excellence in infrastructure is very important to us. We aim to build firstclass infrastructure functions, working as equal partners with our business divisions, eliminating duplication and unnecessary complexity to reach the highest levels of efficiency. By the end of 2012 we achieved savings of some € 400 million, with investments of some € 500 million, both in line with original targets.
Efisiensi biaya juga menjadi pusat strategi kami. Program Keunggulan Operasional kami menghemat € 4,5 miliar dalam biaya operasional menjelang akhir tahun 2015. Untuk mencapai hal ini, kami akan menginvestasikan €4 milar selama tiga tahun mendatang Keunggulan dalam infrastruktur sangat penting bagi kami. Kami bertujuan membangun fungsi infrastruktur kelas satu, bekerja sebagai mitra sejajar dengan divisi bisnis kami, menghapuskan duplikasi dan kerumitan yang tidak perlu untuk mencapai tingkat efisiensi tertinggi. Menjelang akhir tahun 2012 kami mencapai penghematan sekitar € 400 juta, dengan investasi sekitar € 500 juta, keduanya sesuai dengan target asal kami
Our core businesses also made significant progress. Private & Business Clients (PBC) successfully met the combined challenges of near-zero interest rates, difficult economic conditions in peripheral Eurozone markets, and the large and complex task of Postbank integration. PBC delivered robust underlying profitability, gained market share in the lending business in Germany, and our international business was very resilient.
Bisnis inti kami juga memperoleh kemajuan yang signifikan. Private & Business Clients (PBC) berhasil memenuhi tantangan gabungan, suku bunga mendekati nol, kondisi ekonomi yang sulit di pasar zona Euro peripheral, serta . tugas besar dan rumit mengenai integrasi Postbank. PBC memberikan profitabilitas mendasar yang kuat, memperoleh pangsa pasar dalam bisnis pinjaman di Jerman dan bisnis internasional kami sangat tangguh.
Underlying profitability in Corporate Banking & Securities (CB&S) was very robust – reflecting, in part, the resilience of our worldleading franchise. We were global No. 1 in fixed income for a remarkable third year running, gained market share in equities and delivered record market shares in Corporate Finance, which maintained its world top-5 position. CB&S delivered this success despite significant challenges in 2012: pressure on both margins and business volumes; volatility and uncertainties in the Eurozone; tightening regulation, and internal reconfiguration.
Profitabilitas mendasar dalam Corporate Banking & Securities (DB&S) sangat kuat – sebagian mencerminkan ketangguhan waralaba kami yang memimpin dunia. Kami menduduki No. 1 global dalam fixed income untuk tiga tahun berturutan yang luar biasa, memperoleh pangsa pasar dalam ekuitas dan menghasilan rekor pangsa pasar dalam Corporate Finance, yang tetap menduduki posisi top ke 5 di dunia. CB&S memberikan keberhasilan ini meskipun terdapat tantangan yang signifikan dalam tahun 2012: tekanan pada marjin dan volume bisnis; volatilitas dan ketidakpastian dalam zona Euro; peraturan yang semakin ketat, dan rekonfigurasi intern.
Asset & Wealth Management (AWM) faced substantial organizational challenges: a complex “five-way“ business integration and sustained money outflows in Asset Management in the wake of the strategic review conducted in 2011 and early 2012. The new, integrated management team laid the foundations for future improvements in performance, with the introduction of an integrated Global Client Group and a unified investment platform. Greater efficiencies are well underway, and headcount has been reduced by some 10% since June; but we fully recognize the time required to realize the full financial benefits from the ongoing work.
Asset & Wealth Management (AWM) menghadapi tantangan organisasi yang besar: integrasi bisnis “lima arah” yang rumit dan arus keluar uang yang berkelanjutan dalam Asset Management dalam keadaan tinjauan strategis yang dilakukan tahun 2011 dan awal tahun 2012. Tim manajemen baru yang terintegrasi meletakan dasar untuk perbaikan kinerja yang akan datang, dengan diperkenalkannya Global Client Group terintegrasi dan platform investasi terpadu. Efisiensi yang lebih besar juga berjalan dengan baik dan pegawai telah berkurang dengan sekitar 10% sejak bulan Juni; tetapi kami sepenuhnya mengakui waktu yang diperlukan untuk meralisasikan manfaat keuangan sepenuhnya dari pekerjaan yang terus berlangsung.
Global Transaction Banking (GTB) turned in a strong performance in its core business. The business has responded to an environment of very low interest rates by
Global Transaction Banking (GTB) memberikan kinerja yang kuat dalam bisnis intinya. Bisnis telah merespon pada lingkungan suku bunga rendah dengan menaikkan
6
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2012
growing fee income over 30% since 2007. Year-on-year revenue growth was particularly strong in the U.S. and Asian markets. GTB’s financial performance was nevertheless impacted by costs related to turnaround measures in its commercial banking platform in the Netherlands, which are proceeding on schedule.
fee income lebih dari 30% sejak tahun 2007. Pertumbuhan pendapatan year-on-year khususnya kuat di pasar Amerika Serikat dan Asia. Nanum demikian, kinerja keuangan GTB tetap terkena pengaruh biaya terkait dengan ltindakan turnaround dalam platform perbankan komersial di Belanda, yang berlangsung sesuai jadwal.
Group net income for the year was € 0.3 billion, after pre-tax profits of € 0.8 billion. This result reflected some decisions we took on specific and in some cases historic issues as we set the long-term strategic course for Deutsche Bank. The NCOU Reported a pre-tax loss of € 2.9 billion, but the reductions it achieved in capital consumption meant that overall, the new unit contributed capital formation of some € 2 billion. Also in the Core Bank, we recognized impairments on goodwill and other intangible assets, predominantly related to historic acquisitions, of €1.5 billion and took charges related to significant litigation items of €1.4 billion. Adjusting for these items, profitability in the Core Bank was € 6.5 billion even after absorbing an additional €1.4 billion of specific charges. The solid underlying performance of the core bank reflects the dedication, focus and hard work of Deutsche Bank’s staff, and we are very grateful for their efforts in 2012.
Penghasilan bersih Grup untuk tahun tersebut adalah €0,3 miliar, setelah laba sebelum pajak sebesar € 0,8 miliar. Hasil ini mencerminkan beberapa keputusan yang kami ambil dalam beberapa kasus masalah lama sementara kami menetapkan arah strategis jangka panjang untuk Deutsche Bank. NCOU melaporkan kerugian sebelum pajak sebesar € 2,9 miliar, tetapi penurunan yang diperoleh dalam pemakaian modal berarti bahwa secara keseluruhan, unit yang baru memberikan kontribusi pembentukan modal sekitar € 2 miliar. Juga dalam Core Bank, kami mengakui penurunan goodwill dan aset tidak berwujud lainnya, terutama terkait dengan akuisisi bersejarah, sebesar € 1,5 miliar dan membutuhkan biaya yang berkaitan dengan litigasi yang signifikan sebesar € 1,4 miliar. Setelah penyesuaian untuk hal ini, profitabilitas dalam Core Bank adalah € 6,5 miliar meskipun setelah menyerap tambahan biaya khusus sebesar € 1,4 miliar. Kinerja mendasar yang kokoh dari core bank mencerminkan dedikasi, fokus dan kerja keras staf Deutsche Bank dan kami sangat berterima kasih untuk usaha mereka dalam tahun 2012.
We believe we serve shareholders best by putting clients first, and we demonstrated that commitment in 2012. We helped 300,000 private clients move into a new home. We helped 60,000 small businesses start up or develop. We helped 180 corporate and institutional clients gain access to the capital markets for the first time. We provided € 56 billion of international trade finance, and we helped 8,000 corporations and institutions mitigate currency risks. For clients in Germany, we committed to €10 billion of new loan volume by 2015. Just recently, we announced our commitment to place our German branch network at the service our “Mittelstand” clients, which will anchor and improve our services to that very important sector.
Kami yakin kami melayani para pemangku kepentingan kami sebaik mungkin dengan mendahulukan para klien, dan kami menunjukkan komitmen tersebut dalam tahun 2012. Kami membantu 300.000 klien pribadi pindah ke rumah yang baru. Kami membantu 60.000 usaha kecil untuk memulai atau berkembang. Kami membantu 180 klien korporasi dan institusi untuk memperoleh akses pada pasar modal untuk pertama kali. Kami menyediakan € 56 milar untuk pembiayaan perdagangan internasional, dan kami membantu 8.000 korporasi dan institusi memitigasi risiko mata uang. Untuk para klien di Jerman, kami memberikan komitmen sebesar € 10 miliar dalam volume pinjaman baru menjelang tahun 2015. Baru-baru ini, kami mengumumkan komitmen kami untuk menempatkan jaringan cabang Jerman kami untuk melayani para klien “Mittelstand”, yang akan menjadi jangkar dan meningkatkan layanan kami pada sektor yang sangat penting ini.
Placing Deutsche Bank at the forefront of cultural change is a key element of Strategy 2015+. During 2012, we continued to strengthen our control environment, tightening our systems and processes and enhancing our monitoring capabilities. We appointed an independent compensation review panel, composed of distinguished leaders from industry, finance and the public sector, whose recommendations influenced the 2012 compensation process. We also aligned our performance standards around cultural priorities, ensuring that we motivate and reward our employees not only for what they achieve, but how they achieve it. Under our personal direction, members of the Management Board and the Group Executive Committee are leading initiatives to reinforce
Menempatkan Deutsche Bank pada perubahan budaya paling depan adalah unsur utama Strategy 2015+. Selama tahun 2012, kami melanjutkan memperkuat lingkungan pengendalian kami, memperketat sistem dan proses kami dan meningkatkan kemampuan pemantauan kami. Kami mengangkat panel peninjau kompensasi yang independen, yang terdiri dari para pemimpin terkenal dalam industri, keuangan dan sektor publik, yang rekomendasinya mempengaruhi proses kompensasi tahun 2012. Kami juga menyelaraskan standard kinerja kami mengenai prioritas budaya, memastikan agar kami memberikan motivasi dan penghargaan karyawan kami bukan hanya untuk apa yang mereka capai, tetapi
7
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2012 absolute integrity in our Client dealings, operational discipline and teamwork across functional boundaries. We are under no illusions: deep cultural change will take a number of years. The resolution of issues from past years, which impacted our reputation in 2012, will Persist into 2013. However, we are totally committed to this process.
bagaimana mereka mencapainya. Dalam arahan pribadi kami, para anggota Dewan Manajemen dan Komite Eksekutif Grup adalah inisiatif memimpin untuk memberlakukan integritas mutlak dalam dealing kami dengan Klien, disiplin operasional serta teamwork diseluruh batas fungsional. Kami menyadari: perubahan budaya besar memerlukan beberapa tahun. Resolusi masalah dari tahun-tahun lalu, yang mempengaruhi reputasi kami dalam tahun 2012, akan tetap berlangsung sampai tahun 2013. Namun, kami benar-benar berkomitmen pada proses ini.
Looking ahead into 2013, we see signs of stabilization after the turbulence of 2011 and early 2012. In the Eurozone, strong leadership by Germany and the European Central Bank’s determination to support the single currency has contributed important stability. In the U.S., private debt is coming down and both the housing and labor markets are strengthening. Political uncertainties still exist: a decisive solution to the U.S. debt ceilingis still outstanding, while the recent elections in Italy and the situation in Cyprus are a reminder of political uncertainties in Europe; nonetheless, for both financial markets and for our clients, prospects of greater stability in the global economy are encouraging. In the past five years, the financial industry has seen significant changes to regulation. Much of this has been both necessary and helpful – Basel 3, in particular, has contributed positively to a more robust financial system. Nonetheless, we remain concerned that regulation which challenges the universal banking model, or which distorts the global regulatory “level playing field” in a way that disadvantages European banks, may have unintended and harmful consequences for our clients and for Europe’s competitiveness and growth prospects as the global economy recovers.
Melihat kedepan ke tahun 2013, kami melihat tandatanda stabilisasi setelah gejolak tahun 2011 dan awal tahun 2012. Dalam zona Euro, kepemimpinan kuat oleh Jerman dan ketegasan Bank Sentral Eropa untuk mendukung mata uang tunggal telah memberikan kontribusi stabilitas yang penting. Di Amerika Serikat, hutang pribadi mulai turun dan pasar perubahan serta pekerjaan keduanya menguat. Ketidakpastian politik tetap ada: solusi yang menentukan pada limit hutang Amerika Serikat masih tetap berlangsung, sementara pemilihan baru-baru ini di Italia dan situasi di Siprus adalah peringatan mengenai ketidakpastian politik di Eropa: namun demikian, untuk pasar keuangan dan para klien kami, prospek stabilitas yang lebih besar dalam ekonomi global adalah hal yang menggembirakan. Dalam lima tahun terakhir, industri keuangan telah melihat perubahan yang signifikan dalam peraturan. Sebagian besar dari hal ini perlu dan membantu – Basel 3, khususnya telah memberikan kontribusi yang positif pada sistem keuangan yang lebih tangguh. Namun demikian, kami tetap memikirkan bahwa peraturan yang menantang model perbankan universal, atau yang mengaburkan “tingkat lapangan bermain” peraturan global yang tidak menguntungkan bank-bank Eropa, mungkin mempunyai konsekuensi yang tidak dituju dan membahayakan bagi para klien kami dan bagi persaingan Eropa dan prospek pertumbuhan sementara ekonomi global membaik.
We aspire to be the world’s leading client-centric global universal bank. We are convinced that this model serves our clients most effectively, offering them an integrated range of products and services wherever in the world they need us. In Germany, notably in the very important “Mittelstand” segment, Deutsche Bank’s combination of global reach and intensive local presence offers unique advantages for our clients. This well-diversified business model also enables us to support the all-important supply of credit to the economy at reasonable cost. We remain convinced that the universal banking model, competing on equal terms with our peers from other regions of the world, is in the interests of our clients, the financial system and Europe’s economy.
Kami beraspirasi untuk menjadi klien-sentris bank universal global terkemuka. Kami yakin bahwa model ini melayani para klien kami dengan cara yang paling efisien, yang menawarkan kepada mereka serangkaian produk dan jasa layanan yang terintegrasi di manapun mereka memerlukan kami di dunia. Di Jerman, khususnya dalam segmen “Mittelstand” yang sangat penting, gabungan pencapaian global dan kehadiran lokal yang intensif menawarkan manfaat yang unik kepada para klien kami. Model bisnis yang sangat beragam ini juga memungkinkan kami untuk mendukung pasokan kredit yang semua penting ke ekonomi pada biaya yang pantas. Kami tetap yakin bahwa model perbankan universal, yang bersaing dengan syarat yang sama dengan para peer kami dari wilayah lain di dunia, adalah untuk kepetningan para klien kami, sistem keuangan dan ekonomi Eropa.
Strategy 2015+ aims to position Deutsche Bank as a winner in a changed environment. Developments over the past year reinforce our conviction that this strategy is the right course, and we will continue to devote ourselves to the interests of our clients, shareholders, employees and the wider society in which we operate.
Strategy 2015+ bertujuan untuk menempatkan Deutsche Bank sebagai pemenang dalam lingkungan yang berubah. Perkembangan selama tahun terakhir menegaskan keyakinan kami bahwa strategi ini adalah arah yang benar, dan kami akan terus mendedikasikan diri kami untuk kepentingan para klien, para pemegang saham, dan karyawan kami serta masyarakat yang lebih
8
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2012
luas tempat kami beroperasi. We thank you for your support.
Kami mengucapkan terima kasih atas dukungan anda.
Yours sincerely / Hormat kami,
Jürgen Fitschen Co-Chairman of the Management Board Frankfurt am Main, April 2013 Anshu Jain Co-Chairman of the Management Board
9
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2012
Group Executive Committee
10
Komite Eksekutif Grup
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2012
11
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2012
Corporate Profile and Overview
Profil Korporasi dan tinjauan
A universal bank with a new strategy
Bank universal dengan strategi baru
Deutsche Bank is a leading global universal bank. Its businesses encompass a wide range of products and services in investment, corporate and retail banking as well as in asset and wealth management. The Group operates in all regions of the world.
Deutsche Bank adalah bank universal global terkemuka. Bisnis bank terdiri dari serangkaian luas produk dan jasa dalam investasi, korporasi dan perbankan retail serta dalam pengelolaan aset dan kekayaan. Grup beroperasi di semua wilayah di dunia.
We are the leader in our German home market and enjoy an outstanding position in Europe. We also have a strong competitive position in North America as well as in key emerging markets, particularly in Asia. The Group is backed by strong capital and liquidity positions.
Kami pemimpin dalam pasar sendiri di Jerman dan menikmati posisi terkenal di Eropa. Kami juga menduduki posisi bersaing yang kuat di Amerika Selatan serta di pasar emerging utama, khususnya di Asia. Grup didukung oleh posisi modal dan likuiditas yang kuat.
Management structure
Struktur Manajemen
2012 was marked by changes in the bank’s senior management. With effect from June 1, 2012, Jürgen Fitschen and Anshu Jain were appointed Co-Chairmen of the Management Board and the Group Executive Committee (GEC).
Tahun 2012 ditandai dengan perubahan dalam manajemen senior bank. Efektif sejak 1 Juni 2012, Juergen Fitschen dan Anshu Jain diangkat menjadi CoChairmen Dewan Manajemen dan Komite Eksekutif Grup (GEC).
The prime responsibilities of the Management Board of Deutsche Bank AG include the Group’s strategic management, resource allocation, financial accounting and reporting, risk management and corporate control. The Management Board is supported in the performance of its leadership and oversight duties by central infrastructure units and other service departments, as well as functional and regional committees chaired by its members.
Tanggungjawab u tama Dewan Manajemen Deutsche Bank AG termasuk pengelolaan strategi Grup, alokasi sumber daya, akunting dan pelaporan keuangan, pengelolaan risiko dan pengendalian korporasi. Dewan Manajemen didukung dalam melaksanakan tugas kepemimpinan dan pengawasannya oleh unit infrastruktur sental dan departemen jasa layanan lain, serta komite fungsional dan regional yang diketuai oleh para anggotanya.
The GEC comprises the members of the Management Board and senior representatives from the regions, corporate divisions and certain infrastructure functions.
GEC terdiri dari para anggota Dewan Manajemen dan para wakil senior dari wilayah, divisi korporasi dan fungsi infrastruktur tertentu.
The GEC serves as a tool to coordinate the businesses and regions. It has, as its prime tasks and responsibilities, the provision of ongoing information to the Management Board on business developments and particular transactions, the regular review of business segments, consultation with and the furnishing of advice to the Management Board on strategic decisions and the preparation of decisions to be made by the Management Board.
GEC berfungsi sebagai piranti untuk mengkoordinasikan bisnis dan wilayah. GEC sebagai tugas dan tanggungjawab primer menyediakan informasi terus menerus kepada Dewan Manajemen mengenai perkembangan bisnis dan transaksi tertentu, tinjauan teratur mengenai segmen bisnis, konsultasi dengan dan memberikan nasihat kepada Dewan Manajemen mengenai keputusan strategis dan persiapan keputusan yang akan diambil oleh Dewan Manajemen.
12
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2012
Corporate Divisions
Divisi Korporasi
Deutsche Bank comprises five corporate divisions: Corporate Banking & Securities (CB&S), Global Transaction Banking (GTB), Asset & Wealth Management (AWM), Private & Business Clients (PBC) and the Non-Core Operations Unit (NCOU).
Deutsche Bank terdiri dari lima divisi korporasi: Corporate Banking & Securities (CB&S), Global Transaction Banking (GTB), Asset & Wealth Management (AWM), Private & Business Clients (PBC) dan Non-Core Operations Unit (NCOU).
Corporate Banking & Securities
Corporate dan Investment Bank
CB&S consists of the Markets and Corporate Finance
Business Divisions. The Markets Business Division combines the sales, trading and structuring of a wide range of financial market products, including bonds, equities and equity-linked products, exchange-traded and over-thecounter derivatives, foreign exchange, money market instruments, securitized instruments and commodities. Corporate Finance is responsible for mergers and acquisitions, including advisory, debt and equity issuance, as well as capital markets coverage of large and mediumsized corporations. Regional and industry-focused teams ensure the delivery of the entire range of financial products and services.
CB&S terdiri dari Divisi Markets dan Corproate Finance Business. Divisi Markets Business menggabungkan sales, trading dan strukturisasi serangkaian luas produk pasar keuangan, termasuk obligasi, ekuitas dan produk terkait ekuitas, exchange-traded dan over-the-counter derivatif, valuta asing, instrumen pasar uang, instrument sekuritisasi dan komoditas. Corporate Finance bertanggungjawab atas penggabungan dan pengambilalihan, termasuk advisori, penerbitan hutang dan ekuitas, serta cakupan pasar modal korporasi besar dan menengah. Tim yang berfokus pada wilayah dan industri memastikan penyediaan seluruh rangkaian produk dan jasa keuangan.
Global Transaction Banking
Global Transaction Banking
GTB serves corporate clients and financial institutions across the globe. Its products and services include domestic and cross-border payments, risk mitigation and international trade finance. GTB also provides trust, agency, depositary, custody and related services.
GTB melayani para klien korporasi dan lembaga keuangan di seluruh dunia. Produk dan jasa layanannya termasuk pembayaran domestik dan cross-border, mitigasi risiko serta pembiayaan perdagangan internasional. GTB juga menyediakan jasa layanan trust, agency, depositary, kustodian dan jasa layanan terkait.
13
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2012
Asset & Wealth Management
Asset & Wealth Management
In 2012, Deutsche Bank recalibrated its Asset & Wealth Management (AWM) Corporate Division. AWM comprises the former Asset Management (AM) and Private Wealth Management (PWM) Business Divisions as well as the former passive fund management and third-party alternative assets business activities, which were transferred from CB&S to AWM at the end of 2012.
Dalam tahun 2012, Deutsche Bank menyesuaikan kembali Divisi Korporasi Asset & Wealth Management (AWM) bank. AWM terdiri dari Divisi Bisnis Asset Management (AM) dan Private Wealth Management (PWM) yang lama serta pengelolaan dana pasif dan kegiatan bisnis alternatif pihak ketiga yang lama, yang kemudian dipindahkan dari CB&S ke AWM pada akhir tahun 2012.
Offering a wide range of traditional and alternative investment products, AWM helps private and institutional investors to secure and increase their wealth. AWM also offers tailored wealth management products and services to ultra high net worth individuals and families.
Dengan menawarkan serangkaian luas produk investasi tradisional dan alternatif, AWM membantu para investor perorangan dan lembaga untuk memastikan dan meningkatkan kekayaan mereka. AWM juga menawarkan tailored produk dan jasa layanan wealth management kepada ultra high net worth perorangan dan keluarga.
Private & Business Clients
Private & Business Clients
The Private & Business Clients (PBC) Corporate Division provides a broad range of banking services to private individuals, self-employed clients as well as small and medium-sized businesses. These services include current accounts, deposits, loans, investment management and pension products. Outside of Germany, PBC has longstanding operations in Italy, Spain, Belgium and Portugal and has also been active in Poland, China and India for several years.
Divisi Korporasi Private & Business Clients (PBC) menyediakan rangkaian luas jasa layanan perbankan kepada individu pribadi, klien yang bekerja sendiri serta usaha kecil dan menengah. Jasa layanan ini termasuk rekening koran, deposito, pinjaman, pengelolaan investasi dan produk pension. Di luar Jerman, PBC mempunyai operasional yang sudah berlangsung lama di Italia, Spanyol, Belgia dan Portugal serta aktif juga di Polandia, Cina dan India selama beberapa tahun.
Non-Core Operations Unit
Non-Core Operations Unit
The Non-Core Operations Unit (NCOU) was established in the fourth quarter of 2012. It bundles assets and liabilities not related to Deutsche Bank’s core strategy with a view to accelerating the de-risking process. This will be achieved by coordinating the disposal of these assets across the bank. This will allow management to focus on strategic operations and, at the same time, also increases the transparency of external reporting.
Non-Core Operations Unit (NCOU) didirikan dalam kuartal keempat tahun 2012. Unit ini menggabungkan aset dan kewajiban yang tidak terkait dengan strategi inti Deutsche Bank dengan tujuan mempercepat proses derisking. Hal ini akan dicapai dengan mengkordinasikan penjualan aset ini di seluruh bank. Langkah ini memungkinkan manajemen untuk berfokus pada strategi, operasional dan, pada saat yang bersamaan, juga meningkatkan transparansi pelaporan ekstern.
Central infrastructure
Infrastruktur Sentral
The central infrastructure departments support the Management Board in performing its executive duties through their strategy, risk management and control functions. Most of the processes required for this are globally integrated into the business divisions, where our banking operations are located, but have their own independent reporting lines. This mode of operating is a key element of our organizational and leadership culture that has proven to be successful over many years.
Departemen infrastruktur sentral mendukung Dewan Manajemen dalam melaksanakan tugas eksekutif melalui fungsi strategi, pengelolaan risiko dan pengendalian mereka. Sebagian besar proses yang diperlukan untuk hal ini diintegrasikan secara global ke dalam divisi bisnis., dimana operasional perbankan kami berlokasi, tetapi mempunyai jalur pelaporan mereka sendiri yang independen. Model operasional ini adalah unsur utama dari budaya organisasi dan kepemimpinan kami yang telah terbukti berhasil selama bertahun-tahun.
The central infrastructure area comprises the corporate center departments Finance, Legal & Compliance, Audit, Tax, Risk, Investor Relations, Treasury, Communications & Corporate Social Responsibility, Human Resources, Group Strategy, Corporate Insurance and DB Research.
Wilayah infrastruktur sentral terdiri dari departemen pusat corporate Finance, Legal & Compliance, Audit, tax, Risk, Investor Relations, Treasury, Communications & Corporate Social Responsibility, Human Resources, Group Strategy, Corporate Insurance dan DB Research.
14
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2012
Our Strategy 2015+
Strategy 2015+ kami
In September 2012, we presented Strategy 2015+ to set out how we plan to address near-term challenges in a changed business environment. It also positions us to seize opportunities presented by longer-term megatrends and achieve our vision to become the leading client-centric global universal bank.
Dalam bulan September 2012, kami menyajikan Strategy 2015+ untuk menentukan bagaimana kami merencanakan untuk menghadapi tantangan jangka pendek dalam lingkungan bisnis yang berubah. Stragegi ini juga memposisikan kami untuk meraih kesempatan yang dihadirkan oleh megatrends jangka lebih panjang serta mencapai visi kami untuk menjadi bank klien-sentris bank universal global terkemuka.
With Strategy 2015+, Deutsche Bank is reinforcing its commitment to the universal banking model, to its home market of Germany and to its global positioning. The strategy emphasizes the need for organic growth of our capital base, the further reduction in risk and higher operating performance. Deutsche Bank aims to be at the forefront of cultural change in the financial services sector.
Dengan Strategy 2015+, Deutsche Bank menekankan kembali komitmennya pada model universal banking, pasar di Jerman sendiri dan pada posisi globalnya. Strategi ini menekankan perlunya pertumbuhan organik basis modal kami, penurunan lebih lanjut dalam risiko dan kinerja operasional yang lebih tinggi. Deutsche Bank bertujuan untuk berada di garis depan perubahan budaya dalam sektor jasa keuangan.
Five levers are key to Deutsche Bank delivering Strategy 2015+:
Lima pengungkit adalah kunci bagi Deutsche Bank yang memberikan Strategy 2015+ :
Clients. Deutsche Bank serves clearly defined client groups. We base this focus on our ability to generate value for these groups. Strategy 2015+ places a strategic emphasis on our home market, Germany, as well as growth in the prospering Asia Pacific region and the Americas.
Para klien. Deutsche Bank melayani grup klien yang didefinisikan dengan jelas. Kami mendasari fokus ini pada kemampuan kami untuk memberikan nilai kepada grup ini. Strategy 2015+ menempatkan penekanan strategis pada pasar kami sendiri di Jerman, serta pertumbuhan dalam wilayah Asia Pasifik dan Amerika yang makmur.
Competencies. Strategy 2015+ builds on the strength of our businesses. We aim to further develop our four corporate divisions in which we operate our core businesses with a view to meeting increasingly complex customer needs while remaining profitable. Through closer collaboration across the corporate divisions and with the central infrastructure departments, we intend to generate substantial synergies.
Kompetensi. Strategy 2015+ membangun di atas kekuatan bisnis kami. Kami bertujuan untuk mengembangkan lebih lanjut empat divisi korporasi kami dimanan kami mengoperasikan bisnis inti kami, dengan maksud untuk memenuhi kebutuhan nasabah yang semakin kompleks sementara tetap menghasilkan laba. Melalui kolaborasi yang lebih erat di seluruh divisi korporasi dan dengan departemen infrastruktur, kami ingin menghasilkan sinergi yang besar.
Capital. Deutsche Bank is committed to further strengthening its capital ratios. To achieve this, the bank is promoting organic capital growth and the reduction of riskweighted assets. In line with Basel 3 regulations, we expect to achieve a core Tier 1 ratio of more than 10 % by the end of the first quarter of 2015. The Non-Core Operations Unit will play a key role in accelerating the process of reducing risk-weighted assets from non-core activities.
Modal. Deutsche Bank bekomitmen untuk lebih memperkuat rasio modalnya. Untuk mencapai hal ini, bank meningkatkan pertumbuhan organik modal dan pengurangan aset tertimbang menurut risiko. Sesuai dengan peraturan Basel 3, kami mengharap untuk mencapai rasio modal inti Tier 1 lebih dari 10% menjelang akhir kuartal pertama tahun 2015. Non-Core Operations Unit akan memegang peran kunci dalam mempercepat proses pengurangan aset tertimbang menurut risiko dari kegiatan non-inti.
Costs. We aim to improve our operating performance with a view to securing our long-term competitiveness. Within the framework of our Operational Excellence Program, we will achieve significant reductions in costs, duplication and organizational complexity in the years ahead. We expect to incur implementation costs (cost-toachieve) of approximately € 4 billion to achieve savings of € 4.5 billion a year from 2015 onwards. Nearly 40 % of the planned savings relate to the bank’s infrastructure, including IT, rationalizing regional back office activities and centralizing procurement. We also plan to streamline our real estate portfolio.
Biaya. Kami bermaksud untuk memperbaiki kinerja operasional kami dengan tujuan memastikan daya saing jangka panjang kami. Dalam kerangka Operational Excellence Program kami, kami akan mencapai penurunan yang signifikan dalam biaya, duplikasi dan kerumitan organisasi dalam tahun-tahun mendatang. Kami berharap untuk menanggung biaya pelaksanaan (biaya untuk mencapai) sekitar € 4 miliar untuk mencapai penghematan sebesar € 4,5 miliar satu tahun sejak tahun 2015 kedepannya. Hampir 40% dari penghematan yang direncanakan terkait dengan infrastruktur bank, termasuk IT, rasionalisasi kegiatan regional back office dan
15
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2012 sentralisasi pengadaan. Kami juga berencana untuk menyelarakan portofolio real estat kami. Culture. The bank recognizes the need for profound cultural change. Changing compensation practices is one important way of bringing about behavioral change for the benefit of all stakeholders. Incentive systems should be linked to sustainable performance. Client relationships are at the center of all our initiatives. With Strategy 2015+, we aim to position Deutsche Bank as a winner in a changed market environment. Ultimately, our new strategy is geared towards establishing Deutsche Bank as the leading clientcentric global universal bank.
16
Budaya. Bank mengakui kebutuhan atas perubahan budaya yang mendalam. Merubah praktek kompensasi adalah satu cara penting untuk membawa perubahan kelakuan untuk kepentingan semua pemangku kepentingan. Sistem insentif harus dikaitkan dengan kinerja yang berkelanjutan. Hubungan klien adalah pusat semua inisiatif kami. Dengan Strategy 2015+ kami bertujuan memposisikan Deutsche Bank sebagai pemenang dalam lingkungan pasar yang berubah. Akhirnya, strategy baru kami diarahkan untuk menjadikan Deutsche Bank sebagai klien-sentris bank universal global terkemuka.
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2012
Corporate Governance
Tata Kelola Perusahaan
High standards in corporate governance
Standar tinggi dalam tata kelola korporasi
Effective corporate governance in accordance with high international standards is very important to us. The essential framework for this is provided, first and foremost, by the German Stock Corporation Act and the German Corporate Governance Code. As our share is also listed on the New York Stock Exchange, we are also subject to the relevant U. S. capital market laws as well as the rules of the Securities and Exchange Commission (SEC) and New York Stock Exchange.
Tata kelola yang efektif sesuai dengan standar internasional yang tinggi sangat penting bagi kami. Kerangka penting untuk hal ini telah tersedia, pertama dan terutama, oleh Undang-Undang Saham Korporasi Jerman (German Stock Corporation Act) dan Kode Etika Tata Kelola Korporasi Jerman (German Corporate Governance Code). Karena saham kami juga terdaftar pada Bursa Saham New York, kami juga tunduk pada undang-undang pasar modal Amerika Serikat yang relevan serta peraturan Komisi Efekdan Bursa (Securities and Exchange Commission/SEC) serta Bursa Saham New York.
Our system of corporate governance provides the basis for the responsible management and control of Deutsche Bank, with a focus on sustainable value creation. It has four key elements: good relations with shareholders, effective cooperation between the Management Board and Supervisory Board, a performance-based compensation system with a sustainable and long-term focus, as well as transparent and timely reporting.
Sistem tata kelola korporasi kami menyediakan dasar bagi pengelolaan dan pengendalian yang bertanggungjawab atas Deutsche Bank, dengan fokus pada pembuatan nilai yang berkelanjutan. Nilai ini mempunyai empat unsur kunci: hubungan baik dengan para pemegang saham, kerjasama yang efektif antara Dewan Manajemen dan Dewan Pengawas, sistem kompensasi berbasis kinerja dengan fokus berkelanjutan dan jangka panjang, serta pelaporan yang transparan dan tepat waktu.
Shareholders
Para pemegang saham
As required by law, our shareholders participate in decisions of material importance to the bank, including amendments to the Articles of Association, the appropriation of profit, the authorization to issue new shares and important structural changes. Deutsche Bank has only one class of share, with each share carrying one voting right. To make it easier for our shareholders to exercise their voting rights, we offer absentee voting and support the use of electronic media for the Annual General Meeting. For example, shareholders can issue authorizations and voting instructions to Deutsche Bank’s proxies through the internet.
Seperti yang diharuskan oleh undang-undang, para pemegang saham kami turut serta dalam keputusan yang penting secara material bagi bank, termasuk perubahan Anggaran Dasar, penggunaan laba, wewenang untuk menerbitkan saham baru serta perubahan struktural penting. Deutsche Bank hanya mempunyai satu jenis daham, dengan setiap saham mempunyai satu hak suara. Utuk memudahkan para pemegang saham kami melaksanakan hak suara mereka, kami menawarkan pemberian suara tanpa kehadiran dan mendukung penggunaan media elektronik untuk Rapat Umum Tahunan. Misalnya, para pemegang saham dapat mengeluarkan wewenang dan instruksi hak suara kepada para wakil Deutsche Bank melalui internet.
Management Board
Dewan Manajemen
The Management Board is responsible for managing the company and exercises control over Deutsche Bank Group companies. It ensures compliance with all provisions of law and company internal policies. In appointing people to management functions in the company, the Management Board takes diversity into account. The members of the Management Board, together with senior representatives from the regions and corporate divisions as well as certain infrastructure functions, form the Group Executive Committee (GEC). This committee serves to coordinate our businesses and regions.
Dewan Manajemen bertanggungjawab untuk mengelola perusahaan dan melaksanakan pengendalian atas perusahaan Grup Deutsche Bank. Dewan memastikan kepatuhan pada semua ketentuan undang-undang dan kebijakan intern perusahaan. Dalam mengangkat orang dalam fungsi manajemen perusahaan, Dewan Manajemen mempertimbangkan keragaman. Para anggota Dewan Manajemen, bersama dengan para wakil senior dari wilayah dan divisi korporasi serta fungsi inftrastruktur membentuk Komite Eksekutif Grup (Group Executive Committee /GEC). Komite ini berfungsi untuk mengkoordinasikan bisnis dan wilayah kami.
17
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2012
Supervisory Board
Dewan Pengawas
The Supervisory Board oversees and advises the Management Board in its management of the business. Major decisions affecting the bank require Supervisory Board approval. It specifies the information and reporting duties of the Management Board, appoints the members of the Management Board and draws up long-term plans for their succession together with the Management Board. The Supervisory Board reviews the efficiency of its work on a regular basis. In addition to the Mediation Committee required by law, the Supervisory Board has established a Chairman’s Committee, Audit Committee, Risk Committee and Nomination Committee.
Dewan Pengawas mengawasi dan memberi nasihat kepada Dewan Manajemen dalam pengelolaan bisnis. Keputusan besar yang mempengaruhi bank memerlukan persetujuan Dewan Pengawas. Dewan menentukan informasi dan tugas pelaporan Dewan Manajemen, mengangkat para anggota Dewan Manajemen dan menyusun rencana jangka panjang untuk para pengganti mereka bersama dengan Dewan Manajemen. Dewan Pengawas meninjau efisiensi pekerjaannya secara teratur. Selain dari Komite Mediasi diharuskan menurut undang-undang, Dewan Pengawas telah membentuk Komite Ketua, Komite Audit, Komite Risiko dan Komite Nominasi.
To carry out its tasks, the Supervisory Board takes care to ensure that it has a balanced composition and that together its members possess the required knowledge, ability and expertise. Furthermore, the Supervisory Board respects diversity in the company, in particular when appointing members to the Management Board and making proposals for the election of the Supervisory Board. In light of Deutsche Bank’s international activities, the Supervisory Board has an appropriate number of members with long-term international experience. The Supervisory Board also has a sufficient number of independent members.
Dewan Pengawas mengawasi dan memberi nasihat kepada Dewan Manajemen dalam pengelolaan bisnis. Keputusan besar yang mempengaruhi bank memerlukan persetujuan Dewan Pengawas. Dewan menentukan informasi dan tugas pelaporan Dewan Manajemen, mengangkat para anggota Dewan Manajemen dan menyusun rencana jangka panjang untuk para pengganti mereka bersama dengan Dewan Manajemen. Dewan Pengawas meninjau efisiensi pekerjaannya secara teratur. Selain dari Komite Mediasi diharuskan menurut undang-undang, Dewan Pengawas telah membentuk Komite Ketua, Komite Audit, Komite Risiko dan Komite Nominasi.
Compensation
Kompensasi
Key criteria for the structure of our Management Board members’ compensation are its appropriateness and focus on sustainable development, linked to the objective of preventing any negative incentives. Factors for determining the level of variable compensation include not only the bank’s overall results, but also risk aspects of the business, the relevant organizational unit’s contribution to performance as well as the personal contribution to performance. Performancerelated variable compensation components are determined using a multiple-year assessment primarily based on the achievement of a return on equity target and on the bank’s total shareholder return compared to the corresponding average figure for a selected peer group. The variable compensation is mainly granted on a deferred basis and is subject to certain forfeiture conditions. At least 50 % of the total variable compensation is equity-based and thus linked to the long-term development in Deutsche Bank’s results.
Kriteria utama struktur kompensasi para anggota Dewan Manajemen kami adalah kesesuaian dewan dan fokus pada pembangunan yang berkelanjutan, dikaitkan dengan tujuan mencegah insentif negative. Faktor untuk menentukan tingkat kompensasi variabel bermasuk bukan hanya hasil bank keseluruhan, tetapi juga aspek risiko bisnis, kontribusi unit organisasi yang relevan pada kinerja serta kontribusi pribadi pada kinerja. Komponen kompensasi variabel yang terkait dengan kinerja ditentukan dengan menggunakan penilaian beberapa tahun terutama berdasarkan pencapaian laba target ekuitas dan pada laba total para pemegang saham bank dibandingkan dengan angka rata-rata untuk kelompok peer yang dipilih. Kompensasi variabel terutama diberikan berdasarkan penundaan dan syarat tertentu untuk hilang. Sedikitnya 50% dari jumlah kompensasi variabel berbasis ekuitas dan dengan demikian dikaitkan dengan perkembangan jangka panjang hasil Deutsche Bank.
The Supervisory Board members’ compensation comprises fixed and variable components. In accordance with the Articles of Association, a variable compensation component is paid if specified targets related to the dividend and the threeyear average earnings per share are reached. The chair and the deputy chair of the Supervisory Board as well as the chair and members of the Supervisory Board committees, with the exception of the Nomination Committee, receive additional compensation.
Kompensasi para anggota Dewan Pengawas terdiri dari komponen tetap dan variabel. Sesuai dengan Anggaran Dasar, komponen kompensasi variabel dibayar bila target tertentu terkait dengan dividen dan laba rata-rata tiga tahun per saham tercapai. Ketua dan wakil ketua Dewan Pengawas serta ketua dan para anggota komite Dewan Pengawas, kecuali Komite Nominasi, menerima kompensasi tambahan.
18
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2012
The individual compensation of the members of the Management Board and the Supervisory Board as well as the structure of our compensation system are published in the Compensation Report.
Kompensasi individu para anggota Dewan Manajemen dan Dewan Pengawas serta struktur sistem kompensasi kami dipublikasikan dalam Laporan Kompensasi.
Financial Reporting
Laporan Keuangan
Shareholders and the public are regularly kept up to date through the Annual Report, including the Consolidated Financial Statements, as well as the Interim Reports. The reporting of Deutsche Bank Group is in accordance with International Financial Reporting Standards (IFRS). This provides for a high degree of transparency in financial reporting and facilitates comparability with our international peers.
Para pemegang saham dan publik dikinikan secara teratur melalui Laporan Tahunan, termasuk Laporan Keuangan Konsolidasi, serta Laporan Interim. Pelaporan Grup Deutsche Bank dilakukan sesuai dengan Standar Pelaporan Keuangan Internasional (IFRS). Standar ini memberikan transparansi tingkat tinggi dalam pelaporan keuangan dan memudahkan perbandingan dengan para peer internasional kami.
Declaration of Conformity
Pernyataan Kesesuaian
On October 30, 2012, the Management Board and Supervisory Board published the annual Declaration of Conformity pursuant to section 161 of the German Stock Corporation Act. This states that Deutsche Bank AG acts in conformity with the recommendations of the German Corporate Governance Code in the version dated May 15, 2012, although one exception is specified as a precautionary measure regarding No. 5.5.3 sentence 1, which addresses the disclosure of conflicts of interest in the report of the Supervisory Board to the General Meeting.
Pada 30 Oktober 2012, Dewan Manajemen dan Dewan Pengawas mempublikasikan Pernyataan Kesesuaian tahunan berdasarkan bab 161 UndangUndang Saham Korporasi Jerman. Pernyataan ini menyatakan bahwa Deutsche Bank AG bertindak sesuai dengan rekomendasi Kode Etika Tata Kelola Korporasi Jerman versi tanggal 15 Mei 2012, meskipun disebutkan satu pengecualian sebagai tindakan pencegahan mengenai No. 5.5.3 kalimat ke 1, yang membahas pengungkapan benturan kepentingan dalam laporan Dewan Pengawas kepada Rapat Umum.
Our detailed Corporate Governance Report, along with the Corporate Governance Statement for 2012 and other documents on our corporate governance, such as the terms of reference for the Management Board, the Supervisory Board and its committees, are available on the internet at www.deutsche-bank.de / corporate-governance.
Laporan Tata Kelola Korporasi kami yang terperinci, bersama dengan Pernyataaan Tata Kelola Perusahaan untuk thaun 2012 serta dokumen lain mengenai tata kelola perusahaan kami seperti istilah acuan bagi Dewan Manajemen, Dewan Pengawas dan komite tersedia dalam internet di www.deutsche-bank.de / corporate-governance.
We continuously check our system of corporate governance in light of new events, statutory requirements and domestic and international standards, and make the appropriate adjustments.
Kami terus memeriksa sistem tata kelola perusahaan kami dengan mempertimbangkan peristiwa baru, persyaratan hukum serta standar domestik dan internasional dan membuat penyesuaian yang diperlukan.
19
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2012
Culture
Budaya
Cultural change
Perubahan budaya
As a result of the 100-day strategy review following the change in Deutsche Bank’s senior management, we recognized the need for a profound cultural transformation. Our cultural change initiative takes into account insights gained from our dialogue with all of our stakeholders and from an employee survey, which gathered feedback from more than half of our global workforce.
Sebagai akibat tinjauan strategi 100-hari setelah perubahan manajemen senior Deutsche Bank, kami menyadari kebutuhan untuk transformasi budaya yang mendalam. Inisiatif perubahan budaya kami mempertimbangkan wawasan yang diperoleh dari dialog kami dengan seluruh pemangku kepentingan kami dan dari survei karyawan, yang mengumpulkan umpan balik lebih dari separuh tenaga kerja global kami.
The Management Board has formulated its cultural aspiration as follows: “We commit to a culture that aligns risks and rewards, attracts and develops talented individuals, fosters teamwork and partnership, and is sensitive to the society in which we operate.”
Dewan Manajemen telah merumuskan aspirasi budayanya sebagai berikut: “Kami berkomitmen pada budaya yang menyelaraskan risiko dan manfaat, menarik dan mengembangkan para individu berbakat, memupuk kerjasama dan kemitraan, dan peka terhadap masyarakat di mana kami beroperasi.
GEC members have direct lead roles in driving forward the ongoing work on cultural change, which reflects the great value we attach to changing our culture.
Para anggota GEC memiliki peran memimpin langsung dalam mendorong pekerjaan yang sedng berlangsung pada perubahan budaya, yang mencerminkan nilai luhur yang kami tekankan untuk merubah budaya kami.
Integrity, operational discipline, teamwork
Integritas, disiplin operasional, kerjasama tim
Three specific areas of focus are at the heart of our cultural change: absolute integrity in our dealings with clients, operational discipline and collaborating across functions. By instilling these values in all areas of the bank, we are creating a true “one-bank” culture.
Tiga bidang fokus tertentu berada pada jantung perubahan budaya kami: integritas mutlak dalam hubungan kami dengan para klien, disiplin operasional dan kolaborasi lintas fungsi. Dengan menanamkan nilai-nilai ini dalam semua bidang bank, kami menciptakan budaya “satu-bank” yang sesungguhnya.
The bank intends to ensure that its business practices and its code of conduct correspond to the highest ethical standards. We have continuously been strengthening our control environment for many years.
Bank bermaksud untuk memastikan agar praktek bisnis bank dan kode etika sesuai dengan standar etika tertinggi. Kami telah terus memperkuat lingkungan pengendalian kami selama bertahuntahun.
Our staff members have a key role to play in this cultural change, and their conduct must align with Deutsche Bank’s values. In 2012, we established a set of new principles for evaluating performance, for training and Staff development and for improving our feedback culture. Now, we are examining not just the achievement of set targets, but also how they are achieved.
Anggota staf kami memegang peran utama dalam perubahan budaya ini, dan kelakuan mereka harus sesuai dengan nilai-nilai Deutsche Bank. Dalam tahun 2012, kami membuat satu set prinsip baru untuk mengevaluasi kinerja, pelatihan dan pengembangan Staf dan untuk meningkatkan budaya umpan balik kami. Sekarang, kami sedang memeriksa bukan hanya pencapaian target yang ditetapkan, namun juga bagaimana target tersebut dicapai.
Independent panel on compensation
Panel independen mengenai kompensasi
As a core element of the wider cultural change initiative, the bank invited distinguished leaders from business and politics to advise the bank on the review of its compensation structures and practices. The panel’s objectives include benchmarking the bank’s compensation systems against best practices in the financial services industry and against current and expected regulatory requirements. The compensation panel is also intended to assist the bank in formulating core principles and minimum standards for future compensation
Sebagai unsur inti inisiatif perubahan budaya yang lebih luas, bank mengundang para pemimpin terkenal dalam bisnis dan politik untuk menyarankan kepada bank mengenai tinjauan struktur dan praktek kompensasi bank. Tujuan panel termasuk melakukan benchmarking sistem kompensasi bank terhadap praktek terbaik dalam industri jasa keuangan terhadap persyaratan peraturan saat ini dan yang diharapkan. Panel kompensasi juga
20
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2012
structures and practices and in defining appropriate levels of transparency and disclosure. The panel’s recommendations already played a part in the compensation practices for 2012. The panel presented their final report to the Management Board and the Supervisory Board in March 2013.
dimaksudkan untuk membantu bank dalam merumuskan prinsip inti dan standar minimum untuk struktur kompensasi dan praktek yang akan datang dan dalam menentukan tingkat transparansi dan keterbukaan yang sesuai. Rekomendasi panel sudah berperan dalam praktek kompensasi untuk thaun 2012. Panel mempresentasikan laporan akhir mereka kepada Dewan Manajemen dan Dewan Pengawas dalam bulan Maret 2013.
Long-term commitment
Komitmen jangka panjang
We aim to be at the forefront of shaping the cultural change required in the financial sector and thus intend to regain lost trust. The Group Executive Committee therefore decided that the cultural priorities we identified will also be included in the objectives for our employees for 2013. Cultural change will be an integral element of the staff development, motivation and compensation programs we will be offering our employees in 2013 and beyond.
Kami bertujuan untuk menjadi yang terdepan dalam membentuk perubahan budaya yang diperlukan dalam sektor keuangan dan dengan demikian berniat untuk mendapatkan kembali kepercayaan yang hilang. Karena itu, Komite Eksekutif Grup memutuskan agar prioritas budaya yang kami identifikasikan juga disertakan dalam tujuan bagi karyawan kami dalam tahun 2013. Perubahan budaya merupakan unsur yang tidak terpisahkan dari program pengembangan, motivasi dan kompensasi staf yang akan kami tawarkan kepada para karyawan kami dalam thaun 2013 dan seterusnya.
21
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2012
In the interests of our partners
Demi kepentingan para mitra kami
Committed to making a difference for shareholders, clients, staff and society
Berkomitmen untuk membuat perbedaan bagi para pemegang saham, klien, staf dan masyarakat
In 2012 we launched Strategy 2015+ with a clear objective: to position Deutsche Bank as a long-term winner in a changed environment. We aspire to be the leading global universal bank. Our strategy is clearly focused on our clients – they are at the center of what we do. Other key levers of our strategy are cost control through operational excellence, and capital strength through disciplined deployment. A strong and stable financial sector is in the interests of the real economy and provides an important contribution to the prosperity of society as a whole. Our objectives are to link performance more closely to responsibility and to ensure that our thinking and actions contribute to delivering sustainable success.
Dalam tahun 2012 kami meluncurkan Strategy 2015+ dengan tujuan yang jelas: memposisikan Deutsche Bank sebagai pemenang jangka panjang dalam lingkungan yang berubah. Kami beraspirasi menjadi bank universal global yang terkemuka. Strategi kami berfokus dengan jelas pada para klien kami – mereka berada pada pusat apa yang kami lakukan. Pengungkit utama lain dari strategi kami adalah pengendalian biaya melalui keunggulan operasional, dan kekuatan modal melalui penyebaran yang berdisiplin. Sektor keuangan yang kuat dan stabil untuk kepentingan ekonomi riil dan memberikan kontribusi penting pada kemakmuran masyarakat secara keseluruhan. Tujuan kami adalah menghubungkan kinerja lebih erat dengan tanggungjawab dan memastikan agar pemikiran dan tindakan kami memberikan kontribusi pada keberhasilan yang berkelanjutan.
Shareholders
Para Pemegang Saham
Our shareholders want Deutsche Bank to achieve a positive long-term performance and maintain a good reputation. In addition to capital strength, earnings power and risk mitigation, long-term shareholder return remains a key factor in our actions. In the interests of our shareholders, we are strictly aligning our incentive and compensation structures to the long-term performance of Deutsche Bank, in particular among our senior leaders.
Para pemegang saham kami ingin Deutsche Bank mencapai kinerja jangka panjang yang positif dan menjaga reputasi baik. Selain dari kekuatan modal, kekuatan pendapatan dan mitigasi risiko, laba jangka panjang pemegang saham tetap merupakan faktor utama dalam tindakan kami. Untuk kepentingan para pemegang saham kami, kami menyelaraskan dengan ketat insentif dan struktur kompensasi kami dengan kinerja jangka panjang Deutsche Bank, khususnya antara para pemimpin senior kami.
Clients
Para Klien
Deutsche Bank aims to generate value for its clients. Their interests define the benchmarks for our work. Our employees are responsible for finding the best possible solutions in the interests of our clients, and this task has also been incorporated into the management objectives of our distribution and sales organization. We attach great importance to addressing the needs of our retail clients. This entails providing clear, easily understandable advice and transparent products. We have also reinforced our coverage for medium-sized enterprises and major corporations around
Deutsche Bank bertujuan menghasilkan nilai bagi para kliennya. Kepentingan mereka menentukan benchmarks pekerjaan kami. Para karyawan kami bertanggungjawab untuk menemukan solusi terbaik yang memungkinkan untuk kepentingan para klien kami, dan tugas ini juga telah ditambahkan ke dalam tujuan manajemen distribusi dan organisasi penjualan kami. Kami menganggap sangat penting untuk menangani kebutuhan para klien ritel kami. Hal ini mencakup menyediakan saran yang jelas,
22
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2012
the world.
mudah dimengerti dan produk yang transparan. Kami juga telah menekankan kembali cakupan kami untuk usaha menengah dan usaha besar di seluruh dunia.
Staff
Staf
Our employees are the guarantors of Deutsche Bank’s performance. We are firmly committed to our performance culture and draw strength from the diversity of our employees. In 2012, we successfully amended our compensation practices and introduced differentiated performance standards in employee assessments. These are fundamental elements for enhancing quality and sustainability. Each individual is called upon to act with absolute integrity towards clients, colleagues, shareholders and society as a whole.
Para karyawan kami adalah penjamin kinerja Deutsche Bank. Kami berkomitmen pada budaya kinerja kami dan memperoleh kekuatan dari keragaman para karyawan kami. Dalam tahun 2012, kami berhasil merubah praktek kompensasi kami dan memperkenalkan standar kinerja yang membedakan dalam penilaian karyawan. Ini adalah unsur mendasar untuk meningkatkan kualitas dan keberlanjutan. Setiap individu dipanggil untuk bertindak dengan integritas mutlak terhadap para klien, kolega, pemegang saham dan masyarakat secara keseluruhan.
Society
Masyarakat
We want to contribute decisively to regaining society’s trust in the banking industry. In order to do so, we will be examining our actions more critically than in the past for compatibility with ethical and social standards and have already laid the foundations for our long-term cultural transformation. We remain firmly committed to making a difference in culture, society and education, and that includes supporting our employees in their volunteer work. Deutsche Bank participates constructively in discussions with the regulatory authorities, politicians and the public about issues affecting society today. An example of our approach to sustainability can be seen in the review we carried out of our investment banking business relating to sensitive areas, such as the extraction of raw materials, agriculture, forestry and energy.
Kami ingin memberikan kontribusi tegas untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat pada industri perbankan. Untuk melakukan hal ini, kami akan memeriksa tindakan kami dengan lebih kritis dibandingkan denganmasa lalu mengenai kompatibilitas dengan standar etika dan sosial dan telah meletakan dasar untuk transformasi budaya jangka panjang kami. Kami tetap berkomitmen untuk membuat perbedaan dalam budaya, masyarakat dan pendidikan, dan hal itu termasuk mendukung para karyawan kami dalam pekerjaan sukarela mereka. Deutsche Bank berpartisipasi secara konstruktif dalam diskusi dengan para regulator, politikus dan publik mengenai masalah yang mempengaruhi masyarakat dewasa ini. Contoh pendekatan kami pada keberlanjutan dapat dilihat dalam tinjauan yang kami lakukan mengenai bisnis investment banking kami terkait dengan bidang yang sensitif, seperti pengambilan bahan baku, pertanian, kehutanan dan energi.
23
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2012
Shareholders
Para Pemegang Saham
Deutsche Bank’s capital is provided by over 600,000 shareholders
Modal Deutsche Bank dimiliki oleh lebih dari 600,000 pemegang saham
Structural Data / Struktural Data
2012
2011
2010
Number of shareholders / Jumlah pemegang saham Shareholders by type In % of 1 share capital / Pemegang saham per jenis dalam % modal saham 1) Pemegang saham Grup dalam 1 % modal saham
610,964
660.839
640.623
Institutional (including banks) / Institusi (termasuk bank)
75
74
75
Private / Perorangan
25
26
25
Germany / Jerman
45
52
47
European Union (excluding Germany) / Uni Eropa (diluar Jerman) Switzerland / Swiss U.S.A / Amerika Serikat Other / Lain-lain
33
26
31
6
6
6
13
13
13
2
3
3
2012
2011
2010
15%
(23,3)%
(11.7)%
7.6
8.8
8.0
0.75
0.75
0.75
Regional breakdown In % of 1 share capital
Menurut Wilayah dalam % 1 modal saham
Key Figures / Angka-Angka Kunci 2
Change in total return of Deutsche Bank Share / 2 Perubahan pendapatan dari saham Deutsche Bank Average daily trading volume (in million share) Rata-rata volume perdagangan harian (dalam jutaan saham) Dividend per share for the financial year (in Euro) Deviden per saham untuk tahun buku (dalam Euro)
Special Projects / Proyek Khusus
24
Investor Day
Two-day event in Frankfurt introducing the new management team as well as Strategy 2015+ to investors and financial analysts. The Investor Day event encompassed presentations covering all business units as well as infrastructure functions, each followed by question and answer sessions with the respective GEC members
Hari Investor
Acara dua hari di Frankfurt memperkenalkan tim manajemen baru serta Strategi 2015 + kepada investor dan analis keuangan. Acara Investor Day mencakup presentasi yang meliputi seluruh unit bisnis serta fungsi infrastruktur, masingmasing diikuti dengan sesi tanya jawab dengan anggota GEC.
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2012
Clients
Para Nasabah
Our clients – both retail and corporate – are at home all over the world. And so are we
Para nasabah – baik ritel dan korporasi – tersebar di seluruh dunia. Demikian juga dengan kami.
Struktural Data /
2012
Struktural Data Number of clients (rounded) / Jumlah Nasabah (dibulatkan Corporate Banking and Securities Global Transaction Banking Assets and Wealth Retail Asset Management ( Germany / Management Luxembourg ) thereof: in cooperation Institutional Asset Management Wealth Management Private and Business Clients
thereof: Deutsche Postbank AG
Key Figures / Angka Angka Kunci Corporate Banking and Securities
Global Transaction Banking
Asset and Wealth Management
Private Business Clients
Special Projects /
25
IFR Awards, number of awards won Risk Awards, number of awards won Euromoney Awards for Excellence, number of awards won Euromoney FX Poll, ranking Assets under custody ( in € trillion) Documentary trade business ( in € billion ) Locations incl. representative offices 4 Top ratings for sub-custody DWS Investments Number of fund performance awards in Europe Deutsche Insurance Asset Management Award as Best Global Insurance Asset Manager Client business volume (deposits in € million) Number of branches internationally (excl. Germany) Application for loans from Deutsche Bank and Postbank including BHW in Germany (in million)
2011
21.400 67,200 2,316,000 552,000 2.400 71,300
2010
18,700 71,700 2,260,000 465,000
17,100 64,900 2,225,000 464,000 2.400 79,400
28,425,000
2.400 75,800 28,585,000
28,787,000
14,018,000
14,064,000
14,150,000
2012
2011
2010
9 3
8 3
8 5
27 1 1.55 61.2
20 1 1.52 57.3
16 1 1.43 51.2
46 42
45 48
45 45
77
69
76
1
1
1
234,680
229,293
224,134
886
866
828
7.9
8.9
9.7
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2012
Proyek Khusus Corporate Banking and Securities
Global Transaction Banking
”100 days” project – strategic review to further recalibrate CB&S to ensure that the business is optimally aligned with the market environment and clients‘ needs, while delivering sustainable returns to shareholders. "Proyek 100 hari" - tinjauan strategis untuk lebih kalibrasi CB &S untuk memastikan bahwa bisnis secara optimal selaras dengan lingkungan pasar dan kebutuhan klien, sementara memberikan imbal hasil yang berkelanjutan bagi pemegang saham. Autobahn App Market: GTB contributed to the development of the first app-based electronic client offering in the financial services industry to give clients access to more than 150 applications (apps). / Autobahn App Market : GTB memberikan kontribusi terhadap pengembangan pertama berbasis aplikasi yang menawarkan klien elektronik di industri jasa keuangan untuk memberikan akses ke lebih dari 150 aplikasi (apps) klien.
Asset & Wealth Management
Established the AWM Executive Committee chaired by the new Head of AWM Michele Faissola. Created a matrix organization structure that spans both Asset and Wealth Management. / Membentuk Komite Eksekutif AWM yang dipimpin oleh Pimpinan baru AWM yaitu Michele Faissola. Menciptakan struktur organisasi matriks yang mencakup baik Aset dan Wealth Management.
Private & Business Clients
Integration of Postbank into the PBC Corporate Division and development of a common platform for processes and IT infrastructure (Magellan). / Integrasi Postbank ke Divisi Korporasi PBC dan pengembangan sebuah platform umum untuk proses dan Infrastruktur TI (Magellan).
26
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2012
Staff
Karyawan
Global diversity: 136 nationalities work at Deutsche Bank
Keragaman Global : 136 negara bekerja di Deutsche Bank
Structural Data /
2012
Data Struktural 1 Staff (full time equivalents) / 1 Karyawan (kerja penuh waktu atau yang setara) Divisions/ Private & Business Clients Divisi
Corporate Banking & Securities
Regions / Wilayah
3
Qualifications / 3
Kualifikasi
3
Age / Usia
3
Asset & Wealth Management Global Transaction Banking Non-Core Operations Unit Infrastructure/Regional Management Germany Europe (excluding Germany), Middle East and Africa Americas / Amerika Asia/Pasific / Asia/Pasifik University degree / Berijasah Universitas High school certificate / Berijasah Sekolah Menengah Atas Other school degrees / Ijasah sekolah lainnya Up to 24 years / Sampai 24 tahun 25-34 years 25-34 tahun 35-44 years 35-44 tahun 45-54 years 45-54 tahun Over 54 years Diatas 54 tahun
Key Figures Angka-angka Kunci Employee Commitment Index Indeks Komitmen Karyawan Employee leaving the bank for new job Karyawan mengundurkan diri karena bekerja di tempat lain Training (expenses in € million) Pelatihan tin kat atas (biaya per karyawan dalam EU ) Apprenticeship programs (expenses in € milion) Program Magang (biaya dalam juta EUR)
27
2011
2010
98,219
100,996
102,062
41.5 %
41.4 %
42.7 %
9.3 %
10.4 %
10.5 %
6.7 % 4.6 % 1.5 % 36,4% 47.1 % 24.3 %
7.0% 4.4 % 1.8 % 35,0% 46,9% 23,9%
6.9 % 4.4 % 2.0 % 33,5% 48,3% 23,3%
10.5 %
11.0%
11.0%
18.1 %
18.2%
17.4%
64.0%
63,7%
63,9%
17.4 %
17.3%
15.5%
18.6 %
19.0%
20.6%
6.3 %
6.9%
7,1%
28.5 %
28.7%
28.9%
30.2 %
30,9%
31,6%
25.9 %
24.8%
24.0%
9.1 %
8.7%
8.4%
2012
2011
2010
73%
72%
73%
5.1%
5.6%
6.6%
109
122
100
54
56
41
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2012
Special Projects Proyek Khusus Career Mobility Portal / Karir Mobilitas Portal
Our staff should have the opportunity to change and advance their careers within Deutsche Bank. To support them in this endeavor and to promote their mobility, we set up a Career Mobility Portal. It provides information and career advice as well as links to internal vacancies and an online application system. / Staf kami harus memiliki kesempatan untuk mengubah dan memajukan karir mereka di Deutsche Bank. Untuk mendukung mereka dalam usaha ini dan untuk mempromosikan mobilitas mereka, kami mendirikan Karir Mobilitas Portal. Ini menyediakan informasi dan saran karir serta link ke lowongan internal dan sistem aplikasi online.
New standards for evaluating performance / Standar baru untuk mengevaluasi kinerja
Objectives setting and employee appraisals were redefined across the entire bank in 2012. We initiated a more intensive and enhanced feedback culture and, for the first time, applied two components to evaluate performance. It is no longer just a matter of evaluating what, but also how, objectives have been achieved. / Pengaturan Objektif dan penilaian karyawan didefinisikan ulang di seluruh bank pada tahun 2012. Kami memulai budaya umpan balik yang lebih intensif dan ditingkatkan dan, untuk pertama kalinya, diterapkan dua komponen untuk mengevaluasi kinerja. Hal ini tidak lagi hanya masalah mengevaluasi apa, tetapi juga bagaimana, tujuan telah dicapai.
28
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2012
Society
Masyarakat
We invest in society and for society.
Kami berinvestasi dalam masyarakat dan untuk masyarakat
Structural Data / Data Struktural
2012
2011
2010
Number of countries in which Deutsche Bank operates (Including offshore sites) / Jumlah negara tempat Deutsche Bank beroperasi (termasuk di luar negeri)
72
72
74
Key Figures (in € milion) / Angka-angka kunci (dalam juta EUR)
2012
2011
2010
Sustainability Ratings / Penilaian Keberlanjutan
Carbon Disclosure Project (Band from A to E)
90 / Band A
A 82 / Band B
73 / Band
OEKOM Research (on a scale from A+ to D– RobecoSAM Sustainalytics Global
C / Prime 78 65 49 %
C / Prime 75 66 54 %
C+ / Prime 80 64 53 %
82 %
76 %
78 %
82.7
83.1
98.11
3.7
3.0
3.2
1.49
1.26
1.23
79 %
76 %
82 %
60,658
200,244
152,944
24 %
24 %
21 %
1,322,026
3 296,505
337,093
710,898
n/a
n/a
External perception of Deutsche Bank as a responsible Germany corporate citizen (B2B market) / Persepsi eksternal dari Deutsche Bank sebagai warga korporasi yang bertanggung jawab Total Corporate Responsibility investments (in € million) / Total Investasi Tanggungjawab Perusahaan (dalam juta EURO) Responsible Business / Bisnis yang bertanggung jawab
Sustainable operations / Operasi yang Keberlanjutan
People & society / Orang dan Masyarakat
29
Assets under management in sustainabilityoriented funds (in € billion) / Aset yang dikelola untuk dana berorientasi yang keberlanjutan Estimated cumulative micro-credit financing since 1997 (in US $ billion) / Perkiraan kumulatif pembiayaan kredit mikro sejak tahun 1997 Renewable energy in % of total consumption / Energi terbarukan dalam % dari total konsumsi Net greenhouse gas emissions, in metric tons CO2 / Emisi bersih gas rumah kaca, dalam metric ton CO2 Employees participating in Deutsche Bank’s Corporate Volunteering programs / Partisipasi karyawan Deutsche Bank dalam program sukarelawan Total participants in educational projects / Total partisipasi dalam proyek pendidikan Total beneficiaries in projects with a social focus / Jumlah penerima manfaat dalam proyek dengan fokus social
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2012
Special Projects Proyek Khusus Economy / Ekonomi
Ecology / Ekologi
People & Society / Orang dan Masyarakat
30
Launch of PBC Responsible Banking Initiative / Peluncuran PBC Bertanggung Jawab Banking Initiative Closing of Global Commercial Microfinance Consortium II / Penutupan Komersial Global Microfinance Konsorsium II Roll-out of Environmental, Social and Governance Risk Framework / Peluncuran Kerangka Risiko Lingkungan, Sosial dan Pemerintahan All operating activities carbon neutral by end of 2012 / Semua kegiatan operasi karbon netral pada akhir 2012 Inclusion in the Carbon Disclosure Leadership Index / Inklusi dalam Indeks Carbon Disclosure Leadership Roll-out of new Performance Management approach / Roll-out pendekatan Manajemen Kinerja baru 10 years of support for NOAH (Nurturing Orphans of Aids for Humanity), a project that takes care of orphans in South Africa / 10 tahun dukungan untuk NOAH (Pemeliharaan Yatim Piatu AIDS untuk Kemanusiaan), sebuah proyek yang mengurus anak yatim di Afrika Selatan Deutsche Bank employees support relief efforts following hurricane Sandy / Karyawan Deutsche Bank mendukung upaya bantuan setelah badai Sandy 150 FairTalent scholars perform “The Animal’s Conference” at Semper Opera, Dresden / 150 sarjana FairTalent melakukan "The Animal’s Conference" di Semper Opera, Dresden
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2012
02 Deutsche Bank Indonesia Letter from Chief Country Officer Surat dari Chief Country Officer General Information Informasi Umum - Ownership and Management Kepemilikan dan Manajemen - Structure and Management Responsibility Struktur dan Tanggung Jawab Manajemen - Summary of Financial Report Ringkasan Laporan Keuangan - Management Strategy and Policy Strategi dan Kebijakan Manajemen - Business Development Perkembangan Bisnis - Economic Development and Financial Performance 2012 Perkembangan Ekonomi dan Kinerja keuangan 2012 - Information Technology Teknologi Informasi - Future Significant Events Kegiatan Penting di Masa Depan - Branch/Networking Jaringan/Kantor Cabang —
Human Resources Sumber Daya Manusia
- Corporate Social Responsibility Tanggungjawab Sosial Perusahaan —
31
Good Corporate Governance Tata Kelola Perusahaan yang Baik
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2012 31 May 2013
31 Mei 2013
Enclosed herein are the documents which satisfy the disclosure requirements of Bank Indonesia Regulation No. 14/14/PBI/2012 in respect of the Annual Report for Deutsche Bank AG Indonesia for the year ended 31st December 2012.
Terlampir adalah dokumen-dokumen yang memenuhi ketentuan keterbukaan sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia No. 14/14/PBI/2012 sehubungan dengan Laporan Tahunan Deutsche Bank AG Indonesia untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012.
The enclosures include:
Lampiran ini termasuk:
—
The Financial Statements for Deutsche Bank AG Indonesia , which are drawn up to fairly present the financial position as at 31st December 2012 together with the operating results, changes in head office accounts and cash flow statements for the year then ended 2012. Each statement also includes comparative financials for the prior year ended 31st December 2011.
—
Laporan Keuangan Deutsche Bank AG Indonesia, yang disusun dan menyatakan dengan sebenarnya posisi keuangan per 31 Desember 2012 bersama dengan hasil operasional, perubahan dalam rekeningrekening kantor pusat dan laporan arus kas untuk tahun yang berakhir 2012. Setiap laporan juga memuat angka keuangan perbandingan dari tahun sebelumnya yaitu 31 Desember 2011.
—
A copy of the independent auditors report on those statements.
—
Salinan laporan auditor independen atas laporan tersebut.
—
Additional general information as required by the regulation
—
Tambahan informasi umum seperti ditentukan oleh peraturan.
We also submit the copy of the annual report to the Institutions as stated in Article 4 BI Reg No. 3/22/PBI/2001.
For and on behalf of management / Untuk dan atas nama manajemen
Chief Country Officer Deutsche Bank AG Indonesia
32
Kami juga menyampaikan salinan laporan tahunan kepada Institusi-institusi seperti disebutkan dalam Pasal 4 Peraturan BI No. 3/22/PBI/2001.
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2012
General information
Informasi Umum
Ownership and Management
Kepemilikan dan Manajemen
Deutsche Bank AG – Indonesian Branches (the “Bank”) is an unincorporated branch of Deutsche Bank AG, headquartered in Frankfurt, Germany. Established by approval of Minister of Finance with its letter No. D.15.6. 2.30 dated 18 March1969, the Bank is located at Deutsche Bank Building, Jl. Imam Bonjol 80 in Jakarta. It operations comprised of Jakarta and Surabaya branch offices. The legal status of Deutsche AG – Surabaya Branch is that of a sub-branch of Deutsche Bank AG – Jakarta Branch.
Cabang-cabang Deutsche Bank AG – Indonesia (“Bank”) adalah cabang Deutsche Bank AG, yang berkantor pusat di Frankfurt, Jerman. Didirikan berdasarkan persetujuan Menteri Keuangan dengan surat No. D.15.6. 2.30 tanggal 18 Maret 1969. Bank berlokasi di Gedung Deutsche Bank, Jl. Imam Bonjol 80, Jakarta. Operasional bank terdiri dari kantor cabang Jakarta dan Surabaya. Status hukum Deutsche Bank AG – Cabang Surabaya adalah cabang pembantu Deutsche Bank AG – Cabang Jakarta.
As an unincorporated branch of Deutsche Bank AG, the Bank in Indonesia is ultimately part of the Deutsche Bank Group, which has employees in 72 countries throughout the world.
Sebagai cabang Deutsche Bank AG, Bank di Indonesia merupakan bagian dari Grup Deutsche Bank, yang memiliki karyawan di 72 negara di seluruh dunia.
Local management executives for the Bank in Indonesia include:
Eksekutif manajemen lokal Bank di Indonesia termasuk:
Suresh Lilaram Narang - Chief Country Officer, Indonesia and Head of Global Markets, Indonesia
Suresh Lilaram Narang - Chief Country Officer Indonesia and Head of Global Markets, Indonesia
With a banking career spanning more than 30 years, Suresh was appointed Chief Country Officer in September 2001, and is responsible for the overall management of the local Indonesian franchise. Suresh is also Head of the Global Markets business and Treasury.
Dengan karir di bidang perbankan selama lebih dari 30 tahun, Suresh diangkat sebagai Chief Country Officer sejak September 2001, dan bertanggungjawab atas manajemen keseluruhan dari kantor-kantor di Indonesia. Suresh juga pimpinan bisnis Global Markets dan treasury.
Ashok Kumar - Chief Operating Officer Indonesia
Ashok Kumar - Chief Operating Officer Indonesia
Ashok began his banking career in 1979 when he joined State Bank of India. Nine years later he joined Deutsche Bank, in various roles in India, Singapore and the United Kingdom before being appointed Chief Operating Officer, Indonesia in mid-2008.
Ashok Kumar mengawali karir perbankannya pada Institusi Keuangan tahun 1979 ketika beliau bergabung dengan State Bank of India (SBI) di India. Sembilan tahun kemudian beliau bergabung dengan Deutsche Bank AG (DB) dalam berbagai kapasitas di India, Singapura dan Inggris sebelum diangkat Chief Operating Officer Indonesia, pertengahan tahun 2008.
Benjamin Sales - Head of Finance Indonesia
Benjamin Sales - Head of Finance Indonesia
Having joined Deutsche Bank in 2004, Benjamin was appointed Head of Finance, Indonesia in September 2007, having held the same position for Deutsche Bank’s Manila branch for 3 years. With more than 20 years industry experience, Benjamin commenced his career with the Philippine Deposit Insurance Corporation.
Bergabung dengan Deutsche Bank tahun 2004, Benjamin diangkat sebagai Pimpinan Bagian Keuangan, Indonesia bulan September 2007, setelah memegang posisi yang sama di Deutsche Bank cabang Manila selama 3 tahun. Dengan lebih dari 20 tahun pengalaman industri, Benjamin memulai karirnya pada Philippine Deposit Insurance Corporation.
33
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2012
Runi Irnandari Arnowo – Head of Corporate Banking Coverage Indonesia
Runi Irnandari Arnowo – Head of Corporate Banking Coverage Indonesia
Runi Irnandari Arnowo joined Deutsche Bank in 2009, and was appointed as Head of Corporate Banking Coverage in January 2011. She has 17 years experience in Corporate Banking in Asia. Prior to joining Deutsche Bank. Runi worked at Citibank NA Indonesia and Singapore.
Bergabung dengan Deutsche Bank pada tahun 2009, dan diangkat sebagai Head of Corporate Banking Coverage pada bulan Januari 2011. Runi memiliki pengalaman 17 tahun di bidang Corporate Banking di Asia. Runi bekerja di Citibank NA Indonesia dan Singapore sebelum akhirnya bergabung dengan Deutsche Bank.
Tjiat Siat Fun – Country Compliance Officer
Tjit Siat Fun – Country Compliance Officer
Siat Fun joined Deutsche Bank in February 2010. Siat Fun was appointed as Compliance Director in April 2010. Prior to joining Deutsche Bank, Siat Fun worked for Citibank NA, Indonesia.
Siat Fun bergabung dengan Deutsche Bank pada Februari 2010. Siat Fun diangkat sebagai Direktur Kepatuhan pada bulan April 2010. Sebelum bergabung dengan Deutsche Bank, Siat Fun bekerja di Citibank NA, Indonesia.
34
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2012
35
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2012
Financial Report / Laporan Keuangan Financial Report 31 December 2012 and 2011 / Laporan Keuangan 31 Desember 2012 dan 2011 2012 2011 1. CAR / KPMM
20.99%
21.36%
0.38%
0.41%
0.54%
0.45%
0.57%
0.49%
5. NPL – Gross
1.40%
1.68%
NPL – Net
0.00%
0.00%
6. Return on Asset (ROA)
3.65%
4.68%
7. Return on Equity (ROE)
19.59%
27.82%
8. Net Interest Margin (NIM)
2.48%
0.81%
9. Operational Expense to Operational Income (BOPO)
81.83%
72.93%
10. Loan to Deposit Ratio (LDR) / Rasio Pinjaman terhadap Deposito (LDR)
68.00%
50.84%
11. Net Open Position (NOP) / Posisi Devisa Neto (PDN)
5.82%
13.78%
12. Total Asset – (mio IDR / Jutaan Rupiah)
20,932,001
22,225,864
13. Total Productive Asset / Total Aset Produktif – (mio IDR / Jutaan Rupiah)
22,170,298
20,509,266
14. Total Credit Extended / Total Kredit Yang Diberikan – (mio IDR / Jutaan Rupiah)
6,023,338
4,997,488
15. Total Third Party Fund / Total Dana Pihak Ketiga – (mio IDR / Jutaan Rupiah)
8,857,450
9,829,841
16. Net Interest Income / Pendapatan Bunga Bersih – (mio IDR / Jutaan Rupiah)
541,216
426,930
17. Profit Before Tax / Laba Sebelum Pajak – (mio IDR / Jutaan Rupiah)
815,333
1,043,735
18. Profit After Tax / Laba Setelah Pajak – (mio IDR / Jutaan Rupiah)
546,010
687,698
2. Non performing Productive Asset and non Productive Asstet to Total Productive Asset and non Productive Asset / Asset produktif bermasalah dan non produktif bermasalah terhadap total produktif asset dan non produktif asset 3. Non performing productive asset to total productive asset / Aset produktif bermasalah terhadap total aset produktif 4. Impairment loss financial asset to productive asset / Cadangan kerugian penurunan nilai terhadap aktiva produktif
36
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2012
Management strategy and policy
Kebijakan dan Strategi Manajemen
Deutsche Bank is a leading global investment bank with a strong and profitable private clients franchise. A leader in Germany and Europe, the bank is continuously growing in North America, Asia and key emerging markets. With 98,219 employees in 72 countries, Deutsche Bank offers unparalleled financial services throughout the world. The bank competes to be the leading global provider of financial solutions for demanding clients creating exceptional value for its shareholders and people.
Deutsche Bank adalah investment bank global terkemuka dengan waralaba nasabah individu yang kuat dan menghasilkan laba. Sebagai pemimpin di Jerman dan Eropa, bank terus berkembang di Amerika Utara, Asia dan pasar berkembang utama lainnya. Dengan 98,219 karyawan di 72 negara, Deutsche Bank menawarkan layanan keuangan yang tidak tertandingi di dunia. Bank berkompetisi untuk menjadi penyedia solusi keuangan global terkemua bagi nasabah yang penuh tuntutan dan menciptakan nilai yang sangat tinggi bagi para pemegang saham dan masyarakat.
In Indonesia, Deutsche Bank continues to focus on its core businesses in Corporate Banking and Securities, Global Transaction Banking and Asset & Wealth Management divisions. Notably, key businesses under these divisions are Markets, securities Custody, Trade Finance, Cash Management and Offshore Banking Centre.
Di Indonesia, Deutsche Bank tetap fokus pada bisnis inti di divisi Corporate Banking and Securities, Global Transaction Banking dan Asset & Wealth Management. Sebagai catatan, bisnis utama di bawah divisi tersebut adalah Pasar Global, Kustodi Sekuritas, Pembiayaan Perdagangan, Manajemen Kas dan Offshore Banking Centre.
Business development
Perkembangan bisnis
Business activities
Aktivitas bisnis
Major business activities of the Indonesia Branch relate to Markets, Global Transaction Banking and Asset & Wealth Management. The investment banking platform, in particular the Markets division, continues to be the main driver of franchise revenues, followed by Global Transaction Banking.
Aktivitas bisnis utama di Cabang Indonesia terkait dengan Markets, Global Transaction Banking dan bisnis Asset & Wealth Management. Platform perbankan investasi, khususnya divisi Global Markets terus merupakan penghasil pendapatan waralaba utama, diikuti dengan Global Transaction Banking.
Market
Pasar
Markets activities in Indonesia mainly involve sales, trading and structuring of a wide range of financial market products, including government securities and corporate bonds, overthe-counter (OTC) derivatives, foreign exchange, and money market instruments. The Bank aims to maintain its leading position in the fixed income market and help develop the local debt market, particularly in terms of a developing a credible yield curve to help extend duration in the debt market.
Aktivitas Markets di Indonesia terutama melibatkan penjualan, perdagangan dan strukturisasi rangkaian produk pasar keuangan yang luas, termasuk surat berharga pemerintah dan obligasi korporasi, derivatif over-the-counter (OTC), valuta asing dan instrumen pasar uang. Bank bertujuan untuk mempertahankan posisinya yang memimpin dalam pasar pendapatan tetap dan membantu mengembangkan pasar hutang lokal, khususnya dalam hal mengembangkan kurva imbal hasil yang dapat diandalkan untuk membantu memperpanjang durasi pasar hutang.
Global Transaction Banking
Global Transaction Banking
The GTB delivers commercial banking products and services for corporate clients and financial institutions, including domestic and cross-border payments, professional risk mitigation and financing for international trade as well as the provision of trust, agency, depositary, custody and related services. GTB’s businesses are Cash Management for Corporates and Financial Institutions, Trade Finance and Custody Services.
GTB menyediakan produk perbankan komersial dan layanan bagi nasabah korporasi dan lembaga keuangan, termasuk pembayaran domestik dan lintasperbatasan, mitigasi risiko profesional dan pembiayaan untuk perdagangan internasional serta pemberian kepercayaan, agensi, penyimpanan, kustodian dan layanan terkait. Bisnis GTB adalah Cash Management untuk Korporasi dan Lembaga Keuangan, Trade Finance dan Custody Services.
—
37
Cash Management refers to the management of liquid assets in Indonesian Rupiah, dollars, and other currencies for companies and financial institutions to optimize financial transactions.
—
Cash Management mengacu pada pengelolaan aset likuid dalam mata uang Rupiah, Dolar, dan mata uang lainnya bagi perusahaan dan lembaga keuangan untuk
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2012 mengoptimalkan transaksi keuangan. —
Trade Finance offers corporates and financial institutions industry leading technology, online trading modules and an extensive range of trade products and services across its global network to increase the efficiency of cross-border trading. Indeed, with Deutsche Bank as your trade finance partner, you can seamlessly manage documentary collections, letters of credit and trade guarantees alongside your risk management and structured export finance.
—
Trade Finance memberikan penawaran kepada korporasi dan industri lembaga keuangan terkemuka perihal teknologi, modul perdagangan online dan berbagai pilihan produk perdagangan dan jasa di seluruh jaringan global untuk meningkatkan efisiensi dalam perdagangan lintas batas. Memang, dengan Deutsche Bank sebagai mitra perdagangan keuangan anda, anda dapat mengelola pengumpulan dokumentasi dengan baik, letter of credit dan jaminan perdagangan bersama dengan manajemen risiko dan ekspor keuangan yang terstruktur.
—
Direct Securities Services - provides, custody and related services on a range of securities and financial structures. Clients include corporations, financial institutions, government bodies and supranational agencies.
—
Direct Securities Services - menyediakan jasa kustodian dan jasa terkait di berbagai efek dan struktur keuangan. Klien meliputi perusahaan, lembaga keuangan, lembaga pemerintah dan lembaga supranasional.
—
Corporate Treasury Sales – provides customers with comprehensive advising concept with asset management, investment and loan optimization as well as risk management for forex and rates.
— Corporate Treasury Sales - menyediakan klien dengan konsep saran yang komprehensif untuk manajemen aset, investasi dan optimalisasi pinjaman serta manajemen risiko untuk forex dan suku bunga.
Onshore Banking Center
Onshore Banking Center
Onshore Banking Center (OBC) in Jakarta serves high net worth individuals and select institutions by offering them mainly loans and deposit products. Additionally, OBC collaborates closely with other Deutsche Bank business divisions to ensure that our clients not only have a partner in managing their banking needs but also that they receive the highest standard of service.
Onshore Banking Center (OBC) di Jakarta melayani individu yang mempunyai kekayaan bersih yang tinggi dan lembaga yang terpilih dengan menawarkan pinjaman dan produk deposito yang utama. Selain itu, OBC bekerja sama dengan divisi usaha lain di Deutsche Bank untuk memastikan bahwa nasabah kami tidak hanya memiliki mitra dalam mengelola kebutuhan perbankan mereka, tetapi juga bahwa mereka menerima standar pelayanan yang memuaskan.
Economic Development and Financial Performance 2012
Perkembangan Ekonomi dan Kinerja keuangan 2012
During the year 2012, the Indonesian economy grew at 6.3% while inflation remained in check coming in at 4.3%. The low inflation allowed BI to keep the benchmark rate unchanged at 5.75% for the last 10 months of 2012. Domestic consumption, which accounts for 54% of the economy, and foreign direct investments are the major driver for economic growth. Nonetheless, the year was mixed with renewed doubts over the European crisis which was exacerbated by the economic slow down seen in China and India, and continued low commodity prices. As a result, exports did not grow as much as imports, and Indonesia, for the first time in its history, experienced a current account deficit. This deficit pressured the IDR, and the domestic currency droped to a 3 yr low against the USD. There periods during the year when the spot USD liquidity suffered and volatilities in the fixed income market were experienced. The Rupiah weakened against the USD by about 6.1% to IDR9,800 from the previous IDR 9,200 at the beginning of 2012.
Selama tahun 2012, perekonomian Indonesia tumbuh sebesar 6,3% sedangkan inflasi tetap dijaga sebesar 4,3%. Rendahnya tingkat inflasi memungkinkan Bank Indonesia untuk menjaga tingkat suku bunga acuan pada 5,75% dalam 10 bulan terakhir di tahun 2012. Konsumsi domestik yang menyumbang 54% dari perekonomian dan investasi asing langsung adalah masih menjadi penggerak utama pertumbuhan ekonomi. Meskipun demikian, tahun 2012 ditandai dengan timbulnya keraguan baru atas krisis Eropa yang diperburuk oleh perlambatan ekonomi yang terlihat di Cina dan India, serta harga komoditas yang rendah. Akibatnya, ekspor tidak tumbuh sebesar impor dan Indonesia, untuk pertama kalinya dalam sejarah, mengalami defisit giro (current account deficit). Defisit ini menekan nilai tukar IDR dan mata uang lokal nilainya jatuh terhadap USD ke tingkat yang lebih rendah dalam 3 tahun terakhir. Hal ini terjadi dalam
38
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2012
periode ketika likuiditas USD berkurang dan volatilitas yang terjadi di pasar pendapatan tetap. Rupiah melemah terhadap USD sekitar 6,1% menjadi IDR 9, 800 dari sebelumnya IDR 9.200 di awal tahun 2012. As of the end of 2012, Deutsche Bank Jakarta reported total pre-tax profits of IDR 810 billion, while after tax profits were IDR 538 billion. This performance result in profitability ratios for ROA, ROE, and NIM at the end of the year by 3.63%, 19.25% and 2.65%. Meanwhile BOPO ratio at 81.83%.
Pada akhir tahun 2012, Deutsche Bank Jakarta melaporkan total laba sebelum pajak sebesar IDR 810 miliar, sementara laba setelah pajak sebesar IDR 538 miliar. Kinerja ini menghasilkan rasio rentabilitas untuk ROA, ROE, dan NIM pada akhir tahun sebesar 3,63%, 19.25% dan 2,65%. Sementara itu rasio BOPO sebesar 81.83%.
The third party fund volume and credits extended to counterparties during 2012 amount to IDR 8,357 bio and IDR 6,023 bio respectively. This create actual of LDR ratio amount to 68%. However, we should elaborate here that our loan profile consists mostly of relatively short tenors and is fairly volatile in usage. Similarly, our deposit profile consists of a significant portion of cash balances from our custody clients; these deposits are of an unpredictable nature.
Jumlah dana pihak ketiga dan kredit yang diberikan kepada nasabah di tahun 2012 masing-masing sebesar IDR 8,357 milyar dan IDR 6,023 milyar. Hal ini menghasilkan aktual rasio LDR sebesar 68%. Namun, dapat kami jelaskan di sini bahwa profil kredit kami sebagian besar terdiri dari tenor yang relatif singkat dan cukup stabil dalam penggunaannya. Demikian pula, profil dana pihak ketiga kami, sebagian besar terdiri dari saldo kas dari nasabah kustodian kami, sehingga deposito ini bersifat tidak dapat diprediksikan (unpredictable).
Interest margins, (as per NIM) as of 31 December 2012 were satisfactory enough. Based on a 6-month average, NIM actually narrowed as increased competition continued to squeeze margins on the corporate client sector. As expected however, commissions from the Transaction Banking business provided the source to stabilise revenue flows. The stable performance of the equity capital markets also meant stable demand in the custodial services.
Suku bunga margin (sesuai NIM) per 31 Desember 2012 cukup memuaskan. Berdasarkan rata-rata 6 bulan, NIM justru menyempit sebagai persaingan yang terus meningkat sehingga menekan margin pada sektor nasabah korporasi. Seperti yang diharapkan, komisi dari bisnis Transaction Banking memberikan sumber pendapatan untuk menstabilkan arus pendapatan. Kinerja yang stabil dari ekuitas pasar modal, bagaimanapun, menyebabkan permintaan yang konsisten dalam jasa kustodian.
The bank continued to maintain moderate to low risk positions, while keeping capital levels stable. As a result of sound capital management, the Bank's capital position remained strong with a CAR ratio of 20.99%. This level is still healthy and considered as adequate for normal business requirements.
Bank tetap menjaga posisi risiko rendah secara moderat, sekaligus menjaga tingkat modal yang stabil. Sebagai akibat dari pengelolaan modal yang baik, posisi modal bank tetap kuat dengan rasio CAR sebesar 20.99%. Pada tingkat ini, modal masih cukup sehat dan dianggap cukup untuk mendukung kebutuhan bisnis.
Cost of Fund
Biaya Dana
In the year ended 2012, interest expense amounting to IDR 410 billion coming from deposits of bank and non-bank clients and from obligations to return securities received under secured borrowing. Effective average interest rate on term deposits in rupiah and foreign currency was remained at low level for non-bank clients. Similarly deposit interest rates for other banking clients remained subdued.
Pada tahun yang berakhir 2012, beban bunga sebesar IDR 410 milyar yang berasal dari simpanan nasabah bukan bank dan bank dan dari kewajiban untuk mengembalikan efek-efek yang diterima atas pinjaman yang dijaminkan. Rata – rata suku bunga efektif deposito berjangka dalam rupiah dan valas tetap pada tingkat yang rendah untuk nasabah bukan bank. Serupa dengan suku bunga deposito untuk nasabah bank lain yang tetap sama.
Information technology
Teknologi informasi
In the fast changing world of Information Technology, there is increasing pressure on organizations to improve service levels and continuously offer quality products to clients, whilst simultaneously keeping costs low. Organisations strive continuously to achieve these goals through better management of their IT environment. Deutsche Bank
Dalam dunia Teknologi Informasi yang bergerak cepat, terdapat tekanan yang meningkat terhadap organisasi untuk meningkatkan tingkat layanan dan terus menerus menawarkan produk yang berkualitas kepada para klien mereka, sementara pada saat yang sama menekan agar biaya tetap rendah. Organisasi-organisasi terus menerus
39
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2012 recognises that while this dynamic environment creates challenges, it also provides opportunities to enhance market share to those organisations that can deliver greater client satisfaction. Therefore, Deutsche Bank strives to position itself appropriately, and deliver to its clients a full-service model that is robust, reliable, efficient, scalable, and at priced competitively.
mencoba untuk mencapai tujuan ini melalui pengelolaan lingkungan TI mereka dengan lebih baik. Deutsche Bank menyadari sementara lingkungan yang dinamis ini menciptakan tantangan, juga memberikan kesempatan untuk meningkatkan pangsa pasar bagi organisasi yang dapat memberikan kepuasan yang lebih kepada kliennya. Oleh karena itu, Deutsche Bank berusaha untuk memposisikan dirinya sebagaimana mestinya dan memberikan kepada para klienya model layanan lengkap yang kuat, dapat diandalkan, efisien, terukur dan pada harga yang bersaing.
The following are the some key aspects that are kept in mind when creating a sound IT environment:
Aspek di bawah ini merupakan beberapa aspek utama yang harus diingat ketika menciptakan lingkungan TI yang baik.
1.
Risk Management: Management of risk is paramount in all banking functions, and the IT environment is not an exception. Risks need to be recognised, mitigated and managed by putting in place specific policies that determine standards for technology selection, implementation and management. Control procedures are required to ensure that the rules and policies are adhered to. And regular audits follow to check compliance to the policies and procedures.
1.
Pengelolaan Risiko: Pengelolaan risiko sangat penting dalam semua fungsi perbankan, dan lingkungan IT bukan merupakan pengecualian. Risiko-risiko perlu dikenali, dimitigasi dan dikelola dengan menetapkan kebijakankebijakan tertentu yang menentukan standar bagi pemilihan, pelaksanaan dan pengelolaan teknologi. Diperlukan prosedur pengendalian untuk memastikan agar aturan dan kebijakan ditaati. Dan diikuti dengan audit berkala untuk mengecek kepatuhan pada kebijakan dan prosedur.
2.
Information Security: This is a key concern, not only of the banks themselves, but also of regulators. It is Deutsche Bank's policy to deal with confidential information in a manner that protects its clients, the Bank and its staff. Data integrity and confidentiality is secured through a variety of controls, including physical checks, robust password controls, restrictions on access to intranet, and more.
2.
Keamanan Informasi: Ini merupakan masalah utama, bukan hanya bagi bank sendiri, tetapi juga untuk regulator. Kebijakan Deutsche Bank adalah menangani informasi rahasia dengan cara yang melindungi para klien, Bank dan staf bank sendiri. Keaslian dan kerahasiaan data diamankan melalui berbagai pengendalian, termasuk pengecekan fisik, pengendalian password yang kuat, pembatasan akses pada intranet, dan lain-lain.
3.
State of Art Technology: Operating in a global environment makes it necessary to provide the state of art technology to clients.
3.
Teknologi State of Art: Beroperasi dalam lingkungan global mengharuskan bank untuk menyediakan teknologi state of art bagi para klienya.
Deutsche Bank is committed to providing the highest level services to its clients.
Deutsche Bank berkomitmen untuk menyediakan tingkat layanan tertinggi kepada para kliennya.
Future significant events
Kegiatan penting dimasa depan
Deutsche Bank Indonesia views the economic environment in 2013 with cautious optimism. This is because uncertainties persist regarding the global economy. . However, despite the global situation, the Indonesian economy continues to grow at a rate over 6%.
Deutsche Bank Indonesia memandang kondisi ekonomi tahun 2013 dengan optimis namun tetap hati-hati. Hal ini karena ketidakpastian terhadap ekonomi global tersebut.. Namun, terlepas dari situasi global tersebut, ekonomi Indonesia tetap tumbuh pada tingkat di atas 6%.
The Trade Finance and Cash Management will be the focus in Indonesia during 2013, although the overall strategy of the Bank in Indonesia remains as before – to focus on growing all its existing business.
Pembiayaan perdagangan dan manajemen kas, tetap akan menjadi fokus di Indonesia selama tahun 2013, meskipun strategi keseluruhan Bank di Indonesia tetap sama seperti tahun sebelumnya - untuk fokus pada pertumbuhan semua bisnis yang ada.
40
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2012
Branch / Networking
Jaringan / Kantor Cabang
In Indonesia, the Bank maintains two branch offices located one each in Jakarta and Surabaya. Given its current business model, these two are appropriate to conduct its business in 2013.
Di Indonesia, Bank memiliki dua kantor cabang yang masing-masing berlokasi di Jakarta dan Surabaya. Dengan model bisnis saat ini, kedua kantor cabang ini telah dapat memenuhi kebutuhan bisnis di tahun 2013.
Human Resources
Sumber Daya manusia
By the end of 2012, Deutsche Bank in Indonesia employed 271 permanent staff, 259 staff at Jakarta Branch and 12 staff at Surabaya branch.
Sampai dengan akhir tahun 2012, Deutsche Bank di Indonesia memperkerjakan 271 karyawan permanen, 259 karyawan di cabang Jakarta dan 12 karyawan di cabang Surabaya.
Throughout 2012, Learning & Development had delivered several soft-skills and technical skills training courses which covered the areas of Leadership, Banking Management, Risk Management, Credit and Treasury, Reporting Technique, Information Technology, Communication and Presentation. These trainings were conducted in Indonesia as well as overseas, so participants had opportunities to expand their knowledge, skills and networks.
Sepanjang tahun 2012, Learning & Development telah menyelenggarakan pelatihan beberapa pelatihan soft-skills maupun pelatihan teknis yang mencakup pelatihan-pelatihan Kepemimpinan, Manajemen Bank, Manajemen Risiko, Kredit dan Treasuri, Teknik Pelaporan, Teknik Informasi, Komunikasi dan Presentasi. Pelatihan-pelatihan tersebut dilaksanakan baik di Indonesia maupun di luar negeri, sehingga peserta berkesempatan untuk memperluas pengetahuan, keterampilan dan jaringannya.
The Bank also conducted both classroom training and e-learning, especially for mandatory topics for employees of Deutsche Bank.
Bank juga menyelenggarakan pelatihan-pelatihan dalam format di dalam kelas maupun online, khususnya untuk topik-topik wajib diikuti oleh karyawan Deutsche Bank.
41
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2012
Corporate Social responsibility
Tanggungjawab Sosial Perusahaan
At Deutsche Bank we view Corporate Social (CSR) responsibility as an investment in society and our own future.
Di Deutsche Bank kami melihat tanggung-jawab Sosial Korporasi (CSR) sebagai investasi dalam masyarakat dan masa depan kami.
As a responsible corporate citizen, the bank has leveraged on global intelligence and local inspiration to ensure the sustainable development of the communities in which we conduct business.
Sebagai warga korporasi yang bertanggung jawab, bank telah memanfaatkan intelijen global dan inspirasi lokal untuk memastikan pembangunan yang berkesinambungan untuk masyarakat di mana kami melakukan bisnis.
'. The bank's Corporate Responsibility programme is anchored on the principle of “Building Social Capital” and defined under five core pillars: Corporate Volunteering; Sustainability, Art, Education and Social Investments.
Program Corporate Responsibility bank berpegang pada prinsip "Membangun Modal Sosial" dan didefinisikan dalam lima pilar inti: Perusahaan Volunteering, Keberlanjutan, Seni, Pendidikan dan Investasi Sosial.
The Deutsche Bank Asia Foundation directs Deutsche Bank's corporate social responsibility programs in Asia. The Foundation is committed to improving and sustaining the livelihoods of vulnerable communities. Working in partnership with non-government organizations and foundations, and in concert with community leaders, project facilitators, and staff volunteers, a variety of educational and innovative outreach programs have been successfully implemented across the region and in Indonesia.
Deutsche Bank Asia Foundation mengarahkan program tanggung jawab social perusahaan Deutsche Bank di Asia. Yayasan ini berkomitmen untuk meningkatkan dan mempertahankan mata pencaharian masyarakat kurang mampu. Bekerjasama dalam kemitraan dengan organisasi non-pemerintah dan yayasan, dan dengan para pemimpin masyarakat, fasilitator proyek, dan sukarelawan, berbagai program penjangkauan pendidikan dan inovatif telah berhasil diimplementasikan di seluruh wilayah dan di Indonesia.
Yayasan Realini, Yogyakarta
Yayasan Realini, Yogyakarta
On 26 to 28th May, 2012, the Deutsche Bank Jakarta team along with Realino children organized two dormitories and created a small Library in Realino Foundation. In order to create the small Libraray, Deutsche Bank Jakarta team organized a book donation drive. Over 700 books, from fiction to nonfiction, story book s to school books, and Indonesian to English books were collected.
Pada tanggal 26 hingga 28 Mei 2012, tim Deutsche Bank Jakarta bersama dengan anak-anak Realino menyelenggarakan dua asrama dan membuat Perpustakaan kecil di Realino Foundation. Dalam rangka menciptakan perpustakaan kecil, tim Deutsche Bank Jakarta menyelenggarakan donor buku. Lebih dari 700 buku, dari fiksi dan non-fiksi, buku cerita sampai buku sekolah, dan buku berbahasa Indonesia dan Inggris dikumpulkan.
Deutsche Bank also created a website that would open up Realino’s existence and access to other NGO’s, which in turn will create Yayasan’s sustainability in the long run.
Deutsche Bank juga membuat sebuah website yang akan membuka keberadaan Realino dan akses lainnya ke LSM, yang pada gilirannya akan menciptakan keberlanjutan Yayasan dalam jangka panjang.
Yayasan Sadhu Vaswani
Yayasan Sadhu Vaswani
In July, 2012, Deutsche Bank Jakarta tied up with Yayasan Sadhu Vaswani to support the project relating to Sekolah Peduli Anak Indonesia / Care for kids. The school provides education to street children.
Pada Juli 2012, Deutsche Bank Jakarta bekerjasama dengan Yayasan Sadhu Vaswani mendukung proyek yang berkaitan dengan Sekolah Peduli Anak Indonesia / Perawatan untuk anakanak. Sekolah memberikan pendidikan kepada anak-anak jalanan.
Deutsche Bank supported the project by funding the education of one class of 25 children.
Deutsche Bank mendukung proyek ini dengan dana pendidikan satu kelas untuk 25 anak.
Celebrating the International Women’s Day
Merayakan Hari Perempuan Internasional
42
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2012
International Women’s Day is a day of global celebration of women, and an acknowledgement of women’s economic, social and political achievements. In 2012, Deutsche Bank designed various activities for employees to contribute towards women’s cause – be it through fund raising or offering their time through volunteering.
Hari Perempuan Internasional adalah hari perayaan perempuan secara global, dan pengakuan prestasi perempuan di bidang ekonomi, sosial dan politik. Di tahun 2012, Deutsche Bank merancang berbagai kegiatan bagi karyawannya untuk berkontribusi terhadap masalah perempuan - baik melalui penggalangan dana atau menawarkan waktu mereka melalui relawan.
In Jakarta, Deutsche Bank organized health talks on breast cancer and cervical cancer to raise awareness about women’s diseases. Thirty women employees participated in each session.
Di Jakarta, Deutsche Bank menyelenggarakan pembicaraan kesehatan kanker payudara dan kanker leher rahim untuk meningkatkan kesadaran tentang penyakit perempuan. Tiga puluh karyawan perempuan berpartisipasi dalam setiap sesi.
Deutsche Bank Jakarta also donated IDR 50 million to Yayasan Sahabat Wanita to fund vocational training for women in Cisauk, Tangerang. The program is aimed a assisting women in facing up to challenges in life and to train them on becoming economically independent women. Ten women participated in the program.
Deutsche Bank Jakarta juga menyumbangkan IDR 50 juta kepada Yayasan Sahabat Wanita untuk mendanai pelatihan kejuruan bagi perempuan di Cisauk, Tangerang. Program ini bertujuan membantu perempuan untuk menghadapai tantangan dalam hidup dan untuk melatih mereka untuk menjadi wanita mandiri secara ekonomi. Sepuluh perempuan berpartisipasi dalam program ini.
Deutschbanker travels to East Java to deliver healthcare to the underprivileged
Perjalanan Deutschebanker ke Jawa Timur untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat kurang mampu
In March 2012, Deutschbanker Mary Lee, a Deutsche Bank employee, traveled to East Java, Indonesia with a team of doctors and volunteers from Singapore on a medical project to deliver healthcare to the underprivileged.
Pada bulan Maret 2012, Deutschbanker Mary Lee, seorang karyawan Deutsche Bank, melakukan perjalanan ke Jawa Timur, Indonesia, dengan tim dokter dan relawan dari Singapura pada proyek medis untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat kurang mampu.
The team began their work on the first day at Pondok Hayat orphanage in Surabaya. The doctors performed free health checks for the children. The team also sponsored an operation for a new born baby, Cynthia, who suffered from hydrocaephalus (excessive fluids between the skull and the brain). She has since undergone the operation and has recovered well.
Tim mulai bekerja pada hari pertama di Pondok Hayat panti asuhan di Surabaya. Para dokter melakukan pemeriksaan kesehatan gratis bagi anak-anak. Tim juga mensponsori operasi untuk bayi yang baru lahir, Cynthia, yang menderita hydrocaephalus (cairan yang berlebihan di antara tengkorak dan otak). Dia telah menjalani operasi dan telah pulih dengan baik.
The team then traveled by car for more than five hours to Ponorogo. At the first village Desa Paringan, the team worked tirelessly the following day from dusk till dawn – the doctors treated the villagers while the other volunteers helped with translation, medication dispensary and distribution of food supplies. A group of Muhammadiyah Nurse School students assisted with administration as well.
Tim kemudian melanjutkan perjalanan dengan mobil selama lebih dari lima jam ke Ponorogo. Di desa pertama, Desa Paringan, tim bekerja tanpa lelah pada hari berikutnya dari senja hingga fajar - dokter memperlakukan penduduk desa sementara relawan lainnya membantu dengan menerjemahkan, mendistribusikan obat apotik dan pasokan makanan. Sekelompok siswa Sekolah Perawat Muhammadiyah membantu dalam administrasinya.
The team saw a total of 461 patients here, most of who suffered from malnutrition, cataract joint pains, and smoking related ailments. At the second village Desa Balong (Pandak), the team attended to 124 villagers similarly for a half-day session before leaving for the flight back to Singapore.
Tim melihat total 461 pasien di sini, sebagian besar menderita malnutrisi, nyeri sendi katarak, dan penyakit terkait merokok. Di desa kedua, Desa Balong (Pandak), tim hadiri untuk membantu 124 warga desa yang sama untuk sesi setengah hari, sebelum berangkat untuk kembali ke Singapura.
Deutsche Bank also sponsored the medical supplies for the aid trip.
Deutsche Bank juga mensponsori pasokan medis untuk perjalanan bantuan.
43
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2012
Others CSR Activities 2012 Deutsche Bank continued to partner with Yayasan Kasih Pengharapan and to support the school for Academic Year July 2011-June 2012. Volunteers from Deutsche Bank's Surabaya office also continued to contribute their time to the school. Yayasan Kasih Pengharapanprovide educational programmes for elementary students from low-income families.
44
Aktivitas CSR Lainnya 2012 Deutsche Bank terus bermitra dengan Yayasan Kasih Pengharapan dan mendukung sekolah untuk Tahun Akademik Juli 2011-Juni 2012. Relawan dari kantor Deutsche Bank Surabaya juga terus menyumbangkan waktu mereka untuk sekolah. Yayasan Kasih Pengharapan memberikan program pendidikan untuk siswa SD dari keluarga berpenghasilan rendah.
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2012
Yayasan Realini, Yogyakarta
Deutschbanker travels to East Java to deliver healthcare to the underprivileged
45
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2012
Good corporate governance
Tata kelola perusahaan yang baik
In 2007, Bank Indonesia issued detailed guidelines on Good Corporate Governance (GCG) vide their regulation No.8/4/PBI/2006 and 8/14/PBI/2006. The rules of GCG implemented by Bank Indonesia are based on transparency, accountability, independence, responsibility, and fairness. The two Deutsche Bank AG branches in Indonesia – in Jakarta and Surabaya – comply with these guidelines.
Dalam tahun 2007, Bank Indonesia mengeluarkan peraturan yang terperinci mengenai Tata Kelola Perusahaan (GCG) yang baik melalui Peraturan Bank Indonesia No.8/4/PBI/2006 dan 8/14/PBI/2006. Ketentuan mengenai GCG yang diimplementasikan oleh Bank Indonesia berdasarkan transparansi, akuntabilitas, independensi, tanggungjawab dan kewajaran. Dua cabang Deutsche Bank di Indonesia – di Jakarta dan Surabaya – mematuhi semua ketentuan ini.
Effective corporate governance, to comply with the high international standard, is part of Deutsche Bank’s identity. The Bank ensures a responsible, value-driven management and control through a system of corporate governance, which has four key elements: good relations with shareholders, effective cooperation between the Management Board and the Supervisory Board, a system of performance related compensation for our managers and employees, as well as transparent and early reporting.
Untuk memenuhi standar internasional tertinggi, tata kelola perusahaan yang efektif merupakan bagian dari identitas Deutsche Bank. Bank memastikan manajemen yang bertanggungjawab, berdasarkan nilai dan pengawasan melalui sistem tata kelola perusahaan, yang mempunyai empat elemen utama: hubungan yang baik dengan para pemegang saham, kerja sama yang efektif antara Dewan Manajemen dan Dewan Pengawas, sistem kompensasi yang terkait dengan kinerja bagi para manajer dan karyawan kami, serta transparansi dan pelaporan dini.
The fundamental basis for this is provided by, above all, the German Stock Corporation Act and the German Corporate Governance Code. Seeing as our share is also listed on the New York Stock Exchange, we are subject in certain respects to U.S. capital market laws as well as the rules of the Securities and Exchange Commission and the New York Stock Exchange.
Dasar fundamental untuk ini disediakan, terutama oleh, German Stock Corporation Act (Undangundang Perusahaan Jerman) dan German Corporate Governance Code (Kode etik Tata Kelola Perusahaan Jerman). Karena saham kami juga terdaftar di Bursa Saham New York, dalam hal tertentu kami tunduk kepada undang-undang pasar modal Amerika serta peraturan Securities and Exchange Commission and New York Stock Exchange.
We have conducted a self-assessment of our corporate governance procedures and practices against those prescribed by Bank Indonesia, and confirm that we comply with the central bank’s requirements.
Kami telah melakukan penilaian sendiri untuk prosedur-prosedur dan pelaksanaan-pelaksanaan tata kelola bank kami sesuai dengan ketetapan Bank Indonesia, dan kami mengkonfirmasi bahwa tata kelola bank kami telah sesuai dengan ketentuanketentuan bank sentral.
The requirements of Bank Indonesia on Good Corporate Governance relate to
Ketentuan Bank Indonesia mengenai Tata Kelola Perusahaan yang Baik berhubungan dengan:
1. The Board of Commissioners and the Board of Directors
1. Dewan Komisaris dan Dewan Direksi
Bank Indonesia has set out comprehensive requirements, covering several aspects governance with regard to the establishment of the Board of Commissioners (BOC) and the Board of Directors (BOD). All banks operating in the Republic of Indonesia are required to comply with these requirements.
Bank Indonesia telah menentukan ketentuan yang lengkap, mencakup beberapa aspek tata kelola sehubungan dengan pembentukan Dewan Komisaris (BOC) dan Dewan Direksi (BOD). Semua bank yang beroperasi di Indonesia diharuskan mematuhi ketentuan ini.
Deutsche Bank AG is a multi-national bank, headquartered in Germany. The Management Board is responsible for managing the company globally, and for the overall supervision of the Deutsche Bank Group. In Asia Pacific, the Regional Governance Board (RGB) representing the Board of Commissioners carries out the supervisory functions on behalf of the Management Board. The principal objective of the RGB is to provide a high level supervision of governance and control issues in the region on behalf of the Deutsche
Deutsche Bank AG adalah bank multi nasional yang berkantor pusat di Jerman. Dewan Manajemen Frankfurt bertanggungjawab untuk menangani perusahaan secara global, dan untuk pengawasan keseluruhan Grup Deutsche Bank. Di Asia Pasifik, Regional Governance Board (RGB) (Dewan Tata Kelola Regional), yang mewakili Dewan Komisaris, melaksanakan fungsi pengawasan atas nama Dewan Manajemen. Tujuan utama RGB adalah
46
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2012
Bank Management Board. The RGB meets at least four times a year and in 2011, it met eight times.
melakukan pengawasan tata kelola tingkat tinggi dan masalah pengawasan di wilayah ini atas nama Dewan Manajemen Deutsche Bank. RGB mengadakan rapat minimal empat kali dalam satu tahun dan di tahun 2011, mengadakan rapat sebanyak delapan kali.
The RGB has thirteen permanent members, including the Regional Co-Chief Executive Officer and Regional Heads of various risk functions.
Anggota RGB terdiri dari tiga belas anggota tetap, termasuk Regional Co-Chief Executive Officer dan Regional Head dari berbagai fungsi risiko.
At the local level, in Indonesia, the Board of Directors is represented by the local Executive Committee (EXCO). The EXCO has five members; these members adequately represent all businesses at this committee. The EXCO generally meets six times a year and is responsible for the management of the Bank in Indonesia. This includes reviewing the business strategy for the bank, overseeing the profitability of the bank, ensuring compliance of regulations, etc. The RGB keeps an oversight on the Bank in Indonesia through the various committees that have been set-up at the regional level.
Pada tingkat lokal, di Indonesia, Dewan Direksi diwakili oleh Komite Eksekutif lokal (EXCO). EXCO mempunyai 5 anggota; jumlah ini cukup mewakili semua bisnis dalam komite ini. EXCO umumnya mengadakan rapat enam kali dalam satu tahun dan bertanggungjawab atas pelaksanaan manajemen Bank di Indonesia. Hal ini termasuk meninjau strategi bisnis bank, mengawasi laba bank, memastikan kepatuhan terhadap peraturan, dll. RGB melalukan pengawasan kepada Bank di Indonesia melalui berbagai komite yang telah dibentuk di tingkat regional.
Members of the RGB and the EXCO have the background and experience that has tested their credibility, integrity and competence for the role. All members of the RGB and EXCO are required to comply with the regulations applicable to employees regarding purchase of equity, and need to declare such ownership.
Para anggota RGB dan EXCO mempunyai latar belakang dan pengalaman yang telah membuktikan kredibilitas, integritas dan kompetensi mereka untuk peran mereka. Semua anggota RGB dan EXCO harus mematuhi peraturan-peraturan yang berlaku bagi karyawan mengenai pembelian ekuitas dan keharusan untuk melaporkan kepemilikan tersebut.
The Regional Governance Board (RGB) and the local Executive Committee (EXCO) perform the functions of the BOC and BOD respectively, and comply with the requirements of the central bank with regard to their composition, frequency of meetings, disclosure requirements, and their roles and responsibilities.
Dewan Tata Kelola Regional (RGB) dan Komite Eksekutif lokak (EXCO) masing-masing melaksanakan fungsi BOC dan BOD serta mematuhi ketentuan bank sentral yang terkait dengan susunan, frekuensi rapat, ketentuan keterbukaan dan peran serta tanggungjawab mereka.
2. Committees
2. Komite
Deutsche Bank AG has also set up several committees, such as the Audit Committee, a committee for remuneration and compensation, and risk committees. Some of these committees operate at a global level, others at a regional level, and some at local level. These committees have specific terms of reference and operate in accordance to them.
Deutsche Bank AG juga telah membentuk beberapa komite, seperti Komite Audit, komite remunerasi dan kompensasi dan komite-komite risiko. Beberapa dari komite ini beroperasi pada tingkat global, lainnya pada tingkat regional dan sebagian pada tingkat lokal. Komite-komite ini mempunyai ketentuan khusus sebagai panduan dan beroperasi sesuai dengan panduan tersebut.
a)
The Audit Committee is set up at the global level and covers all entities of the Bank. The members of the Committee include the Chairperson and Deputy Chairperson of the Supervisory Board, and up to four other Supervisory Board members. This committee keeps informed of the work done by Group Audit, the internal audit department of the Bank.
a)
Komite Audit dibentuk pada tingkat global dan mencakup semua entitas Bank. Para anggota Komite termasuk Ketua dan Wakil Ketua Dewan Pengawas, dan sampai empat anggota Dewan Pengawas lainnya. Komite ini diinformasikan perihal pekerjaan yang dilakukan oleh Grup Audit, yang merupakan audit internal Bank.
b)
There are three risk committees that operate at different levels. The Regional Risk Committee (RRC) that has the regional risk heads as its members is responsible for a high level supervision on behalf of the RGB. Under the RRC is the
b)
Terdapat tiga komite risiko yang beroperasi pada tingkat yang berbeda. Komite Risiko Regional (RRC) dengan anggotanya terdiri dari para pimpinan risiko regional, bertanggungjawab untuk
47
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2012 Indonesian Risk Committee (IRC). The IRC meets quarterly, to review, among other things, the risk incidents, the risk profile, and outstanding audit issues, of the Bank in Indonesia. The IRC members include the regional heads of the risk functions and of Group Audit (or their representatives), and the local EXCO members. Finally, there is the Risk Management Unit (RMU) that has the local operations and IT heads as its members. This unit meets eight times a year to review and monitor the risk profile of the branch at a granular level.
c)
The Bank also has a Senior Executive Compensation Committee (SECC) that is responsible for establishing a compensation framework and corporate governance structure.
pengawasan tingkat tinggi atas nama RGB. Berada di bawah RRC adalah Komite Risiko Indonesia (IRC). IRC mengadakan rapat setiap kuartal, untuk meninjau, antara lain, risiko insiden, profil risiko, dan masalah audit yang belum diselesaikan oleh Bank di Indonesia. Para anggota IRC termasuk pimpinan regional fungsi risiko dan Grup Audit (atau perwakilan mereka) serta para anggota lokal EXCO. Akhirnya, terdapat Unit Manajemen Risiko (RMU) yang anggotanya terdiri dari pimpinan operasional lokal dan TI.. Unit ini mengadakan rapat delapan kali dalam satu tahun untuk meninjau dan memonitor profil risiko bank satu per satu. c)
Bank juga mempunyai Komite Kompensasi Eksekutif Senior (SECC) yang bertanggungjawab untuk menetapkan kerangka dan struktur tata kelola pengupahan perusahaan.
In order to implement minimum standards of corporate governance, Bank Indonesia has set up specific requirements for these committees. These requirements relate to the adequacy of the structure, qualifications and competence of the various committees, and the effectiveness of the duties and responsibilities of the committees. Deutsche Bank has reviewed these requirements, and can confirm that it fulfills the high standards set by the central bank.
Untuk mengimplementasikan standar minimum tata kelola perusahaan, Bank Indonesia telah menentukan persyaratan khusus bagi komite-komite tersebut. Persyaratan ini berkaitan dengan kecukupan struktur, kualifikasi dan kompetensi berbagai komite, dan efektivitas tugas dan tanggungjawab komite-komite ini. Deutsche Bank telah mempelajari persyaratan ini dan dapat mengkonfirmasikan bahwa bank telah memenuhi standar tertinggi yang ditentukan oleh bank sentral.
3. Conflicts of Interest
3. Benturan Kepentingan
As global financial service providers, banks face actual and potential conflicts of interest periodically. Deutsche Bank conducts its business according to the principle that it must manage conflict of interest fairly, between itself and its clients and between one client and another. To manage conflicts of interest situations promptly and fairly, the Bank has in place business-specific procedures that address the identification and management of actual and potential conflicts of interest that may arise in the course of the Bank’s business. These procedures relate to independence of business divisions, appropriate controls over flow of information, restrictions on cross-Board membership, etc. The procedures are documented and available to all staff concerned.
Sebagai penyedia layanan keuangan global, secara berkala bank-bank menghadapi benturan kepentingan, baik yang sebenarnya atau yang berpotensi. Deutsche Bank melaksanakan bisnis sesuai dengan prinsip bahwa bank harus menyelesaikan benturan kepentingan dengan adil, antara bank sendiri dan nasabahnya dan antara satu nasabah dengan nasabah lainnya. Untuk menyelesaikan keadaan benturan kepentingan dengan cepat dan adil, Bank mempunyai prosedur bisnis khusus yang menangani identifikasi dan penyelesaian benturan kepentingan, yang sebenarnya dan yang berpotensi, yang mungkin timbul dalam pelaksanaan bisnis Bank. Prosedur ini berkaitan dengan independensi divisi bisnis, pengawasan yang sesuai atas arus informasi, larangan keanggotaan cross-Board, dll. Prosedur tersebut didokumentasikan dan tersedia bagi semua staf yang bersangkutan.
The Compliance and Legal departments of the bank assist in the identification and monitoring of such conflicts of interest situations.
Bagian Kepatuhan dan Hukum di bank membantu mengidentifikasi dan memantau keadaan benturan kepentingan.
4. Compliance Function
4. Fungsi Kepatuhan
Market conduct is regulated in several markets that we operate in. Complying with these regulations is central to ensuring fair and efficient markets and to promoting investor confidence. Deutsche Bank is committed to ensuring
Perilaku pasar diatur dalam beberapa pasar di mana kami beroperasi. Mematuhi peraturan ini merupakan hal yang pokok untuk memastikan pasar yang adil dan efisien dan meningkatkan
48
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2012
compliance with the regulatory requirements in each market.
kepercayaan investor. Deutsche Bank berkomitmen untuk memastikan kepatuhan pada peraturan ketentuan dalam setiap pasar.
To achieve this objective, a separate and independent Compliance function has been set up within Deutsche Bank AG; Jakarta Branch has its own Compliance department. The key responsibility of the Compliance department is to facilitate lawful and ethical business. This department aims at protecting the bank by advising on ethical conduct and identifying regulatory solutions, thereby safeguarding the integrity and reputation of the bank. More specifically, the Compliance department promotes awareness of regulatory requirements and monitors compliance of local regulations.
Untuk mencapai tujuan ini, fungsi Kepatuhan yang terpisah dan independen telah dibentuk dalam Deutsche Bank AG; Cabang Jakarta memiliki bagian Kepatuhan sendiri. Tanggungjawab utama bagian Kepatuhan adalah memfasilitasi bisnis yang sah menurut hukum dan etika. Bagian ini bertujuan melindungi bank dengan memberikan nasihat mengenai kode etik dan mengidentifikasikan solusi sesuai peraturan, dengan demikian mengamankan integritas dan reputasi bank. Khususnya, bagian Kepatuhan meningkatkan kesadaran akan peraturan sesuai ketentuan dan memonitor kepatuhan terhadap peraturan-peraturan lokal.
The Compliance function set up in Deutsche Bank AG meets the requirements set out by Bank Indonesia.
Fungsi Kepatuhan yang ditentukan di Deutsche Bank AG memenuhi persyaratan yang ditentukan oleh Bank Indonesia.
5 Internal Audit Function
5 Fungsi Internal Audit
Deutsche Bank AG has an independent Group Audit function. Group Audit provides a systematic, disciplined manner of examining, evaluating and reporting objectively on the adequacy of both the design and effectiveness of the systems of internal controls and the effectiveness of risk management and governance processes. The coverage model of Group Audit is risk based. Group Audit ensures complete coverage of all business and operational units. The frequency and the intensity of the audit, however, are both determined based on the risk factor of the unit concerned.
Deutsche Bank AG mempunyai fungsi Grup Audit yang independen. Grup Audit menyediakan cara yang sistematis dan disiplin dalam memeriksa, menilai dan melaporkan secara obyektif mengenai kecukupan desain dan efektivitas sistem pengawasan internal dan efektivitas manajemen risiko serta proses tata kelola. Cakupan model Grup Audit berbasis risiko. Grup Audit memastikan cakupan yang lengkap atas semua unit bisnis dan operasional. Namun demikian, frekuensi dan intensitas audit, kedua-duanya ditentukan berdasarkan faktor risiko unit yang bersangkutan.
Group Audit is required to prepare and execute a dynamic, risk based, audit plan. The audit plan of Group Audit covers all businesses, functions and processes within the group. Group Audit reports its findings in audit reports that are distributed to the local regional and global business heads, to the local management and to the risk units that need to be made aware of the findings. Issues are reported in the audit reports accordance with the Group Audit Policies. Open issues are also monitored by Group Audit until closure, and delays in completing the audit findings are appropriately escalated within the organisation.
Grup Audit harus menyiapkan dan melaksanakan rencana audit yang dinamis dan berbasis risiko. Rencana audit Grup Audit mencakup semua bisnis, fungsi dan proses dalam grup. Grup Audit melaporkan hasil temuannya dalam laporan audit yang diedarkan kepada pimpinan bisnis lokal, regional dan global, sampai manajemen lokal dan unit risiko yang perlu mengetahui temuan audit. Permasalahan juga dimonitor oleh Grup Audit sampai kasus ditutup, dan keterlambatan dalam menyelesaikan temuan audit disampaikan ke tingkat atas yang sesuai dalam organisasi.
The Group Audit function is independent of the day-to-day business of the Group and the Group Audit staff assumes neither business nor operational responsibilities. The results of the audit work performed are reported in accordance with the Group Audit Policies.
Fungsi Grup Audit independen dari bisnis sehari-hari Grup dan staf Grup Audit tidak mempunyai tanggunjawab bisnis atau operasional. Hasil audit yang dilaksanakan dilaporkan sesuai dengan Kebijakan Grup Audit.
Deutsche Bank AG Jakarta branch employs an auditor who is supported by his Group Audit colleagues in Singapore to provide adequate coverage of the function.
Deutsche Bank AG Cabang Jakarta mempekerjakan auditor yang didukung oleh rekan Group Audit di Singapura untuk menyediakan fungsi perlindungan yang memadai.
The structure of the Group Audit function within the Bank meets the requirements set out by Bank Indonesia in terms of adequacy, efficiency and independence.
Struktur fungsi Grup Audit di Bank memenuhi persyaratan yang ditentukan oleh Bank Indonesia dalam hal kecukupan, efisiensi dan independensi.
49
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2012
6.External Audit Function
6. Fungsi Eksternal Audit
Deutsche Bank AG has appointed KPMG as the external auditors of the firm. KPMG come with good credentials, being one of the top four firms in the business, and are also accredited by Bank Indonesia.
Deutsche Bank AG telah menunjuk KPMG sebagai kantor auditor eksternal. KPMG mempunyai referensi yang baik, sebagai salah satu dari empat perusahaan terbaik dalam bisnisnya, dan juga telah diakreditasi Bank Indonesia.
KPMG demonstrates a good understanding of the banking activities as it acts as an external auditor for the Bank’s branches globally. The appointment of the external auditor is managed at the Head Office of Deutsche Bank.
KPMG menunjukkan pengertian yang baik mengenai aktivitas perbankan karena perusahaan ini bertindak sebagai auditor eksternal bagi cabang-cabang Bank secara global. Penunjukkan auditor eksternal dilakukan oleh Kantor Pusat Deutsche Bank.
7. Risk Management and Internal Control Function
7. Manajemen Risiko dan Fungsi Pengawasan Internal Bank-bank terekspos terhadap berbagai risiko seperti kerugian kredit, volatilitas disebabkan oleh variasi harga dan kurs pasar, kegagalan operasional, kekurangan likuiditas, dan masalah terkait dengan peraturan dan hukum. Deutsche Bank telah membentuk divisi untuk menangani semua aspek risiko ini, mulai dari analisa risiko kredit pihak lawan dan stress testing pergerakan pasar sampai perlindungan infrastruktur dan informasi Bank.
Banks are exposed to a variety of risks such as credit losses, volatility due to variation in market prices and rates, operational failures, liquidity shortages, and regulatory and legal matters. Deutsche Bank has set up divisions to manage all aspects of these risks, from the analysis of the counterparty credit risk and stress testing of market movements to the protection of the Bank’s infrastructure and information.
To elaborate, (i) Credit Risk Management is an independent credit approval and monitoring function for all of the Bank; (ii) Corporate Security and Business Continuity aims to protect the Bank’s people, infrastructure, information and processes; (iii) Legal manages the legal risk to help protect integrity and reputation of the Bank; (iv) Market Risk Management aggregates and analysis the different types of risks taken by the Bank and then communicates them in a transparent way; and (v) Treasury manages the capital, funding and liquidity risk.
Untuk menjelaskan, (i) Manajemen Risiko Kredit adalah fungsi persetujuan dan pemantauan kredit yang independen di seluruh Bank; (ii) Corporate Security dan Business Continuity bertujuan untuk melindungi karyawan, infrastruktur, informasi dan proses Bank; (iii) Hukum menangani risiko hukum untuk membantu melindungi integritas dan reputasi Bank; (iv) Manajemen Risiko Pasar menggabungkan dan menganalisa jenis risiko yang berbeda yang dihadapi Bank dan kemudian mengkomunikasikan risiko-risiko ini dengan cara yang transparan; dan (v) Treasury menangani modal, pendanaan dan risiko likuiditas.
In addition, the Bank has also set up risk committees at the local and the regional levels to ensure the risks faced by the Bank are reviewed continuously and corrective actions are implemented in a timely manner. Appropriate escalation paths of these committees to the BOD and the BOC ensure that these committees perform their functions adequately.
Selain itu, Bank juga telah membentuk komitekomite risiko pada tingkat lokal dan regional untuk memastikan agar risiko-risiko yang dihadapi oleh Bank dikaji secara terus menerus dan tindakan perbaikan dilakukan dengan tepat waktu. Jalur pelaporan komite-komite ini kepada BOD dan BOC memastikan agar komite-komite ini melaksanakan fungsinya secara memadai.
In this too, Deutsche Bank complies with the regulations of the Central Bank.
Dalam hal ini, Deutsche Bank juga mematuhi peraturan Bank Sentral.
8. Related Parties and Large Credit Exposure
8. Pihak Terkait dan Eksposur Kredit yang Besar
Credit Risk Management (CRM) is an independent credit approval and monitoring function in Deutsche Bank. This global coverage enables CRM to use expert local knowledge to analyse counterparty credit risk and maximize risk adjusted rate of return.
Manajemen Risiko Kredit (CRM) adalah fungsi persetujuan dan pemantauan kredit yang independen di Deutsche Bank. Cakupan global ini memungkinkan CRM untuk menggunakan keahlian pengetahuan lokal untuk menganalisa risiko kredit pihak lawan dan memaksimalkan tingkat pendapatan yang disesuaikan dengan risiko.
It is the Bank’s aim to ensure a diversified and marketable
Bank bertujuan memastikan portofolio kredit yang
50
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2012
credit portfolio to prevent undue concentration and minimize long-tail risks, effectively protecting the Bank’s capital in all market conditions. Credit exposure is also consolidated on a group wide basis following a one obligor principle.
diversifikasi dan marketable untuk mencegah konsentrasi yang tidak diinginkan dan meminimalkan risiko yang berekor panjang, melindungi modal Bank dengan efektif dalam segala kondisi pasar. Eksposur kredit juga dikonsolidasikan berbasis grup dengan mengikuti prinsip satu obligor.
In Indonesia, Deutsche Bank AG adheres to the Bank Indonesia regulation on the Legal Lending Limits, to avoid concentration risk on one obligor. Every effort is also made to provide Bank Indonesia with the accurate reports in a timely manner.
Di Indonesia, Deutsche Bank AG mematuhi peraturan Bank Indonesia mengenai Batas Maksumum Pemberian Kredit untuk menghindari konsentrasi risiko pada satu obligor. Setiap usaha dilakukan untuk memberikan laporan yang akurat dan tepat waktu kepada Bank Indonesia.
9. Transparency of Financial Results
9. Transparansi Laporan Keuangan
Deutsche Bank is committed to providing a true and fair representation of its financial performance to its shareholders and to the other parties concerned, in a timely manner. Accordingly, the financial results are prepared and presented in accordance with the relevant global accounting standards of accuracy, consistency, disclosure and transparency.
Deutsche Bank berkomitmen untuk menyediakan laporan yang benar mengenai kinerja keuangan bank kepada para pemegang saham dan kepada pihak-pihak yang bersangkutan lainnya secara tepat waktu. Dengan demikian hasil keuangan disiapkan dan dilaporkan sesuai dengan standar akunting global yang bersangkutan yang tepat, konsisten, terbuka dan transparan.
Deutsche Bank AG displays its financial results on its home page and, at a global level, conducts regular media briefings to explain its financial performance results.
Deutsche Bank AG melaporkan hasil keuangannya pada situs halaman home page, pada tingkat global, memberikan uraian ringkas kepada media secara berkala untuk menjelaskan hasil kinerja keuangannya.
10. Strategic Business Plan
10. Rencana Strategis Bisnis
The Bank in Indonesia prepares a comprehensive business plan each year. This plan is finalised taking into consideration both the local and global economic and financial market conditions, and the bigger initiatives of the Bank. Before finalisation, the plan is discussed and agreed with the regional business heads.
Di Indonesia, Bank menyiapkan rencana bisnis yang lengkap setiap tahun. Rencana ini disusun dengan mempertimbangkan baik kondisi ekonomi lokal dan global serta kondisi pasar keuangan, serta inisiatif yang lebih besar dari Bank. Sebelum diselesaikan, rencana tersebut didiskusikan dan disetujui dengan para pimpinan bisnis regional.
The finalised business plan is also submitted to Bank Indonesia. The plan is monitored continuously by the respective business lines, and the regional business heads and the EXCO are kept updated of the performance. Changing market conditions can require a refocusing and a review of the plans. However, any amendments require to be agreed with the business heads concerned.
Rencana bisnis yang sudah siap juga dikirimkan ke Bank Indonesia. Rencana bisnis dimonitor secara terus menerus oleh pimpinan bisnis dan pimpinan bisnis regional dan kinerja terkini dilaporkan kepada EXCO. Kondisi pasar yang berubah-ubah dapat memerlukan pemfokusan kembali dan peninjauan rencana. Namun, perubahan harus disetujui dengan pimpinan bisnis terkait.
Self-Assessment
Penilaian Sendiri
Deutsche Bank AG Indonesia has conducted a full selfassessment of its corporate governance structure and procedures, and has compared them with the regulatory requirement set out by Bank Indonesia. Our assessment reveals that Deutsche Bank AG, Indonesia, complies with the requirements of Good Corporate Governance set out by the central bank.
Deutsche Bank AG Indonesia telah melaksanakan penilaian sendiri yang lengkap atas struktur dan prosedur tata kelola perusahaan, dan telah membandingkannya dengan ketentuan yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia. Penilaian kami menunjukkan bahwa Deutsche Bank AG, Indonesia, mematuhi ketentuan mengenai tata kelola perusahaan yang baik yang ditentukan oleh bank sentral.
Deutsche Bank acknowledges that, because of its global presence, its corporate governance structure may vary
Deutsche Bank menyatakan bahwa, karena kehadirannya secara global, struktur tata kelola
51
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2012 slightly from the requirements stipulated in the Bank Indonesia regulation on good corporate governance. However, through its various local, regional and global committees - including the Regional Governance Board, the local Executive Committee, the different Risk Committees, and the Audit Committee - and its organisational structure, that ensures the independent functioning of specific departments, Deutsche Bank fulfills the requirements of corporate governance demanded by Bank Indonesia.
perusahaan bank sedikit berbeda dengan ketentuan yang ditetapkan dalam peraturan Bank Indonesia mengenai tata kelola perusahaan yang baik. Namun, melalui berbagai komite lokal, regional dan global – termasuk Regional Governance Board, Komite Eksekutif lokal, Komite-komite Risiko yang berbeda, dan Komite Audit - dan struktur organisasi yang memastikan berfungsinya secara independen bagian-bagian tertentu, Deutsche Bank memenuhi tata kelola perusahaan yang diharuskan oleh Bank Indonesia.
The self-assessment of the corporate governance aspects is attached for your reference.
Penilaian sendiri atas tata kelola perusahaan terlampir untuk referensi anda.
We also place below additional information in respect of Deutsche Bank AG Indonesia. This information is provided in accordance with disclosure requirements of Bank Indonesia.
Kami juga lampirkan di bawah ini tambahan informasi mengenai Deutsche Bank AG Indonesia. Informasi ini disediakan sesuai dengan ketentuan keterbukaan Bank Indonesia.
1. Facilities Given to Related Parties and Large Exposure
1. Fasilitas yang diberikan kepada Pihak Terkait dan Eksposur Besar
No.
Credit given Penyediaan dana
1.
To related parties
2.
To core debtors a. Individual b. Group
Amount (in Million IDR) Jumlah (Jutaan IDR) Debtors Value Debitur Nominal 5 1,632,081 4,055,850
25
Penyediaan dana Kepada pihak terkait Kepada debitur inti a. Individu b. Grup
2. Total Number of Internal Fraud and Legal Issues
2. Jumlah Penipuan Internal dan Masalah Hukum
a. No cases of internal fraud were reported or identified in 2012. b. Legal issues faced by Deutsche Bank AG- Indonesia
a. Tidak terdapat laporan kasus penipuan internal yang diidentifikasikan dalam tahun 2012. b. Masalah hukum yang dihadapi oleh Deutsche Bank AG- Indonesia
Amount / Jumlah Legal Cases
Settled (legal binding)
Permasalahan Hukum Civil / Perdata
Criminal / Pidana
0
-
Diselesaikan dengan kekuatan hukum
Pending final verdict
11
-
Dalam proses
Total
11
-
Total
3. Conflict of Interest Transactions
3. Transaksi dengan Benturan Kepentingan
No transactions were recorded in 2012 that could give rise to conflicts of interest.
Tidak tercatat transaksi dalam tahun 2012 yang dapat menyebabkan benturan kepentingan
4. Independency
4. Independensi
EXCO members do not have any financial and family relationship with other members and shareholders.
Anggota Direksi tidak memiliki hubungan keuangan dan keluarga terhadap anggota Direksi lainnya dan pemegang saham.
52
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2012
5. Remuneration packages and Other Types of Facilities for Directors / Executive Committee Members Type of remuneration & other facilities Jenis Remunerasi & Fasilitas lain
5. Paket Remunerasi dan Fasilitas Jenis Lain untuk Para Anggota Direksi/Komite Eksekutif
Number of Directors Jumlah Direktur
Amount received in 1 year (Million Rp) Jumlah Rupiah Diterima dalam 1 tahun (Juta Rp)
Remuneration (salaries, bonuses, routine allowances, tantiem and other facilities (non kind) / Remunerasi (gaji, bonus, tunjangantunjangan rutin, dan fasilitas lainnya yang tidak sejenis) Other in kind facilities / Fasilitas-fasilitas lainnya can be owned / dapat dimiliki cannot be owned / tidak dapat dimiliki Total
Total remuneration per person in 1 year Above Rp. 2 Billion Between Rp.1 Billion and Rp. 2 Billion Between Rp. 500 Million and Rp. 1 Billion Below Rp. 500 Million *received in cash
5
28.075
1.734
5 5
29.809
Total Directors Total Remunerasi Per Orang Total Direktur dalam 1 tahun 4 Di atas Rp. 1 Milliar 1 Di atas Rp. 1 Milliar s/d 2 Milliar Di atas Rp. 500 juta s/d 1 Milliar Di bawah Rp. 500 juta *diterima dalam bentuk tunai
6. Highest and Lowest Salary Ratios Highest & Lowest Salary Highest & Lowest Employee Salary Highest & Lowest Director Salary Highest & Lowest Commissioner Salary Highest Director & Highest Employee Salary
6. Rasio Gaji Tertinggi dan Terendah Ratio Rasio 44.44 3 -
Gaji Tertinggi & Terendah
1.2
Gaji Tertinggi Direktur & Tertinggi Karyawan
Gaji Tertinggi & Terendah Karyawan Gaji Tertinggi & Terendah Direktur Gaji Tertinggi & Terendah Komisaris
7. Shares Ownership by Directors / Executive Committees
7. Kepemilikan Saham oleh Direksi/Komite Eksekutif
None of the members on the Executive Committee hold 5% of shares or more in Deutsche Bank AG, any other bank, any non bank financial institution or other companies.
Para anggota Komite Eksekutif tidak memiliki 5% atau lebih saham di Deutsche Bank AG, bank lain, lembaga keuangan bukan bank lain, atau perusahaan lain.
53
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2012
Self Assessment Good Corporate Governance / Ringkasan Perhitungan Nilai Komposit
No.
Aspects Valued / Aspek Yang Dinilai
1
Execution of BOC duties and responsibilities /
Weighted / Bobot (a) 10,00%
Value/ Nilai (a) X (b)
Rating / PeringKat (b) 1
0,100
Pelaksanaan Tugas Dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris
2
Execution of Directors duties and responsibilities /
Coverage and execution of duties of the Committees /
An effective corporate governance is an integral element of Deutsche Bank identity. The Regional Governance Board performs all duties and responsibilities of the Board of Commissioners (in terms of composition, size, independence, effectiveness, etc) as required under Bank Indonesia regulations./ Sebuah tata kelola perusahaan yang efektif merupakan bagian integral dari identitas Deutsche Bank. Dewan Tatakelola Wilayah melakukan semua tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris (dalam hal komposisi, ukuran, kemandirian, efektivitas, dll) sebagaimana yang disyaratkan dalam ketentuan Bank Indonesia
20,00%
2
0,400
Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Direksi
3
Notes / Catatan *)
The local Executive Committee (the BOD) fulfils the requirements of the central bank with regard to their composition, frequency of meetings, disclosure requirements, and their roles and responsibilities./ Komite Eksekutif lokal (BOD) memenuhi persyaratan dari bank sentral dengan memperhatikan komposisi mereka, frekuensi pertemuan, persyaratan pengungkapan, serta peran dan tanggung jawab mereka
10,00%
2
54
0,200
Deutsche Bank AG has established Audit and Remuneration committees at a global level. Risk Committees function at the local, regional and global levels. The Regional Governance Board remains informed of events, issues and concerns as the relevant functions (Group Audit, Human Resources, Compliance and the risk functions) are represented in the Regional Governance Board, Singapore. The structure and composition of the Regional Governance Board and the mandate of the committees ensures that Deutsche Bank AG meets the requirements of corporate governance as stated by Bank Indonesia.
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2012
Kelengkapan dan Pelaksanaan Tugas Komite
4
Conflict of Interest /
Deutsche Bank AG telah membentuk komite Audit dan komite Remunerasi pada tingkat global. Komite-komite Risiko berfungsi pada tingkat lokal, regional dan global. Dewan Tata Kelola Regional tetap menerima informasi mengenai kejadian, masalah dan perhatian dari fungsi yang terkait (fungsi Grup Audit, Sumber Daya Manusia, Kepatuhan dan Risiko) diwakili dalam Dewan Tata Kelola Regional, Singapura. Struktur dan susunan Dewan Tata Kelola Regional serta wewenang komite-komite memastikan agar Deutsche Bank AG memenuhi persyaratan tata kelola perusahaan seperti yang diminta oleh Bank Indonesia.
10,00%
2
0,200
Penanganan Benturan Kepentingan
5
Compliance function /
Deutsche Bank AG conducts its business according to the principle that it must manage conflicts of interest fairly, between itself and its clients, and between clients. To manage conflicts of interest situations promptly and fairly, the Bank has control procedures in place relating to independence of business divisions, appropriate controls of flow of information, restrictions of cross Board memberships, etc. These measures enable the effective management of conflicts of interest./ Deutsche Bank AG melaksanakan bisnisnya sesuai dengan prinsip bahwa bank harus mengelola benturan kepentingan secara adil, antara bank sendiri dan nasabah bank, dan antar nasabah. Untuk mengelola keadaan benturan kepentingan segera dan adil, Bank mempunyai prosedur yang terkait dengan independensi divisi bisnis, pengendalian yang sesuai atas arus informasi, pembatasan mengenai keanggotaan Dewan, dll. Tindakan-tindakan ini memungkinkan pengelolaan benturan kepentingan yang efektif.
5,00%
2
0,100
Deutsche Bank has the objective to comply with all relevant laws and regulations. In order to achieve this, the Bank has established an independent Compliance division at the branch. All compliance policies are prepared based on internal Global policies and on the prevailing local laws and regulations. All policies are posted on the internal website for employees references. Working together with management and internal audit, compliance unit address all potential regulatory issues to prevent regulatory breaches.
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2012
Penerapan Fungsi Kepatuhan
6
Internal Audit Function /
Deutsche Bank memiliki tujuan untuk mematuhi semua hukum dan peraturan yang relevan. Dalam rangka untuk mencapai hal ini, Bank telah membentuk divisi Kepatuhan independen di cabang. Semua kebijakan kepatuhan disusun berdasarkan kebijakan internal dan global pada hukum setempat yang berlaku. Semua kebijakan diposting di situs web internal untuk referensi karyawan. Bekerja sama dengan manajemen dan audit internal, Unit kepatuhan menulis semua masalah potensi regulasi untuk mencegah pelanggaran peraturan. 5,00%
2
0,100
Deutsche Bank AG mempunyai fungsi Grup Audit yang independen. Grup Audit mempunyai cara yang sistematis dan ketat untuk memeriksa, mengevaluasi dan melaporkan secara obyektif mengenai kecukupan baik rancangan maupun efektivitas sistem pengendalian internal dan efektivitas proses pengelolaan risiko serta tata kelolanya. Cakupan model Grup Audit adalah berbasis risiko. Grup Audit memastikan cakupan yang menyeluruh atas semua unit bisnis dan operasional. Namun, frekuensi dan intensitas audit keduanya ditentukan berdasarkan faktor risiko unit yang bersangkutan.
Penerapan Fungsi Audit Internal
7
External Audit Function /
Deutsche Bank AG has an independent Group Audit function. Group Audit provides a systematic, disciplined manner of examining, evaluating and reporting objectively on the adequacy of both the design and effectiveness of the systems of internal controls and the effectiveness of risk management and governance processes. The coverage model of Group Audit is risk based. Group Audit ensures complete coverage of all business and operational units. The frequency and the intensity of the audit, however, are both determined based on the risk factor of the unit concerned. /
5,00%
1
Penerapan Fungsi Audit Eksternal
0,050
KPMG has been appointed as the external auditor. KPMG is one of the four big KAP with international level and has been recognized by Bank Indonesia./ KPMG telah ditunjuk sebagai auditor eksternal. KPMG adalah salah satu dari empat perusahaan audit internasional dan telah memperoleh akreditasi dari Bank Indonesia.
56
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2012
8
Risk Management and Internal Control /
7,50%
2
0,150
Penerapan Fungsi Manajemen Risiko dan Pengendalian Internal.
9
Related party and large exposure /
The wide variety of our businesses requires us to identify, aggregate, measure and manage our risks, and to allocate our capital to businesses appropriately. These risks include banking risks and reputational risks, and those risks that arise out of the business environment. Deutsche Bank uses a comprehensive range of quantitative tools and metrics for monitoring and managing risk. These tools are also continuously reviewed for appropriateness and reliability in the light of the risk environment. Some of these tools are common to a number of risk categories, while others are specific to a particular risk. We believe that we have been able to succesfully manage our risks. / Berbagai bisnis kami yang luas mengharuskan kami mengidentifikasikan, menghitung, mengukur dan mengelola risiko-risiko kami serta mengalokasikan modal kami pada bisnis sebagaimana mestinya. Risiko-risiko ini termasuk risiko perbankan dan risiko reputasi, dan risiko-risiko yang timbul dari lingkungan bisnis. Deutsche Bank menggunakan alat dan ukuran kualitatif yang lengkap untuk memantau dan mengelola risiko. Alat tersebut juga terus menerus dikaji atas kesesuaiannya dan kehandalannya dalam lingkungan risiko yang ada. Beberapa dari alat ini digunakan umum untuk beberapa kategori risiko, sementara lainnya merupakan alat khusus bagi suatu risiko. Kami yakin bahwa kami dapat mengelola risiko kami dengan berhasil..
7,50%
2
0,150
Credit risk is a key risk in our risk exposures, and requires due attention. The firm has set up an independent Credit Risk Management function that adheres to both internal and external guidelines when granting credit facilities. Consistent standards are applied in the respective credit decision processes. And, for example, with regard to managing large exposures specifically, Deutsche Bank consolidates the credit exposure to each obligor, or group, on a global basis, for a consolidated picture, that assists in enhanced credit risk management. With regard to the regulations of the central bank, Deutsche Bank ensures that accurate credit information is provided to Bank Indonesia as per the regulators requirements and that their Legal Lending Limit is strictly adhered to.
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2012
Penyediaan Dana Kepada Pihak Terkait dan Debitur Besar
10
Transparency financial and non financial condition, GCG implementation and internal report /
Risiko kredit adalah risiko utama dalam eksposur risiko kami, dan memerlukan perhatian yang lebih. Bank telah mempunyai fungsi Pengelolaan Risiko Kredit yang independen yang mematuhi baik pedoman internal maupun eksternal dalam pemberian fasilitas kredit. Dan, sebagai contoh, sehubungan dengan pengelolaan penyediaan dana besar khususnya, Deutsche Bank mengkonsolidasikan penyediaan kredit kepada setiap obligor, atau grup, secara global, untuk memperoleh gambaran yang menyeluruh, yang membantu meningkatkan pengelolaan risiko kredit. Sehubungan dengan peraturan bank sentral, Deutsche Bank memastikan agar informasi kredit yang akurat diberikan kepada Bank Indonesia sesuai dengan persyaratan regulator dan juga dipatuhinya Batas Maksimum Pemberian Kredit.
15,00%
2
Transparansi Kondisi Keuangan dan Non Keuangan Bank, Laporan pelaksanaan CGC dan Laporan Internal
0,300
The Bank presents the results of its financial performance to its shareholders in accordance with the relevant global financial standards and local regulation. The Bank's financial results, audited by M/s KPMG, are published on our website in a timely manner. These results are complete and present a true and fair picture of the financial performance of the Bank. Other relevant non-financial information is also presented by the Bank along with the financial results. / Bank menyajikan hasil kinerja keuangan bank kepada para pemegang saham sesuai dengan standar keuangan global yang terkait dan peraturan lokal. Hasil keuangan Bank, yang diaudit oleh KPMG, diumumkan dalam situs web kami secara tepat waktu. Hasil ini merupakan hasil yang lengkap dan menyajikan gambaran yang benar dan adil atas kinerja keuangan Bank. Informasi non-keuangan lain yang penting juga disajikan oleh Bank bersama dengan hasil keuangan.
58
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2012
11
Strategic Plan /
5,00%
2
0,100
Rencana Strategis Bank
Composite value / Nilai Komposit
Comprehensive business plans are prepared and reviewed frequently by businesses, and are discussed and agreed at various levels within the organisation. These plans take into account the prevailing global and local market conditions. Respective business heads are responsible to implement strategies in order to meet these objectives. Changing market conditions can require a refocusing and a review of these plans./ Rencana bisnis yang menyeluruh disiapkan dan dikaji secara periodik oleh bisnis, serta didiskusikan dan disetujui pada berbagai tingkat dalam organisasi. Rencana-rencana ini telah mempertimbangkan keadaan pasar global dan lokal yang berlaku. Pimpinan bisnis yang terkait bertanggung-jawab untuk melaksanakan strategi untuk mencapai tujuan ini. Keadaan pasar yang berubah dapat menyebabkan perlunya dilakukan pemfokusan kembali dan peninjauan rencana-rencana tersebut.
100%
20
1,850
* contains explanation why the appraisor gives rating as per column (b) berisikan penjelasan mengapa penilai memberikan peringkat sebagaimana pada kolom (b)
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2012
03 Deutsche Bank Indonesia Audited financial statements Laporan Keuangan Audit
60
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2012
The Management’s Statement Regarding The Responsibility for The Financial Statements As of and For the Years Ended 31 December 2012 and 2011 Deutsche Bank AG - Indonesian Branches
Surat Pernyataan Manajemen Tentang Tanggung Jawab Atas Laporan Keuangan Pada Tanggal Dan Untuk Tahun Berakhir 31 Desember 2012 Dan 2011 Deutsche Bank AG - Cabang Indonesia Kami yang bertanda tangan dibawah ini:
We, the undersigned:
1.
Nama Alamat Kantor Nomor Telepon Kantor Jabatan
: : : :
Suresh Lilaram Narang Jl. Imam Bonjol No. 80 +62(21)3189-251 Chief Country Officer
1.
Name Office Address Office Telephone Number Title
: : : :
Suresh Lilaram Narang Jl. Imam Bonjol No. 80 +62(21)3189-251 Chief Country Officer
2.
Nama Alamat Kantor Nomor Telepon Kantor Jabatan
: : : :
Benjamin M.Sales, Jr. Jl. Imam Bonjol No. 80 +62(21)3189-181 Country FD Indonesia
2.
Name Office Address Office Telephone Number Title
: : : :
Benjamin M.Sales, Jr. Jl. Imam Bonjol No. 80 +62(21)3189-181 Country FD Indonesia
menyatakan bahwa:
declare that:
1.
Kami bertanggung jawab atas penyusunan dan penyajian laporan keuangan Deutsche Bank AG Cabang Indonesia;
1.
We are responsible for the preparation and presentation of the financial statements of Deutsche Bank AG Indonesian Branches;
2.
Laporan keuangan Deutsche Bank AG - Cabang Indonesia telah disusun dan disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia;
2.
The financial statements of Deutsche Bank AG Indonesian Branches have been prepared and presented in accordance with Indonesian Financial Accounting Standards;
3.
a. Semua informasi dalam laporan keuangan Deutsche Bank AG - Cabang Indonesia telah dimuat secara lengkap dan benar;
3.
a. All information in the financial statements of Deutsche Bank AG - Indonesian Branches has been disclosed in a complete and truthful manner;
b. Laporan keuangan Deutsche Bank AG - Cabang Indonesia tidak mengandung informasi atau fakta benar, dan tidak material yang tidak menghilangkan informasi atau fakta material; 4.
Kami bertanggung jawab atas sistem pengendalian internal Deutsche Bank AG - Cabang Indonesia.
Demikian Pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya.
b. The financial statements of Deutsche Bank AG Indonesian Branches do not contain any incorrect material information or facts, nor do they omit material information or facts; 4.
We are responsible for the internal control system of Deutsche Bank AG - Indonesian Branches.
This Statement has been made truthfully.
Atas nama dan mewakili Manajemen/For and on behalf of the Management
Suresh Lilaram Narang
Benjamin M. Sales, Jr.
Chief Country Officer
Country FD Indonesia
______
Jakarta, 15 April 2013
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2012
Deutsche Bank AG - Cabang Indonesia
Deutsche Bank AG - Indonesian Branches
Laporan Posisi Keuangan 31 Desember 2012 Dan 2011 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
Statements Of Financial Position 31 December 2012 And 2011 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
Catatan/Notes
2012
2011 Assets
Aset Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada bank-bank lain Tagihan pada kantor cabang lain Penempatan pada Bank Indonesia dan bank-bank lain Efek-efek yang diperdagangkan Aset derivatif untuk tujuan diperdagangkan Kredit yang diberikan Tagihan atas pinjaman yang dijaminkan Tagihan akseptasi
16
10.176
29.290
6,16
1.750.519 783.591
1.847.479 731.643
30.703
7.495
4.990.360 3.970.118 323.033
2.897.455 4.953.631 322.562
Due from other branches Placements with Bank Indonesia and other banks Trading securities Derivative assets held for trading
7,16,26 16,23,26 8,16,26 9,16 10,16,26 11,16,26
Demand deposits at Bank Indonesia Demand deposits at other banks
5.933.867
4.906.068
Loans receivable
12,16
2.778.250
6.126.948
Receivables under secured borrowing
16
48.181
35.027
2.426
1.231
21.261
26.040
289.516
340.995
Other assets
20.932.001
22.225.864
Total Assets
Beban dibayar dimuka Aset tetap, bersih Aset lain-lain
Cash
16,26
Jumlah Aset
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan, yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan keuangan.
62
Acceptance receivables Prepayments Fixed assets, net
See Notes to the Financial Statements, which form an integral part of these financial statements.
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2012
Deutsche Bank AG - Cabang Indonesia
Deutsche Bank AG - Indonesian Branches Statements Of Financial Position (Continued) 31 December 2012 And 2011 (In Millions Of Rupiah, Unless Otherwise Specified)
Laporan Posisi Keuangan (Lanjutan) 31 Desember 2012 Dan 2011 (Dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Khusus)
Catatan/Notes
2012
2011
Liabilitas dan Rekening Kantor Pusat Liabilitas Simpanan dari nasabah bukan bank Simpanan dari bank-bank lain Liabilitas derivatif untuk tujuan diperdagangkan Utang akseptasi Liabilitas untuk mengembalikan efek-efek yang diterima atas pinjaman yang dijaminkan Utang pajak penghasilan Utang pada Kantor Pusat dan kantor cabang lain Liabilitas pajak tangguhan, bersih Liabilitas lain-lain dan beban masih harus dibayar Liabilitas imbalan kerja Jumlah Liabilitas
Liabilities and Head Office Accounts Liabilities 13,16,26 13,16,26
8.857.450 4.993.105
9.829.841 4.455.783
Deposits from non-bank customers Deposits from other banks
10,16,26 16
333.017 48.296
257.281 35.539
Derivative liabilities held for trading Acceptance payables
12,16 21
2.967.091 101.789
3.804.369 154.909
14,16,26 21
1.121.443 46.775
940.159 69.637
16,26 25
495.267 34.365
480.661 29.600
18.998.598
20.057.779
Rekening Kantor Pusat 1.387.393
1.387.393
546.010
780.692
Jumlah Rekening Kantor Pusat
1.933.403
2.168.085
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan, yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan keuangan.
Total Liabilities Head Office Accounts
Penyertaan Kantor Pusat Laba yang belum dipindahkan ke Kantor Pusat
Jumlah Liabilitas dan Rekening Kantor Pusat
Obligation to return securities received under secured borrowing Income tax payables Due to Head Office and other branches Deferred tax liabilities, net Other liabilities and accrued expenses Employee benefits obligation
20.932.001
22.225.864
Head Office investment Unremitted profit
Total Head Office Accounts Total Liabilities and Head Office Accounts
See Notes to the Financial Statements, which form an integral part of these financial statements.
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2012
Deutsche Bank AG - Cabang Indonesia
Deutsche Bank AG - Indonesian Branches
Laporan Laba Rugi Komprehensif Tahun Berakhir 31 Desember 2012 Dan 2011 (Dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Khusus)
Statements Of Comprehensive Income Years Ended 31 December 2012 And 2011 (In Millions Of Rupiah, Unless Otherwise Specified)
Catatan/Notes
2012
2011 OPERATING INCOME
PENDAPATAN OPERASIONAL Pendapatan bunga Beban bunga Pendapatan bunga bersih
17,26 17,26
613.243) (410.334) 202.909)
819.240) Interest income (645.059) Interest expenses 174.181) Net interest income
Pendapatan provisi dan komisi Beban provisi dan komisi Pendapatan provisi dan komisi bersih
18,26 18,26
327.833) (102.364) 225.469)
308.744) Fees and commission income (107.852) Fees and commission expenses 200.892) Net fees and commission income
19 26
867.680) 28.282) 895.962)
Pendapatan bersih instrumen yang diperdagangkan Pendapatan lain-lain
1.324.340) Beban Operasional
1.056.719) Net trading income 91.306) Other income 1.148.025) 1.523.098) Operating Expenses
Pemulihan cadangan kerugian penurunan nilai Beban karyawan
(270.577) (14.899) (509.007)
Recoveries of allowance for 33.361) impairment losses (208.568) Personnel expenses General and administrative (266.089) expenses (38.067) Other expenses (479.363)
815.333) (269.323) 546.010)
1.043.735) Income Before Income Tax (356.037) Income Tax Expense 687.698) Net Income For The Year
2.387) (225.918)
Beban umum dan administrasi Beban lain-lain
20,26 26
Laba Sebelum Pajak Penghasilan Beban Pajak Penghasilan Laba Bersih Tahun Berjalan
21
Pendapatan Komprehensif Lain, Setelah Pajak Penghasilan Jumlah Laba Komprehensif Tahun Berjalan
-) 546.010)
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan, yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan keuangan.
Other Comprehensive Income, -) Net Of Income Tax Total Comprehensive Income 687.698) For The Year
See Notes to the Financial Statements, which form an integral part of these financial statements.
64
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2012
Deutsche Bank AG - Cabang Indonesia
Deutsche Bank AG - Indonesian Branches
Laporan Perubahan Rekening Kantor Pusat Tahun Berakhir 31 Desember 2012 Dan 2011 (Dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Khusus)
Statements Of Changes In Head Office Accounts Years Ended 31 December 2012 And 2011 (In Millions Of Rupiah, Unless Otherwise Specified)
Catatan/ Notes Saldo 1 Januari 2012
Laba yang belum dipindahkan ke Kantor Pusat/ Unremitted profit
Penyertaan Kantor Pusat/ Head Office investment
Jumlah rekening Kantor Pusat/ Total Head Office accounts
1.387.393
780.692)
2.168.085)
Balance as of 1 January 2012
-
(780.692)
(780.692)
Profit remitted to Head Office during the year
-
546.010)
546.010)
Saldo 31 Desember 2012
1.387.393
546.010)
1.933.403)
Balance as of 31 December 2012
Saldo 1 Januari 2011
1.387.393
507.994)
1.895.387)
Balance as of 1 January 2011
-
(415.000)
(415.000)
Profit remitted to Head Office during the year
-
687.698)
687.698)
1.387.393
780.692)
2.168.085)
Laba yang dikirim ke Kantor Pusat selama tahun berjalan
15
Laba komprehensif tahun berjalan
Laba yang dikirim ke Kantor Pusat selama tahun berjalan
15
Laba komprehensif tahun berjalan Saldo 31 Desember 2011
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan, yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan keuangan.
Comprehensive income for the year
Comprehensive income for the year Balance as of 31 December 2011
See Notes to the Financial Statements, which form an integral part of these financial statements.
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2012
Deutsche Bank AG - Cabang Indonesia
Deutsche Bank AG - Indonesian Branches
Laporan Arus Kas Tahun Berakhir 31 Desember 2012 Dan 2011 (Dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Khusus)
Statements Of Cash Flows Years Ended 31 December 2012 And 2011 (In Millions Of Rupiah, Unless Otherwise Specified)
Catatan/ Notes
2012
2011
Arus Kas Dari Aktivitas Operasi Laba bersih Penyesuaian: Pendapatan bunga dari aset keuangan yang tidak diperdagangkan Beban bunga Pendapatan bunga dari efek-efek yang diperdagangkan Pemulihan cadangan kerugian penurunan nilai Beban imbalan pasca-kerja Penyusutan aset tetap Rugi pelepasan aset tetap Rugi kurs yang belum direalisasi, bersih Beban pajak penghasilan
546.010)
687.698)
17 17
(613.243) 410.334)
(819.240) 645.059)
19
(338.307)
(252.749)
25
21
Utang pada Kantor Pusat dan kantor cabang lain Liabilitas lain-lain dan beban masih harus dibayar Penerimaan bunga Pembayaran bunga Pembayaran imbalan pasca-kerja Penerimaan pengembalian pajak Pembayaran pajak penghasilan Kas bersih diperoleh dari (digunakan untuk ) aktivitas operasi
25 21
Interest income from trading securities Recoveries of allowance for impairment losses Post-employment benefits expense Depreciation of fixed assets Loss on disposal of fixed assets Unrealized foreign exchange loss, net Income tax expense
(2.387) 7.929) 9.426) -) 3.985) 269.323)
(33.361) 7.022) ) 3.247) 417) 10.687) 356.037)
(22.077)
42.669)
181.350) 983.513)
(181.350) (3.706.317)
Increase/decrease in: Due from other branches Placements with Bank Indonesia and other banks - mature more than 3 months from the date of acquisition Trading securities
(471) (913.727) 3.348.698) (9.983) (1.195) 15.874) (1.157.506) 532.463)
(178.202) (142.475) (3.376.948) 13.516) 74.623) (81.918) 420.161) (310.504)
Derivative assets held for trading Loans receivable Receivables under secured borrowing Acceptance receivables Prepayments Other assets Deposits from non-bank customers Deposits from other banks
75.736) -) 9.983)
189.261) (1.502.668) (13.262)
Derivative liabilities held for trading Obligation under secured borrowing Acceptance payables
(837.278)
2.120.518)
145.883)
(523.589)
22.203) 969.552) (417.931) (3.164) 17.603) (345.305)
(56.881) 1.049.941) (660.083) (1.167) 47.447) (215.614)
Other liabilities and accrued expenses Receipts of interest Payments of interest Payment of post-employment benefits Receipts of income tax refund Payments of income tax
2.887.291
(6.388.025)
Net cash provided by (used in) operating activities
Kenaikan/penurunan dalam: Tagihan pada kantor cabang lain Penempatan pada Bank Indonesia dan bank-bank lain - jatuh tempo lebih dari 3 bulan sejak tanggal perolehan 8 Efek-efek yang diperdagangkan Aset derivatif untuk tujuan diperdagangkan Kredit yang diberikan Tagihan atas pinjaman yang dijaminkan Tagihan akseptasi Beban dibayar dimuka Aset lain-lain Simpanan dari nasabah bukan bank Simpanan dari bank-bank lain Liabilitas derivatif untuk tujuan diperdagangkan Liabilitas atas pinjaman yang dijaminkan Utang akseptasi Liabilitas untuk mengembalikan efekefek yang diterima atas pinjaman yang dijaminkan
Cash Flows From Operating Activities Net income Adjustments: Interest income from non-trading financial assets Interest expenses
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan, yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan keuangan.
66
Obligation to return securities received under secured borrowing Due to Head Office and other branches
See Notes to the Financial Statements, which form an integral part of these financial statements.
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2012
Deutsche Bank AG - Cabang Indonesia
Deutsche Bank AG - Indonesian Branches
Laporan Arus Kas (Lanjutan) Tahun Berakhir 31 Desember 2012 Dan 2011 (Dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Khusus)
Statements Of Cash Flows (Continued) Years Ended 31 December 2012 And 2011 (In Millions Of Rupiah, Unless Otherwise Specified)
Catatan/ 2012 Notes Arus Kas Dari Aktivitas Investasi Perolehan aset tetap Hasil penjualan aset tetap Kas bersih digunakan untuk aktivitas investasi
Arus Kas Dari Aktivitas Pendanaan Laba yang dikirim ke Kantor Pusat/Kas bersih digunakan untuk aktivitas pendanaan
2011
(4.647) -
(11.403) 5.646)
(4.647)
(5.757)
Cash Flows From Financing Activities (780.692)
(415.000)
2.101.952
(6.808.782)
108.177
(8.697)
Kas dan setara kas, awal tahun
5.324.517
12.141.996)
Kas dan setara kas, akhir tahun
7.534.646
5.324.517)
6 7
10.176 1.750.519 783.591
29.290) 1.847.479) 731.643)
8
4.990.360
2.716.105)
7.534.646
5.324.517)
15
Kenaikan (penurunan) bersih kas dan setara kas Laba (rugi) kurs atas kas dan setara kas
Kas dan setara kas terdiri dari: Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada bank-bank lain Penempatan pada Bank Indonesia dan bank-bank lain - jatuh tempo dalam 3 bulan sejak tanggal perolehan
Cash Flows From Investing Activities Acquisition of fixed assets Proceeds from sale of fixed assets Net cash used in investing activities
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan, yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan keuangan.
Profit remitted to Head Office/Net cash used in financing activities Net increase (decrease) in cash and cash equivalents Foreign exchange gain (loss) on cash and cash equivalents Cash and cash equivalents, beginning of the year Cash and cash equivalents, end of the year Cash and cash equivalents consist of: Cash Demand deposits at Bank Indonesia Demand deposits at other banks Placements with Bank Indonesia and other banks - mature within 3 months from the date of acquisition
See Notes to the Financial Statements, which form an integral part of these financial statements.
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2012 Deutsche Bank AG - Cabang Indonesia Catatan Atas Laporan Keuangan Tahun Berakhir 31 Desember 2012 Dan 2011 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus) 1.
Umum
1.
b.
Deutsche Bank AG - Cabang Indonesia (“Bank”) adalah bagian dari Deutsche Bank AG yang berkantor pusat di Frankfurt, Jerman. Bank didirikan dengan persetujuan Menteri Keuangan dengan Surat Keputusan No. D.15.6.2.30 tanggal 18 Maret 1969. Kantor Bank beralamat di Gedung Deutsche Bank, Jl. Imam Bonjol 80, Jakarta. Operasi Bank meliputi kantor cabang Jakarta dan Surabaya. Status hukum Deutsche Bank AG Cabang Surabaya adalah sebagai kantor cabang pembantu dari Deutsche Bank AG - Cabang Jakarta.
a.
Deutsche Bank AG - Indonesian Branches (the “Bank”) is an unincorporated branch of Deutsche Bank AG, which has its head office in Frankfurt, Germany. The Bank was established with the approval of Minister of Finance in its Decision Letter No. D.15.6.2.30 dated 18 March 1969. The Bank is located at Deutsche Bank Building, Jl. Imam Bonjol 80, Jakarta. The operations of the Bank comprise of Jakarta and Surabaya branch offices. The legal status of Deutsche Bank AG Surabaya Branch is that of a sub-branch of Deutsche Bank AG - Jakarta Branch.
c.
Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, susunan manajemen Bank adalah sebagai berikut:
b.
As of 31 December 2012 and 2011, the composition of the Bank’s management was as follows:
Chief Country Officer Chief Operating Officer
2.
General
Suresh Lilaram Narang Ashok Kumar
Chief Country Officer Chief Operating Officer
d.
Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, Bank mempekerjakan masing-masing 271 dan 274 karyawan.
c.
As of 31 December 2012 and 2011, the Bank had 271 and 274 employees, respectively.
e.
Sebagai bagian dari Deutsche Bank AG, Bank merupakan bagian dari Grup Deutsche Bank. Grup Deutsche Bank memiliki anak perusahaan dan afiliasi di seluruh dunia.
d.
As an unincorporated component of Deutsche Bank AG, the Bank is ultimately part of the Deutsche Bank Group. The Deutsche Bank Group has subsidiaries and affiliates throughout the world.
f.
Laporan keuangan Bank telah disetujui untuk diterbitkan oleh manajemen pada tanggal 15 April 2013.
e.
The Bank’s financial statements were authorized for issue by the management on 15 April 2013.
Dasar Penyusunan a.
2.
Pernyataan kepatuhan
Basis Of Preparation a.
Laporan keuangan Bank disusun dan disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (“SAK”) di Indonesia. b.
Statement of compliance The Bank’s financial statements were prepared and presented in accordance with Indonesian Financial Accounting Standards (“SAK”).
Dasar pengukuran
b.
Basis of measurement
Laporan keuangan disusun atas dasar akrual dengan menggunakan konsep biaya historis, kecuali untuk hal-hal berikut ini:
The financial statements have been prepared on the accrual basis using the historical cost concept, except for the following:
–
instrumen keuangan derivatif diukur pada nilai wajar;
–
derivative financial instruments are measured at fair value;
–
instrumen keuangan pada nilai wajar melalui laporan laba rugi diukur pada nilai wajar;
–
financial instruments at fair value through profit or loss are measured at fair value;
–
aset keuangan tersedia untuk dijual diukur pada nilai wajar; dan
–
available-for-sale financial assets are measured at fair value; and
–
liabilitas atas kewajiban imbalan pasti diakui sebesar nilai kini atas kewajiban imbalan pasti dikurangi aset bersih dana pensiun, ditambah keuntungan aktuarial yang belum diakui, dikurangi beban jasa lalu yang belum diakui dan kerugian aktuarial yang belum diakui.
–
the liability for defined benefits obligation is recognized at the present value of the defined benefit obligation less the net plan assets, plus unrecognized actuarial gains, less unrecognized past service cost and unrecognized actuarial losses.
68
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2012 2.
Dasar Penyusunan (Lanjutan) b. Dasar pengukuran (Lanjutan)
2.
Basis Of Preparation (Continued) b.
Laporan keuangan mencakup laporan keuangan kantor Deutsche Bank AG - cabang Jakarta dan Surabaya. Saldo dan transaksi antar cabang terkait telah dieliminasi. c.
Laporan arus kas
The financial statements comprise the accounts of Deutsche Bank AG - Jakarta and Surabaya branches. Related interbranch balances and transactions have been eliminated. c. Statement of cash flows
Laporan arus kas disusun dengan metode tidak langsung dengan mengelompokkan arus kas ke dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Untuk tujuan laporan arus kas, kas dan setara kas meliputi kas, giro pada Bank Indonesia, giro pada bank-bank lain, dan penempatan pada Bank Indonesia dan bank-bank lain yang jatuh tempo dalam waktu tiga bulan sejak tanggal perolehan, sepanjang tidak digunakan sebagai jaminan atas pinjaman yang diterima serta tidak dibatasi penggunaannya. d. Mata uang fungsional dan penyajian
The statements of cash flows are prepared using the indirect method by classifying cash flows into operating, investing and financing activities. For the purpose of the statements of cash flows, cash and cash equivalents consist of cash, demand deposits at Bank Indonesia, demand deposits at other banks, and placements with Bank Indonesia and other banks that mature within three months from the date of acquisition, as long as they are not being pledged as collateral for borrowings nor restricted. d.
Laporan keuangan disajikan dalam Rupiah, yang juga merupakan mata uang fungsional Bank. Kecuali dinyatakan secara khusus, informasi keuangan yang disajikan telah dibulatkan menjadi jutaan Rupiah terdekat. e. Penggunaan pertimbangan, estimasi dan asumsi
f.
Basis of measurement (Continued)
Functional and presentation currency The financial statements are presented in Rupiah, which is also the Bank’s functional currency. Except as otherwise indicated, financial information presented in Rupiah has been rounded to the nearest million.
e.
Use of judgments, estimates and assumptions
Penyusunan laporan keuangan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia mengharuskan manajemen untuk membuat pertimbangan, estimasi, dan asumsi yang mempengaruhi penerapan kebijakan akuntansi dan jumlah aset, liabilitas, pendapatan dan beban yang dilaporkan. Walaupun estimasi ini dibuat berdasarkan pengetahuan terbaik manajemen atas kejadian dan kegiatan saat ini, hasil aktual dapat berbeda dari jumlah yang diestimasi.
The preparation of financial statements in conformity with Indonesian Financial Accounting Standards requires management to make judgments, estimates and assumptions that affect the application of accounting policies and the reported amounts of assets, liabilities, income and expenses. Although these estimates are based on management’s best knowledge of current events and activities, actual results may differ from those estimates.
Estimasi dan asumsi yang digunakan ditelaah secara berkesinambungan. Revisi atas estimasi akuntansi diakui pada periode dimana estimasi tersebut direvisi dan periode-periode yang akan datang yang dipengaruhi oleh revisi estimasi tersebut.
Estimates and underlying assumptions are reviewed on an ongoing basis. Revisions to accounting estimates are recognized in the period in which the estimate is revised and in any future periods affected.
Informasi mengenai hal-hal penting yang terkait dengan ketidakpastian estimasi dan pertimbanganpertimbangan penting dalam penerapan kebijakan akuntansi yang memiliki dampak signifikan terhadap jumlah yang diakui dalam laporan keuangan dijelaskan di Catatan 5.
Information about significant areas of estimation uncertainty and critical judgments in applying accounting policies that have significant effect on the amount recognized in the financial statements are described in Note 5.
Perubahan kebijakan akuntansi f.1. Standar, perubahan dan interpretasi yang berlaku efektif sejak tanggal 1 Januari 2012
Berikut ini standar, perubahan dan interpretasi yang berlaku efektif untuk laporan keuangan dengan periode yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2012, yang relevan terhadap Bank:
f.
Changes in accounting policies f.1. Standards, amendments and interpretations which became effective starting 1 January 2012 .
The following standards, amendments and interpretations, which became effective for financial statements beginning on or after 1 January 2012, that are relevant to the Bank:
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2012 -
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (”PSAK”) No. 10 (Revisi 2010), “Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing”.
-
Statement of Financial Accounting Standards (“SFAS”) No. 10 (2010 Revision), “The Effects of Changes in Foreign Exchange Rates”.
-
PSAK No. 16 (Revisi 2011), “Aset Tetap”.
-
SFAS No. 16 (2011 Revision), “Fixed Assets”.
-
PSAK No. 24 (Revisi 2010), “Imbalan Kerja”.
-
SFAS No. 24 (2010 Revision), “Employee Benefits”.
-
PSAK No. 30 (Revisi 2011), “Sewa”. PSAK No. 46 (Revisi 2010), “Pajak Penghasilan”. PSAK No. 50 (Revisi 2010), “Instrumen Keuangan: Penyajian”.
-
SFAS No. 30 (2011 Revision), “Leases”. SFAS No. 46 (2010 Revision), “Income Taxes”. SFAS No. 50 (2010 Revision), “Financial Instruments: Presentation”.
-
PSAK No. 55 (Revisi 2011), “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran”.
-
-
PSAK No. 60, “Instrumen Keuangan: Pengungkapan”. Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (”ISAK”) No.15, ”PSAK No. 24 - Batas Aset Imbalan Pasti, Persyaratan Pendanaan Minimum dan Interaksinya”.
-
-
-
-
-
SFAS No. 55 (2011 Revision), “Financial Instruments: Recognition and Measurement”. SFAS No. 60, “Financial Instruments: Disclosures”. Interpretation of Financial Accounting Standards (“IFAS”) No. 15, “SFAS No. 24 Limit of Defined Benefit Assets, Minimum Funding Requirements and Their Interaction”.
Bank telah menganalisa bahwa penerapan standar akuntansi tersebut di atas tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap laporan keuangan Bank, kecuali yang dijelaskan berikut ini:
The Bank has assessed that the adoption of the above mentioned accounting standards are not expected to have any significant impact to the Bank’s financial statements, except for the following:
Pengungkapan risiko keuangan atas instrumen keuangan
Disclosures of financial risks for financial instruments
PSAK No. 60, “Instrumen Keuangan: Pengungkapan” mensyaratkan pengungkapan yang lebih menyeluruh atas manajemen risiko keuangan Bank dibandingkan dengan PSAK No. 50 (Revisi 2006), “Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan” dengan ketentuan sebagai berikut:
SFAS No. 60, “Financial Instruments: Disclosures” requires more extensive disclosures of the Bank’s financial risk management compared to SFAS No. 50 (2006 Revision), “Financial Instruments: Presentation and Disclosures” with following requirements:
a. Signifikansi instrumen keuangan terhadap posisi keuangan dan kinerja Bank. Pengungkapan ini menggabungkan banyak ketentuan yang sebelumnya terdapat dalam PSAK No. 50 (Revisi 2006).
a. The significance of financial instruments for the Bank’s financial position and performance. These disclosures incorporate many of the requirements previously in SFAS No. 50 (2006 Revision).
b. Informasi kualitatif dan kuantitatif mengenai eksposur terhadap risiko yang timbul dari instrumen keuangan, termasuk pengungkapan minimum yang spesifik mengenai risiko kredit, risiko likuiditas dan risiko pasar. Pengungkapan kualitatif menjelaskan tujuan, kebijakan dan proses manajemen dalam mengelola risiko-risiko tersebut. Pengungkapan kuantitatif menyediakan informasi mengenai seberapa jauh Bank terekspos risiko, berdasarkan informasi internal yang disediakan untuk personil manajemen kunci Bank.
b. Qualitative and quantitative information about exposure to risks arising from financial instruments, including specified minimum disclosures about credit risk, liquidity risk and market risk. The qualitative disclosures describe management’s objectives, policies and processes for managing those risks. The quantitative disclosures provide information about the extent to which the Bank is exposed to risk, based on information provided internally to the Bank’s key management personnel.
Penerapan perubahan ketentuan di atas tidak memiliki dampak terhadap hasil keuangan Bank karena perubahan tersebut hanya berpengaruh terhadap aspek pengungkapan.
The application of the amended requirements did not have any impact on the Bank’s financial results as the changes only impact disclosures aspects.
70
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2012 f.2. Standar dan perubahan yang diterbitkan tetapi belum efektif
3.
f.2. Standards and amendments issued but not yet effective
Terdapat beberapa standar akuntansi yang sudah terbit tetapi belum efektif untuk tahun berakhir 31 Desember 2012 dan belum diterapkan di dalam penyusunan laporan keuangan ini.
A number of accounting standards have been issued but not yet effective for the year ended 31 December 2012 and have not been applied in preparing the financial statements.
Perubahan yang berlaku efektif mulai tanggal 1 Januari 2013 dan relevan terhadap Bank adalah Penyesuaian PSAK No. 60, “Instrumen Keuangan: Pengungkapan”.
The amendment which became effective starting 1 January 2013 and relevant to the Bank is Improvement of SFAS No. 60, “Financial Instruments: Disclosures”.
Bank masih dalam proses menganalisis dampak yang akan ditimbulkan dari penerapan standar ini.
The Bank is still in the process of analyzing the impact from adopting this standard.
Ikhtisar Kebijakan Akuntansi Yang Penting
2.
Kebijakan-kebijakan akuntansi yang penting, yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan Bank untuk tahun berakhir 31 Desember 2012 dan 2011, adalah sebagai berikut:
Summary Of Significant Accounting Policies The significant accounting policies, applied in the preparation of the Bank’s financial statements for the years ended 31 December 2012 and 2011, were as follows:
a. Penjabaran transaksi dan saldo dalam valuta asing
a.
Foreign currency transactions and balances translation
Transaksi dalam valuta asing dijabarkan ke dalam Rupiah dengan menggunakan kurs pada tanggal transaksi.
Transactions in foreign currencies are translated into Rupiah at the exchange rates prevailing at the transaction date.
Saldo akhir tahun aset moneter dan liabilitas moneter dalam valuta asing dijabarkan ke dalam Rupiah dengan menggunakan kurs tengah Reuters pukul 16:00 WIB.
Year-end balances of monetary assets and monetary liabilities denominated in foreign currencies are translated into Rupiah using Reuters’ middle rates at 16:00 Western Indonesian Time.
Laba atau rugi kurs valuta asing atas aset dan liabilitas moneter merupakan selisih antara biaya perolehan diamortisasi dalam Rupiah pada awal tahun, disesuaikan dengan suku bunga efektif dan pembayaran selama tahun berjalan, dan biaya perolehan amortisasi dalam valuta asing yang dijabarkan ke dalam Rupiah dengan menggunakan kurs pada akhir tahun.
Foreign currency gain or loss on monetary assets and liabilities is the difference between amortized cost in Rupiah at the beginning of the year, adjusted for effective interest and payments during the year, and the amortized cost in foreign currency translated into Rupiah at the exchange rate at the end of the year.
Aset dan liabilitas non moneter dalam valuta asing yang diukur berdasarkan biaya historis dijabarkan dengan menggunakan kurs pada tanggal transaksi.
Non-monetary assets and liabilities denominated in foreign currency that are measured based on historical cost are translated using the exchange rate at the date of transaction.
Keuntungan atau kerugian selisih kurs yang timbul dari transaksi dalam valuta asing dan dari penjabaran aset dan liabilitas moneter dalam valuta asing diakui dalam laba rugi tahun berjalan.
The exchange gains or losses arising from transactions in foreign currencies and from the translation of foreign currency monetary assets and liabilities are recognized in profit or loss for the year.
Kurs valuta asing utama yang digunakan pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut (dalam Rupiah penuh):
The major rates of foreign exchange used as of 31 December 2012 and 2011 were as follows (in whole Rupiah):
2012 Valuta asing 1 Dolar Amerika Serikat 1 Yen Jepang 1 Poundsterling Inggris 1 Euro 1 Dolar Australia 1 Dolar Singapura 1 Dolar Hong Kong
2011 9.637,50 111,77 15.514,93 12.731,62 10.007,10 7.878,61 1.243,27
9.067,50 116,82 13.975,29 11.714,76 9.205,78 6.983,55 1.167,23
Foreign currencies 1 United States Dollar 1 Japanese Yen 1 Great Britain Poundsterling 1 Euro 1 Australian Dollar 1 Singapore Dollar 1 Hong Kong Dollar
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2012 b. Transaksi dengan pihak-pihak berelasi
b.
Dalam laporan keuangan ini, istilah pihak-pihak berelasi digunakan sesuai dengan definisi dalam PSAK No. 7 (Revisi 2010), “Pengungkapan Pihakpihak Berelasi”. c.
Transactions with related parties In these financial statements, the term related parties is used as defined in SFAS No. 7 (2010 Revision), “Related Party Disclosures”.
Aset keuangan dan liabilitas keuangan
c.
Financial assets and financial liabilities
Aset keuangan Bank terutama terdiri dari kas, giro pada Bank Indonesia, giro pada bank-bank lain, tagihan pada kantor cabang lain, penempatan pada Bank Indonesia dan bank-bank lain, efekefek yang diperdagangkan, aset derivatif untuk tujuan diperdagangkan, kredit yang diberikan, tagihan atas pinjaman yang dijaminkan, tagihan akseptasi, dan aset lain-lain.
The Bank’s financial assets mainly consist of cash, demand deposits at Bank Indonesia, demand deposits at other banks, due from other branches, placements with Bank Indonesia and other banks, trading securities, derivative assets held for trading, loans receivable, receivables under secured borrowing, acceptance receivables, and other assets.
Liabilitas keuangan Bank terutama terdiri dari simpanan dari nasabah bukan bank, simpanan dari bank-bank lain, liabilitas derivatif untuk tujuan diperdagangkan, utang akseptasi, liabilitas untuk mengembalikan efek-efek yang diterima atas pinjaman yang dijaminkan, utang pada Kantor Pusat dan kantor cabang lain, dan liabilitas lain-lain dan beban masih harus dibayar.
The Bank’s financial liabilities mainly consist of deposits from non-bank customers, deposits from other banks, derivative liabilities held for trading, acceptance payables, obligation to return securities received under secured borrowing, due to Head Office and other branches, and other liabilities and accrued expenses.
c.1. Klasifikasi
c.1. Classification
Bank mengelompokkan aset keuangannya dalam kategori berikut pada saat pengakuan awal: i. Diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, yang memiliki dua subklasifikasi, yaitu aset keuangan yang ditetapkan demikian pada saat pengakuan awal dan aset keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan; ii. Tersedia untuk dijual; iii. Dimiliki hingga jatuh tempo; iv. Pinjaman yang diberikan dan piutang.
The Bank classifies its financial assets in the following categories at initial recognition:
Liabilitas keuangan dikelompokkan ke dalam kategori berikut pada saat pengakuan awal: i. Diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, yang memiliki dua subklasifikasi, yaitu liabilitas keuangan yang ditetapkan demikian pada saat pengakuan awal dan liabilitas keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan; ii. Liabilitas keuangan lainnya yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi.
Financial liabilities are classified into the following categories at initial recognition: i. Fair value through profit or loss, which has two sub-classifications, i.e. financial liabilities designated as such upon initial recognition and financial liabilities classified as held for trading;
Kategori untuk diperdagangkan adalah aset dan liabilitas keuangan yang diperoleh atau dimiliki Bank terutama untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat, atau dimiliki sebagai bagian dari portofolio instrumen keuangan tertentu yang dikelola bersama untuk memperoleh laba jangka pendek atau position taking.
Held for trading are those financial assets and liabilities that the Bank acquires or incurs principally for the purpose of selling or repurchasing in the near term, or holds as part of a portfolio that is managed together for short-term profit or position taking.
Kategori tersedia untuk dijual terdiri dari aset keuangan non-derivatif yang ditetapkan sebagai tersedia untuk dijual atau yang tidak diklasifikasikan ke dalam salah satu kategori aset keuangan lainnya.
Available-for-sale category consists of nonderivative financial assets that are designated as available-for-sale or are not classified into one of the other categories of financial assets.
i. Fair value through profit or loss, which has two sub-classifications, i.e. financial assets designated as such upon initial recognition and financial assets classified as held for trading; ii. Available-for-sale; iii. Held-to-maturity; iv. Loans and receivables.
ii. Other financial liabilities measured at amortized cost.
72
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2012 Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan yang tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif dan Bank tidak berniat untuk menjualnya segera atau dalam waktu dekat.
Loans and receivables are non-derivative financial assets with fixed or determinable payments that are not quoted in an active market and that the Bank does not intend to sell immediately or in the near term.
Bank tidak memiliki aset keuangan dengan kategori dimiliki hingga jatuh tempo.
The Bank did not have any financial assets which are classified as held-to-maturity.
c.2. Pengakuan
c.2. Recognition
Bank pada awalnya mengakui kredit yang diberikan serta simpanan pada tanggal perolehan.
The Bank initially recognizes loans receivable and deposits on the date of origination.
Pembelian dan penjualan aset keuangan yang lazim (regular) diakui pada tanggal perdagangan dimana Bank memiliki komitmen untuk membeli atau menjual aset tersebut.
Regular way purchases and sales of financial assets are recognized on the trade date at which the Bank commits to purchase or sell those assets.
Semua aset dan liabilitas keuangan lainnya, kecuali efek-efek yang diperdagangkan, pada awalnya diakui pada tanggal perdagangan dimana Bank menjadi suatu pihak dalam ketentuan kontraktual instrumen tersebut. Efek-efek yang diperdagangkan pada awalnya diakui pada tanggal penyelesaian transaksi.
All other financial assets and liabilities, except trading securities, are initially recognized on the trade date at which the Bank becomes a party to the contractual provisions of the instrument. Trading securities are initially recognized on the settlement date.
Pada saat pengakuan awal, aset keuangan atau liabilitas keuangan diukur pada nilai wajar ditambah/dikurang (untuk item yang tidak diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi setelah pengakuan awal) biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung atas perolehan aset keuangan atau penerbitan liabilitas keuangan. Pengukuran aset keuangan dan liabilitas keuangan setelah pengakuan awal tergantung pada klasifikasi aset keuangan dan liabilitas keuangan tersebut.
A financial asset or financial liability is initially measured at fair value plus/less (for an item not subsequently measured at fair value through profit or loss) transaction costs that are directly attributable to the acquisition of financial asset or issue of financial liability. The subsequent measurement of financial assets and financial liabilities depends on their classification.
Biaya transaksi hanya meliputi biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk perolehan suatu aset keuangan atau penerbitan suatu liabilitas keuangan dan merupakan biaya tambahan yang tidak akan terjadi apabila instrumen keuangan tersebut tidak diperoleh atau diterbitkan. Untuk aset keuangan, biaya transaksi ditambahkan pada jumlah yang diakui pada awal pengakuan aset, sedangkan untuk liabilitas keuangan, biaya transaksi dikurangkan dari jumlah utang yang diakui pada awal pengakuan liabilitas. Biaya transaksi tersebut diamortisasi selama umur instrumen berdasarkan metode suku bunga efektif dan dicatat sebagai bagian dari pendapatan bunga untuk biaya transaksi sehubungan dengan aset keuangan atau sebagai bagian dari beban bunga untuk biaya transaksi sehubungan dengan liabilitas keuangan.
Transaction costs include only those costs that are directly attributable to the acquisition of a financial asset or issuance of a financial liability and are incremental costs that would not have been incurred if the financial instrument had not been acquired or issued. In the case of financial assets, transaction costs are added to the amount recognized initially, while for financial liabilities, transaction costs are deducted from the amount of debt recognized initially. Such transaction costs are amortized over the terms of the instruments based on the effective interest method and are recorded as part of interest income for transaction costs related to financial assets or interest expenses for transaction costs related to financial liabilities.
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2012 c.3.
Penghentian pengakuan
c.3. Derecognition
Bank menghentikan pengakuan aset keuangan pada saat hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut kadaluwarsa, atau Bank mentransfer seluruh hak untuk menerima arus kas kontraktual dari aset keuangan dalam transaksi dimana Bank secara substansial telah mentransfer seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset keuangan yang ditransfer. Setiap hak atau kewajiban atas aset keuangan yang ditransfer yang timbul atau yang masih dimiliki oleh Bank diakui sebagai aset atau liabilitas secara terpisah dalam laporan posisi keuangan.
The Bank derecognizes a financial asset when the contractual rights to the cash flows from the financial asset expire, or when it transfers the rights to receive the contractual cash flows on the financial asset in a transaction in which substantially all the risks and rewards of ownership of the financial asset are transferred. Any interest in transferred financial assets that is created or retained by the Bank is recognized as a separate asset or liability in the statement of financial position.
Bank menghentikan pengakuan liabilitas keuangan pada saat kewajiban yang ditetapkan dalam kontrak dilepaskan, dibatalkan atau kadaluwarsa.
The Bank derecognizes a financial liability when its contractual obligations are discharged, cancelled or expire.
Dalam transaksi dimana Bank secara substansial tidak memiliki atau tidak mentransfer seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset keuangan, Bank menghentikan pengakuan aset tersebut jika Bank tidak lagi memiliki pengendalian atas aset tersebut. Hak dan kewajiban yang timbul atau yang masih dimiliki dalam transfer tersebut diakui secara terpisah sebagai aset atau liabilitas. Dalam transfer dimana pengendalian atas aset masih dimiliki, Bank tetap mengakui aset yang ditransfer tersebut sebesar keterlibatan berkelanjutan, dimana tingkat keberlanjutan Bank dalam aset yang ditransfer adalah sebesar perubahan nilai aset yang ditransfer.
In transactions in which the Bank neither retains nor transfers substantially all the risks and rewards of ownership of a financial asset, the Bank derecognizes the asset if it does not retain control over the asset. The rights and obligations retained in the transfer are recognized separately as assets and liabilities as appropriate. In transfers in which control over the asset is retained, the Bank continues to recognize the asset to the extent of its continuing involvement, determined by the extent to which it is exposed to changes in the value of the transferred asset.
Bank menghapusbukukan saldo aset keuangan dan cadangan kerugian penurunan nilai terkait, pada saat Bank menentukan bahwa aset keuangan tersebut tidak dapat ditagih. Keputusan ini diambil setelah mempertimbangkan informasi seperti telah terjadinya perubahan signifikan pada posisi keuangan debitur/penerbit aset keuangan sehingga debitur/penerbit aset keuangan tidak lagi dapat melunasi kewajibannya, atau hasil penjualan agunan tidak akan cukup untuk melunasi seluruh ekposur aset keuangan.
The Bank writes off a financial asset and any related allowance for impairment losses, when the Bank determines that the financial asset is uncollectible. This determination is reached after considering information such as the occurrence of significant changes in the financial position of borrower/financial asset issuer such that the borrower/financial asset issuer can no longer pay the obligation, or that proceeds from collateral will not be sufficient to pay back the entire exposure.
c.4. Saling hapus
c.4. Offsetting
Aset keuangan dan liabilitas keuangan dapat saling hapus dan nilai bersihnya disajikan dalam laporan posisi keuangan jika, dan hanya jika, Bank memiliki hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui tersebut dan berniat untuk menyelesaikan secara neto atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitasnya secara simultan.
Financial assets and liabilities are set off and the net amount is presented in the statement of financial position when, and only when, the Bank has a legal right to set off the amounts and intends either to settle on a net basis or realize the asset and settle the liability simultaneously.
Pendapatan dan beban disajikan dalam jumlah bersih hanya jika diperkenankan oleh standar akuntansi.
Income and expenses are presented on a net basis only when permitted by accounting standards.
74
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2012 c.5. Pengukuran biaya perolehan diamortisasi Biaya perolehan diamortisasi dari aset keuangan atau liabilitas keuangan adalah jumlah aset atau liabilitas keuangan yang diukur pada saat pengakuan awal, dikurangi pembayaran pokok, ditambah atau dikurangi dengan amortisasi kumulatif dengan menggunakan metode suku bunga efektif yang dihitung dari selisih antara nilai awal dan nilai jatuh temponya, dan dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai. c.6. Pengukuran nilai wajar
c.5. Amortized cost measurement The amortized cost of a financial asset or liability is the amount at which the financial asset or liability is measured at initial recognition, minus principal repayments, plus or minus the cumulative amortization using the effective interest method of any difference between the initial amount recognized and the maturity amount, minus any reduction for impairment.
c.6. Fair value measurement
Nilai wajar adalah nilai dimana suatu aset dapat dipertukarkan, atau suatu liabilitas diselesaikan antara pihak yang memahami dan berkeinginan untuk melakukan transaksi wajar (arm’s length transaction) pada tanggal pengukuran.
Fair value is the amount for which an asset could be exchanged, or a liability settled, between knowledgeable, willing parties in an arm’s length transaction on the measurement date.
Jika tersedia, Bank mengukur nilai wajar instrumen keuangan dengan menggunakan harga kuotasi di pasar aktif untuk instrumen tersebut. Suatu pasar dianggap aktif jika harga kuotasi sewaktu-waktu dan secara berkala tersedia dan mencerminkan transaksi pasar yang aktual dan teratur dalam suatu transaksi yang wajar.
When available, the Bank measures the fair value of an instrument using quoted prices in an active market for that instrument. A market is regarded as active if quoted prices are readily and regularly available and represent actual and regularly occurring market transactions on an arm’s length basis.
Jika pasar untuk suatu instrumen keuangan tidak aktif, Bank menentukan nilai wajar dengan menggunakan teknik penilaian. Teknik penilaian mencakup penggunaan transaksi pasar terkini yang dilakukan secara wajar oleh pihak-pihak yang memahami, berkeinginan, dan jika tersedia, referensi atas nilai wajar terkini dari instrumen lain yang secara substansial sama, penggunaan analisa arus kas yang didiskonto dan penggunaan model penetapan harga opsi (option pricing model). Teknik penilaian yang dipilih memaksimalkan penggunaan input pasar, dan meminimalkan penggunaan estimasi yang bersifat spesifik dari Bank, memasukkan semua faktor yang akan dipertimbangkan oleh para pelaku pasar dalam menetapkan suatu harga dan konsisten dengan metodologi ekonomi yang dapat diterima dalam penetapan harga instrumen keuangan. Input yang digunakan dalam teknik penilaian secara memadai mencerminkan ekspektasi pasar dan ukuran atas faktor risiko dan pengembalian (riskreturn) yang melekat pada instrumen keuangan. Bank mengkalibrasi teknik penilaian dan menguji validitasnya dengan menggunakan harga-harga dari transaksi pasar terkini yang dapat diobservasi untuk instrumen yang sama atau atas dasar data pasar lainnya yang tersedia yang dapat diobservasi.
If a market for a financial instrument is not active, the Bank establishes fair value using a valuation technique. Valuation techniques include using recent arm’s length transactions between knowledgeable, willing parties, and if available, reference to the current fair value of other instruments that are substantially the same, discounted cash flows analysis and option pricing models. The chosen valuation technique makes maximum use of market inputs, relies as little as possible on estimates specific to the Bank, incorporates all factors that market participants would consider in setting a price, and is consistent with accepted economic methodologies for pricing financial instruments. Inputs to valuation techniques reasonably represent market expectations and measures of the risk-return factors inherent in the financial instrument. The Bank calibrates valuation techniques and tests them for validity using prices from observable current market transactions in the same instrument or based on other available observable market data.
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2012 Bukti terbaik atas nilai wajar instrumen keuangan pada saat pengakuan awal adalah harga transaksi, yaitu nilai wajar dari pembayaran yang diberikan atau diterima, kecuali jika nilai wajar dari instrumen keuangan tersebut dapat dibuktikan melalui perbandingan dengan transaksi pasar terkini yang dapat diobservasi dari suatu instrumen yang sama (yaitu tanpa modifikasi atau pengemasan ulang) atau berdasarkan suatu teknik penilaian yang variabelnya hanya menggunakan data pasar yang dapat diobservasi. Saat harga transaksi memberikan bukti terbaik atas nilai wajar pada saat pengakuan awal, maka instrumen keuangan pada awalnya diukur pada harga transaksi dan selisih antara harga transaksi dan nilai yang sebelumnya diperoleh dari model penilaian diakui dalam laba rugi setelah pengakuan awal tergantung pada masing-masing fakta dan keadaan dari transaksi tersebut namun tidak lebih lambat dari saat penilaian tersebut didukung sepenuhnya oleh data pasar yang dapat diobservasi atau saat transaksi ditutup.
The best evidence of the fair value of a financial instrument at initial recognition is the transaction price, i.e., the fair value of the consideration given or received, unless the fair value of that instrument is evidenced by comparison with other observable current market transactions in the same instrument (i.e., without modification or repackaging) or based on a valuation technique whose variables include only data from observable markets. When transaction price provides the best evidence of fair value at initial recognition, the financial instrument is initially measured at the transaction price and any difference between this price and the value initially obtained from a valuation model is subsequently recognized in profit or loss depending on the individual facts and circumstances of the transaction but not later than when the valuation is supported wholly by observable market data or the transaction is closed out.
Nilai wajar mencerminkan risiko kredit atas instrumen keuangan dan termasuk penyesuaian yang dilakukan untuk memasukkan risiko kredit Bank dan pihak lawan, mana yang lebih sesuai. Estimasi nilai wajar yang diperoleh dari model penilaian akan disesuaikan untuk mempertimbangkan faktor-faktor lainnya, seperti risiko likuiditas atau ketidakpastian model penilaian, sepanjang Bank yakin bahwa keterlibatan suatu pasar pihak ketiga akan mempertimbangkan faktor-faktor tersebut dalam penetapan harga suatu transaksi.
Fair values reflect the credit risk of the financial instrument and include adjustments to take account of the credit risk of the Bank and counterparty where appropriate. Fair value estimates obtained from valuation models are adjusted for any other factors, such as liquidity risk or model uncertainties, to the extent that the Bank believes a third-party market participation would take them into account in pricing a transaction.
Aset keuangan dan long position diukur menggunakan harga penawaran; liabilitas keuangan dan short position diukur menggunakan harga permintaan. Jika Bank memiliki posisi aset dan liabilitas dimana risiko pasarnya saling hapus, maka Bank dapat menggunakan nilai tengah dari harga pasar sebagai dasar untuk menentukan nilai wajar posisi risiko yang saling hapus tersebut dan menerapkan penyesuaian terhadap harga penawaran atau harga permintaan terhadap posisi terbuka neto (net open position), mana yang lebih sesuai.
Financial assets and long positions are measured at a bid price; financial liabilities and short positions are measured at an ask price. Where the Bank has positions with offsetting risk, mid-market prices are used to measure the offsetting risk positions and a bid or ask price adjustment is applied only to the net open position as appropriate.
d. Giro dan penempatan pada Bank Indonesia dan bank - bank lain, kredit yang diberikan, dan tagihan dan utang akseptasi
d. Demand deposits at and placements with Bank Indonesia and other banks, loans receivable, and acceptance receivables and payables
Setelah pengakuan awal, giro dan penempatan pada Bank Indonesia dan bank-bank lain, kredit yang diberikan, dan tagihan dan utang akseptasi diukur pada biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif.
Subsequent to initial recognition, demand deposits at and placements with Bank Indonesia and other banks, loans receivable, and acceptance receivables and payables are measured at amortized cost using effective interest method.
Kredit dalam rangka pembiayaan bersama (kredit sindikasi) dinyatakan sebesar biaya perolehan diamortisasi sesuai dengan porsi risiko yang ditanggung oleh Bank.
Syndicated loans are stated at amortized cost in accordance with the risk borne by the Bank.
76
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2012
e. Efek-efek yang diperdagangkan
e.
Trading securities
Efek-efek yang diperdagangkan diakui dan diukur pada nilai wajar di laporan posisi keuangan pada saat pengakuan awal dan setelah pengakuan awal, dengan biaya transaksi yang terjadi diakui langsung di dalam laba rugi tahun berjalan.
Trading securities are initially recognized and subsequently measured at fair value in the statement of financial position, with transaction costs recognized in current year profit or loss.
Semua perubahan nilai wajar efek-efek yang diperdagangkan diakui sebagai pendapatan bersih instrumen yang diperdagangkan dalam laba rugi. Laba atau rugi yang direalisasi pada saat efek-efek yang diperdagangkan dijual, diakui dalam laba rugi tahun berjalan. Efek-efek yang diperdagangkan tidak direklasifikasi setelah pengakuan awal.
All changes in fair value of trading securities are recognized as net trading income in profit or loss. Gains or losses which are realized when the trading securities are sold, are recognized in profit or loss for the year. Trading securities are not reclassified subsequent to their initial recognition.
f. Instrumen derivatif
f.
Derivative instruments
Instrumen derivatif yang dicatat pada nilai wajar setelah pengakuan awal meliputi aset derivatif dan liabilitas derivatif untuk tujuan diperdagangkan. Perubahan nilai wajar instrumen derivatif untuk tujuan diperdagangkan diakui sebagai pendapatan bersih instrumen yang diperdagangkan dalam laba rugi tahun berjalan. Instrumen derivatif untuk tujuan diperdagangkan tidak direklasifikasi setelah pengakuan awal. g. .Pinjaman yang dijaminkan
Derivative instruments which are carried at fair value after initial recognition consist of all derivative assets and liabilities held for trading. Changes in fair value of derivative instruments held for trading are recognized as net trading income in profit or loss for the year. Derivative instruments held for trading are not reclassified subsequent to their initial recognition.
g.
Secured borrowing
Efek-efek dapat dipinjamkan atau dijual dengan perjanjian yang memberikan hak dan kewajiban untuk membeli kembali atau menarik kembali efekefek tersebut sebelum jatuh tempo, dimana pihak yang mengalihkan kepemilikan atas efek-efek masih memiliki pengendalian efektif terhadap efekefek tersebut. Transaksi demikian dicatat sebagai pinjaman yang dijaminkan (“secured borrowing”) dan dicatat sebagai liabilitas atas pinjaman yang dijaminkan. Efek-efek yang dipinjamkan kepada pihak lain tetap dicatat di laporan keuangan.
Marketable securities may be lent or sold subject to an agreement that entitles and obligates to repurchase or redeem the transferred assets before their maturity under which the transferor maintains effective control over those assets. These transactions are accounted for as secured borrowing and recorded as obligation under secured borrowing. Marketable securities lent to counterparties are retained in the financial statements.
Sebaliknya, efek-efek yang dipinjam atau dibeli dengan perjanjian yang memberikan hak dan kewajiban untuk menjual kembali efek-efek tersebut sebelum jatuh tempo tidak diakui di laporan keuangan. Transaksi ini dicatat sebagai tagihan atas pinjaman yang dijaminkan. Jika efekefek ini dijual ke pihak ketiga, kewajiban untuk mengembalikan efek-efek tersebut diakui sebagai liabilitas sebesar nilai wajarnya dan diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan untuk tujuan diperdagangkan. Laba atau rugi yang mungkin terjadi di kemudian hari diakui dalam laba rugi tahun yang bersangkutan.
On the other hand, marketable securities borrowed or purchased subject to an agreement that entitles and obligates to resell the transferred assets before their maturity are not recognized in the financial statements. These transactions are recorded as receivables under secured borrowing. If they are sold to third parties, the obligation to return the marketable securities is recorded as a liability at fair value and classified as financial liabilities held for trading. Any subsequent gain or loss is included in profit or loss for the year.
Tagihan atas pinjaman yang dijaminkan diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang. Liabilitas atas pinjaman yang dijaminkan diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan lainnya yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi. Setelah pengakuan awal, tagihan atas pinjaman yang dijaminkan dan liabilitas atas pinjaman yang dijaminkan dicatat pada biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif.
Receivables under secured borrowing is classified as loans and receivables. Obligation under secured borrowing is classified as other financial liabilities measured at amortized cost. After initial recognition, receivables under secured borrowing and obligation under secured borrowing are recorded at amortized cost using effective interest method.
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2012
h. Aset tetap
h. Fixed assets
Aset tetap pada awalnya diakui sebesar biaya perolehan. Biaya perolehan meliputi harga pembelian dan biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk membawa aset tersebut ke lokasi dan kondisi yang diinginkan agar aset siap digunakan sesuai dengan maksud manajemen.
Fixed assets are initially recognized at cost. Cost includes its purchase price and any costs directly attributable to bringing the asset to the location and condition necessary for it to be capable of operating in the manner intended by management.
Setelah pengakuan awal, aset tetap diukur dengan model biaya, yaitu dicatat sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai.
After initial recognition, fixed assets are measured using the cost model, i.e. carried at its cost less any accumulated depreciation and accumulated impairment losses.
Penyusutan dihitung sejak bulan aset yang bersangkutan digunakan, dengan metode garis lurus, berdasarkan estimasi masa manfaat sebagai berikut:
Depreciation is computed from the month such assets were placed into service, based on the straight-line method, over the estimated useful lives as follows:
Peralatan dan perabot kantor Perangkat keras komputer Kendaraan
5 tahun/years 5 tahun/years 5 tahun/years
Furniture, fixtures and equipment Computer hardware Vehicles
Jika nilai tercatat aset tetap lebih besar dari nilai yang dapat dipulihkan, nilai tercatat aset tetap diturunkan menjadi sebesar nilai yang dapat dipulihkan dan rugi penurunan nilai diakui dalam laba rugi tahun berjalan. Apabila aset tetap tidak digunakan lagi atau dijual, maka nilai tercatat dan akumulasi penyusutannya dikeluarkan dari laporan posisi keuangan, dan keuntungan atau kerugian yang terjadi diakui dalam laba rugi tahun berjalan.
When the carrying amount of fixed assets is greater than its estimated recoverable amount, it is written down to its recoverable amount and the impairment losses are recognized in profit or loss for the year. When fixed assets are retired or disposed, their carrying values and the related accumulated depreciation are removed from the statement of financial position, and the resulting gains or losses are recognized in the current year profit or loss. Depreciation methods, useful lives and residual values of fixed assets are reassessed at each reporting date and adjusted as appropriate, to ensure that they reflect the expected economic benefits derived from these assets.
Metode penyusutan, masa manfaat dan nilai residu aset tetap ditelaah pada setiap tanggal pelaporan dan disesuaikan jika lebih tepat, untuk memastikan bahwa metode penyusutan, masa manfaat dan nilai residu tersebut telah mencerminkan manfaat ekonomi yang diharapkan dari aset tersebut. i.
Pajak penghasilan
i.
Income taxes
Beban pajak terdiri dari beban pajak kini dan beban pajak tangguhan. Beban pajak diakui pada laba rugi kecuali untuk item yang diakui secara langsung sebagai pendapatan komprehensif lain, maka beban pajak yang terkait dengan item tersebut diakui di pendapatan komprehensif lain.
Income tax expense comprises current and deferred tax. Income tax expense is recognized in profit or loss except to the extent that it relates to items recognized directly as other comprehensive income, in which case it is recognized in other comprehensive income.
Beban pajak kini merupakan estimasi utang pajak yang dihitung atas laba kena pajak untuk tahun yang bersangkutan dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau yang secara substansial telah berlaku pada tanggal pelaporan.
Current tax is the expected tax payable on the taxable income for the year, using tax rates enacted or substantively enacted at the reporting date.
Bank menerapkan metode aset dan liabilitas dalam menghitung beban pajaknya. Dengan metode ini, aset dan liabilitas pajak tangguhan diakui pada setiap tanggal pelaporan sebesar perbedaan temporer aset dan liabilitas untuk tujuan akuntansi dan tujuan pajak. Metode ini juga mengharuskan pengakuan manfaat pajak di masa akan datang, seperti kompensasi rugi fiskal, jika kemungkinan realisasi manfaat tersebut di masa mendatang cukup besar (probable). Tarif pajak yang berlaku digunakan dalam menentukan pajak penghasilan tangguhan.
The Bank adopts the asset and liability method in determining its income tax expense. Under this method, deferred tax assets and liabilities are recognized at each reporting date for temporary differences between the accounting and tax bases of assets and liabilities. This method also requires the recognition of future tax benefits, such as tax loss carryforwards, to the extent that realization of such benefits is probable. Currently enacted tax rates are used in the determination of deferred income tax.
78
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2012 Dalam menentukan nilai pajak kini dan pajak tangguhan, Bank mempertimbangkan dampak dari posisi pajak yang tidak pasti dan apakah terdapat tambahan pajak dan bunga yang mungkin terutang.
In determining the amount of current and deferred tax, the Bank takes into account the impact of uncertain tax positions and whether additional taxes and interest may be due.
Koreksi atas liabilitas pajak dicatat pada saat diterimanya surat ketetapan pajak, atau apabila diajukan keberatan dan atau banding, pada saat keputusan atas keberatan atau banding itu diterima.
Amendments to taxation obligations are recorded when an assessment is received, or if objection and or appeal is applied, when the results of the objection or the appeal are determined.
j. Investasi pada efek-efek ekuitas dari kredit yang direstrukturisasi Investasi pada efek-efek ekuitas dari kredit yang direstrukturisasi disajikan sebagai bagian dari aset lain-lain dan diklasifikasikan sebagai aset keuangan tersedia untuk dijual. Setelah pengakuan awal, investasi yang diklasifikasikan dalam kelompok tersedia untuk dijual dinyatakan pada nilai wajarnya, kecuali untuk efek ekuitas yang tidak memiliki kuotasi harga pasar yang nilai wajarnya tidak dapat diukur secara handal. Efek ekuitas tersebut dicatat pada biaya perolehan, dengan mempertimbangkan terjadinya kerugian penurunan nilai, berdasarkan nilai tercatat yang ditentukan pada tanggal terakhir nilai wajar dapat ditentukan secara handal.
j.iiiInvestment in equity securities from restructured debts Investment in equity securities from restructured debts are presented as part of other assets and classified as financial assets available for sale. After initial recognition, available-for-sale investments are caried at fair value, except for unquoted equity securities whose fair value cannot be reliably measured. Such equity securities are carried at cost, subject to impairment testing, based on the carrying amount determined at the latest date that the fair value could be determined reliably.
Pendapatan dividen diakui pada laba rugi pada saat Bank berhak atas dividen tersebut.
Dividend income is recognized in profit or loss when the Bank becomes entitled to the dividend.
Perubahan nilai wajar lainnya diakui secara langsung dalam pendapatan komprehensif lain sampai investasi tersebut dijual atau mengalami penurunan nilai, dimana keuntungan dan kerugian kumulatif yang sebelumnya diakui dalam pendapatan komprehensif lain direklasifikasi ke laba rugi sebagai penyesuaian reklasifikasi.
Other fair value changes are recognized directly in other comprehensive income until the investment is sold or impaired, whereupon the cummulative gains and losses previously recognized in other comprehensive income are reclassified to profit or loss as a reclassification adjustment.
k. Identifikasi dan pengukuran kerugian penurunan nilai Pada setiap tanggal pelaporan, Bank mengevaluasi apakah terdapat bukti obyektif bahwa aset keuangan yang tidak dicatat pada nilai wajar melalui laporan laba rugi telah mengalami penurunan nilai. Aset keuangan mengalami penurunan nilai jika bukti obyektif menunjukkan bahwa peristiwa yang merugikan telah terjadi setelah pengakuan awal aset keuangan, dan peristiwa tersebut berdampak pada arus kas masa datang atas aset keuangan yang dapat diestimasi secara handal.
k. Identification and measurement of impairment losses At each reporting date, the Bank assesses whether there is objective evidence that financial assets not carried at fair value through profit or loss are impaired. Financial assets are impaired when objective evidence demonstrates that a loss event has occurred after the initial recognition of the financial asset, and that the loss event has an impact on the future cash flows on the financial asset that can be estimated reliably.
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2012 Bukti obyektif bahwa aset keuangan mengalami penurunan nilai meliputi wanprestasi atau tunggakan pembayaran oleh debitur, restrukturisasi kredit atau tagihan oleh Bank dengan persyaratan yang tidak mungkin diberikan jika debitur tidak mengalami kesulitan keuangan, indikasi bahwa debitur atau penerbit akan dinyatakan pailit, hilangnya pasar aktif dari aset keuangan akibat kesulitan keuangan, atau data yang dapat diobservasi lainnya yang terkait dengan kelompok aset keuangan seperti memburuknya status pembayaran debitur atau penerbit dalam kelompok tersebut, atau kondisi ekonomi yang berkorelasi dengan wanprestasi atas aset dalam kelompok tersebut. Lebih lanjut, untuk investasi pada efek ekuitas, penurunan yang signifikan atau penurunan jangka panjang pada nilai wajar investasi di bawah harga perolehannya juga merupakan bukti obyektif terjadinya penurunan nilai.
Objective evidence that financial assets are impaired can include default or delinquency by a borrower, restructuring of a loan or receivable by the Bank on terms that the Bank would not otherwise consider, indications that a borrower or issuer will enter bankruptcy, the disappearance of an active market for a security due to financial difficulties, or other observable data relating to a group of assets such as adverse changes in the payment status of borrowers or issuers in the group, or economic conditions that correlate with defaults in the group. In addition, for an investment in an equity security, a significant or prolonged decline in fair value below its cost is objective evidence of impairment.
Bank menentukan bukti penurunan nilai atas aset keuangan secara individual dan kolektif. Evaluasi penurunan nilai secara individual dilakukan terhadap aset keuangan yang signifikan secara individual.
The Bank considers evidence of impairment for financial assets at both a specific asset and collective level. All individually significant financial assets are assessed for specific impairment.
Semua aset keuangan yang signifikan secara individual yang tidak mengalami penurunan nilai secara individual dievaluasi secara kolektif untuk menentukan penurunan nilai yang sudah terjadi namun belum diidentifikasi. Aset keuangan yang tidak signifikan secara individual akan dievaluasi secara kolektif untuk menentukan penurunan nilainya dengan mengelompokkan aset keuangan tersebut berdasarkan karakteristik risiko yang serupa. Aset keuangan yang dievaluasi secara individual untuk menentukan penurunan nilai dan dimana kerugian penurunan nilai diakui, tidak lagi termasuk dalam evaluasi penurunan nilai secara kolektif.
All individually significant financial assets found not to be specifically impaired are then collectively assessed for any impairment that has been incurred but not yet identified. Financial assets that are not individually significant are collectively assessed for impairment by grouping together such financial assets with similar risk characteristics. Financial assets that are individually assessed for impairment and for which an impairment loss is recognized, are no longer included in a collective assessment of impairment.
Dalam mengevaluasi penurunan nilai secara kolektif, Bank menggunakan model statistik dari tren historis atas probabilitas wanprestasi, waktu pemulihan kembali dan jumlah kerugian yang terjadi, yang disesuaikan dengan pertimbangan manajemen mengenai apakah kondisi ekonomi dan kondisi kredit saat ini mungkin menyebabkan kerugian aktual lebih besar atau lebih kecil daripada jumlah yang dihasilkan oleh model statistik. Tingkat wanprestasi, tingkat kerugian dan waktu pemulihan yang diharapkan di masa datang secara berkala dibandingkan dengan hasil aktual untuk memastikan bahwa estimasi yang digunakan masih tepat.
In assessing collective impairment, the Bank uses statistical modeling of historical trends of the probability of default, timing of recoveries and the amount of loss incurred, adjusted for management’s judgment as to whether current economic and credit conditions are such that the actual losses are likely to be greater or less than suggested by statistical modeling. Default rates, loss rates and the expected timing of future recoveries are regularly benchmarked against actual outcomes to ensure that they remain appropriate.
80
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2012
Kerugian penurunan nilai atas aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi diukur sebesar selisih antara nilai tercatat aset keuangan dengan nilai kini estimasi arus kas masa datang yang didiskonto menggunakan suku bunga efektif awal dari aset keuangan tersebut. Perhitungan nilai kini dari estimasi arus kas masa datang atas aset keuangan dengan agunan (collateralized financial asset) mencerminkan arus kas yang dapat dihasilkan dari pengambilalihan agunan dikurangi biaya-biaya untuk memperoleh dan menjual agunan, terlepas apakah pengambilalihan tersebut berpeluang terjadi atau tidak. Kerugian penurunan nilai yang terjadi diakui pada laba rugi dan dicatat pada akun cadangan kerugian atas aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi. Pendapatan bunga atas aset keuangan yang mengalami penurunan nilai tetap diakui atas dasar suku bunga yang digunakan untuk mendiskonto arus kas masa datang dalam pengukuran kerugian penurunan nilai. Ketika peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai menyebabkan jumlah kerugian penurunan nilai berkurang, kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui harus dipulihkan dan pemulihan tersebut diakui pada laba rugi.
Impairment losses on financial assets carried at amortized cost are measured as the difference between the carrying amount of the financial assets and the present value of estimated future cash flows discounted at the financial assets’ original effective interest rate. The calculation of the present value of the estimated future cash flows of a collateralized financial asset reflects the cash flows that may result from foreclosure less costs for obtaining and selling the collateral, whether or not foreclosure is probable. Impairment losses are recognized in profit or loss and reflected in an allowance account against financial assets carried at amortized cost. Interest income on the impaired financial asset continues to be recognized using the rate of interest used to discount the future cash flows for the purpose of measuring the impairment loss. When a subsequent event causes the amount of impairment loss to decrease, the impairment loss is reversed through profit or loss.
Kerugian penurunan nilai atas efek-efek ekuitas untuk tujuan investasi yang tersedia untuk dijual diakui dengan mengeluarkan kerugian kumulatif yang telah diakui secara langsung dalam pendapatan komprehensif lain ke dalam laba rugi sebagai penyesuaian reklasifikasi. Jumlah kerugian kumulatif yang direklasifikasi dari pendapatan komprehensif lain ke laba rugi merupakan selisih antara biaya perolehan, dengan nilai wajar kini, dikurangi kerugian penurunan nilai aset keuangan yang sebelumnya telah diakui dalam laba rugi.
Impairment losses on available-for-sale equity investment securities are recognized by transferring the cumulative loss that has been recognized directly in other comprehensive income to profit or loss as a reclassification adjustment. The cumulative loss that is reclassified from other comprehensive income to profit or loss is the difference between the acquisition cost, and the current fair value, less any impairment loss previously recognized in profit or loss.
Pemulihan nilai wajar efek-efek ekuitas yang tersedia untuk dijual setelah terjadinya kerugian penurunan nilai diakui dalam pendapatan komprehensif lain.
Any subsequent recovery in the fair value of an impaired available-for-sale equity security is recognized directly in other comprehensive income.
Jika persyaratan kredit atau piutang dinegosiasi ulang atau dimodifikasi karena debitur atau penerbit mengalami kesulitan keuangan, maka penurunan nilai diukur dengan suku bunga efektif awal yang digunakan sebelum persyaratan diubah.
If the terms of a loan or receivable are renegotiated or otherwise modified because of financial difficulties of the borrower or issuer, impairment is measured using the original effective interest rate before the modification of terms.
Nilai tercatat aset non-keuangan Bank, selain aset pajak tangguhan, ditelaah pada setiap tanggal pelaporan untuk menentukan apakah terdapat indikasi penurunan nilai. Jika terdapat indikasi tersebut, nilai aset yang dapat dipulihkan diestimasi.
The carrying amount of the Bank’s non-financial assets, other than deferred tax assets, are reviewed at each reporting date to determine whether there is any indication of impairment. If any such indication exists then the asset’s recoverable amount is estimated.
l. Simpanan dari nasabah bukan bank dan bankbank lain Setelah pengakuan awal, giro dan deposito berjangka dinyatakan sebesar biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif.
l.
Deposits from non-bank customers and others banks Subsequent to initial recognition, demand deposits and term deposits are carried at amortized cost using effective interest method.
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2012
m. Imbalan kerja
m. Employees’ benefits
Imbalan pasca-kerja
Post-employment benefits
Liabilitas imbalan pasca-kerja dihitung berdasarkan nilai kini dari estimasi jumlah imbalan pasca-kerja di masa depan yang telah menjadi hak karyawan sebagai imbalan atas jasa yang telah diberikan oleh karyawan pada masa kini dan masa lalu, dikurangi dengan nilai wajar aset program dana pensiun. Perhitungan dilakukan oleh aktuaris independen dengan metode projected-unit-credit.
The obligation for post-employment benefits is calculated at present value of estimated future benefits that the employees have earned in return for their services in the current and prior periods, deducted by any plan assets. The calculation is performed by an independent actuary using the projected-unit-credit method.
Ketika imbalan pasca-kerja berubah, porsi kenaikan atau penurunan imbalan sehubungan dengan jasa yang telah diberikan oleh karyawan pada masa lalu dibebankan atau dikreditkan ke dalam laba rugi tahun berjalan dengan menggunakan metode garis lurus (straight-line method) selama rata-rata sisa masa kerja karyawan hingga imbalan pasca-kerja menjadi hak karyawan (vested). Imbalan pasca-kerja yang telah menjadi hak karyawan diakui segera sebagai beban dalam laba rugi tahun berjalan.
When the benefits of a plan change, the portion of the increased or decreased benefits relating to past service by employees is charged or credited to profit or loss for the year on a straight-line method over the average remaining service period until the benefits become vested. To the extent that the benefits vest immediately, the expense is recognized immediately in profit or loss for the year.
Keuntungan atau kerugian aktuarial diakui sebagai pendapatan atau beban apabila akumulasi keuntungan atau kerugian aktuarial bersih yang belum diakui pada akhir periode pelaporan sebelumnya melebihi 10% atas nilai yang lebih besar antara nilai kini liabilitas imbalan pasti dan nilai wajar aset program pada tanggal tersebut. Keuntungan atau kerugian ini diakui dengan metode garis lurus selama rata-rata sisa masa kerja karyawan yang diharapkan. Jika tidak, keuntungan atau kerugian aktuarial tidak diakui.
Actuarial gains or losses are recognized as income or expense when the net cumulative unrecognized actuarial gains or losses at the end of the previous reporting period exceed 10% of the greater of the present value of the defined benefit obligation and the fair value of the plan assets at that date. These gains or losses are recognized on a straight-line basis over the expected average remaining working lives of the employees. Otherwise, the actuarial gains or losses are not recognized.
Manfaat jangka panjang lainnya
Other long-term benefits
Manfaat jangka panjang yang diberikan kepada manajemen dan karyawan Bank yang memenuhi persyaratan dalam bentuk kas dihitung dengan menggunakan metode projected-unit-credit.
Long-term benefits provided to the Bank’s management and eligible employees in form of cash benefits are calculated using the projectedunit-credit method.
n. Pendapatan dan beban bunga
n. Interest income and expenses
Pendapatan dan beban bunga diakui dalam laba rugi menggunakan metode suku bunga efektif. Suku bunga efektif adalah suku bunga yang secara tepat mendiskontokan estimasi pembayaran dan penerimaan kas di masa datang selama perkiraan umur dari aset keuangan atau liabilitas keuangan (atau, jika lebih tepat, digunakan periode yang lebih singkat) untuk memperoleh nilai tercatat dari aset keuangan atau liabilitas keuangan. Pada saat menghitung suku bunga efektif, Bank mengestimasi arus kas di masa datang dengan mempertimbangkan seluruh persyaratan kontraktual dalam instrumen keuangan tersebut, tetapi tidak mempertimbangkan kerugian kredit di masa mendatang.
Interest income and expenses are recognized in profit or loss using the effective interest method. The effective interest rate is the rate that exactly discounts the estimated future cash payments and receipts through the expected life of the financial asset or liability (or, where appropriate, a shorter period) to the carrying amount of the financial asset or liability. When calculating the effective interest rate, the Bank estimates future cash flows considering all contractual terms of the financial instrument, but not future credit losses.
Perhitungan suku bunga efektif mencakup biaya transaksi (Catatan 3.c.2) dan seluruh imbalan/provisi dan bentuk lain yang dibayarkan atau diterima yang merupakan bagian tak terpisahkan dari suku bunga efektif.
The calculation of the effective interest rate includes transaction costs (Note 3.c.2) and all fees and points paid or received that are an integral part of the effective interest rate.
Pendapatan dan beban bunga yang disajikan di
Interest income and expenses presented in the
82
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2012 dalam laporan laba rugi komprehensif meliputi bunga atas aset keuangan dan liabilitas keuangan yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi yang dihitung menggunakan suku bunga efektif.
statement of comprehensive income include interest on financial assets and liabilities at amortized cost calculated on an effective interest basis.
o. Provisi dan komisi
o. Fees and commissions
Pendapatan dan beban provisi dan komisi yang merupakan bagian tak terpisahkan dari suku bunga efektif aset keuangan atau liabilitas keuangan dimasukkan ke dalam perhitungan suku bunga efektif.
Fees and commission income and expenses that are integral to the effective interest rate on a financial asset or liability are included in the measurement of the effective interest rate.
Pendapatan provisi dan komisi yang diperoleh atas beragam jasa yang diberikan kepada nasabah, termasuk provisi yang terkait transaksi ekspor impor, provisi atas jasa manajemen kas, dan provisi atas jasa kustodian, diakui pada saat jasa diberikan.
Fees and commission income earned from a range of services rendered to customers, including export import related fees, cash management service fees, and custodian service fees, are recognized as the related services are performed.
Beban provisi dan komisi lainnya yang terutama terkait dengan provisi atas transaksi antar bank dan provisi atas jasa perantara pedagang efek diakui sebagai beban pada saat jasa tersebut diterima.
Other fees and commission expense related mainly to fees from inter-bank transactions and brokerage fees are expensed as the services are received.
p. Pendapatan bersih instrumen yang diperdagangkan
p. Net trading income
Pendapatan bersih instrumen yang diperdagangkan terdiri dari laba dikurangi rugi atas aset keuangan dan liabilitas keuangan yang dimiliki untuk diperdagangkan, dan termasuk perubahan nilai wajar yang sudah ataupun yang belum direalisasi, bunga dan selisih kurs.
4.
Manajemen Risiko Keuangan Dan Manajemen Modal a. Pendahuluan dan gambaran umum
Net trading income comprises gains less losses on financial assets and liabilities held for trading, and includes all realized and unrealized fair value changes, interest and foreign exchange differences.
4.
Financial Risk Management And Capital Management a. Introduction and overview
Bank memiliki eksposur terhadap risiko-risiko atas instrumen keuangan sebagai berikut:
The Bank has exposures to the following risks from financial instruments:
– – – –
– – – –
Risiko kredit Risiko likuiditas Risiko pasar Risiko operasional
a. Pendahuluan dan gambaran umum (Lanjutan) Catatan ini menyajikan informasi mengenai eksposur Bank terhadap setiap risiko di atas, tujuan dan kebijakan yang dilakukan oleh Bank dalam mengukur dan mengelola risiko.
Credit risk Liquidity risk Market risk Operational risk
a. Introduction and overview (Continued) This note presents information about the Bank’s exposure to each of the above risks, the Bank’s objectives and policies for measuring and managing risks.
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2012
Kerangka manajemen risiko
Risk management framework
Manajemen risiko dalam Deutsche Bank merupakan fungsi yang independen dari para pengambil risiko yang terdapat di berbagai Divisi Grup. Manajemen risiko ini difokuskan pada kemampuan untuk mengidentifikasi, mengukur, menggabungkan dan mengelola risiko untuk meningkatkan modal dan menilai risiko secara tepat. Kerangka manajemen risiko yang dimiliki Bank mendorong terbentuknya harmonisasi antara lingkungan risiko internal Bank dengan budaya perusahaan dalam filosofi risiko terpadu. Deutsche Bank mengelola risiko dengan kerangka prinsip risiko yang komprehensif, struktur organisasi dan proses risiko yang erat terkait dengan aktivitas Divisi Grup.
Risk management in Deutsche Bank is functionally independent of risk takers in the various Group Divisions. It is centered on the ability to identify, measure, aggregate and manage risks, to attribute capital and price risks appropriately. The Bank’s risk management framework promotes an internal risk environment across the Bank that is culturally attuned to its overall risk philosophy. Deutsche Bank manages risk through a comprehensive framework of risk principles, organizational structure and risk process that are closely aligned with the activities of the Group Divisions.
Prinsip Manajemen Risiko Dan Modal
Risk And Capital Management Principles
Prinsip utama yang mendukung pendekatan Deutsche Bank terhadap manajemen risiko dan modal adalah sebagai berikut:
The following key principles underpin Deutsche Bank’s approach to risk and capital management:
-
- The Management Board provides overall risk and capital management supervision for consolidated Group as a whole. The Supervisory Board regularly monitors risk and capital profile.
Dewan Manajemen melakukan pengawasan atas manajemen risiko dan modal secara menyeluruh untuk Grup secara konsolidasi sebagai satu kesatuan. Dewan Pengawas memantau profil risiko dan modal secara berkala.
- Deutsche Bank mengelola risiko kredit, pasar, likuiditas, operasional, usaha, hukum, reputasi dan modal secara terpadu pada semua tingkatan terkait dalam organisasi. Hal ini juga berlaku untuk produk-produk kompleks yang dikelola secara khusus dalam kerangka yang ditetapkan untuk eksposur perdagangan.
- Deutsche Bank manages credit, market, liquidity, operational, business, legal and reputational risks as well as capital in an integrated manner at all relevant levels within the organization. This also holds true for complex products which are typically managed within the framework established for trading exposures.
- Struktur dari fungsi hukum, risiko dan modal berkaitan erat dengan struktur Divisi Grup.
- The structure of legal, risk and capital function is closely aligned with the structure of the Group Divisions.
- Fungsi hukum, risiko dan modal independen terhadap Divisi Grup.
- The legal, risk and capital function is independent of the Group Divisions.
Organisasi Manajemen Risiko Dan Modal
Risk And Capital Management Organization
Chief Risk Officer Deutsche Bank, yang merupakan anggota Dewan Manajemen, bertanggung jawab atas manajemen risiko kredit, pasar, likuiditas, operasional, usaha, hukum dan reputasi serta aktivitas manajemen modal dalam Grup secara konsolidasi. Deutsche Bank menggabungkan departemen Hukum dan Kepatuhan dengan fungsi manajemen risiko dan modal yang ada menjadi satu kesatuan fungsi hukum, risiko dan modal.
Deutsche Bank’s Chief Risk Officer, who is a member of the Management Board, is responsible for credit, market, liquidity, operational, business, legal and reputational risk management as well as capital management activities within the consolidated Group. Deutsche Bank merged the Legal and Compliance departments with the existing risk and capital management function to an integrated legal, risk and capital function.
Ada dua komite fungsional yang dipusatkan pada fungsi hukum, risiko dan modal. Komite Risiko dan Modal dipimpin oleh Chief Risk Officer, dengan Chief Financial Officer sebagai Wakil Ketua. Tanggung jawab Komite Risiko dan Modal meliputi perencanaan profil risiko dan modal, pengawasan kapasitas modal dan optimisasi pendanaan. Selain itu, Chief Risk Officer juga memimpin Komite Risiko Executive, yang bertanggung jawab atas pengelolaan dan pengendalian risiko-risiko dalam Grup secara konsolidasi. Dua Wakil Chief Risk Officer yang melapor secara langsung kepada Chief Risk Officer merupakan anggota pengambil keputusan dalam
Two functional committees are central to the legal, risk and capital function. The Capital and Risk Committee is chaired by the Chief Risk Officer, with the Chief Financial Officer being the Vice Chairman. The responsibilities of the Capital and Risk Committee include risk profile and capital planning, capital capacity monitoring and optimization of funding. In addition, the Chief Risk Officer chairs the Risk Executive Committee, which is responsible for management and control of the aforementioned risks across the consolidated Group. The two Deputy Chief Risk Officers who report directly to the Chief Risk Officer are among the voting members of the
84
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2012 Komite Risiko dan Modal.
Capital and Risk Committee.
Unit hukum, risiko dan modal dibentuk dengan tugas untuk:
Dedicated legal, risk and capital function is established with the mandate to:
- Meyakinkan bahwa penyelenggaraan usaha dalam tiap divisi konsisten dengan risk appetite Bank terhadap risiko yang telah ditetapkan oleh Komite Risiko dan Modal;
- Ensure that the business conducted within each division is consistent with the Bank’s risk appetite that the Capital and Risk Committee has set;
- Merumuskan dan melaksanakan kebijakan manajemen risiko dan modal, prosedur dan metodologi yang sesuai dengan kegiatan usaha tiap divisi;
- Formulate and implement risk and capital management policies, procedures and methodologies that are appropriate to the businesses within each division;
- Menyetujui batasan-batasan risiko kredit, risiko pasar dan risiko likuiditas;
- Approve credit risk, market risk and liquidity risk limits;
- Melakukan penelaahan atas portofolio secara berkala untuk meyakinkan bahwa portofolio risiko masih dalam batas yang dapat diterima; dan
- Conduct periodic portfolio reviews to ensure that the portfolio of risk is within acceptable parameters; and
- Mengembangkan dan melaksanakan infrastruktur dan sistem manajemen risiko dan modal yang tepat untuk tiap divisi.
- Develop and implement risk and capital management infrastructures and systems that are appropriate for each division.
Komite Risiko Reputasi Grup adalah sub-komite formal dari Komite Risiko Executive dan dipimpin oleh Chief Risk Officer. Komite ini menelaah dan membuat keputusan akhir untuk seluruh permasalahan risiko reputasi, dimana pelaporan atas masalah yang terkait dengan reputasi Bank dianggap penting oleh manajemen senior usaha dan regional atau diwajibkan oleh kebijakan dan prosedur Grup.
The Group Reputational Risk Committee (“GRRC”) is an official sub-committee of the Risk Executive Committee and is chaired by the Chief Risk Officer. The GRRC reviews and makes final determinations on all reputational risk issues, where the escalation of such issues is deemed necessary by senior business and regional management or required under the Group policies and procedures.
Departemen Keuangan dan Audit mendukung fungsi hukum, risiko dan modal. Departemen-departemen tersebut bekerja secara independen terhadap Divisi Grup dan fungsi hukum, risiko dan modal. Peran dari departemen Keuangan adalah untuk membantu Bank dalam menghitung dan menelaah risiko yang dihadapi dan meyakinkan kualitas dan integritas data yang terkait dengan risiko. Departemen Audit menelaah kepatuhan prosedur pengendalian internal terhadap standar internal dan aturan hukum.
The Finance and Audit departments support the legal, risk and capital function. They operate independently of both the Group Divisions and of the legal, risk and capital function. The role of the Finance department is to help quantify and verify the risk that the Bank assumes and ensures the quality and integrity of the risk related data. The Audit department reviews the compliance of the internal control procedures with internal and regulatory standards.
Di tingkat kantor cabang Indonesia, struktur manajemen risiko beroperasi dalam beberapa tingkatan, dimulai dari Unit Manajemen Risiko yang melapor kepada Komite Risiko Indonesia, yang bekerja sama secara erat dengan Komite Risiko Regional Asia Pasifik. Komite-komite ini, yang terdiri dari anggota dari manajemen dan kelompok pendukung back office, meyakinkan adanya konsistensi dalam pelaksanaan prinsip Grup dan peraturan yang berlaku.
At the Indonesia branch level, the risk management structure operates in a multi-tier set up, starting from the Risk Management Unit (“RMU”) that reports to the Indonesian Risk Committee (“IRC”) who in turn works very closely with the Asia Pacific Regional Risk Committee (“RRC”). These committees, which are composed of members from management and the back office support group, ensure consistency in implementation of the Group principles as well as with local regulations.
b.0 Risiko kredit Risiko kredit merupakan risiko kerugian keuangan yang timbul akibat kegagalan pihak lawan dalam memenuhi kewajiban kontraktualnya kepada Bank. Risiko kredit timbul dari seluruh transaksi yang menyebabkan adanya tuntutan yang bersifat aktual, kontinjensi atau potensial terhadap pihak lain, obligor atau peminjam. Oleh karenanya, Bank mengukur eksposur kredit dari berbagai kategori yaitu kredit, liabilitas kontinjensi, derivatif over-the-counter (“OTC”), dan aset yang dapat diperdagangkan.
b. Credit risk Credit risk is the risk of financial loss arising from failure of counterparties to fulfill its contractual obligations to the Bank. Credit risk arises from all transactions that give rise to actual, contingent or potential claims against any counterparty, obligor or borrower. As such, the Bank measures its credit exposure across various categories, namely loans, contingent liabilities, over-the-counter (“OTC”) derivatives, and tradable assets.
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2012
i.
i.
Eksposur maksimum terhadap risiko kredit
Maximum exposure to credit risk
Untuk aset keuangan yang diakui di laporan posisi keuangan, eksposur maksimum terhadap risiko kredit sama dengan nilai tercatatnya. Untuk garansi bank, standby letters of credit dan fasilitas L/C yang tidak dapat dibatalkan yang diterbitkan, eksposur maksimum terhadap risiko kredit adalah nilai maksimum yang harus dibayarkan Bank jika timbul liabilitas atas garansi bank, stand by letters of credit dan fasilitas L/C yang tidak dapat dibatalkan yang diterbitkan. Untuk komitmen kredit, eksposur maksimum terhadap risiko kredit adalah sebesar nilai penuh fasilitas yang belum ditarik dari jumlah fasilitas kredit yang telah disepakati (committed) kepada nasabah.
For financial assets recognized in the statement of financial position, the maximum exposure to credit risk generally equals their carrying amount. For bank guarantees, standby letters of credit and irrevocable L/C facilities issued, the maximum exposure to credit risk is the maximum amount that the Bank would have to pay if the obligations of the bank guarantees, stand by letters of credit and irrevocable L/C facilities issued are called upon. For credit commitments, the maximum exposure to credit risk is the full amount of the undrawn committed credit facilities granted to customers.
Tabel berikut menyajikan eksposur maksimum Bank terhadap risiko kredit untuk instrumen keuangan pada laporan posisi keuangan dan rekening administratif, tanpa memperhitungkan agunan yang dimiliki atau perlindungan kredit lainnya:
The following table presents the Bank’s maximum exposure to credit risk of financial instruments in the statement of financial position and off-balance sheet accounts, without taking into account any collaterals held or other credit enhancement:
2012 Laporan posisi keuangan: Giro pada Bank Indonesia Giro pada bank-bank lain Tagihan pada kantor cabang lain Penempatan pada Bank Indonesia dan bank-bank lain Efek-efek yang diperdagangkan Aset derivatif untuk tujuan diperdagangkan Kredit yang diberikan Tagihan atas pinjaman yang dijaminkan Tagihan akseptasi Aset lain-lain Rekening administratif dengan risiko kredit: Garansi bank dan standby letters of credit yang diterbitkan Fasilitas kredit bersifat committed yang belum digunakan Fasilitas L/C yang tidak dapat dibatalkan Jumlah
2011 Statement of financial position: Demand deposits at Bank Indonesia Demand deposits at other banks Due from other branches Placements with Bank Indonesia and other banks Trading securities
1.750.519 783.591 30.703
1.847.479 731.643 7.495
4.990.360 3.970.118
2.897.455 4.953.631
323.033 5.933.867
322.562 4.906.068
2.778.250 48.181 72.573
6.126.948 35.027 97.523
Derivative assets held for trading Loans receivable Receivables under secured borrowing Acceptance receivables Other assets
1.465.258
Off-balance sheet accounts with credit risk: Bank guarantees and standby letters of credit issued
1.323.086 78.936
70.955
378.015 22.461.232
202.511 23.664.555
Jika diperlukan, Bank memperoleh jaminan, terikat dalam perjanjian saling hapus (master netting agreements), mempertimbangkan jangka waktu eksposur, dan mengelola konsentrasi risiko kredit berdasarkan segmen geografis dan/atau ekonomi.
86
Undrawn committed loan facilities Irrevocable L/C facilities Total
Where appropriate, the Bank obtains security, enters into master netting agreements, rationalizes the duration of exposures, and manages concentrations of credit risk across geographical and/or economic segmentation.
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2012
ii. Concentration of credit risk analysis
ii. Analisa konsentrasi risiko kredit Konsentrasi risiko kredit timbul ketika sejumlah nasabah menjalankan kegiatan usaha yang sejenis atau menjalankan kegiatan usaha dalam wilayah geografis yang sama, atau ketika nasabah memiliki karakteristik sejenis yang akan menyebabkan kemampuan mereka untuk memenuhi kewajban kontraktualnya secara serupa dipengaruhi oleh perubahan kondisi ekonomi atau kondisi lainnya.
Concentrations of credit risk arise when a number of customers are engaged in similar business activities or activities within the same geographic region, or when they have similar characteristics that would cause their ability to meet contractual obligations to be similarly affected by changes in economic or other conditions.
Bank mensyaratkan diversifikasi portofolio kredit berdasarkan jenis debitur, jenis kredit, dan sektor industri untuk meminimalisasi risiko kredit.
The Bank requires the diversification of its credit portfolio among a variety of type of debtors, type of loans and industries in order to minimize the credit risk.
Konsentrasi risiko kredit berdasarkan pihak lawan:
Concentration of credit risk by type of counterparty: 2012
Korporasi Pemerintah dan Bank Indonesia Bank
Giro pada Bank Indonesia/ Demand deposits at Bank Indonesia
Giro pada bankbank lain/ Demand deposits at other banks
Tagihan pada kantor cabang lain/ Due from other branches
Penempatan pada Bank Indonesia dan bankbank lain/ Placements with Bank Indonesia and other banks
-
-
-
1.750.519 -
783.591
1.750.519
783.591
Kredit yang diberikan/ Loans receivable
Tagihan atas pinjaman yang dijaminkan/ Receivables under secured borrowing
Tagihan akseptasi/ Acceptance receivables
Aset lain-lain/ Other assets
Komitmen dan kontinjensi yang memiliki risiko kredit/ Commitments and contingencies with credit risk
24.594
5.933.867
-
48.181
25.672
3.501.373 -
2.089 296.350
-
2.778.250
-
3.970.118
323.033
5.933.867
2.778.250
48.181
Efek-efek yang diperdagangkan/ Trading securities
Aset derivatif untuk tujuan diperdagangkan/ Derivative assets held for trading
-
468.745
30.703
3.278.179 1.712.181
30.703
4.990.360
Jumlah/ Total
%
1.045.454
7.546.513
33,60
44.687 2.214
734.583
8.576.847 6.337.872
38,18 28,22
72.573
1.780.037
22.461.232
100,00
Corporates Government and Bank Indonesia Banks
2011
Korporasi Pemerintah dan Bank Indonesia Bank
Giro pada Bank Indonesia/ Demand deposits at Bank Indonesia
Giro pada bankbank lain/ Demand deposits at other banks
Tagihan pada kantor cabang lain/Due from other branches
Penempatan pada Bank Indonesia dan bankbank lain/ Placements with Bank Indonesia and other banks
Aset derivatif untuk tujuan Efek-efek yang diperdagangkan diperdagangkan/ /Derivative Trading assets held for securities trading
-
-
-
-
574.691
1.847.479 -
731.643
7.495
1.314.507 1.582.948
1.847.479
731.643
7.495
2.897.455
Kredit yang diberikan/ Loans receivable
Tagihan atas pinjaman yang dijaminkan/ Receivables under secured borrowing
Tagihan akseptasi/ Acceptanc e receivables
27.790
4.906.068
-
4.378.940 -
294.772
-
4.953.631
322.562
4.906.068
Konsentrasi risiko kredit dari kredit yang diberikan berdasarkan jenis kredit, valuta dan sektor ekonomi diungkapkan pada Catatan 11.
Aset lain-lain/ Other assets
Komitmen dan kontinjensi yang memiliki risiko kredit/ Commitments and contingencies with credit risk
Jumlah/ Total
%
35.027
33.836
954.886
6.532.298
27,61
2.696.113 3.430.835
-
31.722 31.965
783.838
10.268.761 6.863.496
43,39 29,00
6.126.948
35.027
97.523
1.738.724
23.664.555
100,00
Corporates Government and Bank Indonesia Banks
Concentration of credit risk of loans receivable by type of loans, currency and economic sector is disclosed in Note 11.
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2012
iii. Pembagian aset keuangan berdasarkan kualitas kredit
iii. Distribution of financial assets by credit quality
Proses penentuan peringkat kredit Bank membedakan eksposur untuk menentukan eksposur mana yang memiliki faktor risiko lebih besar dan tingkat kerugian potensial yang lebih tinggi. Peringkat kredit setiap debitur ditelaah secara berkala dan perubahannya diimplementasikan secepatnya. Peringkat kredit yang diterapkan atas setiap debitur juga mempertimbangkan kualitas kredit dari debitur tersebut yang telah ditentukan oleh bank-bank lain.
The Bank’s credit rating determination processes differentiate exposures in order to highlight those with greater risk factors and higher potential severity of loss. The credit rating for each debtor is reviewed regularly and any amendments are implemented promptly. The credit rating applied for each debtor also considered credit quality of the respective debtor as determined by other banks.
Tabel berikut ini menyajikan kualitas kredit yang diberikan.
The following table presents the quality of loans receivable.
2012 Penurunan nilai secara individual Dikurangi: Cadangan kerugian penurunan nilai individual
2011 84.078)
83.959)
(84.078) -)
(83.959) -)
Belum jatuh tempo dan tidak mengalami penurunan nilai Lancar Dikurangi: Cadangan kerugian penurunan nilai kolektif
Nilai tercatat
)
)
5.939.259)
4.913.529)
(5.392) 5.933.867
(7.461) 4.906.068
5.933.867
4.906.068
Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, giro dan penempatan pada Bank Indonesia dan bank-bank lain, tagihan pada kantor cabang lain, efek-efek yang diperdagangkan, aset derivatif untuk tujuan diperdagangkan, tagihan atas pinjaman yang dijaminkan, tagihan akseptasi dan aset lain-lain dikelompokkan sebagai aset keuangan yang belum jatuh tempo dan tidak mengalami penurunan nilai dengan peringkat “lancar”.
Individually impaired Less: Individual impairment losses
Neither past due nor impaired Current Less: Collective allowance for impairment losses
Carrying amount
As of 31 December 2012 and 2011, demand deposits at and placements with Bank Indonesia and other banks, due from other branches, trading securities, derivative assets held for trading, receivables under secured borrowing, acceptance receivables and other assets were classified as neither past due nor impaired financial assets under “current” grading.
Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, tidak terdapat aset keuangan yang telah jatuh tempo tetapi tidak mengalami penurunan nilai.
As of 31 December 2012 and 2011, there were no financial assets that have been past due but not impaired.
Bank mengevaluasi penurunan nilai aset keuangan secara individual dan kolektif. Penurunan nilai secara individual terkait dengan eksposur yang secara individual signifikan, sedangkan penurunan nilai kolektif terkait kelompok aset keuangan yang sejenis dimana kerugian telah terjadi namun belum dapat diidentifikasi atas aset yang secara individual tidak signifikan dan eksposur yang secara individual signifikan yang telah dievaluasi penurunan nilainya secara individual namun tidak ditemukan adanya penurunan nilai secara individual.
The Bank assessed impairment of financial assets on an individual and collective basis. The individually impairment related to individually significant exposures, while collective impairment related to groups of homogeneous financial assets in respect of losses that have been incurred but have not been identified on assets that are considered individually insignificant as well as individually significant exposures that were subject to individual assessment for impairment but not found to be individually impaired.
Definisi kualitas kredit debitur dalam menentukan peringkat kredit sesuai dengan kualitas kredit yang diatur dalam peraturan Bank Indonesia yang berlaku, sebagai berikut:
The definition of the debtor’s credit quality in determining credit rating is in accordance with credit quality stipulated in the prevailing Bank Indonesia regulations, as follows:
– Lancar: eksposur menunjukkan laba yang
– Current: exposures exhibit high or stable
88
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2012 tinggi atau stabil, modal dan likuiditas yang memadai, secara umum tercermin dari pembayaran komitmen terhadap Bank dan kreditur lainnya secara tepat waktu. Sumber pembayaran dapat diidentifikasikan secara jelas dan Bank tidak bergantung pada jaminan untuk penyelesaian komitmen debitur di masa datang.
earnings, adequate capital and liquidity, as generally evidenced by prompt repayment of its commitment with the Bank and other creditors. Source of payment can be clearly identifiable and the Bank does not rely on collateral for settlement of the debtor’s future commitments.
– Dalam perhatian khusus: eksposur memerlukan tingkat pemantauan yang bervariasi dan risiko wanprestasi menjadi perhatian.
– Special mention: exposures require varying degrees of special attention and default risk is of concern.
– Kurang lancar: eksposur menunjukkan laba yang rendah, modal yang kurang memadai dengan rasio liabilitas terhadap ekuitas yang cukup tinggi dan likuiditas yang terbatas. Sumber pembayaran berasal dari sumber pembayaran alternatif lainnya yang telah disepakati oleh Bank dan nasabah. Nasabah dalam tahap keterlambatan pembayaran dan telah gagal untuk melakukan pembayaran kewajiban yang lewat jatuh tempo 91 hari sampai dengan 120 hari, sesuai dengan persyaratan kontraktual dalam perjanjian kredit.
– Substandard: exposures exhibit low earnings, inadequate capital with quite high debt to equity ratio and limited liquidity. Source of payment is derived from other alternative source of payment agreed by the Bank and the debtor. The debtor is in the stages of delinquency and has failed to make a payment on overdue accounts for 91 days up to 120 days, in accordance with the contractual terms of the loan agreement.
– Diragukan: eksposur menunjukkan laba yang sangat rendah dan negatif, rasio liabilitas terhadap ekuitas yang tinggi dan likuiditas sangat rendah. Sumber pembayaran tidak diketahui dan sumber pembayaran lainnya yang disepakati oleh Bank dan nasabah tidak memungkinkan. Nasabah dalam tahap keterlambatan pembayaran dan telah gagal untuk melakukan pembayaran kewajiban yang lewat jatuh tempo 121 hari sampai dengan 180 hari, sesuai dengan persyaratan kontraktual dalam perjanjian kredit.
– Doubtful: exposures exhibit very low and negative earnings, high debt to equity ratio and very low liquidity. Source of payment is not known and other source of payment agreed by the Bank and the debtor is not possible. The debtor is in the stages of delinquency and has failed to make a payment on overdue accounts for 121 days up to 180 days, in accordance with the contractual terms of the loan agreement.
– Macet: eksposur menunjukkan terjadinya kerugian yang besar terus menerus, rasio liabilitas terhadap ekuitas yang sangat tinggi dan kesulitan likuiditas. Sumber pembayaran tidak tersedia. Nasabah dalam tahap keterlambatan pembayaran dan telah gagal untuk melakukan pembayaran kewajiban yang lewat jatuh tempo lebih dari 180 hari, sesuai dengan persyaratan kontraktual dalam perjanjian kredit.
– Loss: exposures exhibit large, sustained losses, very high debt to equity ratio and suffering liquidity difficulty. Source of payment is not available. The debtor is in the stages of delinquency and has failed to make a payment on overdue accounts for more than 180 days, in accordance with the contractual terms of the loan agreement.
Mengalami penurunan nilai
Impaired
Eksposur dengan peringkat kurang lancar, diragukan dan macet dimana Bank telah menentukan bahwa terdapat bukti obyektif penurunan nilai dan Bank tidak mengharapkan untuk menerima kembali seluruh nilai pokok dan bunga tertunggak sesuai dengan persyaratan kontraktual dalam perjanjian.
Exposures with substandard, doubtful and loss grading for which the Bank determines that there is objective evidence of impairment and it does not expect to collect all principal and interest due according to the contractual terms of the agreement.
Belum jatuh tempo dan tidak mengalami penurunan nilai
Neither past due nor impaired
Eksposur menunjukkan laba yang tinggi atau stabil, modal dan likuiditas yang memadai, secara umum tercermin dengan pembayaran komitmen terhadap Bank secara tepat waktu. Sumber pembayaran dapat diidentifikasikan secara jelas.
Exposures exhibit high or stable earnings, adequate capital and liquidity, as generally evidenced by prompt repayment of its commitment with the Bank. Source of payment can be clearly identifiable.
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2012
Kredit dengan persyaratan yang dinegosiasikan kembali
Loans with renegotiated terms
Kredit dengan persyaratan yang dinegosiasikan kembali adalah kredit yang telah direstrukturisasi karena memburuknya posisi keuangan nasabah dan Bank telah memberikan konsesi yang mana tidak akan dipertimbangkan dalam kondisi normal. Ketika kredit telah direstrukturisasi, kredit tersebut tetap berada dalam kelompok ini walaupun kinerja nasabah membaik setelah restrukturisasi. Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, tidak terdapat kredit yang diberikan yang telah dinegosiasi ulang.
Loans with renegotiated terms are loans that have been restructured due to deterioration in the borrower’s financial position and where the Bank has made concessions that it would not otherwise consider. Once the loan is restructured, it remains in this category independent of satisfactory performance after restructuring. As of 31 December 2012 and 2011, there were no loans receivable whose terms have been renegotiated.
iv. Agunan
iv. Collateral
Agunan digunakan untuk memitigasi eksposur risiko kredit sedangkan kebijakan mitigasi risiko menentukan jenis agunan yang dapat diterima oleh Bank. Umumnya, jenis agunan yang diterima Bank untuk memitigasi risiko kredit adalah kas, giro, tabungan, deposito berjangka, standby letters of credit dan garansi bank. Agunan dilaporkan sesuai dengan kebijakan mitigasi risiko Bank dan peraturan Bank Indonesia yang berlaku.
Collateral is held to mitigate credit risk exposures while risk mitigation policies determine the eligibility of collateral types. Generally, the Bank accepts cash, current accounts, savings, time deposits, standby letters of credit and bank guarantees as collaterals to mitigate credit risk. Collateral is reported in accordance with the Bank’s risk mitigation policy and prevailing Bank Indonesia regulations.
Pada umumnya, agunan tidak dimiliki atas penempatan pada Bank Indonesia dan bankbank lain, aset keuangan yang diperdagangkan, dan efek - efek untuk tujuan investasi.
Collateral generally is not held over placements with Bank indonesia and other banks, financial assets held for trading, and investment securities.
Untuk jenis eksposur tertentu seperti letters of credit dan garansi, Bank juga memperoleh agunan seperti kas tergantung pada penilaian internal risiko kredit untuk eksposur tersebut. Selain itu, untuk produk trade finance seperti letters of credit, maka dalam hal terjadi gagal bayar Bank juga memiliki hak hukum atas aset yang mendasarinya.
For certain types of exposures such as letters of credit and guarantees, the Bank also obtains collateral such as cash depending on internal credit risk assessments. In addition, for trade finance products such as letters of credit, the Bank will also hold legal title on the underlying assets should a default take place.
Estimasi nilai wajar dari agunan yang dimiliki sebagai jaminan atas kredit yang diberikan yang belum jatuh tempo dan tidak mengalami penurunan nilai pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 masing-masing sebesar Rp 2.055.269 dan Rp 2.219.890. Bank tidak memiliki jaminan atas kredit yang mengalami penurunan nilai.
An estimated fair value of collateral held against neither past due nor impaired loans receivable as of 31 December 2012 and 2011 was Rp 2,055,269 and Rp 2,219,890, respectively. The Bank did not have any collaterals on impaired loans receivable.
Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, Bank tidak memiliki aset keuangan dan nonkeuangan yang berasal dari pengambilalihan kepemilikan agunan yang merupakan jaminan terhadap aset keuangan.
As of 31 December 2012 and 2011, the Bank did not have financial and non-financial assets that were obtained from taking possession of collateral held as security against financial assets.
Risiko penyelesaian
Settlement risk
Kegiatan Bank dapat memiliki risiko antara tanggal transaksi sampai dengan tanggal penyelesaian dan pada tanggal penyelesaian transaksi. Risiko penyelesaian adalah risiko yang disebabkan oleh kegagalan entitas untuk memenuhi kewajibannya untuk menyerahkan kas, efek-efek atau aset lainnya sesuai dengan kesepakatan kontrak.
The Bank’s activities may give rise to risk between the deal date to settlement date and at the time of settlement of transactions/trades. Settlement risk is the risk of loss due to the failure of an entity to honor its obligations to deliver cash, securities or other assets as contractually agreed.
90
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2012
Untuk beberapa jenis transaksi, Bank melakukan mitigasi risiko ini dengan melakukan penyelesaian melalui lembaga penyelesaian/kliring untuk memastikan bahwa transaksi diselesaikan hanya bila kedua belah pihak telah memenuhi kewajibannya sesuai kontrak. Limit penyelesaian merupakan bagian dari proses persetujuan kredit/pemantauan limit. Penerimaan risiko penyelesaian atas transaksi dengan mekanisme free settlement membutuhkan persetujuan atas transaksi atau pihak lawan dalam transaksi tersebut dari Komite Risiko Bank. c.0 Risiko likuiditas
For certain types of transactions, the Bank mitigates this risk by conducting settlements through a settlement/clearing agent to ensure that a trade is settled only when both parties have fulfilled their contractual settlement obligations. Settlement limits form part of the credit approval/limit monitoring process. Acceptance of settlement risk on free settlement trades requires transaction specific or counterparty specific approvals from the Bank’s Risk Committee.
c. Liquidity risk
Risiko likuiditas adalah risiko yang timbul dari potensi adanya ketidakmampuan untuk memenuhi seluruh kewajiban pembayaran pada saat jatuh tempo. Manajemen Risiko Likuiditas meyakinkan kemampuan Bank untuk memenuhi seluruh kewajiban pembayaran pada saat jatuh tempo. Untuk membatasi risiko ini, manajemen mengatur diversifikasi sumber dana, mengelola aset dengan pertimbangan likuiditas dan mengawasi likuiditas secara harian. Selain itu, Bank memelihara cadangan wajib atas deposito sesuai dengan peraturan Bank Indonesia yang berlaku.
Liquidity risk is the risk arising from potential inability to meet all payment obligations when they become due. Liquidity Risk Management safeguards the ability of the Bank to meet all payment obligations when they become due. To limit this risk, management arranges for diversified funding sources, manages assets with liquidity in mind and monitors liquidity on a daily basis. In addition, the Bank maintains statutory reserves on deposits in accordance with Bank Indonesia regulations.
Bagian Treasuri bertanggung jawab untuk mengelola risiko likuiditas. Kerangka manajemen risiko likuiditas Bank dirancang untuk mengidentifikasi, mengukur dan mengelola posisi risiko likuiditas. Kebijakan likuiditas yang mendasar ditelaah secara berkala oleh Komite Aset dan Liabilitas Grup (“ALCO”) dan disetujui oleh Kepala Manajemen Risiko Likuiditas yang bertanggung jawab atas metodologi dan kebijakan dalam bagian Treasuri. Kebijakan tersebut mendefinisikan metodologi yang diterapkan pada Grup, kantor cabang dan anak perusahaannya. Pada tingkat kantor cabang, risiko likuiditas dikelola oleh Komite Aset dan Liabilitas Bank berdasarkan kebijakan yang telah disetujui pada tingkat Grup.
The Treasury department is responsible for the management of liquidity risk. The Bank’s liquidity risk management framework is designed to identify, measure and manage the liquidity risk position. The underlying Liquidity Policy is reviewed on a regular basis by the Group Asset and Liability Committee (“ALCO”) and approved by the Head of Liquidity Risk Management responsible for the methodology and policies in the Treasury department. These policies define the methodology which is applied to the Group, its branches and its subsidiaries. At the branch level, liquidity risk is managed by the Bank’s ALCO based upon the approved policies at the Group level.
Ekposur terhadap risiko likuiditas
Exposure to liquidity risk
Ukuran utama yang digunakan Bank untuk mengelola risiko likuiditas adalah rasio aset likuid bersih terhadap simpanan dari nasabah bukan bank. Untuk tujuan pengukuran ini, aset likuid bersih terdiri dari kas dan setara kas dan efek-efek utang yang memiliki peringkat investasi dimana terdapat pasar aktif dan likuid, dikurangi simpanan dari bank-bank lain.
The key measure used by the Bank for managing liquidity risk is the ratio of net liquid assets to deposits from non-bank customers. For this purpose, net liquid assets are considered as including cash and cash equivalents and investment grade debt securities for which there is an active and liquid market, less any deposits from banks.
2012
2011
Kas dan setara kas Efek-efek yang diperdagangkan Simpanan dari bank-bank lain Jumlah aset likuid bersih
7.534.646) 3.970.118)
Simpanan dari nasabah bukan bank Rasio aset likuid bersih terhadap simpanan dari nasabah bukan bank
5.324.517) 4.953.631)
(4.993.105)
(4.455.783)
6.511.659) 8.857.450)
5.822.365) ) 9.829.841)
73,52%)
59,23%)
Cash and cash equivalents Trading securities Deposits from other banks Total net liquid assets Deposits from non-bank customers
Ratio of net liquid assets to deposits from non-bank customers
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2012
Sisa umur kontraktual liabilitas keuangan sampai dengan jatuh tempo pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut:
Residual contractual maturities of financial liabilities as of 31 December 2012 and 2011 was as follows: 2012
Nilai nominal bruto arus kas masuk (keluar)/ Gross nominal cash inflow (outflow)
Nilai tercatat/ Carrying amount Liabilitas keuangan nonderivatif Simpanan dari nasabah bukan bank Simpanan dari bankbank lain Utang akseptasi Liabilitas untuk mengembalikan efekefek yang diterima atas pinjaman yang dijaminkan Utang pada Kantor Pusat dan kantor cabang lain Liabilitas lain-lain dan beban masih harus dibayar
Liabilitas keuangan derivatif Diperdagangkan: Arus kas keluar Arus kas masuk Rekening administratif dengan risiko kredit: Garansi bank dan standby letters of credit yang diterbitkan Fasilitas kredit bersifat committed yang belum digunakan Fasilitas L/C yang tidak dapat dibatalkan Jumlah
Kurang dari 1 bulan/ Less than 1 month
1 - 3 bulan/ months
>3 - 12 bulan/ months
>1 - 2 tahun/ years
>2 tahun/ years
(8.857.450)
(8.863.553)
(8.566.912)
(182.433)
(113.602)
(606)
(4.993.105) (48.296)
(4.997.956) (48.296)
(4.965.146) (21.690)
-) (26.533)
-) (73)
-) -)
Non-derivative financial liabilities Deposits from non-bank -) customers Deposits from other (32.810) banks -) Acceptance payables
(2.967.091)
(2.989.717)
(2.989.717)
-)
-)
-)
Obligation to return securities received under secured -) borrowing
(1.121.443)
(1.121.614)
(398.630)
(722.984)
-)
-)
-)
(4.274) (17.991.659 )
(4.274) (18.025.410 )
(4.274)
-)
-
-
-
(16.946.369)
(931.950)
(113.675)
(606)
(32.810)
Due to Head Office and other branches Other liabilities and accrued expenses
Derivative financial liabilities Trading: (91.954) Cash outflow 4.332) Cash inflow (87.622) Off-balance sheet accounts with credit risk:
(333.017) -) -) (333.017)
(388.262) 51.446) (336.816)
(8.700) 5.170) (3.530)
(19.171) 5.804) (13.367)
(122.013) 22.497) (99.516)
(146.424) 13.643) (132.781)
-)
(1.323.086)
(1.323.086)
-
-)
-)
Bank guarantees and standby letters of -) credit issued
-)
(78.936)
-)
(78.936)
-)
-)
Undrawn committed -) loan facilities
-) (18.324.676 )
(378.015) (20.142.263 )
(61.336)
(293.865)
(22.814)
-)
-) Irrevocable L/C facilities
(18.334.321)
(1.318.118)
(236.005)
(133.387)
92
(120.432)
Total
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2012
2011 Nilai nominal bruto arus kas masuk (keluar)/ Gross nominal cash inflow (outflow)
Nilai tercatat/ Carrying amount Liabilitas keuangan nonderivatif Simpanan dari nasabah bukan bank Simpanan dari bankbank lain Utang akseptasi Liabilitas untuk mengembalikan efekefek yang diterima atas pinjaman yang dijaminkan Utang pada Kantor Pusat dan kantor cabang lain Liabilitas lain-lain dan beban masih harus dibayar
Liabilitas keuangan derivatif Diperdagangkan: Arus kas keluar Arus kas masuk
Rekening administratif dengan risiko kredit: Garansi bank dan standby letters of credit yang diterbitkan Fasilitas kredit bersifat committed yang belum digunakan Fasilitas L/C yang tidak dapat dibatalkan Jumlah
Kurang dari 1 bulan/ Less than 1 month
1 - 3 bulan/ months
>3 - 12 bulan/ months
>1 - 2 tahun/ years
>2 tahun/ years
(9.829.841)
(9.835.736)
(9.365.351)
(389.158)
(81.227)
-)
-
(4.455.783) (35.539)
(4.468.189) (35.539)
(4.213.935) (31.469)
(15.361) (4.070)
(238.893) -)
-) -)
-
Non-derivative financial liabilities Deposits from non-bank customers Deposits from other banks Acceptance payables
(3.804.369)
(3.838.419)
(3.838.419)
-)
-)
-)
-
Obligation to return securities received under secured borrowing
(940.159)
(942.418)
(210.194)
(732.224)
-)
-)
-
Due to Head Office and other branches
(11.871)
(11.871)
(7.384)
(1.119)
(3.368)
-)
-
Other liabilities and accrued expenses
(19.077.562 )
(19.132.172 )
(17.666.752)
(1.141.932)
(323.488)
-)
-
(257.281) -) -)
(319.885) 58.214)
(12.115) 6.221)
(25.730) 6.405)
(118.103) 19.986)
(106.666) 19.292)
(57.271) 6.310)
(257.281)
(261.671)
(5.894)
(19.325)
(98.117)
(87.374)
(50.961)
Derivative financial liabilities Trading: Cash outflow Cash inflow
Off-balance sheet accounts with credit risk:
-)
(1.465.258)
(1.465.258)
-)
-)
-)
-)
Bank guarantees and standby letters of credit issued
-)
(70.955)
-)
(66.421)
(4.534)
-)
-)
Undrawn committed loan facilities
-)
(202.511)
(47.843)
(49.908)
(104.760)
-)
-)
Irrevocable L/C facilities
(19.334.843 )
(21.132.567 )
(19.185.747)
(1.277.586)
(530.899)
(87.374)
(50.961)
Total
Tabel di atas menyajikan arus kas yang tidak didiskontokan dari liabilitas keuangan Bank dan rekening administratif dengan risiko kredit berdasarkan periode jatuh tempo kontraktual yang terdekat. Arus kas atas instrumen keuangan yang diharapkan Bank bervariasi secara signifikan dari analisa ini. Sebagai contoh, giro dari nasabah bukan bank diharapkan memiliki saldo yang stabil atau meningkat; fasilitas kredit bersifat committed yang belum digunakan tidak seluruhnya diharapkan untuk segera digunakan; atau garansi bank dan standby letters of credit yang diterbitkan tidak seluruhnya diharapkan untuk segera diklaim.
The above table shows the undiscounted cash flows on the Bank’s financial liabilities and offbalance sheet accounts with credit risk on the basis of their earliest possible contractual maturity. The Bank’s expected cash flows on these instruments vary significantly from this analysis. For example, demand deposits from non-bank customers are expected to maintain a stable or increasing balance; undrawn committed loan facilities are not all expected to be drawn immediately; or bank guarantees and standby letters of credit issued are not all expected to be called upon immediately.
Nilai nominal arus kas masuk/(keluar) yang diungkapkan pada tabel di atas menyajikan arus kas kontraktual yang tidak didiskontokan terkait dengan nilai pokok dan bunga dari liabilitas keuangan. Pengungkapan instrumen derivatif menunjukkan nilai bruto arus kas masuk dan keluar untuk derivatif yang diselesaikan bruto secara bersamaan (sebagai contoh kontrak cross currency swap).
The nominal inflow/(outflow) disclosed in the above table represents the contractual undiscounted cash flows relating to the principal and interest on the financial liability. The disclosure for derivatives shows gross inflow and outflow amount for derivatives that have simultaneous gross settlement (e.g., cross currency swap contracts).
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2012
Analisa jatuh tempo kontraktual aset dan liabilitas keuangan pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut:
The analysis of residual contractual maturities of financial assets and liabilities as of 31 December 2012 and 2011 was as follows: 2012
Kurang dari 1 bulan/ Less than 1 month Aset keuangan Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada bank-bank lain Tagihan pada kantor cabang lain Penempatan pada Bank Indonesia dan bank-bank lain Efek-efek yang diperdagangkan Aset derivatif untuk tujuan diperdagangkan Kredit yang diberikan Tagihan atas pinjaman yang dijaminkan Tagihan akseptasi Aset lain-lain Jumlah aset keuangan Liabilitas keuangan Simpanan dari nasabah bukan bank Simpanan dari bank-bank lain Liabilitas derivatif untuk tujuan diperdagangkan Utang akseptasi Liabilitas untuk mengembalikan efek-efek yang diterima atas pinjaman yang dijaminkan Utang pada Kantor Pusat dan kantor cabang lain Liabilitas lain-lain dan beban masih harus dibayar Jumlah liabilitas keuangan Selisih jatuh tempo
1-3 bulan/ months
> 3 - 12 bulan/ months
>1-5 tahun/ years
> 5 tahun/ years
Jumlah/ Total
10.176)
-)
-)
-)
-)
10.176)
1.750.519)
-)
-)
-)
-)
1.750.519)
783.591) 30.703)
-) -)
-) -)
-) -)
-) -)
783.591) 30.703)
4.990.360) -)
-) 164.390)
-) 271.357)
-) 458.685)
-) 3.075.686)
4.990.360) 3.970.118)
24.688) 333.527)
72.081) 318.687)
109.208) 1.260.818)
117.056) 3.926.086)
-) 94.749)
323.033) 5.933.867)
-) 21.575) 61.180)
289.125) 26.533) 6.916)
-) 73) 4.477)
1.989.125) -) -)
500.000) -) -)
2.778.250) 48.181) 72.573)
8.006.319)
877.732)
1.645.933)
6.490.952)
3.670.435)
20.691.371)
(8.565.215) (4.965.146)
(181.969) -)
(109.687) -)
(579) (27.959)
-) -)
(8.857.450) (4.993.105)
(23.033) (21.690)
(78.890) (26.533)
(113.375) (73)
(113.975) -)
(3.744) -)
(333.017) (48.296)
(2.967.091)
-)
-)
-)
-)
(2.967.091)
(398.630)
(722.813)
-)
-)
-)
(1.121.443)
(4.274)
-)
-)
-)
-)
(4.274)
(16.945.079)
(1.010.205)
(223.135)
(142.513)
(3.744)
(18.324.676)
(8.938.760)
(132.473)
1.422.798)
6.348.439)
3.666.691)
2.366.695)
94
Financial assets Cash Demand deposits at Bank Indonesia Demand deposits at other banks Due from other branches Placements with Bank Indonesia and other banks Trading securities Derivative assets held for trading Loans receivable Receivables under secured borrowing Acceptance receivables Other assets Total financial assets Financial liabilities Deposits from non-bank customers Deposits from other banks Derivative liabilities held for trading Acceptance payables Obligation to return securities received under secured borrowing Due to Head Office and other branches Other liabilities and accrued expenses Total financial liabilities Maturity gap
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2012
2011 Kurang dari 1 bulan/ Less than 1 month
Aset keuangan Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada bank-bank lain Tagihan pada kantor cabang lain Penempatan pada Bank Indonesia dan bank-bank lain Efek-efek yang diperdagangkan Aset derivatif untuk tujuan diperdagangkan Kredit yang diberikan Tagihan atas pinjaman yang dijaminkan Tagihan akseptasi Aset lain-lain Jumlah aset keuangan Liabilitas keuangan Simpanan dari nasabah bukan bank Simpanan dari bank-bank lain Liabilitas derivatif untuk tujuan diperdagangkan Utang akseptasi Liabilitas untuk mengembalikan efek-efek yang diterima atas pinjaman yang dijaminkan Utang pada Kantor Pusat dan kantor cabang lain Liabilitas lain-lain dan beban masih harus dibayar Jumlah liabilitas keuangan Selisih jatuh tempo
1-3 bulan/ months
> 3 - 12 bulan/ months
>1-5 tahun/ years
> 5 tahun/ years
Jumlah/ Total
29.290)
-)
-)
-)
-)
29.290)
1.847.479)
-)
-)
-)
1.847.479)
731.643)
-)
-) ) -)
-)
-)
731.643)
7.495)
-)
-)
-)
-)
7.495)
2.716.105) 42.541)
-) 17.294)
181.350) 68.232)
-) 3.240.868)
-) 1.584.696)
2.897.455) 4.953.631)
24.492) 2.056.500)
86.247) 520.822)
91.776) 1.989.348)
120.047) 339.398)
-) -)
322.562) 4.906.068)
2.796.113) 30.957) 85.990)
750.000) 4.070) 6.419)
380.835) -) 2.634)
1.700.000) -) 2.480)
500.000) -) -)
6.126.948) 35.027) 97.523)
Financial assets Cash Demand deposits at Bank Indonesia Demand deposits at other banks Due from other branches Placements with Bank Indonesia and other banks Trading securities Derivative assets held for trading Loans receivable Receivables under secured borrowing Acceptance receivables Other assets
10.368.605)
1.384.852)
2.714.175)
5.402.793
2.084.696)
21.955.121)
Total financial assets
(9.363.356)
(387.588)
(78.897)
-)
-)
(9.829.841)
(4.213.935)
(15.348)
(226.500)
-)
-)
(4.455.783)
(18.815) (31.469)
(57.989) (4.070)
(70.592) -)
(106.225) -)
(3.660) -)
(257.281) (35.539)
(3.804.369)
-)
-)
-)
-)
(3.804.369)
(210.194)
(729.965)
-)
-)
-)
(940.159)
(7.384)
(1.119)
(3.368)
-)
-)
(11.871)
(17.649.522)
(1.196.079)
(379.357)
(106.225)
(3.660)
(19.334.843)
(7.280.917)
188.773)
2.334.818)
5.296.568)
2.081.036)
2.620.278)
d. Risiko pasar
Financial liabilities Deposits from non-bank customers Deposits from other banks Derivative liabilities held for trading Acceptance payables Obligation to return securities received under secured borrowing Due to Head Office and other branches Other liabilities and accrued expenses Total financial liabilities Maturity gap
d. Market risk
Risiko pasar adalah risiko terjadinya perubahan harga pasar, seperti tingkat suku bunga, nilai tukar valuta asing dan credit spreads (tidak berhubungan dengan perubahan peringkat kredit peminjam/penerbit) yang akan mempengaruhi pendapatan Bank atau nilai dari instrumen keuangan yang dimilikinya. Tujuan dari manajemen risiko pasar adalah untuk mengelola dan mengendalikan eksposur risiko pasar dalam parameter yang dapat diterima, dan secara bersamaan mengoptimalkan hasil pengembalian atas risiko yang diterima.
Market risk is the risk that changes in market prices, such as interest rates, foreign exchange rates and credit spreads (not relating to changes in the obligor’s/issuer’s credit standing) will affect the Bank’s income or the value of its holdings of financial instruments. The objective of market risk management is to manage and control market risk exposures within acceptable parameters, while optimizing the return on risk.
Kerangka Manajemen Risiko Pasar
Market Risk Management framework
Bank menanggung risiko pasar baik dari aktivitas perdagangan maupun bukan perdagangan. Bank menanggung risiko dengan menciptakan pasar dan mengambil posisi dalam utang, kurs valuta asing, efek utang, serta derivatif dan sejenisnya.
The Bank assumes market risk in both trading and non-trading activities. The Bank assumes risk by making markets and taking positions in debt, foreign exchange, debt securities, as well as in derivatives and its equivalent.
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2012
Kombinasi antara analisa kerentanan risiko, valueat-risk, stress testing dan economic capital metrics digunakan untuk mengelola risiko pasar dan menetapkan limit risiko yang dapat diterima untuk keperluan pelaporan Grup. Untuk keperluan lokal dan regulator, Bank menggunakan analisa sensitivitas risiko untuk mengelola risiko pasar. Economic capital adalah sistem pengukuran yang digunakan untuk menggambarkan dan menggabungkan risiko pasar dalam portofolio untuk diperdagangkan dan portofolio bukan untuk diperdagangkan. Value-at-risk adalah sistem pengukuran yang umum digunakan untuk mengelola risiko pasar perdagangan.
A combination of risk sensitivities, value-at-risk, stress testing and economic capital metrics are used to manage market risk and establish acceptable risk limits for Group reporting purposes. For local statutory and regulatory purposes, the Bank uses analysis of risk sensitivities to manage the market risk. Economic capital is the metric used to describe and aggregate market risk, both in trading and non trading portfolios. Value-at-risk is a common metric used in the management of trading market risk.
Dewan Manajemen dan Komite Risiko Executive, didukung oleh Manajemen Risiko Pasar, yang merupakan bagian dari fungsi manajemen risiko dan modal yang independen, menetapkan suatu limit value-at-risk untuk seluruh Grup untuk risiko pasar dalam trading book. Manajemen Risiko Pasar mengalokasikan keseluruhan limit tersebut ke Divisi Grup. Setelah itu, limit dialokasikan ke lini usaha khusus dan kelompok portofolio untuk diperdagangkan dan wilayah geografis.
The Management Board and Risk Executive Committee, supported by Market Risk Management, which is part of independent risk and capital management function, set a Group-wide value-atrisk limit for the market risk in the trading book. Market Risk Management sub-allocates this overall limit to the Group Divisions. Below that, limits are allocated to specific business lines and trading portfolio groups and geographical regions.
Secara keseluruhan, risiko pasar dibagi dalam risikorisiko berikut:
In overall, market risk is divided into the following risks:
i. Risiko mata uang
i.
Currency risk
Bank memiliki eksposur risiko mata uang akibat adanya transaksi dalam valuta asing. Bank memonitor risiko konsentrasi yang terjadi untuk setiap valuta sehubungan dengan penjabaran transaksi dan aset dan liabilitas moneter dalam valuta asing ke dalam Rupiah. Bank menghitung risiko dampak fluktuasi kurs valuta asing atas posisi keuangan dan arus kasnya.
The Bank is exposed to currency risk through transaction in foreign currencies. The Bank monitors any concentration risk in relation to any individual currency in regard to the translation of foreign currency transactions and monetary assets and liabilities into Rupiah. The Bank takes exposure to effects of fluctuations in the prevailing foreign exchange rates on its financial position and cash flows.
Eksposur valuta asing utama Bank didominasi oleh USD, EUR dan SGD. Kebijakan manajemen risiko kurs valuta asing ditetapkan pada tingkat Grup Deutsche Bank dan limit global dialokasikan ke tingkat regional dan negara dan secara fisik dikelola di tingkat kantor cabang atau entitas lokal. Pada tingkat kantor cabang, risiko kurs valuta asing dikelola untuk mata uang fungsional lokal Bank dan Grup Deutsche Bank memiliki strategi untuk melindungi nilai mata uang fungsional lokal terhadap EUR yang merupakan mata uang pelaporan Grup Deutsche Bank.
The major foreign currency exposures of the Bank are predominantly denominated in USD, EUR and SGD. Foreign exchange risk management policy is set at the Deutsche Bank Group level and global limits are allocated on a regional and country level and physically managed at the branch or local entity level. At the branch level, the foreign exchange risk is managed in the context of the local functional currency of the Bank and Deutsche Bank Group has a strategy to hedge the local functional currency against EUR which is the reporting currency of the Deutsche Bank Group.
Posisi devisa neto (“PDN”) Bank dihitung berdasarkan peraturan Bank Indonesia yang berlaku. Sesuai dengan peraturan yang berlaku, bank diwajibkan untuk memelihara posisi devisa neto secara keseluruhan setinggi-tingginya 20% dari jumlah modal.
The Bank’s net foreign exchange position (“NOP”) was calculated based on the prevailing Bank Indonesia regulations. In accordance with the regulations, banks are required to maintain their aggregate net foreign exchange position at a maximum of 20% of its capital.
96
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2012
The Bank’s net foreign exchange position as of 31 December 2012 and 2011 were as follows:
Posisi devisa neto Bank pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut: Posisi devisa neto untuk neraca (selisih bersih aset dan liabilitas)/ Balance sheet net foreign exchange position (net differences between assets and liabilities) Dolar Amerika Serikat Dolar Australia Dolar Singapura Dolar Hong Kong Poundsterling Inggris Yen Jepang Euro Lainnya Jumlah
190.865) (3.507) (77.318) (558) (296) (827) 12.086) 20.440) 140.885)
2012 Selisih bersih tagihan dan liabilitas pada rekening administratif/ Net differences between receivables and liabilities in offbalance sheet accounts (275.526) (410) 72.631) 686 (1.348)
-)
Jumlah modal (Catatan 4f)
Posisi Devisa Neto
Posisi devisa neto untuk neraca (selisih bersih aset dan liabilitas)/ Balance sheet net foreign exchange position (net differences between assets and liabilities) Dolar Amerika Serikat Dolar Australia Dolar Singapura Dolar Hong Kong Poundsterling Inggris Yen Jepang Euro Lainnya Jumlah Jumlah modal (Catatan 4f)
Posisi Devisa Neto
604.854) 1.353) (42.050) 136) (328) 899) (15.488) 6.017) 555.393)
2011 Selisih bersih tagihan dan liabilitas pada rekening administratif/ Net differences between receivables and liabilities in offbalance sheet accounts (850.261) (3.682) -) -) 26.278)
-)
Posisi devisa neto secara keseluruhan (nilai absolut)/ Overall net foreign exchange position (absolute amount) 84.661 3.917 4.687 558 296 141 10.738 20.440 125.438
United States Dollar Australian Dollar Singapore Dollar Hong Kong Dollar Great Britain Poundsterling Japanese Yen Euro Others Total
2.153.817
Total capital (Note 4f)
5,82%
Net foreign exchange position
Posisi devisa neto secara keseluruhan (nilai absolut)/ Overall net foreign exchange position (absolute amount) 245.407 2.329 42.050 136 328 899 10.790 6.905 308.844
United States Dollar Australian Dollar Singapore Dollar Hong Kong Dollar Great Britain Poundsterling Japanese Yen Euro Others Total
2.242.081
Total capital (Note 4f)
13,77%
Net foreign exchange position
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2012
The management of foreign currency risk is supplemented by monitoring the sensitivity of the Bank’s net open position to various currency exchange rate scenarios on a daily basis. Standard scenarios that are considered include a 1% movement in average for significant foreign currency positions against Rupiah, which according to management’s assessment, is relevant to assess its significance to the Bank’s financial results. The analysis is as follows:
Pengelolaan risiko mata uang dilengkapi dengan pemantauan sensitivitas posisi devisa neto Bank terhadap berbagai skenario kurs mata uang yang ditelaah secara harian. Skenario standar yang dipertimbangkan meliputi perubahan nilai tukar rata-rata valuta asing yang signifikan terhadap Rupiah sebesar 1%, yang menurut penilaian manajemen, relevan untuk menilai signifikansinya terhadap hasil usaha Bank. Analisa tersebut adalah sebagai berikut: 1% kenaikan/ increase*) 2012 2011
1% penurunan/ decrease**) 2012 2011
Sensitivitas terhadap laba rugi
Dolar Amerika Serikat Dolar Australia Dolar Singapura Euro
Sensitivity of profit or loss
(847) (39) (47)
(2.454) (23) (421)
847 39 47
107
108
(107)
2.454 Dollar 23 Australian Dollar 421 Singapore Dollar (108)
*) Foreign exchange rates are appreciated against Rupiah/Kurs valuta asing meningkat terhadap Rupiah **) Foreign exchange rates are depreciated against Rupiah/Kurs valuta asing menurun terhadap Rupiah
ii. Risiko suku bunga
ii. Interest rate risk
Aktivitas usaha Bank memiliki risiko fluktuasi suku bunga apabila aset yang menghasilkan pendapatan bunga (termasuk investasi) dan liabilitas berbunga telah jatuh tempo atau dinilai kembali pada saat yang berbeda atau dengan nilai yang berbeda. Risiko suku bunga Bank pada umumnya terdiri dari dua komponen. Risiko umum menggambarkan perubahan nilai dikarenakan pergerakan pasar secara umum, sementara risiko khusus terkait dengan penerbit instrumen keuangan.
The Bank’s business activities are exposed to the risk of interest rate fluctuations to the extent that interest-earning assets (including investments) and interest-bearing liabilities mature or re-price at different times or in differing amounts. The Bank’s interest rate risk generally consists of two components. The general risk describes value changes due to general market movements, while the specific risk has issuer-related causes.
Aktivitas Manajemen Risiko Pasar meliputi aspek risiko, imbalan dan modal; oleh karena itu, Bank akan memantau dan mengendalikan risiko suku bunga pada tingkat tertentu dan memastikan bahwa risiko yang diambil memberikan hasil dan penggunaan modal yang optimal.
Market Risk Management activities are concerned with risk, reward and capital; therefore, the Bank will monitor and control the interest risk at certain level and ensure the risks taken give optimal return and capital consumption.
Aktivitas Manajemen Risiko Aset-Liabilitas dilaksanakan terkait dengan kerentanan Bank terhadap perubahan suku bunga. Bank juga menggunakan kombinasi instrumen keuangan derivatif, terutama swap suku bunga dan opsi, dan kontrak lainnya untuk mencapai tujuan manajemen risiko.
Asset-Liability Risk Management activities are conducted in the context of the Bank’s sensitivity to interest rate changes. The Bank also uses a combination of derivative financial instruments, particularly interest rate swaps and options, as well as other contracts to achieve its risk management objectives.
98
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2012
Tabel di bawah ini menyajikan aset berbunga dan liabilitas berbunga (bukan untuk tujuan diperdagangkan) Bank pada nilai tercatat, yang dikategorikan menurut mana yang terlebih dahulu atara tanggal repricing atau tanggal jatuh tempo:
Nilai tercatat/ Carrying amount Penempatan pada Bank Indonesia dan bank-bank lain Kredit yang diberikan Tagihan atas pinjaman yang dijaminkan
Simpanan dari nasabah bukan bank Simpanan dari bank-bank lain
Selisih suku bunga
Instrumen dengan suku bunga mengambang/ Floating rate instruments Kurang dari 3 bulan/ 3 bulan/ months Less than 1 tahun/ 3 months year
Simpanan dari nasabah bukan bank Simpanan dari bank-bank lain
Selisih suku bunga
2012 Instrumen dengan suku bunga tetap/ Fixed rate instruments Kurang dari 3 bulan/ 3 bulan/ months Less than 1 tahun/ 3 months year
2.778.250)
2.571.044)
-)
-)
13.702.477)
2.669.627)
5.164.941)
5.543.991)
Placements with Bank -) Indonesia and other banks 116.712) Loans receivable Receivables under 207.206) secured borrowing 323.918)
(8.857.450) (4.993.105)
(1.192.023) -)
-) (27.958)
(7.555.162) (4.965.147)
Deposits from non-bank (110.265) customers -) Deposits from other banks
(13.850.555 )
(1.192.023)
(27.958)
(12.520.309 )
(110.265)
(148.078)
1.477.604)
5.136.983)
(6.976.318)
213.653)
4.990.360) 5.933.867)
-) 98.583)
Nilai tercatat/ Carrying amount Penempatan pada Bank Indonesia dan bank-bank lain Kredit yang diberikan Tagihan atas pinjaman yang dijaminkan
The table below summarized the Bank’s interest-earning assets and interest-bearing liabilities (not for trading purpose) at carrying amounts, categorized by the earlier of contractual re-pricing or maturity dates:
-) 5.164.941)
Instrumen dengan suku bunga mengambang/ Floating rate instruments Kurang dari 3 bulan/ 3 bulan/ months Less than 1 tahun/ 3 months year
4.990.360) 553.631)
Interest rate gap
2011 Instrumen dengan suku bunga tetap/ Fixed rate instruments Kurang dari 3 bulan/ 3 bulan/ months Less than 1 tahun/ 3 months year
2.897.455) 4.906.068)
-) 2.035.712)
181.350) 2.302.355)
2.716.105) 541.609)
6.126.948) 13.930.471)
3.080.835) 5.116.547)
-) 2.483.705)
3.046.113) 6.303.827)
Placements with Bank -) Indonesia and other banks 26.392) Loans receivable Receivables under -) secured borrowing 26.392)
(9.829.841) (4.455.783) (14.285.624)
(2.054.052) (15.348) (2.069.400)
-) (226.500) (226.500)
(7.696.892) (4.213.935) (11.910.827)
Deposits from non-bank (78.897) customers -) Deposits from other banks (78.897)
(355.153)
3.047.147)
2.257.205)
(5.607.000)
(52.505)
Interest rate gap
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2012
The table below summarized the weighted average effective interest rates for each financial instrument:
Tabel di bawah ini mengikhtisarkan suku bunga efektif rata-rata tertimbang untuk masing-masing instrumen keuangan: 2012
2011
Aset
Assets
Rupiah
Penempatan pada bank-bank lain Efek-efek yang diperdagangkan Obligasi pemerintah Obligasi perusahaan Kredit yang diberikan Tagihan atas pinjaman yang dijaminkan
Rupiah Placements with other banks
4,50%
5,75%
7,00% 8,70% 6,26%
7,52% Government bonds 8,99% Corporate bonds 6,73% Loans receivable
7,66%
7,23% Receivables under secured borrowing
Trading securities
Valuta asing
Penempatan pada Bank Indonesia dan bank-bank lain Kredit yang diberikan
0,14% 1,66%
Liabilitas Rupiah Simpanan dari nasabah bukan bank Giro
Deposito berjangka Simpanan dari bank-bank lain Deposito berjangka
0,44% 2,99% 4,00%
Valuta asing
Rupiah Deposits from non-bank customers 0,77% Demand deposits 3,42% Term deposits Deposits from other banks 5,58% Term deposits Foreign currencies Deposits from non-bank customers
Simpanan dari nasabah bukan bank Deposito berjangka Simpanan dari bank-bank lain Deposito berjangka
Foreign currencies Placements with Bank Indonesia and 0,64% other banks 1,71% Loans receivable Liabilities
0,22%
0,43% Term deposits
-
0,53% Term deposits
Deposits from other banks
100
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2012
Analisis sensitivitas
Sensitivity analysis
Pengelolaan risiko suku bunga dilengkapi dengan pemantauan atas sensitivitas aset dan liabilitas keuangan Bank untuk diperdagangkan dan bukan untuk diperdagangkan terhadap berbagai skenario suku bunga yang berdampak terhadap nilai wajar aset dan liabilitas keuangan untuk diperdagangkan, serta pendapatan bunga dan beban bunga dari aset dan liabilitas keuangan untuk diperdagangkan dan bukan untuk diperdagangkan. Skenario standar yang dipertimbangkan secara harian meliputi penurunan atau kenaikan yield curve secara paralel sebesar 100 basis point (bp). Analisa sensitivitas Bank atas kenaikan atau penurunan tingkat suku bunga pasar, dengan asumsi tidak terdapat perubahan asimetris pada yield curve dan posisi keuangan yang konstan, adalah sebagai berikut:
The management of interest rate risk is supplemented by monitoring the sensitivity of the Bank’s trading and non-trading financial assets and liabilities to various interest rate scenarios that have impact on the fair value of trading financial assets and liabilities, as well as interest income and interest expenses from trading and non trading financial assets and liabilities. Standard scenarios that are considered on a daily basis include a 100 basis point (bp) parallel fall or rise in all yield curves. An analysis of the Bank’s sensitivity to increase or decrease in market interest rates, assuming no asymmetrical movement in yield curves and a constant financial position, is as follows:
100 bp kenaikan/ increase Sensitivitas terhadap laba sebelum pajak penghasilan
Per 31 Desember 2012 Per 31 Desember 2011
(241.965) (149.332)
e.0Risiko operasional
100 bp penurunan/ decrease Sensitivity of income before income tax 241.965 As of 31 December 2012 149.332 As of 31 December 2011
e.0Operational risk
Risiko operasional didefinisikan oleh Grup sebagai risiko terjadinya kerugian dalam kaitannya dengan karyawan, spesifikasi dan dokumentasi perjanjian, teknologi, kegagalan dan bencana infrastruktur, proyek, pengaruh eksternal dan hubungan dengan nasabah. Risiko operasional meliputi risiko hukum dan peraturan, di luar risiko usaha dan reputasi.
Operational risk is defined by the Group as the risk of incurring losses in relation to employees, contractual specifications and documentation, technology, infrastructure failure and disasters, projects, external influences and customer relationships. It includes legal and regulatory risk, but excludes business and reputational risk.
Manajemen Risiko Operasional Grup adalah fungsi manajemen risiko yang independen dalam Grup yang bertanggung jawab untuk mendefinisikan kerangka risiko operasional dan kebijakan terkait. Penerapan kerangka dan manajemen risiko operasional harian merupakan tanggung jawab divisi usaha Grup. Berdasarkan model keterkaitan usaha tersebut, pengawasan secara ketat dan pemahaman yang tinggi atas risiko operasional dapat dipastikan.
Group Operational Risk Management is an independent risk management function within the Group that is responsible for defining the operational risk framework and related policies. The responsibility for implementing the framework as well as the day-to-day operational risk management lies with the Group’s business divisions. Based on such business partnership model, close monitoring and high awareness of operational risk is ensured.
f. Manajemen modal
Secara berkala, Bank melakukan perencanaan dan pengawasan modal untuk memastikan kecukupan modal untuk mendukung strategi bisnis, kepatuhan terhadap peraturan perbankan serta memperhatikan perkembangan kondisi makro ekonomi. Rencana penambahan modal Bank wajib dimuat dalam Rencana Bisnis yang disampaikan kepada Bank Indonesia, dan harus mendapatkan persetujuan dari Grup Deutsche Bank maupun Bank Indonesia.
f.0Capital management
On a regular basis, the Bank undertakes capital planning and monitoring to ensure capital adequacy to support business strategies, compliance to banking regulations as well as to take into consideration macro economic development. Capital injection plan is required to be included in the Business Plan submitted to Bank Indonesia, and it is subject to Deutsche Bank Group and Bank Indonesia approval.
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2012
Sesuai dengan peraturan Bank Indonesia yang berlaku, Bank wajib menyediakan modal minimum sebesar 8% dari Aset Tertimbang Menurut Risiko (“ATMR”). Untuk mengantisipasi potensi kerugian sesuai profil risiko Bank, Bank Indonesia dapat mewajibkan Bank untuk menyediakan modal lebih besar dari ketentuan mengenai modal minimum tersebut. Potensi kerugian Bank dapat bersumber dari:
In accordance with prevailing Bank Indonesia regulation, the Bank is required to maintain a minimum capital of 8% of Risk Weighted Assets (“RWA”). In order to anticipate potential losses in the Bank’s risk profile, Bank Indonesia may require the Bank to maintain higher capital than the minimum capital requirement. The Bank’s potential losses may arise from:
a. risiko kredit, risiko pasar, dan risiko operasional yang belum dapat sepenuhnya diukur secara akurat dalam melakukan perhitungan ATMR; b. risiko lainnya yang bersifat material, antara lain risiko suku bunga di banking book, risiko likuiditas, dan risiko konsentrasi; c. dampak penerapan stress testing terhadap kecukupan modal Bank; dan/atau
a. credit risk, market risk and operational risk which have not been accurately measured in the RWA calculation; b. other material risks, including interest rate risk in banking book, liquidity risk and concentration risk; c. impact of the application of stress test on the capital adequacy; and/or d. other relevant factors.
d. berbagai faktor terkait lainnya.
Perhitungan modal dan ATMR untuk risiko kredit, risiko pasar dan risiko operasional dilakukan sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia.
Calculation of capital and RWA for credit risk, market risk and operational risk is done in accordance with Bank Indonesia regulations.
Bank telah mematuhi semua persyaratan modal yang ditetapkan sepanjang tahun.
The Bank has complied with all externally imposed capital requirements throughout the year.
Rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (“KPMM”) Bank pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, yang dihitung sesuai dengan peraturan Bank Indonesia yang berlaku adalah sebagai berikut:
The Bank’s Capital Adequacy Ratio (“CAR”) as of 31 December 2012 and 2011 computed in accordance with the prevailing Bank Indonesia regulation, were as follows:
2012 Komponen modal: Penyertaan Kantor Pusat Dana usaha (Catatan 23) Laba bersih tahun berjalan (50%) Laba yang belum dipindahkan ke Kantor Pusat tahuntahun sebelumnya
2011
1.387.393) 553.533) 261.574) -)
Kekurangan cadangan kerugian penurunan nilai aset terhadap penyisihan penghapusan aktiva sesuai ketentuan Bank Indonesia (114.415) Cadangan umum kerugian penurunan nilai aset produktif (maksimum 1,25% dari ATMR)
Dikurangi: Investasi jangka panjang Jumlah modal Aset tertimbang menurut risiko - untuk risiko kredit Aset tertimbang menurut risiko - untuk risiko pasar Aset tertimbang menurut risiko - untuk risiko operasional
Rasio kewajiban penyediaan modal minimum - risiko kredit dan risiko pasar Rasio kewajiban penyediaan modal minimum - risiko kredit, risiko pasar dan risiko operasional Rasio kewajiban penyediaan modal minimum yang diwajibkan
67.232) 2.155.317) (1.500)
2.153.817) 5.378.533) 2.220.286) 2.664.045)
Component of capital: 1.387.393) Head Office investment 548.514) Operating funds (Note 23) 370.156) Current year net income (50%) 92.994) Prior year’s unremitted profit Shortage of allowance for impairment losses on assets against provision for asset losses according to Bank (228.188) Indonesia requirements General reserve for impairment losses of productive assets 72.712) (maximum 1.25% of RWA) 2.243.581) Less: Long-term (1.500) investment 2.242.081) Total capital Risk weighted assets 5.816.996) - for credit risk Risk weighted assets 1.713.578) - for market risk Risk weighted assets 2.968.336) - for operational risk
28,34%)
Capital adequacy ratio - credit risk and 29,77%) market risk
20,99%)
Capital adequacy ratio - credit risk, 21,36%) market risk and operational risk
8,00%)
102
8,00%) Required capital adequacy ratio
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2012 5. Penggunaan Estimasi Dan Pertimbangan
5. Use Of Estimates And Judgments
Pengungkapan ini merupakan tambahan atas pembahasan tentang manajemen risiko keuangan (lihat Catatan 4).
These disclosures supplement the commentary on financial risk management (see Note 4).
a. Sumber utama atas ketidakpastian estimasi
a. Key sources of estimation uncertainty
a.1. Cadangan kerugian penurunan nilai aset keuangan
a.1. Allowance for impairment losses of financial assets
Evaluasi atas kerugian penurunan nilai aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi dijelaskan di Catatan 3k.
Financial assets accounted for at amortized cost are evaluated for impairment on a basis described in Note 3k.
Cadangan kerugian penurunan nilai terkait dengan pihak lawan spesifik dalam seluruh cadangan kerugian penurunan nilai dibentuk atas tagihan yang penurunan nilainya dievaluasi secara individual berdasarkan estimasi terbaik manajemen atas nilai tunai arus kas yang diharapkan akan diterima. Dalam mengestimasi arus kas ini, manajemen membuat pertimbangan mengenai kondisi keuangan dari pihak lawan dan nilai bersih yang dapat direalisasi dari agunan yang diterima. Setiap aset yang mengalami penurunan nilai dievaluasi, dan strategi penyelesaiannya serta estimasi arus kas yang dinilai dapat diperoleh kembali secara independen disetujui oleh Departemen Kredit.
The specific counterparty component of the total allowances for impairment applies to claims evaluated individually for impairment based upon management’s best estimate of the present value of the cash flows that are expected to be received. In estimating these cash flows, management establishes judgments about the counterparty’s financial condition and the net realizable value of any underlying collateral. Each impaired asset is assessed on its merits, and the workout strategy and estimate of cash flows considered recoverable are independently approved by the Credit Department.
Evaluasi cadangan kerugian penurunan nilai secara kolektif meliputi kerugian kredit yang melekat pada portofolio tagihan dengan karakteristik ekonomi yang serupa ketika terdapat bukti obyektif bahwa telah terjadi penurunan nilai tagihan dalam portofolio tersebut namun penurunan nilai secara individu belum dapat diidentifikasi. Dalam menentukan perlunya membentuk cadangan kerugian penurunan nilai secara kolektif, manajemen mempertimbangkan faktor-faktor seperti kualitas kredit, besarnya portofolio, konsentrasi kredit dan faktor-faktor ekonomi. Dalam mengestimasi cadangan yang dibutuhkan, asumsi-asumsi dibuat untuk menentukan model kerugian bawaan dan untuk menentukan parameter input yang dibutuhkan, berdasarkan pengalaman historis dan kondisi ekonomi saat ini. Ketepatan dari cadangan ini bergantung pada seberapa tepat estimasi arus kas masa depan untuk menentukan cadangan individual serta asumsi model dan parameter yang digunakan dalam menentukan cadangan kolektif.
Collectively assessed impairment allowances cover credit losses inherent in portfolios of receivables with similar economic characteristics when there is objective evidence to suggest that they contain impaired receivables, but the individual impaired items cannot yet be identified. In assessing the need for collective allowances, management considers factors such as credit quality, portfolio size, credit concentrations, and economic factors. In order to estimate the required allowance, assumptions are made to define the way inherent losses are modeled and to determine the required input parameters, based on historical experience and current economic conditions. The accuracy of the allowances depends on how well these estimate future cash flows for specific counterparty allowances and the model assumptions and parameters used in determining collective allowances.
a.2. Penentuan nilai wajar Dalam menentukan nilai wajar atas aset keuangan dan liabilitas keuangan dimana tidak terdapat harga pasar yang dapat diobservasi, Bank harus menggunakan teknik penilaian seperti dijelaskan pada Catatan 3.c.6. Untuk instrumen keuangan yang jarang diperdagangkan dan tidak memiliki harga yang transparan, nilai wajarnya menjadi kurang obyektif dan karenanya, membutuhkan tingkat pertimbangan yang beragam, tergantung pada likuiditas, konsentrasi, ketidakpastian faktor pasar, asumsi penentuan harga, dan risiko lainnya yang mempengaruhi instrumen tertentu.
a.2. Determining fair values In determining the fair value for financial assets and financial liabilities for which there is no observable market price, the Bank must use the valuation techniques as described in Note 3.c.6. For financial instruments that trade infrequently and with less price transparency, fair value becomes less objective, and requires varying degrees of judgment depending on liquidity, concentration, uncertainty of market factors, pricing assumptions and other risks affecting the specific instrument.
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2012 b. Pertimbangan akuntansi yang penting dalam menerapkan kebijakan akuntansi Bank
b. Critical accounting judgments in applying the Bank’s accounting policies
Pertimbangan akuntansi yang penting dalam menerapkan kebijakan akuntansi Bank meliputi:
Critical accounting judgments made in applying the Bank’s accounting policies include:
b.1. Penilaian instrumen keuangan
b.1. Valuation of financial instruments
Kebijakan akuntansi Bank untuk pengukuran nilai wajar dibahas di Catatan 3.c.6.
The Bank’s accounting policy on fair value measurements is discussed in Note 3.c.6.
Bank mengukur nilai wajar dengan menggunakan hirarki dari metode berikut:
The Bank measures fair values using the following hierarchy of methods:
–
Tingkat 1: Harga kuotasi di pasar aktif untuk instrumen keuangan yang sejenis.
–
Level 1: Quoted market price in an active market for an identical instrument.
–
Tingkat 2: Teknik penilaian berdasarkan input yang dapat diobservasi. Termasuk dalam kategori ini adalah instrumen keuangan yang dinilai dengan menggunakan harga kuotasi di pasar aktif untuk instrumen yang sejenis; harga kuotasi untuk instrumen keuangan yang sejenis di pasar yang kurang aktif; atau teknik penilaian lainnya dimana seluruh input signifikan yang digunakan dapat diobservasi secara langsung ataupun tidak langsung dari data yang tersedia di pasar.
–
Level 2: Valuation techniques based on observable inputs. This category includes financial instruments valued using quoted market prices in active markets for similar instruments; quoted prices for similar instruments in markets that are considered less than active; or other valuation techniques where all significant inputs are directly or indirectly observable from market data.
–
Tingkat 3: Teknik penilaian yang menggunakan input signifikan yang tidak dapat diobservasi. Termasuk dalam kategori ini adalah semua instrumen keuangan dimana teknik penilaiannya tidak menggunakan data yang dapat diobservasi dan input yang tidak dapat diobservasi ini dapat memiliki dampak signifikan terhadap penilaian instrumen keuangan. Termasuk dalam kategori ini adalah instrumen yang dinilai berdasarkan harga kuotasi atas instrumen sejenis dimana dibutuhkan penyesuaian atau asumsi signifikan yang tidak dapat diobservasi untuk mencerminkan perbedaan di antara instrumen tersebut.
–
Level 3: Valuation techniques using significant unobservable inputs. This category includes all financial instruments where the valuation technique includes inputs not based on observable data and the unobservable inputs could have a significant effect on the instrument’s valuation. This category includes instruments that are valued based on quoted prices for similar instruments where significant unobservable adjustments or assumptions are required to reflect differences between the instruments.
Nilai wajar dari aset keuangan dan liabilitas keuangan yang diperdagangkan di pasar aktif didasarkan pada kuotasi harga pasar atau kuotasi dari harga dealer. Untuk seluruh instrumen keuangan lainnya, Bank menentukan nilai wajar menggunakan teknik penilaian.
Fair values of financial assets and financial liabilities that are traded in active markets are based on quoted market prices or dealer price quotations. For all other financial instruments, the Bank determines fair values using valuation techniques.
Teknik penilaian termasuk model nilai tunai dan arus kas yang didiskontokan, dan perbandingan dengan instrumen yang sejenis dimana terdapat harga pasar yang dapat diobservasi. Asumsi dan input yang digunakan dalam teknik penilaian termasuk suku bunga bebas risiko (risk-free) dan suku bunga acuan, credit spread dan variabel lainnya yang digunakan dalam mengestimasi tingkat diskonto, harga obligasi, kurs valuta asing, serta tingkat kerentanan dan korelasi harga yang diharapkan.
Valuation techniques include net present value and discounted cash flow models, and comparison to similar instruments for which market observable prices exist. Assumptions and inputs used in valuation techniques include risk-free and benchmark interest rates, credit spreads and other premia used in estimating discount rates, bond prices, foreign currency exchange rates, and expected price volatilities and correlations.
104
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2012
Tujuan dari teknik penilaian adalah penentuan nilai wajar yang mencerminkan harga dari instrumen keuangan pada tanggal pelaporan yang akan ditentukan oleh para pelaku di pasar dalam suatu transaksi yang wajar.
The objective of valuation techniques is to arrive at a fair value determination that reflects the price of the financial instrument at the reporting date that would have been determined by market participants acting at arm’s length.
Penyesuaian nilai wajar
Fair value adjustments
Penyesuaian atas nilai wajar diterapkan ketika Bank mempertimbangkan bahwa terdapat faktor-faktor tambahan yang dipertimbangkan oleh pelaku pasar tetapi tidak terdapat di dalam model penilaian. Tingkat penyesuaian atas nilai wajar tergantung pada banyak faktor yang spesifik terhadap entitas. Oleh karena itu, penyesuaian nilai wajar mungkin tidak dapat diperbandingkan di antara pihak-pihak dalam industri perbankan.
Fair value adjustments are adopted when the Bank considers that there are additional factors that would be considered by a market participant that are not incorporated within the valuation model. The magnitude of fair value adjustments depends upon many entity-specific factors. Therefore, the fair value adjustments may not be comparable across the banking industry.
Tabel berikut ini menyajikan analisa instrumen keuangan yang diukur pada nilai wajar berdasarkan tingkat hirarki nilai wajarnya.
The table below analyzed financial instruments measured at fair value by its level in the fair value hierarchy.
2012 Tingkat/Level 2
Tingkat/Level 1
Jumlah/Total
Aset keuangan
Financial assets
Efek-efek yang diperdagangkan Aset derivatif untuk tujuan diperdagangkan
3.042.117
Liabilitas keuangan Liabilitas derivatif untuk tujuan diperdagangkan Liabilitas untuk mengembalikan efek-efek yang diterima atas pinjaman yang dijaminkan
928.001
3.970.118
-
323.033
323.033
3.042.117
1.251.034
4.293.151
-
333.017
333.017
292.987
2.674.104
2.967.091
292.987
3.007.121
3.300.108
2011 Tingkat/Level 2
Tingkat/Level 1
Trading securities Derivative assets held for trading
Financial liabilities Derivative liabilities held for trading Obligation to return securities received under secured borrowing
Jumlah/Total
Aset keuangan Efek-efek yang diperdagangkan
Financial assets 1.895.915
Aset derivatif untuk tujuan diperdagangkan
3.057.716
4.953.631
-
322.562
322.562
1.895.915
3.380.278
5.276.193
Liabilitas keuangan Liabilitas derivatif untuk tujuan diperdagangkan Liabilitas untuk mengembalikan efekefek yang diterima atas pinjaman yang dijaminkan
b.2. Klasifikasi aset dan liabilitas keuangan Kebijakan akuntansi Bank memberikan keleluasaan untuk menetapkan aset keuangan dan liabilitas keuangan ke dalam berbagai kategori pada saat pengakuan awal sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku berdasarkan kondisi tertentu:
-
257.281
257.281
-
3.804.369
3.804.369
-
4.061.650
4.061.650
Trading securities Derivative assets held for trading
Financial liabilities Derivative liabilities held for trading Obligation to return securities received under secured borrowing
b.2. Financial asset and liability classification The Bank’s accounting policies provide scope for financial assets and liabilities to be designated on inception into different accounting categories in certain circumstances:
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2012 Dalam mengklasifikasikan aset keuangan dalam kelompok “diperdagangkan”, Bank telah menetapkan bahwa aset tersebut sesuai dengan definisi aset dalam kelompok diperdagangkan yang dijabarkan di Catatan 3.c.1.
In classifying financial assets as “trading”, the Bank has determined that it meets the definition of trading assets set out in Note 3.c.1.
Rincian klasifikasi aset keuangan dan liabilitas keuangan Bank diungkapkan di Catatan 16.
Details of the Bank’s classification of financial assets and liabilities were disclosed in Note 16.
6. Giro Pada Bank Indonesia
6. Demand Deposits At Bank Indonesia
Merupakan giro wajib minimum (“GWM”) yang diwajibkan oleh Bank Indonesia sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Represent minimum res erve required by Bank Indonesia in a ccorda nce with the pre va iling re gula tions .
2012 Rupiah Dolar Amerika Serikat
2011
1.432.385
1.536.645
318.134
310.834
1.750.519
1.847.479
Rupiah United States Dollar
Pada tangal 31 Desember 2012 dan 2011, Giro Wajib Minimum (“GWM”) Bank masing-masing sebesar 43,37% dan 46,81% untuk mata uang Rupiah serta sebesar 8,58% dan 8,01% untuk mata uang Dolar Amerika Serikat. GWM Bank dalam Rupiah pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 terdiri dari GWM Primer masing-masing sebesar 12,59% dan 12,16% dengan menggunakan saldo rekening giro Rupiah pada Bank Indonesia, dan GWM Sekunder masing-masing sebesar 30,78% dan 34,65% dengan menggunakan obligasi pemerintah.
As of 31 December 2012 and 2011, the Minimum Reserve Requirements (“GWM”) of the Bank were 43.37% and 46.81% for Rupiah currency, and 8.58% and 8.01% for United States Dollar currency, respectively. The GWM of the Bank for Rupiah currency as of 31 December 2012 and 2011 consisted of primary GWM of 12.59% and 12.16%, respectively, through demand deposits at Bank Indonesia in Rupiah, and secondary GWM of 30.78% and 34.65%, respectively, through government bonds.
Bank telah memenuhi ketentuan Bank Indonesia yang berlaku tentang Giro Wajib Minimum Bank Umum.
The Bank has fulfilled Bank Indonesia regulation regarding Minimum Reserve Requirement of Commercial Banks.
7. Giro Pada Bank-Bank Lain
7. Demand Deposits At Other Banks 2012
2011
Penggolongan menurut jenis valuta:
Rupiah Valuta asing Jumlah
Classified by currency:
619.383
309.450
164.208
422.193
783.591
731.643
Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, seluruh saldo giro pada bank-bank lain tidak mengalami penurunan nilai.
Rupiah Foreign currencies Total
As of 31 December 2012 and 2011, all outstanding balances of demand deposits at other banks were not impaired.
106
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2012
8. Penempatan Pada Bank Indonesia Dan Bank-Bank Lain
8. Placements With Bank Indonesia And Other Banks
2012
2011
Penempatan pada Bank Indonesia (FASBI):
Rupiah Hingga 1 bulan
3.278.179
1.314.507
Call money:
Call money: Rupiah
Rupiah Hingga 1 bulan
400.000
400.000
1.312.181
1.001.598
Valuta asing Hingga 1 bulan Deposito berjangka:
Up to 1 month Foreign currencies Up to 1 month Term deposits: Foreign currencies
Valuta asing Lebih dari 1 tahun
Jumlah
-
181.350
4.990.360
2.897.455
Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, seluruh penempatan pada Bank Indonesia dan bank-bank lain tidak mengalami penurunan nilai.
9. Efek-Efek Yang Diperdagangkan
More than 1 year Total
As of 31 December 2012 and 2011, all outstanding balances of placements with Bank Indonesia and other banks were not impaired.
9. Trading Securities 2012
Rupiah Obligasi pemerintah
2011 Rupiah
3.501.373 468.745
Obligasi perusahaan
4.378.940 Government bonds 574.691 Corporate bonds 4.953.631 Total
3.970.118
Jumlah
Berikut ini adalah ikhtisar peringkat obligasi perusahaan yang dimiliki Bank yang diperoleh dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (PT Pefindo), yang dilaporkan pada Bursa Efek Indonesia pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011: 2012 PT Bank Danamon Indonesia Tbk PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk PT Bank Panin Tbk PT Bank Internasional Indonesia Tbk PT Indosat Tbk PT Federal International Finance PT Jasa Marga (Persero) Tbk PT BCA Finance PT Toyota Astra Financial Services PT AKR Corporindo Tbk PT Astra Sedaya Finance PT Indofood Sukses Makmur Tbk
Placements with Bank Indonesia (FASBI): Rupiah Up to 1 month
idAA+ idAA+ idAA idAA+ idAA+ idAA+ idAA idAA+ idAA idAAidAA+ idAA
Summarized below was the rating of corporate bonds owned by the Bank from PT Pemeringkat Efek Indonesia (PT Pefindo), as reported in the Indonesia Stock Exchange as of 31 December 2012 and 2011: 2011 idAA+ idAA idAA+ idAA+ idAA+ idAA idAA+ idAA-
PT Bank Danamon Indonesia Tbk PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk PT Bank Panin Tbk PT Bank Internasional Indonesia Tbk PT Indosat Tbk PT Federal International Finance PT Jasa Marga (Persero) Tbk PT BCA Finance PT Toyota Astra Financial Services PT AKR Corporindo Tbk PT Astra Sedaya Finance PT Indofood Sukses Makmur Tbk
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2012
10. Aset Derivatif Dan Liabilitas Derivatif Untuk Tujuan Diperdagangkan
10. Derivative Assets And Liabilities Held For Trading
Instrumen derivatif untuk tujuan diperdagangkan terdiri dari:
Aset derivatif/ Derivative assets Kontrak berjangka valuta asing Bank Bukan bank
Kontrak currency swap Bank Bukan bank
Kontrak cross currency swap Bank Bukan bank
Derivative instruments for trading purposes consisted of:
2012 Liabilitas derivatif/ Derivative liabilities
Aset derivatif/ Derivative assets
2011 Liabilitas derivatif/ Derivative liabilities
9.280 14.434 23.714
2.185 22.618 24.803
18.074 27.770 45.844
32.827 13.077 45.904
86.889 -
62.797 1.163
86.418 24
52.597 4
86.889
63.960
86.442
52.601
182.630 10.160
204.971 31.526
136.737 -
110.520 29.090
192.790
236.497
136.737
139.610
Kontrak swap suku bunga Bank Jumlah
Currency forward contracts Banks Non-banks
Currency swap contracts Banks Non-banks
Cross currency swap contracts Banks Non-banks
Interest rate swap contracts 19.640
7.757
53.539
19.166
Banks
323.033
333.017
322.562
257.281
Total
108
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2012
11. Kredit Yang Diberikan
11. . Loans Receivable
Kredit yang diberikan terdiri dari:
Loans receivable consist of the followings:
a.
a.
.
Menurut jenis kredit 2012
Rupiah Modal kerja Konsumen
2011 4.259.345) 56.802)
2.585.817) 60.597)
4.316.147)
2.646.414)
Valuta asing Modal kerja
1.707.190)
2.351.074)
Jumlah sebelum cadangan kerugian penurunan nilai
6.023.337)
4.997.488))
Cadangan kerugian penurunan nilai
(89.470)
(91.420)
5.933.867)
4.906.068)
Menurut sektor ekonomi
b. 2012
Rupiah Konstruksi Pertambangan Manufaktur Perdagangan, restoran dan hotel Jasa bidang usaha dan keuangan Jasa sosial Sektor ekonomi lainnya Valuta asing Konstruksi Pertambangan Manufaktur Perdagangan, restoran dan hotel Jasa bidang usaha dan keuangan Sektor ekonomi lainnya
Jumlah sebelum cadangan kerugian penurunan nilai Cadangan kerugian penurunan nilai Jumlah, bersih
Rupiah Working capital Consumer
Foreign currencies Working capital Total before allowance for impairment
Jumlah, bersih
b.
By types of loan
losses Allowance for impairment losses Total, net
By economic sector
2011 34.871) 101.329) 2.391.185) 376.895) 1.347.625) 4.650) 59.592)
6.688) 21.392) 1.678.523) 154.946) 712.782) 9.486) 62.597)
4.316.147)
2.646.414)
72.345) -) 704.881) 86.877) 572.383) 270.704)
119.693) 158.539) 622.695) 562.619) 632.835) 254.693)
1.707.190)
2.351.074)
Rupiah Construction Mining Manufacturing Trading, restaurant and hotel Business and financial services Social services Other economic sectors Foreign currencies Construction Mining Manufacturing Trading, restaurant and hotel Business and financial services Other economic sectors
Total before allowance for impairment 6.023.337) (89.470) 5.933.867)
Jumlah deposito berjangka dari nasabah bukan bank yang dijaminkan untuk kredit yang diberikan masingmasing sebesar ekuivalen Rp 331.368 dan ekuivalen Rp 461.667 pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 (Catatan 13).
4.997.488) (91.420) 4.906.068)
losses Allowance for impairment losses
Total term deposits from non-bank customers pledged as collaterals to the loans receivable amounted to equivalent Rp 331,368 and equivalent Rp 461,667 as of 31 December 2012 and 2011, respectively (Note 13).
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2012
c.
Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, rincian kredit bermasalah (klasifikasi kurang lancar, diragukan dan macet berdasarkan peraturan Bank Indonesia yang berlaku) menurut sektor ekonomi adalah sebagai berikut: 2012 Kredit bermasalah/ Non-performing loans Rupiah Manufaktur Sektor ekonomi lainnya Jumlah
d.
c.
As of 31 December 2012 and 2011, details of non-performing loans (substandard, doubtful and loss classification based on the prevailing Bank Indonesia regulations) based on economic sector were as follows:
2011 Kredit bermasalah/ Non-performing loans
Cadangan kerugian penurunan nilai/ Allowance for impairment losses
Cadangan kerugian penurunan nilai/ Allowance for impairment losses
83.959
(83.959)
83.959
(83.959)
119
(119)
-
-)
84.078
(84.078)
83.959
(83.959)
Rasio non-performing loan (NPL) pada tanggal 31.Desember 2012 dan 2011 masing-masing adalah sebagai berikut:
d.
2012 NPL bruto NPL neto
Rupiah Manufacturing Other economic sectors Total
As of 31 December 2012 and 2011, the nonperforming loan (NPL) ratios were as follows:
2011 1,40% 0,00%
1,68% 0,00%
Gross NPL Net NPL
e.
Selama tahun berakhir 31 Desember 2012 dan 2011, Bank tidak melakukan restrukturisasi atas kredit yang diberikan.
e.
During the years ended 31 December 2012 and 2011, the Bank did not restructure any loans receivable.
f.
Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, Bank tidak memiliki partisipasi dalam kredit sindikasi bersama bank-bank lain.
f.
As of 31 December 2012 and 2011, the Bank did not have any participation in syndicated loans with other banks.
g.
Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, Bank telah memenuhi ketentuan Batas Maksimum Pemberian Kredit (“BMPK”) seperti yang tercantum dalam peraturan Bank Indonesia yang berlaku, baik untuk pihak-pihak berelasi maupun tidak.
g.
As of 31 December 2012 and 2011, the Bank was in compliance with Legal Lending Limit (“LLL”) requirements stipulated in the prevailing Bank Indonesia regulation, both for the related and non-related party borrowers.
h.
Perubahan cadangan kerugian penurunan nilai kredit yang diberikan selama tahun berakhir 31.Desember 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut:
h.
The movement of allowance for impairment losses on loans receivable during the years ended 31.December 2012 and 2011 was as follows:
2012 Cadangan kerugian penurunan nilai kolektif/Collective allowance for impairment losses Saldo, awal tahun (Pemulihan) penambahan cadangan kerugian penurunan nilai selama tahun berjalan Selisih kurs Saldo, akhir tahun
Cadangan kerugian penurunan nilai individual/Individual allowance for impairment losses
7.461)
83.959)
Jumlah/Total 91.420)
Balance, beginning of the year
(1.970) (99)
119) -)
(1.851) (99)
(Recoveries) addition of allowance for impairment losses for the year Exchange rate differences
5.392)
84.078)
89.470)
Balance, end of the year
110
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2012
Saldo, awal tahun Pemulihan cadangan kerugian penurunan nilai selama tahun berjalan Penghapusbukuan kredit selama tahun berjalan Selisih kurs Saldo, akhir tahun
j.
Cadangan kerugian penurunan nilai kolektif/Collective allowance for impairment losses
2011 Cadangan kerugian penurunan nilai individual/Individu al allowance for impairment losses
10.792)
164.305)
175.097)
(3.216)
-)
(3.216)
-) (115) 7.461)
(78.604) (1.742) 83.959)
(78.604) (1.857) 91.420)
Pada tahun 2008, salah satu nasabah Bank tidak dapat memenuhi kewajiban pembayarannya sehingga penyelesaian kewajiban tersebut dilakukan melalui penandatanganan perjanjian tambahan, dimana Bank mengambilalih kepemilikan atas jaminan kredit yang diberikan. Pada saat wanprestasi, saldo kredit yang diberikan berjumlah USD 60,7 juta (termasuk bunga yang belum dibayar). Bank telah mencatat jaminan tersebut sebagai aset lain-lain dan mengakui kerugian penurunan nilai jaminan karena kerusakan fisik dan kerugian lainnya sejumlah Rp 212 milyar pada tahun 2008.
Jumlah/Total
j.
Balance, beginning of the year Recoveries of allowance for impairment losses for the year Loans written-off during the year Exchange rate differences Balance, end of the year
In 2008, one of the Bank’s borrowers defaulted, which led to the signing of a supplement agreement, whereunder the Bank acquired ownership of the collateral. At the time of default, the balance of the loan was USD 60.7 million (including unpaid interests). The Bank recorded the collateral as other assets in its book and recognized impairment losses of Rp 212 billion on the collateral assets due to physical damage and other losses in 2008.
Kredit yang diberikan tersebut telah dikemas sedemikian rupa sehingga eksposur kredit terbagi antara beberapa penanggung risiko/asuradur yang secara bersama-sama menutup 80% eksposur kerugian melalui perjanjian partisipasi risiko/penutupan asuransi. Selain itu, Bank menerima standby letters of credit (“SBLC”) dari cabang Deutsche Bank lainnya sejumlah USD 52 juta.
The loan was structured in a way that credit exposure was shared with various risk participants/insurance underwriters who collectively covered 80% of the exposure via risk participation agreements/insurance cover. Further, the loan was also secured by a standby letters of credit (“SBLC”) from another Deutsche Bank branch for USD 52 million.
Bank telah mencairkan SBLC dan menerima dana sebesar USD 52 juta pada bulan Januari 2009. Secara bersamaan, Bank mengajukan klaim atas partisipasi risiko dari para penanggung risiko/asuradur; klaim-klaim ini telah disetujui dan 80% dari jumlah kredit yang diberikan telah diterima pada tahun 2009 sesuai dengan persyaratan dalam perjanjian. Kelebihan penerimaan atas eksposur kerugian bersih Bank dikembalikan ke cabang Deutsche Bank lain yang terkait; Bank tidak mencatat kerugian atas transaksi ini.
The Bank called the SBLC for the full amount and received the money of USD 52 million in January 2009. The Bank simultaneously claimed the share from the risk participants/insurance underwriters; these claims were honored, and the 80% of the loan amount was received in 2009, as per the terms of the respective agreements. Recoveries in excess of the Bank's net exposure were turned over to the other Deutsche Bank branch; no loss on the transaction was booked by the Bank.
Sambil melakukan upaya pemulihan kerugian dari para penanggung risiko, Bank terus berupaya memperoleh hak atas jaminan yang dikenakan perintah sita jaminan yang diterbitkan pengadilan sehubungan dengan permohonan yang diajukan oleh sebuah bank pemerintah. Bank juga telah mengajukan tuntutan atas jaminan beserta kerusakan-kerusakan yang terjadi terhadap bank pemerintah terkait ke Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Pengadilan Negeri Jakarta Pusat telah mengeluarkan keputusannya pada bulan Oktober 2009 yang menguntungkan Bank. Pengadilan Negeri telah memerintahkan bank pemerintah terkait untuk membayar kepada Bank suatu jumlah di atas USD 70 juta, ditambah bunga. Bank pemerintah terkait telah mengajukan banding kepada Pengadilan Tinggi Jakarta. Sampai dengan tanggal 31 Desember 2012, masalah ini masih dalam proses pengadilan.
While dealing with the risk participants, the Bank has continued to pursue its claim over the collateral against a court attachment order, pursuant to an application filed by a state owned bank. A tort claim for the collateral value plus damages was also filed by the Bank at the Central Jakarta District Court, against the state owned bank concerned. The Central Jakarta District Court issued its judgment in October 2009, and ruled in favor of the Bank. The Court ordered the state owned bank to pay the Bank an amount of approximately USD 70 million, plus the interests. The state owned bank filed an appeal against the verdict at the Jakarta High Court. Up to 31 December 2012, this matter remains in court.
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2012
12. Pinjaman Yang Dijaminkan
12. Secured Borrowing
Selama tahun berakhir 31 Desember 2012 dan 2011, Bank melakukan transaksi terstruktur (structured deal) yang meliputi pembelian atas obligasi pemerintah seri tertentu, pertukaran arus bunga dan penjualan kembali obligasi pemerintah pada saat berakhirnya kontrak dengan harga pembelian. Transaksi ini dicatat sebagai tagihan atas pinjaman yang dijaminkan. Lebih lanjut, Bank menjual sebagian dari obligasi pemerintah yang diterima atas pinjaman yang dijaminkan, yang menimbulkan liabilitas untuk mengembalikan efek-efek yang diterima atas pinjaman yang dijaminkan pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011.
During the years ended 31 December 2012 and 2011, the Bank entered into structured deals which involved initial purchase of government bonds of certain series, exchange of interest flows and resale of the government bonds upon termination of the deals at the initial purchase price. This transaction is recorded as a receivable under secured borrowing. In addition, the Bank sold part of the government bonds under secured borrowing to third parties, which resulted in an obligation to return securities received under secured borrowing as of 31 December 2012 and 2011.
Pada tanggal 31 Desember 2012 and 2011, rincian transaksi pinjaman yang dijaminkan adalah sebagai berikut:
As of 31 December 2012 and 2011, the details of secured borrowing transactions were as follows:
2012
Rentang tanggal pembelian/ Range of purchase date
Rentang tanggal penjualan kembali/ Range of resale date
Harga pembelian dan penjualan kembali/ Purchase and resell price
Liabilitas untuk mengembalikan efek-efek yang diterima atas pinjaman yang dijaminkan/ Obligation to return securities received under secured borrowing
Transaksi dengan bank lain: Obligasi pemerintah
other anks: 21 Maret 2005 - 16 Maret 2012/ 21 March 2005 - 16 March 2012
12 Maret 2013 - 23 Juli 2020/ 12 March 2013 - 23 July 2020
2.778.250
(2.967.091)
Harga pembelian dan penjualan kembali/ Purchase and resell price
Liabilitas untuk mengembalikan efek-efek yang diterima atas pinjaman yang dijaminkan/ Obligation to return securities received under secured borrowing
ds
2011
Rentang tanggal pembelian/ Range of purchase date
Rentang tanggal penjualan kembali/ Range of resale date
Transaksi dengan bank lain: Obligasi pemerintah
Transactions with other banks: 13 Mei 2003 - 29 Desember 2011/ 13 May 2003 - 29 December 2011
5 Januari 2012 - 23 Juli 2020/ 5 January 2012 - 23 July 2020
Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, seluruh tagihan atas pinjaman yang dijaminkan tidak mengalami penurunan nilai.
6.126.948
(3.804.369)
Government bonds
As of 31 December 2012 and 2011, all outstanding balances of receivables under secured borrowing were not impaired.
112
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2012
13. Simpanan Dari Nasabah Bukan Bank Dan Bank-Bank Lain
13.
2012
Deposits From Non-Bank Customers And Other Banks
2011
Nasabah Bukan Bank
Non-Bank Customers
Giro: Rupiah Valuta asing Deposito berjangka: Rupiah Valuta asing
Jumlah simpanan dari nasabah bukan bank
2.935.102 2.055.265
3.544.219 2.177.306
4.990.367
5.721.525
2.904.987 962.096
3.102.239 1.006.077
3.867.083
4.108.316
8.857.450
9.829.841
BANK-BANK LAIN
Demand deposits: Rupiah Foreign currencies Term deposits: Rupiah Foreign currencies
Total deposits from non-bank customers
OTHER BANKS
Giro: Rupiah Valuta asing
Deposito berjangka: Rupiah Valuta asing
Jumlah simpanan dari bank-bank lain
4.916.042 49.104
4.206.037 7.898
4.965.146
4.213.935
27.959 -
226.500 15.348
27.959
241.848
4.993.105
4.455.783
Deposito berjangka dari nasabah bukan bank yang dijaminkan untuk kredit yang diberikan oleh Bank (Catatan 11) pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 masing-masing berjumlah ekuivalen Rp 331.368 dan ekuivalen Rp 461.667. Tidak terdapat giro dari nasabah bukan bank yang dijaminkan untuk kredit yang diberikan oleh Bank pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011.
Demand deposits: Rupiah Foreign currencies
Term deposits: Rupiah Foreign currencies
Total deposits from other banks
Term deposits from non-bank customers which were pledged as collateral to credit facilities granted by the Bank (Note 11) as of 31 December 2012 and 2011 amounted to equivalent Rp 331,368 and equivalent Rp 461,667, respectively. There were no demand deposits from non-bank customers which were pledged as collateral to credit facilities granted by the Bank as of 31 December 2012 and 2011.
14. Utang Pada Kantor Pusat Dan Kantor Cabang Lain
14. Due To Head Office And Other Branches
Merupakan dana yang ditempatkan di Indonesia oleh Kantor Pusat dan kantor cabang lain. Utang pada Kantor Pusat diperpanjang secara periodik.
Represents the funds placed in Indonesia by the Head Office and other branches. Due to Head Office is rolled-over on a periodical basis.
Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, saldo utang pada Kantor Pusat dan kantor cabang lain adalah sebagai berikut:
As of 31 December 2012 and 2011, the balance of due to Head Office and other branches was as follows:
Suku bunga rata-rata tertimbang setahun/Weighted average interest rates per annum 2012 2011 % % Utang pada Kantor Pusat: Valuta asing
2012
2011
0,30
0,56
722.813
Due to Head Office: 729.965 Foreign currencies
-
-
398.630
Due to other branches: 210.194 Rupiah
Utang pada kantor cabang lain: Rupiah Jumlah
1.121.443
940.159 Total
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2012 15. Pemindahan Laba
15. Profit Remittance
Pada tahun 2012 dan 2011 Bank melakukan pemindahan laba yang berasal dari tahun buku 2011 dan 2010 ke Kantor Pusat masing-masing sebesar Rp 780.692 dan Rp 415.000. Bank telah mengkomunikasikan hal ini kepada Bank Indonesia dan telah menerima pemberitahuan tidak adanya keberatan dari Bank Indonesia.
In 2012 and 2011 the Bank remitted its profit from financial year 2011 and 2010 to the Head Office with a total of Rp 780,692 and Rp 415,000, respectively. The Bank has communicated this to Bank Indonesia and subsequently received a notice of no objection.
16. Aset Keuangan Dan Liabilitas Keuangan
16. Financial Assets And Financial Liabilities
Pada tabel di bawah ini, instrumen keuangan telah dikelompokkan berdasarkan klasifikasi masingmasing. Kebijakan akuntansi yang penting di Catatan 3c menjelaskan bagaimana kategori aset keuangan dan liabilitas keuangan tersebut diukur dan bagaimana pendapatan dan beban, termasuk laba dan rugi atas nilai wajar (perubahan nilai wajar instrumen keuangan), diakui.
In the below table, financial instruments have been allocated based on their classification. The significant accounting policies in Note 3c describe how the categories of the financial assets and financial liabilities are measured and how income and expenses, including fair value gains and losses (changes in fair value of financial instruments), are recognized.
Aset keuangan telah dikelompokkan ke dalam aset keuangan yang diperdagangkan, pinjaman yang diberikan dan piutang dan aset keuangan yang tersedia untuk dijual. Sama halnya dengan aset keuangan, liabilitas keuangan telah dikelompokkan ke dalam liabilitas keuangan yang diperdagangkan dan liabilitas keuangan lainnya yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi.
Financial assets have been classified into trading, loans and receivables and available-for-sale category. Similarly, financial liabilities have been classified into trading and other financial liabilities at amortized cost.
Nilai wajar yang diungkapkan di bawah ini adalah berdasarkan informasi relevan yang tersedia pada tanggal laporan posisi keuangan dan tidak diperbaharui untuk mencerminkan perubahan dalam kondisi pasar yang terjadi setelah tanggal laporan posisi keuangan.
The fair values were based on relevant information available as at the date of statement of financial position and have not been updated to reflect changes in market condition after the date of statement of financial position.
114
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2012
Tabel di bawah menyajikan nilai tercatat dan nilai wajar aset dan liabilitas keuangan Bank pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011.
The table below set out the carrying amount and fair values of the Bank’s financial assets and liabilities as of 31 December 2012 and 2011.
2012 Pinjaman yang diberikan dan piutang/ Loans and receivables
Diperdagangkan/ Trading Aset keuangan Kas
Biaya perolehan diamortisasi lainnya/Other amortized cost
Tersedia untuk dijual/ Availablefor-sale
Jumlah nilai tercatat/ Total carrying amount
Nilai wajar/Fair value
-
-
10.176
-
10.176
10.176
Giro pada Bank Indonesia
-
1.750.519
-
-
1.750.519
1.750.519
Giro pada bank-bank lain Tagihan pada kantor cabang lain Penempatan pada Bank Indonesia dan bank-bank lain Efek-efek yang diperdagangkan Aset derivatif untuk tujuan diperdagangkan Kredit yang diberikan Tagihan atas pinjaman yang dijaminkan Tagihan akseptasi
-
783.591
-
-
783.591
783.591
-
30.703
-
-
30.703
30.703
-
4.990.360
-
-
4.990.360
4.990.360
3.970.118
-
-
-
3.970.118
3.970.118
323.033 -
5.933.867
-
-
323.033 5.933.867
323.033 5.933.867
-
2.778.250 48.181 60.601
11.972
-
2.778.250 48.181 72.573
4.293.151
16.376.072
22.148
-
20.691.371
Aset lain-lain
Liabilitas keuangan Simpanan dari nasabah bukan bank Simpanan dari bank-bank lain Liabilitas derivatif untuk tujuan diperdagangkan Utang akseptasi Liabilitas untuk mengembalikan efek-efek yang diterima atas pinjaman yang dijaminkan Utang pada Kantor Pusat dan kantor cabang lain Liabilitas lain-lain dan beban masih harus dibayar
Financial assets Cash Demand deposits at Bank Indonesia Demand deposits at other banks Due from other branches Placements with Bank Indonesia and other banks
Trading securities Derivative assets held for trading Loans receivable eivables under 2.778.250 secured borrowing 48.181 Acceptance receivables 72.573 Other assets
20.691.371
-
-
-
8.857.450
8.857.450
8.857.450
-
-
-
4.993.105
4.993.105
4.993.105
333.017 -
-
-
48.296
333.017 48.296
333.017 48.296
2.967.091
-
-
-
2.967.091
2.967.091
-
-
-
1.121.443
1.121.443
1.121.443
-
-
-
4.274
4.274
4.274
3.300.108
-
-
15.024.568
18.324.676
18.324.676
Financial liabilities Deposits from nonbank customers Deposits from other banks Derivative liabilities held for trading Acceptance payables Obligation to return securities received under secured borrowing Due to Head Office and other branches Other liabilities and accrued expenses
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2012
2011 Pinjaman yang diberikan dan piutang/ Loans and receivables
Diperdagangkan/ Trading Aset keuangan Kas
Biaya perolehan diamortisasi lainnya/Other amortized cost
Tersedia untuk dijual/ Availablefor-sale
Jumlah nilai tercatat/ Total carrying amount
Nilai wajar/Fair value
-
-
29.290
-
29.290
29.290
Giro pada Bank Indonesia
-
1.847.479
-
-
1.847.479
1.847.479
Giro pada bank-bank lain Tagihan pada kantor cabang lain Penempatan pada Bank Indonesia dan bank-bank lain Efek-efek yang diperdagangkan Aset derivatif untuk tujuan diperdagangkan Kredit yang diberikan Tagihan atas pinjaman yang dijaminkan Tagihan akseptasi
-
731.643
-
-
731.643
731.643
-
7.495
-
-
7.495
7.495
-
2.897.455
-
-
2.897.455
2.897.455
4.953.631
-
-
-
4.953.631
4.953.631
322.562 -
4.906.068
-
-
322.562 4.906.068
322.562 4.906.068
-
6.126.948 35.027 78.603
18.920
-
6.126.948 35.027 97.523
6.126.948 35.027 97.523
5.276.193
16.630.718
48.210
-
21.955.121
21.955.121
Aset lain-lain
Liabilitas keuangan Simpanan dari nasabah bukan bank Simpanan dari bank-bank lain Liabilitas derivatif untuk tujuan diperdagangkan Utang akseptasi Liabilitas untuk mengembalikan efek-efek yang diterima atas pinjaman yang dijaminkan Utang pada Kantor Pusat dan kantor cabang lain Liabilitas lain-lain dan beban masih harus dibayar
-
-
-
9.829.841
9.829.841
9.829.841
-
-
-
4.455.783
4.455.783
4.455.783
257.281 -
-
-
35.539
257.281 35.539
257.281 35.539
3.804.369
-
-
-
3.804.369
3.804.369
-
-
-
940.159
940.159
940.159
-
-
-
11.871
11.871
11.871
4.061.650
-
-
15.273.193
19.334.843
19.334.843
Financial assets Cash Demand deposits at Bank Indonesia Demand deposits at other banks Due from other branches Placements with Bank Indonesia and other banks Trading securities Derivative assets held for trading Loans receivable eivables under secured borrowing Acceptance receivables Other assets
Financial liabilities Deposits from nonbank customers Deposits from other banks Derivative liabilities held for trading Acceptance payables Obligation to return securities received under secured borrowing Due to Head Office and other branches Other liabilities and accrued expenses
Nilai wajar efek-efek yang diperdagangkan dan liabilitas untuk mengembalikan efek-efek yang diterima atas pinjaman yang dijaminkan adalah berdasarkan harga kuotasi pasar.
The fair values of trading securities and obligation to return securities received under secured borrowing was based on quoted market prices.
Nilai wajar aset derivatif dan liabilitas derivatif untuk tujuan diperdagangkan dinilai dengan analisa arus kas yang didiskonto berdasarkan suku bunga pasar.
The fair values of derivative assets and derivative liabilities held for trading were calculated using discounted cash flows analysis based on market interest rate.
Nilai wajar aset keuangan dan liabilitas keuangan lainnya mendekati nilai tercatatnya karena aset keuangan dan liabilitas keuangan dalam jumlah signifikan memiliki jangka waktu yang pendek dan/atau suku bunganya sering ditinjau ulang.
The fair values of other financial assets and financial liabilities approximated to the carrying amounts because a significant amount of the financial assets and liabilities is short-term in nature, and/or repricing frequently.
116
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2012
17. Pendapatan Bunga Bersih
17. Net Interest Income 2012
Pendapatan bunga Penempatan pada bank-bank lain Kredit yang diberikan Tagihan atas pinjaman yang dijaminkan
2011
186.290) 237.986) 188.967)
284.084) 211.529) 323.627)
613.243)
819.240)
a Simpanan dari nasabah bukan bank dan bank-bank lain Premi penjaminan ke LPS Liabilitas atas pinjaman yang dijaminkan Liabilitas untuk mengembalikan efek-efek yang diterima atas pinjaman yang dijaminkan Lainnya
bunga bersih
(249.521) (29.289) (99)
(394.287) (30.154) (34.624)
Interest expenses Deposits from non-bank customers and other banks Guarantee premium to LPS Obligation under secured borrowing
(131.425) -.
(183.804) (2.190)
Obligation to return securities received under secured borrowing Others
(410.334)
(645.059)
202.909)
174.181)
Pendapatan bunga dan beban bunga yang dihitung dengan menggunakan metode suku bunga efektif yang dilaporkan di atas merupakan pendapatan bunga dan beban bunga yang terkait dengan aset keuangan dan liabilitas keuangan yang tidak diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi.
18. Provisi Dan Komisi
Net interest income
Interest income and interest expenses calculated using the effective interest method reported above represent the interest income and interest expenses that relate to financial assets and financial liabilities not carried at fair value through profit or loss.
18. Fees And Commissions 2012
Pendapatan provisi dan komisi Transaksi ekspor impor Jasa manajemen kas Jasa kustodian
Beban provisi dan komisi Transaksi antar bank Jasa perantara pedagang efek
rovisi dan komisi bersih
2011
43.922) 12.539) 271.372)
43.016) 19.290) 246.438)
327.833)
308.744)
(29.688) (72.676)
(36.340) (71.512)
(102.364)
(107.852)
225.469)
200.892)
19. Pendapatan Bersih Instrumen Yang Diperdagangkan 2012 Laba atas penjualan efek-efek yang diperdagangkan Pendapatan bunga dari efek-efek yang diperdagangkan (Rugi) laba atas perubahan nilai wajar instrumen keuangan Laba atas transaksi valuta asing Rugi yang telah direalisasi dari instrumen derivatif
Interest income Placements with other banks Loans receivable Receivables under secured borrowing
Fees and commission income Export import transactions Cash management service Custodian service
Fees and commission expenses Inter-bank transactions Brokerage service
Net fees and commission income
19. Net Trading Income 2011
236.441)
342.042)
Gain on sale of trading securities
338.307)
252.749)
(62.965) 404.465)
128.328) 360.763)
Interest income from trading securities (Loss) gain from changes in fair value of financial instruments Gain from foreign exchange transactions
(48.568)
(27.163)
Realized loss from derivative instruments
867.680)
1.056.719)
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2012 20. Beban Umum Dan Administrasi
20. General And Administrative Expenses 2012
Alokasi beban dari Kantor Pusat Pemeliharaan dan sewa Pembebanan dari kantor cabang lainnya Lainnya
2011 106.037) 21.240) 88.359) 54.941) 270.577)
21. Perpajakan
90.545) 25.798) 68.134) 81.612) 266.089)
21. Taxation
a. Utang pajak penghasilan terdiri dari:
a. Income tax payables consisted of: 2012
Pajak penghasilan pasal 25/29 Pajak penghasilan kantor cabang
2011 34.362 67.427 101.789
84.889 70.020 154.909
b. Komponen beban pajak penghasilan adalah sebagai berikut: 2012 Pajak kini Pajak tangguhan
2011 292.185) (22.862) 269.323)
2012 Laba sebelum pajak penghasilan Tarif pajak yang berlaku Beda permanen dengan tarif pajak 32,5% Beban pajak penghasilan
303.422 52.615 356.037
Liabilitas pajak tangguhan: Cadangan kerugian penurunan nilai Penyusutan aset tetap Laba yang belum direalisasi atas efek-efek yang diperdagangkan Laba yang belum direalisasi atas transaksi derivatif Jumlah liabilitas pajak tangguhan Liabilitas pajak tangguhan, bersih
Current Deferred
c. The reconciliation between income before income tax multiplied by the enacted tax rate and income tax expense was as follows: 2011
815.333 32,5% 264.983 4.340 269.323
1.043.735) 32,5%) 339.214) 16.823) 356.037)
d. .Perbedaan temporer yang membentuk bagian signifikan dari aset dan liabilitas pajak tangguhan dan perubahan terkait pada tanggal dan untuk tahun berakhir 31 Desember 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut: 31 Desember/ December 2012
Income tax articles 25/29 Branch profit tax
b. The components of income tax expense were as follows:
c. Rekonsiliasi antara laba sebelum pajak penghasilan dikalikan dengan tarif pajak yang berlaku dan beban pajak penghasilan adalah sebagai berikut:
Aset pajak tangguhan: Bonus karyawan yang masih harus dibayar Liabilitas imbalan kerja Rugi yang belum direalisasi atas efek-efek yang diperdagangkan Bonus perusahaan pengelola piutang pembiayaan konsumen yang masih harus dibayar Jumlah aset pajak tangguhan
Head Office allocation expenses Maintenance and rent Interbranch charges Others
Diakui pada laba rugi/ Recognized in profit or loss
Income before income tax Enacted tax rate Permanent differences at 32.5% tax rate Income tax expense
d. The items that give rise to significant portions of deferred tax assets and liabilities, and the related movement as of and for the years ended 31.December 2012 and 2011 were as follows:
31 Desember/ December 2011
Diakui pada laba rugi/ 31 Desember/ Recognized in December profit or loss 2010 Deferred tax assets:
17.754) 11.169)
5.074) 1.549)
12.680) 9.620)
332) 1.903)
-)
-)
-)
(33.043)
12.348) Accrual for employees’ bonuses 7.717) Employee benefits obligation Unrealized loss on trading 33.043) securities Accrual for consumer financing receivables servicing company 2.887) bonuses 55.995) Total deferred tax assets
-)
-)
-)
(2.887)
28.923)
6.623)
22.300)
(33.695)
(17.300) (2.218)
(3.840) 305)
(13.460) (2.523)
(9.645) 304)
(21.316)
(6.135)
(15.181)
(15.181)
(34.864)
25.909)
(60.773)
5.602)
(75.698)
16.239)
(91.937)
(18.920)
Deferred tax liabilities: (3.815) Allowance for impairment losses (2.827) Depreciation of fixed assets Unrealized gain on trading -) securities Unrealized gain on derivative (66.375) transactions (73.017) Total deferred tax liabilities
(46.775)
22.862)
(69.637)
(52.615)
(17.022) Deferred tax liabilities, net
118
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2012
f. ..Sesuai peraturan perpajakan di Indonesia, Bank melaporkan/menyetorkan pajak-pajaknya berdasarkan sistem self-assessment. Fiskus dapat menetapkan atau mengubah pajak-pajak tersebut dalam jangka waktu tertentu sesuai peraturan yang berlaku.
f.
Under the taxation laws of Indonesia, the Bank submits tax returns on the basis of selfassessment. The tax authorities may assess or amend taxes within the statute of limitations, under prevailing regulations.
f. Penetapan pajak
g. Tax assessments
Tahun pajak 2004
Fiscal year 2004
Pajak-pajak Bank tahun 2004 telah diperiksa oleh fiskus, yang menghasilkan penetapan kekurangan pajak yang seluruhnya berjumlah Rp 7.295. Bank telah membayar kekurangan pajak tersebut dan mengajukan keberatan atas sebagian hasil pemeriksaan tersebut sebesar Rp 3.380 pada tahun 2006. Pada tahun 2007, fiskus hanya menerima sebagian dari keberatan atas pajak tahun 2004 sebesar Rp 1.289. Bank kemudian mengajukan banding atas pajak tahun 2004 sebesar Rp 1.850 dan membebankan sisanya sebagai beban pada tahun 2007. Pada bulan Januari 2009, pengadilan pajak menerima seluruh banding dan fiskus telah memberikan restitusi sebesar Rp 1.613, ditambah pendapatan bunga sebesar Rp 774, dan sisanya sebesar Rp 237 dipindahbukukan untuk pembayaran pajak tahun 2007. Saat ini fiskus mengajukan banding atas hasil keputusan pengadilan pajak tersebut ke Mahkamah Agung. Pada tahun 2012, Bank menerima hasil putusan Mahkamah Agung yang menolak seluruh banding dari fiskus.
The Bank’s 2004 taxes have been audited by the tax authorities, resulting in additional tax assessments of a total of Rp 7,295. The Bank has paid the assessed additional taxes and filed objection on part of these assessments of Rp 3,380 in 2006. In 2007, the tax authorities only accepted an amount of Rp 1,289 of this objection. Subsequently, the Bank filed an appeal on the 2004 taxes of Rp 1,850 and charged the remaining amount as expense in 2007. In January 2009, the tax court accepted all the tax appeal and the tax authorities refunded Rp 1,613 to the Bank plus interest of Rp 774, while the remaining of Rp 237 was overbooked for payment of 2007 taxes. At present, the tax authorities have contested this tax court decision to the Supreme Court. In 2012, the Bank has received the Supreme Court’s decision that rejected all of the tax authorities’ appeal.
Tahun pajak 2005
Fiscal year 2005
Pajak-pajak Bank tahun 2005 telah diperiksa oleh fiskus, yang menghasilkan penetapan kekurangan pajak yang seluruhnya berjumlah Rp 40.245, penyesuaian terhadap kompensasi rugi fiskal sebesar Rp 33.007, dan restitusi sebesar Rp 17.089 atas kelebihan pembayaran pajak penghasilan badan tahun 2005. Bank telah membayar kekurangan pajak tersebut dan mengajukan keberatan atas sebagian hasil pemeriksaan tersebut sebesar Rp 71.855 (termasuk atas penyesuaian terhadap kompensasi rugi fiskal sebesar Rp 31.816) pada tahun 2007 dan membebankan sisanya sebagai beban pada tahun 2007. Selain keberatan pajak, Bank juga mengajukan klaim atas kelebihan bayar pajak penghasilan pasal 4 ayat 2 sejumlah Rp 171 ke kantor pajak berdasarkan perhitungan mereka. Jumlah tersebut tidak disertakan di dalam jumlah penghitungan awal kelebihan pembayaran pajak Bank. Pada tahun 2008, fiskus hanya menerima sebagian dari keberatan atas pajak tahun 2005 sebesar Rp 542. Bank menerima restitusi pajak tersebut pada bulan Januari 2009. Bank mengajukan banding atas pajak tahun 2005 sejumlah Rp 69.961 pada bulan Maret 2009, yaitu penetapan kekurangan pajak yang seluruhnya berjumlah Rp 39.293 dan penyesuaian terhadap kompensasi rugi fiskal sebesar Rp 30.668.
The Bank’s 2005 taxes have been audited by the tax authorities, resulting in additional tax assessments of a total of Rp 40,245, an adjustment to the tax loss carryforwards of Rp.33,007, and a refund of Rp 17,089 from the overpaid corporate income tax for 2005. The Bank has paid the assessed additional taxes and filed objection on part of these assessments of Rp.71,855 (including the adjustment to the tax loss carryforwards of Rp 31,816) in 2007 and charged the remaining amount as expense in 2007. In addition to the tax objections filed, the Bank claimed an overpayment of income tax article 4(2) of Rp 171 to the tax authorities based on their calculation. This amount was not included in the original calculation of the total overpayment filed by the Bank. In 2008, the tax authorities only accepted an amount of Rp 542 of this objection. The Bank received the tax refund in January 2009. The Bank filed an appeal on the 2005 taxes of Rp.69,961 in March 2009, i.e. additional tax assessments of a total of Rp 39,293 and an adjustment to the tax loss carryforwards of Rp 30,668.
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2012 g. Penetapan pajak (Lanjutan)
g. Tax assessments (Continued)
Pada bulan Desember 2010, pengadilan pajak menerima banding atas penyesuaian terhadap kompensansi rugi fiskal sebesar Rp 26.912. Pada bulan Pebruari 2011 pengadilan pajak menerima banding Bank atas PPN dan fiskus telah memberikan restitusi sebesar Rp 14.095. Selanjutnya, pada bulan Juli 2011, pengadilan pajak menerima banding Bank atas pajak penghasilan pasal 4 ayat 2 dan fiskus telah memberikan restitusi sebesar Rp 24.269. Saat ini fiskus mengajukan banding atas hasil keputusan pengadilan pajak tersebut ke Mahkamah Agung.
In December 2010, the tax court accepted the Bank’s appeal on the adjustment to the tax loss carryforwards of Rp 26,912. In February 2011 the tax court accepted the Bank’s appeal on VAT and the tax authorities refunded Rp 14,095 to the Bank. Later, in July 2011, the tax court accepted the Bank’s appeal on income tax article 4(2) and the tax authorities refunded Rp 24,269 to the Bank. At present, the tax authorities have contested this tax court decision to the Supreme Court.
Tahun pajak 2007
Fiscal year 2007
Sehubungan dengan permohonan restitusi atas kelebihan pembayaran pajak penghasilan badan tahun 2007, pajak-pajak Bank tahun 2007 telah diperiksa oleh fiskus, yang menghasilkan penetapan kekurangan pajak yang seluruhnya berjumlah Rp 72.164 dan kelebihan bayar pajak penghasilan badan sebesar Rp 42.544 yang ditolak oleh fiskus. Bank telah membayar kekurangan pajak tersebut dan mengajukan keberatan atas sebagian hasil pemeriksaan tersebut sebesar Rp 64.041 ditambah dengan kelebihan bayar pajak penghasilan badan sebesar Rp 42.544, yang ditolak oleh fiskus. Bank membebankan sisanya sebagai beban pada tahun 2009. Pada bulan Oktober 2010, fiskus menerima sebagian keberatan Bank dan memberikan restitusi atas keberatan pajak penghasilan pasal 21 sebesar Rp 1.066, pajak penghasilan pasal 26 sebesar Rp 459, dan kelebihan bayar pajak penghasilan badan sebesar Rp 1.965 kepada Bank, ditambah pendapatan bunga sebesar Rp 977. Bank kemudian mengajukan banding atas pajak tahun 2007 sebesar Rp 103.095 pada bulan Nopember 2010. Pada tanggal 31 Desember 2012, hasil pengajuan banding tersebut masih belum diketahui. (Catatan 28)
In relation with the request for refund on the overpaid corporate income tax for 2007, the Bank’s 2007 taxes have been audited by the tax authorities, resulting in additional tax assessments of a total of Rp.72,164 and overpaid corporate income tax of Rp 42,544 declined by the tax authorities. The Bank has paid the assessed additional taxes and filed objection on part of these assessments of Rp 64,041 plus the overpaid corporate income tax of Rp.42,544, which was declined by the tax authorities. The Bank charged the remaining amount as expense in 2009. In October 2010, the tax authorities accepted part of the tax objections and refunded the Bank’s objection on income tax article 21 of Rp 1,066, income tax article 26 of Rp 459, and overpaid corporate income tax of Rp 1,965 to the Bank, plus interest of Rp 977. Subsequently, the Bank filed tax appeal on the 2007 taxes of Rp 103,095 in November 2010. As of 31 December 2012, the result of this appeal is not yet known. (Note 28)
Tahun pajak 2009
Fiscal year 2009
Pada tahun 2011, sehubungan dengan permohonan restitusi atas kelebihan pembayaran pajak penghasilan badan tahun 2009, pajak-pajak Bank tahun 2009 telah diperiksa oleh fiskus yang menghasilkan penetapan kelebihan bayar pajak penghasilan badan tahun 2009 sejumlah Rp 29.892 yang dikompensasikan dengan penetapan kekurangan bayar pajak lainnya yang seluruhnya berjumlah Rp 20.809, dan sisanya telah diterima oleh Bank dari fiskus sebagai restitusi. Bank telah mengajukan keberatan atas sebagian hasil pemeriksaan tersebut (termasuk atas penyesuaian terhadap koreksi fiskal pajak penghasilan badan tahun 2009) sebesar Rp 73.444 dan membebankan sisanya sebagai beban pada tahun 2011. Pada bulan Oktober 2012, fiskus menerima sebagian keberatan Bank dan memberikan restitusi atas keberatan PPN sebesar Rp 385, pajak penghasilan pasal 26 sebesar Rp 4.457, dan kelebihan bayar pajak penghasilan badan sebesar Rp 12.761 kepada Bank. Bank kemudian mengajukan banding atas pajak tahun 2009 sebesar Rp 55.841 pada bulan Desember 2012. Pada tanggal 31 Desember 2012, hasil pengajuan banding tersebut masih belum diketahui.
In 2011, in relation with the request for refund on the overpaid corporate income tax for 2009, the Bank’s 2009 taxes have been audited by the tax authorities, resulting in an overpayment of corporate income tax for 2009 amounted to Rp.29,892, which was compensated with additional other tax assessments of a total of Rp 20,809, and the remaining have been refunded by the tax authorities to the Bank. The Bank filed objection on part of these assessments (including the adjustment to fiscal correction of corporate income tax for 2009) of Rp 73,444 and charged the remaining amount as expense in 2011. In October 2012, the tax authorities accepted part of the tax objections and refunded the Bank’s objection on VAT of Rp 385, income tax article 26 of Rp 4,457, and overpaid corporate income tax of Rp 12,761 to the Bank. Subsequently, the Bank filed tax appeal on the 2009 taxes of Rp 55,841 in December 2012. As of 31 December 2012, the result of this appeal is not yet known.
120
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2012
g. Penetapan pajak (Lanjutan)
g. Tax assessments (Continued)
Pada tanggal 31 Desember 2012, Bank menyajikan tagihan pada fiskus sejumlah Rp 139.599 sebagai bagian dari aset lain-lain, yang berkaitan dengan hasil pemeriksaan pajak tahun 2009 dan 2007 yang masing-masing berjumlah Rp 36.504 dan Rp.103.095.
As of 31 December 2012, the Bank presented the receivables from tax authorities of Rp 139,599 as part of other assets, in relation to 2009 and 2007 tax assessments of Rp 36,504 and Rp 103,095, respectively.
Pada tanggal 31 Desember 2011, Bank menyajikan tagihan pada fiskus sejumlah Rp 157.202 sebagai bagian dari aset lain-lain, yang berkaitan dengan hasil pemeriksaan pajak tahun 2009 dan 2007 yang masing-masing berjumlah Rp 54.107 dan Rp 103.095.
As of 31 December 2011, the Bank presented the receivables from tax authorities of Rp 157,202 as part of other assets, in relation to 2009 and 2007 tax assessments of Rp 54,107 and Rp 103,095, respectively.
Manajemen berkeyakinan bahwa Bank dapat memperoleh kembali jumlah yang telah dibayar atas penetapan kekurangan pajak tersebut dikarenakan keberatan dan banding yang diajukan Bank telah sesuai dengan prinsip dan ketentuan pajak yang berkenaan dengan bank.
Management believes that the Bank should prevail in sustaining its tax position on the grounds that it is consistent with the tax principles and conventions relevant to banks.
22. Jasa Kustodian
22. Custodial Services
Divisi Kustodian Bank memperoleh ijin untuk memberikan jasa kustodian dari Badan Pengawas Pasar Modal, yang sampai dengan 31 Desember 2012 bernama Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan dan sejak tanggal 1 Januari 2013 menjadi Bagian Pengawasan Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan, berdasarkan Surat Keputusan No. KEP07/PM/1994 tanggal 19 Januari 1994.
The Bank’s Custodial Services Division obtained a license to provide custodial services from the Capital Market Supervisory Agency, which is up to 31 December 2012 named as the Capital Market and Financial Institution Supervisory Agency and effective 1 January 2013 became the Capital Market Supervisory Division of Otoritas Jasa Keuangan, under its Decision Letter No. KEP-07/PM/1994 dated 19 January 1994.
Jasa-jasa yang diberikan oleh Divisi Kustodian Bank meliputi jasa penitipan harta, penanganan dan penyelesaian transaksi, penagihan pendapatan dan pengadministrasian dana seperti perhitungan Nilai Aset Bersih atas unit-unit investasi serta pencatatannya.
The services offered by the Bank’s Custodial Services Division include safekeeping, transactions settlement and handling, income collection, and funds administration such as calculation of Net Asset Value of investment units as well as unit registration.
Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, aset yang dikelola oleh Divisi Kustodian Bank terdiri dari saham, obligasi, deposito berjangka, sertifikat deposito, suratsurat berharga dan instrumen pasar modal dan pasar uang lainnya, dengan nilai keseluruhan sejumlah masing-masing Rp 910.308.410 dan Rp 772.446.149.
As of 31 December 2012 and 2011, the assets which were administered by the Bank’s Custodial Services Division consisted of shares, bonds, time deposits, certificate of deposits, commercial papers and other capital market and money market instruments, with a total value of Rp 910,308,410 and Rp 772,446,149, respectively.
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2012
23. Dana Usaha
23. Operating Funds
Dana usaha adalah selisih antara dana yang ditempatkan di Indonesia oleh Kantor Pusat dengan dana yang ditempatkan oleh Bank di Kantor Pusat dan kantor cabang di luar Indonesia, sesuai dengan ketentuan yang berlaku mengenai persyaratan dan tata cara pembukaan kantor cabang, kantor cabang pembantu dan kantor perwakilan bank asing.
Operating funds represent the difference between the funds placed in Indonesia by Head Office and the funds placed by the Bank with its Head Office and other branches outside Indonesia, in accordance with the prevailing regulations concerning the requirements and procedures for the opening of branch offices, sub-branch offices and representative offices of foreign banks.
Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, dana usaha Bank sesuai dengan peraturan Bank Indonesia yang berlaku, terdiri dari:
As of 31 December 2012 and 2011, the Bank’s operating funds in accordance with the prevailing Bank Indonesia regulation, comprised of:
2012 Tagihan pada kantor cabang lain Aset derivatif pada Kantor Pusat dan kantor cabang lain Utang pada Kantor Pusat (Catatan 14) Dana usaha
2011 30.703)
7.495)
138.577) (722.813)
173.956) (729.965)
(553.533)
(548.514)
Due from other branches Derivative assets from Head Office and other branches Due to Head Office (Note 14) Operating funds
Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, Bank melaporkan dana usaha berjumlah USD 65.000.000 (masing-masing ekuivalen Rp 626.438 dan Rp 589.388). Pelaporan untuk tahun berakhir 31 Desember 2012 dan 2011 dilakukan sesuai dengan peraturan Bank Indonesia mengenai penerimaan pinjaman luar negeri.
As of 31 December 2012 and 2011, the Bank’s declared operating funds amounted to USD 65,000,000 (equivalent to Rp 626,438 and Rp 589,388, respectively). The declaration for the years ended 31 December 2012 and 2011 were made in accordance with the prevailing Bank Indonesia regulations concerning receiving of commercial offshore borrowings.
Dana usaha atau dana usaha yang dilaporkan, yang mana yang lebih rendah, dimasukkan ke dalam perhitungan rasio kewajiban penyediaan modal minimum Bank (Catatan 4f).
The operating funds or the declared operating funds, whichever is lower, is included in the calculation of the Bank’s capital adequacy ratio (Note 4f).
122
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2012
24. Komitmen Dan Kontinjensi Jenis valuta/ Currency
24. Commitments And Contingencies Jumlah dalam valuta asal/Amount in original currency 2012 2011
2012
2011
Komitmen Liabilitas komitmen: Fasilitas kredit bersifat committed yang belum digunakan
Fasilitas L/C yang tidak dapat dibatalkan
Commitments Committed liabilities:
IDR USD EUR
USD EUR Lainnya, ekuivalen USD/ Others, equivalent USD
3.108.546
500.000 2.554.274
20.777.280 13.939.080
9.531.624 7.955.521
31.873
2.523.963
Jumlah liabilitas komitmen
39.359 39.577
36.498 4.534 29.923
78.936
70.955
200.241 177.467
86.428 93.197
307
22.886 202.511
456.951
273.466 Total committed liabilities
Contingencies
IDR USD EUR Lainnya, ekuivalen USD/ Others, equivalent USD
592.023.801 4.032.588
680.677.707 4.094.303
709.652
1.019.710
Jumlah tagihan kontinjensi
38.653 5.705.629 51.341
6.839 5.802.462
Contingent receivables: 29.317Guarantees received 6.172.045 47.964
9.246 6.258.572 Total contingent receivables
Liabilitas kontinjensi: Garansi bank dan standby letters of credit yang diterbitkan
Irrevocable L/C facilities
378.015
Kontinjensi Tagihan kontinjensi: Garansi yang diterima
Undrawn committed loan facilities
Contingent liabilities:
IDR USD EUR Lainnya, ekuivalen USD/ Others, equivalent USD
114.015.579 7.507.225
126.601.973 8.923.536
791.504
1.074.359
Jumlah liabilitas kontinjensi
Bank menghadapi beberapa tuntutan hukum, pengurusan administrasi dan klaim yang belum terselesaikan, yang berhubungan dengan kegiatan usaha Bank. Adalah tidak mungkin untuk memastikan apakah Bank akan memenangkan masalah atau tuntutan hukum tersebut, atau dampaknya jika Bank kalah. Namun demikian, manajemen Bank yakin bahwa hasil keputusan masalah atau tuntutan hukum tersebut tidak akan membawa dampak yang signifikan pada hasil usaha, posisi keuangan atau likuiditas Bank.
121.054 1.098.825 95.579
7.628 1.323.086
203.016 1.147.963 104.537
Bank guarantees and standby letters of credit issued
9.742 1.465.258 Total contingent liabilities
The Bank is a party to various unresolved legal actions, administrative proceedings, and claims in the ordinary course of its business. It is not possible to predict with certainty whether or not the Bank will ultimately be successful in any of these legal matters or, if not, what the impact might be. However, the Bank’s management does not expect that the results in any of these proceedings will have a material adverse effect on the Bank’s results of operations, financial position or liquidity.
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2012
25. Imbalan Kerja
25. Employees’ Benefits
Sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia No. 13/2003 tentang Ketenagakerjaan, Bank wajib memberikan imbalan pasca-kerja kepada karyawannya pada saat pemutusan hubungan kerja atau pada saat karyawan pensiun. Imbalan pasca-kerja ini diberikan berdasarkan masa kerja dan kompensasi karyawan pada saat pemutusan hubungan kerja atau pensiun.
In accordance with Law of the Republic of Indonesia No. 13/2003 relating to labor regulations, the Bank is required to provide post-employment benefits to its employees when their employment is terminated or when they retire. These benefits are primarily based on years of service and the employees’ compensation at termination or retirement.
Bank menyelenggarakan program pensiun iuran pasti yang dikelola dan diadministrasikan oleh Dana Pensiun Lembaga Keuangan (“DPLK”) Manulife Indonesia (“Manulife”) yang pesertanya meliputi seluruh karyawan Bank yang telah bergabung dengan Bank sejak 1)Januari 1993 dan menjadi peserta program pensiun. Besarnya iuran program pensiun ini adalah sebesar 10% dari gaji per bulan, yang seluruhnya dibayarkan oleh Bank. Jumlah iuran yang dibayarkan Bank selama tahun berakhir 31 Desember 2012 dan 2011 masing-masing sebesar Rp 7.104 dan Rp 6.970.
The Bank has a defined contribution pension plan, which is managed and administered by Dana Pensiun Lembaga Keuangan (“DPLK”) Manulife Indonesia (“Manulife”) that covers all employees of the Bank who have joined the Bank since 1 January 1993 and participate in the pension plan. The contribution rate is 10% of monthly salary, which is fully contributed by the Bank. The Bank’s share of contributions paid during the years ended 31 December 2012 and 2011 were Rp 7,104 and Rp.6,970, respectively.
Untuk karyawan yang telah bergabung dengan Bank sebelum tanggal 1 Januari 1993, Bank menyisihkan dana untuk tujuan khusus dalam bentuk deposito berjangka yang ditempatkan di bank lain (sebelumnya melalui program asuransi jiwa) untuk menyediakan imbalan pensiun bagi karyawan tersebut. Jumlah yang ditempatkan selama tahun berakhir 31 Desember 2012 dan 2011 masing-masing sebesar Rp 647 dan Rp.677.
For employees who had already joined the Bank prior to 1 January 1993, the Bank established a specialpurpose fund in the form of time deposits placed in another bank (previously through life insurance program) to provide the employees with pension benefits. Total amount deposited during the years ended 31 December 2012 and 2011 was Rp 647 and Rp 677, respectively.
Tabel berikut ini menyajikan liabilitas imbalan kerja (imbalan pasca-kerja dan imbalan kerja jangka panjang lainnya), perubahan liabilitas, dan beban imbalan kerja Bank yang diakui dalam laba rugi selama tahun berakhir 31 Desember 2012 dan 2011:
The following table summarized the Bank’s employee benefits obligation (post-employment benefits and other long-term employee benefits), movement of the obligation, and expense recognized in profit or loss during the years ended 31 December 2012 and 2011:
2012
2011
Liabilitas imbalan kerja
Employee benefits obligation
Nilai kini liabilitas imbalan pasti Nilai yang belum diakui: Kerugian aktuarial Beban jasa lalu
44.184)
44.004)
(11.029) 1.210) 34.365)
(15.760) 1.356) 29.600)
2012 Beban imbalan kerja Beban jasa kini Beban bunga atas liabilitas Amortisasi atas: Kerugian aktuarial Beban jasa lalu
Perubahan liabilitas imbalan kerja Saldo, awal tahun Beban imbalan kerja tahun berjalan
Present value of defined benefits obligation Unrecognized amount of: Actuarial loss Past service costs
2011 5.432) 2.577)
3.576) 2.204)
66) (146)
1.388) (146)
7.929)
7.022)
Pembayaran kepada karyawan
29.600) 7.929) (3.164)
23.745) 7.022) (1.167)
Saldo, akhir tahun
34.365)
29.600)
124
Employee benefits expense Current service cost Interest on obligation Amortization of: Actuarial loss Past service costs
Movement in the employee benefits obligation Balance, beginning of the year Employee benefits expense for the year Payment to employees Balance, end of the year
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2012
The liability for post-employment and long term benefits was calculated by an independent actuary PT Towers Watson Purbajaga. The principal assumptions used by the independent actuary as of 31 December 2012 and 2011 were as follows:
Liabilitas atas imbalan pasca-kerja dan imbalan kerja jangka panjang dihitung oleh aktuaris independen PT Towers Watson Purbajaga. Asumsi utama yang digunakan oleh aktuaris independen pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut: 2012 Tingkat diskonto per tahun Tingkat kenaikan gaji per tahun
2011 5,90% 9,00%
6,25% 9,00%
Informasi historis
Historical information 2012
Nilai kini liabilitas imbalan kerja Penyesuaian yang timbul pada liabilitas program
2011 (44.184)
(44.004)
(8.221)
(1.350)
26. Transaksi Dengan Pihak-Pihak Berelasi
2012
The details of the balances and transactions (including commitments and contingencies) with related parties as of and for the years ended 31 December 2012 and 2011 were as follows: 2011
139.301 30.703 1.215.806
365.648 7.495 1.001.598
138.577 7.760 35.935 29.370 140.649
173.956 13.951 58.528 22.834 86.729
Derivative assets held for trading Loans receivable Other assets Deposits from non-bank customers Deposits from other banks
109.877
69.555
Derivative liabilities held for trading
1.121.443
940.159
Due to Head Office and other branches
41.690 2.299 7.025 6.367 10.675 18.624
81.942 5.469 10.185 8.528 8.180 44.113
106.037 2.728
90.545 1.720
88.359 1.911
68.134 27.994 1.361
Komitmen Dan Kontinjensi Tagihan kontinjensi: Garansi yang diterima Liabilitas kontinjensi: Garansi bank dan standby letters of credit yang diterbitkan
Present value of employee benefits obligation Experience adjustments arising on plan liability
26. Related Party Transactions
Rincian saldo dan transaksi (termasuk komitmen dan kontinjensi) dengan pihak-pihak berelasi pada tanggal dan untuk tahun berakhir 31 Desember 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut:
Giro pada bank-bank lain Tagihan pada kantor cabang lain Penempatan pada bank-bank lain Aset derivatif untuk tujuan diperdagangkan Kredit yang diberikan Aset lain-lain Simpanan dari nasabah bukan bank Simpanan dari bank-bank lain Liabilitas derivatif untuk tujuan diperdagangkan Utang pada Kantor Pusat dan kantor cabang lain Liabilitas lain-lain dan beban masih harus dibayar Pendapatan bunga Beban bunga Pendapatan provisi dan komisi Beban provisi dan komisi Pendapatan operasional - lain-lain Beban umum dan administrasi: Alokasi beban dari Kantor Pusat Pemeliharaan dan sewa Pembebanan dari kantor cabang lainnya Lainnya Beban operasional - lain-lain
Discount rate per annum Future salary increase per annum
Demand deposits at other banks Due from other branches Placements with other banks
Other liabilities and accrued expenses Interest income Interest expenses Fees and commission income Fees and commission expenses Operating income - others General and administrative expenses: Head Office allocation expenses Maintenance and rent Interbranch charges Others Operating expenses - others Commitments And Contingencies
5.675.409
621.986
6.045.645
584.975
Contingent receivables: Guarantees received Contingent liabilities: Bank guarantees and standby letters of credit issued
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2012
Rincian sifat hubungan dan jenis transaksi yang signifikan dengan pihak-pihak berelasi pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut:
The details of the relationship and type of significant transactions with related parties as of 31 December 2012 and 2011 were as follows:
Sifat hubungan/Nature of relationship
Jenis transaksi/Type of transaction
Entitas kantor pusat/Head office
Liabilitas derivatif untuk tujuan diperdagangkan, utang pada Kantor Pusat, alokasi beban dari Kantor Pusat, garansi yang diterima/Derivative liabilities held for trading, due to Head Office, Head Office allocation expenses, guarantees received
Anak perusahaan Grup Deutsche Bank/ Subsidiary of Deutsche Bank Group
Giro pada bank-bank lain, aset derivatif untuk tujuan diperdagangkan, penempatan pada bank-bank lain, liabilitas derivatif untuk tujuan diperdagangkan, garansi yang diterima, garansi bank dan standby letters of credit yang diterbitkan/Demand deposits at other banks, derivative assets held for trading, placements with other banks, derivative liabilities held for trading, guarantees received, bank guarantees and standby letters of credit issued
Sifat hubungan/Nature of relationship
Jenis transaksi/Type of transaction
Kantor cabang lain di luar negeri/ Other off-shore branches
Tagihan pada kantor cabang lain, aset derivatif untuk tujuan diperdagangkan, liabilitas derivatif untuk tujuan diperdagangkan, utang pada kantor cabang lain, pembebanan dari kantor cabang lainnya, garansi yang diterima, garansi bank dan standby letters of credit yang diterbitkan/Due from other branches, derivative assets held for trading, derivative liabilities held for trading, due to other branches, interbranch charges, guarantees received, bank guarantees and standby letters of credit issued
Personil manajemen kunci/ Key management personnel
Kredit yang diberikan, simpanan dari nasabah bukan bank/Loans receivable, deposits from non-bank customers
Transaksi dengan personil manajemen kunci
Transactions with key management personnel
Personil manajemen kunci termasuk manajemen Bank yang memiliki kewenangan dan tanggung jawab yang signifikan untuk merencanakan, mengarahkan dan mengendalikan kegiatan Bank.
Key management personnel include the Bank’s management that have significant authority and responsibility for planning, directing and controlling the Bank’s activities.
Kompensasi yang diberikan kepada personil manajemen kunci terdiri dari:
Key management personnel compensation for the year comprised:
2012 Imbalan kerja jangka pendek Pembayaran berbasis saham Imbalan pasca-kerja dan imbalan kerja jangka panjang lainnya
2011 34.763 9.078
32.144 12.029
1.926 45.767
1.530 45.703
126
Short-term employee benefits Share-based payments Post-employment benefits and other long-term employee benefits
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2012
27. Kualitas Aset Produktif
27. Quality Of Productive Assets
Tabel di bawah ini menunjukkan kolektibilitas aset produktif Bank sesuai dengan peraturan Bank Indonesia yang berlaku yang disajikan pada nilai tercatatnya sebelum cadangan kerugian penurunan nilai:
The table below presented the grading of productive assets of the Bank in accordance with the prevailing Bank Indonesia regulations, presented at their carrying amount before allowance for impairment losses: 2012
Dalam perhatian khusus/ Special mention
Lancar/ Pass
Kurang lancar/ Substandard
Diragukan/ Doubtful
Macet/ Loss
Jumlah/ Total
Giro pada Bank Indonesia
1.750.519
-
-
-
-
1.750.519
Giro pada bank-bank lain Tagihan pada kantor cabang lain Penempatan pada Bank Indonesia dan bankbank lain Efek-efek yang diperdagangkan Aset derivatif untuk tujuan diperdagangkan Kredit yang diberikan Tagihan atas pinjaman yang dijaminkan Tagihan akseptasi Piutang bunga Aset lain-lain Komitmen dan kontinjensi yang memiliki risiko kredit
783.591
-
-
-
-
783.591
30.703
-
-
-
-
30.703
4.990.360
-
-
-
-
4.990.360
3.970.118
-
-
-
-
3.970.118
323.033 5.939.259
-
-
-
84.078
323.033 6.023.337
2.778.250 48.296 60.601 11.972
-
-
-
-
2.778.250 48.296 60.601 11.972
1.780.037
-
-
-
-
1.780.037
Demand deposits at Bank Indonesia Demand deposits at other banks Due from other branches Placements with Bank Indonesia and other banks Trading securities Derivative assets held for trading Loans receivable Receivables under secured borrowing Acceptance receivables Interest receivables Other assets Commitments and contingencies with credit risk
2011 Dalam perhatian khusus/ Special mention
Lancar/ Pass
Kurang lancar/ Substandard
Diragukan/ Doubtful
Macet/ Loss
Jumlah/ Total
Giro pada Bank Indonesia
1.847.479
-
-
-
-
1.847.479
Giro pada bank-bank lain Tagihan pada kantor cabang lain Penempatan pada Bank Indonesia dan bankbank lain Efek-efek yang diperdagangkan Aset derivatif untuk tujuan diperdagangkan Kredit yang diberikan Tagihan atas pinjaman yang dijaminkan Tagihan akseptasi Piutang bunga Aset lain-lain Komitmen dan kontinjensi yang memiliki risiko kredit
731.643
-
-
-
-
731.643
7.495
-
-
-
-
7.495
2.897.455
-
-
-
-
2.897.455
4.953.631
-
-
-
-
4.953.631
322.562 4.907.182
6.347
-
-
83.959
322.562 4.997.488
6.126.948 35.539 78.603 18.920
-
-
-
-
6.126.948 35.539 78.603 18.920
1.738.499
1.088
-
-
-
1.739.587
Demand deposits at Bank Indonesia Demand deposits at other banks Due from other branches Placements with Bank Indonesia and other banks Trading securities Derivative asset held for trading Loans receivable Receivables under secured borrowing Acceptance receivables Interest receivables Other assets Commitments and contingencies with credit risk
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2012
28. Peristiwa Setelah Tanggal Neraca –
28. Subsequent Events
Capital Equivalency Maintained Assets (CEMA)
–
Sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan Bank Indonesia (“PBI”) No. 14/18/PBI/2012 mengenai Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank, kantor cabang dari bank yang berkedudukan di luar negeri wajib memenuhi CEMA minimum sebesar 8% dari jumlah liabilitas bank setiap bulan mulai tanggal 30 Juni 2013, dan jika jumlah 8% dari jumlah liabilitas sebuah bank adalah di bawah Rp 1 triliun, maka bank tersebut harus memenuhi CEMA minimum Rp 1 triliun per akhir Desember 2017. Sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia, instrumen untuk CEMA adalah berupa surat berharga yang diterbitkan oleh Pemerintah Republik Indonesia atau surat berharga non-ekuitas yang diterbitkan oleh bank lain atau korporasi.
Capital Equivalency Maintained Assets (CEMA) In accordance with Bank Indonesia regulation (”PBI”) No. 14/18/PBI/2012 regarding the Bank’s Minimum Capital Requirement, branches of foreign banks are obliged to fulfill minimum CEMA of 8% of bank’s total liabilities on a monthly basis starting 30 June 2013, and if the 8% of total liabilities of a bank is below Rp 1 trillion, then the bank has to have CEMA at a minimum of Rp 1 trillion by end of December 2017. In line with Bank Indonesia requirements, instruments for CEMA are in form of marketable securities issued by the Government of Republic of Indonesia or non-equity marketable securities issued by other banks or corporates.
– PBI No. 14/26/PBI/2012 tentang Kegiatan Usaha dan Jaringan Kantor Berdasarkan Modal Inti Bank tanggal 27 Desember 2012 berlaku efektif sejak tanggal 2 Januari 2013.
–
Bank masih dalam proses menganalisis dampak yang akan ditimbulkan dari penerapan ketentuanketentuan ini.
PBI No. 14/26/PBI/2012 regarding Business Activities and Branch Offices Based on Banks’ Core Capital dated 27 December 2012 became effective starting 2 January 2013. The Bank is still in the process of analyzing the impact that will result from the implementation of these Bank Indonesia regulations.
– Pada bulan April 2013, Bank menerima putusan pengadilan pajak atas penetapan pajak tahun fiskal 2007. Pengadilan pajak menerima banding pajak atas PPN luar negeri sebesar Rp 4.317, dan menolak sisa banding sebesar Rp 98.778. Bank akan mengajukan banding atas putusan pengadilan pajak ini ke Mahkamah Agung pada tahun 2013.
128
–
In April 2013, the Bank received notice of the tax court decision on the Bank’s 2007 fiscal year tax assessment. The tax court accepted the Bank's appeal on VAT Offshore of Rp 4,317, but rejected the remaining disputed items totaling Rp 98,778. The Bank will elevate this tax court decision to the Supreme Court in 2013.
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2012
04 Deutsche Bank Indonesia Opinion from Public Accountant Opini dari Akuntan Publik
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2012
130
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2012
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2012
05 Deutsche Bank Indonesia Disclosure Pengungkapan -
Capital Disclosure Pengungkapan Permodalan
-
Risk Management Manajemen Risiko
132
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2012
Capital Disclosure
Pengungkapan Permodalan
Capital Structure
Struktur Permodalan
Deutsche Bank AG – Jakarta Branch operates as a licensed Indonesian branch of DB AG Frankfurt. Consistent with existing regulations, the composition of DBJK’s capital is as follows:
Deutsche Bank AG – cabang Jakarta dan Surabaya beroperasi dengan lisensi sebagai cabang dari Deutsche Bank AG Frankfurt di Indonesia. Sesuai dengan peraturan yang ada, komposisi dari modal Deutsche Bank Indonesia adalah sebagai berikut:
— — — — —
Dotation Capital Declare Net Inter Office Fund (NIOF) Retained Earning2 Current Year Profits Others
— — — — —
Modal disetor Dana Usaha yang dideclare Laba ditahan Laba tahun berjalan Lainnya
Capital Management Strategy
Strategi Manajemen Modal
The responsibility for management of capital supply resides with the ALCO. It ensures compliance on regulatory and group internal capital requirements. In the event of insufficient capital supply, mitigating action is taken in coordination with DB Group (e.g. retention of profits, issuance of subordinated debt, capital injections). Typically, branch profit retention or additional capital is coordinated by Treasury in close alignment with the, local Business Heads, local Finance and Group Tax to ensure the most efficient and sufficient capital mix from a Group as well as local perspective.
Tanggung jawab untuk mengelola ketersediaan modal berada di ALCO. Hal ini untuk memastikan kepatuhan pada peraturan lokal dan grup internal terhadap kebutuhan modal. Dalam hal terjadi kekurangan dalam ketersediaan modal, tindakan mitigasi diambil berkoordinasi dengan kebijakan Deutsche Bank Group (misalnya penyimpanan laba, penambahan modal). Biasanya, penyimpanan laba dari cabang atau penambahan modal dikoordinasikan oleh Treasury bekerjasama dengan lokal manajemen, pimpinan divisi bisnis, divisi Finance dan grup pajak untuk memastikan tingkat modal yang paling cukup dan efisien baik untuk grup maupun secara peraturan lokal.
Capital Adequacy Assessment
Penilaian Kecukupan Modal
The capital adequacy of DBJK is assessed based on Pillar 1 requirements of risk weighted assets from credit risk, market risk, and operational risk. Both the credit and market risk follows the BI prescribed standardized approach while the operational risk follows the basic indicator approach.
Kecukupan modal Deutsche Bank Jakarta dinilai berdasarkan Pilar 1 yang mensyaratkan aktiva tertimbang menurut risiko dari risiko kredit, risiko pasar, dan risiko operasional. Untuk risiko kredit dan risiko pasar mengikuti pendekatan standar yang ditentukan oleh Bank Indonesia sementara risiko operasional mengikuti pendekatan indikator dasar.
In addition, at the local level we perform a risk profile assessment under the RBBR reporting process. In that process, we determine DBJK’s risk levels and trends which cover concentration risks, liquidity risks, legal risks, compliance risks, reputational risks and strategic risks.
Selain itu, di tingkat lokal, kami melakukan penilaian profil risiko dalam proses pelaporan tingkat kesehatan bank (RBBR). Dalam proses itu, kami menentukan tingkat dan arah risiko Deutsche Bank Jakarta yang meliputi risiko konsentrasi, risiko likuiditas, risiko hukum, risiko kepatuhan, risiko reputasi dan risiko strategis.
The minimum capital requirement has been assessed in line with the requirements stated in the BI Circular number 14/37/DPNP dated 27th December 2012. In that the bank has provided capital according to the risk profile of the bank.
Persyaratan modal minimum telah dinilai sesuai dengan persyaratan yang tercantum dalam surat edaran BI nomor 14/37/DPNP tanggal 27 Desember 2012. Dalam hal ini, bank telah menyediakan modal sesuai dengan profil risiko bank.
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2012
Risk management
Manajemen risiko
Risk management framework
Kerangka manajemen risiko
The diversity of our business model requires us to identify, measure, aggregate and manage our risks effectively, and to allocate our capital among our businesses appropriately. We operate as an integrated group through our divisions, business units and infrastructure functions. Risk and capital are managed via a framework of principles, organizational structures and measurement and monitoring processes that are closely aligned with the activities of the divisions and business units :
Keragaman model bisnis kami mengharuskan kami untuk mengidentifikasi, mengukur, agregat dan mengelola risiko secara efektif, dan untuk mengalokasikan modal kita di antara bisnis dengan tepat. Kami beroperasi sebagai kelompok terintegrasi melalui divisi, unit bisnis dan fungsi infrastruktur. Risiko dan modal dikelola melalui kerangka prinsip, struktur organisasi dan proses pengukuran dan pemantauan yang berkaitan erat dengan kegiatan divisi dan unit bisnis :
— Core risk management responsibilities are embedded in the Management Board and appropriately delegated to senior risk management committees responsible for execution and oversight. The Supervisory Board regularly monitors the risk and capital profile.
— Tanggung jawab manajemen risiko inti tertanam dalam Dewan manajemen dan didelegasikan sebagaimana mestinya kepada komite manajemen risiko senior yang bertanggung jawab atas pelaksanaan dan pengawasan. Dewan Pengawas secara teratur memonitor risiko dan profil modal.
— We operate a three-line of defense risk management model whereby front office functions, risk management oversight and assurance roles are played by functions independent of one another.
— Kami mengoperasikan tiga bagian model risiko manajemen dimana peran fungsi front office, pengawasan manajemen risiko dan peranan yang pasti dijalankan melalui fungsi independen satu sama lain.
— Risk strategy is approved by the Management Board on an annual basis and is defined based on the Group Strategic and Capital Plan and Risk Appetite in order to ensure alignment of risk, capital and performance targets.
— Strategi Risiko disetujui oleh Dewan Manajemen secara tahunan dan didefinisikan berdasarkan Rencana Strategis dan Capital Group dan Risk Appetite untuk memastikan keselarasan risiko, modal dan target kinerja.
— Cross-risk analysis reviews are conducted across the group to validate that sound risk management practices and a holistic awareness of risk exist.
— Kajian analisis antar-risiko (Cross risk) dilakukan di seluruh kelompok untuk memvalidasi bahwa praktek manajemen risiko yang sehat dan kesadaran holistik resiko yang ada.
— All major risk classes are managed in a coordinated manner via risk management processes, including: credit risk, market risk, operational risk, liquidity risk, business risk, reputational risk and risk concentrations.
— Semua jenis risiko utama dikelola secara terkoordinasi melalui proses manajemen risiko, termasuk: risiko kredit, risiko pasar, risiko operasional, risiko likuiditas, risiko bisnis, risiko reputasi dan risiko konsentrasi.
— Appropriate monitoring, stress testing tools and escalation processes are in place for key capital and liquidity thresholds and metrics. Where applicable modeling and measurement approaches for quantifying risk and capital demand are implemented across the major risk classes.
— Pemantauan yang tepat, alat-alat stress testing dan proses eskalasi berada di tempat untuk modal utama dan ambang batas likuiditas dan metrik. Dimana pemodelan berlaku dan pengukuran pendekatan untuk risiko kuantitasnya dan permintaan modal diimplementasikan di semua jenis risiko utama.
— Effective systems, processes and policies are a critical component of our risk management capability.
— Sistem yang efektif, proses dan kebijakan adalah komponen penting dari kemampuan manajemen risiko kami.
134
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2012 Risk management in Deutsche Bank is functionally independent of risk takers in the various Group Divisions. It is centered on the ability to identify, measure, aggregate and manage risks, to attribute capital and price risks appropriately. The Bank’s risk management framework promotes an internal risk environment across the Bank that is culturally attuned to its overall risk philosophy. Deutsche Bank manages risk through a comprehensive framework of risk principles, organizational structure and risk process that are closely aligned with the activities of the Group Divisions.
Manajemen risiko dalam Deutsche Bank merupakan fungsi yang independen dari para pengambil risiko yang terdapat di berbagai Divisi Grup. Manajemen risiko ini difokuskan pada kemampuan untuk mengidentifikasi, mengukur, menggabungkan dan mengelola risiko untuk meningkatkan modal dan menilai risiko secara tepat. Kerangka manajemen risiko yang dimiliki Bank mendorong terbentuknya harmonisasi antara lingkungan risiko internal Bank dengan budaya perusahaan dalam filosofi risiko terpadu. Deutsche Bank mengelola risiko dengan kerangka prinsip risiko yang komprehensif, struktur organisasi dan proses risiko yang erat terkait dengan aktivitas Divisi Grup.
Risk Governance
Tata Kelola Risiko
From a supervisory perspective, our operations throughout the world are regulated and supervised by relevant authorities in each of the jurisdictions in which we conduct business. Such regulation focuses on licensing, capital adequacy, liquidity, risk concentration, conduct of business as well as organisation and reporting requirements. The BaFin and the Deutsche Bundesbank (the German central bank) act in cooperation as our primary supervisors to ensure our compliance with the German Banking Act and other applicable laws and regulations. The German Banking Act and the rules and regulations thereunder implement, in addition, certain recommendations of the Basel Committee on Banking Supervision, as well as certain European Union directives relating to banks.
Dari perspektif pengawasan, operasi kami di seluruh dunia diatur dan diawasi oleh otoritas yang relevan di masing-masing yurisdiksi di mana kita melakukan bisnis. Peraturan tersebut berfokus pada perizinan, kecukupan modal, likuiditas, risiko konsentrasi, pelaksanaan bisnis serta organisasi dan persyaratan pelaporan. The BaFin dan Deutsche Bundesbank (bank sentral Jerman) bertindak dan bekerjasama sebagai pengawas utama kami untuk memastikan kepatuhan kami dengan Jerman Banking Act dan undang-undang dan peraturan lainnya. Undangundang perbankan Jerman dan peraturan dibawahnya dilaksanakan, di samping itu, rekomendasi tertentu dari Basel Committee on Banking Supervision, serta arahan Uni Eropa tertentu yang berkaitan dengan bank.
From an internal governance perspective, we have several layers of robust management to provide strong and cohesive risk governance :
Dari perspektif tata kelola internal, kami memiliki beberapa lapisan manajemen yang kuat untuk memberikan tata kelola risiko yang kuat dan kohesif :
— The Supervisory Board monitors our risk and capital profile regularly via its designated committee, the Risk Committee of the Supervisory Board. The chair of the Risk Committee reports on items discussed during the Risk Committee’s meetings to the Supervisory Board.
— Dewan Pengawas memonitor risiko dan profil permodalan teratur melalui komite yang ditunjuknya, Komite Risiko Dewan Pengawas. Pimpinan Komite Risiko melaporakan pada halhal yang dibahas selama pertemuan Komite Risiko kepada Dewan Pengawas.
— The Risk Committee of the Supervisory Board meets regularly. At these meetings, the Management Board reports to the Risk Committee on credit, market, country, liquidity, operational, strategic, regulatory as well as litigation and reputational risks. It also reports on loans requiring a Supervisory Board resolution pursuant to law or the Articles of Association, questions of capital resources and matters of special importance due to the risks they entail. The Risk Committee deliberates with the Management Board on issues of the aggregate risk disposition and the risk strategy.
— Dewan Pengawas Komite Risiko bertemu secara teratur. Pada pertemuan ini, Dewan Manajemen melaporkan kepada Komite Risiko kredit, pasar, negara, likuiditas, operasional, strategis, peraturan serta litigasi dan reputasi risiko. Hal ini juga dilaporkan tentang pinjaman yang memerlukan resolusi Dewan Pengawas berdasarkan hukum atau Anggaran Dasar, pertanyaan sumber daya modal dan masalahmasalah penting khusus karena risiko. Komite Risiko berdiskusi dengan Dewan Manajemen pada isu-isu risiko agregat dan strategi risiko.
— Our Management Board provides overall risk and capital management supervision for the consolidated Group and is exclusively responsible for day-to-day management of the company with the objective of creating sustainable value in the interest of our shareholders, employees and other stakeholders. The Management Board is responsible for defining and implementing comprehensive and aligned business and risk strategies,
— Dewan Manajemen kami menyediakan risiko secara keseluruhan dan pengawasan manajemen modal untuk konsolidasi Group dan secara eksklusif bertanggung jawab untuk manajemen sehari-hari perusahaan dengan tujuan untuk menciptakan nilai yang berkelanjutan untuk kepentingan pemegang saham, karyawan dan stakeholder lainnya.
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2012 as well as ensuring well-defined risk management functions and operating processes are in place to ensure that our overall performance is aligned to our business and risk strategy. The Management Board has delegated certain functions and responsibilities to relevant senior governance committees to support the fulfillment of these responsibilities, in particular to the Capital and Risk Committee (“CaR”) and Risk Executive Committee (“Risk ExCo”).
Dewan Manajemen bertanggung jawab untuk menentukan dan melaksanakan bisnis yang komprehensif dan selaras dan strategi risiko, serta memastikan fungsi manajemen risiko yang jelas dan proses operasi dalam tempat untuk memastikan bahwa kinerja kami secara keseluruhan sejalan dengan bisnis kami dan strategi risiko. Dewan Manajemen telah mendelegasikan fungsi-fungsi tertentu dan tanggung jawab kepada komite pemerintahan yang relevan untuk mendukung pemenuhan tanggung jawab ini, khususnya kepada Komite Modal dan Risiko ("CaR") dan Komite Eksekutif Risiko ("Risiko Exco").
Risk and Capital Management Principles
Prinsip Manajemen Risiko dan Modal
The following key principles underpin Deutsche Bank’s approach to risk and capital management:
Prinsip utama yang mendukung pendekatan Deutsche Bank terhadap manajemen risiko dan modal adalah sebagai berikut:
— The Management Board provides overall risk and capital management supervision for consolidated Group as a whole. The Supervisory Board regularly monitors risk and capital profile.
— Dewan Manajemen melakukan pengawasan atas manajemen risiko dan modal secara menyeluruh untuk Grup secara konsolidasi sebagai satu kesatuan. Dewan Pengawas memantau profil risiko dan modal secara berkala.
— Deutsche Bank manages credit, market, liquidity, operational, business, legal and reputational risks as well as capital in an integrated manner at all relevant levels within the organization. This also holds true for complex products which are typically managed within the framework established for trading exposures.
— Deutsche Bank mengelola risiko kredit, pasar, likuiditas, operasional, usaha, hukum, reputasi dan modal secara terpadu pada semua tingkatan terkait dalam organisasi. Hal ini juga berlaku untuk produk-produk kompleks yang dikelola secara khusus dalam kerangka yang ditetapkan untuk eksposur perdagangan.
— The structure of legal, risk and capital function is closely aligned with the structure of the Group Divisions.
— Struktur dari fungsi hukum, risiko dan modal berkaitan erat dengan struktur Divisi Grup.
— The legal, risk and capital function is independent of the Group Divisions.
— Fungsi hukum, risiko dan modal independen terhadap Divisi Grup.
Risk and Capital Management Organization
Organisasi Manajeman Risiko dan Modal
Deutsche Bank’s Chief Risk Officer, who is a member of the Management Board, is responsible for credit, market, liquidity, operational, business, legal and reputational risk management as well as capital management activities within the consolidated Group. Deutsche Bank merged the Legal and Compliance departments with the existing risk and capital management function to an integrated legal, risk and capital function.
Chief Risk Officer Deutsche Bank, yang merupakan anggota Dewan Manajemen, bertanggung jawab atas manajemen risiko kredit, pasar, likuiditas, operasional, usaha, hukum dan reputasi serta aktivitas manajemen modal dalam Grup secara konsolidasi. Deutsche Bank menggabungkan departemen Hukum dan Kepatuhan dengan fungsi manajemen risiko dan modal yang ada menjadi satu kesatuan fungsi hukum, risiko dan modal.
136
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2012 Two functional committees are central to the legal, risk and capital function. The Capital and Risk Committee is chaired by the Chief Risk Officer, with the Chief Financial Officer being the Vice Chairman. The responsibilities of the Capital and Risk Committee include risk profile and capital planning, capital capacity monitoring and optimization of funding. In addition, the Chief Risk Officer chairs the Risk Executive Committee, which is responsible for management and control of the aforementioned risks across the consolidated Group. The two Deputy Chief Risk Officers who report directly to the Chief Risk Officer are among the voting members of the Capital and Risk Committee.
Ada dua komite fungsional yang dipusatkan pada fungsi hukum, risiko dan modal. Komite Risiko dan Modal dipimpin oleh Chief Risk Officer, dengan Chief Financial Officer sebagai Wakil Ketua. Tanggung jawab Komite Risiko dan Modal meliputi perencanaan profil risiko dan modal, pengawasan kapasitas modal dan optimisasi pendanaan. Selain itu, Chief Risk Officer juga memimpin Komite Risiko Executive, yang bertanggung jawab atas pengelolaan dan pengendalian risiko-risiko dalam Grup secara konsolidasi. Dua Wakil Chief Risk Officer yang melapor secara langsung kepada Chief Risk Officer merupakan anggota pengambil keputusan dalam Komite Risiko dan Modal.
Dedicated legal, risk and capital function is established with the mandate to:
Unit hukum, risiko dan modal dibentuk dengan tugas untuk:
—
Ensure that the business conducted within each division is consistent with the Bank’s risk appetite that the Capital and Risk Committee has set;
—
Meyakinkan bahwa penyelenggaraan usaha dalam tiap divisi konsisten dengan risk appetite Bank terhadap risiko yang telah ditetapkan oleh Komite Risiko dan Modal;
—
Formulate and implement risk and capital management policies, procedures and methodologies that are appropriate to the businesses within each division;
—
Merumuskan dan melaksanakan kebijakan manajemen risiko dan modal, prosedur dan metodologi yang sesuai dengan kegiatan usaha tiap divisi;
—
Approve credit risk, market risk and liquidity risk limits;
—
Menyetujui batasan-batasan risiko kredit, risiko pasar dan risiko likuiditas;
—
Conduct periodic portfolio reviews to ensure that the portfolio of risk is within acceptable parameters; and
—
Melakukan penelaahan atas portofolio secara berkala untuk meyakinkan bahwa portofolio risiko masih dalam batas yang dapat diterima; dan
—
Develop and implement risk and capital management infrastructures and systems that are appropriate for each division.
—
Mengembangkan dan melaksanakan infrastruktur dan sistem manajemen risiko dan modal yang tepat untuk tiap divisi.
The Group Reputational Risk Committee (“GRRC”) is an official sub-committee of the Risk Executive Committee and is chaired by the Chief Risk Officer. The GRRC reviews and makes final determinations on all reputational risk issues, where the escalation of such issues is deemed necessary by senior business and regional management or required under the Group policies and procedures.
Komite Risiko Reputasi Grup adalah sub-komite formal dari Komite Risiko Executive dan dipimpin oleh Chief Risk Officer. Komite ini menelaah dan membuat keputusan akhir untuk seluruh permasalahan risiko reputasi, dimana pelaporan atas masalah yang terkait dengan reputasi Bank dianggap penting oleh manajemen senior usaha dan regional atau diwajibkan oleh kebijakan dan prosedur Grup.
The Finance and Audit departments support the legal, risk and capital function. They operate independently of both the Group Divisions and of the legal, risk and capital function. The role of the Finance department is to help quantify and verify the risk that the Bank assumes and ensures the quality and integrity of the risk related data. The Audit department reviews the compliance of the internal control procedures with internal and regulatory standards.
Departemen Keuangan dan Audit mendukung fungsi hukum, risiko dan modal. Departemen-departemen tersebut bekerja secara independen terhadap Divisi Grup dan fungsi hukum, risiko dan modal. Peran dari departemen Keuangan adalah untuk membantu Bank dalam menghitung dan menelaah risiko yang dihadapi dan meyakinkan kualitas dan integritas data yang terkait dengan risiko. Departemen Audit menelaah kepatuhan prosedur pengendalian internal terhadap standar internal dan aturan hukum.
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2012 At the Indonesia branch level, the risk management structure operates in a multi-tier set up, starting from the Risk Management Unit (“RMU”) that reports to the Indonesian Risk Committee (“IRC”) who in turn works very closely with the Regional Risk Committee (“RRC”). These committees, which are composed of members from management and the back office support group, ensure consistency in implementation of the Group principles as well as with local regulations.
Di tingkat kantor cabang Indonesia, struktur manajemen risiko beroperasi dalam beberapa tingkatan, dimulai dari Unit Manajemen Risiko yang melapor kepada Komite Risiko Indonesia, yang bekerja sama secara erat dengan Komite Risiko Regional. Komite-komite ini, yang terdiri dari anggota dari manajemen dan kelompok pendukung back office, meyakinkan adanya konsistensi dalam pelaksanaan prinsip Grup dan peraturan yang berlaku.
Risk management policies can be summarised as follows:
Kebijakan manajemen risiko dapat diringkas seperti dibawah ini:
—
Credit risk – every extension of credit to any counterparty requires approval from Credit Risk Management (CRM). Credit approval authorities are assigned according to the qualifications, experience and training of the officers and are reviewed periodically. Credit lines approved should be consistent with the portfolio and local regulatory guidelines. CRM reviews credit exposures periodically and ensures that allowance for loan losses is provided for accounts that are doubtful for collection.
—
Risiko kredit – setiap perpanjangan kredit kepada pihak lawan memerlukan persetujuan dari Manajemen Risiko Kredit (CRM). Wewenang persetujuan kredit diberikan sesuai dengan kemampuan, pengalaman dan pelatihan officer yang bersangkutan dan ditinjau secara berkala. Limit kredit yang disetujui harus sesuai dengan portofolio and ketentuan peraturan lokal. CRM meninjau eksposur kredit secara berkala dan memastikan agar disisihkan cadangan untuk kerugian pinjaman untuk rekening yang meragukan.
—
Market risk – the Bank assumes market risk in both trading and non-trading activities by taking positions in debt obligations, foreign exchange and securities. The Bank uses a combination of risk sensitivities, value-at-risk, stress testing and economic capital metrics to manage market risks and use as a basis for setting limits.
—
Risiko pasar – Bank mempunyai risiko pasar dalam aktivitas trading dan nontrading dengan membuka posisi dalam debt obligation, valuta asing dan sekuritas. Bank menggunakan kombinasi sensitivitas risiko, value-at-risk, stress testing dan economic capital metrics untuk menangani risiko pasar dan menggunakannya sebagai dasar penentuan limit.
—
Liquidity risk – the Bank’s effective management of liquidity risk has been instrumental in maintaining a healthy funding profile, even in periods of general economic weakness. Liquidity is monitored through the use of Funding Matrix, which shows the excess or shortfall of assets over liabilities in each time bucket and allows the Bank to identify and manage open liquidity exposures.
—
Risiko Likuiditas – penanganan risiko likuiditas Bank yang efektif telah membantu dalam menjaga profil pendanaan yang sehat, meskipun dalam periode ekonomi umum yang lemah. Likuiditas dimonitor melalui penggunaan Funding Matrix, yang menunjukkan kelebihan atau kekurangan aset dibanding kewajiban dalam setiap jangka waktu dan memungkinkan Bank untuk mengidentifikasikan dan menangani eksposur likuiditas yang terbuka.
—
Operational risk – defined to be the potential for incurring losses in relation to employees, project management, contractual specifications and documentation, technology, infrastructure failure and disasters, external influences and customer relationships. Operational risk is managed by the respective Business Divisions with factors such as direct and indirect losses, transactional errors, employee turnover, and disaster recovery readiness, audit actions, taken into account to assess operational risk.
—
Risiko Operasional – didefinisikan sebagai potensi timbulnya kerugian sehubungan dengan karyawan, manajemen proyek, spesifikasi dan dokumentasi kontrak, teknologi, kegagalan infrastruktur dan bencana, pengaruh eksternal dan hubungan nasabah. Tanggungjawab untuk operasional manajemen risiko ditangani terutama terletak pada Divisi Bisnis yang bersangkutan dan unit operasional terkait. Berbagai faktor seperti kerugian langsung dan tidak langsung, kesalahan transaksi, perpindahan karyawan, kesiapan penanganan bencana, tindakan audit dipertimbangkan untuk menilai risiko operasional.
138
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2012
—
Legal risk – documents and agreements with counterparties are reviewed by the Legal Department (operating from Singapore and supported by local external counsels) prior to execution /finalisation to ensure that documents is in compliance with law. Any legal disputes are also managed by Legal with close reference to local country management.
—
Risiko Hukum – dokumen dan perjanjian dengan pihak ketiga ditinjau oleh divisi Hukum (yang beroperasi dari Singapura dan didukung oleh dewan eksternal lokal) sebelum dilaksanakan untuk memastikan bahwa dokumentasi telah memenuhi undang-undang. Permasalahan hukum, juga ditangani oleh Divisi Hukum –dengan merujuk kepada manajemen lokal.
—
Reputational and Strategic risk – any potential reputational or strategic risk that is identified is escalated appropriately to the risk committees and to the respective Group Risk Officer.
—
Risiko Reputasi dan Strategi – potensi risiko reputasi atau strategi yang diidentifikasi disampaikan dengan baik pada tingkat Komite Risiko dan Grup Risk Officer terkait.
—
Compliance risk – each Business/Function Head assumes primary responsibility to ensure that their respective activities are in full compliance with internal and regulatory requirements. The Head of Compliance ensures that updates to regulations are circulated to all heads, while Internal Audit conducts reviews to ascertain compliance with internal and regulatory requirements.
—
Risiko kepatuhan – setiap Pimpinan Bisnis/Fungsi memegang tanggungjawab utama untuk memastikan agar aktivitas mereka semua memenuhi ketentuan internal dan peraturan pengawas. Kepala Bagian Kepatuhan memastikan pengkinian peraturan diedarkan kepada semua pimpinan sementara audit internal mengadakan kajian untuk memastikan kepatuhan terhadap ketentuan internal dan peraturan pengawas.
Credit Risk
Risiko Kredit
Credit risk is the risk of financial loss arising from failure of counterparties to fulfill its contractual obligations to the Bank. Credit risk arises from all transactions that give rise to actual, contingent or potential claims against any counterparty, obligor or borrower. As such, the Bank measures its credit exposure across various categories, namely loans, contingent liabilities, over-the-counter (“OTC”) derivatives, and tradable assets.
Risiko kredit merupakan risiko kerugian keuangan yang timbul akibat kegagalan pihak lawan dalam memenuhi kewajiban kontraktualnya kepada Bank. Risiko kredit timbul dari seluruh transaksi yang menyebabkan adanya tuntutan yang bersifat aktual, kontinjensi atau potensial terhadap pihak lain, obligor atau peminjam. Oleh karenanya, Bank mengukur eksposur kredit dari berbagai kategori yaitu kredit, liabilitas kontinjensi, derivatif over-thecounter (“OTC”), dan aset yang dapat diperdagangkan.
Maximum exposure to credit risk
Eksposur maksimum terhadap risiko kredit
For financial assets recognized in the statement of financial position, the maximum exposure to credit risk generally equals their carrying amount. For bank guarantees, standby letters of credit and irrevocable L/C facilities issued, the maximum exposure to credit risk is the maximum amount that the Bank would have to pay if the obligations of the bank guarantees, stand by letters of credit and irrevocable L/C facilities issued are called upon. For credit commitments, the maximum exposure to credit risk is the full amount of the undrawn committed credit facilities granted to customers.
Untuk aset keuangan yang diakui di laporan posisi keuangan, eksposur maksimum terhadap risiko kredit sama dengan nilai tercatatnya. Untuk garansi bank, standby letters of credit dan fasilitas L/C yang tidak dapat dibatalkan yang diterbitkan, eksposur maksimum terhadap risiko kredit adalah nilai maksimum yang harus dibayarkan Bank jika timbul liabilitas atas garansi bank, stand by letters of credit dan fasilitas L/C yang tidak dapat dibatalkan yang diterbitkan. Untuk komitmen kredit, eksposur maksimum terhadap risiko kredit adalah sebesar nilai penuh fasilitas yang belum ditarik dari jumlah fasilitas kredit yang telah disepakati (committed) kepada nasabah.
Where appropriate, the Bank obtains security, enters into master netting agreements, rationalizes the duration of exposures, and manages concentrations of credit risk across geographical and/or economic segmentation.
Jika diperlukan, Bank memperoleh jaminan, terikat dalam perjanjian saling hapus (master netting agreements), mempertimbangkan jangka waktu eksposur, dan mengelola konsentrasi risiko kredit berdasarkan segmen geografis dan/atau ekonomi.
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2012
Concentration of credit risk analysis
Analisa konsentrasi risiko kredit
Concentrations of credit risk arise when a number of customers are engaged in similar business activities or activities within the same geographic region, or when they have similar characteristics that would cause their ability to meet contractual obligations to be similarly affected by changes in economic or other conditions.
Konsentrasi risiko kredit timbul ketika sejumlah nasabah menjalankan kegiatan usaha yang sejenis atau menjalankan kegiatan usaha dalam wilayah geografis yang sama, atau ketika nasabah memiliki karakteristik sejenis yang akan menyebabkan kemampuan mereka untuk memenuhi kewajban kontraktualnya secara serupa dipengaruhi oleh perubahan kondisi ekonomi atau kondisi lainnya.
The Bank requires the diversification of its credit portfolio among a variety of type of debtors, type of loans and industries in order to minimize the credit risk.
Bank mensyaratkan diversifikasi portofolio kredit berdasarkan jenis debitur, jenis kredit, dan sektor industri untuk meminimalisasi risiko kredit.
Distribution of financial assets by credit quality
Pembagian aset keuangan berdasarkan kualitas kredit
The Bank’s credit rating determination processes differentiate exposures in order to highlight those with greater risk factors and higher potential severity of loss. The credit rating for each debtor is reviewed regularly and any amendments are implemented promptly. The credit rating applied for each debtor also considered credit quality of the respective debtor as determined by other banks.
Proses penentuan peringkat kredit Bank membedakan eksposur untuk menentukan eksposur mana yang memiliki faktor risiko lebih besar dan tingkat kerugian potensial yang lebih tinggi. Peringkat kredit setiap debitur ditelaah secara berkala dan perubahannya diimplementasikan secepatnya. Peringkat kredit yang diterapkan atas setiap debitur juga mempertimbangkan kualitas kredit dari debitur tersebut yang telah ditentukan oleh bank-bank lain.
The Bank assessed impairment of financial assets on an individual and collective basis. The individually impairment related to individually significant exposures, while collective impairment related to groups of homogeneous financial assets in respect of losses that have been incurred but have not been identified on assets that are considered individually insignificant as well as individually significant exposures that were subject to individual assessment for impairment but not found to be individually impaired.
Bank mengevaluasi penurunan nilai aset keuangan secara individual dan kolektif. Penurunan nilai secara individual terkait dengan eksposur yang secara individual signifikan, sedangkan penurunan nilai kolektif terkait kelompok aset keuangan yang sejenis dimana kerugian telah terjadi namun belum dapat diidentifikasi atas aset yang secara individual tidak signifikan dan eksposur yang secara individual signifikan yang telah dievaluasi penurunan nilainya secara individual namun tidak ditemukan adanya penurunan nilai secara individual.
The definition of the debtor’s credit quality in determining credit rating is in accordance with credit quality stipulated in the prevailing Bank Indonesia regulations, as follows:
Definisi kualitas kredit debitur dalam menentukan peringkat kredit sesuai dengan kualitas kredit yang diatur dalam peraturan Bank Indonesia yang berlaku, sebagai berikut:
— Current: exposures exhibit high or stable earnings, adequate capital and liquidity, as generally evidenced by prompt repayment of its commitment with the Bank and other creditors. Source of payment can be clearly identifiable and the Bank does not rely on collateral for settlement of the debtor’s future commitments.
— Lancar: eksposur menunjukkan laba yang tinggi atau stabil, modal dan likuiditas yang memadai, secara umum tercermin dari pembayaran komitmen terhadap Bank dan kreditur lainnya secara tepat waktu. Sumber pembayaran dapat diidentifikasikan secara jelas dan Bank tidak bergantung pada jaminan untuk penyelesaian komitmen debitur di masa datang.
— Special mention: exposures require varying degrees of special attention and default risk is of concern.
— Dalam perhatian khusus: eksposur memerlukan tingkat pemantauan yang bervariasi dan risiko wanprestasi menjadi perhatian.
140
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2012 — Substandard: exposures exhibit low earnings, inadequate capital with quite high debt to equity ratio and limited liquidity. Source of payment is derived from other alternative source of payment agreed by the Bank and the debtor. The debtor is in the stages of delinquency and has failed to make a payment on overdue accounts for 91 days up to 120 days, in accordance with the contractual terms of the loan agreement.
— Kurang lancar: eksposur menunjukkan laba yang rendah, modal yang kurang memadai dengan rasio liabilitas terhadap ekuitas yang cukup tinggi dan likuiditas yang terbatas. Sumber pembayaran berasal dari sumber pembayaran alternatif lainnya yang telah disepakati oleh Bank dan nasabah. Nasabah dalam tahap keterlambatan pembayaran dan telah gagal untuk melakukan pembayaran kewajiban yang lewat jatuh tempo 91 hari sampai dengan 120 hari, sesuai dengan persyaratan kontraktual dalam perjanjian kredit.
— Doubtful: exposures exhibit very low and negative earnings, high debt to equity ratio and very low liquidity. Source of payment is not known and other source of payment agreed by the Bank and the debtor is not possible. The debtor is in the stages of delinquency and has failed to make a payment on overdue accounts for 121 days up to 180 days, in accordance with the contractual terms of the loan agreement.
— Diragukan: eksposur menunjukkan laba yang sangat rendah dan negatif, rasio liabilitas terhadap ekuitas yang tinggi dan likuiditas sangat rendah. Sumber pembayaran tidak diketahui dan sumber pembayaran lainnya yang disepakati oleh Bank dan nasabah tidak memungkinkan. Nasabah dalam tahap keterlambatan pembayaran dan telah gagal untuk melakukan pembayaran kewajiban yang lewat jatuh tempo 121 hari sampai dengan 180 hari, sesuai dengan persyaratan kontraktual dalam perjanjian kredit.
Loss: exposures exhibit large, sustained losses, very high debt to equity ratio and suffering liquidity difficulty. Source of payment is not available. The debtor is in the stages of delinquency and has failed to make a payment on overdue accounts for more than 180 days, in accordance with the contractual terms of the loan agreement.
Macet: eksposur menunjukkan terjadinya kerugian yang besar terus menerus, rasio liabilitas terhadap ekuitas yang sangat tinggi dan kesulitan likuiditas. Sumber pembayaran tidak tersedia. Nasabah dalam tahap keterlambatan pembayaran dan telah gagal untuk melakukan pembayaran kewajiban yang lewat jatuh tempo lebih dari 180 hari, sesuai dengan persyaratan kontraktual dalam perjanjian kredit.
Impaired
Mengalami penurunan nilai
Exposures with substandard, doubtful and loss grading for which the Bank determines that there is objective evidence of impairment and it does not expect to collect all principal and interest due according to the contractual terms of the agreement.
Eksposur dengan peringkat kurang lancar, diragukan dan macet dimana Bank telah menentukan bahwa terdapat bukti obyektif penurunan nilai dan Bank tidak mengharapkan untuk menerima kembali seluruh nilai pokok dan bunga tertunggak sesuai dengan persyaratan kontraktual dalam perjanjian.
Neither past due nor impaired
Belum jatuh tempo dan tidak mengalami penurunan nilai
Exposures exhibit high or stable earnings, adequate capital and liquidity, as generally evidenced by prompt repayment of its commitment with the Bank. Source of payment can be clearly identifiable.
Eksposur menunjukkan laba yang tinggi atau stabil, modal dan likuiditas yang memadai, secara umum tercermin dengan pembayaran komitmen terhadap Bank secara tepat waktu. Sumber pembayaran dapat diidentifikasikan secara jelas.
Loans with renegotiated terms
Kredit dengan persyaratan yang dinegosiasikan kembali
Loans with renegotiated terms are loans that have been restructured due to deterioration in the borrower’s financial position and where the Bank has made concessions that it would not otherwise consider. Once the loan is restructured, it remains in this category independent of satisfactory performance after restructuring.
Kredit dengan persyaratan yang dinegosiasikan kembali adalah kredit yang telah direstrukturisasi karena memburuknya posisi keuangan nasabah dan Bank telah memberikan konsesi yang mana tidak akan dipertimbangkan dalam kondisi normal. Ketika kredit telah direstrukturisasi, kredit tersebut tetap berada dalam kelompok ini walaupun kinerja nasabah membaik setelah restrukturisasi.
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2012
Collateral
Agunan
Collateral is held to mitigate credit risk exposures while risk mitigation policies determine the eligibility of collateral types. Generally, the Bank accepts cash, current accounts, savings, time deposits, standby letters of credit and bank guarantees as collaterals to mitigate credit risk. Collateral is reported in accordance with the Bank’s risk mitigation policy and prevailing Bank Indonesia regulations.
Agunan digunakan untuk memitigasi eksposur risiko kredit sedangkan kebijakan mitigasi risiko menentukan jenis agunan yang dapat diterima oleh Bank. Umumnya, jenis agunan yang diterima Bank untuk memitigasi risiko kredit adalah kas, giro, tabungan, deposito berjangka, standby letters of credit dan garansi bank. Agunan dilaporkan sesuai dengan kebijakan mitigasi risiko Bank dan peraturan Bank Indonesia yang berlaku.
Collateral generally is not held over placements with Bank indonesia and other banks, financial assets held for trading, and investment securities.
Pada umumnya, agunan tidak dimiliki atas penempatan pada Bank Indonesia dan bank-bank lain, aset keuangan yang diperdagangkan, dan efek - efek untuk tujuan investasi.
For certain types of exposures such as letters of credit and guarantees, the Bank also obtains collateral such as cash depending on internal credit risk assessments. In addition, for trade finance products such as letters of credit, the Bank will also hold legal title on the underlying assets should a default take place.
Untuk jenis eksposur tertentu seperti letters of credit dan garansi, Bank juga memperoleh agunan seperti kas tergantung pada penilaian internal risiko kredit untuk eksposur tersebut. Selain itu, untuk produk trade finance seperti letters of credit, maka dalam hal terjadi gagal bayar Bank juga memiliki hak hukum atas aset yang mendasarinya.
Settlement Risk
Risiko Penyelesaian
The Bank’s activities may give rise to risk between the deal date to settlement date and at the time of settlement of transactions/trades. Settlement risk is the risk of loss due to the failure of an entity to honor its obligations to deliver cash, securities or other assets as contractually agreed.
Kegiatan Bank dapat memiliki risiko antara tanggal transaksi sampai dengan tanggal penyelesaian dan pada tanggal penyelesaian transaksi. Risiko penyelesaian adalah risiko yang disebabkan oleh kegagalan entitas untuk memenuhi kewajibannya untuk menyerahkan kas, efek-efek atau aset lainnya sesuai dengan kesepakatan kontrak.
For certain types of transactions, the Bank mitigates this risk by conducting settlements through a settlement/clearing agent to ensure that a trade is settled only when both parties have fulfilled their contractual settlement obligations. Settlement limits form part of the credit approval/limit monitoring process. Acceptance of settlement risk on free settlement trades requires transaction specific or counterparty specific approvals from the Bank’s Risk Committee.
Untuk beberapa jenis transaksi, Bank melakukan mitigasi risiko ini dengan melakukan penyelesaian melalui lembaga penyelesaian/kliring untuk memastikan bahwa transaksi diselesaikan hanya bila kedua belah pihak telah memenuhi kewajibannya sesuai kontrak. Limit penyelesaian merupakan bagian dari proses persetujuan kredit/pemantauan limit. Penerimaan risiko penyelesaian atas transaksi dengan mekanisme free settlement membutuhkan persetujuan atas transaksi atau pihak lawan dalam transaksi tersebut dari Komite Risiko Bank.
Market Risk
Risiko Pasar
Market risk is the risk that changes in market prices, such as interest rates, foreign exchange rates and credit spreads (not relating to changes in the obligor’s/issuer’s credit standing) will affect the Bank’s income or the value of its holdings of financial instruments. The objective of market risk management is to manage and control market risk exposures within acceptable parameters, while optimizing the return on risk.
Risiko pasar adalah risiko terjadinya perubahan harga pasar, seperti tingkat suku bunga, nilai tukar valuta asing dan credit spreads (tidak berhubungan dengan perubahan peringkat kredit peminjam/penerbit) yang akan mempengaruhi pendapatan Bank atau nilai dari instrumen keuangan yang dimilikinya. Tujuan dari manajemen risiko pasar adalah untuk mengelola dan mengendalikan eksposur risiko pasar dalam parameter yang dapat diterima, dan secara bersamaan mengoptimalkan hasil pengembalian atas risiko yang diterima.
142
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2012
Market Risk Management framework
Kerangka Manajemen Risiko Pasar
The Bank assumes market risk in both trading and nontrading activities. The Bank assumes risk by making markets and taking positions in debt, foreign exchange, debt securities, as well as in derivatives and its equivalent.
Bank menanggung risiko pasar baik dari aktivitas perdagangan maupun bukan perdagangan. Bank menanggung risiko dengan menciptakan pasar dan mengambil posisi dalam utang, kurs valuta asing, efek utang, serta derivatif dan sejenisnya.
A combination of risk sensitivities, value-at-risk, stress testing and economic capital metrics are used to manage market risk and establish acceptable risk limits for Group reporting purposes. For local statutory and regulatory purposes, the Bank uses analysis of risk sensitivities to manage the market risk. Economic capital is the metric used to describe and aggregate market risk, both in trading and non trading portfolios. Value-at-risk is a common metric used in the management of trading market risk.
Kombinasi antara analisa kerentanan risiko, valueat-risk, stress testing dan economic capital metrics digunakan untuk mengelola risiko pasar dan menetapkan limit risiko yang dapat diterima untuk keperluan pelaporan Grup. Untuk keperluan lokal dan regulator, Bank menggunakan analisa sensitivitas risiko untuk mengelola risiko pasar. Economic capital adalah sistem pengukuran yang digunakan untuk menggambarkan dan menggabungkan risiko pasar dalam portofolio untuk diperdagangkan dan portofolio bukan untuk diperdagangkan. Value-at-risk adalah sistem pengukuran yang umum digunakan untuk mengelola risiko pasar perdagangan.
The Management Board and Risk Executive Committee, supported by Market Risk Management, which is part of independent risk and capital management function, set a Group-wide value-at-risk limit for the market risk in the trading book. Market Risk Management sub-allocates this overall limit to the Group Divisions. Below that, limits are allocated to specific business lines and trading portfolio groups and geographical regions.
Dewan Manajemen dan Komite Risiko Executive, didukung oleh Manajemen Risiko Pasar, yang merupakan bagian dari fungsi manajemen risiko dan modal yang independen, menetapkan suatu limit value-at-risk untuk seluruh Grup untuk risiko pasar dalam trading book. Manajemen Risiko Pasar mengalokasikan keseluruhan limit tersebut ke Divisi Grup. Setelah itu, limit dialokasikan ke lini usaha khusus dan kelompok portofolio untuk diperdagangkan dan wilayah geografis.
In overall, market risk is divided into the following risks:
Secara keseluruhan, risiko pasar dibagi dalam risikorisiko berikut:
i.
i. Risiko mata uang
Currency risk
The Bank is exposed to currency risk through transaction in foreign currencies. The Bank monitors any concentration risk in relation to any individual currency in regard to the translation of foreign currency transactions and monetary assets and liabilities into Rupiah. The Bank takes exposure to effects of fluctuations in the prevailing foreign exchange rates on its financial position and cash flows.
Bank memiliki eksposur risiko mata uang akibat adanya transaksi dalam valuta asing. Bank memonitor risiko konsentrasi yang terjadi untuk setiap valuta sehubungan dengan penjabaran transaksi dan aset dan liabilitas moneter dalam valuta asing ke dalam Rupiah. Bank menghitung risiko dampak fluktuasi kurs valuta asing atas posisi keuangan dan arus kasnya.
The major foreign currency exposures of the Bank are predominantly denominated in USD, EUR and SGD. Foreign exchange risk management policy is set at the Deutsche Bank Group level and global limits are allocated on a regional and country level and physically managed at the branch or local entity level. At the branch level, the foreign exchange risk is managed in the context of the local functional currency of the Bank and Deutsche Bank Group has a strategy to hedge the local functional currency against EUR which is the reporting currency of the Deutsche Bank Group.
Eksposur valuta asing utama Bank didominasi oleh USD, EUR dan SGD. Kebijakan manajemen risiko kurs valuta asing ditetapkan pada tingkat Grup Deutsche Bank dan limit global dialokasikan ke tingkat regional dan negara dan secara fisik dikelola di tingkat kantor cabang atau entitas lokal. Pada tingkat kantor cabang, risiko kurs valuta asing dikelola untuk mata uang fungsional lokal Bank dan Grup Deutsche Bank memiliki strategi untuk melindungi nilai mata uang fungsional lokal terhadap EUR yang merupakan mata uang pelaporan Grup Deutsche Bank.
ii. Interest rate risk
ii. Risiko suku bunga
The Bank’s business activities are exposed to the risk of interest rate fluctuations to the extent that interest-earning assets (including investments) and interest-bearing liabilities mature or re-price at different times or in differing amounts.
Aktivitas usaha Bank memiliki risiko fluktuasi suku bunga apabila aset yang menghasilkan pendapatan bunga (termasuk investasi) dan liabilitas berbunga telah jatuh tempo atau dinilai kembali pada saat
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2012 The Bank’s interest rate risk generally consists of two components. The general risk describes value changes due to general market movements, while the specific risk has issuer-related causes.
yang berbeda atau dengan nilai yang berbeda. Risiko suku bunga Bank pada umumnya terdiri dari dua komponen. Risiko umum menggambarkan perubahan nilai dikarenakan pergerakan pasar secara umum, sementara risiko khusus terkait dengan penerbit instrumen keuangan.
Market Risk Management activities are concerned with risk, reward and capital; therefore, the Bank will monitor and control the interest risk at certain level and ensure the risks taken give optimal return and capital consumption.
Aktivitas Manajemen Risiko Pasar meliputi aspek risiko, imbalan dan modal; oleh karena itu, Bank akan memantau dan mengendalikan risiko suku bunga pada tingkat tertentu dan memastikan bahwa risiko yang diambil memberikan hasil dan penggunaan modal yang optimal.
Asset-Liability Risk Management activities are conducted in the context of the Bank’s sensitivity to interest rate changes. The Bank also uses a combination of derivative financial instruments, particularly interest rate swaps and options, as well as other contracts to achieve its risk management objectives.
Aktivitas Manajemen Risiko Aset-Liabilitas dilaksanakan terkait dengan kerentanan Bank terhadap perubahan suku bunga. Bank juga menggunakan kombinasi instrumen keuangan derivatif, terutama swap suku bunga dan opsi, dan kontrak lainnya untuk mencapai tujuan manajemen risiko.
Operational Risk
Risiko Operasional
Operational risk is defined by the Group as the risk of incurring losses in relation to employees, contractual specifications and documentation, technology, infrastructure failure and disasters, projects, external influences and customer relationships. It includes legal and regulatory risk, but excludes business and reputational risk.
Risiko operasional didefinisikan oleh Grup sebagai risiko terjadinya kerugian dalam kaitannya dengan karyawan, spesifikasi dan dokumentasi perjanjian, teknologi, kegagalan dan bencana infrastruktur, proyek, pengaruh eksternal dan hubungan dengan nasabah. Risiko operasional meliputi risiko hukum dan peraturan, di luar risiko usaha dan reputasi.
Group Operational Risk Management is an independent risk management function within the Group that is responsible for defining the operational risk framework and related policies. The responsibility for implementing the framework as well as the day-to-day operational risk management lies with the Group’s business divisions. Based on such business partnership model, close monitoring and high awareness of operational risk is ensured.
Manajemen Risiko Operasional Grup adalah fungsi manajemen risiko yang independen dalam Grup yang bertanggung jawab untuk mendefinisikan kerangka risiko operasional dan kebijakan terkait. Penerapan kerangka dan manajemen risiko operasional harian merupakan tanggung jawab divisi usaha Grup. Berdasarkan model keterkaitan usaha tersebut, pengawasan secara ketat dan pemahaman yang tinggi atas risiko operasional dapat dipastikan.
Liquidity Risk
Risiko Likuiditas
Liquidity risk is the risk arising from potential inability to meet all payment obligations when they become due. Liquidity Risk Management safeguards the ability of the Bank to meet all payment obligations when they become due. To limit this risk, management arranges for diversified funding sources, manages assets with liquidity in mind and monitors liquidity on a daily basis. In addition, the Bank maintains statutory reserves on deposits in accordance with Bank Indonesia regulations.
Risiko likuiditas adalah risiko yang timbul dari potensi adanya ketidakmampuan untuk memenuhi seluruh kewajiban pembayaran pada saat jatuh tempo. Manajemen Risiko Likuiditas meyakinkan kemampuan Bank untuk memenuhi seluruh kewajiban pembayaran pada saat jatuh tempo. Untuk membatasi risiko ini, manajemen mengatur diversifikasi sumber dana, mengelola aset dengan pertimbangan likuiditas dan mengawasi likuiditas secara harian. Selain itu, Bank memelihara cadangan wajib atas deposito sesuai dengan peraturan Bank Indonesia yang berlaku.
144
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2012 The Treasury department is responsible for the management of liquidity risk. The Bank’s liquidity risk management framework is designed to identify, measure and manage the liquidity risk position. The underlying Liquidity Policy is reviewed on a regular basis by the Group Asset and Liability Committee (“ALCO”) and approved by the Head of Liquidity Risk Management responsible for the methodology and policies in the Treasury department. These policies define the methodology which is applied to the Group, its branches and its subsidiaries. At the branch level, liquidity risk is managed by the Bank’s ALCO based upon the approved policies at the Group level.
Bagian Treasuri bertanggung jawab untuk mengelola risiko likuiditas. Kerangka manajemen risiko likuiditas Bank dirancang untuk mengidentifikasi, mengukur dan mengelola posisi risiko likuiditas. Kebijakan likuiditas yang mendasar ditelaah secara berkala oleh Komite Aset dan Liabilitas Grup (“ALCO”) dan disetujui oleh Kepala Manajemen Risiko Likuiditas yang bertanggung jawab atas metodologi dan kebijakan dalam bagian Treasuri. Kebijakan tersebut mendefinisikan metodologi yang diterapkan pada Grup, kantor cabang dan anak perusahaannya. Pada tingkat kantor cabang, risiko likuiditas dikelola oleh Komite Aset dan Liabilitas Bank berdasarkan kebijakan yang telah disetujui pada tingkat Grup.
Exposure to liquidity
Ekposur terhadap risiko likuiditas
The key measure used by the Bank for managing liquidity risk is the ratio of net liquid assets to deposits from non-bank customers. For this purpose, net liquid assets are considered as including cash and cash equivalents and investment grade debt securities for which there is an active and liquid market, less any deposits from banks.
Ukuran utama yang digunakan Bank untuk mengelola risiko likuiditas adalah rasio aset likuid bersih terhadap simpanan dari nasabah bukan bank. Untuk tujuan pengukuran ini, aset likuid bersih terdiri dari kas dan setara kas dan efek-efek utang yang memiliki peringkat investasi dimana terdapat pasar aktif dan likuid, dikurangi simpanan dari bank-bank lain.
Legal Risk
Risiko Hukum
The Legal Department is responsible for managing the legal and reputational risk associated with the bank’s litigation and regulatory matters. The Legal Department discharges this responsibility through the management and supervision of these matters by litigation and regulatory attorneys (LRAs) assigned to them. The LRAs day-to-day management and oversight of litigation and regulatory enforcement matters may provide a unique perspective on historical practices, possible legal and reputational risk that may result from such historical practices and possible steps that may be taken to mitigate such future risk.
Departemen Hukum bertanggung jawab untuk mengelola risiko hukum dan reputasi yang terkait dengan litigasi bank dan masalah regulasi. Departemen Hukum melaksanakan tanggung jawab ini melalui pengelolaan dan pengawasan terkait dengan litigasi dan peraturan acara (LRAS) yang ditugaskan kepada mereka. The LRAS sehari-hari mengelola dan mengawasi litigasi dan masalah penegakan peraturan yang dapat memberikan perspektif yang unik pada praktek sejarah, risiko hukum dan reputasi yang mungkin timbul dari praktik sejarah tersebut dan langkah-langkah yang mungkin diambil untuk mengurangi risiko di masa depan.
Legal Risk can materialise from many of the enumerated risk categories. This is due to the fact that in each category we may be subject to a claim or proceedings alleging noncompliance with legal or statutory responsibilities and/or losses allegedly due to inaccurately drafted contracts.
Risiko Hukum dapat terjadi dari banyaknya kategori risiko yang disebutkan. Hal ini disebabkan fakta bahwa dalam setiap kategori kita dapat dikenakan klaim atau proses menuduh ketidakpatuhan terhadap tanggung jawab hukum atau undangundang dan / atau kerugian diduga karena kontrak yang tidak disusun secara akurat.
Business Risk
Risiko Bisnis
Business Risk describes the risk we assume due to potential changes in general business conditions, such as our market environment, client behavior and technological progress. This can affect our results if we fail to adjust quickly to these changing conditions. In 2012, we introduced an enhance economic capital model to improve coverage of strategic risk being a subcategory of business risk.
Risiko Bisnis menggambarkan risiko yang kami asumsikan terjadi karena adanya potensi perubahan kondisi bisnis secara umum, seperti lingkungan pasar, perilaku nasabah dan kemajuan teknologi. Hal ini dapat mempengaruhi hasil jika kami gagal untuk menyesuaikan diri dengan cepat terhadap kondisi yang berubah tersebut. Pada tahun 2012, kami memperkenalkan model ekonomi modal untuk meningkatkan cakupan risiko strategis menjadi subkategori risiko bisnis.
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2012
Compliance Risk
Risiko Kepatuhan
Deutsche Bank is a multi service investment firm. It supplies many different products and services to a large variety of customers and counterparties around the world. In such a complex business you need a degree of coordination to avoid mishaps, such as unintentional rule breaches or conflicts of interest. Therefore, Compliance works with management on coordination between business lines to avoid such problems. Examples of this coordination include our monitoring of the Chinese Wall and the restricted lists we operate.
Deutsche Bank merupakan perusahaan investasi multi-layanan. Kami memasok berbagai produk dan layanan yang berbeda untuk berbagai macam pelanggan dan pihak di seluruh dunia. Dalam sebuah bisnis yang kompleks, anda memerlukan tingkat koordinasi untuk menghindari kecelakaan, seperti aturan pelanggaran disengaja atau konflik kepentingan. Oleh karena itu, departemen kepatuhan bekerjasama dengan manajemen untuk berkoordinasi antara lini bisnis untuk menghindari masalah tersebut. Contoh koordinasi ini mencakup pemantauan kami terhadap Chinese Wall dan daftar terbatas kami beroperasi.
Failure to comply with regulations can cost a bank its business. That's why Compliance's work of identifying and managing regulatory risks is so critical. Asia-Pacific (APAC) Compliance provides advice regarding applicable laws, regulatory requirements, and Deutsche Bank policies that impact day-to-day business activities in the APAC region.
Kegagalan untuk mematuhi peraturan dapat merugikan bisnis bank. Itulah mengapa pekerjaan Kepatuhan untuk mengidentifikasi dan mengelola risiko regulasi sangat penting. Asia-Pasifik Compliance (APAC) memberikan nasihat mengenai hukum yang berlaku, peraturan, dan kebijakan Deutsche Bank bahwa kegiatan bisnis sehari-hari berdampak di wilayah APAC.
Reputation Risk
Risiko Reputasi
Within our risk management processes, we define reputational risk as the risk that publicity concerning a transaction, counterparty or business practice involving a client will negatively impact the public’s trust in our organization.
Dalam proses manajemen risiko kami, kami mendefinisikan risiko reputasi sebagai risiko bahwa publisitas mengenai transaksi, rekanan atau praktek bisnis yang melibatkan nasabah akan berdampak negatif terhadap kepercayaan publik dalam organisasi kami.
Our reputational risk is governed by the Reputational Risk Management Program (RRP Program). The RRM Program was established to provide consistent standard for identification, escalation and resolution of reputational risk issues that arise from transactions with clients or through different business activities. Primary responsibility for the identification, escalation and resolution of reputational risk issues resides with the business divisions. Each employee is under an obligation, within the scope of his/her activities, to analyze and assess any imminent or intended transaction in term of possible risk factors in order to minimize reputational risks. If a potential reputational risk is identified, it must be referred to further consideration at a sufficiently senior level within that respective business division. If issues remain, they should then be escalated for discussion among appropriate senior members of the relevant Business and Control Group. Reputational risk issues not addressed to satisfactory conclusion through such informal discussions must be then be escalated for further review and final determination via the established reputational risk escalation process.
Risiko reputasi kami diatur oleh Reputasi Manajemen Risiko Program (Program RRP). Program RRM didirikan untuk menyediakan standar yang konsisten untuk identifikasi, eskalasi dan resolusi masalah risiko reputasi yang timbul dari transaksi dengan nasabah atau melalui kegiatan usaha yang berbeda. Tanggung jawab utama untuk identifikasi, eskalasi dan resolusi masalah risiko reputasi berada dalam divisi bisnis. Setiap karyawan wajib, dalam lingkup ataupun kegiatannya, untuk menganalisis dan menilai transaksi yang akan terjadi atau yang dimaksudkan dalam hal faktor risiko yang mungkin dapat meminimalkan risiko reputasi. Jika risiko reputasi potensial yang teridentifikasi, maka harus dirujuk ke pertimbangan lebih lanjut pada tingkat yang cukup senior dalam pembagian bisnis masing-masing. Jika masalah tetap ada, mereka kemudian harus melakukan diskusi diantara anggota senior dari bisnis yang relevan dan kelompok pengawas. Masalah risiko reputasi tidak ditujukan kepada kesimpulan yang memuaskan melalui diskusi informal tersebut, namun kemudian haeus ditingkatkan untuk penelaahan lebih lanjut dan keputusan akhir melalui didirikannya proses eskalasi risiko reputasi.
As a subcommittee of the Risk ExCo, the Group Reputational Risk Committee (‘GRRC”) provides review and final determinations on all reputational risk issues and new client adoptions, where escalation of such issues is deemed necessary by senior Business and Regional Management, or required under the Group policies and procedures.
Sebagai subkomite Risiko Exco, Komite Risiko Reputasi Grup (GRRC) memberikan review dan keputusan akhir untuk seluruh permasalahan risiko reputasi dan adopsi nasabah baru, di mana eskalasi isu tersebut dianggap perlu oleh senior Business dan Regional Management, atau diperlukan di bawah kebijakan dan prosedur Group.
146
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2012
06 Deutsche Bank Indonesia Annexes Lampiran-lampiran
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2012
Lampiran 1 : Pengungkapan Kuantitatif Struktur Permodalan (dalam jutaan rupiah) Komponen Modal I.
31 Desember 2012
Komponen Modal A
Dana Usaha 1.1 Dana usaha
553,533
1.2 Modal disetor B
1,387,393
Cadangan 2.1 Cadangan umum 2.2 Cadangan tujuan
C
Laba (rugi) tahun-tahun lalu yang dapat diperhitungkan (100%)
D
Laba (rugi) tahun berjalan yang dapat diperhitungkan (50%)
E
Dana setoran modal
261,574
F Pendapatan komprehensif lainnya : kerugian berasal dari penurunan penyertaan dalam kelompok tersedia utk dijual (100%) G
Pendapatan komprehensif lainnya : keuntungan berasal dari peningkatan penyertaan dalam kelompok tersedia utk dijual (45%)
H
Revaluasi aset tetap (45%)
I
Selisih kurang antara PPA dan cadangan kerugian penurunan nilai atas aset produktif
J
Penyisihan Penghapusan Aset (PPA) atas aset non produktif yang wajib dihitung
K
Selisih kurang jumlah penyesuaian nilai wajar dari instrumen keuangan dalam trading book
L
Cadangan umum aset produktif (maks. 1,25% dari ATMR)
M
Faktor pengurang modal
(114,415)
Eksposur sekuritisasi
67,232
(1,500)
II.
Modal Bank Asing
2,153,817
III.
Aset Tertimbang Menurut Risiko (Atmr) Untuk Risiko Kredit *)
5,378,553
IV.
Aset Tertimbang Menurut Risiko (Atmr) Untuk Risiko Operasional
2,664,045
V.
Aset Tertimbang Menurut Risiko (Atmr) Untuk Risiko Pasar A
Metode Standar
B
Model Internal
2,220,286
VI. Rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Untuk Risiko Kredit, Risiko Operasional Dan Risiko Pasar [II : (III + IV + V)] 20.99%
148
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2012
Lampiran 2.1 : Pengungkapan Risiko Kredit - Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah (dalam jutaan rupiah) 31 Desember 2012 No. Kategori Portofolio
(1)
1 2 3 4 5 6 7
(2)
Tagihan Kepada Pemerintah Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik
Tagihan bersih berdasarkan wilayah Wilayah 1
Wilayah 2
Wilayah 3
Total
(3)
(4)
(5)
(7)
5,033,589
5,033,589
721,099
721,099
6,855,467
6,855,467
10,484,175
10,484,175
572,222
572,222
23,666,552
23,666,552
Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional Tagihan Kepada Bank Kredit Beragun Rumah Tinggal Kredit Beragun Properti Komersial Kredit Pegawai/Pensiunan
8 Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel 9 10 11 12
Tagihan kepada Korporasi Tagihan yang Telah Jatuh Tempo Aset Lainnya Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada) Total
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2012
Lampiran 2.2 : Pengungkapan Risiko Kredit - Tagihan Bersih Berdasarkan Sisa Jangka Waktu Kontrak (dalam jutaan rupiah) 31 Desember 2012 No.
Kategori Portofolio
Tagihan bersih berdasarkan sisa jangka waktu kontrak
(1)
(2)
< 1 tahun (3)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Tagihan Kepada Pemerintah Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik
1 thn s.d. 3 thn (4)
3 thn s.d. 5 thn (5)
> 5 thn (6)
Non Kontraktual
5,033,589
5,033,589
434,139
286,960
721,099
Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional Tagihan Kepada Bank
Total (7)
4,095,375
1,918,324
341,769
500,000
6,855,468
Kredit Beragun Rumah Tinggal
-
Kredit Beragun Properti Komersial
-
Kredit Pegawai/Pensiunan
-
Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel
-
Tagihan kepada Korporasi
7,316,365
3,149,385
11,616
6,809
10,484,175 -
Tagihan yang Telah Jatuh Tempo 572,222
Aset Lainnya
572,222 -
Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada) Total 16,879,468
5,354,669
150
353,385
506,809
572,222
23,666,552
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2012
Lampiran 2.3. : Pengungkapan Risiko Kredit - Tagihan Bersih Berdasarkan Sektor Ekonomi
No.
Sektor Ekonomi*)
Tagihan Kepada Pemerintah
(1)
(2)
(3)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik
Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional
Tagihan Kepada Bank
Kredit Beragun Rumah Tinggal
(4)
(5)
(6)
(7)
(dalam jutaan rupiah) Kredit Beragun Properti Komersial
(8)
31 Desember 2012 Pertanian, perburuan dan Kehutanan Perikanan Pertambangan dan Penggalian Industri pengolahan Listrik, Gas dan Air Konstruksi Perdagangan besar dan eceran Penyediaan akomodasi dan penyediaan makan minum Transportasi, pergudangan dan komunikasi Perantara keuangan Real estate, usaha persewaan dan jasa perusahaan Administrasi Pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib Jasa pendidikan Jasa kesehatan dan kegiatan sosial Jasa kemasyarakatan, sosial budaya, hiburan dan perorangan lainnya Jasa perorangan yang melayani rumah tangga Badan internasional dan badan ekstra internasional lainnya Kegiatan yang belum jelas batasannya Bukan Lapangan Usaha Lainnya
5,033,589
721,099
5,033,589
721,099
6,855,468
Total -
6,855,468
-
-
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2012
Lanjutan Lampiran 2.3 :
No.
Sektor Ekonomi*)
(1)
(2)
Kredit Pegawai/Pensiunan
Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel
Tagihan kepada Korporasi
Tagihan yang Telah Jatuh Tempo
(9)
(10)
(11)
(12)
(dalam jutaan rupiah) Aset Lainnya
(13)
31 Desember 2012 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Pertanian, perburuan dan Kehutanan
385,500
Perikanan Pertambangan dan Penggalian
242,404
Industri pengolahan
5,559,024
Listrik, Gas dan Air
-
6,000
Konstruksi
331,674
Perdagangan besar dan eceran
1,262,823
Penyediaan akomodasi dan penyediaan makan minum Transportasi, pergudangan dan komunikasi
2
Perantara keuangan
2,338,746
Real estate, usaha persewaan dan jasa perusahaan
278,097
Administrasi Pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib Jasa pendidikan Jasa kesehatan dan kegiatan sosial Jasa kemasyarakatan, sosial budaya, hiburan dan perorangan lainnya
12,500
Jasa perorangan yang melayani rumah tangga Badan internasional dan badan ekstra internasional lainnya Kegiatan yang belum jelas batasannya
10,602
Bukan Lapangan Usaha
225
Lainnya
-
Total
56,577
572,222
152
10,484,175
-
572,222
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2012
Lampiran 2.4 : Pengungkapan Tagihan dan Pencadangan- Dirinci Berdasarkan Wilayah
(dalam jutaan rupiah) 31 Desember 2012 No.
Keterangan
Wilayah
(1)
(2)
Wilayah 1 (3)
1
Tagihan
2
Wilayah 2 (4)
Wilayah 3 (5)
Total (7)
16,379,533
16,379,533
(84,078)
(84,078)
(5,507)
(5,507)
Tagihan yang mengalami penurunan nilai (impaired loans) a. Belum jatuh tempo b. Telah jatuh tempo
3 4 5
Cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) - Individual Cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) - Kolektif Tagihan yang dihapus buku
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2012
Lampiran 2.5 : Pengungkapan Tagihan dan Pencadangan - Dirinci Berdasarkan Sektor Ekonomi
(dalam jutaan rupiah) Tagihan yang Mengalami Penurunan Nilai No.
(1)
Sektor Ekonomi*)
(2)
Tagihan **)
(3)
Belum Jatuh Tempo
Telah jatuh tempo
(4)
(5)
Cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) - Individual
Cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) - Kolektif
Tagihan yang dihapus buku
(6)
(7)
(8)
31 Desember 2012 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Pertanian, perburuan dan Kehutanan Perikanan Pertambangan dan Penggalian Industri pengolahan
101,329 3,096,066
(83,958)
Listrik, Gas dan Air Konstruksi
107,216
Perdagangan besar dan eceran
463,772
Penyediaan akomodasi dan penyediaan makan minum Transportasi, pergudangan dan komunikasi Perantara keuangan
1,920,008
Real estate, usaha persewaan dan jasa perusahaan Administrasi Pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib Jasa pendidikan Jasa kesehatan dan kegiatan sosial
4,650
Jasa kemasyarakatan, sosial budaya, hiburan dan perorangan lainnya
154
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2012
Lanjutan Lampiran 2.5 : (dalam jutaan rupiah) Tagihan yang Mengalami Penurunan Nilai No.
(1)
Sektor Ekonomi*)
(2)
Tagihan **)
(3)
Belum Jatuh Tempo
Telah jatuh tempo
(4)
(5)
Cadangan kerugian Cadangan kerugian Tagihan yang dihapus penurunan nilai penurunan nilai (CKPN) buku (CKPN) - Individual - Kolektif
(6)
(7)
(8)
31 Desember 2012 16
Jasa perorangan yang melayani rumah tangga Badan internasional dan badan ekstra internasional lainnya
17 Kegiatan yang belum jelas batasannya 18 19 20
Bukan Lapangan Usaha Lainnya
10,686,492
Total
16,379,533
-
-
(119)
(5,508)
(84,077)
(5,508)
*) Sektor-sektor yang diungkapkan adalah sektor yang memiliki nilai nominal/saldo yang material Untuk sektor-sektor yang tidak material, digabungkan menjadi satu dengan nama sektor lain-lain dan dijelaskan kepada stakeholder **) Tagihan secara gross (sebelum dikurangi CKPN)
-
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2012
Lampiran 2.6. : Pengungkapan Rincian Mutasi Cadangan Kerugian Penurunan Nilai
(dalam jutaan rupiah) 31 Desember 2012 No.
Keterangan
(1)
(2)
1
Saldo awal CKPN
2
Pembentukan (pemulihan) CKPN pada periode berjalan
CKPN Individual
CKPN Kolektif
(3)
(4) 83,959
2.a. Pembentukan CKPN pada periode berjalan
7,973
119
2.b. Pemulihan CKPN pada periode berjalan
(2,466)
3
CKPN yang digunakan untuk melakukan hapus buku atas tagihan pada periode berjalan
4
Pembentukan (pemulihan) lainnya pada periode berjalan
Saldo akhir CKPN
84,078
156
5,507
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2012
Lampiran 3.1 : Pengungkapan Risiko Kredit - Tagihan Bersih Untuk Eksposur Aset di Neraca Berdasarkan Kategori Portofolio dan Skala Peringkat (dalam jutaan rupiah) 31 Desember 2012 Tagihan Bersih Lembaga Pemeringkat Standard and Poor's
Kategori Portofolio
(1) 1
2
3
4
(2) Tagihan Kepada Pemerintah Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional Tagihan Kepada Bank
Peringkat Jangka panjang AAA
Fitch Rating
AAA
Moody's
Aaa
PT. Fitch Ratings Indonesia PT ICRA Indonesia PT Pemeringkat Efek Indonesia (3)
AAA (idn)
[Idr]AAA
AA+ s.d AAAA+ s.d AAAa1 s.d Aa3 AA+(idn) s.d AA(idn) [Idr]AA+ s.d [Idr]AA-
Peringkat Jangka Pendek
A1 s.d A3 A+(idn) s.d. A(idn) [Idr]A+ s.d [Idr]A-
BBB+ s.d BBBBBB+ s.d BBBBaa1 s.d Baa3 BBB+(idn) s.d BBB(idn) [Idr]BBB+ s.d [Idr]BBB-
BB+ s.d BBBB+ s.d BBBa1 s.d Ba3 BB+(idn) s.d BB(idn)
A+ s.d AA+ s.d A-
[Idr]BB+ s.d [Idr]BB-
B1 s.d B3 B+(idn) s.d B(idn) [Idr]B+ s.d [Idr]B-
Kurang dari BKurang dari BKurang dari B3 Kurang dari B(idn) Kurang dari [Idr]B-
B+ s.d BB+ s.d B-
A-1
A-2
A-3
F1+ s.d F1
F2
F3
P-1
P-2
P-3
F1+(idn) s.d F1(idn) [Idr]A1+ s.d [Idr]A1
F2(idn)
F3(idn)
[Idr]A2+ s.d A2
[Idr]A3+ s.d [Idr] A3
Kurang dari A-3 Kurang dari F3 Kurang dari P-3 Kurang dari F3(idn) Kurang dari [Idr]A3
idAAA
idAA+ s.d idAA-
idA+ s.d id A-
id BBB+ s.d id BBB-
id BB+ s.d id BB-
id B+ s.d id B-
Kurang dari idB-
idA1
idA2
idA3 s.d id A4
Kurang dari idA4
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
Tanpa Peringkat
(15) 5,033,589
721,099
6,855,467
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2012
5 6
7
8
9 10 11
12
Kredit Beragun Rumah Tinggal Kredit Beragun Properti Komersial Kredit Pegawai/Pensiu nan Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel Tagihan kepada Korporasi
10,484,175
Tagihan yang Telah Jatuh Tempo Aset Lainnya 572,222 Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada)
TOTAL
23,666,552
158
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2012
Lampiran 3.2 : Ilustrasi Pengungkapan Risiko Kredit Pihak Lawan - Transaksi Derivatif
(dalam jutaan rupiah) 31 Desember 2012 No.
Variabel yang Mendasari
Notional Amount < = 1 tahun
(1)
(2)
1
Suku Bunga
2
Nilai Tukar
3
Lainnya
Total
> 1 tahun - < = 5 tahun
> 5 tahun
Tagihan Derivatif (4)
2,145,031 5,345,134
1,522,000
5,345,134
3,667,032
100,000
100,000
Kewajiban Derivatif
Tagihan Bersih sebelum MRK (6)
MRK
Tagihan Bersih setelah MRK (7)
19,640
21,615
21,615
259,598
399,399
399,399
279,238
421,014
421,014
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2012
Lampiran 4.1 : Pengungkapan Risiko Kredit - Tagihan Bersih Berdasarkan Bobot Risiko Untuk Portofolio yang Diukur dengan Pendekatan Standar (dalam jutaan rupiah) 31 Desember 2012 No.
Kategori Portofolio
(1)
(2)
A
Eksposur Neraca
1 2
3 4
Tagihan Kepada Pemerintah Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional Tagihan Kepada Bank
6
Kredit Beragun Rumah Tinggal Kredit Beragun Properti Komersial
7
Kredit Pegawai/Pensiunan
8
Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel
5
9 10 11 12
Tagihan kepada Korporasi
ATMR
Tagihan Bersih Setelah Memperhitungkan Dampak Mitigasi Risiko Kredit
0%
20%
35%
40%
45%
50%
75%
100%
150%
Faktor Pengurang Modal
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
5,031,539
2,778,250
Beban Modal (ATMR x 8%) (13)
(14)
-
3,018,364
2,002,489
85,709
42,854
3,428
71,257
639,301
51,144
3,307,966
264,637
566,919
45,354
4,557,041
364,563
3,307,966
Tagihan yang Telah Jatuh Tempo Aset Lainnya
552,300
9,746
Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada) Total Eksposur Neraca 160
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2012
Lanjutan Lampiran 4.1: (dalam jutaan rupiah) 31 Desember 2012 No.
Kategori Portofolio
0% B
1 2
3 4 5 6
Eksposur Kewajiban Komitmen/Kontinjensi pd Transaksi Rekening Administratif Tagihan Kepada Pemerintah Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional Tagihan Kepada Bank
8 9
Tagihan kepada Korporasi
10 11
96,519
20%
35%
40%
45%
50%
75%
100%
150%
Faktor Pengurang Modal
Beban Modal (ATMR x 8%)
36,004
18,002
1,440
354,308
177,154
14,172
404,530
32,362
599,686
47,975
Kredit Beragun Rumah Tinggal Kredit Beragun Properti Komersial Kredit Pegawai/Pensiunan Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel
7
ATMR
Tagihan Bersih Setelah Memperhitungkan Dampak Mitigasi Risiko Kredit
404,530
Tagihan yang Telah Jatuh Tempo Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada) Total Eksposur TRA
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2012
Lanjutan Lampiran 4.1: (dalam jutaan rupiah) 31 Desember 2012 No.
Kategori Portofolio
(1)
(2)
C
Eksposur akibat Kegagalan Pihak Lawan (Counterparty Credit Risk)
1
Tagihan Kepada Pemerintah
2 3 4 5
0% (3)
20% (4)
35% (5)
40% (6)
45% (7)
50% (8)
75% (9)
100% (10)
3,496
150% (11)
Faktor Pengurang Modal (12)
Beban Modal (ATMR x 8%) (14)
(13)
-
Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional Tagihan Kepada Bank
ATMR
Tagihan Bersih Setelah Memperhitungkan Dampak Mitigasi Risiko Kredit
21,940
278
139
11
356,045
182,410
14,593
39,257
3,141
221,806
17,744
Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel
6
Tagihan kepada Korporasi
7
Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada)
39,257
Total Eksposur Counterparty Credit Risk
162
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2012
Lampiran 4.2 : Pengungkapan Mitigasi Risiko Kredit Menggunakan Pendekatan Standar (Dalam jutaan rupiah) 31 Desember 2012 Bagian Yang Dijamin Dengan No.
Kategori Portofolio Tagihan Bersih
(1)
(2)
A
Eksposur Neraca
1
Tagihan Kepada Pemerintah
2
Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik
3
Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional
4
Tagihan Kepada Bank
5
Kredit Beragun Rumah Tinggal
6
Kredit Beragun Properti Komersial
7
Kredit Pegawai/Pensiunan Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan
8
Portofolio Ritel
9
Tagihan kepada Korporasi
10
Tagihan yang Telah Jatuh Tempo
11
Aset Lainnya
12
Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada) Total Eksposur Neraca
(3)
5,031,539
Bagian Yang Tidak Dijamin Agunan
Garansi
Asuransi Kredit
(4)
(5)
(6)
(7) = (3)-[(4)+(5)+(6)]
5,031,539
85,709
85,709
5,867,871
2,778,250
3,089,621
5,310,456
2,002,489
3,307,966
572,222
16,867,796
572,222
9,812,279
7,055,518
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2012
Lanjutan Lampiran 4.2 : (Dalam jutaan rupiah) 31 Desember 2012 Bagian Yang Dijamin Dengan No.
Kategori Portofolio Tagihan Bersih
(1)
(2)
B
Eksposur Rekening Adminsitratif
1
Tagihan Kepada Pemerintah
2
Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik
3
Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional
4
Tagihan Kepada Bank
5
Kredit Beragun Rumah Tinggal
6
Kredit Beragun Properti Komersial
7
Kredit Pegawai/Pensiunan
8
Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel
9
Tagihan kepada Korporasi
10
Tagihan yang Telah Jatuh Tempo
11
Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada) Total Eksposur Rekening Administratif
(3)
Bagian Yang Tidak Dijamin Agunan
Garansi
Asuransi Kredit
(4)
(5)
(6)
36,004
450,827
36,004
96,519
404,530
891,362
(7) = (3)-[(4)+(5)+(6)]
354,308
404,530
96,519
164
794,842
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2012
Lanjutan Lampiran 4.2 : (Dalam jutaan rupiah) 31 Desember 2012 Bagian Yang Dijamin Dengan No.
Kategori Portofolio Tagihan Bersih
(1)
(2)
C
Eksposur Counterparty Credit Risk
1
Tagihan Kepada Pemerintah
2
Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik
3
Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional
4
Tagihan Kepada Bank
5
Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel
6
Tagihan kepada Korporasi
7
Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada) Total Eksposure Counterparty Credit Risk
Total (A+B+C)
Bagian Yang Tidak Dijamin
(3)
Agunan
Garansi
Asuransi Kredit
(4)
(5)
(6)
(7) = (3)-[(4)+(5)+(6)]
3,496
3,496
278
278
377,984
377,984
39,257
39,257
421,014
421,014
18,180,172
9,908,798
8,271,374
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2012
Lampiran 6.1 : Pengungkapan Perhitungan ATMR Risiko Kredit - Pendekatan Standar 1.
Eksposur Aset di Neraca (Dalam jutaan rupiah)
Bank No
Kategori Portofolio
Tagihan Bersih
ATMR Sebelum MRK
ATMR Setelah MRK
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
1.
Tagihan Kepada Pemerintah
2.
Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik
3.
Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional
4.
Tagihan Kepada Bank
5.
Kredit Beragun Rumah Tinggal
6.
Kredit Beragun Properti Komersial
7.
Kredit Pegawai/Pensiunan
8.
Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel
9.
Tagihan Kepada Korporasi
10.
Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo
11.
Aset Lainnya
5,031,539 85,709
42,854
42,854
5,867,871
2,028,426
639,301
5,310,456
5,310,456
3,307,966
572,222
Total
16,867,796
166
566,919
7,381,736
4,557,041
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2012
Lanjutan Lampiran 6.1 : 2.
Eksposur Kewajiban Komitmen/Kontinjensi pada Transaksi Rekening Administratif (Dalam jutaan rupiah)
Bank No
Kategori Portofolio
Tagihan Bersih
ATMR Sebelum MRK
ATMR Setelah MRK
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
1.
Tagihan Kepada Pemerintah
2.
Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik
3.
Tagihan kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional
4.
Tagihan kepada Bank
5.
Kredit Beragun Rumah Tinggal
6.
Kredit Beragun Properti Komersial
7.
Kredit Pegawai/Pensiunan
8.
Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel
9.
Tagihan Kepada Korporasi
10.
Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo
Total
36,004
18,002
18,002
450,827
225,414
177,154
404,530
404,530
404,530
891,362
647,946
599,686
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2012
Lanjutan Lampiran 6.1 : 3.
Eksposur yang Menimbulkan Risiko Kredit akibat kegagalan Pihak Lawan (Counterparty Credit Risk) (Dalam jutaan rupiah)
Bank
No
Kategori Portofolio
Tagihan Bersih
ATMR Sebelum MRK
ATMR Setelah MRK
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
1.
Tagihan Kepada Pemerintah
2.
Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik
3.
Tagihan kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional
4.
Tagihan kepada Bank
5.
Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel
6.
Tagihan Kepada Korporasi
3,496
Total
168
278
139
139
377,984
182,410
182,410
39,257
39,257
39,257
421,014
221,806
221,806
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2012
Lanjutan Lampiran 6.1 : 4. Eksposur yang Menimbulkan Risiko Kredit akibat Kegagalan Setelmen (settlement risk) (Dalam jutaan rupiah)
Bank
No
Jenis Transaksi
Nilai Eksposur
Faktor Pengurang Modal
ATMR Setelah MRK
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
1.
Delivery versus payment
2.
Total
a.
Beban Modal 8% (5-15 hari)
b.
Beban Modal 50% (16-30 hari)
c.
Beban Modal 75% (31-45 hari)
d.
Beban Modal 100% (lebih dari 45 hari)
Non-delivery versus payment
0
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2012
Lanjutan Lampiran 6.1 : 5.
Eksposur Sekuritisasi
(Dalam jutaan rupiah)
Bank
No
Jenis Transaksi
Faktor Pengurang Modal
ATMR
(1)
(2)
(3)
(4)
1.
Fasilitas Kredit Pendukung yang memenuhi persyaratan
2.
Fasilitas Kredit Pendukung yang tidak memenuhi persyaratan
3.
Fasilitas Likuiditas yang memenuhi persyaratan
4.
Fasilitas Likuiditas yang tidak memenuhi persyaratan
5.
Pembelian Efek Beragun Aset yang memenuhi persyaratan
6.
Pembelian Efek Beragun Aset yang tidak memenuhi persyaratan
7.
Eksposur Sekuritisasi yang tidak tercakup dalam ketentuan Bank Indonesia mengenai prinsip-prinsip kehati-hatian dalam aktivitas sekuritisasi aset bagi bank umum.
Total
0
170
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2012
Lanjutan Lampiran 6.1 : 6.
Eksposur di Unit Usaha Syariah dan/atau Perusahaan Anak yang Melakukan Kegiatan Usaha berdasarkan Prinsip Syariah (apabila ada) (Dalam jutaan rupiah) Bank
7.
No
Jenis Transaksi
(1)
(2)
1.
Total Eksposur
Faktor Pengurang Modal
ATMR
(3)
(4)
0
0
Total Pengukuran Risiko Kredit (Dalam jutaan rupiah) Bank Total Atmr Risiko Kredit
(A)
5,378,533
Total Faktor Pengurang Modal
(B)
0
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2012
Lampiran 7.1 : Pengungkapan Risiko Pasar - Metode Standar
(dalam jutaan rupiah) 31 Desember 2012 No.
(1) 1
Bank
Jenis Risiko
(2)
Beban Modal
ATMR
(3)
(4)
Risiko Suku Bunga a. Risiko Spesifik
7,355
91,935
b. Risiko Umum
159,556
1,994,451
2
Risiko Nilai Tukar
10,712
133,900
3
Risiko Ekuitas *)
4
Risiko Komoditas *) Risiko Option
5
Total 177,623 2,220,286 *) Untuk bank yang memiliki perusahaan anak yang memiliki eksposur risiko dimaksud
172
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2012
Lampiran 8.1 : Pengungkapan Risiko Operasional
(dalam jutaan rupiah) 31 Desember 2012 No.
Pendekatan Yang Digunakan Pendapatan Bruto (Rata-rata 3 tahun terakhir)*)
Beban Modal
ATMR
(3)
(4)
(5)
(1)
(2)
1
Pendekatan Indikator Dasar
1,420,824
213,124
2,664,045
Total
1,420,824
213,124
2,664,045
*) Untuk bank yang menggunakan Pendekatan Indikator Dasar dalam menghitung Risiko Operasional
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2012
Lampiran 9.1. : Pengungkapan Risiko Likuiditas - Profil Maturitas (Valuta Rupiah) (dalam jutaan rupiah) 31 Desember 2012 No.
Pos-pos
(1)
(2)
I
NERACA A
(3)
< 1 bulan
> 1 bln s.d. 3 bln
> 3 bln s.d. 6 bln
> 6 bln s.d. 12 bln
> 12 bulan
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
Aset 1.
Kas
7,122
7,122
-
-
-
2.
Penempatan pada Bank Indonesia
4,710,564
4,710,564
-
-
-
3.
Penempatan pada bank lain
1,019,383
1,019,383
-
4.
Surat Berharga
3,970,118
-
164,390
123,125
148,232
3,534,371
5.
Kredit yang diberikan
4,226,677
3,010,021
939,581
162,997
30,000
84,078
6.
Tagihan lainnya
2,200,000
-
-
-
-
2,200,000
7.
Lain-lain
393,377
83,842
78,794
4,477
109,208
117,056
16,527,241
8,830,932
1,182,765
290,599
287,440
5,935,505
5,840,091
5,616,476
127,676
2,820
92,859
260
4,916,040
-
-
-
27,961
113,375
133,975
Total Aset B
Jatuh Tempo*)
Saldo
-
Kewajiban 1.
Dana Pihak Ketiga
2.
Kewajiban pada Bank Indonesia
3.
Kewajiban pada bank lain
4.
Surat Berharga yang Diterbitkan
-
5.
Pinjaman yang Diterima
-
6.
Kewajiban lainnya
7.
Lain-lain
Total Kewajiban
Selisih Aset dengan Kewajiban dalam Neraca
4,944,001
2,967,091
2,967,091
702,894
376,654
78,890
14,454,077
13,876,261
206,566
2,820
206,234
162,196
5,045,329
976,199
287,779
81,206
5,773,309
2,073,164
-
174
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2012
Lanjutan Lampiran 9.1 : (dalam jutaan rupiah) 31 Desember 2012 Jatuh Tempo*) No.
(1) II
Pos-pos
Saldo
(2)
(3)
< 1 bulan
> 1 bln s.d. 3 bln
> 3 bln s.d. 6 bln
> 6 bln s.d. 12 bln
> 12 bulan
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
Rekening Administratif A.
Tagihan Rekening Administratif 1.
Komitmen
2.
Kontijensi
Total Tagihan Rekening Administratif
B.
38,652
594
1,651
7,881
22,041
6,485
38,652
594
1,651
7,881
22,041
6,485
Kewajiban Rekening Administratif 1.
Komitmen
2,975,623
-
68,411
301,756
511,374
2,094,082
2.
Kontijensi
121,054
22,145
19,978
27,753
41,492
9,686
Total Kewajiban Rekening Administratif
3,096,677
22,145
88,389
329,509
552,866
2,103,768
Selisih Tagihan dan Kewajiban dalam Rekening Administratif
3,058,025
21,551
984,861
5,066,880
Selisih [(IA-IB)+(IIA-IIB)]
Selisih Kumulatif
5,066,880
-
-
86,738
-
321,628
-
530,825
2,097,283
889,461
-
33,849
-
449,619
3,676,026
4,177,419
-
4,211,268
-
4,660,887
984,861
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2012
Lampiran 9.2. : Pengungkapan Risiko Likuiditas - Profil Maturitas (Valuta Valas) (dalam jutaan rupiah) 31 Desember 2012 Jatuh Tempo*) No.
Pos-pos
Saldo
(1) I
(2)
(3)
< 1 bulan
> 1 bln s.d. 3 bln
> 3 bln s.d. 6 bln
> 6 bln s.d. 12 bln
> 12 bulan
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
Neraca A
Aset 1.
Kas
2.
Penempatan pada Bank Indonesia
3.
Penempatan pada bank lain
4.
Surat Berharga
5.
Kredit yang diberikan
6.
Tagihan lainnya
7.
Lain-lain
Total Aset B.
3,055
3,055
-
-
-
-
318,134
318,134
-
-
-
-
1,476,389
1,476,389
-
-
-
1,707,190
1,361,564
324,490
-
21,136
578,250
-
-
-
578,250
50,410
50,410
-
-
-
-
4,133,428
3,209,551
324,490
21,136
-
578,250
3,017,357
2,957,498
45,537
11,112
2,891
318
2,891
318
2,891
577,932
Kewajiban 1.
Dana Pihak Ketiga
2.
Kewajiban pada Bank Indonesia
3.
Kewajiban pada bank lain
4.
Surat Berharga yang Diterbitkan
-
5.
Pinjaman yang Diterima
-
6.
Kewajiban lainnya
-
7.
Lain-lain
Total Kewajiban Selisih Aset dengan Kewajiban dalam Neraca
49,104
49,104
755,840
728,923
26,840
77
3,822,301
3,735,525
72,378
11,189
525,973
252,113
9,947
311,127
-
176
-
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2012
Lanjutan Lampiran 9.2 : (dalam jutaan rupiah) 31 Desember 2012 Jatuh Tempo*) No.
Pos-pos
Saldo < 1 bulan
(1)
(2)
(3)
II
Rekening Administratif A.
(4)
> 1 bln s.d. 3 bln (5)
> 3 bln s.d. 6 bln (6)
> 6 bln s.d. 12 bln (7)
> 12 bulan (8)
Tagihan Rekening Administratif 1.
Komitmen
1,141,523
375,776
669,373
33,731
62,644
-
2.
Kontijensi
5,763,813
2,423,446
418,894
99,796
2,550,449
271,228
6,905,336
2,799,222
1,088,267
133,528
2,613,092
271,228
Total Tagihan Rekening Administratif
B.
Kewajiban Rekening Administratif 1.
Komitmen
19,004,773
1,727,262
5,673,635
1,907,271
3,000,269
6,696,337
2.
Kontijensi
1,202,037
30,628
301,567
237,140
241,419
391,283
Total Kewajiban Rekening Administratif Selisih Tagihan dan Kewajiban dalam Rekening Administratif
20,206,811 13,301,474
1,757,890
5,975,202
2,144,411
3,241,688
7,087,620
Selisih [(IA-IB)+(IIA-IIB)]
12,990,348
Selisih Kumulatif
1,041,332
-
4,886,935
-
2,010,884
-
628,596
-
6,816,391
515,359
-
4,634,823
-
2,000,937
-
631,487
-
6,238,459
515,359
-
4,119,464
-
6,120,401
-
6,751,888
-
12,990,348
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2012
Lampiran 10 : Transaksi Spot dan Derivatif (Berdasarkan Laporan Publikasi 31 Desember 2012) TRANSAKSI SPOT DAN DERIVATIF Per 31 Desember 2012 (dalam jutaan rupiah) NO.
TRANSAKSI
Tujuan
Nilai Notional Trading
A.
Terkait dengan Nilai Tukar
1
Spot
2 3
Forward Option a. Jual b. Beli
4
Future
5
Swap
6
Lainnya
B.
Terkait dengan Suku Bunga
1 2
Tagihan dan Liabilitas Derivatif Hedging
Tagihan
Liabilitas
17,320,510
17,320,510
-
303,393
325,260
51,340
51,340
-
10
55
2,020,945 -
2,020,945 -
-
23,704 -
24,748 -
-
-
-
-
-
15,248,225
15,248,225
279,679
300,456
-
-
-
-
-
605,000
605,000
-
19,640
7,757
Forward Option a. Jual b. Beli
-
-
-
-
-
3
Future
-
-
-
-
-
4
Swap
605,000
605,000
19,640
7,757
5
Lainnya
-
-
-
-
-
C.
Lainnya
-
-
-
-
-
17,925,510
17,925,510
-
323,033
333,017
JUMLAH
178
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2012
Lampiran 11 : Kualitas Aset Produktif dan Informasi Lainnya (Berdasarkan Laporan Publikasi 31 Desember 2012)
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2012
Lanjutan Lampiran 11 :
180
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2012
Lanjutan Lampiran 11:
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2012
Lampiran 12 : Cadangan Penyisihan Kerugian (Berdasarkan Laporan Publikasi 31 Desember 2012)
182
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2012
Lampiran 13 : Rasio Keuangan Bank – Kepatuhan (Berdasarkan Laporan Publikasi 31 Desember 2012)