Deutsche Bank
Deutsche Bank Indonesia 2011 Annual Report Deutsche Bank Cabang Indonesia Laporan Tahunan 2011
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2011
Contents/Isi
01 -
Deutsche Bank Group Letter from Chief Country Officer Surat dari Chief Country Officer Letter from the Chairman of the Management Board Laporan dari Pimpinan Dewan Manajemen Members of the Group Executive Committee Anggota Komite Eksekutif Grup Corporate Profile and Overview Profil Korporasi dan Tinjauan Corporate Governance Tata Kelola Perusahaan Value-Added for the Stakeholders Nilai Tambah bagi para Stakeholder
02 -
Deutsche Bank Indonesia General Information Informasi Umum Ownership and Management Kepemilikan dan Manajemen Management Strategy and Policy Strategi dan Kebijakan Manajemen Business Development Perkembangan Bisnis Human Resources Sumber Daya Manusia Corporate Social Responsibility Tanggungjawab Sosial Perusahaan Information Technology Teknologi Informasi Future Significant Events Kegiatan Penting di Masa Depan Branch/Networking Jaringan/Kantor Cabang
1
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2011
03 -
Audited financial statements and Ratios Audited Financial Statements Laporan Keuangan yang Diaudit Financial Ratios Rasio-rasio Keuangan
04 -
Risk management and Good corporate governance Risk Management Manajemen Risiko Good Corporate Governance Tata Kelola Perusahaan yang Baik
2
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2011
Creating value in a new environment Our corporate identity is all about being successful, setting ourselves ambitious targets and creating exceptional value, not only for our shareholders, our clients and our employees, but also – as a good corporate citizen – for society. Deutsche Bank operates globally and accepts responsibility for its partners. This applies in good times and in bad, even in a vastly changed economic environment. Today, conditions are shaped not only by increased regulatory restrictions and the financial and economic crises, but also by the prospering emerging market economies and our strong home market in Germany. And tomorrow new challenges are certain to come.
To live up to these responsibilities, now and in the future, we have fundamentally recalibrated our business model. A higher equity capital ratio, along with greater liquidity reserves and a leaner risk profile are elements that form a solid foundation for enhancing stability and building trust. Trust that is essential for creating value in the long term.
Menciptakan nilai dalam lingkungan baru Identitas korporasi kami adalah mengenai kesuksesan, menentukan target kami sendiri yang berambisi dan menciptakan nilai luar biasa, bukan hanya bagi para pemegang saham kami, para klien dan karyawan kami, tetapi juga – sebagai warga negara korporasi yang baik – untuk masyarakat. Deutsche Bank beroperasi secara global and menerima tanggung-jawab bagi para mitranya. Hal ini berlaku dalam keadaan baik dan buruk, juga dalam lingkungan ekonomi yang berubah dengan cepat. Dewasa ini, keadaan dibentuk bukan hanya oleh pembatasan peraturan yang semakin meningkat dan krisis keuangan dan ekonomi, tetapi juga oleh kemakmurkan ekonomi pasar emerging dan home market kami yang kuat di Jerman. Dan besok, pasti terdapat tantangan baru. Untuk memenuhi tanggung-jawab ini, saat ini maupun dimasa yang akan datang, pada dasarnya kami telah menyesuaikan kembali model bisnis kami. Rasio modal ekuitas yang lebih tinggi, bersama dengan cadangan likuiditas yang lebih besar dan profil risiko yang lebih kecil adalah unsur-unsur yang membentuk dasar yang kuat untuk meningkatkan stabilitas dan membangun kepercayaan. Kepercayaan yang penting untuk menciptakan nilai dalam jangka panjang.
3
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2011
01 Deutsche Bank Group Letter from Chief Country Officer Surat dari Chief Country Officer Letter from the Chairman of the Management Board Laporan dari Pimpinan Dewan Manajemen Members of the Group Executive Committee Anggota Komite Eksekutif Grup Corporate Profile and Overview Profil Korporasi dan Tinjauan Corporate Governance Tata Kelola Perusahaan Value-Added for the Stakeholders Nilai Tambah bagi para Stakeholder
5
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2011
31 May 2012
31 Mei 2012
Enclosed herein are the documents which satisfy the disclosure requirements of Bank Indonesia Regulation No. 3/22/PBI/2001 in respect of the Annual Report for Deutsche Bank AG Indonesia for the year ended 31st December 2011.
Terlampir adalah dokumen-dokumen yang memenuhi ketentuan keterbukaan sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia No. 3/22/PBI/2001 sehubungan dengan Laporan Tahunan Deutsche Bank AG Indonesia untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2011.
The enclosures include:
Lampiran ini termasuk:
-
-
Laporan Keuangan Deutsche Bank AG Indonesia, yang disusun dan menyatakan dengan sebenarnya posisi keuangan per 31 Desember 2011 bersama dengan hasil operasional, perubahan dalam rekening-rekening kantor pusat dan laporan arus kas untuk tahun yang berakhir 2011. Setiap laporan juga memuat angka keuangan perbandingan dari tahun sebelumnya yaitu 31 Desember 2010.
The Financial Statements for Deutsche Bank AG Indonesia , which are drawn up to fairly present the financial position as at 31st December 2011 together with the operating results, changes in head office accounts and cash flow statements for the year then ended 2011. Each statement also includes comparative financials for the prior year ended 31st December 2010.
-
A copy of the independent auditors report on those statements.
-
Salinan laporan auditor independen atas laporan tersebut.
-
Additional general information as required by the regulation
-
Tambahan informasi umum seperti ditentukan oleh peraturan.
We also submit the copy of the annual report to the Institutions as stated in Article 4 BI Reg No. 3/22/PBI/2001.
For and on behalf of management / Untuk dan atas nama manajemen
Chief Country Officer Deutsche Bank AG Indonesia
7
Kami juga menyampaikan salinan laporan tahunan kepada Institusi-institusi seperti disebutkan dalam Pasal 4 Peraturan BI No. 3/22/PBI/2001.
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2011
Letter from the Chairman of the Management Board 2011 was again a very difficult year for the world economy. In Europe, the sovereign debt burdens of some nations, and the potential for contagion across the wider Eurozone, caused a widespread loss of market confidence and triggered comprehensive efforts by governments and central banks to stabilise the situation. The United States economy faced a weakening pace of recovery, the loss of its sovereign AAA credit rating, and concerns arose over the capacity of the U. S. government to effectively reduce its debt burden. In Asia, concerns over the emergence of asset bubbles in China gave rise to fears of a wider economic slowdown in the region. In this sharply-deteriorating global economic environment, the world’s financial markets experienced levels of volatility, liquidity stress and risk aversion which we had not seen since the immediate aftermath of the collapse of Lehman Brothers.
Surat dari Ketua Dewan Manajemen
Tahun 2011 sekali lagi tahun yang sulit bagi ekonomi dunia. Di Eropa, hutang negara membebani beberapa negara dan berpotensi menular di seluruh zona Euro yang lebih luas, menyebabkan kehilangan kepercayaan pasar yang semakin luas dan mendorong usaha menyeluruh oleh pemerintah dan bank sentral untuk menstabilkan keadaan. Ekonomi Amerika Serikat menghadapi pemulihan dengan kecepatan menurun, kehilangan peringkat kredit negara AAA dan terdapat kekhawatiran mengenai kemampuan pemerintah A.S untuk mengurangi beban hutangnya secara efektif. Di Asia, kekhawatiran mengenai timbulnya gelembung aset di Cina menyebabkan ketakutan perlambatan ekonomi yang lebih luas di wilayah ini. Dalam lingkungan ekonomi global yang makin sangat memburuk ini, pasar keuangan dunia mengalami tingkat volatilitas, tekanan likuiditas dan penghindaran risiko yang belum pernah kami lihat seperti setelah hancurnya Lehman Brothers.
Inevitably, this tough environment had its impact both on Deutsche Bank’s performance and on our share price, although on both measures we fared better than many peers. Nevertheless, our performance in 2011 also reflects the resilience of our earnings power in challenging conditions and the strength of the customer franchise we have built.
Tidak dapat dihindari, lingkungan yang keras ini mempunyai akibat pada kinerja Deutsche Bank dan pada harga saham kami, meskipun dalam kedua keadaan ini ternyata kami lebih baik dari pada banyak peer kami. Namun demikian, kinerja kami dalam tahun 2011 juga mencerminkan daya tahan kekuatan laba kami dalam kondisi menantang dan kekuatan waralaba nasabah yang telah kami bangun.
Group net income was € 4.3 billion, up from € 2.3 billion in 2010, on pre-tax profits of € 5.4 billion, up from € 4.0 billion in the prior year. In our core businesses, the Corporate & Investment Bank (CIB) and Private Clients and Asset Management (PCAM), pre-tax profits were € 6.6 billion, after specific charges related to litigation expenses and the impairment of a VAT claim in Germany. Before these charges, profits in these businesses were close to € 8 billion. Simultaneously, we strengthened our Tier 1 and Core Tier 1 capital ratios. We managed this despite an increase in our risk-weighted assets year- on-year, primarily driven by the implementation of Basel 2.5. We built up our liquidity reserveto its highest-ever level, and further improved both the size and the quality of our funding base. We also re-balanced our business, building up powerful earnings streams, which complement our leading investment banking platform.
Pendapatan bersih Grup adalah € 4,3 miliar, naik dari € 2,3 miliar dalam tahun 2010, Laba sebelum pajak adalah € 5,4 miliar, naik dari € 4,0 miliar dalam tahun sebelumnya. Dalam bisnis inti kami, laba sebelum pajak Corporate & Investment Bank (CIB) dan Private Clients and Asset Management (PCAM), adalah € 6,6 miliar, setelah biaya khusus terkait dengan biaya tuntutan hukum dan penurunan nilai klaim PPN di Jerman. Sebelum biaya-biaya ini, laba bisnis tersebut mendekati € 8 miliar. Pada saat bersamaan, kami memperkuat rasio modal Tier 1 dan modal Inti Tier 1. Kami berhasil melakukan hal ini meskipun terdapat kenaikan pada asset tertimbang menurut risiko kami year-on-year, khususnya disebabkan oleh pelaksanaan Basel 2.5. Kami membangun cadangan likuiditas kami pada tingkat tertinggi yang pernah tercapai, dan memperbaiki lebih jauh baik ukuran maupun kualitas dasar pendanaan kami. Kami juga melakukan re-balance bisnis kami, membangun aliran pendapatan yang besar, yang melengkapi platform perbankan investasi kami yang terkenal.
9
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2011 In Corporate Banking & Securities (CB & S), pre-tax profits were € 2.9 billion, after specific charges related to litigation and German VAT impairment of nearly € 1 billion. The business was significantly impacted by a slowdown in market activity in the second half of the year. Nevertheless, the recalibration of our investment banking business since 2009 yielded considerable benefits. Our repositioning toward ‘flow’ products and solutions for clients boosted revenues, producing a record year for commodities trading, and strong performances in foreign exchange, money markets and interest rate trading. The strength of our customer franchise also came to the fore: we were ranked No. 1 in global fixed income, as measured by market share, by Greenwich Associates, No. 1 in global foreign exchange by Euromoney, and Best Bond House by International Financing Review. Simultaneously, we achieved € 500 million of efficiency gains, on a run-rate basis, from the closer integration of our corporate and investment banking platform. Additionally, CB&S successfully mitigated the tighter market risk capital requirements of Basel 2.5 by reducing risk-weighted assets.
Pada Corporate Banking & Securities (CB & S), laba sebelum pajak adalah € 2,9 miliar, setelah biaya khusus terkait dengan tuntutan hukum dan penurunan nilai PPN Jerman hampir sebesar € 1 miliar. Bisnis terkena akibat yang signifikan oleh penurunan kegiatan pasar dalam setengah tahun kedua. Namun demikian, penyesuaian kembali bisnis investment banking kami sejak 2009 menghasilkan sejumlah besar manfaat. Repositioning kami terhadap produk dan solusi ‘arus’ bagi para klien kami menaikkan pendapatan, menjadikan tahun rekor dalam perdagangan komoditas, dan kinerja yang baik dalam valuta asing, pasar uang dan perdagangan suku bunga. Kekuatan waralaba nasabah kami juga maju : kami berada pada peringkat No. 1 dalam fixed income global, seperti yang dinilai melalui pangsa pasar, oleh Greenwich Associates, No. 1 dalam valuta asing global oleh Euromoney dan Best Bond House oleh International Financing Review. Pada saat yang bersamaan, kami mencapai € 500 juta pendapatan dari efisiensi, pada runrate basis, dari integrasi yang lebih dekat atas platform corporate dan investment banking kami. Selain itu, CB & S berhasil mengurangi risiko pasar yang lebih ketat atas kebutuhan modal menurut Basel 2.5 dengan mengurangi aset tertimbang menurut risiko.
In our PCAM and GTB businesses – Asset and Wealth Management, Private & Business Clients and Global Transaction Banking – we turned in the best result ever. Pretax profits in these businesses in total were up 78 % year-onyear to € 3.7 billion, and thus accounted for more than half our Group result. This reflects the success of our strategy to grow by acquisition in these areas, together with disciplined execution of the post-merger integration process, combined with efficiency gains.
Dalam bisnis PCAM dan GTB kami – Asset and Wealth Management, Private & Business Clients dan Global Transaction Banking – kami mencapai hasil terbaik. Laba sebelum pajak dalam bisnis ini naik sebesar 78% year-on-year menjadi € 3,7 miliar, dan dengan demikian merupakan lebih dari separuh hasil Grup kami. Hal ini mencerminkan keberhasilan strategi kami untuk tumbuh dengan cara akuisisi dalam bidang ini, bersama dengan pelaksanaan ketat proses integrasi pasca-merger, yang digabungkan dengan keuntungan efisiensi.
Global Transaction Banking produced profits of € 1.1 billion, up 16 % versus 2010 and at record levels, boosted by market share growth in both Cash Management and Trade Finance. Since the onset of the financial crisis in 2008, customer cash under management has more than doubled – a clear signal of confidence in Deutsche Bank, and reinforced by the accolade of ‘Global Bank of the Year for Cash Management’ from Treasury Management International.
Global Transaction Banking menghasilkan laba sebesar € 1,1 miliar, naik 16 % dibanding tahun 2010 dan berada pada tingkat tertinggi, didukung oleh pertumbuhan pangsa pasar baik dalam Cash Management maupun Trade Finance. Sejak awal krisis keuangan tahun 2008, kas nasabah dalam pengelolaan telah menjadi lebih dari dua kali lipat – sinyal jelas atas kepercayaan pada Deutsche Bank dan diperkuat oleh penghargaan sebagai ‘Global Bank of the Year for Cash Management’ dari Treasury Management International.
Our PCAM businesses – Asset and Wealth Management and Private & Business Clients – also more than doubled pre-tax profits, to € 2.5 billion, versus € 1.1 billion in 2010. Asset and Wealth Management produced pre-tax profits of € 767 million, up from € 210 million in 2010, thanks in part to a turnaround in Private Wealth Management, from a loss of € 57 million in 2010 to a pre-tax profit of € 321 million, reflecting a positive performance from the acquisition of Sal. Oppenheim.
Bisnis PCAM kami – Asset and Wealth Management and Private & Business Clients – juga menghasilkan laba lebih dari dua kali lipat, menjadi € 2,5 miliar, dibandingkan dengan € 1,1 miliar dalam tahun 2010. Asset and Wealth Management menghasilkan laba sebelum pajak sebesar € 767 juta, naik dari € 210 miliar dalam tahun 2010, sebagian berkat hasil Private Wealth Management yang berbalik dari kerugian sebesar € 57 juta dalam tahun 2010 menjadi laba sebelum pajak sebesar € 321 juta, mencerminkan kinerja yang positif dari akuisisi Sal. Oppenheim.
Private & Business Clients produced record pre-tax profits of € 1.8 billion, despite charges of over € 400 million related primarily to write-downs on Greek government bond holdings in Postbank, and costs to achieve the Postbank acquisition. This reflects successful cooperation with Postbank, which is proceeding at or ahead of plan, together with the successful implementation of efficiency measures in PBC and tight management of risk costs.
Private & Business Clients menghasilkan laba sebelum pajak tertinggi sebesar € 1,8 miliar, meskipun terdapat biaya lebih dari € 400 juta terutama terkait dengan penurunan posisi obligasi pemerintah Yunani pada Postbank dan biaya untuk membeli Postbank. Hal ini mencerminkan kerjasama yang berhasil dengan Postbank yang berlangsung sesuai atau lebih cepat dari rencana, bersama dengan pelaksanaan tindakan
10
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2011 efisiensi yang berhasil di PBC dan pengelolaan yang ketat atas biaya risiko. Our capital ratios at the end of 2011 were the highest for any year end. Our Tier 1 capital ratio improved from 12.3 % to 12.9 % during the year. The very important Core Tier 1 ratio likewise improved, from 8.7 % to 9.5 % during the year, thus comfortably exceeding European Banking Authority requirements in advance. Liquidity reserves improved during the year by € 69 billion to € 219 billion, their highest ever level, and composed predominantly of cash, cash equivalents and other highly liquid securities. Deutsche Bank is now better equipped than ever to withstand a period of scarce liquidity.
Rasio modal kami pada akhir tahun 2011 adalah yang tertinggi pada akhir tahun. Rasio modal Tier 1 kami membaik dari 12,3% menjadi 12,9% selama tahun bersangkutan. Rasio modal Inti Tier 1 yang sangat penting juga naik, dari 8,7% menjadi 9,5% selama tahun tersebut, dengan demikian jauh melampaui ketentuan Pihak Berwenang Perbankan Eropa sebelumnya. Cadangan likuiditas membaik selama tahun yang bersangkutan sebesar € 69 miliar menjadi € 219 miliar, tingkat tertinggi yang pernah dicapai dan sebagian besar terdiri dari kas, setara kas dan efek sangat likuid lainnya. Deutsche Bank sekarang lebih siap dari sebelumnya untuk bertahan pada waktu kekurangan likuiditas.
There is a great deal to be proud of in our 2011 results. I am proud not only of what we achieved, but also, how we achieved it. The financial crisis has thrown a sharp spotlight on the role of banks in society, and at Deutsche Bank, we take our responsibilities as corporate citizens extremely seriously. We firmly believe that the best way for us to create sustainable value for our shareholders, is by committing ourselves to all the constituencies around us who have a stake in our success. We demonstrated this commitment in several ways during 2011.
Terdapat banyak hal yang patut dibanggakan pada hasil tahun 2011 kami. Saya bangga bukan hanya atas apa yang kami peroleh, tetapi juga bagaimana kami memperolehnya. Krisis keuangan telah sangat menyoroti peran bank-bank dalam masyarakat, dan di Deutsche Bank, kami memegang tanggung-jawab kami sebagai warga negara korporasi secara serius. Kami yakin bahwa cara terbaik bagi kami untuk menciptakan nilai bertahan bagi pada pemegang saham kami adalah dengan memberikan komitmen kami pada semua pemilih kami di sekeliling kami yang mempunyai kepentingan dalam keberhasilan kami. Kami menunjukkan komitmen ini dalam beberapa cara selama tahun 2011.
The ongoing process of integrating Postbank was successful – not only because it delivered financial returns, but also because it reflected careful discussion, and successful agreement, with the representatives of the staff members involved. In our home market, Germany, we actually increased lending to our customers by 7 % during 2011, despite pressure on the banking industry to conserve capital and reduce risk. We also continued to exercise discipline in compensation. We not only reduced our bonus in 2011 pool by 17 %, but also aligned compensation more tightly to the long-term interests of our shareholders by deferring a greater proportion of compensation to future years.
Proses integrasi Postbank yang terus berlangsung berhasil dilakukan – bukan hanya karena memberikan pendapatan keuangan, tetapi juga karena mencerminkan diskusi yang berhati-hati dan perjanjian yang berhasil, dengan para perwakilan anggota staf yang terlibat. Pada home market kami, Jerman, kami sebenarnya meningkatkan pinjaman kepada para nasabah kami sebesar 7% dalam tahun 2011, meskipun terdapat tekanan pada industri perbankan untuk memelihara modal dan mengurangi risiko. Kami juga terus melakukan penertiban kompensasi. Kami juga bukan hanya mengurangi bonus pool kami dalam tahun 2011 dengan 17% tetapi juga menyesuaikan kompensasi dengan lebih ketat pada kepentingan jangka-panjang para pemegang saham kami dengan menunda bagian yang lebih besar dari kompensasi kami ke tahun mendatang.
It is frequently said that banks have moved into a parallel world and no longer add value to the real economy, the community and people. At Deutsche Bank we take such criticism very seriously, because it has a negative impact on general trust in banks and is therefore very relevant for our business, as no industry is more reliant on trust than the financial industry. A public opinion of this kind also includes the risk that lawmakers will introduce increasingly more restrictive and potentially dysfunctional rules for banking. For me it is clear: We can only be and remain successful over the long term if people have trust in us. We have to earn that trust day in day out by acting and behaving responsibly.
Sering dikatakan bahwa bank-bank telah bergerak ke dalam dunia paralel dan tidak lagi memberikan nilai tambah pada ekonomi yang sebenarnya, masyarakat dan orang. Di Deutsche Bank kami menanggapi kritik demikian secara serius, karena hal ini mempunyai akibat negatif pada kepercayaan umum terhadap bank-bank dan oleh karena itu sangat relevan bagi bisnis kami, karena industri yang paling bergantung pada kepercayaan adalah industri keuangan. Pendapat umum semacam ini, juga termasuk risiko yang akan diperkenalkan oleh para pembuat undang-undang semakin membatasi dan berpotensi menyelewengkan peraturan untuk perbankan. Untuk saya sudah jelas: Kami hanya dapat dan tetap berhasil dalam jangka panjang apabila orang-orang percaya pada kami. Kami harus bekerja untuk memperoleh kepercayaan tersebut
11
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2011 setiap hari dengan berlaku dan bertindak dengan penuh tanggung-jawab. Looking ahead into 2012, the outlook for the global economy remains uncertain. In the United States, the economy has recently shown signs of strengthening. The Chinese economy now appears more likely to avoid a sharp slowdown that was feared during 2011. In the Eurozone, governments, central bankers and regulators have shown considerable determination in tackling the debt crisis. Europe’s leaders have also embraced the very important challenge of developing a more integrated approach to fiscal issues facing the single currency union. At Deutsche Bank, we have closely monitored these constructive developments; but we also remain alert to the risks in our environment – economic, political, and social. These risks remain considerable.
Melihat kedepan ke tahun 2012, pandangan ekonomi global tetap tidak pasti. Di Amerika Serikat, ekonomi baru-baru ini menunjukkan tanda penguatan. Ekonomi Cina sekarang tampaknya mampu menghindari penurunan tajam yang ditakutkan selama tahun 2011. Dalam zona Euro, pemerintah, para bankir bank sentral dan regulator telah menunjukkan ketegasan dalam menangani krisis hutang. Para pemimpin Eropa juga telah menyambut tantangan yang sangat penting untuk mengembangkan pendekatan yang lebih terintegrasi pada masalah fiskal yang dihadapi uni mata uang tunggal. Di Deutsche Bank, kami telah memantau dengan ketat perkembangan yang membangun ini: tetapi kami juga tetap sigap pada risiko dalam lingkungan kami – ekonomi, politik dan sosial. Risiko-risiko ini tetap besar.
Deutsche Bank is very well-equipped – not only to face up to challenges, but also to seize opportunities. We strengthened our core capital, liquidity and funding positions in 2011, preparing us for potential market uncertainties and for tighter regulation. We have successfully managed a transition to a better balanced, more diversified and lower-risk business model. We have significantly expanded our customer footprint in our private client businesses in Germany. Simultaneously, we reinforced our strong client franchise across a wide range of corporate and investment banking businesses. This gives us excellent prospects for market share gains, and profitable growth, across all our core businesses in a stabilizing environment. We will continue to approach both challenges and opportunities with the same fundamental principle: in every situation, and in every part of our business, we seek to build sustainable value for our clients; our people; the communities in which we serve; and for you, our shareholders.
Deutsche Bank sangat siap – bukan hanya untuk menghadapi tantangan, tetapi juga untuk mengambil kesempatan. Kami memperkuat modal inti kami, posisi likuiditas dan pendanaan dalam tahun 2011, menyiapkan kami bagi ketidak-pastian potensi pasar dan peraturan yang semakin ketat. Kami telah berhasil mengelola transisi menjadi model bisnis yang lebih berimbang, lebih berbeda dan dengan risiko yang lebih rendah. Kami telah memperluas secara signifikan footprint nasabah kami dalam bisnis private client kami di Jerman. Pada saat yang bersamaan, kami menegaskan kembali waralaba klien kami yang kuat dalam bisnis corporate dan investment banking yang luas. Hal in imemberikan kepada kami prospek yang baik atas kenaikan pangsa pasar, dan pertumbuhan yang menguntungkan di seluruh bisnis inti kami dalam lingkungan yang stabil. Kami akan terus mendekati tantangan dan kesempatan dengan prinsip dasar yang sama: dalam setiap keadaan, dan dalam setiap bagian bisnis kami, kami mencoba membangun nilai yang bertahan untuk para klien kami; orang-orang kami; masyarakat yang kami layani; dan untuk anda, para pemegang saham kami.
Yours sincerely / Hormat kami,
Dr. Josef Ackermann Chairman of the Management Board and the Group Executive Committee/ Ketua Dewan Manajemen dan Komite Eksekutif Grup Frankfurt am Main, March 2012
12
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2011
Members of the Group Executive Committees
Anggota Komite Eksekutif Grup
Group Executive Committee
Komite Eksekutif Grup
13
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2011
1. Dr. Josef Ackermann, born 1948 Management Board member since 1996. Chairman of the Management Board and the Group Executive Committee, responsible for Asset and Wealth Management, Corporate Investments, Communications & Corporate Social Responsibility, Economics / DB Research and Audit.
2 Kevin Parker, *1959 Head of Asset Management.
3. Anshuman Jain, *1963 Management Board member since 2009. Head of the Corporate & Investment Bank.
4. Hermann-Josef Lamberti, *1956 Management Board member since 1999. Chief Operating Offi cer, responsible for Human Resources, Information Technology, Operations and Process Management, Building and Facilities Management as well as Purchasing..
5. Stefan Krause, *1962 Management Board member since 2008. Chief Financial Offi cer, responsible for Finance, Tax, Corporate Insurance, Investor Relations and Group Strategy & Planning.
6. Werner Steinmüller, *1954 Head of Global Transaction Banking
7. Jürgen Fitschen, *1948 Management Board member since 2009. Head of Regional Management worldwide. Chairman of the Management Committee Germany.
8. Seth Waugh, *1958
1. Dr. Josef Ackermann, *1948 Anggota Dewan Manajemen sejak tahun 1996. Ketua Dewan Manajemen dan Komite Eksekutif Grup, bertanggung-jawab atas Asset and Wealth Management, Corporate Investments, Communications & Corporate Social Responsibility, Economics / DB Research dan Audit.
2. Kevin Parker, *1959 Pimpinan Asset Management.
3. Anshuman Jain, *1963 Anggota Dewan Manajemen sejak tahun 2009. Pimpinan Corporate & Investment Bank.
4. Hermann-Josef Lamberti, *1956 Anggota Dewan Manajemen sejak tahun 1999. Chief Operating Officer, bertanggung-jawab atas Human Resources, Information Technology, Operations and Process Management, Building and Facilities Management serta Purchasing.
5. Stefan Krause, *1962 Anggota Dewan Manajemen sejak tahun 2008. Chief Financial Officer, bertanggung-jawab atas Finance, Tax, Corporate Insurance, Investor Relations and Group Strategy & Planning.
6. Werner Steinmüller, *1954 Pimpinan Global Transaction Banking.
7. Jürgen Fitschen, *1948 Anggota Dewan Manajemen sejak tahun 2009. Ketua Regional Management seluruh dunia Ketua Komite Manajemen Jerman.
8. Seth Waugh, *1958
Chief Executive Officer Deutsche Bank Americas.
Chief Executive Officer Deutsche Bank Americas.
9. Rainer Neske, *1964
9. Rainer Neske, *1964
Management Board member since 2009. Head of Private & Business Clients
10. Robert Rankin, *1963 Chief Executive Offi cer Deutsche Bank Asia - Pacific (ex Japan).
11. Pierre de Weck, *1950 Head of Private Wealth Management
14
Anggota Dewan Manajemen sejak tahun 2009. Pimpinan Private & Business Clients.
10. Robert Rankin, *1963 Chief Executive Officer Deutsche Bank Asia - Pacific (selain Jepang).
11. Pierre de Weck, *1950 Pimpinan Private Wealth Management.
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2011
12. Dr. Hugo Bänziger, *1956 Management Board member since 2006. Chief Risk Officer, responsible for Risk Management, Legal, Compliance, Corporate Security, Treasury and Corporate Governance.
15
12. Dr. Hugo Bänziger, *1956 Anggota Dewan Manajemen sejak tahun 2006. Chief Risk Officer, bertanggung-jawab atas Risk Management, Legal, Compliance, Corporate Security, Treasury and Corporate Governance
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2011
Corporate Profile and Overview
Profil Korporat dan tinjauan
Stability in difficult times
Stabilitas dalam masa sulit
Deutsche Bank is a leading global investment bank with a strong and growing private clients franchise. Taking full advantage of the synergy potential between these two mutually reinforcing businesses has a high strategic priority for us. Firmly established on a broad international basis, we are a market leader in Europe and have a strong competitive position in North America, but also in key growth markets, above all in Asia.
Deutsche Bank adalah investbank bank global terkenal dengan waralaba private client yang kuat dan terus bertumbuh. Dengan memanfaatkan sepenuhnya potensi sinergi antara kedua bisnis yang saling menguatkan ini merupakan prioritas tinggi dalam strategi kami. Dengan berdiri mantap dengan dasar internasional yang luas, kami adalah pemimpin pasar di Eropa dan mempunyai posisi bersaing yang kuat di Amerika Selatan, tetapi juga dalam pasar-pasar utama yang bertumbuh, terutama di Asia.
Management structure The prime responsibilities of the Management Board of Deutsche Bank AG include the Group’s strategic management, resource allocation, fi nancial accounting and reporting, risk management and corporate control. The Management Board is supported in the performance of its leadership and oversight duties by central infrastructure units and other service departments, as well as functional committees chaired by its members.
Struktur Manajemen Tanggung-jawab utama Dewan Manajemen Deustche Bank AG termasuk pengelolaan strategi Grup, alokasi sumber daya, akunting dan pelaporan keuangan, manajemen risiko serta pengendalian korporasi. Dalam melakukan kinerja kepemimpinan dan tugas pengawasannya, Dewan Manajemen didukung oleh unitunit infra struktur sentral dan departemen jasa layanan lain serta komite-komite fungsional yang dipimpin oleh para anggotanya.
The Group Executive Committee (GEC) is made up of the members of the Management Board, the heads of the core businesses who are not members of the Management Board, as well as the Head of the Americas. Eff ective January 1, 2011, the Head of Asia-Pacifi c (excluding Japan) was appointed to the GEC, which underlines the strategic importance of this region as one of our key growth drivers. At regular meetings, the GEC analyses the development of markets, discusses the status of the business divisions, examines issues relating to Group strategy and the competitive environment and prepares recommendations for decisions taken by the Management Board.
Komite Eksekutif Grup (GEC) terdiri dari para anggota Dewan Manajemen, pimpinan bisnis inti yang bukan anggota Dewan Manajemen, serta Pimpinan Amerika. Efektif sejak 1 January 2011, Pimpinan Asia-Pasifik (diluar Jepang) diangkat menjadi GEC, yang menggarisbawahi kepentingan strategis wilayah ini sebagai salah satu key growth driver kami. Pada rapat berkala, GEC menganalisa perkembangan pasar, mendiskusikan status divisi bisnis, memeriksa masalah yang terkait dengan strategi Grup and lingkungan yang bersaing serta menyusun rekomendasi bagi keputusan yang diambil oleh Dewan Manajemen.
Josef Ackermann chairs both the Management Board and the GEC. Eff ective at the conclusion of the General Meeting 2012, he will retire from these appointments and Jürgen Fitschen and Anshu Jain, both currently members of the Management Board, will be appointed Co-Chairmen of the Management Board and the GEC.
Josep Ackermann memimpin keduanya, Dewan Manajemen dan GEC. Efektif sejak penutupan Rapat Umum 2012, beliau akan mengundurkan diri dari penunjukkan ini dan Jürgen Fitschen serta Anshu Jain, keduanya saat ini adalah anggota Dewan Manajemen akan diangkat menjadi Co-Chairmen Dewan Manajemen dan GEC.
16
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2011
Group Divisions
Divisi Grup
Deutsche Bank is made up of the following Group Divisions: Corporate & Investment Bank (CIB), Private Clients and Asset Management (PCAM) and Corporate Investments (CI).
Deutsche Bank terdiri dari Divisi Grup berikut ini: Corporate & Investment Bank (CIB), Private Clients and Asset Management (PCAM) dan Corporate Investments (CI).
Corporate and Investment Bank
Corporate dan Investment Bank
CIB is responsible for Deutsche Bank’s capital markets business, comprising the origination, sales and trading of capital markets products including debt, equity and other securities, together with our corporate advisory, corporate lending and transaction banking businesses. Our institutional clients come from both the public sector – for example, sovereign states and international organizations – and the private sector. We serve the entire range of corporate clients, from medium-sized businesses to large multinational corporations. CIB is subdivided into two Corporate Divisions: Corporate Banking & Securities (CB & S) and Global Transaction Banking (GTB). Corporate Banking & Securities comprises our Markets and Corporate Finance businesses, and covers Deutsche Bank Group’s origination, sales and trading of securities, corporate advisory and M & A businesses worldwide, together with other corporate finance activities. Global Transaction Banking covers Deutsche Bank’s cash management for corporate and fi nancial institutions, trade fi nance business as well as trust and securities services.
CIB bertanggung-jawab atas bisnis pasar modal Deutsche Bank, yang terdiri dari origination, sales dan trading produk pasar modal termasuk hutang, ekuitas dan efeklain, bersama dengan corporate advisory kami, bisnis corporate lending dan bisnis transaction banking. Klien institusi kami berasal dari sektor publik – misalnya negara-negara dan organisasi internasional – dan sektor swasta. Kami melayani seluruh rangkaian klien korporasi, mulai dari bisnis ukuran-menengah sampai perusahaan multi nasional besar. DIB dibagi lagi menjadi dua Corporate Division: Corporate Banking & Securities (CB & S) dan Global Transaction Banking (GTB). Corporate Banking & Securities terdiri dari bisnis Markets and Corporate Finance kami, dan mencakup Bisnis origination, sales dan trading efek Deutsche Bank, corporate advisory dan bisnis M & A di seluruh dunia, bersama dengan kegiatan corporate finance lainnya. Global Transaction Banking mencakup cash management Deutsche Bank untuk korporasi dan lembaga keuangan, bisnis trade finance serta jasa layanan trust and securities.
Private Clients and Asset Management
Private Clients dan Asset Management
PCAM is made up of two Corporate Divisions: Asset and Wealth Management (AWM) and Private & Business Clients (PBC).
PCAM terdiri dari dua Divisi Korporasi: Asset and Wealth Management (AWM) dan Private & Business Clients (PBC).
Asset and Wealth Management comprises the Asset Management (AM) and Private Wealth Management (PWM) Business Divisions. AM provides retail clients across the globe with mutual fund products through our DWS Investments franchise. We offer our institutional clients, including pension funds and insurance companies, a broad range of services from traditional to alternative investment
Asset and Wealth Management terdiri dari Divisi Bisnis : Asset Management (AM) dan Private Wealth Management (PWM). AM menyediakan bagi klien retail di seluruh dunia, produk reksa dana melalui waralaba DWS Investments kami. Kami menawarkan kepada para klien institusi kami, termasuk dana pensiun dan perusahaan asuransi, serangkaian jasa layanan yang
17
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2011 products. On November 22, 2011, we announced that we would be conducting a strategic review of our global Asset Management division, as part of our successful policy of continually optimizing our business mix, especially against the background of changes in the regulatory environment and competitive landscape as well as the associated costs and prospects for growth. The review is focusing on the entire Asset Management division globally, except for our DWS franchise in Germany, the rest of Europe and Asia, which remains a core part of our retail offering in these markets. PWM serves high and ultra high net worth individuals and families as well as selected institutions. It provides these very discerning clients with a fully integrated wealth management service, including inheritance planning and philanthropic advisory services.
luas, dari produk investasi tradisional sampai produk investasi alternatif. Pada tanggal 22 Nopember 2011 kami mengumumkan bahwa kami akan melakukan tinjauan strategis atas divisi global Asset Management kami, sebagai bagian dari kebijakan kami yang berhasil dengan cara terus menerus mengoptimalkan campuran bisnis kami, khususnya terhadap latar belakang perubahan dalam lingkungan peraturan dan landscape yang bersaing serta biaya terkait dan prospek pertumbuhan. Tinjauan ini berfokus pada seluruh divisi Asset Management secara global, kecuali waralaba DWS kami di Jerman, di bagian lain di Eropa dan Asia, yang tetap merupakan bagian inti dari penawaran retail kami pada pasar-pasar ini. PWM melayani individu dan keluarga ultra high net worth serta lembaga tertentu. Divisi ini menyediakan bagi para klien yang sangat cerdas ini jasa layanan wealth management terintegrasi, termasuk perencanaan warisan dan jasa layanan philanthropic advisory
PBC provides a broad range of banking services including current accounts, deposits, loans, investment management and pension products, to private individuals and selfemployed clients as well as small and medium-sized businesses. Outside of Germany, PBC has had longstanding operations in Italy, Spain, Belgium and Portugal and has been active in Poland for several years now. Furthermore, we are also making focused investments in the growth markets of China and India.
PBC menyediakan serangkaian jasa layanan perbankan yang luas termasuk rekenng koran, deposito, pinjaman, pengelolaan investasi dan produk pensiun kepada individu pribadi dan para klien yang berusaha sendiri, serta bisnis kecil dan menengah. Di luar Jerman, PBC telah mempunyai operasional yang telah berlangsung lama di Italia, Spanyol, Belgia dan Portugis dn telah aktif di Polandia selama beberapa tahun ini. Selain itu, kami juga melakukan investasi terfokus dalam pasar yang tumbuh di Cina dan India.
Corporate Investments
Corporate Investments
The Corporate Investments (CI) Group Division manages Deutsche Bank’s global principal investments, which are not part of our core business. These include our remaining industrial shareholdings, other capital investments as well as other financial investments, primarily from certain real estate investments and credit exposures.
Divisi Grup Corporate Investments (CI) mengelola investasi pokok global Deutsche Bank, yang bukan merupakan bisnis inti kami. Termasuk kepemilikan saham industri kami yang masih ada, investasi modal lain serta investasi keuangan lain, terutama dari investasi real estate dan eksposur kredit tertentu.
Our Strategy
Strategi Kami
Since the start of the financial crisis in 2008, the banking landscape has changed significantly. Regulatory requirements, in particular, have been made considerably stricter. Early on during the crisis, we recognized the underlying need to adapt our strategy and business model to reflect this new environment. Phase 4 of our Management Agenda, which was approved in December 2009, sets out how we intend to meet the challenges of the changed environment. As part of this, we are concentrating on achieving sustainable profitability in investment banking by way of a stricter risk and balance sheet discipline, on achieving a more balanced business model, on expanding our commitment in Asia, and on renewing the emphasis on our performance culture.
Sejak dimulainya krisis keuangan tahun 2008, landscape perbankan telah berubah secara signifikan. Ketentuan peraturan, khususnya, telah menjadi jauh lebih ketat. Pada awal krisis, kami mengakui adanya kebutuhan mendasar untuk menyesuaikan strategi kami serta model bisnis kami untuk mencerminkan lingkungan baru ini. Tahap 4 dari Agenda Manajemen kami, yang disetujui bulan Desember 2009, menetapkan bagaimanan kami ingin menghadapi tantangan lingkungan yang berubah. Sebagai bagian dari hal ini, kami berkonsentrasi untuk mencapai profitabilitas yang bertahan dalam investment banking dengan cara mengambil risiko lebih ketat dan pengetatan neraca, dalam mencapai model bisnis yang lebih seimbang, dalam memperluas komitmen kami di Asia, dan dalam memperbaharui penekanan pada budaya kinerja kami.
The ongoing sovereign debt crisis in Europe and the risk of contagion effects led to extremely nervous trading and high volatility on the financial markets in 2011. The economic outlook for numerous countries gradually deteriorated. In this situation, we continued to execute our strategy and once again decisively de-risked our balance sheet and improved
Krisis hutang negara yang masih berlanjut di Eropa dan risiko akibat yang menular telah menyebabkan nervous trading yang ekstrim dan volatilitas yang tinggi pada pasar keuangan dalam tahun 2011. Pandangan ekonomi bagi banyak negara memburuk secara bertahap. Dalam keadaan ini, kami terus melaksanakan strategi kami dan
18
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2011 the quality of earnings as a result of the broadened basis. Furthermore, we attach top priority to further improving our capital, funding and liquidity positions.
sekali lagi dengan tegas mengurangi risiko pada necara kami serta memperbaiki kualitas laba kami sebagai akibat dasar yang meluas. Selain itu, kami memberikan prioritas utama untuk lebih lanjut memperbaiki modal kami, pedanaan dan posisi likuiditas kami.
We are confident that we have the right strategy in place to remain successful even in the more challenging operating environment.
Kami yakin bahwa kami mempunyai strategi yang tepat untuk tetap berhasil meskipun dalam lingkungan operasional yang lebih menantang.
19
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2011
Corporate Governance
Tata Kelola Perusahaan
The Foundations of long-term success
Dasar keberhasilan jangka panjang
Effective corporate governance in accordance with high international standards is a matter of course for us. The essential framework for this is provided, first and foremost, by the German Stock Corporation Act and the German Corporate Governance Code. As our share is also listed on the New York Stock Exchange, we are also subject to the relevant U. S. capital market laws as well as the rules of the Securities and Exchange Commission (SEC) and New York Stock Exchange.
Tata kelola perusahaan yang efektif yang sesuai dengan standar internasional yang tinggi merupakan jalur kami. Kerangka penting untuk hal ini telah disediakan, pertama dan yang terpenting, oleh German Stock Corporation Act (Undang-Undang Saham Perusahaan Jerman) dan German Corporate Governance Code (Kode Etika Tata Kelola Perusahaan Jerman). Oleh karena saham kami juga terdaftar di Bursa Efek New York, kami juga dikenakan undang-undang pasar modal Amerika Serikat yang terkait serta peraturan Securities and Exchange Commission (SEC) and New York Stock Exchange.
Our system of corporate governance provides the basis for the responsible management and control of Deutsche Bank, with a focus on sustainable value creation. It has four key elements: good relations with shareholders, effective cooperation between the Management Board and Supervisory Board, a performance-based compensation system with a sustainable and long-term focus, as well as transparent and timely reporting.
Sistem tata kelola perusahan kami menyediakan dasar bagi pengelolaan dan pengendalian Deutsche Bank yang bertanggung-jawab, dengan fokus pada diciptakannya nilai yang bertahan. Sistem ini mempunyai empat unsur utama: hubungan baik dengan para pemegang saham, kerjasama yang efektif antara Dewan Manajemen dan Dewan Pengawas, sistem kompensasi berbasis kinerja dengan fokus bertahan dan jangka-panjang, serta pelaporan yang transparan dan tepat waktu.
Shareholders
Para pemegang saham
As required by law, our shareholders participate in decisions of material importance to the bank, including amendments to the Articles of Association, the appropriation of profit, the authorization to issue new shares and important structural changes. Moreover, shareholders are able to vote on a nonbinding basis on the remuneration system for the Management Board. Deutsche Bank has only one class of shares, with each share carrying one voting right. To make it easier for our shareholders to exercise their voting rights, we offer absentee voting and support the use of electronic media for the Annual General Meeting. For example, shareholders can issue authorizations and voting instructions to Deutsche Bank’s proxies through the Internet.
Seperti diharuskan oleh undang-undang, para pemegang saham kami turut serta dalam keputusan material penting bagi bank, termasuk perubahan Anggaran Dasar, pembagian laba, wewenang untuk menerbitkan saham baru dan perubahan struktural penting. Selain itu, para pemegang saham dapat memberikan suara dengan dasar tidak mengikat mengenai sistem remunerasi bagi Dewan Manajemen. Deutsche Bank hanya mempunyai satu jenis saham, dan setiap saham mempunyai satu hak suara. Untuk memudahkan para pemegang saham kami melaksanakan hak suara mereka, kami menawarkan pemberian suara tanpa kehadiran dan mendukung penggunaan media elektronik untuk Rapat Umum Tahunan. Misalnya, para pemegang saham dapat mengeluarkan wewenang dan instruksi pemberian suara kepada para wakil Deutsche Bank melalui Internet.
Management Board
Dewan Manajemen
The Management Board is responsible for managing the company and exercises control over Deutsche Bank Group companies. It ensures compliance with all provisions of law and company internal policies. In appointing people to management functions in the company, the Management Board takes diversity into account. The members of the Management Board together with the heads of the bank’s core businesses who are not members of the Management Board as well as the heads of the Americas and Asia-Pacific (excluding Japan) form the Group Executive Committee (GEC). This committee analyzes the development of markets, discusses the status of the business divisions, examines
Dewan Manajemen bertanggung-jawab untuk mengelola perusahaan dan mengendalikan perusahaan-perusahaan Grup Deutsche Bank. Dewan ini memastikan kepatuhan pada semua ketentuan undang-undang dan kebijakan intern perusahaan. Dalam mengangkat karyawan untuk fungsi manajemen di perusahaan, Dewan Manajemen mempertimbangkan keragaman. Para anggota Dewan Manajemen bersama dengan para pimpinan bisnis inti bank yang bukan anggota Dewan Manajemen serta pimpinan Amerika dan Asia-Pasifik (diluar Jepang) merupakan Komite Eksekutif Grup (GEC). Komite ini
20
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2011 issues relating to Group strategy and the competitive environment and prepares recommendations for decisions taken by the Management Board.
menganalisa perkembangan pasar, mendiskusikan status divisi bisnis, memeriksa masalah terkait dengan strategi Grup dan lingkungan yang bersaing, serta menyusun rekomendasi untuk keputusan yang diambil oleh Dewan Manajemen.
Supervisory Board
Dewan Pengawas
The Supervisory Board oversees and advises the Management Board in its management of the business. Major decisions affecting the bank require Supervisory Board approval. It specifies the information and reporting duties of the Management Board, appoints the members of the Management Board and draws up long-term plans for their succession together with the Management Board. The Supervisory Board reviews the efficiency of its work on a regular basis. In addition to the Mediation Committee required by law, the Supervisory Board has established a Chairman’s Committee, Audit Committee, Risk Committee and Nomination Committee.
Dewan Pengawas mengawasi dan memberikan nasihat kepada Dewan Manajemen dalam pengelolaan bisnis. Keputusan besar yang mempengaruhi bank memerlukan persetujuan Dewan Pengawas. Dewan ini menentukan informasi dan tugas pelaporan Dewan Manajemen, mengangkat para anggota Dewan Manajemen dan menyusun rencana jangka-panjang para pengganti mereka bersama dengan Dewan Manajemen. Dewan Pengawas meninjau efisiensi pekerjaannya secara berkala. Selain dari Komite Mediasi yang diharuskan oleh undang-undang, Dewan Pengawas telah membentuk Komite Ketua, Komite Audit, Komite Risiko dan Komite Nominasi.
To carry out its tasks, the Supervisory Board takes care to ensure that it has a balanced composition and that together its members possess the required knowledge, ability and expertise. Furthermore, the Supervisory Board respects diversity in the company, in particular when appointing members to the Management Board and making proposals for the election of the Supervisory Board. In light of the bank’s global business activities, the Supervisory Board has an appropriate number of members with long-term international experience. The Supervisory Board also has a sufficient number of independent members.
Untuk melaksanakan tugas-tugasnya, Dewan Pengawas memastikan agar dewan mempunyai susunan yang seimbang dan para anggotanya bersama-sama memiliki pengetahuan, kemampuan dan keahlian yang diperlukan. Selain itu, Dewan Pengawas menghargai keragaman dalam perusahaan. Khususnya ketika mengangkat para anggota Dewan Manajemen dan membuat usulan untuk pemilihan Dewan Pengawas. Dengan memperhatikan kegiatan bisnis global bank, Dewan Pengawas mempunyai sejumlah anggota yang sesuai dengan pengalaman internasional jangka-panjang. Dewan Pengawas juga mempunyai jumlah anggota independen yang memadai.
Compensation The compensation system for the Management Board is intended to ensure, above all, it’s appropriate and sustainable remuneration. Variable compensation is based on Deutsche Bank’s overall results while taking the risks assumed into account, along with the relevant unit’s contribution to results and individual performance. Major factors for determining the performance-related compensation components are the achievement of a return on equity target and the bank’s total shareholder return compared to the corresponding figure for a selected peer group, in each case based on a multiple-year average. The variable compensation is mainly granted on a deferred basis and is subject to certain conditions of forfeiture. At least 50 % of the total variable compensation is equity-based and thus reflects both the positive and negative performance of Deutsche Bank’s share price.
Kompensai Sistem kompensasi Dewan Manajemen dimaksudkan untuk memastikan, terutama, remunerasi yang sesuai dan bertahan. Kompensasi tidak tetap diberikan berdasarkan hasil keseluruhan Deutsche Bank dengan memperhatikan risiko yang diambil, bersama dengan kontribusi unit terkait pada hasil dan kinerja perorangan. Faktor utama untuk menentukan komponen kompensasi terkait kinerja adalah pencapaian target return on equity dan total pendapatan para pemegang saham bank dibandingkan dengan angka yang serupa pada grup peer tertentu, dalam setiap kasus berdasarkan rata-rata multipleyear. Kompensasi tidak tetap terutama diberikan dengan cara ditunda dan dikenakan syarat tertentu yang dapat menghilangkannya. Sedikitnya 50% dari total kompensasi tidak tetap adalah dalam bentuk ekuitas dan dengan demikian mencerminkan kinerja positif dan negatif harga saham Deutsche Bank.
21
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2011 The Supervisory Board members’ compensation is made up of fixed and variable components. In accordance with the Articles of Association, the variable compensation component is subject to exceeding pre-defined minimum targets related to the dividend and the three-year average earnings per share. The chair and the deputy chair of the Supervisory Board as well as the chair and members of the Supervisory Board committees, with the exception of the Nomination Committee, receive additional compensation.
Kompensasi para anggota Dewan Pengawas terdiri dari komponen tetap dan tidak tetap. Sesuai dengan Anggaran Dasar, komponen kompensasi tidak tetap diberikan bila melebihi target minimum yang ditentukan sebelumnya terkait dengan dividen dan laba rata-rata tiga-tahun per saham. Ketua dan wakil ketua Dewan Pengawas serta ketua dan para anggota komite Dewan Pengawas kecuali Komite Nominasi, menerima kompensasi tambahan.
The individual compensation of the members of the Management Board and the Supervisory Board as well as details on our remuneration system are published in the Compensation Report.
Kompensasi perorangan para anggota Dewan Manajemen dan Dewan Pengawas serta perincian sistem remunerasi kami dipublikasikan dalam Laporan Kompensasi.
Financial Reporting
Laporan Keuangan
Shareholders and the public are regularly kept up to date through the Annual Report, including the Consolidated Financial Statements, as well as the Interim Reports. The reporting of Deutsche Bank Group is in accordance with International Financial Reporting Standards (IFRS). This provides for a high degree of transparency in financial reporting and facilitates comparability with our international peers.
Para pemegang saham dan masyarakat memperoleh laporan terkini secara berkala melalui Laporan Tahunan, termasuk Laporan Keuangan Konsolidasi, serta Laporan Interim. Pelaporan Grup Deutsche Bank sesuai dengan International Financial Reporting Standards (IFRS) (Standar Pelaporan Keuangan Internasional). Standar ini memberikan transparansi tingkat tinggi dalam pelaporan keuangan dan memudahkan perbandingan dengan para peer internasional kami.
Declaration of Conformity
Pernyataan Kesesuaian
On October 25, 2011, the Management Board and Supervisory Board published the annual Declaration of Conformity pursuant to Section 161 of the German Stock Corporation Act. This states that Deutsche Bank AG acts in conformity with the recommendations of the German Corporate Governance Code in the version dated May 26, 2010, although as a precautionary measure one exception is specified regarding No. 5.5.3 sentence 1, which addresses the disclosure of conflicts of interest in the report of the Supervisory Board to the General Meeting.
Pada tanggal 25 Oktober 2011, Dewan Manajemen dan Dewan Pengawas mempublikasikan Pernyataan Kesesuaian tahunan berdasarkan Section 161 pada German Stock Corporation Act. Pernyataan ini menyatakan bahwa Deutsche Bank AG bertindak sesuai dengan rekomendasi dari German Corporate Governance Code (Kode Etika Tata Kelola Perusahaan Jerman) dalam versi tertanggal 26 Mei 2010, meskipun, sebagai tindakan kehati-hatian, disebutkan satu pengecualian mengenai No. 5.5.3 kalimat ke 1, yang menyebutkan keterbukaan benturan kepentingan dalam laporan Dewan Pengawas kepada Rapat Umum.
Our detailed Corporate Governance Report, along with the Corporate Governance Statement for 2011 and other documents on our corporate governance, such as the terms of reference for the Management Board, the Supervisory Board and its committees, are available on the Internet at www.deutsche-bank.com/corporate-governance.
Laporan Tata Kelola Perusahaan kami yang terperinci, bersama dengan Pernyataan Tata Kelola Perusahaan untuk tahun 2011 dan dokumen lain mengenai tata kelola kami, seperti syarat refernsi bagi Dewan Manajemen, Dewan Pengawas dan komit-komite terkait, tersedia pada Internet di www.deutschebank.com/corporate-governance.
We continuously check our system of corporate governance in light of statutory requirements as well as domestic and international standards, and make the appropriate adjustments.
Kami terus menerus mengecek sistem tata kelola perusahaan kami dengan memperhatikan ketentuan peraturan serta standar domestik dan internasional, serta melakukan penyesuaian sebagaimana mestinya.
22
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2011
Value Added for our Stakeholders
Demi kepentingan para mitra kami
Shareholders /
Clients /
Para Pemegang Saham
Para Nasabah
Staff /
Society /
Karyawan
Masyarakat
In the interests of our partners
Untuk Kepentingan Para Mitra kami
Entrepreneurs for our shareholders, clients, staff and society
Entrepreneurs bagi para pemegang saham kami, klien, staf dan masyarakat
Deutsche Bank demonstrated its entrepreneurial strength in 2011 as we successfully navigated through turbulent and challenging markets thanks to our clear business strategy, the trust of our clients as well as the expertise and dedication of our staff. This benefits our shareholders, clients and staff, and thus ultimately society in general.
Deutsche Bank menunjukkan kekuatan usahawannya dalam tahun 2011 ketika kami berhasil melewati pasar yang bergejolak dan penuh tantangan, berkat strategi bisnis kami yang jelas, kepercayaan para klien kami serta keahlian dan dedikasi para staf kami. Hal ini memberikan manfaat kepada para pemegang saham, klien dan staf kami, dan dengan demikian akhirnya bagi masyarakat pada umumnya.
Shareholders
Para Pemegang Saham
Through our forward-looking corporate policy and, in particular, our strict risk discipline, we have handled the impact of the European sovereign debt crisis better than many of our competitors – without compromising on our independence. Our shareholders understand that strengthening our equity capital and liquidity is an absolute top priority and that there are no viable alternatives to this approach. We intend to meet the regulators’ more stringent requirements on our own. We are continuing the course we have set.
Melalui kebijakan korporasi kami yang memandang kedepan dan, khususnya, disiplin risiko kami yang ketat, kami telah menangani akibat krisis hutang negara Eropa lebih baik dari banyak pesaing kami tanpa mengurangi independensi kami. Para pemegang saham kami memahami bhawa memperkuat modal ekuitas kami dan likuiditas kami merupakan prioritas utama mutlak dan tidak tersedia alternatif lain pada pendekatan ini. Kami ingin memenuhi ketentuan regulator yang lebih ketat dengan cara kami sendiri. Kami melanjutkan jalur yang telah kami tetapkan.
Clients
Para Klien
In the interests of our clients, we take great care to ensure that our capabilities and performance remain unimpaired even in times of great turbulence and uncertainty. Our aim is to be a global leader in financial services. This applies to all the business fields in which we operate. Thanks to this approach, we generate sustainable value for our clients, while avoiding business practices that could put the good reputation of Deutsche Bank at risk.
Untuk kepentingan para klien kami, dengan berhatihati kami memastikan agar kemampuan dan kinerja kami tetap tidak menurun meskipun selama masa yang penuh gejolak dan ketidak-pastian. Tujuan kami adalah menjadi pemimpin global dalam jasa layanan keuangan. Hal ini berlaku bagi semua bidang bisnis dimana kami beroperasi. Berkat pendekatan ini, kami menghasilkan nilai bertahan bagi para klien kami, sementara menghindari praktek bisnis yang dapat membahayakan reputasi baik Deutsche Bank.
Staff
Staf
Our employees are the key to our success. The quality of their work forms the basis for performance and client trust. We continually invest in training and development for our staff as well as in increasing our attractiveness as an employer to win and retain the best talent. As a global company we
Para karyawan kami adalah kunci bagi keberhasilan kami. Kualitas pekerjaan mereka merupakan dasar bagi kinerja dan kepercayaan klien. Kami terus menerus melakukan investasi dalam pelatihan pengembangan bagi staf kami serta meningkatkan
23
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2011 consider the diversity of our employees to be a competitive advantage, as this allows us to respond very individually to different clients and their specific needs. Moreover, diversity is an important source of creativity and innovation.
diri agar kami menarik sebagai pemberi kerja untuk memenangkan dan mempertahankan bakat terbaik. Sebagai perusahaan global, kami menganggap keragaman para karyawan kami merupakan manfaat bersaing, karena hal ini memungkinkan kami untuk merespon secara pribadi kepada para klien yang berbeda dan kebutuhan khusus mereka. Selain itu, keragaman adalah sumber daya kreativitas dan inovasi yang penting.
Society
Masyarakat
Deutsche Bank sees itself as a “corporate citizen” with social responsibility in countries around the world. We want to live up to this responsibility through a management approach that also comprises a special focus on sustainability. We actively participate in the critical discussion on the principles of the financial sector and are working on resolving the identified problems. Through our system of corporate governance in accordance with national and international standards, we contribute to the creation of long-term value for society. Clients, staff and shareholders alike support our wide-ranging commitment to society. Excellent examples of how we put our sustainability objectives into practice are our “green” headquarters in Frankfurt am Main, Hong Kong and Mumbai, which meet the highest ecological standards.
Deutsche Bank melihat dirinya sebagai “warga negara korporasi” dengan tanggung-jawab sosial di negara-negara di seluruh dunia. Kami ingin memenuhi tanggung-jawab ini melalui pendekatan manajemen yang juga terdiri dari fokus khusus mengenai kebertahanan. Kami secara aktif turut serta dalam diskusi penting mengenai prinsip sektor keuangan dan bekerja untuk menyelesaikan masalah yang ditemukan. Melalui sistem tata kelola perusahaan kami sesuai dengan standar nasional dan internasional, kami memberikan kontribusi pada penciptaan nilai jangka-panjang bagi masyarakat. Klien, staf dan para pemergang saham semua mendukung komitment kami yang beranega-ragam bagi masyarakat. Contoh-contoh sangat baik mengenai bagaimana kami mempraktekkan tujuan bertahan kami adalah kantor pusat “hijau” kami di Frankfurt am Main, Hong Kong dan Mumbai, yang memenuhi standar ekologi tertinggi.
24
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2011
Shareholders
Para Pemegang Saham
A competitive return for our shareholders depends on satisfied clients
Hasil yang kompetitif bagi para pemegang saham kami tergantung dari tingkat kepuasan nasabah
Structural Data / Struktural Data
2011
2010
2009
Number of shareholders / Jumlah pemegang saham Shareholders by type In % of 1 share capital / Pemegang saham per jenis dalam % modal saham 1) Pemegang saham Grup dalam 1 % modal saham
660.839
640.623
586.295
Institutional (including banks) / Institusi (termasuk bank)
74
75
74
Private / Perorangan
26
25
26
Germany / Jerman
52
47
46
European Union (excluding Germany) / Uni Eropa (diluar Jerman) Switzerland / Swiss U.S.A / Amerika Serikat Other / Lain-lain
26
31
31
6
6
6
13
13
16
3
3
1
2011
2010
2009
(23,3)%
(11.7)%
(79.4)%
8.8
8.0
8.4
Regional breakdown In % of 1 share capital
Menurut Wilayah dalam % 1 modal saham
Key Figures / Angka-Angka Kunci 2
Change in total return of Deutsche Bank Share / 2 Perubahan pendapatan dari saham Deutsche Bank Average daily trading volume (in million share) Rata-rata volume perdagangan harian (dalam jutaan saham) Dividend per share for the financial year (in Euro)
0.75
3
0.75
3
0.75
Deviden per saham untuk tahun buku (dalam Euro)
Special Projects / Proyek Khusus
25
Investor Day
Meeting of senior managers from the CIB (Corporate & Investment Bank) Group Division and the PBC (Private & Business Clients) Corporate Division with investors and financial analysts to present and discuss the status quo as well as divisional strategies.
Hari Investor
Rapat senior manajemen dari Divisi Grup CIB (Corporate & Investment Bank) dan Divisi Korporasi PBC (Private & Business Clients) dengan investor dan analis keuangan untuk mempresentasikan dan mendiskusikan status quo serta strategi divisi.
Absentee voting
The new absentee voting system offers shareholders an additional, easy way of exercising their voting rights.
Pemungutan Suara
Sistem pemungutan suara yang baru hadir untuk menawarkan kepada para pemegang saham, cara yang mudah dalam melaksanakan hak pilihnya
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2011
Clients
Para Nasabah
Demanding clients expect first class service and innovative products
Permintaan nasabah yang mengharapkan layanan kelas utama dan produk-produk inovatif
Struktural Data /
2011
2010
2009
83.800
54.400
41.600
28,585,000 14.064.000
28.787.000 14.150.000
14.600.000 -
2.260.000
2.225.000
2.119.000
Struktural Data Number of clients (rounded) / Jumlah Nasabah (dibulatkan) Corporate and Investment Bank Corporate dan Investment Bank Private Clients and Private & Bisnis Client Asset Management Thereof: Deutsche Postbank AG Asset & Wealth Management / Nasabah Perorangan & Bisnis Asset and Wealth Management 1 Retail Asset Management (Germany, Luxemburg) / 1 Retail Asset Management (Jerman, Luxemburg) Thereof : in cooperation Institutional Asset Management / Institutional Asset Management 2 Private Wealth Management / 2 Private Wealth Management
Corporate dan Investment Bank
2.300
75.800
79.400
78.000
2011
2010
2009
Global Custodian Prime Brokerage Survey, ranking
1
1
1
Euromoney FX Poll, ranking /
1
1
1
20
16
15
3
5
2
8
8
7
69
76
53
1
1
1
Euromoney Awards for Excellence, jumlah Penghargaan yang dimenangkan Risk Awards /
Private Clients dan Asset Management
Risk Awards IFR Awards DWS Investments Number of Performance Awards in Europe Deutsche Insurance Asset Management Award as Best Global Insurance Asset Manager
Special Projects / Proyek Khusus
26
389.000
2.300
Euromoney FX Poll, ranking Euromoney Awards for Excellence, number of awards won
Private Clients dan Asset Management /
464.000
2.400
Key Figures / Angka Angka Kunci Corporate and Investment Bank
465.000
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2011 Corporate and Investment Bank
/
Corporate dan Investment Bank Private Clients and Asset Management / Nasabah Private dan Aset Manajemen
1. 2. 3.
27
Continued integration within the Corporate & Investment Bank to promote stronger growth through streamlined processes and more closely connected business divisions. Completion of the acquisition of parts of ABN AMRO’s commercial banking activities in the Netherlands. Integration of Postbank into the PBC Corporate Division and development of a common platform for processes and IT infrastructure. Our “Book Yield Attribution Analytics” tool, which helps investors eff ectively measure and analyze a portfolio’s performance, was awarded a U. S. patent. Integration of Sal. Oppenheim into the Private Wealth Management Business Division.
Including 32,000 clients that came from the former ABN AMRO’s commercial banking activities in the Netherlands Number of relationships excluding Private Client Services (U.S. A.), 2010 and 2011 including Sal. Oppenheim Reactions Magazine
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2011
Staff
Para Karyawan
Competence, experience and a winning spirit are typical of our staff
Kompetensi, pengalaman dan semangat untuk menang adalah tipe karyawan kami
Structural Data /
2011
2010
2009
100,996
102,062
77,053
48,6%
49,8%
39,7%
15,0%
15,3%
18,2%
35,0%
33,4%
42,1%
46,9%
48,3%
35,5%
23,9%
23,3%
28,6%
11.0%
11.0%
14.5%
18.2%
17.4%
21.4%
63,7%
63,9%
63,5%
17.3%
15.5%
19.1%
19.0%
20.6%
17.4%
6.9%
7,1%
8.4%
28.7%
28.9%
35.0%
30,9%
31,6%
32.2%
24.8%
24.0%
19.0%
8.7%
8.4%
5.4%
Key Figures Angka-angka Kunci
2011
2010
2009
Employee Commitment Index
72
73
76
Indeks Komitmen Karyawan Employee leaving the bank for new job
5.6%
6.6%
4.8%
Karyawan mengundurkan diri karena bekerja di tempat lain Training (expenses in € million)
122
100
86
Pelatihan tin kat atas (biaya per karyawan dalam EU ) Apprenticeship programs (expenses in € milion)
56
41
41
Data Struktural 1 Staff (full time equivalents) / 1 Karyawan (kerja penuh waktu atau yang setara) Divisions/ Private Clients and Asset Management / Private Clients and Asset Management 2/ Divisi Corporate and Investment Bank 2 Korporasi dan Investment Bank Infrastructure/Regional Management / Infra struktur/Regional Manajemen Regions / Germany / Jerman Wilayah Europe (excluding Germany), Middle East and Africa / Eropa (selain Jerman), Timur Tengah dan Afrika Americas / Amerika Asia/Pasific / Asia/Pasifik 3 Qualifications / University degree / Berijasah Universitas 3 Kualifikasi High school certificate / Berijasah Sekolah Menengah Atas Other school degrees / Ijasah sekolah lainnya 3 Age / Up to 24 years / Sampai 24 tahun 3 Usia 25-34 years 25-34 tahun 35-44 years 35-44 tahun 45-54 years 45-54 tahun Over 54 years Diatas 54 tahun
Program Magang (biaya dalam juta EUR)
28
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2011
Special Projects Proyek Khusus A new performance culture at Deutsche Bank
Voluntary commitment of the DAX 30 companies
1. 2. 3. 4. 5.
29
We have formulated a number of key principles which are applied across the bank: Everyone knows what is expected of them. Everybody knows where they stand, and everybody knows we differentiate according to performance. Deutsche Bank signed the “DAX 30” voluntary commitment and aims to increase the proportion of female senior executives at the Managing Director and Director level worldwide as well as the proportion of female management staff by 2018.
Staff (full-time equivalent) = total headcount adjusted proportionately for part-time staff , excluding apprentices and interns A one-off adjustment in data for Deutsche Postbank staff resulted in a notional decrease of 260 employees Number of staff (headcount) / Excluding Postbank 2011: change in method, past years adjusted
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2011
Society
Masyarakat
Deutsche Bank is committed worldwide to fostering culture, education, community development and sustainability
Deutsche Bank di seluruh dunia berkomitmen untuk mengembangkan budaya, pendidikan, pengembangan masyarakat dan keberlanjutan
Structural Data / Data Struktural
2011
2010
2009
Number of countries in which Deutsche Bank operates (Including offshore sites) / Jumlah negara tempat Deutsche Bank beroperasi (termasuk di luar negeri)
72
74
72
Key Figures (in € milion) / Angka-angka kunci (dalam juta EUR)
2011
2010
2009
77.1
91.7
74.8
Deutsche Bank Americas Foundation /
6.3
6.8
9.5
Deutsche Bank Americas Foundation Corporate Citizenship UK
3.9
5.1
4.7
Deutsche Bank Asia Foundation /
3.0
3.0
3,7
Deutsche Bank Asia Foundation Spending by endowed Deutsche Bank foundations /
6.0
6.4
6.3
Pengeluaran dengan sumbangan yayasan Deutsche Bank Deutsche Bank Foundation /
4.4
4.5
4.9
1.6
1.9
1.4
83.1
98.1
81.1
1
Spending by Deutsche Bank for social responsibility activities / 1 Pengeluaran Deutsche Bank untuk aktivitas tanggungjawab sosial Thereof / Terdiri dari :
Yayasan Deutsche Bank Other Foundatios / Yayasan Lain Total
Special Projects Proyek Khusus Ensuring sustainability
Enabling talent
Creating opportunity
Fostering creativity
Commiting ourselves
30
Installation of a solar photovoltaic system 224 meters up on the roof of our Americas’ headquarters in New York. This generates electricity for the bank’s own consumption and decreases carbon emissions by 100 metric tons per year. Initiatives such as IntoUniversity in the United Kingdom and Fair Talent in Germany enable young people from socially disadvantaged families to pursue an education that allows them to achieve their full potential. As part of our community development program in the United States, Living Cities stabilizes underprivileged areas of cities by promoting affordable housing, education and health care systems as well as projects to strengthen the local economy. Since 2002, the education program Zukunft@BPhil of the Berliner Philharmoniker has inspired more than 21,000 children and young people to experience the world of classical music. More than 19,000 employees volunteered to assist nearly 3,000 non-profi t partner organizations around the world in 2011.
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2011
02 Deutsche Bank Indonesia General Information Informasi Umum
Ownership and Management Kepemilikan dan Manajemen
Management Strategy and Policy Strategi dan Kebijakan Manajemen
Business Development Perkembangan Bisnis
Human Resources Sumber Daya Manusia
Corporate Social Responsibility Tanggungjawab Sosial Perusahaan
Information Technology Teknologi Informasi
Future Significant Events Kegiatan Penting di Masa Depan
Branch/Networking Jaringan/Kantor Cabang
Audited Financial Statements Laporan Keuangan yang Diaudit
Financial Ratios Rasio-rasio Keuangan
Risk Management Manajemen Risiko
Good Corporate Governance Tata Kelola Perusahaan yang Baik
31
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2011
General information
Informasi Umum
Ownership and Management
Kepemilikan dan Manajemen
Deutsche Bank AG – Indonesian Branches (the “Bank”) is an unincorporated branch of Deutsche Bank AG, headquartered in Frankfurt, Germany. Established by approval of Minister of Finance with its letter No. D.15.6. 2.30 dated 18 March1969, the Bank is located at Deutsche Bank Building, Jl. Imam Bonjol 80 in Jakarta. It operations comprised of Jakarta and Surabaya branch offices. The legal status of Deutsche AG – Surabaya Branch is that of a sub-branch of Deutsche Bank AG – Jakarta Branch.
Cabang-cabang Deutsche Bank AG – Indonesia (“Bank”) adalah cabang Deutsche Bank AG, yang berkantor pusat di Frankfurt, Jerman. Didirikan berdasarkan persetujuan Menteri Keuangan dengan surat No. D.15.6. 2.30 tanggal 18 Maret 1969. Bank berlokasi di Gedung Deutsche Bank, Jl. Imam Bonjol 80, Jakarta. Operasional bank terdiri dari kantor cabang Jakarta dan Surabaya. Status hukum Deutsche Bank AG – Cabang Surabaya adalah cabang pembantu Deutsche Bank AG – Cabang Jakarta.
As an unincorporated branch of Deutsche Bank AG, the Bank in Indonesia is ultimately part of the Deutsche Bank Group, which has employees in 74 countries throughout the world.
Sebagai cabang Deutsche Bank AG, Bank di Indonesia merupakan bagian dari Grup Deutsche Bank, yang memiliki karyawan di 74 negara di seluruh dunia.
Local management executives for the Bank in Indonesia include:
Eksekutif manajemen lokal Bank di Indonesia termasuk:
Suresh Lilaram Narang - Chief Country Officer, Indonesia and Head of Global Markets, Indonesia With a banking career spanning more than 30 years, Suresh was appointed Chief Country Officer in September 2001, and is responsible for the overall management of the local Indonesian franchise. Suresh is also Head of the Global Markets business and Treasury.
Suresh Lilaram Narang - Chief Country Officer Indonesia and Head of Global Markets, Indonesia Dengan karir di bidang perbankan selama lebih dari 30 tahun, Suresh diangkat sebagai Chief Country Officer sejak September 2001, dan bertanggungjawab atas manajemen keseluruhan dari kantor-kantor di Indonesia. Suresh juga pimpinan bisnis Global Markets dan treasury.
Ashok Kumar - Chief Operating Officer Indonesia Ashok began his banking career in 1979 when he joined State Bank of India. Nine years later he joined Deutsche Bank, in various roles in India, Singapore and the United Kingdom before being appointed Chief Operating Officer, Indonesia in mid-2008.
Ashok Kumar - Chief Operating Officer Indonesia Ashok Kumar mengawali karir perbankannya pada Institusi Keuangan tahun 1979 ketika beliau bergabung dengan State Bank of India (SBI) di India. Sembilan tahun kemudian beliau bergabung dengan Deutsche Bank AG (DB) dalam berbagai kapasitas di India, Singapura dan Inggris sebelum diangkat Chief Operating Officer Indonesia, pertengahan tahun 2008.
Benjamin Sales - Head of Finance Indonesia Having joined Deutsche Bank in 2004, Benjamin was appointed Head of Finance, Indonesia in September 2007, having held the same position for Deutsche Bank’s Manila branch for 3 years. With more than 20 years industry experience, Benjamin commenced his career with the Philippine Deposit Insurance Corporation.
Benjamin Sales - Head of Finance Indonesia Bergabung dengan Deutsche Bank tahun 2004, Benjamin diangkat sebagai Pimpinan Bagian Keuangan, Indonesia bulan September 2007, setelah memegang posisi yang sama di Deutsche Bank cabang Manila selama 3 tahun. Dengan lebih dari 20 tahun pengalaman industri, Benjamin memulai karirnya pada Philippine Deposit Insurance Corporation.
Runi Irnandari Arnowo – Head of Corporate Banking Coverage Indonesia Runi Irnandari Arnowo joined Deutsche Bank in 2009, and was appointed as Head of Corporate Banking Coverage in January 2011. She has 17 years experience in Corporate Banking in Asia. Prior to joining Deutsche Bank. Runi worked at Citibank NA Indonesia and Singapore.
Runi Irnandari Arnowo – Head of Corporate Banking Coverage Indonesia Bergabung dengan Deutsche Bank pada tahun 2009, dan diangkat sebagai Head of Corporate Banking Coverage pada bulan Januari 2011. Runi memiliki pengalaman 17 tahun di bidang Corporate Banking di Asia. Runi bekerja di Citibank NA Indonesia dan Singapore sebelum akhirnya bergabung dengan Deutsche Bank.
33
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2011
M. Michael Sugirin – Head of Trade Finance and Cash Management Corporates Michael initially joined Deutsche Bank in 1997. Since then, Michael had been assigned for various positions, including as a Senior Regional Product Manager for EIPP in Singapore for 3 years and 6 years in the US with the last role of Financial Supply Chain Sales Team Leader. Michael went back to Deutsche Bank Indonesia in October 2009 and was appointed as Head of Trade Finance and Cash Management Corporates
M. Michael Sugirin – Head of Trade Finance and Cash Management Corporates Michael pertama kali bergabung dengan Deutsche Bank pada tahun 1997. Semenjak itu, Michael telah menduduki beberapa posisi, termasuk sebagai Senior Regional Product Manager for EIPP di Singapore selama 3 tahun, dan 6 tahun di Amerika Serikat dengan posisi terakhir sebagai Financial Supply Chain Sales Team Leader. Michael kembali ke Deutsche Bank Indonesia pada bulan Oktober 2009 dan ditunjuk menjadi Head of Trade Finance and Cash Management.
Tjiat Siat Fun – Country Compliance Officer Siat Fun joined Deutsche Bank in February 2010. Siat Fun was appointed as Compliance Director in April 2010. Prior to joining Deutsche Bank, Siat Fun worked for Citibank NA, Indonesia.
Tjit Siat Fun – Country Compliance Officer Siat Fun bergabung dengan Deutsche Bank pada Februari 2010. Siat Fun diangkat sebagai Direktur Kepatuhan pada bulan April 2010. Sebelum bergabung dengan Deutsche Bank, Siat Fun bekerja di Citibank NA, Indonesia.
34
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2011
35
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2011
Management strategy and policy
Kebijakan dan Strategi Manajemen
Deutsche Bank is a leading global investment bank with a strong and profitable private clients franchise. A leader in Germany and Europe, the bank is continuously growing in North America, Asia and key emerging markets. With 100.996 employees in 72 countries, Deutsche Bank offers unparalleled financial services throughout the world. The bank competes to be the leading global provider of financial solutions for demanding clients creating exceptional value for its shareholders and people.
Deutsche Bank adalah investment bank global terkemuka dengan waralaba nasabah individu yang kuat dan menghasilkan laba. Sebagai pemimpin di Jerman dan Eropa, bank terus berkembang di Amerika Utara, Asia dan pasar berkembang utama lainnya. Dengan 100.996 karyawan di 72 negara, Deutsche Bank menawarkan layanan keuangan yang tidak tertandingi di dunia. Bank berkompetisi untuk menjadi penyedia solusi keuangan global terkemua bagi nasabah yang penuh tuntutan dan menciptakan nilai yang sangat tinggi bagi para pemegang saham dan masyarakat.
In Indonesia, Deutsche Bank continues to focus on its core businesses in both the Corporate and Investment Bank (CIB) and Private Wealth Management divisions. The CIB include Global Markets, Global Banking and Transaction Banking.
Di Indonesia, Deutsche Bank terus berfokus pada bisnis inti baik di divisi Corporate dan Investment Bank (CIB) dan Private Wealth Management. CIB termasuk Global Markets, Global Banking dan Transaction Banking.
Business development
Perkembangan bisnis
Business activities
Aktivitas bisnis
Major business activities of the Indonesia Branch relate to Global Markets, Global Transaction Banking and Private Wealth Management. The investment banking platform, in particular the Global Markets division, continues to be the main driver of franchise revenues, followed by Global Transaction Banking.
Aktivitas bisnis utama di Cabang Indonesia terkait dengan Global Markets, Global Transaction Banking dan bisnis Private Wealth Management. Platform perbankan investasi, khususnya divisi Global Markets terus merupakan penghasil pendapatan waralaba utama, diikuti dengan Global Transaction Banking.
Global Market
Global Market
Global Markets activities in Indonesia mainly involve sales, trading and structuring of a wide range of financial market products, including government securities and corporate bonds, over-the-counter (OTC) derivatives, foreign exchange, and money market instruments. The Bank aims to maintain its leading position in the fixed income market and help develop the local debt market, particularly in terms of a developing a credible yield curve to help extend duration in the debt market.
Aktivitas Global Markets di Indonesia terutama melibatkan penjualan, perdagangan dan strukturisasi rangkaian produk pasar keuangan yang luas, termasuk surat berharga pemerintah dan obligasi korporasi, derivatif over-the-counter (OTC), valuta asing dan instrumen pasar uang. Bank bertujuan untuk mempertahankan posisinya yang memimpin dalam pasar pendapatan tetap dan membantu mengembangkan pasar hutang lokal, khususnya dalam hal mengembangkan kurva imbal hasil yang dapat diandalkan untuk membantu memperpanjang durasi pasar hutang.
36
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2011 Global Transaction Banking
Global Transaction Banking
The GTB delivers commercial banking products and services for corporate clients and financial institutions, including domestic and cross-border payments, professional risk mitigation and financing for international trade as well as the provision of trust, agency, depositary, custody and related services. GTB’s businesses are Cash Management for Corporates and Financial Institutions, Trade Finance and Direct Securities Services.
GTB menyediakan produk perbankan komersial dan layanan bagi nasabah korporasi dan lembaga keuangan, termasuk pembayaran domestik dan lintas-perbatasan, mitigasi risiko profesional dan pembiayaan untuk perdagangan internasional serta pemberian kepercayaan, agensi, penyimpanan, kustodian dan layanan terkait. Bisnis GTB adalah Cash Management untuk Korporasi dan Lembaga Keuangan, Trade Finance dan Direct Securities Services.
–
Cash Management refers to the management of liquid assets in Indonesian Rupiah, dollars, and other currencies for companies and financial institutions to optimize financial transactions.
–
Trade Finance offers corporates and financial institutions industry leading technology, online trading modules and an extensive range of trade products and services across its global network - which spans 77 locations in 37 countries - to increase the efficiency of cross-border trading. Indeed, with Deutsche Bank as your trade finance partner, you can seamlessly manage documentary collections, letters of credit and trade guarantees alongside your risk management and structured export finance.
–
Direct Securities Services - provides trust, agency, depositary, custody and related services on a range of securities and financial structures. Clients include corporations, financial institutions, government bodies and supranational agencies.
–
Corporate Treasury Sales – provides customers with comprehensive advising concept with asset management, investment and loan optimization as well as risk management for forex and rates.
–
Cash Management mengacu pada pengelolaan aset likuid dalam mata uang Rupiah, Dolar, dan mata uang lainnya bagi perusahaan dan lembaga keuangan untuk mengoptimalkan transaksi keuangan.
–
Trade Finance memberikan penawaran kepada korporasi dan industri lembaga keuangan terkemuka perihal teknologi, modul perdagangan online dan berbagai pilihan produk perdagangan dan jasa di seluruh jaringan global - yang mencakup 77 lokasi di 37 negara - untuk meningkatkan efisiensi dalam perdagangan lintas batas. Memang, dengan Deutsche Bank sebagai mitra perdagangan keuangan anda, anda dapat mengelola pengumpulan dokumentasi dengan baik, letter of credit dan jaminan perdagangan bersama dengan manajemen risiko dan ekspor keuangan yang terstruktur.
–
–
Direct Securities Services - menyediakan kepercayaan, agen, penyimpanan, kustodian dan jasa terkait di berbagai efek dan struktur keuangan. Klien meliputi perusahaan, lembaga keuangan, lembaga pemerintah dan lembaga supranasional. Corporate Treasury Sales - menyediakan klien dengan konsep saran yang komprehensif untuk manajemen aset, investasi dan optimalisasi pinjaman serta manajemen risiko untuk forex dan suku bunga.
Loan Exposure Management Group (LEMG)
Loan Exposure Management Group (LEMG)
As part of Deutsche Bank overall framework of risk management, the Loan Exposure Management Group (LEMG) focuses on managing the credit risk of loans and lending-related commitments within Deutsche Bank’s Corporate and Investment Bank (CIB) Division. LEMG also handles loan workout activities and risk management advisory services.
Sebagai bagian dari kerangka kerja manajemen risiko Deutsche Bank secara keseluruhan, Loan Exposure Management Group (LEMG) fokus pada pengelolaan risiko kredit pinjaman dan komitmen pinjaman terkait dalam divisi Deutsche Bank Corporate dan Investment Bank (CIB). LEMG juga menangani kegiatan penyelesaian pinjaman dan jasa konsultasi manajemen risiko.
Private Wealth Management
Private Wealth Management
Private Wealth Management (PWM) in Jakarta serves high net worth individuals and select institutions by
Private Wealth Management (PWM) ) di Jakarta melayani individu yang mempunyai kekayaan bersih
37
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2011 offering them mainly loans and deposit products. Additionally, PWM collaborates closely with other Deutsche Bank business divisions to ensure that our clients not only have a partner in managing their banking needs but also that they receive the highest standard of service.
yang tinggi dan lembaga yang terpilih dengan menawarkan pinjaman dan produk deposito yang utama. Selain itu, PWM bekerja sama dengan divisi usaha lain di Deutsche Bank untuk memastikan bahwa nasabah kami tidak hanya memiliki mitra dalam mengelola kebutuhan perbankan mereka, tetapi juga bahwa mereka menerima standar pelayanan yang memuaskan.
Economic Development and Financial Performance 2011
Perkembangan Ekonomi dan Kinerja keuangan 2011
Indonesia Annual GDP grew at 6.5% over 2011, the biggest in the last ten years, accompanied by the achievement of the inflation at a low level of 3.79%. BI cut its benchmark rate by 25 basis points (bps) from 6.75% to 6.5% in early October 2011 and subsequently cut 50 bps in November 2011, bringing the benchmark to 6%. In December 2011, Fitch agency rating upgraded the sovereign credit rating to investment grade (BBB-) with a stable trend, while pointing out that some structural issues remained to be addressed (for example, the ailing infrastructure, low per capital income, etc).
Pertumbuhan Domestik Bruto (PDB) Indonesia tumbuh sebesar 6,5% selama 2011, yang terbesar dalam sepuluh tahun terakhir, disertai pencapaian inflasi pada tingkat yang rendah sebesar 3,79%. Bank Indonesia menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 bps dari 6,75% menjadi 6,5% pada awal Oktober 2011 dan kemudian menurunkan kembali menjadi 50 bps pada bulan November 2011, sehingga menjadi 6%. Pada bulan Desember 2011, lembaga pemeringkat Fitch menaikkan peringkat kredit pemerintah Indonesia menjadi layak investasi (investment grade) menjadi BBB- dengan kecenderungan stabil, dan catatan yang menunjukkan bahwa beberapa masalah struktural tetap harus ditangani (misalnya, infrastruktur yang masih kurang, rendahnya pendapatan modal, dan lain-lain).
Local financial markets however felt the heat from heightened uncertainties in Europe during the third quarter. The period was characterized with volatitilities in the bond and forex markets with the central bank seen actively defending the IDR, and long dated government bonds. At a certain point, bond yields had gone up by 80 bps while the USD/IDR rate touched IDR 9,200, from an average of IDR 8,600. The Jakarta stock market index had gone down to 3,549 from a high of 4,200 during the year. At the end of year, the stock market index closed at 3,821 and USD/IDR rate at 9,067
Namun, pasar keuangan lokal terpengaruh dari ketidakpastian yang tinggi dari kondisi di Eropa selama kuartal ketiga. Periode ini ditandai dengan besarnya volatilitas di pasar obligasi dan forex dimana bank sentral terlihat aktif mempertahankan rupiah dan obligasi pemerintah jangka panjang. Pada titik tertentu, imbal hasil obligasi telah meningkat sebesar 80 bps sedangkan kurs USD/ IDR menyentuh Rp 9.200, dari rata-rata Rp 8.600. Indeks pasar saham Jakarta turun menjadi 3.549 dari 4.200 tertinggi sepanjang tahun. Pada akhir tahun, indeks pasar saham ditutup pada 3.821 dan USD/IDR pada tingkat 9.067
For the full year 2011, Deutsche Bank Indonesia reported total pre-tax profits of IDR 1,044 billion, while after tax profits were IDR 688 billion. The good performance was reflected in the overall rentability ratios where the ROA and ROE registered at 4.68% and 27.82% respectively. The strong performance also resulted in the cost to income ratio (BOPO) to be significantly better at 48%. This was due to good management of costs in the face of rising revenues.
Dalam tahun 2011, Deutsche Bank Indonesia melaporkan jumlah laba sebelum pajak sebesar IDR 1.044 miliar, sedangkan laba setelah pajak adalah sebesar IDR 688 miliar. Kinerja yang baik tercermin dari rasio rentabilitas secara keseluruhan dimana ROA dan ROE tercatat masing-masing sebesar 4,68% dan 27,82%. Kinerja yang kuat juga mengakibatkan rasio biaya terhadap pendapatan (BOPO) menjadi lebih baik secara signifikan menjadi sebesar 48%. Hal ini disebabkan manajemen yang baik dari biaya dalam menghadapi pendapatan yang meningkat.
Furthermore, gross NPL of the Bank in 2011 amounted to IDR83 billion or in the percentage amounted to 1.68% whilst the ratio of net NPL was nil. We continued to practice prudent lending principles and conservative provisioning of losses on uncollectible accounts. At present, we only have 1 account within the NPL category and this is already fully provisioned
Selanjutnya, NPL gross Bank pada tahun 2011 sebesar IDR 83 miliar atau secara persentasi sebesar 1.68% sementara rasio NPL bersih adalah nihil. Kami tetap menerapkan prinsip kehati-hatian dalam memberikan kredit dan secara konservatif mencadangkan kerugian dari tidak tertagihnya piutang. Saat ini, kami hanya memiliki satu rekening dalam kategori NPL dan ini sudah sepenuhnya
38
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2011 since last year.
dicadangkan sejak tahun lalu.
The third party fund volume and credit extended to counterparties decreased in 2011. This impacted the LDR ratio as of 31st December 2011 that stood at 50.84%. However, we should elaborate here that our loan profile consists mostly of relatively short tenors and is fairly volatile in usage. Similarly, our deposit profile consists of a significant portion of cash balances from our custody clients; these deposits (25% to 30% of total deposits) are of an unpredecitable nature, and cannot be relied upon as a source of liquidity.
Volume dana pihak ketiga dan jumlah kredit kepada nasabah mengalami penurunan di tahun 2011. Hal ini berdampak pada rasio LDR per 31 Desember 2011 sebesar 50.84%. Namun, kami jelaskan di sini bahwa profil kredit kami sebagian besar terdiri dari tenor yang relatif singkat dan cukup stabil dalam penggunaannya. Demikian pula, profil deposito kami sebagian besar terdiri dari kas dari nasabah custodian, deposito ini (25 sampai 30% dari total simpanan) adalah yang bersifat tidak dapat diprediksikan dan tidak dapat diandalkan sebagai sumber likuiditas.
The bank continued to maintain moderate to low risk positions, while keeping capital levels stable. As a result of sound capital management, the Bank's capital position remained strong with a CAR ratio of 21.36%. This level is still healthy and considered by Management as adequate for normal business requirements.
Bank tetap menjaga posisi risiko rendah secara moderat, sekaligus menjaga tingkat modal yang stabil. Sebagai akibat dari pengelolaan modal yang baik, posisi modal bank tetap kuat dengan rasio CAR sebesar 21.36%. Pada tingkat ini, modal masih cukup sehat dan dianggap oleh Manajemen cukup untuk mendukung kebutuhan bisnis.
Cost of Fund
Biaya Dana
In the year ended 2011, the bank registered interest expense amounting to IDR 645 billion coming from deposits of bank and non-bank clients and from obligations to return securities received under secured borrowing. Effective average interest rate on term deposits in rupiah and foreign currency was 3.34% and 0.23% for non-bank clients. Interest rates for other banking clients amounted to 0.39% while obligations to returns securities received under secured borrowing was 7.37%.
Pada tahun yang berakhir 2011, bank mencatat beban bunga sebesar IDR 645 milyar yang berasal dari simpanan nasabah bukan bank dan bank dan dari kewajiban untuk mengembalikan efek-efek yang diterima atas pinjaman yang dijaminkan. Rata – rata suku bunga efektif deposito berjangka dalam rupiah dan valas sebesar 3.34% dan 0.23% untuk nasabah bukan bank. Sementara suku bunga untuk nasabah bank lain sebesar 0.39% dan kewajiban untuk mengembalikan efek-efek yang diterima atas pinjaman yang dijaminkan sebesar 7.37%.
Human Resources
Sumber Daya manusia
By the end of 2011, Deutsche Bank in Indonesia employed 274 permanent staff, 262 staff at Jakarta Branch and 12 staff at Surabaya branch. Deutsche Bank's commitment continues to perform through its resources by optimizing and improving staff productivity level in all lines of Businesses and Operations.
Sampai dengan akhir tahun 2011, Deutsche Bank di Indonesia memperkerjakan 274 karyawan permanen, 262 karyawan di cabang Jakarta dan 12 karyawan di cabang Surabaya. Merupakan komitmen Deutsche Bank untuk terus berprestasi dengan cara mengoptimalkan dan meningkatkan produktifitas sumber daya manusianya di setiap lini bisnis dan operasional.
Throughout 2011, Learning & Development had delivered 1,747 soft-skills and technical skills training courses which covered the areas of Leadership, Banking Management, Risk Management, Credit and Treasury, Reporting Technique, Information Technology, Communication and Presentation. These trainings were conducted in Indonesia as well as overseas, so participants had opportunities to expand their knowledge, skills and networks.
Sepanjang tahun 2011, Learning & Development telah menyelenggarakan pelatihan sebanyak 1747 baik pelatihan soft-skills maupun pelatihan teknis yang mencakup pelatihan-pelatihan Kepemimpinan, Manajemen Bank, Manajemen Risiko, Kredit dan Treasuri, Teknik Pelaporan, Teknik Informasi, Komunikasi dan Presentasi. Pelatihan-pelatihan tersebut dilaksanakan baik di Indonesia maupun di luar negeri, sehingga peserta berkesempatan untuk memperluas pengetahuan, keterampilan dan jaringannya.
We conducted both classroom training and e-learning through website, especially for mandatory topics which
Kami menyelenggarakan pelatihan-pelatihan dalam format di dalam kelas maupun online melalui
39
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2011 are compulsory for all employees of Deutsche Bank across the world.
website, khususnya untuk topik-topik wajib diikuti oleh seluruh karyawan Deutsche Bank di seluruh dunia.
Corporate Social responsibility
Tanggungjawab Sosial Perusahaan
At Deutsche Bank we view Corporate Social (CSR) responsibility as an investment in society, anchored on the principle of 'Building Social Capital'. The bank's global and regional CSR committment is underpinned by five core pillars: Social Investments; Education; Corporate Volunteering; Art and Music; and Sustainability.
Di Deutsche Bank kami melihat tanggung-jawab Sosial Korporasi (CSR) sebagai investasi dalam masyarakat, yang berlabuh pada prinsip ‘Membangun Modal Sosial’. Komitmen CSR global dan regional bank berpondasi pada lima tiang utama: Investasi Sosial; Pendidikan; Pekerjaan Sukarela Korporasi; Seni dan Musik; serta Keberlangsungan.
The Deutsche Bank Asia Foundation directs Deutsche Bank's corporate social responsibility programs in Asia. The Foundation is committed to improving and sustaining the livelihoods of vulnerable communities. Working in partnership with non-government organizations and foundations, and in concert with community leaders, project facilitators, and staff volunteers, a variety of educational and innovative outreach programs have been successfully implemented across the region. In 2011, Deutsche Bank received recognitions for its philanthropic efforts in Singapore.
Deutsche Bank Asia Foundation mengarahkan program tanggung jawab social perusahaan Deutsche Bank di Asia. Yayasan ini berkomitmen untuk meningkatkan dan mempertahankan mata pencaharian masyarakat kurang mampu. Bekerjasama dalam kemitraan dengan organisasi non-pemerintah dan yayasan, dan dengan para pemimpin masyarakat, fasilitator proyek, dan sukarelawan, berbagai program penjangkauan pendidikan dan inovatif telah berhasil diimplementasikan di seluruh wilayah. Pada tahun 2011, Deutsche Bank menerima penghargaan atas upaya filantropi di Singapura.
Combined team of Singapore and Jakarta staff volunteers aid earthquake damaged village school in Indonesia
Tim gabungan Karyawan Singapura dan Jakarta menjadi relawan dalam membantu sekolah yang rusak akibat gempa di Indonesia
On 24 January 2011, a team of 22 volunteers from Singapore and Jakarta offices travelled to a remote village - Taboh Marrungai in Pariaman, Padang - to participate in an inauguration of a primary school which was rebuilt with the support of Deutsche Bank following the September 2009 earthquake in Padang, Indonesia.
Pada tanggal 24 Januari 2011, sebuah tim yang terdiri dari 22 relawan dari Singapura dan Jakarta melakukan perjalanan ke sebuah desa terpencil Taboh Marrungai di Pariaman, Padang - untuk berpartisipasi dalam peresmian sebuah sekolah dasar yang dibangun kembali dengan dukungan dari Deutsche Bank setelah September 2009 terkena gempa di Padang, Indonesia.
The volunteers guided the children in a mural painting competition on their new classroom walls. The volunteers also entertained the children with various educational games and sports.
Para relawan membimbing anak-anak dalam kompetisi lukisan mural di dinding ruang kelas baru mereka. Para relawan juga menghibur anak-anak dengan permainan yang mendidik dan berbagai acara olahraga.
About 6,200 US dollars of voluntary donations were collected prior to the trip, and this amount was spent on gifts for the school, such as computers, educational materials and sports equipment. Bags containing necessities such as sugar and tea were also distributed to families of the school children. These bags were delivered to the homes of these families by the volunteers, who endured the sweltering heat to reach the homes, some of which were far from the proper paths and roads.
Sekitar 6.200 dolar AS sumbangan sukarela dikumpulkan sebelum perjalanan, dan jumlah ini digunakan sebagai hadiah untuk sekolah, seperti komputer, materi pendidikan dan peralatan olahraga. Tas yang berisi kebutuhan seperti gula dan teh juga didistribusikan ke keluarga dari anakanak sekolah. Tas ini dikirim ke rumah oleh para relawan, yang menanggung panas terik untuk mencapai rumah tersebut, beberapa di antaranya bahkan berada jauh dari jalan yang layak.
In the official handover ceremony graced by the Bupati or district chief, the children performed various songs and dances. Deutsche Bank staff also took to the stage to perform an original song specially composed for the occasion to celebrate the rebuilding of the school and of the resilient human spirit exhibited by the villagers and
Dalam upacara serah terima yang dihadiri oleh Bupati setempat, anak-anak melakukan berbagai lagu dan tarian. Karyawan Deutsche Bank juga turun ke panggung untuk menyanyikan lagu daerah yang khusus diadakan untuk acara ini dalam merayakan pembangunan kembali sekolah dan jiwa
40
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2011 the children.
manusia tangguh yang ditunjukkan oleh warga desa dan anak-anak.
Deutsche Bank Support to Yayasan Kampus Diakonia Modern (KDM)
Deutsche Bank Support to Yayasan Kampus Diakonia Modern (KDM)
As part of Deutsche Bank's broader corporate social responsibility commitments in Indonesia, the Bank has committed funds to the Yayasan Kampus Diakonia Modern (KDM) facility in Pondok Gede, Jakarta, since 2007 and continues to support their causes. The facility provides shelter, education and medical attention for approximately 110 street children, orphans and abandoned children. KDM works in partnership with the Indonesian Government, on the ‘Promotion of Improved Learning Opportunities for Street Children. This support continues to be extended to KDM, now directly from our Deutsche Bank Asia Foundation in Singapore.
Sebagai bagian dari komitmen tanggung jawab sosial perusahaan yang lebih luas, Deutsche Bank telah berkomitmen untuk menyalurkan dana kepada Yayasan Kampus Diakonia Modern (KDM) di Pondok Gede, Jakarta, sejak tahun 2007 dan sampai saat ini masih terus mendukung. Fasilitas ini memberikan tempat tinggal, pendidikan dan kesehatan untuk sekitar 110 anak jalanan, anak yatim dan anak terlantar. KDM bekerja sama dalam kemitraan dengan Pemerintah Indonesia, pada “Promosi Peningkatan Kesempatan Belajar untuk Anak Jalanan”. Dukungan ini terus diperluas ke KDM, sekarang langsung dari Deutsche Bank Asia Foundation di Singapura.
Blood Donation Drive with Indonesian Red Cross Society
Donor Darah bersama masyarakat Palang Merah Indonesia
In January 2011, 40 Deutsche Bank Jakarta staff participated in a blood donation drive organized by the DB Club in conjunction with Indonesian Red Cross Society. With increasingly complex medical procedures, the demand for blood is growing. In recognition of their efforts, the Bank received a certificate from Red Cross. The last blood donation drive was held in February 2010 with 23 participants. DB Jakarta is planning to organize blood donation drives every six months.
Pada bulan Januari 2011, 40 karyawan Deutsche Bank Jakarta berpartisipasi dalam donor darah yang diselenggarakan oleh Deutsche Bank Club bersama dengan Palang Merah Indonesia. Dengan prosedur medis yang semakin kompleks, permintaan darah terus berkembang. Sebagai penghargaan atas upaya mereka, Bank menerima sertifikat dari Palang Merah. Sumbangan donor darah terakhir diselenggarakan pada bulan Februari 2010 dengan 23 peserta. Deutsche Bank Jakarta berencana untuk mengadakan donor darah setiap enam bulan.
The Indonesia Red Cross Society is a humanitarian organization in Indonesia and is a member of the International Federation of Red Cross and Red Crescent Societies. The organization is involved in various humanitarian efforts including disaster relief.
Masyarakat Palang Merah Indonesia adalah organisasi kemanusiaan di Indonesia dan merupakan anggota Federasi Internasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah. Organisasi ini terlibat dalam upaya kemanusiaan, termasuk bantuan bencana.
Deutsche Bank Jakarta visits an elderly women’s home
Deutsche Bank Jakarta berkunjung ke rumah panti jompo wanita
March 2011 marks the 100-year anniversary of International Women’s Day, a day of global celebration of women and an acknowledgement of women's economic, political and social achievements. As such the HR Diversity team has partnered with the CSR department to carry out activities across the region.
Maret 2011 yang ditandai dengan peringatan 100 tahun Hari Wanita Internasional, hari perayaan wanita sedunia dan pengakuan prestasi yang telah dicapai oleh wanita dalam ekonomi, politik dan sosial. Oleh karena itu, beberapa tim dari HR yang bekerjasama dengan bagian CSR telah melakukan kegiatan di seluruh wilayah.
On 13 March 2011, a team of 19 volunteers from Deutsche Bank Jakarta visited Panti Werdha Wisma Mulia, an elderly women’s home in Jakarta, Indonesia. The home is run by the Indonesian Women Congress and currently houses 72 elderly ladies aged between 60 and 102 years
Pada tanggal 13 Maret 2011, 19 orang relawan dari Deutsche Bank Jakarta mengunjungi Panti Werdha Wisma Mulia, rumah untuk wanita tua (jompo) di Jakarta, Indonesia. Rumah ini dijalankan oleh Kongres Perempuan Indonesia dan saat ini menampung 72 wanita tua berusia antara 60 dan 102 tahun
The team of volunteers spent a fun-filled afternoon with the residents, engaging them in song and dance, as
Tim relawan menghabiskan sore yang menyenangkan dengan penghuni panti, melibatkan
41
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2011 well as in some games. After the activities and a good lunch with the elderly women, the volunteers presented the home with basic items such as rice, milk, biscuits, towels, and pampers, as well as, a television and a musical keyboard.
mereka dalam lagu dan tari, serta dalam beberapa permainan. Setelah melaksanakan kegiatan dan makan siang bersama dengan penghuni panti, para relawan memberikan rumah tersebut dengan barang-barang pokok seperti beras, susu, biskuit, handuk, dan pampers, dan juga, televisi dan keyboard musik.
Others CSR Activities 2011
Aktivitas CSR 2011 Lainnya
Volunteers from Deutsche Bank's Surabaya office regularly contribute their time at Yayasan Kasih Pengharapan, where the Bank supports the development of poverty-alleviation community programmes which promote sustainable income generation activities for disadvantaged families and provide educational programmes for elementary students from low-income families.
Relawan dari Deutsche Bank Surabaya secara berkala menyumbangkan waktu di Yayasan Kasih Pengharapan, dimana Bank mendukung pengembangan program pengentasan kemiskinan masyarakat yang mempromosikan kegiatan yang menghasilkan pendapatan yang berkelanjutan bagi keluarga yang kurang beruntung dan menyediakan program pendidikan untuk siswa Sekolah Dasar dari keluarga berpenghasilan rendah.
42
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2011
43
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2011
Deutsche Bank Surabaya visit Yayasan Kasih Pengharapan
44
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2011
Information technology
Teknologi informasi
In the fast changing world of Information Technology, there is increasing pressure on organizations to improve service levels and continuously offer quality products to clients, whilst simultaneously keeping costs low. Organisations strive continuously to achieve these goals through better management of their IT environment. Deutsche Bank recognises that while this dynamic environment creates challenges, it also provides opportunities to enhance market share to those organisations that can deliver greater client satisfaction. Therefore, Deutsche Bank strives to position itself appropriately, and deliver to its clients a full-service model that is robust, reliable, efficient, scalable, and at priced competitively.
Dalam dunia Teknologi Informasi yang bergerak cepat, terdapat tekanan yang meningkat terhadap organisasi untuk meningkatkan tingkat layanan dan terus menerus menawarkan produk yang berkualitas kepada para klien mereka, sementara pada saat yang sama menekan agar biaya tetap rendah. Organisasi-organisasi terus menerus mencoba untuk mencapai tujuan ini melalui pengelolaan lingkungan TI mereka dengan lebih baik. Deutsche Bank menyadari sementara lingkungan yang dinamis ini menciptakan tantangan, juga memberikan kesempatan untuk meningkatkan pangsa pasar bagi organisasi yang dapat memberikan kepuasan yang lebih kepada kliennya. Oleh karena itu, Deutsche Bank berusaha untuk memposisikan dirinya sebagaimana mestinya dan memberikan kepada para klienya model layanan lengkap yang kuat, dapat diandalkan, efisien, terukur dan pada harga yang bersaing.
The following are the some key aspects that are kept in mind when creating a sound IT environment:
Aspek di bawah ini merupakan beberapa aspek utama yang harus diingat ketika menciptakan lingkungan TI yang baik.
1.
Risk Management: Management of risk is paramount in all banking functions, and the IT environment is not an exception. Risks need to be recognised, mitigated and managed by putting in place specific policies that determine standards for technology selection, implementation and management. Control procedures are required to ensure that the rules and policies are adhered to. And regular audits follow to check compliance to the policies and procedures.
1.
Pengelolaan Risiko: Pengelolaan risiko sangat penting dalam semua fungsi perbankan, dan lingkungan IT bukan merupakan pengecualian. Risiko-risiko perlu dikenali, dimitigasi dan dikelola dengan menetapkan kebijakankebijakan tertentu yang menentukan standar bagi pemilihan, pelaksanaan dan pengelolaan teknologi. Diperlukan prosedur pengendalian untuk memastikan agar aturan dan kebijakan ditaati. Dan diikuti dengan audit berkala untuk mengecek kepatuhan pada kebijakan dan prosedur.
2.
Information Security: This is a key concern, not only of the banks themselves, but also of regulators. It is Deutsche Bank's policy to deal with confidential information in a manner that protects its clients, the Bank and its staff. Data integrity and confidentiality is secured through a variety of controls, including physical checks, robust password controls, restrictions on access to intranet, and more.
2.
Keamanan Informasi: Ini merupakan masalah utama, bukan hanya bagi bank sendiri, tetapi juga untuk regulator. Kebijakan Deutsche Bank adalah menangani informasi rahasia dengan cara yang melindungi para klien, Bank dan staf bank sendiri. Keaslian dan kerahasiaan data diamankan melalui berbagai pengendalian, termasuk pengecekan fisik, pengendalian password yang kuat, pembatasan akses pada intranet, dan lain-lain.
3.
State of Art Technology: Operating in a global environment makes it necessary to provide the state of art technology to clients.
3.
Teknologi State of Art: Beroperasi dalam lingkungan global mengharuskan bank untuk menyediakan teknologi state of art bagi para klienya.
Deutsche Bank is committed to providing the highest level services to its clients.
45
Deutsche Bank berkomitmen untuk menyediakan tingkat layanan tertinggi kepada para kliennya.
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2011
Future significant events
Kegiatan penting dimasa depan
Deutsche Bank Indonesia views the economic environment in 2012 with cautious optimism. The European and United States woes are expected to persist during the year. While the local economy is expected to benefit more on the country’s rating upgrade, there is much question about the resilience of the local markets on the impact of negative world events.
Deutsche Bank Indonesia melihat kondisi perekonomian pada tahun 2012 dengan rasa optimisme yang hati-hati. Krisis yang melanda Eropa dan Amerika diperkirakan akan tetap sepanjang tahun 2012. Sementara itu ekonomi lokal diharapkan dapat memberikan manfaat yang lebih baik akibat dari ditingkatkannya rating Indonesia, ada banyak pertanyaan tentang ketahanan pasar lokal dalam menghadapi dampak dari kondisi ekonomi dunia yang negatif.
Third party deposits will continue to be the main source of funds for the Bank beside of the trading securities and forex activities. The Bank plans to continue its efforts to build up third party deposits. Programs to help attain this objective include offering competitive rates, and advanced technologies for cash management solutions.
Dana pihak ketiga akan tetap menjadi sumber dana utama bagi bank selain aktivitas dari kegiatan perdagangan surat berharga dan pertukaran mata uang asing. Bank berencana untuk terus meningkatkan dana pihak ketiga. Program untuk mencapai tujuan ini dengan cara memberikan tingkat bunga yang bersaing dan meningkatkan teknologi untuk solusi manajemen kas.
Branch / Networking
Jaringan / Kantor Cabang
In Indonesia, the Bank maintains two branch offices located one each in Jakarta and Surabaya. Given its current business model, these two are appropriate to conduct its business in 2012.
Di Indonesia, Bank memiliki dua kantor cabang yang masing-masing berlokasi di Jakarta dan Surabaya. Dengan model bisnis saat ini, kedua kantor cabang ini telah dapat memenuhi kebutuhan bisnis di tahun 2012.
In addition, Deutsche Bank Indonesia works with its extensive global network of branches across the globe to mobilize funds and provide services to its customers.
Selain itu, Deutsche Bank Indonesia bekerjasama dengan jaringan luas global kantor cabang di seluruh dunia untuk memobilisasi dana dan memberikan jasa kepada pelanggannya.
46
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2011
03 Audited financial statements and Ratios
47
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2011
Deutsche Bank AG - Cabang Indonesia
Deutsche Bank Ag - Indonesian Branches
Laporan Keuangan Gabungan Tahun Berakhir 31 Desember 2011 Dan 2010
Combined Financial Statements Years Ended 31 December 2011 And 2010
Isi
Hal/ Page
Contents The Management’s Statement Regarding The Responsibility For The Combined Financial Statements
Surat Pernyataan Manajemen Tentang Tanggung Jawab Atas Laporan Keuangan Gabungan ---------
1
Laporan Auditor Independen ---------------------------------------
2-3
----------------------------------------------------- Report
4-5
Combined Statements Of Financial Position --------------- 31 December 2011 And 2010
Laporan Posisi Keuangan Gabungan 31 Desember 2011 Dan 2010 --------------Laporan Laba Rugi Komprehensif Gabungan Tahun Berakhir 31 Desember 2011 Dan 2010 ---------------Laporan Perubahan Rekening Kantor Pusat Gabungan Tahun Berakhir 31 Desember 2011 Dan 2010 ---------------Laporan Arus Kas Gabungan Tahun Berakhir 31 Desember 2011 Dan 2010 ---------------Catatan Atas Laporan Keuangan Gabungan Tahun Berakhir 31 Desember 2011 Dan 2010 ----------------
Independent Auditor’s
6
Combined Statements Of Comprehensive Income Years Ended ---------------- 31 December 2011 And 2010
7
Combined Statements Of Changes In Head Office Accounts Years Ended ---------------- 31 December 2011 And 2010
8-9
Combined Statements Of Cash Flows Years Ended ---------------- 31 December 2011 And 2010
10 - 71
Notes To The Combined Financial Statements Years Ended ---------------- 31 December 2011 And 2010
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2011
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2011
52
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2011
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2011
Deutsche Bank AG - Indonesian Branches
Deutsche Bank AG - Cabang Indonesia
Combined Statements Of Financial Position 31 December 2011 And 2010 (In Millions Of Rupiah, Unless Otherwise Specified)
Laporan Posisi Keuangan Gabungan 31 Desember 2011 Dan 2010 (Dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Khusus)
Notes
2011
2010 ASSETS
ASET Kas
2b,2g,15
29.290
35.788
Giro pada Bank Indonesia
2b,2g,2h,5,15,28 2b,2f,2g,2h,2q,6, 15,25 2f,25 2b,2f,2g,2i,2q, 7,15,25,28 2b,2f,2g,2j,8,15, 25 2f,2g,2k,9,15, 22,25 2g,2i,2q,10,15 2g,2l,2q,11,15 2g,2m,2q,15 2f,2g,2q,2t,15,25
1.847.479
1.290.343
731.643 7.495
511.972 50.174
2.897.455
8.265.932
4.953.631
3.285.275
ading securities
322.562 4.906.068 6.126.948 35.027 78.603 1.231 26.040 262.392
144.360 4.748.318 2.750.000 48.400 56.555 84.937 23.947 218.838
rivative assets held for trading ans receivable Receivables under secured borrowing Acceptance receivables Interest receivables Prepayments Fixed assets, net Other assets
22.225.864
21.514.839
Giro pada bank-bank lain Tagihan pada kantor cabang lain Penempatan pada Bank Indonesia dan bank-bank lain Efek-efek yang diperdagangkan Aset derivatif untuk tujuan diperdagangkan Kredit yang diberikan Tagihan atas pinjaman yang dijaminkan Tagihan akseptasi Piutang bunga Beban dibayar dimuka Aset tetap, bersih Aset lain-lain
2n 2f,2g,2p,2q,15,25
JUMLAH ASET
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Gabungan, yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan keuangan gabungan.
55
Cash Demand deposits at Bank Indonesia mand deposits at other banks e from other branches Placements with Bank Indonesia and other banks
TOTAL ASSETS
See Notes to the Combined Financial Statements, which form an integral part of these combined financial statements.
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2011
Deutsche Bank AG - Indonesian Branches
Deutsche Bank AG - Cabang Indonesia
Combined Statements Of Financial Position (Continued) 31 December 2011 And 2010 (In Millions Of Rupiah, Unless Otherwise Specified)
Laporan Posisi Keuangan Gabungan (Lanjutan) 31 Desember 2011 Dan 2010 (Dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Khusus)
Notes
2011
2010
LIABILITAS DAN REKENING KANTOR PUSAT
LIABILITIES AND HEAD OFFICE ACCOUNTS
LIABILITAS Simpanan Dari Nasabah Bukan Bank Simpanan Dari Bank-Bank Lain Liabilitas Derivatif Untuk Tujuan Diperdagangkan Liabilitas Atas Pinjaman Yang Dijaminkan Utang Akseptasi Liabilitas Untuk Mengembalikan Efek-Efek Yang Diterima Atas Pinjaman Yang Dijaminkan Liabilitas Pajak Kini Utang Pada Kantor Pusat Dan Kantor Cabang Lain Liabilitas Pajak Tangguhan, Bersih
LIABILITIES 2f,2g,2r,12,15,25 2f,2g,2r,12,15,25
9.829.841 4.455.783
9.400.835 4.766.317
2f,2g,2k,9,15,25 2g,2l,11,15 2g,2m,15
257.281 35.539
68.020 1.502.668 48.607
2g,2l,11,15 2o,20,28
3.804.369 154.909
1.683.851 67.101
2f,13,22,25 2o,20,27
940.159 69.637
1.458.180 17.022
2s,24,28
29.600
23.745
2f,2g,15,25,28
480.661
583.106
20.057.779
19.619.452
1.387.393
1.387.393
Head Office Investment
780.692
507.994
Unremitted Profit
JUMLAH REKENING KANTOR PUSAT
2.168.085
1.895.387
TOTAL HEAD OFFICE ACCOUNTS
JUMLAH LIABILITAS DAN REKENING KANTOR PUSAT
22.225.864
21.514.839
TOTAL LIABILITIES AND HEAD OFFICE ACCOUNTS
Liabilitas Imbalan Pasca-Kerja Liabilitas Lain-Lain Dan Beban Masih Harus Dibayar JUMLAH LIABILITAS
REKENING KANTOR PUSAT Penyertaan Kantor Pusat Laba Yang Belum Dipindahkan Ke Kantor Pusat
56
Deposits From Non-Bank Customers Deposits From Other Banks Derivative Liabilities Held For Trading Obligation Under Secured Borrowing eptance Payables igation To Return Securities Received Under Secured Borrowing rent Tax Liabilities e To Head Office And Other Branches erred Tax Liabilities, Net igation For Post-Employment Benefits er Liabilities And Accrued Expenses TOTAL LIABILITIES
HEAD OFFICE ACCOUNTS
14
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2011
Deutsche Bank AG - Cabang Indonesia
Deutsche Bank AG - Indonesian Branches
Laporan Laba Rugi Komprehensif Gabungan Tahun Berakhir 31 Desember 2011 Dan 2010 (Dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Khusus)
Combined Statements Of Comprehensive Income Years Ended 31 December 2011 And 2010 (In Millions Of Rupiah, Unless Otherwise Specified)
Catatan/ Notes
2011
2010 Operating Income
Pendapatan Operasional Pendapatan Bunga Beban Bunga Pendapatan Bunga Bersih
2f,2t,16,25,28 2f,2t,16,25
819.240) (645.059) 174.181)
720.553) (531.159) 189.394)
erest Income erest Expenses t Interest Income
Pendapatan Provisi Dan Komisi Beban Provisi Dan Komisi Pendapatan Provisi Dan Komisi Bersih
2f,2u,17,25 2f,2u,17,25
308.744) (107.852) 200.892)
267.070) (47.099) 219.971)
es And Commission Income es And Commission Expense t Fees And Commission Income
2j,2k,2v,18,28 2f,25
1.056.719) 91.306) 1.148.025)
676.084) 38.661) 714.745)
t Trading Income her Income
1.523.098)
1.124.110)
Pendapatan Bersih Instrumen Yang Diperdagangkan Pendapatan Lain-Lain
Beban Operasional
Operating Expenses
Pemulihan (Penambahan) Cadangan Kerugian Penurunan Nilai 2q Beban Karyawan 2f,2s,24,25 Beban Umum Dan Administrasi Beban Lain-Lain
Laba Sebelum Pajak Penghasilan Beban Pajak Penghasilan Laba Bersih Tahun Berjalan Pendapatan Komprehensif Lain, Setelah Pajak Jumlah Laba Komprehensif Tahun Berjalan
57
2f,19,25
2o,20
33.361) (208.568)
(78.136) (204.583)
(266.089) (38.067) (479.363)
(259.042) (46.148) (587.909)
1.043.735) (356.037) 687.698)
536.201) (195.988) 340.213)
-)
-)
687.698)
340.213)
coveries (Addition) Of Allowance r Impairment Losses rsonnel Expenses neral And Administrative penses her Expenses
Income Before Income Tax Income Tax Expense Net Income For The Year Other Comprehensive Income, Net Of Tax Total Comprehensive Income For The Year
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2011
Deutsche Bank AG - Cabang Indonesia
Deutsche Bank AG - Indonesian Branches
Laporan Perubahan Rekening Kantor Pusat Gabungan Tahun Berakhir 31 Desember 2011 Dan 2010 (Dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Khusus)
Combined Statements Of Changes In Head Office Accounts Years Ended 31 December 2011 And 2010 (In Millions Of Rupiah, Unless Otherwise Specified)
Penyertaan Kantor Pusat/ Head Office investment
Laba yang belum dipindahkan ke Kantor Pusat/ Unremitted profit
Jumlah rekening Kantor Pusat/ Total Head Office accounts
Saldo 1 Januari 2010
1.387.393)
591.369)
1.978.762)
Dampak penerapan awal PSAK No. 55 (Revisi 2006) 27
-)
108.412)
108.412)
Catatan/ Notes
Saldo 1 Januari 2010, setelah penerapan awal PSAK No. 55 (Revisi 2006)
Balance as of 1 January 2010 Effect of first adoption of SFAS No. 55 (2006 Revision)
1.387.393)
699.781)
2.087.174)
Balance as of 1 January 2010, after first adoption of SFAS No. 55 (2006 Revision)
-)
(532.000)
(532.000)
Profit remitted to Head Office during the year
Laba bersih tahun berjalan
-)
340.213)
340.213)
Net income for the year
Saldo 31 Desember 2010
1.387.393)
507.994)
1.895.387)
Balance as of 31 December 2010
Saldo 1 Januari 2011
1.387.393)
507.994)
1.895.387)
Balance as of 1 January 2011
-
(415.000)
(415.000)
Profit remitted to Head Office during the year
-
687.698
687.698)
Net income for the year
Laba yang dikirim ke Kantor Pusat selama tahun berjalan
Laba yang dikirim ke Kantor Pusat selama tahun berjalan
14
14
Laba bersih tahun berjalan Saldo 31 Desember 2011
Deutsche Bank AG - Cabang Indonesia
58
1.387.393)
780.692
2.168.085
Balance as of 31 December 2011
Deutsche Bank AG - Indonesian Branches
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2011
Laporan Arus Kas Gabungan Tahun Berakhir 31 Desember 2011 Dan 2010 (Dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Khusus)
Catatan/ Notes
2011
Combined Statements Of Cash Flows Years Ended 31 December 2011 And 2010 (In Millions Of Rupiah, Unless Otherwise Specified)
2010
Arus Kas Dari Aktivitas Operasi: Laba Bersih Penyesuaian Untuk Merekonsiliasi Laba Bersih Ke Kas Bersih (Digunakan Untuk) Diperoleh Dari Aktivitas Operasi: Penyusutan Aset Tetap (Pemulihan) Penambahan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Rugi Pelepasan Aset Tetap Rugi Kurs Yang Belum Direalisasi, Bersih Pendapatan Bunga Dari Aset NonTrading Beban Bunga Pendapatan Bunga Dari Efek-Efek Yang Diperdagangkan Beban Imbalan Pasca-Kerja Beban Pajak Penghasilan
687.698)
340.213)
3.247)
3.693)
(33.361) 417)
78.136) 114)
16
10.687) (819.240)
) 56.678) (720.553)
16
645.059)
531.159)
18 24 20
(252.749) 7.022) 356.037)
(129.787) 6.439) 195.988)
Interest Income From Trading Securities ) Post-Employment Benefits Expense Income Tax Expense
(181.350) 42.669) (3.706.317)
-) 12.943) (310.506)
Changes In Operating Assets And Liabilities: Placements With Bank Indonesia And Other Banks - Mature More Than 3 Months From The Date Of Acquisition Due From Other Branches Trading Securities
(178.202) (142.475) (3.376.948)
1.586) 481.955) (570.000)
Derivative Assets Held For Trading Loans Receivable Receivables Under Secured Borrowing
13.516) 74.623) (81.918) 420.161) (310.504)
1.093) (5.974) 73) 1.050.432) 4.014.608)
Acceptance Receivables Prepayments Other Assets Deposits From Non-Bank Customers Deposits From Other Banks
189.261) (1.502.668)
12.829) 1.002.668)
Derivative Liabilities Held For Trading Obligation Under Secured Borrowing
(13.262)
(1.093)
Acceptance Payables
Perubahan Dalam Aset Dan Liabilitas Operasi: Penempatan Pada Bank Indonesia Dan Bank-Bank Lain - Jatuh Tempo Lebih Dari 3 Bulan Sejak Tanggal Perolehan 7 Tagihan Pada Kantor Cabang Lain Efek-Efek Yang Diperdagangkan Aset Derivatif Untuk Tujuan Diperdagangkan Kredit Yang Diberikan Tagihan Atas Pinjaman Yang Dijaminkan Tagihan Akseptasi Beban Dibayar Dimuka Aset Lain-Lain Simpanan Dari Nasabah Bukan Bank Simpanan Dari Bank-Bank Lain Liabilitas Derivatif Untuk Tujuan Diperdagangkan Liabilitas Atas Pinjaman Yang 11 Dijaminkan Utang Akseptasi Liabilitas Untuk Mengembalikan EfekEfek Yang Diterima Atas Pinjaman Yang Dijaminkan Utang Pada Kantor Pusat Dan Kantor Cabang Lain Liabilitas Lain-Lain Dan Beban Masih Harus Dibayar Penerimaan Bunga Pembayaran Bunga Pembayaran Imbalan Pasca-Kerja Penerimaan Pengembalian Pajak Pembayaran Pajak Penghasilan Badan Kas Bersih (Digunakan Untuk) Diperoleh Dari Aktivitas Operasi
59
Cash Flows From Operating Activities: Net Income Adjustments To Reconcile Net Income To Net Cash (Used In) Provided By Operating Activities: Depreciation Of Fixed Assets ecoveries) Addition Of Allowance For pairment Losses Loss On Disposal Of Fixed Assets
24 20
2.120.518)
1.683.851)
Unrealized Foreign Exchange Loss, Net Interest Income From Non-Trading Assets Interest Expenses
Obligation To Return Securities Received Under Secured Borrowing
(523.589)
655.466)
Due To Head Office And Other Branches
(56.881) 1.049.941) (660.083) (1.167) 47.447) (215.614)
81.161) 886.864) (521.413) (2.772) 3.490) (207.016)
Other Liabilities And Accrued Expenses Receipts Of Interest Payments Of Interest Payment Of Post-Employment Benefits Receipts Of Income Tax Refund Payments Of Corporate Income Tax
(6.388.025)
8.632.325)
Net Cash (Used In) Provided By Operating Activities
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2011
Deutsche Bank AG - Cabang Indonesia
Deutsche Bank AG - Indonesian Branches
Laporan Arus Kas Gabungan (Lanjutan) Tahun Berakhir 31 Desember 2011 Dan 2010 (Dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Khusus)
Combined Statements Of Cash Flows (Continued) Years Ended 31 December 2011 And 2010 (In Millions Of Rupiah, Unless Otherwise Specified)
Catatan/ Notes
Arus Kas Dari Aktivitas Investasi: Perolehan Aset Tetap Hasil Penjualan Aset Tetap Kas Bersih Digunakan Untuk Aktivitas Investasi
Arus Kas Dari Aktivitas Pendanaan: Penurunan Efek-Efek Pasar Uang Yang Diterbitkan Laba Yang Dikirim Ke Kantor Pusat Kas Bersih Digunakan Untuk Aktivitas Pendanaan
14
2011
2010
(11.403) 5.646)
(10.070) 4.534)
(5.757)
(5.536)
Cash Flows From Investing Activities: Acquisition Of Fixed Assets Proceeds From Sale Of Fixed Assets Net Cash Used In Investing Activities
-) (415.000)
(180.000) (532.000)
Cash Flows From Financing Activities: Decrease In Money Market Securities Issued Profit Remitted To Head Office
(415.000)
(712.000)
Net Cash Used In Financing Activities
7.914.789)
Net (Decrease) Increase In Cash And Cash Equivalents
(Penurunan) Kenaikan Bersih Kas Dan Setara Kas
(6.808.782)
Rugi Kurs Atas Kas Dan Setara Kas
(8.697)
(186.908)
Kas Dan Setara Kas, Awal Tahun
12.141.996)
4.414.115)
And Cash Equivalents Cash And Cash Equivalents, Beginning Of Year
Kas Dan Setara Kas, Akhir Tahun
5.324.517)
12.141.996)
Cash And Cash Equivalents, End Of Year
29.290) 1.847.479) 731.643)
35.788) 1.290.343) 511.972)
2.716.105)
8.265.932)
-)
2.037.961)
5.324.517)
12.141.996)
ange Loss On Cash
Kas Dan Setara Kas Terdiri Dari: Kas Giro Pada Bank Indonesia 5 Giro Pada Bank-Bank Lain 6 Penempatan Pada Bank Indonesia Dan Bank-Bank Lain - Jatuh Tempo Dalam 3 Bulan Sejak Tanggal Perolehan 7 Sertifikat Bank Indonesia - Jatuh Tempo Dalam 3 Bulan Sejak Tanggal Perolehan
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Gabungan, yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan keuangan gabungan
60
Cash And Cash Equivalents Consist Of: Cash Demand Deposits At Bank Indonesia Demand Deposits At Other Banks Placements With Bank Indonesia And Other Banks - Mature Within 3 Months From The Date Of Acquisition Certificates Of Bank Indonesia - Mature Within 3 Months From The Date Of Acquisition
See Notes to the Combined Financial Statements, which form an integral part of these combined financial statements.
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2011
Deutsche Bank AG - Cabang Indonesia
Deutsche Bank AG - Indonesian Branches
Catatan Atas Laporan Keuangan Gabungan Tahun Berakhir 31 Desember 2011 Dan 2010 (Dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Khusus)
Notes To The Combined Financial Statements Years Ended 31 December 2011 And 2010 (In Millions Of Rupiah, Unless Otherwise Specified)
1.
Umum a.
1.
Deutsche Bank AG - Cabang Indonesia (“Bank”)
General a.
Deutsche Bank AG - Indonesian Branches (the “Bank”) is an unincorporated branch of Deutsche Bank AG, which has its head office in Frankfurt, Germany. The Bank was established with the approval of Minister of Finance in its Decision Letter No. D.15.6.2.30 dated 18 March 1969. The Bank is located at Deutsche Bank Building, Jl. Imam Bonjol 80, Jakarta. The operations of the Bank comprise of Jakarta and Surabaya branch offices. The legal status of Deutsche Bank AG Surabaya Branch is that of a sub-branch of Deutsche Bank AG - Jakarta Branch.
b.
As of 31 December 2011 and 2010, the composition of the Bank’s management was as follows:
adalah bagian dari Deutsche Bank AG yang berkantor pusat di Frankfurt, Jerman. Bank didirikan dengan persetujuan Menteri Keuangan dengan Surat Keputusan No. D.15.6.2.30 tanggal 18 Maret 1969. Kantor Bank beralamat di Gedung Deutsche Bank, Jl. Imam Bonjol 80, Jakarta. Operasi Bank meliputi kantor cabang Jakarta dan Surabaya. Status hukum Deutsche Bank AG Cabang Surabaya adalah sebagai kantor cabang pembantu dari Deutsche Bank AG - Cabang Jakarta. b.
Pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, susunan manajemen Bank adalah sebagai berikut:
Chief Country Officer Chief Operating Officer
2.
Suresh Lilaram Narang Ashok Kumar
Chief Country Officer Chief Operating Officer
c.
Pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, Bank mempekerjakan masing-masing 274 dan 271 karyawan.
c.
As of 31 December 2011 and 2010, the Bank had 274 and 271 employees, respectively.
d.
Sebagai bagian dari Deutsche Bank AG, Bank merupakan bagian dari Grup Deutsche Bank. Grup Deutsche Bank memiliki anak perusahaan dan afiliasi di seluruh dunia.
d.
As an unincorporated component of Deutsche Bank AG, the Bank is ultimately part of the Deutsche Bank Group. The Deutsche Bank Group has subsidiaries and affiliates throughout the world.
e.
Laporan keuangan gabungan Bank telah diselesaikan dan disetujui untuk diterbitkan oleh manajemen pada tanggal 30 April 2012.
e.
The Bank’s combined financial statements were completed and authorized for issue by the management on 30 April 2012.
Ikhtisar Kebijakan Akuntansi Yang Penting
2.
Summary Of Significant Accounting Policies
Kebijakan-kebijakan akuntansi yang penting, yang diterapkan secara konsisten dalam penyusunan laporan keuangan gabungan untuk tahun berakhir 31 Desember 2011 dan 2010, adalah sebagai berikut:
The significant accounting policies, consistently applied in the preparation of the combined financial statements for the years ended 31 December 2011 and 2010, were as follows:
a.
a.
Pernyataan kepatuhan Laporan keuangan gabungan Bank untuk tahun berakhir 31 Desember 2011 dan 2010 disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia.
b.
Dasar penyusunan laporan keuangan gabungan Laporan keuangan gabungan, yang disajikan dalam jutaan Rupiah, disusun atas dasar akrual dengan menggunakan konsep biaya historis, kecuali untuk hal-hal berikut ini:
61
Statement of compliance The Bank’s combined financial statements for the years ended 31 December 2011 and 2010 were prepared in accordance with Indonesian Financial Accounting Standards.
b.
Basis for preparation of combined financial statements The combined financial statements, presented in millions of Rupiah, were prepared on the accrual basis using the historical cost concept, except for the following:
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2011
• • • •
c.
•
aset keuangan tersedia untuk dijual diukur pada nilai wajar; dan
•
liabilitas atas kewajiban imbalan pasti diakui sebesar nilai kini atas kewajiban imbalan pasti dikurangi aset bersih dana pensiun, ditambah keuntungan akturia yang belum diakui, dikurangi beban jasa lalu yang belum diakui dan kerugian akturia yang belum diakui.
derivative financial instruments are measured at fair value; financial instruments at fair value through profit or loss are measured at fair value; available-for-sale financial assets are measured at fair value; and the liability for defined benefits obligation is recognized at the present value of the defined benefit obligation, less the net plan assets, plus unrecognized actuarial gains, less unrecognized past service cost and unrecognized actuarial losses.
Laporan keuangan gabungan mencakup laporan keuangan kantor cabang Jakarta dan Surabaya. Saldo antar cabang Jakarta dan Surabaya telah dieliminasi.
The combined financial statements comprise the accounts of Deutsche Bank AG - Jakarta and Surabaya branches. Related interbranch balances between Jakarta and Surabaya branches have been eliminated.
Laporan arus kas gabungan disusun dengan metode tidak langsung dengan mengelompokkan arus kas ke dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Untuk tujuan laporan arus kas gabungan, kas dan setara kas meliputi kas, giro pada Bank Indonesia, giro pada bank-bank lain, penempatan pada Bank Indonesia dan bank-bank lain dan Sertifikat Bank Indonesia yang jatuh tempo dalam waktu tiga bulan sejak tanggal perolehan, sepanjang tidak digunakan sebagai jaminan atas pinjaman yang diterima serta tidak dibatasi penggunaannya.
The combined statements of cash flows are prepared using the indirect method by classifying cash flows into operating, investing and financing activities. For the purpose of the combined statements of cash flows, cash and cash equivalents consist of cash, demand deposits at Bank Indonesia, demand deposits at other banks, placements with Bank Indonesia and other banks and Certificates of Bank Indonesia that mature within three months from the date of acquisition, as long as they are not being pledged as collateral for borrowings nor restricted. c.
Use of judgments, estimates and assumptions
Penyusunan laporan keuangan gabungan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia mengharuskan manajemen untuk membuat pertimbangan, estimasi, dan asumsi yang mempengaruhi penerapan kebijakan akuntansi dan jumlah aset, liabilitas, pendapatan dan beban yang dilaporkan. Walaupun estimasi ini dibuat berdasarkan pengetahuan terbaik manajemen atas kejadian dan kegiatan saat ini, hasil aktual dapat berbeda dari jumlah yang diestimasi.
The preparation of combined financial statements in conformity with Indonesian Financial Accounting Standards requires management to make judgments, estimates and assumptions that affect the application of accounting policies and the reported amounts of assets, liabilities, income and expenses. Although these estimates are based on management’s best knowledge of current events and activities, actual results may differ from those estimates.
Estimasi dan asumsi yang digunakan ditelaah secara berkesinambungan. Revisi atas estimasi akuntansi diakui pada periode dimana estimasi tersebut direvisi dan periode-periode yang akan datang yang dipengaruhi oleh revisi estimasi tersebut.
Estimates and underlying assumptions are reviewed on an ongoing basis. Revisions to accounting estimates are recognized in the period in which the estimate is revised and in any future periods affected.
Informasi mengenai hal-hal penting yang terkait dengan ketidakpastian estimasi dan pertimbangan penting dalam penerapan kebijakan akuntansi yang memiliki dampak signifikan terhadap jumlah yang diakui dalam laporan keuangan gabungan dijelaskan di Catatan 4.
Information about significant areas of estimation uncertainty and critical judgments in applying accounting policies that have significant effect on the amount recognized in the combined financial statements are described in Note 4.
Perubahan kebijakan akuntansi d.1. Standar dan interpretasi yang berlaku efektif sejak tanggal 1 Januari 2011 Berikut ini adalah standar dan interpretasi
62
•
instrumen keuangan pada nilai wajar melalui laporan laba rugi diukur dengan nilai wajar;
Penggunaan pertimbangan, estimasi dan asumsi
d.
•
instrumen keuangan derivatif diukur pada nilai wajar;
d.
Changes in accounting policies d.1. Standards and interpretations which became effective starting 1 January 2011 The following standards and interpretations,
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2011
yang berlaku efektif sejak tanggal 1 Januari 2011, dan relevan bagi Bank:
which became effective starting 1 January 2011, are relevant to the Bank:
-
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (“PSAK”) No. 1 (Revisi 2009), “Penyajian Laporan Keuangan”.
-
-
PSAK No. 2 (Revisi 2009), “Laporan Arus Kas”. PSAK No. 7 (Revisi 2010), “Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi”. PSAK No. 8 (Revisi 2010), “Peristiwa Setelah Periode Pelaporan”. PSAK No. 19 (Revisi 2010), “Aset Takberwujud”.
-
-
PSAK No. 23 (Revisi 2010), “Pendapatan”.
-
SFAS No. 23 (2010 Revision), “Revenue”.
-
PSAK No. 25 (Revisi 2009), “Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan”. PSAK No. 48 (Revisi 2009), “Penurunan Nilai Aset”. PSAK No. 57 (Revisi 2009), “Provisi, Liabilitas Kontinjensi dan Aset Kontinjensi”. Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (“ISAK”) No. 9, “Perubahan atas Liabilitas Aktivitas Purnaoperasi, Restorasi dan Liabilitas Serupa”. ISAK No. 14, “Aset Takberwujud - Biaya Situs Web.”
-
SFAS No. 25 (2009 Revision), “Accounting Policies, Changes in Accounting Estimates, and Errors”. SFAS No. 48 (2009 Revision), “Impairment of Assets”. SFAS No. 57 (2009 Revision), “Provisions, Contingent Liabilities and Contingent Assets”. Interpretation of Financial Accounting Standards (”IFAS”) No. 9, “Changes in Existing Decommissioning, Restoration and Similar Liabilities”. IFAS No. 14, “Intangible Assets – Web Site Costs”.
-
-
-
-
-
-
-
-
Dampak perubahan kebijakan akuntansi Bank sehubungan dengan penerapan standar-standar akuntansi baru di atas tidak signifikan, kecuali untuk hal-hal berikut ini:
The impacts from the changes in the Bank’s accounting policies in response to the above new accounting standards implementation are not significant, except for the following areas:
Penyajian Laporan Keuangan
Presentation of Financial Statements
Bank menerapkan PSAK No. 1 (Revisi 2009), “Penyajian Laporan Keuangan”, yang berlaku efektif sejak tanggal 1 Januari 2011. Perubahan signifikan dari standar akuntansi ini terhadap Bank adalah sebagai berikut:
The Bank applies SFAS No. 1 (2009 Revision), “Presentation of Financial Statements”, which became effective as of 1 January 2011. The significant changes of this accounting standard to the Bank are as follows:
•
•
•
Laporan keuangan gabungan Bank terdiri dari Laporan Posisi Keuangan Gabungan, Laporan Laba Rugi Komprehensif Gabungan, Laporan Perubahan Rekening Kantor Pusat Gabungan, Laporan Arus Kas Gabungan, Catatan atas Laporan Keuangan Gabungan, dan tambahan Laporan Posisi Keuangan Gabungan pada awal periode komparatif (dalam hal terjadi reklasifikasi/penyajian kembali).
Tambahan pengungkapan diwajibkan, antara lain, manajemen modal.
Informasi komparatif telah disajikan kembali
63
-
Statement of Financial Accounting Standards (“SFAS”) No. 1 (2009 Revision), “Presentation of Financial Statements”. SFAS No. 2 (2009 Revision), “Statement of Cash Flows”. SFAS No. 7 (2010 Revision), “Related Party Disclosures”. SFAS No. 8 (2010 Revision), “Events After the Reporting Period”. SFAS No. 19 (2010 Revision), “Intangible Assets”.
•
The Bank’s combined financial statements comprise Combined Statement of Financial Position, Combined Statement of Comprehensive Income, Combined Statement of Changes in Head Office Accounts, Combined Statement of Cash Flows, Notes to the Combined Financial Statements, and additional Combined Statement of Financial Position as at the beginning of the earliest comparative period (in case of reclassification/ restatement). Additional disclosures are required, among others, capital management.
Comparative information has been
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2011 agar sesuai dengan standar tersebut. Karena perubahan dalam kebijakan akuntansi hanya berpengaruh terhadap aspek penyajian dan pengungkapan, tidak ada dampak terhadap laba bersih Bank. d.2. Standar dan interpretasi yang sudah diterbitkan tetapi belum berlaku efektif
d.2. Standards and interpretations issued but not yet effective
Terdapat beberapa standar akuntansi baru yang sudah diterbitkan tetapi belum efektif untuk tahun berakhir 31 Desember 2011, dan belum diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan gabungan ini.
A number of new accounting standards have been issued but are not yet effective for the year ended 31 December 2011, and have not been applied in preparing these combined financial statements.
Berikut ini standar dan interpretasi yang berlaku efektif sejak tanggal 1 Januari 2012, dan diperkirakan akan relevan bagi Bank:
The following standards and interpretations, which will be effective starting 1 January 2012, are expected to be relevant to the Bank:
-
-
-
PSAK No. 10 (Revisi 2010), “Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing”. PSAK No. 16 (Revisi 2011), “Aset Tetap”.
-
PSAK No. 24 (Revisi 2010), “Imbalan Kerja”.
-
-
PSAK No. 30 (Revisi 2011), “Sewa”. PSAK No. 46 (Revisi 2010), “Pajak Penghasilan”. PSAK No. 50 (Revisi 2010), “Instrumen Keuangan: Penyajian”. PSAK No. 53 (Revisi 2010), “Pembayaran Berbasis Saham”. PSAK No. 55 (Revisi 2011), “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran”.
-
PSAK No. 60, “Instrumen Keuangan: Pengungkapan”. ISAK No.15, ”PSAK No. 24 - Batas Aset Imbalan Pasti, Persyaratan Pendanaan Minimum dan Interaksinya”. ISAK No. 23, ”Sewa Operasi - Insentif”.
-
-
-
-
64
represented to be in conformity with the revised standard. As the change in accounting policy only impacts presentation and disclosures aspects, there is no impact on the Bank’s net income.
-
-
-
-
SFAS No. 10 (2010 Revision), “The Effects of Changes in Foreign Exchange Rates”. SFAS No. 16 (2011 Revision), “Fixed Assets”. SFAS No. 24 (2010 Revision), “Employee Benefits”. SFAS No. 30 (2011 Revision), “Leases”. SFAS No. 46 (2010 Revision), “Income Taxes”. SFAS No. 50 (2010 Revision), “Financial Instruments: Presentation”. SFAS No. 53 (2010 Revision), “Sharebased Payment”. SFAS No. 55 (2011 Revision), “Financial Instruments: Recognition and Measurement”. SFAS No. 60, “Financial Instruments: Disclosures”. IFAS No. 15, “SFAS No. 24 - Limit of Defined Benefit Assets, Minimum Funding Requirements and Their Interaction”. IFAS No. 23, “Operating Leases Incentives”.
Berdasarkan evaluasi awal, Bank memperkirakan bahwa penerapan PSAK No. 60, “Instrumen Keuangan: Pengungkapan” akan memiliki dampak terhadap pengungkapan dalam laporan keuangan gabungan Bank, khususnya untuk hal-hal di bawah ini:
Based on its preliminary assessment, the Bank expects that the adoption of SFAS No. 60, “Financial Instruments: Disclosures” will have an impact to the disclosures of the Bank’s combined financial statements, in particular on the following area:
a. Signifikansi instrumen keuangan terhadap posisi keuangan dan kinerja gabungan Bank. Pengungkapan ini menggabungkan banyak ketentuan yang sebelumnya terdapat dalam PSAK No. 50 (Revisi 2006).
a. The significance of financial instruments for the Bank’s combined financial position and performance. These disclosures incorporate many of the requirements previously in SFAS No. 50 (2006 Revision).
b. Informasi kualitatif dan kuantitatif mengenai eksposur terhadap risiko yang timbul dari instrumen keuangan, termasuk pengungkapan minimum yang spesifik mengenai risiko kredit, risiko likuiditas dan risiko pasar. Pengungkapan kualitatif menjelaskan tujuan, kebijakan dan proses manajemen dalam mengelola risiko-risiko tersebut. Pengungkapan kuantitatif menyediakan informasi mengenai seberapa jauh Bank terekspos risiko, berdasarkan informasi internal yang
b. Qualitative and quantitative information about exposure to risks arising from financial instruments, including specified minimum disclosures about credit risk, liquidity risk and market risk. The qualitative disclosures describe management’s objectives, policies and processes for managing those risks. The quantitative disclosures provide information about the extent to which the Bank is exposed to risk, based on information provided internally to the
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2011 disediakan untuk personil manajemen kunci.
Bank’s key management personnel.
Bank sedang dalam proses menganalisis dampak penerapan standar-standar akuntansi baru lainnya yang relevan untuk Bank.
The Bank is in the process of analyzing the impact of the other new accounting standards which are relevant to the Bank.
e. Penjabaran transaksi dan saldo dalam valuta asing
Transactions denominated in foreign currencies are translated into Rupiah at the rates prevailing at the transaction date. Year-end balances of monetary assets and monetary liabilities denominated in foreign currencies are translated into Rupiah using Reuters’ middle rates at 16:00 Western Indonesian Time.
Laba dan rugi selisih kurs yang timbul dari transaksi dalam valuta asing dan dari penjabaran aset dan liabilitas moneter dalam valuta asing diakui dalam laba rugi tahun berjalan.
Exchange gains and losses arising from transactions in foreign currencies and from the translation of foreign currencies monetary assets and liabilities are recognized in profit or loss for the year.
Laba atau rugi kurs valuta asing atas aset dan liabilitas moneter merupakan selisih antara biaya perolehan diamortisasi dalam Rupiah pada awal tahun, disesuaikan dengan suku bunga efektif dan pembayaran selama tahun berjalan, dan biaya perolehan amortisasi dalam valuta asing yang dijabarkan ke dalam Rupiah dengan menggunakan kurs pada akhir tahun.
Foreign currency gain or loss on monetary items is the difference between amortized cost in Rupiah at the beginning of the year, adjusted for effective interest and payments during the year, and the amortized cost in foreign currency translated into Rupiah at the exchange rate at the end of the year.
Kurs valuta asing utama pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 adalah sebagai berikut (dalam Rupiah penuh):
The principal rates of exchange used as of 31 December 2011 and 2010 were as follows (in whole Rupiah):
Valuta asing Dolar Amerika Serikat Yen Jepang Poundsterling Inggris
9.067,50 116,82 13.975,29 11.714,76
Transaksi dengan pihak-pihak berelasi
2010 Rp
9.010,00 110,75 13.941,18 12.017,99
f.
Dalam laporan keuangan gabungan ini, istilah pihak-pihak berelasi digunakan sesuai dengan definisi dalam PSAK No. 7 (Revisi 2010), “Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi”. g.
65
Foreign currency transactions and balances translation
Transaksi dalam valuta asing dijabarkan ke dalam Rupiah dengan menggunakan kurs pada tanggal transaksi. Saldo akhir tahun aset moneter dan liabilitas moneter dalam valuta asing dijabarkan ke dalam Rupiah dengan menggunakan kurs tengah Reuters pukul 16:00 WIB.
2011 Rp
f.
e.
Aset keuangan dan liabilitas keuangan
Foreign currencies United States Dollar 1 Japanese Yen 1 Great Britain Poundsterling 1 Transactions with related parties In these combined financial statements, the term related parties is used as defined in SFAS No. 7 (2010 Revision), “Related Party Disclosures”.
g.
Financial assets and liabilities
Aset keuangan Bank terutama terdiri dari kas, giro pada Bank Indonesia, giro pada bank-bank lain, penempatan pada Bank Indonesia dan bank-bank lain, efek-efek yang diperdagangkan, aset derivatif untuk tujuan diperdagangkan, kredit yang diberikan, tagihan atas pinjaman yang dijaminkan, tagihan akseptasi, piutang bunga dan aset lainlain.
The Bank’s financial assets mainly consist of cash, demand deposits at Bank Indonesia, demand deposits at other banks, placements with Bank Indonesia and other banks, trading securities, derivative assets held for trading, loans receivable, receivables under secured borrowing, acceptance receivables, interest receivables, and other assets.
Liabilitas keuangan Bank terutama terdiri dari simpanan dari nasabah bukan bank, simpanan dari bank-bank lain, liabilitas derivatif untuk tujuan diperdagangkan, liabilitas atas pinjaman yang dijaminkan, utang akseptasi, liabilitas untuk
The Bank’s financial liabilities mainly consist of deposits from non-bank customers, deposits from other banks, derivative liabilities held for trading, obligation under secured borrowing, acceptance payables, obligation to return
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2011 mengembalikan efek-efek yang diterima atas pinjaman yang dijaminkan, dan liabilitas lain-lain dan beban masih harus dibayar.
securities received under secured borrowing, and other liabilities and accrued expenses.
Bank menerapkan PSAK No. 50 (Revisi 2006), “Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan” dan PSAK No. 55 (Revisi 2006), “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran” efektif sejak tanggal 1 Januari 2010.
The Bank adopted SFAS No. 50 (2006 Revision), “Financial Instruments: Presentation and Disclosures” and SFAS No. 55 (2006 Revision), “Financial Instruments: Recognition and Measurement” with effect from 1 January 2010.
Dampak penerapan awal PSAK No. 50 (Revisi 2006) dan PSAK No. 55 (Revisi 2006) dijelaskan pada Catatan 27.
The effect of first adoption of SFAS No. 50 (2006 Revision) and SFAS No. 55 (2006 Revision) is discussed in Note 27.
g.1. Klasifikasi
g.1. Classification
Bank mengelompokkan aset keuangannya dalam kategori berikut pada saat pengakuan awal:
The Bank classifies its financial assets in the following categories at initial recognition:
i.
Diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, yang memiliki 2 sub-klasifikasi, yaitu aset keuangan yang ditetapkan demikian pada saat pengakuan awal dan aset keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan; ii. Tersedia untuk dijual; iii. Dimiliki hingga jatuh tempo; iv. Pinjaman yang diberikan dan piutang.
i. Fair value through profit or loss, which has two sub-classifications, i.e. financial assets designated as such upon initial recognition and financial assets classified as held for trading;
Liabilitas keuangan dikelompokkan ke dalam kategori berikut pada saat pengakuan awal:
Financial liabilities are classified into the following categories at initial recognition:
i.
i. Fair value through profit or loss, which has two sub-classifications, i.e. financial liabilities designated as such upon initial recognition and financial liabilities classified as held for trading;
Diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, yang memiliki 2 sub-klasifikasi, yaitu liabilitas keuangan yang ditetapkan demikian pada saat pengakuan awal dan liabilitas keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan;
ii. Liabilitas keuangan lainnya yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi.
66
ii. Available-for-sale; iii. Held-to-maturity; iv. Loans and receivables.
ii.
Other financial liabilities measured at amortized cost.
Kategori untuk diperdagangkan adalah aset dan liabilitas keuangan yang diperoleh atau dimiliki Bank terutama untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat, atau dimiliki sebagai bagian dari portofolio instrumen keuangan tertentu yang dikelola bersama untuk memperoleh laba jangka pendek atau position taking.
Held for trading are those financial assets and liabilities that the Bank acquires or incurs principally for the purpose of selling or repurchasing in the near term, or holds as part of a portfolio that is managed together for short-term profit or position taking.
Kategori tersedia untuk dijual terdiri dari aset keuangan non-derivatif yang ditetapkan sebagai tersedia untuk dijual atau yang tidak diklasifikasikan ke dalam salah satu kategori aset keuangan lainnya.
Available-for-sale category consists of non-derivative financial assets that are designated as available-for-sale or are not classified into one of the other categories of financial assets.
Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan yang tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif dan Bank tidak berniat untuk menjualnya segera atau dalam waktu dekat.
Loans and receivables are non-derivative financial assets with fixed or determinable payments that are not quoted in an active market and that the Bank does not intend to sell immediately or in the near term.
Bank tidak memiliki aset keuangan dengan kategori dimiliki hingga jatuh tempo.
The Bank did not have any financial assets which are classified as held-to-maturity.
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2011
g.2. Pengakuan
g.3.
67
g.2. Recognition
Bank pada awalnya mengakui kredit yang diberikan serta simpanan pada tanggal perolehan. Pembelian dan penjualan aset keuangan yang lazim (regular) diakui pada tanggal perdagangan dimana Bank memiliki komitmen untuk membeli atau menjual aset tersebut. Aset dan liabilitas keuangan lainnya, kecuali efek-efek yang diperdagangkan, pada awalnya diakui pada tanggal perdagangan dimana Bank menjadi suatu pihak dalam ketentuan kontraktual instrumen tersebut. Efek-efek yang diperdagangkan pada awalnya diakui pada tanggal penyelesaian transaksi.
The Bank initially recognizes loans receivable and deposits on the date of origination. Regular way purchases and sales of financial assets are recognized on the trade date at which the Bank commits to purchase or sell the asset. Other financial assets and liabilities, except trading securities, are initially recognized on the trade date at which the Bank becomes a party to the contractual provisions of the instrument. Trading securities are initially recognized on the settlement date.
Pada saat pengakuan awal, aset keuangan atau liabilitas keuangan diukur pada nilai wajar ditambah (untuk item yang tidak diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi setelah pengakuan awal) biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung atas perolehan aset keuangan atau penerbitan liabilitas keuangan. Pengukuran aset keuangan dan liabilitas keuangan setelah pengakuan awal tergantung pada klasifikasi aset keuangan dan liabilitas keuangan tersebut.
A financial asset or financial liability is initially measured at fair value plus (for an item not subsequently measured at fair value through profit or loss) transaction costs that are directly attributable to its acquisition or issue. The subsequent measurement of financial assets and financial liabilities depends on their classification.
Biaya transaksi hanya meliputi biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk perolehan suatu aset keuangan atau penerbitan suatu liabilitas keuangan dan merupakan biaya tambahan yang tidak akan terjadi apabila instrumen keuangan tersebut tidak diperoleh atau diterbitkan. Untuk aset keuangan, biaya transaksi ditambahkan pada jumlah yang diakui pada awal pengakuan aset, sedangkan untuk liabilitas keuangan, biaya transaksi dikurangkan dari jumlah utang yang diakui pada awal pengakuan liabilitas.
Transaction costs include only those costs that are directly attributable to the acquisition of a financial asset or issue of a financial liability and they are incremental costs that would not have been incurred if the instrument had not been acquired or issued. In the case of financial assets, transaction costs are added to the amount recognized initially, while for financial liabilities, transaction costs are deducted from the amount of debt recognized initially.
Biaya transaksi tersebut diamortisasi selama umur instrumen berdasarkan metode suku bunga efektif dan diakui sebagai bagian dari pendapatan bunga untuk biaya transaksi sehubungan dengan aset keuangan atau sebagai bagian dari beban bunga untuk biaya transaksi sehubungan dengan liabilitas keuangan.
Such transaction costs are amortized over the terms of the instruments based on the effective interest method and are recognized as part of interest income for transaction costs related to financial assets or interest expenses for transaction costs related to financial liabilities.
Penghentian pengakuan
g.3. Derecognition
Bank menghentikan pengakuan aset keuangan pada saat hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut kadaluwarsa, atau Bank mentransfer seluruh hak untuk menerima arus kas kontraktual dari aset keuangan dalam transaksi dimana Bank secara substansial telah mentransfer seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset keuangan yang ditransfer. Setiap hak atau liabilitas atas aset keuangan yang ditransfer yang timbul atau yang masih dimiliki oleh Bank diakui sebagai aset atau liabilitas secara terpisah.
The Bank derecognizes a financial asset when the contractual rights to the cash flows from the financial asset expire, or when it transfers the rights to receive the contractual cash flows on the financial asset in a transaction in which substantially all the risks and rewards of ownershio of the financial asset are transferred. Any interest in transferred financial assets that is created or retained by the Bank is recognized as a separate asset or liability.
Dalam transaksi dimana Bank secara substansial tidak memiliki atau tidak
In transactions in which the Bank neither retains nor transfers substantially all the
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2011 mentransfer seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset keuangan, Bank menghentikan pengakuan aset tersebut jika Bank tidak lagi memiliki pengendalian atas aset tersebut. Hak dan kewajiban yang timbul atau yang masih dimiliki dalam transfer tersebut diakui secara terpisah sebagai aset atau liabilitas. Dalam transfer dimana pengendalian atas aset masih dimiliki, Bank tetap mengakui aset yang ditransfer tersebut sebesar keterlibatan berkelanjutan, dimana tingkat keberlanjutan Bank dalam aset yang ditransfer adalah sebesar perubahan nilai aset yang ditransfer.
risks and rewards of ownership of a financial asset, the Bank derecognizes the asset if it does not retain control over the asset. The rights and obligations retained in the transfer are recognized separately as assets and liabilities as appropriate. In transfers in which control over the asset is retained, the Bank continues to recognize the asset to the extent of its continuing involvement, determined by the extent to which it is exposed to changes in the value of the transferred asset.
Bank menghapusbukukan aset keuangan dan cadangan kerugian penurunan nilai terkait, pada saat Bank menentukan bahwa aset keuangan tersebut tidak dapat ditagih. Keputusan ini diambil setelah mempertimbangkan informasi seperti telah terjadinya perubahan signifikan pada posisi keuangan debitur/penerbit aset keuangan sehingga debitur/penerbit aset keuangan tidak lagi dapat melunasi liabilitasnya, atau hasil penjualan agunan tidak akan cukup untuk melunasi seluruh ekposur aset keuangan tersebut.
The Bank writes off a financial asset and any related allowance for impairment losses, when the Bank determines that the financial asset is uncollectible. This decision is taken after considering information such as the occurrence of significant changes in the financial position of borrower/financial asset issuer such that the borrower/financial asset issuer can no longer pay the obligation, or that proceeds from collateral will not be sufficient to pay back the entire exposure.
Bank menghentikan pengakuan liabilitas keuangan pada saat kewajiban yang ditetapkan dalam kontrak dilepaskan atau dibatalkan atau kadaluwarsa.
The Bank derecognizes a financial liability when its contractual obligations are discharged or cancelled or expire.
g.4. Saling hapus Aset keuangan dan liabilitas keuangan dapat saling hapus dan nilai bersihnya disajikan dalam laporan posisi keuangan gabungan jika, dan hanya jika, Bank memiliki hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui tersebut dan berniat untuk menyelesaikan secara neto atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitasnya secara simultan.
Financial assets and liabilities are set off and the net amount is presented in the combined statement of financial position when, and only when, the Bank has a legal right to set off the amounts and intends either to settle on a net basis or realize the asset and settle the liability simultaneously.
Pendapatan dan beban disajikan dalam jumlah bersih hanya jika diperkenankan oleh standar akuntansi.
Income and expenses are presented on a net basis only when permitted by accounting standards.
g.5. Pengukuran biaya perolehan diamortisasi Biaya perolehan diamortisasi dari aset keuangan atau liabilitas keuangan adalah jumlah aset atau liabilitas keuangan yang diukur pada saat pengakuan awal, dikurangi pembayaran pokok, ditambah atau dikurangi dengan amortisasi kumulatif dengan menggunakan metode suku bunga efektif yang dihitung dari selisih antara nilai awal dan nilai jatuh temponya, dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai. g.6. Pengukuran nilai wajar Nilai wajar adalah nilai dimana suatu aset dapat dipertukarkan, atau suatu liabilitas diselesaikan antara pihak yang memahami dan berkeinginan untuk melakukan transaksi wajar (arm’s length transaction) pada tanggal
68
g.4. Offsetting
g.5. Amortized cost measurement The amortized cost of a financial asset or liability is the amount at which the financial asset or liability is measured at initial recognition, minus principal repayments, plus or minus the cumulative amortization using the effective interest method of any difference between the initial amount recognized and the maturity amount, minus any provision for impairment.
g.6. Fair value measurement Fair value is the amount for which an asset could be exchanged, or a liability is settled, between knowledgeable, willing parties in an arm’s length transaction on the measurement date.
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2011
pengukuran.
69
Jika tersedia, Bank mengukur nilai wajar instrumen keuangan dengan menggunakan harga kuotasi di pasar aktif untuk instrumen tersebut. Suatu pasar dianggap aktif jika harga kuotasi sewaktu-waktu dan secara berkala tersedia dan mencerminkan transaksi pasar yang aktual dan teratur dalam suatu transaksi yang wajar.
When available, the Bank measures the fair value of an instrument using quoted prices in an active market for that instrument. A market is regarded as active if quoted prices are readily and regularly available and represent actual and regularly occurring market transactions on an arm’s length basis.
Jika pasar untuk suatu instrumen keuangan tidak aktif, Bank menentukan nilai wajar dengan menggunakan teknik penilaian. Teknik penilaian mencakup penggunaan transaksi pasar terkini yang dilakukan secara wajar oleh pihak-pihak yang memahami, berkeinginan, dan jika tersedia, referensi atas nilai wajar terkini dari instrumen lain yang secara substansial sama, penggunaan analisa arus kas yang didiskonto dan penggunaan model penetapan harga opsi (option pricing model). Teknik penilaian yang dipilih memaksimalkan penggunaan input pasar, dan meminimalkan penggunaan estimasi yang bersifat spesifik dari Bank, memasukkan semua faktor yang akan dipertimbangkan oleh para pelaku pasar dalam menetapkan suatu harga dan konsisten dengan metodologi ekonomi yang dapat diterima dalam penetapan harga instrumen keuangan. Input yang digunakan dalam teknik penilaian secara memadai mencerminkan ekspektasi pasar dan ukuran atas faktor risiko dan pengembalian (riskreturn) yang melekat pada instrumen keuangan. Bank mengkalibrasi teknik penilaian dan menguji validitasnya dengan menggunakan harga-harga dari transaksi pasar terkini yang dapat diobservasi untuk instrumen yang sama atau atas dasar data pasar lainnya yang tersedia yang dapat diobservasi.
If a market for a financial instrument is not active, the Bank establishes fair value using a valuation technique. Valuation techniques include using recent arm’s length transactions between knowledgeable, willing parties, and if available, reference to the current fair value of other instruments that are substantially the same, discounted cash flows analysis and option pricing models. The chosen valuation technique makes maximum use of market inputs, relies as little as possible on estimates specific to the Bank, incorporates all factors that market participants would consider in setting a price, and is consistent with accepted economic methodologies for pricing financial instruments. Inputs to valuation techniques reasonably represent market expectations and measures of the risk-return factors inherent in the financial instrument. The Bank calibrates valuation techniques and tests them for validity using prices from observable current market transactions in the same instrument or based on other available observable market data.
Bukti terbaik atas nilai wajar instrumen keuangan pada saat pengakuan awal adalah harga transaksi, yaitu nilai wajar dari pembayaran yang diberikan atau diterima, kecuali jika nilai wajar dari instrumen keuangan tersebut dapat dibuktikan melalui perbandingan dengan transaksi pasar terkini yang dapat diobservasi dari suatu instrumen yang sama (yaitu tanpa modifikasi atau pengemasan ulang) atau berdasarkan suatu teknik penilaian yang variabelnya hanya menggunakan data pasar yang dapat diobservasi. Saat harga transaksi memberikan bukti terbaik atas nilai wajar pada saat pengakuan awal, maka instrumen keuangan pada awalnya diukur pada harga transaksi dan selisih antara harga transaksi dan nilai yang sebelumnya diperoleh dari model penilaian diakui dalam laba rugi setelah pengakuan awal tergantung pada masing-masing fakta dan keadaan dari transaksi tersebut namun tidak lebih lambat dari saat penilaian tersebut didukung sepenuhnya oleh data pasar yang dapat diobservasi atau saat transaksi ditutup.
The best evidence of the fair value of a financial instrument at initial recognition is the transaction price, i.e., the fair value of the consideration given or received, unless the fair value of that instrument is evidenced by comparison with other observable current market transactions in the same instrument (i.e., without modification or repackaging) or based on a valuation technique whose variables include only data from observable markets. When transaction price provides the best evidence of fair value at initial recognition, the financial instrument is initially measured at the transaction price and any difference between this price and the value initially obtained from a valuation model is subsequently recognized in profit or loss depending on the individual facts and circumstances of the transaction but not later than when the valuation is supported wholly by observable market data or the transaction is closed out.
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2011
Nilai wajar mencerminkan risiko kredit atas instrumen keuangan dan termasuk penyesuaian yang dilakukan untuk memasukkan risiko kredit Bank dan pihak lawan, mana yang lebih sesuai. Estimasi nilai wajar yang diperoleh dari model penilaian akan disesuaikan untuk mempertimbangkan faktor-faktor lainnya, seperti risiko likuiditas atau ketidakpastian model penilaian, sepanjang Bank yakin bahwa keterlibatan suatu pasar pihak ketiga akan mempertimbangkan faktor-faktor tersebut dalam penetapan harga suatu transaksi.
Fair values reflect the credit risk of the instrument and include adjustments to take account of the credit risk of the Bank and counterparty where appropriate. Fair value estimates obtained from models are adjusted for any other factors, such as liquidity risk or model uncertainties, to the extent that the Bank believes a third-party market participation would take them into account in pricing a transaction.
Aset keuangan dan long position diukur menggunakan harga penawaran; liabilitas keuangan dan short position diukur menggunakan harga permintaan. Jika Bank memiliki posisi aset dan liabilitas dimana risiko pasarnya saling hapus, maka Bank dapat menggunakan nilai tengah dari harga pasar sebagai dasar untuk menentukan nilai wajar posisi risiko yang saling hapus tersebut dan menerapkan penyesuaian terhadap harga penawaran atau harga permintaan terhadap posisi terbuka neto (net open position), mana yang lebih sesuai.
Financial assets and long positions are measured at a bid price; financial liabilities and short positions are measured at an ask price. Where the Bank has positions with offsetting risk, mid-market prices are used to measure the offsetting risk positions and a bid or ask price adjustment is applied only to the net open position as appropriate.
h. Giro pada Bank Indonesia dan giro pada bank- bank lain
h. Demand deposits at Bank Indonesia and other banks
Setelah pengakuan awal, giro pada Bank Indonesia dan giro pada bank-bank lain dicatat pada biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif di laporan posisi keuangan gabungan. i.
Penempatan pada Bank Indonesia dan bank-bank lain dan kredit yang diberikan
i.
Placements with Bank Indonesia and other banks and loans receivable
Penempatan pada Bank Indonesia dan bank-bank lain dan kredit yang diberikan pada awalnya diukur pada nilai wajar ditambah biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung dan merupakan biaya tambahan untuk memperoleh aset keuangan tersebut, dan setelah pengakuan awal diukur pada biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif.
Placements with Bank Indonesia and other banks and loans receivable are initially measured at fair value plus incremental direct transaction costs, and subsequently measured at their amortized cost using effective interest method.
Kredit dalam rangka pembiayaan bersama (kredit sindikasi) dinyatakan sebesar biaya perolehan diamortisasi sesuai dengan porsi risiko yang ditanggung oleh Bank.
Syndicated loans are stated at amortized cost in accordance with the risk borne by the Bank.
j. Efek-efek yang diperdagangkan Efek-efek yang diperdagangkan diakui dan diukur pada nilai wajar di laporan posisi keuangan gabungan pada saat pengakuan awal dan setelah pengakuan awal, dengan biaya transaksi yang terjadi diakui langsung di dalam laba rugi. Semua perubahan nilai wajar efek-efek yang diperdagangkan diakui sebagai pendapatan bersih instrumen yang diperdagangkan dalam laba rugi. Laba atau rugi yang direalisasi pada saat efek-efek yang diperdagangkan dijual, diakui dalam laba rugi tahun berjalan. Efek-efek yang diperdagangkan tidak direklasifikasi setelah pengakuan awal. k. Instrumen derivatif
70
Subsequent to initial recognition, demand deposits at Bank Indonesia and other banks are carried at amortized cost using effective interest method in the combined statement of financial position.
j.
Trading securities Trading securities are initially recognized and subsequently measured at fair value in the combined statement of financial position, with transaction costs recognized in profit or loss. All changes in fair value of trading securities are recognized as net trading income in profit or loss. Gains or losses which are realized when the trading securities are sold, are recognized in profit or loss for the year. Trading securities are not reclassified subsequent to their initial recognition.
k. Derivative instruments
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2011 k.1. Instrumen derivatif
k.1. Derivative instruments
Instrumen derivatif, yang dicatat pada nilai wajar setelah pengakuan awal, meliputi aset derivatif dan liabilitas derivatif untuk tujuan diperdagangkan dan manajemen risiko. Instrumen derivatif untuk tujuan manajemen risiko adalah untuk lindung nilai eksposur Bank terhadap risiko suku bunga, risiko mata uang, risiko harga, dan eksposur lainnya terkait dengan posisi non-trading. Perubahan nilai wajar instrumen derivatif untuk tujuan diperdagangkan dan manajemen risiko yang tidak memenuhi persyaratan akuntansi lindung nilai diakui dalam laba rugi tahun berjalan.
Derivative instruments which are carried at fair value after initial recognition, consist of all derivative assets and liabilities held for trading and risk management purposes. Derivative instruments for risk management purposes are used to hedge the Bank’s exposures to interest rate risk, currency risk, price risk and other exposures relating to non-trading positions. Changes in fair value of derivative instruments held for trading and risk management purposes but not qualifying for hedge accounting are recognized in profit or loss for the year.
Bank tidak menerapkan akuntansi lindung nilai untuk seluruh instrumen derivatif yang dimiliki untuk tujuan manajemen risiko.
The Bank did not apply hedge accounting for its derivative instruments held for risk management purposes. k.2. Embedded derivatives
k.2. Derivatif melekat Derivatif dapat melekat pada perjanjian kontraktual lainnya (kontrak utama). Bank memperlakukan derivatif melekat secara terpisah, jika dan hanya jika, instrumen campuran (instrumen yang digabungkan) tidak diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi; instrumen terpisah yang memiliki persyaratan yang sama dengan derivatif melekat memenuhi definisi sebagai derivatif; dan karakteristik ekonomi dan risiko dari derivatif melekat tidak berkaitan erat dengan karakteristik ekonomi dan risiko dari kontrak utama. Derivatif melekat yang dipisahkan dicatat berdasarkan klasifikasinya, dan disajikan di laporan posisi keuangan gabungan bersamaan dengan kontrak utamanya. l. .Efek-efek yang dipinjamkan dan dipinjam
71
Derivatives may be embeded in another contractual arrangement (a “host contract”). The Bank accounts for embedded derivatives separately from the host contract, if and only if, the hybrid instrument is not itself carried at fair value through profit or loss; the terms of the embedded derivative would meet the definition of a derivative if they were contained in a separate contract; and the economic characteristics and risks of the embedded derivative are not clearly and closely related to the economic characteristics and risks of the host contract. Separated emdedded derivatives are accounted for depending on their classification, and are presented in the combined statement of financial position together with the host contract. l.
Marketable securities lending and borrowing
Efek-efek dapat dipinjamkan atau dijual dengan perjanjian yang memberikan hak dan kewajiban untuk membeli kembali atau menarik kembali efekefek tersebut sebelum jatuh tempo, dimana pihak yang mengalihkan kepemilikan atas efek-efek masih memiliki pengendalian efektif terhadap efekefek tersebut. Transaksi demikian dicatat sebagai pinjaman yang dijaminkan (“secured borrowing”) dan dicatat sebagai liabilitas atas pinjaman yang dijaminkan. Efek-efek yang dipinjamkan kepada pihak lain tetap dicatat di laporan keuangan gabungan.
Marketable securities may be lent or sold subject to an agreement that entitles and obligates to repurchase or redeem the transferred assets before their maturity under which the transferor maintains effective control over those assets. These transactions are accounted for as secured borrowing and recorded as obligation under secured borrowing. Marketable securities lent to counterparties are retained in the combined financial statements.
Sebaliknya, efek-efek yang dipinjam atau dibeli dengan perjanjian yang memberikan hak dan kewajiban untuk menjual kembali efek-efek tersebut sebelum jatuh tempo tidak diakui di laporan keuangan gabungan. Transaksi ini dicatat sebagai tagihan atas pinjaman yang dijaminkan. Jika efek-efek ini dijual ke pihak ketiga, kewajiban untuk mengembalikan efek-efek tersebut diakui sebagai liabilitas sebesar nilai wajarnya dan laba atau rugi yang mungkin terjadi di kemudian hari diakui dalam laba rugi tahun yang bersangkutan.
On the other hand, marketable securities borrowed or purchased subject to an agreement that entitles and obligates to resell the transferred assets before their maturity are not recognized in the combined financial statements. These transactions are recorded as receivables under secured borrowing. If they are sold to third parties, the obligation to return the marketable securities is recorded as a liability at fair value and any subsequent gain or loss is included in profit or loss for the year.
Tagihan atas pinjaman yang dijaminkan diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang. Liabilitas atas pinjaman yang dijaminkan diklasifikasikan sebagai liabilitas
Receivables under secured borrowing is classified as loans and receivables. Obligation under secured borrowing is classified as other financial liabilities measured at amortized cost. After initial
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2011 keuangan lainnya yang diukur pada biaya perolehan amortisasi. Setelah pengakuan awal, tagihan atas pinjaman yang dijaminkan dan liabilitas atas pinjaman yang dijaminkan dicatat pada biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif.
m. Tagihan dan utang akseptasi
recognition, receivables under secured borrowing and obligation under secured borrowing are recorded at amortized cost using effective interest method.
m. Acceptance receivables and payables
Setelah pengakuan awal, tagihan dan utang akseptasi dinyatakan sebesar biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif. n. Aset tetap
72
n. Fixed assets
Aset tetap pada awalnya diakui sebesar biaya perolehan. Biaya perolehan meliputi harga pembelian dan biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk membawa aset tersebut ke lokasi dan kondisi yang diinginkan agar aset siap digunakan sesuai dengan keinginan manajemen.
Fixed assets are initially recognized at cost. Cost includes its purchase price and any costs directly attributable to bringing the asset to the location and condition necessary for it to be capable of operating in the manner intended by management.
Setelah pengakuan awal, aset tetap diukur dengan model biaya (cost model), yaitu dicatat sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai.
After initial recognition, fixed assets are measured using the cost model, i.e. carried at its cost less any accumulated depreciation and accumulated impairment losses.
Penyusutan dihitung sejak bulan aset yang bersangkutan digunakan, dengan metode garis lurus (straight-line method), berdasarkan estimasi masa manfaat sebagai berikut:
Depreciation is computed from the month such assets were placed into service, based on the straight-line method, over the estimated useful lives as follows:
Peralatan dan perabot kantor Perangkat keras komputer
o.
After initial recognition, acceptance receivables and payables are stated at amortized cost using effective interest method.
5 tahun/years 5 tahun/years 5 tahun/years
Furniture, fixtures and equipment Computer hardware
Jika nilai tercatat aset tetap lebih besar dari nilai yang dapat dipulihkan, nilai tercatat aset tetap diturunkan menjadi sebesar nilai yang dapat dipulihkan dan rugi penurunan nilai diakui dalam laba rugi tahun berjalan.
When the carrying amount of fixed assets is greater than its estimated recoverable amount, it is written down to its recoverable amount and the impairment losses are recognized in profit or loss for the year.
Apabila aset tetap tidak digunakan lagi atau dijual, maka nilai tercatat dan akumulasi penyusutannya dikeluarkan dari laporan posisi keuangan gabungan, dan keuntungan atau kerugian yang terjadi diakui dalam laba rugi tahun berjalan.
When fixed assets are retired or disposed, their carrying values and the related accumulated depreciation are removed from the combined statement of financial position, and the resulting gains or losses are recognized in the current year profit or loss.
Perpajakan
o. Taxation
Beban pajak terdiri dari beban pajak kini dan beban pajak tangguhan. Beban pajak diakui pada laba rugi kecuali untuk item yang diakui secara langsung di rekening Kantor Pusat, dimana beban pajak yang terkait dengan item tersebut diakui di pendapatan komprehensif lain.
Income tax expense comprises current and deferred tax. Income tax expense is recognized in profit or loss except to the extent that it relates to items recognized directly in Head Office accounts, in which case it is recognized in other comprehensive income.
Beban pajak kini merupakan estimasi utang pajak yang dihitung atas laba kena pajak untuk tahun yang bersangkutan dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau yang secara substansial telah berlaku pada tanggal pelaporan.
Current tax is the expected tax payable on the taxable income for the year, using tax rates enacted or substantially enacted at the reporting date.
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2011
Bank menerapkan metode aset dan liabilitas dalam menghitung beban pajaknya. Dengan metode ini, aset dan liabilitas pajak tangguhan diakui pada setiap tanggal pelaporan sebesar perbedaan temporer aset dan liabilitas untuk tujuan akuntansi dan tujuan pajak. Metode ini juga mengharuskan pengakuan manfaat pajak di masa akan datang, seperti kompensasi rugi fiskal, jika kemungkinan realisasi manfaat tersebut di masa mendatang cukup besar (probable). Tarif pajak yang berlaku digunakan dalam menentukan pajak penghasilan tangguhan.
The Bank adopts the asset and liability method in determining its income tax expense. Under this method, deferred tax assets and liabilities are recognized at each reporting date for temporary differences between the accounting and tax bases of assets and liabilities. This method also requires the recognition of future tax benefits, such as tax loss carryforwards, to the extent that realization of such benefits is probable. Currently enacted tax rates are used in the determination of deferred income tax.
Perubahan atas liabilitas perpajakan dicatat pada saat surat ketetapan pajak diterima, atau apabila diajukan keberatan dan/atau banding, ketika hasil keberatan atau banding sudah diputuskan.
Amendments to taxation obligations are recorded when an assessment is received, or if objection and/or appeal is applied, when the results of the objection or the appeal are determined.
p. Investasi pada saham dari kredit yang direstrukturisasi Investasi pada saham dari kredit yang direstrukturisasi disajikan sebagai bagian dari aset lain-lain dan diklasifikasikan sebagai aset keuangan tersedia untuk dijual.
Investment in shares from restructured debts are presented as part of other assets and classified as financial assets available for sale.
Setelah pengakuan awal, investasi yang diklasifikasikan dalam kelompok tersedia untuk dijual dinyatakan pada nilai wajarnya, kecuali untuk efek ekuitas yang tidak memiliki kuotasi harga pasar yang nilai wajarnya tidak dapat diukur secara handal. Efek ekuitas tersebut dicatat pada biaya perolehan, dengan mempertimbangkan terjadinya kerugian penurunan nilai, berdasarkan nilai tercatat yang ditentukan pada tanggal terakhir nilai wajar dapat ditentukan secara handal.
After initial recognition, available-for-sale investments are carried at fair value, except for unquoted equity securities whose fair value cannot be reliably measured. Such equity securities are carried at cost, subject to impairment testing, based on the carrying amount determined at the last date that the fair value could be determined reliably.
Pendapatan dividen diakui pada laba rugi pada saat Bank berhak atas dividen tersebut.
Dividend income is recognized in profit or loss when the Bank becomes entitled to the dividend.
Perubahan nilai wajar lainnya diakui secara langsung dalam pendapatan komprehensif lain sampai investasi tersebut dijual atau mengalami penurunan nilai, dimana keuntungan dan kerugian kumulatif yang sebelumnya diakui dalam pendapatan komprehensif lain direklasifikasi ke laba rugi sebagai penyesuaian reklasifikasi.
Other fair value changes are recognized directly in other comprehensive income until the investment is sold or impaired, whereupon the cumulative gains and losses previously recognized in other comprehensive income are reclassified to profit or loss as a reclassification adjusment.
q. Identifikasi dan pengukuran penurunan nilai
73
p. Investment in shares from restructured debts
q. Identification and measurement of impairment
Pada setiap tanggal pelaporan, Bank mengevaluasi apakah terdapat bukti obyektif bahwa aset keuangan yang tidak dicatat pada nilai wajar melalui laporan laba rugi telah mengalami penurunan nilai. Aset keuangan mengalami penurunan nilai jika bukti obyektif menunjukkan bahwa peristiwa yang merugikan telah terjadi setelah pengakuan awal aset keuangan, dan peristiwa tersebut berdampak pada arus kas masa datang atas aset keuangan yang dapat diestimasi secara handal.
At each reporting date, the Bank assesses whether there is objective evidence that financial assets not carried at fair value through profit or loss are impaired. Financial assets are impaired when objective evidence demonstrates that a loss event has occurred after the initial recognition of the financial asset, and that the loss event has an impact on the future cash flows on the financial asset that can be estimated reliably.
Bukti obyektif bahwa aset keuangan (termasuk efek ekuitas) mengalami penurunan nilai meliputi wanprestasi atau tunggakan pembayaran oleh debitur, restrukturisasi kredit atau tagihan oleh
Objective evidence that financial assets (including equity securities) are impaired can include default or delinquency by a borrower, restructuring of a loan or receivable by the Bank on terms that the
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2011
74
Bank dengan persyaratan yang tidak mungkin diberikan jika debitur tidak mengalami kesulitan keuangan, indikasi bahwa debitur atau penerbit akan dinyatakan pailit, hilangnya pasar aktif dari aset keuangan akibat kesulitan keuangan, atau data yang dapat diobservasi lainnya yang terkait dengan kelompok aset keuangan seperti memburuknya status pembayaran debitur atau penerbit dalam kelompok tersebut, atau kondisi ekonomi yang berkorelasi dengan wanprestasi atas aset dalam kelompok tersebut. Lebih lanjut, untuk investasi pada efek ekuitas, penurunan yang signifikan atau penurunan jangka panjang pada nilai wajar investasi di bawah harga perolehannya juga merupakan bukti obyektif terjadinya penurunan nilai.
Bank would not otherwise consider, indications that a borrower or issuer will enter bankruptcy, the disappearance of an active market for a financial asset due to financial difficulties, or other observable data relating to a group of assets such as adverse changes in the payment status of borrowers or issuers in the group, or economic conditions that correlate with defaults in the group. In addition, for an investment in an equity security, a significant or prolonged decline in fair value below its cost is objective evidence of impairment.
Bank menentukan bukti penurunan nilai atas aset keuangan secara individual dan kolektif. Evaluasi penurunan nilai secara individual dilakukan terhadap aset keuangan yang signifikan secara individual.
The Bank considers evidence of impairment for financial assets at both a specific asset and collective level. All individually significant financial assets are assessed for specific impairment.
Semua aset keuangan yang signifikan secara individual yang tidak mengalami penurunan nilai secara individual dievaluasi secara kolektif untuk menentukan penurunan nilai yang sudah terjadi namun belum diidentifikasi. Aset keuangan yang tidak signifikan secara individual akan dievaluasi secara kolektif untuk menentukan penurunan nilainya dengan mengelompokkan aset keuangan tersebut berdasarkan karakteristik risiko yang serupa. Aset keuangan yang dievaluasi secara individual untuk penurunan nilai, dan dimana kerugian penurunan nilai diakui, tidak lagi termasuk dalam penurunan nilai secara kolektif.
All individually significant financial assets found not to be specifically impaired are then collectively assessed for any impairment that has been incurred but not yet identified. Financial assets that are not individually significant are collectively assessed for impairment by grouping together such financial assets with similar risk characteristics. Financial assets that are individually assessed for impairment, and for which an impairment loss is recognized, are no longer included in a collective assessment of impairment.
Dalam mengevaluasi penurunan nilai secara kolektif, Bank menggunakan model statistik dari tren historis atas probabilitas wanprestasi, waktu pemulihan dan jumlah kerugian yang terjadi, yang disesuaikan dengan pertimbangan manajemen mengenai apakah kondisi ekonomi dan kondisi kredit saat ini mungkin menyebabkan kerugian aktual lebih besar atau lebih kecil daripada yang dihasilkan oleh model historis. Tingkat wanprestasi, tingkat kerugian dan waktu pemulihan yang diharapkan di masa datang secara berkala dibandingkan dengan hasil aktual yang diperoleh untuk memastikan bahwa estimasi yang digunakan masih tepat.
In assessing collective impairment, the Bank uses statistical modeling of historical trends of the probability of default, timing of recoveries and the amount of loss incurred, adjusted for management’s judgment as to whether current economic and credit conditions are such that the actual losses are likely to be greater or less than suggested by historical modeling. Default rates, loss rates and the expected timing of future recoveries are regularly benchmarked against actual outcomes to ensure that they remain appropriate.
Kerugian penurunan nilai atas aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi diukur sebesar selisih antara nilai tercatat aset keuangan dengan nilai kini estimasi arus kas masa datang yang didiskonto menggunakan suku bunga efektif awal dari aset keuangan tersebut. Perhitungan nilai kini dari estimasi arus kas masa datang atas aset keuangan dengan agunan (collateralized financial asset) mencerminkan arus kas yang dapat dihasilkan dari pengambilalihan agunan dikurangi biaya-biaya untuk memperoleh dan menjual agunan, terlepas apakah pengambilalihan tersebut berpeluang terjadi atau tidak. Kerugian yang terjadi diakui pada laba rugi dan dicatat pada akun cadangan kerugian atas aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi. Pendapatan bunga atas aset keuangan yang mengalami penurunan nilai tetap diakui atas dasar suku bunga yang digunakan untuk mendiskonto arus kas masa datang dalam pengukuran kerugian penurunan nilai. Ketika peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai menyebabkan jumlah
Impairment losses on financial assets carried at amortized cost are measured as the difference between the carrying amount of the financial assets and the present value of estimated future cash flows discounted at the financial assets’ original effective interest rate. The calculation of the present value of the estimated future cash flows of a collateralized financial asset reflects the cash flows that may result from foreclosure less costs for obtaining and selling the collateral, whether or not foreclosure is probable. Losses are recognized in profit or loss and reflected in an allowance account against financial assets carried at amortized cost. Interest on the impaired financial asset continues to be recognized using the rate of interest used to discount the future cash flows for the purpose of measuring the impairment loss. When a subsequent event causes the amount of impairment loss to decrease, the impairment loss is reversed through profit or loss.
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2011 kerugian penurunan nilai berkurang, kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui harus dipulihkan dan pemulihan tersebut diakui pada laba rugi. Kerugian penurunan nilai atas efek-efek ekuitas untuk tujuan investasi yang tersedia untuk dijual diakui dengan mengeluarkan kerugian kumulatif yang telah diakui secara langsung dalam pendapatan komprehensif lain ke laba rugi sebagai penyesuaian reklasifikasi. Jumlah kerugian kumulatif yang direklasifikasi dari pendapatan komprehensif lain ke laba rugi merupakan selisih antara biaya perolehan dengan nilai wajar kini, dikurangi kerugian penurunan nilai aset keuangan yang sebelumnya telah diakui pada laba rugi.
Impairment losses on available-for-sale equity investment securities are recognized by transferring the cumulative loss that has been recognized directly in other comprehensive income to profit or loss as a reclassification adjustment. The cumulative loss that is reclassified from other comprehensive income to profit or loss is the difference between the acquisition cost and the current fair value, less any impairment loss previously recognized in profit or loss.
Pemulihan nilai wajar efek-efek ekuitas yang tersedia untuk dijual setelah terjadinya kerugian penurunan nilai diakui langsung dalam pendapatan komprehensif lain.
Any subsequent recovery in the fair value of an impaired available-for-sale equity securities is recognized directly in other comprehensive income.
Jika persyaratan kredit atau piutang dinegosiasi ulang atau dimodifikasi karena debitur atau penerbit mengalami kesulitan keuangan, maka penurunan nilai diukur dengan suku bunga efektif awal yang digunakan sebelum persyaratan diubah.
If the terms of a loan or receivable are renegotiated or otherwise modified because of financial difficulties of the borrower or issuer, impairment is measured using the original effective interest rate before the modification of terms.
Transaksi rekening administratif merupakan komitmen dan kontinjensi yang mempunyai risiko kredit, yang terdiri atas fasilitas kredit bersifat committed yang belum digunakan, fasilitas letters of credit yang tidak dapat dibatalkan, garansi bank dan stand by letters of credit yang diterbitkan.
Off-balance sheet transactions represent commitments and contingencies which carry credit risk, including undrawn committed loan facilities, irrevocable letters of credit facilities, bank guarantees and stand by letters of credit issued.
Sejak tanggal 1 Januari 2011, Bank tidak lagi diwajibkan untuk membentuk taksiran kerugian atas transaksi rekening administratif namun Bank tetap harus menghitung cadangan kerugian penghapusan nilai dengan mengacu pada standar akuntansi yang berlaku.
Since 1 January 2011, the Bank is not required to provide an estimated losses from off-balance sheet transactions, but the Bank should still calculate the allowance for impairment losses in accordance with the applicable accounting standard.
Nilai tercatat aset non-keuangan Bank, selain aset pajak tangguhan, ditelaah pada setiap tanggal pelaporan untuk menentukan apakah terdapat indikasi penurunan nilai. Jika terdapat indikasi tersebut, nilai aset yang dapat dipulihkan diestimasi.
The carrying amount of the Bank’s non-financial assets, other than deferred tax assets, are reviewed at each reporting date to determine whether there is any indication of impairment. If any such indication exists then the asset’s recoverable amount is estimated.
r. Simpanan dari nasabah bukan bank dan bankbank lain
r.
Setelah pengakuan awal, giro dan deposito berjangka dinyatakan sebesar biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif. s. Imbalan pasca-kerja Liabilitas Bank atas imbalan pasca-kerja dihitung berdasarkan nilai kini dari estimasi jumlah imbalan pasca-kerja di masa depan yang telah menjadi hak karyawan sebagai imbalan atas jasa yang telah diberikan oleh karyawan pada masa kini dan masa lalu, dikurangi dengan nilai wajar aset bersih dana pensiun. Perhitungan dilakukan oleh aktuaris independen dengan metode projected-unit-credit.
75
Deposits from non-bank customers and others banks After initial recognition, demand deposits and term deposits are carried at amortized cost using effective interest method.
s.
Post-employment benefits The Bank’s obligation for post-employment benefits is calculated at present value of estimated future benefits that the employees have earned in return for their services in the current and prior periods, deducted by any plan assets. The calculation is performed by an independent actuary using the projected-unitcredit method.
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2011 Ketika imbalan pasca-kerja berubah, porsi kenaikan atau penurunan imbalan sehubungan dengan jasa yang telah diberikan oleh karyawan pada masa lalu dibebankan atau dikreditkan ke laba rugi tahun berjalan dengan menggunakan metode garis lurus (straight-line method) selama rata-rata sisa masa kerja karyawan hingga imbalan pasca-kerja menjadi hak karyawan (vested). Imbalan pasca-kerja yang telah menjadi hak karyawan diakui segera sebagai beban dalam laba rugi.
When the benefits of a plan change, the portion of the increased or decreased benefit relating to past service by employees is charged or credited to profit or loss for the year on a straight-line method over the average remaining service period until the benefits become vested. To the extent that the benefits vest immediately, the expense is recognized immediately in profit or loss.
Keuntungan atau kerugian aktuaria diakui sebagai pendapatan atau beban apabila akumulasi keuntungan atau kerugian aktuaria bersih yang belum diakui pada akhir periode pelaporan sebelumnya melebihi 10% atas nilai yang lebih besar antara nilai kini liabilitas imbalan pasti dan nilai wajar aset program pada tanggal tersebut. Keuntungan atau kerugian ini diakui dengan metode garis lurus selama rata-rata sisa masa kerja karyawan yang diharapkan. Jika tidak, keuntungan atau kerugian aktuaria tidak diakui.
Actuarial gains or losses are recognized as income or expense when the net cumulative unrecognized actuarial gains or losses at the end of the previous reporting period exceed 10% of the greater of the present value of the defined benefit obligation and the fair value of the plan assets at that date. These gains or losses are recognized on a straight-line basis over the expected average remaining working lives of the employees. Otherwise, the actuarial gains or losses are not recognized.
t. Pendapatan dan beban bunga
Interest income and expenses
Pendapatan dan beban bunga diakui dalam laba rugi menggunakan metode suku bunga efektif. Suku bunga efektif adalah suku bunga yang secara tepat mendiskontokan estimasi pembayaran dan penerimaan kas di masa datang selama perkiraan umur dari aset keuangan atau liabilitas keuangan (atau, jika lebih tepat, digunakan periode yang lebih singkat) untuk memperoleh nilai tercatat dari aset keuangan atau liabilitas keuangan. Pada saat menghitung suku bunga efektif, Bank mengestimasi arus kas di masa datang dengan mempertimbangkan seluruh persyaratan kontraktual dalam instrumen keuangan tersebut, tetapi tidak mempertimbangkan kerugian kredit di masa mendatang.
Interest income and expenses are recognized in profit or loss using the effective interest method. The effective interest rate is the rate that exactly discounts the estimated future cash payments and receipts through the expected life of the financial asset or liability (or, where appropriate, a shorter period) to the carrying amount of the financial asset or liability. When calculating the effective interest rate, the Bank estimates future cash flows considering all contractual terms of the financial instrument, but not future credit losses.
Perhitungan suku bunga efektif mencakup biaya transaksi dan seluruh imbalan/provisi dan bentuk lain yang dibayarkan atau diterima yang merupakan bagian tak terpisahkan dari suku bunga efektif.
The calculation of the effective interest rate includes transaction costs and all fees and points paid or received that are an integral part of the effective interest rate.
Pendapatan dan beban bunga yang disajikan di dalam laporan laba rugi komprehensif gabungan meliputi bunga atas aset keuangan dan liabilitas keuangan yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi yang dihitung menggunakan suku bunga efektif.
Interest income and expenses presented in the combined statement of comprehensive income include interest on financial assets and liabilities at amortized cost calculated on an effective interest basis.
u. Provisi dan komisi
76
t.
u.
Fees and commissions
Pendapatan dan beban provisi dan komisi merupakan bagian tak terpisahkan dari suku bunga efektif aset keuangan atau liabilitas keuangan dimasukkan ke dalam perhitungan suku bunga efektif.
Fees and commission income and expenses that are integral to the effective interest rate on a financial asset or liability are included in the measurement of the effective interest rate.
Pendapatan provisi dan komisi lainnya, termasuk provisi yang terkait transaksi ekspor impor, provisi atas jasa manajemen kas, dan provisi atas jasa kustodian diakui pada saat jasa diberikan.
Other fees and commission income, including export import related fees, cash management service fees, and custodian service fees are recognized as the related services are performed.
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2011
Beban provisi dan komisi lainnya yang terutama terkait dengan provisi atas transaksi antar bank dan provisi atas jasa perantara pedagang efek diakui sebagai beban pada saat jasa tersebut diterima.
Other fees and commission expense related mainly to inter-bank transaction fees and brokerage fees are expensed as the services are received.
v. Pendapatan bersih instrumen yang diperdagangkan
v.
Pendapatan bersih instrumen yang diperdagangkan terdiri dari laba dikurangi rugi atas aset keuangan dan liabilitas keuangan yang dimiliki untuk diperdagangkan, dan termasuk perubahan nilai wajar yang sudah ataupun yang belum direalisasi, bunga dan selisih kurs. 3.
Manajemen Risiko Keuangan Dan Manajemen Modal a. Pendahuluan dan gambaran umum
77
Net trading income Net trading income comprises gains less losses on financial assets and liabilities held for trading, and includes all realized and unrealized fair value changes, interest and foreign exchange differences.
3.
Financial Risk Management And Capital Management a.
Introduction and overview
Bank memiliki eksposur terhadap risiko-risiko atas instrumen keuangan sebagai berikut:
The Bank has exposures to the following risks from financial instruments:
• • • •
• • • •
Risiko kredit Risiko likuiditas Risiko pasar Risiko operasional
Credit risk Liquidity risk Market risk Operational risk
Catatan ini menyajikan informasi mengenai eksposur Bank terhadap setiap risiko di atas, tujuan dan kebijakan yang dilakukan oleh Bank dalam mengukur dan mengelola risiko.
This note presents information about the Bank’s exposure to each of the above risks, the Bank’s objectives and policies for measuring and managing risks.
Kerangka manajemen risiko
Risk management framework
Manajemen risiko dalam Deutsche Bank merupakan fungsi yang independen dari para pengambil risiko yang terdapat di berbagai Divisi Grup. Manajemen risiko ini difokuskan pada kemampuan untuk mengidentifikasi, mengukur, menggabungkan dan mengelola risiko untuk meningkatkan modal dan menilai risiko secara tepat. Kerangka manajemen risiko yang dimiliki Bank diyakini dapat mendorong terbentuknya harmonisasi antara lingkungan risiko internal Bank dengan budaya perusahaan dalam filosofi risiko terpadu. Deutsche Bank mengelola risiko dengan kerangka prinsip risiko yang komprehensif, struktur organisasi dan proses risiko yang erat terkait dengan aktivitas Divisi Grup.
Risk management in Deutsche Bank is functionally independent of risk takers in the various Group Divisions. It is centered on the ability to identify, measure, aggregate and manage risks, to attribute capital and price risks appropriately. The Bank’s risk management framework promotes an internal risk environment across the Bank that is culturally attuned to its overall risk philosophy. Deutsche Bank manages risk through a comprehensive framework of risk principles, organizational structure and risk process that are closely aligned with the activities of the Group Divisions.
Prinsip Manajemen Risiko Dan Modal
Risk And Capital Management Principles
Prinsip utama yang mendukung pendekatan Deutsche Bank terhadap manajemen risiko dan modal adalah sebagai berikut:
The following key principles underpin Deutsche Bank’s approach to risk and capital management:
- Dewan Manajemen melakukan pengawasan atas manajemen risiko dan modal secara menyeluruh untuk Grup secara konsolidasi sebagai satu kesatuan. Dewan Pengawas memantau profil risiko dan modal secara berkala.
- The Management Board provides overall risk and capital management supervision for consolidated Group as a whole. The Supervisory Board regularly monitors risk and capital profile.
- Deutsche Bank mengelola risiko kredit, pasar, likuiditas, operasional, usaha, hukum, reputasi dan modal secara terpadu pada semua tingkatan terkait dalam organisasi. Hal ini juga berlaku untuk
- Deutsche Bank manages credit, market, liquidity, operational, business, legal and reputational risks as well as capital in an integrated manner at all relevant levels within
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2011 produk-produk kompleks yang dikelola secara khusus dalam kerangka yang ditetapkan untuk eksposur perdagangan.
78
the organization. This also holds true for complex products which are typically managed within the framework established for trading exposures.
- Struktur dari fungsi hukum, risiko dan modal berkaitan erat dengan struktur Divisi Grup.
- The structure of legal, risk and capital function is closely aligned with the structure of the Group Divisions.
- Fungsi hukum, risiko dan modal independen terhadap Divisi Grup.
- The legal, risk and capital function is independent of the Group Divisions.
Organisasi Manajemen Risiko Dan Modal
Risk And Capital Management Organization
Chief Risk Officer Deutsche Bank, yang merupakan anggota Dewan Manajemen, bertanggung jawab atas manajemen risiko kredit, pasar, likuiditas, operasional, usaha, hukum dan reputasi serta aktivitas manajemen modal dalam Grup secara konsolidasi. Pada tahun 2007, Deutsche Bank menggabungkan departemen Hukum dan Kepatuhan dengan fungsi manajemen risiko dan modal yang ada menjadi satu kesatuan fungsi hukum, risiko dan modal.
Deutsche Bank’s Chief Risk Officer, who is a member of the Management Board, is responsible for credit, market, liquidity, operational, business, legal and reputational risk management as well as capital management activities within the consolidated Group. In 2007, Deutsche Bank merged the Legal and Compliance departments with the existing risk and capital management function to an integrated legal, risk and capital function.
Ada dua komite fungsional yang dipusatkan pada fungsi hukum, risiko dan modal. Komite Risiko dan Modal dipimpin oleh Chief Risk Officer, dengan Chief Financial Officer sebagai Wakil Ketua. Tanggung jawab Komite Risiko dan Modal meliputi perencanaan profil risiko dan modal, pengawasan kapasitas modal dan optimisasi pendanaan. Selain itu, Chief Risk Officer juga memimpin Komite Risiko Executive, yang bertanggung jawab atas pengelolaan dan pengendalian risiko-risiko dalam Grup secara konsolidasi. Dua Wakil Chief Risk Officer yang melapor secara langsung kepada Chief Risk Officer merupakan anggota pengambil keputusan dalam Komite Risiko dan Modal.
Two functional committees are central to the legal, risk and capital function. The Capital and Risk Committee is chaired by the Chief Risk Officer, with the Chief Financial Officer being the Vice Chairman. The responsibilities of the Capital and Risk Committee include risk profile and capital planning, capital capacity monitoring and optimization of funding. In addition, the Chief Risk Officer chairs the Risk Executive Committee, which is responsible for management and control of the aforementioned risks across the consolidated Group. The two Deputy Chief Risk Officers who report directly to the Chief Risk Officer are among the voting members of the Capital and Risk Committee.
Unit hukum, risiko dan modal dibentuk dengan tugas untuk:
Dedicated legal, risk and capital function is established with the mandate to:
- Meyakinkan bahwa penyelenggaraan usaha dalam tiap divisi konsisten dengan hasrat (appetite) Bank terhadap risiko yang telah ditetapkan oleh Komite Risiko dan Modal;
-
Ensure that the business conducted within each division is consistent with the Bank’s risk appetite that the Capital and Risk Committee has set;
- Merumuskan dan melaksanakan kebijakan manajemen risiko dan modal, prosedur dan metodologi yang sesuai dengan kegiatan usaha tiap divisi;
-
Formulate and implement risk and capital management policies, procedures and methodologies that are appropriate to the businesses within each division;
- Menyetujui batasan-batasan risiko kredit, risiko pasar dan risiko likuiditas;
-
Approve credit risk, market risk and liquidity risk limits;
- Melakukan penelaahan atas portofolio secara berkala untuk meyakinkan bahwa portofolio risiko masih dalam batas yang dapat diterima; dan
-
Conduct periodic portfolio reviews to ensure that the portfolio of risk is within acceptable parameters; and
- Mengembangkan dan melaksanakan infrastruktur dan sistem manajemen risiko dan modal yang tepat untuk tiap divisi.
-
Develop and implement risk and capital management infrastructures and systems that are appropriate for each division.
Komite Risiko Reputasi Grup adalah sub-komite formal dari Komite Risiko Executive dan dipimpin oleh Chief Risk Officer. Komite ini menelaah dan membuat keputusan akhir untuk seluruh permasalahan risiko reputasi, dimana pelaporan atas masalah yang terkait dengan reputasi Bank dianggap penting oleh manajemen senior usaha dan regional atau diwajibkan
The Group Reputational Risk Committee (“GRRC”) is an official sub-committee of the Risk Executive Committee and is chaired by the Chief Risk Officer. The GRRC reviews and makes final determinations on all reputational risk issues, where the escalation of such issues is deemed necessary by senior business and regional
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2011
oleh kebijakan dan prosedur Grup.
management or required under the Group policies and procedures.
Departemen Keuangan dan Audit mendukung fungsi hukum, risiko dan modal. Departemen-departemen tersebut bekerja secara independen terhadap Divisi Grup dan fungsi hukum, risiko dan modal. Peran dari departemen Keuangan adalah untuk membantu Bank dalam menghitung dan menelaah risiko yang dihadapi dan meyakinkan kualitas dan integritas data yang terkait dengan risiko. Departemen Audit menelaah kepatuhan prosedur pengendalian internal terhadap standar internal dan aturan hukum.
The Finance and Audit departments support the legal, risk and capital function. They operate independently of both the Group Divisions and of the legal, risk and capital function. The role of the Finance department is to help quantify and verify the risk that the Bank assumes and ensures the quality and integrity of the risk related data. The Audit department reviews the compliance of the internal control procedures with internal and regulatory standards.
Di tingkat kantor cabang Indonesia, struktur manajemen risiko beroperasi dalam beberapa tingkatan, dimulai dari Unit Manajemen Risiko yang melapor kepada Komite Risiko Indonesia, yang bekerja sama secara erat dengan Komite Risiko Regional Asia Pasifik. Komite-komite ini, yang terdiri dari anggota dari manajemen dan kelompok pendukung back office, meyakinkan adanya konsistensi dalam pelaksanaan prinsip Grup dan peraturan setempat yang berlaku.
At the Indonesia branch level, the risk management structure operates in a multi-tier set up, starting from the Risk Management Unit (“RMU”) that reports to the Indonesian Risk Committee (“IRC”) who in turn works very closely with the Asia Pacific Regional Risk Committee (“RRC”). These committees, which are composed of members from management and the back office support group, ensure consistency in implementation of the Group principles as well as with local regulations.
b.0 Risiko kredit
b. Credit risk
Risiko kredit merupakan risiko apabila suatu pihak lalai untuk memenuhi kewajiban kontraktualnya dan menyebabkan pihak lain mengalami kerugian finansial. Risiko kredit timbul dari seluruh transaksi yang menyebabkan adanya tuntutan yang bersifat aktual, kontinjensi atau potensial terhadap pihak lain, obligor atau peminjam. Oleh karenanya, Bank mengukur eksposur kredit dari berbagai kategori yaitu kredit, liabilitas kontinjensi, derivatif over-the-counter (“OTC”), dan aset yang dapat diperdagangkan.
Credit risk is the risk that one party to a financial instrument will fail to discharge its contractual obligation and cause the other party to incur a financial loss. Credit risk arises from all transactions that give rise to actual, contingent or potential claims against any counterparty, obligor or borrower. As such, the Bank measures its credit exposure across various categories, namely loans, contingent liabilities, over-the-counter (“OTC”) derivatives, and tradable assets.
i. Eksposur maksimum terhadap risiko kredit
i. Maximum exposure to credit risk
Untuk aset keuangan yang diakui di laporan posisi keuangan gabungan, eksposur maksimum terhadap risiko kredit sama dengan nilai tercatatnya. Untuk garansi bank, stand by letters of credit dan fasilitas L/C yang tidak dapat dibatalkan yang diterbitkan, eksposur maksimum terhadap risiko kredit adalah nilai maksimum yang harus dibayarkan Bank jika timbul liabilitas atas garansi bank, stand by letters of credit dan fasilitas L/C yang tidak dapat dibatalkan yang diterbitkan. Untuk komitmen kredit, eksposur maksimum terhadap risiko kredit adalah sebesar nilai penuh fasilitas yang belum ditarik dari jumlah fasilitas kredit yang telah disepakati (committed) kepada nasabah.
For financial assets recognized in the combined statement of financial position, the maximum exposure to credit risk equals their carrying amount. For bank guarantees, stand by letters of credit and irrevocable L/C facilities issued, the maximum exposure to credit risk is the maximum amount that the Bank would have to pay if the obligations of the bank guarantees, stand by letters of credit and irrevocable L/C facilities issued are called upon. For credit commitments, the maximum exposure to credit risk is the full amount of the undrawn committed credit facilities granted to customers.
Tabel berikut menyajikan eksposur maksimum Bank terhadap risiko kredit untuk instrumen keuangan pada laporan posisi keuangan gabungan dan rekening administratif, tanpa memperhitungkan agunan yang dimiliki atau jaminan kredit lainnya:
The following table presents the Bank’s maximum exposure to credit risk of financial instruments in the combined statement of financial position and off-balance sheet accounts, without taking into account any collaterals held or other credit enhancement:
2011
79
2010
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2011 Instrumen keuangan pada laporan posisi keuangan gabungan: Giro pada Bank Indonesia Giro pada bank-bank lain Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain Efek-efek yang diperdagangkan Aset derivatif untuk tujuan diperdagangkan Kredit yang diberikan Tagihan atas pinjaman yang diberikan Tagihan akseptasi Piutang bunga Aset lain-lain Rekening administratif: Garansi bank dan stand by letters of credit yang diterbitkan Fasilitas kredit bersifat committed yang belum digunakan L/C yang tidak dapat dibatalkan
Financial instruments in the combined statement of financial position: Demand deposits at Bank Indonesia Demand deposits at other banks
1.847.479 731.643
1.290.343 511.972
2.897.455
8.265.932
4.953.631
3.285.275
Placements with Bank Indonesia and other banks Trading securities
322.562 4.906.068
144.360 4.748.318
Derivative assets held for trading Loans receivable
6.126.948 35.027 78.603 18.920
2.750.000 48.400 56.555 15.871
Receivables under secured borrowing Acceptance receivables Interest receivables Other assets Off-balance sheet accounts:
1.465.258
1.633.362
Bank guarantees and stand by letters of credit issued
70.955
138.413
202.511 23.657.060
222.576 23.111.377
Undrawn committed loan facilities Irrevocable L/C facilities
Jika diperlukan, Bank memperoleh jaminan, terikat dalam perjanjian saling hapus prinsip (master netting agreements), mempertimbangkan jangka waktu eksposur, dan mengelola konsentrasi risiko kredit berdasarkan segmen geografis dan/atau ekonomi.
Where appropriate, the Bank obtains security, enters into master netting agreements, rationalizes the duration of exposures, and manages concentrations of credit risk across geographical and/or economic segmentation.
ii. Analisa konsentrasi risiko kredit
ii. Concentration of credit risk analysis
Konsentrasi risiko kredit timbul ketika sejumlah nasabah menjalankan kegiatan usaha yang sejenis atau menjalankan kegiatan usaha dalam wilayah geografis yang sama, atau ketika nasabah memiliki karakteristik sejenis yang akan menyebabkan kemampuan mereka untuk memenuhi kewajban kontraktualnya secara serupa dipengaruhi oleh perubahan kondisi ekonomi atau kondisi lainnya.
Concentrations of credit risk arise when a number of customers are engaged in similar business activities or activities within the same geographic region, or when they have similar characteristics that would cause their ability to meet contractual obligations to be similarly affected by changes in economic or other conditions.
Bank mensyaratkan diversifikasi portofolio kredit berdasarkan jenis debitur, jenis kredit, dan sektor industri untuk meminimalkan risiko kredit.
The Bank requires the diversification of its credit portfolio among a variety of type of debtors, type of loans and industries in order to minimize the credit risk.
Konsentrasi risiko kredit berdasarkan pihak lawan:
Concentration of credit risk by type of counterparty:
2011
Korporasi Pemerintah dan Bank Indonesia Bank
Giro pada Bank Indonesia/ Demand deposits at Bank Indonesia
Giro pada bank-bank lain/ Demand deposits at other banks
Penempatan pada Bank Indonesia dan bank-bank lain/ Placements with Bank Indonesia and other banks
Efek-efek yang diperdagangka n/Trading securities
-
-
-
574.691
27.790
4.906.068
1.847.479 -
731.643
1.314.507 1.582.948
4.378.940 -
294.772
1.847.479
731.643
2.897.455
4.953.631
322.562
Giro pada bank-bank lain/ Demand deposits at other banks
Penempatan pada Bank Indonesia dan bank-bank lain/ Placements with Bank Indonesia and other banks
Aset derivatif untuk tujuan diperdagangkan /Derivative assets held for trading
Tagihan atas pinjaman yang dijaminkan/ Receivables under secured borrowing
Kredit yang diberikan/ Loans receivable
Komitmen dan kontinjensi yang memiliki risiko kredit/ Commitments and contingencies with credit risk
Tagihan akseptasi/ Acceptance receivables
Piutang bunga/ Interest receivables
Aset lain-lain/ Other assets
-
35.027
14.916
18.920
954.886
6.532.298
27,61
-
2.696.113 3.430.835
-
31.722 31.965
-
783.838
10.268.761 6.856.001
43,41 28,98
4.906.068
6.126.948
35.027
78.603
18.920
1.738.724
23.657.060
100,00
Jumlah/ Total
%
2010
Giro pada Bank Indonesia/ Demand deposits at Bank
80
Efek-efek yang diperdagangka n/Trading securities
Aset derivatif untuk tujuan diperdagangkan /Derivative assets held for trading
Kredit yang diberikan/ Loans receivable
Tagihan atas pinjaman yang dijaminkan/ Receivables under secured borrowing
Tagihan akseptasi/ Acceptance receivables
Piutang bunga/ Interest
Aset lain-lain/ Other assets
Komitmen dan kontinjensi yang memiliki risiko kredit/ Commitments and contingencies with credit risk
Jumlah/ Total
%
Corporates Government and Bank Indonesia Banks
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2011 Indonesia Korporasi Pemerintah dan Bank Indonesia Bank Retail
receivables
-
-
-
329.669
7.168
4.748.318
-
48.400
24.075
14.669
1.226.463
6.398.762
27,69
1.290.343 -
511.972 -
3.678.314 4.587.618 -
2.955.606 -
137.192 -
-
2.750.000 -
-
22.255 10.225 -
1.202
767.888 -
7.946.518 8.764.895 1.202
34,38 37,92 0,01
1.290.343
511.972
8.265.932
3.285.275
144.360
4.748.318
2.750.000
48.400
56.555
15.871
1.994.351
23.111.377
100,00
Konsentrasi risiko kredit dari kredit yang diberikan berdasarkan jenis kredit, valuta dan sektor ekonomi diungkapkan pada Catatan 10.
c.0 Risiko likuiditas
Retail
Concentration of credit risk of loans receivable by type of loans, currency and economic sector is disclosed in Note 10.
c.0 Liquidity risk
Risiko likuiditas adalah risiko yang timbul dari potensi adanya ketidakmampuan untuk memenuhi seluruh kewajiban pembayaran pada saat jatuh tempo. Manajemen Risiko Likuiditas meyakinkan kemampuan Bank untuk memenuhi seluruh kewajiban pembayaran pada saat jatuh tempo. Untuk membatasi risiko ini, manajemen mengatur diversifikasi sumber dana, mengelola aset dengan pertimbangan likuiditas dan mengawasi likuiditas secara harian. Selain itu, kantor cabang Indonesia memelihara cadangan wajib atas deposito sesuai dengan peraturan Bank Indonesia yang berlaku.
Liquidity risk is the risk arising from potential inability to meet all payment obligations when they become due. Liquidity Risk Management safeguards the ability of the Bank to meet all payment obligations when they become due. To limit this risk, management arranges for diversified funding sources, manages assets with liquidity in mind and monitors liquidity on a daily basis. In addition, the Indonesia branch maintains statutory reserves on deposits in accordance with Bank Indonesia regulations.
Bagian Treasury bertanggung jawab untuk mengelola risiko likuiditas. Kerangka manajemen risiko likuiditas Bank dirancang untuk mengidentifikasi, mengukur dan mengelola posisi risiko likuiditas. Kebijakan likuiditas yang mendasar ditelaah secara berkala oleh Komite Aset dan Liabilitas Grup dan disetujui oleh Kepala Manajemen Risiko Likuiditas yang bertanggung jawab atas metodologi dan kebijakan dalam Treasury. Kebijakan tersebut mendefinisikan metodologi yang diterapkan pada Grup, kantor cabang dan anak perusahaannya. Pada tingkat kantor cabang, risiko likuiditas dikelola oleh Komite Aset dan Liabilitas lokal berdasarkan kebijakan yang telah disetujui pada tingkat Grup.
The Treasury is responsible for the management of liquidity risk. The Bank’s liquidity risk management framework is designed to identify, measure and manage the liquidity risk position. The underlying Liquidity Policy is reviewed on a regular basis by the Group Asset and Liability Committee (“ALCO”) and approved by the Head of Liquidity Risk Management responsible for the methodology and policies in the Treasury. These policies define the methodology which is applied to the Group, its branches and its subsidiaries. At the branch level, liquidity risk is managed by the local ALCO based upon the approved policies at the Group level.
Ekposur risiko likuiditas
Exposure to liquidity risk
Ukuran utama yang digunakan Bank untuk mengelola risiko likuiditas adalah rasio aset likuid bersih terhadap simpanan dari nasabah bukan bank. Untuk tujuan pengukuran ini, aset likuid bersih terdiri dari kas dan setara kas dan efek-efek utang yang memiliki peringkat investasi dimana terdapat pasar aktif dan likuid dikurangi simpanan dari bank-bank lain dan komitmen yang akan jatuh tempo dalam satu bulan mendatang. Pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, rasio aset likuid bersih terhadap simpanan dari nasabah bukan bank masing-masing adalah 59,23% dan 91,04%.
The key measure used by the Bank for managing liquidity risk is the ratio of net liquid assets to deposits from non-bank customers. For this purpose, net liquid assets are considered as including cash and cash equivalents and investment grade debt securities for which there is an active and liquid market less any deposits from banks and commitments maturing within the next month. As of 31 December 2011 and 2010, the reported ratio of net liquid assets to deposits from non-bank customers were 59.23% and 91.04%, respectively.
2011
Kas dan setara kas Efek-efek yang diperdagangkan, kecuali Sertifikat Bank Indonesia yang diklasifikasikan sebagai kas dan setara kas Simpanan dari bank-bank lain Fasilitas kredit bersifat committed yang belum digunakan yang akan jatuh tempo bulan berikutnya Jumlah aset likuid bersih
81
Corporates Government and Bank Indonesia Banks
2010
5.324.517)
12.141.996)
4.953.631) (4.455.783)
1.247.314) (4.766.317)
-)
(64.595)
5.822.365)
8.558.398)
Cash and cash equivalents Trading securities, excluding Certificates of Bank Indonesia classified as cash and cash equivalents Deposits from other banks Undrawn committed loan facilities maturing within the next month Total net liquid assets
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2011
Simpanan dari nasabah bukan bank
) 9.829.841)
9.400.835)
Deposits from non-bank customers
59,23%
91,04%)
Ratio of net liquid assets to deposits from non-bank customers
Rasio aset likuid bersih terhadap simpanan dari nasabah bukan bank
Sisa umur kontraktual liabilitas keuangan sampai dengan jatuh tempo pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 adalah sebagai berikut:
Residual contractual maturities of financial liabilities as of 31 December 2011 and 2010 was as follows:
2011
Liabilitas non-derivatif Simpanan dari nasabah bukan bank Simpanan dari bank-bank lain Utang akseptasi Liabilitas untuk mengembalikan efekefek yang diterima atas pinjaman yang dijaminkan Liabilitas lain-lain dan beban masih harus dibayar Liabilitas derivatif Diperdagangkan: Arus kas keluar Arus kas masuk Fasilitas kredit bersifat committed yang belum digunakan Jumlah
Nilai tercatat/ Carrying amount
Nilai nominal bruto arus kas masuk (keluar)/ Gross nominal inflow (outflow)
Kurang dari 1 bulan/ Less than 1 month
1 - 3 bulan/ months
3 - 12 bulan/ months
1-2 tahun/ years
>2 tahun/ years
9.829.841
(9.829.841)
(9.363.356)
(387.588)
(78.897)
-)
-
4.455.783 35.539
(4.455.783) (35.539)
(4.213.935) (31.469)
(15.348) (4.070)
(226.500) -)
-) -)
-
Non-derivative liabilities Deposits from non-bank customers Deposits from other banks Acceptance payables Obligation to return securities received under secured borrowing
3.804.369
(3.804.369)
(3.804.369)
-)
-)
-)
-
11.871 18.137.403
(11.871) (18.137.403)
(7.384) (17.420.513)
(1.119) (408.125)
(3.368)) (308.765)
-) -)
-
257.281 257.281
(319.885) 58.214) (261.671)
(12.115) 6.221) (5.894)
(25.730) 6.405) (19.325)
(118.103) 19.986) (98.117)
(106.666) 19.292) (87.374)
(57.271) 6.310) (50.961)
18.394.684
(70.955) (18.470.029)
-) (17.426.407)
(66.421) (493.871)
(4.534) (411.416)
-) (87.374)
(50.961)
Nilai tercatat/ Carrying amount
Nilai nominal bruto arus kas masuk (keluar)/ Gross nominal inflow (outflow)
Kurang dari 1 bulan/ Less than 1 month
1 - 3 bulan/ months
3 - 12 bulan/ months
1-2 tahun/ years
>2 tahun/ years
9.400.835
(9.400.835)
(9.114.411)
(187.816)
(41.965)
(56.643)
-
4.766.317
(4.766.317)
(4.766.317)
-)
-)
-)
-
1.502.668 48.607
(1.502.668) (48.607)
-) (20.127)
-) (28.480)
(1.502.668) -)
-) -)
-
Non-derivative liabilities Deposits from non-bank customers Deposits from other banks Obligation under secured borrowing Acceptance payables Obligation to return securities received under secured borrowing
Other liabilities and accrued expenses Derivative liabilities Trading: Outflow Inflow Undrawn committed loan facilities Total
2010
Liabilitas non-derivatif Simpanan dari nasabah bukan bank Simpanan dari bank-bank lain Liabilitas atas pinjaman yang dijaminkan Utang akseptasi Liabilitas untuk mengembalikan efekefek yang diterima atas pinjaman yang dijaminkan Liabilitas lain-lain dan beban masih harus dibayar Liabilitas derivatif Diperdagangkan: Arus kas keluar Arus kas masuk Fasilitas kredit bersifat committed yang belum digunakan Jumlah
1.683.851
(1.683.851)
(1.683.851)
-)
-)
-)
-
26.895 17.429.173
(26.895) (17.429.173)
(26.895) (15.611.601)
-) (216.296)
-) (1.544.633)
-) (56.643)
-
68.020 68.020
(167.794) 73.416) (94.378)
(7.395) (7.395)
(15.959) 3.246) (12.713)
(55.173) 32.540) (22.633)
(47.192) 31.208) (15.984)
(42.075) 6.422) (35.653)
17.497.193
(138.413) (17.661.964)
(64.595) (15.683.591)
(34.492) (263.501)
(39.326) (1.606.592)
-) (72.627)
-) (35.653)
Tabel di atas menyajikan arus kas yang tidak didiskontokan dari liabilitas keuangan Bank berdasarkan periode jatuh tempo kontraktual yang terdekat. Arus kas atas instrumen keuangan yang diharapkan Bank bervariasi secara signifikan dari analisa ini. Sebagai contoh, giro dari nasabah
82
Other liabilities and accrued expenses Derivative liabilities Trading: Outflow Inflow Undrawn committed loan facilities Total
The above table shows the undiscounted cash flows on the Bank’s financial liabilities on the basis of their earliest possible contractual maturity. The Bank’s expected cash flows on these instruments vary significantly from this analysis. For example, demand deposits from
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2011
bukan bank diharapkan memiliki saldo yang stabil atau meningkat.
non-bank customers are expected to maintain a stable or increasing balance.
Nilai nominal arus kas masuk/(keluar) yang diungkapkan pada tabel di atas menyajikan arus kas kontraktual yang tidak didiskontokan terkait dengan nilai pokok dan bunga dari liabilitas keuangan. Pengungkapan instrumen derivatif menunjukkan nilai bersih derivatif yang dapat diselesaikan secara neto, juga nilai bruto arus kas masuk dan keluar untuk derivatif yang diselesaikan bruto secara bersamaan (sebagai contoh kontrak berjangka valuta asing).
The nominal inflow/(outflow) disclosed in the above table represents the contractual undiscounted cash flows relating to the principal and interest on the financial liability. The disclosure for derivatives shows a net amount for derivatives that are net settled, as well as a gross inflow and outflow amount for derivatives that have simultaneous gross settlement (e.g., currency forward).
Analisa jatuh tempo kontraktual aset dan liabilitas keuangan pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 adalah sebagai berikut:
The analysis of residual contractual maturities of financial assets and liabilities as of 31 December 2011 and 2010 was as follows:
2011 Kurang dari 1 bulan/ Less than 1 month
> 3 - 12 bulan/ months
>1-5 tahun/ years
> 5 tahun/ years
Jumlah/ Total
Aset keuangan Kas
29.290)
-
-
-
-
29.290
Giro pada Bank Indonesia
1.847.479)
-
-
-
-
1.847.479
Giro pada bank-bank lain Penempatan pada Bank Indonesia dan bank-bank lain Efek-efek yang diperdagangkan Aset derivatif untuk tujuan diperdagangkan Kredit yang diberikan Tagihan atas pinjaman yang dijaminkan Tagihan akseptasi Piutang bunga Aset lain-lain
731.643)
-
-
-
-
731.643
2.716.105) 42.541)
17.294
181.350 68.232
3.240.868
1.584.696
2.897.455 4.953.631
24.492) 2.056.500)
86.247 520.822
91.776 1.989.348
120.047 339.398
-
322.562 4.906.068
2.796.113) 30.957) 67.070) 18.920) 10.361.110)
750.000 4.070 6.419 1.384.852)
380.835 2.634 -) 2.714.175
1.700.000 2.480 5.402.793
500.000 2.084.696
6.126.948 35.027 78.603 18.920 21.947.626
Jumlah aset keuangan Liabilitas keuangan Simpanan dari nasabah bukan bank Simpanan dari bank-bank lain Liabilitas derivatif untuk tujuan diperdagangkan Utang akseptasi Liabilitas untuk mengembalikan efek-efek yang diterima atas pinjaman yang dijaminkan Liabilitas lain-lain dan beban masih harus dibayar Jumlah liabilitas keuangan Selisih jatuh tempo
83
1-3 bulan/ months
9.363.356) 4.213.935)
387.588 15.348
78.897 226.500
-
-
9.829.841 4.455.783
18.815) 31.469)
57.989 4.070
70.592 -
106.225 -
3.660 -
257.281 35.539
3.804.369)
-
-
-
-
3.804.369
7.384) 17.439.328)
1.119 466.114
3.368 379.357
106.225
3.660
11.871 18.394.684
(7.078.218)
918.738
2.334.818
5.296.568
2.081.036
3.552.942
2010 Kurang dari 1 bulan/ Less than 1 month
1-3 bulan/ months
> 3 - 12 bulan/ months
>1-5 tahun/ years
> 5 tahun/ years
Jumlah/ Total
Aset keuangan Kas
35.788)
-
-
-
-
35.788
Giro pada Bank Indonesia
1.290.343)
-
-
-
-
1.290.343
Giro pada bank-bank lain Penempatan pada Bank Indonesia dan bank-bank lain Efek-efek yang diperdagangkan Aset derivatif untuk tujuan diperdagangkan Kredit yang diberikan Tagihan atas pinjaman yang dijaminkan Tagihan akseptasi
511.972)
-
-
-
-
511.972
8.265.932) 3.995)
18.475
2.201.794
272.416
788.595
8.265.932 3.285.275
29.212) 3.857.899)
16.586 675.894
26.169 214.525
71.439 -
954 -
144.360 4.748.318
-) 19.920)
750.000 28.480
-
2.000.000 -
-
2.750.000 48.400
Financial assets Cash Demand deposits at Bank Indonesia Demand deposits at other banks Placements with Bank Indonesia and other banks Trading securities Derivative assets held for trading Loans receivable Receivables under secured borrowing Acceptance receivables Interest receivables Other assets Total financial assets Financial liabilities Deposits from non-bank customers Deposits from other banks Derivative liabilities held for trading Acceptance payables Obligation to return securities received under secured borrowing Other liabilities and accrued expenses Total financial liabilities Maturity gap
Financial assets Cash Demand deposits at Bank Indonesia Demand deposits at other banks Placements with Bank onesia and other nks Trading securities Derivative assets held for trading Loans receivable Receivables under secured borrowing Acceptance receivables
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2011 Piutang bunga Aset lain-lain Jumlah aset keuangan Liabilitas keuangan Simpanan dari nasabah bukan bank Simpanan dari bank-bank lain Liabilitas derivatif untuk tujuan diperdagangkan Liabilitas atas pinjaman yang dijaminkan Utang akseptasi Liabilitas untuk mengembalikan efek-efek yang diterima atas pinjaman yang dijaminkan Liabilitas lain-lain dan beban masih harus dibayar Jumlah liabilitas keuangan Selisih jatuh tempo
29.542) 15.871) 14.060.474)
6.085 1.495.520
20.928 2.463.416
56.643 -
789.549
-
56.555 15.871 21.152.814
9.114.411) 4.766.317)
187.816 -
41.965 -
19.048)
11.426
13.214
24.332
-
68.020
-) 20.127)
28.480
1.502.668 -
-
-
1.502.668 48.607
9.400.835 4.766.317
1.683.851)
-
-
-
-
1.683.851
26.895) 15.630.649)
227.722
1.557.847
80.975
-
26.895 17.497.193
(1.570.175)
1.267.798
905.569
2.262.880
789.549
3.655.621
d.0Risiko pasar
84
2.343.855
Interest receivables Other assets Total financial assets Financial liabilities Deposits from non-bank customers Deposits from other banks Derivative liabilities held for trading Obligation under secured borrowing Acceptance payables Obligation to return securities received under secured borrowing Other liabilities and accrued expenses Total financial liabilities Maturity gap
d.0Market risk
Pada hakekatnya, seluruh usaha memiliki risiko dimana tingkat dan harga pasar akan bergerak dan menghasilkan laba atau rugi bagi Bank. Bagi Bank, jenis risiko pasar adalah sebagai berikut:
Substantially, all businesses are subject to the risk that market prices and rates will move and result in profits or losses for the Bank. For the Bank, the types of market risk are:
-
- currency risk; - interest rate risk; and - commodity price risk.
risiko nilai tukar; risiko suku bunga; dan risiko harga komoditas.
Risiko suku bunga terdiri dari dua komponen. Risiko umum menggambarkan perubahan nilai dikarenakan pergerakan pasar secara umum, sementara risiko khusus terkait dengan penerbit instrumen keuangan.
The interest rate risk consists of two components. The general risk describes value changes due to general market movements, while the specific risk has issuer-related causes.
Kerangka Manajemen Risiko Pasar
Market Risk Management framework
Bank menanggung risiko pasar baik dari aktivitas perdagangan maupun non perdagangan. Bank menanggung risiko dengan menciptakan pasar dan mengambil posisi dalam utang, kurs valuta asing, efek utang dan komoditas lainnya, serta derivatif dan sejenisnya.
The Bank assumes market risk in both trading and non trading activities. The Bank assumes risk by making markets and taking positions in debt, foreign exchange, other debt securities and commodities, as well as in equivalent derivatives.
Kombinasi antara analisa kerentanan risiko, value-atrisk, stress testing dan economic capital metrics digunakan untuk mengelola risiko pasar dan menetapkan limit risiko yang dapat diterima. Economic capital adalah sistem pengukuran yang digunakan untuk menggambarkan dan menggabungkan risiko pasar dalam portofolio perdagangan dan non perdagangan. Value-at-risk adalah sistem pengukuran yang umum digunakan untuk mengelola risiko pasar perdagangan.
A combination of risk sensitivities, value-at-risk, stress testing and economic capital metrics are used to manage market risk and establish acceptable risk limits. Economic capital is the metric used to describe and aggregate market risk, both in trading and non trading portfolios. Value-atrisk is a common metric used in the management of trading market risk.
Dewan Manajemen dan Komite Risiko Executive, didukung oleh Manajemen Risiko Pasar, yang merupakan bagian dari fungsi manajemen risiko dan modal yang independen, menetapkan suatu limit value-at-risk untuk seluruh Grup untuk risiko pasar dalam trading book. Manajemen Risiko Pasar mengalokasikan keseluruhan limit tersebut ke Divisi Grup. Setelah itu, limit dialokasikan ke lini usaha khusus dan kelompok portofolio perdagangan dan wilayah geografis.
The Management Board and Risk Executive Committee, supported by Market Risk Management, which is part of independent risk and capital management function, set a Group-wide value-at-risk limit for the market risk in the trading book. Market Risk Management sub-allocates this overall limit to the Group Divisions. Below that, limits are allocated to specific business lines and trading portfolio groups and geographical regions.
i. Risiko nilai tukar
i. Currency risk
Bank menghitung risiko dampak fluktuasi kurs valuta asing atas posisi keuangan dan arus kasnya.
The Bank takes exposure to effects of fluctuations in the prevailing foreign exchange rates on its financial position and cash flows.
Valuta asing utama Bank didominasi oleh USD dan EUR. Kebijakan manajemen risiko kurs valuta
The major currencies of the Bank are predominantly denominated in USD and EUR.
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2011
asing ditetapkan pada tingkat Grup Deutsche Bank dan limit global dialokasikan ke tingkat regional dan negara dan secara fisik dikelola di tingkat kantor cabang atau entitas lokal. Pada tingkat kantor cabang, risiko kurs valuta asing dikelola untuk mata uang fungsional lokal Bank dan Grup Deutsche Bank memiliki strategi untuk melindungi nilai mata uang fungsional lokal terhadap EUR yang merupakan mata uang pelaporan Grup Deutsche Bank.
Foreign exchange risk management policy is set at the Deutsche Bank Group level and global limits are allocated on a regional and country level and physically managed at the branch or local entity level. At the branch level, the foreign exchange risk is managed in the context of the local functional currency of the Bank and Deutsche Bank Group has a strategy to hedge the local functional currency into EUR which is the reporting currency of the Deutsche Bank Group.
Posisi devisa neto (“PDN”) Bank dihitung berdasarkan peraturan Bank Indonesia yang berlaku. Sesuai dengan peraturan yang berlaku, bank diwajibkan untuk memelihara posisi devisa neto secara keseluruhan setinggi-tingginya 20% dari jumlah modal.
The Bank’s net foreign exchange position (“NOP”) was calculated based on the prevailing Bank Indonesia regulations. In accordance with the regulations, banks are required to maintain their aggregate net foreign exchange position at a maximum of 20% of its capital.
Posisi devisa neto Bank pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 adalah sebagai berikut:
The Bank’s net foreign exchange position as of 31 December 2011 and 2010 were as follows:
2011 Posisi devisa neto untuk neraca (selisih bersih aset dan liabilitas)/ Balance sheet net foreign exchange position (net differences between assets and liabilities)
Dolar Amerika Serikat Dolar Australia Dolar Singapura Dolar Hong Kong Poundsterling Inggris g
604.854) 1.353) (42.050) 136) (328) 899) (15.488) 6.017) 555.393)
United States Dollar Australian Dollar Singapore Dollar Hong Kong Dollar Great Britain Poundsterling Japanese Yen Euro Others Total
Jumlah modal (Catatan 3f)
2.242.081
Total capital (Note 3f)
Posisi Devisa Neto
13,77%
Net foreign exchange position
Dolar Amerika Serikat
2.081.975)
(850.261) (3.682) -) -) -) -) 26.278) -) (827.665)
Posisi devisa neto secara keseluruhan (nilai absolut)/ Overall net foreign exchange position (absolute amount) 245.407 2.329 42.050 136 328 899 10.790 6.905 308.844
2010 Posisi devisa neto untuk neraca (selisih bersih aset dan liabilitas)/ Balance sheet net foreign exchange position (net differences between assets and liabilities)
85
Selisih bersih tagihan dan liabilitas pada rekening administratif/ Net differences between receivables and liabilities in offbalance sheet accounts
Selisih bersih tagihan dan liabilitas pada rekening administratif/ Net differences between receivables and liabilities in offbalance sheet accounts (2.264.294)
Posisi devisa neto secara keseluruhan (nilai absolut)/ Overall net foreign exchange position (absolute amount) 182.319
United States Dollar
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2011 Dolar Australia Dolar Singapura Dolar Hong Kong Poundsterling Inggris g
2.982) (97.904) (175) (192) 3.297) (4.039) 14.082) 2.000.026)
(146) 113.787) -) -) 272) 12.737) -) (2.137.644)
2.836 15.883 175 192 3.569 8.698 14.100 227.772
Australian Dollar Singapore Dollar Hong Kong Dollar Great Britain Poundsterling Japanese Yen Euro Others Total
Jumlah modal (Catatan 3f)
2.237.196
Total capital (Note 3f)
Posisi Devisa Neto
10,18%
Net foreign exchange position
ii. Interest rate risk
ii. Risiko suku bunga Aktivitas usaha Bank memiliki risiko fluktuasi suku bunga apabila aset yang menghasilkan pendapatan bunga (termasuk investasi) dan liabilitas berbunga telah jatuh tempo atau dinilai kembali pada saat yang berbeda atau dengan nilai yang berbeda. Aktivitas Manajemen Risiko Pasar ditujukan untuk mengoptimalkan pendapatan bunga bersih, dengan suku bunga pasar yang konsisten dengan strategi usaha Bank.
The Bank’s business activities are exposed to the risk of interest rate fluctuations to the extent that interest-earning assets (including investments) and interest-bearing liabilities mature or re-price at different times or in differing amounts. Market Risk Management activities are aimed at optimizing net interest income, given market interest rate levels consistent with the Bank’s business strategies.
Aktivitas Manajemen Risiko Aset-Liabilitas dilaksanakan terkait dengan kerentanan Bank terhadap perubahan suku bunga. Bank juga menggunakan kombinasi instrumen keuangan derivatif, terutama swap suku bunga dan opsi, dan kontrak lainnya untuk mencapai tujuan manajemen risiko.
Asset-Liability Risk Management activities are conducted in the context of the Bank’s sensitivity to interest rate changes. The Bank also uses a combination of derivative financial instruments, particularly interest rate swaps and options, as well as other contracts to achieve its risk management objectives.
Tabel di bawah ini menyajikan aset berbunga dan liabilitas berbunga (bukan untuk tujuan diperdagangkan) Bank pada nilai tercatat, yang diikategorikan menurut mana yang terlebih dahulu antara tanggal repricing atau tanggal jatuh tempo:
The table below summarized the Bank’s interest-earning assets and interest-bearing liabilities (not for trading purpose) at carrying amounts, categorized by the earlier of contractual re-pricing or maturity dates:
Penempatan pada Bank Indonesia dan bank-bank lain Kredit yang diberikan Tagihan atas pinjaman yang dijaminkan
Simpanan dari nasabah bukan bank Simpanan dari bank-bank lain
Selisih suku bunga
Penempatan pada Bank Indonesia dan bank-bank lain Kredit yang diberikan Tagihan atas pinjaman yang dijaminkan Aset lain-lain
Simpanan dari nasabah bukan bank Simpanan dari bank- bank lain Liabilitas atas pinjaman yang
86
Jumlah/ Total
2011 Instrumen dengan suku bunga mengambang/ Floating rate instruments Kurang dari 3 bulan/ 3 bulan/ months Less than 1 tahun/ 3 months year
Instrumen dengan suku bunga tetap/ Fixed rate instruments Kurang dari 3 bulan/ 3 bulan/ months Less than 1 tahun/ 3 months year
2.897.455) 4.906.068)
-) 2.035.712)
181.350 2.302.355
2.716.105) 541.609)
6.126.948) 13.930.471)
3.080.835 5.116.547)
2.483.705
3.046.113) 6.303.827)
9.829.841) 4.455.783) 14.285.624)
2.054.052) 15.348) 2.069.400)
226.500 226.500
7.696.892) 4.213.935) 11.910.827)
(355.153)
3.047.147
2.257.205
-) 26.392) 26.392
78.897 -) 78.897
(5.607.000)
(52.505)
Jumlah/ Total
2010 Instrumen dengan suku bunga mengambang/ Floating rate instruments Kurang dari 3 bulan/ 3 bulan/ months Less than 1 tahun/ 3 months year
Instrumen dengan suku bunga tetap/ Fixed rate instruments Kurang dari 3 bulan/ 3 bulan/ months 1-2 Less than 1 tahun/ tahun/ 3 months year years
8.265.932) 4.748.318)
-) 2.377.537)
157.823
8.265.932) 2.156.256)
-) 56.702)
-) -)
2.750.000) 1.202) 15.765.452)
1.900.000) -) 4.277.537)
157.823
750.000) 1.202) 11.173.390)
100.000) -) 156.702)
-) -) -)
9.400.835) 4.766.317) 1.502.668)
2.599.077) -) -)
-
6.703.150 4.766.317) -)
41.965) -) 1.502.668)
56.643) -) -)
Placements with Bank Indonesia and other banks Loans receivable Receivables under secured borrowing
Deposits from non-bank customers Deposits from other banks
Interest rate gap
Placements with Bank Indonesia and other banks Loans receivable Receivables under secured borrowing Other assets
Deposits from non-bank customers Deposits from other banks Obligation under secured
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2011 dijaminkan
borrowing 15.669.820)
Selisih suku bunga
2.599.077)
95.632)
1.678.460
-
11.469.467)
1.544.633)
157.823
(296.077)
(1.387.931)
2011
Valuta asing Penempatan pada Bank Indonesia dan bank-bank lain Kredit yang diberikan
(56.643)
Interest rate gap
The table below summarized the weighted average effective interest rates for each financial instrument:
Tabel di bawah ini mengikhtisarkan suku bunga efektif rata-rata tertimbang untuk masing-masing instrumen keuangan: Aset Rupiah Penempatan pada bank-bank lain Efek-efek yang diperdagangkan Sertifikat Bank Indonesia Obligasi pemerintah Obligasi perusahaan Kredit yang diberikan Tagihan atas pinjaman yang dijaminkan
56.643)
2010
Assets Rupiah
5,75%
5,75%
-) 7,52% 8,99% 6,73%
6,28% 9,78% 8,91% 7,39%
Placements with other banks Trading securities Certificates of Bank Indonesia Government bonds Corporate bonds Loans receivable
7,23%
7,57%
Receivables under secured borrowing
0,26% 1,70%
Foreign currencies Placements with Bank Indonesia and other banks Loans receivable
0,64% 1,71%
Liabilitas Deposits from non-bank customers
Simpanan dari nasabah bukan bank Deposito berjangka Simpanan dari bank-bank lain Deposito berjangka Liabilitas atas pinjaman yang dijaminkan
0,77% 3,42%
1,25% 4,38%
5,58%
4,90%
-
6,66%
Valuta asing Simpanan dari nasabah bukan bank Deposito berjangka Simpanan dari bank-bank lain Deposito berjangka
Obligation under secured borrowing
Foreign currencies Deposits from non-bank customers
0,43%
0,03% 0,36%
0,53%
-
e.0Risiko operasional
87
Demand deposits
Term deposits Deposits from other banks Term deposits
Demand deposits Term deposits Deposits from other banks Term deposits
e.0 Operational risk
Risiko operasional didefinisikan oleh Grup sebagai risiko terjadinya kerugian dalam kaitannya dengan karyawan, spesifikasi dan dokumentasi perjanjian, teknologi, kegagalan dan bencana infrastruktur, proyek, pengaruh eksternal dan hubungan dengan nasabah. Risiko operasional meliputi risiko hukum dan peraturan, di luar risiko usaha dan reputasi.
Operational risk is defined by the Group as the risk of incurring losses in relation to employees, contractual specifications and documentation, technology, infrastructure failure and disasters, projects, external influences and customer relationships. It includes legal and regulatory risk, but excludes business and reputational risk.
Manajemen Risiko Operasional Grup adalah fungsi manajemen risiko yang independen dalam Grup yang bertanggung jawab untuk mendefinisikan kerangka risiko operasional dan kebijakan terkait. Penerapan kerangka dan manajemen risiko operasional harian merupakan tanggung jawab divisi usaha Grup. Berdasarkan model keterkaitan usaha tersebut, pengawasan secara ketat dan pemahaman yang tinggi atas risiko operasional dapat dipastikan.
Group Operational Risk Management is an independent risk management function within the Group that is responsible for defining the operational risk framework and related policies. The responsibility for implementing the framework as well as the day-to-day operational risk management lies with the Group’s business divisions. Based on such business partnership model, close monitoring and high awareness of operational risk is ensured.
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2011 f. Manajemen modal
Secara berkala, Bank melakukan perencanaan dan pengawasan modal untuk memastikan kecukupan modal untuk mendukung strategi bisnis, kepatuhan terhadap peraturan perbankan serta memperhatikan perkembangan kondisi makro ekonomi. Rencana penambahan modal Bank wajib dimuat dalam Rencana Bisnis yang disampaikan kepada Bank Indonesia, dan harus mendapatkan persetujuan dari Grup Deutsche Bank maupun Bank Indonesia.
On a regular basis, the Bank undertakes capital planning and monitoring to ensure capital adequacy to support business strategies, compliance to banking regulation as well as to take into consideration macro economic development. Capital injection plan is required to be included in the Business Plan submitted to Bank Indonesia, and it is subject to Deutsche Bank Group and Bank Indonesia approval.
Sesuai dengan peraturan Bank Indonesia yang berlaku, Bank wajib menyediakan modal minimum sebesar 8% dari Aset Tertimbang Menurut Risiko (“ATMR”). Untuk mengantisipasi potensi kerugian sesuai profil risiko Bank, Bank Indonesia dapat mewajibkan Bank untuk menyediakan modal lebih besar dari ketentuan mengenai modal minimum tersebut. Potensi kerugian Bank dapat bersumber dari:
In accordance with prevailing Bank Indonesia regulation, the Bank is required to maintain a minimum capital of 8% of Risk Weighted Assets (“RWA”). In order to anticipate potential losses in the Bank’s risk profile, Bank Indonesia may require the Bank to maintain higher capital than the minimum capital requirement. The Bank’s potential losses may arise from:
a. risiko kredit, risiko pasar, dan risiko operasional yang belum dapat sepenuhnya diukur secara akurat dalam melakukan perhitungan ATMR; b. risiko lainnya yang bersifat material, antara lain risiko suku bunga di banking book, risiko likuiditas, dan risiko konsentrasi; c. dampak penerapan stress testing terhadap kecukupan modal Bank; dan/atau d. berbagai faktor terkait lainnya.
a. credit risk, market risk and operational risk which have not been accurately measured in the RWA calculation; b. other material risks, including interest rate risk in banking book, liquidity risk and concentration risk; c. impact of the application of stress test on the capital adequacy; and/or d. other relevant factors.
Perhitungan modal dan ATMR untuk risiko kredit, risiko pasar dan risiko operasional dilakukan sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia.
Calculation of capital and RWA for credit risk, market risk and operational risk is done in accordance with Bank Indonesia regulations.
Bank telah mematuhi semua persyaratan modal yang ditetapkan sepanjang tahun.
The Bank has complied with all externally imposed capital requirements throughout the year.
Rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (“KPMM”) Bank pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, yang dihitung sesuai dengan peraturan Bank Indonesia yang berlaku adalah sebagai berikut:
The Bank’s Capital Adequacy Ratio (“CAR”) as of 31 December 2011 and 2010 computed in accordance with the prevailing Bank Indonesia regulation, were as follows:
Komponen modal: Penyertaan Kantor Pusat Dana usaha (Catatan 22) Laba bersih tahun berjalan (50%) Laba yang belum dipindahkan ke Kantor Pusat tahuntahun sebelumnya Kekurangan cadangan kerugian penurunan nilai aset terhadap penyisihan penghapusan aktiva sesuai ketentuan Bank Indonesia Cadangan umum kerugian penurunan nilai aset produktif (maksimum 1,25% dari ATMR) Dikurangi: Investasi jangka panjang
Jumlah modal Aset tertimbang menurut risiko - untuk risiko kredit Aset tertimbang menurut risiko - untuk risiko pasar Aset tertimbang menurut risiko - untuk risiko operasional
88
f.0 Capital management
2011
2010
1.387.393) 548.514) 370.156)
1.387.393) 585.650) 169.828)
92.994)
24.751)
(228.188)
-
Component of capital: Head Office investment Operating funds (Note 22) Current year net income (50%)
Prior year’s unremitted profit Shortage of allowance for impairment losses on assets against provision for asset losses according to Bank Indonesia guidance General reserve for impairment losses of productive assets (maximum 1.25% of RWA)
72.712) 2.243.581)
71.074) 2.238.696)
(1.500)
(1.500)
Less: Long-term investment
2.242.081
2.237.196)
Total capital
5.816.996)
5.685.904)
1.713.578)
1.039.407)
2.968.336)
2.035.201)
Risk weighted assets - for credit risk Risk weighted assets - for market risk Risk weighted assets - for operational risk
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2011
Rasio kewajiban penyediaan modal minimum - risiko kredit dan risiko pasar Rasio kewajiban penyediaan modal minimum - risiko kredit, risiko pasar dan risiko operasional Rasio kewajiban penyediaan modal minimum yang diwajibkan
29,77%)
33,27%)
Capital adequacy ratio - credit risk and market risk
21,36%)
25,54%)
Capital adequacy ratio - credit risk, market risk and operational risk
8,00%)
8,00%)
Required capital adequacy ratio In accordance with the prevailing Bank Indonesia regulation, the CAR should be calculated without including the tax effect of deferred income tax.
Sesuai dengan peraturan Bank Indonesia yang berlaku, rasio KPMM harus dihitung tanpa memperhitungkan dampak dari pajak penghasilan tangguhan. 4.
PENGGUNAAN ESTIMASI DAN PERTIMBANGAN
USE OF ESTIMATES AND JUDGMENTS
Pengungkapan ini merupakan tambahan atas pembahasan tentang manajemen risiko keuangan (lihat Catatan 3).
These disclosures supplement the commentary on financial risk management (see Note 3).
a. Sumber utama atas ketidakpastian estimasi
a. Key sources of estimation uncertainty
a.1. Cadangan kerugian penurunan nilai aset keuangan
89
4.
a.1. Allowance for impairment losses of financial assets
Evaluasi atas kerugian penurunan nilai aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi dijelaskan di Catatan 2q.
Financial assets accounted for at amortized cost are evaluated for impairment on a basis described in Note 2q.
Cadangan kerugian penurunan nilai terkait dengan pihak lawan spesifik dalam seluruh cadangan kerugian penurunan nilai dibentuk atas tagihan yang penurunan nilainya dievaluasi secara individual berdasarkan estimasi terbaik manajemen atas nilai tunai arus kas yang diharapkan akan diterima. Dalam mengestimasi arus kas ini, manajemen membuat pertimbangan mengenai kondisi keuangan dari pihak lawan dan nilai bersih yang dapat direalisasi dari agunan yang diterima. Setiap aset yang mengalami penurunan nilai dievaluasi, dan strategi penyelesaiannya serta estimasi arus kas yang dinilai dapat diperoleh kembali secara independen disetujui oleh Departemen Kredit.
The specific counterparty component of the total allowances for impairment applies to claims evaluated individually for impairment based upon management’s best estimate of the present value of the cash flows that are expected to be received. In estimating these cash flows, management establishes judgments about the counterparty’s financial condition and the net realizable value of any underlying collateral. Each impaired asset is assessed on its merits, and the workout strategy and estimate of cash flows considered recoverable are independently approved by the Credit Department.
Evaluasi cadangan kerugian penurunan nilai secara kolektif meliputi kerugian kredit yang melekat pada portofolio tagihan dengan karakteristik ekonomi yang serupa ketika terdapat bukti obyektif bahwa telah terjadi penurunan nilai tagihan dalam portofolio tersebut namun penurunan nilai secara individu belum dapat diidentifikasi. Dalam menentukan perlunya membentuk cadangan kerugian penurunan nilai secara kolektif, manajemen mempertimbangkan faktorfaktor seperti kualitas kredit, besarnya portofolio, konsentrasi kredit dan faktorfaktor ekonomi. Dalam mengestimasi cadangan yang dibutuhkan, asumsi-asumsi dibuat untuk menentukan model kerugian bawaan dan untuk menentukan parameter input yang dibutuhkan, berdasarkan
Collectively assessed impairment allowances cover credit losses inherent in portfolios of receivables with similar economic characteristics when there is objective evidence to suggest that they contain impaired receivables, but the individual impaired items cannot yet be identified. In assessing the need for collective allowances, management considers factors such as credit quality, portfolio size, credit concentrations, and economic factors. In order to estimate the required allowance, assumptions are made to define the way inherent losses are modeled and to determine the required input parameters, based on historical experience and current economic conditions. The accuracy of the allowances depends on how well these estimate future cash flows for specific counterparty allowances and the
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2011 pengalaman historis dan kondisi ekonomi saat ini. Ketepatan dari cadangan ini bergantung pada seberapa tepat estimasi arus kas masa depan untuk menentukan cadangan individual serta asumsi model dan parameter yang digunakan dalam menentukan cadangan kolektif. a.2. Penentuan nilai wajar Dalam menentukan nilai wajar atas aset keuangan dan liabilitas keuangan dimana tidak terdapat harga pasar yang dapat diobservasi, Bank harus menggunakan teknik penilaian seperti dijelaskan pada Catatan 2g.6. Untuk instrumen keuangan yang jarang diperdagangkan dan tidak memiliki harga yang transparan, nilai wajarnya menjadi kurang obyektif dan karenanya, membutuhkan tingkat pertimbangan yang beragam, tergantung pada likuiditas, konsentrasi, ketidakpastian faktor pasar, asumsi penentuan harga, dan risiko lainnya yang mempengaruhi instrumen tertentu. b. Pertimbangan akuntansi yang penting dalam menerapkan kebijakan akuntansi Bank
a.2. Determining fair values In determining the fair value for financial assets and financial liabilities for which there is no observable market price, the Bank must use the valuation techniques as described in Note 2g.6. For financial instruments that trade infrequently and with less price transparency, fair value becomes less objective, and requires varying degrees of judgment depending on liquidity, concentration, uncertainty of market factors, pricing assumptions and other risks affecting the specific instrument. b. Critical accounting judgments in applying the Bank’s accounting policies
Pertimbangan akuntansi yang penting dalam menerapkan kebijakan akuntansi Bank meliputi:
Critical accounting judgments made in applying the Bank’s accounting policies include:
b.1. Penilaian instrumen keuangan
b.1. Valuation of financial instruments
Kebijakan akuntansi Bank untuk pengukuran nilai wajar dibahas di Catatan 2g.6.
The Bank’s accounting policy on fair value measurements is discussed in Note 2g.6.
Bank mengukur nilai wajar dengan menggunakan hirarki dari metode berikut:
The Bank measures fair values using the following hierarchy of methods:
• Harga kuotasi di pasar aktif untuk
• Quoted market price in an active
•
•
90
model assumptions and parameters used in determining collective allowances.
instrumen keuangan yang sejenis. Teknik penilaian berdasarkan input yang dapat diobservasi. Termasuk dalam kategori ini adalah instrumen keuangan yang dinilai dengan menggunakan harga kuotasi di pasar aktif untuk instrumen yang sejenis; harga kuotasi untuk instrumen keuangan yang sejenis di pasar yang kurang aktif; atau teknik penilaian lainnya dimana seluruh input signifikan yang digunakan dapat diobservasi secara langsung ataupun tidak langsung dari data yang tersedia di pasar. Teknik penilaian yang menggunakan input signifikan yang tidak dapat diobservasi. Termasuk dalam kategori ini adalah semua instrumen keuangan dimana teknik penilaiannya tidak menggunakan data yang dapat diobservasi dan input yang tidak dapat diobservasi ini dapat memiliki dampak signifikan terhadap penilaian instrumen keuangan. Termasuk dalam kategori ini adalah instrumen yang dinilai berdasarkan harga kuotasi atas instrumen sejenis dimana dibutuhkan penyesuaian atau asumsi-asumsi signifikan yang tidak dapat diobservasi untuk mencerminkan perbedaan antara instrumen keuangan yang diperbandingkan.
market for an identical instrument.
• Valuation techniques based on
observable inputs. This category includes financial instruments valued using quoted market prices in active markets for similar instruments; quoted prices for similar instruments in markets that are considered less than active; or other valuation techniques where all significant inputs are directly or indirectly observable from market data.
• Valuation techniques using significant unobservable inputs. This category includes all financial instruments where the valuation technique includes inputs not based on observable data and the unobservable inputs could have a significant effect on the instrument’s valuation. This category includes instruments that are valued based on quoted prices for similar instruments where significant unobservable adjustments or assumptions are required to reflect differences between the instruments.
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2011
Nilai wajar dari aset keuangan dan liabilitas keuangan yang diperdagangkan di pasar aktif didasarkan pada kuotasi harga pasar atau kuotasi dari harga dealer. Untuk seluruh instrumen keuangan lainnya, Bank menentukan nilai wajar menggunakan teknik penilaian. Teknik penilaian termasuk model nilai tunai dan arus kas yang didiskontokan, dan perbandingan dengan instrumen yang sejenis dimana terdapat harga pasar yang dapat diobservasi. Asumsi dan input yang digunakan dalam teknik penilaian termasuk suku bunga bebas risiko (risk-free) dan suku bunga acuan, credit spread dan variabel lainnya yang digunakan dalam mengestimasi tingkat diskonto, harga obligasi, kurs valuta asing, serta tingkat kerentanan dan korelasi harga yang diharapkan. Tujuan dari teknik penilaian adalah penentuan nilai wajar yang mencerminkan harga dari instrumen keuangan pada tanggal pelaporan yang akan ditentukan oleh para pelaku di pasar dalam suatu transaksi yang wajar.
Fair values of financial assets and financial liabilities that are traded in active markets are based on quoted market prices or dealer price quotations. For all other financial instruments, the Bank determines fair values using valuation techniques. Valuation techniques include net present value and discounted cash flow models, and comparison to similar instruments for which market observable prices exist. Assumptions and inputs used in valuation techniques include risk-free and benchmark interest rates, credit spreads and other premia used in estimating discount rates, bond prices, foreign currency exchange rates, and expected price volatilities and correlations. The objective of valuation techniques is to arrive at a fair value determination that reflects the price of the financial instrument at the reporting date that would have been determined by market participants acting at arm’s length.
b.2. Financial asset and liability classification
b.2. Klasifikasi aset dan liabilitas keuangan Kebijakan akuntansi Bank memberikan keleluasaan untuk menetapkan aset keuangan dan liabilitas keuangan ke dalam berbagai kategori pada saat pengakuan awal sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku berdasarkan kondisi tertentu:
The Bank’s accounting policies provide scope for financial assets and liabilities to be designated on inception into different accounting categories in certain circumstances:
• Dalam mengklasifikasikan aset
• In classifying financial assets as “trading”, the Bank has determined that it meets the definition of trading assets set out in Note 2g.1.
keuangan dalam kelompok “diperdagangkan”, Bank telah menetapkan bahwa aset tersebut sesuai dengan definisi aset dalam kelompok diperdagangkan yang dijabarkan di Catatan 2g.1.
Details of the Bank’s classification of financial assets and liabilities are discussed in Note 15.
Rincian klasifikasi aset keuangan dan liabilitas keuangan Bank dibahas di Catatan 15. 5.
GIRO PADA BANK INDONESIA
5.
Represent minimum reserve required by Bank Indonesia in accordance with the prevailing regulations.
Merupakan giro wajib minimum (“GWM”) yang diwajibkan oleh Bank Indonesia sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Rupiah Dolar Amerika Serikat
91
DEMAND DEPOSITS AT BANK INDONESIA
2011
2010
1.536.645 310.834 1.847.479
1.253.402 36.941 1.290.343
Rupiah United States Dollar
Pada tangal 31 Desember 2011 dan 2010, Giro Wajib Minimum (GWM) Bank masing-masing sebesar 12,16% dan 8,17% untuk mata uang Rupiah serta sebesar 8,01% dan 1,01% untuk mata uang Dolar Amerika Serikat.
As of 31 December 2011 and 2010, the minimum reserve requirements of the Bank were 12.16% and 8.17% for Rupiah currency, and 8.01% and 1.01% for United States Dollar currency, respectively.
Bank telah memenuhi ketentuan Bank Indonesia yang berlaku tentang Giro Wajib Minimum Bank Umum.
The Bank has fulfilled Bank Indonesia regulation regarding Minimum Reserve Requirement of Commercial Banks.
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2011
6.
GIRO PADA BANK-BANK LAIN
6.
DEMAND DEPOSITS AT OTHER BANKS
2011
2010
309.450 422.193 731.643
397.845 114.127 511.972
Penggolongan menurut jenis valuta:
Rupiah Valuta asing Jumlah
Pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, seluruh saldo giro pada bank-bank lain tidak mengalami penurunan nilai. 7.
PENEMPATAN PADA BANK INDONESIA DAN BANK-BANK LAIN
7.
Represent placements with other banks in the form of: 2010
-
Placements with Bank Indonesia (FASBI): Rupiah Up to 1 month Call money: Rupiah Up to 1 month Foreign currencies Up to 1 month More than 1 month up to 3 months Term deposits: Foreign currencies More than 1 year
8.265.932
Total
Rupiah 1.314.507
3.678.314
400.000
400.000
1.001.598 -
3.737.118 450.500
Rupiah Hingga 1 bulan
Valuta asing Hingga 1 bulan Lebih dari 1 bulan hingga 3 bulan Deposito berjangka:
Valuta asing Lebih dari 1 tahun
Jumlah
181.350
2.897.455)
Pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, seluruh penempatan pada Bank Indonesia dan bank-bank lain tidak mengalami penurunan nilai.
8.
EFEK-EFEK YANG DIPERDAGANGKAN
Rupiah Obligasi pemerintah Sertifikat Bank Indonesia Obligasi perusahaan Jumlah
As of 31 December 2011 and 2010, all outstanding balances of placements with Bank Indonesia and other banks were not impaired.
8.
TRADING SECURITIES
2011
2010
4.378.940 574.691 4.953.631
917.645) 2.037.961) 329.669) 3.285.275)
Berikut ini adalah ikhtisar peringkat obligasi perusahaan yang dimiliki Bank berdasarkan laporan Bursa Efek Indonesia yang diperoleh dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (PT Pefindo) pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010: 2011 PT Bank Danamon Indonesia Tbk PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk PT Bank Panin Tbk PT Bank Internasional Indonesia Tbk PT Indosat Tbk PT Federal International Finance PT Jasa Marga (Persero) Tbk PT BCA Finance PT Toyota Astra Financial Services
9.
92
idAA+ idAA idAA+ idAA+ idAA+ idAA idAA+ idAA-
ASET DERIVATIF DAN LIABILITAS DERIVATIF
Total
PLACEMENTS WITH BANK INDONESIA AND OTHER BANKS
Penempatan pada Bank Indonesia (FASBI): Hingga 1 bulan Call money:
Foreign currencies
As of 31 December 2011 and 2010, all outstanding balances of demand deposits at other banks were not impaired.
Merupakan penempatan pada bank-bank lain dalam bentuk: 2011
Classified by currency: Rupiah
Rupiah Government bonds Certificates of Bank Indonesia Corporate bonds Total
Summarized below was the rating of corporate bonds owned by the Bank as reported by the Indonesia Stock Exchange from PT Pemeringkat Efek Indonesia (PT Pefindo) as of 31 December 2011 and 2010: 2010 idAA+ idAA -
9.
PT Bank Danamon Indonesia Tbk PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk PT Bank Panin Tbk PT Bank Internasional Indonesia Tbk PT Indosat Tbk PT Federal International Finance PT Jasa Marga (Persero) Tbk PT BCA Finance PT Toyota Astra Financial Services
DERIVATIVE ASSETS AND LIABILITIES HELD
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2011
UNTUK TUJUAN DIPERDAGANGKAN
FOR TRADING
Instrumen derivatif untuk tujuan diperdagangkan terdiri dari:
Derivative instruments for trading purposes consisted of:
Kontrak berjangka valuta asing Bank Bukan bank Kontrak currency swap Bank Bukan bank
2011 Aset derivatif/ Derivative assets
Liabilitas derivatif/ Derivative liabilities
2010 Aset derivatif/ Derivative assets
Liabilitas derivatif/ Derivative liabilities
18.074 27.770 45.844
32.827 13.077 45.904
1.247 6.753 8.000
6.117 1.485 7.602
Currency forward contracts Banks Non-banks
Currency swap contracts 86.418 24 86.442
52.597 4 52.601
49.283 415 49.698
26.647 26.647
Banks Non-banks
Kontrak cross currency swap, dengan bank lain
136.737
139.610
26.491
Cross currency swap contracts, with other banks
27.263
Kontrak swap suku bunga, dengan bank lain
Jumlah
Interest rate swap contracts, 53.539
19.166
60.171
6.508
with other banks
322.562
257.281
144.360)
68.020
Total
10. KREDIT YANG DIBERIKAN
10. . LOANS RECEIVABLE
Kredit yang diberikan terdiri dari:
Loans receivable consist of the followings:
a.
a.
.
Menurut jenis kredit
By types of loan
2011
2010
2.585.817) 60.597 2.646.414)
3.069.109) 57.105) 3.126.214)
2.351.074)
1.797.201)
g Jumlah sebelum cadangan kerugian penurunan nilai
4.997.488)
Cadangan kerugian penurunan nilai
(91.420)
Valuta asing
93
4.906.068)
4.923.415))
losses
(175.097)
Allowance for impairment losses
4.748.318)
Total, net
Menurut sektor ekonomi
Konstruksi Pertambangan Manufaktur Perdagangan, restoran dan hotel Jasa bidang usaha dan keuangan Jasa sosial Sektor ekonomi lainnya
Foreign currencies Working capital Total before allowance for impairment
Jumlah, bersih
b.
Working capital Consumer
b. By economic sector 2011
2010
6.688) 21.392) 1.678.523) 154.946)
5.000) -) 2.058.292) 528.221)
712.782) 9.486) 62.597) 2.646.414)
454.787) 21.309) 58.605) 3.126.214)
Construction Mining Manufacturing Trading, restaurant and hotel Business and financial services Social services Other economic sectors Foreign currencies
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2011 Konstruksi Pertambangan Manufaktur Perdagangan, restoran dan hotel Jasa bidang usaha dan keuangan Sektor ekonomi lainnya
Jumlah sebelum cadangan kerugian penurunan nilai Cadangan kerugian penurunan nilai Jumlah, bersih
119.693) 158.539) 622.695) 562.619)
82.892) 136.937) 548.135) 437.750)
632.835) 254.693) 2.351.074)
338.409) 253.078) 1.797.201)
Total before allowance for impairment 4.997.488) (91.420) 4.906.068)
Kredit yang diberikan tersebut di atas merupakan kredit yang diberikan dalam Rupiah dan valuta asing dengan berbagai jenis agunan, termasuk kas, deposito berjangka, standby letters of credit, bangunan, aset berwujud lainnya, jaminan pribadi dan perusahaan.
4.923.415) (175.097) 4.748.318)
losses Allowance for impairment losses
The above loans receivable represent loans in Rupiah and foreign currencies with various types of collaterals, including cash, time deposits, standby letters of credit, buildings, other tangible assets, personal and corporate guarantees.
Jumlah giro dan deposito berjangka dari nasabah bukan bank yang dijaminkan untuk kredit yang diberikan masing-masing sebesar ekuivalen Rp 461.667 dan ekuivalen Rp 901.555 pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Catatan 12).
Total demand and term deposits from non-bank customers pledged as collaterals to the loans receivable amounted to equivalent Rp 461,667 and equivalent Rp 901,555 as of 31 December 2011 and 2010, respectively (Note 12).
Pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, rincian kredit bermasalah (klasifikasi kurang lancar, diragukan dan macet) menurut sektor ekonomi adalah sebagai berikut:
As of 31 December 2011 and 2010, details of nonperforming loans (substandard, doubtful and loss) based on economic sector were as follows:
2011 Kredit bermasalah/ Non-performing loans Rupiah Manufaktur Valuta asing Manufaktur Jumlah
Cadangan kerugian penurunan nilai/ Allowance for impairment losses
2010 Kredit bermasalah/ Non-performing loans
Cadangan kerugian penurunan nilai/ Allowance for impairment losses
83.959
(83.959)
83.959
(83.959)
83.959
-) (83.959)
107.376 191.335
(80.354) (164.313)
Rasio non-performing loan (NPL) pada tanggal 31.Desember 2011 dan 2010 masing-masing adalah sebagai berikut:
2010
1,68% 0,00%
3,89% 0,57%
Pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, Bank tidak memiliki partisipasi dalam kredit sindikasi bersama bank-bank lain. Dalam laporannya kepada Bank Indonesia, Bank menyatakan bahwa pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, Bank telah memenuhi ketentuan Batas Maksimum Pemberian Kredit (“BMPK”) seperti yang tercantum dalam peraturan Bank Indonesia yang berlaku, baik untuk pihak-pihak berelasi maupun tidak. Perubahan cadangan kerugian penurunan nilai kredit yang diberikan selama tahun berakhir 31.Desember
Rupiah Manufacturing Foreign currencies Manufacturing
As of 31 December 2011 and 2010, the nonperforming loan (NPL) ratios were as follows:
2011
Selama tahun berakhir 31 Desember 2011 dan 2010, Bank tidak melakukan restrukturisasi atas kredit yang diberikan.
94
Construction Mining Manufacturing Trading, restaurant and hotel Business and financial services Other economic sectors
During the years ended 31 December 2011 and 2010, the Bank did not restructure any loans receivable. As of 31 December 2011 and 2010, the Bank did not have any participation in syndicated loans with other banks. The Bank’s report to Bank Indonesia stated that its Legal Lending Limit (“LLL”) as of 31 December 2011 and 2010 was in compliance with LLL requirements stipulated in the prevailing Bank Indonesia regulation, both for the related and non-related party borrowers. The movement of allowance for impairment losses
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2011 2011 dan 2010 adalah sebagai berikut:
2011 Cadangan kerugian penurunan nilai kolektif/Collective allowance for impairment losses
Saldo, awal tahun
on loans receivable during the years ended 31.December 2011 and 2010 was as follows:
Cadangan kerugian penurunan nilai individual/Individual allowance for impairment losses
Jumlah/Total
164.305)
175.097)
10.792) Pemulihan cadangan kerugian penurunan nilai selama tahun berjalan Penghapusbukuan kredit selama tahun berjalan Selisih kurs Saldo, akhir tahun
(3.216)
-)
(3.216)
-) (115) 7.461)
(78.604) (1.742) 83.959)
(78.604) (1.857) 91.420)
2010 Cadangan kerugian penurunan nilai kolektif/Collective allowance for impairment losses
Cadangan kerugian penurunan nilai individual/Individual allowance for impairment losses
Jumlah/Total
289.460)
304.831)
Saldo, awal tahun 15.371) Dibebankan ke laba yang belum dipindahkan ke Kantor Pusat sehubungan dengan penerapan awal PSAK No. 55 (Revisi 2006) (Catatan 27) Penambahan cadangan kerugian penurunan nilai selama tahun berjalan Penghapusbukuan kredit selama tahun berjalan Selisih kurs Saldo, akhir tahun
95
(6.443)
(93.387)
(99.830)
2.138)
69.613)
71.751)
-) (274) 10.792)
(97.950) (3.431) 164.305)
(97.950) (3.705) 175.097)
Balance, beginning of year Recoveries of allowance for impairment losses for the year Loans written-off during the year Exchange rate differences Balance, end of year
Balance, beginning of year Charged to unremitted profit in relation to the first adoption of SFAS No. 55 (2006 Revision) (Note 27) Addition of allowance for impairment losses for the year Loans written-off during the year Exchange rate differences Balance, end of year
Pada tahun 2008, salah satu nasabah Bank tidak dapat memenuhi kewajiban pembayarannya sehingga penyelesaian kewajiban tersebut dilakukan melalui penandatanganan perjanjian tambahan dimana Bank mengambilalih kepemilikan atas jaminan kredit yang diberikan. Pada saat wanprestasi, saldo kredit yang diberikan berjumlah USD 60,7 juta (termasuk bunga yang belum dibayar). Bank telah mencatat jaminan tersebut sebagai aset lain-lain. Selama tahun berakhir 31 Desember 2008, Bank mengakui kerugian penurunan nilai jaminan karena kerusakan fisik dan kerugian lainnya sejumlah Rp 212 milyar.
In 2008, one of the Bank’s borrowers defaulted, which led to the signing of a supplement agreement whereunder the Bank acquired ownership of the collateral. At the time of default, balance of the loan was USD 60.7 million (including unpaid interests). The Bank recorded the collateral as other assets in its book. During the year ended 31 December 2008, the Bank recognized impairment losses of Rp 212 billion on the collateral assets due to physical damage and other losses.
Kredit yang diberikan tersebut telah dikemas sedemikian rupa sehingga eksposur kredit terbagi antara beberapa penanggung risiko/asuradur yang secara bersama-sama menutup 80% eksposur kerugian melalui perjanjian partisipasi risiko/penutupan asuransi. Selain itu, Bank menerima standby letter of credit (“SBLC”) dari cabang Deutsche Bank lainnya sejumlah USD 52 juta.
The loan was structured in a way that credit exposure was shared with various risk participants/insurance underwriters who collectively covered 80% of the exposure via risk participation agreements/insurance cover. Further, the loan was also secured by a standby letter of credit (“SBLC”) from another Deutsche Bank branch for USD 52 million.
Bank telah mencairkan SBLC dan menerima dana sebesar USD 52 juta pada bulan Januari 2009. Secara bersamaan, Bank mengajukan klaim atas partisipasi risiko dari para penanggung risiko/asuradur;
The Bank called the SBLC for the full amount and received the money of USD 52 million in January 2009. The Bank simultaneously claimed the share from the credit participants/insurance underwriters;
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2011 klaim-klaim ini telah disetujui dan 80% dari jumlah kredit yang diberikan telah diterima pada tahun 2009 sesuai dengan persyaratan dalam perjanjian. Kelebihan penerimaan atas eksposur kerugian bersih Bank dikembalikan ke cabang Deutsche Bank lain yang terkait; Bank tidak mencatat kerugian atas transaksi ini.
these claims were honored, and the 80% of the loan amount was received in 2009, as per the terms of the respective agreements. Recoveries in excess of the Bank's net exposure were turned over to the other Deutsche Bank branch; no loss on the transaction was booked by the Bank.
Sambil melakukan upaya pemulihan kerugian dari para penanggung risiko, Bank terus berupaya memperoleh hak atas jaminan yang dikenakan perintah sita jaminan yang diterbitkan pengadilan sehubungan dengan permohonan yang diajukan oleh sebuah bank pemerintah. Bank juga telah mengajukan tuntutan atas jaminan beserta kerusakan-kerusakan yang terjadi terhadap bank pemerintah terkait ke Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Pengadilan Negeri Jakarta Pusat telah mengeluarkan keputusannya pada bulan Oktober 2009 yang menguntungkan Bank. Pengadilan Negeri telah memerintahkan bank pemerintah terkait untuk membayar kepada Bank suatu jumlah di atas USD 70 juta, ditambah bunga. Bank pemerintah terkait telah mengajukan banding kepada Pengadilan Tinggi Jakarta. Sampai dengan tanggal 31 Desember 2011, masalah ini masih dalam proses pengadilan.
While dealing with the risk participants, the Bank has continued to pursue its claim over the collateral against a court attachment order, pursuant to an application filed by a state owned bank. A tort claim for the collateral value plus damages was also filed by the Bank at the Central Jakarta District Court, against the state owned bank concerned. The Central Jakarta District Court issued its judgment in October 2009, and ruled in favor of the Bank. The Court ordered the state owned bank to pay the Bank an amount of approximately USD 70 million, plus the interests. The state owned bank filed an appeal against the verdict at the Jakarta High Court. Up to 31 December 2011, this matter remains in court.
11. Pinjaman Yang Dijaminkan
11. Secured Borrowing
Transaksi pinjaman yang dijaminkan terdiri dari:
a. Transaksi terstruktur pada bulan Mei 2003 b. Transaksi terstruktur pada bulan Maret 2005 c. Transaksi terstruktur pada bulan Pebruari 2010 d. Transaksi terstruktur pada bulan April 2010 e. Transaksi terstruktur pada bulan Mei 2010 f. Transaksi terstruktur pada bulan Juni 2010 g. Transaksi terstruktur pada bulan Desember 2010 h. Transaksi terstruktur pada bulan Pebruari 2011 i. Transaksi terstruktur pada bulan Maret 2011 j. Transaksi terstruktur pada bulan April 2011 k. Transaksi terstruktur pada bulan Juli 2011 l. Transaksi terstruktur pada bulan Agustus 2011 m.Transaksi terstruktur pada bulan Nopember 2011 n. Transaksi terstruktur pada bulan Desember 2011
96
Secured borrowing transactions consist of:
Tagihan atas pinjaman yang dijaminkan/Receivables under secured borrowing 2011 2010
Liabilitas atas pinjaman yang dijaminkan/ Obligation under secured borrowing 2010
100.000
100.000
-)
650.000
650.000
-)
50055005 500.000
500.000
-)
-
-
1.002.668
-
750.000
-)
-
-
500.000
-
750.000
-
500.000
-
-
300.000
-
-
750.000
-
-
154.147
-
-
226.688
-
-
250.000
-
-
2.696.113
-
-
a. Structured deal entered in May 2003 b. Structured deal entered in March 2005 c. Structured deal entered in February 2010 d. Structured deal entered in April 2010 e. Structured deal entered in May 2010 f. Structured deal entered in June 2010 g. Structured deal entered in December 2010 h. Structured deal entered in February 2011 i. Structured deal entered in March 2011 j. Structured deal entered in April 2011 k. Structured deal entered in July 2011 l. Structured deal entered in August 2011 m. Structured deal entered in November 2011 n. Structured deal entered in December 2011
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2011
6.126.948
97
2.750.000
1.502.668)
a.
Pada bulan Mei 2003, Bank melakukan transaksi terstruktur (structured deal) yang meliputi pembelian atas obligasi pemerintah seri tertentu, swap suku bunga dan penjualan kembali obligasi pemerintah pada saat berakhirnya kontrak pada tanggal 12 Januari 2012 dengan harga yang sama dengan harga pembelian (yaitu Rp 100.000). Transaksi ini dicatat sebagai tagihan atas pinjaman yang dijaminkan sebesar Rp 100.000.
a.
In May 2003, the Bank entered into a structured deal which involved initial purchase of government bonds of certain series, interest rate swap and resale of the government bonds upon termination of the deal on 12 January 2012 at the same price with the initial purchase price (i.e. Rp 100,000). This transaction is accounted for as a receivable under secured borrowing of Rp 100,000.
b.
Pada bulan Maret 2005, Bank melakukan dua transaksi terstruktur (structured deal) yang meliputi pembelian atas obligasi pemerintah seri tertentu, swap suku bunga dan penjualan kembali obligasi pemerintah pada saat berakhirnya kontrak pada tanggal 23 April 2015 dengan harga yang sama dengan harga pembelian (yaitu seluruhnya berjumlah Rp 650.000). Transaksi ini dicatat sebagai tagihan atas pinjaman yang dijaminkan sebesar Rp 650.000.
b.
In March 2005, the Bank entered into two structured deals which involved initial purchase of government bonds of certain series, interest rate swap and resale of the government bonds upon termination of the deals on 23 April 2015 at the same price with the initial purchase price (i.e. Rp 650,000 in total). This transaction is accounted for as a receivable under secured borrowing of Rp 650,000.
c. Pada bulan Pebruari 2010, Bank melakukan dua transaksi terstruktur (structured deal) yang meliputi pembelian atas obligasi pemerintah seri tertentu, penerimaan deposito, swap suku bunga dan penjualan kembali obligasi pemerintah pada saat berakhirnya kontrak pada tanggal 20 Pebruari 2012 dengan harga yang sama dengan harga pembelian (yaitu seluruhnya berjumlah Rp 500.000). Transaksi ini dicatat sebagai tagihan atas pinjaman yang dijaminkan sebesar Rp 500.000.
c.
In February 2010, the Bank entered into two structured deals which involved initial purchase of government bonds of certain series, receipt of deposits, interest rate swap and resale of the government bonds upon termination of the deals on 20 February 2012 at the same price with the initial purchase price (i.e. Rp 500,000 in total). This transaction is accounted for as a receivable under secured borrowing of Rp 500,000.
d. Pada bulan April 2010, Bank melakukan tiga transaksi terstruktur (structured deal) yang meliputi penjualan atas obligasi pemerintah seri tertentu, swap suku bunga dan pembelian kembali obligasi pemerintah pada saat berakhirnya kontrak pada tanggal 8 April 2011 dan 11 April 2011 dengan harga yang sama dengan harga penjualan (yaitu seluruhnya berjumlah Rp 1.002.668). Transaksi ini dicatat sebagai liabilitas atas pinjaman yang dijaminkan sebesar Rp 1.002.668.
d. In April 2010, the Bank entered into three structured deals which involved initial sale of government bonds of certain series, interest rate swap and repurchase of the government bonds upon termination of the deals on 8 April 2011 and 11 April 2011 at the same price with the initial sales price (i.e. Rp 1,002,668 in total). This transaction is accounted for as an obligation under secured borrowing of Rp 1,002,668.
e. Pada bulan Mei 2010, Bank melakukan dua transaksi terstruktur (structured deal) yang meliputi pembelian atas obligasi pemerintah seri tertentu, penerimaan deposito, swap suku bunga dan penjualan kembali obligasi pemerintah pada saat berakhirnya kontrak pada tanggal 12 Pebruari 2014 dengan harga yang sama dengan harga pembelian (yaitu seluruhnya berjumlah Rp 750.000). Transaksi ini dicatat sebagai tagihan atas pinjaman yang dijaminkan sebesar Rp 750.000. Pada bulan April 2011, transaksi ini diselesaikan.
e. In May 2010, the Bank entered into two structured deals which involved initial purchase of government bonds of certain series, receipt of deposits, interest rate swap and resale of the government bonds upon termination of the deals on 12 February 2014 at the same price with the initial purchase price (i.e. Rp 750,000 in total). This transaction is accounted for as a receivable under secured borrowing of Rp 750,000. In April 2011, this transaction was early terminated.
f. ..Pada bulan Juni 2010, Bank melakukan tiga transaksi terstruktur (structured deal) yang meliputi penjualan atas obligasi pemerintah seri tertentu, swap suku bunga dan pembelian kembali obligasi pemerintah pada saat berakhirnya kontrak pada tanggal 7 Juni 2011 dengan harga yang sama dengan harga penjualan (yaitu
f.
In June 2010, the Bank entered into three structured deals which involved initial sale of government bonds of certain series, interest rate swap and repurchase of the government bonds upon termination of the deals on 7 June 2011 at the same price with the initial sales price (i.e. Rp 500,000 in total). This transaction is accounted
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2011 for as an obligation under secured borrowing of Rp 500,000.
seluruhnya berjumlah Rp 500.000). Transaksi ini dicatat sebagai liabilitas atas pinjaman yang dijaminkan sebesar Rp 500.000. g. Pada bulan Desember 2010, Bank melakukan dua transaksi terstruktur (structured deal) yang meliputi pembelian atas obligasi pemerintah seri tertentu, penerimaan deposito, swap suku bunga dan penjualan kembali obligasi pemerintah pada saat berakhirnya kontrak pada tanggal 2 Maret 2011 dan 3 Maret 2011 dengan harga yang sama dengan harga pembelian (yaitu seluruhnya berjumlah Rp 750.000). Transaksi ini dicatat sebagai tagihan atas pinjaman yang dijaminkan sebesar Rp 750.000.
g. In December 2010, the Bank entered into two structured deals which involved initial purchase of government bonds of certain series, receipt of deposits, interest rate swap and resale of the government bonds upon termination of the deals on 2 March 2011 and 3 March 2011 at the same price with the initial purchase price (i.e. Rp.750,000 in total). This transaction is accounted for as a receivable under secured borrowing of Rp0750,000.
h. ..Pada bulan Pebruari 2011, Bank melakukan transaksi terstruktur (structured deal) yang meliputi pembelian atas obligasi pemerintah seri tertentu, swap suku bunga dan penjualan kembali obligasi pemerintah pada saat berakhirnya kontrak pada tanggal 23 Juli 2020 dengan harga yang sama dengan harga pembelian (yaitu Rp 500.000). Transaksi ini dicatat sebagai tagihan atas pinjaman yang dijaminkan sebesar Rp 500.000.
h . In February 2011, the Bank entered into a structured deal which involved initial purchase of government bonds of certain series, interest rate swap and resale of the government bonds upon termination of the deal on 23 July 2020 at the same price with the initial purchase price (i.e. Rp 500,000). This transaction is accounted for as a receivable under secured borrowing of Rp 500,000.
i.
Pada bulan Maret 2011, Bank melakukan transaksi terstruktur (structured deal) yang meliputi pembelian atas obligasi pemerintah seri tertentu, swap suku bunga dan penjualan kembali obligasi pemerintah pada saat berakhirnya kontrak pada tanggal 23 Nopember 2015 dengan harga yang sama dengan harga pembelian (yaitu Rp 300.000). Transaksi ini dicatat sebagai tagihan atas pinjaman yang dijaminkan sebesar Rp 300.000.
i.
j.
Pada bulan April 2011, Bank melakukan transaksi terstruktur (structured deal) yang meliputi pembelian atas obligasi pemerintah seri tertentu, swap suku bunga dan penjualan kembali obligasi pemerintah pada saat berakhirnya kontrak pada tanggal 23 April 2015 dengan harga yang sama dengan harga pembelian (yaitu Rp 750.000). Transaksi ini dicatat sebagai tagihan atas pinjaman yang dijaminkan sebesar Rp 750.000.
j. ..In April 2011, the Bank entered into a structured deal which involved initial purchase of government bonds of certain series, interest rate swap and resale of the government bonds upon termination of the deal on 23 April 2015 at the same price with the initial purchase price (i.e. Rp.750,000). This transaction is accounted for as a receivable under secured borrowing of Rp0750,000.
k. Pada bulan Juli 2011, Bank melakukan dua transaksi terstruktur (structured deal) yang meliputi pembelian atas obligasi pemerintah seri tertentu, swap suku bunga dan penjualan kembali obligasi pemerintah pada saat berakhirnya kontrak pada tanggal 23 Juli 2012 dengan harga yang sama dengan harga pembelian (yaitu seluruhnya berjumlah Rp 154.147). Transaksi ini dicatat sebagai tagihan atas pinjaman yang dijaminkan sebesar Rp 154.147.
98
In March 2011, the Bank entered into a structured deal which involved initial purchase of government bonds of certain series, interest rate swap and resale of the government bonds upon termination of the deal on 23 November 2015 at the same price with the initial purchase price (i.e. Rp 300,000). This transaction is accounted for as a receivable under secured borrowing of Rp 300,000.
k. In July 2011, the Bank entered into two structured deals which involved initial purchase of government bonds of certain series, interest rate swap and resale of the government bonds upon termination of the deals on 23 July 2012 at the same price with the initial purchase price (i.e. Rp 154,147 in total). This transaction is accounted for as a receivable under secured borrowing of Rp 154,147.
l. Pada bulan Agustus 2011, Bank melakukan transaksi terstruktur (structured deal) yang meliputi pembelian atas obligasi pemerintah seri tertentu, swap suku bunga dan penjualan kembali obligasi pemerintah pada saat berakhirnya kontrak pada tanggal 16 Agustus 2012 dengan harga yang sama dengan harga pembelian (yaitu Rp 226.688). Transaksi ini dicatat sebagai tagihan atas pinjaman yang dijaminkan sebesar Rp 226.688.
l.
m. Pada bulan Nopember 2011, Bank melakukan transaksi terstruktur (structured deal) yang meliputi pembelian atas obligasi pemerintah seri
m. In November 2011, the Bank entered into a structured deal which involved initial purchase of government bonds of certain series, interest rate
.In August 2011, the Bank entered into a structured deal which involved initial purchase of government bonds of certain series, interest rate swap and resale of the government bonds upon termination of the deal on 16 August 2012 at the same price with the initial purchase price (i.e. Rp 226,688). This transaction is accounted for as a receivable under secured borrowing of Rp 226,688.
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2011
tertentu, swap suku bunga dan penjualan kembali obligasi pemerintah pada saat berakhirnya kontrak pada tanggal 28 Pebruari 2012 dengan harga yang sama dengan harga pembelian (yaitu Rp 250.000). Transaksi ini dicatat sebagai tagihan atas pinjaman yang dijaminkan sebesar Rp 250.000.
swap and resale of the government bonds upon termination of the deal on 28 February 2012 at the same price with the initial purchase price (i.e. Rp 250,000). This transaction is accounted for as a receivable under secured borrowing of Rp 250,000.
n. Pada bulan Desember 2011, Bank melakukan sepuluh transaksi terstruktur (structured deal) yang meliputi pembelian atas obligasi pemerintah seri tertentu, swap suku bunga dan penjualan kembali obligasi pemerintah pada saat berakhirnya kontrak pada tanggal 5 Januari 2012 dan 12 Januari 2012 dengan harga yang sama dengan harga pembelian (yaitu Rp 2.696.113). Transaksi ini dicatat sebagai tagihan atas pinjaman yang dijaminkan sebesar Rp 2.696.113.
n. In December 2011, the Bank entered into ten structured deals which involved initial purchase of government bonds of certain series, interest rate swap and resale of the government bonds upon termination of the deals on 5 January 2012 and 12 January 2012 at the same price with the initial purchase price (i.e. Rp 2,696,113). This transaction is accounted for as a receivable under secured borrowing of Rp 2,696,113.
Selama tahun 2011 dan 2010, Bank menjual sebagian dari obligasi pemerintah yang diterima atas pinjaman yang dijaminkan masing-masing sebesar Rp 3.804.369 dan Rp 1.683.851 kepada pihak ketiga yang dicatat sebagai liabilitas untuk mengembalikan efek-efek yang diterima atas pinjaman yang dijaminkan. Jumlah ini merupakan nilai wajar dari obligasi pemerintah yang dijual.
During 2011 and 2010, the Bank sold part of the government bonds under secured borrowing amounting to Rp 3,804,369 and Rp 1,683,851, respectively, to third parties which was recorded as an obligation to return securities received under secured borrowings. This amount represented the fair value of the sold government bonds.
Pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, seluruh tagihan atas pinjaman yang dijaminkan tidak mengalami penurunan nilai.
As of 31 December 2011 and 2010, all outstanding balances of receivables under secured borrowing were not impaired.
12. Simpanan Dari Nasabah Bukan Bank Dan .Bank-Bank Lain 2011
12. Deposits From Non-Bank Customers And .Other Banks 2010
Nasabah Bukan Bank Giro: Rupiah Valuta asing Deposito berjangka: Rupiah Valuta asing
3.544.219 2.177.306 5.721.525
3.594.574 1.880.487 5.475.061
3.102.239 1.006.077 4.108.316
2.739.949 1.185.825 3.925.774
9.829.841
9.400.835
2011
2010
k Jumlah simpanan dari nasabah
BANK-BANK LAIN Giro: Rupiah Valuta asing Deposito berjangka: Rupiah Valuta asing
Jumlah simpanan dari bank-bank lain
Term deposits: Rupiah Foreign currencies
Total deposits from non-bank customers
OTHER BANKS Demand deposits: 4.206.037 7.898 4.213.935
4.161.717 4.600 4.166.317
226.500 15.348 241.848
600.000 600.000
4.455.783
4.766.317
Deposito berjangka dari nasabah bukan bank yang dijaminkan untuk kredit yang diberikan oleh Bank
99
Non-Bank Customers Demand deposits: Rupiah Foreign currencies
Foreign currencies Term deposits: Rupiah Foreign currencies
Total deposits from other banks
Term deposits from non-bank customers which were pledged as collateral to credit facilities granted by the
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2011 (Catatan 10) pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 masing-masing berjumlah ekuivalen Rp 461.667 dan ekuivalen Rp 901.555. Tidak terdapat giro dari nasabah bukan bank yang dijaminkan untuk kredit yang diberikan oleh Bank pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010. 13. UTANG PADA KANTOR PUSAT DAN KANTOR CABANG LAIN
Bank (Note 10) as of 31 December 2011 and 2010 amounted to equivalent Rp 461,667 and equivalent Rp 901,555, respectively. There were no demand deposits from non-bank customers which were pledged as collateral to credit facilities granted by the Bank as of 31 December 2011 and 2010. 13. DUE TO HEAD OFFICE AND OTHER BRANCHES
Merupakan dana yang ditempatkan di Indonesia oleh Kantor Pusat dan kantor cabang lain. Utang pada Kantor Pusat diperpanjang secara periodik.
Represent the funds placed in Indonesia by the Head Office and other branches. Due to Head Office is rolled-over on a periodical basis.
Pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, saldo utang pada Kantor Pusat dan kantor cabang lain adalah sebagai berikut:
As of 31 December 2011 and 2010, the balance of due to Head Office and other branches was as follows:
Suku bunga rata-rata tertimbang setahun/Weighted average interest rates per
Utang pada Kantor Pusat: Valuta asing
annum 2011
2010
%
%
0,56
-
2011
2010
0,35
729.965
720.800
Due to Head Office: Foreign currencies
-
210.194
737.380
Due to other branches: Rupiah
940.159
1.458.180
Total
Utang pada kantor cabang lain:
14. Pemindahan Laba Pada tahun 2011 dan 2010 Bank melakukan pemindahan laba yang berasal dari tahun buku 2010 dan 2009 ke Kantor Pusat masing-masing sebesar Rp 415.000 dan Rp 532.000. Bank telah mengkomunikasikan hal ini kepada Bank Indonesia dan telah memperoleh persetujuan dari Bank Indonesia. 15. Aset Keuangan Dan Liabilitas Keuangan
14. Profit Remittance In 2011 and 2010 the Bank remitted its profit from financial year 2010 and 2009 to the Head Office with a total of Rp 415,000 and Rp 532,000, respectively. The Bank has communicated this to Bank Indonesia and has received the approval from Bank Indonesia.
15. Financial Assets And Financial Liabilities
Pada tabel di bawah ini, instrumen keuangan telah dikelompokkan berdasarkan klasifikasi masing-masing. Kebijakan akuntansi yang penting di Catatan 2g menjelaskan bagaimana kategori aset keuangan dan liabilitas keuangan tersebut diukur dan bagaimana pendapatan dan beban, termasuk laba dan rugi atas nilai wajar (perubahan nilai wajar instrumen keuangan), diakui.
In the below table, financial instruments have been allocated based on their classification. The significant accounting policies in Note 2g describe how the categories of the financial assets and financial liabilities are measured and how income and expenses, including fair value gains and losses (changes in fair value of financial instruments), are recognized.
Aset keuangan telah dikelompokkan ke dalam aset keuangan yang diperdagangkan, pinjaman yang diberikan dan piutang dan aset keuangan yang tersedia untuk dijual. Sama halnya dengan aset keuangan, liabilitas keuangan telah dikelompokkan ke dalam liabilitas keuangan yang diperdagangkan dan liabilitas keuangan lainnya yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi.
Financial assets have been classified into trading, loans and receivables and available-for-sale category. Similarly, financial liabilities have been classified into trading and other financial liabilities at amortized cost.
Nilai wajar yang diungkapkan di bawah ini adalah berdasarkan informasi relevan yang tersedia pada tanggal laporan posisi keuangan gabungan dan tidak diperbaharui untuk mencerminkan perubahan dalam
The fair values were based on relevant information available as at the date of combined statement of financial position and have not been updated to reflect changes in market condition after the date of
100
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2011
kondisi pasar yang terjadi setelah tanggal laporan posisi keuangan gabungan.
combined statement of financial position.
Tabel di bawah menyajikan nilai tercatat dan nilai wajar aset dan liabilitas keuangan Bank pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010.
The table below set out the carrying amount and fair values of the Bank’s financial assets and liabilities as of 31 December 2011 and 2010.
2011 Pinjaman yang diberikan dan piutang/ Loans and receivables
Tersedia untuk dijual/ Availablefor-sale
Biaya perolehan diamortisasi lainnya/Other amortized cost
Jumlah nilai tercatat/ Total carrying amount
Nilai wajar/Fair value
-
-
29.290
-
29.290
29.290
Giro pada Bank Indonesia
-
1.847.479
-
-
1.847.479
1.847.479
Giro pada bank-bank lain Penempatan pada Bank Indonesia dan bank-bank lain Efek-efek yang diperdagangkan Aset derivatif untuk tujuan diperdagangkan Kredit yang diberikan Tagihan atas pinjaman yang dijaminkan Tagihan akseptasi Piutang bunga Aset lain-lain
-
731.643
-
-
731.643
731.643
-
2.897.455
-
-
2.897.455
2.897.455
4.953.631
-
-
-
4.953.631
4.953.631
322.562 -
4.906.068
-
-
322.562 4.906.068
322.562 4.906.068
5.276.193
6.126.948 35.027 78.603 16.623.223
18.920 48.210
-
6.126.948 35.027 78.603 18.920 21.947.626
6.126.948 35.027 78.603 18.920 21.947.626
-
-
-
9.829.841
9.829.841
9.829.841
-
-
-
4.455.783
4.455.783
4.455.783
257.281 -
-
-
35.539
257.281 35.539
257.281 35.539
-
-
-
3.804.369
3.804.369
3.804.369
257.281
-
-
11.871 18.137.403
11.871 18.394.684
11.871 18.394.684
Pinjaman yang diberikan dan piutang/ Loans and receivables
Tersedia untuk dijual/ Availablefor-sale
Biaya perolehan diamortisasi lainnya/Other amortized cost
Jumlah nilai tercatat/ Total carrying amount
Nilai wajar/Fair value
-
-
35.788
-
35.788
35.788
Giro pada Bank Indonesia
-
1.290.343
-
-
1.290.343
1.290.343
Giro pada bank-bank lain Penempatan pada Bank Indonesia dan bank-bank lain Efek-efek yang diperdagangkan Aset derivatif untuk tujuan diperdagangkan Kredit yang diberikan Tagihan atas pinjaman yang dijaminkan Tagihan akseptasi Piutang bunga Aset lain-lain
-
511.972
-
-
511.972
511.972
Diperdagangkan/ Trading Aset keuangan Kas
Liabilitas keuangan Simpanan dari nasabah bukan bank Simpanan dari bank-bank lain Liabilitas derivatif untuk tujuan diperdagangkan Utang akseptasi Liabilitas untuk mengembalikan efek-efek yang diterima atas pinjaman yang dijaminkan Liabilitas lain-lain dan beban masih harus dibayar
Financial assets Cash Demand deposits at Bank Indonesia Demand deposits at other banks Placements with Bank Indonesia and other banks Trading securities Derivative assets held for trading Loans receivable eivables under secured borrowing Acceptance receivables Interest receivables Other assets
Financial liabilities Deposits from nonbank customers Deposits from other banks Derivative liabilities held for trading Acceptance payables Obligation to return securities received under secured borrowing Other liabilities and accrued expenses
2010
Diperdagangkan/ Trading Aset keuangan Kas
Liabilitas keuangan Simpanan dari nasabah bukan bank Simpanan dari bank-bank lain Liabilitas derivatif untuk tujuan
101
-
8.265.932
-
-
8.265.932
8.265.932
3.285.275
-
-
-
3.285.275
3.285.275
144.360 -
4.748.318
-
-
144.360 4.748.318
144.360 4.748.318
3.429.635
2.750.000 48.400 56.555 1.202 17.672.722
14.669 50.457
-
2.750.000 48.400 56.555 15.871 21.152.814
2.750.000 48.400 56.555 15.871 21.152.814
-
-
-
9.400.835
9.400.835
9.400.835
68.020
-
-
4.766.317 -
4.766.317 68.020
4.766.317 68.020
Financial assets Cash Demand deposits at Bank Indonesia Demand deposits at other banks Placements with Bank Indonesia and other banks Trading securities Derivative assets held for trading Loans receivable eivables under secured borrowing Acceptance receivables Interest receivables Other assets
Financial liabilities Deposits from nonbank customers Deposits from other Banks Derivative liabilities held
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2011 diperdagangkan Liabilitas atas pinjaman yang dijaminkan Utang akseptasi Liabilitas untuk mengembalikan efek-efek yang diterima atas pinjaman yang dijaminkan Liabilitas lain-lain dan beban masih harus dibayar
-
-
-
1.502.668 48.607
1.502.668 48.607
1.502.668 48.607
-
-
-
1.683.851
1.683.851
1.683.851
68.020
-
-
26.895 17.429.173
26.895 17.497.193
26.895 17.497.193
for trading Obligation under secured borrowing Acceptance payables Obligation to return securities received under secured borrowing Other liabilities and accrued expenses
Nilai wajar efek-efek yang diperdagangkan dan liabilitas untuk mengembalikan efek-efek yang diterima atas pinjaman yang dijaminkan adalah berdasarkan harga kuotasi pasar.
The fair values of trading securities and obligation to return securities received under secured borrowing was based on quoted market prices.
Nilai wajar aset derivatif dan liabilitas derivatif untuk tujuan diperdagangkan dinilai dengan analisa arus kas yang didiskonto berdasarkan suku bunga pasar.
The fair values of derivative assets and derivative liabilities held for trading were calculated using discounted cash flows analysis based on market interest rate.
Nilai wajar aset dan liabilitas keuangan lainnya mendekati nilai tercatatnya karena aset keuangan dan liabilitas keuangan dalam jumlah signifikan memiliki jangka waktu yang pendek dan/atau suku bunganya sering ditinjau ulang.
The fair values of other financial assets and liabilities approximated to the carrying amounts because a significant amount of the financial assets and liabilities is short-term in nature, and/or repricing frequently.
16. Pendapatan Bunga Bersih
Pendapatan bunga Penempatan pada bank-bank lain Kredit yang diberikan Tagihan atas pinjaman yang dijaminkan
Beban bunga Simpanan dari nasabah bukan bank dan bank-bank lain Premi penjaminan ke LPS Liabilitas atas pinjaman yang dijaminkan Liabilitas untuk mengembalikan efekefek yang diterima atas pinjaman yang dijaminkan
16. Net Interest Income 2011
2010
284.084 211.529 323.627
205.226) 316.836) 198.491)
819.240
720.553) Interest expenses
(394.287) (30.154) (34.624)
(419.373) (22.901) (79.638)
(183.804) (2.190) (645.059)
(9.241) (6) (531.159)
174.181)
Pendapatan bunga bersih
17. Provisi Dan Komisi
Pendapatan provisi dan komisi Transaksi ekspor impor Jasa manajemen kas Jasa kustodian
Beban provisi dan komisi Transaksi antar bank Jasa perantara pedagang efek
Pendapatan provisi dan komisi bersih
102
Interest income Placements with other banks Loans receivable Receivables under secured borrowing
189.394)
Deposits from non-bank customers and other banks Guarantee premium to LPS Obligation under secured borrowing Obligation to return securities received under secured borrowing Miscellaneous
Net interest income
17. Fees And Commissions 2011
2010
43.016 19.290 246.438 308.744
44.859) 23.308) 198.903) 267.070)
(36.340) (71.512) (107.852)
(8.027) (39.072) (47.099)
200.892)
219.971)
Fees and commission income Export import transactions Cash management service Custodian service
Fees and commission expenses Inter-bank transactions Brokerage service
Net fees and commission income
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2011
18. Pendapatan Bersih Instrumen Yang Diperdagangkan
Laba atas penjualan efek-efek yang diperdagangkan Pendapatan bunga dari efek-efek yang diperdagangkan Laba (rugi) atas perubahan nilai wajar instrumen keuangan Laba atas transaksi valuta asing Rugi yang telah direalisasi dari instrumen derivatif
2011
2010
342.042)
353.935)
Gain on sale of trading securities
252.749)
129.787)
Interest income from trading securities
128.328) 360.763)
(6.058) 219.888)
Gain (loss) from changes in fair value of financial instruments Gain from foreign exchange transactions
(27.163) 1.056.719)
(21.468) 676.084)
19. Beban Umum Dan Administrasi
Alokasi beban dari Kantor Pusat Pemeliharaan dan sewa Pembebanan dari kantor cabang lainnya
18. Net Trading Income
19. General And Administrative Expenses 2011
2010
90.545 25.798
104.411) 22.665)
68.134
33.306)
Interbranch charges
98.660) 259.042)
Miscellaneous
20. Taxation
a. Liabilitas pajak kini terdiri dari:
a. Current tax liabilities consisted of: 2011
2010
84.889 70.020 154.909
21.744) 45.357) 67.101)
2011
2010
303.422 52.615 356.037
196.546) (558) 195.988)
c. Rekonsiliasi antara laba sebelum pajak penghasilan dikalikan dengan tarif pajak yang berlaku dan beban pajak penghasilan adalah sebagai berikut:
Laba sebelum pajak penghasilan Tarif pajak yang berlaku Beda permanen dengan tarif pajak 32,5% Beban pajak penghasilan
2010
1.043.735 32,5% 339.214 16.823
536.201) 32,5%) 174.265) 21.723)
356.037
195.988)
d. . Aset dan liabilitas pajak tangguhan yang signifikan pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 adalah sebagai berikut:
103
Current Deferred
c. The reconciliation between income before income tax multiplied by the enacted tax rate and income tax expense was as follows:
2011
2011
Income tax articles 25/29 Branch profit tax
b. The components of income tax expense were as follows:
b. Komponen beban pajak adalah sebagai berikut:
Pajak tangguhan
Head Office allocation expenses Maintenance and rent
81.612 266.089
20. Perpajakan
Pajak penghasilan pasal 25/29 Pajak penghasilan kantor cabang
Realized loss from derivative instruments
Income before income tax Enacted tax rate
Permanent differences at 32.5% tax rate Income tax expense
d. The items that gave rise to significant portions of deferred tax assets and liabilities as of 31 December 2011 and 2010 were as follows: 2010
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2011
Aset pajak tangguhan: Bonus karyawan yang masih harus dibayar Liabilitas imbalan pasca-kerja (termasuk imbalan kerja jangka panjang lainnya) Rugi yang belum direalisasi atas efekefek yang diperdagangkan Bonus perusahaan pengelola piutang pembiayaan konsumen yang masih harus dibayar Jumlah aset pajak tangguhan Liabilitas pajak tangguhan: Cadangan kerugian penurunan nilai Penyusutan aset tetap Laba yang belum direalisasi atas efekefek yang diperdagangkan Laba yang belum direalisasi atas transaksi derivatif Jumlah liabilitas pajak tangguhan Liabilitas pajak tangguhan, bersih
Deferred tax assets: 12.680)
12.348)
Accrual for employees’ bonuses
9.620)
7.717)
Obligation for post-employment benefits (including other long-term employee benefits)
-)
33.043)
Unrealized loss on trading securities
-) 22.300)
2.887) 55.995)
Accrual for consumer financing receivables servicing company bonuses Total deferred tax assets
(13.460) (2.523)
(3.815) (2.827)
Deferred tax liabilities: Allowance for impairment losses Depreciation of fixed assets
(15.181)
-)
Unrealized gain on trading securities
(60.773) (91.937)
(66.375) (73.017)
Unrealized gain on derivative transactions Total deferred tax liabilities
(69.637)
(17.022)
Deferred tax liabilities, net
)
e. ..Sesuai peraturan perpajakan di Indonesia, Bank melaporkan/menyetorkan pajak-pajaknya berdasarkan sistem self-assessment. Fiskus dapat menetapkan atau mengubah pajak-pajak tersebut dalam jangka waktu tertentu sesuai peraturan yang berlaku.
e. Under the taxation laws of Indonesia, the Bank submits tax returns on the basis of selfassessment. The tax authorities may assess or amend taxes within the statute of limitations, under prevailing regulations.
f.
f. Tax assessments
104
Penetapan pajak Tahun pajak 2004
Fiscal year 2004
Pajak-pajak Bank tahun 2004 telah diperiksa oleh fiskus, yang menghasilkan penetapan kekurangan pajak yang seluruhnya berjumlah Rp 7.295. Bank telah membayar kekurangan pajak tersebut dan mengajukan keberatan atas sebagian hasil pemeriksaan tersebut sebesar Rp 3.380 pada tahun 2006. Pada tahun 2007, fiskus hanya menerima sebagian dari keberatan atas pajak tahun 2004 sebesar Rp 1.289. Bank kemudian mengajukan banding atas pajak tahun 2004 sebesar Rp 1.850 dan membebankan sisanya sebagai beban pada tahun 2007. Pada bulan Januari 2009, pengadilan pajak menerima seluruh banding dan fiskus telah memberikan restitusi sebesar Rp 1.613, ditambah pendapatan bunga sebesar Rp 774, dan sisanya sebesar Rp 237 dipindahbukukan untuk pembayaran pajak tahun 2007. Saat ini fiskus mengajukan banding atas hasil keputusan pengadilan pajak tersebut ke Mahkamah Agung.
The Bank’s 2004 taxes have been audited by the tax office, resulting in additional tax assessments of a total of Rp 7,295. The Bank has paid the assessed additional taxes and filed objection on part of these assessments of Rp 3,380 in 2006. In 2007, the tax office only accepted an amount of Rp 1,289 of this objection. Subsequently, the Bank filed an appeal on the 2004 taxes of Rp 1,850 and charged the remaining amount as expense in 2007. In January 2009, the tax court accepted all the tax appeal and the tax office refunded Rp 1,613 to the Bank plus interest of Rp 774, while the remaining of Rp 237 was overbooked for payment of 2007 taxes. At present, the tax office has contested this tax court decision to the Supreme Court.
Tahun pajak 2005
Fiscal year 2005
Pajak-pajak Bank tahun 2005 telah diperiksa oleh fiskus, yang menghasilkan penetapan kekurangan pajak yang seluruhnya berjumlah Rp 40.245, penyesuaian terhadap kompensasi rugi fiskal sebesar Rp 33.007, dan restitusi sebesar Rp 17.089 atas kelebihan pembayaran pajak penghasilan badan tahun 2005. Bank telah membayar kekurangan pajak tersebut dan mengajukan keberatan atas sebagian hasil pemeriksaan tersebut sebesar Rp 71.855 (termasuk atas penyesuaian terhadap kompensasi rugi fiskal sebesar Rp 31.816) pada tahun 2007 dan membebankan sisanya sebagai beban pada tahun 2007. Selain keberatan pajak, Bank juga mengajukan klaim atas kelebihan bayar pajak
The Bank’s 2005 taxes have been audited by the tax office, resulting in additional tax assessments of a total of Rp 40,245, an adjustment to the tax loss carryforwards of Rp 33,007, and a refund of Rp 17,089 from the overpaid corporate income tax for 2005. The Bank has paid the assessed additional taxes and filed objection on part of these assessments of Rp 71,855 (including the adjustment to the tax loss carryforwards of Rp 31,816) in 2007 and charged the remaining amount as expense in 2007. In addition to the tax objections filed, the Bank claimed an overpayment of income tax article 4(2) of Rp 171 to the tax office based on their calculation. This amount was not included in the original calculation of the total
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2011 penghasilan pasal 4 ayat 2 sejumlah Rp 171 ke kantor pajak berdasarkan perhitungan mereka. Jumlah tersebut tidak disertakan di dalam jumlah penghitungan awal kelebihan pembayaran pajak Bank. Pada tahun 2008, fiskus hanya menerima sebagian dari keberatan atas pajak tahun 2005 sebesar Rp 542. Bank menerima restitusi pajak tersebut pada bulan Januari 2009. Bank mengajukan banding atas pajak tahun 2005 sejumlah Rp 69.961 pada bulan Maret 2009, yaitu penetapan kekurangan pajak yang seluruhnya berjumlah Rp 39.293 dan penyesuaian terhadap kompensasi rugi fiskal sebesar Rp 30.668.
overpayment filed by the Bank. In 2008, the tax office only accepted an amount of Rp 542 of this objection. The Bank received the tax refund in January 2009. The Bank filed an appeal on the 2005 taxes of Rp.69,961 in March 2009, i.e. additional tax assessments of a total of Rp 39,293 and an adjustment to the tax loss carryforwards of Rp 30,668.
Pada bulan Desember 2010, pengadilan pajak menerima banding atas penyesuaian terhadap kompensansi rugi fiskal sebesar Rp 26.912. Pada bulan Pebruari 2011 pengadilan pajak menerima banding Bank atas PPN dan fiskus telah memberikan restitusi sebesar Rp 14.095. Selanjutnya, pada bulan Juli 2011, pengadilan pajak menerima banding Bank atas pajak penghasilan pasal 4 ayat 2 dan fiskus telah memberikan restitusi sebesar Rp 24.269. Saat ini fiskus mengajukan banding atas hasil keputusan pengadilan pajak tersebut ke Mahkamah Agung.
In December 2010, the tax court accepted the Bank’s appeal on the adjustment to the tax loss carryforwards of Rp 26,912. In February 2011 the tax court accepted the Bank’s appeal on VAT and the tax office refunded Rp 14,095 to the Bank. Later, in July 2011, the tax court accepted the Bank’s appeal on income tax article 4(2) and the tax office refunded Rp 24,269 to the Bank. At present, the tax office has contested this tax court decision to the Supreme Court.
Tahun pajak 2007 Sehubungan dengan permohonan restitusi atas kelebihan pembayaran pajak penghasilan badan tahun 2007, pajak-pajak Bank tahun 2007 telah diperiksa oleh fiskus, yang menghasilkan penetapan kekurangan pajak yang seluruhnya berjumlah Rp 72.164. Bank telah membayar kekurangan pajak tersebut dan mengajukan keberatan atas sebagian hasil pemeriksaan tersebut sebesar Rp 64.041 ditambah dengan kelebihan bayar pajak penghasilan badan sebesar Rp 42.544, yang ditolak oleh fiskus. Bank membebankan sisanya sebagai beban pada tahun 2009. Pada bulan Oktober 2010, fiskus menerima sebagian keberatan Bank dan memberikan restitusi atas keberatan pajak penghasilan pasal 21 sebesar Rp 1.066, pajak penghasilan pasal 26 sebesar Rp 459, dan kelebihan bayar pajak penghasilan badan sebesar Rp 1.965 kepada Bank, ditambah pendapatan bunga sebesar Rp 977. Bank kemudian mengajukan banding atas pajak tahun 2007 sebesar Rp 103.095 pada bulan Nopember 2010. Pada tanggal 31 Desember 2011, hasil pengajuan banding tersebut masih belum diketahui.
105
Fiscal year 2007 In relation with the request for refund on the overpaid corporate income tax for 2007, the Bank’s 2007 taxes have been audited by the tax office, resulting in additional tax assessments of a total of Rp.72,164. The Bank has paid the assessed additional taxes and filed objection on part of these assessments of Rp 64,041 plus the overpaid corporate income tax of Rp.42,544, which was declined by the tax office. The Bank charged the remaining amount as expense in 2009. In October 2010, the tax office accepted part of the tax objections and refunded the Bank’s objection on income tax article 21 of Rp 1,066, income tax article 26 of Rp 459, and overpaid corporate income tax of Rp 1,965 to the Bank, plus interest of Rp 977. Subsequently, the Bank filed tax appeal on the 2007 taxes of Rp 103,095 in November 2010. As of 31 December 2011, the result of this appeal is not yet known.
Tahun pajak 2009
Fiscal year 2009
Pada tahun 2011, sehubungan dengan permohonan restitusi atas kelebihan pembayaran pajak penghasilan badan tahun 2009, pajak-pajak Bank tahun 2009 telah diperiksa oleh fiskus yang menghasilkan penetapan kelebihan bayar pajak penghasilan badan tahun 2009 sejumlah Rp 29.892 yang dikompensasikan dengan penetapan kekurangan bayar pajak lainnya yang seluruhnya berjumlah Rp 20.809, dan sisanya telah diterima oleh Bank dari kantor pajak sebagai restitusi. Bank telah mengajukan keberatan atas sebagian hasil pemeriksaan tersebut (termasuk atas penyesuaian terhadap koreksi fiskal pajak penghasilan badan tahun 2009) sebesar Rp 73.444 dan membebankan sisanya sebagai beban pada tahun 2011. Hasil pengajuan keberatan ini belum diketahui.
In 2011, in relation with the request for refund on the overpaid corporate income tax for 2009, the Bank’s 2009 taxes have been audited by the tax office, resulting in an overpayment of corporate income tax for 2009 amounted to Rp 29,892, which was compensated with additional other tax assessments of a total of Rp 20,809, and the remaining have been refunded by the tax office to the Bank. The Bank filed objection on part of these assessments (including the adjustment to fiscal correction of corporate income tax for 2009) of Rp 73,444 and charged the remaining amount as expense in 2011. The result of this objection is not yet known.
Pada tanggal 31 Desember 2011, Bank menyajikan tagihan pada kantor pajak sejumlah Rp 157.202 sebagai bagian dari aset lain-lain, yang berkaitan dengan hasil pemeriksaan pajak tahun 2009 dan
As of 31 December 2011, the Bank presented the receivables from tax office of Rp 157,202 as part of other assets, in relation to 2009 and 2007 tax assessments of Rp 54,107 and Rp 103,095,
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2011 2007 yang masing-masing berjumlah Rp 54.107 dan Rp 103.095.
respectively.
Pada tanggal 31 Desember 2010, Bank menyajikan tagihan pada kantor pajak sejumlah Rp 142.388 sebagai bagian dari aset lain-lain, yang berkaitan dengan hasil pemeriksaan pajak tahun 2007 dan 2005 yang masing-masing berjumlah Rp 103.095 dan Rp 39.293.
As of 31 December 2010, the Bank presented the receivables from tax office of Rp 142,388 as part of other assets, in relation to 2007 and 2005 tax assessments of Rp 103,095 and Rp 39,293, respectively.
Manajemen berkeyakinan bahwa Bank dapat memperoleh kembali jumlah yang telah dibayar atas penetapan kekurangan pajak tersebut dikarenakan keberatan dan banding yang diajukan Bank telah sesuai dengan prinsip dan ketentuan pajak yang berkenaan dengan bank.
Management believes that the Bank should prevail in sustaining its tax position on the grounds that it is consistent with the tax principles and conventions relevant to banks.
21. Jasa Kustodian
21. Custodial Services
Divisi Kustodian Bank memperoleh ijin untuk memberikan jasa kustodian dari Badan Pengawas Pasar Modal (sekarang Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan atau “Bapepam-LK”) berdasarkan Surat Keputusan No. KEP-07/PM/1994 tanggal 19 Januari 1994.
The Bank’s Custodial Services Division obtained a license to provide custodial services from the Capital Market Supervisory Agency (now the Capital Market and Financial Institution Supervisory Agency or “Bapepam-LK”) under its Decision Letter No. KEP-07/ PM/1994 dated 19 January 1994.
Jasa-jasa yang diberikan oleh Divisi Kustodian Bank meliputi jasa penitipan harta, penanganan dan penyelesaian transaksi, penagihan pendapatan dan pengadministrasian dana seperti perhitungan Nilai Aset Bersih atas unit-unit investasi serta pencatatannya.
The services offered by the Bank’s Custodial Services Division include safekeeping, transactions settlement and handling, income collection, and funds administration such as calculation of Net Asset Value of investment units as well as unit registration.
Pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, aset yang dikelola oleh Divisi Kustodian Bank terdiri dari saham, obligasi, deposito berjangka, sertifikat deposito, suratsurat berharga dan instrumen pasar modal dan pasar uang lainnya, dengan nilai keseluruhan sejumlah masing-masing Rp 772.446.149 dan Rp 645.120.325.
As of 31 December 2011 and 2010, the assets which were administered by the Bank’s Custodial Services Division consisted of shares, bonds, time deposits, certificate of deposits, commercial papers and other capital market and money market instruments, with a total value of Rp 772,446,149 and Rp 645,120,325, respectively.
22.
Dana Usaha
22.
Operating funds represent the difference between the funds placed in Indonesia by Head Office and the funds placed by the Bank with its Head Office and other branches outside Indonesia, in accordance with the Decision Letter of the Directors of Bank Indonesia No. 32/37/KEP/DIR dated 12 May 1999 concerning the requirements and procedures for the opening of branch offices, subbranch offices and representative offices of foreign banks.
Pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, dana usaha Bank sesuai dengan peraturan Bank Indonesia yang berlaku, terdiri dari:
As of 31 December 2011 and 2010, the Bank’s operating funds in accordance with prevailing Bank Indonesia regulation, comprised of:
Tagihan pada kantor cabang lain Aset derivatif pada Kantor Pusat dan kantor cabang lain Utang pada Kantor Pusat (Catatan 13)
Dana usaha
2011
2010
7.495)
50.174)
Due from other branches
173.956)
36.568)
Derivative assets from Head Office and other branches
(729.965) (548.514)
(720.800) (634.058)
Pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, Bank melaporkan dana usaha berjumlah USD 65.000.000 (masing-masing ekuivalen Rp 589.388 dan Rp 585.650). Pelaporan untuk tahun berakhir 31 Desember 2011 dan 2010 dilakukan sesuai dengan peraturan Bank Indonesia mengenai penerimaan pinjaman luar negeri.
106
Operating Funds
Dana usaha adalah selisih antara dana yang ditempatkan di Indonesia oleh Kantor Pusat dengan dana yang ditempatkan oleh Bank di Kantor Pusat dan kantor cabang di luar Indonesia, sesuai dengan Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No. 32/37/KEP/DIR tanggal 12 Mei 1999 mengenai persyaratan dan tata cara pembukaan kantor cabang, kantor cabang pembantu dan kantor perwakilan bank asing.
Due to Head Office (Note 13)
Operating funds
As of 31 December 2011 and 2010, the Bank’s declared operating funds amounted to USD 65,000,000 (equivalent to Rp 589,388 and Rp 585,650, respectively). The declaration for the years ended 31 December 2011 and 2010 were made in accordance with the prevailing Bank Indonesia regulations concerning receiving of
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2011 commercial offshore borrowings. Dana usaha atau dana usaha yang dilaporkan, yang mana yang lebih rendah, dimasukkan ke dalam perhitungan rasio kewajiban penyediaan modal minimum Bank (Catatan 3f). 23.
The operating funds or the declared operating funds, whichever is lower, is included in the calculation of the Bank’s capital adequacy ratio (Note 3f).
Komitmen Dan Kontinjensi Jenis valuta/ Currency
23. Commitments And Contingencies Jumlah dalam valuta asal/Amount in original currency 2011 2010
2011
2010 COMMITMENTS
Liabilitas komitmen: Fasilitas kredit bersifat committed yang belum digunakan
Fasilitas L/C yang tidak dapat dibatalkan
Committed liabilities: IDR USD EUR
USD EUR Lainnya, ekuivalen USD/ Others, equivalent USD
500.000 2.554.274
4.864.675 7.870.067
36.498 4.534 29.923 70.955
43.831 94.582 138.413
9.531.624 7.955.521
16.416.907 6.212.341
86.428 93.197
147.916 74.660
2.523.963
-
22.886 202.511
222.576
273.466
360.989
2011
2010
Jumlah liabilitas komitmen
enis aluta/ Currency
Jumlah dalam valuta asal/Amount in original currency 2011 2010
Pendapatan bunga dari kredit yang diberikan non-performing
IDR USD EUR Lainnya, ekuivalen USD/ Others, equivalent USD
IDR USD
680.677.707 4.094.303
437.113.742 1.878.910
1.019.710
-
-
19.805.242
Jumlah tagihan kontinjensi
29.317 6.172.045 47.964
9.051 3.938.395 22.581
9.246 6.258.572
3.970.027
-
2.839 178.445 181.284
6.258.572
4.151.311
IDR USD EUR Lainnya, ekuivalen USD/ Others, equivalent USD
126.601.973 8.923.536
149.406.775 9.734.018
1.074.359
10.668
Jumlah liabilitas kontinjensi Jumlah kontinjensi - tagihan bersih
Bank menghadapi beberapa tuntutan hukum, pengurusan administrasi dan klaim yang belum terselesaikan, yang berhubungan dengan kegiatan usaha Bank. Adalah tidak mungkin untuk memastikan apakah Bank akan memenangkan masalah atau tuntutan hukum tersebut, atau dampaknya jika Bank kalah. Namun demikian, manajemen Bank yakin bahwa hasil keputusan masalah
107
Total committed liabilities
Contingent receivables: Guarantees received
Interest on non-performing loans receivable
Total contingent receivables Contingent liabilities:
Liabilitas kontinjensi: Garansi bank dan stand by letters of credit yang diterbitkan
Irrevocable L/C facilities
CONTINGENCIES
KONTINJENSI Tagihan kontinjensi: Garansi yang diterima
Undrawn committed loan facilities
203.016 1.147.963 104.537
170.128 1.346.155 116.983
9.742 1.465.258
96 1.633.362
4.793.314
2.517.949
Bank guarantees and stand by letters of credit issued
Total contingent liabilities Total contingencies - net receivables
The Bank is a party to various unresolved legal actions, administrative proceedings, and claims in the ordinary course of its business. It is not possible to predict with certainty whether or not the Bank will ultimately be successful in any of these legal matters or, if not, what the impact might be. However, the Bank’s management does not expect that the results
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2011 atau tuntutan hukum tersebut tidak akan membawa dampak yang signifikan pada hasil usaha, posisi keuangan atau likuiditas Bank.
in any of these proceedings will have a material adverse effect on the Bank’s results of operations, financial position or liquidity.
Sesuai dengan Surat Bank Indonesia (BI) No. 13/658/DPNP/DPnP tanggal 23 Desember 2011, Bank tidak lagi diwajibkan untuk membentuk taksiran kerugian atas transaksi rekening administratif, namun Bank tetap harus menghitung cadangan kerugian penghapusan nilai mengacu pada standar akuntansi yang berlaku. Saldo taksiran kerugian atas transaksi rekening administratif dari fasilitas kredit bersifat committed yang belum digunakan, fasilitas letters of credit yang tidak dapat dibatalkan, garansi bank dan stand by letters of credit yang diterbitkan pada tanggal 31 Desember 2010 sebesar Rp 30.540 telah dibebankan dalam laba rugi untuk tahun berakhir 31 Desember 2011.
In accordance with Bank Indonesia (BI) Letter No. 13/658/DPNP/DPnP dated 23 December 2011, the Bank is not required to provide an estimated losses from off-balance sheet transactions, but the Bank should still calculate the allowance for impairment losses in accordance with the applicable accounting standard. The balance of estimated losses from offbalance sheet transactions from undrawn committed loan facilities, irrevocable letters of credit facilities, bank guarantees and stand by letters of credit issued as of 31 December 2010 amounted to Rp 30,540 was charged to profit or loss for the year ended 31 December 2011.
24. Imbalan Pasca-Kerja
108
24. Post-Employment Benefits
Sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia No. 13/2003 tentang Ketenagakerjaan, Bank wajib memberikan imbalan pasca-kerja kepada karyawannya pada saat pemutusan hubungan kerja atau pada saat karyawan pensiun. Imbalan pasca-kerja ini diberikan berdasarkan masa kerja dan kompensasi karyawan pada saat pemutusan hubungan kerja atau pensiun.
In accordance with Law of the Republic of Indonesia No. 13/2003 relating to labor regulations, the Bank is required to provide post-employment benefits to its employees when their employment is terminated or when they retire. These benefits are primarily based on years of service and the employees’ compensation at termination or retirement.
Bank menyelenggarakan program pensiun iuran pasti yang dikelola dan diadministrasikan oleh Dana Pensiun Lembaga Keuangan (“DPLK”) Manulife Indonesia (“Manulife”) yang pesertanya meliputi seluruh karyawan Bank yang telah bergabung dengan Bank sejak 1)Januari 1993 dan bersedia menjadi peserta program pensiun.
The Bank has a defined contribution pension plan, which is managed and administered by Dana Pensiun Lembaga Keuangan (“DPLK”) Manulife Indonesia (“Manulife”) that covers all employees of the Bank who have joined the Bank since 1 January 1993 and participate in the pension plan.
Besarnya iuran program pensiun ini adalah sebesar 10% dari gaji per bulan, yang seluruhnya dibayarkan oleh Bank pada tahun 2011 dan 2010. Pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, jumlah karyawan yang mengikuti program pensiun ini adalah masing-masing 244 dan 271 orang. Jumlah iuran yang dibayarkan Bank selama tahun berakhir 31 Desember 2011 dan 2010 masing-masing sebesar Rp 6.970 dan Rp 6.986.
The contribution rate is 10% of monthly salary, which is fully contributed by the Bank in 2011 and 2010. As of 31 December 2011 and 2010, the number of employees participating in the pension plan were 244 and 271 persons, respectively. The Bank’s share of contributions paid during the years ended 31 December 2011 and 2010 were Rp 6,970 and Rp 6,986, respectively.
Untuk karyawan yang telah bergabung dengan Bank sebelum 1 Januari 1993, Bank menyisihkan dana untuk tujuan khusus dalam bentuk deposito berjangka yang ditempatkan di bank lain (sebelumnya melalui program asuransi jiwa) untuk menyediakan imbalan pensiun bagi karyawan tersebut. Jumlah karyawan yang mengikuti program tersebut adalah masing-masing 27 dan 29 orang pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010. Jumlah yang ditempatkan selama tahun berakhir 31 Desember 2011 dan 2010 masing-masing sebesar Rp 677 dan Rp 723.
For employees who had already joined the Bank prior to 1 January 1993, the Bank established a specialpurpose fund in the form of time deposits placed in another bank (previously through life insurance program) to provide the employees with pension benefits. The number of employees participating in the scheme were 27 and 29 persons as of 31 December 2011 dan 2010, respectively. Total amount deposited during the years ended 31 December 2011 and 2010 was Rp 677 and Rp 723, respectively.
Menurut Undang-Undang Ketenagakerjaan, akumulasi iuran Bank kepada dana pensiun dapat diperhitungkan sebagai pengurang dari liabilitas imbalan pasca-kerja. Pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, liabilitas imbalan pasca-kerja Bank (termasuk imbalan kerja jangka panjang lainnya) masing-masing sebesar Rp 29.600 dan Rp 23.745.
Under the labor regulations, the Bank’s contributions accumulated in such funds can be offset against its post-employment benefits obligation. As of 31 December 2011 and 2010, the Bank’s postemployment benefits obligation (including other longterm employee benefits) amounted to Rp 29,600 and Rp 23,745, respectively.
Liabilitas atas imbalan pasca-kerja dan imbalan kerja jangka panjang yang meliputi uang jasa, uang pisah, pesangon dan kompensasi lainnya, dihitung oleh aktuaris independen PT Towers Watson Purbajaga dengan menggunakan metode projected-unit-credit.
The liability for post-employment and long term benefits which consists of service payments, severance payments, termination benefits and other compensation, was calculated by an independent actuary PT Towers Watson Purbajaga using the projected-unit-credit method.
Tabel berikut ini menyajikan liabilitas, perubahan liabilitas dan beban imbalan pasca-kerja Bank (termasuk imbalan kerja jangka panjang lainnya) yang
The following table summarized the Bank’s postemployment benefits obligation (including other longterm employee benefits), movement of the obligation,
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2011 diakui dalam laba rugi selama tahun berakhir 31 Desember 2011 dan 2010: 2011 Liabilitas imbalan pasca-kerja Nilai kini liabilitas imbalan pasti Nilai yang belum diakui: - Kerugian aktuaria - Beban jasa lalu
Perubahan liabilitas imbalan pasca-kerja Saldo, awal tahun Beban imbalan pasca-kerja tahun berjalan Pembayaran kepada karyawan Saldo, akhir tahun
2010
44.004)
29.729)
(15.760) 1.356) 29.600)
(7.486) 1.502) 23.745)
2011 Beban imbalan pasca-kerja Beban jasa kini Beban bunga atas liabilitas Amortisasi atas: - Kerugian aktuaria - Beban jasa lalu
and expense recognized in profit or loss during the years ended 31 December 2011 and 2010:
2010
3.576) 2.204)
2.651) 2.360)
1.388) (146) 7.022)
1.574) (146) 6.439)
23.745) 7.022) (1.167) 29.600)
6,25%
8,25%
9%
9%
Discount rate per annum Future compensation increases per annum
25. Related Party Transactions
2011
109
Balance, end of year
2010
Rincian saldo dan transaksi (termasuk komitmen dan kontinjensi) dengan pihak-pihak berelasi pada tanggal dan untuk tahun berakhir 31 Desember 2011 dan 2010 adalah sebagai berikut:
Giro pada bank-bank lain Tagihan pada kantor cabang lain Penempatan pada bank-bank lain Efek-efek yang diperdagangkan Aset derivatif untuk tujuan diperdagangkan Kredit yang diberikan Piutang bunga Aset lain-lain Simpanan dari nasabah bukan bank Simpanan dari bank-bank lain Liabilitas derivatif untuk tujuan diperdagangkan Liabilitas lain-lain dan beban masih harus dibayar Utang pada Kantor Pusat dan kantor cabang lain Pendapatan bunga
Movement in the obligation for postemployment benefits Balance, beginning of year Post-employment benefits expense Payment to employees
The principal assumptions used by the independent actuary as of 31 December 2011 and 2010 were as follows:
2011
25. Transaksi Dengan Pihak-Pihak Berelasi
Post-employment benefits expense Current service cost Interest on obligaton Amortization of: Actuarial loss Past service costs -
20.078) 6.439) (2.772) 23.745)
Asumsi utama yang digunakan oleh aktuaris independen pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 adalah sebagai berikut:
Tingkat diskonto per tahun Tingkat kenaikan kompensasi per tahun
Obligation for post-employment benefits Present value of defined benefits obligation Unrecognized amount of: Actuarial loss Past service costs -
The details of the balances and transactions (including commitments and contingencies) with related parties as of and for the years ended 31 December 2011 and 2010 were as follows:
2010
365.648 7.495 1.001.598 -
77.063 50.174 1.431.874 3.102
Demand deposits at other banks Due from other branches Placements with other banks Trading securities
173.956 13.951 247 58.281 22.834 86.729
36.568 13.118 27.668 106.194 609.156
Derivative assets held for trading Loans receivable Interest receivables Other assets Deposits from non-bank customers Deposits from other banks
69.555
32.358
Derivative liabilities held for trading
81.942
139.779
940.159 5.469
1.458.180 6.810
Other liabilities and accrued expenses Due to Head Office and other branches Interest income
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2011 Beban bunga Pendapatan provisi dan komisi Beban provisi dan komisi Pendapatan operasional - lain-lain Beban umum dan administrasi: Alokasi beban dari Kantor Pusat Pemeliharaan dan sewa Pembebanan dari kantor cabang lainnya Lainnya Beban operasional - lain-lain
10.185 8.528 8.180 44.113
62.564 9.283 9.368
90.545 1.720
104.411 932
Interest expenses Fees and commission income Fees and commission expenses Operating income - others General and administrative expenses: Head Office allocation expenses Maintenance and rent
68.134 27.994 1.361
33.306 39.412 8.873
Interbranch charges Miscellaneous Operating expenses - others
2011
2010
Komitmen Dan Kontinjensi Tagihan kontinjensi: Garansi yang diterima Liabilitas kontinjensi: Garansi bank dan stand by letters of credit yang diterbitkan
110
Commitments And Contingencies
6.045.645
3.744.146
Contingent receivables: Guarantees received Contingent liabilities:
584.975
542.007
Bank guarantees and stand by letters of credit issued
Rincian sifat hubungan dan jenis transaksi yang signifikan dengan pihak-pihak berelasi pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 adalah sebagai berikut:
The details of the relationship and type of significant transactions with related parties as of 31 December 2011 and 2010 were as follows:
Sifat hubungan/Nature of relationship
Jenis transaksi/Type of transaction
Entitas kantor pusat/Head office
Utang pada kantor pusat, liabilitas lain-lain dan beban masih harus dibayar, pendapatan bunga, beban bunga, beban provisi dan komisi, alokasi beban dari kantor pusat, beban umum dan administrasi - lainnya, garansi yang diterima/Due to Head Office, other liabilities and accrued expenses, interest income, interest expenses, fees and commission expenses, head office allocation expenses, general and administrative expenses-miscellaneous, guarantees received
Anak perusahaan Grup Deutsche Bank/ Subsidiary of Deutsche Bank Group
Giro pada bank-bank lain, penempatan pada bankbank lain, piutang bunga, simpanan dari nasabah bukan bank, simpanan dari bank-bank lain, liabilitas lain-lain dan beban masih harus dibayar, pendapatan bunga, beban bunga, pendapatan provisi dan komisi, beban provisi dan komisi, pendapatan operasional lain-lain, pemeliharaan dan sewa, beban operasional lain-lain, garansi yang diterima, garansi bank dan stand by letters of credit yang diterbitkan/Demand deposits at other banks, placements with other banks, interest receivables, deposits from non-bank customers, deposits from other banks, other liabilities and accrued expenses, interest income, interest expenses, fees and commission income, fees and commission expenses, operating income - others, maintenance and rent, operating expenses - others, guarantees received, bank guarantees and stand by letters of credit issued
Kantor cabang lain di luar negeri/ Other off-shore branches
Tagihan pada kantor cabang lain, efek-efek yang diperdagangkan, aset derivatif untuk tujuan diperdagangkan, aset lain-lain, liabilitas derivatif untuk tujuan diperdagangkan, liabilitas lain-lain dan beban masih harus dibayar, utang pada kantor cabang lain, pendapatan bunga, beban bunga, pendapatan provisi dan komisi, beban provisi dan komisi, pembebanan dari kantor cabang lainnya, garansi yang diterima, garansi bank dan stand by letters of credit yang diterbitkan/Due from other branches, trading securities, derivative assets held for trading, other assets, derivative liabilities held for trading, other
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2011 liabilities and accrued expenses, due to other branches, interest income, interest expenses, fees and commission income, fees and commission expenses, interbranch charges, guarantees received, bank guarantees and stand by letters of credit issued Personil manajemen kunci/ Key management personnel
Kredit yang diberikan, simpanan dari nasabah bukan bank/Loans receivable, deposits from non-bank customers
Kompensasi yang diberikan kepada personil manajemen kunci terdiri dari:
Key management personnel compensation for the year comprised:
2011 Imbalan kerja jangka pendek Pembayaran berbasis saham Imbalan pasca-kerja
2010
32.144 12.029 1.530 45.703
33.777 9.302 977 44.056
26. Kualitas Aset Produktif
Short-term employee benefits Share-based payments Post-employment benefits
26. Quality Of Productive Assets
Tabel di bawah ini menunjukkan kolektibilitas aset produktif Bank sesuai dengan peraturan Bank Indonesia yang berlaku:
The table below presented the grading of productive assets of the Bank in accordance with the prevailing Bank Indonesia regulations:
2011 Dalam perhatian khusus/ Special mention
Lancar/ Pass
Giro pada Bank Indonesia
1.847.479
Kurang lancar/ Substandard
Diragukan/ Doubtful
Macet/ Loss
-
-
-
-
Giro pada bank-bank lain
-
-
-
-
Penempatan pada Bank Indonesia dan bankbank lain Efek-efek yang diperdagangkan
-
-
-
-
-
-
-
-
Aset derivatif untuk tujuan diperdagangkan Kredit yang diberikan
6.347
-
-
83.959
Tagihan atas pinjaman yang dijaminkan
-
-
-
-
Tagihan akseptasi Aset lain-lain
-
-
-
-
Komitmen dan kontinjensi yang memiliki risiko kredit
1.088
-
-
-
Jumlah/ Total*)
1.847.479
322.562
Demand deposits at Bank Indonesia Demand deposits at other banks Placements with Bank Indonesia and other banks Trading securities Derivative assets held for trading Loans receivable Receivables under secured borrowing Acceptance receivables Other assets Commitments and contingencies with credit risk
2010
Lancar/ Pass
Giro pada Bank Indonesia Giro pada bank-bank lain
111
1.290.343
Dalam perhatian khusus/ Special mention
Kurang lancar/ Substandard
Diragukan/ Doubtful
Macet/ Loss
-
-
-
-
-
-
-
-
Jumlah/ Total*)
1.290.343
Demand deposits at Bank Indonesia Demand deposits at other banks
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2011
Penempatan pada Bank Indonesia dan bankbank lain Efek-efek yang diperdagangkan
Placements with Bank Indonesia and other banks
-
-
-
-
-
-
-
-
Aset derivatif untuk tujuan diperdagangkan Kredit yang diberikan
17.510
27.030
-
164.305
Tagihan atas pinjaman yang dijaminkan
-
-
-
-
Tagihan akseptasi Aset lain-lain
-
-
-
9.944
Komitmen dan kontinjensi yang memiliki risiko kredit
6.191
92.089
-
-
Trading securities Derivative assets held for trading Loans receivable Receivables under secured borrowing Acceptance receivables Other assets Commitments and contingencies with credit risk
Before allowance for impairment losses *)
*) Sebelum cadangan kerugian penurunan nilai
27. First Adoption Of Sfas No. 50 (2006 Revision) And Sfas No. 55 (2006 Revision)
27. Penerapan Awal Psak No. 50 (Revisi 2006) Dan Psak No. 55 (Revisi 2006) Efektif sejak tanggal 1 Januari 2010, Bank menerapkan PSAK No. 50 (Revisi 2006), “Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan” dan PSAK No. 55 (Revisi 2006), “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran” secara prospektif.
Effective 1 January 2010, the Bank prospectively adopted SFAS No. 50 (2006 Revision), “Financial Instruments: Presentation and Disclosures” and SFAS No. 55 (2006 Revision), “Financial Instruments: Recognition and Measurement”.
Dalam menerapkan standar-standar di atas, Bank telah mengidentifikasi penyesuaian transisi berikut sesuai dengan Buletin Teknis No. 4 mengenai ketentuan transisi untuk penerapan awal PSAK No. 50 (Revisi 2006) dan PSAK No. 55 (Revisi 2006) yang diterbitkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia.
In adopting the above standards, the Bank has identified the following transitional adjustments in accordance with the Technical Bulletin No. 4 concerning the transitional provisions for the first adoption of SFAS No. 50 (2006 Revision) and SFAS No. 55 (2006 Revision) as issued by Indonesian Institute of Accountants.
Dampak transisi ke PSAK No. 50 (Revisi 2006) dan PSAK No. 55 (Revisi 2006) terhadap laporan posisi keuangan gabungan awal Bank pada tanggal 1 Januari 2010 dijelaskan dalam tabel berikut ini:
The effect of the transition to SFAS No. 50 (2006 Revision) and SFAS No. 55 (2006 Revision) to the Bank’s opening combined statement of financial position as of 1 January 2010 was set out in the following table:
Aset Giro pada bank-bank lain Penempatan pada Bank Indonesia dan bank-bank lain Efek-efek yang diperdagangkan Aset derivatif untuk tujuan diperdagangkan Kredit yang diberikan Tagihan atas pinjaman yang dijaminkan Tagihan akseptasi Aset (liabilitas) pajak tangguhan, bersih
112
Dilaporkan sebelumnya/ As previously reported
Penyesuaian transisi ke PSAK No. 50 (Revisi 2006) dan PSAK No. 55 (Revisi 2006)/ Transitional adjustments to SFAS No. 50 (2006 Revision) and SFAS No. 55 (2006 Revision)
Setelah disesuaikan/ As adjusted
637.132)
6.436)
643.568)
3.206.382) 1.009.567)
26.937) 2)
3.233.319) 1.009.569)
144.487) 5.263.067)
1.459) 99.830)
145.946) 5.362.897)
2.158.200) 51.137)
21.800) (149)
2.180.000) 50.988)
Derivative assets held for trading Loans receivable Receivables under secured borrowing Acceptance receivables
34.618)
(52.198)
(17.580)
Deferred tax assets (liabilities), net
Assets Demand deposits at other banks Placements with Bank Indonesia and other banks Trading securities
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2011 Aset lain-lain
217.579)
Rekening kantor pusat Laba yang belum dipindahkan ke Kantor Pusat
4.295)
221.874)
Head office accounts 591.369)
108.412)
699.781)
Penyesuaian transisi di atas berasal dari penghitungan ulang atas kerugian penurunan nilai aset keuangan sesuai dengan PSAK No. 55 (Revisi 2006). Dasar penghitungan ulang atas kerugian penurunan nilai dijelaskan pada Catatan 2q.
The above transitional adjustments were derived from the reassessment of impairment losses for financial assets in accordance with SFAS No. 55 (2006 Revision). The basis for reassessment of impairment losses is detailed in Note 2q.
Beberapa akun dalam laporan keuangan gabungan untuk tahun berakhir 31 Desember 2010 telah direklasifikasi agar sesuai dengan penyajian laporan keuangan gabungan untuk tahun berakhir 31 Desember 2011. Sebelum reklasifikasi/ Before reclassifications
Reklasifikasi/ Reclassifications
Certain accounts in the combined financial statements for the year ended 31 December 2010 have been reclassified to conform with the presentation of the combined financial statements for the year ended 31 December 2011. Setelah reklasifikasi/ After reclassifications
Laporan posisi keuangan gabungan
Liabilitas Liabilitas pajak kini
Combined statement of financial position
4.968.657)
(3.678.314)
1.290.343
4.587.618)
3.678.314)
8.265.932
158.960)
(91.859)
67.101
23.745)
23.745
(30.540)
-
98.654)
583.106
Liabilitas imbalan pasca-kerja -) Taksiran kerugian atas transaksi rekening administratif 30.540) Liabilitas lain-lain dan beban masih harus dibayar 484.452)
Laporan laba rugi komprehensif gabungan Pendapatan bunga Laba atas penjualan efekefek yang diperdagangkan Laba atas transaksi valuta asing Rugi atas perubahan nilai wajar instrumen keuangan Rugi yang telah direalisasi dari instrumen derivatif Pendapatan bersih instrumen yang diperdagangkan
Assets Demand deposits at Bank Indonesia Placements with Bank Indonesia and other banks Liabilities Current tax liabilities Obligation for post-employment benefits Estimated losses from off-balance sheet transactions Other liabilities and accrued expenses
Combined statement of comprehensive income 850.340)
(129.787)
720.553
Interest income
353.935)
(353.935)
-
219.888)
(219.888)
-
(6.058)
6.058)
-
(21.468)
21.468)
-
Gain on sale of trading securities Gain from foreign exchange transactions Loss from changes in fair value of financial instruments Realized loss from derivative instruments
-)
676.084)
676.084
Net trading income
Reklasifikasi tersebut tidak mengubah jumlah aset, jumlah liabilitas, laba yang belum dipindahkan ke kantor pusat maupun laba bersih pada tanggal dan untuk tahun berakhir 31 Desember 2010, seperti yang telah dilaporkan sebelumnya.
113
Unremitted profit
28. Reclassification Of Accounts
28. Reklasifikasi Akun
Aset Giro pada Bank Indonesia Penempatan pada Bank Indonesia dan bank-bank lain
Other assets
The reclassifications did not affect the total assets, total liabilities, unremmited profit or net income as of and for the year ended 31 December 2010, as perviously reported.
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2011
C. Financial Ratio
C. Rasio Keuangan
Financial Ratio 31 December 2011 and 2010 Ratio (%) I. Capital / Modal 1. CAR – credit risk, market risk and operational risk CAR – risiko kredit, risiko pasar dan risiko operasional 2. Fixed asset to capital / Aset tetap terhadap modal Ii. Quality Of Assets / Kualitas Aset 1. Non performing Productive Asset and non Productive Asstet to Total Productive Asset and non Productive Asset / Asset produktif bermasalah dan non produktif bermasalah terhadap total produktif asset dan non produktif asset 2. Non performing productive asset to total productive asset / Aset produktif bermasalah terhadap total aset produktif 3. Impairment loss financial asset to productive asset / Cadangan kerugian penurunan nilai terhadap aktiva produktif 4. NPL – Gross NPL – Net Iii. Rentability / Rentabilitas 1. ROA 2. ROE 3. NIM 4. Operating expense to operating revenues / Biaya operasional terhadap pendapatan operasional Iv. Liquidity / Likuiditas Loan to Deposit Ratio (LDR) / Rasio Pinjaman terhadap Deposito (LDR) V. Compliance / Kepatuhan 1.A. Percentage Violation On Legal Lending Limit / PERSENTASE PELANGGARAN atas BATAS MAKSIMUM PEMBERIAN KREDIT a.1. Related party / Pihak terkait a.2. Non related party / Bukan pihak terkait B. Percentage Lending In Excess On Legal Lending Limit / Persentase Pinjaman Melebihi Batas Maksimum Pemberian b.1. Related party / Pihak terkait b.2. Non Related party / Bukan pihak terkait 2. Statutory reserve requirement Giro Wajib Minimum – Rupiah Giro Wajib Minimum – Valas 3. Net Open Position (NOP) / Posisi Devisa Neto (PDN)
115
2011
2010
21.36%
25.54%
1.17%
1.07%
0.41%
1.61%
0.45%
1.24%
0.49%
1.13%
1.68% -
3.89% 0.57%
4.68% 27.82% 0.81% 48.00%
2.75% 14.14% 1.04% 60.67%
50.84%
52.37%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
12.16% 8.01% 13.77%
8.17% 1.01% 10.18%
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2011
04 Risk management and Good corporate governance
116
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2011
Risk management
Manajemen risiko
Deutsche Bank has a comprehensive risk management policy, which is implemented and overseen locally by multiple levels of risk management structures involving the Risk Management Unit (RMU) and the Indonesian Risk Committee (IRC).
Deutsche Bank memiliki kebijakan manajemen risiko yang menyeluruh, yang diimplementasikan dan diawasi secara lokal oleh berbagai tingkat struktur manajemen risiko yang melibatkan Unit Manajemen Risiko (RMU) dan Komite Risiko Indonesia (IRC).
The RMU generally meets eight times a year and is comprised of staff from infrastructure divisions including the Head of Global Markets Operations, Cash Operations, Loan Operations, Compliance, Finance, and the COO,.
RMU mengadakan rapat umumnya delapan kali dalam setahun dan terdiri dari staf dari divisi infrastruktur termasuk Pimpinan Global Markets Operations, Cash Operations, Loan Operations, Kepatuhan, Keuangan, dan COO.
The Indonesian Risk Committee (IRC) structure, which includes the CCO, COO, CFO, various business heads and the risk unit representatives from the regional office, meets quarterly and has been in place for many years. The IRC works closely with the Regional Risk Committee (RRC) to assess and manage the risk profile (credit, liquidity, market, and other risks) for Indonesia.
Struktur Komite Risiko Indonesia (IRC), termasuk CCO, COO, CFO, berbagai pimpinan bisnis dan perwakilan unit risiko dari kantor regional, mengadakan rapat setiap kuartal dan telah berjalan selama beberapa tahun. IRC bekerja sama dengan erat dengan Komite Risiko Regional (RRC) untuk mengakses dan menangani profil risiko (risiko kredit, likuiditas, pasar dan lain-lain) bagi Indonesia.
Risk management policies can be summarised as follows:
Kebijakan manajemen risiko dapat diringkas seperti dibawah ini:
–
– –
– –
Credit risk – every extension of credit to any counterparty requires approval from Credit Risk Management (CRM). Credit approval authorities are assigned according to the qualifications, experience and training of the officers and are reviewed periodically. Credit lines approved should be consistent with the portfolio and local regulatory guidelines. CRM reviews credit exposures periodically and ensures that allowance for loan losses is provided for accounts that are doubtful for collection.
Market risk – the Bank assumes market risk in both trading and non-trading activities by taking positions in debt obligations, foreign exchange and securities. The Bank uses a combination of risk sensitivities, value-at-risk, stress testing and economic capital metrics to manage market risks and use as a basis for setting limits.
Liquidity risk – the Bank’s effective management of liquidity risk has been instrumental in maintaining a healthy funding profile, even in periods of general economic weakness. Liquidity is monitored through the use of Funding Matrix, which shows the excess or shortfall of assets over liabilities in each time bucket and allows the Bank to identify and manage open liquidity exposures.
117
–
– –
– –
Risiko kredit – setiap perpanjangan kredit kepada pihak lawan memerlukan persetujuan dari Manajemen Risiko Kredit (CRM). Wewenang persetujuan kredit diberikan sesuai dengan kemampuan, pengalaman dan pelatihan officer yang bersangkutan dan ditinjau secara berkala. Limit kredit yang disetujui harus sesuai dengan portofolio and ketentuan peraturan lokal. CRM meninjau eksposur kredit secara berkala dan memastikan agar disisihkan cadangan untuk kerugian pinjaman untuk rekening yang meragukan. Risiko pasar – Bank mempunyai risiko pasar dalam aktivitas trading dan non-trading dengan membuka posisi dalam debt obligation, valuta asing dan sekuritas. Bank menggunakan kombinasi sensitivitas risiko, value-at-risk, stress testing dan economic capital metrics untuk menangani risiko pasar dan menggunakannya sebagai dasar penentuan limit.
Risiko Likuiditas – penanganan risiko likuiditas Bank yang efektif telah membantu dalam menjaga profil pendanaan yang sehat, meskipun dalam periode ekonomi umum yang lemah. Likuiditas dimonitor melalui penggunaan Funding Matrix, yang menunjukkan kelebihan atau kekurangan aset dibanding kewajiban dalam setiap jangka waktu dan memungkinkan Bank untuk mengidentifikasikan dan menangani eksposur likuiditas yang terbuka.
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2011 –
Operational risk – defined to be the potential for incurring losses in relation to employees, project management, contractual specifications and documentation, technology, infrastructure failure and disasters, external influences and customer relationships. Operational risk is managed by the respective Business Divisions with factors such as direct and indirect losses, transactional errors, employee turnover, and disaster recovery readiness, audit actions, taken into account to assess operational risk.
–
Risiko Operasional – didefinisikan sebagai potensi timbulnya kerugian sehubungan dengan karyawan, manajemen proyek, spesifikasi dan dokumentasi kontrak, teknologi, kegagalan infrastruktur dan bencana, pengaruh eksternal dan hubungan nasabah. Tanggungjawab untuk operasional manajemen risiko ditangani terutama terletak pada Divisi Bisnis yang bersangkutan dan unit operasional terkait. Berbagai faktor seperti kerugian langsung dan tidak langsung, kesalahan transaksi, perpindahan karyawan, kesiapan penanganan bencana, tindakan audit dipertimbangkan untuk menilai risiko operasional.
–
Legal risk – documents and agreements with counterparties are reviewed by the Legal Department (operating from Singapore and supported by local external counsels) prior to execution /finalisation to ensure that documents is in compliance with law. Any legal disputes are also managed by Legal with close reference to local country management.
–
Risiko Hukum – dokumen dan perjanjian dengan pihak ketiga ditinjau oleh divisi Hukum (yang beroperasi dari Singapura dan didukung oleh dewan eksternal lokal) sebelum dilaksanakan untuk memastikan bahwa dokumentasi telah memenuhi undang-undang. Permasalahan hukum, juga ditangani oleh Divisi Hukum –dengan merujuk kepada manajemen lokal.
– –
– –
Reputational and Strategic risk – any potential reputational or strategic risk that is identified is escalated appropriately to the risk committees and to the respective Group Risk Officer. Compliance risk – each Business/Function Head assumes primary responsibility to ensure that their respective activities are in full compliance with internal and regulatory requirements. The Head of Compliance ensures that updates to regulations are circulated to all heads, while Internal Audit conducts reviews to ascertain compliance with internal and regulatory requirements.
The detailed explanation on credit risk, liquidity risk, market risk and operational risks of Deutsche Bank in 2011, are presented in full in Chapter 4 of the Audited Financial Statements, notes number 3 on Financial Risk Management and Capital Management.
118
– –
– –
Risiko Reputasi dan Strategi – potensi risiko reputasi atau strategi yang diidentifikasi disampaikan dengan baik pada tingkat Komite Risiko dan Grup Risk Officer terkait. Risiko kepatuhan – setiap Pimpinan Bisnis/Fungsi memegang tanggungjawab utama untuk memastikan agar aktivitas mereka semua memenuhi ketentuan internal dan peraturan pengawas. Kepala Bagian Kepatuhan memastikan pengkinian peraturan diedarkan kepada semua pimpinan sementara audit internal mengadakan kajian untuk memastikan kepatuhan terhadap ketentuan internal dan peraturan pengawas.
Penjelasan secara detail tentang risiko kredit, risiko likuiditas, risiko pasar dan risiko operasional bank tahun 2011, disajikan secara lengkap di dalam BAB 4 Laporan Keuangan yang diaudit, catatan nomor 3 tentang Manajemen Risiko Keuangan dan Manajemen Modal.
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2011
Good corporate governance
Tata kelola perusahaan yang baik
In 2007, Bank Indonesia issued detailed guidelines on Good Corporate Governance (GCG) vide their regulation No.8/4/PBI/2006 and 8/14/PBI/2006. The rules of GCG implemented by Bank Indonesia are based on transparency, accountability, independence, responsibility, and fairness. The two Deutsche Bank AG branches in Indonesia – in Jakarta and Surabaya – comply with these guidelines.
Dalam tahun 2007, Bank Indonesia mengeluarkan peraturan yang terperinci mengenai Tata Kelola Perusahaan (GCG) yang baik melalui Peraturan Bank Indonesia No.8/4/PBI/2006 dan 8/14/PBI/2006. Ketentuan mengenai GCG yang diimplementasikan oleh Bank Indonesia berdasarkan transparansi, akuntabilitas, independensi, tanggungjawab dan kewajaran. Dua cabang Deutsche Bank di Indonesia – di Jakarta dan Surabaya – mematuhi semua ketentuan ini.
Effective corporate governance, to comply with the high international standard, is part of Deutsche Bank’s identity. The Bank ensures a responsible, value-driven management and control through a system of corporate governance, which has four key elements: good relations with shareholders, effective cooperation between the Management Board and the Supervisory Board, a system of performance related compensation for our managers and employees, as well as transparent and early reporting.
Untuk memenuhi standar internasional tertinggi, tata kelola perusahaan yang efektif merupakan bagian dari identitas Deutsche Bank. Bank memastikan manajemen yang bertanggungjawab, berdasarkan nilai dan pengawasan melalui sistem tata kelola perusahaan, yang mempunyai empat elemen utama: hubungan yang baik dengan para pemegang saham, kerja sama yang efektif antara Dewan Manajemen dan Dewan Pengawas, sistem kompensasi yang terkait dengan kinerja bagi para manajer dan karyawan kami, serta transparansi dan pelaporan dini.
The fundamental basis for this is provided by, above all, the German Stock Corporation Act and the German Corporate Governance Code. Seeing as our share is also listed on the New York Stock Exchange, we are subject in certain respects to U.S. capital market laws as well as the rules of the Securities and Exchange Commission and the New York Stock Exchange.
Dasar fundamental untuk ini disediakan, terutama oleh, German Stock Corporation Act (Undangundang Perusahaan Jerman) dan German Corporate Governance Code (Kode etik Tata Kelola Perusahaan Jerman). Karena saham kami juga terdaftar di Bursa Saham New York, dalam hal tertentu kami tunduk kepada undang-undang pasar modal Amerika serta peraturan Securities and Exchange Commission and New York Stock Exchange.
We have conducted a self-assessment of our corporate governance procedures and practices against those prescribed by Bank Indonesia, and confirm that we comply with the central bank’s requirements.
Kami telah melakukan penilaian sendiri untuk prosedur-prosedur dan pelaksanaan-pelaksanaan tata kelola bank kami sesuai dengan ketetapan Bank Indonesia, dan kami mengkonfirmasi bahwa tata kelola bank kami telah sesuai dengan ketentuanketentuan bank sentral.
The requirements of Bank Indonesia on Good Corporate Governance relate to
Ketentuan Bank Indonesia mengenai Tata Kelola Perusahaan yang Baik berhubungan dengan:
1. The Board of Commissioners and the Board of Directors
1. Dewan Komisaris dan Dewan Direksi
Bank Indonesia has set out comprehensive requirements, covering several aspects governance with regard to the establishment of the Board of Commissioners (BOC) and the Board of Directors (BOD). All banks operating in the Republic of Indonesia are required to comply with these requirements.
Bank Indonesia telah menentukan ketentuan yang lengkap, mencakup beberapa aspek tata kelola sehubungan dengan pembentukan Dewan Komisaris (BOC) dan Dewan Direksi (BOD). Semua bank yang beroperasi di Indonesia diharuskan mematuhi ketentuan ini.
Deutsche Bank AG is a multi-national bank, headquartered in Germany. The Management Board is responsible for managing the company globally, and for the overall supervision of the Deutsche Bank Group. In Asia Pacific, the Regional Governance Board (RGB) representing the Board of Commissioners carries out the supervisory functions on behalf of the Management Board. The principal objective of
Deutsche Bank AG adalah bank multi nasional yang berkantor pusat di Jerman. Dewan Manajemen Frankfurt bertanggungjawab untuk menangani perusahaan secara global, dan untuk pengawasan keseluruhan Grup Deutsche Bank. Di Asia Pasifik, Regional Governance Board (RGB) (Dewan Tata Kelola Regional), yang mewakili Dewan Komisaris,
119
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2011 the RGB is to provide a high level supervision of governance and control issues in the region on behalf of the Deutsche Bank Management Board. The RGB meets at least four times a year and in 2011, it met eight times.
melaksanakan fungsi pengawasan atas nama Dewan Manajemen. Tujuan utama RGB adalah melakukan pengawasan tata kelola tingkat tinggi dan masalah pengawasan di wilayah ini atas nama Dewan Manajemen Deutsche Bank. RGB mengadakan rapat minimal empat kali dalam satu tahun dan di tahun 2011, mengadakan rapat sebanyak delapan kali.
The RGB has thirteen permanent members, including the Regional Chief Executive Officer and Regional Heads of various risk functions.
Anggota RGB terdiri dari tiga belas anggota tetap, termasuk Regional Chief Executive Officer dan Regional Head dari berbagai fungsi risiko.
At the local level, in Indonesia, the Board of Directors is represented by the local Executive Committee (EXCO). The EXCO has six members; these members adequately represent all businesses at this committee. The EXCO generally meets six times a year and is responsible for the management of the Bank in Indonesia. This includes reviewing the business strategy for the bank, overseeing the profitability of the bank, ensuring compliance of regulations, etc. The RGB keeps an oversight on the Bank in Indonesia through the various committees that have been set-up at the regional level.
Pada tingkat lokal, di Indonesia, Dewan Direksi diwakili oleh Komite Eksekutif lokal (EXCO). EXCO mempunyai 6 anggota; jumlah ini cukup mewakili semua bisnis dalam komite ini. EXCO umumnya mengadakan rapat enam kali dalam satu tahun dan bertanggungjawab atas pelaksanaan manajemen Bank di Indonesia. Hal ini termasuk meninjau strategi bisnis bank, mengawasi laba bank, memastikan kepatuhan terhadap peraturan, dll. RGB melalukan pengawasan kepada Bank di Indonesia melalui berbagai komite yang telah dibentuk di tingkat regional.
Members of the RGB and the EXCO have the background and experience that has tested their credibility, integrity and competence for the role. All members of the RGB and EXCO are required to comply with the regulations applicable to employees regarding purchase of equity, and need to declare such ownership.
Para anggota RGB dan EXCO mempunyai latar belakang dan pengalaman yang telah membuktikan kredibilitas, integritas dan kompetensi mereka untuk peran mereka. Semua anggota RGB dan EXCO harus mematuhi peraturan-peraturan yang berlaku bagi karyawan mengenai pembelian ekuitas dan keharusan untuk melaporkan kepemilikan tersebut.
The Regional Governance Board (RGB) and the local Executive Committee (EXCO) perform the functions of the BOC and BOD respectively, and comply with the requirements of the central bank with regard to their composition, frequency of meetings, disclosure requirements, and their roles and responsibilities.
Dewan Tata Kelola Regional (RGB) dan Komite Eksekutif lokak (EXCO) masing-masing melaksanakan fungsi BOC dan BOD serta mematuhi ketentuan bank sentral yang terkait dengan susunan, frekuensi rapat, ketentuan keterbukaan dan peran serta tanggungjawab mereka.
2. Committees
2. Komite
Deutsche Bank AG has also set up several committees, such as the Audit Committee, a committee for remuneration and compensation, and risk committees. Some of these committees operate at a global level, others at a regional level, and some at local level. These committees have specific terms of reference and operate in accordance to them.
Deutsche Bank AG juga telah membentuk beberapa komite, seperti Komite Audit, komite remunerasi dan kompensasi dan komite-komite risiko. Beberapa dari komite ini beroperasi pada tingkat global, lainnya pada tingkat regional dan sebagian pada tingkat lokal. Komite-komite ini mempunyai ketentuan khusus sebagai panduan dan beroperasi sesuai dengan panduan tersebut.
a)
The Audit Committee is set up at the global level and covers all entities of the Bank. The members of the Committee include the Chairperson and Deputy Chairperson of the Supervisory Board, and up to four other Supervisory Board members. This committee keeps informed of the work done by Group Audit, the internal audit department of the Bank.
a)
Komite Audit dibentuk pada tingkat global dan mencakup semua entitas Bank. Para anggota Komite termasuk Ketua dan Wakil Ketua Dewan Pengawas, dan sampai empat anggota Dewan Pengawas lainnya. Komite ini diinformasikan perihal pekerjaan yang dilakukan oleh Grup Audit, yang merupakan audit internal Bank.
b)
There are three risk committees that operate at different levels. The Regional Risk Committee (RRC) that has the regional risk heads as its members is responsible for a high level supervision on behalf of the RGB. Under the RRC is the
b)
Terdapat tiga komite risiko yang beroperasi pada tingkat yang berbeda. Komite Risiko Regional (RRC) dengan anggotanya terdiri dari para pimpinan risiko regional, bertanggungjawab untuk
120
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2011
Indonesian Risk Committee (IRC). The IRC meets quarterly, to review, among other things, the risk incidents, the risk profile, and outstanding audit issues, of the Bank in Indonesia. The IRC members include the regional heads of the risk functions and of Group Audit (or their representatives), and the local EXCO members. Finally, there is the Risk Management Unit (RMU) that has the local operations and IT heads as its members. This unit meets eight times a year to review and monitor the risk profile of the branch at a granular level.
c)
The Bank also has a Senior Executive Compensation Committee (SECC) that is responsible for establishing a compensation framework and corporate governance structure.
pengawasan tingkat tinggi atas nama RGB. Berada di bawah RRC adalah Komite Risiko Indonesia (IRC). IRC mengadakan rapat setiap kuartal, untuk meninjau, antara lain, risiko insiden, profil risiko, dan masalah audit yang belum diselesaikan oleh Bank di Indonesia. Para anggota IRC termasuk pimpinan regional fungsi risiko dan Grup Audit (atau perwakilan mereka) serta para anggota lokal EXCO. Akhirnya, terdapat Unit Manajemen Risiko (RMU) yang anggotanya terdiri dari pimpinan operasional lokal dan TI.. Unit ini mengadakan rapat delapan kali dalam satu tahun untuk meninjau dan memonitor profil risiko bank satu per satu. c)
Bank juga mempunyai Komite Kompensasi Eksekutif Senior (SECC) yang bertanggungjawab untuk menetapkan kerangka dan struktur tata kelola pengupahan perusahaan.
In order to implement minimum standards of corporate governance, Bank Indonesia has set up specific requirements for these committees. These requirements relate to the adequacy of the structure, qualifications and competence of the various committees, and the effectiveness of the duties and responsibilities of the committees. Deutsche Bank has reviewed these requirements, and can confirm that it fulfills the high standards set by the central bank.
Untuk mengimplementasikan standar minimum tata kelola perusahaan, Bank Indonesia telah menentukan persyaratan khusus bagi komite-komite tersebut. Persyaratan ini berkaitan dengan kecukupan struktur, kualifikasi dan kompetensi berbagai komite, dan efektivitas tugas dan tanggungjawab komite-komite ini. Deutsche Bank telah mempelajari persyaratan ini dan dapat mengkonfirmasikan bahwa bank telah memenuhi standar tertinggi yang ditentukan oleh bank sentral.
3. Conflicts of Interest
3. Benturan Kepentingan
As global financial service providers, banks face actual and potential conflicts of interest periodically. Deutsche Bank conducts its business according to the principle that it must manage conflict of interest fairly, between itself and its clients and between one client and another. To manage conflicts of interest situations promptly and fairly, the Bank has in place business-specific procedures that address the identification and management of actual and potential conflicts of interest that may arise in the course of the Bank’s business. These procedures relate to independence of business divisions, appropriate controls over flow of information, restrictions on cross-Board membership, etc. The procedures are documented and available to all staff concerned.
Sebagai penyedia layanan keuangan global, secara berkala bank-bank menghadapi benturan kepentingan, baik yang sebenarnya atau yang berpotensi. Deutsche Bank melaksanakan bisnis sesuai dengan prinsip bahwa bank harus menyelesaikan benturan kepentingan dengan adil, antara bank sendiri dan nasabahnya dan antara satu nasabah dengan nasabah lainnya. Untuk menyelesaikan keadaan benturan kepentingan dengan cepat dan adil, Bank mempunyai prosedur bisnis khusus yang menangani identifikasi dan penyelesaian benturan kepentingan, yang sebenarnya dan yang berpotensi, yang mungkin timbul dalam pelaksanaan bisnis Bank. Prosedur ini berkaitan dengan independensi divisi bisnis, pengawasan yang sesuai atas arus informasi, larangan keanggotaan cross-Board, dll. Prosedur tersebut didokumentasikan dan tersedia bagi semua staf yang bersangkutan.
The Compliance and Legal departments of the bank assist in the identification and monitoring of such conflicts of interest situations.
Bagian Kepatuhan dan Hukum di bank membantu mengidentifikasi dan memantau keadaan benturan kepentingan.
4. Compliance Function
4. Fungsi Kepatuhan
Market conduct is regulated in several markets that we operate in. Complying with these regulations is central to
Perilaku pasar diatur dalam beberapa pasar di mana kami beroperasi. Mematuhi peraturan ini
121
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2011 ensuring fair and efficient markets and to promoting investor confidence. Deutsche Bank is committed to ensuring compliance with the regulatory requirements in each market.
merupakan hal yang pokok untuk memastikan pasar yang adil dan efisien dan meningkatkan kepercayaan investor. Deutsche Bank berkomitmen untuk memastikan kepatuhan pada peraturan ketentuan dalam setiap pasar.
To achieve this objective, a separate and independent Compliance function has been set up within Deutsche Bank AG; Jakarta Branch has its own Compliance department. The key responsibility of the Compliance department is to facilitate lawful and ethical business. This department aims at protecting the bank by advising on ethical conduct and identifying regulatory solutions, thereby safeguarding the integrity and reputation of the bank. More specifically, the Compliance department promotes awareness of regulatory requirements and monitors compliance of local regulations.
Untuk mencapai tujuan ini, fungsi Kepatuhan yang terpisah dan independen telah dibentuk dalam Deutsche Bank AG; Cabang Jakarta memiliki bagian Kepatuhan sendiri. Tanggungjawab utama bagian Kepatuhan adalah memfasilitasi bisnis yang sah menurut hukum dan etika. Bagian ini bertujuan melindungi bank dengan memberikan nasihat mengenai kode etik dan mengidentifikasikan solusi sesuai peraturan, dengan demikian mengamankan integritas dan reputasi bank. Khususnya, bagian Kepatuhan meningkatkan kesadaran akan peraturan sesuai ketentuan dan memonitor kepatuhan terhadap peraturan-peraturan lokal.
The Compliance function set up in Deutsche Bank AG meets the requirements set out by Bank Indonesia.
Fungsi Kepatuhan yang ditentukan di Deutsche Bank AG memenuhi persyaratan yang ditentukan oleh Bank Indonesia.
5 Internal Audit Function
5 Fungsi Internal Audit
Deutsche Bank AG has an independent Group Audit function. Group Audit provides a systematic, disciplined manner of examining, evaluating and reporting objectively on the adequacy of both the design and effectiveness of the systems of internal controls and the effectiveness of risk management and governance processes. The coverage model of Group Audit is risk based. Group Audit ensures complete coverage of all business and operational units. The frequency and the intensity of the audit, however, are both determined based on the risk factor of the unit concerned.
Deutsche Bank AG mempunyai fungsi Grup Audit yang independen. Grup Audit menyediakan cara yang sistematis dan disiplin dalam memeriksa, menilai dan melaporkan secara obyektif mengenai kecukupan desain dan efektivitas sistem pengawasan internal dan efektivitas manajemen risiko serta proses tata kelola. Cakupan model Grup Audit berbasis risiko. Grup Audit memastikan cakupan yang lengkap atas semua unit bisnis dan operasional. Namun demikian, frekuensi dan intensitas audit, kedua-duanya ditentukan berdasarkan faktor risiko unit yang bersangkutan.
Group Audit is required to prepare and execute a dynamic, risk based, audit plan. The audit plan of Group Audit covers all businesses, functions and processes within the group. Group Audit reports its findings in audit reports that are distributed to the local regional and global business heads, to the local management and to the risk units that need to be made aware of the findings. Issues are reported in the audit reports accordance with the Group Audit Policies. Open issues are also monitored by Group Audit until closure, and delays in completing the audit findings are appropriately escalated within the organisation.
Grup Audit harus menyiapkan dan melaksanakan rencana audit yang dinamis dan berbasis risiko. Rencana audit Grup Audit mencakup semua bisnis, fungsi dan proses dalam grup. Grup Audit melaporkan hasil temuannya dalam laporan audit yang diedarkan kepada pimpinan bisnis lokal, regional dan global, sampai manajemen lokal dan unit risiko yang perlu mengetahui temuan audit. Permasalahan juga dimonitor oleh Grup Audit sampai kasus ditutup, dan keterlambatan dalam menyelesaikan temuan audit disampaikan ke tingkat atas yang sesuai dalam organisasi.
The Group Audit function is independent of the day-to-day business of the Group and the Group Audit staff assumes neither business nor operational responsibilities. The results of the audit work performed are reported in accordance with the Group Audit Policies.
Fungsi Grup Audit independen dari bisnis sehari-hari Grup dan staf Grup Audit tidak mempunyai tanggunjawab bisnis atau operasional. Hasil audit yang dilaksanakan dilaporkan sesuai dengan Kebijakan Grup Audit.
Deutsche Bank AG Jakarta branch employs an auditor who is supported by his Group Audit colleagues in Singapore to provide adequate coverage of the function.
Deutsche Bank AG Cabang Jakarta mempekerjakan auditor yang didukung oleh rekan Group Audit di Singapura untuk menyediakan fungsi perlindungan yang memadai.
The structure of the Group Audit function within the Bank meets the requirements set out by Bank Indonesia in terms of adequacy, efficiency and independence.
Struktur fungsi Grup Audit di Bank memenuhi persyaratan yang ditentukan oleh Bank Indonesia dalam hal kecukupan, efisiensi dan independensi.
122
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2011
6.External Audit Function
6. Fungsi Eksternal Audit
Deutsche Bank AG has appointed KPMG as the external auditors of the firm. KPMG come with good credentials, being one of the top four firms in the business, and are also accredited by Bank Indonesia.
Deutsche Bank AG telah menunjuk KPMG sebagai kantor auditor eksternal. KPMG mempunyai referensi yang baik, sebagai salah satu dari empat perusahaan terbaik dalam bisnisnya, dan juga telah diakreditasi Bank Indonesia.
KPMG demonstrates a good understanding of the banking activities as it acts as an external auditor for the Bank’s branches globally. The appointment of the external auditor is managed at the Head Office of Deutsche Bank.
KPMG menunjukkan pengertian yang baik mengenai aktivitas perbankan karena perusahaan ini bertindak sebagai auditor eksternal bagi cabang-cabang Bank secara global. Penunjukkan auditor eksternal dilakukan oleh Kantor Pusat Deutsche Bank.
7. Risk Management and Internal Control Function
7. Manajemen Risiko dan Fungsi Pengawasan Internal Bank-bank terekspos terhadap berbagai risiko seperti kerugian kredit, volatilitas disebabkan oleh variasi harga dan kurs pasar, kegagalan operasional, kekurangan likuiditas, dan masalah terkait dengan peraturan dan hukum. Deutsche Bank telah membentuk divisi untuk menangani semua aspek risiko ini, mulai dari analisa risiko kredit pihak lawan dan stress testing pergerakan pasar sampai perlindungan infrastruktur dan informasi Bank.
Banks are exposed to a variety of risks such as credit losses, volatility due to variation in market prices and rates, operational failures, liquidity shortages, and regulatory and legal matters. Deutsche Bank has set up divisions to manage all aspects of these risks, from the analysis of the counterparty credit risk and stress testing of market movements to the protection of the Bank’s infrastructure and information.
To elaborate, (i) Credit Risk Management is an independent credit approval and monitoring function for all of the Bank; (ii) Corporate Security and Business Continuity aims to protect the Bank’s people, infrastructure, information and processes; (iii) Legal manages the legal risk to help protect integrity and reputation of the Bank; (iv) Market Risk Management aggregates and analysis the different types of risks taken by the Bank and then communicates them in a transparent way; and (v) Treasury manages the capital, funding and liquidity risk.
Untuk menjelaskan, (i) Manajemen Risiko Kredit adalah fungsi persetujuan dan pemantauan kredit yang independen di seluruh Bank; (ii) Corporate Security dan Business Continuity bertujuan untuk melindungi karyawan, infrastruktur, informasi dan proses Bank; (iii) Hukum menangani risiko hukum untuk membantu melindungi integritas dan reputasi Bank; (iv) Manajemen Risiko Pasar menggabungkan dan menganalisa jenis risiko yang berbeda yang dihadapi Bank dan kemudian mengkomunikasikan risiko-risiko ini dengan cara yang transparan; dan (v) Treasury menangani modal, pendanaan dan risiko likuiditas.
In addition, the Bank has also set up risk committees at the local and the regional levels to ensure the risks faced by the Bank are reviewed continuously and corrective actions are implemented in a timely manner. Appropriate escalation paths of these committees to the BOD and the BOC ensure that these committees perform their functions adequately.
Selain itu, Bank juga telah membentuk komitekomite risiko pada tingkat lokal dan regional untuk memastikan agar risiko-risiko yang dihadapi oleh Bank dikaji secara terus menerus dan tindakan perbaikan dilakukan dengan tepat waktu. Jalur pelaporan komite-komite ini kepada BOD dan BOC memastikan agar komite-komite ini melaksanakan fungsinya secara memadai.
In this too, Deutsche Bank complies with the regulations of the Central Bank.
Dalam hal ini, Deutsche Bank juga mematuhi peraturan Bank Sentral.
8. Related Parties and Large Credit Exposure
8. Pihak Terkait dan Eksposur Kredit yang Besar
Credit Risk Management (CRM) is an independent credit approval and monitoring function in Deutsche Bank. This global coverage enables CRM to use expert local knowledge to analyse counterparty credit risk and maximize risk adjusted rate of return.
Manajemen Risiko Kredit (CRM) adalah fungsi persetujuan dan pemantauan kredit yang independen di Deutsche Bank. Cakupan global ini memungkinkan CRM untuk menggunakan keahlian pengetahuan lokal untuk menganalisa risiko kredit pihak lawan dan memaksimalkan tingkat pendapatan yang disesuaikan dengan risiko.
It is the Bank’s aim to ensure a diversified and marketable
Bank bertujuan memastikan portofolio kredit yang
123
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2011 credit portfolio to prevent undue concentration and minimize long-tail risks, effectively protecting the Bank’s capital in all market conditions. Credit exposure is also consolidated on a group wide basis following a one obligor principle.
diversifikasi dan marketable untuk mencegah konsentrasi yang tidak diinginkan dan meminimalkan risiko yang berekor panjang, melindungi modal Bank dengan efektif dalam segala kondisi pasar. Eksposur kredit juga dikonsolidasikan berbasis grup dengan mengikuti prinsip satu obligor.
In Indonesia, Deutsche Bank AG adheres to the Bank Indonesia regulation on the Legal Lending Limits, to avoid concentration risk on one obligor. Every effort is also made to provide Bank Indonesia with the accurate reports in a timely manner.
Di Indonesia, Deutsche Bank AG mematuhi peraturan Bank Indonesia mengenai Batas Maksumum Pemberian Kredit untuk menghindari konsentrasi risiko pada satu obligor. Setiap usaha dilakukan untuk memberikan laporan yang akurat dan tepat waktu kepada Bank Indonesia.
9. Transparency of Financial Results
9. Transparansi Laporan Keuangan
Deutsche Bank is committed to providing a true and fair representation of its financial performance to its shareholders and to the other parties concerned, in a timely manner. Accordingly, the financial results are prepared and presented in accordance with the relevant global accounting standards of accuracy, consistency, disclosure and transparency.
Deutsche Bank berkomitmen untuk menyediakan laporan yang benar mengenai kinerja keuangan bank kepada para pemegang saham dan kepada pihak-pihak yang bersangkutan lainnya secara tepat waktu. Dengan demikian hasil keuangan disiapkan dan dilaporkan sesuai dengan standar akunting global yang bersangkutan yang tepat, konsisten, terbuka dan transparan.
Deutsche Bank AG displays its financial results on its home page and, at a global level, conducts regular media briefings to explain its financial performance results.
Deutsche Bank AG melaporkan hasil keuangannya pada situs halaman home page, pada tingkat global, memberikan uraian ringkas kepada media secara berkala untuk menjelaskan hasil kinerja keuangannya.
10. Strategic Business Plan
10. Rencana Strategis Bisnis
The Bank in Indonesia prepares a comprehensive business plan each year. This plan is finalised taking into consideration both the local and global economic and financial market conditions, and the bigger initiatives of the Bank. Before finalisation, the plan is discussed and agreed with the regional business heads.
Di Indonesia, Bank menyiapkan rencana bisnis yang lengkap setiap tahun. Rencana ini disusun dengan mempertimbangkan baik kondisi ekonomi lokal dan global serta kondisi pasar keuangan, serta inisiatif yang lebih besar dari Bank. Sebelum diselesaikan, rencana tersebut didiskusikan dan disetujui dengan para pimpinan bisnis regional.
The finalised business plan is also submitted to Bank Indonesia. The plan is monitored continuously by the respective business lines, and the regional business heads and the EXCO are kept updated of the performance. Changing market conditions can require a refocusing and a review of the plans. However, any amendments require to be agreed with the business heads concerned.
Rencana bisnis yang sudah siap juga dikirimkan ke Bank Indonesia. Rencana bisnis dimonitor secara terus menerus oleh pimpinan bisnis dan pimpinan bisnis regional dan kinerja terkini dilaporkan kepada EXCO. Kondisi pasar yang berubah-ubah dapat memerlukan pemfokusan kembali dan peninjauan rencana. Namun, perubahan harus disetujui dengan pimpinan bisnis terkait.
Self-Assessment
Penilaian Sendiri
Deutsche Bank AG Indonesia has conducted a full selfassessment of its corporate governance structure and procedures, and has compared them with the regulatory requirement set out by Bank Indonesia. Our assessment reveals that Deutsche Bank AG, Indonesia, complies with the requirements of Good Corporate Governance set out by the central bank.
Deutsche Bank AG Indonesia telah melaksanakan penilaian sendiri yang lengkap atas struktur dan prosedur tata kelola perusahaan, dan telah membandingkannya dengan ketentuan yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia. Penilaian kami menunjukkan bahwa Deutsche Bank AG, Indonesia, mematuhi ketentuan mengenai tata kelola perusahaan yang baik yang ditentukan oleh bank sentral.
Deutsche Bank acknowledges that, because of its global presence, its corporate governance structure may vary slightly from the requirements stipulated in the Bank Indonesia regulation on good corporate governance.
Deutsche Bank menyatakan bahwa, karena kehadirannya secara global, struktur tata kelola perusahaan bank sedikit berbeda dengan ketentuan yang ditetapkan dalam peraturan Bank Indonesia
124
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2011
However, through its various local, regional and global committees - including the Regional Governance Board, the local Executive Committee, the different Risk Committees, and the Audit Committee - and its organisational structure, that ensures the independent functioning of specific departments, Deutsche Bank fulfills the requirements of corporate governance demanded by Bank Indonesia.
mengenai tata kelola perusahaan yang baik. Namun, melalui berbagai komite lokal, regional dan global – termasuk Regional Governance Board, Komite Eksekutif lokal, Komite-komite Risiko yang berbeda, dan Komite Audit - dan struktur organisasi yang memastikan berfungsinya secara independen bagian-bagian tertentu, Deutsche Bank memenuhi tata kelola perusahaan yang diharuskan oleh Bank Indonesia.
The self-assessment of the corporate governance aspects is attached for your reference.
Penilaian sendiri atas tata kelola perusahaan terlampir untuk referensi anda.
We also place below additional information in respect of Deutsche Bank AG Indonesia. This information is provided in accordance with disclosure requirements of Bank Indonesia.
Kami juga lampirkan di bawah ini tambahan informasi mengenai Deutsche Bank AG Indonesia. Informasi ini disediakan sesuai dengan ketentuan keterbukaan Bank Indonesia.
1. Facilities Given to Related Parties and Large Exposure
1. Fasilitas yang diberikan kepada Pihak Terkait dan Eksposur Besar
No.
Credit given Penyediaan dana
1.
To related parties
2.
To core debtors a. Individual b. Group
Amount (in Million IDR) Jumlah (Jutaan IDR) Debtors Value Debitur Nominal 5 1,669,666
25
3,265,256
Penyediaan dana Kepada pihak terkait Kepada debitur inti a. Individu b. Grup
2. Total Number of Internal Fraud and Legal Issues
2. Jumlah Penipuan Internal dan Masalah Hukum
a. No cases of internal fraud were reported or identified in 2011. b. Legal issues faced by Deutsche Bank AG- Indonesia
a. Tidak terdapat laporan kasus penipuan internal yang diidentifikasikan dalam tahun 2011. b. Masalah hukum yang dihadapi oleh Deutsche Bank AG- Indonesia
Amount / Jumlah Legal Cases
Settled (legal binding)
Permasalahan Hukum Civil / Perdata
Criminal / Pidana
0
-
Diselesaikan dengan kekuatan hukum
Pending final verdict
11
-
Dalam proses
Total
11
-
Total
3. Conflict of Interest Transactions
3. Transaksi dengan Benturan Kepentingan
No transactions were recorded in 2011 that could give rise to conflicts of interest.
Tidak tercatat transaksi dalam tahun 2011 yang dapat menyebabkan benturan kepentingan
4. Independency
4. Independensi
EXCO members do not have any financial and family relationship with other members and shareholders.
Anggota Direksi tidak memiliki hubungan keuangan dan keluarga terhadap anggota Direksi lainnya dan pemegang saham.
125
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2011 5. Remuneration packages and Other Types of Facilities for Directors / Executive Committee Members Type of remuneration & other facilities Jenis Remunerasi & Fasilitas lain
5. Paket Remunerasi dan Fasilitas Jenis Lain untuk Para Anggota Direksi/Komite Eksekutif
Number of Directors Jumlah Direktur
Amount received in 1 year (Million Rp) Jumlah Rupiah Diterima dalam 1 tahun (Juta Rp)
Remuneration (salaries, bonuses, routine allowances, tantiem and other facilities (non kind) / Remunerasi (gaji, bonus, tunjangantunjangan rutin, dan fasilitas lainnya yang tidak sejenis) Other in kind facilities / Fasilitas-fasilitas lainnya can be owned / dapat dimiliki cannot be owned / tidak dapat dimiliki Total
Total remuneration per person in 1 year Above Rp. 2 Billion Between Rp.1 Billion and Rp. 2 Billion Between Rp. 500 Million and Rp. 1 Billion Below Rp. 500 Million *received in cash
6
39.939
1.148
6 6
41.087
Total Directors Total Remunerasi Per Orang Total Direktur dalam 1 tahun 5 Di atas Rp. 1 Milliar 1 Di atas Rp. 1 Milliar s/d 2 Milliar Di atas Rp. 500 juta s/d 1 Milliar Di bawah Rp. 500 juta *diterima dalam bentuk tunai
6. Highest and Lowest Salary Ratios Highest & Lowest Salary Highest & Lowest Employee Salary Highest & Lowest Director Salary Highest & Lowest Commissioner Salary Highest Director & Highest Employee Salary
6. Rasio Gaji Tertinggi dan Terendah Ratio Rasio 57.96 3.47 -
Gaji Tertinggi & Terendah
1.12
Gaji Tertinggi Direktur & Tertinggi Karyawan
7. Shares Ownership by Directors / Executive Committees None of the members on the Executive Committee hold 5% of shares or more in Deutsche Bank AG, any other bank, any non bank financial institution or other companies.
126
Gaji Tertinggi & Terendah Karyawan Gaji Tertinggi & Terendah Direktur Gaji Tertinggi & Terendah Komisaris
7. Kepemilikan Saham oleh Direksi/Komite Eksekutif Para anggota Komite Eksekutif tidak memiliki 5% atau lebih saham di Deutsche Bank AG, bank lain, lembaga keuangan bukan bank lain, atau perusahaan lain.
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2011
Self Assessment Good Corporate Governance / Ringkasan Perhitungan Nilai Komposit
No.
Aspects Valued / Aspek Yang Dinilai
1
Execution of BOC duties and responsibilities /
Weighted / Bobot (a)
Rating / PeringKat (b)
Value/ Nilai (a) X (b)
Notes / Catatan *)
10,00%
1
0,100
Deutsche Bank AG is a multi-national bank, headquartered in Germany. The Management Board at Frankfurt is responsible for managing the company globally, and for the overall supervision of the Deutsche Bank Group. In Asia Pacific, the Regional Governance Board (RGB) carries out the supervisory functions and the review of corporate governance on behalf of the Management Board. Overall, effective corporate governance is an integral element of Deutsche Bank’s identity. Specifically, the Regional Governance Board, set up at Singapore, performs the duties and responsibilities of the Board of Commissioners as stipulated by Bank Indonesia. It also meets the criterion of composition, independence, size, frequency of meetings, and effectiveness, of Bank Indonesia. / Deutsche Bank AG adalah Bank multinasional, yang berkantor pusat di Jerman. Dewan Manajemen di Frankfurt bertanggung-jawab untuk mengelola perusahaan secara global, dan untuk pengawasan keseluruhan Grup Deutsche Bank. Di Asia Pasifik, Dewan Tata Kelola Regional (Regional Governance Board/RGB) melaksanakan fungsi pengawasan dan pengkajian tata kelota perusahaan atas nama Dewan Manajemen. Secara keseluruhan, tata kelola perusahaan yang efektif merupakan unsur yang tidak dapat dipisahkan dari identitas Deutsche Bank. Khususnya, Dewan Tata Kelola Regional, yang dibentuk di Singapura, melaksanakan tugas dan tanggung-jawab Dewan Komisaris seperti ditentukan oleh Bank Indonesia. Dewan ini juga memenuhi kriteria susunan, independensi, ukuran, frekuensi rapat dan efektivitas seperti yang diharuskan oleh Bank Indonesia.
Pelaksanaan Tugas Dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris
2
127
Execution of Directors duties and responsibilities /
20,00%
2
0,400
The Board of Directors is represented by the local Executive Committee (EXCO) of Deutsche Bank AG, Jakarta branch, Indonesia. The composition of the EXCO is structured to ensure that all businesses, as well as the infrastructure divisions, are adequately represented at this committee. Members of the local EXCO are employees of Deutsche Bank AG, and reside in Indonesia. All members are
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2011 qualified and have many years of relevant experience to perform the duties and responsibilities of the Board of Directors, as set out by Bank Indonesia. / Dewan Direksi diwakili oleh Komite Eksekutif lokal (Executive Committee/EXCO) Deutsche Bank AG, Cabang Jakarta, Indonesia. Susunan EXCO diatur untuk memastikan agar semua bisnis, sesrta divisi infrastruktur, diwakili dengan memadai dalam komite ini. para anggota EXCO lokal adalah karyawan Deutsche Bank AG, dan bertempat tinggal di Indonesia. Semua anggota memiliki kualifikasi dan mempunyai bertahun-tahun pengalaman yang terkait untuk melaksanakan tugas dan tanggung-jawab Dewan Direksi, seperti yang ditentukan oleh Bank Indonesia.
Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Direksi
3
Coverage and execution of duties of the Committees /
10,00%
2
0,200
Kelengkapan dan Pelaksanaan Tugas Komite
4
128
Conflict of Interest /
Deutsche Bank AG has established Audit and Remuneration committees at a global level. Risk Committees function at the local, regional and global levels. The Regional Governance Board remains informed of events, issues and concerns as the relevant functions (Group Audit, Human Resources, Compliance and the risk functions) are represented in the Regional Governance Board, Singapore. The structure and composition of the Regional Governance Board and the mandate of the committees ensures that Deutsche Bank AG meets the requirements of corporate governance as stated by Bank Indonesia. / Deutsche Bank AG telah membentuk komite Audit dan komite Remunerasi pada tingkat global. Komite-komite Risiko berfungsi pada tingkat lokal, regional dan global. Dewan Tata Kelola Regional tetap menerima informasi mengenai kejadian, masalah dan perhatian dari fungsi yang terkait (fungsi Grup Audit, Sumber Daya Manusia, Kepatuhan dan Risiko) diwakili dalam Dewan Tata Kelola Regional, Singapura. Struktur dan susunan Dewan Tata Kelola Regional serta wewenang komite-komite memastikan agar Deutsche Bank AG memenuhi persyaratan tata kelola perusahaan seperti yang diminta oleh Bank Indonesia.
10,00%
2
0,200
Deutsche Bank AG conducts its business according to the principle that it must manage conflicts of interest fairly, between itself and its clients, and between clients. To manage conflicts of interest situations promptly and fairly, the Bank has control procedures in place relating to independence of business divisions, appropriate controls of flow of
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2011
information, restrictions of cross Board memberships, etc. These measures enable the effective management of conflicts of interest./ Deutsche Bank AG melaksanakan bisnisnya sesuai dengan prinsip bahwa bank harus mengelola benturan kepentingan secara adil, antara bank sendiri dan nasabah bank, dan antar nasabah. Untuk mengelola keadaan benturan kepentingan segera dan adil, Bank mempunyai prosedur yang terkait dengan independensi divisi bisnis, pengendalian yang sesuai atas arus informasi, pembatasan mengenai keanggotaan Dewan, dll. Tindakantindakan ini memungkinkan pengelolaan benturan kepentingan yang efektif.
Penanganan Benturan Kepentingan
5
Compliance function /
5,00%
2
0,100
Deutsche Bank AG, sebagai bank global, harus mematuhi persyaratan berbagai macam regulator. Dan perilaku pasar dikenakan banyak peraturan untuk beberapa yurisdiksi. Meskipun demikian, Bank mengharuskan kepatuhan penuh pada persyaratan regulator. Untuk mencapai hal ini, Bank telah membentuk fungsi Kepatuhan yang independen dalam bank. Deutsche Bank AG, cabang Jakarta juga memiliki departemen Kepatuhan sendiri. Departemen Kepatuhan berkomitmen untuk meningkatkan dan menjaga budaya kepatuhan secara menyeluruh dan lengkap terhadap peraturan.
Penerapan Fungsi Kepatuhan
6
129
Internal Audit Function /
Deutsche Bank AG, as a global bank, has to comply with requirements of various regulators. And market conduct is highly regulated in several jurisdictions. Even so, the Bank expects full compliance with regulatory requirements. In order to achieve this, the Bank has set up an independent Compliance function within the bank. Deutsche Bank AG, Jakarta branch, also has its own Compliance department. The Compliance department is committed to promoting and maintaining a culture of full and complete adherence to regulations. /
5,00%
2
0,100
Deutsche Bank AG has an independent Group Audit function. Group Audit provides a systematic, disciplined manner of examining, evaluating and reporting objectively on the adequacy of both the design and effectiveness of the systems of internal controls and the effectiveness of risk management and governance processes. The coverage model of Group Audit is risk based. Group Audit ensures complete coverage of all business and operational units. The frequency and the intensity of the audit, however, are both
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2011 determined based on the risk factor of the unit concerned. Group Audit employs one staff at Deutsche Bank AG, Jakarta branch to ensure adequate coverage of the two Deutsche Bank branches in Indonesia. / Deutsche Bank AG mempunyai fungsi Grup Audit yang independen. Grup Audit mempunyai cara yang sistematis dan ketat untuk memeriksa, mengevaluasi dan melaporkan secara obyektif mengenai kecukupan baik rancangan maupun efektivitas sistem pengendalian internal dan efektivitas proses pengelolaan risiko serta tata kelolanya. Cakupan model Grup Audit adalah berbasis risiko. Grup Audit memastikan cakupan yang menyeluruh atas semua unit bisnis dan operasional. Namun, frekuensi dan intensitas audit keduanya ditentukan berdasarkan faktor risiko unit yang bersangkutan. Grup Audit mempunyai satu orang staf pada Deutsche Bank AG, cabang Jakarta untuk memastikan cakupan yang memadai untuk kedua cabang Deutsche Bank di Indonesia.
Penerapan Fungsi Audit Internal
7
External Audit Function /
5,00%
1
0,050
KPMG adalah auditor eksternal yang ditunjuk oleh Bank. Kantor audit ini adalah salah satu perusahaan audit internasional empat terbesar dan telah memperoleh akreditasi dari Bank Indonesia.
Penerapan Fungsi Audit Eksternal
8
Risk Management and Internal Control /
Penerapan Fungsi Manajemen Risiko dan Pengendalian Internal.
130
KPMG are the appointed external auditors of the firm. They are one of the top four international auditing firms and are accredited by Bank Indonesia. /
7,50%
2
0,150
The wide variety of our businesses requires us to identify, aggregate, measure and manage our risks, and to allocate our capital to businesses appropriately. These risks include banking risks and reputational risks, and those risks that arise out of the business environment. Deutsche Bank uses a comprehensive range of quantitative tools and metrics for monitoring and managing risk. These tools are also continuously reviewed for appropriateness and reliability in the light of the risk environment. Some of these tools are common to multiple risk categories, while others are specific to a risk. Deutsche Bank reviews its risk management procedures from time to time; this helps us to successfully manage our risks. / Berbagai bisnis kami yang luas mengharuskan kami mengidentifikasikan, menghitung, mengukur dan mengelola risiko-risiko kami serta mengalokasikan modal kami pada bisnis sebagaimana mestinya. Risiko-risiko ini termasuk risiko perbankan dan risiko reputasi, dan risiko-
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2011
risiko yang timbul dari lingkungan bisnis. Deutsche Bank menggunakan alat dan ukuran kualitatif yang lengkap untuk memantau dan mengelola risiko. Alat tersebut juga terus menerus dikaji atas kesesuaiannya dan kehandalannya dalam lingkungan risiko yang ada. Beberapa dari alat ini digunakan umum untuk beberapa kategori risiko, sementara lainnya merupakan alat khusus bagi suatu risiko. Deutsche Bank mengkaji prosedur pengelolaan risiko bank dari waktu ke waktu, hal ini membantu kami untuk mengelola risiko kami dengan berhasil. 9
Related party and large exposure /
7,50%
2
0,150
Risiko kredit adalah risiko utama dalam eksposur risiko kami, dan memerlukan perhatian yang lebih. Bank telah mempunyai fungsi Pengelolaan Risiko Kredit yang independen yang mematuhi baik pedoman internal maupun eksternal dalam pemberian fasilitas kredit. Dan, sebagai contoh, sehubungan dengan pengelolaan penyediaan dana besar khususnya, Deutsche Bank mengkonsolidasikan penyediaan kredit kepada setiap obligor, atau grup, secara global, untuk memperoleh gambaran yang menyeluruh, yang membantu meningkatkan pengelolaan risiko kredit. Sehubungan dengan peraturan bank sentral, Deutsche Bank memastikan agar informasi kredit yang akurat diberikan kepada Bank Indonesia sesuai dengan persyaratan regulator; juga terdapat prosedur pemantauan untuk memfasilitasi kepatuhan pada Batas Maksimum Pemberian Kredit yang ditentukan oleh regulator.
Penyediaan Dana Kepada Pihak Terkait dan Debitur Besar
10
131
Transparency financial and non
Credit risk is a key risk in our risk exposures, and requires due attention. The firm has set up an independent Credit Risk Management function that adheres to both internal and external guidelines when granting credit facilities. Consistent standards are applied in the respective credit decision processes. And, for example, with regard to managing large exposures specifically, Deutsche Bank consolidates the credit exposure to each obligor, or group, on a global basis, for a consolidated picture, that assists in enhanced credit risk management. With regard to the regulations of the central bank, Deutsche Bank ensures that accurate credit information is provided to Bank Indonesia as per the regulators requirements; monitoring procedures in place also facilitates compliance with the Legal Lending Limit that is in place by the regulator. /
15,00%
2
0,300
The Bank presents the results of its financial performance to its shareholders
Deutsche Bank Indonesia Annual Report 2011
11
financial condition, GCG implementation and internal report /
in accordance with the relevant global financial standards. The Bank's financial results, audited by M/s KPMG, are published on our website in a timely manner. These results are complete and present a true and fair picture of the financial performance of the Bank. Other relevant non-financial information is also presented by the Bank along with the financial results. /
Transparansi Kondisi Keuangan dan Non Keuangan Bank, Laporan pelaksanaan CGC dan Laporan Internal
Bank menyajikan hasil kinerja keuangan bank kepada para pemegang saham sesuai dengan standar keuangan global yang terkait. Hasil keuangan Bank, yang diaudit oleh KPMG, diumumkan dalam situs web kami secara tepat waktu. Hasil ini merupakan hasil yang lengkap dan menyajikan gambaran yang benar dan adil atas kinerja keuangan Bank. Informasi non-keuangan lain yang penting juga disajikan oleh Bank bersama dengan hasil keuangan.
Strategic Plan /
5,00%
2
0,100
Rencana Strategis Bank
Composite value / Nilai Komposit
Comprehensive business plans are prepared and reviewed frequently by businesses, and are discussed and agreed at various levels within the organisation. These plans take into account the prevailing global and local market conditions. Respective business heads are responsible to implement strategies in order to meet these objectives. Changing market conditions can require a refocusing and a review of these plans./ Rencana bisnis yang menyeluruh disiapkan dan dikaji secara periodik oleh bisnis, serta didiskusikan dan disetujui pada berbagai tingkat dalam organisasi. Rencana-rencana ini telah mempertimbangkan keadaan pasar global dan lokal yang berlaku. Pimpinan bisnis yang terkait bertanggung-jawab untuk melaksanakan strategi untuk mencapai tujuan ini. Keadaan pasar yang berubah dapat menyebabkan perlunya dilakukan pemfokusan kembali dan peninjauan rencana-rencana tersebut.
100%
20
1,850
*: contains explanation why the appraisor gives rating as per column (b)/ berisikan penjelasan mengapa penilai memberikan peringkat sebagaimana pada kolom (b)
132