BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan dari bulan Maret hingga Oktober 2008. Pengambilan sampel dilakukan di sungai Klawing Kebupaten Purbalingga Jawa Tengah (Lampiran 1). Analisis lambung dan analisis lemak dilakukan di laboratorium Perikanan dan Ilmu Kelautan Unsoed.
Sedangkan untuk pembuatan preparat
histologis, analisis protein dan glikogen dilakukan di FPIK IPB.
Bahan dan Alat Prosedur Penelitian Ikan contoh ditangkap di sungai Klawing menggunakan jala (1,75). Jumlah ikan yang dikumpulkan berkisar antara 26 – 47 ekor per-TKG. Selanjutnya contoh ikan diukur panjang dengan kertas milimeter dan beratnya dengan timbangan analitik (0,5 g), dengan menggunakan alat bedah beberapa organ (gonad, viseral, hati dan otot dorsal) ikan dipisahkan per TKG kemudian ditimbang dengan timbangan digital merk O-Hauss (ketelitian 0,05 mg) untuk mendapatkan nilai indek morfoanatomi, selanjutnya dianalisis lebih lanjut untuk mendapatkan jumlah lemak dan protein. Dalam menentukan TKG disesuaian dengan pendapat Effendie (1992) pada ikan baung (Mystus nemurus), seperti yang disajikan Tabel 1. Tabel 1 Struktur morfologis gonad TKG Struktur morfologis I Ovarium berbentuk sepasang benang terletak pada kiri dan kanan rongga perut, warna bening/jernih dengan permukaan licin II Ovarium berukuran lebih besar dari TKG I, berwarna lebih gelap kekuning-kuningan, butiran telur masih belum dapat dilihat dengan mata telanjang III Ovarium berwarna kuning. Secara morfologi telur mulai kelihatan butirnya dengan mata IV Ovarium makin besar mengisi ½ - 2/3 rongga perut. Telur berwarna kuning, mudah dipisahkan. Butir lemak tidak tampak V Ovarium berkerut, dinding tebal, butir telur sisa terdapat di dekat pelepasan.
Adepose fin diukur tebal dan tinggi dari pertengahan adepose finnya dengan jangka sorong (0,05 mm) untuk mendapatkan nilai indeknya lalu dianalisis lanjut untuk mendapatkan jumlah lemak. Analisis kadar protein menggunakan metode kjeldahl dan lemak dengan metode Folch. Setelah didapat kandungan lemak dan proteinnya, untuk mendapatkan kandungan energinya lemak dan protein dikalikan dengan 39,50 dan 23,6 kJ. Selain itu juga dibuat preparat histologi gonad, pengukuran diameter telur dan fekunditas. Selain itu juga dilakukan analisis lambung, berupa nilai indek isi kepenuhan lambung (ISC) dan juga indek bagian terbesar (indeks preponderance). Pengukuran fisika kimia air digunakan termometer untuk mengukur suhu, kertas pH indikator universal untuk mengukur pH, tali dan pelampung untuk arus, tali dan pemberat untuk kedalaman, sedangkan O2, CO2 dan Alkalinitas diukur di Fakultas Biologi Unsoed. Metode Penelitian Pengumpulan Data (Pengambilan Contoh Ikan dan Pengukuran Parameter FisikaKimia air) Pengukuran Panjang dan Berat Tubuh serta Tebal dan Tinggi Adepose Fin Ikan yang telah terkumpul diukur untuk mendapatkan ukuran panjang ikan. Pengukuran dilakukan dengan meletakkan ikan diatas kertas milimeter, dan dihitung jumlah kotak yang ditempati ikan. Sedangkan adepose fin diukur tebal dan tinggi dari pertengahan adepose finnya. Setelah ikan diukur panjangnya, ikan ditimbang berat totalnya, setelah berat total didapat ikan dibedah untuk mendapatkan organ yang dibutuhkan. Setelah dibedah ,organ hati, organ viseralnya dan ovarium diambil dan ditimbang. Lalu sampel-sampel tersebut disimpan dalam ice box bersuhu 4 – 5 oC lalu disimpan dalam freezer hingga dilakukan analisis proksimat.
Pengukuran Energi Pada Organ Contoh (Analisis Proksimat) Sampel yang telah terkumpul yaitu organ gonad, hati, viseral dan sebagian otot dorsal dianalisis proksimat yang dilakukan di Laboratorium Pakan FPIK IPB dan Laboratorium umum PSPK Unsoed. Analisis proksimat yang dilakukan berupa pengukuran kadar protein dan lemak sebagai sumber cadangan energi.
Analisis kadar protein dilakukan dengan menggunakan metode kjeldahl (Lampiran 2). Setelah jumlah persen (%) protein didapat lalu dihitung nilai kalorinya dengan rumus : % protein x 23,6 kJ/g. Analisis kadar lemak dilakukan dengan menggunakan metode folch (Lampiran 3).
Setelah jumlah persen (%) protein didapat lalu dihitung nilai
kalorinya dengan rumus : % lemak x 39,5 kJ/g
Struktur Histologis Gonad Gonad ikan diambil dari individu betina pada setiap tingkatan kematangan gonadnya. Pengambilan ini bertujuan untuk melihat perbedaan secara histologis kondisi perkembangan gonad. Pembuatan preparat histologis gonad dilakukan berpedoman kepada metode mikroteknik (Lampiran 4).
Pengukuran Parameter Fisika dan Kimia Air 1. Temperatur Temperatur air diukur menggunakan termometer yang dicelupkan kedalam sungai hingga mendapatkan nilai suhu yang konstan, data yang didapat dicatat. 2. Kedalaman Air Pengukuran kedalaman air dilakukan dengan mengikat tali dengan bundel yang berat, lalu ambil beberapa titik untuk mengukur kedalamannya. 3. Kecepatan Arus Kecepatan arus diukur dengan menggunakan botol yang diisi ± 70% dari volumenya, lalu diikat dengan tali rafia yang panjangnya 10 meter, setelah itu botol tersebut dihanyutkan dengan memengang bagian tali yang tidak terikat, waktu yang dibutuhkan untuk tali dapat menegang dicatat untuk dikalkulasi menjadi kecepatan arus. 4. Nilai pH Nilai pH air diukur menggunakan kertas pH indikator universal. Kertas pH indikator dicelupkan kedalam perairan sungai setelah beberapa saat diangkat dan disesuaikan dengan tabel warna pada pH indikator, data yang didapat dicatat.
5. Oksigen Terlarut Nilai oksigen terlarut diukur menggunakan metode Winkler. 6. Alkalinitas Alkalinitas diukur dilaboratorium FMIPA unsoed
Parameter yang Diamati 1. Index stomach content (ISC) dan kebiasaan makanan Index stomach content atau konsumsi pakan relatif adalah nilai dari perbandingan berat isi lambung dengan berat tubuh ikan (Spataru & Gophen diacu dalam Sulistiono 1998). ISC =
Berat isi lambung (g) x 100% Berat tubuh (g)
Untuk mengetahui kebiasaan makanan dilakukan dengan menganalisis isi lambung dan mengolahnya dengan melihat indeks bagian terbesar (index of preponderence, IP) (Effendie 1992). IP =
Vi x Oi x 100% Vi x Oi
Dimana : Vi
: persentase volume satu macam makanan
Oi
: persentase frekuensi kejadian satu macam makanan
∑Vi.Oi : jumlah Vi x Oi dari semua macam makanan IP
: Index of preponderence Analisis kebiasaan makanan dilakukan terhadap ikan betina pada masing-
masing TKG, ikan yang tertangkap dibedah dan diambil saluran pencernaannya lalu dimasukkan ke dalam botol sampel yang berisi formalin 4% untuk disimpan sebelum dianalisis. Sebelum dianalisis, lambung dibedah, lalu isi lambung ikan diencerkan dengan akuades. Hasil pengenceran disaring kemudian dimasukkan ke dalam botol sampel dan ditetesi formalin 10%. Setelah itu diaduk dan diambil dua tetes sampel untuk diamati, lakukan sebanyak 3 kali sebagai ulangan. Pengamatan terhadap isi lambung dilakukan dengan menggunakan mikroskop, kemudian dilakukan identifikasi sampai dengan taksa yang paling memungkinkan dengan perbesaran 10 x 10.
2. Aspek Reproduksi a.
Ukuran pertama kali matang gonad
Penentuan ukuran pertama kali matang gonad dengan menggunakan metode Sperman Karber (Udapa 1986 diacu dalam Musbir et al. 2006). Kriteria matang gonad adalah pada TKG III, IV dan V. Adapun rumusnya adalah : LogM = X k Dimana : Xk = X = Xi = pi = ri = ni = Qi =
X (x Pi) 2
Logaritma nilai tengah pada saat ikan matang gonad 100% Selisih logaritma nilai tengah kelas Logaritma nilai tengah kelas ri/ni Jumlah ikan matang gonad pada kelas ke i Jumlah ikan pada kelas ke i i - pi
b. Faktor kondisi (FK) Faktor kondisi merupakan nilai yang menunjukkan keadaan ikan dilihat dari segi kapasitas fisik untuk hidup dan bereproduksi. Nilai FK didapat dengan membandingkan berat ikan dengan pangkat tiga dari panjangnya. Nilai FK dapat ditentukan dengan rumus (Effendie 1992) dengan rumus : FK =
100W (g) L3 (cm)
Dimana
c.
W : berat ikan L : panjang ikan
Visero somatic index (VSI)
Nilai VSI didapat dengan membandingkan berat visera dengan berat tubuh. Nilai VSI dapat ditentukan dengan rumus (Sulistyo et al. 1998) sebagai berikut : VSI =
Berat Viseral (g) x100% Berat Tubuh (g)
d. Adephose fin index (AFI) Nilai AFI, didapat dengan membandingkan antara tebal adepose fin dengan tinggi adepose fin. Nilainya didapat dengan : Adepose fin index =
Tebal(mm) x100% Tinggi(mm)
e. Hepato somatic index (HSI) Nilai HSI didapat dengan membandingkan berat hati dengan berat tubuh. Nilai HSI dapat ditentukan dengan rumus (Sulistyo et al. 2000) sebagai berikut : f. HSI =
Berat Hati (g) x100% BeratTubuh (g)
g. Gonado somatic index (GSI) Penentuan nilai Indeks Kematangan Gonad (gonado somatik index, GSI) diperoleh dengan cara menimbang berat total tubuh ikan kemudian timbang berat gonadnya. Nilai GSI dapat ditentukan dengan menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Effendie (1992) sebagai berikut : Berat Gonad (g) x100% Berat Tubuh (g)
GSI =
3. Energi tubuh Jumlah deposit energi tubuh yang didapat per-TKG diperbandingkan secara deskriptif, dan bertujuan untuk melihat kondisi deposit energi dalam menyokong reproduksi ikan senggaringan. 4. Struktur histologis gonad Pengamatan struktur histologis gonad dilakukan untuk melihat perkembangan tingkat kematangan gonad, dan berpedoman pada Sukendi (2001) pada ikan baung. 5. Fekunditas dan diameter telur Perhitungan fekunditas dilakukan dengan cara mengambil sebagian gonad yang telah disimpan, kemudian ditimbang dan dicatat, selanjutnya dihitung jumlah telur didalamnya. Fekunditas mutlak (F) adalah jumlah telur dalam gonad, dengan menggunakan metode gravimetri. Fekunditas mutlak dihitung dengan menggunakan rumus (Cerda et al. 1994) : TF =
Wg S Ws
Dimana : TF Wg ∑S Ws
: fekunditas mutlak : berat total gonad (g) : jumlah telur contoh (butir) : berat gonad contoh (g)
Diameter telur diketahui dengan mengukur diameter telur contoh dengan menggunakan mikrometer okuler (0,01 mm) merk UYCP-12. Jumlah telur contoh yang diukur sebanyak 100 butir untuk setiap gonad yang diamati. Rata-rata diameter dan simpangan bakunya dihitung dan dicatat.
Rumus
perhitungan diameter telur : DT =
x X 0.01 y
Dimana : DT : diameter telur (mm) x : nilai diameter telur yang diamati dengan mikroskop y : nilai perbesaran 6. Parameter fisika-kimia air Fisika-kimia air diukur untuk mengetahui gambaran kondisi perairan yang menyokong kehidupan ikan dan reproduksinya.
Analisis Data Analisis meliputi kebiasaan jenis makanan, indek morfoanatomi dan analisis proximat yaitu kadar lemak dan protein di tubuh, disesuaikan dengan perkembangan gonad. Data yang diperoleh dianalisis secara statistik deskriptif dan komperatif. Data kebiasaan makanan menjadi acuan, untuk dapat melihat pola pemenuhan ikan senggaringan akan asupan kebutuhannya dalam menjaga kelangsungan aktifitasnya. Serta dengan adanya pengukuran parameter fisika kimia air dapat memperjelas keterkaitan kondisi lingkungan yang dibutuhkan untuk menyokong reproduksinya.