BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Balai Besar Pembibitan Ternak Unggul (BBPTU) Sapi Perah Baturraden, Kecamatan Baturraden, Kabupaten Purwokerto, Jawa Tengah.
Penelitian dilakukan pada bulan Oktober sampai dengan bulan
Nopember 2009.
Bahan dan Alat Ternak Ternak yang digunakan merupakan ternak sapi perah Friesian Holstein (FH) yang telah dipelihara, didata dan berada di BBPTU Sapi Perah Baturraden. Data yang digunakan merupakan data produksi sejak tahun 1985 hingga 2003. Data sapi FH yang digunakan adalah berasal dari sejumlah sapi betina dewasa di BBPTU, sehingga diperoleh sapi FH yang memiliki data-data yang diharapkan. Data-data hasil pencatatan sapi FH tersebut dirunut untuk mendapatkan generasi keturunannya. Generasi keturunan sapi FH tersebut dikelompokkan berdasarkan garis keturunan yaitu generasi Induk, F1, F2 dan F3. Sapi FH betina dewasa yang digunakan adalah berdasarkan data yang diseleksi berjumlah 1598 ekor, terdiri atas generasi Induk 651 ekor, generasi F1 599 ekor, generasi F2 280 ekor dan generasi F3 68 ekor.
Periode laktasi yang terjadi pada masing-masing
generasi adalah Induk 9 periode, F1 8 periode, F2 8 periode dan F3 2 periode. Sapi generasi F3 hanya mempunyai masa laktasi 2 periode laktasi dan pada periode laktasi ke 2 ada 2 sampel data.
Metode Penelitian Prosedur dan Pengamatan Peubah Data yang digunakan merupakan hasil pencatatan data dari sapi perah bangsa Friesian Holstein (FH) sejak tahun 1985 sampai dengan tahun 2003. Data yang diperoleh diperiksa dan diamati untuk diseleksi, sehingga dihasilkan data
35
dari sapi-sapi yang diharapkan yaitu sapi-sapi yang mempunyai data lengkap tentang tanggal lahir, tanggal dikawinkan pertama, jumlah perkawinan hingga menjadi bunting, tanggal beranak pertama, tanggal kawin pertama setelah beranak, tanggal konsepsi atau kebuntingan, tanggal kering kandang, tanggal beranak berikutnya dan produksi susu. Sapi-sapi yang terpilih hasil seleksi data dikelompokkan berdasarkan status keturunannya yaitu kelompok Induk (P), keturunan ke satu (F1), keturunan ke dua (F2) dan keturunan ke tiga (F3).
Data sapi perah hasil pencatatan tahun 1985-2003
Hasil seleksi dari sapi perah yang mempunyai data lengkap
Eliminasi data sapi yang tidak lengkap
Eliminasi data sapi yang tidak jelas keturunannya
Kelompok Sapi Induk
Kelompok Sapi Keturunan F1
Kelompok Sapi Keturunan F2
Kelompok Sapi Keturunan F3
Gambar 3 Skema analisis data sapi perah
Keterangan : 1. Kelompok sapi Induk adalah sapi FH betina dewasa mempunyai anak sapi berjenis kelamin betina dan anak betinanya akan mempunyai keturunan berjenis kelamin betina. 2. Kelompok sapi keturunan F1 adalah sapi FH betina dewasa yang merupakan anak dari kelompok sapi Induk dan mempunyai anak sapi berjenis kelamin betina.
36
3. Kelompok sapi keturunan F2 adalah sapi FH betina dewasa yang merupakan anak dari kelompok sapi keturunan F1 dan mempunyai anak sapi berjenis kelamin betina. 4. Kelompok sapi keturunan F3 adalah sapi FH betina dewasa yang merupakan anak dari kelompok sapi keturunan F2. Proses atau prosedur pengolahan data adalah (1) memeriksa dan mengamati seluruh data sapi perah FH anak, dara dan dewasa dari tahun 1985 2003, (2) sapi dewasa yang tidak memiliki data lengkap dieliminasi sehingga dihasilkan sapi dewasa yang memiliki data lengkap, (3) melakukan eliminasi sapi dewasa yang tidak memiliki keturunan atau tidak jelas keturunannya, (4) melakukan pengelompokkan sapi dewasa berdasarkan generasi keturunannya. Prosedur pengolahan data berupa skema analisis data dapat dilihat pada Gambar 3. Data-data sapi perah tentang tanggal lahir, tanggal pertama dikawinkan, tanggal beranak pertama, tanggal kawin pertama setelah beranak, tanggal kering kandang, tanggal beranak berikutnya diolah untuk memperoleh umur kawin pertama, umur beranak pertama, interval kawin pertama setelah beranak, masa kosong, service per conception (S/C), lama bunting dan selang beranak. Data-data tentang produksi susu diolah untuk mengetahui masa laktasi, produksi susu laktasi lengkap, produksi susu harian, kurva produksi susu, kurva laktasi, persistensi produksi susu dan masa kering.
Hasil pengolahan data
dikelompokkan berdasarkan generasi masing-masing yaitu Induk, generasi F1, generasi F2 dan generasi F3.
Peubah Pada penelitian ini peubah yang diamati untuk induk sapi FH antara lain: 1.
Bobot Badan. Bobot badan yang diamati pada generasi Induk, F1, F2 dan F3 adalah bobot lahir, bobot sapih, bobot badan umur 12 bulan, 14 bulan, 16 bulan dan 18 bulan (satuan kg).
2.
Umur Kawin Pertama, yaitu umur sapi dikawinkan pertama kali, dihitung dari tanggal lahir sampai dengan tanggal kawin pertama (satuan hari).
37
3.
Angka Perkawinan (Service per Conception), yaitu banyaknya perkawinan (service) yang dibutuhkan pada sapi dara dan induk sapi tersebut sampai terjadinya kebuntingan (conception) (satuan 2 desimal).
4.
Umur Beranak Pertama, yaitu umur sapi dara tersebut beranak pertama kali (satuan hari).
5.
Interval Kawin Pertama Setelah Beranak, yaitu interval waktu pertama kali sapi tersebut dikawinkan setelah beranak pada setiap periode laktasi (satuan hari).
6.
Masa Kosong (Days Open), yaitu selang waktu sapi tidak bunting, dihitung dengan mengurangi selang beranak dengan waktu terjadinya perkawinan terakhir yang jadi bunting pada laktasi pertama dan periode laktasi berikutnya (satuan hari).
7.
Produksi Susu, yaitu total produksi susu sapi selama satu masa laktasi (satuan kg).
8.
Masa Laktasi, yaitu selang waktu sapi menghasilkan susu, menghitung waktu saat beranak sampai sapi dikeringkan (satuan hari).
9.
Produksi Susu Laktasi Lengkap, yaitu rataan produksi susu pada masing-masing periode laktasi (satuan kg per laktasi).
10. Produksi Susu Harian, yaitu rataan produksi susu per ekor per hari yang merupakan total produksi susu satu laktasi dibagi dengan lama laktasinya setiap periode laktasi (satuan kg per hari). 11. Kurva Produksi Susu, rataan kurva produksi susu pada setiap periode laktasi untuk generasi Induk, F1, F2 dan F3. 12. Masa Kering, yaitu selang waktu antara sapi tidak diperah sampai dengan sapi tersebut beranak berikutnya pada setiap periode laktasi (satuan hari). 13. Selang Beranak (Calving Interval), yaitu selang waktu yang dibutuhkan dari beranak sebelumnya sampai dengan beranak berikutnya (satuan hari). 14. Persistensi Produksi Susu, yaitu laju penurunan produksi susu setelah mencapai puncak produksi pada satu masa laktasi. Persistensi adalah mengukur laju penurunan produksi susu.
Persistensi produksi susu
38
diukur dengan cara membagi produksi susu harian pada saat sapi dikeringkan dengan produksi susu harian saat puncak produksi kemudian dikalikan 100%.
Analisa Data
Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan uji perbandingan dua contoh (sampel) atau uji t berdasarkan Gasperz (1995) yang memiliki rumus sebagai berikut: t=
Keterangan: t
n1 n2 s
: nilai uji statistik t hitung : rataan contoh pertama : rataan contoh kedua : banyaknya sampel pertama : banyaknya sampel kedua : simpangan baku Selain itu, data juga dianalisis untuk mengetahui korelasi antar peubah
yang diamati, berdasarkan Gasperz (1995) yang memiliki rumus sebagai berikut:
r XY =
Peubah yang memiliki nilai korelasi yang nyata kemudian dilakukan analisis dengan menggunakan persamaan regresi. Persamaan regresi yang digunakan yaitu persamaan regresi linier, kuadratik atau kubik yang memiliki nilai koefisien determinasi (R2) yang tinggi.
Data yang tidak memenuhi uji
asumsi (uji kenormalan) untuk dilakukan uji korelasi, maka data tersebut dianalisis dengan menggunakan uji korelasi Rank Spearman yang memiliki persamaan sebagai berikut:
39
rs = Keterangan: rs di n
: nilai korelasi rank spearman : selisih setiap pasang rank yang berkaitan dengan pasangan data (xi ,yi ) : banyaknya pasangan rank
Pengujian nilai korelasi rank spearman dilakukan dengan menggunakan statistik uji t yang memiliki rumus sebagai berikut:
t=
Hasil analisis yang memiliki nilai korelasi Rank Spearman yang nyata, dilakukan analisis persamaan regresi berdasarkan Melnyk (1974) yang memiliki rumus persamaan regresi sebagai berikut:
Y = a + bX Keterangan: a = b = r s. Hasil pengolahan data akan dilakukan analisis korelasi untuk mengukur hubungan beberapa variable pada laktasi yang berjalan antara lain: 1. Lama masa kosong dengan total produksi susu pada semua generasi 2. Lama masa kosong dengan total produksi susu pada generasi Induk 3. Lama masa kosong dengan total produksi susu pada generasi F1. 4. Lama masa kosong dengan total produksi susu pada generasi F2. 5. Lama masa kosong dengan total produksi susu pada generasi F3. 6. Lama masa laktasi dengan total produksi susu pada semua generasi 7. Lama masa laktasi dengan total produksi susu pada generasi Induk. 8. Lama masa laktasi dengan total produksi susu pada generasi F1. 9. Lama masa laktasi dengan total produksi susu pada generasi F2.
40
10. Lama masa laktasi dengan total produksi susu pada generasi F3. 11. Lama masa kering dengan total produksi susu pada semua generasi 12. Lama masa kering dengan total produksi susu pada generasi Induk 13. Lama masa kering dengan total produksi susu pada generasi F1. 14. Lama masa kering dengan total produksi susu pada generasi F2. 15. Lama masa kering dengan total produksi susu pada generasi F3. 16. Lama selang beranak dengan total produksi susu pada semua generasi 17. Lama selang beranak dengan total produksi susu pada generasi Induk 18. Lama selang beranak dengan total produksi susu pada generasi F1. 19. Lama selang beranak dengan total produksi susu pada generasi F2. 20. Lama selang beranak dengan total produksi susu pada generasi F3.
41