12
BAHAN DAN METODE
Tempat dan Waktu Penelitian Percobaan dilakukan di Desa Dukuh Asem, Kecamatan Majalengka, Kabupaten Majalengka pada tanggal20 April sampai dengan 2 Juli 2012. Lokasi percobaan terletak pada ketinggian 400 meter di atas permukaan laut (mdpl) dengan suhu rata-rata berkisar antara 21.4-35.120C dan curah hujan sebesar 258.7 mm per bulan dengan hari hujan rata-rata 8 hari per bulan(Deptan, 2013).
Bahan dan Alat Bahan tanaman yang digunakan dalam penelitian ini adalah satugenotipe jagung manis, yaitu SD-3 sebagai kontrol.Varietas jagung manis bersari bebas dan hibrida yang digunakan sebagai varietas pembanding yaitu Supersweet, Bonanza, Sweetboy, dan Sugar 75 (SG 75). Pupuk yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pupuk urea 300 kg/ha, pupuk SP-36 200 kg/ha, dan pupuk KCl 200 kg/ha. Bahan lain yang digunakan dalam penelitian ini adalah pestisida berbahan aktif Carbofuran, herbisida berbahan aktif Mesotrion 50 g/l dan Atrazin 500 g/l dengan dosis 4.7 cc/l yang dilarutkan dengan surfaktan non-ionik 1.6 cc/l, dan Metalaxyl 35% dengan dosis 2 gram/kg benih dan 2 gram/l air sebagai fungisida. Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah peralatan budidaya tanaman standar, patok bambu, timbangan, jangka sorong, meteran, dan refraktometer untuk mengukur kadar Padatan Total Terlarut (PTT) pada biji jagung manis. Untuk melakukan penyerbukan sendiri dibutuhkan kantong kertas, tali, spidol, dan stapler.
Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan Rancangan Kelompok Lengkap Teracak (RKLT) dengan faktor tunggal. Perlakuan yang diberikan menggunakan satu genotipe jagung manis (SD-3) dan empat varietas pembanding, yang masingmasing varietas diulang sebanyak 4 kali, sehingga terdapat 20 satuan percobaan.
13
Setiap satuan percobaan terdiri atas plot berukuran 4 x 5 m2.Jarak antar plot 0.5 cm dan jarak antar blok 1.5 m. Dalam satu plot terdapat 5 baris tanaman dengan jarak tanam antar baris 70 cm dan dalam baris 25 cm. Setiap lubang tanam terdiri atas 2 benih jagung manis. Pengamatan dilakukan dengan mengambil 10 tanaman contoh dalam setiap satuan percobaan. Penyerbukan sendiri dilakukan pada dua tanaman selain tanaman contoh di setiap plot saat tanaman berumur 46–53 hari setelah tanam (HST). Hasil pengamatan terhadap peubah kuantitatif diuji F untuk menganalisis pengaruh perlakuan. Pada peubah yang berpengaruh nyata dilakukan uji nilai lanjut menggunakan uji Dunnettpada taraf 5%. Sementara itu, hasil pengamatan terhadap peubah kualitatif akan dilakukan perbandingan dengan menggunakan tabel deskripsi sebagai standar.
Pelaksanaan Penelitian Luas lahan yang digunakan untuk pertanaman adalah ±400m2.Lahan diolah satu minggu sebelum penanaman kemudian diratakan dan dibagi menjadi empat blok. Setiap blok terdiri dari lima plot. Sebelum ditanam, benih diberi perlakuan fungisida berbahan aktif Metalaxyl 35% dengan dosis 2 g/kg benih. Pupuk dasar diberikan satu minggu setelah tanam dengan dosis sepertiga pupuk urea serta seluruh dosis pupuk SP-36 dan KCl. Pemberian pupuk dilakukan dengan sistem tugal berjarak 5–7 cm dari lubang tanaman. Pemeliharaan tanaman yang dilakukan meliputi penyulaman, pengairan, penjarangan, pembumbunan, pengendalian gulma, dan pengendalian hama serta penyakit. Pengairan dilakukan untuk mencegah tanaman kekurangan air dikarenakan curah hujan yang rendah. Pengairan diberikan sebanyak dua kali setiap minggu selama musim pertanaman dengan cara menggenangi parit-parit yang terletak di antara petak-petak percobaan. Pengendalian gulma dilakukan dengan penyemprotan herbisida berbahan aktif Mesotrion 50 g/l dan Atrazin 500 g/l saat tanaman berumur 2 MST. Tanaman jagung manis dibumbun pada saat 3 MST. Pemupukan kedua, yaitu pemberian urea sisa dilakukan saat tanaman berumur 4 MST. Pengendalian hama dengan pemberian pestisida berbahan aktifCarbofuran ± 5 butir per lubang tanam saat penanaman. Selain pengendalian
14
hama, dilakukan pengendalian penyakit bulai dengan menyemprotkan fungisida berbahan aktif Metalaxyl 35% saat umur tanaman 2 MST. Penyerbukan sendiri dilakukan pada dua tanaman selain tanaman contoh di setiap petak satuan percobaan saat tanaman berumur 46–53 HST. Persiapan penyerbukan buatan dilakukan dengan cara menutup malai dengan kantong kertas saat anther mulai pecah bagian porosnya dan menutup tongkol dengan kantong plastik transparan sebelum tongkol keluar rambut. Penyerbukan dilakukan pada saat tongkol sudah muncul rambut yang siap diserbuki dengan panjang > 2 cm. Tongkol yang sudah diserbuki ditutup menggunakan kantong kertas. Tongkol yang diserbuki sendiri digunakan sebagai sampel pengukuran kadar PTT. Pemanenan dilakukan pada saat tongkol jagung sudah terisi sempurna ditandai oleh rambut tongkol yang sudah berwarna coklat kehitaman dan mengering (18–22 hari setelah penyerbukan atau sekitar 68–72 HST). Pengukuran kadar PTT dilakukan setelah dilakukan pemanenan pada tongkol hasil penyerbukan sendiri. Pengamatan Pengamatan dilakukan dengan mengambil 10 tanaman contoh dalam setiap satuan percobaan. Tanaman contoh diambil dari dua baris tanaman tengah setiap plot. Pengamatan ditujukan pada peubah-peubah yang mencerminkan penampilan tanaman di lapangan, pertumbuhan vegetatif dan generatif, kuantitas, dan kualitas hasil. Peubah-peubah yang diamati adalah : 1. Tinggi tanaman (cm), diukur dari atas permukaan tanah sampai dasar malai 2. Tinggi tongkol utama (cm), diukur dari atas permukaan tanah sampai buku di mana tongkol teratas berada 3. Diameter batang (cm), diukur pada batang 10 cm diatas permukaan tanah setelah tassel muncul 4. Rebah batang (%), dihitung pada tanaman yang mengalamai patah pada batang bagian bawah tongkol dan dihitung pada saat 2 minggu sebelum panen 5. Bentuk batang 6. Warna batang, ditunjukkan sampai tiga warna batang sesuai dengan frekuensi pada saat berbunga. a. Hijau
15
b. Kemerahan (sunred) c. Merah d. Ungu e. Coklat 7. Bentuk ujung daun pertama 1. Runcing 2. Runcing ke bulat 3. Bulat 4. Bulat ke lidah 5. Lidah
8. Warna daun 9. Panjang daun (cm), diukur dari buku tempat melekatnya daun sampai ujung daun. Pengukuran daun pada daun di atas tongkol (yang paling atas) setelah berbunga 10. Lebar daun (cm), diukur pada daun yang sama yang digunakan untuk mengukur panjang daun, diambil dari titik tengah panjang daun 11. Umur muncul tassel (HST), diukur pada saat setelah diproduksinya serbuk sari oleh malai sebanyak 50% tanamansetiap plot 12. Warna malai (anther), 13. Umur reseptif (HST) diukur ketika putik bunga jagung manis telah keluar (silking) dari tongkol sepanjang >2 cm sebanyak 50% tanaman setiap plot 14. Warna rambut 15. Umur panen 16. Bobot tongkol berkelobot (g) pertanaman, tongkol ditimbang beserta seluruh kelobotnya 17. Bobot tongkol tanpa kelobot (g), tongkol ditimbang tanpa kelobot dan tangkai tongkol 18. Bentuk tongkol, diamati pada tongkol paling atas
16
a. Mengerucut b. Silindris mengerucut c. Silindris 19. Panjang tongkol (cm), yaitu diukur dari pangkal muncul biji sampai ujung tongkol 20. Diameter tongkol (cm), diukur pada tiga bagian yaitu pada pangkal. tengah. dan ujung tongkol 21. Jumlah baris dan jumlah biji per barispada tongkol 22. Jumlah tongkol per tanaman dan per plot 23. Warna biji a. Putih b. Krem c. Kuning muda d. Kuning e. Oranye f. Ujung putih 24. Bobot 1000 butir benih (g), diukur pada kadar air biji 12% 25. Bobot tongkol berkelobot yang dipanen per plot 26. Bobot tongkol tanpa kelobot yang dipanen per plot 27. Tanaman yang terserang penyakit bulai per plot (%) 28. Tanaman yang dipanen (%) 29. Tanaman sehat yang tumbuh (%) 30. Bobot tajuk atas, diambil dari 10 tanaman contoh 31. Kadar padatan total terlarut (PTT) pada biji jagung manis hasil penyerbukan sendiri (oBriks). 32. Indeks Panen Tongkol tanpa Kelobot Bobot 10 tongkol tanpa kelobot Rumus = Bobot tajuk atas 10 tanaman + bobot 10 tongkol tanpa kelobot 33. Produktivitas (ton tongkol tanpa kelobot per hektar) Rumus = bobot tongkol tanpa kelobot per plot (kg) x 80% x
34. Potensi hasil jagung manis (ton tongkol berkelobot per hektar)
10000 m2 luas per plot (m2)
17
= jumlah benih per lubang x 66666 x bobot tongkol berkelobot (gr) x 100% Kadar PTT dalam biji jagung manis diukur dengan cara mencacah biji jagung manis kemudian diambil sarinya dan diteteskan pada prisma refraktometer. Kadar PTT akan terbaca pada alat tersebut dan dinyatakan dalam satuan oBriks. Tabel 3. Rancangan penelitian jagung manis di lapang Ulangan 1
Ulangan 2
Ulangan 3
Ulangan 4
Bonanza
SG 75
Supersweet
SD-3
SD-3
Supersweet
SG 75
Sweetboy
SG 75
Bonanza
Sweetboy
Supersweet
Supersweet
Sweetboy
SD-3
Bonanza
Sweetboy
SD-3
Bonanza
SG75