BAB V SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN REKOMENDASI 5.1 Simpulan Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan dan membandingkan penerapan Rerangka Internasional IR yang dilihat dari format laporan dan hubungannya dengan informasi lain, pertanggungjawaban atas laporan terintegrasi, prinsipprinsip pedoman, dan elemen-elemen konten integrated reporting. Penelitian ini dilakukan pada PT Timah Tbk., Pertamina EP, dan PT Semen Indonesia Tbk. Analisis data yang digunakan adalah kualitatif deskriptif dengan menggunakan data sekunder yaitu laporan tahunan (PT Timah, Pertamina EP, dan PT Semen Indonesia) 2014. Berdasarkan analisis data dan pembahasan, maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut ini. 1.
Penerapan pedoman integrated reporting dari Rerangka Internasional IR yang dilihat dari empat hal berikut ini. a.
Format laporan dan hubungannya dengan informasi lain. PT Timah menggunakan format pelaporan yang diatur oleh OJK, Pedoman GRI-G4, dan MMSS. Pertamina EP juga telah menggunakan format laporan yang diatur oleh OJK dan GRI-G4. Selain itu, PT Timah juga mulai menerapkan Rerangka Internasional IR sejak tahun 2014. Sementara, PT SI hanya menggunakan peraturan dari OJK. Ketiga perusahaan tersebut masih kurang dalam mencapai keringkasan serta kurang dalam penyajian konektivitas informasi.
b.
Pertanggungjawaban atas laporan terintegrasi. Dalam pertanggungjawaban atas laporan tahunan/terintegrasi ini, ketiga perusahaan tersebut hanya memasukkan satu pernyataan yaitu tentang integritas laporan tersebut. PT Timah dan PT SI tidak memasukkan pernyataan telah menerapkan pemikiran kolektif dalam penyusunan dan penyajian laporan terintegrasi serta opini maupun kesimpulan telah sesuai dengan Rerangka Internasional IR karena meretia belum mengacu pada rerangka tersebut. Sedangkan, Pertamina EP telah mengacu kepada rerangka tersebut, namun juga tidak memasukkannya dalam laporan terintegrasi serta tidak memberikan penjelasan yang disyaratkan dalam rerangka tersebut.
c.
Penerapan prinsip pedoman Rerangka Internasional IR. Dari analisis data dan pembahasan, PT Timah secara keseluruhan telah mendekati penerapan prinsip-prinsip pedoman IR yang disyaratkan oleh IIRC, meskipun PT Timah belum mengacu kepada Rerangka Internasional Integrated Reporting. Pertamina EP juga telah cukup baik dalam penerapan prinsip-prinsip tersebut secara keseluruhan. Meskipun masih terdapat beberapa kekurangan terutama prinsip keringkasan dan materialitas serta prinsip konektivitas informasi. Dalam penerapan konektivitas informasi masih banyak disajikan dalam kata-kata daripada bagan dan tidak ada link pada informasi lain yang tidak sering berubah. PT SI telah mendekati penerapan beberapa prinsip (prinsip fokus stratejik dan orientasi masa yang akan datang dan konektivitas informasi)
yang disyaratkan oleh IIRC. Namun, untuk beberapa prinsip lainnya masih menunjukkan penerapan yang jauh dari yang disyaratkan oleh IIRC dan bahkan ada yang belum diterapkan sama sekali. Hal ini dikarenakan PT SI belum mengacu kepada Rerangka Internasional IR maupun GRI-G4. d.
Pengungkapan elemen-elemen konten Rerangka Internasional IR. Untuk beberapa elemen konten, PT Timah telah menunjukkan pengungkapan yang cukup baik. Beberapa elemen tersebut yaitu elemen gambaran organisasi dan lingkungan eksternal, tata kelola, risiko dan peluang, outlook dan dasar penyusunan dan penyajian. Beberapa elemen lain masih menunjukkan pengungkapan dengan kualitas yang rendah yaitu model bisnis, strategi dan alokasi sumber daya, dan kinerja. Pertamina EP, secara keseluruhan menunjukkan pengungkapan elemen-elemen konten yang cukup baik, meskipun masih terdapat kekurangan dalam masing-masing elemen. Hal ini dapat disebabkan karena pelaporan tahunan 2014 merupakan pertama kalinya Pertamina EP mulai mengacu pada Rerangka Internasional IR. Beberapa elemen telah diungkap dengan cukup baik oleh PT SI, namun beberapa elemen lainnya masih berkualitas rendah bahkan ada yang belum diungkapkan oleh PT SI. Seperti yang telah dijelaskan pada kesimpulan penerapan prinsip pedoman IR, PT SI belum mengacu kepada Rerangka Internasional Integrated Reporting, meskipun PT SI telah mengungkapkan melalui web telah memenuhi elemen-elemen
rerangka tersebut dengan menyajikan dalam bentuk ceklis. Elemenelemen Rerangka Internasional IR tidak berupa bentuk ceklis tetapi berbentuk pertanyaan yang harus dijawab dengan cara pengungkapan yang telah diajukan oleh IIRC. Oleh karena itu, pengungkapan elemen ini tidak dapat dilakukan dengan menggunakan daftar ceklis, melainkan disajikan dengan cara pengungkapan yang baik untuk dapat menjawab pertanyaan yang diajukan dalam elemen tersebut. 2.
Hasil perbandingan penerapan Rerangka Internasional IR. Berdasarkan analisis data dan pembahasan, maka dapat disimpulkan hasil perbandingan penerapan Rerangka Internasional IR sebagai berikut ini. a.
Format laporan dan hubungannya dengan informasi lain. Dari ketiga perusahaan tersebut, hanya Pertamina EP yang telah menggunakan format laporan terintegrasi dari Rerangka Internasional Integrated Reporting. Meskipun demikian, dalam pembahasan prinsip keringkasan dan konektivitas informasi, Pertamina EP masih kurang dalam menerapkan kedua prinsip tersebut.
b.
Pertanggungjawaban atas laporan terintegrasi. Seperti yang telah diungkapkan pada kesimpulan penerapan Rerangka Internasional IR, bahwa ketiga perusahaan tersebut hanya memasukkan pernyataan mengenai integritas laporan tahunan/terintegrasi yang meretia publikasikan. PT Timah dan PT SI tidak memberikan pernyataan lainnya karena belum mengacu pada Rerangka Internasional IR. Sementara, Pertamina EP, meskipun telah menerapkan rerangka tersebut tetapi juga
tidak memberikan penyataan yang disyaratkan oleh IIRC serta juga tidak memberikan penjelasan jika tidak memberikan pernyataan tersebut. c.
Penerapan prinsip-prinsip pedoman Rerangka Internasional IR. Ketiga perusahaan tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan dalam penerapan prinsip-prinsip pedoman Rerangka Internasional IR. Namun, secara keseluruhan Pertamina EP lebih baik dalam penerapan prinsipprinsip pedoman tersebut. Pertamina EP telah menunjukkan secara eksplisit
ketersediaan
dan
keterjangkauan
modal
yang
dapat
mempengaruhi organisasi untuk menciptakan nilai. Selain itu, Pertamina EP juga memberikan pernyataan untuk peringatan informasi yang mengandung ketidakpastian. d.
Pengungkapan elemen-elemen konten Rerangka Internasional IR. Dalam pengungkapan elemen-elemen konten Rerangka Internasional IR, secara keseluruhan Pertamina EP memiliki pengungkapan yang lebih baik dibanding dua perusahaan lainnya. Salah satu elemen yang diungkapkan paling baik dari perusahaan lain oleh Pertamina EP adalah model bisnis. Pertamina EP telah mengungkapkan model bisnis sesuai dengan yang disyaratkan oleh IIRC.
5.2 Keterbatasan Penelitian Penelitian ini fokus pada penerapan Rerangka Internasional IR dari laporan tahunan atau laporan terintegrasi yang dipublikasikan oleh perusahaan yang diteliti. Oleh karena itu, peneliti hanya menggunakan satu sumber data yaitu laporan tahunan. Peneliti tidak menggunakan data dari sumber lain atau dari
metode lain. Seperti wawancara, observasi atau sumber data selain laporan tahunan. 5.3 Rekomendasi Berdasarkan analisis data dan pembahasan serta kesimpulan, maka peneliti memberikan beberapa rekomendasi sebagai berikut. 1.
PT Timah (Persero) Tbk. dan PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. Beberapa rekomendasi yang peneliti ajukan untuk PT Timah dan PT SI yaitu sebagai berikut. a.
Mengacu kepada Rerangka Internasional Integrated Reporting dalam penggunaan format laporan dan hubungan dengan informasi lainnya, pertanggungjawaban laporan terintegrasi, penerapan prinsip-prinsip pedoman serta pengungkapan elemen-elemen kontennya. Dengan demikian, kekurangan dalam penerapan integrated reporting dapat diperbaiki serta dapat tercapai tujuan dari pelaporan tersebut.
b.
Menanamkan pemikiran terintegrasi dalam aktivitas perusahaan, sehingga memudahkan dan meningkatkan kualitas laporan terintegrasi.
c.
Menghindari pengulangan informasi dan pembahasan dalam laporan terintegrasi.
d.
Menggunakan bagan, diagram, tabel atau link ke informasi luar yang tidak sering berubah dalam menyajikan informasi yang dapat dihubungkan daripada menggunakan kata-kata yang banyak. Selain membuat lebih ringkas, penggunaan tabel atau bagan akan lebih mudah dipahami.
2.
PT Pertamina EP Beberapa saran yang peneliti ajukan untuk Pertamina EP yaitu sebagai berikut ini. a.
Memperhatikan penerapan Rerangka Internasional IR yaitu format laporan dan hubungannya dengan informasi lain, pertanggungjawaban laporan terintegrasi, prinsip-prinsip pedoman, dan elemen-elemen konten yang harus diungkapkan. Dengan demikian, tujuan utama rerangka untuk menyajikan informasi yang menjelaskan kepada penyedia modal tentang penciptaan nilai oleh organisasi dapat tercapai.
b.
Memasukkan pernyataan telah menerapkan pemikiran kolektif serta opini dan kesimpulan telah sesuai dengan Rerangka Internasional IR.
c.
Meminimalkan penggunaan kata dalam laporan terintegrasi tersebut dan lebih menggunakan bagan, diagram atau tabel serta juga dapat menggunakan link pada informasi yang tidak sering berubah.
d.
Menggunakan benchmark laporan terintegrasi untuk meningkatkan kualitas penyajian.
3.
Peneliti Selanjutnya. Untuk peneliti selanjutnya disarankan untuk menggunakan data dari sumber dan metode lain seperti wawancara, observasi ataupun data selain laporan tahunan. Hal ini ditujukan untuk dapat meningkatkan kedalaman pengetahuan dalam penerapan integrated reporting yang dilakukan oleh suatu perusahaan