BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, KETERBATASAN DAN SARAN
Bab ini menyajikan uraian lebih lanjut terkait hasil penelitian yang terdiri dari simpulan hasil penelitian, implikasi hasil penelitian, keterbatasan penelitian, dan saran untuk pengembangan penelitian selanjutnya. Simpulan hasil penelitian menguraikan jawaban atas pertanyaan pada bagian perumusan masalah. Implikasi hasil penelitian menjelaskan tentang bagaimana hasil penelitian dijadikan bahan pertimbangan menambah literature dan praktik di lapangan. Keterbatasan penelitian berisi kekurangan-kekurangan dalam penelitian, baik dalam proses maupun hasil penelitian. Sedangkan saran bertujuan sebagai bahan pertimbangan peneliti selanjutnya. 5.1. Simpulan Penelitian ini menguji pengaruh dari tekanan eksternal yang berupa tekanan institusional isomorfisma dalam penggunaan SPK, bagaimana peranan kekuatan internal berupa kapabilitas organisasi yang diukur dari kapabilitas SDM dalam hubungan antara tekanan institusional isomorfisma dengan penggunaan SPK, serta pengaruh penggunaan SPK terhadap akuntabilitas pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD). Secara singkat, data dalam penelitian ini dikumpulkan dan dianalisis dengan pendekatan metode campuran yang menggunakan kombinasi antara dua pendekatan penelitian yaitu pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Pengujian dalam penelitian ini menghasilkan beberapa temuan empiris, antara lain:
82
1) Berdasarkan hasil analisis dengan pendekatan kuantitatif, penelitian ini mampu membuktikan bahwa penggunaan SPK di isntansi pemerintah Indonesia khususnya pada SKPD dipengaruhi oleh adanya tekanan eksternal yaitu tekanan isomorfisma koersif dan tekanan isomorfisma mimetik. Namun penelitian ini tidak dapat menemukan adanya pengaruh tekanan isomorfisma normatif dalam penggunaan SPK. Hal ini menunjukkan bahwa tekanan koersif dan tekanan mimetik memiliki andil yang cukup besar sebagai bahan pertimbangan para manajer di instansi pemerintah dalam penggunaan SPK. 2) Pada tahapan analisis data kuantitatif, penelitian ini tidak menemukan bukti bahwa kapabilitas organisasi berupa kapabilitas SDM mampu melemahkan hubungan antara tekanan institusional isomorfisma terhadap penggunaan SPK. 3) Temuan lain di tahap analisis data kuantitatif adalah adanya pengaruh positif signifikan penggunaan SPK terhadap akuntabilitas di instansi pemerintah. 4) Hasil dari analisis data kualitatif memperkuat temuan akan adanya pengaruh yang cukup dominan dari tekanan koersif dan tekanan mimetik dalam penggunaan SPK di instansi pemerintah yang memberikan bukti bahwa penggunaan SPK di instansi pemerintah didorong oleh adanya keharusan mengikuti regulasi dan berada pada situasi kompetitif yang mengharuskan untuk menyamakan standar dengan instansi pemerintah lain.
83
5) Hasil lain dari analisis data kualitatif menjelaskan alasan tidak mampunya kapabilitas organisasi berupa kapabilitas SDM melemahkan pengaruh tekanan institusional isomorfisma terhadap penggunaan SPK yaitu di lingkup pemerintah daerah tidak bisa lepas dari peranan tekanan institusional isomorfisma dalam mendorong penggunaan SPK serta masih kurang kuatnya kapabilitas SDM jika hanya menjadi satu-satunya kekuatan internal yang bertugas mengurangi tekanan eksternal. 6) Analisis data kualitatif juga memperkuat pengaruh positif signifikan dari penggunaan SPK terhadap akuntabilitas. Hasilnya adalah instansi pemerintah menggunakan SPK sebagai bentuk pertanggungjawaban terhadap pihak-pihak terkait sehingga meningkatkan akuntabilitas pada instansi tersebut. 5.2. Implikasi Secara teoritis, hasil penelitian ini memberikan implikasi khususnya di bidang akuntansi manajemen sektor publik terkait pengembangan proses pelembagaan SPK berdasarkan perspektif teori institusional. Hasil penelitian ini memberikan tambahan pemahaman yang lebih komprehensif terkait eksistensi peranan tekanan eksternal (tekanan institusional isomorfisma) dalam proses pelembagaan SPK dan pentingnya kekuatan internal dalam tubuh institusi pemerintah. Penelitian ini juga memberikan implikasi dari segi metodologi, yaitu memperkaya jumlah penelitian di bidang akuntansi yang menggunakan metode campuran dalam pengumpulan dan analisis datanya. Penggunaan metode
84
campuran ini memiliki nilai tambah terhadap hasil temuan penelitian karena memberikan kedalaman yang lebih luas dari hasil pengujian kuantitatif melalui analisis data kualitatif sehingga mampu menjawab pertanyaan penelitian yang cukup kompleks. Secara praktikal, hasil penelitian ini memberikan implikasi pada pemerintah sebagai masukan dalam rangka mewujudkan prinsip akuntabilitas dalam pengelolaan sumber daya fiskal yang pada akhirnya akan meningkatkan kualitas pelayanan untuk masyarakat sesuai dengan harapan GGG. 5.3. Keterbatasan Interpretasi dari hasil penelitian ini perlu mempertimbangkan beberapa keterbatasan dalam penelitian ini, di antaranya yaitu: 1) penelitian ini telah berusaha untuk memperluas sampel penelitian agar dapat mewakili keseluruhan SKPD di kabupaten/kota di Indonesia, namun penelitian ini hanya berhasil memperoleh sampel dari SKPD di kabupaten/kota yang berada di kisaran nilai LAKIP rata-rata ke atas yaitu C, CC, dan B. Penelitian ini belum berhasil memperoleh sampel SKPD kabupaten/kota dengan nilai LAKIP D padahal masih ada beberapa kabupaten/kota di Indonesia yang memperoleh nilai D walaupun hanya sedikit kabupaten/kota yang memperoleh nilai tersebut. Meskipun demikian, SKPD di kabupaten/kota yang menjadi sampel dalam penelitian ini sudah cukup representatif untuk generalisasi hasil penelitian ini dalam organisasi sektor publik di Indonesia karena hampir sebagian besar nilai LAKIP SKPD kabupaten/kota di Indonesia memiliki nilai C sampai CC.
85
2) beberapa butir pertanyaan dalam instrumen penelitian (kuesioner) merupakan konsep-konsep yang digunakan secara umum, tidak spesifik pada instansi pemerintah sehingga mempengaruhi kualitas instrumen yang digunakan sebagai media pengumpulan data. 3) Data penelitian ini merupakan hasil persepsi responden, sehingga dapat menimbulkan masalah jika persespsi responden dalam mengisi kuesioner berbeda dengan keadaan sesungguhnya. 4) Ketiga, terdapat 64 kuesioner (23,44%) yang ditetapkan tidak layak untuk dianalisis dalam penelitian ini karena responden tidak menjawab seluruh item pertanyaan dalam kuesioner dengan lengkap, responden tidak mengisi jabatan fungsional mereka, atau bahkan sama sekali tidak mengisi identitas responden. Cukup banyaknya kuesioner yang ditetapkan tidak layak untuk dianalisis dalam penelitian ini menunjukkan bahwa beberapa responden dalam penelitian ini masih belum serius dalam mengikuti survei penelitian ini. Hal ini terjadi karena peneliti tidak dapat mengawasi responden secara langsung pada saat pengisian kuesioner penelitian. 5) Minimnya responden valid yang bersedia untuk diwawancara. Hal ini berdampak pada penggalian informasi tambahan yang diharapkan dapat diperoleh melalui proses pengumpulan data kualitatif menjadi kurang maksimal. 5.4. Saran Penelitian ini memiliki beberapa saran untuk perngembangan penelitian selanjutnya:
86
1) Penelitian selanjutnya dapat menambah jumlah sampel dari SKPD dengan lakip dibawah nilai rata-rata yaitu dengan nilai D agar memperkuat hasil generalisasi penelitian ini. 2) Metode campuran memiliki potensi kebermanfaatan dalam mengatasi keterbatasan-keterbatasan pendekatan kuantitatif maupun pendekatan kualitatif. Harapannya, penelitian selanjutnya dapat kembali menggunakan metode campuran dengan berbagai penyempurnaan. 3) Eksplorasi terhadap faktor-faktor lain sebagai kekuatan internal yang dapat mempengaruhi proses institusionalisasi. Hasilwawancara mengindikasikan bahwa kemampuan pimpinan dalam membimbing dan mengarahkan bawahan cukup berperan penting dalam proses institusionalisasi SPK.
87