BAB V PEMBAHASAN A. KondisiAwal Kemampuan Guru dslamMerencsnakan dan MelaksanakrnPembelajtrran Kondisi awal kemampuanguru dalam merencanakandan rnelaksanakanpembelajarandikategorikankurang Pembelajaranyang dilakukan tidak bennakna,karenaitu pengetahuan yang diperolehsiswabersifatprosedunal. Hat ini mungkin dikarenakan(l) guru belum bisa membelajarkansiswa secarakonsepual atrauguru kurang mamahami materi secaftrkonseptual,(2) guru memandangmateri.matEmatikadi SD (khususnyadi kelassatu)sangatpadat,sehinggamerekakhawatirmateri'tersebuttidak selesaitlisajikan padawaltunya. Ini berarti, guru kurangmampumenentukankonsepkonsepesensialyang harusdisajikan,sehinggamerekamengajaksiswamembahasmateriyangada padasetiap halamanbuku ajar.Pengetahuan juga tergambarpadakegiatanbelajarmengajar prosedural yangdirumuskanguru,seperti; o
gwu membericontohdi papan,
.
guru menjelaskanataumenerangkan,
.
guru memberisoal-soal. Penyebablain terjadinya belajar tidak bermaknaadalahtidak adanyakebebasan
bagi guru dalam membelajarkansiswakarena kegiatanyang dilakukanguru tergantung gadaaturan'aturanyang ada atau petunjukatasan.Akibanlya, guru kurang inovarif dalam menyelenggarakanpembelajaran.Agar tercipta suastilla belajar aktif dan bermakna, seyogyanyaguru diberikan kebebasanuntuk menciptakanlingkunganbelajar bebasbagr sisw4 sesuaidengankemampuan dankondisikelasnyaDepng (1998:24)menyatakan, "lingkungan belajar yang memberikankebebasankepadaanak untuk melakukan pilihanjilihan akan anak untuk terlibat secarafisik, ernosional,dan
84 sengajadari orang-orangtua rnereka. Anak yang diwajibkan berdisiplin sangat sering menggunakanmotif rasa hkut. Kadang-kadangmerekadidorong oleh orang tuanya agar takut kepadaguunya..." Jadi rasatakut siswaitu terbawadari lingkungannya.Dengan denrikian,umtukmenghilangkanmsa taktrt siswamerupalCInsebagiandari tugasguru. Di sampingitu, kemilnpuan sisua menjawab pertanyaan-pertanyaan juga ditentukan oleh keterampilanguru datamtekhnik bertanya,sehinggamerekatermotivasiuntut berbicara. Prakonsepsisiswa cenderung bersifat miskonsepsi atau tidak sesuai dengan konsepsiilmiah- Prakonsepsipada dasamyamenrpakanpengetahuan Fbadi seseorang yang dibangun se$uai dengan lingkungan maupwr pengalamannya.Oleh karena itu miskonsepsiyang terjadi perlu diluruskanterlebih dahulu sebelumdigunakansebagai landasanpembelajaranberikutnya. 3. Kegiatan Ekrptorasi Dalam kegiataneksplorasi,ditemukanbeberapaguru sudahmampumerencanakan untuk melibatkansiswa secaraaktif dalam pembelajaran.Hal ini terlihat dari kemampuan guru mengadakansertamengembangkan betbagaralat peragayang cukup
bervariasidan
multiguna' Namun dalampelaksanaannya, masih ditemukan guru kurang terampil
merg-
gunakanalat peragatersebut.Guru sering melakukan dernonstrasi sendiri tanpa memberikan kesempatankepadasiswa untuk memanipulasialat peraga.Hal ini disebabkan karenamerekabelum berpengalaman membslajarkansiswadenganbantuanalat peragaDi samping itu guru belum menyadari bahwa siswa datam belajar, membangun pengetahuannyasendiri berdasarkanpengalamanyang telah dimilikinya. Guru masih terpengaruhpadakebiasaannya durungke kelasadalahuntuk mengajar,bukan untuk membelajarkansiswa.
85 Temuanlain padasiklus I adalahbelum ada guru yang memberikankesempatan kepada siswa untuk mengemukakanpendapat, dalam bentuk melaporkan hasil eksplorasinya.Hal ini karena siswa dianggapbelum mempunyaikemampuanuntuk mengemukakan pendapatdan masihadanyapengaruhpandanganbchaviorisyang sudah terpatri padastruktur kognitif guru.Namunkeadaanini berubahpadasiklus 2 dimanapara guru sudahmenunjukankemampuannya dalammerencanakan dan melaksanakan kegiatan eksplorasi. Berdasarkan data perkembangankemampuan guru dalam merencanakandan melaksanakanpembelajaran,secara umum dapat dikatakan bahwa kemampuanguru khususnyadalam merencanakandan melaksanakankegiatan eksplorasi sudah bajk. Keyakinanini dilihat darijumlah deskriptoryangdapatdirnunculkanoleh praktisi.'ferjadi peningkatankemampuanguru mungkin disebabkanguru telah mendapatkanpengetahuan praktis dari peneliti sebagaitekhnik. Selainitu keterbukaanpraktisi untuk menerimakritik dansarandari tim maupunpraktisilain. Namundemikiandalambeberapahal masihperlu p€nyempurruun. Bagi guru yang fidak banyakmengalamiperkembangan diduga karena dipengaruhioleh efikasiyangkuat padapembelajaran konvensional. 4. PengenalanKonsep Pada awal dilakukamya kegiatan workshop, ditemukan guru belum memberi kesempatansiswa untuk mengabstraksisendiri hasil eksplorasiny4sehinggapengetahuan yang diperoleh siswa bersifat prosedural.Keadaan ini disebabkan karena belum ada keyakinanguru batrwa siswa dapat diajak untuk mengabstraksikonsep, dan ggru
belum
terampilmembimbingsiswauntr,rkmengenalkonsepsecarakonstruktivis. Kemudian guru telah menggunakanalat peraga yang beraneka ragarn dalam kegiatanpengenalan konsep.Bruner(dalamKusurratgl99l: I I l-I l2), menyatakan bahwa
86 "... keanekaragaman sangatpentingdalammelakukanpengubahan konsepmatematika dari konkretke konsepyang lebih abstrak,diperlukancontoh-contoh yang banyak,sehingga siswamampumengetahuikarakteristikkonseptersebut...,'. Secaraumum,berdasarkan hasil pengamatan dari siklus I sampaidengansiklus 4 berkaitandenganpengenalankonsep,guru disimpulkan telah mampu merencanakandan melaksanakan pengenalan konsepdenganbaik Namun,masihada gurf yang belum siap sepenuhnya unfuk menerimasuatuinovasi.Merekamenganggap inovasiitu sebagaisuatu bebanbaruyang harusdipikul. 5. PementapenKonsep Bagi guru yang hanya mengadopsisoal-soaldari.buku paket siswa, disebabkan kebiasaanguru menrberikanlatihan berdasarkansoal-soalyang tercanturndi buku poket dantidak ada inisiatif untuk mengembangkan persoalanyang ada di buku tersebut.Selain i& alat penilaianyang dibuat padaakhir cawr biasanyahanyamengecupadasoal-soaldi buku paket' dan samauntuk semuasekolah(dibuat oleh K3S), sehinggaguru ragu untuk memberikansoal-soaldi luar buku paket. Temuan lainnya WAa siklus I adalah semua praktisi belum mernberikan kesempatankepada siswa untuk memantapkankonsepnyadengan ',prohlempo.ting,,, yaitu kegiatanmembuatcerita yang kalimat matematikanya diketahui.Hal ini mungkin disebabkan gurumengan€gap anaktidak potensialuntukkegiaantersebut,dananakbelum lancarberbicara'baik denganbahasaibu maupunbahasalndone,sia.penyebablain adalah pemahanran guru tentengprohlemposlrg masihkurang. Silver (1996: 522) menyatakanbahwa "even very simple experienceswith malhemsticalproblem posing can hcwe a positive impact on studenls". Maksudnya
87 walaupunsecarasedcrhan4 kegiatan atau pengalamanproblem posing perlu d^iberikan kepadasiswakarenamempunyaidampakyang positif terhadapsiswaitu sendiri. 6. Memelihrra dan Meningkatkan Keterlibrtan Sbwa dahm pembelajapn Padasiklus l, ditemukanadaguruyangtidak selalumemotivasisiswayangkurang aktif' Hal ini disebabkankarenamerekatampak lebih berkonsertrasipadamelaksanakan pembelajarandengan model yang diterapkan. Sehingga mereka lupa memberikan penguatanabu motivasi agar siswa tetap s€rang belajar. Namun demikian, berkat pengalamanguna sejak siklus 2 ditemukan semuaguru sudahnurmpu memeliharadan meningkatkanketedibatansiswa dalam pembelajarandengan memantau aktivitasnya secararutin, memberikanpenguatan(ganjaran)dan selahimemotivasisiswayang kurang aktif dalambelajar.MenurutSkinerdalamKusumah(l9gl) bahwapenguatan mempunyar perananyang amat penting dalam pembelajaran.Karena akan dapat meningkatkan aktivitassiswaselamabelajar. Secaraumum, kemampuanguru dalam memeliharadan meningkatkan keterlibatan siswadalampembelajaran sampaiakhir penelitianini sudahbaik. Hal ini dapardilihat dari perkembangankemampuanpada setiapsiklus, yang tercermin dari barryaknyadeskriptor yangbisadimunculkan. 7. Penilaian Padasiklus l, dalammelaksanakan penilaianpros€s,perranyaan-pertanyaan guru belummampumengungkap gBgagasan siswakonsepyangdipelajari.penyebabnya adalah: o gurr kurangterampilmerumuskan pertanyaan yangdapatmengungkapkan ide ataupemahamannya, mengacupadaprosesbelqjaryangdialami; r
pertanyaanguru hanyabersifatkonvergen;
88 '
pengalsmanguru dalanrmenilaiprosesbelajarsiswamasihkurang,karena selarnaini siswahanyadiberi pengetahuanprosedural. Temuanlainnya adalahpada observasi2 siklus 2, praktisi I merumuskan alat
penilaiankurangsesuaidenganTPK. MisalnyaTPK yang dirumuskan adalah:anak mengenalkonsepbilangannol. Sedangkanalat penilaiannyaberbentuk*berapa + 3 0?: berapa3 * 0". Praktisi I nampaknyakurangmemahamikonsepbilangannol, dan tidak bisamembedakan konsepbilangandengankonsepoperasibilanganbesertalambangnya. Sampaiakhir siklus2, secaraumumkemampuanguru dalammelakukanpenilaian prosesdinilai cukup baik' namunperlu meningkatkan keterampilanbertanya.tsagi guru yangtidak mampumengajukanpertanyaan-peftanyaan yangdapatmengungkap ide siswa, dikarenakanguru bersan$utanterbiasamelaksanakan penilaianyang sifatnyakonvergen dan hafalan,tidak terbiasamelacakpemahamansiswa atau melakukanpenilaianyang sifatnyadivergen.Gurujuga belum terbiasadan belum terampil mengajukanpenanyaan secaraspontan,yangdapatdikembangkandari jawabansiswa Fenomenaini menunjuhkan bahwa dalam melakukan penilaian, gr.ru masih terlalu berpegang pada pandangan behavioristik.Degeng(1998: 14) menyatakanbahwa perbedaan penilaianbehavioristik denganpenilaian konstruktivistik adalah "penilaian bEhavioristiklebih banyakmenuntut satujawabanbenar,danjawabanyang menunjukkanbahwa si belajartelah menyelesaikan tugasbelajar' sedangkanpcnilaiankonstruktivistikberupaya menggalimunculnyaberpikir divergen,pemecahanganda,artinyabukanhanyamenuntut satujawabanbenar. 8, SuasanaKelas Pada siklus l, aktivitas siswa belajar masih terbataspada menyelesaikantugastugas yang diberikan oleh grnq dan bebcrapacnak masih tampak pasif dalam belajar. Kerjasamaantar siswa belum tampak,dan belum ada siswa berani
bertanyabaik kepada
89 guru maupunkepadatemannya.Guru perlu membinasikap ke{asamaerntar siswa sejak dini agardapatmembentuk anakmenjadimanusiademokratis. tJntukitu, guruhendaknya merancang suatu pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat belajar secara berkelompok'Hal ini sesuaidenganpendapatNasution(19S6)yang menyatakan bahwa faedahke{a kelompok adalah (1) rnempertingghasil belajar baik secarakuantitatif maupunkualitati{ (2) keputusankelompok lebih mudahditerima oleh setiap anggotabila merekaturut rnemikirkandan memutuskanbersama-$arna, (3) melalui kerja kelompok dapatdikembangkanperasaansosialdan pergaulansosialyangbaik. Sikap takut bertanya, selain discbabkan karena anak tampak belum lancar berbicara'takut salah,juga guru seringbertindakkeraskepadasiswa, pdahal anakseusia kelas satu SD memerlukanpenanrpilanyang sabar dan penuh kasih sayang.Nasution (1986: 165) menyatakanbahwa siswa harusdibuat berani
bertanya.Mengajarbukanlah
mentransferpengetahuan.Makin banyak anak-anakberpikir dan bertanya,makin besar kemungkinanmerekabelajar". Dengandemikian semakin berani anak bertanyaberarti anaktersebuttelahaktif secaramentaldalammernbangun pengetahuannya. Sikap berani trertanyamulai ditemukanpada siklus 2. Keberanian anak tumbuh karenaguru sudahmulai tampil lembuqseringrnemotivasi siswaagar mau menanyakan berbagaihal yang belum diketahui.Kondisi semacamini menghilangkan rasatakut pada diri sisw4 sehinggaaktivitasnyasernakinmeningkat.Degeng(199s)
menyatakanbahwa
'"'
ketika anak berbicaraatau menggerakkan kngan, menoleh,aku yang lainnya. Kata 'diam' bagi anakadalahdiam dalamarti keseluruhan.Tidak bicara berarti tidak melakukan tindakanmental(berpikir)apapun.Padausiaanak-anak akrivitasmentalnyaparaleldengan aktivitasfisik' Jadiapayangterucapdari mulutnya,itujuga yangadadalampikirannya,,.
90 Mengenaiantusiasmesiswadalambelajar,sejaksiklus I sudahkelihatan.Hal ini tergantungpadakemampuanguru untuk memotivasi,mengaktifkansertamemberipujian ataupenguatanterhadapsiswadalambelajar.Kenyataanmentmjukkanbahwaantusiasme siswadari siklus ke siklus semakinmeningkat.Demikianjuga dengankeceriaansiswa, sejak siklus I sudah tercermin keceriaan anak anak dalam belajar matematika. Keceriaannyaitu ditunjukan oleh sikap tidak cepatbosan,gembrra,berseri-sen,dan selalu melaporkanhasil kerjanyadengansenanghati. Semakinrneningkatnya kemampuangunr dalam meningkatkanaktivitas siswa, antusiasmedan keceriaan,berarti suasanakelas menjadisemakinhidup,sehinggaterciptasuas&na belajaryangkondusif Sehubungan dengan tidak konsistennya guru dalam merencanakandan melaksanakan pembelajarans€carakonstrultivis dalam penelitianini, disebabkansifat efikasi guru terhadap pembelajarankonvensional.Ashton dalam Smith
(1996),
mendefinisikanefikasi sebagaikeyakinanguru atas kernampualrnya akan mempunyai pengaruhpositif dalam membelajarkan siswa.Sifat efikasi terjadi menururSmith (1996) adalahkarenaguru mempertahankan dan membangkitkansejarah pnbadinyatentang keberhasilannya membelajarkansiswa di masa lalu. Jadi, karenaguru merasakurang berhasilatau sulit menterapkanstrategipembelajaran yang inovatil guru seringkembalr melaksanakan pembelajaran secarakonvensional, merekabetahandenganhasilmasalalu. Dari hasil wawancaradengan beberapaanak kelas satu di semua SD yang dikenakan penelitiarq diperoleh informasi
bahwa mereka merasa senang belajar
matematika"tidak takut dan tidak merasabosan dalam rnengikuti pelajaran.Hal ini disebabkankarena pembelajaranselalu menggunakanalat peraga dan mereka merasa mendapatkankebebasandalambelajar.
9l
C. Model Kegirtan Workshop Model kegiatanwarkshapyang efeh:tifdap* menrbantuguru unh* meningkatkan kemampu'annyadalam merencanakandan melaksanakanpembelajaran, mengacu pada tindakantiap siklus dan pelaksanaanpembelajarannyadi kelas. Kegiatan workshop yang dilakukan pada siklus l, belurr dapatmeningkatkankemampuanguru dalam mercncanakan dan melaksanakanpembelajarankonstnrktivistis secaraoptimal. Ketidakberhasilan tersebutmungkin disebabkanguru kurang mampu menyeraprnatsri pembekalan secara utuh' Disampingitu' karenaide konstrulrtivisbaru dikenal, maka masih sulit bagi guru untukmengimplikasikannya dalampembelajaran Berdasarkankekuranganyang terjadi @a workshop l, maka pda pertengahan workshop 2 dilakukan perbsil€n dengm nrengadakan bimbingan individual dan melaksanakantsknik model di kelas.Dengnnperbaikantersebut, kenyrataannya bahwakemampuan guru dalam merencanakan dan melalsanakan pembelajaran secara konstruktivistis dapat ditingkatkan. Dengan demikian,
kegratanbimbingan dan teknik
model dilanjutkan pada siklus 3 dan siklus 4 dengan rnengadakanperbaikan-perbaikan teknissesuaidengankebutuhrn. Atas dasarP9lalcsanan kegiatanworkshapmulaidari siklus I
sampaidengansiklus
4 bescrtapenyempurnasnnya pembahasarykegiatanworkslwp !,ang dapat meningkatkan kemamprun guru dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran ss'ara konstru*ilivisakandipaparkanberikur ini. r. Mengkaji dan nengembangkrn nodel pembet{arln yrng s€suEidengan per_ kembenggnpendidiken Telah diketahui balrwamodel pembelajaranyang dikemhangkan dalam penelirian ini adalahrnodelpembelajarankonstruktivis.Agar guru
dapatmelaksanakanpembelajaran
secarekonstruktivistis,sertauntuk meningkatkanaktivias guru dalam kegiatan,maka ke-
92 gtatanworlshopjuga dilakukan secarakonstruktivis.Hal ini dimalcsudkanagarguru dapat menghayatidan mempunyaiperrgalamanbelajar sessu konstru*tivis. Dalam hal ini perlu kemampuanguru pemandumengungkapetau menggalipengalaman fra guru untuk bisa mengasimilasidanmeqgahomodasi modetpembelqiarankonstruktivistersebut. Dengan sajian secarakonstruktivis, gunr dapat mengungkapkanpengalam,uuya dalammerencanakan dan melaksanakan pernbelajaran m&tematikayang'pernahdilakukan. Sesuai dengan pengalamanyang dimilikinya, dengan arahan peneliti tentang ide konstruktivisme,guru dapat mengkonstrukide dasar konstruktivisme secaraaktif dan mampu mengimplikasikannyadalam pembelajaranmatematika di kelas. pcngenalan penbelajanansecarakonstruktivistidak cukup dilakukaniccarainformatif. Karena itu, tim peneliti yang dalam hal ini bertindak sebagai guru pemandu, memperkenalkan implikasinyadalampembelajaran matematikabagisiswaSD, dalambentuksimulasi. b' Mengkaji konsepkonscp esensid dan memilib alnt bantu belajar sesuai dengan konsep.konsepyeng dirirrken. Dalam kegiatanworkshop,tim peneliti mengajakpara praktisi untuk mengkaji konsep-konsep esensialgunamenyamakanpersepsi.Hal ini dilakukan rutuk menghindan terjadinyakesalahaninformasibagi siswayang diakibatkanoleh miskonsepsiguru. Agar dapat melaksanakanpembelajaran secsra bermakn4 kemampuan guru membelajarkansiswa danganbantuanatat peragaperlu dimantapkan. Untuk it1, setelah mengkaji konsepkonsep esensial, tim mengajak para praktisi mengkaji berbagai alat peragayang sesuaidengankonsepkosepesensialitu. s Simulasi pembelaiaran ylng menek&nkm pedr rrodel konstruktivis me}rlui fase elaploraoi, pergcnelrn konrep, drn pemrntrpm kcnsp Kegiatansimulasidilakukanoleh praktisi agar merekamendapatlanpengalaman praktis setelah mengalami dan mengarnati pembelajaran konstnrktivis. pengalaman
93 simulasi dapat digunakan sebagat pedoman bagi guru-guru dalam melaksanakan pembelajaranagarlebih terampil. d. Mengkaji hasil rimulesi rebagaipedomanmelaksanaknnpembelajarancli kelas Kajian hasil simulasidigrmakansebagaipedornanmerencanakan dan melaksanakan pembelajarandi kelaspadnpertemusn-pertemuan berikutnya, e"Melakukan supervisikelss dan melslserakrn bimbingan individusl Pada saat kegiatan workshop Fra guru tidak munglsinmernbuatsemuarencana pembelajaranpadasuatusiklus tertentu.Karena ittq mengacupada rencanapembelajaran yang dibuat pada saat kegiatan workshop, para guru dapat membuat renc&na-renc&na pembelajaran yang lain secaramandiri. Untuk itu, pertu diadakansupervisikelas unhrk mengobservasipelaksanaanpembetajaranyang dilakukan gutu, termasuk rencana pembelajarannya. Karena guru sering mengalarnikesulitan dalam memformulasikangagasannya maka dilakukanbimbinganindividual yang dilakukansecaraintensif sejak prertengahan siklus 2' Dengan bimbingan individual ternyata sangat membanfupara guru dalanr mengimplikasikanide konstruktivismedalam pembelajaranmatematika di SD. FIal ini menunjukkan'informasisecaraklasikaltidak selalumemberikanhasilyang memadai-llal ini disebabkanadanyaperbedaankernampuanindividu dalam merekamsuafu informasi baru. Menurut Nasution (1986), di sampingIe, faktor lain yang turut menyebabkan terjadinyaperbedaanindividu antaralain karenakeadaanrumah, tingkungansekitarrurnah, pendidikan,kesehata4 makanan,usia,dan keadaan sosialekonomi. f' Melaksanakan"teknik model" dslan pembelajarendi kelasolch guru pemandu Di samping melakuhn bimbingan individual dalam merumuskan reficana pembelajarandan teknik pembelajarannya, tim peneliti s€carabergitiran bertindaksebagai
q4
model pembelajaran secara konstruktivistis di masing-masing sekolah. Dengan melaksanakanbimbingan individual dan teknik model, kemampuanguru