BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH
5.1
Analisa Hasil Data Dari hasil pembahasan pada bab pengumpulan dan pengolahan data, dapat
diketahui beberapa point penting dalam mengetahui jenis-jenis cacat yang terjadi dan jenis cacat apa yang paling dominan terjadi pada tiap-tiap produk. Dimana dapat diketahui variasi cacat yang terjadi pada tiap-tiap produk adalah sama, yaitu : gagal proses, pecah, ukuran, busuk. Dalam proses pengolahan data dilakukan dua jenis pengolahan, yaitu : Petama, data yang didapat kemudian diteliti jenis cacat apa saja yang paling dominan terjadi pada tiap-tiap produknya, dilihat dari diagram pareto untuk masing-masing produk, setelah itu dibuat peta kendali melihat hasil dari diagram pareto, apabila proses telah terkendali, maka tidak perlu dilakukan revisi dalam membuat peta kendali, akan tetapi jika proses tidak terkendali, maka perlu dilakukan revisi dalam pembuatan peta kendali. Kedua, data yang telah didapat dibuat peta kendali berdasarkan jenis-jenis cacat yang terjadi, seperti pengolahan yang pertama, apabila proses telah terkendali, maka tidak perlu dilakukan revisi dalam membuat peta kendali, akan tetapi jika proses
116
tidak terkendali, maka perlu dilakukan revisi dalam pembuatan peta kendali. Adapun hasil-hasil akhir dari pengolahan data adalah sebagai berikut : I.
Peta Kendali Dari Jenis Cacat Dominan 1. Cacat Gagal Proses Produk Body (Revisi) Garis Pusat (CL)
: 0.002305
Rata-rata Proporsi Produk Reject
: 0.002713 = 0.271 %
Rata Batas Kendali Atas (BKA/UCL)
: 0.005254 = 0.525 %
Rata Batas Kendali Bawah (BKB/LCL)
: -0.00634 ≈ 0 = 0 %
2. Cacat Pecah Produk Neck (Revisi) Garis Pusat (CL)
: 0.00537
Rata-rata Proporsi Produk Reject
: 0.011182 = 1.118 %
Rata Batas Kendali Atas (BKA/UCL)
: 0.006198 = 0.619 %
Rata Batas Kendali Bawah (BKB/LCL)
: -0.00044 ≈ 0 = 0 %
3. Cacat Pecah Produk Bridge (Revisi) Garis Pusat (CL)
: 0.003379
Rata-rata Proporsi Produk Reject
: 0.007519= 0.752 %
Rata Batas Kendali Atas (BKA/UCL)
: 0.003868 = 0.387 %
Rata Batas Kendali Bawah (BKB/LCL)
: -0.00075 ≈ 0 = 0 %
Cacat Pecah Produk Fingerboard (Revisi) Garis Pusat (CL)
: 0.002137
Rata-rata Proporsi Produk Reject
: 0.002323 = 0.232 %
Rata Batas Kendali Atas (BKA/UCL)
: 0.00438 = 0.438 %
Rata Batas Kendali Bawah (BKB/LCL)
: -0.00011 ≈ 0 = 0 %
117
II.
Peta Kendali Dari Seluruh Variasi Jenis Cacat Dominan 1. Produk Body (Revisi) Garis Pusat (CL)
: 0.005726
Rata-rata Proporsi Produk Reject
: 0.006321 = 0.632 %
Rata Batas Kendali Atas (BKA/UCL)
: 0.010199 = 1.02 %
Rata Batas Kendali Bawah (BKB/LCL)
: 0.001252 = 0.125 %
2. Produk Neck (Revisi) Garis Pusat (CL)
: 0.009333
Rata-rata Proporsi Produk Reject
: 0.010728 = 1.073 %
Rata Batas Kendali Atas (BKA/UCL)
: 0.016705 = 1.671 %
Rata Batas Kendali Bawah (BKB/LCL)
: 0.001961 = 0.1961 %
3. Produk Body (Revisi) Garis Pusat (CL)
: 0.008182
Rata-rata Proporsi Produk Reject
: 0.00973 = 0.973 %
Rata Batas Kendali Atas (BKA/UCL)
: 0.014556 = 1.456 %
Rata Batas Kendali Bawah (BKB/LCL)
: 0.001834 = 0.183 %
4. Produk Body (Revisi) Garis Pusat (CL)
: 0.003673
Rata-rata Proporsi Produk Reject
: 0.00385 = 0.385 %
Rata Batas Kendali Atas (BKA/UCL)
: 0.006401 = 0.64 %
Rata Batas Kendali Bawah (BKB/LCL)
: -0.000945 ≈ 0 = 0 %
118
Dari hasil data yang telah diperoleh, dalam proses produksi pembuatan produk-produk di PT. Meary Jaya, dimana produk-produk tersebut adalah Body, Neck, Bridge, dan Fingerboard. Telah didapatkan hasil proporsi produk cacat baik pada jenis cacat dominan ataupun dari seluruh variasi jenis cacat, dimana semua hasil berada dalam batas kendali, baik batas kendali atas (UCL) ataupun batas kendali bawah (LCL).
5.2
Analisa Faktor Kesalahan Dengan Diagram Sebab Akibat (Fish Bone) Pada tahap ini, setelah melakukan penelitian dan juga dan mendapatkan
informasi yang diperoleh dari pihak yang bersangkutan, dapat dilakukan analisa yang menggunakan diagram sebab akibat (Fishbone). Berdasarkan data laporan final inspection diperoleh bahwa masih terjadi kesalahan pada produk-produk yang telah dibuat. Dari data yang diperoleh, didapatkan data sebagai berikut : A.
Persentase Jenis Cacat Produk Body : ü
Gagal Proses
ü
Pecah : 24.17 %
ü
Ukuran
ü
Busuk : 15.64 %
B.
: 40.60 %
: 19.59 %
Persentase Jenis Cacat Produk Neck : ü
Pecah : 53.79 %
ü
Gagal Proses
: 19.50 %
119
ü
Busuk : 13.66 %
ü
Ukuran
C.
: 13.04 %
Persentase Jenis Cacat Produk Bridge : ü
Pecah : 38.54 %
ü
Gagal Proses
: 27.57 %
ü
Ukuran
: 20.76 %
ü
Busuk : 13.13 %
D.
Persentase Jenis Cacat Produk Fingerboard : ü
Pecah : 55.37 %
ü
Gagal Proses
: 23.27 %
ü
Ukuran
: 13.33 %
ü
Busuk : 8.03 %
Dari keterangan di atas, maka dapat dilihat jenis cacat yang banyak terjadi dilihat secara kesleuruhan produk adalah cacat Pecah dan Gagal Proses. Maka dari itu penulis hanya melakukan analisa menggunakan diagram sebab akibat (fish bone) pada 2 jenis cacat tersebut.
5.2.1 Analisa Digram Sebab Akibat (Fish Bone) Cacat Pecah Cacat atau kesalahan pecah yaitu terdapat retak pada bagian produk yang telah dibuat, seperti pada gambar 4.2 dan 4.8. Jenis cacat pecah ini disebabkan oleh beberapa faktor, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar sebagai berikut :
120
Metode
Manusia
Pusing
Kurang Konsentrasi
Tidak Ketatnya Pengawasan
Kesehatan Kurang Terampil Sistem Kerja Lelah
Pecah Kualitas Kayu Kurang Bagus
Bising
Perawatan Kurang Teratur Penyetelan Mesin Yang Kurang Sesuai Sirkulasi Udara Kurang
Material
Lingkungan
Mata Bor Aus
Mesin
Gambar 5.1 Diagram Sebab Akibat (Fishbone) Untuk Jenis Cacat Pecah
Faktor penyebab masalah yang terjadi pada gambar di atas dapat diuraikan sebagai berikut : 1. Faktor Manusia Faktor manusia sangat berperan aktif dalam produksi yang dihasilkan, karena manusia bertindak sebagai operator, walaupun pengerjaan pembuatan produk dilakukan oleh mesin, tetapi manusia juga sangat mempengaruhi dalam pembuatan produk. Bagus atau buruknya produk yang dihasilkan ditentukan oleh operator, hal ini dapat dipengaruhi oleh beberapa sebab yaitu : •
Operator kemungkinan saat bekerja tidak konsentrasi sehingga hasil yang diperoleh tidak sesuai.
121
•
Keterampilan tiap operator satu dengan operator lainnya berbeda, ada operator yang mungkin kurang terampil, sehingga produk yang dihasilkan tidak sesuai.
•
Kesehatan Operator kadang kala kurang memadai untuk melakukan kegiatan kerja, yang mungkin akibat kelelahan yang berlebihan akibat beban kerja yang terlalu banyak. Atau juga operator mengalami pusing, karena berdiri terlalu lama saat bekerja, itu juga akan mempengaruhi terhadap hasil produknya.
2. Faktor Mesin Mesin yang digunakan biasanya dapat menyebabkan beberapa kesalahan, kesalahan tersebut dapat terjadi diantaranya : •
Perawatan yang kurang teratur biasanya akan mengakibatkan kemampuan mesin dalam poses produksi berkurang. Contoh akibat kurangnya perawatan yang teratur adalah menurunnya tingkat kecepatan mata pisau untuk bergerak.
•
Mata pisau yang terdapat pada mesin potong akan mengakibatkan hasil dari produk yang tidak sesuai.
3. Faktor Metode Pada faktor metode, disebabkan karena mungkin kurangnya pengawasan atasan pada proses produksi, yang membuat moral kerja para karyawan kurang baik dalam bekerja. Dimana kurangnya pengawasan tersebut akan menyebabkan sistem kerja yang sudah tercantum dalam SOP tidak diaplikasikan secara penuh. Semua itu akan mempengaruhi hasil produk yang diproduksi. 4. Faktor Material Bahan baku yang digunakan dalam produksi, dalam hal ini adalah kayu yang merupakan komponen utama pembuatan produk jika kualitasnya kurang
122
bagus dimana kayu tersebut kurang oven yang akhirnya kurang kering, akan mengakibatkan kayu sulit dibentuk dan pecah. 5. Faktor Lingkungan Dimana faktor lingkungan akan mempengaruhi kegiatan produksi. seperti sebagai berikut : •
Suara bising dapat mempengaruhi konsentrasi karyawan, dan dilihat dari segi kesehatan akan menimbulkan efek gangguan pendengaran dalam jangku waktu lama. Hal tersebut jelas akan mempengaruhi kinerja karyawan dan menghasilkan produk yang tidak sesuai.
•
Ruangan produksi yang memliki suhu panas/pengap akan mengakibatkan konsentarsi para karyawan menurun dan menghasilkan produk yang tidak sesuai.
Dari analisa diagram sebab akibat diatas, faktor-faktor khusus penyebab cacat pada masing-masing produk yang memiliki variasi cacat dominan pecah adalah sebagai berikut : Neck dan Bridge Mesin, dimana mata bor yang telah aus yang menjadi penyebab cacat pecah. Mata bor yang telah aus mengakibatkan lubang yang berada pada produk tersebut tidak sesuai dengan standar yang telah ditentukan. Penyetelan mesin yang kurang tepat juga akan mempengaruhi hasil produk. Fingerboard
123
Manusia, dimana keterampilan dan ketelitian yang dimiliki berbeda-beda antar tiap operator. Kurangnya pelatihan yang diadakan oleh perusahaan membuat operator kurang memahami benar tentang pekerjaannya.
5.2.2 Analisa Digram Sebab Akibat (Fish Bone) Cacat Gagal Proses Cacat atau kesalahan gagal proses yaitu terdapat retak pada bagian produk yang telah dibuat, seperti pada gambar 4.4 dan 4.6. Jenis cacat gagal proses ini disebabkan oleh beberapa faktor, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar sebagai berikut : Manusia
Metode
Pusing Kurang Konsentrasi
Tidak Ketatnya Pengawasan
Kesehatan Kurang Terampil & Kurang Teliti Sistem Kerja Lelah
Bising
Kualitas Kayu Kurang Bagus
Perawatan Kurang Teratur
Panas/Pengap
Kualitas Lem Yang Kuarng Bagus
Material
Gagal Proses
Lingkungan
Mesin
Gambar 5.2 Diagram Sebab Akibat (Fishbone) Untuk Jenis Cacat Gagal Proses
Faktor penyebab masalah yang terjadi pada gambar di atas dapat diuraikan sebagai berikut :
124
6. Faktor Manusia Faktor manusia sangat berperan aktif dalam produksi yang dihasilkan, karena manusia bertindak sebagai operator, walaupun pengerjaan pembuatan produk dilakukan oleh mesin, tetapi manusia juga sangat mempengaruhi dalam pembuatan produk. Bagus atau buruknya produk yang dihasilkan ditentukan oleh operator, hal ini dapat dipengaruhi oleh beberapa sebab yaitu : •
Operator kemungkinan saat bekerja tidak konsentrasi sehingga hasil yang diperoleh tidak sesuai.
•
Keterampilan tiap operator satu dengan operator lainnya berbeda, ada operator yang mungkin kurang terampil, sehingga produk yang dihasilkan tidak sesuai. Kurangnya kelelitian tiap operator juga berbeda, yang mengakibatkan hasil produksi yang tidak sesuai.
•
Kesehatan Operator kadang kala kurang memadai untuk melakukan kegiatan kerja, yang mungkin akibat kelelahan yang berlebihan akibat beban kerja yang terlalu banyak. Atau juga operator mengalami pusing, karena berdiri terlalu lama saat bekerja, itu juga akan mempengaruhi terhadap hasil produknya.
7. Faktor Mesin Mesin yang digunakan biasanya dapat menyebabkan beberapa kesalahan, kesalahan tersebut dapat terjadi diantaranya : •
Perawatan yang kurang teratur biasanya akan mengakibatkan kemampuan mesin dalam poses produksi berkurang. Contoh akibat kurangnya perawatan yang teratur adalah menurunnya tekanan mesin dalam proses laminating.
125
•
Mata bor yang terdapat pada mesin potong akan mengakibatkan hasil dari produk yang tidak sesuai. Contoh ketidaksesuaian adalah lubang yang tedapat pada produk fingerboard tidak akurat.
•
Penyetelan mesin yang tidak akurat juga akan mengakibatkan hasil produksi tidak sesuai.
8. Faktor Metode Pada faktor metode, disebabkan karena mungkin kurangnya pengawasan atasan pada proses produksi, yang membuat moral kerja para karyawan kurang baik dalam bekerja. Dimana kurangnya pengawasan tersebut akan menyebabkan sistem kerja yang sudah tercantum dalam SOP tidak diaplikasikan secara penuh. Semua itu akan mempengaruhi hasil produk yang diproduksi. 9. Faktor Material Bahan baku yang digunakan dalam produksi, dalam hal ini adalah kayu yang merupakan komponen utama pembuatan produk jika kualitasnya kurang bagus akan mengakibatkan produk tidak sesuai, kesalahan tersebut terjadi karena : •
Kayu yang kurang oven yang akhirnya kurang kering, akan mengakibatkan kayu mudah busuk.
•
Lem untuk merekatkan antar kayu yang kualitasnya kurang bagus akan mudah terbuka rekatannya.
10. Faktor Lingkungan Dimana faktor lingkungan akan mempengaruhi kegiatan produksi. seperti sebagai berikut :
126
•
Suara bising dapat mempengaruhi konsentrasi karyawan, dan dilihat dari segi kesehatan akan menimbulkan efek gangguan pendengaran dalam jangku waktu lama. Hal tersebut jelas akan mempengaruhi keinerja karyawan dan mengahsilkan produk yang tidak sesuai.
•
Ruangan produksi yang memliki suhu panas/pengap akan mengakibatkan konsentarsi para karyawan menurun dan menghasilkan produk yang tidak sesuai.
Dari analisa diagram sebab akibat diatas, faktor-faktor khusus penyebab cacat gagal proses pada produk Body adalah faktor : Material, dimana bahan bakunya yaitu kayu kurang lama pada saat dioven, yang akhirnya kualitas produk tidak sesuai, dan kelembaban kayu menjadi tinggi. Lem yang dipakai untuk proses laminating pun kualitasnya kurang bagus, yang juga akan mempengaruhi hasil akhir dari produk.
5.3 Rencana Penanggulangan Masalah Selain
menggunakan
diagram
sebab
akibat
(fishbone),
untuk
merencanakan penanggulangan cacat dimana jenis cacat yang dominan terjadi pada keempat produk adalah cacat pecah, dan gagal proses dapat dilakukan juga dengan metode 5W+1H (What, Why, When, Where, Who, How). 5W+1H digunakan untuk mencari bagaimana cara untuk menanggulangi masalah yang terjadi yaitu berupa langkah-langkah atau tindakan-tindakan untuk memperkecil
127
terjadinya produk cacat yang mengakibatkan kerugian pada perusahaan. Dalam pembuatannya maksud dari 5W+1H adalah sebagi berikut : “What” disini diartikan apa yang menyebabkan terjadinya masalah ? “Why” disini diartikan mengapa kesalahan/masalah tersebut terjadi ? “When” disini diartikan kapan masalah itu terjadi ? “Where” disini diartikan kapan masalah itu terjadi ? “Who” disini diartikan siapa yang atau faktor apa yang menyebabkannya ? “How” disini diartikan bagaimana cara menyelesaikannya ? Berikut adalah tabel rencana penanggulangan masalah untuk terjadinya produk cacat yang didapatkan dari hasil pengolahan data pada diagram sebab akibat (fishbone) sebelumnya.
128
Tabel 5.1 Rencana Penanggulangan Masalah Cacat Dominan Pecah
Penyebab
What
Dominan
Why
Perawatan mesin tidak
-umur mesin pendek
teratur
-hasil yang tidak sesuai standar
Mata pisau sudah uas Cacat Pecah
-terlalu sering digunakan -terlalu lama tidak diganti
Pada Neck dan Bridge
Tidak penyetelan
akuratnya mesin
Where
Januari s/d
PT.
Agustus 2009
Meary Jaya
Januari s/d
PT.
Agustus 2009
Meary Jaya
Who
mesin yang digunakan
mesin yang digunakan
How -Perawatan mesin secara berkala
Mesin
-Pergantian part-part mesin yang sudah tidak layak - Perawatan mesin secara berkala
Mesin
-Pergantian part-part mesin yang sudah tidak layak -Pelatihan materi tentang mesin-msein
-Kurang pengetahuan terhadap
-Kurangnya informasi tentang
laminating
When
Januari s/d
PT.
Agustus 2009
Meary Jaya
yang digunakan -Perawatan mesin secara berkala Mesin
-Pemberian informasi yang cukup tentang mesin
Operator Teliti
-Pemberian waktu istirahat minimal 3
-Kurang Konsentrasi -Operator terlalu terburu-buru -Lelah karena banyaknya beban
Cacat Pecah
Januari s/d
PT.
Agustus 2009
Meary Jaya
kali dengan jumlah waktu istirahat yang Manusia
sama dalam 1 hari -Melakukan senam pagi minimal 15
Pada
menit sebelum waktu kerja
Fingerboard Operator Terampil
Kurang
-Operator kurang belajar -Pengalaman yang kurang
Januari s/d
PT.
Agustus 2009
Meary Jaya
-Pelatihan yang terus menerus Manusia
-Memberikan motivasi atau (bonus)
129
Tabel 5.2 Rencana Penanggulangan Masalah Cacat Gagal Proses
Penyebab
What
Dominan
Why
Produk cepat busuk
Kelembaban kayu tinggi
Cacat gagal
When
Where
Januari s/d
PT.
Agustus 2009
Meary Jaya
Januari s/d
PT.
Agustus 2009
Meary Jaya
Who
-Pilih bahan baku kualitas baik (tidak Material
Produk
cepat
terbelah
kembali setelah proses laminating
Kualitas lem yang kurang baik
terlalu kering/basah) -Pilih supplier bahan baku yang bagus.
proses pada Body
How
-Pilih material kualitas baik (tidak terlalu Material
kering/basah -Pilih supplier material yang bagus.
130