BAB V ANALISA HASIL
5.1 Analisa Penyimpangan Dalam
penelitian
ini
penyimpangan
yang
dimaksudkan
yaitu
penyimpangan atau selisih standard cost setelah perhitungan sebenarnya dengan metode Full Costing dibandingkan dengan standard cost sebelumnya yang hanya mengdopsi standard cost yang lain. Standard cost yang digunakan selama ini merupakan standard cost painting yang telah dijelaskan di bab-bab sebelumnya. Standard cost painting FY2012 yaitu $ 51,1/ jam. Di bab 4 telah dilakukan perhitungan sebenarnya menggunakan metode pendekatan Full Costing dan hasilnya yaitu $ 66.8 / jam. Hasilnya ternyata lebih besar dari Standard cost painting FY2012, jadi selisih ini tidak menguntungkan (rugi/ unfavorable). Berapa besar kerugian yang ditanggung perusahaan selama satu tahun di FY2012 dapat di perhitungkan sebagai berikut : Diketahui : Standard Cost Sebelum Perhitungan : BEF : $ 51,1/ jam Standard Cost Sesudah Perhitungan : AFT : $ 66,8/ jam RunTime PWHT @Pengoperasian
:T
: 32 Jam
Jumlah Pengoperasian FY2012
:N
: 56 kal
63
64
Kerugian Setiap Pengoperasian Mesin PWHT
= (AFT – BEF) x T = ($ 66,8 - $ 51,1) x 32 = $15,7 x 32 = $ 502,4 = $ 502,4 x Rp8.850 = Rp 4.446.240
Jadi kerugian pada Proses di Mesin PWHT selama FY2012 yaitu Kerugian Setiap Pengoperasian Mesin PWHT x N = Rp 4.446.240 x 56 = Rp 248.989.440
5.2 Pengaruh Terhadap Profitabilitas Perusahaan Profitabilitas perusahaan merupakan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dari aktivitas yang dilakukan pada suatu periode akuntansi. Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva atau dengan modal (ekuitas). Dalam hal ini dapat dijelaskan untuk mengetahui profitabilitas suatu perusahaan adalah sangat penting bagi manajemen sehingga dapat menentukan kebijakan ke depan dengan baik. Perusahaan yang biaya produksinya relatif lebih murah akan memiliki keuntungan yang lebih baik dan stabil dari pada perusahaan yang biaya produksinya tinggi. Dalam penentuan profit perusahaan harus mengetahui dengan benar total biaya produksi dengan benar, sehingga perusahaan dapat menentukan berapa besar profit harus diambil. Jika pada mesin PWHT ini masih menggunakan standard cost yang bukan sebenarnya maka profit yang dihasilkan juga bukan
65
yang sebenarnya. Jadi laporan laba rugi terhadap manajemen tidak sesuai. Ini akan mengakibatkan kebijakan-kebijakan yang telah ditentukan perusahaan menjadi tidak tepat. Berikut daftar profit dari penjualan komponen Big Size, dengan Rumus Sebagai berikut : Profit = Harga – Total Biaya Produksi = Harga – (Material Cost + Labor Cost + Other Cost) Tabel 5.1 Daftar Profit Komponen Big Size (Standard Cost PWHT $51.1/jam)
Profit yang di dapat yaitu 3 %, penentuan profit ini merupakan kebijakan dari Komatsu Japan. Indonesia sebagai penyuplai salah satu komponen Arm dan Boom Excavator PC3000 dan PC4000. Pada tabel 5.1 Daftar Profit Komponen Big Size di atas, standard cost mesin PWHT masih menggunakan $ 51,1/jam. Jika dibandingkan dengan standard cost PWHT sebenarnya yaitu $ 66,8/jam, selama FY2012 profit yang di terima di tidak sampai 3% karena standard cost-nya lebih besar. Berikut perhitungannya
66
Selisih biaya setiap proses di Mesin PWHT = ($ 66,8 - $ 51,1) x 32 = $15,7 x 32 = $ 502,4 Jika selisih biaya yang sebelum dan sesudah perhitungan pada setiap proses di Mesin PWHT $ 502,4. Maka Labor Cost bertambah sebesar $ 502,4. 1. Arm Backhoe PC3000 $ 14.988 + $ 502,4
= $ 15.490
2. Boom Backhoe PC3000 $ 27.728 + $ 502,4
= $ 28.230
3. Arm Shovel PC3000 $ 12.652 + $ (502,4/2)
= $ 12.903
4. Boom Shovel PC3000 $ 23.211 + $ (502.4/2)
= $ 23.462
Khusus Arm & Boom Shovel PC3000, 1 Operasi Mesin PWHT cukup untuk 2 komponen 5. Arm Backhoe PC4000 $ 16.582 + $ 502.4
= $ 17.084
6. Boom Backhoe PC4000 $ 33.694 + $ 502.4
= $ 34.196
7. Arm Shovel PC4000 $ 14.676 + $ 502,4
= $ 15.178
8. Boom Shovel PC4000 $ 23.224 + $ 502,4
= $ 23.726
67
Tabel 5.2 Daftar Profit Komponen Big Size (Standard Cost PWHT $66.8/jam)
Rata-rata profitnya yaitu ( 1,93 + 2,51 + 2,41 + 2,67 + 2,29 + 2,65 + 2,30 + 2,52 ) / 8 = 2,41 % Jadi pada FY2012 profit yang sebenarnya didapat kurang lebih hanya 2,41 %. Padahal laporan laba rugi kepada manajemen, profit yang ada sebesar 3 %. Penuruna profit terjadi sebesar 3 % - 2,41 % = 0,59 %. Jadi selama FY2012 laporan laba rugi untuk komponen Big Size tidak tepat.
5.3 Pengendalian Biaya Produksi Pada dasarnya fungsi manajemen mencakup aspek perencanaan dan pengendalian semua aktifitas suatu organisasi untuk mencapai tujuan yang diinginkan oleh organisasi itu sendiri. Usaha manajemen mencapai tujuan perusahaan sangat ditentukan oleh sejauh mana manajemen mampu menjalankan fungsi perencanaan dan pengendalian atas keseluruhan aktivitas perusahaan(Rony 1990). Perencanaan adalah suatu proses pengambilan keputusan tentang apa yang akan dilaksanakan,
68
bagaimana
menentukan
strategi
pencapaiannya
dengan
mempertimbangkan
kemampuan yang ada guna mencapai tingkat keuntungan yang diinginkan. Untuk ini memerlukan adanya data-data yang berkaitan dengan aktivitas produksi meliputi pengelolaan material, pengelolaan buruh dan pengelolaan peralatan produksi, serta perencanaan penjualan dan kegiatan administratif. Pengendalian berkaitan dengan usaha, prosedur, metode serta langkah yang harus ditempuh agar apa yang telah direncanakan dapat terlaksana dengan baik mencapai sasaran yang ditetapkan. Pengendalian biaya yang efektif mempunyai dua aspek pokok yaitu, pengendalian operasional dan pengendalian akuntansi. Di penelitian ini lebih menekankan aspek pengendalian akutansi. Dengan membuat standard cost yang sesuai, perancanaan biaya dapat berjalan dengan baik. Laporan laba rugi dapat dilaporkan dengan benar. Perencanaan improvement ataupun cost reduction dapat dilakukan lebih mudah. Dengan melakukan penelitian ini kita dapat melihat klasifkasi biaya yang timbul di Mesin PWHT. Aspek apa yang paling besar atau paling kecil mengeluarkan biaya. Jadi kita dapat mengambil keputusan dalam langkah cost reduction mana yang lebih utama, dan mana yang dapat dikombinasikan dengan rencana-rencana yang lain. Berikut komponen-kompenen biaya yang timbul dalam pengoperasian mesin PWHT.
Biaya bahan baku (Gas)
: Rp 7.190.368
Biaya tenaga kerja langsung (Operator)
: Rp
545.456
Biaya overhead pabrik variable (Listrik)
: Rp
181.104
Biaya overhead pabrik tetap (Depresiasi)
: Rp 10.996.014
Harga pokok produksi
: Rp 18.912.942
69
Dalam perhitungan persentase sebagai berikut Gas
= Rp 7.190.368 / Rp 18.912.942 = 0,38 = 38 %
Operator
= Rp 545.456 / Rp 18.912.942 = 0,03 =3%
Listrik
= Rp 181.104/ Rp 18.912.942 = 0,009 = 0,9%
Depresiasi
= Rp 10.996.014 / Rp 18.912.942 = 0.58 = 58 %
Dari data di atas yang paling besar yaitu Depresiasi sebesar 58% dan diikuti Gas yaitu 38%. Dari kedua komponen biaya ini dapat diambil langkah cost reduction, misalnya dengan cara Depresiasi menggunakan perhitungan metode yang lain. Sebenarnya untuk Depresiasi tidak dapat dikurangi hanya saja bagaimana porsi pembebanan biaya depreasiasi/penyusutan setiap tahunnya. Untuk Gas kita dapat mencari vendor lain yang mempunyai harga yang lebih murah ataupun modifikasi mesin sehingga hemat penggunaan gasnya.