48
BAB V ANALISA HASIL
5.1. Analisis Perhitungan Overall Equipment Effectiveness (OEE) Analisis perhitungan overall equipment effectiveness di PT. Inkoasku dilakukan untuk melihat tingkat efektivitas penggunaan mesin di mesin Flash Butt Welding selama bulan Januari – Desember 2012. Pengukuran Overall Equipment Effectiveness (OEE) ini merupakan perkalian antara Availability Ratio, Performance Efficiency dan Rate of Quality Products. 1. Selama periode Januari – Desember 2012 diperoleh nilai Overall Equipment Effectiveness (OEE) dengan nilai rata-rata 81,61% masih jauh dari kondisi ideal (≥85%) yang berkisar antara78.69% - 83.78%. Dan Availability Ratio berkisar antara 90,1% - 95,0%, Dan hasil ratio Performance Efficiency yang berkisar antara 88,07% - 93,27%, Dan hasil ratio Rate of Quality Products yang berkisar antara 97,03% 98,67%. 2. Nilai OEE tertinggi pada bulan Desember 2012 sebesar 83,78%. Hal ini disebabkan karena tingginya tingkat rasio performance efficiency yang digunakan mencapai 91,98% dan availability ratio sebesar 92,4% sedangkan rate of quality products sebesar 98,58%.
49
5.2. Analisis Perhitungan OEE Six Big Losses Dalam penggambaran diagram pareto pada pengolahan data dapat dilihat bahwa faktor Reduced Speed Loss yang memiliki persentase terbesar dari keenam faktor penyebab kerugian yang mempengaruhi efektivitas mesin. Analisis dilakukan dengan melihat persentase kumulatif faktor-faktor six big losses terhadap total time loss yang disebabkan dari masing-masing faktor six big losses. a. Reduced speed loss sebesar 43,90% b. Set-up and adjustment loss sebesar 62,28% c. Breakdown loss sebesar 79,85% d. Idling minor and stoppages loss sebesar 91,11% e. Rework loss sebesar 97,91% f. Scrap / yield loss sebesar 100% Penggambaran diagram paretonya dapat dilihat pada Gambar 5.1.
Pareto Persentase Faktor Six Big Losses 350 300 250 200 150 100
Total Time Loss (Jam)
50 0
Persentase Kumulatif (%)
Gambar 5.1. Diagram Pareto Persentase Faktor Six Big Losses Mesin Flash Butt Welding Bulan Januari – Desember 2012
50
5.3. Analisis Diagram Sebab Akibat Analisis terhadap faktor yang memberikan kontribusi terbesar penyebab rendahnya efektivitas mesin Flash Butt Welding dilakukan dengan menggunakan diagram sebab akibat. Penganalisaan dilakukan dengan melihat persentase kumulatif time loss dari diagram pareto faktor six big losses, faktor terbesar dalam enam kerugian besar antara lain reduced speed loss dengan persentase kumulatif time loss 43,90% , set-up and adjustment Loss dengan persentase kumulatif time loss 62,28% dan breakdown loss dengan persentase kumulatif time loss 79,85%. Ketiga faktor besar tersebut yang menyebabkan target produksi dari mesin flash butt welding tidak tercapai. Melalui diagram ini dapat diketahui penyebab tingginya nilai faktor reduced speed loss, set-up and adjustment loss dan breakdown loss tersebut secara lebih terperinci.
5.3.1. Kerugian Karena Reduced Speed Loss Reduced speed adalah selisih antara waktu kecepatan produksi actual dengan kecepatan produksi mesin yang ideal. Jika reduced speed sering terjadi maka dapat mengurangi efektivitas mesin. Faktor penyebab mesin flash butt welding lama dalam proses produksi disebabkan oleh: 1. Manusia/operator a. Kurang responsive dalam mengawasi operasi mesin karena kurangnya observasi yang dilakukan operator yang bertugas disebabkan kurangnya pelatihan pada operator.
51
b. Kurang
teliti
terhadap
setiap
kejadian
yang
mengakibatkan
berkurangnya kecepatan mesin yang disebabkan operator tidak disiplin dan ceroboh dalam mengoperasikan mesin. 2. Mesin/peralatan a. Umur mesin yang sudah tua sehingga banyak part yang sudah tidak stabil. 3. Material/bahan baku a. Ketidak stabilan kualitas raw material sehingga sering mempengaruhi kecepatan produksi pada mesin. 4. Lingkungan a. Kebersihan pada mesin kurang terjaga, ini akan mempengaruhi kinerja
mesin. 5. Metode kerja a. Cara setting terhadap mesin flash butt welding yang tidak standar
akibat tidak adanya standar acuan yang akan mempengaruhi pada kecepatan produksi mesin.
5.3.2. Kerugian Karena Pemasangan dan Penyetelan (Set-up and Adjustment Loss) Faktor penyebab mesin flash butt welding lama dalam proses pemasangan dan penyetelan disebabkan karena pada saat proses penggantian material dan penggantian tipe lama yang disebabkan oleh: 1. Manusia/operator c. Kurang terlatihnya operator mesin maupun teknisi pemeliharaan.
52
d. Kurang telitinya operator dalam setting material yang diproses dimesin sehingga akan mengakibatkan rendahnya kualitas pelek rim yang dihasilakan. 2. Mesin/peralatan b. Alat penunjang yang kurang memadai. c. Umur mesin yang sudah tua sehingga banyak part yang sudah tidak stabil. 3. Material/bahan baku b. Ketidak stabilan kualitas raw material dimana antara kedua sisi lebar raw material ukurannya berbeda-beda, sehingga sering terjadi setting ulang material pada mesin. 4. Lingkungan b. Kebersihan pada mesin kurang terjaga, apabila ada penumpukan spater
pada upper clamp, operator membersihkannya kurang teliti, sehingga masih ada sisa kotoran spater pada upper clamp. 5. Metode kerja b. Kurang efektifnya prosedur setting terhadap mesin flash butt welding,
dimana karena susahnya penyetelan (setting) terhadap mesin mengakibatkan membutuhkan waktu yang lama bahkan penyetelan dilakukan salah, sehingga membutuhkan penyetelan ulang. c. Kurangnya pengawasan terhadap operator/teknisi untuk melihat
seberapa besar kemampuan kerja dan ketaatan operator/teknisi.
5.3.3. Kerugian Karena Kerusakan (Breakdown Loss)
53
Faktor penyebab mesin flash butt welding sering mengalami kerusakan, dan berhenti sesaat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain: 1. Manusia/operator a. Operator kurang memahami cara kerja mesin, sehingga pada saat mengoperasikan mesin operator sering salah operasi. b.
Kurangnya rasa tanggung jawab operator terhadap merawat dan membersihan mesin yang mengakibatkan mesin berhenti secara tibatiba.
c. Kurangnya pengetahuan teknisi terhadap mesin flash butt welding, sehingga pada saat mesin rusak tidak begitu paham apa yang harus dilakukan. 2. Mesin/peralatan a. Kompenen mesin yang sudah tua dan aus menyebabkan mesin cepat rusak. b. Karakteristik mesin flash butt welding yang komplek dan suku cadang mesin yang langka / belum semuanya ada di Indonesia. 3. Material/Bahan Baku a. Ketidak stabilan kualitas raw material dimana adanya karat pada raw material akibat dari penyimpanan yang kotor sehingga akan merusak part mesin saat proses yang akan mengurangi mutu welding nantinya. 4. Lingkungan a. Kebersihan pada mesin kurang terjaga, apabila ada penumpukan spater pada trafo, operator membersihkannya kurang teliti, sehingga masih
54
ada sisa kotoran spater yang dapat mengakibat hubungan arus pendek pada mesin. 5. Metode Kerja a. Kurang efektifnya prosedur pemeliharaan terhadap mesin flash butt welding, ini dapat dilihat dari jadwal maintenance dan saat dilakukan maintenance dan saat dilakukan maintenance sering didapatkan masalah yaitu spare part rusak tidak didapatkan. b. Kurangnya pengawasan terhadap operator/teknisi untuk melihat seberapa besar kemampuan kerja dan ketaatan operator/teknisi.
5.4. Evaluasi/Usulan Pemecahan Masalah Berdasarkan perhitungan persentase total time dari diagaram pareto faktor six big losses dapat diketahui bahwa persentase faktor reduced speed loss, set-up and adjustment loss dan breakdown – lah yang memiliki persentase terbesar dan merupakan faktor yang sangat mempengaruhi dalam efektivitas mesin. Oleh sebab itu perlu dirumuskan usulan pemecahan masalahan untuk reduced speed loss, setup and adjustment loss dan breakdown loss.
5.4.1. Mengeliminasi Reduced Speed Loss Usulan peningkatan efektivitas mesin dapat dikembangkan melalui hasil analisis langkah-langkah perbaikan terhadap faktor penghambat usaha peningkatan efektivitas mesin. Langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah reduced speed loss antara lain :
55
1. Langkah-langkah untuk mengatasi masalah yang berhubungan dengan manusia/operator ini adalah: a. Pelatihan pada operator dilakukan secara berkala sehingga didapat operator yang handal dan terampil. b. Pegawasan
terhadap
setiap
pekerjaan
operator/teknisi
lebih
ditingkatkan. 2. Langkah-langkah untuk mengatasi masalah yang berhubungan dengan mesin ini adalah: a. Meningkatkan pemeliharaan/maintenance mesin yang terdiri atas perawatan harian dan perawatan bulanan. b. Menyediakan persediaan suku cadang. c. Melakukan penggantian onderdil mesin yang telah rusak dan part mesin/peralatan. 3. Langkah-langkah untuk mengatasi masalah yang berhubungan dengan material/bahan baku ini adalah: a. Dibuatkan jig atau alat cek kualitas untuk mempermudah penyortiran raw material rim agar mempermudah mendapatkan hasil yang sama. 4. Langkah-langkah untuk mengatasi masalah yang berhubungan dengan lingkungan ini adalah: a. Membersihkan mesin sebelum dan sesudah proses produksi. 5. Langkah-langkah untuk mengatasi masalah yang berhubungan dengan metode kerja ini adalah: a. Dibuatkan standar tentang setting/penyetelan pada mesin yang tepat
sesuai kondisi dilapangan.
56
5.4.2. Mengeliminasi Set-up and Adjustment Loss Usulan peningkatan efektivitas mesin dapat dikembangkan melalui hasil analisis langkah-langkah perbaikan terhadap faktor penghambat usaha peningkatan efektivitas mesin. Langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah pemasangan dan penyetelan (set-up and adjustment loss) antara lain : 1. Langkah-langkah untuk mengatasi masalah yang berhubungan dengan manusia/operator ini adalah: c. Pelatihan pada operator dilakukan secara berkala sehingga didapat operator yang handal dan terampil. d. Dibuatkan standar kerja dalam penggantian raw material rim, dan penggantian tipe. e. Penerapan sanksi yang lebih tegas terhadap tenaga kerja yang kurang disiplin. f. Memberikan insentif yang sesuai untuk mendorong kinerja operator. 2. Langkah-langkah untuk mengatasi masalah yang berhubungan dengan mesin ini adalah: d. Menyediakan persediaan alat penunjang untuk setting/penyetelan mesin. e. Meningkatkan pemeliharaan/maintenance mesin yang terdiri atas perawatan harian dan perawatan bulanan. f. Menyediakan persediaan suku cadang.
57
g. Melakukan penggantian onderdil mesin yang telah rusak dan part mesin/peralatan. 3. Langkah-langkah untuk mengatasi masalah yang berhubungan dengan material/bahan baku ini adalah: b. Dibuatkan jig atau alat cek kualitas untuk mempermudah penyortiran raw material rim agar mempermudah mendapatkan hasil pemotongan raw material dengan lebar kedua sisi yang sama. 4. Langkah-langkah untuk mengatasi masalah yang berhubungan dengan lingkungan ini adalah: b. Dibuatkan standar kebersihan pada mesin, bagaimana melakukan proses pembersihan pada area upper cuck dan seluruh mesin secara berkala. c. Membersihkan mesin sebelum dan sesudah proses produksi. 5. Langkah-langkah untuk mengatasi masalah yang berhubungan dengan metode kerja ini adalah: b. Dibuatkan standar tentang setting/penyetelan pada mesin yang tepat
sesuai kondisi dilapangan. c. Melakukan pegawasan terhadap setiap pekerjaan operator/teknisi dan
membuat suatu standar pelaksanaan kerja dengan efektif, nyaman, aman, sehat dan efisien bagi para karyawan.
5.4.3. Mengeliminasi Breakdown Loss Ketersediaan (availability) mesin-mesin produksi yang siap digunakan dalam kegiatan produksi sangat penting. Mesin yang digunakan
58
tidak boleh mengalami kerusakan yang lama karena akan mengganggu jalannya
proses
produksi
sehingga
akan
mempengaruhi
tingkat
produktivitas. 1. Langkah-langkah perbaikan terhadap faktor manusia/operator Faktor tenaga kerja seharusnya mendapat perhatian lebih karena manusia merupakan bagian dari system kerja yang berperan sebagai variabel hidup, dengan berbagai sifat dan kemampuannya yang dapat memberikan pengaruh besar terhadap keberhasilan usaha peningkatan efektivitas mesin. Langkah-langkah yang dapat diambil untuk melakukan perbaikan faktor manusia/operator adalah: a. Memberi pemahaman proses kerja dan komponen mesin secara mendalam bagi seluruh teknisi dan melakukan evaluasi terhadap penerapan dari studi waktu yang dilakukan di stasiun kerja sehingga mengetahui sejauh mana manfaat yang telah diperoleh dari hasil studi tersebut. b. Penerapan sanksi yang lebih tegas terhadap tenaga kerja yang kurang disiplin dan memberikan insentif yang sesuai untuk mendorong kinerja operator. c. Memberikan program pelatihan yang efektif terhadap pekerja baru ataupun pekerja yang telah lama bekerja. Tujuan dari program pelatihan yang diberikan adalah untuk meningkatkan keterampilan operator sebelum ditempatkan di stasiun kerja. Setelah ditempatkan di stasiun kerja hendaknya dilakukan evaluasi secara berkala untuk mengetahui sejauh mana keterampilan yang telah dimiliki operator.
59
2. Langkah-langkah untuk mengatasi masalah yang berhubungan dengan mesin/peralatan ini adalah: a. Meningkatkan pemeliharaan/maintenance mesin yang terdiri atas perawatan harian dan perawatan bulanan, meliputi : -
Pemeriksaan minyak pelumas.
-
Membersihkan mesin bagian luar.
-
Melakukan pemeriksaan terhadap trafo pada mesin yang berfungsi untuk mengatur tegangan yang dibutuhkan saat proses.
-
Melakukan pemeriksaan apabila terjadi kebocoran, baik kebocoran minyak pelumas, air, dan kotoran.
-
Melakukan pemeriksaan terhadap baut-baut yang longgar.
-
Melakukan penggantian onderdil mesin yang telah rusak dan part mesin.
b. Melakukan studi untuk memperbaiki kinerja mesin Flash Butt Welding sehingga mesin ini dapat beroperasi dengan kinerja yang lebih baik dan dengan kosumsi energi yang lebih efisien serta menyediakan persediaan suku cadang. 3. Langkah-langkah perbaikan terhadap faktor material/bahan baku Langkah-langkah yang diambil untuk melakukan perbaikan faktor material/bahan baku antara lain : a. Pada stasiun kerja gudang material, sheet material yang diterima dari pemasok diperiksa dan disortir dari cacat seperti karat,dll terlebih dahulu sebelum diproduksi di mesin.
60
4. Langkah-langkah perbaikan terhadap faktor lingkungan Langkah-langkah yang diambil untuk melakukan perbaikan faktor lingkungan antara lain: a. Dibuatkan standar kebersihan pada mesin, bagaimana melakukan proses pembersihan pada area trafo dan seluruh mesin secara berkala. b. Membersihkan mesin sebelum dan sesudah proses produksi. 5. Langkah-langkah perbaikan terhadap faktor metode kerja Langkah-langkah yang diambil untuk melakukan perbaikan faktor metode kerja antara lain: a. Dibuatkan standar tentang prosedur pemeliharaan pada mesin yang tepat sesuai kondisi dilapangan dan menyediakan persediaan suku cadang sehingga saat dilakukan maintenance didapatkan masalah spare part rusak dapat langsung diganti. b. Melakukan pegawasan terhadap setiap pekerjaan operator/teknisi dan membuat suatu standar pelaksanaan kerja dengan efektif, nyaman, aman, sehat dan efisien bagi para karyawan.