Bab IV Hasil Analisis dan Pembahasan
BAB IV HASIL PERHITUNGAN DAN ANALISA 4.1
Ketersediaan Data Hidrologi
4.1.1 Pengumpulan Data Hidrologi Data hidrologi adalah kumpulan keterangan atau fakta mengenai fenomena hidrologi (hydrologic phenomena). Fenomena hidrologi seperti besarnya : curah hujan, temperatur, penguapan, lama penyinaran matahari, kecepatan angin, debit sungai, tinggi muka air sungai, kecepatan aliran, konsentrasi sedimen sungai akan selalu berubah menurut waktu. Dalam kasus kali ini penulis mempergunakan data curah hujan sebagai data acuan dalam proses perhitungan, yang diambil dari 3 stasiun pencatat curah hujan yang terdekat ke lokasi penelitian yaitu Stasiun Curah Hujan Cawang, Katulampa dan Gunung Mas. Data curah hujan yang diambil adalah curah hujan harian dari ketiga stasiun tersebut selama 10 tahun, dari tahun 2003 s/d 2012. Dari data curah hujan harian tersebut, diambil data curah hujan harian maksimum per tahun, seperti yang tercatat di dalam Tabel 4.1.
IV-1
Bab IV Hasil Analisis dan Pembahasan
Gambar 4.1. Hasil Plotting Data Stasiun Curah Hujan
Tabel 4.1. Rekapitulasi Data Curah Hujan Harian Maksimum Tahunan 3 Stasiun No.
Tahun
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
Tinggi Curah Hujan Pada Statiun ( mm ) Sta. Cawang Sta. Gunung Mas Sta. Katulampa 72.5 118 129 99.5 78 109 314 157 111 134.5 127 71 195 156 172 143 105 166 99 152 112 121 106 145 55 115 102 103 80 136
IV-2
Bab IV Hasil Analisis dan Pembahasan
4.1.2
Pengujian Data Hidrologi
Pengujian data hidrologi dinamakan Uji konsistensi (consistency test). Cara menguji konsistensi data yaitu dengan Kurva Lengkung Massa Ganda (Double Mass Curve). Langkah-langkah uji konsistensi data hujan dengan Kurva Lengkung Massa Ganda adalah: 1. Hitung rata-rata curah hujan dari sta A, B dan seterusnya bila ada 2. Hitung nilai kumulatif dari rata-rata curah hujan pada langkah (1) 3. Hitung nilai kumulatif dari nilai curah hujan pada stasiun yang diuji konsistensi datanya 4. Gambar grafik kurva hubungan langkah (2) dan (3) 5. Perbandingan kemiringan hasil kurva
300
474, 378
342, 279
217, 158
600
108, 103
Ordinat Y
1224, 1336.5
1100, 1264
873, 850.5
900
610, 521
y = 1,2014x - 118,95 R² = 0,9858 Sesudah Uji Konsistensi
1200
774, 716
Plotting Data Sta. Cawang
1500
1007, 1164.5
6. Data penyimpangan dikoreksi dengan faktor koreksi
y = 1,1883x - 122,18 R² = 0,9762 Sebelum Uji Konsistensi Sebelum uji konsistensi Setelah uji konsistensi
0 0
300
600
Absis X
900
1200
1500
Gambar 4.2. Hasil Plotting Data Sta. Cawang Setelah Uji Konsistensi
IV-3
Bab IV Hasil Analisis dan Pembahasan
300
1194, 1076
1090, 998
877, 841
591, 558
437, 453
331, 301
198, 195
600
120, 80
Ordinat Y
900
775, 714
y = 0.915x + 8.845 R² = 0.996
1200
1295, 1194
Plotting Data Sta. Gunung Mas 1500
Plotting Data Sta. Gunung Mas Linear (Plotting Data Sta. Gunung…
0 0
300
600
Absis X
900
1200
1500
300
1265, 1253
846, 904
715, 833
540, 661
290, 383
600
177, 238
900
92, 136
Ordinat Y
1200
416, 495
y = 0,874x + 134,38 R² = 0,9972 Sesudah Uji Konsistensi
1081, 1015
Plotting Data Sta. Katulampa
1500
1170, 1124
Gambar 4.3. Hasil Plotting Data Sta. Gunung Mas Tanpa Uji Konsistensi
y = 0,8978x + 112,55 R² = 0,9831 Sebelum Uji Konsistensi Sebelum uji konsistensi Setelah uji konsistensi
0 0
300
600
Absis X
900
1200
1500
Gambar 4.4. Hasil Plotting Data Sta. Katulampa Setelah Uji Konsistensi
Keterangan : Untuk Gambar 4.3. Data Sta Gunung Mas tidak dikoreksi, karena korelasinya R² = 0.996, mendekati 1.
IV-4
Bab IV Hasil Analisis dan Pembahasan
Tabel 4.2. Tinggi Curah Hujan Harian Maksimum Tiap Stasiun Setelah Dikoreksi No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
4.2
Tahun 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 Total
Tinggi Curah Hujan Pada Tiap Station (mm) Sta. Cawang Sta. Gn. Mas Sta. Katulampa 72.50 118.00 79.84 89.36 78.00 109.00 282.00 157.00 179.35 120.79 127.00 114.72 217.13 156.00 106.45 159.23 105.00 166.00 110.23 152.00 112.00 134.73 106.00 89.74 55.00 115.00 63.13 92.50 80.00 219.74 1333.47 1194.00 1239.97
Curah Hujan Rerata Wilayah dengan Metode Polygon Thiessen
Data curah hujan harian maksimum yang didapat dari stasiun-stasiun pengukuran berupa data suatu titik tertentu (point rainfall), sedangkan untuk keperluan analisis, yang diperlukan adalah data curah hujan wilayah aliran (areal rainfall/catchment rainfall). Untuk mendapatkan data curah hujan wilayah adalah dengan mengambil data curah hujan rata-ratanya. Ada tiga cara yang telah banyak digunakan yaitu, cara rata-rata aljabar (Arithmatic Mean Method), Poligon Thiessen (Thiessen Polygon Method) dan Isohiet (Isohyetal Method). Dalam studi ini digunakan metode Polygon Thiessen.
IV-5
Bab IV Hasil Analisis dan Pembahasan
Gambar 4.5. Hasil Plotting DAS dengan Metode Polygon Thiessen
Tabel 4.3. Luas DAS yang Masuk Pengaruh Stasiun Curah Hujan Nama Sta Luas Sta (km²) Persentase Luasan Sta (%)
Luas DAS Tiap Station Sta. Cawang Sta. Gn. Mas Sta. Katulampa 83.53 123.62 107.62 26.54%
39.27%
Total 314.77
34.19%
100.00%
Tabel 4.4. Curah Hujan Rerata Wilayah dengan Metode Thiessen No. Tahun Persentase 2003 1 2004 2 2005 3 2006 4 2007 5 2008 6 2009 7 2010 8 2011 9 2012 10
Tinggi Curah Hujan Maximum Tahunan (mm) Sta. Cawang Sta. Gn. Mas Sta. Katulampa 26.54% 39.27% 34.19% 72.50 118.00 79.84 89.36 78.00 109.00 282.00 157.00 179.35 120.79 127.00 114.72 217.13 156.00 106.45 159.23 105.00 166.00 110.23 152.00 112.00 134.73 106.00 89.74 55.00 115.00 63.13 92.50 80.00 219.74
Rata² Tahunan (Ř) 92.878 91.614 197.813 121.154 155.280 140.246 127.240 108.065 81.343 131.096
IV-6
100.000
131.096
81.343
108.065
140.246
127.240
150.000
155.280
92.878
200.000
91.614
250.000
Grafik Data Tertinggi/Terendah Curah Hujan Rata-rata Tahunan 121.154
197.813
Bab IV Hasil Analisis dan Pembahasan
50.000 0.000 2002
2004
2006
2008
2010
2012
2014
Gambar 4.6. Grafik Data Curah hujan Rerata Wilayah
4.3
Analisis Hujan Rancangan (Design Rainfall)
4.3.1 Pemilihan Metode Perhitungan Hujan Rancangan Untuk menentukan metode yang sesuai, maka terlebih dahulu harus dihitung besarnya parameter statistik yaitu koefisien kepencengan (skewness) atau Cs, dan koefisien kepuncakan (kurtosis) atau Ck. Tabel 4.5. Perhitungan untuk Penentuan Metode Analisis Frekuensi No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Tahun 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
Jumlah Rerata (X) Maksimum Minimum Standar Deviasi (Sd) Skewness (Cs) Koef Kurtosis (Ck)
Xi 92.88 91.61 197.81 121.15 155.28 140.25 127.24 108.07 81.34 131.10
(Xi-X) -31.79 -33.06 73.14 -3.52 30.61 15.57 2.57 -16.61 -43.33 6.42
1246.730 124.673 197.813 81.343 34.715 0.895 4.832
0.00
(Xi-X)2 1010.89 1092.92 5349.40 12.38 936.82 242.51 6.59 275.82 1877.49 41.26
(Xi-X)3 (Xi-X)4 -32140.80 1021901.22 -36131.25 1194475.60 391252.42 28616029.77 -43.58 153.34 28673.75 877632.58 3776.63 58812.82 16.93 43.45 -4580.77 76076.60 -81351.43 3524955.26 265.00 1702.16
10846.08 269736.90 35371782.80
IV-7
Bab IV Hasil Analisis dan Pembahasan
Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan hasil sebagai berikut :
Nilai Koefisien Kepencengan (Skewness) Cs = 0,895
Nilai Koefisien Kurtosis Ck = 4,832 Tabel 4.6. Syarat Analisis Data untuk Menggunakan Analisa Frekuensi
1
Jenis Distribusi Normal
2
Gumbel
3
Log Pearson Tipe III
No.
Syarat -0.05 < Cs < 0.05 2.7 < Ck < 3.0 Cs ≥ 1.1396 Ck ≥ 5.4002 tanpa batasan tanpa batasan
Perhitungan Cs = 0.895 Ck = 4.832 Cs = 0.895 Ck = 4.832 Cs = 0.895 Ck = 4.832
Kesimpulan Tidak memenuhi Tidak memenuhi Tidak memenuhi Tidak memenuhi Memenuhi Memenuhi
Sehingga perhitungan analisa curah hujan rancangan (design rainfall) digunakan Metode Log Pearson Tipe III. 4.3.2 Perhitungan Hujan Rancangan dengan Metode Gumbel Tabel 4.7. Perhitungan Curah Hujan Rancangan Metode Gumbel No.
Tahun
1
2003
2
2004
3
2005
4
2006
5
2007
6
2008
7
2009
8
2010
9
2011
10
2012
Jumlah Rerata (X) Maksimum Minimum Standar Deviasi (Sd) Skewness (Cs)
Curah Hujan (Xi) (mm) 92,878 91,614 197,813 121,154 155,280 140,246 127,240 108,065 81,343 131,096 1246,730 124,673 197,813 81,343 34,715 0,895
Xi - X
(Xi - X)2
(Xi - X)3
-31,7945 -33,0594 73,1396 -3,5189 30,6075 15,5728 2,5675 -16,6078 -43,3300 6,4232
1010,8913 1092,9207 5349,3953 12,3830 936,8205 242,5135 6,5920 275,8199 1877,4864 41,2573
-32140,8004 -36131,2479 391252,4177 -43,5750 28673,7539 3776,6262 16,9250 -4580,7681 -81351,4329 265,0030
0,000
10846,080
269736,902
IV-8
Bab IV Hasil Analisis dan Pembahasan
Tabel 4.8. Hasil Curah Hujan Rancangan Metode Gumbel Kala Ulang
Sn
Yn
Yt
(Tahun) 1,01 2 5 10 20 25 50 100 1000
(Tabel) 0,9497 0,9497 0,9497 0,9497 0,9497 0,9497 0,9497 0,9497 0,9497
(Tabel) 0,4952 0,4952 0,4952 0,4952 0,4952 0,4952 0,4952 0,4952 0,4952
(Tabel) -1,5293 0,3665 1,4999 2,2504 2,9702 3,1985 3,9019 4,6001 6,9073
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9
K (Faktor Frekuensi) -2,1318 -0,1355 1,0580 1,8481 2,6061 2,8465 3,5872 4,3224 6,7517
Xt (mm) 50,6690 119,9690 161,3997 188,8304 215,1426 223,4892 249,2011 274,7231 359,0559
4.3.3 Perhitungan Hujan Rancangan dengan Metode Log Pearson III Tabel 4.9. Perhitungan Curah Hujan Rancangan Metode Log Pearson Type III
No.
Tahun
1
2003
2
2004
3
2005
4
2006
5
2007
6
2008
7
2009
8
2010
9
2011
10
2012
Curah Hujan (Xi) (mm) 92.878 91.614 197.813 121.154 155.280 140.246 127.240 108.065 81.343 131.096
Jumlah Rerata (Log X) Maksimum Minimum Standar Deviasi (Sd) Skewness (Cs)
Log Xi
Log Xi - Log X
(Log Xi - Log X)2
(Log Xi - Log X)3
1.968 1.962 2.296 2.083 2.191 2.147 2.105 2.034 1.910 2.118
-0.1135 -0.1194 0.2149 0.0020 0.1097 0.0655 0.0233 -0.0477 -0.1710 0.0362
0.0129 0.0143 0.0462 0.0000 0.0120 0.0043 0.0005 0.0023 0.0293 0.0013
-0.0015 -0.0017 0.0099 0.0000 0.0013 0.0003 0.0000 -0.0001 -0.0050 0.0000
20.814 2.081 2.296 1.910 0.117 0.288
0.000
0.123
0.003
IV-9
Bab IV Hasil Analisis dan Pembahasan
Tabel 4.10. Hasil Curah Hujan Rancangan Metode Log Pearson Type III No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Kala Ulang (Tahun) 1.01 2 5 10 20 25 50 100 1000
G (Tabel) -2.1111 -0.0475 0.8239 1.3080 1.6661 1.8452 2.2037 2.5346 3.5070
Log Xt 1.8345 2.0758 2.1777 2.2343 2.2762 2.2971 2.3390 2.3777 2.4914
Xt (mm) 68.3197 119.0751 150.5552 171.5146 188.8750 198.2002 218.2840 238.6258 310.0332
4.3.4 Uji Kesesuaian Distribusi Untuk mengetahui apakah data tersebut benar sesuai dengan jenis sebaran toristis yang dipilih maka perlu dilakukan pengujian lebih lanjut. Untuk keperluan analisis uji kesesuaian dipakai dua metode statistik sebagai berikut :
Uji Smirnov - Kolmogorov
Uji Chi Square
A. Uji Horizontal dengan Metode Smirnov - Kolmogorov Uji Smirnov Kolmogorov sering juga disebut uji kecocokan non parametik, karena uji kecocokannya tidak menggunakan fungsi distribusi tertentu.
IV-10
Bab IV Hasil Analisis dan Pembahasan
Tabel 4.11. Perhitungan Uji Kesesuaian Distribusi Smirnov-Kolmogorof No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Tahun 2005 2007 2008 2012 2009 2006 2010 2003 2004 2011
Xi m 197,813 1 155,280 2 140,246 3 131,096 4 127,240 5 121,154 6 108,065 7 92,878 8 91,614 9 81,343 10
P (Xi) (%) 9,09 18,18 27,27 36,36 45,45 54,55 63,64 72,73 81,82 90,91 D maks
Jumlah Rerata (Log X) Standar Deviasi (Sd) Skewness (Cs)
20,814 2,081 0,117 0,288
Jumlah data (n) Level of Significant (α) D kritis D maks
10 5% 0,410 0,068
Log Xi 2,296 2,191 2,147 2,118 2,105 2,083 2,034 1,968 1,962 1,910
G 1,838 0,939 0,560 0,310 0,199 0,017 -0,408 -0,970 -1,021 -1,463
P (Xm) (%) 4,041 17,629 29,072 37,700 41,518 47,786 63,435 82,999 84,292 93,467
[P(Xi) - P(Xm)] (%) 5,050 0,553 -1,799 -1,336 3,937 6,759 0,202 -10,272 -2,474 -2,558 0,068
Rumus : P (Xi) / Probabilitas Empiris = m / (n+1) *100 (%) P (Xi) = data yang telah diranking dari besar ke kecil m = nomor urut n = jumlah data (10) dimana: G = (Log Xi - Log X) / Sd
Kesimpulan : Karena nilai ∆kritis > ∆maks , maka Hipotesa Log Pearson Tipe III diterima.
IV-11
Bab IV Hasil Analisis dan Pembahasan
Grafik Uji Distribusi Smirnov-Kolmogorof 500 Probabilitas Empiris
90.91, 81.343
81.82, 91.614
63.64, 108.065
72.73, 92.878
Probabilitas Teoritis
54.55, 121.154
45.45, 127.240
36.36, 131.096
27.27, 140.246
18.18, 155.280
9.09, 197.813
Data Curah Hujan (Xi)
y = -46.6ln(x) + 298.2 R² = 0.971
0 0.00
10.00
20.00
30.00
40.00
50.00
60.00
Probabilitas (%)
70.00
80.00
90.00 100.00
Gambar 4.7. Grafik Uji Distribusi Smirnov-Kolmogorof Berdasarkan tabel harga Δ kritis untuk derajat kepercayaan 5% didapatkan nilai Δkritis sebesar 0,41 %. Karena nilai Δkritis > Δmaks, maka hipotesa Log Pearson Type III diterima.
B. Uji Vertikal dengan Metode Chi Square Uji Chi-Kuadrat dimaksudkan untuk menentukan apakah persamaan distribusi yang telah dipilih dapat mewakili distribusi statistik sampel data yang dianalisis. Pengambilan keputusan uji ini menggunakan parameter X2. Agar distribusi frekuensi yang dipilih dapat diterima, maka harga X2 < X2cr. Harga X2cr dapat diperoleh dengan menentukan taraf signifikasi
dengan derajat
kebebasannya (level of significant). Berikut perhitungan metode chi square :
IV-12
Bab IV Hasil Analisis dan Pembahasan
Penentuan jumlah kelas (k) K
= 1 + 3,22 log n = 1 + 3,22 Log 10 = 4,2 ~ 4 kelas
Sehingga probalilitas antar kelas adalah 25 % (100% / 4 kelas) Tabel 4.12. Penentuan batas antar kelas Pr (%) 25 50 75
G 0,679 -0,047 -0,718
Sd 0,117 0,117 0,117
log X 2,161 2,076 1,997
Anti Log 144,783 119,075 99,406
Tabel 4.13. Perhitungan Uji Kesesuaian Distribusi Chi Square
No. 1 2 3 4
Probability (P) (%) 0 - 99.406 99.406 - 119.075 119.075 - 144.783 144.783 - ∞ Jumlah
Derajat Bebas (g) Level of Significant (α) X2 kritis 2
X hitung
Expected Frequency (Ef) 2,5 2,5 2,5 2,5 10
Observed Frequency (Of) 3 1 4 2 10
1 5%
Ef - Of
((Ef - Of)2) / Ef
-0,5 1,5 -1,5 0,5 0
0,1 0,9 0,9 0,1 2
Rumus : g = K - (P + 1)
3,841
dimana:
2,000
P = banyak parameter = 2
Kesimpulan : Karena nilai X2kritis > X2maks , maka Hipotesa Log Pearson Tipe III diterima.
4.4
Debit Banjir Rancangan
4.4.1 Distribusi Curah Hujan Jam-Jaman Perkiraaan distribusi hujan menggunakan rumus mononobe disajikan pada Tabel 4.14. sebagai berikut :
IV-13
Bab IV Hasil Analisis dan Pembahasan
Tabel 4.14. Distribusi Hujan Netto Jam-Jaman Jam ke (t) 1 2 3 4 5 6
Distribusi Hujan (Rt) 1 jam-an 0,5503 .R24 0,3467 .R24 0,2646 .R24 0,2184 .R24 0,1882 .R24 0,1667 .R24 Jumlah
Rasio (%) 55,03 14,30 10,03 7,99 6,75 5,90 100,00
Kumulatif (%) 55,03 69,34 79,37 87,36 94,10 100,00
Pola Distribusi Hujan
120
Prosentase Kumulatif (%)
Curah hujan jam ke0,5503 .R24 0,143 .R24 0,1003 .R24 0,0799 .R24 0,0675 .R24 0,059 .R24 100,00
100 80 60 40 20 0 0
1
2
3
Waktu4 (Jam)
5
6
7
Distribusi Hujan
60
Prosentase Hujan (%)
50 40 30 20 10 0 1
2
3
4 Waktu (Jam)
5
6
Gambar 4.8. Pola Distribusi Hujan Netto Jam-Jaman
IV-14
Bab IV Hasil Analisis dan Pembahasan
4.4.2 Koefisien Pengaliran berdasarkan Tata Guna Lahan
Gambar 4.9. Plot Tata Guna Lahan DAS Ciliwung
Tabel 4.15. Koefisien Pengaliran (Curve Number/ CN) Kode Unsur
Label
Luas (Km2)
% Luas
CN X Luas
50102
PM
Permukiman dan Tempat Kegiatan
77 235,11
74,69%
18.103,18
50202
HT
Hutan Rimba
25 36,55
11,61%
913,77
50304
KB
Perkebunan/Kebun
62 19,07
6,06%
1.182,62
50306
SW
Sawah
59 3,83
1,22%
225,77
50310
TL
Tegalan/Ladang
39 20,21
6,42%
788,08
Nama Unsur
CN
262,00 314,77 100,00%
CN DAS
= 21.213,42 / 262 = 81
21.213,42
IV-15
Bab IV Hasil Analisis dan Pembahasan
Peruntukan Tata Guna Lahan 1% 6%
Permukiman dan Tempat Kegiatan Hutan Rimba
6% 12%
Perkebunan/Kebun 75%
Sawah Tegalan/Ladang
Gambar 4.10. Grafik Peruntukan Tata Guna Lahan
4.4.3 Analisa Curah Hujan Efektif Perhitungan selengkapnya sebaran Hujan Netto Jam-jaman disajikan pada Tabel 4.16. Tabel 4.16. Nisbah Hujan Netto Jam-Jaman Kala Ulang (Tr) (tahun) 1,01 2 5 10 20 25 50 100 1000 R rancangan (mm) 68,320 119,075 150,555 171,515 188,875 198,200 218,284 238,626 310,033 Jam keNisbah (%) 1 0,550 37,598 65,530 82,854 94,388 103,942 109,074 120,126 131,321 170,618 2 0,347 23,685 41,281 52,195 59,461 65,479 68,712 75,675 82,727 107,482 3 0,265 18,075 31,503 39,832 45,377 49,970 52,437 57,751 63,132 82,024 4 0,218 14,921 26,005 32,881 37,458 41,249 43,286 47,672 52,115 67,710 5 0,188 12,858 22,411 28,336 32,280 35,548 37,303 41,083 44,911 58,350 6 0,167 11,387 19,846 25,093 28,586 31,479 33,033 36,381 39,771 51,672
4.4.4 Analisa Debit Banjir Rancangan (Design Discharge) Informasi debit banjir sungai akan memberikan hasil lebih bermanfaat bila disajikan dalam bentuk hidrograf. Bentuk hidrograf pada umumnya sangat
IV-16
Bab IV Hasil Analisis dan Pembahasan
dipengaruhi oleh sifat hujan yang terjadi, akan tetapi juga dapat dipengaruhi oleh sifat DAS seperti panjang sungai induk, kemiringan lereng, arah, dan bentuk DAS. HEC-HMS didesain untuk mensimulasi respon limpasan permukaan dari suatu DAS akibat curah hujan dengan mempresentasikan DAS sebagai suatu sistem hidrologi dengan komponen hidrolika yang saling berhubungan. Setiap komponen bermodelkan suatu aspek dari proses hujan-limpasan untuk suatu subDAS dari keseluruhan DAS. Hasil keluaran program adalah perhitungan aliran sungai pada lokasi yang dikehendaki dalam DAS (USACE 2010). Simulasi program HEC-HMS ini dibagi menjadi 3 konfigurasi yang berbeda, masing-masing dipisahkan berdasarkan periode ulangnya, yaitu 25, 50, dan 100 tahun. Untuk hasil akhir penelitian ini, periode ulang yang diambil hanya periode tersebut karena hasil periode tersebut sudah cukup dan lebih bermanfaat untuk penelitian lanjutan. Terdapat dua metode hidrograf aliran HEC-HMS yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode Snyder dan metode SCS. A. Hidrograf Satuan Sintetik Snyder Persamaan umum HSS Snyder adalah sebagai berikut : (4.1)
(4.2)
Parameter-parameter perhitungan yang diperlukan adalah sebagai berikut : IV-17
Bab IV Hasil Analisis dan Pembahasan
Luas daerah aliran sungai (A)
= 314.77 Km²
Panjang sungai utama (L)
= 109.71 Km
Panjang sungai dari outlet ketitik berat DAS
= 46.56 Km
Koefisien waktu (Ct)
=2
Koefisien puncak (C)
= 0.75
Koefisien nilai (N)
= 0.33
Potential Maximum Retension (S)
= 59.56
Standard Lag (tp)
= 12.781 jam
Tabel 4.17. Debit Banjir & Volume Desain HSS Snyder Hasil HEC-HMS
Snyder
Periode Ulang (Tahun) 25 50 100
Debit Desain (m³/s) 891.0 985.0 1080.4
Volume Total Debit Banjir Desain (mm) 321.12 355.03 389.4
(1000 m³) 101078.4 111751.5 122570.1
Gambar 4.11. Grafik HSS Snyder Periode 25 Tahun Hasil Running HEC-HMS
IV-18
Bab IV Hasil Analisis dan Pembahasan
Gambar 4.12. Grafik HSS Snyder Periode 50 Tahun Hasil Running HEC-HMS
Gambar 4.13. Grafik HSS Snyder Periode 100 Tahun Hasil Running HEC-HMS
B. Hidrograf Satuan Sintetik SCS Persamaan umum HSS SCS adalah sebagai berikut :
(4.3)
IV-19
Bab IV Hasil Analisis dan Pembahasan
Parameter-parameter perhitungan yang diperlukan adalah sebagai berikut
Panjang sungai utama (L)
= 109.71 Km
Curve Number (CN)
= 81
Time Lag (tl)
= 1761.3 menit
Tabel 4.18. Debit Banjir & Volume Desain HSS SCS Hasil Running HEC-HMS
SCS
Periode Ulang (Tahun) 25 50 100
Debit Desain (m³/s) 725.9 802.6 880.2
Volume Total Debit Banjir Desain (mm) (1000 m³) 322.31 101452.3 356.34 112164.9 390.84 123023.5
Gambar 4.14. Grafik HSS SCS Periode 25 Tahun Hasil Running HEC-HMS
IV-20
Bab IV Hasil Analisis dan Pembahasan
Gambar 4.15. Grafik HSS SCS Periode 50 Tahun Hasil Running HEC-HMS
Gambar 4.16. Grafik HSS SCS Periode 100 Tahun Hasil Running HEC-HMS
Hasil debit banjir desain tersebut merupakan debit puncak, sedangkan volume total debit banjir (inflow) adalah volume dari debit total selama satu kejadian hujan tertentu. Nilai debit banjir desain yang diprediksi makin besar dengan bertambahnya lama periode ulang. Begitu pula dengan volume total debit, nilainya berbanding lurus dengan debit puncak. IV-21
Bab IV Hasil Analisis dan Pembahasan
4.4.5 Perbandingan Hasil Perhitungan Dengan Studi Terdahulu Pada Tabel 4.19 dapat dilihat perbandingan hasil debit rencana dengan beberapa studi terdahulu yang pernah dilakukan di wilayah Jabodetabek, khususnya berhubungan dengan perencanaan Kali Ciliwung dan Banjir Kanal Barat. Tabel 4.19. Perbandingan Hasil Perhitungan dengan Studi Debit Banjir Terdahulu
Pada Gambar 4.17 juga ditampilkan grafik hasil olah data debit banjir rancangan dengan Metode HSS Gama-I pada hasil studi PT. Daya Cipta Dian Rancana tahun 2008, sebagai contoh grafik yang diolah secara manual, tanpa menggunakan software HEC-HMS dan dapat digunakan sebagai acuan perbandingan dengan hasil studi ini.
IV-22
Bab IV Hasil Analisis dan Pembahasan
Gambar 4.17. Grafik Debit Banjir Rancangan Metode Gama-I di P.A. Manggarai
Sebagai bahan perbandingan dengan pengamatan di lapangan, berikut ini merupakan kutipan jurnal dari salah seorang staff blog Universitas Indonesia, Dr. Tarsoen Waryono, yang menyatakan bahwa: “Periode Ulang Debit Ciliwung hasil pengukuran di Pintu Air Manggarai tahun 1973 tercatat 379 m3/dtk. Tahun 1996 berkembang menjadi 570 m3/dtk dan pada tahun 2002 tercatat 698 m3/dtk. Padahal curah hujan yang jatuh hampir sama (rata-rata UI, Depok, Cibining dan Bogor tercatat 2.903 mm/tahun).” Sumber: Dr. Tarsoen Waryono, 2009 (www.staff.blog.ui.ac.id/tarsoen.waryono)
IV-23