46
BAB IV HASIL DAN ANALISA DATA PENGUJIAN
4.1
Data Hasil Pengujian Sampel pelumas mesin Hino model RK8JSKA-MHJ milik PT Primajasa
Perdana Raya Utama di uji di Laboratorium milik PT Corelab Indonesia . Hasil pengujian dikirimkan PT Corelab Indonesia minimum 3 hari kerja setelah sampel diterima Laboratorium. Dibawah ini adalah informasi mengenai sampel yang diuji di laboratorium : Tabel 4. 1 Tabel informasi dari tiga sampel yang diambil
4.1.1
Hasil Uji Karakteristik Utama Hasil uji ini akan menampilkan perubahan karakteristik dari pelumas
yang meliputi viskositas, kandungan air atau water content, fuel dilution, Total
47
Base Number dan kandungan soot atau jelaga. Berikut dibawah ini adalah table hasil pengujian dari 3 sampel yang diambil : Tabel 4. 2 Tabel karakteristik utama hasil pengujian
Keterangan : * = lihat table 4.1
4.1.2
Hasil Uji Kandungan Logam Tabel dibawah menunjukan hasil pengujian kandungan logam.
Tabel 4. 3 Tabel kandungan logam dari tiga sampel yang diambil
Keterangan : * = lihat table 4.1
4.2
Pembahasan Hasil Penelitian
4.2.1
Nilai Viskositas Hasil pengujian viskositas (Tabel 4.2) menunjukan bahwa nilai viskositas
semua oli mengalami penurunan namun masih di atas ambang batas minimum
48
yaitu 0,00001112 m2 /s. Penurunan terendah dari ketiga sampel terjadi pada saat umur oli 7329 km, yaitu 0,00001135 m2 /s. Trend nilai viskositas berdasarkan umur oli, dapat dilihat bahwa semakin tinggi umur pemakain oli semakin turun nilai viskositasnya. Hal ini terjadi karena adanya kontaminasi dari bahan bakar yang bersifat menurunkan nilai viskositas.
4.2.2
Nilai Kandungan Air Berdasarkan table 4.2, kandungan air yang terkandung dalam oli engine
masih berada dalam batas normal yaitu 0,03%. Dimana ambang batas yang diijinkan adanya
air
dalam
oli
yaitu
0,20%.
Dengan
nilai
tersebut
mengindikasikan bahwa tidak ada kebocoran air pendingin di engine..
4.2.3
Nilai Fuel Dilution Pada table 4.2, nilai kandungan fuel yang ikut tercampur bersama oli
bernilai 0,00 %. Artinya bahwa tidak ada bahan bakar yang terkandung di dalam oli. Kalaupun ada, persentasenya sangat kecil sekali Kandungan bahan bakar dalam oli berkaitan erat dengan nilai viskositas. Dari tabel dapat dilihat bahwa nilai viskositas semakin turun dengan bertambahnya umur pakai oli. Hal ini mengindikasikan bahwa kandungan bahan bakar di dalam oli ada kecenderungan naik. 4.2.4
Nilai Total Base Number Nilai Total Base Number pada tabel 4.2 menunjukan masih berada pada
kondisi normal dimana nilai terendah berada pada level 9,56 mgKOHg pada saat umur pakai oli 7329 km. Sementara ambang batas minimum yang diijinkan yaitu
49
4,6 mgKOHg. Hal ini menunjukan bahwa kemampuan pelumas untuk menetralkan asam korosif hasil pembakaran masih bagus. Kondisi ring piston dan cylinder liner masih dalam kondisi bagus.
4.2.5
Nilai Jelaga Kandungan jelaga / soot masih menunjukan nilai yang masih berada di
bawah ambang batas. Yaitu 0,60/m dari ambang batas maksimum yang diijinkan 1,40/m .Hal ini menunjukan bahwa injektor berfungsi baik, kualitas bahan bakar terjaga dengan baik sehingga pembakaran terjadi dengan sempurna. Jelaga akan muncul jika pembakaran tidak sempurna dan blow by tinggi.
4.2.6
Nilai Kandungan Logam Dari hasil pengujian beberapa kandungan unsur logam (Tabel 4.3)
terlihat bahwa ada beberapa unsur yang hasilnya besar yaitu unsur Si, Fe, Cu, dan Al. Unsur Si (Silicon) relatif stabil dengan perbedaan umur penggantian oli. Nilainya sebesar 8 ppm atau sekitar 26,7% dari batas maksimum yang diijinkan yaitu 30 ppm. Kandungan Si ini berasal dari zat aditif Anti Foam, Sealant dan debu/ kotoran. Terlihat jelas bahwa kandungan Si pada oli mempunyai nilai tertinggi dibandingkan dengan kandungan logam yang lainnya. Hal ini harus diwaspadai dengan tetap menjaga kebersihan saringan udara serta kebersihan saat penggantian pelumas baru. Namun secara umum, kandungan Si dalam ketiga sampel yang diambil masih dalam kondisi normal.
50
Sedangkan kandungan unsur Fe (Iron) mencapai 10 ppm ( 22,2%) di sampel 1, 11 ppm (24,4%) di sampel 2 dan 10 ppm (22,2%) di sampel 3. Penambahan ± 18000 km belum memberikan efek yang signifikan terhadap perubahan kandungan Fe. Dimana secara umum kandungan Fe masih berada di bawah ambang batas maksimum atau kondisi normal. Begitu juga dengan kandungan Cu (Copper), pada tiap-tiap sampel yang diuji terlihat masih berada di bawah ambang batas maksimum. Kandungan Al (Alumunium) memiliki nilai tertinggi pada sampel 1 (umur pakai 7329 km) yaitu sebesar 3 ppm (30%) dari ambang batas maksimum 10 ppm. Pada sampel selanjutnya, kandungan Al turun seiring dengan turunnya km umur pakai oli yaitu 2 ppm (20%) pada sampel 2 dan 2 ppm (20%) pada sampel 3. Dengan umur pakai oli masing-masing 5539 km dan 5964 km. Penambahan km mesin belum terlihat adanya penambahan unsur Al
yang signifikan. Hal ini
terlihat dari sampel ketiga dimana km mesin menunjukkan 73200 km, kandungan Al masih berada di bawah ambang batas maksimum yaitu 10 ppm. Dari keseluruhan sampel terlihat bahwa mesin masih berada dalam keadaan normal walaupun sudah beroperasi 73200 km. Bila di hubungkan parameter-parameter yang diujikan pada oli, pengujian sifat fisika yang meliputi viskositas, kandungan air atau water content, fuel dilution, Total Base Number dan kandungan soot atau jelaga memperlihatkan hubungan yang kuat dengan pengujian sifat kimia/kandungan logam pada oli.
51
Tabel 4. 4 Tabel trend kandungan logam
Penambahan jarak operasi (km) belum terlihat secara signifikan pengaruhnya terhadap kondisi mesin. Dimana kondisi mesin secara umum masih ada dalam keadaan normal. Dengan melihat seluruh pengujian, penggantian oli di setiap ±7000 km bisa dilakukan secara rutin, oli masih bisa digunakan lagi namun belum dilakukan penelitian sampai berapa km lagi oli bisa dipakai. Perlu penelitian lanjutan secara rutin yang diambil dari beberapa sampel mesin supaya didapatkan referensi yang valid mengenai extend atau penambahan masa pakai oli. Jika penelitian sudah dilakukan dan rekomendasi sudah didapatkan, akan dapat menghemat biaya penggantian oli dan menghemat biaya perawatan secara umum.