BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS
4.1.
Perbandingan PINDAD dan Rata-rata Industri Hasil survei secara keseluruhan dapat terlihat pada Tabel 4.1. Pembahasan
lebih lanjut akan dilakukan pada bagian-bagian berikut di bab ini. Sekilas kita bisa melihat bahwa nilai-nilai yang dicapai PINDAD hampir sama dengan nilai dari rata-rata industri. Tabel 4.1 Perbandingan Karakteristik PT PINDAD dan Rata-Rata Industri Bagian
Karakteristik yang Diteliti
Kaitan strategi Tipe produk baru yang dikembangkan perusahaan dengan i. Derivative pengembangan ii. Breakthrough produk baru Arahan pengembangan produk baru i. Top Level Management ii. Pihak Luar Tujuan pengembangan produk baru i. Memperpanjang siklus hidup produk Proses pengembangan produk baru
Evaluasi performance produk baru
3.19/5.00 3.14/5.00
4.00/5.00 3.00/5.00
3.74/5.00 3.23/5.00
Ada
Ada (19%)
5 – 9% Ada
5 – 9% Ada (61.18%)
Persentase dana yang dialokasikan Adanya prosedur formal
Pelaksanaan proses pengembangan produk Concurrent baru
Pelaksana pengembangan produk baru i. Bagian R&D ii. Bagian Marketing iii. Bagian Produksi
3.25/5.00 2.25/5.00 1.50/5.00
Jumlah produk baru yang berhasil diluncurkan 5–9 produk Adanya unit pengembangan produk baru i. Ada Ada (Dirangkap) ii. Tidak Ada Keberhasilan produk baru yang dikembangkan i. Manfaat Internal 4.00/5.00 ii. Manfaat Eksternal 3.20/5.00
15
Rata-rata Industri
3.00/5.00 3.00/5.00
Hubungan organisasi dengan pengembangan produk baru
PINDAD
Concurrent & Serial (44.3%) 3.63/5.00 3.53/5.00 3.07/5.00 0 – 4 produk Ada / 90.4% Tdk Ada / 9.6%
3.68/5.00 3.69/5.00
4.2.
Profil Responden Survei ini selain dilakukan pada PT PINDAD, juga disebarkan kepada
beberapa perusahaan manufaktur di Indonesia. Setelah disebarkan, ada 85 kuesioner yang kembali (selanjutnya mereka disebut sebagai responden). Responden yang terkumpul memiliki variasi yang cukup beragam, sehingga dianggap dapat mewakili keadaan industri manufaktur di Indonesia. Pada Gambar 4.1, kita bisa melihat bahwa berdasarkan komposisi modal, 65% responden adalah Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN), 30% adalah Penanaman Modal Asing (PMA), dan 5% sisanya adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN). PINDAD dalam hal ini termasuk dalam kategori BUMN. Bentuk Kepem ilikan Perusahaan BUMN / BUMD 5%
Sebagian kempemilikan luar negeri 30%
Kepemilikan dalam negeri 65%
Gambar 4.1 Bentuk Kepemilikan Perusahaan Biro Pusat Statistik (BPS) melakukan klasifikasi jenis industri berdasarkan dari jumlah karyawan yang dimiliki oleh perusahaan tersebut. Klasifikasinya adalah sebagai berikut:
Besar
:
≥ 100 orang karyawan
Medium
:
20 – 99 karyawan
Kecil
:
5 – 19 karyawan
Mikro
:
1 – 4 karyawan
16
Berdasarkan survei, diperoleh data yang terlihat pada Tabel 4.2 berikut. Tabel 4.2 Jumlah Karyawan Tetap Jumlah Karyawan Tetap
%
1 – 19
40.48 %
20 – 99
13.10 %
100 – 250
14.29 %
251 – 500
9.52 %
501 – 999
10.71 %
> 1000
11.90 %
Bila dibandingkan dengan klasifikasi yang dilakukan oleh BPS, lebih dari 45% dari responden memiliki karyawan lebih dari 100 orang atau termasuk dalam klasifikasi Industri Besar. Apabila dibandingkan dengan jawaban dari responden ketika ditanya “Apa klasifikasi perusahaan menurut mereka?”, terdapat perbedaan persepsi yang cukup mencolok, dimana komposisinya adalah, 43% menganggap perusahaan mereka termasuk dalam kategori mikro atau kecil, 36% masuk kedalam kategori menengah dan hanya 21% yang menganggap mereka adalah kategori menengah. Perbandingannya bisa lebih terlihat pada Gambar 4.2. Hal yang sama juga terjadi pada PINDAD. Bila dilihat dari jumlah karyawan yang dimiliki (>1000) maka berdasarkan kategori dari dari BPS, PINDAD termasuk kedalam kategori perusahaan besar. Tetapi ketika ditanya pendapat mereka sendiri, mereka menganggap PINDAD masih termasuk kedalam kategori perusahaan menengah. Ini memperlihatkan bahwa pada kenyataan di lapangan masih terdapat perbedaan persepsi tentang klasifikasi industri itu sendiri.
17
Kelom pok Perusahaan (m enurut responden)
Perusahaan besar 21%
Perusahaan kecil 43%
Perusahaan menengah 36%
Gambar 4.2 Kelompok Perusahaan menurut Responden Industri manufaktur yang diteliti pada survei ini terdiri atas berbagai subsektor dan tidak mengacu hanya pada satu jenis industri saja, seperti terlihat pada Gambar 4.3. Jenis industri manufaktur yang tercakup dalam studi ini terdiri dari 22% industri makanan/minuman, 16% industri tekstil, 9% industri yang bergerak dalam bidang handicraft, 7% industri otomotif, 5% industri elektronik, dan lebih 38% bergerak dalam industri dengan kategori lain-lain yaitu: farmasi, engineering, fiber glass, sepatu, furniture, packaging, telekomunikasi, dan teknologi informasi. Jenis Industri Perusahaan Elektronik 6%
Otomotif 7%
Lain-lain 37%
Handicraft 9%
Farmasi 2%
Tekstil 16%
Gambar 4.3 Jenis Industri Perusahaan
18
Makanan/ minuman 23%
PINDAD, dalam survei menyebutkan bahwa mereka adalah industri manufaktur, yang bisa kita kategorikan sebagai industri lain-lain, yang cukup sesuai apabila kita melihat bahwa produk yang dihasilkan, sebagian besar adalah kebutuhan militer. Kemudian kita akan melihat bagaimana komposisi pendapatan, asset yang dimiliki oleh perusahaan. Seperti terlihat pada Tabel 4.3 dan 4.4 berikut. Tabel 4.3 Pendapatan Perusahaan Pendapatan Perusahaan
%
< Rp 200 juta
32.47 %
Rp 200 – 600 juta
5.19 %
Rp 600 juta – 1 milyar
10.39 %
Rp 1 – 10 milyar
12.99 %
Rp 10 – 100 milyar
14.29 %
> Rp 100 milyar
24.68 %
Tabel 4.4 Asset Perusahaan Asset Perusahaan
%
< Rp 100 juta
32.89 %
Rp 100 juta – 1 milyar
13.16 %
Rp 1 – 10 milyar
7.89 %
Rp 10 – 100 milyar
17.11 %
Rp 100 milyar – 1 triliun
15.79 %
> Rp 1 triliun
13.16 %
Dari sisi pendapatan (tahun 2005), terlihat bahwa responden terbesar berasal dari kelompok yang memiliki pendapatan