36 BAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA IV.1. Pengumpulan Data Data-data yang dibutuhkan untuk membuat model HST BGN diambil dari dokumen kontrak pembangunan gedung baru milik pemerintah, yang diperoleh dari hasil survey ke owner dan kontraktor di beberapa wilayah di Propinsi Jawa Barat, antara lain Bandung, Bogor, Cirebon, Sukabumi dan Tasikmalaya. Untuk masing-masing wilayah, owner yang disurvey adalah Dinas Kimpraswil, dan untuk kontraktor adalah kontraktor spesialis bangunan gedung dari skala kecil, menengah dan atas. Dari rencana 5 wilayah, ternyata yang terealisasi dan dapat disurvey hanya 4 wilayah, yaitu Bandung, Bogor, Cirebon dan Sukabumi. Survey ke owner dan kontraktor dilakukan pertama kali di wilayah Bandung, Bogor, Sukabumi, dan Cirebon. Kesulitan yang umumnya terjadi saat melakukan survey adalah: -
Ketidakakuratan data-data kontraktor yang diperoleh dari LPJKD Propinsi Jawa Barat, seperti nomor telepon yang salah atau tidak terdaftar. Rata-rata, di setiap wilayah survey ada 60 hingga 100 perusahan yang terdaftar di LPJKD Propinsi Jawa Barat, namun yang bisa dihubungi hanya 5 hingga 15 perusahaan. Klasifikasi kontraktor didominasi oleh kontraktor dari skala kecil dan sangat jarang menerima proyek pembangunan gedung baru dan lebih sering menerima proyek rehabilitasi gedung.
-
Banyak perusahaan kontraktor yang fiktif, terutama kontraktor berskala kecil. Dari 5 hingga 15 perusahaan yang dapat dihubungi, ternyata ada beberapa perusahaan yang dimiliki oleh orang yang sama.
Karena kesulitan-kesulitan tersebut, maka diputuskan, pengumpulan data di wilayah Cirebon dan Tasikmalaya hanya dari owner, yaitu Dinas Kimpraswil setempat. Namun, Dinas Tarkim Tasikmalaya tidak bersedia untuk memberikan data yang diminta, karena memiliki kebijakan yang berbeda dengan Dinas Tarkim di wilayah lainnya.
37 Syarat-syarat suatu dokumen kontrak agar dapat dipergunakan dalam pengolahan data adalah memiliki: 1. Rencana Anggaran Biaya (RAB) atau Bill of Quantity (BOQ) 2. Analisa Harga Satuan (AHS) Pekerjaan yang lengkap untuk setiap pekerjaan yang tertera dalam RAB, dan 3. Gambar Denah Bangunan, untuk mengetahui luas bangunan dan gambar tampak bangunan untuk mengetahui karakteristik bangunan. Dari 65 dokumen kontrak yang berhasil dikumpulkan dari 4 lokasi, hanya 48 dokumen yang memenuhi syarat tersebut. Syarat yang paling sulit untuk dipenuhi adalah syarat yang kedua. Banyak dokumen kontrak yang tidak memiliki AHS yang lengkap. Pada umumnya, semakin besar ukuran proyek, maka AHS Pekerjaan semakin tidak lengkap. Data dokumen kontrak ini dipisahkan berdasarkan lokasi yang disurvey. IV.1.1. Pengumpulan Data Daerah Sukabumi Hasil pengumpulan dokumen kontrak pada daerah Sukabumi dapat dilihat pada Tabel IV.1 berikut : Tabel IV.1. Hasil Pengumpulan Data Kontrak Sukabumi No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Nama Proyek Puskesmas Pembantu Sindang Palay Puskesmas Pembantu Cikundul Puskesmas Pembantu Sriwedari Puskesmas Pembantu Sudajaya Hilir SDN Baros (Paket I) Puskesmas Pembantu Subang Jaya Kantor Cabang Dinas P & K Regrouping SDN Baros Paket C Regrouping SDN Baros Paket B Gedung Kantor SLTPN 1 Nagrak Kantor Kelurahan Baros Kantor Kelurahan Cisarua Kantor Kelurahan Sindang Sari Kantor Kelurahan Sudajaya Hilir Kantor KPU Kantor Kelurahan Dayeuh Luhur Kantor Kelurahan Limus Nunggal SDN Losari
Tahun 2000 2000 2000 2001 2001 2001 2001 2002 2002 2003 2003 2003 2003 2003 2003 2003 2003 2003
Luas Bangunan (m2) 162 187.5 84 84 697.2 66 182 702 776.4 157.2 171 231 231 215.5 256.5 123 123 114.75
Jumlah lantai 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
38 19 20 21 22 23 24 25 26 27
SDN Sukakarya 2 SLTPN 10 SMUN 5 Kantor Kelurahan Cipanengah 2 RKB SDN Banjarsari VI 3 RKB SDN Sukaraja III SDN Cipanengah Kantor Kelurahan Jayaraksa Puskesmas Pembantu Baros
2003 2003 2003 2004 2005 2005 2005 2005 2005
198 918 302.625 134 135 220.5 393.2 123 225
1 1 1 1 1 1 1 1 1
Dokumen kontrak yang berhasil dikumpulkan adalah dokumen kontrak bangunan gedung 1 lantai yang memiliki fungsi sebagai gedung pendidikan, perkantoran pemerintah dan layanan kesehatan. Data mengenai gedung pendidikan berhasil dikumpulkan sebanyak 11 buah, gedung perkantoran pemerintah sebanyak 10 buah, dan gedung layanan kesehatan sebanyak 6 buah, yang mana pembangunan bangunan gedung negara tersebut berlangsung dalam 7 tahun terakhir. Berikut gambaran statistik dari dokumen kontrak pada daerah Sukabumi:
Jumlah
Data Kontrak Sukabumi 12 10 8 6 4 2 0 Perkantoran
Pendidikan
Kesehatan
Jenis Gedung Negara
Gambar IV.1. Statistik Data Kontrak Sukabumi IV.1.2. Pengumpulan Data Daerah Bogor Hasil pengumpulan dokumen kontrak pada daerah Bogor dapat dilihat pada Tabel IV.2 berikut : Tabel IV.2. Hasil Pengumpulan Data Kontrak Bogor No.
Nama Proyek
Tahun
1 2 3
3 RKB SMP 18 Bogor 3 RKB + WC SMP 18 Bogor Ruang Kantor dan Perpustakaan SMP 18 Bogor
2001 2001 2001
Luas Bangunan (m2) 243 270 250.42
Jumlah lantai 1 1 1
39 4 5 6 7 8 9 10
Laboratorium SMP 18 Bogor 1 UGB SMKN Gunung Putri Gedung KSPHP Ruang Kantor SMUN Gunung Sindur 3 RKB + KM/WC SMUN Gunung Sindur 3 RKB + Gudang SMUN Gunung Sindur Laboratorium SMUN Gunung Sindur
2001 2002 2002 2004 2004 2004 2004
192.96 180 406.89 304.32 266.52 323.40 174
1 1 1 1 1 1 1
Dokumen kontrak yang berhasil dikumpulkan adalah dokumen kontrak bangunan gedung 1 lantai yang memiliki fungsi sebagai gedung pendidikan dan perkantoran pemerintah. Data mengenai gedung pendidikan berhasil dikumpulkan sebanyak 9 buah sedangkan gedung perkantoran pemerintah sebanyak 1 buah, yang mana pembangunan bangunan gedung negara tersebut berlangsung dalam 6 tahun terakhir. Berikut gambaran statistik dari dokumen kontrak pada daerah Bogor : Data Kontrak Bogor 10 Jumlah
8 6 4 2 0 Perkantoran
Pendidikan
Kesehatan
Jenis Gedung Negara
Gambar IV.2. Statistik Data Kontrak Bogor
IV.1.3. Pengumpulan Data Daerah Bandung Hasil pengumpulan dokumen kontrak pada daerah Bandung dapat dilihat pada Tabel IV.3 berikut : Tabel IV.3. Hasil Pengumpulan Data Kontrak Bandung No. 1 2 3 4 5
Nama Proyek Gedung Kuliah Sunan Gunung Jati SMUN 24 Bandung Gedung Pendidikan PPPG IPA Gedung Perpustakaan PPPG IPA Gedung Mess Penatar PPPG IPA
Tahun 1996 1999 2002 2002 2002
Luas Bangunan (m2) 1781.94 505.4 2386.96 524.165 383.11
Jumlah Lantai 3 2 1 1 1
40 6 7
SDN Pejagalan Kantor Imigrasi Bandung
2003 2004
974 488.23
1 2
Dokumen kontrak yang berhasil dikumpulkan adalah dokumen kontrak bangunan gedung 1, 2, dan 3 lantai yang memiliki fungsi sebagai gedung pendidikan dan perkantoran pemerintah. Data mengenai gedung pendidikan berhasil dikumpulkan sebanyak 6 buah sedangkan gedung perkantoran pemerintah sebanyak 1 buah, yang mana pembangunan bangunan gedung negara tersebut berlangsung dalam 10 tahun terakhir. Berikut gambaran statistik dari dokumen kontrak pada daerah Bandung : Data Kontrak Bandung 6 Jumlah
5 4 3 2 1 0 Perkantoran
Pendidikan
Kesehatan
Jenis Gedung Negara
Gambar IV.3. Statistik Data Kontrak Bandung IV.1.4. Pengumpulan Data Daerah Cirebon Hasil pengumpulan dokumen kontrak pada daerah Cirebon dapat dilihat pada Tabel IV.4 berikut : Tabel IV.4. Hasil Pengumpulan Data Kontrak Cirebon No. 1 2 3 4
Nama Proyek SMKN II Cirebon Kantor Dinas Kimpraswil SDN Kalijaga Permai 2 RKB SDN Mekarwangi I
Tahun
Luas Bangunan (m2)
Jumlah Lantai
2005 2005 2005 2005
195 346 135 108
1 1 1 1
41 Dokumen kontrak yang berhasil dikumpulkan adalah dokumen kontrak bangunan gedung 1 lantai yang memiliki fungsi sebagai gedung pendidikan dan perkantoran pemerintah. Data mengenai gedung pendidikan berhasil dikumpulkan sebanyak 3 buah sedangkan gedung perkantoran pemerintah hanya 1 buah, yang mana pembangunan bangunan gedung negara tersebut berlangsung dalam 3 tahun terakhir. Berikut gambaran statistik dari dokumen kontrak pada daerah Cirebon : Data Kontrak Cirebon
Jumlah
3
2
1
0 Perkantoran
Pendidikan
Kesehatan
Jenis Gedung Negara
Gambar IV.4. Statistik Data Kontrak Cirebon Dokumen kontrak yang berhasil dikumpulkan umumnya adalah dokumen kontrak bangunan gedung 1 lantai yang memiliki fungsi sebagai gedung pendidikan, perkantoran pemerintah dan layanan kesehatan. Walaupun bangunan tersebut memiliki fungsi yang berbeda, namun dari segi fisik, bangunan tersebut tidak memiliki perbedaan yang mencolok. Hal tersebut dapat dilihat dari jenis-jenis pekerjaan yang tertera pada Rencana Anggaran Biaya setiap bangunan, yang pada umumnya merupakan pekerjaan-pekerjaan standar. IV.2. Identifikasi Pekerjaan Dominan Identifikasi pekerjaan dominan untuk menggambarkan pekerjaan mana saja yang memiliki bobot paling besar dari pekerjaan Struktur, Arsitektur, dan Mekanikal Elektrikal. Tahapan pembagian pekerjaan Struktur, Arsitektur, dan Mekanikal Elektrikal tidak masuk dalam proses perhitungan model, tapi diidentifikasi pekerjaan mana yang termasuk kelompok pekerjaan dominan.
42 Identifikasi kelompok pekerjaan dominan diambil dari pekerjaan Struktur dan Arsitektur, karena pada umumnya kedua pekerjaan tersebut memiliki bobot ratarata minimal 90 % dari setiap pekerjaan bangunan gedung yang standar. Alasan pemilihan 90 % ini agar tercapai nilai maksimum pada model yang dikembangkan. Berikut identifikasi pekerjaan dominan berdasarkan lokasi yang telah disurvei. IV.2.1. Identifikasi Pekerjaan Dominan Daerah Sukabumi Kelompok pekerjaan dominan yang diidentifikasi diambil dari pekerjaan Struktur dan Arsitektur, karena pada umumnya kedua pekerjaan tersebut memiliki bobot rata-rata minimal 90 % dari setiap pekerjaan standar bangunan gedung. Tabel IV.5 berikut menunjukkan identifikasi pekerjaan dominan pada dokumen kontrak yang telah terkumpul pada daerah kota Sukabumi berdasarkan bobot biaya pekerjaan: Tabel IV.5. Prosentase Bobot Biaya Kelompok Pekerjaan Dominan Sukabumi No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
Nama Proyek Puskesmas Pembantu Sindang Palay Puskesmas Pembantu Cikundul Puskesmas Pembantu Sriwedari Puskesmas Pembantu Sudajaya Hilir SDN Baros (Paket I) Puskesmas Pembantu Subang Jaya Kantor Cabang Dinas P & K Regrouping SDN Baros Paket C Regrouping SDN Baros Paket B Gedung Kantor SLTPN 1 Nagrak Kantor Kelurahan Baros Kantor Kelurahan Cisarua Kantor Kelurahan Sindang Sari Kantor Kelurahan Sudajaya Hilir Kantor KPU Kantor Kelurahan Dayeuh Luhur Kantor Kelurahan Limus Nunggal SDN Losari SDN Sukakarya 2 SLTPN 10 SMUN 5 Kantor Kelurahan Cipanengah 2 RKB SDN Banjarsari VI 3 RKB SDN Sukaraja III SDN Cipanengah
% Bobot Biaya Pekerjaan Struktur Arsitektur M & E 42.79% 51.69% 5.52% 43.99% 47.46% 8.55% 42.68% 47.84% 9.48% 37.47% 55.01% 7.52% 36.71% 59.47% 3.82% 44.08% 47.59% 8.33% 37.27% 58.09% 4.64% 42.42% 54.73% 2.85% 41.49% 51.34% 7.17% 51.21% 46.29% 2.50% 43.70% 54.69% 1.62% 38.85% 59.51% 1.64% 42.12% 56.28% 1.60% 26.15% 67.75% 6.10% 42.09% 56.55% 1.36% 41.45% 56.96% 1.59% 41.87% 56.38% 1.75% 41.77% 54.62% 3.61% 42.57% 53.67% 3.77% 39.39% 57.91% 2.70% 41.15% 53.26% 5.59% 40.85% 51.11% 8.04% 57.51% 35.40% 7.09% 60.15% 39.85% 0.00% 44.10% 52.88% 3.02%
43 26 27
Kantor Kelurahan Jayaraksa Puskesmas Pembantu Baros % Bobot Rata-rata Pekerjaan Dominan
42.13% 39.80% 42.44%
51.79% 51.55% 52.95%
6.08% 8.65% 4.61%
Dari Tabel IV.5 di atas, diketahui bahwa dari data-data kontrak bangunan yang dikumpulkan di kota Sukabumi, komponen pekerjaan yang memiliki bobot paling besar adalah pekerjaan Struktur dan Arsitektur dengan bobot rata-rata 42,44 % dan 52,95% atau kumulatif bobot sebesar 95,39 %. Sedangkan Pekerjaan Mekanikal dan Elektrikal memiliki bobot yang rendah, yaitu sekitar 4,61%. IV.2.2. Identifikasi Pekerjaan Dominan Daerah Bogor Tabel IV.6 berikut menunjukkan identifikasi pekerjaan dominan pada dokumen kontrak yang telah terkumpul pada daerah kota Bogor berdasarkan bobot biaya pekerjaan: Tabel IV.6. Prosentase Bobot Biaya Kelompok Pekerjaan Dominan Bogor No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Nama Proyek 3 RKB SMP 18 Bogor 3 RKB + WC SMP 18 Bogor Ruang Kantor dan Perpustakaan SMP 18 Bogor Laboratorium SMP 18 Bogor 1 UGB SMKN Gunung Putri Gedung KSPHP Ruang Kantor SMUN Gunung Sindur 3 RKB + KM/WC SMUN Gunung Sindur 3 RKB + Gudang SMUN Gunung Sindur Laboratorium SMUN Gunung Sindur % Bobot Rata-rata Pekerjaan Dominan
% Bobot Biaya Pekerjaan Struktur Arsitektur M & E 36.71% 59.47% 3.82% 38.76% 57.70% 3.54% 37.85% 58.78% 3.37% 36.71% 59.47% 3.82% 42.36% 56.52% 1.12% 46.26% 45.10% 8.63% 52.16% 38.61% 9.23% 52.03% 41.65% 6.32% 52.21% 46.18% 1.60% 53.08% 41.34% 5.58% 44.81% 50.48% 4.70%
Dari Tabel IV.6 di atas, diketahui bahwa dari data-data kontrak bangunan yang dikumpulkan di kota Bogor, komponen pekerjaan yang memiliki bobot paling besar adalah pekerjaan Struktur dan Arsitektur dengan bobot rata-rata 44,81 % dan 50,48 % atau kumulatif bobot sebesar 95,30 %. Sedangkan Pekerjaan Mekanikal dan Elektrikal memiliki bobot yang rendah, yaitu sekitar 4,70 %.
44 IV.2.3. Identifikasi Pekerjaan Dominan Daerah Bandung Tabel IV.7 berikut menunjukkan identifikasi pekerjaan dominan pada dokumen kontrak yang telah terkumpul pada daerah kota Bandung berdasarkan bobot biaya pekerjaan: Tabel IV.7. Prosentase Bobot Biaya Kelompok Pekerjaan Dominan Bandung No.
Nama Proyek
1 2 3 4 5 6 7
Gedung Kuliah Sunan Gunung Jati SMUN 24 Bandung SDN Pejagalan Kantor Imigrasi Bandung Gedung Pendidikan PPPG IPA Gedung Perpustakaan PPPG IPA Gedung Mess Penatar PPPG IPA % Bobot Rata-rata Pekerjaan Dominan
% Bobot Biaya Pekerjaan Struktur Arsitektur M & E 49.78% 40.24% 9.98% 56.32% 40.59% 3.09% 45.09% 50.98% 3.93% 65.00% 31.84% 3.16% 52.35% 41.47% 6.18% 49.31% 47.25% 3.44% 50.79% 40.66% 8.56% 52.66% 41.86% 5.48%
Dari Tabel IV.7 di atas, diketahui bahwa dari data-data kontrak bangunan yang dikumpulkan di kota Bandung, komponen pekerjaan yang memiliki bobot paling besar adalah pekerjaan Struktur dan Arsitektur dengan bobot rata-rata 52,66 % dan 41,86 % atau kumulatif bobot sebesar 94,52 %. Sedangkan Pekerjaan Mekanikal dan Elektrikal memiliki bobot yang rendah, yaitu sekitar 5,48 %. IV.2.4. Identifikasi Pekerjaan Dominan Daerah Cirebon Tabel IV.8 berikut menunjukkan identifikasi pekerjaan dominan pada dokumen kontrak yang telah terkumpul pada daerah kota Cirebon berdasarkan bobot biaya pekerjaan: Tabel IV.8. Prosentase Bobot Biaya Kelompok Pekerjaan Dominan Cirebon No.
Nama Proyek
1 2 3 4
SMKN II Cirebon Kantor Dinas Kimpraswil SDN Kalijaga Permai 2 RKB SDN Mekarwangi I % Bobot Rata-rata Pekerjaan Dominan
% Bobot Biaya Pekerjaan Struktur Arsitektur M & E 40.03% 56.91% 3.06% 39.32% 56.17% 4.51% 78.43% 20.78% 0.79% 48.44% 51.56% 0.00% 51.56% 46.35% 2.09%
Dari Tabel IV.8 di atas, diketahui bahwa dari data-data kontrak bangunan yang dikumpulkan di kota Cirebon, komponen pekerjaan yang memiliki bobot paling
45 besar adalah pekerjaan Struktur dan Arsitektur dengan bobot rata-rata 51,56 % dan 46,35 % atau kumulatif bobot sebesar 97,91 %. Sedangkan Pekerjaan Mekanikal dan Elektrikal memiliki bobot yang rendah, yaitu sekitar 2,09 %. Dari tahapan pembagian ke dalam pekerjaan Aritektur, Struktur, dan Mekanikal Elektrikal, tergambarkan bahwa pekerjaan Arsitektur dan Struktur bisa mewakili komponen pekerjaan bangunan gedung dalam mencari komponen dominan. Pekerjaan Mekanikal dan Eletrikal, seperti pekerjaan Sanitair, pekerjaan Plumbing, dan pekerjaan instalasi listrik tetap diperhitungkan dalam proses perhitungan model, walaupun bobot biayanya rendah.. Selain bobot biayanya yang rendah, pekerjaan Mekanikal dan Elektrikal juga sulit untuk dianalisa ke dalam komponen material, upah dan alat, karena pada umumnya, dalam dokumen kontrak tidak mencantumkan AHS untuk pekerjaan tersebut dan tidak adanya panduan standar untuk Analisa Harga Satuan pekerjaan Mekanikal dan Elektrikal. IV.3. Identifikasi Pekerjaan Ke Dalam Komponen Material, Upah dan Alat Pekerjaan-pekerjaan standar yang tertera pada RAB setiap bangunan kemudian diuraikan ke dalam komponen Material, Upah dan Alat dengan menggunakan AHS yang terdapat dalam dokumen kontrak. Untuk item pekerjaan yang tidak memiliki AHS, digunakan AHS Standar dari Departemen Pekerjaan Umum atau Pedoman SNI tentang Analisa Biaya Konstruksi Bangunan Gedung dan Perumahan. Jika AHS dari suatu item pekerjaan tidak terdapat di dalam kedua pedoman tersebut, maka digunakan AHS dari dokumen kontrak lainnya dengan catatan bangunan tersebut berada pada lokasi yang sama. Dari hasil pengolahan data, prosentase bobot biaya komponen material, upah dan alat untuk masingmasing bangunan berdasarkan lokasi Sukabumi dapat dilihat pada Tabel IV.9 dibawah ini : Tabel IV.9. Prosentase Bobot Biaya Komponen Material, Upah, dan Alat di Kota Sukabumi No. 1 2
Nama Proyek Puskesmas Pembantu Sindang Palay Puskesmas Pembantu Cikundul
% Bobot Biaya Komponen Material Upah Alat 67.37% 32.63% 0.00% 70.84% 29.16% 0.00%
46
No.
Nama Proyek
3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
Puskesmas Pembantu Sriwedari Puskesmas Pembantu Sudajaya Hilir SDN Baros (Paket I) Puskesmas Pembantu Subang Jaya Kantor Cabang Dinas P & K Regrouping SDN Baros Paket C Regrouping SDN Baros Paket B Gedung Kantor SLTPN 1 Nagrak Kantor Kelurahan Baros Kantor Kelurahan Cisarua Kantor Kelurahan Sindang Sari Kantor Kelurahan Sudajaya Hilir Kantor KPU Kantor Kelurahan Dayeuh Luhur Kantor Kelurahan Limus Nunggal SDN Losari SDN Sukakarya 2 SLTPN 10 SMUN 5 Kantor Kelurahan Cipanengah 2 RKB SDN Banjarsari VI 3 RKB SDN Sukaraja III SDN Cipanengah Kantor Kelurahan Jayaraksa Puskesmas Pembantu Baros % Bobot Rata-rata Komponen Dominan
% Bobot Biaya Komponen Material Upah Alat 68.21% 31.79% 0.00% 67.31% 32.69% 0.00% 73.90% 26.10% 0.00% 64.93% 35.07% 0.00% 65.44% 33.90% 0.66% 66.72% 32.34% 0.94% 67.51% 31.66% 0.83% 64.72% 34.56% 0.72% 66.74% 32.33% 0.93% 64.73% 34.27% 0.99% 66.77% 32.31% 0.93% 64.06% 34.93% 1.01% 65.53% 33.53% 0.94% 66.95% 32.09% 0.96% 66.78% 32.28% 0.94% 69.89% 29.19% 0.92% 67.92% 31.12% 0.95% 69.44% 29.69% 0.87% 69.54% 29.57% 0.88% 69.17% 29.97% 0.86% 67.64% 31.76% 0.61% 67.72% 31.59% 0.68% 69.35% 29.65% 1.00% 68.05% 31.13% 0.82% 68.78% 30.28% 0.93% 67.63% 31.69% 0.68%
Dari Tabel IV.9 diketahui bahwa, dari data-data bangunan yang dikumpulkan di daerah Sukabumi, komponen material dan upah memiliki bobot rata-rata paling besar, yaitu sebesar 67,63% dan 31,69% atau kumulatif bobot keduanya sebesar 99,32 % dari total biaya pelaksanaan konstruksi. Tabel IV.10. Prosentase Bobot Biaya Komponen Material, Upah, dan Alat di Kota Bogor No.
Nama Proyek
1 2 3 4 5 6 7 8
3 RKB SMP 18 Bogor 3 RKB + WC SMP 18 Bogor Ruang Kantor dan Perpustakaan SMP 18 Bogor Laboratorium SMP 18 Bogor 1 UGB SMKN Gunung Putri Gedung KSPHP Ruang Kantor SMUN Gunung Sindur 3 RKB + KM/WC SMUN Gunung Sindur
% Bobot Biaya Komponen Material Upah Alat 71.08% 27.71% 1.20% 70.43% 28.66% 0.91% 70.84% 28.22% 0.94% 70.69% 28.40% 0.91% 71.90% 27.18% 0.92% 71.27% 25.16% 3.57% 69.13% 28.55% 2.32% 69.77% 27.99% 2.24%
47 9 10
3 RKB + Gudang SMUN Gunung Sindur Laboratorium SMUN Gunung Sindur % Bobot Rata-rata Komponen Dominan
68.95% 69.02% 70.31%
28.94% 28.74% 27.96%
2.11% 2.24% 1.74%
Dari Tabel IV.10 diketahui bahwa, dari data-data bangunan yang dikumpulkan di daerah Bogor, komponen material dan upah memiliki bobot rata-rata paling besar, yaitu sebesar 70,31% dan 27,96% atau kumulatif bobot keduanya sebesar 98,26 % dari total biaya pelaksanaan konstruksi. Tabel IV.11. Prosentase Bobot Biaya Komponen Material, Upah, dan Alat di Kota Bandung No.
Nama Proyek
1 2 3 4 5 6 7
Gedung Kuliah Sunan Gunung Jati SMUN 24 Bandung SDN Pejagalan Kantor Imigrasi Bandung Gedung Pendidikan PPPG IPA Gedung Perpustakaan PPPG IPA Gedung Mess Penatar PPPG IPA % Bobot Rata-rata Komponen Dominan
% Bobot Biaya Komponen Material Upah Alat 72.35% 24.09% 3.56% 74.95% 22.26% 2.79% 64.51% 30.83% 4.66% 70.13% 24.08% 5.79% 75.79% 22.82% 1.39% 76.80% 21.65% 1.55% 75.88% 22.93% 1.19% 72.91% 24.09% 2.99%
Dari Tabel IV.11 diketahui bahwa, dari data-data bangunan yang dikumpulkan di daerah Bandung, komponen material dan upah memiliki bobot rata-rata paling besar, yaitu sebesar 72,91% dan 24,09% atau kumulatif bobot keduanya sebesar 97,01 % dari total biaya pelaksanaan konstruksi. Tabel IV.12. Prosentase Bobot Biaya Komponen Material, Upah, dan Alat di Kota Cirebon No.
Nama Proyek
1 2 3 4
SMKN II Cirebon Kantor Dinas Kimpraswil SDN Kalijaga Permai 2 RKB SDN Mekarwangi I % Bobot Rata-rata Komponen Dominan
% Bobot Biaya Komponen Material Upah Alat 71.14% 28.86% 0.00% 68.92% 31.08% 0.00% 76.88% 23.12% 0.00% 68.80% 30.55% 0.65% 71.43% 28.40% 0.16%
Dari Tabel IV.12 diketahui bahwa, dari data-data bangunan yang dikumpulkan di daerah Cirebon, komponen material dan upah memiliki bobot rata-rata paling besar, yaitu sebesar 71,43% dan 28,40% atau kumulatif bobot keduanya sebesar 99,84 % dari total biaya pelaksanaan konstruksi.
48 Dari data kontrak masing-masing lokasi, terlihat bahwa komponen material dan upah memiliki kumulatif bobot keduanya lebih besar dari 90% dari bobot biaya komponen pekerjaan standar dalam pembangunan gedung. Oleh karena itu, komponen material dan upah akan diolah lebih lanjut untuk mengetahui material apa dan upah siapa yang akan digunakan sebagai komponen dominan.
IV.4. Identifikasi Komponen Material dan Upah Dominan Komponen material dan upah yang dominan adalah jenis material dan upah yang memiliki bobot biaya paling besar dalam pembangunan gedung. Banyaknya jenis material dan upah yang nantinya akan dipakai adalah dengan mengakumulasi bobot rata-rata komponen material dan upah secara berurutan dari yang terbesar hingga mencapai bobot kumulatif sebesar 80 %. Alasan memakai bobot kumulatif sebesar 80% ini sesuai dengan konsep Pareto, yang menyatakan bahwa bobot biaya sebesar 80% dari komponen dominan sudah mewakili 100% dari total biaya. Pada perhitungan model HST BGN ini, bobot kumulatif komponen bahan bangunan sebesar 80% ini akan dijadikan kembali ke 100%. IV.4.1. Identifikasi Komponen Material dan Upah Kota Sukabumi Dari hasil pengolahan data kontrak, diketahui bahwa setiap bangunan memiliki komponen material dan upah dominan yang berbeda-beda. Hal ini sangat tergantung dari kuantitas dan kualitasnya. Semakin besar kuantitas dan semakin baik kualitasnya menyebabkan harga komponen tersebut semakin mahal, sehingga bobot biayanya menjadi lebih besar. Tabel IV.13 berikut menunjukkan komponen material dan upah dominan beserta kuantitasnya berdasarkan hasil perhitungan selang kepercayaan (level confidence) 90% dan 95% dari data-data dokumen kontrak kota Sukabumi :
49
Tabel IV.13. Komponen dominan dan Kuantitas Kota Sukabumi No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Komponen Kayu Balok Borneo Kayu Papan Borneo Besi Beton U-24 Semen Keramik Lantai 30x30 Batu bata Genteng Pasir Pasang Mandor Kepala Tukang Tukang Pekerja TOTAL
Kuantitas (q) Confidence Confidence Level 95% Level 90%
Satuan
Bobot
m3
19.14%
0.1310
0.1295
3
3.15% 4.94% 9.30% 3.91% 4.70% 2.81% 2.92% 1.77% 2.60% 14.80% 12.38% 82.43%
0.0307 10.3811 2.5468 1.1636 109.0954 41.9720 0.3370 0.4168 0.7955 4.9971 4.7489
0.0301 10.2877 2.5082 1.1431 106.6650 41.5753 0.3325 0.4109 0.7906 4.9292 4.7061
m Kg Zak m2 Buah Buah m3 Hari Hari Hari Hari
Dari Tabel IV.13 diatas, diketahui bahwa komponen material dan upah yang memiliki bobot paling besar untuk lokasi Sukabumi adalah Kayu Balok dan Tukang. Komponen kayu balok memiliki bobot sekitar 19,14 % dari bobot biaya total pekerjaan, sedangkan komponen upah tukang memiliki bobot sekitar 14,80 % dari bobot biaya total pekerjaan. Untuk kuantitas komponen material dan upah, dipakai metoda batas atas dengan selang kepercayaan 95 %, agar model ”tertinggi” yang diharapkan dapat tercapai. IV.4.2. Identifikasi Komponen Material dan Upah Kota Bogor Tabel IV.14 berikut menunjukkan komponen material dan upah dominan beserta kuantitasnya berdasarkan hasil perhitungan selang kepercayaan 90% dan 95% dari data-data dokumen kontrak kota Bogor :
50
Tabel IV.14. Komponen dominan dan Kuantitas Kota Bogor No.
Komponen
1
Kayu Balok Borneo
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Kayu Papan Borneo Besi Beton U-24 Semen Keramik Lantai 30x30 Batu bata Genteng Pasir Pasang Mandor Kepala Tukang Tukang Pekerja TOTAL
Kuantitas (q) Confidence Confidence Level 95% Level 90%
Satuan
Bobot
m3
19.94%
0.1347
0.1307
m3 Kg Zak m2 Buah Buah m3 Hari Hari Hari Hari
6.01% 6.63% 6.86% 4.55% 3.32% 3.25% 2.95% 1.30% 3.06% 14.21% 9.69% 81.78%
0.0383 11.2164 2.4425 1.1510 100.3044 45.3159 0.2919 0.3863 0.8570 5.0311 4.4672
0.0376 10.9973 2.3926 1.1335 99.1544 44.6205 0.2874 0.3688 0.8424 4.9503 4.3944
Dari Tabel IV.14 diatas, diketahui bahwa komponen material dan upah yang memiliki bobot paling besar untuk lokasi Sukabumi adalah Kayu Balok dan Tukang. Komponen kayu balok memiliki bobot sekitar 19,94 % dari bobot biaya total pekerjaan, sedangkan komponen upah tukang memiliki bobot sekitar 14,21 % dari bobot biaya total pekerjaan. Komponen material dan upah dominan yaitu kayu balok dan tukang untuk lokasi Bogor sama dengan komponen material dan upah dominan di lokasi Sukabumi, hanya terdapat perbedaan pada bobotnya yang tidak terlalu signifikan.
IV.4.3. Identifikasi Komponen Material dan Upah Kota Bandung Untuk dokumen-dokumen kontrak pada kota Bandung, data yang diolah hanya untuk bangunan gedung negara yang tidak bertingkat. Tabel IV.15 berikut menunjukkan komponen material dan upah dominan beserta kuantitasnya berdasarkan hasil perhitungan selang kepercayaan 90% dan 95% dari data-data dokumen kontrak kota Bandung untuk bangunan gedung yang tidak bertingkat :
51 Tabel IV.15. Komponen dominan dan Kuantitas Kota Bandung N o. 1
K o m p o n en K ayu B alo k B o rn eo
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
K ayu P ap an B o rn eo B esi B eto n U -2 4 S emen K eramik Lan tai 3 0 x 3 0 B atu b ata G en ten g P asir P asan g M an d o r K ep ala Tu k an g Tu k an g P ek erja TO TAL
K u a n tita s (q ) C o n fid en ce C o n fid en ce L ev el 9 5 % L ev el 9 0 %
S a tu a n
B obot
m3
1 4 .3 1 %
0 .1 2 9 6
0 .1 2 2 5
m3 Kg Z ak m2 B u ah B u ah m3 H ari H ari H ari H ari
8 .7 9 % 1 6 .1 8 % 8 .3 4 % 3 .4 9 % 2 .5 9 % 2 .0 2 % 1 .5 7 % 1 .4 4 % 3 .4 8 % 1 3 .1 0 % 6 .2 5 % 8 1 .5 6 %
0 .0 3 5 2 1 1 .3 1 7 2 2 .5 5 3 9 1 .1 3 7 9 1 0 9 .1 4 4 5 4 7 .2 8 9 6 0 .3 3 1 0 0 .3 9 7 3 0 .8 4 8 5 5 .1 5 1 2 4 .6 6 5 8
0 .0 3 2 7 1 1 .1 2 0 8 2 .4 0 4 0 1 .1 0 7 4 1 0 7 .4 8 8 2 4 6 .3 2 4 4 0 .3 1 6 3 0 .3 8 7 2 0 .8 3 0 2 5 .0 7 0 7 4 .5 3 1 8
Dari Tabel IV.15 diatas, diketahui bahwa komponen material dan upah yang memiliki bobot paling besar untuk bangunan gedung negara yang berlokasi di kota Bandung adalah Kayu Balok dan Tukang. Komponen kayu balok memiliki bobot sekitar 14,31 % dari bobot biaya total pekerjaan, sedangkan komponen upah tukang memiliki bobot sekitar 13,10 % dari bobot biaya total pekerjaan. IV.4.4. Identifikasi Komponen Material dan Upah Kota Cirebon Tabel IV.16 berikut menunjukkan komponen material dan upah dominan beserta kuantitasnya berdasarkan hasil perhitungan selang kepercayaan 90% dan 95% dari data-data dokumen kontrak kota Cirebon : Tabel IV.16. Komponen dominan dan Kuantitas Kota Cirebon No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Komponen Kayu Balok Borneo Kayu Papan Borneo Besi Beton U-24 Semen Keramik Lantai 30x30 Batu bata Genteng Pasir Pasang Mandor Kepala Tukang Tukang Pekerja TOTAL
Kuantitas (q) Confidence Confidence Level 95% Level 90%
Satuan
Bobot
m3
20.77%
0.1325
0.1289
3
3.54% 7.56% 10.14% 3.90% 2.99% 2.82% 1.36% 1.32% 2.35% 15.05% 10.77% 82.58%
0.0364 10.3194 2.5159 1.1610 100.2620 46.6837 0.3408 0.4272 0.7906 5.1806 4.6818
0.0327 10.1452 2.4500 1.1322 98.2988 45.3469 0.3256 0.4134 0.7818 5.0901 4.5040
m Kg Zak m2 Buah Buah m3 Hari Hari Hari Hari
52 Dari Tabel IV.16 diatas, diketahui bahwa komponen material dan upah yang memiliki bobot paling besar untuk lokasi Cirebon adalah Kayu Balok dan Tukang. Komponen kayu balok memiliki bobot sekitar 20,77 % dari bobot biaya total pekerjaan, sedangkan komponen upah tukang memiliki bobot sekitar 15,05 % dari bobot biaya total pekerjaan. IV.5. Analisa Perbedaan Kuantitas Komponen Dominan Berdasarkan perhitungan batas atas dengan selang kepercayaan 90% dan 95%, terdapat perbedaan nilai kuantitas dominan pada masing-masing lokasi survey. Hal ini wajar terjadi karena data dokumen kontrak bangunan gedung negara yang dikumpulkan tidak sama fungsi bangunannya. Dari data dokumen kontrak yang berhasil dikumpulkan umumnya adalah dokumen kontrak bangunan gedung 1 lantai yang memiliki fungsi sebagai gedung pendidikan, gedung perkantoran pemerintah, dan gedung layanan kesehatan (puskesmas). Perbedaan fungsi gedung negara tersebut tentunya mempengaruhi terhadap kuantitas komponen dominan pada masing-masing lokasi. Selain itu, jumlah data dokumen kontrak yang dikumpulkan pada masing-masing lokasi tidak sama. Pada daerah Sukabumi, data dokumen kontrak yang dikumpulkan sebanyak 27 buah, daerah Bogor sebanyak 10 buah, Bandung sebanyak 7 buah, dan daerah Cirebon sebanyak 4 buah. Jumlah data dokumen kontrak ini berpengaruh pada perhitungan karena penyebaran nilai data yang tidak merata. Kuantitas suatu komponen juga tergantung pada desain bangunan dan fungsi komponen itu sendiri. Perbedaan pada desain bangunan, misalnya, bangunan yang satu memiliki lebih banyak jendela dibandingkan bangunanbangunan lainnya, sehingga menyebabkan volume kayu balok untuk pekerjaan kusen dan volume kayu papan atau kaca untuk pekerjaan daun jendela, akan lebih besar dibandingkan bangunan-bangunan lainnya. Sedangkan, perbedaan pada fungsi komponen, misalnya, keramik tidak hanya digunakan sebagai penutup lantai, namun juga digunakan sebagai komponen estetika pada dinding. Meskipun demikian, perbedaan nilai kuantitas pada masing-masing lokasi survey yang ada di propinsi Jawa Barat tidak terlalu signifikan. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 17 berikut :
53 Tabel IV.17. Rekapitulasi Kuantitas Komponen Dominan di Propinsi Jabar No.
Komponen
Satuan
Kuantitas dengan Confidence Level 95% Sukabumi Bogor Bandung Cirebon
Kuantitas dengan Confidence Level 90% Sukabumi Bogor Bandung Cirebon
1 Kayu Balok Borneo
m3
0.1310
0.1347
0.1296
0.1325
0.1295
0.1307
0.1225
0.1289
2 Kayu Papan Borneo 3 Besi Beton U-24 4 Semen
m3 Kg Zak
0.0307 10.3811 2.5468
0.0383 11.2164 2.4425
0.0352 11.3172 2.5539
0.0364 10.3194 2.5159
0.0301 10.2877 2.5082
0.0376 10.9973 2.3926
0.0327 11.1208 2.4040
0.0327 10.1452 2.4500
5 6 7 8 9 10 11 12
m2 Buah Buah m3 Hari Hari Hari Hari
1.1636 1.1510 109.0954 100.3044 41.9720 45.3159 0.3370 0.2919 0.4168 0.3863 0.7955 0.8570 4.9971 5.0311 4.7489 4.4672
1.1379 109.1445 47.2896 0.3310 0.3973 0.8485 5.1512 4.6658
1.1610 100.2620 46.6837 0.3408 0.4272 0.7906 5.1806 4.6818
1.1431 106.6650 41.5753 0.3325 0.4109 0.7906 4.9292 4.7061
1.1335 99.1544 44.6205 0.2874 0.3688 0.8424 4.9503 4.3944
1.1074 107.4882 46.3244 0.3163 0.3872 0.8302 5.0707 4.5318
1.1322 98.2988 45.3469 0.3256 0.4134 0.7818 5.0901 4.5040
Keramik Lantai 30x30 Batu bata Genteng Pasir Pasang Mandor Kepala Tukang Tukang Pekerja
Faktor lokasi juga mempengaruhi desain bangunan. Gedung dengan fungsi yang sama dan harga yang terbatas pada masing-masing lokasi berpengaruh terhadap perbedaan desain bangunan yang akan dibangun. Perbedaan desain bangunan pada masing-masing lokasi bisa menyebabkan perubahan angka kuantitas komponen dominan. Misalnya pembangunan gedung di daerah Pontianak berbeda dengan pembangunan gedung di daerah Bengkulu. Daerah Pontianak bukan termasuk daerah yang rawan gempa, sedangkan daerah Bengkulu merupakan daerah yang sering terjadi gempa. Tentunya desain bangunan pada daerah Pontianak tidak harus didesain untuk bangunan yang tahan gempa. Berbeda halnya dengan desain bangunan pada daerah Bengkulu yang rawan gempa, yang umumnya didesain dengan memperbanyak jumlah kolom pada bangunan gedung. Perbedaan kuantitas juga berpengaruh kepada kualitas material. Misalnya kualitas kayu yang digunakan pada bangunan di suatu lokasi adalah kayu kelas I, sedangkan bangunan lain yang memiliki karakteristik serupa pada lokasi lain menggunakan kayu kelas II. Dalam hal ini, walaupun volume kayu yang digunakan hampir sama, namun bobot biaya kayu sangat jauh berbeda, karena perbedaan harga yang disebabkan oleh perbedaan kualitas dan perbedaan lokasi. Untuk mengatasi perbedaan kualitas pada material, diambil kualitas material yang paling umum digunakan dalam pembangunan gedung dari berbagai lokasi survey. Dalam hal ini kayu yang umum digunakan adalah kayu balok Borneo dan kayu papan Borneo berdasarkan data dokumen kontrak yang diperoleh.
54 IV.6. Survei Harga Pasar Komponen Dominan Setelah diidentifikasi komponen material dan upah dominan dari masing-masing lokasi beserta kuantitasnya, proses selanjutnya adalah melakukan pengumpulan data harga dari masing-masing komponen dominan. Pengumpulan data ini dilakukan pada beberapa lokasi pasar dengan melibatkan supplier atau distributor pada lokasi tersebut. Informasi mengenai daftar supplier diperoleh dari kontraktor lokal dan dari Dinas Kimpraswil setempat. Lokasi yang disurvei meliputi kota Bandung, kota Sukabumi, kota Cirebon, dan kota Bogor. Survei harga pasar dari komponen dominan dilakukan dengan cara kunjungan langsung kepada responden atau dengan menanyakannya melalui sarana komunikasi telepon, yang berlangsung selama bulan Oktober dan bulan November 2007. Yang perlu diperhatikan pada tahapan survey ini adalah bagaimana menanyakan informasi tentang harga komponen dominan tersebut kepada responden, berupa harga per satuan komponen dominan tersebut untuk jumlah pembelian sesuai dengan volume komponen dominan yang telah dihitung pada langkah sebelumnya. Tabel IV.18 sampai Tabel IV.21 berikut menunjukkan harga komponen dominan dari beberapa lokasi yang telah disurvey :
55
Tabel IV.18. Harga Komponen Material Dominan Kota Sukabumi No
Toko Bangunan
Kayu balok, m3
Kayu papan, m3
PC, zak
Besi beton, kg
Keramik, m2
1 2 3 4 5 6 7 8
TB 1 TB 2 TB 3 TB 4 TB 5 TB 6 TB 7 TB 8
2,600,000 2,500,000 2,600,000 2,650,000 2,650,000 2,700,000 2,650,000 2,700,000
3,500,000 3,500,000 3,450,000 3,600,000 3,600,000 3,550,000 3,500,000 3,600,000
40,000 39,500 40,000 40,500 40,500 40,000 40,000 40,500
5,800 5,800 5,800 5,850 5,900 5,800 5,850 5,900
37,000 36,000 37,000 36,000 38,000 38,000 38,000 37,000
Bata Merah, buah 300 290 300 290 300 300 300 300
Genteng plentong, bh
Pasir pasang, m3
800 750 750 800 750 750 750 800
80,000 79,000 80,000 79,000 80,000 80,000 80,000 79,000
Tabel IV.19. Harga Komponen Material Dominan Kota Bogor
No
Toko Bangunan
Kayu balok, m3
Kayu papan, m3
PC, zak
Besi beton, kg
Keramik, m2
Bata Merah, buah
Genteng plentong, bh
Pasir pasang, m3
1 2 3 4 5 6 7
TB 1 TB 2 TB 3 TB 4 TB 5 TB 6 TB 7
2,800,000 2,800,000 2,800,000 2,850,000 2,800,000 2,750,000
2,900,000 2,900,000 2,900,000 2,950,000 3,000,000 2,950,000
41,000 39,500 41,000 41,000 41,000 40,000 40,000
5,800 5,800 5,800 5,800 5,700 5,750
30,000 31,000 31,000 30,000 30,000 31,000 30,000
250 250 260 255 260 250 255
750 725 740 750 750 700 750
85,000 83,000 87,000 86,000 84,000 87,000 88,000
56
8 9 10 11
TB 8 TB 9 TB 10 TB 11
2,750,000 2,800,000 2,800,000
2,850,000 2,900,000 2,900,000
40,000 40,000 41,000 41,000
5,700 5,800 5,800 5,800
31,000 30,000 30,000 30,000
260 260 250 250
725 700 750 750
86,000 83,000 87,000 88,000
Genteng plentong, bh
Pasir pasang, m3
760 800 750 800 770 750 760 750 750 760
95,000 100,000 96,000 95,000 98,000 100,000 98,000 100,000 98,000 100,000
Tabel IV.20. Harga Komponen Material Dominan Kota Bandung No
Toko Bangunan
Kayu balok, m3
Kayu papan, m3
PC, zak
Besi beton, kg
Keramik, m2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
TB 1 TB 2 TB 3 TB 4 TB 5 TB 6 TB 7 TB 8 TB 9 TB 10
2,350,000 2,400,000 2,500,000 2,490,000 2,500,000 2,550,000 2,600,000 2,550,000 2,550,000 2,570,000
2,900,000 2,950,000 3,000,000 2,900,000 3,050,000 2,900,000 3,050,000 3,000,000 3,000,000 3,020,000
40,000 41,000 40,000 40,500 40,500 40,000 40,000 40,500 40,000 40,500
5,500 5,600 5,500 5,600 5,500 5,600 5,500 5,500 5,500 5,500
37,000 37,000 39,000 37,000 38,000 38,000 38,000 37,000 38,000 37,000
Bata Merah, buah 300 310 300 330 320 310 320 320 340 330
57
Tabel IV.21. Harga Komponen Material Dominan Kota Cirebon No
Toko Bangunan
Kayu balok, m3
Kayu papan, m3
PC, zak
Besi beton, kg
Keramik, m2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
TB 1 TB 2 TB 3 TB 4 TB 5 TB 6 TB 7 TB 8 TB 9 TB 10
3,000,000 2,970,000 2,980,000 2,970,000 3,000,000 3,000,000 2,980,000 2,975,000 2,970,000 2,970,000
3,100,000 3,000,000 3,000,000 3,000,000 3,100,000 3,100,000 3,000,000 3,050,000 3,100,000 3,050,000
38,000 37,500 38,000 37,500 37,500 38,000 38,000 38,000 38,000 38,000
5,700 5,650 5,700 5,700 5,700 5,650 5,700 5,650 5,700 5,700
34,000 34,000 35,000 35,000 33,000 35,000 33,000 35,000 34,000 36,000
Bata Merah, buah 300 300 310 300 290 310 300 300 300 300
Genteng plentong, bh
Pasir pasang, m3
700 700 725 750 750 700 700 700 750 740
84,000 82,000 85,000 86,000 85,000 84,000 85,000 84,000 86,000 84,000
58 Pada survei harga pasar ini terdapat beberapa perbedaan mengenai penentuan harga per satuan komponen dominan. Contohnya untuk material kayu balok dan kayu papan yang dijual per batang oleh beberapa toko bahan bangunan. Selain material kayu, material pasir pasang dijual per mobil colt atau per dump truk. Tentunya harus ada konversi terlebih dahulu untuk mengetahui harga per satuan komponen dominan mengenai kondisi tersebut.
IV.7. Membuat Model Harga Satuan Tertinggi Bangunan Gedung Negara Model harga satuan tertinggi bangunan gedung merupakan suatu model untuk menunjukkan biaya bangunan gedung negara per satuan luas. Biaya yang digunakan merupakan hasil perkalian dari kuantitas komponen dominan dengan harga pasar sekarang yang diperoleh dari perhitungan statistik batas atas dengan selang kepercayaan 90 % dan 95 %. Harga pasar yang dipakai adalah harga pasar dari masing-masing lokasi survey pada bulan Oktober dan November tahun 2007. IV.7.1. Model HST BGN Kota Sukabumi Model harga satuan tertinggi bangunan gedung negara yang diteliti merupakan hasil perkalian dari kuantitas komponen dominan dengan harga pasar sekarang. Untuk kota Sukabumi, dilakukan survey kepada 8 toko bangunan pada dua daerah yang berbeda. Alasan mensurvey dua daerah agar mengetahui seberapa besar perbedaan harga material tersebut. Nilai yang dipakai untuk model HST BGN ini adalah nilai yang didapat dari batas atas dengan selang confidence 90 % dan 95 %. Berikut perhitungan nilai material yang nantinya akan dipakai di dalam model HST BGN :
59
Kayu_balok
3
Batas Keyakinan Atas 90% = 2.674.872 Frequency
2
Batas Keyakinan Atas 95% = 2.685.695 1
Mean =2631250 Std. Dev. =65123.509 N =8 0 2450000
2500000
2550000
2600000
2650000
2700000
2750000
Kayu_balok
Gambar IV.5. Histogram Harga Kayu Balok di kota Sukabumi
Kayu_Papan
3
Batas Keyakinan Atas 90% = 3.576.517 Frequency
2
Batas Keyakinan Atas 95% = 3.586.197
1
Mean =3537500 Std. Dev. =58248.237 N =8 0 3400000
3450000
3500000
3550000
3600000
3650000
Kayu_Papan
Gambar IV.6. Histogram Harga Kayu Papan di kota Sukabumi
Semen
5
Frequency
4
Batas Keyakinan Atas 90% = 40.362
3
Batas Keyakinan Atas 95% = 40.421
2
1 Mean =40125 Std. Dev. =353.553 N =8 0 39000
39500
40000
40500
41000
Semen
Gambar IV.7. Histogram Harga Semen di kota Sukabumi
60
Besi_beton
4
Batas Keyakinan Atas 90% = 5.867
Frequency
3
Batas Keyakinan Atas 95% = 5.875
2
1
Mean =5837.5 Std. Dev. =44.32 N =8 0 5750
5800
5850
5900
5950
Besi_beton
Gambar IV.8. Histogram Harga Besi Beton di kota Sukabumi
Keramik
4
Batas Keyakinan Atas 90% = 37.684 Frequency
3
Batas Keyakinan Atas 95% = 37.823
2
1
Mean =37125 Std. Dev. =834.523 N =8 0 35500
36000
36500
37000
37500
38000
38500
Keramik
Gambar IV.9. Histogram Harga Keramik di kota Sukabumi
Batu_bata
Batas Keyakinan Atas 90% = 300,6
Frequency
6
4
Batas Keyakinan Atas 95% = 301,37
2
Mean =297.5 Std. Dev. =4.629 N =8 0 285
290
295
300
305
Batu_bata
Gambar IV.10. Histogram Harga Batabata di kota Sukabumi
61
Genteng
Frequency
6
Batas Keyakinan Atas 90% = 786
4
Batas Keyakinan Atas 95% = 790 2
Mean =768.75 Std. Dev. =25.877 N =8 0 725
750
775
800
825
Genteng
Gambar IV.11. Histogram Harga Genteng di kota Sukabumi
Pasir
Batas Keyakinan Atas 90% = 79.972
Frequency
6
4
Batas Keyakinan Atas 95% = 80.058 2
Mean =79625 Std. Dev. =517.549 N =8 0 78500
79000
79500
80000
80500
Pasir
Gambar IV.12. Histogram Harga Pasir di kota Sukabumi
62 Tabel IV.22. Harga Satuan Tertinggi BGN Kota Sukabumi Tahun 2007 dengan Level Confidence 95% No.
Satuan
Quantity
Kayu Balok Borneo
m3
0.1310
Rp
2,685,695 Rp
351,760
2 3 4
Kayu Papan Borneo Besi Beton U-24 Semen
3
m Kg Zak
0.0307 10.3811 2.5468
Rp Rp Rp
3,586,197 Rp 5,875 Rp 40,421 Rp
109,946 60,985 102,944
5 6 7
Keramik Lantai 30x30 Batu bata Genteng
m2 Buah Buah
1.1636 109.0954 41.9720
Rp Rp Rp
37,823 Rp 301 Rp 790 Rp
44,011 32,878 33,174
8 9 10 11 12
Pasir Pasang Mandor Kepala Tukang Tukang Pekerja
m3 Hari Hari Hari Hari
0.3370 0.4168 0.7955 4.9971 4.7489
1
Komponen
Harga Survey
Rp 80,058 Rp 52,000 Rp 54,400 Rp 41,100 Rp 34,233 Nilai HST (82,43%) HST BGN KOTA SUKABUMI Tahun 2007
Total
Rp 26,978 Rp 21,674 Rp 43,277 Rp 205,380 Rp 162,570 Rp 1,195,577 Rp 1,450,415
Tabel IV.23. Harga Satuan Tertinggi BGN Kota Sukabumi Tahun 2007 dengan Level Confidence 90% No. 1
Komponen Kayu Balok Borneo
Satuan
Quantity
Harga Survey
3
0.1295
Rp 2,674,872
Rp
346,522
3
m
Total
2 3 4
Kayu Papan Borneo Besi Beton U-24 Semen
m Kg Zak
0.0301 10.2877 2.5082
Rp 3,576,517 Rp 5,867 Rp 40,362
Rp Rp Rp
107,635 60,360 101,235
5 6 7
Keramik Lantai 30x30 Batu bata Genteng
m2 Buah Buah
1.1431 106.6650 41.5753
Rp Rp Rp
Rp Rp Rp
43,077 32,064 32,682
8 9 10 11 12
Pasir Pasang Mandor Kepala Tukang Tukang Pekerja
m3 Hari Hari Hari Hari
37,684 301 786
0.3325 Rp 79,972 0.4109 Rp 52,000 0.7906 Rp 54,400 4.9292 Rp 41,100 4.7061 Rp 34,233 Nilai HST (82,43%) HST BGN KOTA SUKABUMI Tahun 2007
Rp 26,591 Rp 21,366 Rp 43,009 Rp 202,591 Rp 161,105 Rp 1,178,237 Rp 1,429,379
IV.7.2. Model HST BGN Kota Bogor Untuk kota Bogor, dilakukan survey kepada 11 toko bangunan pada dua daerah yang berbeda. Nilai yang dipakai untuk model HST BGN ini adalah nilai yang didapat dari batas atas dengan selang confidence 90 % dan 95 %. Berikut nilai material yang dipakai di dalam model HST BGN :
63 Tabel IV.24. Harga Satuan Tertinggi BGN Kota Bogor tahun 2007 dengan Level Confidence 95% No.
Komponen
Satuan 3
Quantity
Harga Survey
Harga Total
1
Kayu Balok Borneo
m
0.1347
Rp
2,817,540
Rp
379,646
2 3 4
Kayu Papan Borneo Besi Beton U-24 Semen
m3 Kg Zak
0.0383 11.2164 2.4425
Rp Rp Rp
2,949,951 5,805 40,897
Rp Rp Rp
113,045 65,116 99,890
5 6 7
Keramik Lantai 30x30 Batu bata Genteng
m2 Buah Buah
1.1510 100.3044 45.3159
Rp Rp Rp
30,703 258 749
Rp Rp Rp
35,339 25,850 33,938
8 9 10 11 12
Pasir Pasang Mandor Kepala Tukang Tukang Pekerja
m3 Hari Hari Hari Hari
0.2919 0.3863 0.8570 5.0311 4.4672
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
25,414 20,086 46,622 226,401 152,927 1,224,273 1,497,033
Rp 87,050 Rp 52,000 Rp 54,400 Rp 45,000 Rp 34,233 Nilai HST (81,78%) HST BGN KOTA BOGOR Tahun 2007
Tabel IV.25. Harga Satuan Tertinggi BGN Kota Bogor tahun 2007 dengan Level Confidence 90% No. 1
Komponen Kayu Balok Borneo
Satuan
Quantity
Harga Survey
Harga Total
3
0.1307
Rp
2,813,069
Rp
367,650
3
m
2 3 4
Kayu Papan Borneo Besi Beton U-24 Semen
m Kg Zak
0.0376 10.9973 2.3926
Rp Rp Rp
2,943,507 5,800 40,823
Rp Rp Rp
110,586 63,780 97,675
5 6 7
Keramik Lantai 30x30 Batu bata Genteng
m2 Buah Buah
1.1335 99.1544 44.6205
Rp Rp Rp
30,639 257 746
Rp Rp Rp
34,731 25,495 33,305
8 9 10 11 12
Pasir Pasang Mandor Kepala Tukang Tukang Pekerja
m3 Hari Hari Hari Hari
0.2874 0.3688 0.8424 4.9503 4.3944
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
24,954 19,178 45,824 222,764 150,432 1,196,375 1,462,918
Rp 86,820 Rp 52,000 Rp 54,400 Rp 45,000 Rp 34,233 Nilai HST (81,78%) HST BGN KOTA BOGOR Tahun 2007
IV.7.3. Model HST BGN Kota Bandung Untuk kota Bandung, dilakukan survey kepada 10 toko bangunan pada beberapa daerah yang berbeda. Nilai yang dipakai untuk model HST BGN ini adalah nilai yang didapat dari batas atas dengan selang confidence 90% dan 95 %. Berikut nilai material yang dipakai di dalam model HST BGN :
64 Tabel IV.26. Harga Satuan Tertinggi BGN Kota Bandung Tahun 2007 dengan Level Confidence 95% No.
K omponen
Satuan Quantity Harga Survey 3
Harga Total
1
Kayu Balok Borneo
m
0.1296
Rp 2,991,046
Rp
387,632
2 3 4
Kayu Papan Borneo Besi Beton U-24 Semen
m3 Kg Zak
0.0352 11.3172 2.5539
Rp 3,020,060 Rp 5,565 Rp 40,550
Rp Rp Rp
106,419 62,975 103,560
5 6 7
Keramik Lantai 30x30 Batu bata Genteng
m2 Buah Buah
1.1379 109.1445 47.2896
Rp Rp Rp
Rp Rp Rp
43,354 35,736 36,839
8 9 10 11 12
Pasir Pasang M andor Kepala Tukang Tukang Pekerja
m3 Hari Hari Hari Hari
38,100 327 779
0.3310 Rp 99,470 0.3973 Rp 52,000 0.8485 Rp 54,400 5.1512 Rp 45,000 4.6658 Rp 34,233 Nilai H ST (81,56%) H ST B GN K OTA B ANDUNG Tahun 2007
Rp 32,922 Rp 20,660 Rp 46,158 Rp 231,802 Rp 159,724 Rp 1,267,781 Rp 1,554,415
Tabel IV.27. Harga Satuan Tertinggi BGN Kota Bandung Tahun 2007 dengan Level Confidence 90% No.
Komponen
Satuan
1 Kayu Balok Borneo
Quantity
Harga Survey
3
0.1225
Rp 2,989,235
Rp
366,091
3
m
Harga Total
2 Kayu Papan Borneo 3 Besi Beton U-24 4 Semen
m Kg Zak
0.0327 11.1208 2.4040
Rp 3,011,893 Rp 5,558 Rp 40,503
Rp Rp Rp
98,515 61,809 97,370
5 Keramik Lantai 30x30 6 Batu bata 7 Genteng
m2 Buah Buah
1.1074 107.4882 46.3244
Rp Rp Rp
Rp Rp Rp
42,085 35,002 35,964
8 9 10 11 12
m3 Hari Hari Hari Hari
Pasir Pasang Mandor Kepala Tukang Tukang Pekerja
38,005 326 776
0.3163 Rp 99,191 0.3872 Rp 52,000 0.8302 Rp 54,400 5.0707 Rp 45,000 4.5318 Rp 34,233 Nilai HST (81,56%) HST BGN KOTA BANDUNG Tahun 2007
Rp 31,378 Rp 20,133 Rp 45,165 Rp 228,181 Rp 155,138 Rp 1,216,831 Rp 1,491,946
IV.7.4. Model HST BGN Kota Cirebon Untuk kota Cirebon, dilakukan survey kepada 10 toko bangunan pada dua daerah yang berbeda. Nilai yang dipakai untuk model HST BGN ini adalah nilai yang didapat dari batas atas dengan selang confidence 90 % dan 95 %. Berikut nilai material yang dipakai di dalam model HST BGN kota Cirebon :
65 Tabel IV.28. Harga Satuan Tertinggi BGN Kota Cirebon Tahun 2007 dengan Level Confidence 95% No.
Komponen
Satuan Quantity 3
Harga Survey
Harga Total
1
Kayu Balok Borneo
m
0.1325
Rp
2,991,046
Rp
396,322
2 3 4
Kayu Papan Borneo Besi Beton U-24 Semen
m3 Kg Zak
0.0364 10.3194 2.5159
Rp Rp Rp
3,083,722 5,702 38,023
Rp Rp Rp
112,245 58,844 95,661
5 6 7
Keramik Lantai 30x30 Batu bata Genteng
m2 Buah Buah
1.1610 100.2620 46.6837
Rp Rp Rp
35,091 305 739
Rp Rp Rp
40,740 30,586 34,477
8 9 10 11 12
Pasir Pasang Mandor Kepala Tukang Tukang Pekerja
m3 Hari Hari Hari Hari
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
29,082 21,361 39,532 233,128 131,092 1,223,071 1,481,074
0.3408 Rp 85,343 0.4272 Rp 50,000 0.7906 Rp 50,000 5.1806 Rp 45,000 4.6818 Rp 28,000 Nilai HST (82,58%) HST BGN KOTA CIREBON Tahun 2007
Tabel IV.29. Harga Satuan Tertinggi BGN Kota Cirebon Tahun 2007 dengan Level Confidence 90% No. 1
Komponen
Satuan
Kayu Balok Borneo
Quantity
Harga Survey
Harga Total
3
0.1289
Rp 2,989,235 Rp
385,364
3
100,558 57,817 93,075
m
2 3 4
Kayu Papan Borneo Besi Beton U-24 Semen
m Kg Zak
0.0327 10.1452 2.4500
Rp 3,077,326 Rp Rp 5,699 Rp Rp 37,990 Rp
5 6 7
Keramik Lantai 30x30 Batu bata Genteng
m2 Buah Buah
1.1322 98.2988 45.3469
Rp Rp Rp
8 9 10 11 12
Pasir Pasang Mandor Kepala Tukang Tukang Pekerja
m3 Hari Hari Hari Hari
34,960 Rp 304 Rp 735 Rp
0.3256 Rp 85,183 0.4134 Rp 50,000 0.7818 Rp 50,000 5.0901 Rp 45,000 4.5040 Rp 28,000 Nilai HST (82,58%) HST BGN KOTA CIREBON Tahun 2007
39,580 29,911 33,344
Rp 27,737 Rp 20,671 Rp 39,090 Rp 229,054 Rp 126,112 Rp 1,182,314 Rp 1,431,719
Model HST BGN dari masing-masing lokasi berdasarkan data harga pasar dari komponen bahan material pada bulan Oktober dan November tahun 2007. Sedangkan untuk komponen upah berdasarkan data Analisa Harga Satuan upah yang dikeluarkan oleh Dinas Tata Ruang dan Pemukiman Propinsi Jawa Barat untuk tahun anggaran 2007 triwulan I. Berikut rekapitulasi HST BGN dari masing-masing lokasi survey :
66 Tabel IV.30. Rekapitulasi Harga Satuan Tertinggi BGN Tahun 2007 No. 1 2 3 4
HST BGN Level Confidence Kota Sukabumi Kota Bogor Kota Bandung Kota Cirebon
Rp Rp Rp Rp
95% 1,450,415 1,497,033 1,554,415 1,481,074
Rp Rp Rp Rp
90% 1,429,379 1,462,918 1,491,946 1,431,719
Selanjutnya model HST BGN tersebut akan diuji validitasnya berdasarkan bangunan-bangunan yang telah dibangun pada masing-masing lokasi dan dibandingkan dengan model HST yang dikeluarkan oleh pemerintah daerah. Model HST BGN ini dalam mencari kuantitas komponen dominan menggunakan konsep Pareto, yaitu komponen bahan bangunan yang memiliki bobot biaya lebih besar dari 80% dari total biaya. Pada uji validitas nilai yang diuji adalah nilai kontrak keseluruhan dari 100% bahan bangunan. Untuk itulah pada perhitungan HST BGN, nilainya dijadikan kembali ke 100%.
IV.8. Memprediksi HST BGN Periode Berikutnya HST BGN periode berikutnya dapat diprediksi dengan memplot model HST BGN harga komponen historis ke dalam grafik, kemudian mengikuti garis kecenderungan (trendline) terbaik yang dapat dibentuk dari masing-masing harga komponen dominan beberapa periode ke belakang. Garis kecenderungan yang terbaik adalah garis kecenderungan yang memiliki koefisien determinasi (R2) mendekati 1. Semakin dekat garis kecenderungan terhadap data, maka nilai R2 akan semakin mendekati 1, demikian pula sebaliknya. Garis kecenderungan tersebut dapat dibuat dengan menggunakan fasilitas yang sudah tersedia pada Microsoft Excel. Jenis-jenis garis kecenderungan yang tersedia adalah: 1. Linier, dengan bentuk persamaan y = ax + b 2. Logarithmic, dengan bentuk persamaan y = a ln x + b 3. Power, dengan bentuk persamaan y = a.x b 4. Eksponential, dengan bentuk persamaan y = a.e bx, dimana e = 2,718
67 Untuk HST BGN periode berikutnya didapatkan melalui hasil perkalian kuantitas komponen dominan dengan harga masing-masing komponen dominan yang diperoleh melalui trendline terbaik. Koefisien determinasi dengan menggunakan keempat jenis garis kecenderungan dapat dilihat pada Gambar IV.13 sebagai berikut :
Kayu Balok Sukabumi 300
Harga (10^4)
250 200
y = 64.827e0.1475x R2 = 0.9795 y = 72.984Ln(x) + 42.296 R2 = 0.7266
150 100 y = 21.5x + 38.611 R2 = 0.9142
50 0
1999
2000
2001
2002
2003
y = 64.287x 0.5244 R2 = 0.8538
2004
2006
2005
Kayu Balok
Linear (Kayu Balok)
Power (Kayu Balok)
Expon. (Kayu Balok)
2007
Tahun
Log. (Kayu Balok)
Gambar IV.13. Memprediksi Harga Kayu Balok Dari keempat jenis garis kecenderungan yang memiliki koefisien determinasi terbesar adalah garis eksponential dengan R2 = 0,9795. Jadi untuk menentukan prediksi
harga
komponen
pada
tahun
berikutnya
memakai
persamaan
Eksponential y = 64,827 e 0,1475x . Berikut nilai prediksi HST BGN untuk periode berikutnya berdasarkan metode garis kecenderungan untuk masing-masing wilayah :
68
Tabel IV.31. HST BGN Prediksi Kota Sukabumi No.
Satuan
Quantity
1 Kayu Balok Borneo
Komponen
m3
0.1310
Rp
2,833,178
Rp
371,077
2 Kayu Papan Borneo 3 Besi Beton U-24 4 Semen
3
m Kg Zak
0.0307 10.3811 2.5468
Rp Rp Rp
2,859,405 6,473 43,653
Rp Rp Rp
87,664 67,192 111,176
5 Keramik Lantai 30x30 6 Batu bata 7 Genteng
m2 Buah Buah
1.1636 109.0954 41.9720
Rp Rp Rp
42,887 Rp 402 Rp 878 Rp
49,903 43,894 36,859
8 9 10 11 12
m3 Hari Hari Hari Hari
Pasir Pasang Mandor Kepala Tukang Tukang Pekerja
Harga Prediksi
0.3370 Rp 114,513 0.4168 Rp 57,362 0.7955 Rp 55,047 4.9971 Rp 42,381 4.7489 Rp 36,256 Nilai HST BGN Prediksi (82,43 %) HST BGN Prediksi KOTA SUKABUMI
Total
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
38,589 23,909 43,792 211,784 172,177 1,258,017 1,526,164
Tabel IV.32. HST BGN Prediksi Kota Bogor No. 1
Komponen Kayu Balok Borneo
Satuan
Quantity
Harga Prediksi
Harga Total
3
0.1347
Rp
3,952,842 Rp
532,621
3
m
2 3 4
Kayu Papan Borneo Besi Beton U-24 Semen
m Kg Zak
0.0383 11.2164 2.4425
Rp Rp Rp
3,562,773 Rp 5,340 Rp 43,884 Rp
136,528 59,896 107,185
5 6 7
Keramik Lantai 30x30 Batu bata Genteng
m2 Buah Buah
1.1510 100.3044 45.3159
Rp Rp Rp
28,997 Rp 230 Rp 777 Rp
33,376 23,036 35,229
8 9 10 11 12
Pasir Pasang Mandor Kepala Tukang Tukang Pekerja
m3 Hari Hari Hari Hari
0.2919 Rp 97,233 0.3863 Rp 58,777 0.8570 Rp 44,291 5.0311 Rp 37,834 4.4672 Rp 30,588 Nilai HST BGN Prediksi (81,78 %) HST BGN Prediksi KOTA BOGOR
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
28,387 22,703 37,958 190,348 136,644 1,343,911 1,643,325
69 Tabel IV.33. HST BGN Prediksi Kota Bandung No.
Satuan
Quantity
1 Kayu Balok Borneo
Komponen
m3
0.1296
Rp
Harga Prediksi 2,970,150
Rp
384,924
2 Kayu Papan Borneo 3 Besi Beton U-24 4 Semen
3
m Kg Zak
0.0352 11.3172 2.5539
Rp Rp Rp
3,446,116 Rp 6,551 Rp 46,385 Rp
121,433 74,140 118,462
5 Keramik Lantai 30x30 6 Batu bata 7 Genteng
m2 Buah Buah
1.1379 109.1445 47.2896
Rp Rp Rp
45,940 Rp 369 Rp 883 Rp
52,275 40,277 41,766
8 9 10 11 12
m3 Hari Hari Hari Hari
0.3310 Rp 112,259 0.3973 Rp 54,655 0.8485 Rp 53,634 5.1512 Rp 45,030 4.6658 Rp 37,904 Nilai HST BGN Prediksi (81,56 %) HST BGN Prediksi KOTA BANDUNG
Pasir Pasang Mandor Kepala Tukang Tukang Pekerja
Harga Total
Rp 37,155 Rp 21,715 Rp 45,508 Rp 231,958 Rp 176,850 Rp 1,346,462 Rp 1,650,885
Tabel IV.34. HST BGN Prediksi Kota Cirebon No. 1
Komponen Kayu Balok Borneo
Satuan
Quantity
Harga Prediksi
Harga Total
3
0.1325
Rp
3,673,330
Rp
486,727
3
m
2 3 4
Kayu Papan Borneo Besi Beton U-24 Semen
m Kg Zak
0.0364 10.3194 2.5159
Rp Rp Rp
3,710,000 5,340 40,773
Rp Rp Rp
135,041 55,106 102,579
5 6 7
Keramik Lantai 30x30 Batu bata Genteng
m2 Buah Buah
1.1610 100.2620 46.6837
Rp Rp Rp
38,700 226 857
Rp Rp Rp
44,930 22,659 39,993
8 9 10 11 12
Pasir Pasang Mandor Kepala Tukang Tukang Pekerja
m3 Hari Hari Hari Hari
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
30,912 24,029 47,878 275,624 139,677 1,405,156 1,701,569
0.3408 Rp 90,714 0.4272 Rp 56,246 0.7906 Rp 60,556 5.1806 Rp 53,203 4.6818 Rp 29,834 Nilai HST BGN Prediksi (82,58 %) HST BGN Prediksi KOTA CIREBON
IV.9. Implementasi Model HST BGN Model estimasi HST yang dikembangkan ini terdiri dari variabel-variabel acak dari komponen dominan dan harga komponen dominan bangunan gedung. Model HST yang akan dikembangkan : n
HST = ∑ Qi xCi i =1
........................................................................(IV.1)
70 dengan : HST
= Harga Satuan Tertinggi
Qi
= Kuantitas komponen dominan Bangunan Gedung
Ci
= Harga komponen dominan Bangunan Gedung
Nilai Qi adalah nilai kuantitas dari komponen dominan bangunan gedung yang diperoleh dari perhitungan statistik Confidence Level 90% dan 95%. Sedangkan nilai Ci adalah nilai harga komponen dominan bangunan gedung yang diperoleh melalui survey harga pasar. Komponen dominan merupakan komponen dari bahan bangunan yang mempunyai bobot > 80% dari biaya total pekerjaan standar bangunan gedung. Model ini bisa digunakan untuk lokasi-lokasi lain sesuai dengan karakteristik pekerjaan standar pada bangunan gedung. Data yang pertama diambil berdasarkan model ini adalah data dokumen kontrak bangunan gedung pada lokasi yang bersangkutan. Setelah data tersebut diperoleh, kemudian ikuti prosedur pengolahan data, mulai dari merinci kelompok-kelompok pekerjaan yang ada dalam dokumen kontrak tersebut ke dalam komponen material, upah, dan alat sampai didapat nilai Q untuk masing-masing komponen dominan. Kemudian untuk nilai C, dilakukan survey pasar untuk mengetahui harga komponen dominan tersebut. Untuk lokasi yang telah diteliti, seperti: kota Bandung, kota Bogor, kota Sukabumi, dan kota Cirebon bisa menggunakan nilai kuantitas komponen dominan (Q) yang telah diperoleh dari penelitian ini, seperti pada Tabel IV.35 berikut. Untuk nilai C, dilakukan survey pasar untuk mengetahui harga komponen dominan saat penelitian dilakukan.
71 Tabel IV.35. Nilai Kuantitas Komponen Dominan Lokasi Survey No.
Komponen
Satuan
Kuantitas dengan Confidence Level 95% Sukabumi Bogor Bandung Cirebon
Kuantitas dengan Confidence Level 90% Sukabumi Bogor Bandung Cirebon
1 Kayu Balok Borneo
m3
0.1310
0.1347
0.1296
0.1325
0.1295
0.1307
0.1225
0.1289
2 Kayu Papan Borneo 3 Besi Beton U-24 4 Semen
m3 Kg Zak
0.0307 10.3811 2.5468
0.0383 11.2164 2.4425
0.0352 11.3172 2.5539
0.0364 10.3194 2.5159
0.0301 10.2877 2.5082
0.0376 10.9973 2.3926
0.0327 11.1208 2.4040
0.0327 10.1452 2.4500
5 6 7 8 9 10 11 12
m2 Buah Buah m3 Hari Hari Hari Hari
1.1636 1.1510 109.0954 100.3044 41.9720 45.3159 0.3370 0.2919 0.4168 0.3863 0.7955 0.8570 4.9971 5.0311 4.7489 4.4672
1.1379 109.1445 47.2896 0.3310 0.3973 0.8485 5.1512 4.6658
1.1610 100.2620 46.6837 0.3408 0.4272 0.7906 5.1806 4.6818
1.1431 106.6650 41.5753 0.3325 0.4109 0.7906 4.9292 4.7061
1.1335 99.1544 44.6205 0.2874 0.3688 0.8424 4.9503 4.3944
1.1074 107.4882 46.3244 0.3163 0.3872 0.8302 5.0707 4.5318
1.1322 98.2988 45.3469 0.3256 0.4134 0.7818 5.0901 4.5040
Keramik Lantai 30x30 Batu bata Genteng Pasir Pasang Mandor Kepala Tukang Tukang Pekerja
Limitasi model ini hanya berlaku untuk bangunan gedung pemerintah yang ada di Propinsi Jawa Barat dengan karakteristik bangunan sebagai berikut: a. Bangunan gedung sederhana 1 lantai milik pemerintah. b. Menggunakan bekisting dari kayu untuk pekerjaan beton. c. Pembuatan pasta beton masih dilakukan secara manual. d. Kusen pintu, jendela dan daun pintu serta rangka atap umumnya menggunakan kayu. Model HST BGN ini akan efektif bila digunakan untuk bangunan yang sesuai dengan karakteristik diatas. Model ini tidak akurat bila digunakan untuk bangunan gedung sederhana yang lebih dari 1 lantai, bangunan tidak sederhana, dan bangunan khusus, dimana terdapat perbedaan yang signifikan dalam hal kuantitas komponen dominan masing-masing bangunan. Selain itu model HST BGN ini mempunyai kekurangan dalam mengestimasi biaya dengan luas bangunan gedung negara yang lebih dari 500 m2 dan penggunaan pasta beton yang menggunakan beton Ready Mix. Selain itu, model yang digunakan ini menggunakan nilai kontrak bangunan yang tercantum pada dokumen kontrak. Nilai pada data kontrak tersebut belum bisa menggambarkan nilai aktual dari proyek yang sebenarnya.