Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Disain Stasiun Pasar Senen Jakarta Pusat
BAB IV: KONSEP
4.1. Konsep Dasar 4.1.1. Pengertian Konsep Transit Oriented Development (TOD) Pada tahun 1993 Peter Calthorpe menawarkan sebuah sistem mengenai Konsep Transit Oriented Development ( TOD ) dimana konsep ini memberikan arahan sebuah kawasan yang memiliki komunitas campuran di sekitar lokasi sebuah transit, antara lain terminal, stasiun. Komuitas ini meliputi perumahan, pertokoan, pasar, fasilitas olahraga, kantor, ruang terbuka dan fasilitas publik. (Nugroho, Sapto, ” Pengalju dan TOD di Jabotabek, 2000) Konsep Transit Orientend Development ini di Jabodetabek sebenarnya sudah mulai terbentuk dengan adanya moda kereta listrik (KRL), dimana disekitar stasiun sudah berkembang pesat menjadi area pemukiman, pertokoan, perkantoran, pasar, terminal dan pemanfaatan lahan lainnya.
4.1.2 Variabel Konsep Transit Oriented Development (TOD) Dalam satu pengembangan kawasan TOD terdapat beberapa variabel yang harus ada dalam kawasan, yaitu :
a. Kawasan Pusat Komersial Fungsi komersial pada konsep TOD merupakan bagian inti dari kawasan yang diintegrasikan dengan fungsi transit. Terintegrasinya fungsi transit dan core comercial di kawasan akan dapat menarik orang-orang untuk datang ke kawasan dan menggunakan jasa transit menuju kawasan. Perletakan core comercial yang akan diciptakan harus tetap memperhatikan keseimbangan akan kenyamanan, visibilitas dan aksesibilitas dari pejalan kaki dan kendaraan. b. Area Hunian
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 43
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Disain Stasiun Pasar Senen Jakarta Pusat
Kawasan TOD juga harus dapat memfasilitasi fungsi hunian di sekitarnya. Bangunan yang cocok untuk satu kawasan TOD yang berada di kawasan perkotaan adalah bangunan apartemen mengingat tingginya intensitas di satu kawasan perkotaan. c. Taman, Plasa dan Bangunan public Pola pembangunan dari TOD adalah dengan penempatannya yang mudah diakses oleh berbagai fasilitas dan ruang publik. Selain itu ruang terbuka yang berupa taman dan plasa adalah sebagai pengikat antar massa bangunan.
d. Sistem Transit Lokasi tempat perhentian transit diletakan di bagian pusat dari area TOD yang berdekatan dengan core comercial area. Fungsi komersial tersebut harus dapat dilihat dan diakses dengan mudah dari tempat perhentian transit.
e. Mixed Use Fungsi-fungsi baru yang akan dimasukkan ke dalam kawasan perencanaan adalah fungsi mixed use berupa fungsi komersial (mall, toserba, retail, pkl), fungsi hunian, perkantoran, fasilitas publik dan sosial (stasiun kereta api beserta fasilitasnya, kantor keamanan, mesjid, dan gedung parkir), dll. Tujuan dari penggabungan berbagai fungsi yang ada ke dalam kawasan adalah untuk menciptakan suatu kawasan yang hidup selama 24 jam. f.
Sistem Jalan dan Sirkulasi
Jaringan jalan harus dapat menciptakan keselamatan serta menyediakan jalur pejalan yang nyaman yang terpisah antara jalur kendaraan dan pejalan g. Kebutuhan Parkir Fasilitas parkir dalam kawasan TOD harus memperhatikan •
Sesuai dengan kebutuhan kawasan untuk kebutuhan minimum dan maksimum
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 44
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Disain Stasiun Pasar Senen Jakarta Pusat
•
Perletakan tempat parkir harus terintegrasi dengan jalur pejalan kaki dan jarak tempuh ke bangunan tidak terlalu jauh.
h. Jalur Pejalan Kaki Jalur pejalan kaki dibuat untuk menghubungkan fungsi-fungsi yang berada di kawasan sehingga pencapaian dari satu fungsi ke fungsi lain dapat diakses dengan mudah oleh pengguna jalan. Jalur-jalur pejalan kaki dibuat dengan nyaman dan memiliki akses langsung ke area-area komersial dan transit. Jalur pejalan kaki juga harus teritegrasi dengan fungsi ruang terbuka dan plasa-plasa.
4.1.3. Prinsip Konsep Transit Oriented Development (TOD) Pada dasarnya konsep TOD (Transit Oriented Development) mempunyai prinsipprinsip perancangan yaitu a. Density : Kepadatan kawasan pengembangan yang terkait dengan radius pelayanan titik transitnya. b. Diversity : Harus beragamnya fungsi di kawasan (mix-use) c. Design : Desain kawasan yang terintegrasi satu dengan lainnya.
4.2. Pendekatan Desain Metode Contrasting Metode ini mengasumsikan bahwa bangunan sekitar tapak memiliki beragam langgam arsitektural dari berbagai periode waktu pembangunan yang berbeda sehingga bangunan baru dan lama terpisah langgam. Pendekatan kontras ini menggunakan material dan tampilan modern serta sederhana, namun bentuk bangunannya jauh berbeda dengan bangunan eksistingnya (Milla Ardiani dalam Insertion Menambah Tanpa Meroboh, 2009).
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 45
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Disain Stasiun Pasar Senen Jakarta Pusat
Table 7. Metode Contrasting
Penjabaran rinci dari konsep dasar dalam aplikasi rancangan.
4.3. Arsitektur Modern 4.3.1. Pengertian Arsitektur Modern Menurut Rayner Banham pada bukunya yang berjudul “Age of The Master : A Personal View of Modern Architecture”, 1978, perkembanagan arsitektur modern menekankan pada kesederhanaan suatu desain. Para arsitek pada masa itu menginginkan bangunan rancangannya bersih dari ornamen dan sesuai dengan fungsinya dengan menghilangkan paham eclecticism pada tiap rancangannya. Arsitektur modern merupakan Internasional Style yang menganut Form Follows Function (bentuk mengikuti fungsi). Bentukan platonic solid yang serba kotak, tak berdekorasi, perulangan yang monoton, merupakan ciri arsitektur modern. Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 46
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Disain Stasiun Pasar Senen Jakarta Pusat
4.3.2. Ciri – Ciri Dari Arsitektur Modern Menurut Peter Gossel dan Gabriele Leu Thauser dalam bukunya yang berjudul, “Achitecture in the 20th century”, 1991, Ciri – ciri dari arsitektur modern adalah:
Satu gaya Internasional atau tanpa gaya (seragam), Berupa khayalan, idealis Bentuk tertentu, fungsional,Bentuk mengikuti fungsi, sehingga bentuk menjadi monoton karena tidak diolah.
Less is more ,Semakin sederhana merupakan suatu nilai tambah terhadap arsitektur tersebut.
Ornamen adalah suatu kejahatan sehingga perlu ditolak,Penambahan ornamen dianggap suatu hal yang tidak efisien. Karena dianggap tidak memiliki fungsi.
Singular(tunggal), Arsitektur modern tidak memiliki suatu ciri individu dari arsitek.
Nihilism, Penekanan perancangan pada space, maka desain menjadi polos, simple, bidang-bidang kaca lebar. Tidak ada apa–apanya kecuali geometri dan bahan aslinya.
Kejujuran bahan ,Jenis bahan/material yang digunakan diekspos secara polos, ditampilkan apa adanya. Terutama bahan yang digunakan adalah beton, baja dan kaca.
4.4. Metode Perancangan Dalam Perancangan Arsitektur Akhir penulis mengabungkan metode konsep Transit Oriented Development (TOD) dengan arsitektur Modern dalam melakukan perancangan. Dimana menggabungkan bangunan konsevasi eksisting dengan bangunan baru dengan metode Contrasting antara Arsitektur Neo- Indische dengan Arsitektur Modern.
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 47
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Disain Stasiun Pasar Senen Jakarta Pusat
Table 8. Perbandingan Langgam Arsitektur Neo- Indische dengan Arsitektur Modern
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 48