27
BAB IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN
4.1 Sejarah Pemanfaatan Hutan PT Mamberamo Alasmandiri merupakan perusahaan PMDN yang tergabung dalam KODECO GROUP. Didirikan pada tanggal 5 Desember 1991 dengan akte pendirian No. 24 Notaris Rahmah Arie Sutardjo, SH dan memperoleh pengesahaan dari Menteri Kehakiman RI No. C2-2966-H. T. 01. 01. TH’92 tanggal 20 April 1992. Pendirian perusahaan adalah dalam rangka pemenuhan bahan baku industry Kodeco Group (PT Kodeco Batulicin Plywood) untuk memenuhi pangsa ekspor produk kayu olahan. Izin Pemanfaatan Hutan IUPHHK PT Mamberamo Alasmandiri didasarkan pada keputusan Menteri Kehutanan No. 1071/Kpts-II/1992 tanggal 19 November 1992, seluas 691.700 hektar. Pada tahun 1999, luas areal IUPHHK menjadi 677.310 hektar (Addendum SK Menhutbun No.910/Kpts-II/1999). PT Mamberamo Alasmandiri membagi areal kerjanya menjadi dua unit kelestarian, yaitu Unit Aja dan Unit Gesa dimana keduanya melakukan kegiatan operasional secara terpisah (PT Mamberamo Alasmandiri 2011).
4.2 Letak Geografis dan Luas 4.2.1
Letak dan Luas IUPHHK Areal kerja IUPHHK PT Mamberamo Alasmandiri termasuk ke dalam
kelompok hutan Sungai Mamberamo-Sungai Gesa. Berdasarkan status fungsi hutan, areal kerja IUPHHK PT Mamberamo Alasmandiri terdiri atas Hutan Produksi (HPK) dengan luas masing-masing : Hutan Produksi Bebas (HP)
: ± 117.010 hektar (±17,30%)
Hutan Produksi Terbatas (HPT)
: ± 513.570 hektar (±75,80%)
Hutan Produksi yang Dapat Dikonversi
: ± 46.730 hektar (± 6,90%)
Jumlah
: ± 677. 310 hektar
28
Tabel 2 Batas areal kerja IUPHHK PT Mamberamo Alasmandiri No
Arah Lokasi
Batas Areal
1.
Utara
Batas buatan (belum ditata batas)
2.
Timur
S. Mamberamo, hutan Suaka Alam Wisata Pegunungan Foja, dan HL
3.
Selatan
Hutan Suaka Alam Wisata dan Habitat Buaya
4.
Barat
PT Semey Matoa Timber, PT Kayu Ekaria, dan Hutan Lindung
Sumber : RKUPHHK-HA PT Mamberamo Alasmandiri 2011
4.2.2 Topografi dan Kelerengan Menurut peta garis bentuk areal kerja IUPHHK PT Mamberamo Alasmandiri skala 1:50.000 yang dibuat secara fotogrametris dari potret udara skala 1:50.000 hasil pemotretan tahun 1986 dan 1987, menginformasikan bahwa hamparan areal kerja IUPHHK PT Mamberamo Alasmandiri bervariasi dari datar sampai bergelombang dengan ketinggian dari permukaan laut berkisar 100-648 mdpl. Kelas lereng di areal kerja IUPHHK PT Mamberamo Alasmandiri terdiri atas kelereng A (<8%) sampai kelas lereng E (>40%). Luas masing-masing kelas lereng disajikan pada Tabel 3. Tabel 3 Kelerengan lahan areal kerja IUPHHK PT Mamberamo Alasmandiri Satuan Peta
Kelerengan
LUAS Hektar
Persen
L.1
<8% (Datar)
A
202.658
29,9
L.2
8-15% (Landai)
B
185.784
27,4
L.3
15-25% (Agak curam)
C
215.920
31,9
L.4
25-40% (Curam)
D
60.106
8,9
L.5
>40% (Sangat Curam)
E
12.843
1,9
677.310
100
Jumlah
Sumber : Peta garis bentuk areal kerja IUPHHK PT Mamberamo Alasmandiri yang dibuat secara fotogrametris Potret udara skala 1:50.000 hasil pemotretan tahun 1986 dan 1987( PT Mamberamo Alasmandiri 2011)
4.3 Tanah dan Geologi Jenis tanah di IUPHHK-HA PT Mamberamo Alasmandiri didominasi jenis tanah yang antara lain : latosol, podsolik, dan alluvial. Sedangkan struktur geologi khususnya di Areal Kerja IUPHHK PT Mamberamo Alasmandiri adalah sesar
29
(sesar naik dan geser) dan lipatan. Sesar naik utama pada bagian tersebut membatasi Cekungan Wapoga dan Cekungan Mamberamo. Struktur lipatan terdiri dari antikilin dan sinklin. Antikilin penting dikenal sebagai antiklin Gesa yang memotong aliran Sungai Gesa yang mengalir ke utara. Perkembangan struktur tersebut adalah dampak kompresi pemekaran lempeng Samudra Pasifik. Pergerakan tersebut merupakan penyebab utama poton, endapan campur aduk dan pengungkit satuan lebih muda, satuan fanglomerat.
4.4 Keadaan Hutan Penutupan lahan areal kerja IUPHHK PT Mamberamo Alasmandiri terdiri atas hutan primer, hutan bekas tebangan, non hutan, hutan rawa primer, hutan rawa bekas tebangan tebangan, non rawa hutan, tubuh air/danau, tertutup awan. Luasan areal hutan tersebut disajikan pada Tabel 4. Tabel 4
Penutupan vegetasi pada fungsi hutan IUPHHK PT Mamberamo Alasmandiri Fungsi Hutan (Ha) Penutupan Lahan
HPT
HP
HPK
BZ
Jumlah
Persen
1.
Hutan Primer
287.203
66.966
6.176
12.230
372.575
55,0%
2.
Hutan Bekas Tebangan
105.825
40.100
30.651
1.948
178.524
26,4%
3.
Non Hutan
6.209
5.169
592
127
12.097
1,8%
4.
Hutan Rawa Primer
-
1.890
10.951
-
12.841
1,9%
5.
Hutan Rawa Bekas Tebangan
8.268
783
-
-
9.051
1,3%
6.
Non Hutan Rawa
-
71
1.111
-
1.182
0,2%
7. 8.
Tubuh Air / Danau Tertutup Awan
74.295
636 10.511
-
12 5.586
648 90.392
0,1% 13,3%
19.903
677.310
100,0%
Jumlah 481.800 126.126 49.481 Sumber : RKUPHHK-HA PT Mamberamo Alasmandiri 2011
4.5 Sosial, Ekonomi dan Budaya Masyarakat Lokasi areal kerja PT Mamberamo Alasmandiri termasuk dalam wilayah administrasi Kabupaten Mamberamo Raya yang meliputi tiga distrik, yaitu : Mamberamo Hulu, Mamberamo Atas, Mamberamo Tengah dan Waropen Atas. Mamberamo Raya merupakan kabupaten baru hasil pemekaran dari Kabupaten Sarmi dan Kabupaten Waropen Atas berdasarkan undang-undang No. 19 Tahun 2007 yang disahkan tanggal 15 Maret 2007.
30
Penduduk asli disekitar kelompok hutan S.Mamberamo–S.Gesa, yaitu : suku Baudi Bira, Kerema, Obagui Dai, Kapso Apawer, Birara Noso, Bodo dan suku Haya. Hubungan suku-suku yang berbeda wilayah masih bersifat tradisional dan masing-masing suku masih memegang kuat adat istiadatnya. Bahasa yang digunakan sehari-hari oleh penduduk di sekitar kelompok hutan ini adalah bahasa sukunya masing-masing, sedangkan bahasa Indonesia hanya dimengerti oleh sebagian kecil saja dari mereka. Budaya masyarakat di dalam dan di sekitar areal IUPHHK PT Mamberamo Alasmandiri merupakan gambaran kecil dari budaya Papua. Kebudayaan di Papua menunjukkan gejala aneka ekstrim, disebabkan oleh suku atau bangsa yang berdatangan dari berbagai daerah menduduki pulau-pulau yang ada secara terpisah satu dari yang lainnya (karena isolasi geografis). Pola pemilikan tanah di kawasan areal kerja IUPHHK PT Mamberamo Alasmandiri terdiri atas tanah negara, tanah adat dan tanah ulayat. Walaupun demikian masyarakat masih berpegangan pada hukum adat dimana pemilikan terhadap sebidang tanah didasarkan “pemilik pertama”, artinya jika pemilikan terhadap tanah yang digarap tersebut dan diwariskan turun temurun kepada keturunannya dan setiap anggota keluarga memiliki hak garap atas tanah keluarga tadi. Sebagian besar masyarakat menganggap bahwa hutan merupakan tempat mereka meramu (mencari sagu, umbi, dan berburu) untuk memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari. Umumnya penduduk yang tinggal di sepanjang Sungai Mamberamo dan Danau Bira memiliki mata pencaharian sebagai pencari ikan untuk memenuhi kebutuhan protein hewani sehari-hari dan jika ada kelebihan dari hasil tangkapan, dipertukarkan (barter) dengan bahan makanan seperti umbi-umbian, jagung dan talas. Pendapatan masyarakat di sekitar areal kerja IUPHHK PT Mamberamo Alasmandiri umumya tidak menentu. Hasil pertanian di desa-desa sekitar areal kerja belum berkembang dengan baik sehingga kadang-kadang petani kesulitan dalam memasarkan hasil-hasil pertaniannya.
31
Tabel 5 Distribusi komoditas utama di sekitar IUPHHK PT Mamberamo Alasmandiri No
Sub Sektor
1.
Pertanian
2. 3.
Peternakan Perikanan
Jenis Komoditi Padi sawah, Padi lading, Jagung, Ubi kayu, Ubi jalur, Kacang Tanah, Kacang Kedelai, Kacang Ijo, Sayuran dan Buah-buahan serta Perkebunan Rakyat (Kelapa, Cengkeh, Coklat, Jambu, Mete, dan Kopi ) Babi, Ayam, Sapi, Kambing, dan Itik Ikan Tawar dan Ikan Air Laut
Sumber : RKUPHHK-HA PT Mamberamo Alasmandiri 2011