BAB IV HASIL PENELITIAN, PEMBAHASAN, DAN IMPLIKASI
4.1
Profil Perusahaan
4.1.1 Profil Perusahaan PT. Citra Transpor Nusantara TAKSI PUTRA GROUP bergerak di bidang Transportasi Taksi yang memiliki ijin atas nama PT. Citra Transpor Nusantara dan PT. Putra Transpor Nusantara, dan dalam pengoperasiannya dikelola oleh PT. Citra Transpor Nusantara, dengan sistem Owner Operator atau pengemudi sebagai pemilik, menggunakan merek TAKSI PUTRA. Dalam sistem pengelolaan owner operator, sejak awal ditetapkan calon pemiliknya yang disebut Pengemudi Peserta Kredit, adapun kewajiban setoran harian sudah termasuk didalamnya angsuran pokok dan bunga. Setelah kewajiban angsuran pokok, bunga dan kewajiban lainnya terpenuhi, kendaraan taksi dinyatakan lunas kepada pengemudi. Walaupun telah dinyatakan lunas, tetapi kendaraan masih dioperasikan sebagai taksi, maka pengemudi tetap mengikuti seluruh ketentuan pengoperasian taksi, hingga kendaraan tidak lagi digunakan sebagai taksi. Pola pengelolaan usaha dengan sistem owner operator ini berbeda dengan pengelolaan usaha swasta pada umumnya dan dapat dikatakan merupakan pelaksanaan semangat koperasi. 4.1.2 Sejarah Singkat PT. Citra Transpor Nusantara Taksi Putra mulai beroperasi secara bertahap sejak 12 Januari 1996 dan 1000 unit taksi telah diplathitamkan (dialih fungsikan dari kendaraan umum/taksi menjadi kendaraan pribadi ) hingga Juli 2004 dan telah menjadi milik pengemudi.
61
62
Peremajaan dan penambahan secara bertahap mulai dilakukan 12 Januari 2002, terdiri dari : Jakarta 1.425 unit dan dari jumlah tersebut 250 unit armada telah diplathitamkan Februari 2010. Makassar 275 unit dan Bandung 230 unit. Total kendaraan taksi yang dioperasikan saat ini dibawah Manajemen Taksi Putra Group sebanyak 1.689 unit.
1.1.3 Visi dan Misi PT. Citra Transpor Nusantara Visi Menjadi perusahaan yang tangguh dan terdepan. Misi 1.
Penyedia jasa transportasi pilihan utama dan terpercaya.
2.
Kompetitif dan profitable berdasar semangat kebersamaan.
3.
Wahana peningkatan kesejahteraan pengemudi dan karyawan.
Tata Nilai Komitmen Mengabdikan segenap potensi secara optimal demi hasil terbaik. Integritas Jujur dan bertanggungjawab serta menjunjung tinggi kehormatan profesi. Profesional Kinerja tinggi dan inovatif serta mengedepankan kesadaran pengembangan diri.
63
Profesionalisme ditekankan pada sikap : Pro-Aktif Menemukan pilihan reaksi positif demi tindakan yang tepat. Responsif Tanggap, efektif dan efisien demi tindakan yang cepat. Motto Aman dan Terpercaya
1.1.4 Struktur Organisasi
Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT. Citra Transpor Nusantara Sumber : Objek Penelitian
64
4.2
Profil Responden PT. Citra Transpor Nusantara Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap 69 responden
(karyawan PT Citra Transpor Nusantara), maka dapat diketahui profil Responden yang dibedakan menurut jenis kelamin, pendidikan terakhir, dan usia di PT. Citra Transpor Nusantara. a. Profil Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Dari 140 responden (karyawan) yang terdapat di PT. Citra Transpor Nusantara, yang berjenis kelamin pria sebanya 43 dan sisanya 26 berjenis kelamin wanita. Dapat dikatakan bahwa jumlah karyawan pria yang bekerja di PT. Citra Transpor Nusantara lebih banyak dari pada jumlah karyawan wanita. Persentase untuk pria sebesar 62.32% dan wanita hanya 37.68% Tabel 4.1 Profil Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin
Jumlah Karyawan
Persentase (%)
Pria
43
62.32%
Wanita
26
37.68%
Total
69
100%
Sumber: Objek Penelitian
65
Sumber
: Objek Penelitian Gambar 4.2 Profil Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
b. Profil Responden Berdasarkan Usia Responden Dari 140 responden yang terdapat di PT. Citra Transpor Nusantara dikelompokan menjadi 5 kelompok usia, yakni kelompok usia antara 15-19 tahun sebanyak 2 orang (2.90%), kelompok usia 20-24 tahun sebanyak 10 orang ( 14.49%), kelompok usia 25-29 tahun sebanyak 21 orang (30.43%), kelompok usia 30-34 tahun sebanyak 14 orang (20.29%) dan kelompok usia diatas 35 tahun sebanyak 22 orang (31.88%). Dapat dikatakan bahwa kelompok usia paling banyak yang bekerja di PT. Citra Transpor Nusantara adalah kelompok usia 25-29 dan diatas 35 yang merupakan rentang usia produktif.
66
Tabel 4.2 Profil Responden Berdasarkan Usia Usia (Tahun)
Jumlah Karyawan
Persentase
15-19 tahun
2
2.90%
20-24 tahun
10
14.49%
25-29 tahun
21
30.43%
30-34 tahun
14
20.29%
>35 tahun
22
31.88%
Total
69
100%
Sumber : Objek Penelitian
67
sumber: objek penelitian Gambar 4.3 Profil Responden Berdasarkan Usia c. Profil Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir Berdasarkan jenjang pendidikan terakhir dari 140 responden yang terdapat di PT. Citra Transpor Nusantara diketahui yang berpendidikan SD sebanyak 1 orang (1.45%), yang berpendidikan SMP sebanyak 3 orang (4.35%) yang berpendidikan SMA atau sederajat sebanyak 42 orang (60.87%), berpendidikan D2 sebanyak 1 orang (1.45%) , berpendidikan D3 sebanyak 6 orang (8.70%), berpendidikan S1 sebanyak 15 orang
(22%), dan yang berpendidikan S2
sebanyak 1 orang (1.45%) Dapat dikatakan mayoritas pendidikan terakhir karyawan di PT. Citra Transpor Nusantara berpendidikan SMA Sederajat.
68
Tabel 4.3 Komposisi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir Pendidikan Terakhir
Jumlah Karyawan
Persentase (%)
SD
1
1.45
SMP
3
4.35%
SMA atau Sederajat
42
60.87%
D1
-
0
D2
1
1.45%
D3
6
8.70%
S1
15
22%
S2
1
1.45%
Total
69
100%
Sumber: Objek Penelitian
69
sumber: Objek Penelitian Gambar 4.4 Profil Responden Berdasarkan Pendidikan 4.3 Analisis Hasil Penelitian 4.3.1 Transformasi Data Ordinal ke Interval Pada penelitian ini, penulis menggunakan metode MSI (method ofsuccessive interval) untuk melakukan transformasi data skala ordinal menjadi data skala interval.Pengolahan data dilakukan penulis dengan menggunakan bantuan software Microsoft Excel 2007. Pemberian bobot pada kuesioner penelitian, sebagai berikut : • (SS)Sangat Setuju
=5
• (S)Setuju
=4
• (KS) Kurang Setuju
=3
• (TS) Tidak Setuju
=2
• (STS) Sangat Tidak Setuju
=1
70
Kemudian, hasil transformasi data yang diperoleh adalah sebagai berikut: Tabel 4.4 Nilai Baru Setelah Transformasi Data Ordinal Ke Interval Variabel Keseimbangan Pekerjaan-Kehidupan (X) Opsi dari Jawaban (Ordinal)
Nilai Baru (Interval)
1
1
2
1.802
3
2.431
4
3.201
5
4.354
Tabel 4.5 Nilai Baru Setelah Transformasi Data Ordinal Ke Interval Variabel Keterikatan Karyawan (Y) Opsi dari Jawaban (Ordinal)
Nilai Baru (Interval)
1
1
2
1.783
3
2.334
4
3.047
71
5
4.169
Tabel 4.6 Nilai Baru Setelah Transformasi Data Ordinal Ke Interval Variabel Keinginan Karyawan Untuk Bertahan (Z) Opsi dari Jawaban (Ordinal)
Nilai Baru (Interval)
1
1
2
1.757
3
2.229
4
2.840
5
3.880
4.3.2 Uji Validitas dan Reliabilitas Dalam penelitian ini, uji validitas dikalukukan terhadap 69 responden sebagai langkah awal untuk mengetahui apakah pernyataan kuesioner sudah sesuai dengan keinginan peneliti dan dinyatakan valid melalui perhitungan SPSS 17.0 Penelitian uji validitas dilakukan pada jumlah data sebanyak 69 responden dengan menggunakan SPSS 17.0 , caranya yaitu dengan membandingkan rtabel dengan rhitung pada derajat kebebasan n-2 dan tingkat kepercayaan sebesar 90%. Suatu pernyataan dikatakan valid jika nilai rhitunglebih besar dari rtabel (rhitung>
72
rtabel) sedangkan tidak valid apabila rhitung lebih kecil dari rtabel (rhitung < rtabel) . berdasarkan taraf signifikan 10% jumlah sampel (n) = 69, df = 67, dengan ttabel = 1,29 sedangan nilai rtabel = 0,16. Berikut ini adalah hasil perhitungan uji validitas dari 69 responden untuk tiap variabel keseimbangan kehidupan-pekerjaan, keterikatan karyawan,dan Keinginan karyawan untuk bertahan pada PT. Citra Transpor Nusantara dengan menggunakan SPSS 17.0. 4.3.2.1 Uji Validitas Variabel Keseimbangan Pekerjaan-Kehidupan (X) Variabel X diukur melalui butir pertanyaan 1,2,3,4,5,dan 6. Dengan menggunakan bantuan program SPSS diperoleh hasil sebagai berikut dalam tabel 4.7: Tabel 4.7 Validitas Variabel Keseimbangan pekerjaan-kehidupan Variabel
Nomor
Corrected Item R _ tabel
Pernyataan
– Total
Keterangan
Correlation Work Life
P1
0,439
0,16
Valid
Balance
P2
0,240
0.16
valid
(X)
P3
0,382
0,16
valid
P4
0,493
0,16
valid
P5
0,269
0,16
valid
73
P6
0,471
0,16
Valid
Sumber : Hasil Pengolahan Data Penelitian , 2012 Seluruh pernyataan pada Variabel Keseimbangan pekerjaan-kehidupan dinyatakan Valid karena r hitung > r tabel. 4.3.2.2 Uji Validitas Variabel Keterikatan Karyawan (Y) Variabel Y diukur melalui butir pertanyaan 1,2,3,4,5,6,7, dan 8. Dengan menggunakan bantuan program SPSS diperoleh hasil sebagai berikut dalam tabel 4.8: Tabel 4.8 Validitas Variabel Keterikatan Karyawan Variabel
Nomor
Corrected
Pernyataan
Item-Total
R-tabel
keterangan
Correlation Employee Engagement
P7
0,517
0,16
Valid
P8
0,293
0,16
Valid
P9
0,481
0,16
Valid
P10
0,526
0,16
Valid
P11
0,359
0,16
Valid
P12
0,522
0,16
valid
P13
0,467
0,16
Valid
(Y)
74
P14
0,474
0,16
Valid
Sumber : Hasil Pengolahan Data Penelitian, 2012 Seluruh pernyataan pada Variabel Keterikatan karyawan (Y) dinyatakan Valid karena r hitung> rtabel. 4.3.2.3 Uji Validitas Variabel Keinginan Karyawan Untuk Bertahan Variabel Z diukur melalui butir pertanyaan 1,2,3,4,5,6,7, 8,9,10,11,12,13,14 dan 15. Dengan menggunakan bantuan program SPSS diperoleh hasil sebagai berikut dalam tabel 4.9 Tabel 4.9 Validitas Variabel Keinginan Karyawan Untuk Bertahan Variabel
Nomor
Corrected
Pernyataan
Item- Total
R _ tabel
Keterangan
Correlation Keinginan karyawan
P15
0,580
0,16
Valid
P16
0,627
0,16
Valid
P17
0,642
0,16
Valid
P18
0,474
0,16
Valid
P19
0,587
0,16
Valid
P20
0,618
0,16
Valid
P21
0,597
0,16
Valid
untuk bertahan
75
P22
0,640
0,16
Valid
P23
0,623
0,16
Valid
P24
0,694
0,16
Valid
P25
0,685
0,16
Valid
P26
0,689
0,16
Valid
P27
0,756
0,16
Valid
P28
0,697
0,16
Valid
P29
0,694
0,16
Valid
Sumber: Hasil Pengolahan Data Penelitian 2012 Seluruh pernyataan pada Variabel Keinginan karyawan untuk bertahan (Z) dinyatakan Valid karena r hitung > r tabel. 4.3.3 Uji Reliabilitas Menurut sekaran (2006:182) secara umum keandalan kurang dari 0,60dianggap buruk, keandalan dalam kisaran 0,70 bisa diterima, dan lebih dari 0,80 adalah baik. Dalam penelitian ini uji realiabilitas yang dilakukan pada masing-masing variabel menggunakan SPSS 17.0, yaitu apabila nilai Cronbach’s Alpha > 0,60 maka dinyatakan reliable. Hasil pengujian reliabilitas terhadap semua variabel ditunjukan di bawah ini :
76
4.10 Tabel Reliabilitas Variabel
Cronbach’s Alpha
Keterangan
Keseimbangan pekerjaan-
0,645
Reliable
Keterikatan Karyawan (Y)
0,754
Reliable
Keinginan karyawan untuk
0,923
Reliable
kehidupan (X)
bertahan (Z) Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2012 Seluruh variabel dinyatakan reliable dengan keandalan yang bisa diterima dan tidak buruk karena nilai Cronbach’s Alpha dari seluruh variabel lebih besar dari 0,60. 4.3.4 Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah populasi data berdistribusi normal, uji normal untuk tiap variabel dilakukan dengan melihat titik sebaran data pada gambar grafik Q-Q plot. Data-data dari variabel dapat dikatakan normal, jika sebaran data berada pada garis lurus sebaran titik plot. Dasar pengambilan keputusan pada uji normalitas ini adalah sebagai berikut : •
Jika Sig. atau signifikansi atau nilai probabilitas > 0,1 maka data dikatakan berdistribusi normal.
•
Jika Sig. atau signifikansi atau nilai probabilitas < 0,1 maka data dikatakan tidak berdistribusi normal.
77
Angka Sig. Atau signifikansi dapat diperoleh dengan perhitungan test of normality atau plot melalui alat bantu SPSS dan tingkat kepercayaan 90% atau 10% tingkat kesalahan. Menurut Sarjono Haryadi & Julianti Winda (2011:64) menyatakan dalam uji normalitas bahwa jika peneliti memiliki responden di atas > 50 responden, maka Sig. Kolmogrov-Smirnova yang dibandingkan dengan Alpha, sedangkan jika peneliti memiliki responden dibawah < 50 responden, maka Sig. Sahprio yang dibandingkan dengan Alpha untuk menguji normalitasdari data yang diperoleh peneliti. 4.3.4.1 Uji Normalitas Variabel Keseimbangan Pekerjaan-Kehidupan Dengan menggunakan bantuan program SPSS diperoleh hasil sebagai berikut dalam tabel 4.11 dan Gambar 4.5: Tabel 4.11 Test of Normality Variabel Keseimbangan Pekerjaan-Kehidupan
Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova Statistic Keseimbangan pekerjaankehidupan
df
.063
Sig. 69
.200*
Shapiro-Wilk Statistic .974
df
Sig. 69
.157
a. Lilliefors Significance Correction *. This is a lower bound of the true significance. Sumber : Hasil Pengolahan Data Penelitian, 2012 Dari hasil yang diperoleh melalui program SPSS, uji Kolmogrov-Sig. = 0,200 > 0,1 maka data berdistribusi normal.
78
Gambar 4.5 Grafik Normalitas Variabel Keseimbangan pekerjaankehidupan
Jika dilihat pada gambar 4.5 terlihat sebaran data variabel keseimbangan pekerjaan-kehidupan (X) dapat dikatakan baik karena hasil Normal Q_Q plot keseimbangan pekerjaan-kehidupan (X) membuktikan bahwa sebaran titik-titik plot berada pada garis lurus. Dasar Pengambilan Keputusan Jika angka Sig Uji Kolmogorov-Smirnov > 0.10 maka data berdistribusi normal Jika angka Sig Uji Kolmogorov-Smirnov < 0.10 maka data berdistribusi tidak normal Keputusan Variabel X memiliki Sig = 0.200 (>0.10) maka data berdistribusi normal, sehingga variabel X dapat digunakan dalam analisis jalur berikutnya.
79
4.3.4.2 Uji Normalitas Variabel Keterikatan Karyawan Dengan menggunakan bantuan program SPSS diperoleh hasil sebagai berikut dalam tabel 4.12 dan Gambar 4.6: Tabel 4.12 Test of Normality Variabel Keterikatan Karyawan Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova Statistic Keterikatan Karyawan
.074
df
Sig. 69
Shapiro-Wilk Statistic
.200*
.981
df
Sig. 69
.393
a. Lilliefors Significance Correction *. This is a lower bound of the true significance.
Sumber hasil yang diperoleh melalui program SPSS, uji KolmogrovSig. = 0,200 > 0,1 maka data berdistribusi normal
Sumber : Hasil Pengolahan Data Penelitian, 2012 Gambar 4.6 Grafik Normalitas Variabel Keterikatan Karyawan
80
Jika dilihat pada gambar 4.6 terlihat sebaran data variabel Keterikatan Karyawan (Y) dapat dikatakan baik karena hasil Normalitas Q-Q plot Keterikatan Karyawan (Y) membuktikan bahwa sebaran titik-titik plot berada pada garis lurus. Dasar Pengambilan Keputusan Jika angka Sig Uji Kolmogorov-Smirnov > 0.10 maka data berdistribusi normal Jika angka Sig Uji Kolmogorov-Smirnov < 0.10 maka data berdistribusi tidak normal Keputusan Variabel Y memiliki Sig = 0.200 (>0.10) maka data berdistribusi normal, sehingga variabel Y dapat digunakan dalam analisis jalur berikutnya. 4.3.4.3 Uji Normalitas Variabel Keinginan Karyawan Untuk Bertahan Dengan menggunakan bantuan program SPSS diperoleh hasil sebagai berikut dalam tabel 4.13 dan Gambar 4.7: Tabel 4.13 Test of Normality Variabel Keinginan Karyawan Untuk Bertahan
Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova Statistic Keinginan karyawan untuk bertahan
.072
a. Lilliefors Significance Correction
df
Sig. 69
.200*
Shapiro-Wilk Statistic .965
df
Sig. 69
.052
81
Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova Statistic Keinginan karyawan untuk bertahan
.072
df
Sig. 69
Shapiro-Wilk Statistic
.200*
.965
df
Sig. 69
*. This is a lower bound of the true significance. Sumber : Hasil Pengolahan Data Penelitian, 2012 Dari hasil yang diperoleh melalui program SPSS, uji Kolmogrov-Sig.= 0,200 > 0,1 maka data berdistribusi normal
Gambar 4.7 Grafik Normalitas Variabel Keinginan Karyawan untuk Bertahan Sumber : Hasil Pengolahan Data Penelitian, 2012
.052
82
Jika dilihat pada gambar 4.7 terlihat sebaran data variabel Keinginan Karyawan Untuk Bertahan (Z) membuktikan bahwa sebaran titik-titik plot berada pada garis lurus. Dasar Pengambilan Keputusan Jika angka Sig Uji Kolmogorov-Smirnov > 0.10 maka data berdistribusi normal Jika angka Sig Uji Kolmogorov-Smirnov < 0.10 maka data berdistribusi tidak normal Keputusan Variabel Z memiliki Sig = 0.200 (>0.10) maka data berdistribusi normal, sehingga variabel Z dapat digunakan dalam analisis jalur berikutnya. 4.3.5 Interpretasi Statistik Deskriptif Sebelum melakukan analisa jalur, akan diinterpretasikan terlebih dahulu hasil uji statistik deskriptif pada variabel Keseimbangan pekerjaan-kehidupan (X), Keterikatan Karyawan (Y), dan Keinginan karyawan untuk bertahan (Z). Interpretasi statistik deskriptif akan diawali dengan pembuatan kriteria mengenai arti nilai masing-masing variabel tersebut. Untuk membuat kriteria, terlebih dahulu ditentukan jumlah kelas sebanyak 5 kelas, yang terdiri dari kelas pertama “sangat tidak baik”, kelas kedua “tidak baik”, kelas ketiga “cukup baik”, kelas keempat “baik”, kelas kelima “sangat baik” Selanjutnya menggunakan rumus Sturges untuk lebar kelas, yaitu (Xmax – Xmin) / Jumlah Kelas. Penghitungan dilakukan menggunakan nilai baru dengan
83
skala interval dari variabel X, Y, dan Z. Berikut ini adalah hasil penghitungan dan interpretasi nilai dari semua variabel: Tabel 4.14 Interpretasi Nilai Variabel X, Y, dan Z Interval Variabel
Kriteria
X 4,354 sampai 3,684
Sangat Baik
3,683 sampai 3,013
Baik
3,012 sampai 2,342
Cukup Baik
2,341 sampai 1,671
Tidak Baik
1,670 sampai 1,00
Sangat Tidak Baik
Interval Variabel
Kriteria
Y 4,169 sampai 3,536
Sangat Baik
3,535 sampai 2,902
Baik
2,901 sampai 2,268
Cukup Baik
2,267 sampai 1,634
Tidak Baik
1,633 sampai 1,00
Sangat Tidak Baik
Interval Variabel Z
Kriteria
3,884 sampai 3,308
Sangat Baik
3,307 sampai 2,731
Baik
2,730 sampai 2,154
Cukup Baik
2,153 sampai 1,577
Tidak Baik
84
1,576 sampai 1,00
Sangat Tidak Baik
Tabel 4.15 Deskriptif Data X, Y, dan Z Descriptive Statistics Mean
Std. Deviation
N
Keinginan karyawan untuk bertahan
2.7216
.65301
69
Keseimbangan pekerjaankehidupan
3.3147
.55845
69
Keterikatan karyawan
3.0567
.56919
69
4.5 Analisis Korelasi dan Path Analysis 4.5.1 Analisis Korelasi Sebelum melakukan analisis jalur (path analysis), penulis terlebih dahulu melakukan analisis korelasi untuk mengetahui sifat hubungan antara setiap variabel yang diteliti. 4.5.1.1 Analisis Korelasi Antara Keseimbangan Pekerjaan-Kehidupan dan Keterikatan Karyawan Analisis
korelasi
dilakukan
untuk
mengetahui
apakah
variabel
keseimbangan pekerjaan-kehidupan (X) memiliki hubungan dengan keterikatan karyawan (Y). Penghitungan dilakukan menggunakan program SPSS.17, dan diperoleh hasil berikut:
85
Tabel 4.16 Korelasi Keseimbangan pekerjaan-kehidupan dan Keterikatan Karyawan
Correlations Keseimbanga Keterikatan n pekerjaankaryawan kehidupan Pearson Correlation
Sig. (1-tailed)
Keterikatan karyawan
1.000
.577
Keseimbangan pekerjaan-kehidupan
.577
1.000
.
.000
.000
.
Keterikatan karyawan
69
69
Keseimbangan pekerjaan-kehidupan
69
69
Keterikatan karyawan Keseimbangan pekerjaan-kehidupan
N
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2012 Berdasarkan tabel 4.16, bahwa besarnya hubungan keseimbangan pekerjaan-kehidupan (X) dan keterikatan karyawan (Y) PT. Citra Transpor Nusantara adalah 0,577, hal ini menunjukkan adanya hubungan antara keseimbangan
pekerjaan-kehidupan
(X)
dan
keterikatan
karyawan
(Y).
Sumbangan dari variabel keseimbangan pekerjaan-kehidupan (X) adalah KP = r2 x 100% = 0,5772 x 100% = 33,29% artinya variabel keseimbangan pekerjaankehidupan (X) memberi pengaruh pada variabel keterikatan karyawan (Y) pada PT. Citra Transpor Nusantara sebesar 33,29% dan sisanya 66,71% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dijelaskan dalam penelitian ini.
86
Untuk mengetahui hubungan variabel keseimbangan pekerjaan-kehidupan (X) terhadap Variabel keterikatan karyawan (Y) pada PT.Citra Transpor Nusantara, maka dilakukan uji signifikan sebagai berikut : Selanjutnya, akan dilakukan Uji Sig. sebagai berikut: Hipotesis: Ho: Variabel Perceived keseimbangan pekerjaan-kehidupan (X) tidak berhubungan secara signifikan dengan variabel keterikatan karyawan (Y) Ha :
Variabel
Perceived
keseimbangan
pekerjaan-kehidupan
(X)
berhubungan secara signifikan dengan variabel keterikatan karyawan (Y) Dasar Pengambilan Keputusan: •
Jika nilai Sig. ≥ 0,10 maka Ho diterima, artinya hubungan antar variabel tidak signifikan.
•
Jika nilai Sig. ≤ 0,10 maka Ho ditolak, artinya hubungan antar variabel signifikan.
Keputusan: Nilai Sig. = 0.000 yang berarti nilai Sig. ≤ 0,10 Maka, Ho ditolak , artinya hubungan antar variabel signifikan.
87
Simpulan: Dari hasil uji signifikan koefisien korelasi dari output pada tabel 4.16 maka menghasilkan angka sebesar 0,000, jika dibandingkan dengan
= 0,1, maka
nilai sig lebih kecil dari α (Sig ≤ α ) yaitu 0,000 ≤ 0,1 artinya Ho ditolak atau Ha diterima. Kesimpulan yang didapat adalah adanya hubungan yang signifikan antara variabel keseimbangan pekerjaan-kehidupan terhadap keterikatan karyawan pada PT Citra Transpor Nusantara.
4.5.1.2 Analisis Korelasi Antara Keseimbangan Pekerjaan-Kehidupan dan Keterikatan Karyawan (Y) Terhadap Keinginan Karyawan Untuk Bertahan baik secara parsial maupun simultan. Analisis
korelasi
dilakukan
untuk
mengetahui
apakah
variabel
keseimbangan pekerjaan-kehidupan (X) dan keterikatan karyawan (Y) memiliki hubungan dengan keinginan karyawan untuk bertahan (Z)baik secara parsial maupun simultan. Penghitungan dilakukan menggunakan program SPSS.17, dan diperoleh hasil berikut: Tabel 4.17 Korelasi Keseimbangan pekerjaan-kehidupan terhadap keinginan karyawan untuk bertahan Correlations Keinginan karyawan untuk bertahan Pearson Correlation
Keinginan karyawan untuk bertahan
1.000
Keseimbanga n pekerjaankehidupan .634
88
Sig. (1-tailed)
N
Keseimbangan pekerjaan-kehidupan
.634
1.000
Keinginan karyawan untuk bertahan
.
.000
Keseimbangan pekerjaan-kehidupan
.000
.
Keinginan karyawan untuk bertahan
69
69
69
69
Keseimbangan pekerjaan-kehidupan Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2012
Berdasarkan tabel 4.17, bahwa besarnya hubungan keseimbagan pekerjaaan-kehidupan (X) dan keinginan karyawan untuk bertahan (Z) PT. Citra Transpor Nusantara adalah 0,634, hal ini menunjukkan adanya hubungan antara keseimbangan pekerjaan-kehidupan (X) dan keinginan karyawan untuk bertahan (Z). Sumbangan dari variabel keseimbangan pekerjaan-kehidupan (X) adalah KP = r2 x 100% = 0,6342 x 100% = 40,20% artinya variabel keseimbangan pekerjaankehiudupan (X) memberi pengaruh pada variabel
keinginan karyawan untuk
bertahan (Z) pada PT. Citra Transpor Nusantara sebesar 40,20% dan sisanya 59,80% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dijelaskan dalam penelitian ini. Untuk mengetahui hubungan variabel keseimbangan pekerjaan-kehidupan (X) terhadap Variabel keinginan karyawan untuk bertahan (Z) pada PT.Citra Transpor Nusantara, maka dilakukan uji signifikan sebagai berikut : Selanjutnya, akan dilakukan Uji Sig. sebagai berikut:
89
Hipotesis: Ho: Variabel keseimbangan pekerjaan-kehidupan (X) tidak berhubungan secara signifikan dengan variabel keinginan karyawan untuk bertahan (Z) Ha: Variabel keseimbangan pekerjaan-kehidupan (X) berhubungan secara signifikan dengan variabel keinginan karyawan untuk bertahan (Z) Dasar Pengambilan Keputusan: •
Jika nilai Sig. ≥ 0,10 maka Ho diterima, artinya hubungan antar variabel tidak signifikan.
•
Jika nilai Sig. ≤ 0,10 maka Ho ditolak, artinya hubungan antar variabel signifikan.
Keputusan: Nilai Sig. = 0.000 yang berarti nilai Sig. ≤ 0,10 Maka, Ho ditolak , artinya hubungan antar variabel signifikan. Simpulan: Dari hasil uji signifikan koefisien korelasi dari output pada tabel 4.17 maka menghasilkan angka sebesar 0,000, jika dibandingkan dengan
= 0,1, maka
nilai sig lebih kecil dari α (Sig ≤ α ) yaitu 0,000 ≤ 0,1 artinya Ho ditolak atau Ha diterima. Kesimpulan yang didapat adalah adanya hubungan yang signifikan antara variabel keseimbangan pekerjaan-kehidupan terhadap keinginan karyawan untuk bertahan pada PT Citra Transpor Nusantara.
90
Tabel 4.18 Korelasi keterikatan karyawan (Y) terhadap keinginan karyawan untuk bertahan(Z)
Correlations Keinginan karyawan untuk bertahan Pearson Correlation Keinginan karyawan untuk bertahan
1.000
.744
.744
1.000
.
.000
.000
.
Keinginan karyawan untuk bertahan
69
69
Keterikatan karyawan
69
69
Keterikatan karyawan Sig. (1-tailed)
Keinginan karyawan untuk bertahan Keterikatan karyawan
N
Keterikatan karyawan
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2012 Berdasarkan tabel 4.18, bahwa besarnya hubungan keterikatan karyawan (Y) dan keinginan karyawan untuk bertahan (Z) PT. Citra Transpor Nusantara adalah 0,744, hal ini menunjukkan adanya hubungan antara keterikatan karyawan (Y) dan keinginan karyawan untk bertahan
(Z). Sumbangan dari variabel
keterikatan karyawan (Y) adalah KP = r2 x 100% = 0,7442 x 100% = 55,35% artinya variabel keterikatan karyawan (Y) memberi pengaruh pada variabel keinginan karyawan untuk bertahan (Z) pada PT. Citra Transpor Nusantara sebesar 55,35% dan sisanya 44,65% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dijelaskan dalam penelitian ini.
91
Untuk mengetahui hubungan variabel keterikatan karyawan (Y) terhadap Variabel keinginan karyawan untuk bertahan (Z) pada PT.Citra Transpor Nusantara, maka dilakukan uji signifikan sebagai berikut : Selanjutnya, akan dilakukan Uji Sig. sebagai berikut: Hipotesis: Ho: Variabel keterikatan karyawan (Y) tidak berhubungan secara signifikan dengan variabel keinginan karyawan untuk bertahan (Z) Ha: Variabel keterikatan karyawan (Y)
berhubungan secara signifikan
dengan variabel keinginan karyawan untuk bertahan (Z) Dasar Pengambilan Keputusan: •
Jika nilai Sig. ≥ 0,10 maka Ho diterima, artinya hubungan antar variabel tidak signifikan.
•
Jika nilai Sig. ≤ 0,10 maka Ho ditolak, artinya hubungan antar variabel signifikan.
Keputusan: Nilai Sig. = 0.000 yang berarti nilai Sig. ≤ 0,10 Maka, Ho ditolak , artinya hubungan antar variabel signifikan. Simpulan: Dari hasil uji signifikan koefisien korelasi dari output pada tabel 4.18 maka menghasilkan angka sebesar 0,000, jika dibandingkan dengan
= 0,1, maka
nilai sig lebih kecil dari α (Sig ≤ α ) yaitu 0,000 ≤ 0,1 artinya Ho ditolak atau Ha
92
diterima. Kesimpulan yang didapat adalah adanya hubungan yang signifikan antara variabel keterikatan karyawan terhadap keinginan karyawan untuk bertahan pada PT Citra Transpor Nusantara.
Tabel 4.19 Korelasi keseimbangan pekerjaan-kehidupan (X) dan keterikatan karyawan (Y) terhadap Keinginan karyawan untuk bertahan (Z)
Correlations Keinginan Keseimbanga karyawan n pekerjaan- Keterkaitan untuk bertahan kehidupan karyawan Pearson Correlation
Sig. (1-tailed)
N
Keinginan karyawan untuk bertahan
1.000
.634
.744
Keseimbangan pekerjaan-kehidupan
.634
1.000
.577
keterikatan karyawan
.744
.577
1.000
Keinginan karyawan untuk bertahan
.
.000
.000
Keseimbangan pekerjaan-kehidupan
.000
.
.000
Keterikatan karyawan
.000
.000
.
Keinginan karyawan untuk bertahan
69
69
69
Keseimbangan pekerjaan-kehidupan
69
69
69
Keterikatan karyawan
69
69
69
93
4.5.1.3 Rangkuman Hasil Analisis Korelasi Berdasarkan seluruh uji korelasi dan uji signifikansi yang dilakukan, dapat dirangkum hasil analisis korelasi antar variabel adalah sebagai berikut: Tabel 4.20 Rangkuman Hasil Analisis Korelasi Hubungan antara
Korelasi
Sifat Hubungan
X dengan Y
0,577
Cukup kuat, Positif, dan Signifikan
X dengan Z
0,634
Kuat, Positif, dan Signifikan
Y dengan Z
0,744
Kuat, Positif, dan Signifikan
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2012 4.5.2
Analisa Jalur (Path Analysis) Langkah pengujian analisis jalur ini dibagi menjadi dua, dimana pengujian
dilakukan secara keseluruhan dan individu untuk 2 struktur yang dipecah juga menjadi sub-struktur 1 dan sub-struktur 2. Berikut ini merupakan kerangka hubungan antara jalur (X terhadap Y, X terhadap Z, Y terhadap Z ) dan dibuat dalam persamaan struktur sebagai berikut, yaitu : Y = ρyxX+ρyε1
(Persamaan Sub-struktur 1)
Z = ρzxX+ρzy +ρzε2
(Persamaan Sub-struktur 2 )
Pengujian Sub-struktural 1 •
Analisis Pengaruh keseimbangan pekerjaan-kehidupan (X) terhadap keterikatan karyawan (Y) pada PT. Citra Transpor Nusantara
94
ρyε1
ρyxX
X
Y
Gambar 4.8 Sub-struktur 1 Sumber : Penulis, 2012
Pengujian Sub-struktur 2 Analisis pengaruh keseimbangan kehidupan-pekerjaan (X) dan keterikatan karyawan terhadap keinginan karyawan untuk bertahan (Z) pada PT. Citra Transpor Nusantara.
X
Y Y
Z Z
Gambar 4.9 Sub-struktur 2 Sumber : Penulis, 2012 4.5.2.1 Pengujian secara individual Keseimbangan pekerjaan-kehidupan (X) dan Keterikatan karyawan (Y) pada PT. Citra Transpor Nusantara.
95
Tabel 4.21 Model Summary Sub-strutural 1
Model Summaryb Model
R
1
.577a
R Square
Adjusted R Square
.333
.323
Std. Error of the Estimate 3.74598
a. Predictors: (Constant), keseimbangan pekerjaankehidupan b. Dependent Variable: keterikatan karyawan Sumber : Hasil Penelitian Data Penelitian, 2012 Dari tabel 4.21 Model Summary Sub- srtuktural 1 tersebut, diketahui bahwa pengaruh variabel keseimbangan pekerjaan-kehidupan (X) terhadap keterikatan karyawan (Y) pada PT.Citra Transpor Nusantara sebesar R Square (R2) adalah 0,333 = 33,3 % dan besarnya pengaruh variabel lain yang mempengaruhi variabel keterikatan karyawan (Y) pada PT.Citra Transpor Nusantara adalah sebesar 0,677 = 67,70% Ρyε1
=
=
2
96
Tabel 4.22 Anova Sub-struktur 1
ANOVAb Sum of Squares
Model 1
Regression
df
Mean Square
7.341
1
7.341
Residual
14.690
67
.219
Total
22.031
68
F 33.480
Sig. .000a
a. Predictors: (Constant), Keseimbangan pekerjaan-kehidupan b. Dependent Variable: Keterikatan karyawan Sumber : Hasil Pengolahan Data Penelitian, 2012 Hipotesis : Ho :
Keseimbangan pekerjaan-kehidupan (X) tidak berpengaruh
secara
signifikan terhadap keterikatan karyawan (Y) pada PT. Citra Transpor Nusantara. Ha :
Keseimbangan pekerjaan-kehidupan (X) berpengaruh secara signifikan terhadap keterikatan karyawan (Y) pada PT. Citra Transpor Nusantara.
. Dasar Pengambilan keputusan o Jika nilai Probabilitas 0,1 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas Sig atau (0,1 ≤ Sig), maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya tidak signifikan.
97
o Jika nilai Probabilitas 0,1 lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas Sig atau (0,1
Sig), maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya signifikan.
Dari hasil uji Signifikansi pada tabel 4.22 Anova Sub-struktur 1, diperoleh sig sebesar 0,000. Jika dibandingkan dengan α = 0,1 maka sig lebih kecil dari ( Sig ≤ α ) yaitu 0,000 ≤ 0,1 yang artinya Ho ditolak dan Ha diterima, yang menunjukkan bahwa ada pengaruh atau kontribusi antara Keseimbangan pekerjaan-kehidupan secara simultan dan signifikan terhadap keterikatan karyawan pada PT. Citra Transpor Nusantara. 4.5.2.2 Pengujian Secara Individual Keseimbangan pekerjaan-kehidupan (X) terhadap Ketrikatan karyawan (Y) pada PT. Citra Transpor Nusantara Besarnya pengaruh secara Individual variabel X terhadap Y ditunjukkan oleh tabel Coefficient berikut : Tabel 4.23 Coefficient Sub-struktural 1
Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model 1
B
Standardized Coefficients
Std. Error
(Constant)
1.107
.342
Keseimban gan pekerjaankehidupan
.588
.102
a. Dependent Variable: Keterikatan karyawan Sumber : Hasil Pengolahan Data Peneliti, 2012
Beta
t
.577
Sig.
3.238
.002
5.786
.000
98
Pengujian secara individual antara variabel X dan Variabel Y pada PT.Citra Transpor Nusantara. Hipotesis Ho
: Variabel Keseimbangan pekerjaan-kehidupan (X) tidak berpengaruh secara individu
terhadap variabel Keterikatan karyawan (Y) pada PT.
Citra Transpor Nusantara. Ha
: Variabel Keseimbangan pekerjaan-kehidupan (X) berpengaruh secara individu terhadap
Variabel keterikatan karyawan (Y) pada PT.Citra
Transpor Nusantara.
Dasar pengambilan Keputusan o t hitung < t tabel : Ho diterima ( Ha ditolak ) o t hitung >t tabel : Ha diterima ( Ho ditolak )
Nilai t tabel dilihat pada taraf signifikan 0,1 dimana Df = jumlah sampel – vaiabel derajat kebebasan = 69 – 2 = 67. T tabel pada df 67 = 1,29 sedangkan thitung diperoleh pada tabel 4.23 Coefficient Sub-Struktural 1 dimana diketahui besarnya thitung
variabel Keseimbangan pekerjaan-kehidupan (X) terhadap Keterikatan
karyawan (Y) pada PT. Citra Transpor Nusantara = 5,786 yang berarti t ttabel
hitung
>
( 5,786 > 1.29 ), maka Ho ditolak dan Ha diterima artinya variabel
Keseimbangan pekerjaan-kehidupan (X) secara individu terhadap variabel keterikatan karyawan (Y) berpengaruh atau berkontribusi secara signifikan dan besarnya Beta (Koefisien jalur) variabel Keseimbangan pekerjaan-kehidupan (X)
99
terhadap variabel keterikatan karyawan (Y) Pada PT. Citra Transpor Nusantara adalah 0,577 (ρyx)pada PT. Citra Transpor Nusantara. ρyε1 = 0,8167 ρyx = 0,577 X Y
Gambar 4.10 Nilai dari pengaruh dalam Sub-Struktur 1 Sumber : Hasil Pengolahan Data Peneliti, 2012 Dari pengujian tersebut, maka diperoleh persamaan sub-struktur 1 sebagai berikut Y = ρyxX+ρyε1 Y = 0,577 X + 0,8167 yε1
4.5.2.3 Pengujian secara simultan keseimbangan pekerjaan-kehidupan (X) dan keterikatan karyawan (Y) terhadap keinginan karyawan untuk bertahan (Z) Pada PT. Citra Transpor Nusantara. Tabel 4.24 Model Summary Sub-Struktutal 2
Model Summaryb S Model u
R
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 .785a .616 .604 .41070 m a. Predictors: (Constant), keterikatan karyawan, keseimbangan pekerjaankehidupan b b. Dependent Variable: keinginan karyawan untuk bertahan e r : Hasil Pengolahan Data Penelitian, 2012
100
Dari tabel 4.24 Model Summary Sub-Struktural 2 tersebut, diketahui bahwa pengaruh Variabel keseimbangan pekerjaan-kehidupan (X) dan keterikatan karyawan (Y) terhadap keinginan karyawan untuk bertahan (Z) pada PT Citra Transpor Nusantara sebesar R Square (R2) adalah 0,616 = 61,60% dan besar pengaruh Variabel lain yang mempengaruhi varibel lain yang mempengaruhi Variabel Keinginan karyawan untuk bertahan pada PT. Citra Transpor Nusantara (Z) adalah sebesar 38,4%. 2
Ρzε2 = =
= 0,6197 Tabel 4.25 Anova Sub-Struktur 2
ANOVAb Sum of Squares
Model
df
Mean Square
1 Regression
17.864
2
Residual
11.133
66
Total
28.996
68
F
8.932 52.954
Sig. .000a
.169
a. Predictors: (Constant), Keterikatan karyawan, keseimbangan pekerjaankehidupan b. Dependent Variable: keinginan karyawan untuk bertahan Sumber : Hasil Pengolahan Data Peneliti, 2012 Hipotesis : Ho
:Tidak ada pengaruh antara keseimbangan pekerjaan-kehidupan (X) dan keterikatan karyawan (Y) secara simultan dan signifikan
101
terhadap keinginan karyawan untuk bertahan (Z) pada PT. Citra Transpor Nusantara. Ha
: Ada pengaruh antara Keseimbangan pekerjaan-kehidupan (X) dan keterikatan karyawan (Y) secara simultan dan signifikan terhadap keinginan karyawan untuk bertahan (Z) pada PT. Citra Transpor Nusantara.
Dasar Pengambilan keputusan o Jika nilai Probabilitas 0,1 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas Sig atau (0,1 ≤ Sig), maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak signifikan. o Jika nilai Probabilitas 0,1 lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas Sig atau (0,1
Sig), maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya signifikan.
Dari hasil uji Signifikansi pada tabel 4.25 Anova Sub-struktur 2, diperoleh sig sebesar 0,000. Jika dibandingkan dengan α = 0,1 maka sig lebih kecil dari ( Sig ≤ α ) yaitu 0,000 ≤ 0,1 yang artinya Ho ditolak dan Ha diterima, yang menunjukkan bahwa ada pengaruh antara keseimbangan pekerjaankehidupan (X) dan keterikatan karyawan (Y) secara simultan dan signifikan.terhadap keinginan karyawan untuk bertahan (Z) pada PT. Citra Transpor Nusantara. •
Pengujian Secara Individual keseimbangan pekerjaan-kehidupan (X) dan keterikatan karyawan (Y) terhadap keinginan karyawan untuk bertahan (Z) pada PT. Citra Transpor Nusantara.
102
Tabel 4.26 Coefficients Sub-Struktur 2
Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model 1
(Constant)
B
Standardized Coefficients
Std. Error -.454
.322
Keseimbangan pekerjaan-kehidupan
.358
.109
Keterikatan karyawan
.651
.107
Beta
t -1.410
.163
.306
3.278
.002
.567
6.074
.000
a. Dependent Variable: keinginan karyawan untuk bertahan Sumber : Hasil Pengolahan Data Peneliti, 2012 Pengujian secara individual antara variabel X dan Variabel Z pada PT.Citra Transpor Nusantara.
Hipotesis Ho : Variabel Keseimbangan pekerjaan-kehidupan (X) tidak berpengaruh secara individu terhadap variabel Keinginan karyawan untuk bertahan (Z) pada PT. Citra Transpor Nusantara. Ha : Variabel Keseimbangan pekerjaan-kehidupan (X) berpengaruh secara individu terhadap keinginan karyawan untuk bertahan (Z) pada PT. Citra Transpor Nusantara.
Dasar Pengambilan Keputusan o t hitung < t tabel : Ho diterima ( Ha ditolak ) o t hitung >t tabel : Ha diterima ( Ho ditolak )
Sig.
103
Nilai t tabel dilihat pada taraf signifikan 0,1 dimana Df = jumlah sampel – vaiabel derajat kebebasan = 69 – 2 = 67. T tabel pada df 67 = 1,29 sedangkan thitung diperoleh pada tabel 4.30 Coefficient Sub-Struktural 1 dimana diketahui besarnya thitung
variabel Keseimbangan pekerjaan-kehidupan (X) terhadap keinginan
karyawan untuk bertahan (Z) pada PT. Citra Transpor Nusantara = 3,278 yang berarti t
hitung
> ttabel ( 3,278> 1,29 ), maka Ho ditolak dan Ha diterima artinya
variabel Keseimbangan pekerjaan-kehidupan (X) secara individu terhadap variabel keinginan karyawan untuk bertahan (Z)
pada PT. Citra Transpor
Nusantara. Hipotesis Ho : Variabel Keseimbangan pekerjaan-kehidupan (X) secara individu tidak berpengaruh secara signifikan terhadap keinginan karyawan untuk bertahan (Z)
variabel
pada PT. Citra
Transpor Nusantara. Ha :
Variabel keseimbangan pekerjaan-kehidupan (X) secara individu berpengaruh secara signifikan terhadap
Variabel
keinginan karyawan untuk bertahan (Z)
PT.Citra
pada
Transpor Nusantara. Dasar Pengambilan Keputusan o Jika nilai probabilitas lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas sig atau ( 0,1 ≤ Sig ), maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak signifikan. o Jika nilai Probabilitas lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas Sig atau ( 0,1 ≥ Sig ), maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya Signifikan.
104
Dari tabel 4.26 Coefficient Sub-Struktural 2, diketahui bahwa variabel keseimbangan pekerjaan-kehidupan (X) mempunyai sig. Sebesar 0,000 jika dengan α = 0,1, nilai sig. Lebih kecil dari pada nilai α ( 0,000 < 0,1 ), maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya variabel Keseimbangan pekerjaan-kehidupan (X) berpengaruh secara signifikan terhadap keinginan karyawan untuk bertahan (Z) pada PT. Citra Transpor Nusantara dan besarnya Beta (Koefisien jalur) variabel keseimbangan pekerjaan-kehidupan (X) terhadap variabel keinginan karyawan untuk bertahan (Z) Pada PT. Citra Transpor Nusantara adalah 0,306 (ρzx) Pengujian secara individual antara variabel Y dan Variabel Z pada PT.Citra Transpor Nusantara. Hipotesis Ho
: Variabel keterikatan karyawan (Y) secara individu tidak berpengaruh terhadap variabel keinginan karyawan untuk bertahan (Z) pada PT. Citra Transpor Nusantara.
Ha : Variabel keterikatan karyawan (Y) secara individu berpengaruh terhadap keinginan karyawan untuk bertahan (Z)
pada PT. Citra Transpor
Nusantara. Dasar Pengambilan Keputusan o
t hitung < t tabel : Ho diterima ( Ha ditolak )
o t hitung >t tabel : Ha diterima ( Ho ditolak )
Nilai t tabel dilihat pada taraf signifikan 0,1 dimana Df = jumlah sampel – vaiabel derajat kebebasan = 69 – 2 = 67. T tabel pada df 67 = 1,29 sedangkan thitung
105
diperoleh pada tabel 4.30 Coefficient Sub-Struktural 1 dimana diketahui besarnya thitung variabel keterikatan karyawan (Y) terhadap keinginan karyawan untuk bertahan (Z)
pada PT. Citra Transpor Nusantara = 6,074 yang berarti t
hitung
>
ttabel ( 6,074> 1.29 ), maka Ho ditolak dan Ha diterima artinya variabel keterikatan karyawan (Y) secara individu terhadap variable keinginan karyawan untuk bertahan (Z) pada PT. Citra Transpor Nusantara. Hipotesis Ho : Variabel tidak keterikatan karyawan (Y) secara individu tidak berpengaruh secara signifikan terhadap karyawan untuk bertahan (Z)
variabel keinginan
pada PT. Citra
Transpor
Nusantara. Ha
: Variabel
tidak keterikatan karyawan (Y) secara individu
berpengaruh secara signifikan karyawan untuk bertahan (Z)
terhadap
variabel keinginan
pada PT. Citra
Transpor
Nusantara. Dasar Pengambilan Keputusan o Jika nilai probabilitas lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas sig atau ( 0,1 ≤ Sig ), maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak signifikan. o Jika nilai Probabilitas lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas Sig atau ( 0,1 ≥ Sig ), maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya Signifikan. Dari tabel 4.26 Coefficient Sub-Struktural 2, diketahui bahwa variabel keseimbangan pekerjaan-kehidupan (X) mempunyai sig. Sebesar 0,000 jika dengan α = 0,1, nilai sig. Lebih kecil dari pada nilai α ( 0,000 < 0,1 ), maka Ho
106
ditolak dan Ha diterima, artinya variabel keterikatan karyawan (Y) berpengaruh secara signifikan terhadap keinginan karyawan untuk bertahan (Z) pada PT. Citra Transpor Nusantara dan besarnya Beta (Koefisien jalur) variabel keterikatan karyawan (Y)
terhadap variabel keinginan karyawan
untuk bertahan (Z) Pada PT. Citra Transpor Nusantara adalah 0,567 (ρzy)
ρyε1 = 0,8167
ρzε2 = 0,6197
ρzx = 0,306 ρyx = 0,577
X
ρzy=0,567
Y
sumber : Hasil Pengolahan Data Penelitian, 2012 Gambar 4.11Nilai dari Pengaruh dalam Sub-Struktural 2
Dari pengujian tersebut ,maka diperoleh persamaan sub-struktural 2 sebagai berikut : Z = ρzxX+ρzy +ρzε2 Z = 0,306X + 0,567Y + 0,6197zε2
Tabel 4.26 Rangkuman Pengaruh keseimbangan pekerjaan-kehidupan (X) dan keterikatan karyawan (Y).terhadap keinginan karyawan untuk bertahan (Z) pada PT. Citra Transpor Nusantara.
Z
107
Tabel 4.27 Rangkuman Pengaruh Keseimbangna pekerjaan-kehidupan (X) dan Keterikatan karyawan (Y) terhadap Keinginan karyawan untuk bertahan(Z) variabel
Koefisien Jalur
Pengaruh Langsung
Tidak Langsung
Total
X terhadap Y
0,577
0,577
-
0,577
X terhadap Z
0,306
0,306
0,577 x 0,567 =
0,633
0,327 Y terhadap Z
0,567
0,567
-
0,567
ε1
0,8167
0,8167
-
0,8167
ε2
0,6197
0,6197
-
0,6197
Sumber : Hasil Pengolahan Data Peneliti, 2012 Berdasarkan hasil keseluruhan jalur analis diatas, perhitungan analis jalur struktural variabel Keseimbangan pekerjaan-kehidupan (X) dan Keterkaitan karyawan (Y) terhadap keinginan karyawan untuk bertahan (Z) pada PT. Citra Transpor Nusantara tersebut adalah sebagai berikut : Seluruh hipotesis menyatakan “terdapat hubungan yang cukup kuat dan kuat, searah serta signifikan baik secara parsial maupun simultan antar variabel keseimbangan pekerjaan-kehidupan (X) dan keterkaitan karyawan (Y) terhadap keinginan karyawan untuk bertahan (Z) pada PT. Citra Transpor Nusantara”
108
1. Beberapa pengaruh langsung dan tidak langsung dan pengaruh total diuraikan sebagai berikut: a. Pengaruh langsung variabel Keseimbangan pekerjaan-kehidupan (X) dan variabel keterkaitan karyawan (Y) sebesar 0,577 b. Pengaruh langsung maupun tidak variabel keseimbangan pekerjaankehidupan (X) dan variabel keinginan karyawan untuk bertahan (Z) sebesar 0,633 c. Pengaruh langsung variabel keterkaitan karyawan (Y) dan variabel keinginan karyawan untuk bertahan (Z) sebesar 0,567 d. Serta pengaruh diluar analisis jalur pada struktur 1 dan struktur 2 masing-masing 0,8167 dan 0,6197. 4.5.3
Analisa Penelitian
4.5.3.1Analisa Penelitian Variabel Keseimbangan pekerjaan-kehidupan Berdasarkan hasil kuesioner yang telah dibagikan kepada 69 responden ternyata untuk dimensi “memiliki kehidupan sosial diluar pekerjaan” dalam variabel keseimbangan pekerjaan-kehidupan memiliki tingkat yang paling rendah (jawaban rata-rata yang paling kecil). Setelah dianalisis terhadap para karyawan diperoleh jawaban bahwa para karyawan tidak terlalu puas dengan sistem yang ada diperusahaan dan atasannya . Hal ini disebabkan oleh perusahaan kurang setuju untuk karyawan yang aktif dalam kegiatan-kegiatan sosial, karena perusahaan beranggapan, apabila karyawan bergabung, dan aktif dalam kegiatan sosial akan mengganggu kegiatan atau aktivitas pekerjaan Sedangkan
untuk dimensi “jumlah jam kerja” memiliki tingkat yang
paling tinggi (jawaban rata-rata yang tinggi). Setelah dianalisis ternyata karyawan
109
merasa puas dengan sistem jam kerja yang ada diperusahaan. Karyawan merasa bahwa perusahaan memberikan jumlah jam kerja perminggu cukup efisien dan efektif. Perusahaan juga selalu memberikan shift untuk para karyawan khususnya bagian operasional dan keamanan, yang tujuannya untuk meningkatkan kinerja perusahaan (PT. Citra Transpor Nusantara menggunakan sistem shift untuk bagian operasional dan keamanan, tujuannya supaya karyawan khususnya bagian operasional dan keamanan dapat bekerja lebih efektif dengan jam kerja yang telah ditentukan, 8 jam per hari). Sedangkan untuk ketiga dimensi lainnya, yaitu “Keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi”, “Bisa bertemu dan bertanggung jawab terhadap keluarga dan bertanggung jawab terhadap pekerjaan”, “I am able to stay involved in non-work interests and activities”, diperoleh jawaban yang cukup baik. Dimana karyawan telah cukup puas terhadap ketiga dimensi ini. Untuk “Keseimbangan antara bekerja dan kehidupan pribadi” karyawan merasa memiliki keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi (perusahaan memberikan jumlah jam kerja 8 jam perhari terhadap karyawan gunanya untuk menyeimbangkan pekerjaan dan kehidupan pribadi dan hari libur supaya karyawan dapat melakukan kegiatan pribadinya). Kemudian untuk dimensi “Bisa bertemu dan bertanggung jawab terhadap keluarga dan bertanggung jawab terhadap pekerjaan” karyawan merasa memiliki tanggung jawab antara pekerjaan dan keluarga, karyawan merasa perusahaan memberikan waktu untuk bertemu keluarga, perusahaan juga memberikan gaji, bonus, dan tunjangan (THR, Insentif, dll), yang tujuannya untuk mensejahtrakan karyawan dan keluarganya, karyawan juga diberikan tempat kerja dan lingkungan kerja
yang nyaman supaya karyawan merasa
110
nyaman untuk bekerja sehingga tanggung jawabnya dalam pekerjaan dapat berjalan baik. Dan untuk dimensi “I am able to stay involved in non-work interests and activities” Perusahaan
tidak melarang karyawannya untuk meyalurkan
hobinya, selama tidak menggangu aktivitas pekerjaan.
4.5.3.2 Analisa Penelitian Variabel Keterikatan Karyawan Berdasarkan hasil kuesioner yang telah dibagikan kepada 69 responden ternyata untuk dimensi “kesiapan” khususnya indikator “Semangat dalam melaksanakan pekerjaan” dalam variabel keterikatan karyawan memiliki tingkat yang paling rendah (jawaban rata-rata yang paling kecil). Setelah dianalisis terhadap para karyawan diperoleh jawaban bahwa para karyawan tidak terlalu puas dengan atasannya menyangkut urusan pekerjaan (pemimpin kurang peduli dan kurang berbaur terhadap karyawannya , sehingga karyawan kurang semangat dalam melaksanakan pekerjaannya) dan beberarpa karyawan kurang semangat karena jarak tempuh rumah-perusahaan terlalu jauh. Sedangkan untuk dimensi “Kesiapan” khususnya “Siap mendedikasikan diri pada pekerjaan” memiliki tingkat yang paling tinggi (jawaban rata-rata yang tinggi). Setelah dianalisis ternyata karyawan merasa puas dengan perusahaan yang sangat
memperhatikan
karyawannya
dan
memberdayakan
karyawannya
(karyawan di berikan kartu kesehatan, apabila karyawan sakit, karyawan dapat menggunakan kartu tersebut untuk berobat, karyawan juga diberikan fasilitas yang mendukung berjalannya aktivitas organisasi salah satunya diberi tempat kerja yang nyaman, dan pinjaman untuk membeli alat transportasi untuk karyawannya, pembayaran pinjama dilakukan dengan pemotongan gaji perbulannya) .
111
Sedangkan untuk kedua
dimensi lainnya, yaitu “kerelaan”
dan
“kebanggaan”, diperoleh jawaban yang cukup baik. Dimana karyawan telah cukup puas terhadap kedua dimensi ini. Untuk “kerelaan” karyawan merasa perusahaan peduli terhadap karyawan , sebagai contoh ketika ada salah satu dari karyawan yang sakit atau salah satu keluarga karyawan ada yang meninggal, biasanya perusahaan mengirimkan perwakilan perusahaan untuk menjenguk, dan perusahaan juga memberikan askes untuk karyawannya. Tindakan ini membuat karyawan merasa diperhatikan oleh perusahaan sehingga karyawan pun rela memberikan tenaga dan pikiran demi kelangsungan perusahaan . Kemudian untuk dimensi “kebanggaan” dari hasil kuesioner dan wawancara dengan karyawan PT. CITRA TRANSPOR NUSANTARA dianggap sebagai tempat yang baik untuk bekerja dan berkarir karena perusahaan memberikan jenjang karir yang jelas, sehingga karyawan merasa bangga bisa bekerja di PT. CITRA TRANSPOR NUSANTARA
4.5.3.3 Analisa Penelitian Variabel Keinginan Karyawan Untuk Bertahan Berdasarkan hasil kuesioner yang telah dibagikan kepada 69 responden ternyata untuk dimensi “komponen organisasi” khususnya indikator “peluang” dalam variabel keinginan karyawan untuk bertahan memiliki tingkat yang paling rendah (jawaban rata-rata yang paling kecil). Setelah dianalisis terhadap para karyawan diperoleh jawaban bahwa para karyawan tidak puas dengan perusahaan, karena mereka merasa bahwa manajemen di perusahaan ini belum diterapkan cukup baik. Misalnya, kurangnya pengawasan atas kinerja karyawan, kurangnya perhatian terhadap tingkat turnover karyawan yang cenderung meningkat dari
112
tahun ke tahun. Hal-hal ini yang membuat karyawan merasa kurang puas dan menganggap peluang untuk terus bekerja di perusahaan ini menjadi kurang menarik sehingga menurunkan intention to stay karyawan. Sedangkan untuk dimensi “komponen organisasi” khususnya “budaya organisasi” memiliki tingkat yang paling tinggi (jawaban rata-rata yang tinggi). Setelah dianalisis ternyata karyawan merasa puas terhadap budaya organisasi perusahaan, dimana perusahaan memiliki budaya orgniasasi yang selalu mensejahtrakan karyawannya, dan menjunjung tinggi saling menghormati antar jabatan (manajer harus saling menghormati dan menghargai bawahannya). Sedangkan untuk keempat dimensi lainnya, yaitu “peluang karir”, “penghargaan”,
“rancangan
tugas
dan
pekerjaan”
dan
“hubungan
karyawan”diperoleh jawaban yang cukup baik. Dimana karyawan telah cukup puas terhadap keempat dimensi ini. Untuk “peluang karir” karyawan merasa perusahaan memberikan peluang karir bagi karyawan yang memang berhak mendapatkan promosi, karena hasil kerjanya (karyawan yang kerjanya baik, tidak pernah bolos dan selalu mencapai target sesuai dengan deadline yang ditentukan, karyawan tersebut akan mendapatkan promosi dari perusahaan). Kemudian untuk dimensi “penghargaan” karyawan merasa perusahaan memberikan kompensasi, tunjangan, dan insentif yang layak terhadap karyawannya dan untuk karyawan yang mengabdi kepada perusahaan lebih dari 10 tahun akan mendapatkan penghargaan dari perusahaan antara lain promosi, piagam penghargaan, dan karyawan tersebut berhak mendapat peningkatan gaji) Kemudian untuk dimensi “rancangan tugas dan pekerjaan ” karyawan merasa perusahaan memberikan rancangan tugas dan pekerjaan yang baik
113
(karyawan memiliki schedule kerja yang baik, peralatan kerja yang digunakan karyawan aman untuk digunakan , dan merasa nyaman dengan lingkungan kerjanya) sehingga karyawan merasa nyaman dalam pelaksanaan pekerjaannya. Kemudian untuk dimensi “hubungan karyawan” karyawan merasa perusahaan memberikan perlakuan adil (semua karyawan mengikuti semua peraturan yang telah ditetapkan perusahaan), dan perusahaan juga saling membangun hubungan antar rekan kerja dengan kegiatan-kegiatan yang membangun salah satunya perusahaan membuat kegiatan-kegiatan positif yaitu diadakan pertandingan badminton, catur, dan futsal untuk karyawannya setahun 2 kali.
4.6.
Implikasi Hasil Penelitian Dari hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai gambaran
keseimbangan pekerjaan-kehidupan, keterikatan karyawan, dan keinginan karyawan untuk bertahan pada PT. Citra Transpor Nusantara, keseimbangan pekerjaan-kehidupan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
keterikatan
karyawan, dan keseimbangan pekerjaan-kehidupan dan keterikatan karyawan terhadap keinginan karyawan untuk bertahan baik secara parsial maupun simultan juga memiliki pengaruh yang signifikan. Keseimbangan pekerjaan-kehidupan (X) memiliki pengaruh yang lebih besar dibandingkan keterikatan karyawan (Y) terhadap keinginan karyawan untuk bertahan. Oleh karena itu jika perusahaan ingin
meningkatkan
keinginan
karyawan
untuk
bertahan
maka
harus
memperhatikan keseimbangan pekerjaan-kehidupan, meskipun bukan berarti harus mengabaikan faktor keterikatan karyawan, karena keterikatan karyawan
114
juga memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keinginan karyawan untuk bertahan meskipun lebih kecil dari faktor keseimbangan pekerjaan-kehidupan.