BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1
Gambaran Umum Margarin Hasil penelitian ini menjelaskan tentang profil perusahaan dan pelanggan
margarin.Pada bagian kedua menjelaskan mengenai pengujian hipotesis pengaruh kualitas produk dan persepsi harga terhadap loyalitas pelanggan. Bagian selanjutnya mengenai pembahasan gambaran variabel kualitas produk, persepsi harga dan loyalitas pelanggan serta bagaimana pengaruhnya antara ketiga variabel tersebut yaitu antara seberapa besar pengaruh kualitas produk terhadap loyalitas pelanggan, seberapa besar pengaruh persepsi harga terhadap loyalitas pelanggan dan seberapa besar pengaruh kualitas produk dan persepsi harga terhadap loyalitas pelanggan. Bagian keempatmenjelaskan mengenai implikasi penelitian terhadap pendidikan.
4.1.1 Profil Perusahaan Margarin Margarin pertama kali ditemukan di Perancis oleh seorang ahli Kimia bernama Hippolyte Mege-Mouries pada tahun 1869. Penemuan margarin disebabkan oleh keadaan di Perancis pada saat itu dimana harga mentega sangat mahal sehingga banyak masyarakat yang tidak mampu membelinya. Hal ini terjadi sebagai akibat pengaruh revolusi industri dimana banyak petani yang meninggalkan lahan pertaniannya kemudian mereka menuju kota dan bekerja di industri-industri. Akibatnya, terjadi kekurangan produksi mentega sehingga harga mentega menjadi mahal karena permintaan mentega tinggi. Kemudian, untuk mengatasi keadaan ini maka pada tahun 1869 Napoleon III sebagai penguasa
113
114
Perancis pada saat itu mengadakan sayembara dan akan memberikan hadiah kepada siapa saja yang dapat menemukan pengganti mentega yang murah, tentu pengganti tersebut memiliki sifat-sifat seperti mentega. Hippolyte MegeMouries memenangkan sayembara itu karena beliau mampu menemukan apa yang diinginkan oleh Napoleon III yaitu pengganti mentega yang murah. MegeMouries menamakan hasil penemuannya dengan nama margarin, nama ini berasal dari kata Yunani margarites yang memiliki arti mutiara. Menururt Apriyantono (2008:4) disebut mutiara karena lemak margarin ketika membentuk butiran padat berbentuk seperti kristal yang mengkilap seperti mutiara. Ciri-ciri margarin yang menonjol adalah bersifat plastis, padat pada suhu ruang, agak keras pada suhu rendah, teksturnya mudah dioleskan, serta segera dapat mencair di dalam mulut. Margarin dibedakan atas margarin dapur dan margarin meja. Pada margarin dapur tidak dipersyaratkan adanya penambahan vitamin A dan D. Margarin merupakan produk makanan berbentuk emulsi campuran air di dalam minyak, yaitu sekitar 16 persen air di dalam minimal 80 persen minyak atau lemak nabati. Fase lemak umumnya terdiri dari minyak nabati, yang sebagian telah dipadatkan agar diperoleh sifat plastis yang diinginkan pada produk akhir. Awalnya margarin dibuat dari lemak hewan namun sekarang margarin ekslusif dibuat hanya dari minyak tumbuhan. Margarin secara praktis memiliki nilai kalori yang setara dengan mentega, mudah dicerna, biasanya dilengkapi dengan vitamin A dan D. Margarin sayuran telah direkomendasikan sejak lama sebagai pengganti mentega karena mengandung lemak tak jenuh dan sedikit kolesterol. Menurut salah satu penelitian yang dipublikasikan di Journal of the American Medical Association, mengganti mentega dengan margarin dalam
115
makanan
secara
signifikan
menurunkan
kadar
kolesterol
darah.
Awalnya margarin dibuat dengan mengkonversi lemak tak jenuh (hidrokarbon ikatan rangkap)
menjadi lemak
jenuh (ikatan tunggal)
melalui proses
hidrogenisasi. Lemak jenuh yang membentuk kristal lemak berperan penting dalam menentukan tekstur margarin dan membuatnya tetap padat pada suhu ruangan. Namun proses hidrogenasi yang tidak sempurna mengakibatkan terbentuknya asam lemak trans yang dapat meningkatkan kadar kolesterol LDL dan menekan HDL.(Hakim:2008) Menurut Almatsier (2003:59) “Margarin di Indonesia dibuat dari minyak kelapa dan minyak kelapa sawit melalui proses hidrogenasi. Dalam proses ini tidak semua asam lemak tidak jenuh diubah menjadi asam lemak jenuh.” Pada margarin yang terbuat dari minyak nabati, lemak yang terkandung di dalamnya pun adalah asam lemak tak jenuh yang memiliki ikatan rangkap. Konfigurasi di sekitar ikatan rangkap apa saja dalam asam lemak alamiah adalah cis, suatu konfigurasi yang menyebabkan titik leleh lemak itu rendah. Menurut Fessenden (1986:409) : Asam lemak jenuh membentuk rantai ”zig-zag” yang dapat cocok satu sama lain secara mampat, sehingga gaya tarik Van Der Waalsnay tinggi, oleh karena itu lemak-lemak jenuh itu bersifat padat. Jika beberapa ikatan rangkap cis terdapat dalam rantai, molekul itu tidak dapat membentuk kisi yang rapi dan mampat. Molekul yang tidak mampat tersebut menjadikannya berbentuk minyak (liquid) dalam suhu rendah. Sehingga untuk menjadikannya asam lemak jenuh, margarin harus mengalami proses hidrogenasi.
Menurut Departemen Gizi FKM UNAIR:2008 “Hidrogenasi adalah proses penambahan atom H pada ikatan tidak jenuh dalam asam lemak yang mengeliminasi ikatan rangkapnya sehingga menjadi ikatan tunggal yang jenuh.” Keuntungan dari proses hidrogenasi ini adalah dapat melindungi dari proses
116
oksidasi dengan membuat asam lemak tak jenuh berikatan rangkap banyak ini menjadi lebih jenuh. Keuntungan kedua adalah mengubah tekstur makanan dengan menjadikan minyak nabati yang cair menjadi lebih padat.Namun sayangnya proses hidrogenasi ini sering tidak sempurna. Proses hidrogenasi yang tidak sempurna dapat menyebabkab struktur kimia rantai asam lemak ini berubah menjadi asam lemak trans. Asam lemak trans dapat
membahayakan
kesehatan,
karena
dapat
meningkatkan kadar kolesterol LDL ( kolesterol jahat ) dan menurunkan kadar kolesterol HDL ( kolesterol baik ). Pembentukan Low Density Lipoprotein (LDL) oleh reseptor LDL ini penting daalm pengontrolan kolesterol darah. Disamping itu dalam pembuluh darah terdapat sel-sel perusak yang dapat merusak LDL. Melalui sel-sel perusak ini molekul LDL dioksidasi, sehingga tidak dapat masuk kembali kedalam aliran darah. Kolesterol yang banyak terdapat dalam LDL akan menumpuk dalam selsel perusak.Hal ini terjadi selama bertahun-tahun, kolesterol akan menumpuk pada dinding pembuluh darah dan membentuk plak. Plak akan bercampur dengan protein dan akan ditutupi oleh sel-sel otot dan kalsium. Hal inilah yang kemudian dapat berkembang menjadi aterosklerosis. (Almatsier, 2003:68) High Density Lipoprotein (HDL). Bila sel-sel lemak membebaskan gliserol dan asam lemak, kemungkinan kolesterol dan fosfolipida akan dikembalikan pula ke dalam aliran darah. Hati dan usus halus akan memproduksi HDL (lipoprotein dengan densitas tinggi) yang masuk ke dalam aliran darah. HDL mengambil kolesterol dan fosfolipida yang ada di dalam aliran darah. HDL menyerahkan kolesterol ke lipoprotein lain untuk diangkut kembali ke hati guna diedarkan kembali atau dikeluarkan dari tubuh. Nilai LDL dan HDL mempunyai implikasi
117
terhadap kesehatan jantung dan pembuluh darah. Nilai LDL yang tinggi terhadap serangan jantung. Sebaliknya HDL tinggi dikaitkan dengan resiko rendah. (Almatsier, 2003:68) Secara umum margarin adalah bahan semipadat yang mempunyai sifat dapat dioleskan yang mengandung lemak minimal 80% dan maksimum 90%. Bahan untuk membuat margarin secara umum adalah minyak dan lemak, baik yang berasal dari nabati (tumbuh-tumbuhan), hewani maupun ikan. Berdasarkan definisi yang ditetapkan oleh badan yang berwenang di Eropa, margarin adalah produk yang berasal dari lemak padat atau cair yang berasal dari nabati dan/atau hewani, artinya bisa seluruhnya berasal dari minyak/lemak nabati, seluruhnya dari lemak hewani atau campuran minyak/lemak nabati dan lemak hewani. Di Amerika, margarin dapat dibuat dari lemak makan dan/atau campuran minyak dan lemak dimana asal minyak dan lemak tersebut adalah nabati, karkas hewan dan hewan laut (minyak ikan). Di Kanada margarin dapat dibuat dari minyak dan lemak apa saja asalkan bukan dari lemak susu.(Apriyantono:2008) Namun dengan teknologi sekarang produsen margarin di negara maju telah memfokuskan diri untuk memproduksi margarin tanpa asam lemak trans dengan menjauhi proses hidrogenisasi dan menggantinya dengan proses penambahan minyak bibit kelapa sawit. Proses ini menghasilkan margarin yang lebih
lembut
dibandingkan
margarin
yang
dibuat
dengan
proses
hidrogenisasi.(Hakim:2008) Fase minyak dari margarin dan spread biasanya terdiri dari: minyak (30 79.5%), emulsifier (0.1 - 0.5%), lesitin (0.0 - 0.3%), pewarna (beta-karoten atau anato), perisa (flavouring) dan vitamin. Fase air (aqueous) mengandung air, garam (1.0 - 2.0%), padatan susu (whey, nonfat dry milk, padatan sweet
118
creambuttermilk sebanyak 0.0 - 1.6%), pengawet (0.2%, biasanya potasium sorbat dan sodium benzoat), asam (asam fosfat, sitrat atau laktat), pengental (0.0 - 0.5%, maltodekstrin, gelatin, pektin dan gum lainnya), perisa (flavouring) .(Apriyantono:2008) Di Indonesia sendiri terdapat 17 perusahaan yang memproduksi margarin, namun hanya tiga perusahaan yang produknya tersebar luas di pasaran dan yang paling sering dipilih konsumen.
4.1.2 Identitas Perusahaan Margarin Tiga nama merek yang paling sering dipilih konsumen yaitu Blue Band, Simas Palmia, dan Forvita. Produsen margarin Blue Band yaitu PT. Unilever Indonesia, Simas Palmia yaitu PT. Salim Invomas Pratama (PT Indofood Sukses Makmur) dan Forvita yaitu PT Bina Karya Prima. Berikut akan dijelaskan mengenai identitas ketiga perusahaan margarin tersebut. 1.
PT Unilever Indonesia Sejak didirikan pada 5 Desember 1933Unilever Indonesia telah tumbuh menjadi salah satu perusahaan terdepan untuk produk Home and Personal Care serta Foods & Ice Cream di Indonesia. Rangkaian Produk Unilever Indonesia mencangkup brand-brand ternama
yang disukai di dunia seperti Pepsodent, Lux, Lifebuoy, Dove, Sunsilk, Clear, Rexona, Vaseline, Rinso, Molto, Sunlight, Walls, Blue Band, Royco, Bango, dan lain-lain. Visi Misi dari PT. Unilever Indonesia adalah : •
Bekerja untuk membangun masa depan yang lebih baik setiap hari
119
•
Membantu orang-orang merasa nyaman, berpenampilan baik dan lebih menikmati kehidupan dengan brand dan pelayanan yang baik bagi mereka dan bagi orang lain
•
Menjadi sumber inspirasi orang-orang untuk melakukan hal kecil setiap hari yang dapat membuat perbedaan besar bagi dunia
•
Mengembangkan cara baru dalam melakukan bisnis dengan tujuan membesarkan perusahaan kami dua kali lipat sambil mengurangi dampak lingkungan
Tujuan corporatePT Unilever Indonesia adalah bahwa kesuksesan memerlukan “Standar tertinggi dari perilaku corporate terhadap setiap orang yang bekerja dengan kami, komunitas yang kami sentuh dan lingkungan yang terdampak dari pekerjaan kami.” Sejarah singkat PT Unilever Indonesia :
PT Unilever Indonesia Tbk (perusahaan) didirikan pada 5 Desember 1933 sebagai Zeepfabrieken N.V. Lever dengan akta No. 33 yang dibuat oleh Tn.A.H. van Ophuijsen, notaris di Batavia. Akta ini disetujui oleh Gubernur Jenderal van Negerlandsch-Indie dengan surat No. 14 pada tanggal 16 Desember 1933, terdaftar di Raad van Justitie di Batavia dengan No. 302 pada tanggal 22 Desember 1933 dan diumumkan dalam Javasche Courant pada tanggal 9 Januari 1934 Tambahan No. 3. Dengan akta No. 171 yang dibuat oleh notaris Ny. Kartini Mulyadi tertanggal 22 Juli 1980, nama perusahaan diubah menjadi PT Unilever Indonesia. Dengan akta no. 92 yang dibuat oleh notaris Tn. Mudofir Hadi, S.H. tertanggal 30 Juni 1997,
120
nama perusahaan diubah menjadi PT Unilever Indonesia Tbk. Akta ini disetujui oleh Menteri Kehakiman dengan keputusan No. C2-1.049HT.01.04TH.98 tertanggal 23 Februari 1998 dan diumumkan di Berita Negara No. 2620 tanggal 15 Mei 1998 Tambahan No. 39. Perusahaan mendaftarkan 15% dari sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya setelah memperoleh persetujuan dari Ketua Badan Pelaksana Pasar Modal (Bapepam) No.SI-009/PM/E/1981 pada tanggal 16 November 1981.
Pada Rapat Umum Tahunan perusahaan pada tanggal 24 Juni 2003, para pemegang saham menyepakati pemecahan saham, dengan mengurangi nilai nominal saham dari Rp 100 per saham menjadi Rp 10 per saham. Perubahan ini dibuat di hadapan notaris dengan akta No. 46 yang dibuat oleh notaris Singgih Susilo, S.H. tertanggal 10 Juli 2003 dan disetujui oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan keputusan No. C-17533 HT.01.04-TH.2003. Perusahaan bergerak dalam bidang produksi sabun, deterjen, margarin, minyak sayur dan makanan yang terbuat dari susu, es krim, makanan dan minuman dari teh dan produk-produk kosmetik. Sebagaimana disetujui dalam Rapat Umum Tahunan Perusahaan pada tanggal 13 Juni, 2000, yang dituangkan dalam akta notaris No. 82 yang dibuat oleh notaris Singgih Susilo, S.H. tertanggal 14 Juni 2000, perusahaan juga bertindak sebagai distributor utama dan memberi jasa-jasa penelitian pemasaran. Akta ini disetujui oleh Menteri Hukum dan Perundang-undangan (dahulu Menteri
121
Kehakiman) Republik Indonesia dengan keputusan No.C-18482HT.01.04TH.2000. Perusahaan memulai operasi komersialnya pada tahun 1933.
Perluasan Unilever Indonesia Pada tanggal 22 November 2000, perusahaan mengadakan perjanjian dengan PT Anugrah Indah Pelangi, untuk mendirikan perusahaan baru yakni PT Anugrah Lever (PT AL) yang bergerak di bidang pembuatan, pengembangan, pemasaran dan penjualan kecap, saus cabe dan saus-saus lain dengan merk dagang Bango, Parkiet dan Sakura dan merk-merk lain atas dasar lisensi perusahaan kepada PT Al. Pada tanggal 3 Juli 2002, perusahaan mengadakan perjanjian dengan Texchem Resources Berhad, untuk mendirikan perusahaan baru yakni PT Technopia Lever yang bergerak di bidang distribusi, ekspor dan impor barang-barang dengan menggunakan merk dagang Domestos Nomos. Pada tanggal 7 November 2003, Texchem Resources Berhad mengadakan perjanjian jual beli saham dengan Technopia Singapore Pte.Ltd, yang dalam perjanjian tersebut Texchem Resources Berhad sepakat untuk menjual sahamnya di PT Technopia Lever kepada Technopia Singapore Pte.Ltd.
Dalam Rapat Umum Luar Biasa perusahaan pada tanggal 8 Desember 2003, perusahaan menerima persetujuan dari pemegang saham
122
minoritasnya untuk mengakuisisi saham PT Knorr Indonesia (PT KI) dari Unilever Overseas Holdings Limited (pihak terkait). Akuisisi ini berlaku pada tanggal penandatanganan perjanjian jual beli saham antara perusahaan dan Unilever Overseas Holdings Limited pada tanggal 21 Januari 2004.Pada tanggal 30 Juli 2004, perusahaan digabung dengan PT KI. Penggabungan tersebut dilakukan dengan menggunakan metoda yang sama dengan metoda pengelompokan saham (pooling of interest). Perusahaan merupakan perusahaan yang menerima penggabungan dan setelah penggabungan tersebut PT KI tidak lagi menjadi badan hukum yang terpisah.Penggabungan ini sesuai dengan persetujuan Badan
Koordinasi
Penanaman
Modal
(BKPM)
dalam
suratnya
No.
740/III/PMA/2004 tertanggal 9 Juli 2004. Pada tahun 2007, PT Unilever Indonesia Tbk. (Unilever) telah menandatangani perjanjian bersyarat dengan PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk (Ultra) sehubungan dengan pengambilalihan industri minuman sari buah melalui pengalihan merek “Buavita” dan “Gogo” dari Ultra ke Unilever. Perjanjian telah terpenuhi dan Unilever dan Ultra telah menyelesaikan transaksi pada bulan Januari 2008. Kronologi 1920-30
Import oleh van den Bergh, Jurgen and Brothers
1933
Pabrik sabun – Zeepfabrieken NV Lever – Angke, Jakarta
1936
Produksi margarin dan minyak oleh Pabrik van den Bergh NV –
Angke, Jakarta 1941
Pabrik komestik – Colibri NV, Surabaya
1942-46
Kendali oleh unilever dihentikan (Perang Dunia II)
1965-66
Di bawah kendali pemerintah
123
1967
Kendali usaha kembali ke Unilever berdasarkan undang-undang
penanaman modal asing 1981
Go public dan terdaftar di Bursa Efek Jakarta
1982
Pembangunan pabrik Ellida Gibbs di Rungkut, Surabaya
1988
Pemindahan Pabrik Sabun Mandi dari Colibri ke Pabrik Rungkut,
Surabaya 1990
Terjun di bisnis teh
1992
Membuka pabrik es krim
1995
Pembangunan pabrik deterjen dan makanan di Cikarang, Bekasi
1996-98
Penggabungan instalasi produksi – Cikarang, Rungkut
1999
Deterjen Cair NSD – Cikarang
2000
Terjun ke bisnis kecap
2001
Membuka pabrik teh – Cikarang
2002
Membuka pusat distribusi sentral Jakarta
2003
Terjun ke bisnis obat nyamuk bakar
2004
Terjun ke bisnis makanan ringan
2005
Membuka pabrik sampo cair – Cikarang
2008
Terjun ke bisnis minuman sari buah
2.
PT Indofood Sukses Makmur
Dalam beberapa dekade ini PT Indofood Sukses
Makmur
Tbk
(Indofood)
telah
bertransformasi menjadi sebuah
perusahaan Total Food Solutions dengan kegiatan operasional yang mencakup seluruh tahapan proses produksi makanan, mulai dari produksi dan pengolahan
124
bahan baku hingga menjadi produk akhir yang tersedia di rak para pedagang eceran. Kini, Indofood dikenal sebagai perusahaan yang mapan dan terkemuka di setiap kategori bisnisnya. Margarin Simas Palmia merupakan salah satu rangkaian produk yang dihasilkan oleh PT Indofood Sukses Makmur Tbk (Indofood). Visi Perusahaan Total Food Solutions Misi •
Memberikan solusi atas kebutuhan pangan secara berkelanjutan
•
Senantiasa meningkatkan kompetensi karyawan, proses produksi dan teknologi kami
•
Memberikan
kontribusi
bagi
kesejahteraan
masyarakat
dan
lingkungan secara berkelanjutan •
Meningkatkan stakeholders’values secara berkesinambungan.
Sejarah singkat PT Indofood Sukses Makmur : 1990 Didirikan dengan nama PT Panganjaya Intikusuma. 1994 •
Berganti nama menjadi PT Indofood Sukses Makmur.
•
Penawaran Saham Perdana sebanyak 763 juta saham dengan harga nominal Rp1.000 per saham, tercatat di Bursa Efek Indonesia.
1995 Mengakuisisi pabrik penggilingan gandum Bogasari. 1996 Melaksanakan pemecahan saham dengan perbandingan 1:2
125
1997 •
Mengakuisisi
80%
saham
perusahaan
yang
bergerak
di
bidang
perkebunan, agribisnis serta distribusi. •
Melakukan penawaran umum terbatas dengan perbandingan 1:5, total penambahan saham sebanyak 305,2 juta.
2000 •
Melaksanakan pemecahan saham dengan perbandingan 1:5.
•
Menerbitkan Obligasi Seri I sebesar Rp1 triliun.
2001 Menerima persetujuan atas rencana pembelian kembali saham dan pelaksanaan Employee Stock Ownership Plan (ESOP). 2002 •
Melaksanakan ESOP tahap I sebanyak 228,9 juta saham.
•
Melakukan pembelian kembali saham sebanyak 915,6 juta saham.
•
Menerbitkan Eurobonds sebesar US$280 juta.
2003 •
Melaksanakan ESOP tahap II sebanyak 58,4 juta saham.
•
Menerbitkan Obligasi Seri II sebesar Rp1,5 triliun.
2004 •
Melaksanakan ESOP tahap III sebanyak 919,5 ribu saham.
•
Menerbitkan Obligasi Seri III sebesar Rp1 triliun.
•
Mengakuisisi 60% saham perusahaan kemasan karton.
2005 •
Membentuk perusahaan patungan dengan Nestlé.
•
Mengakuisisi perusahaan perkebunan di Kalimantan Barat.
126
•
Mengakuisisi Convertible
Bonds yang
diterbitkan
oleh
perusahaan
perkapalan, setara dengan 90,9% kepemilikan saham. 2006 •
Melakukan pelunasan Eurobonds sebesar US$143,7 juta.
•
Mengakuisisi 55,0% saham perusahaan perkapalan Pacsari Pte. Ltd.
•
Mengakuisisi beberapa perusahaan perkebunan di Kalimantan Barat.
2007 •
Mencatatkan saham Grup Agribisnis di Bursa Efek Singapura dan menempatkan saham baru.
•
Menerbitkan Obligasi Seri IV sebesar Rp2 triliun.
•
Menambah sebesar 35% kepemilikan saham perusahaan perkapalan Pacsari Pte. Ltd. menjadi 90% kepemilikan
•
Mengakuisisi 60% kepemilikan saham di perusahaan perkebunan Rascal Holding Limited.
•
Partisipasi dalam pengeluaran saham baru PT Mitra Inti Sejati Plantation dan memiliki sebesar 70% kepemilikan.
•
Mengakuisisi 64,41% kepemilikan saham PT PP London Sumatra Indonesia Tbk.
2008 •
Partisipasi dalam pengeluaran saham baru PT Lajuperdana Indah dan memiliki sebesar 60% kepemilikan.
•
Menjual kembali 251.837.500 lembar treasury stock dan menarik kembali 663.762.500 lembar treasury stock.
•
Mengakuisisi 100% saham Drayton Pte. Ltd. yang memiliki secara efektif 68,57% saham di PT Indolakto, sebuah perusahaan dairy terkemuka.
127
•
Mengakuisisi 100% saham di beberapa perusahaan perkebunan yang memiliki fasilitasbulking.
2009 •
Menerbitkan Obligasi Seri V sebesar Rp1,6 triliun.
•
Grup Agribisnis menerbitkan Obligasi Rupiah Seri I sebesar Rp452 miliar dan Sukuk Ijarah I sebesar Rp278 miliar.
•
Memulai proses restrukturisasi internal Grup CBP melalui pembentukan PT Indofood CBP Sukses Makmur (ICBP) dan pemekaran kegiatan usaha mi instan dan bumbu yang diikuti dengan penggabungan usaha seluruh anak perusahaan di Grup Produk Konsumen Bermerek (CBP), yang seluruh sahamnya dimiliki oleh Perseroan, ke dalam ICBP.
2010 •
Menyelesaikan restrukturisasi internal Grup CBP melalui pengalihan kepemilikan saham anak perusahaan di Grup CBP dengan jumlah kepemilikan kurang dari 100% ke ICBP dan melakukan Penawaran Saham Perdana yang dilanjutkan dengan pencatatan saham ICBP di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 7 Oktober 2010.
•
Meningkatkan kepemilikan saham Pacsari Pte. Ltd. sebesar 10% menjadi 100% kepemilikan. 3.
PT Bina Karya Prima
Sejak BKP memulai bisnis pada tahun 1981, perusahaan ini telah mengelola untuk memperkuat posisi dalam bisnis kelapa sawit yang terintegrasi dan selalu melanjutkan usaha tanpa henti dalam menjelajahi pasar ekspor baru.
128
Sekarang, perusahaan ini telah sepenuhnya terlibat dalam pemurnian dan pengolahan minyak sawit mentah (CPO) dan dikembangkan menjadi tiga operasi yaitu: penyulingan kelapa sawit dan fraksinasi, lemak, dan manufaktur sabun. Margarin Forvita merupakan salah satu produk yang di hasilkan oleh PT Bina Karya Prima.
Kesuksesan perusahaan ini telah dijamin melalui keahlian dan pengalaman orang-orang di dalamnya serta kerjasama yang baik dengan mitra bisnis perusahaan, yang semuanya telah memberikan dasar yang kokoh bagi pertumbuhan berkelanjutan BKP dan mitra bisnis. Untuk tetap berada di depan dalam persaingan, BKP memiliki tujuan jangka panjang untuk memperkuat reputasi perusahaan dan memberikan kualitas produk yang tinggi dan kepuasan pelayanan. Informasi lebih lanjut dapat diperoleh di www.bkp.com.
4.1.3
Profil PelangganMargarin Setiap pengguna margarin di Desa Banjaran yang menjadi responden
dalam penelitian ini memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Karakteristik responden menggambarkan keadaan keseluruhan pengguna margarin di Desa Banjaran. Karakteristik berdasarkan demografi memberikan data yang obyektif tentang sifat-sifat populasi seperti usia, pendidikan terakhir,pekerjaan dan pendapatan.
129
4.1.3.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Pengumpulan data melalui kuesioner mengenai karakteristik responden berdasarkan usia terhadap 100 responden, diperoleh hasil seperti pada Tabel 4.1berikut ini: TABEL 4.1 KARAKTERISTIK RESPONDEN BERDASARKAN USIA USIA 22 - 29 30 - 39 40 - 49 50 - 60 Total
FREKUENSI (F) 10 71 15 4 100
PERSENTASE (%) 10 71 15 4 100
Sumber : Hasil Pengolahan Data 2011
Tabel 4.1 menjelaskan karakteristik responden berdasarkan usia, berdasarkan data dapat dilihat bahwa sebagian besar pengguna margarin didominasi oleh usia 30 - 39 tahun yaitu sebanyak71 orang atau persentase sebesar 71%. Sebagian kecil pengguna margarin pada kelompok usia 40 - 49 tahun sebanyak15 orang atau 15 %, sedangkan pada kelompok usia 22 - 29 tahun sebanyak 10 orang atau 10% dan pada kelompok usia 50 – 60 tahun sebanyak 4 orang atau 4%. Hal ini menggambarkan bahwa usia 30 – 39 tahun mendominasi penggunaanmargarindi Desa Banjaran dibandingkan kelompok usia yang lain, ini disebabkan karena pada usia tersebut ibu-ibu rumah tangga berada pada usia produktif. Hampir setengahnya margarin yang digunakan pada usia 30 – 39 tahun adalah margarin Blue Band yaitu sebanyak 28 orang, dan hampir setengahnya pengguna margarin Simas Palmia pada usia 30 - 39 tahun yaitu sebanyak 26 orang, sebagian kecil pengguna margarin Forvita sebanyak 17 orang. Sebagian kecil pada kelompok usia 40 – 49 tahun ibu-ibu yang menggunakan margarin
130
Blue Band sebanyak 9 orang, yang menggunakan Simas Palmia sebanyak 5 orang dan 1 orang yang menggunakan margarin Forvita. Selanjutnya, sebagian kecil pada usia antara 20 – 29 tahun yang menggunakan Blue Band yaitu sebanyak 6 orang, yang menggunakan Simas Palmia sebanyak 1 orang dan yang menggunakan margarin Forvita sebanyak 3 orang. Sebagian kecil pada usia antara 50 – 60 tahun yang menggunakanmargarin Blue Band sebanyak 3 orang, Simas Palmia sebanyak 1 orang dan tidak seorangpun yang menggunakan margarin Forvita. Berikut ini Gambar 4.1 yang menggambarkan keterkaitan usia ibu-ibu dengan margarin yang digunakan di Desa Banjaran.
30 25 20 Blue Band 15
Simas Palmia
10
Forvita
5 0 22-29
30-39
40-49
50-60
Sumber : Hasil Pengolahan Data 2011
GAMBAR 4.1 KETERKAITAN USIA DENGAN PRODUK MARGARIN YANG DIGUNAKAN
4.1.3.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir Pengumpulan data melalui kuesioner mengenai karakteristik responden berdasarkan pendidikan terakhir terhadap 100 responden, diperoleh hasil seperti pada Tabel 4.2berikut ini.
131
TABEL 4.2 KARAKTERISTIK RESPONDEN BERDASARKAN PENDIDIKAN TERAKHIR PENDIDIKAN TERAKHIR SMP SMA DIPLOMA SARJANA Total
FREKUENSI (F) 10 72 7 11 100
PERSENTASE (%) 10 72 7 11 100
Sumber : Hasil Pengolahan Data 2011
Hasil
pengolahan
data
dari
100
responden
pada
Tabel
4.2
menunjukkan bahwa sebagian besar yaitu sebanyak 72 responden (72%) memiliki pendidikan terakhir dibangku SMA. Sebagian kecil yatu sebanyak 10 responden(10%) memiliki pendidikan terakhir dibangku SMP dan sebagian kecilnya lagi yaitu sebanyak 11 responden (11%) memiliki pendidikan terakhirSarjanadan 7 responden (7%) memiliki pendidikan terakhir dibangku Diploma. Hampir setengahnya margarin yang digunakan oleh tingkat pendidikan terakhir SMA yaitu margarin Simas Palmia sebanyak 29 orang, dan margarin Blue Band sebanyak 26 orang. Sebagian kecil pengguna margarin Forvita sebanyak 17 orang. Pada tingkat pendidikan terakhir SMP sebagia kecil ibu-ibu menggunakan Blue Band sebanyak 8 orang, pengguna Simas Palmia sebanyak 2 orang dan tidak seorangpun yang menggunakan margarin Forvita. Pada tingkat pendidikan terakhir sarjana sebagian kecil yaitu sebanyak 8 orang menggunakan margarin Blue Band, 1 orang menggunakan margarin Simas Palmia dan 2 orang menggunakan margarin Forvita. Tingkat pendidikan terakhir Diploma seagian kecil yaitu sebanyak 4 orang menggunakan Blue Band, 2 orang menggunakan Simas Palmia, dan 1 orang menggunakan margarin
132
Forvita. Berikut ini Gambar 4.2 yang menggambarkan keterkaitan pendidikan terakhir responden dengan margarin yang digunakan di Desa Banjaran.
30 25 20 Blue Band 15 10
Simas Palmia Forvita
5 0 SMP
SMA
Diploma
Sarjana
Sumber : Hasil Pengolaha Data 2011
GAMBAR 4.2 KETERKAITAN PENGGUNA MARGARIN DENGAN PENDIDIKAN TERAKHIR
4.1.3.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan Pengumpulan data melalui kuesioner mengenai karakteristik responden berdasarkan pekerjaan terhadap 100 responden, diperoleh hasil seperti pada Tabel 4.3 berikut ini. TABEL 4.3 KARAKTERISTIK RESPONDEN PEKERJAAN GURU WIRASWASTA PNS IRT Total
FREKUENSI (F) 10 48 3 39 100
PERSENTASE (%) 10 48 3 39 100
Sumber : Hasil Pengolahan Data 2011
Hasil pengolahan data dari 100 responden, hampir setengahnya yaitu sebanyak 48 responden (48%) memiliki pekerjaan sebagai wiraswasta, dan 39 responden (39%) sebagai ibu rumah tangga. Sebagian kecil yaitu sebanyak 10
133
responden (10%) memiliki pekerjaan sebagai guru, dan 3 responden(3%) memiliki pekerjaan sebagai PNS. Hal ini menunjukkan bahwa
hampir
setengahnya responden pengguna margarin memiliki pekerjaan sebagai wiraswasta dan ibu rumah tangga. Dimana penggunan margarin kebanyakan digunakan untuk kebutuhan sehari-hari oleh kalangan wiraswasta dan kebutuhan rumah tangga. Sebagian kecil margarin yang paling banyak digunakan oleh ibu-ibu rumah tangga yang sekaligus sebagai wiraswasta yaitu margarin Simas Palmia sebanyak 20 orang, pengguna margarin Blue Band sebanyak 19 orang dan pengguna margarin Forvita sebanyak 9 orang. Sebagian kecil margarin yang digunakan ibu-ibu rumah tangga yang tidak memiliki pekerjaan lain selain mengurus rumah tangga yaitu kebanyakan dari mereka memilih margarin Blue Band untuk kebutuhan sehari-seharinya sebanyak 20 orang, 10 orang menggunakan margarin Forvita dan 9 orang menggunakan margarin Simas Palmia. Selanjutnya ibu rumah tangga yang berprofesi juga sebagai guru sebagian kecil dari mereka menggunakan Blue Band yaitu sebanyak 6 orang, 3 orang menggunakan margarin Forvita dan 1 orang menggunakan margarin Simas Palmia. Berikut ini Gambar 4.3 yang menggambarkan keterkaitan pekerjaan responden dengan margarin yang digunakan di Desa Banjaran.
20 15 Blue Band 10
Simas Palmia
5
Forvita
0 Guru
Wiraswasta
PNS
Sumber : Hasil Pengolahan Data 2011
GAMBAR 4.3
IRT
134
KETERKAITAN PEKERJAAN DENGAN MARGARIN YANG DIGUNAKAN
4.1.3.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan Pengumpulan data melalui kuesioner mengenai karakteristik responden berdasarkan pendapatan per bulan terhadap 100 responden, diperoleh hasil seperti pada Tabel 4.4. TABEL 4.4 KARAKTERISTIK RESPONDENBERDASARKAN PENDAPATAN FREKUENSI PERSENTASE PENDAPATAN (F) (%) <1.000.000 4 4 1.000.000 - 5.000.000 80 80 >5.000.000 16 16 Total 100 100 Sumber : Hasil Pengolahan Data 2011
Berdasarkan Tabel 4.4 dapat di lihat bahwa responden pengguna margarin sebagian besar memperoleh rata-rata pendapatan per bulan antara Rp. 1.000.000,- s.d Rp. 5.000.000,- sebanyak 80 responden atau sebesar 80% dari seluruh responden. Sebagian kecilpendapatankurang dari Rp. 1.000.000,sebanyak 4 responden atau 4%. Sebagian kecil rata-rata pendapatan lebih dari Rp. 5.000.000,- sebanyak 16responden atau 16%. Berdasarkan data tersebut dapat dilihat bahwa pengguna margarin kebanyakan dari kalangan menengah dan menengah keatas.Hal ini dapat disimpulkan bahwa pada kalangan bawah margarin masih terbilang sangat jarang dibeli oleh kalangan bawah itu artinya bahwa margarin hanyalah sebagai barang pelengkap saja bagi kalangan bawah. Sebagian besarresponden yang memperoleh pendapatan sekitar Rp.1.000.000 – Rp.5.000.000 menggunakan margarin Blue Band sebanyak 60 orang, sebagian kecil sebanyak 11 orang menggunakan margarin Simas
135
Palmia, dan 9 orang menggunakan margarin Forvita. Responden yang memperoleh pendapatan < Rp.1.000.000 sebagian kecil menggunakan margarin Simas Palmia yaitu sebanyak 4 orang. Sedangkan yang memperoleh pendapatan sebesar >
Rp.5.000.000 sebagian kecil responden yang
menggunakan margarin Blue Band sebanyak 16 orang. Berikut ini Gambar 4.4 yang menggambarkan keterkaitan perolehan pendapatan responden dengan margarin yang digunakan di Desa Banjaran.
60 50 40 Blue Band
30
Simas Palmia
20
Forvita
10 0 <1.000.000 1.000.000- >5.000.000 5.000.000
Sumber : Hasil Pengolahan Data 2011
GAMBAR 4.4 KETERKAITAN PENDAPATAN DENGAN MARGARIN YANG DIGUNAKAN
4.1.4 Pengalaman Responden Pengguna Margarin Pengalaman responden yang digambarkan dalam penelitian ini meliputi dari mana responden mengetahui tentang informasi margarin, merek margarin yang digunakan oleh
responden, alasan menggunakan margarin, kemasan
margarin yang digunakan, tempat membeli margarin, dan frekuensi pembelian margarin.
136
4.1.4.1 Pengalaman Responden Berdasarkan Pemilihan Merek Margarin yang Digunakan Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner kepada 100 orang responden, diperoleh data mengenai pengalaman berdasarkanpemilihan merek margarin yang digunakan.Hasil datanya dapat dilihat pada Tabel 4.5berikut ini. TABEL 4.5 PENGALAMAN RESPONDEN BERDASARKAN DARI PEMILIHAN MEREK MARGARIN YANG DIGUNAKAN
Merek Margarin Blue Band Simas Palmia Forvita Total
Frekuensi (F) 46 33 21 100
Persentase (%) 46 33 21 100
Sumber : Hasil Pengolahan Data 2011
Berdasarkan Tabel 4.5 mengenai pengalaman responden berdasarkan dari pemilihan merek margarin yang digunakan, dapat dilihat bahwa hampir setengahnya responden memilih margarin merek Blue Band yaitu sebanyak 46 orang atau 46%. Sedangkan responden yang memilih margarin merek Simas Palmia sebesar 33 orang atau 33%, dan sebagian kecil responden yaitu sebanyak 21orang atau 21% responden memilih margarin merek Forvita. Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa hampir setengahnya responden memilih margarin merek Blue Band dikarenakan merek ini pertama kali dikenal dan yang paling diingat oleh masyarakat. Berikut ini Gambar 4.5 yang menggambarkan pengalaman responden berdasarkan merek margarin yang digunakan.
137
Forvita Blue Band
Simas Palmia
Sumber : Hasil Pengolahan Data 2011
GAMBAR 4.5 PEMILIHAN MEREK MARGARIN YANG DIGUNAKAN
4.1.4.2 Pengalaman Responden Berdasarkan Alasan Memilih Margarin Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner kepada 100 orang,diperoleh data mengenai pengalaman responden berdasarkanalasan
memilihmargarin.
Hasil datanya dapat dilihat pada Tabel 4.6berikut ini. TABEL 4.6 PENGALAMAN RESPONDEN BERDASARKAN ALASAN MEMILIH MARGARIN ALASAN Kualitas Harga Merek Kemasan Total
FREKUENSI (F) 46 30 15 9 100
PERSENTASE (%) 46 30 15 9 100
Sumber : Hasil Pengolahan Data 2011
Berdasarkan Tabel 4.6 mengenai pengalaman responden berdasarkan alasan memilih margarin dapat dilihat bahwa hampir setengahnya responden memilih margarin karena faktor kualitas yaitu sebanyak 46 orang atau 46%, berdasarkan faktor harga yaitu sebanyak 30 orang atau 30%. Sedangkan
138
sebagian kecil lainnya yaitu 15 orang atau 15% yang memilih berdasarkan merek dan 9 orang atau 9% memilih berdasarkan kemasan. Dari data tersebut dapat disimpulkan
bahwa
hampir
setengahnya
responden
memilih
margarin
berdasarkan faktor kualitas dan harga margarin. Blue Band dikenal oleh responden sebagai merek margarin yang mempunyai kualitas paling bagus maka dari itu hampir setengahnya responden memilih margarin karena kualitasnya sebanyak 40 orang, dan sebagian kecil responden menggunakan margarin Blue Band berdasarkan merek yaitu sebanyak 6 orang. Sedangkan margarin Simas Palmia yang selama ini dikenal sebagai margarin yang murah tetapi kualitasnya baik juga masih banyak digunakan oleh responden dan menjadi pilihan kedua setelah Blue Band, sebagian kecil yaitu sebanyak 21 responden memilih margarin Simas Pamia berdasarkan harga margarin, 9 responden memilih margarin Simas Palmia berdasarkan nama merek, dan 3 responden memilih margarin Simas Palmia berdasarkan kualitasnya. Selain margarin Blue Band dan Simas Palmia juga ada pesaing lain sebagai follower margarin Simas Palmia, karena memposisikan produknya sebagai produk margarin yang murah, dengan kemasan yang lebih menarik dari Simas Palmia yaitu margarin Forvita. Sebagian kecil responden memilih margarin Forvita berdasarkan harga dan kemasan yaitu sebanyak 9 orang dan 3 orang memilih margarin Forvita berdasarkan kualitasnya. Berikut ini Gambar 4.6 yang menggambarkan pengalaman responden berdasarkan alasan memilih margarin.
139
40 35 30 25 20 15 10 5 0
Blue Band Simas Palmia Forvita
Kualitas
Harga
Merek
Kemasan
Sumber : Hasil Pengolahan Data 2011
GAMBAR 4.6 PENGALAMAN RESPONDEN BERDASARKAN ALASAN MEMILIH MARGARIN
4.1.4.3 Pengalaman Responden Berdasarkan Kemasan Margarin yang Dipilih Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner kepada 100 orang,diperoleh data mengenai pengalaman responden berdasarkankemasan margarin yang di pilih. Hasil datanya dapat dilihat pada Tabel 4.7berikut ini. TABEL 4.7 PENGALAMAN RESPONDEN BERDASARKAN KEMASAN MARGARIN YANG DIPILIH KEMASAN Sachet 200gr Cup 250/350gr Refil 1kg Kaleng 1kg Total
FREKUENSI (F) 40 46 4 10 100
PERSENTASE (%) 40 46 4 10 100
Sumber : Hasil Pengolahan Data 2011
Berdasarkan Tabel 4.7 mengenai pengalaman responden berdasarkan kemasan margarin yang dipilih dapat dilihat bahwa hampir setengahnya responden menggunakan kemasan margarin cup yaitu sebanyak 46 orang atau 46%, responden yang menggunakan kemasan sachet sebanyak 40 orang atau 40%. Sebagian kecil responden menggunakan kemasan kaleng yaitu sebanyak
140
10 orang atau 10% dan sebagian kecilnya lagi menggunakan kemasan refil sebanyak 4 orang atau 4%. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa kebanyakan responden memilih kemasan cup karena mudah diisi ulang,praktis, dan bentuknya yang unik. Responden pengguna margarin Blue Band sebagian kecil memilih kemasan cup 250 gr sebanyak 22 orang, 11 orang memilih sachet 200gr, 10 orang memilih refil 1 kg, dan 4 orang memilih refil 1 kg. Responden pengguna margarin Simas Palmia sebagian kecil memilih kemasan sachet yaitu sebanyak 24 orang, dan yang memilih kemasan cup 250 gr sebanyak 8 orang. Sedangkan responden pengguna margarin Forvita sebagian kecil lebih memilih kemasan ukuran cup 350gr yaitu sebanyak 16 orang. Hal ini disebabkan karena kemasan cup Forvita dengan ukuran 350 gr lebih murah dan isi yang lebih banyak, jadi dapat menghemat kebutuhan sehari-hari. Responden pengguna margarin Forvita sebagian kecil memilih kemasan sachet 200gr yaitu sebanyak 5 orang. Berikut ini Gambar 4.7 yang menggambarkan pengalaman responden berdasarkan kemasan margarin yang dipilih.
25 20 15
Blue Band
10
Simas Palmia Forvita
5 0 Sachet 200gr
Cup 250/350gr
Refil 1kg
Kaleng 1kg
Sumber : Hasil Pengolahan Data 2011
GAMBAR 4.7 PENGALAMAN RESPONDEN BERDASARKAN KEMASAN MARGARIN YANG DIPILIH
141
4.1.4.4 Pengalaman Responden Berdasarkan Tempat Pembelian Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner kepada 100 orang,diperoleh data mengenai pengalaman responden berdasarkan tempat pembelian margarin. Hasil datanya dapat dilihat pada Tabel 4.8berikut ini. TABEL 4.8 PENGALAMAN RESPONDEN BERDASARKAN TEMPAT PEMBELIAN MARGARIN TEMPAT Supermarket Mini market Toko terdekat Pasar Total
FREKUENSI (F) 43 22 15 20 100
PERSENTASE (%) 43 22 15 20 100
Sumber : Hasil Pengolahan Data 2011
Berdasarkan Tabel 4.8 mengenai pengalaman responden berdasarkan tempat pembelian margarin dapat dilihat bahwa hampir setengahnya responden memilih membeli margarin di Supermarketyaitu sebanyak 43 orang atau 43%, sebagian kecil memilih membeli di minimarketyaitu sebanyak 22 orang atau 22%. Sedangkan yang memilih membeli di pasar sebagian kecil yaitu sebanyak 20 orang atau 20%, dan sebagian kecilnya lagi memilih membeli di toko terdekat sebanyak 15 orang atau 15%. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian
besar
responden
memilih
membeli
margarin
di
supermarket
dikarenakan harga di supermarket lebih murah dibandingkan dengan membeli di tempat lain selain itu responden juga dapat mendapatkan kenyamanan saat berbelanja. Sebagian kecil dari responden pengguna Blue Band memilih membeli margarin Blue Band di supermarket yaitu sebanyak 24 orang, masing-masing responden yang memilih membeli Blue Band di mini market dan di pasar sebanyak 9 orang dan di toko terdekat sebanyak 6 orang. Pengguna margarin
142
Simas Palmia sebagian kecil membeli di pasar yaitu sebanyak 11 orang, 8 orang membeli di mini market, 7 orang membeli di toko terdekat dan 6 orang membeli di supermarket. Sedangkan pengguna margarin Forvita sebagian kecil membeli di supermarket yaitu sebanyak 13 orang, 5 orang membeli di mini market dan 2 orang membeli di toko terdekat. Berikut ini Gambar 4.8 yang menggambarkan pengalaman responden berdasarkan tempat membeli margarin.
25 20 15
Blue Band
10
Simas Palmia Forvita
5 0 Supermarket
Minimarket Toko terdekat
Pasar
Sumber : Hasil Pengolahan Data 2011
GAMBAR 4.8 PENGALAMAN RESPONDEN BERDASARKAN TEMPAT MEMBELI MARGARIN
4.1.4.5 Pengalaman Responden Berdasarkan Frekuensi Pembelian Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner kepada 100 orang,diperoleh data
mengenai
pengalaman
responden
berdasarkanfrekuensi
pembelian
margarin. Hasil datanya dapat dilihat pada Tabel 4.9berikut ini. TABEL 4.9 PENGALAMAN RESPONDENBERDASARKAN FREKUENSI PEMBELIAN FREKUENSI FREKUENSI PERSENTASE PEMBELIAN (F) (%) 1X 38 38 2X 48 48 3X 4 4 4X 10 10 Total 100 100 Sumber : Hasil Pengolahan Data 2011
143
Berdasarkan Tabel 4.9 mengenai pengalaman responden berdasarkan frekuensi pembelian margarin dapat dilihat bahwa hampir setengahnya responden membeli margarin dalam satu bulan sebanyak 1x yaitu sebanyak 38 orang (38%), dan hampir setengahnya responden membeli margarin sebanyak 2x dalam 1 bulan yaitu 48 orang (48%) . Sedangkan sebagian kecil lainnya yaitu sebanyak 4x dalam sebulan sebanyaks 10 orang (10%), dan yang membeli 3x dalam satu bulan yaitu sebanyak 4 orang (4%). Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa hampir setengahnya responden membeli margarin sebanyak 1x dalam satu bulan karena kebanyakan margarin digunakan hanya untuk pelengkap saja. Sebagian kecil responden yang menggunakan margarin Blue Band membeli margarin dalam satu bulan yaitu 1x sebanyak 20 orang, frekuensi pembelian sebanyak 2x dalam satu bulan yaitu sebanyak 18 orang, frekuensi pembelian 3x dalam sebulan sebanyak 2 orang, 4x dalam sebulan sebanyak 6 orang. Responden pengguna margarin Simas Palmia sebagian kecil membeli margrin 1x dalam satu bulan sebanyak 16 orang, frekuensi pembelian 2x sebanyak 13 orang, frekuensi pembelian 3x sebanyak 2 orang dan frekuensi pembelian 4x dalam satu bulan sebanyak 2 orang. Selanjutnya responden pengguna margarin Forvita sebagian kecil membeli margarin 2x dalam satu bulan yaitu sebanyak 17 orang dan 1x dalam sebulan sebanyak 4 orang. Berikut ini Gambar 4.9 yang menggambarkan pengalaman responden berdasarkan frekuensi pembelian margarin dalam satu bulan.
144
20 15 Blue Band 10 5
Simas Palmia Forvita
0 1x
2x
3x
4x
Sumber : Hasil Pengolahan Data 2011
GAMBAR 4.9 PENGALAMAN RESPONDEN BERDASARKAN FREKUENSI PEMBELIAN MARGARIN DALAM SATU BULAN
4.2
Gambaran Variabel Kualitas Produk, Persepsi Harga dan Loyalitas Pelanggan
4.2.1
Tanggapan Responden terhadap Kualitas Produk
4.2.1.1 Raw Materials Quality 1)
Aroma masakan yang dihasilkan jika menggunakan margarin. Berdasarkan hasil pengolahan data yang diambil dari jawaban responden
atas pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner yang diberikan, maka dapat diperoleh hasil tanggapan responden mengenai aroma masakan yang dihasilkan jika menggunakan margarindi Desa Banjaranpada Tabel 4.10 sebagai berikut. TABEL 4.10 TANGGAPAN RESPONDEN TERHADAP AROMA MASAKAN YANG DIHASILKAN Alternatif Frekuensi Persentase No Pernyataan Skor Jawaban (F) (%) Sangat kuat 1 Aroma masakan 33 33 165 yang dihasilkan jika Kuat 52 52 208 menggunakan Cukup Kuat 14 14 42 margarin Lemah 1 1 2 Sangat Lemah 0 0 0 TOTAL 100 100 417 Sumber: Hasil Pengolahan Data 2011
145
Berdasarkan Tabel 4.10 di atas terlihat bahwa responden setuju terhadap tanggapan tentang aroma masakan yang dihasilkan jika menggunakan margarin, sebagian kecil14 responden (14%) menyatakan cukup kuat, sebagian besar52 responden (52%) menyatakan aromanya kuat, hampir setengahnya 33 responden (33%) menyatakan sangat kuat dan sebagian kecil 1 responden (1%) meyatakan aromanya lemah. Dengan demikian dapat disimpulkan hampir seluruhnyayaitu sebanyak 92% [35%+50%+(14%:2)] responden menyatakan bahwa masakan yang menggunakan margarin beraroma kuat. Hampir setengahya responden pengguna margarin Blue Band yang menyatakan aroma masakan sangat kuat sebanyak 26 orang, sebagian kecil yang menyatakan kuat sebanyak 16 orang, dan yang menyatakan cukup kuat sebanyak 4 orang. Sebagian kecil responden pengguna margarin Simas Palmia yang menyatakan aroma masakan sangat kuat yaitu sebanyak 5 orang, yang menyatakan kuat sebanyak 22 orang dan cukup kuat sebanyak 6 orang. Sedangkan responden pengguna margarin Forvita sebagian kecil yang menyatakan sangat kuat sebanyak 4 orang, yang menyatakan kuat 12 orang, yang menyatakan cukup kuat yaitu sebanyak 4 orang dan yang menyatakan lemah yaitu sebanyak 1 orang. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa responden yang paling banyak menyatakan aroma masakan sangat kuat yaitu responden pengguna margarin Blue Band. Berikut ini Gambar 4.10 yang menggambarkan
tanggapan
responden
dihasilkan dengan margarin yang digunakan.
terhadap
aroma
masakan yang
146
30 25 20 15
Blue Band
10
Simas Palmia Forvita
5 0 Sangat Kuat
Kuat
Cukup Kuat
Lemah
Sangat Lemah
Sumber : Hasil Pengolahan Data 2011
GAMBAR 4.10 TANGGAPAN RESPONDEN TERHADAP AROMA MASAKAN YANG DIHASILKAN DENGAN MARGARIN YANG DIGUNAKAN
2)
Tingkat ketahanan margarin bila disimpan dalam suhu tertentu Berdasarkan hasil pengolahan data yang diambil dari jawaban responden
atas pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner yang diberikan, maka dapat diperoleh hasil tanggapan responden mengenai tingkat ketahanan margarin bila disimpan dalam suhu tertentudi Desa Banjaranpada Tabel 4.11 sebagai berikut : TABEL 4.11 TANGGAPAN RESPONDEN TERHADAP TINGKAT KETAHANAN MARGARIN BILA DISIMPAN DALAM SUHU TERTENTU No
Pernyataan
2
Tingkat ketahanan margarin bila disimpan dalam suhu tertentu
Alternatif Jawaban Sangat tahan Tahan Cukup Tahan Tidak Tahan Sangat Tidak Tahan TOTAL
Frekuensi Persentase (F) (%) 31 31 53 53 14 14 2 2 0 0 100
100
Skor 155 212 42 4 0 413
Sumber: Hasil Pengolahan Data 2011
Berdasarkan Tabel 4.11 di atas terlihat bahwa responden setuju terhadap tanggapan tentang tingkat ketahanan margarin bila disimpan dalam suhu tertentu, sebagian kecil14 responden (14%) menyatakan cukup tahan,
147
sebagian besar53 responden (53%) menyatakan tahan, hampir setengahnya yaitu sebanyak31 responden (31%) memilih sangat tahan dan sebagian kecil yaitu sebanyak 2 responden (2%) menyatakan tidak tahan. Dengan demikian dapat disimpulkan hampir seluruhnyayaitu sebanyak 91% [31%+53%+(14%:2)] responden menyatakan bahwa margarin memiliki tingkat daya tahan yang tinggi. Responden pengguna margarin Blue Band sebagian kecil menyatakan sangat tahan sebanyak 17 orang, responden yang menyatakan tahan sebanyak 19 orang dan yang menyatakan cukup tahan sebanyak 10 orang. Sedangkan responden pengguna margarin Simas Palmia sebagian kecil menyatakan tahan yaitu sebanyak 18 orang, yang menyatakan sangat tahan sebanyak 11 orang dan 4 orang menyatakan cukup tahan. Responden margarin Forvita sebagian kecil menyatakan tahan sebanyak 16 orang, yang menyatakan sangat tahan sebanyak 3 orang, dan tidak tahan sebanyak 2 orang. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa margarin yang memiliki tingkat daya tahan yang sangat kuat yaitu margarin Blue Band dan kebanyakan menyatakan tahan yaitu margarin Simas Palmia. Berikut ini Gambar 4.11 yang menggambarkan mengenai tanggapan responden terhadap tingkat daya tahan margarin bila disimpan dalam suhu tertentu.
20 15 Blue Band
10
Simas Palmia
5
Forvita
0 Sangat Tahan Cukup Tidak Sangat tahan Tahan Tahan Tidak Tahan
Sumber : Hasil Pengolahan Data 2011
GAMBAR 4.11 TANGGAPAN RESPONDEN TERHADAP DAYA TAHAN MARGARIN YANG DIGUNAKAN
148
3)
Tingkat kandungan gizi margarin. Berdasarkan hasil pengolahan data yang diambil dari jawaban responden
atas pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner yang diberikan, maka dapat diperoleh hasil tanggapan responden mengenai Tingkat kandungan gizi margarindi Desa Banjaranpada Tabel 4.12 sebagai berikut : TABEL 4.12 TANGGAPAN RESPONDEN TERHADAP TINGKAT KANDUNGAN GIZI MARGARIN Alternatif Frekuensi Persentase No Pernyataan Skor Jawaban (F) (%) Sangat 3 Tingkat kandungan 23 23 115 lengkap gizi margarin Lengkap 48 48 192 Cukup 25 25 75 Lengkap Tidak Lengkap 4 4 8 Sangat Tidak 0 0 0 Lengkap TOTAL 100 100 390 Sumber: Hasil Pengolahan Data 2011
Berdasarkan Tabel 4.12dapat dilihat tanggapan responden tentang tingkat kandungan gizi margarinsebagian kecil sebanyak 4 responden (4%) menyatakan
tidak
lengkap,
hampir
setengahnya
48
responden
(48%)
menyatakan lengkap, sebagian kecil yang menyatakan cukup lengkap sebanyak 25 responden (25%) dan yang menyatakan sangat lengkap yaitu sebanyak 23 responden (23%). Dengan demikian dapat disimpulkan hampir seluruhnyayaitu sebanyak 79.5% [10%+57%+(25%:2)] responden menyatakan bahwa margarin memiliki kandungan gizi yang lengkap. Sebagian kecil responden pengguna margarin yang menyatakan kandungan gizi margarin Blue Band sangat lengkap yaitu sebanyak 13 orang, yang menyatakan lengkap sebanyak 24 orang dan 9 orang menyatakan cukup lengkap.
Sebagian kecil
responden
pengguna
margarin
Simas
Palmia
149
kebanyakan menyatakan lengkap sebanyak 15 orang, yang menyatakan cukup lengkap sebanyak 9 orang dan sangat lengkap 9 orang. Sedangkan pengguna margarin Forvita sebagian kecil responden menyatakan cukup lengkap sebanyak 7 orang, yang menyatakan lengkap sebanyak 9 orang, yang menyatakan tidak lengkap 4 orang dan sangat lengkap 1 orang. Berikut ini Gambar 4.12 yang menggambarkan tanggapan responden terhadap kandungan gizi margarin yang digunakan.
25 20 15 Blue Band
10
Simas Palmia
5
Forvita
0 Sangat Lengkap Cukup Tidak Sangat Lengkap Lengkap Lengkap Tidak Lengkap
Sumber : Hasil Pengolahan Data 2011
GAMBAR 4.12 TANGGAPAN RESPONDEN TERHADAP KELENGKAPAN KANDUNGAN GIZI MARGARIN YANG DIGUNAKAN
4.2.1.2 Sanitation 1)
Tingkat keamanan mengkonsumsi margarin Berdasarkan hasil pengolahan data yang diambil dari jawaban responden
atas pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner yang diberikan, maka dapat diperoleh
hasil
tanggapan
responden
mengenai
tingkat
keamanan
mengkonsumsi margarindi Desa Banjaranpada Tabel 4.13 sebagai berikut :
150
TABEL 4.13 TANGGAPAN RESPONDEN TERHADAP TINGKAT KEAMANAN MENGKONSUMSI MARGARIN Alternatif Frekuensi Persentase No Pernyataan Jawaban (F) (%) 4 Tingkat keamanan Sangat Aman 19 19 mengkonsumsi Aman 64 62 margarin Cukup Aman 17 17 Tidak Aman 0 0 Sangat Tidak 0 0 Aman TOTAL 100 100
Skor 95 256 51 0 0 402
Sumber: Hasil Pengolahan Data 2011
Berdasarkan Tabel 4.13dapat dilihat tanggapan responden tentang tingkat keamanan mengkonsumsi margarinsebagian kecil17 responden (17%) menyatakan cukup aman, sebagian besar64 responden (64%) menyatakan aman, dan sebagian kecil 19 responden (19%) menyatakan sangat aman. Dengan demikian dapat disimpulkan hampir seuruhnyayaitu sebanyak 91,5% [19%+64%+(17%:2)] responden menyatakan bahwa margarin aman dikonsumsi. Responden pengguna margarin Blue Band sebagia kecil menyatakan aman sebanyak 26 orang, yang menyatakan sangat aman sebanyak 12 orang dan yang menyatakan cukup aman sebanyak 8 orang. Sedangkan responden pengguna margarin Simas Palmia sebagian kecil menyatakan aman sebanyak 22 orang, yang menyataan sangat aman 6 orang dan cukup aman 4 orang. Responden pengguna margarin Forvita sebagian kecil menyatakan aman 16 orang, 4 orang menyatakan cukup aman dan yang menyatakan sangat aman yaitu 1 orang. Dengan demikian dapat disimpulkan dari keseluruhan responden menyatakan bahwa margarin aman dikonsumsi. Berikut ini Gambar 4.13 yang menggambarkan
tanggapan
responden
terhadap
mengkonsumsi margarin dengan margarin yang digunakan.
tingkat
keamanan
151
30 25 20 15
Blue Band
10
Simas Palmia
5
Forvita
0 Sangat Aman
Aman
Cukup Aman
Tidak Aman
Sangat Tidak Aman
Sumber : Hasil Pengolahan data 2011
GAMBAR 4.13 TANGGAPAN RESPONDEN TERHADAP TINGKAT KEAMANAN MARGARIN YANG DIGUNAKAN
2)
Tingkat Kebersihan Produk dan Kemasan Margarin Berdasarkan hasil pengolahan data yang diambil dari jawaban responden
atas pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner yang diberikan, maka dapat diperoleh hasil tanggapan responden mengenai tingkat kebersihan produk dan kemasan margarindi Desa Banjaranpada Tabel 4.14 sebagai berikut : TABEL 4.14 TANGGAPAN RESPONDEN TERHADAP TINGKAT KEBERSIHAN PRODUK DAN KEMASAN MARGARIN Alternatif Frekuensi Persentase No Pernyataan Skor Jawaban (F) (%) 5 Tingkat kebersihan Sangat Bersih 29 29 145 produk dan Bersih 68 68 272 kemasan margarin Cukup Bersih 3 3 9 Tidak Bersih 0 0 0 Sangat Tidak 0 0 0 Bersih TOTAL 100 100 426 Sumber: Hasil Pengolahan Data 2011
Berdasarkan Tabel 4.14dapat dilihat bahwa sebagian besar68 responden (68%) menyatakan bersih terhadap produk margarin, sebagian kecil3 responden (3%) menyatakan cukup bersih, hampir setengahnya 29 responden (29%) menyatakan sangat bersih. Dengan demikian dapat disimpulkan hampir
152
seluruhnyayaitu sebanyak 98.5% [29%+68%+(3%:2)] responden menyatakan bahwa produk margarin dan kemasannya bersih. Responden
pengguna
margarin
Blue
Band
hampir
setengahnya
menyatakan bersih sebanyak 30 orang, sebagian kecil yang menyatakan sangat bersih
sebanyak
16
orang.
Responden
pengguna
margarin
Simas
Palmiasebagian kecil menyatakan bersih sebanyak 25 orang dan yang menyatakan sangat bersih 8 orang. Sedangkan responden pengguna margarin Forvita sebagian kecil menyatakan bersih sebanyak 13 orang, yang menyatakan sangat bersih sebanyak 5 orang dan yang menyatakan cukup bersih sebanyak 3 orang. Hampir seluruh responden menyatakan produk margarin bersih. Berikut ini Gambar 4.14 yang menggambarkan tanggapan responden terhadap kebersihan produk margarin yang digunakan.
30 25 20 15
Blue Band
10
Simas Palmia
5
Forvita
0 Sangat Bersih Cukup Tidak Sangat Bersih Bersih Bersih Tidak Bersih
Sumber : Hasil Pengolahan Data 2011
GAMBAR 4.14 TANGGAPAN RESPONDEN TERHADAP TINGKAT KEBERSIHAN PRODUK MARGARIN YANG DIGUNAKAN
3)
Tingkat kemungkinan margarin menimbulkan penyakit Berdasarkan hasil pengolahan data yang diambil dari jawaban responden
atas pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner yang diberikan, maka dapat
153
diperoleh hasil tanggapan responden mengenai tingkat kemungkinan margarin menimbulkan penyakitdi Desa Banjaranpada Tabel 4.15 sebagai berikut : TABEL 4.15 TANGGAPAN RESPONDEN TERHADAP TINGKAT KEMUNGKINAN MARGARIN MENIMBULKAN PENYAKIT Alternatif Frekuensi Persentase No Pernyataan Skor Jawaban (F) (%) Sangat 47 47 235 6 Tingkat Rendah kemungkinan margarin Rendah 30 30 120 menimbulkan Cukup 21 21 63 penyakit Rendah Tinggi 2 2 4 Sangat Tinggi 0 0 0 TOTAL 100 100 422 Sumber: Hasil Pengolahan Data 2011
Berdasarkan Tabel 4.15dapat dilihat tanggapan responden tentang tingkat kemungkinan margarin menimbulkan penyakit, sebagian kecil2 responden (2%) menyatakan tinggi, hampir setengahnya47 responden (47%) menyatakan sangat rendah, 30 responden (30%) menyatakan rendah dan sebagian kecil yaitu sebanyak 21 responden (21%) yang menyatakan cukup rendah. Dengan demikian
dapat
disimpulkan
hampir
seluruhnyayaitu
sebanyak
87,5%
[47%+30%+(21%:2)] responden menyatakan bahwa kemungkinan margarin menimbulkan penyakit sangat rendah. Responden pengguna margarin Blue Band sebagia kecil menyatakan sangat rendah yaitu sebanyak 22 orang, yang menyatakn rendah sebanyak 18 orang dan yang menyatakan cukup rendah sebanyak 6 orang. Responden pengguna margarin Simas Palmia sebagian kecil menyatakan sangat rendah yaitu sebanyak 19 orang, yang menyatakan rendah sebanyak 8 orang dan cukup rendah sebanyak 6 orang. Sedangkan pengguna margarin Forvita sebagian kecil menyatakan rendah yaitu sebanyak 4 orang, yang menyatakan sangat rendah
154
sebanyak 6 orang, yang menyatakan cukup rendah sebanyak 9 orang dan yang menyatakan tinggi sebanyak 2 orang. Dengan demikian kesimpulannya bahwa semua margarin tersebut kemungkinan menimbulkan penyakitnya sangat rendah. Berikut ini Gambar 4.15 yang menggambarkan tanggapan responden terhadap margarin yang digunakan kemungkinan menimbulkan penyakit.
25 20 15
Blue Band
10
Simas Palmia Forvita
5 0 Sangat Rendah
Rendah
Cukup Rendah
Tinggi
Sangat Tinggi
Sumber : Hasil Pengolahan Data 2011
GAMBAR 4.15 TANGGAPAN RESPONDEN TERHADAP KEMUNGKINAN MARGARIN MENIMBULKAN PENYAKIT
4.2.1.3 Knowledge and Experience 1)
Tingkat pengetahuan responden terhadap produk margarin Berdasarkan hasil pengolahan data yang diambil dari jawaban responden
atas pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner yang diberikan, maka dapat diperoleh hasil tanggapan responden mengenai tingkat pengetahuan responden terhadap produk margarindi Desa Banjaranpada Tabel 4.16 sebagai berikut : TABEL 4.16 TANGGAPAN RESPONDEN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN RESPONDEN TERHADAP PRODUK MARGARIN Alternatif Frekuensi Persentase No Pernyataan Skor Jawaban (F) (%) Sangat Tinggi 7 Tingkat 4 4 20 pengetahuan Tinggi 29 29 116 responden terhadap Cukup Tinggi 41 41 123 produk margarin Tidak Tinggi 24 24 48
155
Sangat Rendah TOTAL
2
2
2
100
100
309
Sumber: Hasil Pengolahan Data 2011
Berdasarkan Tabel 4.16dapat dilihat tanggapan responden tentang tingkat pengetahuan terhadap margarin, sebagian kecil2 responden (2%) menyatakan
sangat
rendah,
hampir
setengahnya41
responden
(41%)
menyatakan cukup tinggi, 29 responden (29%) menyatakan tinggi, dan sebagian kecil yang menyatakan tidak tinggi sebanyak 24 responden (24%). Sebagian kecilnya lagi sebanyak 4 responden (4%) menyatakan sangat tinggi. Dengan demikian
dapat
disimpulkan
sebagian
besar
yaitu
sebanyak53.5%
[4%+29%+(41%:2)] responden menyatakan bahwa pengetahuannya terhadap margarin cukup tinggi. Responden pengguna margarin Blue Band sebagian kecil menyatakan cukup tinggi sebanyak 25 responden, yang menyatakan tinggi sebanyak 17 responden dan yang menyatakan sangat tinggi yaitu sebanyak 4 orang. Respoden pengguna margarin Simas Palmia sebagian kecil menyatakan cukup tinggi yaitu sebanyak 12 orang, yang menyatakan rendah 10 orang, yang menyatakan tinggi 9 orang dan yang menyatakan sangat rendah 2 orang. Sedangkan responden pengguna margarin Forvita sebaagian kecil menyatakan pengetahuannya
terhadap
margarin
rendah
sebanyak
14
orang
yang
menyatakan cukup tinggi 4, dan yang menyatakan tinggi 3 orang. Dari ketiga pengguna margarin, yang memiliki pengetahuan yang tinggi terhadap margarin adalah pengguna margarin Blue Band. Berikut ini Gambar 4.16 yang menggambarkan tanggapan responden mengenai pengetahuannya terhadap margarin yang digunakan.
156
25 20 15
Blue Band
10
Simas Palmia Forvita
5 0 Sangat Tinggi
Tinggi
Cukup Tinggi
Rendah
Sangat Rendah
Sumber : Hasil Pengoahan Data 2011
GAMBAR 4.16 TANGGAPAN RESPONDEN MENGENAI PENGETAHUANNYA TERHADAP MARGARIN YANG DIGUNAKAN
2)
Tingkat pengalaman responden terhadap margarin Berdasarkan hasil pengolahan data yang diambil dari jawaban responden
atas pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner yang diberikan, maka dapat diperoleh hasil tanggapan responden mengenai tingkat pengalaman responden terhadap margarindi Desa Banjaranpada Tabel 4.17 sebagai berikut. TABEL 4.17 TANGGAPAN RESPONDEN TERHADAP TINGKAT PENGALAMAN RESPONDEN TERHADAP MARGARIN Alternatif Frekuensi Persentase No Pernyataan Skor Jawaban (F) (%) 8 Tingkat pengalaman Sangat Tinggi 1 1 5 responden terhadap Tinggi 21 21 84 margarin Cukup Tinggi 49 49 147 Tidak Tinggi 15 15 45 Sangat 14 14 14 Rendah TOTAL 100 100 295 Sumber: Hasil Pengolahan Data 2011
Berdasarkan Tabel 4.17dapat dilihatmengenai tingkat pengalaman responden terhadap margarinyang dikonsumsi, sebagian kecil1 responden (1%) menyatakan pengalamannya sangat tinggi, hampir setengahnya49 responden (49%) menyatakan cukup tinggi, sebagian kecil 21 responden (21%) menyatakan
157
tinggi, sebagian kecil 14 responden (14%) yang menyatakan pengalamannya sangat rendah dan 15 responden (15%) menyatakan pengalamannya tidak tinggi terhadap mergarin. Dengan demikian dapat disimpulkan hampir setengahnya yaitu
sebanyak46,5%
[1%+21%+(49%:2)]
responden
menyatakan bahwa
pengalamannya terhadap margarin cukup tinggi. Sebagian kecil responden pengguna margarin Blue Band menyatakan cukup tinggi terhadap tingkat pengalamannya menggunakan margarin yaitu sebanyak 23 orang, yang menyatakan tinggi sebanyak 14 orang, yang menyatakan sangat tinggi sebanyak 1 orang, dan yang menyatakan rendah 8 orang. Sebagian kecil responden pengguna margarin Simas Palmia yang menyatakan cukup tinggi sebanyak 26 orang, dan yang menyatakan rendah sebanyak 7 orang. Sedangkan responden pengguna margarin Forvita sebagian kecil menyatakan pengetahuannya terhadap margarin tinggi sebanyak 7 orang, dan yang menyatakan sangat rendah 14 orang. Berikut ini Gambar 4.17 yang menggambarkan tanggapan responden mengenai pengetahuannya terhadap margarin yang digunakan.
30 25 20 15
Blue Band
10
Simas Palmia Forvita
5 0 Sangat Tinggi
Tinggi
Cukup Tinggi
Rendah
Sangat Rendah
Sumber : Hasil Pengolahan Data 2011
GAMBAR 4.17 TANGGAPAN RESPONDEN TERHADAP TINGKAT PENGALAMANNYA DALAM MENGGUNAKAN MARGARIN
158
Berdasarkan hasil tanggapan responden pada hasil penelitian dapat diketahui hasil gambaran mengenai kualitas produk dari hasil rekapitulasi yang disajikan pada Tabel 4.18.
No 1
2
3
TABEL 4.18 REKAPITULASI INDIKATOR KUALITAS PRODUK Perolehan Skor Ukuran Skor Ideal Raw Materials Quality (Kualitas bahan baku) Penilaian responden terhadap tingkat 417 500 aroma masakan jika menggunakan margarin. Penilaian responden terhadap tingat 413 500 ketahanan margarin bila disimpan dalam suhu tertentu Penilaian responden terhadap tingkat 390 500 kandungan gizi margarin Sub Total 1220 1500 Sanitation (sanitasi) Tingkat keamanan mengkonsumsi 402 500 margarin Penilaian responden terhadap tingkat 426 500 kebersihan produk margarin. Penilaian respoden terhadap tingkat 422 500 kemungkinan menimbulkan penyakit Sub Total 1250 1500 Knowledge and experience(pengetahuan dan pengalaman) Tingkat pengetahuan responden 309 500 terhadap produk margarin Tingkat pengalaman konsumen 295 500 terhadap produk margarin Sub Total 604 1000 TOTAL SKOR KUALITAS PRODUK 3074 4000
% 83.4
82.6
78. 81.3 80.4 85.2 84.4 83.3 61.8 59. 60.4 76.9
Sumber : Hasil Pengolahan Data 2011
Berdasarkan
Tabel
4.18
aspek
kualitas
produk
pada
margarin
memperoleh skor 3.074 apabila di persentasekan kedalam skor ideal maka diperoleh persentase sebesar 76.9% yang artinya menurut Moh Ali (1985:184) termasuk kedalam kategori “hampir seluruhnya” responden menyatakan bahwa kualitas produk pada margarin baik. Indikator paling tinggi yaitu sanitation (sanitasi) sebesar 83.3%, selanjutnya indikator raw materials quality (kualitas
159
bahan baku) dengan skor 81.3%, dan indikator yang paling rendah yaitu knowledge and experience(pengetahuan dan pengalaman) dengan skor 60.4%. Indikator dari kualitas produk yaitu raw materials quality (kualitas bahan baku) terdapat 3 item pertanyaan mengenai penilaian responden terhadap tingkat aroma masakan jika menggunakan margarin, penilaian responden terhadap tingkat ketahanan margarin bila disimpan dalam suhu tertentu, dan penilaian responden terhadap tingkat kandungan gizi margarin. Indikator sanitation (sanitasi) terdapat 3 item pertanyaan mengenai tingkat keamanan mengkonsumsi margarin, penilaian responden terhadap tingkat kebersihan produk margarin, dan penilaian responden terhadap tingkat kemungkinan menimbulkan penyakit. Sedangkan indikator knowledge and experience (pengetahuan dan pengalaman) terdapat 2 item pertanyaan mengenai tingkat pengetahuan responden terhadap produk margarin dan tingkat pengalaman responden terhadap produk margarin. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya indikator kualitas produk yang mendapat skor paling tinggi yaitu sanitation (sanitasi) sebesar 83.3%, Hal ini terbukti bahwa produk margarin dapat memperbaiki kualitasnya dengan tidak mengabaikan faktor kesehatan bagi pelanggannya. Saat ini faktor kesehatan merupakan faktor penting dalam kehidupan manusia. Dalam menciptakan generasi sehat yang mempunyai kualitas terbaik, makanan sehat menjadi poin penting yang harus diperhatikan untuk diberikan pada setiap manusia. Dengan makanan sehat, manusia diharapkan dapat menciptakan karya terbaiknya melalui pengoptimalan produktifitas dari aktivitas mereka. Dalam pemenuhan kebutuhan gizi bagi tubuh, makanan tidak selalu harus mahal karena esensi makanan sehat tidak bisa dilihat semata.
160
Sedangkan indikator kualitas produk yang mempunyai skor terrendah yaitu knowledge and experience(pengetahuan dan pengalaman) dengan skor 60.4%. Hal ini terbukti bahwa responden tidak terlalu mengetahui lebih banyak mengenai produk margarin. Misalnya, mengenai perbedaan margarin dengan mentega, produsen dari margarin yang digunakannya dan pengalamannya dalam bereksplorasi menggunakan margarin, karena rata-rata respoden menggunakan margarin hanya untuk olesan roti dan memasak saja. Skor ideal kualitas produk adalah 4000 untuk 8 item pertanyaan. Perolehan skor berdasarkan hasil pengolahan data pada variabel kualitas produk adalah 3.074. Sedangkan untuk mencari daerah kontinum yang menunjukkan wilayah ideal dari tanggapan responden terhadap kualitas produk, berdasarkan rumus menurut Sugiyono (2008:135) adalah sebagai berikut. Mencari Skor Tertinggi Penerapan Kualitas Produk Skor Ideal =
Skor
x
Tertinggi Skor Ideal =
Jumlah Butir
X
Pertanyaan
5
x
8
Jumlah Responden
X
100
=4.000
Mencari Skor Terendah PenerapanKualitas Produk Skor Terendah = Skor
x
Terendah Skor Terendah =
1
Jumlah Butir
x
Pertanyaan x
8
Jumlah Responden
x
100
Mencari Panjang Interval Kelas Penerapan Kualitas Produk Panjang Kelas Interval =
Skor Ideal
:
Banyak Kelas Interval
= 800
161
Panjang Kelas Interval =
4000
:
5
=
800
Hal ini secara kontinum dapat dibuat kategori sebagai berikut: Sangat Buruk
Buruk
800
1600
CukupB aik
2400
Baik
SangatB aik
3200
4000
3074
Sumber: Diolah Dari Hasil Penelitian 2011
GAMBAR 4.18 HASIL KONTINUM KUALITASPRODUK Berdasarkan gambar 4.18 nilai kontinum penerapan Kualitas Produk yaitu 3.074 sesuai dengan data penelitian, termasuk dalam kategori baik. Jadi tanggapan responden terhadap kualitas produk pada Margarin yang terdiri dari raw materials quality (kualitas bahan baku), sanitation (sanitasi), dan knowledge and experience (pengetahuan dan pengalaman) termasuk dalam kategori baik. Ini berarti penerapan kualitas produk dapat mempengaruhi loyalitas pelanggan. Sebuah perusahaan dengan produknya akan berhasil jika produk tersebut mempunyai posisi khusus dalam benak konsumen. Karena proses memposisikan diri didasarkan pada persepsi pembeli, maka dasar untuk dapat mengelola produk tersebut dengan baik adalah mengelola persepsi. Untuk menciptakan produk yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan, maka perusahaan harus memproduksi produk yang berkualitas dan bermanfaat secara optimal. Harus diingat bahwa, tinggi rendahnya kualitas produk di pasar ditentukan oleh konsumen bukan produsen.
162
Perlu diketahui, banyak zat gizi lain yang terdapat pada bahan makanan margarin. Selain vitamin A dan D, juga terdapat zat besi, fosfor, natrium, kalium serta omega-3 dan omega-6.Lemak dan minyak merupakan zat gizi penting untuk menjaga kesehatan manusia. Selain itu, lemak dan minyak merupakan sumber energi yang lebih efektif dibandingkan dengan karbohidrat dan protein. Sumbangan energi per gram lemak, protein, dan karbohidrat masing-masing 9, 4, dan 4 kkal. Margarin tergolong lemak yang siap dikonsumsi tanpa dimasak (edible fat consumed uncooked). Keduanya memiliki fungsi sama, yaitu sebagai sumber energi, meningkatkan daya terima makanan, membentuk struktur, serta memberikan cita rasa enak.Margarin umumnya dibuat dari minyak nabati, jenis bahan pangan margarin merupakan emulsi dengan tipe fase air yang berada dalam fase minyak (water in oil). Air dan minyak merupakan cairan yang tidak saling berbaur karena memiliki berat jenis yang berbeda. Untuk menjaga agar butiran minyak tetap tersuspensi di dalam air, pada margarin diperlukan suatu zat pengemulsi (emulsifier).Bahan yang dapat berperan sebagai pengemulsi antara lain kuning telur, kasein, albumin, atau lesitin. Daya kerja emulsifier didukung oleh bentuk molekulnya yang dapat terikat pada minyak maupun air. Pada pembuatan margarin, penambahan emulsifier berfungsi untuk (1) mengurangi daya percik produk apabila digunakan untuk menggoreng karena air yang ada di dalam produk diikat oleh lemak, (2) memperpanjang daya simpan, sebab produk dinyatakan rusak apabila terjadi pemisahan komponen lemak dan air, (3) memperkeras tekstur agar tidak meleleh pada suhu kamar, dan (4) mempertinggi titik didih untuk memenuhi tujuan penggorengan.
163
Menurut Standar Nasional Indonesia (SNI 01-3541-1994), margarin adalah produk makanan berbentuk emulsi padat atau semipadat yang dibuat dari lemak nabati dan air, dengan atau tanpa penambahan bahan lain yang diizinkan. Margarin dibedakan atas margarin dapur dan margarin meja. Pada margarin dapur tidak dipersyaratkan adanya penambahan vitamin A dan D. Margarin merupakan produk makanan berbentuk emulsi campuran air di dalam minyak, yaitu sekitar 16 persen air di dalam minimal 80 persen minyak atau lemak nabati. Fase lemak umumnya terdiri dari minyak nabati, yang sebagian telah dipadatkan agar diperoleh sifat plastis yang diinginkan pada produk akhir. Margarin dimaksudkan sebagai pengganti mentega dengan rupa, bau, konsistensi, rasa, dan nilai gizi yang hampir sama dengan mentega.Minyak nabati yang umum digunakan dalam pembuatan margarin adalah minyak kelapa, minyak inti sawit, minyak biji kapas, minyak kedelai, minyak wijen, minyak kapuk, minyak jagung, dan minyak gandum. Agar dapat diolah menjadi margarin, minyak nabati berbentuk cair tersebut dikristalisasi terlebih dahulu menjadi lemak padat melalui proses hidrogenasi (penjenuhan asam lemak). Komponen lain yang sering ditambahkan adalah air, garam flavor mentega, zat pengemulsi (berbentuk lesitin, gliserin, atau kuning telur), zat pewarna (minyak sawit merah atau betakaroten sintetik), bahan pengawet (sodium benzoat, asam benzoat atau potassium sorbat), serta vitamin A dan D. Ciri-ciri margarin yang menonjol adalah bersifat plastis, padat pada suhu ruang, agak keras pada suhu rendah, teksturnya mudah dioleskan, serta segera dapat mencair di dalam mulut.http://www.kerjatop.com/1874/kandungan-gizipada-mentega-dan-margarin/
164
Kotler dan Keller (2009:143) menyatakan bahwa “Kualitas produk mempunyai pengaruh langsung terhadap kinerja produk dan jasa, yang dapat mendekatkan pada nilai dan kepuasan pelanggan.” Oleh karena itu kualitas produk merupakan salah satu faktor kunci sukses bagi perusahaan. Bagi banyak perusahaan kegagalan dalam meningkatkan kualitas merupakan persoalan hidup dan mati bagi perusahaan tersebut. Kualitas juga berperan sebagai pembeda bagi pelanggan terhadap produk perusahaan dengan produk pesaing dalam industri. Kualitas didefinisikan sebagai persepsi superioritas atau kesempurnaan produk dibandingkan dengan produk pesaing dari perspektif pasar. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kualitas produk dapat membentuk persepsi konsumen terhadap produk, dimana produk yang mempunyai kualitas yang terbaiklah yang akan mempengaruhi perilaku konsumen dalam kesetiaannya menggunakan produk tersebut. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Li dan Calantone (2008:145) ”Kualitas produk dapat diartikan sebagai pertanda bahwa pelanggan akan lebih loyal, membeli lebih banyak lagi dan promosi gratis bagi perusahaan”.
4.2.2
Tanggapan Responden terhadap Persepsi Harga Margarin
4.2.2.1 Persepsi Kualitas 1)
Penilaian Responden terhadap tingkat harga berdasarkan citra
merek margarin. Berdasarkan hasil pengolahan data yang diambil dari jawaban responden atas pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner yang diberikan, maka dapat diperoleh hasil tanggapan mengenai penilaian responden terhadap tingkat harga
165
berdasarkan citra
merek margarindi Desa Banjaranpada Tabel 4.19 sebagai
berikut : TABEL 4.19 PENILAIAN RESPONDEN TERHADAP TINGKAT HARGA BERDASARKAN CITRA MEREK MARGARIN Alternatif Frekuensi Persentase No Pernyataan Skor Jawaban (F) (%) 9 Penilaian responden Sangat Sesuai 19 19 95 terhadap tingkat Sesuai 56 56 224 harga berdasarkan Cukup Sesuai 25 25 75 citra merek Tidak Sesuai 0 0 0 margarin Sangat Tidak 0 0 0 Sesuai TOTAL 100 100 394 Sumber: Hasil Pengolahan Data 2011
Berdasarkan
Tabel
4.19dapat
dilihat
terhadap tingkat harga berdasarkan citra
tentangpenilaian
responden
merek margarinyang dikonsumsi,
sebagian besar56 responden (56%) menyatakan sesuai, sebagian kecil yaitu sebanyak 19 responden (19%) menyatakan sangat sesuai, dan 25 responden (25%) yang menyatakan cukup sesuai. Dengan demikian dapat disimpulkan hampir seluruhnya yaitu sebanyak87.5% [19%+56%+(25%:2)] responden menyatakan bahwa harga sesuai dengan citra merek margarin. Sebagian kecil responden pengguna Blue Band menyatakan sangat sesuai sebanyak 9 orang, hampir setengahya menyatakan sesuai sebanyak 30 orang dan sebagian kecil yang menyatakan cukup sesuai sebanyak 7 orang. Sebagian kecil responden pengguna margarin Simas Palmia menyatakan sangat sesuai sebanyak 10 orang, dan sesuai sebanyak 15 orang sedangkan sisanya menyatakan cukup sesuai sebanyak 8 orang.Sebagian kecil responden pengguna margarin Forvita kebanyakan menyatakan sesuai sebanyak 14 orang, yang menyatakan cukup sesuai sebanyak 7 orang. Dengan demikian dapat
166
disimpulkan bahwa harga margarin sesuai sesuai berdasarkan citra merek dari ketiga margarin tersebut. 30 25 20 15
Blue Band
10
Simas Palmia
5
Forvita
0 Sangat Sesuai Cukup Tidak Sangat Sesuai Sesuai Sesuai Tidak Sesuai
Sumber : Hasil Pengolahan Data 2011
GAMBAR 4.19 PENILAIAN RESPONDEN TERHADAP TINGKAT HARGA BERDASARKAN CITRA MEREK MARGARIN
2)
Penilaian Responden terhadap Tingkat Harga Berdasarkan Citra Perusahaan Produsen Margarin. Margarin Berdasarkan hasil pengolahan data yang diambil dari jawaban responden
atas pertanyaan-pertanyaan pertanyaan dalam kuesioner yang diberikan, maka dapat diperoleh hasil tanggapan responden mengenai penilaian konsumen terhadap tingkat
harga
berdasarkan
citra
perusahaan/produsen
margarin margarindi
Desa
Banjaranpada Tabel 4.20 4. sebagai berikut : TABEL 4.20 PENILAIAN KONSUMEN TERHADAP TINGKAT HARGA BERDASARKAN BERDA CITRA PERUSAHAAN MARGARIN Alternatif Frekuensi Persentase No Pernyataan Skor Jawaban (F) (%) 10 Penilaian responden Sangat Sesuai 13 13 65 terhadap tingkat Sesuai 66 66 264 harga berdasarkan Cukup Sesuai 21 21 63 citra perusahaan Tidak Sesuai 0 0 0 produsen margarin. Sangat Tidak 0 0 0 Sesuai TOTAL 100 100 392 Sumber: Hasil Pengolahan Data 2011 201
167
Berdasarkan Tabel 4.20dapat dilihat tentangpenilaian konsumen terhadap tingkat harga berdasarkan citra perusahaan produsen margarin, sebagian besar66 responden (66%) menyatakan sesuai, sebagian kecil 21 responden (21%) menyatakan cukup sesuai dan 13 responden (13%) menyatakan sangat sesuai. Dengan demikian dapat disimpulkan hampir selruhnyayaitu sebanyak 89.5% [13%+66%+(21%:2)] responden menyatakan harga sesuaidengan citra perusahaan. Produsen Blue Band yaitu PT Unilever Indonesia yang hampir seluruh produknya dikenal diseluruh dunia. Responden pengguna Blue Band hampir setengahnya menyatakan sesuai sebanyak 27 orang, sebagian kecil menyatakan sangat sesuai sebanyak 12 orang, dan yang menyatakan cukup sesuai sebanyak 7 orang. Produsen margarin Simas Palmia yaitu PT Indofood Sukses Makmur. Perusahaan tersebut mempunyai misi sebagai perusahaan penghasil makanan yang berkualitas tinggi dengan harga yang terjangkau. Responden pengguna margarin Simas Palmia sebagian kecil menyatakan sesuai sebanyak 22 orang, yang menyatakan sangat sesuai sebanyak 1 orang,dan 10 orang menyatakan cukup sesuai. PT Bina Karya Prima merupakan perusahaan yang kurang dikenaloleh responden, selain memproduksi sabun perusahaan ini juga menghasilkan produk pangan seperti margarin misalnya yaitu margarin Forvita, sebagian kecil responden menyatakan sesuai sebanyak 17 orang, 4 orang menyatakan cukup sesuai. Berikut ini Gambar 4.19 yang menggambarkan tanggapan responden terhadap tingkat kesesuaian harga berdasarkan citra perusahaan produsen margarin yang digunakan.
168
30 25 20 15
Blue Band
10
Simas Palmia
5
Forvita
0 Sangat Sesuai Cukup Tidak Sangat Sesuai Sesuai Sesuai Tidak Sesuai
Sumber : Hasil Pengolaha Data 2011
GAMBAR 4.20 PENILAIAN RESPONDEN TERHADAP TINGKAT KESESUAIAN HARGA BERDASARKAN CITRA PERUSAHAAN MARGARIN YANG DIGUNAKAN
4.2.2.2 Persepsi Biaya yang Dikeluarkan 1)
Penilaian Responden terhadap Tingkat Kewajaran Harga Margarin Berdasarkan hasil pengolahan data yang diambil dari jawaban responden
atas pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner yang diberikan, maka dapat diperoleh hasil tanggapan responden mengenai penilaian konsumen terhadap tingkat kewajaran harga margarindi Desa Banjaranpada Tabel 4.21 sebagai berikut : TABEL 4.21 PENILAIAN RESPONDEN TERHADAP TINGKAT KEWAJARAN HARGA MARGARIN Alternatif Frekuensi Persentase No Pernyataan Skor Jawaban (F) (%) 11 Penilaian responden Sangat Wajar 58 58 290 terhadap tingkat Wajar 42 42 168 kewajaran harga Cukup Wajar 0 0 0 margarin Tidak Wajar 0 0 0 Sangat Tidak 0 0 0 Wajar TOTAL 100 100 458 Sumber: Hasil Pengolahan Data 2011
169
Berdasarkan Tabel 4.21dapat dilihat tentangpenilaian konsumen terhadap tingkat kewajaran harga margarin, hampir setengahnya42 responden (42%) menyatakan wajar, dan sebagian besar58 responden (58%) menyatakan sangat wajar. Dengan demikian dapat disimpulkan seluruhnyayaitu sebanyak100% [58%+42%+(0%:2)] responden menyatakan harga margarinwajar. Responden pengguna margarin Blue Band sebagian kecil menyatakan wajar terhadap harga margarin Blue Band sebanyak 25 orang, dan yang menyatakan sangat wajar sebanyak 21 orang. Responden pengguna margarin Simas Palmia sebagian kecil menyatakan harga margarin sangat wajar sebanyak 16 orang, yang menyatakan wajar 17 orang. Sedangkan pengguna margarin Forvita sebagian kecil menyatakan harga margarinsangat wajar 15 orang, dan 6 orang menyatakan wajar. Dapat disimpulkan bahwa harga margarin Blue Band, Simas Palmia, dan Forvita dinyatakan wajar. Berikut ini Gambar 4.21 yang menggambarkan tanggapan responden terhadap tingkat kewajaran harga margarin yang digunakan.
25 20 15 10 5 0
Blue Band Simas Palmia Sangat Wajar Wajar
Cukup Wajar
Tidak Wajar
Sangat Tidak Wajar
Forvita
Sumber : Hasil Pengolahan Data 2011
GAMBAR 4.21 PENILAIAN RESPONDEN TERHADAP TINGKAT KEWAJARAN HARGA MARGARIN YANG DIGUNAKAN
170
2)
Penilaian Responden terhadap Tingkat Kesesuaian Harga berdasarkan Nama Merek Margarin. Berdasarkan hasil pengolahan data yang diambil dari jawaban responden
atas pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner yang diberikan, maka dapat diperoleh hasil tanggapan responden mengenai penilaian responden terhadap tingkat
kesesuaian
harga
berdasarkan
nama
merek
margarindi
Desa
Banjaranpada Tabel 4.22 sebagai berikut. TABEL 4.22 PENILAIAN RESPONDEN TERHADAP TINGKAT KESESUAIAN HARGA BERDASARKAN NAMA MEREK MARGARIN Alternatif Frekuensi Persentase No Pernyataan Skor Jawaban (F) (%) 12 Penilaian responden Sangat Sesuai 52 52 260 terhadap tingkat Sesuai 39 39 156 kesesuaian harga Cukup Sesuai 9 9 27 berdasarkan nama Tidak Sesuai 0 0 0 merek margarin. Sangat Tidak 0 0 0 Sesuai TOTAL 100 100 443 Sumber: Hasil Pengolahan Data 2011
Berdasarkan Tabel 4.22 dapat dilihat tentangpenilaian responden terhadap tingkat kesesuaian harga berdasarkan nama merek margarin, sebagian kecilmenyatakancukup sesuai9 responden (9%). Sebagian besar52responden (52%) menyatakan sangat sesuai, 39 responden (39%) menyatakan sesuai. Dengan demikian dapat disimpulkan hampir seluruhnya yaitu sebanyak 95,5% [52%+39%+(9%:2)] responden menyatakan harga sesuaidengan nama merek margarin. Hampir seluruh responden mengenal ketiga merek margarin Blue Band, Simas Palmia, dan Forvita. Ketiga merek margarin tersebut merupakan margarin yang paling sering dipilih konsumen. Margarin Blue Band merupakan margarin yang paling mahal dibandingkan pesaingnya, meskipun demikian kebanyakan
171
responden
menggunakan
margarin
tersebut.
Sebagian
kecil
responden
pengguna margarin Blue Band yang menyatakan sangat sesuai sebanyak 24 orang, yang menyatakan sesuai sebanyak 22 orang. Margarin Simas Palmia memposisikan produknya sebagai margarin dengan harga yang murah dan dengan kualitas yang baik. Sebagian kecil responden pengguna margarin Simas Palmia kebanyakan menyatakan sesuai sebanyak 17 orang, yang menyatakan sangat sesuai sebanyak 16 orang. Margarin Forvita merupakan margarin dengan harga yang murah, sebagian kecil yaitu sebanyak 16 orang menyatakan harga margarin Forvita sangat sesuai dengan merek margarin, yang menyatakan sesuai sebanyak 5 orang. Berikut ini Gambar 4.22 yang menggambarkan tanggapan responde terhadap tingkat kesesuaian harga berdasarkan nama merek margarin yang digunakan.
25 20 15 Blue Band
10
Simas Palmia
5
Forvita
0 Sangat Sesuai Cukup Tidak Sangat Sesuai Sesuai Sesuai Tidak Sesuai
Sumber : Hasil Pengolahan Data 2011
GAMBAR 4.22 PENILAIAN RESPONDEN TERHADAP TINGKAT KESESUAIAN HARGA BERDASARKAN NAMA MEREK MARGARIN YANG DIGUNAKAN
3)
Penilaian
Responden
terhadap
Tingkat
Harga
berdasarkan
Fungsi/kegunaan Margarin. Berdasarkan hasil pengolahan data yang diambil dari jawaban responden atas pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner yang diberikan, maka dapat
172
diperoleh hasil tanggapan responden mengenai penilaian responden terhadap tingkat harga berdasarkan fungsi/kegunaan margarindi Desa Banjaranpada Tabel 4.23sebagai berikut : TABEL 4.23 PENILAIAN RESPONDEN TERHADAP TINGKAT HARGA BERDASARKAN FUNGSI/KEGUNAAN MARGARIN No
Pernyataan
13
Penilaian responden terhadap tingkat harga berdasarkan fungsi/kegunaan margarin.
Alternatif Jawaban Sangat Sesuai Sesuai Cukup Sesuai Tidak Sesuai Sangat Tidak Sesuai TOTAL
Frekuensi Persentase (F) (%) 55 55 37 37 4 4 0 0 0 0 100
100
Skor 275 148 12 0 0 435
Sumber: Hasil Pengolahan Data 2011
Berdasarkan
Tabel
4.23dapat
dilihat
tentangpenilaian
responden
terhadap tingkat harga berdasarkan fungsi/kegunaan margarin,sebagian kecil 4 responden (4%) menyatakan cukup sesuai.Sebagian besar55 responden (55%) menyatakan
sangat
sesuai,
hampir
setengahnya
37
responden
(37%)
menyatakan sesuai. Dengan demikian dapat disimpulkan hampir seluruhnyayaitu sebanyak 94% [55%+37%+(4%:2)] responden menyatakan harga margarin sesuai dengan fungsi/kegunaannya. Hampir setengahnya responden pengguna Blue Band menyatakan tingkat harga margarin berdasarkan fungsi/kegunaan sangat sesuai yaitu sebanyak 30 orang, sebagian kecil yang menyatakan sesuai sebanyak 16 orang. Sebagian kecil responden pengguna margarin Simas Palmia kebanyakan menyatakan sesuai sebanyak 16 orang, yang menyatakan sangat sesuai sebanyak 15 orang dan yang menyatakan cukup sesuai sebanyak 2 orang. Sebagian kecil responden pengguna margarin Forvita kebanyakan menyatakan sangat sesuai
173
yaitu sebanyak 10 orang, yang menyatakan sesuai yaitu sebanyak 9 orang dan masing-masing masing yang menyatakan cukup sesuai yaitu sebanyak 2 orang. Berikut ini
Gambar
4.23
yang
menggambarkan
tingkat
harga
berdasarkan
fungsi/kegunaan gunaan margarin yang digunakan. 30 25 20 15
Blue Band
10
Simas Palmia
5
Forvita
0 Sangat Sesuai Cukup Tidak Sangat Sesuai Sesuai Sesuai Tidak Sesuai
Sumber : Hasil Pengolahan Data 2011
GAMBAR 4.23 PENILAIAN RESPONDEN TERHADAP TINGKAT HARGA BERDASARKAN FUNGSI DAN KEGUNAAN MARGARIN Berdasarkan hasil tanggapan responden pada hasil penelitian dapat diketahui hasil gambaran mengenai tanggapan persepsi harga dari hasil rekapitulasi yang disajikan pada Tabel 4.24 4. sebagai berikut:
No. 1.
2.
TABEL 4.24 REKAPITULASI INDIKATOR PERSEPSI HARGA Ukuran Perolehan Skor Skor Ideal Persepsi Kualitas Penilaian responden terhadap tingkat 394 500 kesesuaian harga berdasarkan citra merek margarin Penilaian responden terhadap tingat 392 500 kesesuaian harga berdasarkan citra perusahaan produsen margarin. Sub Total 786 1000 Persepsi biaya yang dikeluarkan Penilaian responden terhadap tingkat 402 500 kewajaran harga margarin 404 Penilaian responden terhadap tingkat 500 kesesuaian harga berdasarkan nama merek margarin.
%
78.8
78.4
78.6 80.4 80.8
174
Penilaian responden terhadap tingkat harga berdasarkan fungsi/kegunaan margarin. Sub Total Total Skor
435
500
87
1241 2027
1500 2500
82.7 81.1
Sumber : Hasil Pengolahan Data 2011
Berdasarkan Tabel 4.24 aspek persepsi harga pada Margarin memperoleh skor 2.027 apabila di persentasekan kedalam skor ideal maka diperoleh persentase sebesar 81.1% yang artinya menurut Moh Ali (1985:184) termasuk kedalam kategori “hampir seluruhnya” responden menyatakan bahwa persepsi harga pada Margarin baik. Indikator paling tinggi yaitu persepsi biaya yang dikeluarkan sebesar 82.7%, dan indikator yang paling rendah yaitu persepsi kualitas dengan skor 78.4%. Indikator dari persepsi harga yaitu persepsi kualitas dan persepsi biaya yang dikeluarkan. Indikator persepsi kualitas terdiri dari 2 item pertanyaan mengenai penilaian responden terhadap kesesuaian harga berdasarkan citra merek margarin dan penilaian responden terhadap tingkat kesesuaian harga berdasarkan citra perusahaan produsen margarin. Sedangkan indikator persepsi biaya yang dikeluarkan terdiri dari 3 item pertanyaan yaitu mengenai penilaian responden terhadap tingkat kewajaran harga margarin, penilaian responden terhadap tingkat kesesuaian harga berdasarkan nama merek margarin dan penilaian responden terhadap tingkat harga berdasarkan fungsi/kegunaan margarin. Indikator persepsi biaya yang dikeluarkan memperoleh skor tertinggi yaitu sebesar 82.7%. perolehan skor tertinggi yaitu pada item pertanyaan mengenai penilaian
responden
terhadap
tingkat
kesesuaian
harga
berdasarkan
fungsi/kegunaan margarin. Hal ini terbukti bahwa margarin yang ada sudah
175
memenuhi kriteria berdasarkan fungsi dan kegunaan margarin. Sehingga harga yang ditawarkan di pasaran sesuai dengan harapan pelanggan. Sedangkan indikator yang memperoleh skor terendah yaitu persepsi kualitas dengan item pertanyaan yaitu penilaian responden terhadap tingkat kesesuaian harga berdasarkan citra perusahaan produsen margarin dengan skor sebesar 78.4%. kebanyakan dari responden tidak mengetahui nama produsen penghasil margarin yang mereka gunakan. Misalnya, merek Blue Band tidak diketahui bahwa produsennya adalah PT Unilever Indonesia, begitu juga halnya dengan merek margarin Simas Palmia dari PT Indofood Sukses Makmur apalagi merek margarin Forvita yang dihasilkan oleh PT Bina Karya Prima, produkproduk yang dihasilkan oleh produsen PT Bina Karya Prima tidak begitu dikenal oleh konsumen, sehingga tingkat harganya sesuai dengan citra perusahaan, lain halnya dengan PT unilever Indonesia. Skor ideal persepsi harga adalah 2500 untuk 5 item pertanyaan. Perolehan skor berdasarkan hasil pengolahan data pada variabel persepsi harga adalah 2.027. Sedangkan untuk mencari daerah kontinum yang menunjukkan wilayah ideal dari tanggapan responden terhadap persepsi harga, berdasarkan rumus menurut Sugiyono (2008:135) adalah sebagai berikut: Mencari Skor Tertinggi Penerapan Persepsi Harga Skor Ideal =
Skor
x
Tertinggi Skor Ideal =
5
Jumlah Butir
X
Pertanyaan x
5
Jumlah Responden
X
100
=2.500
Mencari Skor Terendah PenerapanPersepsi Harga Skor Terendah = Skor x Jumlah Butir x Jumlah Terendah Skor Terendah =
1
Pertanyaan x
5
Responden x
100
= 500
176
Mencari Panjang Interval Kelas Penerapan Persepsi Harga Hal ini secara kontinum dapat dibuat kategori sebagai berikut: Sangat Buruk
Buruk
500
1000
Cukup Baik
Baik
1500
2000
2027
Sangat Baik
2500
Sumber: Diolah Dari Hasil Penelitian 2011
GAMBAR 4.24 HASIL KONTINUM PERSEPSI HARGA Berdasarkan Gambar 4.24 nilai kontinum persepsi harga yaitu 2.027 sesuai dengan data penelitian, termasuk dalam kategori sangat baik. Jadi tanggapan responden terhadap persepsi harga pada margarin yang terdiri dari persepsi kualitas dan persepsi biaya yang dikeluarkan termasuk dalam kategori sangat baik. Ini berarti persepsi harga dapat mempengaruhi loyalitas pelanggan. Menurut Setiadi (2003:15) ”Persepsi didefinisikan sebagai proses dimana seseorang memilih, mengorganisasikan, mengartikan masukan informasi untuk menciptakan suatu gambaran yang berarti dari dunia ini.” Menurut William J. Stanton (dalam Setiadi, 2003:160) ”Persepsi dapat didefinisikan sebagai makna yang kita pertalikan berdasarkan pengalaman masa lalu, stimuli (rangsangan–rangsangan) yang kita terima melalui lima indera.” Sedangkan menurut Webster (dalam Setiadi 2003:160) ”Persepsi adalah proses
bagaimana
stimuli–stimuli
itu
diseleksi,
diorganisasi,
dan
diinterpretasikan.” Oleh sebab itu karakteristik konsumen yang beranekaragam menyebabkan munculnya persepsi yang berbeda-beda mengenai harga yang ditawarkan oleh produsen. Menurut Frreddy Rangkuti (2009:103) ”Persepsi harga adalah biaya
177
relatif yang harus ia keluarkan untuk memperoleh produk atau jasa yang ia inginkan”. Informasi harga yang ditawarkan oleh produsen akan dibandingkan dengan harga atau rentang harga yang telah terbentuk dalam benak konsumen untuk produk yang akan mereka beli. Oleh karena itu produsen harus memberikan persepsi yang lebih baik terhadap produk atau jasa yang mereka jual.
4.2.3
Tanggapan Responden terhadap Loyalitas Pelanggan Margarin
4.2.3.1 Pembelian Ulang (repeat purchase) 1)
Tingkat Pembelian Ulang Berdasarkan hasil pengolahan data yang diambil dari jawaban responden
atas pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner yang diberikan, maka dapat diperoleh hasil tanggapan responden mengenai tingkat pembelian ulang margarindi Desa Banjaranpada Tabel 4.25sebagai berikut : TABEL 4.25 TINGKAT PEMBELIAN ULANG MARGARIN Alternatif Frekuensi Persentase No Pernyataan Jawaban (F) (%) 14 Tingkat pembelian Sangat Sering 10 10 ulang Sering 4 4 Cukup Sering 48 48 Jarang 38 38 Sangat Jarang 0 0 TOTAL 100 100
Skor 50 16 144 76 0 286
Sumber: Hasil Pengolahan Data 2011
Berdasarkan Tabel 4.25dapat dilihat tentangtingkat pembelian ulang margarin,sebagian kecilyaitu sebanyak 10 responden (10%) menyatakan sangat sering membeli margarin. Hampir setengahnya40 responden (40%) menyatakan jarang membeli margarin, 48 responden (48%) menyatakan cukup sering dan sebagian kecil yaitu sebanyak 4 responden (4%) menyatakan jarangmembeli
178
margarin. Dengan demikian dapat disimpulkan hampir setengahnyayaitu sebanyak 38% [10%+4%+(48%:2)] responden menyatakan cukup sering membeli margarin. Responden pengguna margarin Blue Band sebagian kecil menyatakan sering sebanyak 4 orang, hampir setengahnya menyatakan cukup sering membeli margarin Blue Band sebanyak 33 orang dan yang menyatakan sangat sering membeli margarin sebanyak 9 orang. Responden pengguna margarin Simas Palmia sebagian kecilyang menyatakan jarang sebanyak 18 orang dan cukup sering 15 orang. Sedangkan responden pengguna margarin Forvita sebagian kecil menyatakan jarang membeli margarin sebanyak 20 orang dan yang menyatakan sangat sering 1 orang. Berikut ini Gambar 4.25 yang menggambarkan tingkat pembelian ulang margarin yang digunakan responden.
20 15 Blue Band
10
Simas Palmia 5
Forvita
0 Sangat Sering
Sering
Cukup Sering
Jarang
Sangat Jarang
Sumber : Hasil Pengolahan Data 2011
GAMBAR 4.25 TANGGAPAN RESPONDEN TERHADAP TINGKAT PEMBELIAN ULANG MARGARIN YANG DIGUNAKAN
2)
Tingkat keinginan untuk terus menggunakan margarin dengan merek yang sama Berdasarkan hasil pengolahan data yang diambil dari jawaban responden
atas pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner yang diberikan, maka dapat
179
diperoleh
hasil
tanggapan
responden
mengenai keinginan
untuk
terus
menggunakan margarin dengan merek yang samadi Desa Banjaranpada Tabel 4.26sebagai berikut : TABEL 4.26 TINGKAT KEINGINAN UNTUK TETAP MENGGUNAKAN MARGARIN DENGAN MEREK YANG SAMA Alternatif Frekuensi Persentase No Pernyataan Skor Jawaban (F) (%) 15 Tingkat keinginan Sangat Tinggi 0 0 0 untuk terus Tinggi 29 29 116 menggunakan Cukup Tinggi 43 43 129 margarin dengan Tidak Tinggi 11 11 22 merek yang sama Sangat 17 17 17 Rendah TOTAL 100 100 284 Sumber: Hasil Pengolahan Data 2011
Berdasarkan Tabel 4.26dapat dilihat tentangtingkat keinginan untuk terus menggunakan margarin dengan merek yang sama,sebagian kecil11 responden (11%) menyatakan keinginannya untuk membeli margarin tidak tinggi, 17 responden (17%) menyatakan sangat rendah. Hampir setengahnya43 responden (43%) menyatakan keinginannya cukup tinggi dalam membeli margarin dan 29 responden
menyatakan
tinggi.
Dengan
demikian
dapat
disimpulkan
setengahnyayaitu sebanyak 50,5% [0%+29%+(43%:2)] responden menyatakan keinginannya cukup tinggi dalam menggunakan margarin. Sebagian kecil responden pengguna margarin Blue Band menyatakan keinginanya tinggi untuk terus menggunakan margarin dengan merek yang sama sebanyak 12 orang, yang memiliki keinginan cukup tinggi sebanyak 24 orang dan yang memiliki keinginan sangat rendah sebanyak10 orang. Sebagian kecil responden pengguna margarin Simas Palmia kebanyakan memiliki keinginan untuk membeli kembali margarin dengan merek yang sama sangat rendah sebanyak 7 orang, yang memiliki keinginan tinggi sebanyak 13 orang, yang
180
memiliki keinginan cukup tinggi sebanyak 10 orang dan keinginanya rendah sebanyak 3 orang. Sedangkan responden pengguna margarin Forvita sebagian kecil keinginanya tinggi sebanyak 4 orang, cukup tinggi 9 orang dan yang menyatakan rendah 8 orang. Berikut ini Gambar 4.26 yang menggambarkan tanggapan responden terhadap keinginannya untuk membeli kembali margarin dengan merek yang sama.
25 20 15
Blue Band
10
Simas Palmia Forvita
5 0 Sangat Tinggi
Tinggi
Cukup Tinggi
Rendah
Sangat Rendah
Sumber : Hasil Pengolahan Data 2011
GAMBAR 4.26 TANGGAPAN RESPONDEN TERHADAP TINGKAT KEINGINANNYA DALAM MENGGUNAKAN KEMBALI MARGARIN DENGAN MEREK YANG SAMA
4.2.3.2 Penolakan terhadap Produk Pesaing (immunity) 1)
Tingkat Penolakan Responden terhadap Produk Pesaing Berdasarkan hasil pengolahan data yang diambil dari jawaban responden
atas pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner yang diberikan, maka dapat diperoleh hasil tanggapan responden mengenai tingkat penolakan responden terhadap produk pesaingdi Desa Banjaranpada Tabel 4.27sebagai berikut : TABEL 4.27 TINGKAT PENOLAKAN RESPONDEN TERHADAP PRODUK PESAING Alternatif Frekuensi Persentase No Pernyataan Skor Jawaban (F) (%) 16 Tingkat penolakan Sangat Tinggi 0 0 0 responden terhadap Tinggi 32 32 128 produk pesaing. Cukup Tinggi 48 48 144 Tidak Tinggi 7 7 14
181
Sangat Rendah TOTAL
13
13
13
100
100
299
Sumber: Hasil Pengolahan Data 2011
Berdasarkan Tabel 4.27dapat dilihat tentangtingkat penolakan responden terhadap produk pesaing,sebagian kecil7 responden (7%) menyatakan tidak tinggi
dan
13
responden
(13%)
menyatakan
sangat
rendah.
Hampir
setengahnya48 responden (48%) menyatakan penolakannya cukup tinggi terhadap produk pesaing. 32 responden (32%) menyatakan tinggi. Dengan demikian
dapat
disimpulkan
[13%+32%+(48%:2)]
responden
sebagian
besar
menyatakan
yaitu
sebanyak
penolakannya
cukup
69% tinggi
terhadap produk pesaing. Sebagian kecil responden pengguna margarin Blue Band menyatakan penolakannya cukup tinggi terhadap produk pesaing sebanyak 20 orang, yang menyatakan tinggi sebanyak 19 orang dan yang menyatakan sangat rendah sebanyak 7 orang. Sebagian kecil responden pengguna margarin Simas Palmia yang menyatakan penolakannya cukup tinggi sebanyak 17 orang, yang menyatakan tinggi 11 orang dan yang menyatakan sangat rendah sebanyak 5 orang. Sedangkan responden pengguna margarin Forvita sebagian kecil menyatakan penolakannya cukup tinggi sebanyak 11 orang, yang menyatakan tinggi 2 orang, yang menyatakan sangat rendah sebanyak 1 orang dan yang menyatakan rendah sebanyak 7 orang. Berikut ini Gambar 4.27 yang menggambarkan
tanggapan
terhadap produk pesaing.
responden
mengenai
tingkat
penolakannya
182
20 15 Blue Band
10
Simas Palmia
5
Forvita
0 Sangat Tinggi
Tinggi
Cukup Tinggi
Rendah
Sangat Rendah
Sumber : Hasil pengolahan data 2011
GAMBAR 4.27 TANGGAPAN RESPONDEN MENGENAI TINGKAT PENOLAKAN TERHADAP PRODUK PESAING
4.2.3.3 Penciptaan Prospek /menarik Pelanggan Baru(refers other) 1)
Tingkat merekomendasikan produk margarinkepada orang lain Berdasarkan hasil pengolahan data yang diambil dari jawaban responden
atas pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner yang diberikan, maka dapat diperoleh hasil tanggapan responden mengenai tingkat merekomendasikan produk margarin kepada orang lain di Desa Banjaranpada Tabel 4.28sebagai berikut : TABEL 4.28 TINGKAT MEREKOMENDASIKAN PRODUK MARGARIN KEPADA ORANG LAIN Alternatif Frekuensi Persentase No Pernyataan Jawaban (F) (%) Sangat Sering 17 Tingkat 0 0 merekomendasikan Sering 18 18 produk margarin Cukup Sering 41 41 kepada orang lain. Jarang 37 37 Sangat 4 4 Jarang TOTAL 100 100
Skor 0 72 123 74 4 273
Sumber: Hasil Pengolahan Data 2011
Berdasarkan Tabel 4.28dapat dilihat tentangtingkat merekomendasikan produk margarin kepada orang lain, hampir setengahnya 18 responden (18%)
183
menyatakan sering, 41 responden (41%) menyatakan cukup sering dalam merekomendasikan margarin kepada orang lain dan 37 responden (37%) menyatakan
jarang.
Dengan
demikian
dapat
disimpulkan
hampir
setengahnyayaitu sebanyak38,5%[0%+18%+(41%:2)] responden menyatakan tingkat merekomendasikan produk margarin kepada orang lain cukup sering. Responden pengguna margarin Blue Band sebagian kecil menyatakan sangat jarang yaitu sebanyak 4 orang. Yang menyatakan jarang sebanyak 19 orang, yang menyatakan sering sebanyak 8 orang dan cukup sering sebanyak 15 orang. Responden pengguna margarin Simas palmia sebagian kecil menyatakan cukup sering sebanyak 16 orang, yang menyatakan sering sebanyak 7 orang, dan yang menyatakan jarang sebanyak 10 orang. Responden pengguna margarin Forvita sebagian kecil menyatakan jarang sebanyak 8 orang, yang menyatakan
cukup
sering
12
orang.
Berikut
ini
Gambar
4.28
yang
menggambarkan tingkat merekomendasikan produk margarin yang digunakan kepada orang lain.
20 15 Blue Band
10
Simas Palmia 5
Forvita
0 Sangat Sering
Sering
Cukup Sering
Jarang
Sangat Jarang
Sumber : Hasil Pengolahan Data 2011
GAMBAR 4.28 TANGGAPAN RESPONDEN MENGENAI TINGKAT MEREKOMENDASIKAN MARGARINYANG DIGUNAKAN KEPADA ORANG LAIN
184
2)
Tingkat ajakan responden kepada orang lain untuk terus menggunakan margarin Berdasarkan hasil pengolahan data yang diambil dari jawaban responden
atas pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner yang diberikan, maka dapat diperoleh hasil tanggapan responden mengenai tingkat ajakan responden kepada orang lain untuk terus menggunakan margarindi Desa Banjaranpada Tabel 4.29sebagai berikut : TABEL 4.29 TINGKAT AJAKAN KEPADA ORANG LAIN UNTUK TERUS MENGGUNAKAN MARGARIN Alternatif Frekuensi Persentase No Pernyataan Jawaban (F) (%) 18 Tingkat ajakan Sangat Sering 0 0 responden kepada Sering 0 0 orang lain untuk Cukup Sering 46 46 terus menggunakan Jarang 42 42 margarin. Sangat Jarang 12 12 TOTAL 100 100
Skor 0 0 138 84 12 234
Sumber: Hasil Pengolahan Data 2011
Berdasarkan Tabel 4.29dapat dilihat tentangtingkat ajakan responden kepada orang lain untuk terus menggunakan margarin, sebagian kecil menyatakan sangat jarang yaitu sebanyak 12 responden (12%), hampir setengahnya46 responden (46%) menyatakan cukup sering dalam mengajak orang lain untuk menggunakan margarin kepada orang lain dan 42 responden (42%) menyatakan jarang. Dengan demikian dapat disimpulkan sebagian kecil yaitu sebanyak 23%[0%+0%+(46%:2)] responden menyatakan jarang untuk mengajak orang lain menggunakan margarin. Responden pengguna margarin sebagian kecil menyatakancukup sering mengajak orang lain untuk menggunakan Blue Band yaitu sebanyak 26 orang, yang menyatakan jarang sebanyak 14 orang, sebanyak 6 orang menyatakan
185
sangat jarang. Responden pengguna margarin Simas Palmia sebagian kecil menyatakan cukup sering mengajak orang lain menggunakan margarin Simas Palmia, yang menyatakan cukup sering sebanyak 20 orang, yang menyatakan jarang sebanyak 8 orang dan yang menyatakan sangat jarang sebanyak 5 orang. Sedangkan responden pengguna margarin Forvita sebagian kecil menyatakan jarang sebanyak 20 orang, dan yang menyatakan sangat jarang sebanyak 1 orang. Berikut ini Gambar 4.29 yang menggambarkan tanggapan responden terhadap tingkat ajakan menggunakan margarin yang digunakan kepada orang lain.
30 25 20 15
Blue Band
10
Simas Palmia Forvita
5 0 Sangat Sering
Sering
Cukup Sering
Jarang
Sangat Jarang
Sumber : Hasil Pengolahan Data 2011
GAMBAR 4.29 TANGGAPAN RESPONDEN MENGENAI TINGKAT AJAKAN KEPADA ORANG LAIN UNTUK TERUS MENGGUNAKAN MARGARIN
3)
Tingkat menceritakan hal positif tentang margarinkepada orang lain Berdasarkan hasil pengolahan data yang diambil dari jawaban responden
atas pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner yang diberikan, maka dapat diperoleh hasil tanggapan responden mengenai tingkat menceritakan hal positif tentang margarin kepada orang lain di Desa Banjaranpada Tabel 4.30sebagai berikut :
186
TABEL 4.30 TINGKAT MENCERITAKAN HAL POSITIF TENTANG MARGARIN KEPADA ORANG LAIN Alternatif Frekuensi Persentase No Pernyataan Skor Jawaban (F) (%) Sangat Sering 19 Tingkat 0 0 0 menceritakan hal Sering 0 0 0 positif tentang Cukup Sering 47 47 141 margarin kepada Jarang 41 41 82 orang lain Sangat Jarang 12 12 12 TOTAL 100 100 235 Sumber: Hasil Pengolahan Data 2011
Berdasarkan Tabel 4.30dapat dilihat tentangtingkat menceritakan hal positif tentang margarin kepada orang lain,sebagian kecilsebanyak 12 responden (12%) menyatakan sangat jarang. Hampir setengahnya47 responden (48%) menyatakan cukup sering, 41 responden (41%) menyatakan jarang. Dengan demikian
dapat
disimpulkan
sebagian
kecilyaitu
sebanyak
23,5%[0%+0%+(47%:2)] responden menyatakan jarang dalam menceritakan hal positif tentang margarin kepada orang lain. Responden pengguna margarin Blue Band sebagian kecil menyatakan cukup sering sebanyak 23 orang, yang menyatakan jarang sebanyak 17 orang yang menyatakan sangat jarang sebanyak 6 orang. Responden pengguna margarin Simas Palmia sebagian kecil menyatakan cukup sering sebanyak 20 orang, yang menyatakan sangat jarang5 orang dan 8 orang menyatakan jarang. Sedangkan responden pengguna margarin Forvita sebagian kecil menyatakan jarang sebanyak 13 orang, yang menyatakan cukup sering sebanyak 7 orang dan paling sedikit yaitu sebanyak 1 orang menyatakan sangat jarang menyatakan hal positif tentang margarin. Berikut ini Gambar 4.30 yang menggambarkan mengenai tanggapan responden terhadap tingkat menceritakan hal positif tentang margarin yang digunakan.
187
25 20 15
Blue Band
10
Simas Palmia Forvita
5 0 Sangat Sering
Sering
Ckup Sering
Jarang
Sangat Jarang
Sumber : Hasil Pengolahan Data 2011
GAMBAR 4.30 TANGGAPAN RESPONDEN TERHADAP TINGKAT MENCERITAKAN HAL POSITIF MARGARIN YANG DIGUNAKAN KEPADA ORANG LAIN
4.2.3.4 Pembelian Di luar Lini Produk(purchase across product or service lines) 1)
Tingkat pembelian di luar lini produk Berdasarkan hasil pengolahan data yang diambil dari jawaban responden
atas pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner yang diberikan, maka dapat diperoleh hasil tanggapan responden mengenai tingkat pembelian di luar lini produk di Desa Banjaranpada Tabel 4.31sebagai berikut : TABEL 4.31 TINGKAT PEMBELIAN DI LUAR LINI PRODUK Alternatif Frekuensi Persentase No Pernyataan Jawaban (F) (%) 20 Tingkat pembelian di Sangat Tinggi 20 20 luar lini produk Tinggi 44 44 Cukup Tinggi 31 31 Tidak Tinggi 4 4 Sangat 1 1 Rendah TOTAL 100 100 Sumber: Hasil Pengolahan Data 2011
Skor 100 176 93 8 1 378
188
Berdasarkan Tabel 4.31dapat dilihat tentangtingkat pembelian di luar lini produk,sebagian kecilsebanyak 1 responden (1%) menyatakan sangat rendah, 4 responden (4%) menyatakan rendah. Hampir setengahnya44 responden (44%) menyatakan tinggi, 31 responden (31%) menyatakan cukup tinggi dan sebagian kecil 20 responden (20%) menyatakan sangat tinggi . Dengan demikian dapat disimpulkan hampir seuruhnya yaitu sebanyak 79.5%[20%+44%+(31%:2)] responden menyatakan pembelian di luar lini produk tinggi. Responden pengguna margarin Blue Band kebanyakan menyatakan tinggi sebanyak 20 orang, yang menyatakan sangat tinggi yaitu sebanyak 15 orang dan yang menyatakan cukup tinggi sebanyak 11 orang. Responden pengguna margarin Simas Palmia sebagian kecil menyatakan tinggi sebanyak 21 orang, yang menyatakan sangat tinggi yaitu sebanyak 5 orang dan 7 orang menyatakan cukup tinggi. Sedangkan responden pengguna margarin Forvita sebagian kecil menyatakancukup tinggi yaitu sebanyak 13 orang, yang menyatakan tinggi sebanyak 3 orang, yang menyatakan tidak tinggi sebanyak 1 orang dan sangat tidak tinggi sebanyak 4 orang.Berikut ini Gambar 4.31 yang menggambarkan tanggapan responden mengenai tingkat pembelian di luar lini produk.
25 20 15 10 5 0
Blue Band Simas Palmia Forvita Sangat Tinggi
Tinggi
Cukup Tinggi
Rendah Sangat Rendah
Sumber : Hasil Pengolahan Data 2011
GAMBAR 4.31 TANGGAPAN RESPONDEN MENGENAI TINGKAT PEMBELIAN DILUAR LINI PRODUK
189
Berdasarkan hasil tanggapan responden pada hasil penelitian dapat diketahui hasil gambaran mengenai loyalitas pelanggandari hasil rekapitulasi yang disajikan pada Tabel 4.32 sebagai berikut:
No. 1.
2.
3.
4.
TABEL 4.32 REKAPITULASI INDIKATOR LOYALITAS PELANGGAN Ukuran Perolehan Skor % Skor Ideal Repeat Purchase (pembelian ulang) Tingkat pembelian ulang 286 500 57.2 Tingkat keinginan untuk terus 284 500 56.8 menggunakan margarin dengan merek yang sama Sub Total 570 1000 57. Immunity (penolakan terhadap produk pesaing) Tingkat penolakan responden terhadap 299 500 59.8 produk pesaing Sub Total 299 500 59.8 Refers Other (penciptaan prospek) Tingkat merekomendasikan produk 273 500 58.4 margarin kepada orang lain. Tingkat ajakan responden kepada orang 234 500 46.8 lain untuk terus menggunakan margarin Tingat menceritakan hal positif tentang 260 500 52.4 margarin kepada orang lain. Sub Total 767 1500 51. Purchase across product or service lines Retention(Pembelian di luar lini produk) Tingkat Pembelian di luar lini produk Sub Total TOTAL SKOR
378 378 2014
500 500 3500
75.6 75.6 57.5
Sumber : Hasil Pengolahan Data 2011
Berdasarkan Tabel 4.32 aspek loyalitas pelanggan pada margarin memperoleh skor 2.014 apabila di persentasekan kedalam skor ideal maka diperoleh persentase sebesar 57.5% yang artinya menurut Moh Ali (1985:184) termasuk kedalam kategori “sebagian besar” responden menyatakan bahwa loyalitas pelanggan pada margarin cukup tinggi. Indikator paling tinggi yaitu purchase across product or service lines retention(Pembelian di luar lini
190
produk)dengan skor 75.6%, indikator lainnya yaitu Immunity (penolakan terhadap produk pesaing)dengan skor 59.8%,repeat purchase (pembelian ulang) sebesar 57%, dan indikator yang paling rendah yaitu refers other (penciptaan prospek)dengan skor 51%. Indikator loyalitas pelanggan terdiri dari repeat purchase (pembelian ulang) terdapat 2 item pertanyaan yaitu mengenai tingkat pembelian ulang dan tingkat keinginan untuk terus menggunakan margarin dengan merek yang sama. Indikator immunity (penolakan terhadap produk pesaing) terdiri dari 1 item pertanyaan yaitu mengenai tingkat penolakan responden terhadap produk pesaing. Indikator refers other (penciptaan prospek) terdiri dari 3 pertanyaan mengenai tingkat merekomendasikan produk margarin kepada orang lain, tingkat ajakan responden kepada orang lain untuk terus menggunakan margarin dan tingkat menceritakan hal positif tentang margarin kepada orang lain. Indikator purchase across productor service lines retention(Pembelian di luar lini produk) terdiri dari 1 item pertanyaan mengenai tingkat pembelian di luar lini produk. Berdasarkan
Tabel
4.32
dapat
diketahui
bahwa
indikator
yang
memperoleh skor paling tinggi yaitu purchase across productor service lines retention(Pembelian di luar lini produk) dengan item pertanyaan tingkat pembelian di luar lini produk. Hal ini disebabkan karena responden banyak menggunakan produk dari nama produsen yang sama dengan produk yang berbeda seperti PT Unilever Indonesia, misalnya Axe untuk merek deodoran, Blue Band untuk margarin, Domestos untuk obat nyamuk, Omountuk sabun deterjen, Pepsodent untuk pasta gigi dan Sunsilk untuk sampo. PT Indofood Sukses Makmur selain merek Simas Palmia untuk margarin, terdapat produk lain yang banyak dibeli responden yaitu Indomie untuk mie instant, segitiga biru untuk
191
tepung terigu, Bimoli untuk minyak goreng, Indomilk untuk susu kental manis. Sadangkan PT Bina Karya Prima selain margarin Forvita juga ada sabun Shinzui yang dibeli responden. Sedangkan perolehan skor terendah yaitu indikator
refers
other
(penciptaan prospek) pada item pertanyaan tingkat ajakan responden kepada orang lain untuk terus menggunakan margarin. Hal ini disebabkan karena produk margarin sudah lama berkembang di pasaran dan setiap orang sudah memiliki pilihannya
masing-masing
sehingga
sudah
sangat
jarang
orang
merekomendasikan margarin. Selain itu margarin merupakan kebutuhan sekunder atau sifatnya hanya melengkapi saja. Skor ideal loyalitas pelanggan adalah 3500 untuk 7 item pertanyaan. Perolehan skor berdasarkan hasil pengolahan data pada variabel loyalitas pelanggan pembelian adalah 2.014. Sedangkan untuk mencari daerah kontinum yang menunjukkan wilayah ideal dari tanggapan responden terhadap loyalitas pelanggan, berdasarkan rumus menurut Sugiyono (2008:135) adalah sebagai berikut: Mencari Skor Tertinggi LoyalitasPelanggan Skor Ideal = Skor Ideal =
Skor Tertinggi 5
x
Jumlah Butir Pertanyaan 7
x
X X
Jumlah Responden 100 =3.500
Mencari Skor TerendahLoyalitas Pelanggan Skor Terendah = Skor
x
Terendah Skor Terendah =
1
Jumlah Butir
x
Pertanyaan x
7
Jumlah Responden
x
100
Mencari Panjang Interval Kelas Loyalitas Pelanggan Hal ini secara kontinum dapat dibuat kategori sebagai berikut:
= 700
192
SangatR endah
Rendah
700
1400
2014
CukupTi nggi
Tinggi
SangatTi nggi
2100
2800
3500
Sumber: Diolah Dari Hasil Penelitian 2011
GAMBAR 4.32 HASIL KONTINUM LOYALITAS PELANGGAN Berdasarkan gambar 4.32 nilai kontinum loyalitas pelanggan yaitu 2.014 sesuai dengan data penelitian, termasuk dalam kategori tinggi. Jadi tanggapan responden terhadap loyalitas pelanggan pada margarin yang terdiri dari repeat purchase (pembelian ulang), immunity (penolakan terhadap produk pesaing), refers other (penciptaan prospek) dan purchase across product or service lines retention (pembelian di luar lini produk) termasuk dalam kategori tinggi. Berdasarkan indikator tersebut maka faktor yang berpengaruh besar pada tingkat loyalitas
pelanggan
adalah
purchase
across
product
or
service
lines
retention(Pembelian di luar lini produk)dengan skor 75.6%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tingkat loyalitas pelanggan pada margarin tinggi. Tujuan utama dari setiap perusahaan yang berorientasi kepada pasar sasarannya adalah pencapaian kepuasan pelanggan, memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan serta ekspektasi pelanggan. Kepuasan merupakan perasaaan yang timbul dari pemenuhan antara kinerja yang diterima pelanggannya dengan harapannya. Kepuasan pelanggan dapat menghasilkan pembelian kembali dan akan berlanjut menjadi kesetiaan atau loyalitas. Loyalitas tidak lepas dari adanya kepuasan pelanggan (customer satisfaction). Karena menurut beberapa pakar, terdapat hubungan yang erat
193
antara kepuasan konsumen dengan loyalitas pelanggan. Diantaranya menurut Barnes (2003:41) mengatakan bahwa untuk meningkatkan loyalitas, maka kepuasan pelanggan harus dapat ditingkatkan dan mempertahankan tingkat kepuasan tersebut dalam jangka panjang. Menurut Matt Hasan (2007:8) berpendapat bahwa ”A loyal customer in this context probably refers to a customer who continues to do business with the company.” Artinya pelanggan yang setia dalam konteks ini adalah pelanggan yang terus melakukan bisnis dengan perusahaan. Berdasarkan pendapat para ahli tersebut diatas bahwa kualitas produk dan jika harga yang ditawarkan oleh perusahaan mampu diterima dengan baik oleh konsumen, dalam hal ini kualitas produk yang baik dan didukung dengan persepsi konsumen yang positif terhadap harga akan membuat konsumen tertarik untuk melakukan pembelian dan akhirnya menimbulkan sikap loyalitas dan tidak beralih kepada merek lain.
4.2.4 Pengaruh Kualitas Produk terhadap Loyalitas Pelanggan Margarin Berdasarkan hasil analisis data, maka diperoleh kesimpulan bahwa kualitas produk mempunyai hubungan dengan loyalitas pelanggan, dimana nilai korelasi (r) adalah sebesar 0,224. Hal ini berarti bahwa antara kualitas produk dengan loyalitas pelanggan yang akan dibentuk mempunyai korelasi dalam kategori rendah. Hal ini terbukti dengan hasil perhitungan koefisien determinasi yaitu dengan menguadratkan koefisien korelasi r2X100%= (0,224)2X100% diperoleh hasil sebesar 5.02% berarti bahwa perubahan variabel loyalitas pelanggan sebesar 5.02% dipengaruhi oleh kualitas produk. Sedangkan 94.98% perubahan loyalitas pelanggan dipengaruhi oleh faktor lain di luar penelitian.
194
Adapun untuk menguji loyalitas pelanggan maka dapat diketahui melalui tabel anova atau Ftest dimana Fhitung yaitu sebesar 28.290 dengan taraf signifikansi sebesar 0,000 yang lebih kecil dari taraf signifikansi 5%, sedangkan Ftabel sebesar 3.26 (dapat dilihat dalam lampiran) dikarenakan nilai Fhitung > Ftabel (28.290> 3.26), maka dapat disimpulkan Ho ditolak, artinya terdapat hubungan linear antara kualitas produk dengan loyalitas pelanggan. Pengujian hipotesis dilakukan dengan membandingkan thitung dengan ttabel perhitungan uji signifikansi dengan menggunakan alpha 0,05 pada uji satu pihak dengan derajat kebebasan (dk)n-2, (dk)=100-2 maka dk=98 diperoleh thitung dan ttabel dengan taraf kesalahan 5%. Hasil pengujian hipotesis yang dilakukan berdasarkan uji t secara parsial yang dilakukan untuk kualitas produk yaitu 5.319 > 1,98 yang berarti kualitas produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas pelanggan. Pernyataan
tersebut
diperoleh
menggunakan metode regresi
melalui
pengujian
hipotesis
yang
linier, regresi tersebut ditunjukkan dengan
perolehan loyalitas pelanggan sebesar 12.989 dimana hasil tersebut dapat diartikan bila nilai setiap penambahan 1 satuan nilai kualitas produk akan meningkatkan loyalitas pelanggan yaitu sebesar 12.989 ditambah 0.562 dari kualitas produk (Y=12.989 +0.562X1), dimana koefisien determinasi (r2) yaitu 0,224 termasuk kategori rendah berada diantara (0,20 - 0,399). Ini berarti kualitas produk dapat mempengaruhi loyalitas pelanggan.Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi loyalitas pelanggan adalah kualitas produk. Salah satu cara yang dapat dilaksanakan perusahaan adalah dengan mempertahankan kualitas produk untuk mencapai tingkat loyalitas pelanggan.
195
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa suatu produk harus memiliki kualitas yang optimal dan mampu memenuhi kebutuhan pelanggan dengan bahan baku yang berkualitas tinggi serta memperhatikan kesehatan bagi tubuh (sanitasi) maka pelanggan akan mampu mengingat produk tersebut berdasarkan pengalaman dan pengetahuannya dalam menggunakan produk tersebut, yang pada akhirnya dapat meningkatkan loyalitas. Menurut J.Paul Peter and James H. Donnelly,Jr (2007:82) bahwa “Kualitas dapat didefinisikansebagaiderajat keunggulan atau
suatu
produk
memiliki
superioritas yang tinggi sehingga dapat memuhi kebutuhan konsumen dan kembali lagi membeli produk yang sama.” Berdasarkan pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa apabila dapat meningkatkan kualitas produk margarin sehingga bisa memuaskan kebutuhan konsumen maka konsumen akan semakin loyal pada produk margarin.
4.2.5 Pengaruh Persepsi Harga terhadap Loyalitas Pelanggan Berdasarkan hasil analisis data, maka diperoleh kesimpulan bahwa persepsi harga mempunyai hubungan dengan loyalitas pelanggan, dimana nilai korelasi (r) adalah sebesar 0,203. Hal ini berarti bahwa antara kualitas produk dengan loyalitas pelanggan yang akan dibentuk mempunyai korelasi dalam kategori rendah. Hal ini terbukti dengan hasil perhitungan koefisien determinasi yaitu dengan menguadratkan koefisien korelasi r2X100%= (0,203)2X100% diperoleh hasil sebesar 5.02% berarti bahwa perubahan variabel loyalitas pelanggan sebesar 4.12% dipengaruhi oleh persepsi harga. Sedangkan 95.88% perubahan loyalitas pelanggan dipengaruhi oleh faktor lain di luar penelitian.
196
Adapun untuk menguji loyalitas pelanggan maka dapat diketahui melalui tabel anova atau Ftest dimana Fhitung yaitu sebesar 25.005 dengan taraf signifikansi sebesar 0,000 yang lebih kecil dari taraf signifikansi 5%, sedangkan Ftabel sebesar 3.26 (dapat dilihat dalam lampiran) dikarenakan nilai Fhitung > Ftabel (25.005> 3.26), maka dapat disimpulkan Ho ditolak, artinya terdapat hubungan linear antara persepsi harga dengan loyalitas pelanggan. Pengujian hipotesis dilakukan dengan membandingkan thitung dengan ttabel perhitungan uji signifikansi dengan menggunakan alpha 0,05 pada uji satu pihak dengan derajat kebebasan (dk)n-2, (dk)=100-2 maka dk=98 diperoleh thitung dan ttabel dengan taraf kesalahan 5%. Hasil pengujian hipotesis yang dilakukan berdasarkan uji t secara parsial yang dilakukan untuk persepsi harga yaitu 5 > 1,98 yang berarti persepsi harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas pelanggan. Pernyataan
tersebut
diperoleh
menggunakan metode regresi
melalui
pengujian
hipotesis
yang
linier, regresi tersebut ditunjukkan dengan
perolehan loyalitas pelanggan sebesar 18.502 dimana hasil tersebut dapat diartikan bila nilai setiap penambahan 1 satuan nilai persepsi harga akan meningkatkan loyalitas pelanggan yaitu sebesar 18.502 ditambah 0.569 dari persepsi harga (Y=18.502 +0.569X2), dimana koefisien determinasi (r2) yaitu 0,203 termasuk kategori rendah berada diantara (0,20 - 0,399). Ini berarti persepsi harga dapat mempengaruhi loyalitas pelanggan.Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi loyalitas pelanggan adalah persepsi harga. Salah satu cara yang dapat dilaksanakan perusahaan adalah dengan mempertahankan persepsi harga yang baik untuk mencapai tingkat loyalitas pelanggan.
197
Menurut Jarvenppa dan Todd, (1997:120); Liu dan Arnett, (2000:34) bahwa “Persepsi harga memainkan peranan yang cukup penting dalam penentuan kepuasan setelah pembelian dan untuk mempengaruhi konsumen untuk kembali membeli produk yang sama.” Valerie dan Zeithaml (2009:14) menyatakan “Nilai pelanggan diartikan sebagai “Seluruh penilaian konsumen terhadap kegunaan produk berdasarkan pada persepsi apa yang diterima dan apa yang diberikan”. Terdapat dua gambaran pokok pada nilai yang diterima pelanggan (Costumer Perceived Value). Pertama, Costumer Perceived Value (CPV) merupakan hasil dari persepsi pelanggan sebelum pembelian (harapan), evaluasi selama transaksi (harapan versus penerimaan), dan penilaian setelah pembelian (setelah penggunaan). Kedua, CPV melibatkan perbedaan antara manfaat yang diterima dan pengorbanan yang diberikan. Menurut Monroe (2003:46) “Persepsi para pembeli terhadap nilai menggambarkan sebuah pertukaran antara kualitas atau manfaat yang diterima dari produk dengan pengorbanan yang mereka berikan dan biaya yang dikeluarkan untuk membayar harga peroduk.” Berdasarkan pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa apabila harga sesuai dengan produk margarin yang ditawarkan sehingga bisa memuaskan kebutuhan konsumen maka konsumen akan kembali membeli produk tersebut dan semakin loyal pada produk margarin.
4.2.6 Pengaruh Persepsi Kualitas Produk Dan Harga Terhadap Loyalitas Pelanggan Berdasarkan hasil analisis data, maka diperoleh kesimpulan bahwa kualitas produk dan persepsi harga mempunyai hubungan dengan loyalitas
198
pelanggan, dimana nilai korelasi (r) adalah sebesar 0,304. Hal ini berarti bahwa antara kualitas produk dan persepsi harga dengan loyalitas pelanggan yang akan dibentuk mempunyai korelasi dalam kategori rendah. Hal ini terbukti dengan hasil perhitungan koefisien determinasi yaitu dengan menguadratkan koefisien korelasi r2X100%= (0,304)2X100% diperoleh hasil sebesar 9.25% berarti bahwa perubahan variabel loyalitas pelanggan sebesar 9.25% dipengaruhi oleh kualitas produk dan persepsi harga. Sedangkan 90.75% perubahan loyalitas pelanggan dipengaruhi oleh faktor lain di luar penelitian. Adapun untuk menguji loyalitas pelanggan maka dapat diketahui melalui tabel anova atau Ftest dimana Fhitung yaitu sebesar 21.135 dengan taraf signifikansi sebesar 0,000 yang lebih kecil dari taraf signifikansi 5%, sedangkan Ftabel sebesar 3.26 (dapat dilihat dalam lampiran) dikarenakan nilai Fhitung > Ftabel (21.135> 3.26), maka dapat disimpulkan Ho ditolak, artinya terdapat hubungan linear antara kualitas produkdan persepsi harga dengan loyalitas pelanggan. Pengujian hipotesis dilakukan dengan membandingkan thitung dengan ttabel perhitungan uji signifikansi dengan menggunakan alpha 0,05 pada uji satu pihak dengan derajat kebebasan (dk)n-2, (dk)=100-2 maka dk=98 diperoleh thitung dan ttabel dengan taraf kesalahan 5%. Hasil pengujian hipotesis yang dilakukan berdasarkan uji t secara parsial yang dilakukan untuk kualitas produkyaitu 3.736> 1,98 yang berarti kualitas produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas pelanggan. Sedangkan hasil dari uji t untuk persepsi harga yaitu 3.328> 1,98 hal tersebut berarti persepsi harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas pelanggan.
199
Pernyataan
tersebut
diperoleh
melalui
pengujian
hipotesis
yang
menggunakan metode regresi linier ganda, regresi tersebut ditunjukkan dengan perolehan loyalitas pelanggan sebesar 10.312 dimana hasil tersebut dapat diartikan bila nilai setiap penambahan 1 satuan nilai kualitas produk dan persepsi hargaakan meningkatkan loyalitas pelanggan yaitu sebesar 10.312 ditambah 0.412 dari kualitas produk ditambah 0.390 dari persepsi harga (Y=10.312 +0.412X1 + 0.390X2), dimana koefisien determinasi (r2) yaitu 0,304 termasuk kategori rendah berada diantara (0,20 - 0,399). Ini berarti kualitas produk dan persepsi harga dapat mempengaruhi loyalitas pelanggan.Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi loyalitas pelanggan adalah kualitas produk dan persepsi harga. Untuk dapat mencapai tingkat loyalitas pelanggan yang tinggi, salah satu cara yang dapat dilaksanakan perusahaan adalah dengan mempertahankan kualitas produk dan dengan harga yang dipersepsikan baik oleh konsumen. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa suatu produk harus memiliki kualitas yang optimal dengan harga yang dipersepsikan dengan baik dan mampu memenuhi kebutuhan pelanggan dengan bahan baku yang berkualitas tinggi serta memperhatikan kesehatan bagi tubuh (sanitasi) maka pelanggan akan mampu mengingat produk tersebut berdasarkan pengalaman dan pengetahuannya dalam menggunakan produk tersebut, yang pada akhirnya dapat meningkatkan loyalitas. Griffin (2005:31) berpendapat bahwa “Pelanggan yang loyal memandang seberapa besar harga yang ditawarkan suatu produk jika sesuai dengan kualitas yang dirasakan, pelanggan akan merasa puas dan loyal terhadap produk tersebut”.
200
Berdasarkan pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa apabila dapat meningkatkan kualitas produk margarin dan dengan harga yang dipersepsikan baik sehingga bisa memuaskan kebutuhan konsumen maka konsumen akan semakin loyal pada produk margarin. Menjadi konsumen yang loyal, seseorang harus melalui beberapa tahapan yang melalui suatu proses yang dapat berlangsung lama. Dalam memperhatikan masing-masing tahap dan memenuhi kebutuhan dalam setiap tahap tersebut, perusahaan memiliki peluang yang lebih besar untuk membentuk calon pembeli menjadi konsumen yang loyal. Hill (2000:61) menjelaskan bahwa tahapan loyalitas terbagi atas enam tahapan sebagai berikut : 1. Suspect (Tersangka) This segment includes all the buyer of the product/service category in the market place. Suspect are either unware of your organization’s product or service or have no inclination to purchase it. Segmen ini meliputi semua kategori pembelian barang/jasa dalam pasar.Suspect tidak hanya menyadari keberadaan produk dari suatu perusahaan atau tidak ada kecenderungan untuk membeli. 2. Prospect (Calon Pelanggan) Prospect are potensial customers who have some attraction towards your organization but have not yet taken to step of doing business with you. Prospek adalah pelanggan potensial yang memiliki daya tarik terhadap suatu organisasi atau perusahaan tetapi belum terjadi tindakan bisnis dengan perusahaan tersebut. 3. Customer (Pelanggan)
201
Typically a one-of purchaser of your product (although the category may include some repeat buyers) who has no feeling of loyalty towards your organization. Pembeli produk suatu perusahaan, termasuk beberapa pembeli ulang yang belum merasa loyal terhadap perusahaan tersebut. 4. Clients (Klien) Repeat customers who have positive felings of loyalty towards your organization but who support is passive rather than active towards your organization. Pelanggan yang memiliki perasaan positif untuk loyal terhadap suatu perusahaan tetapi dukungannya terhadap perusahaan masih pasif. 5. Advocate (Pendukung) Clients who actively support your organization by recommending it to others. Pelanggan yang secara aktif mendukung suatu perusahaan dengan merekomendasikan kepada orang lain. 6. Partners (Mitra) A partnership is the strongest form of customer supplier relationship which is sustained both parties it as mutually beneficial. Persekutuan adalah bentuk hubungan saling menguntungkan antara supplier (pemasok) dan pelanggan yang berlangsung terus menerus. Lebih jelasnya mengenai tingkat loyalitas pelanggan di atas dapat dilihat pada gambar piramida loyalitas pelanggan menurut Hill berikut ini.
202
Partners
Advocates 32% Clients 68% Customers 100% Prospect Suspect
GAMBAR 4.33 THE LOYALTY PYRAMID PELANGGAN MARGARIN DI DESA BANJARAN
Berdasarkan Gambar 4.33 di atas dapat dilihat bahwa pelanggan pela margarin di Desa Banjaran 100% termasuk kategori customersyaitu pembeli embeli produk suatu perusahaan margarin, margarin, termasuk beberapa pembeli ulang yang belum merasa loyal terhadap produk tersebut. Sebesar 68% termasuk kategori clients yang artinya bahwa pelanggan margarin di Desa Banjaran memiliki perasaan positif untuk loyal terhadap margarin tetapi dukungannya pada perusahaan masih pasif. Sebesar 32% pelanggan margarin termasuk kategori advocatesyaitu advocates pelanggan yang secara aktif mendukung suatu perusahaan dengan merekomendasikan kepada orang lain.
4.3 Pengujian Hipotesis Pengaruh Persepsi Kualitas Produk dan Harga terhadap Loyalitas Pelanggan Margarin Pengujian ini dilakukan untuk mengukur seberapa besar pengaruh Kualitas Produkdan Persepsi Hargaterhadap Harga Loyalitas Pelanggan pada margarin, bagaimana pengaruh Kualitas produkdan Persepsi Harga hingga menimbulkan
203
Loyalitas Pelanggan. Untuk menguji pengaruh antara pelaksanaan Kualitas Produkdan Persepsi Harga dengan tingkat Loyalitas Pelanggan, maka dilakukan uji statistik regresi ganda dengan aplikasi software SPSS (Statistical Product for Service Solution) 18,0 dan dibantu software microsoft excel. Hasil uji statistik yang dilakukan dengan analisis regresi ganda untuk mengetahui pengaruh antara variabel pengaruh Kualitas Produkdan Persepsi Harga terhadap Loyalitas Pelanggan ini disajikan hasilnya dalam beberapa tabel sebagai berikut.
4.3.1
Analisis Korelasi Hasil dari pengolahan data untuk mengetahui korelasi atau hubungan
antara Kualitas Produkdan Persepsi Harga dengan Loyalitas Pelanggan dapat dilihat pada Tabel 4.33.
TABEL 4.33 OUTPUT KOEFISIEN KORELASI Pearson Correlation
Loyalitas Pelanggan Kualitas Produk Persepsi Harga Sig. (1-tailed) Loyalitas . Pelanggan Kualitas Produk Persepsi Harga N Loyalitas Pelanggan Kualitas Produk Persepsi Harga Sumber : Hasil Pengolahan Data 2011
Loyalitas Pelanggan 1,000
Kualitas Produk ,473
Persepsi Harga ,451
,473 ,451
1,000 ,409 ,000
,409 1,000 ,000
,000 . ,000 100
,000 . 100
,000 100
100 100
100 100
100 100
Nilai yang diperoleh dari Tabel 4.32 di atas yaitu kualitas produksebesar 0,473 dan persepsi hargasebesar 0,451 artinya terdapat hubungan yang sedang antara variabel kualitas produk, persepsi hargadanvariabel loyalitas pelanggan, berdasarkan interpretasi koefisien korelasi nilai r (0,40-0,599). Nilai p-value pada
204
kolom sig. (1-tailed) 0,000 <0,05 level of significant (α) berarti Ha diterima dan Ho ditolak. Artinya, kualitas produkdan persepsi harga berkorelasi dengan loyalitas pelanggan. Secara spesifik, jika kualitas produk dan persepsi hargamengalami kenaikan maka loyalitas pelanggan akan mengalami kenaikan, atau
jika kualitas produk dan persepsi hargamengalami penurunan maka
loyalitas pelanggan akan mengalami penurunan. Berdasarkan tabel model summary dengan menggunakan aplikasi software SPSS 18 maka dapat diperoleh hubungan antara kualitas produk dan persepsi hargadengan loyalitas pelanggan pada margarin yang terlihat pada tabel berikut ini:
Model
TABEL 4.34 MODEL SUMMARY R Square Adjusted R Square
R a
a. b.
,551 ,304 1 Predictors : (Constant), X2, X1 Dependent Variable : Loyalitas Pelanggan (Y)
Std. Error of the Estimate
,289
3,661
Sumber : Hasil Pengolahan Data 2011
Berdasarkan tabel model summary output SPSS 18, dapat diketahui bahwa korelasi atau hubungan antara variabel kualitas produk dan persepsi harga dengan variabel loyalitas pelanggan memperoleh hasil sebesar 0,551 (positif), ini artinya sesuai dengan pedoman untuk memberikan
interpretasi
terhadap koefisien korelasi (Sugiyono, 2008:250) maka korelasi antara kualitas produk dan persepsi harga dengan loyalitas pelanggan termasuk kategori sedang (0,40–0,599) dengan Standar Error Of Estimate (SEE) sebesar 3,661untuk variabel loyalitas pelanggan. Jika dibandingkan dengan angka Standar Deviasi (STD) loyalitas pelanggan sebesar 4,342, maka angka ini lebih kecil, dapat dilihat dalam Tabel 4.31 Ini artinya angka (SEE) baik untuk dijadikan
205
prediktor dalam menentukan loyalitas pelanggan, di mana angka yang baik untuk dijadikan sebagai prediktor variabel tergantung harus lebih kecil dari angka Standar Deviasi (SEE<STD), semakin kecil SEE akan membuat regresi semakin tepat dalam memprediksi variabel tergantung. Kemudian dari model summary di atas diperoleh angka R square yang diperoleh sebesar 0,551. Hal ini menunjukkan bahwa variabel kualitas produk (X1) dan persepsi harga (X2) berpengaruh terhadap loyalitas pelanggan (Y) sebesar 55.1%, yang artinya 55.1% perubahan loyalitas pelanggan disebabkan oleh kualitas produk (X1) dan persepsi harga (X2), dan sisanya 44.9% dipengaruhi oleh faktor lain diluar penelitian ini. TABEL 4.35 DESCRIPTIVE STATISTICS Mean Loyalitas Pelanggan Kualitas produk Persepsi Harga
Std. Deviation
28,42 27,47 17,42
4,342 3,658 3,438
N 100 100 100
Sumber : Hasil Pengolahan Data 2011
4.3.2
Analisis Regresi Ganda Analisis regresi ganda dimaksudkan untuk mengetahui hubungan
fungsional secara linear antara ketiga variabel. Analisis ini juga dapat digunakan untuk memperkirakan berapa tingkat perubahan variabel loyalitas pelanggan apabila variabel kualitas produk (X1)dan persepsi harga (X2) mengalami perubahan. Regresi digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kualitas produk (X1)dan persepsi harga (X2) terhadap loyalitas pelanggan (Y), output ANOVA dapat dilihat pada Tabel 4.36 dibawah ini: TABEL 4.36 OUTPUT ANOVAb
206
Model 1
Regression
Sum of Squares
df
Mean Square
566,468
2
283,234
Residual
1299,892
97
13,401
Total
1866,360
99
F
Sig. .000a
21.135
a. Predictors: (Constant), Persepsi Harga, Kualitas Produk b. Dependent Variable: Loyalitas Pelanggan Sumber: Hasil Pengolahan Data 2011
Berdasarkan Tabel ANOVA, dapat diketahui besarnya Fhitung melalui uji ANOVA atau Ftest, yaitu sebesar 21.135, sedangkan Ftabel = 3.26 (dapat dilihat dalam lampiran), karena nilai Fhitung>Ftabel, yaitu 21.135 > 3.26 maka dapat disimpulkan Ho DITOLAK dan Ha DITERIMA,artinya ada hubungan linier antara kualitas produk (X1)dan persepsi harga (X2) dengan loyalitas pelanggan dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000 yang lebih kecil dari taraf signifikansi 5%. Karena probabilitas (0,000) jauh lebih kecil dari 0,05, maka model regresi bisa dipakai untuk memprediksi loyalitas pelanggan (Y) atau dapat disimpulkan bahwa kualitas produk (X1)dan persepsi harga (X2) berpengaruh terhadap loyalitas pelanggan (Y). TABEL 4.37 OUTPUT KOEFISIEN REGRESI Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model 1
(Constant)
B
Standardized Coefficients
Std. Error
10.312
2.901
.412
.110
Persepsi .390 .117 Harga a. Dependent Variable: Loyalitas Pelanggan
Kualitas Produk
Beta
t
Sig.
3.555
.001
.347
3.736
.000
.309
3.328
.001
Sumber: Hasil Pengolahan Data 2011
Berdasarkan Tabel 4.37 diperoleh nilai t hitung untuk masing-masing variabel independent, sebagai berikut:
207
1. Uji t untuk Variabel Kualitas Produk Nilai t hitung untuk variabel kualitas (X1), yaitu sebesar 3.736.Karena t hitung > t tabel, yakni 3.736> 1.98 (dapat dilihat pada lampiran) maka hal ini dapat disimpulkan bahwa H0 DITOLAKdanHa DITERIMA.Artinya secara parsial, kualitas produk berpengaruh positif terhadap loyalitas pelanggan. 2. Uji t untuk Variabel Persepsi Harga Nilai t hitung untuk variabel Persepsi Harga (X2), yaitu sebesar 3.328.Karena t hitung > t tabel, yakni 3.328> 1.98 maka hal ini dapat disimpulkan bahwa H0 DITOLAKdanHa
DITERIMA.Artinya
secara
parsial,
persepsi
harga
berpengaruh positif terhadap loyalitas pelanggan. Berdasarkan tabel koefisien regresi di atas, maka diperoleh persamaan regresi linier ganda antara kualitas produk (X1)dan persepsi harga (X2) dengan loyalitas pelanggan (Y), yaitu sebagaiberikut: Y = a + b1X1 + b2X2adalah loyalitas pelanggan (Y) = 10.312 + 0.412X1 + 0.390X2 . Artinya besar perubahan loyalitas pelnggan (Y) yang terjadi mengikuti perubahan kualitas produk (X1)dan persepsiharga(X2).
Y = a + b1X1 + b2X2 Loyalitas Pelanggan (Y) = 10.312 + 0.412X1 + 0.390X2 Dari persamaan tersebut dapat ditarik kesimpulan yang menyatakan bahwa: 1. Setiap terjadi peningkatan kualitas produk akan meningkatkan loyalitas pelanggan sebesar 0.412 satu satuan nilai dan sebaliknya jika terjadi penurunan kualitas produk akan menurunkan loyalitas pelanggan sebesar 0.412 satu satuan nilai. 2. Setiap terjadi peningkatan persepsi harga akan meningkatkan loyalitas pelanggan sebesar 0.390 satu satuan nilai dan sebaliknya jika terjadi
208
penurunan persepsi harga akan menurunkan loyalitas pelanggan sebesar 0.390 satu satuan nilai. nilai Untuk lebih jelasnya, persamaan tersebut akan digambarkan ke dalam sebuah diagram garis regresi linier ganda pada Gambar 4.34.
GAMBAR 4.34 DIAGRAM GARIS LINIER KUALITAS PRODUK DAN PERSEPSI HARGA TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN MARGARIN Gambar tersebut menunjukan bahwa data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah diagonal. Maka, model regresi memenuhi asumsi normalitas.
4.3.3
Koefisien Determinasi Untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel X1 dan X2 terhadap Y,
maka digunakan rumus koefisien determinasi sebagai berikut: KD
= r2 x 100% = (0,551 551)2 x 100% = 30.36 36%
209
Nilai tersebut dapat dilihat pula pada output koefisien korelasi pada lambang R square. Hasil perhitungan di atas menunjukkan bahwa besarnya KD (koefisien determinasi) adalah 30.36% yang berarti bahwa perubahan pada variabel Y sebesar 30.36% dipengaruhi oleh perubahan pada variabel X1 dan X2. Dengan kata lain loyalitas pelanggan 30.36% dipengaruhi oleh kualitas produk dan persesi harga. Sedangkan(100% - 30.36% = 69.63%) sisanya sebesar 69.63% dipengaruhi oleh faktor-faktor yang lain di luar penelitian ini.
4.4 Implikasi Penelitian Terhadap Pendidikan Pendidikan merupakan komponen yang memiliki peran yang strategis bagi bangsa Indonesia dalam mewujudkan tujuan yang telah dirumuskan. Salah satu tujuan bangsa Indonesia yang tertuang dalam Pembukaan UUD 1945 pada alinea ke empat adalah “mencerdaskan kehidupan bangsa”. Untuk mewujudkan hal tersebut dibutuhkan usaha yang terencana dan terprogram dengan jelas dalam agenda pemerintahan yang berupa penyelenggaraan pendidikan. Berhasil tidaknya penyelenggaraan pendidikan merupakan tanggung jawab berbagai pihak, antara lain pemerintah, masyarakat, keluarga dan sekolah. Penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran di tingkat persekolahan merupakan tanggung jawab pihak sekolah dan terutama para guru yang langsung berinteraksi dengan siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Sejalan
dengan
perkembangan
ilmu
pengetahuan
dan
teknologi,
pendidikan sangat diperlukan dalam perkembangan hidup manusia oleh karena itu pendidikan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Dalam Undang Undang No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa:
210
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan
proses
pembelajaran
agar
peserta
didik
secara
aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan dalam aspek praktis (guna laksana) yaitu untuk memberikan masukan dalam bidang pendidikan dalam membangun suatu organisasi yang handal dan kompeten dalam dunia pendidikan. Sehingga dapat dijadikan sebagai pertimbangan dalam mengembangkan strategi belajar mengajar guna meningkatkan kualitas di masa yang akan datang melalui temuan hasil penelitian yang dapat diterapkan ke dalam proses belajar mengajar yang didasari oleh visi dan misi yang telah dirumuskan oleh sekolah. Dengan mengimplikasikan konsep pemasaran (kualitas produk dan persepsi harga)kedalam pemasaran jasa (pendidikan di SMK). Dalam hal ini penulis mengimplikasikan konsep kualitas produk dan persepsi hargapada margarinke dalam konsep pendidikan di SMK. Berdasarkan hasil penelitian kualitas produkdan persepsi harga berpengaruh positif terhadap loyalitas pelanggan/pengguna quality(kualitas
jasa.
bahan
Kualitas baku),
produkterdiri
atas
sanitation(sanitasi),
raw
materials
knowledge
and
experience(pengetahuan dan pengalaman). Faktor yang paling dominan terhadap loyalitas pelanggan adalah sanitation(sanitasi).
Jika
diimplikasikan
ke
dalam
bidang
pendidikan
makasanitation(sanitasi) atau bisa diartikan sebagai segala daya upaya yang dilakukan untuk menjamin terwujudnya kondisi yang memenuhi persyaratan
211
kesehatanmerupakan faktor utama yang harus diperhatikan dalam menawarkan jasa pendidikan agar siswa merasakan kenyamanan saat menuntut ilmu. Menurut Mendiknas (pada pembukaan Rakernas UKS ke IX, 2008, Bali) : Sekolah sebagai tempat belajar, tidak saja perlu memiliki lingkungan bersih dan sehat, yang mendukung berlangsungnya proses belajar dan mengajar yang baik. Namun, juga diharapkan mampu membentuk siswa yang memiliki derajat kesehatan yang lebih baik."
Lingkungan
sekolah
yang
sehat,
tentu
akan
sangat
mendukung
pencapaian tujuan pendidikan. Lingkungan sekolah adalah lingkungan kehidupan sehari-hari siswa. Jika lingkungan sekolah dapat ditata dan dikelola dengan baik, maka akan menjadi wahana efektif pembentukan perilaku peduli lingkungan. Ini sangat penting, menanamkan kesadaran berperilaku hidup bersih dan sehat sejak di usia sekolah. Bagaimana pun warga lingkungan sekolah sangatlah beragam, mereka datang dari berbagai lingkungan. Diharapkan ketika berada di luar lingkungan sekolah, mampu menerapkan hidup bersih dan sehat seperti saat di sekolahnya. Lingkungan sekolah yang kondusif sangat diperlukan dalam menghasilkan lulusan yang cakap melalui proses belajar mengajar berbasis sistem pendidikan yang bermutu. Tidak itu saja, lingkungan sekolah yang kondusif juga akan ikut mendorong terwujudnya pola hidup bermutu yang pada saat ini sangat diperlukan dalam meningkatkan daya saing bangsa dimata dunia sekaligus melestarikan kekayaan sumber daya alam hayati Indonesia. Perwujudan sekolah yang sehat atau sekolah hijau adalah sekolah yang memiliki komitmen dan secara sistematis mengembangkan program-program untuk menginternalisasikan nilai-nilai lingkungan dalam seluruh aktivitas sekolah. Sekolah dengan visi, misi, tujuan dan kebijakan yang mengacu pada mutu
212
sekolah, sangat berkepentingan mewujudkan pola hidup bermutu melalui program Green School. Sebenarnya tidaklah mudah mewujudkan kesejatian sekolah sehat karena tidak sekedar lingkungan fisik bersih yang terlihat, namun lebih pada terbangunnya kesadaran lingkungan warga sekolah yang tercermin dalam perilaku keseharian sebagai tuntutan peningkatan mutu hidup Sekolah sebagai salah satu lembaga pendidikan yang diberikan tugas untuk mewujdkan tujuan pendidikan nasional harus menjalankan perannya dengan baik. Dalam menjalankan peran sebagai lembaga pendidikan ini, sekolah harus dikelola dengan baik agar dapat mewujudkan tujuan pendidikan yang telah dirumuskan dengan optimal. Pengelolaan sekolah yang tidak profesional dapat menghambat
proses
pendidikan
yang
sedang
berlangsung
dan
dapat
menghambat langkah sekolah dalam menjalankan fungsinya sebagai lembaga pendidian formal. Agar pengelolaan sekolah tersebut dapat berjalan dengan baik, dibutuhkan rencana strategis sebagai suatu upaya/cara untuk mengendalikan organisasi (sekolah) secara efektif dan efisien, sehingga tujuan dan sasarannya tercapai. Perencanaan strategis merupakan landasan bagi sekolah dalam menjalankan proses pendidikan. SMK Negeri 3 Bandungmerupakan sekolah yang telah berupaya menjadi sekolah yang memenuhi kriteria utama dari sekolah yang sehat yaitu adanya program pendidikan dan pelayanan kesehatan (health education and treatment), makanan
sehat (healthy
eating),
pendidikan
olahraga (physical
activity),
pendidikan mental (emotional health and well being) serta program lingkungan sekolah sehat dan aman (safe and healthy environment). Jika SMk Negeri 3
213
Bandung telah melaksanakan 5 kriteria sekolah sehat tersebut di atas secara integratif dan berkesinambungan maka bisa dikatakan bahwa sekolah tersebut memenuhi standar sekolah sehat secara internasional. Tahapan-tahapan yang perlu dilaksanakan demi terwujudnya harapan diatas adalah: 1. Pengembangan Kurikulum Berbasis Lingkungan 2. Perwujudan Sekolah Sejuk dan Produktif 3. Tanaman Sayuran Untuk Dimanfaatkan 4. Pramuka Cinta Lingkungan 5. Kantin Sehat 6. Pengelolaan Sampah 7. Budaya Hidup Sehat Dalam dunia pendidikan tidak terlepas dari adanya biaya yang dikeluarkan, sampai saat ini SMK Negeri 3 Bandung merupakan sekolah bagi kalangan menengah ke bawah, namun tidak menutup kemungkinan bagi kalangan menengah atas, hal ini dapat menarik banyak lulusan SMP untuk dapat melanjutkan sekolahnya ke SMK. Dengan demikian strategi yang dapat ditempuh oleh setiap sekolah adalah dengan kualitas dan harga/biaya yang diperspsikan baik. Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa pentingnya sekolah yang sehat sebagai pertanda bahwa sekolah itu berkualitas yang mendukung kesuksesan sekolah dan lulusannya, selain itu biaya yang dipersepsikan baik dapat dijangkau oleh semua kalangan.Dengan adanya sekolah yang sehat yang mencerminkan keunggulan sekolah, dan biaya sekolah yang dapat terjangkau diharapkan dapat mempengaruhi masyarakat untuk bersekolah di sekolah unggulan tersebut.