BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Perusahaan dan Tamu Hotel Bumi Asih Jaya Bandung 4.1.1 Profil Perusahaan 4.1.1.1 Identitas Perusahaan Nama Perusahaan
: Hotel Bumi Asih Jaya Bandung
Jenis Perusahaan
: Hotel Bintang 3 (***)
Pemilik
: PT. Puri Insan Asih
Alamat
: Jl. Soekarno Hatta No. 452 A, Bandung 40233
Telepon
: +62 227508151
Fax
: +62 227508154
Website
: www.hotelbumiasih.com
Logo
: Visi: Agar semua orang menginap di Hotel Bumi Asih Group dan merasakan
Kenyamanan serta Keamanan. Misi: Agar setiap tamu yang menginap di Hotel Bumi Asih Group merasakan "SENTUHAN ROHANI" (Spiritual Touch) dengan:
Pelayanan Kasih yang Tulus
Melihat gambar "ANAK BERDOA"
Mendengar lagu rohani setiap hari
Menyediakan Kitab Suci di setiap kamar
Mohamad Fauzan, 2011 Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu 94
95
4.1.1.2 Sejarah Singkat Perusahaan Hotel Bumi Asih Group berdiri tanggal 18 Juni 1992 dikelola oleh PT. Puri Insanasih yang bergerak di bidang jasa pembangunan, pengelolaan hotel, wisma dan tempat peristirahatan. Sesuai dengan Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) Menengah No.171/09-01/PM/III/2002 Tanda Daftar Perusahaan (TDP) No.09.05.1.74.43084. PT. Puri Insanasih pada awal pendiriannya sebagai Hotel Operator mengalami perubahan seiring dengan perkembangan hotel yang sangat meningkat, PT. Puri Insanasih sebagai anak Perusahaan dari PT. AJ. Bumi Asih Jaya (BAJ) memberikan support yang sangat tinggi bagi kemandirian semua Anak Perusahaannya. PT. Puri Insanasih dalam perkembangannya tidak hanya sebagai Hotel Operator tetapi juga Menjadi Owner, yang sekarang ini sudah memiliki 5 Hotel yaitu: Hotel Bumi Asih Bandung, Hotel Bumi Asih Pangkalpinang, Hotel Bumi Asih Medan, Hotel Bumi Asih Pandan (Sibolga) Hotel Bumi Asih Padangsidimpuan dan Hotel Bumi Asih Cirebon. Tujuan: Memberi pelayanan terbaik kepada semua orang. Konsep hotel adalah kekeluargaan yang membuat para tamu merasa seperti tinggal di rumah sendiri yang nyaman dan aman. Sentuhan Rohani di setiap kamar Hotel dengan ciri khas: gambar 'Anak Berdoa' (Praying Child)' dan memperdengarkan lagu-lagu Rohani serta menyediakan Kitab Suci.
96
4.1.1.3 Produk dan Jasa yang Ditawarkan Kami memiliki 55 kamar dengan tipe kamar yang terdiri dari Grand Suite rooms (1 kamar), Junior Suite rooms (2 kamar), Moderate rooms (4 kamar), Executive rooms (9 kamar), Deluxe rooms (39 kamar) yang memiliki fasilitas yang lengkap (AC, TV cable, private balcony, Mini Bar, Bathtube, Shower Amenities, Guest Suplies, Free Breakfast, dan plus Asuransi kecelakaan bagi tamu selama menginap di Hotel Bumi Asih Jaya Bandung. Produk dan jasa lainnya yang ditawarkan oleh Hotel Bumi Asih Jaya Bandung adalah: 1) Coffe Shop 24 jam, 2) Room Service, 3) Banquet and Meeting rooms, 4) Wi-Fi, 5) Fitness Center, 6) Laundry, 7) Tempat parkir yang luas (dapat menampung 60 Kendaraan). Hotel Bumi Asih Jaya Bandung memiliki 7 buah meeting room yaitu: TABEL 4.1 LIST MEETING ROOM Set Up Style Venue
S.Q Meter
Puri Utama
Theatre
Class
Banquet
Reception
35 X 17
500
200
-
1.250
Puri I
21 X 17
250
100
75
700
Puri II
14 X 13
75
60
55
150
Puri III
6X8
40
25
30
50
Puri IV
6X8
40
25
30
50
Puri V
7 X 22
100
40
75
150
Puri VI
8 X 12
55
30
30
60
Sumber: Pengolahan Data 2011
97
TABEL 4.2 MEETING PACKAGE
Fullboard
Fullday
Halfday
Deluxe Room
Breakfast
Lunch & Dinner
2 X Coffee Break
Lunch
2 X Coffee Break
Lunch
1 X Coffee Break
*Include: meeting room, LCD Projector + Screen, flip chart, white board & maker, candies & ice water, standart sound system, microphone, flag, gong & podium, dan mini garden. Sumber: Pengolahan Data 2011
4.1.2
Profil Tamu Bisnis Penentu Keputusan Penggunaan Meeting Package di Hotel Bumi Asih Jaya Bandung
4.1.2.1 Komposisi Jenis Perusahaan Tamu bisnis yang datang ke Hotel Bumi Asih Jaya Bandung untuk menggunakan meeting package datang dari berbagai macam perusahaaan, berbagai macam kota, dan berbagai macam karakteristik tamu bisnis. Hal ini bertujuan untuk mengetahui seberapa banyak tamu bisnis yang menggunakan fasilitas meeting package di Hotel Bumi Asih Jaya Bandung. Berdasarkan hasil penelitian terhadap 48 responden diperoleh hasil yang disajikan pada Gambar 4.1 berikut:
98
Sumber: Hasil Pengolahan data 2011
GAMBAR 4.1 TAMU BISNIS HOTEL BUMI ASIH JAYA BANDUNG DILIHAT DARI JENIS PERUSAHAAN Gambar 4.1 menunjukan bahwa sebagian besar tamu bisnis yang menggunakan meeting package di Hotel Bumi Asih Jaya Bandung sebesar 71% dari perusahaan-perusahaan pemerintah seperti dinas-dinas daerah maupun pusat, perusahaan BUMN, dan perusahaan pemerintah lainnya. Hal ini dikarenakan banyaknya kegiatan-kegiatan meeting yang selalu dilakukan oleh perusahaanperusahaan pemerintah, baik itu kegiatan meeting bulanan maupun kegiatan meeting tahunan. Sedangkan sebesar 29% perusahaan-perusahaan swasta seperti Perseroan Terbatas, perusahaan-perusahaan asuransi, dan perusaan swasta lainnya. Hal ini dikarenakan kurangnya kegiatan-kegiatan meeting yang dilakukan perusahaan-perusahaan swasta dibandingkan perusahaan-perusahaan pemerintah.
99
4.1.2.2 Komposisi Asal Kota Tamu bisnis yang datang ke Hotel Bumi Asih Jaya Bandung dapat dilihat dari asal kota perusahaan mereka. Hal ini bertujuan untuk mengetahui seberapa banyak perusahaan yang datang ke Hotel Bumi Asih Jaya Bandung yang berasal dari luar Kota Bandung Berdasarkan hasil penelitian terhadap 48 responden diperoleh hasil yang disajikan pada Gambar 4.2 berikut:
Sumber: Hasil Pengolahan data 2011
GAMBAR 4.2 ASAL KOTA PERUSAHAAN TAMU BISNIS HOTEL BUMI ASIH JAYA BANDUNG Gambar 4.2 menunjukan bahwa sebagian besar tamu bisnis yang menggunakan meeting package di Hotel Bumi Asih Jaya Bandung berasal dari Kota Jakarta sebesar 54%. Hal ini dikarenakan perusahaan-perusahaan pemerintah maupun swasta sangat banyak sekali di Kota Jakarta dan letak kota yang cukup berdekatan dengan Kota Bandung menjadikan Kota Jakarta mendominasi dari hasil pengolahan data yang didapat. Sedangkan yang paling kecil berasal dari kota Semarang sebesar 4%. Hal ini dikarenakan letak kota yang cukup berjauhan dengan Kota Bandung.
100
4.1.2.3 Komposisi Jabatan Tamu bisnis yang datang ke Hotel Bumi Asih Jaya Bandung dapat dilihat dari jabatan masing-masing tamu. Hal ini bertujuan untuk mengetahui seberapa banyak tamu yang memiliki jabatan yang memiliki kuasa untuk menentukan keputusan penggunaan fasilitas meeting package di Hotel Bumi Asih Jaya Bandung. Berdasarkan hasil penelitian terhadap 48 responden diperoleh hasil yang disajikan pada Gambar 4.3 berikut:
Sumber: Hasil Pengolahan data 2011
GAMBAR 4.3 JABATAN TAMU BISNIS HOTEL BUMI ASIH JAYA BANDUNG Gambar 4.3 menunjukan sebagian besar tamu bisnis yang menjadi penentu keputusan penggunaan meeting package di Hotel Bumi Asih Jaya Bandung adalah yang memiliki jabatan di posisi middle manager sebesar 56%. Hal ini dikarenakan tamu bisnis yang dapat menentukan menggunakan fasilitas meeting package di Hotel Bumi Asih Jaya Bandung adalah seseorang yang memiliki kuasa untuk mengambil sebuah keputusan dalam sebuah perusahaan. Posisi middle manager ini seperti kepala bagian atau kepala daerah, manager cabang atau kepala cabang dan lain-lainnya. Sedangkan tamu yang memiliki jabatan di posisi top manager sebesar 44%. Hal ini disebabkan oleh banyaknya tamu dari perusahaan pemerintah yang berada di posisi top manager. Posisi top manager ini seperti direktur, kepala pusat, manager pusat dan lain-lainnya.
101
4.1.2.4 Komposisi Pendidikan Tamu bisnis yang datang ke Hotel Bumi Asih Jaya Bandung dapat dilihat dari pendidikan masing-masing tamu. Hal ini bertujuan untuk mengetahui seberapa banyak tamu yang memiliki pendidikan tinggi untuk dapat menentukan keputusan menggunakan fasilitas meeting package di Hotel Bumi Asih Jaya Bandung. Berdasarkan hasil penelitian terhadap 48 responden diperoleh hasil yang disajikan pada Gambar 4.4 berikut:
Sumber: Hasil Pengolahan data 2011
GAMBAR 4.4 JENIS PENDIDIKAN TAMU BISNIS DI HOTEL BUMI ASIH JAYA BANDUNG Gambar 4.4 menunjukan sebagian besar tamu bisnis yang menentukan penggunaan meeting package di Hotel Bumi Asih Jaya Bandung adalah tamu yang memiliki pendidikan pada jenjang S1 sebesar 79%. Hal ini dikarenakan banyaknya tamu yang memiliki jabatan top manager maupun middle manager. Sedangkan tamu yang memiliki pendidikan jenjang S2 lebih sedikit yaitu sebesar 21%. Hal ini dikarenakan pegawai yang memiliki pendidikan jenjang S1 sudah cukup untuk mendapatkan posisi jabatan di middle manager dengan masa kerja
102
tertentu pegawai yang memiliki pendidikan jenjang S1 sudah mendapatkan posisi yang diinginkan tanpa harus memiliki pendidikan jenjang S2, apalagi perusahaan pemerintah seperti di dinas-dinas sangat sedikit sekali pegawai yang memiliki pendidikan jenjang S2.
4.1.2.5 Komposisi Usia Tamu yang datang ke Hotel Bumi Asih Jaya Bandung dapat dilihat dari usia masing-masing tamu. Hal ini bertujuan untuk mengetahui seberapa banyak tamu yang dapat menentukan penggunaan fasilitas meeting package di Hotel Bumi Asih Jaya Bandung dilihat dari usia. Berdasarkan hasil penelitian terhadap 48 responden diperoleh hasil yang disajikan pada Gambar 4.5 berikut:
Sumber: Hasil Pengolahan Data 2011
GAMBAR 4.5 RATA-RATA USIA TAMU BISNIS DI HOTEL BUMI ASIH JAYA BANDUNG Gambar 4.5 menunjukan sebagian besar tamu bisnis yang menentukan penggunaan fasilitas meeting package di Hotel Bumi Asih Jaya Bandung adalah tamu yang memiliki usia 36-45 tahun sebesar 71%, Sedangkan tamu yang
103
memiliki umur sekitar 46-65 tahun lebih sedikit yaitu sebesar 29%. Hal ini dikarenakan rata-rata pada umur sekitar 36-45 tahun banyak para pegawai yang sudah memiliki jabatan diposisi middle manager ataupun top manager, hal ini dapat dikaitkan dengan banyaknya perusahaan pemerintah yang datang menggunakan fasilitas meeting package di Hotel Bumi Asih Jaya dapat dikatakan sebagian besar tamu bisnis yang dapat mengambil keputusan adalah pegawai yang memiliki pendidikan jenjang S1 dalam posisi middle manager yang memiliki usia antara 36-45 tahun.
4.1.2.6 Komposisi Jenis Kelamin Tamu bisnis yang datang ke Hotel Bumi Asih Jaya Bandung dapat dilihat dari jenis kelamin masing-masing tamu. Hal ini bertujuan untuk mengetahui seberapa banyak tamu yang menggunakan fasilitas meeting package di Hotel Bumi Asih Jaya Bandung dilihat dari jenis kelamin. Berdasarkan hasil penelitian terhadap 48 responden diperoleh hasil yang disajikan pada Gambar 4.6 berikut:
Sumber: Hasil Pengolahan Data 2011
GAMBAR 4.6 JENIS KELAMIN TAMU BISNIS DI HOTEL BUMI ASIH JAYA BANDUNG
104
Gambar 4.6 menunjukan sebagian besar tamu bisnis yang menentukan keputusan penggunaan fasilitas meeting package di Hotel Bumi Asih Jaya Bandung adalah tamu yang berjenis kelamin laki-laki sebesar 73%, sedangkan tamu yang berjenis kelamin perempuan sebesar 27%. Hal ini dikarenakan banyaknya pegawai yang mayoritas berjenis kelamin laki-laki baik itu di perusahaan pemerintah maupun di perusahaan swasta, artinya dalam pengambilan keputusan di sebuah perusahaan dipengaruhi oleh pegawai dengan berjenis kelamin laki-laki yang memiliki kuasa atau jabatan.
4.1.2.7 Komposisi Sumber Informasi Tamu bisnis yang datang menggunakan fasilitas meeting package di Hotel Bumi Asih Jaya Bandung dapat dilihat dari sumber informasi yang di dapat dari masing-masing tamu. Hal ini bertujuan untuk mengetahui seberapa banyak tamu yang menggunakan fasilitas meeting package di Hotel Bumi Asih Jaya Bandung dilihat dari sumber informasi. Berdasarkan hasil penelitian terhadap 48 responden diperoleh hasil yang disajikan pada Gambar 4.7 berikut:
Sumber: Hasil Pengolahan Data 2011
GAMBAR 4.7 SUMBER YANG DIDAPAT OLEH TAMU BISNIS HOTEL BUMI ASIH JAYA BANDUNG
105
Gambar 4.7 menunjukan sebagian besar tamu bisnis yang mengambil keputusan penggunaan meeting package di Hotel Bumi Asih Jaya Bandung adalah yang mendapatkan sumber informasi dari teman/rekan kerja sebesar 58%. Hal ini dikarenakan adanya hubungan yang baik antara rekan bisnis masing-masing perusahaan, tamu bisnis yang melakukan meeting di Hotel Bumi Asih Jaya Bandung tidak hanya perusahaan internal saja, kadang kala mereka melakukan kegiatan meeting dengan perusahaan external dan tanpa disadari tamu tersebut memasarkan Hotel Bumi Asih Jaya Bandung melalui word of mouth. Sedangkan yang paling kecil adalah sumber informasi dari brosur sebesar 15%. Hal ini dikarenakan semakin berkurangnya keefektifan pemasaran melalui media brosur dengan adanya dunia maya membuat pemasar beralih memasarkan produknya melalui website-website.
4.1.2.8 Komposisi Jenis Meeting Package yang digunakan Tamu bisnis yang datang menggunakan fasilitas meeting package di Hotel Bumi Asih Jaya Bandung dapat dilihat dari jenis meeting package yang digunakan masing-masing tamu. Hal ini bertujuan untuk mengetahui seberapa banyak tamu yang mengambil keputusan menggunakan fasilitas meeting package di Hotel Bumi Asih Jaya Bandung dilihat dari jenis meeting package. Berdasarkan hasil penelitian terhadap 48 responden diperoleh hasil yang disajikan pada Gambar 4.8 berikut:
106
Sumber: Hasil Pengolahan Data 2011
GAMBAR 4.8 JENIS MEETING PACKAGE YANG DIGUNAKAN TAMU BISNIS HOTEL BUMI ASIH JAYA BANDUNG Gambar 4.8 menunjukan sebagian besar tamu bisnis yang mengambil keputusannya menggunakan meeting package di Hotel Bumi Asih Jaya Bandung adalah yang menggunakan fullboard meeting package sebesar 52%. Hal ini dikarenakan tamu bisnis yang menggunakan fasilitas meeting package di Hotel Bumi Asih Jaya Bandung berada diluar Kota Bandung, maka tamu lebih memilih paket ini agar lebih praktis karena sudah sepaket dengan kamar menginap. Sedangkan yang paling rendah adalah halfday meeting package sebesar 10%. Hal ini disebabkan sedikitnya perusahaan yang mengadakan meeting dengan jarak waktu yang singkat, apalagi perusahaan yang berada di luar Kota Bandung.
4.1.2.9 Komposisi Jumlah Peserta Tamu bisnis yang datang menggunakan fasilitas meeting package di Hotel Bumi Asih Jaya Bandung dapat dilihat dari jumlah peserta masing-masing tamu. Hal ini bertujuan untuk mengetahui seberapa banyak tamu yang menggunakan
107
fasilitas meeting package di Hotel Bumi Asih Jaya Bandung dilihat dari jumlah peserta. Berdasarkan hasil penelitian terhadap 48 responden diperoleh hasil yang disajikan pada Gambar 4.9 berikut:
Sumber: Hasil Pengolahan Data 2011
GAMBAR 4.9 JUMLAH PESERTA TAMU BISNIS HOTEL BUMI ASIH JAYA BANDUNG Gambar 4.9 menunjukan sebagian besar tamu bisnis yang menggunakan meeting package di Hotel Bumi Asih Jaya Bandung adalah yang mengadakan kegiatan meeting dengan jumlah peserta 41-80 orang sebesar 63%. Hal ini dikarenakan jarangnya perusahaan yang mengadakan meeting dengan jumlah peserta yang banyak jika hanya sekedar meeting bulanan seperti yang dilakukan perusahaan pemerintah. Sedangkan yang terendah adalah yang mengadakan kegiatan meeting dengan jumlah peserta > 300 orang sebesar 6%. Hal ini dikarenakan kapasitas meeting room yang tidak dapat menampung peserta yang lebih dari 300 orang dengan menggunakan style classroom, U-shape, atau banquet kecuali style room theatre atau reception yang dapat menampung 500-1250 orang.
108
4.1.2.10 Biaya yang dikeluarkan Setiap Melakukan Kegiatan Meeting di Hotel Bumi Asih Jaya Bandung Tamu bisnis yang datang menggunakan fasilitas meeting package di Hotel Bumi Asih Jaya Bandung dapat dilihat dari biaya setiap melakukan kegiatan meeting masing-masing tamu. Hal ini bertujuan untuk mengetahui seberapa banyak tamu yang menggunakan fasilitas meeting package di Hotel Bumi Asih Jaya Bandung dilihat dari biaya. Berdasarkan hasil penelitian terhadap 48 responden diperoleh hasil yang disajikan pada Gambar 4.10 berikut:
Sumber: Hasil Pengolahan Data 2011
GAMBAR 4.10 BIAYA YANG DIKELUARKAN OLEH TAMU BISNIS HOTEL BUMI ASIH JAYA BANDUNG Gambar 4.10 menunjukan sebagian besar tamu bisnis yang menggunakan meeting package di Hotel Bumi Asih Jaya Bandung adalah yang mengeluarkan biaya lebih dari 50 juta sebesar 81%. Hal ini dikarenakan dapat dilihat dari jenis meeting package yang digunakan, jumlah peserta, lama penggunaan, dan yang telah disesuaikan dengan budget masing-masing perusahaan tamu. Sedangkan yang terendah adalah yang mengeluarkan biaya kurang dari 50 juta sebesar 19%. Hal ini dikarenakan banyaknya perusahaan yang berasal dari luar Kota Bandung
109
sehingga jarangnya perusahaan yang melakukan kegiatan meeting kurang dari satu hari dengan menggunakan halfday meeting package dengan jumlah peserta > 40 orang.
4.1.2.11 Frekuensi Penggunaan Fasilitas Meeting package dalam 1 tahun Tamu bisnis yang datang menggunakan fasilitas meeting package di Hotel Bumi Asih Jaya Bandung dapat dilihat dari frekuensi penggunaan fasilitas meeting package dalam 1 tahun masing-masing tamu. Hal ini bertujuan untuk mengetahui seberapa banyak tamu yang menggunakan fasilitas meeting package di Hotel Bumi Asih Jaya Bandung dilihat dari frekuensi penggunaan dalam satu tahun. Berdasarkan hasil penelitian terhadap 48 responden diperoleh hasil yang disajikan pada Gambar 4.11 berikut:
Sumber: Hasil Pengolahan Data 2011
GAMBAR 4.11 FREKUENSI PENGGUNAAN MEETING PACKAGE TAMU BISNIS HOTEL BUMI ASIH JAYA BANDUNG
110
Gambar 4.11 menunjukan sebagian besar tamu bisnis yang menggunakan meeting package di Hotel Bumi Asih Jaya Bandung dengan frekuensi 1-3 kali dalam satu tahun sebesar 60%. Hal ini dikarenakan adanya rekan kerja yang masih menjalin kerjasama antara perusahaan yang ada di Kota Bandung dengan perusahaan yang ada di luar kota Bandung. Sedangkan yang terendah dengan frekuensi 4-6 kali dalam satu tahun sebesar 40%. Hal ini disebabkan beberapa faktor seperti putusnya hubungan kerjasama, berpindah tempatnya perusahaan rekan kerja, dan lain sebagainya.
4.2 Tanggapan Tamu Bisnis terhadap Demand Based Pricing Methods yang dilaksanakan di Hotel Bumi Asih Jaya Bandung Variabel-variabel penelitian yang diteliti pada penelitian ini yaitu demand based pricing methods. Variabel demand based pricing methods terdiri dari buyer based pricing, psychological pricing, dan negotiation. Berdasarkan hasil pengolahan data pada 48 tamu bisnis, maka dapat dilihat dari tanggapan tamu bisnis yang datang mengenai demand based pricing methods di Hotel Bumi Asih Jaya Bandung. Penilaian yang digunakan untuk melihat tanggapan tamu menggunakan skor ideal dengan cara menghitung idikator yang paling tertinggi dibagi dengan jumlah responden. Hal ini guna mempermudah melihat tanggapan mana yang paling tinggi pada setiap sub variabel.
111
4.2.1
Tanggapan Tamu Terhadap Demand Based Pricing Methods Berdasarkan Buyer Based Pricing Simon Hudson (2008:192) mengutarakan, buyer based pricing merupakan
strategi yang menetapkan harga sesuai dengan permintaan dan penawaran konsumen terhadap suatu produk. Persepsi tamu terhadap harga yang diinginkannya akan memudahkan hotel untuk melakukan segmentasi pasar yang dilayani dan akan membuat tamu merasakan respon yang baik dari pihak hotel karena tamu merasa hotel telah memberikan yang terbaik terhadap keinginannya. TABEL 4.3 PELAKSANAAN BUYER BASED PRICING DALAM DEMAND BASED PRICING METHODS DI HOTEL BUMI ASIH JAYA BANDUNG Buyer Based Pricing Kemenarikan harga meeting package yang ditawarkan dengan permintaan konsumen.
Sangat menarik F %
F
%
9
33
68.8
18.8
Menarik
Sangat sesuai Kesesuaian harga meeting package dengan fasilitas yang diinginkan konsumen.
Keberagaman harga meeting package.
Sesuai
Cukup menarik F %
Tidak menarik F %
6
0
12.5
Cukup sesuai
0
Tidak sesuai
F
%
F
%
F
%
F
%
12
25.0
34
70.8
2
4.2
0
0
Sangat beragam F %
F
%
17
28
58.3
35.4
Beragam
TOTAL
Cukup beragam F %
Tidak beragam F %
3
0
6.3
0
Sangat tidak menarik F % 0
0
Sangat tidak sesuai F % 0
0
Sangat tidak beragam F % 0
0
Total %
Skor
100
195 Total
%
Skor
100
202 Total
Skor Ideal
% Skor
240
32.33
Skor Ideal
% Skor
240
33.49
Skor Ideal
% Skor
%
Skor
100
206
240
34.16
603
720
100
Sumber: Hasil Pengolahan Data 2011
Berdasarkan Tabel 4.3 dapat dilihat bahwa indikator-indikator dari demand based pricing methods pada dimensi buyer based pricing dapat dikatakan hampir berdekatan, indikator yang mendapatkan penilaian tertinggi adalah keberagaman harga meeting package sebesar 86%, tingginya indikator ini memudahkan tamu untuk memilih meeting package mana yang sesuai dengan kebutuhan tamu dan dapat disesuaikan dengan budget perusahaan yang bersangkutan. Indikator yang kedua adalah kesesuaian harga meeting package
112
dengan fasilitas yang diinginkan tamu sebesar 84%. hal ini dikarenakan tamu merasakan harga yang ditawarkan dengan fasilitas sesuai dengan keinginan tamu dan pihak hotel pun merespon dengan baik. Hal tersebut terlihat pada Gambar 4.12 sebagai berikut:
Sumber: Hasil Pengolahan Data 2011
GAMBAR 4.12 PELAKSANAAN BUYER BASED PRICING DALAM DEMAND BASED PRICING METHODS DI HOTEL BUMI ASIH JAYA BANDUNG Penilaian indikator terendah adalah kemenarikan harga meeting package yang ditawarkan sebesar 81%, rendahnya indikator ini dikarenakan tamu bisnis lebih memilih produk yang sesuai dengan budget perusahaan, tetapi tanpa mengesampingkan kemenarikan harga yang ditawarkan Hotel Bumi Asih Jaya Bandung sebelumnya.
113
4.2.2
Tanggapan Tamu Terhadap Demand Based Pricing Methods Berdasarkan Psychological Pricing Simon Hudson (2008:192) mengungkapkan bahwa psychological pricing
dilakukan untuk mempengaruhi persepsi konsumen dalam hubungan harga dengan nilai. Strategi ini dilakukan oleh pihak hotel untuk mempengaruhi persepsi konsumen terhadap sebuah produk yang ditawarkan agar tidak terlalu sensitif terhadap harga dengan memberikan manfaat yang dapat tamu merasakan keuntungan terhadap produk yang telah dibeli tanpa mengurangi kualitasnya. TABEL 4.4 PELAKSANAAN PSYCHOLOGICAL PRICING DALAM DEMAND BASED PRICING METHODS DI HOTEL BUMI ASIH JAYA BANDUNG Psychological Pricing Kemenarikan harga discount meeting package per-bulannya.
Sangat menarik F %
F
%
17
25
52.1
35.4
Menarik
Sangat sesuai Kesesuaian harga meeting package dengan manfaat yang diberikan.
Kepercayaan terhadap kesesuain harga meeting package dengan kualitas pelayanan yang diberikan oleh hotel.
Sesuai
Tidak menarik F %
6
0
12.5
Cukup sesuai
0
Tidak sesuai
F
%
F
%
F
%
F
%
18
37.5
27
56.3
3
6.3
0
0
Sangat percaya F %
F
%
5
38
79.2
10.4
Percaya
Sangat yakin Keyakinan terhadap kesesuain harga yang dibayarkan dengan variasi produk meeting package.
Cukup menarik F %
Yakin
Cukup percaya F %
5
10.4
Cukup yakin
Tidak percaya F
%
0
0
Tidak yakin
F
%
F
%
F
%
F
%
4
8.3
39
81.3
5
10.4
0
0
TOTAL
Sangat tidak menarik F % 0
0
Sangat tidak sesuai F % 0
0
Sangat tidak percaya F %
0
0
Sangat tidak yakin F % 0
0
Total %
Skor
100
203 Total
%
Skor
100
207 Total
%
Skor
100
192
Total
Skor Ideal
% Skor
240
25.59
Skor Ideal
% Skor
240
26.10
Skor Ideal
% Skor
240
24.21
Skor Ideal
% Skor
%
Skor
100
191
240
24.04
793
960
100
Sumber: Hasil Pengolahan Data 2011
Berdasarkan Tabel 4.4 dapat dilihat bahwa indikator-indikator dari demand based pricing methods pada dimensi psychological pricing dapat dikatakan saling berdekatan, indikator yang mendapatkan penilaian tertinggi pertama adalah kesesuaian harga meeting package dengan manfaat yang diberikan
114
sebesar 86%, tingginya indikator ini karena konsumen merasakan maanfaat sesuai dengan biaya yang mereka keluarkan, dimulai dari kelengkapan fasilitas meeting package sampai dengan pelayanannya. Indikator tertinggi kedua adalah kemenarikan harga discount meeting package per-bulannya sebesar 85%, hal ini dikarenakan harga discount ini dapat mengurangi budget perusahaan dan dapat lebih menguntungkan perusahaan tamu. Hal tersebut dapat dilihat pada Gambar 4.13 sebagai berikut:
Sumber: Hasil Pengolahan Data 2011
GAMBAR 4.13 PELAKSANAAN PSYCHOLOGICAL PRICING DALAM DEMAND BASED PRICING METHODS DI HOTEL BUMI ASIH JAYA BANDUNG Indikator yang mendapatkan penilaian terendah adalah keyakinan terhadap kesesuaian harga yang dibayarkan dengan variasi produk meeting package sebesar 79.6% dan kepercayaan terhadap kesesuaian harga meeting package dengan kualitas pelayanan yang diberikan oleh hotel sebesar 80%. Hal ini dikarenakan antara keyakinan dan kepercayaan tamu terhadap keberagaman variasi produk dan pelayanan yang diberikan sesuai dengan harga yang telah ditawarkan, seperti yang diungkapkan oleh Benard (2009:75), harga yang tinggi menunjukan kualitas yang
115
tinggi, karena persepsi pelanggan terhadap kualitas dilihat dari harga yang tinggi. Tetapi pada dasarnya tamu merespon harga yang ditawarkan Hotel Bumi Asih Jaya Bandung dengan kesesuaian harga yang dirasakan oleh pelanggannya sudah menunjukan keyakinan dan kepercayaan yang dapat dikatakan tinggi.
4.2.3
Tanggapan Tamu Terhadap Demand Based Pricing Methods Berdasarkan Negotiation Simon Hudson (2008:193), Strategi negotiation ini menetapkan harga
produk sesuai dengan kesepakatan kedua belah pihak antara konsumen dengan produsen. Strategi ini sangat baik untuk menjalin hubungan antara hotel dengan tamunya agar mereka nyaman dengan harga dan pelayanan yang hotel berikan, seperti merespon terhadap kebutuhan tamu, memberikan kebebasan pelanggan untuk memilih, dan akhirnya terbentuk kesepakatan yang
akan memberikan
kenyaman kepada tamu sehingga mendorong terbentuknya kerjasama yang baik. TABEL 4.5 PELAKSANAAN NEGOTIATION DALAM DEMAND BASED PRICING METHODS DI HOTEL BUMI ASIH JAYA BANDUNG Negotiation Kemudahan dalam bernegoisasi harga meeting package.
Sangat mudah
Mudah
Kenyamanan saat bernegoisasi.
Tidak mudah
F
%
F
%
F
%
F
%
6
12.5
29
60.4
10
20.8
3
6.3
Sangat sesuai Kesesuain harga meeting package dengan keinginan tamu.
Cukup mudah
Sesuai
Cukup sesuai
Tidak sesuai
F
%
F
%
F
%
F
%
17
35.4
21
43.8
10
20.8
0
0
Sangat nyaman F % 4 8.3
Sumber: Hasil Pengolahan Data 2011
Nyaman F 25
% 52.1 TOTAL
Cukup nyaman F % 19 39.6
Tidak nyaman F 0
% 0
Sangat tidak mudah F % 0
0
Sangat tidak sesuai F % 0
0
Sangat tidak nyaman F % 0 0
Total %
Skor
100
182 Total
%
Skor
100
199 Total
% 100
Skor 177 558
Skor Ideal
% Skor
240
32.61
Skor Ideal
% Skor
240
35.66
Skor Ideal
% Skor
240 720
31.72 100
116
Berdasarkan Tabel 4.5 dapat dilihat bahwa indikator-indikator dari demand based pricing methods pada dimensi negotiation yang mendapatkan penilaian tertinggi adalah kesesuaian harga meeting package dengan keinginan tamu sebesar 83%, tingginya indikator ini dikarenakan tamu dapat merasakan keleluasaan
bernegoisasi
harga
yang
tamu
inginkan
dengan
budget
perusahaannya. Indikator yang kedua adalah kemudahan dalam bernogoisasi harga meeting package sebesar 76% Hal ini dikarenakan tamu merasakan kemudahan bernogisasi harga untuk menyesuaikan budget perusahaannya dengan respon dari pihak hotel yang baik. Hal tersebut dapat dilihat pada Gambar 4.14 sebagai berikut:
Sumber: Hasil Pengolahan Data 2011
GAMBAR 4.14 PELAKSANAAN NEGOTIATION DALAM DEMAND BASED PRICING METHODS DI HOTEL BUMI ASIH JAYA BANDUNG Indikator yang terendahnya adalah kenyamanan saat bernegoisasi sebesar 74%, hal ini dikarenakan kurangnya staff marketing yang ada untuk menangi tamu untuk bernegoisasi dan tidak adanya fasilitas meeting corner yang dapat menangani tamu untuk bernegoisasi. Indikator-indikator ini seperti yang
117
diungkapkan oleh Zeithaml (2009:524), berpendapat menentukan harga berdasarkan perspektif konsumen memberikan nilai terhadap sebuah harga produk baik dari segi kualitas maupun manfaat yang dirasakan konsumen.
4.2.4
Rekapitulasi Hasil Tanggapan Tamu Rekapitulasi mengenai hasil penilaian tamu terhadap pelaksanaan demand
based pricing methods dalam upaya meningkatkan keputusan penggunaan meeting package di Hotel Bumi Asih Jaya Bandung berada pada posisi penilaian yang baik, dapat dilihat pada Tabel 4.6 sebagai berikut: TABEL 4.6 REKAPITULASI HASIL PENILAIAN DEMAND BASED PRICING METHODS HOTEL BUMI ASIH JAYA BANDUNG No. 1 2 3
Sub Variabel Buyer Based Pricing Psychological Pricing Negotiation Total
Total Skor 603 793 558 1954
Skor Ideal 720 960 720 2400
% 84% 83% 78%
Sumber: Hasil Pengolahan Data 2011
Berdasarkan Tabel 4.6 terlihat bahwa sub variabel demand based pricing methods yang mendapatkan penilaian tertinggi yaitu buyer based pricing sebesar 84%, hal ini menunjukan bahwa demand based pricing methods berupa buyer based pricing dirasakan oleh tamu sebagai hal yang paling bermanfaat selama tamu tersebut menggunakan fasilitas meeting package di Hotel Bumi Asih Jaya Bandung. Buyer based pricing ini digunakan untuk menetapkan harga agar tepat sesuai dengan harapan tamu seperti yang dikatakan oleh kotler dan keller (2009:419), banyaknya konsumen menggunakan harga sebagai indikator dari kualitas suatu produk atau jasa dan konsumen akan mencari berbagai macam informasi mengenai harga, manfaat, dan kualitas produk yang konsumen inginkan
118
dengan berbagai alternatif. Hal tersebut dapat dilihat pada Gambar 4.15 sebagai berikut:
Sumber: Hasil Pengolahan Data 2011
GAMBAR 4.15 REKAPITULASI HASIL PENILAIAN DEMAND BASED PRICING METHODS HOTEL BUMI ASIH JAYA BANDUNG Tanggapan tamu terhadap keputusan menginap dapat dilihat dalam urutan proses pencarian skor ideal tertinggi, skor ideal terrendah, panjang interval kelas, dan tinjauan kontinum variabel keputusan menginap berdasarkan rumus yang dikemukakan oleh Sugiyono (2006:94). Mencari skor maksimal variabel demand based pricing methods Skor ideal
= skor tertinggi x jumlah butir item x jumlah responden = 5 x 10 x 48 = 2400
119
Mencari skor minimal variabel demand based pricing methods Skor ideal
= skor terendah x jumlah butir item x jumlah responden = 1 x 10 x 48 = 480
Mencari jenjang variabel demand based pricing methods Jenjang
= skor maksimal – skor minimal = 2400 – 480 = 1920
Mencari Panjang interval kelas variabel demand based pricing methods Panjang interval kelas
= jenjang / banyak kelas interval = 1920 : 5 = 384
Sangat Rendah
480
864
Tinggi
Sedang
Rendah
1248
1632
Sangat Tinggi
2016
2400
1954 Sumber: Hasil Pengolahan Data 2011
GAMBAR 4.16 TINJAUAN KONTINUM DEMAND BASED PRICING METHODS DI HOTEL BUMI ASIH JAYA BANDUNG Berdasarkan Gambar 4.16 di atas, dapat dikemukakan bahwa pelaksanaan demand based pricing methods secara keseluruhan berada pada kategori tinggi. Skor yang diperoleh demand based pricing methods sebesar 1954 atau 67.85% . Hal ini membuktikan bahwa pelaksanaan demand based pricing
120
methods di Hotel Bumi Asih Jaya Bandung sudah mendapatkan penilaian yang baik. Dapat dikatakan bahwa strategi Hotel Bumi Asih Jaya Bandung dalam menetapkan sebuah harga untuk produk meeting package-nya akan memberikan pertimbangan kepada tamu untuk membeli dan menjadikan Hotel Bumi Asih Jaya Bandung menjadi sebuah pilihan utama.
4.3 Pelaksanaan Keputusan Penggunaan Meeting package di Hotel Bumi Asih Jaya Bandung Sebuah perusahaan harus memperhatikan lingkungan persaingan dan lingkungan konsumennya secara seksama, dengan adanya perubahan dalam lingkungan suatu perusahaan akan membuat suatu pergeseran keinginan yang berawal dari adanya kesadaran atas pemenuhun kebutuhan dan keinginan maka konsumen akan mencari informasi mengenai karakteristik produk sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen tersebut, keputusan penggunaan pada konsumen inilah yang menjadi bahan pembelajaran bagi perusahaan untuk menarik tamu agar mereka datang dan membeli produk yang telah ditawarkan. Variabel keputusan penggunaan meeting package terdiri dari spesifikasi produk, waktu penggunaan, jumlah penggunaan, metode pembayaran, dan pemilihan saluran distribusi.
4.3.1
Spesifikasi Produk Setiap konsumen akan melihat fitur produk yang akan dibeli/digunakan
terlebih dahulu, produk mana yang dapat memenuhi keinginan konsumen dan dapat berfungis sebagaimana mestinya yang dibutuhkan konsumen.
121
TABEL 4.7 SPESIFIKASI PRODUK DALAM KEPUTUSAN PENGGUNAAN Spesifikasi Produk
Keberagaman jenis meeting room hotel.
Sangat beragam F %
F
%
17
28
58.3
35.4
Beragam
Sangat sesuai Keindahan desain interior dan eksterior meeting room hotel.
Kelengkapan fasilitas meeting package.
sesuai
Cukup beragam F %
Tidak beragam F %
3
0
6.3
Cukup sesuai
0
Tidak sesuai
F
%
F
%
F
%
F
%
9
18.8
28
58.3
11
22.9
0
0
Sangat lengkap F %
F
%
16
29
60.4
33.3
Lengkap
TOTAL
Cukup lengkap F % 3
6.3
Tidak lengkap F
%
0
0
Sangat tidak beragam F % 0
0
Sangat tidak sesuai F % 0
0
Sangat tidak lengkap F % 0
0
Total %
Skor
100
206 Total
%
Skor
100
190 Total
Skor Ideal
% Skor
240
34.27
Skor Ideal
% Skor
240
31.61
Skor Ideal
% Skor
%
Skor
100
205
240
34.10
601
720
100
Sumber: Hasil Pengolahan Data 2011
Berdasarkan Tabel 4.7 dapat dilihat indikator dari spesifikasi produk yang paling tinggi adalah keberagaman jenis meeting room yang ada di Hotel Bumi Asih Jaya Bandung sebesar 86% dan kelengkapan fasilitas meeting room sebesar 85%. hal ini dikarenakan spesifikasi produk meeting room inilah yang sangat dibutuhkan bagi tamu bisnis yang akan mengadakan meeting di Hotel Bumi Asih Jaya Bandung keberagaman dan kelengkapan fasilitas meeting manjadi yang kebutuhan yang utama. Hal tersebut terlihat pada Gambar 4.17 sebagai berikut:
Sumber: Hasil Pengolahan Data 2011
GAMBAR 4.17 SPESIFIKASI PRODUK DALAM KEPUTUSAN PENGGUNAAN
122
Indikator yang paling rendah adalah keindahan desain interior dan exterior meeting room sebesar 79%. Hal ini dikarenakan para tamu bisnis tidak terlalu mempermasalahkan pilihannya pada keindahan ruangan dan lain sebagainya, yang paling pertama tamu inginkan adalah keberagaman dan kelengkapan fasilitas, setelah itu sesuai dengan keinginan tamu baru keinginan kedua adalah spesifikasi produk meeting room lainnya.
4.3.2
Waktu Penggunaan Keputusan organisasi dalam memilih waktu penggunaan bisa berbeda-
beda yang disesuaikan dengan kegiatan organisasi tersebut, oleh sebab itu perlu adanya kontak antara penyedia dengan organisasi, misalnya jam penggunaan, dan kapan mereka akan mengadakan meeting. TABEL 4.8 WAKTU PENGGUNAAN DALAM KEPUTUSAN PENGGUNAAN Waktu Penggunaan Ketersediaan meeting package dengan waktu yang diinginkan konsumen.
Sangat tersedia F %
F
%
22
23
47.9
45.8
Tersedia
TOTAL
Cukup tersedia F % 3
6.3
Tidak tersedia F
%
0
0
Sangat tidak tersedia F % 0
0
Total
% Skor
%
Skor
100
211
240
100
211
240
100
Sumber: Hasil Pengolahan Data 2011
Berdasarkan Tabel 4.8 dapat dilihat indikator waktu penggunaan dalam keputusan penggunaan meeting package di Hotel Bumi Asih Jaya Bandung adalah ketersedian meeting package dengan waktu yang diinginkan tamu sebesar 88%. Hal ini dikarenakan pihak hotel mampu mengatur proses operasional meeting room yang telah dipesan sesuai dengan permintaan dan jadwal yang telah ditentukan
Skor Ideal
123
4.3.3
Jumlah Penggunaan Organisasi dapat mengambil keputusan seberapa banyak jumlah yang akan
dipesan oleh organisasi pada setiap penggunaannya. Misalnya jumlah peserta yang akan meeting dan berapa jumlah meeting room yang akan digunakan. TABEL 4.9 JUMLAH PENGGUNAAN DALAM KEPUTUSAN PENGGUNAAN Jumlah Penggunaan Frekuensi penggunaan meeting package di hotel.
Sangat sering F
%
18
37.5
Sering F 28
Cukup sering
Tidak sering
%
F
%
F
%
58.3
2
4.2
0
0
TOTAL
Sangat tidak sering F % 0
0
Total Skor
100
208
240
100
208
240
100
Berdasarkan Tabel 4.9 dapat dilihat dari indikator jumlah penggunaan dalam keputusan penggunaan di Hotel Bumi Asih Jaya Bandung adalah frekuensi penggunaan meeting package sebesar 87%. Hal ini dikarenakan hubungan yang baik antara pihak hotel dengan pihak perusahaan pelangganya dengan menjalin kerjasama yang baik.
Metode Pembayaran Setiap organisasi memilih sebuah produk yang akan digunakan oleh
anggotanya, organisasi tersebut pasti akan melakukan sebuah transaksi. Pada saat transaksi inilah biasanya organisasi ada yang melakukan pembayaran secara tunai maupun mebebankan pada organisasinya. Hal ini tergantung dari kesanggupan buyers dalam melakukan suatu transaksi.
% Skor
%
Sumber: Hasil Pengolahan Data 2011
4.3.4
Skor Ideal
124
TABEL 4.10 METODE PEMBAYARAN DALAM KEPUTUSAN PENGGUNAAN Sangat mudah F %
Metode Pembayaran Kemudahan pembayaran meeting package secara cash.
22
45.8
Sangat mudah F % Kemudahan pembayaran meeting package dengan menggunakan kartu kredit, debit dan sistem pembayaran lainnya yang ditawarkan.
13
27.1
Mudah F 24
30
Tidak mudah
%
F
%
F
%
50.0
2
4.2
0
0
Mudah F
Cukup mudah
Cukup mudah
%
F
%
62.5
5
10.4
Tidak mudah F
0
%
0
Sangat tidak mudah F % 0
0
Total %
Skor
100
212
Sangat tidak mudah F %
0
0
Total
Skor Ideal
% Skor
240
51.45
Skor Ideal
% Skor
%
Skor
100
200
240
48.54
412
480
100
TOTAL
Sumber: Hasil Pengolahan Data 2011
Berdasarkan Tabel 4.10 dapat dilihat indikator metode pembayaran dari keputusan penggunaan di Hotel Bumi Asih Jaya Bandung adalah kemudahan pembayaran meeting package secara cash sebesar 88%. Hal ini dikarenakan kebanyakan tamu yang datang itu adalah tamu bisnis yang menyertakan nama perusahaan pada saat pembayaran dengan metode pembayaran cash akan lebih mempercepat urusan data pemasukan dan pengeluaran perusahaan yang bersangkutan. Hal tersebut terlihat pada Gambar 4.18 sebagai berikut:
Sumber: Hasil Pengolahan Data 2011
GAMBAR 4.18 METODE PEMBAYARAN DALAM KEPUTUSAN PENGGUNAAN
125
Indikator kemudahan pembayaran meeting package dengan menggunakan kartu kredit, debit, dan sistem pembayaran yang lainnya sebesar 83%. Hal ini dikarenakan tidak selalu tamu bisnis melakukan pembayaran secara cash oleh karena itu pihak hotel pun menawarkan sistem pembayaran yang lain untuk mempermudah pembayaran. 4.3.5
Pemilihan Saluran Distribusi Organisasi harus mengambil keputusan mana yang akan digunakan untuk
melakukan booking-an meeting room yang akan digunakan. Setiap organisasi berbeda-beda dalam hal menentukan cara yang mana yang paling efektif dikarenakan faktor lokasi, harga, dan persediaan meeting room yang tersedia dan sebagainnya. TABEL 4.11 PEMILIHAN SALURAN DISTRIBUSI DALAM KEPUTUSAN PENGGUNAAN Pemilihan Saluran Distribusi Pemilihan karena lokasi strategis.
Sangat strategis F %
F
%
15
29
60.4
31.3
Strategis
Sangat mudah Kemudahan aksesibilitas menuju hotel.
Mudah
0
8.3
Cukup mudah
0
Tidak mudah
F
%
F
%
F
%
16
33.3
25
52.1
7
14.6
0
0
Mudah
Cukup mudah
Tidak mudah
Sangat tidak strategis F % 0
0
Sangat tidak mudah F % 0
0
Total %
Skor
100
203 Total
%
Skor
100
201
Sangat tidak mudah
Total
F
%
F
%
F
%
F
%
F
%
%
Skor
10
20.8
33
68.3
5
10.4
0
0
0
0
100
197
Mudah
Cukup mudah
Tidak mudah
F
%
F
%
F
%
F
%
8
16.7
38
79.2
2
4.2
0
0
Sangat mudah Kemudahan melakukan reservasi secara langsung (walk-in).
4
%
Sangat mudah Kemudahan melakukan reservasi melalui online reservation.
Tidak strategis F %
F
Sangat mudah Kemudahan melakukan reservasi melalui telepon.
Cukup strategis F %
Mudah
Cukup mudah
Tidak mudah
F
%
F
%
F
%
F
%
8
16.7
32
66.7
8
16.7
0
0
TOTAL
Sumber: Hasil Pengolahan Data 2011
Sangat tidak mudah F % 0
0
Sangat tidak mudah F % 0
0
Total %
Skor
100
198 Total
Skor Ideal
% Skor
240
20.48
Skor Ideal
% Skor
240
20.28
Skor Ideal
% Skor
240
19.87
Skor Ideal
% Skor
240
19.97
Skor Ideal
% Skor
%
Skor
100
192
240
19.37
991
1200
100
126
Berdasarkan Tabel 4.11 dapat dilihat indikator pemilihan saluran distribusi dari keputusan penggunaan di Hotel Bumi Asih Jaya Bandung adalah pemilihan karena lokasi sebesar 85% dan kemudahan aksesbilitas sebesar 84%. hal ini dikarenakan kebanyakan tamu bisnis yang datang adalah perusahaan dari luar Kota Bandung, dengan lokasi yang strategis terletak di salah satu jalan besar di Kota Bandung memudahkan aksesbilitas menuju hotel. Hal tersebut terlihat pada Gambar 4.19 sebagai berikut:
Sumber:: Hasil Pengolahan Data 2011
GAMBAR 4.19 PEMILIHAN SALURAN DISTRIBUSI DALAM KEPUTUSAN PENGGUNAAN Indikator terendah adalah kemudahan melakukan reservasi secara langsung sebesar 80%. Hal ini dikarenakan tamu yang datang kebanyakan dari luar Kota Bandung yang tidak memungkinkan melakukan reservasi secara langsung tetapi melainkan melakukan reservasi melalui online sebesar 83% dan reservasi melalui telepon sebesar 82%. Hal ini memudahkan perusahaan yang berada di luar Kota Bandung melakukan reservasi.
127
4.3.6
Rekapitulasi Hasil tanggapan Tamu Rakapitulasi mengenai hasil penilaian keputusan penggunaan meeting
package di Hotel Bumi Asih Jaya Bandung berada pada posisi tinggi, dapat dilihat pada Tabel 4.12 berikut: TABEL 4.12 REKAPITULASI DALAM KEPUTUSAN PENGGUNAAN No. 1 2 3 4 5
Sub Variabel Spesifikasi Produk Waktu Penggunaan Jumlah Penggunaan Metode Pembayaran Pemilihan Saluruan Distribusi Total
Total Skor 601 211 208 412 991 2423
Skor Ideal 720 240 240 480 1200 2880
% 83% 88% 87% 86% 82,6%
Sumber:: Hasil Pengolahan Data 2011
Berdasarkan Tabel 4.12 dapat dilihat sub variabel keputusan penggunaan meeting package yang mendapatkan nilai teringgi adalah waktu penggunaan sebesar 88%. Hal ini menunjukan bahwa waktu penggunaan yang dirasakakan tamu, menjadi pilihan pertama dalam menentukan keputusan penggunaan, ketersediaan meeting room dan kesiagaan pihak hotel dalam mempersiapkan kebutuhan tamu bisnisnya menjadikan nilai baik dari tamu bisnis yang telah menggunakan fasilitas meeting package di Hotel Bumi Asih Jaya Bandung. Sedangkan sub variabel yang paling rendah adalah pemilihan saluran distribusi sebesar 82.6%. Hal ini dikarenakan terkadang lokasi hotel yang terletak pada bagan jalan yang besar membuat para tamu harus memutar balik arah yang cukup jauh, dan kurangnya fasilitas hiburan di sekitar hotel. Hal tersebut dapat dilihat pada Gambar 4.19 sebagai berikut:
128
Sumber:: Hasil Pengolahan Data 2011
GAMBAR 4.20 REKAPITULASI DALAM KEPUTUSAN PENGGUNAAN Tanggapan tamu terhadap keputusan menginap dapat dilihat dalam urutan proses pencarian skor ideal tertinggi, skor ideal terrendah, panjang interval kelas, dan tinjauan kontinum variabel keputusan menginap berdasarkan rumus yang dikemukakan oleh Sugiyono (2006:94) sebagai berikut: Mencari skor maksimal variabel keputusan penggunaan Skor ideal
= skor tertinggi x jumlah butir item x jumlah responden = 5 x 12 x 48 = 2880
Mencari skor minimal variabel keputusan penggunaan Skor ideal
= skor terendah x jumlah butir item x jumlah responden = 1 x 12 x 48 = 576
129
Mencari jenjang variabel keputusan penggunaan = skor maksimal – skor minimal
Jenjang
= 2880 – 576 = 2304 Mencari Panjang interval kelas variabel keputusan penggunaan Panjang interval kelas
= jenjang / banyak kelas interval = 2304 : 5 = 460,8
Sangat Rendah
576
1036.8
Tinggi
Sedang
Rendah
1497.6
1958.4
Sumber: Hasil Pengolahan Data 2011
Sangat Tinggi
2419.2
2880
2423
GAMBAR 4.21 TINJAUAN KONTINUM KEPUTUSAN PENGGUNAAN DI HOTEL BUMI ASIH JAYA BANDUNG Berdasarkan Gambar 4.21, dapat diketahui bahwa tingkat keputusan penggunaan meeting package di Hotel Bumi Asih Jaya Bandung secara keseluruhan berada pada kategori tinggi. Skor yang diperoleh keputusan penggunaan meeting package sebesar 2423 atau 70.11%
. Hal ini
membuktikan bahwa tingkat keputusan tamu untuk menggunakan meeting package di Hotel Bumi Asih Jaya Bandung dapat dikatakan tinggi. Hal ini dikarenakan adanya kerjasama yang baik antara perusahaan-perusahaan dengan Hotel Bumi Asih Jaya Bandung dengan memberikan harga yang pantas baik kepada perusahaan pemerintah maupun swasta
130
4.4
Pengaruh Demand Based Pricing Methods Terhadap Keputusan Penggunaan Meeting Package di Hotel Bumi Asih Jaya Bandung Pengujian hipotesis dilakukan untuk menguji besarnya pengaruh demand
based pricing methods (X) yang terdiri dari buyer based pricing (X1.1), psychological pricing (X1.2), dan negotiation (X1.3) terhadap keputusan peenggunaan meeting package (Y) baik secara simultan ataupun parsial, dilakukan dengan menggunakan uji statistik analisis jalur (path analysis). Selain itu, terdapat faktor-faktor lain yang mempengaruhi hubungan antara demand based pricing methods (X) yang terdiri dari buyer based pricing (X1.1), psychological pricing (X1.2), dan negotiation (X1.3) terhadap keputusan peenggunaan meeting package (Y) yaitu variabel residu yang dilambangkan dengan ε, namun pada penelitian ini variabel tersebut tidak diperhitungkan, serta untuk menguji hipotesis dihitung besarnya koefisien jalur masing-masing variabel. Berdasarkan perhitungan statistik yang didasarkan pada angka-angka dari masing-masing variabel terlebih dahulu dilakukan transformasi, dimana dalam perhitungan transformasi dilakukan dengan program yang ada dalam SPSS Versi 11,5. Secara lengkap hasil pengolahan data pengaruh demand based pricing methods beserta tiga sub variabelnya terhadap keputusan penggunaan meeting package disajikan secara rinci dalam Tabel 4.13 sebagai berikut:
131
TABEL 4.13 MATRIKS KORELASI ANTAR SUB VARIABEL DEMAND BASED PRICING METHODS DAN KEPUTUSAN PENGGUNAAN
Y
X1
X2
X3
(keputusan penggunaan)
(Buyer Based Pricing)
(Psychological Pricing)
(Negotiation)
1
0.664
0.723
0.834
0.664
1
0.388
0.590
0.723
0.388
1
0.489
0.834
0.590
0.489
1
Y (keputusan penggunaan)
X1 (Buyer Based Pricing)
X2 (Psychological Pricing)
X3 (Negotiation)
Sumber: Hasil Pengolahan Data 2011
Berdasarkan hasil matriks korelasi antara sub variabel demand based pricing methods terhadap keputusan penggunaan, diperoleh hasil korelasi secara berurutan yaitu, buyer based pricing (0.664), psychological pricing (0.723), dan negotiation (0.834) Berdasarkan tabel di atas pengaruh langsung antara tiga sub variabel X dengan variabel Y yang memiliki korelasi terbesar adalah negotiation dengan keputusan penggunaan yaitu sebesar 0,834. Koefisien tersebut menunjukkan bahwa antara negotiation dengan keputusan penggunaan memiliki hubungan yang signifikan, sedangkan korelasi terbesar antara variabel X adalah buyer based pricing dan negotiation yaitu sebesar 0,590. Koefisien tersebut menunjukkan bahwa antara buyer based pricing dengan negotiation memiliki hubungan yang signifikan. Hasil matriks pada tabel di atas diketahui korelasi terendah antara variabel X dan variabel Y adalah buyer based pricing dengan keputusan penggunaan yaitu sebesar 0,664 sedangkan korelasi terendah antara variabel X adalah buyer based
132
pricing dan psychological pricing sebesar 0,388. Secara lengkap untuk mengetahui pengaruh masing-masing demand based pricing methods terhadap keputusan penggunaan disajikan pada Gambar 4.22 sebagai berikut: Epsilon
14.7
Buyer Based Pricing X1.1 0.206
0.388 Psychological Pricing X1.2
0.590 0.489
Keputusan Penggunaan Meeting package Y
0.388
0.522 Negotiation X1.3
Sumber: Hasil Pengolahan data 2011
GAMBAR 4.22 DIAGRAM JALUR PENGUJIAN HIPOTESIS Berdasarkan hasil korelasi selanjutnya akan dilakukan uji F untuk mengetahui hasil hipotesis. Besarnya nilai korelasi di atas membuktikan dengan penolakan Ho yang dilakukan dengan uji F tingkat signifikasi (sig) sama dengan 0,000 atau lebih kecil dari 0,05. TABEL 4.14 HASIL PENGUJIAN KOEFISIEN JALUR, PENGARUH LANGSUNG DAN TIDAK LANGSUNG DARI DEMAND BASED PRICING METHODS DALAM UPAYA MENINGKATKAN KEPUTUSAN PENGGUNAAN MEETING PACKAGE DI HOTEL BUMI ASIH JAYA BANDUNG
X X1.1 X1.2 X1.3
Pengaruh Langsung Terhadap Y 0.042 0.150 0.272
Pengaruh Tidak Langsung Melalui X1.1
X1.2
X1.3
0.031 0.063
0.031 0.1
0.063 0.1 -
R2 Sumber: Hasil Pengolahan Data 2011
R2YX1.1,....YX1.5
thitung tTabel 1.675
Sig
Keputusan
0.136 0.281 0.435 0.853
2.847 5.797 6.837
0.007 0,000 0.000
Ho ditolak Ho ditolak Ho ditolak
133
Pengujian hipotesis melalui nilai signifikansi dan uji-t menghasilkan penolakan terhadap Ho, karena nilai signifikasi lebih kecil dibandingkan dengan 0,05. Hal tersebut berarti bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara demand based pricing methods yang terdiri dari buyer based pricing (X1), psychological pricing (X2), dan negotiation (X3) terhadap keputusan penggunaan (Y). Demand based pricing methods yang paling tinggi pengaruhnya terhadap keputusan penggunaan adalah negotiation yang berpengaruh secara langsung yaitu sebesar 27.2%, pengaruh tidak langsung melalui buyer based pricing sebesar 6.3%, dan melalui psychological pricing sebesar 10%. Hal ini dikarenakan tamu yang menggunakan meeting package di Hotel Bumi Asih Jaya Bandung ini merupakan tamu bisnis. Tamu bisnis ini cenderung berkelompok dalam artian mereka datang dengan bergerombol, oleh karena itu tamu bisnis ini memiliki target dan budgetnya masing-masing. Dengan sub variabel negotiation inilah tamu merasakan pelayanan yang baik dengan kerjasama yang baik pula seperti yang dikatakan oleh Zeithaml (2009:524), menentukan harga berdasasarkan perspektif konsumen memberikan nilai terhadap sebuah harga produk baik dari segi kualitas maupun manfaat yang dirasakan konsumen.
4.4.1
Pengaruh Secara Simultan Penolakan terhadap Ho didukung dengan fakta yang ada di lapangan
bahwa demand based pricing methods yang dilakukan oleh pihak Hotel Bumi Asih Jaya Bandung merupakan strategi yang ditekankan oleh pihak Hotel Bumi
134
Asih Jaya Bandung guna meningkatkan keputusan penggunaan meeting package di Hotel Bumi Asih Jaya Bandung. Berdasarkan hasil perhitungan di atas dapat diketahui bahwa pengaruh demand based pricing methods terhadap Keputusan penggunaan adalah sebesar 0.853. Sedangkan koefisien jalur variabel lain di luar variabel demand based pricing methods yang terdiri dari buyer based pricing, psychological pricing, dan negotiation ditentukan melalui: PZ 1 R 2 Y ( X 1.,......... X 4)
= 1 0.853 = 0.383 Hal tersebut berarti bahwa X1.1 sampai X1.3 bersama-sama mempengaruhi keputusan menginap sebesar 85.3% dan sisanya sebesar (0.383)2 x 100% = 14.7 % dipengaruhi faktor lain yang tidak masuk ke dalam penelitian ini. Berdasarkan hasil analisis tersebut di atas sesuai dengan gambaran umum mengenai demand based pricing methods (X) yang terdiri dari 3 sub variabel yaitu buyer based pricing (X1.1), psychological pricing (X1.2), dan negotiation (X1.3), terhadap keputusan penggunaan (Y). negotiation-lah yang memiliki pengaruh yang paling besar. 4.4.2
Pengaruh Secara Parsial Demand based pricing methods yang paling tinggi pengaruhnya terhadap
keputusan penggunaan adalah negotiation yang berpengaruh secara langsung yaitu sebesar 27.2%, pengaruh tidak langsung melalui buyer based pricing 6.3%, dan melalui psychological pricing sebesar 10%. Hal ini dikarenakan dengan adanya negotiation memberikan nilai yang lebih pada sebuah produk yang akan
135
dibeli oleh konsumen, dengan menentukan harga dengan kesepakatan bersama antara pihak hotel dengan pihak konsumen, akan memberikan rasa kepercayaan dan rasa keyakinan pula terhadap yang dirasakan oleh konsumen dan akan terjalin hubungan yang baik antara pihak hotel dengan tamunya. 4.5 Implikasi Hasil Temuan Penelitian 4.5.1
Temuan Penelitian Bersifat Teoritik
1. Berdasarkan temuan di atas penulis memperkuat konsep demand based pricing methods yang dikemukakan oleh Simon Hudson (2008:191) 2. Berdasarkan temuan di atas penulis memperkuat konsep keputusan pembelian yang dikemukakan oleh Achmad Buchory (2010:75) 3. Demand based pricing methods memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keputusan penggunaan meeting package tamu di Hotel Bumi Asih Jaya Bandung. Dengan demikinan temuan penulis mengukuhkan berbagai premis yang dikemukakan Ali Hasan (2009), Fandy Tjiptono (2009), Simon Hudson (2008), Zeithaml (2009), Eric T. Anderson and Duncan (2009:150), dan Compeau dalam Solomon (2011:95) 4.5.2
Temuan Penelitian Bersifat Empirik
1. Pelaksanaan demand based pricing methods di Hotel Bumi Asih Jaya Bandung meliputi buyer based pricing, psychological pricing, dan negotiation. Berdasarkan faktor pembentuk tersebut, negotiation merupakan faktor paling tinggi dalam meningkatkan keputusan penggunaan meeting package di Hotel Bumi Asih Jaya Bandung. Selanjutnya adalah buyer based pricing dan psychological pricing.
136
2. keputusan penggunaan meeting package terbentuk melalui spesifikasi produk, waktu penggunaan, jumlah penggunaan, metode pembayaran dan pemilihan saluran distribusi. Dari beberapa faktor pembentuk tersebut, Faktor keputusan penggunaan meeting package yang paling besar adalah pemilihan saluran distribusi dalam hal ini dikarenakan lokasi, aksesbilitas, dan pelayanan metode pembayaran yang memudahkan tamu bisnis lebih memilih Hotel Bumi Asih Jaya Bandung menjadi salah satu pilihannya. 3. Demand based pricing methods merupakan hal yang dilaksanakan di Hotel Bumi Asih Jaya Bandung dengan tujuan untuk memberikan harga yang pas dengan harapan dapat memberikan kepuasan dan penggunaan ulang bagi tamu biisnis yang menggunakan meeting package di Hotel Bumi Asih Jaya Bandung. Pengaruh secara simultan sebesar 85.3% sedangkan pengaruh tidak langsung parsial untuk buyer based pricing sebesar 14%, psychological pricing sebesar 28.1%, dan negotiation sebesar 43.2%. Berdasarkan temuan hasil penelitian tersebut, maka diyakini hasil penelitian
ini
diyakini
mampu
memberikan
sumbangan
ilmiah
bagi
pengembangan ilmu pemasaran pariwisata, khususnya mengenai demand based pricing methods dalam dunia perhotelan, sekaligus mengukuhkan teori sebelumnya dan memodifikasi teori yang ada menjadi suatu penelitian yang memberikan pengaruh cukup besar pada keputusan penggunaan, dan memperjelas bahwa pelaksanaan demand based pricing methods merupakan faktor yang efektif bagi suatu perusahaan sebagai alternatif strategi guna meningkatkan keputusan penggunaan meeting package yang merupakan tujuan dari perusahaan.